Biotek.kinetika (Print)

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Mikroba tumbuh dalam suatu spectrum lingkungan fisik dan kimiawi yang sangat luas. Sehingga pertumbuhan dan kegiatan fisiologi lainnya merupakan suatu respon terhadap lingkungan fisiko-kimiawinya. Pertumbumbuhan mikroba bukan hanya menggambarkan pertumbuhan sel aktif, tetapi juga kegiatan sel-sel istirahat dan sel mati. Pertumbuhan microbial biasanya dicirikan dengan waktu yang dibutuhkan untuk menggandakan massa sel atau jumlah sel. Kinetika pertumbuhan mikroba secara batch terdiri dari beberapa fasa yang menunjukan bahwa sel mikroba bervariasi terhadap waktu. Pada umumnya pertumbuhan diukur dengan penigkatan massa, sehingga laju pertumbuhan spesifik, dapat digunakan. Nilai besaran x adalah laju pertumbuhan volumetric (produktivitas volumetric) dalam berat / vol.t.

1.2

Tujuan 1. Menguasai dan terampil dalam pembuatan kultur mikroba, inokulum/ starter, dengan teknik aseptis 2. Menguasai dan terampil dalam melakukan sampling, pengukuran populasi sel secara berkala 3. Menguasai dan terampil dalam melakukan evaluasi populasi mikroba dengan berbagai teknik (berat kering sel, spektrofotometri, kurva baku). 4. Menguasai dan dapat menerapkan hubungan antara jumlah sel (X) dengan waktu (t) 5. Menguasai dan dapat mengkaji fasa fasa pertumbuhan mikroba 6. Dapat menghitung nilai laju pertumbuhan spesifik () dengan menggunakan grafik ln X terhadap t.

Kinetika Pertumbuhan Mikroba Kelompok 1

1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Kinetika Pertumbuhan Pertumbuhan suatu mikroba dapat ditinjau dari dua segi, yaitu pertumbuhan sel secara

individu dimana adanya penambahan volume sel dan pertumbuhan kelompok sebagai satu populasi dimana merupakan akibat dari adanya pertumbuhan individu , misal dari satu sel menjadi dua, dari dua menjadi empat dst hingga berjumlah banyak. Pada pertumbuhan populasi bakteri misalnya, merupakan penggambaran jumlah atau massa sel yang terjadi pada saat tertentu. Untuk mengkaji pertumbuhan mikroba perlu dilakukan evaluasi populasi mikroba dengan teknik yang sesuai. Beberapa metode yang biasa dipakai adalah sebagai berikut: 1. Penetapan konsentrasi sel melalui perhitungan langsung di bawah mikroskop, perhitungan dengan biakan, counter dan berat kering sel 2. Penetapan melalui metode turbidimetri dan spektrofotometri. Penambahan dan pertumbuhan jumlah sel mikroba secara batch dapat digambarkan dalam bentuk kurva pertumbuhan sebagai berikut

Kinetika Pertumbuhan Mikroba Kelompok 1

2

Kurva pertumbuhan suatu mikroba merupakan gambaran dari fase pertumbuhan secara bertahap sejak awal hingga berhenti mengadakan aktivitas. Selama fase adaptasi (lag), perubahan bentuk dan pertumbuhan jumlah individu tidak secara terlihat karena sedang terjadi penyesuaian untuk suatu aktivitas di dalam lingkungan yang mungkin baru. Selama periode ini tak terjadi penangkaran sel , oleh karena itu ; Dengan X0 = konsentrasi sel pada t = 0 dan laju pertumbuhan (g/l x jam) sama dengan nol, maka Setelah setiap individu menyesuaikan diri dengan lingkungan baru selama fase lag, maka mulai mengadakan perubahan bentuk dan meningkatkan jumlah individu (sel) sehingga kurva meningkat dengan tajam (menanjak). Keadaan ini disebut dengan fase eksponensial atau logaritmik. Fase ini harus diimbangi dengan banyak faktor, antara lain: faktor biologis, yaitu bentuk dan sifat mikroba terhadap lingkungan yang ada serta faktor non-biologis yaitu kandungan nutrien di dalam media, suhu, kadar oksigen, pH dsb. Pada fase logaritmik laju pertumbuhan sel mencapai maksimum. Dengan pertumbuhan sel yang mantap maka laju pertumbuhan spesifik, tetap, komposisi sel tetap, sedangkan komposisi kimiawi media biakan berubah akibat terjadinya sintesis produk dan penggunaan substrat. Selama fasa eksponensial, laju pertumbuhan dX/dt mening-kat berbanding dengan X. Penyajian secara logaritmik, log X = f(t) menghasilkan garis lurus. Laju pertumbuhan spesifik tetap dan mencapai nilai maksimal, yaitu Dengan membuat grafik antara ln X terhadap t, maka diperoleh

Kinetika Pertumbuhan Mikroba Kelompok 1

3

tg= Pada saat substrat atau persenyawaan tertentu yang diperlukan untuk pertumbuhan dalam media biakan mendekati habis dan terjadi penumpukan produk-produk penghambat, maka terjadi penurunan laju pertumbuhan, dX/dt. Pada fasa stasioner, konsentrasi biomasssa mencapai maksimal. Pertumbuhan berhenti dan menyebabkan terjadinya modifikasi struktur biokimiawi sel. Fasa penurunan ditandai oleh berkurangnya jumlah sel hidup (viable) dalam media akibat terjadinya kematian (mortalitas) yang diikuti otolisis oleh enzim selular. Pada beberapa bakteri pada fasa ini terjadi pembentukan endospora, contoh Bacillus dan Clostridium. Untuk mikroba penghasil metabolit antara lain antibiotik dua fasa terakhir ini mempunyai arti penting. Dengan demikian aktivitas biokimiawi sel dapat dimodifi-kasi dengan pengendalian mekanisme pengaturan spesifik. Proses pertumbuhan mikroba merupakan proses yang memiliki batas tertentu. Pada saat tertentu, setelah melewati tahap minimum, mikroba akan mengalami fasa kematian. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan berhentinya pertumbuhan mikroba antara lain: 1. Penyusutan konsentrasi nutrisi yang dibutuhkan dalam pertumbuhan mikroba karena habis terkonsumsi.

Kinetika Pertumbuhan Mikroba Kelompok 1

4

2. Produk akhir metabolisme yang menghambat pertumbuhan mikroba karena terjadinya inhibisi dan represi. Pertumbuhan kultur mikroba umumnya dapat digambarkan dalam suatu kurva pertumbuhan. Pertumbuhan mikroba dapat terbagi dalam beberapa tahap seperti pada Gambar 1, antara lain: 1. Fasa stationer adalah fasa yang disebut fasa adaptasi/ lag phase. Pada saat ini mikroba lebih berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan dan medium baru daripada tumbuh ataupun berkembang biak. Pada saat ini mikroba berusaha merombak materi-materi dalam medium agar dapat digunakan sebagai nutrisi untuk pertumbuhannya. Bila dalam medium ada komponen yang tidak dikenal mikroba, mikroba akan memproduksi enzim ekstraselular untuk merombak komponen tersebut. Fasa ini juga berlangsung seleksi. Hanya mikroba yang dapat mencerna nutrisi dalam medium untuk pertumbuhannya lah yang dapat bertahan hidup. 2. Fasa pertumbuhan dipercepat adalah fasa dimana mikrioba sudah dapat menggunakan nutrisi dalam medium fermentasinya. Pada fasa ini mikroba banyak tumbuh dan membelah diri sehingga jumlahnya meningkat dengan cepat. Laju pertumbuhan = dX meningkat mencapai nilai maksimumnya. 3. Fasa eksponensial adalah akhir fasa pertumbuhan dipercepat. Pada fasa ini laju pertumbuhan tetap pada laju pertumbuhan maksimum (maks). Nilai maks ini ditentukan oleh konstanta jenuh/ saturasi substrat. Nilai maks untuk setiap mikroba juga tertentu pada masing-masing substrat. 4. Fasa pertumbuhan diperlambat mulai pada akhir fasa eksponensial. Pertumbuhan mikroba yang begitu cepat tidak diimbangi tersedianya nutrisi yang cukup. Jika fermentasi dilakukan secara batch, dimana umpan nutrisi dimasukkan hanya pada awal proses fermentasi, pada waktu tertentu saat jumlah mikroba yang mengkonsumsi nutrisi tersebut melebihi daya dukung nutrisi akan terjadi kekurangan nutrisi. Hal lain yang memperlambat pertumbuhan mikroba adalah terjadinya inhibisi ataupun represi yang terjadi karena terakumulasinya produk metabolit sekunder hasil aktifitas fermentasi mikroorganisme. 5. Fasa kematian terjadi apabila nutrisi sudah benar-benar tidak dapat lagi mencukupi kebutuhan mikroorganisme. Keadaan ini diperparah oleh akumulasi produk metabolit primer dan sekunder yang tidak dipanen sehingga terus menginhibisi ataupun merepresi pertumbuhan sel mikroorganisme. Selain itu umur sel juga sudah tua, sehingga pertahan sel terhadap lingkungan yang berbeda dari kondisi biasanya juga berkurang.

Kinetika Pertumbuhan Mikroba Kelompok 1

5

2.2

SaccharomycesSaccharomyces merupakan genus khamir/ragi/yeast yang memiliki kemampuan mengubah

glukosa menjadi alkohol dan CO2. Saccharomyces merupakan mikroorganisme bersel satu tidak berklorofil, termasuk termasuk kelompok Eumycetes. Tumbuh baik pada suhu 30oCdan pH 4,8. Beberapa kelebihan Saccharomyces dalam proses fermentasi yaitu mikroorganisme ini cepat berkembang biak, tahan terhadap kadar alkohol yang tinggi, tahan terhadap suhu yang tinggi, mempunyai sifat stabil dan cepat mengadakan adaptasi. Pertumbuhan Saccharomyces dipengaruhi oleh adanya penambahan nutrisi yaitu unsur C sebagai sumber carbon, unsur N yang diperoleh dari penambahan urea, ZA, amonium dan pepton, mineral dan vitamin. Suhu optimum untuk fermentasi antara 28 30oC. Beberapa spesies yang termasuk dalam genus ini diantaranya yaitu Saccharomyces cerevisiae, Saccharomyces boullardii, dan Saccharomyces uvarum. Ragi/khamir termasuk fungi dan biasanya membagi diri melalui tunas.Kekecualian terjadi pada ragi sendiri yang tumbuh dengan fisi atau membentuk hifa danmembentuk tunas di atas sel inang. Kemudian tunas ini tumbuh sampai besarnyamendekati sel inang. Pada saat tersebut, tunas memisahkan diri membentuk anak sel.Berbeda dengan pembelahan bakteri, di sini dapat dibedakan secara fisik antara sel inangdan sel anak karena pada sel inang masih tertinggal bekas tunas untuk setiap sel anak yang terbentuk. Pada kondisi optimal, ragi membelah dalam waktu 45 menit, tetapi yangumum adalah dalam waktu 90 120 menit. Berikut ini faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan pertumbuhan mikroba : 1. Pengaruh nutrisi Nutrisi yang dibutuhkan oleh mikroba sangat bervariasi. Semakin banyak nutrisi yang tersedia maka akan semakin meningkatkan pertumbuhan mikroorganisme. Unsure C, O, N, H, P dan S merupakan unsure- unsure penyusun berat kering sel dan unsure-unsure mikro seperti K, Ca, Mg, Cl, Fe, Co, Cu, Zn dan Mo diperlukan hampir semua mikroba.

2. Pengaruh suhu Suhu merupakan salah satu faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan mikroba. Setiap mikroba mempunyai kisaran suhu dan suhu optimum tertentu untuk pertumbuhannya. Berdasarkan kisaran suhu pertumbuhan mikroba dibedakan atas tiga kelompok sebagai berikut : a. Psikrofil, yaitu mikroba yang mempunyai kisaran suhu pertumbuhan 0 sampai 200C b. Mesofil, yaitu mikroba yang mempunyai kisaran suhu pertumbuhan 20 sampai 450CKinetika Pertumbuhan Mikroba Kelompok 1 6

c. Termofil, yaitu mikroba yang mempunyai kisaran suhu pertumbuhan diatas 450C Mikroba perusak pathogen umumnya dapat tumbuh pada kisaran 4 sampai 660C. oleh karena itu kisaran tersebut merupakan suhu yang kritis untuk penyimpangan pangan. Pangan harus disimpan pada suhu dibawah 40C atau diatas 660C. 3. Pengaruh aktivitas air Air sangat penting untuk pertumbuhan mikroba karena selain merupakan 80% dari berat sel mikroba juga karena ir berfungsi sebagai reaktan misalnya dalam reaksi hidrolisis, dan sebagai produk. Kebutuhan mikroba akan air biasanya dinyatakan dalam aw minimal untuk pertumbuhan. Mikroba membutuhkan 4. Pengaruh pH Kebanyakan mikroba dapat tumbuh pada kisaran sebesar pH 3-4 unit pHatau kisaran 100010.000 kali konsentrasi ion hydrogen. Kebanyakan bakteri mempunyai pH optimum sekitar pH 6-7,5. Kamir mempunyai pH 4-5 dan tumbuh pada kisaran Ph 2,5-8 dan kapang mempunyai pH optimum antara 5 dan 7 dan dapat tumbuh pada kisaran pH 3-8,5. Dalam fermentasi, control Ph penting sekali dilakukan karena pH yang optimum harus tetap dipertahankan.

Kinetika Pertumbuhan Mikroba Kelompok 1

7

BAB III METODE PRAKTIKUM

3.1

Waktu dan Tempat Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 10 Maret 2011 di laboratorium mikrobiologi jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Bandung

3.2

Alat dan Bahan 1. Bahan yang digunakan : 2. Alat Pipet steril 10 mL Erlenmeyer atau reaktor 500 mL Erlenmeyer 250 mL Microsentrifuge Tabung sentrifugal 2 mL Spirtus Neraca analitik Oven Shaker incubator Tissue Label 10 mL air garam steril 40 mL media cair/kaldu nutrien cair 360 mL media cair/kaldu nutrien cair Satu tabung media agar miring berisi Saccharomyces cereviceae

3.3

Prosedur Kerja 3.3.1 Pembuatan inokulum dan media pertumbuhan mikroba

a. Masukkan 10 ml air garam steril kedalam satu buah tabung agar miring yang berisi kultur

mikroba. Kocok perlahan-lahan b. Masukkan kultur diatas kedalam erlenmeyer yang berisi media cair/kaldu nutrien sebanyak 90 ml.Kinetika Pertumbuhan Mikroba Kelompok 1 8

c. Aktifkan campuran diatas selam 24 jam pada suhu 300C di dalam shaker incubator. Campuran ini untuk selanjutnya dinamakan inokulum. d. Masukkan inokulum ke dalam erlenmeyer/reaktor yang telah berisi 400 ml media cair nutrien steril.e. Campuran di dalam reaktor ini untuk selanjutnya disebut media pertumbuhan mikroba.

Media ini digunakan untuk membuat kurva pertumbuhan mikroba.

3.3.2

Pembuatan kurva pertumbuhan mikroba dengan metode penentuan berat sel kering (langsung) a. Siapkan alat microcentrifuge b. Timbang setiap tabung sentrifuga kosong dengan neraca analitik c. Untuk to ambil 1,5 ml kultur cair yang berasal dari reaktor (media pertumbuhan mikroba, sub sub bab 3.3.2) dan masukkan ke dalam tabung sentrifuge d. Keringkan tabung sentrifuga diatas di dalam oven dengan suhu 55 60 C sampai memperoleh sel kering e. Kemudian timbang tabung sentrifuga tersebut dengan neraca analitik sampai memperoleh berat yang tetap f. Hitung berat sel kering (X) yang diperoleh g. Ulangi sampling diatas pada 30 menit ke 2 dan seterusnya hingga diperoleh kurva sampai fasa stasioner catatan: waktu sampling disesuaikan dengan jenis mikroba yang digunakan h. Plotkan semua data berat sel kering (X) diatas terhadap waktu sehingga diperoleh fasa-fasa pertumbuhan mikroba i. Ubah nilai X ke ln X sehingga diperoleh hubungan antara ln X dengan t j. Buat grafik antara ln X terhadap t sehingga didapat tg = k. Laju pertumbuhan spesifik (t -1 ) dari mikroba dapat ditentukan

Kinetika Pertumbuhan Mikroba Kelompok 1

9

BAB IV DATA PENGAMATAN DAN PENGOLAHAN DATA4.1 Data Pengamatan

Tabung 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 4.2

Berat tabung kosong (gram) 1,0311 1,0503 1,0304 1,0303 1,0613 0,9123 0,9611 1,0304 1,0556 1,0317 1,0420 1,0611 0,9524 0,8903 1,0605 1,0521 0,8832 0,8912 1,0522

Berat tabung + sel (gram) 1,0450 1,0642 1,0445 1,0445 1,0766 0,9344 0,9940 1,0683 1,1027 1,0862 1,0979 1,1184 1,0100 0,9478 1,1180 1,1096 0,9407 0,9474 1,1009

Berat sel kering (gram) 0,0139 0,0139 0,0141 0,0142 0,0153 0,0221 0,0329 0,0379 0,0471 0,0545 0,0559 0,0573 0,0576 0,0575 0,0575 0,0575 0,0575 0,0562 0,0487

kurva baku berat sel kering (X) terhadap waktu (t) Waktu (menit) 0 30 60 90 Berat sel kering (gram) 0,0139 0,0139 0,0141 0,014210

Kinetika Pertumbuhan Mikroba Kelompok 1

120 150 180 210 240 270 300 330 360 390 420 450 480 510 540

0,0153 0,0221 0,0329 0,0379 0,0471 0,0545 0,0559 0,0573 0,0576 0,0575 0,0575 0,0575 0,0575 0,0562 0,0487

kurva pertumbuhan0.07 0.06 berat sel kering (gram) 0.05 0.04 0.03 0.02 0.01 0 0 100 200 300 400 500 600

twaktu (menit)

4.3

Kurva ln X terhadap waktu waktu 0 30 60 X 0,0139 0,0139 0,0141 ln X -4,2759 -4,2759 -4,261611

Kinetika Pertumbuhan Mikroba Kelompok 1

90 120 150 180 210 240 270 300 330 360 390 420 450 480 510 540

0,0142 0,0153 0,0221 0,0329 0,0379 0,0471 0,0545 0,0559 0,0573 0,0576 0,0575 0,0575 0,0575 0,0575 0,0562 0,0487

-4,2545 -4,1799 -3,8122 -3,4143 -3,2728 -3,0555 -2,9096 -2,8842 -2,8595 -2,8542 -2,856 -2,856 -2,856 -2,856 -2,8788 -3,0221

kurva ln X terhadap t0 -0.5 -1 -1.5 ln X -2 -2.5 -3 -3.5 -4 -4.5 waktu (menit) y = 0.0031x - 4.1989 0 100 200 300 400 500 600

s

waktu 120 150 180 210 240 270Kinetika Pertumbuhan Mikroba Kelompok 1

X 0,0153 0,0221 0,0329 0,0379 0,0471 0,0545

ln X -4,1799 -3,8122 -3,4143 -3,2728 -3,0555 -2,909612

kurva ln X terhadap t0 -0.5 -1 -1.5 ln X -2 -2.5 -3 -3.5 -4 -4.5 waktu (menit) y = 0.0083x - 5.0681 0 50 100 150 200 250 300

Laju pertumbuhan spesifik () = tg = 0,008

Kinetika Pertumbuhan Mikroba Kelompok 1

13

BAB V PEMBAHASANPada praktikum kali ini, dapat diketahui berat sel kering dalam satuan waktu pada Saccharomyces dengan cara centrifuge yang kemudian dikeringkan. Media yang digunakannya yaitu GYEA 10% , karena GYEA merupakan media yang paling cocok untuk pertumbuhan ragi. Hal ini ditunjukkan dengan baiknya pertumbuhan Saccharomyces cerevisiae pada kurva pertumbuhan. Perbandingan inokulum yang digunakan, yaitu sebanyak 40 mL dan sampel sebanyak 360mL. Sebelum dicampurkan, dilakukan pengaktifan mikroorganisme pada suhu 30oC selama 24 jam. Suhu tersebut merupakan suhu optimum mikroorganisme dapat tumbuh dengan baik baik saat pengaktifan ataupun saat inkubasi. Seperti tertera pada litelatur, suhu optimum pertumbuhan mikroorganisme yaitu pada rentan 28-32 oC. Setelah 24 jam, terlihat adanya pertumbuhan mikroorganisme tersebut ditandai dengan warna larutan yang menjadi lebih keruh,dilanjutkan dengan dimasukannya kaldu nutrient yang diambil setiap 30 menit. Dalam grafik dapat terlihat fasafasa pertumbuhan pada Saccharomyces terbagi ke dalam fasa-fasa sebagai berikut :

kurva pertumbuhan0.07 0.06 berat sel kering (gram) 0.05 0.04 0.03 0.02 0.01 0 0 100 200 300 400 500 600

waktu (menit) Fasa Adaptasi Fasa dipercepat Fasa Log Fasa diperlambat Fasa Stationer Fasa Kematian

Kinetika Pertumbuhan Mikroba Kelompok 1

14

Fasa Fasa Adaptasi Fasa Pertumbuhan Dipercepat Fasa Log Fasa Pertumbuhan Diperlambat Fasa Stasioner Fasa Kematian

Waktu (menit) 0 120 120 200 200 280 280 340 340 480 480 -

a.

Fasa Adaptasi Pada fasa ini sebagian besar Saccharomyces cerevisiae terlebih dahulu

menyesuaikan dengan lingkungan barunya dan belum m e n g a d a k a n p e r b a n y a k a n sel. Pada fase ini pertumbuhannya. m i k r o b a m e r o m b a k substrat menjadi nutrisi untuk

Jika ditemukan senyawa kompleks yang tidak dikenalinya,

mikroba akan memproduksi enzim untuk merombak senyawa tersebut. Saccharomyces cerevisiae termasuk ragi yang mudah beradaptasi namun biasa waktu adaptasi yang dibutuhkan oleh ragi lebih panjang daripada bakteri dan jamur. Dalam grafik, waktu yang dibutuhkan untuk beradaptasi, yaitu selama 90 menit pada berat sel kering tetap yaitu 0,0142gram (x = x0). b. Fasa Percepatan (Acceleration phase) P a d a f a s a i n i mikroba m u l a i d a p a t m e n ye s u a i k a n d i r i s e h i n g g a m u l a i terbentuk mikroba jumlah baru sel atau dalam bisa dikatakan bahwa terjadi sedikit mulai

peningkatan

waktu primer

singkat (rapid growth) d a n ya n g s a n g a t

d i p r o d u k s i n ya e n z i m m e t a b o l i t

diperlukan oleh

mikroba untuk kelangsungan hidupnya. Fasa ini berlangsung dari menit k e - 9 0 s a m p a i m e n i t k e - 1 2 0 p a d a b e r a t k e r i n g s e l 0 , 0 1 4 2 g r s a m p a i 0,0153gr S e h i n g g a w a k t u ya n g d i p e r l u k a n o l e h Saccharomyces cerevisiae pada fasa ini yaitu 30menit. c. Fasa logaritmik atau fasa eksponensial

Kinetika Pertumbuhan Mikroba Kelompok 1

15

Pada fasa ini terjadi pertumbuhan atau pembelahan sel secara drastis atau secara eksponensial (doubling of cell/ t). Pada grafik, fasa ini nampak pada garis yang terus menanjak drastis. Laju pertumbuhannya berlangsung maksimal jika kondisi kultur optimum, tetapi jumlah selnya belum maksimal. Di fasa ini metabolit primer banyak dihasilkan. Hal ini berarti mikroba sudah dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Fasa eksponensial ini berlangsung dari menit ke-120 sampai menit ke-270 pada berat kering sel sebesar 0,0153gr sampai 0,0545gr, jadi fasa ini berlangsung cukup lama yaitu selama 150 menit.

d.

Fasa pertumbuhan diperlambat Pada fasa ini pertumbuhan menjadi lebih lambat dari sebelumnya tetapi pertumbuhan masih tetap terjadi. Pada grafik fasa ini Nampak pada garis yang sudah tidak menanjak. Metabolit primer yang dihasilkan juga sudah mulai menurun. Fasa ini berlangsung dari menit ke-270 sampai menit ke-330 pada berat sel kering yaitu sebesar 0,0545gr sampai 0,0573gr, jadi fasa ini berlangsung selama menit 60menit.

e.

Fasa stasioner Pada fasa ini konsentrasi sel maksimal tetapi laju pertumbuhan menurun bahkan mendekati nol. Jumlah sel hidup ekivalen dengan jumlah sel mati. Terjadi modifikasi atau perubahan struktur sel karena sel sudah mulai tua dan persediaan makananannya pun sudah mulai menipis sehingga menyebabkan adanya persaingan antar mikroba yang mengakibatkan semakin cepatnya kematian. Munculnya metabolit yang bersifat inhibisi(meracuni) mikroba itu sendiri atau yang disebut metabolit sekunder. Fasa ini berlangsung dari menit ke-330 sampai menit ke480 pada berat sel kering sebesar 0,0573gr sampai 0,0575gr . Fasa ini berlangsung cukup lama yaitu selama 150menit dan masih terdapat kenaikan berat sel kering tapi sangat kecil sehingga dianggap tidak terjadi kenaikkan berat sel kering.

f.

Fasa penurunan dilanjutkan fasa kematian Pada fasa ini persediaan makanan telah habis sehingga energi dari sel pun telah habis oleh karena itu sel mengalami kematian karena tidak adanya energy untuk melakukan metabolisme. Sehingga ada sebagian sel yang mengalami kematian dan ada pula yang dapat bertahan hidup namun umur sel tersebut sudah tua. Waktu yang dibutuhkan peralihan fasa antara fasa stasioner dan fasa kematian untuk Saccharomyces termasuk singkat atau cepat. Fasa kematian ini berlangsung dari menit ke-480 sampai menit ke-540 pada berat sel kering sebesar 0,0575gr

Kinetika Pertumbuhan Mikroba Kelompok 1

16

sampai 0,0487gr. Dari data berat sel kering ini terlihat adanya penurunan berat sel kering. Dan ketika menit ke-540 percobaan dihentikan.

Kinetika Pertumbuhan Mikroba Kelompok 1

17

BAB VI PENUTUP6.1 KESIMPULAN Dari percobaan yang dilakukan, dapat di simpulkan bahwa : Fasa adaptasi ragi Saccharomyces cerevisiae pada percobaan pada waktu Fasa log/exponensial ragi Saccharomyces cerevisiae pada percobaan pada waktu Fasa pertumbuhan diperlambat ragi Saccharomyces cerevisiae pada percobaan pada waktu Fasa stasioner ragi Saccharomyces cerevisiae pada percobaan pada waktu Fasa kematian ragi Saccharomyces cerevisiae pada percobaan pada waktu Nilai laju pertumbuhan spesifik () dari grafik ln X terhadap t yaitu 0,008

6.2 SARAN Penimbangan dilakukan dengan menggunakan timbangan analitik dengan skala terkecil, agar berat sel keringnya dapat terdeteksi dengan baik. Praktikum dilakukan dengan aseptik,hal ini betujuan agar tidak terkontaminasi oleh mikroorganisme lain. Saat membuang filtrat dari tabung sentrifuge harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak adanya endapan yang terbuang.

Kinetika Pertumbuhan Mikroba Kelompok 1

18

DAFTAR PUSTAKABioindustri Penerapan Teknologi Fermentasi, E.Gumbira Said, PAU Bioteknologi IPB, 1987 Buku Petunjuk Praktikum Dasar Bioproses, Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negri Bandung, 2002. file.upi.edu/ai.php?...KULIAH%2CKINETIKA%20PERTUMBUHAN%20MIKROBA matekim.blogspot.com/2010/04/kinetika-pertumbuhan.html Principles of Fermentation Technology, P F. Stanbury & A. Whitaker, Pergamon Press, 1984. Teknologi Bioproses, Djumali M & Ani Suryani, Penebar Swadaya, 1994 www.docstoc.com/.../KINETIKA-PERTUMBUHAN-MIKROBA

Kinetika Pertumbuhan Mikroba Kelompok 1

19