biorep 3

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/21/2019 biorep 3

    1/16

    PENANGANAN DAN PENILAIAN GAMET BETINA

    Oleh :

    Nama : Seruni Tyas Khairunissa

    NIM : B1J01107

    Kel!m"!# : $

    LAPO%AN P%AKTIK&M BIOLOGI %EP%OD&KSI

    KEMENTE%IAN PENDIDIKAN DAN KEB&DA'AAN

    &NI(E%SITAS JENDE%AL SOEDI%MAN

    )AK&LTAS BIOLOGI

    P&%*OKE%TO

  • 7/21/2019 biorep 3

    2/16

    +01$I, PENDA-&L&AN

    A, La.ar Bela#an/

    Nilem (Osteochilus hasselti) merupakan ikan endemik (asli) Indonesia

    yang hidup di sungai-sungai dan rawa-rawa. Namun, sejalan dengan

    perkembangan, ikan tersebut kemudian dibudidayakan di kolam-kolam untuk

    tujuan komersial. Secara nasional keberadaannya kurang begitu populer kecuali di

    Jawa arat. !ampir "# $ produksi nasional ikan nilem berasal dari Jawa arat.

    Ikan tawes (Barbonymus gonionotus) adalah ikan sungai yang biasa dimakanorang di daerah %sia &enggara daratan maupun kepulauan. Ikan air tawar

    memiliki ukuran mencapai '# cm dan menyukai daerah dasar sungai mengalir

    (benthopelagic, potamodromous) dengan kedalaman m. Suhu air yang ideal

    untuk ikan ini **-*" +.

    amet adalah sel kelamin yang berperan menentukan kualitas indiidu

    masa datang. amet betina dibentuk dalam proses oogenesis dalam oarium dan

    dalam proses tersebut ada /ase gamet dikeluarkan dari oarium (oulasi) sebelum

    selesai penuh oogenesis selesai. 0i saluran reproduksi betina, gamet betina dicek

    apakah dalam /ase siap untuk dibuahkan atau tidak. erbagai indikator dan

    parameter digunakan untuk mengetahui tingkat kematangan gamet betina atau

    oosit untuk persiapan /ertilisasi. Indikator yang digunakan dapat berupa indikator

    mor/ologi, misalnya ada tidaknya struktur germinal vesikel breakdown (1)

    atau struktur semacam kantung yang pecah. Selain itu, dapat juga menggunakan

    parameter diameter telur.

    amet betina sebagian besar dikeluarkan pada /ase oosit sekunder dan

    siap dibuahi, meskipun ada juga yang dioulasikan pada saat oosit primer. 0ari

    oosit primer ke oosit sekunder berlangsung proses yang disebut itelogenesis.

    2roses ini dapat dideteksi secara mor/ologi karena ukurannya menjadi lebih besar,

    sehingga bisa diukur dari paremeter diameter telur untuk tingkat pemasakan telur.

    3kuran telur yang menjadi lebih besar biasa karena penambahan itelin atau juga

    bisa disebabkan penambahan air atau proses hidrasi telur sebagai langkah persiapn

    telur siap untuk di/ertilisasi spermato4oa konterpartnya.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Asia_Tenggarahttp://id.wikipedia.org/wiki/Asia_Tenggarahttp://id.wikipedia.org/wiki/Asia_Tenggarahttp://id.wikipedia.org/wiki/Asia_Tenggara
  • 7/21/2019 biorep 3

    3/16

    B, Tuuan

    &ujuan praktikum reproduksi penanganan gamet betina adalah

    berpengalaman sehingga terampil menangani gamet betina yang dilatihkan, serta

    dapat menganalisis tingkat kematangan gamet dalam hal persiapan untuk

    /ertilisasi.

  • 7/21/2019 biorep 3

    4/16

    II, MATE%I DAN METODE

    A, Ma.eri

    %lat-alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain kateter, spuit

    tanpa jarum, object glass,pipet, cawan petri, mikroskop dan mikrometer.

    ahan-bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini antar lain

    medium untuk gamet yang terdiri dari larutan ringer ikan atau /isiologis

    danmedium untuk gamet (5#$ larutan sera methanol 6 7#$ /ormaldehid 6 #$

    asam asetat), induk ikan betina yang sudah matang gonad.

    B, Me.!e

    A, Penan/anan Game. Be.ina

    . 0ipastikan alat-alat sudah siap yaitu untuk pengambilan dan pengamatan

    gamet betina yaitu kateter, mikroskop dan obyek glass

    *. 0ipegang induk betina ikan dengan cara yang benar

    7. 0iamati bagian entral dekat sirip ekor lubang-lubang pengeluaran pada ikan

    betina, kenali dengan baik

    '. 0engan hati-hati, dimasukkan satu ujung kateter ke dalam lubang pengeluaran

    telur, kemudian dengan ujung satunya lagi di mulut, disedot telur sehingga

    telur masuk kateter

    . 0ikeluarkan kateter dengan hati-hati dari tubuh induk dan dipindahkan telur

    dari dalam kateter dengan meniupkan ke dalam obyek glass atau ke dalam

    wadah yang telah disediakan

    5. 0iamati dan diukur diameter gamet dengan menggunakan mikroskop

    8. 0icatat jumlah telur yang dapat dikoleksi dari kateter

    ". 0icatat dan dilaporkan ukuran gamet telur yang diperoleh dari pengukuran

    menggunakan mikroskop dengan mikrometer

  • 7/21/2019 biorep 3

    5/16

    9. 0ilaporkan hasil pengamatan dan dilengkapi dengan gambar gamet. 0apat

    berupa sketsa gambar gamet menggambarkan ukuran gamet diukur dari bagian

    mana sampai dengan titik:bagian mana dan berapa hasil pengukurannya.

  • 7/21/2019 biorep 3

    6/16

    III, -ASIL DAN PEMBA-ASAN

    1, -asil

    ambar . ;osit yang diberi larutan sera

    ambar *. ;osit yang tidak diberi larutan sera

    ambar 7. ;osit yang diberi larutan sera secara mikroskopis

  • 7/21/2019 biorep 3

    7/16

    B, Pem2ahasan

    erdasarkan hasil yang didapatkan dari praktikum pematangan gamet

    betina, oosit yang diberi larutan sera akan lebih menggumpal atau memusat jika

    diletakkan pada object glass.erbeda dengan oosit tanpa larutan sera, yang mana

    oosit akan menyebar pada object glass. !al tersebut sesusai dengan penyataan

    edua adalah /ase itelogenesis,

    ketika terjadi akumulasi material kuning telur yang disintesis oleh hati, kemudian

    dibebaskan ke darah dan dibawa ke dalam oosit secara mikropinositosis.

    2eningkatan ukuran indeks gonad somatik atau perkembangan oarium

    disebabkan oleh perkembangan stadia oosit. 2ada saat perkembangan oosit terjadi

    perubahan mor/ologis yang mencirikan stadianya (!artanti dan Nurjanah, *#7).

    ?enurut Nagahama (9") stadium oosit dapat dicirikan berdasarkan olume

    sitoplasma, penampilan nukleus dan nukleolus, serta keberadaan butiran kuning

    telur. erdasarkan kriteria ini, oosit dapat diklasi/ikasikan ke dalam beberapakelas. ;osit dibagi ke dalam " kelas, yaitu stadia kromatin-nukleolus,

    perinukleolus (yang terdiri atas awal dan akhir nukleolus), stadium oil drop

    stadiumyolkprimer, sekunder, tertier, dan stadium matang.

    Siregar (99) menyatakan bahwa induk yang pantas dipijahkan adalah

    induk yang telah melewati /ase pembentukan kuning telur (/ase itellogenesis)

    dan masuk ke /ase dorman. @ase pembentukan kuning telur dimulai sejak

    terjadinya penumpukan bahan-bahan kuning telur daAam sel telur dan berakhir

  • 7/21/2019 biorep 3

    8/16

    setelah sel telur mencapai ukuran tertentu atau nukleolus tertarik ke tengah

    nukleus. Setelah /ase pembentukan kuning telur berakhir, sel telur tidak

    mengalami perubahan bentuk selama beberapa saat, tahap ini disebut /ase istirahat

    (dorman), apabila rangsangan diberikan pada saat ini, maka akan menyebabkan

    terjadinya migrasi inti ke peri/er, kemudian inti pecah atau melebur pada saat

    pematangan oosit, oulasi (pecahnya /olikel), dan oiposisi, bilamana kondisi

    lingkungan tidak cocok dan rangsangan tidak tersedia maka telur dorman tersebut

    akan mengalami degenerasi (rusak) lalu diserap kembali oleh lapisan /olikel

    melalui atresia. @aktor-/aktor eksternal lain yang menyebabkan terjadinya atresia

    adalah ketersediaan pakan, sedangkan /aktor internal adalah umur telur. 3kuran

    sel telur ada hubungannya dengan /ekunditas. ?akin banyak telur yang dipijahkan

    ukuran telurnya makin kecil, misalnya ikan cod (diameternya -,8mm)

    produksinya # juta telur (!artanti dan Nurjanah, *#7).

    Sintesis itelogenin (prekursor kuning telur) di dalam hati disebut

    itelogenesis. 1itelogenin diangkut dalam darah menuju oosit, lalu diserap secara

    selekti/ dan disimpan sebagai kuning telur. 1itelogenin ini berupa

    gliko/os/oprotein yang mengandung kira-kira *#$ lemak, terutama /os/olipid,

    trigliserida, lipoprotein, dan kolesterol. erat molekul itelogenin untuk beberapa

    jenis ikan diketahui antara '#- **# k0a. 2roses oogenesis pada teleost terdiri

    atas dua /ase, yaitu pertumbuhan oosit (itelogenesis) dan pematangan oosit.

    1itelogenesis merupakan aspek penting dalam pertumbuhan oosit yang meliputi

    rangkaian proses () adanya sirkulasi estrogen (estradiol-8B) dalam darah

    menggertak hati untuk mensintesis dan mensekresikan itelogenin yang

    merupakan prekursor protein kuning telurC (*) itelogenin diedarkan menuju

    lapisan permukaan oosit yang sedang tumbuhC (7) secara selekti/, itelogenin akanditangkap oleh reseptor dalam endositosis, dan (') terjadi translokasi sitoplasma

    membentuk badan kuning telur bersamaan dengan pembelahan proteolitik dari

    itelogenin menjadi subunit lipoprotein kuning telur, lipoitelin, dan /ositin.

    %danya itelogenin menunjukkan terjadinya akumulasi lipoprotein kuning telur di

    dalam oosit. 2ada beberapa jenis ikan selama pertumbuhan oosit terjadi

    peningkatan Indeks Somatik onad (IS) sampai *#$ atau lebih (!artanti dan

    Nurjanah, *#7).

  • 7/21/2019 biorep 3

    9/16

    Salah satu proses reproduksi yang sangat plastik itellogenesis, proses

    produksi kuning telur di dalam tubuh induk yang menyediakan sumber nutrisi

    utama bagi embrio untuk berkembang. en-gen 1itellogenin terdapat pada

    betinaa dewasa dalam jaringan khusus untuk produksi kuning, seperti lemak tubuh

    serangga dan hati burung. 1itelogenesis telah dipelajari dengan baik pada burung

    dan serangga dan diatur hormon dalam menanggapi kondisi lingkungan.

    1itellogenesis diinduksi oleh koordinat aksi *#-hydroxyecdysone dan hormon

    juenil (J!) pada serangga. Serangga mengatur produksi J! dan bergantian

    denagan protein sperti sinyal insulin sinyal (IIS). &elur di 0rosophila mutan

    reseptor insulin gagal menjadi itellogenik dan /enotip ini dapat diselamatkan

    oleh metopren, sebuah analog J!. 2ada nyamuk %edes aegypti, ekspresi gen

    itellogenin yang sinergis ditingkatkan dengan ecdysone dansignaling insuline,

    melalui penginderaan protein nutrisi berupa &;D (0epina et al.,*#).

    2embesaran oosit disebabkan terutama oleh penimbunan kuning telur.

    Seperti pada kebanyakan ikan, kuning telur merupakan komponen penting oosit

    ikan &eleostei. %da tiga tipe material kuning telur pada ikan &eleosteiE butiran

    kecil minyak, gelembung kuning telur (yolk vesicle) dan butiran kuning telur (yolk

    globule). Secara umum, butiran kecil minyak yang kita kenal dengan lipid yang

    berantai panjang (asam lemak tidak jenuh) pertama kali muncul di daerah

    perinuklear dan kemudian berpindah ke peri/eri (tepi sel) pada tahap selanjutnya.

    3rutan kemunculan material kuning telur berariasi antarspesies. 2ada rainbow

    trout, butiran kecil muncul segera setelah dimulainya pembentukan gelembung

    kuning telur (Nagahama, 9").

    @enomena penimbunan material kuning telur oleh oosit ikan dibagi

    menjadi dua /ase, yakni sintesis kuning telur di dalam oosit atau vitelogenesisendogen dan penimbunan prekursor (bahan pembentuk) kuning telur yang

    disintesis di luar oosit atau vitelogenesis eksogen . elembung kuning telur

    positi/-2%S (mukopolisakarida atau glikoprotein) umumnya merupakan struktur

    yang pertama muncul dalam sitoplasma oosit selama pertumbuhan sekunder oosit,

    dan pertama kali muncul di 4ona terluar dan 4ona midkortikal pada oosit (!artanti

    dan Nurjanah, *#7).

  • 7/21/2019 biorep 3

    10/16

    >etika itelogenesis berlangsung, sebagian besar sitoplasma telur matang

    ditempati oleh banyak gelembung kuning telur yang padat dengan asam lemak

    dan dikelilingi oleh selapis membran pembatas. Selama tahap akhir itelogenesis,

    globula kuning telur beberapa ikan &eleostei bergabung satu sama lain

    membentuk masa tunggal kuning telur (!artanti dan Nurjanah, *#7).

    2erkembangan gonad ikan betina terdiri atas beberapa tingkat yang dapat

    didasarkan atas pengamatan secara mikroskopis dan makroskopis. Secara

    mikroskopis perkembangan telur diamati untuk menilai perkembangan oarium

    antara lain tebal dinding indung telur, keadaan pembuluh darah, inti butiran

    minyak, dan kuning telur. Secara makroskopis perkembangan oarium ditentukan

    dengan mengamati warna indung telur, ukuran butiran telur, dan olume rongga

    perut ikan (!artanti dan Nurjanah, *#7).

    2ada oarium ikan terdapat bakal sel telur yang dilindungi suatu jaringan

    pengikat yang bagian luarnya dilapisi peritoneum dan bagian dalamnya dilapisi

    epitelium. Sebagian dari sel-sel epitelium akan membesar dan berisi nukleus, yang

    kemudian butiran ini kelak akan menjadi telur. Selama perkembangannya, ukuran

    oositakan berariasi. 2ada tahap perkembangan awal, oogonia terlihat masih

    sangat kecil, berbentuk bulat dengan inti sel yang sangat besar dibandingkan

    dengan sitoplasmanya. ;ogonia terlihat berkelompok tapi kadang-kadang ada

    juga yang berbentuk tunggal. Sementara itu oogonia terus membelah diri dengan

    cara mitosis. 2ada ikan yang mempunyai siklus reproduksi tahunan atau tengah

    tahunan akan terlihat adanya puncak-puncak pembelahan oogonia. 2ada ikan yang

    memijah sepanjang tahun, perbanyakan oogonia akan terus menerus sepanjang

    tahun (!artanti dan Nurjanah, *#7).

    &rans/ormasi oogonia menjadi oosit primer banyak terjadi pada tahappertumbuhan yang ditandai dengan munculnya kromosom. Segera setelah itu,

    /olikel berubah bentuk, dari semula yang berbentuk skuamosa menjadi berbentuk

    kapsul oosit. Inti sel terletak pada bagian sentral dibungkus oleh lapisan

    sitoplasma yang tipis. 2ada perkembangan selanjutnya, oosit membentuk lapisan

    korion, membran, granulosa, membran, dan teka. Juga butir-butir lemak mulai

    terlihat ditumpuk pada sitoplasma dan bersamaan dengan itu muncul cortical

    alveoli. utir-butir lemak ini selanjutnya akan bertambah besar pada itelogenesis

  • 7/21/2019 biorep 3

    11/16

    yang diawali dengan pembentukan akuola-akuola yang kemudian diikuti

    dengan munculnya globula kuning telur, bersamaan dengan itu oosit membengkak

    secara menyolok. >uning telur pada ikan terdiri atas /os/oprotein dan lipoprotein

    yang dihasilkan oleh hati kemudian disalurkan ke dalam peredaran darah (!artanti

    dan Nurjanah, *#7).

    2erubahan mor/ologi ;osit meliputi germinal esicle (1), germinal

    esiclebreakdown 10), meta/ase I, dan?eta/ase II. 2ada tahap 1 ooplasma

    dipisahkan oleh membran inti yangjelas, perkembanan meta/ase I kromosom

    berjajar dibidang eFuator siap untuk membelah dan kromosom memisah kearah

    kutub G kutub yangberlawanan yang disebut ana/ase I, telo/ase I, setelah itu

    kromosommengalami meta/ase II saat inikromosom berjajar pada bidang eFuator

    dan terbentuklahfirst polar body. Sedangkan waktu pengeluaran telur (stripping)

    adalah kondisi telur yang sudah mengalami oulasi yang biasanya ditandai oleh

    kerusakan esikula germinal (germinal esicle breakdown, 10)(Hada et al.,

    998). 2roses pematangan oosit(oum) secara in vitro ditandai dengan adanya

    cumulus oophorus yang mengelilingioosit (oto et al., 99).

    2erbedaan ukuran ikan pertama kali matang gonad ini dipengaruhi beberapa

    /aktor, yaitu /aktor luar dan /aktor dalam. eberapa /aktor yang diduga dapat

    menjadi penyebab perbedaan pencapaian ukuran pertama kali matang gonad,

    seperti si/at genetik populasi, perbedaan letak wilayah (latitude), kualitas perairan,

    dan besarnya tekanan penangkapan. Selain itu kematangan gonad berhubungan

    dengan pertumbuhan dan /aktor lingkungan terutama ketersediaan makanan baik

    secara kualitas maupun kuantitas (&otem et al., 997). ?urua (*##7) menyatakan

    /aktor yang mempengaruhi pertama kali ikan matang gonad ada dua yaitu /aktor

    luar seperti suhu dan arus serta /aktor dari dalam seperti umur, jenis kelamin,si/at-si/at /isologis ikan seperti kemampuan beradaptasi dengan lingkungan serta

    ukuran.

    1itelogenin adalah bakal kuning telur yang merupakan komponen utama

    dari oosit yang sedang tumbuh (&yler, 99). 2ada saat proses itelogenesis

    berlangsung, granula kuning telur bertambah dalam jumlah dan ukurannya

    sehingga olume oosit membesar dan akhirnya akan menyebabkan meningkatnya

    nilai indeks gonad somatik (Haron, 99).

  • 7/21/2019 biorep 3

    12/16

    Taha" I : A3al "er.um2uhan 4Tia# Masa#5

    Secara mor/ologi oarium berbentuk memanjang. 3kuran sel telur relatie

    kecil dan belum terlihat jelas oleh mata telanjang. Secara histologis, oarium

    didominasi oleh oogonium dan dijumpai telah adanya oosit primer hasil dari

    perkembangan oogonium. elum dilapisi selaput /olikel. Inti sel (nukleus) terletak

    di tengah dan bentuknya bulat serta dikelilingi oleh sitoplasma.

    Taha" II : Ber#em2an/ 4Tia# Masa#5

    Secara mor/ologi, oarium berwarna merah jambu, pembuluh darah masih

    belum terlihat jelas. ;arium berwarna lebih kuning dari pada &> I. Sel telur

    masih belum terlihat jelas oleh mata telanjang. Secara histologis, ;arium

    didominasi oleh oosit primer, masih ditemukan oogonium, terlihat adanya lapisan

    /olikel. &ahap awal terjadinya proses itellogenesis.

    Taha" III : De3asa 4-am"ir Masa#5

    Secara mor/ologi, oarium berwarna merah jambu sampai kekuningan, butir

    telur sudah dapat dilihat oleh mata telanjang namun diameternya lebih kecil dan

    pembuluh darah mulai terlihat. Secara histologis, oogonium dan oosit sekunder

    masih ditemukan dan oosit sekunder berkembang menjadi oosit. utir kuning

    telur (yolk egg) dan akuola minyak terlihat jelas yang menyebar dari sekitar

    nukleus yang mengarah ke tepi.

    Taha" I( : Ma.an/ 4Masa#5

    Secara mor/ologi, oarium makin membesar berwarna kuning

    kemerahmerahan, pembuluh darah jelas, telur terlihat jelas, keadaan telur masak

    berukuran besar berwarna terang. Secara histologis, ;arium didominasi oleh

    oum, inti sel terlihat jelas, butir minyak tersebar di sekitar inti sel. &> 7 dapat

    terlihat bahwa masih terdapat &> dan *. Sama halnya dengan &> 7, pada&> ' masih terlihat &> * dan 7. 2erkembangan gonad betina secara histologis

    bahwa ikan tetet (ohnius belangerii) memiliki tipe perkembangan oosit group

    synchronous. !roup synchronous yaitu semua oosit yang ada di dalam oarium

    mengalami tingkat kematangan yang berbeda (?urua, *##7). Selain itu

    berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa, ikan mengeluarkan telur sebagian

    (partial spawner) sewaktu memijah dan akan dikeluakan lagi pada musim

    pemijahan selanjutnya.

  • 7/21/2019 biorep 3

    13/16

    &elur ikan yang siap di/ertilisasi yaitu warnanya yang coklat, oosit mencapai

    10, dan oosit sekunder yang dikeluarkan saat stripping. erdasarkan

    karakteristik oarium, maka tingkat kematangan gonad betina dibagi menjadi tiga

    stadium, yaituE stadium I yang merupakan stadium awal pembentukan oarium,

    jumlah oosit yang berada di dalam oarium masih sangat sedikit. ;arium

    didominasi oleh oosit I dan oosit II. Selanjutnya stadium II ditandai dengan

    oarium yang didominasi oleh oosit III dan oosit I1. Jumlah telur yang ditemukan

    pada stadium ini sudah sangat banyak dan telur telah siap untuk dipijahkan. 2ada

    stadium III, telur pada oarium telah dipijahkan. ;arium didominasi oleh ruang

    kosong yang telah ditinggalkan oleh telur. >etika oosit mulai matang, membran

    itelin atau lapisan kortikal terbentuk di bawah membran plasma. oositnya dapat

    dikatakan sudah matang jika dikelilingi tiga sel epitelium /ollicular yang tebal

    (!ope, 9"8).

    >ematangan telur ditandai dengan terjadinya !erminal "esicle #igration

    (?1) yaitu bermigrasinya germinal esikula kebagian tepi. !al ini terjadi

    karena adanya rangsangan steroid yaitu #aturation $nduced %teroid (?IS)

    Sedangkan telur yang belum mengalami kematangan menunjukkan telur dalam

    /ase istirahat (dorman). 2ada /ase ini telur tidak mengalami perubahan beberapa

    saat. %pabila rangsangan diberikan pada saat ini maka akan menyebabkan

    terjadinya migrasi inti ke peri/er, inti pecah atau lebur yaitu pematangan oosit

    pada peri/er (am, 9").

    ontoh penerapan dalam bidang perikanan mengenai pematangan gamet

    betina yaitu dalam mengetahui pengaruh kombinasi penyuntikan oaprim dan

    2@* terhadap daya rangsang oulasi (waktu laten dan jumlah telur oulasi)

    serta kualitas telur (pertambahan diameter telur dan kematangan telur). %garmemberikan in/ormasi tentang perlakuan kombinasi penyuntikan oaprim dan

    2@* yang terbaik terhadap daya rangsang oulasi dan kualitas telur ikan

    (!ardy et al., *#*).

  • 7/21/2019 biorep 3

    14/16

    I(, KESIMP&LAN DAN SA%AN

    A, Kesim"ulan

    erdasarkan hasil dan pembahasan dari praktikum penanganan gamet

    betina, dapat diambil disimpulkanE

    . ;osit yang diberi larutan sera akan lebih menggumpal atau

    memusat jika diletakkan pada object glasssedangkan oosit tanpa larutan sera

    akan menyebar pada object glass.

    *. Sel telur yang siap di/ertilisasi adalah oosit sekunder.

    B, Saran

    erdasarkan hasil praktikum, sebaiknya perlakuan saat pengambilan sel

    telur lebih hati-hati.

  • 7/21/2019 biorep 3

    15/16

    DA)TA% %E)E%ENSI

    , Hasu4uki &, Katani @, and Shiniciro &, 99. $n vitroevelopment of

    Bovine Oocytes 'ollected Ovaries of $ndividual 'ows fter *ertili+ation.

    %nimal Deproduction Science 75E#-7.

    !artanti, 3mi Ninik, Nurjanah. *#7. 2emacu 2ematangan onad Induk Ikan

    Nilem 0engan &eknik Induksi !ormon.urnal OseatekNo..

    !ardy, @ikri ?, Nuraini, Sukendi. *#*. &he apiek (&untius schwane Blleker) dengan

    2usat 2enelitian 3niersitas Diau 2ekanbaru.

    &otem, S.?., .! . 2awshe, and .2 . Singh. 997 . In itro maturation and

    /ertili4ation o/ bu//alo oocytes (Bubalus bubalis) E

  • 7/21/2019 biorep 3

    16/16

    Hada, . D., >atiya, 0. >., !aucan, ?. D., and ?adam ?I, 998, 'hromosome

    'onfiguration uring $n "itro in !oat, %heep, and Buffalo Oocyte.

    &heriogenology '8 E 9'8-9.

    Haron, M. 99.