21
Imunisasi yang diperlukan untuk anak sampai remaja Fina Agustiani Liaw Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana-102013081 [email protected] Abstrak Imunisasi sangat penting untuk bayi sampai dengan dewasa. Dimana imunisasi berperan dalam menjaga tubuh dari benda asing yang masuk ke dalam tubuh sehingga kita tidak terkena penyakit. Imunisasi yang baik dan benar dilakukan sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan. Kata kunci:Imunisasi Abstract Immunization is very important for babies to adults. Where immunization plays a role in keeping the body from foreign substances that enter the body so that we are not affected by the disease. Immunization is good and right carried out in accordance with the schedule set. Keyword:Immunozation Pendahuluan Dalam skenario 6 yang berisi “seorang anak perempuan berusia 3 tahun dibawa ibunya ke puskesmas untuk check up rutin. Saat selesai siperiksa, sang ibu bertanya ke dokter mengenai imunisasi apa saja yang harus didapat anaknya sampai remaja nanti dan jadwal pemberiannya.” Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyaktu dengan memasukan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau berbahay bagi seseorang. 1 | Page

Blok 13-Imunisasi Yang Diperlukan Dari Anak Sampai Remaja

Embed Size (px)

DESCRIPTION

BLOK 13

Citation preview

Page 1: Blok 13-Imunisasi Yang Diperlukan Dari Anak Sampai Remaja

Imunisasi yang diperlukan untuk anak sampai remaja

Fina Agustiani Liaw

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana-102013081

[email protected]

Abstrak

Imunisasi sangat penting untuk bayi sampai dengan dewasa. Dimana imunisasi berperan dalam menjaga tubuh dari benda asing yang masuk ke dalam tubuh sehingga kita tidak terkena penyakit. Imunisasi yang baik dan benar dilakukan sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan.

Kata kunci:Imunisasi

Abstract

Immunization is very important for babies to adults. Where immunization plays a role in keeping the body from foreign substances that enter the body so that we are not affected by the disease. Immunization is good and right carried out in accordance with the schedule set.

Keyword:Immunozation

Pendahuluan

Dalam skenario 6 yang berisi “seorang anak perempuan berusia 3 tahun dibawa ibunya ke

puskesmas untuk check up rutin. Saat selesai siperiksa, sang ibu bertanya ke dokter mengenai

imunisasi apa saja yang harus didapat anaknya sampai remaja nanti dan jadwal pemberiannya.”

Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyaktu dengan memasukan

sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau berbahay bagi

seseorang. Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi terhadap suatu

penyakit hanya akan memberikan kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk

terhindar dari penyakit lain diperlukan imunisasi lainnya. Pada dasrnya reaksi pertama tubuh anak

untuk membentuk antibodi/antitoksin terhadap antikgen, tidaklah terlalu kuat. Tubuh belum

mempunyai “pengalaman” untuk mengatasinya. Tetapi pada reaksi ke-2, ke-3 dan berikutnya, tubuh

anaksudah pandai membuat zat anti yang cukup tinggi. Dengan cara reaksi antigen-antibodi, tubuh

anak dengan kekuatan zat antinya dapat menghancurkan antigen atau kuman; berarti bahwa anak telah

kebal(imun) terhadap penyakit tersebut.

Anamnesis

1 | P a g e

Page 2: Blok 13-Imunisasi Yang Diperlukan Dari Anak Sampai Remaja

Anamnesis merupakan wawancara yang seksama terhadap pasien atau keluarga dekatnya

mengenai masalah yang menyebabkan pasien mendatangi pusat pelayanan kesehatan. Perpanduan

keahlian mewawancarai dan pengetahuan yang mendalam tentang gejala (simptom) dan tanda(sign)

dari suatu penyakit akan memberikan hasil yang memuaskan dalam menentukan diagnosis

kemungkinan sehinggan membantu dalam menentukan langkah pemeriksaan selanjutnya.1

Ada 2 jenis anamnesis yang umum dilakukan, yakni autoanamnesis dan alloanamnesis atau

heteroanamnesis. Pada umumnya anamnesis dilakukan dengan tehnik autoanamnesis yaitu anamnesis

yang dilakukan langsung terhadap pasiennya. Pasien sendirilah yang menjawab semua pertanyaan

dokter dan menceritakan permasalahannya. Ini adalah cara anamnesis terbaik karena pasien

sendirirlah yang paling tepat untuk menceritakan apa yang sesungguhnya dia rasakan.1

Meskipun demikian dalam prakteknya tidak selalu autoanamnesis dapat dilakukan. Pada

pasien yang tidak sadrkan diri, sangat lemah atau sangat sakit untuk menjawab pertanyaan, atau pada

pasien anak-anak, maka perlu orang lain untuk menceritakan permasalahannya. Anamnessis yang

didapat dari informasi orang lain ini disebut alloanamnesis atau heteroanamnesis. Tidak jarang dalam

praktek sehari-hari anamnesis dilakukan bersama-sama auti dan alloanamnesis.1

Anamnesis yang baik akan terdiri dari identitas, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang,

riwayat penyakit terdahulu, riwayat obstri dan ginekologi (khusus wanita). Riwayat penyakit dalam

keluarga, anamnesis susunan sistem dan anamnesis pribadi (meliputi keadaan sosial ekonomi, budaya,

kebiasaan, obat-obatan dan lingkungan). Identitas anak meliputi nama, umur, jenis kelamin, nama

orangtua atau anggota keluarga terdekat sebagai penanggung jawab, alamat, pendidikan orang tua,

pekerjaan orangtua, suku bangsa dan agama. Identitas perlu ditanyakan untuk memastikan bahwa

pasien yang dimaksud dan sebagai data penelitian.1 Beberapa hal penting yang penting ditanyakan

dalam anamnesis untuk anak adalah sebagai berikut:2-4

a. Anamnesis faktor pranatal dan perinatal

Merupakan faktor yang penting untuk mengetahui perkembangan anak. Anamnesis

harus menyangkut faktor risiko untuk terjadinya gangguan perkembangan fisik dan mental

anak, termasuk faktor risiko untuk buta, tuli, palsi serebralis,dll. Anamnesis juga menyangkut

penyakit keturunan dan apakah ada perkawinan antar keluarga.2-4

b. Kelahiran prematur

Harus dibedakan anatara bayiu prematur (SMK=Sesuai Masa Kehamilan) dan bayi

dimatur (KMK=Kecil Masa Kehamilan) dimana telah terjadi retradasu pertumbuhan

intrauterin.

Pada bayi prematur, karena dia lahir nlebih cepat dari kelahiran normal, maka harus

diperhitungkan petumbuhan intrauterin yang tidak sempat dilalui tersebut. Contoh, bayi lahir

2 | P a g e

Page 3: Blok 13-Imunisasi Yang Diperlukan Dari Anak Sampai Remaja

3 bulan prematur (umur kehamilan 6 bulan), tidak dapat dibandingkan dengan bayi usia 6

bulan, maka yang dilakukan adalah pemeriksaan bayi berusia 3 bulan.2-4

c. Anamnesis harus menyangkut faktor lingkungan yang mempengaruhi perkembangan anak.

Misalnya untuk meneliti perkembangan motorik pada anak, harus ditanyakan berat

badannya, karena erat hubungannya dengan perkembangan motorik tersebut. Untuk

menanyakan kemampuan menolong sendiri, misalnya makan, berpakaian,dll. Harus pula

ditanyakan apakah ibunya memberikan kesmpatan pada anak untuk belajar itu.2-4

d. Penyakit-penyakit yang dapat mempengaruihi tumbuh kembang dan malnutrisi.

e. Anamnesis kecepatan pertumbuhan anak.

Merupakan informasi yang sangat penting yang harus ditanyakan pada ibunya pada

saat kali datang. Anamnesis yang teliti tentang milestone perkembangan anak, dapat

mengetahui tingkat perkembangab anak tersebut.2-4

f. Pola perkembangan anak dalam keluarga.

Anamnesis tentang perkembangan anggota keluarga lainnya, karena ada kalanya

perkembangan motorik dalam keluarga tersebut dapat lebih cepat/lambat, demikian pula

dengan perkembangan bicara atau kemampuan memgontrol buang air kecil/besar.2-4

Penilaian tumbuh kembang perlu dilakukan untuk menentukan apakah tumbuh

kembang seorang anak berjalan normal atau tidak, baik dari segin medis maupun statistik.

Anak yang sehat akan menunjukan tumbuh kembang yang optimal, apabila diberikan

lingkungan bio-fisiko-psikososial yang adekuat.2-4

Proses tumbuh kembang merupakan proses yang bersinambungan mulai dari konsepsi

sampai dewasa, yang mengikuti pola tertentu pertumbuhan fisiknya digunakan parameter-

parameter tertentu yang akan dibahas berikut.2-4

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan umum meliputi status kessadaran, status gizi, tanda vital, dan lain-lain, berikut

adalah pemriksaan fisik untuk anak:2-5

a. Pemeriksaan kesadaran

Tujuan pemeriksaan ini adalah melihat status kesadara anak. Nilai kesadaran meliputi

dua jenis yaitu kesadaran kualitatif dan kesadaran kuantitatif, kesadaran kualitatif meliputi

beberapa tingkat kesadaran yaitu: kompomentis, apatis, somnolen, sopor, koma, delirium.

Kompomentis adalah keadaan sadar sepenuhnya, baik terhadap dirinya maupun terhadap

lingkungannya. Pasien dapat menjawab pertanyaan pemeriksan dengan baik. Apatis adalah

keadaan diaman pasien tampak segan dan acuk tak acuh terhadap lingkungannya. Delirium

yaitu penurunan kesadaran disertai kekacauan motorik dan siklus tidur bangun yang

terganggu. Pasien tampak gaduh, gelisah, kacau, disorientasi dan meronta-ronta. Somnolen

yaitu keadaan megantuk yang masih dapat pulih bila dirangsang. Tetapi bila rangsang

berhenti, pasien akan tertidur kembali. Sopor adalah keadaan mengantuk yang dalam, pasien

3 | P a g e

Page 4: Blok 13-Imunisasi Yang Diperlukan Dari Anak Sampai Remaja

masih dapat dibangunkan dengan rangsangan yang kuat, misalnya rangsangan rasa nyeri,

tetapi pasien tidak terbangun semourna dan tidak dapta memberikan jawaban verbal yang

baik. Koma adalah penurunan kesadaran yang sangat dalam, tidak ada gerakan spontan dan

tidak ada respons terhadap rangsanga nyeri.Sedangkan untuk kesadaran kuantitatif penilaian

diukur melalui skala koma (glasgow) yang dinyatakan dengan gcs (glasgow coma scale).

GCS digunakan untuk menilai respon pasien terhadap rangsangan yang diberikan. Respon

pasien yang perlu diperhatikan mencakup 3 hal yaitu reaksi membuka mata, bicara, dan

motorik.2-5

b. Pemeriksaan status gizi

Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara seperti memeriksa antropometik, meliputi

berat badan, tinggi badan dan lingkar lengan atas.

Pengukuran berat badan merupakan indikator untuk keadaan gizi anak. Gangguan

pada bereat badan biasanya menggambarkan gangguan yang bersifat perubahan akut/janga

pendek. 2,3,5 Alasan mengapa pengukuran berat badan merupakan pilihan utama:2,3,5

Parameter yang paling baik, mmudah terlihat perubahan dalam waktu singkat karena

perubahan konsumsi makanan dan kesehatan.

Memberikan gambaran ststu gizi sekarang. Jika dilakukan periodik memberikan

gambaran pertumbuhan.

Umum dan luas dipaki di indonesia

Ketelitian pengukuran tidak banyak dipengaruhi oleh keterampilan pengukur.

Digunakan dalam KMS.

BB/TB merupakan indeks yang tidak tergantung umur.

Alat ukur dapat diperoleh di pedesaan dengan ketelitian tinggi (dacin)

Ada beberapa macam cara pengukuran berat badan yaitu:2,3,5

Pengukuran berat badan menggunakan timbangan menggunakan timbangan bayi:

Untuk menimbang anak sampai umur 2 tahun.

Letakkan timbang pada meja datar, tidak mudah bergoyang.

Lihat jarum atau angka harus menunjuk ke angka 0.

Bayi sebaiknya telanjang.

Baringkan bayi dengan hati-hati di atas timbangan.\lihat jarum timbangan

sampai berhenti.

Baca angka yang ditunjukan oleh jarum timbangan.

Bila bayi terus menerus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca angka di

tengah-tengah antara gerakan jarum ke kanan dan kekiri.

Pengukuran berat badan menggunakan timbangan injak:

Letakkan timbangan di lantai yang datar

Lihat jarum atau angka harusw menunjuk angka 0.

4 | P a g e

Page 5: Blok 13-Imunisasi Yang Diperlukan Dari Anak Sampai Remaja

Anak pakai baju sehari-hari yang tipis (tidak pakai alas kaki,jaket, topi, jam

tangan, kalung, dan tidak memegang sesuatu)

Anak berdiri di atas timbangan tanpa dipegangi.

Lihat jarum timbangan sampai berhenti.

Baca angka yang ditunjukan oleh jarum timbangn atau angka timbangan.

Bila anak terus menerus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca angka di

tengah-tengah anatara jarum ke kanan dan ke kiri.

Pengukuran tinggi badan/panjang badan. Tinggi badan merupakan antropometri yang

menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal. Pada keadaan normal, tinggi badan tumbuh

seiring dengan pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat badan, relatif

kurang sensitif pada masalah kekurangan gizi dalam waktu singkat. Pengaruh defisiensi zat

gizi tehadap tinggi badan akan nampak dalam waktu yang ralatif lama. Untuk anak bayi atau

yang belum bisa berdiri bisa menggunakan infantometer, untuk anak yang sudah dapat berdiri

dapat menggunakan microtoise. Cara mengukur pada posisi berdiri yaitu:2,3,5

Anak tidak pakai sandal atau sepatu.

Berdiri tegak menghadap ke depan, kedua mata kaki rapat.

Punggung, pantat dan tumit menempel pada tiang pengukur.

Turunkan batas atas pengukur sampai menempel di ubun-ubun.

Baca nagka pada batas tersebut.

Pengukuran lingkar lengan atas merupakan salah satu pilihan untuk penentuan status

gizi karena mudah dan cepat. Tidak memerlukan data umur yang terkadang susah diperoleh.

Memberikan gambaran tentang keadaan jaringan otot dan lapisan lemak bawah kulit. Lingkar

lengan atas mencerminkan cadangan energi, sehingga dapat mencerminkan status KEP

(Kurang Energi Protein) pada anak. Namun kelemahannya adalah:2-5

Baku lingkar lengan ats yang sekarang digunakan belum mendapat pengujian yang

memadai untuk digunakan di Indonesia.

Kesalahan pengukuran relatif lebih besar dibandingkan pada tinggi badan.

Sensitif untuk suatu golongan tertentu (prasekolah), tetapi kurang sensitif untuk

golongan dewasa.

c. Pemeriksaan nadi

Pemeriksaan denyut nadi dilakukan pada saat keadaan tidur/istirahat, dengan

menghitung menggunakan arloji atau stopwatch dan dicatat.2-5

d. Pemeriksaan tekanan darah

Tujuannya adalah menilai adanya kelainan pada gangguan sistem kardiovaskuler.

Pemeriksaan dilakukan dengan prosedur palpasi dan auskultasi dengan alat

sphygmomanometer dfan stetoskop.2-5

e. Pemeriksaan pernapasan

5 | P a g e

Page 6: Blok 13-Imunisasi Yang Diperlukan Dari Anak Sampai Remaja

Tujuan pemeriksaan pernapasan untuk menilai frekuensi pernafasan, irama, kedalam

dan tipe/pola pernafasan. Pemeriksaan dapat dilakukan denga arloji untuk menghitung

frekuensinya.2-5

f. Pemeriksaan suhu

Pemeriksaan ini dapat dilakukan denga termometer suhu tubuh di beberapa tempat

yaitu di oral, rektal, dan aksila.2-5

g. Pemeriksaan kulit, kuku, rambut, kelenjar getah bening

Pemeriksaan kulit dilakukan untuk menilai warna, adanya sianosis, ikterus, ekzema,

pucat, purpura, makula, papula, vesikula, pustula, ulkus, tugor kulit. Pemeriksaan kuku

dilakuakan dengan mengadakan inspeksi terhadap warna, bentuk dan keadaan kuku.

Pemeriksaan rambut dilakukan untuk menilai adanya warna, kelebatan, distribusi dan

karakteristik dari rambut. Pemeriksaan kelenjar getah bening dilakukan dengan cara

mempalpasi pada daerah leher/inguinal dan daerah lain yang kelenjar getah beningnya dapat

diraba.2-5

h. Pemeriksaan kepala dan leher

Pemeriksaan meliputi kepala secara umum yaitu wajah, mata, telinga, hidung, mulut,

faring, laring, dan leher.2-5

i. Pemriksaan dada

Pemeriksaan meliputi pemeriksaan payudara,paru, dan jantung.2-5

j. Pemeriksaan abdomen

Pemeriksaan ini dilakukan dengancara inspeksi,auskultasi, perkusi dan palpasi.2-5

k. Pemriksaan genitalia

Pemriksaan pada laki-laki dengan cara memperhatikan ukuran, bentuk penis, testis

serta kelainan yang ada. Sementara pemeriksaan pada perempuan dengan cara memperhatikan

adanya epispadia, tanda-tanda seksual sekunder, payudara dan lainnya.2-5

l. Pemeriksaan tulang belakang dan ekstremitas.

Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara inspeksi terhadap nadanya kelainan tulang

belakang seperti lordosis, kifosis, skoliosis, serta perasaan nyeri tulang belakang.2-5

m. Pemeriksaan neurologis

Pemeriksaan ini meliputi inspeksi, pemeriksaan reflek, pemeriksaan tanda meningeal

dan pemeriksaan kekuatan dan tonus otot.2-5

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang biasanya dilakukan untuk mengkonfirmasi diagnosis atau bila

terdapat indikasi setelah dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Terkadang pemeriksaan

penunjang dilakukan untuk menyingkirkan dugaan yang buruk. Berikut akan dijelaskan beberapa

pemeriksaan penunjang yang umum dilakukan di dunia pediatrik.3

Pemeriksaan hematologi

6 | P a g e

Page 7: Blok 13-Imunisasi Yang Diperlukan Dari Anak Sampai Remaja

Pada pemeriksaan ini biasa diperiksa di laboratorium adalah kadar hemoglobin, blood

film, hitung darah lengkap, mean cell volume (MCV), mean cell haemoglobin (MCH).

Hematokrit, laju endapa darah, sel darah putih, dan lain-lain.

Radiologi

Pada pemeriksaan radiologi biasa dilakukan adalah foto dada menggunakan sinar x

yang biasanya dilakukan untuk mengetahui kelainan pada sistem oernapasan anak. Selain

menggunakan foto sinar x, magnetic resonance imaging yang biasa digunakan untuk

pencitraan sistem saraf pusat (kepala). MRI lebih aman digunakan karena menggunakan

gelombang radio dan magnetik yang memperkecil kemungkinan ionisasi yang terjadi ketika

pengambilan gambar. Selain itu pencitraan yang didapatkan dari MRI scan lebih jelas karena

dapat membedakan dengan jelas lapisan jaringan yang berbeda. Untuk mengambil pencitraan

dari penambang bagian tubuh atau keseluruhan tubuh biasa dilakukan dengan computerized

tomographi scans. Ultrasound mulai umum dilakukan sebagai pemeriksaan bagian abdominal

dan pelvis, dan bayi yang baru lahir dapat dilakukan pada kepala dan tulang belakang.

Pemeriksaan mikrobiologi

Sejumlah metode yang berbeda dilakukan untuk mendeteksi infeksi. Kultur darah

biasa dilakukan untuk membiakan bakteri atau jamur pada darah yang kemudian diperiksa.

Serologi dilkaukan untuk mengetahui respon antibodi dari infeksi yang mungkin dialami.

Metode deteksi langsung seperti polykerase chain reaction (PCR) dapat dilakukan untuk

mengetahui secara pasti organisme, seperti virus yang secara konvemsiona sulit untuk

dikultur. Fungsi lumbal dan analisis cairan cerebrospinal biasany dilakukan sebagai

pemeriksaan penunjang pada meningitis.3 Pemeriksaan urine dan tinja bermanfaat untuk

menilai ada atau tidaknya diare serta kelainan pada daerah anus. Pemeriksaan ini normal

apabila bayi mengeluarkan feses cair anatara 6-8 kali per menit, dapat dicurigai apabila

frekuensi meningkat serta adanya lendir atau darah. Adanya perdarahan per vaginam pada

bayi baru lahir dapat terjadi selama beberapa hari pada minggu pertama kehidupannya.2,4,5

Imunisasi

Pemerintah Indonesia telah memiliki pedoman vaksinasi. Prinsipnya vaksinasi dapat

dibedakan menjadi dua yaitu vaksinasi wajib, terutama yang ditujunkan bagi bayi dan anak (vaksinasi

tuberkolosis, hepatitis B, difetri, tetanus, pertusis, polio, dan campak) serta vaksinasi yang dianjurkan

(MMR,demam tifoid, varicella, hepatitis A, haemophilus influenza tipe B, rabies, influenza,

pneumokokus, meningokokus, rotavirus, kolera, yellow fever, japanese encephalitis dan human

papillomavirus), yang diperuntukan baik bagi anak maupun dewasa.6

Imunisasi berasal dari kata imun’ kebal atau resisten. Anak diimunisasi, berarti diberikan

kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau resisten terhadap suatu penyakit, tetapi

belum tentu kebal terhadap penyakit yang lain.5,6 Kekebalan terhadap suatu penyakit menular dapat

digolongkan menjadi 2, yakni:6

7 | P a g e

Page 8: Blok 13-Imunisasi Yang Diperlukan Dari Anak Sampai Remaja

Kekebalan tidak spesifik (non specific resistance), yang dimaksud dengan faktor-faktor non

khusus adalah pertahanan tubuh pada manusia yang secara alamiah dapat melindungi badan

dari suatu penyakit (usus), adanya refleks-refleks tertentu, misalnya batuk, bersin dan

sebagainnya.

Kekebalan spesifik (specific resistance), kekebalan spesifik dapat diperoleh dari 2 sumber,

yakni:5,6

Genetik

Kekebalan yang berasal dari sumber genetik ini biasanya berhubungan

dengan ras (warna kulit dan kelompok-kelompok etnis, misalnya orang kulit hitam

(negro) cenderung lebih resaisten terhadap penyakit malaria jenis vivax. Contoh lain,

orang yang mempunyai homoglobin S lebih resisten terhadap penyakit plasmodium

falciparum daripada orang yang mempunyai hemoglobin AA

Kekebalan yang diperoleh

Kekebalan ini diperoleh dari luar tubuh anak atau orang yang bersangkutan .

kekebalan dapat bersifat aktif dan dapat bersifat pasif. Kekebalan aktif dapat

diperoleh setelah orang sembuh dari penyakit tertentu. Misalnya anak yang telah

sembuh dari penyakit campak, ia akan kebal terhadap penyakit campak. Kekebalan

aktif juga dapat diperoleh melalui imunisasi yang berarti ke dalan tubuhnya

dimasukkan organisme patogen (bibit) penyakit. Kekebala pasif diperoleh dari ibunya

melalui plasenta. Ibu yang telah memperoleh kekebalan terhadap penyakit tertentu

misalnya campak, malaria dan tetanus maka anaknya (bayi) akan memperoleh

kekebalan terhadap penyakit tersebut untuk beberapa bulan pertama. Kekebalan pasif

juga dapat diperoleh melalui serum antibodi dari manusia atau binatang. Kekebalan

pasif ini hanya bersifat sementara (dalam waktu pendek saja). Banyak faktor yang

mempengaruhi kekebalan anatara lain umur, seks, kehamilan, gizi dan trauma.

Pada dasarnya ada 2 jenis imunisasi, yaitu:5,6

Imunisasi pasif (pasive immunization), imunisasi pasif ini adalah immunoglobulin. Jenis

imunisasi ini dapat mencegah penyakit campak (measles pada anak-anak).

Imunisasi aktif (active immunization), imunisasi pad aibu hamil dan calon pengantin adalah

imunisasi tetanus toksioid. Imunisasi ini untuk mencegah terjadinya tetanus pada bayi yang

dilahirkan. Imunisasi tetanus (TT,tetanus tosksoid) memebrikan kekebalan aktif terhadap

npenyakit tetabus. ATS (anti tetanus serum) juga dapat digunakan untuk pencegahan

(imunisasi pasif) maupun pengobatan oenyakit tetanus. Jenis imunisasi ini minimal dilakukan

lima kali seumur hidup untuk mendapatkan kekebalan penuh. Imunisasi TT yang pertama

bisa dilkakukan kapan saja, misalnya sewaktu remaja. Lalu TT2 dilakukan sebulan setelah

TT1 (dengan perlindungan 3 tahun). Tahap berikutnya adalah TT3, dilakukan enam bulan

8 | P a g e

Page 9: Blok 13-Imunisasi Yang Diperlukan Dari Anak Sampai Remaja

setelah tt2 (perlindungan enam tahun), kemudian TT4 dilakukan setelah TT3 (perlindungan

10tahun), dan TT5 diberikan setahun setelah TT4 (perlindungan 25 tahun).

Biasanya imunisasi bisa diberikan dengan cara disuntikan maupun diteteskan pada mulut anak balita

(bawah 5 tahun). Berikut ini adalah jenis-jenis imunisasi pada balita:5,6

Imunisasi BCG, vaksinasi BCG memeberikan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberkolosis

(TBC). BCG diberikan 1 kali ketika anak berumur 2-3 bulan. Vaksin ini mengandung bakteri

bacillus calmatte-guerrin hidup yang dilemahkan, sebanyak 50.000-1.000.000 partikel/dosis.

Imunisasi DPT, imunisasi DPT adalah suatu vaksin 3-in 1 yang melindungi terhadap

difetri,pertusis dan tetanus. Diferti adalah suatu infeksi bakteri yang menyerang tenggorokan

dan dapat menyebabkan komplikasi yang serius atau fatal. Pertusis (batuk rejan) adalah

infeksi bakteri pada saluran udara yang ditandai dengan batuk hebat yang menetap serta bunyi

pernafasan yang melengking.Pertusis berlangsung selama beberapa minggu dan dapat

menyebabkan serangan batuk hebat sehingga anak tidak dapat bernafas, makan atau minum.

Pertusis juga dapat menimbulkan komplikasi serius, seperti pneunomonia, kejang dan

kerusakan otak. Tetanus adalah infeksi bakteri yang bisa menyebabkan kekakuan pada rahang

serta kejang. Imunisasi DPT diberikan sebanyak 3 kali, yaitu pada saat anak berumur 2 bulan

(DPT I),3 bulan (DPT II) dan 4 bulan (DPT III); selang waktu tidak kurang dari 4 minggu.

Imunisasi DPT ulang diberikan 1 tahun setelah DPT III dan pada usia prasekolah (5-6 tahun).

Jika anak mengalmai reaksi alergi terhadao vaksin pertusis, maka sebaiknya diberikan DT,

bukan DPT. Setelah mendapatkan serangkaian imunisasi awal, sebaiknya diberikan booster

vaksin Td pada usia 14-16 tahun kemudian setiap 10 tahun (karena vaksin hanya

memberikan perlindungan selama 10 tahun, setelah 10 tahun perlu diberikan booster). Hampir

85% anak yang mendapatkan minimal 3 kali suntyikan yang mengandung vaksin difetris akan

memperoleh perelindungan terhadap difetri selama 10 tahun.5,6

Imunisasi Campak, imunisasi campak memberikan kekebalan aktif terhadap penyakitcampak

(tampek). Imunisasi campak diberikan sebanyak 1 dosis pada saat anak berumur9 bulan atau

lebih. Vaksin penguat diberikan pada umur 5-7 tahun.5,6

Imunisasi MMR, imunisasi MMR memberi perlindungan terhadapa campak, gondobngan dan

campak jerman dan disuntikan sebanyak 2 kaliu. Dapat diberikan pad umur 12 bulan, apabila

belum mendapat vaksin pada umur 9 bulan. Selanjutnya MMR ulangan dapat diberikan pad

umur 5-7 tahun. Campak menyebabkan demam, ruam kulit, batuk, hidung meler dan mata

berair. Campak juga menyebabkan infeksi telinga dan pneumonia. Campak juga bisa

menyebabkan masalah yang lebih serius, seperti pembengkakan otak dan bahkan kematian.

Gondongan menyebabkan demam, skit kepala dan pembengkakan pada salah satu maupun

kedua kelanjar air liur utama yang disertai nyeri. Gondongan bisa menyebabkan meningitis

(infeksi pada selaput otak dan korda spinalis) dan pembengkakan otak.

Kadang gondongan juga menyebabkan pembengkakan pada buah zakar sehingga terjadi

9 | P a g e

Page 10: Blok 13-Imunisasi Yang Diperlukan Dari Anak Sampai Remaja

kemandulan. Campak Jerman (rubella) menyebabkan demam ringan, ruam kulit dan

pembengkakan kelenjar getah bening leher. Rubella juga bisa menyebabkan pembengkakan

otak atau gangguan perdarahan.5,6

Imunisasi Hib, imunisasi Hib membantu mencegah infeksi oleh Haemophilus influenzatipe b.

Organisme ini bisa menyebabkan meningitis, pneumonia dan infeksi

tenggorokan berat yang bisa menyebabkan anak tersedak.Sampai saat ini,imunisasi HiBbelum

tergolong imunisasi wajib, mengingat harganya yang cukup mahal. Tetapi dari segi manfaat,

imunisasi ini cukup penting. Hemophilus influenzae merupakan penyebab terjadinya radang

selaput otak (meningitis), terutama pada bayi dan anak usia muda.Penyakit ini sangat

berbahaya karena seringkali meninggalkan gejala sisa yang cukup serius. Misalnya

kelumpuhan. Ada 2 jenis vaksin yang beredar di Indonesia, yaitu ActHib dan Pedvax.

Diberikan pada umur lebih dari 6 minggu, dan vaksin ulangan padaumur 18 bulan dan 5

tahun.5,6

Imunisasi Varisella, imunisasi varisella memberikan perlindungan terhadap cacar air.Cacar air

ditandai dengan ruam kulit yang membentuk lepuhan, kemudian secara perlahan mengering

dan membentuk keropeng yang akan mengelupas. imunisasi varisela diberikan pada saat anak

masuk sekolah Taman Kanak-kanak umur 5 tahun, kecuali terjadi kejadian luar biasa varisela,

atau atas permintaan orang tua dapat diberikan pada umur ≥ 1 tahun.

Imunisasi HBV (hepatitis B), imunisasi HBV memberikan kekebalan terhadap hepatitisB.

Hepatitis B adalah suatu infeksi hati yang bisa menyebabkan kanker hati dan

kematian.Karena itu imunisasi hepatitis B termasuk yang wajib diberikan. Jadwal

pemberianimunisasi ini sangat fleksibel, tergantung kesepakatan dokter dan orangtua. Bayi

yang baru lahir pun bisa memperolehnya. Imunisasi ini pun biasanya diulang sesuai petunjukd

okter. Orang dewasa yang berisiko tinggi terinfeksi hepatitis B adalah individu yangdalam

pekerjaannya kerap terpapar darah atau produk darah, klien dan staf dari

institusi pendidikan orang cacat, pasien hemodialisis (cuci darah), orang yang berencana pergi

atau tinggal di suatu tempat di mana infeksi hepatitis B sering dijumpai, pengguna obatsuntik,

homoseksual/biseksual aktif, heteroseksual aktif dengan pasangan berganti-gantiatau baru

terkena penyakit menular seksual, fasilitas penampungan korban narkoba,imigran atau

pengungsi di mana endemisitas daerah asal sangat tinggi/lumayan. Berikantiga dosis dengan

jadwal 0, 1, dan 6 bulan. Bila setelah imunisasi terdapat respon yang baik maka tidak perlu

dilakukan pemberian imunisasi penguat (booster).5,6

Imunisasi Pneumokokus Konjugata, imunisasi pneumokokus konjugata melindungi anak

terhadap sejenis bakteri yang sering menyebabkan infeksi telinga. Bakteri ini juga dapat

menyebabkan penyakit yang lebih serius, seperti meningitis dan bakteremia (infeksidarah).

Kepada bayi dan balita diberikan 4 dosis vaksin. Vaksin ini juga dapat digunakan pada anak-

anak yang lebih besar yang memiliki resiko terhadap terjadinya infeksi pneumokokus.5,6

10 | P a g e

Page 11: Blok 13-Imunisasi Yang Diperlukan Dari Anak Sampai Remaja

Tipa, imunisasi tipa diberikan untuk mendapatkan kekebalan terhadap demam tifoid(tifus atau

paratifus). Kekebalan yang didapat bisa bertahan selama 3 sampai 5 tahun.Oleh karena itu

perlu diulang kembali. Di Indonesia tersedia 2 jenis vaksin yaitu vaksinsuntikan

(polisakarida) dan oral (bakteri hidup yang dilemahkan).1 Vaksin capsular Vi polysaccharide:

diberikan pada umur lebih dari 2 tahun, ulangan dilakukan setiap 3 tahun.Kemasan dalam

prefilled syringe 0,5 ml, pemberian secara intramuskular. Tifoid oralTy21a: diberikan pada

umur lebih dari 6 tahun, dikemas dalam kapsul, diberikan 3 dosisdengan interval selang sehari

(hari 1,3 dan 5). Imunisasi ulangan dilakukan setiap 3-5tahun. Vaksin oral pada umumnya

diperlukan untuk turis yang akan berkunjung ke daerahendemis tifoid. Pada imunisasi ini

tidak terdapat efek samping. 5,6

Polio, terdapat 2 jenis vaksin yang beredar dan yang umum diberikan di Indonesia adalah

vaksin sabin (kuman yang dilemahkan). Cara pemberiannya adalah melalui mulut.

Dibeberapa negara dikenal pula Tetravaccine, yaitu kombinasi DPT dan polio. Dapat

dilakukan bersamaan dengan BCG, vaksin hepatitis B dan DPT. Imunisasi ulangan diberikan

bersamaan dengan imunisasi ulang DPT. Imunisasi polio diberikan sebanyak empat kali

dengan selang waktu kurang dari satu bulan. Imunisasi ulangan dapat diberikan sebelum anak

masuk sekolah (5-6tahun) dan saat meninggalkan sekolah dasar (12 tahun). Diberikan dengan

cara meneteskan vaksin polio sebanyak dua tetes langsung kedalam mulut anak atau dengan

menggunakan sendok yang dicampur dengan gula manis. Imunisasi polio digunakan untuk

untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit polimielitis. Imunisasi polio tidak

boleh diberikan pada anak yang sedang menderita diare berat. Efek samping yang mungkin

terjadi adalah dapat berupa kejang-kejang, tetapi kemungkinan tersebut sangat kecil untuk

terjadi.5,6

Influensa, vaksin Influenza dapat diberikan setahun sekali sejak umur 6 bulan. Vaksin

inidapat terus diberikan hingga dewasa.5,6

HPV (Human Papiloma Virus), imunisasi diperuntukkan untuk para remaja atau praremaja

dan para wanita dewasa yang sudah menikah maupun yang beresiko tinggi

terkena penyakit ini. Imunisasi HPV cukup efektif untuk mencegah terjadinya kanker cervixk

arena diberikan hanya satu kali seumur hidup, diberikan dalam 3 kali suntikan yaitu bulan

ke nol (mulai pertama disuntikkan) dilanjutkan bulan kedua dan terakhir bulan keenam.5,6

Retrovirus, dilakukan untuk mencegah penyakit yang disebabkan oleh retrovirus sepertidiare

pada anak. Retrovirus diberikan sebanyak 3 kali, yaitu pada usia 2, 4 dan 6 bulan.5,6

Kontra Indikasi

Kontra indikasi dalam pemberian imunisasi ada 3 yaitu:

Anavilaksis atau reaksi hipersensitivitas (reaksi tubuh yang terlalu sensitif) yang hebat

merupakan kontra indikasi mutlak terhadap dosis vaksin berikutnya. Riwayat kejang demam

dan panas lebih dari 38⁰C merupakan kontra inidikasi pemberian DPT atau HB1 dan campak.

11 | P a g e

Page 12: Blok 13-Imunisasi Yang Diperlukan Dari Anak Sampai Remaja

Jangan berikan vaksin BCG kepada bayi yang menunjukan tanda-tanda dan gejala AIDS,

sedangkan vaksin yang lainnya sebaiknya diberikan. Jika orang tua sangat berkeberatan

terhadap pemberian imunisasi kepada bayi yang sakit, lebih baik jangan diberikan vaksin,

tetapi mintalah ibu kembali lagi ketika bayi sudah sehat.

Penanganan bagi bayi yang mengalami kondisi sakit, sebaiknya tetap diberikan imunisasi:

pada bayi yang mengalami alergi atau asma imunisasi masih bisa diberikan , kecuali jika

laergi pada komponen khusus dari vaksin yang diberikan. Sakit ringan seperti infeksi saluran

pernafasan atau diare dengan suhu dibawah 38,5⁰C. Riwayat keluarga tentanf peristiwa yang

membahayakan setelah imunisasi. Riwayat yang belum tentu benar ini membuat keengganan

bagi ibu untuk memberikan imunisasi pada anaknya, akan tetapi hal ini bukan masalah besar,

jadi imunisasi masih tetap diberikan. Pengobatan antibiotik, masih biasa diberikan bersamaan

dengan pemberian imunisasi. Dugaan infeksi HIV atau positif terinfeksi HIV dengan tidak

menunjukkan tanda-tanda dan gejala AIDS, jika menunjukkan tanda-tanda dan gejala AIDS

kecuali BCG, imunisasi yang lain tetap berlaku.

Anak diberi ASI, bukan masalah pemberian ASI jika disertai pemberian imunisasi.

Pembeerian imunisasi juga dapar dilakukan pada bayi yang sakit kronis, sperti penyakit

jantung kronis, paru-paru, ginjal atau lover. Pada penderita down’s syndrome atau pada anak

denga kondissi saraf yang stabil seperti kelumpuhan otak yang disebabkan karena luka,

imunisasi boleh saja diberikan. Bayi yang lahir sebelum waktunya (prematur) atau berat bayi

saat lahir rendah. Sebelum atau pasca operasi. Kurang gizi. Riwayat sakit kuning pada

kelahiran.6

Kondisi Dimana Imunisasi Tidak Dapat Diberikan atau Imunisasi Boleh Ditunda:6

-Sakit berat dan akut

-Demam tinggi

-Reaksi alergi yang berat atau reaksi anafilaktik;

-Bila anak menderita gangguan sistem imun berat (sedang menjalani terapi steroid Jangkalama, HIV)

tidak boleh diberi vaksin hidup (Polio Oral, MMR, BCG, Cacar Air).

-Alergi terhadap telur hindari imunisasi influenza

12 | P a g e

Page 13: Blok 13-Imunisasi Yang Diperlukan Dari Anak Sampai Remaja

Gambar1.Jadwal Imunisasi 2014.

Kesimpulan

Sebelum melakukan imunisasi anak harus dipastikan dalam keadaan sehat (pertumbuhan dan

perkembangan normal). Diukur dengan antropometri dan tes denver. Jika pertumbuhan terhambat

diberikan multivitamin dan mineral serta diberikan penyuluhan pola makan yang baik.

Daftar Pustaka

1.Sudoyo AW,Setiyohadi B,Alwi I,editors.Buku ajar ilmu penyakit dalam.Edisi

kelima.Jakarta:Interna Publishing;2009.h.25-76

2.Schartz MW,editor.Pedoman klinis pediatri.Jakarta:EGC;2004.h.1-31

3.Miall L,Rudolf M,Levene M.Paediatrics at a glance.2nd ed.Victoria:Blackwell Publishing

Asia;2007;p.10-42

4.Houghton RA,Gray D,editor.Chamberlain's gejala dan tanda dalam kedoteran klinis.Ed ke-

13.Jakarta:PT Indeks;2010.h.3-45,459-98

5.Meadow SR,Newell SJ.Lecture notes pediatrika.Ed ke-7. Jakarta:Erlangga;2005.h.1-233.

6.Cahyono JBSB,Lusi RA,Verawati,Sitorus R,Utami RCB,Dameria K.Vaksinasi, cara ampuh cegah

penyakit infeksi.Jakarta:Kanisius;2010.h.1-169

13 | P a g e