Upload
ahmad-hidayat
View
1.975
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
BUDIDAYA TANAMAN DENGAN SISTEM TUMPANG SARI JAGUNG DAN
KACANG TANAH
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN...................................................................... 1
1.1.Tujuan.................................................................................... 1
1.2 Dasar Teori...........................................................................2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................. 5
BAB III. METODE PERCOBAAN.......................................................... 7
4.1. Lokasi dan Waktu Pratikum................................................. 7
4.2. Alat dan Bahan..................................................................... 7
BAB IV PELAKSANAAN.......................................................................11
BAB VI. HASIL DAN PEMBAHSAN.................................................... 13
5.1 PERHITUNGAN PERTUMBUHAN.........................................13
5.2 HASIL..........................................................................................15
5.3 PEMBAHASAN..........................................................................22
BAB VII. KESIMPULAN......................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................28
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan :
1. Mahasiswa dapat memperaktekan teknik budidaya tanaman secara tumpang sari antara
jagung dan kacang tanah
2. Mahasiswa diharapkan mampu menghitung kebutuhan pupuk dan menganalisis akibat
perbedaan dosis pupuk yang diaplikasikan terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung.
3. Mahasiswa dapat mendiskripsikan karakteristik berbagai jenis sarana produksi (saprodi)
pertanian.
4. Mahasiswa dapat menentukan kebutuhan jumleh setiap jenis bahan dari saprodi yang
akan diperlukan untuk kegiatan usaha pertanian.
5. Mahasiswa dapat melakukan pengamatan kualitatif dan kuantitatif secara benar
terhadap setiap peubah pertumbuhan tanaman dan dapat mengkorelasikan antara data peubah
ke dalam bentuk informasi sederhana dan lengkap.
1.2 Dasar Teori :
Usaha pertanian pada dasarnya adalah memproduksi produk pertanian secara optimal. Namun
terkadang untuk merealisasikan hal ini kita terbentur beberapa persoalan, diantaranya adalah
masalah lahan yang kurang tersedia padahal kita membutuhkan beberapa jenis tanaman untuk
ditanam. Salah satu terobosan terbaru adalah dengan tehnik budidaya tumpang sari.
Untuk dapat melaksanakan pola tanam tumpangsari secara baik perlu diperhatikan beberapa
faktor lingkungan yang mempunyai pengaruh di antaranya ketersediaan air, kesuburan tanah,
sinar matahari dan hama penyakit. Penentuan jenis tanaman yang akan ditumpangsari dan
saat penanaman sebaiknya disesuaikan dengan ketersediaan air yang ada selama
pertumbuhan. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh pertumbuhan dan produksi secara
optimal.
Tinggi dan lebar tajuk antar tanaman yang ditumpangsarikan akan berpengaruh terhadap
penerimaan cahaya matahari, lebih lanjut akan mempengaruhi hasil sintesa (glukosa) dan
muara terakhir akan berpengaruh terhadap hasil secara keseluruhan. Antisipasi adanya hama
penyakit tidak lain adalah untuk mengurangi resiko serangan hama maupun penyakit pada
pola tanam tumpangsari. Sebaiknya ditanam tanam-tanaman yang mempunyai hama maupun
penyakit berbeda, atau tidak menjadi inang dari hama maupun penyakit tanaman lain yang
ditumpangsarikan.
Sistem tanam tumpangsari mempunyai banyak keuntungan yang tidak dimiliki pada pola
tanam monokultur. Beberapa keuntungan pada pola tumpangsari antara lain: 1) akan terjadi
peningkatan efisiensi (tenaga kerja, pemanfaatan lahan maupun penyerapan sinar matahari),
2) populasi tanaman dapat diatur sesuai yang dikehendaki, 3) dalam satu areal diperoleh
produksi lebih dari satu komoditas, 4) tetap mempunyai peluang mendapatkan hasil manakala
satu jenis tanaman yang diusahakan gagal dan 5) kombinasi beberapa jenis tanaman dapat
menciptakan beberapa jenis tanaman dapat menciptakan stabilitas biologis sehingga dapat
menekan serangan hama dan penyakit serta mempertahankan kelestarian sumber daya lahan
dalam hal ini kesuburan tanah.
Tumpamgsari seumur (inter cropping) merupakan salah satu bentuk dari pola pertanaman
ganda (multiple cropping) yang dilakukan pada sebidang lahan dengan cara menanam lebih
dari satu jenis tanaman secara berselang seling dalam barisan yang teratur dengan waktu
penanaman yang bersamaan. Keteraturan barisan tanaman akan mempermudah dalam
aplikasi tindakan budidaya yang lain seperti : pengairan, pemupukan, pengendalian organism
pengganggu tanaman (OPT) serta pemanenan.
Dalam hal ini, peratikan meneraptan sistem penanaman tumpang sari antara jagung dengan
kacang tanah. Yang mana Jagung merupakan tanaman serealia yang paling produktif di
dunia. Penyebaran tanaman jagung sangat luas karena mampu beradaptasi dengan baik pada
berbagai lingkungan. Jagung tumbuh baik di wilayah tropis hingga 50° LU dan 50° LS, dari
dataran rendah sampai ketinggian 3.000 m di atas permukaan laut (dpl), dengan curah hujan
tinggi, sedang, hingga rendah sekitar 500 mm per tahun (Dowswell et al. 1996).
Kacang tanah adalah komoditas agrobisnis yang bernilai ekonomis cukup tinggi dan
merupakan salah satu sumber protein dalam pola pangan penduduk Indonesia. Kebutuhan
kacang tanah dari tahun ketahun terus meningkat, sejalan dengan bertambahnya jumlah
penduduk, kebutuhan gizi masyarakat, kapasitas industri pakan dan makanan Indonesia
(Fachruddin, 2000).
Pola tanam berganda merupakan sistem pengelolaan lahan pertanian dengan
mengkombinasikan intensifikasi dan diversifikasi tanaman (Francis,1989). Pada umumnya
sistem tumpangsari lebih menguntungkan dibandingkan sistem monokultur karena
produktivitas lahan menjadi lebih tinggi, jenis komoditas yang dihasilkan beragam, hemat
dalam pemakaian sarana produksi dan resiko kegagalan dapat diperkecil (Beets, 1982).
Keuntungan secara agronomis dari pelaksanaan sistem tumpangsari dapat dievaluasi dengan
cara menghitung Nisbah Kesetaraan Lahan (NKL). Nilai ini menggambarkan efisiensi lahan,
yaitu jika nilainya > 1 berarti menguntungkan. (Beets,1982). Sistem tumpangsari dapat
meningkatkan produktivitas lahan pertanian jika jenis jenis tanaman yang dikombinasikan
dalam sistem ini membentuk interaksi saling menguntungkan (Vandermeer,1989).
A. Penyebaran Tanaman Jagung
Sejak 1.000 tahun yang lalu, petani di Meksiko telah menyeleksi tanaman jagung, termasuk
memilih tongkol yang besar untuk ditanam pada musim berikutnya. Seleksi tongkol yang
besar ini digunakan untuk memelihara kemurnian jagung yang diinginkan. Di dataran tinggi
Meksiko yang dikenal sebagai pusat jagung terdapat suatu upacara keagamaan setelah panen,
para petani membawa tongkol jagung. Petani yang membawa tongkol jagung yang paling
besar dan terbaik diberi penghargaan dan paling dihormati dalam upacara ini. Dari Meksiko
dan Amerika Tengah, jagung tersebar ke Amerika Latin, Karibia, dan Amerika Utara, yang
dikembangkan oleh orang Indian. Colombus menemukan jagung di Kuba pada tahun 1492
dan membawanya ke Spanyol untuk dikembangkan. Colombus juga kemungkinan membawa
biji jagung Carribean tipe mutiara ke Spanyol pada tahun 1493. Kemudian penjelajah dari
Eropa Selatan membawa jagung ke Eropa Barat dan pada akhir tahun 1500an, jagung sudah
ditanam di hampir seluruh Eropa seperti Italia dan Perancis bagian selatan. Di Eropa, kira-
kira selama 100 tahun pada abad XVI, jagung banyak dikonsumsi sebagai sayur dan
merupakan tanaman komersial. Sekitar awal tahun 1500an, pedagang Portugis membawa
jagung ke Afrika. Awalnya jagung tidak mendapat perhatian, baru pada tahun 1700an
menjadi tanaman yang populer di Afrika Barat dan Tengah, khususnya di Kongo, Benin, dan
Nigeria bagian barat. Pedagang Portugis dan pedagang Arab dari Zanzibar membawa jagung
ke Asia Selatan melalui darat dan laut pada awal tahun 1500an, kemudian memperkenalkan
jagung di pesisir pantai India bagian barat dan Pakistan bagian barat laut.
Para pedagang juga memperkenalkan jagung di daerah pegunungan Himalaya. Anderson
(1945) serta Stonor dan Anderson (1949) mengklaim bahwa Himalaya merupakan pusat
kedua asal tanaman jagung. Beberapa bentuk tanaman jagung ditemukan di daerah Sikkim
dan Bhuton Himalaya dan tidak ditemukan di tempat lain, seperti jagung tradisional Sikkim.
Jagung mulai berkembang di Asia Tenggara pada pertengahan tahun 1500an dan pada awal
tahun 1600an, yang berkembang menjadi tanaman yang banyak dibudidayakan di Indonesia,
Filipina, dan Thailand. Ada pendapat, jagung telah ada di Filipina sebelum Magellan tiba di
negara ini, pada tahun 1521. Pada pertengahan tahun 1700an, tanaman jagung secara luas
tumbuh di Cina, di selatan Fukien, Hunan, dan Szechwan. Populasi jagung berkembang
dengan cepat sejak abad 18. Di Cina, jagung diperlukan untuk bahan makanan, terutama di
bagian utara, dan dari sini tanaman jagung menyebar ke Korea dan Jepang. Suto dan Yoshida
(1956) melaporkan jagung diperkenalkan di Jepang sekitar tahun 1580an oleh Pelaut
Portugis. Kurang dari 300 tahun sejak 1.500 M, tanaman jagung telah tersebar di seluruh
dunia dan menjadi bahan makanan penting bagi kebanyakan
penduduk di berbagai negara di dunia (Dowswell et al. 1996).
B. Penyebaran Tanaman Kacang Tanah
Kacang Tanah (Arachis hypogea L) merupakan sejenis spesies kacang-kacangan dari famili
Fabaceae yang berasal dari Amerika Selatan. Kacang tanah merupakan sejenis tanaman
tropika. Ia tumbuh secara perdu setinggi 30 hingga 50 cm (1 hingga 1½ kaki) dan
mengeluarkan daun-daun kecil.
Kacangnya pula tumbuh didalam tanah. Kacang tanah biasanya dimakan langsung tanpa
diolah dan juga disajikan dalam berbagai cara seperti direbus, digoreng, dibakar, dihancurkan
dan berbagai lagi tergantung selera seseorang itu mengolah makanan ini.
Kacang tanah kaya dengan lemak, mengandungi protein yang tinggi, zat besi, vitamin E dan
kalsium, vitamin B kompleks dan Fosforus, vitamin A dan K, lesitin, kolin dan kalsium.
Kandungan protein dalam kacang tanah adalah jauh lebih tinggi dari daging, telur dan kacang
soya. Mempunyai rasa yang manis dan banyak digunakan untuk membuat beraneka jenis kue.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tumpangsari merupakan suatu usaha menanam beberapa jenis tanaman pada lahan dan waktu
yang sama, yang diatur sedemikian rupa dalam barisan-barisan tanaman. Penanaman dengan
cara ini dapat dilakukan pada lahan dan waktu yang sama , dua atau lebih jenis tanaman yang
relatif seumur, misalnya jagung dan kacang tanah atau bisa juga pada beberapa jenis tanaman
yang umurnya berbeda-beda (Warsana, 2009)
Tumpang sari adalah sistem bercocok tanam dengan menanam dua atau lebih jenis tanaman
yang lain family secara serempak. Keuntungan tumpang sari yaitu:
Mencegah dan mengurangi pengangguran musim
Memperbaiki keseimbangan gizi masyarakat petani
Adanya pengolahan tanah yang minimal
Jika tanaman tumpang sari berhasil semua, masih dapat diperoleh nilai tambah
Mengurangi erosi dan jika salah satu tanaman gagal panen, dapat diperoleh tanaman yang
satu lagi (Thahir, 1999).
Tumpang sari mengkombinasikan bermacam tanaman dalam satu lahan. Ada banyak manfaat
yang diberikan tumpang sari dan kombinasinya pun beraneka ragam. Jenis - jenis
kombinasinya dapat berupa : 1. Tanaman legum, pohon buah - buah kecil, padi - padian dan
tanaman sayuran. 2. Jagung dan kacang - kacangan , jagung akan menaungi kacang -
kacangan dan kacang akan memberi nitrogen bagi jagung (http//:toumoutou.net, 2008).
Model tanaman tumpang sari memiliki banyak keuntungan yaitu: mengurangi kegagalan
panen, mencegah erosi dan meningkatkan hasil petani (sukoco,et.al.1992). keuntungan
lain(rahmiana,et.al 1984), mampu meningkatkan efisiensi pemanfaatan lingkungan dan
tenaga kerja, menekan serangan hama dan penyakit,selain itu (soegidjani,et.al 1986) dapat
meningkatkan efisiensi penggunaan air.Masalah yang timbul dari budidaya tumpang sari
adalah terjadinya persaingan antara dua spesies yang ditanam, persaingan dapat mencakup
air, hara,cahaya dan ruang. Sebagai dampak persaingan ,baik tanaman utama, maupun
tanaman sela, mengalami penurunan pertumbuhan dan hasil dibandingkan petumbuhan dan
hasil tanaman monokultur.
Jagung memang asli benua Amerika. Diperkirakan ia berasal dari Meksiko. Buktinya, fosil
tepung sari berumur 80.000 tahun ditemukan 6 km di bawah kota Meksiko. Semula ia rumput
liar yang tumbuh terisolasi. Makanya, Arturo Warman, antrapologis dan sejarawan Meksiko,
menganggap jagung sebagai bukti keberhasilan manusia membudidayakan spesies yang
hampir punah (Sudarmo, 1997).
Di Indonesia, jagung merupakan bahan pangan penting sumber karbohidrat kedua setelah
beras. Disamping itu, jagung pun digunakan sebagai bahan makanan/pakan yang sebagian
besar untuk ternak ayam ras menunjukkan tendensi makin meningkat setiap tahun dengan
laju kenaikan lebih dari 20%. Sebaliknya, penggunaan sebagai bahan pangan menurun
(Sumoprastowo, 2000).
Produktivitas jagung di Indonesia tiap tahun cenderung meningkat karena adanya varietas-
varietas unggul baru. Pada tahun pertama Pelita I hasil jagung nasional hanya 0,9 ton/hektar
tetapi dalam lima tahun terakhir (1990-1994) meningkat menjadi 2,17 ton/hektar (Rukmana,
1997).
Lokasi usaha adalah salah satu faktor yang perlu mendapat perhatian karena menyangkut
tempat tumbuh tanaman. Tanaman jagung merupakan tanaman yang berfotosintesis C4,
maksudnya mempunyai kapasitas fotosintesis yang tinggi. Karena suka terhadap cahaya,
maka lokasi yang akan digunakan untuk usaha budidaya jagung dipilih areal yang terbuka,
tidak tergenang air tetapi persediaan airnya cukup agar dapat diairi apabila diperlukan
(http//:www.iptek.net, 2008).
Untuk dapat melaksanakan pola tanam tumpangsari secara baik perlu diperhatikan beberapa
faktor lingkungan yang mempunyai pengaruh di antaranya ketersediaan air, kesuburan tanah,
sinar matahari dan hama penyakit
Tanaman jagung tidak membutuhkan persyaratan yang khusus karena tanaman ini tumbuh
hampir pada semua jenis tanah asalkan tanah tersebut subur, gambut, kaya akan bahan
organik dan drainase maupun aerase baik. Keasaman tanah (pH) yang diperlukan untuk
pertumbuhan optimal tanaman jagung antara 5,5-6,5, tetapi yang paling baik adalah 6,8
(Makmur, 2003
BAB III
METODE PERCOBAAN
Untuk pelaksanaan kegiatan ini akan diperlukan bahan dan alat sebagai berikut:
Bahan: - Benih jagung
- Benih Kacang tanah
- Pupuk Urea
- SP 36
- KCl
- Dan Pestisida Furadan 3G
Alat : - Cangkul, Sabit, Tugal Meteran, Ajir, Tali Rafia, Timbangan
Pada praktikum ini yang akan dicoba adalah kombinasi jenis tanaman dan sistem pertanaman
tumpang sari Yang terdiri dari :
TS1 = Tumpangsari Kacang Tanah-Kacang Hijau
TS2 = Tumpangsari Jagung –Kacang Tanah
TS3 = Tumpangsari Jagung –Kacang Hijau
Setiap perlakuan diulang sebanyak jumlah mahasiswa dalam satu sub kelompok
ü Tahapan Pelaksanaan :
1. Tentukan Lahan yang datar berukuran 2 m x 2,4 m, dengan menggunakan ajir yang
dipsang setiap sudut petakan
2. Lakukan pengolahan tanah dengan cara membersihkan lahan dari gulma dan sisatanaman
kemudian dicangkul hingga gembur
3. Buatlah siring sebagai batas petakan sedalam 30 cm dan lebar 50 cm disekeliling petakan
4. Ratakan permukaan tanah dan petakan sehingga tinggi permukaan sama
5. Tentukan letak lubang tanam berdasarkan jarak yang diaplikasikan yaitu: jagung 120 X
25 cm, kacang tanah 40 X 20 cm barisan antar tanaman disusun berselang seling
6. Buatlah lubang tanam dengan cara menunggal sedalam 3-4 cmmenggunakan tungal
7. Tanamlah benih yang tersedia dengan cara memasukan benih sebanyak jumlah tanaman
yang diharapkan tumbuh , kemudian masukan furadan 5 butir pada setiap lubang tersebut
8. Periksalah bahwa lubang tanam telah ada benih dan furadan yang dimasukan , kemudian
lubang ditutup dengan tanah yang remah
9. Lakukan pemupukan dasar sesuai dosis dengan cara membuat alur terlebih dahulu
berjarak 10 cm sejajar dengan barisan tanaman , kemudian taburkan pupuk lalu ditimbun.
Pemupukan kedua hanya diberikan pada alur barisan tanaman jagung..
Perlakukan jenis tanaman
pada system tumpang sari
Dosis setiap jenis pupuk (kg/ha)
Urea Sp 18 KCl
Pertama Kedua
Kacang tanah- kacang
hijau
100 - 200 150
Jagung- kacag tanah 100 200 200 150
Jagung - kacang hijau 100 200 200 150
10. Lakukan pengairan dengan cara menyiram pada setiap alur lubang tanam hingga tanah
cukup basah
11.Seminggu setelah tanam lakukan penanaman susulan pada lubang tanam benihnya tidak
tumbuh atau tidak normal dengan menggunakan benih dana cara penanaman yang sama
dengan yang awal
12.Lakukan penyiangan untuk mengendalikan gulma menggemburkan tanah dan
membumbun perakaran tanaman pada saat tanaman berumur 4 minggu setelah tanam dan
lakukan pula pemupukan kedua untuk tanaman jagung
13.Jika terdapat gejala serangan hama atau penyakit pada tanamanya, lakukan pengendalian
secara kimiawi dengan menyemprotkan larutan pestisida terhadap semua tanaman diseluruh
petakan tersebut , perhatikan jenis, dosis dan cara aplikasinya sesuaikan dengan jenis OPT,
tingkat serangan , dan keadaan lingkungan
14.Lakukan pemanenan jika telah menunjukan tanda-tanda siap panen atau sudah waktunya
panen . panen meliputi
Ø Panen tanaman sampel : semua tanaman sampel dipanen seluruh bagian tanamanya
Ø Panen produksi : selain tanman sampel , seluruh hasil tanaman dipanen dengan cara
mengambil hasil ekonomisnya, dan meninggalkan masa non ekonomis
Pengamatan
Lakukan pengamatan secara umum terhadap semua tanaman diseluruh petakan meliputi
perubahan:
1. Daya kecambah, dengan cara menghitung jumlah benih yang tumbuh diseluruh petakan
pada minggu pertama dan membandingkanya dengan jumlah benih yang ditanamkan
2. Tipe perkecambahan, diamati poosisi endospermkecambah, gambarlah secara benar
dari setiap jenis tanaman tersebut
3. Jenis OPT,(hama dan penyakit) yang menyerang pada tanaman percobaan
Pengamatan tanaman sampel :
Pada minggu ke-3 tentukan tanaman sampel yang diperkirakan menggambarkan keadaan
populasi sesungguhnya sebanyak 5 sampel . lakukan pengamatan pada semua tanman sampel
tersebut
1. Tanaman jagung : tinggi tanaman dan jumlah daun berwarna hijau dan dilakukan setiap
seminggu sekali , sedangkan jumlah ruas, jumlah toongkol pertanaman saat panen
2. Tanaman kacang tanah : tinggi tanaman dan jumlah daun trifoliat dilakukan setiap
seminggu sekali, sedangkan jumlah cabang utama,jumlah bintil akar, jumlah polong dan berat
polong pertanaman saat panen.
Analisis Data
1. Hitung nilai rataan peubah tinggi tanaman dan jumlah daun pertanaman setiap jenis
tanaman setiap pengamatan. Berdasarkan nilai rataan buatlah grafik pertumbuhan tinggi
tanaman danjumlah daun untuk setiap jenis tanaman.
2. Hitunglah nilai rataan , standar deviasi, koefisien dan rentang nilai pengamatan dari
semua peubah pengamatan untuk setiap jenis tanaman . susunlah hasil perhitungan tersebut
dalam tabel
Waktu dan tempat percobaaan :
Pada pelaksanaan praktikum Dasar dasar Agronomi ini dilaksanakan pada Hari Senin, jam
08.00 – 10.00 WIB, yaitu bertempat pada lahan percobaan praktikum yang telah disediakan
Oleh dosen pembimbing.
BAB IV
PELAKSANAAN
Daftar urutan semua kegiantan yang dilakuukan dari pelaksanaan percobaan penanaman
dengan sistem tumpang sari, jagung dengan kacang tanah.
Tanggal Kegiatan Tempat Keterangan
1-10-12-1
Mst
Asistensi persiapan
praktikum
Lab. Agro Sesuai jadwal
kelompok
8-10-12 0
Mst
Observasi : acara VI :penge
nalan sarana produksi
pertanian
Kebun
percobaan
Sesuai jadwal
kelompok
13/14-10-12
0 mst
Persiapan lahan, pengolahan
tanah, pemetakan dan
penanaman
Kebun
percobaan
Semua kelompok
(serempak) hari
sabtu dan minggu
22-10-12
1 mst
Penyulaman tanaman dan
pengamatan
Kebun
percobaan
Sesuai jadwal
kelompok
29-10/2-11-
12 2 mst
UJIAN MID SEMESTER
5-11-12
3 mst
Asistensi : teknik penentuan
sampel dan pengamatan
Lab. Agro Sesuai jadwal
kelompok
12-11-12
3 mst
Penentuan sampel,
penyiangan I,pemupukan
dan pengamatan
Kebun
percobaan
Sesuai jadwal
kelompok
19-11-12
5 mst
Observasi : acara VII: teknik
pengamatan dan metode
analisis pertumbuhan
Lab. Agro Sesuai jadwal
kelompok
26-11-12 Penyiangan, pemupukan II, Kebun Sesuai jadwal
6 mst
dan pengamatan percobaan kelomok
3-12-12
7 mst
Asistensi : teknik tabulasi
dan analisis data serta
pembuatan laporan
Lab. Agro Sesuai jadwal
kelompok
10-12-12
8 mst
Penyiangan dan pengamatan Kebun
percobaan
Sesuai jadwal
kelompok
17-12-12
9 mst
RESPONSI Lab. Ago Sesuai jadwal
kelompok
22-12-12
10 mst
Panen : pengamatan di lab
dan penyerahan laporan
sementara (data hasil
seluruh pengamatan dari
setiap sub kelompok)
Kebun
percobaan
Sesuai jadwal
kelompok
28-12-12/
saat akan
UAS
Penyerahan laporan akhir Lab. Agro
ü Metode Pelaksanaan :
A. Teknik Pengamatan.
Ambilah satu contoh tanaman sebagai objek pengamatan. Lakukan pengukuran terhadap
tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun dan bobot tanaman dengan cara :
a. Tinggi/panjang total tanaman : Diamati dengan cara mengukur panjang tanaman dari
pangkal batang kr ujung daun terjauh dari pangkal batang ( untuk tanaman jagung).alat yang
digunakan meteran
b. Diameter batang diukur sisi batang yang berukuran maksimim. Pengukuran
menggunakan janka sorong.
c. Luas daun diukur dengan cara menghitung jumlah luasan mm2 dari kertas millimeter
blok yang tertutup oleh lembaran daun terukur yang diletak rata di atasnya. Alat yang
digunakan : millimeter blok, pensil, dan counter.
d. Bobot hasil pertanaman dengan cara menimbang semua buah/biji/umbi/polong yang
ada pada satu tanaman. Alat yang digunakan : timbangan digital/Ohouse.
B. Analis Pertumbuhan tanaman
Lakukan perhitungan analisis pertumbuhan tanaman dari data berikut dengan menggunakan
rumus berikut dibawah ini :
ILD = (Jumlah daun x rata-rata luas daun) : Luas area tanaman
NPA = Bobot bagian tanaman diatas permukaan tanah : Bobot bagian tanaman di
bawah permukaaan tanah.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari percobaan yang dilakukan, data yang di peroleh adalah sebagai berikut :
4.1 Hasil Pengamatan
Pengamatan pertumbuhan dan perkembangan tanaman tumpangsari jagung dengan kacang
tanah.
Hari/ Tanggal : senin/ 22 oktober 2012
Pukul : 08:00 wib – selesai
Tempat Lahan praktikum yang berlokasi di Medan baru
Diketahui :
Benih jagung ditanam : 14benih
Benih jagung tumbuh : 12 benih
Benih jagung tak tumbuh: 2 benih
Ditanya :
a. % benih jagung tumbuh?
b.% benih jagung tak tumbuh?
Jawab:
a. % jumlah benih jagung tumbuh?
= 12/14 x 100%
= 85,7%
b. % jumlah benih jagung tak tumbuh?
= 2/14 x 100%
= 14,3%
Diketahui :
Benih kacang tanah ditanam : 54 benih
Benih kacang tanah tumbuh : 54 benih
Benih kacang tanah tak tumbuh : 0 benih
Ditanya :
a. % benih kacang tanah tumbuh?
b.% benih kacang tanah tak tumbuh?
Jawab:
a. % jumlah benih kacang tanah tumbuh?
= 54/54x 100%
= 100 %
b. % jumlah benih kacang tanah tak tumbuh?
= 0/54 x 100%
= 0 %
TS 1 kacang hijau dengan kacang tanah
Tabel pengamatan tinggi tanaman kacang tanah.
Pengukuran
minggu ke
Sampel 1
(cm)
Sampel 2
(cm)
Sampel 3
(cm)
Sampel
4(cm)
Sampel 5
(cm)
Rata – rata
1 9 9 9 7 8 8,4
2 10 10,5 12,3 10 9 10,36
3 12,5 12,5 15,5 13,5 9,4 12,68
4 16 18 19,2 18,6 11,5 16,06
5 20 24 22,5 23,7 17,5 21,54
6 22 29 27 28,5 20,5 25,5
Grafik tinggi tanaman kacang tanah
Tabel Jumlah daun tanaman kacang tanah
Pengukuran
minggu ke
Sampel 1
( buah )
Sampel 2
( buah )
Sampel 3
( buah )
Sampel4
( buah )
Sampel 5
( buah )
Rata – rata
1 16 14 18 15 13 12,7
2 25 22 28 18 20 18,88
3 27 25 33 26 26 22,83
4 30 32 34 27 38 26,83
5 45 36 37 35 40 32,17
6 55 48 49 42 44 39,67
Tabel jumlah anakan kacang tanah
Pengukuran
minggu ke
Sampel 1
( buah )
Sampel 2
( buah )
Sampel 3
( buah )
Sampel4
( buah )
Sampel 5
( buah )
Rata – rata
1 4 3 5 3 2 2,8
2 5 3 6 2 2 3,6
3 6 3 7 2 2 4
4 6 3 8 2 2 4,2
5 8 4 8 4 4 4,7
6 8 6 8 6 5 5,5
Kacang hijau
Tabel tinggi tanaman kacang hijau
Pengukuran
minggu ke
Sampel 1
(cm)
Sampel 2
(cm)
Sampel 3
(cm)
Sampel
4(cm)
Sampel 5
(cm)
Rata – rata
1 10 4,5 6 5 4 5,9
2 10,5 5 8 9 7 7,9
3 15 7 8,5 10 7,3 9,56
4 19,1 10,4 11 15 7,4 12,8
5 20,5 11 11,2 16 7,9 13,32
6 21,5 11,5 11,5 17 9,3 14,16
Tabel jumlah daun kacang hijau
Pengukuran
minggu ke
Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel4 Sampel 5 Rata – rata
( buah ) ( buah ) ( buah ) ( buah ) ( buah )
1 2 2 2 2 2 2
2 4 4 3 4 2 3,8
3 6 5 4 5 3 4,6
4 7 5 4 6 3 5
5 7 5 5 7 3 5,4
6 8 5 5 7 3 5,6
TS 2 jagung dengan kacang tanah
Tabel pengamatan tinggi tanaman kacang tanah.
Pengukuran
minggu ke
Sampel 1
(cm)
Sampel 2
(cm)
Sampel 3
(cm)
Sampel 4
(cm)
Sampel 5
(cm)
Rata – rata
1 9 8 9 7 7 8
2 11 10,5 11,5 11 10 10,8
3 13,5 13 12 12,3 11,4 12,44
4 17,5 16.8 15,2 15,6 15 16,02
5 28,5 25,5 24,5 23,2 22,5 24,84
6 32,4 32 27,8 27,5 26 29,14
Grafik pengamatan tinggi kacang tanah
Tabel Jumlah daun tanaman kacang tanah
Pengukuran
minggu ke
Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel4 Sampel 5 Rata – rata
( buah ) ( buah ) ( buah ) ( buah ) ( buah )
1 14 11 20 12 15 12,4
2 24 14 23 17 24 20,4
3 28 19 30 23 32 26,4
4 31 23 38 28 39 31,8
5 46 34 43 35 46 40,8
6 52 42 51 46 57 49,6
Tabel jumlah anakan kacang tanah
Pengukuran
minggu ke
Sampel 1
( buah )
Sampel 2
( buah )
Sampel 3
( buah )
Sampel4
( buah )
Sampel 5
( buah )
Rata – rata
1 2 2 5 2 1 2,4
2 3 3 6 3 3 3,6
3 5 3 8 3 3 4,4
4 6 4 8 4 4 5,2
5 8 5 9 4 4 6
6 9 5 10 5 6 7
Tabel tinggi tanaman Jagung
Pengukuran
ke
Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4 Sampel5 Rata – rata
(cm) (cm) (cm) (cm) (cm)
1 67 80 98 73 78 66
2 79 85 100 81 85 71,6
3 91 101 113 92 96 82,17
4 122 137 136 100 107 100,3
5 140 146 158 104 118 111
6 162 153 171 116 132 122,3
Grafik tinggi tanaman jagung
Tabel jumlah daun Jagung
Pengukuran
ke
Sampel 1
( buah )
Sampel 2
( buah )
Sampel 3
( buah )
Sampel4
( buah )
Sampel 5
( buah )
Rata – rata
1 5 4 5 3 4 4,2
2 7 5 6 5 6 5,8
3 7 7 9 6 7 7,2
4 9 9 10 7 9 8,8
5 10 12 14 8 10 10,8
6 14 15 16 10 13 11,3
Tumpang sari jagung dan kacang hijau ( TS3 )
a. Tinggi tanaman jagung (dalam cm,diukur sampai pucak daun tertinggi).
Sampel Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 5 Minggu 6
JG-1 62 71 80 92 100 112
JG-2 77 82 91 101 112 123
JG-3 90 95 102 111 119 125
JG-4 95 101 110 120 128 139
JG-5 87 94 100 115 123 136
Rata-rata 82,2 97,5 96,6 117,5 116,4 127
b. Tinggi tanaman kacang hijau(dalam satuan cm dan dimulai dari titik tumbuh )
Sampel Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 5 Minggu 6
KH-1 7 11 16 20 23 27
KH-2 6 12 16 20 22 26
KH-3 11 15 19 22 23 27
KH-4 7 12 16 21 24 28
KH-5 5 10 15 21 23 27
Rata-rata 7,2 12 16,4 20,8 23 27
c. Jumlah daun tanaman jagung (daun primer tidak dihitung)
Sampel Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Rata-rata
1 2 3 4 5 6
JG-1 7 8 9 10 10 11 9,11
JG-2 7 8 9 10 10 10 9
JG-3 6 7 8 9 10 12 8,67
JG-4 8 9 10 11 11 11 10
JG-5 7 8 9 10 11 13 9,67
Rata-rata 7 8 9 10 10,4 11,4 9,3
d. daun tanaman kacang hijau( daun primer tidak dihitung)
Sampel Minggu
1
Minggu
2
Minggu
3
Minggu
4
Minggu
5
Minggu
6
Rata-rata
KH-1 1 2 2 3 4 6 3
KH-2 2 2 3 4 5 7 3,84
KH-3 2 3 3 4 5 7 4
KH-4 1 2 3 3 5 6 3,34
KH-5 1 2 2 3 4 6 3
Rata-rata 1,4 2,2 2,6 3,4 4,6 6,4 3,44
e. Berat basah,jumlah polong,dan berat polong kacang hijau
Sampel Berat tanaman (gr) Jumlah polong Berat polong (gr)
KH-1 16,2 10 7,05
KH-2 21,20 9 10.30
KH-3 9,71 6 5,35
KH-4 10,70 6 6,10
KH-5 12,76 5 3,74
Rata-rata 14,12 7,2 5,56
4.2 Pembahasan
A. Perseorangan
Dari semua benih yang kami tanam ( jagung sebanyak 28 butir dan kacang hijau
sebanyak 64 butir ) hampir semua benih bisa tumbuh. Untuk kacang hijau persentasi daya
kecambah benih mencapai 100 %. Sedangkan untuk jagung ada 2 ( dua ) biji yang tidak
tumbuh sehingga persentasi daya perkecambahan jagung mencapai 92,8 % sedangkan 7,2 %
lainnya tidak berkecambah atau mati. Penyebab tidak berkecambahnya benih jagung di
sebabkan beberapa faktor baik faktor internal maupun faktor eksternal.
· Kemungkinan pertama faktor internal. Penyebabnya adalah karena benih yang sudah
rusak
· Kemungkinan kedua Faktor eksternal. Penyebabnya adalah benih yang dimakan oleh
serangga.
B. Gabungan
1. Gafik
Tanaman Jagung
Grafik perbandingan TS1, TS2 dan TS3 untuk tinggi tanaman jagung
Grafik jumlah daun
Kacang hijau
Tabel tinggi tanaman
Tabel jumlah daun
Kacang tanah
Tinggi tanaman
Jumlah daun
Pembahasan Grafik
A. Jagung
Dari hasil penilitian yang telah dibukukan dalam bentuk tabel dapat kita lihat bahwa
tanaman jagung paling cocok jika di tanam dengan tehnik tumpang sari maka tanaman
pendamping yang cocok adalah kacang tanah.
B. Kacang hijau
Dari hasil penilitian yang telah dibukukan dalam bentuk tabel dapat kita lihat bahwa
tanaman kacang hijau paling cocok jika di tanam dengan tehnik tumpang sari maka tanaman
pendamping yang cocok adalah kacang tanah.
C. Kacang tanah
Dari hasil penilitian yang telah dibukukan dalam bentuk tabel dapat kita lihat bahwa
tanaman Kacang tanah paling cocok jika di tanam dengan tehnik tumpang sari maka tanaman
pendamping yang cocok adalah jagung.
BAB VI
KESIMPULAN
Dari ke tiga hasil percobaan tumpang sari, di simpulkan sebagai berikut :
1. Untuk tanaman jagung, yang paling baik pertumbuha dan perkembanganya pada sistem
TS 2 (tumpang sari antara jagung dengan kacang tanah)..
2. Untuk tanaman kacang tanah, yang paling baik pertumbuhan dan perkembanganya pada
TS 1 (tumpang sari antara kacang tanah dengan kacang hijau).
3. Untuk tanaman kacang hijau, yang paling baik pertumbuhan dan perkembanganya pada
sistem TS 1 (tumpang sari antara kacang tanh dengan kacang hijau).
4. Untuk tanaman kacang tanah, yang paling baik pertumbuhan dan perkembanganya
pada TS 2 ( tumpang sari antara jagung dengan kacang tanah ).
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Z,2006. Meminimalisasi Dampak Persaingan Jagung Dengan Kedelai Tumpang Sari
Dengan Pengaturan Penempatan Dan Dosis Pupuk NPK Embrio.Jurnal-Jurnal Ilmu Pertanian
3 (2):71-82
Handayaningsih, M,dan Turmudi,E.2012 Penuntun Praktikum Dasar-Dasar
AgronomiFakultas Pertanian Universitas Bengkulu.Bengkulu
Harsono, 1997. Sowing Time and Fertilization Effects on Groundnut after Maize on an
Alfisol.Upland in Indonesia. International Arachis New Letter. 17 (57-59)
Nugroho. W.H,1990.Statistical Analysis And Interpretasion At Intercroping Research.
Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya . Malang
Sukoco,Y.,Reintjes.Havertkort,dan Woker, 1992. Pertanian Masa Depan. Kamisus.
Yogyakarta
Salisbury, F.B dan C.W Ross,1995 Fisiologi Tumbuhan (Terjemahan) ITB Bandung
Warsana,2009.Introduksi Tanaman Tumpang Sari Jagung Dengan Kacang Tanah.
BPTP Jawa Tengah: Jawa Tengah