10
PENGGUNAAN EKSTRAK DAUN BUNGA PUKUL EMPAT (Mirabilis jalapa) SEBAGAI INSEKTISIDA ALAMI YANG RAMAH LINGKUNGAN DALAM MENGATASI CUCUMBER MOSAIC VIRUS (CMV) Lembayung Windi Prasetyaningrum Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahua Alam Universitas Negeri Semarang Abstrak Cabai merupakan komoditas holtikultura yang paling banyak di budidayakan di Indonesia. Kebutuhan akan cabai tiap harinya meningkat namun tidak diimbangi dengan meningkatnya produksi. Hal ini dapat dilihat dari harga cabai di pasaran yang meningkat terus tiap harinya padahal kebutuhan masyarakat akan cabai juga meningkat. Menurunnya produksi cabai disebabkan oleh berbagai permasalahan dalam budidayanya. Permasalahan tersebut diantaranya masalah iklim, media tanam, serta permasalahan yang ditimbulkan oleh organisme pengganggu tumbuhan. Salah satu faktor penyebab penurunan hasil produksi cabai yang paling meresahkan para petani yaitu serangan hama Cucumber Mosaic Virus (CMV). CMV adalah virus yang ditularkan oleh kutu daun. Virus ini mudah menyebar melalui budidaya dan bahkan menyentuh tanaman sehat setelah menyentuh tanaman terinfeksi. Ciri tanaman cabai yang terserang penyakit ini diantaranya daun mengeriting (efek tali sepatu), jumlah buah yang terbentuk berkurang, tanaman berhenti tumbuh (kerdil) dan kemudian lama kelamaan mati. Berdasarkan masalah tersebut penulis mengusulkan suatu gagasan berupa pemanfaatan ekstrak daun Mirabilis jalapa sebagai insektisida alami yang ramah lingkungan dalam membasmi hama Cucumber Mosaic Virus (CMV. Daun Mirabilis jalapa ini mengandung senyawa tanin yang berperan penting untuk melindungi tumbuhan dari organisme pengganggu misalnya hama ataupun serangga lain. Kata kunci : Mirabilis jalapa, CMV,

Bismillah Paper Ku

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bismillah Paper Ku

PENGGUNAAN EKSTRAK DAUN BUNGA PUKUL EMPAT (Mirabilis

jalapa) SEBAGAI INSEKTISIDA ALAMI YANG RAMAH LINGKUNGAN

DALAM MENGATASI CUCUMBER MOSAIC VIRUS (CMV)

Lembayung Windi Prasetyaningrum

Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahua Alam

Universitas Negeri Semarang

Abstrak

Cabai merupakan komoditas holtikultura yang paling banyak di budidayakan di Indonesia. Kebutuhan akan cabai tiap harinya meningkat namun tidak diimbangi dengan meningkatnya produksi. Hal ini dapat dilihat dari harga cabai di pasaran yang meningkat terus tiap harinya padahal kebutuhan masyarakat akan cabai juga meningkat. Menurunnya produksi cabai disebabkan oleh berbagai permasalahan dalam budidayanya. Permasalahan tersebut diantaranya masalah iklim, media tanam, serta permasalahan yang ditimbulkan oleh organisme pengganggu tumbuhan.

Salah satu faktor penyebab penurunan hasil produksi cabai yang paling meresahkan para petani yaitu serangan hama Cucumber Mosaic Virus (CMV). CMV adalah virus yang ditularkan oleh kutu daun. Virus ini mudah menyebar melalui budidaya dan bahkan menyentuh tanaman sehat setelah menyentuh tanaman terinfeksi. Ciri tanaman cabai yang terserang penyakit ini diantaranya daun mengeriting (efek tali sepatu), jumlah buah yang terbentuk berkurang, tanaman berhenti tumbuh (kerdil) dan kemudian lama kelamaan mati.

Berdasarkan masalah tersebut penulis mengusulkan suatu gagasan berupa pemanfaatan ekstrak daun Mirabilis jalapa sebagai insektisida alami yang ramah lingkungan dalam membasmi hama Cucumber Mosaic Virus (CMV. Daun Mirabilis jalapa ini mengandung senyawa tanin yang berperan penting untuk melindungi tumbuhan dari organisme pengganggu misalnya hama ataupun serangga lain.

Kata kunci : Mirabilis jalapa, CMV,

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Cabai merupakan komoditas holtikultura yang paling banyak di

budidayakan di Indonesia. Kebutuhan akan cabai tiap harinya meningkat namun

tidak diimbangi dengan meningkatnya produksi cabai. Rendahnya hasil produksi

Page 2: Bismillah Paper Ku

2

cabai ini dikarenakan beberapa faktor. Salah satu diantanya adalah infeksi oleh

virus. Jenis virus yang dilaporkan dapat menginfeksi tanaman cabai di Indonesia,

diantaranya adalah cucumber mosaic virus (CMV), chilli veinal mottle virus

(ChiVMV), tobacco mosaic virus (TMV), tomato mosaic virus (ToMV), tobacco

etch virus (TEV), pepper mottle virus (PeMV), tomato spotted wilt virus (TSWV),

dan potato virusY (PVY) (Semangun 1991). Dari hasil survei lapang yang

dilakukan oleh Taufik et al. (2005a) membuktikan bahwa CMV dan ChiVMV

memiliki daerah penyebaran yang cukup luas di Indonesia.

Cucumber Mosaic Virus (CMV) adalah virus yang ditularkan oleh kutu

daun. Ciri tanaman cabai yang terserang penyakit ini diantaranya daun

mengeriting, tanaman berhenti tumbuh (kerdil) dan kemudian lama kelamaan

mati. infeksi CMV atau ChiVMV secara tunggal maupun secara bersama-sama

pada tanaman cabai menyebabkan penghambatan terhadap pertambahan tinggi

tanaman, dan perkembangan cabang tanaman (Taufik et al. 2005b).

Petani sering kali tidak menyadari bahwa kerusakan yang timbul pada

tanaman cabai disebabkan oleh virus CMV. Banyak petani menduga kerusakan

yang muncul di sebabkan oleh kutu daun, sehingga mereka melakukan

pengendalaian menggunakan insektisida. Padahal kutu daun merupakan faktor

kedua virus tersebut. Penggunaan insektisida kimia yang berlebihan dapat

membunuh musuh alami, hama menjadi lebih resisten terhadap obat tertentu serta

meyebabkan pencemaran lingkungan. Musuh alami merupakan salah satu faktor

penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem olehnya keberadaanya dalam

suatu ekosistem sangat dipertahankan dan dilestarikan.

Berdasarkan masalah yang telah diuraikan diatas, penulis bermaksud

memberikan salah satu alternatif untuk meningkatkan produksi cabai yaitu

dengan penggunaan ekstrak daun tanaman Mirabilis Jalapa sebagai pembasmi

hama penyakit CMV.

Mirabilis jalapa atau yang sering dikenal dengan nama bunga pukul empat.

Tanaman ini umumnya dijadikan sebagai tanaman hias di pekarangan rumah tapi

ada juga yang tumbuh liar tidak dipelihara. Penyebaran tanaman ini cukup mudah

yaitu dengan menaburkan bijinya. selain itu daun Mirabilis jalapa mengandung

saponin, lavonoida dan tannin. Tanin adalah senyawa polifenol yang berasal dari

Page 3: Bismillah Paper Ku

3

tumbuhan, rasanya pahit, bereaksi dengan protein dan menggumpalkan protein.

Senyawa tanin yang terkandung dalam tumbuhan juga berperan penting untuk

melindungi tumbuhan dari organisme pengganggu misalnya hama ataupun

serangga lain. sehingga dapat dijadikan sebagai insektisida alami yang ramah

lingkungan.

Rumusan Masalah

1. Apakah ekstrak daun Mirabilis jalapa dapat mengatasi hama penyakit

Cucumber Mosaic Virus (CMV) pada tanaman cabai?

2. Apa manfaat yang diperoleh petani dari ekstrak daun Mirabilis jalapa

dalam mengatasi hama penyakit Cucumber Mosaic Virus (CMV) pada

tanaman cabai?

Tujuan

1. Untuk mengetahui apakah ekstrak daun Mirabilis jalapa dapat

digunakan sebagai pembasmi hama penyakit Cucumber Mosaic Virus

(CMV) pada tanaman cabai.

2. Untuk membantu para petani memanfaatkan ekstrak tanaman Mirabilis

jalapa sebagai upaya mengatasi hama penyakit Cucumber Mosaic

Virus (CMV).

Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh bagi mahasiswa yaitu mahasiswa dapat

memanfaatkan sumber daya alam sekitar. Sehingga diharapakan akan banyak ide-

ide yang bermunculan mengenai pestisida alami.

Manfaat yang diperoleh bagi masyarakat terutama para petani cabai

diharapkan dengan adanya gagasan ini dapat membantu memecahkan masalah

mengenai hama cabai serta dapat mengurangi pencemaran lingkungan.

Page 4: Bismillah Paper Ku

4

GAGASAN

Kondisi Kekinian

Pertanian merupakan sumber penghasil pangan utama di Indonesia.

Namun banyak permasalahan yang dihadapi oleh petani Indonesia sehingga hasil

produksi menurun. Salah satu pertanian yang mengalami penurunan produksi

yang tinggi yaitu tanaman cabai. Hal ini dapat dilihat dari harga cabai di pasaran

yang meningkat terus tiap harinya padahal kebutuhan masyarakat akan cabai juga

meningkat.

Menurunnya produksi cabai disebabkan oleh berbagai permasalahan dalam

budidayanya. Permasalahan tersebut diantaranya masalah iklim, media tanam,

serta permasalahan yang ditimbulkan oleh organisme pengganggu tumbuhan.

Organisme pengganggu tumbuhan selain dapat menurunkan kualitas serta

kuantitas bahkan dapat menimbulkan kegagalan panen. Organisme ini dapat

menimbulkan masalah yaitu gulma, hama dan penyakit.

Salah satu faktor penyebab penurunan hasil produksi cabai yang paling

meresahkan para petani yaitu serangan hama Cucumber Mosaic Virus (CMV).

Hasil survei lapang yang dilakukan oleh Taufik et al. (2005a) membuktikan

bahwa CMV dan Chilli Veinal Mottle Virus (ChiVMV) memiliki daerah

penyebaran yang cukup luas di Indonesia.

CMV adalah virus yang ditularkan oleh kutu daun. Virus ini mudah

menyebar melalui budidaya dan apabila kita sebelumnya menyentuh tanaman

terinfeksi kemudian menyentuh tanaman sehat maka tanaman sehat itu terserang

CMV. Ciri tanaman cabai yang terserang penyakit ini diantaranya daun

mengeriting (efek tali sepatu), jumlah buah yang terbentuk berkurang, tanaman

berhenti tumbuh (kerdil) dan kemudian lama kelamaan mati.

Solusi yang Pernah Diterapkan untuk Mengatasi Permasalahan Hama

Penyakit CMV

Solusi yang pernah di coba untuk mengatasi permasalahan hama penyakit

CMV adalah petani pada umumnya menggunakan bahan kimia sebagai

pembasmi hama tersebut. Bahan kimia yang digunakan berlebihan pada akhirnya

Page 5: Bismillah Paper Ku

5

akan memberikan dampak negatif dari segi lingungan yaitu rusaknya lingkungan

sekitar tanaman, membunuh musuh alami, serta hama menjadi lebih resisten

terhadap obat tertentu .

Melakukan pemilihan selektif jika ada tanaman yang menunjukkan gejala

terserang penyakit mosaik, yaitu dengan cara mencabut dan memusnahkannya.

Namun cara ini dirasa kurang efektif, karena Cucumber Mosaic Virus (CMV) ini

sangat mudah menyebar hanya dengan sentuhan saja. Tertentu saja dengan

mencabut dan memusnahkannya dalam jangka panjang akan menimbulkan

kerugian bagi para petani.

Kondisi Kekinian yang Dapat Berkembang dengan Gagasan yang Diajukan

Tema yang diangkat yaitu mengenai pemanfaatan ekstrak daun Mirabilis

jalapa sebagai insektisida alami. Selama ini tanaman Mirabilis jalapa kurang

dimanfaatkan dengan baik. Dengan adanya program ini diharapakan tanaman

Mirabilis jalapa dapat dimanfaatkan dalam pembuatan insektisida alami yang

ramah lingkungan.

Mirabilis jalapa sering dikenal dengan nama bunga pukul empat. Tanaman

ini umumnya dijadikan sebagai tanaman hias di pekarangan rumah tapi ada juga

yang tumbuh liar tidak terpelihara. Pembudidayaan tanaman ini cukup mudah dan

murah yaitu hanya dengan menaburkan bijinya maka tanaman tersebut dapat

tumbuh dengan baik. Selain itu setiap tanaman ini memiliki kandungan kimia

pada setiap bagiannya. Pada daun dan bunga mengandung saponin lavonoida, di

samping itu daunnya juga mengandung tanin dan bunganya politenol. Biji

tanaman tersebut mengandung flavonoida dan politenol.

Pada gagasan ini bagian Mirabilis jalapa yang akan digunakan dalam

pembuatan insektisida alami adalah ekstrak daunnya. Daun Mirabilis jalapa ini

salah satunya mengandung tanin. Tanin adalah senyawa polifenol yang berasal

dari tumbuhan, rasanya pahit, bereaksi dengan protein dan menggumpalkan

protein. Senyawa tanin yang terkandung dalam tumbuhan juga berperan penting

untuk melindungi tumbuhan dari organisme pengganggu misalnya hama ataupun

serangga lain.

Page 6: Bismillah Paper Ku

6

Hal inilah yang menjadi dasar pembuatan insektisida alami ramah

lingkungan dengan memanfaatkan ekstrak daun Mirabilis jalapa yang diketahui

mempunyai kemampan dalam menginduksi tanaman cabai dari serangan

Cucumber Mosaic Virus (CMV ). Insektisida ini dikatakan ramah lingkungan

karena tidak merusak ekosistem lingkungan. Mikroorganisme yang ada di

lingkungan itu masih tetap terjaga.

Teknik Implementasi Gagasan

Teknik implementasi gagasan yang dilakukan oleh penulis adalah dengan:

1. Mengadakan kunjungan ke petani-petani untuk mensosialisasikan

penggunaan ekstrak daun Mirabilis jalapa sebagai insektisida alami

yang ramah lingkungan dalam membasmi hama Cucumber Mosaic

Virus (CMV).

2. Menulis artikel di media massa tentang penggunaan ekstrak daun

Mirabilis Jalapa sebagai insektisida alami yang ramah lingkungan

dalam membasmi hama Cucumber Mosaic Virus (CMV).

Dalam pelaksanaan gagasan ini melibatkan beberapa pihak yang terkait.

Adapun pihak-pihak yang dapat membantu mengimplementasikan gagasan ini

adalah:

1. Pihak Dinas Pertanian setempat diharapkan dapat membantu

memberikan sosialisasi mengenai insektisida alami ini dan manfaatnya

bagi tanaman cabai.

2. Petani yang diharapkan dapat menggunakan insektisida alami ini dalam

pengelolaan dan perawatan tanman cabai.

3. Pembudidaya tanaman Mirabilis jalapa sebagai pemasok bahan baku

sebagai insektisida alami.

DAFTAR PUSTAKA

Hersanti.2004. Pengujian Keefektivan Ekstrak Daun Bunga Pukul Empat (Mirabilis jalapa) dalam Menginduksi Ketahanan Sistematik Tanaman Cabai Merah terhadap Serangan Cucumber Mosaic Virus (CMV). Bandung: Universitas Padjadjaran.

Page 7: Bismillah Paper Ku

7

Yuantari, Hersanti, C. Nasahi, dan T. Sunarto. 2003. Pengujian beberapa ekstrak tumbuhan sebagai agen penginduksi ketahanan tanaman cabai merah terhadap Cucumber Mosaic Virus (CMV).J.Agrik.14 (3):160-165

Subekti, Dwi. et.al. 2006. Infeksi Cucumber Mosaic Virus (CMV) dan Chili Veinal Mottle Virus terhadapPertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai. Institut Pertanian Bogor Vol 13 : 53-57.

Hersanti. 2006. Kemampuan beberapa senyawa kimia dalam menginduksi ketahanan cabai merah terhadap Cucumber Mosaic Virus (CMV). Bandung: Universitas Padjadjaran.

Yuantari, Maria Goretti Catur. 2009. Studi Ekonomi Lingkungan Penggunaan Pestisida dan Dampak Pada Kesehatan Petani di Area Pertanian Holtikultura Desa Sumber Rejo Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang Jawa Tengah. Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro.

Windadri, Florentina Indah. 2006. Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Bahan Obat oleh Masyarakat Lokasi Suku Muna di Kecamatan Warakumba, Kabupaten Muna, Sulawesi Utara. LIPI vol 7: 333-339.

Khasanah, Nur. 2011. Struktur Komunita Arthropoda Pada Ekosistem Cabai Tanpa Perlakuan Insektisida. Media Litbang Sulawesi Tengah IV (1): 57-62

Zachariah, Subin Mary. et. al.2012. Evaluation of antioxidant and Total Flavonoid Content Of MIrrabilis Jalapa Linn Using In Vitro Models. IRJPC, 3 (3).

Zachariah, Subin Mary. et. al.2012. Free Radical Scavenging and Antibacterial Activity of Mirabili Jalapa Linn Using In Vitro Models. Asian Journal of Pharmaceutical and Clinical Research Vol 5: 115-119.

Setiawati, Wiwin dkk. 2008. Tumbuhan Bahan Pestisida Nabati dan cara pembuatannya untuk pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT). Bandung: Balai Penelitian Tanaman Sayuran.