Upload
is-baaqiyah
View
1.491
Download
85
Embed Size (px)
DESCRIPTION
BAK 007
Citation preview
4
TENTARA NASIONAL INDONESIA Lampiran Peraturan Kasad MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Nomor Perkasad / / / 2008 Tanggal 2008
BUKU PETUNJUK TEKNIK tentang
MENEMBAK DAN LATIHAN MENEMBAK SENJATA RINGAN (SENAPAN)
BAB I PENDAHULUAN
1. Umum.
a. Kemampuan menembak merupakan kemampuan dasar yang harus
dimiliki setiap prajurit TNI AD untuk memenangkan pertempuran. Kemampuan
ini tidak mudah untuk mendapatkannya kecuali dengan frekuensi latihan yang
memadai dan dukungan sarana serta prasarana yang dapat menjamin
kelancaran pelaksanaannya. Untuk kepentingan ini semua tentu melibatkan
pelatih, peserta latihan maupun penyusun rencana latihan dalam suatu kegiatan
dan berorientasi pada standar kemampuan menembak yang diharapkan serta
harus dicapai oleh seorang prajurit TNI AD.
b. Untuk mencapai hasil menembak senjata ringan yang diharapkan, maka
diperlukan teknik, prosedur dan urutan menembak yang benar, berlaku di
jajaran TNI AD serta sesuai dengan teknik penyelenggaraan latihan maupun
sasaran yang diharapkan.
c. Agar dapat mewujudkan prajurit TNI AD yang memiliki pengetahuan
teknis menembak senjata ringan dan kemampuan menembak senjata ringan
yang baik maka latihan menembak senapan dilaksanakan secara bertahap,
bertingkat, dan berlanjut serta dilakukan secara profesional. Untuk itu perlu
diatur dalam Buku Petunjuk Teknik tentang Menembak dan latihan menembak
Senjata Ringan (Senapan).
5
2. Maksud dan Tujuan. a. Maksud. Untuk memberikan gambaran dan penjelasan tentang teknik
menembak dan kegiatan yang perlu dilaksanakan oleh penyelenggaraan
Latbakjatri senapan di satuan jajaran TNI AD.
b. Tujuan. Sebagai pedoman dalam latihan menembak senapan di
satuan agar diperoleh keseragaman dalam pelaksanaan, sehingga mencapai
tujuan dan sasaran latihan yang diharapkan.
3. Ruang Lingkup dan Tata Urut.
a. Ruang Lngkup. Buku Petunjuk Teknik ini mencakup tentang hal-hal
yang berkaitan dengan teknik dan latihan menembak senjata ringan senapan
yang dibatasi pada teknik dan latihan menembak senapan.
b. Tata Urut.
1) Bab I Pendahuluan.
2) Bab II Ketentuan Umum.
3) Bab III Teknik Menembak Senjata Ringan (senapan).
4) Bab IV Teknik Latihan Menembak Senjata Ringan
(senapan).
5) Bab IV Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan.
6) Bab V Pengawasan dan Pengendalian.
7) Bab VI Penutup.
4. Landasan.
a. Surat Keputusan Kasad Nomor Skep/58/III/2004 tanggal 9 Maret 2004
tentang Buku Petunjuk Induk tentang Infanteri.
6
b. Surat Keputusan Kasad Nomor Skep/10/I/2003 tanggal 28 Januari 2003
tentang Buku Petunjuk Pembinaan tentang Pembinaan Latihan.
c. Surat Keputusan Kasad Nomor Skep/11/I/2003 tanggal 28 Januari 2003
tentang Buku Petunjuk Administrasi tentang Penyelenggaraan Latihan.
d. Surat Keputusan Kasad Nomor Skep/416/VII/1987 tanggal 17 juli 1987
tentang Buku Petunjuk Teknik tentang Latihan Menembak Senapan dan Pistol.
e. Surat Keputusan Dankodiklatad Nomor Skep/139/V/2004 tanggal 19 Mei
2004 tentang Naskah Sementara Buku Petunjuk Administrasi tentang
Penyusunan dan Penerbitan Doktrin/Buku Petunjuk Angkatan Darat.
f. Surat Keputusan Kasad Nomor Skep/14/I/2001 tanggal 29 Januari 2001
tentang Buku Petunjuk Teknik tentang Latihan Menembak Dalam Operasi
Lawan Gerilya.
5. Pengertian-pengertian. Terlampir.
7
BAB II KETENTUAN UMUM
6. Umum. Teknik menembak dan latihan menembak senjata ringan,
merupakan kegiatan yang harus dilaksanakan oleh pelaku dan pelatih dijajaran TNI AD
dalam rangka mencapai hasil latihan yang diharapkan.
7. Tujuan. Untuk memberikan pengetahuan teknik menembak bagi prajurit
tentang kemampuan menembak senjata ringan (senapan) dan pelatih dalam
menyelenggarakan latihan menembak senjata ringan (senapan).
8. Sasaran. Tercapainya kemampuan perorangan dalam menembak senjata
ringan (senapan).
9. Macam, Jenis dan Metode.
a. Macam.
1) Tembak Dasar.
a) Tembak Koreksi Dasar Senapan.
b) Tembak Pengelompokan.
c) Tembak Tepat lesan “ L” ( Lingkaran ).
d) Tembak Tepat lesan Tempur.
2) Tembak Lanjutan.
a) Tembak Tempur Perorangan.
b) Tembak Tempur Kelompok.
c) Tembak Tempur Satuan.
b. Jenis. Senjata ringan.
1) M16 A1.
2) SS 1.
8
c. Metode. Metode menembak harus ada sinkronisasi dan integrasi
antara penyajian pelajaran secara :
1) Teori.
2) Praktek dengan driil kering ( Dry shooting ) dan kegiatan
menembak basah.
10. Peranan. Tercapainya kemampuan perorangan dalam menerapkan teknik
dan latihan menembak senjata ringan (senapan).
11. Pengorganisasian.
STAF LAT PASIPAMOPS PASIMIN LOG
TIM WAS-EV
WADANLAT DANLAT
PIMUM LAT
KOORD MAT/TIH
TUR LESAN
PENILAI WAS JUR
TIH PIBAK
WAS TAK
YAN MUNISI
TIH DP
TIH TB AKHIR
DANSIMALAT BAKES BAANG BAPAL BAKOM BAMAK
PENGATUR PIRINGAN
RIK JA
PELAKU PELAKU PELAKU
: Garis Staf
Keterangan :
: Garis Komando
9
12. Tugas dan Tanggung Jawab. a. Komandan Latihan.
1) Mengawasi dan mengendalikan semua kegiatan dan dukungan
logistik agar semua kegiatan mencapai tujuan latihan.
2) Bertanggung jawab atas semua usaha, pekerjaan dan kegiatan
penyelenggaraan latihan.
3) Bertanggung jawab kepada Pimpinan Umum Latihan
b. Wakil Komandan Latihan. 1) Membantu komandan di dalam mengawasi dan mengendalikan
latihan.
2) Mewakili komandan apabila berhalangan.
3) Mengkoordinir staf latihan.
4) Bertanggung jawab kepada komandan latihan.
c. Pasipamops.
1) Membuat rencana pengamanan latihan.
2) Mengkoordinasikan personel Pamlat, Provost dalam
penyelenggaraan keamanan dan ketertiban di daerah latihan.
3) Melaporkan keamanan lapangan tembak kepada komandan
latihan.
4) Membuat rencana latihan.
5) Koordinasi dengan unsur terkait.
6) Menyusun laporan selesai latihan
7) Bertanggung jawab kepada Komandan latihan.
d. Pasiminlog. 1) Menyelenggaraan administrasi dibidang logistik.
2) Membuat laporan tentang administrasi dan logistik .
3) Koordinasi dengan unsur terkait.
4) Bertanggung jawab kepada Komandan latihan.
10
e. Dansimalat.
1) Mengkoordinir pendukung latihan (Bakes, Baang, Bapal, Bakom
dan Bamak).
2) Mengkoordinir urusan dan perlengkapan latihan.
3) Menyiapkan sarana dan prasarana latihan yang akan digunakan.
4) Bertanggung jawab kepada Komandan latihan.
f. Koordinator Materi / Pelatih. 1) Memimpin, mengkoordinir, mengawasi dan mengendalikan
jalannya latihan.
2) Memberi resume pelajaran tentang latihan menembak.
3) Memberikan evalusi hasil latihan.
4) Membuat laporan.
5) Bertanggung jawab kepada Komandan latihan.
g. Pimpinan Penembakan. 1) Melaksanakan tugas sebagai pimpinan penembakan.
2) Memberikan aba-aba penembakan.
3) Memperhatikan keamanan penembakan.
4) Mengkoordinir pengawas lajur.
5) Bertanggung jawab kepada Koordinator materi.
h. Pengawas Petak. 1) Mengawasi petaknya masing-masing.
2) Membantu mengawasi lajur di petaknya..
3) Melaporkan kendala dan situasi di petaknya kepada pimpinan
penembakan.
4) Memeriksa kesiapan pengawas lajurnya masing-masing.
5) Melaporkan kesiapan petaknya kepada pimpinan penembakan.
6) Bertanggung jawab kepada Koordinator materi.
i. Pengawas Lajur. 1) Mengawasi pelaksanaan menembak pada lajurnya.
11
2) Mengawasi keamaman antar petembak.
3) Mengawasi penggunaan senjata dan munisi pada lajurnya.
4) Mengecek kamar saat mengosongkan senjata.
5) Melaporkan kesiapan lajurnya kepada pengawas petak.
6) Bertanggung jawab kepada pengawas petak.
j. Pengatur Piringan Pengaman. 1) Mengatur piringan pengaman.
2) Bertanggung jawab kepada Pimpinan penembakan.
k. Penilai. 1) Mencatat perkenaan dan menghitung jumlah nilai.
2) Menyiapkan blangko penilaian.
3) Melaksanakan penambahan/penggantian lesan.
4) Bertanggung jawab kepada koordinator.
l. Pelatih Petugas TB Akhir.
1) Menerima pelaku yang telah melaksanakan penembakan.
2) Melaksanakan tindakan keamanan / kosongkan senjata.
3) Menempatkan senjata pada rak yang telah disediakan.
4) Bertanggung jawab kepada koordinator.
m. Pelatih Petugas DP.
1) Menerima pelaku dilanjutkan dengan pengecekan personel dan
materiil.
2) Melaksanakan tindakan keamanan / kosongkan senjata.
3) Melaporkan tentang kesiapan pelaku kepada koordinator.
4) Bertanggung jawab kepada koordinator.
n. Bintara Makan. 1) Menyiapkan makanan dan extrafooding.
2) Memelihara kebersihan makanan dan peralatan.
3) Bertanggung jawab kepada Dansimalat.
12
o. Bintara Kesehatan. 1) Mempersiapkan obat-obatan dan peralatan kesehatan.
2) Mengadakan pemeriksaan dan pertolongan pertama kepada
peserta latihan yang terluka/sakit.
3) Melaksanakan evakuasi personel yang perlu mendapatkan
perawatan lebih lanjut.
4) Koordinasi dengan instansi yang terkait.
5) Bertanggung jawab kepada Dansimalat.
p. Bintara Angkutan. 1) Mengatur dan menyiapkan kendaraan sesuai dengan jadwal
kegiatan latihan.
2) Koordinasi dengan instansi yang terkait.
3) Bertanggung jawab kepada Dansimalat.
q. Bintara Komunikasi. 1) Mempersiapkan alat komunikasi yang digunakan dalam latihan.
2) Mengatur penggunaan alat komunikasi.
3) Koordinasi dengan instansi yang terkait.
4) Bertanggung jawab kepada Dansimalat.
r. Bintara Peralatan.
1) Menyiapkan senjata dan munisi yang akan digunakan.
2) Mempersiapkan alat-alat pembersih dan perbaikan senjata.
3) Mengatasi gangguan senjata.
4) Koordinasi dengan instansi yang terkait
5) Bertanggung jawab kepada Dansimalat.
s. Petugas Munisi. 1) Menyiapkan munisi yang akan digunakan.
2) Mencatat penggunaan jumlah munisi yang sebelum maupun
setelah.
3) Memeriksa kondisi munisi.
13
4) Menghitung dan mengumpulkan munisi sisa dan rusak.
5) Melaporkan kepada pimpinan apabila ada terjadi kendala dalam
penggunaan munisi.
6) Bertanggung jawab kepada Koordinstor.
t. Petugas Pemeriksa Senjata. 1) Memeriksa senjata sebelum dan setelah digunakan.
2) Melaksanakan tindakan keamanan kepada pelaku.
3) Memeriksa kamar senjata.
4) Mencatat kerusakan senjata.
5) Melaporkan kendala kepada pimpinan apabila terjadi kerusakan
dalam Rikjat.
u. Pengatur Lesan. 1) Menyiapkan lesan yang akan digunakan.
2) Menghitung lesan yang akan digunakan.
3) Memeriksa lesan apakah ada yang rusak atau tidak.
4) Menginventarisir/memisahkan lesan yang akan digunakan.
5) Menyimpan lesan pada tempat yang telah ditentukan.
6) Memasang lesan pada saat sebelum pelaksanaan menembak.
7) Menghitung jumlah lesan yang telah digunakan.
8) Mencatat dan membuat laporan penggunaan lesan.
v. Pelaku. 1) Melaksanakan seluruh kegiatan sesuai perintah pelatih.
2) Bertanggung jawab kepada Koordinator/pelatih.
13. Syarat Personel. Personel yang melaksanakan kegiatan latihan menembak
senjata ringan baik sebagai penyelenggara maupun pelaku adalah personel yang
mempunyai beberapa persyaratan antara lain :
a. Pelatih.
1) Pernah mengikuti kursus pelatih senjata ringan.
2) Pernah mengikuti penataran pelatih senjata ringan.
14
b. Pelaku.
1) Personel organik satuan jajaran TNI AD.
2) Siswa/pelajar/petatar yang mempelajari senjata ringan.
BAB III TEKNIK MENEMBAK SENJATA RINGAN (SENAPAN)
14. Umum. Untuk mendukung dalam pelaksanaan menembak senjata ringan
(senapan), perlu diberikan pembekalan tentang teknik-teknik menembak senjata ringan
(senapan) sehingga prajurit yang akan melaksanakan menembak menjadi percaya diri
akan kemampuannya. Hal-hal yang bersifat mendukung pelaksanaan latihan
menembak diuraikan secara jelas dengan maksud untuk menghindari pembahasan
secara tumpang tindih dengan petunjuk-petunjuk yang telah ada.
15. Teknik Pegangan Teguh. Pengetahuan tentang pegangan teguh harus
diberikan oleh pelatih dengan cara demontrasi. Hal-hal yang perlu diberikan dalam
latihan pegangan teguh adalah sebagai berikut :
a Cara Memegang Senjata.
1) Pegangan senjata jangan terlalu kuat. Bila pegangan senjata
terlalu kuat maka otot-otot tangan kiri dan tangan kanan akan kaku,
tekanan dasar popor pada bahu juga akan terlalu kuat, akibatnya akan
timbul gemetar.
2) Memegang senjata jangan terlalu lemah. Bila terlalu lemah otot-
otot tangan akan lemah, letak dasar popor pada bahu juga akan lemah,
akibatnya senjata akan goyang.
3) Cara yang baik dalam pegangan senjata adalah pegangan pada
senapan tidak terlalu kuat dan tidak terlalu lemah.
15
Gambar - 1
Genggaman tangan kiri pada senjata
Gambar - 2
Genggaman tangan kiri pada senjata dilihat dari depan
16
Gambar - 3
Genggaman tangan kiri pada senjata dilihat dari kanan belakang
4) Kedudukan senapan harus tegak lurus, tidak miring tidak goyang
ke kiri / ke kanan agar perkenaan nantinya tidak terlalu tersebar. Hal ini
bisa dikontrol dengan cara melihat kedudukan pejera, apakah miring atau
tidak. Cara-cara memegang senjata tersebut di atas harus
didemonstrasikan oleh pelatih, dan waktu siswa / pelaku melakukan /
melaksanakan bisa dikontrol dengan memegang tangan para penembak
dan melihat kedudukan senjata.
17
Gambar -4
Letak pejera tegak lurus. Perhatikan letak tangan kiri telapak tangan
pada perimbangan senjata
Benar Salah
Gambar – 5
Kedudukan pejera dan cara meletakkan siku kiri yang benar dan salah.
18
b. Cara meletakkan pipi pada popor. Pada prinsipnya cara meletakkan
pipi pada popor hampir sama memegang senjata, artinya popor bukan sebagai
sandaran untuk menahan kekuatan pipi, tetapi popor hanya sebagai tempat
meletakkan / menempelkan pipi dan kedudukan pipi disesuaikan dengan
konstruksi senjata (Gambar–6).
Gambar - 6
Penempatan pipi pada popor
c. Mengatur jarak antara mata dengan pisir. Setiap saat waktu
menembak, letak pipi pada popor harus tetap, bila kedudukan pipi berubah-ubah
akan membawa perubahan gambar bidik. Kedudukan mata disesuaikan dengan
konstruksi alat bidik (pisir) dan popor, jarak antara mata dengan pisir harus tetap
dipelihara sehingga gambar bidik akan tetap (Gambar-7)
Gambar - 7
Dilihat dari samping cara menempatkan siku kanan.
19
d. Otot leher tidak kaku melainkan harus tetap santai sehingga tidak akan
terjadi ketegangan yang mengakibatkan konsentrasi terbagi dua.
e. Kedudukan tangan kiri. Tangan kiri berfungsi sebagai sandaran
senjata, kedudukannya harus kokoh. Letak (siku) tangan kiri harus benar-benar
menunjang letak senjata, telapak tangan berada pada perimbangan senjata
(Gambar- 4 & 5).
f. Tangan kanan sedikit rileks (santai), fungsi utamanya adalah untuk
menarik picu dan membantu kedudukan senjata agar tidak mudah goyah / labil
(Gambar –7 ).
g. Meletakan popor pada lekukan bahu depan. Harus diingat pada saat
menjelang terjadinya letusan jangan sekali-kali mengencangkan urat bahu. Hal
ini akan membuat geseran garis bidik walau hanya beberapa milli meter dan
akan mengakibatkan penyebaran perkenaan (Gambar-7).
h. Dengan demikian cara pengangan teguh harus dapat menguasai akibat-
akibat yang ditimbulkan oleh letusan senjata, sebagai contoh :
1) Dapat menahan dan tidak merasakan sakit akibat tolak balik
senjata.
2) Senjata tidak bergerak atau tidak berubah kedudukannya pada
saat terjadi letusan.
3) Tidak menimbulkan kesulitan pada saat membidik karena
gemetar akibat kekakuan seluruh atau sebagian otot-otot.
Catatan :
Ujung popor senapan pada lekukan bahu, penguncian popor dengan pipi, jarak
mata, cara memegang pegangan pistol dan jari telunjuk menarik picu agar
diperhatikan.
20
16. Teknik Pernafasan. Apabila prajurit bernafas dengan wajar pada waktu
menembakkan senapannya, gerakan dadanya akan mengakibatkan senapan dan
bidikannya bergoyang juga. Untuk menghilangkan hal ini, penembak harus belajar
menarik nafas, mengeluarkan sebagian nafasnya, kemudian menahan nafasnya
selama beberapa detik untuk membidik dan menembakan senjatanya. Apabila
menahan nafas lebih dari 10“ (sepuluh) detik, sering terjadi penegangan otot dan
pandangan menjadi kabur. Pentahapan teknik pernapasan dalam menembak :
a. Napas normal (memperhatikan sasaran).
b. Tarik nafas dan keluarkan lebih dalam dari biasanya (memulai membidik).
c. Tahan nafas sampai terjadi letusan (membuat gambar bidik).
d. Napas normal.
Gambar - 8
Teknik pernafasan
17. Teknik Membidik. Teknik membidik dapat dilakukan dengan
menggunakan pisir “V”, pisir “U” maupun pisir “O”. Penempatan titik bidik
menyesuaikan dengan lintasan peluru senjata yang digunakan. Penjelasan teknik
membidik berikut gambar contoh membidik penggunaan pisir “O” (seperti pada
senapan M.16 A.1/SS1).
KKoonnttrrooll PPeerrnnaappaassaann
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28
Napas Dalam Tahan Napas Normal
Napas lepas
Tarik napas
I II III I
21
a. Lintasan peluru.
1) Senjata SS-1 (Gambar - 9).
2) Senjata M 16 A1 (Gambar - 10).
Keterangan : ( + ) berarti perkenaan diatas titik bidik,
+ 6,3 cm
( - ) berarti perkenaan dibawah titik bidik.
b. Kedudukan mata.
1) Kedudukan mata yang dimaksud adalah kedudukan mata
sipenembak terhadap pisir senapan. Penembak pada saat menempatkan
mata tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh, disesuaikan dengan
kedudukan mata pada pisir (sesuai konstruksi senjata), tanpa
mengakibatkan ketegangan pada otot leher atau lengannya.
2) Pada latihan menembak cepat dan tepat, kedudukan mata harus
selalu sama pada setiap tembakan. Kedudukan mata yang tetap mudah
dipelajari dengan cara menempelkan ujung hidung pada bagian belakang
kas senapan.
22
c. Penguncian popor senapan dengan menggunakan pipi. Penguncian
popor senapan adalah suatu titik pertemuan yang kokoh antara pipi dengan
popor senapan. Pelaksanaan penguncian popor senapan yang benar dapat
dilihat dari hidung penembak yang menyentuh ringan pada bagian belakang atas
kas senapan. Penguncian popor dengan menggunakan pipi memungkinkan
seluruh kepala dapat mengikuti gerak ke belakang bersama-sama dengan
senapan pada waktu senapan ditembakkan, sehingga memungkinkan
pengalihan tembakan dengan cepat terhadap sasaran yang lain.
d. Garis bidik. Garis bidik adalah garis lurus dari mata sipenembak melalui
titik tengah pisir ketitik tengah ujung (puncak) pejera (gambar 13). Bagian tengah
pada puncak pejera (di depan) berada tepat di tengah lubang pisir ( di
belakang). Apabila tepat pada tengah lubang pisir dibuat garis semu yang
tegak, maka garis semu ini kelihatannya membelah pejera menjadi 2 bagian
yang sama (gambar-14). Penyesuaian letak peralatan bidik yang tepat amat
penting untuk ketepatan menembak terhadap sasaran pada jarak sedang dan
jarak jauh. Apabila terjadi kesalahan penyesuaian peralatan bidik terhadap
sasaran, maka makin besar jarak ke sasaran, akan makin besar pula jarak
penyimpangan titik perkenaan dari titik bidik.
Contoh :
Suatu kesalahan di dalam menyesuikan letak pisir dan pejera, masih akan tetap
mengenai suatu titik bidik pada jarak 50 m dan 75 m. Akan tetapi pada jarak 300
m, perkenaan terhadap titik bidik yang sama akan meleset sejauh 2 m lebih.
Pengertian : - Jarak dekat : 0 – 100m
- Jarak sedang : 100 – 300 m
- Jarak jauh : 300 m
PEJERA PISIR MATA
GARIS BIDIK
Gambar - 11
Garis bidik yang benar dari penampang samping
23
Pejera Garis pandangan penembak kesasaran Mata
penembak
Garis semu
Sasaran titik bidik tengah bawah hitam
Gambar - 12
Titik bidik yang benar dari penampang samping
e. Letak sasaran atau titik bidik pada sasaran terhadap pejera dan pisir yang
telah disesuaikan. Letak titik bidik (sasaran) telah dipastikan benar, apabila
tengah-tengah titik bidik (sasaran) tersebut berada di bagian atas pejera. Apabila
ditarik garis semu tegak tepat di tengah lubang–pejera, maka garis semu ini
akan membelah titik bidik (sasaran) dan pejera menjadi 2 bagian yang sama
besarnya. Pada jarak penentuan dasar senapan (Zeroing), lesan yang dipasang
pada jarak 25 m dari garis penembakan, cara meletakkan penyesuaian pisir dan
pejera terhadap titik bidik sasaran lesannya.
f. Gambar Bidik. Adalah gambaran yang tampak pada penembak jika
garis bidik diproyeksikan pada sasaran gambaran pada alat bidik yang benar
didapatkan apabila pisir dan pejera telah disesuaikan letaknya dengan benar
terhadap suatu sasaran / titik bidik.
Gambar Bidik pada jarak 25 M. Gambar Bidik pada jarak 100 M.
10
24
Gambar Bidik pada jarak 200 M. Gambar Bidik pada jarak 300 M.
Gambar – 13
10
Gambar bidik
f. Penyebab terjadinya kesalahan. Adalah mata penembak tidak dapat
memfokus pada 2 (dua) objek yang mempunyai jarak berbeda di dalam waktu
yang bersamaan, oleh karenanya :
1) Apabila mata penembak tersebut memfokus pada sasaran, maka
pejera dan pisir akan kabur penampakannya.
2) Apabila mata penembak tersebut memfokuskan pada pejera, maka
pisir dan bidik sasarannya akan kabur. Oleh karena itu penyebab
ketidaktepatan perkenaan pada sasaran adalah:
a) Kesalahan penyesuaian pisir-pejera dan titik bidik sasaran
tidak pada satu garis bidik.
b) Kesalahan meletakkan titik bidik sasaran, tidak pada satu
garis bidik dengan pisir dan pejera. Dengan kesalah tersebut,
seorang penembak akan mengenai sasaran beberapa cm meleset
dari titik bidik, akan tetapi masih tetap dapat mengenai musuh.
Sedangkan kesalahan menempatkan pisir dan pejera akan
menyebabkan peluru tidak dapat mengenai sasaran lesan tubuh,
meleset 1(satu) m atau lebih tergantung pada jarak sasaran. Oleh
karena itu, penyesuaian letak pisir dan pejera lebih penting dari
pada menempatkan titik bidik sasaran pada satu garis bidik.
25
g. Metoda penyesuaian letak alat bidik. Untuk meyakinkan penyesuaian
letak alat bidik (pejera dan pisir terletak pada satu garis bidik) mata harus
difokuskan pada pejera di waktu pelaksanaan penembakan. Namun demikian,
sasaran tidak boleh diabaikan begitu saja, jadi penembak harus memfokuskan
matanya antara pejera dan pisir.
1) Pertama. Ia harus memfokuskan matanya pada pejera dan
menyesuaikan letak dengan pisir agar terletak pada 1 garis bidik.
2) Kedua. Ia harus memfokuskan matanya pada sasaran dan
meletakkannya pada garis bidik, segaris dengan pejera dan pisir.
3) Ketiga. Pada waktu ia menekan picu, ia harus memfokuskan
matanya pada pejera, guna meyakinkan letak pisir, pejera dan titik bidik
sasarannya terletak pada satu garis bidik. Pada saat ini gambaran alat
bidik harus terlihat.
h. Membersihkan dan menghitamkan peralatan bidik.
1) Seorang penembak senapan akan mengalami kesulitan di dalam
membidik apabila alat bidiknya mengkilat atau kotor. Pejera atau pisir
yang mengkilap akan membuat silau dan membuat penembak tersebut
sulit melihat sesuatu di depan. Pejera atau pisir yang kotor dapat
menyebabkan kesalahan di dalam penyesuaian letak alat bidik, dengan
titik sasaran pada satu garis bidik. Oleh sebab itu di dalam latihan atau
pertempuran, alat bidik haruslah bersih dan dihitamkan apabila dipandang
perlu.
2) Menghitamkan peralatan bidik ada beberapa macam cara, yang
dapat dilakukan umumnya menggunakan lampu karbit, sumbu diminyaki
kemudian dibakar, geretan rokok, cerobong asap. Apabila senapan telah
dilengkapi dengan alat bidik yang dilapisi dengan Promethium,
pelaksanaan menghitamkan harus hati-hati. Api / asap jangan terlalu
dekat dengan pejera. Apabila terlalu dekat, maka bulatan plastik
pelindung pejera yang megandung unsur yang mudah terbakar akan
mengelupas.
26
i. Ketepatan teknik membidik dengan box bidik.
1) Kedudukan senjata pada box bidik
a) Senjata diletakkan/dimasukkan pada coakan (lubang) yang
tersedia dan tidak miring atau bergerak.
b) Kedudukan pisir dan pejera tidak perlu diadakan perubahan
terlebih dahulu.
2) Penembak.
a) Sikap menembak tiarap dengan kedua kaki rapat.
b) Senjata tidak boleh tersentuh oleh bagian-bagian tubuh.
c) Tangan kiri rapat dengan siku di samping badan untuk
membantu menahan berat badan pada tanah.
d) Siku tangan kanan rapat pada tanah, lengan kanan
bergerak bebas untuk memberikan kode atau isyarat ke kiri / ke
kanan, ke atas / ke bawah.
e) Tidak boleh bicara pada saat memberikan isyarat.
f) Tanda / isyarat yang diberikan oleh sipenembak kepada
pembantu penembak adalah, sebagai berikut :
(1) Telapak tangan kanan terbuka menghadap ke kiri
dan digerakkan ke kiri, artinya titik bidik harus diarahkan ke
samping kiri.
(2) Telapak tangan terbuka menghadap ke kanan dan
digerakkan ke kanan, artinya titik bidik harus diarahkan ke
samping kanan.
(3) Telapak tangan terbuka menghadap ke bawah dan
digerakkan ke bawah, artinya titik bidik harus diarahkan ke
bawah.
27
(4) Telapak tangan terbuka menghadap ke atas dan
digerakkan ke atas, artinya titik bidik harus diarahkan ke
atas.
(5) Telapak tangan mengepal dan diam, artinya titik bidik
sudah pada tempatnya dan pembantu penembak harus
segera memberi tanda titik pada lubang yang tersedia
ditongkat bidik.
g) Penembak harus membuat pengelompokkan bidikan
minimal 3 buah kelompok @ 5 titik bidik dengan besar
kelompokkan maksimal berdiameter 1 ½ cm.
3) Pembantu penembak. Sikap pembantu penembak duduk di atas
kotak bidik dengan jarak 15 m di depan penembak.
a) Tangan kanan memegang tongkat bidik dan diletakkan
rapat pada kertas yang ditempatkan/ditempelkan pada kotak bidik.
b) Tangan kiri memegang pensil yang telah diruncingkan.
c) Pandangan ke arah sipenembak, perhatikan isyarat dari
sipenembak.
d) Menggerakkan tongkat bidik perlahan-lahan sesuai
permintaan sipenembak.
e) Memberikan tanda titik dengan pensil pada lubang yang
tersedia pada tongkat bidik apabila ada tanda/isyarat berhenti dari
sipenembak.
f) Merubah kedudukan kotak bidik apabila terjadi penumpukan
kelompok bidikan.
g) Berlaku jujur dan tidak membohongi penembak dengan
maksud agar latihan cepat selesai.
28
Gambar – 14
dan perlengkapan drill kering membidik dengan menggunakan box bidik
Kotak bidik Kotak sandaran Alat bantu bidik
40 cm
40 cm 40 cm
Kertas dan pensil
Senjata
18. Teknik Pengendalian Tarikan Picu. Pengendalian tarikan picu adalah suatu
kemampuan di dalam mengusahakan agar tekanan pada picu tidak mengganggu sama
sekali garis bidikan (pejera, pisir dan titik bidik pada sasaran).
15 m
Kedudukan penembak dan pembantu penembak
29
a. Cara mengendalikan jari telunjuk penarik picu.
1) Penempatan jari telunjuk pada picu. Jari telunjuk penarik picu di
tempatkan diantara ruas pertama dan ujung jari telunjuk. Titik pasti
penempatan telunjuk penarik pada picu tergantung pada ukuran tangan
penembak serta cara penembak memegang popor senapan. Perlu
diperhatikan, bagian atas jari telunjuk tidak boleh menyentuh kas
senapan.
Gambar – 15
2) Tahap gerakan picu. Gerakan picu ke belakang dibagi dalam 2
(dua) tahap, yaitu:
a) Tenggang picu. Tenggang picu adalah gerakan
permulaan pada picu, tanpa ada sedikit hambatan apa pun.
Hambatan mulai terjadi pada saat tekanan picu dirasakan berat.
b) Tekanan picu. Tekanan picu (biasanya 3 sampai 5 kg)
adalah suatu gaya tekanan yang harus diberikan pada saat
menarik picu (oleh telunjuk jari penarik picu) agar lepas dari
pengunci dan kemudian memukul pena pemukul.
3) Cara mengendalikan tarikan picu. Di dalam proses menembak,
picu harus secepatnya ditekan dan secara bertahap menambah gaya
tekanan lurus ke belakang pada picu. Pengendalian tarikan picu adalah
faktor yang penting didalam usaha mengenai sasaran jarak sedang dan
sasaran jarak jauh dengan tepat. Pada proses menekan picu,
penyesuaian letak alat bidik dan titik bidik pada sasaran harus tetap
30
terletak pada satu garis bidik. Namun demikian, keadaan ini sulit untuk
dapat dipertahankan secara terus menerus. Oleh karena itu, seorang
penembak senapan harus mampu mengendalikan diri untuk tidak
menekan picu lebih lanjut apabila letak alat bidik dan titik bidik pada
sasaran tidak terletak pada satu garis bidik. Selalu berupaya agar alat
bidik dan titik bidik sasaran terletak pada satu garis bidik, maka
penembak hanya sedikit tekanan pada picunya tanpa mengakibatkan
goyangan sedikitpun pada senapannya.
b. Penekanan dalam pengendalian tarikan picu.
1) Jari telunjuk penarik picu. Bagian atas jari telunjuk penarik picu
harus bebas tidak menyentuh senapan, agar gerakan kedepan dan
kebelakang bebas usaha memanfaatkan picu. Apabila telunjuk penarik
picu menyentuh kas senapan, maka tekanan pada picu akan sedikit
miring dan lurus kebelakang. Keadaan seperti itu, akan tetap
mengakibatkan goyangan pada kedudukan senapan, sehingga letak alat
bidik dan titik sasaran tidak terletak pada satu garis bidik lagi (lihat
gambar 18 & 19).
2) Jari tangan menggenggam pegangan pistol senapan. Pegangan
pistol digenggam oleh tiga jari dan ibu jari dengan teguh tetapi tidak erat.
Tujuannya adalah agar jari telunjuk dapat menekan picu dengan halus,
dan bukan tangan menggenggam peganggan pistol yang melaksanakan
remasan pada picu. Genggaman yang teguh ini harus senantiasa
dipelihara pada setiap saat jari telunjuk menekan picu. Apabila cara
memegang pegangan pistol senapan tidak teguh, genggaman tangan
yang tidak teguh ini akan bergerak pada waktu berat tarikan picu mulai
dirasakan akibatnya penyesuaian alat bidik dan titik bidikan pada sasaran
tidak lagi segaris dan hal ini akan membawa berbagai kesalahan lainnya.
c. Kesalahan dalam pengendalian tarikan picu.
31
1) Kejutan. Kejutan adalah reaksi penembak terhadap akibat
tolak balik dan ledakan peluru senapan. Hal ini dapat dilihat pada :
a) Gerakan kepala penembak.
b) Mata penembak yang tiba-tiba menutup (berkedip).
c) Ketegangan pada tangan kiri penembak.
d) Gerakan bahu kebelakang.
e) Kombinasi dari (1) sampai (4).
2) Dorongan. Dorongan adalah usaha penembak untuk mengatasi
akibat tolak balik senapan sebelum letusan terjadi. Penembak ini
melaksanakannya dengan menegangkan otot bahunya dan
menggerakkan bahunya ke depan.
3) Tarikan. Tarikan adalah usaha penembak menembakan
senapan dengan cara menekan picunya dengan cepat. Tarikan
mengakibatkan garis bidiknya menjadi rusak, karena alat bidik dan titik
bidik kepada sasaran tidak segaris lagi.
Gambar – 16
Cara memegang pegangan pistol senapan dan picu dilihat dari kanan
bagian atas jari telunjuk tidak menyentuh kas senapan.
32
Gambar – 17
Cara memegang pegangan pistol senapan dan picu dilihat dari kiri.
4) Kombinasi dari ketiga kesalahan hal-hal tersebut akan
mengakibatkan sasaran selalu tidak kena, terutama pada sasaran pada
jarak sedang dan sasaran jarak jauh.
19. Teknik Sikap-Sikap Menembak. Sikap menembak merupakan faktor
yang turut menentukan dalam ketepatan perkenaan. Oleh karena itu berbagai sikap
menembak perlu dilatihkan kepada penembak, sesuai dengan penggunaannya nanti
dalam pertempuran. Ketepatan dalam mengambil posisi tembak akan mempengaruhi
ketenangan penembak dalam membidikkan senjatanya pada sasaran, sebab berbagai
macam pengaruh dapat mengakibatkan kesalahan dalam mengambil sikap tembak.
a. Persyaratan teknis dalam menggunakan sikap tembak adalah sebagai
berikut:
1) Pegangan teguh yang sempurna.
2) Tidak memaksakan, sehingga tidak terjadi ketegangan otot.
3) Tidak membuat labil kedudukan sebagian anggota tubuh.
4) Memperkecil bidang sasaran terhadap tembakan musuh.
5) Dapat menguasai senjata dengan berbagai sikap yang
digunakan.
33
b. Macam-macam sikap-sikap menembak antara lain :
1) Sikap berdiri.
a) Sikap sempurna dengan senapan di sebelah badan.
b) Depan senjata dengan tangan kanan memegang pegangan
pistol dengan jari telunjuk lurus.
c) Rapatkan ujung kaki kiri dengan kaki kanan dan pindahkan
kaki kanan kekanan belakang seenak-enaknya dan keberatan
badan terletak pada kedua kaki.
d) Tempatkan dasar popor pada lekukan pundak kanan dan
siku kanan diangkat sehingga membentuk sudut 900. Bersamaan
dengan gerakan tersebut, maka telapak tangan kiri ditempatkan di
bawah pelindung tangan bagian bawah dengan seenak-enaknya
atau telapak tangan kiri ditempatkan di bawah magasen dengan
siku rapat pada badan.
e) Tempatkan pipi kanan di atas popor sehingga dapat melihat
ujung pejera melalui pisir (membidik). Jarak antara mata dengan
pisir jangan berubah. Gerakan tersebut dapat dilakuan berulang-
ulang (gambar – 20).
f) Gerakan kembali ke sikap sempurna.
(1) Turunkan senjata dan mengambil sikap depan
senjata.
(2) Pindahkan kaki kanan kedepan rapat dengan kaki
kiri.
(3) Putar badan 45° ke kiri dan kembali ke sikap
sempurna.
34
Gambar – 18 Sikap berdiri
2) Sikap berlutut.
a) Sikap sempurna dengan senapan di sebelah badan
b) Depan senjata dengan tangan kanan memegang pegangan
pistol dan jari telunjuk lurus.
c) Rapatkan ujung kaki kiri dengan kaki kanan dan pindahkan
kaki kiri kedepan seenak-enaknya.
d) Ambil sikap berlutut dengan lutut kaki kanan dan duduklah
pada tumit seenak-enaknya.
35
e) Tempatkan dasar popor pada lekukan pundak kanan dan
angkat siku kanan sehingga membentuk sudut ± 90°. Bersamaan
dengan gerakan tersebut, tempatkan siku tangan kiri di atas lutut
kaki kiri seenak-enaknya.
f) Tempatkan pipi kanan di atas popor sehingga mata dapat
melihat ujung pejera melalui pisir (membidik).
Gerakan tersebut dapat dilakukan berulang-ulang (gambar – 21)
g) Gerakan kembali ke sikap sempurna.
(1) Turunkan senjata dan ambil sikap depan
senjata.
(2) Ambil sikap berdiri dan pindahkan kaki kiri
kebelakang, rapat dengan kaki kanan.
(3) Putar badan kekiri 45° dan kembali kesikap
sempurna.
Gambar – 19
Sikap berlutut
36
Gambar – 20
Sikap berlutut tersandar
h) Ada 3 (tiga) variasi sikap berlutut, dengan perbedaan
terletak pada letak telapak kaki.
1) Sikap berlutut rendah. Telapak kaki kanan pada
bagian luar rata pada tanah (gambar – 21)
Gambar – 21
37
2) Sikap berlutut setengah dengan tali sepatu kanan
rata dengan tanah (gambar – 22)
Gambar –22
3) Sikap berlutut tinggi. Telapak kaki tegak bertumpu
pada ujung jari kaki (gambar – 23).
Gambar – 23
38
3) Sikap duduk.
a) Sikap duduk dengan kaki terbuka.
(1) Sikap sempurna dengan senapan disebelah badan.
(2) Depan senjata dengan tangan kanan memegang
pegangan pistol dan jari telunjuk lurus.
(3) Lepaskan tangan kanan dari pegangan pistol dan
ambil sikap duduk dengan bantuan tangan kanan.
(4) Tempatkan kedua kaki seenak-enaknya, dan tangan
kanan kembali memegang pegangan pistol.
(5) Tempatkan dasar popor pada lekukan pundak kanan
seenak-enaknya. Tempat siku tangan kanan di atas
sebelah dalam paha kanan, sedang siku tangan kiri
ditempatkan di atas sebelah dalam paha kiri (ambil sikap
menembak yang seenak-enaknya).
(6) Tempatkan pipi kanan di atas popor sehingga mata
melihat ujung pejera melalui pisir (membidik). Jika sikap
tersebut belum dapat dilakukan, maka kedua paha dapat
diangkat atau dengan bantuan tangan kiri, sampai sikap ini
dapat dilakukan.
(7) Gerakan kembali ke sikap sempurna :
(a) Turunkan senjata dan ambil sikap depan
senjata.
(b) Tarik kedua kaki ke belakang dan
lepaskan pegangan pistol. Dengan bantuan
tangan kanan ambillah sikap berdiri.
(c) Tangan kanan memegang pegangan pistol
dan kaki kanan dirapatkan dengan kaki kiri.
(d) Putar badan kekiri 45° dan kembali
kesikap sempurna.
39
Gambar – 24
Sikap duduk dengan kaki terbuka
b) Sikap duduk bersila pendek.
(1) Sikap sempurna dengan senapan di sebelah kanan
badan.
(2) Depan senjata dengan tangan kanan memegang
pegangan pistol dan jari telunjuk lurus.
(3) Lepaskan tangan kanan dari pegangan pistol dan
ambil sikap duduk dengan bantuan tangan kanan.
(4) Kedua kaki dilipat (bersila) dan bersamaan dengan
gerakan ini tangan kanan memegang pegangan pistol
seperti semula.
(5) Tempatkan dasar popor pada pundak kanan seenak-
enaknya dan siku tangan kanan di atas paha sedang siku
tangan kiri di atas paha kiri.
(6) Tempatkan pipi kanan di atas popor sehingga mata
melihat ujung pejera melalui pisir (membidik). Jika sikap
tersebut belum dapat dilakukan, maka kedua paha dapat
diangkat atau dengan bantuan tangan kiri sampai sikap ini
dapat dilakukan.
40
(7) Gerakan kembali kesikap sempurna.
(a) Turunkan senjata dan ambil sikap depan
senjata.
(b) Buka kedua kaki kedepan dan tangan kanan
menepuk tanah di samping kanan.
(c) Ambil sikap berdiri dengan bantuan tangan
kanan dan pindahkan kaki kanan rapat dengan kaki
kiri.
(d) Putar badan kekiri 45° dan kembali ke sikap
sempurna.
Gambar – 25
Sikap duduk bersila pendek
c) Sikap duduk bersila panjang.
(1) Sikap sempurna dengan senapan di sebelah badan.
(2) Depan senjata dengan tangan kanan memegang
pegangan pistol dan jari telunjuk lurus.
41
(3) Lepaskan tangan kanan dari pegangan pistol dan
ambil sikap duduk dengan bantuan tangan kanan.
(4) Kedua kaki disilangkan pada pergelangan kaki dan
sedikit ditarik ke belakang. Bersamaan dengan gerakan ini
tangan kanan memegang pegangan pistol seperti semula.
(5) Tempatkan dasar popor pada pundak kanan seenak-
enak dan siku tangan kanan di atas paha kanan sedang
siku tangan kiri di atas paha kiri.
(6) Tempatkan pipi kanan di atas popor sehingga mata
melihat ujung pejera melalui pisir (membidik). Jika sikap
tersebut belum dapat dilakukan, maka kedua paha dapat
diangkat atau dengan bantuan tangan kiri, sampai sikap ini
dilakukan.
(7) Gerakan kembali ke sikap sempurna :
(a) Turunkan senjata dan ambil sikap depan
sejata.
(b) Buka kedua kaki kedepan dan tangan kanan
menepuk tanah disamping kanan.
(c) Ambilah sikap berdiri dengan bantuan tangan
kanan dan pindahkan kaki kanan rapat dengan kaki
kiri. Bersamaan dengan gerakan ini tangan kanan
memegang pegangan pistol seperti semula.
(d) Putar badan kekiri 45 ° dan kembali kesikap
sempurna.
42
Gambar – 26
Sikap duduk dengan kedua mata kaki bersilang
4) Sikap jongkok.
a) Sikap sempurna dengan senapan di sebelah badan.
b) Depan senjata tangan kiri memegang perimbangan senjata
dan tangan kanan pada hulu popor.
c) Rapatkan kaki kiri kepada kaki kanan sehingga menghadap
serong kanan (30%) dari sasaran, buka kaki kanan ke samping
seenaknya.
d) Mulai berjongkok dengan membengkokkan lutut dengan
badan condong ke depan, setelah jongkok tangan kanan
memegang pangkal popor dan tempatkan dasar popor pada
lekukan pundak.
e) Jari telunjuk berada pada pelindung picu, tempatkan
pangkal lengan kanan dan kiri pada kedua lutut kiri dan kanan.
f) Gerakan kembali adalah kebalikannya
43
Gambar – 27 Sikap jongkok
5) Sikap tiarap.
a) Sikap sempurna dengan senapan di sebelah badan.
b) Depan senjata dengan tangan kanan memegang pegangan
pistol dan jari telunjuk lurus.
c) Lepaskan tangan kanan dari pegangan pistol, dan kaki kiri
dipindahkan lurus ke depan satu langkah.
d) Badan dibungkukkan ke depan bersamaan dengan telapak
tangan kanan diletakkan di tanah dan kedua lutut dibengkokkan.
e) Lemparkan kedua kaki ke belakang dengan bantuan
kekuatan tangan kanan dan dirapatkan pada tanah perlahan-lahan.
f) Bukalah kedua kaki dan kedua sisi dalam telapak kaki rapat
pada tanah.
g) Ambilah sikap menembak yang seenaknya, dengan
menempatkan dasar popor pada lekukan pundak kanan dan kedua
siku di tanah.
h) Usahakan siku tangan kiri tepat dibawah senjata.
Bersamaan dengan gerakan tersebut tempatkan pipi kanan di atas
popor sehingga mata dapat melihat ujung pejera melaui pisir.
44
i) Gerakan kembali ke sikap sempurna.
(1) Turunkan senjata dan ditarik ke belakang.
(2) Lepaskan tangan kanan dari pegangan pistol dan
letakkan telapak tangan pada tanah.
(3) Bersamaan dengan gerakan ini kaki kanan ditarik
kedepan, dan lutut kaki kanan diletakkan di tanah, dan kaki
kiri diluruskan.
(4) Dengan kekuatan tangan kanan dan lutut kanan
badan diangkat dan kaki kiri dipindahkan kedepan.
(5) Berdirilah dengan merapatkan kaki kanan pada kaki
kiri dan bersamaan dengan gerakan ini tangan kanan
memegang pegangan pistol seperti semula.
(6) Satu langkah ke belakang dan kembali ke sikap
sempurna.
Gambar – 28
Sikap tiarap biasa (kedua kaki lurus)
46
Gambar – 31
Sikap tiarap dalam sumur tembak dengan senjata tersandar
j) Penekanan. Pada dasarnya sikap dalam sumur
tembak adalah sama dengan sikap biasa. Yang perlu diperhatikan:
(1) Sandaran dibuat rata.
(2) Lengan bawah dan telapak tangan kiri bertumpu
pada sandaran.
(3) Senjata terletak pada telapak tangan yang
memegang pelindung tangan ( lade ), hal ini dimaksudkan
agar senjata lebih mudah dialihkan arahnya.
6) Sikap serbuan.
a) Sikap sempurna dengan senapan di sebelah badan.
b) Depan senjata tangan kiri pada pelindung tangan dan
tangan kanan pada hulu popor.
47
c) Berdiri menghadap sasaran, ajukan kaki kiri ke depan
dengan jarak seenaknya dan mudah untuk digerakkan ke segala
arah.
d) Bengkokkan lutut sedikit dan pinggang sedikit membungkuk
agar enak untuk menembak.
e) Letakkan dasar popor di ketiak (di bawah bahu dan di atas
pinggang).
f) Tangan kiri dekat cincin tali sandang depan, ibu jari
disebelah atas dan jari lainnya melingkari pelindung tangan dari
bawah.
g) Siku lurus, membidik dengan kedua mata terbuka,
mengarahkan langsung ke sasaran.
h) Gerakan kembali adalah gerakan kebalikannya.
Gambar – 32 Sikap Serbuan
48
7) Hal-hal pokok yang perlu diperhatikan di dalam setiap sikap
menembak, untuk memiliki kemampuan dan ketangkasan dalam
menggunakan senapan di samping harus banyak latihan, maka tiap
prajurit dalam mengambil sikap menembak harus memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
a) Letak senapan. Senapan harus tegak lurus (perhatikan
pejera) tidak boleh miring karena akan menimbulkan
penyimpangan dari yang diharapkan.
b) Tangan kiri. Letak tangan kiri harus mampu
menahan berat senjata dengan tenang, untuk itu siku harus
diletakkan dengan tersandar pada tanah atau rapat pada bagian
badan seenak-enaknya (tidak goyang).
c) Dasar popor. Penempatan popor harus tepat pada
lekukan pundak kanan, dan tidak dirubah-ubah.
d) Kepala. Cara menempatkan pipi kanan / mata juga
harus dipehatikan, karena perubahan penempatan pipi akan
merubah jarak antara mata dan pisir yang dapat menimbulkan
penyimpangan.
e) Tangan kanan. Penempatan siku ditanah / dengan
sudut tertentu dilakukan seenak-enaknya dan kokoh. Begitu juga
pada waktu menarik picu,harus seirama NABITEPI.
f) Badan. Badan ditempatkan serong 30° dan peralatan
tubuh supaya santai, sedang kaki ditempatkan terbuka dan rapat
pada tanah (disesuaikan dengan medan). Dalam sikap tiarap,
untuk mengatur pernapasan, kaki kanan dapat dibengkokkan
sedikit.
20. Teknik Koreksi Dasar Senapan. Koreksi dasar senapan (zeroing)
dilaksanakan sebelum digunakan menembak. Cara mengoreksi disesuaikan dengan
buku petunjuk penggunaan senjata yang akan digunakan. Dalam buku ini hanya
membahas 2 (dua) senjata yaitu M16 A1 dan SS-1.
49
a. Perubahan pisir.
1) Untuk senjata M.16 A1, perubahan pisir (arah samping) jarak 25 m
adalah 7 mm setiap 1 klik.
2) Untuk senjata FNC / SS-1, perubahan pisir (arah samping) jarak 25
m adalah 5 mm setiap 1 klik.
b. Perubahan pejera.
1) Untuk senjata M.16 A1, perubahan pejera (naik dan turun) jarak 25
m adalah 7 mm setiap klik.
2) Untuk senjata FNC / SS-1, perubahan pejera (naik dan turun) jarak
25 m adalah 4 cm setiap 1 putaran (360º).
c. Penggunaan pisir pada dasar senapan.
1) Untuk senjata M.16 A1 menggunakan pisir yang tanpa huruf
adalah pisir “S” digunakan untuk menembak sampai dengan jarak 300 m.
2) Untuk senjata FNC / SS-1 menggunakan pisir yang bertanda “250”
digunakan untuk menembak sampai dengan jarak 300 m.
d. Teknik Koreksi.
1) Tembakan 3 butir peluru pada lesan dengan titik bidik tengah garis
bawah hitam.
2) Buat segitiga melalui ketiga lubang perkenaan pada lesan.
Gambar - 33
50
3) Buat lingkaran dengan garis tengah 4 cm (sama besarnya dengan
lingkaran yang ada). Bila segitiga lebih besar dari lingkaran maka jangan
merubah alat bidik, namun bila segitiga itu masuk dalam lingkaran maka
alat bidik (pisir dan pejera) bisa berubah, dengan jalan sebagai berikut :
a) Tarik garis datar dari titik berat segitiga (ke kiri / ke kanan)
lesan dasar senapan tersebut untuk merubah klik pejera sesuai
angka pada ujung garis tersebut dan ke arah tanda panah yang
digambarkan.
b) Tarik garis tegak dari titik berat segitiga (ke atas / ke
bawah) lesan dasar senapan tersebut untuk merubah klik pisir
sesuai angka pada ujung garis tersebut dan ke arah tanda panah
yang digambarkan.
4) Tembakan lagi 3 butir peluru dengan cara yang sama, diharapkan
kelompok perkenaan sudah masuk di dalam lingkaran besar dasar
senapan.
21. Teknik Pengelompokan.
a. Pengelompokan adalah sebuah seri penembakan (tidak lebih dari 3 seri)
tembakan dalam titik bidik, pegangan dan operasional picu yang sama.
b. Tujuan dari pengelompokan. Pengelompokan adalah dasar dari semua
jenis tembakan yang bagus. Untuk mengukur kemampuan petembak dalam
mengaplikasikan prinsip-prinsip dasar menembak secara konsisten sehingga
senjata dalam kondisi status dasar senapan.
c. Apa yang menyebabkan tembakan berkelompok. Faktor-faktor yang
dapat menentukan hasil ukuran tembakan kelompok senjata, amunisi dan
petembak.
d. Teori pengelompokan. Hasil ukur tembakan kelompok akan bertambah
dan berkurang secara terukur langsung pada setiap tembakan.
e. Teori pengelompokan.
51
1) Petembak dengan kapasitas nilai tembakan pengelompokan 250
mm.
2) Faktor-faktor yang mempengaruhi tembakan pengelompokan di
lapangan tembak :
a) Angin (berubah).
b) Cahaya.
c) Kejelasan sasaran.
3) Mengukur hasil tembakan pengelompokan. Tentukan tembakan-
tembakan yang cepat namun terpisah :
a) Ukur dari tengah kembali ke tengah.
b) Tentukan perbedaan lebar yang besar.
22. Sarana dan Prasarana.
a. Lapangan Tembak. Lapangan tembak untuk senapan ringan harus
mempunyai syarat keamanan untuk diguanakan latihan menembak, guna
mencegah dampak yang mungkin timbul sebagai akibat latihan tersebut.
Beberapa ketentuan yang dibutuhkan untuk lapangan tembak :
1) Tanggul penahan peluru. Tanggul penahan peluru ini
mutlak diperlukan untuk menahan peluru yang ditembakan dan juga
dapat mencegah peluru rikoset.
2) Radius keamanan. Adalah jarak dimana setiap orang aman
bila berada diluar jarak ini. Radius keamanan digunakan sebagai jarak
untuk keamanan pemindahan / penyingkiran terhadap suatu ledakan
yang tidak terkendalikan atau suatu gangguan senjata yang tidak dapat
diatasi.
3) Daerah medan bahaya. Daerah medan bahaya merupakan
bagian dari lapangan tembak yang berbahaya, disebabkan oleh
tembakan suatu jenis senjata yang digunakan, terdiri dari :
52
a) Daerah penembakan. Titik atau tempat dimana senjata
ditembakan.
b) Daerah perkenaan ( daerah bahaya primer ). Merupakan
daerah yang telah dibatasi, didalam daerah ini semua peluru
mengenai permukaan medan.
c) Daerah A ( daerah bahaya sekunder ). Merupakan daerah
yang letaknya tegak lurus dengan daerah perkenaan. Daerah ini
diadakan untuk menampung pecahan bahan/material yang
meledak dipinggiran kiri dan kanan dari daerah perkenaan.
d) Daerah B ( daerah bahaya sekunder ). Merupakan daerah
yang berada dibagian depan daerah perkenaan. Daerah ini
diadakan untuk menampung pecahan bahan/material yang
meledak ditepi jauh dari daerah perkenaan.
e) Daerah keamanan tambahan. Daerah yang diperlukan
untuk meyakinkan keamanan latihan dengan maksud untuk
menampung peluru yang rekoset. Keluasannya disesuaikan
dengan keadaan medan dan ketentuan daerah setempat ( + 5°
kesamping kiri / kanan daerah perkenaan dan + 30° dari daerah
penembakan/titik tembak ).
Gambar - 34 5° 5°
30° 30°
5° 5°
53
b. Senjata. Senjata yang digunakan menembak kaliber 5,56 mm dalam
kondisi baik dan sesuai standar TNI AD.
c. Munisi. Jenis munisi yang digunakan menembak kaliber 5,56 mm
dalam kondisi baik dan sesuai dengan karakteristik senjata yang digunakan.
d. Lesan. Lesan adalah sebuah gambar yang dibuat sedemikian rupa
untuk mengarahkan bidikan penembak agar perkenaan dapat dikoreksi
ketepatannya atau sebagai sarana untuk menilai kemampuan penembak dalam
menempatkan titik perkenaan sesuai dengan yang diinginkan. Penggunaan
lesan harus sesuai dengan kerucut tembakan senjata yang digunakan dalam
menembak, dimana kerucut tembakan ini didapat dari hasil uji yang dilakukan
oleh pabrik pembuat senjata. Kerucut tembakan adalah sejumlah peluru yang
ditembakan dari suatu titik penembakan ke arah sasaran ( lesan ) dengan jarak
tertentu yang di pasang tegak lurus dengan arah lintasan peluru maka kelompok
perkenaannya akan membentuk lingkaran pada sasaran ( lesan ) tersebut.
Gambar – 35. Kerucut tembakan.
987654
987654
9 8 71987 6 5 4654
Tabel kerucut tembakan
JARAK TEMBAK (m) Ø KERUCUT TEMBAKAN (cm)
KETERANGAN
NO JENIS
SENJATA 100 200 300
1.
2.
M. 16 A1 SS - 1
16
15
32
30
48
45
Semakin besarnya Vo dan semakin banyak jumlah alur dan galangan akan semakin kecil diameter kerucut tembakan berarti semakin tinggi ketepatannya.
Dengan demikian lesan yang dibuat harus sesuai dengan data kerucut
tembakan, antara lain :
55
2) Lesan ”L”( lingkaran ).
a) Prinsip yang dipakai adalah bahwa lesan harus dapat
menampung kerucut tembakan pada jarak tempur (300 m). Jadi
ukuran minimal terutama lebarnya lesan akan berbeda sesuai jenis
senjata yang digunakan.
b) Digunakan untuk tembak pengelompokan dan tembak
tepat/nilai.
c) Berbentuk lingkaran dengan ukuran :
(1) Untuk Siswa. (Gambar – 37)
( L – 1) ( L – 1 )
15 cm 7,5 cm
8 cm
987
6
54
9
8
765
4
9 8 710987 6 5 4654
98 7
6 5 4
9 8 7 6 5 4
9 8 7 1987 6 5 4654
16 cm
M 16 A1 SS-1
( L – 2 ) ( L – 2 )
32 cm
M 16 A1
9
9 8 71987 6 5 4654
4
56
8
7
9
54
98 7
6
30 cm
54 6 457
987
6
54
9
8
765
4
9 8 7198 6
SS-1
56
( L – 3 ) M 16 A1
4 5 6 456
9
8
765
4
9 8 71987
48 cm
4 56
8 7
9
45 cm
4 65 5 4
987654
9
8
765
4
9 8 71987 6
L – 3 ) (SS-1
(2) Untuk Organik. (Gambar – 38)
Lesan L1 Lesan L2
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 2 3 4 5 6 7 8 9 9 8 7 6 5 4 3 2 1 9
10
8 7 6 5 4 3 2 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9
9 8 7 6 5 4 3
10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
5 cm
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 cm 2 1
Lesan L3
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 2 3 4 5 6 7 8 9 9 8 7 6 5 4 3 2 1 9
10
8 7 6 5 4 3 2 1
57
3) Lesan Tempur.
a) Prinsip yang dipakai adalah bahwa lesan harus dapat
menampung kerucut tembakan pada jarak tempur (300 m). Jadi
ukuran minimal terutama lebarnya lesan akan berbeda sesuai jenis
senjata yang digunakan.
b) Digunakan untuk tembak tepat/nilai dan tembak tempur.
c) Berbentuk silhouette manusia dalam berbagai sikap (berdiri,
jongkok, atau tiarap ) dengan ukuran :
Lesan tubuh ring Lesan tubuh Lesan ½ tubuh Lesan dada
V 5 4 3 2
Gambar - 39
4) Lesan Baksi Penunjukan Sasaran. a) Bentuk. Lesan dibuat dengan bermacam-macam
bentuk dan mudah dikenal oleh peserta latihan, baik dari bentuk
yang umum maupun dari warnanya yang jelas.
58
b) Bahan. Dari triplek, kayu atau sejenisnya. Tiang dari
bambu/kayu dengan tinggi maksimal 2 m. Tali plastik digunakan
untuk menggantungkannya.
c) Warna lesan. Digunakan cat 4 warna yang berbeda
satu sama lain, serta berbeda dengan warna latar belakang
sasaran (berbeda dengan warna tanggul pengaman).
d) Contoh bentuk dan ukuran.
18 cm
Lingkaran Segi tiga Segi empat Palang
Gambar - 40
e. Skip.
1) Skip Lesan C. Dibuat dari triplek atau bahan lain untuk
menempel lesan dengan ukuran, panjang : 35 cm; Lebar : 25 cm dan
tinggi dari tanah 30 cm.
Gambar - 41
18 cm
35 cm
25 cm
30 cm
18 cm 18 cm
59
2) Skip Lesan L. Dibuat dari triplek atau bahan lain untuk
menempel lesan dengan ukuran, panjang : 120 cm; Lebar : 120 cm dan
tinggi dari tanah 60 cm.
Gambar - 42
60 cm
120 cm
120 cm
3) Skip Tubuh. Dibuat dari triplek atau bahan lain untuk
menempel lesan dengan ukuran, panjang : 120 cm; Lebar : 50 cm dan
tinggi dari tanah 50 cm.
Gambar - 43
120 cm
50 cm
50 cm
60
4) Skip ½ tubuh. Dibuat dari triplek atau bahan lain untuk
menempel lesan dengan ukuran, panjang : 60 cm; Lebar : 50 cm dan
tinggi dari tanah 50 cm.
Gambar - 44
5) Skip Dada. Dibuat dari triplek atau bahan lain untuk
menempel lesan dengan ukuran, panjang : 40 cm; Lebar : 50 cm dan
tinggi dari tanah 50 cm.
60 cm
50 cm
50 cm
40 cm
50 cm
50 cm
Gambar - 45
61
6) Skip Merayap. Dibuat dari triplek atau bahan lain untuk
menempel lesan dengan ukuran, panjang : 120cm; Lebar : 50 cm dan
merapat tanah.
N M
B A
Kawat jemuran yang tegang untuk jalannya skip
Gambar - 46
a) Skip akan maju bila kawat A ditarik.
b) Batas gerak maju skip + 10 cm sebelum patok M.
7) Skip sasaran bergerak. Dibuat dari triplek atau bahan lain untuk
menempel lesan dengan ukuran, panjang : 120cm; Lebar : 50 cm.
N M
B A
Gambar - 47
a) Skip akan maju bila kawat A ditarik.
b) Batas gerak maju skip + 10 cm sebelum patok M.
62
8) Skip muncul dari bawah.
Karet Ban
A
B
Gambar - 48
a) Bila kawat A ditarik maka skip akan berdiri.
b) Sementara itu karet yang dipasang dibelakang skip akan
menegang.
9) Skip muncul dari samping.
A
Karet Ban
Gambar - 49
a) Bila kawat A ditarik maka skip akan muncul dari samping.
b) Sementara itu karet yang dipasang disamping akan
menegang.
63
10) Skip jendela.
Gambar - 50
11) Skip tembak reaksi penunjukan sasaran.
Lingkaran Segi tiga Segi empat Palang
18 cm 18 cm
18 cm 18 cm
Cara pemasangan skip Baksi penunjukan sasaran.
Gambar - 51
f. Alkap lain. Alat dan perlengkapan lain yang mendukung pelaksanaan
kegiatan menembak.
64
23. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Faktor-faktor yang mempengaruhi
dalam penembakan senjata ringan antara lain :
a. Faktor Manusia. Adalah merupakan faktor sentral yang berpengaruh
terhadap ketepatan tembakan. Dari padanya terdapat pula tiga hal yang
sangat dominan yaitu mental, fisik dan keterampilan.
1) Mental. Titik perhatian dalam hal ini adalah kestabilan emosi.
Kondisi kestabilan emosi seorang prajurit dapat berbeda di dalam situasi
yang berbeda pula. Kestabilan emosi di dalam pertempuran sangat
dipengaruhi kepercayaan diri untuk mampu menyelesaikan tugas. Hal ini
dipengaruhi pula oleh tingkat kemampuannya menembak disamping
faktor-faktor lain diluar persoalan teknik menembak. Oleh karenanya
latihan yang intensif dan kondisi senjata dan munisi yang terawat sangat
membantu dalam hal membentuk kepercayaan diri seorang prajurit.
Setiap prajurit di dalam menjalankan tugas pertempuran selalu terancam
bahaya, pertempuran modern memerlukan kecepatan dan setiap prajurit
harus dapat meniadakan ancaman musuh dalam waktu yang cepat pula.
Hal ini tidak berarti prajurit harus menembak dengan terburu-buru tetapi
dengan tenang dan dapat memanfaatkan senjata dan lingkungannya
untuk kepentingan dirinya. Dia tidak boleh gentar oleh desingan peluru
dan serangan kawannya yang menjadi korban. Namun dia juga tidak
boleh membabi buta menembak musuh. Akalnya dapat menuntun
tindakannya untuk memanfaatkan segala aspek medan yang dihadapinya
dan mempergunakan senjatanya dengan efektif.
2) Fisik. Menembak senapan sangat memerlukan dukungan fisik
yang sangat memadai untuk mengatasi beban dan berat senapan serta
mengatasi rintangan yang dijumpai di sepanjang perjalanannya menuju
ke sasaran. Seorang penembak senapan profesional memerlukan
pembinaan fisik yang memadai untuk mendapatkan kondisi yang prima
untuk menopang berat senapan, membidik dan menekan picu dengan
benar saat diperlukan. Untuk mendapatkan kondisi, kekuatan dan
65
daya tahan yang baik, pembinaan yang berlanjut, terarah dan terawasi
perlu dilakukan. Kekuatan dan daya tahan yang dibutuhkan dapat dibina
dengan berbagai cara, selanjutnya ikuti petunjuk pembinaan jasmani
militer.
3) Keterampilan. Keterampilan adalah perpaduan antara
mental, fisik dan kecerdasan untuk mengaplikasikan segala kegiatan di
lapangan. Keterampilan dibina melalui penyajian materi yang
direncanakan.
b. Faktor Senjata. Pemeliharaan senjata yang dilakukan secara rutin
dan berlanjut sangat penting untuk mencegah gangguan terhadap kerja senjata.
1) Laras yang kotor akan mengakibatkan :
a) Pengait kelongsong patah.
b) Laras gembung.
c) Laras pecah.
d) Kelongsong macet.
e) Gangguan senjata.
2) Laras dan kamar berlemak menyebabkan tekanan gas membesar
dan tolak balik yang keras. Hal ini menyebabkan jalannya peluru
pertama akan tidak sesuai dengan perkiraan (kemungkinan tidak
mengenai sasaran) di samping dapat pula menyebabkan laras gembung
dan pena pemukul patah.
c. Faktor Munisi. Untuk menjamin ketepatan tembak, seyogyanya
dipakai peluru/munisi dari lot yang sama dan dalam kondisi yang baik. Munisi
dari lot yang berbeda kemungkinan akan berbeda pula kondisinya sehingga
akan mempengaruhi kelompok perkenaan (dalam latihan). Di samping hal
tersebut :
1) Peluru yang berlemak akan mengakibatkan hal yang sama dengan
senjata yang berlemak.
66
2) Peluru basah akan menyebakan kesulitan pembakaran dan
berpengaruh terhadap daya dorong pada pelor.
3) Peluru yang terkena terik matahari, munisinya akan berproses dan
akan berakibat menyebarnya perkenaan.
4) Peluru kotor karena pasir atau debu akan menyebabkan kamar
dan laras rusak yang akan mengakibatkan perkenaan tidak sesuai
dengan perkiraan.
5) Peluru yang kadaluarsa dan cacat akan mengakibatkan macet
atau lambat meletus.
d. Faktor Cuaca. Faktor ini dengan ketiga aspeknya sangat
berpengaruh terhadap ketepatan perkenaan tembak. Aspek tersebut adalah:
1) Suhu. Teriknya matahari akan mempengaruhi daya tahan mata
untuk membidik dan menyebabkan gambar sasaran menjadi kabur. Hal ini
akan menyebabkan kesulitan bagi penembak, namun dengan
pengalaman yang didapat dari latihan menembak yang berulang-ulang
pada suhu udara yang berbeda-beda, penembak akan dapat
memperkirakan jatuhnya peluru sesuai dengan yang dikehendakinya.
Caranya sebagai berikut :
a) Setel pisir pejera pada jarak tembak 100 m (dari hasil
penentuan dasar senapan)
b) Dengan sikap tiarap tersandar, tembakkan satu peluru pada
lesan L-1 dalam kondisi suhu udara tertentu dengan titik bidik
dasar hitam. Catat penyimpangan perkenaan peluru dari
perkenaan. Penyimpangan ke atas ditulis ( + ) dan ke bawah
ditulis ( - ).
c) Ulangi hal ini sampai tiga kali tembakan.
67
d) Cari rata-rata penyimpangan. Data ini dapat dijadikan
pedoman untuk mengatasi penyimpangan perkiraan akibat suhu
tertentu tersebut pada jarak 100 m.
e) Untuk menentukan penyimpangan pada jarak lain (200, 300
dst) dapat dipergunakan metode yang sama.
2) Kelembaban udara. Di dalam udara dengan kadar
kelembaban tinggi, peluru yang melayang akan lebih tertekan ke bawah.
Makin jauh jarak terbang peluru (berarti makin jauh jarak tembak) akan
makin besar penyimpangan antara titik perkenaan dengan titik bidiknya
bila dibandingkan dengan penembakan dilakukan pada cuaca disaat
penentuan dasar senapan. Standar perhitungan untuk koreksinya sampai
saat ini belum ditemukan. Untuk mendapatkan titik perkenaan sesuai
dengan yang diharapkan, pengalaman dalam latihan sangat membantu.
Adakan penembakan pada bermacam-macam kondisi kelembaban udara
dan catat hasilnya. Adakan uji coba kembali atas data yang tercatat,
perbaiki bila perlu. Data yang ditemukan dapat dipedomani untuk
penembakan pada kondisi cuaca yang sama. Caranya sebagai berikut :
a) Setel pisir pejera pada jarak 100 m (dari hasil penentuan
dasar senapan).
b) Dengan sikap tiarap tersandar, tembakan satu butir peluru
pada lesan L-1 dalam kondisi kelembaban udara tertentu dengan
titik bidik tengah-tengah bawah hitam. Catat penyimpangan
perkenaan peluru terhadap titik bidik dengan ketentuan
penyimpangan ke atas ditulis (+) dan ke bawah (-).
c) Ulangi hal ini sampai tiga kali tembakan.
d) Cari rata-rata penyimpangan. Data ini dapat dipergunakan
untuk mengatasi penyimpangan perkenaan akibat kelembaban
udara tertentu tersebut pada jarak 100 m.
68
e) Untuk menentukan penyimpangan pada jarak lain (200, 300
dst ) dapat menggunakan metode yang sama.
f) Catat data pada buku penembak.
3) Angin.
a) Kondisi yang selalu membuat kesulitan pada penembak
ialah angin. Angin mempunyai banyak pengaruh terhadap
lintasan peluru.
b) Angin juga banyak berpengaruh pada penembak. Makin
kuat angin, makin banyak kesulitan dalam memegang teguh
senjata. Pengaruh penembak dapat diatasi dengan cara
latihan dan penyiapan kondisi fisik yang baik.
c) Sebelum setiap penyesuaian bidikan diatur untuk mengatasi
angin, perlu ditentukan arah dan kecepatannya terlebih dahulu.
Cara yang biasa dipakai untuk menentukan arah dan kecepatan
angin (dalam latihan) ialah dengan melihat bendera. Sudut
diantara bendera dan tiangnya dibagi dengan angka 4, hasilnya
sama dengan + Vo dalam mil/jam. Apabila tidak ada bendera,
sehelai kertas atau rumput, kain atau beberapa macam barang
ringan dijatuhkan dari pundak. Dengan menunjuk langsung
tempat jatuhnya perkiraan kecepatan angin mil/jam dapat dihitung.
40° 60°
60 = 15 mil/jam 4
40 = 10 mil/jam 4
Gambar – 52 (Arah angin)
69
d) Apabila beberapa cara demikian tak dapat digunakan hal
berikut ini akan membantu untuk menentukan kecepatan :
(1) Di bawah 3 mil/jam, angin hampir tak dapat
dirasakan, tapi dapat ditentukan dengan gerakan asap.
(2) 3-5 mil/jam, angin dapat dirasakan pada muka.
(3) 5-8 mil/jam, daun-daun di pohon bergerak terus.
(4) 12-15 mil/jam, pohon-pohon kecil berayun-ayun.
e) Sebelum latihan menembak harus diketahui seberapa
pengaruh angin dan harus dicatat. Penembak harus dapat
menggolongkan beberapa jenis pengaruh angin. Cara yang biasa
dipakai ialah dengan menggunakan jarum jam (gambar 53). Angin
bergerak setengah akan mempengaruhi lintasan peluru kira-kira
setengah dari pengaruh angin penuh dengan Vo yang sama.
Kecepatan angin yang mengakibatkan perlu adanya koreksi
dinamakan “angin berpengaruh”. Namun demikian sebutan angin
“tak berpengaruh” juga masih mempunyai pengaruh tertentu
terhadap peluru yang ditembakkan untuk jarak jauh, apabila tidak
berembus langsung dari arah pukul 6 atau pukul 12. Angin
semacam ini adalah angin yang paling sukar untuk diatasi.
Gambar – 53
70
Perhitungan angin menurut sistem jarum jam :
- Jam 8, 9, 10 dan 2,3,4 adalah angin penuh.
- Jam 12 dan 6 tidak ada perhitungan.
- Jam 11, 1, 5, 7 adalah angin setengah.
f) Cara mengoreksi pengaruh angin terhadap bidikan dan
penyesuaian alat bidik, rumus dasarnya adalah sebagai berikut :
R (jarak dalam ratusan) x Vo (kecepatan angin)
10
R x Vo = untuk munisi kaliber 5,56 mm.
10
Contoh :
Jarak 300 m kecepatan angin 10 mil/jam (16, 093 km/jam)
pengaruh penuh, munisi kaliber kecil.
Jawab :
3 x 10 = 3 klik
10
e. Faktor Medan. Yang dimaksud disini adalah permukaan medan yang
dilintasi oleh anak peluru yang ditembakkan.
1) Medan yang terjal. Menembak dari bawah ke arah atas
mengakibatkan peluru cenderung mengenai atas titik bidik, hal ini
disebabkan karena makin keatas tekanan udara makin ringan. Oleh
karenanya bidikan perlu diturunkan. Besarnya penurunan bidikan didapat
dengan percobaan-percobaan dengan metode yang sama untuk
mengatasi faktor cuaca.
2) Medan yang curam. Menembak dari atas ke bawah
mengakibatkan peluru lebih cenderung turun kebawah dari titik bidik. Hal
ini disebabkan oleh perbedaan tekanan udara yang semakin ke bawah
semakin padat. Oleh karenanya bidikan perlu dinaikkan. Besarnya
penaikan bidikan didapat dengan percobaan-percobaan dengan metode
yang sama seperti pada mengatasi faktor cuaca.
71
3) Menembak dari ketinggian ke ketinggian. Lembah yang dilalui
anak peluru cenderung menyebabkan lintasannya semakin cepat
menurun karena kelembaban udara yang tinggi di atas lembah. Oleh
karenanya menembak dari ketinggian ke ketinggian perlu menaikkan
bidikan. Besarnya penaikkan di dapat dari pengalaman yang teruji
dengan metode yang sama.
4) Medan terbuka dan datar. Sangat memungkinkan untuk
mengontrol perkenaan sampai dengan jarak 300 m.
5) Medan tertutup. Menyebabkan sulit untuk membidik, penembak
harus siap melakukan tembak cepat atau tembak reaksi.
6) Faktor gravitasi. Gravitasi adalah gaya tarik bumi terhadap
benda-benda sifatnya selalu menuju ke pusat bumi, pada keadaan normal
(menembak pada medan datar), pengaruh gravitasi ini sudah
diperhitungkan oleh pabrik pembuat senjata dan cara mengatasinyapun
telah ditentukan dengan pengaturan peralatan bidik (pisir dan pejera), dan
seterusnya perhatikan tabel berikut :
100 150 200 250 300
Gambar - 54
Keterangan : (gambar tanpa kedar)
Sumbu laras.
Lintasan peluru.
62 cm
40 cm
23 cm
13 cm
5,2 cm
72
Senapan masa kini mempunyai kecepatan peluru yang tinggi, oleh sebab
itu lintasan pelurunya dapat dikatakan “ senjata lintas datar “. Apabila
senapan dikatakan mempunyai jarak tembak efektif 300 m, hal itu telah
memberitahukan bahwa dengan lintasan pelurunya baik di atas atau di
bawah garis bidik, peluru akan tetap mengenai sasaran setinggi orang
berdiri pada jarak 300 m. Dengan demikian maka untuk mengenai
sasaran pada jarak 0 sampai dengan 300 m (jarak pisir tempur), cukup
menggunakan satu titik bidik yang sama. Karenanya cukup kepentingan
menembak dalam jarak efektif, pengaruh gravitasi dapat diabaikan,
namun untuk mendapatkan ketepatan (misalnya dalam pertandingan atau
penembak runduk) perlu dilakukan koreksi dan hasilnya di catat di dalam
buku penembak.
7) Menembak melalui medan berair. Yang dimaksud di sini adalah
bila anak peluru terbang melintasi bentangan air yang cukup luas (danau,
sungai yang cukup lebar). Udara lembab di atas air akan menyebabkan
anak peluru cenderung lebih cepat menurun lintasan-nya, pengalaman
menembak di atas bentangan air agar dicatat untuk dijadikan pedoman di
dalam melaksanakan tugas selanjutnya.
f. Faktor Penyimpangan-Penyimpangan Teknis. Pembuatan senjata
dalam pabrik merupakan masa produksi dengan toleransi-toleransi ukuran
tertentu. Karenanya disamping sifat-sifat umum, mungkin saja ada
penyimpangan-penyimpangan tertentu dalam lintasan peluru dan perkenaan
sebagai sifat khusus dari senjata. Hal tersebut dapat terjadi akibat gerakan-
gerakan di medan tempur, penerjunan dari udara, benturan-benturan di dalam
pengiriman dan sebagainya yang menyebabkan perubahan-perubahan kecil.
73
BAB IV
TEKNIK LATIHAN MENEMBAK SENJATA RINGAN (SENJATA)
24. Umum. Untuk menjamin kegiatan latihan dapat berjalan aman, lancar dan
mencapai tujuan dan sasaran yang diharapkan, maka kegiatan yang dilaksanakan
harus mengacu pada tahapan penyelenggaraan latihan yang meliputi perencanaan,
persiapan, pelaksanaan dengan pengawasan dan pengendalian, serta pengakhiran.
Penyelenggaraan latihan menembak diupayakan sudah dihadapkan pada
kepentingan pembinaan personel, sehingga kegiatan latihan dengan memanfaatkan
sarana dan prasarana pendukungnya harus dirancang seperti kondisi yang mendekati
sebenarnya. Dalam hal ini medan latihan serta lesan sebagai sarana penembakan
perlu dibuat serealistis mungkin.
25. Tahap Perencanaan.
a. Komandan Latihan.
1) Briefing kepada pelatih dan pendukung.
2) Koordinasi dengan Staf yang terkait.
3) Membuat rencana latihan.
4) Memaparkan/melaporkan rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan kepada Pimpinan.
b. Wadan Latihan.
1) Membantu dan mewakili Danlat dalam merencanakan kegiatan
yang akan dilaksanakan.
2) Mengkoordinir Staf lat.
c. Pasipamops.
1) Merencanakan pengamanan selama latihan.
2) Merencanakan alokasi waktu sesuai dengan jumlah peserta
latihan.
3) Merencakan daerah latihan yang akan digunakan.
4) Menyusun jadwal latihan atas dasar hasil koordinasi dengan
koordinator.
74
d. Pasiminlog.
1) Merencanakan dukungan administrasi dan logistik.
2) Merencanakan dukungan logistik sesuai alokasi.
3) Merencanakan seluruh sarana prasarana latihan yang akan
digunakan.
e. Perwira Koordinator Materi/Pelatih.
1) Membuat rencana lapangan.
2) Briefing kepada pelatih dan pendukung.
3) Merencanakan jumlah pelatih dan pendukung.
4) Merencanakan jumlah lajur dan petak dihadapkan jumlah pelaku.
lapangan yang akan digunakan.
5) Merencanakan penggunaan Sarpras yang akan digunakan.
6) Merencanakan alokasi waktu yang akan digunakan.
7) Merencanakan pelatih yang akan memberikan materi menembak.
8) Memberikan arahan kepada Baurlat dan pelatih untuk mengurus
Alkap menembak yang akan digunakan.
9) Koordinasi dengan Staf dan unsur lain yang terkait.
10) Memaparkan/melaporkan kepada Danlat/Wadanlat tentang
rencana lapangan menembak yang akan dilaksanakan.
11) Merencanakan tempat-tempat yang harus diamankan langsung
dan tidak langsung.
12) Merencanakan tentang tempat akomodasi di lapangan.
13) Merencanakan jumlah kendaraan yang akan digunakan dalam
kegiatan menembak.
14) Merencanakan pembagian gelombang dan lajur serta briefing
pelaku.
15) Merencanakan tentang rencana evakuasi serta cara mengatasi
kemungkinan lain yang terjadi di lapangan.
16) Merencanakan penempatan pasukan di lapangan serta berangkat
dan kembali.
17) Merencanakan tentang materi yang akan diberikan.
18) Merencanakan tentang Alins dan Alongins yang akan digunakan.
75
19) Merencanakan tentang administrasi dalam penilaian.
20) Merencanakan tentang pelatih yang akan mengoreksi serta menilai
hasil tembakan.
21) Merencanakan tentang sarana komunikasi yang akan digunakan.
22) Merencanakan tentang penempatan bendera dan tanda-tanda
untuk pengamanan.
23) Merencanakan tentang penempatan Alkap menembak di lapangan.
24) Merencanakan pengaturan dan penempatan lajur dan gelombang.
25) Melaporkan kepada Danlat tentang rencana yang akan
dilaksanakan.
f. Simalat/Pendukung.
1) Merencanakan tentang kebutuhan administrasi serta Alkap lain
yang akan digunakan.
2) Melaporkan rencana yang dibuat kepada koordinator.
3) Merencanakan tentang cara mengatasi kemungkinan-
kemungkinan yang akan terjadi di lapangan.
4) Merencanakan tentang kebutuhan yang dibutuhkan sesuai dengan
bagiannya masing-masing.
5) Merencanakan tentang teknik mengatasi kendala dan situasi yang
berkembang.
6) Merencanakan kebutuhan-kebutuhan yang segera diselesaikan.
26. Tahap Persiapan.
a. Komandan Latihan.
1) Memeriksa tentang kesiapan latihan yang akan dilaksanakan.
2) Memeriksa tentang kesiapan sarana dan prasarana yang akan
digunakan.
3) Memeriksa administrasi dan kebutuhan lain yang akan digunakan
dalam latihan.
4) Memeriksa seluruh bagian-bagian lain yang terkait dalam kegiatan
latihan.
5) Memeriksa kesiapan pelatih dan pendukung.
76
b. Wadan Latihan. Membantu tugas Danlat serta mewakili Danlat
apabila berhalangan dalam pemeriksaan kesiapan latihan.
c. Perwira Koordinator Materi/Pelatih.
1) Memeriksa kesiapan pelatih tentang materi yang akan
disampaikan.
2) Memeriksa kesiapan sarana dan prasarana latihan menembak.
3) Memeriksa kesiapan tentang pemasangan Sarpras di lapangan.
4) Memeriksa kesiapan administrasi kepada Baurlat tentang
kebutuhan latihan.
5) Memeriksa kesiapan sarana lain yang mendukung dalam latihan
menembak.
6) Melaporkan kepada Danlat tentang kesiapan latihan menembak.
7) Memeriksa kesiapan pelatih dan pendukung latihan.
8) Menyiapkan Alins/Alongins dalam pemberian materi latihan
menembak.
9) Menyiapkan serta memasang sarana dan prasarana latihan di
lapangan.
10) Menyiapkan sarana administrasi dan kebutuhan lain yang
digunakan dalam latihan menembak.
11) Menyiapkan senjata dan munisi serta alkap lain yang digunakan
dalam latihan menembak.
12) Melaksanakan geladi/latihan pendahuluan untuk memeriksa
seluruh kesiapan latihan.
13) Melaporkan kepada koordinator tentang kesiapan latihan yang
akan dilaksanakan.
d. Simalat/Pendukung.
1) Menyiapkan sarana dan prasarana latihan yang akan digunakan.
2) Menyiapkan administrasi serta kebutuhan dalam latihan
menembak.
3) Melaporkan tentang kesiapan pendukung dalam mendukung
latihan kepada koordinator.
77
27. Tahap Pelaksanaan.
a. Tembak Koreksi Dasar Senapan.
1) Jarak 25 m.
2) Lesan C 1 (sesuai jenis senapan yang digunakan).
3) Munisi 9 butir, digunakan untuk 3 (tiga) seri tembakan @ 3 butir,
4) Sikap tiarap tersandar.
5) Titik bidik pada tengah garis bawah hitam.
6) Waktu tidak dibatasi.
7) Urut-urutan Kegiatan.
a) Kegiatan di DP.
(1) Koordinator menerima pelaku, kegiatan yang
dilaksanakan:
(a) Tindakan keamanan.
(b) Pemeriksaan personel dan materiil dilanjutkan
dengan berdoa.
(c) Menjelaskan tentang mekanisme kegiatan
yang akan dilaksanakan.
(d) Memberikan penjelasan tentang keharusan
dan larangan yang harus di taati oleh pelaku selama
kegiatan latihan.
(e) Menyerahkan pelaku/peserta latihan kepada
Pelatih Pibak.
(2) Pelatih Pibak memberikan penjelasan tentang:
(a) Teori/Materi kegiatan yang akan dilaksanakan.
(b) Mengarahkan Pelaku dari DP menuju ke
pemeriksaan senjata kemudian diterima oleh pelatih
pemeriksa senjata.
78
b) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata.
(1) Petugas Rikjat melaksanakan pemeriksaan senjata.
(2) Petugas Rikjat melaksanakan pecatatan apabila
terdapat senjata yang rusak.
(3) Petugas Rikjat melaksanakan penggantian senjata
cadangan kepada pelaku apabila terdapat senjata yang
rusak berat.
(4) Petugas Rikjat melaporkan dan mencatat kepada
pimpinan apabila terdapat kendala di pemeriksaan senjata.
(5) Petugas Rikjat mengarahkan pelaku latihan dari
tempat pemeriksaan senjata menuju ke tempat
pengambilan munisi.
c) Kegiatan di tempat pembagian munisi.
(1) Pelayan munisi membagikan munisi kepada pelaku
sesuai dengan materi yang akan dilaksanakan, selanjutnya
pelaku setelah menerima munisi memeriksa jumlah munisi
yang sudah diterima.
(2) Pelayan munisi mencatat munisi yang telah dibagikan
kepada pelaku.
(3) Pelayan munisi mengarahkan pelaku latihan dari
tempat pembagian munisi menuju ke kedudukan tembakan.
d) Kegiatan di kedudukan penembakan.
(1) Wasjur mengarahkan pelaku untuk menempati
kedudukan tembak agar tidak terjadi kesalahan lajur.
(2) Setelah Pelaku menempati kedudukan dengan
benar, meletakkan senjata dan berdiri satu langkah
dibelakang senjata.
(3) Wasjur melaksanakan pemeriksan pelaku di
kedudukan tembak baik personel maupun materiilnya.
(4) Wasjur melaksanakan pencatatan identitas pelaku.
79
(5) Pelatih Pibak memberikan aba-aba menghitung
kepada pelaku, selanjutnya pelaku menghitung sesuai
dengan lajurnya masing-masing.
(6) Wasjur melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan
lajur dan gelombang yang telah ditentukan.
(7) Wasjur melaporkan kepada Wastak bahwa pelaku
siap melaksanakan menembak.
(8) Wastak melaporkan kepada pimpinan penembakan
bahwa penembakan siap dimulai.
(9) Pelatih Pibak memberikan aba-aba penembakan
sesuai dengan materi yang akan dilaksanakan.
(10) Pelaku melaksanakan menembak sesuai dengan
sasarannya masing-masing.
(11) Wasjur mengawasi dan membantu mengatasi
gangguan apabila terjadi gangguan senjata yang tidak
dapat diatasi oleh pelaku.
(12) Wasjur melaksanakan penggantian munisi apabila
terjadi munisi yang kets atau rusak.
(13) Pelaku yang telah selesai melaksanakan menembak
berdiri mundur satu langkah dibelakang senjata kemudian
laporan dari tempat “Lapor lajur ..... selesai menembak”.
(14) Setelah seluruh pelaku selesai melaksanakan
menembak Pelatih Pibak memerintahkan kosongkan
senjata “Sikap berlutut kosongkan senjata”.
(15) Wasjur melaksanakan pemeriksaan kamar senjata
sesuai dengan lajurnya masing-masing.
(16) Pibak memerintahkan pelaku berdiri hadap
kiri/kanan menuju ke tempat pemeriksaan senjata akhir
dengan pembawaan senjata laras mengarah keatas, tangan
kanan memegang pistol grip, jari telunjuk berada diluar
picu, magasen terlepas dari rumah magasen.
80
e) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir.
(1) Petugas Rikjat menerima pelaku untuk
melaksanakan pemeriksaan senjata akhir.
(2) Petugas Rikjat memerintahkan pelaku untuk
melaksanakan tindakan keamanan dengan aba-aba “Siap
gerak” – “Periksa kamar – gerak” pelaku melaksanakan
kegiatan periksa kamar.
(3) Petugas Rikjat memeriksa kamar senjata pelaku satu
persatu dengan cara melihat dan meyakinkan bahwa kamar
benar-benar aman/kosong.
(4) Petugas Rikjat memerintahkan hadap kanan/kiri
menuju ke TB akhir.
f) Kegiatan di TB akhir.
(1) Petugas TB akhir menerima pelaku ditempatkan
sesuai tempat yang telah ditentukan.
(2) Petugas TB akhir memerintahkan pelaku untuk
menempatkan senjata pada rak yang telah disiapkan.
(3) Setelah meletakkan senjata pelaku menuju ke tempat
yang telah disiapkan.
(4) Selama kegiatan di TB akhir kedudukan pelaku dan
senjata terpisah.
(5) Selama kegiatan di TB akhir pelaku diberikan
bimbingan dan asuhan dari Petugas TB akhir yang telah
selesai dilaksanakan.
(6) Selama kegiatan di TB akhir pelaku tidak dibenarkan
meninggalkan tempat tanpa seijin pelatih.
81
BAGAN LATIHAN MENEMBAK KOREKSI SENAPAN
TANGGUL PENAHAN PELURU
GARIS TEMBAK
8 7 6 5 4 3 2 1
WAS WAS JUR
WAS JUR
PIRINGAN PENGAMAN
- Jarak 25 meter. - Munisi 9 butir tiga kali pelaksanaan. - Sikap tiarap tersandar. - Lesan C-1
WAS PETAK
WAS PETAK
WAS JUR
WAS JUR
WAS JUR
WAS JUR
WAS JUR JUR
GARIS NOL
25 Meter
TP MU PIBAK
RIK JAT/MU
RIK JAT
POSKO TB AKHIR
DP
Gambar - 55
82
b. Tembak Pengelompokan.
1) Tembak pengelompokan jarak 100 m.
a) Sikap tiarap tersandar.
b) Lesan L.1.
c) Menembak 15 butir untuk 3 seri tembakan (@ 5 btr)
d) Titik bidik menyesuaikan dengan lintasan peluru pada jarak
100 m
e) Perkenaan yang diharapkan:
(1) Senjata M 16 A1 adalah + 6,3 cm diatas titik bidik.
(2) Senjata SS 1 adalah + 10,5 cm diatas titik bidik.
2) Tembak pengelompokan jarak 200 m.
a) Sikap tiarap tersandar.
b) Lesan L.2.
c) Menembak 15 butir untuk 3 seri tembakan(@ 5 btr )
d) Titik bidik menyesuaikan dengan lintasan peluru pada jarak
200 m
e) Perkenaan yang diharapkan:
(1) Senjata M 16 A1 adalah + 6,3 cm diatas titik bidik.
(2) Senjata SS 1 adalah + 8,5 cm diatas titik bidik.
3) Tembak pengelompokan jarak 300 m.
a) Sikap tiarap tersandar.
b) Lesan L.3.
c) Menembak 15 butir untuk 3 seri tembakan(@ 5 btr )
d) Titik bidik menyesuaikan dengan lintasan peluru pada jarak
300 m.
e) Perkenaan yang diharapkan:
(1) Senjata M 16 A1 adalah + 11,4 cm diatas titik bidik.
(2) Senjata SS 1 adalah + 13,5 cm dibawah titik bidik.
83
4) Urut-urutan Kegiatan.
a) Kegiatan di DP.
(1) Koordinator menerima pelaku, kegiatan yang
dilaksanakan:
(a) Tindakan keamanan.
(b) Pemeriksaan personel dan materiil dilanjutkan
dengan berdoa.
(c) Menjelaskan tentang mekanisme kegiatan
yang akan dilaksanakan.
(d) Memberikan penjelasan tentang keharusan
dan larangan yang harus di taati oleh pelaku selama
kegiatan latihan.
(e) Menyerahkan pelaku/peserta latihan kepada
Pelatih Pibak.
(2) Pelatih Pibak memberikan penjelasan tentang:
(a) Teori/Materi kegiatan yang akan dilaksanakan.
(b) Mengarahkan Pelaku dari DP menuju ke
pemeriksaan senjata kemudian diterima oleh pelatih
pemeriksa senjata.
b) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata.
(1) Petugas Rikjat melaksanakan pemeriksaan senjata.
(2) Petugas Rikjat melaksanakan pecatatan apabila
terdapat senjata yang rusak.
(3) Petugas Rikjat melaksanakan penggantian senjata
cadangan kepada pelaku apabila terdapat senjata yang
rusak berat.
(4) Petugas Rikjat melaporkan dan mencatat kepada
pimpinan apabila terdapat kendala di pemeriksaan senjata.
(5) Petugas Rikjat mengarahkan pelaku latihan dari
tempat pemeriksaan senjata menuju ke tempat
pengambilan munisi.
84
c) Kegiatan di tempat pembagian munisi.
(1) Pelayan munisi membagikan munisi kepada pelaku
sesuai dengan materi yang akan dilaksanakan, selanjutnya
pelaku setelah menerima munisi memeriksa jumlah munisi
yang sudah diterima.
(2) Pelayan munisi mencatat munisi yang telah dibagikan
kepada pelaku.
(3) Pelayan munisi mengarahkan pelaku latihan dari
tempat pembagian munisi menuju ke kedudukan tembakan.
d) Kegiatan di kedudukan penembakan.
(1) Wasjur mengarahkan pelaku untuk menempati
kedudukan tembak agar tidak terjadi kesalahan lajur.
(2) Setelah Pelaku menempati kedudukan dengan
benar, meletakkan senjata dan berdiri satu langkah
dibelakang senjata.
(3) Wasjur melaksanakan pemeriksaan pelaku di
kedudukan tembak baik personel maupun materiilnya.
(4) Wasjur melaksanakan pencatatan identitas pelaku.
(5) Pelatih Pibak memberikan aba-aba menghitung
kepada pelaku, selanjutnya pelaku menghitung sesuai
dengan lajurnya masing-masing.
(6) Wasjur melaksanakan pemeriksan sesuai dengan
lajur dan gelombang yang telah ditentukan.
(7) Wasjur melaporkan kepada Wastak bahwa pelaku
siap melaksanakan menembak.
(8) Wastak melaporkan kepada pimpinan penembakan
bahwa penembakan siap dimulai.
(9) Pelatih Pibak memberikan aba-aba penembakan
sesuai dengan materi yang akan dilaksanakan.
(10) Pelaku melaksanakan menembak sesuai dengan
sasarannya masing-masing.
85
(11) Wasjur mengawasi dan membantu mengatasi
gangguan apabila terjadi gangguan senjata yang tidak
dapat diatasi oleh pelaku.
(12) Wasjur melaksanakan penggantian munisi apabila
terjadi munisi yang kets atau rusak.
(13) Pelaku yang telah selesai melaksanakan menembak
berdiri mundur satu langkah dibelakang senjata kemudian
laporan dari tempat “Lapor lajur ..... selesai menembak”.
(14) Setelah seluruh pelaku selesai melaksanakan
menembak Pelatih Pibak memerintahkan kosongkan
senjata “Sikap berlutut kosongkan senjata”.
(15) Wasjur melaksanakan pemeriksaan kamar senjata
sesuai dengan lajurnya masing-masing.
(16) Pibak memerintahkan pelaku berdiri hadap
kiri/kanan menuju ke tempat pemeriksaan senjata akhir
dengan pembawaan senjata laras mengarah keatas, tangan
kanan memegang pistol grip, jari telunjuk berada di luar
picu, magasen terlepas dari rumah magasen.
e) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir.
(1) Petugas Rikjat menerima pelaku untuk
melaksanakan pemeriksaan senjata akhir.
(2) Petugas Rikjat memerintahkan pelaku untuk
melaksanakan tindakan keamanan dengan aba-aba “Siap
gerak” – “Periksa kamar – gerak” pelaku melaksanakan
kegiatan periksa kamar.
(3) Petugas Rikjat memeriksa kamar senjata pelaku satu
persatu dengan cara melihat dan meyakinkan bahwa kamar
benar-benar aman/kosong.
(4) Petugas Rikjat memerintahkan hadap kanan/kiri
menuju ke TB akhir.
f) Kegiatan di TB akhir.
86
(1) Petugas TB akhir menerima pelaku ditempatkan
sesuai tempat yang telah ditentukan.
(2) Petugas TB akhir memerintahkan pelaku untuk
menempatkan senjata pada rak yang telah disiapkan.
(3) Setelah meletakkan senjata pelaku menuju ke tempat
yang telah disiapkan.
(4) Selama kegiatan di TB akhir kedudukan pelaku dan
senjata terpisah.
(5) Selama kegiatan di TB akhir pelaku diberikan
bimbingan dan asuhan dari Petugas TB akhir yang telah
selesai dilaksanakan.
(6) Selama kegiatan di TB akhir pelaku tidak dibenarkan
meninggalkan tempat tanpa seijin pelatih.
BAGAN LATIHAN MENEMBAK PENGELOMPOKKAN SENAPAN
Gambar - 56
T B AKHIR
T P MU
RIK JAT AWAL
D P
RIK JAT AKHIR
PETEMBAK WASJUR WAS PETAK
PIBAK
100 M
TUR PRG
LESAN : L-1 TIARAP TERSANDAR : 15 BTR (3 SERI)
T A N G G U L
TANGGUL PENAHAN PELURU
200 M
300 M TUR PRG
LESAN : L-3 TIARAP TERSANDAR : 15 BTR (3 SERI)
LESAN : L-2 TIARAP TERSANDAR : 15 BTR (3 SERI)
T A N G G U L
POSKO
87
c. Tembak Tepat/Nilai (Lesan Lingkaran).
1) Tembak tepat/nilai jarak 100 m.
a) Titik bidik menyesuaikan dengan lintasan peluru dan hasil
tembak pengelompokan pada jarak 100 m.
b) Sikap tiarap tidak tersandar, berlutut / duduk / jongkok dan
berdiri.
c) Lesan L.1 ( lingkaran angka 10 s.d 4 )
d) Menembak 15 butir untuk 3 sikap tembakan(@ 5 btr)
dilaksanakan 2 seri tembakan ( 30 btr peluru ).
e) Evaluasi 10 butir, waktu 10 menit, sikap tiarap tidak
tersandar.
f) Perkenaan yang diharapkan pada penilaian angka tertinggi
(pusat lingkaran).
2) Tembak tepat / nilai jarak 200 m.
a) Titik bidik menyesuaikan dengan lintasan peluru dan hasil
tembak pengelompokan pada jarak 100 m.
b) Sikap tiarap tidak tersandar, berlutut / duduk / jongkok.
c) Lesan L.2 ( lingkaran angka 10 s.d 4 )
d) Menembak 10 butir untuk 2 sikap tembakan(@ 5 btr)
dilaksanakan 2 seri tembakan ( 20 btr peluru ).
e) Evaluasi 10 butir, waktu 10 menit, sikap tiarap tidak
tersandar.
f) Perkenaan yang diharapkan pada penilaian angka tertinggi
(pusat lingkaran).
3) Tembak tepat / nilai jarak 300 m.
a) Titik bidik menyesuaikan dengan lintasan peluru dan hasil
tembak pengelompokan pada jarak 100 m.
b) Sikap tiarap tidak tersandar.
88
c) Lesan L.3 ( lingkaran angka 10 s.d 4 ).
d) Menembak 5 butir, dilaksanakan 2 seri tembakan ( 10 btr
peluru ).
e) Evaluasi 10 butir, waktu 10 menit, sikap tiarap tidak
tersandar.
f) Perkenaan yang diharapkan pada penilaian angka tertinggi
(pusat lingkaran).
4) Urut-urutan Kegiatan.
a) Kegiatan di DP.
(1) Koordinator menerima pelaku, kegiatan yang
dilaksanakan:
(a) Tindakan keamanan.
(b) Pemeriksaan personel dan materiil dilanjutkan
dengan berdoa.
(c) Menjelaskan tentang mekanisme kegiatan
yang akan dilaksanakan.
(d) Memberikan penjelasan tentang keharusan
dan larangan yang harus di taati oleh pelaku selama
kegiatan latihan.
(e) Menyerahkan pelaku/peserta latihan kepada
Pelatih Pibak.
(2) Pelatih Pibak memberikan penjelasan tentang:
(a) Teori/Materi kegiatan yang akan dilaksanakan.
(b) Mengarahkan Pelaku dari DP menuju ke
pemeriksaan senjata kemudian diterima oleh pelatih
pemeriksa senjata.
b) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata.
(1) Petugas Rikjat melaksanakan pemeriksaan senjata.
89
(2) Petugas Rikjat melaksanakan pecatatan apabila
terdapat senjata yang rusak.
(3) Petugas Rikjat melaksanakan penggantian senjata
cadangan kepada pelaku apabila terdapat senjata yang
rusak berat.
(4) Petugas Rikjat melaporkan dan mencatat kepada
pimpinan apabila terdapat kendala di pemeriksaan senjata.
(5) Petugas Rikjat mengarahkan pelaku latihan dari
tempat pemeriksaan senjata menuju ke tempat
pengambilan munisi.
c) Kegiatan di tempat pembagian munisi.
(1) Pelayan munisi membagikan munisi kepada pelaku
sesuai dengan materi yang akan dilaksanakan, selanjutnya
pelaku setelah menerima munisi memeriksa jumlah munisi
yang sudah diterima.
(2) Pelayan munisi mencatat munisi yang telah dibagikan
kepada pelaku.
(3) Pelayan munisi mengarahkan pelaku latihan dari
tempat pembagian munisi menuju ke kedudukan tembakan.
d) Kegiatan di kedudukan penembakan.
(1) Wasjur mengarahkan pelaku untuk menempati
kedudukan tembak agar tidak terjadi kesalahan lajur.
(2) Setelah Pelaku menempati kedudukan dengan
benar, meletakkan senjata dan berdiri satu langkah
dibelakang senjata.
(3) Wasjur melaksanakan pemeriksan pelaku di
kedudukan tembak baik personel maupun materiilnya.
(4) Wasjur melaksanakan pencatatan identitas pelaku.
(5) Pelatih Pibak memberikan aba-aba menghitung
kepada pelaku, selanjutnya pelaku menghitung sesuai
dengan lajurnya masing-masing.
90
(6) Wasjur melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan
lajur dan gelombang yang telah ditentukan.
(7) Wasjur melaporkan kepada Wastak bahwa pelaku
siap melaksanakan menembak.
(8) Wastak melaporkan kepada pimpinan penembakan
bahwa penembakan siap dimulai.
(9) Pelatih Pibak memberikan aba-aba penembakan
sesuai dengan materi yang akan dilaksanakan.
(10) Pelaku melaksanakan menembak sesuai dengan
sasarannya masing-masing.
(11) Wasjur mengawasi dan membantu mengatasi
gangguan apabila terjadi gangguan senjata yang tidak
dapat diatasi oleh pelaku.
(12) Wasjur melaksanakan penggantian munisi apabila
terjadi munisi yang kets atau rusak.
(13) Pelaku yang telah selesai melaksanakan menembak
berdiri mundur satu langkah dibelakang senjata kemudian
laporan dari tempat “Lapor lajur ..... selesai menembak”.
(14) Setelah seluruh pelaku selesai melaksanakan
menembak Pelatih Pibak memerintahkan kosongkan
senjata “Sikap berlutut kosongkan senjata”.
(15) Wasjur melaksanakan pemeriksaan kamar senjata
sesuai dengan lajurnya masing-masing.
(16) Pibak memerintahkan pelaku berdiri hadap
kiri/kanan menuju ke tempat pemeriksaan senjata akhir
dengan pembawaan senjata laras mengarah keatas, tangan
kanan memegang pistol grip, jari telunjuk berada diluar
picu, magasen terlepas dari rumah magasen.
e) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir.
(1) Petugas Rikjat menerima pelaku untuk
melaksanakan pemeriksaan senjata akhir.
91
(2) Petugas Rikjat memerintahkan pelaku untuk
melaksanakan tindakan keamanan dengan aba-aba “Siap
gerak” – “Periksa kamar – gerak” pelaku melaksanakan
kegiatan periksa kamar.
(3) Petugas Rikjat memeriksa kamar senjata pelaku satu
persatu dengan cara melihat dan meyakinkan bahwa kamar
benar-benar aman/kosong.
(4) Petugas Rikjat memerintahkan hadap kanan/kiri
menuju ke TB akhir.
f) Kegiatan di TB akhir.
(1) Petugas TB akhir menerima pelaku ditempatkan
sesuai tempat yang telah ditentukan.
(2) Petugas TB akhir memerintahkan pelaku untuk
menempatkan senjata pada rak yang telah disiapkan.
(3) Setelah meletakkan senjata pelaku menuju ke tempat
yang telah disiapkan.
(4) Selama kegiatan di TB akhir kedudukan pelaku dan
senjata terpisah.
(5) Selama kegiatan di TB akhir pelaku diberikan
bimbingan dan asuhan dari Petugas TB akhir yang telah
selesai dilaksanakan.
(6) Selama kegiatan di TB akhir pelaku tidak dibenarkan
meninggalkan tempat tanpa seijin pelatih.
92
BAGAN LATIHAN MENEMBAK TEPAT/NILAI SENAPAN
Gambar – 57
T B AKHIR
T P MU
RIK JAT AWAL
D P
RIK JAT AKHIR
PETEMBAK WASJUR WAS PETAK
PIBAK
100 M
TUR PRG LESAN : L-1 TIARAP TDK TERSANDAR : 5 BTR BERLUTUT/DUDUK : 5 BTR BERDIRI : 5 BTR EV. TIARAP TDK TERSANDAR : 10 BTR
T A N G G U L
TANGGUL PENAHAN PELURU
T A N LESAN : L-2 G TIARAP TDK TERSANDAR : 5 BTR G BERLUTUT/DUDUK : 5 BTR U EV. TIARAP TDK TERSANDAR : 10 BTR
200 M
LESAN : L-2 TIARAP TDK TERSANDAR : 5 BTR EV. TIARAP TDK TERSANDAR : 10 BTR
L
TUR PRG 300 M
POSKO
93
d. Tembak Tepat/Nilai (Lesan Tempur).
1) Tembak tepat/nilai jarak 100 m.
a) Titik bidik menyesuaikan dengan lintasan peluru pada jarak
100 m.
b) Sikap tembak :
(1) Tiarap tidak tersandar : sasaran lesan dada
(2) Berlutut/duduk/jongkok : sasaran lesan ½ tubuh.
(3) Berdiri : sasaran lesan Tubuh.
c) Lesan tubuh, ½ tubuh, dada.
d) Menembak 15 butir untuk 3 sikap tembakan(@ 5 btr )
dilaksanakan 2 seri tembakan ( 30 btr peluru )
e) Evaluasi 10 butir, waktu 5 menit, sikap tiarap tidak
tersandar, sasaran lesan dada.
f) Perkenaan yang diharapkan seluruh peluru masuk pada
sasaran.
2) Tembak tepat / nilai jarak 150 m.
a) Titik bidik menyesuaikan dengan lintasan peluru pada jarak
150 m.
b) Sikap tembak :
(1) Tiarap tidak tersandar : sasaran lesan ½ tubuh.
(2) Berlutut/duduk/jongkok : sasaran lesan tubuh.
c) Lesan tubuh, ½ tubuh.
d) Menembak 10 butir untuk 2 sikap tembakan(@ 5 btr )
dilaksanakan 2 seri tembakan ( 20 butir peluru )
e) Evaluasi 10 butir, waktu 5 menit, sikap tiarap tidak
tersandar, sasaran lesan ½ tubuh.
f) Perkenaan yang diharapkan seluruh peluru masuk pada
sasaran.
94
3) Tembak tepat / nilai jarak 200 m.
a) Titik bidik menyesuaikan dengan lintasan peluru pada jarak
200 m.
b) Sikap tembak :
(1) Tiarap tidak tersandar : sasaran lesan ½ tubuh.
(2) Berlutut/duduk/jongkok : sasaran lesan tubuh.
c) Lesan tubuh, ½ tubuh.
d) Menembak 10 butir untuk 2 sikap tembakan (@ 5 btr)
dilaksanakan 2 seri tembakan ( 20 btr peluru )
e) Evaluasi 10 butir, waktu 5 menit, sikap tiarap tidak
tersandar, sasaran lesan ½ tubuh.
f) Perkenaan yang diharapkan seluruh peluru masuk pada
sasaran.
4) Tembak tepat / nilai jarak 250 m.
a) Titik bidik menyesuaikan dengan lintasan peluru pada jarak
250 m.
b) Sikap tembak:
(1) Tiarap tidak tersandar.
(2) Berlutut/duduk/jongkok tersandar .
c) Lesan tubuh.
d) Menembak 10 butir untuk 2 sikap tembakan (@ 5 btr)
dilaksanakan 2 seri tembakan ( 20 btr peluru )
e) Evaluasi 10 butir, waktu 5 menit, sikap tiarap tidak
tersandar, sasaran lesan tubuh.
f) Perkenaan yang diharapkan seluruh peluru masuk pada
sasaran.
95
5) Tembak tepat / nilai jarak 300 m.
a) Titik bidik menyesuaikan dengan lintasan peluru pada jarak
300 m.
b) Sikap tembak : tiarap tersandar
c) Lesan tubuh.
d) Menembak 5 butir dilaksanakan 2 seri tembakan ( 10 btr
peluru )
e) Evaluasi 10 butir, waktu 5 menit, sikap tiarap tersandar,
sasaran lesan tubuh.
f) Perkenaan yang diharapkan seluruh peluru masuk pada
sasaran.
4) Urut-urutan Kegiatan.
a) Kegiatan di DP.
(1) Koordinator menerima pelaku, kegiatan yang
dilaksanakan:
(a) Tindakan keamanan.
(b) Pemeriksaan personel dan materiil dilanjutkan
dengan berdoa.
(c) Menjelaskan tentang mekanisme kegiatan
yang akan dilaksanakan.
(d) Memberikan penjelasan tentang keharusan
dan larangan yang harus di taati oleh pelaku selama
kegiatan latihan.
(e) Menyerahkan pelaku/peserta latihan kepada
Pelatih Pibak.
(2) Pelatih Pibak memberikan penjelasan tentang:
(a) Teori/Materi kegiatan yang akan dilaksanakan.
96
(b) Mengarahkan Pelaku dari DP menuju ke
pemeriksaan senjata kemudian diterima oleh pelatih
pemeriksa senjata.
b) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata.
(1) Petugas Rikjat melaksanakan pemeriksaan senjata.
(2) Petugas Rikjat melaksanakan pecatatan apabila
terdapat senjata yang rusak.
(3) Petugas Rikjat melaksanakan penggantian senjata
cadangan kepada pelaku apabila terdapat senjata yang
rusak berat.
(4) Petugas Rikjat melaporkan dan mencatat kepada
pimpinan apabila terdapat kendala di pemeriksaan senjata.
(5) Petugas Rikjat mengarahkan pelaku latihan dari
tempat pemeriksaan senjata menuju ke tempat
pengambilan munisi.
c) Kegiatan di tempat pembagian munisi.
(1) Pelayan munisi membagikan munisi kepada pelaku
sesuai dengan materi yang akan dilaksanakan, selanjutnya
pelaku setelah menerima munisi memeriksa jumlah munisi
yang sudah diterima.
(2) Pelayan munisi mencatat munisi yang telah dibagikan
kepada pelaku.
(3) Pelayan munisi mengarahkan pelaku latihan dari
tempat pembagian munisi menuju ke kedudukan tembakan.
d) Kegiatan di kedudukan penembakan.
(1) Wasjur mengarahkan pelaku untuk menempati
kedudukan tembak agar tidak terjadi kesalahan lajur.
(2) Setelah Pelaku menempati kedudukan dengan
benar, meletakkan senjata dan berdiri satu langkah
dibelakang senjata.
97
(3) Wasjur melaksanakan pemeriksaan pelaku di
kedudukan tembak baik personel maupun materiilnya.
(4) Wasjur melaksanakan pencatatan identitas pelaku.
(5) Pelatih Pibak memberikan aba-aba menghitung
kepada pelaku, selanjutnya pelaku menghitung sesuai
dengan lajurnya masing-masing.
(6) Wasjur melaksanakan pemeriksan sesuai dengan
lajur dan gelombang yang telah ditentukan.
(7) Wasjur melaporkan kepada Wastak bahwa pelaku
siap melaksanakan menembak.
(8) Wastak melaporkan kepada pimpinan penembakan
bahwa penembakan siap dimulai.
(9) Pelatih Pibak memberikan aba-aba penembakan
sesuai dengan materi yang akan dilaksanakan.
(10) Pelaku melaksanakan menembak sesuai dengan
sasarannya masing-masing.
(11) Wasjur mengawasi dan membantu mengatasi
gangguan apabila terjadi gangguan senjata yang tidak
dapat diatasi oleh pelaku.
(12) Wasjur melaksanakan penggantian munisi apabila
terjadi munisi yang kets atau rusak.
(13) Pelaku yang telah selesai melaksanakan menembak
berdiri mundur satu langkah dibelakang senjata kemudian
laporan dari tempat “Lapor lajur ..... selesai menembak”.
(14) Setelah seluruh pelaku selesai melaksanakan
menembak Pelatih Pibak memerintahkan kosongkan
senjata “Sikap berlutut kosongkan senjata”.
(15) Wasjur melaksanakan pemeriksaan kamar senjata
sesuai dengan lajurnya masing-masing.
(16) Pibak memerintahkan pelaku berdiri hadap
kiri/kanan menuju ke tempat pemeriksaan senjata akhir
dengan pembawaan senjata laras mengarah keatas, tangan
98
kanan memegang pistol grip, jari telunjuk berada diluar
picu, magasen terlepas dari rumah magasen.
e) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir.
(1) Petugas Rikjat menerima pelaku untuk
melaksanakan pemeriksaan senjata akhir.
(2) Petugas Rikjat memerintahkan pelaku untuk
melaksanakan tindakan keamanan dengan aba-aba “Siap
gerak” – “Periksa kamar – gerak” pelaku melaksanakan
kegiatan periksa kamar.
(3) Petugas Rikjat memeriksa kamar senjata pelaku satu
persatu dengan cara melihat dan meyakinkan bahwa kamar
benar-benar aman/kosong.
(4) Petugas Rikjat memerintahkan hadap kanan/kiri
menuju ke TB akhir.
f) Kegiatan di TB akhir.
(1) Petugas TB akhir menerima pelaku ditempatkan
sesuai tempat yang telah ditentukan.
(2) Petugas TB akhir memerintahkan pelaku untuk
menempatkan senjata pada rak yang telah disiapkan.
(3) Setelah meletakkan senjata pelaku menuju ke tempat
yang telah disiapkan.
(4) Selama kegiatan di TB akhir kedudukan pelaku dan
senjata terpisah.
(5) Selama kegiatan di TB akhir pelaku diberikan
bimbingan dan asuhan dari Petugas TB akhir yang telah
selesai dilaksanakan.
(6) Selama kegiatan di TB akhir pelaku tidak dibenarkan
meninggalkan tempat tanpa seijin pelatih.
99
BAGAN LATIHAN MENEMBAK TEPAT SENAPAN LESAN TEMPUR
PETEMBAK
100 M
TUR PRG LESAN : DADA, ½ TUBUH, TUBUH TIARAP TDK TERSANDAR : 5 BTR BERLUTUT/DUDUK/JONGKOK : 5 BTR BERDIRI : 5 BTR DILAKSANAKAN 2 SERI (30 BTR) EV. TIARAP TDK TERSANDAR : 10 BTR (5 MENIT) T
A N G G U L
TANGGUL PENAHAN PELURU
200 M
300 M TUR PRG
T A N G G U L
T B AKHIR
T P MU
RIK JAT AWAL
D P
RIK JAT AKHIR
WASJUR WAS PETAK
PIBAK
POSKO
150 M
250 M
T
D½T
LESAN : ½ TUBUH, TUBUH TIARAP TDK TERSANDAR : 5 BTR BERLUTUT/DUDUK/JONGKOK : 5 BTR DILAKSANAKAN 2 SERI (20 BTR)
LESAN : TUBUH TIARAP TERSANDAR : 5 BTR DILAKSANAKAN 2 SERI (10 BTR) EV. TIARAP TERSANDAR : 10 BTR (5 MENIT)
EV. TIARAP TDK TERSANDAR : 10 BTR (5 MENIT) LESAN : ½ TUBUH, TUBUH
TIARAP TDK TERSANDAR : 5 BTR BERLUTUT/DUDUK/JONGKOK : 5 BTR DILAKSANAKAN 2 SERI (20 BTR) EV. TIARAP TDK TERSANDAR : 10 BTR (5 MENIT)
LESAN : ½ TUBUH, TUBUH TIARAP TDK TERSANDAR : 5 BTR BERLUTUT/DUDUK/JONGKOK : 5 BTR DILAKSANAKAN 2 SERI (20 BTR) EV. TIARAP TDK TERSANDAR : 10 BTR (5 MENIT)
Gambar 58
100
e. Tembak Tempur Perorangan.
1) Tembak Cepat.
a) Kedudukan petembak pada jarak 80 m, 70 m dan 50 m.
b) Sikap berdiri tidak tersandar.
c) Jumlah peluru 12 btr, batas lulus minimal 9 btr.
d) Lesan dada 2 buah.
e) Drill pembawaan senjata saat berpindah kedudukan.
f) Drill ketepatan dan kecepatan membidik.
g) Dilaksanakan 2 seri dan 1 seri untuk evaluasi.
h) Waktu 70 detik dengan urut –urutan :
(1) Jarak 80 m waktu pemunculan 15 detik.
(2) Jarak 70 m waktu pemunculan 20 detik.
(3) Jarak 50 m waktu pemunculan 25 detik
(4) interval 5 detik pada tiap-tiap jarak.
i) Urut-urutan Kegiatan.
(1) Kegiatan di DP.
(a) Koordinator menerima pelaku, kegiatan yang
dilaksanakan:
i) Tindakan keamanan.
ii) Pemeriksaan personel dan materiil
dilanjutkan dengan berdoa.
iii) Menjelaskan tentang mekanisme
kegiatan yang akan dilaksanakan.
iv) Memberikan penjelasan tentang
keharusan dan larangan yang harus di taati
oleh pelaku selama kegiatan latihan.
v) Menyerahkan pelaku/peserta latihan
kepada Pelatih Pibak.
101
(b) Pelatih Pibak memberikan penjelasan tentang:
i) Teori/Materi kegiatan yang akan
dilaksanakan.
ii) Mengarahkan Pelaku dari DP menuju
ke pemeriksaan senjata kemudian diterima
oleh pelatih pemeriksa senjata.
(2) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata.
(a) Petugas Rikjat melaksanakan pemeriksaan
senjata.
(b) Petugas Rikjat melaksanakan pecatatan
apabila terdapat senjata yang rusak.
(c) Petugas Rikjat melaksanakan penggantian
senjata cadangan kepada pelaku apabila terdapat
senjata yang rusak berat.
(d) Petugas Rikjat melaporkan dan mencatat
kepada pimpinan apabila terdapat kendala di
pemeriksaan senjata.
(e) Petugas Rikjat mengarahkan pelaku latihan
dari tempat pemeriksaan senjata menuju ke tempat
pengambilan munisi.
(3) Kegiatan di tempat pembagian munisi.
(a) Pelayan munisi membagikan munisi kepada
pelaku sesuai dengan materi yang akan
dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah menerima
munisi memeriksa jumlah munisi yang sudah
diterima.
(b) Pelayan munisi mencatat munisi yang telah
dibagikan kepada pelaku.
(c) Pelayan munisi mengarahkan pelaku latihan
dari tempat pembagian munisi menuju ke kedudukan
tembakan.
102
(4) Kegiatan di kedudukan penembakan.
(a) Wasjur mengarahkan pelaku untuk menempati
kedudukan tembak agar tidak terjadi kesalahan lajur.
(b) Setelah Pelaku menempati kedudukan dengan
benar, meletakkan senjata dan berdiri satu langkah
dibelakang senjata.
(c) Wasjur melaksanakan pemeriksaan pelaku di
kedudukan tembak baik personel maupun
materiilnya.
(d) Wasjur melaksanakan pencatatan identitas
pelaku.
(e) Pelatih Pibak memberikan aba-aba
menghitung kepada pelaku, selanjutnya pelaku
menghitung sesuai dengan lajurnya masing-masing.
(f) Wasjur melaksanakan pemeriksan sesuai
dengan lajur dan gelombang yang telah ditentukan.
(g) Wasjur melaporkan kepada Wastak bahwa
pelaku siap melaksanakan menembak.
(h) Wastak melaporkan kepada pimpinan
penembakan bahwa penembakan siap dimulai.
(i) Pelatih Pibak memberikan aba-aba
penembakan sesuai dengan materi yang akan
dilaksanakan.
(j) Pelaku melaksanakan menembak sesuai
dengan sasarannya masing-masing.
i) Petembak berdiri pada jarak 80 m,
senjata diletakkan dengan posisi ujung laras
mengarah ke sasaran.
ii) Aba-aba ” Sikap tiarap pasang
magasen isi senjata terkunci” petembak
mengulangi aba-aba, melaksanakan dan
laporan ”Lajur ... Siap”
103
iii) Aba-aba ”Pandang gerak dan tembak”
2x maka kedua lesan ½ tubuh muncul selama
15” pada saat lesan muncul petembak
mengambil sikap berdiri dan menembak lesan
2 butir kiri dan 2 butir kanan, kemudian
menembak kunci senjata, setelah interval 5”
maka sasaran muncul selama 20”. Pada saat
sasaran muncul petembak lari menuju jarak 70
m dan langsung menembak sasaran 2 butir kiri
dan 2 butir kanan, kemudian petembak kunci
senjata, setelah interval 5” maka sasaran
muncul selama 25”, pada saat sasaran muncul
petembak lari menuju jarak 50 m dan
menembak sasaran 2 butir kiri dan 2 butir
kanan.
(k) Wasjur mengawasi dan membantu mengatasi
gangguan apabila terjadi gangguan senjata yang
tidak dapat diatasi oleh pelaku.
(l) Wasjur melaksanakan penggantian munisi
apabila terjadi munisi yang kets atau rusak.
(m) Pelaku yang telah selesai melaksanakan
menembak berdiri mundur satu langkah dibelakang
senjata kemudian laporan dari tempat “Lapor lajur .....
selesai menembak”.
(n) Setelah seluruh pelaku selesai melaksanakan
menembak Pelatih Pibak memerintahkan kosongkan
senjata “Sikap berlutut kosongkan senjata”.
(o) Wasjur melaksanakan pemeriksaan kamar
senjata sesuai dengan lajurnya masing-masing.
(p) Pibak memerintahkan pelaku berdiri hadap
kiri/kanan menuju ke tempat pemeriksaan senjata
akhir dengan pembawaan senjata laras mengarah
104
keatas, tangan kanan memegang pistol grip, jari
telunjuk berada diluar picu, magasen terlepas dari
rumah magasen.
(5) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir.
(a) Petugas Rikjat menerima pelaku untuk
melakanakan pemeriksaan senjata akhir.
(b) Petugas Rikjat memerintahkan pelaku untuk
melaksanakan tindakan keamanan dengan aba-aba
“Siap gerak” – “Periksa kamar – gerak” pelaku
melaksanakan kegiatan periksa kamar.
(c) Petugas Rikjat memeriksa kamar senjata
pelaku satu persatu dengan cara melihat dan
meyakinkan bahwa kamar benar-benar
aman/kosong.
(d) Petugas Rikjat memerintahkan hadap
kanan/kiri menuju ke TB akhir.
(6) Kegiatan di TB akhir.
(a) Petugas TB akhir menerima pelaku
ditempatkan sesuai tempat yang telah ditentukan.
(b) Petugas TB akhir memerintahkan pelaku untuk
menempatkan senjata pada rak yang telah disiapkan.
(c) Setelah meletakkan senjata pelaku menuju ke
tempat yang telah disiapkan.
(d) Selama kegiatan di TB akhir kedudukan
pelaku dan senjata terpisah.
(e) Selama kegiatan di TB akhir pelaku diberikan
bimbingan dan asuhan dari Petugas TB akhir yang
telah selesai dilaksanakan.
(f) Selama kegiatan di TB akhir pelaku tidak
dibenarkan meninggalkan tempat tanpa seijin pelatih.
105
BAGAN LATIHAN TEMBAK CEPAT
TANGGUL PENAHAN PELURU
Lari
Jrk 50m 4 btr Skp Berdiri Wkt 25 ”
Jrk 70m 4 btr Skp Berdiri Wkt 20 ”
Jrk 80m 4 btr Skp Berdiri Wkt 15 ” START PETEMBAK
T B AKHIR
T P MU
RIK JAT AWAL
D P
RIK JAT AKHIR
WASJUR WAS PETAK
PIBAK
POSKO
2 2
2 2Lari
22
2 m
Gambar - 59
106
2) Tembak Malam.
a) Kedudukan petembak jarak 50 m dan 25 m.
b) Penerangan alam / buatan agar sasaran terlihat samar-
samar.
c) Teropong bidik malam atau Improvisasi senjata / sasaran.
d) Pembawaan senjata saat berpindah kedudukan.
e) Sikap tiarap tak tersandar.
f) Proses ketepatan dan kecepatan menembak.
g) Jumlah peluru 8 btr, batas lulus minimal 6 btr.
h) Lesan tubuh 2 buah.
i) Waktu tidak terbatas. j) Dilaksanakan 2 seri dan 1 seri untuk evaluasi.
k) Urut-urutan Kegiatan.
(1) Kegiatan di DP.
(a) Koordinator menerima pelaku, kegiatan yang
dilaksanakan:
i) Tindakan keamanan.
ii) Pemeriksaan personel dan materiil
dilanjutkan dengan berdoa.
iii) Menjelaskan tentang mekanisme
kegiatan yang akan dilaksanakan.
iv) Memberikan penjelasan tentang
keharusan dan larangan yang harus di taati
oleh pelaku selama kegiatan latihan.
v) Menyerahkan pelaku/peserta latihan
kepada Pelatih Pibak.
(b) Pelatih Pibak memberikan penjelasan tentang:
i) Teori/Materi kegiatan yang akan
dilaksanakan.
107
ii) Mengarahkan Pelaku dari DP menuju
ke pemeriksaan senjata kemudian diterima
oleh pelatih pemeriksa senjata.
(2) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata.
(a) Petugas Rikjat melaksanakan pemeriksaan
senjata.
(b) Petugas Rikjat melaksanakan pecatatan
apabila terdapat senjata yang rusak.
(c) Petugas Rikjat melaksanakan penggantian
senjata cadangan kepada pelaku apabila terdapat
senjata yang rusak berat.
(d) Petugas Rikjat melaporkan dan mencatat
kepada pimpinan apabila terdapat kendala di
pemeriksaan senjata.
(e) Petugas Rikjat mengarahkan pelaku latihan
dari tempat pemeriksaan senjata menuju ke tempat
pengambilan munisi.
(3) Kegiatan di tempat pembagian munisi.
(a) Pelayan munisi membagikan munisi kepada
pelaku sesuai dengan materi yang akan
dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah menerima
munisi memeriksa jumlah munisi yang sudah
diterima.
(b) Pelayan munisi mencatat munisi yang telah
dibagikan kepada pelaku.
(c) Pelayan munisi mengarahkan pelaku latihan
dari tempat pembagian munisi menuju ke kedudukan
tembakan.
(4) Kegiatan di kedudukan penembakan.
(a) Wasjur mengarahkan pelaku untuk menempati
kedudukan tembak agar tidak terjadi kesalahan lajur.
108
(b) Setelah Pelaku menempati kedudukan dengan
benar, meletakkan senjata dan berdiri satu langkah
dibelakang senjata.
(c) Wasjur melaksanakan pemeriksaan pelaku di
kedudukan tembak baik personel maupun
materiilnya.
(d) Wasjur melaksanakan pencatatan identitas
pelaku.
(e) Pelatih Pibak memberikan aba-aba
menghitung kepada pelaku, selanjutnya pelaku
menghitung sesuai dengan lajurnya masing-masing.
(f) Wasjur melaksanakan pemeriksan sesuai
dengan lajur dan gelombang yang telah ditentukan.
(g) Wasjur melaporkan kepada Wastak bahwa
pelaku siap melaksanakan menembak.
(h) Wastak melaporkan kepada pimpinan
penembakan bahwa penembakan siap dimulai.
(i) Pelatih Pibak memberikan aba-aba
penembakan sesuai dengan materi yang akan
dilaksanakan.
(j) Pelaku melaksanakan menembak sesuai
dengan sasarannya masing-masing.
i) Petembak berdiri pada jarak 50 m,
senjata diletakkan dengan posisi ujung laras
mengarah ke sasaran.
ii) Aba-aba ”Sikap tiarap pasang magasen
isi senjata terkunci” petembak mengulangi
aba-aba, melaksanakan dan laporan.
iii) Aba-aba “Arahkan……” penemabak
mengarahkan senjatanya kesasaran.
Selanjutnya penembak laporan “Lajur ... Siap”
iv) Aba-aba ”tembak” petembak
menembak 2 butir sasaran kiri dan 2 butir
109
sasaran kanan. Pada saat menembak malam
diharapkan sasaran terlihat samar-samar
dengan bantuan penerangan tidak langsung
(terang bulan, cakrawala, senter tidak
langsung).
v) Setelah penembakan selesai
selanjutnya lepas magasen kosongkan dan
kunci senjata, kemudian Pibak memerintahkan
pindah kedudukan ke jarak 25 m laras tetap
mengarah ke sasaran selanjutnya Pibak
memberikan aba-aba kegiatan sama.
(k) Wasjur mengawasi dan membantu mengatasi
gangguan apabila terjadi gangguan senjata yang
tidak dapat diatasi oleh pelaku.
(l) Wasjur melaksanakan penggantian munisi
apabila terjadi munisi yang kets atau rusak.
(m) Pelaku yang telah selesai melaksanakan
menembak berdiri mundur satu langkah dibelakang
senjata kemudian laporan dari tempat “Lapor lajur .....
selesai menembak”.
(n) Setelah seluruh pelaku selesai melaksanakan
menembak Pelatih Pibak memerintahkan kosongkan
senjata “Sikap berlutut kosongkan senjata”.
(o) Wasjur melaksanakan pemeriksaan kamar
senjata sesuai dengan lajurnya masing-masing.
(p) Pibak memerintahkan pelaku berdiri hadap
kiri/kanan menuju ke tempat pemeriksaan senjata
akhir dengan pembawaan senjata laras mengarah
keatas, tangan kanan memegang pistol grip, jari
telunjuk berada diluar picu, magasen terlepas dari
rumah magasen.
110
(5) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir.
(a) Petugas Rikjat menerima pelaku untuk
melaksanakan pemeriksaan senjata akhir.
(b) Petugas Rikjat memerintahkan pelaku untuk
melaksanakan tindakan keamanan dengan aba-aba
“Siap gerak” – “Periksa kamar – gerak” pelaku
melaksanakan kegiatan periksa kamar.
(c) Petugas Rikjat memeriksa kamar senjata
pelaku satu persatu dengan cara melihat dan
meyakinkan bahwa kamar benar-benar
aman/kosong.
(d) Petugas Rikjat memerintahkan hadap
kanan/kiri menuju ke TB akhir.
(6) Kegiatan di TB akhir.
(a) Petugas TB akhir menerima pelaku
ditempatkan sesuai tempat yang telah ditentukan.
(b) Petugas TB akhir memerintahkan pelaku untuk
menempatkan senjata pada rak yang telah disiapkan.
(c) Setelah meletakkan senjata pelaku menuju ke
tempat yang telah disiapkan.
(d) Selama kegiatan di TB akhir kedudukan
pelaku dan senjata terpisah.
(e) Selama kegiatan di TB akhir pelaku diberikan
bimbingan dan asuhan dari Petugas TB akhir yang
telah selesai dilaksanakan.
(f) Selama kegiatan di TB akhir pelaku tidak
dibenarkan meninggalkan tempat tanpa seijin pelatih.
111
BAGAN LATIHAN TEMBAK MALAM
TANGGUL PENAHAN PELURU
2 m
T
T
22
Jalan
2 2
Jrk 25 m - Peluru 4 btr - Skp Tiarap
Jrk 50m - Peluru 4 btr - Skp Tiarap
START PETEMBAK
T B AKHIR
T P MU
RIK JAT AWAL
D P
RIK JAT AKHIR
WASJUR WAS PETAK
PIBAK
POSKOGambar - 60
112
3) Tembak Tempur Pertahanan (TTP) Siang.
a) Kedudukan petembak pada jarak 300 m.
b) Sikap tembak :
(1) Kedudukan tembak pertama sikap tiarap tersandar.
(2) Kedudukan tembak kedua sikap tiarap tidak
tersandar.
c) Perpindahan dari kedudukan pertama ke kedudukan kedua
merangkak.
d) Jumlah peluru 14 butir, batas lulus minimal 10 butir.
e) Lesan timbul tenggelam, penempatannya sebagai berikut:
(1) Lesan tubuh 1 buah pada jarak 300 m.
(2) Lesan tubuh 1 buah pada jarak 250 m.
(3) Lesan ½ tubuh 1 buah pada jarak 200 m.
(4) Lesan ½ tubuh 1 buah pada jarak 150 m.
(5) Lesan dada 3 buah pada jarak 100 m.
f) Drill pembawaan senjata saat berpindah kedudukan.
g) Drill ketepatan dan kecepatan membidik.
h) Waktu 1 menit 57 detik dengan urut –urutan :
(1) Jarak 300 m waktu pemunculan 14 detik.
(2) Jarak 250 m waktu pemunculan 12 detik.
(3) Jarak 200 m waktu pemunculan 10 detik
(4) Jarak 150 m waktu pemunculan 8 detik
(5) Jarak 100 m waktu pemunculan 18 detik
(6) Interval pemunculan 5 detik pada jarak 300 m s.d.
150 m.
(7) Perpindahan dari kedudukan I ke kedudukan II
(merangkak) 40 detik.
i) Dilaksanakan 2 seri dan 1 seri untuk evaluasi.
113
j) Urut-urutan Kegiatan.
(1) Kegiatan di DP.
(a) Koordinator menerima pelaku, kegiatan yang
dilaksanakan:
i) Tindakan keamanan.
ii) Pemeriksaan personel dan materiil
dilanjutkan dengan berdoa.
iii) Menjelaskan tentang mekanisme
kegiatan yang akan dilaksanakan.
iv) Memberikan penjelasan tentang
keharusan dan larangan yang harus ditaati
oleh pelaku selama kegiatan latihan.
v) Menyerahkan pelaku/peserta latihan
kepada Pelatih Pibak.
(b) Pelatih Pibak memberikan penjelasan tentang:
i) Teori/Materi kegiatan yang akan
dilaksanakan.
ii) Mengarahkan Pelaku dari DP menuju
ke pemeriksaan senjata kemudian diterima
oleh pelatih pemeriksa senjata.
(2) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata.
(a) Petugas Rikjat melaksanakan pemeriksaan
senjata.
(b) Petugas Rikjat melaksanakan pecatatan
apabila terdapat senjata yang rusak.
(c) Petugas Rikjat melaksanakan penggantian
senjata cadangan kepada pelaku apabila terdapat
senjata yang rusak berat.
114
(d) Petugas Rikjat melaporkan dan mencatat
kepada pimpinan apabila terdapat kendala di
pemeriksaan senjata.
(e) Petugas Rikjat mengarahkan pelaku latihan
dari tempat pemeriksaan senjata menuju ke tempat
pengambilan munisi.
(3) Kegiatan di tempat pembagian munisi.
(a) Pelayan munisi membagikan munisi kepada
pelaku sesuai dengan materi yang akan
dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah menerima
munisi memeriksa jumlah munisi yang sudah
diterima.
(b) Pelayan munisi mencatat munisi yang telah
dibagikan kepada pelaku.
(c) Pelayan munisi mengarahkan pelaku latihan
dari tempat pembagian munisi menuju ke kedudukan
tembakan.
(4) Kegiatan di kedudukan penembakan.
(a) Wasjur mengarahkan pelaku untuk menempati
kedudukan tembak agar tidak terjadi kesalahan lajur.
(b) Setelah Pelaku menempati kedudukan dengan
benar, meletakkan senjata dan berdiri satu langkah
dibelakang senjata.
(c) Wasjur melaksanakan pemeriksan pelaku di
kedudukan tembak baik personel maupun
materiilnya.
(d) Wasjur melaksanakan pencatatan identitas
pelaku.
(e) Pelatih Pibak memberikan aba-aba
menghitung kepada pelaku, selanjutnya pelaku
menghitung sesuai dengan lajurnya masing-masing.
115
(f) Wasjur melaksanakan pemeriksaan sesuai
dengan lajur dan gelombang yang telah ditentukan.
(g) Wasjur melaporkan kepada Wastak bahwa
pelaku siap melaksanakan menembak.
(h) Wastak melaporkan kepada pimpinan
penembakan bahwa penembakan siap dimulai.
(i) Pelatih Pibak memberikan aba-aba
penembakan sesuai dengan materi yang akan
dilaksanakan.
(j) Pelaku melaksanakan menembak sesuai
dengan sasarannya masing-masing.
i) Petembak berdiri pada kedudukan awal
(jarak 300 m) senjata diletakkan dengan posisi
ujung laras mengarah ke sasaran.
ii) Aba-aba. “Sikap tiarap pasang
magasen isi senjata terkunci”. Petembak
mengulangi aba-aba, melaksanakan dan
laporan “Lapor senjata terisi dan terkunci”.
iii) Setelah aba-aba pandang gerak dan
tembak 2x, maka sasaran jarak 300 m muncul,
selama 14 detik, petembak menembak 2 butir.
iv) Setelah interval selama 5 detik maka,
sasaran jarak 250 m muncul selama 12 detik,
petembak menembak 2 butir.
v) Setelah interval selama 5 detik maka
sasaran jarak 200 m muncul selama 10 detik,
petembak menembak 2 butir.
vi) Setelah interval selama 5 detik maka
sasaran jarak 150 m muncul selama 8 detik,
petembak menembak 2 butir.
vii) Selanjutnya interval selama 40 detik,
kesempatan bagi petembak untuk merangkak
menuju ke kedudukan ke-II.
116
viii) Setelah interval selama 40 detik selesai
maka sasaran jarak 100 m muncul selama 18
detik, petembak menembak 3 sasaran @ 2
butir.
(k) Wasjur mengawasi dan membantu mengatasi
gangguan apabila terjadi gangguan senjata yang
tidak dapat diatasi oleh pelaku.
(l) Wasjur melaksanakan penggantian munisi
apabila terjadi munisi yang kets atau rusak.
(m) Pelaku yang telah selesai melaksanakan
menembak berdiri mundur satu langkah dibelakang
senjata kemudian laporan dari tempat “Lapor lajur .....
selesai menembak”.
(n) Setelah seluruh pelaku selesai melaksanakan
menembak Pelatih Pibak memerintahkan kosongkan
senjata “Sikap berlutut kosongkan senjata”.
(o) Wasjur melaksanakan pemeriksaan kamar
senjata sesuai dengan lajurnya masing-masing.
(p) Pibak memerintahkan pelaku berdiri hadap
kiri/kanan menuju ke tempat pemeriksaan senjata
akhir dengan pembawaan senjata laras mengarah
keatas, tangan kanan memegang pistol grip, jari
telunjuk berada diluar picu, magasen terlepas dari
rumah magasen.
(5) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir.
(a) Petugas Rikjat menerima pelaku untuk
melaksanakan pemeriksaan senjata akhir.
(b) Petugas Rikjat memerintahkan pelaku untuk
melaksanakan tindakan keamanan dengan aba-aba
“Siap gerak” – “Periksa kamar – gerak” pelaku
melaksanakan kegiatan periksa kamar.
117
(c) Petugas Rikjat memeriksa kamar senjata
pelaku satu persatu dengan cara melihat dan
meyakinkan bahwa kamar benar-benar
aman/kosong.
(d) Petugas Rikjat memerintahkan hadap
kanan/kiri menuju ke TB akhir.
(6) Kegiatan di TB akhir.
(a) Petugas TB akhir menerima pelaku
ditempatkan sesuai tempat yang telah ditentukan.
(b) Petugas TB akhir memerintahkan pelaku untuk
menempatkan senjata pada rak yang telah disiapkan.
(c) Setelah meletakkan senjata pelaku menuju ke
tempat yang telah disiapkan.
(d) Selama kegiatan di TB akhir kedudukan
pelaku dan senjata terpisah.
(e) Selama kegiatan di TB akhir pelaku diberikan
bimbingan dan asuhan dari Petugas TB akhir yang
telah selesai dilaksanakan.
(f) Selama kegiatan di TB akhir pelaku tidak
dibenarkan meninggalkan tempat tanpa seijin pelatih.
118
BAGAN LATIHAN TEMBAK TEMPUR PERTAHANAN (TTP) SIANG
Gambar - 61
- Lsn - Pel : @ 2 Btr - Wkt : 18 Dtk
300
250
200
150
100
- Lsn : Tbh - Pel : 2 Btr - Wkt : 14 Dtk
- Lsn : Tbh - Pel : 2 Btr - Wkt : 12 Dtk
- Lsn : ½Tbh - Pel : 2 Btr - Wkt : 10 Dtk
- Lsn : ½ Tbh - Pel : 2 Btr - Wkt : 8 Dtk
Jrk :15 meter Wkt : 40 Dtk Ger : Merangkak
Kedudukan I Tiarap Tersandar
Kedudukan II Tiarap Tdk Tersandar
Interval Pemunculan lesan 5 detik
Interval Pemunculan lesan 5 detik
Interval Pemunculan lesan 5 detik
TANGGUL PENAHAN PELURU
T B AKHIR
T P MU
RIK JAT AWAL
D P
RIK JAT AKHIR
WASJUR WAS PETAK
PIBAK
POSKO
119
4) Tembak Tempur Pertahanan (TTP) Malam.
a) Jarak 50 m, 40 m, 30 m, dan 25 m.
b) Sikap tembak :
(1) Kedudukan tembak pertama sikap tiarap tersandar.
(2) Kedudukan tembak kedua sikap tiarap tidak
tersandar.
c) Jumlah peluru 8 butir, batas lulus 6 butir.
d) Perpindahan tempat merangkak.
e) Lesan tetap ( statis ) penempatannya sebagai berikut :
(1) Lesan tubuh 2 buah pada jarak 50 m.
(2) Lesan ½ tubuh 2 buah pada jarak 40 m.
(3) Lesan ½ tubuh 2 buah pada jarak 30 m.
(4) Lesan dada 2 buah pada jarak 25 m.
f) Drill pembawaan senjata saat berpindah kedudukan.
g) Waktu
(1) 2 detik untuk 1 butir peluru.
(2) 40 detik untuk perpindahan dari kedudukan I ke
kedudukan II.
h) Dilaksanakan 2 seri dan 1 seri untuk evaluasi.
i) Urut-urutan Kegiatan.
(1) Kegiatan di DP.
(a) Koordinator menerima pelaku, kegiatan yang
dilaksanakan:
i) Tindakan keamanan.
ii) Pemeriksaan personel dan materiil
dilanjutkan dengan berdoa.
120
iii) Menjelaskan tentang mekanisme
kegiatan yang akan dilaksanakan.
iv) Memberikan penjelasan tentang
keharusan dan larangan yang harus di taati
oleh pelaku selama kegiatan latihan.
v) Menyerahkan pelaku/peserta latihan
kepada Pelatih Pibak.
(b) Pelatih Pibak memberikan penjelasan tentang:
i) Teori/Materi kegiatan yang akan
dilaksanakan.
ii) Mengarahkan Pelaku dari DP menuju
ke pemeriksaan senjata kemudian diterima
oleh pelatih pemeriksa senjata.
(2) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata.
(a) Petugas Rikjat melaksanakan pemeriksaan
senjata.
(b) Petugas Rikjat melaksanakan pecatatan
apabila terdapat senjata yang rusak.
(c) Petugas Rikjat melaksanakan penggantian
senjata cadangan kepada pelaku apabila terdapat
senjata yang rusak berat.
(d) Petugas Rikjat melaporkan dan mencatat
kepada pimpinan apabila terdapat kendala di
pemeriksaan senjata.
(e) Petugas Rikjat mengarahkan pelaku latihan
dari tempat pemeriksaan senjata menuju ke tempat
pengambilan munisi.
121
(3) Kegiatan di tempat pembagian munisi.
(a) Pelayan munisi membagikan munisi kepada
pelaku sesuai dengan materi yang akan
dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah menerima
munisi memeriksa jumlah munisi yang sudah
diterima.
(b) Pelayan munisi mencatat munisi yang telah
dibagikan kepada pelaku.
(c) Pelayan munisi mengarahkan pelaku latihan
dari tempat pembagian munisi menuju ke kedudukan
tembakan.
(4) Kegiatan di kedudukan penembakan.
(a) Wasjur mengarahkan pelaku untuk menempati
kedudukan tembak agar tidak terjadi kesalahan lajur.
(b) Setelah Pelaku menempati kedudukan dengan
benar, meletakkan senjata dan berdiri satu langkah
dibelakang senjata.
(c) Wasjur melaksanakan pemeriksan pelaku di
kedudukan tembak baik personel maupun
materiilnya.
(d) Wasjur melaksanakan pencatatan identitas
pelaku.
(e) Pelatih Pibak memberikan aba-aba
menghitung kepada pelaku, selanjutnya pelaku
menghitung sesuai dengan lajurnya masing-masing.
(f) Wasjur melaksanakan pemeriksan sesuai
dengan lajur dan gelombang yang telah ditentukan.
(g) Wasjur melaporkan kepada Wastak bahwa
pelaku siap melaksanakan menembak.
(h) Wastak melaporkan kepada pimpinan
penembakan bahwa penembakan siap dimulai.
122
(i) Pelatih Pibak memberikan aba-aba
penembakan sesuai dengan materi yang akan
dilaksanakan.
(j) Pelaku melaksanakan menembak sesuai
dengan sasarannya masing-masing.
i) Petembak berdiri pada kedudukan awal
(jarak 50 m) senjata diletakkan dengan posisi
ujung laras mengarah ke sasaran.
ii) Aba-aba. “Sikap tiarap pasang
magasen isi senjata terkunci”. Petembak
mengulangi aba-aba, kemudian mengarahkan
senjata ke sasaran dan laporan “Lapor senjata
terisi dan terkunci”.
iii) Aba-aba “Arahkan” penembak
mengarahkan senjata kesasaran dengan
kedua mata terbuka.
iv) Aba-aba “ Lampu mati tembak” 2x atau
Zen menyala maka petembak menembak
sasaran 2 lesan tubuh dan 2 lesan ½ tubuh
dengan 1 butir peluru.
v) Setelah selesai menembak di
kedudukan I petembak mengunci senjata dan
merangkak menuju ke kedudukan II, setelah
sampai di tempat kedudukan II petembak
langsung mengarahkan senjata ke sasaran
dan menembak 2 lesan ½ tubuh dan 2 lesan
dada @ 1 butir. Pada saat menembak malam
diharapkan sasaran terlihat samar-samar
dengan bantuan penerangan tidak langsung
(terang bulan, cakrawala, senter tidak
langsung, pistol isyarat).
123
(k) Wasjur mengawasi dan membantu mengatasi
gangguan apabila terjadi gangguan senjata yang
tidak dapat diatasi oleh pelaku.
(l) Wasjur melaksanakan penggantian munisi
apabila terjadi munisi yang kets atau rusak.
(m) Pelaku yang telah selesai melaksanakan
menembak berdiri mundur satu langkah dibelakang
senjata kemudian laporan dari tempat “Lapor lajur .....
selesai menembak”.
(n) Setelah seluruh pelaku selesai melaksanakan
menembak Pelatih Pibak memerintahkan kosongkan
senjata “Sikap berlutut kosongkan senjata”.
(o) Wasjur melaksanakan pemeriksaan kamar
senjata sesuai dengan lajurnya masing-masing.
(p) Pibak memerintahkan pelaku berdiri hadap
kiri/kanan menuju ke tempat pemeriksaan senjata
akhir dengan pembawaan senjata laras mengarah
keatas, tangan kanan memegang pistol grip, jari
telunjuk berada diluar picu, magasen terlepas dari
rumah magasen.
(5) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir.
(a) Petugas Rikjat menerima pelaku untuk
melaksanakan pemeriksaan senjata akhir.
(b) Petugas Rikjat memerintahkan pelaku untuk
melaksanakan tindakan keamanan dengan aba-aba
“Siap gerak” – “Periksa kamar – gerak” pelaku
melaksanakan kegiatan periksa kamar.
(c) Petugas Rikjat memeriksa kamar senjata
pelaku satu persatu dengan cara melihat dan
meyakinkan bahwa kamar benar-benar
aman/kosong.
124
(d) Petugas Rikjat memerintahkan hadap
kanan/kiri menuju ke TB akhir.
(6) Kegiatan di TB akhir.
(a) Petugas TB akhir menerima pelaku
ditempatkan sesuai tempat yang telah ditentukan.
(b) Petugas TB akhir memerintahkan pelaku untuk
menempatkan senjata pada rak yang telah disiapkan.
(c) Setelah meletakkan senjata pelaku menuju ke
tempat yang telah disiapkan.
(d) Selama kegiatan di TB akhir kedudukan
pelaku dan senjata terpisah.
(e) Selama kegiatan di TB akhir pelaku diberikan
bimbingan dan asuhan dari Petugas TB akhir yang
telah selesai dilaksanakan.
(f) Selama kegiatan di TB akhir pelaku tidak
dibenarkan meninggalkan tempat tanpa seijin pelatih.
125
BAGAN LATIHAN TEMBAK TEMPUR PERTAHANAN (TTP) MALAM
TANGGUL PENAHAN PELURU
T T
½
D
½
D
Merangkak 15 m
14 detik Kddk I Kddk II
50 m
40 m
30 m
½ ½
25 m
16” 16”
Gambar - 62
T B AKHIR
T P MU
RIK JAT AWAL
D P
RIK JAT AKHIR
WASJUR WAS PETAK
PIBAK
POSKO
126
5) Tembak Serbuan. Tembak serbuan adalah tembakan yang
dilakukan pada saat menyerbu ke dalam kedudukan musuh. Kegiatan
tembak serbuan ini dilakukan dalam 3 tahapan, yaitu : tembakan di
tempat, tembakan dengan berjalan dan tembakan dengan berlari.
a) Tembak serbuan di tempat.
(1) Jarak 50 m dan 25 m.
(2) Sikap tembak serbuan.
(3) Jumlah peluru 20 butir untuk 2 jarak @10 butir
(4) Lesan tetap ( statis ) penempatannya sebagai
berikut:
(a) Lesan tubuh 1 buah pada jarak 50 m.
(b) Lesan tubuh 1 buah pada jarak 25 m.
(5) Drill sikap tembak serbuan.
(6) Waktu tidak dibatasi
(7) Batas lulus 7 butir pada jarak 50 m dan 8 butir pada
jarak 25 m.
(8) Dilaksanakan 2 seri dan 1 seri untuk evaluasi.
(9) Urut-urutan Kegiatan.
(a) Kegiatan di DP.
i) Koordinator menerima pelaku, kegiatan
yang dilaksanakan:
aa) Tindakan keamanan.
bb) Pemeriksaan personel dan
materiil dilanjutkan dengan berdoa.
cc) Menjelaskan tentang mekanisme
kegiatan yang akan dilaksanakan.
dd) Memberikan penjelasan tentang
keharusan dan larangan yang harus di
taati oleh pelaku selama kegiatan
latihan.
127
ee) Menyerahkan pelaku/peserta
latihan kepada Pelatih Pibak.
ii) Pelatih Pibak memberikan penjelasan
tentang :
aa) Teori/Materi kegiatan yang akan
dilaksanakan.
bb) Mengarahkan Pelaku dari DP
menuju ke pemeriksaan senjata
kemudian diterima oleh pelatih
pemeriksa senjata.
(b) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata.
i) Petugas Rikjat melaksanakan
pemeriksaan senjata.
ii) Petugas Rikjat melaksanakan
pecatatan apabila terdapat senjata yang rusak.
iii) Petugas Rikjat melaksanakan
penggantian senjata cadangan kepada pelaku
apabila terdapat senjata yang rusak berat.
iv) Petugas Rikjat melaporkan dan
mencatat kepada pimpinan apabila terdapat
kendala di pemeriksaan senjata.
v) Petugas Rikjat mengarahkan pelaku
latihan dari tempat pemeriksaan senjata
menuju ke tempat pengambilan munisi.
(c) Kegiatan di tempat pembagian munisi.
i) Pelayan munisi membagikan munisi
kepada pelaku sesuai dengan materi yang
akan dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah
menerima munisi memeriksa jumlah munisi
yang sudah diterima.
128
ii) Pelayan munisi mencatat munisi yang
telah dibagikan kepada pelaku.
iii) Pelayan munisi mengarahkan pelaku
latihan dari tempat pembagian munisi menuju
ke kedudukan tembakan.
(d) Kegiatan di kedudukan penembakan.
i) Wasjur mengarahkan pelaku untuk
menempati kedudukan tembak agar tidak
terjadi kesalahan lajur.
ii) Setelah Pelaku menempati kedudukan
dengan benar, meletakkan senjata dan berdiri
satu langkah dibelakang senjata.
iii) Wasjur melaksanakan pemeriksan
pelaku di kedudukan tembak baik personel
maupun materiilnya.
iv) Wasjur melaksanakan pencatatan
identitas pelaku.
v) Pelatih Pibak memberikan aba-aba
menghitung kepada pelaku, selanjutnya
pelaku menghitung sesuai dengan lajurnya
masing-masing.
vi) Wasjur melaksanakan pemeriksan
sesuai dengan lajur dan gelombang yang telah
ditentukan.
vii) Wasjur melaporkan kepada Wastak
bahwa pelaku siap melaksanakan menembak.
viii) Wastak melaporkan kepada pimpinan
penembakan bahwa penembakan siap
dimulai.
ix) Pelatih Pibak memberikan aba-aba
penembakan sesuai dengan materi yang akan
dilaksanakan.
129
x) Pelaku melaksanakan menembak
sesuai dengan sasarannya masing-masing.
aa) Petembak berdiri pada
kedudukan tembak jarak 50 m dengan
10 butir peluru dalam magasen, senjata
dipegang dengan posisi ujung laras
mengarah ke sasaran.
bb) Aba-aba. “Sikap berdiri pasang
magasen isi senjata terkunci”.
Petembak mengulangi aba-aba,
kemudian mengarahkan senjata ke
sasaran dan laporan “Lapor senjata
terisi dan terkunci”.
cc) Aba-aba “Arahkan” penembak
mengarahkan senjata kesasaran
dengan posisi sikap tembak serbuan.
dd) Aba-aba “Tembak” maka
petembak menembak sasaran 1 lesan
tubuh dengan 10 butir peluru.
ee) Setelah selesai menembak Pibak
memberikan aba-aba kosongkan
senjata, apabila senjata dinyatakan
kosong petembak diperintahkan menuju
ke jarak 25 m.
ff) Kegiatan di jarak 25 m sama
dengan jarak 50 m.
xi) Wasjur mengawasi dan membantu
mengatasi gangguan apabila terjadi gangguan
senjata yang tidak dapat diatasi oleh pelaku.
xii) Wasjur melaksanakan penggantian
munisi apabila terjadi munisi yang kets atau
rusak.
130
xiii) Pelaku yang telah selesai
melaksanakan menembak berdiri mundur satu
langkah dibelakang senjata kemudian laporan
dari tempat “Lapor lajur ..... selesai
menembak”.
xiv) Setelah seluruh pelaku selesai
melaksanakan menembak Pelatih Pibak
memerintahkan kosongkan senjata “Sikap
berlutut kosongkan senjata”.
xv) Wasjur melaksanakan pemeriksaan
kamar senjata sesuai dengan lajurnya masing-
masing.
xvi) Pibak memerintahkan pelaku berdiri
hadap kiri/kanan menuju ke tempat
pemeriksaan senjata akhir dengan
pembawaan senjata laras mengarah keatas,
tangan kanan memegang pistol grip, jari
telunjuk berada diluar picu, magasen terlepas
dari rumah magasen.
(e) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir.
i) Petugas Rikjat menerima pelaku untuk
melaksanakan pemeriksaan senjata akhir.
ii) Petugas Rikjat memerintahkan pelaku
untuk melaksanakan tindakan keamanan
dengan aba-aba “Siap gerak” – “Periksa
kamar – gerak” pelaku melaksanakan kegiatan
periksa kamar.
iii) Petugas Rikjat memeriksa kamar
senjata pelaku satu persatu dengan cara
melihat dan meyakinkan bahwa kamar benar-
benar aman/kosong.
131
iv) Petugas Rikjat memerintahkan hadap
kanan/kiri menuju ke TB akhir.
(f) Kegiatan di TB akhir.
i) Petugas TB akhir menerima pelaku
ditempatkan sesuai tempat yang telah
ditentukan.
ii) Petugas TB akhir memerintahkan
pelaku untuk menempatkan senjata pada rak
yang telah disiapkan.
iii) Setelah meletakkan senjata pelaku
menuju ke tempat yang telah disiapkan.
iv) Selama kegiatan di TB akhir kedudukan
pelaku dan senjata terpisah.
v) Selama kegiatan di TB akhir pelaku
diberikan bimbingan dan asuhan dari Petugas
TB akhir yang telah selesai dilaksanakan.
vi) Selama kegiatan di TB akhir pelaku
tidak dibenarkan meninggalkan tempat tanpa
seijin pelatih.
b) Tembak serbuan dengan berjalan.
(1) Jarak 50 m s.d 25 m.
(2) Sikap tembak serbuan.
(3) Jumlah peluru 10 butir.
(4) Lesan tubuh tetap ( statis ).
(5) Drill sikap tembak serbuan.
(6) Waktu tidak dibatasi
(7) Batas lulus perkenaan 6 butir peluru.
(8) Dilaksanakan 2 seri dan 1 seri untuk evaluasi.
(9) Urut-urutan Kegiatan.
132
(a) Kegiatan di DP.
i) Koordinator menerima pelaku, kegiatan
yang dilaksanakan:
aa) Tindakan keamanan.
bb) Pemeriksaan personel dan
materiil dilanjutkan dengan berdoa.
cc) Menjelaskan tentang mekanisme
kegiatan yang akan dilaksanakan.
dd) Memberikan penjelasan tentang
keharusan dan larangan yang harus di
taati oleh pelaku selama kegiatan
latihan.
ee) Menyerahkan pelaku/peserta
latihan kepada Pelatih Pibak.
ii) Pelatih Pibak memberikan penjelasan
tentang :
aa) Teori/Materi kegiatan yang akan
dilaksanakan.
bb) Mengarahkan Pelaku dari DP
menuju ke pemeriksaan senjata
kemudian diterima oleh pelatih
pemeriksa senjata.
(b) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata.
i) Petugas Rikjat melaksanakan
pemeriksaan senjata.
ii) Petugas Rikjat melaksanakan
pecatatan apabila terdapat senjata yang rusak.
iii) Petugas Rikjat melaksanakan
penggantian senjata cadangan kepada pelaku
apabila terdapat senjata yang rusak berat.
133
iv) Petugas Rikjat melaporkan dan
mencatat kepada pimpinan apabila terdapat
kendala di pemeriksaan senjata.
v) Petugas Rikjat mengarahkan pelaku
latihan dari tempat pemeriksaan senjata
menuju ke tempat pengambilan munisi.
(c) Kegiatan di tempat pembagian munisi.
i) Pelayan munisi membagikan munisi
kepada pelaku sesuai dengan materi yang
akan dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah
menerima munisi memeriksa jumlah munisi
yang sudah diterima.
ii) Pelayan munisi mencatat munisi yang
telah dibagikan kepada pelaku.
iii) Pelayan munisi mengarahkan pelaku
latihan dari tempat pembagian munisi menuju
ke kedudukan tembakan.
(d) Kegiatan di kedudukan penembakan.
i) Wasjur mengarahkan pelaku untuk
menempati kedudukan tembak agar tidak
terjadi kesalahan lajur.
ii) Setelah Pelaku menempati kedudukan
dengan benar, meletakkan senjata dan berdiri
satu langkah dibelakang senjata.
iii) Wasjur melaksanakan pemeriksan
pelaku di kedudukan tembak baik personel
maupun materiilnya.
iv) Wasjur melaksanakan pencatatan
identitas pelaku.
134
v) Pelatih Pibak memberikan aba-aba
menghitung kepada pelaku, selanjutnya
pelaku menghitung sesuai dengan lajurnya
masing-masing.
vi) Wasjur melaksanakan pemeriksan
sesuai dengan lajur dan gelombang yang telah
ditentukan.
vii) Wasjur melaporkan kepada Wastak
bahwa pelaku siap melaksanakan menembak.
viii) Wastak melaporkan kepada pimpinan
penembakan bahwa penembakan siap
dimulai.
ix) Pelatih Pibak memberikan aba-aba
penembakan sesuai dengan materi yang akan
dilaksanakan.
x) Pelaku melaksanakan menembak
sesuai dengan sasarannya masing-masing.
aa) Petembak berdiri pada
kedudukan tembak jarak 50 m dengan
10 butir peluru dalam magasen, senjata
dipegang dengan posisi ujung laras
mengarah ke sasaran.
bb) Aba-aba. “Sikap berdiri pasang
magasen isi senjata terkunci”.
Petembak mengulangi aba-aba,
kemudian mengarahkan senjata ke
sasaran dan laporan “Lapor senjata
terisi dan terkunci”.
cc) Aba-aba “Arahkan” penembak
mengarahkan senjata kesasaran
dengan posisi sikap tembak serbuan.
135
dd) Aba-aba “Tembak” maka
petembak menembak dengan berjalan,
sasaran lesan tubuh dengan 10 butir
peluru dari jarak 50 m s.d 25 m.,
xi) Wasjur mengawasi dan membantu
mengatasi gangguan apabila terjadi gangguan
senjata yang tidak dapat diatasi oleh pelaku.
xii) Wasjur melaksanakan penggantian
munisi apabila terjadi munisi yang kets atau
rusak.
xiii) Pelaku yang telah selesai
melaksanakan menembak berdiri mundur satu
langkah dibelakang senjata kemudian laporan
dari tempat “Lapor lajur ..... selesai
menembak”.
xiv) Setelah seluruh pelaku selesai
melaksanakan menembak Pelatih Pibak
memerintahkan kosongkan senjata “Sikap
berlutut kosongkan senjata”.
xv) Wasjur melaksanakan pemeriksaan
kamar senjata sesuai dengan lajurnya masing-
masing.
xvi) Pibak memerintahkan pelaku berdiri
hadap kiri/kanan menuju ke tempat
pemeriksaan senjata akhir dengan
pembawaan senjata laras mengarah keatas,
tangan kanan memegang pistol grip, jari
telunjuk berada diluar picu, magasen terlepas
dari rumah magasen.
(e) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir.
136
i) Petugas Rikjat menerima pelaku untuk
melaksanakan pemeriksaan senjata akhir.
ii) Petugas Rikjat memerintahkan pelaku
untuk melaksanakan tindakan keamanan
dengan aba-aba “Siap gerak” – “Periksa
kamar – gerak” pelaku melaksanakan kegiatan
periksa kamar.
iii) Petugas Rikjat memeriksa kamar
senjata pelaku satu persatu dengan cara
melihat dan meyakinkan bahwa kamar benar-
benar aman/kosong.
iv) Petugas Rikjat memerintahkan hadap
kanan/kiri menuju ke TB akhir.
(f) Kegiatan di TB akhir.
i) Petugas TB akhir menerima pelaku
ditempatkan sesuai tempat yang telah
ditentukan.
ii) Petugas TB akhir memerintahkan
pelaku untuk menempatkan senjata pada rak
yang telah disiapkan.
iii) Setelah meletakkan senjata pelaku
menuju ke tempat yang telah disiapkan.
iv) Selama kegiatan di TB akhir kedudukan
pelaku dan senjata terpisah.
v) Selama kegiatan di TB akhir pelaku
diberikan bimbingan dan asuhan dari Petugas
TB akhir yang telah selesai dilaksanakan.
vi) Selama kegiatan di TB akhir pelaku
tidak dibenarkan meninggalkan tempat tanpa
seijin pelatih.
137
c) Tembak serbuan dengan berlari.
(1) Jarak 25 m s.d 15 m.
(2) Sikap tembak serbuan.
(3) Jumlah peluru 10 butir.
(4) Lesan tubuh timbul tenggelam
(5) Drill sikap tembak serbuan.
(6) Waktu tidak dibatasi
(7) Batas lulus perkenaan 6 butir peluru.
(8) Dilaksanakan 2 seri dan 1 seri untuk evaluasi
(9) Urut-urutan Kegiatan.
(a) Kegiatan di DP.
i) Koordinator menerima pelaku, kegiatan
yang dilaksanakan:
aa) Tindakan keamanan.
bb) Pemeriksaan personel dan
materiil dilanjutkan dengan berdoa.
cc) Menjelaskan tentang mekanisme
kegiatan yang akan dilaksanakan.
dd) Memberikan penjelasan tentang
keharusan dan larangan yang harus di
taati oleh pelaku selama kegiatan
latihan.
ee) Menyerahkan pelaku/peserta
latihan kepada Pelatih Pibak.
ii) Pelatih Pibak memberikan penjelasan
tentang :
aa) Teori/Materi kegiatan yang akan
dilaksanakan.
138
bb) Mengarahkan Pelaku dari DP
menuju ke pemeriksaan senjata
kemudian diterima oleh pelatih
pemeriksa senjata.
(b) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata.
i) Petugas Rikjat melaksanakan
pemeriksaan senjata.
ii) Petugas Rikjat melaksanakan
pecatatan apabila terdapat senjata yang rusak.
iii) Petugas Rikjat melaksanakan
penggantian senjata cadangan kepada pelaku
apabila terdapat senjata yang rusak berat.
iv) Petugas Rikjat melaporkan dan
mencatat kepada pimpinan apabila terdapat
kendala di pemeriksaan senjata.
v) Petugas Rikjat mengarahkan pelaku
latihan dari tempat pemeriksaan senjata
menuju ke tempat pengambilan munisi.
(c) Kegiatan di tempat pembagian munisi.
i) Pelayan munisi membagikan munisi
kepada pelaku sesuai dengan materi yang
akan dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah
menerima munisi memeriksa jumlah munisi
yang sudah diterima.
ii) Pelayan munisi mencatat munisi yang
telah dibagikan kepada pelaku.
iii) Pelayan munisi mengarahkan pelaku
latihan dari tempat pembagian munisi menuju
ke kedudukan tembakan.
(d) Kegiatan di kedudukan penembakan.
139
i) Wasjur mengarahkan pelaku untuk
menempati kedudukan tembak agar tidak
terjadi kesalahan lajur.
ii) Setelah Pelaku menempati kedudukan
dengan benar, meletakkan senjata dan berdiri
satu langkah dibelakang senjata.
iii) Wasjur melaksanakan pemeriksan
pelaku di kedudukan tembak baik personel
maupun materiilnya.
iv) Wasjur melaksanakan pencatatan
identitas pelaku.
v) Pelatih Pibak memberikan aba-aba
menghitung kepada pelaku, selanjutnya
pelaku menghitung sesuai dengan lajurnya
masing-masing.
vi) Wasjur melaksanakan pemeriksan
sesuai dengan lajur dan gelombang yang telah
ditentukan.
vii) Wasjur melaporkan kepada Wastak
bahwa pelaku siap melaksanakan menembak.
viii) Wastak melaporkan kepada pimpinan
penembakan bahwa penembakan siap
dimulai.
ix) Pelatih Pibak memberikan aba-aba
penembakan sesuai dengan materi yang akan
dilaksanakan.
x) Pelaku melaksanakan menembak
sesuai dengan sasarannya masing-masing.
aa) Petembak berdiri pada
kedudukan tembak jarak 30 m dengan
10 butir peluru dalam magasen, senjata
dipegang dengan posisi ujung laras
mengarah ke sasaran.
140
bb) Aba-aba. “Sikap berdiri pasang
magasen isi senjata terkunci”.
Petembak mengulangi aba-aba,
kemudian mengarahkan senjata ke
sasaran dan laporan “Lapor senjata
terisi dan terkunci”.
cc) Aba-aba “ Jalan ” penembak
berjalan ke jarak tembak 25 m sampai
di titik tembak jarak 25 m maka lesan
tubuh muncul petembak mengarahkan
senjata kesasaran dengan posisi sikap
tembak serbuan. Kemudian menembak
sasaran dengan berlari 10 butir peluru
sampai pada jarak 15 m
xi) Wasjur mengawasi dan membantu
mengatasi gangguan apabila terjadi gangguan
senjata yang tidak dapat diatasi oleh pelaku.
xii) Wasjur melaksanakan penggantian
munisi apabila terjadi munisi yang kets atau
rusak.
xiii) Pelaku yang telah selesai
melaksanakan menembak berdiri mundur satu
langkah dibelakang senjata kemudian laporan
dari tempat “Lapor lajur ..... selesai
menembak”.
xiv) Setelah seluruh pelaku selesai
melaksanakan menembak Pelatih Pibak
memerintahkan kosongkan senjata “Sikap
berlutut kosongkan senjata”.
xv) Wasjur melaksanakan pemeriksaan
kamar senjata sesuai dengan lajurnya masing-
masing.
141
xvi) Pibak memerintahkan pelaku berdiri
hadap kiri/kanan menuju ke tempat
pemeriksaan senjata akhir dengan
pembawaan senjata laras mengarah keatas,
tangan kanan memegang pistol grip, jari
telunjuk berada diluar picu, magasen terlepas
dari rumah magasen.
(e) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir.
i) Petugas Rikjat menerima pelaku untuk
melaksanakan pemeriksaan senjata akhir.
ii) Petugas Rikjat memerintahkan pelaku
untuk melaksanakan tindakan keamanan
dengan aba-aba “Siap gerak” – “Periksa
kamar – gerak” pelaku melaksanakan kegiatan
periksa kamar.
iii) Petugas Rikjat memeriksa kamar
senjata pelaku satu persatu dengan cara
melihat dan meyakinkan bahwa kamar benar-
benar aman/kosong.
iv) Petugas Rikjat memerintahkan hadap
kanan/kiri menuju ke TB akhir.
(f) Kegiatan di TB akhir.
i) Petugas TB akhir menerima pelaku
ditempatkan sesuai tempat yang telah
ditentukan.
ii) Petugas TB akhir memerintahkan
pelaku untuk menempatkan senjata pada rak
yang telah disiapkan.
iii) Setelah meletakkan senjata pelaku
menuju ke tempat yang telah disiapkan.
142
iv) Selama kegiatan di TB akhir kedudukan
pelaku dan senjata terpisah.
v) Selama kegiatan di TB akhir pelaku
diberikan bimbingan dan asuhan dari Petugas
TB akhir yang telah selesai dilaksanakan.
vi) Selama kegiatan di TB akhir pelaku
tidak dibenarkan meninggalkan tempat tanpa
seijin pelatih.
6) Tembak Tempur Serangan (TTS) Siang.
a) Jarak 310 m, 300 m, 250 m, 200 m, 150 m, 100 m, 75 m
dan 50 m.
b) Jumlah peluru 22 butir dalam 2 magasen ( magasen I = 12
butir, II = 10 butir )
c) Sikap tembak.
(1) Jarak 310 m sikap awal berdiri.
(2) Jarak 300 m tiarap tersandar.
(3) Jarak 250 m jongkok dibalik perlindungan.
(4) Jarak 200 m berlutut dibalik perlindungan.
(5) Jarak 150 m duduk dibalik perlindungan.
(6) Jarak 100 m tiarap tidak tersandar.
(7) Jarak 75 m tiarap tidak tersandar.
(8) Jarak 50 m sikap tembak serbuan.
d) Lesan timbul tenggelam, dengan penempatan :
(1) Jarak 300 m, 250 m dan 200 m : 1 buah lesan tubuh .
(2) Jarak 150 m dan100 m : lesan ½ tubuh 1 buah.
(3) Jarak 75 m : lesan dada 1buah.
(4) Jarak 50 m : lesan tubuh 1 buah.
143
e) Perpindahan tempat
(1) Jarak 310 m s.d 100 m lari.
(2) Jarak 100 m s.d. 75 m merangkak.
(3) Jarak 50 m s.d. 25 m merayap.
f) Waktu keseluruhan 5 menit 5 detik ( 5’05” ).
g) Batas lulus perkenaan 16 butir peluru.
h) Dilaksanakan 2 seri dan 1 seri untuk evaluasi i) Urut-urutan Kegiatan.
(1) Kegiatan di DP.
(a) Koordinator menerima pelaku, kegiatan yang
dilaksanakan:
i) Tindakan keamanan.
ii) Pemeriksaan personel dan materil
dilanjutkan dengan berdoa.
iii) Menjelaskan tentang mekanisme
kegiatan yang akan dilaksanakan.
iv) Memberikan penjelasan tentang
keharusan dan larangan yang harus di taati
oleh pelaku selama kegiatan latihan.
v) Menyerahkan pelaku/peserta latihan
kepada Pelatih Pibak.
(b) Pelatih Pibak memberikan penjelasan tentang:
i) Teori/Materi kegiatan yang akan
dilaksanakan.
ii) Mengarahkan Pelaku dari DP menuju
ke pemeriksaan senjata kemudian diterima
oleh pelatih pemeriksa senjata.
144
(2) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata.
(a) Petugas Rikjat melaksanakan pemeriksaan
senjata.
(b) Petugas Rikjat melaksanakan pecatatan
apabila terdapat senjata yang rusak.
(c) Petugas Rikjat melaksanakan penggantian
senjata cadangan kepada pelaku apabila terdapat
senjata yang rusak berat.
(d) Petugas Rikjat melaporkan dan mencatat
kepada pimpinan apabila terdapat kendala di
pemeriksaan senjata.
(e) Petugas Rikjat mengarahkan pelaku latihan
dari tempat pemeriksaan senjata menuju ke tempat
pengambilan munisi.
(3) Kegiatan di tempat pembagian munisi.
(a) Pelayan munisi membagikan munisi kepada
pelaku sesuai dengan materi yang akan
dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah menerima
munisi memeriksa jumlah munisi yang sudah
diterima.
(b) Pelayan munisi mencatat munisi yang telah
dibagikan kepada pelaku.
(c) Pelayan munisi mengarahkan pelaku latihan
dari tempat pembagian munisi menuju ke kedudukan
tembakan.
(4) Kegiatan di kedudukan penembakan.
(a) Wasjur mengarahkan pelaku untuk menempati
kedudukan tembak agar tidak terjadi kesalahan lajur.
(b) Setelah Pelaku menempati kedudukan dengan
benar, meletakkan senjata dan berdiri satu langkah
dibelakang senjata.
145
(c) Wasjur melaksanakan pemeriksan pelaku di
kedudukan tembak baik personel maupun
materiilnya.
(d) Wasjur melaksanakan pencatatan identitas
pelaku.
(e) Pelatih Pibak memberikan aba-aba
menghitung kepada pelaku, selanjutnya pelaku
menghitung sesuai dengan lajurnya masing-masing.
(f) Wasjur melaksanakan pemeriksan sesuai
dengan lajur dan gelombang yang telah ditentukan.
(g) Wasjur melaporkan kepada Wastak bahwa
pelaku siap melaksanakan menembak.
(h) Wastak melaporkan kepada pimpinan
penembakan bahwa penembakan siap dimulai.
(i) Pelatih Pibak memberikan aba-aba
penembakan sesuai dengan materi yang akan
dilaksanakan.
(j) Pelaku melaksanakan menembak sesuai
dengan sasarannya masing-masing.
i) Petembak berdiri pada jarak 310 m
senjata di pegang dengan posisi ujung laras
mengarah ke sasaran.
ii) Aba-aba “Sikap berdiri pasang
magasen isi senjata “terkunci“ petembak
mengulangi aba-aba, melaksanakan dan
laporan “Lapor senjata terisi dan terkunci“
iii) Lesan tubuh akan muncul selama 1“
dan petembak lari menuju jarak 300 m sampai
di tempat mengambil sikap tiarap tersandar
setelah selang waktu 5“ lesan tubuh 1 buah
akan muncul 10” dan menembak 1 buah lesan
tubuh dengan 2 butir peluru.
146
iv) Setelah interval 7“ lesan tubuh akan
muncul selama 25“ dan petembak lari menuju
jarak 250 m sampai di tempat mengambil
sikap jongkok dibalik perlindungan dan
menembak 1 buah lesan tubuh dengan 2 butir
peluru.
v) Setelah interval 7“ lesan akan muncul
selama 24“ dan petembak lari menuju jarak
200 m sampai di tempat mengambil sikap
berlutut di balik perlindungan dan menembak 1
buah lesan tubuh dengan 1 butir peluru.
vi) Setelah interval 7“ lesan akan muncul
selama 23“ dan petembak lari menuju jarak
150 m sampai di tempat mengambil sikap
duduk di balik perlindungan dan menembak 1
buah lesan ½ tubuh dengan 2 butir peluru.
vii) Setelah interval 7“ lesan akan muncul
selama 22“ dan petembak lari menuju jarak
100 m sampai di tempat mengambil sikap
tiarap tidak tersandar dan menembak 1 buah
lesan ½ tubuh dengan 1 butir peluru.
viii) Setelah interval 7“ lesan akan muncul
selama 60“ dan petembak merangkak menuju
jarak 75 m sampai di tempat mengambil sikap
tiarap tidak tersandar dan menembak 1 lesan
dada dengan 2 butir peluru kemudian ganti
magasen.
ix) Setelah interval 10“ lesan akan muncul
selama 90“ dan petembak merayap menuju
jarak 25 m sampai di tempat mengambil sikap
tembak serbuan dan menembak 1 lesan tubuh
dengan 10 butir peluru.
147
(k) Wasjur mengawasi dan membantu mengatasi
gangguan apabila terjadi gangguan senjata yang
tidak dapat diatasi oleh pelaku.
(l) Wasjur melaksanakan penggantian munisi
apabila terjadi munisi yang kets atau rusak.
(m) Pelaku yang telah selesai melaksanakan
menembak berdiri mundur satu langkah dibelakang
senjata kemudian laporan dari tempat “Lapor lajur .....
selesai menembak”.
(n) Setelah seluruh pelaku selesai melaksanakan
menembak Pelatih Pibak memerintahkan kosongkan
senjata “Sikap berlutut kosongkan senjata”.
(o) Wasjur melaksanakan pemeriksaan kamar
senjata sesuai dengan lajurnya masing-masing.
(p) Pibak memerintahkan pelaku berdiri hadap
kiri/kanan menuju ke tempat pemeriksaan senjata
akhir dengan pembawaan senjata laras mengarah
keatas, tangan kanan memegang pistol grip, jari
telunjuk berada diluar picu, magasen terlepas dari
rumah magasen.
(5) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir.
(a) Petugas Rikjat menerima pelaku untuk
melaksanakan pemeriksaan senjata akhir.
(b) Petugas Rikjat memerintahkan pelaku untuk
melaksanakan tindakan keamanan dengan aba-aba
“Siap gerak” – “Periksa kamar – gerak” pelaku
melaksanakan kegiatan periksa kamar.
(c) Petugas Rikjat memeriksa kamar senjata
pelaku satu persatu dengan cara melihat dan
meyakinkan bahwa kamar benar-benar
aman/kosong.
148
(d) Petugas Rikjat memerintahkan hadap
kanan/kiri menuju ke TB akhir.
(6) Kegiatan di TB akhir.
(a) Petugas TB akhir menerima pelaku
ditempatkan sesuai tempat yang telah ditentukan.
(b) Petugas TB akhir memerintahkan pelaku untuk
menempatkan senjata pada rak yang telah disiapkan.
(c) Setelah meletakkan senjata pelaku menuju ke
tempat yang telah disiapkan.
(d) Selama kegiatan di TB akhir kedudukan
pelaku dan senjata terpisah.
(e) Selama kegiatan di TB akhir pelaku diberikan
bimbingan dan asuhan dari Petugas TB akhir yang
telah selesai dilaksanakan.
(f) Selama kegiatan di TB akhir pelaku tidak
dibenarkan meninggalkan tempat tanpa seijin pelatih.
149
BAGAN LATIHAN TEMBAK TEMPUR SERANGAN (TTS) SIANG
100
150
200
250
-- Lsn : Dada Pel : 2 Btr
- Wkt :85 Dtk
- Lsn : Dada - Pel : 2 Btr - Wkt :35 Dtk
- Lsn : ½ Tbh - Pel : 3 Btr - Wkt :45 Dtk
- Lsn : Tubuh - Pel : 3 Btr - Wkt :45 Dtk
300
80 Merayap
Lari
Lari
Lari
Lari
Lari 10 M
- Lsn : ½ Tbh - Pel : 3 Btr - Wkt :45 Dtk
- Lsn : Tubuh - Pel : 3 Btr - Wkt :25 Dtk
Tiarap Tersandar
Berlutut Tersandar
Duduk
Berlutut
Tiarap Tdk tersandar
Tiarap Tdk tersandar
Interval 5”
Interval 5”
Interval 5”
Interval 5”
Interval 5”
2 m
5 m
TANGGUL PENAHAN PELURU
T B AKHIR
T P MU
RIK JAT AWAL
D P
RIK JAT AKHIR
WASJUR WAS PETAK
PIBAK
POSKO
Gambar - 63
150
7) Tembak Tempur Serangan (TTS) Malam.
a) Jarak 50 m, 40 m, 30 m, 25 m.
b) Jumlah peluru 8 butir.
c) Sikap menembak.
(1) Persiapan sikap tiarap.
(2) Jarak 50 m dan 40 m sikap tiarap tidak tersandar.
(3) Jarak 30 m sikap duduk / berlutut / jongkok.
(4) Jarak 25 m sikap berdiri.
d) Lesan tubuh tetap ( statis )
e) Perpindahan tempat merayap.
f) Waktu keseluruhan 3 menit.
g) Nilai minimal perkenaan 6 butir.
h) Dilaksanakan 2 seri dan 1 seri untuk evaluasi.
i) Urut-urutan Kegiatan.
(1) Kegiatan di DP.
(a) Koordinator menerima pelaku, kegiatan yang
dilaksanakan:
i) Tindakan keamanan.
ii) Pemeriksaan personel dan materiil
dilanjutkan dengan berdoa.
iii) Menjelaskan tentang mekanisme
kegiatan yang akan dilaksanakan.
iv) Memberikan penjelasan tentang
keharusan dan larangan yang harus di taati
oleh pelaku selama kegiatan latihan.
v) Menyerahkan pelaku/peserta latihan
kepada Pelatih Pibak.
151
(b) Pelatih Pibak memberikan penjelasan tentang:
i) Teori/Materi kegiatan yang akan
dilaksanakan.
ii) Mengarahkan Pelaku dari DP menuju
ke pemeriksaan senjata kemudian diterima
oleh pelatih pemeriksa senjata.
(2) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata.
(a) Petugas Rikjat melaksanakan pemeriksaan
senjata.
(b) Petugas Rikjat melaksanakan pecatatan
apabila terdapat senjata yang rusak.
(c) Petugas Rikjat melaksanakan penggantian
senjata cadangan kepada pelaku apabila terdapat
senjata yang rusak berat.
(d) Petugas Rikjat melaporkan dan mencatat
kepada pimpinan apabila terdapat kendala di
pemeriksaan senjata.
(e) Petugas Rikjat mengarahkan pelaku latihan
dari tempat pemeriksaan senjata menuju ke tempat
pengambilan munisi.
(3) Kegiatan di tempat pembagian munisi.
(a) Pelayan munisi membagikan munisi kepada
pelaku sesuai dengan materi yang akan
dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah menerima
munisi memeriksa jumlah munisi yang sudah
diterima.
(b) Pelayan munisi mencatat munisi yang telah
dibagikan kepada pelaku.
(c) Pelayan munisi mengarahkan pelaku latihan
dari tempat pembagian munisi menuju ke kedudukan
tembakan.
152
(4) Kegiatan di kedudukan penembakan.
(a) Wasjur mengarahkan pelaku untuk menempati
kedudukan tembak agar tidak terjadi kesalahan lajur.
(b) Setelah Pelaku menempati kedudukan dengan
benar, meletakkan senjata dan berdiri satu langkah
dibelakang senjata.
(c) Wasjur melaksanakan pemeriksan pelaku di
kedudukan tembak baik personel maupun
materiilnya.
(d) Wasjur melaksanakan pencatatan identitas
pelaku.
(e) Pelatih Pibak memberikan aba-aba
menghitung kepada pelaku, selanjutnya pelaku
menghitung sesuai dengan lajurnya masing-masing.
(f) Wasjur melaksanakan pemeriksan sesuai
dengan lajur dan gelombang yang telah ditentukan.
(g) Wasjur melaporkan kepada Wastak bahwa
pelaku siap melaksanakan menembak.
(h) Wastak melaporkan kepada pimpinan
penembakan bahwa penembakan siap dimulai.
(i) Pelatih Pibak memberikan aba-aba
penembakan sesuai dengan materi yang akan
dilaksanakan.
(j) Pelaku melaksanakan menembak sesuai
dengan sasarannya masing-masing.
i) Petembak berdiri pada kedudukan awal
(jarak 50 m) senjata diletakkan dengan posisi
ujung laras mengarah ke sasaran.
ii) Aba-aba. “Sikap tiarap pasang
magasen isi senjata terkunci”. Petembak
mengulangi aba-aba, kemudian mengarahkan
senjata ke sasaran dan laporan “Lapor senjata
terisi dan terkunci”.
153
iii) Aba-aba “ Arahkan “ maka petembak
mengarahkan senjata kesasaran, kemudian
aba-aba “ lampu mati tembak “ 2x, maka
petembak menembak 1 lesan tubuh dengan 2
butir, sikap tiarap tidak tersandar.
iv) Setelah selesai menembak di jarak 50
m petembak mengunci senjata dan merayap
menuju ke jarak 40 m, setelah sampai di
tempat petembak langsung mengambil sikap
tiarap tidak tersandar dan mengarahkan
senjata ke sasaran kemudian menembak 1
lesan tubuh dengan 2 butir peluru.
v) Setelah selesai menembak di jarak 40
m petembak mengunci senjata dan merayap
menuju ke jarak 30 m, setelah sampai di
tempat petembak langsung mengambil sikap
berlutut / duduk dan mengarahkan senjata ke
sasaran kemudian menembak 1 lesan tubuh
dengan 2 butir peluru.
vi) Setelah selesai menembak di jarak 30
m petembak mengunci senjata dan merayap
menuju ke jarak 25 m, setelah sampai di
tempat petembak langsung mengambil sikap
berdiri dan mengarahkan senjata ke sasaran
dan menembak 1 lesan tubuh dengan 2 butir
peluru.
vii) Pada saat menembak malam
diharapkan sasaran terlihat samar-samar
dengan bantuan penerangan tidak langsung
(terang bulan, cakrawala, senter tidak
langsung).
154
(k) Wasjur mengawasi dan membantu mengatasi
gangguan apabila terjadi gangguan senjata yang
tidak dapat diatasi oleh pelaku.
(l) Wasjur melaksanakan penggantian munisi
apabila terjadi munisi yang kets atau rusak.
(m) Pelaku yang telah selesai melaksanakan
menembak berdiri mundur satu langkah dibelakang
senjata kemudian laporan dari tempat “Lapor lajur .....
selesai menembak”.
(n) Setelah seluruh pelaku selesai melaksanakan
menembak Pelatih Pibak memerintahkan kosongkan
senjata “Sikap berlutut kosongkan senjata”.
(o) Wasjur melaksanakan pemeriksaan kamar
senjata sesuai dengan lajurnya masing-masing.
(p) Pibak memerintahkan pelaku berdiri hadap
kiri/kanan menuju ke tempat pemeriksaan senjata
akhir dengan pembawaan senjata laras mengarah
keatas, tangan kanan memegang pistol grip, jari
telunjuk berada diluar picu, magasen terlepas dari
rumah magasen.
(5) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir.
(a) Petugas Rikjat menerima pelaku untuk
melaksanakan pemeriksaan senjata akhir.
(b) Petugas Rikjat memerintahkan pelaku untuk
melaksanakan tindakan keamanan dengan aba-aba
“Siap gerak” – “Periksa kamar – gerak” pelaku
melaksanakan kegiatan periksa kamar.
(c) Petugas Rikjat memeriksa kamar senjata
pelaku satu persatu dengan cara melihat dan
meyakinkan bahwa kamar benar-benar
aman/kosong.
155
(d) Petugas Rikjat memerintahkan hadap
kanan/kiri menuju ke TB akhir.
(6) Kegiatan di TB akhir.
(a) Petugas TB akhir menerima pelaku
ditempatkan sesuai tempat yang telah ditentukan.
(b) Petugas TB akhir memerintahkan pelaku untuk
menempatkan senjata pada rak yang telah disiapkan.
(c) Setelah meletakkan senjata pelaku menuju ke
tempat yang telah disiapkan.
(d) Selama kegiatan di TB akhir kedudukan
pelaku dan senjata terpisah.
(e) Selama kegiatan di TB akhir pelaku diberikan
bimbingan dan asuhan dari Petugas TB akhir yang
telah selesai dilaksanakan.
(f) Selama kegiatan di TB akhir pelaku tidak
dibenarkan meninggalkan tempat tanpa seijin pelatih.
156
BAGAN LATIHAN TEMBAK TEMPUR SERANGAN (TTS) MALAM
TANGGUL PENAHAN PELURU
T ½ T D
T Gambar - 64
- Jrk 25 M - Berdiri - 2 BTR
- Jrk 40 M - Tiarap Tdk Tersandar - 2 BTR
- Jrk 30 M - Duduk/Berlutut - 2 BTR
- Jrk 50 M - Tiarap Tdk Tersandar - 2 BTR
T B AKHIR
T P MU
RIK JAT AWAL
D P
RIK JAT AKHIR
WASJUR WAS PETAK
PIBAK
POSKO
157
8) Tembak Tempur Reaksi Penunjukan Sasaran.
a) Jarak 15 m, 20 m dan 25 m.
b) Jumlah peluru 10 butir.
c) Sikap berdiri.
d) Lesan dalam bentuk bulat, kotak, segi tiga dan palang
terbuat dari tripilek dengan ukuran diameter 20 cm.
e) Waktu menembak, 2 detik untuk 1 butir peluru.
f) Batas lulus minimal perkenaan 6 butir.
g) Dilaksanakan 2 seri dan 1 seri untuk evaluasi.
h) Cara penilaian.
(1) Penilaian dilakukan dengan cara menghitung jumlah
perkenaan pada sasaran sesuai aba-aba pelatih.
(2) Penilaian dinyatakan sah apabila tembakan sesuai
aba-aba pelatih.
i) Urut-urutan Kegiatan.
(1) Kegiatan di DP.
(a) Koordinator menerima pelaku, kegiatan yang
dilaksanakan:
i) Tindakan keamanan.
ii) Pemeriksaan personel dan materiil
dilanjutkan dengan berdoa.
iii) Menjelaskan tentang mekanisme
kegiatan yang akan dilaksanakan.
iv) Memberikan penjelasan tentang
keharusan dan larangan yang harus di taati
oleh pelaku selama kegiatan latihan.
v) Menyerahkan pelaku/peserta latihan
kepada Pelatih Pibak.
158
(b) Pelatih Pibak memberikan penjelasan tentang:
i) Teori/Materi kegiatan yang akan
dilaksanakan.
ii) Mengarahkan Pelaku dari DP menuju
ke pemeriksaan senjata kemudian diterima
oleh pelatih pemeriksa senjata.
(2) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata.
(a) Petugas Rikjat melaksanakan pemeriksaan
senjata.
(b) Petugas Rikjat melaksanakan pecatatan
apabila terdapat senjata yang rusak.
(c) Petugas Rikjat melaksanakan penggantian
senjata cadangan kepada pelaku apabila terdapat
senjata yang rusak berat.
(d) Petugas Rikjat melaporkan dan mencatat
kepada pimpinan apabila terdapat kendala di
pemeriksaan senjata.
(e) Petugas Rikjat mengarahkan pelaku latihan
dari tempat pemeriksaan senjata menuju ke tempat
pengambilan munisi.
(3) Kegiatan di tempat pembagian munisi.
(a) Pelayan munisi membagikan munisi kepada
pelaku sesuai dengan materi yang akan
dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah menerima
munisi memeriksa jumlah munisi yang sudah
diterima.
(b) Pelayan munisi mencatat munisi yang telah
dibagikan kepada pelaku.
(c) Pelayan munisi mengarahkan pelaku latihan
dari tempat pembagian munisi menuju ke kedudukan
tembakan.
159
(4) Kegiatan di kedudukan penembakan.
(a) Wasjur mengarahkan pelaku untuk menempati
kedudukan tembak agar tidak terjadi kesalahan lajur.
(b) Setelah Pelaku menempati kedudukan dengan
benar, meletakkan senjata dan berdiri satu langkah
dibelakang senjata.
(c) Wasjur melaksanakan pemeriksan pelaku di
kedudukan tembak baik personel maupun
materiilnya.
(d) Wasjur melaksanakan pencatatan identitas
pelaku.
(e) Pelatih Pibak memberikan aba-aba
menghitung kepada pelaku, selanjutnya pelaku
menghitung sesuai dengan lajurnya masing-masing.
(f) Wasjur melaksanakan pemeriksan sesuai
dengan lajur dan gelombang yang telah ditentukan.
(g) Wasjur melaporkan kepada Wastak bahwa
pelaku siap melaksanakan menembak.
(h) Wastak melaporkan kepada pimpinan
penembakan bahwa penembakan siap dimulai.
(i) Pelatih Pibak memberikan aba-aba
penembakan sesuai dengan materi yang akan
dilaksanakan.
(j) Pelaku melaksanakan menembak sesuai
dengan sasarannya masing-masing.
i) Petembak disusun dalam daftar sesuai
gelombang dan lajur masing-masing.
ii) Petembak diberikan penjelasan secara
umum tentang jalannya latihan menembak
dengan menyaksikan peragaan.
160
iii) Setelah melaksanakan hal-hal tersebut
dikumpulkan ditempat yang aman dan
menunggu giliran dengan meletakkan senjata
secara teratur.
iv) Petembak gilirannya dipanggil
menempati lajur masing-masing dan
membawa peluru dimasukan magasen belum
terpasang pada senjata.
v) Pelatih memberikan kesempatan
memperhatikan sasaran.
vi) Aba-aba Pibak.
aa) Pasang magasen isi senjata
“Sikap berdiri pasang magasen isi
senjata terkunci”. Petembak
mengulangi aba-aba, kemudian
mengarahkan senjata ke sasaran dan
laporan “Lapor senjata terisi dan
terkunci”.
bb) kemudian Pibak memberikan
aba-aba “ Persiapan………bentuk dan
warna, tembak ! ” Pelaku menembak 2
butir peluru kemudian kembali kesikap
awal ( popor di bahu ), selanjutnya
kegiatan sama.
Contoh : “ Segi tiga – Kuning
….Tembak !
(k) Wasjur mengawasi dan membantu mengatasi
gangguan apabila terjadi gangguan senjata yang
tidak dapat diatasi oleh pelaku.
(l) Wasjur melaksanakan penggantian munisi
apabila terjadi munisi yang kets atau rusak.
161
(m) Pelaku yang telah selesai melaksanakan
menembak berdiri mundur satu langkah dibelakang
senjata kemudian laporan dari tempat “Lapor lajur .....
selesai menembak”.
(n) Setelah seluruh pelaku selesai melaksanakan
menembak Pelatih Pibak memerintahkan kosongkan
senjata “Sikap berlutut kosongkan senjata”.
(o) Wasjur melaksanakan pemeriksaan kamar
senjata sesuai dengan lajurnya masing-masing.
(p) Pibak memerintahkan pelaku berdiri hadap
kiri/kanan menuju ke tempat pemeriksaan senjata
akhir dengan pembawaan senjata laras mengarah
keatas, tangan kanan memegang pistol grip, jari
telunjuk berada diluar picu, magasen terlepas dari
rumah magasen.
(5) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir.
(a) Petugas Rikjat menerima pelaku untuk
melaksanakan pemeriksaan senjata akhir.
(b) Petugas Rikjat memerintahkan pelaku untuk
melaksanakan tindakan keamanan dengan aba-aba
“Siap gerak” – “Periksa kamar – gerak” pelaku
melaksanakan kegiatan periksa kamar.
(c) Petugas Rikjat memeriksa kamar senjata
pelaku satu persatu dengan cara melihat dan
meyakinkan bahwa kamar benar-benar
aman/kosong.
(d) Petugas Rikjat memerintahkan hadap
kanan/kiri menuju ke TB akhir.
(6) Kegiatan di TB akhir.
(a) Petugas TB akhir menerima pelaku
ditempatkan sesuai tempat yang telah ditentukan.
162
(b) Petugas TB akhir memerintahkan pelaku untuk
menempatkan senjata pada rak yang telah disiapkan.
(c) Setelah meletakkan senjata pelaku menuju ke
tempat yang telah disiapkan.
(d) Selama kegiatan di TB akhir kedudukan
pelaku dan senjata terpisah.
(e) Selama kegiatan di TB akhir pelaku diberikan
bimbingan dan asuhan dari Petugas TB akhir yang
telah selesai dilaksanakan.
(f) Selama kegiatan di TB akhir pelaku tidak
dibenarkan meninggalkan tempat tanpa seijin pelatih.
Skema Pemasangan Sasaran Penunjukan Sasaran
Gambar - 65
Keterangan : - Sasaran dapat disusun dengan posisi sama tetapi warna harus
beda.
- Ukuran sasaran 20 cm.
163
9) Tembak Tempur Reaksi Penunjukan Arah dan Jarak.
a) Persyaratan lapangan tembak.
(1) Lapangan. Lebar lapangan harus dapat menampung
sektor tembakan pada sudut 30°– 120°.
(2) Panjang lapangan maksimal 100 m.
(3) Terdapat pepohonan dan semak belukar yang dapat
digunakan bagi penempatan sasaran.
(4) Medan rata dan bergelombang, ada tanjakan yang
tidak terlalu tajam.
(5) Di sekitar penempatan sasaran bersih dari batu dan
sejenisnya.
(6) Terdapat tanggul alam untuk penerima peluru.
b) Lesan tetap ( satatis ).
(1) Jam 12, 75 m = 1 lesan tubuh.
(2) Jam 10, 50 m = 1 Iesan tubuh.
(3) Jam 11, 40 m = 2 lesan ½ tubuh.
(4) Jam 10, 30 m = 1 lesan ½ tubuh.
(5) Jam 11, 25 m = 2 lesan dada.
(6) Jam 12, 20 m = 1 lesan dada.
c) Jumlah peluru 10 butir.
d) Sikap berdiri.
e) Waktu menembak, 2 detik untuk 1 butir peluru.
f) Batas lulus minimal perkenaan 7 butir.
g) Dilaksanakan 2 seri dan 1 seri untuk evaluasi.
h) Cara penilaian.
(1) Penilaian dilakukan dengan cara menghitung jumlah
perkenaan pada sasaran sesuai aba-aba pelatih.
(2) Penilaian dinyatakan sah apabila tembakan sesuai
aba-aba pelatih.
164
i) Urut-urutan Kegiatan.
(1) Kegiatan di DP.
(a) Koordinator menerima pelaku, kegiatan yang
dilaksanakan:
i) Tindakan keamanan.
ii) Pemeriksaan personel dan materiil
dilanjutkan dengan berdoa.
iii) Menjelaskan tentang mekanisme
kegiatan yang akan dilaksanakan.
iv) Memberikan penjelasan tentang
keharusan dan larangan yang harus di taati
oleh pelaku selama kegiatan latihan.
v) Menyerahkan pelaku/peserta latihan
kepada Pelatih Pibak.
(b) Pelatih Pibak memberikan penjelasan tentang:
i) Teori/Materi kegiatan yang akan
dilaksanakan.
ii) Mengarahkan Pelaku dari DP menuju
ke pemeriksaan senjata kemudian diterima
oleh pelatih pemeriksa senjata.
(2) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata.
(a) Petugas Rikjat melaksanakan pemeriksaan
senjata.
(b) Petugas Rikjat melaksanakan pecatatan
apabila terdapat senjata yang rusak.
(c) Petugas Rikjat melaksanakan penggantian
senjata cadangan kepada pelaku apabila terdapat
senjata yang rusak berat.
165
(d) Petugas Rikjat melaporkan dan mencatat
kepada pimpinan apabila terdapat kendala di
pemeriksaan senjata.
(e) Petugas Rikjat mengarahkan pelaku latihan
dari tempat pemeriksaan senjata menuju ke tempat
pengambilan munisi.
(3) Kegiatan di tempat pembagian munisi.
(a) Pelayan munisi membagikan munisi kepada
pelaku sesuai dengan materi yang akan
dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah menerima
munisi memeriksa jumlah munisi yang sudah
diterima.
(b) Pelayan munisi mencatat munisi yang telah
dibagikan kepada pelaku.
(c) Pelayan munisi mengarahkan pelaku latihan
dari tempat pembagian munisi menuju ke kedudukan
tembakan.
(4) Kegiatan di kedudukan penembakan.
(a) Wasjur mengarahkan pelaku untuk menempati
kedudukan tembak agar tidak terjadi kesalahan lajur.
(b) Setelah Pelaku menempati kedudukan dengan
benar, meletakkan senjata dan berdiri satu langkah
dibelakang senjata.
(c) Wasjur melaksanakan pemeriksan pelaku di
kedudukan tembak baik personel maupun
materiilnya.
(d) Wasjur melaksanakan pencatatan identitas
pelaku.
(e) Pelatih Pibak memberikan aba-aba
menghitung kepada pelaku, selanjutnya pelaku
menghitung sesuai dengan lajurnya masing-masing.
166
(f) Wasjur melaksanakan pemeriksan sesuai
dengan lajur dan gelombang yang telah ditentukan.
(g) Wasjur melaporkan kepada Wastak bahwa
pelaku siap melaksanakan menembak.
(h) Wastak melaporkan kepada pimpinan
penembakan bahwa penembakan siap dimulai.
(i) Pelatih Pibak memberikan aba-aba
penembakan sesuai dengan materi yang akan
dilaksanakan.
(j) Pelaku melaksanakan menembak sesuai
dengan sasarannya masing-masing.
i) Petembak berdiri di kedudukan tembak.
ii) Pibak memerintahkan pasang magasen
isi senjata, petembak mengikuti,
melaksanakan dan laporan “ Lapor ...... Siap”
iii) Pibak memberikan aba-aba “12–75
tembak” (dapat di ganti dengan pluit) artinya
petembak menembak 2 butir arah jam 12 dan
jarak 75 m sampai dengan selesai.
(k) Wasjur mengawasi dan membantu mengatasi
gangguan apabila terjadi gangguan senjata yang
tidak dapat diatasi oleh pelaku.
(l) Wasjur melaksanakan penggantian munisi
apabila terjadi munisi yang kets atau rusak.
(m) Pelaku yang telah selesai melaksanakan
menembak berdiri mundur satu langkah dibelakang
senjata kemudian laporan dari tempat “Lapor lajur .....
selesai menembak”.
(n) Setelah seluruh pelaku selesai melaksanakan
menembak Pelatih Pibak memerintahkan kosongkan
senjata “Sikap berlutut kosongkan senjata”.
167
(o) Wasjur melaksanakan pemeriksaan kamar
senjata sesuai dengan lajurnya masing-masing.
(p) Pibak memerintahkan pelaku berdiri hadap
kiri/kanan menuju ke tempat pemeriksaan senjata
akhir dengan pembawaan senjata laras mengarah
keatas, tangan kanan memegang pistol grip, jari
telunjuk berada diluar picu, magasen terlepas dari
rumah magasen.
(5) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir.
(a) Petugas Rikjat menerima pelaku untuk
melaksanakan pemeriksaan senjata akhir.
(b) Petugas Rikjat memerintahkan pelaku untuk
melaksanakan tindakan keamanan dengan aba-aba
“Siap gerak” – “Periksa kamar – gerak” pelaku
melaksanakan kegiatan periksa kamar.
(c) Petugas Rikjat memeriksa kamar senjata
pelaku satu persatu dengan cara melihat dan
meyakinkan bahwa kamar benar-benar
aman/kosong.
(d) Petugas Rikjat memerintahkan hadap
kanan/kiri menuju ke TB akhir.
(6) Kegiatan di TB akhir.
(a) Petugas TB akhir menerima pelaku
ditempatkan sesuai tempat yang telah ditentukan.
(b) Petugas TB akhir memerintahkan pelaku untuk
menempatkan senjata pada rak yang telah disiapkan.
(c) Setelah meletakkan senjata pelaku menuju ke
tempat yang telah disiapkan.
(d) Selama kegiatan di TB akhir kedudukan
pelaku dan senjata terpisah.
168
(e) Selama kegiatan di TB akhir pelaku diberikan
bimbingan dan asuhan dari Petugas TB akhir yang
telah selesai dilaksanakan.
(f) Selama kegiatan di TB akhir pelaku tidak
dibenarkan meninggalkan tempat tanpa seijin pelatih.
Skema Tembak Tempur Reaksi Penunjukan Arah dan Jarak
Gambar - 66
10) Tembak Tempur Reaksi Sasaran Timbul Tenggelam.
a) Persyaratan lapangan tembak.
(1) Lapangan. Lebar lapangan harus dapat menampung
sektor tembakan pada sudut 30°– 120°.
(2) Panjang lapangan maksimal 100 m.
169
(3) Terdapat pepohonan dan semak belukar yang dapat
digunakan bagi penempatan sasaran.
(4) Medan rata dan bergelombang.
(5) Di sekitar penempatan sasaran bersih dari batu dan
sejenisnya.
(6) Terdapat tanggul alam untuk penerima peluru.
b) Lesan timbul tenggelam dan bergerak. Ditempatkan di
lapangan dengan pengatur seperti dalam gambar.
(1) Lesan tubuh = 1 buah.
(2) Lesan setengah tubuh = 1 buah.
(3) Lesan bentuk orang lari = 1 buah.
(4) Lesan dada rebah depan = 2 buah.
(5) Lesan dada rebah samping = 2 buah.
c) Jumlah peluru 10 butir.
d) Sikap berdiri.
e) Waktu menembak, 2 detik untuk 1 butir peluru.
f) Batas lulus minimal perkenaan 7 butir.
g) Urut-urutan Kegiatan.
(1) Kegiatan di DP.
(a) Koordinator menerima pelaku, kegiatan yang
dilaksanakan:
i) Tindakan keamanan.
ii) Pemeriksaan personel dan materiil
dilanjutkan dengan berdoa.
iii) Menjelaskan tentang mekanisme
kegiatan yang akan dilaksanakan.
iv) Memberikan penjelasan tentang
keharusan dan larangan yang harus di taati
oleh pelaku selama kegiatan latihan.
170
v) Menyerahkan pelaku/peserta latihan
kepada Pelatih Pibak.
(b) Pelatih Pibak memberikan penjelasan tentang:
i) Teori/Materi kegiatan yang akan
dilaksanakan.
ii) Mengarahkan Pelaku dari DP menuju
ke pemeriksaan senjata kemudian diterima
oleh pelatih pemeriksa senjata.
(2) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata.
(a) Petugas Rikjat melaksanakan pemeriksaan
senjata.
(b) Petugas Rikjat melaksanakan pecatatan
apabila terdapat senjata yang rusak.
(c) Petugas Rikjat melaksanakan penggantian
senjata cadangan kepada pelaku apabila terdapat
senjata yang rusak berat.
(d) Petugas Rikjat melaporkan dan mencatat
kepada pimpinan apabila terdapat kendala di
pemeriksaan senjata.
(e) Petugas Rikjat mengarahkan pelaku latihan
dari tempat pemeriksaan senjata menuju ke tempat
pengambilan munisi.
(3) Kegiatan di tempat pembagian munisi.
(a) Pelayan munisi membagikan munisi kepada
pelaku sesuai dengan materi yang akan
dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah menerima
munisi memeriksa jumlah munisi yang sudah
diterima.
(b) Pelayan munisi mencatat munisi yang telah
dibagikan kepada pelaku.
171
(c) Pelayan munisi mengarahkan pelaku latihan
dari tempat pembagian munisi menuju ke kedudukan
tembakan.
(4) Kegiatan di kedudukan penembakan.
(a) Wasjur mengarahkan pelaku untuk menempati
kedudukan tembak agar tidak terjadi kesalahan lajur.
(b) Setelah Pelaku menempati kedudukan dengan
benar, meletakkan senjata dan berdiri satu langkah
dibelakang senjata.
(c) Wasjur melaksanakan pemeriksan pelaku di
kedudukan tembak baik personel maupun
materiilnya.
(d) Wasjur melaksanakan pencatatan identitas
pelaku.
(e) Pelatih Pibak memberikan aba-aba
menghitung kepada pelaku, selanjutnya pelaku
menghitung sesuai dengan lajurnya masing-masing.
(f) Wasjur melaksanakan pemeriksan sesuai
dengan lajur dan gelombang yang telah ditentukan.
(g) Wasjur melaporkan kepada Wastak bahwa
pelaku siap melaksanakan menembak.
(h) Wastak melaporkan kepada pimpinan
penembakan bahwa penembakan siap dimulai.
(i) Pelatih Pibak memberikan aba-aba
penembakan sesuai dengan materi yang akan
dilaksanakan.
(j) Pelaku melaksanakan menembak sesuai
dengan sasarannya masing-masing.
i) Petembak berdiri di kedudukan tembak.
ii) Pibak memerintahkan “ Sikap berdiri
pasang magasen isi senjata” petembak
172
mengikuti, melaksanakan dan laporan “Lapor
....... Siap”
iii) Setelah petembak siap, Pibak
memberikan aba-aba “Pandang dan tembak“
iv) Apabila ada lesan yang timbul maka
petembak segara bereaksi dengan cepat
mengarahkan senjatanya ke sasaran dan
menembak 1 butir selama 2” dan seterusnya
sampai dengan 10 butir peluru..
(k) Wasjur mengawasi dan membantu mengatasi
gangguan apabila terjadi gangguan senjata yang
tidak dapat diatasi oleh pelaku.
(l) Wasjur melaksanakan penggantian munisi
apabila terjadi munisi yang kets atau rusak.
(m) Pelaku yang telah selesai melaksanakan
menembak berdiri mundur satu langkah dibelakang
senjata kemudian laporan dari tempat “Lapor lajur .....
selesai menembak”.
(n) Setelah seluruh pelaku selesai melaksanakan
menembak Pelatih Pibak memerintahkan kosongkan
senjata “Sikap berlutut kosongkan senjata”.
(o) Wasjur melaksanakan pemeriksaan kamar
senjata sesuai dengan lajurnya masing-masing.
(p) Pibak memerintahkan pelaku berdiri hadap
kiri/kanan menuju ke tempat pemeriksaan senjata
akhir dengan pembawaan senjata laras mengarah
keatas, tangan kanan memegang pistol grip, jari
telunjuk berada diluar picu, magasen terlepas dari
rumah magasen.
(5) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir.
173
(a) Petugas Rikjat menerima pelaku untuk
melaksanakan pemeriksaan senjata akhir.
(b) Petugas Rikjat memerintahkan pelaku untuk
melaksanakan tindakan keamanan dengan aba-aba
“Siap gerak” – “Periksa kamar – gerak” pelaku
melaksanakan kegiatan periksa kamar.
(c) Petugas Rikjat memeriksa kamar senjata
pelaku satu persatu dengan cara melihat dan
meyakinkan bahwa kamar benar-benar
aman/kosong.
(d) Petugas Rikjat memerintahkan hadap
kanan/kiri menuju ke TB akhir.
(6) Kegiatan di TB akhir.
(a) Petugas TB akhir menerima pelaku
ditempatkan sesuai tempat yang telah ditentukan.
(b) Petugas TB akhir memerintahkan pelaku untuk
menempatkan senjata pada rak yang telah disiapkan.
(c) Setelah meletakkan senjata pelaku menuju ke
tempat yang telah disiapkan.
(d) Selama kegiatan di TB akhir kedudukan
pelaku dan senjata terpisah.
(e) Selama kegiatan di TB akhir pelaku diberikan
bimbingan dan asuhan dari Petugas TB akhir yang
telah selesai dilaksanakan.
(f) Selama kegiatan di TB akhir pelaku tidak
dibenarkan meninggalkan tempat tanpa seijin pelatih.
174
Skema Baksi Timbul Tenggelam
Gambar – 67
Keterangan : - Sudut kelebaran 120˚.
- jarak 75 m lesan orang lari (kesamping).
- Jarak 60 m setengah tubuh (jendela).
- Jarak 50 m tubuh (rebah tegak).
- Jarak 45 m setengah tubuh (timbul tenggelam).
- Jarak 30 m lesan dada (rebah kesamping).
- Jarak 20 m lesan dada (rebah tegak).
11) Tembak Tempur Reaksi Sasaran Bergerak.
a) Persyaratan lapangan tembak.
(1) Lebar lapangan 120°.
(2) Panjang lorong 50 m s.d 100 m.
(3) Terdapat pepohonan dan semak belukar.
(4) Tanggul penahan peluru.
(5) Medan rata/berupa lereng bukit.
175
b) Lesan bergerak dan jarak tembak.
(1) Lesan tubuh bentuk orang lari dari kanan ke kiri 1
buah pada jarak 30 m.
(2) Lesan tubuh bentuk orang berjalan dari kiri ke kanan
1 buah pada jarak 50 m
(3) Lesan tubuh bentuk orang jalan kedepan 1 buah
pada jarak 65 m s.d 55 m.
(4) Lesan tubuh bentuk orang merayap 1 buah pada
jarak 25 m.
(5) Lesan tubuh bentuk orang meluncur 1 buah pada
jarak 80 m.
c) Jumlah peluru 10 butir.
d) Sikap berdiri.
e) Waktu menembak.
(1) Sasaran berlari 3’ s. D 4” ( jarak 10 m).
(2) Sasaran berjalan kesamping dan kedepan 5” s.d 6”
(jarak 10 m).
(3) Sasaran merayap 8” s.d 10” ( jarak 5 m ).
(4) Sasaran meluncur 3” s. D 4” ( jarak 10 m ).
f) Batas lulus minimal perkenaan 6 butir.
g) Urut-urutan Kegiatan.
(1) Kegiatan di DP.
(a) Koordinator menerima pelaku, kegiatan yang
dilaksanakan:
i) Tindakan keamanan.
ii) Pemeriksaan personel dan materiil
dilanjutkan dengan berdoa.
iii) Menjelaskan tentang mekanisme
kegiatan yang akan dilaksanakan.
176
iv) Memberikan penjelasan tentang
keharusan dan larangan yang harus di taati
oleh pelaku selama kegiatan latihan.
v) Menyerahkan pelaku/peserta latihan
kepada Pelatih Pibak.
(b) Pelatih Pibak memberikan penjelasan tentang:
i) Teori/Materi kegiatan yang akan
dilaksanakan.
ii) Mengarahkan Pelaku dari DP menuju
ke pemeriksaan senjata kemudian diterima
oleh pelatih pemeriksa senjata.
(2) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata.
(a) Petugas Rikjat melaksanakan pemeriksaan
senjata.
(b) Petugas Rikjat melaksanakan pecatatan
apabila terdapat senjata yang rusak.
(c) Petugas Rikjat melaksanakan penggantian
senjata cadangan kepada pelaku apabila terdapat
senjata yang rusak berat.
(d) Petugas Rikjat melaporkan dan mencatat
kepada pimpinan apabila terdapat kendala di
pemeriksaan senjata.
(e) Petugas Rikjat mengarahkan pelaku latihan
dari tempat pemeriksaan senjata menuju ke tempat
pengambilan munisi.
(3) Kegiatan di tempat pembagian munisi.
(a) Pelayan munisi membagikan munisi kepada
pelaku sesuai dengan materi yang akan
dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah menerima
munisi memeriksa jumlah munisi yang sudah
diterima.
177
(b) Pelayan munisi mencatat munisi yang telah
dibagikan kepada pelaku.
(c) Pelayan munisi mengarahkan pelaku latihan
dari tempat pembagian munisi menuju ke kedudukan
tembakan.
(4) Kegiatan di kedudukan penembakan.
(a) Wasjur mengarahkan pelaku untuk menempati
kedudukan tembak agar tidak terjadi kesalahan lajur.
(b) Setelah Pelaku menempati kedudukan dengan
benar, meletakkan senjata dan berdiri satu langkah
dibelakang senjata.
(c) Wasjur melaksanakan pemeriksan pelaku di
kedudukan tembak baik personel maupun
materiilnya.
(d) Wasjur melaksanakan pencatatan identitas
pelaku.
(e) Pelatih Pibak memberikan aba-aba
menghitung kepada pelaku, selanjutnya pelaku
menghitung sesuai dengan lajurnya masing-masing.
(f) Wasjur melaksanakan pemeriksan sesuai
dengan lajur dan gelombang yang telah ditentukan.
(g) Wasjur melaporkan kepada Wastak bahwa
pelaku siap melaksanakan menembak.
(h) Wastak melaporkan kepada pimpinan
penembakan bahwa penembakan siap dimulai.
(i) Pelatih Pibak memberikan aba-aba
penembakan sesuai dengan materi yang akan
dilaksanakan.
(j) Pelaku melaksanakan menembak sesuai
dengan sasarannya masing-masing.
i) Petembak berdiri di kedudukan tembak.
178
ii) Pibak memerintahkan pasang magasen
isi senjata, petembak mengikuti,
melaksanakan dan laporan “Lapor ....... Siap”.
iii) Setelah petembak siap, Pibak
memberikan aba-aba “Pandang dan tembak“.
iv) Apabila ada lesan yang bergerak, maka
petembak segera bereaksi mengarahkan
senjatanya ke sasaran dan menembak 2 butir
sampai dengan sasaran berikutnya.
(k) Wasjur mengawasi dan membantu mengatasi
gangguan apabila terjadi gangguan senjata yang
tidak dapat diatasi oleh pelaku.
(l) Wasjur melaksanakan penggantian munisi
apabila terjadi munisi yang kets atau rusak.
(m) Pelaku yang telah selesai melaksanakan
menembak berdiri mundur satu langkah dibelakang
senjata kemudian laporan dari tempat “Lapor lajur .....
selesai menembak”.
(n) Setelah seluruh pelaku selesai melaksanakan
menembak Pelatih Pibak memerintahkan kosongkan
senjata “Sikap berlutut kosongkan senjata”.
(o) Wasjur melaksanakan pemeriksaan kamar
senjata sesuai dengan lajurnya masing-masing.
(p) Pibak memerintahkan pelaku berdiri hadap
kiri/kanan menuju ke tempat pemeriksaan senjata
akhir dengan pembawaan senjata laras mengarah
keatas, tangan kanan memegang pistol grip, jari
telunjuk berada diluar picu, magasen terlepas dari
rumah magasen.
(5) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir.
179
(a) Petugas Rikjat menerima pelaku untuk
melaksanakan pemeriksaan senjata akhir.
(b) Petugas Rikjat memerintahkan pelaku untuk
melaksanakan tindakan keamanan dengan aba-aba
“Siap gerak” – “Periksa kamar – gerak” pelaku
melaksanakan kegiatan periksa kamar.
(c) Petugas Rikjat memeriksa kamar senjata
pelaku satu persatu dengan cara melihat dan
meyakinkan bahwa kamar benar-benar
aman/kosong.
(d) Petugas Rikjat memerintahkan hadap
kanan/kiri menuju ke TB akhir.
(6) Kegiatan di TB akhir.
(a) Petugas TB akhir menerima pelaku
ditempatkan sesuai tempat yang telah ditentukan.
(b) Petugas TB akhir memerintahkan pelaku untuk
menempatkan senjata pada rak yang telah disiapkan.
(c) Setelah meletakkan senjata pelaku menuju ke
tempat yang telah disiapkan.
(d) Selama kegiatan di TB akhir kedudukan
pelaku dan senjata terpisah.
(e) Selama kegiatan di TB akhir pelaku diberikan
bimbingan dan asuhan dari Petugas TB akhir yang
telah selesai dilaksanakan.
(f) Selama kegiatan di TB akhir pelaku tidak
dibenarkan meninggalkan tempat tanpa seijin pelatih.
180
Ked. Bak Penarik lesan
25 m
45m
Skema Baksi Sasaran Bergerak.
Gambar - 68
Keterangan : - Sasaran jarak 25 m (merayap).
- Sasaran jarak 45 m (orang berjalan).
- Sasaran jarak 70 m (kesamping).
- Sasaran jarak 90 m 2 lesan tubuh (jendela).
12) Tembak Tempur Reaksi Lorong Hantu.
a) Persyaratan medan yang digunakan. Mengingat latihan
ini cukup berbahaya maka sebaiknya medan Baksi Lorong Hantu
dipilih pada suatu tempat yang jarang atau tidak pernah dilalui
penduduk.
(1) Medan tertutup.
(2) Terdapat lorong yang dapat dilalui satu atau dua
orang.
(3) Pembuatan lorong hendaknya merupakan setengah
lingkaran dan penempatan lesan diarahkan ke satu arah ke
kiri dan ke kanan sehingga lintasan peluru cukup aman.
90 m
70 m
181
(4) Bila terdapat lembah yang sempit dan kiri kanannya
terdapat tanggul penahan peluru maka sasaran dapat
ditempatkan di kiri, kanan, depan dan di atas pohon.
(5) Panjang lorong antara 100 m s.d. 300 m.
b) Lesan tetap ( statis ). Jumlah dan penempatannya
disesuaikan dengan betuk medan yang digunakan ( + 25 m dari
titik tembak )
(1) Lesan tubuh.
(2) Lesan ½ tubuh.
(3) Lesan dada.
c) Jumlah peluru 10 butir.
d) Sikap berdiri atau sikap tembak serbuan.
e) Batas lulus minimal perkenaan 6 butir.
f) Urut-urutan Kegiatan.
(1) Kegiatan di DP.
(a) Koordinator menerima pelaku, kegiatan yang
dilaksanakan:
i) Tindakan keamanan.
ii) Pemeriksaan personel dan materiil
dilanjutkan dengan berdoa.
iii) Menjelaskan tentang mekanisme
kegiatan yang akan dilaksanakan.
iv) Memberikan penjelasan tentang
keharusan dan larangan yang harus di taati
oleh pelaku selama kegiatan latihan.
v) Menyerahkan pelaku/peserta latihan
kepada Pelatih Pibak.
(b) Pelatih Pibak memberikan penjelasan tentang:
182
i) Teori/Materi kegiatan yang akan
dilaksanakan.
ii) Mengarahkan Pelaku dari DP menuju
ke pemeriksaan senjata kemudian diterima
oleh pelatih pemeriksa senjata.
(2) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata.
(a) Petugas Rikjat melaksanakan pemeriksaan
senjata.
(b) Petugas Rikjat melaksanakan pecatatan
apabila terdapat senjata yang rusak.
(c) Petugas Rikjat melaksanakan penggantian
senjata cadangan kepada pelaku apabila terdapat
senjata yang rusak berat.
(d) Petugas Rikjat melaporkan dan mencatat
kepada pimpinan apabila terdapat kendala di
pemeriksaan senjata.
(e) Petugas Rikjat mengarahkan pelaku latihan
dari tempat pemeriksaan senjata menuju ke tempat
pengambilan munisi.
(3) Kegiatan di tempat pembagian munisi.
(a) Pelayan munisi membagikan munisi kepada
pelaku sesuai dengan materi yang akan
dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah menerima
munisi memeriksa jumlah munisi yang sudah
diterima.
(b) Pelayan munisi mencatat munisi yang telah
dibagikan kepada pelaku.
(c) Pelayan munisi mengarahkan pelaku latihan
dari tempat pembagian munisi menuju ke kedudukan
tembakan.
183
(4) Kegiatan di kedudukan penembakan.
(a) Wasjur mengarahkan pelaku untuk menempati
kedudukan tembak agar tidak terjadi kesalahan lajur.
(b) Setelah Pelaku menempati kedudukan dengan
benar, meletakkan senjata dan berdiri satu langkah
dibelakang senjata.
(c) Wasjur melaksanakan pemeriksaan pelaku di
kedudukan tembak baik personel maupun
materiilnya.
(d) Wasjur melaksanakan pencatatan identitas
pelaku.
(e) Pelatih Pibak memberikan aba-aba
menghitung kepada pelaku, selanjutnya pelaku
menghitung sesuai dengan lajurnya masing-masing.
(f) Wasjur melaksanakan pemeriksan sesuai
dengan lajur dan gelombang yang telah ditentukan.
(g) Wasjur melaporkan kepada Wastak bahwa
pelaku siap melaksanakan menembak.
(h) Wastak melaporkan kepada pimpinan
penembakan bahwa penembakan siap dimulai.
(i) Pelatih Pibak memberikan aba-aba
penembakan sesuai dengan materi yang akan
dilaksanakan.
(j) Pelaku melaksanakan menembak sesuai
dengan sasarannya masing-masing.
i) Petembak ( 2 orang ) menuju ke titik
start.
ii) Pibak memberikan aba-aba ” Pasang
magasen isi senjata terkunci” Petembak
mengikuti, melaksanakan dan laporan
”Lapor....... Siap”
iii) Pibak memerintahkan petembak ”Maju”
kemudian 2 petembak bergerak maju
184
berdampingan saling melindungi ( sesuai
sektor pengawasan yang diberikan pelatih )
menelusuri lorong diikuti oleh 2 Wasjur dan 1
penilai.
iv) Pada saat petembak bergerak dan
melihat sasaran, maka petembak segera
bereaksi dengan mengarahkan senjatanya ke
sasaran, kemudian menembak 2 butir,
selanjutnya kegiatan sama.
(k) Wasjur mengawasi dan membantu mengatasi
gangguan apabila terjadi gangguan senjata yang
tidak dapat diatasi oleh pelaku.
(l) Wasjur melaksanakan penggantian munisi
apabila terjadi munisi yang kets atau rusak.
(m) Pelaku yang telah selesai melaksanakan
menembak berdiri mundur satu langkah dibelakang
senjata kemudian laporan dari tempat “Lapor lajur .....
selesai menembak”.
(n) Setelah seluruh pelaku selesai melaksanakan
menembak Pelatih Pibak memerintahkan kosongkan
senjata “Sikap berlutut kosongkan senjata”.
(o) Wasjur melaksanakan pemeriksaan kamar
senjata sesuai dengan lajurnya masing-masing.
(p) Pibak memerintahkan pelaku berdiri hadap
kiri/kanan menuju ke tempat pemeriksaan senjata
akhir dengan pembawaan senjata laras mengarah
keatas, tangan kanan memegang pistol grip, jari
telunjuk berada diluar picu, magasen terlepas dari
rumah magasen.
(5) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir.
185
(a) Petugas Rikjat menerima pelaku untuk
melaksanakan pemeriksaan senjata akhir.
(b) Petugas Rikjat memerintahkan pelaku untuk
melaksanakan tindakan keamanan dengan aba-aba
“Siap gerak” – “Periksa kamar – gerak” pelaku
melaksanakan kegiatan periksa kamar.
(c) Petugas Rikjat memeriksa kamar senjata
pelaku satu persatu dengan cara melihat dan
meyakinkan bahwa kamar benar-benar
aman/kosong.
(d) Petugas Rikjat memerintahkan hadap
kanan/kiri menuju ke TB akhir.
(6) Kegiatan di TB akhir.
(a) Petugas TB akhir menerima pelaku
ditempatkan sesuai tempat yang telah ditentukan.
(b) Petugas TB akhir memerintahkan pelaku untuk
menempatkan senjata pada rak yang telah disiapkan.
(c) Setelah meletakkan senjata pelaku menuju ke
tempat yang telah disiapkan.
(d) Selama kegiatan di TB akhir kedudukan
pelaku dan senjata terpisah.
(e) Selama kegiatan di TB akhir pelaku diberikan
bimbingan dan asuhan dari Petugas TB akhir yang
telah selesai dilaksanakan.
(f) Selama kegiatan di TB akhir pelaku tidak
dibenarkan meninggalkan tempat tanpa seijin pelatih.
186
Petembak
Skema Baksi Lorong Hantu
Gambar – 69
13) Tembak Tempur Reaksi Pertempuran Perjumpaan (Purpa).
a) Persyaratan medan yang digunakan. Mengingat latihan ini
cukup berbahaya maka sebaiknya medan Baksi Purpa dipilih pada
suatu tempat yang jarang atau tidak pernah dilalui penduduk.
(1) Medan tertutup / semi tertutup.
(2) Terdapat lorong yang dapat dilalui satu atau dua
orang.
(3) Pembuatan lorong hendaknya merupakan setengah
lingkaran dan penempatan lesan diarahkan ke satu arah ke
kiri dan ke kanan sehingga lintasan peluru cukup aman.
187
(4) Bila terdapat lembah yang sempit dan kiri kanannya
terdapat tanggul penahan peluru maka sasaran dapat
ditempatkan di kiri, kanan, depan dan di atas pohon.
(5) Panjang lorong antara 100 m s.d. 300 m.
b) Lesan timbul tenggelam dan bergerak. Jumlah dan
penempatannya disesuaikan dengan betuk medan yang
digunakan ( + 25 m dari titik tembak ).
(1) Lesan tubuh rebah tegak
(2) Lesan ½ tubuh rebah tegak dan rebah samping.
(3) Lesan dada rebah tegak dan jendela.
(4) Lesan bentuk orang berjalan kesamping.
(5) Lesan bentuk orang merayap.
c) Jumlah peluru 10 butir.
d) Sikap berdiri atau sikap tembak serbuan.
e) Batas lulus minimal perkenaan 8 butir.
f) Yang mempengaruhi penilaian. Tidak menembak ke
sasaran sampai radius 25 m / 90° dianggap diskualifikasi dan
perkenaan dikurangi 2 butir.
g) Urut-urutan Kegiatan.
(1) Kegiatan di DP.
(a) Koordinator menerima pelaku, kegiatan yang
dilaksanakan:
i) Tindakan keamanan.
ii) Pemeriksaan personel dan materiil
dilanjutkan dengan berdoa.
iii) Menjelaskan tentang mekanisme
kegiatan yang akan dilaksanakan.
188
iv) Memberikan penjelasan tentang
keharusan dan larangan yang harus di taati
oleh pelaku selama kegiatan latihan.
v) Menyerahkan pelaku/peserta latihan
kepada Pelatih Pibak.
(b) Pelatih Pibak memberikan penjelasan tentang:
i) Teori/Materi kegiatan yang akan
dilaksanakan.
ii) Mengarahkan Pelaku dari DP menuju
ke pemeriksaan senjata kemudian diterima
oleh pelatih pemeriksa senjata.
(2) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata.
(a) Petugas Rikjat melaksanakan pemeriksaan
senjata.
(b) Petugas Rikjat melaksanakan pecatatan
apabila terdapat senjata yang rusak.
(c) Petugas Rikjat melaksanakan penggantian
senjata cadangan kepada pelaku apabila terdapat
senjata yang rusak berat.
(d) Petugas Rikjat melaporkan dan mencatat
kepada pimpinan apabila terdapat kendala di
pemeriksaan senjata.
(e) Petugas Rikjat mengarahkan pelaku latihan
dari tempat pemeriksaan senjata menuju ke tempat
pengambilan munisi.
(3) Kegiatan di tempat pembagian munisi.
(a) Pelayan munisi membagikan munisi kepada
pelaku sesuai dengan materi yang akan
dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah menerima
munisi memeriksa jumlah munisi yang sudah
diterima.
189
(b) Pelayan munisi mencatat munisi yang telah
dibagikan kepada pelaku.
(c) Pelayan munisi mengarahkan pelaku latihan
dari tempat pembagian munisi menuju ke kedudukan
tembakan.
(4) Kegiatan di kedudukan penembakan.
(a) Wasjur mengarahkan pelaku untuk menempati
kedudukan tembak agar tidak terjadi kesalahan lajur.
(b) Setelah Pelaku menempati kedudukan dengan
benar, meletakkan senjata dan berdiri satu langkah
dibelakang senjata.
(c) Wasjur melaksanakan pemeriksaan pelaku di
kedudukan tembak baik personel maupun
materiilnya.
(d) Wasjur melaksanakan pencatatan identitas
pelaku.
(e) Pelatih Pibak memberikan aba-aba
menghitung kepada pelaku, selanjutnya pelaku
menghitung sesuai dengan lajurnya masing-masing.
(f) Wasjur melaksanakan pemeriksan sesuai
dengan lajur dan gelombang yang telah ditentukan.
(g) Wasjur melaporkan kepada Wastak bahwa
pelaku siap melaksanakan menembak.
(h) Wastak melaporkan kepada pimpinan
penembakan bahwa penembakan siap dimulai.
(i) Pelatih Pibak memberikan aba-aba
penembakan sesuai dengan materi yang akan
dilaksanakan.
(j) Pelaku melaksanakan menembak sesuai
dengan sasarannya masing-masing.
i) Petembak menuju ke titik start.
190
ii) Pibak memberikan aba-aba ” Pasang
magasen isi senjata terkunci” Petembak
mengikuti, melaksanakan dan laporan
”Lapor....... Siap”
iii) Pibak memerintahkan petembak ”Maju”
kemudian petembak bergerak maju
menelusuri lorong diikuti oleh 1 Wasjur dan 1
penilai.
iv) Pada saat petembak bergerak dan
melihat sasaran, yang muncul tiba-tiba maka
petembak segera bereaksi dengan
mengarahkan senjatanya ke sasaran,
kemudian menembak 1 butir, selanjutnya
kegiatan sama.
(k) Wasjur mengawasi dan membantu mengatasi
gangguan apabila terjadi gangguan senjata yang
tidak dapat diatasi oleh pelaku.
(l) Wasjur melaksanakan penggantian munisi
apabila terjadi munisi yang kets atau rusak.
(m) Pelaku yang telah selesai melaksanakan
menembak berdiri mundur satu langkah dibelakang
senjata kemudian laporan dari tempat “Lapor lajur .....
selesai menembak”.
(n) Setelah seluruh pelaku selesai melaksanakan
menembak Pelatih Pibak memerintahkan kosongkan
senjata “Sikap berlutut kosongkan senjata”.
(o) Wasjur melaksanakan pemeriksaan kamar
senjata sesuai dengan lajurnya masing-masing.
(p) Pibak memerintahkan pelaku berdiri hadap
kiri/kanan menuju ke tempat pemeriksaan senjata
akhir dengan pembawaan senjata laras mengarah
keatas, tangan kanan memegang pistol grip, jari
191
telunjuk berada diluar picu, magasen terlepas dari
rumah magasen.
(5) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir.
(a) Petugas Rikjat menerima pelaku untuk
melaksanakan pemeriksaan senjata akhir.
(b) Petugas Rikjat memerintahkan pelaku untuk
melaksanakan tindakan keamanan dengan aba-aba
“Siap gerak” – “Periksa kamar – gerak” pelaku
melaksanakan kegiatan periksa kamar.
(c) Petugas Rikjat memeriksa kamar senjata
pelaku satu persatu dengan cara melihat dan
meyakinkan bahwa kamar benar-benar
aman/kosong.
(d) Petugas Rikjat memerintahkan hadap
kanan/kiri menuju ke TB akhir.
(6) Kegiatan di TB akhir.
(a) Petugas TB akhir menerima pelaku
ditempatkan sesuai tempat yang telah ditentukan.
(b) Petugas TB akhir memerintahkan pelaku untuk
menempatkan senjata pada rak yang telah disiapkan.
(c) Setelah meletakkan senjata pelaku menuju ke
tempat yang telah disiapkan.
(d) Selama kegiatan di TB akhir kedudukan
pelaku dan senjata terpisah.
(e) Selama kegiatan di TB akhir pelaku diberikan
bimbingan dan asuhan dari Petugas TB akhir yang
telah selesai dilaksanakan.
(f) Selama kegiatan di TB akhir pelaku tidak
dibenarkan meninggalkan tempat tanpa seijin pelatih.
192
Skema Baksi Pertempuran Perjumpaan
Gambar - 70
- Sikap berdiri - Munisi 10 btr @ 2 btr - Waktu 2 btr 2” - Petembak berjalan - Sasaran timbul tenggelam - Panjang lapangan minimal 50m - Lebar lapangan mempunyai sektor sudut 30˚ s.d 120 ˚ - Batas lulus 8 btr
Petembak
14) Tembak Khusus.
a) Menembak Terjal. Tujuannya untuk melumpuhkan
musuh yang menduduki / mempertahankan suatu ketinggian.
(1) Persyaratan lapangan tembak.
(a) Jarak tembak antara 200 m s.d. 300 m.
(b) Sudut tembak ± 45º.
(c) Tidak terdapat batu atau benda keras lainnya
sekitar sasaran.
(2) Sasaran lesan tubuh statis 1 buah
(3) Sikap tembak menyesuaikan medan.
(4) Jumlah peluru 12 butir dengan rincian :
193
(a) 2 butir peluru untuk pemanasan ( koreksi )
(b) 10 butir peluru untuk lesan tubuh
(5) Perkenaan yang diharapkan minimal 7 butir.
(6) Dilaksanakan 2 seri dan 1 seri untuk evaluasi.
(7) Urut-urutan Kegiatan.
(a) Kegiatan di DP.
i) Koordinator menerima pelaku, kegiatan
yang dilaksanakan:
aa) Tindakan keamanan.
bb) Pemeriksaan personel dan
materiil dilanjutkan dengan berdoa.
cc) Menjelaskan tentang mekanisme
kegiatan yang akan dilaksanakan.
dd) Memberikan penjelasan tentang
keharusan dan larangan yang harus di
taati oleh pelaku selama kegiatan
latihan.
ee) Menyerahkan pelaku/peserta
latihan kepada Pelatih Pibak.
ii) Pelatih Pibak memberikan penjelasan
tentang :
aa) Teori/Materi kegiatan yang akan
dilaksanakan.
bb) Mengarahkan Pelaku dari DP
menuju ke pemeriksaan senjata
kemudian diterima oleh pelatih
pemeriksa senjata.
(b) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata.
194
i) Petugas Rikjat melaksanakan
pemeriksaan senjata.
ii) Petugas Rikjat melaksanakan
peccatatan apabila terdapat senjata yang
rusak.
iii) Petugas Rikjat melaksanakan
penggantian senjata cadangan kepada pelaku
apabila terdapat senjata yang rusak berat.
iv) Petugas Rikjat melaporkan dan
mencatat kepada pimpinan apabila terdapat
kendala di pemeriksaan senjata.
v) Petugas Rikjat mengarahkan pelaku
latihan dari tempat pemeriksaan senjata
menuju ke tempat pengambilan munisi.
(c) Kegiatan di tempat pembagian munisi.
i) Pelayan munisi membagikan munisi
kepada pelaku sesuai dengan materi yang
akan dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah
menerima munisi memeriksa jumlah munisi
yang sudah diterima.
ii) Pelayan munisi mencatat munisi yang
telah dibagikan kepada pelaku.
iii) Pelayan munisi mengarahkan pelaku
latihan dari tempat pembagian munisi menuju
ke kedudukan tembakan. (d) Kegiatan di kedudukan penembakan.
i) Wasjur mengarahkan pelaku untuk
menempati kedudukan tembak agar tidak
terjadi kesalahan lajur.
ii) Setelah Pelaku menempati kedudukan
dengan benar, meletakkan senjata dan berdiri
satu langkah dibelakang senjata.
195
iii) Wasjur melaksanakan pemeriksaan
pelaku di kedudukan tembak baik personel
maupun materiilnya.
iv) Wasjur melaksanakan pencatatan
identitas pelaku.
v) Pelatih Pibak memberikan aba-aba
menghitung kepada pelaku, selanjutnya
pelaku menghitung sesuai dengan lajurnya
masing-masing.
vi) Wasjur melaksanakan pemeriksaan
sesuai dengan lajur dan gelombang yang telah
ditentukan.
vii) Wasjur melaporkan kepada Wastak
bahwa pelaku siap melaksanakan menembak.
viii) Wastak melaporkan kepada pimpinan
penembakan bahwa penembakan siap
dimulai.
ix) Pelatih Pibak memberikan aba-aba
penembakan sesuai dengan materi yang akan
dilaksanakan.
x) Pelaku melaksanakan menembak
sesuai dengan sasarannya masing-masing.
xi) Wasjur mengawasi dan membantu
mengatasi gangguan apabila terjadi gangguan
senjata yang tidak dapat diatasi oleh pelaku.
xii) Wasjur melaksanakan penggantian
munisi apabila terjadi munisi yang kets atau
rusak.
xiii) Pelaku yang telah selesai
melaksanakan menembak berdiri mundur satu
langkah dibelakang senjata kemudian laporan
dari tempat “Lapor lajur ..... selesai
menembak”.
196
xiv) Setelah seluruh pelaku selesai
melaksanakan menembak Pelatih Pibak
memerintahkan kosongkan senjata “Sikap
berlutut kosongkan senjata”.
xv) Wasjur melaksanakan pemeriksaan
kamar senjata sesuai dengan lajurnya masing-
masing.
xvi) Pibak memerintahkan pelaku berdiri
hadap kiri/kanan menuju ke tempat
pemeriksaan senjata akhir dengan
pembawaan senjata laras mengarah keatas,
tangan kanan memegang pistol grip, jari
telunjuk berada diluar picu, magasen terlepas
dari rumah magasen.
(e) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir.
i) Petugas Rikjat menerima pelaku untuk
melaksanakan pemeriksaan senjata akhir.
ii) Petugas Rikjat memerintahkan pelaku
untuk melaksanakan tindakan keamanan
dengan aba-aba “Siap gerak” – “Periksa
kamar – gerak” pelaku melaksanakan kegiatan
periksa kamar.
iii) Petugas Rikjat memeriksa kamar
senjata pelaku satu persatu dengan cara
melihat dan meyakinkan bahwa kamar benar-
benar aman/kosong.
iv) Petugas Rikjat memerintahkan hadap
kanan/kiri menuju ke TB akhir.
(f) Kegiatan di TB akhir.
197
i) Petugas TB akhir menerima pelaku
ditempatkan sesuai tempat yang telah
ditentukan.
ii) Petugas TB akhir memerintahkan
pelaku untuk menempatkan senjata pada rak
yang telah disiapkan.
iii) Setelah meletakkan senjata pelaku
menuju ke tempat yang telah disiapkan.
iv) Selama kegiatan di TB akhir kedudukan
pelaku dan senjata terpisah.
v) Selama kegiatan di TB akhir pelaku
diberikan bimbingan dan asuhan dari Petugas
TB akhir yang telah selesai dilaksanakan.
vi) Selama kegiatan di TB akhir pelaku
tidak dibenarkan meninggalkan tempat tanpa
seijin pelatih.
Skema Tembak Terjal
- Sikap bebas - Peluru 10 btr - Waktu 5 menit - Sasaran 1 tubuh statis - Aba-aba persiapan …. Awas … tembak. - Sudut tembak 45-60 derajat
Gambar - 71
198
b) Menembak Curam. Tujuannya untuk melumpuhkan
musuh yang berusaha merebut medan kritik atau merebut suatu
kedudukan di suatu ketinggian.
(1) Persyaratan lapangan tembak :
(a) Jarak tembak 200 m s.d 300 m.
(b) Sudut tembakan ± 135º
(c) Tidak terdapat batu atau benda keras lainnya
di sekitar sasaran.
(2) Sasaran lesan tubuh statis 1 buah untuk 1
penembak.
(3) Sikap tembak menyesuaikan medan.
(4) Jumlah peluru 12 butir dengan rincian :
(a) 2 butir peluru untuk pemanasan ( koreksi )
(b) 10 butir peluru untuk lesan tubuh
(5) Perkenaan yang diharapkan minimal 7 butir.
(6) Dilaksanakan 2 seri dan 1 seri untuk evaluasi.
(7) Urut-urutan Kegiatan.
(a) Kegiatan di DP.
i) Koordinator menerima pelaku, kegiatan
yang dilaksanakan:
aa) Tindakan keamanan.
bb) Pemeriksaan personel dan
materiil dilanjutkan dengan berdoa.
cc) Menjelaskan tentang mekanisme
kegiatan yang akan dilaksanakan.
dd) Memberikan penjelasan tentang
keharusan dan larangan yang harus
ditaati oleh pelaku selama kegiatan
latihan.
199
ee) Menyerahkan pelaku/peserta
latihan kepada Pelatih Pibak.
ii) Pelatih Pibak memberikan penjelasan
tentang :
aa) Teori/Materi kegiatan yang akan
dilaksanakan.
bb) Mengarahkan Pelaku dari DP
menuju ke pemeriksaan senjata
kemudian diterima oleh pelatih
pemeriksa senjata.
(b) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata.
i) Petugas Rikjat melaksanakan
pemeriksaan senjata.
ii) Petugas Rikjat melaksanakan
pencatatan apabila terdapat senjata yang
rusak.
iii) Petugas Rikjat melaksanakan
penggantian senjata cadangan kepada pelaku
apabila terdapat senjata yang rusak berat.
iv) Petugas Rikjat melaporkan dan
mencatat kepada pimpinan apabila terdapat
kendala di pemeriksaan senjata.
v) Petugas Rikjat mengarahkan pelaku
latihan dari tempat pemeriksaan senjata
menuju ke tempat pengambilan munisi.
(c) Kegiatan di tempat pembagian munisi.
i) Pelayan munisi membagikan munisi
kepada pelaku sesuai dengan materi yang
akan dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah
menerima munisi memeriksa jumlah munisi
yang sudah diterima.
200
ii) Pelayan munisi mencatat munisi yang
telah dibagikan kepada pelaku.
iii) Pelayan munisi mengarahkan pelaku
latihan dari tempat pembagian munisi menuju
ke kedudukan tembakan.
(d) Kegiatan di kedudukan penembakan.
i) Wasjur mengarahkan pelaku untuk
menempati kedudukan tembak agar tidak
terjadi kesalahan lajur.
ii) Setelah Pelaku menempati kedudukan
dengan benar, meletakkan senjata dan berdiri
satu langkah dibelakang senjata.
iii) Wasjur melaksanakan pemeriksaan
pelaku di kedudukan tembak baik personel
maupun materiilnya.
iv) Wasjur melaksanakan pencatatan
identitas pelaku.
v) Pelatih Pibak memberikan aba-aba
menghitung kepada pelaku, selanjutnya
pelaku menghitung sesuai dengan lajurnya
masing-masing.
vi) Wasjur melaksanakan pemeriksaan
sesuai dengan lajur dan gelombang yang telah
ditentukan.
vii) Wasjur melaporkan kepada Wastak
bahwa pelaku siap melaksanakan menembak.
viii) Wastak melaporkan kepada pimpinan
penembakan bahwa penembakan siap
dimulai.
ix) Pelatih Pibak memberikan aba-aba
penembakan sesuai dengan materi yang akan
dilaksanakan.
201
x) Pelaku melaksanakan menembak
sesuai dengan sasarannya masing-masing.
xi) Wasjur mengawasi dan membantu
mengatasi gangguan apabila terjadi gangguan
senjata yang tidak dapat diatasi oleh pelaku.
xii) Wasjur melaksanakan penggantian
munisi apabila terjadi munisi yang kets atau
rusak.
xiii) Pelaku yang telah selesai
melaksanakan menembak berdiri mundur satu
langkah dibelakang senjata kemudian laporan
dari tempat “Lapor lajur ..... selesai
menembak”.
xiv) Setelah seluruh pelaku selesai
melaksanakan menembak Pelatih Pibak
memerintahkan kosongkan senjata “Sikap
berlutut kosongkan senjata”.
xv) Wasjur melaksanakan pemeriksaan
kamar senjata sesuai dengan lajurnya masing-
masing.
xvi) Pibak memerintahkan pelaku berdiri
hadap kiri/kanan menuju ke tempat
pemeriksaan senjata akhir dengan
pembawaan senjata laras mengarah keatas,
tangan kanan memegang pistol grip, jari
telunjuk berada diluar picu, magasen terlepas
dari rumah magasen.
(e) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir.
i) Petugas Rikjat menerima pelaku untuk
melaksanakan pemeriksaan senjata akhir.
202
ii) Petugas Rikjat memerintahkan pelaku
untuk melaksanakan tindakan keamanan
dengan aba-aba “Siap gerak” – “Periksa
kamar – gerak” pelaku melaksanakan kegiatan
periksa kamar.
iii) Petugas Rikjat memeriksa kamar
senjata pelaku satu persatu dengan cara
melihat dan meyakinkan bahwa kamar benar-
benar aman/kosong.
iv) Petugas Rikjat memerintahkan hadap
kanan/kiri menuju ke TB akhir.
(f) Kegiatan di TB akhir.
i) Petugas TB akhir menerima pelaku
ditempatkan sesuai tempat yang telah
ditentukan.
ii) Petugas TB akhir memerintahkan
pelaku untuk menempatkan senjata pada rak
yang telah disiapkan.
iii) Setelah meletakkan senjata pelaku
menuju ke tempat yang telah disiapkan.
iv) Selama kegiatan di TB akhir kedudukan
pelaku dan senjata terpisah.
v) Selama kegiatan di TB akhir pelaku
diberikan bimbingan dan asuhan dari Petugas
TB akhir yang telah selesai dilaksanakan.
vi) Selama kegiatan di TB akhir pelaku
tidak dibenarkan meninggalkan tempat tanpa
seijin pelatih.
203
Skema Tembak Curam
Gambar - 72
- Sikap bebas - Peluru 10 butir - Waktu 5 menit - Sasaran 1 tubuh statis. - Aba-aba persiapan …. awas … tembak. - Sudut tembak 45-60 derajat. - Nilai minimal perkenaan 7 butir
c) Menembak Lintas Air. Tujuannya untuk melumpuhkan
musuh yang berusaha merebut pantai atau tepi pantai.
(1) Persyaratan lapangan tembak :
(a) Jarak tembak antara 200 s/d 300 m.
(b) Ketinggian antara air dengan lintasan peluru
maksimal 1 meter.
(c) Sasaran ditembak dari tepi ke tepi atau dari
tepi ke tengah rawa / danau.
(2) Sasaran lesan tubuh 1 buah untuk 1 penembak.
(3) Sikap tembak menyesuaikan medan.
(4) Jumlah peluru 12 butir dengan rincian :
(a) 2 butir peluru untuk pemanasan ( koreksi )
(b) 10 butir peluru untuk lesan tubuh
(5) Perkenaan yang diharapkan minimal 7 butir.
(6) Dilaksanakan 2 seri dan 1 seri untuk evaluasi.
204
(7) Urut-urutan Kegiatan.
(a) Kegiatan di DP.
i) Koordinator menerima pelaku, kegiatan
yang dilaksanakan:
aa) Tindakan keamanan.
bb) Pemeriksaan personel dan
materiil dilanjutkan dengan berdoa.
cc) Menjelaskan tentang mekanisme
kegiatan yang akan dilaksanakan.
dd) Memberikan penjelasan tentang
keharusan dan larangan yang harus
ditaati oleh pelaku selama kegiatan
latihan.
ee) Menyerahkan pelaku/peserta
latihan kepada Pelatih Pibak.
ii) Pelatih Pibak memberikan penjelasan
tentang :
aa) Teori/Materi kegiatan yang akan
dilaksanakan.
bb) Mengarahkan Pelaku dari DP
menuju ke pemeriksaan senjata
kemudian diterima oleh pelatih
pemeriksa senjata.
(b) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata.
i) Petugas Rikjat melaksanakan
pemeriksaan senjata.
ii) Petugas Rikjat melaksanakan
pencatatan apabila terdapat senjata yang
rusak.
205
iii) Petugas Rikjat melaksanakan
penggantian senjata cadangan kepada pelaku
apabila terdapat senjata yang rusak berat.
iv) Petugas Rikjat melaporkan dan
mencatat kepada pimpinan apabila terdapat
kendala di pemeriksaan senjata.
v) Petugas Rikjat mengarahkan pelaku
latihan dari tempat pemeriksaan senjata
menuju ke tempat pengambilan munisi.
(c) Kegiatan di tempat pembagian munisi.
i) Pelayan munisi membagikan munisi
kepada pelaku sesuai dengan materi yang
akan dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah
menerima munisi memeriksa jumlah munisi
yang sudah diterima.
ii) Pelayan munisi mencatat munisi yang
telah dibagikan kepada pelaku.
iii) Pelayan munisi mengarahkan pelaku
latihan dari tempat pembagian munisi menuju
ke kedudukan tembakan.
(d) Kegiatan di kedudukan penembakan.
i) Wasjur mengarahkan pelaku untuk
menempati kedudukan tembak agar tidak
terjadi kesalahan lajur.
ii) Setelah Pelaku menempati kedudukan
dengan benar, meletakkan senjata dan berdiri
satu langkah dibelakang senjata.
iii) Wasjur melaksanakan pemeriksaan
pelaku di kedudukan tembak baik personel
maupun materiilnya.
206
iv) Wasjur melaksanakan pencatatan
identitas pelaku.
v) Pelatih Pibak memberikan aba-aba
menghitung kepada pelaku, selanjutnya
pelaku menghitung sesuai dengan lajurnya
masing-masing.
vi) Wasjur melaksanakan pemeriksaan
sesuai dengan lajur dan gelombang yang telah
ditentukan.
vii) Wasjur melaporkan kepada Wastak
bahwa pelaku siap melaksanakan menembak.
viii) Wastak melaporkan kepada pimpinan
penembakan bahwa penembakan siap
dimulai.
ix) Pelatih Pibak memberikan aba-aba
penembakan sesuai dengan materi yang akan
dilaksanakan.
x) Pelaku melaksanakan menembak
sesuai dengan sasarannya masing-masing.
xi) Wasjur mengawasi dan membantu
mengatasi gangguan apabila terjadi gangguan
senjata yang tidak dapat diatasi oleh pelaku.
xii) Wasjur melaksanakan penggantian
munisi apabila terjadi munisi yang kets atau
rusak.
xiii) Pelaku yang telah selesai
melaksanakan menembak berdiri mundur satu
langkah dibelakang senjata kemudian laporan
dari tempat “Lapor lajur ..... selesai
menembak”.
xiv) Setelah seluruh pelaku selesai
melaksanakan menembak Pelatih Pibak
207
memerintahkan kosongkan senjata “Sikap
berlutut kosongkan senjata”.
xv) Wasjur melaksanakan pemeriksaan
kamar senjata sesuai dengan lajurnya masing-
masing.
xvi) Pibak memerintahkan pelaku berdiri
hadap kiri/kanan menuju ke tempat
pemeriksaan senjata akhir dengan
pembawaan senjata laras mengarah keatas,
tangan kanan memegang pistol grip, jari
telunjuk berada diluar picu, magasen terlepas
dari rumah magasen.
(e) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir.
i) Petugas Rikjat menerima pelaku untuk
melaksanakan pemeriksaan senjata akhir.
ii) Petugas Rikjat memerintahkan pelaku
untuk melaksanakan tindakan keamanan
dengan aba-aba “Siap gerak” – “Periksa
kamar – gerak” pelaku melaksanakan kegiatan
periksa kamar.
iii) Petugas Rikjat memeriksa kamar
senjata pelaku satu persatu dengan cara
melihat dan meyakinkan bahwa kamar benar-
benar aman/kosong.
iv) Petugas Rikjat memerintahkan hadap
kanan/kiri menuju ke TB akhir.
(f) Kegiatan di TB akhir.
i) Petugas TB akhir menerima pelaku
ditempatkan sesuai tempat yang telah
ditentukan.
208
ii) Petugas TB akhir memerintahkan
pelaku untuk menempatkan senjata pada rak
yang telah disiapkan.
iii) Setelah meletakkan senjata pelaku
menuju ke tempat yang telah disiapkan.
iv) Selama kegiatan di TB akhir kedudukan
pelaku dan senjata terpisah.
v) Selama kegiatan di TB akhir pelaku
diberikan bimbingan dan asuhan dari Petugas
TB akhir yang telah selesai dilaksanakan.
vi) Selama kegiatan di TB akhir pelaku
tidak dibenarkan meninggalkan tempat tanpa
seijin pelatih.
Skema Tembak Lintasan Air
Mak. 1 meter
- Sikap bebas - Peluru 10 butir - Waktu 5 menit - Sasaran 1 tubuh statis. - aba-aba persiapan …. awas … tembak. - Tinggi permukaan air dgn lintasan peluru maksimal 1 meter - Nilai minimal perkenaan 7 butir
Gambar - 73
d) Menembak Antar Cot. Tujuannya untuk melumpuhkan
musuh yang berusaha merebut sasaran pokok melalui sasaran
antara.
(1) Persyaratan lapangan tembak :
(a) Jarak tembak antara 200 m s/d 300 m.
(b) Ketinggian relatif sama.
209
(c) Terdapat lembah atau jurang pemisah
kedalaman 75 m dari titik kulminasi lintasan peluru.
(d) Tidak terdapat batu atau benda keras disekitar
sasaran.
(e) Terdapat tanggul tembak / tanggul pengaman.
(2) Sasaran lesan tubuh statis 1 buah untuk 1
penembak.
(3) Sikap tembak menyesuaikan medan.
(4) Jumlah peluru 12 butir dengan rincian :
(a) 2 butir peluru untuk pemanasan ( koreksi ).
(b) 10 butir peluru untuk lesan tubuh.
(5) Perkenaan yang diharapkan minimal 7 butir.
(6) Dilaksanakan 2 seri dan 1 seri untuk evaluasi.
(7) Urut-urutan Kegiatan.
(a) Kegiatan di DP.
i) Koordinator menerima pelaku, kegiatan
yang dilaksanakan:
aa) Tindakan keamanan.
bb) Pemeriksaan personel dan
materiil dilanjutkan dengan berdoa.
cc) Menjelaskan tentang mekanisme
kegiatan yang akan dilaksanakan.
dd) Memberikan penjelasan tentang
keharusan dan larangan yang harus di
taati oleh pelaku selama kegiatan
latihan.
ee) Menyerahkan pelaku/peserta
latihan kepada Pelatih Pibak.
210
ii) Pelatih Pibak memberikan penjelasan
tentang :
aa) Teori/Materi kegiatan yang akan
dilaksanakan.
bb) Mengarahkan Pelaku dari DP
menuju ke pemeriksaan senjata
kemudian diterima oleh pelatih
pemeriksa senjata.
(b) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata.
i) Petugas Rikjat melaksanakan
pemeriksaan senjata.
ii) Petugas Rikjat melaksanakan
pecatatan apabila terdapat senjata yang rusak.
iii) Petugas Rikjat melaksanakan
penggantian senjata cadangan kepada pelaku
apabila terdapat senjata yang rusak berat.
iv) Petugas Rikjat melaporkan dan
mencatat kepada pimpinan apabila terdapat
kendala di pemeriksaan senjata.
v) Petugas Rikjat mengarahkan pelaku
latihan dari tempat pemeriksaan senjata
menuju ke tempat pengambilan munisi.
(c) Kegiatan di tempat pembagian munisi.
i) Pelayan munisi membagikan munisi
kepada pelaku sesuai dengan materi yang
akan dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah
menerima munisi memeriksa jumlah munisi
yang sudah diterima.
ii) Pelayan munisi mencatat munisi yang
telah dibagikan kepada pelaku.
211
iii) Pelayan munisi mengarahkan pelaku
latihan dari tempat pembagian munisi menuju
ke kedudukan tembakan.
(d) Kegiatan di kedudukan penembakan.
i) Wasjur mengarahkan pelaku untuk
menempati kedudukan tembak agar tidak
terjadi kesalahan lajur.
ii) Setelah Pelaku menempati kedudukan
dengan benar, meletakkan senjata dan berdiri
satu langkah dibelakang senjata.
iii) Wasjur melaksanakan pemeriksaan
pelaku di kedudukan tembak baik personel
maupun materiilnya.
iv) Wasjur melaksanakan pencatatan
identitas pelaku.
v) Pelatih Pibak memberikan aba-aba
menghitung kepada pelaku, selanjutnya
pelaku menghitung sesuai dengan lajurnya
masing-masing.
vi) Wasjur melaksanakan pemeriksaan
sesuai dengan lajur dan gelombang yang telah
ditentukan.
vii) Wasjur melaporkan kepada Wastak
bahwa pelaku siap melaksanakan menembak.
viii) Wastak melaporkan kepada pimpinan
penembakan bahwa penembakan siap
dimulai.
ix) Pelatih Pibak memberikan aba-aba
penembakan sesuai dengan materi yang akan
dilaksanakan.
212
x) Pelaku melaksanakan menembak
sesuai dengan sasarannya masing-masing.
xi) Wasjur mengawasi dan membantu
mengatasi gangguan apabila terjadi gangguan
senjata yang tidak dapat diatasi oleh pelaku.
xii) Wasjur melaksanakan penggantian
munisi apabila terjadi munisi yang kets atau
rusak.
xiii) Pelaku yang telah selesai
melaksanakan menembak berdiri mundur satu
langkah dibelakang senjata kemudian laporan
dari tempat “Lapor lajur ..... selesai
menembak”.
xiv) Setelah seluruh pelaku selesai
melaksanakan menembak Pelatih Pibak
memerintahkan kosongkan senjata “Sikap
berlutut kosongkan senjata”.
xv) Wasjur melaksanakan pemeriksaan
kamar senjata sesuai dengan lajurnya masing-
masing.
xvi) Pibak memerintahkan pelaku berdiri
hadap kiri/kanan menuju ke tempat
pemeriksaan senjata akhir dengan
pembawaan senjata laras mengarah keatas,
tangan kanan memegang pistol grip, jari
telunjuk berada diluar picu, magasen terlepas
dari rumah magasen.
(e) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir.
i) Petugas Rikjat menerima pelaku untuk
melaksanakan pemeriksaan senjata akhir.
213
ii) Petugas Rikjat memerintahkan pelaku
untuk melaksanakan tindakan keamanan
dengan aba-aba “Siap gerak” – “Periksa
kamar – gerak” pelaku melaksanakan kegiatan
periksa kamar.
iii) Petugas Rikjat memeriksa kamar
senjata pelaku satu persatu dengan cara
melihat dan meyakinkan bahwa kamar benar-
benar aman/kosong.
iv) Petugas Rikjat memerintahkan hadap
kanan/kiri menuju ke TB akhir.
(f) Kegiatan di TB akhir.
i) Petugas TB akhir menerima pelaku
ditempatkan sesuai tempat yang telah
ditentukan.
ii) Petugas TB akhir memerintahkan
pelaku untuk menempatkan senjata pada rak
yang telah disiapkan.
iii) Setelah meletakkan senjata pelaku
menuju ke tempat yang telah disiapkan.
iv) Selama kegiatan di TB akhir kedudukan
pelaku dan senjata terpisah.
v) Selama kegiatan di TB akhir pelaku
diberikan bimbingan dan asuhan dari Petugas
TB akhir yang telah selesai dilaksanakan.
vi) Selama kegiatan di TB akhir pelaku
tidak dibenarkan meninggalkan tempat tanpa
seijin pelatih.
214
Skema Tembak Antar Cot
Gambar - 74
- Sikap bebas - Peluru 10 butir - Waktu 5 menit - Sasaran 1 tubuh statis. - Aba-aba persiapan …. awas … tembak - Nilai minimal perkenaan 8 butir
f. Tembak Tempur Kelompok. 1) Tembak Tempur Reaksi Saling Melindungi, sebagai Speed 1 dan 2.
a) Persyaratan medan yang digunakan. Mengingat
pelaksanaan menembak ini cukup berbahaya maka sebaiknya
medan yang dipilih pada suatu tempat yang jarang atau tidak
pernah dilalui penduduk.
(1) Medan tertutup / semi tertutup.
(2) Panjang lapangan 100 m s.d 200 m dan terdapat
lorong yang dapat dilalui 2 orang.
(3) Terdapat pepohonan dan gerumbul semak belukar
untuk menyembunyikan sasaran.
(4) Medan rata atau bergelombang dan terdapat tanggul
penahan peluru.
(5) Bersih dari batu-batuan.
215
b) Lesan tetap ( statis ), timbul tenggelam dan bergerak.
Jumlah dan penempatannya disesuaikan dengan bentuk medan
yang digunakan ( + 25 m dari titik tembak ).
(1) Lesan tubuh rebah tegak
(2) Lesan ½ tubuh rebah tegak dan rebah samping.
(3) Lesan dada rebah tegak dan jendela.
(4) Lesan bentuk orang berjalan ke samping.
(5) Lesan ½ tubuh statis.
(6) Lesan tubuh statis.
c) Jumlah peluru 10 butir/orang ( 2 orang = 20 butir ).
d) Sikap menyesuaikan dengan medan/perlindungan.
e) Batas lulus minimal perkenaan 7 butir.
f) Penekanan dalam latihan ini adalah :
(1) Saat bergerak laras senjata selalu mengarah pada
jam 10 s.d jam 2.
(2) Diadakan driil teknis untuk penembak sampai
mengerti benar bagaimana pelaksanaan seseungguhnya.
(3) Larangan-larangan yang disampaikan pelatih harus
ditaati oleh penembak dalam hal tindakan keamanan.
g) Urut-urutan Kegiatan.
(1) Kegiatan di DP.
(a) Koordinator menerima pelaku, kegiatan yang
dilaksanakan:
i) Tindakan keamanan.
ii) Pemeriksaan personel dan materiil
dilanjutkan dengan berdoa.
iii) Menjelaskan tentang mekanisme
kegiatan yang akan dilaksanakan.
216
iv) Memberikan penjelasan tentang
keharusan dan larangan yang harus ditaati
oleh pelaku selama kegiatan latihan.
v) Menyerahkan pelaku/peserta latihan
kepada Pelatih Pibak.
(b) Pelatih Pibak memberikan penjelasan tentang:
i) Teori/Materi kegiatan yang akan
dilaksanakan.
ii) Mengarahkan Pelaku dari DP menuju
ke pemeriksaan senjata kemudian diterima
oleh pelatih pemeriksa senjata.
(2) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata.
(a) Petugas Rikjat melaksanakan pemeriksaan
senjata.
(b) Petugas Rikjat melaksanakan pecatatan
apabila terdapat senjata yang rusak.
(c) Petugas Rikjat melaksanakan penggantian
senjata cadangan kepada pelaku apabila terdapat
senjata yang rusak berat.
(d) Petugas Rikjat melaporkan dan mencatat
kepada pimpinan apabila terdapat kendala di
pemeriksaan senjata.
(e) Petugas Rikjat mengarahkan pelaku latihan
dari tempat pemeriksaan senjata menuju ke tempat
pengambilan munisi.
(3) Kegiatan di tempat pembagian munisi.
(a) Pelayan munisi membagikan munisi kepada
pelaku sesuai dengan materi yang akan
dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah menerima
munisi memeriksa jumlah munisi yang sudah
diterima.
217
(b) Pelayan munisi mencatat munisi yang telah
dibagikan kepada pelaku.
(c) Pelayan munisi mengarahkan pelaku latihan
dari tempat pembagian munisi menuju ke kedudukan
tembakan.
(4) Kegiatan di kedudukan penembakan.
(a) Wasjur mengarahkan pelaku untuk menempati
kedudukan tembak agar tidak terjadi kesalahan lajur.
(b) Setelah Pelaku menempati kedudukan dengan
benar, meletakkan senjata dan berdiri satu langkah
dibelakang senjata.
(c) Wasjur melaksanakan pemeriksaan pelaku di
kedudukan tembak baik personel maupun
materiilnya.
(d) Wasjur melaksanakan pencatatan identitas
pelaku.
(e) Pelatih Pibak memberikan aba-aba
menghitung kepada pelaku, selanjutnya pelaku
menghitung sesuai dengan lajurnya masing-masing.
(f) Wasjur melaksanakan pemeriksaan sesuai
dengan lajur dan gelombang yang telah ditentukan.
(g) Wasjur melaporkan kepada Wastak bahwa
pelaku siap melaksanakan menembak.
(h) Wastak melaporkan kepada pimpinan
penembakan bahwa penembakan siap dimulai.
(i) Pelatih Pibak memberikan aba-aba
penembakan sesuai dengan materi yang akan
dilaksanakan.
(j) Pelaku melaksanakan menembak sesuai
dengan sasarannya masing-masing.
i) Petembak menuju ke titik start.
218
ii) Pibak memberikan aba-aba ”Pasang
magasen isi senjata terkunci” Petembak
mengikuti, melaksanakan dan laporan
”Lapor....... Siap”
iii) Pibak memerintahkan petembak ”Maju”
kemudian petembak bergerak maju
menelusuri lorong diikuti oleh 1 Wasjur dan 1
penilai.
iv) Pada saat petembak bergerak dan
melihat sasaran, yang muncul tiba-tiba maka
petembak segera bereaksi dengan
mengarahkan senjatanya ke sasaran,
kemudian menembak 1 butir, selanjutnya
kegiatan sama.
(k) Wasjur mengawasi dan membantu mengatasi
gangguan apabila terjadi gangguan senjata yang
tidak dapat diatasi oleh pelaku.
(l) Wasjur melaksanakan penggantian munisi
apabila terjadi munisi yang kets atau rusak.
(m) Pelaku yang telah selesai melaksanakan
menembak berdiri mundur satu langkah dibelakang
senjata kemudian laporan dari tempat “Lapor lajur .....
selesai menembak”.
(n) Setelah seluruh pelaku selesai melaksanakan
menembak Pelatih Pibak memerintahkan kosongkan
senjata “Sikap berlutut kosongkan senjata”.
(o) Wasjur melaksanakan pemeriksaan kamar
senjata sesuai dengan lajurnya masing-masing.
(p) Pibak memerintahkan pelaku berdiri hadap
kiri/kanan menuju ke tempat pemeriksaan senjata
akhir dengan pembawaan senjata laras mengarah
keatas, tangan kanan memegang pistol grip, jari
219
telunjuk berada diluar picu, magasen terlepas dari
rumah magasen.
(5) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir.
(a) Petugas Rikjat menerima pelaku untuk
melaksanakan pemeriksaan senjata akhir.
(b) Petugas Rikjat memerintahkan pelaku untuk
melaksanakan tindakan keamanan dengan aba-aba
“Siap gerak” – “Periksa kamar – gerak” pelaku
melaksanakan kegiatan periksa kamar.
(c) Petugas Rikjat memeriksa kamar senjata
pelaku satu persatu dengan cara melihat dan
meyakinkan bahwa kamar benar-benar
aman/kosong.
(d) Petugas Rikjat memerintahkan hadap
kanan/kiri menuju ke TB akhir.
(6) Kegiatan di TB akhir.
(a) Petugas TB akhir menerima pelaku
ditempatkan sesuai tempat yang telah ditentukan.
(b) Petugas TB akhir memerintahkan pelaku untuk
menempatkan senjata pada rak yang telah disiapkan.
(c) Setelah meletakkan senjata pelaku menuju ke
tempat yang telah disiapkan.
(d) Selama kegiatan di TB akhir kedudukan
pelaku dan senjata terpisah.
(e) Selama kegiatan di TB akhir pelaku diberikan
bimbingan dan asuhan dari Petugas TB akhir yang
telah selesai dilaksanakan.
(f) Selama kegiatan di TB akhir pelaku tidak
dibenarkan meninggalkan tempat tanpa seijin pelatih.
220
2) Tembak Tempur Reaksi Saling Melindungi dengan Dopper.
a) Persyaratan medan yang digunakan. Mengingat
pelaksanaan menembak ini cukup berbahaya maka sebaiknya
medan yang dipilih pada suatu tempat yang jarang atau tidak
pernah dilalui penduduk.
(1) Medan tertutup / semi tertutup.
(2) Panjang lapangan 50 m s.d 100 m.
(3) Terdapat pepohonan dan gerumbul semak belukar
untuk menyembunyikan sasaran.
(4) Medan rata atau bergelombang dan terdapat tanggul
penahan peluru.
(5) Bersih dari batu-batuan.
b) Lesan timbul tenggelam. Jumlah dan penempatannya
disesuaikan dengan bentuk medan yang digunakan :
(1) Lesan dada rebah tegak.
(2) Lesan ½ tubuh rebah tegak.
c) Jumlah personel 2 s.d 10 orang ( tergantung luas daerah
yang digunakan ).
d) Jumlah peluru 20 butir/orang.
e) Sikap menyesuaikan dengan medan/perlindungan.
f) Batas lulus minimal perkenaan 14 butir.
g) Penekanan dalam latihan ini adalah :
(1) Saat bergerak laras senjata selalu mengarah ke
depan (sasaran).
(2) Diadakan driil teknis untuk penembak sampai
mengerti benar bagaimana pelaksanaan seseungguhnya.
(3) Larangan-larangan yang disampaikan pelatih harus
ditaati oleh penembak dalam hal tindakan keamanan.
h) Urut-urutan Kegiatan.
221
(1) Kegiatan di DP.
(a) Koordinator menerima pelaku, kegiatan yang
dilaksanakan:
i) Tindakan keamanan.
ii) Pemeriksaan personel dan materiil
dilanjutkan dengan berdoa.
iii) Menjelaskan tentang mekanisme
kegiatan yang akan dilaksanakan.
iv) Memberikan penjelasan tentang
keharusan dan larangan yang harus ditaati
oleh pelaku selama kegiatan latihan.
v) Menyerahkan pelaku/peserta latihan
kepada Pelatih Pibak.
(b) Pelatih Pibak memberikan penjelasan tentang:
i) Teori/Materi kegiatan yang akan
dilaksanakan.
ii) Mengarahkan Pelaku dari DP menuju
ke pemeriksaan senjata kemudian diterima
oleh pelatih pemeriksa senjata.
(2) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata.
(a) Petugas Rikjat melaksanakan pemeriksaan
senjata.
(b) Petugas Rikjat melaksanakan pencatatan
apabila terdapat senjata yang rusak.
(c) Petugas Rikjat melaksanakan penggantian
senjata cadangan kepada pelaku apabila terdapat
senjata yang rusak berat.
(d) Petugas Rikjat melaporkan dan mencatat
kepada pimpinan apabila terdapat kendala di
pemeriksaan senjata.
222
(e) Petugas Rikjat mengarahkan pelaku latihan
dari tempat pemeriksaan senjata menuju ke tempat
pengambilan munisi.
(3) Kegiatan di tempat pembagian munisi.
(a) Pelayan munisi membagikan munisi kepada
pelaku sesuai dengan materi yang akan
dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah menerima
munisi memeriksa jumlah munisi yang sudah
diterima.
(b) Pelayan munisi mencatat munisi yang telah
dibagikan kepada pelaku.
(c) Pelayan munisi mengarahkan pelaku latihan
dari tempat pembagian munisi menuju ke kedudukan
tembakan.
(4) Kegiatan di kedudukan penembakan.
(a) Wasjur mengarahkan pelaku untuk menempati
kedudukan tembak agar tidak terjadi kesalahan lajur.
(b) Setelah Pelaku menempati kedudukan dengan
benar, meletakkan senjata dan berdiri satu langkah
dibelakang senjata.
(c) Wasjur melaksanakan pemeriksaan pelaku di
kedudukan tembak baik personel maupun
materiilnya.
(d) Wasjur melaksanakan pencatatan identitas
pelaku.
(e) Pelatih Pibak memberikan aba-aba
menghitung kepada pelaku, selanjutnya pelaku
menghitung sesuai dengan lajurnya masing-masing.
(f) Wasjur melaksanakan pemeriksaan sesuai
dengan lajur dan gelombang yang telah ditentukan.
223
(g) Wasjur melaporkan kepada Wastak bahwa
pelaku siap melaksanakan menembak.
(h) Wastak melaporkan kepada pimpinan
penembakan bahwa penembakan siap dimulai.
(i) Pelatih Pibak memberikan aba-aba
penembakan sesuai dengan materi yang akan
dilaksanakan.
(j) Pelaku melaksanakan menembak sesuai
dengan sasarannya masing-masing.
i) Pelatih dan penembak dopper sudah
siap dikedudukan masing-masing.
ii) Pelaku mennuju titik start dengan
membawa 20 butir peluru/orang selanjutnya
Pibak memberikan aba-aba ”Pasang magasen
isi senjata terkunci” Petembak mengikuti,
melaksanakan dan laporan ”Lapor....... Siap”
iii) Pibak memerintahkan petembak ”Maju”
kemudian petembak bergerak maju sesuai
route yang telah ditentukan.
iv) Pada saat petembak bergerak dan
pada titik yang ditentukan pendopper yang
diperumpamakan sebagi musuh menembak,
dengan cepat pelaku mencari perlindungan
dan membalas tembakan kearah sasaran
yang muncul secara bergantian, selanjutnya
pelaku bergerak mendekati sasaran dengan
gerakan saling melindungi. Setiap pelaku
bergerak pendopper selalu menembak di
depan atau disampingnya.
224
(k) Wasjur mengawasi dan membantu mengatasi
gangguan apabila terjadi gangguan senjata yang
tidak dapat diatasi oleh pelaku.
(l) Wasjur melaksanakan penggantian munisi
apabila terjadi munisi yang kets atau rusak.
(m) Pelaku yang telah selesai melaksanakan
menembak berdiri mundur satu langkah dibelakang
senjata kemudian laporan dari tempat “Lapor lajur .....
selesai menembak”.
(n) Setelah seluruh pelaku selesai melaksanakan
menembak Pelatih Pibak memerintahkan kosongkan
senjata “Sikap berlutut kosongkan senjata”.
(o) Wasjur melaksanakan pemeriksaan kamar
senjata sesuai dengan lajurnya masing-masing.
(p) Pibak memerintahkan pelaku berdiri hadap
kiri/kanan menuju ke tempat pemeriksaan senjata
akhir dengan pembawaan senjata laras mengarah
keatas, tangan kanan memegang pistol grip, jari
telunjuk berada diluar picu, magasen terlepas dari
rumah magasen.
(5) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir.
(a) Petugas Rikjat menerima pelaku untuk
melaksanakan pemeriksaan senjata akhir.
(b) Petugas Rikjat memerintahkan pelaku untuk
melaksanakan tindakan keamanan dengan aba-aba
“Siap gerak” – “Periksa kamar – gerak” pelaku
melaksanakan kegiatan periksa kamar.
(c) Petugas Rikjat memeriksa kamar senjata
pelaku satu persatu dengan cara melihat dan
meyakinkan bahwa kamar benar-benar
aman/kosong.
225
(d) Petugas Rikjat memerintahkan hadap
kanan/kiri menuju ke TB akhir.
(6) Kegiatan di TB akhir.
(a) Petugas TB akhir menerima pelaku
ditempatkan sesuai tempat yang telah ditentukan.
(b) Petugas TB akhir memerintahkan pelaku untuk
menempatkan senjata pada rak yang telah disiapkan.
(c) Setelah meletakkan senjata pelaku menuju ke
tempat yang telah disiapkan.
(d) Selama kegiatan di TB akhir kedudukan
pelaku dan senjata terpisah.
(e) Selama kegiatan di TB akhir pelaku diberikan
bimbingan dan asuhan dari Petugas TB akhir yang
telah selesai dilaksanakan.
(f) Selama kegiatan di TB akhir pelaku tidak
dibenarkan meninggalkan tempat tanpa seijin pelatih.
g. Tembak Tempur Satuan.
1) Tembak Taktis Dalam Pertahanan. Melatih prajurit agar
mampu menembak secara cepat dan tepat dalam sektor pertahanan
serta melatih disiplin dan kerjasama tembakan.
a) Persyaratan lapangan tembak.
(1) Lapangan tembak harus dapat menampung pasukan
setingkat Peleton atau Regu bila melaksanakan pertahanan.
(2) Terdapat pohon-pohon dan semak-semak untuk
penempatan sasaran.
(3) Terdapat tanggul penahan peluru dan penarik lesan.
(4) Jauh dari perkampungan penduduk.
b) Perlengkapan. Untuk ukuran 1 Regu dengan kekuatan 9
orang (dikurangi penembak SO).
226
(1) Sasaran timbul tenggelam dan jarak tembak.
(a) Lesan tubuh 5 buah pada jarak 300 m.
(b) Lesan tubuh 5 buah pada jarak 250 m.
(c) Lesan tubuh 5 buah pada jarak 200 m.
(d) Lesan ½ tubuh 5 buah pada jarak 150 m.
(e) Lesan ½ tubuh 5 buah pada jarak 100 m.
(2) Munisi 12 butir tiap orang.
c) Sikap tembak menyesuaikan dengan perlindungan.
d) Jumlah minimal perkenaan 65% dari jumlah peluru yang
ditembakan Regu dinyatakan cukup berhasil.
e) Urut-urutan Kegiatan.
(1) Kegiatan di DP.
(a) Koordinator menerima pelaku, kegiatan yang
dilaksanakan:
i) Tindakan keamanan.
ii) Pemeriksaan personel dan materiil
dilanjutkan dengan berdoa.
iii) Menjelaskan tentang mekanisme
kegiatan yang akan dilaksanakan.
iv) Memberikan penjelasan tentang
keharusan dan larangan yang harus ditaati
oleh pelaku selama kegiatan latihan.
v) Menyerahkan pelaku/peserta latihan
kepada Pelatih Pibak.
(b) Pelatih Pibak memberikan penjelasan tentang:
i) Teori/Materi kegiatan yang akan
dilaksanakan.
227
ii) Mengarahkan Pelaku dari DP menuju
ke pemeriksaan senjata kemudian diterima
oleh pelatih pemeriksa senjata.
(2) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata.
(a) Petugas Rikjat melaksanakan pemeriksaan
senjata.
(b) Petugas Rikjat melaksanakan pencatatan
apabila terdapat senjata yang rusak.
(c) Petugas Rikjat melaksanakan penggantian
senjata cadangan kepada pelaku apabila terdapat
senjata yang rusak berat.
(d) Petugas Rikjat melaporkan dan mencatat
kepada pimpinan apabila terdapat kendala di
pemeriksaan senjata.
(e) Petugas Rikjat mengarahkan pelaku latihan
dari tempat pemeriksaan senjata menuju ke tempat
pengambilan munisi.
(3) Kegiatan di tempat pembagian munisi.
(a) Pelayan munisi membagikan munisi kepada
pelaku sesuai dengan materi yang akan
dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah menerima
munisi memeriksa jumlah munisi yang sudah
diterima.
(b) Pelayan munisi mencatat munisi yang telah
dibagikan kepada pelaku.
(c) Pelayan munisi mengarahkan pelaku latihan
dari tempat pembagian munisi menuju ke kedudukan
tembakan.
(4) Kegiatan di kedudukan penembakan.
228
(a) Wasjur mengarahkan pelaku untuk menempati
kedudukan tembak agar tidak terjadi kesalahan lajur.
(b) Setelah Pelaku menempati kedudukan dengan
benar, meletakkan senjata dan berdiri satu langkah
dibelakang senjata.
(c) Wasjur melaksanakan pemeriksaan pelaku di
kedudukan tembak baik personel maupun
materiilnya.
(d) Wasjur melaksanakan pencatatan identitas
pelaku.
(e) Pelatih Pibak memberikan aba-aba
menghitung kepada pelaku, selanjutnya pelaku
menghitung sesuai dengan lajurnya masing-masing.
(f) Wasjur melaksanakan pemeriksaan sesuai
dengan lajur dan gelombang yang telah ditentukan.
(g) Wasjur melaporkan kepada Wastak bahwa
pelaku siap melaksanakan menembak.
(h) Wastak melaporkan kepada pimpinan
penembakan bahwa penembakan siap dimulai.
(i) Pelatih Pibak memberikan aba-aba
penembakan sesuai dengan materi yang akan
dilaksanakan.
(j) Pelaku melaksanakan menembak sesuai
dengan sasarannya masing-masing.
i) Petembak masuk kedudukan pada
jarak 300 m.
ii) Pibak memberikan aba-aba “isi
senjata”, petembak mengikuti, melaksanakan
dan laporan “ Lapor.......Siap”.
iii) Pibak memberikan aba-aba “Regu,
perhatikan sektormu masing-masing, musuh
muncul tembak ”.
229
iv) 5 lesan tubuh jarak 300 m muncul
selama 14” maka masing-masing petembak
menembak dengan 2 butir peluru sesuai
sektor yang diberikan.
v) Setelah interval 5”, 5 lesan tubuh jarak
250 m muncul selama 12”, maka masing-
masing petembak menembak dengan 2 butir
peluru sesuai sektor yang diberikan.
vi) Setelah interval 5”, 5 lesan tubuh jarak
200 m muncul selama 10” maka masing-
masing petembak menembak dengan 2 butir
peluru sesuai sektor yang diberikan.
vii) Setelah interval 5”, 5 lesan ½ tubuh
jarak 150 m muncul selama 8” maka masing-
masing petembak menembak dengan 2 butir
peluru sesuai sektor yang diberikan.
viii) Setelah interval 5”, 5 lesan ½ tubuh
jarak 100 m muncul selama 12”, maka masing-
masing petembak menembak dengan 4 butir
peluru sesuai sektor yang diberikan.
(k) Wasjur mengawasi dan membantu mengatasi
gangguan apabila terjadi gangguan senjata yang
tidak dapat diatasi oleh pelaku.
(l) Wasjur melaksanakan penggantian munisi
apabila terjadi munisi yang kets atau rusak.
(m) Pelaku yang telah selesai melaksanakan
menembak berdiri mundur satu langkah dibelakang
senjata kemudian laporan dari tempat “Lapor lajur .....
selesai menembak”.
(n) Setelah seluruh pelaku selesai melaksanakan
menembak Pelatih Pibak memerintahkan kosongkan
senjata “Sikap berlutut kosongkan senjata”.
230
(o) Wasjur melaksanakan pemeriksaan kamar
senjata sesuai dengan lajurnya masing-masing.
(p) Pibak memerintahkan pelaku berdiri hadap
kiri/kanan menuju ke tempat pemeriksaan senjata
akhir dengan pembawaan senjata laras mengarah
keatas, tangan kanan memegang pistol grip, jari
telunjuk berada diluar picu, magasen terlepas dari
rumah magasen.
(5) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir.
(a) Petugas Rikjat menerima pelaku untuk
melaksanakan pemeriksaan senjata akhir.
(b) Petugas Rikjat memerintahkan pelaku untuk
melaksanakan tindakan keamanan dengan aba-aba
“Siap gerak” – “Periksa kamar – gerak” pelaku
melaksanakan kegiatan periksa kamar.
(c) Petugas Rikjat memeriksa kamar senjata
pelaku satu persatu dengan cara melihat dan
meyakinkan bahwa kamar benar-benar
aman/kosong.
(d) Petugas Rikjat memerintahkan hadap
kanan/kiri menuju ke TB akhir.
(6) Kegiatan di TB akhir.
(a) Petugas TB akhir menerima pelaku
ditempatkan sesuai tempat yang telah ditentukan.
(b) Petugas TB akhir memerintahkan pelaku untuk
menempatkan senjata pada rak yang telah disiapkan.
(c) Setelah meletakkan senjata pelaku menuju ke
tempat yang telah disiapkan.
(d) Selama kegiatan di TB akhir kedudukan
pelaku dan senjata terpisah.
231
(e) Selama kegiatan di TB akhir pelaku diberikan
bimbingan dan asuhan dari Petugas TB akhir yang
telah selesai dilaksanakan.
(f) Selama kegiatan di TB akhir pelaku tidak
dibenarkan meninggalkan tempat tanpa seijin pelatih.
Skema Tembak Tempur Pertahanan Kelompok Siang
T T T
T
T
Gambar – 75
T
T T T T T
T T T T
½ T ½ T ½ T ½ T ½ T
100m 12”
½ T ½ T ½ T ½ T ½ T
250m 12”
150m 8”
200m 10”
300m 14”
232
2) Tembak Taktis dalam Serangan. Melatih prajurit agar mampu
menembak secara cepat dan tepat dalam serangan serta melatih disiplin
dan kerjasama tembakan.
a) Persyaratan lapangan tembak.
(1) Lapangan tembak harus dapat menampung pasukan
setingkat Regu atau Peleton bila melaksanakan serangan.
(2) Terdapat tanggul/perlindungan yang dapat
dimanfaatkan saat menembak.
(3) Terdapat tanggul penahan peluru dan penarik lesan.
(4) Jauh dari perkampungan penduduk.
b) Perlengkapan. Untuk ukuran 1 Regu dengan kekuatan 9
orang (dikurangi penembak SO)
(1) Sasaran timbul tenggelam dan jarak tembak.
(a) Lesan tubuh 5 buah pada jarak 300 m.
(b) Lesan tubuh 5 buah pada jarak 250 m.
(c) Lesan tubuh 5 buah pada jarak 200 m.
(d) Lesan ½ tubuh 5 buah pada jarak 150 m.
(e) Lesan dada 5 buah pada jarak 100 m.
(f ) Lesan tubuh 5 buah pada jarak 50 m s.d 25 m.
(2) Munisi 25 butir/orang.
c) Sikap tembak.
(1) Jarak 300 m s.d 100 m, sikap tembak menyesuaikan
dengan medan.
(2) Jarak 50 m s.d 25 m, sikap tembak serbuan dengan
berjalan.
233
e) Jumlah minimal perkenaan 65% dari jumlah peluru yang
ditembakan Regu dinyatakan cukup berhasil.
f) Urut-urutan Kegiatan.
(1) Kegiatan di DP.
(a) Koordinator menerima pelaku, kegiatan yang
dilaksanakan:
i) Tindakan keamanan.
ii) Pemeriksaan personel dan materiil
dilanjutkan dengan berdoa.
iii) Menjelaskan tentang mekanisme
kegiatan yang akan dilaksanakan.
iv) Memberikan penjelasan tentang
keharusan dan larangan yang harus ditaati
oleh pelaku selama kegiatan latihan.
v) Menyerahkan pelaku/peserta latihan
kepada Pelatih Pibak.
(b) Pelatih Pibak memberikan penjelasan tentang:
i) Teori/Materi kegiatan yang akan
dilaksanakan.
ii) Mengarahkan Pelaku dari DP menuju
ke pemeriksaan senjata kemudian diterima
oleh pelatih pemeriksa senjata.
(2) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata.
(a) Petugas Rikjat melaksanakan pemeriksaan
senjata.
(b) Petugas Rikjat melaksanakan pencatatan
apabila terdapat senjata yang rusak.
234
(c) Petugas Rikjat melaksanakan penggantian
senjata cadangan kepada pelaku apabila terdapat
senjata yang rusak berat.
(d) Petugas Rikjat melaporkan dan mencatat
kepada pimpinan apabila terdapat kendala di
pemeriksaan senjata.
(e) Petugas Rikjat mengarahkan pelaku latihan
dari tempat pemeriksaan senjata menuju ke tempat
pengambilan munisi.
(3) Kegiatan di tempat pembagian munisi.
(a) Pelayan munisi membagikan munisi kepada
pelaku sesuai dengan materi yang akan
dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah menerima
munisi memeriksa jumlah munisi yang sudah
diterima.
(b) Pelayan munisi mencatat munisi yang telah
dibagikan kepada pelaku.
(c) Pelayan munisi mengarahkan pelaku latihan
dari tempat pembagian munisi menuju ke kedudukan
tembakan.
(4) Kegiatan di kedudukan penembakan.
(a) Wasjur mengarahkan pelaku untuk menempati
kedudukan tembak agar tidak terjadi kesalahan lajur.
(b) Setelah Pelaku menempati kedudukan dengan
benar, meletakkan senjata dan berdiri satu langkah
dibelakang senjata.
(c) Wasjur melaksanakan pemeriksan pelaku di
kedudukan tembak baik personel maupun
materiilnya.
(d) Wasjur melaksanakan pencatatan identitas
pelaku.
235
(e) Pelatih Pibak memberikan aba-aba
menghitung kepada pelaku, selanjutnya pelaku
menghitung sesuai dengan lajurnya masing-masing.
(f) Wasjur melaksanakan pemeriksaan sesuai
dengan lajur dan gelombang yang telah ditentukan.
(g) Wasjur melaporkan kepada Wastak bahwa
pelaku siap melaksanakan menembak.
(h) Wastak melaporkan kepada pimpinan
penembakan bahwa penembakan siap dimulai.
(i) Pelatih Pibak memberikan aba-aba
penembakan sesuai dengan materi yang akan
dilaksanakan.
(j) Pelaku melaksanakan menembak sesuai
dengan sasarannya masing-masing, perpindahan
tempat dengan berlari dan komando
pengendaliannya diserahkan kepada Danton, Baton,
atau Danru.
i) Petembak masuk kedudukan pada
jarak 300 m.
ii) Pibak memberikan aba-aba “isi
senjata”, petembak mengikuti, melaksanakan
dan laporan “ Lapor.......Siap”.
iii) Pibak memberikan aba-aba “Regu,
perhatikan sektormu masing-masing, musuh
muncul tembak ”.
iv) 5 lesan tubuh jarak 300 m muncul
selama 25” maka masing-masing petembak
menembak dengan 3 butir peluru sesuai
sektor yang diberikan.
v) Setelah interval 5”, sebagian lesan
tubuh jarak 250 m muncul selama 30”, maka
masing-masing petembak menembak dengan
3 butir peluru sesuai sektor yang diberikan.
236
vi) Setelah interval 5”, sebagian lesan
tubuh sisanya pada jarak 250 m muncul
selama 30” maka masing-masing petembak
menembak dengan 3 butir peluru sesuai
sektor yang diberikan.
vii) Setelah interval 5”, sebagian lesan
tubuh jarak 200 m muncul selama 27” maka
masing-masing petembak menembak dengan
3 butir peluru sesuai sektor yang diberikan.
viii) Setelah interval 5”, sebagian lesan
tubuh sisanya pada jarak 200 m muncul
selama 27”, maka masing-masing petembak
menembak dengan 3 butir peluru sesuai
sektor yang diberikan.
ix) Setelah interval 5”, sebagian lesan ½
tubuh jarak 150 m muncul selama 24” maka
masing-masing petembak menembak dengan
3 butir peluru sesuai sektor yang diberikan.
x) Setelah interval 5”, sebagian lesan ½
tubuh sisanya pada jarak 150 m muncul
selama 24”, maka masing-masing petembak
menembak dengan 3 butir peluru sesuai
sektor yang diberikan.
xi) Setelah interval 5”, sebagian lesan ½
tubuh jarak 100 m muncul selama 21” maka
masing-masing petembak menembak dengan
3 butir peluru sesuai sektor yang diberikan.
xii) Setelah interval 5”, sebagian lesan ½
tubuh sisanya pada jarak 100 m muncul
selama 21”, maka masing-masing petembak
menembak dengan 3 butir peluru sesuai
sektor yang diberikan.
237
xiii) Interval 22”, penembak ganti magasen
selanjutnya bergerak ke jarak 50 m, dan lesan
tubuh jarak 50 m muncul selama 1’ maka
masing-masing petembak menembak dengan
sikap tembak serbuan dengan berjalan
sebanyak 10 butir peluru sesuai sektor yang
diberikan.
(k) Wasjur mengawasi dan membantu mengatasi
gangguan apabila terjadi gangguan senjata yang
tidak dapat diatasi oleh pelaku.
(l) Wasjur melaksanakan penggantian munisi
apabila terjadi munisi yang kets atau rusak.
(m) Pelaku yang telah selesai melaksanakan
menembak berdiri mundur satu langkah dibelakang
senjata kemudian laporan dari tempat “Lapor lajur .....
selesai menembak”.
(n) Setelah seluruh pelaku selesai melaksanakan
menembak Pelatih Pibak memerintahkan kosongkan
senjata “Sikap berlutut kosongkan senjata”.
(o) Wasjur melaksanakan pemeriksaan kamar
senjata sesuai dengan lajurnya masing-masing.
(p) Pibak memerintahkan pelaku berdiri hadap
kiri/kanan menuju ke tempat pemeriksaan senjata
akhir dengan pembawaan senjata laras mengarah
keatas, tangan kanan memegang pistol grip, jari
telunjuk berada diluar picu, magasen terlepas dari
rumah magasen.
(5) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir.
(a) Petugas Rikjat menerima pelaku untuk
melaksanakan pemeriksaan senjata akhir.
238
(b) Petugas Rikjat memerintahkan pelaku untuk
melaksanakan tindakan keamanan dengan aba-aba
“Siap gerak” – “Periksa kamar – gerak” pelaku
melaksanakan kegiatan periksa kamar.
(c) Petugas Rikjat memeriksa kamar senjata
pelaku satu persatu dengan cara melihat dan
meyakinkan bahwa kamar benar-benar
aman/kosong.
(d) Petugas Rikjat memerintahkan hadap
kanan/kiri menuju ke TB akhir.
(6) Kegiatan di TB akhir.
(a) Petugas TB akhir menerima pelaku
ditempatkan sesuai tempat yang telah ditentukan.
(b) Petugas TB akhir memerintahkan pelaku untuk
menempatkan senjata pada rak yang telah disiapkan.
(c) Setelah meletakkan senjata pelaku menuju ke
tempat yang telah disiapkan.
(d) Selama kegiatan di TB akhir kedudukan
pelaku dan senjata terpisah.
(e) Selama kegiatan di TB akhir pelaku diberikan
bimbingan dan asuhan dari Petugas TB akhir yang
telah selesai dilaksanakan.
(f) Selama kegiatan di TB akhir pelaku tidak
dibenarkan meninggalkan tempat tanpa seijin pelatih.
239
300 m
250 m
200 m
150 m
100 m
T ½ T
--
T ½ T
--
T ½ T
--
T ½ T
-- T
T
T
T ½ T
-- T
T
Gambar - 76
28. Tahap Pengakhiran.
a. Komandan Latihan.
1) Melaksanakan rapat/briefing kepada pelatih dan pendukung
tentang hasil latihan yang dicapai.
2) Menerima laporan hasil pelaksanaan menembak dari Koordinator.
3) Memeriksa seluruh Alkap yang telah digunakan.
4) Melaksanakan ganti rugi.
5) Melaksanakan evaluasi/kaji ulang kepada seluruh pelatih dan
pendukung.
240
6) Membuat laporan tentang hasil kegiatan kepada Pimumlat/Dan
Atasan yang memberikan perintah.
7) Memaparkan tentang hasil latihan guna evaluasi kegiatan yang
akan datang.
b. Wakil Komandan Latihan.
1) Membantu dan mewakili Danlat dalam melaksanakan rapat/briefing
kepada pelatih dan pendukung tentang hasil latihan yang dicapai.
2) Mengkoordinir Staf membuat laporan hasil kegiatan sesuai bidang
masing-masing.
c. Pasipamops.
1) Melaksanakan rapat/briefing kepada seluruh pelatih dan
pendukung.
2) Mengumpulkan data hasil latihan dari koordinator/pelatih sebagai
bahan laporan.
3) Memeriksa seluruh alat perlengakapan pelatih/pendukung.
4) Membuat laporan hasil latihan sesuai bidangnya.
5) Paparan hasil latihan kepada Danlat.
d. Pasiminlog.
1) Melaksanakan rapat/briefing kepada seluruh pendukung.
2) Mengumpulkan alat perlengkapan dan mendata apabila ada
kerusakan selama latihan.
3) Melaksanakan evaluasi/kaji ulang dibidang administrasi dan
logistik.
4) Membuat laporan hasil latihan sesuai bidangnya.
e) Paparan hasil latihan kepada Danlat.
e. Koordinator Materi/Pelatih.
1) Melaksanakan rapat/breifing kepada seluruh pelatih dan
pendukung.
2) Mengumpulkan data hasil latihan sebagai bahan evaluasi/kaji
ulang.
241
3) Memeriksa seluruh alat perlengkapan yang digunakan baik
pelaku/pendukung.
4) Melaporkan seluruh kendala/hal-hal yang menonjol selama
kegiatan kepada Danlat.
5) Membuat laporan hasil latihan sesuai bidangnya.
6) Paparan hasil latihan kepada Danlat
f. Simalat/pendukung.
1) Melaksanakan rapat/briefing seluruh pendukung.
2) Malaporkan tentang kendala yang menonjol dibidang masing-
masing selama kegiatan kepada Danlat
3) Membuat laporan sesuai bidangnya kepada Danlat.
4) Paparan kepada Danlat tentang penggunaan sarana dan
prasarana serta administrasi selama latihan.
BAB V HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
29. Umum. Untuk menjamin kelancaran teknik pelaksanaan menembak senjata
ringan dengan baik maka perlu dilaksanakan tindakan keamanan dan tindakan
administrasi dalam rangka mendukung kegiatan.
30. Tindakan Pengamanan. Dalam setiap pelaksanaan menembak faktor
keamanan harus mendapat perhatian secara khusus, karena setiap pelaksanaan
kegiatan tidak tertutup kemungkinan terjadi kecelakaan yang berdampak pada kerugian
personel maupun materiil yang dimungkinkan atas dasar resiko dalam pelaksanaan
menembak tersebut.
a. Maksud dan Tujuan.
1) Maksud. Untuk menjelaskan pelaksanaan kegiatan
pengamanan dalam rangka pelaksanaan menembak senjata ringan.
242
2) Tujuan. Sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan
pengamanan yang diperlukan dalam pelaksanaan latihan menembak
senjata ringan sehingga pelaksanaan kegiatan dapat berjalan dengan
aman dan lancar sesuai dengan tujuan dan sasaran latihan yang
ditentukan.
b. Pelaksanaan pengamanan sebelum menembak.
1) Pengamanan personel.
a) Seleksi terhadap personel yang dilibatkan dalam kegiatan
sesuai dengan fungsinya masing-masing.
b) Menginventarisasi personel yang terlibat dalam kegiatan.
c) Memberikan tanda-tanda khusus bagi personel yang
dilibatkan dalam tahap persiapan tersebut.
d) Koordinasi dengan aparat setempat sebelum kegiatan
menembak dilaksanakan.
e) Mengingatkan para pelatih dan pendukung tentang tindakan
keamanan sebelum pelaksanaan menembak.
2) Pengamanan berita.
a) Pengamanan komunikasi. Menyelenggarakan usaha-usaha
dan kegiatan pencegahan terhadap segala kemungkinan
kebocoran informasi sebagai akibat gangguan atau kelemahan
komunikasi sebagai berikut :
(1) Tentukan klasifikasi berita yang dikirim melalui
telepon, caraka atau fasilitas lainnya yang diselenggarakan
untuk kepentingan kegiatan menembak.
(2) Tentukan klasifikasi berita yang harus disandi.
(3) Mencegah gangguan atau hambatan terhadap
fasilitas pengamanan berita.
243
b) Pengamanan dokumen. Adakan tindakan pengamanan
terhadap dokumen sesuai dengan ketentuan yang berlaku, antara
lain sebagai berikut :
(1) Mengawasi pendistribusian dokumen-dokumen yang
berklasifikasi “rahasia”.
(2) Mengadakan penyimpanan dan pengamanan
terhadap dokumen yang berklasifikasi rahasia dan sangat
rahasia.
c) Melaksanakan pengamanan pemberitaan.
(1) Menentukan pejabat yang bertanggung jawab
memberikan penjelasan terhadap pihak luar.
(2) Menentukan materi menembak yang boleh
direalisasikan melalui media massa.
3) Pengamanan materiil.
a) Pengamanan materiil saat persiapan menembak terutama
ditujukan kepada pengamanan pangkalan dan fasilitas lain yang
akan digunakan.
b) Pengamanan naskah. Naskah penyelenggaraan
menembak senjata ringan yang berklasifikasi diberlakukan sesuai
dengan klasifikasinya.
4) Pengamanan kegiatan. Mengadakan usaha, tindakan dan
kegiatan pengamanan pada setiap tahap kegiatan menembak.
c. Pengamanan selama menembak.
1) Pengamanan personel.
244
a) Penyelenggaraan kegiatan pengamanan mulai saat
pelaku/peserta datang.
b) Tekankan keharusan pelaku/peserta untuk mentaati segala
peraturan yang berlaku.
c) Mengadakan penyebaran informasi kepada pelaku/peserta
tentang situasi di lingkungan sekitar daerah yang digunakan.
d) Mengadakan kegiatan pengamanan terhadap segala
kegiatan menembak keluar selama diperjalanan, selama kegiatan
menembak maupun saat kembali ke pangkalan serta mengadakan
koordinasi dengan pihak terkait di daerah yang digunakan
menembak.
2) Pengamanan materiil.
a) Mengadakan kegiatan pengamanan terhadap materiil
satuan.
b) Menekankan pengamanan terhadap materiil inventaris yang
dipinjamkan.
c) Mengadakan pencegahan untuk tidak merusak materiil yang
digunakan selama pelaksanaan menembak termasuk kelestarian
lingkungan hidup sekitar tempat menembak.
d) Mengadakan kegiatan pengamanan terhadap fasilitas alat
instruksi dan fasilitas akomodasi yang digunakan selama
pelaksanaan menembak.
3) Pengamanan Berita.
a) Mengusahakan pencegahan kebocoran informasi selama
penyelenggaraan menembak baik yang diakibatkan dari dalam
maupun dari luar.
b) Mengadakan kegiatan pencegahan penyalahgunaan
wewenang dalam penyusunan naskah dan penyimpanan naskah.
4) Pengamanan kegiatan.
245
a) Menyelenggarakan usaha dan kegiatan pengamanan
terhadap semua kegiatan menembak.
b) Mengadakan koordinasi pelaksanaan kegiatan pengamanan
dengan koordinator menembak.
d. Pengamanan setelah menembak. Kegiatan pengamanan setelah
menembak khususnya pada kegiatan penyelesaian administrasi menembak.
1) Pelaksanaan kegiatan pengamanan mengacu pada administrasi
bidang pengamanan terutama yang berkaitan penyampaian laporan-
laporan bidang pengamanan secara periodik maupun insidentil.
2) Setiap kejadian dilaporkan menurut rantai komando yang ada baik
periodik maupun insidentil melalui laporan khusus.
3) Laporan langsung disampaikan kepada Komandan yang ditunjuk
untuk pelaksanaan menembak.
4) Untuk kejadian yang bersifat khusus segera dilaporkan baik lisan
maupun tertulis, selanjutnya disusun laporan kejadian secara kronologis
sesuai ketentuan.
e. Pengawasan dan pengendalian pengamanan.
1) Pengawasan. Kegiatan pengawasan dibidang pengamanan
dalam rangka penyelenggaraan menembak dilaksanakan secara
desentralisasi dibagian masing-masing dengan penanggung jawab
Pasipamops.
2) Pengendalian. Pengendalian kegiatan pengamanan secara
terpusat oleh Komandan dan pelaksanaan fungsi pengamanan dilakukan
Bintara Pengamanan.
31. Tindakan Administrasi.
a. Melengkapi administrasi yang diperlukan dalam penyelenggaraan
menembak.
246
b. Merencanakan dan mempersiapkan kegiatan yang akan dilaksanakan
secara baik dan cermat.
c. Menentukan metode penyelenggaraan menembak dengan benar agar
kegiatan berjalan dengan efektif dan efisien.
d. Menyusun, membuat dan melaporkan hasil penyelenggaraan kegiatan
menembak.
BAB VI PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
32. Umum. Komandan yang ditunjuk untuk menangani pelaksanaan
menembak mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk memimpin, menyiapkan,
mengerahkan anggotanya dalam rangka melaksanakan menembak secara maksimal.
Penunjukan Komandan berdasarkan perintah dari pimpinan.
33. Pengawasan.
a. Pimpinan Umum. Bertanggung jawab terhadap seluruh rangkaian
kegiatan penyelenggaraan menembak untuk mencapai tujuan dan sasaran yang
telah ditentukan.
b. Komandan. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan penyelenggaraan
menembak dari tahap perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan pengakhiran.
Dengan demikian Komandan mempunyai kewenangan dalam mengatur
penyelenggaraan menembak yang ada dibawahnya, yaitu terhadap unsur Staf,
Koordinator materi/pelatih dan unsur pendukung. Dalam pelaksanaan
penyelenggaraan menembak Komandan bertanggung jawab langsung kepada
Pimpinan Umum.
c. Koordinator Materi / Pelatih. Dalam pelaksanaan menembak
bertanggung jawab kepada Komandan dalam melatih, menilai dan
melaksanakan briefing terhadap pelaku sesuai dengan materi yang dilatihkan.
247
34. Pengendalian.
a. Komandan bertanggung jawab terhadap pengendalian menembak
senjata ringan dengan cara mengikuti kegiatan menembak yang sedang
dilaksanakan secara terus menerus
b. Pengendalian menembak senjata ringan menggunakan jaring dan sarana
komunikasi yang tersedia.
BAB VII P E N U T U P
35. Keberhasilan. Disiplin untuk mentaati ketentuan-ketentuan yang ada
dalam buku petunjuk teknik menembak senjata ringan oleh para pembina dan
pengguna, akan sangat berpengaruh tehadap keberhasilan pembinaan latihan TNI AD.
36. Penyempurnaan. Hal-hal yang dirasakan perlu perbaikan akibat adanya
perkembangan untuk menyempurnakan Buku Petunjuk Teknik Menembak Senjata
Ringan ini dapat disarankan kepada Kasad melalui Komandan Pussenif Kodiklat
TNI AD.
Tri Subagio Mayor Jenderal TNI
Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri
A.n. Kepala Staf Angkatan Darat
248
Sub Lampiran A TENTARA NASIONAL INDONESIA Surat Peraturan Kasad MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Nomor Perkasad / / / 2008 Tanggal 2008
PENGERTIAN-PENGERTIAN
1. Gambar Bidik. Adalah gambaran yang tampak dilihat penembak, jika garis
bidik diproyeksikan pada sasaran.
2. Garis Bidik. Adalah garis lurus dari mata penembak melalui titik tengah
pisir ke titik tengah ujung ( puncak ) dari pejera.
3. Kerucut Tembakan. Adalah sejumlah peluru yang ditembakan dari suatu
titik penembakan kearah lesan dengan jarak tertentu yang dipasang tegak lurus
dengan arah lintasan peluru maka kelompok perkenaannya akan membentuk suatu
lingkaran.
4. Latihan. Adalah kegiatan yang diulang secara sistematis dalam praktek
untuk memperoleh kemahiran dan keterampilan maksimal.
5. Lesan. Adalah sebuah gambar yang dibuat sedemikian rupa untuk
mengarahkan bidikan penembak agar perkenaan dapat dikoreksi ketepatannya atau
sebagai sarana untuk menilai kemampuan seseorang dalam menempatkan titik
perkenaan sesuai dengan yang diinginkan.
6. Lintasan Peluru. Melesatnya/larinya anak peluru dari laras senjata menuju
sasaran.
7. Menembak. Adalah Melepaskan peluru dari senjata api.
8. Pengelompokan. Adalah perkenaan anak peluru pada sasaran sesuai
pengelompokan yang diharapkan.
249
8. Pengawasan. Adalah kegiatan untuk menjamin kelancaran dalam
pelaksanaan dan penyelenggaraan pekerjaan secara berhasil guna sesuai dengan
maksud dan tujuan suatu tugas.
9. Pengendalian. Adalah kegiatan untuk menentukan hubungan antara soal
yang direncanakan dengan hasilnya dan mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan
berdasarkan rencana.
10. Prasarana Latihan. Adalah segala fasilitas yang tidak dapat
digerakkan/dipindahkan untuk menunjang terlaksananya suatu proses usaha dan
kegiatan latihan.
11. Sarana Latihan. Adalah segala fasilitas yang dapat digerakkan/dipindahkan
dan dipergunakan sebagai alat untuk mencapai maksud dan tujuan latihan.
12. Senapan. Adalah senjata api berlaras panjang.
13. Senjata Ringan. Adalah suatu alat yang digunakan untuk berperang dan
mudah dibawa.
14. Teknik. Adalah semua latihan yang dilatihkan pada perorangan agar
dicapai tingkat kemahiran maupun keterampilan teknik di dalam mengerahkan,
melayani ataupun menggunakan senjata/perlengkapan lain yang diperlukan untuk
melaksanakan tugas.
Tri Subagio Mayor Jenderal TNI
Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri
A.n. Kepala Staf Angkatan Darat
250
Sub Lampiran B TENTARA NASIONAL INDONESIA Surat Peraturan Kasad MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Nomor Perkasad / / / 2008 Tanggal 2008
SKEMA ALIRAN PENYUSUNAN BUJUKNIK TENTANG MENEMBAK DAN LATIHAN MENEMBAK
SENJATA RINGAN (SENAPAN)
MENEMBAK DAN LATBAKJATRI (SENAPAN)
tentang BUJUKNIK
INFANTERI tentang
BUJUKIN
Tri Subagio Mayor Jenderal TNI
Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri
A.n. Kepala Staf Angkatan Darat