Upload
nina-burhanudin
View
24
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
bst
Citation preview
Bst ekstraksi
Kasus
Gambaran Klinis
Hasil pemeriksaan Objektif
Panoramik foto
Diagnosis
Etio-patofisiologi
Karies superfisialis
hidden carries
Gigi kehilangan dukungan mahkota dalam menghadapi beban kunyah
Undermining resorption
Fraktur mahkota
Perluasan karies profunda
Pulpitis ireversibel
Nekrosis pulpa gangren radiks
Rencana Perawatan
Prognosis
Ad bonam
ANATOMI GIGI 11/21, 12/22
Gigi 11,12,21,22 memiliki akar gigi tunggal berbentuk conus
Gigi 11,12,21,22 di inervasi oleh pleksus dentalis cabang dari n. alveolaris superior anterior (CN V.2)
Inervasi gigi anterior maksila
Gigi anterior maksila di persyarafi oleh plexus dentalis superior yang berasal dari n. alveolaris superior anterior dan n. infraorbitalis
Pada bagian palatal di persyarafi oleh n. nasopalatinus
N. alveolaris inferior dan n. infraorbtalis cabang dari CN V.2
Anastetikum
Golongan ester:› Bersifat lipofilik cincin aromatik› Asam benzoat› Para amino benzoat (PABA)
Golongan intermediet Golongan amida
› Xylidine lidocaine, mepivacaine, buvicaine (long duration pepiridine ring in the 3rd amine ring)
› Toluidine prilocaine› Thiophene articaine (best penetration cause by
sulphur ring)
Blok Nasopalatinus
Untuk menganastesi n. nasopalatinus yang mempersyarafi mukosa dan periosteum regio anterior palatum durum (premaksila)
Gigi yang akan teranastesi adalah gigi 13-23 bagian palatal
Infiltrasi Maksila (bukal)
Menganastesi gigi geligi maksila dan mukosa bagian labial/bukal
Menganastesi n. alveolaris superior anterior (gigi 13-23) dan n. infraorbitalis, n. alveolaris superior media (gigi 14,15, 24, 25, akar mesiobukal 16 dan 26), dan n. alveolaris superior posterior (gigi 16,17,18,26,27,28)
Infiltrasi Maksila (palatal)
Menganastesi gigi geligi maksila dan mukosa bagian palatal
Anastesi individual gigi Bisa juga anastesi 2 gigi ditempatkan
di antara kedua apeks gigi
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan
Persiapan alat dan bahan bersih dan steril Persiapan pasien duduk dengan sudut
kursi terhadap lantai 120° Menjelaskan prosedur tindakan dan
INFORMED CONSENT Persiapan operator Bisa diberikan obat analgetik dan antibiotik
15-30 menit sebelum pencabutan Melakukan tindakan aseptik dan antiseptik
pada daerah kerja
Cont.
Mengaplikasikan anatesi topikal pada daerah papila insisivus (apabila blok nasopalatinus yang digunakan) atau pada mukobukal fold dan mukosa palatum daerah yang akan dilakukan pencabutan
Retraksi mukosa hingga tegang Menusukan jarum anastesi lokal pada mucobuccal fold dengan sudut 45° dan bevel jarum menghadap tulang pada apeks gigi yang akan dicabut
Tusuk hingga menyentuh tulang lalu keluarkan jarum 1-2mm
Cont.
Melakukan aspirasi negatif Masukan cairan anastetikum perlahan-lahan
sebanyak 0,6-1 cc (20detik) Tarik jarum perlahan Melakukan anastesi infiltrasi dengan menusukan
jarum pada 5-10mm dari margin gusi gigi yang akan dilakukan pencabutan dengan sudut 45° dengan bevel menghadap mukosa palatum
Masukan jarum sedalam kurang lebih 2-4 mm dan keluarkan cairan anastesi sebanyak 0,2-0,3cc setelah aspirasi negatif hingga jaringan pucat
Cont.
Atau juga dapat melakukan blok nasopalatinus
Masukan jarum dengan bevel menghadap mukosa dan sudu 45° pada papila nasopalatinus sekitar 5-10 mm dari margin gingiva hingga melewati canalis insisvum
Tusukan hingga menyentuh tulang lalu tarik jarum sebanyak 0,5-1mm aspirasi negatif
Masukan cairan anastetikum 0,1-0,2 cc secara perlahan-lahan hingga jaringan menjadi pucat.
Cont.
Tarik jarum perlahan Check apakah daerah yang dilakukan
penyuntika telah teranastesi dengan benar Melakukan pemisahan gingiva dengan gigi
dengan menggunakan raspatorium Posisi operator didepan kanan pasien dengan 2
jari tangan kiri memfiksasi alveolar Lakukan luksasi dengan menggunakan bein Lakukan luksasi dengan menggunakan tang
sisa akar RA ke arah labial-palatal-sedikit rotasi traksi labioinsisal
Cont.
Melakukan pijatan pada alveolar socket Memastikan tidak ada gigi yang tertinggal Lakukan kuretase pada soket lalu irigasi
dengan NaCl fisiologis steril Tempatkan tampon steril pada soket Apabila ada perdarahan lakukan penjahitan
figure of 8 Pemberian medikamentosa
› Amoksilin 500mg 3x1› Paracetamol 500mg 3x1 apabila nyeri› As. Mefenamat 500mg 3x1 apabila nyeri
Instruksi pasien post-extc
Menggigit tampon selama 30-60 menit Daerah pencabutan jangan dimainkan dengan
lidah atau alat lain Jangan sering berkumur dan jgn terlalu kencang Daerah pencabutan jangan di gunakan untuk
mengunyah dulu Jangan menghisap-hisap dan terlalu sering
meludah Pasien jangan dulu merokok selama 1 minggu Apabila terdapat perdarahan lebih dari 24 jam
harap menghubungi dan kembali ke drg bersangkutan segera
TERIMA KASIH
Referensi
Michael W Van Meter. Oral Nerve Block. American college of emergency physicians- Bellevue Hospital New york University School of Medicine. Available at: http://emedicine.medscape.com/ [updated: march 1, 2014].
Amsterdam J, Kilgore K. Regional anasthesia of the head and neck. In: Roberts JR, Hedges. J. Clinical Procedures in Emergency Medicine. 4th Ed. Philadelphia. Pa: WB Saunders; 2003:552-66
Roberts and Hedges’ clinical procedure in emergency medicine page 541-553.e1
http://www.oraqix.com/pop_pandp_maxillary.asp/ Atlas anatomi manusia sobotta jil.1. Edisi 22. EGC
Referensi Crystal CS, Blankenship RB. Local Anasthesia and
peripheral nerve block in the emergency department. Emerg. Med. Clin. North Am. May 2005; 25(2):477-502. [medline]
Reichman E, Kern K. Dental anasthesia and analgesia. In: reichman E, Simon R. Emergency medicine procedures.1.columbus, ohio: McGraw-Hill; 2004: 1353-67
Larrabee W, Makielski K, Henderson J. Facial sensory innervation. In: surgical anatomy of the face. 2nd Ed. Philadelphia. Pa: Lippincott, Williams and Wilkins; 2003: 85-95.
Cousins and bridenbaugh’s neural blockade in clinical anasthesia 2009
Nisha Garg, Amit Garg. Textbook of endodontics. 2013
Radicular and follicular cysts of the jaws. Odontoma jaw epulis. Diagnosis of odontogenic tumor
D. Fragiskos. Oral Surgery. Springer-2007