Upload
backpackin-magazine
View
232
Download
7
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Dunia tahu, apa itu Krakatau. Pada 1883, ledakannya membuat separuh dunia bergetar. Selama 2,5 hari, dunia tertutup abu vukanik Krakatau. Pengusaha-pengusaha Belanda yang sudah lama di Jawa menuliskan kejadian ledakan Gunung Krakatau dalam catatan hariannya, bahwa itu adalah masa-masa suram. Konon, 1/8 penduduk bumi bisa mendengar ledakan Krakatau.
Citation preview
J U N I - J U L I 2 0 1 3 I b a c K p a c K i n
JEJAKTERSERAKKRAKATAU
Dunia tahu, apa itu Krakatau. Pada 1883, ledakannya membuat separuh dunia bergetar. Selama dua setengah hari, dunia tertutup abu vukanik Krakatau.
b a c K p a c K i n I J U N I - J U L I 2 0 1 31
CATPER15 KRAKATAU PENGOBAT RINDU
GALERI25 BINGKAI KRAKATAU
PENGANAN43 SUP GANGAN
AKSESORIS46 PERALATAN MANDI ALA TRAVELER
TIPS47 MENGHEMAT BIAYA PERJALANAN
RESENSI49 THE GEOGRAPHY OF BLISS
JEDA51 TERPENCIL, HARGA BBM TINGGI
INTERAKSI53 AWAS CUACA BURUK!!
KONTRIBUTOR56 BM EDISI 22
EDISI DEPAN57 JAKARTA
Daftar Isi
KOMUNITAS33 JOURNALIST MOUNTAIN BIKE
PROFIL37 ARBAIN RAMBEY
BULOK27 PONDASI RUMAH DARI
TERUMBU KARANG
3 ORDINATJEJAK TERSERAK KRAKATAU
Dunia tahu, apa itu Krakatau. Pada 1883,
ledakannya membuat separuh dunia bergetar.
Konon, 1/8 penduduk bumi bisa mendengar
ledakan Krakatau.
11 PANDUMENUJU KRAKATAU
Pelabuhan utama yang sering digunakan
orang untuk ke Krakatau adalah Pelabuhan
Canti di Kalianda, Lampung.
J U N I - J U L I 2 0 1 3 I b a c K p a c K i n
WEBSITEwww.backpackinmagazine.com
FACEBOOKBackpackin Magz
Backpackin’ E-Magazine
TWITTER@Backpackin_Magz
CATPER15 KRAKATAU PENGOBAT RINDU
GALERI25 BINGKAI KRAKATAU
PENGANAN43 SUP GANGAN
AKSESORIS46 PERALATAN MANDI ALA TRAVELER
TIPS47 MENGHEMAT BIAYA PERJALANAN
RESENSI49 THE GEOGRAPHY OF BLISS
JEDA51 TERPENCIL, HARGA BBM TINGGI
INTERAKSI53 AWAS CUACA BURUK!!
KONTRIBUTOR56 BM EDISI 22
EDISI DEPAN57 JAKARTA
PROFIL37 ARBAIN RAMBEY
Salam Ransel,
Mengapung di Selat Sunda, tersebutlah se-
buah gunung yang letusannya mendunia. Dan kini,
keindahannya pun mendunia. Kami hadirkan langsung
ke depan mata sobat BM, Gunung Krakatau beserta
beberapa pulau di sekitarnya.
Selamat membaca, dan kapan jejakkan kaki ke
Krakatau?
REDAKSI
Redaksi menerima saran, kritik, dan artikel dari BM
Readers yang bisa dikirim melalui alamat email kami.
PIMPINAN UMUM/REDAKSIAmbar Arum
EDITORMuhammad Iqbal
REDAKSI Annisa M.F. Harahap
ARTISTIK & DESAINGalih Permadi
Kibar Desain Salman
WEBMASTERKurniawan Aji Saputra
DARI REDAKSI
FOTO COVER : IKA WUWIWA
b a c K p a c K i n I J U N I - J U L I 2 0 1 3
J E J A K T E R S E R A K
KRAKATAU
3 b a c K p a c K i n I J U N I - J U L I 2 0 1 3
J U N I - J U L I 2 0 1 3 I b a c K p a c K i n
J E J A K T E R S E R A K
KRAKATAU
ORDINAT
Dunia tahu, apa itu Krakatau. Pada 1883, ledakannya membuat separuh dunia
bergetar. Selama 2,5 hari, dunia tertutup abu vukanik Krakatau. Pengusaha-
pengusaha Belanda yang sudah lama di Jawa menuliskan kejadian ledakan Gu-
nung Krakatau dalam catatan hariannya, bahwa itu adalah masa-masa suram.
Konon, 1/8 penduduk bumi bisa mendengar ledakan Krakatau.
OLEH: MUHAMMAD IQBAL | FOTO: FIRMANSYAH, IKA WUWIWA, INSAN FAUZIE
4J U N I - J U L I 2 0 1 3 I b a c K p a c K i n
b a c K p a c K i n I J U N I - J U L I 2 0 1 35
KRAKATAU KEMUDIAN BUKANLAH
Gunung Krakatau yang dulu meledak tahun
1883, tetapi adalah Anak Krakatau yang
muncul 40 tahun setelah ledakan besar itu.
Untuk mempermudah, yang dimaksud Anak
Krakatau ini disebut Krakatau. Setiap tahun,
Krakatau bertambah tingginya sepanjang 20
kaki. Banyak yang menilai, Krakatau ini akan
meledak lagi di kemudian waktu.
Meski begitu, Krakatau tetap men-
jadi tempat wisata yang dikejar-kejar orang,
karena keunikan sejarahnya dan keindahan
bawah lautnya.
Sekarang, orang banyak mengenal
Krakatau sebagai tempat wisata yang pu-
nya kesan “adventure”. Dari cara menuju
ke sananya saja sudah panjang. Berbeda
dengan Bali yang mayoritas tempat wisa-
tanya bisa diakses satu jam dari bandara.
Krakatau? Jangan harap.
Dari Bandara Radin Inten (Bandar
Lampung), perlu tambahan perjalanan darat
CATPER
J U N I - J U L I 2 0 1 3 I b a c K p a c K i n 6
selama dua jam, dan menyeberang lewat
laut sekitar empat jam lagi. Itupun kalau
laut tenang. Perjalanan bisa molor kalau laut
sedang tidak bersahabat.
Secara geografis, Krakatau terletak
di Selat Sunda dan masuk dalam wilayah
Provinsi Lampung. Di Krakatau sendiri, tidak
ada orang yang tinggal. Kemungkinan karena
tidak ada akses air bersih. Biasanya, para
pengunjung Krakatau menginap di Pulau
Sebesi, sekitar 1,5 jam dari Krakatau.
SETIAP TAHUN, KRAKATAU
BERTAMBAH TINGGISEPANJANG 20 KAKI
KRAKATAU I FOTO : FIRMANSYAH
b a c K p a c K i n I J U N I - J U L I 2 0 1 3
ORDINAT
7
PULA
U S
EBU
KU
I FO
TO :
FIRM
AN
SYA
H
J U N I - J U L I 2 0 1 3 I b a c K p a c K i n 8
Motif orang ke Krakatau pada umum-
nya adalah wisata laut, bawah laut, dan
sekaligus gunung. Beberapa spot diving/
snorkeling cukup menarik untuk dikunjungi,
meskipun memang tidak semenarik Bu-
naken atau Raja Ampat. Mungkin karena ada
gunungnya dan karena dekat dengan Jakarta,
jadi pengunjung Krakatau semakin banyak.
PULAU SEBESI Merupakan “pulau hidup” terdekat
dengan Krakatau. Mayoritas penduduknya
adalah nelayan dan petani.
Bentuk Pulau Sebesi seperti gunung.
Semakin tinggi, semakin lebat hutan dan
banyak babi yang berkeliaran di hutan itu.
Sebagian masyarakat Sebesi bertani cokelat.
Untuk memanen cokelatnya di atas gunung
sana, biasanya mereka membawa anjing
yang akan menggonggong memberi infor-
masi bahwa ada bahaya babi yang akan
datang menyeruduk. Itulah banyak sekali
ditemukan anjing di lingkungan pemukiman
masyarakat.
Seperti masyarakat kepulauan pada
umumnya, masyarakat Sebesi ramah dengan
pendatang dan tidak segan untuk membantu.
Sebesi mempunyai sebuah genera-
tor yang hidup dan melistriki Sebesi hanya
6 jam, yaitu dari pukul 6 sore sampai 12
malam. Selebihnya? Beberapa warga mem-
punyai lampu templok. Sebagian lagi meng-
gunakan genset.
Satu Pulau Sebuku memiliki tga mobil
dan tiga orang sarjana. Anak-anak kecil se-
habis Maghrib belajar mengaji. Pagi harinya,
mereka berangkat ke sekolah. Pulau Sebesi
mempunyai sarana pendidikan sampai SMA.
Meskipun tertatih-tatih dalam pen-
danaan, toh sekolah yang berada di Sebesi
itu masih berjalan. Guru yang digaji hanya
Rp800 ribu untuk mengajar di dua sekolah
b a c K p a c K i n I J U N I - J U L I 2 0 1 39
BANYAK YANG BERMALAM
DI ANAK KRAKATAU MESKI
TIDAK ADA SUMBER AIR
pun tidak mengeluh dengan kondisinya.
Menurut cerita lokal, dulu anak-anak
kecil Sebesi suka menyembelih penyu-penyu
sisik yang mampir ke pantai. Edukasi membuat
mereka kini tidak lagi melakukan hal tersebut.
PULAU SEBUKU Letaknya tepat bersebelahan dengan
Pulau Sebesi. Bentuk pulaunya yang sama-
sama hampir bundar membuat keduanya
seperti pulau kembar. Namun, penduduk
Pulau Sebuku tidak sebanyak Pulau Sebesi.
Pada umumnya mereka bertani
cokelat, pisang, atau jengkol. “Mau dibawa
ke Jakarta,” kata salah satu petani Jengkol
Pulau Sebuku. Banyak pengunjung yang tidak
melewatkan snorkeling di sekeliling Pulau
Sebuku.
ANAK KRAKATAU Disebut anak, karena memang baru
muncul setelah erupsi Gunung Krakatau.
Sementara Gunung Krakatau yang asli sudah
tidak ada lagi.
ORDINAT
PULAU RAKATA I FOTO : INSAN FAUZIE
J U N I - J U L I 2 0 1 3 I b a c K p a c K i n 10
Sampai sekarang, Anak Krakatau
masih aktif dan masih rajin meletup. Meski
begitu, gunung ini masih terbilang aman
untuk dikunjungi. Banyak yang bahkan
bermalam di Anak Krakatau, meskipun
tidak ada sumber air bersih. Mungkin
karena lautan biru tenang di sekeliling
Anak Krakatau yang cukup menarik minat
pengunjungnya berlama-lama.
Di beberapa waktu tertentu, Anak
Krakatau menjadi berbahaya karena lava
pijar yang dimuntahkannya. Sebagai anak
dari gunung yang pernah membuat separuh
dunia gelap, wajar saja kalau sesekali tabiat
keganasan bapaknya muncul.
PULAU RAKATA Ini adalah pulau yang tersisa dari
hasil ledakan Krakatau purba yang meletus
150.000 tahun lalu. Setelah ledakan dahsyat
itu, baru terjadi ledakan dahsyat berikutnya,
yaitu yang banyak didokumentasikan pada
tahun 1883.
Awalnya, pulau ini gundul tanpa
penghuni. Tetapi dalam perkembangannya
kemudian kadal-kadal berenang menuju
Rakata. Burung dan kelelawar mulai ber-
datangan. Ekosistem baru muncul di Rakata,
membuatnya kembali hidup.
b a c K p a c K i n I J U N I - J U L I 2 0 1 311
PANDU
AKSES KE KRAKATAU cukup melelahkan. Pelabuhan utama yang
sering digunakan orang untuk ke Krakatau adalah Pelabuhan
Canti di Kalianda, Lampung. Di sana terdapat beberapa kapal
angkutan orang dan barang yang rutin menuju Pulau Sebesi dan
Sebuku, yaitu sekitar separuh perjalanan menuju Krakatau.
Sayangnya, tidak ada kapal yang menuju Krakatau, se-
hingga kapal harus disewa. Ini yang membuat jalan-jalan ke
Krakatau akan mahal sekali kalau sendiri.
Banyak yang langsung menuju Krakatau, lalu camping
di sana (kapal sewaannya bermalam di Krakatau). Kelemahan-
nya, sulit mencari makanan dan air bersih. Sebagian lagi memilih
menginap di Pulau Sebesi yang penduduknya sudah ramai dan
mudah akses makanan dan air bersihnya.
b a c K p a c K i n I J U N I - J U L I 2 0 1 3
FOTO
: FI
RMA
NSY
AH
J U N I - J U L I 2 0 1 3 I b a c K p a c K i n
DARI JAKARTA
Jakarta – Merak:
Bus (banyak dari Rambutan) atau kereta dari
Tanah Abang
Merak – Bakauheni:
Ferry (Rp11.500; 3 jam; ferry ada setiap saat)
Bakauheni – Kalianda:
Mini bus (Rp15.000; 30 menit)
Kalianda – Canti:
Angkot (Rp5.000; 30 menit)
DARI BANDAR LAMPUNG
Terminal Rajabasa – Kalianda:
Mini bus (Rp15.000; 30 menit)
Kalianda – Canti:
Angkot (Rp5.000; 30 menit)
MENUJU CANTI
DARI CANTI
Sewa kapal, biasanya menginap dulu di
Sebesi. Atau bisa ke Sebesi dulu dengan kapal
rutin dari Canti (pkl13; Rp15.000; 2 jam). Dari
Sebesi tetap harus menyewa kapal ke Krakatau,
sekitar 1,5 jam perjalanan.
Biaya sewa kapal per 2 hari untuk rute
Canti – Sebesi – spot-spot snorkeling – Krakatau
– Sebesi – Canti Rp3 juta.
DARI CARITA
Naik kapal kayu sekitar 3 jam, naik speed
boat 1-1,5 jam perjalanan. Biaya sewa kapal Rp3
juta per hari dengan kapasitas 25 orang.
MENUJU KRAKATAU
12J U N I - J U L I 2 0 1 3 I b a c K p a c K i n
b a c K p a c K i n I J U N I - J U L I 2 0 1 313
PANDU
b a c K p a c K i n I J U N I - J U L I 2 0 1 3
1. Penginapan Sebesi. Rumah hanya berisi 10
kasur. Rp200 ribu. Terdapat 6 rumah.
2. Vila Munca Indah (dekat Pelabuhan Canti).
Rumah di pinggir pantai Canti, muat sekitar 30
orang.
3. Rumah-rumah warga.
PENGINAPAN
Musim kemarau, ketika laut tidak banyak
bergejolak dan tidak keruh.
WAKTU TERBAIK
J U N I - J U L I 2 0 1 3 I b a c K p a c K i nJ U N I - J U L I 2 0 1 3 I b a c K p a c K i n 14
1. Camping di Anak Krakatau.
2. Snorkeling di banyak spot seputaran Sebesi-
Sebuku-Krakatau.
3. Ngobrol dengan masyarakat Sebesi tentang
aktivitas masyarakatnya, betapa ketergantun-
gan terhadap alam begitu besar.
4. Bakar ikan! Kira-kira harga ikan di Sebesi
Rp40 ribu per kg.
AKTIVITAS PILIHAN
1. Gali informasi sebanyak-banyaknya tentang
Krakatau ke Pak Chandra. Dia pemilik Kapal
Batang Hari yang rutenya: Canti-Sebuku-Sebe-
si. Semua bisa diurusnya, termasuk penyewaan
snorkeler lengkap (Rp60 ribu/2 hari), pengina-
pan, dan makan.
2. Persiapkan akomodasi jauh-jauh hari. Pengi-
napan sering penuh, perlu dicari rumah warga
untuk disewa. Kira-kira Rp200 ribu/rumah,
bisa muat 10 orang.
3. Persiapkan air tawar jika ingin camping di
Krakatau. Untuk 30 orang kira-kira butuh 20
galon. Isi ulang galon di Sebesi Rp5.000/galon.
Galon boleh dipinjam.
TIPS
1. CHANDRA
Nahkoda kapal Batang Hari
081369686243
2. HAYUN
Penginapan Sebesi
081369923312/081996829672
3. ZAKIYAH
Vila Munca Indah, Canti
08287035719
NOMOR KONTAK
b a c K p a c K i n I J U N I - J U L I 2 0 1 3
CATPER
15
FOTO
: FI
RMA
NSY
AH
J U N I - J U L I 2 0 1 3 I b a c K p a c K i n
P e n g o b a t R i n d uK R A K A T A U
Saya rindu laut! Saya rindu laut! Setelah menjamah gegunungan dan dataran tinggi, saya
merasa betul-betul rindu laut. Apalagi, sudah enam bulan mendekam di kamar dan kantor.
OLEH: NIA JANIAR | FOTO: FIRMANSYAH
16J U N I - J U L I 2 0 1 3 I b a c K p a c K i n
b a c K p a c K i n I J U N I - J U L I 2 0 1 3
AWALNYA, SAYA PILIH yang dekat-dekat
saja dari Jakarta, yaitu Kepulauan Seribu. Tapi
karena belum ada yang mengajak ke sana, lalu
kemudian ada ada yang mengajak trekking dan
snorkeling di Selat Sunda, maka saya memu-
tuskan untuk pergi ke Krakatau.
Seperti biasa, saya pergi dengan
Eka. Hanya ada beberapa tambahan yaitu
teman-teman yang pernah satu perjalanan
bersama, yaitu Sis dan Andrie. Saya dan Eka
memutuskan untuk memakai event organiz-
er (EO) saja, karena sedang malas mengatur
uang, bikin itinerary, dan mengatur tujuan
mana yang akan didahulukan. Mungkin itu
lain kali saja, kalau destinasinya jauh dan
dalam jangka waktu yang lama pula. Total
yang saya habiskan dari EO yang saya pakai
jasanya adalah Rp550.000, sudah dengan
peralatan snorkeling.
Kami berangkat di Jumat malam.
Begitu jam pulang, saya langsung ketemu
Eka di PGC dan kami makan malam. Te-
man saya memilih tempat makan yang
terkenal dengan kelamaannya dalam mem-
proses makanan dan saya memilih fast
food karena diburu waktu. Setelah selesai,
tanpa berlama-lama, kami langsung pergi
ke Kampung Rambutan.
17
J U N I - J U L I 2 0 1 3 I b a c K p a c K i n 18
Ini adalah kali pertama saya pergi ke
Kampung Rambutan. Terminalnya luas, ban-
yak orang, namun tidak terlalu menyeramkan.
Kalau ada banyak orang yang bertanya kami
mau ke mana, ya wajar. Namun kalau sudah
melebihi batas, seperti kasus ada satu orang
bapak-bapak yang sudah memperhatikan dari
kejauhan, menyempatkan mendatangi diri
pada kami, sambil cengar-cengir lalu ngobrol
berlama-lama, ya harus tegas.
Kami pergi naik bus Arimbi menuju
Pelabuhan Merak. Bus ini memperbolehkan
naik turunnya pedagang dan penumpang
sepanjang perjalanan yang menghabiskan
DERMAGA PULAU SEBESI
b a c K p a c K i n I J U N I - J U L I 2 0 1 319
waktu tiga jam. Tempat duduknya tidak enak,
karena jarak kaki cukup sempit dan punggung
bangkunya tidak bisa dimundurkan, sehingga
kepala saya berkali-kali jatuh.
Sesampainya di terminal Pelabuhan
Merak, kami dan teman-teman lain naik ojek.
Sebetulnya kalau jalan tidak terlalu jauh. Na-
mun karena keberatan membawa peralatan
snorkeling, maka kami ikut saja ketika disuruh
naik ojek bertiga-tiga. Begitu sampai di Pelabu-
han Merak.
Entah di bus atau di kapal ya sama
saja. Sama-sama ada anak kecoaknya. Saya
yang protes mengenai keterjatuhan kepala,
memilih tempat duduk paling pojok agar
kepala ini jelas mau disimpan di mana.
Tapi tetap saja tidak bisa bersandar karena
kecoak yang merayap di dinding kapal. Jadi,
pembaca, lain kali bawa baygon yaaa. Un-
tungnya ada bantal. Maka, tanpa mempedu-
likan kebersihan, saya tidur saja. Perjalanan
pun berkisar 2,5 hingga 3 jam.
Melewati jalur lintas Sumatera tentu
adalah hal yang baru. Kiri dan kanan jalan
kadang masih rimbun dengan rerumputan dan
perkebunan. Kalau kata supir, jalur barat ini
lebih mending dari jalur timur karena hutan-
nya sudah jarang dan lebih banyak orang yang
melalui jalur ini.
Sekitar pukul 6 pagi, kami sampai di
Dermaga Canti di Lampung. Dermaga Canti ini
menghubungkan kami ke Pulau Sebesi tempat
kami menginap dan pulau-pulau lain yang akan
kami kunjungi. Setelah menggosok gigi (tidak
mandi karena sebentar lagi akan snorkeling)
dan sarapan, kami naik kapal yang kira-kira
cukup untuk 30 orang.
Target pertama adalah Pulau Sebuku
Kecil. Sepanjang perjalanan, matahari lamat-
lamat muncul dari arah Timur. Laut semakin
J U N I - J U L I 2 0 1 3 I b a c K p a c K i n 20
membiru karena kedalamannya yang menin-
gkat. Sayangnya laut di sini agak kotor dengan
sampah-sampah. Jangan-jangan itu penyebab
sensasi ditusuk-tusuk dan gatal saat saya
snorkeling di Pulau Sebuku Besar. Saya pikir
saya kena bulu babi atau dihinggapi binatang
laut. Tapi pas saya lihat tidak ada apa-apa. Dan
beberapa teman mengeluhkan hal yang sama.
Sebetulnya saya pernah melihat karang
yang lebih indah dari karang yang ada di sekitar
Pulau Sebuku Kecil dan Lagoon Cabe (dekat
Rakata). Tapi, setiap pulau pasti memiliki karak-
teristik dan keunikan masing-masing. Memang
tidak seberwarna dan sebervariasi seperti yang
ada di Karimunjawa, tapi ada beberapa karang
yang belum pernah kami lihat di sana misalnya
seperti karang berbentuk bunga kol.
Inilah yang saya rindukan dari penan-
tian berbulan-bulan yaitu melihat kehidupan
lain di bawah sana. Ikan-ikan yang berseli-
weran membuat saya berkhayal bahwa mer-
eka memiliki struktur masyarakat perikanan.
Mereka terkagum-kagum atau takut melihat
makhluk besar yang mengambang di atas mer-
eka. Karena saya merasa beberapa kali kontak
mata dengan para ikan. Hehe.
Saya dan Eka lebih agresif minta foto
underwater karena selama snorkeling kami
belum pernah punya foto underwater. Mau
BEBERAPA KARANG BELUM
PERNAH KAMI LIHAT, MISALNYAKARANG BENTUK BUNGA KOL
b a c K p a c K i n I J U N I - J U L I 2 0 1 321
CATPER
J U N I - J U L I 2 0 1 3 I b a c K p a c K i n 22
beli kameranya juga mahal. Mau pinjem tapi
tidak punya temen yang punya. Huu, miskin
kalian. Apalagi Eka sudah konsisten meny-
elamnya. Saya masih kadang-kadang bisa dan
kadang-kadang tidak.
Kami menginap di rumah warga Pulau
Sebesi. Rumah yang perempuan tinggali tidak
terlalu bersih, terutama bagian kamar. Dind-
ingnya banyak jejak air sehingga udara terasa
lembab dan baunya tidak enak.
Untungnya tidak ada binatang selain
nyamuk dan semut besar. Berbeda saat saya
dan Eka menginap di Ujung Genteng. Ada kaki
seribu di kasur dan kamar mandi.
Sekitar pukul 4 pagi, kami berangkat ke
Anak Krakatau. Semua orang masuk ke lam-
bung kapal. Saat itu ombak terasa besar dan
membuat kapal bergoyang, sementara angin di
luar cukup besar.
Agak seru. Tapi keseruan berakhir
setelah hujan datang. Para ABK menutup
OMBAK TERASA BESAR
MEMBUAT KAPAL BERGOYANGANGIN DI LUAR CUKUP BESAR
semua jendela. Jadinya kami berada di satu
ruangan yang penuh orang sambil terguncang.
Memang bikin mual.
Untungnya saya menemukan spot ti-
duran (duluan). Karena begitu saya terbangun,
di sebelah kanan saya sudah ada orang yang
lagi tidur dan di sebelah kiri saya sudah ada
kaki. Sementara sepatu trekking saya kehu-
janan di luar.
Pasir hitam langsung menyambut
kami. Lambang Cagar Alam Krakatau juga
yang langsung diserbu teman-teman untuk
foto-foto, menandakan kami resmi berada di
hasil erupsi Gunung Krakatau. Rupanya ini lho
b a c K p a c K i n I J U N I - J U L I 2 0 1 3
CATPER
23
bencana alam modern yang pernah menggem-
parkan dunia, yang sering namanya dicatut
dalam film-film luar negeri.
Perjalanan menuju patok 9 (patok tera-
man dari Anak Krakatau) tidak terlalu jauh, tapi
kemiringannya membuat bibir pucat. Dari pa-
tok 9 juga bisa terlihat Pulau Panjang dan Pulau
Rakata. Gunung dan laut membuat perjalanan
ini lengkap.
Alam sedang bekerjasama dengan
baik. Ia memberikan matahari yang terbit dan
terbenam untuk menambahkan keindahannya,
juga memberikan langit yang biru. Oranye, biru,
hijau, putih.
Saya sadari, melalui alam, Tuhan men-
gajari warna-warna. Juga melalui alam, Tuhan
mendekatkan para manusia.
J U N I - J U L I 2 0 1 3 I b a c K p a c K i n
MERDEKA ITU...Ambil Cuti, Lalu Liburan
b a c K p a c K i n I J U N I - J U L I 2 0 1 3
GALERI
BINGKAIKRAKATAU
PULAU RAKATA (FIRMANSYAH)
SPOT SNORKELING (INSAN FAUZIE)
J U N I - J U L I 2 0 1 3 I b a c K p a c K i n 26
BINGKAIKRAKATAU
SUNRISEKRAKATAU
(INSAN FAUZIE)
PULAUSEBUKU
(FIRMANSYAH)
JEJAKKAN KAKIDI KRAKATAU
b a c K p a c K i n I J U N I - J U L I 2 0 1 3
BULOK
2727
OLEH: MUHAMMAD IQBAL | FOTO ILUSTRASI: ISTIMEWA
S E b a G a i p O n D a S i R U M a H
Jangan heran nanti, kalau berjalan-jalan masuk ke
pemukiman masyarakat di Pulau Sebesi (bagian Barat
Provinsi Lampung), akan terlihat tumpukan batu karang di
pinggir jalan. Dalam waktu dekat, batu-batu karang tersebut
akan digunakan untuk pondasi rumah
J U N I - J U L I 2 0 1 3 I b a c K p a c K i n 2828
FOTO
ILU
STRA
SI
b a c K p a c K i n I J U N I - J U L I 2 0 1 329
BULOK
TIDAK BERLEBIHAN KALAU perilaku
semacam ini sudah membudaya di
Sebesi. Mungkin bisa dipahami dengan
mudah kalau kita memperhatikan aktivi-
tas sehari-hari masyarakat Sebesi. Mata
pencaharian utama mereka -dan pada
umumnya masyarakat kepulauan- adalah
sebagai nelayan. Mereka mencari ikan di
laut.
Ada nelayan siang, ada nelayan
malam. Nelayan siang adalah nelayan
yang mencari ikan ketika matahari
berkilau. Sedangkan nelayan malam
adalah nelayan yang mencari ikan di
malam hari, biasanya mereka menguasai
ilmu perbintangan, alias bisa membaca
arah mata angin hanya dengan cara me-
lihat posisi bintang di langit.
Begitu pahamnya mereka dengan
kondisi laut, sampai-sampai bisa mem-
prediksi kapan ikan akan banyak berkum-
pul dan di mana posisinya. Hampir setiap
sore, ada saja pemuda yang bermain
tombak ikan di pantai sekeliling Pulau
Sebesi. Mereka menombak ikan dengan
sebatang tongkat yang ujungnya ditem-
FOTO ILUSTRASI
J U N I - J U L I 2 0 1 3 I b a c K p a c K i n
pelkan dengan sebilah besi tajam dengan
pengait yang membuat ikan tidak bisa
lepas kembali setelah tertombak.
Bisa-bisa, dalam sesore, satu
pemuda bisa membawa setengah
lusin ikan hasil tombakannya. Malam
harinya, ikan-ikan itu menjadi menu hi-
dangan meja makan bersama keluarga
mereka.
Begitu dekatnya masyarakat Sebe-
si dengan laut membuat mereka paham
betul apa yang ada di dalam laut dan apa
saja yang bisa dimanfaatkan. Termasuk
ketika mereka membutuhkan sesuatu
untuk dijadikan bahan pondasi rumah.
Sebagian dari mereka hanya mengetahui
fakta-fakta ini: bahwa membeli mate-
rial untuk pondasi rumah adalah sesuatu
yang mahal dan mengambil karang di
laut adalah murah. Begitulah mengapa
mudah ditemukan tumpukan karang di
pinggir-pinggir jalan pemukiman Pulau
Sebesi.
Tetapi jangan bayangkan itu hanya
terjadi di Pulau Sebesi. Seorang aktivis
bayaran dari LSM lingkungan ditugaskan
untuk mendata jumlah pulau di Kepulau-
an Banyak (Aceh). “Kita kalau ke pulau
itu lebih baik tutup mata tutup telinga
saja lah,” kata dia. Di satu sisi, dia sadar
posisinya sebagai aktivis lingkungan,
tetapi di lapangan dia menemukan ham-
pir semua rumah di pulau-pulau yang
didatanya menggunakan karang sebagai
pondasi rumahnya.
Lebih ekstrem lagi yang terjadi
di Pulau Balai, sebuah pulau yang ma-
suk dalam gugusan kepulauan Banyak.
Seorang nelayan datang dari melaut
menuju ke pinggir Pulau Balai. Terlihat di
dalam perahunya yang berukuran sedang
(kira-kira muat lima orang) penuh den-
gan batu-batu karang. Sebagian terlihat
seperti karang mati dengan warnanya
yang sudah memutih, tetapi sebagian
lagi terlihat berwarna.
“Kita tidak diurusi negara, buat
MEMBELI MATERIAL ADALAHSESUATU YANG MAHALBATU KARANG MURAH
30
b a c K p a c K i n I J U N I - J U L I 2 0 1 3
apa kita urusi negara,” kata dia kesal.
Komentar tersebut adalah bentuk keke-
salan masyarakat karena sudah lama
sekali pembangunan tidak terjadi di Pu-
lau Balai. Di saat bulan purnama, air laut
pasang dan menggenangi rumah-rumah
mereka. Sama sekali tidak ada langkah
konkret dari negara. Mereka memb-
etulkan jalan dengan dana dan tenaga
swadaya mereka sendiri. Jadi buat apa
mereka dengar negara teriak-teriak untuk
menjaga lingkungan?
Budaya lokal semacam ini -mem-
buat pondasi rumah dari batu karang-
memang dinilai banyak pihak sebagai
perbuatan yang merusak keseimban-
gan lingkungan. Tetapi perhatikan juga
bagaimana mereka terpaksa melakukan-
nya. Biaya transportasi bahan material
bisa melangit kalau tujuannya begitu
jauh dan terpencil seperti di pulau yang
mereka tempati. Apalagi pemesanannya
jarang-jarang dan dalam kuantitas yang
kecil, membuat harga semakin melangit.
Pilihannya, ya gunakan apa yang ada:
batu karang.
Mungkin negara perlu mencip-
takan alat transportasi murah agar inter-
aksi pulau-pulau kecil semakin intensif
sehingga perbedaan harga terjadi tidak
terlalu jauh. Atau mungkin sebagai obat
instan, negara bisa memberikan subsidi
untuk produk-produk material tersebut
agar masyarakat kepulauan bisa mem-
bangun rumah mereka tanpa menggu-
nakan batu karang, karena mereka sudah
mampu membeli bahan material.
BULOK
3131
FOTO ILUSTRASI
J U N I - J U L I 2 0 1 3 I b a c K p a c K i nA G U S T U S - S E P T E M B E R 2 0 1 2 I b a c K p a c K i n 32
hidup serasa sempurnaketikakesalahan telahdimaafkan...
b a c K p a c K i n I J U N I - J U L I 2 0 1 3
PENGANAN
J U N I - J U L I 2 0 1 3 I b a c K p a c K i n 34
OLEH: AMBAR ARUM | FOTO: ISTIMEWA
KE MANA PUN kaki kita ber-
wisata, tentu wajib mencicipi
kuliner lokalnya. Saat berkun-
jung ke Lampung misalnya, coba
pesan menu yang satu ini, Ikan
Baung. Ikan Baung adalah ikan
yang hidup di air tawar, sering
ditemukan di daerah muara
hingga hulu sungai. Tekstur dag-
ingnya lembut dan tebal, serta
berwarna putih.
Masih satu kerabat den-
gan ikan lele, bentuk fisik ikan
baung pun menyerupai lele
dengan ciri bagian wajah agak
pipih, ditambah kumis panjang
di sudut kiri kanan wajahnya.
Namun berbeda dengan lele,
penyajian ikan baung lebih ban-
yak variasi. Mulai dari bumbu,
hingga potongan ikan yang ter-
lebih dulu dibagi tiga atau em-
pat bagian, tidak melulu utuh.
Ikan Baung biasa dimasak
dengan dibuat gulai atau pin-
dang atau bumbu asam pedas.
Semuanya sama-sama sedap,
dan dapat dengan mudah kita
temukan di Lampung. Tidak
hanya lezat, ikan baung juga
kaya akan gizi karena mengand-
ung banyak protein dan rendah
lemak. Cocok untuk asupan gizi
tubuh selama traveling.
Sebetulnya Ikan Baung
bukanlah jenis ikan yang en-
demik hanya hidup di Lampung,
tetapi cenderung lebih mudah
menemukan masakan ikan
baung di Lampung ketimbang
daerah lain.
Selain di Sumatra, ikan
ini juga cukup populer di Kali-
mantan dan di sebagian daerah
di pulau Jawa. Kadang disajikan
sebagai ikan bakar. Ditambah
cabai merah atau cabai hijau,
slurp!
34J U N I - J U L I 2 0 1 3 I b a c K p a c K i n
IKAN BAUNG:SEHAT & LEZAT
b a c K p a c K i n I J U N I - J U L I 2 0 1 3
PROFIL
35
NGGA BOLEH FOTO,CARI TEMPAT LAIN!!
OLEH: AMBAR ARUM | FOTO: AMBAR AMRUM, ARBAIN RAMBEY.doc
b a c K p a c K i n I J U N I - J U L I 2 0 1 3
J U N I - J U L I 2 0 1 3 I b a c K p a c K i n 36
PROFIL
Mas Arbain sudah memotret banyak jenis
baik itu foto model, landscape, human inter-
est, sport, dan masih banyak lagi. Di antara
semua itu, mana yang lebih mas Arbain
sukai?
Kalo ngomong seneng, saya suka
motret wanita cantik. Foto pemandangan ba-
gus, pasti saya suka, karena saya suka travel-
ing. Seiring berjalannya waktu, foto yang
paling laku dijual itu adalah foto landscape.
Bisa jadi kalender, agenda, atau apa aja. Foto
wanita cantik juga. Hampir setiap produk
pasti ada wanitanya. Jadi kalau saya foto-
grafer bebas, saya akan banyak memotret
pemandangan dan wanita cantik. Intinya sih
saya suka keindahan.
Backpackin berkesempatan tatap muka lang-
sung dangan seorang suhu di dunia persilatan
fotografi, Arbain Rambey. Ribuan foto momen
dan lansekap telah ia abadikan. Yuk simak
perbincangan seru Backpackin dengan master
fotografi yang baik hati dan tidak sombong ini.
b a c K p a c K i n I J U N I - J U L I 2 0 1 337
FOTOGRAFI BANYAK SISISUKA HASILNYA ATAUSUKA TANTANGANNYA
PROFIL
Fotografi itu ada banyak sisi. Kamu
menyukai hasilnya, atau kamu menyukai
tantangannya. Foto-foto jurnalistik itu banyak
tantangannya. Kalau dilihat hasilnya kayaknya
biasa aja, gak menarik. Jadi fotografi itu bisa
dilihat dari banyak hal. Bisa juga dari duit yang
dihasilkan. Ada satu foto landscape yang biasa
aja, tapi dibeli mahal. Bagi saya mengesankan
karena duitnya gede. Tapi ada yang gak dibeli
orang, tapi saya suka sekali. Ada foto yang
bikinnya susah, saya menikmati result-nya, dan
tidak menghasilkan apa-apa bagi saya. Namun
bagi saya itu adalah suatu achievement.
Selama ini kalau mas amati, foto apa sih yang
bisa membuat orang mau beli mahal untuk
foto itu? Apakah ada ukurannya?
Sangat tidak ada ukurannya. Foto saya
yang terjual itu adalah foto yang bagi saya gak
hebat-hebat amat. Sementara foto yang saya
bayangkan bakal dibeli orang, sampai sekarang
gak ada yang mau beli. Karena foto itu adalah
masalah bagus dan jelek. Bagus itu gak ada
tolak ukurnya. dan harga foto itu gak pernah
bisa jadi tolak ukur. Barang seni harganya itu
gak pernah standar. Misal ada foto dijual 1 M,
itu saya gak percaya. Kadang digelembungkan.
Kalau harga mobil, gak pernah bohong kan,
semua orang tau standarnya.
J U N I - J U L I 2 0 1 3 I b a c K p a c K i n 38
Banyak tempat wisata yang mematok harga
untuk memotret. Gimana menurut mas Ar-
bain?
Kalau gak mau bayar, ya pergi aja.
Mereka berhak pasang harga. Negara kita ini
bangkrut, semua orang ingin dapat duit. Kalau
di Louvre, begitu kamu masuk, terserah kamu
mau pakai baju pengantin atau baju apa, silah-
kan memotret. Kamu di Orchard Road Singa-
pura juga gak masalah, paling disorakin orang.
Gak ada yang minta duit. Karena itu tempat
umum.
Negara ini mayoritas orang miskin,
semua ingin dapat duit. Karena setiap orang
merasa kekurangan, entah mental pengemis,
atau mungkin memang kekurangan beneran.
Akhirnya kembali ke mentalitas, bukan ma-
salah peraturan. Secara hak, mereka berhak
minta duit. Larangannya apa? Kecuali ada
peraturan yang bilang tidak boleh memungut
apapun selain yang sudah ditentukan, nah baru
bisa dituntut. Kalau kamu kepala stasiun, kamu
juga berhak minta duit.
Problemnya adalah, di negara ini terlalu
banyak orang yang merasa berhak minta
duit. Mobil mau puter balik aja dimintain duit.
Sebenernya gak beda sama premanisme. Dan
kita butuh bertahun-tahun untuk membenahi
itu semua. Jadi ya kalau kamu berani ya lawan,
kalau gak berani ya pergi aja. Gak ada rumus-
nya. Tergantung premannya seseram apa, dan
karatemu sudah sejauh mana. Hahaha… Kalau
saya simpel aja, di sana gak boleh moto, ya
sudah saya bisa cari tempat lain. Gak masalah.
Melihat perkembangan fotografi dewasa ini,
ada gak sih yang dirasa kurang, misalnya eti-
kanya kurang, atau kurang mau belajar…
Sebenarnya dari dulu ya gitu-gitu lagi,
tapi sekarang tambahannya ini lebih banyak
lagi, tambahan yang lembek-lembek ini, yang
kalau dikasih tau gak ngerti-ngerti. Ada beber-
apa hal yang rumusnya simpel, tapi prakteknya
susah.
Banyak orang berpikir dengan tips,
selesai. Tips itu hanya pintu pembuka, sisanya
kamu harus usaha. Kuncinya kamu bisa adalah
keinginan yang kuat. Kalo belum-belum nanya,
kapan bisanya, ya lembek lah. 99% fotografer
professional itu otodidak. Semua kembali ke
orangnya masing-masing.
b a c K p a c K i n I J U N I - J U L I 2 0 1 339 b a c K p a c K i n I M A R E T - A P R I L 2 0 1 1
FACEBOOK.TWITTER.ISSUU
LiveLoveAdventure
MENIKAH- Webmaster Backpackin Magazine, Kurniawan Aji Saputra menikah dengan
Dewi Ratnasari, Minggu (23/6) lalu. Kami keluarga BM ikut berbahagia dan semoga
menjadi keluarga sakinah, mawadah, warohmah. Amin
J U N I - J U L I 2 0 1 3 I b a c K p a c K i nF E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 I b a c K p a c K i n 40
J O I N U S .
LET’S CLICK THE BUTTON
b a c K p a c K i n I J U N I - J U L I 2 0 1 341
KOMUNITAS
J U N I - J U L I 2 0 1 3 I b a c K p a c K i n 42
bEKERJa DanbERMain bERSaMa
DARI NAMANYA SUDAH
bisa ditebak, bahwa Journalist
Mountain Bike (JMTB) adalah
kumpulan jurnalis yang hobinya
bersepeda gunung.
OLEH : MUHAMMAD IQBAL | FOTO: MTB.DOC
b a c K p a c K i n I J U N I - J U L I 2 0 1 3
Kebanyakan dari mereka yang menjadi
anggotanya adalah pewarta foto di bermacam
media, hanya sebagian kecil saja yang meru-
pakan wartawan tulis atau wartawan TV. Jadi,
sehari-hari mereka bertemu di dalam peliputan
berita, setelah itu mereka bermain bersama
dengan sepada gunung.
Dari 8 orang anggotanya di awal, kini
jumlahnya sudah 40 orang. “Keanggotaan
JMTB hingga saat ini masih sangat sedikit. Ini
menjadi tantangan kami untuk menambah
anggota bagi para jurnalis,” kata Ketua JMTB
Indonesia Achmad Fauzie yang merupakan
pewarta foto di Harian Kontan.
4343
KOMUNITAS
KEBANYAKAN DARI MEREKAADALAH PEWARTA FOTODARI BERBAGAI MEDIA
J U N I - J U L I 2 0 1 3 I b a c K p a c K i n
Komunitas yang terbentuk
pada 19 Desember 2009 ini tertutup
bagi wartawan saja. Tapi bukan berarti
tidak bisa ada anggota atau masyrakat
umum yang bergabung dalam kegiatan
JMTB. “Kami sering mengajak masyra-
kat, teman di luar jurnalis untuk bergabung
dalam kegiatan kami. Bukan menutup
diri, namun kami belum bisa men-
gendalikan anggota kalau terlalau
banyak. Fokus kami adalah men-
gajak, memasyarakatkan olahraga
bersepeda bagi para jurnalis,”
kata Fauzie.
Sudah belasan perjalanan yang
dilakukan dalam 3,5 tahun sejak
terbentuknya JMTB. Yang paling seru
adalah perjalanan terakhirnya di kawasan Gu-
nung Bromo. Trek Bromo sangat panjang, yaitu
sekitar 60 km dengan keadaan jalan yang san-
gat variatif. Sepanjang perjalanan itu, peserta
nyambi foto-foto. Yang bukan fotografer
saja senang foto-foto, apalagi memang yang
profesinya fotografer. Sepertinya pemandan-
gan indah Bromo tidak mau dilewatkan satu
jepretan pun. Sampai-sampai, perjalanan baru
bisa diselesaikan puku tujuh malam, padahal
mulainya sudah sejak pukul tujuh pagi.
Yang membuat perjalanan Bromo se-
makin berbekas, meskipun agak pahit, adalah
bahwa satu anggota sempat tersesat dan
hilang di hutan karena ketinggalan rombongan.
Satu peserta lainnya masuk jurang karena trek
yang cukup berbahaya. Namun begitu, semua
peserta selamat.
Itu yang paling berkesan. Kalau perjala-
nan yang paling jauh adalah ketika JMTB diajak
Garuda Indonesia untuk ke Beijing dan ber-
sepeda ke Tembok China. Motif Garuda adalah
memperkenalkan fasilitas membawa sepeda
dalam penerbangan dengan tiada pembe-
banan bagasi. Jurnalis dianggap wadah yang
tepat untuk memperkenalkan fasilitas gratis
itu. Cocoklah sudah.
Itulah juga yang menjadi alasan men-
gapa begitu banyak sponsor yang mewadahi
kegiatan-kegiatan JMTB. Karena profesi jurna-
lis memberikan kesempatan untuk membuat
banyak jaringan dengan banyak perusahaan
top, maka JMTB bisa lebih mudah menggan-
deng mereka sebagai sponsor, meskipun tetap
dengan prosedur standard seperti pembuatan
proposal.
Mau bergabung? Coba dibuka-buka
grup Journalist Mtb di Facebook.
4444
b a c K p a c K i n I J U N I - J U L I 2 0 1 3
AKSESORIS
45 b a c K p a c K i n I A P R I L - M E I 2 0 1 3
P E R A L A T A N M A N D I A L AT R A V E L E R
J U N I - J U L I 2 0 1 3 I b a c K p a c K i n
SAAT TRAVELING, JANGAN takut untuk
berkotor-kotor ria. Biar jalur berlumpur, basah
kehujanan, maupun pakaian kotor karena jatuh
ke comberan, hati harus tetap ceria. Jangan
kuatir, sebab pasti ada saat untuk mandi dan
membersihkan semua kotoran setelah blusukan
ke mana-mana. Alat mandi apa saja yang wajib
dibawa saat traveling? Ini dia!
SIKAT GIGI DAN PASTA GIGI
Pilih sikat gigi lipat yang banyak dijual
di supermarket. Sikat gigi ini praktis dan hemat
tempat sehingga sangat cocok untuk dibawa
bepergian. Juga ada pasta gigi ukuran mini, nyaris
setengah dari ukuran standar.
Atau kalau sering ke hotel, bawa pulang saja
paketan sikat gigi dan pasta gigi mini. Lalu nanti
digunakan saat traveling.
SABUN
Lebih praktis membawa sabun cair. Akan
lebih mudah jika sabun cair dibawa dalam wadah
dengan tutup yang diputar, bukan dipletek ke
46
P E R A L A T A N M A N D I A L AT R A V E L E R
atas. Penutup botol tipe kedua rentan untuk bo-
cor apabila botol tertekan. Sementara saat meny-
impan alat mandi, botol wadah sabun berpotensi
tertekan dengan bawaan lain seperti baju.
SHAMPOO
Sebaiknya membawa shampoo dalam
bentuk sachet. Pastinya lebih hemat tempat. Bisa
juga menggunakan shampoo dengan botol kecil
seperti yang biasa dipakai di kamar-kamar hotel.
HANDUK KECIL
Bawalah handuk berukuran kecil, um-
umnya 20x20 cm. Lebih bagus lagi jenis handuk
microfiber, karena memiliki daya serap lebih
dibanding handuk biasa.
Berkolaborasilah dengan teman jalan kamu agar kamu
tidak membawa semua barang di atas sendirian. Sabun,
shampoo, dan pasta gigi bisa dibawa hanya oleh satu
orang kalau pergi rombongan. Praktis dan irit!
TIPS
b a c K p a c K i n I J U N I - J U L I 2 0 1 347
TIPS & TRIK
WEBSITE.
Jika menggunakan pesawat, sering-sering tongk-
rongin website maskapai penerbangan. Tiket promo
bisa muncul tiba-tiba. Bisa malam, bisa siang, tidak
terduga. Kalau beruntung, kita bisa dapat tiket Jakar-
ta-Medan Rp100 ribu pulang pergi. Kelemahan: sering
kali tiket yang didapat untuk pener-bangan beberapa
bulan ke depan.
HITCHHIKE
Alias minta tebangan. Ini cara
paling murah sekaligus paling
seru. Pasang wajah ramah, lalu
ulurkan jempol di pinggir jalan.
Siapkan waktu dua kali lipat dari
waktu tempuh menggunakan
kendaraan umum.
Hemat Biaya Transportasi
Satu dari tiga komponen biaya utama selama perjalanan, yakni biaya transportasi, selain pen-
ginapan dan makan. Kadang porsi paling besar ada di si transportasi ini. Berikut beberapa cara
menghemat supaya biaya transportasi makin irit:
J U N I - J U L I 2 0 1 3 I b a c K p a c K i n 48
BUS.
Menjadi sarana transportasi darat pal-
ing murah saat ini, setelah kereta eko-
nomi dihapus dari peredaran. Gunakan
sebanyak-banyaknya, selama punggung
kuat menahan pegal.
SEWA MOTOR.
Di beberapa ‘pusat turis’ seperti Malio-
boro (Jogja), Jalan Jaksa (Jakarta), dan
Jalan A. Yani (Bukittinggi), lazim dijumpai
penyewaan sepeda motor
dengan jaminan KTP. Tarif sewa
Rp75 ribu seharian lebih irit
ketimbang turun-naik kendaraan
umum untuk sambangi beberapa
lokasi.
JALAN BARENG.
Ujung Kulon, akan mahal sekali mengak-
sesnya kalau tidak menyewa kendaraan
semacam Elf. Berkeliling Kepulauan Seribu
juga sulit kalau tidak menyewa kapal. Nah,
jumlah peserta dalam perjalanan bisa men-
gurangi beban biaya sewa sekaligus
menambah teman.
Hemat Biaya Transportasi
b a c K p a c K i n I J U N I - J U L I 2 0 1 3
RESENSI
49
MENCARIOLEH : MUHAMMAD IQBAL
b a c K p a c K i n I J U N I - J U L I 2 0 1 3
artiKEBAHAGIAAN
NEGARA PALING BAHA-
GIA? Apa ada? Kalaupun ada,
bagaimana menilainya? Apa
indikator kebahagiaan? Ini yang
coba dicari oleh Eric Weiner,
seorang jurnalis yang berkeliling
dunia untuk menemukan negara
paling bahagia.
J U N I - J U L I 2 0 1 3 I b a c K p a c K i n 50J U N I - J U L I 2 0 1 3 I b a c K p a c K i n
MENCARI Tentu saja sulit menemukan negara paling
bahagia, dengan tidak mengetahui indikatornya. Eric
memulainya dengan menemui seorang profesor
penelitian kebahagiaan di Belanda: Ruut Veenhoven.
Eric menemukan banyak hasil penelitian, seperti
meraka yang menikah, lebih bahagia daripada yang
bujangan, meskipun mereka yang mempunyai anak
tidak lebih bahagia daripada yang tidak mempunyai
anak. Orang yang bergelar sangat tinggi, tidak lebih
bahagia daripada yang hanya lulusan sarjana.
Hasil-hasil penelitian itu membuatnya
semakin bingung. Jadi apa yang harus dilakukan?
Menikah tapi jangan mempunyai anak? Drop
out dari program doktoral? Tidak, tidak, Eric ingin
mendefinisikan kebahagiaan dengan mendengar
langsung penduduk di negara-negara yang di-
kunjunginya. Maka kemudian dia menyimpulkan
bahwa di Thailand, kebahagiaan adalah tidak ber-
pikir. Di Qatar, kebahagiaan adalah menang lotre. Di
Swiss, kebahagiaan adalah kebosanan. Di Islandia,
kebahagiaan adalah kegagalan. Tiap negara mem-
punyai definisinya masing-masing.
Layaknya seorang pejalan, Eric menemu-
kan banyak keunikan di negara-negara yang dikun-
junginya. Misalnya ketika di Bhutan. Banyak laki-laki
Bhutan menarik diri dari keramaian untuk berme-
ditasi di pondok kayu sederhana di pinggir-pinggir
jurang. Meditas dilakukan tiga tahun, tanpa potong
rambut, tanpa berbicara. Hebatnya, pemerintah
mau mengalirkan listrik ke pegunungan tempat para
lelaki itu bermeditasi. Apa ada negara yang mau
menghabiskan US$100 ribu untuk membuat in-
stalasi listrik? Mungkin pemerintah lain akan bilang:
Tidak, Anda yang turun ke sini kalau mau listrik.
Perjalanan Eric begitu bermakna, sampai-
sampai ketika buku ini terbit, banyak peneliti yang
semakin intensif dalam melakukan penelitian
mengenai kebahagiaan. Gaya penulisannya santai,
layaknya jurnalis senior, begitu mengalir.
OLEH : MUHAMMAD IQBAL
artiKEBAHAGIAAN
b a c K p a c K i n I J U N I - J U L I 2 0 1 351
JEDA
BBMDAERAH
TER-PENCILSUDAHNAIKDARIDULU
OLEH : MUHAMMAD IQBAL
J U N I - J U L I 2 0 1 3 I b a c K p a c K i n 52
BELAKANGAN, BANYAK YANG mengeluh
tentang kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM).
Bensin yang tadinya Rp4.500, naik jadi Rp
6.500. Solar menjadi Rp5.500.
Orang-orang kota ribut mengeluh
tentang kenaikan itu. Wajar saja, karena kalau
BBM naik, otomatis harga-harga barang
yang lain ikut terkerek naik. Ibu-ibu menjerit.
“Aaaargh,” katanya.
Tapi berita kenaikan BBM itu bukan
sesuatu yang wah untuk masyarakat di daerah-
daerah terpencil. Coba saja lihat saudara-
saudara kita di Mentawai. Harga bensin paling
murah Rp8.000 di Muara Siberut (pusat
ekonomi Mentawai). Dan harga itu bisa mero-
ket lebih dari Rp10.000 kalau sudah sampai ke
pedalamannya.
Sebut saja Saibi, yang berjarak 2 jam
naik pompong (semacam perahu) dari Muara
Siberut. Harganya Rp10.000 untuk solar mau-
pun bensin. Solar biasa mereka gunakan untuk
bahan bakar lampu templok atau untuk mesin
pompong mereka.
“Yang repot itu kalau tidak ada sama
sekali,” kata seorang warga Saibi. Itu bisa
terjadi ketika ombak terlalu besar, sehingga
masyarakat enggan untuk membelinya ke
Muara Siberut -yang mendapat pasokan BBM
dari Padang.
Hal serupa terjadi di Sebesi, seki-
tar 2 jam dari Pelabuhan Canti (Kalianda,
Lampung). Bensin di sana sekitar Rp8.000.
“Sssst! Tapi diam-diam ya, karena membawa
BBM dari Canti ke Sebesi itu ilegal,” kata
aparat setempat.
Atau jangan jauh-jauh ke Mentawai
dan Sebesi, coba jalan-jalan pakai mobil
melintasi Lampung dan Sumatera Selatan.
Jangan harap bisa
menemukan SPBU
buka dengan mudah.
Biasanya, setelah
tanki SPBU diisi,
langsung diserbu jirigen-
jirigen besar dan dalam waktu
singkat habis. Lantas mereka
menjualnya di pinggir-pinggir
jalan dengan harga sekitar
Rp6.000 per liter.
Jadi buat masyara-
kat di beberapa daerah,
kenaikan bensin menjadi
Rp6.000 adalah hal yang biasa
saja. Justru yang jadi perhatian
mereka adalah, jangan-jangan nanti
BBM tidak ada sama sekali karena
distribusinya yang berantakan.
Mudah-mudahan tidak.
BBMDAERAH
TER-PENCILSUDAHNAIKDARIDULU
Solar untuk
bahan bakar
lampu templok
atau mesin
pompong.
“
OLEH : MUHAMMAD IQBAL
b a c K p a c K i n I J U N I - J U L I 2 0 1 3
INTERAKSI
Belakangan ini, cuaca tidak mudah diprediksi.
Kadang hujan, kadang panas terik, kadang bisa
tiba-tiba datang badai. Sobat BM pernah apes pas
traveling cuaca yang tiba-tiba buruk?
Awas
April 2012 saya dan teman mendaki Kerinci. Waktu
mau muncak subuh-subuh, badai kencang sekali se-
hingga kami batal muncak. Besoknya kami ke Medan,
rencana mau lanjut ke Aceh. Pas lagi santai di kedai
kopi di Medan, tiba-tiba terjadi gempa besar di Aceh,
getarannya terasa sampai Medan. Gagal deh ke Aceh.
SHAHRENDY
Apes banget pas badai di Gunung Guntur. Saking kencangnya badai tersebut, frame tenda saya retak, frame tenda teman saya patah, dan tenda teman saya yang satunya lagi robek. Ckckck…
BAYUISMAYA
53 b a c K p a c K i n I A P R I L - M E I 2 0 1 3
CuacaBuruk!!
Waktu ke Pulau Tidung tahun
2008 lalu, salah posisi pas
mendirikan tenda. Tiba-tiba
hujan deras plus angin kencang,
tenda nyaris terbang. Beruntung
menemukan batang pohon di
dekat tenda, langsung saja saya
bawa masuk ke tenda supaya
tidak tertiup angin. Fiuh.
SAMSUDIN
J U N I - J U L I 2 0 1 3 I b a c K p a c K i n
kunjungi website kami :www.backpackinmagazine.com
b a c K p a c K i n I J U N I - J U L I 2 0 1 3
put your ads here...
WISATA INDONESIASEKALI KLIK!
55
J U N I - J U L I 2 0 1 3 I b a c K p a c K i n
FIRMANSYAH
Mau jadi kontributor? Kirim tulisan kamu sesuai dengan rubrik ke [email protected]
Masih belum kapok nyumbang foto buat Backpackin Magazine. Hidup
Firmansyah!
IKA WUWIWAGadis jomblo yang baik hati
dan rajin ngetrip. Punya kekuat-an super sehingga bisa aktif di banyak komunitas, organisasi,
plus pekerjaan.
THANKS TO OUR CONTRIBUTORS
NIA JANIARSenang melakukan kegiatan eksplorasi
kota atau daerah kemudian berbagi lewat tulisan, foto, dan video. Kesehariannya bekerja sebagai jurnalis di Media Indo-
nesia Publishing.
b a c K p a c K i n I J U N I - J U L I 2 0 1 357
DAERAH KHUSUS IBUKOTA Jakarta merupakan ibu
kota negara Indonesia. Menjadi satu-satunya kota di In-
donesia yang memiliki status setingkat provinsi. Jakarta
terletak di bagian barat laut Pulau Jawa.
Dahulu pernah dikenal dengan nama Sunda Kelapa (se-
belum 1527), Jayakarta (1527-1619), Batavia/Batauia,
atau Jaccatra (1619-1942), dan Djakarta (1942-1972).
Di dunia internasional Jakarta juga mempunyai julukan
The Big Durian karena dianggap kota yang sebanding
New York City (Big Apple) di Indonesia. -Wikipedia-
TENTANGJAKARTA
J U N I - J U L I 2 0 1 3 I b a c K p a c K i n 58
b a c K p a c K i n I J U N I - J U L I 2 0 1 3