68
THIS FILE IS FOR PERSONAL USE ONLY (UNOFFICIAL) \ Chan Yan *** Bahasa diambil dari DhammaCitta Press. (D.33.)(3-10) Sa v g i tisutta m Error: Reference source not found (D.33.-1)Ubbhatakanavasandh a g a ra m ................... 1 (D.33.-2)Bhinnaniga nt havatthu ....................... 3 (D.33.-3)Ekaka m ..................................... 5 (D.33.-4)Duka m ...................................... 5 (D.33.-5)Tika m ...................................... 8 (D.33.-6)Catukka m .................................. 14 (D.33.-7)Pa b caka m .................................. 28 (D.33.-8)Chakka m ................................... 37 (D.33.-9)Sattaka m .................................. 45 (D.33.-10)A tt haka m ................................. 48 (D.33.-11)Navaka m .................................. 57 (D.33.-12)Dasaka m .................................. 62 10. saṅgītisuttaṃ 33. Sangãti Sutta. Bersama-sama Mengulangi Khotbah [BJT Page 352] [PTS Page 207] 1. Evaṃ me sutaṃ: [207] 1.1. DEMIKIANLAH YANG KUDENGAR. Ekaṃ samayaṃ bhagavā mallesu cārikaṃ caramāno mahatā bhikkhusaṅghena saddhiṃ pañcamattehi bhikkhusatehi yena pāvā nāma mallānaṃ nagaraṃ tadavasarī. Suatu ketika, Sang Bhagavà sedang mengunjungi negeri Malla bersama lima ratus bhikkhu. Tatra sudaṃ bhagavā pāvāyaṃ viharati cundassa kammāraputtassa ambavane. Sesampainya di Pàvà, ibu kota Malla, Beliau menetap di hutan-mangga milik Cunda, si pandai besi.997 === 997. Ini tidak diragukan adalah Sutta pada masa-masa akhir. RD dengan hati-hati mengatakan hal ini dan Sutta 34: ‘Kedua Sutta ini berisikan tentang hal-hal yang menyiratkan bahwa Sutta-sutta ini menjadi seperti ini pada masa-masa terakhir dibandingkan Suta-sutta lainnya dalam Dãgha Nikàya.’ Sutta ini dihubungkan, seperti halnya DN 29, dengan masa segera setelah kematian Nigaõñha Nàtaputta, pemimpin Jain, dan berlokasi ‘di hutan mangga milik Cunda si pandai besi’, yang kita kenal dalam DN 16.4.14ff. Jika kita membandingkan dengan DN 29, kita melihat bahwa khotbah itu dibabarkan kepada ‘Samaõera Cunda’, yang adalah orang yang berbeda – tetapi kita mungkin bertanya-tanya apakah kedua Sutta ini tidak membingungkan. Sebagian inspirasi dari DN 34 mungkin berasal dari kata-kata Sang Buddha dalam DN 19.17. Mungkinkah keseluruhan Sutta itu adalah perluasan dari topik itu? Bagaimanapun juga, metode pengelompokan numerik seperti ini digunakan secara luas dalam Anguttara Nikàya, dan sesungguhnya banyak bagian dalam daftar yang terdapat di sini juga muncul dalam Anguttara Nikàya. Daftar numerik demikian, juga dibandingkan oleh beberapa penulis sejak RD dan seterusnya dengan apa yang disebut matriks (màtikà) Abhidhamma – sebagian dengan implikasi bahwa jenis penyajian seperti ini selalu menyatakan lapisan yang dianggap setelah masa Sang Buddha. NB. Karena daftar dalam Sutta ini dan DN 34 mengandung banyak istilah-istilah teknis, kata-kata Pali juga diberikan untuk menghindari keraguan atau kebingungan. === (D.33.-1)Ubbhatakanavasandhagaram 2. Tena kho pana samayena pāveyyakānaṃ mallānaṃ ubbhatakaṃ1 navaṃ santhāgāraṃ2 acirakāritaṃ hoti, anajjhāvutthaṃ3 samaṇena vā brāhmaṇena vā kenaci vā manussabhūtena. 1.2. Pada saat itu, sebuah aula-pertemuan baru milik para Malla dari Pàvà yang disebut Ubbhañaka,998 baru saja dibangun, dan belum dihuni oleh petapa atau Brahmana mana pun, bahkan oleh manusia mana pun juga. === 998. Yang agung. === Assosuṃ kho pāveyyakā mallā:

[BJT Page 352] [\x 352/]  · Web viewKata kerja yang sama digunakan dalam kalimat berikutnya sehubungan dengan pelepasan keduniawian. Saya menggunakan ‘sesuka hati’ sebagai pengganti,

  • Upload
    vucong

  • View
    223

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: [BJT Page 352] [\x 352/]  · Web viewKata kerja yang sama digunakan dalam kalimat berikutnya sehubungan dengan pelepasan keduniawian. Saya menggunakan ‘sesuka hati’ sebagai pengganti,

THIS FILE IS FOR PERSONAL USE ONLY (UNOFFICIAL) \ Chan Yan ***Bahasa diambil dari DhammaCitta Press.

(D.33.)(3-10) Sa v g i tisutta m ................................... Error: Reference source not found (D.33.-1)Ubbhatakanavasandh a g a ra m .............................................................. 1 (D.33.-2)Bhinnaniga nt havatthu .......................................................................... 3 (D.33.-3)Ekaka m ................................................................................................. 4 (D.33.-4)Duka m .................................................................................................. 5 (D.33.-5)Tika m ................................................................................................... 7 (D.33.-6)Catukka m ........................................................................................... 13 (D.33.-7)Pa b caka m ........................................................................................... 24 (D.33.-8)Chakka m ............................................................................................ 32 (D.33.-9)Sattaka m ............................................................................................. 38 (D.33.-10)A tt haka m ......................................................................................... 41 (D.33.-11)Navaka m .......................................................................................... 49 (D.33.-12)Dasaka m ........................................................................................... 53

10. saṅgītisuttaṃ33. Sangãti Sutta. Bersama-sama Mengulangi Khotbah

[BJT Page 352] [PTS Page 207] 1. Evaṃ me sutaṃ:[207] 1.1. DEMIKIANLAH YANG KUDENGAR.Ekaṃ samayaṃ bhagavā mallesu cārikaṃ caramāno mahatā bhikkhusaṅghena saddhiṃ pañcamattehi bhikkhusatehi yena pāvā nāma mallānaṃ nagaraṃ tadavasarī. Suatu ketika, Sang Bhagavà sedang mengunjungi negeri Malla bersama lima ratus bhikkhu.Tatra sudaṃ bhagavā pāvāyaṃ viharati cundassa kammāraputtassa ambavane. Sesampainya di Pàvà, ibu kota Malla, Beliau menetap di hutan-mangga milik Cunda, si pandai besi.997

===

997. Ini tidak diragukan adalah Sutta pada masa-masa akhir. RD dengan hati-hati mengatakan hal ini dan Sutta 34: ‘Kedua Sutta ini berisikan tentang hal-hal yang menyiratkan bahwa Sutta-sutta ini menjadi seperti ini pada masa-masa terakhir dibandingkan Suta-sutta lainnya dalam Dãgha Nikàya.’ Sutta ini dihubungkan, seperti halnya DN 29, dengan masa segera setelah kematian Nigaõñha Nàtaputta, pemimpin Jain, dan berlokasi ‘di hutan mangga milik Cunda si pandai besi’, yang kita kenal dalam DN 16.4.14ff. Jika kita membandingkan dengan DN 29, kita melihat bahwa khotbah itu dibabarkan kepada ‘Samaõera Cunda’, yang adalah orang yang berbeda – tetapi kita mungkin bertanya-tanya apakah kedua Sutta ini tidak membingungkan. Sebagian inspirasi dari DN 34 mungkin berasal dari kata-kata Sang Buddha dalam DN 19.17. Mungkinkah keseluruhan Sutta itu adalah perluasan dari topik itu? Bagaimanapun juga, metode pengelompokan numerik seperti ini digunakan secara luas dalam Anguttara Nikàya, dan sesungguhnya banyak bagian dalam daftar yang terdapat di sini juga muncul dalam Anguttara Nikàya.

Daftar numerik demikian, juga dibandingkan oleh beberapa penulis sejak RD dan seterusnya dengan apa yang disebut matriks (màtikà) Abhidhamma – sebagian dengan implikasi bahwa jenis penyajian seperti ini selalu menyatakan lapisan yang dianggap setelah masa Sang Buddha.

NB. Karena daftar dalam Sutta ini dan DN 34 mengandung banyak istilah-istilah teknis, kata-kata Pali juga diberikan untuk menghindari keraguan atau kebingungan.

===

(D.33.-1)Ubbhatakanavasandhagaram2. Tena kho pana samayena pāveyyakānaṃ mallānaṃ ubbhatakaṃ1 navaṃ santhāgāraṃ2 acirakāritaṃ hoti, anajjhāvutthaṃ3 samaṇena vā brāhmaṇena vā kenaci vā manussabhūtena. 1.2. Pada saat itu, sebuah aula-pertemuan baru milik para Malla dari Pàvà yang disebut Ubbhañaka,998 baru saja dibangun, dan belum dihuni oleh petapa atau Brahmana mana pun, bahkan oleh manusia mana pun juga.

===998. Yang agung.===

Assosuṃ kho pāveyyakā mallā: Mendengar bahwa Sang Bhagavà sedang berada di hutan mangga milik Cunda,bhagavā kira mallesu cārikaṃ caramāno mahatā bhikkhusaṅghena saddhiṃ pañcamattehi bhikkhusatehi pāvaṃ anuppatto pāvāyaṃ viharati cundassa kammāraputtassa ambavane'ti.

Atha kho pāveyyakā mallā yena bhagavā tenupasaṅkami su, para Malla dari Pàvà menemui Beliau,upasaṅkamitvā bhagavantaṃ abhivādetvā ekamantaṃ nisīdiṃsu. setelah memberi hormat kepada Beliau, mereka duduk di satu sisi

Page 2: [BJT Page 352] [\x 352/]  · Web viewKata kerja yang sama digunakan dalam kalimat berikutnya sehubungan dengan pelepasan keduniawian. Saya menggunakan ‘sesuka hati’ sebagai pengganti,

Ekamantaṃ nisinnā kho pāveyyakā mallā bhagavantaṃ etadavocuṃ: dan berkata:idha bhante pāveyyakānaṃ mallānaṃ ubbhatakaṃ navaṃ santhāgāraṃ acirakāritaṃ hoti anajjhāvutthaṃ samaṇena vā brāhmaṇena vā kenaci vā manussabhūtena. ‘Bhagavà, para Malla dari Pàvà baru saja mendirikan sebuah aula-pertemuan baru yang disebut Ubbhañaka, dan belum dihuni oleh petapa atau Brahmana mana pun, bahkan oleh manusia mana pun juga.[PTS Page 208] taṃ ca bhante bhagavā paṭhamaṃ paribhuñjatu. Bhagavatā paṭhamaṃ paribhuttaṃ paccā pāveyyakā mallā paribhuñjissanti tadassa pāveyyakānaṃ mallānaṃ dīgharattaṃ hitāya sukhāyā"ti. [208] Sudilah Bhagavà menjadi yang pertama menempatinya! Jika Beliau melakukan hal ini, itu adalah demi kebaikan dan kebahagiaan para Malla dari Pàvà untuk waktu yang lama.’

3. Adhivāsesi bhagavā tuṇhībhāvena. Dan Sang Bhagavà menerima dengan berdiam diri.

Atha kho pāveyyakā mallā bhagavato adivāsanaṃ viditvā, 1.3. Mengetahui persetujuan Beliau, para Malla bangkit,uṭṭhāyāsanā bhagavantaṃ abhivādetvā, memberi hormat kepada Beliau,padakkhiṇaṃ katvā yena santhāgāraṃ tenupasaṅkamiṃsu. berjalan dengan sisi kanan mereka menghadap Beliau dan pergi ke aula-pertemuan.Upasaṅkamitvā sabbasanthariṃ4 santhāgaraṃ santharitvā āsanāni paññapetvā, udakamaṇikaṃ patiṭṭhapetvā, telappadīpaṃ āropetvā, Mereka menyusun alas duduk, menempatkan kendi-kendi air dan lampu minyak,yena bhagavā tenupasaṅkamiṃsu, upasaṅkamitvā bhagavantaṃ abhivādetvā ekamantaṃ aṭṭhaṃsu. dan kemudian, kembali menghadap Sang Bhagavà, memberi hormat kepada Beliau, duduk di satu sisi - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 1. Ubbhaṭakaṃ [pts] 2. Sandhāgāraṃ (machasaṃ), saṇṭhāgāraṃ (syā, kam) 3. Anajjhāvuṭṭhaṃ (machasaṃ) 4. Sabbasanathariṃ sanathanaṃ [pts,] kam)

[BJT Page 354] Ekamantaṃ ṭhitā kho te pāveyyakā mallā bhagavantaṃ etadavocuṃ, dan melaporkan, berkata:sabbasanthariṃ santhataṃ bhante santhāgāraṃ, āsanāni paññattāni: udakamaṇiko patiṭṭhāpito, telappadīpo āropito. Yassa'dāni bhante bhagavā kālaṃ maññatī"ti. ‘Kapan saja Bhagavà siap.’

4. Atha kho bhagavā nivāsetvā pattacīvaramādāya saddhiṃ bhikkhusaṅghena yena santhāgāraṃ tenupasaṅkami. Upasaṅkamitvā pāde pakkhāletvā santhāgāraṃ pavisitvā majjhimaṃ thamhaṃ nissāya puratthābhimukho nisīdi. 1.4. Kemudian Sang Bhagavà merapikan jubah-Nya, mengambil jubah dan mangkuk, dan pergi ke aula-pertemuan bersama para bhikkhu. Di sana Beliau mencuci kaki-Nya, masuk dan duduk bersandar di pilar tengah, menghadap ke timur.Bhikkhusaṅgho'pi kho pāde pakkhāletvā santhāgāraṃ pavisitvā pacchimaṃ bhittiṃ nissāya puratthābhimukho [PTS Page 209] nisīdi bhagavantaṃ yeva purakkhatvā. Para bhikkhu, setelah mencuci kaki mereka, masuk dan duduk bersandar di dinding barat, menghadap ke timur, [209] dengan Sang Bhagavà duduk di depan mereka.Pāveyyakā'pi kho mallā pāde pakkhāletvā santhāgāraṃ pavisitvā puratthimaṃ bhittiṃ nissāya pacchimābhimukhā nisīdiṃsu bhagavantaṃ yeva purakkhatvā. Dan para Malla dari Pàvà mencuci kaki mereka, masuk dan duduk bersandar di dinding timur, menghadap ke barat dan dengan Sang Bhagavà di hadapan mereka.Atha kho bhagavā pāveyyake malle bahudevā rattiṃ dhammiyā kathāya sandassetvā samādapetvā samuttejetvā sampahaṃsetvā uyyojesi; Kemudian Sang Bhagavà berbicara dengan para Malla tentang Dhamma hingga larut malam, memberikan nasihat, menginspirasi, memicu semangat, dan menggembirakan mereka.abhikkantā kho vāseṭṭhā ratti. Yassa'dāni tumhe kālaṃ maññathā'ti. Kemudian Beliau membubarkan mereka dengan berkata: ‘Vàseññha,999 malam telah berlalu.1000 Sekarang lakukanlah apa yang kalian anggap baik.’

===999. Para Malla dari Pàvà, tentu saja, berhubungan dekat dengan yang Malla dari Kusinàrà.

1000. Bukan ‘malam yang indah’ (suatu terjemahan yang janggal oleh RD).===

'Evaṃ bhante'ti kho pāveyyakā mallā bhagavato paṭissutvā uṭṭhāyāsanā bhagavantaṃ abhivādetvā padakkhiṇaṃ katvā pakkamiṃsu.

Page 3: [BJT Page 352] [\x 352/]  · Web viewKata kerja yang sama digunakan dalam kalimat berikutnya sehubungan dengan pelepasan keduniawian. Saya menggunakan ‘sesuka hati’ sebagai pengganti,

‘Baiklah, Bhagavà,’ jawab para Malla. Dan mereka bangkit, memberi hormat, dan keluar, berjalan dengan sisi kanan mereka menghadap Sang Bhagavà.

5. Atha kho bhagavā acirapakkantesu pāveyyakesu mallesu tuṇhībhūtaṃ tuṇhībhūtaṃ bhikkhusaṅghaṃ anuviloketvā āyasmantaṃ sāriputtaṃ āmantesi, 1.5. Segera setelah para Malla pergi, Sang Bhagavà mengamati para bhikkhu yang sedang duduk diam, berkata kepada Yang Mulia Sàriputta:'vigatathinamiddho kho sāriputta bhikkhusaṅgho. ‘Para bhikkhu bebas dari kelambanan-dan-ketumpulan,1001 Sàriputta.

===1001. Ke tiga dari lima rintangan.===

Paṭibhātu taṃ sāriputta bhikkhūnaṃ dhammi kathā. Pikirkanlah suatu khotbah Dhamma untuk dibabarkan kepada mereka.Piṭṭhi me āgilāyati, tamahaṃ āyamissāmī"ti. Punggung-Ku sakit, Aku ingin meregangkannya.’'Evaṃ bhante'ti kho āyasmā sāriputto bhagavato paccassosi. ‘Baiklah, Bhagavà,’ jawab Sàriputta.

Atha kho bhagavā catugguṇaṃ saṅghāṭiṃ paññapetvā dakkiṇena passena sīhaseyyaṃ kappesi, pāde pādaṃ accādhāya sato sampajāno uṭṭhānasaññaṃ manasi karitvā. Kemudian Sang Bhagavà, setelah melipat jubah-Nya menjadi empat bagian, berbaring di sisi kanan-Nya dalam posisi singa,1002 dengan satu kaki-Nya di atas kaki lainnya dan sadar jernih, dan mengingat dalam pikiran-Nya waktu untuk bangun.

===

1002. Seperti dalam DN 16.4.40.

===

(D.33.-2)Bhinnaniganthavatthu[BJT Page 356] 6. Tena kho pana samayena nigaṇṭho nātaputto [PTS Page 210] pāvāyaṃ adhunā kālakato hoti. 1.6. Pada saat itu, Nigaõñha Nàtaputta [210] baru saja meninggal dunia di Pàvà.Tassa kālakiriyāya bhinnā nigaṇṭhā dvedhikajātā1 bhaṇḍanajātā kalahajātā vivādāpannā aññamaññaṃ mukhasattīhi vitudantā viharanti: Dan setelah kematiannya, para pengikut Nigaõñha terbagi menjadi dua kelompok, yang selalu bertengkar dan berselisih … (seperti Sutta 29, paragraf 1).' na tvaṃ imaṃ dhammavinayaṃ ājānāsi, ahaṃ imaṃ dhammaviyanaṃ ājānāmi. Kiṃ tvaṃ imaṃ dhammavinayaṃ ājānissasi? Micchāpaṭipanno tvamasi, ahamasmi sammāpaṭipanno saṃhitamme2 asaṃhitatte, pure vacanīyaṃ pacchā avaca, pacchā vacanīyaṃ pure avaca, āciṇṇante viparāvattaṃ, āropito te vādo, niggahito tvamasi, cara vādappamokkhāya, nibbeṭhehi ca sace pahosī'ti. Vadho yeva kho maññe nigaṇṭhesu nātaputtiyesu anuvattati. Ye'pi te nigaṇṭhassa nātaputtassa sāvakā gihī odātavasanā, te'pi tesu nigaṇṭhesu nātaputtiyesu nibbinnarūpā virattarūpā paṭivānarūpā yathā taṃ durakkhāte dhammavinaye duppavedite aniyyāniko anupasamasaṃvattanike asammāsambuddhappavadite bhinnathūpe appaṭisaraṇe. Kalian mungkin berpikir bahwa mereka cenderung saling membunuh satu sama lain. Bahkan para pengikut berjubah putih merasa jijik, tidak senang, dan menolak ketika mereka melihat ajaran mereka begitu keliru dinyatakan ... setelah dinyatakan oleh seorang yang tidak tercerahkan, dan sekarang dengan penyokongnya meninggal dunia, tanpa seorang yang berwenang.

7. Atha kho āyasmā sāriputto bhikkhū āmantesi: 1.7. Dan Yang Mulia Sàriputta berkata kepada para bhikkhu, merujuk pada situasi ini,nigaṇṭho āvuso nātaputto pāvāyaṃ adhunā kālakato, tassa kālakiriyāya bhinnā nigaṇṭhā dvedhikajātā bhaṇḍanajātā kalahajātā vivādāpannā aññamaññaṃ mukhasattīhi vitudantā viharanti: ' na tvaṃ imaṃ dhammavinayaṃ ājānāsi, ahaṃ imaṃ dhammaviyanaṃ ājānāmi. Kiṃ tvaṃ imaṃ dhammavinayaṃ ājānissasi? Micchāpaṭipanno tvamasi, ahamasmi sammāpaṭipanno saṃhitamme asaṃhitatte, pure vacanīyaṃ pacchā avaca, pacchā vacanīyaṃ pure avaca, āciṇṇante viparāvattaṃ, āropito te vādo, niggahito tvamasi, cara vādappamokkhāya, nibbeṭhehi ca sace pahosī'ti. Vadho yeva kho maññe nigaṇṭhesu nātaputtiyesu anuvattati. Ye'pi te nigaṇṭhassa nātaputtassa sāvakā gihī odātavasanā, te'pi tesu nigaṇṭhesu nātaputtiyesu nibbinnarūpā virattarūpā paṭivānarūpā yathā taṃ durakkhāte dhammavinaye duppavedite aniyyānike anupasamasaṃvattanike asammāsambuddhappavedite bhinnathūpe appaṭisaraṇe.

Page 4: [BJT Page 352] [\x 352/]  · Web viewKata kerja yang sama digunakan dalam kalimat berikutnya sehubungan dengan pelepasan keduniawian. Saya menggunakan ‘sesuka hati’ sebagai pengganti,

Evaṃ hetaṃ āvuso hoti durakkhāte dhammavinaye duppavedite aniyyānike anupasamasaṃvattanike asammāsambuddhappavedite. dan berkata: ‘Begitu keliru-dibabarkan, ajaran dan disiplin mereka, begitu keliru diperlihatkan, dan begitu tidak berguna dalam menenangkan nafsu, setelah dinyatakan oleh seorang yang tidak tercerahkan.[PTS Page 211] ayaṃ kho pana āvuso amhākaṃ bhagavatā dhammo svākkhāto suppavedito niyyāniko upasamasaṃvattaniko sammāsambuddhappavedito. [211] Tetapi, Teman-teman, Dhamma ini telah dibabarkan dengan sempurna oleh Sang Bhagavà, Yang Tercerahkan sempurna,Tattha sabbeheva saṅgāyitabbaṃ na vivaditabbaṃ, dan oleh karena itu, kita akan mengulanginya bersama1003 tanpa perbedaan,

===1003. Seperti yang diusulkan dalam DN 29.17.===

yathayidaṃ brahmacariyaṃ addhaniyaṃ assa ciraṭṭhitikaṃ. agar kehidupan suci ini dapat bertahan dan kokoh dalam waktu yang lama,Tadassa bahujanahitāya bahujanasukhāya lokānukampāya atthāya hitāya sukhāya devamanussānaṃ. demi kesejahteraan dan kebahagiaan banyak makhluk, demi belas kasihan kepada dunia, demi manfaat, kesejahteraan, dan kebahagiaan para dewa dan manusia.Katamocāvuso amhākaṃ bhagavatā dhammo svākkhāto suppavedito niyyāniko upasamasaṃvattaniko sammāsambuddhappavedito, tattha sabbeheva saṅgāyitabbaṃ na vivaditabbaṃ. Dan apakah Dhamma ini yang telah dibabarkan oleh Sang Bhagavà ...?’Yathayidaṃ brahmacariyaṃ addhaniyaṃ assa ciraṭṭhitikaṃ, tadassa bahujanahitāya bahujanasukhāya lokānukampāya atthāya hitāya sukhāya devamanussānaṃ.

- - - - - - - - - - - - - - - - 1. Devajjhakajātā (syā. Kam) 2. Sahitaṃ me (machasaṃ)

[BJT Page 358]

Ekakaṃ(D.33.-3)Ekakam

8. Atthi kho āvuso tena bhagavatā jānatā passatā arahatā sammāsambuddhena eko dhammo sammadakkhāto, ‘Ada satu hal yang dengan sempurna dibabarkan oleh Sang Bhagavà yang mengetahui dan melihat, Buddha yang mencapai Penerangan Sempurna.tattha sabbeheva saṅgāyitabbaṃ na vivaditabbaṃ, yathayidaṃ brahmacariyaṃ addhaniyaṃ assa ciraṭṭhitikaṃ. Maka kita akan mengulanginya bersama-sama ...Tadassa bahujanahitāya bahujanasukhāya lokānukampāya atthāya hitāya sukhāya devamanussānaṃ. demi manfaat, kesejahteraan, dan kebahagiaan para dewa dan manusia.’

Katamo eko dhammo? 1.8. ‘Apakah satu hal ini?1004 (eko dhammo).’

===

1004. Atau sebenarnya, seperti kelompok-kelompok berikutnya ‘kelompok satu hal’.

===

Sabbe sattā āhāraṭṭhitikā, ‘Semua makhluk terpelihara oleh makanan (1) (àhàraññhitikà).’

sabbe sattā saṅkhāraṭṭhitikā. ‘Semua makhluk terpelihara oleh kondisi-kondisi (2) (sankhàraññhitikà).1005’ [212]

===1005. Kelompok ‘satu hal’ yang ke dua tidak ditemukan dalam keseluruhan naskah, atau dalam kalimat yang sama dalam AN, mungkin karena kesalahpahaman atas ‘satu hal’.

===Ayaṃ kho āvuso tena bhagavatā jānatā passatā arahatā sammāsambuddhena eko dhammo sammadakkhāto. Tattha sabbeheva saṅgāyitabbaṃ na vivaditabbaṃ, [PTS Page 212] yathayidaṃ

Page 5: [BJT Page 352] [\x 352/]  · Web viewKata kerja yang sama digunakan dalam kalimat berikutnya sehubungan dengan pelepasan keduniawian. Saya menggunakan ‘sesuka hati’ sebagai pengganti,

brahmacariyaṃ addhaniyaṃ. Assa ciraṭṭhitikaṃ, tadassa bahujanahitāya bahujanasukhāya lokānukampāya atthāya hitāya sukhāya devamanussānaṃ.

Dukaṃ(D.33.-4)Dukam

9. Atthi kho āvuso tena bhagavatā jānatā passatā arahatā sammāsambuddhena dve dhammā sammadakkhātā. ‘Ada [kelompok] dua hal yang dengan sempurna dibabarkan 1.9. oleh Sang Bhagavà ....Tattha sabbeheva saṅgāyitabbaṃ na vivaditabbaṃ, yathayidaṃ brahmacariyaṃ addhaniyaṃ assa ciraṭṭhitikaṃ. Tadassa bahujanahitāya bahujanasukhāya lokānukampāya atthāya hitāya sukhāya devamanussānaṃ.

Katame dve?Apakah itu?’

Nāmañca rūpañca‘Batin dan jasmani ((1) nàma¤ ca råpa¤ ca).’

Avijjā ca bhavataṇhā ca‘Kebodohan dan keinginan akan penjelmaan ((2) avijjà ca bhavataõhà ca).’

Bhavadiṭṭhi ca vibhavadiṭṭhi ca‘Kepercayaan akan keberadaan yang [terus berlanjut] dan (3) kepercayaan akan ke-tiada-an (bhava-diññhi ca vibhava-diññhi ca).’

Ahirikañca anottappañca‘Tidak adanya rasa malu dan rasa takut ((4) ahirika¤ ca anottappa¤ ca).’

Hiri ca ottappañca‘Rasa malu dan rasa takut ((5) hiri ca ottappa¤ ca).’

Dovacassatā ca pāpamittatā ca, ‘Kekasaran dan persahabatan dengan kejahatan ((6) devocassatà ca pàyàõamittatà ca).’

Sovacassatā ca kalyāṇamittatā ca‘Kelembutan dan persahabatan dengan kebaikan (7) (sovacassatà ca kalyàõamittatà ca).’

Āpattikusalatā ca āpattivuṭṭhānakusalatā ca‘Keterampilan dalam [mengetahui] pelanggaran-(8) pelanggaran dan [prosedur untuk] memperbaikinya (àpatti-kusalatà ca àpatti-vuññhàna-kusalatà ca).’

[BJT Page 360] Samāpattikusalatā ca samāpattivuṭṭhānakusalatā ca‘Keterampilan dalam masuk dan keluar dari [jhàna] (9) (samàpatti-kusalatà ca samàpatti-vuññhàna-kusalatà ca).1006’

===

1006. Hubungan di sini dengan (8) sepertinya hanyalah permainan kata: àpatti ‘pelanggaran’, dan samàpatti ‘pencapaian’. Meskipun berbeda dalam makna, kedua kata ini memiliki akar kata yang sama.

===

Dhātukusalatā ca manasikārakusalatā ca‘Keterampilan dalam [mengetahui] [delapan belas] unsur-(10) unsur1007 dan dalam memerhatikannya (dhàtu-kusalatà ca manasikàra-kusalatà-ca).’

===

1007. Ini adalah enam indria (pikiran sebagai yang ke enam), objek-objeknya dan kesadaran masing-masing, yaitu, ‘mata, objek penglihatan, kesadaran-mata’, seperti dalam MN 115. Baca BDic pada bagian Dhàtu.

===

Āyatanakusalatā ca paṭiccasamuppādakusalatā ca‘Keterampilan dalam [mengetahui] [dua belas] bidang-(11) indria (àyatana-k.) dan sebab akibat yang bergantungan.’

Ṭhānakusalatā ca aṭṭhānakusalatā ca‘Keterampilan dalam [mengetahui] apa yang merupakan (12) penyebab dan apa yang bukan (thàna-k. Ca aññhàna-k.).’

[PTS Page 213] Ajjavañca lajjavañca[213] ‘Kejujuran dan kerendahan hati ((13) ajjava¤ ca lajjava¤ ca).1008’

Page 6: [BJT Page 352] [\x 352/]  · Web viewKata kerja yang sama digunakan dalam kalimat berikutnya sehubungan dengan pelepasan keduniawian. Saya menggunakan ‘sesuka hati’ sebagai pengganti,

===

1008. Perhatikan lagi, suatu permainan kata: cara mengingat yang sangat berguna.

===

Khantī ca soraccañca‘Kesabaran dan kelembutan ((14) khanti ca soracca¤ ca).’

Sākhalyañca paṭisanthāro ca‘Kelembutan dalam berbicara dan kesopanan ((15) sàkhalya¤ ca pañisanthàro ca).’

Avihiṃsā ca soceyyañca‘Tidak-mencelakai dan kemurnian ((16) avihiÿsa ca soceyya¤ ca).1009’

===

1009. ‘Kemurnian cinta kasih bersaudara’ adalah kesimpulan lemah atas DA.

===

Muṭṭhasaccañca asampajaññañca‘Tidak adanya Perhatian(17) 1010 dan kesadaran jernih (muññha-sacca¤ ca asampaja¤¤a¤ ca).’

===

1010. ‘Kelengahan’ oleh RD sepertinya cukup untuk ini, tetapi ‘menginginkan kecerdasan’ adalah keliru untuk asampaja¤¤a, yang gagal dalam memenuhi keselarasan dengan DN 22.4.

===

Sati ca sampajaññañca‘Perhatian dan kesadaran jernih ((18) sati ca sampaja¤¤a¤ ca).’

Indriyesu guttadvāratā ca bhojane amattaññutā ca‘Tidak menjaga pintu-pintu indria dan tidak terkendali (19) dalam hal makan (indriyesu aguttadvàratà ca bhojane amatta¤¤utà ca).’

Indriyesu guttadvāratā ca bhojane mattaññutā ca‘Menjaga pintu-pintu indria dan terkendali dalam hal (20) makan (... guttadvàratà ... mata¤¤utà).’

Paṭisaṅkhānabalañca1 bhāvanābalañca‘Kekuatan refleksi(21) 1011 dan pengembangan batin (pañi-sankhàna-bala¤ ca bhàvanà-bala¤ ca).’

===

1011. Bala: ‘kekuatan’ digunakan di sini dalam pengertian yang tidak biasa.

===

Satibalañca samādhibalañca‘Kekuatan perhatian dan konsentrasi ((22) sati-bala¤ ca samàdhi-bala¤ ca).’

Samatho ca vipassanāca‘Ketenangan dan pandangan terang ((23) samatho ca vipassanà ca).1012’

===

1012. Ini adalah dua bentuk dasar yang menjadi sumber bagi meditasi Buddhis.

===

Samathanimittañca paggahanimittañca‘Gambaran ketenangan dan menangkap gambaran (24) (samatha-nimitta¤ ca paggaha-nimitta¤ ca).’

Paggāho ca avikkhepo ca‘Daya-upaya dan ketidak-kacauan ((25) paggaho ca avikheppo ca).’

Sīlavipatti ca diṭṭhivipatti ca‘Pencapaian moralitas dan pandangan [benar] ((26) sãla-sampadà ca diññhi-sampadà ca).’

Sīlasampadā ca diṭṭhisampadā ca[214] ‘Kegagalan dalam moralitas dan pandangan [benar] (27) (sãla-vipatti ca diññhi-vipatti ca).’

[PTS Page 214] sīlavisuddhi ca diṭṭhivisuddhi ca‘Kemurnian moralitas dan pandangan ((28) sãla-visuddhi ca diññhi-visuddhi ca).’

Diṭṭhivisuddhi kho pana yathā diṭṭhissa ca padhānaṃ ‘Kemurnian pandangan dan usaha untuk mencapainya (29) (diññhi-visuddhi kho pana yathà diññhissa ca padhànaÿ).’

saṃvego ca saṃvejanīyesu ṭhānesu saṃviggassa ca yoniso padhānaṃ‘Tergerak oleh desakan segera(30) 1013 oleh apa yang seharusnya menggerakkan seseorang dan usaha sistematis dari seorang yang tergerak demikian (saÿvego ca saÿvejaniyesu ñhànesu saÿviggassa ca yoniso padhànaÿ).’

===

Page 7: [BJT Page 352] [\x 352/]  · Web viewKata kerja yang sama digunakan dalam kalimat berikutnya sehubungan dengan pelepasan keduniawian. Saya menggunakan ‘sesuka hati’ sebagai pengganti,

1013. Terjemahan ¥àõamoli atas kata yang sulit ini.

===

Asantuṭṭhitā ca kusalesu dhammesu appaṭivānitā ca padhānasmiṃ‘Tidak merasa puas terhadap perbuatan-perbuatan (31) bermanfaat dan tidak surut dalam berusaha (asantutthità ca kusalesu dhammesu appañivànità ca padhànasmiÿ).’

Vijjā ca vimutti ca‘Pengetahuan dan kebebasan ((32) vijjà ca vimutti ca).’Khaye ñāṇaṃ anuppāde ñāṇaṃ‘Pengetahuan hancurnya [kekotoran-kekotoran] dan (33) ketidak-munculan[nya] kembali (khaye ¤àõaÿ anuppàde ¤àõaÿ).’

- - - - - - - - - - - - - - 1. Paṭisandhāna balaṃca (syā)

[BJT Page 362] Ime kho āvuso tena bhagavatā jānatā passatā arahatā sammāsambuddhena dve dhammā sammadakkhātā. ‘Ini adalah [kelompok] dua hal yang dengan sempurna dibabarkan oleh Sang Bhagavà ...Tattha sabbeheva saṅgāyitabbaṃ na vivaditabbaṃ yathayidaṃ brahmacariyaṃ addhaniyaṃ assa ciraṭṭhitikaṃ. Tadassa bahujanahitāya bahujanasukhāya lokānukampāya atthāya hitāya sukhāya devamanussānaṃ. maka kita semua harus mengulanginya bersama-sama ....’

Tikaṃ(D.33.-5)Tikam

10. Atthi kho āvuso tena bhagavatā jānatā passatā arahatā sammāsambuddhena tayo dhammā sammadakkhātā. ‘Ada [kelompok] tiga hal ....Tattha sabbeheva saṅgāyitabbaṃ na vivaditabbaṃ, yathayidaṃ brahmacariyaṃ addhaniyaṃ assa ciraṭṭhitikaṃ. Tadassa bahujanahitāya bahujanasukhāya lokānukampāya atthāya hitāya sukhāya devamanussānaṃ.

Katame tayo?Apakah itu?’1.10.

Tīni akusalamūlāni: lobho akusalamūlaṃ, doso akusalamūlaṃ, moho akusalamūlaṃ. ‘Tiga akar kejahatan: keserakahan, kebencian, kebodohan (1) (lobho akusala-målaÿ, doso-akusala-målaÿ, moho-akusala-målaÿ).’

Tīṇi kusalamūlāni: alobho kusalamūlaṃ, adoso kusalamūlaṃ, amoho kusalamūlaṃ. ‘Tiga akar kebaikan: ketidak-serakahan, ketidak-bencian, (2) ketidak-bodohan (alobho .... ).’

Taṇi duccaritāni: kāyaduccaritaṃ, vacīduccaritaṃ, manoduccaritaṃ. ‘Tiga jenis perbuatan salah: melalui jasmani, ucapan, (3) dan pikiran (kàya-duccaritaÿ, vacã-duccaritaÿ, mano-duccaritaÿ).’

[PTS Page 215] tīṇi sucaritāni: kāyasucaritaṃ, vacīsucaritaṃ , manosucaritaṃ. ‘Tiga jenis perbuatan benar: melalui jasmani, ucapan, dan (4) pikiran (kàya-succaritaÿ .... ).’

Tayo akusalavitakkā: kāmavitakko, byāpādavitakko, vihiṃsāvitakko. ‘Tiga jenis pikiran jahat ((5) akusala-vitakkà): indriawi, permusuhan, kekejaman (kàma-vitakko, vyàpàda-vitakko, vihiÿsa-vitakko).’

Tayo kusalavitakkā:nekkhammavitakko, abyāpādavitakko, avihiṃsāvitakko. ‘Tiga jenis pikiran baik: pelepasan ((6) nekkhamma-vitakko), ketidak-bencian, ketidak-kejaman.’

Tayo akusalasaṃkappā: kāmasaṃkappo, byāpādasaṃkappo, vihiṃsāsaṃkappo. ‘Tiga jenis motivasi ((7) sankappa)1014 jahat: melalui indriawi, permusuhan, kekejaman.’

===

1014. Atau ‘pikiran’, seperti faktor ke dua dari Jalan Mulia berfaktor Delapan.

===

Tayo kusalasaṃkappā: nekkhammasaṃkappo, abyāpādasaṃkappo, avihiṃsāsaṃkapo. ‘Tiga jenis motivasi baik: melalui pelepasan ((8) nekkhamma), ketidak-bencian, ketidak-kejaman.’

Page 8: [BJT Page 352] [\x 352/]  · Web viewKata kerja yang sama digunakan dalam kalimat berikutnya sehubungan dengan pelepasan keduniawian. Saya menggunakan ‘sesuka hati’ sebagai pengganti,

Tisso akusalasaññā: kāmasaññā, byāpādasaññā, vihiṃsāsaññā. ‘Tiga jenis persepsi ((9) sa¤¤a) jahat: indriawi, permusuhan, kekejaman.’

Tisso kusalasaññā: nekkhammasaññā, abyāpādasaññā, avihiṃsāsaññā. ‘Tiga jenis persepsi baik: pelepasan, ketidak-bencian, (10) ketidak-kejaman.’

Tisso akusaladhātuyo: kāmadhātu, byāpādadhātu, vihiṃsādhātu, ‘Tiga jenis unsur ((11) dhàtuyo) jahat: indriawi, permusuhan, kekejaman.’

Tisso kusaladhātuyo:nekkhammadhātu, abyāpādadhātu, avihiṃsādhātu‘Tiga jenis unsur baik: pelepasan, ketidak-bencian, ketidak-(12) kejaman.’

Aparā'pi tisso dhātuyo: kāmadhātu, rūpadhātu, arūpadhātu. ‘Tiga unsur lainnya: unsur keinginan-indria,(13) 1015 unsur berbentuk, unsur tanpa-bentuk (kàma-dhàtu, råpa-dhatu, aråpa-dhatu).’

===

1015. Di sini, alam keinginan-indria (kàma-loka).

===

Aparā'pi tisso dhātuyo: rūpadhātu, arūpadhātu, nirodhadhātu. ‘Tiga unsur lainnya: unsur berbentuk, unsur tanpa-bentuk, (14) unsur pelenyapan1016 (råpa-dhatu, aråpa-dhatu, nirodha-dhàtu).’

===

1016. Perhatikan tumpang tindih dengan tiga sebelumnya, yang mewakili ‘Tiga Alam’. Di sini kita memiliki dua, ‘alam yang lebih tinggi’ dan adiduniawi (lokuttara), dirujuk di sini sebagai ‘lenyapnya’ (seperti yang ke tiga dalam Empat Kebenaran Mulia).

===

Aparā'pi tisso dhātuyo: hīnadhātu, majjhimadhātu, paṇītadhātu. ‘Tiga unsur lainnya: unsur rendah, unsur menengah, unsur (15) tinggi (hīnā dhàtu, majjhimà dhàtu, paõãtà dhàtu).’[PTS Page 216] tisso taṇhā: kāmataṇhā, bhavataṇhā, vibhavataṇhā. [216] ‘Tiga jenis keinginan: keinginan indria, keinginan akan (16) penjelmaan,1017 keinginan akan pemusnahan1018 (kàma-taõhà, bhava-taõhà, vibhava-taõhà).’

===

1017. Keinginan akan kehidupan yang terus berlanjut.

1018. Keinginan, bukan terhadap ‘pelenyapan’ tetapi terhadap pemadaman (jasmani). Hanya mereka yang memiliki Mata-Dhamma yang dapat dengan jelas membedakan hal ini. Walaupun secara samar-samar dapat juga dipahami melalui logika dan/atau keyakinan.

===

[BJT Page 364] Aparā'pi tisso taṇhā: kāmataṇhā, rūpataṇhā, arūpataṇhā. ‘Tiga jenis keinginan lainnya: keinginan akan [alam] (17) kenikmatan-indria, [alam] berbentuk, [alam] tanpa bentuk (kàma-taõhà, råpa-taõhà, aråpa-taõhà).’

Aparā'pi tisso taṇhā: rūpataṇhā, arūpataṇhā, nirodhataṇhā. ‘Tiga jenis keinginan lainnya: keinginan akan [alam] (18) berbentuk, [alam] tanpa bentuk, pelenyapan (seperti (14)).’

Tīṇi saṃyojanāni: sakkāyadiṭṭhi, vicikicchā, sīlabbataparāmāso. ‘Tiga belenggu ((19) saÿyojanàni): kepercayaan akan diri, keragu-raguan, dan keterikatan akan upacara dan ritual (sakkàya-diññhi, vicikicchà, sãlabbata-paràmàso).’

Tayo āsavā: kāmāsavo, bhavāsavo, avijjāsavo. ‘Tiga kekotoran ((20) àsavà): keinginan-indria, penjelmaan, kebodohan (kàmàsavo, bhavàsavo, avijjàsavo).’

Tayo bhavā: kāmabhavo, rūpabhavo, arūpabhavo. ‘Tiga jenis penjelmaan: [di alam] keinginan-indria, (21) berbentuk, tanpa bentuk (kàma-bhavo, råpa-bhavo, aråpa-bhavo).’

Tisso esanā: kāmesanā, bhavesanā, brahmacariyesanā. ‘Tiga pencarian: keinginan-indria, penjelmaan, kehidupan (22) suci (kàmesanà, bhavesanà, brahmacariyesanà).’

Tisso vidhā: seyyo'hamasmī'ti vidhā. Sadiso'hamasmī'ti vidhā, hīno'hamasmī'ti vīdhā. ‘Tiga bentuk keangkuhan: “Aku lebih baik daripada ....”, (23) “Aku sama dengan ....”, “Aku lebih buruk daripada ....” (“seyyo ‘ham asmãti” vidhà, “sadiso ‘ham asmãti” vidhà, “hãno ‘ham asmãti” vidhà).’

Tayo addhā: atīto addhā, anāgato addhā, paccuppanno addhā. ‘Tiga waktu: masa lampau, masa depan, masa sekarang (24) (atãto addhà, anàgato addhà, paccupanno addhà).’

Tayo antā: sakkāyo anto, sakkāyasamudayo anto, sakkāyanirodho anto. ‘Tiga “ujung” ((25) antà):1019 pribadi, munculnya, lenyapnya (sakkàya anto, sakkàya-samudayo anto, sakkàya-nirodho anto).’

===

Page 9: [BJT Page 352] [\x 352/]  · Web viewKata kerja yang sama digunakan dalam kalimat berikutnya sehubungan dengan pelepasan keduniawian. Saya menggunakan ‘sesuka hati’ sebagai pengganti,

1019. Secara harfiah, ‘jasmani sendiri’, ini adalah kekeliruan dalam gagasan-diri. Kehancuran belenggu ini (bersama dua lainnya) berarti terbukanya Mata-Dhamma atau ‘Memasuki-Arus’.

===

Tisso vedanā: sukhā vedanā, dukkhā vedanā, adukkhamasukhā vedanā. ‘Tiga perasaan: menyenangkan, menyakitkan, bukan (26) keduanya (sukhà vedanà, dukkhà vedanà, adukkham-asukhà vedanà).’

Tisso dukkhatā: dukkhadukkhatā, saṅkhāradukkhatā, vipariṇāmadukkhātā. ‘Tiga jenis penderitaan: sebagai kesakitan, sebagai yang (27) melekat pada bentukan-bentukan, sebagai disebabkan oleh perubahan (dukkha-dukkhatà, sankhàra-dukkhatà, vipariõàma-dukkhatà).’[PTS Page 217] tayo rāsī: micchattaniyato rāsi, sammattaniyato rāsi, aniyato rāsi. [217] ‘Tiga akumulasi: kejahatan dengan akibat pasti,(28) 1020 kebaikan dengan akibat pasti,1021 tidak dapat ditentukan (micchatta-niyato ràsi, sammatta-niyato ràsi, aniyato-ràsi).’

===

1020. Kejahatan tertentu (seperti membunuh ayah, cf. DN 2.100) memiliki akibat pasti yang tidak dapat dihindari.

1021. Pada saat momen-jalan pertama (atau Memasuki-Arus) telah tercapai, kemajuan tidak dapat dihindari, dan kemunduran ke ‘alam sengsara’ adalah tidak mungkin.

===

Tisso kaṅkhā:1 atītaṃ vā addhānaṃ ārabbha kaṅkhati vicikicchati nādhimuccati na sampasīdati, ‘Tiga yang tidak jelas ((29) tamà):1022 bimbang (kankhati), ragu (vicikicchati), tidak terputuskan (nàdhimuccati), tidak pasti (na sampasãdati) akan masa lampau,

===1022. RD menuliskan kankhà ‘keraguan’.===

anāgataṃ vā addhānaṃ ārabbha kaṅkhati vicikicchati nādhimuccati na sampasīdati, masa depan,etarahi vā paccuppannaṃ addhānaṃ ārabbha kaṅkhati vicikicchati nādhimuccati na sampasīdati. masa sekarang.’

Tīni tathāgatassa arakkheyyāni: ‘Tiga hal yang seorang Tathàgata tidak perlu menjaganya: (30)parisuddhakāyasamācāro āvuso tathāgato, natthi tathāgatassa kāyaduccaritaṃ yaṃ tathāgato rakkheyya mā me idaṃ paro aññāsī'ti; parisuddhavacīsamācāro āvuso tathāgato, natthi tathāgatassa vacīduccaritaṃ yaṃ tathāgato rakkheyya 'mā me idaṃ paro aññāsī'ti; parisuddhamanosamācāro āvuso, tathāgato, natthi tathāgatassa manoduccaritaṃ yaṃ tathāgato rakkheyya 'mā me idaṃ paro aññāsī'ti. seorang Tathàgata murni sempurna dalam perilaku jasmani, ucapan, dan pikiran (parisuddha-kàya-, -vacã-, -mano-samàcàro). Tidak ada perbuatan salah dari jasmani, ucapan, atau pikiran, yang harus Beliau sembunyikan agar tidak ada orang yang mendengarnya.’

- - - - - - - - - - - - - - - 1. Tayo tamā (machasaṃ) [BJT Page 366] Tayo kiñcanā: rāgo kiñcanaṃ, doso kiñcanaṃ, moho kiñcanaṃ. ‘Tiga rintangan:(31) 1023 nafsu, kebencian, kebodohan (ràgo ki¤canaÿ, dosa ki¤canaÿ, moho ki¤canaÿ).’

===

1023. Secara harfiah, ‘sesuatu’, diartikan oleh DA sebagai ‘rintangan’.

===

Tayo aggī: rāgaggī, dosaggi, mohaggi. ‘Tiga api: nafsu, kebencian, kebodohan ((32) ràgaggi, dosaggi, mohaggi).’

Apare'pi tayo aggī: āhuneyyaggi, gahapataggi, dakkiṇeyyaggi. ‘Tiga api lainnya: api dari mereka yang harus dihormati, (33) dari perumah tangga, dari mereka yang layak menerima persembahan1024 (àhuneyyaggi, gahapataggi, dakkhineyyaggi).’

===

1024. Yaitu, guru-guru spiritual (cf. DN 31.29).

===

Tividhena rūpasaṅgaho: sanidassanasappaṭighaṃ rūpaṃ, anidassanasappaṭighaṃ rūpaṃ1, anidassanaappaṭighaṃ rūpaṃ.

Page 10: [BJT Page 352] [\x 352/]  · Web viewKata kerja yang sama digunakan dalam kalimat berikutnya sehubungan dengan pelepasan keduniawian. Saya menggunakan ‘sesuka hati’ sebagai pengganti,

‘Tiga pengelompokan materi: terlihat dan menolak, tidak (34) terlihat dan menolak, tidak terlihat dan tidak menolak1025 (sanidassana-sappañighaÿ råpaÿ, asanidassana-sappañighaÿ råpaÿ, asanidassana-asappañighaÿ råpaÿ).’

===

1025. Ini merujuk pada ‘hal-hal yang sangat halus’.

===

Tayo saṅkhārā: puññābhisaṅkhāro, apuññābhisaṅkhāro, āneñjābhisaṅkhāro. ‘Tiga jenis bentukan kamma:(35) 1026 baik, tidak baik, tidak terganggu1027 (pu¤¤àbhisankhàro, apu¤¤àbhisankhàro, àne¤jàbhisankhàro).’

===1026. ‘Membentuk kondisi yang muncul berdampingan dan kondisi buah di masa depan’ (DA).

1027. Ini merujuk pada kelahiran kembali di alam tanpa bentuk.===

[PTS Page 218] tayo puggalā: sekkho puggalo, asekkho puggalo nevasekkho nāsekkho puggalo. [218] ‘Tiga individu: pelajar, bukan-pelajar, bukan keduanya(36) 1028 (sekho puggalo, asekho puggalo, n’evo sekho nàsekho puggalo).’

===

1028. Cf. n.542.

===

Tayo therā: jātithero, dhammathero, sammatithero.2‘Tiga senior: senior karena kelahiran, dalam Dhamma, (37) karena konvensi1029 (jàti-thero, dhamma-thero, sammuti-thero).’

===

1029. Yang terakhir menerima gelar ‘senior’ oleh para junior tanpa benar-benar berhak untuk itu.

===

Tīṇi puññakiriyavatthūni: dānamayaṃ puññakiriyavatthu, sīlamayaṃ puññakiriyavatthu, bhāvanāmayaṃ puññakiriyavatthu. ‘Tiga landasan kebajikan: memberi, moralitas, meditasi (38) (dànamayaÿ pu¤¤a-kiriya-vatthu, sãlamayaÿ-pu¤¤a-kiriya-vatthu, bhàvanàmaya pu¤¤à-kiriya-vatthu).’

Tīṇi codanāvatthūni: diṭṭhena, sutena, parisaṃkāya. ‘Tiga landasan celaan: berdasarkan apa yang dilihat, (39) didengar, dicurigai (diññhena, sutena, parisankàya).’

Tisso kāmūpapattiyo3: ‘Tiga jenis kelahiran kembali di alam keinginan-(40) indria (kàÿupapattiyo):1030

===1030. Semua ini adalah alam-alam dari neraka hingga alam surga Paranimmita-vasavatti. (baca pendahuluan.)===

santāvuso sattā paccupaṭṭhitakāmā. Te paccupaṭṭhitesu kāmesu vasaṃ vattenti seyyathāpi manussā ekacco ca devā ekacce ca vinipātikā. Ada makhluk-makhluk yang menginginkan apa yang muncul dengan sendirinya untuk mereka (paccuppaññhita-kàmà), dan menggenggam keinginan itu, seperti manusia, beberapa dewa dan beberapa makhluk di alam sengsara.Ayaṃ paṭhamā kāmūpapatti.

Santāvuso sattā nimmitakāmā. Te nimminitvā nimminitvā kāmesu vasaṃ vattenti seyyathāpi devā nimmāṇaratī. Ada makhluk-makhluk yang menginginkan apa yang telah mereka ciptakan (nimmita-kàmà), ... seperti para Dewa yang Bergembira dalam Ciptaan Mereka sendiri (Nimmànarati).Ayaṃ dutiyā kāmūpapatti.

Santāvuso sattā paranimmitakāmā. Te paranimmitesu kāmesu vasaṃ vattenti, seyyathāpi devā paranimmitavasavattī. Ada makhluk-makhluk yang bergembira dalam ciptaan makhluk lain, ... seperti para dewa yang memiliki kekuasaan atas Ciptaan Makhluk lain (Parinimmita-vasavatti).’

Ayaṃ tatiyā kāmūpapatti.

- - - - - - - - - - - - - - - - 1. Anidassanasappaṭigharūpaṃ (syā, kam) 2. Sammutithero (machasaṃ) 3. Kāmuppattiyo [pts,] syā, kam)

[BJT Page 368]

Page 11: [BJT Page 352] [\x 352/]  · Web viewKata kerja yang sama digunakan dalam kalimat berikutnya sehubungan dengan pelepasan keduniawian. Saya menggunakan ‘sesuka hati’ sebagai pengganti,

Tisso sukhūpapattiyo1 ‘Tiga kelahiran kembali di alam bahagia ((41) sukhupapattiyo):1031

===1031. Semua ini adalah di alam berbentuk.===

santāvuso sattā uppādetvā uppādetvā sukhaṃ viharanti, seyyathāpi devā brahmakāyikā. Ada makhluk-makhluk yang, setelah terus-menerus menghasilkan kebahagiaan saat ini, berdiam dalam kebahagiaan, seperti kelompok para dewa di alam Brahmà.Ayaṃ paṭhamā sukhūpapatti. Santāvuso sattā sukhena abhissannā parissannā paripūrā paripphuṭā. Te kadāci karahaci udānaṃ udānenti aho sukhaṃ aho sukhanti, seyyathāpi devā ābhassarā. Ada makhluk-makhluk yang dibanjiri oleh kebahagiaan, dibasahi, dipenuhi, tenggelam dalamnya, sehingga mereka sering berseru: “Oh, betapa bahagianya!” seperti para dewa dengan cahaya gemilang (âbhassarà).Ayaṃ dutiyā sukhūpapatti. Santāvuso sattā sukhena abhissannā parissannā paripūrā paripphuṭā, te santaṃ yeva kusitā [PTS Page 219] sukhaṃ paṭisaṃvedenti. Seyyathāpi devā subhakiṇhā. Ada makhluk-makhluk ... tenggelam dalam kebahagiaan, yang, bahagia luar biasa, [219] hanya mengalami kebahagiaan sempurna, seperti para dewa dengan cahaya gilang-gemilang (subhakiõõà).’

Ayaṃ tatiyā sukhūpapatti.

Tisso paññā: sekkhā paññā, asekkhā paññā, nevasekkhā nāsekkhā paññā. ‘Tiga jenis kebijaksanaan: pelajar, bukan-pelajar, bukan (42) keduanya (seperti (36)).’

Aparā'pi tisso paññā: cintāmayā paññā, sutamayā paññā bhāvanāmayā paññā. ‘Tiga jenis kebijaksanaan lainnya: berdasarkan pada (43) pemikiran, pada pembelajaran, pada pengembangan batin [meditasi] (cintàmaya pa¤¤à, sutamayà pa¤¤à, bhàvànàmaya pa¤¤à).’

Tīṇāvudhāni: sutāvudhaṃ, pavivekāvudhaṃ, paññāvudhaṃ. ‘Tiga senjata ((44) àvudhàni):1032 apa yang didengar seseorang, ketidakterikatan, kebijaksanaan (sutàvudhaÿ, pavivekàvudhaÿ, pa¤¤àvuddhaÿ).’

===

1032. Cara-cara di mana seseorang ‘dijaga’.

===

Tīṇindriyāni: anaññātaññassāmītindriyaṃ, aññindriyaṃ, aññātāvindriyaṃ. ‘Tiga indria:(45) 1033 mengetahui bahwa seseorang akan mengetahui apa yang tidak diketahui, pengetahuan tertinggi, seseorang yang mengetahui (ana¤¤àtaÿ-¤àssàmãtindriyaÿ, a¤¤indriyaÿ, a¤¤àtà-v-indriyaÿ).’

===

1033. Indria-indria lebih tinggi dari Pemenang-Arus, dan seterusnya.

===

Tīṇi cakkhuni: maṃsacakkhu, dibbacakkhu, paññācakkhu. ‘Tiga mata: mata fisik, mata-dewa,(46) 1034 mata kebijaksanaan1035 (maÿsa-cakkhu, dibba-cakkhu, pa¤¤à-cakkhu).’

===

1034. Cf. n.140.

1035. Dari Pemenang-Arus.

===

Tisso sikkhā: adhisīlasikkhā, adhicittasikkhā, adhipaññāsikkhā. ‘Tiga jenis latihan: moralitas yang lebih tinggi, pikiran (47) yang lebih tinggi, kebijaksanaan yang lebih tinggi (adhisãla-sikkhà, adhicitta-sikkhà, adhipa¤¤à-sikkha).’

Tisso bhāvanā: kāyabhāvanā, cittabhāvanā, paññābhāvanā. ‘Tiga jenis pengembangan: emosi,(48) 1036 pikiran, kebijaksanaan (kàya-bhàvanà, citta-bhàvanà, pa¤¤à-bhàvanà).’

===

1036. Kàya di sini berarti bukan (seperti RD) ‘mekanisme batin-jasmani’, tetapi ‘tubuh jasmani’ (yaitu, ‘emosi’ secara luas).

===

Tīṇi anuttariyāni: dassanānuttariyaṃ, paṭipadānuttariyaṃ, vimuttānuttariyaṃ. ‘Tiga “tidak terlampaui”: penglihatan, praktik, (49) kebebasan (dassanànuttariyaÿ, pañipadànuttariyaÿ, vimuttànuttariyaÿ).’

Tayo samādhi: savitakkasavicāro samādhi, avitakkavicāramatto samādhi, avitakkaavicāro sāmādhi.

Page 12: [BJT Page 352] [\x 352/]  · Web viewKata kerja yang sama digunakan dalam kalimat berikutnya sehubungan dengan pelepasan keduniawian. Saya menggunakan ‘sesuka hati’ sebagai pengganti,

‘Tiga jenis meditasi: dengan awal-pikiran dan (50) kelangsungan-pikiran,1037 dengan kelangsungan-pikiran tanpa awal-pikiran, bukan keduanya (savitakko savicàro samàdhi, avitakko vicàra-matto samàdhi, avitakko avicàro samàdhi).’

===

1037. Perbedaan tingkatan jhàna. Perbedaan antara dua yang pertama sepertinya berperan dalam pembagian Abhidhamma dari jhàna pertama menjadi dua.

===

Apare'pi tayo samādhi: suññato samādhi, animitto samādhi, appaṇihito samādhi. ‘Tiga jenis meditasi lainnya: kekosongan, “tanpa (51) gambaran”, tanpa keinginan (su¤¤ato samàdhi, animitto samàdhi, apaõihito samàdhi).’

- - - - - - - - - - - - - - 1. Sukhupapattiyo [pts,] syā, kam)

[BJT Page 370] Tīṇi soceyyāni: kāyasoceyyaṃ vacīsoceyyaṃ manosoceyyaṃ. ‘Tiga kemurnian: jasmani, ucapan, pikiran ((52) kàya-socceyyaÿ, vacã socceyyaÿ, mano-socceyyaÿ).’[PTS Page 220] tīṇi moneyyāni: kāyamoneyyaṃ, vacīmoneyyaṃ, manomoneyyaṃ. [220] ‘Tiga kualitas sang bijaksana:(53) 1038 sehubungan dengan jasmani, ucapan, pikiran (kàya-moneyyaÿ, vacã-moneyyaÿ, mano-moneyyaÿ).’

===

1038. Moneyya diturunkan dari muni ‘yang bijaksana’ (atau ‘petapa’, RD).

===

Tīṇi kosallāni: āyakosallaṃ apāyakosallaṃ upāyakosallaṃ. ‘Tiga keterampilan: dalam kemajuan,(54) 1039 dalam kemunduran, dalam alat untuk mendapatkan kemajuan (àya-kosalaÿ, apàya-kosalaÿ, upàya-kosalaÿ).’

===

1039. Perhatikan permainan kata-kata di sini: tiga turunan dari akar i ‘pergi’. âya juga dapat, dalam konteks duniawi, berarti ‘mencari uang’ (seperti yang dengan lucu diusulkan untuk kalimat ini dalam PED!). Apàya biasanya merujuk pada ‘kondisi sengsara’ (kelahiran kembali yang menderita), sedangkan upàya berarti ‘alat yang terampil’, dan demikianlah yang sering digunakan oleh Bodhisatva dalam tradisi Mahàyàna.

===

Tayo madā: ārogyamado yebbanamado jīvitamado. ‘Tiga memabukkan: dengan kesehatan, dengan kemudaan, (55) dengan kehidupan (àrogya-mado, yobbana-mado, jãvita-mado).’

Tīṇi ādhipateyyāni: attādhipateyyaṃ, lokādhipateyyaṃ, dhammādhipateyyaṃ. ‘Tiga pengaruh utama: diri sendiri, dunia, Dhamma (56) (attàdhipateyyaÿ, lokàdhipateyyaÿ, dhammàdhipateyyaÿ).’

Tīṇi kathāvatthūni: ‘Tiga topik diskusi:atītaṃ vā addhānaṃ ārabbha kathaṃ katheyya, evaṃ ahosi atītamaddhānanti, pembicaraan mengenai masa lampau: (57) “Demikianlah dulu”;anāgataṃ vā addhānaṃ ārabbha kathaṃ katheyya, evaṃ bhavissati anāgatamaddhānanti, mengenai masa depan: “Demikianlah kelak”;etarahi vā paccuppannaṃ adhānaṃ ārabbha kathaṃ katheyya, evaṃ hoti etarahi paccuppannaṃ addhānanti. mengenai masa sekarang: “Demikianlah sekarang.”’

Tisso vijjā: ‘Tiga pengetahuan:pubbenivāsānussatiñāṇaṃ vijjā, mengenai masa lampau (58) seseorang,sattānaṃ cutūpapāte ñāṇaṃ vijjā, mengenai kematian dan kelahiran kembali makhluk-makhluk,āsavānaṃ khaye ñāṇaṃ vijjā. kehancuran kekotoran-kekotoran (pubbenivàsànussati-¤àõaÿ vijjà, sattànaÿ cutupapàte ¤àõaÿ vijjà, àsavànaÿ khaye ¤àõaÿ vijjà).’

Tayo vihārā: dibbo vihāro, buhmā vihāro, ariyo vihāro. ‘Tiga kediaman: kediaman-dewa, kediaman-Brahmà, (59) kediaman Ariya1040 (dibbo vihàro, Brahmà-vihàro, ariyo vihàro).’

===

1040. Yang ke dua merujuk pada Brahmavihàra (DN 13), yang ke tiga merujuk pada Kearahatan.

===

Page 13: [BJT Page 352] [\x 352/]  · Web viewKata kerja yang sama digunakan dalam kalimat berikutnya sehubungan dengan pelepasan keduniawian. Saya menggunakan ‘sesuka hati’ sebagai pengganti,

Tīṇi pāṭihāriyāni: iddhipāṭihāriyā, ādesanāpāṭihāriyaṃ, anusāsanīpāṭihāriyaṃ. ‘Tiga keajaiban:(60) 1041 kekuatan batin, telepati, nasihat (iddhã-pàñihàriyaÿ, àdesanà-pàñihàriyaÿ, anusàsani-pàñihàroyaÿ).’

===1041. Cf. DN 11.3.===

Ime kho āvuso tena bhagavatā jānatā passatā arahatā sammāsambuddhena tayo dhammā sammadakkhātā. ‘Ini adalah [kelompok] tiga hal yang dengan sempurna dibabarkan oleh Sang Bhagavà ...Tattha sabbeheva saṅgāyitabbaṃ na viṭaditabbaṃ, yathayidaṃ brahmacariyaṃ addhaniyaṃ assa ciraṭṭhitikaṃ. maka kita semua harus mengulanginya bersama-sama ...Tadassa bahujanahitāya bahujanasukhāya lokānukampāya atthāya hitāya sukhāya devamanussānaṃ. demi manfaat, kesejahteraan dan kebahagiaan para dewa dan manusia.’ [221]

[BJT Page 372] Catukkaṃ(D.33.-6)Catukkam

10. [PTS Page 221] atthi kho āvuso tena bhagavatā jānatā passatā arahatā sammāsambuddhena cattāro dhammā sammadakkhātā. ‘Ada [kelompok] empat hal yang dengan sempurna 1.11. dibabarkan oleh Sang Bhagavà ....’

Tattha sabbeheva saṅgāyitabbaṃ na vivaditabbaṃ yathayidaṃ brahmacariyaṃ addhaniyaṃ assa ciraṭṭhitikaṃ. Tadassa bahujanahitāya bahujanasukāya atthāya hitāya sukhāya dvemanussānaṃ katame cattāro?

Cattāro satipaṭṭhānā: ‘Empat landasan perhatian:idhāvuso bhikkhu kāye kāyānupassī viharati ātāpī sampajāno satimā vineyya loke abhijjhādomanassaṃ, Di sini, seorang bhikkhu (1) berdiam merenungkan jasmani sebagai jasmani, tekun, sadar jernih, dan penuh perhatian, setelah menyingkirkan keserakahan dan belenggu dunia;vedanāsu vedānānupassī viharati ātāpi sampajāno satimā vineyya loke abhijjhādomanassaṃ, ia berdiam merenungkan perasaan sebagai perasaan ...;citte cittānupassī viharati ātāpī sampajāno satimā vineyya loke abhijjhādomanassaṃ, ia berdiam merenungkan pikiran sebagai pikiran ...;dhammesu dhammānupassī viharati ātāpi sampajāno satimā vineyya loke abhijjhādomanassaṃ. berdiam merenungkan objek-objek pikiran sebagai objek-objek pikiran, tekun, sadar jernih, dan penuh perhatian, setelah menyingkirkan keserakahan dan belenggu dunia.’

Cattāro sammappadhānā: ‘Empat usaha benar ((2) sammappadhàna):idāvuso bhikkhu anuppannānaṃ pāpakānaṃ akusalānaṃ dhammānaṃ anuppādāya chandaṃ janeti vāyamati viriyaṃ ārabhati cittaṃ paggaṇhāti padahati, Di sini, seorang bhikkhu membangkitkan keinginannya, menggerakkan usaha, mengerahkan pikirannya dan berusaha untuk mencegah munculnya kondisi batin jahat dan tidak bermanfaat.uppannānaṃ pāpakānaṃ akusalānaṃ dhammānaṃ pahānāya chandaṃ janeti vāyamati viriyaṃ ārabhati cittaṃ paggaṇhāti padahati, Ia membangkitkan keinginannya ... dan berusaha untuk mengatasi kondisi batin jahat dan tidak bermanfaat yang telah muncul.anuppannānaṃ kusalānaṃ dhammānaṃ uppādāya chandaṃ janeti vāyamati viriyaṃ ārabhati cittaṃ paggaṇhāti padahati, Ia membangkitkan keinginannya ... dan berusaha untuk memunculkan kondisi batin baik dan bermanfaat yang belum muncul.uppannānaṃ kusalānaṃ dhammānaṃ ṭhitiyā asammosāya bhīyyobhāvāya vepullāya bhāvanāpāripūriyā chandaṃ janeti vāyamati viriyaṃ ārabhati cittaṃ paggaṇhāti padahati. Ia membangkitkan keinginannya ... dan berusaha untuk mempertahankan kondisi batin baik dan bermanfaat yang telah muncul, tidak membiarkannya memudar, mengembangkannya, hingga kesempurnaan sepenuhnya dari pengembangan.’

Cattāro iddhipādā: ‘Empat jalan menuju kekuatan ((3) iddhipàdà):idhāvuso bhikkhu chandasamādhipadhānasaṅkhārasamannāgataṃ iddhipādaṃ bhāveti, Di sini, seorang bhikkhu mengembangkan konsentrasi kehendak

Page 14: [BJT Page 352] [\x 352/]  · Web viewKata kerja yang sama digunakan dalam kalimat berikutnya sehubungan dengan pelepasan keduniawian. Saya menggunakan ‘sesuka hati’ sebagai pengganti,

cittasamādhipadhānasaṃkhārasamannāgataṃ iddhipādaṃ bhāveti, yang disertai dengan usaha kehendak,viriyasamādhipadhānasaṅkhārasamannāgataṃ [PTS Page 222] iddhipādaṃ bhāveti, konsentrasi usaha, ... [222]vīmaṃsāsamādhipadhānasaṅkhārasamannāgataṃ iddhipadāṃ bhāveti. konsentrasi kesadaran dan konsentrasi penyelidikan, disertai penyelidikan yang disertai dengan usaha kehendak.’

[BJT Page 374] Cattāri jhānāni: ‘Empat jhàna:idhāvuso bhikkhu vivicceva kāmehi vivicca akusalehi dhammehi savitakkaṃ savicāraṃ vivekajaṃ pītisukhaṃ paṭhamaṃ jhānaṃ1 upasampajja viharati. Di sini, seorang bhikkhu, terlepas dari (4) segala keinginan-indria, dari kondisi-kondisi batin yang tidak bermanfaat, memasuki dan berdiam dalam jhàna pertama, yang disertai dengan awal-pikiran dan kelangsungan-pikiran, dipenuhi dengan kegirangan dan kegembiraan.Vitakkavicārānaṃ vūpasamā ajjhattaṃ sampasādanaṃ cetaso ekodibhāvaṃ avitakkaṃ avicāraṃ samādhijaṃ pītisukhaṃ dutiyaṃ jhānaṃ2 upasampajja viharati. Dan dengan menyingkirkan awal-pikiran dan kelangsungan-pikiran, dengan mencapai ketenangan di dalam dan keterpusatan pikiran, ia memasuki dan berdiam dalam jhàna ke dua, yang tanpa kegirangan dan kegembiraan.Pītiyā ca virāgā upekkhako ca viharati sato ca sampajāno sukhaṃ ca kāyena paṭisaṃvedeti, yantaṃ ariyā ācikkhanti 'upekkhako satimā sukhavihārī'ti taṃ tatiyaṃ jhānaṃ3 upasampajja viharati. Dan dengan meluruhnya kegirangan, tetap tanpa terganggu, penuh perhatian dan berkesadaran jernih, ia mengalami dalam dirinya kegembiraan itu, yang oleh para bijaksana dikatakan: “Berbahagialah ia yang berdiam dengan ketenangan dan keseimbangan,” ia masuk dan berdiam dalam jhàna ke tiga.Sukhassa ca pahāṇā dukkhassa ca pahāṇā pubbeva somanassadomanassānaṃ atthaṅgamā adukkhamasukhaṃ upekkhāsatipārisuddhiṃ catutthaṃ jhānaṃ4 upasampajja viharati.Dan setelah meninggalkan kenikmatan dan kesakitan, dan dengan lenyapnya kegembiraan dan kesedihan sebelumnya, ia masuk dan berdiam dalam jhàna ke empat yang melampaui kenikmatan dan kesedihan, dan dimurnikan oleh keseimbangan dan perhatian.’

Catasso samādhibhāvanā: ‘Empat meditasi konsentrasi ((5) samàdhi-bhàvanà).atthāvusā samādhibhāvanā bhāvitā bahulīkatā diṭṭhadhammasukhavihārāya saṃvattati, Meditasi ini, ketika dikembangkan dan diperluas, mengarah menuju (a) kebahagiaan di sini dan saat ini (diññhadhamma-sukha),atthāvuso samādhibhāvanā bhāvitā bahulīkatā ñāṇadassanapaṭilābhāya saṃvattati, (b) mendapatkan pengetahuan dan penglihatan (¤àõa-dassana-pañilàbha),atthāvuso samādhibhāvanā bhāvitā bahulīkatā satisampajaññāya saṃvattati, (c) perhatian dan kesadaran jernih (sati-sampaja¤¤a),atthāvuso samādhibhāvanā bhāvitā bahulīkatā āsavānaṃ khayāya saṃvattati. dan (d) hancurnya kekotoran-kekotoran (àsavànam khaya).

Katamā cāvuso samādhibhāvanā bhāvitā bahulīkatā diṭṭhadhammasukhavihārāya saṃvattati? (a) Bagaimanakah praktik ini mengarah menuju kebahagiaan di sini dan saat ini?Idhāvuso bhikkhu vivicceva kāmehi vivicca akusalehi dhammehi savitakkaṃ savicāraṃ vivekajaṃ pītisukhaṃ paṭhamajjhānaṃ upasampajja viharati. Vitakkavicārānaṃ vūpasamā ajjhattaṃ sampasādanaṃ cetaso ekodibhāvaṃ avitakkaṃ avicāraṃ samādhijaṃ pītisukhaṃ dutiyajjhānaṃ upasampajja viharati. Pītiyā ca virāgā upekkhako ca viharati sato ca sampajāno sukhaṃ ca kāyena paṭisaṃvedeti, yantaṃ ariyā ācikkhanti 'upekkhako satimā sukhavihārī'ti taṃ tatiyaṃ jhānaṃ upasampajja viharati. Sukhassaca pahāṇā dukkhassa ca pahāṇā pubbeva somanassadomanassānaṃ atthaṅgamā adukkhamasukhaṃ upekkhāsatipārisuddhiṃ catutthajjhānaṃ upasampajja viharati. Ayaṃ [PTS Page 223] āvuso samādhibhāvanā bhāvitā bahulīkatā diṭṭhadhammasukhavihārāya saṃvattati. Di sini, seorang bhikkhu mempraktikkan empat jhàna. [223]

Katamā cāvuso samādibhāvanā bhāvitā bahulīkatā ñāṇadassanapaṭilābhāya saṃvattati? (b) Bagaimanakah ini mengarah menuju pengetahuan dan penglihatan?Idhāvuso bhikkhu ālokasaññaṃ manasikaroti, divāsaññaṃ adhiṭṭhāti yathā divā tathā rattiṃ yathā rattiṃ tathā divā. Iti vivaṭena cetasā apariyonaddhena sappabhāsaṃ cittaṃ bhāveti.

Page 15: [BJT Page 352] [\x 352/]  · Web viewKata kerja yang sama digunakan dalam kalimat berikutnya sehubungan dengan pelepasan keduniawian. Saya menggunakan ‘sesuka hati’ sebagai pengganti,

Di sini, seorang bhikkhu memerhatikan persepsi cahaya (àlokasa¤¤aÿ manasikaroti), ia memusatkan pikirannya pada persepsi siang, malam seperti siang, siang seperti malam. Dengan cara ini, dengan pikiran jernih dan tanpa kabut, ia mengembangkan kondisi batin yang terang benderang (sappabhàsaÿ cittaÿ).Ayaṃ āvuso samādhibhāvanā bhāvitā bahulīkatā ñāṇadassanapaṭilābhāya saṃvattati.

- - - - - - - - - - - - - - - 1. Paṭhamajjhānaṃ - (syā - kam) 2. Dutiyajjhānaṃ (syā, kam) 3. Tatiyajjhānaṃ (syā, kami) 4. Catutthajjhānaṃ (syā kam)

[BJT Page 376] Katamā cāvuso samādhibhāvanā bhāvitā bahulīkatā satisampajaññāya saṃvattati? (c) Bagaimanakah ini mengarah menuju perhatian dan kesadaran jernih?Idhāvuso bhikkhuno viditā vedanā uppajjanti. Viditā upaṭṭhahanti, viditā abbhatthaṃ gacchanti, viditā saññā uppajjanti, viditā upaṭṭhahanti, viditā abbhatthaṃ gacchanti. Viditā vitakkā uppajjanti, viditā upaṭṭhahanti, viditā abbhatthaṃ gacchanti. Di sini, seorang bhikkhu mengetahui perasaan-perasaan saat munculnya, saat berada di sana, dan saat lenyapnya; ia mengetahui pikiran-pikiran (vitakka)1042 saat munculnya, saat berada di sana, dan saat lenyapnya.

===1042. Ini adalah kemunculan pikiran apa pun yang terjadi.===

Ayaṃ āvuso samādhibhāvanā bhāvitā bahulīkatā satisampajaññāya saṃvattati.

Katamā cāvuso samādhibhāvanā bhāvitā bahulīkatā āsavānaṃ khayāya saṃvattati? (d) Bagaimanakah ini mengarah menuju hancurnya kekotoran-kekotoran?Idhāvuso bhikkhu pañcasu upādānakkhandhesu udayabbayānupassī viharati. Di sini, seorang bhikkhu berdiam di dalam perenungan muncul dan lenyapnya lima gugus kemelekatan (pa¤c’upàdànakkhandesu udayabbayànupassã):Iti rūpaṃ, iti rūpassa samudayo, iti rūpassa atthaṃgamo. “Ini adalah jasmani, ini adalah munculnya, ini adalah lenyapnya;Iti vedanā, iti vedanāsu samudayo, iti vedanāssu atthaṃgamo. ini adalah perasaan ...;Iti saññā, iti saññā samudayo, iti saññā atthaṃgamo, ini adalah persepsi ...;iti saṃkhārā, iti saṃkhāro samudayo, iti saṃkhāro atthaṃgamo, ini adalah bentukan-bentukan batin ...;iti viññāṇaṃ, iti viññāṇassa samudayo, iti viññāṇassa atthagamo. ini adalah kesadaran, ini adalah munculnya, ini adalah lenyapnya.”’

Ayaṃ āvuso samādhibhāvanā bhāvitā bahulīkatā āsavānaṃ khayāya saṃvattati.

Catasso appamaññā: ‘Empat kondisi tidak terbatas.idhāvuso bhikkhu mettāsahagatena cetasā ekaṃ disaṃ pharitvā viharati, tathā dutiyaṃ, tathā tatiyaṃ, tathā catutthaṃ. Di sini, seorang bhikkhu, (6) dengan pikiran dipenuhi cinta-kasih, meliputi satu arah, kemudian arah ke dua, ke tiga, dan ke empat.Iti uddhamadho [PTS Page 224] tiriyaṃ sabbadhi sabbattatāya sabbāvantaṃ lokaṃ mettāsahagatena cetasā vipulena mahaggatena appamāṇena averena abyāpajjena1 pharitvā viharati. Kemudian ia berdiam, [224] menebarkan pikiran cinta-kasih ke atas, ke bawah dan ke sekeliling, ke segala tempat, selalu dengan pikiran yang dipenuhi cinta-kasih, berlimpah, meluas, tidak terbatas, tanpa kebencian, atau permusuhan.

Idhāvuso bhikkhu karuṇāsahagatena cetasā ekaṃ disaṃ pharitvā viharati, tathā dutiyaṃ, tathā tatiyaṃ, tathā catutthaṃ. Dan demikian pula dengan belas-kasihan,Iti uddhamadho tiriyaṃ sabbadhi sabbattatāya sabbāvantaṃ lokaṃ karuṇāsahagatena cetasā vipulena mahaggatena appamāṇena averena abyāpajjena pharitvā viharati.

Idhāvuso bhikkhu muditāsahagatena cetasā ekaṃ disaṃ pharitvā viharati, tathā dutiyaṃ, tathā tatiyaṃ, tathā catutthaṃ. kegembiraan simpatik,Iti uddhamadho tiriyaṃ sabbadhi sabbattatāya sabbāvantaṃ lokaṃ muditāsahagatena cetasā vipulena mahaggatena appamāṇena averena abyāpajjena pharitvā viharati.

Page 16: [BJT Page 352] [\x 352/]  · Web viewKata kerja yang sama digunakan dalam kalimat berikutnya sehubungan dengan pelepasan keduniawian. Saya menggunakan ‘sesuka hati’ sebagai pengganti,

Idhāvuso bhikkhu upekkhāsahagatena cetasā ekaṃ disaṃ pharitvā viharati, tathā dutiyaṃ, tathā tatiyaṃ, tathā catutthaṃ. dan keseimbangan.’

Iti uddhamadho tiriyaṃ sabbadhi sabbattatāya sabbāvantaṃ lokaṃ upekkhāsahagatena cetasā vipulena mahaggatena appamāṇena averena abyāpajjena pharitvā viharati

Cattāro āruppaṃ:2 ‘Empat jhàna tanpa bentuk.idhāvuso bhikkhu sabbaso rūpasaññānaṃ samatikkamā paṭighasaññānaṃ atthagamā nānattasaññānaṃ amanasikārā 'ananto ākāso'ti ākāsānañcāyatanaṃ upasampajja viharati, Di sini, seorang bhikkhu, (7) dengan seluruhnya melampaui sensasi jasmani, dengan lenyapnya semua kesan penolakan dan dengan ketidaktertarikan pada persepsi yang beraneka ragam, melihat bahwa ruang adalah tidak terbatas, mencapai dan berdiam di dalam Alam Ruang Tanpa Batas.sabbaso ākāsānañcāyatanaṃ samatikkamma 'anantaṃ viññāṇanti' viññāṇañcāyatanaṃ upasampajja viharati, Dan dengan seluruhnya melampaui Alam Ruang Tanpa Batas, melihat bahwa kesadaran adalah tanpa batas, ia mencapai dan berdiam di dalam Alam Kesadaran Tanpa Batas.sabbaso viññāṇañcāyatanaṃ samatikkamma 'natthi kiñcī'ti ākiñcaññāyatanaṃ upasampajja viharati, Dan dengan seluruhnya melampaui Alam Kesadaran Tanpa Batas, melihat bahwa tidak ada apa-apa di sana, ia mencapai dan berdiam di dalam Alam Kekosongan.sabbaso ākiñcaññāyatanaṃ samatikkamma nevasaññānāsaññāyatanaṃ upasampajja viharati. Dan dengan seluruhnya melampaui Alam Kekosongan, ia mencapai dan berdiam di dalam Alam Bukan Persepsi Juga Bukan Bukan-persepsi.’

- - - - - - - - - - - - - - - 1. Abyāpajjhena [pts] syā, kam) 2. Arūpā [pts,]syā,kam)

[BJT Page 378] Cattāri apassenāni: ‘Empat dukungan(8) 1043 (apassenàni):

===1043. ‘Landasan-landasan perilaku’ (RD).===

idhāvuso bhikkhu saṅkhāyekaṃ paṭisevati, saṅkhāyekaṃ adhivāseti, saṅkhāyekaṃ parivajjeti, saṅkhāyekaṃ vinodeti. Di sini, seorang bhikkhu menilai bahwa satu hal harus dikejar, satu hal harus dipertahankan, satu hal harus dihindari, satu hal harus ditekan.’

Cattāro ariyavaṃsā: ‘Empat silsilah Ariya ((9) ariya-vaÿsa).idhāvuso bhikkhu santuṭṭho hoti itarītarena cīvarena, itarītaracīvarasantuṭṭhiyā ca vaṇṇavādī, na ca, cīvarahetu anesanaṃ appaṭirūpaṃ āpajjati, aladdhā ca cīvaraṃ na paritassati, laddhā ca cīvaraṃ agathito1 amucchito anajjhāpanno ādīnavadassāvī nissaraṇapañño paribhuñjati. Tāya ca pana itarītaracīvarasantuṭṭhiyā nevattānukkaṃseti na paraṃ vambheti. So hi tattha dakkho hoti, analaso sampajāno patissato. Ayaṃ vuccatāvuso [PTS Page 225] bhikkhu porāṇe aggaññe ariyavaṃse ṭhitoti. Di sini, seorang bhikkhu (a) puas dengan jubah lama apa pun, memuji kepuasan demikian, dan tidak mencoba untuk mendapatkan jubah dengan cara yang salah. Ia tidak cemas jika tidak mendapatkan jubah, dan jika ia mendapatkannya, ia tidak serakah, berkeinginan buta, tetapi memanfaatkannya, menyadari bahaya [demikian] dan dengan bijaksana menyadari kegunaan sesungguhnya. Ia juga tidak sombong karena merasa puas dengan jubah lamanya, dan ia tidak mencela yang lain. Dan seseorang yang terampil demikian, tidak mengendur, berkesadaran jernih dan penuh perhatian, [225] disebut sebagai seorang bhikkhu yang sesungguhnya dari para leluhur, asli (agga¤¤e) bersilsilah Ariya.Puna ca paraṃ āvuso bhikkhu santuṭṭho hoti itarītarena piṇḍapātena, itarītarapiṇḍapātasantuṭhiyā ca vaṇṇavādī, na ca piṇḍapātahetu anesanaṃ appaṭirūpaṃ āpajjati, aladdhā ca piṇḍapātaṃ na paritassati, laddhā ca piṇḍapātaṃ agathito amucchito anajjhāpanno ādinavadassāvī nissaraṇapañño paribhuñajati, tāya ca pana itarītarapiṇḍapātasantuṭṭhiyā nevattānukkaṃseti na paraṃ vamheti. So hi tattha dakkho hoti analaso sampajāno patissato, ayaṃ vuccatāvuso bhikkhu porāṇe aggaññe ariyavaṃse ṭhitoti. Kemudian (b) seorang bhikkhu yang puas dengan dana makanan apa pun yang ia peroleh ... - - - - - - - - - - - - - 1. Agamito (machasaṃ)

Page 17: [BJT Page 352] [\x 352/]  · Web viewKata kerja yang sama digunakan dalam kalimat berikutnya sehubungan dengan pelepasan keduniawian. Saya menggunakan ‘sesuka hati’ sebagai pengganti,

[BJT Page 380] Puna ca paraṃ āvuso bhikkhu santuṭṭho hoti itarītarena senāsanena, itarītarasenāsanasantuṭhiyā ca vaṇṇavādī, na ca senāsanahetu anesanaṃ appaṭirūpaṃ āpajjati, aladdhā ca senāsanaṃ na paritassati, laddhā ca senāsanaṃ agathito amucchito anajjhāpanno ādinavadassāvī nissaraṇapañño paribhuñajati, tāya ca pana itarītarasenāsanasantuṭṭhiyā nevattānukkaṃseti na paraṃ vamheti. So hi tattha dakkho hoti analaso sampajāno patissato, ayaṃ vuccatāvuso bhikkhu porāṇe aggaññe ariyavaṃse ṭhitoti. dan kemudian (c) seorang bhikkhu yang puas dengan tempat tinggal apa pun ...Puna ca paraṃ āvuso bhikkhu pahānārāmo hoti pahānarato bhāvanārāmo hoti bhāvanārato, tāya ca pana pahānārāmatāya pahānaratiyā bhāvanārāmatāya bhāvanāratiyā neva attānukkaṃseti na paraṃ vamehati. Yo hi tattha dakkho analaso sampajāno patissato. Ayaṃ vuccatāvuso bhikkhu porāṇe aggaññe ariyavaṃse ṭhitoti. dan kemudian (d) seorang bhikkhu, karena senang melepaskan (pahàna), bergembira di dalam pelepasan, dan karena senang mengembangkan (bhàvanà), bergembira di dalam pengembangan, menjadi tidak sombong ... dan seorang terampil demikian, tidak mengendur, berkesadaran jernih dan penuh perhatian, disebut sebagai seorang bhikkhu yang sesungguhnya dari para leluhur, asli bersilsilah Ariya.’

Cattāri padhānāni: ‘Empat usaha:saṃvarappadhānaṃ, pahānappadhānaṃ, bhāvanappadhānaṃ1, anurakkhanappadhānaṃ2. usaha untuk (a) mengendalikan ((10) saÿvara-padhanaÿ), (b) melepaskan (pahàna-p.), (c) mengembangkan (bhàvanà-p.), (d) memelihara (anurakkhaõa-p.).Katamañcāvuso saṃvarappadhānaṃ? Apakah (a) usaha untuk mengendalikan?Idhāvuso bhikkhu cakkhunā rūpaṃ disvā na nimittaggāhī hoti nānubyañjanaggāhī. Yatvādhikaraṇamenaṃ cakkhundriyaṃ [PTS Page 226] asaṃvutaṃ viharantaṃ abhijjhādomanassā pāpakā akusalā dhammā anvāssaveyyuṃ, tassa saṃvarāya paṭipajjati, rakkhati cakkhundriyaṃ, cakkhundriye saṃvarāya āpajjati, Di sini, seorang bhikkhu, ketika melihat objek dengan mata, tidak menggenggam secara keseluruhan atau rinciannya, berusaha untuk mengendalikan [226] apa yang dapat menimbulkan kondisi-kondisi jahat dan tidak bermanfaat, seperti keserakahan atau dukacita, membanjirinya. Demikianlah ia melindungi indria penglihatan dan menjaganyasotena saddaṃ sutvā na nimittaggāhī hoti nānubyañjanaggāhī yatvādhikaraṇamenaṃ sotendriyaṃ asaṃvutaṃ viharantaṃ abhijjhādomanassā pāpakā akusalā dhammā anvāssaveyyuṃ, tassa saṃvarāya paṭipajjati, rakkhati sotandriyaṃ, sotendriye saṃvaraṃ āpajjati, (demikian pula untuk suara-suara,ghānena gandhaṃ ghāyitvā na nimittaggāhī hoti nānubyañjanaggāhī. Yatvādhikaraṇamenaṃ ghānendriyaṃ asaṃvutaṃ viharantaṃ abhijjhādomanassā pāpakā akusalā dhammā anvāssaveyyuṃ, tassa saṃvarāya paṭipajjati, rakkhati ghānendriyaṃ, ghānendriye saṃvaraṃ āpajjati, bau-bauan,jivhāya rasaṃ sāyitvā na nimittaggāhī hoti nānubyañjanaggāhī. Yatvādhikaraṇamenaṃ jivhindriyaṃ asaṃvutaṃ viharantaṃ abhijjhādomanassā pāpakā akusalā dhammā anvāssaveyyuṃ, tassa saṃvarāya paṭipajjati, rakkhati jivhindriyaṃ, jivhindriye saṃvaraṃ āpajjati, rasa-kecapan,kāyena phoṭṭhabbaṃ phusitvā na nimittaggāhī hoti nānubyañjanaggāhī. Yatvādhikaraṇamenaṃ kāyindriyaṃ asaṃvutaṃ viharantaṃ abhijjhādomanassā pāpakā akusalā dhammā anvāssaveyyuṃ, tassa saṃvarāya paṭipajjati, rakkhati kāyindriyaṃ, kāyindriye saṃvaraṃ āpajjati, sensasi sentuhan badan, pikiran).manasā dhammaṃ viññāya na nimittaggāhī hoti nānubyañjanaggāhī. Yatvādhikaraṇamenaṃ manindriyaṃ asaṃvutaṃ viharantaṃ abhijjhādomanassā pāpakā akusalā dhammā anvāssaveyyuṃ, tassa saṃvarāya paṭipajjati, rakkhati manindriyaṃ, manindriye saṃvaraṃ āpajjati, idaṃ vuccatāvuso saṃvarappadhānaṃ. - - - - - - - - - - - -

1. Bhāvanāppadhānaṃ (syā), bhāvanāpadhānaṃ (machasaṃ) 2. Anurakkhanāppadhānaṃ (syā) anurakkhanāpadhānaṃ (machasaṃ) 3. Byanti karoti (machasaṃ)

Page 18: [BJT Page 352] [\x 352/]  · Web viewKata kerja yang sama digunakan dalam kalimat berikutnya sehubungan dengan pelepasan keduniawian. Saya menggunakan ‘sesuka hati’ sebagai pengganti,

[BJT Page 382] Katamañcāvuso pahānappadhānaṃ? Apakah (b) usaha untuk melepaskan?Idhāvuso bhikkhu uppannaṃ kāmavitakkaṃ nādhivāseti pajahati vinodeti byantītaroti anabhāvaṃ gameti, Di sini, seorang bhikkhu tidak menyetujui pikiran nafsu,uppannaṃ byāpādavitakkaṃ nādhivāseti pajahati vinodeti byantīkaroti anabhāvaṃ gameti, kebencian,uppannaṃ vihiṃsāvitakkaṃ nādhivāseti pajahati vinodeti byantīkaroti anabhāvaṃ gameti, kekejaman yang telah muncul,uppannuppanne pāpake akusale dhamme nādhivāseti pajahati vinodeti byantīkaroti anabhāvaṃ gameti. tetapi meninggalkannya, menyingkirkannya, menghancurkannya, melenyapkannya.Idaṃ vuccatāvuso pahānappadhānaṃ.

Katamañcāvuso bhāvanappadhānaṃ? Apakah (c) usaha untuk mengembangkan?Idhāvuso bhikkhu satisambejjhaṅgaṃ bhāveti vivekanissitaṃ virāganissitaṃ nirodhanissitaṃ vossaggaparināmiṃ. Di sini, seorang bhikkhu mengembangkan faktor penerangan sempurna perhatian, berdasarkan pada kesunyian, ketidakterikatan, pemadaman, mengarah menuju kematangan penyerahan (vassagga-pariõàmiÿ);Dhammavicayasambojjhaṅgaṃ bhāveti vivekanissitaṃ virāganissitaṃ nirodhanissitaṃ vossaggaparināmiṃ. ia mengembangkan faktor penerangan sempurna penyelidikan kondisi-kondisi, ...Viriyasambojjhaṅgaṃ bhāveti vivekanissitaṃ virāganissitaṃ nirodhanissitaṃ vossaggaparināmiṃ. usaha, ...Pītisambojjhaṅgaṃ bhāveti vivekanissitaṃ virāganissitaṃ nirodhanissitaṃ vossaggaparināmiṃ. kegembiraan, ...Passaddhisambojjhaṅgaṃ bhāveti vivekanissitaṃ virāganissitaṃ nirodhanissitaṃ vossaggaparināmiṃ. ketenangan, ...Samādhisambojjhaṅgaṃ bhāveti vivekanissitaṃ virāganissitaṃ nirodhanissitaṃ vossaggaparināmiṃ. konsentrasi, ...Upekkhāsambojjhaṅgaṃ bhāveti vivekanissitaṃ virāganissitaṃ nirodhanissitaṃ vossaggapariṇāmiṃ: keseimbangan, berdasarkan pada kesunyian, ketidakterikatan, pemadaman, mengarah menuju kematangan penyerahan.idaṃ vuccatāvuso bhāvanappadhānaṃ.

Katamañcāvuso anurakkhanappadhānaṃ? Apakah (d) usaha untuk memelihara?Idhāvuso bhikkhu uppanna bhaddakaṃ1 samādhinimittaṃ anurakkhati aṭṭhikasaññaṃ pulavakasaññaṃ2 vinīlakasaññaṃ vicchiddakasaññaṃ uddhumātakasaññaṃ. Di sini, seorang bhikkhu, menjaga dengan kokoh dalam pikirannya objek konsentrasi yang ia sukai yang telah muncul, seperti tulang-belulang, atau mayat yang dipenuhi belatung, biru kehitaman, berlubang-lubang, membengkak.’Idaṃ vuccatāvuso anurakkhanappadhānaṃ. Cattāri ñāṇāni: dhamme ñāṇaṃ, anvaye ñāṇaṃ, pariyāye3 ñāṇaṃ sammutiyā ñāṇaṃ. "‘Empat pengetahuan: pengetahuan Dhamma, yang (11) selaras dengannya (anvaye ¤àõaÿ), pengetahuan pikiran makhluk-makhluk lain1044 (paricce ¤àõaÿ), pengetahuan konvensional1045 (sammuti-¤àõaÿ).’

===

1044. Telepati.

1045. Pengetahuan dalam arti kebenaran konvensional.

===

[PTS Page 227] aparāni'pi cattāri ñāṇāni: dukkhe ñāṇaṃ, dukkhasamudaye ñāṇaṃ, dukkhanirodhe ñāṇaṃ, dukkhanirodhagāminiyā paṭipadāya ñāṇaṃ. [227] ‘Empat pengetahuan lainnya: pengetahuan (12) penderitaan, asal-mula penderitaan, lenyapnya, sang jalan.’

Cattāri sotāpattiyaṅgāni: sappurisasaṃsevo, saddhammasavaṇaṃ, yonisomanasikāro, dhammānudhammappaṭipatti.

Page 19: [BJT Page 352] [\x 352/]  · Web viewKata kerja yang sama digunakan dalam kalimat berikutnya sehubungan dengan pelepasan keduniawian. Saya menggunakan ‘sesuka hati’ sebagai pengganti,

‘Empat faktor pencapaian-Arus ((13) sotàpattiyangàni): bergaul dengan orang-orang baik (sappurisa-saÿseva), mendengarkan Dhamma sejati, perhatian saksama (yoniso manasikàra), praktik Dhamma secara menyeluruh (dhammànudhamma-pañipatti).’

Cattāri sotāpannassa aṅgāni: ‘Empat karakteristik Pemenang-Arus:idhāvuso ariyasāvako buddhe aveccappasādena samannāgato hoti: iti pi so bhagavā arahaṃ sammāsambuddho vijjācaraṇasampanno sugato lokavidū anuttaro purisadammasārathī satthā devamanussānaṃ buddho bhagavā'ti. Di sini, seorang (14) siswa Ariya memiliki keyakinan yang tidak tergoyahkan di dalam Buddha, sebagai: “Sang Bhagavà adalah seorang Arahat, Buddha yang telah mencapai Penerangan Sempurna, sempurna dalam pengetahuan dan perilaku, telah menempuh Sang Jalan dengan sempurna, Pengenal seluruh alam, Penjinak manusia yang harus dijinakkan yang tiada bandingnya, Guru para dewa dan manusia, tercerahkan dan terberkahi.” - - - - - - - - - - - - - - - - - 1. Bhadrakaṃ (machasaṃ) 2. Puḷuvaka saññaṃ (machasaṃ), puḷavaka saññaṃ [pts,] syā, kam) 3. Paricce (kam), paricchede [pts,] syā, kam)

[BJT Page 384] Dhamme aveccappasādena samannāgato hoti: svākkhāto bhagavatā dhammo sandiṭṭhiko akāliko ehipassiko opanayiko1 paccattaṃ veditabbo viññūhī'ti. (b) Ia memiliki keyakinan yang tidak tergoyahkan di dalam Dhamma, sebagai: “Dhamma telah diajarkan dengan sempurna oleh Sang Bhagavà, terlihat di sini dan saat ini, tanpa batas waktu, mengundang untuk diselidiki, mengarah menuju kemajuan, untuk dipahami oleh para bijaksana untuk dirinya sendiri.”Saṅghe aveccappasādena samannāgato hoti: supaṭipanno bhagavato sāvakasaṅgho, ujupaṭipanno bhagavato sāvakasaṅgho, ñāyapaṭipanno bhagavato sāvakasaṅgho, sāmīcipaṭipanno bhagavato sāvakasaṅgho, yadidaṃ cattāri purisayugāni, aṭṭha purisapuggalā, esa bhagavato sāvakasaṅgho āhuṇeyyo pāhuṇeyayā dakkhiṇeyyo añjalikaraṇīyo anuttaraṃ puññakkhettaṃ lokassā'ti. (c) Ia memiliki keyakinan yang tidak tergoyahkan di dalam Sangha, sebagai: “Sangha, siswa Sang Bhagavà, terarah baik, berperilaku lurus, berada di jalan yang benar, berada di jalan yang sempurna; yaitu empat pasang individu, delapan jenis manusia. Sangha, siswa Sang Bhagavà layak menerima persembahan, layak menerima keramahan, layak menerima pemberian, layak menerima penghormatan, lahan jasa yang tiada bandingnya di dunia.”Ariyakantehi sīlehi samannāgato hoti akhaṇḍehi acchiddehi asabalehi akammāsehi bhujissehi viññūppasatthehi aparāmaṭṭhehi samādhisaṃvattanikehi. Dan (d) ia memiliki moralitas yang disukai oleh Para Mulia, tidak rusak, tanpa cacat, tanpa noda, tidak saling bertentangan, membebaskan, dipuji oleh para bijaksana, tidak kotor, dan mendukung konsentrasi.’

Cattāri sāmaññaphalāni: sotāpattiphalaṃ, sakadāgāmiphalaṃ, anāgāmiphalaṃ, arahattaphalaṃ, ‘Empat buah kehidupan pertapaan: Buah Memasuki-Arus, (15) Yang-Kembali-Sekali, Yang-Tidak-Kembali, Kearahatan.’[PTS Page 228] catasso dhātuyo: paṭhavidhātu. Āpodhātu, tejodhātu, vāyodhātu. [228] ‘Empat unsur: unsur “tanah”, “air”, “api”, “udara” (16) (pañhavã-, àpo-, tejo-, vàyo-dhàtu).’

Cattāro āhārā: kabalīkāro āhāro oḷāriko vā sukhumo vā, phasso dutiyo, manosañcetanā tatiyā, viññāṇaṃ catutthaṃ. ‘Empat nutrisi ((17) àhàra): makanan “material”1046 (kabalinkàra), kasar atau halus;1047 kontak sebagai yang ke dua, kehendak pikiran (manosa¤cetanà)1048 sebagai yang ke tiga; kesadaran sebagai yang ke empat.’

===

1046. Biasanya ini berarti makanan manusia biasa.

1047. Ini merujuk pada makanan para dewa, kadang-kadang juga disebut kabalinkàra. Baca BDic pada bagian âhàra.

1048. Kehendak = kamma.

===

Catasso viññāṇaṭṭhitiyo: ‘Empat bidang kesadaran ((18) vi¤¤àõa-ññhitiyo):rūpūpayaṃ vā āvuso viññāṇaṃ tiṭṭhamānaṃ tiṭṭhati, rūpārammaṇaṃ rūpappatiṭṭhaṃ nandupasecanaṃ vuddhiṃ virūḷhiṃ vepullaṃ āpajjati. kesadaran berpijak pada (a) dalam hubungan dengan jasmani, dengan jasmani sebagai objek, sebagai tempat kenikmatan, atau hal yang sama sehubungan denganVedanūpayaṃ vā āvuso viññāṇaṃ tiṭṭhamānaṃ tiṭṭhati, vedanārammaṇaṃ vedanappatiṭṭhaṃ nandūpasecanaṃ vuddhiṃ virūḷhiṃ vepullaṃ āpajjati. (b) perasaan,Saññūpayaṃ vā āvuso viññāṇaṃ tiṭṭhamānaṃ tiṭṭhati, saññārammaṇaṃ saññāppatiṭṭhaṃ nandūpasecanaṃ vuddhiṃ virūḷhiṃ vepullaṃ āpajjati.

Page 20: [BJT Page 352] [\x 352/]  · Web viewKata kerja yang sama digunakan dalam kalimat berikutnya sehubungan dengan pelepasan keduniawian. Saya menggunakan ‘sesuka hati’ sebagai pengganti,

(c) persepsi,Saṅkhārūpayaṃ vā āvuso viññāṇaṃ tiṭṭhamānaṃ tiṭṭhati, saṅkhārammaṇaṃ saṅkhārappatiṭṭhaṃ nandūpasecanaṃ vuddhiṃ virūḷhiṃ vepullaṃ āpajjati. atau (d) bentukan-bentukan pikiran, dan di sana kesadaran itu tumbuh, meningkat dan berkembang.’

- - - - - - - - - - - - - - - - - - 1. Opaneyiyako (machasaṃ)

[BJT Page 386] Cattāri agatigamanāni: chandāgatiṃ gacchati, dosāgatiṃ gacchati, mohāgatiṃ gacchati, bhayāgatiṃ gacchati. ‘Empat cara melakukan kesalahan ((19) agata-gamamàni): Seseorang melakukan kesalahan melalui keinginan (chanda),1049 kebencian, kebodohan, ketakutan.’

===

1049. Chanda adalah kata yang sangat umum untuk ‘keinginan, niat’: baca BDic.

===

Cattāro taṇhuppādā: cīvarahetu vā āvuso bhikkhuno taṇhā uppajjamānā uppajjati, piṇḍapātahetu vā āvuso bhikkhuno taṇhā uppajjamānā uppajjati, senāsanahetu vā āvuso bhikkhuno taṇhā uppajjamānā uppajjati, itibhavābhavahetu vā āvuso bhikkhuno taṇhā uppajjamānā uppajjati,‘Empat kemunculan keinginan: keinginan muncul dalam (20) diri seorang bhikkhu karena jubah, dana makanan, tempat tinggal, ke-ada-an dan ke-tiada-an1050 (iti-bhavàbhava-hetu).’

===

1050. Cf. DN 1.1.17. DA mengartikan ‘minyak, madu, ghee’, dan sebagainya, yang sepertinya misterius, dan tidak didukung oleh Sub Komentar.

===

Catasso paṭipadā: dukkhā paṭipadā dandhābhiññā, dukkhā paṭipadā khippābhiññā, sukhā paṭipadā dandhābhiññā. Sukhā paṭipadā khippābhiññā. ‘Empat jenis kemajuan: (a) Kemajuan menyakitkan dengan (21) pemahaman lambat, (b) Kemajuan menyakitkan dengan pemahaman cepat, (c) Kemajuan menyenangkan dengan pemahaman lambat, (d) Kemajuan menyenangkan dengan pemahaman cepat.1051’

===1051. Baca DN 28.10.===

[PTS Page 229] aparā'pi catasso paṭipadā: akkhamā paṭipadā, khamā paṭipadā, damā paṭipadā, samā paṭipadā, [229] ‘Empat jenis kemajuan lainnya: kemajuan dengan (22) ketidaksabaran (akkhamà pañipadà), (b) kemajuan sabar (khamà p.), (c) kemajuan terkendali (damà p.), (d) kemajuan tenang (samà pañipadà).1052’

===

1052. Dengan mengembangkan samàdhi.

===

Cattāri dhammapadāni: anabhijjhā dhammapadaṃ, abyāpādo dhammapadaṃ, sammāsati dhammapadaṃ, sammāsamādhi dhammapadaṃ. ‘Empat jalan Dhamma:(23) 1053 (a) tanpa keserakahan, (b) tanpa permusuhan, (c) dengan perhatian benar, (d) dengan konsentrasi benar.’

===

1053. Dhamma-padàni. Secara formal, ini adalah bentuk jamak dari Dhamma-pada, judul yang mungkin merupakan naskah Buddhis yang paling terkenal, tetapi diartikan sebagai ‘pengelompokan Dhamma’.

===

Cattāri dhammasamādānāni: atthāvuso dhammasamādānaṃ paccuppannaDukkhañceva āyatiñca dukkhavipākaṃ, atthāvuso dhammasamādānaṃ paccuppannadukkhaṃ āyatiṃ sukhavipākaṃ, atthāvuso dhammasamādānaṃ paccupannasukhaṃ āyatiṃ dukkhavipākaṃ, atthāvuso dhammasamādānaṃ paccuppannasukhañcava āyatiṃ ca sukhavipākaṃ. ‘Empat cara melaksanakan Dhamma: Ada cara yang (24) (a) menyakitkan sekarang dan menghasilkan akibat yang menyakitkan di masa depan (dukkha-vipàkaÿ), (b) menyakitkan sekarang dan menghasilkan akibat yang menyenangkan di masa depan (sukha-vipàkaÿ), (c) menyenangkan sekarang dan menghasilkan akibat yang menyakitkan di masa depan, dan (d) menyenangkan sekarang dan menghasilkan akibat yang menyenangkan di masa depan.’

Cattāro dhammakkhandhā: sīlakkhandho, samādhikkhandho, paññākkhandho, vimuttikkhandho.

Page 21: [BJT Page 352] [\x 352/]  · Web viewKata kerja yang sama digunakan dalam kalimat berikutnya sehubungan dengan pelepasan keduniawian. Saya menggunakan ‘sesuka hati’ sebagai pengganti,

‘Empat kelompok Dhamma: moralitas, konsentrasi, (25) kebijaksanaan, kebebasan.’

Cattāri balāni: viriyabalaṃ, satibalaṃ, samādhibalaṃ, paññābalaṃ. ‘Empat kekuatan:(26) 1054 usaha, perhatian, konsentrasi, kebijaksanaan.’

===

1054. Menghilangkan ‘keyakinan’ sebagai yang pertama dalam kelompok ini, biasanya ada lima.

===

Cattāri adhiṭṭhānāni: paññādiṭṭhānaṃ, saccādhiṭṭhānaṃ, cāgādhiṭṭhānaṃ, upasamādhiṭṭhānaṃ. ‘Empat jenis tekad ((27) adhiññhànàni): [untuk memperoleh] (a) kebijaksanaan, (b) kebenaran (sacca),1055 (c) pelepasan (càga), (d) ketenangan (upasama).1056’

===

1055. Kebenaran, yaitu penembusan ‘segala sesuatu sebagaimana adanya’.

1056. Tidak ‘menguasai diri’ (RD).

===

Cattāri pañhabyākaraṇāni: ekaṃsabyākaraṇīyo pañho, paṭipucchābyākaraṇīyo pañho, vibhajjabyākaraṇīyo pañho, ṭhapaṇīyo pañho. ‘Empat cara menjawab pertanyaan: pertanyaan (a) (28) dijawab secara langsung (ekaÿsa-vyàkaraõiyo pa¤ho), (b) memerlukan penjelasan (vibhajja-v. p.), (c) memerlukan pertanyaan balik (pañipucchà-v.p.), (d) yang diabaikan (ñhàpanãyo pa¤ha).’ - - - - - - - - - - - - - - - - - 1. Catatāro pañhābyākaraṇā [pts,] syā. Kam) [BJT Page 388] [PTS Page 230] Cattārī kammāni: atthāvuso kammaṃ kaṇhaṃ kaṇhavipākaṃ, atthāvuso kammaṃ sukkaṃ sukkavipākaṃ, atthāvuso kammaṃ kaṇhasukkaṃ kaṇhasukkavipākaṃ. Atthāvuso kammaṃ akaṇhaṃ asukkaṃ akaṇhaasukkavipākaṃ kammakkhayāya saṃvattati. [230] ‘Empat jenis kamma: ada (a) kamma hitam dengan akibat (29) hitam (kaõha-vipàkaÿ), (b) kamma cerah dengan akibat cerah (sukka-v.), (c) kamma hitam-dan-cerah dengan akibat hitam-dan-cerah (kaõha-sukka v.), (d) kamma yang bukan-hitam dan bukan-cerah (akaõham-asukkaÿ), dengan akibat yang bukan-hitam dan bukan-cerah, yang mengarah menuju hancurnya kamma.1057’

===

1057. Kamma yang mengarah menuju penerangan sempurna, ketika tidak ada lagi kamma yang akan dilakukan.

===

Cattāro sacchikaraṇīyā dhammā: pubbenivāso satiyā sacchikaraṇīyo, sattānaṃ cutūpapāto cakkhunā sacchikaraṇiyo, aṭṭha vimokkhā kāyena sacchikaraṇīyā, āsavānaṃ khayo paññāya sacchikaraṇīyo. ‘Empat hal yang harus dicapai dengan melihat (30) (sacchikaraõãyà dhammà):1058 (a) kehidupan lampau, dicapai dengan mengingat (satiyà),1059 (b) kematian dan kemunculan kembali dicapai dengan mata [-dewa],1060 (c) delapan pembebasan, dicapai dengan tubuh batin (kàyena),1061 (d) hancurnya kekotoran-kekotoran, dicapai dengan kebijaksanaan.’

===

1058. ‘Muncul di depan mata’.

1059. Di sini, sati mungkin digunakan dalam pengertian yang lebih tua dan jarang digunakan sebagai ‘ingatan’, bukannya perhatian.

1060. Baca n.140.

1061. Faktor-faktor yang muncul dalam ‘kelompok batin’ pada saat kapan pun juga.

===

Cattāro oghā: kāmogho, bhavogho, diṭṭhogho, avijjogho. ‘Empat banjir ((31) oghà): indriawi, penjelmaan, pandangan-pandangan [salah], kebodohan.’

Cattāro yogā: kāmayogo, bhavayogo, diṭṭhiyogo, avijjāyogo. ‘Empat gandar ((32) yogà)1062 (=(31)).’

===

1062. Baca n.913.

===

Cattāro visaññogā: kāmayogaviññogo, bhavayogavisaññogo, diṭṭhiyogavisaññogo, avijjāyogavisaññogo. ‘Empat “melepaskan gandar” ((33) visaÿyogà): dari indriawi, penjelmaan, pandangan-pandangan, kebodohan.’

Page 22: [BJT Page 352] [\x 352/]  · Web viewKata kerja yang sama digunakan dalam kalimat berikutnya sehubungan dengan pelepasan keduniawian. Saya menggunakan ‘sesuka hati’ sebagai pengganti,

Cattāro ganthā: abhijjhā kāyagantho, byāpādo kāyagantho, sīlabbataparāmāso kāyagantho, idaṃ saccābhiniveso kāyagantho. ‘Empat ikatan ((34) ganthà):1063 “ikatan-tubuh”1064 (kàya-gantha) dari keserakahan (abhijjhà), kebencian (vyàpàda), keterikatan pada upacara dan ritual (sãlabbata-paràmàsa), fanatik dogmatis (idaÿ-saccà-bhinivesa).’

===

1063. Yang mengikat batin (nàma) dan jasmani (råpa) bersama-sama. Gantha juga berarti ‘buku’ dalam bahasa belakangan.

1064. Kàya di sini berarti nàma-kàya ‘tubuh batin’.

===

Cattāri upādānāni: kāmūpadānaṃ, diṭṭhupādānaṃ, sīlabbatūpādānaṃ, attavādūpādānaṃ. ‘Empat kemelekatan ((35) upàdànàni): kepada indriawi, kepada pandangan-pandangan (diññhi), kepada peraturan dan ritual (sãlabbata-pàràmàsa), kepada kepercayaan-aku (attavàda).’

Catasso yoniyo: aṇaḍajayoni, jalābujayoni, saṃsedajayoni, opapātikayoni. ‘Empat jenis kelahiran:(36) 1065 dari telur, dari rahim, dari kelembaban,1066 kelahiran spontan (opapàtika-yoni).1067’

===1065. Yoniyo: ‘rahim’. Penjelasan lebih jauh terdapat dalam MN 12.

1066. ‘Seperti dari ikan yang membusuk, dan sebagainya’ (MN 12).

1067. Kelahiran kembali di alam dewa (juga kelahiran kembali Yang-Tidak-Kembali).===

[BJT Page 390] [PTS Page 231] catasso gabbhāvakkanatiyo: [231] ‘Empat cara masuk ke dalam rahim:idhāvuso ekacco asampajāno mātukucchiṃ okkamati, asampajāno mātukucchismiṃ ṭhāti, asampajāno mātukucchismā nikkhamati. (a) seseorang masuk (37) ke dalam rahim ibunya tanpa menyadarinya, berdiam di sana tanpa menyadarinya, dan keluar dari sana tanpa menyadarinya;Ayaṃ paṭhamā gabbhāvakkanti.

Puna ca paraṃ āvuso idhekacco sampajāno mātukucchiṃ okkamati, asampajāno mātukucchismiṃ ṭhāti, asampajāno mātukucchismā nikkhamati. (b) seseorang masuk ke dalam rahim ibunya dengan sadar, berdiam di sana tanpa menyadarinya, dan keluar dari sana tanpa menyadarinya;Ayaṃ dutiyā gabbhāvakkanti.

Puna ca paraṃ āvuso idhekacco sampajāno mātukucchiṃ okkamati, sampajāno mātukucchismiṃ ṭhāti, asampajāno mātukucchismā nikkhamati. (c) seseorang masuk ke dalam rahim ibunya dengan sadar, berdiam di sana dengan sadar, dan keluar dari sana tanpa menyadarinya;Ayaṃ tatiyā gabbhāvakkanti.

Puna ca paraṃ āvuso idhekacco sampajāno ceva mātukucchiṃ okkamati, sampajāno mātukucchismiṃ ṭhāti, sampajāno mātukucchismā nikkhamati. (d) seseorang masuk ke dalam rahim ibunya dengan sadar, berdiam di sana dengan sadar, dan keluar dari sana dengan sadar. (seperti sutta 28, paragraf 5).’

Ayaṃ catutthā gabbhāvakkanti.

Cattāro attabhāvapaṭilābhā: ‘Empat cara mendapatkan pribadi baru ((38) attabhàva-pañi-làbhà):1068

===1068. ‘Diri’ yang baru dalam kehidupan lain.===

atthāvuso attabhāvapaṭilābho yasmiṃ attabhāvapaṭilābhe attasañcetanā yeva kamati no parasañcetanā. Pribadi diperoleh dengan cara (a) kehendak sendiri, bukan kehendak orang lain,Atthāvuso attabhāvapaṭilābho yasmiṃ attabhāvapaṭilābhe parasañcetanā yeva kamati no attasañcetanā. (b) kehendak orang lain, bukan kehendak sendiri,Atthāvuso attabhāvapaṭilābho yasmiṃ attabhāvapaṭilābhe attasañcetanā ceva kamati parasañcetanā ca. (c) keduanya,

Page 23: [BJT Page 352] [\x 352/]  · Web viewKata kerja yang sama digunakan dalam kalimat berikutnya sehubungan dengan pelepasan keduniawian. Saya menggunakan ‘sesuka hati’ sebagai pengganti,

Atthāvuso attabhāvapaṭilābho yasmiṃ attabhāvapaṭilābhe neva attasañcetanā kamati no parasañcetanā. (d) bukan keduanya.’

Catasso dakkhiṇāvisuddhiyo: ‘Empat pemurnian persembahan ((39) dakkhiõà-visuddhiyo):atthāvuso dakkhiṇā dāyakato visujjhati no paṭiggāhakato, terdapat persembahan yang dimurnikan (a) oleh si pemberi tetapi bukan oleh si penerima,atthāvuso dakkhiṇā paṭiggāhakato visujjhati no dāyakato, (b) oleh si penerima tetapi bukan oleh si pemberi,atthāvuso dakkhiṇā neva dāyakato visujjhati [PTS Page 232] no paṭiggāhakato, (c) oleh bukan keduanya, [232]atthāvuso dakkhiṇā dāyakato ceva visujjhati paṭiggāhakato ca. (d) oleh keduanya.’

Cattāri saṅgahavatthūni: dānaṃ, peyyavajjaṃ, 1 atthacariyaṃ, samānattatā. ‘Empat alasan simpati ((40) saÿgaha-vatthåni): kedermawanan, ucapan yang menyenangkan, perbuatan yang bermanfaat, dan sikap tidak membedakan.’

Cattāro anariyavohārā: musāvādo, pisuṇā vācā, pharusā vācā, samphappalāpo. ‘Empat cara berbicara bukan-Ariya: berbohong, memfitnah, (41) kata-kata kasar, pembicaraan yang tidak bertujuan.’

- - - - - - - - - - - - - 1. Piyavajjaṃ (syā. Kam)

[BJT Page 392] Cattāro ariyavohārā: musāvādā veramaṇī,1 pisuṇāya vācāya veramaṇī, pharāsāya vācāya veramaṇī, samphappalāpā veramaṇī.‘Empat cara berbicara Ariya: menghindari kebohongan, (42) memfitnah, kata-kata kasar, pembicaraan yang tidak bertujuan.’

Apare'pi cattāro anariyavohārā: adiṭṭhe diṭṭhavāditā, assute sutavāditā, amute mutavāditā, aviññāte viññātavāditā. ‘Empat cara berbicara bukan-Ariya lainnya: mengaku telah (43) melihat, mendengar, merasakan (muta),1069 mengetahui apa yang tidak ia lihat, dengar, rasakan, ketahui.’

===

1069. Baca n.933.

===

Apare'pi cattāro ariyavoharā: adiṭṭhe adiṭṭhavāditā, assute assutavāditā, amute amutavāditā, aviññāte aviññātavāditā. ‘Empat cara berbicara Ariya lainnya: menyatakan tidak (46) melihat, mendengar, merasakan mengetahui apa yang ia tidak lihat, dengar, rasakan, ketahui.’

Apare'pi cattāro: anariyavohārā. Diṭṭhe adiṭṭhavāditā, sute assutavāditā, mute amutavāditā, viññāte aviññātavāditā. ‘Empat cara berbicara bukan-Ariya lainnya: mengaku (45) tidak melihat, mendengar, merasakan mengetahui apa yang ia lihat, dengar, rasakan, ketahui.’

Apare'pi cattāro ariyavohārā: diṭṭhe diṭṭhavāditā, sute sutavāditā, mute mutavāditā, viññāte viññātavāditā. Empat cara berbicara Ariya lainnya: menyatakan telah (44) melihat, mendengar, merasakan (muta), mengetahui apa yang ia lihat, dengar, rasakan, ketahui.’

Cattāro puggalā: ‘Empat pribadi:idhāvuso ekacco puggalo attannapo hoti attaparitāpanānuyogamanuyutto, Di sini seorang tertentu (a) menyiksa (47) dirinya sendiri (attan-tapo hoti), memiliki kebiasaan menyiksa diri sendiri,idhāvuso ekacce puggalo parantapo hoti paraparitāpanānuyogamanuyutto, (b) menyiksa orang lain (paran-tapo hoti), ...

Page 24: [BJT Page 352] [\x 352/]  · Web viewKata kerja yang sama digunakan dalam kalimat berikutnya sehubungan dengan pelepasan keduniawian. Saya menggunakan ‘sesuka hati’ sebagai pengganti,

idhāvuso ekacco puggalo attantapo ca hoti attaparitāpanānuyogamanuyutto parantapo ca paraparitāpanānuyogamanuyutto, (c) menyiksa diri sendiri dan orang lain, ...idha panāvuso ekacco puggalo neva attantapo hoti na attaparitāpanānuyogamanuyutto na parantapo na paraparitāpanuyogamanuyutto. (d) tidak menyiksa diri sendiri dan tidak menyiksa orang lain ...So anattantapo aparantapo [PTS Page 233] diṭṭheva dhamme nicchāto nibbuto sītībhuto2 sukhapaṭisaṃvedi brahmabhutena attanā viharati. dengan demikian [233] ia berdiam dalam kehidupan ini tanpa keinginan, terbebas (nibbuto), sejuk, menikmati kebahagiaan, menjadi seperti Brahmà (brahmà-bhåtena).1070’

===

1070. Cf. n.823.

===

Apare'pi cattāro puggalā: ‘Empat pribadi lainnya:idhāvuso ekacco puggalo attahitāya paṭipanno hoti no parahitāya, Di sini seseorang dalam hidupnya (48) memberikan manfaat (a) kepada dirinya sendiri tetapi tidak kepada orang lain,idhāvuso ekacco puggalo parahitāya paṭipanno hoti no attahitāya, (b) kepada orang lain tetapi tidak kepada dirinya sendiri,1071

===1071. Seperti Upananda, yang walaupun perilakunya tidak baik, namun masih mampu membantu orang lain (DA).===

idhāvuso ekacco puggalo neva attahitāya paṭipanno hoti na parahitāya, (c) bukan keduanya,idhāvuso ekacco puggalo attahitāya ceva paṭipanno hoti parahitāya ca. (d) keduanya.’

- - - - - - - - - - - - - - - - - - 1. Veramaṇi (kesuci) sītibhuto (kesuci)

[BJT Page 394] Apare'pi cattāro puggalā: tamotamaparāyano, tamojotiparāyano, jotitamaparāyano, jotijotiparāyano. ‘Empat pribadi lainnya: (a) hidup dalam kegelapan dan (49) menuju kegelapan (tamo tamaparàyana), (b) hidup dalam kegelapan dan menuju cahaya (tamo jotiparàyana), (c) hidup dalam cahaya dan menuju kegelapan, (d) hidup dalam cahaya dan menuju cahaya.’

Apare'pi cattāro puggalā: samaṇamacalo, samaṇapadumo, samaṇapuṇḍariko, samaṇesu samaṇasukhumālo. ‘Empat pribadi lainnya: (a) petapa yang tidak tergoyahkan (50) (samaõam-acalo), (b) petapa ‘teratai-biru’, (c) petapa ‘teratai-putih’, (d) petapa halus-sempurna (samaõa-sukhumàlo).1072’

===

1072. Sebutan mengherankan ini dimaksudkan untuk merujuk pada Pemenang-Arus, Yang-Kembali-Sekali, Yang-Tidak-Kembali, dan Arahat.

===

Ime kho āvuso tena bhagavatā jānatā passatā arahatā sammāsambuddhena cattāro dhammā sammadakkhātā. Ini adalah [kelompok] empat hal yang dengan sempurna dibabarkan oleh Sang Bhagavà ...Tattha sabbeheva saṅgāyitabbaṃ na vivaditabbaṃ, yathayidaṃ brahmacariyaṃ addhaniyaṃ assa ciraṭṭhitikaṃ, maka kita semua harus mengulanginya bersama-sama ...tadassa bahujanahitāya bahujanasukhāya lokānukampāya atthāya hitāya sukhāya devamanussānaṃ. demi manfaat, kesejahteraan dan kebahagiaan para dewa dan manusia.’

[Akhir dari bagian pembacaan pertama]Pathamabhanavaro nitthito. Pañcataṃ(D.33.-7)Pabcakam

Page 25: [BJT Page 352] [\x 352/]  · Web viewKata kerja yang sama digunakan dalam kalimat berikutnya sehubungan dengan pelepasan keduniawian. Saya menggunakan ‘sesuka hati’ sebagai pengganti,

11. Atthi kho āvuso tena bhagavatā jānatā passatā arahatā sammāsambuddhena pañcadhammā sammadakkhātā. 2.1. ‘Ada [kelompok] lima hal yang dengan sempurna dibabarkan ....’

Tattha sabbeheva saṅgāyitabbaṃ na vivaditabaṃ. Yathayidaṃ brahmavariyaṃ addhaniyaṃ assa ciraṭṭhinikaṃ, tadassa bahujanahitāya bahujanasukhāya lokānukampāya atthāya hitāya sukhāya devamanussānaṃ.

Katame pañca: pañcakkhandhā - rūpakkhandho, vedanākkhandho, saññākkhandho, saṃkhārakkhandho, viññāṇakkhandho. ‘Lima gugus: jasmani, perasaan, persepsi, bentukan-(1) bentukan batin, kesadaran.’

Pañcupādānakkhandhā: rūpūpādānakkhandho2 [PTS Page 234] vedanūpādānakkhandho, saññūpādānakkhandho, saṅkhārūpādānakkhandho, viññāṇūpādānakkhandho, ‘Lima gugus kemelekatan ((2) pancåpàdàna-kkhandhà) (seperti (1)).’ [234]

Pañca kāmaguṇā: ‘Lima helai keinginan-indria ((3) pa¤ca kàma-guõa):cakkhuviññeyyā rūpā iṭṭhā kantā manāpā piyarūpā kāmūpasaṃhitā rajanīyā, pemandangan yang terlihat oleh mata,sotaviññeyyā saddā iṭṭhā kantā manāpā piyarūpā kāmūpasaṃhitā rajanīyā, suara yang terdengar oleh telinga,Ghāṇaviññeyyā gandhā iṭṭhā kantā manāpā piyarūpā kāmūpasaṃhitā rajanīyā, bau yang tercium oleh hidung,jivhāviññeyyā rasā iṭṭhā kantā manāpā piyarūpā kāmūpasaṃhitā rajanīyā, rasa-kecapan yang terasa oleh lidah,kāya viññeyyā phoṭṭhabbā iṭṭhā kantā manāpā piyarūpā kāmūpasaṃhitā rajanīyā. objek sentuhan yang tersentuh oleh badan, yang menyenangkan, menarik, indah, memikat, berhubungan dengan nafsu, dan membangkitkan keinginan yang besar.’

- - - - - - - - - - - - - - - 2. Rupupādānakkhandhe (machasaṃ)

[BJT Page 396] Pañca gatiyo: nirayo, tiracchānayoni, pettivisayo, manussā, devā. ‘Lima alam tujuan [setelah kematian] ((4) gatiyo): neraka (nirayo),1073 kelahiran kembali di alam binatang (tiracchàna-yoni),1074 alam hantu kelaparan (petà), manusia, alam dewa.’

===

1073. Cf. n. 244.

1074. Cf. n. 244.

===

Pañca macchariyāni: āvāsamacchariyaṃ, kulamacchariyaṃ, lābhamacchariyaṃ, vaṇṇamacchariyaṃ, dhammamacchariyaṃ. ‘Lima jenis kekikiran ((5) macchariyàni):1075 sehubungan dengan tempat tinggal, keluarga,1076 perolehan, kecantikan (vaõõa), Dhamma.’

===

1075. Pelanggaran karena kecemburuan dalam diri seorang bhikkhu.

1076. Kecemburuan pada orang lain karena sokongan dari keluarga tertentu.

===

Pañca nīvaraṇāni: kāmacchandanīvaraṇaṃ, byāpādanīvaranaṃ, thīnamiddhanīvaraṇaṃ, uddhaccakukkuccanīvaraṇaṃ, vicikicchānīvaraṇaṃ. ‘Lima rintangan: indriawi ((6) kàmacchanda), kebencian (vyàpàda), kelambanan dan ketumpulan (thãna-middha), kekhawatiran-dan-kegelisahan (uddhacca-kukkuca), keragu-raguan skeptis (vicikicchà).’

Pañcorambhāgiyāni saṃyojanānā: sakkāyadiṭṭhi, vicikicchā, sīlabbataparāmāso, kāmacchando, byāpādo. ‘Lima belenggu yang lebih rendah: kepercayaan-akan-diri (7) (sakkàya-diññhi), keragu-raguan, keterikatan akan upacara dan ritual (sãlabbata-paràmàsa), indriawi, kebencian.’

Page 26: [BJT Page 352] [\x 352/]  · Web viewKata kerja yang sama digunakan dalam kalimat berikutnya sehubungan dengan pelepasan keduniawian. Saya menggunakan ‘sesuka hati’ sebagai pengganti,

Pañcuddhamabhāgiyāni saṃyojanāni: rūparāgo, arūparāgo, māno, uddhaccaṃ, avijjā. ‘Lima belenggu yang lebih tinggi: keinginan akan alam (8) berbentuk (råpa-raga), keinginan akan alam tanpa bentuk (aråpa-ràga), keangkuhan (màna), kegelisahan (uddhacca), kebodohan.’

[PTS Page 235] pañca sikkhāpadāni: pāṇātipātā veramaṇī, adinnādānā veramaṇī, kāmesu micchācārā veramaṇī, musāvādā veramaṇī, surāmerayamajjapamādaṭṭhanā veramaṇī. [235] ‘Lima peraturan latihan ((9) sikkhàpadàni): menghindari pembunuhan, perbuatan mengambil apa yang tidak diberikan, pelanggaran seksual, kebohongan, minuman keras dan obat-obatan yang menyebabkan kelambanan (surà-meraya-majja-pamàdaññhànà).’

Pañca abhabbaṭṭhānāni: ‘Lima hal yang tidak mungkin:abhabbo āvuso khīṇāsavo bhikkhu saṃcicca pāṇā jīvitā voropetuṃ, Seorang Arahat tidak (10) mampu (a) dengan sengaja melakukan pembunuhan;abhabbo khīṇāsavo bhikkhu adinnaṃ theyyasaṅkhātaṃ ādiyituṃ, (b) mengambil apa yang tidak diberikan yang merupakan tindakan pencurian;abhabbo khīṇāsavo bhikkhu methunaṃ dhammaṃ paṭisevituṃ, (c) melakukan hubungan seksual;abhabbo khīṇāsavo bhikkhu sampajānamusā bhāsituṃ, (d) dengan sengaja berbohong;abhabbo khīṇāsavo bhikkhu sannidhikārakaṃ kāme paribhuñjituṃ seyyathāpi pubbe agāriyakabhūto. (e) menyimpan barang-barang untuk kenikmatan indria seperti yang ia lakukan sebelumnya sewaktu masih menjalani kehidupan rumah tangga (seperti Sutta 29, paragraf 26).’

Pañca byasanāni: ñātibyasanaṃ, bhogabyasanaṃ, rogabyasanaṃ, sīlabyasanaṃ, diṭṭhibyasanaṃ, ‘Lima jenis kehilangan ((11) vyasanàni): kehilangan sanak-saudara, kekayaan, kesehatan, moralitas, pandangan [benar].nāvuso sattā ñātibyasanahetu vā bhogabyasanahetu vā rogabyasanahetu vā kāyassa bhedā parammaraṇā apāyaṃ duggatiṃ vinipātaṃ nirayaṃ upapajjanti. Tidak ada makhluk-makhluk yang terjatuh ke alam rendah, alam neraka ... setelah kematian karena kehilangan sanak-saudara, kekayaan, atau kesehatan;Sīlabyasanahetu vā āvuso sattā diṭṭhibyasanahetu vā kāyassa bhedā parammaraṇā apāyaṃ duggatiṃ vinīpātaṃ nirayaṃ upapajjanti. "tetapi makhluk-makhluk akan jatuh ke dalam kondisi demikian karena kehilangan moralitas dan pandangan benar.’

[BJT Page 398] Pañca sampadā: ñātisampadā, bhogasampadā, ārogyasampadā, sīlasampadā, diṭṭhisampadā, ‘Lima jenis perolehan ((12) sampadà): memperoleh sanak-saudara, kekayaan, kesehatan, moralitas, pandangan [benar].nāvuso sattā ñātisampadāhetu vā bhogasampadāhetu vā ārogyasampadāhetu vā kāyassa bhedā parammaraṇā sugatiṃ saggaṃ lokaṃ upapajjanti. Tidak ada makhluk-makhluk yang naik ke alam bahagia, alam surga karena memperoleh sanak-saudara, kekayaan, atau kesehatan;Sīlasampadāhetu vā āvuso sattā diṭṭhisampadāhetu vā kāyassa bhedā parammaraṇā sugatiṃ saggaṃ lokaṃ upapajjanti. tetapi makhluk-makhluk akan terlahir kembali di dalam kondisi demikian karena memperoleh moralitas dan pandangan benar.’

Pañca ādīnāvā dussīlassa sīlavipattiyā: ‘Lima bahaya bagi mereka yang tidak bermoral karena (13) jatuh dari moralitas (seperti Sutta 16, paragraf 1.23).’ [236]idhāvuso [PTS Page 236] dussīlo sīlavipanno pamādādhikaraṇaṃ mahatiṃ bhogajāniṃ nigacchati. Ayaṃ paṭhamo ādīnavo dussīlassa sīlavipattiyā.

Punaca paraṃ āvuso dussīlassa sīlavipannassa pāpako kittisaddo abbhuggacchati. Ayaṃ dutiyo ādīnāvo dussīlassa sīlavipattiyā.

Puna ca paraṃ āvuso dussīlo sīlavipanno yaññadeva parisaṃ upasaṅkamati yadi khattiyaparisaṃ yadi brāmhaṇaparisaṃ yadi gahapatiparisaṃ yadi samaṇaparisaṃ avisārado upasaṅkamati maṅkubhūto. Ayaṃ tatiyo ādīnavo dussīlassa sīlavipattiyā.

Puna ca paraṃ āvuso dussīlo sīlavipanno sammūḷho kālaṃ karoti. Ayaṃ catuttho ādīnavo dussīlassa sīlavipattiyā.

Page 27: [BJT Page 352] [\x 352/]  · Web viewKata kerja yang sama digunakan dalam kalimat berikutnya sehubungan dengan pelepasan keduniawian. Saya menggunakan ‘sesuka hati’ sebagai pengganti,

Puna ca paraṃ āvuso dussīlo silavipanno kāyassa bhedā parammaraṇā apāyaṃ duggatiṃ vinipātaṃ nirayaṃ upapajjati. Ayaṃ pañcamo ādīnavo dussīlassa sīlavipattiyā.

Pañca ānisaṃsā sīlavato sīlasampadāya: ‘Lima manfaat bagi mereka yang bermoral karena (14) memelihara moralitas (seperti Sutta 16, paragraf 1.24).’

idhāvuso sīlavā sīlasampanno appamādādhikaraṇaṃ mahantaṃ bhogakkhandhaṃ adhigacchati. Ayaṃ paṭhamo ānisaṃso sīlavato sīlasampadāya.

Puna ca paraṃ āvuso sīlavato sīlasampannassa kalyāṇo kittisaddo ababhuggacchati. Ayaṃ dutiyo ānisaṃso sīlavato sīlasampadāya.

[BJT Page 400] Puna ca paraṃ āvuso sīlavā sīlasampanno yaññadeva parisaṃ upasaṅkamati yadi khattiyaparisaṃ yadi brāhmaṇaparīsaṃ yadi gahapatiparisaṃ yadi samaṇaparisaṃ visārado upasaṅkamati amaṅkubhūto. Ayaṃ tatiyo ānisaṃso sīlavato sīlasampadāya.

Puna ca paraṃ āvuso sīlavā sīlasampanno asammūḷho kālaṃ karoti. Ayaṃ catuttho ānisaṃso sīlavato sīlasampadāya.

Puna ca paraṃ āvuso sīlavā sīlasampanno kāyassa bhedā parammaraṇā sugatiṃ saggaṃ lokaṃ upapajjati. Ayaṃ pañcamo ānisaṃso sīlavato sīlasampadāya.

Codakena āvuso bhikkhunā paraṃ codetukāmena pañca dhamme ajjhattaṃ upaṭṭhepetvā paro codetabbo: ‘Lima hal yang harus diingat oleh seorang bhikkhu yang (15) ingin menegur bhikkhu lain:kālena vakkhāmi no akālena, (a) Aku akan berbicara di waktu yang tepat, bukan di waktu yang salah,bhūtena vakkhāmi no abhūtena, (b) Aku akan mengatakan kebenaran, bukan kebohongan,saṇhena vakkhāmi no pharusena, (c) Aku akan berbicara dengan lembut, tidak dengan kasar,atthasaṃhitena [PTS Page 237] vakkhāmi no anatthasaṃhitena, (d) Aku akan berbicara demi keuntungannya, [237] bukan kerugiannya,mettacittena1 vakkhāmi no dosantarenā ti. (e) Aku akan berbicara dengan pikiran penuh cinta kasih, dan bukan dengan permusuhan.’

Codakena āvuso bhikkhunā paraṃ codetukāmena ime pañca dhamme ajjhattaṃ upaṭṭhapetvā paro codetabbo.

Pañca padhāniyaṅgāni: ‘Lima faktor usaha:idhāvuso bhikkhu saddho hoti, saddahati tathāgatassa bodhiṃ: itipi so bhagavā arahaṃ sammāsambuddho vijjācaraṇasampanno sugato lokavidū anuttaro purisadammasārathī satthā devamanussānaṃ buddho bhagavā'ti, Di sini, seorang bhikkhu (a) memiliki (16) keyakinan, percaya di dalam pencerahan Sang Tathàgata: “Demikianlah Sang Bhagavà adalah seorang Arahat, Buddha yang mencapai Penerangan Sempurna ....” (seperti Sutta 3, paragraf 1.2),appābādho hoti appātaṅko samavepākiniyā gahaṇiyā samannāgato nātisītāya nāccuṇhāya majjhimāya padhānakkhamāya, (b) berada dalam kesehatan yang baik, mengalami sedikit kesusahan atau penyakit, memiliki pencernaan yang baik yang tidak terlalu panas dan terlalu dingin tetapi dalam temperatur sedang yang cocok untuk berusaha,asaṭho hoti amāyāvī yathābhūtaṃ attānaṃ āvikattā satthari vā viññūsu vā sabrahmacārīsu, (c) tidak licik atau tidak jujur, memperlihatkan dirinya sebagaimana adanya kepada gurunya atau para bijaksana di antara teman-temannya di dalam kehidupan suci ini,āraddhaviriyo viharati akusalānaṃ dhammānaṃ pahānāya kusalānaṃ dhammānaṃ upasampadāya thāmavā daḷhaparakkamo anikkhittadhuro kusalesu dhammesu, (d) mempertahankan usahanya bergerak secara konstan dalam melepaskan kondisi-kondisi tidak bermanfaat dan membangkitkan kondisi-kondisi bermanfaat, dan kokoh, mantap dalam gerak maju dan mempertahankan kondisi-kondisi bermanfaat,paññavā hoti udayatthagāminiyā paññāya samannāgato ariyāya nibbedhikāya sammādukkhakkhayagāminiyā.

Page 28: [BJT Page 352] [\x 352/]  · Web viewKata kerja yang sama digunakan dalam kalimat berikutnya sehubungan dengan pelepasan keduniawian. Saya menggunakan ‘sesuka hati’ sebagai pengganti,

(e) adalah seorang bijaksana, memiliki kebijaksanaan sehubungan dengan muncul dan lenyapnya, dengan penembusan Ariya yang mengarah menuju kehancuran penderitaan secara total.’

- - - - - - - - - - - - - - - - - - 1. Mettācittena (kesuci)

[BJT Page 402] Pañca suddhāvāsā: avihā atappā sudassā sudassī akaniṭṭhā. ‘Lima Alam Murni ((17) suddhàvàsà):1077 Aviha,1078 Tanpa Kekhawatiran (Attappà), Terlihat Jelas (Suddasà), Berpandangan Jelas (Sudassã), Tanpa Bandingan (Akaniññhà).’

===

1077. Alam yang dihuni oleh Yang-Tidak-Kembali, yang mencapai Nibbàna secara langsung dari sana.

1078. Arti dari nama ini mungkin ‘tidak jatuh dari kemakmuran’ (baca EB).

===

Pañca anāgāmino: antarāparinibbāyī, upahaccaparinibbāyī, asaṃkhāraparinibbāyī, sasaṃkhāraparibbāyī, uddhaṃsoto akaniṭṭhagāmī. ‘Lima jenis Yang-Tidak-Kembali ((18) anàgàmã):1079 “kurang dari setengah perjalanan”, “lebih dari setengah perjalanan”, “yang mencapai tanpa perlu berusaha”, “yang mencapai dengan usaha”, “ia yang naik ke atas menuju yang tertinggi”.’

===

1079. Untuk keluhuran ini, baca BDic atau EB.

===

Pañca cetokhīlā: ‘Lima penghalang batin ((19) ceto-khãlà):idhāvuso bhikkhu satthari [PTS Page 238] kaṅkhati vivikicchati nādhimuccati na sampasīdati. Yo so āvuso bhikkhu satthari kaṅkhati vicikicchati nādhimuccati na sampasīdati, tassa cittaṃ na namati ātappāya anuyogāya sātaccāya padhānāya. Yassa cittaṃ na namati ātappāya anuyogāya sātaccayā padhānāya. Di sini, seorang bhikkhu memiliki [238] keragu-raguan dan kebimbangan (a) sehubungan dengan Sang Guru, tidak puas dan tidak dapat memutuskan. Dengan demikian, pikirannya tidak dapat diarahkan kepada semangat, ketekunan, dan usaha;Ayaṃ paṭhamo cetokhīlo.

Puna ca paraṃ āvuso bhikkhu dhamme kaṅkhāti vicikicchati, nādhimuccati na sampasīdati. Yo so āvuso bhikkhu dhamme kaṅkhati vicikicchati nādhimuccati na sampasīdati. Tassa cittaṃ na namati ātappāya anuyogāya sātaccāya padhānāya.(b) sehubungan dengan Dhamma ...;Ayaṃ dutiyo cetokhīlo.

Puna ca paraṃ āvuso bhikkhu saṅghe kaṅkhati vicikicchati nādhimuccati na sampasīdati. Yo so āvuso bhikkhu saṅghe kaṅkhati vicikicchati nādhimuccati na sampasīdati. Tassa cittaṃ na namati ātappāya anuyogāya sātaccāya padhānāya. Yassa cittaṃ na namati ātappāya sātaccāya padhānāya. (c) sehubungan dengan Sangha ...;Ayaṃ tatiyo cetokhīlo.

Puna ca paraṃ āvuso bhikkhu sikkhāya kaṅkhati vicikicchati nādhimuccati na sampasīdati. Yo so āvuso bhikkhu sikkhāya kaṅkhati vicikicchati nādhimuccati na sampasīdati. Tassa cittaṃ na namati ātappāya anuyogāya sātaccāya padhānāya. Yassa cittaṃ na namati ātappāya anuyogāya sātaccāya padhānāya. (d) sehubungan dengan latihan ...;Ayaṃ catuttho cotokhīlo.

Puna ca paraṃ āvuso bhikkhu sabrahmacārīsu kupito hoti anattamano āhatacitto khīlajāto. Yo so āvuso bhikkhu sabrahmacārīsu kupito hoti anattamano āhatacitto khīlajāto, tassa cittaṃ na namati ātappāya anuyogāya sātaccāya padhānāya. Yassa cittaṃ na namati ātappāya anuyogāya sātaccāya padhānāya, (e) ia marah dan kecewa dengan teman-temannya dalam kehidupan suci, ia merasa tidak senang dan negatif terhadap mereka, dengan demikian, pikirannya tidak dapat diarahkan kepada semangat, ketekunan, dan usaha.’

ayaṃ pañcamo cetokhīlo.

Page 29: [BJT Page 352] [\x 352/]  · Web viewKata kerja yang sama digunakan dalam kalimat berikutnya sehubungan dengan pelepasan keduniawian. Saya menggunakan ‘sesuka hati’ sebagai pengganti,

Pañca cetaso vinibandhā: ‘Lima belenggu batin ((20) cetaso vinibandhà):1080

===1080. Baca juga MN 12.===

idhāvuso bhikkhu kāmesu avigatarāgo hoti avigatachando avigatapemo avigatapipāso avigatapariḷāho avigatataṇho. Yo so āvuso bhikkhu kāmesu avigatarāgo hoti avigatachando avigatapemo avigatapipāso avigatapariḷāho avigatataṇho, tassa cittaṃ na namati ātappāya anuyogāya sātaccāya padhānāya. Yassa cittaṃ na namati ātappāya anuyogāya sātaccāya padhānāya, ayaṃ paṭhamo cetaso vinibandho. Di sini, seorang bhikkhu yang belum melenyapkan nafsu, hasrat, cinta, kehausan (pipàsa),1081 demam, keinginan (taõhà) (a) akan keinginan-indria (kàme): dengan demikian, pikirannya tidak dapat diarahkan kepada semangat, ketekunan, dan usaha;

===1081. Ini, walaupun di sini digunakan secara metafora, adalah kata untuk ‘kehausan’ dalam pengertian harfiah. Di sini berarti sesuatu yang lebih lemah daripada taõhà.===

[BJT Page 404] Puna ca para āvuso bhikkhu kāye avigatarāgo hoti avigatachando avigatapemo avigatapipāso avigatapariḷāho avigatataṇho. Yo so āvuso bhikkhu kāye avigatarāgo hoti avigatachando avigatapemo avigatapipāso avigatapariḷāho avigatataṇho, tassa cittaṃ na namati ātappāya anuyogāya sātaccāya padhānāya. Yassa cittaṃ na namati ātappāya anuyogāya sātaccāya padhānāya, (b) akan tubuh jasmani (kàye), ...ayaṃ dutiyo cetaso vinibandho.

Puna ca paraṃ āvuso bhikkhu rūpe avigatarāgo hoti avigatachando avigatapemo avigatapipāso avigatapariḷāho avigatataṇho. Yo so āvuso bhikkhu rūpe avigatarāgo hoti avigatachando avigatapemo avigatapipāso avigatapariḷāho avigatataṇho, tassa cittaṃ na namati ātappāya anuyogāya sātaccāya padhānāya. Yassa cittaṃ na namati ātappāya anuyogāya sātaccāya padhānāya, (c) akan objek-objek fisik (råpe), ...ayaṃ tatiyo cetaso vinibandho.

Puna ca paraṃ āvuso bhikkhu yāvadatthaṃ udarāvahedakaṃ bhuñjitvā seyyasukhaṃ passasukhaṃ middhasukhaṃ anuyutto viharati. Yo so āvuso bhikkhu yāvadatthaṃ udarāvahedakaṃ bhuñjitvā seyyasukhaṃ passasukhaṃ middhasukhaṃ anuyutto viharati. Tassa cittaṃ na namati ātappāya anuyogāya sātaccāya padhānāya. Yassa cittaṃ na namati ātappāya anuyogāya sātaccāya padhānāya, atau (d) setelah makan sebanyak yang dapat diterima perutnya, ia menyerah pada keinginan untuk berbaring, kontak, atau kelambanan;ayaṃ catuttho cetaso vinibandho.

Puna ca paraṃ āvuso [PTS Page 239] bhikkhu aññataraṃ devanikāyaṃ paṇidhāya brahmacariyaṃ carati 'imināhaṃ sīlena vā vatena vā tapena vā brahmacariyena vā devo vā bhavissāmī devaññataro cā'ti. Yo so āvuso bhikkhu aññataraṃ devanikāyaṃ paṇidhāya brahmacariyaṃ carati 'imināhaṃ sīlena vā vatena vā tapena vā brahmacariyena vā devo vā bhavissāmi devaññataro vā'ti. Tassa cittaṃ na namati ātappāya anuyogāya sātaccāya padhānāya. Yassa cittaṃ na namati ātappāya anuyogāya sātaccāya padhānāya, atau (e) [239] ia melatih kehidupan suci demi untuk menjadi anggota beberapa tubuh dewa (deva-nikàya), berpikir: “Dengan ritual atau disiplin ini, latihan ini atau kehidupan suci ini, aku akan menjadi salah satu di antara para dewa, besar atau kecil,” dengan demikian, pikirannya tidak dapat diarahkan kepada semangat, ketekunan, dan usaha.’

ayaṃ pañcamo cetaso vinibandho.

Pañcindriyāni: cakkhundriyaṃ, sotindriyaṃ, ghānindriyaṃ, jivahindriyaṃ kāyindriyaṃ. ‘Lima indria ((21) indriyàni): indria mata, telinga, hidung, lidah, badan.’

Aparāni'pi pañcindriyāni: sukhindriyaṃ, dukkhindriyaṃ, somanassindriyaṃ, demanassindriyaṃ, upekkhindriyaṃ. ‘Lima indria lainnya: perasaan [jasmani] yang (22) menyenangkan (sukha), kesakitan (dukkha), kegembiraan (somanassa), kesedihan (domanassa), perasaan seimbang (upekkhà).’

Page 30: [BJT Page 352] [\x 352/]  · Web viewKata kerja yang sama digunakan dalam kalimat berikutnya sehubungan dengan pelepasan keduniawian. Saya menggunakan ‘sesuka hati’ sebagai pengganti,

Aparāni'pi pañcindriyāni: saddhindriyaṃ, viriyindriyaṃ, satindriyaṃ, samādhindriyaṃ, paññindiyaṃ. ‘Lima indria lainnya: keyakinan ((23) saddhà), usaha, perhatian, konsentrasi, kebijaksanaan.’

Pañca nissaraṇiyā1 dhātuyo:‘Lima unsur yang mengarah menuju pembebasan (24) (nissaraõãyà dhàtuyo):idhāvuso bhikkhuno kāme manasikaroto kāmesu cittaṃ na pakkhandati nappasīdati santiṭṭhati na vimuccati nekkhammaṃ kho panassa manasikaroto nekkhamme cittaṃ pakkhandati pasīdati santiṭṭhati vimuccati. Tassa taṃ cittaṃ sugataṃ [PTS Page 240] subhāvitaṃ suvuṭṭhitaṃ suvimuttaṃ visaṃyuttaṃ kāmehi, ye ca kāmappaccayā uppajjanti āsavā vighātā pariḷāhā2, mutto so tehi, na so taṃ vedanaṃ vedeti, idamakkhātaṃ kāmānaṃ nissaraṇaṃ. (a) Di sini, seorang bhikkhu, ketika memikirkan keinginan-indria, pikirannya tidak menerkamnya dan puas di dalamnya, tidak terpusat padanya atau menggunakannya sesuka hatinya,1082 tetapi ketika ia memikirkan pelepasan keduniawian, pikirannya menerkamnya, puas di dalamnya, terpusat padanya dan menggunakannya sesuka hatinya. Dan ia mengukuhkan [240] pikiran ini, dikembangkan dengan baik, ditingkatkan, dibebaskan, dan diputuskan dari keinginan-indria. Dan dengan demikian, ia bebas dari kekotoran (àsavà), kesulitan dan demam yang muncul dari keinginan-indria, dan ia tidak merasakan perasaan [indriawi] itu.

===1082. Vimuccati, jelas berarti ‘terbebaskan’, tetapi diartikan oleh DA sebagai adhimuccati, diartikan oleh RD sebagai ‘memilih’. Kata kerja yang sama digunakan dalam kalimat berikutnya sehubungan dengan pelepasan keduniawian. Saya menggunakan ‘sesuka hati’ sebagai pengganti, terjemahan bebas, dan mencurigai adanya kesalahan tekstual.===

[BJT] nissāraṇiyā [pts,] syā, kam) 2. Vighāta pariḷāhā (syā, kam)

[BJT Page 406] Puna ca paraṃ āvuso bhikkhuno byāpadaṃ manasikaroto byāpāde cittaṃ na pakkhandati nappasīdati na santiṭṭhati na vimuccati. Abyāpādaṃ kho panassa manasikaroto abyāpade cittaṃ pakkhandati pasīdati santiṭṭhati vimuccati. Tassa taṃ cittaṃ sugataṃ subhāvitaṃ suvuṭṭhitaṃ suvimuttaṃ visaṃyuttaṃ byāpādena. Ye ca byāpādapaccayā uppajjanti āsavā vighātā pariḷāhā mutto so tehi. Na so taṃ vedanaṃ vedeti. Idamakkhātaṃ byāpādassa nissaraṇaṃ. Dan hal yang sama berlaku untuk (b) kebencian,Puna ca paraṃ āvuso bhikkhuno vihesaṃ manasikaroto vihesāya cittaṃ na pakkhandati nappasīdati na santiṭṭhati na vimuccati. Avihesaṃ kho panassa manasikaroto avihesāya cittaṃ pakkhandati pasīdati santiṭṭhati vimuccati. Tassa taṃ cittaṃ sugataṃ subhāvitaṃ suvuṭṭhitaṃ suvimuttaṃ visaṃyuttaṃ vihesāya. Ye ca vibhesapaccayā uppajjanti āsavā vighātā pariḷāhā mutto so tehi. Na so taṃ vedanaṃ vedeti. Idamakkhātaṃ vihesāya nissaraṇaṃ. (c) kekejaman,

Puna ca paraṃ āvuso bhikkhuno rūpe manasikaroto rūpesu cittaṃ na pakkhandati nappasīdati na santiṭṭhati na vimuccati. Arūpaṃ kho panassa manasikaroto arūpe cittaṃ pakkhandati pasīdati santiṭṭhati vimuccati. Tassa taṃ cittaṃ sugataṃ subhāvitaṃ suvuṭṭhitaṃ suvimuttaṃ visaṃyuttaṃ rūpehi. Ye ca rūpappaccayā uppajjanti āsavā vighātā pariḷāhā mutto so tehi. Na so taṃ vedanaṃ vedeti. Idamakkhātaṃ rūpānaṃ nissaraṇaṃ. (d) bentuk-bentuk (råpa),1083

===1083. Råpa di sini mungkin berarti ‘objek yang terlihat’.===

[BJT Page 408] Puna ca paraṃ āvuso bhikkhuno sakkāyaṃ manasikaroto sakkāye cittaṃ na pakkhandati nappasīdati na santiṭṭhati na vimuccati. Sakkāyanirodhaṃ kho panassa manasikaroto sakkāyanirodho cittaṃ pakkhandati pasīdati santiṭṭhati vimuccati. Tassa taṃ cittaṃ sugataṃ subhāvitaṃ suvuṭṭhitaṃ suvimuttaṃ visaṃyuttaṃ sakkāyena. Ye ca sakkāyapaccayā uppajjanti āsavā vighātā pariḷāhā mutto [PTS Page 241] so tehi. Na so taṃ vedanaṃ vedeti. Idamakkhātaṃ sakkāyassa nissaraṇaṃ. (e) pribadi (sakkàya).’ [241]

Pañca vimuttāyatanāni: ‘Lima landasan pembebasan (25) (vimuttàyatanàni):idhāvuso bhikkhuno satthā dhammaṃ deseti aññataro vā garuṭṭhāniko sabrahmacārī. Yathā yathā āvuso bhikkhuno satthā dhammaṃ deseti aññataro vā garuṭṭhāniko sabrahmacārī, tathā tathā so tasmiṃ dhamme atthappaṭisaṃvedī ca hoti dhammapaṭisaṃvedī ca. Tassa

Page 31: [BJT Page 352] [\x 352/]  · Web viewKata kerja yang sama digunakan dalam kalimat berikutnya sehubungan dengan pelepasan keduniawian. Saya menggunakan ‘sesuka hati’ sebagai pengganti,

atthappaṭisaṃvedino dhammappaṭisaṃvedino pāmujjaṃ jāyati, pamuditassa pīti jāyati, pītimanassa kāyo passambhati. Passaddhakāyo sukhaṃ vedeti, sukhino cittaṃ samādhiyati. Di sini, (a) Sang Guru atau seorang rekan bhikkhu yang terhormat mengajarkan Dhamma kepada seorang bhikkhu. Dan sewaktu ia menerima ajaran itu, ia menangkap makna dan kata-kata dari ajaran itu. Mendengar ajaran itu, kegembiraan muncul dalam dirinya, dan dari kegembiraan ini, muncul kegirangan (pãti); dan dengan kegirangan ini, indria-indrianya ditenangkan, ia merasakan kebahagiaan (sukhaÿ) sebagai akibatnya, dan dengan kebahagiaan ini, pikirannya kokoh;1084

===1084. ‘Dengan samàdhi dari Buah Kearahatan’ (DA). Dalam konteks ini, mungkin perlu diperhatikan bahwa di dalam Buddhisme, kebalikan dari beberapa penggunaan Non-Buddhis, samàdhi sendiri tidak pernah berarti ‘terbebaskan’ atau ‘pencerahan’.===

Idaṃ paṭhamaṃ vimuttāyatanaṃ.

Puna ca paraṃ āvuso bhikkhuno na heva kho satthā dhammaṃ deseti aññataro vā garuṭṭhāniko sabrahmacārī. Api ca kho yathāsutaṃ yathāpariyattaṃ dhammaṃ vitthārena paresaṃ deseti. Yathā yathā āvuso bhikkhu yathāsutaṃ yathāpariyattaṃ dhammaṃ vitthārena paresaṃ deseti, tathā tathā so tasmiṃ dhamme atthappaṭisaṃvedī ca tena dhammapaṭisaṃvedī ca. Tassa atthappaṭisaṃvedino dhammappaṭisaṃvedino pāmujjaṃ jāyati, pamuditassa pīti jāyati, pītimanassa kāyo passambhati. Passaddhakāyo sukhaṃ vedeti, sukhino cittaṃ samādhiyati. (b) ia belum pernah mendengarkan seperti itu, tetapi sewaktu pembabaran Dhamma kepada orang lain, ia mempelajarinya sewaktu mendengarkan;Idaṃ dutiyaṃ vimuttāyatanaṃ

[BJT Page 410] Puna ca paraṃ āvuso bhikkhuno na heva kho satthā dhammaṃ deseti aññataro vā garuṭṭhāniko sabrahmacārī, nāpi yathāsutaṃ yathāpariyattaṃ dhammaṃ vitthārena paresaṃ deseti, api ca kho yathāsutaṃ yathāpariyattaṃ dhammaṃ vitthārena sajjhāyaṃ karoti. Yathā yathāvuso bhikkhu yathāsutaṃ yathāpariyattaṃ dhammaṃ vitthārena sajjhāyaṃ karoti, tatā tathā so tasmiṃ dhamme atthapaṭisaṃvedī ca hoti dhammapaṭisaṃvedī ca. Tassa atthapaṭisaṃvedino dhammapaṭisaṃvedino pāmujjaṃ jāyati, pamuditassa pīti jāyati, pītimanassa kāyo passambhati, [PTS Page 242] passaddhakāyo sukhaṃ vedeti, sukhino cittaṃ samādhiyati. atau (c) sewaktu ia mengulangi Dhamma ...;Idaṃ tatiyaṃ vimuttāyatanaṃ.

Puna ca paraṃ āvuso bhikkhuno na heva kho satthā dhammaṃ deseti aññataro vā garuṭṭhāniko sabrahmacārī, nāpi yathāsutaṃ yathāpariyattaṃ dhammaṃ vitthārena paresaṃ deseti, nāpi yathāsutaṃ yathāpariyattaṃ dhammaṃ vitthārena sajjhāyaṃ karoti, api ca kho yathāsutaṃ yathāpariyattaṃ dhammaṃ cetasā anuvitakketi anuvicāreti manasānupekkhati. Yathā yathā āvuso bhikkhu yathāsutaṃ yathāpariyattaṃ dhammaṃ cetasā anuvitakketi anuvicāreti manasānupekkhati, tathā tathā so tasmiṃ dhamme atthapaṭisaṃvedī ca hoti dhammapaṭisaṃvedī ca. Tassa atthapaṭisaṃvedino dhammapaṭisaṃvedino pāmujjaṃ jāyati, pamuditassa pīti jāyati pītimanassa kāyo passambhati. Passaddhakāyo sukhaṃ vedeti. Sukhino cittaṃ samādhiyati. (d) [242] ... ketika ia mengarahkan pikirannya kepada Dhamma, memikirkan dan merenungkannya dan mengonsentrasikan perhatian padanya (anupekkhati);Idaṃ catutthaṃ vimuttāyatanaṃ.

Puna ca paraṃ āvuso bhikkhuno naheva kho satthā dhammaṃ deseti aññataro vā garuṭṭhāniko sabrahmacārī, nāpi yathāsutaṃ yathāpariyattaṃ dhammaṃ vitthārena paresaṃ doseti, nāpi yathā sutaṃ yathāpariyattaṃ dhammaṃ vitthārena sajjhāyaṃ karoti, nāpi yathāsutaṃ yathāpariyattaṃ dhammaṃ cetasā anuvitakketi anuvicāreti manasānupekkhati, api ca khvassa aññataraṃ samādhinimittaṃ suggahitaṃ hoti sumanasikataṃ, sūpadhāritaṃ suppaṭividdhaṃ paññāya, yathā yathā āvuso bhikkhuno aññataraṃ samādhinimittaṃ suggahitaṃ hoti sumanasikataṃ sūpadhāritaṃ suppaṭividdhaṃ paññāya, tathā tathā so tasmiṃ dhamme atthapaṭisaṃvedī ca hoti dhammapaṭisaṃvedī ca. Tassa atthapaṭisaṃvedino dhammapaṭisaṃvedino pāmujjaṃ jāyati, pamuditassa pīti jāyati. Pītimanassa kāyo passambhati, passaddhakāyo sukhaṃ [PTS Page 243] vedeti, sukhino cittaṃ samādhiyati. atau (e) ketika ia dengan benar menangkap suatu gambaran-konsentrasi (samàdhi-nimittaÿ), mempertimbangkannya dengan baik, mengarahkan pikirannya padanya (suppañividdhaÿ pa¤¤àya). Karena hal ini, kegembiraan muncul dalam dirinya, dan dari kegembiraan ini, muncul kegirangan; dan dengan kegirangan ini, indria-indrianya ditenangkan, [243] ia merasakan kebahagiaan sebagai akibatnya, dan dengan kebahagiaan ini, pikirannya kokoh.’

Page 32: [BJT Page 352] [\x 352/]  · Web viewKata kerja yang sama digunakan dalam kalimat berikutnya sehubungan dengan pelepasan keduniawian. Saya menggunakan ‘sesuka hati’ sebagai pengganti,

Idaṃ pañcamaṃ vimuttāyatanaṃ.

[BJT Page 412] Pañca vimutatiparipācaniyā saññā: aniccasaññā, anicce dukkhasaññā, dukkhe anattasaññā, pahānasaññā, virāgasaññā. ‘Lima persepsi yang mengarah menuju kematangan (26) kebebasan: persepsi ketidakkekalan (anicca-sa¤¤à), penderitaan dalam ketidakkekalan (anicce dukkha-sa¤¤à), ke-tanpa-diri-an dalam penderitaan (dukkhe anatta-sa¤¤à), melepaskan (pahàna-sa¤¤à), kebosanan (viràga-sa¤¤à).’

Ime kho āvuso tena bhagavatā jānatā passatā arahatā sammāsambuddhena pañca dhammā sammadakkhātā. ‘Ini adalah [kelompok] lima hal yang dengan sempurna dibabarkan oleh Sang Bhagavà ....’

Tattha sabbeheva saṅgāyitabbaṃ na vivaditabbaṃ, yathayidaṃ brahmacariyaṃ addhaniyaṃ assa ciraṭṭhitikaṃ, tadassa bahujanahitāya bahujanasukhāya lokānukampāya atthāya hitāya sukhāya devamanussānaṃ.

Chakkaṃ(D.33.-8)Chakkam

12. Atthi kho āvuso tena bhagavatā janatā passatā arahatā sammā sambuddhena cha dhammā sammadakkhātā. 2.2. ‘Ada [kelompok] enam hal yang dengan sempurna dibabarkan oleh Sang Bhagavà ....’

Tattha sabbe heva saṅgāyitabbaṃ na vivaditabbaṃ, yathayidaṃ brahmacariyaṃ addhaniyaṃ assa ciraṭṭhitikaṃ, tadassa bahujanahitāya bahujanasukhāya lokānukampāya atthāya hitāya sukhāya devamanussānaṃ. Katame cha:

Cha ajjhattikāni āyatanāni: cakkhāyatanaṃ, sotāyatanaṃ, ghānāyatanaṃ. Jivhāyatanaṃ. , Kāyātanaṃ, manāyatanaṃ. ‘Enam landasan-indria internal ((1) ajjhattikàni àyatanàni): landasan-mata, -telinga, -hidung, -lidah, -badan (kàyàyatanaÿ), landasan-indria-pikiran (manàyatanaÿ).’

Cha bāhirāni āyatanāni: rūpāyatanaṃ, saddāyatanaṃ, gandhāyatanaṃ, rasāyatanaṃ, phoṭṭhabbāyatanaṃ, dhammāyatanaṃ. ‘Enam landasan-indria eksternal ((2) bahiràni àyatanàni): objek-objek penglihatan (råpayatanaÿ), -suara-suara, -bau-bauan, -rasa-kecapan, objek-objek sentuhan (dhammàyatanaÿ).’

Cha viññāṇakāyā: cakkhuviññaṇaṃ, ghānaviññāṇaṃ jivhāviññāṇaṃ, kāyaviññāṇaṃ, manoviññāṇaṃ. ‘Enam kelompok kesadaran ((3) vi¤¤àõa-kàyà): kesadaran-mata, -telinga, -hidung, -lidah, -badan, kesadaran-pikiran.’

Cha phassakāyā: cakkhusamphasso, sotasamphasso, ghānasamphasso, jivhāsamphasso, kāyasamphasso, manosamphasso. ‘Enam kelompok kontak ((4) phassa-kàyà): kontak-mata, -telinga, -hidung, -lidah, -badan, kontak-pikiran.’

Cha vedanākāyā: cakkhusamphassajā vedanā, [PTS Page 244] sotasamphassajā vedanā, ghānasamphassajā vedanā, jivhāsamphassajā vedanā, kāyasamphassajā vedanā, manosamphassajā vedanā. ‘Enam kelompok perasaan ((5) vedanà-kàyà): perasaan yang muncul karena kontak-mata (cakkhu-samphassajà vedanà), [244] -telinga, -hidung, -lidah, -badan, kontak-pikiran.’

Cha saññākāyā: rūpasaññā, saddasaññā, gandhasaññā, rasasaññā, phoṭṭhabbasaññā, dhammasaññā. ‘Enam kelompok persepsi ((6) sa¤¤à-kàyà): persepsi penglihatan (råpa-sa¤¤à), suara-suara, bau-bauan, rasa-kecapan, sentuhan, objek-objek pikiran (dhamma-sa¤¤à).’

[BJT Page 414]

Page 33: [BJT Page 352] [\x 352/]  · Web viewKata kerja yang sama digunakan dalam kalimat berikutnya sehubungan dengan pelepasan keduniawian. Saya menggunakan ‘sesuka hati’ sebagai pengganti,

Cha sañcetanākāyā: rūpasañcetanā, saddasañcetanā, gandhasañcetanā, rasasañcetanā, phoṭṭhabbasañcetanā, dhammasañcetanā. ‘Enam kelompok kehendak ((7) sa¤cetanà-kàyà): kehendak yang berdasarkan pada penglihatan, suara-suara, bau-bauan, rasa-kecapan, sentuhan, objek-objek pikiran.’

Cha taṇhākāyā: rūpataṇhā, saddatanhā, gandhataṇhā, rasataṇhā, phoṭṭhabbataṇhā, dhammataṇhā. ‘Enam kelompok keinginan ((8) taõhà-kàyà): keinginan akan penglihatan, suara-suara, bau-bauan, rasa-kecapan, sentuhan, objek-objek pikiran.’

Cha agāravā: idhāvuso bhikkhu satthari agāravo viharati appatissavo, dhamme agāravo viharati appatissavo, saṅghe agāravo viharati appatissavo, sikkhāya agāravo viharati appatissavo, appamāde agāravo viharati appatissavo, paṭisanthāre agāravo viharati appatissavo. ‘Enam jenis sikap tidak-hormat ((9) agàravà): Di sini, seorang bhikkhu bersikap tidak hormat dan tidak sopan terhadap Sang Guru, Dhamma, Sangha, latihan, sehubungan dengan ketekunan (appamàde), keramahan (pañisanthàre).’

Cha gāravā: idhāvuso bhikkhu satthari sagāravo viharati sappatissavo, dhamme sagāravo viharati sappatissavo, saṅghe sagāravo viharati sappatissavo, sikkhāya sagāravo viharati sappatissavo, appamāde sagāravo viharati sappatissavo, paṭisanthāre sagāravo viharati sappatissavo. ‘Enam jenis sikap hormat ((10) gàravà): Di sini, seorang bhikkhu bersikap hormat ... (seperti (9)).’

Cha somanassūpavicārā: cakkhunā rūpaṃ disvā somanassaṭṭhāniyaṃ rūpaṃ upavicarati. Sotena saddaṃ sutvā somanassaṭṭhāniyaṃ saddaṃ upavicarati. Ghānena gandhaṃ ghāyitvā somanassaṭṭhāniyaṃ gandhaṃ upavicarati. Jivhāya rasaṃ sāyitvā somanassaṭṭhāniyaṃ rasaṃ upavicarati. Kāyena phoṭṭhabbaṃ phūsitvā somanassaṭṭhāniyaṃ phoṭṭhabbaṃ upavicarati. Manasā dhammaṃ viññāya somanassaṭṭhāniyaṃ dhammaṃ upavicarati. ‘Enam penyelidikan yang menyenangkan (11) (somanassåpavicàrà):1085 Pada saat, ketika melihat suatu objek-penglihatan dengan mata, ketika mendengar ..., mencium ..., mengecap ..., menyentuh ..., mengetahui suatu objek-pikiran dengan pikiran, ia menyelidiki objek yang bersesuaian yang mendukung kesenangan.’

===1085. ‘Penyelidikan yang dihubungkan dengan kenikmatan’ (DA).===

[PTS Page 245] cha domanassūpavicārā: cakkhunā rūpaṃ disvā domanassaṭṭhāniyaṃ rūpaṃ upavicarati. Sotena saddaṃ sutvā domanassaṭṭhāniyaṃ saddaṃ upavicarati. Ghānena gandhaṃ ghāyitvā domanassaṭṭhāniyaṃ gandhaṃ upavicarati. Jivhāya rasaṃ sāyitvā demanassaṭṭhāniyaṃ rasaṃ upavicarati. Kāyena phoṭṭhabbaṃ phusitvā demanassaṭṭhāniyaṃ phoṭṭhabbaṃ upavicarati. Manasā dhammaṃ viññāya domanassaṭṭhāniyaṃ dhammaṃ upavicarati. [245] ‘Enam penyelidikan yang tidak-menyenangkan: ((12) seperti (11) tetapi: mendukung ketidaksenangan).’

Cha upekkhūpavicārā: cakkhunā rūpaṃ disvā upekkhāṭhāniyaṃ rūpaṃ upavicarati. Sotena saddaṃ sutvā upekkhāṭhāniyaṃ saddaṃ upavicarati. Ghānena gandhaṃ ghāyitvā upekkhāṭhāniyaṃ gandhaṃ upavicarati. Jivhāya rasaṃ sāyitvā upekkhāṭhāniyaṃ rasaṃ upavicarati. Kāyena phoṭṭhabbaṃ phusitvā upekkhāṭhāniyaṃ phoṭṭhabbaṃ upavicarati. Manasā dhammaṃ viññāya upekkhāṭhāniyaṃ1 dhammaṃ upavicarati. ‘Enam penyelidikan yang tidak-membedakan: ((13) seperti (11) tetapi: mendukung ketidakberbedaan).’

- - - - - - - - - - - - - 1. Upekkhāṭṭhāniyaṃ (machasaṃ)

[BJT Page 416] Cha sārānīyā dhammā: ‘Enam hal yang mendukung pada kehidupan bersama (14) (sàràõãyà dhammà):1086

===1086. Makna dari sàràõãyà dhamma tidak dapat dipastikan. Dalam DN 16.1.11, RN mengartikan ‘kondisi-kondisi kesejahteraan’, yang adalah pelesetan dari aparihàniyà dhammà.===

idhāvuso bhikkhuno mettaṃ kāyakammaṃ paccupaṭṭhitaṃ hoti sabrahmacārīsu āvī1 ceva raho ca. Ayampi dhammo sārānīyo piyakaraṇo garukaraṇo, saṃgahāya avivādāya avihesāya sāmaggiyā ekībhāvāya saṃvattati. Selama para bhikkhu, baik di depan umum maupun di tempat pribadi memperlihatkan cinta-kasih terhadap sesama teman dalam tindakan jasmani,

Page 34: [BJT Page 352] [\x 352/]  · Web viewKata kerja yang sama digunakan dalam kalimat berikutnya sehubungan dengan pelepasan keduniawian. Saya menggunakan ‘sesuka hati’ sebagai pengganti,

Puna ca paraṃ āvuso bhikkuno mettaṃ vacīkammaṃ paccupaṭṭhitaṃ hoti sabrahmacārīsu āvī ceva rahoca. Ayampi dhammo sārānīyo piyakaraṇo garukaraṇo, saṃgahāya avivādāya avihesāya sāmaggiyā ekībhāvāya saṃvatti. ucapan, Puna ca paraṃ āvuso bhikkhuno mettaṃ manokammaṃ paccupaṭṭhitaṃ hoti sabrahmacārīsu āvī ceva raho ca, ayampi dhammo sārānīyo piyakaṇo garukaraṇo, saṃgahāya avivādāya avihesāya sāmaggiyā ekībhāvāya saṃvattati. dan pikiran, ...Puna ca paraṃ āvuso bhikkhuno ye te lābhā dhammikā dhammaladdhā antamaso pattapariyāpannamattampi, tathārūpehi lābhehi appaṭivibhattabhogī hoti sīlavantehi sabrahmacārīhi sādhāraṇabhogī, ayampi dhammo sārānīyo piyakaraṇo garukaraṇo, saṅgahāya vivādāya avihesāya sāmaggiyā ekībhāvāya saṃvattati. berbagi dengan sesama teman apa yang mereka terima sebagai pemberian yang benar, termasuk isi dari mangkuk dana mereka, yang tidak mereka simpan untuk diri sendiri, ...Puna ca paraṃ āvuso bhikkhu yāni tāni sīlāni akhaṇaḍāni acchiddāni asabalāni akammāsāni bhujissāni viññūppasatthāni aparāmaṭṭhāni samādhisaṃvattanikāni. Tathārūpesu sīlesu sīlasāmaññagato [PTS Page 246] viharati sabrahmacārīhi āvī veva raho ca. Ayampi dhammo sārānīyo piyakaraṇo garukaraṇo, saṃgahāya avivādāya avihesāya sāmaggiyā ekībhāvāya saṃvattati. mempertahankan dengan konsisten, tanpa cacat, dan tanpa perubahan peraturan-peraturan disiplin yang tanpa noda, mengarah menuju kebebasan, yang dipuji oleh para bijaksana, tanpa noda, dan mendukung konsentrasi, dan mempertahankan bersama teman-teman bhikkhu, baik di depan umum maupun di tempat pribadi, ...Puna ca paraṃ āvuso bhikkhu yāyaṃ diṭṭhi ariyā niyyāṇikā niyyāti takkarassa sammā dukkhakkhayāya, tathā rūpāya diṭṭhiyā disāṭṭhimaññagato viharati sabrahmacārīhi āvī ceva raho ca. Ayampi dhammo sārāṇīyo piyakarano garukarano saṅgahāya avivādāya avihesāya sāmaggiyā ekībhāvāya saṃvattati. melanjutkan dalam pandangan mulia yang mengarah menuju kebebasan, menuju penghancuran penderitaan secara total, berdiam dalam kewaspadaan bersama teman-teman para bhikkhu, baik di depan umum maupun di tempat pribadi (seperti Sutta 16, paragraf 1.11).’ [246]

Cha vivādamūlāni: ‘Enam akar perselisihan ((15) vivàda-målàni):idhāvuso bhikkhu kodhano hoti upanāhī. Yo so āvuso bhikkhu kodhano hoti upanāhī, Di sini, (a) seorang bhikkhu marah dan memendam kebencian,so sattharī'pi agāravo viharati appatissavo, dhamme'pi agāravo viharati appatissavo, saṅghe'pi agāravo viharati appatissavo, sikkhāya'pi na paripūrakārī2 hoti. ia tidak hormat dan tidak sopan terhadap Sang Guru, Dhamma, dan Sangha, dan tidak menyelesaikan latihannya. - - - - - - - - - - - - - - - - 1. Āvi (machasaṃ) 2. Paripūrikārī ( syā. Kam)

[BJT Page 418] Yo so āvuso bhikkhu satthari agāravo viharati appatissavo, dhamme agāravo viharati appatissavo, saṅghe agāravo viharati appatissavo, sikkhāya na paripūrakārī, so saṅghe vivādaṃ janeti, yo hoti vivādo bahujanaahitāya bahujanaasukhāya bahuno janassa anatthāya ahitāya dukkhāya devamanussānaṃ. Ia menyulut perselisihan di dalam Sangha, yang membawa kesengsaraan dan penderitaan bagi banyak orang, yang berakibat buruk, kemalangan dan penderitaan bagi para dewa dan manusia.Evarūpañce tumhe āvuso vivādamūlaṃ ajjhattaṃ vā bahiddhā vā samanupasseyyātha, Jika, Teman-teman, kalian menemukan akar perselisihan demikian di dalam diri kalian atau orang lain,tatra tumhe āvuso tasseva pāpakassa vivādamūlassa pahānāya vāyameyyātha. kalian harus berusaha menyingkirkan akar perselisihan itu.Evarūpañce tumhe āvuso vivādamūlaṃ ajjhattaṃ vā bahiddhā vā na samanupasseyyātha, tatra tumhe āvuso tasseva pāpakassa vivādamūlassa āyatiṃ anavassavāya paṭipajjeyyātha, Jika kalian tidak menemukan akar perselisihan demikian ...,evametassa pāpakassa vivādamūlassa pahānaṃ hoti. Evametassa pāpakassa vivādamūlassa āyatiṃ anavassavo hoti. maka kalian harus berusaha mencegah akar tersebut menguasai kalian di masa depan.

Puna ca paraṃ āvuso bhikkhu makkhī hoti palāsī. Yo so āvuso bhikkhu [PTS Page 247] makkhī hoti palāsī, so sattharī'pi agāravo viharati appatissavo, dhamme'pi agāravo viharati appatissavo, saṅghe'pi agāravo viharati appatissavo, sikkhāya'pi na paripūrakārī hoti.

Page 35: [BJT Page 352] [\x 352/]  · Web viewKata kerja yang sama digunakan dalam kalimat berikutnya sehubungan dengan pelepasan keduniawian. Saya menggunakan ‘sesuka hati’ sebagai pengganti,

Atau (b) seorang bhikkhu tidak jujur dan berniat jahat (makkhã hoti paëàsã) ...,Yo so āvuso bhikkhu satthari agāravo viharati appatissavo, dhamme agāravo viharati appatissavo, saṅghe agāravo viharati appatissavo, sikkhāya na paripūrakārī, so saṅghe vivādaṃ janeti, yo hoti vivādo bahujanaahitāya bahujanaasukhāya bahuno janassa anatthāya ahitāya dukkhāya devamanussānaṃ. Evarūpaṃ ce tumhe āvuso vivādamūlaṃ ajjhattaṃ vā bahiddhā vā samanupasseyyātha, tatra tumhe āvuso tasseva pāpakassa vivādamūlassa pahānāya vāyameyyātha. Evarūpaṃ ce tumhe āvuso vivādamūlaṃ ajjhattaṃ vā bahiddhā vā na samanupasseyyātha, tatra tumhe āvuso tasseva pāpakassa vivādamūlassa āyatiṃ anavassavāya paṭipajjeyyātha. Evametassa pāpakassa vivādamūlassa pahānaṃ hoti, evametassa pāpakassa vivādamūlassa āyatiṃ anavassavo hoti.

Puna ca paraṃ āvuso bhikkhu issukī hoti maccharī. (c) seorang bhikkhu dipenuhi dengan keinginan jahat dan pandangan salah ...,Yo so āvuso bhikkhu issukī hoti maccharī, so satthari'pi agāravo viharati appatissavo, dhamme'pi agāravo viharati appatissavo, saṅghe'pi agāravo viharati appatissavo, sikkhāya'pi na paripūrakārī hoti. Yo so āvuso bhikkhu satthari agāravo viharati appatissavo, dhamme agāravo viharati appatissavo, saṅghe agāravo viharati appatissavo, sikkhāya na paripūrakārī, so saṅghe vivādaṃ janeti, yo hoti vivādo bahujanaahitāya bahujanaasukhāya bahuno janassa anatthāya ahitāya dukkhāya devamanussānaṃ. Evarūpaṃ ce tumhe āvuso vivādamūlaṃ ajjhattaṃ vā bahiddhā vā samanupasseyyātha, tatra tumhe āvuso tasseva pāpakassa vivādamūlassa pahānāya vāyameyyātha. Evarūpaṃ ce tumhe āvuso vivādamūlaṃ ajjhattaṃ vā bahiddhā vā na samanupasseyyātha, tatra tumhe āvuso tasseva pāpakassa vivādamūlassa āyatiṃ anavassavāya paṭipajjeyyātha. Evametassa pāpakassa vivādamūlassa pahānaṃ hoti, evametassa pāpakassa vivādamūlassa āyatiṃ anavassavo hoti.

Puna ca paraṃ āvuso bhikkhu saṭho hoti māyāvi, yo so āvuso bhikkhu saṭho hoti māyāvī, so satthari'pi agāravo viharati appatissavo, dhamme'pi agāravo viharati appatissavo, saṅghe'pi agāravo viharati appatissavo, sikkhāya'pi na paripūrakārī hoti. Yo so āvuso bhikkhu satthari agāravo viharati appatissavo, dhamme agāravo viharati appatissavo, saṅghe agāravo viharati appatissavo, sikkhāya na paripūrakārī, so saṅghe vivādaṃ janeti, yo hoti vivādo bahujanaahitāya bahujanaasukhāya bahuno janassa anatthāya ahitāya dukkhāya devamanussānaṃ. Evarūpaṃ ce tumhe āvuso vivādamūlaṃ ajjhattaṃ vā bahiddhā vā samanupasseyyātha, tatra tumhe āvuso tasseva pāpakassa vivādamūlassa pahānāya vāyameyyātha. Evarūpaṃ ce tumhe āvuso vivādamūlaṃ ajjhattaṃ vā bahiddhā vā na samanupasseyyātha, tatra tumhe āvuso tasseva pāpakassa vivādamūlassa āyatiṃ anavassavāya paṭipajjeyyātha. Evametassa pāpakassa vivādamūlassa pahānaṃ hoti, evametassa pāpakassa vivādamūlassa āyatiṃ anavassavo hoti.

Puna ca paraṃ āvuso bhikkhu pāpiccho hoti micchādiṭṭhi, yo so āvuso bhikkhu pāpiccho hoti micchādiṭṭhī, so satthari'pi agāravo viharati appatissavo, dhamme'pi agāravo viharati appatissavo, saṅghe'pi pi agāravo viharati appatissavo, sikkhāya'pi na paripūrakārī hoti. Yo so āvuso bhikkhu satthari agāravo viharati appatissavo, dhamme agāravo viharati appatissavo, saṅghe agāravo viharati appatissavo, sikkhāya na paripūrakārī, so saṅghe vivādaṃ janeti, yo hoti vivādo bahujanaahitāya bahujanaasukhāya bahuno janassa anatthāya ahitāya dukkhāya devamanussānaṃ. Evarūpaṃ ce tumhe āvuso vivādamūlaṃ ajjhattaṃ vā bahiddhā vā samanupasseyyātha, tatra tumhe āvuso tasseva pāpakassa vivādamūlassa pahānāya vāyameyyātha. Evarūpaṃ ce tumhe āvuso vivādamūlaṃ ajjhattaṃ vā bahiddhā vā na samanupasseyyātha, tatra tumhe āvuso tasseva pāpakassa vivādamūlassa āyatiṃ anavassavāya paṭipajjeyyātha. Evametassa pāpakassa vivādamūlassa pahānaṃ hoti, evametassa pāpakassa vivādamūlassa āyatiṃ anavassavo hoti.

Puna ca paraṃ āvuso bhikkhu sandiṭṭhiparāmāsī hoti ādhānagāhī duppaṭinissaggī. (d) seorang bhikkhu menggenggam erat-erat opini-opininya (sandiññhi-paràmàsã), keras kepala, bandel. [247]Yo so āvuso bhikkhu sandiṭṭhiparāmāsī hoti ādhānagāhī duppaṭinissaggī so sattharī'pi agāravo viharati appatissavo, dhamme'pi agāravo viharati appatissavo, saṅghe'pi agāravo viharati appatissavo, sikkhāya'pi na paripūrakārī hoti.

Page 36: [BJT Page 352] [\x 352/]  · Web viewKata kerja yang sama digunakan dalam kalimat berikutnya sehubungan dengan pelepasan keduniawian. Saya menggunakan ‘sesuka hati’ sebagai pengganti,

Jika, Teman-teman, kalian menemukan akar perselisihan demikian di dalam diri kalian atau orang lain, kalian harus berusaha menyingkirkan akar perselisihan itu.Yo so āvuso bhikkhu sattharī Agāravo viharati appatissavo, dhamme agāravo viharati appatissavo, saṅghe agāravo viharati appatissavo, sikkhāya na paripūrakārī, so saṅghe vivādaṃ janeti, yo hoti vivādo bahujanaahitāya bahujanaasukhāya bahuno janassa anatthāya ahitāya dukkhāya devamanussānaṃ. Evarūpaṃ ce tumhe āvuso vivādamūlaṃ ajjhattaṃ vā bahiddhā vā samanupasseyyātha, tatra tumhe āvuso tasseva pāpakassa vivādamūlassa pahānāya vāyameyyātha. Evarūpaṃ ce tumhe āvuso vivādamūlaṃ ajjhattaṃ vā bahiddhā vā na samanupasseyyātha, tatra tumhe āvuso tasseva pāpakassa vivādamūlassa āyatiṃ anavassavāya paṭipajjeyyātha. Jika kalian tidak menemukan akar perselisihan demikian ...,Evametassa pāpakassa vivādamūlassa pahānaṃ hoti, evametassa pāpakassa vivādamūlassa āyatiṃ anavassavo hoti. maka kalian harus berusaha mencegah akar tersebut menguasai kalian di masa depan.’

[BJT Page 420] Cha dhātuyo: paṭhavīdhātu āpodhātu, tejodhātu, vāyodhātu, ākāsadhātu, viññāṇadhātu. ‘Enam unsur: unsur-tanah, -air, -api, -udara, -ruang ((16) àkàsa-dhàtu), unsur-kesadaran (vi¤¤àõa-dhàtu).1087’

===

1087. Empat unsur utama, dengan dua tambahan yang kadang-kadang ditemukan bersamaan (seperti dalam MN 140). Untuk lima yang pertama dalam Buddhisme belakangan, cf. Lama Anagarika Govinda, Foundations of Tibetan Mysticism (London 1959), 183ff.

===

Cha nissaraṇiyā dhātuyo: ‘Enam unsur yang mengarah menuju pembebasan (17) (nissaraõãyà dhàtuyo):idhāvuso bhikkhu evaṃ vadeyya: mettā hi kho me āvuso cetovimutti bhāvitā [PTS Page 248] bahulīkatā yānīkatā vatthukatā anuṭṭhitā paricitā susamāraddhā. Di sini, seorang bhikkhu mengatakan: (a) “Aku telah mengembangkan pembebasan pikiran (ceto-vimutti) dengan cinta-kasih (metta), [248] memperluasnya, menjadikannya kendaraan dan landasan, kokoh, mengusahakannya dengan baik, melatihnya dengan baik.Atha ca pana me byāpādo cittaṃ pariyādāya tiṭṭhatī'ti, Namun, kebencian masih membelenggu pikiranku.”so 'mā hevanti'ssa vacanīyo, Ia harus diberitahu:mā'yasmā evaṃ avaca, mā bhagavantaṃ abbhācikkhi, [C1] na hi sādhu bhagavato abbhakkhānaṃ, na hi bhagavā evaṃ vadeyya. “Tidak, jangan berkata begitu! Jangan keliru memahami Sang Bhagavà, tidaklah benar memfitnah Beliau demikian, karena Beliau tidak akan mengatakan hal-hal seperti itu! Kata-katamu tidak beralasan dan tidak mungkin.Aṭṭhānametaṃ āvuso anavakāso yaṃ mettāya cetovimuttiyā bhāvitāya bahulīkatāya yānīkatāya vatthukatāya anuṭṭhitāya paricitāya susamāraddhāya; atha ca panassa byāpādo cittaṃ pariyādāya ṭhassatī'ti netaṃ ṭhānaṃ vijjati. Nissaraṇaṃ hetaṃ āvuso byāpādassa yadidaṃ mettā cetovimuttī'ti. Jika engkau mengembangkan pembebasan pikiran dengan cinta-kasih. Pembebasan melalui cinta-kasih adalah penawar bagi kebencian.”

Idha pana āvuso bhikkhu evaṃ vadeyya: - karuṇā hi kho me āvuso cetovimutti bhāvitā bahulīkatā yānīkatā vatthukatā anuṭṭhitā paricitā susamāraddhā, atha ca pana me vihesā cittaṃ pariyādāya tiṭṭhatī'ti, Atau (b) ia mengatakan: “Aku telah mengembangkan pembebasan pikiran dengan belas-kasihan (karuõà), dan kekejaman masih membelenggu pikiranku ....”so mā hevanti'ssa vacanīyo: mā'yasmā evaṃ avaca, mā bhagavantaṃ abbhācikkhi, na hi sādhu bhagavato abbhakkhānaṃ, na hi bhagavā evaṃ vadeyya. Aṭṭhānametaṃ āvuso anavakāso yaṃ karuṇāya cetovimuttiyā bhāvitāya bahulīkatāya yānīkatāya vatthukatāya anuṭṭhitāya paricitāya susamāraddhāya atha ca panassa vihesā cittaṃ pariyādāya ṭhassatī'ti netaṃ ṭhānaṃ vijjati. Nissaraṇaṃ hetaṃ āvuso vihesāya yadidaṃ karuṇā cetovimutti.

- - - - - - - - - - - - - - - [C1] abbhācikkhī (buja)

[BJT Page 422]

Page 37: [BJT Page 352] [\x 352/]  · Web viewKata kerja yang sama digunakan dalam kalimat berikutnya sehubungan dengan pelepasan keduniawian. Saya menggunakan ‘sesuka hati’ sebagai pengganti,

Idhāvuso bhikkhu evaṃ vadeyya: "muditā hi kho me āvuso cetovimutti bhāvitā bahulīkatā yānīkatā vatthukatā anuṭṭhitā paricitā susamāraddhā, Atau (c) “Aku telah mengembangkan pembebasan pikiran dengan kegembiraan simpatik (mudità),atha ca pana me arati cittaṃ pariyādāya tiṭṭhatī"ti. dan ketidaksenangan (arati) masih membelenggu pikiranku ....” [249]So 'mā hevanti'ssa vacanīyo, māyasmā evaṃ avaca. Mā bhagavantaṃ abbhācikkhi, [C1] na hi sādhu bhagavato abbhakkhānaṃ, na hi bhagavā evaṃ vadeyya. Aṭṭhānametaṃ āvuso anavakāso yaṃ muditāya cetovimuttiyā bhāvitāya bahulīkatāya yānīkatāya vatthukatāya [PTS Page 249] anuṭṭhitāya paricitāya susamāraddhāya, atha ca panassa arati cittaṃ pariyādāya ṭhassatī'ti netaṃ ṭhānaṃ vijjati. Nissaraṇaṃ hetaṃ āvuso aratiyā, yadidaṃTtiyā bhāvitāya bahulīkatāya yānīkatāya vatthukata Muditā cetovimutti.

Idha panāvuso bhikkhu evaṃ vadeyya: upekkhā hi kho me āvuso cetovimutti bhāvitā bahulīkatā yānīkatā vatthukatā anuṭṭhitā paricitā susamāraddhā, Atau (d) ia mengatakan: “Aku telah mengembangkan pembebasan pikiran dengan keseimbangan (Upekkhà),atha ca pana me rāgo cittaṃ pariyādāya tiṭṭhatī'ti, dan nafsu (ràgo) masih membelenggu pikiranku ....”so 'mā hevanti'ssa vacanīyo, māyasmā evaṃ avaca, mā bhagavantaṃ abbhācikkhi, na hi sādhu bhagavato abbhakkhānaṃ, na hi bhagavā evaṃ vadeyya. Aṭṭhānametaṃ āvuso anavakāso yaṃ upekkhāya cetovimuttiyā bhāvitāya bahulīkatāya yānīkatāya vatthukatāya anuṭṭhitāya paricitāya susamāraddhāya, atha ca panassa rāgo cittaṃ pariyādāya ṭhassatī'ti, netaṃ ṭhānaṃ vijjati. Nissaraṇaṃ hetaṃ āvuso rāgassa, yadidaṃ upekkhā cetovimutti. - - - - - - - - - - - - - -

[C11] abbhācikkhī buja [BJT Page 424] Idhāvuso bhikkhu evaṃ vadeyya: "animittā hi kho me āvuso cetovimutti bhāvitā bahulīkatā yānīkatā vatthukatā anuṭṭhitā paricitā susamāraddhā, Atau (e) ia mengatakan: “Aku telah mengembangkan kebebasan tanpa gambaran dari pikiran (animitta ceto-vimutti),1088

===1088. Cf. VM 21.66.===

atha ca pana me taṃ nimittānusārī viññāṇaṃ hotī'ti. namun pikiranku masih menginginkan gambaran (nimittànusàri hoti) ....”So 'mā hevanti'ssa vacanīyo, māyasmā evaṃ avaca, mā bhagavantaṃ abbhācikkhi, na hi sādhu bhagavato abbhakkhānaṃ, na hi bhagavā evaṃ vadeyya. Aṭṭhānametaṃ āvuso anavakāso yaṃ animittāya cetovimuttiyā bhāvitāya bahulīkatāya yānīkatāya vatthukatāya anuṭṭhitāya paricitāya susamāraddhāya, atha ca panassa nimittānusārī viññāṇaṃ bhavissati'ti ti netaṃ ṭhānaṃ vijjati. Nissaraṇaṃ hetaṃ āvuso sabbanimittānaṃ yadidaṃ animittā cetovimutti.

Idha panāvuso bhikkhu evaṃ vadeyya: asmī'ti kho me vigataṃ1 ayamahamasmī'ti na samanupassāmi. Atau (f) ia mengatakan: “Aku telah menolak gagasan ‘Aku’, aku tidak memedulikan gagasan ‘Aku’.Atha ca pana me vicikicchā kathaṃkathāsallaṃ cittaṃ pariyādāya tiṭṭhatī'ti, Namun keragu-raguan, kebimbangan, dan masalah masih membelenggu pikiranku ....” [250] (dijawab serupa dengan (a)).’

so 'mā heva 'ntissa vacanīyo, 'māyasmā evaṃ avaca, mā bhagavantaṃ abbhācikkhi, na hi [PTS Page 250] sādhu bhagavato abbhakkhānaṃ, na hi bhagavā evaṃ vadeyya. Aṭṭhānametaṃ āvuso anavakāso yaṃ asmī'ti vigate1 ayamahamasmī'ti asamanupassato, atha ca panassa vicikicchākathaṃkathāsallaṃ cittaṃ pariyādāya ṭhassatī'ti netaṃ ṭhānaṃ vijjati. Nissaraṇaṃ hetaṃ āvuso vicikicchākathaṃkathāsallassa, yadidaṃ asmī'ti mānassa samugghāto.

Cha anuttariyāni: dassanānuttariyaṃ, savanānuttariyaṃ lābhānuttariyaṃ, sikkhānuttariyaṃ, pāricariyānuttariyaṃ, anussatānuttariyaṃ‘Enam hal tidak terlampaui ((18) anuttariyàni):1089 penglihatan-penglihatan, hal-hal terdengar, perolehan, latihan, bentuk-bentuk pelayanan (paricàriyànuttariyaÿ), objek-objek perenungan [tertentu].’

===

1089. Koleksi lain-lain dari hal-hal ‘tidak terlampaui’, yang terakhir, misalnya, adalah perenungan (bukan ‘ingatan’, RD!) Buddha, Dhamma, dan Sangha.

===

Page 38: [BJT Page 352] [\x 352/]  · Web viewKata kerja yang sama digunakan dalam kalimat berikutnya sehubungan dengan pelepasan keduniawian. Saya menggunakan ‘sesuka hati’ sebagai pengganti,

Cha anussatiṭhānāni: buddhānussati, dhammānussati, saṅghānussati sīlānussati, cāgānussati, devatānussati. ‘Enam subyek perenungan ((19) anussati-ññhànàni): Sang Buddha, Dhamma, Sangha, moralitas, pelepasan keduniawian, para dewa.’

- - - - - - - - - - - - - - - - 1. Visātaṃ )[pts] vighāte (syā)

[BJT Page 426] Cha satatavihārā: idhāvuso bhikkhu cakkhunā rūpaṃ disvā neva sumano hoti na dummano, upekkhako ca viharati sato sampajāno, sotena saddaṃ sutvā neva sumano hoti na dummano, upekkhako ca viharati sato sampajāno. Ghāṇena gandhaṃ ghāyitvā neva sumano hoti na dummano, upekkhako ca viharati sato sampajāno, jivhāya rasaṃ sāyitvā neva sumano hoti na dummano, upekkhako ca viharati sato sampajāno, kāyena phoṭṭhabbaṃ phūsitvā neva sumano hoti na dummano, upekkhako ca viharati sato sampajāno, manasā dhammaṃ viññāya neva sumano hoti na dummano, upekkhako ca viharati sato sampajāno, ‘Enam kondisi kokoh ((20) satata-vihàrà):1090 Ketika melihat suatu objek dengan mata, mendengar suara ..., mencium bau ..., mengecap rasa ..., menyentuh objek sentuhan ..., atau mengenali objek pikiran dengan pikiran, seseorang tidak merasa senang (sumano) juga tidak merasa tidak senang (dummano), tetapi tetap seimbang (upekhako), penuh perhatian, dan sadar jernih.’

===

1090. RD dengan cerdas menerjemahkan ‘kondisi-kondisi yang bertahan lama’.

===

Chaḷābhijātiyo: ‘Enam “kelompok makhluk” ((21) àbhijàtiyo):idhāvuso ekacco kaṇhābhijātiko [PTS Page 251] samāno kaṇhaṃ dhammaṃ abhijāyati. Di sini, (a) seseorang yang terlahir dalam kondisi gelap, [251] menjalani kehidupan yang gelap,Idhāvuso ekacco kaṇhābhijātiko samāno sukkaṃ dhammaṃ abhijāyati. (b) seseorang yang terlahir dalam kondisi gelap, menjalani kehidupan yang cerah,Idhāvuso ekacco kaṇhābhijātiko samāno akaṇhaṃ asukkaṃ nibbānaṃ abhijāyati. (c) seseorang yang terlahir dalam kondisi gelap, mencapai Nibbàna, yang tidak gelap dan juga tidak cerah,Idhāvuso ekacco sukkābhijātiko samāno sukkaṃ dhammaṃ abhijāyati. (d) seseorang yang terlahir dalam kondisi cerah, menjalani kehidupan yang gelap,Idhāvuso ekacco sukkābhijātiko samāno kaṇhaṃ dhammaṃ abhijāyati. (e) seseorang yang terlahir dalam kondisi cerah, menjalani kehidupan yang cerah,Idhāvuso ekacco sukkābhijātiko samāno akaṇhaṃ asukkaṃ nibbānaṃ abhijāyati. (f) seseorang yang terlahir dalam kondisi cerah, mencapai Nibbàna, yang tidak gelap dan juga tidak cerah.’

Cha nibbedhabhāgiyā saññā. Aniccasaññā, anicce dukkhasaññā, dukkhe anattasaññā, pahānasaññā, virāgasaññā, nirodhasaññā, ‘Enam persepsi yang mendukung penembusan ((22) nibbedha-bhàgiyà-sa¤¤à): persepsi ketidakkekalan, penderitaan dalam ketidak-kekalan, ke-tanpa-diri-an dalam penderitaan, melepaskan, kebosanan (seperti Sutta 33, paragraf 2.1 (26)), dan persepsi pelenyapan (nirodha-sa¤¤à).’

Ime kho āvuso tena bhagavatā jānatā passatā arahatā sammāsambuddhena cha dhammā sammādakkhātā, ‘Ini adalah [kelompok] enam hal yang dengan sempurna dibabarkan oleh Sang Bhagavà ....’tattha sabbeheva saṅgāyitabbaṃ na vivaditabbaṃ, yathayidaṃ brahmacariyaṃ addhaniyaṃ assa ciraṭṭhitikaṃ, tadassa bahujanahitāya bahujanasukhāya lokānukampāya atthāya hitāya sukhāya devamanussānaṃ.

Sattakaṃ(D.33.-9)Sattakam

13. Atthi kho āvuso tena bhagavatā jānatā passatā arahatā sammāsambuddhena sattadhammā sammadakkhātā. 2.3. ‘Ada [kelompok] tujuh hal yang dengan sempurna dibabarkan oleh Sang Bhagavà ....’

Tattha sabbeheva saṅgāyitabbaṃ na vivaditabbaṃ, yathayidaṃ brahmacariyaṃ addhaniyaṃ assa ciraṭṭhitikaṃ, tadassa bahujanahitāya bahujanasukhāya lokānukampāya atthāya hitāya sukhāya devamanussānaṃ

Page 39: [BJT Page 352] [\x 352/]  · Web viewKata kerja yang sama digunakan dalam kalimat berikutnya sehubungan dengan pelepasan keduniawian. Saya menggunakan ‘sesuka hati’ sebagai pengganti,

. Katame satta:

Satta ariyadhanāni: saddhādhanaṃ, sīladhanaṃ, hiridhanaṃ, ottappadhanaṃ sutadhanaṃ cāgadhanaṃ, paññādhanaṃ. ‘Tujuh pusaka Ariya ((1) ariya-dhanàni): keyakinan, moralitas, rasa malu (hiri), rasa takut (ottappa), pembelajaran (suta), pelepasan (càga), kebijaksanaan.’

[BJT Page 428] Satta sabbojjhaṅgā: satisambojjhaṅgo, dhammavicayasambojjhaṅgo, [PTS Page 252] viriyasambojjhaṅgo, pītisambojjhaṅgo, passaddhisambojjhaṅgo, samādhisambojjhaṅgo, upekkhāsambojjhaṅgo. ‘Tujuh faktor penerangan sempurna ((2) sambojjhanga): perhatian, penyelidikan fenomena, usaha, kegembiraan (pãti), ketenangan, konsentrasi, keseimbangan.’

Satta samādhiparikkhārā: sammādiṭṭhi, sammāsaṃkappo sammāvācā sammākammanto, sammāājīvo, sammāvāyāmo, sammāsati. ‘Tujuh prasyarat konsentrasi:(3) 1091 pandangan benar, pikiran benar, ucapan benar, perbuatan benar, penghidupan benar, usaha benar, perhatian benar.’

===

1091. Seolah-olah keseluruhan Jalan Delapan bertujuan untuk mencapai Konsentrasi Benar. Baca DN 18.27.

===

Satta asaddhammā: idhāvuso bhikkhu assaddho hoti, ahiriko hoti, anottappī hoti, appassuto hoti, kusīto hoti, muṭṭhassatī hoti, duppañño hoti. ‘Tujuh praktik salah ((4) asaddhammà): Di sini, seorang bhikkhu tidak berkeyakinan, tidak memiliki rasa malu, tidak memiliki rasa takut, sedikit belajar, semangatnya mengendur (kusãto), tidak memiliki perhatian (muññhassati), tidak memiliki kebijaksanaan.’

Satta saddhammā: idhāvuso bhikkhu saddho hoti, hirīmā hoti, ottappī hoti, bahussuto hoti, āraddhaviriyo hoti, upaṭṭhitasati hoti, paññavā hoti. ‘Tujuh praktik benar ((5) saddhammà): Di sini, seorang bhikkhu memiliki keyakinan, rasa malu, rasa takut, banyak belajar, semangatnya meningkat (àraddha-viriyo), memiliki perhatian yang kokoh (upaññhita-sati hoti), memiliki kebijaksanaan.’

Satta sappurisadhammā: idhāvuso bhikkhu dhammaññū ca hoti, atthaññū ca, attaññū ca, mattaññū ca, kālaññū ca, parisaññū ca, puggalaññū ca. ‘Tujuh kualitas manusia sejati ((6) sappurisa-dhamma):1092 Di sini, seorang bhikkhu adalah seorang pengenal Dhamma, makna-makna (attha¤¤å), diri (atta¤¤å),1093 bersikap tidak berlebihan (mata¤¤å), mengetahui waktu yang tepat, mengetahui kelompok-kelompok, memiliki kebijaksanaan.’

===

1092. Manusia ideal (Buddha atau Arahat).

1093. Biasanya dalam pengertian relatif: tidak ada pembenaran atas tulisan apa pun atas gagasan ‘DIRI’ dalam penggunaan ini! Perhatikan permainan kata: attha, attà, mattà.

===

Satata niddasavatthūni: ‘Tujuh landasan pujian ((7) niddasa-vatthåni),1094

===1094. Tertulis niddasa. ‘Landasan-landasan Kearahatan’ oleh RD sangat bebas.===

idhāvuso bhikkhu sikkhāsamādāne tibbacchando hoti āyatiñca sikkhāsamādāne avigatapemo. di sini seorang bhikkhu, ingin sekali (a) menjalankan latihan dan ingin terus-menerus menjalankannya,Dhammanisantiyā tibbacchando hoti āyatiñca dhammanisantiyā avigatapemo. (b) mempelajari Dhamma dengan saksama,Icchāvinaye tibbacchando hoti āyatiñca icchāvinaye avigatapemo. (c) menyingkirkan keinginan-keinginan,Paṭisallāne tibbacchando hoti āyatiñca paṭisallāne avigatapemo. (d) mencari kesunyian,Vīriyārambhe tibbacchando hoti āyatiñca viriyārambhe avigatapemo. (e) meningkatkan usaha,Satinepakke tibbacchando hoti āyatiñca satinapakke avigatapemo. (f) mengembangkan perhatian dan pembedaan (sati-nepakke),[PTS Page 253] diṭṭhipaṭivedhe tibbacchando hoti āyatiñca diṭṭhipaṭivedhe avigatapemo.

Page 40: [BJT Page 352] [\x 352/]  · Web viewKata kerja yang sama digunakan dalam kalimat berikutnya sehubungan dengan pelepasan keduniawian. Saya menggunakan ‘sesuka hati’ sebagai pengganti,

[253] (g) mengembangkan pandangan terang penembusan.1095’

===

1095. Diññhi-pañivedhe. ‘intuisi kebenaran’ oleh RD tidak sesuai dengan ini.

===

[BJT Page 430] Satta saññā: aniccasaññā, anattasaññā, asubhasaññā, ādīnavasaññā, pahānasaññā, virāgasaññā, nirodhasaññā. ‘Tujuh persepsi: persepsi ketidakkekalan, tanpa-diri, (8) kejijikan (asubhasa¤¤à), bahaya, pelepasan, kebosanan, pelenyapan.’

Satta balāni: saddhābalaṃ, viriyabalaṃ, hiribalaṃ, ottappabalaṃ, satibalaṃ, samādhibalaṃ, paññābalaṃ. ‘Tujuh kekuatan ((9) balàni): keyakinan, usaha, rasa malu, rasa takut, perhatian, konsentrasi, kebijaksanaan.’

Satta viññāṇaṭṭhitiyo: ‘Tujuh bidang kesadaran:santāvuso sattā nānattakāyā nānattasaññino, seyyathāpi manussā ekacce ca devā ekacce ca vinipātikā. Makhluk-makhluk (a) berbeda (10) dalam jasmani dan berbeda dalam persepsi;Ayaṃ paṭhamā viññāṇaṭṭhiti.

Santāvuso sattā nānattakāyā ekattasaññino seyyathāpi devā brahmakāyikā paṭhamābhinibbattā. (b) berbeda dalam jasmani dan sama dalam persepsi;Ayaṃ dutiyā viññāṇaṭṭhiti.

Santāvuso sattā ekattakāyā nānattasaññino, seyyathāpi devā ābhassarā. (c) sama dalam jasmani dan berbeda dalam persepsi;Ayaṃ tatiyā viññāṇaṭṭhiti.

Santāvuso sattā ekattakāyā ekattasaññino, seyyathāpi devā subhakiṇhā. (d) sama dalam jasmani dan sama dalam persepsi;Ayaṃ catutthi viññāṇaṭṭhiti.

Santāvuso sattā sabbaso rūpasaññānaṃ samatikkamā paṭighasaññānaṃ atthagamā nānattasaññānaṃ amanasikārā ananto ākāso'ti ākāsānañcāyatanūpagā. (e) yang mencapai Alam Ruang Tanpa Batas;Ayaṃ pañcami viññāṇaṭṭhiti.

Santāvuso sattā sabbaso ākāsānañcāyatanaṃ samatikkamma anantaṃ viññāṇanti viññāṇañcāyatanūpagā. (f) ... Kesadaran Tanpa Batas;Ayaṃ chaṭṭhi viññāṇaṭṭhiti.

Santāvuso sattā sabbaso viññāṇañcāyatanaṃ samatikkamma natthi kiñcī'ti ākiñcaññāyatanūpagā. (g) ... Kekosongan. (seperti Sutta 15, paragraf 33).’

Ayaṃ sattamī viññāṇaṭṭhiti.

[BJT Page 432] Satta puggalā dakkhiṇeyyo: ubhatobhāgavimutto, [PTS Page 254] paññāvimutto, kāyasakkhī, diṭṭhippatto, saddhāvimutto, dhammānusārī, saddhānusārī. ‘Tujuh individu yang layak menerima persembahan: (11) Yang Terbebaskan dalam Kedua-Arah [254], Terbebaskan-oleh-Kebijaksanaan, Yang-Menyaksikan-Jasmani, Yang-Mencapai-Penglihatan, Terbebaskan-oleh-Keyakinan, Pengikut-Dhamma, Pengikut-Keyakinan (seperti Sutta 28, paragraf 8).’

Satta anusayā: kāmarāgānusayo, paṭighānusayo, diṭṭhānusayo vicikicchānusayo, mānānusayo, bhavarāgānusayo, avijjānusayo.

Page 41: [BJT Page 352] [\x 352/]  · Web viewKata kerja yang sama digunakan dalam kalimat berikutnya sehubungan dengan pelepasan keduniawian. Saya menggunakan ‘sesuka hati’ sebagai pengganti,

‘Tujuh kecenderungan tersembunyi ((12) anusayà): keserakahan indriawi (kàma-ràga), ketidak-senangan (pañigha), pandangan-pandangan, keragu-raguan, keangkuhan, keinginan akan penjelmaan (bhava-ràga), kebodohan.’

Satta saṃyojanāni: anunayasaṃyojanaṃ,1 paṭighasaṃyojanaṃ, diṭṭhisaṃyojanaṃ, vicikicchāsaṃyojanaṃ, mānasaṃyojanaṃ, bhavarāgasaṃyojanaṃ, avijjāsaṃyojanaṃ. ‘Tujuh belenggu ((13) saÿyojanàni): keinginan untuk menyenangkan (anunaya),1096 ketidaksenangan (selanjutnya seperti (12)).’

===

1096. Secara harfiah, ‘beriringan’.

===

Satta adhikaraṇasamathā: uppannuppannānaṃ adhikaraṇānaṃ samathāya vūpasamāya sammukhāvinayo dātabbo, sativinayo dātabbo, amūḷhavinayo dātabbo, paṭiññāya kāretabbaṃ, yebhuyyasikā, tassapāpiyyasikā, tiṇavatthārako. ‘Tujuh aturan untuk menenangkan dan menyelesaikan (14) pertanyaan-pertanyaan yang diajukan:1097 (a) secara langsung berhadapan, (b) perenungan (sati), (c) kekacauan pikiran, (d) pengakuan, (e) keputusan dengan suara terbanyak, (f) kebiasaan buruk, (g) “menutup dengan rumput”.’

===

1097. Ini membentuk bagian akhir (peraturan 221-227) dari Pàtimokkha atau aturan disiplin.

===

Ime kho āvuso tena bhagavatā jānatā passatā arahatā sammāsambuddhena satta dhamamā sammadakkhātā. Sattha sabbeheva saṅgāyitabbaṃ na vivaditabbaṃ, yathayidaṃ brahmacariyaṃ addhaniyaṃ assa ciraṭṭhitikaṃ, tadassa bahujanahitāya bahujanasukhāya lokānukampāya atthāya hitāya sukhāya devamanussānaṃ. Ini adalah [kelompok] tujuh hal yang dengan sempurna dibabarkan oleh Sang Bhagavà ... maka kita semua harus mengulanginya bersama-sama ... demi manfaat, kesejahteraan, dan kebahagiaan para dewa dan manusia.’

[Akhir dari bagian pembacaan ke dua]Dutiyabhanavaro nitthito

Aṭṭhakaṃ(D.33.-10)Atthakam

14. Atthi kho āvuso tena bhagavatā jānatā passatā arahatā sammāsambuddhena aṭṭhadhammā sammadakkhātā. Tattha sabbeheva saṅgāyitabbaṃ na vivaditabbaṃ, yathayidaṃ brahmacariyaṃ addhaniyaṃ assa ciraṭṭhitikaṃ, tadassa bahujanahitāya bahujanasukhāya lokānukampāya atthāya hitāya sukhāya devamanussānaṃ. 3.1. ‘Ada [kelompok] delapan hal yang dengan sempurna dibabarkan oleh Sang Bhagavà ....’

Katame aṭṭha?

Aṭṭha micchattā: micchādiṭṭhi, micchāsaṃkappo, miccāvācā, micchākammanto, micchāājīvo, micchāvāyāmo, micchāsati, micchāsamādhi. (1)‘Delapan faktor salah ((1) micchattà): pandangan salah ... (kebalikan dari (2) di bawah).’[PTS Page 255] aṭṭha sammattā: sammādiṭṭhi, sammāsaṃkappo, sammāvācā, sammākammanto, sammāājīvo, sammāvāyāmo, sammāsati, sammāsamādhi. (2)[255] ‘Delapan faktor benar ((2) sammattà): pandangan benar, pikiran benar, ucapan benar, perbuatan benar, penghidupan benar, usaha benar, perhatian benar, konsentrasi benar.’

Aṭṭha puggalā dakkhiṇeyyā: sotāpanno, sotāpattiphalasacchikiriyāya paṭipanno, sakadāgāmī, sakadāgāmiphalasacchikiriyāya paṭipanno, anāgāmī, anāgāmiphalasacchikiriyāya paṭipanno, arahā, arahattaphalasacchikiriyāya paṭipanno. (3)‘Delapan individu yang layak menerima persembahan:(3) 1098 Pemenang-Arus dan seorang yang telah berlatih untuk mencapai buah Memasuki-Arus, Yang-Kembali-Sekali ..., Yang-Tidak-Kembali ..., Arahat dan seorang yang telah berlatih untuk mencapai buah Arahat.’

===

1098. Seperti n.1039.

===

Page 42: [BJT Page 352] [\x 352/]  · Web viewKata kerja yang sama digunakan dalam kalimat berikutnya sehubungan dengan pelepasan keduniawian. Saya menggunakan ‘sesuka hati’ sebagai pengganti,

1. Kāmasaññejanaṃ (syā)

[BJT Page 434] Aṭṭha kusītavatthūni: ‘Delapan kesempatan kelambanan ((4) kusãta-vatthåni):idhāvuso bhikkhunā kammaṃ kātabbaṃ hoti. Di sini, seorang bhikkhu (a) memiliki tugas yang harus dilakukan.Tassa evaṃ hoti: kammaṃ kho me kātabbaṃ bhavissati, kammaṃ kho pana me karontassa kāyo kilamissati, Ia berpikir: “Ada tugas yang harus kulakukan, tetapi tugas ini akan membuatku lelah. Aku akan beristirahat.”handāhaṃ nipajjāmī'ti so nipajjati, na viriyaṃ ārabhati appattassa pattiyā anadhigatassa adhigamāya asacchikatassa sacchikiriyāya. Maka ia berbaring dan tidak mengerahkan cukup usaha untuk melengkapi apa yang belum lengkap, untuk menyelesaikan apa yang belum selesai, untuk mencapai apa yang belum dicapai.Idaṃ paṭhamaṃ kusītavatthu.

Puna ca paraṃ āvuso bhikkhunā kammaṃ kataṃ hoti. Atau (b) ia telah melakukan suatu pekerjaan,Tassa evaṃ hoti: ahaṃ kho kammaṃ akāsiṃ, kammaṃ kho pana me karontassa kāyo kilanto, handāhaṃ nipajjāmī'ti. dan berpikir: “Aku telah melakukan pekerjaan ini, sekarang aku lelah. Aku akan beristirahat. Maka ia berbaring ...So nipajjati, na viriyaṃ ārabhati appattassa pattiyā anadhigatassa adhigamāya asacchikatassa sacchikiriyāya. Idaṃ dutiyaṃ kusītavatthu.

Puna ca paraṃ āvuso bhikkhunā maggo gantabbo hoti. Atau (c) ia harus melakukan perjalanan,Tassa evaṃ hoti: maggo kho me gantabbo bhavissati. Maggaṃ kho pana me gacchantassa kāyo kilamissati. Handāhaṃ nipajjāmī'ti. dan berpikir: “Aku harus melakukan perjalanan ini. Dan perjalanan ini akan membuatku lelah ....”So nipajjati. Na viriyaṃ ārabhati appattassa pattiyā anadhigatassa adhigamāya asacchikatassa sacchikiriyāya. Idaṃ tatiyaṃ kusitavatthu.

Puna ca paraṃ āvuso bhikkhunā maggo gato hoti. Atau (d) ia telah melakukan perjalanan ....Tassa evaṃ hoti: ahaṃ kho maggaṃ agamāsiṃ. Maggaṃ kho pana me gacchantassa kāyo kilanto. Handāhaṃ nipajjāmī'ti. So nipajjati, na viriyaṃ ārabhati appattassa pattiyā anadhigatassa adhigamāya asacchitakassa sacchikiriyāya. Idaṃ catutthaṃ kusītavatthu.

Puna ca paraṃ āvuso bhikkhu gāmaṃ vā nigamaṃ vā piṇḍāya caranto na labhati lūkhassa vā paṇītassa vā bhojanassa yāvadatthaṃ pāripūriṃ. Atau (e) ia pergi mengumpulkan dana makanan di desa atau kota dan tidak memperoleh cukup makanan, apakah kasar atau halus,Tassa evaṃ hoti: 'ahaṃ kho gāmaṃ vā nigamaṃ vā piṇḍāya [PTS Page 256] caranto nālatthaṃ lūkhassa vā paṇītassa vā bhojanassa yāvadatthaṃ pāripūriṃ. dan ia berpikir: “Aku telah mengumpulkan dana makanan ... [256] ... tubuhku lelah dan tidak bisa melakukan apa pun ....”Tassa me kāyo kilanto akammañño. Handāhaṃ nipajjāmī'ti. So nipajjati, na viriyaṃ ārabhati appattassa pattiyā anadhigatassa adhigamāya asacchikatassa sacchikiriyāya. Idaṃ pañcamaṃ kusītavatthu.

[BJT Page 436] Puna ca paraṃ āvuso bhikkhu gāmaṃ vā nigamaṃ vā piṇḍāya caranto na labhati lūkhassa vā paṇītassa vā bhojanassa yāvadatthaṃ pāripūriṃ. Atau (f) ia pergi mengumpulkan dana makanan ... dan memperoleh cukup ...Tassa evaṃ hoti:'ahaṃ kho gāmaṃ vā nigamaṃ vā piṇḍāya caranto alatthaṃ lūkhassa vā paṇītassa vā bhojanassa yāvadatthaṃ pāripūriṃ. Ia berpikir: “Aku telah mengumpulkan makanan ... dan tubuhku berat seperti hamil ....”1099

===1099. RD mengartikan ‘seperti sejumlah kacang basah’, mengikuti DA, tetapi arti ‘hamil’ sepertinya cocok. Mungkin suatu kasus kerendahan hati Buddhaghosa, diulangi oleh Mrs. Rhys Davids.===

Page 43: [BJT Page 352] [\x 352/]  · Web viewKata kerja yang sama digunakan dalam kalimat berikutnya sehubungan dengan pelepasan keduniawian. Saya menggunakan ‘sesuka hati’ sebagai pengganti,

Tassa me kāyo garuko akammañño. Māsācitaṃ maññe. Handāhaṃ nipajjāmī'ti. So nipajjati, na viriyaṃ ārabhati appattassa pattiyā anadhigatassa adhigamāya asacchikatassa sacchikiriyāya. Idaṃ chaṭṭhaṃ kusītavatthu.

Puna ca paraṃ āvuso bhikkhuno uppanno hoti appamattako ābādho. Atau (g) Ia merasa sedikit kurang sehat,Tassa evaṃ hoti: 'uppanno kho me appamattako ābādho. dan ia berpikir: “Lebih baik aku beristirahat ....”Atthi kappo nipajjituṃ, handāhaṃ nipajjāmī'ti. So nipajjati, na viriyaṃ ārabhati appattassa pattiyā anadhigatassa adhigamāya asacchikatassa sacchikiriyāya. Idaṃ sattamaṃ kusītavatthu.

Puna ca paraṃ, āvuso bhikkhu gilānā vuṭṭhito1 hoti, aciravuṭṭhito gelaññā. Atau (h) Ia sedang memulihkan badan, karena baru sembuh dari sakit,Tassa evaṃ hoti: ahaṃ kho gilānā vuṭṭhito acitavuṭṭhito gelaññā. dan ia berpikir: “Tubuhku lemah dan tidak berguna. Aku akan beristirahat.”Tassa me kāyo dubbalo akammañño, atthi kappo nipajjituṃ handāhaṃ nipajjāmī'ti. So nipajjati, na viriyaṃ ārabhati appattassa pattiyā anadhigatassa adhigamāya asacchikatassa sacchikiriyāya. Maka ia berbaring dan tidak mengerahkan cukup usaha untuk melengkapi apa yang belum lengkap, untuk menyelesaikan apa yang belum selesai, untuk mencapai apa yang belum dicapai.’

Idaṃ aṭṭhamaṃ kusītavatthu.

Aṭṭha ārambhavatthūni: ‘Delapan kesempatan untuk berusaha ((5) àrabbha-vatthåni):idhāvuso bhikkhunā kammaṃ kātabbaṃ hoti. Di sini, seorang bhikkhu (a) memiliki tugas yang harus dilakukan.Tassa evaṃ hotī; 'kammaṃ kho me kātabbaṃ bhavissati, kammaṃ kho pana me karontena na sukaraṃ buddhānaṃ sāsanaṃ manasikātuṃ. Ia berpikir: “Ada tugas yang harus kulakukan, tetapi dalam melakukan tugas ini, tidaklah mudah bagiku untuk memusatkan perhatian pada ajaran Sang Buddha.Handāhaṃ viriyaṃ ārabhāmi appattassa pattiyā anadhigatassa adhigamāya asacchikatassa sacchikiriyāyā'ti. So viriyaṃ ārabhati appattassa pattiyā anadhigatassa adhigamāya asacchikatassa sacchikiriyāya. Jadi aku akan mengerahkan cukup usaha untuk melengkapi apa yang belum lengkap, untuk menyelesaikan apa yang belum selesai, untuk mencapai apa yang belum dicapai.”Idaṃ paṭhamaṃ ārambhavatthu.

- - - - - - - - - - - - - - - 1. Gilānavuṭṭhito (machasaṃ)

[BJT Page 438] Puna ca paraṃ āvuso, bhikkhunā [PTS Page 257] kammaṃ kataṃ hoti. Atau (b) ia telah [257] melakukan suatu pekerjaan,Tassa evaṃ hoti: ahaṃ kho kammaṃ akāsiṃ. Kammaṃ kho panāhaṃ karonto nāsakkhiṃ buddhānaṃ sāsanaṃ manasikātuṃ. dan berpikir: “Aku telah melakukan pekerjaan ini, tetapi karena pekerjaan ini, aku tidak mampu memusatkan cukup perhatian pada Ajaran Sang Buddha.Handāhaṃ virayaṃ ārabhāmi appattassa pattiyā anadhigatassa adhigamāya asacchikatassa sacchikiriyāyā'ti. So viriyaṃ ārabhati appattassa pattiyā anadhigatassa adhigamāya asacchikatassa sacchikiriyāya. Jadi aku akan mengerahkan cukup usaha ....”Idaṃ dutiyaṃ ārambhavatthu.

Puna ca paraṃ āvuso bhikkhunā maggo gantabbo hoti. Atau (c) ia harus melakukan perjalanan ....”Tassa evaṃ hoti: 'maggo kho me gantabbo bhavissati. Maggaṃ kho pana me gacchantena na sukaraṃ buddhānaṃ sāsanaṃ manasikātuṃ. Handāhaṃ viriyaṃ ārabhāmi appattassa pattiyā anadhigatassa adhigamāya asacchikatassa sacchikiriyāyā'ti. So viriyaṃ ārabhati appattassa pattiyā anadhigatassa adhigamāya asacchikatassa sacchikiriyāya. Idaṃ tatiyaṃ ārambhavatthu.

Puna ca paraṃ āvuso bhikkhunā maggo gato hoti.

Page 44: [BJT Page 352] [\x 352/]  · Web viewKata kerja yang sama digunakan dalam kalimat berikutnya sehubungan dengan pelepasan keduniawian. Saya menggunakan ‘sesuka hati’ sebagai pengganti,

Atau (d) ia telah melakukan perjalanan.Tassa evaṃ hoti: 'ahaṃ kho maggaṃ agamāsiṃ. Maggaṃ kho panāhaṃ gacchanto nāsakkhiṃ buddhānaṃ sāsanaṃ manasikātuṃ. Ia berpikir “Aku telah melakukan perjalanan, tetapi karena perjalanan ini, aku tidak mampu memusatkan cukup perhatian ....”Handāhaṃ viriyaṃ ārabhāmi appattassa pattiyā anadhigatassa adhigamāya asacchikatassa sacchikiriyāyā'ti. So viriyaṃ ārabhati appattassa pattiyā anadhigatassa adhigamāya asacchikatassa sacchikiriyāya, idaṃ catutthaṃ ārambhavatthu.

Puna ca paraṃ āvuso bhikkhu gāmaṃ vā nigamaṃ vā piṇḍāya caranto na labhati lūkhassa vā paṇītassa vā bhojanassa yāvadatthaṃ pāripūriṃ. Atau (e) ia pergi mengumpulkan dana makanan ... tidak memperoleh cukup makanan ...Tassa evaṃ hoti: 'ahaṃ kho gāmaṃ vā nigamaṃ piṇḍāya caranto nālanthaṃ lūkhassa vā paṇītassa vā bhojanassa yāvadatthaṃ pāripūriṃ. dan ia berpikir: “Jadi, tubuhku ringan dan segar. Aku akan mengerahkan usaha ....”Tassa me kāyo lahuko kammañño. Handāhaṃ viriyaṃ ārabhāmi appattassa pattiyā anadhigatassa adhigamāya asacchikatassa sacchikiriyāyā'ti. So viriyaṃ ārabhati appattassa pattiyā anadhigatassa adhigamāya asacchikatassa sacchikiriyāya. Idaṃ pañcamaṃ ārambhavatthu.

[BJT Page 440] Puna ca paraṃ āvuso bhikkhu gāmaṃ vā nigamaṃ vā piṇḍāya caranto labhati lūkhassa vā paṇītassa vā bhojanassa yāvadatthaṃ pāripūriṃ. Atau (f) ia pergi mengumpulkan dana makanan ... dan memperoleh cukup ...Tassa evaṃ hoti: 'ahaṃ kho gāmaṃ vā nigamaṃ vā piṇḍāya caranto alatthaṃ lūkhassa vā paṇītassa vā bhojanassa yāvadatthaṃ pāripūriṃ. Ia berpikir: “Jadi tubuhku kuat dan sehat. Aku akan mengerahkan usaha ....”Tassa me kāyo balavā kammañño. Handāhaṃ viriyaṃ ārabhāmi, appattassa pattiyā anadhigatassa adhigamāya asacchikatassa sacchikiriyāyā'ti. So viriyaṃ ārabhati appattassa pattiyā anadhigatassa adhigamāya asacchikatassa sacchikiriyāya. Idaṃ chaṭṭhaṃ ārambhavatthu.

Puna ca paraṃ āvuso bhikkhuno uppanno hoti appamattako ābādho Atau (g) Ia merasa sedikit kurang sehat,tassa evaṃ hoti: ' uppanno kho me ayaṃ appamattako. dan ia berpikir: “Penyakit ini bisa bertambah parah, jadi aku akan mengerahkan usaha ....”Ābādho ṭhānaṃ kho panetaṃ vijjati yaṃ me ābādho pavaḍḍheyya, handāhaṃ viriyaṃ ārabhāmi appattassa pattiyā anadhigatassa adhigamāya asacchikatassa sacchikiriyāyā'ti. So viriyaṃ ārabhati appattassa pattiyā anadhigatassa adhigamāya asacchikatassa sacchikiriyāya. [PTS Page 258] idaṃ sattamaṃ ārambhavatthu.

Puna ca paraṃ āvuso bhikkhu gilānā vuṭṭhito hoti aciravuṭṭhito gelaññā. Atau [258] (h) Ia sedang memulihkan badan ...,Tassa evaṃ hoti: 'ahaṃ kho gilānā vuṭṭhito1 aciravuṭṭhito gelaññā. dan ia berpikir: “... mungkin saja penyakit itu datang. Ṭhānaṃ kho panetaṃ vijjati yaṃ me ābādho paccudāvatteyya, handāhaṃ viriyaṃ ārabhāmi appattassa pattiyā anadhigatassa adhigamāya asacchikatassa sacchikiriyāyā'ti. Jadi aku akan mengerahkan usaha ....”So viriyaṃ ārabhati appattassa pattiyā anadhigatassa adhigamāya asacchikatassa sacchikiriyāya. Idaṃ aṭṭhamaṃ ārambhavatthu. Demikianlah ia mengerahkan cukup usaha untuk melengkapi apa yang belum lengkap, untuk menyelesaikan apa yang belum selesai, untuk mencapai apa yang belum dicapai.’

Aṭṭha dānavatthūni: ‘Delapan landasan memberi:āsajja dānaṃ deti. Seseorang memberi (a) pada (6) saat ada kesempatan,Bhayā dānaṃ deti. (b) karena takut,'Adāsi me'ti dānaṃ deti. (c) berpikir: “Ia memberiku sesuatu”,

Page 45: [BJT Page 352] [\x 352/]  · Web viewKata kerja yang sama digunakan dalam kalimat berikutnya sehubungan dengan pelepasan keduniawian. Saya menggunakan ‘sesuka hati’ sebagai pengganti,

'Dassati me'ti dānaṃ deti. (d) berpikir: “Ia akan memberiku sesuatu”,'Sāhu dānanti dānaṃ deti, (e) berpikir: “Memberi adalah baik”,'ahaṃ pacāmi, ime na pacanti, nārahāmi pacanto apacantānaṃ na dātu'nti dānaṃ deti. (f) berpikir: “Aku sedang memasak sesuatu, mereka tidak. Tidaklah benar jika tidak memberikan sesuatu kepada mereka yang tidak memasak”,'Imaṃ me dānaṃ dadato kalyāṇo kittisaddo abbhuggacchatī'ti dānaṃ deti, (g) berpikir: “Jika aku melakukan pemberian, aku akan memperoleh reputasi baik”,cittālaṅkāracittaparikkhāratthaṃ dānaṃ deti. (h) untuk menghias dan mempersiapkan pikirannya.1100’

===

1100. Dalam mempraktikkan (bukan ‘mempelajari’: RD) ketenangan dan pandangan terang. Memberi (RD mengartikan ‘forgiving’ (memaafkan) – kesalahan cetak dari ‘for giving’ (memberi) !) melunakkan pikiran pemberi dan penerima. DA mengutip syair yang terdapat dalam VM 9.39:

Suatu pemberian untuk menjinakkan mereka yang belum dijinakkan,

Suatu pemberian untuk segala jenis kebaikan;

Melalui memberikan pemberian, mereka tidak terbelokkan dan menurun pada ucapan yang baik. (Terjemahan ¥àõamoli).

===

- - - - - - - - - - - - - 1. Gilānavuṭṭhito (machasaṃ) [BJT Page 442] Aṭṭha dānūpapattiyo: ‘Delapan jenis kelahiran kembali karena kedermawanan:idhāvuso ekacco dānaṃ deti. Samaṇassa vā brāhamaṇassa vā annaṃ pānaṃ vatthaṃ yānaṃ mālāgandhavilepanaṃ seyyāvasathapadīpeyyaṃ. So yaṃ deti taṃ paccāsiṃsati. (7) Di sini, seseorang memberikan kepada seorang petapa atau Brahmana, makanan, minuman, pakaian, transportasi (yànaÿ), karangan bunga, wangi-wangian, dan salep, akomodasi untuk tidur, tempat tinggal, atau cahaya, dan ia mengharapkan imbalan atas pemberiannya itu.So passati khattiyamahāsālaṃ vā brāhmaṇamahāsālaṃ vā gahapatimahāsālaṃ vā pañcahi kāmaguṇehi samappitaṃ samaṅgībhūtaṃ paricārayamānaṃ. Ia melihat seorang Khattiya atau Brahmana atau perumah tangga kaya yang hidup dipenuhi dengan kenikmatan lima indria,Tassa evaṃ hoti 'ahovatāhaṃ kāyassa bhedā parammaraṇā khattiyamahāsālānaṃ vā brāhmaṇamahāsālānaṃ vā gahapatimahāsālānaṃ vā sahabyataṃ upapajjeyya'nti. dan ia berpikir: “Seandainya ketika aku meninggal dunia, aku bisa terlahir kembali seperti salah satu dari orang kaya itu!”So taṃ cittaṃ dahati, taṃ cittaṃ adhiṭṭhāti, taṃ cittaṃ bhāveti. ia memantapkan pikirannya pada pikiran itu, memusatkan dan mengembangkannya (bhàveti).1101

===1101. ‘Meluas’ (RD). Tetapi ini adalah kata kerja biasa untuk ‘pengembangan’ dalam meditasi.===

Tassa taṃ cittaṃ hīne'dhimuttaṃ uttariṃ abhāvitaṃ tatrupapattiyā saṃvattati. Dan pikiran ini, karena diluncurkan (vimuttaÿ) pada tingkat yang rendah (hãne), dan tidak dikembangkan pada tingkat yang lebih tinggi (uttariÿ abhàvitaÿ), maka mengarah menuju kelahiran kembali di sana.[PTS Page 259] tañca kho sīlavato vadāmi no dussīlassa. [259] Tetapi aku mengatakan ini dalam hal seorang yang bermoral, bukan seorang yang tidak bermoral.Ijjhatāvuso sīlavato cetopaṇidhi visuddhattā. Cita-cita batin dari seorang yang bermoral adalah efektif melalui kemurniannya.1102

===1102. ‘Yaitu, tidak campuran, berpikiran tunggal’ (RD). DA tidak berkomentar, tetapi gagasan cita-cita ‘berpikiran murni’ demikian adalah mirip dengan yang berhubungan dengan efektivitas dari ‘pernyataan kebenaran’.

===Puna ca paraṃ āvuso idhekacco dānaṃ deti samaṇassa vā buhmaṇassa vā annaṃ pānaṃ vatthaṃ yānaṃ mālāgandhavilepanaṃ seyyāvasathapadīpeyyaṃ. So yaṃ deti taṃ paccāsiṃsati.1 Tassa sutaṃ hoti 'cātummahārājikā devā dīghāyukā vaṇṇavanto sukhabahulā'ti. Atau (b) ia memberikan sesuatu dan, setelah mendengar bahwa para dewa di alam Empat Raja Dewa berumur panjang, berpenampilan rupawan, dan menikmati kehidupan bahagia,Tassa evaṃ hoti "aho vatāhaṃ kāyassa bhedā parammaranā cātummahārājikānaṃ2 devānaṃ sahabyātaṃ upapajjeyyanti".ia berpikir: “Seandainya aku bisa terlahir di sana!” So taṃ cittaṃ dahati, taṃ cittaṃ adhiṭṭhāti, taṃ cittaṃ bhāveti. Tassa taṃ cittaṃ hīne'dhimuttaṃ uttariṃ abhāvitaṃ tatrupapattiyā saṃvattati. Tañca kho sīlavato vadāmi no dussīlassa. Ijjhatāvuso sīlavato cetopaṇidhi visuddhattā.

Page 46: [BJT Page 352] [\x 352/]  · Web viewKata kerja yang sama digunakan dalam kalimat berikutnya sehubungan dengan pelepasan keduniawian. Saya menggunakan ‘sesuka hati’ sebagai pengganti,

Puna ca paraṃ āvuso idhekacco dānaṃ deti samaṇassa vā brāhmaṇassa vā annaṃ pānaṃ vatthaṃ yānaṃ mālāgandhavilepanaṃ seyyāvasathapadīpeyyaṃ. So yaṃ deti taṃ paccāsiṃsati. Tassa sutaṃ hoti 'tāvatiṃsā devā dīghāyukā vaṇṇavanto sukhabahulā'ti. Atau ia bercita-cita untuk terlahir kembali di alam (c) Tiga-Puluh-Tiga Dewa,Tassa evaṃ hoti "aho vatāhaṃ kāyassa bhedā parammaranā tāvatiṃsānaṃ devānaṃ sahabyātaṃ upapajjeyyanti". So taṃ cittaṃ dahati, taṃ cittaṃ adhiṭṭhāti, taṃ cittaṃ bhāveti. Tassa taṃ cittaṃ hīne'dhimuttaṃ uttariṃ abhāvitaṃ tatrupapattiyā saṃvattati. Tañca kho sīlavato vadāmi no dussīlassa. Ijjhatāvuso sīlavato cetopaṇidhi visuddhattā.

Puna ca paraṃ āvuso idhekacco dānaṃ deti samaṇassa vā brāhmaṇassa vā annaṃ pānaṃ vatthaṃ vānaṃ mālāgandhavilepanaṃ seyyāvasathapadīpeyyaṃ. So yaṃ deti taṃ paccāsiṃsati.Tassa sutaṃ hoti 'yāmā devā dīghāyukā vaṇṇavanto sukhabahulā'ti. (d) Dewa Yama,Tassa evaṃ hoti "aho vatāhaṃ kāyassa bhedā parammaranā yāmānaṃ devānaṃ sahabyātaṃ upapajjeyyanti". So taṃ cittaṃ dahati, taṃ cittaṃ adhiṭṭhāti, taṃ cittaṃ bhāveti. Tassa taṃ cittaṃ hīne'dhimuttaṃ uttariṃ abhāvitaṃ tatrupapattiyā saṃvattati. Tañca kho sīlavato vadāmi no dussīlassa. Ijjhatāvuso sīlavato cetopaṇidhi visuddhattā.

Puna ca paraṃ āvuso idhekacco dānaṃ deti samaṇassa vā brāhmaṇassa vā annaṃ pānaṃ vatthaṃ yānaṃ mālāgandhavilepana seyyāvasathapadīpaṃ. So yaṃ deti taṃ paccāsiṃsati. Tassa sutaṃ hoti 'tusitā devā dīghāyukā vaṇṇavanto sukhabahulā'ti. (e) Dewa Tusita,Tassa evaṃ hoti "aho vatāhaṃ kāyassa bhedā parammaraṇā tusitānaṃ devānaṃ sahabyātaṃ upapajjeyyanti". So taṃ cittaṃ dahati, taṃ cittaṃ adhiṭṭhāti, taṃ cittaṃ bhāveti. Tassa taṃ cittaṃ hīne'dhimuttaṃ uttariṃ abhāvitaṃ tatrupapattiyā saṃvattati. Tañca kho sīlavato vadāmi no dussīlassa. Ijjhatāvuso sīlavato cetopaṇidhi visuddhattā.

Puna ca paraṃ āvuso idhekacco dānaṃ deti samaṇassa vā brāhmaṇassa vā annaṃ pānaṃ vatthaṃ yānaṃ mālāgandhavilepanaṃ seyyāvasathapadīpeyyaṃ. So yaṃ deti taṃ paccāsiṃsati. Tassa sutaṃ hoti 'nimmāṇaratī devā dīghāyukā vaṇṇavanto sukhabahulā'ti. (f) Dewa Nimmànarati,Tassa evaṃ hoti "aho vatāhaṃ kāyassa bhedā parammaraṇā nimmāṇaratīnaṃ devānaṃ sahabyataṃ upapajjeyyanti". So taṃ cittaṃ dahati, taṃ cittaṃ adhiṭṭhāti, taṃ cittaṃ bhāveti. Tassa taṃ cittaṃ hīne'dhimuttaṃ uttariṃ abhāvitaṃ tatrupapattiyā saṃvattati. Tañca kho sīlavato vadāmi no dussīlassa. Ijjhatāvuso sīlavato cetopaṇidhi visuddhattā.

Puna ca paraṃ āvuso idhekaccodānaṃ deti samaṇassa vā brāhmaṇassa vā annaṃ pānaṃ vatthaṃ yānaṃ mālāgandhavilepanaṃ seyyāvasathapadīpeyyaṃ. So yaṃ deti taṃ paccāsiṃsati. Tassa sutaṃ hoti 'paranimmitavasavattī devā dīghāyukā vaṇṇavanto sukhabahulā'ti. (g) Dewa Paranimmita-vasavatti,Tassa evaṃ hoti "aho vatāhaṃ kāyassa bhedā parammaraṇā paranimmitavasavattīnaṃ devānaṃ sahabyataṃ upapajjeyyanti". So taṃ cittaṃ dahati, taṃ cittaṃ adhiṭṭhāti taṃ cittaṃ bhāveti. Tassa taṃ cittaṃ hīne'dhimuttaṃ uttariṃ abhāvitaṃ tatrupapattiyā saṃvattati. Tañca kho sīlavato vadāmi no dussīlassa. Ijjhatāvuso sīlavato cetopaṇidhi visuddhattā.

- - - - - - - - - - - - - - - - 1. Paccāsīsati (machasaṃ) 2. Cātumahārājikānaṃ (machasaṃ)

[BJT Page 444] [\x 444/]

Puna ca paraṃ āvuso idhekacco dānaṃ deti samaṇassa vā brāhmaṇassa vā annaṃ pānaṃ vatthaṃ yānaṃ mālāgandhavilepanaṃ seyyāvasathapadīpeyyaṃ. So yaṃ deti taṃ paccāsiṃsati. Tassa sutaṃ hoti 'brahmakāyikā devā dīghāyukā vaṇṇavanto sukhabahulā'ti. (h) Atau ia bercita-cita untuk terlahir kembali di alam Brahmà ....Tassa evaṃ hoti "aho vatāhaṃ kāyassa bhedā parammaraṇā brahmakāyikānaṃ devānaṃ sahabyataṃ upapajjeyyanti". So taṃ cittaṃ dahati, taṃ cittaṃ adhiṭṭhāti, taṃ cittaṃ bhāveti. Tassa taṃ cittaṃ hīne'dhimuttaṃ uttariṃ abhāvitaṃ tatrupapattiyā saṃvattati.

Page 47: [BJT Page 352] [\x 352/]  · Web viewKata kerja yang sama digunakan dalam kalimat berikutnya sehubungan dengan pelepasan keduniawian. Saya menggunakan ‘sesuka hati’ sebagai pengganti,

Tañca kho [PTS Page 260] sīlavato vadāmi no dussīlassa. Tetapi [260] aku mengatakan ini dalam hal seorang yang bermoral, bukan seorang yang tidak bermoral,Vītarāgassa no sarāgassa. seorang yang terbebas dari nafsu (vãtaràgassa), bukan seorang yang masih terombang-ambing oleh nafsu.1103

===1103. Brahmà dalam Buddhisme bukanlah makhluk abadi dan bukan Tuhan pencipta. Kebijaksanaannya, walaupun cukup tinggi, namun terbatas, dan ia juga dapat membual (Baca DN 11!), tetapi ia bebas dari nafsu indriawi, dan demikian pula mereka yang terlahir kembali di alamnya (walaupun nafsu itu mungkin hanya ditekan oleh jhàna – yang adalah cetovimutti ‘kebebasan pikiran’ – dan belum tentu oleh pandangan terang, yang adalah pa¤¤àvimutti ‘kebijaksanaan oleh kebijaksanaan’). Tetapi mereka yang terlahir kembali di sana belum, menurut Sub Komentar, melenyapkan keinginan akan kehidupan yang terus berlanjut (bhavatõhà).

===Ijjhatāvuso sīlavato cetopaṇidhi visuddhattā. Cita-cita batin dari seorang yang bermoral [demikian] adalah efektif melalui kebebasan dari nafsu.’

Aṭṭha parisā: khattiyaparisā, brāhmaṇaparisā, gahapatiparisā, samaṇaparisā, cātummahārājikaparisā, tāvatiṃsaparisā, māraparisā, brahmaparisā. ‘Delapan perkumpulan: perkumpulan para Khattiya, (8) para Brahmana, para perumah tangga, para petapa, para dewa di alam Empat Raja Dewa, para dewa di alam Tiga-Puluh-Tiga Dewa, para màra, para Brahmà (seperti Sutta 16, paragraf 3.21).’

Aṭṭha lokadhammā: lābho ca, alābho ca, yaso ca, ayaso ca, nindā ca, pasaṃsā ca, sukhañca, dukkhañca. ‘Delapan kondisi duniawi ((9) loka-dhamma): untung dan rugi, kemasyhuran dan memalukan (yaso ca ayaso ca), celaan dan pujian, bahagia dan menderita.’

Aṭṭha abhibhāyatanāni: ‘Delapan tingkat kemahiran:ajjhattaṃ rūpasaññi eko bahiddhā rūpāni passati parittāni suvaṇṇadubbaṇṇāni. Tāni abhibhuyya jānāmi passāmī'ti evaṃ saññī hoti. (a) merasakan bentuk secara (10) internal, seseorang melihat bentuk eksternal, terbatas, dan indah atau buruk;Idaṃ paṭhamaṃ abhibhāyatanaṃ.

Ajjhattaṃ arūpasaññi eko bahiddhā rupāni passati appamāṇāni suvaṇṇadubbaṇṇāni, tāni abhibhuyya jānāmi passāmī'ti evaṃ saññī hoti. (b) (seperti (a) tetapi) tidak terbatas;Idaṃ dutiyaṃ abhibhāyatanaṃ.

Ajjhattaṃ arūpasaññī eko bahiddhā rūpāni passati parittāni suvaṇṇadubbaṇṇāni, tāni abibhuyya jānāmi passāmīti evaṃ saññi he ti. (c) tidak merasakan bentuk secara internal, seseorang melihat bentuk eksternal, terbatas ...;Idaṃ tatiyaṃ abhibhāyatanaṃ.

Ajjhattaṃ arūpasaññi eko bahiddhā rūpāni passati appamāṇāni suvaṇṇadubbaṇṇāni, tāni abhibhuyya jānāmi passāmī'ti evaṃ saññī hoti. (d) (seperti (c) tetapi) tidak terbatas; tidak merasakan bentuk secara internal, seseorang melihat bentukIdaṃ catutthaṃ abhibhāyatanaṃ.

[BJT Page 446] Ajjhattaṃ arūpasaññī eko bahiddhā rūpāni passati nīlāni nīlavaṇṇāni nīlanidassanāni nīlanibhāsāni - seyyathāpi nāma ummāpupphaṃ nīlaṃ nīlavaṇṇaṃ nīlanidassanaṃ nīlanihāsaṃ seyyathā vā pana taṃ vatthaṃ bārāṇaseyyakaṃ ubhatobhāgavimaṭṭhaṃ nīlaṃ nīlavaṇṇaṃ nīlanidassanaṃ nilanibhāsaṃ. Evamevaṃ ajjhattaṃ arūpasaññī eko bahiddhā rūpāni passati [PTS Page 261] nīlāni nīlavaṇṇāni nīlanidassanāni nīlanibhāsāni. Tāni abhibhuyya jānāmi passāmī'ti evaṃ saññī hoti. (e) biru, [261]Idaṃ pañcamaṃ abhibhāyatanaṃ.

Ajjhattaṃ arūpasaññī eko bahiddhā rūpāni passati pītāni pītavaṇṇāni pītanidassanāni pītanibhāsāni - seyyathāpi nāma kaṇikārapupphaṃ pītaṃ pītavaṇṇaṃ pītanidassanaṃ pītanihāsaṃ. Seyyathā vā pana taṃ vatthaṃ bārāṇaseyyakaṃ ubhatobhāgavimaṭṭhaṃ pītaṃ

Page 48: [BJT Page 352] [\x 352/]  · Web viewKata kerja yang sama digunakan dalam kalimat berikutnya sehubungan dengan pelepasan keduniawian. Saya menggunakan ‘sesuka hati’ sebagai pengganti,

pītavaṇṇaṃ pītanidassanaṃ pītanibhāsaṃ. Evamevaṃ ajjhattaṃ arūpasaññī eko bahiddhā rūpāni passati pītāni pītavaṇṇāni pītanidassanāni pītanibhāsāni. Tāni abhibhuyya jānāmi passāmī'ti evaṃ saññī hoti. (f) kuning,Idaṃ jaṭṭhaṃ abhibhāyatanaṃ.

Ajjhattaṃ arūpasaññī eko bahiddhā rūpāni passati lohitakāni lohitakavaṇṇāni lohitakanidassāni lohitakanibhāsāni. Seyyathāpi nāma bandhujīvakapupphaṃ lohitakaṃ lohitakavaṇṇaṃ lohitakanidassanaṃ lohitakanibhāsaṃ. Seyyathā vā pana taṃ vatthaṃ bārāṇaseyyakaṃ ubhatobhāgavimaṭṭhaṃ lohitakaṃ lohitakavaṇṇaṃ lohitakanidassanaṃ lohitakanibhāsaṃ. Evamevaṃ ajjhattaṃ arūpasaññī eko bahiddhā rūpāni passati lohitakāni lohitakavaṇṇāni lohitakanidassanāni lohitakanibhāsāni. Tāni abhibhuyya jānāmi passāmī'ti evaṃ saññī hotī. (g) merah,Idaṃ sattamaṃ abhihāyatanaṃ.

Ajjhattaṃ arūpasaññī eko bahiddhā rūpāni passatī odātāni odātavaṇṇāni odātanidassanāni odātanibhāsāni. Seyyathāpi nāma osadhītārakā odātā odātavaṇṇā odātanidassanā odātanibhāsā. Seyyathā vā pana taṃ vatthaṃ bārāṇayeyyakaṃ ubhatobhāgavimaṭṭhaṃ odātaṃ odātavaṇṇaṃ odātanidassanaṃ odātanibhāsaṃ. Evamevaṃ ajjhattaṃ arūpasaññī eko bahiddhā rūpāni passati odātāni odātavaṇṇāni odātanidassanāni odātanibhāsāni. Tāni abhibhuyya jānāmi passāmī'ti evaṃ saññī hoti. (h) putih (seperti Sutta 16, paragraf 3.25-32).’

Idaṃ aṭṭhamaṃ abhibhāyatanaṃ.

[BJT Page 448] Aṭṭha vimokkhā: ‘Delapan kebebasan:rūpī rūpāni passati. (a) memiliki bentuk, seseorang (11) melihat bentuk;Ayaṃ paṭhamo vimokkho.

Ajjhattaṃ arūpasaññī [PTS Page 262] bahiddhā rūpāni passati. (b) tidak merasakan bentuk materi dalam diri sendiri, seseorang melihat bentuk di luar;Ayaṃ dutiyo vimokkho.

Subhanteva adhimutto hoti. (c) berpikir: “ini indah”, seseorang menjadi terpusat padanya; ia memasukiAyaṃ tatiyo vimokkho.

Sabbaso rūpasaññānaṃ samatikkamā paṭighasaññānaṃ atthagamā nānattasaññānaṃ amanasikārā ananto ākāso'ti ākāsānañcāyatanaṃ upasampajja viharati. (d) Alam Ruang Tanpa Batas;Ayaṃ catuttho vimokkho.

Sabbaso ākāsānāñcāyatanaṃ samatikkamma anantaṃ viññāṇanti viññāṇañcāyatanaṃ upasampajja viharati. (e) ... Alam Kesadaran Tanpa Batas;Ayaṃ pañcamo vimokkho.

Sabbaso viññāṇañcāyatanaṃ samatikkamma 'natthikiñcī'ti ākiñcaññāyatanaṃ upasampajja viharati. (f) ... Alam Kekosongan;Ayaṃ chaṭṭho vimokkho.

Sabbaso ākiñcaññāyatanaṃ samatikkamma nevasaññānāsaññāyatanaṃ upasampajja viharati. (g) Alam Bukan Persepsi dan juga Bukan Bukan-persepsi;Ayaṃ sattamo vimokkho.

Page 49: [BJT Page 352] [\x 352/]  · Web viewKata kerja yang sama digunakan dalam kalimat berikutnya sehubungan dengan pelepasan keduniawian. Saya menggunakan ‘sesuka hati’ sebagai pengganti,

Sabbaso nevasaññānāsaññāyatanaṃ samatikkamma saññāvedayita nirodhaṃ upasampajja viharati. (h) ... Lenyapnya Persepsi dan Perasaan (seperti Sutta 15, paragraf 35).’ [262]

Ayaṃ aṭṭhamo vimokkho.

Ime kho āvuso tena bhagavatā jānatā passatā arahatā sammāsambuddhena aṭṭha dhammā sammadakkhātā. ‘Ini adalah [kelompok] delapan hal ....’

Tattha sabbeheva saṅgāyitabbaṃ na vivaditabbaṃ, yathayidaṃ brahmacariyaṃ addhaniyaṃ assa ciraṭṭhitikaṃ, tadassa bahujanahitāya bahujanasukhāya lokānukampāya atthāya hitāya sukhāya devamanussānaṃ.

Navakaṃ(D.33.-11)Navakam

15. Atthi kho āvuso tena bhagavatā jānatā passatā arahatā sammāsambuddhena nava dhammā sammadakkhātā. 3.2. ‘Ada [kelompok] sembilan hal ....’

Tattha sabbeheva saṅgāyitabbaṃ na vivaditabbaṃ, yathayidaṃ brahmacariyaṃ addhaniyaṃ assa ciraṭṭhitikaṃ, tadassa bahujanahitāya bahujanasukhāya lokānukampāya atthāya hitāya sukhāya devamanussānaṃ.

Katame nava?

Nava āghātavatthūni: ‘Sembilan penyebab kedengkian ((1) àghàta-vatthåni):anatthaṃ me acarī'ti āghātaṃ bandhati, Kedengkian didorong oleh pikiran: (a) “Ia telah melukaiku”,anatthaṃ me caratī'ti āghātaṃ bandhati, (b) “Ia sedang melukaiku”,anatthaṃ me carissatī'ti āghātaṃ bandhati, (c) “Ia akan melukaiku”,piyassa me manāpassa anatthaṃ acarī'ti āghātaṃ bandhati, (d)–(f) “Ia telah melukai,piyassa me manāpassa anatthaṃ caratī'ti āghātaṃ bandhati, Ia sedang melukai,piyassa me manāpassa anatthaṃ carissatī'ti āghātaṃ bandhati, Ia akan melukai seseorang yang kusukai”,appiyassa me amanāpassa atthaṃ acarī'ti āghātaṃ bandhati, (g)–(i) “Ia akan membantu,appiyassa me amanāpassa atthaṃ caratī'ti āghātaṃ bandhati, sedang membantu,appiyassa me amanāpassa atthaṃ carissatī'ti āghātaṃ bandhati. akan membantu seseorang yang tidak kusukai.”’

[BJT Page 450] Nava āghātapaṭivinayā: ‘Sembilan cara mengatasi kedengkian ((2) àghàta-pañivinaya).anatthaṃ me acarī'ti, taṃ kutettha labbhā'ti āghātaṃ paṭivineti, anatthaṃ [PTS Page 263] me caratī'ti taṃ kutettha labbhā'ti āghātaṃ paṭivineti, anātthaṃ me carissatī'ti taṃ kutettha labbhā'ti āghātaṃ paṭivineti, piyassa me manāpassa anatthaṃ acarī'ti taṃ kutettha labbhā'ti āghātaṃ paṭivineti, piyassa me manāpassa anatthaṃ caratī'ti taṃ kutettha labbhā'ti āghātaṃ paṭivineti, piyassa me manāpassa anatthaṃ carissatī'ti taṃ kutettha labbhā'ti āghātaṃ paṭivineti, appiyassa me amanāpassa atthaṃ acarī'ti taṃ kutettha labbhā'ti āghātaṃ paṭivineti, appiyassa me amanāpassa atthaṃ caratī'ti taṃ kutettha labbhā'ti āghātaṃ paṭivineti, appiyassa me amanāpassa atthaṃ carissatī'ti taṃ kutetthe labbhā ti āghātaṃ paṭivineti. Kedengkian diatasi dengan pikiran: (a)-(i) “Ia telah melukaiku ....” (seperti (1)). [263] “Apalah gunanya [memendam kedengkian]?”’

Page 50: [BJT Page 352] [\x 352/]  · Web viewKata kerja yang sama digunakan dalam kalimat berikutnya sehubungan dengan pelepasan keduniawian. Saya menggunakan ‘sesuka hati’ sebagai pengganti,

Nava sattāvāsā: ‘Sembilan alam makhluk-makhluksantāvuso, sattā nānattakāyā nānatta saññino seyyathāpi manussā ekacce ca devā ekacce ca vinipātikā. (a) Makhluk-makhluk (3) yang berbeda dalam jasmani dan berbeda dalam persepsi;Ayaṃ paṭhamo sattāvāso.

Santāvuso, sattā nānāttakāyā ekattasaññino seyyathāpi devā brahmakāyikā paṭhamābhinibbattā. (b) Makhluk-makhluk yang berbeda dalam jasmani dan sama dalam persepsi;Ayaṃ dutiyo sattāvāso.

Santāvuso, sattā ekattakāyā nānattasaññino seyyathāpi devā ābhassarā. (c) Makhluk-makhluk yang sama dalam jasmani dan berbeda dalam persepsi;Ayaṃ tatiyo sattāvāso.

Santāvuso, sattā ekattakāyā ekattasaññino seyyathāpi devā subhakiṇhā. (d) Makhluk-makhluk yang sama dalam jasmani dan sama dalam persepsi;Ayaṃ catuttho sattāvāso,

Santāvuso, sattā asaññino appaṭisaṃvedino seyyathāpi devā asaññasattā.1 (e) Alam Makhluk-makhluk tanpa kesadaran;Ayaṃ pañcamo sattāvāso.

Santāvuso, sattā sabbaso rūpasaññānaṃ samatikkamā paṭighasaññānaṃ atthagamā nānattasaññānaṃ amanasikārā ananto ākāso'ti ākāsānañcāyatanūpagā. (f) Alam bukan persepsi dan juga bukan bukan-persepsi;Ayaṃ chaṭṭho sattāvāso.

Sattāvuso, sattā sabbaso akākāsānañcāyatanaṃ samatikkamma anantaṃ viññānaṇanti viññāṇañcāyatanūpagā. (g) Makhluk-makhluk yang telah mencapai Alam Ruang Tanpa Batas;Ayaṃ sattamo sattāvāso.

- - - - - - - - - - - - - - 1. Asaññisattā (syā, kam)

[BJT Page 452] Santāvuso, sattā sabbaso viññāṇañcāyatanaṃ samatikkamma natthi kiñcī'ti ākiñcaññāyatanūpagā. (h) Makhluk-makhluk yang telah mencapai Alam Kesadaran Tanpa Batas;Ayaṃ aṭṭhamo sattāvāso.

Santāvuso, sattā sabbaso ākiñcaññāyatanaṃ samatikkamma nevasaññānāsaññāyatanūpagā. (i) Makhluk-makhluk yang telah mencapai Alam Kekosongan (seperti Sutta 15, paragraf 33).’

Ayaṃ navamo sattāvāso.

Nava akkhaṇā asamayā brahmacariyavāsāya: Sembilan waktu yang tidak menguntungkan untuk (4) menjalani kehidupan suci (akkhaõà asamayà brahmacariya-vàsàya):[PTS Page 264] idhāvuso, tathāgato ca loke uppanno hoti arahaṃ sammāsambuddho, dhammo ca desīyati opasamiko parinibbāniko sambodhagāmī sugatappavedito, ayaṃ ca puggalo nirayaṃ upapanno hoti. [264] (a) Seorang Tathàgata telah dilahirkan di dunia ini, Sang Arahat, Buddha yang telah mencapai Penerangan Sempurna, dan Dhamma diajarkan yang mengarah menuju Nibbàna yang tenang dan sempurna, yang mengarah menuju Penerangan Sempurna seperti diajarkan oleh Yang Sempurna menempuh Sang Jalan, dan orang ini terlahir di alam-neraka (nirayaÿ),1104 ...

===1104. Seperti n.244.===

Ayaṃ paṭhamo akkhaṇo asamayo brahmacariyavāsāya.

Page 51: [BJT Page 352] [\x 352/]  · Web viewKata kerja yang sama digunakan dalam kalimat berikutnya sehubungan dengan pelepasan keduniawian. Saya menggunakan ‘sesuka hati’ sebagai pengganti,

Puna ca paraṃ āvuso, tathāgato ca loke uppanno hoti arahaṃ sammāsambuddho. Dhammo ca desīyati opasamiko parinibbāniko sambodhagāmi sugatappavedito. Ayaṃ ca puggalo tiracchānayoniṃ upapanno hoti. (b) ... di tengah-tengah binatang,Ayaṃ dutiyo akkhaṇo asamayo brahmacariyavāsāya.

Puna ca paraṃ āvuso, tathāgato ca loke uppanno hoti arahaṃ sammāsambuddho, dhammo ca desīyati opasamiko parinibbāniko sambodhagāmī sugatappavedito. Ayaṃ ca puggalo pettivisayaṃ upapanno hoti. (c) ... di tengah-tengah Peta,Ayaṃ tatiyo akkhaṇo asamayo brahvacariyavāsāya.

Puna ca paraṃ āvuso, tathāgato ca loke uppanno hoti arahaṃ sammāsambuddho, dhammo ca desīyati opasamiko parinibbāniko sambodhagāmī sugatappavedito, ayaṃ ca puggalo asurakāyaṃ upapanno hoti. (d) ... di tengah-tengah Asura,Ayaṃ catuttho akkhaṇo asamayo brahmacariyavāsāya,

Puna ca paraṃ āvuso, tathāgato ca loke uppanno hoti arahaṃ sammāsambuddho, dhammo ca desīyati opasamiko parinibbāniko sambodhagāmī sugatappavedito, ayaṃ ca puggalo aññataraṃ dīghāyukaṃ devanikāyaṃ upapanno hoti. (e) di dalam kelompok para dewa yang berumur panjang,1105

===1105. Yaitu, kelahiran kembali di tengah-tengah para dewa yang umur kehidupannya sangat panjang sehingga mereka melewatkan kelahiran di alam manusia pada masa yang menguntungkan.===

Ayaṃ pañcamo akkhaṇo asamayo brahmacariyavāsāya.

Puna ca paraṃ āvuso, tathāgato ca loke uppanno hoti arahaṃ sammāsambuddho, dhammo ca desīyati opasamiko parinibbāniko sambodhagāmī sugatappavedito, ayaṃ ca puggalo paccantimesu janapadesu paccājāto hoti milakkhesu1 aviññātāresu, yattha natthi gati bhikkhūnaṃ bhikkhunīnaṃ upāsakānaṃ upāsikānaṃ. (f) ia terlahir di wilayah perbatasan di tengah-tengah suku biadab yang bodoh di mana tidak dapat dikunjungi oleh para bhikkhu dan bhikkhunã, atau siswa-siswa awam laki-laki dan perempuan,Ayaṃ chaṭṭho akkhaṇo asamayo brahmacariyavāsāya.

Puna ca paraṃ āvuso, tathāgato ca loke uppanno hoti arahaṃ sammāsambuddho, dhammo ca desīyati opasamiko parinibbāniko sambodhagāmī sugatappavedito. Ayaṃ ca puggalo majjhimesu janapadesu paccājāto hoti, atau (g) ia terlahir di Negeri Tengah,1106

===1106. Pusat, wilayah ‘beradab’ di India (termasuk sepanjang Sungai Gangga) berlawanan dengan wilayah yang kurang menguntungkan.===

so ca hoti micchādiṭṭhiko viparītadassano tetapi ia memiliki pandangan salah dan penglihatan yang menyimpang, berpikir:natthi dinnaṃ, natthi yiṭṭhaṃ, natthi hutaṃ, natthi sukaṭadukkaṭānaṃ2 kammānaṃ phalaṃ vipāko, “Tidak ada perbuatan memberi, memberikan persembahan, atau melakukan pengorbanan, tidak ada buah atau akibat dari perbuatan-perbuatan baik atau buruk;natthi ayaṃ loko, natthi paro loko, [PTS Page 265] natthi mātā, natthi pitā, natthi sattā opapātikā, natthi loke samaṇabrāhmaṇā sammaggatā sammāpaṭipannā, ye imaṃ ca lokaṃ paraṃ ca lokaṃ sayaṃ abhiññā sacchikatvā pavedentī'ti. tidak ada alam ini atau alam berikutnya; [265] tidak ada orang tua dan tidak ada kelahiran kembali secara spontan; tidak ada petapa atau Brahmana di dunia ini yang, setelah mencapai pengetahuan tertinggi untuk dirinya sendiri tentang alam ini dan alam berikutnya, kemudian menyatakannya”;1107

===1107. Kata-kata dari Ajita Kesakambalã (DN 2.23).===

Ayaṃ sattamo akkhaṇo asamayo brahmacariyavāsāya.

- - - - - - - - - - - - - - 1. Milakkhakesu (syā, kam) milakakhuṣū (katthaci) 2. Sukatadukkatānaṃ (machasaṃ)

Page 52: [BJT Page 352] [\x 352/]  · Web viewKata kerja yang sama digunakan dalam kalimat berikutnya sehubungan dengan pelepasan keduniawian. Saya menggunakan ‘sesuka hati’ sebagai pengganti,

[BJT Page 454] Puna ca paraṃ āvuso, tathāgato ca loke uppanno hoti arahaṃ sammāsambuddho, dhammo ca desīyati opasamiko parinibbāniko sambodhagāmī sugatappavedito. Ayaṃ ca puggalo majjhimesu janapadesu paccājāto hoti. atau (h) ... ia terlahir di Negeri TengahSo ca hoti duppañño jaḷo eḷamugo na paṭibalo subhāsitadubbhāsitānamatthamaññātuṃ. tetapi tidak memiliki kebijaksanaan dan bodoh, atau tuli atau bisu dan tidak mengetahui apakah sesuatu hal telah dinyatakan dengan benar atau salah;Ayaṃ aṭṭhamo akkhaṇo asamayo brahmacariyavāsāya.

Puna ca paraṃ āvuso, tathāgato ca loke na uppanno hoti arahaṃ sammāsambuddho, dhammo ca na desīyati opasamiko parinibbāniko sambodhagāmī sugatappavedito, atau ... (i) Tidak ada Tathàgata yang telah muncul ...ayaṃ ca puggalo majjhimesu janapadesu paccājāto hoti so ca hoti paññavā ajaḷo anelamugo paṭibalo subhāsitadubbhāsitānamatthamaññātuṃ. dan orang itu terlahir di Negeri Tengah dan cerdas, tidak bodoh, dan tidak tuli atau bisu, dan mengetahui dengan baik apakah sesuatu hal telah dinyatakan dengan benar atau salah.’

Ayaṃ navamo akkhaṇo asamayo brahmacariyavāsāya.

Nava anupubbavihārā: ‘Sembilan kediaman berturut-turut:idhāvuso, bhikkhu vivicceva kāmehi vivicca akusalehi dhammehi savitakkaṃ savicāraṃ vivekajaṃ pītisukhaṃ paṭhamaṃ jhānaṃ upasampajja viharati.Vitakkavicārānaṃ vūpasamā ajjhattaṃ sampasādanaṃ cetaso ekodibhāvaṃ avitakkaṃ avicāraṃ samādhijaṃ pītisukhaṃ dutiyaṃ jhānaṃ upasampajja viharati.Pītiyā ca virāgā upekkhako ca viharati sato ca sampajāno sukhaṃ ca kāyena paṭisaṃvedeti, yaṃ taṃ ariyā ācikkhanti 'upekkhako satimā sukhavihārī'ti taṃ tatiyaṃ jhānaṃ upasampajja viharati.Sukhassa ca pahāṇā dukkhassa ca pahāṇā pubbeva somanassadomanassānaṃ atthaṅgamā adukkhaṃ asukhaṃ upekkhāsatipārisuddhiṃ catutthaṃ jhānaṃ upasampajja viharati. [jhàna-jhànaSabbaso rūpasaññānaṃ samatikkamā paṭighasaññānaṃ atthagamā nānattasaññānaṃ amanasikārā ananto ākāso'ti ākāsānañcāyatanaṃ upasampajja viharati. dan Alam (5) Ruang Tanpa Batas,Sabbaso ākāsānañcāyatanaṃ samatikkamma anantaṃ viññāṇanti viññāṇañcāyatanaṃ upasampajja viharati. Kesadaran Tanpa Batas,Sabbaso viññāṇañcāyatanaṃ samatikkamma [PTS Page 266] natthi kiñcī'ti ākiñcaññāyatanaṃ upasampajja viharati. Kekosongan,Sabbaso ākiñcaññāyatanaṃ samatikkamma nevasaññānāsaññāyatanaṃ upasampajja viharati. Alam Bukan Persepsi Dan juga Bukan Bukan-persepsi,

[BJT Page 456] Sabbaso nevasaññānāsaññāyatanaṃ samatikkamma saññāvedayitanirodhaṃ upasampajja viharati. dan Lenyapnya Persepsi dan Perasaan].’ [266]

Nava anupubbanirodhā: ‘Sembilan pelenyapan berturut-turut ((6) anupubba-nirodhà):paṭhamaṃ jhānaṃ samāpannassa kāmasaññā niruddhā hoti, Dengan pencapaian jhàna pertama, persepsi indriawi (kàmasa¤¤à) lenyap;dutiyaṃ jhānaṃ samāpannassa vitakkavicārā nirāddhā honti, Dengan pencapaian jhàna ke dua, awal-pikiran dan kelangsungan-pikiran lenyap;tatiyaṃ jhānaṃ samāpannassa pīti niruddhā hoti, Dengan pencapaian jhàna ke tiga, kegirangan (pãti) lenyap;catutthaṃ jhānaṃ samāpannassa assāsapassāsā niruddhā honti, Dengan pencapaian jhàna ke empat, nafas masuk dan keluar lenyap;1108

===1108. Yaitu, menjadi halus sehingga tidak terlihat.===

Page 53: [BJT Page 352] [\x 352/]  · Web viewKata kerja yang sama digunakan dalam kalimat berikutnya sehubungan dengan pelepasan keduniawian. Saya menggunakan ‘sesuka hati’ sebagai pengganti,

ākāsānañcāyatanaṃ samāpannassa rūpasaññā niruddhā hoti, Dengan pencapaian Alam Ruang Tanpa Batas, persepsi jasmani lenyap;viññāṇañcāyatanaṃ samāpannassa ākāsānañcāyatanasaññā niruddhā hoti, Dengan pencapaian Alam Kesadaran Tanpa Batas, persepsi Alam Ruang Tanpa Batas lenyap;ākiñcaññāyatanaṃ samāpannassa viññāṇañcāyatanasaññā niruddhā hoti, Dengan pencapaian Alam Kekosongan, persepsi Alam Kesadaran Tanpa Batas lenyap;nevasaññānāsaññāyatanaṃ samāpannassa ākiñcaññāyatanasaññā niruddhā hoti, Dengan pencapaian Alam Bukan Persepsi dan juga Bukan Bukan-persepsi, persepsi Alam Kekosongan lenyap;saññāvedayitanirodhaṃ samāpannassa saññā ca vedanā ca niruddhā honti. dengan pencapaian Lenyapnya-Persepsi-dan-Perasaan, persepsi dan perasaan lenyap.’

Ime kho āvuso tena bhagavatā jānatā passatā arahatā sammāsambuddhena nava dhammāsammadakkhātā. ‘Ini adalah [kelompok] sembilan hal ....’

Tattha sabbeheva saṅgāyitabbaṃ na vivaditabbaṃ, yathayidaṃ brahmacariyaṃ addhaniyaṃ assa ciraṭṭhitikaṃ, tadassa bahujanahitāya bahujanasukhāya lokānukampāya atthāya hitāya sukhāya devamanussānaṃ.

Dasakaṃ(D.33.-12)Dasakam

16. Atthi kho āvuso, tena bhagavatā jānatā passatā arahatā sammāsambuddhena dasa dhammā sammadakkhātā. 3.3. ‘Ada [kelompok] sepuluh hal yang dengan sempurna dibabarkan oleh Sang Bhagavà ....’

Tattha sabbeheva saṅgāyitabbaṃ na vivaditabbaṃ, yathayidaṃ brahmacariyaṃ addhaniyaṃ assa ciraṭṭhitikaṃ, tadassa bahujanahitāya bahujanasukhāya lokānukampāya atthāya hitāya sukhāya devamanussānaṃ.

Katame dasa:

Dasa nāthakaraṇā dhammā: ‘Sepuluh hal yang memberikan perlindungan ((1) nàtha-karaõa-dhammà):1109

===1109. Dhammà di sini jelas bermakna ‘hal-hal, faktor-faktor’, bukan ‘Ajaran’ (RD).===

idhāvuso, bhikkhu sīlavā hoti pātimokkhasaṃvarasaṃvuto viharati ācāragocarasampanno anumattesu vajjesu bhayadassāvī, samādāya sikkhati sikkhāpadesu. Yaṃ āvuso bhikkhu [PTS Page 267] sīlavā hoti, pātimokkhasaṃvarasaṃvuto viharati ācāragocarasampanno anumattesu vajjesu bhayadassāvī, samādāya sikkhati sikkhāpadesu, Di sini, seorang bhikkhu (a) bermoral, ia hidup terkendali sesuai pengendalian peraturan disiplin, terus-menerus dalam perilaku baik, melihat bahaya dalam pelanggaran sekecil apa pun, ia memelihara peraturan-peraturan latihan; [267]ayampi dhammo nāthakaraṇo.

[BJT Page 458] Puna ca paraṃ āvuso, bhikkhu bahussuto hoti sutadharo sutasannicayo. Ye te dhammā ādikalyāṇā majjhekalyāṇā pariyosānakalyāṇā sātthā sabyañjanā1 kevalaparipuṇṇaṃ parisuddhaṃ brahmacariyaṃ abhivadanti, tathārūpa'ssa dhammā bahussutā honti dhatā2 vacasā paricitā manasānupekkhitā diṭṭhiyā suppaṭividdhā. Yampāvuso, bhikkhu bahussuto hoti vacasā paricitā manasānupekkhitā diṭṭhiyā suppaṭividdhā, (b) ia telah banyak belajar, dan mengingat dan menguasai apa yang ia pelajari. Di dalam Ajaran ini, yang indah di awal, di pertengahan, dan di akhir, dalam makna dan kata-katanya yang menyatakan kehidupan suci yang murni dan sempurna sepenuhnya, ia sangat terpelajar, ia mengingatnya, mengulangi dan mengulanginya, merenungkannya dan menembusnya dengan penglihatan;ayampi dhammo nāthakaraṇo.

Puna ca paraṃ āvuso, bhikkhu kalyāṇamitto hoti kalyāṇasahāyo kalyāṇasampavaṅko. Yampāvuso, bhikkhu kalyāṇamitto hoti kalyāṇasahāyo kalyāṇasampavaṅko, (c) ia adalah seorang teman, rekan, dan sahabat baik bagi orang-orang berbudi;ayampi dhammo nāthakaraṇo.

Page 54: [BJT Page 352] [\x 352/]  · Web viewKata kerja yang sama digunakan dalam kalimat berikutnya sehubungan dengan pelepasan keduniawian. Saya menggunakan ‘sesuka hati’ sebagai pengganti,

Puna ca paraṃ āvuso, bhikkhu suvaco hoti sovacassakaraṇehi dhammehi samannāgato khamo padakkhiṇaggāhī anussāniṃ. Yampāvuso, bhikkhu suvaco hoti sovacassakaraṇehi dhammehi samannāgato khamo padakkhiṇaggāhī anusāsaniṃ. (d) ia ramah, memiliki kelembutan dan kesabaran, cepat menangkap nasihat;Ayampi dhammo nāthakaraṇo.

Puna ca paraṃ āvuso, bhikkhu yāni tāni sabrahmacārīnaṃ uccāvacāni kiṃkaraṇīyāni, tattha dakkho hoti analaso tatrūpāyāya vīmaṃsāya samannāgato alaṃ kātuṃ alaṃ saṃvidhātuṃ. Yampāvuso, bhikkhu yāni tāni sabrahmacārīnaṃ uccāvacāni kiṃkaraṇīyāni, tattha dakkho hoti analaso tatrūpāyāya vīmaṃsāya samannāgato alaṃ kātuṃ alaṃ saṃvidhātuṃ, (e) berbagai pekerjaan apa pun yang harus dilakukan oleh bhikkhu lainnya, ia terampil, tidak mengendur, dengan pandangan ke depan dalam melakukan tugas tersebut, dan juga terampil dalam melakukan dan merencanakan;ayampi dhammo nāthakaraṇo.

Puna ca paraṃ āvuso, bhikkhu dhammakāmo hoti piyasamudāhāro abhidhamme abhivinaye uḷārapāmojjo. Yampāvuso, bhikkhu dhammakāmo hoti piyasamudāhāro abhidhamme ahivinaye uḷārapāmojjo, (f) ia menyukai Dhamma dan gembira dalam mendengarkannya, ia khususnya menyukai ajaran lanjut dan disiplin (abhidhamme abhivinaye);1110 [268]

===1110. DA meragukan apakah abhidhamma di sini berarti ‘tujuh Pakaraõa’, yaitu Abhidhamma Piñaka seperti yang kita ketahui, atau bukan. Jawaban singkatnya adalah bahwa jika naskah ini berasal dari masa Sang Buddha (yang mungkin saja namun sangat tidak dapat dipastikan), maka kata abhidhamma hanya mungkin berarti umum ‘ajaran yang lebih tinggi’ atau sejenisnya. Pertimbangan yang sama berlaku untuk kata abhivinaya.===

ayampi dhammo nāthakaraṇo.

- - - - - - - - - - - - - - - - 1. Sātthaṃ sabyañjanaṃ [pts] syā, ) 2. Dhātā (machasaṃ)

[BJT Page 460] Puna ca paraṃ [PTS Page 268] āvuso, bhikkhu santuṭṭho hoti itarītarehi civarapiṇḍapātasenāsanagilānappaccayabhesajjaparikkārehi, yampāvuso, bhikkhu santuṭṭho hoti itarītarehi cīvarapiṇḍapātasenāsanagilānappaccayabhesajjaparikkhārehi (g) ia puas dengan barang-barang kebutuhan apa pun juga: jubah, makanan, tempat tinggal, obat-obatan jika sakit;ayampi dhammo nāthakaraṇo.

Puna ca paraṃ āvuso, bhikkhu āraddhaviriyo viharati akusalānaṃ dhammānaṃ pahānāya, kusalānaṃ dhammānaṃ upasampadāya, thāmavā daḷhaparakkamo anikkhittadhuro kusalesu dhammesu. Yampāvuso, bhikkhu āraddhaviriyo virahati akusalānaṃ dhammānaṃ pahānāya, kusalānaṃ dhammānaṃ upasampadāya, thāmavā daḷhaparakkamo anikkhittadhuro kusalesu dhammesu, (h) ia selalu berusaha untuk meningkatkan usahanya, untuk menyingkirkan kondisi-kondisi tidak bermanfaat, untuk memunculkan kondisi-kondisi bermanfaat, tanpa lelah dan penuh semangat berusaha untuk mempertahankan kondisi baik itu dan tidak pernah menolak beban itu;ayampi dhammo nāthakaraṇo.

Puna ca paraṃ āvuso, bhikkhu satimā hoti paramena satinepakkena samannāgato cirakatampi cirabhāsitampi saritā anussaritā. Yampāvuso, bhikkhu satimā hoti paramena satinepakkena samannāgato cirakatampi cirabhāsitampi saritā anussaritā, (i) ia penuh perhatian, dengan kemampuan besar untuk mengingat dengan jelas hal-hal yang dilakukan dan diucapkan di masa lalu;1111

===1111. Cf. n.1074.===

ayampi dhammo nāthakaraṇo.

Puna ca paraṃ āvuso bhikkhu paññavā hoti udayatthagāminiyā paññāya samannāgato ariyāya nibbedhikāya sammādukkhakkhayagāminiyā, yampāvuso, bhikkhu paññavā hoti udayatthagāminiyā paññāya samannāgato ariyāya nibbedhikāya sammādukkhakkhayagāminiyā, (j) ia bijaksana, dengan persepsi bijaksana mengenai muncul dan lenyapnya, persepsi Ariya itu yang mengarah menuju kehancuran penderitaan secara total.’

Page 55: [BJT Page 352] [\x 352/]  · Web viewKata kerja yang sama digunakan dalam kalimat berikutnya sehubungan dengan pelepasan keduniawian. Saya menggunakan ‘sesuka hati’ sebagai pengganti,

ayampi dhammo nāthakaraṇo.

Dasa kasiṇāyatanāni: ‘Sepuluh objek pencapaian pencerapan ((2) kasiõàyatanàni):1112

=====1112. Bukan ‘objek untuk hipnotis diri’ (RD). Jhàna tidak sama dengan Hipnotis dalam hal bahwa seseorang memiliki kendali penuh dan tidak disarankan. Saya berhutang pada Dr. Nick Ribush untuk klarifikasi berharga ini.=====

paṭhavīkasiṇameko1 sañjānāti uddhaṃ adho tiriyaṃ advayaṃ appamāṇaṃ. Ia memerhatikan Kasiõa-Tanah,Āpokasinameko sañjānāti uddhaṃ adho tirayaṃ advayaṃ appamāṇaṃ. Kasiõa-Air,Tejokasiṇameko sañjānāti uddhaṃ adho tiriyaṃ advayaṃ appamāṇaṃ. Kasiõa-Api,Vāyokasiṇameko sañjānāti uddhaṃ adho tiriyaṃ advayaṃ appamāṇaṃ. Kasiõa-Udara,Nīlakasiṇameko sañjānāti uddhaṃ adho tiriyaṃ advayaṃ appamāṇaṃ. Kasiõa-Biru,Pītakasiṇameko sañjānāti uddhaṃ adho tiriyaṃ advayaṃ appamāṇaṃ. Kasiõa-Kuning,Lohitakasiṇameko sañjānāti uddhaṃ adho tiriyaṃ advayaṃ appamāṇaṃ. Kasiõa-Merah,Odātakasiṇameko sañjānāti uddhaṃ adho tiriyaṃ advayaṃ appamāṇaṃ. Kasiõa-Putih,Ākāsakasiṇameko sañjānāti uddhaṃ adho tiriyaṃ advayaṃ appamāṇaṃ. Kasiõa-Ruang,Viññāṇakasiṇameko sañjānāti uddhaṃ adho tiriyaṃ advayaṃ appamāṇaṃ. Kasiõa-Kesadaran,1113 ke atas, ke bawah, ke sekeliling, tidak terbagi, tidak terbatas.’

===1113. Ada beberapa hal yang membingungkan dalam dua terakhir dari daftar ini. Di tempat lain, kita menemukan àloka ‘cahaya’ dan bukan kesadaran (kesadaran agak sulit dianggap sebagai suatu kasiõa). Baca VM 5.26.===

1. Pathavikasiṇameko (machasaṃ)

[BJT Page 462] [PTS Page 269] dasa akusalakammapathā: pāṇātipāto, adinnādānaṃ, kāmesu micchācāro, musāvādo, pisuṇā vācā, pharusā vācā, samphappalāpo, abhijjhā, byāpādo, micchādiṭṭhi. [269] ‘Sepuluh perbuatan tidak bermanfaat ((3) akusala-kammapathà): membunuh, mengambil apa yang tidak diberikan, perilaku seksual yang salah, berbohong, fitnah, berkata-kata kasar, pembicaraan yang tidak menentu, keserakahan, kedengkian, pandangan salah.’

Dasa kusalakammapathā: pāṇātipātā veramaṇī, adinnādānā veramaṇī, kāmesu micchācārā veramaṇī, musāvādā veramaṇī, pisuṇāya vācāya veramaṇī, pharusāya vācāya veramaṇī, sampappalāpā veramaṇī, anabhijjhā, abyāpādo, sammādiṭṭhi, ‘Sepuluh perbuatan bermanfaat: menghindari pembunuhan (4) ... (dan seterusnya, seperti pada (3) di atas).’

Dasa ariyavāsā: ‘Sepuluh watak Ariya ((5) ariya-vàsà):idhāvuso, bhikkhu pañcaṅgavippahīno hoti chaḷaṅgasamannāgato ekārakkho caturāpasseno panunnapaccekasacco samavayasaṭṭhesano anāvilasaṃkappo passaddhakāyasaṅkāro suvimuttacitto suvimuttapañño. Di sini seorang bhikkhu (a) telah menyingkirkan lima faktor, (b) memiliki enam faktor, (c) telah mengukuhkan satu penjaga, (d) melaksanakan empat dukungan, (e) telah menyingkirkan kepercayaan pada diri,1114 (f) telah menghentikan pencarian, (g) ia murni dalam hal motif, (h) telah menenangkan emosinya,1115 terbebaskan dengan baik, (i) dalam pikiran, dan (j) oleh kebijaksanaan.

===

1114.Atau ‘pendapat-pendapat sektarian’ (RD). Penyimpangan pandangan.

1115. Passaddha-kàya-sankhàro, di mana kàya berarti tubuh batin.

===

Kathañca āvuso, bhikkhu pañcaṅgavippahīno hoti: Bagaimanakah ia menyingkirkan lima faktor?idhāvuso, bhikkhuno kāmacchando pahīno hoti, byāpādo pahīno hoti, thīnamiddhaṃ pahīnaṃ hoti, uddhaccakukkuccaṃ pahīnaṃ hoti, vicikicchā pahīnā hoti.

Page 56: [BJT Page 352] [\x 352/]  · Web viewKata kerja yang sama digunakan dalam kalimat berikutnya sehubungan dengan pelepasan keduniawian. Saya menggunakan ‘sesuka hati’ sebagai pengganti,

Di sini, ia melenyapkan indriawi, kebencian, kelambanan-dan-ketumpulan,kekhawatiran-dan-kegelisahan, keragu-raguan;Evaṃ kho āvuso bhikkhu pañcaṅgavippahīno hoti.

Kathañca āvuso, bhikkhu jaḷaṅgasamannāgato hoti: (b) apakah enam faktor yang ia miliki?idhāvuso, bhikkhu cakkhunā rūpaṃ disvā neva sumano hoti na dummano, upekkhako ca viharati sato sampajāno. Sotena saddaṃ sutvā neva sumano hoti na dummano, upekkhako ca viharati sato sampajāno. Ghānena gandhaṃ ghāyitvā neva sumano hoti na dummano, upekkhako ca viharati sato sampajāno. Jivhāya rasaṃ sāyitvā neva sumano hoti na dummano, upekkhako ca viharati sato sampajāno. Kāyena phoṭṭhabbaṃ phusitvā neva sumano hoti na dummano, upekkhako ca viharati sato sampajāno. Manasā dhammaṃ viññāya neva sumano hoti na dummano, upekkhako ca viharati sato sampajāno. Ketika melihat suatu objek dengan mata, mendengar suara ..., mencium bau ..., mengecap rasa ..., menyentuh objek sentuhan ..., atau mengenali objek pikiran dengan pikiran, seseorang tidak merasa senang juga tidak merasa tidak senang, tetapi tetap seimbang, penuh perhatian, dan sadar jernih.;Evaṃ kho āvuso bhikkhu chaḷaṅgasamannāgato hoti.

Kathañca āvuso, bhikkhu ekārakkho hoti: (c) bagaimanakah ia mengukuhkan satu penjaga?idhāvuso, bhikkhu satārakkhena cetasā samannāgato hoti. Dengan menjaga pikirannya dengan perhatian;Evaṃ kho āvuso, bhikkhu ekārakkho hoti.

[BJT Page 464] [PTS Page 270] kathañca āvuso, bhikkhu caturāpasseno hoti, (d) apakah empat dukungan?idhāvuso, bhikkhu saṅkhāyekaṃ parisevati, saṅkhāyekaṃ adhivāseti, saṅkhāyekaṃ vinodeti, saṅkhāyekaṃ parivajjeti. Ia menilai bahwa satu hal harus dikejar, satu hal harus dipertahankan, satu hal harus dihindari, satu hal harus ditekan. (seperti paragraf 1.11(8));Evaṃ kho āvuso, bhikkhu caturāpasseno hoti.

Kathañca āvuso, bhikkhu panunnapaccekasacco hoti, (e) Bagaimanakah ia melenyapkan kepercayaan akan diri (panunna-pacceka-sacco)?idhāvuso, bhikkhuno yāni tāni puthuyamaṇabrāhmaṇānaṃ puthupaccekasaccāni sabbāni tāni nunnāni honti panunnāni cattāni vantāni muttāni pahīnāni paṭippassaddhāni. Apa pun kepercayaan akan diri yang dianut oleh sebagian besar petapa dan Brahmana telah ia lenyapkan, tinggalkan, tolak, usir;Evaṃ kho āvuso, bhikkhu panunnaṃ paccekasacco hoti.

Kathañcāvuso, bhikkhu samavayasaṭṭhesano hoti: (f) bagaimanakah ia adalah seorang yang telah menghentikan pencarian?idhāvuso bhikkhuno kāmesanā pahīnā hoti, bhavesanā pahīnā hoti, brahmacariyesanā paṭippassaddhā hoti. Ia telah meninggalkan pencarian akan kenikmatan-indria, akan kelahiran kembali, akan kehidupan suci;1116

===1116. Cf. 1.10 (22). Terlibat dalam permasalahan mengenai ‘diri’.===

Evaṃ kho āvuso, bhikkhu samavayasaṭṭhesano hoti,

Kathañcāvuso, bhikkhu anāvilasaṅkappo hoti: (g) bagaimanakah ia murni dalam hal motif?idhāvuso, bhikkhuno kāmasaṅkappo pahīno hoti, byāpādasaṅkappo pahīno hoti, vihiṃsāsaṃkappo pahīno hoti. Ia telah meninggalkan pikiran-pikiran indriawi, kebencian, kekejaman;Evaṃ kho āvuso, bhikkhu anāvilasaṅkappo hoti.

Kathañcāvuso, bhikkhu passaddhakāyasaṅkhāro hoti: (h) bagaimanakah ia adalah seorang yang telah menenangkan emosi (passaddha-kàya-sankhàro hoti)?

Page 57: [BJT Page 352] [\x 352/]  · Web viewKata kerja yang sama digunakan dalam kalimat berikutnya sehubungan dengan pelepasan keduniawian. Saya menggunakan ‘sesuka hati’ sebagai pengganti,

idhāvuso, bhikkhu sukhassa ca pahānā dukkhassa ca pahānā pubbeva somanassadomanassānaṃ atthagamā adukkhamasukhaṃ upekkhāsatipārisuddhiṃ catutthaṃ jhānaṃ upasampajja viharati. Karena telah meninggalkan kenikmatan dan kesakitan dengan lenyapnya kegembiraan dan kesedihan, ia memasuki kondisi yang melampaui kenikmatan dan kesakitan yang dimurnikan oleh keseimbangan, dan ini adalah jhàna ke empat;Evaṃ kho āvuso, bhikkhu passaddhakāya saṅkhāro hoti.

Kathañcāvuso, bhikkhu suvimuttacitto hoti: (i) bagaimanakah ia terbebaskan dengan baik dalam pikiran?idhāvuso bhikkhuno rāgā cittaṃ vimuttaṃ hoti dosā cittaṃ vimuttaṃ hoti mohā cittaṃ vimuttaṃ hoti. Ia terbebaskan dari pikiran keserakahan, kebencian, dan kebodohan;Evaṃ kho āvuso, bhikkhu suvimuttacitto hoti.

[BJT Page 466] Kathañcāvuso bhikkhu suvimuttapañño hoti: (j) bagaimanakah ia terbebaskan oleh kebijaksanaan?idhāvuso, bhikkhu rāgo me pahīno ucchinnamūlo tālāvatthukato anabhāvaṃ gato āyatiṃ anuppādadhammoti pajānāti, doso me pahīno ucchinnamūlo tālāvatthukato anabhāvaṃ [PTS Page 271] gato āyatiṃ anuppādadhammoti pajānāti, moho me pahīno ucchinnamūlo tālāvatthukato anabhāvaṃ gato āyatiṃ anuppādadhammoti pajānāti. Ia memahami: “Bagiku keserakahan, kebencian, dan kebodohan telah ditinggalkan, terpotong di akarnya, bagaikan tunggul pohon kelapa, hancur dan tidak dapat tumbuh lagi.”’ [271]

Evaṃ kho āvuso bhikkhu suvimuttapañño hoti.

Dasa asekkhā dhammā: ‘Sepuluh kualitas bukan-pelajar ((6) asekha):1117

===1117. Cf. n.542.===

asekkhā sammādiṭṭhi, asekkho sammāsaṅkappo, asekkhā sammāvācā, asekkho sammākammanto, asekkho sammāājīvo, asekkho sammāvāyāmo, asekkhā sammāsati, asekkho sammāsamādhi, asekkhaṃ sammāñāṇaṃ, asekkhā sammāvimutti. pandangan benar, pikiran benar, ucapan benar, perbuatan benar, penghidupan benar, usaha benar, perhatian benar, konsentrasi benar; pengetahuan benar (sammà-¤aõam), kebebasan benar (sammàvimutti) dari seorang bukan-pelajar.’

Ime kho āvuso, tena bhagavatā jānatā passatā arahatā sammāsambuddhena dasa dhammā sammadakkhātā. ‘Ini adalah [kelompok] sepuluh hal yang telah dengan sempurna dibabarkan oleh Sang Bhagavà yang mengetahui dan melihat, Sang Buddha yang mencapai Penerangan Sempurna.Tattha sabbeheva saṅgāyitabbaṃ na vivaditabbaṃ. Maka kita semua harus mengulanginya bersama tanpa perbedaan,Yathayidaṃ brahmacariyaṃ addhaniyaṃ assa ciraṭṭhitikaṃ. agar kehidupan suci ini dapat bertahan dan kokoh dalam waktu yang lama ke depan,Tadassa bahujanahitāya bahujanasukhāya lokānukampāya atthāya hitāya sukhāya devamanussānanti. demi kesejahteraan dan kebahagiaan banyak makhluk, demi belas kasihan kepada dunia, demi manfaat, kesejahteraan, dan kebahagiaan para dewa dan manusia.’

17. Atha kho bhagavā vuṭṭhahitvā āyasmantaṃ sāriputtaṃ āmantesi: 3.4. Dan ketika Sang Bhagavà telah berdiri, Beliau berkata kepada Yang Mulia Sàriputta:"sādhu sādhu sāriputta, sādhu kho tvaṃ sāriputta, bhikkhunaṃ saṅgītipariyāyaṃ abhāsī"ti. ‘Bagus, bagus, Sàriputta! Baik sekali engkau menyatakan cara mengulangi bersama ini kepada para bhikkhu!’

Idamavoca āyasmā sāriputto. Samanuñño satthā ahosi. Attamanā ca te bhikkhū āyasmato sāriputtassa bhāsitaṃ abhinandunti. Hal-hal itu dikatakan oleh Yang Mulia Sàriputta, dan Sang Guru menyetujuinya. Para bhikkhu senang dan gembira mendengar kata-kata Yang Mulia Sàriputta.

Saṅgītisuttaṃ niṭṭhitaṃ dasamaṃ.