2
Pernah kamu merasa seperti bom di saat 5 detik terakhir akan meledak? Semua orang menjauh pergi dari kamu, semua orang bahkan enggan melihatmu, semua benci padamu, entah caci maki apa yang ada di pikiran mereka, pada saat detik detik terakhir bom akan meledak. 5 Detik Aku mulai bisa beradaptasi dengan apa yang ada di sini tapi rasanya aku butuh kamu, kamu yang dulu selalu ada untukku entah tulus atau tidak adanya. Tapi aku cinta kamu. Aku pergi menjauh dari kota dimana aku dan kamu memulai kita, di kota dimana aku dan kamu bersama menumbuhkan rasa sayang, di kota dimana aku dan kamu mulai menyebutnya cinta. Aku lari, lari dari semua kenyataan yang menerpa bertubi – tubi di hadapanku. Aku lelah dengan semua sandiwara yang kamu dan dia bahkan mereka buat untukku, entah sudah semeningkat apa kadar kebodohanku sampai aku percaya pada semua itu. Rabu, 12 Desember 2012 Pagi. Dalam sebuah penanggalan suatu suku di luar negeri sana 12 Desember 2012 adalah akhir dari dunia, akhir dari semua kehidupan makhluk – makhluk yang ada di bumi ini. Tapi, nyatanya aku disini berdiri di jendela kamarku seperti biasa menatap langit pagi yang seakan ingin aku cium dengan mesra sambil mengucapkan selamat pagi padanya. Hari ini 12 Desember 2012 (121212) aku Keira gadis berusia 16 tahun berdiri di depan keagungan dan kebesaran Tuhan dengan status jomblo. Sebenarnya aku tidak begitu peduli apa status hubungan yang sedang aku sandang tapi, rasanya aku harus memulai hidup baru untuk mencari laki – laki lain yang mungkin akan memperlakukanku layaknya seorang putri yang menghormatiku layaknya seorang ratu dan yang mencintaiku seperti cinta Romeo kepada Julliet. Sore. Ting.... Tong.....

Bom

Embed Size (px)

DESCRIPTION

BOMCerita Pendek

Citation preview

Page 1: Bom

Pernah kamu merasa seperti bom di saat 5 detik terakhir akan meledak? Semua orang menjauh pergi dari kamu, semua orang bahkan enggan melihatmu, semua benci padamu, entah caci maki apa yang ada di pikiran mereka, pada saat detik detik terakhir bom akan meledak.

5 Detik

Aku mulai bisa beradaptasi dengan apa yang ada di sini tapi rasanya aku butuh kamu, kamu yang dulu selalu ada untukku entah tulus atau tidak adanya. Tapi aku cinta kamu.

Aku pergi menjauh dari kota dimana aku dan kamu memulai kita, di kota dimana aku dan kamu bersama menumbuhkan rasa sayang, di kota dimana aku dan kamu mulai menyebutnya cinta. Aku lari, lari dari semua kenyataan yang menerpa bertubi – tubi di hadapanku. Aku lelah dengan semua sandiwara yang kamu dan dia bahkan mereka buat untukku, entah sudah semeningkat apa kadar kebodohanku sampai aku percaya pada semua itu.

Rabu, 12 Desember 2012

Pagi.

Dalam sebuah penanggalan suatu suku di luar negeri sana 12 Desember 2012 adalah akhir dari dunia, akhir dari semua kehidupan makhluk – makhluk yang ada di bumi ini. Tapi, nyatanya aku disini berdiri di jendela kamarku seperti biasa menatap langit pagi yang seakan ingin aku cium dengan mesra sambil mengucapkan selamat pagi padanya. Hari ini 12 Desember 2012 (121212) aku Keira gadis berusia 16 tahun berdiri di depan keagungan dan kebesaran Tuhan dengan status jomblo. Sebenarnya aku tidak begitu peduli apa status hubungan yang sedang aku sandang tapi, rasanya aku harus memulai hidup baru untuk mencari laki – laki lain yang mungkin akan memperlakukanku layaknya seorang putri yang menghormatiku layaknya seorang ratu dan yang mencintaiku seperti cinta Romeo kepada Julliet.

Sore.

Ting.... Tong.....

“hari ini 12 Desember 2012 aku udah resmi jadi suami dari Niki Defany, mohon doa restunya untuk resepsi kita tanggal 21 Desember 2012 nanti”

Rasanya setengah sadar aku membaca pesan yang baru saja masuk ke dalam handphoneku. Aku masih ingat betul semua kejadian itu