24
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertrofi prostat benigna adalah pembesaran progresif dari kelenjar prostat(secara umum pada pria lebih tua dari 50 tahun)menyebabkan berbagai derajat obstruksi uretral dan pembesaran aliran urinarius. Hipertrofi prostat benigna tidak diketahui secara jelas penyebabnya namun kemungkinan disebabkan pengaruh hormon androgen dan estrogen serta perubahan endokron pada usia lanjut dengan manisfestasi klinik susah untuk berkemih,nyeri saat mengawali dan mengakhiri aliran urine dan ketidak mampuan untuk mengosongkan isi kandung kemih. Mengingat kita manusia tidak akan pernah terlepas dari hukum alam dan banyaknya kasus hipertrofi prostat benigna yang ada diindonesia khusunya dipontianak yang menyerang pria tua umur lebih dari 50 tahun,maka kami tertarik untuk membahas makalah ini yang dikumpulkan dari beberapa literature yang berupa teori-teori mengenai hipertrofi prostat yang kiranya nanti dapat dijadikan pegangan untuk penanganan asuhan keperawatan kasus tersebut. B. Tujuan Penulisan 1

Bph (Benigna prostat hiperplasia )

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Hipertrofi prostat benigna adalah pembesaran progresif dari kelenjar prostat(secara umum pada pria lebih tua dari 50 tahun)menyebabkan berbagai derajat obstruksi uretral dan pembesaran aliran urinarius

Citation preview

Page 1: Bph (Benigna prostat hiperplasia )

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertrofi prostat benigna adalah pembesaran progresif dari kelenjar

prostat(secara umum pada pria lebih tua dari 50 tahun)menyebabkan berbagai derajat

obstruksi uretral dan pembesaran aliran urinarius.

Hipertrofi prostat benigna tidak diketahui secara jelas penyebabnya namun

kemungkinan disebabkan pengaruh hormon androgen dan estrogen serta perubahan

endokron pada usia lanjut dengan manisfestasi klinik susah untuk berkemih,nyeri saat

mengawali dan mengakhiri aliran urine dan ketidak mampuan untuk mengosongkan

isi kandung kemih.

Mengingat kita manusia tidak akan pernah terlepas dari hukum alam dan

banyaknya kasus hipertrofi prostat benigna yang ada diindonesia khusunya

dipontianak yang menyerang pria tua umur lebih dari 50 tahun,maka kami tertarik

untuk membahas makalah ini yang dikumpulkan dari beberapa literature yang berupa

teori-teori mengenai hipertrofi prostat yang kiranya nanti dapat dijadikan pegangan

untuk penanganan asuhan keperawatan kasus tersebut.

B. Tujuan Penulisan

1. Memberikan gambaran yang jelas terhadap penerapan asuhan keperawatan pada

pasien dengan hipertrofi prostat benigna

2. Memenuhi salah satu syarat pembuatan makalah pada MA:KMB III

C. Metode Penulisan

1. Kepustakaan

Yaitu membaca referensi-referensi yang memepunyai hubungan dengan gangguan

sistem perkemihan:hipertrofi prostat benigna

2. Diskusi kelompok bersama mahasiswa membahas mengenai gangguan sistem

perkemihan

1

Page 2: Bph (Benigna prostat hiperplasia )

D. Sistematika Penulisan

Laporan kasus ini terdiri dari:

Bab I.Pendahuluan

A.Latar belakang

B.Tujuan Penulisan

C.Metode Penulisan

D.Sistematika Penulisan

Bab II.Landasan Teoritis

A.Kosep Dasar Medis

1. Definisi

2. Anatomi Fisiologis

3. Etiologi

4. Patofisiologi

5. Tanda dan gejala

6. Tes Diagnostik

7. Penatalaksanaan

8. Komplikasi

B.Konsep Dasar Keperawatan

1. Pengkajian

2. Diagnosa Keprawatan

Bab III.Kesimpulan dan Saran

2

Page 3: Bph (Benigna prostat hiperplasia )

BAB IILANDASAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Medis

1. Definisi

Hipertrofi prostat benigna adalah pembesaran granula dan jaringan seluler

kelenjar prostat yang berhubungan dengan perubahan endokrin berkenaan dengan

proses penuaan;kelenjar prostat mengitari leher kandung kemih dan uretra;sehingga

hipertrofi prostat seringkali menghalangi pengosongan kandung kemih(standar

perawatan pasien edisi V volume 3,penerbit EGC)

Pembesaran progresif dari kelenjar prostat(secara umum pada pria lebih tua dari

50 tahun)menyebabkan berbagai derajat obstruksi uretral dan pembatasan aliran

urinarius (Doenges M.E.rencana asuhan keperawatan,hal 671)

2. Anatomi Fisiologi

Traktus urinari pada laki-laki tidak terpisah.uretra laki-laki panjangnya 17 sampai

23 sentimeter.uretra meninggalkan kandung kencing dan melalui kelenjar prostat

yang bagian itu dikenal sebagai uretra pars prostatika,berjalan ke uretra

membranosa,kemudian menjadi uretra penis;membelok dengan sudut 90 derajat,dan

melalui perineum ke penis

Testis adalah organ kelamin laki-laki,testosteron dihasilkan.testis berkembang

didalam rongga abdomen sewaktu janin dan turun melalui saluran inguinal kanan dan

kiri masuk kedalam skrotum menjelang akhir kehamilan.testis ini terletak oblik

menggantung pada urat spermatik didalam skrotum

Testosteron,hormon kelamin laki-laki disekresikan oleh sel interstisial yaitu sel-

sel yang terletak didalam ruang antara tubula-tubula seminiferus testis dibawah

rangsangan hormon perangsang sel intertisiil(ICSH) arti hipofisi yang sebenarnya

adalah bahan yang sama dengan hormon luteinizing(LH).pengeluaran testosteron

bertambah dengan nyata pada masa pubertas yang bertanggung jawab atas

3

Page 4: Bph (Benigna prostat hiperplasia )

pengembangan sifat-sifat kelamin sekunder:yaitu pertumbuhan jenggot,suara lebih

berat;pembesaran genitalia.

Vesikula seminalis atau kandung mani adalah dua buah kelenjar tubuler yang

terletak kanan dan kiri dibelakang leher kandung kemih.salurannya bergabung dengan

vasa deferentia,untuk membentuk saluran ejakulator(ductus ejaculatorius

communis).sekret vesika seminalis adalah komponen pokok dari air mani

Epididimis adalah organ kecil yang terletak dibelakang testis serta terkait

padanya.terdiri atas sebuah tabung sempit yang sangat panjang dan berliku

dibelakang testis.melalui tabung ini sperma berjalan dari testis masuk kedalam vas

deferens,vas deferens adalah sebuah saluran yang berjalan dari bagian bawah

epididimis naik dibelakang testis,masuk ketali mani(funikulus spermatikus)dan

mencapai rongga abdomen melalui saluran inguinal,dan akhirnya berjalan masuk

kedalam pervis

Kelenjar prostat kira-kira sebesar buah walkut atau buah kemari besar,letaknya

dibawah kandung kemih mengelilingi uretra dan terdiri atas kelenjar majemuk.saluran

4

Page 5: Bph (Benigna prostat hiperplasia )

dan otot polos.prosta mengeluarkan sekret cairan yang bercampur dengan sekret dari

testis.pembesaran prostat akan membendung uretra dan menyebabkan retensio urine

Skorotum(kandung buah pelir) adalah sebuah struktur berupa kantong yang terdiri

atas kulit tanpa lemak subkutan,berisi sedikit jaringan otot.testis berada didalamnya

setiap testis berada dalam pembungkus yang disebut tunika vaginalis,yang dibentuk

dari peritoneum

Penis(zakar) terdiri atas jaringan seperti busa dan memanjang dari glans

penis(kepala zakar),tempat muara uretra.kulit pembungkus glans penis adalah

preputum atau kulup.isi pelvis laki-laki kandung kemih dengan vas deferens dan

kelenjar prostat rektum dan peritoneum pelvis.kelenjar limfe dan banyak pembuluh

limfe,serabut saraf sakralis,arteri dan vena.

3. Etiologi

Belum diketahui secara jelas tetapi kemungkinan disebabkan oleh:

1. Pengaruh hormon androgen dan estrogen

2. Perubahan endokrin pada usia lanjut

4. Patofisiologi

Pada umumnya nodul berasal dari sekitar uretra dalam lobus medialis dan

gangguan lebih tengah lagi dari lobus lateralis.duktus kelenjar yang membesar hampir

selalu bermuara proksimal velumontanum.

Walaupun nodul tadi tidak berkapsul murni tetapi pada irisan tampak jelas

diakibatkan tekanan oleh parenkum disekitarnya uretra dapat terjepit sehingga

merupakan celah yang disebabkan oleh nodul kanan dan kiri.kelenjar yang baru

terbentuk mempunyai ukuran bervariasi dan ditutupi sel-sel kalumnar yang

hipertrofi,memberi gambaran khusus penonjolan papil dan lipatan-lipatan,bentuk

grandula maupun yang fibromuskular.dapat tampak dalam nodul sekitar jaringan

prostat adalah kecil berupa nekrosis iskemi yang dikelilingi sel-sel yang mengalami

metaplasia skuamosa,hal trsebut tampak jelas dari kesukaran

mengawali ,mempertahankan dan menghentikan pengeluaran urine.kadang-kadang

5

Page 6: Bph (Benigna prostat hiperplasia )

didapati juga nokturia yang sering dan disebabkan karena menonjolnya dasar uretra

yang berakibat retensi urine residu yang banyak dalam kandungan kencing setelah

miksi.

5. Tanda dan Gejala

1. Sering berkemih tetapi sedikit

2. Sakit saat mengawali dan mengakhiri aliran urine

3. Tidak mampu mengosongkan seluruh isi kandung kemih

4. Terlalu lancar pancaran urine

6. Pemerikasaan laboratorium Urinalisis

Pemeriksaan kultur dan sensititubs urine

Kreatinin serum

BUN serum

Asam fosfat

SDP

Sistoskopi

Urografi ekskretori/IVP

Pemeriksaan retrograd

7. Penatalaksanaan medis

Kateterisasi

Antibiotik

Masukan dan haluaran

Pembedahan

Reseksi transuretral prostat(TURP)

Prostatektomi suprapubis

Prostatektomi retropubis

Prostatektomi retropubis radikal

Sistostomi drainase kandung kemih

6

Page 7: Bph (Benigna prostat hiperplasia )

8. Komplikasi

Pielonefritis

Hidronefrosis

Azotemia

Uremia

B. Konsep Dasar Keperawatan

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional sebagai bagian integral dari

pelayanan kesehatan yang meliputi aspek bio,psiko,sosio dan ditujukan kepada

individu,keluarga dan masyarakat yang sehat maupun sakit dalam mencapai siklus

hidup manusia.

1. Pengkajian

Data dasar pengkajian pasien menurut pola Gordon

1. Pola persepsi kesehatan

- Riwayat pasien pernah megalami sakit

- Bagaimana awal mulanya penyakit dan pengobatan yang dilakukan

- Pekerjaan yang dilakukan klien

- Mengkonsumsi suplemen dan vitamin untuk menjaga kesehatan tubuh

2. Pola nutrisi metabolik

- Kaji makan ada atau tidak

- Banyaknya minum dalam sehari

- Adanya anoreksia,mual,dan muntah

- Penurunan berat badan

3. Pola eliminasi

- Adanya penurunan kekuatan/dorongan aliran urine

- Keragu-raguan pada perkemihan awal

- Adanya ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih dengan

lengkap

- Adanya nokturia,disuria,hematuria

- Duduk untuk berkemih

7

Page 8: Bph (Benigna prostat hiperplasia )

4. Pola aktivitas dan latihan

- Nyeri pada kandung kemih saat beraktivitas

- Aktivitas rutin yang pasien lakukan sehari-hari?

- Adakah hambatan dalam ambulasi

5. Pola tidur dan istirahat

- Adakah sering terbangun karena nyeri disuprapubis?

- Perassan malas setelah bangun

- Adakah pengunaan alat bantu tidur

- Lama tidur dalam 24 jam

6. Pola persepsi kognitif

- Adakah mengkonsumsi analgetik saat nyeri timbul

- Adakah nyeri kuat suprapubis,panggul atau punggung(skala 7-9)

- Adanya cemas dan meringis

7. Pola persepsi dan konsep diri

- Perasaan tidak berdaya

- Malu terhadap keadaannya

- Bagaimana klien memandang dirinya

8. Pola peran dan hubungan dengan sesama

- Perhatiaan keluarga terhadap keadaan pasien saat ini

- Bantuan keluarga dan orang terdekat untuk pasien

- Bagaimana klien beradaptasi dengan lingkungan

9. Pola reproduksi dan seksualitas

- Penurunan libido

- Adakah efek terapi pada kemampuan seksualitas

- Impoten

10. Pola mekanisme koping dan stress

- Membicarakan masalah dengan orang terdekat

- Adanya perasaan cemas dan takut

8

Page 9: Bph (Benigna prostat hiperplasia )

- Selalu mencari bantuan orang lain

11. Pola sistem kepercayaan

- Percaya bahwa tuhan akan memberikan penyembuhan

- Percaya bahwa tuhan adalah penuntun hidupnya

- Percaya bahwa ini adalah cobaan dari tuhan

2. Masalah keperawatan

1. Nyeri yang berhubungan dengan distensi kandung kemih yang ditandai oleh

adanya ungkapan nyeri(skala 7-9),gelisah dan meringis.

2. Retensi urine yang berhubungan dengan:pembesaran prostat dan ketidakmampuan

kandung kemih untuk berkontraksi dengan adekuat yang ditandai oleh adanya

ungkapan penurunan kekuatan/dorongan aliran urine,keragu-raguan saat

berkemih, dan ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih dengan

lengkap.

3. Kurang pengetahuan tentang kondisi,prognosis,dan kebutuhan pengobatan yang

berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi yang ditandai oleh

pertanyaan meminta informasi dan tidak akurat mengikuti instruksi

4. Perubahan pola seksualitas yang berhubungan dengan penurunan kemampuan

seksualitas yang ditandai oleh penurunan libido dan impoten.

5. Ansietas yang berhubungan dengan perubahan status kesehatan dan kemungkinan

prosedur bedah yang ditandai oleh kecemasan dan ketakutan

6. Resiko tinggi kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan

pascaobstruksi diuresis dari drainase cepat kandung kemih yang terlalu distensi

secara kronis

9

Page 10: Bph (Benigna prostat hiperplasia )

3. Rencana keperawatan

1. Nyeri yang berhubungan dengan distensi kandung kemih yang

ditandai oleh adanya ungkapan nyeri(skala 7-9),gelisah dan

meringis.

Tujuan :Nyeri berkurang sampai dengan teratasi dalam waktu 1x24 jam

Sasaran:

1. Melaporkan nyeri berkurang/hilang

2. Skala nyeri 1-2(dapat ditoleransi)

3. Pasien tampak rileks

4. Klien dapat tidur/istirahat dengan tenang

Intervensi

1. Kaji nyeri,perhatikan lokasi,karakteristik,intensitas(skala 0-10)lamanya

Rasional:memberikan informasi untuk membantu dalam menetukan pilihan/

keefektifan intervensi

2. Berikan posisi yang nyaman(semifowler)dan ajarkan teknik relaksasi

Rasional:meningkatkan relaksasi, memfokuskan kembali perhatian,dan dapat

meningkatkan kemampuan koping.

3. Pertahankan tirah baring bila diindikasikan

Rasional:tirah baring mungkin diperlukan pada awal selama fase retensi

akut.namun,ambulasi dini dapat memperbaiki pola berkemih normal dan

menghilangkan nyeri kolik

4. Dorong menggunakan rendam duduk,sabun hangat untuk perineum.

Rasional:meningkatkan relasasi otot

5. Masukan kateter dan dekatkan untuk kelancaran drainase

Rasional:pengaliran kandung kemih menurunkan tegangan dan kepekaan kelenjar

6. Kolaborasi dalam pemberian obat sesuai indikasi

Rasional:diberikan untuk menghilangkan nyeri berat,memberikan relaksasi

mental dan fisik.

10

Page 11: Bph (Benigna prostat hiperplasia )

2. Retensi urine yang berhubungan dengan:pembesaran prostat dan

ketidakmampuan kandung kemih untuk berkontraksi dengan

adekuat yang ditandai oleh adanya ungkapan penurunan

kekuatan/dorongan aliran urine,keragu-raguan saat berkemih,

dan ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih

dengan lengkap.

Tujuan :Kemampuan berkemih kembali normal

Sasaran:

1. Berkemih dengan jumlah yang cukup tak teraba distensi kandung kemih

2. Menunjukan residu paska berkemih kurang dari 50 ml;dengan tidak adanya

tetesan

3. Peningkatan dorongan aliran urine

Intervensi

1. Kaji ketidakmampuan pasien berkemih

Rasional:memberikan informasi mengenai ketidakmampuan sehingga dapat

dilakukan intervesi yang tepat

2. Dorong pasien untuk berkemih tiap 2-4 jam dan bila tiba-tiba dirasakan

Rasional:meminimalkan retensi urine distensi berlebihan pad kandung kemih

3. Observasi aliran urine,perhatikan ukuran dan kekuatan

Rasional:bergina untuk mengevaluasi obstruksi dan pilihan intervensi

4. Awasi dan catat waktu dan jumlah tiap berkemih,perhatikan penurunan haluaran

urine dan perubahan berat jenis

Rasional:retensi urine meningkatkan tekanan dalam saluran perkemihan

atas,yang dapat mempengaruhi fungsi ginjal adanya defisit aliran darah keginjal

menganggu kemampuannya untuk memfilter dan mengkonsentrasi substansi

5. Palpasi/perkusi area suprapubik

Rasional:Distensi kandung kemih dapat dirasakan diarea suprapublik

11

Page 12: Bph (Benigna prostat hiperplasia )

6. Awasi tanda-tanda vital dengan tepat

Rasional:mengontrol faal ginjal

7. Berikan rendaman duduk sesuai indikasi

Rasional:meningkatkan relaksasi otot,penurunan edema,dan dapat meningkatkan

upaya berkemih

8. Berikan obat sesuai indikasi

Rasional:menghilangkan spasme kandung kemih sehubungan dengan iritasi oleh

kateter

3. Kurang pengetahuan tentang kondisi,prognosis,dan kebutuhan

pengobatan yang berhubungan dengan tidak mengenal sumber

informasi yang ditandai oleh pertanyaan meminta informasi dan

tidak akurat mengikuti instruksi.

Tujuan:informasi tentang kondisi,prognosis,dan kebutuhan pengobatan dipahami

Sasaran:

1. Pasien menyatakan pemahaman tentang informasi yang diberikan

2. Pasien berpartisipasi dalam program pengobatan

3. Klien menyatakan kesadaran dan merencanakan/melakukan perubahan pola hidup

tertentu

4. Mengidentifikasikan hubungan tanda/gejala proses penyakit

Intervensi:

1. Kaji ulang proses penyakit,pengalaman pasien

Rasional:memberikan dasar pengetahuan dimana pasien dapat membuat pilihan

informasi terapi

2. Dorong menyatakan rasa takut/perasaan dan perhatian

Rasional:membantu pasien mengalami perasaan dapat merupakan rehabilitasi

vital

3. Berikan informasi bahwa kondisi tidak ditularkan secara seksual

12

Page 13: Bph (Benigna prostat hiperplasia )

Rasional:Mungkin merupakan ketakutan yang tidak dibicarakan

4. Berikan informasi tentang anatomi dasar seksual,dorong prtanyaan dan tingkatkan

dialog tentang masalah

Rasional:memilih informasi tentang anatomi mambantu pasien memahami

implikasi tindakan lanjut,sesuai dengan afek penampilan seksual

5. Kaji ulang tanda/gejala yang memerlukan evaluasi medik,contoh urine keruh,

berbau:penurunan haluan urine,ketidakmampuan untuk berkeih

Rasional:Intervensi cepat dapat mencegah komplikasi lebih serius

4. Perubahan pola seksualitas yang berhubungan dengan

penurunan kemampuan seksualitas yang ditandai oleh penurunan

libido dan impoten.

Tujuan :Pola seksualitas kembali normal

Sasaran:

1. Klien menceritakan kepedulian/masalah mengenai fungsi seksual

2. Mengekspresikan peningkatan kepuasan dengan pola seksual

3. Mengidentifikasi stresor dalam kehidupan

4. Melanjutkan aktivitas seksual sebelumnya

5. Melaporkan suatu keinginan untuk melanjutkan aktivitas seksual

Intervensi

1. Kaji riwayat seksual

Rasional:mengidentifikasi informasi mengenai seksual masa lalu klien sehinga

mudah dalam pemberian intervensi

2. Berikan dorongan untuk bertanya tentang seksualitas atau fungsi seksual yang

mungkin menganggu pasien

Rasional:memberikan banyak informasi tentang seksualitas membantu dalam

perbaikan pola seksual

3. Gali hubungan pasien dengan pasangannya

Rasional:mengidentifikasi masalah lebih spesifik lagi

4. Identifiasi penghambat untuk memuaskan fungsi seksual

13

Page 14: Bph (Benigna prostat hiperplasia )

Rasional:Mencari penyebab lebih baik untuk perbaikan

5. Ajarkan tehnik istirahat sebelum melakukan aktivitas seksual

Rasional:menyimpan energi untuk aktivitas seksual

6. Anjurkan klien untuk berolah raga secara teratur dan menjaga kesehatan

Rasional:agar tubuh tetap fit dan mampu melakukan aktivitas seksual dengan

baik

5. Ansietas yang berhubungan dengan perubahan status kesehatan

dan kemungkinan prosedur bedah yang ditandai oleh kecemasan

dan ketakutan.

Tujuan :Ansietas dapat diminimalkan sampai dengan diatasi setelah 1 X 24 jam

Sasaran:

1. Pasien tampak rileks

2. Pasien melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi

3. Pasien mendemonstrasikan/menunjukan kemampuan mengatasi masalah dan

menggunakan sumber-sumber secara efektif

4. Pasien mempertahankan tanda-tanda vital dalam batas normal

Intervensi:

1. Kaji tingkat ansietas dan diskusikan penyebabnya bila mungkin

Rasional:Identifikasi masalah spesifik akan meningkatkan kemampuan individu

untuk menghadapinya dengan lebih realitis

2. Selalu ada untuk pasien,buat hubungan saling percaya dengan pasien/orang

terdekat

Rasional:menunjukan perhatian dan keinginan untuk membantu dalam diskusi

tentang subjek sensitif

3. Observasi tanda-tanda vital

Rasional:peningkatan tanda-tanda vital merupakan salah satu tanda awal

terjadinya peningkatan ansietas

4. Berikan informasi tentang prosedur dan tes khusus dan apa yang akan terjadi

14

Page 15: Bph (Benigna prostat hiperplasia )

Rasional:membantu pasien memahami tujuan dari apa yang dilakukan.dan

mengurangi masalah karena ketidaktahuan,termasuk ketakutan akan kanker

5. Pertahankan perilaku nyata dalam melakukan prosedur/menerima pasien.lindungi

privasi pasien

Rasional:menyatakan penerimaan dan menghilangkan rasa malu pasien

6. Dorong pasien untuk menyatakan masalah/perasaan

Rasional:mendefinisikan masalah,memberikan kesempatan untuk menjawab

pertanyaan,memperjelas kesalahan konsep,dan solusi pemecahan masalah

7. Beri penguatan informasi pasien yang telah diberikan sebelumnya

Rasional:memungkinkan pasien untuk menerima kenyataan dan menguatkan

kepercayaan pada pemberi perawatan dan pemberi informasi

8. Kolaborasi:pemberian obat antiansietas(contoh:sedatif) sesuai program

Rasional:diberikan hanya dengan kolaborsi dokter bila intervensi lain tidak

menolong karena efek samping menekan susunan saraf pusat

15

Page 16: Bph (Benigna prostat hiperplasia )

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hipertrofi prostat benigna adalah pembesaran granula dan jaringan seluler

kelenjar prostat yang berhubungan dengan perubahan endokrin berkenaan dengan

proses penuaan;kelenjar prostat mengitari leher kandung kemih dan uretra;sehingga

hipertrofi prostat seringkali menghalangi pengosongan kandung kemih(standar

perawatan pasien edisi V volume 3,penerbit EGC).penyebab hipertrofi prostat ini

tidak diketahui secara jelas namun diduga karena pengaruh hormon androgen dan

estrogen dan perubahan endokrin pada usia lanjut

Tanda dan gejala yang ditemukan pada pasien adalah sakit saat mengawali dan

mengakhiri aliran urine,tidak mampu mengosongkan seluruh isi kandung kemih

sekaligus,sering berkemih tetapi sedikit,dan terlalu lancar pancaran urine.

Perangkat diagnostik yang dilakukan adalah Urinalisis,Pemeriksaan kultur dan

sensititubs urine,Kreatinin serum,BUN serum,Asam fosfat,SDP,Sistoskopi,Urografi

ekskretori/IVP,dan Pemeriksaan retrograd

Terapi yang dilakukan adalah Kateterisasi,Antibiotik,Masukan dan haluaran,

Pembeda han,Reseksi transuretral prostat(TURP),Prostatektomi suprapubis,

Prostatektomi retropubis,Prostatektomi retropubis radikal,dan Sistostomi drainase

kandung kemih.Komplikasi yang dapat terjadi adalah Pielonefritis, Hidronefrosis,

Azotemia, dan Uremia

Diagnosa keperawatan yang muncul adalah Nyeri yang berhubungan dengan

distensi kandung kemih yang ditandai oleh adanya ungkapan nyeri(skala 7-9),gelisah

dan meringis,Retensi urine yang berhubungan dengan:pembesaran prostat dan

ketidakmampuan kandung kemih untuk berkontraksi dengan adekuat yang ditandai

oleh adanya ungkapan penurunan kekuatan/dorongan aliran urine,keragu-raguan saat

berkemih, dan ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih dengan

16

Page 17: Bph (Benigna prostat hiperplasia )

lengkap,Kurang pengetahuan tentang kondisi,prognosis,dan kebutuhan pengobatan

yang berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi yang ditandai oleh

pertanyaan meminta informasi dan tidak akurat mengikuti instruksi,Perubahan pola

seksualitas yang berhubungan dengan penurunan kemampuan seksualitas yang

ditandai oleh penurunan libido dan impoten,Ansietas yang berhubungan dengan

perubahan status kesehatan dan kemungkinan prosedur bedah yang ditandai oleh

kecemasan dan ketakutan,Resiko tinggi kekurangan volume cairan yang berhubungan

dengan pascaobstruksi diuresis dari drainase cepat kandung kemih yang terlalu

distensi secara kronis.

B. Saran

1. Asuhan keperawatan hendaknya dilaksanakan secara menyeluruh dan

komprehensif mencakup bio,psiko,sosial dan spiritual sehingga tujuan dapat

dicapai dengan baik

2. Perawat perlu mengikut sertakan keluarga dalam pemberian asuhan

3. Perlu adanya kerjasama antara perawat dan tim medis lainnya dalam proses

penyembuhan pasien

4. Kami mengharapkan agar makalah ini dapat berguna bagi pembaca khususnya

mahasiswa Akper Dharma Insan sebaga tambahan referensi.

5. Kami harapkan agar semua tenaga pengajar dapat membimbing kami lebih baik

dalam proses belajar

17