18
BUFEER DAN KAPASITAS BUFFER A. Tujuan Adapun tujuan pada percobaan ini adalah untuk memperkenalkan cara pembuatan buffer dan penetapan pH larutan, serta penentuan kapasitasnya. B. Landasan Teori Menurut teori Arrhenius, zat yang dalam air menghasilkan ion H + disebut asam danbasa adalah zat yang dalam air terionisasi menghasilkan ion OH - . Kemudian Bronsted Lowry mengemukakan teori bahwa asam adalah spesi yang memberi H + ( donor proton ) dan basa adalah spesi yang menerima H + (akseptor proton). Namun Lewis lebih menekankan pada perpindahan elektron bukan pada perpindahan proton, sehingga ia mendefinisikan : asam penerima pasangan elektron dan basa adalah donor pasangan elekton (Milady, 2010). Asam lemah adalah asam yang tidak terionisasi secara signifikan dalam larutan. Semakin besar nilai K a , maka semakin banyak pembentukan H + , sehingga pH larutan semakin kecil. Nilai K a asam lemah berkisar antara 1.8×10 -16 dan 55.5 (http://id.wikipedia.org). Basa lemah adalah salah satu yang tidak berubah seluruhnya menjadi ion hidroksida dalam larutan. Contohnya Amonia, Amonia adalah basa lemah yang khas. Sudah sangat jelas amonia tidak mengandung ion hidroksida, tetapi amonia bereaksi dengan air untuk menghasilkan ion amonium dan ion hidroksida (Clark, 2007).

Buffer Dan Kapasitas Buffer Ismayani

Embed Size (px)

DESCRIPTION

buffer

Citation preview

  • BUFEER DAN KAPASITAS BUFFER

    A. Tujuan

    Adapun tujuan pada percobaan ini adalah untuk memperkenalkan cara

    pembuatan buffer dan penetapan pH larutan, serta penentuan kapasitasnya.

    B. Landasan Teori

    Menurut teori Arrhenius, zat yang dalam air menghasilkan ion H +

    disebut

    asam danbasa adalah zat yang dalam air terionisasi menghasilkan ion OH -

    .

    Kemudian Bronsted Lowry mengemukakan teori bahwa asam adalah spesi yang

    memberi H + ( donor proton ) dan basa adalah spesi yang menerima H

    + (akseptor

    proton). Namun Lewis lebih menekankan pada perpindahan elektron bukan pada

    perpindahan proton, sehingga ia mendefinisikan : asam penerima pasangan

    elektron dan basa adalah donor pasangan elekton (Milady, 2010).

    Asam lemah adalah asam yang tidak terionisasi secara signifikan dalam

    larutan. Semakin besar nilai Ka, maka semakin banyak pembentukan H+, sehingga

    pH larutan semakin kecil. Nilai Ka asam lemah berkisar antara 1.810-16

    dan 55.5

    (http://id.wikipedia.org).

    Basa lemah adalah salah satu yang tidak berubah seluruhnya menjadi ion

    hidroksida dalam larutan. Contohnya Amonia, Amonia adalah basa lemah yang

    khas. Sudah sangat jelas amonia tidak mengandung ion hidroksida, tetapi amonia

    bereaksi dengan air untuk menghasilkan ion amonium dan ion hidroksida (Clark,

    2007).

  • Asam lemah yang bereaksi CH3COOH dititrasi oleh basa kuat

    NaOH.Sebelum basa tersebut ditambahkan larutan hanya berisi asam lemah,

    sehingga harga pH diberikan oleh perhitungan keadaan equilibriumnya. Jika

    kemudian basa kuat ditambahkan, maka basa kuat menerima 4 kuantitas

    stokiometrik dari asam lemah dengan persamaan:

    CH3COOH + NaOH CH3COO- + H2O

    Saat titik ekivalen semua asam asetat dan NaOH terlarut, sehingga

    terbentuk CH3COO- dan harga pH-pun ditentukan oleh larutan CH3COO- atau

    pH>7 (perhatikan untuk titrasi asam lemah-basa kuat pH 7.Setelah titik ekivalen

    tersebut nilai pH ditentukan oleh sisa basa kuatnya.Untuk titrasi asam lemah oleh

    basa luat, harga pH awal lebih tajam dari titrasi asam-basa kuat.Semakin lemah

    asam, maka titik ekivalen makin inflection.Untuk asam yang sangat lemah tidak

    mungkin untuk mendeteksi titik ekivalen.Bagi aspek sistem pengendalian kondisi

    lemah lebih mudah untuk dikendalikan. Hal tersebut terjadi oleh karena gain yang

    diperlukan untuk menaiikan pH dari asam-netral ke kondisi basanya mempunyai

    rentang penguatan yang lebar (Irawan et al, 2004)

    Larutan penyangga atau larutan buffer atau dapar merupakan suatu larutan

    yang dapat mempertahankan nilai pH tertentu.Adapun sifat yang paling menonjol

    dari larutan penyangga ini seperti pH larutan penyangga hanya berubah sedikit

    pada penambahan sedikit asam kuat.Disamping itu larutan penyangga merupakan

    larutan yang dibentuk oleh reaksi suatu asam lemah dengan basa konjugatnya

  • ataupun oleh basa lemah dengan asam konjugatnya.Reaksi ini disebut sebagai

    reaksi asam-basa konjugasi. Disamping itu mempunyai sifat berbeda dengan

    komponen-komponen pembentuknya (Zulfiky, 2003).

    Buffer (larutan penyangga, dapar) merupakan larutan yang menahan pH

    bila asam atau basa ditambahkan atau bila larutan larutan diencerkan.Buffer asam

    terdiri dari dari asam lemah dengan garam asam. Garam menyebabkan ion A-,

    yaitu basa konjugat dari asam HA. Buffer basa terdiri dari basa lemah dan garam

    dari basa itu untuk (untuk menyediakan asam konjugatnya) (Daintith, 2010).

    Larutan buffer adalah larutan yang terdiri dari (1) asam lemah atau basa

    lemah dan (2) garamnya; keduaa komponen itu harus ada.Larutan ini mampu

    melawan perubahan pH ketika terjadi penambahan sedikit asam atau sedikit

    basa.Buffer sangat penting dalam system kimia dan bioloi.pH dalam tubuh

    manusia sangat beragam dari satu cairan ke cairan lainnya; misalnya, pH darah

    adalah sekitar 7,4, sementara pH cairan lambung sekitar 1,5. Nilai-nolai pH ini,

    yang penting agar enzim dapat bekerja dengan benar dan agar tekanan osmotik

    tetap seimbang, dalam kasus dipertahankan oleh buffer (Chang, 2006).

    Derajat keasaman pH dan kapasitas buffer saliva ditentukan oleh susunan

    kuantitatif dan kualitatif elektrolit di dalam saliva terutama ditentukan oleh

    susunan bikarbonat, karena susunan bikarbonat sangat konstan dalam saliva dan

    berasal dari kelenjar saliva. Derajat keasaman saliva dalam keadaan normal antara

    5,67,0 dengan rata-rata pH 6,7. Dengan bertambahnya sekresi saliva akan

    menyebabkan peningkatan kapasitas buffer saliva sehingga dapat menetralkan pH

  • plak yang asam, karena bertambahnya ion bikarbonat (HCO3-) yang berperan

    dalam kapasitas buffer saliva (Soesilo et al, 2005).

    Larutan buffer harus mengandung konsentrasi asam yang culup tinggi

    untuk bereaksi denagn ion OH- yang ditambahkan kepadanya dan harus

    mengandung konsentrasi basa yang sama tingginya untuk bereaksi dengan ion H+

    yang ditambahkan. Selain itu, komponen asam dan basa dari buffertidak boleh

    saling menghabiskan dalam suatu reaksi penetralan.Persyaratan ini dipenuhi oleh

    pasangan asam-basa konjugat (asam lemah dan basa konjugatnya atau basa lemah

    dan asam konjugatnya) (Chang, 2006).

    Kasitas buffer yaitu keefektifan larutan buffer, bergantung pada jumlah

    asam dan basa konjugat yang menyusun buffer tersebut. Semakin besar

    jumlahnya, semakin besar buffernya (Chang, 2006).

  • C. Alat dan Bahan

    1. Alat

    Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu erlenmeyer

    250 mL, gelas ukur 10 dan 100 mL, corong, gelas kimia 250 mL, buret 50

    mL, statif dan klem, pH meter, dan pipet tetes.

    2. Bahan

    Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu Asam

    fosfat 0,1 M, Natrium Hidroksida 0,1 M dan Buffer asetat 0,1 M dengan

    sama dengan0,01, 0,05, dan 0,100, serta tissue.

  • D. Prosedur Kerja

    Titrasi H3PO4 0,1 M dengan NaOH 0,1 M

    - Dititrasi dengan NaOH 0,1 M Perlahan-lahan dengan tiap-tiap penambahan sebanyak 1 mL

    sampai pH larutan stabil.

    - Amati dan catat perubahan pH yang terjadi pada tiap penambahan NaOH dengan menggunakan

    pH meter.

    Hasil pengamatan

    Titrasi Buffer Asetat dengan NaOH 0,1 M

    - Dititrasi dengan NaOH 0,1 M Perlahan-lahan dengan tiap-tiap penambahan sebanyak 0,5 ml

    sampai pH larutan stabil.

    - Amati dan catat perubahan pH yang terjadi pada tiap penambahan NaOH dengan

    menggunakan pH meter.

    Hasil pengamatan

    Buffer asetat 0,01 M, =

    0,01, 0,05, dan 0,100

    Asam Fosfat

    0,1 M

  • E. Hasil Percobaan

    1) Hasil Pengamatan

    a. Titrasi H3PO4 0,1 M

    No

    Volume H3PO4

    0,1 M

    Volume NaOH 0,1 M

    (ml)

    pH

    1 10 ml 1 7,11

    2 10 ml 2 7,12

    3 10 ml 3 7,13

    4 10 ml 4 7,14

    5 10 ml 5 7,14

    6 10 ml 6 7,10

    7 10 ml 7 7,06

    8 10 ml 8 7,08

    9 10 ml 9 7,06

    10 10 ml 10 7,07

    11 10 ml 11 7,02

    12 10 ml 12 7,02

    13 10 ml 13 7,02

    14 10 ml 14 7,03

    15 10 ml 15 7,02

  • b. Titrasi CH3COONa ( = 0,1)

    No

    Volume CH3COONa

    0,1 M

    Volume NaOH 0,1 M

    (ml)

    pH

    1 10 ml 1 7,13

    2 10 ml 2 7,15

    3 10 ml 3 7,15

    4 10 ml 4 7,06

    5 10 ml 5 7,08

    6 10 ml 6 7,06

    7 10 ml 7 7,03

    8 10 ml 8 7,34

    9 10 ml 9 7,22

    10 10 ml 10 7,11

    11 10 ml 11 7,15

    12 10 ml 12 7,14

    13 10 ml 13 7,13

  • c. Titrasi CH3COONa ( = 0,01), pH awal = 7,04

    No

    Volume CH3COONa

    0,1 M

    Volume NaOH 0,1 M

    (ml)

    pH

    1 10 ml 1 6,88

    2 10 ml 2 7,08

    3 10 ml 3 7,04

    4 10 ml 4 6,98

    5 10 ml 5 7,10

    6 10 ml 6 7,00

    7 10 ml 7 7,31

    8 10 ml 8 7,27

    9 10 ml 9 7,00

    10 10 ml 10 7,20

    11 10 ml 11 7,11

  • d. Titrasi CH3COONa ( = 0,015), pH awal = 7,07

    No

    Volume CH3COONa

    0,1 M

    Volume NaOH 0,1 M

    (ml)

    pH

    1 10 ml 1 7,05

    2 10 ml 2 7,05

    3 10 ml 3 7,04

    4 10 ml 4 7,03

    5 10 ml 5 7,10

    6 10 ml 6 7,29

    7 10 ml 7 7,14

    8 10 ml 8 7,15

    9 10 ml 9 7,14

    10 10 ml 10 7,11

  • 2). Perhitungan

    Penyusun larutan Buffer Fosfat pH = 3

    H3PO4 + H2O H3O+

    + H2PO4-

    pKa = 2,23

    pH = pKa + [ ]

    [ ]

    log[ ]

    [ ] pH pKa

    log[ ]

    [ ] 3 2,23

    log[ ]

    [ ] 0,77

    [ ]

    [ ] 5,8

    Jadi, [garam] : [asam] = 5,8 :1

    Penyusun larutan Buffer pH = 8

    H2PO4- + H2O H3O

    + + HPO4

    -

    pKa = 7,21

    pH = pKa + [ ]

    [ ]

    log[ ]

    [ ] pH pKa

    log[ ]

    [ ] 8 7,21

    log[ ]

    [ ] 0,79

    [ ]

    [ ] 6,6166

    Jadi, [garam] : [asam] = 6,6166 :1

  • Reaksi :

    H3PO4 + NaOH Na3PO4 + H2O

    Cara penentuan kapasitas buffer asetat pH = 5

    Jika tersedia 0,1 M CH3COONa dan 0,1 M CH3COOH, maka :

    = 2,303 x C [

    ]

    [ ]

    = 2,303 x 0,2 x

    = 2,303 x 0,2 x

    = 0,0658 x 10-5

    Penyusun larutan Buffer Fosfat pH = 3

    H3PO4 + H2O H3O+

    + H2PO4-

    pKa = 2,23

    pH = pKa + [ ]

    [ ]

    log[ ]

    [ ] pH pKa

    log[ ]

    [ ] 3 2,23

    log[ ]

    [ ] 0,77

    [ ]

    [ ] 5,8

    Jadi, [garam] : [asam] = 5,8 :1

  • Jika H3PO4 0,1 M dalam 100 mL maka setara 100 mL x 0,1 M = 10 mmol

    garam : asam = 5,8 : 1

    = 5,8 : x

    x =

    = 1,724 mmol x 98

    = 168,965 mg

    = 0,168 gr Na2HPO4

    Maka untuk membuat buffer fosfat pH 3 larutkan 0,168 gr Na2HPO4 dalam

    larutan H3PO4 0,1 M 100 mL.

    3). Kurva hasil Percobaan

    7

    7.05

    7.1

    7.15

    7.2

    7.25

    0 5 10 15 20

    pH

    Volume NaOH (mL)

    Kurva Titrasi H3PO4

    pH

  • 7

    7.05

    7.1

    7.15

    7.2

    7.25

    7.3

    7.35

    7.4

    0 2 4 6 8 10 12 14

    pH

    Volume NaOH (mL)

    Kurva Titrasi Buffer Asetat ( = 0,1)

    pH

    7

    7.05

    7.1

    7.15

    7.2

    7.25

    7.3

    7.35

    0 2 4 6 8 10 12

    pH

    Volume NaOH (mL)

    Kurva Titrasi Buffer Asetat ( = 0,015)

    pH

    6.8

    6.9

    7

    7.1

    7.2

    7.3

    7.4

    0 2 4 6 8 10 12

    pH

    Volume NaOH (mL)

    Kurva Titrasi Buffer Asetat ( = 0,01)

    pH

  • DAFTAR PUSTAKA

    Chang, Raymond. 2006. Kimia Dasar Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

    Clark, Jim. 2007. Basa Kuat dan Basa Lemah.http://www.che-is-

    try.org/materi_kimia/kima_fisika1/kesetimbangan_asam_basa/basa_kuat

    _dan_basa_lemah/.Diakses 21 Mareet 2011.

    Daintith, Jonh. 2010. Kamus Lengkap Kimia. Erlangga: Jakarta.

    http://id.wikipedia.org/wiki/asam-lemah. Diakses 21 Maret 2011.

    Irawan, M.K., Hendra, C. 2004. Perancangan Kontrol Ph Pada Proses Titrasi

    Asam Basa.Jurnal Proses Penetralan pH. Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknologi Industri. Institut Teknologi Sepuluh Nopember:

    Surabaya.

    Mildy, Sahri David. 2010. Teori Asam Basa. http://sahri.ohlog.com/teori-asam-

    basa.oh80823.html. Diakses 21 Maret 2011.

    Soesilo, Diana, Rinna E.S., Indeswati D. 2005. Peranan sorbitol dalam

    mempertahankan kestabilan pH saliva pada proses pencegahan karies.

    Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga: Surabaya.

    Zulkifly, Oktavian. 2003. http://zulfiky.blogspot.com/2010/03/larutan-

    penyangga.html. Diakses pada 18 maret 2011.

  • F. Pembahasan

    Buffer merupakan campuran dari asam lemah dengan garamnya yang

    berasal dari basa kuat atau basa lemah dengan garamnya yang berasal dari asam

    kuat. Bufer adalah sistem cairan yang cenderung mempertahankan perubahan pH

    jika terjadi penambahan sedikit asam (H+) atau basa (OH

    -). Suatu sistem bufer

    terdiri dari asam lemah (donor proton) dan basa konjugasinya (akseptor proton).

    Larutan buffer sederhana dapat dibuat dengan menambahkan asam asetat

    (CH3COOH) dan natrium asetat (CH3COONa) dalam jumlah yang sama ke dalam

    air. Konsentrasi kesetimbangan baik asam maupun basa konjugat (dari

    CH3COONa) diasumsikan sama dengan konsentrasi awalnya. Ini karena (1)

    CH3COOH adalah asam lemah dari hidrolisis ion CH3COO- sangat kecil dan (2)

    keberadaan ion CH3COO- menekan ionisasi CH3COOH dan keberadaan

    CH3COOH menekan hidrolisis ion CH3COO-.

    Larutan yang mengandung kedua zat ini mampu menetralkan asam atau

    basa yang ditambahkan.Natrium asetat, suatu elektrolit kuat, terionisasi sempurna

    dalam air. Dalam buffer asam misalnya molekul HA dan ion A- ada bersama. Bila

    asam ditambahkan, maka sebagian besar kelebihan proses diambil oleh basa. Bila

    basa ditambahkan, maka sebagian besar ion hidroksida bereaksi dengan asam

    yang tak teroksidasi.

    Proses pembuatan buffer dicontohkan pada pembuatan buffer fosfat pH 3.

    Pembuatan dimulai dengan perhitungan yang diawali dengan memilih pKa asam

    fosfat yang mendekati pH buffer fosfat yang diinginkan. Karena pH buffer fosfat

    yang diinginkan pH 3, maka kita memilih pKa dari asam fosfat yaitu 2,33. Setelah

  • itu untuk mencari nilai perbandingan asam dan garamnya, maka digunakan

    persamaan Henderson-Hasselbalch. Hasil dari persamaan tersebut kemudian

    didapatkan perbandingan anatara garam dan asamnya adalah 5,8 : 1. Begitupun

    dengan penyusun larutan buffer pH 8, dipilih pKa 7,21, sehingga didapatkan hasil

    perbandingan antara garam dan asaam yaitu 6,6166 : 1.

    Pada percobaan dilakukan proses titrasi H3PO4 0,1 M dengan NaOH 0,1 M

    tiap mL. Juga CH3COONa 0,1 M (=0,1, 0,01, dan 0,015) dengan NaOH 0,1 M.

    ini menggunakan proses titrasi atau pengenceran. Pengujian nilai pH dilakukan

    menggunakan alat pH meter. Dan berdasarkan hasil pengamatan didapatkan nilai

    pH hanya sedikit menimbulkan perubahan pH. Bahkan perubahan pH-nya tidak

    teratur dan naik turun. Ini dikarenakan alat pH meter yang digunakan tidak bagus

    atau dengan kata lain pH meter tersebut kemungkinan rusak.

  • G. Kesimpulan

    Adapun kesimpulan yang dapat duambil dari percobaan yaitu:

    1. Buffer dibuat dengan mencampurkan asam lemah/basa lemah dan

    garamnya dengan perbandingan tertentu.

    2. Penetapan pH larutan menggunakan metode titrasi dan pengukurannya

    dapat menggunakan pH meter.

    3. Penentuan kapasitas buffer berdasarkan persamaan Koppel dan Spiro,

    serta Van Slyke, yaitu:

    [ ]