15
Peningkatan kualitas Sumberdaya Manusia kelautan dan perikanan merupakan salah satu kegiatan strategis agar dapat bersaing dalam era kompetisi global dewasa ini. Kegiatan peningkatan kualitas sumber daya manusia salah satu diantaranya adalah dalam bentuk pelatihan/diklat. Pelatihan/Diklat sebagai suatu sistem yang integral merupakan landasan agar tujuan penyelenggaraan diklat tercapai secara efektif dan efisien. Sistem ini sangat tergantung pada sub sistem-sub sistem yang ada, seperti sub sistem penilaian kebutuhan pelatihan/diklat, penentuan tujuan pelatihan/diklat, perencanaan program pelatihan/diklat, pelaksanaan program pelatihan/diklat dan evaluasi pelatihan/diklat. Pemahaman yang baik mengenai sub sistem-sub sistem pelatihan/diklat tersebut, akan sangat menunjang efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan pelatihan/diklat. Begitu juga dengan pemahaman mengenai analisis kebutuhan pelatihan/diklat yang merupakan proses pertama dalam sistem pelatihan/diklat yang integral. Konsepsi analisis kebutuhan pelatihan/diklat merupakan dasar dalam memahami analisis kebutuhan

bp3ambon-kkp.orgbp3ambon-kkp.org/.../2014/01/Analisis-Kebutuhan-Diklat.docx · Web viewketimpangan antara sasaran dengan keadaan nyata, serta menetapkan prioritas ti n dakan” (dalam

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: bp3ambon-kkp.orgbp3ambon-kkp.org/.../2014/01/Analisis-Kebutuhan-Diklat.docx · Web viewketimpangan antara sasaran dengan keadaan nyata, serta menetapkan prioritas ti n dakan” (dalam

Peningkatan kualitas Sumberdaya Manusia kelautan dan perikanan merupakan salah satu kegiatan strategis agar dapat bersaing dalam era kompetisi global dewasa ini.

Kegiatan peningkatan kualitas sumber daya manusia salah satu diantaranya adalah dalam bentuk pelatihan/diklat. Pelatihan/Diklat sebagai suatu sistem yang integral merupakan landasan agar tujuan penyelenggaraan diklat tercapai secara efektif dan efisien. Sistem ini sangat tergantung pada sub sistem-sub sistem yang ada, seperti sub sistem penilaian kebutuhan pelatihan/diklat, penentuan tujuan pelatihan/diklat, perencanaan program pelatihan/diklat, pelaksanaan program pelatihan/diklat dan evaluasi pelatihan/diklat. Pemahaman yang baik mengenai sub sistem-sub sistem pelatihan/diklat tersebut, akan sangat menunjang efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan pelatihan/diklat. Begitu juga dengan pemahaman mengenai analisis kebutuhan pelatihan/diklat yang merupakan proses pertama dalam sistem pelatihan/diklat yang integral.Konsepsi analisis kebutuhan pelatihan/diklat merupakan dasar dalam memahami analisis kebutuhan pelatihan/diklat sebagai suatu proses, prosedur, model, teknik dan tahap. Analisis Kebutuhan Diklat (Training Needs Analysis) sebagai suatu konsep sudah banyak diketahui, terutama oleh mereka yang bergerak dibidang pendidikan. Akan tetapi, analisis kebutuhan diklat sebagai ilmu terapan

Apa yang dibutuhkan..???

Page 2: bp3ambon-kkp.orgbp3ambon-kkp.org/.../2014/01/Analisis-Kebutuhan-Diklat.docx · Web viewketimpangan antara sasaran dengan keadaan nyata, serta menetapkan prioritas ti n dakan” (dalam

dan lebih lagi sebagai persyaratan utama penyusunan program masih sangat jarang dilaksanakan. Seorang Analisis dan perencanaan pelatihan/diklat dipandang perlu memahami dengan baik konsep analisis kebutuhan pelatihan/diklat agar dapat menerapkan dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari.

2.1. Pengertian Analisis Kebutuhan DiklatAda tiga kata kunci dalam Analisis Kebutuhan pelatihan/diklat yaitu

analisis, kebutuhan dan pelatihan/diklat.

2.1.1. Pengertian KebutuhanKebutuhan adalah ketimpangan atau gab

antara apa yang seharusnya dengan apa yang senyatanya. Pendapat ahli juga menyatakan bahwa kebutuhan adalah kesenjangan antara seperangkat kondisi yang ada pada saat sekarang ini dengan seperangkat kondisi yang diharapkan.Istilah kebutuhan (need) digunakan dalam berbagai bidang antara lain psikologi, biologi dan ekonomi.

Ada 5 (lima) jenis kebutuhan yang diidentifikasi yaitu kebutuhan normatif, kebutuhan yang dirasakan, kebutuhan yang dieskpresikan, kebutuhan komparatif dan kebutuhan masa datang. Penjelasan masing-masing kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut.

a. Kebutuhan normatif (normative need) adalah kebutuhan yang ada karena dibandingkan dengan norma tertentu, misalnya ketentuan normatif menetapkan bahwa untuk menduduki jabatan eselon IV diperlukan diklat

Peningkatan kualitas Aparatur

Page 3: bp3ambon-kkp.orgbp3ambon-kkp.org/.../2014/01/Analisis-Kebutuhan-Diklat.docx · Web viewketimpangan antara sasaran dengan keadaan nyata, serta menetapkan prioritas ti n dakan” (dalam

Pimpinan Tingkat IV, tetapi belum memenuhi ketentuan tersebut, maka kebutuhan diklat Pimpinan Tingkat IV adalah kebutuhan normatif.

b. Kebutuhan yang dirasakan (felt need) dapat disebutkan pula sebagai kebutuhan keinginan. Kebutuhan jenis ini biasanya disampaikan seseorang kalau kepadanya ditanyakan apa yang diperlukan atau diinginkan.

c. Kebutuhan yang diekspresikan atau dinyatakan (expressed need). Dapat disamakan dengan pemikiran ekonomi bahwa bila seseorang memerlukan sesuatu maka akan menimbulkan permintaan (demand).

e. Kebutuhan masa yang akan datang (anticipated/future need) adalah kebutuhan hasil proyeksi atau antisipasi atas apa yang terjadi dimasa yang akan datang.

2.1.2 Pengertian Analisis KebutuhanAnalisis kebutuhan menurut Briggs

adalah “ suatu proses untuk menentukan apa yang seharusnya (sasaran-sasaran) dan mengukur jumlah ketimpangan

Page 4: bp3ambon-kkp.orgbp3ambon-kkp.org/.../2014/01/Analisis-Kebutuhan-Diklat.docx · Web viewketimpangan antara sasaran dengan keadaan nyata, serta menetapkan prioritas ti n dakan” (dalam

antara apa yang saharusnya dengan apa yang senyatanya”.

Analisis kebutuhan menurut Burton dan Merril adalah “suatu proses yang sistematis dalam menentukan sasaran mengidentifikasi ketimpangan antara sasaran dengan keadaan nyata, serta menetapkan prioritas tindakan” (dalam modul Diklat non aparatur)Dalam bidang pendidikan, analisis kebutuhan adalah suatu proses untuk menentukan apa yang seharusnya diajarkan.

2.1.3 Pengertian Analisis Kebutuhan DiklatRosset dan Arwady menyebutkan bahwa

Training Needs Assesment (TNA) adalah suatu istilah yang dipergunakan dalam analisis untuk memahami permasalahan kinerja atau permasalahan yang berkaitan dengan penerapan teknologi baru.

Dinyatakan oleh Rosset bahwa Training ‘Needs Assement yang selanjutnya disebut analisis kebutuhan diklat atau penilaian kebutuhan diklat sering kali disebut pula sebagai analisis permasalahan, analisis pra diklat, analisis kebutuhan atau analisis pendahuluan.

Tom H Boydell dalam bukunya The Identification of Training Needs (1979), memisahkan kebutuhan pelatihan/diklat saat ini dan kebutuhan

Menangkap ikan tuna dengan hand line

Page 5: bp3ambon-kkp.orgbp3ambon-kkp.org/.../2014/01/Analisis-Kebutuhan-Diklat.docx · Web viewketimpangan antara sasaran dengan keadaan nyata, serta menetapkan prioritas ti n dakan” (dalam

pelatihan/diklat yang akan datang, dan mendefinisikan perbedaannya sebagai berikut :” Kebutuhan saat ini diakibatkan oleh kesalahan sekarang dan untuk memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan adanya perubahan tetapi perubahan baru akan terjadi jika kebutuhannya telah teridentifikasi. Sedangkan kebutuhan yang akan datang akan timbul sebagai hasil dan adanya perubahan.

Boydell (materi diklat AKP non aparatur, 2008) menekankan bahwa pemisahan ini hanya untuk kenyamanan dan di dalam praktek keduanya bisa muncul bersarna-sama. Perbedaan kebutuhan sekarang dan yang akan datang ini akan menjadi lebih rancu dalam situasi dimana tujuan seringkali tidak jelas dan dimana mungkin sangat sulit mengkatagorikan secara sistematis kebutuhan akan perubahan.

Boydell mendefinisikan kebutuhan diklat sekarang sebagai sesutu yang muncul ketika ada rintangan yang menghambat pencapaian tujuan yang dapat dihilangkan melalui diklat. Kebutuhan ini muncul akibat adanya kesalahan dan dapat diidentifikasi dengan cara melihat tanda-tanda atau indikator berkaitan.

Sedangkan definisi kebutuhan pelatihan/diklat yang akan datang sebagai : Sesuatu yang muncul apabila

pelatihan/diklat dapat menghilangkan

rintangan yang akan datang dalam

mencapai tujuan atau jika dengan

Page 6: bp3ambon-kkp.orgbp3ambon-kkp.org/.../2014/01/Analisis-Kebutuhan-Diklat.docx · Web viewketimpangan antara sasaran dengan keadaan nyata, serta menetapkan prioritas ti n dakan” (dalam

Collecting data

Focusing Managing toolsAnd methode

Data Analysis

FormulatingObjective

Reporting InterpretingResult

menghilangkan rintangan tersebut tujuan

yang lebih dan yang diinginkan dapat

tercapai.

Berdasarkan pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian Analisa Kebutuhan pelatihan/diklat (AKD/AKP) adalah suaatu proses yang sistematis dalam mengidentifikasi ketimpangan antara sasaran dengan keadaan nyata atau diskrepansi antara kinerja standar dan kinerja nyata yang penyelesaiannya melalui pelatihan/diklat. Atau Suatu proses kegiatan yang bertujuan untuk menemukenali adanya suatu kesenjangan pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang dapat ditingkatkan melalui pelatihan/diklat.

3.3. Tahapan Pelaksanaan Analisis Kebutuhan DiklatMenurut Rossett dan Arwady, tahapan analisis kebutuhan diklat digambarkan sebagai berikut:

1. FocusingSebelum melakukan analisis kebutuhan diklat, terlebih dahulu tentukan konteks fokus kegiatan. Dalam kegiatan ini hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :

Page 7: bp3ambon-kkp.orgbp3ambon-kkp.org/.../2014/01/Analisis-Kebutuhan-Diklat.docx · Web viewketimpangan antara sasaran dengan keadaan nyata, serta menetapkan prioritas ti n dakan” (dalam

a. Mengapa AKD ini dilakukan? Siapa yang menginginkan dan tidak menginginkan penyelesaian masalah yang ada. Masalah-masalah yang ada biasanya dapat dijumpai dalam analisis kinerja.

b. Apa cakupan AKD ini?c Solusi apa yang diharapkan dalam pemecahan masalah. Solusi

dalam hal ini dapat berupa training atau non training.d. Siapa sumber informasi, misalnya atasan, pemangku jabatan, staf,

pelanggan atau bahkan data sekunder seperti laporan, hasil kerja, surat kabar dan lain sebagainya.

e. Catatan dan bukti apakah yang dibutuhkn dalam pengumpulan bahan AKD.

f. Seberapa besar bantuan organisasi terhadap kegiatan AKD tersebut.

g. Siapa saja yang harus diberitahu hasil kegiatan AKD? Mengapa? Fokus kegiatan AKD umumnya menyangkut masalah kinerja (performance problems) yang meliputi produksi yang menurun, rendahnya motivasi kerja, komuinikasikei, sikap, efisiensi kerja yang tidk sesuai dengan yang seharusnya (dibawah standar). Selain masalah kinerja, fokus AKD dapat juga berüpa adanya inovasi baru dalam sistëm dan teknologi serta adanya tantangan yang dihadapi organisasi.

2. Formulating ObjectiveSetelah kita menentukan konteks focus kegiatan di atas, selanjutnya tentukan tujuan kegiatan (formulating Objective). Dalam tahapan ini Analis kebutuhan diklat menetapkan tujuan kegiatan AKD. Misalnya apakah tujuan tersebut nanti untuk tingkat organisasi (orgainization level), tingkat pemangku jabatan (occupation level) atau tingkat pekerja (individual level). Apabila menyangkut pemangku jabatan tertentu yang perlu diperhatikan adalah kinerja optimal atau pengetahuan apa yang diharapkan

Page 8: bp3ambon-kkp.orgbp3ambon-kkp.org/.../2014/01/Analisis-Kebutuhan-Diklat.docx · Web viewketimpangan antara sasaran dengan keadaan nyata, serta menetapkan prioritas ti n dakan” (dalam

dikuasai oleh pemangku jabatan tersebut, uraian tingkat kemampuan yang dimiliki pekerja saat ini, bagaimana tanggapan mereka terhadap perubahan sistim baru ini, apakah penyebab permasalahan serta solusi apa yang disenangi. Bahan-bahan yang ada dapat dipergunakan untuk menyusun tujuan kegiatan AKD yang akan dipergunakan sebagai pedoman dalam langkah selanjutnya. Tanpa tujuan yang jelas maka hasil yang akan diperoleah tidak akan optimal.

3. Managing Tools and MethosSetelah tujuannya ditetapkan, maka langkah selanjutnya adalah menentukan metode dan peralatan yang akan digunakan dalam AKD, misalnya interviu, observasi lapangan, survey melalui kuesioner. Setelah menentukan hal tersebut maka langkah selanjutnya adalah membuat instrumen yang akan digunakan dalam pengumpulan data, baik berupa pedoman interviu, pedoman observasi lapangan maupun kuesioner untuk survey lapangan. Pedoman wawancara untuk kegiatan AKD dengan pendekatan berbeda akan berbeda pula tergantung data apa yang akan dikumpulkan. Dalam pembuatan pedoman interviu maupun pedoman observasi, juga perlu mengetahui siapa yang menjadi responden kita dan bagaimna latar belakangnya.

4. Collecting DataData yang akan dikumpulkan bisa data primer maupun data sekundr. Data sekunder bisa berupa laporan (mingguan, bulanan atau tahunan), kebijakan pimpinan, struktur organisasi serta masalah-masalah yang dihadapi oleh organisasi.Data primer adalah data yang langsung di dapat dan hasil wawancara, observasi atau survey. Dan jeinis data yang dikumpul hendaknya sudah jelas betul sebelum mengumpulkan data.

Page 9: bp3ambon-kkp.orgbp3ambon-kkp.org/.../2014/01/Analisis-Kebutuhan-Diklat.docx · Web viewketimpangan antara sasaran dengan keadaan nyata, serta menetapkan prioritas ti n dakan” (dalam

5. Data AnalysisTahapan analisis data ini dilakukan apabila data yang diperlukan telah terkumpul. Berdasarkan data sekunder atau data primer yang terkumpul ini selanjutnya dilakukan analisis sesuai dengan teknik atau pendekatan yang digunakan, karena berbeda pendekatan berbeda teknik analisis datanya. Analisis data ini dimulai dan tabulasi data terlebih dahulu.

6. Interpreting Result (Inteipretasi data)Interpretasi dan formulasi kesimpulan hasil analisis data dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain yang berpengaruh. Namun hasil interpretasi ini belum bisa langsung diterima, tetapi harus dikonfirmasi dulu dengan pihak-pihak terkait.

7. ReportingTahap terakhir dan rangkaian kegiatan AKD adalah pelaporan dan formulasi kesimpulan mengenai hasil analisis kebutuhan diklat. Hal-hal yang penlu dipertimbangkan dalam pembuatan laporan AKD adalah sebagai berikut:a. Siapa yang akan membaca dan menggunakan hasil analisis.b. Apa saja informasi yang harus masuk dalam laporan.c. Bagaimana hasil itu akan dilaporkan.d. Apa yang perlu dilakukan untuk membantu audience memehami laporan.e. Kapan laporan dikerjakan sampai selesai.

Disamping hal-hal tersebut di atas maka dalam pelaporan perlu memperhatikan prinsip-prinsip pelaporan sebagaj berikut :

Page 10: bp3ambon-kkp.orgbp3ambon-kkp.org/.../2014/01/Analisis-Kebutuhan-Diklat.docx · Web viewketimpangan antara sasaran dengan keadaan nyata, serta menetapkan prioritas ti n dakan” (dalam

2.2. Tujuan Analisis Kebutuhan Pelatihan/DiklatTujuan melakukan analisis kebutuhan pelatihan/diklat, antara lain

adalah sebagai berikut :1. Dasar penyusunan program diklat (data dan informasi yang

diperoleh dalam pelaksanaan AKD akan digunakan untuk menyusun program diklat)2. Sebagai pedoman organisasi dalam merancang bangun program

pelatihan/diklat. Diskrepansi kompetensi yang ditemukan pada saat AKD akan diubah menjadi tujuan diklat dalam proses rancang bangun program.3 Sebagai masukan bagi organisasi untuk tindak lanjut kegiatan dan

menentukan prioritas program.

Kesimpulan Manfaat Analisis Kebutuhan Pelatihan/DiklatManfaat melakukan penilaian kebutuhan diklat adalah :

1. Kejelasan audience 8. Keterbukaan dan kejujuran2. Ruang lingkup informasi 9. Terbuka untuk umum3. Standar interpretasi 10. Kejelasan obyek kegiatan4. Kejelasan laporan 11. Kejelasan tujuan dan

prosedur5. Ketepatan waktu laporan 12. Keabsahan sumber

informasi6. Diseininasi laporan 13. Kesimpulan logis7. Dampak temuan

Page 11: bp3ambon-kkp.orgbp3ambon-kkp.org/.../2014/01/Analisis-Kebutuhan-Diklat.docx · Web viewketimpangan antara sasaran dengan keadaan nyata, serta menetapkan prioritas ti n dakan” (dalam

1. Program-program diklat yang disusun sesuai dengan kebutuhan organisasi, jabatan maupun individu setiap pegawai.

2. Menjaga dan meningkatkan motivasi peserta dalam mengikuti diklat, karena program diklat yang diikuti sesuai dengan kebutuhan. Dengan demikian akan meningkatkan pencapaian tujuan diklat.

3. Efisiensi biaya organisasi, karena diklat yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan organisasi. Jadi biaya yang dikeluarkan untuk diklat tidaklah sia-sia.

4. Memahami penyebab timbulnya masalah dalam pelaksanaan penilaian kebutuhan diklat yang tepat dan efektif, tidak saja akan menemukan masalah-masalah yang ditimbulkan oleh diskrepansi kompetensi pegawai/pekerja dalam hal ini kesenjangan pengetahuan, ketrampilan dan sikap, tapi juga dapat menemukan penyebab masalah yang disebabkan oleh unsur-unsur atau fungsi- fungsi manajemen yang lain, misalnya oleh keterbatasan sarana yang ada, prasarana yang kurang mendukung, metode kerja yang

kurang tepat, terbatasnya anggaran yang tersedia untuk itu, perencanaan yang kurang matang dan lain sebagainya.

Analisis ke lapangan

Page 12: bp3ambon-kkp.orgbp3ambon-kkp.org/.../2014/01/Analisis-Kebutuhan-Diklat.docx · Web viewketimpangan antara sasaran dengan keadaan nyata, serta menetapkan prioritas ti n dakan” (dalam

DAFTAR PUSTAKA

1 Allison Rossett, Training Need Assesment, Educational Tecnology Publication, Englewood Cliffs, New Jersey 1987.

2. Anonim, Modul Pengelola Diklat, Deperteman Tenaga Kerja, Jakarta, 1996.

3. M. Husen Sawi dkk, Metode Participatory Rural appraisal (PRA), Bogor 1995.

4. Prasetya Irawan, DR. Analisis Kinerja, Jakarta, 1994. 5. Robert Chambers, Memahami Desa Secara Cepat (PRA) Jakarta, 1996

6. Tom H Boydell, The Analisis of Training Needs, British Association, 1979.