77
BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI Tahun 2005 KEPATUHAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN dan PENGENDALIAN INTERN Nomor : 29.B /Auditama V/GA/V/2006 Tanggal : 31 Mei 2006 Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Jl. Gatot Subroto No.31 Jakarta Pusat 10210 Telp. (021) 5738723, 5704395 s.d 9 Pesawat 612 Fax. (021) 5700380

BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

  • Upload
    lytu

  • View
    221

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

BPK-RI

LAPORAN AUDITOR

INDEPENDEN

PERUM DAMRI Tahun 2005 KEPATUHAN TERHADAP PERATURAN

PERUNDANG-UNDANGAN

dan

PENGENDALIAN INTERN Nomor : 29.B /Auditama V/GA/V/2006 Tanggal : 31 Mei 2006 Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Jl. Gatot Subroto No.31 Jakarta Pusat 10210 Telp. (021) 5738723, 5704395 s.d 9 Pesawat 612 Fax. (021) 5700380

Page 2: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

LAMPIRAN A

1. Tarif Angkutan Bus Kota Perum DAMRI Pada Unit Angkutan Bus Kota Surabaya

dan Bandung Dibawah Ketentuan Sebesar Rp305.413.600,00

Tarif dasar angkutan penumpang bus kota kelas ekonomi di Surabaya dan

Bandung ditentukan oleh Peraturan Gubernur sedangkan tarif untuk bus Patas AC (Non

Ekonomi) ditentukan oleh Surat Keputusan (SK) Dewan Pimpinan Daerah ORGANDA

Daerah Tingkat I. Dari hasil pengujian tarif penumpang Perum DAMRI untuk tahun

2005 diketahui adanya keterlambatan penyesuaian tarif angkutan bus kota pada Unit

Angkutan Bus Kota (UABK) Surabaya dan Bandung dengan Peraturan Gubernur dan

SK Dewan Pimpinan Daerah ORGANDA sebesar Rp305.413.600,00 dengan rincian:

No Unit Angkutan

Bus Kota

Periode Kelas

Penumpang

Tarif Perum

DAMRI

Rp

Tarif Sesuai

Peraturan

Rp

Selisih

Rp

1 Surabaya Maret

Oktober

Ekonomi

AC

AC

275.067.600,00

23.965.000,00

107.827.500,00

355.172.800,00

35.947.500,00

143.770.000,00

80.105.200,00

11.982.500,00

35.942.500,00

2 Bandung Maret

Oktober

Ekonomi

Ekonomi

876.178.000,00

3.929.800,00

1.052.438.600,00

5.052.600,00

176.260.600,00

1.122.800,00

Jumlah 1.286.967.900,00 1.592.381.500,00 305.413.600,00

Hal tersebut tidak sesuai dengan ketentuan tarif angkutan penumpang bus kota,

yaitu:

a. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2005 tanggal 10 Maret 2005 dan

Keputusan Gubernur Jawa Barat No. 10 Tahun 2005 tanggal 7 Maret 2005 Tentang

Tarif Dasar Angkutan Penumpang Bus Kota Kelas Ekonomi.

b. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 48 Tahun 2005 tanggal 4 Oktober 2005

dan Keputusan Gubernur Jawa Barat No. 43 Tahun 2005 tanggal 5 Oktober 2005

Tentang Tarif Dasar Angkutan Penumpang Bus Kota Kelas Ekonomi.

c. Surat Keputusan Dewan Pimpinan Daerah Organda Jawa Timur Nomor :

SKEP.014/OGD-JTM/III/2005 tanggal 3 Maret 2005 Tentang Tarif Bus Kota Patas

AC (Non Ekonomi).

Keterlambatan penyesuaian tarif tersebut mengakibatkan hilangnya kesempatan

Perum DAMRI dalam memperoleh pendapatan sebesar Rp305.413.600,00.

3 BPK-RI/AUDITAMA V

Page 3: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

LAMPIRAN A

Hal tersebut disebabkan pimpinan UABK Surabaya dan Bandung tidak tegas

dalam mengikuti ketentuan tarif angkutan bus kota.

Direksi Perum DAMRI menjelaskan bahwa penyesuaian tarif tidak bisa

langsung diterapkan semata-mata untuk menghindari gejolak atau penurunan jumlah

penumpang dan juga perlunya waktu sosialiasi kenaikan tarif kepada masyarakat

pengguna jasa bus DAMRI. Untuk selanjutnya, Perum DAMRI akan menyusun

pedoman tentang sosialiasi jangka waktu kenaikan tarif yaitu paling lama satu bulan

sejak dikeluarkannya SK Gubernur dan SK Organda.

BPK-RI menyarankan agar Direksi Perum DAMRI segera menyesuaikan tarif

dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif

dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan yang ada.

2. Biaya Monitoring Bus Pinjaman Milik PT Daimler Chrysler Indonesia Sebesar

Rp100.000.000,00 Tidak Diatur Dalam Perjanjian

Dalam rangka menambah bus operasional penumpang ke Bandara Soekarno

Hatta, maka Perum DAMRI mengadakan perjanjian peminjaman kendaraan bus merk

Mercedes Benz dengan PT Daimler Chrysler Indonesia (PT DCI). Dalam perjanjian

disebutkan bahwa pendapatan yang diperoleh dari pemakaian bus pinjaman tersebut

seluruhnya menjadi milik Perum DAMRI, sedangkan biaya-biaya yang berkaitan

dengan operasional menjadi beban Perum DAMRI kecuali biaya yang berkaitan

dengan pelumas, ban, dan pemeliharaan.

Berdasarkan laporan pendapatan dan biaya kendaraan bus peminjaman PT DCI

diketahui bahwa Perum DAMRI memperoleh laba bersih tahun 2005 sebesar

Rp335.556.731,00 yang bersumber dari selisih pendapatan sebesar Rp713.650.000,00

dan biaya sebesar Rp378.093.269,00.

Dari hasil pengujian atas biaya yang berkaitan dengan operasional bus pinjaman

sebesar Rp313.007.108,50 tersebut diketahui adanya pengeluaran kas atas perintah

Direksi Perum DAMRI kepada PT Daimler Chrysler Indonesia (PT DCI) sebagai biaya

monitoring dalam rangka uji coba bus pinjaman sebesar Rp100.000.000,00 yang tidak

diatur dalam surat perjanjian peminjaman kendaraan.

4 BPK-RI/AUDITAMA V

Page 4: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

LAMPIRAN A

Sesuai Surat Perjanjian Peminjaman Kendaraan No. L-10/HW-ir/GS-03-2004

tanggal 31 Maret 2004 dan addendum tanggal 10 Agustus 2005 tentang uji coba

kendaraan bus Merecedes-Benz tipe OF 8000 no. Polisi B 7378 BO diketahui bahwa:

a. Seluruh biaya yang menyangkut pemeriksaan/service ditanggung oleh PT DCI, dan

pekerjaannya harus dilakukan di tempat dealer yang ditunjuk oleh PT DCI atau di

bengkel PT DCI

b. Seluruh biaya operasional (solar, upah sopir dan lain-lain) ditanggung oleh pihak

Perum DAMRI kecuali pemakaian oli mesin, oli transmisi, ban dan oli garden yang

pertama kali sejak peminjaman bus dilakukan.

Hal tersebut mengakibatkan pemborosan biaya monitoring bus pinjaman

sebesar Rp100.000.000,00 yang tidak mempunyai dasar hukum.

Hal tersebut disebabkan Direksi Perum DAMRI lalai mencantumkan ketentuan

biaya monitoring pada surat perjanjian peminjaman kendaraan.

Perum DAMRI mengeluarkan biaya monitoring kendaraan pinjaman adalah

dalam rangka mempertahankan peminjaman kendaraan bus PT DCI karena Perum

DAMRI telah memperoleh keuntungan atas peminjaman bus secara gratis. Disamping

itu, PT DCI telah menambah satu unit lagi atas bus pinjaman yang diharapkan akan

menambah keuntungan bagi Perum DAMRI di tahun 2006. Namun atas adanya

kelemahan dalam perjanjian peminjaman kendaraan maka Perum DAMRI akan segera

merevisi surat perjanjian peminjaman kendaraan tersebut.

BPK RI menyarankan agar Perum DAMRI segera merevisi surat perjanjian

peminjaman kendaraan PT DCI dengan cara mencantumkan ketentuan biaya

monitoring.

3. Perum DAMRI Kurang Memungut PPh Pasal 23 Atas Komisi Agen Sebesar

Rp86.383.663,36

Dalam rangka meningkatkan penjualan tiket untuk angkutan bus antar kota dan

antar negara, Perum Damri melakukan kerjasama dengan agen penjualan tiket bus.

Berdasarkan hasil pemeriksaan atas biaya komisi agen Perum DAMRI diketahui bahwa

biaya agen Perum DAMRI selama tahun 2005 adalah sebesar Rp5.331.430.388,00,

yang bersumber dari komisi penjualan tiket yang dibayarkan oleh Perum DAMRI

kepada agen-agennya. Atas pemberian komisi tersebut, maka Perum DAMRI harus

5 BPK-RI/AUDITAMA V

Page 5: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

LAMPIRAN A

memotong dan menyetorkan pajak penghasilannya yaitu PPh pasal 23. Dari hasil

pemeriksaan atas potongan dan penyetoran PPh Psl 23 yang berkaitan dengan

pemberian komisi kepada agen diketahui bahwa:

a. Biaya komisi (agen) pada Stasiun Pontianak sebesar Rp790.180.000,00, namun

Stasiun Pontianak Perum DAMRI tidak memungut PPh 23 atas komisi agen

tersebut yaitu sebesar Rp47.410.800,00 dengan perhitungan : 6% x

Rp790.180.000,00.

b. Untuk Stasiun Jakarta, Bogor, Cilacap dan Yogyakarta diketahui bahwa jumlah

PPh pasal 23 yang seharusnya dipungut Perum DAMRI atas biaya komisi agen

adalah sebesar Rp88.119.249,36 (6% x Rp1.468.654.156,00), namun jumlah yang

telah dipungut adalah sebesar Rp49.146.386,00 sehingga PPh Pasal 23 yang belum

dipungut Perum DAMRI adalah sebesar Rp38.972.863,36, dengan rincian sebagai

berikut :

Stasiun

(a)

Biaya Komisi

Agen

(b)

PPh Psl 23

Seharusnya

((c = 6% x (b))

PPh Psl 23 Yang

Telah Dipungut

(d)

Selisih Kurang

Pungut

((e = © - (d))

Jakarta 315,211,661.00 18,912,699.66 9,498,299.00 9,414,400.66

Bogor 218,144,876.00 13,088,692.56 7,989,864.00 5,098,828.56

Cilacap 145,758,229.00 8,745,493.74 5,542,651.00 3,202,842.74

Yogyakarta 789,539,390.00 47,372,363.40 26,115,572.00 21,256,791.40

Jumlah 1.468.654.156,00 88.119.249,36 49.146.386,00 38.972.863,36

Dengan demikian total kewajiban Perum Damri atas kurang bayar PPh 23 atas

pemberian komisi agen adalah sebesar Rp86.383.663,36 (Rp47.410.800,00 +

Rp38.972.863,36).

Keputusan Direktur Jenderal Pajak No. Kep-305/PJ/2001 tanggal 18 April 2001

menyebutkan bahwa pendapatan yang diperoleh dari jasa keagenan/perantara

dikenakan PPh pasal 23 sebesar 15% dari penghasilan netto atau 6% dari penghasilan

bruto yang dipungut oleh pemberi kerja.

Hal tersebut mengakibatkan negara belum menerima pendapatan pajak sebesar

Rp86.383.663,36.

6 BPK-RI/AUDITAMA V

Page 6: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

LAMPIRAN A

Hal tersebut disebabkan Kepala unit stasiun/UPT tidak optimal dalam

menjalankan ketentuan perpajakan.

Direksi Perum DAMRI menjelaskan akan mengklarifikasi angka perhitungan

PPh psl 23 untuk mendapatkan nilai yang tepat dan selanjutnya akan memungut dan

menyetorkan kekurangannya .

BPK RI menyarankan agar Perum DAMRI segera memungut dan menyetor

kekurangan kewajiban PPh pasal 23.

7 BPK-RI/AUDITAMA V

Page 7: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

LAMPIRAN B

1. Perum DAMRI Belum Mengajukan Klaim Asuransi Atas Perbaikan 1 (Satu) Unit

Bus Mercedes Benz Type Vario 815 DA Sebesar Rp183.473.986,00 Kepada PT

Asuransi TAKAFUL

Dalam perjanjian kerjasama pelayanan jasa transportasi antara Perum DAMRI

dengan Virginia Indonesia CO., LLC disingkat VICO dengan No. 05860 disepakati

adanya 6 (enam) unit bus Mercedes Benz Type OF 8000 dan 2 (dua) unit bus Mercedes

Benz Type Vario 815 DA.

Dalam kontrak dimaksud disebutkan bahwa selama masa berlakunya kontrak,

Perum DAMRI diwajibkan untuk mengasuransikan setiap kendaraannya dengan

beberapa kesepakatan:

a. Asuransi Perum DAMRI adalah yang utama dan karenanya tidak akan menerima

kontribusi dari setiap asuransi yang dipasang oleh atau atas nama VICO grup;

b. VICO grup tidak bertanggung jawab terhadap setiap deductibles, self-insured

retentions dan/atau premium (premi) dari asuransi Perum DAMRI;

c. Asuransi tersebut tidak boleh dikurangi, dibatalkan atau dikesampingkan atau

dalam hal apapun lainnya membatasi VICO grup bilamana Perum DAMRI

melanggar setiap penjaminan ketentuan-ketentuan atau persyaratan-persyaratan dari

asuransi Perum DAMRI.

Sehubungan dengan ketentuan dalam kontrak tersebut, Perum DAMRI telah

mengasuransikan kendaraannya yang tercantum dalam kontrak kepada PT Asuransi

TAKAFUL.

Dari laporan operasional Stasiun Wisata di Samarinda diketahui bahwa salah

satu bus type Vario 815 DA dengan No. Polisi KT 9171 B (3770) terbakar tanggal 29

Juni 2005. Perum DAMRI pada tanggal kejadian telah membuat laporan kebakaran

kepada pihak VICO. Selanjutnya tanggal 30 Juni 2005, Perum DAMRI melaporkan

kejadian tersebut kepada Kepolisian Sektor Muara Badak yang kemudian

dikeluarkannya Surat Bukti Keterangan Telah Melapor No. Pol. : SKTM/36/VI/2005/

Patroli tanggal 30 Juni 2005.

Perum DAMRI telah mengasuransikan bus tersebut kepada PT Suransi

TAKAFUL dengan No. Polis 1.302.05.200.000364 dengan jangka waktu tertanggung

selama 12 bulan, yaitu sejak tanggal 10 Mei 2005 s.d 10 Mei 2006 dan jumlah premi

sebesar Rp85.024.000,00 dengan rincian biaya premi sebesar 3,4% x

BPK-RI/AUDITAMA V

11

Page 8: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

LAMPIRAN B

Rp2.500.000.000,00 atau sebesar Rp85.000.000,00 ditambah biaya materai sebesar

Rp24.000,00.

Pada tanggal 1 Juli 2005 Perum DAMRI menyampaikan laporan awal

kebakaran bus tersebut kepada PT Asuransi TAKAFUL dengan surat No.

KS.190/AW.502/VII-2005 yang isinya menyampaikan adanya kerusakan bus pada:

a. Interior depan;

b. Pintu supir;

c. Jok pengemudi;

d. Kabel body;

e. Dasboard depan;

f. Kipas pelafon;

g. Kaca depan;

h. Stir terbakar;

i. Drive righ (alat pengukur kecepatan);

j. Exhaus fan;

k. Radio komunikasi.

Sampai dengan pemeriksaan berakhir tanggal 31 Mei 2006, Perum DAMRI

belum mengklaim PT Asuransi TAKAFUL walaupun kejadian sudah berlangsung

selama sebelas bulan yaitu sejak kejadian terbakarnya bus tanggal 29 Juni 2005 sampai

dengan pemeriksaan berakhir.

Walaupun belum memperoleh klaim ganti rugi, ternyata Perum DAMRI telah

memperpanjang polis asuransi pada PT Asuransi TAKAFUL untuk bus lainnya dengan

jumlah premi sebesar Rp439.648.000,00, yaitu:

Polis No.

UPT Nomor Masa

Berlaku

Type

Kendaraan

Jumlah Bus

(Unit)

Tarif Premi (%)

Jumlah Premi

(Rp) a. UBK Bandar

Lampung 1.302.05.200. 000.609

03-11-05 s.d

03-11-06

Mercy 30 1,37 76.476.000,00

b. UAK Basoetta

1.302.05.200. 000.608

03-11-05 s.d

03-11-06

Mercy 23 1,37 113.446.000,00

c. UAK Basoetta

1.302.05.200. 000.611

03-11-05 s.d

03-11-06

Mercy OF 8000

20 3,4 249.726.000,00

Jumlah Premi Yang Dibayarkan 439.648.000,00 Dengan maksud agar segera dapat mengoperasikan kembali bus type Vario

untuk pelayanan jasa transportasi VICO, Perum DAMRI Setasiun Wisata telah

mengadakan rehab body dan spare part bus type Vario 815 DA sebesar

Rp183.473.986,00 dengan rincian:

BPK-RI/AUDITAMA V

12

Page 9: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

LAMPIRAN B

a. Rehab body 1 (satu) unit bus Mercedes Benz type Vario 815 DA (SPK No.

KS.203/T/SPK/VII/2005 tanggal 13 Juli 2005) sebesar Rp22.000.000,00;

b. Membeli 2 (dua) lembar kaca depan bus Vario tanggal 1 Oktober 2005 (BBK/BBM

No. 05/BM/X/2005) sebesar Rp14.000.000,00;

c. Berita Acara Serah Terima Suku Cadang Bus Mercedes Benz Type Vario tanggal

20 Pebruari 2006 oleh Perum Damri Sub Direktorat P & BBT kepada Perum Damri

Setasiun Wisata sebesar Rp147.473.986,00

Perum DAMRI seharusnya melaksanakan Klausal dalam Polis Standar

Kendaraan Bermotor Indonesia dalam pasal 16 ayat 1yaitu Hak tertanggung atas ganti

rugi berdasarkan Polis hilang dengan sendirinya apabila:

a. tidak memenuhi kewajiban berdasarkan polis;

b. tidak mengajukan tuntutan ganti rugi dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak

terjadinya kerugian atau kerusakan;

c. tidak mengajukan keberatan atau menempuh penyelesaian melalui upaya hukum

dalam waktu 6 (enam) bulan sejak Penanggung (PT Asuransi TAKAFUL)

memberitahukan secara tertulis bahwa Tertanggung (Perum Damri) tidak berhak

untuk mendapatkan ganti rugi.

Keadaan tersebut mengakibatkan perusahaan belum menerima biaya pengganti

rehab body sebesar Rp183.473.986,00.

Hal tersebut disebabkan Direksi Usaha dan Direksi Keuangan Perum Damri

lalai dalam memperhatikan dan memanfaatkan haknya sesuai dengan klausal polis

asuransi..

Direksi Perum Damri akan segera menyelesaikan proses klaim kepada PT

Asuransi TAKAFUL untuk meminta ganti rugi biaya perbaikan sebesar

Rp183.473.986,00.

BPK RI menyarankan agar Direksi Perum DAMRI segera mengajukan klaim

asuransi atas perbaikan bus type Vario 815 DA dimaksud kepada PT Asuransi

TAKAFUL.

BPK-RI/AUDITAMA V

13

Page 10: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

LAMPIRAN B

2. Biaya Pengawasan Operasi Perintis Tahun 2005 Melampaui Rencana Yang

Ditetapkan Sebesar Rp283.367.376,41

Untuk memberikan pelayanan angkutan kepada masyarakat daerah terbelakang

dan terisolir, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (Dirjen Hubdar) menetapkan

jaringan trayek angkutan perintis tahun 2005 yang berada di 17 propinsi sesuai SK No.

205/AJ.204/DRJD/2005 tanggal 18 Pebruari 2005 yang kemudian diubah dengan SK

No. 461/AJ.204/DRJD/2005 tanggal 1 April 2005. Sesuai surat Dirjen Hubdar No.

AJ.204/1/117/DRJD/2005 tanggal 6 Mei 2005, pelaksanaan angkutan untuk daerah

terbelakang dan terisolir merupakan Penugasan Pemerintah sehingga dalam

pelaksanaannya Pemerintah mengalokasikan anggaran biaya subsidi operasi bus

perintis untuk menutupi biaya operasi. Selain itu, Dirjen Hubdar menunjuk langsung

Perum DAMRI sebagai pelaksana pengoperasian angkutan pada trayek-trayek perintis.

Karena angkutan perintis dilaksanakan oleh masing-masing daerah propinsi,

maka perjanjian kerjasama dibuat antara Dinas Perhubungan Propinsi dengan Perum

DAMRI yaitu sebesar Rp15.866.239.000,00 dengan jangka waktu pelaksanaan

pekerjaan pengoperasian kendaraan bus perintis sejak tanggal 1 Januari 2005 sampai

dengan 31 Desember 2005.

Dalam rangka menjamin kebenaran pelaksanaan pekerjaan operasional subsidi,

maka dalam perjanjian disepakati adanya kegiatan pemantauan, pengawasan dan

pengendalian terhadap pengoperasian bus dengan cara mengadakan peninjauan ke

masing-masing trayek yang biayanya ditanggung oleh Perum DAMRI sebagai

penyedia barang dan jasa.

Berkaitan dengan kegiataan pemantauan, pengawasan dan pengendalian

tersebut, dalam surat penawaran harga kepada Dinas Perhubungan Propinsi, Perum

DAMRI telah mencantumkan sebagai biaya operasional yaitu sebesar 10% dari nilai

kontrak subsidi atau sebesar Rp1.586.623.900,00 yang tersebar pada 24 kabupaten di

seluruh Indonesia.

Dari hasil pengujian atas biaya pengawasan operasional angkutan perintis,

diketahui bahwa jumlah biaya pengawasan operasional yang dikeluarkan Perum

DAMRI dalam rangka angkutan perintis selama tahun 2005 adalah sebesar

Rp1.869.991.276,41 atau melebihi sebesar Rp283.367.376,41 dari biaya yang

direncanakan.

BPK-RI/AUDITAMA V

14

Page 11: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

LAMPIRAN B

Seharusnya biaya pengawasan operasional perintis tahun 2005 sesuai dengan

yang direncanakan.

Hal tersebut mengakibatkan Perum DAMRI kehilangan pendapatan subsidi

operasi perintis tahun 2005 sebesar Rp283.367.376,41.

Hal tersebut disebabkan Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perum DAMRI

belum optimal dalam mengendalikan biaya pengawasan di masing-masing unit

operasinya.

Direksi Perum DAMRI mengakui adanya realisasi pengeluaran biaya

pengawasan operasional perintis melebihi dari yang direncanakan disebabkan adanya

upaya Perum DAMRI untuk memberikan pelayanan yang lebih baik dan tingginya

biaya transport untuk meninjau langsung ke daerah pedalaman tertentu. Akan tetapi

pada tahun 2006, Direksi Perum DAMRI akan meminta kepala UPT untuk melakukan

upaya yang optimal dalam menekan biaya operasional perintis.

BPK – RI menyarankan agar Direksi Perum DAMRI meminta kepala UPT

lebih ketat dalam mengendalikan biaya-biaya yang berkaitan dengan operasional

perintis di masing-masing UPT Perum DAMRI.

3. Pedoman Perhitungan Insentif Dalam Sistem Karcis Bagi Hasil Tidak Lengkap

Guna menunjang peningkatan disiplin dan produktivitas kerja pelayanan kepada

masyarakat pengguna jasa Angkutan Khusus Soekarno Hatta, Perum DAMRI

menerapkan insentif/kompensasi berupa Sistem Karcis Bagi Hasil (SKBH) yang

diharapkan akan mampu meningkatkan jumlah penumpang dan pendapatan UAKB

Soekarno Hatta.

SKBH tersebut diterbitkan dengan Surat Keputusan (SK) Kepala Unit

Angkutan Khusus Bandara Soekarno Hatta Nomor KU 05/KP.209/UAKB/I-2004

tanggal 10 Januari 2004 tentang uji coba pemberian Uang Dinas Jalan (UDJ) sebagai

insentif pengganti uang transport bagi pegawai UAKB Soekarno Hatta yang dihitung

berdasarkan tingkat produktifitas pegawai UAKB Soekarno Hatta. Dalam SK tersebut

disebutkan formulasi produktifitas dihitung berdasarkan persentase pendapatan yaitu

4% x pendapatan.

BPK-RI/AUDITAMA V

15

Page 12: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

LAMPIRAN B

Berdasarkan laporan operasional Unit Angkutan Khusus Bandara (UAKB)

Soekarno Hatta diketahui bahwa nilai SKBH tahun 2005 sebesar Rp2.433.643.418,00

yang berasal dari 4% x Rp60.841.085.400,00, dengan rincian sebagai berikut:

No

(a)

Bulan

(b)

Jumlah Penumpang

©

Jlh Pendapatan (Rp)

(d)

Nilai SKBH (Rp)

(e = 4% x d)

1 Januari 407.881 4.695.387.500 187.815.500

2 Pebruari 364.663 4.456.427.000 178.257.080

3 Maret 394.635 4.168.862.000 166.754.480

4 April 399.636 4.313.092.000 172.523.680

5 Mei 412.427 4.440.557.500 177.622.300

6 Juni 379.552 4.090.589.000 163.623.560

7 Juli 425.836 4.613.832.000 184.553.280

8 Agustus 430.488 4.678.669.000 187.146.760

9 September 430.426 4.649.010.000 185.960.400

10 Oktober 358.897 5.697.149.000 227.885.960

11 Nopember 429.074 6.983.482.000 279.339.280

12 Desember 494.124 8.054.028.400 322.161.138

Jumlah 60.841.085.400 2.433.643.418

Dari hasil pengujian atas perhitungan SKBH pada tabel di atas dapat diketahui

bahwa perhitungan SKBH hanya didasarkan pada jumlah pendapatan saja dan tidak

dikaitkan dengan jumlah penumpang. Bahkan saat adanya kenaikan tarif dari bulan

September ke Oktober 2005 sebesar 40,95% yang mengakibatkan pandapatan naik dari

Rp4.649.010.000 menjadi Rp5.697.149.000,00 atau senilai Rp1.048.139.000,00,

perhitungan insentif atas SKBH bulan Oktober tetap dihitung 4% dari

Rp5.697.149.000,00 tanpa memperhitungkan jumlah penumpang walaupun jumlah

penumpang turun sebesar 71.529 orang yaitu dari 430.426 orang menjadi 358.897

orang. Apabila perhitungan insentif dalam SKBH dihitung berdasarkan kenaikan

pendapaatan dan penumpang maka biaya insentif dalam SKBH bulan Oktober tetap

sebesar Rp185.960.400 dan bukan sebesar Rp227.885.960 atau terdapat selisih sebesar

Rp41.925.560,00.

BPK-RI/AUDITAMA V

16

Page 13: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

LAMPIRAN B

Dari uraian di atas menunjukkan bahwa formulasi perhitungan SKBH tidak

lengkap karena apabila perhitungan SKBH hanya berdasarkan pendapatan tanpa

memperhatikan jumlah penumpang tidak akan dapat mendukung produktifitas

perusahaan.

Seharusnya formulasi perhitungan insentif dalam SKBH berdasarkan jumlah

pendapatan dan penumpang.

Hal tersebut mengakibatkan pemborosan biaya insentif bulan Oktober 2005

sebesar Rp41.925.560,00 dan berpotensi pemborosan biaya dikemudian hari.

Hal tersebut disebabkan Kepala UAKB Soekarno Hatta tidak cermat dalam

menformulakan perhitungan SKBH.

Direksi Perum DAMRI mengakui adanya kelemahan formula perhitungan

SKBH dan akan menyempurnakan formula tersebut dengan memperhatikan jumlah

penumpang dan juga berdasarkan tinggi rendahnya prestasi kerja pegawai (merit

system).

BPK RI menyarankan agar Perum DAMRI segera menyempurnakan formula

SKBH secara tepat.

4. Pengadaan Bus Angkutan Paket Belum Dimanfaatkan Secara Optimal

Dalam rangka mendukung operasional angkutan barang-barang pos milik PT

Pos Indonesia, maka Perum DAMRI telah menganggarkan investasi modifikasi bus

penumpang OF.1113 Eks Unit Bus Kota (UBK) Surabaya menjadi bus barang

sebanyak 5 (lima) unit senilai Rp325.000.000,00 pada tahun 2005 yang dialokasikan di

Unit Transit & Jakarta.

Invetasi pengadaan bus angkutan barang tersebut dilakukan karena berdasarkan

laporan Tim Penilaian Investasi tanggal 17 Desember 2004 tentang studi kelayakan/

kajian ekonomis kepada Direktur Utama Perum DAMRI menyebutkan bahwa

keputusan investasi layak dilaksanakan dengan asumsi dana investasi yang perlu

disediakan sebesar Rp625.000.000,00 dengan rincian:

- Biaya penyehatan mesin dan onderdil: 5 @Rp50.000.000,00 = Rp250.000.000,00

- Biaya perubahan body (karoseri) : 5 @Rp75.000.000,00 = Rp375.000.000,00

Jumlah biaya investasi = Rp625.000.000,00

BPK-RI/AUDITAMA V

17

Page 14: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

LAMPIRAN B

Menindaklanjuti laporan Tim Penilaian Investasi tersebut maka tanggal 23

Desember 2004, Perum DAMRI menyiapkan Harga Perhitungan Sendiri (HPS) atau

Owner Estimate pekerjaan perbaikan/modifikasi bus OF.1113 yaitu sebesar

Rp56.853.725 perunit (included PPN) termasuk di dalamnya biaya surat rubah bentuk

sebesar Rp5.000.000,00 yang ditandatangani oleh Direktur Teknik Perum DAMRI.

Selanjutnya Perum DAMRI mengirimkan surat permintaan penawaran harga

pekerjaan perbaikan bus dari bus penumpang menjadi bus barang kepada tiga rekanan

Perum DAMRI yaitu koroseri CV Tri Sakti, Malaya Jaya Auto Body Specialist dan

Karoseri Gunung Mas dengan Nomor : 2470/PL.102/DT-2004.

Sebagai jawaban atas surat Perum DAMRI No. 2470/PL.102/DT-2004 tersebut

maka ketiga rekanan Perum DAMRI tersebut mengirimkan surat penawaran harga

yang ditujukan langsung ke Direktur Teknik Perum DAMRI dengan masing-masing

penawaran sebagai berikut:

Nama Perusahaan Surat Penawaran Harga

Tanggal Nilai (Rp)

Karoseri Gunung Mas 27/12/2004 55.000.000

Malaya Jaya 30/12/2004 80.000.000

CV Tri Sakti 07/01/2005 85.000.000

Tanggal 13 Januari 2005, Kasubdit pengadaan dan BBT yang juga ketua panitia

pengadaan barang dan jasa Perum DAMRI tahun 2005 mengirimkan surat No.

/UM.202/DT-2005 kepada Direktur Koroseri Gunung Mas dan surat No. 01

/UM.102/I/PT-2005 kepada Anggota Panitia Lelang/Pemilihan Langsung Pengadaan

Barang dan Jasa Perum DAMRI untuk melakukan negosiasi harga atas harga

penawaran dalam surat karoseri Gunung Mas tanggal 27 Desember 2004 pada hari

Senin tanggal 17 Januari 2005.

Berdasarkan Berita Acara No. 02/PL.101/I/PT-2005 tanggal 17 Januari 2005

tentang negosiasi harga pekerjaan perbaikan/modifikasi bus merk mercedes-benz type

OF.1113 angkutan penumpang menjadi mobil barang diketahui adanya kesepakan

harga akhir antara panitia pengadaan dengan karoseri Gunung Mas untuk menurunkan

harga pekerjaan modifikasi bus dari harga penawaran sebesar Rp55.000.000,00/unit

BPK-RI/AUDITAMA V

18

Page 15: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

LAMPIRAN B

menjadi Rp47.250.000,00/unit atau sebesar Rp94.500.000,00 (include PPN) untuk 2

unit.

Tanggal 10 Maret 2005 dibuatkan Surat Perjanjian Pekerjaan

Perbaikan/Modifikasi Bus Merk Mercedes Benz type OF.1113 angkutan penumpang

menjadi mobil barang dengan Nomor 30/KU.103/DU-2005 antara Perum DAMRI

dengan PT Gunung Mas dimana harga pekerjaan adalah Rp47.250.000,00 per unit atau

Rp94.500.000,00 (include PPN) untuk 2 unit (diluar biaya pengurusan ijin rubah

bentuk kendaraan) dengan jangka waktu pekerjaan 60 hari kalender.

Berdasarkan Berita Acara Nomor 07/PPB&J/V-2005 tanggal 11 Mei 2005

diketahui bahwa pekerjaan/modifikasi 2 unit Bus Merk Mercedes Benz type OF.1113

angkutan penumpang menjadi mobil barang dengan nomor body 2136 dan 2146 telah

selesai dan diserahterimakan oleh karoseri Gunung Mas kepada Perum DAMRI dengan

hasil body bus baik dan lengkap.

Tanggal 20 Juni 2005, Direktur Teknik Perum DAMRI mengirimkan surat

Nomor : 1133/PL.108/DT-2005 kepada Kepala Unit Bus Kota (UBK) Perum DAMRI

di Surabaya perihal pengambilan bus barang ke karoseri dan meminta mengkondisikan

engine dan under stel kedua bus barang dengan nomor body 2136 dan 2146 dimana

biayanya dibebankan kepada UBK Surabaya.

Menindaklanjuti surat tersebut, Kepala UBK Surabaya mengirimkan surat

Nomor: 132/PL. 108/2005 tanggal 2 Juli 2005 kepada Direktur Teknik Perum DAMRI

yang menyatakan bahwa pengkondisian engine, onderstel dan komponen lainnya

belum dapat dilaksanakan mengingat kondisi likuiditas yang tidak memungkinkan.

Meskipun kedua bus belum bisa dimanfaatkan, Direktur Teknik Perum DAMRI

menunjuk langsung karoseri Gunung Mas untuk pekerjaan/modifikasi 3 (tiga) unit bus

angkutan barang yang berikutnya, yaitu:

a. Surat perjanjian Nomor 76/KU.103/DU-2005 tanggal 31 Agustus 2005 antara

Perum DAMRI dengan karoseri Gunung Mas tentang pekerjaan

perbaikan/modifikasi bus merk mercedes benz type OF.1113 angkutan penumpang

menjadi mobil barang dimana harga pekerjaan adalah Rp47.250.000,00 per unit

atau Rp94.500.000,00 (include PPN) untuk 2 unit yaitu untuk nomor body 2146

dan 2132 (diluar biaya pengurusan ijin rubah bentuk kendaraan).

BPK-RI/AUDITAMA V

19

Page 16: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

LAMPIRAN B

b. Surat perjanjian Nomor 079/KU.103/DU-2005 tanggal 9 September 2005 antara

Perum DAMRI dengan karoseri Gunung Mas tentang pekerjaan

perbaikan/modifikasi bus merk mercedes benz type OF.1113 angkutan penumpang

menjadi mobil barang dimana harga pekerjaan adalah Rp47.250.000,00 (include

PPN 10%) untuk bus dengan nomor body 2111.

Berdasarkan Berita Acara Nomor 10/BAST/DT/2005 tanggal 28 Oktober 2005

dan Nomor 12/BAST/DT/2005 tanggal 10 Nopember 2005 diketahui bahwa

pekerjaan/modifikasi Bus Merk Mercedes Benz type OF.1113 angkutan penumpang

menjadi mobil barang sebanyak 3 unit telah selesai dan diserahterimakan oleh karoseri

Gunung Mas kepada Perum DAMRI dengan hasil kondisi body bus baik dan lengkap.

Sehunbungan dengan adanya kesulitan likuiditas UBK Surabaya untuk

membiayai rekondisi engine dan onderstel kelima bus barang tersebut maka tanggal 5

Januari 2006, Direktur Teknik Perum DAMRI mengirimkan surat Nomor :

031/PL.203/DT-2006 kepada Kepala Unit Transit & Paket Perum DAMRI untuk

membiayai rekondisi engine dan onderstel kelima bus barang.

Berita Acara Serah Terima Kendaraan Nomor: 07/TEKNIK/I/2006 tanggal 23

Januari 2006 tentang serah terima 5 (lima) kendaraan barang dengan nomor body

2132, 2134, 2136, 2146, 2111 oleh Kasubdit Pengadaan kepada Kepala Unit Transit &

Paket Jakarta menyebutkan bahwa kelima mesin kendaraan perlu diservice agar bisa

dioperasikan.

Surat Kepala Unit Transit & Paket Jakarta kepada Direktur Teknik Perum

DAMRI tanggal 5 April 2006 dengan Nomor: 103/PL.392/IV-2006 tentang laporan

kondisi 5 (lima) unit bus box menyebutkan 1 unit bus box dengan nomor body 2146

telah dapat dioperasikan namun mesin masih perlu diperbaiki sehingga dibutuhkan

biaya perbaikan kelima mesin kendaraan box tersebut sebesar Rp105.422.500,00.

Berdasarkan surat Direktur Teknik kepada Kepala Unit Transit & Paket dengan

Nomor: 1117/PL.104/DT-2006 tanggal 30 Mei 2006 menyebutkan adanya persetujuan

rekondisi mesin dan onderstel 5 (lima) unit bus box senilai Rp100.422.500,00 dan

dimasukkan sebagai anggaran tahun 2006.

Sampai dengan selesainya pemeriksaan tanggal 31 Mei 2006, kelima mesin

kendaraan box tersebut belum diperbaiki sehingga belum dapat dimanfaatkan.

BPK-RI/AUDITAMA V

20

Page 17: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

LAMPIRAN B

Seharusnya kegiatan investasi perusahaan dilakukan berdasarkan perencanaan

yang tepat.

Hal tersebut mengakibatkan pengadaan bus barang tidak efektif dan Perum

DAMRI kehilangan kesempatan untuk memperoleh penghasilan atas kegiatan

investasinya.

Hal tersebut disebabkan Direksi Perum DAMRI merencanakan kegiatan

investasi modifikasi bus penumpang OF.1113 menjadi bus barang tidak dilakukan

secara tepat.

Direksi Perum DAMRI menjelaskan bahwa upaya investasi telah dilakukan

secara optimal namun karena adanya kesulitan likuiditas keuangan perusahaan maka

kegiatan investasi modifikasi bus penumpang OF.1113 menjadi bus barang menjadi

terbengkalai.

BPK RI meyarankan agar Perum DAMRI segera merealisasikan perbaikan

mesin kelima kendaraan box tersebut dan dalam setiap kegiatan investasi dilakukan

berdasarkan perencanaan yang tepat.

5. Penyelesaian Kepemilikan Tanah Sengketa di Basuki Rahmat No. 78 Surabaya

Berlarut-Larut

Berdasarkan laporan inventaris Unit Antar Bus Kota di UPT Surabaya tanggal

31 Desember 2005 diketahui adanya aset tanah yang pernah dikuasai oleh Perum

DAMRI namun statusnya masih dalam sengketa. Nilai buku tanah tersebut diakui

sebesar Rp0,00, namun dalam laporan keuangan Perum DAMRI tahun buku 2005 tidak

dicantumkan sebagai aset yang dimiliki oleh PERUM DAMRI karena status

kepemilikannya masih dalam proses hukum. Dari hasil pengujian atas dokumen-

dokumen yang berkaitan dengan aset tanah tersebut diketahui beberapa hal, yaitu:

a. Sejak tahun 1952, tanah/bangunan yang terletak di jalan Basuki Rahmat No. 78, 80

dan 82 Surabaya, seluruhnya dikuasai oleh PERUM DAMRI yang diperkuat

dengan Surat Izin Pemakaian (SIP) dari Kantor Urusan Perumahan (KUP)

Surabaya, No. 27643, tanggal 13 Oktober 1952;

b. Pada bulan Juli 1952, oleh Pihak DAMRI tanah/bangunan di Jalan Basuki Rahmat

No. 78 diserahkan pemanfaatannya kepada Djawatan Lalu Lintas Darat dan Sungai

(LLDS) Departemen Perhubungan yaitu Bagian Teknik dan Persediaan, Cabang

BPK-RI/AUDITAMA V

21

Page 18: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

LAMPIRAN B

Jawa Timur karena LLDS tidak mempunyai tempat untuk Bagian Teknik dan

Persediaan;

c. Pada bulan Januari 1958, Departemen Perhubungan Darat Pos, Telekomunikasi dan

Parawisata Surabaya mendirikan Yayasan Motor Supply & Sales yang bergerak di

bidang penjualan peralatan mobil dimana tanah/bangunan di Jalan Basuki Rahmat

No. 78 Surabaya dijadikan sebagai kantor, toko dan gudang Yayasan tersebut;

d. Pada tahun 1962, Yayasan Motor Supply & Sales, tanpa sepengetahuan Perum

DAMRI, mengajukan surat penempatan atas tanah/bangunan di Jalan Basuki

Rahmat No. 78 Surabaya kepada Kantor Urusan Perumahan (KUP) Kotamadya

Surabaya, yang kemudian Yayasan memperoleh Surat Keterangan Penempatan

Sementara, No. 264/P/IV/Pr/62, tanggal 1 Maret 1962;

e. Pada tahun 1967, oleh Sdr. R. Moesahid (pegawai LLDS) yang menumpang tinggal

di bagian belakang bangunan Jalan Basuki Rahmat No. 78 Surabaya tanpa

sepengetahuan Perum DAMRI, meminta SIP kepada KUP Kodya Surabaya dan

mendapatkan SIP No. 928/C/67, tanggal 18 Maret 1967;

f. Pada tahun 1984, Sdr. Endrihanto, mantan Kepala Cabang Yayasan Motor, dengan

mengatasnamakan Yayasan Motor, mengadakan Perjanjian Kerja Sama (PKS)

dengan PT Orient Express yang diwakili oleh Sdr Gondo Harto sebagai Direktur.

Isi PKS tersebut dituangkan dalam Akta Notaris Atmaji, No. 34 tanggal 23 Oktober

1984 yang antara lain berisi:

Pasal 2 : Kerja sama ini dilakukan untuk jangka waktu 15 (lima belas) tahun, yang

akan dimulai pada tanggal 1 Nopember 1984 dan berakhir pada tanggal 1

Nopember 1999;

Pasal 7 : Perjanjian ini tidak akan berakhir apabila salah satu pihak telah bubar,

tetapi dilanjutkan oleh penerima haknya masing-masing;

Pasal 8 : Bilamana perjanjian ini berakhir, maka tempat usaha atau seluruh

bangunan kantor Yayasan Motor tersebut, pemakaiannya kembali lagi

kepada Yayasan Motor dengan tanpa ganti rugi berupa apapun;

Pasal 9 : Pihak PT Orient Express dengan tanpa persetujuan terlebih dahulu dari

Pihak Yayasan motor, tidak berhak mengoperkan haknya berdasarkan

akta ini kepada orang lain;

BPK-RI/AUDITAMA V

22

Page 19: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

LAMPIRAN B

g. Pada tahun 1989, PT Orient Express mengajukan SIP kepada KUP Kodya Surabaya

tanpa sepengatuhuan Perum DAMRI dan PT Orient Express telah memperoleh SIP,

No. 181.2/031/40.5/03/1989, tanggal 21 Septe,ber 1989;

h. Tanggal 6 Juni 1990 Direktur Utama Perum DAMRI mengajukan surat kepada

Kakanwil BPN Propinsi Jawa Timur perihal keberatan terhadap permohonan Sdr. R

Moesahit atas tanah Jl Basuki Rahmat No. 78 Surabaya

i. Pada tahun 1990, Perum DAMRI mengajukan permohonan sertifikat Hak Guna

Bangunan (HGB) atas persil No. 78, 80 dan 82 jalan Basuki Rahmat Surabaya

kepada Badan Pertanahan Nasional (BPN) dan telah memperoleh sertifikat HGB,

No. 441, tanggal 9Pebruari 1991 atas persil No. 80 dan 82;

j. Sertifikat HGB atas persil No. 78 Jl Basuki Rahmat, Surabaya ditolak oleh BPN

Kodya Surabaya dengan alasan bahwa persil No. 78 dikuasai oleh PT Orient

Express;

k. Tanggal 28 April 2004, Sekretaris Dirjen Perhubungan Darat mengajukan surat No.

AJ 101/1/4/DJPD 2004 kepada Kepala Kantor Pertanahan Nasional Surabaya

Propinsi Jawa Timur yang isinya:

1) Status kepemilikan tanah persil No. 78 di Jalan Basuki Rahmat Surabaya telah

dikuasai oleh PT Angelson Internusa yang diperoleh dari PT Orient Express

secara melawan hukum;

2) Dengan tidak diserahterimakannya objek Perjanjian Kerja Sama Yayasan Motor

dengan PT Orient Express kepada Yayasan Motor c.q Perum DAMRI, maka

Dirjen Perhubungan Darat mengajukan permohonan melalui kantor KPN

Surabaya untuk dapat menetapkan bahwa tanah persil No. 78 di Jalan Basuki

Rahmat Surabaya dapat dinyatakan sebagai ‘Status Quo’, sehingga apabila ada

pihak lain selain PERUM DAMRI mengajukan permohonan hak atas tanah di

Jalan Basuki Rahmat No. 78 Surabaya untuk tidak diproses.

l. Tanggal 10 September 2004, Dirjen Perhubungan Darat mengajukan surat No. AJ

101/1/6/DRJD/2004 kepada Direktur PT Orient Express di Surabaya Perihal

Tanah/Bangunan Aset Dephub di Jalan Basuki Rahmat No. 78 Surabaya, yang

isinya antara lain:

1) Dirjen Perhubungan Darat selaku Dewan Pengurus Yayasan Motor menunggu

status kepemilikan tanah/bangunan yang terletak di jalan Basuki Rahmat (d/h

BPK-RI/AUDITAMA V

23

Page 20: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

LAMPIRAN B

Jl. Kaliasin) No. 78 Surabaya yang merupakan aset PERUM DAMRI belum

beralih kepemilikannya ke pihak manapun sesuai dengan surat Menteri

Keuangan Nomor: 40/Km 0.01/1987 tanggal 24 Januari 1987;

2) Meminta PT Orient Express untuk mengembalikan tanah dan bangunan di Jal

Basuki Rahmat No. 78 Surabaya kepada Yayasan Motor

m. Tanggal 18 Maret 2005, Direktur Reserse Kriminal Kasad III/PIDKOR

mengajukan Surat Panggilan No. Pol : SPG/1224/III/2005/Reskrim kepada Ketua

Dewan Pengurus Yayasan Motor untuk diperiksa dan didengar keterangannya

sebagai saksi dalam perkara dugaan adanya tindak pidana pemalsuan surat dan atau

memberikan keterangan tidak benar ke dalam akta authentik dan atau penyerobotan

tanah di Jl Basuki Rahmat No. 78 Surabaya

n. Surat Kepala Unit Angkutan Bus Kota Surabaya kepada Direktur Utama Perum

DAMRI tanggal 21 Juni 2005 dengan No. KU. 119/HK.303/2005 perihal

perkembangan kasus tanah Jl Basuki Rahmat No. 78 Surabaya yang isinya antara

lain:

1) Semua Instansi dan perorangan yang terkait dengan pengembangan penyidikan

kasus tanah tersebut telah ditangani oleh Polda Jatim;

2) Rekomendasi dari Polda Jatim yang harus segera dilakukan oleh Pihak Yayasan

Motor adalah mengajukan permohonan secara tertulis kepada Dinas

Pengelolaan Rumah dan Tanah Pemda Tingkat II Kotamadya Surabaya agar

dilakukan pembatalan terhadap penerbitan Surat Ijin Penempatan (SIP) atas

nama Sdr. Gondo Hartono (PT Orient Express) Nomor: 181.2/031/40.5/03/1989

tanggal 21 September 1989.

Sesuai anggaran dasar perusahaan maka Direksi harus bertanggung jawab untuk

mengamankan aset perusahaan.

Hal tersebut mengakibatkan hilangnya kesempatan Perum DAMRI dalam

memiliki dan memanfaatkan tanah di Jalan Basuki Rahmat No. 78 Surabaya

Kondisi tersebut disebabkan upaya yang dilakukan Direksi Perum DAMRI

belum optimal.

Direksi Perum DAMRI menjelaskan bahwa upaya Perum DAMRI belum

optimal disebabkan keterbatasan dana dalam proses pengurusan tanah tersebut, namun

BPK-RI/AUDITAMA V

24

Page 21: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

LAMPIRAN B

Perum DAMRI akan berupaya terus dalam rangka memperoleh/mendapatkan hak

kepemilikan tanah sengketa dimaksud.

BPK RI menyarankan agar Perum DAMRI agar berusaha secara maksimal

menyelesaikan kepemilikan perusahaan atas tanah tersebut.

6. Kebijakan Direksi Perum DAMRI Tentang Uang Tunggu Sebagai Tambahan

Pembayaran Tunjangan Hari Tua Tidak Sesuai Ketentuan

Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan serta memberikan rasa tenteram

bagi pegawai dan tercapainya tingkat produktivitas perusahaan yang tinggi maka

perusahaan memberikan Jaminan Hari Tua (JHT) kepada pegawai perusahaan sebagai

imbalan atas jasa-jasanya selama bekerja di Perum DAMRI. JHT adalah program

asuransi jiwa yang memberikan pembayaran berkala kepada peserta pada akhir masa

kepesertaan atau kepada keluarganya apabila peserta/penerima JHT meninggal dunia.

sehingga setiap peserta wajib membayar iuran sebesar 4,75% dari gaji terakhir

ditambah tunjangan keluarga dan tunjangan perusahaan setiap bulannya.

Berdasarkan daftar dan bukti pembayaran JHT oleh Perum DAMRI kepada

peserta/pegawai yang telah memasuki masa pensiun per 31 Desember 2005 diketahui

bahwa kewajiban JHT yang dibayarkan oleh Perum DAMRI terlambat dari ketentuan

yang ada yaitu satu bulan setelah masa pensiun, atau rata-rata keterlambatan

pembayaran JHT selama 141 hari dari yang seharusnya.

Karena terlambat membayar JHT, maka Perum DAMRI harus membayar uang

tunggu kepada pegawai yang memasuki masa pensiun . Uang tunggu dibayar secara

bulanan bersamaan dengan pembayaran uang pensiun. Pembayaran uang tunggu

tersebut didasarkan pada Surat Edaran Direktur Utama Perum DAMRI No:

Sed.01/KP.503/DU-2003 tanggal 18 Maret 2003 tentang perhitungan masa kerja dalam

pembayaran JHT yang menyebutkan bahwa bagi pegawai yang telah pensiun tetapi

setelah 1 (satu) bulan belum memperoleh pembayaran JHT, diberikan uang tunggu per

bulan sebesar 60% dari gaji pokok.

Berdasarkan perhitungan dan pembayaran oleh Perum DAMRI kepada pegawai

pensiun diketahui bahwa jumlah uang tunggu yang harus dibayarkan selama tahun

2005 adalah sebesar Rp327.077.026,00 dan yang telah dibayarkan sebesar

BPK-RI/AUDITAMA V

25

Page 22: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

LAMPIRAN B

Rp4.954.480,00, sehingga masih ada sisa kewajiban Perum DAMRI atas uang tunggu

sebesar Rp322.122.546,00 untuk tahun 2005.

Dari hasil pengujian atas kewajaran pembayaran uang tunggu diketahui bahwa

Perjanjian Kerja Sama Antara Perum DAMRI dengan PT Asuransi Jiwasraya tidak

diatur mengenai kewajiban Perum DAMRI atas pembayaran uang tunggu sebagai

bagian dari keterlambatan pembayaran JHT. Dikeluarkannya Surat Edaran Direksi

Perum DAMRI tentang kebijakan uang tunggu menjadi tidak sesuai dengan ketentuan

JHT dalam Perjanjian Kerja Sama Antara Perum DAMRI dengan PT Asuransi

Jiwasraya.

Dalam pengelolaan JHT seharusnya Perum DAMRI mengacu kepada

Perjanjian Kerja Sama Antara Perum DAMRI dengan PT (Persero) Asuransi Jiwasraya

yaitu Pasal 6 ayat (1) Pihak PT Asuransi Jiwasraya berkewajiban melakukan

pembayaran kepada peserta/penerima JHT melalui Perum DAMRI atas setiap hak yang

timbul dari JHT sesuai ketentuan, selambat-lambatnya 1 (satu) bulan terhitung sejak

timbulnya hak JHT tersebut dan Kebijakan Direksi Perum DAMRI tidak bertentangan

perjanjian tersebut.

Hal tersebut mengakibatkan pemborosan biaya pegawai sebesar

Rp327.077.026,00.

Hal tersebut disebabkan Direksi Perum DAMRI tidak tegas dalam menjalankan

perjanjian kerja sama JHT.

Direksi Perum DAMRI menjelaskan bahwa timbulnya uang tunggu disebabkan

keterbatasan likuiditas Perum DAMRI dan adanya kesepakatan bipartite antara Direksi

selaku pengusaha dengan perwakilan karyawan untuk melaksanakan kebijakan uang

tunggu apabila JHT belum dilunasi oleh Perum DAMRI. Namun untuk menyelesaikan

masalah JHT dan uang tunggu maka tahun 2006 Direksi Perum DAMRI telah

memprogramkan pelunasan kewajiban JHT yang bersumber dari hasil penjualan aset

yang saat ini masih dalam proses persetujuan dari Kementerian BUMN.

BPK RI menyarankan agar Perum DAMRI menyelesaikan seluruh kewajiban

JHT sehingga tidak menimbulkan permasalahan uang tunggu di kemudian hari.

BPK-RI/AUDITAMA V

26

Page 23: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

BPK-RI

LAPORAN AUDITOR

INDEPENDEN

EVALUASI KINERJA

PERUM DAMRI Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2005 Nomor : 29.D/Auditama V/GA/V/2006 Tanggal : 31 Mei 2006 Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Jl. Gatot Subroto No.31 Jakarta Pusat 10210 Telp. (021) 5738723 dan 5704395 s.d. 9 Pesawat 612 Fax. (021) 5700380

Page 24: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

SIMPULAN EVALUASI

Kami telah mengevaluasi kinerja Perum DAMRI untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2005 dengan simpulan sebagai berikut :

1. Penyusunan dan pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) secara umum telah sesuai dengan ketentuan dan pedoman yang berlaku. RKAP tahun 2005 telah disahkan dengan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. KEP-30/MBU/2005 tanggal 20 Mei 2005.

2. Perbandingan antara realisasi tahun 2005 dengan realisasi tahun 2004 dan RKAP 2005

a. Pendapatan Realisasi pendapatan usaha (bersih) tahun 2005 mencapai Rp292.461,30 juta atau 119,42% dari realisasi tahun 2004 sebesar Rp244.894,03 juta, sedangkan realisasi pendapatan non usaha tahun 2005 hanya mencapai Rp4.150,96 juta atau 11,59% dari realisasi tahun 2004 sebesar Rp35.805,03 juta. Apabila dibandingkan dengan RKAP tahun 2005, realisasi pendapatan usaha tahun 2005 mencapai 99,45% dibawah RKAP sebesar Rp294.073,77 juta, sedangkan realisasi pendapatan non usaha tahun 2005 hanya mencapai 28,43% dari RKAP sebesar Rp14.602,41 juta.

b. Beban Realisasi beban usaha tahun 2005 terdiri dari beban langsung sebesar Rp236.317,62 juta, beban tak langsung sebesar Rp16.802,99 juta dan biaya usaha & administrasi umum sebesar Rp54.503,46 juta, masing-masing meningkat sebesar Rp35.289,48juta, Rp2.176,83 juta dan Rp1.683,36 juta atau 17,55%, 14,88% dan 3,19 % dari realisasi tahun 2004. Sedangkan realisasi biaya non usaha tahun 2005 sebesar Rp1.970,01juta, menurun sebesar Rp117,38 juta atau 5,96% dari realisasi tahun 2004. Apabila dibandingkan dengan RKAP tahun 2005, realisasi beban usaha tahun 2005 yang terdiri dari beban langsung, beban tak langsung dan beban usaha & administrasi umum tahun 2005 telah melampaui anggarannya masing-masing sebesar Rp236.753,65 juta, Rp13.354,90 juta dan Rp50.382,64 juta atau 119,09%, 114,88% dan 103,19%.

1 BPK-RI / AUDITAMA V

Page 25: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

c. Produksi Jasa Produksi perjalanan (rit), panjang perjalanan (km-tempuh) dan jasa angkutan tidak bisa mencapai anggarannya. Hal ini disebabkan adanya penurunan bus siap operasi dan jumlah perjalanan (rit).

3. Tingkat Kesehatan Perusahaan Kinerja perusahaan tahun 2005 berdasarkan perhitungan menurut SK Menteri Badan Usaha Milik Negara nomor : KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 menempatkan perusahaan pada posisi “SEHAT” (A) dengan nilai bobot 66,50 dengan rincian :

- Aspek Keuangan Skor 29,50 - Aspek Operasional Skor 30,00 - Aspek Administrasi Skor 7,00

Jumlah Skor 66,50

4. Perkembangan Perusahaan Perkembangan kondisi keuangan dari sisi jumlah aktiva tahun 2005 sebesar Rp213.735 juta meningkat sebesar Rp34.389 juta atau 19,17% dari aktiva tahun 2001 sebesar Rp179.346 juta. Sebaliknya perkembangan kondisi keuangan dari sisi pendanaan perusahaan, dari tahun 2001 s.d. tahun 2005 turun signifikan, yang ditunjukkan dengan Debt to Equity Ratio (rasio hutang terhadap modal) Perum DAMRI naik dari 68,71% pada tahun 2001 menjadi 160,70% pada tahun 2005. Kondisi tersebut disebabkan kerugian yang terakumulasi sampai dengan tahun 2005 mencapai Rp44.870,19 juta dan meningkatnya sumber pendanaan dari hutang. Perkembangan usaha Perum DAMRI dari tahun 2001 s.d. tahun 2005 turun signifikan yaitu dari laba setelah pajak tahun 2001 sebesar Rp1.901 juta, namun di tahun 2005 perusahaan mengalami kerugian sebesar Rp19.320 juta (lihat lampiran 3).

5. Pemahaman Struktur Pengendalian Intern Rancangan dan pelaksanaan Struktur Pengendalian Intern Perum Damri sudah memadai, namun masih dijumpai beberapa kelemahan sebagaimana dinyatakan dalam laporan BPK-RI No……./Auditama V/5/2006 tanggal 31 Mei 2006 tentang Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-undangan dan Pengendalian Intern.

Satuan Pengawasan Intern (SPI) sebagai aparat pengawasan intern bagi perusahaan telah memiliki dan melaksanakan program kerja yang mendukung terciptanya rancangan dan

2 BPK-RI / AUDITAMA V

Page 26: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

pelaksanaan Struktur Pengendalian Intern yang baik. Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) tahun 2005 diajukan sebanyak 60 objek kegiatan dan realisasinya sebanyak 63 obyek kegiatan.

Auditor Utama Keuangan Negara V Penanggung Jawab Audit,

Drs. J. Widodo H Mumpuni, Ak. MBA. Register Negara No.D-3745

Jakarta, 31 Mei 2006

3 BPK-RI / AUDITAMA V

Page 27: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

HASIL EVALUASI

1. Penyusunan dan Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP)

Secara umum penyusunan RKAP telah sesuai dengan pedoman/ketentuan yang berlaku dan kebijakan manajemen secara keseluruhan. RKAP tahun 2005 telah disahkan dengan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. KEP-30/MBU/2005 tanggal 20 Mei 2005. Kebijakan manajemen tersebut telah dirumuskan secara realistis sesuai dengan kondisi yang ada dan prospek perkembangan perusahaan. Perbandingan antara realisasi tahun 2005 dengan realisasi tahun 2004 dan RKAP 2005 :

a. Pendapatan Realisasi pendapatan usaha (bersih) tahun 2005 mencapai Rp292.461,30 juta atau 119,42% dari realisasi tahun 2004 sebesar Rp244.894,03 juta, sedangkan realisasi pendapatan non usaha tahun 2005 hanya mencapai Rp4.150,96 juta atau 11,59% dari realisasi tahun 2004 sebesar Rp35.805,03 juta. Apabila dibandingkan dengan RKAP tahun 2005, realisasi pendapatan usaha tahun 2005 mencapai 99,45% dibawah RKAP sebesar Rp294.073,77 juta, sedangkan realisasi pendapatan non usaha tahun 2005 hanya mencapai 28,43% dari RKAP sebesar Rp14.602,41 juta.

b. Beban Realisasi beban usaha tahun 2005 terdiri dari beban langsung sebesar Rp236.317,62 juta, beban tak langsung sebesar Rp16.802,99 juta dan biaya usaha & administrasi umum sebesar Rp54.503,46 juta, masing-masing meningkat sebesar Rp35.289,48 juta, Rp2.176,83 juta dan Rp1.683,36 juta atau 17,55%, 14,88% dan 3,19 % dari realisasi tahun 2004. Sedangkan realisasi biaya non usaha tahun 2005 sebesar Rp1.970,01juta, menurun sebesar Rp117,38 juta atau 5,96% dari realisasi tahun 2004. Apabila dibandingkan dengan RKAP tahun 2005, realisasi beban usaha tahun 2005 yang terdiri dari beban langsung, beban tak langsung dan beban usaha & administrasi umum tahun 2005 telah melampaui anggarannya masing-masing sebesar Rp236.753,65 juta, Rp13.354,90 juta dan Rp50.382,64 juta atau 119,09%, 114,88% dan 103,19%.

4 BPK-RI / AUDITAMA V

Page 28: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

c. Produksi Produksi perjalanan (rit), panjang perjalanan (km-tempuh) dan jasa angkutan tidak bisa mencapai anggarannya. Hal ini disebabkan adanya penurunan bus siap operasi dan jumlah perjalanan (rit). Realisasi tahun 2005 produksi jumlah perjalanan (rit) sebesar 88,61% dari anggaran, panjang perjalanan (km-tempuh) sebesar 83,39% dari anggaran dan jasa angkutan sebesar 86,42% dalam satuan pnp.km, 87,10% dalam satuan pnp dan 55,38% dalam satuan ton.km dari anggaran. Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun 2004 produksi jumlah perjalanan (rit) 96,88%, panjang perjalanan (km-tempuh) 95,41% dan jasa angkutan 99,68% dalam satuan pnp.km 93,60% dalam satuan pnp dan 147,20% dalam satuan ton.km. Perbandingan realisasi produksi tahun 2005 dengan RKAP dan realisasi tahun 2004 secara rinci adalah sebagai berikut :

Produksi Satuan Realisasi Thn 2005

RKAP Thn 2005

Realisasi Thn 2004

% Thd RKAP

Thn 2005

% Thd Realisasi Thn 2004

1 2 3 4 5 6 (3/4) 7 (3/5) Jml Perjalanan (rit)

Bus Kota 1.521.595 1.698.539 1.548.008 89,58 98,29 Antar Kota 73.889 80.633 67.047 91,64 110,20 Antar Negara 5.174 11.326 5.007 45,68 103,34 Wisata 23.050 - 26.929 - 85,60 Bandara 243.409 279.516 241.661 87,08 100,72 Paket & Transit 4.914 8.550 4.787 57,47 102,65 Perintis 190.168 248.808 235.189 76,43 80,86 Jumlah 2.062.199 2.327.372 2.128.628 88,61 96,88 Pjg Prjln(Km-Tmph) (000) Bus Kota Km 35.691 42.573 38.168 83,83 93,51 Antar Kota Km 28.043 32.100 30.006 87,36 93,46 Antar Negara Km 1.998 4.207 1.991 47,49 100,35 Wisata Km 4.341 - 4.398 - 98,70 Bandara Km 12.156 14.758 11.570 82,37 105,06 Paket & Transit Km 4.624 6.276 4.572 73,68 101,14 Perintis Km 11.623 18.171 12.509 63,96 92,92 Jumlah 98.476 118.085 103.214 83,39 95,41

Jasa Angkutan (000) Bus Kota Pnp 52.121 60.315 56.188 86,41 92,76 Antar Kota Pnp.Km 868.384 952.014 875.379 91,22 99,20 Antar Negara Pnp.Km 39.664 70.317 38.634 56,41 102,67 Wisata Pnp 377 - 400 - 94,25 Bandara Pnp 5.740 6.525 5.629 87,97 101,97 Paket & Transit Ton.Km

Pnp 17.324

-31.282

2111.770 55,38

- 147,20

- Perintis Pnp.Km 165.947 220.406 163.480 75,29 101,51

Jumlah Pnp.Km 1.073995 1.242.737 1.077.493 86,42 99,68 Pnp 58.238 66.861 62.218 87,10 93,60

Ton.Km 17.324 31.282 11.769 55,38 147,20

5 BPK-RI / AUDITAMA V

Page 29: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

d. Organisasi dan Personalia Berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Nomor : KEP-99/MBU/2004 tanggal 11 Oktober 2004, susunan anggota Dewan Pengawas Perum Damri sebagai berikut : a. Sulaiman Ahmad Basjir sebagai Ketua b. Suripno sebagai Anggota c. Maurin Sitorus sebagai Anggota

Berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor : KEP.85/M-MBU/2002 tanggal 15 April 2002 yang kemudian diubah dengan surat Keputusan Menteri BUMN Nomor : KEP. 11/M-MBU/2004 tanggal 4 Pebruari 2004 susunan Direksi Perum Damri adalah sebagai berikut : a. Twidjara Adji, SE Sebagai Direktur Utama b. Bagus Wisanggeni,SH Sebagai Direktur Usaha c. Viedhya E. Gani, SH Sebagai Direktur Teknik d. Ir. Agus S. Subrata Sebagai Direktur Keuangan, SDM & Adm. Umum

Struktur organisasi dan tata kerja Perum DAMRI ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KM 7/HK 602/Phb-88. Keputusan ini mengatur bahwa susunan organisasi Perum DAMRI terdiri dari tingkat pusat, tingkat wilayah dan tingkat unit pelaksana teknis. Selain itu mengatur pula susunan organisasi Perum DAMRI di tingkat pusat beserta tugas dan fungsinya. Kekuatan sumberdaya manusia (pegawai) Perum DAMRI dalam tahun 2005 adalah sebagai berikut : - Jumlah pegawai per 31 Desember 2005 6.491 orang - Rencana Jumlah pegawai per 31 Desember 2005 6.673 orang- Dibawah rencana jumlah pegawai 182 orang Kerendahan jumlah pegawai tahun 2005 sebanyak 182 orang disebabkan adanya pegawai memasuki masa pensiun, pensiun dipercepat dan meninggal dunia.

2. Kinerja Perusahaan

Evaluasi tingkat kesehatan Perum DAMRI untuk tahun buku 2005 didasarkan atas kriteria penilaian tingkat kesehatan Badan Usaha Milik negara yang diatur dalam Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor : KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 tentang penilaian tingkat kesehatan Badan Usaha Milik Negara.

6 BPK-RI / AUDITAMA V

Page 30: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

I N D I K A T O R BOBOT TAHUN 2005 TAHUN 2004

NILAI SKOR NILAI SKOR

1. ASPEK KEUANGAN :

1. Return On Equity (ROE 15 (20,54) % 1,00 (21,25) % 1,00

2. Return On Invesment (ROI) 10 15,38 % 9,00 12,04 % 7,00

3. Cash Ratio (Rasio Kas) 3 15,24 % 2,00 30,80 % 2,50

4. Current Ratio (Rasio Lancar) 4 46,43 % 0,00 72,28 % 0,00

5. Collection Periods (CP) 4 4,53 Hari 4,00 4,00 Hari 4,00

6. Perputaran Persediaan (PP) 4 6,89 Hari 4,00 9,00 Hari 4,00

7. Perputaran Total Aset (TATO) 4 153,96 % 4,00 117,83 % 3,50

8. Rasio Total Modal Sendiri terhadap

Total Aset (TMS thd TA) 6 41,10 % 5,50 50,00 % 5,00

Jumlah 1 50 29,50 27,00

2. ASPEK OPERASIONAL :

1. Pelayanan kepada Masyarakat 10 BS 10,00 10,00

2. Efisiensi Produksi dan Produktivitas 8 B 6,00 8,00

3. Pemeliharaan Kontinuitas Prod. 7 BS 7,00 7,00

4. Peningkatan Kualitas SDM 5 K 2,00 3,00

5. Hasil Pelaks. Penugasan Pmrnth 5 B 5,00 5,00

Jumlah 2 35 30,00 33,00

3. ASPEK ADMINISTRASI :

1. Laporan Perhitungan Keuangan 3 0,00 2,00

2. Rancangan RKAP 3 3,00 3,00

3. Laporan Periodik 3 3,00 3,00

4. Kinerja Penyaluran Dana PKBL 3 0,00 0,00

5. Kinerja Pengembalian Dana PKBL 3 1,00 2,00

Jumlah 3 15 7,00 10,00

Jumlah (1 + 2 + 3) 100 66,50 70,00 KUALIFIKASI SEHAT “A" SEHAT “A"

3. Perkembangan Usaha Perusahaan Perkembangan posisi keuangan perusahaan dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2005, mengalami peningkatan sebesar Rp34.389 juta atau 19,17% dari total asset Perum DAMRI tahun 2001 yang sebesar Rp179.346 juta. Total aset Perum DAMRI tahun 2005 yang mencapai sebesar Rp213.735 juta, masih dinominasi oleh pos aktiva tetap yang mencapai sebesar Rp165.710 juta atau 77,53% dari total aktiva tahun 2005 (lihat lampiran 2).

7 BPK-RI / AUDITAMA V

Page 31: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

Dari sisi pasiva, pendanaan perusahaan tahun 2001 s.d. tahun 2005 berubah signifikan. Perubahan tersebut dapat dilihat dari debt to equity ratio (DER) Perum DAMRI yang naik dari 68,71% (tahun 2001) menjadi 153,91% (tahun 2005). Kenaikan DER tersebut disebabkan karena peningkatan akumulasi kerugian tahun 2005 yang mencapai Rp42.678,77 juta yang mengurangi saldo ekuitas. Perkembangan usaha Perum DAMRI dari tahun 2001 s.d. tahun 2005 turun signifikan. Saldo laba setelah pajak tahun 2001 sebesar Rp1.901juta, namun di tahun 2005 perusahaan mengalami kerugian sebesar Rp19.320,00 juta (lihat lampiran 3). Penurunan perkembangan usaha Perum DAMRI dapat diilustrasikan sebagai berikut, yaitu terdapat peningkatan rasio laba kotor atas pendapatan usaha bersih (gross profit ratio/GPR) tahun 2005 sebesar 1,51% dari tahun 2004 yang sebesar 11,94%. Namun demikian peningkatan GPR tahun 2005 berbanding negatif dengan peningkatan biaya pemasaran dan administrasi yang meningkat hingga mencapai 103,19%. Keadaan tersebut menimbulkan rasio laba usaha atas pendapatan usaha bersih (net profit ratio/NPR) tahun 2005 sebesar minus 6,61% atau menurun sebesar 10,75% dari NPR tahun 2004 sebesar minus 4,15%. Selanjutnya NPR tahun 2005 bila dibandingkan dengan NPR tahun 2001, NPR Perum DAMRI mengalami penurunan yang signifikan yaitu sebesar minus 8,43% dari tahun 2001 yang sebesar minus 1,08%.

4. Pemahaman Struktur Pengendalian Intern

a. Umum

Secara umum rancangan dan pelaksanaan Struktur Pengendalian Intern Perusahaan sudah memadai. Hal ini antara lain tercermin dari : - Adanya pemisahan tugas yang tepat. - Adanya verifikasi dan persetujuan transaksi, jurnal pencatatan dan sistem

pelaporan yang tepat. - Adanya kebijakan dan pedoman prosedur untuk menetapkan dan menerapkan

prinsip akuntansi yang berlaku umum secara tepat.

Namun dalam pelaksanaannya masih dijumpai beberapa kelemahan sebagaimana dinyatakan dalam laporan BPK-RI No. 29.B/Auditama V/5/2006 tanggal 31 Mei 2006 tentang Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-undangan dan Pengendalian Intern.

8 BPK-RI / AUDITAMA V

Page 32: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

Adapun untuk tugas-tugas yang merupakan bagian dari struktur pengendalian intern, seperti rekonsiliasi perlu ditingkatkan sehingga terjadi koordinasi yang baik antar unit atau bagian.

b. Satuan Pengawasan Intern (SPI)

Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) tahun 2005 diajukan sebanyak 60 objek kegiatan yang terbagi menjadi triwulan I sebanyak 18 obyek kegiatan, triwulan II sebayak 15 obyek kegiatan, triwulan III sebanyak 16 obyek kegiatan dan triwulan IV sebanyak 11 obyek kegiatan. Sedangkan pada pelaksanaannya terealisir sebanyak 63 obyek kegiatan yang terbagi menjadi triwulan I sebanyak 9 obyek kegiatan, triwulan II sebanyak 27 obyek kegiatan, triwulan III sebanyak 20 obyek kegiatan dan triwulan IV sebanyak 7 obyek kegiatan.

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

9 BPK-RI / AUDITAMA V

Page 33: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

Penilaian Tingkat Kesehatan Perusahaan berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN No.KEP-100/MBU/2002

1. Aspek Keuangan

a. Imbalan Kepada Pemegang Saham atas Modal (Return On Equity/ROE)

Ukuran yang digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan Perum DAMRI dalam rangka memenuhi kewajiban kepada pemegang saham dengan perhitungan sebagai berikut :

Laba Setelah Pajak = Modal Sendiri x 100 %

(19.628.862.075,50) = 95.566.300.974,50 x 100 % = (20,54%)

Pengembalian atas modal pada tahun 2005 sebesar minus 20,54% dengan skor 1. Bila dibandingkan tahun 2004, skor atas ratio ROE tidak mengalami penurunan, namun nilai ROE mengalami penurunan sebesar minus 0,71% dari tahun 2004 yang sebesar minus 21,25%.

b. Imbalan Investasi Hasil Pengembalian Atas Total Aktiva (Return On Investasi/ROI)

Ukuran yang digunakan untuk menghitung tingkat kemampuan Perum DAMRI dalam rangka mengembalikan investasi yang telah ditanamkan dengan perhitungan sebagai berikut :

EBIT + Penyusutan = Capital Employed x 100 %

30.277.818.807,70 = 196.854.932.068,00 x 100 % = 15,38%

Tingkat pendapatan yang diperoleh atas jumlah aktiva pada tahun 2005 sebesar 15,38% dengan skor 9. Bila dibandingkan tahun 2004, skor atas ratio ROI tidak mengalami penurunan.

10 BPK-RI / AUDITAMA V

Page 34: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

c. Rasio Kas (Cash Ratio)

Ukuran yang digunakan untuk menghitung tingkat kemampuan Perum DAMRI atas dana liquid yang dimiliki dalam rangka memenuhi kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya dengan perhitungan sebagai berikut :

Kas + Bank + S. Berharga Jk Pendek = Kewajiban Lancar x 100 %

9.131.107.898 = 59.924.185.160 x 100 % = 15,24%

Rasio Kas yang dicapai pada tahun 2005 sebesar 15,24% dengan skor yang diperoleh 1,5. Hal ini menunjukkan adanya penurunan baik dalam prosentase maupun skor yang diperoleh apabila dibandingkan dengan rasio yang sama pada tahun 2004 sebesar 30,80% dengan skor 2,5.

d. Rasio Lancar (Current Ratio)

Ukuran yang digunakan untuk menghitung tingkat kemampuan Perum DAMRI menggunakan aktiva lancar untuk memenuhi kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya dengan perhitungan sebagai berikut :

Aktiva Lancar = Kewajiban Lancar x 100 %

27.825.502.337 = 59.924.185.160 x 100 % = 46,43%

Rasio lancar yang dicapai pada tahun 2005 sebesar 46,43% dengan perolehan skor sebesar 0. Hal ini menunjukkan adanya penurunan dalam prosentase yang diperoleh apabila dibandingkan dengan rasio yang sama pada tahun 2004 sebesar 72,28% dengan skornya tetap sebesar 0.

e. Jangka Waktu Penagihan Piutang (Collection Period)

Ukuran yang digunakn untuk menghitung waktu rata-rata pengumpulan piutang Perum DAMRI dalam menagih piutang usahanya kepada pihak pengguna jasa dengan perhitungan sebagai berikut :

11 BPK-RI / AUDITAMA V

Page 35: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

Total Piutang Usaha = Total Pendapatan Usaha X 365 hari

3.714.811.578 = 299.231.252.251 x 365 hari = 4,53 hari

Jangka waktu penagihan piutang pada tahun 2005 selama 4,53 hari dengan skor yang diperoleh sebesar 4. Hal ini lebih lama dalam jangka waktu penagihan piutang apabila dibandingkan dengan jangka waktu penagihan tahun 2004 yang mencapai 4 hari dengan skor yang diperoleh tetap sama yaitu 4.

f. Perputaran Persediaan

Ukuran yang digunakan untuk menghitung tingkat perputaran persediaan yang digunakan untuk operasional Perum DAMRI dengan perhitungan sebagai berikut :

Total Persediaan = Total Pendapatan Usaha x 365 hari

5.648.022.456 = 299.231.252.251 x 365 hari = 6,89 hari

Rata-rata persediaan tersimpan dalam gudang pada tahun 2005 selama 6,89 hari, yang berarti lebih cepat dalam hal perputaran persediaan apabila dibandingkan dengan perputaran persediaan tahun 2004 yang mencapai 9 hari, namun skor yang didapat tahun 2004 tetap sama dengan skor tahun 2005 yaitu 4.

g. Perputaran Total Asset (Total Asset Turn Over / TATO)

Ukuran yang digunakan untuk menghitung tingkat perputaran asset yang digunakan dalam rangka memperoleh pendapatan perusahaan dengan perhitungan sebagai berikut :

Total Pendapatan = Capital Employed x 100 %

303.073.907.748,50 = 196.854.932.068,00 x 100 % = 153,96%

12 BPK-RI / AUDITAMA V

Page 36: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

Perputaran asset pada tahun 2005 sebesar 153,96% dengan skor 4. Hal ini menunjukkan adanya kenaikan dalam prosentase perputaran total asset maupun skor apabila dibandingkan dengan perputaran asset tahun 2004 yang mencapai 117,83% dengan skor 3,5.

h. Rasio Total Modal Sendiri Terhadap Total Aset

Ukuran yang digunakan untuk menghitung tingkat solvabilitas perusahaan likuiditas jangka panjang terhadap total aktiva dengan perhitungan sebagai berikut :

Total Modal Sendiri = Total Asset x 100 %

84.176.312.173,00 = 204.785.504.623,00 x 100 % = 41,10%

Pada tahun 2005 rasio total modal sendiri terhadap asset adalah sebesar 41,10% dengan skor 5,5. Hal ini menunjukkan adanya penurunan prosentase apabila dibandingkan dengan rasio total modal sendiri terhadap total asset pada tahun 2004 sebesar 50,00%.

2. Aspek Operasional

Aspek operasional dilihat dari 5 (lima) komponen yaitu pelayanan kepada pelanggan/masyarakat, efisiensi produksi dan produktivitas, pemeliharaan kontinuitas produksi, peningkatan kualitas SDM dan hasil pelaksanaan penugasan Pemerintah. Adapun uraian aspek operasional ini adalah sebagai berikut :

No. Indikator yang Digunakan Bobot Nilai Skor

1. Pelayanan Kepada Pelanggan / Masyarakat 10,5 10,00

2. Efisiensi Produksi dan Produktivitas 6,00

3. Pemeliharaan Kontinuitas Produksi 88,6 7,00

4. Peningkatan Kualitas SDM (297,00) 2,00

5. Hasil Pelaksanaan Penugasan Pemerintah 8,60 5,00

Jumlah Skor Operasional 30,00

13 BPK-RI / AUDITAMA V

Page 37: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

3. Aspek Administrasi

a. Laporan Perhitungan Tahunan

Laporan audit tahun 2004 disampaikan kepada pemegang saham pada bulan Juni 2005, yang berarti lebih dari akhir bulan ke 5 (lima) sejak tahun buku perhitungan ditutup, sehingga memperoleh skor 0. Adapun penilaiannya adalah sebagai berikut :

1) sampai dengan akhir bulan ke 4 (empat) sejak tahun buku perhitungan ditutupkan dengan skor 3;

2) sampai dengan akhir bulan ke 5 (lima) sejak tahun buku perhitungan ditutup dengan skor 2;

3) lebih dari akhir bulan ke 5 (lima) sejak tahun buku perhitungan ditutup dengan skor 0.

b. Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP)

Realisasi penyampaian rancangan RKAP tahun 2005 kepada pemegang saham dilaksanakan bulan Januari 2005, sehingga memperoleh skor 3 sesuai dengan ketentuan sebagai berikut :

1) dua bulan sebelum memasuki tahun anggaran atau lebih cepat, skor 3;

2) kurang dari 2 bulan, skor 0.

c. Laporan Periodik

Perum DAMRI selama tahun 2005 selalu tepat waktu menyampaikan laporan periodik triwulanan kepada pemegang saham sehingga memperoleh skor 3 sesuai dengan ketentuan sebagai berikut :

1) Tidak mengalami keterlambatan, skor 3.

2) Jumlah keterlambatan 0 s.d.30 hari, skor 2.

3) Jumlah keterlambatan 30 s.d. 60 hari, skor 1.

4) Jumlah keterlambatan lebih dari 60 hari, skor 0.

d. Kinerja Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL)

Indikator yang dinilai atas kinerja Program Kemitraan beserta bobotnya adalah sebagai berikut :

14 BPK-RI / AUDITAMA V

Page 38: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

Indikator Bobot

- Efektifitas penyaluran 3

- Tingkat kolektibilitas pengembalian pinjaman 3

Total 6

Daftar penilaian tingkat penyerapan dana program kemitraan (efektifitas penyaluran dana) :

Penyerapan (%) Skor

> 90 3

85 s.d. 90 2

80 s.d. 85 1

< 80 0

Daftar penilaian tingkat pengembalian dana program kemitraan :

Tingkat Pengembalian (%) Skor

> 70 3

40 s.d. 70 2

10 s.d. 40 1

< 10 0

1) Efektivitas penyaluran dana.

Jumlah dana yang disalurkan = Rp36.000.000

Jumlah dana yang tersedia = Rp71.603.485

Jumlah Dana yang Disalurkan Efektifitas Penyaluran Dana =

Jumlah Dana yang Tersedia x 100%

15 BPK-RI / AUDITAMA V

Page 39: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

36.000.000 Efektifitas Penyaluran Dana =

71.603.485 x 100%

Efektifitas Penyaluran Dana = 50%

Skor yang diperoleh : 0

2) Tingkat kolektibilitas pengembalian pinjaman

Kolektibilitas Pinjaman = Rp64.408.499

Dana yang Disalurkan = Rp251.413.186

Kolektibilitas Pinjaman Tk. Kol. Penyaluran Pinj. =

Jumlah Dana yang disalurkan x 100%

64.408.499 Tk. Kol. Penyaluran Pinj. =

251.413.186 x 100%

Tk. Kol. Penyaluran Pinj. = 25,6%

Kriteria Pinjaman Bobot Nilai

Lancar 45.375.008 100% 45.375.008

Kurang Lancar 23.125.000 75% 17.343.750

Diragukan 6.758.966 25% 1.689.741

Macet 176.154.212 0% 0

Jumlah Pinjaman 251.413.186 64.408.499

Skor yang diperoleh : 1

Kriteria kualitas piutang pada Mitra Binaan untuk tahun 2005 disusun berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor : KEP-236/MBU/2003 tanggal 17 Juni 2003 pasal 24 tentang penggolongan kualitas pinjaman yang ditetapkan sebagai berikut :

16 BPK-RI / AUDITAMA V

Page 40: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

Lancar : Pembayaran tepat atau sebelum jatuh tempo

Kurang Lancar : Keterlambatan pembayaran 1 s.d. 180 hari

setelah jatuh tempo

Diragukan : Keterlambatan pembayaran 180 s.d. 360 hari

setelah jatuh tempo

Macet : Keterlambatan pembayaran 360 hari setelah

jatuh tempo

17 BPK-RI / AUDITAMA V

Page 41: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

BPK-RI

LAPORAN AUDITOR

INDEPENDEN

LAPORAN KEUANGAN

PERUM DAMRI Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2005 dan 2004

Nomor : 29.A /Auditama V/GA/V/2006 Tanggal : 31 Mei 2006 Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Jl. Gatot Subroto No.31 Jakarta Pusat 10210 Telp. (021) 5700380,5738740,5720957,5738727, 5704395 s.d 9 pesawat511 Fax. (021) 5700380, 5723995

Page 42: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

PERUM DAMRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2005 DAN 2004

5. Catatan Laporan Keuangan 5.1. Uraian Ringkas Kegiatan Perusahaan

Sesuai pasal 6 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 tahun

2002 tanggal 20 Mei 2002 tentang Perusahaan Umum Damri dinyatakan :

a. Sifat usaha dari perusahaan adalah menyediakan pelayanan jasa bagi

kemanfaatan umum dengan memperoleh keuntungan berdasarkan prinsip

pengelolaan perusahaan;

b. Maksud dan tujuan perusahaan adalah menyelenggarakan usaha yang

bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyelenggaraan jasa

angkutan umum, penumpang dan barang di atas jalan dengan kendaraan

bermotor yang bermutu tinggi dengan memperoleh keuntungan sesuai

dengan prinsip pengelolaan perusahaan.

Dalam pasal 7 dinyatakan bahwa Perum DAMRI menyelenggarakan usaha-

usaha sebagai berikut :

a. Jasa angkutan penumpang untuk umum dan atau barang;

b. Angkutan Perintis berdasarkan penugasan Pemerintah;

c. Usaha-usaha lain yang dapat menunjang tercapainya maksud dan tujuan

perusahaan.

5.2. Kegiatan Usaha

Kegiatan pelayanan angkutan Perum DAMRI dilaksanakan oleh unit-unit

operasional diseluruh wilayah Indonesia sebanyak 62 unit, yaitu :

- Unit Bus Kota = 11 unit

- Unit Antar Kota = 16 unit

- Unit Jarak Jauh = 5 unit

- Unit Angkutan Bandara = 2 unit

- Unit Angkutan Wisata = 3 unit

- Unit Transit dan Paket = 1 unit

BPK-RI/AUDITAMA V

6

Page 43: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

PERUM DAMRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2005 DAN 2004

- Unit Perintis = 23 unit

- Unit Antar Negara = 1 unit

- Jumlah = 62 unit

Modal awal Perum DAMRI yang terbentuk pada waktu perubahan bentuk

perusahaan menjadi Perum DAMRI sebesar Rp.19.700.000.000,00

disyahkan dengan SK. Menteri Keuangan RI Nomor : 40/KMK.011/1987

tanggal 24 Januari 1987.

5.3. Susunan Direksi dan Dewan Pengawas

Susunan Ketua dan anggota Dewan Pengawas sesuai dengan Keputusan

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Nomor : KEP-99/MBU/2004

tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Ketua dan Anggota Dewan

Pengawas Perum DAMRI, dengan susunan sebagai berikut :

- Ketua Dewan Pengawas = Sulaiman Ahmad Basjir

- Anggota Dewan Pengawas = 1. Suripno

2. Maurin Sitorus

Susunan anggota Direksi Perum DAMRI ditetapkan dengan Surat Keputusan

Menteri BUMN Nomor : KEP.11/M.MBU/2004 tanggal 4 Pebruari 2004

sebagai berikut :

- Direktur Utama = Twidjara Adji,SE

- Direktur Usaha = Bagus Wisanggeni, SH

- Direktur Tehnik = Viedhya E. Gani, SH

- Direktur Keuangan, SDM dan = Ir. Agus S. Subrata

Adm.Umum

BPK-RI/AUDITAMA V

7

Page 44: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

PERUM DAMRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2005 DAN 2004

5.4. Kebijakan Akuntansi

5.4.1. Dasar Akrual

Laporan keuangan perusahaan disusun berdasarkan konsep akrual

basis yaitu aktiva, kewajiban, ekuitas, penghasilan dan beban diakui

pada saat kejadian bukan pada saat kas atau setara kas

diterima/dibayar, dan dicatat serta disajikan dalam laporan keuangan

pada periode terjadinya.

5.4.2. Penyisihan piutang usaha

Penyisihan piutang usaha dilakukan atas dasar umur piutang dengan

klasifikasi sebagai berikut :

- Berumur diatas 1 – 2 tahun disisihkan 20 %

- Berumur diatas 2 – 3 tahun disisihkan 40 %

- Berumur diatas 3 – 4 tahun disisihkan 60 %

- Berumur diatas 4 – 5 tahun disisihkan 80 %

- Berumur diatas 5 tahun disisihkan 100 %

Besarnya penyisihan piutang mempertimbangkan juga kualitas

debitur terkait.

Piutang pegawai yang nyata-nyata tidak dapat ditagih karena alasan

pegawai yang bersangkutan pensiun/meninggal dunia dan ahli

warisnya tidak mampu, pegawai berhenti/diberhentikan dan tidak

mampu serta alamatnya tidak jelas serta debitur pailit atau alamatnya

tidak jelas, setelah diperhitungkan dengan hak-hak pegawai yang

bersangkutan langsung dihapusbukukan dan dibebankan sebagai

beban lain-lain.

BPK-RI/AUDITAMA V

8

Page 45: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

PERUM DAMRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2005 DAN 2004

5.4.3. Nilai Barang Persediaan

a. Pemakaian barang-barang persediaan dari gudang dinilai dengan

menggunakan Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP)

atau First In First Out (FIFO) yang dilaksanakan secara konsisten.

b. Barang-barang yang tidak memiliki manfaat lagi bagi perusahaan

karena kerusakan fisik sehingga tidak dapat digunakan, maka

barang-barang persediaan tersebut dinilai berdasarkan metode

nilai terendah antara harga pasar dan harga perolehan dan

disajikan sebagai aktiva lain-lain. Selisih harga pasar pokok

dikurangi harga pasar dibebankan dalam perhitungan laba/rugi.

5.4.4. Perolehan Aktiva Tetap.

a. Perolehan secara tunai.

Aktiva tetap dinilai berdasarkan beban yang dikeluarkan untuk

memperoleh aktiva tetap, seperti harga beli dan seluruh beban

yang dikeluarkan hingga aktiva tersebut siap untuk digunakan

dalam kegiatan usaha perusahaan dengan ketentuan bahwa :

1) Potongan pembelian dibukukan sebagai pengurangan harga

perolehan aktiva, sebagaimana sifatnya yang merupakan

pengurangan dalam harga beli;

2) Untuk aktiva tetap yang diperoleh dengan valuta asing dicatat

dengan menggunakan kurs pada saat terjadinya transaksi yaitu

pada saat penandatanganan kontrak.

b. Perolehan secara kredit.

Aktiva tetap yang diperoleh secara kredit, dinilai berdasarkan

harga perolehannya, tetapi bunga atas pembelian kredit dicatat

sebagai beban.

BPK-RI/AUDITAMA V

9

Page 46: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

PERUM DAMRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2005 DAN 2004

c. Perolehan sebagai hasil konstruksi.

Aktiva tetap yang diperoleh sebagai hasil konstruksi, dinilai

berdasarkan pengeluaran beban langsung dan beban tidak

langsung (overhead) yang terjadi selama pembangunan.

Apabila dana pembangunan diperoleh dari pinjaman, maka beban

bunga selama masa konstruksi dikapitalisasi.

5.4.5. Penyusutan Aktiva Tetap.

Aktiva tetap disusutkan dengan metode garis lurus dari nilai

perolehan berdasarkan umur ekonomisnya yakni :

- Bangunan = 5,00 %

- Kendaraan Angkutan :

Single Decker = 14,28 %

Double Decker = 10,00 %

Eks KTT dan Bus Baru = 11,11 %

- Kendaraan Dinas = 20,00 %

- Mesin/Inventaris Bengkel = 20,00 %

- Perkakas Kendaraan = 20,00 %

- Mesin Kantor = 20,00 %

- Inventaris Kantor = 20,00 %

5.4.6. Aktiva Lain-lain.

a. Jaminan Hari Tua (JHT) yang ditangguhkan.

Amortisasi atas beban Jaminan Hari Tua (JHT) dibebankan

selama 10 tahun sejak tahun 1994 atau 10 % pertahun.

b. Beban Perluasan/Pelatihan.

Amortisasi atas beban perluasan/pelatihan dibebankan selama 10

tahun sejak tahun 1996 atau 10 % pertahun.

BPK-RI/AUDITAMA V

10

Page 47: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

PERUM DAMRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2005 DAN 2004

c. Beban Sewa Tanah.

Amortisasi atas beban sewa tanah dibebankan selama 30 tahun

atau lebih kurang 3,33 % pertahun.

5.4.7. Utang Pembelian

Utang Pembelian dibukukan atas dasar Berita Acara penyerahan

barang atau jasa, sedangkan atas utang jangka panjang yang akan

jatuh tempo dalam waktu 1 tahun setelah tanggal neraca disajikan

sebagai kewajiban jangka pendek.

BPK-RI/AUDITAMA V

11

Page 48: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

PERUM DAMRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2005 DAN 2004

5.4.8. Pendapatan

Pengakuan pendapatan didasarkan prinsip accrual basis yaitu

pendapatan yang dihasilkan dalam satu periode diakui sebagai

pendapatan dan dibukukan dalam periode tersebut walaupun

pendapatan tersebut belum diterima atau akan diterima pada periode

berikutnya.

5.4.9. Beban

Pengakuan beban didasarkan pada prinsip Accrual Basis yakni bahwa

beban yang terjadi dan merupakan beban dalam satu periode diakui

sebagai beban dan dibukukan dalam periode tersebut walaupun beban

belum dibayar atau pembayarannya dilakukan pada periode

berikutnya.

5.4.10. Imbalan. Kerja

PSAK 24 (revisi 2004) mengatur mengenai semua kewajiban

perusahaan atas imbalan yang akan diberikan kepada pekerja yang

berhak di masa depan serta pengakuan beban manfaat ekonomis yang

dihasilkan dari jasa yang diberikan oleh pekerja. Standar ini

diterapkan secara retrospektif untuk laporan keuangan periode yang

dimulai pada atau setelah tanggal 1 Juli 2004.

1) Program Pensiun

Perusahaan memberikan imbalan kerja kepada karyawan berupa

pensiun (Jaminan Hari Tua) pasca kerja. Kewajiban atas imbalan

kerja diakui berdasarkan Perjanjian Kerjasama Perum DAMRI

dengan PT Jiwasraya yang dituangkan dalam perjanjian

No.54/KU.103/DU-024.SJ.U.0494 tanggal 14 April 1994, yang

BPK-RI/AUDITAMA V

12

Page 49: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

PERUM DAMRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2005 DAN 2004

kemudian diaddendum tanggal 1 Desember 1998 dan sejak 25

Nopember 2005 dilakukan melalui Perjanjian Kerja Sama antara

Perseroan dengan Serikat Pekerja yang dihitung oleh aktuaris

independent dan dicatat sebesar nilai kewajiban.

2) Pesangon Pemutusan Hubungan Kerja

Pesangon Pemutusan Hubungan Kerja terhutang saat karyawan

dihentikan kontrak kerjanya sebelum usia pensiun normal.

Perusahaan mengakui beban dan kewajiban atas pesangon

pemutusan kontrak kerja apabila perusahaan mempunyai

komitmen untuk memutuskan hubungan kerja atau mempunyai

komitmen untuk memberikan imbalan bila terdapat karyawan

yang ingin mengundurkan diri secara sukarela, sesuai dengan

PSAK 24 (revisi 2004).

BPK-RI/AUDITAMA V

13

Page 50: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

PERUM DAMRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2005 DAN 2004

5.5. Penjelasan Pos-pos Neraca.

5.5.1 Kas dan Bank.

Merupakan saldo uang tunai dan simpanan giro di Bank per 31

Desember 2005 dan 2004 masing-masing sebesar Rp.9.131.107.899

dan Rp.13.992.511.804 terdiri dari :

2005 2004

Rp Rp

Kas 1.272.060.089 1.160.400.464

Bank 7.859.047.810 12.832.111.340

9.131.107.899 13.992.511.804

Saldo kas tersebut di atas telah sesuai dengan hasil kas opname dan

saldo bank telah sesuai dengan rekonsiliasi bank.

5.5.2 Piutang Usaha

Merupakan piutang yang berasal dari kegiatan pokok perusahaan

dengan penjelasan sebagai berikut :

2005 2004

Rp Rp

Piutang Usaha 4.441.517.923 3.706.949.350

Penyisihan Piutang (726.706.344) (1.048.275.070)

3.714.811.579 2.658.674.280

Piutang usaha timbul atas penyewaan dan atau pemakaian bus oleh

pihak ketiga yang pembayarannya dilakukan secara periodik setelah

jasa diberikan.

Rincian umur piutang piutang usaha terlampir pada Lampiran I.

BPK-RI/AUDITAMA V

14

Page 51: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

PERUM DAMRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2005 DAN 2004

5.5.3 Piutang Persekot dan Pegawai.

Saldo piutang persekot dan pegawai per 31 Desember 2005 dan 2004

masing-masing sebesar Rp. 3.101.738.069 dan Rp. 3.577.543.098

merupakan pemberian persekot kerja dan pemberian pinjaman kepada

karyawan perusahaan.

5.5.4 Piutang Lain-lain.

Saldo piutang lain-lain per 31 Desember 2005 dan 2004 masing-

masing sebesar Rp928.279.594 dan Rp959.408.952 meliputi piutang

yang tidak termasuk dalam piutang persekot dan pegawai.

5.5.5 Pendapatan Yang Masih Harus Diterima.

Pendapatan yang masih harus diterima per 31 Desember 2005 dan

2004 masing-masing sebesar Rp156.301.077 dan Rp285.437.160

merupakan pendapatan bunga deposito yang belum diterima dan sewa

gedung.

5.5.6 Uang Muka Pajak.

Saldo uang muka pajak per 31 Desember 2005 dan 2004 masing-

masing sebesar Rp1.983.745.905 dan Rp1.403.652.480 terinci

sebagai berikut :

Jenis Pajak : 2005 2004

Rp Rp

PPh pasal 22 88.159.367 130.461.998

PPh pasal 23 1.143.644.650 1.273.190.482

PPh pasal 25 751.941.888 0

1.983.745.905, 1.403.652.480

BPK-RI/AUDITAMA V

15

Page 52: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

PERUM DAMRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2005 DAN 2004

5.5.7 Persediaan.

Merupakan saldo persediaan per 31 Desember 2005 dan 2004

masing-masing sebesar Rp5.648.022.456 dan Rp6.247.831.554 terdiri

dari :

Persediaan : 2005 2004

Rp Rp

Ban Luar/Dalam 367.471.520 469.060.140

Ban Vulkanisir 129.950.750 156.501.400

Bahan Bakar 179.400 33.221.100

Bahan Pelumas 200.212.825 195.826.742

Suku Cadang 3.658.899.459 4.374.768.837

Suku cadang Perbaikan 216.309.651 221.516.641

Karcis Bus 226.072.740 191.670.933

Alat Tulis Kantor 108.371.020 104.322.931

Obat-obatan 18.630.339 6.322.578

Pakaian Dinas 715.109.503 440.585.002

Karcis Tol 6.815.250 53.345.250

Bahan Kimia 0 690.000

5.648.022.456 6.247.831.554

5.5.8 Biaya Dibayar Dimuka.

Merupakan beban dibayar dimuka per 31 Desember 2005 dan 2004

masing-masing sebesar Rp3.118.500.940 dan Rp3.646.916.992 terdiri

dari :

BPK-RI/AUDITAMA V

16

Page 53: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

PERUM DAMRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2005 DAN 2004

2005 2004

Rp Rp

Asuransi Kendaraan 908.134.467 948.819.573

Asuransi Bangunan 0 948.819.573

Asuransi Bangunan 139.151.456 248.970

Sewa Kantor 0 47.597.700

Pajak Kend.Bus/Truk 713.745.110 819.064.287

Tunjangan Hari Raya 1.349.705.740 1.820.306.833

Bantuan Pengusaha Kecil 7.764.167 10.879.635

3.118.500.940 3.646.916.992

5.5.9 Uang Muka Pembelian.

Merupakan uang muka pembelian aktiva tetap dan persediaan per 31

Desember 2005 dan 2004 masing-masing sebesar Rp42.994.818 dan

Rp60.632.133.

5.5.10 Aktiva Tetap.

Aktiva tetap (bersih) per 31 Desember 2005 dan 2004 masing-masing

sebesar Rp165.710.438.189 dan Rp168.574.118.827 terdiri dari :

2005 2004

Rp Rp

Tanah 15.025.310.273 15.008.490.273

Bangunan 20.289.050.244 19.460.796.423

Kendaraan Bus 382.931.856.437 371.926.745.623

Kendaraan Truk 8.124.143.289 6.714.292.489

Kendaraan Dinas 5.372.236.406 5.034.746.361

Mesin Perbengkelan 3.275.256.105 3.223.992.698

Perkakas Kendaraan 2.793.550.159 2.730.173.089

BPK-RI/AUDITAMA V

17

Page 54: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

PERUM DAMRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2005 DAN 2004

2005 2004

Rp Rp

Mesin Kantor 2.878.518.589 2.787.920.295

Inventaris Kantor 5.586.131.012 5.308.671.623

Nilai Perolehan 449.276.052.515 435.314.568.606

Akum. Penyusutan (283.565.614.326) (266.740.449.779)

Nilai Buku 165.710.438.189 168.574.118.827

Atas tanah senilai tersebut di atas, diketahui bahwa di jalan Kebon

Kawung No.20 dan 22 Bandung dengan luas 1.829 m2 dan senilai

Rp146.320.000 sesuai Akte Perjanjian Jual Beli No.16 tanggal 3

Agustus 1960 dan surat tanda penerimaan No. 60 tanggal 9 Mei 1961,

sampai dengan pemeriksaan berakhir tanggal 24 Mei 2006 status

kepemilikannya masih dalam proses peradilan.

5.5.11 Aktiva Dalam Proses

Merupakan aktiva yang belum selesai pengerjaannya per 31

Desember 2005 dan 2004 masing-masing sebesar Rp16.882.685.555

dan Rp1.533.865.562 dengan rincian :

2005 2004

Rp Rp

Pengadaan bus/chassis 16.240.800.000 0

Rehab body bus 418.811.890 893.149.307

Alat penunjang 223.073.665 640.716.255

16.882.685.555 1.533.865.562

5.5.12 Deposito Dijaminkan

Deposito yang dijaminkan per 31 Desember 2005 adalah nihil,

sedangkan tahun 2004 sebesar Rp7.135.000.000.

BPK-RI/AUDITAMA V

18

Page 55: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

PERUM DAMRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2005 DAN 2004

5.5.13 Piutang Ragu-ragu/Pasif

Merupakan piutang usaha, porsekot dan pegawai yang tidak

dimungkinkan untuk ditagih karena pegawai yang bersangkutan telah

meninggal dan pensiun serta telah berumur diatas 5 tahun, per 31

Desember 2005 sebesar Rp1.201.596.144, sedangkan tahun 2004

adalah nihil.

5.5.14 Tanah Sengketa

Merupakan tanah yang masih bermasalah dengan pihak ketiga per 31

Desember 2005 dan 2004 masing-masing sama sebesar

Rp489.360.000 di Pool Kemayoran Jl. Angkasa No.17.B dengan luas

tanah 12.230 M2.

5.5.15 Aktiva Tetap Rusak Berat.

Merupakan nilai buku kendaraan angkutan umum bus, kendaraan

dinas, inventaris kantor, mesin kantor dan perkakas kendaraan yang

tidak dapat dioperasikan lagi karena rusak berat per 31 Desember

2005 sebesar Rp2.506 dan 2004 sebesar Rp2.415 dengan rincian

sebagai berikut :

2005 2004

Rp Rp

Bus 30.744.211.119 14.529.305.108

Kendaraan dinas 207.180.848 153.447.078

Mesin bengkel 183.614.717 183.614.717

Mesin kantor 77.531.143 77.531.143

BPK-RI/AUDITAMA V

19

Page 56: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

PERUM DAMRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2005 DAN 2004

2005 2004

Rp Rp

Perkakas Kendaraan 84.838.353 84.838.353

Invent. kantor/meubelair 74.364.170 74.364.170

Nilai perolehan 31.371.740.350 15.103.100.569

Akum. Penyusutan (31.371.737.845) (15.103.098.155)

Nilai Buku 2.505 2.414

Dalam Aktiva Tetap Rusak Berat termasuk aktiva tetap Stasiun

Banda Aceh yang hilang dalam badai Tsunami pada bulan Desember

2004 yang diusulkan dihapus dari neraca perusahaan, dengan rincian

sebagai berikut :

Harga

Perolehan

Akum.

Penyusutan

Nilai

Buku

Rp Rp Rp

Kendaraan Bus 1.277.481.450 1.277.481.437 13

Kendaraan Dinas 22.747.900 22.747.897 3

Mesin Bengkel 55.000 54.999 1

Perkakas Kendaraan 39.473.770 39.473.765 5

Mesin Kantor 6.353.500 6.353.495 5

Inventaris Kantor 14.578.000 14.577.981 19

Nilai Buku 1.360.689.620 1.360.689.574 46

5.5.16 Uang Jaminan.

Merupakan uang jaminan per 31 Desember 2005 dan 2004 masing-

masing sebesar Rp186.897.402 dan Rp68.397.768.

BPK-RI/AUDITAMA V

20

Page 57: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

PERUM DAMRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2005 DAN 2004

5.5.17 Persediaan Yang Akan Dihapus.

Merupakan persediaan barang bekas/tua/afkir/hilang dan persediaan

yang tidak bisa dimanfaatkan dan telah disusutkan seluruhnya dengan

rincian sebagai berikut :

2005 2004

Rp Rp

Harga Perolehan 1.249.705.151 623.083.188

Akumulasi Penyusutan (1.249.705.150) (623.083.187)

Nilai Buku 1 1

5.5.18 Beban JHT Yang Ditangguhkan.

Merupakan sisa pembayaran JHT pegawai per 31 Desember 2005

dengan saldo sebesar Rp407.102.735 yang bebannya ditangguhkan

selama 10 tahun sejak tahun 1994 dengan rincian sebagai berikut :

Jmh pembayaran tahun 1997 Rp 11.745.651.035

Dikurangi :

- Telah dibebankan (Rp3.637.196.072)

- Penarikan Utang Dana Pensiun

(Rp1.428.696.054)

(Rp.5.065.892.126)

Rp 6.679.758.909

- Beban JHT tahun 2001 Rp4.377.936.419

Rp11.057.695.328

- Amortisasi beban JHT ditangguhkan :

s.d. tahun 2000 (Rp4.006.960.690)

Tahun 2001 (Rp1.328.726.381)

Tahun 2002 (Rp1.328.726.381)

BPK-RI/AUDITAMA V

21

Page 58: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

PERUM DAMRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2005 DAN 2004

Tahun 2003 (Rp1.328.726.381)

Tahun 2004 (Rp1.328.726.381)

Tahun 2005 (Rp1.328.726.381)

Rp (10.650592.593)

Saldo per 31 Desember 2005 Rp 407.102.735

5.5.19 Uang Wajib Tahunan Otorita (UWTO) Tanah Batam

Merupakan pembayaran hak sewa tanah (uang wajib tahunan otorita)

di Batam senilai Rp466.159.400 sesuai Surat Perjanjian

No.1618/SPJ/ KA-AT/XII/1996 tanggal 24 Desember 1996 dan nilai

per 31 Desember 2005 sebesar Rp284.900.189 dengan rincian

sebagai berikut :

2005 2004

Rp Rp

Nilai UWTO 466.159.400 466.159.400

Amortisasi UWTO (181.259.211) (165.725.564)

Jumlah 284.900.189 300.433.836

5.5.20 Aktiva Tetap Tidak Produktif.

Jumlah aktiva tetap tidak produktif per 31 Desember 2005 dan 2004

adalah tidak tetap sebesar Rp749.132.565 yang terdiri dari :

2005 2004

Rp Rp

Nilai Perolehan 753.400.565 753.400.565

Akumulasi Penyusutan (4.268.000) (4.268.000)

Jumlah 749.132.565 749.132.565

Merupakan aktiva yang tidak produktif yang dimiliki Perum DAMRI

berupa tanah dan bangunan di 6 lokasi yang telah disetujui untuk

BPK-RI/AUDITAMA V

22

Page 59: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

PERUM DAMRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2005 DAN 2004

dihapus dengan cara dijual melalui penawaran terbuka tanpa prosedur

lelang sesuai surat Menteri BUMN No.S-382/MBU/2003 tanggal 21

Oktober 2003 perihal Persetujuan Penjualan Aktiva Milik Perum

DAMRI.

Asset yang telah terjual pada tahun 2004 terletak di UBK Surabaya,

UBK Jember, Set. Palembang dan Bandar Lampung.

Sedangkan lokasi yang belum terealisir :

UBK Medan - tanah Rp 713.507.565

Stasiun Rangkas - tanah 35.625.000

- bangunan 4.268.000

Nilai Perolehan Rp 753.400.565

Nilai Akumulasi Penyusutan (4.268.000)

Nilai Buku Rp 749.132.565

5.5.21 Utang Pembelian

Merupakan hutang atas pembelian sukucadang, ban, bahan bakar,

pelumas, pembuatan/rehab body bus dan alat tulis kantor serta chassis

per 31 Desember 2005 dan 2004 masing-masing sebesar

Rp14.079.262.485 dan Rp20.346.272.804.

5.5.22 Pendapatan Diterima Dimuka.

Pendapatan diterima dimuka per 31 Desember 2005 dan 2004

masing-masing sebesar Rp1.476.483.886 dan Rp1.015.356.796

merupakan pendapatan sewa pemasangan iklan pada bus kota dan

hasil penjualan karcis pelajar.

5.5.23 Beban Yang Masih Harus Dibayar.

Merupakan hutang atas beban operasi diantaranya berupa beban

pegawai, beban pemeliharaan, beban telepon, air dan listrik kantor.

BPK-RI/AUDITAMA V

23

Page 60: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

PERUM DAMRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2005 DAN 2004

Beban yang masih harus dibayar per 31 Desember 2005 dan 2004

masing-masing sebesar Rp. 5.484.063.546 dan Rp.4.539.517.721.

5.5.24 Hutang Pembagian Keuntungan.

Merupakan hutang jasa produksi yang belum dibagikan dari hasil

pembagian keuntungan tahun 1986 sampai dengan per 31 Desember

2005 dan 2004 masing-masing dengan nilai sebesar Rp.98.731.634.

5.5.25 Hutang Lain-lain.

Merupakan penerimaan uang titipan jaminan hari tua (JHT), jasa

iklan, iuran dana astek dan jasa raharja per 31 Desember 2005 dan

2004 masing-masing sebesar Rp5.628.094.105 dan Rp3.038.298.717

dengan rincian sebagai berikut :

2005 2004

Rp Rp

Jaminan Hari Tua 672.362.080 68.023.159

Jaminan Iklan 1.338.073.400 925.734.273

Lain-lain 3.617.658.625 1.744.541.015

Jumlah 5.628.094.105 3.038.298.447

5.5.26 Utang Jangka Panjang Jatuh Tempo.

Merupakan hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam tahun

2005 atas Utang Kredit Likuiditas Usaha Angkutan Umum Bus

Perkotaan (KLUAUBP), kredit Bank dan Sewa Guna Usaha per 31

Desember 2005 dan 2004 masing-masing sebesar Rp31.608.196.557

dan Rp15.035.357.189 dengan rincian sebagai berikut :

BPK-RI/AUDITAMA V

24

Page 61: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

PERUM DAMRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2005 DAN 2004

2005 2004

Rp Rp

KLUAUBP 6.685.184.651 7.465.184.650

Kredit Bank 15.415.590.585 5.493.886.791

Sewa Guna Usaha 0 347.254.880

Kredit Lembaga Keuangan 9.507.421.321 1.729.030.868

Jumlah 31.608.196.557 15.035.357.189

KLUAUBP yang berasal dari Bank Indonesia yang disalurkan

melalui Bank Pembangunan Daerah yang ditarik pada tahun 1999

untuk pembiayaan pembelian suku cadang bus kota dengan bunga 6%

dengan rincian sebagai berikut :

Jumlah KLUAUBP……………………….………Rp.14.859.543.541

Pelunasan :

• Sampai tahun 2001 …… Rp5.667.213.658

• Tahun 2002 …………….. Rp 617.145.232

• Pelunasan tahun 2003 ……. Rp 460.000.000

• Pelunasan tahun 2004 ……. Rp 650.000.000

• Pelunasan tahun 2005 ….. Rp 780.000.000

Rp 8.174.358.890

Sisa KLUAUBP per 31 Desember 2005 Rp 6.685.184.651

Hutang sewa guna usaha per 31-12-2003……… Rp 558.962.147

Pembayaran tahun 2004…………………………. (Rp 211.707.267)

Sisa sewa guna usaha per 31-12-2004…………… Rp 347.254.880

Pembayaran tahun 2005…………………………. Rp 347.254.880

Saldo Sewa Guna Usaha……………………… Rp 0

BPK-RI/AUDITAMA V

25

Page 62: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

PERUM DAMRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2005 DAN 2004

Kredit Bank Jatuh Tempo :

Bank Bukopin………. ……..… Rp 15.165.590.585

Bank BII…………………….… Rp 250.000.000

Saldo Kredit Bank …………………………… Rp15.415.590.585

Kredit lembaga keuangan Jatuh tempo………Rp 9.507.421.321

5.5.27 Utang Pajak.

Merupakan utang PPN dan PPh pasal 23 wapu per 31 Desember 2005

dan 2004 masing-masing sebesar Rp1.497.069.461 dan

Rp1.350.329.657 dengan rincian sebagai berikut :

2005 2004

Rp Rp

PPN 1.028.446.255 856.259.186

PPh Pasal 23 Wapu 468.623.206 494.070.471

Jumlah 1.497.069.461 1.350.329.657

5.5.28 Utang Bunga

Merupakan utang bunga yang belum terbayar atas pengadaan bus

Beijing per 31 Desember 2005 sebesar Rp.52.283.486.

5.5.29 Kewajiban Pajak Tangguhan.

Perkiraan ini merupakan jumlah pajak penghasilan terhutang untuk

periode mendatang sebagai akibat perbedaan temporer kena pajak

(PSAK 46).

Perbedaan temporer pengakuan beban dan pendapatan antara

perusahaan dengan pajak terdapat pada beban penyusutan aktiva tetap

alat produksi (bus dan truk) serta beban penyisihan piutang usaha.

BPK-RI/AUDITAMA V

26

Page 63: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

PERUM DAMRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2005 DAN 2004

Sedangkan perhitungan beban penyusutan aktiva alat penunjang telah

sesuai dengan ketentuan perpajakan dan khusus untuk penyusutan bus

sewa guna usaha merupakan perbedaan yang permanen.

Perhitungan kewajiban pajak tangguhan adalah sebagai berkut :

2005 2004

Rp Rp

Nilai Buku Bus dan Truk :

- Akuntansi 139.218.008.878 140.740.452.979

- Pajak 84.219.476.491 106.549.510.429

54.998.532.387 34.190.942.550

Penyisihan Piutang 726.706.344 1.048.275.069

Kewajiban 54.271.826.043 33.142.667.481

Prosentase Pajak Tangguhan

30% 30%

Kewajiban Pajak Tangguhan

16.281.547.813 9.942.800.245

Perhitungan beban penyusutan aktiva alat penunjang telah sesuai

dengan ketentuan perpajakan.

5.5.30 Kredit Bank.

Merupakan kredit kepada Bank Muamalat Cabang Arthaloka per 31

Desember 2005 dan 2004 masing-masing sebesar

Rp22.649.257.259 dan Rp42.777.769.996 dengan rincian sebagai

berikut :

BPK-RI/AUDITAMA V

27

Page 64: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

PERUM DAMRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2005 DAN 2004

2005 2004

Rp Rp

Saldo Awal 42.777.769.996 45.493.786.237

Pencairan 7.054.900.000 3.150.000.000

49.832.669.996 48.643.786.237

Pelunasan 17.261.708.944 372.129.450

32.570.961.052 48.271.656.787

Saldo Jatuh Tempo dalam 1 tahun

9.921.703.793 5.493.886.791

Saldo Akhir 22.649.257.259 42.777.769.996

5.5.31 Kredit Lembaga Keuangan Non Bank.

Saldo penerimaan pinjaman pengadaan kendaraan alat produksi bus

& minibus per 31 Desember 2005 sebesar Rp8.761.562.218 dengan

rincian :

PT. Tiga Berlian Autofiance Rp 239.626.339

PT. Astra Sedaya Finance 5.116.713.910

PT. Bringin Srikandi Finance 7.812.090.019

PT. Saseka Gelora Finance 822.222.222

PT. Central Sari Finance 3.139.469.639

17.130.122.129

Jatuh Tempo dalam 1 tahun 9.507.421.321

7.622.700.808

PT. Delta Selaras 1.061.562.500

PT. Dippostar 77.298.910

Leasing Jangka Panjang 8.761.562.218

5.5.32 Bantuan Pemerintah Yang Belum Ditentukan Statusnya.

Saldo Bantuan Pemerintah yang Belum Ditentukan Statusnya

(BPYBDS) per 31 Desember 2005 dan 2004 masing-masing sebesar

BPK-RI/AUDITAMA V

28

Page 65: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

PERUM DAMRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2005 DAN 2004

Rp8.952.113.000 dan Rp6.434.873.000, dengan rincian sebagai

berikut :

2005 2004

Rp Rp

Saldo Awal 6.434.873.000 5.385.000

Penambahan 2.517.240.000 1.049.873.000

Saldo Akhir 8.952.113.000 6.434.873.000

Bantuan pemerintah per 31 Desember 2005 sebesar Rp8.952.113.000

dengan rincian sebagai berikut :

- 30 unit bus Isuzu NKR. 66 tahun 2002 Rp 5.385.000.000

- 5 unit bus Mitsubishi FE. 447 PS. 135 Tahun 2004 Rp 1.049.873.000

- 12 unit bus Mitsubishi FE. 447 PS. 135 Rp 2.517.240.000

Jumlah Rp 8.952.113.000

5.5.33 Utang Kontrak Aktiva Tetap Alat Produksi

Merupakan utang kontrak atas pengadaan 49 unit kendaraan bus per

31 Desember 2005 sebesar Rp.12.992.640.000 ( 80% X

Rp.16.240.800.000)

5.5.34 Ekuitas.

Saldo ekuitas per 31 Desember 2005 dan 2004 masing-masing

sebesar Rp84.176.312.173 dan Rp.103.496.873.530

dengan rincian :

2005 2004

Rp Rp

Modal Disetor 19.700.000.000 19.700.000.000

BPK-RI/AUDITAMA V

29

Page 66: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

PERUM DAMRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2005 DAN 2004

PMN 105.425.621.505 105.425.621.505

Cadangan 1.729.464.728 1.729.464.728

Akumulasi Laba (Rugi) (42.678.774.060) (23.358.212.703)

Saldo Akhir 84.176.312.173 103.496.873.530

Penjelasan Ekuitas lebih lanjut adalah sebagai berikut :

Modal Disetor

Merupakan modal awal yang terbentuk pada tanggal 29 September

1982 pada waktu perubahan bentuk menjadi Perum dan telah

disyahkan sebagai modal awal Perum DAMRI berdasarkan surat

keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia

No.40/KMK.011/1987 tanggal 24 Januari 1987 dengan nilai sebesar

Rp.19.700.000.000

Penyertaan Modal Pemerintah (PMP)

Adalah bantuan dari pemerintah berupa bus dan sukucadang yang

diterima secara bertahap dengan nilai sebesar Rp.105.425.621.505

terdiri dari :

PP. No. 32 tahun 1992 Rp. 55.085.835.288

PP. No. 94 tahun 2000 Rp. 38.359.786.217

PP. No. 21 tahun 2001 Rp. 4.608.000.000

PP. No. 66 tahun 2002 Rp. 1.860.000.000

PP. No. 60 tahun 2003 Rp. 5.512.000.000

Rp. 105.425.621.505

Cadangan-cadangan :

Merupakan cadangan yang berasal pada waktu perubahan perusahaan

menjadi Perum dan yang berasal dari pembagian keuntungan.

Cadangan-cadangan per 31 Desember 2002 dengan nilai sebesar

Rp.1.729.464.728 terdiri dari :

BPK-RI/AUDITAMA V

30

Page 67: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

PERUM DAMRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2005 DAN 2004

Cadangan Modal Rp. 37.693.711

Cadangan Umum Rp. 683.484.522

Cadangan Tujuan Rp. 1.008.286.495

Rp. 1.729.464.728

Cadangan modal terbentuk pada tanggal 29 September 1982 dan telah

disyahkan sebagai cadangan modal Perum DAMRI berdasarkan Surat

Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia

No.:40/KMK.011/1987 tanggal 24 Januari 1987.

Cadangan umum merupakan cadangan yang dibentuk sebesar 20 %

dari keuntungan tahun 1986 sampai dengan tahun 1991 dan 10 % dari

sisa penyisihan laba bersih tahun 1996.

Cadangan tujuan merupakan cadangan yang dibentuk sebesar 5 %

dari keuntungan tahun 1986 sampai dengan tahun 1991 dan dari

pembagian keuntungan tahun 1996 ditentukan sebesar

Rp.840.000.000

Akumulasi Laba (Rugi)

Akumulasi saldo laba (Rugi) sampai dengan 31 Desember 2005 dan

2004 masing-masing rugi sebesar Rp42.678.774.060 dan

Rp23.358.212.703.

2005 2004

Rp Rp

Laba (rugi) tahun lalu (23.358.212.703) (33.516.999.772)

Laba (rugi) tahun berjalan (19.320.561.357) 10.158.787.069

Saldo Akhir (42.678.774.060) (23.358.212.703)

BPK-RI/AUDITAMA V

31

Page 68: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

PERUM DAMRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2005 DAN 2004

5.6. Penjelasan Pos-pos Laba (Rugi)

5.6.1. Hasil Usaha

Hasil usaha yang diperoleh dari pengoperasian bus penumpang dan

truk angkutan barang serta subsidi penugasan perintis periode tahun

2005 sebesar Rp299.231.252.251 sedangkan tahun 2004 diperoleh

sebesar Rp250.033.369.862 dengan rincian sebagai berikut :

2005 2004

Rp Rp

Pendapatan Operasional :

Angkutan Penumpang 272.825.312.178 223.859.011.300

Angkutan Barang 9.904.236.602 8.210.825.687

Jasa Transit 682.251.175 497.849.295

Perbengkelan 150.270.000 152.717.000

283.562.069.955 232.878.268.013

Subsidi Perintis 13.172.831.848 16.264.151.849

Subsidi Pemerintah 2.496.350.449 890.950.000

Jumlah 299.231.252.251 250.033.369.862

5.6.2. Beban Komisi Penjualan

Komisi penjualan selama tahun 2005 sebesar Rp6.769.948.508

sedangkan tahun 2004 sebesar Rp5.139.343.897 dengan rincian

sebagai berikut :

2005 2004

Rp Rp

Komisi Agen 5.331.430.388 3.901.058.408

Komisi Transit 762.959.074 624.372.678

Discount/Pot.Harga 675.559.046 613.912.811

Jumlah 6.769.948.508 5.139.343.897

BPK-RI/AUDITAMA V

32

Page 69: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

PERUM DAMRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2005 DAN 2004

5.6.3. Beban Pokok

Merupakan pengeluaran beban langsung dan beban tidak langsung

untuk pengoperasian armada selama tahun 2005 sebesar

Rp253.120.612.141, sedangkan tahun 2004 sebesar

Rp215.654.299.232 dengan rincian sebagai berikut :

2005 2004

Beban Langsung : Rp Rp

Tenaga Operasi

25.416.185.475

23.308.819.146

Tenaga PPA

4.529.532.184

3.704.734.119

Operasi 142.969.703.797 106.336.370.802

Perawatan Kendaraan 27.453.226.392 31.164.013.254

Penjualan 2.537.286.085 3.022.132.059

Bengkel 73.830.579 141.239.089

Penyusutan Kendaraan 33.337.854.394 33.350.827.500

Saldo Beban Langsung 236.317.618.906 201.028.135.969 Beban Tidak Langsung :

Tenaga Tehnik 8.318.979.862 7.327.813.899

Perawatan Mesin Bengkel 126.452.157 144.431.649

Asuransi Operasional 1.563.091.388 1.231.978.091

Surat-surat Kendaraan 1.319.178.399 1.216.154.404

Pajak Kendaraan 1.079.920.803 1.228.570.151

Promosi 710.513.545 1.028.967.093

Sewa Kend. Operasional 2.905.223.234 2.199.916.443

Asuransi Non Ops. 738.340.067 184.624.184

Sewa Bangunan 41.293.779 63.707.350 Saldo Beban Tidak Langsung 16.802.993.235 14.626.163.263

Saldo Beban Pokok 253.120.612.141 215.654.299.232

BPK-RI/AUDITAMA V

33

Page 70: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

PERUM DAMRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2005 DAN 2004

5.6.4. Beban Usaha dan Administrasi Umum

Merupakan pengeluaran beban administrasi umum dan beban

penjualan selama tahun 2005 sebesar Rp. 54.503.456.359 dan tahun

2004 sebesar Rp. 52.820.096.450 dengan rincian sebagai berikut :

2005 2004

Rp Rp

Tenaga Adm/Pimpinan 24.018.482.918 21.287.924.551

Ongkos Kantor 4.990.520.551 910.765.160

Perjalanan Dinas 2.687.059.360 1.916.611.250

Perawt. bangunan & inv. 1.567.086.766 1.325.113.363

Operasional Kend. Dinas 1.961.691.594 1.666.085.284

Penyusutan alat penunjang 2.091.890.737 1.768.278.082

Penyisihan piutang usaha 95.679.724 26.560.550

Pajak lain-lain 1.050.195.555 677.946.002

Bunga pinjaman 5.992.538.178 11.285.171.846

Umum 10.048.310.975 7.955.640.362Saldo Beban Usaha dan Administrasi Umum 54.503.456.359 52.820.096.450

5.6.5. Pendapatan dan Beban Lain-lain

Merupakan hasil lain-lain (bersih) yang diperoleh perusahaan selama

tahun 2005 sebesar Rp2.180.950.969 sedangkan tahun 2004 sebesar

Rp33.717.648.178 dengan rincian sebagai berikut :

2005 2004

Rp Rp

Bunga Deposito 78.324.751 864.026.228

Jasa Giro 149.242.257 449.007.914

Iklan/Reklame 1.715.493.385 1.382.422.819

Penjualan Aktiva Rusak 38.980.000 30.909.280.000

BPK-RI/AUDITAMA V

34

Page 71: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

PERUM DAMRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2005 DAN 2004

2005 2004

Rp Rp

Penjualan Barang Bekas 269.320.719 122.325.100

Sewa Bangunan 22.430.000 765.030

Beda Kurs 179.900.555 125.991.048

Sewa Bangunan 22.430.000 765.030

Beda Kurs 179.900.555 125.991.048

Ganti Rugi Pihak III 190.959.000 158.186.747

Denda/Suplisi 105.612.429 106.184.860

Lain-lain 1.400.693.120 1.686.842.178Saldo Pendapatan Lain-lain 4.427.646.521

35.805.031.923

Beban Lain-Lain 1.970.005.247 2.087.383.745

Jumlah 2.180.950.969 33.717.648.178

5.6.6. Pajak Penghasilan Badan

Pajak penghasilan badan untuk tahun 2005 adalah sebagai berikut :

Perhitungan laba kena pajak

2005 2004

Rp Rp

Laba (rugi) sebelum pajak (16.069.537.368) 10.137.278.731

Ditambah koreksi positif

- Asuransi pegawai 738.340.067 184.624.183

- Penyisihan piutang 95.679.724 26.560.550

- Jamuan tamu/relasi 448.852.615 301.989.206

- Sumbangan 341.386.963 99.576.230

- Perayaan hari besar 393.002.240 288.806.516

- Denda Adm. Pajak 7.895.775 7.788.514

Jumlah koreksi positif 2.025.157.386 909.345.199

BPK-RI/AUDITAMA V

35

Page 72: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

PERUM DAMRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2005 DAN 2004

2005 2004

Rp Rp

Laba kena pajak (14.044.379.982) 11.046.623.930

Dikurangi koreksi negative

- Pendapatan bunga deposito (78.324.751)

(864.026.228)

- Pendapatan jasa giro 149.242.256 (449.007.914)

- Angsuran sewa guna 0 (211.707.267)

- Penyusutan :

- Akuntansi 35.429.745.130 35.119.105.582

- Fiskal (31.053.716.897) (29.267.671.984)

Jumlah koreksi negatif 4.446.945.738 4.326.692.189

Laba (rugi) fiskal (9.597.434.243) 15.373.316.119

Kompensasi Kerugian

Saldo rugi fiskal s/d 1997 (4.381.225.384) (4.381.225.384)

Rugi 1998 (SKP. 13-07-1999) (4.296.740.721) (4.296.740.721)

Laba 1999 (SKP. 16-08-2000) 3.838.131.988 3.838.131.988

Laba 2000 (SKP. 28-08-2001) 4.460.774.669 4.460.774.669

Laba 2001 (SKP. 13-03-2003) 379.059.448 379.059.448

Rugi 2002 (SKP. 18-11-2003) (4.514.046.463) (4.514.046.463)

Rugi tahun 2003 (4.459.992.218) (4.459.992.218)

Laba tahun 2004 15.373.316.119 0

Saldo rugi fiscal s/d 2003 6.399.277.438 (8.974.038.681)

Laba (rugi) kena pajak (3.198.156.805) 6.399.277.438

BPK-RI/AUDITAMA V

36

Page 73: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

PERUM DAMRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2005 DAN 2004

Perhitungan PPh badan

10 % x 50.000.000 0 5.000.000

15 % x 50.000.000 0 7.500.000

30 % x (laba kena pjk-100

juta)

0 1.889.783.231

Utang PPh Badan Tahun

2005

0 (1.902.283.231)

Uang muka pajak (kredit pajak)

PPh pasal 22 88.159.366 130.461.998

PPh pasal 23 1.143.644.650 2.031.258.309

PPh pasal 25 bayar sendiri 751.941.888 1.144.215.404

Jumlah kredit pajak 1.983.745.904 3.305.935.711

Saldo uang muka

PPh Psl 28a 1.983.745.904

1.403.652.479

5.6.7. Beban (Penghasilan) Pajak Tangguhan

Akumulasi Kewajiban Pajak Tangguhan :

Per 31 Desember 2005 = 30% x Rp 54.271.826.043 = 16.281.547.813

Per 31 Desember 2004 = 30% x Rp 33.142.667.481 = 9.942.800.244

Beban (Penghasilan) Pajak Tangguhan tahun 2005 = 6.338.747.569

5.6.8. Imbalan Kerja

a. Program Pensiun

Perusahaan mengikutsertakan seluruh karyawan ke dalam

program pensiun (Jaminan Hari Tua) dimulai sejak tahun 1994

melalui Kerjasama Perum DAMRI dengan PT Jiwasraya yang

dituangkan dalam surat perjanjian No.54/KU.103/DU-

024.SJ.U.0494 tanggal 14 April 1994. Kemudian diadakan

addendum tanggal 1 Desember 1998 yang merubah Iuran Back

BPK-RI/AUDITAMA V

37

Page 74: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

PERUM DAMRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2005 DAN 2004

Service (pembayaran iuran untuk membiayai Program Jaminan

Hari Tua bagi pegawai yang dihitung sejak diangkat sampai

didaftarkan sebagai peserta). Sejak tanggal 1 Desember 2000,

Perum DAMRI sudah tidak lagi mencadangkan premi/iuran JHT

dibayarkan sebagian oleh PT Asuransi Jiwasraya dan sebagian

lainnya dibayarkan oleh Perum DAMRI. Untuk program JHT,

karyawan dikenakan potongan gaji sebesar 4,75%.

b. Program Pemutusan Hubungan Kerja

Berkaitan dengan penerapan Undang-undang No. 13 tahun 2003

tentang ketenagakerjaan, perusahaan tidak berkomitmen untuk

memberhentikan seseorang atau sekelompok pekerja sebelum

tanggal pensiun normal dan menyediakan pesangon bagi pekerja

yang menerima penawaran mengundurkan diri secara sukarela.

Dengan demikian, sesuai PSAK No. 24 (revisi 2004), perusahaan

tidak mengakui kewajiban dan beban untuk program pemutusan

hubungan kerja dalam laporan keuangan.

BPK-RI/AUDITAMA V

38

Page 75: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

Lampiran 1PERUM DAMRI

PENDAPATAN, BIAYA DAN LABA (RUGI)PERBANDINGAN REALISASI TAHUN 2004, RKAP TAHUN 2005 DAN REALISASI TAHUN 2005

REALISASI RKAP 2005 REALISASI TAHUN 2005NO U R A I A N TAHUN 2004 (Rp) % thd (Rp) % thd % thd

(Rp) TAHUN 2004 RKAP TAHUN 2004

1 Hasil Usaha Bruto 250.033.370.132,00 299.358.389.000,00 119,73 299.231.252.251,25 99,96 119,68

2 Komisi Penjualan 5.139.343.898,00 5.284.619.000,00 102,83 6.769.948.508,00 128,11 131,73

Hasil Usaha Netto 244.894.026.234,00 294.073.770.000,00 120,08 292.461.303.743,25 99,45 119,42

3 Harga Pokok Beban Langsung 201.028.135.969,00 236.753.651.000,00 117,77 236.317.618.905,51 99,82 117,55 Beban Tak Langsung 14.626.163.263,00 13.354.900.000,00 91,31 16.802.993.235,08 125,82 114,88 Jumlah Beban Pokok 215.654.299.232,00 250.108.551.000,00 115,98 253.120.612.140,59 101,20 117,37

Laba Usaha Kotor 29.239.727.002,00 43.965.219.000,00 150,36 39.340.691.602,66 89,48 134,55

4 Beban Usaha dan Adm.Umum 52.820.096.450,00 50.382.641.000,00 95,39 54.503.456.359,37 108,18 103,19

Laba / (Rugi) Usaha Bersih (23.580.369.448,00) (6.417.422.000,00) 27,22 (15.162.764.756,71) 236,28 64,30

5 Pendapatan Lain-lain 35.805.031.923,00 14.602.414.000,00 40,78 2.180.950.969,20 14,94 6,09 Biaya Lain-lain 2.087.383.745,00 836.850.000,00 40,09 0,00 0,00

33.717.648.178,00 13.765.564.000,00 40,83 2.180.950.969,20 15,84 6,47

Laba / (Rugi) Sebelum Pajak 10.137.278.730,00 7.348.142.000,00 72,49 (12.981.813.787,51) (176,67) (128,06)

6 Manfaat (beban) PPh Badan : Pajak Kini (1.902.283.231,00) 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Beban Pajak Tangguhan 1.923.791.569,00 0,00 0,00 (6.338.747.569,00) 0,00 (329,49)

21.508.338,00 0,00 0,00 (6.338.747.569,00) 0,00 (29.471,12)

LABA / (RUGI) BERSIH 10.158.787.068,00 7.348.142.000,00 72,33 (19.320.561.356,51) (262,93) (190,19)

Page 76: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

Lampiran 2PERUM DAMRI

PERKEMBANGAN KONDISI KEUANGANTAHUN 2001 SAMPAI DENGAN TAHUN 2005

(Dalam Jutaan Rupiah)

2001 2002 2003 2004 2005NO URAIAN Rp Rp % Growth Rp % Growth Rp % Growth Rp % Growth

1 AKTIVA Aktiva Lancar 35.039 26.228 74,85 25.762 98,22 32.833 127,45 27.825 84,75

Aktiva Tetap 121.470 164.335 135,29 168.402 102,47 168.574 100,10 165.710 98,30

Aktiva Dalam Proses 16.021 3.327 20,77 342 10,28 1.534 448,54 16.756 1.092,31

Aktiva Lain-lain 6.816 15.490 227,26 12.964 83,69 10.478 80,82 3.444 32,87

Jumlah Aktiva 179.346 209.380 116,75 207.470 99,09 213.419 102,87 213.735 100,15

2 PASIVA Kewajiban Jangka Pendek 28.065 46.884 167,06 51.387 109,60 45.424 88,40 59.924 131,92

Kewajiban Pajak Tangguhan 6.676 7.027 105,26 11.866 168,86 9.943 83,79 16.281 163,74

Kewajiban Jangka Panjang 30.926 40.048 129,50 45.494 113,60 48.120 105,77 31.410 65,27

Kewajiban Lain-lain 7.372 10.176 138,04 5.385 52,92 6.435 119,50 21.944 341,01

Ekuitas 106.307 105.247 99,00 93.338 88,68 103.497 110,88 84.176 81,33

Jumlah Pasiva 179.346 209.382 116,75 207.470 99,09 213.419 102,87 213.735 100,15

Page 77: BPK-RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERUM DAMRI · dengan ketentuan menyusun pedoman tentang sosialisasi jangka waktu kenaikan tarif dan kemudian menyesuaikan tarif dengan ketentuan

Lampiran 3PERUM DAMRI

PERKEMBANGAN PENDAPATAN DAN BIAYATAHUN 2001 SAMPAI DENGAN TAHUN 2005

(Dalam Jutaan Rupiah)

2001 2002 2003 2004 2005NO URAIAN Rp Rp % Growth Rp % Growth Rp % Growth Rp % Growth

1 Hasil Usaha Brutto 181.458 217.426 119,82 236.643 108,84 250.033 105,66 299.231 119,68

2 Komisi Penjualan 5.463 5.677 103,92 5.465 96,27 5.139 94,03 6.769 131,72

3 Hasil Usaha Netto 175.995 211.749 120,32 231.178 109,18 244.894 105,93 292.462 119,42

4 Harga Pokok 142.381 173.824 122,08 197.043 113,36 215.654 109,45 253.120 117,37

5 Laba Usaha Kotor 33.614 37.925 112,83 34.135 90,01 29.240 85,66 39.342 134,55

6 Biaya Usaha dan Adm.Umum 34.203 44.034 128,74 48.235 109,54 52.820 109,51 54.503 103,19

7 Laba Usaha Bersih (589) (6.109) - (14.100) 230,81 (23.580) 167,23 (15.161) 64,30

8 Pendapatan dan Biaya Lain-lain 3.112 3.540 113,75 1.519 42,91 33.718 2.219,75 2.180 6,47

9 Laba (Rugi) sebelum pajak 2.523 (2.569) (101,82) (12.581) 489,72 10.138 (80,58) (12.981) (128,04)

10 Pajak 622 (350) (56,27) 4.839 (1.382,57) (21) (0,43) 6.339 -

1.901 (2.919) (17.420) 10.159 (19.320)