29

Click here to load reader

Budidaya Buah Naga

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Budidaya Buah Naga

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangBuah naga atau dragon fruit merupakan salah satu jenis tanaman buah yang memiliki daya tarik tersendiri. Buah ini sangat tepat disajikan saat sarapan maupun di sela-sela waktu. Rasa khas yang dimiliki oleh buah ini merupakan kombinasi antara manis, asam dan sedikit gurih menyegarkan. Selain itu, buah ini juga memiliki kandungan zat-zat yang bermanfaat untuk dijadikan obat. Oleh karena itu, bila tanaman buah ini dikebangkan lebih lanjut, tidak menutup kemungkinan bahwa buah ini dapat diolah menjadi obat-obatan yang alami. Warna khas yang dimiliki buah ini juga dapat dijadikan menjadi suatu industri pewarna alami.Di Indonesia sendiri buah naga semakin marak di beberapa kota besar. Namun demikian, buah ini sulit diperoleh di pasar-pasar tradisional dan hanya dapat dijumpai di pasar swalayan tertentu saja. Selain karena masih sedikit yang menanamnya, juga disebabkan tanaman ini masih tergolong jenis tanaman budidaya baru (Winarsih S, 2007).Kurangnya informasi untuk membudidayakannya merupakan salah satu kendala utama dalam pengembangan tanaman buah naga di Indonesia. Oleh sebab itu, dalam makalah ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai budidaya buah naga itu sendiri.1.2 Perumusan Masalah1. Kandungan apa saja yang terdapat dalam buah naga?2. Bagaimana teknik pembudidayaan buah naga?3. Manfaat apa saja yang didapat dari pembudidayaan buah naga?4. Hama dan penyakit apa saja yang terdapat pada buah naga?1.3 Tujuan1. Menginformasikan sejarah singkat buah naga.2. Menginformasikan teknik pembudidayaan buah naga.3. Menginformasikan manfaat dari buah naga.4. Menginformasikan hama dan penyakit pada tanaman buah naga

1.4 Manfaat1. Dapat mengetahui sejarah singkat dari buah naga.2. Dapat mengetahui teknik pembudidayaan buah naga.3. Dapat mengetahui manfaat dari buah naga.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Singkat Buah NagaDaerah asal buah naga adalah Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika Utara, Amerika Selatan dan Guatemala. Di daerah asalnya tersebut buah naga atau Dragon Fruit dinamai Pitahaya atau Pitoya Roja. Penduduk sering memanfaatkan buah naga sebagai buah meja atau buah yang dikonsumsi segar (Putra, 2011). Memang buah naga berasal dari Amerika. Namun, tanaman ini lebih dikenal sebagai tanaman dari Asia. Ini disebabkan buah naga dikembangkan secara besar-besaran di Asia seperti Vietnam dan Thailand. Sebenarnya buah naga masuk kedaratan Asia, yaitu Vietnam oleh orang Prancis sekitar tahun 1870 yang dibawa dari Guyana, Amerika Selatan. Masuknya tanaman ini ke Vietnam sebenarnya ditujukan sebagai tanaman hias. Dimanfaatkan sebagai tanaman hias karena batangnya berbentuk segi tiga dan berduri sangat pendek sehingga tampak seperti tanpa duri. Keunikan batang itulah yang membuatnya dapat menjadi hiasan karena umumnya batang tanaman berbentuk bulat ataupun segi empat. Ditinjau dari bunganya pun tanaman ini sangat unik sehingga menambah keindahan sebagai pajangan. Bunga berbentuk corong mulai mekar saat senja dan akan mekar seluruhnya saat tengah malam. Tidak heran kalau tanaman ini pun dijuluki night blomming cerus, dan baunya sangat harum.Nama dragon fruit di Asia disebabkan oleh fungsi buahnya. Oleh masyarakat cina kuno sering meletakkan buah tanaman ini diantara dua ekor patung naga berwarna hijau diatas meja altar. Tradisi religius ini sangat dipercaya oleh masyarakat cina kuno akan membawa berkah. Warna merah menyala dari buah naga tersebut sangat mencolok dia antara patung naga hijau sehingga memunculkan nilai estetika. Mungkin tradisi religius inilah yang mendasari julukan thang loy, dragon fruit, atau buah naga.Buah naga mulai dikenal di Indonesia pada pertengahan tahun 1999 dan bukan hasil budidaya di negeri sendiri, tetapi hasil impor dari Thailand. Pada dasarnya budidaya buah naga tidak sulit. karena iklim Indonesia sangat mendukung pengembangannya. Buah naga sejak dikembangkan di Indonesia (pada tahun 1999) sampai saat ini, luas areal penanaman tanaman buah naga di indonesia masih relatif sedikit, karena buah naga masih tergolong langka dan masih banyak masyarakat yang belum mengetahuinya (Putra, 2011). Pertengahan tahun 2000, di beberapa swalayan di Jakarta pernah dibanjiri buah naga yang diimpor dari Thailand. Namun, tidak cepat diterima oleh masyarakat (Kristanto D, 2009). Buah naga (Dragon fruit) termasuk kelompok tanaman kaktus atau famili cactaceae dan subfamily hylocereanea. Buah naga disebut juga kaktus manis atau madu yang baru dikenal di Indonesia (Tim karya Tani Mandiri, 2010). Buah naga memang belum banyak dikenal di Indonesia. Buah ini sulit diperoleh di pasar-pasar tradisional dan hanya dapat dijumpai di pasar swalayan tertentu saja. Selain karena masih sedikit yang menanamnya, juga disebabkan tanaman ini masih tergolong jenis tanaman budidaya baru (Winarsih S, 2007).Daerah di Indonesia yang hingga kini sudah mengembangkan tanaman buah naga ialah Pasuruan, Jember, Mojokerto dan Jombang. Daerah yang diketahui pertama kali menanam tanaman buah naga adalah Pasuruan ke arah Tosari, daerah desa poh gading, kecamatan Pasrepan. Tidak jelas siapa yang pertama kali membawa dan menanamnya di Indonesia. Namun, umumnya tanaman ini ditanam pertama kali oleh hobiis yang bereksperimen dan mengembangkannya. Buah naga mulai dikembangkan di Indonesia pada tahun 2001. Hingga kini luas areal penanaman ini relatif sedikit. Hal ini dapat dimaklumi karena tergolong langka.

2.2 Klasifikasi Buah NagaMenurut Tim Karya Tani Mandiri (2010), buah naga termasuk ke dalam kelompok tanaman kaktus atau famili Cactaceae dan subfamili Hylocereanea. Dalam subfamili ini terdapat beberapa genus, sedangkan buah naga termasuk dalam genus Hylocereus. Genus ini pun terdiri atas sekitar enam belas spesies. Dua di antaranya memiliki buah yang komersial, yaitu Hylocereus undatus (berdaging putih) dan Hylocereus costaricensis (daging merah). Adapun klasifikasi buah naga tersebut sebagai berikutDivisi: Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )Subdivisi: Angiospemae ( berbiji tertutup )Kelas : Dicotyledonae ( berkeping dua )Ordo: CactalesFamili: CactaceaeSubfamili: HylodereaneaGenus: HylocereusSpesies: - Hylocereus undatus ( daging putih ) Hylocereus polyrhizus ( daging merah ) Hylocereus costaricensis ( daging merah super ) Selenicereus megalanthus ( kulit kuning, tanpa sisik )

2.3 Morfologi Buah NagaTanaman yang berasal dari Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika selatan bagian utara ini sudah lama dimanfaatkan buahnya untuk konsumsi segar. Jenis dari tanaman ini menrupakan tanaman memanjat. Secara morfologi tanaman ini termasuk tanaman tidak lengkap karena tidak memiliki i daun yang mana hanya memiliki akar, batang dan cabang, bunga, buah serta biji. (Daniel Kristanto, 2009). Akar tumbuhan buah naga tidak hanya tumbuh di pangkal batang di dalam tanah tetapi juga pada celah-celah batang, yang berfungsi sebagai alat pelekat sehingga tumbuhan dapat melekat atau memanjat tumbuhan lain atau pada tiang penyangga. Akar pelekat ini dapat juga disebut akar udara atau akar gantung yang memungkinkan tumbuhan tetap dapat hidup tanpa tanah atau hidup sebagai epifit (Winarsih, 2007). Perakaran tanaman buah naga sangat tahan dengan kekeringan dan tidak tahan genangan yang cukup lama. Kalaupun tanaman ini dicabut dari tanah, ia masih hidup terus sebagai tanaman epifit karena menyerap air dan mineral melalui akar udara yang ada pada batangnya (Daniel Kristanto, 2009).Batang tanaman buah naga mengandung air dalam bentuk lendir dan berlapiskan lilin bila sudah dewasa. Warnanya hijau kebiru-biruan atau ungu. Batang tersebut berukuran panjang dan bentuknya siku atau segitiga. Batang dan cabang ini juga berfungsi sebagai daun dalam proses asimilasi. Itulah sebabnya batang dan cabangnya berwarna hijau. Batang dan cabang mengandung kambium yang berfungsi untuk pertumbuhan tanaman (Daniel Kristanto, 2009). Bunga tanaman buah naga berbentuk seperti terompet, mahkota bunga bagian luar berwarna krem dan mahkota bunga bagian dalam berwarna putih bersih sehingga pada saat bunga mekar tampak mahkota bunga berwarna krem bercampur putih. Bunga memiliki sejumlah benang sari (sel kelamin jantan) yang berwarna kuning. Bunga buah naga tergolong bunga hermaprodit, yaitu dalam satu bunga terdapat benangsari (sel kelamin jantan) dan putik (sel kelamin betina). Bunga muncul atau tumbuh di sepanjang batang di bagian punggung sirip yang berduri. Sehingga dengan demikian, pada satu ruas batang tumbuh bunga yang berjumlah banyak dan tangkai bunga yang sangat pendek (Cahyono, 2009). Buah naga tergolong buah batu yang berdaging dan berair. Bentuk buah bulat agak memanjang atua bulat agak lonjong. Kulit buah ada yang berwarna merah menyala, merah gelap, dan kuning, tergantung dari jenisnya. Kulit buah agak tebal, yaitu sekitar 3 mm 4 mm. Di sekujur kulitnya dihiasi dengan jumbai-jumbai menyerupai sisik-sisik ular naga. Oleh karena itu, buahnya disebut buah naga. Berat buah beragam berkisar antara 80 500 gram, tergantung dari jenisnya. Daging buah berserat sangat halus dan di dalam daging buah bertebaran biji-biji hitam yang sangat banyak dan berukuran sangat kecil. Daging buah ada yang berwarna merah, putih, dan hitam, tergantung dari jenisnya. Daging buah bertekstur lunak dan rasanya manis sedikit masam (Cahyono, 2009). Biji buah naga sangat banyak dan tersebar di dalam daging buah. Bijinya kecil-kecil seperti biji selasih. Biji buah naga dapat langsung dimakan tanpa mengganggu kesehatan. Biji buah naga dapat dikecambahkan untuk dijadikan bibit (Winarsih, 2007).

2.4 Jenis Buah NagaMenurut Daniel Kristanto (2009), hingga kini ada empat jenis tanaman buah naga yang diusahakan dan memiliki prospek baik yakni Hylocereus undatus, Hylocereus polyrhizus, Hylocereus costaricensis, dan Selenicereus megalanthus. Keempat jenis tersebut sebagai berikut.

1. Hylocereus undatus Hylocereus undatus yang lebih popular dengan sebutan white pitaya adalah buah naga yang kulitnya berwarna merah dan daging berwarna putih. Warna merah buah ini sangat kontras dengan warna danging buah. Pada kulit buah terdapat sisik atau jumbai berwarana hijau. Di dalam buah terdaoat banyak biji berwarna hitam. Berat buah rata-rata 400-500 g, bahkan ada yang dapat mencapai 650 g. Rasa buanhya masam bercampur manis. Dibanding jenis lainya, kadar kemanisannya tergolong rendah, sekitar 10-13 briks. Batang tanamanya berwarna hijua tua. Daerah tumbuh yang ideal pada ketinggian kurang dari 400 m dpl. Bila penanamannya dilakukan pada ketinggian diatas 400 m dpl, produktivitasnya cenderung turun higga sekitar 25% karena akan lebuh banyak bermunculan tunas dibanding bunga. Tanaman ini lebih banyak dikembangkan di negara-negara produsen utama buah naga dibanding jenis lainnya karena buahnya cenderung lebih banyak diekspor.

2. Hylocereus polyrhizus Hylocereus polyrhizus yang lebih banyak dikembangkan di Cina dan Australia ini memiliki buah dengan kulit berwarna merah dan daging berwarna merah keunguan. Kulitnya terdapat sisik atau jumbai hijau. Rasa buah lebih manis dibanding Hylocereus undatus, kadar kemanisan mencapai 13-15 briks. Tanamannya lebih kekar dibanding Hylocereus undatus. Duri pada batang dan cabang berjarak lebih rapat. Tanaman ini tergolong jenis yang sangat rajin berbunga, bahkan cenderung berbunga sepanjang tahun. Sayangnya tingkat keberhasilan bunga menjadi buah sangat kecil, hanya mencapai 50 % sehingga produktivitas buahnya tergolong rendah. Bahkan jenis ini termasuk jenis tanaman yang buahnya hanya berukuran kecil. Rata-rata berat buahnya hanya sekitar 400 g. Lokasi penanaman yang ideal pada ketinggian rendah sampai sedang.

3. Hylocereus costaricensis Buah Hylocereus costaricensis sepintas memang mirip buah Hylocereus polyrhizus. Namun, warna daging buahnya lebih merah. Itulah sebabnya tanaman ini disebut buah naga berdaging super merah. Batangnya bersosok lebih besar dibanding Hylocereus polyrhizus. Batang dan cabangnya akan berwarna loreng saat berumur tua. Berat buahnya sekitar 400-500 g. Rasanya manis dengan kadar kemanisan mencapai 13-15 briks. Tanamannya sangat menyukai daerah yang panas dengan ketinggian rendah sampai sedang.

4. Selenicereus megalanthus Selenicereus megalanthus berpenampilan berbeda dibanding jenis anggota genus Hylocereus. Kulit buahnya berwarna kuning tanpa sisik sehingga cenderung lebih halus. Walaupun tanpa sisik, kulit buahnya masih menampilkan tonjolan-tonjolan. Rasa buahnya jauh lebih manis dibanding buah naga lainnya karena memiliki kadar kemanisan mencapai 15-18 briks. Sayangnya, buah yang dijuluki yellow pitaya ini kurang popular dibanding jenis lainnya. Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh bobot buahnya yang tergolong kecil, hanya sekitar 80-100 g/buah. Tanamannya tidak seperti Hylocereus karena tampil lebih mungil dengan warna hijau terang. Pertumbuhan tanaman ini akan optimal bila ditanam di daerah dingin dengan ketinggian tempat lebih dari 800 m dpl.

BAB IIIPEMBAHASAN

3.1 Keadaan IklimTanaman buah naga merupakan tanaman tropis dan sangat mudah beradaptasi terhadap lingkungan tumbuh dan perubahan cuaca seperti sinar matahari, angin, dan curah hujan. Curah hujan yang ideal untuk pertumbuhan tanaman ini adalah sekitar 60 mm/bulan atau 720 mm/tahun. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman ini akan lebih baik bila hidup didataran rendah antara 0 350 m dpl. Suhu udara yang ideal bagi tanaman buah nga ini antara 260 360 C dan kelembaban antara 70 90 % (Rukmana, 2003). Tanaman buah naga merah dan putih dapat tumbuh dengan baik dan berbuah lebat serta rasanya manis memerlukan penyinaran matahari langsung sepanjang hari (minimal 8 jam sehari). Berkurangnya intensitas penyinaran matahari yang diterima akibat ternaungi gedung/bangunan atau tanaman lain maka pertumbuhan tanaman dan produksinya tidak maksimal (Cahyono, 2009). Curah hujan yang ideal untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman ini adalah sekitar 60 mm/bulan atau 720 mm/tahun. Pada curah hujan 600 1.300 mm/tahun pun tanaman ini masih dapat tumbuh. Namun, tanaman ini tidak tahan dengan genangan air. Hujan yang terlalu deras dan berkepanjangan akan menyebabkan kerusakan yang ditandai dengan proses pembusukan akar yang terlalu cepat dan akhirnya merambat sampai ke pangkal batang. Sementara intensitas sinar matahari yang disukai sekitar 70% 80%. (Daniel Kristanto, 2009).

3.2 Ketinggian Tempat dan Jenis Tanah Ketinggian tempat untuk pembudidayaan buah naga merah dan putih yaitu dataran rendah sampai medium yang berkisar 0 m 500 m dari permukaan laut, yang ideal adalah kurang dari 400 m dpl. Di daerah pada ketinggian di atas 500 m dpl, buah naga merah dan putih masih dapat tumbuh dengan baik dan berbuah, namun buahnya tidak lebat dan rasa buah kurang manis. Untuk buah naga kuning, ketinggian tempat yang cocok untuk pertumbuhan dan berproduksinya adalah di atas 800 m dpl (dataran tinggi atau pegunungan). (Cahyono, 2009). Struktur tanah yang gembur juga meningkatkan drainase tanah sehingga dapat mencegah genangan air. Jika drainase tanah baik, maka seluruh kehidupan yang berada di dalam tanah berjalan dengan baik dan tanaman dapat tumbuh dengan subur dan berproduksi baik. Tanaman buah naga tidak tahan terhadap air yang menggenang lama karena dapat menyebabkan perakaran dan batang membusuk. Di samping itu, bila tanaman sedang berbunga atau berbuah, maka keadaaan air yang menggenang dan berlebihan dapat menyebabkan rontoknya semua bunga dan buah. (Cahyono, 2009).

3.3 Pengolahan Tanah dan Pengairan Tanaman Buah naga akan tumbuh baik didaerah tanah yang gembur, dikarenakan perakaran tanaman ini tumbuh menyerap dipermukaan tanah. Bila tanah yang digunakan keras atau liat, akar tidak dapat berpegangan erat pada tanah. (Daniel Kristanto, 2009). Untuk budidaya buah naga dapat dipilih salah satu dari dua system pengairan, yaitu system lab dan system pipa air mirip hidroponik dengan bahan dari plastik atau karet.pengairan ini tergantung pengadaan air atau sumber air yang ada dilingkungan sekitar. 1. Pengairan system lab Pengairan dengan system lab umumnya didilakukan pada lahan berupa areal persawahan. Sistem lab bisa digunakan secara tradisional dengan peralatan sederhana seperti cangkul. Pengairan ini merupakan pengairan yang menggunakan parit atau saluran air disekitar barisan tanaman. 2. Pengairan system pipa Pengairan dengan sistem pipa plastik atau pipa karet ini hemat air disbanding dengan system lab. System ini dapat berfungsi untuk memberikan pupuk cair kocoran. Dengan sistem ini, biaya tenaga kerja dan biaya pupuk dapat dihemat. (Daniel Kristanto, 2009).

3.4 Kandungan dalam Buah NagaKandungan gizi buah naga (Dragon fruit) adalah: Protein 0,159-0,229 g, Lemak 0,21-0,61 g, Serat Kasar 0,7-0,9 g, Karoten 0,005-0,012 g, Kalsium 6,3-8,8 mg, Fosfor 30,2-36,1 mg, Iron 0,55-0,65 mg, Vitamin B1 0,28-0,034 mg, Vitamin B2 0,043-0,045 mg, Vitamin B3 0,297-0,43 mg, Vitamin C 8-9 g, Thiamine 0,28-0,30 mg, Riboflavin 0,043-0,044 mg, Niacin 1,297-1,300 mg, Abu 0,28 g. Vitamin C yang berfungsi untuk menjaga kesehatatan. Yang sangat membantu meningkatkan daya tahan tubuh dan melancarkan metabolisme (Winarsih S, 2007).Kandungan gizi yang terdapat pada buah naga merah dan buah naga putih berbeda, Laboratorium Taiwan Food Industry Develop and Research Authoritis menyebutkan bahwa kandungan gizi per 100 gram buah naga merah adalah air 82,5-83 g, protein 0,159-0,229 g, lemak 0,21-0,61 g, serat kasar 0,7-0,9 g, karoten 0,005-0,012 g, kalsium 6,3-8,8 mg, fosfor 30,2-36,1 mg, besi 0,55-0,65 mg, vitamin B1 0,28-0,043 g, vitamin B2 0,043-0,045 g, vitamin B3 0,297-0,43 g dan vitamin C 8-9 mg. Sedangkan kandungan gizi per 100 gram buah naga putih adalah air 89,4 g, protein 0,5 g, lemak 0,1 g, serat kasar 0,3 g, kalsium 6 mg, fosfor 19 mg, besi 0,4 mg, vitamin B3 0,2 mg dan vitamin C 25 mg (Gunasena dan Pushpakumara, 2006). Kemungkinan adanya perbedaan kandungan gizi disebabkan karena perbedaan varietas dan pengaruh lingkungan tempat tumbuh (Harris dan Karmas, 1989).Kandungan vitamin C mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya yaitu membantu proses penyembuhan luka, meningkatkan daya tahan tubuh dan melancarkan metabolisme. Jika kekurangan vitamin C akan menyebabkan penyakit sariawan (Winarno, 2004). Penelitian buah naga sudah pernah dilakukan oleh Evi Umayah U dan Moch. Amrun H sebagai staf pengajar program studi universitas jember berdasarkan hasil penelitian antiradikal bebas eksrak metanol dan ekstrak air buah naga (Dragon fruit) dapat disimpulkan bahwa : eksrak air dengan konsentrasi 4,49 % (setara dengan 3,08 g buah naga segar) dan hasil pengujian aktifitas antiradikal bebas, menunjukkan bahwa eksrak metanol dengan konsentrasi 64,68 % (setara dengan 49,6 g buah naga segar) (Umayah, E., U. dan Moch. Amrum H, 2007).Kalsium adalah mineral yang paling banyak ditemukan dalam tubuh. Kalsium merupakan mineral yang penting dalam pembentukan tulang dan gigi. Selain itu, kalsium merupakan komponen penting untuk kehidupan sel dan jaringan. Kalsium juga penting dalam aktivitas beberapa sistem enzim dan juga terlibat dalam sistem koagulasi darah (Darmono, 1995). Fosfor merupakan mineral terbanyak kedua di dalam tubuh. Kurang lebih 85% fosfor di dalam tubuh terdapat sebagai garam kalsium fosfat, bagian dari kristal hidroksiapatit di dalam tulang dan gigi (Almatsier, 2004). Selain untuk pertumbuhan tulang dan gigi, fosfor juga berperan dalam metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Sebagai fosfolipid, fosfor merupakan komponen esensial bagi banyak sel dan merupakan alat transpor asam lemak. Fosfor berperan pula dalam mempertahankan keseimbangan asam-basa (Pudjiadi, 2000).Kulit buah yang terapat pada buah naga super merah mengandung senyawa aktif diantaranya alkaloid, terpenoid, flavonoid, tiamin, niasin, piridoksin, kobalamin, fenolik, karoten, dan fitoalbumin (Jaafar dkk, 2009). Selain itu, menurut penelitian Wu dkk (2006), keunggulan dari kulit buah naga yaitu kaya akan polifenol dan merupakan sumber antioksidan. Aktivitas antioksidan yang terdapat pada kullit buah naga merah lebih tinggi dibandingkan aktivitas antioksidan pada daging buahnya, sehingga berpotensi untuk dikembangkan menjadi sumber antioksidan alami. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurliyana dkk (2010) yang menyatakan bahwa dalam 1 mg/ml kulit buah naga mampu menghambat 83,48 1.02% radikal bebas, sedangkan untuk 1 mg/ml daging buah naga hanya mampu menghambat radikal bebas sebesar 27,45 5.03%.

3.5 Hama dan Penyakit Tanaman Buah Naga Tanaman buah naga sebenarnya termasuk tanaman yang tahan banting dan relatif mudah perawatannya, tetapi tentunya dalam budidaya selalu ada gangguan hama dan penyakit yang menyerang yang bias mengakibatkan hasil produksi yang tidak maksimal dan bias mengalami kerugian. Oleh karena itu harus diperhatikan apabila anda menjumpai gangguan yang menyerang tanaman buah naga. Adapun gangguan hama yang menyerang tanaman buah naga yaitu: 1. Tungau. Hama Tungau (Tetranychus sp.) akan menyerang kulit batang atau cabang yang merusak jaringan klorofil yang berfungsi untuk asimilasi dari hijau menjadi cokelat. Penanggulanganya dengan menyemprotkan Omite dengan dosis 1-2 gr/ltr air yang dilakukan 2-3 kali seminggu. 2. Kutu Putih. Tanaman buah naga yang diserang hama kutu putih (mealybug) pada permukaan batang atau cabang akan berselaput kehitaman dan terlihat kotor. Hama ini bisa dikendalikan dengan menyemprotkan Kanon dengan dosis 1-2 cc/ltr air seminggu sekali pada cabang yang diserang. Biasanya dua kali penyemprotan hama kutu putih sudah hilang. 3. Kutu Sisik.Hama kutu sisik (Pseudococus sp.) umumnya berada pada bagian cabang yang tidak terkena sinar matahari langsung dan cabang yang diserang hama ini akan terlihat kusam. Hama ini juga bisa diatasi dengan penyemprotan Kanon dengan dosis sama dengan pengendalian hama kutu putih pada sela-sela tanaman yang ternaungi atau tidak terkena sinar matahari . 4. Bekicot. Hama ini sangat merugikan tanaman buah naga karena merusak batang atau cabang dengan menggerogotinya dan dapat mengakibatkan cabang busuk. Hama ini disebabkan karena kebersihan kebun yang kurang terjaga. Penyakit Buah Naga Penyakit yang menyerang tanaman buah naga terhitung tidak banyak jenis dan penyebabnya. Meskipun demikian, jika tanaman terserang harus segera diatasi agar tidak menyebar ke tanaman yang lain. Berikut ini penyakit buah naga dan penyebabnya serta tindakan pengobatannya: 1. Busuk Pangkal Batang. Penyakit ini umumnya muncul pada awal penanaman buah naga, tanaman buah naga sering mengalami pembusukan pada pangkal batang, berwarna kecoklatan dan terdapat bulu putih. Pembusukan tersebut disebabkan oleh kelembaban tanah yang berlebihan sehingga muncul jamur yang menyebabkan kebusukan yaitu sclerotium. Penyakit ini sering terjadi pada bibit setek yag belum tumbuh akar dalam bentuk potongan. Pengobatan tanaman buah naga yang terserang penyakit ini bila muncul gejala kekuningan pada pangkal batang dapat dilakukan dengan menyemprot Benlate dengan dosis 2 gr/ltr air utau Ridomil 2 gr/ltr air sebulan sekali. 2. Fusarium. Penyakit yang disebabkan oleh Fusarium Oxysporium, gejalanya antara lain cabang tanaman berkerut, layu, dan busuk berwarna coklat. Penanggulangannya denganpenyemprotkan Benlate dengan dosis 2 gr/liter air 1 2 kali seminggu yang disemprotkan pada pangkal batang yang terserang.

3.6 Budidaya Buah Naga3.6.1 Persyaratan Tumbuh Tanaman Buah NagaMenurut Tim Karya Tani Mandiri (2010), tanaman buah naga termasuk tanaman tropis yang sangat mudah beradaptasi di berbagai lingkungan serta perubahan cuaca, seperti sinar matahari, angin, dan curah hujan. Curah hujan yang ideal untuk partumbuhan dan perkembangan tanaman buah naga adalah 60 mm/bulan atau 720 mm/tahun. Pada curah hujan 600 - 1.300 mm/thn tanaman buah naga masih dapat tumbuh, namun tidak tahan dengan genangan air. Hujan yang terlalu deras dan berkepanjangan akan menyebabkan kerusakan, yang ditandai oleh pembusukan akar yang terlalu cepat dan merambat, seperti pangkal batang. Di sisi lain sinar matahari yang cocok bagi tanaman buah naga ialah 70-80%. Sebaiknya buah naga ditanam di lahan yang tidak terdapat naungan dan memiliki sirkulasi udara yang baik.Pertumbuhan dan perkembangan buah naga akan lebih baik jika ditanam di daerah dataran rendah, yakni 0-350m dpl. Suhu udara yang ideal bagi tanaman buah naga adalah 26-36 C dan kelembaban 70- 90%. Tanah yang beraerasi baik dan berderajat keasaman (pH) tanah yang sangat tepat bagi tanaman buah naga adalah tanah yang bersifat alkalis, yaitu pH 6,5-7.3.6.2 Persiapan Bibit dan TanamanTanaman buah naga dapat dibudidayakan dengan cara :Stek dan biji tetapi umumnya ditanam dengan stek. Karena bibit buah naga bersifat identik dengan genetik induknya. Bentuk batang buah naga kuat, tegak, tahan terhadap hama penyakit, dan tidak mudah roboh. Saat ini telah dikembangkan secara vegetatif atau stek. Dibutuhkan tanaman dengan panjang 25 30 cm yang ditanam dalam polybag dengan media tanam berupa campuran tanah, pasir dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1. Setelah bibit berumur 3 bulan, bibit siap dipindah/ditanam di lahan. Selanjutnya persiapan tiang penompang untuk tegakan tanaman, karena tanaman ini tidak mempunyai batang primer yang kokoh. Dapat menggunakan tiang dari kayu atau beton dengan ukuran 10 cm x 10 cm dengan tinggi 2 - 2,5 meter, yang ditancapkan ke tanah sedalam 30 -50 cm. Ujung bagian atas dari tiang penyangga diberi besi yang berbentuk lingkaran untuk menompang cabang tanaman. terlebih dahulu dibuatkan lubang tanam dengan ukuran 40 cm x 40cm x 40 cm dengan jarak tanam 3x3 meter, sehingga dalam satu hektar terdapat sekitar 1.100 tiang penyangga. Setiap tiang/pohon penyangga dibuat 3 - 4 lubang tanam dengan jarak sekitar 30 cm. Lubang tanam tersebut kemudian diberi pupuk kandang yang masak sebanyak 5 -10 kg dicampur dengan pasir (Putra, 2011).3.6.3 PemeliharaanPenyulaman dalam budidaya buah naga sangat diperlukan agar tanaman dapat berproduksi optimal. Penyulaman dilakukan seminggu setelah bibit ditanam di lahan. Penyulaman merupakan tindakan mengganti tanaman yang mati, busuk pada pangkal batang, tidak tumbuh, atau kerusakan fisik lainnya. Pengairan pada awal pertumbuhan dilakukan 3 4 hari sekali. Pemberian air yang berlebihan akan menyebabkan terjadinya pembusukan. Pemupukan tanaman diberikan dengan menggunakan pupuk kandang, dengan interval pemberian 3 bulan sekali sebanyak 5 10 kg. Pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT). Sebelum ditemukan adanya serangan hama dan penyakit yang potensial, maka pembersihan lahan atau pengendalian gulma tetap dilakukan agar tidak mengganggu pertumbuhan tanaman buah naga. Pemangkasan adalah pemotongan ranting ranting tanaman buah naga pemangkasan yang utama (primer) dilakukan setelah tinggi tanaman buah naga mencapai tiang penyangga (2 meter) dan ditumbuhkan 2 cabang sekunder, kmudian dari masing-masing cabang sekunder dipangkas lagi dan disisakan 2 cabang tersier yang berfungsi sebagai cabang produksi (Putra, 2011).3.6.4 PemanenanSetelah tanaman berumur 1,5-2,0 tahun, tanaman mulai berbunga dan berbuah. Pemanenan buah naga dilakukan pada buah yang memiliki ciriciri warna kulit merah mengkilap, sisik kemerah-merahan. Pemanenan dilakukan dengan menggunakan gunting. Buah dapat dipanen saat buah mencapai umur 50 hari terhitung sejak bunga mulai mekar dalam 2 tahun pertama. Setiap tiang penyangga dapat menghasilkan buah 8 10 buah naga dengan bobot sekitar 400-600gram. Musim panen terbesar buah naga terjadi pada bulan Januari hingga April (Putra, 2011).

3.7 Teknik Budidaya Buah Naga3.7.1 Budi Daya Buah Naga di KebunPembudidayaan buah naga untuk tujuan bisnis dilakukan di kebun. Namun, sebelum kegiatan pembudidayaan ini dilakukan, perlu persiapan yang matang agar diperoleh hasil yang maksimal. Bahkan setelah bibit ditanam, tindakan perawatan pun harus dilakukan seefektif mungkin. Menurut Sinarta Hardjadinata (2010), langkah-langkah pembudidayaan buah naga tersebut sebagai berikut.3.7.1.1 Pengolahan Tanah Agar tanaman buah naga dapat tumbuh dengan baik, tanah harus diolah terlebih dahulu. Tanaman buah naga akan tumbuh baik di tanah yang gembur. Ini disebabkan perakaran tanaman ini tumbuh merayap di permukaan tanah. Bila tanahnya terlalu keras atau liat, akar tidak dapat berpegangan erat pada tanah. Pengolahan tanah untuk buah naga tidak terlalu sulit. Namun, sebelum digemburkan terlebih dahulu tanahnya dibersihkan dari gulma dan rerumputan. Hal ini sangat dianjurkan untuk menghindari serangan hama dan penyakit. Setelah bersih, tanah digemburkan dengan cara dicangkul sedalam satu cangkulan, kemudian dibolak-balik. Tanah yang sudah digemburkan selanjutnya dibuat lubang-lubang tanam.3.7.1.2 Sistem PengairanUntuk sistem pengairan pada lahan disesuaikan dengan kondisi lahan, sistem cara tanamnya, dan pengadaan sumber air yang ada di sekitar lahan. Bisa mengguanakan cara pengairan tradisional yaitu sistem leb dengan menggunakan parit sedalam 20 cm yang dibuat di sekitar barisan tanaman atau juga dapat menggunakan sistem pengairan pipa yang dibuat sedemikian rupa untuk mengalirkan air pada seluruh tanaman.

3.7.1.3 PenanamanSetelah tanah diolah dan digemburkan, batang stek atau bibit buah naga yang sudah disiapkan dapat segera ditanam. Ada dua sistem penanaman buah naga, yaitu sistem tunggal dan sistem kelompok. Penanaman buah naga sistem tunggal dilakukan dengan menggunakan satu tiang panjatan. Pada tiang panjatan tersebut ditanam tiga atau empat bibit buah naga. Pembuatan lubang tanah disesuaikan dengan ukuran panjang bibit. Bibit yang ditanam harus merapat pada tiang panjatan sedalam 5-7 cm. Setelah ditanam, bibit diikat kuat pada tiang panjatan menggunakan tali raffia atau mengguanakan kawat supaya bibit tidak roboh.Penanaman buah naga sistem kelompok dilakukan dengan menggunakan dua atau lebih tiang panjatan. Tiang panjatan ini dibuat mirip dengan tiang untuk menjemur pakaian dengan panjang 4 m yang dapat menampung 20-26 tanaman buah naga. Jarak tanam antarbaris 30 cm dan antar tanaman dalam baris juga 30 cm. Bibit dirapatkan dan diikat pada tiang panjatan seperti penanaman buah naga sistem tunggal. 3.7.2 Budi Daya Buah Naga di PotBuah naga yang ditanam di pot dapat digunakan sebagai tanaman hias untuk memperindah halaman rumah sekaligus dapat dinikmati buahnya. Kelebihan penanaman buah naga di pot adalah bisa dipindahkan dan diatur letak tanamannya sesuai keinginan. Menurut Tim Karya Tani Mandiri (2010), langkah-langkah pembudidayaan buah naga di pot adalah sebagai berikut.3.7.2.1 Penyediaan Pot Pot yang digunakan dapat terbuat dari bahan semen, plastik, tanah liat atau drum bekas yang dipotong. Namun, pot dari bahan tanah liat adalah yang paling ideal karena tanaman buah naga membutuhkan perubahan suhu yang drastis dari siang ke malam dalam proses pembungaan. Ukuran pot yang digunakan semakin besar semakin baik, minimal berdiameter sekitar 40 cm. 3.7.2.2 Penyediaan Tiang PanjatanTiang panjatan yang digunakan terbuat dari besi beton berdiameter 8-10 cm atau balok kayu yang kuat dan tahan lama karena usia buah naga yang bisa mencapai puluhan tahun. Tinggi tiang antara 150-200 cm disesuaikan dengan besar pot. Pada bagian bawah tiang diberi kaki-kaki penguat agar nantinya bisa kuat dan tidak mudah goyah. Untuk tiang dari besi beton, bagian yang terpendam dalam tanah bisa diberi aspal untuk menghindari karat. Untuk bagian atas tiang diberi piringan yang berbentuk seperti setir mobil yang berfungsi untuk menyangga cabang-cabang produksi yang banyak.3.7.2.3 Penyediaan Media TanamBahan-bahan media tanam yang digunakan adalah pasir, tanah, pupuk kandang, dan kompos dengan perbandingan 2 : 1 : 3 : 1. Dapat juga ditambahkan bubuk batu bata merah secukupnya dan dolomit sebanyak 100 g dicampur rata dengan bahan-bahan tersebut. Kemudian media tanam disiram dengan air hingga kondisi jenuh dan dibiarkan selama sehari semalam. 3.7.2.4 Penanaman Bibit Bibit yang dipilih adalah bibit yang besar dari batang tua yang berwarna hijau tua keabuan dan bebas dari penyakit. Ukuran bibit minimal 30 cm. Bibit ditanam di sekitar tiang panjatan dengan kedalaman 10 cm. Setelah ditanam, media tanam ditekan-tekan agar bibit tidak mudah roboh. Selanjutnya media tanam disiram dengan air dan diletakkan di tempat terbuka yang tidak ternaungi sehingga terkena sinar matahari yang full.

3.8 Manfaat Budidaya Buah NagaTanaman buah naga yang awalnya dikenal sebagai tanaman hias ini sudah cukup lama dikenal masyarakat Taiwan, Vietnam, maupun Thailand. Terlebih saat diketahui bahwa buahnya dapat dimakan, semakin banyak yang mengenalnya. Buahnya terasa enak. Bagi masyarakat di daerah tersebut, usaha budi daya tanaman buah naga terus dilakukan karena sangat bermanfaat. Manfaat tersebut antara lain:

1. Manfaat dalam Bidang Ekonomi Buah naga yang dibudidayakan memiliki prospek usaha yang sangat menjanjikan. Terbukti dengan adanya jumlah permintaan yang tinggi di berbagai daerah. Tingginya permintaan buah naga ini disebabkan oleh promosi yang menyebutnya sebagai buah meja (sangat menarik dan menggiurkan bila disajikan di meja makan), berkhasiat mujarab untuk berbagai penyakit, dan bermanfaat sebagai bahan baku di bidang industri pengolahan makanan, minuman, kosmetik, dan produk kesehatan. Oleh karena itu , budi daya buah naga dalam skala luas dapat menjadi peluang bisnis yang menguntungkan.

2. Manfaat dalam Bidang Kesehatan Buah naga yang dibudidayakan memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi karena dalam buah naga banyak terdapat protein, serat, karoten, kalsium, zat besi, vitamin B1, B2, B3, dan C. Khasiat buah naga antara lain: menyeimbangkan kadar gula darah, membersihkan darah, menguatkan ginjal, menyehatkan liver, merawat kecantikan, menguatkan daya kerja otak, meningkatkan ketajaman mata, mengurangi keluhan panas dalam dan sariawan, menstabilkan tekanan darah, mengurangi keluhan keputihan, mengurangi kolesterol dan mencegah kanker usus serta mencegah sembelit dan memperlancar feses.

BAB IVPENUTUP

4.1 KesimpulanBuah naga berasal dari Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika Utara, Amerika Selatan dan Guatemala. Meskipun berasal dari Amerika, tanaman ini lebih dikenal sebagai tanaman dari Asia. Buah naga mulai dikenal di Indonesia pada pertengahan tahun 1999 dan bukan hasil budidaya di negeri sendiri, tetapi hasil impor dari Thailand.Buah naga (Dragon fruit) termasuk kelompok tanaman kaktus atau famili cactaceae dan subfamily hylocereanea. Dalam subfamili ini terdapat beberapa genus, sedangkan buah naga termasuk dalam genus Hylocereus. Genus ini pun terdiri atas sekitar enam belas spesies. Dua di antaranya memiliki buah yang komersial, yaitu Hylocereus undatus (berdaging putih) dan Hylocereus costaricensis (daging merah). Hingga kini ada empat jenis tanaman buah naga yang diusahakan dan memiliki prospek baik yakni Hylocereus undatus, Hylocereus polyrhizus, Hylocereus costaricensis, dan Selenicereus megalanthus.Buah naga memiliki kandungan gizi yang cukup banyak diantaranya protein 0,159-0,229 g, Lemak 0,21-0,61 g, Serat Kasar 0,7-0,9 g, Karoten 0,005-0,012 g, Kalsium 6,3-8,8 mg, Fosfor 30,2-36,1 mg, Iron 0,55-0,65 mg, Vitamin B1 0,28-0,034 mg, Vitamin B2 0,043-0,045 mg, Vitamin B3 0,297-0,43 mg, Vitamin C 8-9 g, Thiamine 0,28-0,30 mg, Riboflavin 0,043-0,044 mg, Niacin 1,297-1,300 mg, Abu 0,28 g.Teknik pembudidayaan buah naga pun tidak terlalu sulit. Adapun beberapa teknik yang perlu diperhatikan dalam pembudidayaan buah naga tersebut yaitu persyaratan tumbuh tanaman buah naga, persiapan bibit dan tanaman, pemeliharaan, dan pemanenan. Selain itu, dalam membudidayakan buah naga ini memiliki manfaat di beberapa bidang yakni bidang ekonomi dan bidang kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.Cahyono, B. 2009. Buku Terlengkap Sukses Bertanam Buah Naga. Jakarta: Pustaka Mina.Daniel Kristanto. 2008. Buah naga pembudidayaan di pot dan di kebun. Surabaya: Penebar Swadaya.Darmono. 1995. Logam dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. Jakarta: UI-Press. Gunasena, H. P. M, D. K. N. G. Pushpakumara, and M. Kariyawasam. 2006. Dragon Fruits Hylocereus (Haw) Britton and Rose. http://www.worldagroforestry.org/pdf. Diakses pada tanggal 22 Maret 2015.Hardjadinata, S. 2010. Budi Daya Buah Naga Super Red Secara Organik. Jakarta: Penebar Swadaya.Harris, Robert S. dan Endel Karmas. 1989. Evaluasi Gizi Pada Pengolahan Bahan Pangan. Terbitan Kedua. Bandung: Penerbit ITB.Jaafar, Ali. R., dkk. 2009. Proximate Analysis of Dragon Fruit (Hylecereus polyhizus). American Journal of Applied Sciences. 6:1341-1346.Kristanto, D. 2009. Buah Naga: Pembudidayaan di Pot dan Kebun. Edisi Revisi. Jakarta: Penebar Swadaya.Nurliyana, R., dkk. 2010. Antioxidant Study of Pulps and Peels of Dragon Fruits: A Comparative Study. International Food Research Journal 17: 367-375.Pudjiadi, Solihin. ( 2000 ). Ilmu Gizi Klinis Pada Anak. Jakarta: FKUI.Putra. 2011. Budidaya Buah Naga. Jakarta: Laksana.Rukmana. 2003. Kaktus. Cet 5. Yogyakarta: Kanisius.Tim Karya Mandiri, 2010. Pedoman Bertanam Buah Naga. CV. Bandung: Nuansa Aulia.Umayah,E., U. dan Moch. Amrum H, 2007. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Buah Naga (Hylocereus undatus (Haw.) Britt. & Rose). http://isjd.pdii.lipi.go.id/Winarno, F.G. 1995. Kimia Pangan dan Gizi Edisi II. Jakarta : Gramedia Pustaka.Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.Winarsih, S. 2007. Mengenal dan Membudidayakan Buah Naga. Semarang: Aneka Ilmu.Winarsih. 2007. Hasilkan Buah Berkwalitas Baik. Trubus Mei 2007.Wu, L.C., dkk. 2006. Antioxidant and Antiproliferative Activities of Red Pitaya. Food Chemistry. Volume 95, 319-327

16