breksi

Embed Size (px)

Citation preview

Selain daripada itu Breksi Pamali menjadi floor oleh sesar menurut Koolhoven (1935), kita mengusulkan, atas dasar dari kontak yang tersingkap di baratlaut margin, di mana itu terkumpul diatas erosi permukaan sebelumnya dari Bobaris ophiolite. Ini sangat memungkinkan-(meski sangat tidak memungkinkan)-bahwa Breksi Pamali sampai sekarang mewakili - tidak terlaporkan keterdapatan dari intan primer dan merupakan anggota dari kimberlite-lamproite Banyak ciri yang ditampilkan oleh Breksi Pamali yang mendukung hipotesis bahwa breksi yang ada di konglomerat berasal dari Bobaris ophiolit. Ini mencakup : Kontak hubungan antara Breksi Pamali yang menindih Bobaris ophiolit, ditandai dengan arah yang seragam dan kemiringan yang dangkal; Struktur sedimen yang berkembang dengan cukup bagus termasuk perlapisan parallel, graded bedding dan imbricated kerikil dan kerakal; Bentuk butir yang membundar sampai menyudut tanggung yang berasal dari ophiolit, yang tidak diketahui asalnya; Geokimia elemen utama dan trace elemen dari Breksi Pamali, yang merupakan tipikal dari ophiolit dan; Kenampakan yang sama dan merata dari bentuk butir Breksi Pamali dengan kenampakan macam bentuk butir pada lapisan sedimen muda saat sekarang, yang diambil dari conto bor dan Sungai Ahim Faktanya, tidak ada argumen yang nyata membantah terhadap hipotesis konglomerat ini. Tektonik dari Breksi Pamali hanya berupa sesar dari ophiolit yang tertindih dan fragmental serta sudut alami dari basal yang merupakan bagian dari breksi. Bagaimanapun, kita menginterpretasikan hubungan ini untuk mendapatkan hasil dari aktifitas tektonik saat terbentuknya endapan breksi saat itu. Ini sangat menarik/menggoda untuk menyarankan bahwa Breksi Pamali merupakan varian lokal dari Formasi Manunggul yang berumur Kapur Atas. Formasi Manunggul terdiri dari fasies vulkanik dan sedimen, yang dahulunya mendominasi serta tersingkap di sebelah barat dan dekat dengan tempat perpotongan/penyelidikan, dan kemudian mendominasi di sebelah timur dan di bagian atas daerah perpotongan/penyelidikan. Fasies sedimen secara berurutan terdiri dari : konglomerat, batupasir, napal, batulumpur, dan batugamping, dimana fasies vulkanik didominasi oleh breksi, tuf, lava dan batuan gunungapi asam sampai intermediet lainnya. Hipotesis ini bagaimanapun juga membutuhkan banyak penyelidikan tentang keterjadian geologi dan stratigrafi yang cukup detail. Stracke (1973) dan Koolhoven (1935) menulis bahwa aliran sungai secara umum menjadi pembawa intan setelah memotong/melintasi Formasi Manunggul. Basal Konglomerat anggota Formasi Manunggul pada umumnya mengandung intan jika/ketika batuan ini menindih Bobaris ophiolit tetapi tidak mengandung intan jika satuan batuan ini menindih Pegunungan Meratus (Stracke, 1937).