74
BADAN PUSAT STATISTIK PIMPINAN PROVINSI, KABUPATEN/KOTA BUKU 1 SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TRIWULANAN TAHUN 2017 Pedoman Teknis Katalog BPS : 1404013

BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

  • Upload
    hathuy

  • View
    263

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

BADAN PUSAT STATISTIK

PIMPINAN PROVINSI, KABUPATEN/KOTA

BUKU 1

SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TRIWULANAN TAHUN 2017

Pedoman Teknis

Katalog BPS : 1404013

Page 2: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

PIMPINAN PROVINSI, KABUPATEN/KOTA

BUKU 1

SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TRIWULANAN TAHUN 2017

Pedoman Teknis

Page 3: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TRIWULANAN 2017

No. Publikasi :

Katalog BPS : 1404013

Ukuran Buku : 17.6 x 25 cm

Jumlah Halaman : vi + 62 halaman

Penanggung Jawab

Direktorat Statistik Industri

Naskah

Sub Direktorat Statistik Industri Kecil dan Rumah Tangga

Diterbitkan oleh

Badan Pusat Statistik Republik Indonesia, Jakarta

BUKU 1 : PEDOMAN TEKNIS PIMPINAN BPS PROVINSI, KABUPATEN / KOTA

Page 4: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

Buku Pedoman Teknis Pimpinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK17 Triwulanan iii

KATA PENGANTAR

Buku 1 ini merupakan pedoman bagi para Pimpinan BPS Provinsi dan

BPS Kabupaten/Kota yang disusun dalam rangka Survei Industri Mikro dan

Kecil (VIMK) yang akan dilaksanakan tiap triwulan pada tahun 2017.

Disamping memuat petunjuk teknis berkaitan dengan tata cara

pengelolaan kegiatan lapangan, buku ini dimaksudkan pula agar para Pejabat

dan Petugas Survei memiliki keseragaman persepsi dan pemahaman tentang

metodologi yang digunakan dalam Survei Industri Mikro dan Kecil.

Untuk itu diharapkan agar semua pihak yang terkait terutama para

Pimpinan BPS Provinsi, BPS Kabupaten/Kota mempelajari dan menggunakan

buku pedoman ini secara sungguh-sungguh dalam melaksanakan tugasnya,

sehingga dapat diperoleh hasil pendataan yang maksimal sesuai tujuan dan

target yang telah ditetapkan.

Akhirnya saya ucapkan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh

jajaran BPS serta para petugas lapangan atas kontribusinya dalam

pelaksanaan Survei Industri Mikro dan Kecil.

Selamat Bekerja.

Jakarta, Januari 2017

Deputi Bidang Statistik

Produksi

Dr. Adi Lumaksono M.A.

Page 5: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

iv Buku Pedoman Teknis Pimpinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK17 Triwulanan

Page 6: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

Buku Pedoman Teknis Pimpinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK17 Triwulanan v

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................. iii

DAFTAR ISI ........................................................................................ v

I. PENDAHULUAN

1.1. Umum ...................................................................................... 1

1.2. Landasan Hukum .................................................................................. 2

1.3. Tujuan ...................................................................................................... 2

1.4. Lingkup dan Cakupan .......................................................................... 2

1.5. Data dan Keterangan yang Dikumpulkan ...................................... 3

1.6. Jadwal Kegiatan dan Pelaksanaan VIMK17 Triwulanan ........... 4

1.7. Jenis Dokumen Yang Digunakan ..................................................... 5

1.8. Alur Dokumen Pelaksanaan VIMK17 Triwulanan ................. 7

II. METODOLOGI

2.1 Kerangka Sampel ................................................................................. 9

2.2. Stratifikasi Blok Sensus ....................................................................... 9

2.3. Prosedur Penarikan Sampel ............................................................. 15

2.4. Jumlah Sampel ...................................................................................... 17

2.5. Alokasi Sampel Usaha IMK Per Kabupaten/Kota di Provinsi .. 17

2.6. Alokasi Sampel Usaha Industri Mikro Per Blok Sensus di Kabupaten/Kota ................................................................................... 21

2.7. Pengambilan Sampel Usaha Industri Kecil di Blok Sensus ....... 26

2.8. Pengambilan Sampel Usaha Industri Mikro di Blok Sensus .... 26

2.9. Pengisian Daftar VIMK17-DS1 .......................................................... 30

2.10.Contoh Penarikan Sampel ................................................................ 31

III. ORGANISASI LAPANGAN

3.1. Organisasi lapangan ............................................................................ 33

Page 7: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

vi Buku Pedoman Teknis Pimpinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK17 Triwulanan

3.2. Penanggung Jawab Pelaksanaan VIMK17 Triwulanan di Daerah .................................................................................................... 34

3.3. Syarat Petugas ..................................................................................... 39

IV. TATA CARA PENGIRIMAN DOKUMEN DAN FILE HASIL ENTRI

4.1. Pengiriman Dokumen dari BPS-RI ke BPS Provinsi .................... 41

4.2. Pengiriman Dokumen dari BPS Kabupaten/Kota ke BPS Provinsi ................................................................................................... 42

4.3. Pengiriman File Hasil Entri dari BPS Provinsi ke BPS RI ........... 42

LAMPIRAN

1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ................... 43

2. Lampiran 2. Rekap Sampel BS (Contoh rekap BS th. 2015) ..... 43

3. Lampiran 3. DSBS (Contoh VIMK17-DSBS) ............................... 43

4. Lampiran 4. Daftar VIMK17-L1 ................................................. 43

5. Lampiran 5. Daftar VIMK17-RB1 .............................................. 43

6. Lampiran 6. Daftar VIMK17-DS1 .............................................. 43

7. Lampiran 7. Daftar VIMK17-S1 ................................................. 43

8. Lampiran 8. Contoh SE2016-WB 3171100003007B……………….. 65

Page 8: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

Buku Pedoman Teknis Pimpinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK17 Triwulanan 1

1.1. Umum

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) resmi berlaku 31 Desember 2015.

Berlakunya MEA tentunya berdampak bagi industri pengolahan, tidak

terkecuali Industri Mikro dan Kecil (IMK). Dengan berlakunya MEA harapan

sebagian besar masyarakat ekonomi adalah terciptanya peluang dengan

terbentuknya pasar baru. Disisi lain MEA menghadirkan tantangan baru, yaitu

produsen dihadapkan dengan masuknya produk-produk dari negara tetangga

ke pasar dalam negeri.

Menurut hasil survei IMK tahun 2015 hampir 90 persen produk IMK

hanya menjangkau pasar dalam satu kabupaten. Selain itu, usaha IMK masih

menghadapi kendala klasik mulai dari kesulitan bahan baku, masalah sumber

daya manusia hingga akses modal. Tentunya diperlukan keseriusan

pemerintah untuk mengawal usaha IMK ditengah pasar ASEAN yang semakin

terbuka.

Berdasarkan data hasil survei Industri Besar Sedang dan survei IMK

tahun 2013, usaha IMK menyerap tenaga kerja yang cukup signifikan. Hampir

70 persen tenaga kerja di sektor industri pengolahan berada di sektor IMK.

Kegiatan Survei Industri Mikro dan Kecil (VIMK) Triwulanan

diselenggarakan pertama tahun 2011. VIMK dimaksudkan sebagai sumber

data perhitungan pertumbuhan produksi IMK Triwulanan. Triwulan I

dilaksanakan pada periode Januari-Maret, triwulan II periode April-Juni,

triwulan III periode Juli-September, dan triwulan IV periode Oktober-

Desember.

BAB

I PENDAHULUAN

Page 9: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

2 Buku Pedoman Teknis Pimpinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK17 Triwulanan

Pencacahan VIMK Tahun 2017 Triwulanan dilakukan melalui

pendekatan rumah tangga dan bangunan. Sasaran pencacahan VIMK17

Triwulanan adalah usaha/perusahaan berskala mikro dan kecil yang

mempunyai tenaga kerja 1 s.d. 19 orang.

1.2. Landasan Hukum

Landasan hukum pelaksanaan VIMK17 Triwulanan:

a. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik.

b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999 tentang

Penyelenggaraan Statistik.

c. Peraturan Presiden RI No. 86 Tahun 2007 tentang Badan Pusat

Statistik

d. Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik No. 7 Tahun 2008 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Badan Pusat Statistik.

1.3. Tujuan

Secara umum VIMK17 Triwulanan bertujuan untuk mengetahui

pertumbuhan produksi IMK di Indonesia yang dapat digunakan sebagai

bahan perencanaan kegiatan ekonomi secara makro. VIMK17 Triwulanan

akan menyajikan data pertumbuhan produksi usaha/perusahaan berskala

mikro dan kecil menurut Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI)

2015 pada tingkat nasional dan provinsi.

1.4. Lingkup dan Cakupan

VIMK17 Triwulanan ini dilaksanakan di beberapa kabupaten/kota

daerah potensi seluruh provinsi di Indonesia dengan jumlah blok sensus

Page 10: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

Buku Pedoman Teknis Pimpinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK17 Triwulanan 3

terpilih sebanyak 5.699 blok sensus mencakup 24.000 usaha/perusahaan per

triwulan. Sasaran pencacahan meliputi usaha/perusahaan industri mikro

dengan banyaknya tenaga kerja 1 s.d. 4 orang dan industri kecil dengan

banyaknya tenaga kerja 5 s.d. 19 orang termasuk pengusaha/pemilik.

1.5. Data dan Keterangan yang Dikumpulkan

Adapun data dan keterangan yang dikumpulkan dalam VIMK17

Triwulanan:

a. Daftar VIMK17-L1 terdiri dari 6 (enam) blok, yaitu:

Blok I : Keterangan Tempat

Blok II : Ringkasan

Blok III : Pendaftaran Usaha/Rumah Tangga

Blok IV : Keterangan Penarikan Sampel Utama

Blok V : Catatan

Blok VI : Keterangan Petugas

b. Daftar VIMK17-S1 terdiri dari 8 (delapan) blok, yaitu:

Blok I : Keterangan Tempat

Blok II : Keterangan Perusahaan / Usaha

Blok III : Keterangan Umum

Blok IV : Keterangan Pekerja dan Balas Jasa

Blok V : Biaya/Pengeluaran Usaha/perusahaan

Blok VI : Produksi dan Pendapatan Usaha/perusahaan

Blok VII : Catatan

Blok VIII : Keterangan Responden dan Petugas

Page 11: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

4 Buku Pedoman Teknis Pimpinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK17 Triwulanan

1.6. Jadwal Kegiatan dan Pelaksanaan VIMK17 Triwulanan

Adapun jadwal kegiatan dan pelaksanaan VIMK17 Triwulanan yang

dilaksanakan pada tahun 2017 seperti tabel di bawah ini :

Triwulan I

No Kegiatan Waktu P/D*

(1) (2) (3) (4)

1 Listing Blok Sensus 20 – 28 Maret 2017 D

2 Pengambilan Sampel Usaha 22 - 30 Maret 2017 D

3 Pencacahan Sampel Usaha 3 – 12 April 2017 D

4 Pemeriksaan, Editing, Coding dan Data Entri 3 – 19 April 2017 D

5 Pengiriman Data ke BPS RI 14 - 20 April 2017 D

6 Pengolahan Angka Indeks di BPS RI 21 - 27 April 2017 P

7 Pengiriman Angka Indeks ke Direktorat Neraca Produksi

27 – 28 April 2017 P

8 Rilis Pertumbuhan Industri 1 Mei 2017 P

Triwulan II

No Kegiatan Waktu P/D*

(1) (2) (3) (4)

1 Pencacahan Sampel Usaha 3 – 14 Juli 2017 D

2 Pemeriksaan, Editing, Coding dan Data Entri 11 – 20 Juli 2017 D

3 Pengiriman Data ke BPS RI 14 – 20 Juli 2017 D

4 Pengolahan Angka Indeks di BPS RI 21– 27 Juli 2017 P

5 Pengiriman Angka Indeks ke Direktorat Neraca Produksi

27 – 28 Juli 2017

P

6 Rilis Pertumbuhan Industri 1 Agustus 2017 P

Page 12: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

Buku Pedoman Teknis Pimpinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK17 Triwulanan 5

Triwulan III

No Kegiatan Waktu P/D*

(1) (2) (3) (4)

1 Pencacahan Sampel Usaha 2 – 11 Oktober 2017 D

2 Pemeriksaan, Editing, Coding dan Data Entri 6 – 20 Oktober 2017 D

3 Pengiriman Data ke BPS RI 15 – 20 Oktober 2017 D

4 Pengolahan Angka Indeks di BPS RI 21 – 27 Oktober 2017 P

5 Pengiriman Angka Indeks ke Direktorat Neraca Produksi

27 – 30 Oktober 2017 P

6 Rilis Pertumbuhan Industri 1 November 2017 P

Triwulan IV

No Kegiatan Waktu P/D*

(1) (2) (3) (4)

1 Pencacahan Sampel Usaha 2 – 12 Januari 2018 D

2 Pemeriksaan, Editing, Coding dan Data Entri 5 – 20 Januari 2018 D

3 Pengiriman Data ke BPS RI 15 - 20 Januari 2018 D

4 Pengolahan Angka Indeks di BPS RI 21 – 27 Januari 2018 P

5 Pengiriman Angka Indeks ke Direktorat Neraca Produksi

26 – 29 Januari 2018 P

6 Rilis Pertumbuhan Industri 1 Februari 2018 P

* P: BPS-RI; D: BPS Provinsi

1.7. Jenis Dokumen Yang Digunakan

Jenis daftar dan buku pedoman yang digunakan untuk pencacahan

usaha/perusahaan IMK tahun 2017 Triwulanan serta kegunaannya seperti

tabel di bawah ini :

Page 13: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

6 Buku Pedoman Teknis Pimpinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK17 Triwulanan

Jenis Daftar / Kuesioner Survei VIMK Triwulanan Tahun 2017

No Nama Daftar / Kuesioner

Kegunaan Petugas Waktu

Penggunaan Kuesioner

(1) (2) (3) (4) (5)

1. VIMK17-DSBS

Trw (Daftar

Sampel Blok

Sensus

Triwulanan)

Mengetahui identitas blok

sensus terpilih

Pengawas/

Pencacah/ Staf

BPS Kab/Kota

Januari -

Maret 2017

2. VIMK17-L1

(Listing)

Pendaftaran perusahaan / usaha

dalam blok sensus terpilih

Pengawas/

Pencacah

Maret 2017

3. VIMK17-DS1

(Daftar

Sampel)

Triwulan I Pengisian daftar sampel usaha/

perusahaan terpilih Triwulan I

Pengawas/

Pencacah

Maret - April

2017

Triwulan II Pengisian daftar sampel usaha/

perusahaan terpilih Triwulan II

Pengawas/

Pencacah

Juli 2017

Triwulan III Pengisian daftar sampel usaha/

perusahaan terpilih Triwulan III

Pengawas/

Pencacah

Oktober 2017

Triwulan IV Pengisian daftar sampel usaha/

perusahaan terpilih Triwulan IV

Pengawas/

Pencacah

Januari 2018

4. VIMK17-S1

(Sampel)

Triwulan I Pencacahan sampel usaha/

perusahaan Triwulan I

Pencacah/

Pengawas

April 2017

Triwulan II Pencacahan sampel usaha/

perusahaan Triwulan II

Pencacah/

Pengawas

Juli 2017

Triwulan III Pencacahan sampel usaha/

perusahaan Triwulan III

Pencacah/

Pengawas

Oktober 2017

Triwulan IV Pencacahan sampel usaha/

perusahaan pada Triwulan IV

Pencacah/

Pengawas

Januari 2018

5. VIMK17-RB1

(Rekap Blok

Sensus)

Pembuatan rekap usaha/

perusahaan hasil listing Blok

Sensus

Pengawas Maret 2017

Page 14: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

Buku Pedoman Teknis Pimpinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK17 Triwulanan 7

Buku Pedoman Survei IMK Tahun 2017 Triwulanan

No Jenis Buku Kegunaan Petugas

(1) (2) (3) (4)

1. Buku 1 Pedoman Teknis Pimpinan Provinsi,

Kabupaten/Kota

Provinsi/ Kabupaten /

Kota

2. Buku 2 Pedoman Pencacah Pengawas / Pencacah

3. Buku 3 Pedoman Pemeriksaan/ Pengawasan Pengawas

4. Buku 4 Kasus Batas dan Klasifikasi Baku

Lapangan Usaha Indonesia Industri

Pengolahan

Pengawas / Pencacah

5. Buku 5 Pedoman Pengolahan Kasie Integrasi

Pengolahan Data dan

Kasie Industri

1.8. Alur Dokumen Pelaksanaan VIMK17 Triwulanan

Alur pendistribusian dokumen VIMK17 Triwulanan seperti pada bagan

di bawah ini:

BPS RI BPS PROVINSI BPS KAB/KOTA PENGAWAS (PMS) PENCACAH (PCS)

1. VIMK17- DSBS Trw 2. VIMK17- L1 3. VIMK17- DS1 4. VIMK17- S1 5. VIMK17- RB1 6. BUKU 1 7. BUKU 2 8. BUKU 3 9. BUKU 4 10. BUKU 5

1. VIMK17- DSBS Trw 2. VIMK17- L1 3. VIMK17- DS1 4. VIMK17- S1 5. VIMK17- RB1 6. BUKU 1 7. BUKU 2 8. BUKU 3 9. BUKU 4 10. BUKU 5

1. VIMK17- DSBS Trw 2. VIMK17- L1 3. VIMK17- DS1 4. VIMK17- S1 5. VIMK17- RB1 6. BUKU 1 7. BUKU 2 8. BUKU 3 9. BUKU 4 10. SKETSA PETA

HASIL SCANNING

1. VIMK17- DSBS Trw 2. VIMK17- L1 3. VIMK17- DS1 4. VIMK17- S1 5. VIMK17- RB1 6. BUKU 2 7. BUKU 3 8. BUKU 4 9. SKETSA PETA

HASIL SCANNING

1. VIMK17-DSBS Trw 2. VIMK17- L1 3. VIMK17- DS1 4. VIMK17- S1 5. BUKU 2 6. BUKU 4 7. SKETSA PETA

HASIL SCANNING

1. VIMK17- DSBS Trw 2. VIMK17- L1 3. VIMK17- DS1 4. VIMK17- S1 5. VIMK17- RB1 6. SKETSA PETA

HASIL SCANNING

1. VIMK17- DSBS Trw 2. VIMK17- L1 3. VIMK17- DS1 4. VIMK17- S1 5. VIMK17- RB1 6. SKETSA PETA

HASIL SCANNING

1. VIMK17- DSBS Trw 2. VIMK17- L1 3. VIMK17- DS1 4. VIMK17- S1 5. VIMK17- RB1

DATA VIMK17 pp00.krm

Page 15: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

8 Buku Pedoman Teknis Pimpinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK17 Triwulanan

Page 16: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

Buku Pedoman Teknis Pimpinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK17 Triwulanan 9

METODOLOGI

2.1. Kerangka Sampel

Kerangka sampel yang digunakan pada Survei Industri Mikro dan

Kecil (IMK) Triwulanan Tahun 2017 ada dua jenis, yaitu:

1. Kerangka sampel blok sensus, digunakan untuk pemilihan sampel blok

sensus. Kerangka sampel ini merupakan daftar blok sensus yang

dilengkapi dengan informasi jumlah usaha industri mikro dan kecil hasil

pencacahan Sensus Ekonomi 2016 (SE 2016).

2. Kerangka sampel usaha/perusahaan IMK, digunakan untuk pemilihan

sampel usaha industri mikro dan kecil. Kerangka sampel ini merupakan

daftar usaha hasil pendaftaran usaha industri mikro dan kecil dengan

Daftar VIMK17-L1. Kerangka sampel usaha ini dibedakan menurut usaha

industri kecil dan usaha industri mikro.

2.2. Stratifikasi Blok Sensus

Stratifikasi blok sensus diterapkan pada kerangka sampel blok sensus

dengan membentuk strata konsentrasi usaha berdasarkan jumlah relatif

usaha industri mikro dan kecil menurut jenis golongan pokok Klasifikasi Baku

Lapangan Usaha Indonesia (2 digit KBLI) 2015. Untuk setiap jenis usaha (2

digit KBLI), strata konsentrasi adalah sekelompok blok sensus dengan

komposisi usaha didominasi oleh jenis usaha tertentu. Stratifikasi blok sensus

ini dilakukan pada level provinsi.

BAB

II

Page 17: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

10 Buku Pedoman Teknis Pimpinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK17 Triwulanan

a. Notasi Dasar

Untuk memudahkan pemahaman terhadap proses stratifikasi blok

sensus, berikut ini notasi-notasi yang digunakan:

h : menyatakan blok sensus (h = 1, 2, …, k)

i : menyatakan jenis usaha sesuai 2 digit KBLI (i = 1, 2, 3, …, 24)

i = 1 : Industri Makanan,

i = 2 : Industri Minuman,

i = 3 : Industri Pengolahan Tembakau,

i = 4 : Industri Tekstil,

i = 5 : Industri Pakaian Jadi,

i = 6 : Industri Kulit, Barang dari Kulit, dan Alas Kaki,

i = 7 : Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak

Termasuk Furnitur), dan Barang Anyaman dari Bambu,

Rotan, dan Sejenisnya,

i = 8 : Industri Kertas dan Barang dari Kertas,

i = 9 : Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman,

i = 10 : Industri Produk dari Batu Bara dan Pengilangan Minyak Bumi,

i = 11 : Industri Bahan Kimia dan Barang dari Bahan Kimia,

i = 12 : Industri Farmasi, Produk Obat Kimia, dan Obat Tradisional,

i = 13 : Industri Karet, Barang dari Karet, dan Plastik,

i = 14 : Industri Barang Galian Bukan Logam,

i = 15 : Industri Logam Dasar,

i = 16 : Industri Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya,

i = 17 : Industri Komputer, Barang Elektronik, dan Optik,

i = 18 : Industri Peralatan Listrik,

i = 19 : Industri Mesin dan Perlengkapan YTDL,

i = 20 : Industri Kendaraan Bermotor, Trailer dan Semi Trailer,

Page 18: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

Buku Pedoman Teknis Pimpinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK17 Triwulanan 11

i = 21 : Industri Alat Angkutan lainnya,

i = 22 : Industri Furnitur,

i = 23 : Industri Pengolahan Lainnya,

i = 24 : Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan.

Nhi : jumlah usaha IMK dengan KBLI i dalam blok sensus h.

N.i : jumlah usaha IMK dengan KBLI i.

Ai : jumlah blok sensus yang paling sedikit memuat satu usaha IMK

dengan KBLI i.

Bi : rata-rata jumlah usaha IMK dengan KBLI i pada blok sensus usaha.

Ihi : indeks konsentrasi usaha IMK dengan KBLI i dalam blok sensus h.

Rhi : peringkat dari indeks konsentrasi usaha IMK dengan KBLI i dalam

blok sensus h.

b. Proses Stratifikasi

Proses stratifikasi blok sensus dilakukan dengan tahapan berikut:

1. Menghitung Nhi, N.i, dan Ai.

2. Menghitung rata-rata jumlah usaha IMK dengan KBLI i pada blok sensus

usaha dengan rumus:

i

ii

A

NB . .

3. Menghitung indeks konsentrasi pada setiap blok sensus dan jenis usaha

IMK dengan rumus:

i

hihi

B

NI .

4. Membuat peringkat (Rhi) dari indeks konsentrasi Ihi di antara seluruh Ihi (i

= 1, 2, …, 24) untuk setiap blok sensus dengan ketentuan:

Rhi = 1 untuk nilai Ihi terbesar pertama,

Rhi = 2 untuk nilai Ihi terbesar kedua, dst.

Rhi = 0 untuk i dengan Nhi = 0.

Page 19: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

12 Buku Pedoman Teknis Pimpinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK17 Triwulanan

Jika pada suatu blok sensus terdapat lebih dari satu nilai indeks

konsentrasi tertinggi sehingga terdapat lebih dari satu peringkat

pertama, maka peringkat pertama blok sensus ditetapkan berdasarkan

jumlah jenis usaha (i) yang paling sedikit menjadi peringkat pertama blok

sensus pada level provinsi. Iterasi dilakukan setiap kali mengeksekusi satu

blok sensus.

5. Menentukan peringkat pertama indeks konsentasi usaha blok sensus h

(R1h = i), yaitu jenis usaha IMK dengan KBLI i untuk Rhi = 1 dalam blok

sensus h. Jika N.h = 0 maka R1h = 0.

6. Menentukan peringkat kedua indeks konsentrasi usaha blok sensus h (R2h

= i), yaitu jenis usaha IMK dengan KBLI i untuk Rhi = 2 dalam blok sensus h.

Jika N.h = 0 maka R2h = 0.

7. Menentukan strata berdasarkan kombinasi dari R1h dan R2h. Jika Nhi = 0

untuk semua i maka blok sensus tersebut langsung digolongkan sebagai

strata nonusaha.

Skema pembentukan blok sensus konsentrasi menurut jenis usaha

IMK sesuai dengan KBLI i sebagai berikut:

BS Jumlah Usaha

(Nhi) Indeks

Konsentrasi (Ihi) Peringkat Indeks Konsentrasi (Rhi) R1h R2h Strata

i=1 … i … i=24 i=1 … i … i=24 i=1 … i … i=24

1

h Nh1 …. Nhi …. Nh24 Ih1 … Ihi … Ih24 Rh

1 … Rhi … Rh24

k

N.i N.1 …. N.i …. N.24

Ai A1 …. Ai …. A24

Bi B1 …. Bi …. B24

Page 20: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

Buku Pedoman Teknis Pimpinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK17 Triwulanan 13

Contoh:

R1h = 1 dan R2h = 0, adalah blok sensus dengan komposisi jenis usaha

industri makanan.

R1h = 1 dan R2h = 2, adalah blok sensus dengan komposisi jenis usaha

industri makanan sebagai peringkat pertama indeks konsentrasi dan jenis

usaha industri minuman sebagai peringkat keduanya.

c. Evaluasi

Proses stratifikasi blok sensus pada butir 2.b menghasilkan strata

konsentrasi awal yang perlu dievaluasi untuk menghasilkan kelompok-

kelompok blok sensus yang lebih masuk akal. Prosedur evaluasi terhadap

strata konsentrasi awal adalah sebagai berikut:

1. Untuk simplifikasi, notasi yang digunakan:

k : blok sensus

j : peringkat pertama indeks konsentrasi usaha dengan KBLI j (j

= 1, 2, ...,24)

j’ : peringkat kedua indeks konsentrasi usaha dengan KBLI j’ (j’=

0, 1, 2, …,24).

Untuk j’= 0 berarti blok sensus tersebut hanya memuat usaha

IMK dengan KBLI j.

jjjkN )',( : jumlah usaha IMK dengan KBLI j dalam substrata (j,j’)

jjN : rata-rata jumlah usaha IMK dengan KBLI j dalam strata j

2. Prosedur Evaluasi

Untuk j’= 0

Jika jj

jjjk NN '),( maka j = 25, artinya blok sensus k digolongkan ke

dalam strata nonkonsentrasi usaha.

Page 21: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

14 Buku Pedoman Teknis Pimpinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK17 Triwulanan

Untuk j’ 0

Jika jjjkN '),( j

jN maka j = j

Jika jjjkN '),( < j

jN dan ''),(

jjjkN '

'jjN maka j = j’

Jika jjjkN '),( < j

jN dan ')',(

jjjkN < '

'jjN maka j = 25 (strata

nonkonsentrasi usaha)

3. Berdasarkan evaluasi, setiap blok sensus dikelompokkan ke dalam salah

satu strata berikut:

j=1 : Industri Makanan

j=2 : Industri Minuman

j=3 : Industri Pengolahan Tembakau

j=4 : Industri Tekstil

j=5 : Industri Pakaian Jadi

j=6 : Industri Kulit, Barang dari Kulit, dan Alas Kaki

j=7 : Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk

Furnitur), dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan, dan

Sejenisnya

j=8 : Industri Kertas, Barang dari Kertas

j=9 : Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman

j=10 : Industri Produk dari Batu Bara dan Pengilangan Minyak Bumi

j=11 : Industri Bahan Kimia dan Barang dari Bahan Kimia

j=12 : Industri Farmasi, Produk Obat Kimia, dan Obat Tradisional

j=13 : Industri Karet, Barang dari Karet, dan Plastik

j=14 : Industri Barang Galian Bukan Logam

j=15 : Industri Logam Dasar

j=16 : Industri Barang dari Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya

j=17 : Industri Komputer, Barang Elektronik, dan Optik

j=18 : Industri Peralatan Listrik

Page 22: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

Buku Pedoman Teknis Pimpinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK17 Triwulanan 15

j=19 : Industri Mesin dan Perlengkapan YTDL

j=20 : Industri Kendaraan Bermotor, Trailer dan Semi Trailer

j=21 : Industri Alat Angkutan lainnya

j=22 : Industri Furnitur

j=23 : Industri Pengolahan Lainnya

j=24 : Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatannya

j=25 : Nonkonsentrasi Usaha

2.3. Prosedur Penarikan Sampel

Rancangan penarikan sampel (sampling) yang diterapkan adalah

penarikan sampel dua tahap terstratifikasi (stratified two-stage sampling)

berikut:

Tahap pertama, dari kerangka sampel blok sensus dipilih sejumlah blok

sensus secara probability proportional to size (PPS) dengan size

banyaknya usaha IMK hasil pendaftaran SE 2016. Penarikan sampel blok

sensus antarstrata dilakukan secara independen.

Tahap kedua, dari kerangka sampel usaha IMK diambil keseluruhan (take

all) industri kecil dan dipilih sejumlah usaha industri mikro secara

sistematik. Apabila jumlah industri kecil dalam suatu provinsi melebihi

target sampel usaha IMK atau karakteristiknya seragam (homogen) maka

dilakukan pemilihan sampel industri kecil secara sistematik.

Skema sampling berdasarkan rancangan penarikan sampel

ditunjukkan pada tabel berikut:

Page 23: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

16 Buku Pedoman Teknis Pimpinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK17 Triwulanan

Tabel 1. Skema Sampling Survei IMK Triwulanan 2017

Tahap

Unit Sampling

Populasi Sampel Metode Probabilita Fraksi

Sampling

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Blok

sensus hN hn

PPS sistematik size:

usaha IMK hasil SE 2016

h

hi

M

M

h

hih

M

Mn

2

Industri kecil

khiM k

hiM

take all (jika k

hiM target

sampel usaha IMK provinsi)

1 1

khiM

khim

sistematik (jika k

hiM target

sampel usaha IMK provinsi atau

terdeteksi homogenitas usaha)

khiM

1

khi

khi

Mm

Industri mikro

mhiM m

him sistematik mhiM

1 mhi

mhi

Mm

dengan:

hN : Jumlah blok sensus pada strata h,

hn : Jumlah sampel blok sensus pada strata h,

hM : Jumlah usaha IMK hasil SE 2016 pada strata h,

hiM

: Jumlah usaha IMK hasil SE 2016 pada strata h blok sensus i,

khiM

: Jumlah usaha industri kecil hasil SE 2016 pada strata h blok sensus i,

mhiM

: Jumlah usaha industri mikro hasil SE 2016 pada strata h blok sensus i,

khim : Jumlah sampel usaha industri kecil pada strata h blok sensus i.

mhim : Jumlah sampel usaha industri mikro pada strata h blok sensus i.

Page 24: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

Buku Pedoman Teknis Pimpinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK17 Triwulanan 17

2.4. Jumlah Sampel

Jumlah sampel sebanyak 5.699 blok sensus yang mencakup 24.000

usaha per triwulan (96.000 usaha dalam setahun) dirancang untuk penyajian

profil golongan pokok usaha (2 digit KBLI) tingkat provinsi. Terhadap 5.699

sampel blok sensus dilakukan 1 kali pendaftaran (listing) usaha/perusahaan

pada triwulan pertama. Adapun usaha/perusahaan terpilih dicacah di setiap

triwulan selama periode 2017.

2.5. Alokasi Sampel Usaha IMK Per Kabupaten/Kota di Provinsi

1) Alokasi sampel usaha industri mikro dan kecil dilakukan oleh BPS provinsi

berdasarkan rekapitulasi jumlah usaha IMK hasil listing per

kabupaten/kota.

2) Alokasi sampel industri mikro per kabupaten/kota dilakukan setelah

menentukan target sampel industri kecil. Dengan demikian, target

sampel industri mikro di suatu provinsi adalah target sampel usaha IMK

provinsi dikurangi dengan jumlah populasi industri kecil untuk seluruh

kabupaten/kota di provinsi tersebut. Penghitungan target sampel usaha

industri mikro mengikuti rumusan berikut:

kPP

mP mmm ,

dengan:

mPm : Target sampel usaha industri mikro pada suatu provinsi,

mP : Target sampel usaha IMK pada suatu provinsi,

kPm : Jumlah sampel industri kecil pada suatu provinsi.

3) Jika populasi usaha industri kecil hasil listing melebihi target sampel

usaha IMK provinsi atau diketahui karakteristik industri kecil bersifat

Page 25: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

18 Buku Pedoman Teknis Pimpinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK17 Triwulanan

seragam (homogen), maka usaha industri kecil tidak diambil seluruhnya

sebagai sampel tetapi dilakukan pengambilan sampel. Untuk itu, target

sampel industri kecil dalam provinsi perlu dihitung. Hal ini dilakukan agar

keterwakilan usaha dari populasi industri kecil dan mikro tetap terjaga.

Untuk kondisi populasi usaha industri kecil hasil listing melebihi

target sampel usaha IMK, maka alokasi sampel usaha IMK menurut

industri kecil dan mikro di suatu provinsi dilakukan dengan cara:

PIMp

IKp

upu

p mMM

Mm

,

dengan:

u : usaha industri kecil (IK), usaha industri mikro (IM)

upm : Target sampel usaha industri u di provinsi p,

Pm : Target sampel usaha IMK di provinsi p,

upM : Jumlah populasi usaha industri u di provinsi p,

IKpM : Jumlah populasi usaha industri kecil di provinsi p,

IMpM : Jumlah populasi usaha industri mikro di provinsi p.

Untuk kondisi karakteristik populasi industri kecil relatif bersifat

seragam (homogen), yaitu sebagian besar memiliki keseragaman

KBLI, maka alokasi sampel usaha industri kecil pada KBLI tersebut

ditentukan sebesar 15% dari populasi usaha industri kecil dengan

KBLI tertentu tersebut.

4) Alokasi sampel usaha industri mikro per kabupaten/kota dilakukan

dengan menerapkan power allocation (dengan α=0,5), yaitu

proporsional dari akar jumlah usaha industri mikro di masing-masing

kabupaten/kota terhadap jumlah usaha industri mikro di provinsi. Untuk

Page 26: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

Buku Pedoman Teknis Pimpinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK17 Triwulanan 19

provinsi yang memiliki target sampel industri kecil seperti kasus di atas,

maka untuk setiap target sampel usaha industri kecil IKpm dan usaha

industri mikro IMpm masing-masing dialokasikan ke setiap

kabupaten/kota dengan rumus:

upL

K

uK

uKu

K m

M

Mm

1

,

dengan:

u : usaha industri kecil (IK), usaha industri mikro (IM)

u

Km : Target sampel usaha industri u di kabupaten/kota K,

u

pm : Target sampel usaha industri u di provinsi p,

u

KM : Populasi usaha industri di kabupaten/kota K.

K : kabupaten/kota di provinsi (K= 1, 2, 3, …, L)

5) Melakukan pengecekan hasil alokasi sampel dengan target sampel.

Apabila terdapat ketidaksesuaian jumlah, maka dilakukan penyesuaian

(adjustment) dengan mengurangi atau menambah hasil alokasinya

sehingga hasil alokasi sampel sama dengan target sampel.

6) Hasil alokasi sampel usaha IMK per kabupaten/kota dikirim ke setiap BPS

kabupaten/kota untuk selanjutnya dilakukan alokasi sampel usaha

industri mikro menurut KBLI untuk setiap blok sensus terpilih.

Alokasi sampel blok sensus dan usaha Survei IMK Triwulanan 2017 terdapat

pada tabel berikut ini:

Page 27: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

20 Buku Pedoman Teknis Pimpinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK17 Triwulanan

Tabel 2. Alokasi Sampel Blok Sensus dan Usaha Survei IMK Triwulanan 2017

Provinsi Alokasi Sampel

Kode Nama Usaha BS

(1) (2) (3) (4)

11 Aceh 745 154

12 Sumatera Utara 829 208

13 Sumatera Barat 717 157

14 Riau 440 111

15 Jambi 392 99

16 Sumatera Selatan 683 172

17 Bengkulu 328 82

18 Lampung 887 176

19 Kep. Bangka Belitung 232 72

21 Kep. Riau 259 58

31 Dki Jakarta 552 232

32 Jawa Barat 2,007 454

33 Jawa Tengah 2,723 617

34 Di Yogyakarta 825 182

35 Jawa Timur 2,435 556

36 Banten 828 171

51 Bali 862 190

52 Nusa Tenggara Barat 1,054 225

53 Nusa Tenggara Timur 792 154

61 Kalimantan Barat 597 107

62 Kalimantan Tengah 403 84

63 Kalimantan Selatan 656 144

64 Kalimantan Timur 326 110

65 Kalimantan Utara 142 45

71 Sulawesi Utara 525 103

72 Sulawesi Tengah 463 192

73 Sulawesi Selatan 984 206

74 Sulawesi Tenggara 594 119

75 Gorontalo 366 123

76 Sulawesi Barat 349 117

Page 28: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

Buku Pedoman Teknis Pimpinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK17 Triwulanan 21

Provinsi Alokasi Sampel

Kode Nama Usaha BS

(1) (2) (3) (4)

81 Maluku 365 117

82 Maluku Utara 261 47

91 Papua Barat 149 40

94 Papua 230 75

Indonesia 24,000 5,699

2.6. Alokasi Sampel Usaha Industri Mikro Per Blok Sensus di

Kabupaten/Kota

Alokasi sampel usaha industri mikro menurut KBLI pada setiap blok

sensus terpilih dilakukan dengan memperhatikan jumlah usaha IMK hasil

listing. Alokasi sampel industri mikro menurut KBLI per blok sensus dilakukan

di BPS kabupaten/kota dengan tahapan berikut:

1. Rekapitulasi jumlah usaha industri mikro dan industri kecil menurut

KBLI

Berdasarkan hasil listing usaha IMK dari seluruh blok sensus sampel

dengan menggunakan Daftar VIMK17-L1, BPS kabupaten/kota membuat

rekapitulasi jumlah usaha industri mikro dan industri kecil menurut KBLI

dengan menggunakan Daftar VIMK17-RB1 sehingga memenuhi rumus

sebagai berikut:

mk MMM

di mana:

k

h i

mhi

k

h

mh

m MMM1

24

11

,

dengan:

M : Jumlah populasi usaha IMK pada suatu kabupaten/kota,

kM : Jumlah populasi usaha industri kecil pada suatu kabupaten/kota,

Page 29: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

22 Buku Pedoman Teknis Pimpinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK17 Triwulanan

mM : Jumlah populasi usaha industri mikro pada suatu

kabupaten/kota,

miM : Jumlah populasi usaha industri mikro dengan KBLI i (i =1, 2, 3, ...,

24) pada suatu kabupaten/kota,

mhM : Jumlah populasi usaha industri mikro pada blok sensus h (h = 1,

2, 3, ..., k) suatu kabupaten/kota,

mhiM : Jumlah populasi usaha industri mikro dengan KBLI i pada blok

sensus h suatu kabupaten/kota.

Tabel 3. Rekapitulasi Jumlah Usaha/Perusahaan Industri Kecil dan Mikro Menurut KBLI Per Blok Sensus di Kabupaten/Kota

Provinsi : …………….

Kabupaten/Kota : …………….

Kode Nomor Blok

Sensus

Jumlah Industri

Kecil

Jumlah Industri Mikro Menurut KBLI Jumlah

IM Jumlah

IMK Kec. Desa 1 2 3 ... i ... ... ... 24

(1) (2) (3) (4) (5) (6) ... ... ... ... ... ... (28) (29) (30)

1 kM1 mM11 mM12 mM13 … miM1 … … … mM124

mM1 1M

2 kM2 mM21 mM22

mM23 … miM2 … … … mM224

mM2 2M

… … …

h khM m

hM 1 mhM 2 m

hM 3 mhiM m

hM 24 mhM hM

… … …

k kkM m

kM 1 mkM 2 m

kM 3 mkiM m

kM 24 mkM kM

Jumlah kM mM1 mM2 mM3 … m

iM … … … mM24 mM M

Page 30: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

Buku Pedoman Teknis Pimpinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK17 Triwulanan 23

Catatan:

khM : jumlah usaha industri kecil pada blok sensus h di

kabupaten/kota.

kM : jumlah usaha industri kecil dalam satu kabupaten/kota.

mhiM : jumlah usaha industri mikro dengan KBLI i (i = 1, 2, 3, ..., 24)

pada blok sensus h di kabupaten/kota.

mhM : jumlah usaha industri mikro pada blok sensus h di

kabupaten/kota.

miM : jumlah usaha industri mikro dengan KBLI i dalam satu

kabupaten/kota.

mM : jumlah usaha industri mikro dalam satu kabupaten/kota.

hM : jumlah usaha industri mikro dan kecil pada blok sensus h di

kabupaten/kota.

M : jumlah usaha industri mikro dan kecil daam satu

kabupaten/kota.

2. Menentukan target sampel usaha industri mikro per KBLI di

kabupaten/kota

Target sampel usaha industri mikro dalam kabupaten/kota ( mm )

dialokasikan ke setiap KBLI ( mim ) secara proporsional dari akar jumlah

populasi usaha industri mikro pada suatu KBLI i terhadap total akar

jumlah usaha industri mikro dari seluruh KBLI, dengan rumus:

m

i

mi

mim

i m

M

Mm

24

1

,

dengan:

Page 31: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

24 Buku Pedoman Teknis Pimpinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK17 Triwulanan

mim : Target sampel usaha industri mikro dengan KBLI i pada suatu

kabupaten/kota.

mm : Target sampel usaha industri mikro pada suatu kabupaten/kota.

miM : Jumlah populasi usaha industri mikro dengan KBLI i pada suatu

kabupaten/kota,

Jumlah sampel usaha industri mikro pada suatu KBLI ( mim ) maksimum

sama dengan populasinya (miM ). Apabila ternyata alokasi m

im melebihi

miM , maka kelebihannya dialokasikan ke usaha industri mikro KBLI lain.

Sebagai ringkasan, tabel berikut menunjukkan hasil penghitungan rumus

di atas.

Tabel 4. Rekapitulasi Jumlah Usaha/Perusahaan Industri Kecil dan

Mikro Menurut KBLI di Kabupaten/Kota Hasil Pendaftaran IMK

Provinsi : …………….

Kabupaten/Kota : …………….

Uraian Jumlah Industri

Kecil

Jumlah Populasi dan Sampel Industri Mikro Menurut KBLI

Jumlah Industri Mikro 1 2 3 .... .... .... i …. …. … 24

(1) (2) (3) (4) (5) .... .... .... .... …. …. … (26) (27)

Populasi Mk mM1 mM2

mM3 … … … miM … … … mM24 mM

Sampel km

mm1 mm2

mm3 … … … mim … … … mm24 mm

3. Menentukan target sampel usaha industri mikro menurut KBLI per blok

sensus

Alokasi sampel usaha industri mikro per blok sensus untuk setiap KBLI (

mhim ) dilakukan dengan secara proporsional akar jumlah usaha industri

mikro dengan KBLI i hasil pendaftaran IMK (listing) pada suatu blok

Page 32: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

Buku Pedoman Teknis Pimpinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK17 Triwulanan 25

sensus h terhadap total akar jumlah usaha industri mikro dengan KBLI i

dari seluruh blok sensus, dengan rumus:

mik

h

mhi

mhim

hi m

M

Mm

1

,

dengan:

mhim : Target sampel usaha industri mikro dengan KBLI i pada blok

sensus h,

mhiM : Jumlah populasi usaha industri mikro dengan KBLI i pada blok

sensus h,

mim : Target sampel usaha industri mikro dengan KBLI i pada

kabupaten/kota.

Tabel 5. Alokasi Sampel Usaha/Perusahaan Industri Mikro per Blok Sensus Menurut KBLI di Kabupaten/Kota

Provinsi : …………….

Kabupaten/Kota : …………….

Kode Nomor Blok

Sensus

Jumlah Sampel Industri Mikro Menurut KBLI

Kec. Desa 1 2 3 ... i ... 24 (1) (2) (3) (4) (5) (6) ... ... ... (27)

1

mm11 mm12

mm13 mim1 mm124

2

mm21 mm22

mm23 mim2 mm224

… … …

h

mhm 1 m

hm 2 mhm 3 m

him mhm 24

… … …

k

mkm 1

mkm 2

mkm 3 m

kim mkm 24

Jumlah mm1 mm2

mm3 … mim … mm24

Page 33: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

26 Buku Pedoman Teknis Pimpinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK17 Triwulanan

2.7.Pengambilan Sampel Usaha Industri Kecil di Blok Sensus

Dari hasil pendaftaran usaha IMK (listing) dengan Daftar VIMK17-L1,

ambil seluruh industri kecil yang memiliki jumlah tenaga kerja antara 5 – 19

orang, dengan langkah berikut:

a. Berikan tanda lingkaran pada tanda cek () di Blok III Kolom (16).

b. Berikan pula lingkaran pada nomor urut segmen, bangunan fisik,

bangunan sensus dan nomor perusahaan/usaha di Blok III Kolom (1) s.d

Kolom (3) dan Kolom (10).

Khusus untuk kabupaten/kota dengan populasi usaha industri kecil hasil

listing melebihi target sampel usaha IMK dan telah dilakukan penghitungan

alokasi sampel usaha industri kecil, maka pengambilan sampel usaha industri

kecil dilakukan secara sistematik. Ketentuan pengambilan sampel secara

sistematik dapat mengikuti ketentuan pengambilan sampel usaha mikro.

2.8. Pengambilan Sampel Usaha Industri Mikro di Blok Sensus

Pemilihan sampel usaha industri mikro dilakukan berdasarkan hasil

pendaftaran usaha/perusahaan industri mikro (Daftar VIMK17-L1) di setiap

blok sensus terpilih. Tahap pemilihan sampel usaha industri mikro adalah

sebagai berikut:

a. Memberikan nomor urut pada sebelah kanan tanda cek () pada Daftar

VIMK17-L1 Blok III untuk masing-masing Kolom (17) s.d Kolom (40).

Penomoran dimulai dari angka 1 pada Kolom (17) halaman pertama

sampai dengan baris terakhir Kolom (17) halaman terakhir, dilanjutkan

penomoran dari angka 1 kembali pada Kolom (18) halaman pertama

sampai dengan Kolom (18) halaman terakhir, begitu seterusnya untuk

Page 34: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

Buku Pedoman Teknis Pimpinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK17 Triwulanan 27

Kolom (19) s.d Kolom (40).

Contoh :

Untuk Kolom (17) halaman pertama hingga halaman terakhir, pemberian

nomor dimulai dari : 1, 2, 3, .... 11. Kemudian lanjutkan pemberian

nomor pada Kolom (18) halaman pertama hingga halaman terakhir

dimulai dengan nomor 1, 2, 3, .... 7. Kemudian lanjutkan untuk Kolom

(19) halaman pertama hingga halaman terakhir dengan nomor 1, 2, 3,

4, .... 27. Selanjutnya pemberian nomor dimulai dengan angka 1 untuk

setiap Kolom (20), Kolom (21), sampai dengan Kolom (40). Contoh

pemberian nomor urut Daftar VIMK17-L1 Blok III Kolom (17) s.d. Kolom (40)

halaman 1 s.d. terakhir:

Halaman 1 dari 5 halaman

10 11 12 13 14 15 16 17 … … … 33

(17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (40)

1

1

1

1

1

1

1

2

1

Page 35: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

28 Buku Pedoman Teknis Pimpinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK17 Triwulanan

Halaman 2 dari 5 halaman

10 11 12 13 14 15 16 17 … … … 33

(17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (40)

2

3

2

2

1

2

2

2

2

Halaman 5 dari 5 halaman

10 11 12 13 14 15 16 17 … … … 33

(17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (40)

27

11

10

2

9

26

4

3

7

b. Memeriksa terlebih dahulu apakah pemberian nomor urut di Blok III

untuk setiap Kolom (17) s.d Kolom (40) sudah benar. Perbaiki kesalahan

yang ada terlebih dahulu sebelum melakukan pemilihan sampel. Jika

sudah benar, cek jumlah usaha industri mikro di setiap kolom (KBLI)

pada Blok III dengan ringkasan rekap pada Blok II, yaitu dengan cara

membandingkan antara nomor urut terakhir di setiap Kolom (17) s.d

Page 36: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

Buku Pedoman Teknis Pimpinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK17 Triwulanan 29

Kolom (40) dengan banyaknya usaha industri mikro menurut KBLI pada

Daftar VIMK17–L1 Blok II Rincian 201.a. Jika ditemukan perbedaan,

periksa kembali penomoran pada Blok III Kolom (17) s.d Kolom (40).

c. Menghitung interval (I) untuk setiap KBLI usaha industri mikro dengan

cara:

mhi

mhim

him

MI ,

di mana:

mhiI : Interval untuk pengambilan sampel usaha industri mikro dengan

KBLI i pada blok sensus h,

mhiM : Jumlah populasi usaha industri mikro dengan KBLI i hasil

pendaftaran IMK pada blok sensus h,

mhim : Target sampel usaha industri mikro dengan KBLI i pada blok

sensus h.

Pada Daftar VIMK17-L1 Blok IV notasi yang dicantumkan hiI , hiM , him .

d. Menentukan unit sampel usaha industri mikro pertama yang terpilih

untuk tiap jenis KBLI (R1hi). Angka Random (AR) pemilihan sampel telah

ditentukan dengan paket program berdasarkan distribusi Uniform yang

bernilai antara 0 dan 1 dan dicantumkan pada Daftar VIMK17-DSBS

untuk setiap blok sensus terpilih. Penentuan sampel terpilih pertama

(R1hi), dilakukan dengan rumus:

mhihi IARR 1 .

e. Menentukan angka random sampel berikutnya R2hi, R3hi, … Rmhi dengan

rumus berikut:

R2hi = R1hi + mhiI

R3hi = R2hi + mhiI

R4hi = R3hi + m

hiI

Page 37: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

30 Buku Pedoman Teknis Pimpinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK17 Triwulanan

Rmhi = R(m-1)hi + mhiI , dengan m

himm .

Jika angka random sampel terakhir yang terpilih melebihi jumlah usaha

industri mikro dengan KBLI i di blok sensus terpilih (Rmhi mhiM ), periksa

kembali hasil penghitungan.

f. Memberikan tanda untuk sampel terpilih dengan melingkari nomor urut

tanda cek () pada Daftar VIMK17-L1 Blok III di Kolom (17) s.d Kolom

(40) yang sama dengan angka random terpilih (Rmhi).

g. Memberikan pula tanda lingkaran pada Kolom (15), yang nomor urut

tanda cek ()-nya pada Kolom (17) atau Kolom (18) s.d Kolom (40) diberi

lingkaran.

h. Memberikan pula tanda lingkaran pada nomor segmen, bangunan fisik,

dan bangunan sensus serta nomor perusahaan/usaha pada Daftar

VIMK17-L1 Blok III Kolom (1) s.d Kolom (3) dan Kolom (10) yang nomor

urut tanda cek ()-nya pada Kolom (17) atau Kolom (18) s.d Kolom (40)

diberi lingkaran.

2.9. Pengisian Daftar VIMK17-DS1

Pengisian Daftar VIMK17-DS1 dilakukan setelah selesai seluruh

tahapan pemilihan sampel dan pemberian tanda lingkaran pada usaha

industri mikro maupun usaha industri kecil. Tahapan pemindahan informasi

usaha industri mikro dan kecil dari Daftar VIMK17-L1 ke Daftar VIMK17-DS1

dilakukan dengan cara berikut:

a. Salin nomor urut segmen, bangunan fisik, dan bangunan sensus yang

diberi lingkaran pada Daftar VIMK17-L1 Blok III Kolom (1) s.d Kolom (3)

ke Daftar VIMK17-DS1 Blok V Kolom (2) s.d Kolom (4) mulai dari nomor

urut bangunan fisik terkecil.

Page 38: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

Buku Pedoman Teknis Pimpinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK17 Triwulanan 31

b. Salin nama perusahaan/usaha atau pengusaha/pemilik yang nomor urut

bangunan fisik, bangunan sensus, dan nomor urut tanda cek ()-nya

diberi lingkaran dari Daftar VIMK17-L1 Blok III Kolom (11) ke Daftar

VIMK17-DS1 Blok V Kolom (6).

c. Salin alamat lengkap dan KBLI yang nomor urut tanda cek ()-nya diberi

lingkaran dari VIMK17-L1 Blok III Kolom (14) dan Kolom (13) ke Daftar

VIMK17-DS1 Blok V Kolom (7) dan Kolom (8).

2.10. Contoh Penarikan Sampel

a. Hasil pendaftaran dengan Daftar VIMK17-L1 di Blok Sensus 003B Desa

Pringgodani Kecamatan Bantur Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur

sebagai berikut:

i. Jumlah usaha industri kecil sebanyak 3 usaha (angka yang

tercantum pada Daftar VIMK17-L1 Blok III Kolom (16) Rincian c

halaman terakhir = 3).

ii. Jumlah usaha industri mikro sebanyak 72 usaha (penjumlahan dari

nomor urut terakhir dari setiap KBLI pada setiap Daftar VIMK17-L1

Blok III Kolom (17) s.d Kolom (40) = 72).

iii. Jumlah usaha industri mikro kode KBLI 15 (industri kulit, barang

dari kulit, dan alas kaki) sebanyak 26.

iv. Angka random pemilihan sampel yang tercantum pada Daftar

VIMK17-DSBS adalah 0,53.

b. Hasil penghitungan alokasi sampel dan interval sebagai berikut:

i. Target sampel usaha industri mikro pada Blok Sensus 003B ini

sebanyak 17.

ii. Target sampel usaha industri mikro KBLI 15 berjumlah 10 industri.

iii. Interval untuk usaha industri mikro KBLI 15 adalah 26/10 = 2,6.

Page 39: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

32 Buku Pedoman Teknis Pimpinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK17 Triwulanan

c. Penentuan R1, serta penghitungan R2 ..... Rn

i. R1 = AR × I = 0,53 × 2,6 = 1,378 1.

ii. Setelah didapat R1 selanjutnya menghitung R2 hingga R10 dengan

cara:

R2 = R1 + I = 1,378 + 2,6 = 3,978 4

R3 = R2 + I = 3,978 + 2,6 = 6,578 7

R4 = R3 + I = 6,578 + 2,6 = 9,178 9

R5 = R4 + I = 9,178 + 2,6 = 11,778 12

R6 = R5 + I = 11,778 + 2,6 = 14,378 14

R7 = R6 + I = 14,378 + 2,6 = 16,978 17

R8 = R7 + I = 16,978 + 2,6 = 19,578 20

R9 = R8 + I = 19,578 + 2,6 = 22,178 22

R10 = R9 + I = 22,178 + 2,6 = 24,778 25

d. Pemilihan Sampel Usaha Industri Mikro

Berikan lingkaran di kolom KBLI 15, yaitu Kolom (22) pada nomor-

nomor tanda cek yang sesuai dengan angka random terpilih.

Kemudian lingkari pula pada nomor urut segmen, bangunan fisik,

bangunan sensus, dan nomor urut perusahaan/usaha pada VIMK17-

L1 Blok III Kolom (1) s.d Kolom (3) dan Kolom (10), serta Kolom (15)

yang bersesuaian dengan tanda cek yang dilingkari.

Dengan cara yang sama, lakukan penghitungan interval dan

melingkari nomor urut tanda cek untuk KBLI yang lain.

Page 40: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

Buku Pedoman Teknis Pimpinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK17 Triwulanan 33

ORGANISASI LAPANGAN

3.1. Organisasi lapangan

Dalam prinsip manajemen modern, pembagian kerja mutlak

diperlukan. Pada pelaksanaan VIMK17 Triwulanan, struktur organisasi

dan pembagian kerja lapangan adalah sebagai berikut:

BAB

III

DIREKTORAT

STATISTIK INDUSTRI

DIREKTORAT SIS 3)

SUB-DIREKTORAT STATISTIK IKR

7)

SUB-DIREKTORAT PKS 4)

SUB-DIREKTORAT PDSS 5)

SUB-DIREKTORAT

IPD 6)

KEPALA BPS-RI

DEPUTI

BIDANG STATISTIK PRODUKSI

DEPUTI BIDANG MIS1)

DIREKTORAT PMSS 2)

BIDANG STATISTIK PRODUKSI

BIDANG IPDS8)

SEKSI STATISTIK INDUSTRI

KEPALA BPS PROVINSI

SEKSI IPD

PENANGGUNG JAWAB SURVEI DAERAH

PENGAWAS (PMS)

PENCACAH (PCS)

KOORDINATOR SURVEI

PENGARAH

PENANGGUNG JAWAB SURVEI

PENANGGUNG JAWAB METODOLOGI

PENANGGUNG JAWAB PENGOLAHAN

PENANGGUNG JAWAB TEKNIS

PENGARAH TK. DAERAH

PENANGGUNG JAWAB TEKNIS TK. DAERAH

PENANGGUNG JAWAB ADMINISTRASI TK. DAERAH

PENANGGUNG JAWAB PENGOLAHAN TK. DAERAH

KOORDINATOR PENGOLAHAN

Keterangan: 1) MIS : METODOLOGI DAN INFORMASI STATISTIK 2) PMSS : PENGEMBANGAN METODOLOGI SENSUS DAN

SURVEI 3) SIS : SISTIM INFORMASI STATISTIK 4) PKS : PENGEMBANGAN KERANGKA SAMPEL 5) PDSS : PENGEMBANGAN DESAIN SENSUS DAN SURVEI 6) IPD : INTEGRASI PENGOLAHAN DATA 7) IKR : INDUSTRI KECIL DAN RUMAH TANGGA 8) IPDS : INTEGRASI PENGOLAHAN DAN DISEMINASI STATISTIK

SEKSI STATISTIK PRODUKSI

KEPALA BPS KABUPATEN/KOTA

STAF BPS KABUPATEN/KOTA

KOORDINATOR STATISTIK KECAMATAN STAF BPS KAB/KOTA MITRA BPS KAB/KOTA

SEKSI IPDS

Page 41: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

34 Buku Pedoman Teknis Pimpinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK17 Triwulanan

3.2. Penanggung Jawab Pelaksanaan VIMK17 Triwulanan di

Daerah

Seperti survei-survei lainnya yang dilakukan oleh BPS,

penanggung jawab pelaksanaan VIMK17 Triwulanan di daerah baik

teknis maupun administrasi adalah Kepala BPS Provinsi dibantu oleh

Kepala BPS Kabupaten/Kota. Dengan demikian BPS Provinsi dan BPS

Kabupaten/Kota mengatur segala hal mulai dari rekruitmen petugas

sampai dengan terkumpulnya seluruh dokumen hasil survei.

Tugas masing-masing unsur, yaitu BPS Provinsi, BPS

Kabupaten/Kota, Pengawas (PMS), dan pencacah (PCS) adalah sebagai

berikut :

a. BPS Provinsi

1. Mengkoordinasikan semua kegiatan yang berhubungan dengan

pencacahan perusahaan/usaha, mengecek Daftar Sampel Blok

Sensus (DSBS) dan perusahaan/usaha terpilih yang lewat cacah.

2. Membuat petunjuk rinci tentang pengerahan petugas sesuai

dengan aturan yang telah ditentukan.

3. Mengatur pengiriman dokumen ke dan dari setiap BPS

Kabupaten/Kota sesuai dengan jadual yang telah ditentukan.

4. Mengkoordinasikan tugas BPS Kabupaten/Kota sesuai dengan

beban tugas baik yang menyangkut bidang teknis maupun

administrasi.

5. Membuat laporan secara lengkap pelaksanaan kegiatan VIMK17

Triwulanan, mengenai bidang teknis dan ditujukan ke BPS

(Direktur Statistik Industri).

6. BPS Provinsi secara berkala mengadakan pertemuan dengan

aparat pelaksana wilayahnya dalam rangka koordinasi untuk

Page 42: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

Buku Pedoman Teknis Pimpinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK17 Triwulanan 35

mengevaluasi perkembangan kegiatan dan pemecahan

permasalahan yang timbul.

7. Membuat Early Warning System (Sistem Peringatan Dini) untuk

memantau pelaksanaan kegiatan VIMK17 Triwulanan, baik

kualitas data dan jumlah kuesioner yang telah didaftar oleh

petugas maupun ketepatan waktu penyampaian dokumen.

8. Menepati jadual pengolahan VIMK17 Triwulanan dan

mengirimkan hasil pengolahan berupa softcopy data VIMK17

Triwulanan ke Direktorat Sistem Informasi Statistik (SIS) melalui

Subdit Integrasi Pengolahan Data, sesuai dengan jadual yang telah

ditentukan.

b. BPS Kabupaten/Kota

1. Seluruh kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan

dikoordinir oleh kepala BPS Kabupaten/Kota.

2. Menetapkan calon petugas PMS VIMK17 berasal dari

Kasie/staf BPS Kabupaten/Kota.

3. Menetapkan calon petugas PCS VIMK17 berasal dari

KSK/staf BPS Kabupaten/Kota. Apabila dikarenakan PCS

tidak mencukupi atau padatnya kegiatan di BPS

Kabupaten/Kota maka diperbolehkan merekrut mitra,

dimana yang diutamakan adalah mitra yang sudah

berpengalaman

4. Melakukan pengawasan lapangan secara langsung pada

waktu petugas melakukan pencacahan perusahaan/usaha,

dan memeriksa secara sampel hasil pencacahan

perusahaan/usaha tersebut.

Page 43: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

36 Buku Pedoman Teknis Pimpinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK17 Triwulanan

5. Pemilihan sampel usaha dilakukan oleh pengawas di setiap

BPS Kabupaten/ Kota dengan dikoordinir oleh kasie

statistik produksi.

6. Pertemuan secara berkala dengan para pelaksana VIMK17

harus dilakukan untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan

dan pemecahan masalah lapangan.

7. Pelaksanaan administrasi dan pengolahan keuangan di BPS

Kabupaten/Kota harus sesuai prosedur yang telah

ditetapkan.

8. Pengiriman dokumen hasil pencacahan yang telah diperiksa

harus sesuai dengan jadual yang telah ditentukan.

c. Tugas Pengawas

1. Menyiapkan sketsa peta blok sensus hasil scanning

SE2016/SP2010, Daftar VIMK17-DSBS Trw, VIMK17-L1,

VIMK17-DS1, VIMK17-S1, dan VIMK17-RB1.

2. Menyerahkan sketsa peta blok sensus hasil scanning

SE2016/SP2010, Daftar VIMK17-DSBS Trw, VIMK17-L1,

VIMK17-DS1, VIMK17-S1 kepada pencacah yang menjadi

tanggung jawabnya.

3. Memberitahu dan minta ijin kepada aparat desa/lurah, RW

dan RT sebelum melakukan pencacahan pada wilayah

tersebut.

4. Bersama pencacah mengenali wilayah kerjanya sebelum

melakukan pendaftaran bangunan dan usaha/perusahaan

dengan acuan peta blok sensus hasil scanning

SE2016/SP2010. Hal ini dimaksudkan agar cakupan

Page 44: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

Buku Pedoman Teknis Pimpinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK17 Triwulanan 37

usaha/perusahaan tidak terjadi lewat cacah atau cacah

ganda.

5. Mendampingi dan membimbing pencacah pada awal

pencacahan, sehingga pencacah mampu melaksanakan

pencacahan dengan benar sesuai dengan prosedur yang telah

ditetapkan.

6. Memantau aktivitas pencacah di lapangan, untuk menjamin

pekerjaan pencacah dapat selesai tepat waktu dan

membantu memecahkan masalah jika pencacah menghadapi

kesulitan di lapangan.

7. Melakukan pertemuan dengan pencacah yang menjadi

tanggung jawabnya, untuk mengidentifikasi berbagai masalah

yang mungkin dijumpai di lapangan dan mencari jalan keluar

untuk mengatasi permasalahan tersebut.

8. Melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan, kebenaran

dan konsistensi isian Daftar VIMK17-L1. Menanyakan kepada

pencacah apabila ditemukan isian yang meragukan. Jika

diperlukan, melakukan kunjungan ulang ke usaha/perusahaan

bersama dengan pencacah.

9. Bersama dengan pencacah, melakukan kunjungan ulang

terhadap responden yang bermasalah.

10. Mengisi Daftar VIMK17-L1 Blok II Ringkasan.

11. Mengisi rekapitulasi jumlah Industri Mikro dan Kecil per Blok

Sensus (VIMK17-RB1).

12. Melakukan pemilihan sampel dengan menggunakan Daftar

VIMK17-L1 Blok IV Keterangan Penarikan Sampel Utama.

Page 45: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

38 Buku Pedoman Teknis Pimpinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK17 Triwulanan

Selanjutnya, menyalin sampel usaha/perusahaan terpilih

ke dalam Daftar VIMK17-DS1. Penarikan sampel dilakukan

berkoordinasi dengan kepala seksi produksi dan

berdasarkan target sampel usaha dari BPS

Kabupaten/Kota. Apabila pemilihan sampel dilakukan

melalui komputer, maka hardcopy dilampirkan di Daftar

VIMK17-L1 atau salin ke VIMK17-L1 Blok IV.

13. Menepati jadual yang telah ditentukan.

d Tugas Pencacah

1. Menerima sketsa peta blok sensus hasil scanning

SE2016/SP2010, Daftar VIMK17-DSBS Trw, VIMK17-L1,

VIMK17-DS1, VIMK17-S1 dari pengawas.

2. Memberitahu dan minta ijin kepada aparat desa/lurah, RW

dan RT sebelum melakukan pencacahan pada wilayah

tersebut.

3. Melakukan penelusuran wilayah kerja sebelum pencacahan

dengan acuan sketsa peta blok sensus hasil scanning

SE2016/SP2010. Hal ini dimaksudkan untuk memastikan

batas-batas wilayah kerja masing-masing pencacah.

4. Melakukan pendaftaran setiap bangunan sensus dan rumah

tangga dalam blok sensus terpilih yang menjadi wilayah

kerjanya dengan Daftar VIMK17-L1, dan menggambar

bangunan pada sketsa peta blok sensus terpilih hasil scanning

SE2016/SP2010 sesuai dengan letaknya, dan memberi nomor

urut bangunan sensus pada simbol bangunan tersebut sesuai

dengan nomor urut yang dicatat pada Daftar VIMK17-L1.

Page 46: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

Buku Pedoman Teknis Pimpinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK17 Triwulanan 39

5. Melakukan pencacahan usaha/perusahaan terpilih dengan

Daftar VIMK17-S1 yang berpedoman pada Daftar VIMK17-

DS1.

6. Mengikuti pertemuan dengan pengawas untuk membahas

berbagai temuan/masalah yang ditemukan di lapangan, dan

cara mengatasinya.

7. Melakukan pencacahan ulang responden yang bermasalah

dengan didampingi oleh pengawas.

8. Menyerahkan dokumen yang telah selesai kepada pengawas

9. Menepati jadual pelaksanaan lapangan sesuai dengan jadual

yang telah ditentukan.

3.3. Syarat Petugas

Petugas lapangan VIMK17 terdiri dari atas Pengawas (PMS) dan

Pencacah (PCS).

Pengawas (PMS):

PMS diutamakan kasie/staf di BPS Kabupaten/Kota yang telah

berpengalaman dalam pelaksanaan survei-survei industri. Bagi mereka

yang ditunjuk sebagai PMS, maka selain persyaratan-persyaratan

tersebut di atas perlu dipertimbangkan persyaratan lain, berupa:

a. mampu menjalin pendekatan dengan kepala desa atau ketua

RT/RW setempat, serta membuka jalan/meminta izin agar

pencacah dapat melakukan wawancara,

b. mampu berkomunikasi dan berkoordinasi dengan 2 orang

petugas pencacah (PCS).

Page 47: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

40 Buku Pedoman Teknis Pimpinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK17 Triwulanan

c. mampu memecahkan persoalan dan hambatan yang ditemui

dalam pelaksanaan lapangan,

d. siap untuk menggantikan tugas pencacah yang karena sesuatu hal

tidak dapat melanjutkan pekerjaannya, dan

e. bertanggung jawab terhadap kelengkapan hasil pencacahan

semua petugas pencacah yang berada di bawah koordinasinya.

Pencacah (PCS):

Secara umum, seluruh PCS harus memenuhi persyaratan sebagai

berikut:

a. Berpendidikan minimal tamat SLTA.

b. Dapat berbahasa Indonesia dengan baik.

c. Mengenal wilayah tugasnya dengan baik.

d. Mampu berkomunikasi dan berkoordinasi dengan PMS.

e. Diutamakan yang sudah berpengalaman sebagai petugas dalam

sensus atau survei yang diselenggarakan oleh BPS.

f. Bersedia untuk bekerja dan mentaati peraturan/kesepakatan

yang telah ditentukan.

Page 48: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

Buku Pedoman Teknis Pimpinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK17 Triwulanan 41

TATA CARA PENGIRIMAN DOKUMEN DAN FILE HASIL ENTRI

Untuk memudahkan pelaksanaan pencacahan di BPS

Provinsi/Kabupaten/ Kota serta kompilasi hasil entri dan tabel evaluasi

di BPS, maka perlu diatur mekanisme pengiriman dokumen baik dari BPS

RI ke BPS Provinsi, BPS Provinsi ke BPS Kabupaten/Kota, begitu

sebaliknya BPS Kabupaten/Kota ke BPS Provinsi.

4.1. Pengiriman Dokumen dari BPS-RI ke BPS Provinsi

a. Seluruh dokumen VIMK17 Triwulanan akan dikirim melalui

ekspedisi.

b. Surat pengantar dilampiri daftar isi dari setiap box/koli yang

dikirim secara rinci.

c. Surat pengantar pengiriman dokumen dikirim pada box/koli

pertama pada setiap pengiriman.

d. Pada salah satu sisi box/koli dibagian kanan atas dicantumkan

nomor box/koli dan banyaknya box/koli, contoh:

Bila pada pengiriman ada sebanyak 3 (tiga) box/koli dokumen yang

dikirimkan ke daerah, maka cara penomoran untuk masing-masing

box/koli adalah:

Box pertama : [1] [3]

Box kedua : [2] [3]

Box ketiga : [3] [3]

BAB

IV

Page 49: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

42 Buku Pedoman Teknis Pimpinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK17 Triwulanan

4.2. Pengiriman Dokumen dari BPS Kabupaten/Kota ke BPS Provinsi

Adapun tata cara pengiriman dokumen dari BPS Kab/Kota ke BPS

Provinsi, sebagai berikut:

a. Pengemasan dokumen VIMK17 tidak boleh dicampur dengan

dokumen lain.

b. Pengiriman dokumen tidak perlu menunggu seluruh pencacahan

selesai. Pengiriman minimal satu blok sensus selesai.

c. Susunan dokumen harus diurut berdasarkan nomor urut sampel

dalam satu blok sensus dan dibendel menjadi satu. Kemudian

urutkan masing-masing blok sensus di setiap Desa/Kelurahan.

Dokumen yang akan dikirim ke BPS Provinsi harus diurutkan

berdasarkan Desa/Kelurahan.

d. Surat pengantar harus dilampiri daftar isi setiap box/koli yang

dikirim secara rinci

4.3. Pengiriman File Hasil Entri dari BPS Provinsi ke BPS RI

Hasil Entri yang sudah clean berupa file VIMK17_pp.krm dikirim

kepada: Subdirektorat Statistik Integrasi Pengolahan Data - Direktorat

Statistik Sistem Informasi Statistik (SIS) - Badan Pusat Statistik (BPS) RI

via email [email protected] dan [email protected]

Page 50: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

Buku Pedoman Teknis Pimpinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK17 Triwulanan 43

Lampiran

Page 51: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

44 Buku Pedoman Teknis Pimpinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK17 Triwulanan

Page 52: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

Buku Pedoman Teknis Pimpinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK17 Triwulanan 45

Tabel 1. Banyaknya Blok Sensus dan Sampel Usaha Survei IMK Triwulanan per Provinsi, Tahun 2017

No Kode dan Nama Provinsi

Blok Sensus

Sampel Usaha IMK

Triw I Triw II Triw III Triw IV Total

(1)

(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 11 Aceh 154 745 745 745 745 2980

2 12 Sumatera Utara 208 829 829 829 829 3316

3 13 Sumatera Barat 157 717 717 717 717 2868

4 14 Riau 111 440 440 440 440 1760

5 15 Jambi 99 392 392 392 392 1568

6 16 Sumatera Selatan 172 683 683 683 683 2732

7 17 Bengkulu 82 328 328 328 328 1312

8 18 Lampung 176 887 887 887 887 3548

9 19 Kep. Bangka Belitung 72 232 232 232 232 928

10 21 Kep. Riau 58 259 259 259 259 1036

11 31 Dki Jakarta 232 552 552 552 552 2208

12 32 Jawa Barat 454 2,007 2,007 2,007 2,007 8028

13 33 Jawa Tengah 617 2,723 2,723 2,723 2,723 10892

14 34 Di Yogyakarta 182 825 825 825 825 3300

15 35 Jawa Timur 556 2,435 2,435 2,435 2,435 9740

16 36 Banten 171 828 828 828 828 3312

17 51 Bali 190 862 862 862 862 3448

18 52 Nusa Tenggara Barat 225 1,054 1,054 1,054 1,054 4216

19 53 Nusa Tenggara Timur 154 792 792 792 792 3168

20 61 Kalimantan Barat 107 597 597 597 597 2388

21 62 Kalimantan Tengah 84 403 403 403 403 1612

22 63 Kalimantan Selatan 144 656 656 656 656 2624

23 64 Kalimantan Timur 110 326 326 326 326 1304

24 65 Kalimantan Utara 45 142 142 142 142 568

25 71 Sulawesi Utara 103 525 525 525 525 2100

26 72 Sulawesi Tengah 192 463 463 463 463 1852

27 73 Sulawesi Selatan 206 984 984 984 984 3936

28 74 Sulawesi Tenggara 119 594 594 594 594 2376

29 75 Gorontalo 123 366 366 366 366 1464

30 76 Sulawesi Barat 117 349 349 349 349 1396

31 81 Maluku 117 365 365 365 365 1460

32 82 Maluku Utara 47 261 261 261 261 1044

33 91 Papua Barat 40 149 149 149 149 596

34 94 Papua 75 230 230 230 230 920

JUMLAH 5699 24,000 24,000 24,000 24,000 96,000

Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan

Page 53: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

46 Buku Pedoman Teknis Pimpinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK17 Triwulanan

Page 54: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

Buku Pedoman Teknis Pimpinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK17 Triwulanan 47

Lampiran 2. Rekap Sampel BS (Contoh rekap BS Tahun 2017)

Page 55: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

48 Buku Pedoman Teknis Pimpinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK17 Triwulanan

Page 56: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

Buku Pedoman Teknis Pimpinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK17 Triwulanan 49

Lampiran 3. DSBS (Contoh VIMK17-DSBS)

Page 57: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

50 Buku Pedoman Teknis Pimpinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK17 Triwulanan

Page 58: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

Buku Pedoman Teknis Pimpinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK17 Triwulanan 51

Lampiran 4. Daftar VIMK17-L1

Page 59: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

52 Buku Pedoman Teknis Pimpinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK17 Triwulanan

Page 60: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

Buku Pedoman Teknis Pimpinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK17 Triwulanan 53

Page 61: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

54 Buku Pedoman Teknis Pimpinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK17 Triwulanan

Page 62: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

Buku Pedoman Teknis Pimpinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK17 Triwulanan 55

Page 63: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

56 Buku Pedoman Teknis Pimpinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK17 Triwulanan

Page 64: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

Buku Pedoman Teknis Pimpinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK17 Triwulanan 57

Lampiran 5. Daftar VIMK17-RB1

Page 65: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

58 Buku Pedoman Teknis Pimpinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK17 Triwulanan

Page 66: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

Buku Pedoman Teknis Pimpinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK17 Triwulanan 59

Lampiran 6. Daftar VIMK17-DS1

Page 67: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

60 Buku Pedoman Teknis Pimpinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK17 Triwulanan

Page 68: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

Buku Pedoman Teknis Pimpinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK17 Triwulanan 61

Lampiran 7. Daftar VIMK17-S1

Page 69: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

62 Buku Pedoman Teknis Pimpinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK17 Triwulanan

Page 70: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

Buku Pedoman Teknis Pimpinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK17 Triwulanan 63

Page 71: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

64 Buku Pedoman Teknis Pimpinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK17 Triwulanan

Page 72: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

Buku Pedoman Teknis Pimpinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK17 Triwulanan 65

Lampiran 8: Contoh SE2016-WB 3171100003007 B

Page 73: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

66 Buku Pedoman Teknis Pimpinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK17 Triwulanan

SE2016-WB 3171100003007B, setelah dilakukan listing

Page 74: BUKU 1 Pedoman Teknis - sirusa.bps.go.id 1... · LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sebaran Sampel VIMK17 Triwulanan ..... 43 2. Lampiran 2. ... b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999

BADAN PUSAT STATISTIK

DATA MENCERDASKAN BANGSA

[email protected]

www.bps.go.id

Jalan Dr Sutomo No 6-8, Jakarta 10710

Telepon : (021) 3841195, 3842508, 3810291-4

Fax : (021) 3857046