7
Blighted Ovum A. Definisi Blighted ovum adalah keadaan dimana seorang wanita dalam keadaan hamil tetapi tidak ada janin di dalam kandungan. Seorang wanita yang mengalaminya juga merasakan gejala-gejala kehamilan seperti terlambat menstruasi, mual dan muntah pada awal kehamilan (morning sickness), payudara mengeras, serta terjadi pembesaran perut, bahkan saat dilakukan tes kehamilan baik test pack maupun laboratorium hasilnya pun positif. Blighted Ovum Blighted ovum (kehamilan anembryonic) yang terjadi ketika ovum yang telah dibuahi menempel pada dinding uterus, tetapi embrio tidak berkembang. Sel berkembang membentuk kantung

Blighted Ovum

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kedokteran

Citation preview

Page 1: Blighted Ovum

Blighted Ovum A.  Definisi

Blighted ovum adalah keadaan dimana seorang wanita dalam keadaan hamil

tetapi tidak ada janin di dalam kandungan. Seorang wanita yang mengalaminya juga

merasakan gejala-gejala kehamilan seperti terlambat menstruasi, mual dan muntah

pada awal kehamilan (morning sickness), payudara mengeras, serta terjadi

pembesaran perut, bahkan saat dilakukan tes kehamilan baik test pack maupun

laboratorium hasilnya pun positif.

Blighted OvumBlighted ovum (kehamilan anembryonic) yang terjadi ketika ovum yang telah

dibuahi menempel pada dinding uterus, tetapi embrio tidak berkembang. Sel

berkembang membentuk kantung kehamilan, tetapi tidak membentuk embrio itu sendiri.

Blighted ovum biasanya terjadi dalam trimester pertama sebelum seorang wanita tahu

tentang kehamilannya. Tingginya tingkat kelainan kromosom biasanya menyebabkan

tubuh wanita secara alami mengalami keguguran.

Page 2: Blighted Ovum

B.     Etiologi

Blighted ovum biasanya merupakan hasil dari masalah kromosom dan

penyebab sekitar 50% dari keguguran trimester pertama. Tubuh wanita mengenali

kromosom abnormal pada janin dan secara alami tubuh berusaha untuk tidak

meneruskan kehamilan karena janin tidak akan berkembang menjadi bayi normal dan

sehat. Hal ini dapat disebabkan oleh pembelahan sel yang abnormal, atau kualitas

sperma atau ovum yang buruk.

Sekitar 60% blighted ovum disebabkan kelainan kromosom dalam proses

pembuahan sel telur dan sperma. Infeksi TORCH, rubella dan streptokokus, penyakit

kencing manis (diabetes mellitus) yang tidak terkontrol, rendahnya kadar beta HCG

serta faktor imunologis seperti adanya antibodi terhadap janin juga dapat menyebabkan

blighted ovum. Risiko juga meningkat bila usia suami atau istri semakin tua karena

kualitas sperma atau ovum menjadi turun.

C.    Patofisiologi

Pada saat konsepsi, sel telur (ovum) yang matang bertemu sperma. Namun

akibat berbagai faktor maka sel telur yang telah dibuahi sperma tidak dapat

berkembang sempurna, dan hanya terbentuk plasenta yang berisi cairan. Meskipun

demikian plasenta tersebut tetap tertanam di dalam rahim. Plasenta menghasilkan

hormon HCG (human chorionic gonadotropin) dimana hormon ini akan memberikan

sinyal pada indung telur (ovarium) dan otak sebagai pemberitahuan bahwa sudah

terdapat hasil konsepsi di dalam rahim. Hormon HCG yang menyebabkan munculnya

Page 3: Blighted Ovum

gejala-gejala kehamilan seperti mual, muntah, ngidam dan menyebabkan tes kehamilan

menjadi positif. Karena tes kehamilan baik test pack maupun laboratorium pada

umumnya mengukur kadar hormon HCG (human chorionic gonadotropin) yang sering

disebut juga sebagai hormon kehamilan.

D.    Gejala dan Tanda

Blighted ovum sering tidak menyebabkan gejala sama sekali. Gejala dan tanda-

tanda mungkin termasuk:

·         Periode menstruasi terlambat

·         Kram perut

·         Minor vagina atau bercak perdarahan

·         Tes kehamilan positif pada saat gejala

·         Ditemukan setelah akan tejadi keguguran spontan dimana muncul keluhan

perdarahan

·         Hampir sama dengan kehamilan normal

E.     Diagnosis

1.      Anamnesis

2.      Pemeriksaan Fisik

3.      Pemeriksaan Penunjang (USG) à diagnosis pasti, bisa dilakukan saat kehamilan

memasuki usia 6-7 minggu. Sebab saat itu diameter kantung kehamilan sudah lebih

besar dari 16 milimeter sehingga bisa terlihat lebih jelas. Dari situ juga akan tampak,

adanya kantung kehamilan yang kosong dan tidak berisi janin. Diagnosis kehamilan

Page 4: Blighted Ovum

anembriogenik dapat ditegakkan ilapada kantong gestasi yang berdiameter sedikitnya

30 mm, tidak dijumpai adanya strukturmudigah dan kantong kuning telur.

Gambar 1 : Blighted Ovum

Gambar 2 : Kehamilan NormalF.    Pencegahan

Dalam banyak kasus blighted ovum tidak bisa dicegah. Beberapa pasangan

seharusnya melakukan tes genetika dan konseling jika terjadi keguguran berulang di

awal kehamilan. Blighted ovum sering merupakan kejadian satu kali, dan jarang terjadi

lebih dari satu kali pada wanita.

Untuk mencegah terjadinya blighted ovum, maka dapat dilakukan beberapa

tindakan pencegahan seperti pemeriksaan TORCH, imunisasi rubella pada wanita yang

hendak hamil, bila menderita penyakit disembuhkan dulu, dikontrol gula darahnya,

Page 5: Blighted Ovum

melakukan pemeriksaan kromosom terutama bila usia di atas 35 tahun, menghentikan

kebiasaan merokok agar kualitas sperma/ovum baik, memeriksakan kehamilan yang

rutin dan membiasakan pola hidup sehat.

G.    Penatalaksanaan

Jika telah didiagnosis blighted ovum, maka tindakan selanjutnya adalah

mengeluarkan hasil konsepsi dari rahim (kuretase). Hasil kuretase akan dianalis untuk

memastikan apa penyebab blighted ovum lalu mengatasi penyebabnya. Jika karena

infeksi maka maka dapat diobatai agar tidak terjadi kejadian berulang. Jika

penyebabnya antibodi maka dapat dilakukan program imunoterapi sehingga kelak

dapat hamil sungguhan. Penyebab blighted ovum yang dapat diobati jarang ditemukan,

namun masih dapat diupayakan jika kemungkinan penyebabnya diketahui. Sebagai

contoh, tingkat hormon yang rendah mungkin jarang menyebabkan kematian dini ovum.

Dalam kasus ini, pil hormon seperti progesteron dapat bekerja. Namun efek samping

dari pemakaian hormon adalah sakit kepala, perubahan suasana hati, dan lain-lain. Jika

terjadi kematian telur di awal kehamilan secara berulang, maka pembuahan buatan

mungkin efektif dalam memproduksi kehamilan. Dalam hal ini perlu donor sperma atau

ovum untuk memiliki anak. Akan tetapi, pembuahan buatan itu mahal dan tidak selalu

bekerja dan risiko kelahiran kembar seringkali lebih tinggi. Jika belum berhasil maka

adopsi adalah pilihan lain bagi banyak pasangan.

Pada pasien diterapi dengan pemberian preparat misoprostol, setelah terjadi

dilatasi serviks kemudian dilakukan kuretase.