22
1 BAB I STATUS PASIEN I. Identitas 1. Nama : Ny. M/Perempuan/40 tahun 2. Pendidikan : SMP 3. Pekerjaan : - 4. Alamat : RT 5 Pematang Sulur 5. Tanggal periksa : 18 Mei 2015 II. Latar Belakang Sosio-Ekonomi-Demografi dan Lingkungan Keluarga : a. Status perkawinan : Sudah menikah b. Jumlah anak : 3 c. Status ekonomi keluarga : Cukup d. Kondisi rumah : Rumah berdinding semen dan beratap genteng dengan ukuran rumah 10 x 7 meter. Samping kanan ada rumah tetangga, mempunyai halaman rumah. Pencahayaan cukup, pertukaran udara cukup. Memiliki ruang tamu, 2 ruang kamar tidur, 1 ruang keluarga sekaligus ruang makan dengan 6 jendela dan 1 ruang dapur dan ada kamar mandi. Sumber air dari air sumur. Kamar mandi menggunakan wc jongkok. e. Kondisi Lingkungan Keluarga :

bronkitis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bronkitis

Citation preview

Page 1: bronkitis

1

BAB I

STATUS PASIEN

I. Identitas

1. Nama : Ny. M/Perempuan/40 tahun

2. Pendidikan : SMP

3. Pekerjaan : -

4. Alamat : RT 5 Pematang Sulur

5. Tanggal periksa : 18 Mei 2015

II. Latar Belakang Sosio-Ekonomi-Demografi dan Lingkungan

Keluarga :

a. Status perkawinan : Sudah menikah

b. Jumlah anak : 3

c. Status ekonomi keluarga : Cukup

d. Kondisi rumah : Rumah berdinding semen dan

beratap genteng dengan ukuran rumah 10 x 7 meter. Samping

kanan ada rumah tetangga, mempunyai halaman rumah.

Pencahayaan cukup, pertukaran udara cukup. Memiliki ruang

tamu, 2 ruang kamar tidur, 1 ruang keluarga sekaligus ruang

makan dengan 6 jendela dan 1 ruang dapur dan ada kamar

mandi. Sumber air dari air sumur. Kamar mandi menggunakan

wc jongkok.

e. Kondisi Lingkungan Keluarga :

Pasien tinggal bersama anaknya. anak pasien merupakan

pelajar dan sedangkan pasien bekerja wiraswasta.

III. Aspek psikologis di keluarga :

Secara psikologis pasien tidak bermasalah. Pasien dikenal sebagai ibu

yang baik bagi keluarganya.

Page 2: bronkitis

2

IV. Anamnesa :

a. Keluhan utama :

Batuk sejak 3 hari yang lalu

b. Keluhan tambahan :(-)

c. Riwayat perjalanan penyakit

pasien mengeluhkan batuk sejak tiga hari terakhir dan

semakin memberat sejak satu hari sebelum pemeriksaan. Pasien

mengatakan bahwa pasien batuk tetapi hilang timbul, terdapat

dahak berwarna putih bening dan kental, pasien juga

mengeluhkan nyeri pada perut saat batuk. Pasien mengatakan

sudah sering batuk sejak sekitar 2 minggu terakhir, dan kambuh –

kambuhan. Pasien mengatakan batuk terutama saat cuaca dingin.

V. Riwayat penyakit dahulu/penyakit keluarga :

Riwayat mengalami keluhan yang sama Disangkal.

Riwayat TBC / pengobatan OAT : Disangkal

Riwayat batuk lama : Disangkal

Riwayat batuk darah : Disangkal

Riwayat hipertensi : Disangkal

Riwayat DM : Disangkal

Riwayat asma : Disangkal

Riwayat sakit maag : Disangkal

.

VI. Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum :

Keadaan umum : Tampak sakit ringan

Kesadaran : Compos mentis

TD : 120/80 mmhg

Nadi : 80 x/menit

RR : 22 x/menit

Suhu : 36 ⁰C

Page 3: bronkitis

3

Kepala

Bentuk : Normocephal

Mata : Conjunctiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-), pupil

isokhor, refleks cahaya (+/+)

THT :

Hidung: Dalam batas normal

Telinga: Dalam batas normal

Tenggorokan: Tonsil: T1-T1, faring tidak hiperemis

Leher : Pembesaran KGB (-)

Thorak :

Paru :

Inspeksi : Simetris kiri dan kanan

Palpasi : Fremitus kiri dan kanan normal

Perkusi : Sonor

Auskultasi : Suara nafas vesikuler, Rhonki +/+,

wheezing -/-

Jantung :

Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat

Palpasi : Iktus kordis teraba 1 jari medial di

midklavikula sinistra ICS V

Perkusi : Batas jantung dalam batas normal

Auskultasi :BJ I-II regular, gallop (-), murmur

(-)

Abdomen:

Page 4: bronkitis

4

Inspeksi : Perut tidak tampak membuncit

Auskultasi : BU (+) normal

Perkusi : Timpani

Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (+), hepar

dan lien tidak teraba.

Ektremitas: o Superior: Edema (-/-), akral hangat, nyeri tekan (-/-)tanda

peradangan (-/-),

o Inferior: Edema (-/-), nyeri tekan (-/-), kemerahan (-/-).

VII. Pemeriksaan anjuran

Pemeriksaan Sputum

Darah Lengkap

Rontgen

VIII. Diagnosa

Bronkitis Kronis

IX. Diagnosa Banding

1. TB paru

2. Asma

X. Manajemen

- Promotif :

Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit yang diderita

adalah penyakit bronkitis.

Menjelaskan kepada pasien tentang pencegahan dan cara

menghindar dari faktor pencetusnya terutama menghindari

asap rokok menggunakan masker atau penutup hidung

- Preventif

Page 5: bronkitis

5

Menghindari aktivitas yang berlebihan seperti mencuci

yang terlalu banyak dan tidak ada istirahatnya

Mengkonsumsi makanan bergizi

- Kuratif

Non Farmakologi

1. Istirahat di rumah

2. Menggunakan masker

F armakologi

OBH syirup 3x1

Amosisilin 3 x 500 mg

Paracetamol 3 x 500 mg

- Dissability

(-)

- Rehabilitatif

Menjelaskan kepada pasien untuk tidak bekerja terlalu

berat

Menjelaskan kepada pasien cara pencegahan kekambuhan

XI. Resep

Page 6: bronkitis

6

Dinas Kesehatan Kota Jambi

Puskesmas Simpang IV Sipin

Dokter : Ahmad Habibi SIP : No.188/SIK/2015 STR: No. 365/STR/2015

Tanggal : 15 Mei 2015

R/ Amoksisilin 500 mg tab No X

∫ 3 dd tab I

R/ Paracetamol 500 mg tab No X

∫ 3 dd tab I

R/ OBH syr NO 1 ∫ 3 dd I C

Pro : Ny. M / 40 tahun Resep tidak boleh ditukar tanpa Alamat : RT 5 Pematang sulur sepengetahuan dokter

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Page 7: bronkitis

7

2.1 DEFINISI

Bronkhitis kronis adalah suatu bentuk penyakit obstruksi paru kronik,

pada keadaan ini terjadi iritasi bronkhial dengan sekresi yang bertambah dan

batuk produktif selama sedikitnya tiga bulan atau bahkan dua tahun berturut-

turut, biasanya keadaan ini disertai emfisema paru

2.2 INSIDENSI

Bronkitis kronis dapat dialami oleh semua ras tanpa ada perbedaan.

Frekuensi angka kejadian lebih sering pada pria disbanding wanita, usia

penderita bronchitis krinis lebih sering dijumpai di atas 50 tahun.

2.3 ETIOLOGI

Faktor penyebab tersering pada bronchitis kronis adalah asap rokok, debu

dan asap industri, polusi udara (Fayyaz, 2009)

2.4 GAMBARAN KLINIS

Batuk dengan dahak atau batuk produktif dalam jumlah banyak.

Dahak makin banyak dan berwarna kuning (purulen), pada serangan

akut kadang dapat dijumpai batuk darah

Sesak nafas. Sesak bersifat progresif, maikin memberat saat

beraktifitas

Pada pemeriksaan auskultasi kadang dapat didapatkan whizzing juga

ronkhi

2.5 KLASIFIKASI

Secara klinis, bronchitis kronis terbagi menjadi 3 jenis, yakni :

Bronchitis kronis ringan, ditandai dengan batuk berdahak dan

keluhan lain yang ringan

Bronchitis kronis mukopurulen, diandai dengan batuk berdahak

kental,purulen (berwarna kekuningan)

Bronchitis kronik dengan penyempitan saluran nafas, ditandai dengan

batuk berdahak yang disertai dengan sesak nafas berat dan suara

mengi

Page 8: bronkitis

8

2.6 PATOFISIOLOGI

Penemuan patologis dari bronkhitis adalah hipertropi dari kelanjar

mukosa bronkhus dan peningkatan sejumlah sel goblet disertai dengan

infiltrasi sel radang dan ini mengakibatkan gejala khas yaitu batuk produktif.

Batuk kronik yang disertai peningkatan sekresi bronkhus tampaknya

mempengaruhi bronkhiolus yang kecil-kecil sedemikian rupa sampai

bronkhiolus tersebut rusak dan dindingnya melebar. Faktor etiologi utama

adalah merokok dan polusi udara lain yang biasa terdapat pada daerah

industri. Polusi tersebut dapat memperlambat aktivitas silia dan pagositosis,

sehingga timbunan mukus meningkat sedangkan mekanisme pertahanannya

sendiri melemah.

Mukus yang berlebihan terjadi akibat displasia sel-sel penghasil mukus

di bronkhus. Selain itu, silia yang melapisi bronkhus mengalami kelumpuhan

atau disfungsional serta metaplasia. Perubahan-perubahan pada sel penghasil

mukus dan sel-sel silia ini mengganggu sistem eskalator mukosiliaris dan

menyebabkan penumpukan mukus dalam jumlah besar yang sulit

dikeluarkan dari saluran nafas.

Page 9: bronkitis

9

2.7 PENDEKATAN DIAGNOSIS

1. Anamnesis

Adanya batuk berdahak ataupun tidak, biasanya di sertai sesak nafas

yang memberat saat melakukan aktifitas.

2. Pemeriksaan fisik

Pada pemeriksaan fisik biasanya ditemukan keadaan normal dan kadang-

kadang terdengar suara wheezing di beberapa tempat. Rhonki dapat

terdengar jika produksi sputum meningkat

3. Pemeriksaan Penunjang

a. Foto thorax

Foto thorax biasanya menunjukkan gambaran normal atau

tampak corakan bronkial meningkat dan terdapat gambaran air

bonkogram. Diagnosis ditegakkan dengan foto thorax dengan

gambaran fotonya tidak dijumpai infiltrat.

Page 10: bronkitis

10

b. Uji faal paru

Pada beberapa penderita menunjukkan adanya penurunan uji

fungsi paru.

c. Laboratorium

Pada bronkhitis didapatkan jumlah leukosit meningkat.

2.8 DIFERENSIAL DIAGNOSIS

1. Empisema

2. Bronkiektasis

3. Asma

2.9 TERAPI

Tujuan pengobatan bronkhitis adalah untuk mengurangi gejala batuk,

melegakan pernafasan serta menyembuhkan bronkhitis. Terapi bronkhitis

meliputi :

1. Istirahat yang cukup

Page 11: bronkitis

11

2. Minum cairan yang banyak

3. Menghindari udara dingin & AC

4. Penekan batuk, pengencer dahak dan antibiotik

Rehabilitasi paru adalah program latihan pernafasan.

Jenis obat yang dipakai untuk bronkhitis :

1. Antibiotik

Bronkhitis biasanya terjadi akibat infeksi virus, sehingga antibiotik

tidak efektif

2. Obat batuk

Jika batuk kering, maka diberikan obat penekan batuk

(antitusif)

Jika batuk berdahak, maka diberikan obat pengencer dahak

(mukolitik)

3. Obat lain

Pada pasien yang memiliki riwayat asma atau penyekit paru obstruktif

kronik, maka direkomendasikan inhaler dan obat-obatan lain untuk

mengurangi peradangan dan membuka bagian dalam paru-paru yang

menyempit.

Page 12: bronkitis

12

BAB III

ANALISIS KASUS

ANALISIS PASIEN SECARA HOLISTIK

a. Hubungan anamnesis, diagnosis dengan keadaan rumah :

1. pasien mengeluhkan batuk sejak tiga hari terakhir dan semakin memberat

sejak satu hari sebelum pemeriksaan. Pasien mengatakan bahwa pasien

batuk tetapi hilang timbul, terdapat dahak berwarna putih bening dan

kental, pasien juga mengeluhkan nyeri pada perut saat batuk. Pasien

mengatakan sudah sering batuk sejak sekitar dua minggu yang lalu, dan

kambuh – kambuhan. Pasien mengatakan batuk terutama saat cuaca

dingin.

. Pada pemeriksaan fisik didapat pada Paru didapatkan: Ronkhi (+/+) pada

Paru.

Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik, akhirnya didapatkan diagnosa

penyakit yang diderita pasien yaitu bronkitis kronis. Diagnosa ditegakkan

berdasarkan dari gejala-gejala yang dikeluhkan pasien yaitu batuk

berdahak sejak 3 hari yang lalu dan kambuh kambuhan. Dimana gejala ini

sesuai dengan teori menunjukkan gejala Bronkitis

2. Pasien tinggal bersama anaknya. anak pasien merupakan pelajar dan

sedangkan pasien wiraswasta. Rumah pasien berdinding semen dan

beratap genteng dengan ukuran rumah 10 x 7 meter. Samping kanan ada

rumah tetangga, mempunyai halaman rumah. Pencahayaan cukup,

Page 13: bronkitis

13

pertukaran udara cukup. Memiliki ruang tamu, 2 ruang kamar tidur, 1

ruang keluarga sekaligus ruang makan dengan 6 jendela dan 1 ruang

dapur dan ada kamar mandi. Sumber air dari air sumur. Kamar mandi

menggunakan wc jongkok.

Disini Tidak ada hubungan penyakit pasien dengan keadaan rumah

pasien.

b. Hubungan diagnosis dengan aspek psikologis di keluarga

Secara psikologis pasien tidak punya masalah dalam keluarga. Pasien

dikenal sebagai seorang ibu yang baik bagi keluarganya. Didalam

hubungan diagnosis dan aspek psikologis dikeluarga tidak ada

hubungannya dengan penyakit pasien.

c. Hubungan kausal antara beberapa masalah dengan diagnosis

Kausal penyebab dari masalah timbulnya suatu penyakit bronkitis

kronis adalah akibat dari terpapar dengan asap rokot dan debu sehingga

ini merupakan faktor pencetus timbulnya penyakit tersebut pada pasien .

d. Analisis kemungkinan berbagai faktor risiko atau etiologi penyakit :

Adapun faktor pencetus atau etiologi yang menimbulkan Bronkitis

kronis adalah terpapar dengan asap rokot dan debu.

e. Analisis untuk menghindari faktor pencetus atau memperberat

penyakit :

Untuk menghindari faktor pencetus terjadinya bronkitis Kronis yaitu

menghindari terpaparnya dari asap rokok dan debu . Menjaga daya tahan

tubuh dengan minum vitamin sehingga menambah stamina .

RENCANA PROMOSI DAN PENDIDIKAN KESEHATAN KEPADA

PASIEN DAN KEPADA KELUARGA

Page 14: bronkitis

14

Menjelaskan kepada pasien tentang penyakitnya, menjelaskan tentang

pencegahan dan cara menghindar dari faktor pencetusnya.

Menjelaskan kepada pasien untuk tidak terlalu beraktifitas yang berlebihan.

RENCANA EDUKASI PENYAKIT KEPADA PASIEN DAN KEPADA

KELUARGA

Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit Bronkitis merupakan

penyakit obstruksi paru kronik, pada keadaan ini terjadi iritasi bronkhial dengan

sekresi yang bertambah dan batuk produktif selama sedikitnya tiga bulan atau

bahkan dua tahun berturut-turut.

Memberi edukasi kepada pasien untuk menjauhi atau menghindari faktor

pencetus timbulnya bronkitis tersebut. Menekankan kepada pasien untuk menjaga

kesehatan dengan meningkatkan daya tahan tubuh, seperti minum vitamin.

ANJURAN-ANJURAN PROMOSI KESEHATAN PENTING YANG

DAPAT MEMBERI SEMANGAT/MEMPERCEPAT PENYEMBUHAN

PADA PASIEN

pasien diberi nasehat bahwa Bronkitis Kronis ini dapat berkelanjutan apabila

tidak menghindari faktor-faktor pencetus bahkan dapat menjadi berat. Oleh

karena itu pasien dianjurkan :

Istirahat yang cukup selama pengobatan

Rutin minum obat

Mengurangi aktivitas yang terlalu berat, mencuci jangan terlalu banyak

dan jangan mencuci pada malam hari

Kontrol jika penyakit tidak kunjung sembuh

Page 15: bronkitis

15

DAFTAR PUSTAKA

1. Djojodibroto R, 2009. Respirologi (Respiratory Medicine). Jakarta: EGC.

p. 121

2. Price S & Wilson, 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses

Penyakit Edisi 6 Volume 2. Jakarta : EGC. p. 178

3. Rasad S, 2005. Radiologi Diagnostik Edisi Kedua. Jakarta:Badan Penerbit

FKUI. p. 100

4. Syarif dkk, 2009. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta: Departemen

Farmakologi dan Terapeutik FKUI.

5. Wenzel & Fowler, 2006. Acute Bronchitis. The New England Journal of

Medicine 2006; 355:2125-2130.

6. Worral G, 2008. Acute Bronchitis. Pubmed journal Can Fam

Physician. 2008 February; 54(2): 238–239.

Page 16: bronkitis

16

LAMPIRAN

Page 17: bronkitis

17

kamar mandi pasien Kamar Pasien