12

Click here to load reader

BPH Klompok 4 Koas

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tugas bedah caoss

Citation preview

Page 1: BPH Klompok 4 Koas

BPH

Definisi: BPH adalah merupakan suatu kelainan di mana terjadinya pembesaran jinak pada prostat, akan tetapi ini tidak akan berlanjut menjadi ganas. Hiperplasia adalah penambahan ukuran suatu jaringan yang disebabkan oleh penambahan jumlah sel yang membentuknya. Maka dapat dinyatakan bahwa hiperplasia prostat adalah pembesaran prostat yang jinak bervariasi berupa hiperplasia kelenjar. repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21372/4/Chapter%2520II.pdf+&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id

Etiologi: 1.

1. Teori dihidrotestosteron Pertumbuhan kelenjar prostat sangat tergantung padahormon testosteron. Dimana pada kelenjar prostat, hormon ini akan dirubah menjadi metabolit aktif dihidrotestosteron (DHT) dengan bantuan enzim 5 α– reduktase. DHT inilah yang secara langsung memicu m-RNA didalam sel-sel kelenjar prostat untuk mensintesis protein growth factor yang memacu pertumbuhan kelenjar prostat. Pada berbagai penelitian, aktivitas enzim 5 α– reduktase dan jumlah reseptor androgen lebih banyak pada BPH. Hal ini menyebabkan sel-sel prostat menjadi lebih sensitif terhadap DHT sehingga replikasi sel lebih banyak terjadi dibandingkan dengan prostat normal.2. 2.

Ketidakseimbangan antara estrogen-testosteron Pada usia yang makin tua, kadar testosteron makin menurun, sedangkan kadar estrogen relatif tetap, sehingga perbandingan estrogen : testosteron relatif meningkat. Estrogen di dalam prostat berperan dalam terjadinya proliferasi sel-sel kelenjar prostat dengan cara meningkatkan sensitivitas sel-sel prostat terhadap rangsangan hormon androgen, meningkatkan jumlah reseptor androgen dan menurunkan jumlah kematian

Page 2: BPH Klompok 4 Koas

sel-sel prostat (apoptosis). Akibatnya, dengan testosteron yang menurun merangsang terbentuknya sel-sel baru, tetapi sel-sel prostat yang telah ada mempunyai umur yang lebih panjang sehingga massa prostat menjadi lebih besar

3. Interaksi stroma-epitel

Cunha (1973) membuktikan bahwa diferensiasi dan pertumbuhan sel-sel epitel prostat secara tidak langsung dikontrol oleh sel-sel stroma melalui suatu mediator (growth factor). Setelah sel stroma mendapatkan stimulasi dari DHT dan estradiol, sel-sel stroma mensintesis suatugrowth factoryang selanjutnya mempengaruhi sel stroma itu sendiri, yang menyebabkan terjadinya proliferasi sel-sel epitel maupun stroma

4. Berkurangnya kematian sel prostat

Apoptosis sel pada sel prostat adalah mekanisme fisiologik homeostatis kelenjar prostat. Pada jaringan nomal, terdapat keseimbangan antara laju proliferasi sel dengan kematian sel. Berkurangnya jumlah sel-sel prostat yang apoptosis menyebabkan jumlah sel-sel prostat secara keseluruhan makin meningkat sehingga mengakibatkan pertambahan massa prostat. Diduga hormon androgen berperan dalam menghambat proses kematian sel karena setelah dilakukan kastrasi, terjadi peningkatan aktivitas kematian sel kelenjar prostat.1

Page 3: BPH Klompok 4 Koas

5.Teori sel stem Untuk mengganti sel-sel yang telah mengalami apoptosis, selalu dibentuk sel-sel baru. Dalam kelenjar prostat dikenal suatu sel stem, yaitu sel yang mempunyai kemampuan berproliferasi sangat ekstensif. Kehidupan sel ini bergantung pada hormon androgen, dimana jika kadarnya menurun (misalnya pada kastrasi), menyebabkan terjadinya apoptosis. Sehingga terjadinya proliferasi sel-sel pada BPH diduga sebagai ketidaktepatan aktivitas sel stem sehingga terjadi produksi yang berlebihan sel stroma maupun sel epitel.

Patofisiologi:

Patofisiologi Hiperplasia Prostat Pembesaran prostat menyebabkan terjadinya penyempitan lumen uretra pars prostatika dan menghambat aliran urin sehingga menyebabkan tingginya tekanan intravesika. Untuk dapat mengeluarkan urin, buli-buli harus berkontraksi lebih kuat guna melawan tahanan, menyebabkan terjadinya perubahan anatomik buli-buli, yakni: hipertropi otot destrusor, trabekulasi, terbentuknya selula, sakula, dan divertikel buli-buli. Perubahan struktur pada buli-buli tersebut dirasakan sebagai keluhan pada saluran kemih bagian bawah atau Lower Urinary Tract Symptoms(LUTS).1

Tekanan intravesika yang tinggi diteruskan ke seluruh bagian buli-buli tidak terkecuali pada kedua muara ureter. Tekanan pada ke

Page 4: BPH Klompok 4 Koas

dua muara ureter ini menimbulkan aliran balik dari buli-buli ke ureter atau terjadinya refluks vesiko-ureter. Jika berlangsung terus akan mengakibatkan hidroureter, hidronefrosis bahkan jatuh ke dalam gagal ginjal.

Manifestasi klinis:

Anamnesa

1. Keluhan pada saluran kemih bagian bawah Manifestasi klinis timbul akibat peningkatan intrauretra yang pada akhirnya dapat menyebabkan sumbatan aliran urin secara bertahap. Meskipun manifestasi dan beratnya penyakit bervariasi, tetapi ada beberapa hal yang menyebabkan penderita datang berobat, yakni adanya LUTS.Keluhan LUTS terdiri atas gejala obstruksi dan gejala iritatif. Gejala obstruksi antara lain: hesitansi, pancaran miksi melemah, intermitensi, miksi tidak puas, menetes setelah miksi. Sedangkan gejala iritatif terdiri dari: frekuensi, nokturia, urgensi dan disuri.Untuk menilai tingkat keparahan dari LUTS, bebeapaahli/organisasi urologi membuat skoring yang secara subjektif dapat diisi dan dihitung sendiri oleh pasien. Sistem skoring yang dianjurkan oleh WHO adalah

international Prostatic Symptom Score(IPSS). Sistem skoring IPSS terdiri atas 7 pertanyaan yang berhubungan

2. dengan keluhan LUTS dan 1 pertanyaan yang berhubungan dengan kualitas hidup pasien. Dari skor tersebut dapat dikelompokkan gejala LUTS dalam 3 derajat,

Page 5: BPH Klompok 4 Koas

yaitu:1,9

Ringan : skor 0-7 Sedang : skor 8-19 Berat : skor 20-35 2.Gejala pada saluran kemih bagian atas Keluhan dapat berupa gejala obstruksi antara lain, nyeri pinggang, benjolan di pinggang (hidronefrosis) dan demam (infeksi, urosepsis).

3.Gejala diluar saluran kemih Tidak jarang pasien berobat ke dokter karena mengeluh adanya hernia inguinalis atau hemoroid, yang timbul karena seringmengejan pada saat miksi sehingga mengakibatkan peningkatan tekanan intraabdominal.

Pemeriksaan fisik:Pada pemeriksaan fisik mungkin didapatkan buli-buli yang penuh dan teraba massa kistik si daerah supra simpisis akibat retensi urin.

1.Pemeriksaan colok dubur atau Digital Rectal Examination(DRE) merupakan pemeriksaan fisik yang penting pada BPH, karena dapat menilai tonus sfingter ani, pembesaran atau ukuran prostat dan kecurigaan adanya keganasan seperti nodul atau perabaan yang keras. Pada pemeriksaan ini dinilai besarnya prostat, konsistensi, cekungan tengah, simetri, indurasi, krepitasi dan ada tidaknya nodul.Colok dubur pada BPH menunjukkan konsistensi prostat kenyal, seperti meraba ujung hidung, lobus kanan dan kiri simetris,dan tidak didapatkan nodul. Sedangkan pada karsinoma prostat, konsistensi prost

Page 6: BPH Klompok 4 Koas

at keras dan teraba nodul, dan mungkin antara lobus prostat tidak simetri.

2. Pemeriksaan Laboratorium

Sedimen urin diperiksa untuk mencari kemungkinan adanya proses infeksi atau inflamasi pada saluran kemih.Obstruksi uretra menyebabkan bendungan saluran kemih sehingga menganggu faal ginjal karenaadanya penyulit seperti hidronefrosis menyebabkan infeksi dan urolithiasis.Pemeriksaan kultur urin berguna untuk mencari jenis kuman yang menyebabkan infeksi dan sekaligus menentukan sensitivitas kuman terhadap beberapa antimikroba yang diujikan. Pemeriksaan sitologi urin digunakan untuk pemeriksaan sitopatologi sel-sel urotelium yang terlepas dan terikut urin. Pemeriksaan gula darah untuk mendeteksi adanya diabetes mellitus yang dapat menimbulkan kelainan persarafan pada buli-buli. Jika dicurigai adanya keganasan prostat perlu diperiksa penanda tumor prostat (PSA).

3.Pencitraan Foto polos perut berguna untuk mencari adanya batu opak di saluran kemih, batu/kalkulosa prostat atau menunjukkan bayangan buli-buli yang penuh terisi urin, yang merupakan tanda retensi urin. Pemeriksaan IVP dapat menerangkan adanya :-kelainan ginjal atau ureter (hidroureter atau hidronefrosis) -memperkirakan besarnya kelenjar prostat yang ditunjukkan dengan indentasi prostat(pendesakan buli-buli oleh kelenjar prostat) atau ureter bagian distal

Page 7: BPH Klompok 4 Koas

yang berbentuk seperti mata kail (hooked fish) -penyulit yang terjadi pada buli-buli, yakni: trabekulasi, divertikel, atau sakulasi buli-buli

Pemeriksaan IVP tidak lagi direkomendasikan pada BPH.Pemeriksaan USG secara Trans Rectal Ultra Sound (TRUS), digunakan untuk mengetahui besar dan volume prostat , adanya kemungkinan pembesaran prostat maligna sebagai petunjuk untuk melakukan biopsi aspirasi prostat, menentukan jumlah residual urin dan mencari kelainan lain pada buli-buli. Pemeriksaan Trans Abdominal Ultra Sound(TAUS) dapat mendeteksi adanya hidronefrosis ataupun kerusakan ginjal akibat obstruksi BPH yang lama.(purnomo, de jong)

Pemeriksaan lain Pemeriksaan derajat obstruksi prostat dapat diperkirakan dengan mengukur:1,9

-residual urin, diukur dengan kateterisasi setelah miksi atau dengan pemeriksaan ultrasonografi setelah miksi -pancaran urin (flow rate), dengan menghitung jumlah urin dibagi dengan lamanya miksi berlangsung (ml/detik) atau dengan uroflowmetri.

Page 8: BPH Klompok 4 Koas

Pengobatan Tujuan terapi:1

-memperbaiki keluhan miksi-meningkatkan kualitas hidup-mengurangi obstruksi infravesika -mengembalikan fungsi ginjal-mengurangi volume residu urin setelah miksi-mencegah progressivitas penyakit1.Watchful waitingPilihan tanpa terapi ini untuk pasien BPH dengan skor IPSS<7, yaitu keluhan ringan yang tidak menganggu aktivitas sehari-hari. Pasien hanya diberikan edukasi mengenai hal-hal yang dapat memperburuk keluhan :1

-Jangan mengkonsumsi kopi atau alkohol-Kurangi makanan dan minuman yang mengiritasi buli-buli (kopi, coklat)-Kurangi makanan pedas atau asin-Jangan menahan kencing terlalu lama2.MedikamentosaTujuan: - mengurangi resistensi otot polos prostat dengan adrenergik αblocker

Page 9: BPH Klompok 4 Koas

- mengurangi volume prostat dengan menurunkan kadarhormon testosteron melalui penghambat 5α-reduktase Selain itu, masih ada terapi fitofarmaka yang masihbelum jelas mekanisme kerjanya.1

3.Operasi Pasien BPH yang mempunyai indikasi pembedahan:1

-Tidak menunjukkan pebaikan setelah terapi medikamentosa -Mengalami retensi urin -Infeksi Saluran Kemih berulang -Hematuri 10 -Gagal ginjal -Timbulnya batu saluran kemih atau penyulit lain akibat obstruksi saluran kemih bagian bawah Jenis pembedahan yang dapat dilakukan:1,9

-Pembedahan terbuka (prostatektomi terbuka) Paling invasif dan dianjurkan untuk prostat yang sangat besar (±100 gram). -Pembedahan endourologi Operasi terhadap prostat dapat berupa reseksi (Trans Urethral Resection of the Prostat/TURP), Insisi (

Page 10: BPH Klompok 4 Koas

Trans Urethral Incision of the Prostate/TUIP) atau evaporasi.Selain tindakan invasif tersebut diatas, sekarang dikembangkan tindakan invasif minimal, terutama yang mempunya resiko tinggi terhadap pembedahan. Tindakan tersebut antara lain: termoterapi, Trans Urethral Needle Ablation of the Prostat/TUNA, pemasangan stent, High Intensity Focused Ultrasound/HIFU serta dilatasi dengan balon (Transuethral Ballon Dilatation/TUBD)

RINO BUKA LINK INI https://yayanakhyar.files.wordpress.com/2009/06/bph_files_of_drsmed_fkur.pdfKLO LO BINGUNG SOALNYA GUE CUMA KOPAS, GUA NGANTUK BANGET TADI SIANG GA JADI TIDUR. SEKIAN