14
BREATHING EXERCISE Pengertian. Susunan gerakan pernafasan yg sistematis bertujuan untuk : 1. Rileksasi otot-otot pembantu pernafasan / utama. 2. Meningkatkan rongga thorak 3. Meningkatkan rongga paru 4. Meningkatkan rom thorak 5. Meningkatka nilai aerobik. Tujuan be. 1. Improve chest expantion. 2. Rilexation of the thorax. 3. Increase expiration of air. 4. Increase aerobic capasity. 5. Increase the efectiveness of the cough mechanism. 6. Prevent pulmonary impairments. 7. Corect inefficient or abdominal breathing. Pernafasan normal. Normalnya pernafasan terjadi pengembangan thorax saat inspirasi aktif dan penurunan saat ekspirasi akibat recoil otot-otot pernafasan saat inspirasi (pasif). Inspirasi / pengembangan thorak 1. Vertical (fungsi diapragma) pembantu pernafasan sterno cledo mastoid, trapesius dll. 2. Lateral.(diapragma, intercostal eksternus). 3. Anteroposterior.(diapragma,gerak sternum ,pectoralis dll.

BREATHING EXERCISE.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BREATHING EXERCISE.docx

BREATHING EXERCISEPengertian.

Susunan gerakan pernafasan yg sistematis bertujuan untuk :

1. Rileksasi otot-otot pembantu pernafasan / utama.

2. Meningkatkan rongga thorak

3. Meningkatkan rongga paru

4. Meningkatkan rom thorak

5. Meningkatka nilai aerobik.

Tujuan be.

1. Improve chest expantion.

2. Rilexation of the thorax.

3. Increase expiration of air.

4. Increase aerobic capasity.

5. Increase the efectiveness of the cough mechanism.

6. Prevent pulmonary impairments.

7. Corect inefficient or abdominal breathing.

Pernafasan normal.

Normalnya pernafasan terjadi pengembangan thorax saat inspirasi aktif dan

penurunan saat ekspirasi akibat recoil otot-otot pernafasan saat inspirasi (pasif).

Inspirasi / pengembangan thorak

1. Vertical (fungsi diapragma) pembantu pernafasan sterno cledo mastoid, trapesius

dll.

2. Lateral.(diapragma, intercostal eksternus).

3. Anteroposterior.(diapragma,gerak sternum ,pectoralis dll.

Page 2: BREATHING EXERCISE.docx

Pengembangan thorak

Pengembangan cepat dibantu oleh otot-otot pembantu pernafasan saat inspirasi

dan mengakibatkan tertariknya tulang rusuk ke laterak dan kedepan terangkatnya

sternum (anteroposterior).

Ekspirasi.

Rileksasi otot-otot inspirator menimbulkan complin thorak dan menimbulkan

penurunan ventilasi thorak dan diasumsikan alveoli mengecil akibat perbedaan

tekanan.

Pada pernafasan biasa udara masuk paru antara 400-500 cc/ml dengan rr 15-20 (4- 3

sec/respirasi).

KOMANDO

Memberikan komand dalam latihan pernafasan sangat penting.

Tarik nafas dalam dan buang nafas Waktu pernafasan normal 4 detik.

Perintah tarik nafas dapat 1-2 dt, 2-4dt, 4-6 dt DAN perintah buang nafas lebih

panjang dari inspirasi.

Perlu diingat jangan sampai menimbulkan hyperventilasi bila pola nafas terlalu lama.

Hal ini harus dilakukan bila menghendaki perbaikan nafas secara bertahap.

Pattern latihan nafas.

(Breathing exercise)

Fleksi trunk = ekspirasi

Ekstensi trunk = Inspirasi.

Fleksi bahu = inspirasi.

Ekstensi bahu = Ekspirasi

Abd bahu=Inspirasi

Add bahu= Ekspirasi

Indorotasi= Ekspirasi

Eksorotasi= Inspirasi

Page 3: BREATHING EXERCISE.docx

Depresi bahu = ekspirasi

Elevasi bahu = Inspirasi.

Back ward = inspirasi.

Fore ward = Ekspirasi

Ekstensi hip =Inspirasi

Fleksi hip = Ekspirasi

Abd hip = Ekspirasi

Add hip = Inspirasi

Pattern normal Berlaku Untuk Pasien rawat

Bila pengembangan tertentu Konter patern

Page 4: BREATHING EXERCISE.docx

Pengumpulan data pasien

1. Proses dimulainya dengan pertanyaan: kapan, berapa lama bagaimana frekuensinya.

2. Pengobatan medik dll

3. Relevan fisioterapi

4. Assesment:

a. Anamnesa.

b. Pemeriksaan.

c. Pengukuran.

PEMERIKSAAN UMUM

1. Vital sign

2. Observasi= a)Kesadaran, b)Cyanosis, c)kepala dan leherà tanda-tanda sesak nafas,

(1)pernafasan mulut, (2)Vena jugularis, (3) Hypertropy otot-otot ventilator,(4) Supra

clavikula retraksi (5) Pursed lip breathing

d)Dareah periper= Kondisi kulit, klubing digital, edema.

e) Bentuk tubuh= Obesitas, normal.

Analis bentuk chest/postur

1. Simetris dada dan trunk anterior, posterior, dan lateral.

2. Mobilisasi trunk. check gerak aktif= bahu, scapula costae, intercostalis, trunk.

3. Bentuk umum kelaianan dada.

a) Barel chest, funnel chest(bagian bawah sternum kedalam), pigeon

chest(Sternum menonjol kedepan)

4. Bentuk=sikap kiposis, skoliosis dll

Breathing pattern

Rate=regulasi=daerah pernafasan saat rest normal rasio inspirasi dan ekspirasi =1:2

bila aktif = 1: 1. Pasien dengan chronic penyakit paru rasio dapat menjadi 1:4 karena

reflek kesulitan ekspirasi sehingga phase ekspirasi menjadi lebih panjang

Normal pernafasan (1)dilakukan diapragma 65% dimana ditandai dengan gerakan

perut. (2)Gerakan dada kearah lateral dan depan atas (3) Upper chest terangkat.

Otot pembantu pernafasan bekerja bila aktif pernafasan atau deep breathing.

Page 5: BREATHING EXERCISE.docx

Abnormal pola pernafasan

1. Dyspnea.

2. Tachypnea

3. Bradypnea

4. Hyperventilasi

5. Orthopnea

6. Apnea

7. Apneusis

8. Cheyne stokes.

Palpasi.

Simetri mobilisasi dada.

letakkan telapak tangan anda diatas dada pasien dan periksa gerakannya saat

inspirasi dan ekspirasi pada segment dan lobus check gerakan:

ekspansi upper chest lobe dimana ibu jari di sternum notch dan jari jari di atas

clavikula dan pasien diminta tarik dan buang nafas dalam.12

Fremitus

Pemeriksaan untuk mengetahui getaran pada dinding dada pasien saat

mengucapkan ”99” (ninety nine) beberapa kali. Caranya: Letakkan telapak tangan

terapis di dinding dada pasien dengan kontak penuh. Rasakan apakah fremitus sama

pada setiap dinding dada pasien. Fremitus normal bila dada tidak ada getaran skret

atau ada kantung udara pada saluran pernapasan. Fremitus tidak normal bila ada

getaran skret pada suatu sisi dada pada saluran pernapasan.

Check middle, lower lobe expansion

Middle lobe : Ibu jari di xypoid prosesus dan jari di antara intercostal tengah.

Lower lobe expansion ibu jari di xypoid prosesus dan jari di intercostal bawah.

Bagian belakang : ibu jari diantara thoracal dan jari jari di intercostal.

Page 6: BREATHING EXERCISE.docx

Jenis latihan pernafasan

1. Segmentall breathing

2. Diapraghmatic Breathing

3. Pursed lipe breathing

4. Deep breathing

5. Belt breathing.

6. Pasive breathing

7. Assisted breathing

8. Active breathing

9. Resisted breathing.

10. Paradoksal breathing

Fasilitasi breathing

Butterfly breathing

Dog breathing.

Segmental breathing

Indikasi.

Gangguan lokal fungsi pernafasan.

Skoliosis, gangguan pleurae, fibrotik lokal

Tehnik:

Fiksasi daerah yang tidak dilatih.

Bantu dan kembangkan daerah dilatih.

Contoh:

Lateral costal expansion

1. Subjek tidur, duduk dibed atau half lying.

2. Terapis di depan subyek, letakkan telapak tangan terapis di sisi lateral costae

terakhir.

3. Lakukan prosedur pernapasan segmental.

4. Ajarkan pernapasan, pasif, asisted, aktif atau resisted.

Page 7: BREATHING EXERCISE.docx

5. Gerakan Pasif :bantu dorong ke bawah pada costae terakhir ke dalam saat ekspirasi

dan lepas saat inspirasi.

6. Selanjutnya latihan dapat dilakukan oleh pasien dengan meletakkan tangannya

sendiri.

Page 8: BREATHING EXERCISE.docx

Segmental breathing

Satu tangan

fisioterapis

sebagai fiksator

Tangan yg satu

Sebagai kompresi

Atau stimulasi

Page 9: BREATHING EXERCISE.docx

Posterior Basal Expansion

Anterior kanan dan kiri aktif.

Page 10: BREATHING EXERCISE.docx

Diapragmatik breathing

pasif, asisted,

aktif, aktif asested

Pasif dilakukan dengan memberikan presure saat ekspirasi dan inspirasi

dilepas

Pursed Breathing

Latihan nafas dengan inspirasi maksimal dengan ekspirasi dengan

mengecilkan mulut seperti meniup lilin.

Dengan memperlambat ekspirasi.

Inspirasi = 1-3 detik.

Ekspirasi = 3-6 detik

Page 11: BREATHING EXERCISE.docx

Deep Breathing.

1. Memperkecil jumlah pernafasan per menit.

2. Normal dewasa sehat= 16- 20 /min.

3. Sakit dewasa = 20 – 24 / min.

4. Melatih pasien / klien dengan memperkecil jumlah pernafasan / min.

5. 20 RR/min dibuat 15 RR/min

6. 32 RR/min dibuat 20 RR/min dst.

RR 10= waktu inspirasi dan ekspirasi= 6 detik

RR 15= “ = 4 detik

RR 20= “ = 3 detik

RR 30= “ = 2 detik

Belt Breathing

Belt = sabuk berfungsi sebagai:

Asisted atau resisted.

Asisted bila beltt diberikan tekanan saat ekspirasi dan saat inspirasi

dilepas.

Resisted bila belt ddiberikan tahanan saat inspirasi dan saat ekspirasi

lepas.

Paradogsal Breathing

Latihan pernafasan bila saat inspirasi penuh , tahan nafas dan dilakukan bending ke

kontra lateral daerah paru yang ingin dikembangkan ventilasinya, atau fleksibilitas

parunya,

Karena dengan latihan nafas aktif tidak bermanfaat.

Page 12: BREATHING EXERCISE.docx

Dog Breathing

Berfungsi untuk meningkatkan tahanan perifer, sehingga pasien/klien cepat lelah

dan memacu timbulnya gangguan fungsi jantung biasanya dipakai untuk pre tredmil

test agar diketahui fungsi jantung minimal.