Upload
happy-septyanmuna
View
118
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
LBM 2 BLOK 15
Kerangka teori ????aduhhh…pusing banget dech!!!!
Ani kembali dari dosen pembimbing dan sudah memahami kekeliruan dalam penulisan
proposal KTI-nya.menurut dosen pembimbing masih belum ada konsistensi antara tinjauan
pustaka,kerngka teorui,kerangka konsep dan BAB I.pada bab tinjauan pustaka juga belum
dicantumkan hipotesis.pustaka yang diacu dalam bab tinjauan pustaka maupun bab-bab
belum disusun dalam daftar pustaka sesuai metode yang ditetapkan buku petunjuk
penulisan KTI.hal-hal yang harus ditulis dalam tinjauan pustaka juga sangat luas dan bertele-
tele,tidak menuju ke topic-tpik yang dibutuhkan sebagai landasan dalam penelitian
ani.selain itu dosen pembimbing mengingatkan bahwa dalam menyususn kerangka teori
dan konsep harus diperhatikan variable-variabel panelitian yang selanjutnya akan dijabarkan
dalam definisi operasional dan dilengkapi skala pengukirannya.
Setelah membaca kembali buku-buku metodologi penelitian,ani menemukan bahwa tidak
semua desai penelitian mencantumkan hipotesis.selain itu penulisan kepustakaan ternyata
ada berbagai cara.
STEP 1
1. Tinjauan pustaka
Memahas lebih terperinci diliha dari latar bekang dikaitkan dengan variabel2 (arini)
Review of related literature
Riwayat penulisan Riwayat penulisan
2. Kerngka teori
Rangkuman berbagai aspek teoritis untuk mengembangkan kerangka konsep
Hubungan konsep dengan study empiris
Diambil dari tinjauan pustaka,pengamatam, eori dengan kenyataan berbeda.
Kerangka untuk menjawab pertanyaan untuk penelitian
3. Kerangka konsep
Abstraksi i yang terbetuk oleh generalisasi yang khusus(purna)
Sususnan dari beberapa variabel yang diteliti. (bunga)
Hubungan konsep ang dibangn study empiris terdahulu dalam penelitian (wlly)
4. Hipotesis
Penyatann 1 /2 variabel mengenai suatu fenomena. )zee)
Penytaan yang kebenrannya belum ahu secara empiris.(bunga)
Jawaban sementara terhadap rumusan penelitina.(tria)
5. Pustaka
Refrensi yang dijadikan ebgaian acuan dalam sumber penelitian
6. Daftar Pustaka
Acuan / rujukan yang lazim
Daftar referensi yang kita kutip untuk melenkapi memperkuat dan memperkaa
tulisan kita.
7. Variabel
Sesuatu /apa aja yang diteliti u dipelajari sehingga diperoleh info tetang hal tesebut
Upaya memperinci konsep penlitian sehingga jelas meperjelas konsep penelitian
Karakteristik subjek penelitian yang berubah dari 1 subjek ke subjek laiinya
8. Definsi operasional
Batasan atu 1 atau beberapa variabel.
Membwa pngertian yg abstrak u/ mana di bwa dala penelitian.
definisi dari semua konsep yang ada dalam penelitian secara jelas dan mengacu pada
pustaka yang ada untuk menghindari kemungkina terjadinya kerancuan dalam
pengukuran analisis serta simpulannya.
9. Skala pengukuran
Untuk mngukur variabel.
Batasan dari observasi fnmena dg mksd adagar dapat dianalisis menurut aturan yang
sudah ada.
STEP 7
Tinjauan Pustaka
Definisi
- Suatu kegiatan yang menelaah dari teori2 yang relevan dengan penelitian
yang akan kita lakukan. (Bunga), Berisi paparan penelitian yang pernah di
lakukan.
- Mendalami , mencermati kepustakaan untuk menunjang penelitian yang
akan dilakukan
- dimaksudkan agar para peneliti dapat meletakkan atau mengidentifikasi
masalah yang ingin diteliti itu dalam konteks ilmu pengetahuan yang sedang
digeluti
BUKU METODOLOGI PENELITIAN KESEHATAN,SUKIDJO NOTOATMODJO
a) system nomor tiap rujukan diberi nomor sesuai dengan urutan
penunjukannya pertama kali di dalam naskah. Nomor terletak di antara tanda
kurung mengikuti nama penulis atau pada akhir pernyataan atau kalimat.
Rujukan > 1 nomor2 yang bersangkutan dipisahkan oleh koma. Rujukan > 2
Tanda garis atau penghubung nomor pertama dan nomor terakhir
Contoh:
- Bangunan molekul DNA berbentuk heliks ganda dilaporkan oleh Watson
& Crick (2)
- DNA mempunyai bangunan molekul berbentuk heliks ganda (2)
b) System nama dan tahun (Harvard) Disusun secara alfabetik sesuai nama
penulis, diikuti oleh penulisan tahun atau dengan mencantumkan nama
penulis dan tahun penerbitan diantara tanda kurung atau pada akhir kalimat.
Contoh:
- Pauling (1979) melaporkan manfaat vitamin C dosis tinggi…
- Vit C dosis tinggi dilaporkan bermanfaat menghambat pertumbuhan sel
tumor (Pauling, 1979)
c) Sistem kombinasi alphabet dan nomor (H&N) disusun secara alfabetik
berdasrkan nama penulis dan diberi nomor berurutan, Ditunjukkan dengan
mencantumkan nomor atau penulis atau keduanya (diantara tanda kurung)
d) Sistem Vancouver menggunakan system nomor disertai penyeragaman
cara penulisannya, dengan cara menunjukkan di dalam naskah dan
pemberian urutan nomor sesuai dengan munculnya yang pertama kali
didalam naskah. Nama semua penulis ditulis untuk jumlah penulis sampai
dengan 6, bila >6 tiga penulis pertama disebutkan dan diikuti dengan et al
Tjokronegoro, Arjatmo dan Baraas Faisal.1986. Teknik Penulisan Makalah
Ilmiah Kedokteran dan Kesehatan.FK UI
Tujuan
o untuk memperlihatkan mengapa penelitian kita perlu dilakukan,
o bagaimana kita sampai pada keputusan memilih metodologi atau
teori tertentu yang kita gunakan,
o bagaimana karya kita menambah informasi terhadap penelitian-
penelitian yang telah ada
o agar tidak terjadi pembahasan masalah yang sama atau duplikasi
penelitian orang lain.
(www.progriptek.ristek.go.id)
Agar para peneliti mempunyai wawasan yang luas sebagai dasar untuk
mengembangkan atau mengidentifikasi variable-variabel yang akan
diteliti (diamati).
Agar peneliti dapat meletakkan atau mengidentifikasi masalah yang
ingin diteliti itu dalam konteks ilmu pengetahuan yang sedang digeluti
(Metodologi Penelitian Kesehatan, DR. Soekidjo Notoatmojo)
- Merangkum pengetahuan yang berkaitan dengan penelitian
- Menemukan penjelasan dalam penafssiran penelitian kita
- Mengetahui pernah ga sih ada penelitian seperti inni.
- Menentukan variabel dan hubungan variabel penelitian.
Fungsi / manfaat / kegunaan
menyediakan kerangka konsep atau teori untuk penelitian yang
direncanakan
memberi informasi ttg penelitian 2 yang lampau yg bhug. dg
penelitian yg sedang dilakukan
menyediakan temuan2 dan kesimpulan2 penyelidikan terdahulu yg
dapt dihub. dg penemuan2 kesimpulan kita
Selain memperluas pandangan dan pengetahuan peneliti, juga peneliti
dapat menghindari “pengulangan” dan penelitian-penelitian yang telah
dilakukan oleh orang lain (menjaga originalitas penelitian).
(Metodologi Penelitian Kesehatan, DR. Soekidjo Notoatmojo)
• Memperdalam pengetahuan, khususnya ttg hubungan antar
variable penelitian
• Mengkaji teori dasar yg berkaitan dgn masalah yg diteliti
• Mengkaji temuan penelitian sejenis atau yg pernah dilakukan
sebelumnya
• Menemukan metode atau cara pendekatan pemecahan masalah
• Mendapatkan cara mengevaluasi ataupun analisa data
• Mencari informasi aspek penelitian yg belum tergarap
• Memperkaya ide2 baru
(Dr.B.Sandjaja, MSPH & Albertus Heriyanto, M.Hum.2006.Panduan
Penelitian.Jakarta:Prestasi Pustaka)
sebagai dukungan evidensi ilmiah yang relevan dengan masalah
yang digarap, tolok ukur penilaian tentang penguasaan peneliti
mengenai tingkat perkembangan disiplin ilmunya terkait dengan
masalah yang sedang dipecahkan, refleksi integritas ilmu peneliti
yang ditunjukkan oleh kedewasaan intelektualnya dalam
menghimpun dan menyeleksi serta menanggapi evidensi-evidensi
ilmiah sebagai dukungan landasan teoretik penelitiannya, dan
landasan pembanding hasil penelitian sendiri.Sesuai dengan arti
tersebut, suatu tinjauan pustaka berfungsi sebagai peninjauan
kembali (review) pustaka (laporan penelitian, dan sebagainya)
tentang masalah yang berkaitan—tidak selalu harus tepat identik
dengan bidang permasalahan yang dihadapi—tetapi termasuk pula
yang seiring dan berkaitan (collateral).
Kegunaan Tinjauan Pustaka
Leedy (1997, hal. 71) menerangkan bahwa suatu tinjauan pustaka
mempunyai kegunaan untuk:
(1) mengungkapkan penelitian-penelitian yang serupa dengan
penelitian yang (akan) kita lakukan; dalam hal ini, diperlihatkan pula
cara penelitian-penelitian tersebut menjawab permasalahan dan
merancang metode penelitiannya;
(2) membantu memberi gambaran tentang metoda dan teknik yang
dipakai dalam penelitian yang mempunyai permasalahan serupa
atau mirip penelitian yang kita hadapi;
(3) mengungkapkan sumber-sumber data (atau judul-judul pustaka
yang berkaitan) yang mungkin belum kita ketahui sebelumnya;
(4) mengenal peneliti-peneliti yang karyanya penting dalam
permasalahan yang kita hadapi (yang mungkin dapat dijadikan nara
sumber atau dapat ditelusuri karya -karya tulisnya yang lain—yang
mungkin terkait) memperlihatkan kedudukan penelitian yang (akan)
kita lakukan dalam sejarah perkembangan dan konteks ilmu
pengetahuan atau teori tempat penelitian ini berada;
(6) menungkapkan ide-ide dan pendekatan-pendekatan yang
mungkin belum kita kenal sebelumya;
(7) membuktikan keaslian penelitian (bahwa penelitian yang kita
lakukan berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya); dan
(8) mampu menambah percaya diri kita pada topik yang kita pilih
karena telah ada pihakpihak lain yang sebelumnya juga tertarik
pada topik tersebut dan mereka telah mencurahkan tenaga, waktu
dan biaya untuk meneliti topik tersebut.
Dalam penjelasan yang hampir serupa, Castetter dan Heisler (1984,
hal. 38-43)
menerangkan bahwa tinjauan pustaka mempunyai enam kegunaan,
yaitu:
(1) mengkaji sejarah permasalahan;
(2) membantu pemilihan prosedur penelitian;
(3) mendalami landasan teori yang berkaitan dengan permasalahan;
(4) mengkaji kelebihan dan kekurangan hasil penelitian terdahulu;
(5) menghindari duplikasi penelitian; dan
(6) menunjang perumusan permasalahan.
- Pengkaji permasalahn ,
- Prosedur penelitian
- mendalami teori di dalam landasan teori(teori secara umum) yang
berkaitan dengan penelitian
- mengkaji
- menghindari menduplikasi
- menunujang perumusan masalah
- membantu prosedur penelitian
- memberikan pandangan yang lebih kritis
- bukti2 ilmiah dalam penelitian
- sumber2 sebgai tolak ukur penilaian
- refleksi integritas penelitian
- sebgai review pustaka
SyArat
perhatikan teknik penulisan yg benar
(hindari kal. yg terlalu panjang, kal. tanpa subyek, ejaan yg tidak taat
eyd)
alur pikiran yg logis hrs ttp dijaga
perhatikan dlm penulisan rujukan.
- 5 tahun dari penelitian yang ada
- Faktual
- Pada akhir bagian kesimpulan dan mampu prediksi,termsuk hal yang
akan direkomendasikan penelitian
Langkah
Kumpulkan kepustakaan yg diperkirakan ada hubungan atau relevan
dgn masalah penelitian
Periksa sumber pendahuluan/abstrak dr karangan tadi
Mulai membaca dgn cermat & kritis utk penelitian
Membuat catatan yg diperlukan
Mencatat hal2 penting yg dibaca dr kepustakaan terpilih
Tuliskan pd kertas td judul karangan, nama pengarang, volume, no
halaman, & kata kunci katangan tsb
Catatlah hal2 yg relevan
Melalui penalaran deduktif & induktif biasanya kan ditemukan
jawaban sementara/hipotesa dr masalah penelitian
(Dr.B.Sandjaja, MSPH & Albertus Heriyanto, M.Hum.2006.Panduan
Penelitian.Jakarta:Prestasi Pustaka)
- identifkasi variabel
- cari info yang dalam
- Hubungkan info yang ada dengan variabel
Kerangka Konsep
Definisi
adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang
lainnya dari masalah yang ingin diteliti.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta
adalah suatu abstraksi oleh generalisasi hal2 yang khusus,,dapat diukur
dengan variabel. (Notoatmojo,2005)
Dibentuk dalam diagram yang menunujukkan jenis,serta hubungan yang
diteliti. (FKUI),
Uraian tentang hubungan antar variabel yang terkait dalam masalah
terutama yang akan diteliti, sesuai dengan rumusan masalah dan tinjauan
pustaka. Kerangka konsep harus dunyatakan dalam bentuk skema atau
diagram. Penjelasan kerangka konsep penelitian dalam bentuk narasi
mencakup identifikasi variabel, jenis serta hubungan antar variabel (Badan
Litbangkes, 2006)
Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara
konsep-konsep yang ingin diamati atau di ukur melalui penelitian yang akan
dilakukan (Notoatmodjo, 2002).
Kerangka konsep dibuat dalam bentuk diagram yang menunjukkan jenis serta
hubungan antar variabel yang diteliti dan variabel lain yang terkait. Kerangka
konsep yang baik dapat memberikan informasi yang jeas dan mempermudah
pemilihan desain penelitian. Kerangka konsep tidak sama dengan kerangka
desain atau langkah-langkah penelitian. (FKUI, 2006).
Adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep
yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti
Konsep adalah abstraksi atau gambaran yang dibangun dengan
menggeneralisasi suatu pengertian
Konsep tak bisa diamati, tak bisa diukur secara langsung
Agar bisa diamati konsep harus dijabarkan dalam variabel-variabel
Tujuan
Kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur
melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan.
(Dr. Soekidjo Notoatmojo, Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi)
- Memberikan info dan memudahkan memilih desain penelitian
- Memberikan penjelasan pada orang lain tentang variabel
- Menggambarkan alur pemikiran penelitian,
Fungsi
Untuk menjelaskan makna dan maksud dari teori yang dipakai, atau
menjelaskan kata2 yang mungkin masih abstrak pengertiannya dalam teori
tersebut
(Drs. Mardalis, Metode Penelitian suatu pendekatan proposal, 2006, Jakarta :
Bumi Aksara)
- Sebagai dasar merumuskan hipotesis
- Tempat peneliti memberi penjelasn yang berhunbungan dengan pokok
maslaah dalam penelitian.
- Kayak memeberikan variabel2 yang disusun dari kerangka teori
- Memeberi penjelasan bagaimana hubungan variabel dengan faktor luar.
Syarat
- Variabel
- Menjelaskan hub variabel
- Korelasi hubungan variabel
- Dinyatakan dalam diagram(paradigma/metode penelitian)
langkah
Menggambarkan interaksi antara berbagai variabel yang diteliti
Biasanya digambarkan dalam bentuk bagan
Sumber : Abdul Salam M. Sofro Fakultas Kedokteran & LPPM Universitas
YARSI Jakarta
- Menetapkan variabel (bebas,terpengaruh)
- Membaca dan hasil2 penelitian
- Deskripsi teori dan hasil penelitian
- Analisis kritis teori dan hasil penelitian
- Analisis kompartif terhadap teori dan hasil peneilitian
- Kesimpulan yang sifatnya sementara
Kerangka Teori
Definisi
Adalah Bagian dari penelitian yang berasal dari study kepustakan
Sejumlah teori ,, batas 2 penegthuan,,
Landasn teori=kerangka teori bagian dari penelitian yang berasal dari
study pustaka,
batas-batas pengetahuan yang dapat ditelusuri dari kepustakaan terkait
dengan ide/masalah penelitian (konsep, konstruk, variabel)
Kerangka Teori atau Kerangka Pikir atau Landasan Teori adalah kesimpulan
dari Tinjauan Puskata yang berisi tentang konsep-konsep teori yang
dipergunakan atau berhubungan dengan penelitian yang akan dilaksanakan
Berdasarkan Kerangka Teori diatas disusunlah Kerangka Konsep yaitu suatu
bagan yang menggambarkan hubungan antar konsep yang akan diliti.
Tujuan
- Dipaparka Dengan maksud pengembangan,
Fungsi
Sebagai pedoman arah tujuan penelitian
Membantu pemilihan konsep-konsep yang diperlukan guna pembentukan
hipotesisnya
(Drs. Cholid narbuko & Drs. H. Abu achmadi, Metodologi Penelitian, 2005,
Jakarta : Bumi Aksara)
Untuk memberikan gambaran atau batasan2 tentang teori2 yang akan
dipakai sebagai landasan penelitian yang akan dilakukan
(Drs. Mardalis, Metode Penelitian suatu pendekatan proposal, 2006, Jakarta :
Bumi Aksara)
syArat
kerangka teori dibuat berupa skema sederhana yg menggambarkan
secara singkat proses pemecahan masalah yang dikemukakan dlm
penelitian.Skema sederhana yg dibuat kemudian dijelaskan secukupnya
mengenai mekanisme kerja faktor faktor yg timbul.Kerangkateori
tersusundari rangakain teori-teori yg merupakan hasil dari telaah
pustaka.Dengan demikian jalannya penelitian secara keseluruhan dpt
diketahui secara jelas dan terarah.Kerangka teori jg akan membantu
pemilihan konsep konsep yg diperlukan guna pembentukan hipotesisnya
Metodologi Penelitian,Drs Cholid Narbuko
- Hendaknya lengkap
- Menjelaskan dari umum
- Dibuat dari sumber relevan
- Tidak berasal dari bahasa indonesi saja
langkah
o Menentukan topic
o Mencari dan memeriksa pustaka
o Mencari dan membuat daftar variable yang berpengaruh
o Menentukan hubungan antar variable
o Membuat kerangka
Metodologi Penelitian, FKUNDIP
1) Kerangka teori sebaiknya menggunakan acuan yang berhubungan dengan
permasalahan yang diteliti dan acuan-acuan yang berupa hasil penelitian terdahulu (bisa
disajikan di Bab II atau dibuat sub-bab tersendiri)
2) Cara penulisan dari subbab ke subbab yang lain harus tetap mempunyai keterkaitan
yang jelas dengan memperhatikan aturan penulisan pustaka.
3) Penulisan nama pengarang dalam Endnotes atau Footnotes yang bersumber dari
kepustakaan tidak perlu mencantumkan gelar akademik.
4) Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik, studi pustaka harus memenuhi prinsip
kemutakhiran dan keterkaitannya dengan permasalahan yang ada. Apabila
menggunakan literatur dengan beberapa edisi, maka yang digunakan adalah buku
dengan edisi terbaru, jika referensi tidak terbit lagi, referensi tersebut adalah terbitan
terakhir. Dan bagi yang menggunakan Jurnal sebagai referensi pembatasan tahun
terbitan tidak berlaku.
5) Semakin banyak sumber bacaan, semakin baik, dengan jumlah minimal 10 (sepuluh)
sumber, baik dari teks book atau sumber lain misalnya jurnal, artikel dari majalah, Koran,
internet dan lain-lain.
6) Pedoman kerangka teori di atas berlaku untuk semua jenis penelitian.
7) Dalam kerangka teori, peubah dicantumkan sebatas yang diteliti dan dapat dikutip
dari dua atau lebih karya tulis/bacaan.
8) Teori bukan merupakan pendapat pribadi (kecuali pendapat tersebut sudah ditulis di
BUKU)
9) Pada akhir kerangka teori bagi penelitian korelasional disajikan model teori, model
konsep (apabila diperlukan) dan model hipotesis pada subbab tersendiri, sedangkan
penelitian studi kasus cukup menyusun Model teori dan beri keterangan. Model teori
dimaksud merupakan kerangka pemikiran penulis dalam penelitian yang sedang
dilakukan. Kerangka itu dapat berupa kerangka dari ahli yang sudah ada, maupun
kerangka yang berdasarkan teori-teori pendukung yang ada. Dari kerangka teori yang
sudah disajikan dalam sebuah skema, harus dijabarkan jika dianggap perlu memberikan
batasan-batasan, maka asumsi-asumsi harus dicantumkan.
www.stie-mce.ac.id
Hipotesis
Definisi
Berasal dari hypo = di bawah; thesis = dalil, kaidah, hukum
Hipotesis sesuai asal katanya adalah pernyataan suatu dalil atau kaidah tetapi
kebenarannya belum terujikan secara empirik
Hipotesis adalah penjelasan sementara yang diajukan untuk fenomena
problematik atau persoalan penelitian yang dihadapi.
Proposisi yang masih bersifat sementara dan masih harus diuji
kebenarannya . Proposisi adalah pernyataan tentang suatu konsep
Suatu jawaban sementara dari pertanyaan penelitian
Biasanya hipotesis ini dirumuskan dalam bentuk hubungan antara 2 variabel
Suatu pernyataan tentang hubungan ( yang diharapkan ) antara dua variabel
atau lebih yang memungkinkan untuk pembuktian secara empiric
( Menurut Buku Alur Penelitian Kedokteran dan Kesehatan hal.31 )
Pratiknya, Ahmad Watik. 2003. Dasar – dasar Metodologi Penelitian
Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Jawaban sementara yang akan dilakukan penelitian
Proposisi sementara
Tujuan
o jawaban sementara yang memungkinkan dibuktikan secara empirik.
SUMBER: WATIK PRAKTIKNYA
Mengekspresikan korelasi dua variable atau lebih
Merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan
Memungkinkan untuk dibuktikan secara empiric
Watik Pratikya, A. Dasar-dasar metodologi penelitian kedokteran dan
kesehatan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Fungsi
memberikan batasan dan jangkauan kecil penelitian
memfokuskan perhatian dalam rangka pengumpulan data
sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta atau
data
membantu mengarahkan dalam mengidentifikasi variable-variable yang
akan diteliti.
(Dr. Soekidjo Notoatmojo, Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi
Revisi)
memberi tuntutan kepada peneliti ke arah mana penelitian itu harus
dilakukan
merupakan alat untuk melokalisasi fenomena2 dan menuntun secara
identifikasi variabel2 yang dibutuhkan untuk menjawab masalah
penelitian
memberi petujuk prosedur mana atau rancangan penelitian mana yang
dipilih
membri petunjuk bagi cara pengolahan data dan cara analisa hasil
penelitian
(dasar –dasar metodologi penelitian kedokteran dan kesehatan, Dr.
Ahmad Watik Praktiknya)
Syarat
Hipotesis hanya dinyatakan dalam bentuk pernyataan (statement), bukan
dalam bentuk kalimat tanya.
Hipotesis harus tumbuh dari ilmu pengetahuan yang teliti. Hal ini berarti
bahwa hipotesis hendaknya berkaitan dengan lapangan ilmu
pengetahuan yang sedang atau akan teliti.
Hipotesis harus dapat diuji, hal ini berarti bahwa suatu hipotesis harus
mengandung atau terdiri dari variabel-variabel yang dapat diukur dan
dapat dibanding-bandingkan. Hipotesis yang tidak jelas pengukuran
variabelnya akan sulit mencapai hasil uang objektif.
Hipotesis harus sederhana dan terbatas. Atrinya hipotesis yang tidak
menimbulkan perbedaan-perbedaan, pengertian, serta tidak terlalu luas
sifatnya.
(buku metodologi penelitian kesehatan,sudigdo)
Hipotesis hanya dinyatakan dalam bentuk pernyataan (statement)
Hipotesis harus tumbuh dari ilmu pengetahuan yang diteliti
Hipotesis harus dapat diuji
Hipotesis harus sederhana dan terbatas
Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta
rumusan hipotesa penelitian harus mengandung variable 2
penelitian
jenis hubungan antar variable tadi terungkap dengan jelas
subjek penelitian tercantum dalam rumusan hipotesis penelitian
mencantumkan juga hipotesa alternatif (hipotesa kerja)
PANDUAN PENELITIAN, DR.B. SANDJAJA, MSPH DAN ALBERTUS
HERIYANTO, M.HUM
Langkah
Dinyatakan dalam kalimat deklaratif yang jelas dan sedrhana, tidak
bermakna ganda.
Mempunyai landasan teori yang kuat. Hipotesis tidak serta-merta datang
dengan sendirinya, namun harus dibangun atas dasar teori, pengalaman,
serta sumber ilmiah lain yang sahih.
Menyatakan hubungan antara satu variabel tergantung dengan satu atau
lebih variabel bebas; kadang hipotesis menyatakan hubungan antara
beberapa variabel bebas dengan satu variabel tergantung, misalnya pada
studi faktor-faktor resiko dengan analisis multivariat. Namun dalam satu
hipotesis hanya boleh terdapat satu variabel tergantung. Hipotesis yang
menyebutkan lebih dari satu variabel tergantung (disebut sebagai
hipotesis yang kompleks) harus dipecah menjadi dua atau lebih hipotesis.
Memungkinkan di uji secara empiris. Hal ini mutlak dalam studi empiris;
suatu hipotesis, meskipun mempunyai dasar yang kuat, tidak dapat
disebut memenuhi syarat bila tidak dapat diuji secara empiris.
Rumusan hipotesis harus bersifat khas dan menggambarkan variabel-
variabel yang di ukur. Di sisi lain rumusannya juga harus cukup longgar
sehingga membuka kemungkinan untuk dilakukan generalisasi. Rumusan
yang terlalu umum atau bermakna ganda, harus dihindarkan.
Hipotesis harus dikemukakan sebelum penelitian dimulai (hipotesis
apriori), sebelum datanya terkumpul. Hipotesis yang dirumuskan setelah
penelitian melihat data, yang disebut hipotesis a posteriori atau posthoc
hypothesis, pada dasarnya merupakan hipotesis multipel yang
mempunyai konsekuensi di dalam uji hipotesis (kemungkinan bahwa
kemaknaan yang diperoleh disebabkan semata-mata oleh faktor peluang
atau kesalahan tipe 1 menjadi makin besar dengan makin bertambahnya
hipotesis).
(SUDIGDO,DASAR-DASAR METODOLOGI PENELITIAN)
macam/jenis rumusan
- Hipotesis kerja : hipotesis yang akan dibuktikan kebenarannya dengan
penelitian yang akan dilakukan.
Contoh :
”Apabila ...., maka ....”
”Ada hubungan antara .... dengan ....”
”Ada perbedaan antara .... dengan ....”
Ada 2 macam hipotesis kerja :
- hipotesis satu ekor : hubungan antarvariabel sudah jelas arahnya
- hipotesis dua ekor : hubungan antarvariabel belum jelas arahnya
- hipotesis nihil : hipotesis yang hanya ada dalam alam pikiran peneliti,
yang berguna untuk pembuktian dengan analisis statistik.
Contoh :
”Tidak ada korelasi (atau perbedaan) antara .... dengan ....”
- hipotesis tandingan : hipotesis dari variabel-variabel luar yaitu variabel
tandingan bagi variabel pengaruh yang ada dalam hipotesis kerja
Contoh :
”Faktor kelelahan akan mempengaruhi suseptibilitas individu terhadap
penyakit infeksi” hipotesis kerja
”Faktor-faktor X,Y,Z (dan seterusnya) akan mempengaruhi suseptibilitas
individu terhadap penyakit infeksi” hipotesis tandingan
Pratiknya, Ahmad Watik. 2003. Dasar – dasar Metodologi Penelitian
Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Berdasarkan bentuk rumusannya, hipotesis dapat digolongkan menjadi tiga:
Hipotesis Kerja
Adalah suatu rumusan hipotesis dengan tujuan untuk membuat ramalan
tentang peristiwa yang terjadi apabila suatu gejala muncul. Biasanya
menggunakan rumusan pernyataan Jika…, maka… Artinya jika suatu factor atau
variable terdapat atau terjadi pada suatu situasi, maka ada akibat tertentu
yang dapat ditimbulkan.
Hipotesis nol/ statistic
Biasanya dibuat untuk menyatakan sesuatu kesamaan atau tidak adanya
suatu perbedaan yang bermakna antara kedua kelompok atau lebih mengenai
suatu hal yang dipermasalahkan. Bila dinyatakan adanya perbedaan antara dua
variable, disebut hipotesa alternative.
Contoh: Tidak ada perbedaan tentang angka kematian akibat penyakit jantung
antara penduduk perkotaan dengan penduduk pedesaan.
Hipotesis hubungan dan Perbedaan
Hipotesis dapat juga dibedakan berdasarkan hubungan atau perbedaan 2
variabel atau lebih. Hipotesis hubungan berisi tentang dugaan adanya
hubungan antara dua variable. Contohnya: makin tinggi tingkat pendidikan ibu,
makin teratur memeriksakan kehamilannya.
Sedangkan hipotesa perbedaan menyatakan adanya ketidaksamaan atau
perbedaan di antara dua variabel. Misalnya: praktek pemberian ASI ibu-ibu di
kelurahan A berbeda/ lebih tinggi daripada praktek pemberian ASI di kelurahan
B.
Berdasarkan ISinya/substansiany , hipotesis dapat dibedakan menjadi 2 macam:
a. Hipotesa mayor atau hipotesa induk.
Yakni hipotesa yang dirumuskan dengan menampilkan adanya hubungan
sebab-akibat,namun dalam akibat tersebut perlu dilakukan pengujian dari
beberpa bagian hipotesa(hipotesa kecil) dalam akibat tersebut dilakukan
digeneralisasikan.
b. Hipotesa minor atau hipotesa kecil
Bagian dari hipotesa mayor yang dilakukan pengujian sehingga dapat
memperkuat dugaan adanya korelasi positif antara 2 variabel yang
disebutkan dalam hipotesa induknya.
(Dr. Soekidjo Notoatmojo, Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi)
Untuk membuat rumusan hipotesa pada prinsipnya harus diperhatikan
adanya 2 hal yaitu
a. Substansi hipotesa
Artinya menyangkut isi dari hipotesa tersebut sampai seberapa jauh hipotesa
dapat menjawab permasalahan penelitian yang dilakukan.selain itu seberapa
lengkap informasi/fakta empiric yang diperoleh dilapangan maupun hasil
penelitian yang terdahulu.
b. Formulasi
Lebih mengarah pada susunan dari hipotesa itu sendiri.kriteria yang
dirumuskan hipotesa:
- Mengekspresikan adanya hubungan kausalitas antara 2 variabel/lebih
- Dapat dilakukan pengujian secra empiris ,baik mengenai korelasi yang teruji
maupun variable yang terukur.
- Menggunakan susunan kalimat yang dapat menjawab permasalahan penelitian.
- Mempunyai landasan teori yang memadai baik secra literaturmaupun hasil
penelitian yang terdahulu.
- Mempunyai batasan yang memadai,tidak terlalu luas yang dapat mengakibatkan
bias,namun juga tidak terlalu sempit yang mengakibatkan dangkalnya suatu
penelitian.
- Metode serta desain penelitian yang dipilih oleh peneliti yang bersangkutan.
Jenis penelitian yang tidak memerlukan hipotesis:
1. Penelitian yang eksploratif murni termasuk didalamnya
suatu survey deskriptif,review program
2. Penelitian manuskrip kedokteran
3. Penelitian grounded di bidang kedokteran social.
Variable
Definisi
adalah ukuran atau ciri yang dimiliki anggota suatu kelompok yang berbeda
dengan yang dimilki kelompok lain.
Variabel penelitian
adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian.
Narbuko, Cholid dan Abu Achmadi. 2001. Metodologi Penelitian. Jakarta:
Bumi Aksara
skala pengukuran dan Definisi Operational
berdasarkan tingkat pengukuran (level of measurement), secara umum
dikenal ada 2 macam :
a. variabel diskrit (variabel nominal)
adalah variabel yang variasinya tdk menunjukan perurutan atau
kesinambungan. Tiap variasi berdiri sendiri secara terpisah
b. variabel kontinum
variabel yang variasi nilainya merupakan perurutan atau ada kontinuitas satu
dg yg lain. Berdasarkan sifat kontinuitas variasi ini, variabel kontinum dibagi
menjadi 3 macam yaitu :
i. variabel ordinal
yaitu variabel kontinum yg batas satu variasi nilai ke variasi nilai yang lain
tidak jelas, sehingga yang dapat dibandingkan hanyalah nilai tsb lebih
tinggi, sama, atau lebih rendah dari pada nilai yang lain. Sementara ”
jarak ” atau interval antar nilai tsb tdk dapat dibandingkan
ii. variabel interval
variabel kontinum yg batas variasi nilai satu dg yg lain jelas, sehingga jarak
atau intervalnya dpt dibandingkan. Nilai variasi pada variabel interval juga
dapat dibandingkan spt halnya pada variabel ordinal (sama, lebih besar,
atau lebih kecil), tetapi nilai mutlaknya tdk dpt dibandingkan secara
matematis, oleh karena batas2 variasi nilai pada variabel interval adalah
arbitrer (angka nolnya tidak absolut)
iii. variabel rasional
variabel kontinum yang disamping intervalnya jelas batasnya, juga variasi
nilainya mempunyai batas yang tegas dan mutlak (titik nolnya absolut)
kedudukan (time ordering) variabel
memperlihatkan mana yang berlaku sebagai variabel bebas, mana
variabel tergantung, mana variabel2 pendahulu, perantara, atau prakondisi.
Disamping itu, perlu juga diidentifikasi variabel luar (variabel pengacau,
variabel ekstranous), yaitu variabel2 bebas yang berpengaruh terhadap
variabel tergantung yg dipelajari tapi tdk diungkapkan dalam hipotesis kerja.
Tujuan dimunculkannya variabel luar yaitu untuk dilakukan pengendalian dg
rancangan penelitian yg akan di tetapkan pada langkah berikutnya.
Pratiknya, Ahmad Watik. 2003. Dasar – dasar Metodologi Penelitian
Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Skala nominal : skala kualitatif yg paling rendah tingkat pengukurannya
dibandingkan skala2 yg lain, krn skala ini hanya mampu mengklasifikasikan
suatu variable/suatu objek. Skala ini tdk mampu membandingkan mana yg
lbh besar atau mana yg lebih kecil.
Contoh : jenis kelamin, agama, golongan darah, suku
Skala ordinal : skala kualitatif seperti skala nominal , tetapi lbh tinggi
tingkatannya, sebab dgn skala ini dpt dibedakan objek yg satu dgn yg
lainnya, dpt jg ditentukan mana yg lbh besar/lbh kecil, dpt diurutkan dr yg
paling rendah ke yg paling tinggi.
Contoh : jenjang pendidikan, derajat penyaki, status social, ekonomi
Skala interval : skala kuantitatif yg kedudukannya lbh tinggi dibanding dgn
skala ordinal, krn selain dpt membedakan satu objek dgn yg lain, dpt
ditentukan mana yg lbh besar atau lbh kecil & dpt pula ditentukan jarak
(interval) antara satu objek dgn lainnya serta dpt dilakukan operasi
matematis.
Contoh : suhu tubuh, BB, koefisien, intelegensia
Skala ratio : skala kuantitatif yg tertinggi derajatnya. Semua sifat yg ada pd
skala interval terdapat pa skala ini, yg membedakan adalah pd skala ini
dikenal adanya nol absolut/nol sejati (nol yg berarti tdk ada)
Contoh : jml barang, byk pasien, kadar ureum, penghasilan
(Dr.B.Sandjaja, MSPH & Albertus Heriyanto, M.Hum.2006.Panduan
Penelitian.Jakarta:Prestasi Pustaka)
Skala variable Sifat Contoh Statistik yang
lazim
Kategorikal
Nominal
Ordinal
Bukan peringkat
Peringkat dengan
interval yang tidak
dapat diukur
Gol. Darah, jenis
kelamin, usia, suku
Derajat penyakit,
status social-
ekonomi
Jumlah, rate,
risiko relative,X2,
uji Fischer
Sama dengan
nominal, median,
uji non parametik
Numerik
Interval
Rasio
Peringkat dengan
interval yang
dapat diukur,
namun tidak
mempunyai titik 0
alamiah
Sama dengan skala
interval,
mempunyai titik 0
alamiah
Suhu tubuh,
koefisien
intelegensi
Penghasilan, berat
badan, kadar
ureum
Sama dengan
ordinal, ditambah
mean, simpang
baku, uji t, anova,
regresi-korelasi
Sama dengan
skala interval
Sudigdo Sastroasmoro dan Sofyan Ismael. 2002. Dasar-dasar Metodologi Penelitian
Klinis edisi ke 2. CV Sagung Seto
1. cara menyusun definisi operasional
Ada tiga pendekatan untuk menyusun definisi operasional, yaitu disebut
Tipe A, Tipe B dan Tipe C.
1. Definisi Operasional Tipe A
Definisi operasional Tipe A dapat disusun didasarkan pada operasi
yang harus dilakukan, sehingga menyebabkan gejala atau keadaan
yang didefinisikan menjadi nyata atau dapat terjadi. Dengan
menggunakan prosedur tertentu peneliti dapat membuat gejala
menjadi nyata.
Contoh: “Konflik” didefinisikan sebagai keadaan yang dihasilkan
dengan menempatkan dua orang atau lebih pada situasi dimana
masing-masing orang mempunyai tujuan yang sama, tetapi hanya
satu orang yang akan dapat mencapainya.
2. Definisi Operasional Tipe B
Definisi operasional Tipe B dapat disusun didasarkan pada bagaimana
obyek tertentu yang didefinisikan dapat dioperasionalisasikan, yaitu
berupa apa yang dilakukannya atau apa yang menyusun karaktersitik-
karakteristik dinamisnya.
Contoh: “Orang pandai” dapat didefinisikan sebagai seorang yang
mendapatkan nilai-nilai tinggi di sekolahnya.
3. Definisi Operasional Tipe C
Definisi operasional Tipe C dapat disusun didasarkan pada
penampakan seperti apa obyek atau gejala yang didefinisikan
tersebut, yaitu apa saja yang menyusun karaktersitik-karaktersitik
statisnya.
Contoh: “Orang pandai” dapat didefinisikan sebagai orang yang
mempunyai ingatan kuat, menguasai beberapa bahasa asing,
kemampuan berpikir baik, sistematis dan mempunyai kemampuan
menghitung secara cepat.
www.psend.com
cara memberikan definisi operasional variabel yaitu :
a. definisi operasional yang menjelaskan cara perlakuan untuk
menimbulkan suatu gejala.Pada definisi ini dijelaskan bagaimana cara
memanipulasi variabel.Contoh : bagaimana mempergunakan pupuk X
pada tanaman kacang.Berapa banyak pupuk X yang dipergunakan ,
kapan memprgunakannya
b. definisi operasional yang mendeskripsikan suatu variabel baik
mengenai ciri2nya maupun cara beroperasinya.definisi sering
dipergunakan dalam penelitian2 pada umumnya.contoh : tanaman
kacang yang dipergunakan dalam penelitian pupuk X didefinisikan sbg
tanaman kacang dari spesies Arachis hypogaea yang ditanam
langsung dari biji kacang dan telah berumur satu minggu
c. definisi operasional yang mendeskripsikan ciri2 statis suatu obyek
sering digunakan pada penelitian pendidikan.Contoh : Definisi
Operasional anak cerdas adalah anak yang memiliki perbendaharaan
kata2 yang banyak , memiliki daya ingat yang kuat dan mampu
bernalar dengan baik serta memiliki keterampilan berhitung yang baik
, dst
sumber : panduan Penelitian oleh Dr.B.Sandjaja,MSPH
2. manfaat definisi operasional
untuk memberikan persepsi yang sama pada semuaa orang mengenai
apa yang dimaksud dengan variabel2
bagi peneliti : untuk mnghindari peneliti lain yang ingin mengulangi
penelitian tsb
untuk menentukan instrumen alat2 ukur apa yang digunakan dalam
penelitian
sumber : panduan Penelitian oleh Dr.B.Sandjaja,MSPH
Korelasi antar variabel
o kolerasi simetris
terjadi bila antara dua variabel ada hubungan, tetapi tidak ada
mekanisme pengaruh mempengaruhi, masing2 bersifat mandiri.
Kolerasi simetris terjadi karena :
kebetulan
sama2 merupakan akibat dari faktor (variabel bebas) yg sama
indikator dari konsep yang sama
o kolerasi asimetris ialah kolerasi antara dua variabel, dg satu variabel
(variabel babas) bersifat mempengaruhi variabel yang lain (variabel
tergantung).
o kolerasi timbal – balik ialah kolerasi antara dua variabel, yang antar
keduanya saling pengaruh – mempengaruhi.
Pratiknya, Ahmad Watik. 2003. Dasar – dasar Metodologi Penelitian Kedokteran
dan Kesehatan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Jenis
o variabel bebas (disebut juga variabel pengaruh, variabel perlakuan,
kausa, treatment, dsb) yaitu variabel yang bila dalam suatu saat
bersama dg variabel lain, variabel yang terakhir ini berubah (atau
diduga berubah) dalam variasinya.
Bentuk lain dari variabel bebas :
c. variabel perantara atau disebut juga variabel penghubung yaitu
variabel yang menjembatani pengaruh suatu variabel bebas dg
variabel tergantung.
d. Variabel pendahulu yaitu variabel bebas yang berpengaruh pada
variabel tergantung tetapi sekaligus berpengaruh pula pada
variabel lain yg juga berperan sebagai variabel bebas terhadap
variabel tergantung tsb
e. Variabel prakondisi yaitu variabel yang keberadaannya merupakan
prasyarat bagi bekerjanya suatu variabel bebas terhadap variabel
tergantung.
o Variabel tergantung (disebut juga variabel terpengaruh, variabel tak-
bebas, efek, dsb) yaitu variabel yg berubah karena variabel bebas tsb
Pratiknya, Ahmad Watik. 2003. Dasar – dasar Metodologi Penelitian Kedokteran
dan Kesehatan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Variable bebas (independent variable) : variable yg diduga sbg penyebab
timbulnya variable lain
Variable tergantung (dependent variable) : variable yg timbul sbg akibat
langsung dr manipulasi & pengaruh variable bebas, dlm penelitian variable
tergantung diamati & diukur utk mengetahui pengaruh dr variable bebas
Variable moderator (variable bebas kedua) : variable yg dipilih, diukur,
diamati, & dimanipulasi oleh peneliti krn diduga ikut mempengaruhi
hubungan antara variable bebas & variable tergantung.
Variable control : variable yg dikontrol peneliti utk menetralkan
pengaruhnya thd variable tergantung
Variable antara (intervening variable ) : faktor yg sec teoritik
mempengaruhi hubungan variable bebas & variable tergantung, variable ini
tdk dpt diamati, & diukur, namun pengaruhnya dpt disimpulkan dr
hubungan yg ada antara variable bebas & variable tergantung
(Dr.B.Sandjaja, MSPH & Albertus Heriyanto, M.Hum.2006.Panduan
Penelitian.Jakarta:Prestasi Pustaka)
Desain penelitian
Fungsi
Merupakan sarana bagi peneliti untuk memperoleh jawaban terhadap
pertanyaan penelitian
Merupakan alat bagi peneliti unutk mengontrol atau mengandalikan
perlbagai variabel yang berpengaruh pada suatu penelitian
(DASAR-DASAR METODOLOGI PENELITIAN KLINIS, Edisi 2 Sudigdo
Sastroasmoro)
Jenis
1. Observasional
- Laporan khusus
- Serikasus
- Studi cross sectional
- Studi kasus kontrol
- Studi kohort
- Mata analisa
2. Intervensional
- Uji klinis
- Intervensi
Pendidikan
Perilaku
Kesehatan
Masyarakat
(DASAR-DASAR METODOLOGI PENELITIAN KLINIS, Edisi 2 Sudigdo
Sastroasmoro)
Penulisan kepustakaan
Syrat
memuat :
- nama pengarang
- judul karya ilmiah
- tahun penerbitan, serta
- penerbitnya
(http://fpmipa.upi.edu/bi\pdf\menulis_ki.pdf)
langkah
Penyusunan daftar pustaka diatur sebagai berikut:
a. Urutan ke bawah. Penyusunan daftar pustaka ke bawah disesuaikan
dengan urutan abjad nama terakhir penulis pertama,
b. Urutan Ke kanan.
1. Untuk majalah : nama penulis, tahun terbit, judul tulisan, nama
majalah (ditulis dengan singkatan resminya), jilid (dan nomor jika
perlu), dan nomor halaman yang diacu,
2. Untuk buku : nama penulis, tahun terbit, judul buku, jilid (bila
ada), edisi ke, nama penerbit, dan kota (utama), penerbit,
3. Untuk sumber yang lain digunakan cara yang lazim.
Catatan :
Dalam daftar pustaka, semua penulis harus dicantumkan,
termasuk huruf (initial) nama depan, nama tengah clan
seterusnya, dan tidak diperkenankan menampilkan dkk. Atau
et.al.
(www.s3fk.ugm.ac.id)
macam cara penuisan
1. cara penulisan yang baik
Sistem nomor
Setiap rujukan diberi bernomor sesuai dgn urutan penunjukannya di dalam
makalah, yg diletakkan di antara tanda kurung, baik di belakang nama penulis,
akhir pernyataan, atau akhir kalimat.
Contoh : Virus penyebab ensefalitis yg dikenal di Indonesia di antaranya ialah
rabies (1), poliomielitis (2), cocksackie (3), influenza (4,5,6)…dst
Sistem nama & tahun (Harvard)
Daftar rujukan disusun sec alfabetik berdasarkan nama penulis, dgn meletakkan
nama keluarga di depan. Penunjukannya dlm makalah dgn mencantumkan tahun
dlm tanda kurung di belakang nama penulis atau mencantumkan nama keluarga
penulis & tahun di dlm kurung dgn membubuhkan tanda koma di antaranya.
Contoh : Abnormalities of the male tract have only recently been defined in
autopsy material (Kaplan et al., 1968; Oppenheimer and Esterly, 1969)
Sistem kombinasi alfabet & nomor
Penunjukan di dlm makalah diberi bernomor seperti pd sistem Harvard & pd
daftar rujukan disusun menurut alfabet nama penulis. Antara nama keluarga &
nama diri diberi tanda koma, antara nama2 penulis diberi tanda titik koma, & pd
akhir nama penulis diberi tanda titik dua, yg kemudian diikuti dgn judul makalah
Bucher, T.; Pfleiderer, G.; Pyruvate kinase from muscle; in Colowick, Kaplan,
Methods in enzymology, vol.1, p.323 (Academic Press, New York 1972)
Sistem Vancouver
Disepakati oleh para editor majalah ilmiah berbahasa Inggris yg terkenal dlm
pertemuan di Vancouver British Columbia, USA. Tujuannya utk
menyeragamkan/membakukan tata cara penulisan makalah ilmiah di seluruh
dunia.
Contoh : Eisen HN. Imunology: an introduction to molecular and cellular
principles of the immune response. 5th ed. New York: Harper and Row, 1974.
p.406
(Prof.Dr.Sudigdo Sastroasmoro, Sp.A(K) & Prof.Dr.Sofyan Ismael,
Sp.A(K).2002.Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis.Jakarta:CV.Sagung Seto)
Tinjauan pustaka
Kerangka
konsep
Kerangka teori
hipotesis
Metodologi Penelitian
Variable dan definisi
operasional
Skala pengukuran
Daftar pustaka