97
LAPORAN AKHIR PEMBINAAN DAN MONITORING CADANGAN PANGAN PEMERINTAH DAN MASYARAKAT TAHUN 2018

bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/spip/evidence/d. Informasi dan... · Web viewDengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Laporan Akhir Pembinaan

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/spip/evidence/d. Informasi dan... · Web viewDengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Laporan Akhir Pembinaan

LAPORAN AKHIR

PEMBINAAN DAN MONITORING CADANGAN PANGAN PEMERINTAH

DAN MASYARAKAT TAHUN 2018

PUSAT DISTRIBUSI DAN CADANGAN PANGAN

BADAN KETAHANAN PANGAN

2018

Page 2: bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/spip/evidence/d. Informasi dan... · Web viewDengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Laporan Akhir Pembinaan

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Laporan Akhir Pembinaan dan Monitoring Cadangan Pangan Pemerintah dan Masyarakat TA. 2018 dapat terlaksana dengan baik. Dinamika cadangan pangan kini dan mendatang menjadi semakin penting dan krusial mencermati di era pasar global hambatan perdagangan yang semakin pudar dan kondisi pasar internasional untuk pangan sangat tipis (thin market). Kegiatan ini bertujuan untuk memformulasikan jumlah cadangan pangan pemerintah dan cadangan pangan masyarakat khususnya beras serta pengelolaan cadangan pangan yang baik. Kegiatan pembinaan dan monitoring cadangan pangan juga berpartisipasi aktif dalam lembaga internasional khususnya ASEAN Plus Three Emergncy Rice Reserve (APTERR), dimana Bidang Cadangan Pangan telah ditetapkan sebagai National Focal Point APTERR.

Untuk mendukung capaian pembinaan dan monitoring cadangan pangan, kegiatan dilakukan melalui antara lain: Penyusunan perhitungan jumlah cadangan beras pemerintah tahun 2018; Penyusunan penetapan jumlah cadangan beras pemerintah daerah; Penyusunan panduan pengembangan lumbung pangan masyarakat tahun 2018; Penyusunan konsep perhitungan cadangan beras masyarakat; Rekapitulasi identifikasi lumbung pangan masyarakat; Dukungan terhadap kegiatan prioritas nasional; Proses pengesahan protokol amandemen persetujuan APTERR; dan Proses ratifikasi protokol amandemen persetujuan APTERR.

Dengan dilaksanakannya kegiatan Pembinaan dan Monitoring Cadangan Pangan Pemerintah dan Masyarakat TA. 2018, diharapkan dapat membantu mengatasi masalah dan mencari solusi yang terbaik bagi pengembangan cadangan pangan pemerintah dan masyarakat di Indonesia.

Jakarta, Desember 2018

Kabid Cadangan Pangan

Nita Yulianis

Page 3: bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/spip/evidence/d. Informasi dan... · Web viewDengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Laporan Akhir Pembinaan

BAB IPENDAHULUAN

I.1 Latar BelakangPelaksanaan pembangunan ketahanan pangan bertujuan untuk

mewujudkan pemantapan ketahanan pangan masyarakat sampai tingkat

perseorangan secara berkelanjutan, salah satunya dengan memperkuat

penyediaan pangan. Cadangan pangan merupakan salah satu komponen

penting dalam ketersediaan pangan yang dapat berfungsi menjaga

kesenjangan antara produksi  dengan kebutuhan, yang digunakan untuk

mengantisipasi kemungikan terjadinya kekurangan pangan. Pemerintah

bertugas menyelenggarakan pengaturan, pembinaan, pengendalian dan

pengawasan antara lain melalui penyelenggaraan cadangan pangan

nasional, yang terdiri atas cadangan pangan pemerintah dan cadangan

pangan masyarakat. Sebagaimana diamanatkan dalam pasal 32 Undang

Undang Pangan Tahun 2012 bahwa dalam mewujudkan kedaulatan

pangan, kemandirian pangan, dan ketahanan pangan, Pemerintah

menetapkan cadangan pangan nasional.

Cadangan pangan merupakan salah satu komponen yang

menentukan ketersediaan pangan selain komponen produksi, penyiapan,

distribusi, pemasaran, dan kondisi ekonomi.  Cadangan pangan nasional

terdiri atas cadangan pangan pemerintah, cadangan pangan pemerintah

daerah dan cadangan pangan masyarakat. Pasal 24 menyatakan bahwa

pengembangan cadangan pangan nasional dimaksudkan untuk

mengantisipasi kekurangan ketersediaan pangan, kelebihan ketersediaan

pangan, gejolak harga pangan dana atau keadaan darurat.

Cadangan pangan pemerintah adalah cadangan pangan bersifat

pokok di tingkat nasional yaitu persediaan pangan pokok tertentu,

misalnya beras, sedangkan di tingkat daerah dapat berupa pangan pokok

masyarakat di daerah setempat. Cadangan pangan pemerintah pusat

dituangkan dalam bentuk cadangan Beras Pemerintah, yang dananya

bersumber dari APBN, serta dijadikan sebagai stok beras nasional.

Pengelolaan Cadangan Pemerintah Pusat dilakukan oleh Perum Bulog

Page 4: bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/spip/evidence/d. Informasi dan... · Web viewDengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Laporan Akhir Pembinaan

dan dimanfaatkan untuk bantuan darurat akibat bencana serta mengatasi

gejolak harga beras. Sedangkan tugas masyarakat adalah

menyelenggarakan proses produksi dan penyediaan, perdagangan,

distribusi serta berperan sebagai konsumen yang berhak memperoleh

pangan yang cukup baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam,

bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama,

keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan

produktif secara berkelanjutan.

Pentingnya pengembangan cadangan pangan disebabkan

beberapa hal sebagai berikut: (a) masih banyak penduduk miskin dan

rawan pangan, berdasarkan hasil Susenas 2017 jumlah penduduk miskin

di Indonesia tahun 2017 mencapai 10,2 persen atau 26,58 juta jiwa dan

penduduk rawan pangan yang Angka Kecukupan Gizi (AKG) dibawah 70

persen sebesar 9,84 persen; (b) situasi iklim Indonesia saat ini tidak

menentu dan kurang bersahabat yang telah menyebabkan bencana

(longsor, banjir, kekeringan), sehingga menuntut manajemen cadangan

pangan yang efektif dan efisien agar dapat mengatasi kerawanan pangan;

(c) masa panen dan tidak panen yang mencolok mengharuskan adanya

cadangan pangan, untuk mengatasi distribusi pangan antar waktu; (d)

cadangan pangan dapat dijadikan instrument untuk stabilisasi harga

khususnya untuk mengatasi pola pangan musiman, serta mengantisipasi

goncangan dari pasar internasional; dan (e) banyaknya kejadian darurat

sehingga memerlukan adanya cadangan pangan untuk penanganan

pasca bencana., penanganan rawan pangan, dan bantuan pangan

wilayah.

Laporan akhir tahun ini akan dirangkum seluruh rangkaian kegiatan

yang dilaksanakan pada periode bulan Januari sampai dengan Desember

2018.

I.2 TujuanTujuan pembinaan dan monitoring cadangan pangan pemerintah

dan masyarakat diarahkan untuk melaksanaan pemantauan/

pengumpulan Data Cadangan Pangan Pemerintah dan Masyarakat

Page 5: bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/spip/evidence/d. Informasi dan... · Web viewDengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Laporan Akhir Pembinaan

adalah untuk melaporkan seluruh rangkaian kegiatan pengembangan

cadangan pangan baik pemerintah maupun masyarakat yang telah

dilaksanakan selama 1 (satu) tahun periode bulan Januari sampai dengan

bulan Desember yang terdiri dari:

a. Penyusunan penghitungan jumlah cadangan beras pemerintah

b. Penyusunan penetapan jumlah cadangan beras pemerintah daerah

c. Penyusunan pengelolaan cadangan beras pemerintah

d. Penyusunan panduan pengembangan lumbung pangan masyarakat

e. Penyusunan konsep perhitungan CBM

f. Rekapitulasi identifikasi lumbung pangan masyarakat

g. Penyusunan konsep kegiatan lumbung pangan masyarakat yang

difasilitasi DAK

h. Koordinasi perencanaan DAK di ICC Bogor

i. Penyusunan pedoman teknis kegiatan pengembangan lumbung

pangan masyarakat tahun 2019

j. Perkembangan cadangan beras pemerintah pusat dan daerah

k. Dukungan terhadap kegiatan prioritas nasional

l. Partisipasi sebagai National Focal Point Asean Plus Three Emergency

Rice Reserve (APTERR)

Page 6: bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/spip/evidence/d. Informasi dan... · Web viewDengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Laporan Akhir Pembinaan

BAB IIMETODOLOGI PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam laporan ini adalah data primer

dan sekunder. Data primer berasal dari data terkini yang diambil di lapangan

langsung di beberapa kabupaten/kota di beberapa provinsi. Data sekunder

meliputi data stok cadangan beras pemerintah daerah, data produksi, ekspor,

dan impor beras, serta jumlah penduduk dan pertumbuhan penduduk. Data

bersumber dari instansi/dinas yang menangani ketahanan pangan di 34

provinsi, Badan Urusan Logistik (BULOG), PIBC, Food Station, Badan Pusat

Statistik, Badan Ketahanan Pangan, Pusat Data dan Informasi Pertanian serta

lembaga pemerintah terkait lainnya.

2. LokasiPelaksanaan kegiatan pembinaan dan monitoring cadangan pangan

pemerintah dan masyarakat di laksanakan di beberapa kabupaten/kota pada

beberapa provinsi di Indonesia.

3. Metode Pelaksanaan

Secara umum kegiatan pembinaan dan monitoring cadangan pangan

pemerintah dan masyarakat dilaksanakan mulai bulan Januari sampai

Desember 2018. Tahapan kegiatan mencakup study pustaka, pengumpulan

data, pengolahan dan anaisis data, FGD (Focuss Group Discussion), rapat

koordinasi, perjalanan dinas ke lapangan dan penyusunan laporan.

.

Page 7: bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/spip/evidence/d. Informasi dan... · Web viewDengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Laporan Akhir Pembinaan

BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Penyusunan Perhitungan Jumlah Cadangan Beras Pemerintah Tahun 2018

Kegiatan FGD Perhitungan Jumlah Cadangan Beras Pemerintah

tahun 2018 telah dilaksanakan pada tanggal : 29 Maret 2018 di Ruang

Rinjani, Hotel The Mirah, Jl. Pangrango No.9A, Bogor, 16151. Peserta

Perhitungan Jumlah Cadangan Beras Pemerintah tahun 2018 sebanyak 50

orang terdiri dari Kepala Badan Ketahanan Pangan, Sekretaris Badan

Ketahanan Pangan, Kepala Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan,

Kepala Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan, perwakilan dari pejabat

Eselon 3 dan 4 lingkup Pusat DCP Badan Ketahanan Pangan Pusat, serta

Pejabat Fungsional Analis Ketahanan Pangan Madya.

Kegiatan FGD Perhitungan Jumlah Cadangan Beras Pemerintah

tahun 2018 dibuka oleh Kepala Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan.

Dalam sambutannya dikatakan bahwa tujuan dari FGD ini adalah untuk

mengindentifikasi penggunaan cadangan beras pemerintah yang tepat

sasaran serta disposal stok cadangan beras yang lebih terarah.

Sesuai dengan amanat UU No.18 Tahun 2012 tentang Pangan, dalam

Pasal 23 – 33 yang menjelaskan tentang Cadangan Pangan Nasional, maka

Cadangan Pangan Nasional terbagi di tiga titik, yaitu Cadangan Pangan

Masyarakat (CPM/CBM), Cadangan Pangan Pemerintah (CPP/CBP) serta

Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD/CBPD). Sementara

Penggunaan Cadangan Beras Pemerintah dipergunakan untuk menjaga

stabilitas harga beras, penanggulangan keadaan darurat, bencana dan

rawan pangan, pemenuhan kesepakatan Cadangan Beras Darurat ASEAN

serta kerjasama internasional bantuan sosial.

Perhitungan CBP Tahun 2018, untuk memenuhi pengadaan CBP 1,2

Juta Ton, maka dibutuhkan anggaran Rp. 8,78 T. Perhitungan ini mengalami

kenaikan sekitar 439% dari alokasi 2017 sekitar Rp 2T untuk pengadaan

Page 8: bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/spip/evidence/d. Informasi dan... · Web viewDengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Laporan Akhir Pembinaan

CBP 286,66 ribu Ton (asumsi harga Rp 7.300/kg). Usulan Kementerian

Pertanian, target serap beras BULOG tahun 2018 untuk memperkuat

Cadangan Beras Pemerintah. Adapun dari target 3,7 juta ton serap beras

BULOG, 1 juta ton untuk Rastra, 1,2 juta ton untuk Cadangan Beras

Pemerintah dan 1,5 juta ton untuk komersial.

Pengadaan CBP sejak 2011-2017 berkisar 155-286 ribu ton per tahun

sehingga stok beras pemerintah (PSO, CBP, dan Komersial BULOG) di akhir

tahun rendah, bahkan di bawah 1 juta ton. Pada 2013-2014 tidak ada alokasi

pengadaan tahun CBP sehingga perlu mekanisme revolving penggunaan

dana CBP agar volume berlipat. Adapun penggunaan CBP pada tahun 2017

sendiri untuk Operasi Pasar sebesar 14,9 juta ton, untuk bencana sebesar

8,6 juta ton dan untuk bantuan Internasional sebesar 5 juta ton.

Perkiraan stok CBP di akhir tahun 2018, berdasarkan data

penggunaan CBP selama 5 tahun terakhir rata-rata pengunaan Cadangan

Beras Pemerintah per tahun sebesar 250.000 ton – 380.000 ton beras. Jika

cadangan beras pemerintah sebesar 1,2 juta ton maka stok CBP sampai

akhir tahun 2018 sebesar 820.000 - 950.000 ton beras.

Sekretaris Badan menyampaikan hasil Rakornis CBP di menko

Perekonomian tanggal 23 Maret 2018 mengenai ada 2 (dua) skenario

pengelolaan stok CBP oleh BULOG, yaitu:

a. 1.2 juta ton sekali dalam setahun (posisi akhir tahun habis)

b. 1.2 juta ton ada setiap saat (setiap bulan tersedia)

Stok CBP disepakati sebesar 1.2 juta ton harus tersedia setiap saat

dan akan dibahas dalam rakortas tingkat Menteri. Untuk mendukung stok

CBP 1,2 juta ton setiap saat diperlukan regulasi baru dari masing2 K/L,

diantaranya revisi Permenko Perekonomian, Permendag, Permensos dan

Permenkeu. Semua regulasi diharapkan dapat diselesaikan sebelum HBKN

Puasa dan Lebaran 2018. KPA CBP diusulkan tetap di Kemenkeu.

Deputi Bappenas mengkaji bahwa dengan harga beras saat ini sebesar

Rp. 11.000,- maka agar dapat diturunkan Rp. 9.000,- maka Perum BULOG

harus memiliki ketersediaan stok beras sebesar 2.7 juta ton per tahun.

Page 9: bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/spip/evidence/d. Informasi dan... · Web viewDengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Laporan Akhir Pembinaan

BULOG menyatakan kesediaannya terhadap pola baru, dengan syarat:

• Dari K/L perlu ada regulasi baru, dengan istilah OP sepanjang tahun atau

OP khusus.

• Asumsi setiap bulan disalurkan 100 ribu ton, maka akan dilakukan tagihan

bulanan BULOG ke kemenkeu, seperti halnya mekanisme bansos rastra.

• Perlu ada outlet pada golongan anggaran tertentu yg dilayani oleh

BULOG.

• Perlu adanya kebijakan terhadap pengelolaan stok yang turun

kualitas/mutu.

• Kontinuitas stok: ketersediaan 1.2 juta ton dapat dilakukan selama

terdapat harga gabah beras sesuai HPP (plus fleksibilitas).

2. Penyusunan Penetapan Jumlah Cadangan Beras Pemerintah Daerah. (Permentan Nomor 11 Tahun 2018)

Kegiatan Penyusunan Penetapan Jumlah Cadangan Beras Pemerintah

Daerah dilakukan melalui FGD Kebijakan Cadangan Pangan Pemerintah

Daerah dan telah dilaksanakan pada tanggal : 24 Februari 2018 di Ruang

Megamendung, Hotel The Mirah, Jl. Pangrango No.9A, Bogor. Peserta FGD

Kebijakan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah sebanyak 30 orang terdiri

dari Kepala Badan Ketahanan Pangan, Sekretaris Badan Ketahanan

Pangan, Kepala Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan, Kepala Pusat

Distribusi dan Cadangan Pangan, perwakilan Biro Hukum Sekretariat

Jenderal Kementerian Pertanian, Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa

Barat dan Kabupaten Bogor, perwakilan dari pejabat Eselon 3 dan 4 lingkup

Badan Ketahanan Pangan Pusat, serta Pejabat Fungsional Analis

Ketahanan Pangan Madya.

Kebijakan tentang Pangan telah diatur dalam Undang-Undang No. 18

tahun 2012. Pasal 23 menyebutkan bahwa untuk mewujudkan kedaulatan

pangan, kemandirian pangan dan ketahanan pangan, pemerintah

menetapkan cadangan pangan nasional. Pasal 24 disebutkan bahwa

pengembangan cadangan pangan nasional dimaksudkan untuk

Page 10: bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/spip/evidence/d. Informasi dan... · Web viewDengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Laporan Akhir Pembinaan

mengantisipasi kekurangan ketersediaan pangan, kelebihan ketersediaan

pangan, gejolak harga pangan dan atau keadaan darurat.

Pasal 29 menyebutkan bahwa Pemerintah Provinsi, Pemerintah

Kabupaten/Kota dan/atau Pemerintah Desa menetapkan jenis dan jumlah

cadangan pangan tertentu sesuai dengan kebutuhan konsumsi masyarakat

setempat. Pasal 32 menyebutkan bahwa pemerintah menugasi

kelembagaan Pemerintah yang bergerak di bidang pangan untuk mengelola

Cadangan Pangan Pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan

perundangan. Sedangkan terkait pembagian urusan pemerintahan bidang

pangan telah diatur pada Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

pengelolaan cadangan pangan provinsi dan pengelolaan cadangan pangan

kabupaten/kota.

Peraturan Menteri Pertanian No. 65 Tahun 2010 mengatur tentang

Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketahanan Pangan Provinsi dan

Kabupaten/Kota. Adapun SPM cadangan pangan pemerintah provinsi yaitu

tersedianya minimal 200 ton ekuivalen beras, sedangkan kabupaten/Kota

minimal 100 ton ekuivalen beras. Selain itu perlu adanya lembaga CPP pada

pada setiap provinsi dan kabupaten/kota. Permentan ini perlu rujukan terkini

mengingat dengan ditetapkannya UU Nomor 23 Tahun 2014, SPM ini tidak

berlaku dan harus disusun NSPK (Norma, Standar Prosedur dan Kriteria).

NSPK yang disusun berupa konsep Permentan tentang cara penetapan

jumlah cadangan beras pemerintah daerah yang dapat menjadi

acuan/referensi perhitungan bagi daerah dalam rangka pengajuan APBD

Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk pengalokasian cadangan pangan

provinsi dan kabupaten/kota serta menjadi dasar bagi daerah untuk

menyusun peraturan daerah. Adapun konsep Permentan terdiri dari 7 pasal

yang mengatur tentang cara penetapan cadangan beras pemerintah provinsi

dan kabupaten/kota, beserta lampirannya yang berisi tentang rumus

perhitungan penetapan jumlah cadangan beras pemerintah daerah dan

keterangan serta asumsi perhitungan cadangan beras pemerintah provinsi

dan kabupaten/kota.

Page 11: bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/spip/evidence/d. Informasi dan... · Web viewDengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Laporan Akhir Pembinaan

Pengelolaan Cadangan Beras Pemerintah bertujuan untuk

meningkatkan penyediaan beras bagi masyarakat miskin dan atau rawan

pangan yang terkena rawan pangan transien untuk menjamin pasokan

pangan yang stabil antar waktu dan antar daerah; memenuhi kebutuhan

beras bagi rumah tangga miskin dan atau rawan pangan yang mengalami

keadaan darurat dan kerawanan pangan pasca bencana serta untuk

meningkatkan akses pangan khususnya beras bagi rumah tangga miskin

dan atau rawan pangan akibat gejolak harga.

Strategi pengembangan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) yaitu

dengan membagi peran antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan

kabupaten/kota serta melakukan desentralisasi dalam mekanisme

pengelolaan cadangan pangan. Sedangkan strategi cadangan beras

pemerintah daerah diantaranya: cadangan pangan berupa beras;

pengadaan cadangan dilakukan pada musim panen, sedangkan

penyalurannya dapat ditujukan untuk stabilisasi harga maupun bantuan

pangan pada masyarakat rawan pangan; kegiatan pengembangan cadangan

pangan dibawah koordinasi Dinas Ketahanan Pangan provinsi/kab/kota dan

sebagai payung hukum perlu disusun Peraturan Daerah.

Persiapan pelaksanaan Cadangan Pangan Pemerintah Provinsi,

ditetapkan pada UU No. 18 Tahun 2012 Pasal 29 Ayat 1, tentang penetapan

jenis dan jumlah cadangan pangan provinsi, penyusunan Peraturan Daerah

serta pengalokasian anggaran pendapatan dan belanja daerah provinsi.

Mekanisme pengadaan bersumber dari APBD Provinsi berdasarkan Perpres

Nomor 54 Tahun 2010 Junto Perpres Nomor 70 tahun 2012 tentang

pengadaan barang dan jasa, yaitu mengutamakan pembelian pangan pokok

produksi dalam negeri terutama pada saat panen raya (UU No 18 Tahun

2012 Pasal 29, ayat (2), kualitas beras medium, harga satuan yang

dikenakan dalam penyediaan cadangan beras disesuaikan dengan HPP.

Persiapan pelaksanaan Cadangan Pangan Pemerintah

Kabupaten/Kota ditetapkan pada UU No. 18 Tahun 2012 Pasal 29 Ayat 1,

tentang penetapan jenis dan jumlah cadangan pangan Kabupaten/Kota,

penyusunan Peraturan Daerah serta pengalokasian anggaran pendapatan

dan belanja daerah Kabupaten/Kota. Mekanisme pengadaan bersumber dari

Page 12: bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/spip/evidence/d. Informasi dan... · Web viewDengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Laporan Akhir Pembinaan

APBD Kabupaten/Kota berdasarkan Perpres Nomor 54 Tahun 2010 Junto

Perpres Nomor 70 tahun 2012 tentang pengadaan barang dan jasa, yaitu

Pengadaan CPP kabupaten/kota bersumber dari produksi dalam negeri (UU

No.18 Tahun 2012, Pasal 29, ayat (2), kualitas beras medium, Harga

Perkiraan Sendiri (HPS) dapat mengacu kepada harga Harga Pembelian

Pemerintah (HPP). Adapun anggota tim pelaksana CPP Provinsi dan

Kabupaten/Kota adalah : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

(Bappeda), Dinas Sosial, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD),

Badan Pengawasan Pembangunan Daerah (Bawasda), Dinas Perdagangan,

Bulog, Dinas lingkup pertanian serta instansi terkait yang relevan.

Persiapan pelaksanaan Cadangan Pangan Pemerintah Desa

ditetapkan pada UU No. 18 Tahun 2012 Pasal 29 Ayat 1, tentang penetapan

jenis dan jumlah cadangan pangan desa, penyusunan Peraturan Desa serta

pengalokasian dana desa. Undang-Undang ini berelevansi dengan

Permendagri Nomor 30 Tahun 2008 tentang Cadangan Pangan Pemerintah

Desa.

Pemantauan pengelolaan cadangan beras pemerintah mencakup

pengadaaan dan penyimpanan cadangan pangan pemerintah,

pendistribusian cadangan pangan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota

kepada masyarakat penerima serta permasalahan yang dihadapi dan upaya

penyelesaiannya oleh provinsi dan kabupaten/kota. Sementara pelaporan

dilakukan setiap semester mencakup: kemajuan pelaksanaan kegiatan

sesuai dengan indikator yang ditetapkan, permasalahan yang dihadapi dan

penyelesaiannya, perkembangan dan penguatan cadangan pangan

pemerintah provinsi. Pelaporan pelaksanaan oleh kabupaten/kota dan

provinsi diharapkan ditembuskan kepada Badan Ketahanan Pangan.

Panduan Pengelolaan CPP ini dapat menjadi referensi dalam pelaksanaan

kegiatan pengembangan cadangan pangan pemerintah provinsi dan

kabupaten/kota.

Dalam rangka penetapan jumlah cadangan beras pemerintah daerah,

diperlukan metode penghitungan jumlah cadangan beras pemerintah

daerah. Sehubungan dengan itu, perlu adanya acuan bagi Pemerintah

Daerah dalam cara penetapan jumlah cadangan beras pemerintah daerah.

Page 13: bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/spip/evidence/d. Informasi dan... · Web viewDengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Laporan Akhir Pembinaan

Pelaksanaan rapat pembahasan konsep Permentan dengan melibatkan

subbag hukum BKP dan Biro Hukum Kementan untuk penyelarasan lebih

lanjut sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

Rapat ini merupakan rapat tindak lanjut FGD Cadangan Beras

Pemerintah Daerah yang diselenggarakan pada tanggal 20 Februari 2018 di

Hotel Pajajaran Suites, Bogor.

Hasil Pertemuan dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Sebagai acuan bagi pemerintah daerah, baik provinsi dan kab/kota

diperlukan Peraturan Menteri Pertanian mengenai cara penetapan

jumlah cadangan beras pemerintah daerah. Peraturan tersebut diusulkan

untuk ditandatangani oleh Menteri Pertanian selaku Ketua Harian Dewan

Ketahanan Pangan.

2. Acuan ini akan digunakan sebagai referensi dalam penetapan besaran

cadangan beras pemerintah daerah untuk selanjutnya dicantumkan

dalam peraturan daerah tentang penyelenggaraan cadangan pangan

daerah.

3. Konsep rancangan Permentan secara umum:

a. Terdiri dari 7 pasal yang mengatur tentang cara penetapan jumlah

cadangan beras pemerintah daerah.

b. Lampiran terdiri dari: rumus penghitungan penetapan jumlah

cadangan beras pemerintah daerah lengkap dengan keterangan dan

asumsi perhitungan Cadangan Beras Pemerintah Provinsi (CBPP)

dan Cadangan Beras Pemerintah Kabupaten (CBPK).

4. Cara perhitungan penetapan jumlah cadangan beras pemerintah daerah

adalah sebagai berikut :

a. Cadangan Beras Total Provinsi “X” =

0,5% x jumlah penduduk provinsi x konsumsi beras per kapita per

tahun di propinsi)/1000

b. Cadangan Beras Pemerintah Provinsi (CBPP) =

20% x Cadangan Beras Total Provinsi “X”

Page 14: bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/spip/evidence/d. Informasi dan... · Web viewDengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Laporan Akhir Pembinaan

c. Cadangan Beras Pemerintah Kab/Kota “Y” (CBPK) =

80% x Cadangan Beras Total Provinsi “X” x Rasio jumlah penduduk

kab/kota “Y” terhadap jumlah penduduk Provinsi “X”

5. Keterangan dan Asumsi Perhitungan CBPP dan CBPK adalah

a. Cadangan Beras Nasional sebesar 20% (AFSIS) dari total kebutuhan

beras nasional. Cadangan tersebut terbagi atas 11,5% di masyarakat,

8% di kuasai oleh pemerintah pusat dan 0,5% di pemerintah daerah.

b. Pemerintah Daerah memiliki kontribusi dalam penyediaan cadangan

pangan nasional sebesar 0,5%. Angka tersebut menjadi proporsi

utama dalam perhitungan CBPP.

c. Cadangan Beras Total Provinsi “X” adalah Cadangan Beras

Pemerintah Provinsi ditambah dengan Cadangan Beras Pemerintah

Kab/Kota di Provinsi “X”

d. Cadangan Beras Pemerintah Provinsi “X” diasumsikan memiliki

proporsi 20% dari total Cadangan Beras Total Provinsi “X”.

e. Cadangan Beras Pemerintah Kab/Kota “Y” diasumsikan memiliki

proporsi 80% dari Cadangan Beras Total Provinsi “X” yang dikalikan

dengan proporsi jumlah penduduk kab/kota “Y” terhadap jumlah

penduduk provinsi “X”.

(Permentan terlampir)

3. Penyusunan Pengelolaan Cadangan Beras Pemerintah (Permentan Nomor 38 Tahun 2018)

Pertemuan Penyusunan Pengelolaan Cadangan Beras Pemerintah

dilakukan melalui FGD yang dipimpin oleh Kepala Pusat Distibusi dan

Cadangan Pangan – Badan Ketahanan Pangan. Rapat dihadiri oleh Kepala

Badan Ketahanan Pangan, Sekretaris Badan Ketahanan Pangan, Kepala

Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan, Perwakilan dari Biro Hukum,

Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian, PSE-KP Kementerian

Page 15: bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/spip/evidence/d. Informasi dan... · Web viewDengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Laporan Akhir Pembinaan

Pertanian, BB Padi, BB Pasca Panen, Lab Mutu Beras dan Pasca Panen

Serealia-Balitbangtan, Kepala Subbagian Hukum Bagian Umum lingkup

Badan Ketahanan Pangan dan pejabat eselon III dan IV lingkup BKP

Kementan.

Berdasarkan Perpres Nomor 48 Tahun 2016 tentang Penugasan

Kepada Perusahaan Umum (Perum) BULOG Dalam Rangka Ketahanan

Pangan Nasional, Pemerintah menugaskan Perum BULOG dalam menjaga

ketersediaan pangan dan stabilisasi harga pangan pada tingkat konsumen

dan produsen untuk jenis pangan pokok beras, jagung, dan kedelai. Perum

BULOG dalam melaksanakan penugasan Pemerintah melakukan: a.

pengamanan harga pangan ditingkat produsen dan konsumen; b.

pengelolaan Cadangan Pangan Pemerintah; c. penyediaan dan

pendistribusian pangan; d. pelaksanaan impor pangan dalam rangka

pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan

huruf c sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; e.

pengembangan industri berbasis pangan; dan f. pengembangan

pergudangan pangan.

Perum BULOG dalam menjaga ketersediaan pangan dan stabilisasi

harga pangan pada tingkat konsumen dan produsen untuk jenis pangan

pokok beras, melakukan: a. pengamanan harga beras ditingkat produsen

dan konsumen; b. pengelolaan cadangan beras Pemerintah; c. penyediaan

dan pendistribusian beras kepada golongan masyarakat tertentu; d.

pelaksanaan impor beras dalam rangka pelaksanaan tugas sebagaimana

dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan; e. pengembangan industri berbasis beras,

termasuk produksi padi/gabah, pengolahan gabah dan beras; dan f.

pengembangan pergudangan beras.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2015 tentang

Ketahanan Pangan dan Gizi, Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2016

tentang Penugasan Kepada Perusahaan Umum (Perum) BULOG Dalam

Rangka Ketahanan Pangan Nasional, Peraturan Menteri Koordinator

Bidang Kesejahteraan Rakyat Nomor 3 Tahun 2011 tentang Pengelolaan

Cadangan Beras Pemerintah Untuk Bantuan Sosial, Peraturan Menteri

Page 16: bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/spip/evidence/d. Informasi dan... · Web viewDengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Laporan Akhir Pembinaan

Perdagangan Nomor 04/M-DAG/PER/1/2012 tentang Penggunaan

Cadangan Beras Pemerintah Untuk Stabilisasi Harga, tujuan penyaluran

Cadangan Beras Pemerintah yaitu untuk stabilisasi harga pangan,

kekurangan pangan, bencana alam, bencana sosial, keadaan darurat,

bantuan pangan luar negeri, kerja sama internasional, dan keperluan

lainnya yang ditetapkan Pemerintah.

Apabila dalam jangka waktu tertentu cadangan beras pemerintah

yang tersedia di Perum BULOG tidak dapat tersalurkan sesuai

peruntukannya, maka untuk menjaga kualitas cadangan beras pemerintah

tersebut perlu dilakukan upaya pelepasan cadangan beras pemerintah.

Beras yang masuk ke Perum BULOG memiliki standar sesuai

Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2015 tentang Kebijakan Pengadaan

Gabah/Beras dan Penyaluran Beras Oleh Pemerintah. Untuk tetap

mempertahankan kualitas mutu beras tersebut diperlukan penentuan batas

waktu simpan. Penyimpanan merupakan tahap yang menentukan dalam

menjamin ketersediaan beras berkualitas. Selama penyimpanan, beras

mengalami penyusutan kualitas dan kuantitas yang disebabkan oleh

perubahan fisik, kimia, dan biologis.

Penyimpanan beras pada umumnya memiliki masa simpan yang

dipengaruhi beberapa aspek yaitu mutu fisik awal beras, kemasan, kondisi

gudang penyimpanan, dan manajemen penyimpanan. Hasil kajian terhadap

waktu penyimpanan beras dan hama gudang menunjukkan bahwa pada

umur simpan 2 (dua) bulan, ada gejala munculnya hama gudang tetapi

masih dapat dikendalikan.

Mutu beras yang meliputi mutu fisik berdasarkan Permentan No. 31

tahun 2017 dan nutrisi beras (protein, lemak, karbohidrat, kadar serat,

mineral) tidak terjadi perubahan mutu yang nyata sampai dengan bulan

keempat penyimpanan, sedangkan mutu tanak atau tingkat kepulenan nasi

mulai terjadi penurunan mutu setelah bulan keempat penyimpanan. Untuk

itu, pelepasan cadangan beras pemerintah (CBP) direkomendasikan

dilakukan setidaknya pada beras yang telah memasuki umur simpan 4

(empat) bulan.

Page 17: bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/spip/evidence/d. Informasi dan... · Web viewDengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Laporan Akhir Pembinaan

Pelepasan cadangan beras pemerintah dengan tetap memperhatikan

pengisian kembali cadangan beras pemerintah. Hal ini dilakukan untuk

menjaga kuantitas jumlah cadangan beras pemerintah. Mengingat bahwa

pengelolaan cadangan beras pemerintah tidak hanya menyangkut

kewenangan yang ada di Kementerian Pertanian, namun juga mencakup

kementerian/lembaga terkait sektor keuangan, perdagangan, dan social,

serta di bawah payung koordinasi Menteri Koordinator Bidang

Perekonomian, untuk itu diatur pula mengenai mekanisme pelepasan

cadangan beras pemerintah.

Berdasarkan hasil pertemuan dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Peraturan Menteri ini ditujukan bagi Pemerintah Pusat sebagai dasar

pengelolaan cadangan beras pemerintah.

2. Konsep rancangan Permentan secara umum:

a. Terdiri dari 6 bab meliputi : ketentuan umum, pelepasan, tata cara

pelepasan, monitoring, evaluasi dan pelaporan, pembiayaan dan

ketentuan penutup.

b. Terdiri dari 16 pasal yang mengatur tentang pengelolaan cadangan

beras pemerintah.

3. Konsep permentan pengelolaan cadangan Beras Pemerintah sudah

tertuang dalam Permentan Nomer 38/Permentan/KN.130/8/2018 tanggal

28 Agustus 2018. (Permentan terlampir).

4. Penyusunan Panduan Pengembangan Lumbung Pangan Masyarakat Tahun 2018.

Komitmen pemerintah untuk membangun sistem ketahanan pangan

melalui penguatan kelembagaan lumbung pangan masyarakat terus

dilakukan. Secara berjenjang baik ditingkat pusat hingga daerah, saling

bekerjasama dan mendukung untuk menumbuhkembangkan kembali

sebentuk kearifan lokal yang telah memberikan bukti dalam mengatasi

persoalan kekurangan pangan ditingkat desa atau masyarakat. Lumbung

pangan masyarakat menjadi institusi lokal yang aktif berperan didalam

Page 18: bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/spip/evidence/d. Informasi dan... · Web viewDengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Laporan Akhir Pembinaan

memberikan solusi untuk jangka pendek untuk kondisi-kondisi tertentu,

misalkan pada masa musim paceklik. Dengan didukung aksesibilitas yang

mudah, keberadaan lumbung pangan benar-benar dapat dirasakan

manfaatnya untuk masyarakat terutama ditingkat perdesaan.

Pemerintah, dalam kuruan waktu 10 tahun terakhir, telah

mengimplementasikan kegiatan lumbung pangan ini sebagai bagian dari

langkah strategis yang dapat dihandalkan. Tentunya dengan memperbaiki

beberapa unsur atau aspek didalamnya misal terkait dengan pengelolaan.

Di tahun 2019 ini, melalui Dana Bantuan Pemerintah (Banper), pemerintah

kembali memberikan bantuan kegiatan sebesar 60 juta kepada 443

kelompok lumbung pangan masyarakat. Dengan dana tersebut diharapkan

keberadaan lumbung pangan dapat kembali berperan aktif dalam membantu

menyelesaikan persoalan pangan dimasyarakat. Disamping itu pada saat

yang bersamaan mampu menumbuhkan atau memberikan dampak

kesejahteraan bagi anggota.

Sehubungan dengan adanya kegiatan tersebut, dalam memberikan

panduan yang jelas dan terarah bagi pemerintah daerah, Kementerian

Pertanian melalui Badan Ketahanan Pangan membuat panduan teknis

sebagai acuan dalam melaksanaan kegiatan lumbung pangan. Pembahasan

dan penyusunan panduan tersebut melibatkan unsur pimpinan dan staff

bidang cadangan pangan. Adapun kerangka outline dari buku panduan ini

sudah diberikan secara baku seragam untuk semua kegiatan yang

menggunakan bantuan pemerintah yaitu meliputi: Bab 1 Pendahuluan, Bab

2 Kerangka Pikir, Bab 3 Pelaksanaan, Bab 4 Organisasi dan Tata Kerja, Bab

5 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan, dan Bab 6 Penutup.

Bab Pendahuluan, pembahasan difokuskan pada penetapan tujuan,

sasaran, indicator keberhasilan dan pengertian. Adapun terkait tujuan dapat

dipaparkan: 1) meningkatkan volume cadangan pangan kelompok untuk

menjamin akses dan kecukupan pangan bagi anggotanya; dan 2)

meningkatkan modal kelompok melalui pengembangan usaha ekonomi

produktif kelompok di bidang pangan. Kegiatan ini menyasar 443 kelompok

penerima manfaat yang berada di 25 provinsi.

Page 19: bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/spip/evidence/d. Informasi dan... · Web viewDengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Laporan Akhir Pembinaan

Kemudian pada Bab Kerangka Pikir, terkait dengan pelaksanaan

kegiatan LPM di tahun 2019 mendatang, ada beberapa hal penekanan yang

dapat dikatakan cukup berda. Melihat pelaksanaan Pengembangan lumbung

pangan masyarakat pada tahun-tahun sebelumnya, bahwa orientasi dari

kegiatan ini adalah untuk menyediaakan kebutuhan pangan pada pada

daerah rawan pangan. Namun demikian, pengelolaan cadangan pangan

untuk kegiatan pengembangan LPM Tahun 2019, utamanya akan dilakukan

di wilayah sentra produksi padi, akan tetapi beberapa diantaranya masih

berada di wilayah rawan pangan. Kedepannya, pengembangan LPM akan

difokuskan pada wilayah sentra produksi pangan. Hal ini untuk

memaksimalkan kontinuitas pengelolaan cadangan pangan kelompok, dalam

hal ini berupa perputaran cadangan pangan yang dikelola oleh kelompok dan

pengembangan usaha ekonomi produktif kelompok.

Lumbung Pangan Masyarakat yang menjadi penerima manfaat

fasilitasi Bantuan Pemerintah TA 2019 diprioritaskan kepada kelompok LPM

yang memasuki Tahap Pengembangan pada tahun 2019. Penerima manfaat

ini merupakan lumbung yang dibangun melalui alokasi DAK Fisik Bidang

Pertanian Tahun 2016 atau DAK tahun sebelumnya yang belum pernah

mendapatkan pengisian cadangan pangan melalui alokasi APBN mencakup

443 LPM yang tersebar di 25 provinsi, 135 kabupaten/kota. Berdasarkan

pemetaan dengan menggunakan kriteria wilayah sentra produksi padi dan

kategori Food Security and Vulnerability Atlas (FSVA) Nasional tahun 2018

maka sebaran LPM tersebut mencakup 429 LPM berada di 127 kabupaten

tahan pangan dan 14 LPM berada di 8 kabupaten rawan pangan atau 303

LPM berada di 80 kabupaten sentra produksi padi dan 140 LPM berada di 55

kabupaten non sentra produksi padi (Tabel 1).

Tabel 1. Sebaran Lokasi Pembangunan LPM melalui DAK Fisik Bidang Pertanian Tahun 2016 berdasarkan kategori Sentra Produksi Padi dan kategori FSVA 2018

Page 20: bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/spip/evidence/d. Informasi dan... · Web viewDengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Laporan Akhir Pembinaan

NO PROPINSI

Kategori Sentra Produksi Padi

Kategori FSVA 2018

Sentra Padi

Non Sentra Padi

Tahan Pangan

Rawan Pangan

Ʃ Kab

Ʃ LPM

Ʃ Kab Ʃ LPM Ʃ Kab Ʃ

LPM Ʃ

Kab Ʃ LPM

1 Aceh 3 8 2 4 5 12 -  -

2 Sumatera Barat 3 7 3 5 6 12 - -

3 Jambi 1 2 1 2 2 4 - -

4 Sumatera Selatan 6 19 - - 6 19 - -

5 Bengkulu - - 4 7 4 7 - -

6 Lampung 5 17 1 2 6 19 - -

7 Bangka Belitung - - 2 2 1 1 1 1

8 Banten 1 7 1 6 2 13 - -

9 Jawa Barat 9 36 - - 9 36 - -

10 Jawa Tengah 17 58 - - 17 58 - -

11 DI Yogyakarta 1 3 - - 1 3 - -

12 Jawa Timur 12 54 1 1 13 55 - -

13 Kalimantan Tengah - - 2 5 2 5 - -

14 Kalimantan Selatan 4 8 - - 4 8 - -

15 Kalimantan Timur - - 2 4 2 4 - -

16 Sulawesi Utara - - 10 22 10 22 - -

17 Sulawesi Tengah 3 18 5 16 7 31 1 3

18 Sulawesi Selatan 6 26 3 7 9 33 - -

19 Sulawesi Tenggara 1 11 2 2 3 13 - -

20 Gorontalo - - 4 6 4 6 - -

21 Bali 1 3 1 1 2 4 - -

22 NTB 5 23 - - 5 23 - -

23 NTT 1 2 5 37 5 37 1 2

24 Maluku - - 1 3 1 3 - -

25 Papua 1 1 5 8 1 1 5 8

TTOTAL 80 303 55 140 127 429 8 14

135 Kab, 443 LPM 135 Kab, 443 LPM

Adapun konsep pelaksanaan kegiatan Pengembangan Lumbung Pangan

Masyarakat tahun 2019 dengan menggunakan dana bantuan pemerintah

dapat dilihat pada Gambar 1 berikut:

Page 21: bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/spip/evidence/d. Informasi dan... · Web viewDengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Laporan Akhir Pembinaan

Gambar 1. Skenario Pemanfaatan Banper LPM Tahun 2019

Dalam tataran implementasi ada beberapa hal yang penting untuk

diketahu: Pertama, apabila kelompok LPM berada di kabupaten sentra

produksi padi, maka pemanfaatan dana Banper sebesar Rp 60.000.000,-

diutamakan untuk pembelian gabah dan/atau beras. Komoditas tersebut

selanjutnya dikelola sebagai cadangan pangan kelompok dan untuk

pengelolaan usaha ekonomi produktif kelompok. Kelompok LPM melakukan

pengelolaan cadangan pangan kelompok dengan menjaga jumlah cadangan

pangan yang tersedia di gudang LPM sebesar 40% dari total cadangan

pangan yang dikelola kelompok. Cadangan pangan kelompok tersebut

dilakukan perputaran secara berkala untuk menjamin kualitas stok pangan

yang disimpan. pangan diutamakan pada saat panen raya untuk menjaga

stabilitas harga di tingkat petani.Selanjutnya, kelompok melakukan kegiatan

usaha ekonomi produktif kelompok berupa pembelian-penjualan, tunda jual,

dan/atau usaha ekonomi produktif lainnya di bidang pangan. Melalui usaha

tersebut diharapkan dapat meningkatkan modal usaha kelompok. Kedua:

Apabila kelompok LPM berada di wilayah non-sentra produksi padi dan/atau

rawan pangan, maka pemanfaatan dana Banper sebesar Rp.60.000.000,-

(enam puluh juta rupiah), dapat dimanfaatkan untuk pembelian gabah

dan/atau beras dan/atau pangan pokok lainnya (jagung, sagu, dll) yang

Page 22: bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/spip/evidence/d. Informasi dan... · Web viewDengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Laporan Akhir Pembinaan

tersedia di wilayah tersebut. Adapun untuk pengelolaan cadangan pangan

kelompok dan pengembangan usaha ekonomi produktif kelompok memiliki

mekanisme yang sama seperti halnya di wilayah sentra produksi padi.

Selanjutnya pada bab pelaksanaan, diatur didalamnya terkait dengan

pelaksanaan kegiatan dan pengeloaan bantuan pemerintah. Masuk pada

bab organisasi dan tata kerja, didalamnya ada pengaturan tentang peran

tiap-tiap instansi dari tingkat pusat hingga kelompok penerima manfaat.

Kemudian satu bab lagi yang tidak kalah penting yakni penjelasan tentang

monitoring, evaluasi dan pelaporan. Dalam hal pelaporan ada mekanisme

berjenjang yang harus dilakukan untuk menyampaikan perkembangan atau

capaian dari penggunaan dana bantuan pemerintah.

5. Penyusunan Konsep Perhitungan Cadangan Beras Masyarakat (CBM)

Kegiatan Penyusunan Konsep Perhitungan Cadangan Beras

Masyarakat (CBM) dilakukan melalui FGD Perhitungan Cadangan Beras

Masyaraka yang telah dilaksanakan pada tanggal : 9 – 10 Maret 2018 di

Ruang Rancake III, Hotel Pajajaran Suites, Jl. Pajajaran No 17, Bogor.

Peserta FGD sebanyak 30 orang terdiri dari Kepala Badan Ketahanan

Pangan, Sekretaris Badan Ketahanan Pangan, Kepala Pusat Ketersediaan

dan Kerawanan Pangan, Kepala Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan,

pejabat Fungsional Madya Analis Ketahanan Pangan, Kepala Bidang Harga,

Pusat DCP, Kepala Bidang Akses, Pusat Ketersediaan dan Kerawanan

Pangan, Perwakilan Perpadi, perwakilan pejabat Eselon III lingkup Badan

Ketahanan Pangan.

FGD Perhitungan Cadangan Beras Masyarakat dibuka oleh Kepala

Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan. Dalam sambutannya dikatakan

bahwa tujuan dari FGD adalah Menyusun estimasi/pendugaan jumlah

cadangan beras masyarakat.

Adapun paparan yang disampaikan Kepala Pusat Distribusi dan

Cadangan Pangan adalah mengenai beras yang merupakan komoditas

penting bagi masyarakat Indonesia. Perhitungan Cadangan Beras

Masyarakat dilakukan melalui beberapa kajian, kerjasama antara Badan

Page 23: bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/spip/evidence/d. Informasi dan... · Web viewDengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Laporan Akhir Pembinaan

Ketahanan Pangan (BKP) dengan Badan Pusat Statistik (BPS). Tahun 2004

kajian yang dilakukan adalah terkait Pedoman Perhitungan Cadangan Beras

Masyarakat. Tahun 2011 kajiannya terkait Konsumsi dan Cadangan Beras

Nasional. Tahun 2013 kajian terkait Pedoman Pencacah Survei Kajian

Perhitungan Cadangan Pangan Masyarakat. Kajian terakhir tahun 2015

terkait Survei Kajian Beras. Empat kajian tersebut dilaksanakan di beberapa

titik yaitu Rumah Tangga Petani (Produsen), Rumah Tangga Konsumen,

Penggilingan, Pedagang dan Horeka. Hasil kajian yang dilaksanakan oleh

BKP dan BPS tahun 2004-2015 dapat dimanfaatkan untuk dilakukan

perhitungan dalam menduga cadangan beras yang ada di masyarakat saat

ini secara periodik. Tindak lanjut dari upaya pendugaan metodologi

perhitungan cadangan beras masyarakat diharapkan dapat digunakan untuk

menduga di beberapa titik, yaitu petani/produsen, konsumen, penggilingan,

pedagang besar, pedagang eceran, horeka dan industri.

Bapak Hermanto, Direktur Statistik Tanaman Pangan, Hortikultura dan

Perkebunan, BPS memaparkan tentang Metode Perhitungan Cadangan

Beras Masyarakat. Menurut kelompok pengeluaran, pengeluaran rumah

tangga terkait bahan makanan memberikan andil inflasi terbesar pada bulan

Januari 2018. Pada perkembangan harga eceran beras umum pada Januari

2014 sampai dengan Februari 2018, terlihat tren harga beras mulai naik

sejak September 2017 dengan kenaikan yang signifikan di Januari 2018.

Pada tahun 2015, BPS meneliti terkait pola distribusi perdagangan

komoditas beras di provinsi Jawa Timur, dimana ada 8 jalur distribusi

perdagangan beras. Berdasarkan penelitian, ada 2 skenario yang dibuat

yaitu skenario 1 : mengatur pembagian keuntungan yang adil dan skenario 2

: memangkas jalur distribusi. Penghitungan cadangan beras yang dilakukan

BPS menggunakan rumus sebagai berikut :

Stok akhir = stok awal + produksi – konsumsi – ekspor + impor.dengan data stok akhir didapatkan dari pemerintah dalam hal ini Bulog, serta

masyarakat berdasarkan pola hasil survei 2 tahunan. Data produksi

didapatkan dari Kerangka Sampel Area (Bulanan). Data konsumsi

didapatkan dari rumah tangga pada survei sosial ekonomi nasional

Page 24: bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/spip/evidence/d. Informasi dan... · Web viewDengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Laporan Akhir Pembinaan

(Susenas). Sementara data ekspor dan impor didapatkan dari Direktorat

Jenderal Bea dan Cukai.

Saran rencana tindak lanjut yang akan dilakukan BPS dalam

perhitungan cadangan beras masyarakat adalah:

1.Penyusunan roadmap cadangan pangan beras kekinian dan kontinyu.

2.Keterlibatan stakeholder terkait

3.Identifikasi kegiatan survei yang diperlukan

4.Periodisasi pelaksanaan survei

5.Sistem pelaporan, pengolahan, dan desiminasi.

Bapak Prof Firdaus selaku Wakil Dekan FEM Bidang Sumberdaya,

Kerjasama dan Pengembangan, IPB memberikan materi tentang Estimasi

dan Pengembangan Model Perhitungan Cadangan Beras Masyarakat.

Menurut Professor Firdaus, keunikan persoalan pangan di Indonesia

adalah adanya variasi musiman dan juga variasi geografis. Sementara

negara lain produsen besar pertanian kebanyakan bersifat kontinental.

Sehingga secara agregat nasional produksi cukup namun persoalan

distribusi menyebabkan di beberapa daerah mengalami kelangkaan.

Saran teknik Estimasi Cadangan Pangan Masyarakat menurut

Profesor Firdaus adalah :

1. Estimasi besaran cadangan di 2018 bisa dilakukan dengan melakukan

penyesuaian berdasarkan data:

a. Kenaikan jumlah produksi padi dari total produksi di 2015 ke total

produksi di 2017.

b. Kenaikan jumlah konsumsi beras dari total konsumsi di 2015 ke total

konsumsi di 2017.

c. Dalam perhitungan konsumsi, menggunakan data konsumsi per kapita

yang sama di kedua tahun, namun jumlah penduduk berbeda.

d. Selisih perhitungan produksi dan konsumsi di kedua tahun dianggap

menjadi cadangan pada awal tahun 2018.

2. Proporsi distribusi cadangan mengikuti pola dari hasil survey BPS tanggal

31 Maret 2015.

Page 25: bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/spip/evidence/d. Informasi dan... · Web viewDengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Laporan Akhir Pembinaan

Estimasi besaran cadangan beras dapat disempurnakan dengan

beberapa rekomendasi sebagai berikut

1. Semua gabah pasti dibawa ke penggilingan. Maka penggilingan beras

adalah salah satu titik kritis dalam estimasi cadangan pangan

masyarakat. Pencatatan data stok di penggilingan secara teratur

(bulanan) akan sangat membantu : jumlah gabah yang dibawa petani,

yang dijual dan marketed surplus., termasuk harga. Pengalaman di

Jateng, dengan kontribusi 0.45 poin pada inflasi bulan Jan 2018, maka

Pimpinan daerah memberikan perhatian serius pada monitoring

produksi dan stok beras, dengan menginkorporasikan survey

penggilingan dalam Sistem Informasi berbasis android SIHATI.

Jumlah penggilingan di Jateng: 22.000-an.

2. Data jumlah beras yang keluar dan masuk ke PIC dan pasar-pasar

eceran di DKI Jakarta dapat menjadi faktor koreksi dalam survey

penggilingan. Koordinasi dengan PT. Food Station secara baik untuk

mendapatkan data pemasukan, stok dan pengeluaran serta harga

beras diperlukan.

3. Survey cadangan beras masyarakat harus dilakukan secara serentak

pada hari yang sama.

4. Badan Ketahanan Pangan perlu membuat DASH-BOARD yang dapat

digunakan untuk memantau secara mingguan atau bulanan sampai

level kabupaten/kecamatan terkait produksi, konsumsi, harga dan

cadangan pangan, bahkan ke depan real time.

Dr. Ir. Handewi Purwati Saliem, MS dari Pusat Sosial Ekomomi, Kementan

menyampaikan materi Perspektif Manajemen Stok Pangan Masyarakat.

Berdasarkan hasil kajian PSEKP tahun 2017, estimasi besaran CPM

dengan pengelompokan gaah dan beras berdasarkan asumsi fungsi

kepemilikan/ penguasaan CPM.

1) Sebagai cadangan yang dapat digunakan untuk merespon dinamika

pasar, khususnya perubahan harga (marketable, disimpan untuk dijual

kemudian):

Gabah di RT produsen padi

Page 26: bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/spip/evidence/d. Informasi dan... · Web viewDengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Laporan Akhir Pembinaan

Gabah dan beras di UG padi

Gabah dan beras di UD beras

2) Sebagai cadangan untuk memastikan dalam periode waktu tertentu

kebutuhan konsumsi atau bahan baku terpenuhi, sehingga beras ini

tidak marketable

Beras di RT produsen padi

Beras di Horeka, institusin pelayanan,industri pangan

Beras di RT konsumen beras

Berdasar hasil kajian BPS-BKP tahun 2015, total CBN : 8,8 juta ton,

CPP sebesar 1,7 juta ton, dan CPM sebesar 7.1 juta ton. Manajemen atau

pengelolaan cadangan beras masyarakat sangat penting. Saat ini

manajemen pengelolaan diserahkan kepada masing-masing pelaku. CBM

memiliki peran dominan (90%) dalam mengisi cadangan beras nasional.

Dari CBM, dominasi cadangan beras berada pada RT produsen padi

(>50%) dan usaha perdagangan beras skala menengah kecil (20%).

Pengelolaan CBM perlu didukung oleh data berbasis on line yang dapat

diakses secara cepat, akurat dan real time terkait informasi sebaran, jenis

dan jumlah cadangan beras yang ada di masing-masing pelaku terutama

RT produsen padi dan UD beras-MK.

Rekomendasi Kebijakan:

1. BKP perlu membuat DASH-BOARD yang dapat digunakan untuk

memantau secara mingguan atau bulanan sampai level kabupaten

terkait produksi, konsumsi, harga dan cadangan pangan, bahkan ke

depan real time.

2. BKP dan BPS akan menyusun roadmap: pendugaan/estimasi CBM

dan pelaksanaan survei.

3. Kajian Perhitungan Stok di Masyarakat di dorong ke Bappenas untuk

menjadi Prioritas Nasional (Pronas) à Perlu ada validasi data pusat

dan daerah.

Estimasi Perhitungan Cadangan Beras Masyarakat Tahun 2018

1. Mengacu pada hasil Survey Kajian Beras masyarakat Tahun 2015.

Page 27: bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/spip/evidence/d. Informasi dan... · Web viewDengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Laporan Akhir Pembinaan

2. Simulasi perhitungan CBM 2018, dengan Produksi (Tahun Bergerak)

dan Stok (Tahun Bergerak, hasil proyeksi kajian 2015)

Rasio Produksi

Periode/Tahun 2015 2016 2017 2018

Januari-Maret   0,90 1,38 1,07

Januari-Juni   1,00 1,09 1,06

Januari-September   1,00 1,05 1,06

Data Produksi Beras per Tahun berdasarkan Bulan

Bulanan Akumulasi Bulanan Akumulasi Bulanan Akumulasi Bulanan AkumulasiJanuari 1.757.286 1.298.928 2.640.907 2.759.200

Februari 3.501.379 2.465.253 6.010.546 6.461.657

Maret 7.320.503 12.579.168 7.494.889 11.259.069 6.842.700 15.494.153 7.314.659 16.535.516

April 6.645.770 7.003.492 4.553.457 4.813.983

Mei 3.266.985 3.850.050 3.832.877 4.014.244

Juni 3.286.249 25.778.171 3.637.963 25.750.574 4.133.020 28.013.507 4.414.473 29.778.217

Juli 3.602.643 3.900.223 4.303.021 4.555.793

Agustus 4.835.327 4.687.977 4.469.443 4.553.922

September 3.959.315 38.175.456 3.684.988 38.023.762 3.300.589 40.086.560 3.543.809 42.431.740 Oktober 2.080.234 2.691.621 2.723.083 2.977.933 November 1.521.257 2.620.814 2.378.791 2.642.224 Desember 2.072.967 2.815.315 3.234.921 3.121.796 TOTAL 43.849.914 46.151.512 48.423.355 51.173.693

*Perkiraan Produksi Beras Kotor (ton) Tahun 2015-2018

Bulan2018201720162015

Page 28: bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/spip/evidence/d. Informasi dan... · Web viewDengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Laporan Akhir Pembinaan

Estimasi Perhitungan CBM 2018

Intitusi

Maret Juni September Maret Juni SeptemberRumah Tangga 5.184.685 4.783.513 4.208.351 6.815.351 5.525.779 4.677.551 a. Produsen 4.833.172 4.438.964 3.924.855 6.353.281 5.127.766 4.362.448 b. Konsumen 351.513 344.549 283.496 462.069 398.013 315.104 Pedagang 1.300.528 1.871.192 1.620.862 1.709.565 2.161.548 1.801.576 a. UMK 1.272.024 1.836.197 1.587.946 1.672.096 2.121.123 1.764.990 b. UMB 28.504 34.995 32.916 37.469 40.425 36.586 Penggilingan 564.299 1.269.635 727.155 741.780 1.466.647 808.227 Horeka dan Industri 31.292 587.876 582.604 41.134 679.098 647.560 Total 7.080.804 8.512.216 7.138.972 9.307.829 9.833.072 7.934.915

CBM Tahun 2018CBM Tahun 2015

(Kajian CBM BPS dan BKP)

RUMUS PERHITUNGAN :

Stok Maret Tahun ke t :

Stok Juni Tahun ke t :

Stok September tahun ke t :

Page 29: bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/spip/evidence/d. Informasi dan... · Web viewDengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Laporan Akhir Pembinaan

6. Rekapitulasi Identifikasi Lumbung Pangan Masyarakat A. Analisa Terhadap Tabel Identifikasi LPM Calon Penerima Banper

Identifikasi Lumbung Pangan Masyarakat (LPM) dilakukan dengan

tujuan untuk mendapatkan data terbaru dari LPM yang menjadi calon

penerima Bantuan Pemerintah (Banper) berupa pemberian fasilitasi

melalui APBN sebesar Rp.20.000.000,- (dua puluh juta rupiah) untuk

pengisian cadangan pangan pada lumbung pangan yang sudah masuk

tahap pengembangan maupun lumbung pangan yang akan masuk tahap

pengembangan. Oleh karena itu, perlu dilakukan identifikasi LPM yang

dilaporkan dari dinas/badan/kantor yang menyelenggarakan urusan

pangan di daerah baik provinsi maupun kabupaten kepada pemerintah

pusat, dalam hal ini Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian.

Pemberian fasilitasi dari Banper terakhir dilakukan oleh Badan

Ketahanan pada Tahun 2015 kepada sejumlah 1584 LPM yang memasuki

Tahap Pengembangan, kemudian dilanjutkan pada tahun berikutnya,

tahun 2016 dilaksanakan penyaluran Banper kepada sejumlah 51 LPM

yang juga memasuki Tahap Pengembangan.

Tahun 2019, rencana awal akan dilaksanakan pemberian Banper

terhadap LPM yang telah memasuki Tahap Pengembangan, dimana

pernah mendapatkan Banper sejumlah 1 kali, yang disalurkan pada Tahun

2015 dan 2016, serta LPM yang akan memasuki Tahap Pengembangan

dimana LPM tersebut dibangun menggunakan Dana Alokasi Khusus

(DAK) Fisik Bidang Pertanian Tahun 2016. Oleh karena itu dilakukan

pengumpulan laporan Identifikasi LPM yang mencakup informasi:

- Identitas Lokasi

- Nama LPM

- Nama Ketua lengkap dengan nomor HP Ketua LPM

- Tahun Pembangunan Fisik Lumbung

Page 30: bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/spip/evidence/d. Informasi dan... · Web viewDengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Laporan Akhir Pembinaan

- Kondisi Fisik Lumbung

- Keaktifan Kelompok

- Kapasitas Lumbung

- Stok Akhir

- Foto open camera kondisi fisik lumbung.

Adapun berdasarkan laporan Identifikasi LPM yang telah dilaporkan

ke Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, terdapat 78% LPM

yang telah dilaporkan data identifikasinya dari total 2078 LPM yang

seharusnya dilaporkan.

Tabel 1: Rekapitulasi Laporan Identifikasi LPM

No Tahap LPMPelaksana Laporan Identifikasi

Ʃ Prov.

Ʃ Kab.

Ʃ LPM

Ʃ Prov.

Ʃ Kab.

Ʃ LPM

1 Pengembangan 2015 34 241 1584 28 183 1145

2 Pengembangan 2016 4 5 51 3 3 32

3 Penumbuhan 2016 25 135 443 25 134 437

2078Sudah

Dilaporkan1614

Belum Dilaporkan

464

Berdasarkan Tabel 1 dan Gambar 1 di atas, terlihat pada Tahap

Penumbuhan 2016, hampir seluruh identifikasi LPM dilaporkan oleh

dinas/badan/kantor yang menyelenggarakan urusan pangan di daerah.

Sementara pada Tahap Pengembangan 2015 dan 2016, identifikasi LPM

yang sudah dilaporkan sebesar 72,29% dari total 1584 LPM dan 62,75% dari

total 51 LPM.

Hampir lengkapnya data Identifikasi LPM pada Tahap Penumbuhan

2016 yang dilaporkan ke Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian,

Page 31: bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/spip/evidence/d. Informasi dan... · Web viewDengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Laporan Akhir Pembinaan

karena seiring dengan perkembangan konstelasi kebijakan pembangunan

pertanian, konsepsi LPM pada tahun 2019 mengalami dinamika perubahan

bahwa LPM yang akan masuk Tahap Pengembangan akan diberikan

fasilitasi melalui Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) berupa

pemberian Bantuan Pemerintah (Banper) sebesar Rp.60.000.000,- (enam

puluh juta rupiah) kepada kelompok lumbung yang dibangun melalui DAK

Fisik Bidang Pertanian Tahun 2016 atau sebelumnya yang belum pernah

mendapatkan pengisian cadangan pangan.

a) Keaktifan KelompokKeaktifan Kelompok yang diamati pada organisasi LPM, dikategorikan

menjadi 2 yaitu kelompok aktif dan kelompok tidak aktif. Kelompok aktif

merupakan kelompok yang masih aktif menjalankan kegiatan

keorganisasian lumbung serta pengadaan maupun penyaluran

gabah/beras. Sedangkan kelompok tidak aktif, merupakan kelompok yang

sudah tidak lagi menjalankan aktivitas kegiatan keorganisasian lumbung,

maupun kegiatan pengadaan maupun penyaluran gabah/beras. Namun,

yang perlu menjadi catatan adalah untuk kelompok yang tidak aktif pada

Tahap Penumbuhan 2016, bisa jadi merupakan kelompok yang belum

aktif, karena semenjak dibangun fisik lumbung pada tahun 2016, belum

Pengembangan 2015

Pengembangan 2016

Penumbuhan 2016

0% 20% 40% 60% 80% 100% 120%

72.29%

62.75%

98.65%

Rekapitulasi Laporan Identifikasi LPM Calon Penerima Banper 2019

Series1Gambar 1: Persentase data Identifikasi LPM yang sudah dilaporkan

Page 32: bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/spip/evidence/d. Informasi dan... · Web viewDengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Laporan Akhir Pembinaan

ada bantuan pengisian dari APBN, sehingga organisasinya belum aktif

menjalankan kegiatan lumbung untuk pengadaan maupun penyaluran

gabah/beras, kecuali beberapa LPM yang dengan menggunakan swadaya

masyarakat bergotong royong untuk mengumpulkan modal awal untuk

penyimpanan gabah/beras.

Berdasarkan Gambar 2, terlihat bahwa sebagian besar keaktifan

kelompok pada LPM masih berstatus aktif dalam menjalankan

keorganisasiannya dalam kepengurusan serta kegiatan lumbung. Hal ini

menunjukkan adanya partisipasi masyarakat yang baik terhadap adanya

LPM yang dibangun ditengah-tengah masyarakat.

b) Kondisi Fisik Lumbung

Kondisi fisik lumbung yang diamati dikategorikan menjadi 3 yaitu kondisi

baik, sedang, dan rusak. Pada Tahap Pengembangan 2015, sebanyak

830 LPM, kondisi fisik lumbungnya masih baik, 151 LPM kondisi sedang,

42 LPM kondisi sudah rusak, sedangkan masih terdapat 122 data yang

belum dilaporkan kondisi fisik lumbungnya. Pada Tahap Pengembangan

2016, seluruh LPM yang telah dilaporkan, kondisi fisik lumbungnya masih

Pengembangan 2015 Pengembangan 2016 Penumbuhan 20160

200

400

600

800

1000933

31

399

981 23

11415

Keaktifan Kelompok

Aktif Tidak Aktif Tidak ada data

Gambar 2: Keaktifan Kelompok

Page 33: bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/spip/evidence/d. Informasi dan... · Web viewDengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Laporan Akhir Pembinaan

baik. Sementara LPM yang merupakan Tahap Penumbuhan 2016,

sejumlah 411 LPM masih dalam kondisi baik, 11 LPM kondisi sedang,

tidak ada satupun LPM yang dilaporkan dalam kondisi rusak, serta 15

LPM lainnya belum dilengkapi keterangan kondisi fisik lumbung.

Pengembangan 2015 Pengembangan 2016 Penumbuhan 20160

200

400

600

800

1000830

32

411

151

1142122

15

Kondisi Fisik Lumbung

Baik Sedang Rusak Tidak ada data

c) Kapasitas LumbungUntuk memudahkan dalam melihat keragaman kapasitas lumbung yang

dibangun oleh masing-masing kelompok LPM, maka kapasitas lumbung

dikategorikan menjadi 3 kategori kapasitas lumbung yaitu:

- Lumbung berkapasitas <30 ton

- Lumbung berkapasitas 30-60 ton

- Lumbung berkapasitas >60 ton

Berdasarkan Gambar 4, terlihat bahwa pada Tahap Pengembangan

2015, kapasitas lumbungnya cenderung beragam mulai dari lumbung

berkapasitas <30 ton, 30-60 ton serta >60 ton. Hal ini terlihat dari jumlah

dari masing-masing kapasitas yang hampir mencapai sepertiga dari

jumlah lumbung pada Tahap Pengembangan 2015. Demikian pula

dengan LPM Tahap Pembangunan 2016, kapasitas lumbungnya juga

Gambar 3: Kondisi Lumbung

Page 34: bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/spip/evidence/d. Informasi dan... · Web viewDengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Laporan Akhir Pembinaan

cenderung beragam yang dilihat dari jumlah masing-masing kategori

kapasitas lumbung hampir mencapai sepertiga dari jumlah lumbung pada

Tahap Pembangunan 2016. Sedangkan pada tahap Pengembangan

2016, seluruh lumbung yang dilaporkan data identifikasi LPM’nya

memiliki kapasitas <30 ton.

d) Stok AkhirBeragamnya jumlah stok akhir yang tersimpan di masing-masing LPM,

kemudian disusunlah 3 kategori untuk memudahkan untuk melihat sejauh

mana kondisi stok akhir yang ada di lumbung. Kategori kondisi stok

disusun kedalam 3 kategori, yaitu:

- kurang dari 1.000 kg

- antara 1.000-4.000 kg

- lebih dari 4.000 kg

Pada Tahap Pengembangan 2015 serta Tahap Penumbuhan 2016,

terlihat kondisi stoknya lebih beragam mulai dari stok kurang dari 1.000

kg sampai dengan lebih dari 4.000 kg. Pada kedua kelompok LPM ini,

juga masih banyak terdapat data kondisi stok yang tidak tersedia

datanya, hal ini bisa dimungkinkan karena 2 hal, yang pertama karena

memang tidak disampaikan kondisi stoknya, kedua kondisi stoknya

kosong, sehingga tidak dituliskan jumlahnya. Sementara pada Tahap

Pengembangan 2016, sebagian besar LPM masih memiliki stok di atas

4.000 kg. Hal ini menunjukkan LPM pada tahap ini, cukup bagus dalam

mempertahankan ketersediaan cadangan pangannya, baik dalam bentuk

gabah maupun beras.

B. Gambaran Pengelolaan Lumbung Pangan Masyarakat di Jawa Barat

1. Kelompok LPM Sri Lestari

Page 35: bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/spip/evidence/d. Informasi dan... · Web viewDengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Laporan Akhir Pembinaan

Desa Parakan, Kecamatan Leuwimunding, Kab. Majalengka

Lumbung Pangan Sri Lestari merupakan Lumbung Pangan

Masyarakat dibangun melalui dana DAK tahun 2014 dan diisi melalui

dana APBN tahun 2015. LPM dikelola oleh Kelompok Tani Marga Asri,

tepatnya berada di Desa Parakan Kecamatan Leuwimunding

Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat. Bangunan Lumbung

Pangan ini seluas 6 x 8 m saat ini terisi 19 karung gabah @ 42 kg atau

sekitar 0,8 ton gabah milik kelompok, sedangkan yang ada di

masyarakat berupa pinjaman uang sebanyak Rp. 40 juta. LPM ini

dilengkapi dengan lantai jemur yang berkuran 6 x 8 meter.

Menurut Ketua Poktan Sri Lestari, Bpk Rusta, Lumbung pangan milik

kelompoknya melayani simpan pinjam berupa uang. Pinjaman dalam

bentuk uang dengan ketentuan bunga 3% per bulan selama musim

tanam. Adapun pengurus kelompok dibantu oleh Didi Sawidi sebagai

Sekretaris dan Asja sebagai Bendahara. Selain itu dilengkapi dengan

seksi pengawas yaitu Bapak Ayat Firman Hidayat, SE.

Keberadaan LPM sangat bermanfaat untuk antisipasi paceklik bisa

pinjam dan penyaluran rawan pangan. Dari aktivitas simpan pinjam

tersebut, kelompok lumbung pangan yang berdiri tanggal 8 Desember

2008 ini berkembang anggotanya. Pada awal berdiri hanya

beranggotakan 40 orang, berkembang menjadi 90 orang.

Saat ini harga GKG setempat Rp. 5.200., sedangkan harga beras di

penggilingan sebesar Rp. 9.000 dan di pasar mencapai Rp. 10.000.

Tidak ada petani yang menjual gabah dalam bentuk GKP. Varietas

yang banyak ditanam anggota kelompok ciherang dan IR36.

Kelengkapan administrasi umum, administrasi keuangan dan buku

AD/ART sudah lengkap. Selain itu LPM ini sudah dilengkapi dengan

surat pengesahan pendirian berbadan hukum berdasarkan Keputusan

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI nomor AHU-

0074943.AH.01.07 Tahun 2016.

Page 36: bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/spip/evidence/d. Informasi dan... · Web viewDengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Laporan Akhir Pembinaan

Selain dari bantuan pemerintah, LPM ini telah menambahkan modal

dari simpanan wajib anggota sebesar 50 Kg Gabah per anggota dan

simpanan pokok setiap kali panen sebesar 20 kg selama 2 tahun atau

6 kali (asumsi panen satahun 3 kali).

Untuk pertemuan antar anggota secara rutin dilakukan setahun sekali

pada saat RAT dan pembagian SHU bagi anggotanya. Untuk SHU

dilakukan setahun 2 kali. SHU diperoleh dari usaha traktor yang

dipinjamkan ke anggotanya. Adapun LPM ini sudah dilengkapi dengan

timbangan dan traktor.

Untuk kedepan yang harus diperhatikan oleh kelompok lumbung

pangan ini adalah perbaikan lantai lumbung karena sudah banyak

rusak/mengelupas dan untuk menjaga kebersihan lumbung, perlu

perbaikan atap karena tidak ada plafon untuk antisipasi serangan tikus.

Selain itu untuk kelengkapan bangunan lumbung diperlukan papan

nama kelompok.

Foto-foto LPM Sri Lestari

Page 37: bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/spip/evidence/d. Informasi dan... · Web viewDengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Laporan Akhir Pembinaan

2. Kelompok LPM Karya Sari V Desa Kepel, Kecamatan Cisaga, Kab. Ciamis

Lumbung pangan pada masa lalu merupakan sebentuk kearifan lokal

dalam menghadapi masa-masa paceklik. Peranannya yang begitu vital

telah memberikan bukti kemanfaatan yang nyata bagi masyarakat

perdesaan. Dan hal inilah yang ingin dihadirkan kembali oleh salah

satu kelompok lumbung pangan yang berada di Desa Kepel,

Kecamatan Cisaga, Kabupaten Ciamis. Nama kelompok tersebut

adalah LPM Karya Sari V. Kelompok ini merupakan salah satu LPM

binaan Pemda. Ciamis yang telah mendapatkan bantuan dana dari

Pemerintah.

Struktur LPM Karya Sari dibentuk secara organisasi pada tahun 2013.

Kelompok ini dipimpin oleh seorang ketua bernama Bapak Enda

dengan dibantu Ibu Dasih sebagai sekretaris dan Bapak Udung

sebagai Bendahara. Di tahun 2013, seiring dengan pembentukan

struktur pengurus, kelompok ini terseleksi mendapat bantuan dana

alokasi khusus (DAK) untuk pembangunan fisik lumbung. Bangunan

yang didirikan diatas tanah hibah milik salah salah satu pengurus ini

memiliki ukuran luas lumbung yakni 4 m x 6 m. Bangunan tersebut

juga sekaligus dilengkapi dengan lantai jemur yang dibangun

disamping gudang lumbung dengan luasan 3 m x 7 m. Secara

penampakan fisik lumbung, bangunan tersebut hingga saat ini masih

berdiri kokoh dan terawat dengan baik. Adapun terkait dengan

kepemilikan asset fisik kelompok, beradasar kondisi yang ada

Page 38: bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/spip/evidence/d. Informasi dan... · Web viewDengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Laporan Akhir Pembinaan

kelompok ini belum memiliki RMU maupun timbangan. Kedepan

mereka berharap agar sekirnya diberikan peluang bantuan sarana fisik

lain yang dapat menunjang perkembangan pengelolaan lumbung.

Kelompok lumbung pangan pimpinan Bapak Enda, pada awal

pembentukan organisasi telah memiliki anggota sebanyak 72 orang.

Dan jumlah tersebut hingga maret 2018 tidak mengalami perubahan.

Sebagaimana dengan keberadaan kelompok lain, Kelompok LPM

Karya Sari V juga melengkapi struktur organisasinya dengan membuat

seksi atau bidang-bidang yang dibutuhkan dalam membantu

pengelolaan kegiatan lumbung pangan.

Dari sisi stok ketersediaan cadangan pangan, dengan diberikannya

bantuan pemerintah sebesar Rp. 20 juta di tahun 2015, kelompok

dapat membeli gabah untuk iron stock sebanyak 3 ton. Dan selama

proses pengelolaan stok cadangan, pengurus telah melakukan refresh

stok cadangan oleh sebab menghindari penuruan kualitas yang dapat

mengakibatkan gabah tidak layak untuk di konsumsi.

“Terkait stok cadangan ini sudah kami ganti pak. Kami jual untuk

dibelikan kembali. Karena kalau tidak begitu khawatir kualitas gabah

turun seperti berubah warna. Dan kebetulan pas harga jual cukup

bagus, tutur salah satu pengurus.”

Pasca dilakukan refresh tersebut kondisi stok cadangan digudang saat

ini ada sebanyak 2,5 ton gabah. Adapun terkait dengan perkembangan

harga gabah di wilayah Desa Kepel sekianya menarik untuk dicatat

bahwa di desa ini tidak ditemui penduduk yang menjual gabah kering

panan (GKP). Warga desa biasanya menjual gabah dalam bentuk

GKG dengan kisaran harga Rp. 5000/kg. Sedangkan untuk harga

beras kelas medium ditingkat penggilingan yakni pada rentang harga

Rp. 8.000 – 9.000/kg sedangkan ditingkat pasar yakni Rp. 10.000/kg.

Perjalanan pengelolaan lumbung pangan Karya Sari hingga saat ini

masih sebatas mengelola stok cadangan pangan. Keberadaan

kegiatan ini sungguh sangat dirasakan kemanfaatannya bagi anggota

Page 39: bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/spip/evidence/d. Informasi dan... · Web viewDengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Laporan Akhir Pembinaan

utamanya pada masa paceklik atau kondisi sosial tertentu yang

mengakibatkan rawan pangan. Adapun untuk kegiatan-kegiatan

penunjang semisal simpan pinjam saat ini belum dilakukan di internal

kelompok namun niatan ini sudah mencoba untuk diwujudkan.

Harapannya dengan adanya kegiatan bersama tersebut dapat

mengikat tanggung jawab dan menguatkan rasa kebersamaan.

Adapun sehubungan dengan kelengkapan administrasi di tingkat

kelompok, pengurus telah memiliki beberapa kelengkapan penunjang

seperti buku tamu, absensi, notulensi dan buku alur jual beli stok

cadangan. Pengurus kedepan bertekad untuk terus mengembangkan

dan memajukan kegiatan kelompok dan semakin memberikan manfaat

bagi warga khususnya anggota.

Foto-foto LPM Karya Sari V

3. Kelompok LPM Rhineka Desa Neglasasi, Kecamatan Kadungora, Kab. Garut

Page 40: bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/spip/evidence/d. Informasi dan... · Web viewDengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Laporan Akhir Pembinaan

Kelompok LPM Rhineka yang diketuai oleh Bapak Enjang Wijaya ini

berada di Desa Neglasasi, Kecamatan Kadungora. Kelompok ini

mendapatkan bantuan pembangunan fisik lumbung melalui Dana

Alokasi Khusus Bidang Pertanian pada tahun 2014, dengan ukuran 6 x

8 meter, sekaligus mendapatkan pembangunan lantai jemur dengan

ukuran 10 x 8 meter. Pada tahun berikutnya mendapat fasilitasi

pengisian cadangan pangan sebanyak 3,3 ton GKG.

Kelompok LPM Rhineka ini adalah kelompok tani yang tergabung

dalam Gabungan kelompok tani (Gapaoktan) Sejahtera yang pada

awalnya mempunyai anggota sebanyak 29 orang dan saat ini telah

berkembang menjadi 38 orang. Gapoktan Sejahtera merupakan

gabungan 5 kelompoktani yaitu Kelompok tani Rineka, Bojong,

Mekarsari, Mekarjaya, Taruna Jaya.

Untuk meningkatkan pemupukan modal, kelompok LPM ini

menggalang iyuran dari anggotanya berupa gabah sebanyak 10 kg

setiap kali musim panen. Hingga saat ini perkembangan modal

kelompok telah mencapai 8 ton gabah. Pada saat kunjungan tersimpan

gabah sebanyak 3 ton di gudang, dimana sisanya masih dipinjam oleh

anggotanya.

Dengan aktivitas yang tunjukan oleh kelompok ini dalam menjalankan

kegiatannya pada tahun 2015, kelompok ini kembali meandapatkan

bantuan RMU dari Dana alokasi Khusus Bidang Pertanian.

Dengan kepemimpinan Bapak Enjang Wijaya, yang sekaligus juga

ketua Gapoktan Sejahtera, kelompok LPM ini terus berkembang

melakukan pengeloalan RMU yang diperolehnya dengan melakukan

penjualan beras. Pada tahun 2017 Gapoktan Sejahtera mendapat

kepercayaan sebagai pelaksana kegiatan PUPM

Page 41: bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/spip/evidence/d. Informasi dan... · Web viewDengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Laporan Akhir Pembinaan

Foto-foto LPM Rhineka

4. Kelompok LPM SentosaDesa Suko Sono, Kecamatan Sukawening, Kab. Garut

Kelompok Lumbung Pangan Masyarakat Sentosa terletak di Kp.

Sumur Sari, Desa Suka Sono, kecamatan Sukawening kabupaten

Garut, provinsi Jawa Barat. Kelompok ini mempunyai anggota

sebanyak 30 orang yang dipimpin oleh ketua Bapak Kuniawan.

Lumbung yang dimiliki kelompok dibangun melalui Dana Alokasi

Khusus Bidang Pertanian pada tahun 2010.

Dalam pengisian lumbung, kelompok ini mengumpulkan iuran dari

anggotanya sebanyak 25 kg setiap musim panen, sampai saat ini telah

terkumpul gabah miliki kelompok sebanyak 2,5 yang kemudian

dipinjamkan kepada anggota menjelang musim tanam dan

dikembalikan ke lumbung setelah panen. Jasa pinjaman sebesar 5 kg

per 1 kwintal.

Pada tahun 2015 kelompok ini mendapatkan bantuan RMU dari Dana

Alokasi Khusus Bidang Pertanian. Kelompok ini menerima upah

penggilingan padi dari anggota dan masyarakat sekitarnya, upah giling

yang diterima adalah sebesar 5 kg beras setiap 1 kwintal gabah.

Dengan RMU ini kelompok mengembangkan usaha penjualan beras

dengan membeli gabah dari anggotanya.

Page 42: bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/spip/evidence/d. Informasi dan... · Web viewDengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Laporan Akhir Pembinaan

Foto-foto LPM Sentosa

5. Kelompok LPM Bina Warga Desa Cikaramas, Kec. Tanjungmedar, Kab. Sumedang

Lumbung Pangan Bina Marga merupakan Lumbung Pangan

Masyarakat (LPM) dibangun melalui dana DAK tahun 2016 akhir diisi

secara mandiri oleh masyarakat sekitar yang merupakan anggota dari

kelompok tersebut. LPM ini dikelola oleh Kelompok Tani Bina Warga,

tepatnya di Desa Cikaramas Kecamatan Tanjungmedar, Kabupaten

Sumedang Provinsi Jawa Barat. Lumbung pangan yang diketuai oleh

H. Akap Samsudin ini memiliki luas 4x4 m dengan kapasitas 15-20 ton

dengan lantai jemur seluas 6x8 m. Saat ini masih ada stok sebesar

120 kg gabah dan masih ada di masyarakat sebanyak 3,3 ton gabah.

Lumbung pangan Bina Warga melayani simpan pinjam gabah kering

giling kepada anggota poktan, sementara ada juga masyarakat yang

memanfaatkan lumbung pangan tersebut untuk menyimpan hasil

panen mereka.

Setiap anggota yang meminjam gabah sebanyak 10 kg per panen,

wajib mengembalikan ke lumbung sebanyak 11 kg per panen sehingga

ada simpanan yang dapat mengisi lumbung pangan untuk dapat terus

Page 43: bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/spip/evidence/d. Informasi dan... · Web viewDengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Laporan Akhir Pembinaan

diputar peminjamannya. Pengembalian tersebut ditetapkan dalam 1

(satu) musim panen. Dalam setahun terdapat 3 (tiga) kali musim

panen. Simpanan pokok anggota sebesar 10 kg gabah, sedangkan

simpanan wajib sebesar 10 kg tiap kepemilikan 0,1 ha sawah tiap

anggota. Namun sistem ini tidak mematok atau terikat, dalam arti

apabila ada warga yang hanya dapat memberikan simpanan pokok di

bawah 10 kg masih diperbolehkan. Anggota kelompok meminjam

dalam bentuk gabah. Saat ini harga GKG Rp. 5.000 dan harga beras

medium di daerah tersebut Rp. 10.000.

Keberadaan LPM Bina Warga sangat bermanfaat bagi anggota

terutama pada saat belum panen atau gagal panen, sehingga mereka

dapat meminjam gabah kepada LPM. Dari aktivitas simpan pinjam

tersebut, kelompok lumbung pangan yang berdiri tahun 2010 ini

berkembang anggotanya. Pada awal berdiri hanya beranggotakan 50

orang, saat ini berkembang menjadi 80 orang. Keberadaan lumbung

pangan ini tidak hanya diperuntukkan untuk anggota saja, tetapi juga

untuk masyarakat sekitar yang membutuhkan. Untuk meningkatkan

potensi dan kesejahteraan anggota dan masyarakat, LPM Bina Warga

mengadakan pertemuan sekali dalam sebulan yang berlokasi di rumah

Ketua LPM Bina Warga dan dihadiri oleh para anggota, masyarakat,

pengurus LPM dan pembina dari Dinas terkait.

Foto-foto LPM Bina Warga

Page 44: bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/spip/evidence/d. Informasi dan... · Web viewDengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Laporan Akhir Pembinaan

6. Kelompok LPM CiampenanDesa Ciampenan, Kecamatan Cineam, Kab. Tasikmalaya

Kelompok Lumbung Ciampenan berlokasi di Desa Ciampenan,

Kecamatan Cineam dengan anggota kelompok sebanyak 32 orang.

Kelompok lumbung pangan terbentuk pada tahun 2013. Pada tahun

2013, kelompok lumbung menerima bantuan pemerintah melalui Dana

Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pertanian tahun 2013 untuk

pembangunan fisik lumbung. Lahan Untuk pembangunan lumbung

pangan menggunakan lahan yang telah dibeli oleh kelompok seluas

132 meter persegi.

Lumbung yang dibangun dari DAK Bidang Pertanian ini memiliki

kapasitas 60 ton dan dilengkapi dengan ruangan sekretariat kelompok

lumbung. Kondisi lumbung pangan saat kunjungan dilakukan masih

dalam kondisi bagus.

Kelompok lumbung pangan Ciampenan pada tahun 2015 telah

menerima bantuan pemerintah melalui dana dekosentrasi sebesar Rp

20.000.000,- Alokasi dana bantuan pemerintah tersebut sesuai dengan

Rencana Usaha Kelompok (RUK) untuk pengadaan cadangan

kelompok sebesar 3,4 ton Gabah Kering Panen. Kondisi stok

kelompok waktu kunjungan dilakukan tinggal sebanyak 6 kwintal.

Sedikitnya stok saat ini karena telah dipinjam oleh anggota kelompok

dan sebagian lagi dijual ada harga gabah yang cukup tinggi sehingga

dapat dibelikan pada saat panen raya Bulan April.

Pembukuan kelompok lumbung pangan sudah baik, hal ini

diindikasikan dengan adanya buku pengadaan gabah, buku peminjam

gabah, buku notulen, buku neraca dan keuangan dan buku tamu.

Kelompok lumbung pangan ini cukup aktif dimana setiap aktifitas

kelompok yang akan dilakukan seperti penjualan stok diputuskan

dalam rapat anggota.

Namun demikian, kelompok lumbung masih belum memiliki anggaran

dasar dan anggaran rumahtangga kelompok karena masih menjadi

Page 45: bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/spip/evidence/d. Informasi dan... · Web viewDengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Laporan Akhir Pembinaan

bagian dari aktifitas Gapoktan Ciampenan. Memperhatikan struktur

pengurus kelompok lumbung sudah mewakili keterlibatan wanita

dimana bendahara dan sekretaris diisi oleh wanita tani.

7. Penyusunan Konsep Kegiatan Lumbung Pangan Masyarakat yang difasilitasi melalui DAK Fisik Bidang Pertanian Tahun 2019

Pada Tahun 2019, melalui DAK Fisik Bidang Pertanian Tahun 2019,

terdapat alokasi pembangunan lumbung pangan masyarakat dan sarana

pendukung. Untuk menyamakan persepsi kegiatan terkait pemanfaatan DAK

Fisik Pertanian 2019 maka disusun Petunjuk Operasional (Jukof)

Pengelolaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pertanian TA 2019 yang

tertuang dalam Permentan Nomor 52 Tahun 2018.

Adapun isi konsep dari jukof Pembangunan Lumbung Pangan

Masyarakat dan Penyediaan Sarana Pendukung adalah sebagai berikut :

Kegiatan Pengembangan Lumbung Pangan Masyarakat (LPM)

merupakan salah satu mekanisme pengelolaan cadangan pangan

masyarakat, dengan komponen kegiatannya adalah fasilitasi pembangunan

fisik lumbung dan penyediaan sarana pendukungnya. Peranan strategis LPM

meliputi keterpaduan antara mekanisme komersial dan sosial, yang secara

sinergis dilakukan oleh kelompok tani/gapoktan penerima manfaat untuk

menjamin keberlangsungan akivitas LPM.

Secara fisik, LPM merupakan tempat penyimpanan hasil produksi

petani yang dikombinasikan dengan fasilitasi alat/mesin pengolahan

gabah/beras yang dibangun untuk mewujudkan ketahanan pangan wilayah

dan peningkatan kesejahteraan petani. Konsep Pengembangan LPM melalui

DAK ini diarahkan untuk mengoptimalkan potensi produksi di kabupaten

wilayah sentra produksi padi yang didukung dengan proses pengolahan dan

pemasaran sehingga meningkatkan nilai tambah bagi petani. Dalam

aktivitasnya, keberadaan LPM diarahkan untuk mengoptimalkan penyerapan

gabah petani anggota. Di sisi lain, peranan sosial LPM berfungsi sebagai

cadangan pangan masyarakat untuk mengantisipasi masa paceklik, gejolak

harga dan bencana alam.

Page 46: bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/spip/evidence/d. Informasi dan... · Web viewDengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Laporan Akhir Pembinaan

Pembangunan Lumbung Pangan Masyarakat dan penyediaan sarana

pendukungnya mencakup komponen sebagai berikut:

a. Pembangunan fisik Lumbung Pangan Masyarakat (LPM) kapasitas 30-

60 ton per unit; dan

b. Sarana Pendukung lainnya, dengan beberapa pilihan sebagai berikut:

1) Pengadaan RMU dengan kapasitas minimal 0,5 ton per jam disertai

dengan rumah RMU; dan/atau

2) Pembangunan lantai jemur.

Apabila masih terdapat sisa alokasi dari total anggaran poin a) dan b),

dapat dipergunakan kembali antara lain untuk pemagaran, instalasi listrik,

pengadaan pallet, timbangan, tangga dan/atau penjahit karung beras.

Sumber pendanaan lainnya melalui APBD dan/atau swadaya masyarakat

dapat digunakan untuk melengkapi sarana pendukung dan pembiayaan

lainnya.

Terkait dengan pembangunan fisik lumbung dan rumah RMU dapat

dibangun secara terpisah atau menjadi satu kesatuan dalam satu bangunan,

sesuai dengan ketersediaan lahan dan anggaran.

Spesifikasi teknis dari komponen pembangunan LPM dan sarana

pendukungnya tersebut mencakup:

1. Lumbung Pangan Masyarakat berkapasitas 30-60 ton, spesifikasi

bangunan permanen (beton), ventilasi dan sirkulasi udara cukup,

dilengkapi dengan pallet. Ukuran panjang dan lebar bangunan dapat

disesuaikan dengan kondisi wilayah setempat.

2. RMU kapasitas minimal 0,5 ton per jam dengan komponen fungsi pecah

kulit (PK) dan polisher.

3. Lantai jemur dibuat dari beton dengan permukaan cembung dan licin,

pada masing-masing sisi dibuat saluran air.

4. Bangunan rumah RMU disesuaikan dengan kebutuhan ukuran RMU.

Pembangunan lumbung pangan masyarakat dan sarana pendukungnya

perlu memperhatikan hal hal sebagai berikut:

Page 47: bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/spip/evidence/d. Informasi dan... · Web viewDengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Laporan Akhir Pembinaan

1. Lokasi pembangunan LPM berada di kabupaten sentra produksi padi;

2. Pembangunan lumbung pangan dan sarana pendukungnya

dilaksanakan sesuai kebutuhan daerah dan dibangun di satu lokasi yang

sama sehingga bersifat terpadu;

3. Fasilitasi RMU meliputi mesin penggilingan padi lengkap 1 (satu) paket,

dengan komponen fungsi pecah kulit (PK) dan polisher;

4. Fungsi bangunan LPM sebagai sarana penyimpanan mengacu pada

standar yang dikeluarkan oleh instansi teknis yang berwenang

(Kementerian Pekerjaan Umum setempat);

5. Kriteria kelompok penerima manfaat yaitu:

a. Kelompok Tani/Gapoktan yang sudah aktif minimal 2 (dua) tahun;

b. belum pernah mendapat fasilitas yang sama pada tahun berjalan atau

pada tahun-tahun sebelumnya;

c. mengajukan proposal usulan yang selanjutnya dijadikan dasar e-

proposal oleh dinas kabupaten yang menangani ketahanan pangan;

d. sanggup menyediakan lahan untuk pembangunan fisik lumbung,

lantai jemur dan rumah RMU. Lahan tersebut dapat berasal dari

salahsatu anggota kelompok/lahan desa/lahan pemda yang sudah

dihibahkan kepada kelompok yang dinyatakan dengan surat

pernyataan kesediaan menghibahkan lahan;

e. membuat pernyataan kesanggupan untuk langsung

mengoperasionalkan lumbung pangan beserta fasilitas pendukung

secara berkelanjutan setelah dibangun; dan

6. Kepala Daerah pelaksana kegiatan Lumbung Pangan Masyarakat

membuat surat pernyataan kesanggupan untuk mendukung fasilitasi

operasional dan pengisian LPM minimal setara dengan 10% alokasi DAK

melalui APBD.

Page 48: bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/spip/evidence/d. Informasi dan... · Web viewDengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Laporan Akhir Pembinaan

8. Koordinasi Penyempurnaan Rancangan Kegiatan Ketahanan Pangan Tahun 2019 khususnya terkait dengan Perencanaan LPM melalui DAK TA. 2019.

Pelaksanaan rapat Koordinasi Penyempurnaan Rancangan kegiatan

Ketahanan Pangan tahun 2019 terkait kegiatan DAK Bidang Pertanian

diselenggarakan di IPB International Convention Center, Botani Square,

Bogor pada tanggal 24 -25 September 2018 yang dihadiri oleh 113

kabupaten/kota. Kabupaten/kota pelaksana DAK TA 2019 memastikan

penetapan CPCL sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, yaitu berada

di wilayah sentra produksi padi, status ketersediaan lahan untuk

pembangunan 1 (satu) paket pembangunan lumbung pangan dan sarana

pendukung lainnya, serta telah berstatus aktif minimal 2 (dua) tahun terakhir.

Guna mendukung program padat karya, pembangunan fisik lumbung

dilakukan melalui swakelola yang sesuai dengan Perpres Pengelolaan DAK.

Untuk pelaksanaan pembangunan lumbung dan lantai jemur melalui

rekomendasi Dinas Pekerjaan Umum, sedangkan pengadaan RMU/Dryer

melalui rekomendasi Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa

Pemerintah (LKPP), dengan spesifikasi sebagai berikut:

a. Pembangunan lumbung pangan memiliki kapasitas simpan 40 – 60 ton,

dengan tipe bangunan permanen.

b. Fasilitas pendukung berupa pengadaan RMU memiliki kapasitas 1 – 1,5

ton, rumah RMU disertai lantai jemur.

c. Untuk pilihan fasilitas lainnya berupa Dryer disesuaikan dengan

usulan/kebutuhan daerah.

Kesediaan daerah dalam mengalokasikan APBD untuk pengisian

Lumbung Pangan Masyarakat (LPM) dinyatakan melalui surat pernyataan

oleh Bupati, dan kesediaan kelompok dalam penggunaan lahan untuk

aktivitas LPM dinyatakan dengan surat hibah atau pinjam pakai.

Perubahan lokus dari wilayah rentan rawan pangan menjadi wilayah

sentra produksi padi, mengharuskan beberapa kabupaten/kota yang belum

melakukan penyesuaian CPCL untuk melakukan proses pengusulan kembali

Page 49: bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/spip/evidence/d. Informasi dan... · Web viewDengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Laporan Akhir Pembinaan

melalui aplikasi KRISNA. Pengurangan alokasi anggaran menyebabkab

pengurangan jumlah kabupaten/kota penerima DAK tahun 2019 yang semula

sebanyak 160 kabupaten/kota menjadi 140 kabupaten/kota.

KABUPATEN PELAKSANA DAK 2019

NO.

 Provinsi 

 PROVINSI/KABUPATEN/

KOTAAlokasi

DAKAlokasi

DAK

1 Aceh     3 3    1 Kab. Aceh Timur 1 1    2 Kab. Bireuen 1 1    3 Kab. Pidie 1 1

2 Sumatera Utara     8 7    1 Kab. Deli Serdang 1 1    2 Kab. Langkat 2 1    3 Kab. Mandailing Natal 1 1    4 Kab. Tapanuli Selatan 1 1    5 Kab. Nias Selatan 1 1    6 Kab. Padang Lawas Utara 1 1    7 Kab. Labuhanbatu Utara 1 1

3 Sumatera Barat     7 6    1 Kab. Lima puluh Kota 1 1    2 Kab. Agam 2 1    3 Kab. Pasaman 1 1    4 Kab. Pesisir Selatan 1 1    5 Kab. Tanah Datar 1 1    6 Kab. Pasaman Barat 1 1

4 Jambi     1 11   1 Kab. Kerinci 1 15 Sumatera Selatan     10 10

    1 Kab. Musi Banyuasin 1 1    2 Kab. Musi Rawas 1 1    3 Kab. Muara Enim 1 1    4 Kab. Ogan Komering Ilir 2 2    5 Kab. Banyuasin 2 2  6 Kab. OKU Timur 2 2    7 Kab. OKU Selatan 1 1

6 Lampung     10 9    1 Kab. Lampung Selatan 2 1    2 Kab. Lampung Tengah 2 2    3 Kab. Lampung Timur 2 2    4 Kab. Tanggamus 1 1    5 Kab. Way Kanan 1 1    6 Kab. Pesawaran 1 1    7 Kab. Mesuji 1 1 7 Jawa Barat     13 12    1 Kab. Ciamis 1 1

  2 Kab. Garut 2 2  3 Kab. Indramayu 1 1

    4 Kab. Kuningan 1 1    5 Kab. Purwakarta 1 1

Page 50: bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/spip/evidence/d. Informasi dan... · Web viewDengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Laporan Akhir Pembinaan

NO.

 Provinsi 

 PROVINSI/KABUPATEN/

KOTAAlokasi

DAKAlokasi

DAK

    6 Kab. Sukabumi 2 2

    7 Kab. Sumedang 2 1    8 Kab. Tasikmalaya 2 2    9 Kab. Pangandaran 1 1 8 Banten     4 3    1 Kab. Lebak 2 2    2 Kab. Serang 2 1 9 Jawa Tengah     28 25    1 Kab. Banyumas 1 1    2 Kab. Blora 2 2    3 Kab. Boyolali 1 1    4 Kab. Brebes 2 1    5 Kab. Cilacap 2 2    6 Kab. Demak 2 2    7 Kab. Grobogan 2 2    8 Kab. Jepara 1 1    9 Kab. Klaten 2 1    10 Kab. Magelang 1 1    11 Kab. Pati 2 2    12 Kab. Pekalongan 1 1    13 Kab. Purbalingga 1 1    14 Kab. Purworejo 1 1    15 Kab. Rembang 1 1    16 Kab. Sragen 2 2    17 Kab. Tegal 1 1    18 Kab. Temanggung 1 1    19 Kab. Wonogiri 2 1 10 DI Yogyakarta     1 1 1   1 Kab. GunungKidul 1 1 11 Jawa Timur     17 16    1 Kab. Blitar 1 1    2 Kab. Bojonegoro 1 1    3 Kab. Bondowoso 1 1    4 Kab. Gresik 2 1    5 Kab. Jombang 1 1    6 Kab. Lamongan 2 2    7 Kab. Mojokerto 1 1    8 Kab. Ngawi 2 2    9 Kab. Pasuruan 2 2    10 Kab. Probolinggo 1 1    11 Kab. Sumenep 1 1    12 Kab. Trenggalek 1 1    13 Kab. Tulungagung 1 1 12 Kalimantan Barat     5 4    1 Kab. Bengkayang 1 1    2 Kab. Landak 2 1    3 Kab. Sambas 2 2 13 Kalimantan Tengah     2 2    1 Kab. Kotawaringin Timur 1 1    2 Kab. Pulang Pisau 1 1 14 Kalimantan Selatan     9 9    1 Kab. Banjar 1 1    2 Kab. Barito Kuala 1 1

Page 51: bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/spip/evidence/d. Informasi dan... · Web viewDengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Laporan Akhir Pembinaan

NO.

 Provinsi 

 PROVINSI/KABUPATEN/

KOTAAlokasi

DAKAlokasi

DAK

    3 Kab. Hulu Sungai Selatan 1 1    4 Kab. Hulu Sungai Tengah 1 1    5 Kab. Tabalong 1 1    6 Kab. Tanah Laut 1 1    7 Kab. Tapin 1 1    8 Kab. Balangan 1 1    9 Kab. Tanah Bumbu 1 1 15 Kalimantan Timur     2 1 1   1 Kab. Kutai Kartanegara 2 1

16 Provinsi Sulawesi Utara     2 1

1   1 Kab. Bolaang Mongondow 2 118 Gorontalo     1 1    1 Kab. Gorontalo 1 1

17 Sulawesi Tengah     5 4    1 Kab. Banggai 1 1    2 Kab. Poso 1 1    3 Kab. Parigi Moutong 2 1    4 Kab. Sigi 1 119 Sulawesi Selatan     18 16

    1 Kab. Bone 2 2    2 Kab. Bulukumba 1 1    3 Kab. Gowa 2 1    4 Kab. Luwu 2 1    5 Kab. Luwu Utara 1 1    6 Kab. Maros 1 1

    7 Kab. Pangkajene dan Kepulauan 1 1

    8 Kab. Pinrang 2 2    9 Kab. Sidenreng Rappang 1 1    10 Kab. Soppeng 1 1    11 Kab. Wajo 2 2    12 Kab. Luwu Timur 1 1    13 Kab. Toraja Utara 1 120 Sulawesi Barat     3 21   1 Kab. Polewali Mandar 2 12   2 Kab. Mamasa 1 1

21 Sulawesi Tenggara     3 21   1 Kab. Konawe 2 12   2 Kab. Konawe Selatan 1 1

22 NTB     5 3    1 Kab. Dompu 1 1    2 Kab. Lombok Tengah 2 1    3 Kab. Sumbawa 2 123 NTT     2 1    1 Kab. Manggarai Barat 2 1

24 Papua     1 1    1 Kab. Merauke 1 1

118     Total 160 140

Page 52: bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/spip/evidence/d. Informasi dan... · Web viewDengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Laporan Akhir Pembinaan

Rapat koordinasi ini ditindaklanjuti dengan rencana penyusunan

Petunjuk Pelaksanaan Pembangunan LPM dan sarana pendukungnya

sebagai dasar bagi daerah dalam penatalaksanaan swakelola untuk

mendukung program padat karya di daerah, yang akan melibatkan

kementerian/lembaga terkait dan pakar. Diusulkan agar dilaksanakanya

pertemuan sosialisasi kepada kelompok penerima manfaat terkait

mekanisme swakelola dan pengelolaan LPM, dilakukan pada 3 (tiga)

wilayah, yaitu pertemuan wilayah barat, tengah dan timur, masing-masing 40

kabupaten/kota pelaksana DAK. Pertemuan diagendakan bulan Pebruari

2019.

9. Penyusunan Pedoman Teknis Kegiatan Pengembangan Lumbung Pangan Masyarakat Tahun 2019

Dalam memenuhi ketersediaan dan akses pangan bagi masyarakat,

pemerintah melalui kewenangan yang dimilikinya telah membuat regulasi

yang mengatur serta menjamin pemenuhan kebutuhan pangan tersebut

melalui UU No 18 Tahun 2012 tentang Pangan. Secara jelas dan tegas

tersirat bahwa pemenuhan kebutuhan pangan adalah hak individu yang tidak

boleh diabaikan karena sifatnya yang asasi. Oleh karena itu, upaya-upaya

yang mengarah pada penjaminan kebutuhan pangan harus didukung secara

maksimal. Strategi pencaipannya pun harus dibangun diatas sinergistas

kerjasama lintas sektor yang saling berkaitan. Karena pada dasarnya,

persoalan pangan tidak semata menjadi tanggung jawab pemerintah namun

juga harus melibatkan stakeholder lain termasuk masyarakat sebagai subjek

pembangunan.

Sehubungan dengan strategi serta peran serta dalam pemenuhan

kebutuhan pangan tersebut, Kementerian Pertanian melalui Badan

Ketahanan Pangan (BKP) telah melaksanakan Pengembangan Lumbung

Pangan Masyarakat dilakukan sejak tahun 2009. Terhitung sejak awal

kegiatan ini dilakukan hingga tahun 2016 telah dibangun sebanyak 3.818 unit

lumbung pangan masyarakat. Diantaranya telah difasilitasi pengisian

cadangan pangan sebanyak 3.257 kelompok. Tentunya keberadaan lumbung

Page 53: bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/spip/evidence/d. Informasi dan... · Web viewDengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Laporan Akhir Pembinaan

pangan masyarakat tersebut diharapkan menjadi sarana pendukung

penguatan ketahanan pangan yang mudah diakses dan cukup memenuhi

kebutuhan anggotanya disaat muncul kondisi-kondisi kekurangan pangan.

Misal saat musim paceklik atau akibat terdampak bencana transien.

Terkait dengan pelaksanaan kegiatan lumbung pangan di tingkat

daerah, pada tahun 2018, kegiatan Pengembangan Lumbung Pangan

Masyarakat di provinsi dan kabupaten/kota dialokasikan anggaran untuk

operasional pembinaan kepada kelompok.Berkenaan dengan hal tersebut,

sebagai panduan dalam pemanfaatan anggaran tersebut disusun, maka

Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian memandang perlu

menerbitkan Panduan Pengembangan Cadangan Pangan Masyarakat

(CPM). Panduan ini dapat digunakan sebagai referensi atau acuan bagi

aparat provinsi dan kabupaten dalam pelaksanaan kegiatan Pengembangan

Lumbung Pangan Masyarakat Tahun 2018.

Dalam penyusunan panduan ini, dibentuk tim penyusun yang

melibatkan unsur pimpinan dan staf bidang cadangan pangan. Pelaksanaan

penyusunan ini dilakukan di Hotel Santika, Depok. Adapun proses awal

penyusunan buku panduan ini diawali dengan penentuan batas kerangka

pikir, dan kegiatan pelaksanaan kegiatan Pengembangan CPM. Secara

umum pembahasan tentang kedua aspek tersebut dapat dipaparkan sebagai

berikut:

1) Kerangka Pikir, dalam pembahasan bab ini setidaknya ada tiga sub bab

yang harus dipaparkan yaitu; dasar hukum, langkah kebijakan dan strategi

keberlanjutan program. 1) Dasar hukum. Konteks kegiatan

pengembangan lumbung pangan masyarakat tidak lepas dari komitmen

pemerintah dalam menguatkan system ketahanan pangan utamanya

ditingkat masyarakat. Dasar gerak dari upaya atau langkah

pelaksanaannya pun merupakan tindak lanjut dari mandat peraturan

perundang-undangan, dalam hal ini UU Pangan, yang didalamnya

memberikan ruang bagi bagi masyarakat untuk terlibat aktif dalam

mewujudkan cadangan pangan masyarakat. Pelibatan kelompok

masyarakat atau kelompok lumbung ini menjadi sentra penting

Page 54: bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/spip/evidence/d. Informasi dan... · Web viewDengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Laporan Akhir Pembinaan

terbangunnya pilar-pilar ketahanan pangan. Oleh sebab itu, ketentuan

hukum yang berlaku telah memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi

kelompok atau komunitas masyarakat untuk berpartisipasi aktif

didalamnya. 2) Langkah Kebijakan. Harus ada arah kebijakan yang jelas

dalam mengatasi persoalan pangan. Tidak sebatas target yang akan

dicapai namun mencakup didalamnya langkah-langkah strategis yang

bisa dilakukan secara opersional dalam hal ini ditingkat masyarakat.

Dalam panduan ini kemudian dijelaskan setidaknya ada 3 cara

pelaksnaan yang diterapkan dalam kegiatan lumbung pangan: a)

pemberdayaan kelompok untuk meningkatkan kemampuan sdm, b)

optimalisasi sumberdaya yang ada, dan c) penguatan kapasitas

kelembagaan. Dan 3) Strategi Keberlanjutan. Dalam pembahasan sub bab

ini fokus pembahasan yang dilakukan yaitu memperjelas peran

pemerintah daerah dalam penanganan kelompok lumbung yang telah

menerima bantuan, yang memasuki tahap pasca mandiri.

2) Pelaksanaan. Guna memberikan panduan yang jelas bagi aparat didaerah

maka satu bab penting yang tidak boleh terlewatkan adalah berkait

dengan aspek pelaksanaan. Ada beberapa sub bab yang dibahas di

dalamnya meliputi: operasional pengembangan lumbung pangan

masyarakat, pembinaan, penyusunan direktori klasifikasi lumbung pangan

masyarakat, pemantauan dan evaluasi, dan pelaporan. 1) Operasional

pengembangan LPM. Pada sub bab ini lebih menjelaskan pada peran

penanggungjawab pelaksanan kegiatan dalam hal ini adalah pemerintah

daerah provinsi dan kabupaten. Masing-masing mendapat beban

tanggung jawab yang harus ditunaikan atas penyertaan biaya yang

diberikan pada anggaran daerah. Misal dana terkait dengan honor

enumerator, maka harus diikuti dengan tangung jawab penentuan petugas

enumerator sesuai dengan criteria yang telah ditentukan. Disamping itu

masih banyak lagi tugas-tugas yang harus ditunaikan terkait dengan

pemberian anggaran meliputi pertemuan koordinasi, melakukan monev,

penyusunan laporan direktori klasifikasi dan lain sebagainya. 2)

Pembinaan. Satu bagin terpenting dari keberhasilan pelaksanaan kegitaan

pengembangan LPM adalah aspek pembinaan. Baik pemerintah

Page 55: bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/spip/evidence/d. Informasi dan... · Web viewDengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Laporan Akhir Pembinaan

provinsi/kab harus melakukan kegiatan ini dengan sebaik mungkin dan

berkesinambungan. Aspek ini penting untuk menguatkan fungsi

kelembagaan LPM dan juga kualitas sdm pengelolanya. 3) Penyusunan

Direktori Klasifikasi LPM. Di ketahui bahwa sejak tahun 2009-2016 telah

terbangun fisik lumbung sebanyak 3818 unit. Diantara sebanyak 3257

unit telah mendapatkan pengisian. Terkait dengan proses pelaksanaan

kegiatan lumbung tersebut tentunya akan didapati kondisi dan capaian

hasil yang beragam. Oleh sebab itu penting kemudian untuk disusun

direktori klasifikasi LPM yang memberikan gambaran tingkat keberhasilan

ditiap-tiap kelompok LPM. Dalam pelaksanaannya ada pembagian peran

baik untuk tingkat provinsi maupun kabupaten. Cakupan kerja ditingkat

provinsi yakni mengolah dan mengkompilasi hasil pengolahan yang

disampaikan oleh kabupaten. Adapun untuk pelaksanan ditingkat

kabupaten yakni melakukan pengumpulan data, meng entry dan

mengolahnya. 4) Pemantauan dan Evaluasi. Pemantauan dimaksudkan

untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan kegiatan. Monitoring

dilakukan untuk mengetahui berbagai permasalahan yang muncul di

lapangan supaya kegiatan berjalan secara efektif.Evaluasi kegiatan

dilakukan secara berjenjang (kabupaten dan provinsi) setiap semester

yang bertujuan untuk menilai tingkat keberhasilan kegiatan sesuai dengan

indikator yang telah ditetapkan. Dan 5) Pelaporan. Pada kegiatan

pelaporan ini berkait langsung dengan penunjukan enumerator di daerah

(kabupaten). Pelaporan ini dimaksdukan sebagai aktivitas penyampaian

informasi secara berkala dan berjenjang terkait dengan

perkembangan/kondisi cadangan pangan dikelompok.

3) Dalam menunjang pelaksanaan kegiatan utamanya berkait dengan

rutinitas pelaporan maka disertakan juga format-format pelaporan yang

distandarkan untuk dipakai oleh aparat di daerah.

10. Perkembangan Cadangan Beras Pemerintah Pusat dan DaerahA. Perkembangan Cadangan Beras pemerintah Pusat

Page 56: bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/spip/evidence/d. Informasi dan... · Web viewDengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Laporan Akhir Pembinaan

Perkembangan Cadangan Beras Pemerintah Pusat berdasarkan

laporan Perum BULOG. Sejak tahun 2005, Pemerintah telah memiliki

Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang dikelola oleh BULOG, menyatu

dengan stok BULOG dan dapat diakses di setiap gudang BULOG di

seluruh Indonesia oleh Pemerintah.

CBP yang dikelola Perum BULOG memiliki fungsi berbeda dengan

cadangan yang dikuasai oleh pedagang atau rumah tanggga. Secara

umum fungsi dari CBP ini secara subtantif meliputi; 1) untuk

pengendalian harga pangan yang dilakukan melalui OP dan 2) bantuan

darurat sosial/bencana alam. Namun demikian secara kondisional

ketersediaan stock CBP ini dalam kondisi tertentu (in case) dapat

dipergunakan juga untuk memenuhi kebutuhan raskin/rastra jika dirasa

perlu ada penambahan pasokan. Sehingga dengan demikian dikatakan

bahwa CBP ini dalam realitas pemanfaatannya dapat difungsikan untuk

pengendalian harga, bantuan bencana/sosial dan penanggulangan

kemiskinan melalui rastra.

Mengingat informasi dari Perum BULOG tentang cadangan beras

pemerintah (CBP) sangat diperlukan oleh para pengambil kebijakan

dalam mempertimbangkan apakah harus melakukan impor atau tidak,

harus mendatangkan beras dari wilayah lain atau tidak, dan cadangan

beras mencukupi atau tidak, maka dilakukan pemantauan terhadap CBP

termasuk penggunaan atau penyalurannya setiap bulan.

Berdasarkan laporan Perum BULOG maka dapat dilakukan

analisis sederhana mengenai stock dan pemanfaatan CBP setiap

bulannya. Adapun terkait dengan jumlah pemanfaatan CBP tersebut

secara garis besar dapat dilihat pada Tabel 1 berikut :

Page 57: bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/spip/evidence/d. Informasi dan... · Web viewDengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Laporan Akhir Pembinaan

Tabel 1 Pemanfaatan CBP BULOG Tahun 2018

Satuan:Ton

21 SULSEL 9,274,990 166,560 9,441,550 22 BALI 2,645,395 377,559 3,022,954 23 NTB 16,144,698 497,950 16,642,648 24 NTT 15,524,736 1,204,780 16,729,516 25 MALUKU 7,209,447 278,814 7,488,261 26 PAPUA 13,452,564 91,832 13,544,396

TOTAL 545,959,247 6,975,254 552,934,501

98.7385026997035 1.261497300296511000 19.398652615239

NO Provinsi PEMANFAATAN CBP TotalOP BENCANA 1 ACEH 12,896 226 13,122 2 SUMUT 27,915 372 28,286 3 RIAU 16,421 253 16,673 4 SUMBAR 8,048 17 8,065 5 JAMBI 12,271 16 12,288 6 SUMSEL 7,630 86 7,715 7 BENGKULU 4,272 - 4,272 8 LAMPUNG 15,057 305 15,362 9 DKI 64,214 125 64,339 10 JABAR 107,017 245 107,262 11 JATENG 60,626 307 60,933 12 DIY 7,586 - 7,586 13 JATIM 96,002 115 96,117 14 KALBAR 10,231 131 10,362 15 KALTIM 6,580 1 6,581

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2018 realisasi

penyaluran CBP sebanyak 552.935 ton, yaitu untuk Operasi Pasar (OP)

dalam rangka stabilisasi harga beras sebanyak 545.959 ton (98,74%) dan

bantuan bencana sebanyak 6.975 ton (1,26%).

Cadangan Beras Pemerintah (CBP) untuk Operasi Pasar telah

disalurkan di 26 drive, yaitu Aceh, Sumut, Riau, Sumbar, Jambi, Sumsel,

Bengkulu, Lampung, DKI, Jabar, Jateng, DIY, Jatim, Kalbar, Kaltim,

Kalsel, Kalteng, Sulut, Sulteng, Sultra, Sulsel, Bali, NTB, NTT, Maluku

dan Papua. Penyaluran OP terbesar dilakukan di provinsi Jawa Barat

Page 58: bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/spip/evidence/d. Informasi dan... · Web viewDengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Laporan Akhir Pembinaan

sebesar 107.017 ton, diikuti provinsi Jatim, DKI Jakarta dan jateng,

berturut-turut sebesar 96.002 ton, 64.214 ton dan 60.626 ton. Penyaluran

CBP untuk operasi pasar terbesar dilakukan di provinsi Jawa Barat

sebesar 107.017 ton atau sebesar 19,6% dari total OP sebesar 545.959

ton ton.

Penyaluran Cadangan Beras Pemerintah (CBP) untuk bantuan

bencana alam telah disalurkan di 24 drive, yaitu Aceh, Sumut, Riau,

Sumbar, Jambi, Sumsel, Lampung, DKI, Jabar, Jateng, Jatim, Kalbar,

Kaltim, Kalsel, Kalteng, Sulut, Sulteng, Sultra, Sulsel, Bali, NTB, NTT,

Maluku dan Papua. Penyaluran bencana terbesar terjadi di provinsi NTT

dan Sulawesi Tenggara berturut-turut sebesar 1.205 ton dan 1.148 ton.

Penyaluran CBP untuk bencana terbesar di provinsi NTT sebesar

1.205 atau sebtonesar 17,27% dari total sebesar 6.975 ton. Penyaluran

CBP tersebut merupakan kumulatif penyaluran yang dilakukan di provinsi

NTT sebagai daerah yang rawan kekeringan sepanjang tahun sehingga

memerlukan bantuan untuk bencana.

Berdasarkan monitoring harian yang dilakukan oleh Perum BULOG

dapat diinformasikan bahwa terdapat beberapa Kabupaten dengan

intensitas permintaan yang rutin diantaranya Kabupaten Manggarai Barat

(Provinsi NTT) untuk bantuan pangan karena kekeringan sepanjang

tahun.

Untuk bencana terbesar tahun 2018 terjadi di provinsi Sulawesi

Tengah tepatnya di Kabupaten Sigi dan Donggala yaitu terjadinya

Tsunami pada bulan Oktober 2018 sehingga telah tersalurkan CBP

hingga 1.138 ton.

B. Laporan Cadangan Beras Pemerintah DaerahPenguatan sistem ketahanan pangan ditingkat daerah merupakan

salah satu langkah strategis yang dapat diambil dan terus didorong. Pilar

ketahanan pangan akan semakin kokoh tatkala pondasi penguatan ini

tidak semata bersifat top down. Namun juga harus dibangun secara

sinergis dari tingkat daerah. Ketersediaan stok yang memadai ditingkat

daerah akan meringankan beban pengelolaan persoalan pangan secara

nasional.

Page 59: bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/spip/evidence/d. Informasi dan... · Web viewDengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Laporan Akhir Pembinaan

Keberpihakan dan kepedulian pemangku pemerintahan ditingakat

daerah terhadap penjaminan ketersediaan pangan, melalui pengelolaan

cadangan pangan pemerintah daerah, tentunya sangat diapresiasi. Hal ini

sejalan dengan amanah UU Pangan No 18 Tahun 2012 yang

menempatkan keberadaan stok cadangan pemerintah daerah, baik

ditingkat provinsi/kabupaten/kota, sebagai satu bagian dari penguatan

cadangan pangan nasional. Besaran ketersediaan ini tentunya akan

cukup beragam. Cara perhitungan cadangan beras pemerintah daerah

sendiri, baik provinsi dan kab/kota, telah ditetapkan melalui Peraturan

Menteri Pertanian (Permentan) No 11 tahun 2018 tentang Penetapan

Jumlah Cadangan Beras Pemerintah Daerah. Adapun gambaran kondisi

stok cadangan beras pemerintah daerah ditingkat provinsi dapat dilihat

pada tabel berikut.

Tabel. Kondisi Cadangan Pangan Pemerintah Provinsi, 2018Satuan (Kg)

No Provinsi Stok Awal Pengadaan Stok Penyaluran Stok Akhir1 Aceh 234,560 50,000 284,560 31,500 253,060 2 Sumatera Utara 67,000 67,000 67,000 3 Sumatera Barat 302,000 100,000 402,000 59,842 342,158 4 Riau 305,740 305,740 70,000 235,740 5 Kepulauan Riau 33,925 5,000 38,925 18,576 20,349 6 Jambi 55,263 12,000 67,263 5,402 61,861 7 Bengkulu 36,236 9,727 45,963 45,963 8 Sumatera Selatan 11,000 9,730 20,730 2,000 18,730 9 Bangka Belitung 20,990 20,990 20,990

10 Lampung 250,960 250,960 250,960 11 Banten 466,754 466,754 257,819 208,935 12 DKI Jakarta - - - 13 Jawa Barat 902,213 38,925 941,138 148,899 792,239 14 Jawa Tengah 85,883 201,000 286,883 105,435 181,448 15 DI Yogyakarta 188,110 10,000 198,110 4,491 193,619 16 Jawa Timur 171,230 171,230 140,030 31,200 17 Kalimantan Barat 246,830 246,830 246,830 18 Kalimantan Tengah 79,050 79,050 79,050 19 Kalimantan Selatan 122,750 122,750 122,750 20 Kalimantan Timur 162,100 162,100 20,600 141,500 21 Kalimantan Utara - - - 22 Sulawesi Utara 124,924 8,626 133,550 96,309 37,241 23 Gorontalo - - - 24 Sulawesi Tengah 65,802 65,802 29,360 36,442 25 Sulawesi Tenggara - - - 26 Sulawesi Selatan 140,000 140,000 140,000 27 Sulawesi Barat - - - 28 NTB 137,180 137,180 31,420 105,760 29 NTT 80,840 250,000 330,840 330,840 30 Bali - - - 31 Maluku Utara - - - 32 Maluku 2,930 2,930 2,930 33 Papua Barat - - - 34 Papua 128,270 128,270 128,270

Total 4,422,539 695,008 5,117,547 1,021,683 4,095,864 Sumber: Dinas KP Provinsi (Diolah)

Page 60: bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/spip/evidence/d. Informasi dan... · Web viewDengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Laporan Akhir Pembinaan

Grafik. Kondisi Cadangan Beras Pemerintah Daerah Provinsi, 2018

Berdasar pada tabel tersebut diatas, baru 26 provinsi yang telah

memiliki cadangan pangan pemerintah di tahun 2018. Dari 26 provinsi

tersebut dapat diketahui total stok diawal tahun sebesar 4,42 juta ton

beras dan kondisi cadangan diakhir tahun sebesar 4,09 ton beras.

Adapun untuk kondisi stok akhir CPPD Kabupaten/Kota dapat

dilihat pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2. Kondisi (Akhir) Cadangan Pangan Daerah Kabupaten/Kota,

2018

No PROVINSI/KAB/KOTA Stock/Sisa Akhir

1 Aceh   1 Aceh Tamiang 30,250   2 Aceh Jaya 76,000   3 Kota Banda Aceh 234,560

Page 61: bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/spip/evidence/d. Informasi dan... · Web viewDengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Laporan Akhir Pembinaan

No PROVINSI/KAB/KOTA Stock/Sisa Akhir

      - 2 Sumatera Utara -   4 Karo 12,000   5 Serdang begadai 70,480       - 3 Sumatera Barat -   6 Pesisir Selatan 45,750   7 Pasaman 32,387   8 Pasaman Barat 59,555   9 Kota Payakumbuh 20,504   10 Kota Padang 82,433   11 Solok 34,000   12 Kota Solok 66,485   13 Tanah Datar 25,475   14 Solok Selatan 2,367   15 50 Kota 8,710   16 Sijunjung 20,000   17 Agam 8,758   18 Padang Pariaman 7,150       - 4 Riau -   19 Bengkalis 20,000   20 Indragiri Hilir 27,250   21 Indragiri Hulu 55,970   22 Pelalawan 22,750   23 Rokan Hulu 6,280       - 5 Kepulauan Riau -   24 Natuna 2,552   25 Bintan 7,056       - 6 Jambi -   26 Tanjab Barat 38,144   27 Tanjab Timur 93   28 Kota Jambi 36,265   29 Kerinci 2,258   30 Bungo 5,000   31 Batanghari 5,000       - 7 Bengkulu -   32 Kepahiang 10,159

Page 62: bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/spip/evidence/d. Informasi dan... · Web viewDengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Laporan Akhir Pembinaan

No PROVINSI/KAB/KOTA Stock/Sisa Akhir

  33 Bengkulu Selatan 3,002   34 Bengkulu Tengah 6,200   35 Bengkulu Utara 103,500   36 Muko-muko 1,035       - 8 Sumatera Selatan -   37 Prabumulih 9,365   38 Muaraenim 55,085   39 Banyuasin 256,000   40 Musi Banyuasin 55,878   41 Musi rawa 83,000   42 Lahat 11,500   43 OKI 5,500   44 Ogan Illir 37,000   45 Palembang 35,000   46 Lubuk Linggau 9,800       - 9 Bangka Belitung -   47 Kota Pangkal Pinang 27,000   48 Bangka Barat 9,000   49 Bangka Selatan 11,200       -

10 Lampung -   50 Lampung Selatan 19,190   51 Lampung Tengah 24,000   52 Lampung Utara 65,000   53 Tulang Bawang 10,000   54 Lampung Timur 6,000   55 Way Kanan 85,000   56 Bandar lampung 140   57 Pringsewu 40,000   58 Tanggamus 35,000   59 Lampung Barat 11,800   60 Pesawaran 1,920   61 Pesisir Barat 13,000   62 Kota Metro 12,000       -

11 Banten -   63 Kab. Pandeglang 2,026   64 Kab. Serang 116,400   65 Kota Tangerang 289,670

Page 63: bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/spip/evidence/d. Informasi dan... · Web viewDengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Laporan Akhir Pembinaan

No PROVINSI/KAB/KOTA Stock/Sisa Akhir

  66 Kota Cilegon 33,000   67 Kota Serang 15,000   68 Kab Tangerang 17,800       -

12 Jawa Barat -   69 Sukabumi 11,030   70 Kuningan 19,165   71 Majalengka 20,000   72 Pangandaran 51,000   73 Cianjur 41,000   74 Ciamis 15,246   75 Bogor 51,043   76 Indramayu 45,710   77 Sumedang 748   78 Cirebon 15,120   79 Karawang 79,950   80 Purwakarta 28,000   81 Bandung 18,960   82 Kab Tasik 31,075   83 Kota Bandung 57,280   84 Kota Banjar 17,851   85 Kota Cirebon 15,121   86 Kota Depok 54,120   87 Kota bekasi 7,880   88 Kab. Bekasi 68,000       -

13 Jawa Tengah -   89 Cilacap 20,000   90 Klaten 825   91 Karanganyar 30,145   92 Demak 5,110   93 Grobogan 12,860   94 Tegal 21,600   95 Wonogiri 10,641   96 Kudus 12,130   97 Kendal 29,400   98 Boyolali 16,826   99 Banjarnegara 780   100 Pati 16,200   101 Pekalongan 1,853   102 Sragen 7,250

Page 64: bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/spip/evidence/d. Informasi dan... · Web viewDengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Laporan Akhir Pembinaan

No PROVINSI/KAB/KOTA Stock/Sisa Akhir

  103 Purbalingga 2,250   104 Magelang 7,920   105 Jepara 4,000   106 Pemalang 15,000   107 Blora 12,150   108 Sukoharjo 1,794   109 Kebumen 50,293   110 Brebes 2,670   111 Batang 4,000   112 Kota Salatiga 4,200       -

14 DI Yogjakarta -   113 Kulon Progo 4,500   114 Sleman 62,832   115 Gunung Kidul 4,250   116 Bantul 5,036       -

15 Jawa Timur -   117 Madiun 12,420   118 Lamongan 22,035   119 Probolinggo 23,850   120 Kota Batu 27,960       -

16 Kalimantan Barat -   121 Sambas 22,010   122 Bengkayang 19,640   123 Landak 13,692   124 Mempawah 9,870   125 Sanggau 51,650   126 Sintang 103,768   127 Kapuas Hulu 16,025   128 Sakadau 9,160   129 Kota Pontianak 94,794   130 Kota Singkawang 5,040       -

17 Kalimantan Tengah -   131 Kota Waringin Barat 60,390   132 Katingan 17,060     -

18 Kalimantan Selatan -   133 Hulu Sungai Utara 15,000

Page 65: bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/spip/evidence/d. Informasi dan... · Web viewDengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Laporan Akhir Pembinaan

No PROVINSI/KAB/KOTA Stock/Sisa Akhir

  134 Balangan 26,000   135 Hulu Sungai Tengah 13,460   136 hulu Sungai Selatan 16,480   137 Tapin 15,000   138 Tala (Tanah Laut) 10,660   139 Batola 15,000       -

19 Kalimantan Timur   140 Paser 320      

20 Sulawesi Utara -   141 Kota Manado 34,788   142 Kota Tomohon 10,132   143 Minahasa Tenggara 550   144 Bolmong Utara 14,150   145 Bolmong Selatan 20,253   146 Kota Kotamubagu 14,810   147 Boolang Mongondow 14,200      

21 Gorontalo -   148 Kota Gorontalo 420      

22 Sulawesi Tengah -   149 Parigi Motong 43,057   150 Toli-toli -   151 Kapuas 580   152 Banggai Kepulauan 8,037       -

23 Sulawesi Selatan -   153 Maros -   154 Pangkep 8,125   155 Pinrang 13,000   156 Soppeng 11,000   157 Sinjai 24,000   158 Bantaeng 6,500   159 Bulukumba 60,000   160 Enrekang 20,000   161 Wajo 16,710   162 Luwu 32,000   163 Luwu Timur 6,354   164 Toraja Utara 1,380

Page 66: bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/spip/evidence/d. Informasi dan... · Web viewDengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Laporan Akhir Pembinaan

No PROVINSI/KAB/KOTA Stock/Sisa Akhir

  165 Kota Makasar 5,000   166 Gowa 2,000   167 Palopo 12,680       -

24 Sulawesi Barat -   168 Poliwali Mandar 1,000   169 Mamuju 1,000       -

25 N T B -   170 Mataram 13,400   171 Lombok Barat 13,690   172 Lombok Tengah 26,370   173 Kota Bima 7,815   174 Sumbawa 15,497   175 Lombok Timur 29,840   176 Sumbawa Barat 21,720   177 Bima -       -

26 Bali -   178 Tabanan 942      

27 NTT -   179 Kupang 25,000   180 Alor 1,580   181 Ende 17,670   182 Ngada 105,000   183 Manggarai Barat 15,000   184 Sumba Timur 107,330      

    Jumlah 5,010,329.04 Sumber: Dinas Pangan/KP (Diolah) Per tanggal 28 Des 2018