Upload
eltiara-karina-rosida
View
242
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
5/7/2018 Bismillllahh Refratt Derinpooo Maniiiesss Sudah Sitasi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bismillllahh-refratt-derinpooo-maniiiesss-sudah-sitasi 1/20
1
BAB I
PENDAHULUAN
Definisi trauma akustik adalah trauma pada telinga akibat paparan suara atau
bunyi yang berlebihan sehingga menyebabkan gangguan pendengaran. Kerusakan
organik telinga dapat terjadi akibat adanya energi suara yang sangat besar. Efek ini terjadi
akibat dilampauinya kemampuan fisiologis telinga dalam sehingga terjadi gangguan
kemampuan meneruskan getaran ke organ Corti sebagai organ pendengaran. Kerusakan
dapat berupa pecahnya gendang telinga, kerusakan tulang-tulang pendengaran, atau
kerusakan langsung organ corti. Pada trauma akustik, cedera dapat terjadi akibat
rangsangan berlebihan, namun juga dapat terjadi karena paparan berulang.1,2
Trauma akustik, ditilik dari mula kejadiannya dibagi menjadi 2, yaitu; trauma
akustik akut yang disebabkan oleh ledakan suara dan trauma akustik kronik. Pada trauma
akustik akut yang disebabkan oleh ledakan kerusakan telinga yang terjadi pada telinga
dapat mengenai membran, yaitu suatu ruptur. Bila ledakan lebih hebat dapat merusak
koklea. Pada ruptur saja ketuliannya bersifat konduktif, namun kerusakan pada koklea
ketuliannya bersifat sensorineural. Sedangkan trauma akustik kronik ini terjadi akibat
pencemaran lingkungan oleh bising.3,4
Jangkauan tekanan dan frekuensi suara yang dapat diterima oleh telinga manusia
sebagai suatu informasi yang berguna, sangat luas. Suara yang nyaman diterima oleh
telinga kita bervariasi tekanannya sesuai dengan frekuensi suara yang digunakan, namun
suara yang tidak menyenangkan atau yang bahkan menimbulkan nyeri adalah suara-suara
dengan tekanan tinggi, biasanya di atas 120 dB. Suara yang tidak diinginkan dan dapat
5/7/2018 Bismillllahh Refratt Derinpooo Maniiiesss Sudah Sitasi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bismillllahh-refratt-derinpooo-maniiiesss-sudah-sitasi 2/20
2
menganggu pendengaran ini disebut sebagai bising. Frekuensi suara bising biasanya
terdiri dari campuran sejumlah gelombang suara dengan berbagai frekuensi atau disebut
juga spektrum frekuensi suara. Nada kebisingan dengan demikian sangat ditentukan oleh
jenis-jenis frekuensi yang ada.2,3
Kebisingan dapat menyebabkan ancaman bagi sistem pendengaran, kesehatan
umum, proses pembelajaran dan perilaku manusia. Bising di atas 85 dB tidak hanya akan
menyebabkan keluhan pada telinga dan pendengaran tetapi berbagai penelitian
membuktikan terjadinya peningkatan tekanan darah, gangguan tidur, kelainan
pencernaan, meningkatnya emosi dan berbagai kelainan akibat stress.
3,4
Efek bising terhadap pendengaran dapat menyebabkan terjadinya ketulian baik
sebagian atau seluruh fungsi pendengaran yang disebut sebagai NITT (Noise-Induced
Temporary Threshold Shift) perubahan ambang pendengaran akibat bising yang
berlangsung sementara dan NIPT(Noise-Induced Permanent Threshold Shift).
Perubahan ambang pendengaran akibat bising yang berlangsung permanen.2
Di negara-negara industri, bising merupakan masalah utama kesehatan kerja.
Menurut WHO (1995), diperkirakan hampir 14% dari total tenaga kerja negara industri
terpapar bising melebihi 90dB di tempat kerjanya. Di Quebec-Canada, Frechet
mendapatkan data bahwa 55% daerah industri mempunyai tingkat kebisingan di atas 85
dB dan menurut survei prevalensi NIHL ( Noise Induced Hearing Loss) atau TAB (Tuli
Akibat Bising) bervariasi antara 40 ± 50%. Di Indonesia, di pabrik peleburan besi baja
prevalensi NIHL 31,55% pada tingkat paparan kebisingan 85 - 105 dB.2,3
Pemeriksaan telinga, hidung, dan tenggorokan perlu dilakukan secara lengkap dan
seksama untuk menyingkirkan penyebab kelainan organik yang menimbulkan gangguan
5/7/2018 Bismillllahh Refratt Derinpooo Maniiiesss Sudah Sitasi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bismillllahh-refratt-derinpooo-maniiiesss-sudah-sitasi 3/20
3
pendengaran seperti infeksi telinga, trauma telinga karena agen fisik lainnya, gangguan
telinga karena agen toksik dan alergi. Selain itu pemeriksaan saraf pusat perlu dilakukan
untuk menyingkirkan adanya masalah di susunan saraf pusat yang (dapat) menggangggu
pendengaran.2,3
Untuk menilai ambang pendengaran, dilakukan pemeriksaan audiometri. Bila
sudah terjadi kerusakan, untuk masalah kompensasi maka dilakukan pengukuran pada
frekuensi 8000 Hz karena ini merupakan frekuensi kritis yang menunjukkan adanya
kemungkinan hubungan gangguan pendengaran dengan bising; tanpa memeriksa
frekuensi 8000 Hz ini, sulit sekali membedakan apakah gangguan pendengaran yang
terjadi akibat kebisingan atau karena sebab yang lain. Prosedur pemeriksaan lain untuk
menilai gangguan pendengaran adalah speech audiometry, pengukuran impedance, tes
rekruitmen, bahkan perlu juga dilakukan pemeriksaan gangguan pendengaran fungsional
bila dicurigai adanya faktor psikogenik.1,3
Pencegahan merupakan penatalaksanaan pertama pada kebisingan. Pelaksanaan
program pemeliharaan pendengaran (hearing program conservation) merupakan upaya
pencegahan primer yang dapat dilakukan di tempat kerja dimana paling sering terjadi
gangguan penndengaran akibat kebisingan. Pemeriksaan audiometri berkala juga
merupakan upaya deteksi dini pula. Penggunaan alat pelindung telinga, pengawasan dan
pengendalian administrasi merupakan upaya penatalaksanaan lain yang dapat dilakukan
oleh dokter dan tenaga kesehatan di lingkungan kerja. Pada makalah ini akan dibahas
lebih lanjut mengenai et iologi,patofisiologi,penatalaksanaan trauma akustik.2,3
5/7/2018 Bismillllahh Refratt Derinpooo Maniiiesss Sudah Sitasi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bismillllahh-refratt-derinpooo-maniiiesss-sudah-sitasi 4/20
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi Organ Pendengaran
Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai membran timpani.
Daun telinga terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit. Liang telinga berbentuk huruf S,
dengan rangka tulang rawan pada sepertiga bagian luar, sedangkan dua pertiga bagian
dalam rangkanya terdiri dari tulang. Panjangnya kira-kira 2,5 ± 3 cm. Disepertiga bagian
luar kulit liang telinga terdapat banyak kelenjar serumen (modifIkasi kelenjar keringat)
dan rambut. Kelenjar keringat terdapat pada seluruh kulit liang telinga. Pada dua pertiga
bagian dalam hanya sedikit dijumpai kelenjar serumen.1,5
Membran timpani adalah suatu bangunan berbentuk kerucut dengan puncak yang
dasarnya umbo mengarah ke medial. Membrana timpani umumnya bulat. Penting untuk
disadari bahwa bagian dari rongga telinga tengah yaitu epitimpanum yang mengandung
korpus maleus dan inkus, meluas melampaui batas atas membrana timpani, dan bahwa
ada bagian hipotimpanum yang meluas melampaui batas bawah membrana timpani.Membrana timpani tersusun oleh suatu lapisan epidermis di bagian luar, lapisan fIbrosa
di bagian tengah di mana tangkai maleus dilekatkan, dan lapisan mukosa bagian dalam.
Lapisan fibrosa tidak terdapat di atas prosesus lateralis maleus dan ini menyebabkan
bagian membrana timpani yang disebut membrana Shrapnell menjadi lemas (flaccid).1,5
Di dalam telinga tengah terdapat tulang-tulang pendengaran yang tersusun dari
luar ke dalam, yaitu maleus, inkus, dan stapes. Tulang pendengaran di dalam telinga
tengah saling berhubungan. Prosesus longus maleus melekat pada membran timpani,
maleus melekat pada inkus, dem inkus melekat pada stapes. Stapes terletak pada tingkap
lonjong yang berhubungan dengan koklea. Hubungan antar tulang-tulang pendengaran
merupakan persendian. Pada pars flaksida terdapat daerah yang disebut atik. Di tempat
ini terdapat auditus ad antrum, yaitu lubang yang menghubungkan telinga tengah dengan
5/7/2018 Bismillllahh Refratt Derinpooo Maniiiesss Sudah Sitasi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bismillllahh-refratt-derinpooo-maniiiesss-sudah-sitasi 5/20
5
antrum mastoid. Tuba eustachius termasuk dalam telinga tengah yang menghubungkan
daerah nasofaring dengan telinga tengah.1,5
Telinga dalam terdiri dari koklea (rumah siput) yang berupa dua setengah
lingkaran dan vestibuler yang terdiri dari 3 buah kanalis semisirkularis. Ujung atau
puncak koklea disebut helikotrema, menghubungkan perilmf skala timpani dengan skala
vestibuli. Kanalis semisirkularis saling berhubungan secara tidak lengkap dan
membentuk lingkaran yang tidak lengkap. Pada irisan melintang koklea tampak skala
vestibuli sebelah atas, skala timpani sebelah bawah dan skala mediae duktus koklearis
diantaranya. Skala vestibuli dan skala timpani berisi perilmf, sedangkan skala media
berisi endolimfe. Ion dan garam yang terdapat di perilimfe berbeda dengan endolimfe.
Hal ini penting untuk pendengaran. Dasar skala vestibuli disebut disebut sebagaimembran vestibuli sedangkan dasar skala media adalah membran basalis. Pada membran
ini terletak organ Corti. Pada skala media terdapat bagian yang berbentuk lidah yang
disebut membran tektoria, dan pada membran basal melekat sel rambut yang terdiri dari
sel rambut dalam, sel rambut luar dan kanalis corti, yang membentuk organ corti.1,5
Gambar 1. Anatomi organ Pendengaran
5/7/2018 Bismillllahh Refratt Derinpooo Maniiiesss Sudah Sitasi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bismillllahh-refratt-derinpooo-maniiiesss-sudah-sitasi 6/20
6
B. Fisiologi Organ Pendengaran
Suara ditimbulkan oleh getaran atmosfer yang dikenal sebagai gelombang suara
yang kecepatan dan volumenya berbeda-beda. Gelombang suara bergerak melalui
rongga telinga luar yang menyebabkan membrana tympani bergetar. Getaran tersebut
selanjutnya diteruskan menuju inkus dan sta pes, melalui malleus yang terikat pada
membrana itu. Karena gerakan-gerakan yang timbul pada setiap tulang ini sendiri, maka
tulang-tulang itu memperbesar getaran. Yang kemudian disalurkan melalui fenestra
vestibuler menuju perilim fe. Getaran perilim fe dialihkan melalui membran menuju
endolim fe dalam saluran kokhlea dan rangsangan mencapai ujung-ujung akhir saraf
dalam organ corti, untuk kemudian diantarkan menuju otak oleh nervus auditorius.1,5,6
Perasaan pendengaran ditafsirkan otak sebagai suara yang enak atau tidak enak,hingar bingar atau musikal. Istilah-istilah ini digunakan dalam artinya yang seluas-
luasnya. Gelombang suara yang tidak teratur menghasilkan keributan atau
kehingarbingaran, sementara gelombang suara berirama teratur menghasilkan bunyi
musikal enak. Suara merambat dengan kecepatan 343 m/detik dalam udara tenang.1,5,6
Apabila telinga memperoleh rangsang suara, maka sesuai dengan besarnya
rangsangan akan terjadi proses:1,5,6
1. Adaptasi, yang berlangsung 0-3 menit, yakni berupa kenaikan ambang dengar sesaat.
Jika rangsangan berhenti, ambang dengar akan kembali seperti semula.
2. Pergeseran ambang dengar sementara (temporary threshold shift ), sebagai kelanjutan
proses adaptasi akibat rangsang suara yang lebih kuat dan dapat dibedakan dalam dua
tahap yakni kelelahan ( fatigue) dan tuli sementara terhadap rangsangan (temporary
stimulation deafness). Kelelahan tersebut, akan pulih kembali secara lambat dan akan
semakin bertambah lambat lagi jika tingkat kelelahan semakin tinggi. Sedang tuli
sementara akibat rangsang suara terjadi akibat pengaruh mekanisme vibrasi pada kokhlea
yang mengalami rangsang suara dengan intensitas tinggi dan berlangsung lama.
3. Pergeseran ambang dengar yang persisten ( persistent treshold shift ), yang masih ada
setelah 40 jam rangsang suara berhenti.
4. Pergeseran ambang suara yang menetap ( per manent threshold shift ), meskipun
rangsang suara sudah tidak ada. Pada keadaan ini sudah terjadi kelainan patologis yang
5/7/2018 Bismillllahh Refratt Derinpooo Maniiiesss Sudah Sitasi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bismillllahh-refratt-derinpooo-maniiiesss-sudah-sitasi 7/20
permanen pada koklea, umumnya pada kasus trauma akustik dan akibat kebisingan di
tempat kerja.
Proses pendengaran sangatlah menakjubkan. Getaran sumber bunyi dihantarkan
melalui media udara menggetarkan gendang dan tulang-tulang kecil yang terletak dalam
rongga telinga bagian tengah, yang kemudian menghantarkan getaran ke dalam suatu
sistem cairan yang terletak dalam putaran rongga bangunan menyerupai rumah siput atau
lebih dikenal sebagai kokhlea, yang terletak bersebelahan dengan alat keseimbangan di
dalam tulang temporalis. Amplitudo pergerakan perrmukaan lebar stapes pada tiap
getaran suara hanya ¾ besar amplitudo tangkai maleus. Oleh karena itu, sistem
pengungkit osikular tidak memperbesar pergerakan seperti yang sering diduga tetapi
sebagai gantinya sistem meningkatkan gaya pergerakan sekitar 1,3 kali juga luas
permukaan membran timpani sekitar 55 mm2 sedangkan luas permukaan stapes sekitar
3,2 mm2, selisih 17 kali dikalikan rasio 1,3 kali dari sistem pengungkit memungkinkan
semua energi gelombang suara yang mengenani membrane timpani dikerahkan pada
permukaan lebar stapes yang kecil, menyebabkan tekanan pada cairan kolea 22 kali besar
tekanan yang ditimbulkan oleh gelombang suara yang mengenai membran timpani.6
Membran basalis pada koklea membran basilaris mengandung sekitar 20.000
serabut basilaris atau lebih yang menonjol dari tengah tulang koklea, modiolus. Dan
kearah dinding luar serabut-serabut ini merupakan struktur yang elastik menyerupai buluh yang bebas pad ujung distalnya kecuali yang terikat pada membrane basilaris,
karena seraut ini kaku dan bebas pada salah satu ujungnya ia tidak dapat bergetar
menyerupai buluh-buluh harminika.
Panjang serabut basilaris secara progresif bertambah dari basis koklea ke
hlikotrema, dari kira-kira pada 0,04 mm. pada basis sampai 0,5 mm. Pada helikoterma,
peningkatan panjang 12 kali. Garis tengah serabut, sebaliknya berkurang dari basis ke
helikotrena, sehingga secarakeseluruhan kekakunnya rurun lebih dari 100 kali. Sehingga
akibatnya serabut yang kaku pendek dekat basis koklea mempunyai kecenderungan
bergetar pada frekuensi tinggi. Sedangkan serabut-serabutnya yang panjang lentur dekat
helikotrema mempunyuai kecenderungan bergetar pada frekuensi rendah.
Di dalam telinga bagian tengah juga terdapat sebuah otot terkecil dalam tubuh
manusia, yaitu tensor timpani, yang bertugas membuat tegang rangkaian tulang
5/7/2018 Bismillllahh Refratt Derinpooo Maniiiesss Sudah Sitasi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bismillllahh-refratt-derinpooo-maniiiesss-sudah-sitasi 8/20
8
pendengaran pada saat bunyi yang mencapai sistem pendengaran kita berkekuatan lebih
dari 70 dB, untuk meredam getaran yang mencapai sel-sel rambut reseptor pendengaran
manusia. Namun, otot ini yang bekerja terus menerus juga tak mampu bertahan pada
keadaan bising yang terlalu kuat dan kontinu, dan terjadilah stimulasi berlebih yang
merusak fungsi sel-sel rambut. Kerusakan sel rambut dapat bersifat sementara saja pada
awalnya sehingga dapat terjadi ketulian sementara. Akan tetapi, kemudian bila terjadi
rangsangan terus menerus, terjadi kerusakan permanen, sel rambut berkurang sampai
menghilang dan terjadi ketulian menetap.1,5,6
Ketulian akan terjadi pada kedua telinga secara simetris dengan mengenai nada
tinggi terlebih dahulu, terutama dalam frekuensi 3000 sampai 6000 Hz. Sering kali juga
terjadi penurunan tajam (dip) hanya pada frekuensi 4000 Hz, yang sangat khas untuk
gangguan pendengaran akibat bising. Karena yang terkena adalah nada yang lebih tinggi
dari nada percakapan manusia, sering kali pada awalnya sama sekali tidak dirasakan oleh
penderitanya karena belum begitu jelas gangguan pada saat berkomunikasi dengan
sesama.1,5,6
C. Definisi dan Klasifikasi Trauma Akustik
Trauma akustik ialah trauma pada telinga akibat paparan suara atau bunyi yang
berlebihan. Trauma akustik, ditilik dari mula kejadiannya dibagi menjadi 2, yaitu:1,7
1. trauma akustik akut yang disebabkan oleh ledakan dan trauma akustik kronik.
Pada trauma akustik akut yang disebabkan oleh ledakan kerusakan telinga yang
terjadi pada telinga dapat mengenai membran, yaitu suatu ruptur. Bila ledakan
lebih hebat dapat merusak koklea. Pada ruptur saja ketuliannya bersifat konduktif,
namun kerusakan pada koklea ketuliannya bersifat sensorineural.
2.
trauma akustik kronik ini terjadi akibat pencemaran lingkungan oleh bising.
Tuli yang diakibatkan oleh trauma akustik dapat disebut sebagai NIHL( Noise-
Induce Hearing Loss), berdasarkan sifatnya dibagi menjadi dua yaitu:1,2,7
1. NITT (Noise-Induced Temporary Threshold Shift) perubahan ambang
pendengaran akibat bising yang berlangsung sementara
5/7/2018 Bismillllahh Refratt Derinpooo Maniiiesss Sudah Sitasi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bismillllahh-refratt-derinpooo-maniiiesss-sudah-sitasi 9/20
9
2. NIPT(Noise-Induced Permanent Threshold Shift). Perubahan ambang
pendengaran akibat bising yang berlangsung permanen.
D. Patofisiologi Gangguan Pendengaran akibat Bising
Pendengaran manusia merupakan salah satu indera yang berhubungan dengan
komunikasi audio/suara. Alat pendengaran yang berbentuk telinga berfungsi sebagai
fonoreseptor yang mampu merespons suara pada kisaran antara 0-140 dB tanpa
menimbulkan rasa sakit. Frekuensi yang dapat direspons oleh telinga manusia antara 20-
20000 Hz dan sangat sensitive pada frekuensi antara 1000-4000 Hz3,4
Kerusakan pendengaran (dalam bentuk ketulian) merupakan penurunan
sensitifitas yang berlangsung secara terus menerus. Mula-mula efek kebisingan pada
pendengaran adalah sementara dan pemulihan terjadi secara cepat sesudah dihentikan
kerja di tempat bising. Tetapi kerja terus menerus di tempat bising berakibat kehilangan
daya dengar yang menetap dan tidak bisa pulih kembali. Biasanya di mulai pada
frekuensi-frekuensi tinggi sekitar 4000 Hz dan kemudian menghebat dan meluas
kefrekuensi sekitarnya dan akhirnya mengenai frekuensi yang digunakan untuk
percakapan.3,4
Penurunan pendengaran akibat kebisingan dipengaruhi oleh:1,7
1. Intensitas total (overall) dari kebisingan
2. Spektrum frekuensi dari suara
3. Jenis kebisingan
4. Masa kerja
5. Lama pemaparan setiap hari terhadap kebisingan yang ada (table 1)
6. Kerentanan ( susce ptibility) tenaga kerja.
5/7/2018 Bismillllahh Refratt Derinpooo Maniiiesss Sudah Sitasi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bismillllahh-refratt-derinpooo-maniiiesss-sudah-sitasi 10/20
10
Tabel 1. Pajanan maksimal kebisingan tiap hari
Kehilangan pendengaran dapat bersifat sementara atau permanen. Pergeseran
ambang sementara yang diinduksi bising ( NITTS , Noise Induced Temporary Treshold
Shift , atau kelelahan pendengaran) adalah kehilangan tajam pendengaran sementara
setelah paparan yang relatif singkat terhadap bising yang berlebihan, pendengaran pulih
cukup cepat setelah bising dihentikan. Pergeseran ambang permanen yang diinduksi
bising ( NIPTS, Noise Induced Per manent Treshold Shift) adalah kehilangan pendengaran
irreversible yang disebabkan paparan jangka lama terhadap bising. Pergeseran ambang
yang diinduksi bising adalah kuantitas kehilangan pendengaran yang dapat dikaitkan
dengan bising saja (setelah dikurangi nilai-nilai untuk presbiakusis). Gangguan
pendengaran umumnya mengacu pada tingkat pendengaran dimana individu tersebut
mengalami kesulitan untuk melaksanakan kehidupan normal, biasanya dalam hal
memahami pembicaraan.2,3
Terdapat berbagai cara bising dapat merusak telinga dalam. Pemaparan bising
yang sangat keras lebih dari 150 dB, seperti pada ledakan, dapat menyebabkan tuli
sensorineural ringan sampai berat. Biasanya tuli timbul pada cara pemaparan yang lebih
halus dan progresif sampai pemaparan bising keras intermitten yang kurang intensif atau
pemaparan kronis bising yang kurang intensif. Pemaparan singkat berulang ke bising
keras intermitten dalam batas 120-150 dB, seperti yang terjadi akibat pemaparan senjata
api atau mesin jet, akan merusak telinga dalam. Pemaparan kronis berupa bising keras
pada pekerja dengan intensitas bising di atas 85 dB, seperti yang terjadi akibat
mengendarai traktor atau mobil salju atau gergaji rantai, merupakan penyebab tersering
dari tuli sensorineural yang diakibatkan oleh bising. Di samping itu, pada lingkungan
yang besar, seseorang dapat terpapar bising diatas 90 dB pada waktu mendengarkan
musik dari sistem suara stereofonik atau panggung music (table 2).1,2,3,8
5/7/2018 Bismillllahh Refratt Derinpooo Maniiiesss Sudah Sitasi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bismillllahh-refratt-derinpooo-maniiiesss-sudah-sitasi 11/20
11
Tabel 2. Daftar tingkat kebisingan suara di lingkungan sekitar
Bising dengan intensitas 85 dB atau lebih dapat mengakibatkan kerusakan padareseptor pendengaran Corti di telinga dalam, terutama yang berfrekuensi 3000-6000 Hz.
Mekanisme dasar terjadinya tuli karena trauma akustik, adalah:2,3,8
1. Proses mekanik
a. Pergerakan cairan dalam koklea yang begitu keras, menyebabkan robeknya
membrana Reissner dan terjadi percampuran cairan perilmfe dan
endolimfee,sehingga menghasilkan kerusakan sel-sel rambut.
b. Pergerakan membrana basiler yang begitu keras, menyebabkan rusaknya organa
korti sehingga terjadi percampuran cairan perilmfe dan endolimfe, akhirnya
terjadi kerusakan sel-sel rambut.
5/7/2018 Bismillllahh Refratt Derinpooo Maniiiesss Sudah Sitasi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bismillllahh-refratt-derinpooo-maniiiesss-sudah-sitasi 12/20
12
c. Pergerakan cairan dalam koklea yang begitu keras, dapat langsung menyebabkan
rusaknya sel-sel rambut, dengan ataupun tanpa melalui rusaknya organa korti dan
membrana basiler.
2. Proses metabolik
a. Vasikulasi dan vakuolisasi pada retikulum endoplasma sel-sel rambut dan
pembengkakkan mitokondria yang akan mempercepat rusaknya membrana sel
dan hilangnya sel-sel rambut.
b. Hilangnya sel-sel rambut mungkin terjadi karena kelelahan metabolisme,
sebagai akibat dari gangguan sistem enzim yang memproduksi energi, biosintesis
protein dan transport ion.
c. Terjadi cedera pada vaskularisasi stria, menyebabkan gangguan tingkat
konsentrasi ion Na, K, dan ATP.
d. Sel rambut luar lebih terstimulasi oleh bising, sehingga lebih banyak
membutuhkan energi dan mungkin akan lebih peka untuk tcrjadinya cedera atau
iskemi.
e. Kemungkinan lain adalah interaksi sinergistik antara bising dengan zat perusak
yang sudah ada dalam telinga itu sendiri.
E. Diagnosis
Ciri-ciri kehilangan pendengaran yang ditimbulkan paparan bising adalah sebagai
berikut:1,2
1. Gangguan pendengaran telinga dalam, dengan superposisi konduksi dan rekruitmen udara
dan tulang
2. Kehilangan pendengaran bilateral dan sedikit banyak simetris
5/7/2018 Bismillllahh Refratt Derinpooo Maniiiesss Sudah Sitasi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bismillllahh-refratt-derinpooo-maniiiesss-sudah-sitasi 13/20
13
3. Kehilangannya mulai pada frekuensi 4000 Hz. Stadium ini ada takik bentuk V yang khas
pada audiogram. Kondisi ini bersifat laten, identifikasi memerlukan prosedur deteksi yang
sistematik. Setelah periode paparan lebih lanjut kehilangan pendengaran memburuk dan
meluas ke rentang frekuensi yang lebih besar, dan gangguannya menjadi nyata. Bila paparan
tidak dihentikan kehilangan pendengaran memburuk dan dapat mendekati tuli.
4. Ketulian terjadi, Akan permanen dan stabil meskipun bahaya akustik sudah dijauhkan
Diagnosis dibuat dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang sebagai berikut
1. Anamnesis
Pada anamnesis dapat ditanyakan harus tercantum identitas yang jelas (termasuk
saat pemeriksaan dan dokter yang melakukan pemeriksaan), keluhan utama, gangguan
pendengaran yang saat ini terjadi, riwayat pekerjaan, riwayat pelatihan militer, riwayat
penyakit dahulu, riwayat keluarga. Riwayat pekerjaan dilakukan dengan menanyakan
nama pekerjaan, jenis pekerjaan yang dilakukan (beserta tanggal atau waktu bekerja),
durasi masing-masing pekerjaan, tanggal bekerja dan umur saat itu, kondisi geografis dan
lokasi fisik pekerjaan, barang atau jasa yang dihasilkan, penggunaan alat pelindung diri,
sumber suara atau kebisingan yang ada di pekerjaan (baik yang dahulu maupun saat ini).
Pernahkah terpapar atau mendapat trauma pada kepala maupun telinga baik itu berupasuara bising, suara ledakan, suara yang keras dalam jangka waktu cukup lama. Apakah
mempunyai kebiasaan mendengarkan headphone, mendengarkan musik dengan volume
yang keras. Apakah mengkonsumsi obat-obatan ototoksis dalam jangka waktu lama.
jenis onset hilangnya pendengaran atau berkurangnya pendengaran, apakah tiba-tiba atau
pelan-pelan (bertahap). Sudah berapa lama dirasakan, Apakah hilangnya pendengaran
tetap (tidak ada perubahan) atau malah semakin memburuk. Apa disertai dengan nyeri,
otore, tinnitus (berdenging di telinga), telinga terasa tersumbat, vertigo, atau gangguan
keseimbangan. Apakah kehilangan pendengarannya unilateral atau bilateral. Apakah
mengalami kesulitan berbicara dan mendengar di lingkungan yang bising. Pada orang
yang menderita tuli saraf koklea sangat terganggu oleh bising latar belakang, sehingga
bila orang tersebut berkomunikasi di tempat yang ramai akan mendapat kesulitan
mendengar dan mengerti pembicaraan.1,2
5/7/2018 Bismillllahh Refratt Derinpooo Maniiiesss Sudah Sitasi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bismillllahh-refratt-derinpooo-maniiiesss-sudah-sitasi 14/20
14
2. Pemeriksaan Fisis
Pada pemeriksaan fisis telinga tidak ditemukan adanya kelainan dari telinga luar
hingga membran timpani dengan otoskop. Pemeriksaan telinga, hidung, tenggorokan
perlu dilakukan secara lengkap dan seksama untuk menyingkirkan penyebab kelainan
organik yang menimbulkan gangguan pendengaran seperti infeksi telinga, trauma telinga
karena agen fisik lainnya, gangguan telinga karena agen toksik. dan alergi. Selain itu
pemeriksaan saraf pusat perIu dilakukan untuk rnenyingkirkan adanya masalah di
susunan saraf pusat yang (dapat) menganggu pendengaranya.1,2
3. Pemeriksaan dengan Gar pu Tala
Pada tes dengan garpu tala menunjukkan adanya tuli sensorineural. Tes Batas Atas &
Batas Bawah : Hasilnya menunjukan batas atas menurun. Tes Rinne: Menunjukkan hasil
positif. Tes Weber: Lateralisasi ke arah telinga dengan pendengaran lebib baik. Tes
Schwabach : Hasil menuajukkan schwabach memendek.1
4. Pemeriksaan Audiometri
Pada pemeriksaan audiometri nada murni terdapat audiogram hantaran udara dan
hantaran tulang. Kegunaan audiogram hantaran udara adalah untuk mengukur kepekaan
seluruh mekanisme pendengaran, telinga Iuar dan tengah serta mekanisme sensorineural
koklea dan nervus auditori. Audiogram hantaran udara diperoleh dengan
memperdengarkan pulsa nada murni melalui earphone ke telinga. Kegunaan audiometri
hantaran tulang adalah untuk mengukur kepekaan mekanisme sensorineural saja.
Audiogram hantaran tulang diperoleh dengan memberikan bunyi penguji langsung ke
tengkorak pasien menggunakan vibrator hantaran tulang. Dua pemeriksaan ini penting
untuk membedakan antara tuli sensorineural atau tuli konduktif.
1,2,9
Pemeriksaan audiometri nada murni didapatkan tuli sensorineural pada frekuensi
antara 3000-6000 Hz dan pada frekuensi 4000 Hz sering terdapat takik (notch) yang
patognomonik untuk jenis ketulian akibat taruma akustik. Pemeriksaan ini terdiri atas 2
grafik yaitu frekuensi (pada axis horizontal) dan intensitas (pada axis vertikal). Pada
5/7/2018 Bismillllahh Refratt Derinpooo Maniiiesss Sudah Sitasi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bismillllahh-refratt-derinpooo-maniiiesss-sudah-sitasi 15/20
15
skala frekuensi, untuk program pemeliharaan pendengaran (hearing conservation
program) pada umumnya diwajibkan memeriksa nilai ambang pendengaran untuk
frekuensi 500,1000,2000,3000,4000,dan 6000 Hz. Bila sudah terjadi kerusakan, untuk
masalah kompensasi maka dilakukan pengukuran pada frekuensi 8000Hz karena ini
merupakan frekuensi kritis yang rnenunjukkan adanya kemungkinan hubungan gangguan
pendengaran dengan pekerjaan, tanpa memeriksa frekuensi 8000 Hz ini, sulit sekali
membedakan apakah gangguan pendengaran yang terjadi akibat kebisingan atau karena
sebab yang lain. 1,2,9
Gambar2. Audiometri NIHL, terjadi takik pada frekuensi tinggi 4000 Hz
5/7/2018 Bismillllahh Refratt Derinpooo Maniiiesss Sudah Sitasi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bismillllahh-refratt-derinpooo-maniiiesss-sudah-sitasi 16/20
16
Gambar`3. Gambaran Audiometri pada trauma akustik akibat ledakan senjata api
Ada tidaknya jarak antara konduksi tulang dan konduksi udara menunjukkan ada
tidaknya keterlibatan gangguan dari telinga luar maupun telinga tengah yang
mempengaruhi gangguan sensorineural yang terjadi pada NIHL. Beberapa factor dapat
mempengaruhi reliabilitas pemeriksaan konduksi tulang dan konduksi udara pada
audiogram. Pemeriksaan timpanometri dan pemeriksaan reflex akustik penting untuk
dilakukan agar tuli konduksi dapat disingkirkan. Tuli konduksi tidak biasa terjadi pada
NIHL, kecuali terdapat penyebab multipel pada perjalanan penyakit NIHL. Meskipun
tanda takik merupakan gambaran khas pada audiogram NIHL, tidak adanya takik pada
audiogram tidak serta merta menyingkirkan NIHL dan bukan menjadi indicator yang
dapat dipercaya pada pemeriksaan NIHL.1,9,10
5. Tes Rekrutmen
Pada NIHL tuli yang terjadi merupakan tuli saraf koklea, oleh karena itu pada tes
rekruitmen, yang patognomonik pada tuli saraf koklea akan memberi hasil yang positif.
Rekrutmen adalah fenomena dimana telinga yang tuli menjadi sensitif pada kenaikan
intensitas bunyi yang kecilpada frekuensi tertentu setelah terlewati ambang dengarnya.
Pada tes rekrutmen positif, pasien dapat membedakan kenaikan bunyi 1 db bila
5/7/2018 Bismillllahh Refratt Derinpooo Maniiiesss Sudah Sitasi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bismillllahh-refratt-derinpooo-maniiiesss-sudah-sitasi 17/20
17
mendengarkan nada murni yang kontinyu. Tes rekrutmen ada beberapa cara seperti SISI
( short increment sensitivity index), ABLB (alternate binaural loudness balance), MLB
( monoaural loudness balance), audimetri bekessy, audiometri tutur.1
F. Penatalaksanaan
Pencegahan merupakan penatalaksanaan pertama dan utama pada kebisingan di
lingkungan pekerja. Pelaksanaan program pemeliharaan pendengaran (hearing program
conservation) merupakan upaya pencegahan primer yang dapat dilakukan di tempat
kerja. Survei kebisingan di tempat kerja harus memperhatikan teknik sampling agar
pemeriksaan tingkat kebisingan dapat memberikan gambaran keadaan yang terjadi;
pemeriksaan audiometri berkala juga merupakan upaya deteksi dini pula. Penggunaan
alat pelindung telinga, peng-awasan dan pengendalian administrasi merupakan upaya
penatalaksanaan lain yang dapat dilakukan oleh dokter dan tenaga kesehatan di
lingkungan kerja. Hearing conservation program tidak akan dibicarakan secara mendalam
pada tulisan ini.1,2
Bila sudah terjadi gangguan pendengaran yang mengakibatkan gangguan
komunikasi maka dapat dipikirkan peng-gunaan alat bentu dengar. Jika pendengaran
sudah sedemikian buruknya sehingga komunikasi sangat sulit maka perlu dilakukan
psikoterapi lebih intensif agar pekerja dapat menerima keadaannya. Jika dipergunakan
alat bantu dengar, perlu dilakukan latihan pendengaran agar pekerja dapat menggunakan
sisa pendengaran dengan alat bantu dengar secara efisien dibantu dengan membaca
ucapan bibir, mimik dan gerakan anggota badan serta bahasa isyarat untuk dapat
berkomunikasi. Selain itu, penderita tuli akibat bising ini juga sulit mendengar suaranya
sendiri sehingga diperlukan rehabilitasi suara agar dapat mengendalikan volume, tinggi
rendah dan irama percakapan. 1,2
Pada yang mengalami tuli total bilateral dapat dipertimbangkan implant kokleaTidak ada pengobatan yang spesifIk dapat diberikan pada penderita dengan trauma
akustik. Oleh karena tuli karena trauma akustik adalah tuli saraf koklea yang bersifat
menetap (irreversible). Apabila penderita sudah sampai pada tahap gangguan
pendengaran yang dapat menimbulkan kesulitan berkomunikasi maka dapat
dipertimbangkan menggunakan ABD (alat bantu dengar) atau hearing aid. Pada pasien
5/7/2018 Bismillllahh Refratt Derinpooo Maniiiesss Sudah Sitasi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bismillllahh-refratt-derinpooo-maniiiesss-sudah-sitasi 18/20
18
yang gangguan pendengarannya lebih buruk harus dibantu dengan penanganan
psikoterapi untuk dapat menerima keadaan. Latihan pendengaran dengan alat bantu
dengar dibantu dengan membaca ucapan bibir, mimik, anggota gerak badan, serta bahasa
isyarat agar dapat berkomunikasi. Selain itu diperlukan juga rehabilitasi suara agar dapat
mengendalikan volume, tinggi rendah dan irama percakapan. 1,2
Pencegahan dapat dilakukan untuk menghindari terjadinya tuli pada trauma
akustik. Bising dengan intensitas lebih dari 85 dB dalam waktu tertentu dapat
mengakibatkan ketulian, oleh karena itu bising dilingkungan kerja harus diusahakan lebih
rendah dari 85 dB. Hal tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain dengan
meredam sumber bunyi, sumber bunyi diletakkan d iarea yang kedap suara.2,7
Apabila bekerja di daerah industri yang penuh dengan kebisingan menetap, maka
dianjurkan untuk menggunakan alat pelindung bising seperti sumbat telinga, tutup telinga
dan pelindung kepala, Ketiga alat tersebut terutama melindungi telinga terhadap bising
berfrekuensi tinggi yang masing-masing mempunyai keuntungan dan kerugian .
Sumbatan telinga efektif digunakan pada level kebisingan rendah sekitar 10 dB hingga 32
dB. Adakalanya tutup telinga lebih efektif daripada sumbatan telinga khususnya pada
pekerja yang berpindah-pindah tempat. Sedangkan pelindung kepala selain sebagai
pelindung telinga terhadap bising juga sekaligus sebagai pelindung kepala.2,7
Bila terjadi tuli bilateral berat yang tidak dapat dibantu dengan a1at bantu dengar maka dapat dipertirnbangkan dengan memasang implan koklea. Implan koklea ialah
suatu perangkat elektronik yang mempunyai kemampuan memperbaiki fungsi
pendengaran sehingga akan meningkatkan kemampuan berkomunikasi penderita tuli
saraf berat dan tuli saraf bilateral.2,7
Penatalaksanaan ketulian akibat bising kedepannya dapat dilakukan pemberian
oksigenasi hiperbarik dikombinasikan dengan terapi kortikosteroid untuk
penatalaksanaan trauma akustik yang terjadi akut dan diketemukan secara dini. Hal ini
sudah diuji coba pada hewan percobaan. Dan menunjukkan angka keberhasilan yang
signifikan. Lebih jauh lagi penelitian dijerman sudah melakukan percobaan penanaman
cell- per meable pada intratimpani pasien dengan trauma akustik. 12,13
G. Prognosis
5/7/2018 Bismillllahh Refratt Derinpooo Maniiiesss Sudah Sitasi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bismillllahh-refratt-derinpooo-maniiiesss-sudah-sitasi 19/20
19
Bila masih terjadi NITT fungsi pendengaran masih dapat dikembalikan, namun
bila sudah terjadi NIPTS ketulian bersifat permanen yang sifatnya menetap dan tidak bias
diobati. Bagaimanapun proses kehilangan pendengaran tidak seharusnya terus berlanjut
bila paparan bising dapat dieliminir. Karena prognosis yang buruk terhadap fungsi
pendengaran, pada trauma akustik pencegahan lebih diutamakan. 1,2
BAB III
5/7/2018 Bismillllahh Refratt Derinpooo Maniiiesss Sudah Sitasi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bismillllahh-refratt-derinpooo-maniiiesss-sudah-sitasi 20/20
20
PENUTUP
Trauma akustik adalah trauma pada telinga akibat paparan suara atau bunyi yang
berlebihan sehingga menyebabkan gangguan pendengaran. Tuli yang disebabkan oleh
suara bising (NIHL) berupa tuli sensorineural dapat bersifat sementara( NITT) maupun
permanen (NIPT). Diagnosis dibuat dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang berupa tes penala, audiogram, dan pemeriksaan tambahan berupa
timpanometri dan tes akustik reflex. Pencegahan merupakan penatalaksanaan utama pada
trauma akustik. Pada tuli akibat bising apabila sudah mencapai kerusakan permanen,
fungsi pendengaran tidak dapat dikembalikan lagi.