44
BLOK SYARAF DAN PERILAKU KELUMPUHAN WAJAH Kelompok : A-07

Blok Syaraf Dan Perilaku Shuek

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Neurologi

Citation preview

BLOK SYARAF DAN PERILAKU KELUMPUHAN WAJAH

BLOK SYARAF DAN PERILAKUKELUMPUHAN WAJAH

Kelompok : A-07

Kelompok : A-07Ketua :Ariqo Alala1102010035Sekretaris : Helena Azhar Ainun1102012111Anggota :Intan Nurul Hikmah1102011128Denny Susanto1102012054Faisal Zakiri1102012080Harya Hermawan1102012105Haya Farah Khansa1102012110Heny Silviana1102012114Ibramu Al-Furqan1102012115Iwa Fathi Syahdia1102012133

KELUMPUHAN WAJAH

Perempuan berusia 50 tahun saat sedang berbelanja di pusat perbelanjaan tiba-tiba berbicara cadel dan setelah diperhatikan oleh suaminya wajah pasien terlihat tidak simetris. Pasien juga mengeluh anggota gerak sisi kiri lebih lemah disbanding kanan. Suami langsung membawa istrinya ke IGD RS terdekat. Pemeriksaan tanda vital menunjukkan hipertensi. Pada pemeriksaan fisik ditemukan wajah tidak simetris. Sulkus nasolabialis kiri tampak mendatar, namun kerutan dahi simetris. Pada saat menjulurkan lidah, mencong ke sisi kiri tanpa adanya atrofi papil dan fasikulasi. Terdapat hemiparesis sinistra. Dokter mengatakan pasien mengalami stroke. Sebagai seorang suami, ia berkewajiban untuk menyantuni dan merawat istrinya dengan baik sesuai dengan ajaran Islam.

KATA SULIT

Sulcus nasolabialis: alur antara nasal dan labialAtrofi papil: papil lidah mengecilFasikulasi: gerakan kedutan singkat irregular tanda dari kerusakan LMNHemiparesis: kelemahan sebelah bagian tubuhStroke: gangguan pecah atau tersumbatnya pembuluh darah di otak sehingga terjadi kematian jaringan karena kurangnya perfusi

SASARAN BELAJARLI. 1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Nervus Cranialis, Jaras Sensorik-Motorik, dan Capsula InternaLI. 2. Memahami dan Menjelaskan Fisiologi Nervus Cranialis, Jaras Sensorik-Motorik, dan Capsula InternaLI. 3. Memahami dan Menjelaskan StrokeLO. 3.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi StrokeLO. 3.2. Memahami dan Menjelaskan Etiologi StrokeLO. 3.3. Memahami dan Menjelaskan Epidemiologi StrokeLO. 3.4. Memahami dan Menjelaskan Klasifikasi StrokeLO. 3.5. Memahami dan Menjelaskan Patofisiologi StrokeLO. 3.6. Memahami dan Menjelaskan Manifestasi Klinis StrokeLO. 3.7. Memahami dan Menjelaskan Diagnosis dan Diagnosis Banding StrokeLO. 3.8. Memahami dan Menjelaskan Tatalaksana StrokeLO. 3.9. Memahami dan Menjelaskan Komplikasi StrokeLO. 3.10. Memahami dan Menjelaskan Prognosis StrokeLO. 3.11. Memahami dan Menjelaskan Pencegahan StrokeLI. 4. Memahami dan Menjelaskan Kewajiban Pasangan Suami Istri dalam Islam

LI. 1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Nervus Cranialis, Jaras Sensorik-Motorik, dan Capsula Interna

NERVUS CRANIALISKomponen fungsional sebuah N. Cranialis secara teoritik ada 8 buah:Serabut aferen somatic umumSerabut aferen visceralis umumSerabut aferen somatic khususSerabut aferen visceralis khususSerabut eferen somatic umumSerabut eferen visceralis umumSerabut eferen somatic khususSerabut eferen visceralis khusus

LI. 2. Memahami dan Menjelaskan Fisiologi Nervus Cranialis, Jaras Sensorik-Motorik, dan Capsula Interna

N. OLFACTORIUS (N. I)Jalan: N. olfactorius jalan menembus lubang-lubang lamina cribrosa ossis ethmoidalis menuju Bulbus Olfactorius yang terletak tepat di atas lamina cribrosa. Oleh karena N. Olfactorius tersebut terdiri dari banyak serabut saraf maka disebut sebagai Fila Olfactoria.

N. OPTICUS (N. II)

Jalan: axon dari sel ganglion retina (lapis paling luar retina) pergi menuju DISCUS OPTICUS kemudian keluar dari bola mata kira-kira 3-4 mm pada sisi nasalis dari titik pusat bola mata.

N. OCULOMOTORIUS (N. III)Mensarafi semua otot bola mata, kecuali m. Obliquus Superior (yang disyarafi N IV) dan m. Rectus Lateralis (yang disyarafi N. VI). Mengirimkan SERABUT EFEREN SOMATIK yang jalan ke depan nucleus ruber dan muncul pada dataran depan mesencephalon pada fossa interpeduncularis.

N. TROCHLEARIS (N. IV)Mengirimkan serabut eferen somatic yang jalan ke belakang pada dataran belakang mesencephalon kemudian akan saling bersilangan dengan serabut sisi lain pada Velum Medullare Superior selanjutnya dia jalan di bawah colliculus inferior, kemudian ke depan memasuki orbita dan mensarafi: M. Oblicus Superior.

N. TRIGEMINUS (N. V)Cabang sentral: separuh serabutnya pecah menjadi serabut naik dan turun sebelum masuk ke pons, sedang sisanya naik atau turun semata.Serabut yang naik membawa rangsang sentuhan dan tekanan dan berakhir pada Nucleus sensorik utama. Serabut yang turun membawa rangsang sakit dan suhu berakhir pada Nucleus (tractus) spinalis. Rangsang proprioseptif dari otot-otot pengunyah, otot muka dan otot kelopak mata disalurkan melalui komponen sensorik n. trigeminus yang tidak berganti neuron pada ganglion semilunare, sedang nucleusnya berada pada Nucleus mesenchepalicus.

Cabang perifer: axon dari nuclei sensorik utama dan nucleus (tractus) spinalis serta cabang sentral dari Nucleus mesenchepalicus akan jalan menyilang garis tengah dan naik ke atas sebagai Lemniscus trigeminus untuk berakhir pada Nucleus posteromedial ventralis thalami. Selanjutnya axon dari nucleus ini akan berjalan dalam capsula interna untuk berakhir pada Gyrus Postcentralis (Area Brodmann 3, 1, 2)

N. ABDUCENS (N. VI)Serabut eferen pergi ke: depan pons dan muncul pada alur antara pons dan medulla oblongata

N. FACIALIS (N. VII) Nucleus Motorik UtamaBagian bawah nucleus yang mensarafi otot-otot bagian bawah muka mendapat serabut aferen dari Tractus corticonuclearis dari hemisphaerum yang kontralateral. Bagian atas nucleus yang mensarafi otot-otot bagian atas muka mendapat serabut aferen dari tractus corticonuclearis dari kedua sisi hemisphaerum cerebri.

Nucleus parasympathicusNucleus salivarius superior menerima serabut aferen dari:Hypothalamus melalui serabut saraf otonom turunSystema olfactorius melalui formation reticulare (berkaitan dengan penciuman)Nucleus tractus solitarius (berkaitan dengan pengecapan)Fungsi: mensarafi glandula submandibulare, glandula sublingualis, glandula nasalis, dan glandula palatine.

Nucleus lacrimalis menerima serabut aferen dari: Hypothalamus untuk respon emosionalNucleus sensorik untuk N. trigeminus untuk reflex lakrimasi sekunder jika ada iritasi korna atau konjungtivaFungsi: mensarafi glandula lacrimalis

Nucleus sensorikN. Facialis meninggalkan dataran depan otak dalam alur antara tepi bawah pons dan medulla oblongata.Fungsi: yang berasal dari nucleus parasympathicus mensarafi semua kelenjar air ludah dan air mata. Yang berasal dari nucleus motoric membentuk:

N. VESTIBULOCOCHLEARIS (N. VIII)

JARAS SENSASI SENTUHAN RINGAN DAN TEKANAN (TRACTUS SPINOTHALAMICUS ANTERIUS)Jalan pada medulla spinalis: neuron pertama sama.Axon dari neuron kedua jalan menyilang dan kemudian naik ke atas pada bagian anterolateral substantia alba sebagai tractus spinothalamicus anterior.Jalan pada medulla oblongata: samaJalan pada pons, mesencephalon, dan diencephalon: bersinapsis pada neuron ketiga di nucleus yang sama. Disini sensasi kasar dari sentuhan dan tekanan mulai di interpretasi.Jalan ke cortex cerebri: sama.

JARAS PEMBEDAAN SENSASI DISKRIMINASI SENTUHAN, GETARAN SENDI/OTOT SADAR (FASCICULUS GRACILIS DAN FASCICULUS CUNEATUS)Jalan dalam medulla spinalis: neuron orde pertama sama.Cabang turunCabang naik: fasciculus gracilis dapat ditemukan sepanjang segmen medulla spinalis lumbalis dan 6 segmen bawah thoracal. Fasciculus cuneatus lateralis dari gracilis dan dari segmen medulla spinalis 6 buah bagian atas thoracal dan semua segmen cervical.Jalan dalam medulla oblongata: jalan keatas ipsilateral dan bersinapsis dengan neuron orde kedua di nuclei gracilis dan cuneatus. Axon dari neuron orde kedua membentuk berkas serabut saraf disebut sebagai fibra arcuate interna. Kemudian berjalan menyilang garis tengah membentuk decussatio sensorik. Selanjutnya pergi ke:Pertama: ke cerebellum melalui pedunculus cerebelli inferior ipsilateral dan membentuk traktus cuneocerebellaris. Serabutnya membentuk fibra arcuate externa. Fungsinya untuk mengirimkan informasi sensasi otot skelet dan sendi ke cerebellum.Kedua: ke ponsJalan dalam pons, mesencephalon, dan diencephalonJalan ke cortex cerebri:

JARAS SENSASI OTOT SADAR DAN SENDI KE CEREBELLUM1. TRACTUS SPINOCEREBELLARIS POSTERIUSMembawa informasi dari otot sadar dan sendi, terutama dari reseptor muscle spindle dan reseptor yang ada di tendo, ligamentum, dan capsula articulare dari tubuh dan anggota badan.2. TRACTUS SPIMOCEREBELLARIS ANTERIUSMembawa informasi dari reseptor muscle spindle dan tendo dari anggota badan atas dan bawah. Diduga juga membawa informasi dari kulit dan fascia superficialis.3. TRACTUS CUNEOCEREBELLARISMeneruskan informasi dari muscle spindle dan tendo ke cerebellum

CAPSULA INTERNA Crus anterior: antara nucleus caudatus dan nucleus lenticularis, di dalamnya terdapat:Serabut corticopetal (serabut aferen), mengandung serabut radiation anterior thalamus.Serabut corticofugal (serabut eferen), mengandung tractus frontopontin yang datang dari cortex lobus frontalis menuju nuclei pontis.

Crus posterior: antara thalamus dengan nucleus lenticularis, di dalamnya terdapat:Pars lenticulothalamicus: mengandung serabut radio thalamicus yang bercampur dengan tractus eferen utama yang turun dari cortex cerebri:Tractus corticobulbaris: menuju nuclei motoric nn. Craniales terletak pada genu.Tractus corticospinalis: menuju nuclei motoric nn. Spinales terletak di dekat genuTractus corticorubralis: menuju ke nucleus ruber pada mesencephalonPars retrolenticularis: letak lateral dari thalamus dan di belakang nucleus lentidularis mengandung radiation thalamicus posteriorPars sublenticularis: letak ventralis dari ujung posterior nucleus lenticularis mengandungTractus temporopontin: dari cortex lobus temporalis ke nucleus pontinTractus geniculocalcarina: dari corpus geniculatum laterale ke cortex fissure calcarinaRadiatio auditorius: dari corpus geniculatum medial eke gyrus temporalis transversa.

LI. 3. Memahami dan Menjelaskan Stroke

Definisi StrokeStroke adalah tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal atau global, dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih atau menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler (Kelompok Studi Serebrovaskuler dan Neurogeriatri Perdossi,1999).

Etiologi Strokea. Faktor risiko yang bisa dikendalikan Faktor risiko stroke yang bisa dikendalikan antara lain hipertensi, obesitas, penyakit jantung, fibrilasi atrium, endokarditis, infark jantung, merokok, anemia sel sabit, Transient Ischemic Attack (TIA), dan stenosis karotis asimtomatik.b. Faktor risiko yang potensial bisa dikendalikanFaktor risiko yang potensial bisa dikendalikan meliputi Diabetes Melitus (DM), Hiperhomosisteinemia, dan hipertrofi ventrikel kiri.c. Faktor risiko yang tidak bisa dikendalikanKondisi alamiah seseorang yang tidak dapat dikontrol menjadi faktor risiko yang tidak bisa dikendalikan, antara lain umur, jenis kelamin, sifat herediter, ras dan etnis, serta aspek geografis.

Epidemiologi StrokeBerdasarkan laporan WHO, kasus stroke yang terjadi di Indonesia tahun 2002 telah menyebabkan kematian lebih dari 123.000 orang dan karena belum adanya strategi penanganan yang baku, jumlah kematian akibat stroke ini diperkirakan akan meningkat setiap tahunnya.

Klasifikasi Strokea. Stroke iskemikb. Stroke Perdarahan1) Perdarahan intraserebral2) Perdarahan subarakhnoid

Patogenesis dan Patofisiologi Stroke

Manifestasi Klinis Stroke1.Kelumpuhan wajah atau anggota badan (hemiparesis) yang timbul mendadak.2. Gangguan sensibilitas pada satu atau lebih anggota badan (hemihipestesi)3. Perubahan status mental (somnolen, delirium, letargi, stupor, atau koma)4. Afasia (bicara tidak lancar, kurangnya ucapan, atau kesulitan memahami ucapan)5. Disartria (bicara pelo atau cadel)6. Gangguan penglihatan (hemianopia atau monokuler) atau diplopia7. Ataksia (trunkal atau anggota badan)8. Vertigo, mual dan muntah, atau nyeri kepala.

Diagnosis & PemeriksaanAnamnesisPokok manifestasi dari stroke ialah hemiparesis,hemiparastesia, afasia, disartria, dan hemianopia). Hemiparesis yang ringan dapat di rasakan oleh penderita sebagai gangguan gerakan tangkas.Hemiparastesia hampir selamanya dikemukakan secara jelas. seperti jalannya canggungAfasia atau disfasia motorik dilukis sebagai berikut: tidak bisa bicara tapi masih mengerti semuanyaAfasia atau disfasia sensorik sering kali ditemukan secara samarDisartria disajikan secara jelas yaitu : bicaranya pelo, lidahnya sudah kaku atau lidahnya sudah pendek.Hemianopia tidak selalu dilukiskan oleh penderita secara jelas, sepeti halnya dengan keluhan berikut: sekonyong-konyong sewaktu melirik ke kanan semuanya tampak gelap

Fisik-diagnostikPemeriksaan Ketangkasan GerakanPenilaian Tenaga Otot-ototPenilaian Tonus OtotPenilaian Refleks TendonPemeriksaan neurologiPemeriksaan motorik nervus fasialisPemeriksaan sensorik pada nervus fasialisPemeriksaan Refleks fisiologis maupun patologisAlgoritma dan penilaian dengan skor stroke

Pemeriksaan PenunjangCT-scanMagnetic Resonance Imaging (MRI)Computerized tomography dengan angiographyAngiogram KonvensionalCarotid Doppler ultrasoundTes-Tes JantungTes-Tes Darah

Diagnosis BandingAcute Coronary SyndromeAtrial FibrillationBell PalsyBenign Positional VertigoBrain AbscessEpidural HematomaHemorrhagic Stroke in Emergency MedicineInner Ear LabyrinthitisMyocardial InfarctionNeoplasms, BrainSubarachnoid HemorrhageSyncopeTransient Ischemic Attack

TATALAKSANAPengobatan UmumUntuk pengobatan umum ini dipakai patokan 5 B yaitu:BreathingBrainBloodBowelBladder

Perawatan suportifPelihara oksigenasi jaringan secara adekuatTekanan darahStatus volume darahDemamHypoglycemia/dan atau hyperglycemiaProfilaksis DVT

Penatalaksanaan Stroke HemoragikSingkirkan kemungkinan koagulopatiKendalikan HTPertimbangkan bedah sarafapabila perdarahan serebelum diameter lebih dari 3 cm atau volum lebih dari 50 mlPertimbangkan angiografi untuk menyingkirkan aneurisma/malformasi arteriovenosaBerikan manitol20% (1 mg/kg BB intravena dalan 20-30 menit). Steroid tidak terbukti efektif pada perdarahan intraserebral.Pertimbangkan fenitoinPertimbangkan terapi hipervolemikdan nimodipin mengatasi perdarahan intracerebral

Penatalaksanaan Stroke Non-HemoragikPenanganan dari Serangan Iskemia AkutMengeleminasi atau mengontrol faktor-faktor risiko.Memberi edukasi pada pasien mengenai pengurangan faktor risiko dan tanda serta gejala-gejala dari TIA dan stroke ringan.Intervensi-BedahAgen-agen antiplatelet

KomplikasiKomplikasi AkutKenaikan tekanan darah. Kadar gula darahGangguan jantungGangguan respirasi.Infeksi dan sepsisGangguan cairanUlcer stresKomplikasi KronikAkibat tirah baring lama di tempat tidur bias terjadi pneumonia, dekubitus, inkontinensia serta berbagai akibat imobilisasi lain.Rekurensi stroke.Gangguan sosial-ekonomi.Gangguan psikologis.

PrognosisMenurut Harsono (1996) dipengaruhi oleh beberapa faktor:a. Tingkat kesadaran: sadar 16 % mening gal, somnolen 39 % meninggal, yang stupor 71 % meninggal, dan bila koma 100 % meninggal.b. Usia: pada usia 70 tahun atau lebih, angka-angka kematian meningkat tajam.c. Jenis kelamin: laki-laki lebih banyak (16 %) yang meninggal dari pada perempuan (39 %).d. Tekanan darah: tekanan darah tinggi prognosis jelek.e. Lain-lain: cepat dan tepatnya pertolongan

PencegahanPencegahan Primer Strokemencegah dan mengobati faktor-faktor risiko yang dapat dimodifikasi.Hipertensi Diabetes melitus LipidPenderita Merokok Obesitas Aktivitas fisik Pencegahan Sekunder StrokePencegahan sekunder stroke mengacu pada kepada strategi untuk mencegah kekambuhan stroke

LO.3. Memahami dan Menjelaskan Kewajiban Suami Istri dalam Islam

Garis besar hak dan kewajiban suami isteri dalam Islam yang di nukil dari buku Petunjuk Sunnah dan Adab Sehari-hari Lengkap karangan H.A. Abdurrahman Ahmad.Hak Bersama Suami IstriSuami istri, hendaknya saling menumbuhkan suasana mawaddah dan rahmah. (Ar-Rum: 21)Hendaknya saling mempercayai dan memahami sifat masing-masing pasangannya. (An-Nisa: 19 Al-Hujuraat: 10)Hendaknya menghiasi dengan pergaulan yang harmonis. (An-Nisa: 19)Hendaknya saling menasehati dalam kebaikan. (Muttafaqun Alaih)

Adab Suami Kepada Istri .Suami hendaknya menyadari bahwa istri adalah suatu ujian dalam menjalankan agama. (At-aubah: 24)Seorang istri bisa menjadi musuh bagi suami dalam mentaati Allah clan Rasul-Nya. (At-Taghabun: 14)Hendaknya senantiasa berdoa kepada Allah meminta istri yang sholehah. (AI-Furqan: 74)Diantara kewajiban suami terhadap istri, ialah: Membayar mahar, Memberi nafkah (makan, pakaian, tempat tinggal), Menggaulinya dengan baik, Berlaku adil jika beristri lebih dari satu. (AI-Ghazali)Jika istri berbuat Nusyuz, maka dianjurkan melakukan tindakan berikut ini secara berurutan: (a) Memberi nasehat, (b) Pisah kamar, (c) Memukul dengan pukulan yang tidak menyakitkan. (An-Nisa: 34) Nusyuz adalah: Kedurhakaan istri kepada suami dalam hal ketaatan kepada Allah.Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah, yang paling baik akhlaknya dan paling ramah terhadap istrinya/keluarganya. (Tirmudzi)

Adab Isteri Kepada SuamiHendaknya istri menyadari clan menerima dengan ikhlas bahwa kaum laki-Iaki adalah pemimpin kaum wanita. (An-Nisa: 34)Hendaknya istri menyadari bahwa hak (kedudukan) suami setingkat lebih tinggi daripada istri. (Al-Baqarah: 228)Istri wajib mentaati suaminya selama bukan kemaksiatan. (An-Nisa: 39)Diantara kewajiban istri terhadap suaminya, ialah:a. Menyerahkan dirinya,b. Mentaati suami,c. Tidak keluar rumah, kecuali dengan ijinnya,d. Tinggal di tempat kediaman yang disediakan suamie. Menggauli suami dengan baik. (Al-Ghazali)Istri hendaknya selalu memenuhi hajat biologis suaminya, walaupun sedang dalam kesibukan. (Nasa i, Muttafaqun Alaih)Apabila seorang suami mengajak istrinya ke tempat tidur untuk menggaulinya, lalu sang istri menolaknya, maka penduduk langit akan melaknatnya sehingga suami meridhainya. (Muslim)

SELESAI

DAFTAR PUSTAKABannister R. Consciousness and Unconciousness. Brain's clinical Neurology 5th ed. Oxford : The English Book Society Oxford University Press, 2000; pp 150 - 160.Chandra B. Diagnostik dan penanggulangan penderita dalam koma Cermin Dunia Kedokteran, nomor khusus, 2002; 95 - 100.Gilroy, John. Basic Neurology, Third Edition. McGraw-Hill Companies, Inc.Gunawan , Sulistis Gan et all. (2007). Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta. FKUIHarrison. Principles of Internal Medicine. McGraw-Hill Companies, Inc.Kowalak, Jennifer P., William Welsh, (2011). Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.Lumbantobing, S.M. Neurologi klinik pemeriksaan fisik dan mental. Badan penerbit FK UI, Jakarta. 2012. h.88-111Martono, Hadi. Strok Dan Penatalaksanaannya Oleh Internis. Dalam: Sudoyo A, setyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid 1 edisi 5. Jakarta: InternaPublishing 2009: 892-897.Pedoman Praktis Pemeriksaan Neurologi FK UI. Kesadaran. Jakarta 2006; hal. 39-50.Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia, (2011), Guideline Stroke Tahun 2011, Jakarta.Price.Sylvia A.,Wilson.Lorraine M, (2006). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit., Edisi 6. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.Rizal T. Rumawas. Patologi dan patofisiologi gangguan kesadaran. Simposium Koma, Jakarta 3 September 2001; hal 1 - 13.Uddin, Jurnalis. 2009. Anatomi Susunan Saraf Manusia. FKUY : JakartaYusuf Misbach. Penatalaksanaan umum penderita koma. Media Aesculapius 30 September 2002.