Upload
bambang-sardi-sardi
View
14
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Tahap Perancangan Produk Briket
Sebelum melakukan perancangan produk briket perlu dilakukan persiapan-
persiapan baik dari segi teknis maupun bahan baku itu sendiri. Bahan baku yang
digunakan dalam penelitian ini diambil dari tempat pembuangan sampah dan
tempat penggilingan padi, tepung kanji dan air sebagai perekat atau lem dalam
pembuatan briket.
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan dilakukan dengan menyiapkan sampah daun-daunan
dan sekam padi. Bahan baku briket yang telah disiapkan yaitu sampah
daun-daunan dan sekam padi dinyalakan dengan membakarnya untuk
memulai proses pengarangan dan karbonisasi dengan waktu antara 8
sampai 12 jam. Dalam proses karbonisasi dua jenis bahan tersebut
dilakukan secara terpisah, hal ini dilakukan untuk mempermudah
kombinasi produk yang akan dibuat. Disamping bahan baku tersebut
kita juga harus mempersiapkan peralatan yang akan digunakan untuk
membuat bahan bakar briket.
2. Tahap Penghalusan Bahan
Tahap penghalusan bahan dilakukan dengan tujuan agar
mempermudah dalam pengepresan pembuatan briket. Penghalusan
2
dilakukan dengan menumbuk arang sampah daun-daunan dan sekam
padi dengan menggunakan martil dan selanjutnya akan diayak.
B. Tahap Pembuatan Briket
Sebelum melakukan tahap pengepresan pembuatan briket, pertama kali
dilakukan dengan pencampuran bahan baku dengan komposisi yang telah
ditentukan, lihat tabel 4.1. Setelah dilakukan pencampuran sampah daun-daunan
dan sekam padi seterusnya adalah dengan mencampurkan bahan tersebut kedalam
adonan tepung kanji yang telah siap dengan perbandingan ½ kg air (½ liter) : ¼ kg
tepung kanji serta 1 kg campuran sampah daun-daunan dan sekam padi.
Tabel 4.1. Perbandingan Bahan
KODE
SAMPEL PEREKAT
Sampah (kg)
Sekam Padi (kg) Air (kg) Kanji (kg)
1 0,25 0,75 0,5 0,25
2 0,5 0,5 0,5 0,25
3 0,75 0,25 0,5 0,25
Selanjutnya siap untuk dicetak dengan cetakan pipa besi berdiameter 2,8
cm dengan panjang 7 cm, pengepresan dilakukan selama kurang lebih 3-4 menit
dan selanjutnya bisa dikeluarkan untuk kemudian dikeringkan atau dijemur,
proses pengeringan memerlukan waktu kurang lebih 1-3 hari (tergantung cuaca).
Pada tahap ini terdapat kendala untuk mengeluarkan briket dari cetakan, sehingga
3
perlu adanya alat untuk mendorong briket keluar. Pada pembuatan briket ini
dalam sehari menghasilkan kurang lebih 160 unit briket dengan bahan baku 1 kg
sampah daun-daunan dan sekam padi.
C. Diagram Alur Proses Pembuatan Briket Sekam Padi Dan Sampah
Daun
Gambar 4.1. Alur Proses Pembuatan Briket
SEKAM PADI SAMPAH DAUN
PENGHANCURAN
PENCAMPURAN
PENCETAKAN
PENGERINGAN
BRIKET SIAP DIGUNAKAN
TEPUNG KANJI
4
D. Tahap Pengujian Briket
Tahap pengujian briket dilakukan untuk mengetahui nilai kalori yang
terdapat dalam produk briket. Pengujian dilakukan dengan alat Bomb Calorimeter.
Dari pengujian briket yang telah dilakukan diperoleh data nilai kalori untuk tiga
sampel dengan dua kali pengujian adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2. Hasil Pengujian Briket
Sampel
Dalam %Pengujian
Hasil Analisa Rata-rata
( kkal/kg)Kalori (kkal/kg)
25 : 751 3.683,43
3.624,702 3.565,98
50 : 501 3.800,25
3.875,992 3.951,74
75 : 251 3.810,61
3.852,772 3.894,93
Dari hasil pengujian diatas, terlihat bahwa pengujian dari ketiga biobriekt
mempunyai nilai kalori yang cukup tinggi. Nilai kalori yang menonjol cukup
besar diperlihatkan pada campuran bahan dengan perbandingan 50 : 50 dengan
rata-rata 0,011 kkal/kg dengan dimensi 2,8 cm x 7 cm memiliki nilai kalori
3.875,99 kkal/kg.
E. Kombinasi Produk Optimal
Penentuan nilai kalor bertujuan untuk mengetahui sejauh mana nilai panas
pembakaran yang dihasilkan briket arang. Semakin tinggi nilai kalor maka
5
semakin baik kualitas briket arang yang dihasilkan.
Dari hasil pengujian kalori briket didapat nilai rata-rata kalori dari setiap
sampel. Pada pembakaran briket 25% sampah daun dan 75% sekam padi
dihasilkan nilai kalor 3.624,70 kkal/kg, sedangkan untuk perbandingan 50%
sampah daun dan 50% sekam padi dihasilkan nilai kalor 3.875,99 kkal/kg, dan
untuk perbandingan 75% sampah daun dan 25% sekam padi mempunyai nilai
kalor 3.852,77 kkal/kg. Dari ketiga perbandingan komposisi briket tersebut dapat
dilihat nilai kalori yang paling tinggi adalah perbandingan antara 50% sampah
daun dan 50% sekam padi yang mempunyai nilai kalori 3.875,99 kkal/kg. Nilai
kalor yang dihasilkan berkisar antara 3.624,70 – 3.875,99 kkal/kg. Nilai kalor
hasil pengujian jauh dari standar briket arang buatan Jepang (6.000-7.000
kkal/kg), Amerika (6.230 kkal/kg), Inggris (7.289 kkal/kg), dan Indonesia
(6.914,11 kkal/kg).
Tabel 4.3. Sifat Fisik dan Kimia Briket Arang Jepang, Amerika, Inggris, dan Indonesia
SIFAT JEPANG AMERIKA INGGRIS INDONESIA
Kadar Air (%) 6-8 6.2 3.6 7.57
Kadar Abu (%) 3-6 8.3 5.9 5.51
Kadar Zat Menguap/Terbang (%) 15-30 19-28 16.4 16.14
Kadar Karbon Terikat (%) 60-80 60 75,3 78.35
Kerapatan (g/cm2) 1.0 – 1.2 1 0,48 0,4407
Keteguhan Tekan (kg/cm2) 60 - 65 62 12,7 -
Nilai Kalor (kkal/kg) 6000 - 7000 6.230 7.289 6.914.11
Sumber : Hendra, 1999
6
Dilihat dari nilai kalor yang telah diuji didapat nilai optimal kalori yang
dicapai yaitu 3.875,99 kkal/kg, apabila dibandingkan memang masih dibawah
standar. Hal ini bisa dikarenakan oleh beberapa faktor yaitu berat jenis bahan atau
berat jenis serbuk arang, suhu karbonisasi, dan kuat tekan.
Atas dasar tabel 4.2 diatas, dapat disusun suatu model matematis yang
digunakan untuk mengemukakan suatu permasalahan linier programming. Untuk
mengetahui nilai optimum dari kedua bahan baku yaitu sampah daun (x1), dan
sekam padi (x2), maka dapat dihitung dengan menggunakan linier programming.
Fungsi tujuan min Z = Rp. 500 X1 + Rp. 500 X2
Fungsi batasan:
25 X1 + 75 X2 = 3.624,70
50 X1 + 50 X2 = 3.875,99
75 X1 + 25 X2 = 3.852,77
X1 ≥ 0 ; X2 ≥ 0
Tabel 4.4. Hasil Pengujian Nilai Kalor Rata-rata
KodeBahan
Rata-rata nilai kalorkkal/kgSampah
daun(%)Sekam
padi (%)
1 25 75 3.624,70
2 50 50 3.875,99
3 75 25 3.852,77
Harga Bahan / 20 Kg 500 500
7
25 X1 + 75 X2 = 3.624,70 X1 50 X1 + 150 X2 = 7.249,40
50 X1 + 50 X2 = 3.875,99 X2 50 X1 + 50 X2 = 3.875,99
100 X2 = 3.373,41
X2 = 33,73 Kg
75 X1 + 25 X2 = 3.852,77
75 X1 + 25 (33,73) = 3.852,77
75 X1 + 843,35 = 3.852,77
75 X1 = 3.852,77 – 834,35
75 X1 = 3.018,42
X1 = 40,25 Kg
Sehingga untuk mencari nilai minimum dapat dengan cara memasukkan
nilai X1 dan X2 kedalam fungsi tujuan:
Min Z = 500 X1 + 500 X2
= 500/20 Kg (40,25) + 500/20 Kg (33,73)
= 1.006,25 + 843,25
= 1.849,50
X1 = 40,25/74 x 100 % = 54 %
X2 = 33,73/74 x 100 % = 46 %
Dari perhitungan diatas diperoleh bahwa banyaknya sampah daun dan
sekam padi untuk dibeli dan dicampur agar diperoleh biaya minimum dengan
memperhatikan komposisi yang ditentukan adalah untuk sampah daun (X1) yang
8
harus dibeli adalah 40,25 Kg dan untuk sekam padi (X2) sebanyak 33,73 Kg. Total
biaya yang dikeluarkan paling minimum adalah Rp. 1.849,50. Dengan demikian
jika melakukan pembelian sampah daun dan sekam padi agar mendapatkan biaya
minimal adalah dengan perbandingan 54% sampah daun : 46% sekam padi.
F. Nilai Ekonomis
Dengan data ini memperlihatkan bahwa briket secara harga akan mampu
bersaing dengan briket batu bara dan minyak tanah. Bau yang dikeluarkan dari
pembakaran biobriket juga tidak begitu menyengat sebagaimana selama
pembakaran biobriket. Memang kandungan kalor dari biomassa yang lebih rendah
menyebabkan jumlah briket yang diperlukan untuk keperluan yang sama relatif
lebih banyak dibanding briket batu bara dan minyak tanah, namun dengan teknik
karbonisasi nilai kalor dari briket dapat ditingkatkan lagi.
Gambar 4.2. Pembakaran Biobriket
9
Tabel 4.5. Penghematan yang terjadi dengan menggunakan biobriket
PenggunaanKebutuhan
Biaya Minyak Tanah
Kebutuhan Biaya
Biobriket
Penghematan PengunaanBiobriket
(1) (2) (3) (2) – (3)
Rumah Tangga 2,4 kg/hari Rp. 27.000 Rp. 13.920 Rp. 13.080
Warung Makan 8 kg/hari Rp. 90.000 Rp. 26.440 Rp. 43.560
Industri Kecil 20 kg /hari Rp. 225.000 Rp. 116.100 Rp. 108.900
Industri Menengah 800 kg/hari Rp. 9.000.000 Rp. 4.643.960 Rp. 4.356.040
Keterangan : 1 liter minyak tanah setara dengan 0,8 kg
Nilai kalor minyak tanah adalah 9000 kkal/liter = 9000 kkal/0,8 kg dengan
harga Rp 11.250/kg, sedangkan nilai kalor biobriket hasil pengujian adalah
3.875,99 kkal/kg, dengan asumsi harga Rp 2000/kg.
Perhitungan penghematan dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Untuk rumah tangga 2,4 kg/hari = 9000 kkal/0,8 kg x 2,4 kg = 27.000
kkal/hari dengan harga per kg Rp 11.250, dengan biaya 2,4 kg/hari x Rp.
11.250/kg = Rp. 27.000, sedangkan nilai kalor biobriket adalah 3.875,99
kkal/kg, maka jika dibandingkan dengan minyak tanah penggunaan biobriket
per hari.
harikgkgkkal
harikkal/6,96Rp.
/99,875.3
/000.27
dengan biaya Rp. 6,96 kg/hari x Rp. 2.000/kg = Rp. 13.920/hari, sehingga
penghematan penggunaan biobriket per hari sebesar Rp. 27.000 – Rp 13.920 =
Rp 13.080.
10
2. Untuk warung makan 8 kg/hari = 9000 kkal/0,8 kg x 8 kg =
Rp. 90.000kkal/hari dengan harga per kg Rp 11.250, dengan biaya 8 kg/hari x
Rp. 11.250/kg = Rp. 90.000, sedangkan nilai kalor biobriket adalah 3.875,99
kkal/kg, maka jika dibandingkan dengan minyak tanah penggunaan biobriket
per hari.
harikgkgkkal
harikkal/23,22Rp.
/99,875.3
/000.90
dengan biaya Rp. 23,22 kg/hari x Rp 2.000/kg = Rp 46.440/hari, sehingga
penghematan penggunaan biobriket per hari sebesar Rp 90.000 – Rp 46.440 = Rp
43.560.
3. Untuk industri kecil 20 kg/hari = 9000 kkal/0,8 kg x 20 kg = 225.000 kkal
/hari dengan harga per kg Rp 11.250, dengan biaya 20 kg/hari x Rp. 11.250
/kg = Rp. 225.000, sedangkan nilai kalor biobriket adalah 3.875,99 kkal/kg,
maka jika dibandingkan dengan minyak tanah penggunaan biobriket per hari.
harikgkgkkal
harikkal/58,05Rp.
/99,875.3
/.000.225
dengan biaya Rp. 58,05 kg/hari x Rp 2.000/kg = Rp 116.100/hari, sehingga
penghematan penggunaan biobriket per hari sebesar Rp 225.000 – Rp 116.100 =
Rp 108.900.
11
4. Untuk industri menengah 800 kg/hari = 9000 kkal/0,8 kg x 800 kg/hari =
9.000.000 kkal/hari dengan harga per kg Rp. 11.250, dengan biaya 800
kg/hari x Rp. 11.250 /kg = Rp. 9.000.000, sedangkan nilai kalor biobriket
adalah 3.875,99 kkal/kg, maka jika dibandingkan dengan minyak tanah
penggunaan biobriket per hari.
harikgkgkkal
harikkal/2321,98Rp.
/99,875.3
/000.000.9
dengan biaya Rp. 2321,98 kg/hari x Rp 2.000/kg = Rp 4.643.960/hari, sehingga
penghematan penggunaan biobriket per hari sebesar Rp 9.000.000 – Rp
4.643.960 = Rp 4.356.040.
G. Perhitungan Biaya Pembuatan Briket
Faktor ekonomis merupakan faktor terpenting dalam suatu perancangan
produk, dan diharapkan dalam suatu proses perancangan produk biaya yang
dikeluarkan dapat seminimal mungkin. Elemen biaya yang harus diperhatikan
sebagai berikut:
1. Biaya Tetap
Biaya Peralatan (alat press) Rp. 15.000.000
2. Biaya Variabel
a. Biaya Bahan Baku
- Sekam padi / 20 Kg Rp. 500
- Sampah daun / 20 Kg Rp. 500
12
- Tepung Kanji / Kg Rp. 5.000
- Bahan bakar / Kg Rp. 3.700
Total Rp. 9.700
b. Biaya Tenaga Kerja (Jam kerja dari 08.00 s/d 16.00)
Upah tenaga kerja per hari (8 jam kerja) Rp. 17.000
Upah tenaga kerja per jam Rp. 2.125
Waktu pembuatan produk : 3 menit
Dari data tersebut dapat diketahui biaya produksi untuk 1 (satu) kali
produksi dengan kapasitas mesin produksi 16 unit / 3 menit dengan berat ± 0,011
kg maka dalam satu kali proses akan menghasilkan 0,176 kg biobriket sehingga
bahan baku yang diperlukan adalah sebagai berikut:
Sekam padi = 46/100 x 23 Kg = 10,58 Kg
Sampah daun = 54/100 x 23 Kg = 12,42 Kg
Biaya sekam padi = 10,58 Kg/20 Kg x Rp. 500 = Rp. 264,50
Biaya sampah daun 12,42 Kg/20 Kg x Rp. 500 = Rp. 310,50
Bahan pembantu 5,16 Kg (kanji/tapioca) dengan harga Rp. 5.000,/Kg,
sehingga total menjadi Rp. 25.800,
Total bahan baku per hari = Rp. 26.375
Total biaya produksi perhari = Rp. 17.000 + Rp. 26.375
= Rp. 43.375
Dimana harga 1 Kg sampah daun adalah Rp. 25 dan harga 1 Kg sekam
padi adalah Rp. 25. Maka untuk 1 kali produksi bisa menghasilkan 2560 unit atau
13
setara dengan 28,16 Kg bahan dengan berat 1 unit produk kering ± 0,011 kg.
/unit17Rp
unit2.560
43.375Rp.
diproduksiUnit
produksibiayaTotalUnitPerProduksiPokokHarga
1.545Rp.
17.Rpxkg110.0
kg1ProduksiPokokHarga
Dalam proses pembuatan biobriket campuran menghabiskan biaya total
untuk biaya tetap dan biaya variable yaitu sebesar Rp. 15.043.375 dengan biaya
satu kali produksi Rp. 43.375/hari ini akan menghasilkan produk 2.560 unit/hari
atau setara dengan 28,16 Kg briket dengan menggunakan 1 unit peralatan press
dengan kapasitas 16 unit per 3 menit seharga Rp. 15.000.000,00 dan daya tekan
20 ton dengan sistem kerja semi manual. Dengan harga pokok produksi Rp. 17 per
unit yaitu setara dengan pokok produksi Rp. 1.545 briket.
H. Perhitungan Break-even point
Tabel 4.3 memperlihatkan bahwa briket biomassa secara harga akan
mampu bersaing dengan briket batubara maupun minyak tanah, bau yang
dikeluarkan dari pembakaran biobriket juga tidak begitu menyengat selama
14
berlangsungnya proses pembakaran biobriket. Memang kandungan kalor dari
biomassa yang lebih rendah menyebabkan jumlah briket yang diperlukan untuk
keperluan yang sama relatif lebih banyak dibanding briket batubara dan minyak
tanah, namun dengan teknik karbonisasi nilai kalor dari briket biomassa dapat
ditingkatkan lagi.
Biaya tetap sebesar Rp. 15.000.000 biaya variable per unit Rp. 17 dan
harga jual per unit Rp. 22. Break-even point tercapai pada saat perusahaan belum
untung dan tidak rugi (laba = 0 atau impas).
1. BEP (dalam unit)
unit3.000.0001722
15.000.000
VP
FC (Q)BEP
Karena biaya tetap yang harus ditutup adalah Rp. 15.000.000 sedangkan
sumbangan dana setiap unit produk untuk menutup biaya tetap sebesar Rp. 22
maka diperlukan jumlah produk yang harus terjual sebanyak 3.000.000 unit. Maka
BEP akan tercapai dengan 3.000.000 unit / 2560 unit = 1.171 unit, dengan hari
kerja pertahun yaitu 25 x 12 = 300 hari sehingga BEP akan tercapai selama
periode produksi 1.171 unit / 300 hari / tahun = 3,9 tahun.
15
Total Cost
Revenue = P.Q
BEP66 jt
2. BEP (dalam rupiah)
66.000.000Rp.
17-22
.2215.000.000
VP
(FC).P BEP(RP)
Rp (juta)
75 jt
60 jt
45 jt
30 jt
15 jt FC
Gambar. 4.3. Grafik Break Even Point
13 6 9 12
Q (juta unit)0