4
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gas terdiri dari partikel-partikel kecil yang memiliki ruang yang luas. Dalam kondisi khusus, jarak rata-rata antara partikel-partikel gas adalah sekitar sepuluh kali diameternya. Karena jarak yang besar ini, volume yang terisi partikel-partikel sangat kecil bila dibandingkan dengan ruang kosong disekitarnya. Untuk gas pada suhu ruangan dan temperatur, partikel-partikel gas mengisi sekitar 0,1% dari volume total, 99,9% yang lainnya adalah ruang kosong. Karena jarak yang besar antara partikel-partikel gas, gaya tarik-menarik atau tolak-menolak antara partikel-partikel tersebut sangat lemah. Partikel-partikel dalam gas terus menerus bertumbukan dengan dinding wadah dan bertumbukan satu sama lain. Karena tumbukan ini, partikel-partikel gas terus menerus berganti arah gerakan dan kecepatannya. Dalam kondisi khusus, sebuah partikel gas berpindah dengan jarak yang sangat pendek antara tumbukan. Contohnya, Oksigen, molekulnya pada suhu dan tekanan normal berpindah kira- kira 10 -7 m antara tumbukan-tumbukan. Sebuah gas ideal dibedakan dengan gas nyata dalam hal: Partikel-partikel diasumsikan hanya memiliki massa tetapi tidak bervolume.

BM novi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ini aadalah

Citation preview

Laporan Ilmu Dasar Teknik Kimia I2Universitas Sumatera Utara

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Gas terdiri dari partikel-partikel kecil yang memiliki ruang yang luas. Dalam kondisi khusus, jarak rata-rata antara partikel-partikel gas adalah sekitar sepuluh kali diameternya. Karena jarak yang besar ini, volume yang terisi partikel-partikel sangat kecil bila dibandingkan dengan ruang kosong disekitarnya. Untuk gas pada suhu ruangan dan temperatur, partikel-partikel gas mengisi sekitar 0,1% dari volume total, 99,9% yang lainnya adalah ruang kosong. Karena jarak yang besar antara partikel-partikel gas, gaya tarik-menarik atau tolak-menolak antara partikel-partikel tersebut sangat lemah. Partikel-partikel dalam gas terus menerus bertumbukan dengan dinding wadah dan bertumbukan satu sama lain. Karena tumbukan ini, partikel-partikel gas terus menerus berganti arah gerakan dan kecepatannya. Dalam kondisi khusus, sebuah partikel gas berpindah dengan jarak yang sangat pendek antara tumbukan. Contohnya, Oksigen, molekulnya pada suhu dan tekanan normal berpindah kira-kira 10-7m antara tumbukan-tumbukan.Sebuah gas ideal dibedakan dengan gas nyata dalam hal: Partikel-partikel diasumsikan hanya memiliki massa tetapi tidak bervolume. Tidak ada gaya tarik-menarik atau tolak-menolak antara partikel-partikel.(Bishop,2013)Gas ideal sebenarnya tidak ada , jadi hanya merupakan gas hipotesis. Semua gas sebenarnya tidak nyata. Pada gas ideal dianggap bahwa molekul-molekulnya tidak tarik-menarik dan volume molekulnya dapat diabaikan terhadap volume gas itu sendiri atau ruang yang ditempati. Sifat ideal ini hanya didekati oleh gas beratom satu pada tekanan rendah dan pada temperatur yang relatif tinggi. (Sukardjo, 2002)Senyawa volatil merupakan senyawa yang mudah menguap menjadi gas bila terjadi peningkatan suhu (umumnya 100o). Jika senyawa-senyawa volatil ini menguap, aroma dan citarasa komponen akan mengalami penurunan mutu. Berat molekul senyawa volatil dapat diukur berdasarkan pengukuran massa jenis gas yang menguap. Hal ini perlu dilakukan agar dalam tiap proses yang membutuhkan panas dapat diantisipasi jumlah senyawa volatil yang menguap, sehingga aroma dan cita rasa komponen dapat dipertahankan (Aldehida, 2012).

1.2 Perumusan MasalahPermasalahan yang timbul pada percobaan berat molekul volatil ini antara lain:1. Bagaimana cara menentukan berat molekul dari senyawa volatil.2. Bagaimana menghitung dan menentukan berat molekul dari sampel senyawa volatil dari hubungan dengan densitas dan suhu menguapnya.3. Bagaimana hubungan lama pendinginan dalam desikator terhadap berat molekul sampel senyawa volatil.

1.3 Tujuan PercobaanTujuan dari percobaan berat molekul volatil adalah:1. Mengetahui cara menentukan berat molekul dari senyawa volatil.2. Mempelajari cara menghitung dan menentukan berat molekul senyawa volatil dari hubungan dengan densitas dan suhu menguapnya.3. Mengetahui hubungan lama pendinginan dalam desikator terhadap berat molekul sampel senyawa volatil.

1.4 Manfaat PercobaanManfaat yang dapat diperoleh dari percobaan ini antara lain:1. Praktikan mengetahui cara menentukan berat molekul dari senyawa volatil.2. Praktikan mempelajari cara menghitung dan menentukan berat molekul senyawa volatil dari hubungan dengan densitas dan suhu menguapnya.3. Praktikan mengetahui hubungan lama pendinginan dalam desikator terhadap berat molekul sampel senyawa volatil.

1.5 Ruang Lingkup PercobaanPraktikum Berat Molekul Volatil ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Fisika, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara dengan kondisi ruangan :Tekanan: 760 mmHgSuhu: 30 oCAdapun bahan-bahan yang digunakan selama percobaan ini adalah propanol (C3H7OH), butanol (C4H9OH) dan parfum Purcell sedangkan alat yang digunakan adalah labu erlenmeyer, water batch, neraca elektrik, desikator, gelas ukur, termometer, aluminium foil, karet gelang, jarum, penjepit tabung dan pipet tetes. Percobaan ini dilakukan sebanyak 2 run untuk setiap senyawa volatil yang digunakan denganNike Taruna / 120405088XI (Sebelas) lama pendinginan dalam desikator yaitu 30 menit. Be Your SelfChristin Siahaan / 120405095XX (Dua Puluh)