Upload
onyon-sii-odoong
View
109
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
PENGGUNAAN EKSTRAK DAUN BUNGA PUKUL EMPAT (Mirabilis
jalapa) SEBAGAI INSEKTISIDA ALAMI YANG RAMAH LINGKUNGAN
DALAM MENGATASI CUCUMBER MOSAIC VIRUS (CMV)
Lembayung Windi Prasetyaningrum
Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahua Alam
Universitas Negeri Semarang
Abstrak
Cabai merupakan komoditas holtikultura yang paling banyak di budidayakan di Indonesia. Kebutuhan akan cabai tiap harinya meningkat namun tidak diimbangi dengan meningkatnya produksi. Hal ini dapat dilihat dari harga cabai di pasaran yang meningkat terus tiap harinya padahal kebutuhan masyarakat akan cabai juga meningkat. Menurunnya produksi cabai disebabkan oleh berbagai permasalahan dalam budidayanya. Permasalahan tersebut diantaranya masalah iklim, media tanam, serta permasalahan yang ditimbulkan oleh organisme pengganggu tumbuhan.
Salah satu faktor penyebab penurunan hasil produksi cabai yang paling meresahkan para petani yaitu serangan hama Cucumber Mosaic Virus (CMV). CMV adalah virus yang ditularkan oleh kutu daun. Virus ini mudah menyebar melalui budidaya dan bahkan menyentuh tanaman sehat setelah menyentuh tanaman terinfeksi. Ciri tanaman cabai yang terserang penyakit ini diantaranya daun mengeriting (efek tali sepatu), jumlah buah yang terbentuk berkurang, tanaman berhenti tumbuh (kerdil) dan kemudian lama kelamaan mati.
Berdasarkan masalah tersebut penulis mengusulkan suatu gagasan berupa pemanfaatan ekstrak daun Mirabilis jalapa sebagai insektisida alami yang ramah lingkungan dalam membasmi hama Cucumber Mosaic Virus (CMV. Daun Mirabilis jalapa ini mengandung senyawa tanin yang berperan penting untuk melindungi tumbuhan dari organisme pengganggu misalnya hama ataupun serangga lain.
Kata kunci : Mirabilis jalapa, CMV,
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Cabai merupakan komoditas holtikultura yang paling banyak di
budidayakan di Indonesia. Kebutuhan akan cabai tiap harinya meningkat namun
tidak diimbangi dengan meningkatnya produksi cabai. Rendahnya hasil produksi
2
cabai ini dikarenakan beberapa faktor. Salah satu diantanya adalah infeksi oleh
virus. Jenis virus yang dilaporkan dapat menginfeksi tanaman cabai di Indonesia,
diantaranya adalah cucumber mosaic virus (CMV), chilli veinal mottle virus
(ChiVMV), tobacco mosaic virus (TMV), tomato mosaic virus (ToMV), tobacco
etch virus (TEV), pepper mottle virus (PeMV), tomato spotted wilt virus (TSWV),
dan potato virusY (PVY) (Semangun 1991). Dari hasil survei lapang yang
dilakukan oleh Taufik et al. (2005a) membuktikan bahwa CMV dan ChiVMV
memiliki daerah penyebaran yang cukup luas di Indonesia.
Cucumber Mosaic Virus (CMV) adalah virus yang ditularkan oleh kutu
daun. Ciri tanaman cabai yang terserang penyakit ini diantaranya daun
mengeriting, tanaman berhenti tumbuh (kerdil) dan kemudian lama kelamaan
mati. infeksi CMV atau ChiVMV secara tunggal maupun secara bersama-sama
pada tanaman cabai menyebabkan penghambatan terhadap pertambahan tinggi
tanaman, dan perkembangan cabang tanaman (Taufik et al. 2005b).
Petani sering kali tidak menyadari bahwa kerusakan yang timbul pada
tanaman cabai disebabkan oleh virus CMV. Banyak petani menduga kerusakan
yang muncul di sebabkan oleh kutu daun, sehingga mereka melakukan
pengendalaian menggunakan insektisida. Padahal kutu daun merupakan faktor
kedua virus tersebut. Penggunaan insektisida kimia yang berlebihan dapat
membunuh musuh alami, hama menjadi lebih resisten terhadap obat tertentu serta
meyebabkan pencemaran lingkungan. Musuh alami merupakan salah satu faktor
penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem olehnya keberadaanya dalam
suatu ekosistem sangat dipertahankan dan dilestarikan.
Berdasarkan masalah yang telah diuraikan diatas, penulis bermaksud
memberikan salah satu alternatif untuk meningkatkan produksi cabai yaitu
dengan penggunaan ekstrak daun tanaman Mirabilis Jalapa sebagai pembasmi
hama penyakit CMV.
Mirabilis jalapa atau yang sering dikenal dengan nama bunga pukul empat.
Tanaman ini umumnya dijadikan sebagai tanaman hias di pekarangan rumah tapi
ada juga yang tumbuh liar tidak dipelihara. Penyebaran tanaman ini cukup mudah
yaitu dengan menaburkan bijinya. selain itu daun Mirabilis jalapa mengandung
saponin, lavonoida dan tannin. Tanin adalah senyawa polifenol yang berasal dari
3
tumbuhan, rasanya pahit, bereaksi dengan protein dan menggumpalkan protein.
Senyawa tanin yang terkandung dalam tumbuhan juga berperan penting untuk
melindungi tumbuhan dari organisme pengganggu misalnya hama ataupun
serangga lain. sehingga dapat dijadikan sebagai insektisida alami yang ramah
lingkungan.
Rumusan Masalah
1. Apakah ekstrak daun Mirabilis jalapa dapat mengatasi hama penyakit
Cucumber Mosaic Virus (CMV) pada tanaman cabai?
2. Apa manfaat yang diperoleh petani dari ekstrak daun Mirabilis jalapa
dalam mengatasi hama penyakit Cucumber Mosaic Virus (CMV) pada
tanaman cabai?
Tujuan
1. Untuk mengetahui apakah ekstrak daun Mirabilis jalapa dapat
digunakan sebagai pembasmi hama penyakit Cucumber Mosaic Virus
(CMV) pada tanaman cabai.
2. Untuk membantu para petani memanfaatkan ekstrak tanaman Mirabilis
jalapa sebagai upaya mengatasi hama penyakit Cucumber Mosaic
Virus (CMV).
Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh bagi mahasiswa yaitu mahasiswa dapat
memanfaatkan sumber daya alam sekitar. Sehingga diharapakan akan banyak ide-
ide yang bermunculan mengenai pestisida alami.
Manfaat yang diperoleh bagi masyarakat terutama para petani cabai
diharapkan dengan adanya gagasan ini dapat membantu memecahkan masalah
mengenai hama cabai serta dapat mengurangi pencemaran lingkungan.
4
GAGASAN
Kondisi Kekinian
Pertanian merupakan sumber penghasil pangan utama di Indonesia.
Namun banyak permasalahan yang dihadapi oleh petani Indonesia sehingga hasil
produksi menurun. Salah satu pertanian yang mengalami penurunan produksi
yang tinggi yaitu tanaman cabai. Hal ini dapat dilihat dari harga cabai di pasaran
yang meningkat terus tiap harinya padahal kebutuhan masyarakat akan cabai juga
meningkat.
Menurunnya produksi cabai disebabkan oleh berbagai permasalahan dalam
budidayanya. Permasalahan tersebut diantaranya masalah iklim, media tanam,
serta permasalahan yang ditimbulkan oleh organisme pengganggu tumbuhan.
Organisme pengganggu tumbuhan selain dapat menurunkan kualitas serta
kuantitas bahkan dapat menimbulkan kegagalan panen. Organisme ini dapat
menimbulkan masalah yaitu gulma, hama dan penyakit.
Salah satu faktor penyebab penurunan hasil produksi cabai yang paling
meresahkan para petani yaitu serangan hama Cucumber Mosaic Virus (CMV).
Hasil survei lapang yang dilakukan oleh Taufik et al. (2005a) membuktikan
bahwa CMV dan Chilli Veinal Mottle Virus (ChiVMV) memiliki daerah
penyebaran yang cukup luas di Indonesia.
CMV adalah virus yang ditularkan oleh kutu daun. Virus ini mudah
menyebar melalui budidaya dan apabila kita sebelumnya menyentuh tanaman
terinfeksi kemudian menyentuh tanaman sehat maka tanaman sehat itu terserang
CMV. Ciri tanaman cabai yang terserang penyakit ini diantaranya daun
mengeriting (efek tali sepatu), jumlah buah yang terbentuk berkurang, tanaman
berhenti tumbuh (kerdil) dan kemudian lama kelamaan mati.
Solusi yang Pernah Diterapkan untuk Mengatasi Permasalahan Hama
Penyakit CMV
Solusi yang pernah di coba untuk mengatasi permasalahan hama penyakit
CMV adalah petani pada umumnya menggunakan bahan kimia sebagai
pembasmi hama tersebut. Bahan kimia yang digunakan berlebihan pada akhirnya
5
akan memberikan dampak negatif dari segi lingungan yaitu rusaknya lingkungan
sekitar tanaman, membunuh musuh alami, serta hama menjadi lebih resisten
terhadap obat tertentu .
Melakukan pemilihan selektif jika ada tanaman yang menunjukkan gejala
terserang penyakit mosaik, yaitu dengan cara mencabut dan memusnahkannya.
Namun cara ini dirasa kurang efektif, karena Cucumber Mosaic Virus (CMV) ini
sangat mudah menyebar hanya dengan sentuhan saja. Tertentu saja dengan
mencabut dan memusnahkannya dalam jangka panjang akan menimbulkan
kerugian bagi para petani.
Kondisi Kekinian yang Dapat Berkembang dengan Gagasan yang Diajukan
Tema yang diangkat yaitu mengenai pemanfaatan ekstrak daun Mirabilis
jalapa sebagai insektisida alami. Selama ini tanaman Mirabilis jalapa kurang
dimanfaatkan dengan baik. Dengan adanya program ini diharapakan tanaman
Mirabilis jalapa dapat dimanfaatkan dalam pembuatan insektisida alami yang
ramah lingkungan.
Mirabilis jalapa sering dikenal dengan nama bunga pukul empat. Tanaman
ini umumnya dijadikan sebagai tanaman hias di pekarangan rumah tapi ada juga
yang tumbuh liar tidak terpelihara. Pembudidayaan tanaman ini cukup mudah dan
murah yaitu hanya dengan menaburkan bijinya maka tanaman tersebut dapat
tumbuh dengan baik. Selain itu setiap tanaman ini memiliki kandungan kimia
pada setiap bagiannya. Pada daun dan bunga mengandung saponin lavonoida, di
samping itu daunnya juga mengandung tanin dan bunganya politenol. Biji
tanaman tersebut mengandung flavonoida dan politenol.
Pada gagasan ini bagian Mirabilis jalapa yang akan digunakan dalam
pembuatan insektisida alami adalah ekstrak daunnya. Daun Mirabilis jalapa ini
salah satunya mengandung tanin. Tanin adalah senyawa polifenol yang berasal
dari tumbuhan, rasanya pahit, bereaksi dengan protein dan menggumpalkan
protein. Senyawa tanin yang terkandung dalam tumbuhan juga berperan penting
untuk melindungi tumbuhan dari organisme pengganggu misalnya hama ataupun
serangga lain.
6
Hal inilah yang menjadi dasar pembuatan insektisida alami ramah
lingkungan dengan memanfaatkan ekstrak daun Mirabilis jalapa yang diketahui
mempunyai kemampan dalam menginduksi tanaman cabai dari serangan
Cucumber Mosaic Virus (CMV ). Insektisida ini dikatakan ramah lingkungan
karena tidak merusak ekosistem lingkungan. Mikroorganisme yang ada di
lingkungan itu masih tetap terjaga.
Teknik Implementasi Gagasan
Teknik implementasi gagasan yang dilakukan oleh penulis adalah dengan:
1. Mengadakan kunjungan ke petani-petani untuk mensosialisasikan
penggunaan ekstrak daun Mirabilis jalapa sebagai insektisida alami
yang ramah lingkungan dalam membasmi hama Cucumber Mosaic
Virus (CMV).
2. Menulis artikel di media massa tentang penggunaan ekstrak daun
Mirabilis Jalapa sebagai insektisida alami yang ramah lingkungan
dalam membasmi hama Cucumber Mosaic Virus (CMV).
Dalam pelaksanaan gagasan ini melibatkan beberapa pihak yang terkait.
Adapun pihak-pihak yang dapat membantu mengimplementasikan gagasan ini
adalah:
1. Pihak Dinas Pertanian setempat diharapkan dapat membantu
memberikan sosialisasi mengenai insektisida alami ini dan manfaatnya
bagi tanaman cabai.
2. Petani yang diharapkan dapat menggunakan insektisida alami ini dalam
pengelolaan dan perawatan tanman cabai.
3. Pembudidaya tanaman Mirabilis jalapa sebagai pemasok bahan baku
sebagai insektisida alami.
DAFTAR PUSTAKA
Hersanti.2004. Pengujian Keefektivan Ekstrak Daun Bunga Pukul Empat (Mirabilis jalapa) dalam Menginduksi Ketahanan Sistematik Tanaman Cabai Merah terhadap Serangan Cucumber Mosaic Virus (CMV). Bandung: Universitas Padjadjaran.
7
Yuantari, Hersanti, C. Nasahi, dan T. Sunarto. 2003. Pengujian beberapa ekstrak tumbuhan sebagai agen penginduksi ketahanan tanaman cabai merah terhadap Cucumber Mosaic Virus (CMV).J.Agrik.14 (3):160-165
Subekti, Dwi. et.al. 2006. Infeksi Cucumber Mosaic Virus (CMV) dan Chili Veinal Mottle Virus terhadapPertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai. Institut Pertanian Bogor Vol 13 : 53-57.
Hersanti. 2006. Kemampuan beberapa senyawa kimia dalam menginduksi ketahanan cabai merah terhadap Cucumber Mosaic Virus (CMV). Bandung: Universitas Padjadjaran.
Yuantari, Maria Goretti Catur. 2009. Studi Ekonomi Lingkungan Penggunaan Pestisida dan Dampak Pada Kesehatan Petani di Area Pertanian Holtikultura Desa Sumber Rejo Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang Jawa Tengah. Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro.
Windadri, Florentina Indah. 2006. Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Bahan Obat oleh Masyarakat Lokasi Suku Muna di Kecamatan Warakumba, Kabupaten Muna, Sulawesi Utara. LIPI vol 7: 333-339.
Khasanah, Nur. 2011. Struktur Komunita Arthropoda Pada Ekosistem Cabai Tanpa Perlakuan Insektisida. Media Litbang Sulawesi Tengah IV (1): 57-62
Zachariah, Subin Mary. et. al.2012. Evaluation of antioxidant and Total Flavonoid Content Of MIrrabilis Jalapa Linn Using In Vitro Models. IRJPC, 3 (3).
Zachariah, Subin Mary. et. al.2012. Free Radical Scavenging and Antibacterial Activity of Mirabili Jalapa Linn Using In Vitro Models. Asian Journal of Pharmaceutical and Clinical Research Vol 5: 115-119.
Setiawati, Wiwin dkk. 2008. Tumbuhan Bahan Pestisida Nabati dan cara pembuatannya untuk pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT). Bandung: Balai Penelitian Tanaman Sayuran.