Broken Heart

Embed Size (px)

Citation preview

Broken HeartKetua: Trisnawanta Asih PasamboScriber 1: Muhammad HafidzSciber 2: Sakina Usman

Step 11. Rigor mortis: kekakuan pada persedian, dimulai 2-4 jam setelah kematian, disebabkan atp habis mempengaruhi aktin dan miosin 2. Otopsi: pemeriksaan tubuh mayat luar dan dalam, dan dilakukan interpretasi atas penemuan tersebut3. Tanatologi: ilmu yang mempelajari tentang kematian dan perubahan yang terjadi setelah kematian serta faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut4. Postmortem hipostatis (livor mortis) adanya bercak merah ungu karena penumpukan eritrosit akibat pengaruh gaya gravitasi5. Manner of death: yang menjelaskan bagaimana kematian itu terjadi Alamiah: penyakit, umur diatas 100 tahun Non alamiah : pembunuhan, bunuh diri, kecelakaan6. Time of death: waktu kematian, ditentukan 2 jam setelah terhentinya respirasi, CV dan saraf Hangat lemas: < 3jam Hangat Kaku : 3- 8 jam Dingin kaku : < 36 jam Dingin lemas: >36 jam7. Forensik: dikenal sebagai legal medicine, mempelajari ilmu kedokteran utuk kepentingan hukum dan keadilan8. Cause of death: suatu perlukaan atau penyakit yang mengakibatkan gangguan fisiologis9. Cyanida: senyawa yang mengandung CN, dapat menganggu ikatan Hb-O2 , dapat oksigen bebas sehingga tampak warna darah merah segarStep 2:1. Faktor-faktor yang mempercepat rigor mortis2. Sebab kematian, cara kematian dan mekanisme kematian, waktu kematian, kasus skenario3. Penyebab protusi lidah dan keluarnya cairan berdarah-berbusa?4. Pada pemeriksaan organ dalam, organ apa yang mungkin mengandung cianida ?5. Tanda-tanda kematian6. Bagaimana mekanisme kematian karena asfiksia7. Dimana letak simpul tali?8. Bagaimana pelaksanaan otopsi9. Berapa kadar cyanida yang dapat ditolerir tubuh sampai tidak menyebabkan toksik?10. Mekanisme kematian secara umum11. Makna / interpretasi dari full rigor mortis di seluruh sendi dan kekakuan yang menyerupai kaku mayat12. Perubahan post mortemStep 3 dan 41. Faktor yang mempercepat rigor mortis: Energi (ATP)Semakin cepat atp pada otot menghilang, semakin cepat rigor (2 3 jam setelah kematian) Suhu dingin Suhu panas Umur dan status gizi 2. Cara kematian: pembunuhan (dibunuh) Sebab kematian: bekapan cyanida Mekanisme kematian : asfiksia, keracunan

Adanya rigor mortis maksimal pada seluruh persendiaan menunjukkan tanda kematian sekunder telah terjadi pada jenazah. Rigor mortis ditandai dengan adanya kekakuan pada otot yang disebabkan karena energi (atp) telah tidak mencukupi untuk digunakan sel sehingga proses kontraktilias otot yang dipengaruhi protein aktin dan myosin tidak dapat bekerja sehingga timbul kekakuan. Kekakuan muncul 2-4 jam setelah kematian, sedangkan kekakuan maksimal terjadi setelah > 12 jam. Remodifikasi posisi.Kemungkinan terjadi remodifikasi posisi, jadi analisanya korban dibekap pertama kali dengan menggunakan zat toksik yaitu cyanida (yang ditemukan dalam darah pasien 15 mg/dL) dengan inhalasi (waktu kematian lebih cepat daripada dalam bentuk oral). Kemudian setelah pasien meninggal, pasien digantung di pohon mangga untuk meninggalkan jejak bahwa pasien dibunuh (tetapi bunuh diri) Up to dorsal: ligament mark strangulasi (jeratan) rigor mortis. Adanya ligament mark pada leher di bagian dorsal menunjukkan upaya pembunuhan berupa jeratan (strangulasi). Analisanya, korban pertama kali dibekap dengan cyanida, kemudian dijerat dari arah belakang dengan tali sehingga menimbulkan ligament mark up to dorsal Adanya protrusi lidah dan cairan berbusa. menu Cyanida: bersifat korosif Padat (ingesti): efek mati dari menit-jam Inhaler, intravena : efek mati dalam detik Ditemukan 10 mmol/L dalam darah = keracunan Jika korban diasumsikan bunuh diri dengan hanging (gantung diri) maka gambaran spesifik yang ditemukan Pengeluaran feses, sianosis /asfiksia full Liat kedalaman simpul Jika korban dibunuh:Defensive injury, tetapi korban di bekap dengan cyanida, sehingga tidak ada mekanisme perlawanan dari korban karena sifat cyanida yang sangat toksik dan cepat membuat kematianLivor mortis dapat menunjukkan Time of death: 10 jam saat ditemukan di pohon mangga berarti perkiraan jam 9 malam adalah waktu pasien meninggal. Karena livor mortis sudah tidak dapat berubah dalam >10 jam, dimana ditemukan lebam jenazah di bagian punggung pasien berwarna merah keunguan (khas cyanida). 3. Belum terjawab4. tanda keracunan syanida: sianosis pada bibir merah terang darah mukosa lambung merah kecoklatan, tetapi tidak spesifik, jadi diperlukan pemeriksaan darah dada ditekan bau oksigen pemeriksaan organ: paru, terdapat gelembung dari pembuluh darah5. Tanda-tanda kematiana. Primer: Harus ditunggu 2 jam Pernafasan berhenti, dinilai selama 10 menit (Inspeksi,Palpasi,Auskultasi) Terhentinya sirkulasi, dinilai selama 15 menit dengan palpasi A.karotis tidak teraba Tonus otot hilang dan relaksasi Refleks pupil (-)b. Sekunder: setelah kematian primer Livor mortis (lebam mayat)Merupakan bercak merah ungu pada bagian bawah tubuh karena penumpukan eritrosit pada lokasi terendah akibat pengaruh gravitasi. Mulai tampak 30 menit-2 jam setelah mati, makin lama makin luas dan lengkap, akhirnya menetap pada 8-12 jam. Selain sebagai tanda pasti kematian, perubahan lebam maat dapat digunakan untuk memperkirakan sebab kematian, saat kematian dan mengetahui perubahan posisi mayat. Lebam mayat harus dibedakan dengan memar. Rigor mortis , 2-4 jam saat kematianTerjadi jika cadangan energi dalam otot habis maka energi tidak dapat terbentuk dan aktin miosin menggumpal sehingga otot menjadi kaku. Pemeriksaan ini dilakukan pada persendian, mulai tampak 2 jam setelah mati klinis, menjadi lengkap setelah 12 jam Algor mortis (penurunan suhu)Terjadi karena pemindahan panas dari tubuh yang panas ke lingkungan yang lebih dingin. Dekomposisi (pembusukan) Merupakan proses degradasi jaringan akibat autolisis dan kerja bakteri. Pembusukan dimulai 24 jam pascamati, berupa warna kehijauan pada perut kanan bawah dan secara bertahap menyebar ke seluruh perut dan dada menyertai terciumnya bau busuk. Kira-kira 36-48 jam pascamati akan dijumpai larva lalat. AdeposeraPerubahan postmortem berupa terbentuknya bahan yang berwarna keputihan, lunak, atau berminyak, dalam jaringan lunak tubuh pascamati. Adiposera menghambat pembusukan. MumifikasiProses penguapan cairan atau dehidrasi cairan jaringan yang cukup cepat sehingga terjadi pengeringan jaringan yang selanjutnya dapat menghentikan pembusukan. Jaringan berubah menjadi keras-kering, keriput, gelap dan tidak membusuk. Terjadi pada waktu yang lama (12-14 minggu)6. Asfiksia: kondisi dimana sel atau organ tidak menerima oksigen secara adekuata. natural b. traumac. toksik

fase Asfiksia: dispneu konvulsi apnu akhir kematian asfiksial: sufokasi sufokasi enviromental smothering (cekik) cocking (tersumbat oleh benda asing) hanging (gantung) pembengkapan strangulasi (jeratan)ligature strangulasi (menggunakan talimanual strangulasi kimia

7. belum terjawab8. Protap Harus melihat jenis otopsi yang diijinkan oleh keluarga Harus di tandatangani oleh penyidik Memastikan jenazah (memanggil salah satu pihak keluarga) Harus ada identifikasi pihak kepolisian di kaki jenazah Mengumpulkan data kematian selengkap mungkin Memeriksa Skema petugas otopsi Obduktor (dokter) Asisten operator Laboran Scriber Fotografer Sanksi (koas, penyidik, keluarga)10. Belum terjawab11. Interpretasi:Kaku mayat diperiksa melalui persendian 2 jam setelah kematian klinis, mulai dari otot luar. Perjalanannya cranio-caudal. Jika setelah 12 jam terjadi rigor maksimal, setelah 12 jam lemas Kekakuan yang menyerupai rigor mortis: Cadaver spasme:Kekakuan yang disebabkan oleh habisnya atp seprti pada orang yang emosional sesaat sebelum meninggal Heat stiffening: Kekakuan otot yang disebabkan oleh koagulasi/denaturasi protein otot. Biasanya pada korban kebakaran / dibakar Posisi fleksi (puligistik) Pemeriksaan gaster: adanya peteki Cold stiffening: Kekakuan otot akibat suhu lingkungan dingin, sehingga terjadi pembekuan cairan tubuh, termasuk cairan sendi.

LO:1.Mati biologis dan mati anatomis3. Penyebab lidah protrusi dan keluarnya cairan darah berbusa7. dimana letak simpul tali9. kadar cianida yang dapat ditolerir oleh tubuh?10. Bagaimana mekanisme kematian secara umumLO:1. Mati biologis dan mati anatomisJawab :Pada saat seseorang dikatakan mati somatis, baik organ-organ maupun jaringan tubuh tertentu masih dapat tetap berfungsi secara tersendiri untuk beberapa saat; adanya kenyataan demikianlah yang memungkinkan dilakukannya transplantasi. Pada suatu saat, yang tergantung dari daya tahan masing-masing organ dan jaringan, maka baik organ dan jaringan akan kehilangan fungsinya, dan keadaan ini diknal sebagai keatian seluler atau kematian molekuler.

2. Penyebab lidah protrusi dan keluarnya cairan darah berbusaJawab :Korban penggantungan sering mengalami lidah yang keluar menjulur. Segmen lidah yang menjulur biasanya berwarna merah, merah-kehitaman atau hitam. Lidah yang menjulur dikarenakan jerat yang mendorong laring ke atas sementara tubuh turun ke bawah yang dipengaruhi gravitasi. Pergerakan naik relatif laring ini memaksa lidah, yang terhubung diakhir, keluar dari mulut. perubahan warna dari segmen lidah yang menonjol adalah karena pengeringan atmosfer terhadap permukaan lidah yang biasanya lembab (DiMaio, 2001)

3. Dimana letak simpul taliJawab :

4. Kadar sianida yang dapat ditolerir oleh tubuh?Jawab : Laboratorium forensik dapat menguji adanya sianida dalam darah (whole blood), dan konsentrasi berhubungan erat dengan beratnya keracunan. Kadar normal adalah kurang dari 40 ng/mL. Kadar yang lebih besar dari 1000 ng/mL terkait dengan pingsan. Jumlah di atas 2.500 ng/mL biasanya fatal (James, 2014)Inhalasi asap/gas, ingesti bunuh diri, dan paparan industri adalah sumber paling sering untuk keracunan sianida (Leybell, 2013).a. Inhalasi asapStudi di Perancis, Swedia, dan Skotlandia, serta di Amerika Serikat, telah mendokumentasikan bahwa menghirup asap sebagai sumber penting dari keracunan sianida. Individu yang menghirup asap dari kebakaran ruang tertutup yang memiliki jelaga di mulut atau hidung, perubahan status mental, atau hipotensi mungkin mengalami keracunan sianida signifikan (konsentrasi sianida darah > 40 mmol/L atau sekitar 1 mg/L) (Leybell, 2013).Terdapat banyak bentuk sianida, termasuk gas hidrogen sianida (HCN), kalium dan garam sodium sianida yang larut dalam air, dan merkuri yang sukar-larut dalam air, tembaga, emas, dan garam sianida perak. Selain itu, sejumlah senyawa yang mengandung sianida, yang dikenal sebagai sianogen, dapat melepaskan sianida selama metabolisme. Sianogen klorida dan Bromida sianogen (gas dengan efek iritan paru kuat), nitril (R-CN), dan natrium nitroprusid, yang dapat menghasilkan keracunan sianida iatrogenik selama terapi intravena berkepanjangan atau dosis tinggi (> 10 mcg / kg / menit) (Leybell, 2013)..Banyak senyawa yang mengandung nitrogen dan karbon dapat menghasilkan gas hidrogen sianida (HCN) ketika dibakar. Beberapa senyawa alami (misalnya, wol, sutra) menghasilkan HCN sebagai produk pembakaran (Leybell, 2013).Plastik rumah tangga (misalnya, melamin pada piring, akrilonitril pada cangkir plastik), busa poliuretan di bantal furniture, dan banyak senyawa sintetis lainnya dapat menghasilkan konsentrasi mematikan sianida ketika dibakar dalam kondisi yang sesuai dengan konsentrasi oksigen dan suhu (Leybell, 2013).

b. Keracunan disengaja

Menelan sianida adalah cara yang tidak biasa, tapi berefek untuk bunuh diri, sering melibatkan garam sianida yang ditemukan di rumah sakit dan laboratorium penelitian. Tidak mengherankan, individu dalam pekerjaan tertentu, seperti pekerja kesehatan dan laboratorium, beresiko untuk bunuh diri menelan sianida (Leybell, 2013).

c. Paparan industriSianida mempunyai peran yang sangat penting dalam industri logam. Selain itu, industri menggunakan sianida dalam pembuatan plastik, sebagai perantara reaktif dalam sintesis kimia , dan sebagai pelarut (dalam bentuk nitril) (Leybell, 2013).Paparan garam dan sianogen kadang-kadang menyebabkan keracunan; Namun, risiko yang signifikan untuk beberapa korban terjadi ketika produk ini kontak dengan asam mineral karena gas HCN diproduksi. Kontak air dengan garam terlarut (misalnya, kalium, sodium sianida) juga dapat melepaskan HCN (Leybell, 2013).

d. Paparan iatrogenikSodium nitroprussid, bila digunakan dalam dosis tinggi atau setelah periode beberapa hari, dapat menghasilkan konsentrasi toksik sianida dalam darah. Pasien dengan gagal ginjal kronis, pasien anak-anak, dan orang-orang dengan cadangan tiosulfat rendah (misalnya, kekurangan gizi, pascaoperasi) berada pada peningkatan risiko untuk mengembangkan gejala, bahkan dengan dosis terapi. Masalah dapat dihindari dengan penggunaan bersama dari hydroxocobalamin atau natrium tiosulfat (Leybell, 2013).

e. Ingesti ssuplemen yang mengandung sianidaMenelan suplemen yang mengandung sianida sangat jarang. Amygdalin (laetrile sintetis, juga dipasarkan sebagai vitamin B-17) mengandung sianida dan dapat ditemukan di pit di banyak buah-buahan, seperti aprikot dan pepaya; dalam kacang-kacangan mentah; dan pada tanaman lain (biji lima, semanggi, dan sorgum) (Leybell, 2013).

5. Bagaimana mekanisme kematian secara umumJawab :

DAFTAR PUSTAKA

DiMaio, Vincent J.M (2001). Forensic Pathology; Practical Aspect of Criminal and Forensic Investigation Series, edisi 2. CRC Press, LLC Inc. United States.Leybell Inna, 2013. Cyanide Toxicity. http://emedicine.medscape.com/article/814287-overview#showallJames,Stuart H., Nordby,Jon J., Bell, Suzane (2014). Forensic Science; An Introduction to Scientific an Investigative Techniques, edisi 4. CRC Press, LLC Inc. United States.