21
Organ dan Mekanisme yang Berperan dalam Sistem Kemih Manusia Taridha Vania Christhy Emmanuella Sibarani 102013409 / A-4 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana [email protected] Abstrak Ginjal sebagai bagian utama dalam sistem urinaria menjalankan fungsi yang sangat penting seperti mengeluarkan sisa zat yang tidak dibutuhkan lagi, mempertahankan homeostasis tubuh, mengatur tekanan darah, mengeluarkan zat berbahaya, dan menyerap zat yang masih dibutuhkan tubuh agar tubuh tidak kekurangan zat yang penting. Dalam menjalankan fungsinya ginjal melakukan 3 proses yaitu filtrasi bahan-bahan yang dibawa darah, mereabsorpsi bahan yang masih dibutuhkan dan mensekresi bahan yang telah tidak terpakai lagi yang akan dieksresikan ke luar tubuh dalam urin. Jika mekanisme fisiologis ini terganggu seperti pada kasus anak laki-laki yang susah buang air kecil tersebut, maka akan menimbulkan rasa tidak nyaman bahkan akan terasa sakit saat berkemih. Kata kunci : sistem kemih, ginjal, filtrasi, reabsorpsi, sekresi, urine Abstract Kidney as a major part of the urinary system running a very important function as remove residual substances that are no longer needed, maintain body homeostasis, Page | 1

blok 10

  • Upload
    ella

  • View
    218

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

gyfjfk

Citation preview

Page 1: blok 10

Organ dan Mekanisme yang Berperan dalam Sistem Kemih Manusia

Taridha Vania Christhy Emmanuella Sibarani

102013409 / A-4

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

[email protected]

Abstrak

Ginjal sebagai bagian utama dalam sistem urinaria menjalankan fungsi yang sangat

penting seperti mengeluarkan sisa zat yang tidak dibutuhkan lagi, mempertahankan

homeostasis tubuh, mengatur tekanan darah, mengeluarkan zat berbahaya, dan menyerap zat

yang masih dibutuhkan tubuh agar tubuh tidak kekurangan zat yang penting. Dalam

menjalankan fungsinya ginjal melakukan 3 proses yaitu filtrasi bahan-bahan yang dibawa

darah, mereabsorpsi bahan yang masih dibutuhkan dan mensekresi bahan yang telah tidak

terpakai lagi yang akan dieksresikan ke luar tubuh dalam urin. Jika mekanisme fisiologis ini

terganggu seperti pada kasus anak laki-laki yang susah buang air kecil tersebut, maka akan

menimbulkan rasa tidak nyaman bahkan akan terasa sakit saat berkemih.

Kata kunci : sistem kemih, ginjal, filtrasi, reabsorpsi, sekresi, urine

Abstract

Kidney as a major part of the urinary system running a very important function as remove

residual substances that are no longer needed, maintain body homeostasis, regulating blood

pressure, emit harmful substances and absorb substances that are still needed by the body so

that the body does not lack essential substances. In carrying out its functions the kidneys do

three processes, namely filtration materials are brought blood, reabsorbing materials that

are still needed and secrete materials that have been unused to be excreted out of the body in

the urine. If the physiological mechanism is impaired as in the case of a boy whose difficulty

urinating, it will cause discomfort and even feels pain during urination.

Key words : urinary system, the kidneys, filtration, reabsorption, secretion, urine

Page | 1

Page 2: blok 10

Pendahuluan

Tubuh manusia terdiri dari berbagai macam sistem dan mekanisme. Di antaranya adalah

sistem kemih atau bisa disebut dengan traktus urogenital. Traktus urogenital sangat berperan

dalam kehidupan manusia. Peran dari traktus urogenital adalah untuk menjaga kesimbangan

asam dan basa dalam tubuh, mengatur keseimbangan cairan tubuh, untuk mensekresikan

hormon-hormon yang dibutuhkan oleh tubuh, serta meekskresikan senyawa yang sudah tidak

diperlukan lagi oleh tubuh. Oleh karena itu sangat penting bagi kita dalam mempelajari

sistem urogenital agar kita dapat mengetahui organ-organ apa saja yang berperan dalam

sistem urogenital, mekanisnya terjadinya mikturisasi, dan juga mengerti mengenai komposisi

urin yang normal dan abnormal.

Skenario

Seorang ibu membawa anaknya laki-laki yang berusia 2 tahun karena kesulitan buang air

kecil, setelah dilakukan pemeriksaan didapati ia menderita fimosis sehingga dokter

menganjurkan untuk dilakukan sirkumsisi.

Rumusan Masalah

Anak laki-laki berusia 2 tahun datang ke dokter dengan keluhan kesulitan buang air kecil.

Hipotesis

Anak laki-laki 2 tahun tersebut kesulitan buang air kecil karena menderita fimosis.

Mind Map

Page | 2

RM Sistem kemih

strukturmakro

mikro

mekanisme

filtrasi

reabsorpsi

sekresi

mixing

Page 3: blok 10

Ginjal           

Fungsi Ginjal:

1. Mengekskresikan zat – zat sisa metabolisme yang mengandung nitrogennitrogen,

misalnya amonia.

2. Mengekskresikan zat – zat yang jumlahnya berlebihan (misalnya gula dan

vitamin) dan berbahaya (misalnya obat – obatan, bakteri dan zat warna).

3. Mengatur keseimbangan air dan garam dengan cara osmoregulasi.

4. Mengatur tekanan darah dalam arteri dengan mengeluarkan kelebihan asam atau

basa.

Struktur Makro

Kedudukan ginjal terletak dibagian belakang dari kavum abdominalis di belakang

peritonium pada kedua sisi vertebra lumbalis III, dan melekat langsung pada dinding

abdomen. Bentuknya seperti biji buah kacang merah (kara/ercis), jumlahnaya ada 2 buah kiri

dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari pada ginjal kanan. Pada orang dewasa berat ginjal ±

200 gram. Dan pada umumnya ginjal laki – laki lebih panjang dari pada ginjal wanita. Satuan

struktural dan fungsional ginjal yang terkecil di sebut nefron. Tiap – tiap nefron terdiri atas

komponen vaskuler dan tubuler. Komponen vaskuler terdiri atas pembuluh – pembuluh darah

yaitu glomerolus dan kapiler peritubuler yang mengitari tubuli. Dalam komponen tubuler

terdapat kapsul Bowman, serta tubulus – tubulus, yaitu tubulus kontortus proksimal, tubulus

kontortus distal, tubulus pengumpul dan lengkung Henle yang terdapat pada medula.

Kapsula Bowman terdiri atas lapisan parietal (luar) berbentuk gepeng dan lapis viseral

(langsung membungkus kapiler golmerlus) yang bentuknya besar dengan banyak juluran

mirip jari disebut podosit (sel berkaki) atau pedikel yang memeluk kapiler secara teratur.

Kapsula bowman bersama glomerolus disebut korpuskel renal, bagian tubulus yang keluar

dari korpuskel renal disabut dengan tubulus kontortus proksimal karena jalannya yang

berbelok – belok, kemudian menjadi saluran yang lurus yang semula tebal kemudian menjadi

tipis disebut ansa Henle atau loop of Henle, karena membuat lengkungan tajam berbalik

kembali ke korpuskel renal asal, kemudian berlanjut sebagai tubulus kontortus distal.

Page | 3

Page 4: blok 10

Gambar 1. Makroskopis Ginjal

         Jaringan ikat pembungkus menyelubungi ginjal, terdiri dari:

a. Fasia renal merupakan pembungkus terluar yang mempertahankan posisi

organ.

b. Lemak perirenal adalah jaringan adiposa yang terbungkus fasia ginjal. Jaringan ini

membantali ginjal dan mempertahankan ginjal tetap pada posisinya.

c. Kapsul fibrosa adalah membran halus transparan yang langsung membungkus ginjal

dan dapat dengan mudah dilepas.

Hilus adalah tingkat cekungan tepi ginjal.

Sinus ginjal adalah rongga berisi lemak yang membuka pada hilus. Sinus ini

membentuk perlekatan untuk jalan masuk dan keluar ureter, vena, arteri renalis, saraf,

dan limfatik.

Pelvis ginjal adalah perluasan ujung proksimal ureter. Ujung ini berlanjut menjadi dua

sampai tiga kaliks mayor, yaitu rongga yang mencapai glandular, bagian penghasil

urin pada ginjal. Setiap kaliks mayor bercabang menjadi beberapa (8 sampai

18) kaliks minor.

Bila sebuh ginjal kita iris memanjang, maka aka tampak bahwa ginjal terdiri dari tiga

bagian, yaitu bagian kulit (korteks), sumsum ginjal (medula), dan bagian rongga ginjal

(pelvis renalis).

1. KulitGinjal(KorteksGinjal)

Pada kulit ginjal terdapat bagian yang bertugas melaksanakan penyaringan darah

yang disebut nefron. Pada tempat penyarinagn darah ini banyak mengandung

kapiler – kapiler darah yang tersusun bergumpal – gumpal disebut glomerolus.

Page | 4

Page 5: blok 10

Tiap glomerolus dikelilingi oleh simpai bownman, dan gabungan antara

glomerolus dengan simpai bownman disebut badan malphigi.

Penyaringan darah terjadi pada badan malphigi, yaitu diantara glomerolus dan

simpai bownman. Zat – zat yang terlarut dalam darah akan masuk kedalam simpai

bownman. Dari sini maka zat – zat tersebut akan menuju ke pembuluh yang

merupakan lanjutan dari simpai bownman yang terdapat di dalam sumsum ginjal.

2. Sumsum Ginjal (Medula)

Sumsum ginjal terdiri beberapa badan berbentuk kerucut yang disebut piramid

renal. Dengan dasarnya menghadap korteks dan puncaknya disebut apeks atau

papila renis, mengarah ke bagian dalam ginjal. Satu piramid dengan jaringan

korteks di dalamnya disebut lobus ginjal. Piramid antara 8 hingga 18 buah tampak

bergaris – garis karena terdiri atas berkas saluran paralel (tubuli dan duktus

koligentes). Diantara pyramid terdapat jaringan korteks yang disebut dengan

kolumna renal. Pada bagian ini berkumpul ribuan pembuluh halus yang

merupakan lanjutan dari simpai bownman. Di dalam pembuluh halus ini terangkut

urine yang merupakan hasil penyaringan darah dalam badan malphigi, setelah

mengalami berbagai proses.

3. Rongga Ginjal (Pelvis Renalis)

Pelvis Renalis adalah ujung ureter yang berpangkal di ginjal, berbentuk corong

lebar. Sabelum berbatasan dengan jaringan ginjal, pelvis renalis bercabang dua

atau tiga disebut kaliks mayor, yang masing – masing bercabang membentuk

beberapa kaliks minor yang langsung menutupi papila renis dari piramid.

Kaliks minor ini menampung urine yang terus kleuar dari papila. Dari Kaliks

minor, urine masuk ke kaliks mayor, ke pelvis renis ke ureter, hingga vesica

urinaria.1

Struktur Mikro

Satu ginjal mengandung 1 sampai 4 juta nefron yang merupakan unit pembentuk

urin. Setiap nefron memiliki satu komponen vaskular (piler) dan satu komponen

tubular.

Glomerulus adalah gulungan kapiler yang dikelilingi kapsul epitel berdinding

ganda yang disebut kapsula Bowman. Glomerulus dan kapsula Bowman

bersama-sama membentuk sebuah korpuskel ginjal.

Page | 5

Page 6: blok 10

Lapisan viseral kapsula Bowman adalah lapisan internal epitelium. Sel-sel

lapisan viseral dimodifikasi menjadi podosit (sel-sel seperti “kaki”) yaitu sel-

sel epitel khusus di sekitar kapiler glomerular.

Setiap sel podosit melekat pada permukaan luar kapiler glomerular melalui

beberapa prosesus primer panjang yang mengandung prosesus sekunder yang

disebut prosesus kaki atau pedikel (“kaki kecil”).

Pedikel berinterdigitasi (saling mengunci) dengan prosesus yang sama dari

podosit tetangga. Setiap pori dilapisi selapis membran tipis yang

memungkinkan aliran beberapa molekul dan menahan aliran molekul lainnya.

Lapisan parietal kapsula Bowman membentuk tepi luar korpuskel ginjal.

Pada kutub vaskular korpuskel ginjal, arteriola aferen masuk ke glomerulus

dan arteriola eferen keluar dari glomerulus.

Pada kutub urinarius korpuskel ginjal, glomerulus memfiltrasi aliran yang

masuk ke tubulus kontortus proksimal.

Tubulus kontortus proksimal, panjangnya mencapai 15 mm dan sangat

berliku. Pada permukaan yang menghadap lumen tubulus ini terdapat sel-sel

epitel kuboid yang kaya akan mikrovilus (brush border) dan memperluas area

permukaan lumen.

Ansa Henle. Tubulus kontortus proksimal mengarah ke tungkai desendenansa

Henle yang masuk ke dalam medula, membentuk lengkungan jepit yang tajam

(lekukan) dan membalik ke atas membentuk tungkai asenden ansa Henle.

Nefron korteks terletak di bagiam terluar korteks. Nefron ini memiliki lekukan pendek

yang memanjang ke sepertiga bagian atas medula. Nefron juktamedular terletak di dekat

medulla. Nefron ini memiliki lekukan panjang yang menjulur ke dalam piramida medula.

Tubulus kontortus distal juga sangat berliku, panjangnya sekitar 5 mm dan membentuk

segmen terakhir nefron. Di sepanjang jalurnya, tubulus ini bersentuhan dengan dinding

arterio aferen. Bagian tubulus yang bersentuhan dengan arteriol mengandung sel-sel

termodifikasi yang disebut macula densa. Macula densa berfungsi sebagai suatu

kemoreseptor dan distimulasi oleh penurunan ion natrium. Dinding arteriol aferen yang

bersebelahan dengan macula densa mengandung sel-sel otot polos termodifikasi yang

disebutsel juktaglomerular. Sel ini distimulasi melalui penurunan tekanan darah untuk

memproduksi renin. 2

a. Vaskularisasi

Page | 6

Page 7: blok 10

Ginjal mendapat darah dari aorta abdominalis yang mempunyai percabangan arteria

renalis, yang berpasangan kiri dan kanan dan bercabang menjadi arteria interlobaris

kemudian menjadi arteri akuata, arteria interlobularis yang berada di tepi ginjal

bercabang menjadi kapiler membentuk gumpalan yang disebut dengan glomerolus

dan dikelilingi oleh alat yang disebut dengan simpai bowman, didalamnya terjadi

penyadangan pertama dan kapilerdarah yang meninggalkan simpai bowman kemudian

menjadi vena renalis masuk ke vena kava inferior.

b. Persyarafan Ginjal

Ginjal mendapat persyarafan dari fleksus renalis (vasomotor) saraf ini berfungsi untuk

mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf inibarjalan bersamaan

dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal. Anak ginjal (kelenjar suprarenal)

terdapat di atas ginjal yang merupakan senuah kelenjar buntu yang menghasilkan 2

macam hormon yaitu hormone adrenalin dan hormon kortison.

Ureter

Terdiri dari 2 saluran pipa masing – masing bersambung dari ginjal ke kandung kemih

(vesika urinaria) panjangnya ± 25 – 30 cm dengan penampang ± 0,5 cm. Ureter sebagian

terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam rongga pelvis.

Lapisan dinding ureter terdiri dari :

a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)

b. Lapisan tengah otot polos

c. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa

Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan – gerakan peristaltik tiap 5 menit sekali

yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kemih (vesika urinaria).

Gerakan peristaltik mendorong urin melalui ureter yang dieskresikan oleh ginjal dan

disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke dalam kandung

kemih.

Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas dan dilapisi

oleh pedtodinium. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter terjadi pada tempat ureter

meninggalkan pelvis renalis, pembuluh darah, saraf dan pembuluh yang mempunyai saraf

sensorik.3

Vesica Urinaria

Page | 7

Page 8: blok 10

Kandung kemih dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet, terletak di

belakang simfisis pubis di dalam ronga panggul. Bentuk kandung kemih seperti kerucut yang

dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan ligamentum vesika umbikalis medius.

Bagian vesika urinaria terdiri dari :

a. Fundus, yaitu bagian yang mengahadap kearah belakang dan bawah, bagian ini

terpisah dari rektum oleh spatium rectosivikale yang terisi oleh jaringan ikat

duktus deferent, vesika seminalis dan prostate.

b. Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus.

c. Verteks, bagian yang maju kearah muka dan berhubungan dengan ligamentum

vesika umbilikalis.

Dinding kandung kemih terdiri dari beberapa lapisan yaitu, peritonium (lapisan

sebelah luar), tunika muskularis, tunika submukosa, dan lapisan mukosa (lapisan dalam).

Uretra

Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang

berfungsi menyalurkan air kemih keluar. Pada laki- laki uretra bewrjalan berkelok – kelok

melalui tengah – tengah prostat kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang

pubis kebagia penis panjangnya ± 20 cm.

Uretra pada laki – laki terdiri dari :

a. Uretra Prostaria

b. Uretra membranosa

c. Uretra kavernosa

Lapisan uretra laki – laki terdiri dari lapisan mukosa (lapisan paling dalam), dan

lapisan submukosa.

Uretra pada wanita terletak dibelakang simfisis pubisberjalan miring sedikit kearah

atas, panjangnya ± 3 – 4 cm. Lapisan uretra pada wanita terdiri dari Tunika muskularis

(sebelah luar), lapisan spongeosa merupakan pleksus dari vena – vena, dan lapisan mukosa

(lapisan sebelah dalam).Muara uretra pada wanita terletak di sebelah atas vagina (antara

klitoris dan vagina) dan uretra di sini hanya sebagai saluran ekskresi.4

Page | 8

Page 9: blok 10

Proses pembentukan urine

Mula-mula darah yang mengandung air, garam, glukosa, urea, asam amino, dan

amonia mengalir ke dalam glomerulus untuk menjalani proses filtrasi. Proses ini terjadi

karena adanya tekanan darah akibat pengaruh dari mengembang dan mengkerutnya arteri

yang memanjang menuju dan meninggalkan glomerulus. Akhir filtrasi dari glomerulus

ditampung di kapsula Bowman dan menghasilkan filtrat glomerulus atau urine primer. Secara

normal, setiap hari kapsula Bowman dapat menghasilkan 180 L filtrat glomerulus.

Filtrat glomerulus atau urin primer masih banyak mengandung zat yang diperlukan

tubuh antara lain glukosa, garam-garam, dan asam amino. Filtrat glomerulus ini kemudian

diangkut oleh tubulus kontortus proksimal. Di tubulus kontortus proksimal zat-zat yang

masih berguna direabsorbsi. Seperti asam amino, vitamin, dan beberapa ion yaitu Na+, Cl-,

HCO3-, dan K+. Sebagian ion-ion ini diabsorbsi kembali secara transport aktif dan sebagian

yang lain secara difusi.

Proses reabsorbsi masih tetap berlanjut seiring dengan mengalirnya filtrat menuju

lengkung Henle dan tubulus kontortus distal. Pada umumnya, reabsorbsi zat-zat yang masih

berguna bagi tubuh seperti glukosa dan asam amino berlangsung di tubulus renalis. Akan

tetapi, apabila konsentrasi zat tersebut dalam darah sudah tinggi, tubulus tidak mampu lagi

mengabsorbsi zat-zat tersebut. Apabila hal ini terjadi, maka zat-zat tersebut akan dieksresikan

bersama urin.

Selain reabsorbsi, di dalam tubulus juga berlangsung sekresi. Seperti K+, H+,

NH4+disekresi dari darah menuju filtrat. Selain itu, obat-obatan seperti penisilin juga

disekresi dari darah. Sekresi ion hidrogen (H+) berfungsi untuk mengatur pH dalam darah.

Misalnya jika di dalam darah terlalu asam maka ion hidrogen disekresikan ke dalam urin.

Demikian juga sekresi K+ berfungsi untuk menjaga mekanisme homeostasis. Apabila

konsentrasi K+ dalam darah tinggi, dapat menghambat rangsang impuls serta menyebabkan

kontraksi otot dan jantung menjadi menurun dan melemah. Oleh karena itu, K+ kemudian

disekresikan dari darah menuju tubulus renalis dan dieksresikan bersama urin.

Pada saat terjadi proses reabsorbsi dan sekresi di sepanjang tubulus renalis secara

otomatis juga berlangsung pengaturan konsentrasi pada urin. Sebagai contoh, konsentrasi

garam diseimbangkan melalui proses reabsorbsi garam. Di bagian lengkung Henle terdapat

NaCl dalam konsentrasi yang tinggi. Keberadaan NaCl ini berfungsi agar cairan di lengkung

Henle senantiasa dalam keadaan hipertonik. Dinding lengkung Henle descending bersifat

permeabel terhadap air, akan tetapi impermeabel untuk Na dan urea. Konsentrasi Na yang

Page | 9

Page 10: blok 10

tinggi ini menyebabkan filtrat terdorong ke lengkung Henle bagian bawah dan air bergerak

keluar secara osmosis.

Di lengkung Henle bagian bawah, permeabilitas dindingnya berubah. Dinding

lengkung Henle bagian bawah menjadi permeabel terhadap garam dan impermeabel terhadap

air. Keadaan ini mendorong filtrat untuk bergerak ke lengkung Henle ascending.

Air yang bergerak keluar dari lengkung Henle descending dan air yang bergerak

masuk di lengkung Henle ascending membuat konsnetrasi filtrat menjadi isotonik. Setelah

itu, filtrat terdorong dari tubulus renalis menuju duktus koolektivus. Duktus kolektivus

bersifat permeabel terhadap urea. Di sini urea keluar dari filtrat secara difusi. Demikian juga

dengan air yangbergerak keluar dari filtrat secara osmosis. Keluarnya air ini menyebabkan

konsentrasi urin menjadi tinggi.5

Gambar 2. Nefron, alur pembentukan urine

Dari duktus kolektivus, urin dibawa ke pelvis renalis. Dari pelvis renalis, urin

mengalir ke melalui ureter menuju vesika urianria (kandung kemih) yang merupakan tempat

penyimpanan urin sementara. Singkatnya dapat dilihat di tabel di bawah ini.

Nama Proses yang terjadi Molekul yang

diproses

Filtrasi

(Glomerulus)

Darah mengalir masuk ke dalam

glomerulus dan mengalami filtrasi.

Air, glukosa, asam

amino, garam, urea,

dan amoniak.

Page | 10

Page 11: blok 10

Reabsorbsi

(tubulus)

Terjadi difusi dan transport aktif

molekul-molekul dari tubulus

kontortus proksimal ke darah.

Air, glukosa, asam

amino, dan garam.

Sekresi

(tubulus)

Terjadi transport aktif molekul-

molekul dari darah ke tubulus

kontortus distal.

Amoniak, ion

hidrogen, penisilin dan

asam urat.

Reabsorbsi air Terjadi reabsorbsi air di sepanjang

tubulus terutama di duktus

kolektivus.

Garam (NaCl) dan air.

Ekskresi Terbentuk urin yang sesungguhnya. Air, garam, urea,

amonium, asam urat.

Tabel 1. Proses pembentukan urine

Peristiwa penggabungan urine yang mengalir melui ureter ke dalam kandung kemih.,

keinginan untuk buang air kecil disebabkan penanbahan tekanan di dalam kandung kemih.

Pengeluaran Urine / Miksi

Pengeluaran urine dari luar tubuh atau biasa disebut miksi dimulai setelah urine

selesai dibentuk oleh ginjal, urin lalu disalurkan melalui ureter ke kandung kemih (vesica

urinaria). Kontraksi peristaltic otot polos di dalam urethra mendorong urine bergerak maju

dari ginjal ke kandung kemih. Ureter menembus dinding kandung secara oblik, Susunan

anatomis seperti ini mencegah aliran balik urine dari kandung kemih ke ginjal apabila terjadi

peningkatan tekanan di dinding kandung kemih.

Dinding kandung kemih terdiri dari otot polos yang dilapisi sel epitel khusus. Otot

polos kandung kemih dapat sangat meregang tanpa menyebabkan peningkatan ketegangan

dinding kandung kemih. Otot polos mendapat banyak persarafan serat parasimpatis, yang

apabila dirangsang akan menyebabkan kontraksi kandung kemih. Apabila saluran keluar

melalui urethra terbuka, kontraksi kandung kemih menyebabkan pengosongan urine dari

kandung kemih. Walaupun demikian, pintu keluar kandung kemih dijaga oleh dua sfingter.

Sfingter urethra interna dan sfingter urethra eksterna. Sfingter urethra interna terdiri atas otot

polos dan dibawah control involunter. Dan sfingter urethra eksterna terdiri atas otot lurik dan

diabawah control volunteer, sehingga dapat diatur sesuai keinginan kita.6

Page | 11

Page 12: blok 10

Kandung kemih dapat menampung 250 sampai 400 ml urine sebelum reseptor regang

di dindingnya memulai reflex berkemih, menyebabkan pengosongan kandung kemih secara

involunter dengan secara bersamaan menyebabkan kontraksi kandung kemih yang disertai

pembukaan sfingter urethra interna dan eksterna.

Urine (Air Kemih)

1. Komposisi air kemih

Air kemih terdiri dari kira – kira 95 % air

Zat – zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein asam urea, amoniak dan

kreatinin

Elektrolit, natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fosfat dan sulfat

Pigmen (bilirubin, urobilin)

Toksin

Hormon

2. Mekanisme Pembentukan Urine

Dari sekitar 1200ml darah yang melalui glomerolus setiap menit terbentuk 120 –

125ml filtrat (cairan yang telah melewati celah filtrasi). Setiap harinyadapat terbentuk

150 – 180L filtart. Namun dari jumlah ini hanya sekitar 1% (1,5 L) yang akhirnya

keluar sebagai kemih, dan sebagian diserap kembali.

3. Ciri – ciri Urine Normal

Rata – rata urine yang dihasilkan dalam satu hari 1 – 2 liter, tapi berbeda – beda

sesuai dengan jumlah cairan yang masuk.

Warna urine biasanya bening kekuningan, baunya tajam, dan pH rata – rata 6.7

Page | 12

Page 13: blok 10

Kesimpulan

Ginjal sebagai bagian utama dalam sistem urinaria menjalankan fungsi yang sangat

penting seperti mengeluarkan sisa zat yang tidak dibutuhkan lagi, mempertahankan

homeostasis tubuh, mengatur tekanan darah, mengeluarkan zat berbahaya, dan menyerap zat

yang masih dibutuhkan tubuh agar tubuh tidak kekurangan zat yang penting. Dalam

menjalankan fungsinya ginjal melakukan 3 proses yaitu filtrasi bahan-bahan yang dibawa

darah, mereabsorpsi bahan yang masih dibutuhkan dan mensekresi bahan yang telah tidak

terpakai lagi yang akan dieksresikan ke luar tubuh dalam urin. Jika mekanisme fisiologis ini

terganggu seperti pada kasus anak laki-laki yang susah buang air kecil tersebut, maka akan

menimbulkan rasa tidak nyaman bahkan akan terasa sakit saat berkemih.

Daftar Pustaka

1. Fiore M. Atlas histologi manusia. In: Eroschenko VP, editors. 9th ed. Jakarta: EGC;

2002.p.187-95.

2. Ganong WF. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 20. Jakarta: EGC Penerbit Buku

Kedokteran.2003.

3. Guyton, Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit EGC; 2007.

4. Junqueira LC, Carneiro J. Histologi dasar teks & atlas. Edisi 10. Bab : Sistem Urinaria.

Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC ; 2003.

5. Sherwood L. Fisiologi manusia: dari Sel ke Sistem / Lauralee Sherwood; alih bahasa,

Brahm U. Pendit; editor, Beatricia I. Santoso. Ed 2. Jakarta: EGC; 2001.

6. Sloane E. Sistem muskular. Dalam : Widyastuti P. Anatomi dan fisiologi untuk pemula.

Jakarta: Penerbit buku kedokteran ECG; 2003.h.119-41.Histologi dasar

7. Sumadikarya IK, Rumiaati F, Kasim YI, Kusumahastuti, Sutardhio H, Sumbayak EM,et

al. Urogenital1. Jakarta: UKRIDA; 2009.

Page | 13