Blok 11 SP Adhe William 102007122

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah

Citation preview

METABOLISME ENERGIAdhe William FanggidaE102007122Fakultas KedokteranUniversitas Kristen Krida WacanaJl. Terusan Arjuna no.6, Jakarta Barate-mail :[email protected]

Panas diproduksi tubuh melalui proses metabolisme, aktivitas otot, dan sekresi kelenjar, produksi panas dapat meningkat atau menurun dipengaruhi oleh suatu sebab, misalnya karena penyakit ataupun stress. Suhu tubuh terlalu ekstrim, baik panas atau dingin yang ekstrim, dapat menyebabkan kematian. Sistem pengatur suhu tubuh terdiri atas tiga bagian yaitu reseptor yang terdapat pada kulit dan bagian tubuh lainnya, integrator di dalam hipotalamus, dan efektor sistem yang mengatur produksi panas dengan kehilangan panas. Suhu tubuh relatif konstan. Hal ini diperlukan untuk sel-sel tubuh agar dapat berfungsi secara efektif. Normalnya suhu tubuh berkisar 36-37C. Suhu tubuh dapat diartikan sebagai keseimbangan antara panas yang diproduksi dengan panas yang hilang dari tubuh. kulit merupakan organ tubuh yang bertanggung jawab untuk memelihara suhu tubuh agar tetap normal dengan mekanisme tertentu

Pengaturan suhu tubuhTubuh yang sehat mampu memelihara suhu tubuh secara konstan walaupun pada kondisi lingkungan yang berubah-ubah. Sistem pengatur suhu tubuh terdiri atas tiga bagian yaitu reseptor yang terdapat pada kulit dan bagian tubuh lainnya, integrator di dalam hipotalamus, dan efektor sistem yang mengatur produksi panas dengan kehilangan panas.Reseptor sensori yang paling banyak terdapat pada kulit. Kulit mempunyai lebih banyak reseptor untuk dingin dan hangat dibanding reseptor yang terdapat pada organ tubuh lain seperti lidah, saluran pernapasan, maupun organ visera lainnya. Bila kulit menjadi dingin melebihi suhu tubuh, maka ada tiga proses yang dilakukan untuk meningkatkan suhu tubuh. Ketiga proses tersebut yaitu menggigil untuk meningkatkan produksi panas, berkeringat untuk menghalangi kehilangan panas, dan vasokonstriksi untuk menurunkan kehilangan panas.Selain reseptor suhu permukaan yang dimiliki oleh kulit, terdapat reseptor suhu lain yaitu reseptor pada inti tubuh yang merespons terhadap suhu pada organ tubuh bagian dalam, seperti visera abdominal, spinal cord, dan lain-lain. Termoreseptor di hipotalamus lebih sensitive terhadap suhu inti ini.Hipotalamus integrator sebagai pusat pengaturan suhu inti berada di preoptik area hipotalamus. Bila sensitive reseptor panas di hipotalamus dirangsang, efektor sistem mengirim sinyal yang memprakarsai pengeluaran keringat dan vasodilatasi perifer. Hal tersebut dimaksudkan untuk menurunkan suhu, seperti menurunkan produksi panas dan meningkatkan kehilangan panas. Sinyal dari sensitive reseptor dingin di hipotalamus memprakarsai efektor untuk vasokonstriksi, menggigil, serta melepaskan epinefrin yang meningkatkan metabolisme sel dan produksi panas. Hal tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan produksi panas dan menurunkan kehilangan panas.Efektor sistem yang lain adalah sistem saraf somatic. Bila sistem ini dirangsang, maka seseorang secara sadar membuat penilaian yang cocok, misalnya menambah baju sebagai respons terhadap dingin, atau mendekati kipas angin bila kepanasan.

Faktor yang mempengaruhi suhu tubuhPenyimpangan dapat terjadi akibat gangguan pada pusat pengaturan suhu di hipotalamus, menyebabkan peningkatan atau penuruhan suhu inti, atau sebagai repons terhadap infeksi atau inflamasi. Namun, keakuratan pengukuran dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan terjadinya kesalahan pengukuran. Hal ini dapat mengakibatkan kekeliruan di saat kita mengira segala sesuatunya berjalan baik padahal tidak, atau kita memberikan pengobatan terhadap suhu yang tampak tinggi atau rendah, padahal yang sebenarnya masih datang rentang normal.Beberapa faktor tersebut meliputi: variasi diurnal: irama sirkadian memengaruhi suhu inti dan perifer. Suhu tubuh terendah di malam hari, mulai meningkat antara pukul 5 dan 6, memuncak di sore hari, kemudian menurun. Umur : Pada bayi baru lahir, mekanisme pengaturan suhu tubuhnya belum sempurna. Oleh karenanya, suhu tubuh bayi sangat dipengaruhi oleh suhu lingkungan dan harus dilindungi dari perubahan-perubahan suhu yang ekstrem. Jenis kelaminJenis kelamin dapat memengaruhi suhu tubuh. misalnya, terdapat peningkatan suhu tubuh sebesar 0,3-0,5 C pada wanita yang sedang mengalami ovulasi. Hal tersebut karena selama ovulasi terjadi peningkatan hormone progesterone. Hormone estrogen dan progesterone meningkatkan BMR. EmosiKeadaan emosi dan perilaku yang berlebihan dapat mempengaruhi suhu tubuh. Peningkatan emosi dapat meningkatkan suhu tubuh. Pada orang yang apatis, depresi dapat menurunkan produksi panas, sehingga suhu tubuhnya pun dapat menurun. Aktivitas fisikSuhu tubuh dapat meningkat sebagai hasil dari aktivitas fisik, seperti olahraga. Olahraga dapat meningkatkan metabolisme sel, sehingga produksi panas pun meningkat yang pada akhirnya akan meningkatkan suhu tubuh. LingkunganLingkungan juga dapat mempengaruhi suhu tubuh seseorang. Lingkungan yang suhunya panas dapat menyebabkan peningkatan suhu tubuh. Laju metabolisme basal: panas diproduksi akibat reaksi kimia dalam tubuh. Pada saat tubuh beristirahat, ini disebut laju metabolisme dasar (BMR). Jumlah panas yang diproduksi dapat diubah oleh berbagai mekanisme pengaturan untuk menjaga suhu tubuh tetap dalam rentang normal. Semakin tinggi BMR, semakin banyak panas yang dihasilkan, dan semakin tinggi pula suhu tubuh. BMR menurun sejalan dengan bertambahnya usia, sehingga bayi memiliki BMR lebih tinggi dari orang dewasa. Hal ini penting bagi bayi, karena ketidakmampuan relatifnya mempertahankan suhu inti dalam rentang yang diharapkan. Wanita juga memiliki BMR lebih rendah dari pria. Penyakit/ gangguan tertentu juga meningkatkan BMR, misalnya hipertiroidisme. Latihan fisik juga dapat menyebabkan peningkatan suhu tubuh. Mandi hangat: dapat meningkatkan suhu tubuh 0,5-1,0C untuk mandi selama 45 menit. Demam: leukosit melepaskan pirogen endogen sebagai respons terhadap stimulasi oleh zat pirogenik seperti infeksi bakteri, virus dan protozoa dan jaringan nekrotik. Hal ini menyebabkan thermostat di hipotalamus diset kembali pada tingkat yang lebih tinggi. Orang tersebut akan merasa dingin dan tubuh berusaha meningkatkan suhu tubuh untuk mempertahankannya dalam rentang normal yang lebih tinggi. Bila kadar pirogen endogen menurun, thermostat kembali ke keadaan semula.

Faktor yang memengaruhi produksi panasBeberapa faktor yang mempengaruhi peningkatan atau penurunan produksi panas tubuh, antara lain:a. Basal Metabolic Rate (BMR)BMR merupakan pemanfaatan energi di dalam tubuh guna memelihara aktivitas pokok seperti bernapas. Besarnya BMR bervariasi sesuai dengan umur dan jelas kelamin. Banyak faktor yang menyebabkan BMR meningkat di antaranya adalah karena cedera, demam, dan infeksi. Meningkatnya BMR ini menunjukkan tingginya metabolisme yang dialami klien. Peningkatan metabolisme akan menghasilkan peningkatan produksi panas dalam tubuh, sehingga suhu tubuh klien menjadi naik.b. Aktivitas ototAktivitas otot, termasuk menggigil, dapat memproduksi panas tubuh sebanyak lima kali.c.Peningkatan produksi tiroksinHipotalamus merespons terhadap dingin dengan melepas faktor releasing. Faktor ini merangsang tirotropin pada adenohipofise untuk merangsang pengeluaran tiroksin oleh kelenjar tiroid. Efek tiroksin meningkatkan nilai metabolism sel di seluruh tubuh dan memproduksi panas.a. Termogenesis kimiaTermogenesis kimia adalah perangsangan produksi panas melalui sirkulasi norepinefrin atau epinefrin atau melalui perangsangan saraf simpatis. Hormone- hormone ini segera meningkatkan nilai metabolisme sel di jaringan tubuh. secara langsung, NE dan E memengaruhi hati dan sel-sel otot sehingga meningkatkan aktivitas otot. Selain itu, produksi sejumlah panas juga dapat diperoleh melalui rangsangan saraf simpatis terhadap lemak coklat.b. DemamDemam meningkatkan metabolisme sel. Reaksi-reaksi kimia meningkat rata-rata 120% untuk setiap peningkatan suhu 10 C. Hal tersebut berarti setiap peningkatan 1 C suhu tubuh menyebabkan 12% reaksi kimia akan terjadi.

Pengeluaran panas tubuhTubuh manusia mempunyai dua bagian mayor, bagian kulit (terdiri atas kulit dan jaringan subkutan) dan bagian inti (terdiri atas beberapa organ interna vital, saluran intestinal, dan kelompok otot besar). Pengaliran panas melibatkan kulit dan inti; ada kemungkinan bagian kulit hangat, sementara bagian inti dingin, dan begitu pula sebaliknya. 6 Panas hilang dari tubuh melalui empat cara yaitu radiasi, konduksi, konveksi, dan evaporasi. Berikut ini akan dijelaskan secara ringkas mengenai empat cara kehilangan panas tubuh tersebut.a. Radiasi Radiasi adalah cara mentransfer panas dari permukaan suatu objek ke permukaan objek yang lain tanpa kontak di antara keduanya. Satu objek lebih panas dari objek yang lain, maka ia akan kehilangan panasnya melalui radiasi. Misalnya, seseorang yang berdiri di depan kulkas yang terbuka, maka akan kehilangan panas tubuhnya melalui radiasi.b.KonduksiKonduksi adalah pemindahan panas dari satu molekul ke molekul yang lain. Panas dipindahkan ke molekul yang suhunya lebih rendah. Pemindahan melalui cara konduksi ini tidak dapat terjadi tanpa adanya kontak di antara kedua molekul tersebut. Misalnya seseorang akan kehilangan panas tubuh bila direndam dalam air es selama waktu tertentu.c.KonveksiKehilangan panas tubuh melalui konveksi terjadi karena adanya pergerakan udara/ sirkulasi. Udara yang dekat dengan tubuh menjadi lebih hangat yang kemudian bergerak untuk diganti dengan udara dingin. Misalnya, udara akan terasa dingin dengan membuka pintu rumah.d.EvaporasiKehilangan panas melalui evaporasi ini terus-menerus terjadi sepanjang hidup. Kehilangan panas secara evaporasi terjadi melalui pernapasan dan perspirasi kulit.Pengaliran panas pada saat kulit atau pakaian yang dikenakan basah dan panas akan hilang melalui kelembapan ke lingkungan sekitar.

Kehilangan panas terutama disebabkan aktivitas fungsi kulit (kegunaan kulit dalam pengaturan suhu tubuh ). Sejumlah tertentu panas hilang karena penguapan air dari paru-paru dan organ ekskresi. Pelepasan panas dirangsang oleh vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah) dalam kulit dan oleh pengeluaran keringat; penyimpanan panas oleh vasokonstriksi (penyempitan saluran darah) dan pengurangan keringat. Sebaliknya bila suhu tubuh diturunkan karena vasokonstriksi yang berlangsung lama, yang barangkali disebabkan dingin atau kelaparan, makan dapat terjadi gigil dan gemetar kalau otot berkontraksi untuk menghangatkan tubuh.Kehilangan panas dan peningkatan suhu bervariasi pada setiap individu dan hal tersebut dipengaruhi oleh luas permukaan tubuh, tonus vasomotor bagian perifer dan kuantitas jaringan subkutan.Panas juga hilang dari tubuh setiap kali udara dihembuskan, karena udara yang dikeluarkan mengandung uap air yang berevaporasi. Hanya sejumlah kecil panas tubuh hilang melalui pengeluaran urin dan feses. Pada cuaca panas, untuk menjaga suhu tubuh normal:1. Produksi panas dikurangi, kelenjar tiroid dan adrenal tidak menstimulasi aktivitas jaringan yang berlebihan.2. Kehilangan panas ditingkatkan dengan mendilatasi pembuluh darah di kulit, sehingga radiasi, konduksi, dan konveksi ditingkatkan. Hal ini meningkatkan produksi keringat sehingga panas lebih banyak hilang melalui evaporasi.

Tempat pengukuran suhuTempat pemeriksaan berikut ini bersifat siap pakai sehingga banyak digunakan untuk pengukuran suhu: Oral (mulut atau kavitas bukal) Rectal Timpanik (telinga) Aksila

Reliabilitas suhu sangat bergantung pada teknik pengukuran suhu tubuh yang dilakukan secara akurat, upaya meminimalkan variable yang berpengaruh pada alat ukur, dan daerah yang dipilih sebagai tempat pengukuran.Pengukuran suhu oral mungkin tidak dapat diandalkan (memiliki terlalu banyak variable, misalnya sedikitnya kontak antara thermometer dengan membrane mukosa, adanya pergerakan udara, merokok atau minum sebelum dilakukannya pengukuran..Pengukuran suhu rectal, yang mempunyai lebih sedikit variable yang berpengaruh dan lebih dapat diandalkan dari suhu oral. Hasil pengukuran rectal menunjukkan 0,5C di atas suhu inti pada keadaan normotermi, dan pengukuran suhu kurang dari 36,5C, menunjukkan pengukuran suhu perifer bukan suhu inti. Hasil pemeriksaan suhu rectal 1 lebih tinggi dari hasil pemeriksaan suhu oral. Pengukuran suhu pada bagian aksila hanya dapat diandalkan untuk suhu kulit; hasil pengukuran menunjukkan 1 lebih rendah daripada hasil pengukuran suhu oral. Pemeriksaan Basal Metabolisme Rate (BMR)Metabolisme basal adalah banyaknya energi yang dipakai untuk aktifitas jaringan tubuh sewaktu istirahat jasmani dan rohani. Energi tersebut dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi vital tubuh berupa metabolisme makanan, sekresi enzim, sekresi hormon, maupun berupa denyut jantung, bernafas, pemeliharaan tonus otot, dan pengaturan suhu tubuh.Basal metabolisme rate (BMR) atau taraf metabolisme pada kondisi basal ditentukan dalam keadaan individu istirahat fisik dan mental yang sempurna.Pengukuran metabolisme basal dilakukan dalam ruangan bersuhu nyaman setelah puasa 12 sampai 14 jam (keadaan post-absorptive).Sebenarnya taraf metabolisme basal ini tidak benar-benar basal. Taraf metabolisme pada waktu tidur ternyata lebih rendah dari pada taraf metabolisme basal, oleh karena selama tidur otot-otot terelaksasi lebih sempurna. Apa yang dimaksud basal disini ialah suatu kumpulan syarat standar yang telah diterima dan diketahui secara luas. Metabolisme basal dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu jenis kelamin, usia, ukuran dan komposisi tubuh, faktor pertumbuhan. Metabolisme basal juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti suhu, kelembaban, dan keadaan emosi atau stres.Orang dengan berat badan yang besar dan proporsi lemak yang sedikit mempunyai metabolisme basal lebih besar dibanding dengan orang yang mempunyai berat badan yang besar tapi proporsi lemak yang besar. Demikian pula, orang dengan berat badan yang besar dan proporsi lemak yang sedikit mempunyai metabolisme basal yang lebih besar dibanding dengan orang yang mempunyai berat badan kecil dan proporsi lemak sedikit.Metabolisme basal seorang laki-laki lebih tinggi dibanding dengan wanita. Umur juga mempengaruhi metabolisme basal dimana umur yang lebih muda mempunyai metabolisme basal lebih besar dibanding yang lebih tua. Rasa gelisah dan ketegangan, misalnya saat bertanding menghasilkan metabolisme basal 5% sampai 10% lebih besar.Hal ini terjadi karena sekresi hormon epinefrin yang meningkat, demikian pula tonus otot meningkat.Bahan bakar dalam makananBahan bakar utama yang kita peroleh dari makanan adalah karbohidrat, protein, dan lemak. Apabila bahan bakar ini dioksidasi menjadi CO2 dan H2O di dalam sel, akan terjadi pembebasan energi melalui pemindahan atau transfer electron ke O2. Energi dari proses oksidasi ini menghasilkan panas dan ATP. Karbon dioksida bergerak ke paru melalui aliran darah lalu dikeluarkan, dan air dikeluarkan melalui urin, keringat, dan sekresi lainnya. Walaupun panas yang dihasilkan oleh hasil oksidasi makanan digunakan untuk mempertahankan suhu tubuh, tujuan utama oksidassi makanan adalah untuk menghasilkan ATP. ATP menghasilkan energi yang menjalankan sebagian besar proses yang membutuhkan energi di dalam sel, termasuk reaksi biokimia, kontraksi otot, dan transport aktif melewati membrane. Sewaktu proses-proses tersebut menggunakan energi, ATP diubah kembali menjadi ADP dan fosfat inorganic. Pembentukan dan penggunaan ATP disebut siklus ATP-ADP.Dalam bahasan mengenai metabolisme dan nutrisi, energi sering dinyatakan dalam satuan kalori. Kalori dalam konteks ini sebenarnya berarti kilokalori dan kita akan menyingkatnya menjadi kkal:. Energi juga dinyatakan dalam joule.

KarbohidratKarbohidrat utama dalam tubuh manusia adalah zat tepung, sukrosa, laktosa, fruktosa, glukosa, dan serat-serat yang tidak dapat dicerna, misalnya selulosa. Polisakarida tepung adalah bentuk simpanan karbohidrat oleh tumbuhan. Sukrosa (gula pasir) dan laktosa (gula susu) adalah disakarida, dan fruktosa serta glukosa adalah monosakarida, yang dapat diserap ke dalam aliran darah. Glukosa, suatu monosakarida, adalah gula yang palung banyak dijumpai dalam darah manusia.Katabolisme glukosa. Ekstrasi energi dari glukosa dapat dibagi menjadi tiga rangkaian proses: glikolisis, berlangsung dalam sitoplasma sel dan secara anaerob; siklus asam sitrat (siklus Krebs, siklus asam trikarboksilat), berlangsung dalam mitokondria dan secara aerob: dan transport electron yang juga berlangsung dalam mitokondria dan penghasil ATP terbanyak.

Protein Protein tersusun dari asam-asam amino yang digabung membentuk rantai-rantai linear. Selain karbon, hydrogen, dan oksigen, protein mengandung nitrogen sekitar 16% dari beratnya. Proses pencernaan memacah protein menjadi asam-asam amino konstituennya, yang kemudian masuk ke dalam aliran darah. Oksidasi sempurna protein menjadi CO2 dan H2O oleh tubuh menghasilkan energi sekitar 4kkal/g. Katabolisme protein (penguraian asam amino untuk energi) berlangsung di hati. Jika sel telah mendapatkan protein yang mencukupi kebutuhannya, setiap asam amino tambahan akan dipakai sebagai energi atau disimpan sebagai lemak.1. Deaminasi asam amino yang merupakan langkah pertama, melibatkan pelepasan satu hydrogen dan satu gugus amino sehingga membentuk ammonia (NH3).2. Pembentukan urea oleh hati. Ammonia diubah menjadi urea melalui siklus urea (siklus ortinin) oleh hati. Urea disekresi oleh ginjal ke dalam urine.3. Oksidasi asam amino terdeaminasi. Bagian asam amino nonnitrogen yang tersisa disebut produk asam keto yang teroksidasi menjadi energi melalui siklus asam sitrat. Beberapa jenis asam keto dapat diubah menjadi glukosa (glukoneogenesis) atau lemak (lipogenesis).4. Karbohidrat dan lemak adalah cadanganprotein dan dipakai tubuh sebagai pengganti protein untuk energi. Saat kelaparan, tubuh menggunakan karbohidrat dan lemak baru kemudian memulai mengkatabolis protein.Anabolisme protein1. Sintesis protein dari asam amino berlangsung di sebagian besar sel tubuh. Asam amino bergabung dengan ikatan peptide pada rangkaian tertentu yang ditentukan berdasarkan pengaturan gen.2. Transminasi yang berlangsung di hati, merupakan sintesis asam amino nonesensial melalui pengubahan jenis asam amino menjadi jenis lainnya. Proses ini melibatkan pemindahan satu gugus amino (NH2) dari sebuah asam amino menjadi satu asam keto sehingga terbentuk satu asam amino dan satu asam keto baru.3. Asam amino esensial dan nonesensial. Ada 9 asam amino (fenilalanin, valin, triptofan, treonin, lisin, leusin, metionin, dan histidin) yang merupakan asam amino esensial. Asam amino tersebut tidak dapat disintesis oleh sel dan harus didapat dari makanan. 11 asam amino lainnya dapat disintesis dan disebut asam amino nonesensial.Keseimbangan nitrogen terjadi jika jumlah nitrogen yang hilang melalui eksresi sama dengan kandungan nitrogen dalam protein yang dimakan. Jumlah minimum protein yang dibutuhkan manusia untuk mempertahankan ekuilibrium ini kurang lebih 0,8 g per kg berat badan.1. Keseimbangan nitrogen positif (jumlah protein yang dimakan lebih besar dibandingkan jumlah yang hilang) normalnya, terjadi pada anak dalam masa pertumbuhan, saat perbaikan bagian tubuh yang cedera, dan selama kehamilan serta laktasi.2. Keseimbangan nitrogen yang negative (jumlah penguraian dan ekskresi protein jaringan melebihi jumlah yang dimakan) terjadi saat kelaparan, demam tinggi, atau penyakit pelisutan.Makanan sumber protein. Protein lengkap mengandung semua jenis asam amino esensial, ditemukan dalam daging, ikan , unggas, keju dan telur. Protein tidak lengkap ditemukan dalam sayuran, padi-padian, dan polong-polongan.LemakLemak dalam makanan kita terutama adalah triasilgliserol (juga disebut trigliserida). Sebuah molekul triasilgliserol terdiri dari 3 asam lemak yang mengalami esterifikasi ke sebuah gugus gliserol.Dibandingkan karbohidrat atau protein, lemak mengandung jauh lebih sedikit oksigen. Dengan demikian, lemak mengalami reduksi lebih besar dan menghasilkan energi lebih banyak sewaktu dioksidasi. Oksidasi sempurna triasilgliserol menjadi CO2 dan H2O dalam tubuh menghasilkan energi sekitar 9 kkal/g, lebih dari dua kali energi yang dihasilkan karbohidrat atau protein dalam jumlah yang setara.Transport lemak (lipid) dalam aliran darah. Lemak ditranspor dalam bentuk kilomikron, asam lemak bebas, dan lipoprotein.2. Kilomikron terbentuk dalam mukosa usus dari asam lemak dan gliserol diabsorbsi dalam lacteal, dan masuk ke sirkulasi darah. Kilomikron terdiri dari 90% trigliserida, ditambah kolesterol, fosfolipid, dan selubung tipis protein. Dalam waktu empat jam setelah makan (tahap postabsorbtif), sebagian besar kilomikron dikeluarkan dari darah oleh jaringan adipose dan hati.b. Enzim lipoprotein lipase, yang ditemukan dalam hati dan kapiler jaringan adipose, mengurai trigliserida dalam kilomikron untuk melepaskan asam lemak dan gliserol. Asam lemak dan gliserol berikatan menjadi trigliserida (lemak netral) untuk disimpan dalam jaringan adipose. Sisa kilomikron yang kaya kolesterol dimetabolis oleh hati.c. Simpanan lemak akan ditarik dari jaringan adipose jika diperlukan untuk energi. Enzim lipase sensitivehormon mengurai trigliserida kembali menjadi asam lemak dan gliserol.d. Jumlah simpanan lemak bergantung pada total asupan makanan. Jaringan adipose dan hati dapat menyintesis lemak dari asupan lemak, karbohidrat, atau protein yang berlebihan.3. Asam lemak bebas adalah asam lemak yang terikat pada albumin, salah satu protein plasma. Bentuk bebas ini adalah bentuk asam lemak yang ditranspor dari sel-sel jaringan adipose untuk dipakai jaringan lain sebagai energi.4. Lipoprotein adalah partikel kecil yang komposisinya serupa kilomikron. Lipoprotein terutama disintesis di hati. Lipoprotein dipakai untuk transport lemak antar jaringan dan bersirkulasi dalam darah pada tahap postabsorbtif setelah kilomikron dikeluarkan dari darah. Lipoprotein terbagi menjadi tiga kelas sesuai densitasnya.c. VLDL (very low density lipoprotein) mengandung kurang lebih 60% trigliserida dan 15% kolesterol dan memiliki massa terkecil. VLDL mentranspor trigliserida dan kolesterol menjauhi hati menuju jaringan untuk disimpan atau digunakan.d. LDL (low density lipoprotein) mengandung hampir 50% kolesterol dan membawa 60-70% kolesterol plasma yang disimpan dalam jaringan adipose dan otot polos. Konsentrasi LDL tinggi dalam darah dihubungkan dengan insidensi tinggi penyakit jantung koroner.e. HDL (high density lipoprotein) mengandung 20% kolesterol, kurang dari 5% trigliserida, dan 50% protein dari berat molekulnya. HDL penting karena HDL membawa kolesterol kembali ke hati untuk proses metabolisme bukan untuk disimpan dalam jaringan lain.Katabolisme lemak1.Gliserol memasuki sel dan diubah oleh enzim menjadi gliseraldehid 3-P yang masuk dalam jalur glikolisis. Gliserol kemudian dapat terlibat dalam siklus asam sitrat atau dapat dipakai dalam sistesis ulang glukosa.2.Asam lemak memasuki sel dan ditranspor menuju mitokondria oleh protein carrier. Dalam matriks mitokondria, asam lemak diubah melalui proses oksidasi beta menjadi asetil KoA yang kemudian akan dimetabolis melalui siklus asam sitrat.a.asam lemak teroksidasi dalam rangkaian reaksi siklik. Proses ini disebut proses oksidasi beta karena sebuah atom oksigen ditambahkan dalam karbonbeta pada rantai, yaitu pada atom karbon kedua dari ujung gugus karboksil.b.energi yang didapat dari penguraian lemak sangat tinggi, dengan perolehan bersih sekitar 135 sampai 145 molekul ATP dari molekul asam lemak berantai panjang yang biasa.3.Badan keton. Molekul asetil dapat berkondensasi untuk membentuk asam asetoasetat yang diubah menjadi asam hidroksibutiratbeta dan aseton. Molekul-molekul ini disebut benda keton.a. Benda keton adalah produk normal oksidasi asam lemak. Kadar badan keton dalam darah biasanya rendah karena sebagian besar jaringan, kecuali hati, dapat memetabolisnya kembali menjadi asetil KoA secepat terbentuknya.b.Jika laju katabolisme tinggi dan banyak asetil KoA yang terbentuk, maka hati akan memproduksi dan melepas lebih banyak keton dibandingkan yang dapat diterima jaringan. Keton yang berlebihan berakumulasi dalam aliran darah (ketosis). Pada kondisi ketosis yang parah, asidosis dan pH lebih rendah yang terbentuk akan menyebabkan koma dan kematian.c.ada tiga alasan utama untuk penurunan persediaan glukosa dan laju oksidasi asam lemak dan produksi keton yang berlebihan.(1) Kelaparan mengakibatkan oksidasibeta asam lemak berlebihan karena kurangnya glukosa untuk energi.(2) Diet rendah karbohidrat, tinggi lemak meningkatkan kadar keton dalam darah karena tidak ada jalur biokimia untuk mengubah lemak menjadi karbohidrat dan asam lemak menjadi sumber energi utama.(3) Dalam diabetes mellitus tidak terkontrol, kekurangan insulin yang merangsang pemasukan dan penyimpanan glukosa dalam sel tubuh, mengakibatkan oksidasi asam lemak berlebihan sebagai pengganti glikolisis.Anabolisme lemak1.Asam lemak esensial. Walaupun banyak sel jaringan yang dapat menyintesis sebagian besar asam lemak dari asetil KoA dan hati dapat mengubah satu jenis asam lemak menjadi jenis lain, ada tiga asam lemak tak jenuh (asam linolenat, linoleat, dan asam arakhidonat) yang tidak bisa disintesis dan diubah. Jenis asam lemak ini harus didapat dari makanan dan disebut sebagai asam lemak esensial.2.Jika karbohidrat dalam makanan lebih banyak daripada yang dapat disimpan sebagai glikogen atau digunakan untuk energi, atau lebih banyak protein dalam makanan dibanding yang dibutuhkan tubuh, maka trigliserida disintesis dari glukosa dan asam amino yang berlebih (lipogenesis). Dengan gemikian, sebagian besar lemak dalam tubuh tidak berasal dari lemak dalam makanan.Banyak orang biasa beranggapan bahwa alcohol (etanol, dalam kontek makanan) tidak memiliki kandungan kalori. Kenyataannya, alcohol dioksidasi menjadi CO2 dan H2O dalam tubuh dan menghasilkan energi sekitar 7 kkal/g, lebih besar daripada karbohidrat tetapi lebih besar daripada karbohidrat tetapi lebih kecil daripada lemak.

KesimpulanSuhu tubuh relatif konstan, diperlukan untuk sel-sel tubuh agar dapat berfungsi secara efektif (normal 36-37C). Suhu normal ini dipertahankan dengan imbangan yang tepat antara panas yang dihasilkan dan panas yang hilang dan hal ini dikendalikan oleh pusat pengatur panas di dalam hipotalamus yang sangat peka terhadap suhu dari darah yang melaluinya dan yang bekerja sebagai thermostat. Panas dihasilkan oleh aktivitas metabolic di dalam otot tulang dan hati. Glikogen yang disimpan di dalam hati diubah menjadi glukosa yang dapat digunakan dan dioksidasikan dengan akibat bahwa panas dihasilkan. Untuk mempertahankan produksi panas yang normal maka diperlukan sejumlah tepat akan bahan bakar. Kita memperoleh bahan bakar terutama dari karbohidrat, lemak, dan protein yang terdapat dalam makanan. Apabila bahan bakar ini dioksidasi menjadi CO2 dan H2O di dalam sel, akan terjadi pembebasan energi melalui pemindahan atau transfer electron ke O2. Energi dari proses oksidasi ini menghasilkan panas dan ATP. Panas diproduksi tubuh melalui proses metabolisme, aktivitas otot, dan sekresi kelenjar, produksi panas dapat meningkat atau menurun dipengaruhi oleh suatu sebab, misalnya karena penyakit ataupun stress.Aktivitas metabolic (kecepatan oksidasi) harus disesuaikan untuk memenuhi berbagai kebutuhan yang timbul, misalnya pada kerja aktif atau dalam keadaan istirahat, pemasukan makanan pada waktu makan dan jangka waktu antara waktu makan, reaksi emosi seseorang, suhu luar, pakaian yg dipakai, dsb.Taraf Metabolisme Basal (BMR) merupakan pemanfaatan energi/ reaksi kimia di dalam tubuh yang memproduksi panas. Jumlah panas yang diproduksi dapat diubah oleh berbagai mekanisme pengaturan untuk menjaga suhu tubuh tetap dalam rentang normal. Besarnya BMR bervariasi sesuai dengan umur dan jelas kelamin. Banyak faktor yang menyebabkan BMR meningkat di antaranya adalah karena cedera, demam, dan infeksi. Suhu tubuh juga mempengaruhi BMR, untuk setiap peningkatan suhu tubuh 1C. Suhu lingkungan mempengaruhi BMR; BMR sedikit meningkat pada cuaca yang dingin. Sekresi berlebihan hormone tiroid (hipertiroidisme) menyebabkan peningkatan BMR, sedangkan sekresi yang kurang (hipotiroidisme) menyebabkan penurunan BMR. Peningkatan BMR/ metabolisme akan menghasilkan peningkatan produksi panas dalam tubuh, sehingga suhu tubuh menjadi naik.Penyimpangan dapat terjadi akibat gangguan pada pusat pengaturan suhu di hipotalamus, menyebabkan peningkatan atau penuruhan suhu inti, atau sebagai repons terhadap infeksi atau inflamasi. Demam meningkatkan metabolisme sel. Reaksi-reaksi kimia meningkat rata-rata 120% untuk setiap peningkatan suhu 10 C. Hal tersebut berarti setiap peningkatan 1 C suhu tubuh menyebabkan 12% reaksi kimia akan terjadi.Demam dapat disebabkan oleh pembentukan panas yang berlebihan, berkurangnya pengeluaran panas, atau perubahan thermostat sentral. Setiap bentuk keadaan hipermetabolik dapat menyebabkan demam dengan meningkatkan produksi panas. Misalnya bila suhu sekitar tinggi, latihan berat, dan hipertiroidisme.Perubahan dalam thermostat sentral merupakan penyebab demam yang paling sering. Infeksi dan penyakit yang menyebabkan inflamasi menyebabkan pusat suhu di hipotalamus kurang peka terhadap panas. Terjadi serangkaian peristiwa yang khas. Mula-mula, pasien merasa sangat kedinginan. Pada saat ini suhu tubuh masih normal, tetapi thermostat menginginkan suhu yang lebih tinggi dan terjadilah menggigil, mekanisme untuk menghasilkan panas.Kalau suhu sudah meningkat ke tingkatan baru yang tinggi yang diperintahkan oleh hipotalamus, pasien berhenti menggigil dan merasa demam tetapi relative nyaman. Kalau pirogen atau penyebab demam dihilangkan, hipotalamus menjadi sensitive kembali atau diatur pada tingkat suhu normal. Pengeluaran keringat sangat banyak terjadi sebagai mekanisme untuk mengeluarkan panas sampai suhu tubuh turun kembali ke meningkat normal.

DAFTAR PUSTAKA1. Slonane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, .h. 200-311.2. Suyono J, Sadikin V, Mandera LI. Biokimia kedokteran dasar. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2000. p. 2-7.3. Watson R. Anatomi dan fisiologi untuk perawat. Komalasari, editor. Edisi ke-10.Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC, 2002. h. 406.4. Asmadi. Teknik procedural konsep dan aplikasi kebutuhan dasar klien. 155-9.5. Pearce EV. Anatomi dan fisiologi untuk paramedic. Jakarta: PT Gramedia Jakarta, 2009. H. 231.6. Corwin EJ. Buku saku patofisiologi. Edisi ke-3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2009