Upload
nursrimaryani6253
View
466
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
Penilaian Dampak Yang Tidak Dapat Dikuantifikasi
Keadilan diantara pemangku kepentingan
Kepedulian atas perlakuan yang adil telah menjadi perhatian masyarakat baru-baru ini
mengenai isu-isu seperti diskriminasi terhadap perempuan dan hal lainnya yang menyangkut
perekrutan, promosi dan pembayaran. Akibatnya, kepeutusan akan dianggap tidak etis kecuali
jika dipandang wajar oleh semua pemanku kepentingan. Keadilan bukan merupakan konsep
mutlak. Hal ini dibuktikan dengan distribusi yang relatif atas manfaat dan beban yang dihasilkan
dari sebuah keputusan. Sebagai contoh keputusan untuk meningkatkan pajak peajak dapat
memberatkan bagi golongan yang berpendapatan tinggi tetapi dianggap relatif adil dalam hal
kapasitas mereka untuk membayar pajak tersebut. Oleh karena itu kewajaran dan perspektif
diperlukan untuk menilai kesetaraan secara akurat.
Hak Pemangku Kepentingan
Sebuah keputusan hanya akan dianggap etis jika dampaknya tidak mengganggu hak para
pemangku kepentingan dan hak si pembuat keputusan. Hak pemangku kepentingan antara lain:
kehidupan, kesehatan dan keselamatan, perlakuan adil, penggunaan hati nurani, harga diri dan
privat serta kebebasan bicara. Beberapa hak ini telah dilindungi undang-undang dan peraturan
hukum, sedangkan yang lain ditegakkan melalui hukum umum atau melalui sanksi publik bagi
yang melanggar.
Analisis Dampak Pemangku Kepentingan: Pendekatan Tradisional Pengambilan Keputusan
Pendekatan 5 Pertanyaan Tradisional
No Apakah Keputusan Itu? Interes Pemangku Kepentingan yang diperiksa
1. menguntungkan? Pemegang saham-biasanya jangka pendek
2. sah dimata hukum? Masyarakat luas-hak yang dapat ditegakkan oleh hukum
3. adil? Keadilan bagi semua
4. benar? Hak-hak lain bagi semua
5. mendukung pembangunan
berkelanjutan lebih lanjut?
Hak khusus
Jika respon negatif muncul dari satu atau lebih pertanyaan yang diajukan, maka
pengambil keputusan dapat mencoba untuk merevisi tindakan yang diusulkan untuk menghapus
atau mengurangi jawaban negatif itu.
Pendekatan Standar Moral Tradisional
Standar Moral Pertanyaan dari Keputusan yang diusulkanUtilitarian:Memaksimalkan keuntungan bersih bagi masyarakat
Apakah tindakan tersebut memaksimalkan manfaat sosial dan meminimalkan luka sosial?
Hak-hak Individu:Dihormati dan dilindungi
Apakah tindakan tersebut konsisten dengan hak setiap orang?
Keadilan:Distribusi manfaat dan beban yang adil
Apakah tindakan tersebut membawa kita pada sebuah distribusi yang adil dari manfaat dan beban?
Dari tabel di atas terlihat bahwa kepuasan prinsip utilitarian dinilai melalui pertanyaan
yang berfokus pada analisis biaya manfaat atau analisis risiko-manfaat, bukan hanya dilihat dari
keuntungan. Selain itu, pemeriksaan tentang bagaimana keputusan yang diusulkan dapat
menghormati hak-hak individu terlihat dari dampaknya terhadap keputusan mengenai hak-hak
setiap pemangku kepentingan. Pendekatan standar moral tradisional tidak secara khusus
memberikan kajian yang mendalam tentang motivasi bagi keputusan yang terlibat, kebijakan
atau karakter yang diharapkan.
Pendekatan Pastin Tradisional
Aspek Kunci Tujuan Pemeriksaan Untuk:Etika aturan dasar Menjelaskan sebuah organisasi atau aturan dan nilai-nilai individuEtika titik akhir Menentukan manfaat bersih yang paling baik untuk semua pihakEtika peraturan Menetukan batasan-batasan yang harus dipertimbangkan seseorang
atau organisasi sesuai dengan prinsip-prinsip etisEtika kontrak sosial Menentukan cara bagaimana memindahkan batasan-batasan demi
menghapuskan kekhawatiran atau konflikEmpat aspek kunci etika menurut Pastin yaitu:
- Etika aturan dasar yang digunakan untuk menangkap gagasan bahwa individu dan organisasi
memiliki aturan-aturan dasar atau nilai-nilai fundamental yang mengatur perilaku mereka atau
perilaku yang diharapkan. Jika keputusan dianggap menyinggung nilai-nilai ini, kemungkinan
akan terjadi kekecewaan atau balas dendam. Namun, hal ini dapat menyebabkan
pemberhentian atau pemutusan kerja seorang pegawai yang bertindak tanpa memahami dengan
baik aturan dasar etika organisasi. Pastin mengusulkan agar dilakukan pemeriksaan terhadap
keputusan atau tindakan masa lalu. Pendekatan ini disebut rekayasa balik sebuah keputusan
untuk melihat bagaimana dan mengapa keputusan tersebut dibuat.
- Etika titik akhir menampilkan konsep utilitarianisme dan menggambarkan kesulitan fokus
analisis jangka pendek.
- Aturan etika digunakan untuk menunujukkan nilai aturan yang muncul akibat penggunaan
prinsip-prinsip etis yang valid terhadap dilema etika. Dalam hal ini prinsip-prinsip etika yang
valid melibatkan penghormatan dan perlindungan hak-hak iindividu dan prinsip-prinsip seperti
“Perlakukanlah orang lain sebagaimana anda ingin diperlakukan”.
- Etika kontrak sosial yang disatukan dengan konsep kejujuran. Pastin menunjukkan bahwa
perumusan keputusan yang diusulkan kedalam kontrak imajiner akan sangat membantu karena
memungkinkan para pengambil keputusan untuk bertukar tempat dengan pemangku
kepentingan yang akan terkena dampak. Dengan tindakan ini dapat dilihat apakah dampaknya
cukup wajar untuk dimasukkan kedalam kontrak.
Memperluas dan Memadukan Pendekatan Tradisional
Hal ini dilakukan karena masalah etika yang muncul mungkin tidak sesuai dengan salah
satu pendekatan. Oleh karena itu, dapat dikombinasikan satu pendekatan dengan yang lainnya.
Memodifikasi Pendekatan Tradisional, Analisis Dampak Pemangku Kepentingan
Mengapa mempertimbangkan Harapan Motivasi dan Perilaku?
Suatu analisis etika yang komperehensif harus melebihi pendekatan tradisional
Tucker, Velasques dan Pastin untuk menggabungkan penilaian tentang motivasi, kebajikan dan
karakter yang terlibat dalam perbandingan dengan apa yang diharapkan oleh para pemangku
kepentingan. Motivasi yang didasarkan pada kepentingan pribadi dapat menghasilkan keputusan
yang tidak etis ketika pedoman diri atau pengawasan eksternal tidak memadai. Pengawas
eksternal tidak mungkin menangkap semua keputusan perusahaan sebelum pelaksanaan
keputusan tersebut. Oleh karena itu penting bagi karyawan untuk memahami motivasi
pembuatan keputusan dari perspektif pemangku kepentingan. Akibatnya, para pembuat
keputusan harus mempertimbangkan motivasi dan perilaku yang diharapkan oleh para pemangku
kepentingan.
Penilaian Etis Motivasi dan Perilaku
Proses penilaian dampak pemangku kepentingan menawarkan kesempatan untuk menilai
motivasi yang mendasari keputusan atau tindakan yang diusulkan. Apakah motivasi pengambil
keputusan cenderung etis atau tidak.
Pendekatan Komprehensif untuk EDM
Pertimbangan UraianKonsekuensialisme Keputusan yang diusulkan akan menghasilkan
keuntungan lebih besar dari biayaHak-hak, tugas atau deontologi Keputusan yang diusulkan tidak menyinggung
hak para pemangku kepentingan, termasuk pengambil keputusan
Kejujuran/kesetaraan atau Keadilan Disribusi manfaat dan beban harus adilHarapan kebajikan atau Etika kebijakan Motivasi untuk keputusan harus mencerminkan
ekspektasi kebajikanKeempat pertimbangan harus dipenuhi agar sebuah keputusan dianggap etis.
Kesimpulannya, dalam rangka untuk memastikan analisis EDM yang komprehensif, penilaian
motivasi, kebajikan dan sifat karakter yang diharapkan harus ditambahkan pada pendekatan
tradisional sehingga menghasilkan 5 pertanyaan modifikasi atau pendekatan lainnya yang
dimodifikasi.
Permasalahan Lainnya Dalam Pengambilan Keputusan Etis
1. Masalah Bersama
Masalah bersama mengacu pada kesenjangan atau mengetahui penggunaan aset atau
sumber daya yang dimiliki bersama secara berlebihan.
2. Mengembangkan Aksi yang Lebih Etis
Terkadang direktur, eksekutif atau akuntan professional akan mengalami kelumpuhan
keputusan akibat kompleksitas analisis atau ketidakmampuan untuk menentukan pilihan
maksimal karena alasan ketidakpastian, kendala waktu dan sebab lainnya.
3. Kekeliruan Umum dalam Pengambilan Keputusan Etis
Diantaranya yaitu:
- Menyetujui budaya perusahaan yang tidak etis
- Salah menafsirkan harapan masyarakat. Banyak eksekutif salah mengira bahwa tindakan
tidak etis dapat diterima karena:
a. Ini dunia dimana anjing makan anjing
b. Semua orang melakukannya
c. Jika saya tidak melakukannya, orang lain akan melakukannya
d. Saya bebas dari beban tanggung jawab karena itu perintah atasan
- Berfokus pada keuntungan jangka pendek dan dampak pada pemegang saham
- Berfokus hanya pada legalitas
- Batas keberimbangan (fokus pengambil keputusan harusnya pada keadilan untuk semua
pemangku kepentingan)
- Batas untuk meneliti hak (meneliti dampak pada keseluruhan hak semua kelompok
pemangku kepentingan)
- Konflik kepentingan
- Keterkaitan diantara pemangku kepentingan
- Kegagalan untuk mengidentifikasi semua kelompok pemangku kepentingan
- Kegagalan untuk membuat peringkat kepentingan tertentu dari para pemangku kepentingan
- Mengacuhkan kekayaan, keadilan atau hak
- Kegagalan untuk mempertimbangkan motivasi untuk keputusan
- Kegagalan untuk mempertimbangkan kebajikan yang diharapkan untuk ditunjukkan
Langkah-langkah menuju sebuah keputusan etis:
1. Identifikasi fakta dan semua kelompok pemangku kepentingan serta kepentingan yang
mungkin akan terpengaruh
2. Membuat peringkat para pemangku kepentingan serta kepentingan mereka
3. Menilai dampak dari tindakan yang diusulkan pada setiap kepentingan pihak yang
berkepentingan
Tujuh langkah menuju sebuah keputusan etis menurut American Accounting Association
(1993) yaitu:
1. Tentukan fakta-apa, siapa, dimana, kapan dan bagaimana
2. Menetapkan isu etis
3. Mengidentifikasi prinsip-prinsip utama, aturan dan nilai-nilai
4. Tentukan alternatif
5. Bandingkan nilai-nilai dan alternatif, serta melihat apakah muncul keputusan yang jelas
6. Menilai konsekuensi
7. Membuat keputusan anda.