8
PENDAHULUAN Latar Belakang Pemanfaatan mikroorganisme dalam bidang teknologi semakin banyak digunakan misalnya dalam menghasilkan berbagai produk seperti bahan pangan, industri, pertanian, obat-obatan, dan lain sebagainya. Pemilihan mikroorganisme yang tepat untuk suatu tujuan tertentu dan pemanfaatan mikroorganisme secara maksimal perlu didukung oleh suatu metode isolasi dan identifikasi yang baik. Rumput liar jenis Miscanthus species sudah dimanfaatkan sebagai pakan ternak dengan sistem penggembalan di Jepang, namun masih diperlukan konsentrat lain karena kandungan lignin dan sellulosa yang cukup tinggi. Untuk itu rumput ini perlu di fermentasi dengan aktivator dari mikroba sellulotik dan lignolitik untuk mendegradasi ikatan tersebut untuk meningkatkan efektifitas kecernaan mikroba rumen, melalui perengganan/penghancuran ikatan ligno-sellulosa.

Biotek. Edit

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bioteknologi pakan

Citation preview

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pemanfaatan mikroorganisme dalam bidang teknologi semakin banyak digunakan misalnya dalam menghasilkan berbagai produk seperti bahan pangan, industri, pertanian, obat-obatan, dan lain sebagainya. Pemilihan mikroorganisme yang tepat untuk suatu tujuan tertentu dan pemanfaatan mikroorganisme secara maksimal perlu didukung oleh suatu metode isolasi dan identifikasi yang baik.Rumput liar jenis Miscanthus species sudah dimanfaatkan sebagai pakan ternak dengan sistem penggembalan di Jepang, namun masih diperlukan konsentrat lain karena kandungan lignin dan sellulosa yang cukup tinggi. Untuk itu rumput ini perlu di fermentasi dengan aktivator dari mikroba sellulotik dan lignolitik untuk mendegradasi ikatan tersebut untuk meningkatkan efektifitas kecernaan mikroba rumen, melalui perengganan/penghancuran ikatan ligno-sellulosa.

Beberapa isolat jamur sellulotik seperti aspergillus niger, trichoderma viride mampu menghasilkan enzim sellulase. Sellulase yang dihasilkan tersebut mampu memecah senyawa sellulosa menjadi glukosa sehingga mudah dicerna ooleh ternak (Niken, 2009).Tujuan Praktikum & KegunaanTujuan dari praktikum mengenai pemanfaatan aspergillus niger umtuk fermentasi dedak kasar adalah untuk meningkatakan kualitas dedak kasar yang akan dijadikan pakan ternak dengan cara melalui fermentasi bakteri Aspergillus niger.Kegunaan dari praktikum mengenai pemanfaatan aspergillus niger umtuk fermentasi dedak kasar adalah agar mahasiswa dapat mengetahui cara meningkatakan kualitas dedak kasar yang akan dijadikan pakan ternak dengan cara melalui fermentasi bakteri Aspergillus niger.METODE PRAKTIKUMWaktu dan TempatWaktu

: Rabu tanggal 25 Maret 2015 Tempat: Laboratorium Pengolahan Limbah Fakultas Peternakan Universitas Hasanudin, Makassar.Alat dan Bahan

Alat

: - Plastik Baskom kecil Timbangan

Gelas ukur.Bahan

: - Molases Dedak kasar Air Jamur Aspergillus niger.Metode Pelakasnaan/Kerja

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, 2. Dedak kasar ditimbang selanjutnya ditambahkan bakteri Aspergillus niger,3. Dicampur molases yang sudah diencerkkan dengan menggunakan air.4. Dedak yang sudah dicampur dengan molases dihomogenkan/dicampur,5. Dimasukkan ke dalam plastic,6. Di simpan beberapa hari untuk melihat pertumbuhan jamur pada dedak tersebut.HASIL DAN PEMBAHASANHasil

Pembahasan

Berdasarkan hasil praktikum terlihat bahwa terdapat pertumbuhan jamur atau bakteri. Dimana pada percobaan ini di tambahkan molases sebagai sumber nutrisi untuk pertumbuhan jamur. Pertumbuhan jamur atau bakteri ini juga didukung oleh tingkat kelembaban yang mendukung. Selain itu hal ini juga dipengaruhi oleh kepadatan atau kerapatan bahan yang digunakan, serta dipengaruhi juga lamanya inkubasi bakteri dan jamur berbeda. Hal ini sesuai dengan pendapat Hadioetomo (1990) yang menyatakan bahawa dalam inokulan bakteri merupakan perbedaan waktu yang dibutuhkan bakteri dan jamur untuk bereproduksi (melakukan pembelahan) berbeda. Bakteri membutuhkan waktu untuk pembelahan selama 1 - 2 hari sedangkan jamur membutuhkan waktu untuk pembelahan selama 3 - 5 hari. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan jamur pada dedak kasar yang ditambahkan molases dipengaruhi oleh kelembaban dan waktu penyimpanan. Dimana, waktu yang dibutuhkan jamur untuk bereproduksi (melakukan pembelahan) berbeda.Sumber :Hadioetomo, Ratna S., 1990. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. PT. Gramedia. Jakarta.