61
BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKOMUKO Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian 2015

BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAKbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku/Buku-padirawa... · ii BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKOMUKO Penanggung Jawab:

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAKbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku/Buku-padirawa... · ii BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKOMUKO Penanggung Jawab:

i

BUDIDAYA PADI PADALAHAN RAWA LEBAKDI KABUPATEN MUKOMUKO

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian BengkuluBadan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Kementerian Pertanian2015

Page 2: BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAKbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku/Buku-padirawa... · ii BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKOMUKO Penanggung Jawab:

ii

BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAKDI KABUPATEN MUKOMUKO

Penanggung Jawab:Kepala BPTP BengkuluDr. Dedi Sugandi, MP

Penulis:Ahmad DamiriYartiwi

Redaksi Pelaksana:Agus Darmadi

Diterbitkan oleh:Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) BengkuluJl. Irian Km 6,5 Bengkulu 38119Telp. (0736) 23030, Fax. (0736) 345568E-mail: [email protected]: www.bengkulu.litbang.pertanian.go.id

ISBN: 978-602-9064-23-0

Page 3: BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAKbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku/Buku-padirawa... · ii BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKOMUKO Penanggung Jawab:

iii

PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadiratTuhan Yang Maha Esa atas berkat danrahmat-Nya jualah buku Budidaya PadiLahan Rawa Lebak di KabupatenMukomuko dapat diselesaikan. Buku inidisusun berdasarkan kegiatan yangdidanai oleh DIPA BPTP BengkuluTahun Anggaran 2014.

Kami menyadari bahwa buku ini belumlah sempurnadan lengkap sesuai yang dibutuhkan. Buku ini hanyasebagai sumber informasi terhadap kegiatan yangdilakukan BPTP Bengkulu selama melakukanpendampingan kegiatan budidaya padi pada rawa lebak diKabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu.

Akhirnya kami berharap agar buku Budidaya PadiLahan Rawa Lebak di Kabupaten Mukomuko ini dapatbermanfaat bagi pengguna.

Bengkulu, Januari 2015

Kepala BPTP Bengkulu,

Dr. Ir. Dedi Sugandi, MP

iii

PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadiratTuhan Yang Maha Esa atas berkat danrahmat-Nya jualah buku Budidaya PadiLahan Rawa Lebak di KabupatenMukomuko dapat diselesaikan. Buku inidisusun berdasarkan kegiatan yangdidanai oleh DIPA BPTP BengkuluTahun Anggaran 2014.

Kami menyadari bahwa buku ini belumlah sempurnadan lengkap sesuai yang dibutuhkan. Buku ini hanyasebagai sumber informasi terhadap kegiatan yangdilakukan BPTP Bengkulu selama melakukanpendampingan kegiatan budidaya padi pada rawa lebak diKabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu.

Akhirnya kami berharap agar buku Budidaya PadiLahan Rawa Lebak di Kabupaten Mukomuko ini dapatbermanfaat bagi pengguna.

Bengkulu, Januari 2015

Kepala BPTP Bengkulu,

Dr. Ir. Dedi Sugandi, MP

Page 4: BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAKbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku/Buku-padirawa... · ii BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKOMUKO Penanggung Jawab:

iv

DAFTAR ISI

Halaman

PENGANTAR ................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................... iv

DAFTAR TABEL ............................................... v

DAFTAR GAMBAR ............................................ vi

I. Pendahuluan .......................................... 1

II. Peranan Padi Dalam Ketahanan Pangan ... 3

III. Lahan Sub Optimal .................................. 6

IV. Lahan Rawa Lebak Di KabupatenMukomuko ............................................. 17

V. Inovasi Teknologi Lahan Rawa Lebak ....... 20

VI. Kesimpulan ............................................. 40

Daftar Pustaka ................................................ 42

Lampiran ........................................................ 44

Page 5: BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAKbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku/Buku-padirawa... · ii BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKOMUKO Penanggung Jawab:

v

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Dosis amelioran dan pupuk tanaman padiberdasarkan sistem tanam .......................... 27

Page 6: BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAKbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku/Buku-padirawa... · ii BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKOMUKO Penanggung Jawab:

vi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Rawa Lebak yang Diapit Sungai (sumber:Deptan, 2007) .......................................... 13

2. Keragaan Pertumbuhan Padi Inpara 2 Umur60 hst ...................................................... 16

3. Lapisan Tanah di Desa Tirta MulyaKabupaten Mukomuko ..............................

19

4. Alih Fungsi Lahan Tanaman Sawit MenjadiSawah .....................................................

19

5. Benih sebelum Disebar .............................. 35

6. Keragaan Pertumbuhan Bibit Umur 5 hss .... 35

7. Keragaan tanaman pada saat umur 10 hst(pemupukan I)..........................................

36

8. Pengamatan OPT pada pertumbuhanvegetatif...................................................

36

9. Keragaan bibit siap tanam.......................... 37

10. Penanaman dengan sistem tanam Legowo. 37

11. Penyiangan dengan gasrok......................... 38

12. Pelaksanaan panen dan pascapanen........... 39

Page 7: BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAKbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku/Buku-padirawa... · ii BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKOMUKO Penanggung Jawab:

7

I. PENDAHULUAN

Perkembangan pembangunan nasional danperubahan lingkungan strategis yang terjadi akhir-akhir inimendorong Kementerian Pertanian untuk terusmeningkatkan peran serta yang lebih proaktif dansistematis, khususnya dalam mendorong peningkatankesejahteraan masyarakat tani, dan umumnya dalammemecahkan berbagai kendala pembangunan pertanian.

Beras merupakan komoditas strategis berperanpenting dalam perekonomian dan ketahanan pangannasional. Karena beras merupakan makanan pokok danmenopang kehidupan lebih dari 60% petani di Indonesia.Sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk, kebutuhanberas ada periode jangka menengah 2010-2014diproyeksikan masih akan terus meningkat. Namundemikian, peluang untuk mencapai sasaran swasembadaberas ini masih cukup besar karena sumberdaya alam yangbelum secara optimal dimanfaatkan terutama lahan rawayang masih dapat ditingkatkan pemanfaatannya.

Hanya mengandalkan lahan irigasi untuk produksipadi, tentu tidak efektif mengingat luas lahan irigasi daritahun ke tahun melandai akibat berbagai alih fungsi lahan.Lahan rawa, kini dan ke depan semakin berperan dalammeningkatkan produksi padi nasional yang telah dibuktikandengan banyaknya hasil penelitian dan pengembanganpada lahan rawa.

Keberadaan lahan rawa lebak berada pada posisiperalihan antara sungai atau danau dan tanah darat

Page 8: BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAKbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku/Buku-padirawa... · ii BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKOMUKO Penanggung Jawab:

8

(uplands), ditemukan di depresi, dan cekungan-cekungandi bagian terendah pelembahan sungai, di dataran banjirsungai-sungai besar, dan di wilayah pinggiran danau.Lahan rawa lebak tersebar di dataran berketinggiansedang dan dataran tinggi, hamparan lahan rawaumumnya sempit atau tidak luas, dan terdapat dibeberapatempat.

Potensi lahan rawa lebak di seluruh Indonesiamencapai 14 juta hektar, terdiri dari rawa lebak dangkalseluas 4.166.000 ha, lebak tengahan seluas 6.076.000 hadan lebak dalam seluas 3.039.000 ha. Penyebaran lahanrawa diurutkan dari yang terluas, terdapat di Sumatera,Papua, dan Kalimantan, serta Sulawesi.

Lahan rawa yang berada di Sumatera khususnya diProvinsi Bengkulu tersebar pada Kabupaten Seluma,Bengkulu Utara, Bengkulu Tengah dan KabupatenMukomuko. Total luas lahan rawa di Provinsi Bengkuluyaitu 12.411 ha yang terdiri dari rawa lebak mencapai11.609 ha dan rawa pasang surut 802 ha (BPS ProvinsiBengkulu, 2010).

Page 9: BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAKbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku/Buku-padirawa... · ii BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKOMUKO Penanggung Jawab:

9

II. PERANAN PADI DALAM KETAHANAN PANGAN

Kebutuhan pangan, khususnya beras, terusmeningkat sejalan dengan meningkatnya jumlahpenduduk, sedangkan usaha diversifikasi pangan berjalansangat lambat. Peningkatan produksi padi nasional tetapmenjadi prioritas pemerintah, karena beras selain sebagaimakanan pokok penduduk Indonesia, juga sebagai barangekonomi, sosial, dan politik. Oleh karena itu, perluasanareal panen dan peningkatan produktivitas padi dan bahanpangan lainnya menjadi suatu keharusan guna memenuhikebutuhan di atas. Dalam upaya perluasan areal tanampadi, lahan-lahan suboptimal seperti lahan rawa pasangsurut (termasuk lahan gambut) dan lahan rawa lebakdengan berbagai kendala biotik (hama dan penyakit) sertaabiotik (kesuburan rendah dan luapan air pasang maupunair hujan) akan turut dimanfaatkan guna mencukupikebutuhan produksi nasional.

Masalah utama perberasan nasional adalahmemulihkan pertumbuhan dan stabilitas produksi padi,sehingga terjadi percepatan produksi. Kendala antarsektoral dalam peningkatan produksi tanaman pangan,khususnya padi sawah, semakin kompleks. Hal inimerupakan akibat dari berbagai perubahan danperkembangan lingkungan strategis di luar sektorpertanian yang sangat berpengaruh dalam peningkatanproduksi pangan. Konversi lahan produktif tidak dapatdihindarkan dan bahkan secara nasional diperkirakanlajunya mencapai 100.000 ha/tahun.

Page 10: BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAKbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku/Buku-padirawa... · ii BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKOMUKO Penanggung Jawab:

10

Namun demikian, produksi padi tetap harus digenjot,mengingat padi merupakan tulang punggungpembangunan subsektor tanaman pangan dan berperanpenting terhadap pencapaian ketahanan pangan. Padi jugamemberikan kontribusi besar terhadap produk domestikbruto (PDB) nasional.

Untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional,pada tahun 2011 Kementerian Pertanian telah menetapkantarget produksi sebesar 70,60 juta ton GKP. Sampaidengan tahun 2014 pertumbuhan produksi padiditargetkan meningkat sebesar 5,22% per tahun.Instrument yang dapat digunakan untuk mencapai targetproduksi tersebut adalah: 1) Perluasan areal; 2)Peningkatan produktivitas; 3) Rekayasa teknologi dansosial. Peningkatan produktifitas dilakukan melaluipenggunaan varietas unggul, pemupukan, pengendalianorganisme pengganggu tanaman (POPT) dan teknologipasca panen. Rekayasa teknologi dan sosial dilakukanmelalui Demplot, Dem-Area dan SL-PTT.

Berdasarkan agroekosistem dan kesesuaianlahannya, tanaman padi mempunyai potensi dan peluangyang besar untuk dikembangkan di Provinsi Bengkulu.Provinsi Bengkulu memiliki lahan sawah seluas 105.177 hadengan produktivitas yang masih rendah (4,06 t/ha).Produktivitas padi, jagung, dan kacang tanah di Bengkulujuga masih relatif rendah yang berturut-turut adalah: 4,06t/ha, 3,60 t/ha dan 0,99 t /ha, sedangkan potensi hasilnyadapat mencapai 6,5 t/ha untuk padi, 5,0 t/ha untukjagung, dan 2,0 t/ha untuk kacang tanah. Penyebabnya

Page 11: BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAKbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku/Buku-padirawa... · ii BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKOMUKO Penanggung Jawab:

11

antara lain adalah penggunaan varietas unggul yangberdaya hasil tinggi dan benih bersertifikat di tingkatpetani masih relatif rendah (sekitar 40-50%), penggunaanpupuk yang belum rasional dan efisien, penggunaan pupukorganik yang belum populer dan budidaya spesifik lokasimasih belum diadopsi dan terdifusi secara baik. Upaya danstrategi untuk meningkatkan produktifitas dan produksimutlak diperlukan melalui implementasi inovasi teknologi.

Page 12: BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAKbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku/Buku-padirawa... · ii BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKOMUKO Penanggung Jawab:

12

III. LAHAN SUB OPTIMAL

Lahan sub optimal atau lahan marginal/lahan tidaksubur cukup luas keberadaannya di Provinsi Bengkulu.Mengingat luas lahan pertanian yang semakin menyempit,maka pemanfaatan lahan sub optimal perlu ditingkatkanguna mendukung usaha pertanian yang lebih luas. Dariluas Provinsi Bengkulu 1.978.870 ha terdiri atas lahankering dataran rendah 796.800 ha, lahan kering datarantinggi 1.071.765 ha dan agroekosistem sawah 111.305 ha.Dari data tersebut lahan kering dataran tinggimendominasi luas Provinsi Bengkulu, namun yang memilikipotensi pengembangan pertanian berada pada lahankering dataran rendah, karena pada dataran tinggi banyakdi dominasi oleh hutan.

Lahan sub optimal atau lahan yang tidak suburmemiliki karakteristik masing-masing berbeda, yang terdiriantara lain:

1. Lahan Kering

Lahan kering dengan kemiringan 0 - 15% didominasioleh tanah podzolik merah kuning ultisol/inceptisol. Tanahini kurang menguntungkan bagi pertanian, karena:bereakasi masam, kadar unsur hara rendah, KTK rendah,daya simpan air rendah, struktur dan tekstur tanah tidakstabil sehingga mudah erosi.

Secara umum definisi lahan kering adalah tanahdengan curah hujan terbatas. Ditandai dengan rendahnyacurah hujan yang berkisar antara 100-600 mm/tahun, tidak

Page 13: BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAKbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku/Buku-padirawa... · ii BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKOMUKO Penanggung Jawab:

13

menentu dan sangat tidak konsisten. Ciri utama darikekeringan adalah rendahnya persediaan antara curahhujan tahunan dan evapotranspirasi. Curah hujan yangrendah, tidak dapat diandalkan dan terkonsentrasi selamamusim hujan yang pendek, dengan waktu yang tersisacenderung relatif kering. Suhu tinggi selama musim hujanmenyebabkan sebagian besar curah hujan akan hilangdalam penguapan.

Lahan kering secara fisik tidak diairi atau tidakmendapatkan pelayanan irigasi sehingga sumber air utamaadalah curah hujan dan sebagian kecil yang berasal dari airtanah atau pompanisasi. Lahan kering tergolong suboptimal karena tanahnya kurang subur, bereaksi masam,mengandung Al, Fe, dan atau Mn dalam jumlah tinggisehingga dapat meracuni tanaman. Lahan masam padaumumnya miskin bahan organik dan hara makro N, P, K,Ca, dan Mg.

Pemberian bahan kapur, bahan organik, danpemupukan N, P, dan K merupakan kunci untukmemperbaiki kesuburan lahan kering masam. lahan keringmasam didominasi oleh tanah Ultisol, yang dicirikan olehkapasitas tukar kation (KTK) dan kemampuan memegangatau menyimpan air yang rendah, tetapi kadar Al dan Mntinggi. Kesuburan tanah Ultisol sering kali hanya ditentukanoleh kadar bahan organik pada lapisan atas, dan bilalapisan ini tererosi maka tanah menjadi miskin hara danbahan organik.

Pentingnya pengelolaan lahan kering dapat diartikansebagai segala upaya untuk memelihara dan meningkatkan

Page 14: BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAKbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku/Buku-padirawa... · ii BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKOMUKO Penanggung Jawab:

14

kesuburan tanah pada lahan kering agar usaha pertanaiandapat secara berkelanjutan dilaksanakan tanpa merusakkelestarian lingkungan. Sementara pada tingkatpengelolaan yang kurang memadai akan menimbulkangangguan keseimbangan sumber daya alam sehinggadegredasi lahan akan dipercepat.

2. Lahan rawa

Lahan rawa, adalah lahan yang sepanjang tahun,atau selama waktu yang panjang dalam setahun, selalujenuh air atau tergenang air dangkal, berdasarkanpengaruh air pasang surut, khususnya sewaktu pasangbesar di musim hujan. Zona wilayah rawa terbagi dalam 3zona yaitu; zona 1: wilayah pasang surut air asin; zona 2:wilayah rawa pasang surut air tawar; zona 3: wilayah rawalebak atau rawa non pasang surut.

Luas lahan rawa di Provinsi Bengkulu cukup luas(12.411 ha) yang terdiri dari rawa lebak mencapai 11.609ha dan rawa pasang surutnya sekitar 802 ha, yangmencakup Kabupaten Seluma, Mukomuko, Bengkulu Utaradan Bengkulu Tengah.

Potensi pengembangan lahan rawa untuk komoditaspadi masih terbuka tetapi saat ini petani padi rawa diBengkulu masih menggunakan teknologi sederhanadengan varietas padi sawah seperti Ciherang, Ciliwung danIR 64 serta padi lokal yang berumur dalam (5-6 bulan).Dengan pendekatan PTT spesifik lokasi Bengkulu, lahanrawa mempunyai potensi untuk dikembangkan dan

Page 15: BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAKbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku/Buku-padirawa... · ii BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKOMUKO Penanggung Jawab:

15

diharapkan mampu menjadi penyumbang produksi berasyang cukup signifikan di Provinsi Bengkulu.

Rawa pasang surut, adalah suatu wilayah rawayang dipengaruhi oleh gerakan pasang surut air laut yangsecara berkala mengalami luapan air pasang. Jadi lahanrawa pasang surut dapat dikatakan sebagai lahan yangmemperoleh pengaruh pasang surut air laut atau sungai-sungai sekitarnya. Bila musim penghujan lahan-lahan initergenang air sampai satu meter di atas permukaan tanah,tetapi bila musim kering bahkan permukaan air tanahmenjadi lebih besar 50 cm di bawah permukaan tanah.

Tingginya air pasang dibedakan menjadi dua,yaitu pasang besar dan pasang kecil. Pasang kecilterjadi secara harian 1-2 kali sehari, sedangkanpasang besar terjadi lebih dari 2 kali sehari.Berdasakan pola genangannya, lahan pasang surut dibedakan menjadi empat tipe:1. Tipe A, tergenang pada waktu pasang besar dan pasang

kecil.2. Tipe B, tergenang hanya pada pasang besar.3. Tipe C, tidak tergenang, tetapi kedalaman air tanah

pada waktu pasang kurang dari 50 cm.4. Tipe D, tidak tergenang pada waktu pasang, air tanah

lebih dari 50 cm tetapi pasang surutnya air masihtampak pada saluran tersier.

Rawa lebak, adalah lahan yang rejim airnyadipengaruhi oleh hujan, baik yang turun setempat maupundi daerah sekitarnya. Genangan air di lahan ini bisa lebih

Page 16: BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAKbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku/Buku-padirawa... · ii BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKOMUKO Penanggung Jawab:

16

dari 6 bulan akibat adanya cekungan dalam. Berdasarkankedalamannya rawa lebak ini terbagi 3 yaitu lebak dangkal,lebak tengahan dan lebak dalam. Lebak dangkalmerupakan lahan yang berpotensi untuk budidayatanaman pangan, jika dibandingkan dengan lebaktengahan dan lebak dalam. Pada lahan ini umumnyamempunyai kesuburan tanah yang lebih baik karenaadanya proses penambahan unsur hara dari luapan airsungai yang membawa lumpur dari daerah hulu.

Lahan rawa lebak mempunyai karakter yang khasyaitu terdapatnya genangan air pada periode waktu yangcukup lama. Air yang menggenang tersebut bukanmerupakan akumulasi air pasang, tetapi berasal darilimpasan air permukaan di wilayah tersebut maupunwilayah sekitarnya karena topografinya yang lebih rendah.

Berdasarkan kedalaman dan lamanya genangan,maka lahan rawa lebak dibedakan manjadi 3 (tiga) tipe:1. Lebak Pematang/Dangkal

Daerah yang terletak dibagian yang lebih tinggi dimanasaat menjelang akhir musim hujan daerah ini sering kaliairnya sudah surut dan telah dapat diusahakan, tetapicepat sekali mengalami kekeringan. Biasanya tinggigenangan airnya kurang dari 50 cm selama kurang dari3 bulan.

2. Lebak TengahanDaerah pada bagian cekungan yang umumnya padapertengahan musim kemarau masih digenangi air tetapimengering pada masa panen. Dengan tinggi genanganairnya antara 50-100 cm selama 3-6 bulan.

Page 17: BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAKbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku/Buku-padirawa... · ii BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKOMUKO Penanggung Jawab:

17

3. Lebak DalamDaerah pada bagian cekungan dalam dimana surutnyaair lebih lambat sehingga pada masa panen masihterdapat genangan air di petakan sawah. Lebak inimempunyai tinggi genangan airnya lebih dari 100 cmselama lebih dari 6 bulan.

Menurut fisiografi (bentuk wilayah) rawa lebak dibagi menjadi 3 yaitu:a. Rawa yang berada antara dua sungai,b. Rawa yang berada pada sungai, danc. Rawa yang merupakan peralihan antara rawa lebak dan

rawa pasang surut.

Tanah rawa lebak umumnya tergolong alluvialhidromorf dan gley humus rendah. Jenis tanah yangterdapat di rawa lebak yaitu:a. Subgroup Epiaquept dan Endoaquept (Inceptisol

basah), yang umumnya rawa ini berada di rawa lebakpematang.

b. Fluvaquent, Hydraquent, Endoaquent dan Sulfaquent(Entisol basah), yang umumnya rawa ini berada di rawalebak tengahan sampai lebak dalam.

c. Haplohemist, Haplosaprist, Sufihemist dan Sulfisaprist(Histosol-gambut mentah sampai gambut yang sudahmatang), yang umumnya rawa ini berada di rawa lebaktengahan dan sebagian lebak dalam.

Pertimbangan dan permasalahan dalam pemanfaatanlahan rawa lebak untuk pengembangan usahatani padiadalah sebagai berikut:

Page 18: BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAKbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku/Buku-padirawa... · ii BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKOMUKO Penanggung Jawab:

18

a. Pertimbangan pemanfaatan lahan rawa lebak untukpengembangan tanaman padi;1) Topogrofi wilayah datar dan hamparan luas sehingga

berpotensi sebagai sumber pertumbuhan produksipadi.

2) Air tersedia melimpah dimusim hujan dan pengayaanlumpur saat banjir sehingga lahan cukup subur.

3) Mempunyai kekayaan sosial budaya berupa kearifanbudaya lokal (indigenous knowledge) yangberpotensi untuk dikembangkan.

4) Jalan dan transportasi sebagian sudah dapat melaluidarat dan sebagian dapat melalui sungai sehinggamudah dicapai dan mobilitas barang sertapengangkutan lancar.

b. Permasalahan yang perlu diatasi untuk pengembangantanaman padi:1) Musim kemarau;

menyurutnya air kadang lambat, kadang cepat,sehingga menyulitkan penentuan saat tanam danhubungannya dengan kondisi bibit di persemaian.

Sering terjadi cekaman kekeringan sehinggabanyak bulir yang hampa.

2) Musim hujan; Bibit yang baru ditanam rentan terendam. Pemupukan tidak efektif akibat genangan air. Serangan hama tikus. Sering terjadi adanya genangan karena luapan air

sungai atau air hujan didaerah cekungandipedalaman.

Page 19: BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAKbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku/Buku-padirawa... · ii BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKOMUKO Penanggung Jawab:

19

Gambar 1. Rawa Lebak yang Diapit Sungai(sumber : Deptan, 2007)

Lahan Bergambut, tanah gambut secara alamiterdapat pada lapisang paling atas. Di bawahnya terdapatlapisan tanah alluvial pada kedalaman yang bervariasi.Lahan dengan ketebalan tanah gambut kurang dari 50 cmdisebut sebagai lahan rawa bergambut.

Lahan Gambut, ketebalan gambut lebih dari 50 cmdengan demikian lahan gambut adalah lahan rawa denganketebalan gambut lebih dari 50 cm. Bedasarkankedalamannya lahan gambut dibagi menjadi empat, yaitu:1. Lahan gambut dangkal dengan ketebalan gambut 50-

100 cm.2. Lahan gambut sedang dengan ketebalan gambut 100-

200 cm.3. Lahan gambut dalam dengan ketebalan gambut 200-

300 cm.

Page 20: BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAKbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku/Buku-padirawa... · ii BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKOMUKO Penanggung Jawab:

20

4. Lahan gambut sangat dalam dengan ketebalan gambulebi dari 300 cm.

Pemanfaatan lahan rawa pasang surut dan lebakuntuk usaha tani padi membutuhkan ketersediaan varietasunggul yang mampu beradaptasi dengan baik pada lahantersebut. Kendala utama peningkatan produksi padi dilahan lebak adalah tata air. Bila memasuki musim hujan,kondisi lahan lebak selalu tergenang air. Kedalamangenangan air sangat bervariasi, mulai dari beberapa cmhingga lebih dari satu meter. Kondisi sebaliknya terjadisaat lahan lebak memasuki musim kemarau. Kendala lainyang dihadapi adalah kesuburan tanah rendah,kemasaman tanah, keracunan dan defisiensi hara.

Pengembangan budi daya padi juga menghadapihambatan berupa perubahan iklim global. Perubahan iklimglobal mengakibatkan adanya pergeseran musim sertaterjadinya iklim yang ekstrim, seperti terjadi kekeringandan kebanjiran. Untuk itu diperlukan varietas padi yangtoleran terhadap kondisi iklim yang ekstrim tersebut.Inovasi teknologi Varietas Unggul Baru (VUB) untukantisipasi perubahan iklim antara lain padi inhibrida padirawa (Inpara).

Budidaya padi di lahan rawa mempunyai resiko yangcukup tinggi karena pada umumnya lahan rawa bersifatmasam, miskin unsur hara, dan mengandung besi (Fe)yang tinggi. Keracunan besi dan ketidak seimbangankandungan unsur hara merupakan permasalahan utama.Keracunan besi menyebabkan produktivitas padi di lahanrawa relatif rendah (1-2 t/ha) atau bahkan tidak

Page 21: BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAKbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku/Buku-padirawa... · ii BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKOMUKO Penanggung Jawab:

21

menghasilkan. Ada beberapa cara untuk mengatasikeracunan besi, diantaranya adalah penanaman varietasyang toleran dan pemupukan untuk meningkatkankeseimbangan unsur hara. Beberapa varietas padi rawatelah dilepas oleh Badan Litbang Pertanian diantaranyaadalah Banyu Asin, Dendang, Mendawak, dan Inpara 1,Inpara 2, Inpara 3, Inpara 4, Inpara 5 dan Inpara 6.Dengan pengelolaan tanaman dan sumberdaya secaraterpadu, produktivitas padi di lahan rawa dapat mencapai4-6 t/ha.

Inhibrida padi rawa (Inpara) adalah varietas-varietasunggul padi yang baik dibudidayakan pada kondisi lahanrawa, tahan terhadap rendaman, serta daya adaptasi padakondisi lahan masam. Varietas Inpara I termasuk dalamgolongan Cere Indica, dengan umur tanaman 131 hari,bentuk tanaman tegak, tinggi tanaman 111 cm, jumlahanakan produktif varietas ini dapat mencapa 18 anakan.Apabila ditanam pada kondisi lahan rawa lebak rata-ratahasil dapat mencapai 5,65 ton/ha, sedangkan apabiladitanam pada kondisi lahan rawa pasang surut rata-ratahasillnya lebih rendah yaitu 4,45 ton/ha. Varietas Inpara 1memiliki toleransi keracunan Fe dan Al serta agak tahanterhadap serangan wereng batang coklat Biotipe 1 dan 2,serta tahan terhadap penyakit hawar daun bakteri danblast.

Page 22: BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAKbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku/Buku-padirawa... · ii BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKOMUKO Penanggung Jawab:

22

Gambar 2. Keragaan Pertumbuhan Padi Inpara 2Umur 60 hst.

Page 23: BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAKbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku/Buku-padirawa... · ii BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKOMUKO Penanggung Jawab:

23

IV. LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATENMUKOMUKO

Luas lahan rawa di Kabupaten Mukomuko adalah1.966 ha yang terdiri dari rawa pasang surut seluas 30 hadan rawa lebak seluas 1.936 ha. Mengingat besarnya luaslahan rawa lebak yang ada, perlu adanya kegiatan yangmemanfaatkan lahan rawa lebak sebagai medianya

Salah satu kegiatan model pengembangan pertanianperdesaan melalui penerapan inovasi teknologi diKabupaten Mukomuko dilaksanakan di Kecamatan AirManjunto khususnya Desa Tirta Mulya, dengan basis usahapada pengembangan padi yang mengarah ke produk padirawa lebak dangkal. Pemilihan inovasi teknologi PTT padirawa lebak didasarkan pada agroekosistem setempat DesaTirta Mulya Kecamatan Air Manjunto merupakan wilayahyang mempunyai topografi landai sampai sedikit berbukitdengan ketinggian tempat ± 10 m dpl dan curah hujan152,2 mm/bulan. Dengan kondisi tersebut maka wilayahDesa Tirta Mulya sangat cocok untuk pengembanganpertanian khususnya komoditas padi. Luas wilayah DesaTirta Mulya 707,50 ha yang terdiri dari permukiman 78 ha,lahan gambut 198 ha, lahan kering/tegal 223 ha, sawah227 ha, perkantoran 0,25 ha, dan prasarana umum lainnya1 ha. Sekitar 32,08 % dari luas lahan Desa Tirta Mulya,saat ini didominasi usahatani padi sawah (rawa dan irigasi.

Lahan rawa di Desa Tirta Mulya KabupatenMukomuko merupakan lahan rawa lebak yang sebagianwilayahnya ditanami dengan tanaman kelapa sawit

Page 24: BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAKbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku/Buku-padirawa... · ii BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKOMUKO Penanggung Jawab:

24

terutama bagian lahan yang kering atau letaknya sedikitlebih tinggi dari lahan rawa yang tergenang. Melihatkondisi pertanaman padi yang berada disekitar tanamansawit cukup bagus pertumbuhannya, timbul keinginansebagian besar petani yang memiliki kebun sawit untukmerubah kebun sawitnya menjadi lahan sawah. Keinginanpetani ini mendapat dukungan Pemerintah DaerahKabupaten Mukomuko dengan memberikan bantuanpinjaman alat berat untuk meratakan tanah denganmenimbun tanah darat ke lahan rawa sekaligusmeratakannya.

Lahan yang menjadi lokasi petak percontohan inimerupakan rawa reklamasi yang sudah diupayakan untukmeningkatkan fungsi lahan dan manfaat lahan melaluipengelolaan, perbaikan lahan, dan pengaturan tata airguna kepentingan usaha tani.

Adapun usaha perbaikan lahan yang telahdilaksanakan adalah:1. Penambahan tanah mineral.2. Pemberian bahan organik (kotoran ternak dan solid).3. Pembuatan saluran drainase.

Kegiatan ini dilakukan petani karena di lahan tersebutsudah terdapat saluran irigasi.

Page 25: BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAKbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku/Buku-padirawa... · ii BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKOMUKO Penanggung Jawab:

25

Gambar 3. Lapisan Tanah di Desa TirtaMulya Kabupaten Mukomuko.

Gambar 4. Alih Fungsi Lahan TanamanSawit Menjadi Sawah.

Page 26: BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAKbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku/Buku-padirawa... · ii BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKOMUKO Penanggung Jawab:

26

V. INOVASI TEKNOLOGI LAHAN RAWA LEBAKPTT Padi

Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) adalah suatupendekatan inovatif dalam upaya meningkatkanproduktivitas dan efisiensi usahatani melalui perbaikansistem/pendekatan dalam perakitan paket teknologi yangsinergis antar komponen teknologi, dilakukan secarapartisipatif oleh petani serta bersifat spesifik lokasi. PTTmerupakan inovasi baru untuk memecahkan berbagaipermasalahan dalam peningkatan produktivitas padi.Teknologi intensifikasi padi bersifat spesifik lokasi,bergantung pada masalah yang akan diatasi (demanddriven technology).

Pendekatan PTT adalah sebagai berikut:a. Memanfaatkan paket teknologi inovatif yang terdiri dari

komponen-komponen teknologi yang sinergi dankompatibel antar sesamanya.

b. Pemilihan dan penerapan teknologi didasarkan padaefektivitas dalam pemecahan permasalahan setempatyang sedang dihadapi.

c. Penggunaan input teknologi lebih efisien dan hemattenaga kerja sehingga dengan keterbatasan tenagakerja tersebut masih mampu untuk meningkatkanpendapatan dan kesejahteraan petani.

d. Kelestarian lingkungan karena teknologi yangditerapkan lebih terkendali sehingga ramah lingkungan.

Inovasi teknologi berpeluang untuk diadopsi olehpetani apabila teknologi yang diintroduksikan memilikisifat-sifat sebagai berikut:

Page 27: BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAKbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku/Buku-padirawa... · ii BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKOMUKO Penanggung Jawab:

27

a. Bermanfaat bagi petani secara nyata.b. Lebih unggul dibandingkan dengan teknologi yang telah

ada.c. Bahan, sarana, alat mesin, modal dan tenaga untuk

mengadopsi teknologi tersedia.d. Memberikan nilai tambah dan keuntungan ekonomi.e. Meningkatkan efisiensi dalam berproduksi.f. Bersifat ramah lingkungan dan menjamin keberlanjutan

usaha pertanian.

Dari sisi petaninya sendiri, mereka jugamempertimbangkan beberapa faktor sebelum mengadopsiteknologi. Faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh petanidiantaranya adalah:a. Ketersediaan pasar hasil panen dengan harga pasar

yang layak serta keuntungan yang baik.b. Kepastian diperolehnya hasil panen dengan resiko

kegagalan yang minimal.c. Penerapan teknologi tidak sulit bagi petani.d. Petani mampu menyediakan modal untuk mengadopsi

teknologi.e. Memberikan nilai tambah dan keuntungan nyata bagi

petani.

Dalam proses adopsi inovasi teknologi kepadapengguna, akan mengalami proses dan tahapan yaitukesadaran (awareness), tumbuhnya minat (interest),evaluasi (evaluation), mencoba (trial) dan adopsi(adoption).

Prinsip dari PTT adalah sebagai berikut:

Page 28: BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAKbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku/Buku-padirawa... · ii BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKOMUKO Penanggung Jawab:

28

a. Terpadu: PTT merupakan suatu pendekatan agarsumber daya tanaman, tanah dan air dapat dikeloladengan sebaik-baiknya secara terpadu.

b. Sinergis: PTT memanfaatkan teknologi pertanianterbaik, dengan memperhatikan keterkaitan yang salingmendukung antar komponen teknologi.

c. Spesifik lokasi: PTT memperhatikan kesesuaianteknologi dengan lingkungan fisik maupun sosialbudaya dan ekonomi petani setempat.

d. Partisipatif: Petani turut berperan serta dalam memilihdan menguji teknologi yang sesuai dengan kondisisetempat dan kemampuan petani melalui prosespembelajaran dalam bentuk laboratorium lapangan (LL).

Komponen teknologi PTT ditentukan bersama-samapetani melalui analisis kebutuhan teknologi (needassessment). Komponen teknologi PTT dasar/compulsoryadalah teknologi yang dianjurkan untuk diterapkan disemua lokasi. Komponen teknologi PTT pilihan adalahteknologi pilihan disesuaikan dengan kondisi, kemauan,dan kemampuan. Komponen teknologi PTT pilihan dapatmenjadi compulsory apabila hasil KKP (Kajian Kebutuhandan Peluang) memprioritaskan komponen teknologi yangdimaksud menjadi keharusan untuk pemecahan masalahutama suatu wilayah, demikian pula sebaliknya bagikomponen teknologi dasar.

Teknologi Budidaya Padi Rawa MelaluiPendekatan PTT

Page 29: BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAKbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku/Buku-padirawa... · ii BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKOMUKO Penanggung Jawab:

29

Komponen Dasar PTT padi pada lahan rawa lebakadalah a) varietas modern (VUB, PTB), b) bibit bermutudan sehat, c) pemupukan N granul, P dan K berdasarkanPUTR, dan d) PHT sesuai OPT Sasaran. Sedangkankomponen pilihan padi pada lahan rawa lebak adalah a)pengelolaan tanaman yang meliputi populasi dan caratanam (legowo, larikan, dll), b) umur bibit, c) pengelolaanair (pembuatan saluran/ceren keliling), d) pengendaliangulma terpadu, dan e) penanganan panen dan pascapanen.

1. Komponen Dasar

a. Varietas Modern (VUB)Varietas unggul merupakan salah satu

komponen teknologi utama dalam peningkatanproduktivitas, produksi dan pendapatan usahatanitanaman pangan. Varietas unggul adalah galur hasilpemuliaan yang mempunyai satu atau lebihkeunggulan khusus seperti potensi hasil tinggi,toleran terhadap hama dan penyakit, toleranterhadap cekaman lingkungan, mutu produk, danatau sifat-sifat lainnya, serta telah dilepas olehpemerintah. Beberapa varietas unggul baru padalahan rawa seperti terlihat pada Lampiran 1.

b. Benih Bermutu dan SehatCiri-ciri benih bermutu tinggi meliputi: 1)

varietasnya asli, 2) benih bernas dan seragam, 3)bersih (tidak tercampur dengan biji gulma atau bijitanaman lain), 4) daya berkecambah dan vigor tinggi

Page 30: BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAKbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku/Buku-padirawa... · ii BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKOMUKO Penanggung Jawab:

30

sehingga dapat tumbuh baik jika ditanam, 5) sehat,tidak terinfeksi oleh jamur atau serangan hama, dan6) ditandai dengan label sertifikasi.

Penggunaan benih bermutu akan menghasilkanbibit yang sehat dengan daya perkecambahan yangtinggi dan seragam, tanaman sehat denganperakaran yang baik, tumbuh lebih cepat, tahanterhadap hama dan penyakit, berpotensi hasil tinggi,dan mutu hasil yang lebih baik.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.39/Permentan/OT.140/8/2006, Kelas Benih terdapatempat kelas benih yaitu:1. benih penjenis (BS), benih yang ditandai dengan

label kuning, dimiliki dan diproduksi oleh pemuliaTanaman di Balai Penelitian Komoditas atau UPBS(Unit Produksi Benih Sumber)

2. benih dasar (BD), benih yang ditandai denganlabel putih, dimiliki dan diproduksi oleh BBI (BalaiBenih Induk), Penangkar Penih yang mendapatrekomendasi dari BPSB, Produsen benihswasta/BUMN

3. benih pokok (BP), benih yang ditandai denganlabel ungu, dimiliki dan diproduksi oleh BBU (BalaiBenih Utama), Penangkar benih yang mendapatrekomendasi dari BPSB, produsen benihswasta/BUMN

4. benih sebar (BR), benih yang ditandai denganlabel biru, dimiliki dan diproduksi oleh BBU (Balai

Page 31: BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAKbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku/Buku-padirawa... · ii BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKOMUKO Penanggung Jawab:

31

Benih Utama), penangkar benih/produsen benihswasta/BUMN.

Kelas benih yang ditanam penangkar/produsenbenih, harus menanam benih satu kelas lebih tinggidari kelas benih yang akan diproduksi. Kalaupenangkar benih memproduksi benih sebar (BR/labelbiru) maka benih yang ditanam minimal harus kelasbenih pokok (BP/label ungu). Kelas benih yangditanaman petani untuk mendapatkan gabahkonsumsi (untuk digiling menjadi beras) disarankanmenggunakan benih sebar (label biru) .

Gambar 5. Pertumbuhan Benih Varietas InparaUmur 10 hss.

c. Pemupukan N granul, P dan K berdasarkan PUTS

Page 32: BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAKbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku/Buku-padirawa... · ii BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKOMUKO Penanggung Jawab:

32

Pemberian pupuk secara berimbangberdasarkan kebutuhan tanaman dan ketersediaanhara tanah dengan prinsip tepat jumlah, jenis, cara,dan waktu aplikasi sesuai dengan jenis tanaman akanmemberikan pertumbuhan yang baik danmeningkatkan kemampuan tanaman mencapai hasiltinggi. Tanah di lahan rawa lebak mempunyaikandungan unsur hara tanah relatif rendah.

Dosis umum pupuk per hektar di lahan rawalebak adalah: 92 kg N + 45-67.5 kg P2O5 + 50-60 kg K2O atau

setara dengan 200 kg Urea + 125-187,5 kg SP-36+ 83-100 KCl.

Jika lahan lebak bergambut, ditambahkan 5 kgCuSO4 + 5 kg ZnSO4 per hektar.

Pemberian unsur N sebaiknya dalam bentuk ureatablet, urea granul, urea briket dengan dosis 150-200 kg/ha, karena urea ini melepas unsur Nlambat sehingga sesuai untuk lahan yang selaludigenangi air.

Pemberian pupuk pada tanaman padi di lahanrawa lebak selama satu musim adalah sebayak 3kali pemberian yaitu umur 7-14 hst, 21-25 hst dan35-40 hst.

Dosis bahan amelioran dan pupuk tanamanpadi berdasarkan sistem tanam adalah seperti padatabel beriukut ini:

Tabel 1. Dosis amelioran dan pupuk tanaman padiberdasarkan sistem tanam.

Page 33: BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAKbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku/Buku-padirawa... · ii BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKOMUKO Penanggung Jawab:

33

SistemTanam

JenisTanah

Dosis Dolomit dan Pupuk (kg/ha)

Kapur N P2O5 K2O CuSO4 ZnSO4

TanamPindah1)

Mineral - 45-90 90 60 - -

Gambut 500-2.000 45-125 45-60 25-50 2-5 2-5

TanamGogo2)

Mineral - 45-90 90 50 - -

Gambut 1.000 45 60 50 5 5

GogoRancah3)

Mineral - 45-90 45-90 25-50 - -

Gambut 1.000 45 60 50 5 5RancahGogo4)

Mineral - 90-135 50-70 50 - -

Ket : 1) Tanam musim Kemarau2) Tanam musim hujan sebelum genangan tinggi3) Tanam akhir hujan/awal kemarau, setelah genangan surut4) Padi VUB

d. PHT sesuai OPT SasaranOrganisme Pengganggu Tanaman adalah

organisme yang bersaing dengan tanaman untukmemperebutkan faktor pertumbuhan sehinggamengganggu peningkatan produksi baik kualitasmaupun kuantitas. OPT terdiri dari hama, penyakitdan gulma.

Perlindungan tanaman dilaksanakan untukmengantisipasi dan mengendalikan serangan OPTdan Dampak Fenomena Iklim (DFI) denganmeminimalkan kerusakan atau penurunan produksiakibat serangan OPT. Pengendalian dilakukanberdasarkan prinsip dan strategi Pengendalian HamaTerpadu (PHT). Khusus pengendalian denganpestisida, merupakan pilihan terakhir bila seranganOPT berada diatas ambang ekonomi. Penggunaanpestisida harus memperhatikan jenis, jumlah dan

Page 34: BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAKbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku/Buku-padirawa... · ii BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKOMUKO Penanggung Jawab:

34

cara penggunaannya sesuai dengan ketentuan danperaturan yang berlaku sehingga tidak menimbulkanresurjensi atau resistensi OPT atau dampak lain yangmerugikan lingkungan.

Komponen pengendalian secara terpadumeliputi:1. Varietas Tahan

Sejak tahun 1940 sampai sekarang telahdihasilkan lebih dari 190 varietas unggul, yangmasing-masing varietas mempunyai kelemahandan kelebihan. Varietas dikatakan tahan terhadaphama dan penyakit tertentu kemungkinan karenabagian luar tanaman tidak menarik, jaringan tebal,keras, kasar atau berbulu, iklim mikro dalampertanaman tidak sesuai atau karena kandungansenyawa kimia tertentu. Efek dari berbagai faktortersebut bisa mengganggu pertumbuhan hamapenyakit, melukai kulit, nafsu makan dan kawinmenurun, nisbah kelamin berubah, sporulasi danpemencaran terganggu dan inokulasi terhambat.

2. Kultur TeknisSistem pengendalian ini sebenarnya secara tidaksengaja telah dilakukan yaitu sejak pengolahantanah, pemupukan, penyiangan dan cara panen.Demikian juga dengan adanya tanaman peneduhdipematang sawah.

3. Pengendali Alami

Page 35: BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAKbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku/Buku-padirawa... · ii BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKOMUKO Penanggung Jawab:

35

Perkembangan hama dan penyakit di alamdipengaruhi oleh faktor biotik dan abiotik. Faktorbiotik terdiri dari sesama organisme yang hidupbersama, sehingga ada persaingan dan bahkansaling membunuh atau memangsa. Sedangkanfaktor abiotik adalah suhu, kelembaban, curahhujan, sinar matahari, kelemababan/ kekerasantanah.

4. PestisidaTidak bisa diingkari bahwa dengan adanyapestisida produktifitas tanaman dapatdipertahankan lebih mudah dan harapan panenlebih besar. Tetapi pada akhir-akhir ini residupestisida dalam produk pertanian banyakdilaporkan menimbulkan gangguan kesehatanpada manusia. Menyadari efek negatif pestisidakimiawi, sekarang telah dianjurkan untukmenggunakan pestisida alami yang berasal daritumbuhan. Salah satu pestisida nabati yang dapatdigunakan seperti : ekstrak biji mimba yangbersifat sebagai insektisida, fungisida bahkanakarisida dan nematisida.

2. Komponen Pilihan

a. Pengelolaan tanamanPengelolaan tanaman meliputi populasi dan

cara tanam (legowo, larikan). Sistem tanam jajarlegowo merupakan suatu upaya memanipulasi lokasipertanaman sehingga akan memiliki jumlah tanaman

Page 36: BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAKbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku/Buku-padirawa... · ii BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKOMUKO Penanggung Jawab:

36

pinggir yang lebih banyak dengan adanya barisankosong. Sistem tanam legowo dapat meningkatkanproduksi padi sawah dengan jalan menata populasitanaman menjadi lebih tinggi dibandingkan dengansistem tanam biasa. Dibandingkan dengan sistemtegel yang biasa digunakan petani, peningkatanpopulasi tanaman dengan penggunaan sistem tanamjajar legowo mencapai 30% (jajar legowo 2:1), dan20% (jajar legowo 4:1). Dengan peningkatanpopulasi tanaman akan berpeluang meningkatkanproduksi padi.

b. Umur bibitPenanaman yang tepat waktu, serentak dan

jumlah populasi yang optimal dapat menghindariserangan hama dan penyakit, menekan pertumbuhangulma, terhindar dari kelebihan dan kekurangan air,memberikan pertumbuhan tanaman yang sehat danseragam serta hasil yang tinggi.

c. Pengelolaan air (pembuatan saluran/ceren keliling)Pemberian air pada tanaman secara efektif dan

efisien sesuai dengan kebutuhan tanaman dankondisi tanah merupakan faktor penting bagipertumbuhan dan hasil tanaman. Air sebagai pelarutsekaligus pengangkut hara dari tanah ke bagiantanaman. Kebutuhan akan air disetiap stadiapertumbuhan tanaman berbeda-beda, pemberian airsecara tepat akan meningkatkan hasil dan menekan

Page 37: BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAKbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku/Buku-padirawa... · ii BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKOMUKO Penanggung Jawab:

37

terjadinya stres pada tanaman yang diakibatkankarena kekurangan dan kelebihan air.

Pengairan yang efektif dan efisien terdiri daripengairan dengan teknik berselang, gilir giring, gilirglontar dan basah kering dapat menghematpemakaian air hingga 30 %. Pengairan berselang(intermittent irrigation) adalah pengaturan lahanpada kondisi kering dan tergenang secara bergantiandalam priode tertentu. Teknik gilir giring adalahpendistribusian air 4 – 5 hari sekali jika debit airsungai sekitar 40 %. Pengairan gilir glontar adalahpendistribusian air 2 – 3 hari sekali jika debit airsungai 40 – 60 %. Sedangkan teknik basah keringadalah pengairan menggunakan paralon berlubanguntuk menentukan kapan sawah perlu diairi.

Tujuan pengairan yang efektif dan efisienadalah untuk:1) Menghemat air irigasi, sehingga areal yang dapat

diairi menjadi luas.2) Memberi kesempatan pada akar tanaman untuk

mendapatkan udara, sehingga dapat berkembanglebih dalam.

3) Mencegah timbulnya keracunan besi.4) Mencegah penimbunan asam organik dan gas H2S

yang menghambat perkembangan akar.5) Mengaktifkan jasad mikroba yang bermanfat.6) Mengurangi kerebahan.7) Mengurangi jumlah anakan yang tidak produktif

(tidak menghasilkan malai dan gabah).

Page 38: BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAKbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku/Buku-padirawa... · ii BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKOMUKO Penanggung Jawab:

38

8) Menyeragamkan pemasakan gabah danmempercepat waktu panen.

9) Memudahkan pembenaman pupuk ke dalam tanah(lapisan olah).

10) Memudahkan pengendalian hama keong mas.11) Mengurangi penyebaran hama wereng coklat dan

penggerek batang.12) Mengurangi kerusakan tanaman padi karena

hama tikus.

Pengaturan pengairan yang efektif dan efisienyang baik adalah:1) Saat tanam tanah dalam keadaan macak-macak

sampai 7 hari, hingga tanaman berakar.2) Setelah itu tanaman diairi setinggi 2 – 5 cm

kemudian dikeringkan lagi saat tanaman berumur15 hari, dan seterusnya dengan interval 7 harisampai menjelang fase pembungaan.

3) Setelah sampai fase pembungaan sampai 10 harimenjelang panen tanah digenangi air setinggi 3 -5 cm, sedangkan 10 hari sebelum panen sampaisaat panen tanah dikeringkan.

Salah satu metode pengairan berselang yangdapat diukur secara praktis adalah pengairan basah-kering (pengaturan air di lahan pada kondisitergenang dan kering secara bergantian). Gunakanalat sederhana dari paralon atau bahan lain gunameyakinkan petani untuk kemudian terdorong

Page 39: BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAKbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku/Buku-padirawa... · ii BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKOMUKO Penanggung Jawab:

39

menguji sendiri, dimana saat menguji keadaansawah:a) Air masih ada di sawah meski tidak terlihatb) Pada saat pembungaan, pertahankan ketinggian

air sekitar 3-5 cm.c) Permukaan air berada pada kedalaman 15-20 cm.

Metode ini dipraktekkan mulai tanam sampaisatu minggu sebelum tanaman berbunga. Sawahbaru diairi apabila kedalaman muka air tanahmencapai + 15 cm, diukur dari permukaan tanah. Halini dapat diketahui dengan bantuan alat sederhanadari paralon berlubang yang dibenamkan kedalamtanah.

d. Pengendalian gulma terpaduGulma secara umum adalah tumbuhan yang

berasal dari lingkungan alami dan menimbulkangangguan terhadap aktivitas manusia maupuntanaman yang dibudidayakan. Sedangkan secaraekonomi gulma adalah tumbuhan yang kehadirannyadapat menurunkan keuntungan dari usahatani yangdiusahakan.

Pada musim kemarau gulma pada lahan rawalebak akan tumbuh cepat karena genangan airmenurun dan suhu relatif tinggi. Selama genanganair dan pengelolaan tanah dikerjakan dengan baikmaka infestasi gulma rendah. Pada musim hujanbiasanya infestasi didominasi oleh gulma berdaunlebar yang senang terhadap genangan air.

Page 40: BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAKbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku/Buku-padirawa... · ii BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKOMUKO Penanggung Jawab:

40

Pengendalian gulma dapat dilakukan dengancara:1) Penyiangan secara manual (tangan): gulma

dicabut dengan tangan pada saat tanamanberumur 21 dan 42 hari setelah tanam (hst).

2) Penyiangan secara Mekanis: penyianganmenggunakan landak atau gasrok selamagenangan air tidak melebihi 10 cm. Penyiangandengan landak atau gasrok ini sekaligus dapatmenggemburkan tanah dan memperbaiki aerasitanah.

3) Penyiangan menggunakan Herbisida: saatmenyemprotkan herbisida kondisi lahan harusmacak-macak sehingga lapisan herbisida dapatmenutupi permukaan tanah. Dalam penggunaanherbisida perlu diperhatikan jenis herbisida, dosisyang digunakan, waktu menggunakan, dan carapenyemprotan.

e. Penanganan panen dan pasca panenPenanganan panen dan pasca panen akan

memberikan hasil yang optimal jika panen dilakukanpada waktu dan cara yang tepat. Tanaman di panenpada masak fisiologis berdasarkan umur tanaman,kadar air, dan penampakan visual hasil sesuaidengan diskripsi varietas. Pemanenan dilakukandengan sistem kelompok yang dilengkapi denganperalatan dan mesin yang cocok guna menekankehilangan hasil. Hasil panen dikemas dalam wadahdan disimpan ditempat penyimpanan yang aman dari

Page 41: BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAKbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku/Buku-padirawa... · ii BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKOMUKO Penanggung Jawab:

41

OPT dan perusak hasil lainnya sehingga mutu hasiltetap terjaga dan tidak tercecer.

3. Komponen PTT yang Digunakan pada DemplotKegiatan m-P3BI di Kabupaten Mukomuko

a. Komponen dasar terdiri dari:1) Varietas unggul baru. Varietas unggul baru yang

digunakan yaitu Inpara 2.

Gambar 5. Benih sebelum Disebar.

2) Bibit bermutu. Bibit bermutu yang digunakanadalah bibit yang berasal dari benih berlabel.Pada petak demplot benih yang digunakanberlabel ungu.

Gambar 6. Keragaan Pertumbuhan Bibit Umur 5 hss.

Page 42: BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAKbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku/Buku-padirawa... · ii BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKOMUKO Penanggung Jawab:

42

3) Pemupukan berdasarkan hasil analisis tanah.Dosis pupuk yang digunakan yaitu 200 kg urea/hadan Phonska 250 kg/ha. Pupuk urea diberikansebanyak 3 kali dan phonska diberikan sebanyak 2kali.

Gambar 7. Keragaan tanaman pada saat umur 10hst (pemupukan I).

4) PHT sesuai OPT Sasaran

Gambar 8. Pengamatan OPT pada pertumbuhan vegetatif.

A

B

42

3) Pemupukan berdasarkan hasil analisis tanah.Dosis pupuk yang digunakan yaitu 200 kg urea/hadan Phonska 250 kg/ha. Pupuk urea diberikansebanyak 3 kali dan phonska diberikan sebanyak 2kali.

Gambar 7. Keragaan tanaman pada saat umur 10hst (pemupukan I).

4) PHT sesuai OPT Sasaran

Gambar 8. Pengamatan OPT pada pertumbuhan vegetatif.

A

B

Page 43: BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAKbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku/Buku-padirawa... · ii BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKOMUKO Penanggung Jawab:

43

b. Komponen pilihan terdiri dari :1) Umur bibit muda. Umur bibit muda yaitu 16 - 21

hari setelah semai sudah ditanam di sawah.

Gambar 9. Keragaan bibit siap tanam.

2) Sistem tanam legowo. Sistem tanam legowo yangdigunakan yaitu legowo 4:1 atau 2:1.

Gambar 10. Penanaman dengan sistem tanam Legowo.

43

b. Komponen pilihan terdiri dari :1) Umur bibit muda. Umur bibit muda yaitu 16 - 21

hari setelah semai sudah ditanam di sawah.

Gambar 9. Keragaan bibit siap tanam.

2) Sistem tanam legowo. Sistem tanam legowo yangdigunakan yaitu legowo 4:1 atau 2:1.

Gambar 10. Penanaman dengan sistem tanam Legowo.

Page 44: BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAKbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku/Buku-padirawa... · ii BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKOMUKO Penanggung Jawab:

44

3) Pembuatan caren di sekeliling lahan. Pembuatancaren di sekeliling lahan dimaksudkan agar mudahdalam mengendalikan keong mas bila adaserangan.

4) Pengendalian gulma terpadu. Pengendalian gulmaterpadu yang dilakukan dilokasi demplot yaitudengan cara:a) Penyiangan secara manual (tangan): gulma

dicabut dengan tangan pada saat tanamanberumur 21 dan 42 hari setelah tanam (hst).

b) Penyiangan secara Mekanis: penyianganmenggunakan landak atau gasrok.

Gambar 11. Penyiangan dengan gasrok.

c) Penyiangan menggunakan herbisida.Penyemprotan herbisida dilakukan dengankondisi lahan harus macak-macak, sehinggalapisan herbisida dapat menutupi permukaantanah.

5) Penanganan panen dan pasca panen. Penangananpanen dan pasca panen akan memberikan hasil

Page 45: BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAKbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku/Buku-padirawa... · ii BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKOMUKO Penanggung Jawab:

45

yang optimal jika panen dilakukan pada waktudan cara yang tepat yaitu tanaman dipanen padamasak fisiologis berdasarkan umur tanaman,kadar air, dan penampakan visual hasil sesuaidengan diskripsi varietas.

Gambar 12. Pelaksanaan panen dan pascapanen.

4. Hasil yang Dicapai

Dengan penerapan komponen teknologi PTT PadiRawa yang dilakukan, hasil yang dicapai setelahdikonversi ke hektar bervariasi antara 4,95 - 8,30 t/hagabah kering panen (GKP). Hasil ini jauh lebih tinggi biladibandingkan dengan hasil yang dicapai petani padamusim sebelumnya sebesar 2,03 t/ha GKP.

45

yang optimal jika panen dilakukan pada waktudan cara yang tepat yaitu tanaman dipanen padamasak fisiologis berdasarkan umur tanaman,kadar air, dan penampakan visual hasil sesuaidengan diskripsi varietas.

Gambar 12. Pelaksanaan panen dan pascapanen.

4. Hasil yang Dicapai

Dengan penerapan komponen teknologi PTT PadiRawa yang dilakukan, hasil yang dicapai setelahdikonversi ke hektar bervariasi antara 4,95 - 8,30 t/hagabah kering panen (GKP). Hasil ini jauh lebih tinggi biladibandingkan dengan hasil yang dicapai petani padamusim sebelumnya sebesar 2,03 t/ha GKP.

Page 46: BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAKbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku/Buku-padirawa... · ii BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKOMUKO Penanggung Jawab:

46

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

Lahan rawa, apabila dikelola dengan tepat dapatdijadikan areal pertanian produktif yang dapat mendukungpeningkatan ketahanan pangan, dan lapangan kerja.Peranan lahan rawa dalam mendukung peningkatanketahanan pangan dapat dilakukan melalui peningkatanproduktivitas serta perluasan areal dan intensitas tanam,sehingga terjadi peningkatan hasil. Produktivitas danintensitas tanam di lahan rawa masih rendah dan arealyang digunakan masih sedikit.

Salah satu cara untuk mengurangi senjang hasiladalah dengan menerapkan teknologi yang spesifik lokasidengan pendekatan pengelolaan tanaman dan sumberdayaterpadu (PTT). PTT adalah suatu pendekatan inovatif dandinamis dalam upaya meningkatkan produksi danpendapatan petani melalui perakitan komponen teknologisecara partisipatif bersama petani. Dengan pendekatan inidiharapkan selain produksi padi meningkat, biaya produksioptimal, produknya berdaya saing dan lingkungan tetapterpelihara sehingga bisa berkelanjutan.

Inovasi teknologi berpeluang untuk diadopsi olehpetani apabila teknologi yang diintroduksikan memilikisifat-sifat sebagai berikut:1. Bermanfaat bagi petani secara nyata.2. Lebih unggul dibandingkan dengan teknologi yang telah

ada.3. Bahan, sarana, alat mesin, modal dan tenaga untuk

mengadopsi teknologi tersedia.

Page 47: BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAKbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku/Buku-padirawa... · ii BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKOMUKO Penanggung Jawab:

47

4. Memberikan nilai tambah dan keuntungan ekonomi.5. Meningkatkan efisiensi dalam berproduksi.6. Bersifat ramah lingkungan dan menjamin keberlanjutan

usaha pertanian

Dari sisi petaninya sendiri, mereka jugamempertimbangkan beberapa faktor sebelum mengadopsiteknologi. Faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh petanidiantaranya adalah:a. Ketersediaan pasar hasil panen dengan harga pasar

yang layak serta keuntungan yang baik.b. Kepastian diperolehnya hasil panen dengan resiko

kegagalan yang minimal.c. Penerapan teknologi tidak sulit bagi petani.d. Petani mampu menyediakan modal untuk mengadopsi

teknologi.e. Memberikan nilai tambah dan keuntungan nyata bagi

petani.

Page 48: BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAKbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku/Buku-padirawa... · ii BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKOMUKO Penanggung Jawab:

48

Daftar Pustaka

Aldrich, R.J. 1984. Weed-crop Ecology: Principles in WeedManagement. Massachusetts: Breton Publishers.

Alihamsyah dan Ar-riza, I. 2006. Teknologi pemanfaatanlahan rawa lebak dalam buku karakteristik danpengelolaan lahan rawa. Badan Litbang Pertanian.Jakarta.

Auld, B.A. 1994. Economic criteria for implementation ofweed management. In Weed Management forDeveloping Countries. FAO 120: 239-247.

Azwir. 2008. Sistem Tanam Legowo dan Pemberian P-Stater pada Padi Sawah Dataran Tinggi. Jurnal AktaAgrosia 11(2): 102-107

BPS Provinsi Bengkulu. 2010. Provinsi Bengkulu dalamAngka. Bappeda dan BPS Provinsi Bengkulu.Bengkulu 402 p.

Deptan. 2007. Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) PadiLahan Rawa Lebak. Balitbangtan. 42 p.

Deskripsi Varietas Padi. Balai Besar Penelitian TanamanPadi. Subang – Jawa Barat.

Dirjen Tanaman Pangan. 2013. Pedoman Teknis : SekolahLapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi danJagung. Kementerian Pertanian. Jakarta. 145 p.

Ditjen Tanaman Pangan. 2008. Pedoman Umum:Peningkatan Produksi dan Produktivitas Padi, Jagung,dan Kedelai melalui pelaksanaan SL-PTT. DirjenTanaman Pangan. 72 p.

Irianto, G. (2006, July). Kebijakan dan Pengelolaan Airdalam Pengembangan Lahan Rawa Lebak. In

Page 49: BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAKbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku/Buku-padirawa... · ii BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKOMUKO Penanggung Jawab:

49

Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Lahan RawaLebak Terpadu. Banjarbaru (pp. 28-29).

Kartono.2009. Persepsi Petani dan Penerapan InovasiTeknologi Pengelolaan Tanaman dan SumberdayaTerpadu Padi Sawah di Lokasi Primatani KabupatenSerang, Provinsi Banten.IPB. Bogor

Pahrudin, A., Maripul, dan Philips Rido Dida. 2004. CaraTanam Padi Sistem Legowo Mendukung Usaha Tanidi Desa Bojong Cikembar Sukabumi. Buletin TeknikPertanian 9 (I):10-12.

Puslitbangtan, 2009. Petunjuk Pelaksanaan PendampinganSL-PTT. Kerjasama Puslitbangtan, BBP2TP, BPTPJawa Barat dan BPTP Bali. 20 p.

Rogers, E.M. 1983. Diffusion of Innovation. The ThreePress. A Division of Macmillan Publishing Co, Inc.New York

Subaagyo H. 2006. Klasifikasi dan Penyebaran Lahan Rawadalam Karakteristik dan Pengelolaan Lahan Rawa.Balai Besar Penelitian dan PengembanganSumberdaya Lahan Pertanian. Bogor

Suprihatno B., A. Darajat, Satoto dan Suwarno. 2011.Deskripsi Varietas Padi. Balai Besar Penelitian Padi.Sukamandi. 118 p.

Suprihatno, B., A.A. Daradjat, Satoto, Baehaki SE,Suprihanto, A. Setyono, S.D. Indrasari, Wardana, danH. Sembiring. 2010.

Page 50: BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAKbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku/Buku-padirawa... · ii BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKOMUKO Penanggung Jawab:

50

Lampiran :

Deskripsi Varietas Unggul Baru Spesifik Lahan Rawa.

DENDANG

Asal persilangan : Osok/IR5657-33-2

Umur tanaman : 123-127

Bentuk tanaman : Tegak

Tinggi tanaman : 90 – 100 cm

Anakan produktif : 15 – 20 batang

Daun bendera : Miring

Bentuk gabah : Ramping

Warnah gabah : Kuning Bersih

Kerontokan : Sedang

Kerebahan : Tahan

Rata-rata hasil : 4,0 t/ha

Potensi hasil : 5,0 t/ha

Ketahananterhadap Hama

: Agak tahan terhadap werengcoklat biotipe 1, 2

Ketahananterhadap Penyakit

: Tahan penyakit blast dan agaktahan bercak daun coklat, rentanhawr daun bakteri strain III danIV

Cekamanlingkungan

: Cukup toleran terhadap Fe, danSalinitas, agak toleran terhadapkeracunan AL.

Anjuran Tanam : Baik untuk lahan rawa potensial,bergambut dan sulfat masam

Dilepas tahun : 1999

Page 51: BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAKbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku/Buku-padirawa... · ii BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKOMUKO Penanggung Jawab:

51

BATANG HARI

Asal persilangan : Cisadane/IR19661-131-1-3-1-3

Umur tanaman : 122-128 hari

Bentuk tanaman : Tegak

Tinggi tanaman : 105-112 cm

Anakan produktif : 10-15 batang

Daun bendera : Miring

Bentuk gabah : Sedang

Warna gabah : Kuning bersih

Kerontokan : Sedang

Kerebahan : Tahan

Tekstur nasi : Pera

Rata-rata hasil : 5,5 t/ha

Potensi hasil : 6,5 t/ha

Ketahananterhadap Hama

: Agak tahan terhadap werengcoklat biotipe 1 dan 2

Ketahananterhadap Penyakit

: Agak tahan hawar daun bakteristrain III dan tahan blas

Anjuran tanam : Baik ditanam pada lahan gambutdan sulfat masam

CekamanLingkungan

: Toleran terhadap keracunan Fe

Dilepas tahun : 1999

Page 52: BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAKbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku/Buku-padirawa... · ii BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKOMUKO Penanggung Jawab:

52

PUNGGUR

Asal persilangan : BKNFR76106-16-0/Kapuas

Umur tanaman : 115-119 hari

Bentuk tanaman : Tegak

Tinggi tanaman : 98-104 cm

Anakan produktif : 15-20 batang

Daun bendera : Miring

Bentuk gabah : Sedang

Warna gabah : Kuning

Kerontokan : Sedang

Kerebahan : Tahan

Tekstur nasi : Sedang

Rata-rata hasil : 4,5 t/ha

Potensi hasil : 5,5 t/ha

Ketahananterhadap Hama

: Tahan terhadap wereng coklatbiotipe 2 dan rentan biotipe 3

Ketahananterhadap Penyakit

: Tahan terhadap blas

Anjuran tanam : Baik ditanam pada lahanpotensial, gambut dan sulfatmasam

CekamanLingkungan

: Toleran terhadap keracunan Fedan Al

Dilepas tahun : 2000

Page 53: BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAKbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku/Buku-padirawa... · ii BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKOMUKO Penanggung Jawab:

53

INDRAGIRI

Asal persilangan : B6256-MR-3-5P/Barumun//Rojolele/IR68

Umur tanaman : 115-119 hari

Bentuk tanaman : Tegak

Tinggi tanaman : 98-105 cm

Anakan produktif : 15-20 batang

Daun bendera : Miring

Bentuk gabah : Sedang

Warna gabah : Kuning bersih

Kerontokan : Sedang

Kerebahan : Tahan

Tekstur nasi : Sedang

Rata-rata hasil : 5,0 t/ha

Potensi hasil : 6,0 t/ha

Ketahananterhadap Hama

: Tahan terhadap wereng coklat

Ketahananterhadap Penyakit

: Tahan terhadap blas, tahanterhadap hawar daun strain III

Anjuran tanam : Baik ditanam pada lahanpotensial, gambut dan sulfatasam

CekamanLingkungan

: Toleran terhadap keracunan Fedan Al

Dilepas tahun : 2000

Page 54: BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAKbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku/Buku-padirawa... · ii BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKOMUKO Penanggung Jawab:

54

AIR TENGGULANG

Asal persilangan : Batang ombilin/siam 29//batangombilin

Umur tanaman : 123-127 hari

Bentuk tanaman : Tegak

Tinggi tanaman : 118-122 cm

Anakan produktif : 15-20 batang

Daun bendera : Tegak

Bentuk gabah : Gemuk

Warna gabah : Kuning bersih

Kerontokan : Agak tahan

Kerebahan : Agak tahan

Tekstur nasi : Pera

Rata-rata hasil : 5,0 t/ha

Potensi hasil : 6,0 t/ha

Ketahananterhadap Hama

: Tahan terhadap wereng coklatbiotipe 2 dan rentan biotipe 3

Ketahananterhadap Penyakit

: Tahan terhadap penyakit blasdaun dan blas leher,agak tahanbercak daun coklat,tahan hawardaun bakteri strain III.dan agaktahan terhadap strain IV.

Anjuran tanam : Sesuai untuk padi rawa pasangsurut lahan sulfat masam danbergambut.

Dilepas tahun : 2001

Page 55: BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAKbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku/Buku-padirawa... · ii BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKOMUKO Penanggung Jawab:

55

LAMBUR

Asal persilangan : Batang ombilin/kelara

Umur tanaman : 115-124 hari

Bentuk tanaman : Tegak

Tinggi tanaman : 118-122 cm

Anakan produktif : 15-20 batang

Daun bendera : Tegak

Bentuk gabah : Gemuk sedang

Warna gabah : Kuning bersih

Kerontokan : Agak tahan

Kerebahan : Agak tahan

Tekstur nasi : Pera

Rata-rata hasil : 5,0 t/ha

Potensi hasil : 6,0 t/ha

Ketahananterhadap Hama

: Agak tahan terhadap werengcoklat biotipe 2 dan rentanterhadap biotipe 3

Ketahananterhadap Penyakit

: Agak tahan terhadap hawar daunbakteri strain III,dan agak tahanterhadap strain IV,tahanpenyakit blas daun maupun blasleher,dan bercak daun coklat.

Anjuran tanam : Sesuai untuk padi rawa pasangsurut lahan sulfat masam danbergambut,dan tahan keracunanFe dan Ai

Dilepas tahun : 2001

Page 56: BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAKbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku/Buku-padirawa... · ii BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKOMUKO Penanggung Jawab:

56

MENDAWAK

Asal persilangan : Mahsuri/kelara

Umur tanaman : 113-117 hari

Bentuk tanaman : Tegak

Tinggi tanaman : 87-100 cm

Anakan produktif : 11-15 batang

Daun bendera : Tegak sampai miring

Bentuk gabah : Sedang

Warna gabah : Kuning bersih

Kerontokan : Sedang

Kerebahan : Tahan

Tekstur nasi : Pulen

Rata-rata hasil : 3,98 t/ha

Potensi hasil : 5,0 t/ha

Ketahananterhadap Hama

: Rentan terhadap wereng coklatbiotipe 2 dan agak tahan biotipe3

Ketahananterhadap Penyakit

: Agak tahan blas,agak tahanbercak coklat

Anjuran tanam : Baik untuk lahan rawapotensial,bergambut dan sulfatmasam

Dilepas tahun : 2001

Page 57: BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAKbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku/Buku-padirawa... · ii BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKOMUKO Penanggung Jawab:

57

SIAK RAYA

Asal persilangan : Batang ombilin/kelara

Umur tanaman : 115-124 hari

Bentuk tanaman : Tegak

Tinggi tanaman : 118-122 cm

Anakan produktif : 15-20 batang

Daun bendera : Tegak

Bentuk gabah : Gemuk sedang

Warna gabah : Kuning bersih

Kerontokan : Agak tahan

Kerebahan : Agak tahan

Tekstur nasi : Pera

Rata-rata hasil : 5,0 t/ha

Potensi hasil : 6,0 t/ha

Ketahananterhadap Hama

: Agak tahan terhadap werengcoklat biotipe 2 dan rentanterhadap biotipe 3

Ketahananterhadap Penyakit

: Agak tahan terhadap hawar daunbakteri strain III,dan agak tahanterhadap strain IV,tahanpenyakit blas daun maupun blasleher,dan bercak daun coklat.

Anjuran tanam : Sesuai untuk padi rawa pasangsurut lahan sulfat masam danbergambut,dan tahan keracunanFe dan Ai

Dilepas tahun : 2001

Page 58: BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAKbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku/Buku-padirawa... · ii BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKOMUKO Penanggung Jawab:

58

INPARA 1

Asal persilangan : Batang OmbilinUmur tanaman : 131 hariBentuk tanaman : TegakTinggi tanaman : 111 cmAnakan produktif : 18 batangPosisi DaunBendera

: Tegak

Kerebahan : SedangKerontokan : SedangBentuk Gabah : SedangWarna Gabah : KuningRata hasil di RawaLebak

: 5,65 t/ha

Rata hasil di R.pasang surut

: 4,45

Potensi Hasil : 6,47 t/haTekstur Nasi : PeraKetahananterhadap Hama

: Agak tahan Wereng BatangCoklat Biotipe 1,2

Ketahananterhadap Penyakit

: Tahan terhadap penyakit HawarDaun Bakteri dan Blast

Toleran CekamanAbiotik

: Toleransi keracunan Fe dan Al.

Anjuran tanam : Baik ditanam didaerah rawa lebakdan pasang surut

Alasan utamadilepas

: Hasil tinggi, toleran Fe dan sesuaiuntuk daerah yang menyukai nasipera.

Tahun di lepas : 2008

Page 59: BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAKbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku/Buku-padirawa... · ii BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKOMUKO Penanggung Jawab:

59

INPARA 2

Asal persilangan : Pucuk/Cisanggarung/SitaUmur tanaman : 128 hariTinggi tanaman : 103 cmAnakan produktif : 16 batangPosisi DaunBendera

: Tegak

Kerebahan : SedangKerontokan : SedangBentuk Gabah : SedangWarna Gabah : KuningRata-rata hasil diRawa Lebak

: 5,49 t/ha

Rata-rata hasil diRawa pasang surut

: 4,82

Potensi Hasil : 6,08 t/haTekstur Nasi : PulenKetahananterhadap Hama

: Agak tahan Wereng BatangCoklat Biotipe 2

Ketahananterhadap Penyakit

: Tahan terhadap penyakit HDBdan Blast

Toleran CekamanAbiotik

: Toleransi keracunan Fe dan Al.

Anjuran tanam : Baik ditanam di rawa lebak danpasang surut

Alasan utamadilepas

: Hasil tinggi, toleran Fe dan sesuaiuntuk daerah yang menyukai nasipulen.

Tahun dilepas : 2008

Page 60: BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAKbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku/Buku-padirawa... · ii BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKOMUKO Penanggung Jawab:

60

INPARA 3

Asal persilangan : IR69256/IR43524-55-1-3-2Umur tanaman : 127 hariTinggi tanaman : 108 cmAnakan produktif : 17 anakanPosisi DaunBendera

: Tegak

Kerebahan : SedangKerontokan : SedangBentuk Gabah : SedangWarna Gabah : KuningRata-rata hasil : 4,6 t/haPotensi Hasl : 5,6 t/haTekstur Nasi : PeraKetahananterhadap Hama

: Agak tahan Wereng BatangCoklat Biotipe 3

Ketahananterhadap Penyakit

: Tahan terhadap penyakit Blast ras101,123,141,373 ; peka terhadapHDB

Anjuran ditanam : Agak toleran rendaman selama 6hari pada fase vegetatif, agaktoleran keracunan Fe dan Al.Baik ditanaman di daerah rawalebak, rawa pasang surutpotensial dan di sawah irigasirawan terhadap banjir

Alasan Utamadilepas

: Hasil tinggi dan toleran rendamandilahan sawa irigasi yang rawanbanjir

Tahun dilepas : 2008

Page 61: BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAKbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku/Buku-padirawa... · ii BUDIDAYA PADI PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKOMUKO Penanggung Jawab:

61

INPARA 6

Asal persilangan : Introduksi dari IRRIUmur tanaman : 117 hariAnakan produktif : 13 batangTinggi tanaman : 99 cmPosisi daunbendera

: Tegak

Bentuk gabah : RampingKerebahan : SedangKerontokan : TahanWarna gabah : KuningTekstur nasi : SedangRata-rata hasil : 4,7 t/haPotensi hasil : 6,0 t/haKetahananterhadap penyakit

: Tahan terhadap HDB strain IVdan blas

Cekaman abiotic : Toleran FeAnjuran tanam : Baik ditanam di daerah sulfat

masam potensialTahun dilepas : 2010