247
TENTARA NASIONAL INDONESIA Lampiran Peraturan Kasad MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Nomor Perkasad / / / 2008 Tanggal 2008 BUKU PETUNJUK TEKNIK tentang MENEMBAK DAN LATIHAN MENEMBAK SENJATA RINGAN (SENAPAN) BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. a. Kemampuan menembak merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki setiap prajurit TNI AD untuk memenangkan pertempuran. Kemampuan ini tidak mudah untuk mendapatkannya kecuali dengan frekuensi latihan yang memadai dan dukungan sarana serta prasarana yang dapat menjamin kelancaran pelaksanaannya. Untuk kepentingan ini semua tentu melibatkan pelatih, peserta latihan maupun penyusun rencana latihan dalam suatu kegiatan dan berorientasi pada standar kemampuan menembak yang diharapkan serta harus dicapai oleh seorang prajurit TNI AD. b. Untuk mencapai hasil menembak senjata ringan yang diharapkan, maka diperlukan teknik, prosedur dan urutan menembak yang benar, berlaku di jajaran TNI AD serta sesuai dengan teknik penyelenggaraan latihan maupun sasaran yang diharapkan. c. Agar dapat mewujudkan prajurit TNI AD yang memiliki pengetahuan teknis menembak senjata ringan dan kemampuan menembak senjata ringan yang baik maka latihan menembak senapan dilaksanakan secara bertahap, bertingkat, dan berlanjut serta dilakukan secara profesional. Untuk itu perlu diatur dalam Buku Petunjuk Teknik tentang Menembak dan latihan menembak Senjata Ringan (Senapan).

Buku Bak 007 Baru Dari Diklat

Embed Size (px)

DESCRIPTION

BAK 007

Citation preview

TENTARA NASIONAL INDONESIA Lampiran Peraturan Kasad MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Nomor Perkasad / / / 2008 Tanggal 2008

BUKU PETUNJUK TEKNIK tentang

MENEMBAK DAN LATIHAN MENEMBAK SENJATA RINGAN (SENAPAN)

BAB I PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Kemampuan menembak merupakan kemampuan dasar yang harus

dimiliki setiap prajurit TNI AD untuk memenangkan pertempuran. Kemampuan

ini tidak mudah untuk mendapatkannya kecuali dengan frekuensi latihan yang

memadai dan dukungan sarana serta prasarana yang dapat menjamin

kelancaran pelaksanaannya. Untuk kepentingan ini semua tentu melibatkan

pelatih, peserta latihan maupun penyusun rencana latihan dalam suatu kegiatan

dan berorientasi pada standar kemampuan menembak yang diharapkan serta

harus dicapai oleh seorang prajurit TNI AD.

b. Untuk mencapai hasil menembak senjata ringan yang diharapkan, maka

diperlukan teknik, prosedur dan urutan menembak yang benar, berlaku di

jajaran TNI AD serta sesuai dengan teknik penyelenggaraan latihan maupun

sasaran yang diharapkan.

c. Agar dapat mewujudkan prajurit TNI AD yang memiliki pengetahuan

teknis menembak senjata ringan dan kemampuan menembak senjata ringan

yang baik maka latihan menembak senapan dilaksanakan secara bertahap,

bertingkat, dan berlanjut serta dilakukan secara profesional. Untuk itu perlu

diatur dalam Buku Petunjuk Teknik tentang Menembak dan latihan menembak

Senjata Ringan (Senapan).

2. Maksud dan Tujuan. a. Maksud. Untuk memberikan gambaran dan penjelasan tentang teknik

menembak dan kegiatan yang perlu dilaksanakan oleh penyelenggaraan

Latbakjatri senapan di satuan jajaran TNI AD.

b. Tujuan. Sebagai pedoman dalam latihan menembak senapan di

satuan agar diperoleh keseragaman dalam pelaksanaan, sehingga mencapai

tujuan dan sasaran latihan yang diharapkan.

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut.

a. Ruang Lngkup. Buku Petunjuk Teknik ini mencakup tentang hal-hal

yang berkaitan dengan teknik dan latihan menembak senjata ringan senapan

yang dibatasi pada teknik dan latihan menembak senapan.

b. Tata Urut.

1) Bab I Pendahuluan.

2) Bab II Ketentuan Umum.

3) Bab III Teknik Menembak Senjata Ringan (senapan).

4) Bab IV Teknik Latihan Menembak Senjata Ringan

(senapan).

5) Bab IV Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan.

6) Bab V Pengawasan dan Pengendalian.

7) Bab VI Penutup.

4. Landasan.

a. Surat Keputusan Kasad Nomor Skep/58/III/2004 tanggal 9 Maret 2004

tentang Buku Petunjuk Induk tentang Infanteri.

b. Surat Keputusan Kasad Nomor Skep/10/I/2003 tanggal 28 Januari 2003

tentang Buku Petunjuk Pembinaan tentang Pembinaan Latihan.

c. Surat Keputusan Kasad Nomor Skep/11/I/2003 tanggal 28 Januari 2003

tentang Buku Petunjuk Administrasi tentang Penyelenggaraan Latihan.

d. Surat Keputusan Kasad Nomor Skep/416/VII/1987 tanggal 17 juli 1987

tentang Buku Petunjuk Teknik tentang Latihan Menembak Senapan dan Pistol.

e. Surat Keputusan Dankodiklatad Nomor Skep/139/V/2004 tanggal 19 Mei

2004 tentang Naskah Sementara Buku Petunjuk Administrasi tentang

Penyusunan dan Penerbitan Doktrin/Buku Petunjuk Angkatan Darat.

f. Surat Keputusan Kasad Nomor Skep/14/I/2001 tanggal 29 Januari 2001

tentang Buku Petunjuk Teknik tentang Latihan Menembak Dalam Operasi

Lawan Gerilya.

5. Pengertian-pengertian. Terlampir.

BAB II KETENTUAN UMUM

6. Umum. Teknik menembak dan latihan menembak senjata ringan,

merupakan kegiatan yang harus dilaksanakan oleh pelaku dan pelatih dijajaran TNI AD

dalam rangka mencapai hasil latihan yang diharapkan.

7. Tujuan. Untuk memberikan pengetahuan teknik menembak bagi prajurit

tentang kemampuan menembak senjata ringan (senapan) dan pelatih dalam

menyelenggarakan latihan menembak senjata ringan (senapan).

8. Sasaran. Tercapainya kemampuan perorangan dalam menembak senjata

ringan (senapan).

9. Macam, Jenis dan Metode.

a. Macam.

1) Tembak Dasar.

a) Tembak Koreksi Dasar Senapan.

b) Tembak Pengelompokan.

c) Tembak Tepat lesan “ L” ( Lingkaran ).

d) Tembak Tepat lesan Tempur.

2) Tembak Lanjutan.

a) Tembak Tempur Perorangan.

b) Tembak Tempur Kelompok.

c) Tembak Tempur Satuan.

b. Jenis. Senjata ringan.

1) M16 A1.

2) SS 1.

c. Metode. Metode menembak harus ada sinkronisasi dan integrasi

antara penyajian pelajaran secara :

1) Teori.

2) Praktek dengan driil kering ( Dry shooting ) dan kegiatan

menembak basah.

10. Peranan. Tercapainya kemampuan perorangan dalam menerapkan teknik

dan latihan menembak senjata ringan (senapan).

11. Pengorganisasian.

STAF LAT PASIPAMOPS PASIMIN LOG

TIM WAS-EV

WADANLAT DANLAT

PIMUM LAT

KOORD MAT/TIH

TUR LESAN

PENILAI WAS JUR

TIH PIBAK

WAS TAK

YAN MUNISI

TIH DP

TIH TB AKHIR

DANSIMALAT BAKES BAANG BAPAL BAKOM BAMAK

PENGATUR PIRINGAN

RIK JA

PELAKU PELAKU PELAKU

: Garis Staf

Keterangan :

: Garis Komando

12. Tugas dan Tanggung Jawab. a. Komandan Latihan.

1) Mengawasi dan mengendalikan semua kegiatan dan dukungan

logistik agar semua kegiatan mencapai tujuan latihan.

2) Bertanggung jawab atas semua usaha, pekerjaan dan kegiatan

penyelenggaraan latihan.

3) Bertanggung jawab kepada Pimpinan Umum Latihan

b. Wakil Komandan Latihan. 1) Membantu komandan di dalam mengawasi dan mengendalikan

latihan.

2) Mewakili komandan apabila berhalangan.

3) Mengkoordinir staf latihan.

4) Bertanggung jawab kepada komandan latihan.

c. Pasipamops.

1) Membuat rencana pengamanan latihan.

2) Mengkoordinasikan personel Pamlat, Provost dalam

penyelenggaraan keamanan dan ketertiban di daerah latihan.

3) Melaporkan keamanan lapangan tembak kepada komandan

latihan.

4) Membuat rencana latihan.

5) Koordinasi dengan unsur terkait.

6) Menyusun laporan selesai latihan

7) Bertanggung jawab kepada Komandan latihan.

d. Pasiminlog. 1) Menyelenggaraan administrasi dibidang logistik.

2) Membuat laporan tentang administrasi dan logistik .

3) Koordinasi dengan unsur terkait.

4) Bertanggung jawab kepada Komandan latihan.

10

 e. Dansimalat.

1) Mengkoordinir pendukung latihan (Bakes, Baang, Bapal, Bakom

dan Bamak).

2) Mengkoordinir urusan dan perlengkapan latihan.

3) Menyiapkan sarana dan prasarana latihan yang akan digunakan.

4) Bertanggung jawab kepada Komandan latihan.

f. Koordinator Materi / Pelatih. 1) Memimpin, mengkoordinir, mengawasi dan mengendalikan

jalannya latihan.

2) Memberi resume pelajaran tentang latihan menembak.

3) Memberikan evalusi hasil latihan.

4) Membuat laporan.

5) Bertanggung jawab kepada Komandan latihan.

g. Pimpinan Penembakan. 1) Melaksanakan tugas sebagai pimpinan penembakan.

2) Memberikan aba-aba penembakan.

3) Memperhatikan keamanan penembakan.

4) Mengkoordinir pengawas lajur.

5) Bertanggung jawab kepada Koordinator materi.

h. Pengawas Petak. 1) Mengawasi petaknya masing-masing.

2) Membantu mengawasi lajur di petaknya..

3) Melaporkan kendala dan situasi di petaknya kepada pimpinan

penembakan.

4) Memeriksa kesiapan pengawas lajurnya masing-masing.

5) Melaporkan kesiapan petaknya kepada pimpinan penembakan.

6) Bertanggung jawab kepada Koordinator materi.

i. Pengawas Lajur. 1) Mengawasi pelaksanaan menembak pada lajurnya.

11

  2) Mengawasi keamaman antar petembak.

3) Mengawasi penggunaan senjata dan munisi pada lajurnya.

4) Mengecek kamar saat mengosongkan senjata.

5) Melaporkan kesiapan lajurnya kepada pengawas petak.

6) Bertanggung jawab kepada pengawas petak.

j. Pengatur Piringan Pengaman. 1) Mengatur piringan pengaman.

2) Bertanggung jawab kepada Pimpinan penembakan.

k. Penilai. 1) Mencatat perkenaan dan menghitung jumlah nilai.

2) Menyiapkan blangko penilaian.

3) Melaksanakan penambahan/penggantian lesan.

4) Bertanggung jawab kepada koordinator.

l. Pelatih Petugas TB Akhir.

1) Menerima pelaku yang telah melaksanakan penembakan.

2) Melaksanakan tindakan keamanan / kosongkan senjata.

3) Menempatkan senjata pada rak yang telah disediakan.

4) Bertanggung jawab kepada koordinator.

m. Pelatih Petugas DP.

1) Menerima pelaku dilanjutkan dengan pengecekan personel dan

materiil.

2) Melaksanakan tindakan keamanan / kosongkan senjata.

3) Melaporkan tentang kesiapan pelaku kepada koordinator.

4) Bertanggung jawab kepada koordinator.

n. Bintara Makan. 1) Menyiapkan makanan dan extrafooding.

2) Memelihara kebersihan makanan dan peralatan.

3) Bertanggung jawab kepada Dansimalat.

12

 o. Bintara Kesehatan. 1) Mempersiapkan obat-obatan dan peralatan kesehatan.

2) Mengadakan pemeriksaan dan pertolongan pertama kepada

peserta latihan yang terluka/sakit.

3) Melaksanakan evakuasi personel yang perlu mendapatkan

perawatan lebih lanjut.

4) Koordinasi dengan instansi yang terkait.

5) Bertanggung jawab kepada Dansimalat.

p. Bintara Angkutan. 1) Mengatur dan menyiapkan kendaraan sesuai dengan jadwal

kegiatan latihan.

2) Koordinasi dengan instansi yang terkait.

3) Bertanggung jawab kepada Dansimalat.

q. Bintara Komunikasi. 1) Mempersiapkan alat komunikasi yang digunakan dalam latihan.

2) Mengatur penggunaan alat komunikasi.

3) Koordinasi dengan instansi yang terkait.

4) Bertanggung jawab kepada Dansimalat.

r. Bintara Peralatan.

1) Menyiapkan senjata dan munisi yang akan digunakan.

2) Mempersiapkan alat-alat pembersih dan perbaikan senjata.

3) Mengatasi gangguan senjata.

4) Koordinasi dengan instansi yang terkait

5) Bertanggung jawab kepada Dansimalat.

s. Petugas Munisi. 1) Menyiapkan munisi yang akan digunakan.

2) Mencatat penggunaan jumlah munisi yang sebelum maupun

setelah.

3) Memeriksa kondisi munisi.

13

  4) Menghitung dan mengumpulkan munisi sisa dan rusak.

5) Melaporkan kepada pimpinan apabila ada terjadi kendala dalam

penggunaan munisi.

6) Bertanggung jawab kepada Koordinstor.

t. Petugas Pemeriksa Senjata. 1) Memeriksa senjata sebelum dan setelah digunakan.

2) Melaksanakan tindakan keamanan kepada pelaku.

3) Memeriksa kamar senjata.

4) Mencatat kerusakan senjata.

5) Melaporkan kendala kepada pimpinan apabila terjadi kerusakan

dalam Rikjat.

u. Pengatur Lesan. 1) Menyiapkan lesan yang akan digunakan.

2) Menghitung lesan yang akan digunakan.

3) Memeriksa lesan apakah ada yang rusak atau tidak.

4) Menginventarisir/memisahkan lesan yang akan digunakan.

5) Menyimpan lesan pada tempat yang telah ditentukan.

6) Memasang lesan pada saat sebelum pelaksanaan menembak.

7) Menghitung jumlah lesan yang telah digunakan.

8) Mencatat dan membuat laporan penggunaan lesan.

v. Pelaku. 1) Melaksanakan seluruh kegiatan sesuai perintah pelatih.

2) Bertanggung jawab kepada Koordinator/pelatih.

13. Syarat Personel. Personel yang melaksanakan kegiatan latihan menembak

senjata ringan baik sebagai penyelenggara maupun pelaku adalah personel yang

mempunyai beberapa persyaratan antara lain :

a. Pelatih.

1) Pernah mengikuti kursus pelatih senjata ringan.

2) Pernah mengikuti penataran pelatih senjata ringan.

14

 b. Pelaku.

1) Personel organik satuan jajaran TNI AD.

2) Siswa/pelajar/petatar yang mempelajari senjata ringan.

BAB III TEKNIK MENEMBAK SENJATA RINGAN (SENAPAN)

14. Umum. Untuk mendukung dalam pelaksanaan menembak senjata ringan

(senapan), perlu diberikan pembekalan tentang teknik-teknik menembak senjata ringan

(senapan) sehingga prajurit yang akan melaksanakan menembak menjadi percaya diri

akan kemampuannya. Hal-hal yang bersifat mendukung pelaksanaan latihan

menembak diuraikan secara jelas dengan maksud untuk menghindari pembahasan

secara tumpang tindih dengan petunjuk-petunjuk yang telah ada.

15. Teknik Pegangan Teguh. Pengetahuan tentang pegangan teguh harus

diberikan oleh pelatih dengan cara demontrasi. Hal-hal yang perlu diberikan dalam

latihan pegangan teguh adalah sebagai berikut :

a Cara Memegang Senjata.

1) Pegangan senjata jangan terlalu kuat. Bila pegangan senjata

terlalu kuat maka otot-otot tangan kiri dan tangan kanan akan kaku,

tekanan dasar popor pada bahu juga akan terlalu kuat, akibatnya akan

timbul gemetar.

2) Memegang senjata jangan terlalu lemah. Bila terlalu lemah otot-

otot tangan akan lemah, letak dasar popor pada bahu juga akan lemah,

akibatnya senjata akan goyang.

3) Cara yang baik dalam pegangan senjata adalah pegangan pada

senapan tidak terlalu kuat dan tidak terlalu lemah.

15

 

Gambar - 1

Genggaman tangan kiri pada senjata

Gambar - 2

Genggaman tangan kiri pada senjata dilihat dari depan

16

 

Gambar - 3

Genggaman tangan kiri pada senjata dilihat dari kanan belakang

4) Kedudukan senapan harus tegak lurus, tidak miring tidak goyang

ke kiri / ke kanan agar perkenaan nantinya tidak terlalu tersebar. Hal ini

bisa dikontrol dengan cara melihat kedudukan pejera, apakah miring atau

tidak. Cara-cara memegang senjata tersebut di atas harus

didemonstrasikan oleh pelatih, dan waktu siswa / pelaku melakukan /

melaksanakan bisa dikontrol dengan memegang tangan para penembak

dan melihat kedudukan senjata.

17

 

Gambar -4

Letak pejera tegak lurus. Perhatikan letak tangan kiri telapak tangan

pada perimbangan senjata

Benar Salah

  

Gambar – 5

Kedudukan pejera dan cara meletakkan siku kiri yang benar dan salah.

18

 b. Cara meletakkan pipi pada popor. Pada prinsipnya cara meletakkan

pipi pada popor hampir sama memegang senjata, artinya popor bukan sebagai

sandaran untuk menahan kekuatan pipi, tetapi popor hanya sebagai tempat

meletakkan / menempelkan pipi dan kedudukan pipi disesuaikan dengan

konstruksi senjata (Gambar–6).

Gambar - 6

Penempatan pipi pada popor

c. Mengatur jarak antara mata dengan pisir. Setiap saat waktu

menembak, letak pipi pada popor harus tetap, bila kedudukan pipi berubah-ubah

akan membawa perubahan gambar bidik. Kedudukan mata disesuaikan dengan

konstruksi alat bidik (pisir) dan popor, jarak antara mata dengan pisir harus tetap

dipelihara sehingga gambar bidik akan tetap (Gambar-7)

Gambar - 7

Dilihat dari samping cara menempatkan siku kanan.

19

 d. Otot leher tidak kaku melainkan harus tetap santai sehingga tidak akan

terjadi ketegangan yang mengakibatkan konsentrasi terbagi dua.

e. Kedudukan tangan kiri. Tangan kiri berfungsi sebagai sandaran

senjata, kedudukannya harus kokoh. Letak (siku) tangan kiri harus benar-benar

menunjang letak senjata, telapak tangan berada pada perimbangan senjata

(Gambar- 4 & 5).

f. Tangan kanan sedikit rileks (santai), fungsi utamanya adalah untuk

menarik picu dan membantu kedudukan senjata agar tidak mudah goyah / labil

(Gambar –7 ).

g. Meletakan popor pada lekukan bahu depan. Harus diingat pada saat

menjelang terjadinya letusan jangan sekali-kali mengencangkan urat bahu. Hal

ini akan membuat geseran garis bidik walau hanya beberapa milli meter dan

akan mengakibatkan penyebaran perkenaan (Gambar-7).

h. Dengan demikian cara pengangan teguh harus dapat menguasai akibat-

akibat yang ditimbulkan oleh letusan senjata, sebagai contoh :

1) Dapat menahan dan tidak merasakan sakit akibat tolak balik

senjata.

2) Senjata tidak bergerak atau tidak berubah kedudukannya pada

saat terjadi letusan.

3) Tidak menimbulkan kesulitan pada saat membidik karena

gemetar akibat kekakuan seluruh atau sebagian otot-otot.

Catatan :

Ujung popor senapan pada lekukan bahu, penguncian popor dengan pipi, jarak

mata, cara memegang pegangan pistol dan jari telunjuk menarik picu agar

diperhatikan.

20

 16. Teknik Pernafasan. Apabila prajurit bernafas dengan wajar pada waktu

menembakkan senapannya, gerakan dadanya akan mengakibatkan senapan dan

bidikannya bergoyang juga. Untuk menghilangkan hal ini, penembak harus belajar

menarik nafas, mengeluarkan sebagian nafasnya, kemudian menahan nafasnya

selama beberapa detik untuk membidik dan menembakan senjatanya. Apabila

menahan nafas lebih dari 10“ (sepuluh) detik, sering terjadi penegangan otot dan

pandangan menjadi kabur. Pentahapan teknik pernapasan dalam menembak :

a. Napas normal (memperhatikan sasaran).

b. Tarik nafas dan keluarkan lebih dalam dari biasanya (memulai membidik).

c. Tahan nafas sampai terjadi letusan (membuat gambar bidik).

d. Napas normal.

Gambar - 8

Teknik pernafasan

17. Teknik Membidik. Teknik membidik dapat dilakukan dengan

menggunakan pisir “V”, pisir “U” maupun pisir “O”. Penempatan titik bidik

menyesuaikan dengan lintasan peluru senjata yang digunakan. Penjelasan teknik

membidik berikut gambar contoh membidik penggunaan pisir “O” (seperti pada

senapan M.16 A.1/SS1).

KKoonnttrrooll PPeerrnnaappaassaann

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28

Napas Dalam Tahan Napas Normal

Napas lepas

Tarik napas

I II III I

21

  a. Lintasan peluru.

1) Senjata SS-1 (Gambar - 9).

2) Senjata M 16 A1 (Gambar - 10).

Keterangan : ( + ) berarti perkenaan diatas titik bidik,

+ 6,3 cm

( - ) berarti perkenaan dibawah titik bidik.

b. Kedudukan mata.

1) Kedudukan mata yang dimaksud adalah kedudukan mata

sipenembak terhadap pisir senapan. Penembak pada saat menempatkan

mata tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh, disesuaikan dengan

kedudukan mata pada pisir (sesuai konstruksi senjata), tanpa

mengakibatkan ketegangan pada otot leher atau lengannya.

2) Pada latihan menembak cepat dan tepat, kedudukan mata harus

selalu sama pada setiap tembakan. Kedudukan mata yang tetap mudah

dipelajari dengan cara menempelkan ujung hidung pada bagian belakang

kas senapan.

22

 c. Penguncian popor senapan dengan menggunakan pipi. Penguncian

popor senapan adalah suatu titik pertemuan yang kokoh antara pipi dengan

popor senapan. Pelaksanaan penguncian popor senapan yang benar dapat

dilihat dari hidung penembak yang menyentuh ringan pada bagian belakang atas

kas senapan. Penguncian popor dengan menggunakan pipi memungkinkan

seluruh kepala dapat mengikuti gerak ke belakang bersama-sama dengan

senapan pada waktu senapan ditembakkan, sehingga memungkinkan

pengalihan tembakan dengan cepat terhadap sasaran yang lain.

d. Garis bidik. Garis bidik adalah garis lurus dari mata sipenembak melalui

titik tengah pisir ketitik tengah ujung (puncak) pejera (gambar 13). Bagian tengah

pada puncak pejera (di depan) berada tepat di tengah lubang pisir ( di

belakang). Apabila tepat pada tengah lubang pisir dibuat garis semu yang

tegak, maka garis semu ini kelihatannya membelah pejera menjadi 2 bagian

yang sama (gambar-14). Penyesuaian letak peralatan bidik yang tepat amat

penting untuk ketepatan menembak terhadap sasaran pada jarak sedang dan

jarak jauh. Apabila terjadi kesalahan penyesuaian peralatan bidik terhadap

sasaran, maka makin besar jarak ke sasaran, akan makin besar pula jarak

penyimpangan titik perkenaan dari titik bidik.

Contoh :

Suatu kesalahan di dalam menyesuikan letak pisir dan pejera, masih akan tetap

mengenai suatu titik bidik pada jarak 50 m dan 75 m. Akan tetapi pada jarak 300

m, perkenaan terhadap titik bidik yang sama akan meleset sejauh 2 m lebih.

Pengertian : - Jarak dekat : 0 – 100m

- Jarak sedang : 100 – 300 m

- Jarak jauh : 300 m

PEJERA PISIR MATA

GARIS BIDIK

Gambar - 11

Garis bidik yang benar dari penampang samping

23

 

Pejera Garis pandangan penembak kesasaran Mata

penembak

Garis semu

 

Sasaran titik bidik tengah bawah hitam

Gambar - 12

Titik bidik yang benar dari penampang samping

e. Letak sasaran atau titik bidik pada sasaran terhadap pejera dan pisir yang

telah disesuaikan. Letak titik bidik (sasaran) telah dipastikan benar, apabila

tengah-tengah titik bidik (sasaran) tersebut berada di bagian atas pejera. Apabila

ditarik garis semu tegak tepat di tengah lubang–pejera, maka garis semu ini

akan membelah titik bidik (sasaran) dan pejera menjadi 2 bagian yang sama

besarnya. Pada jarak penentuan dasar senapan (Zeroing), lesan yang dipasang

pada jarak 25 m dari garis penembakan, cara meletakkan penyesuaian pisir dan

pejera terhadap titik bidik sasaran lesannya.

f. Gambar Bidik. Adalah gambaran yang tampak pada penembak jika

garis bidik diproyeksikan pada sasaran gambaran pada alat bidik yang benar

didapatkan apabila pisir dan pejera telah disesuaikan letaknya dengan benar

terhadap suatu sasaran / titik bidik.

Gambar Bidik pada jarak 25 M. Gambar Bidik pada jarak 100 M.

10

24

 Gambar Bidik pada jarak 200 M. Gambar Bidik pada jarak 300 M.

Gambar – 13

10

Gambar bidik

f. Penyebab terjadinya kesalahan. Adalah mata penembak tidak dapat

memfokus pada 2 (dua) objek yang mempunyai jarak berbeda di dalam waktu

yang bersamaan, oleh karenanya :

1) Apabila mata penembak tersebut memfokus pada sasaran, maka

pejera dan pisir akan kabur penampakannya.

2) Apabila mata penembak tersebut memfokuskan pada pejera, maka

pisir dan bidik sasarannya akan kabur. Oleh karena itu penyebab

ketidaktepatan perkenaan pada sasaran adalah:

a) Kesalahan penyesuaian pisir-pejera dan titik bidik sasaran

tidak pada satu garis bidik.

b) Kesalahan meletakkan titik bidik sasaran, tidak pada satu

garis bidik dengan pisir dan pejera. Dengan kesalah tersebut,

seorang penembak akan mengenai sasaran beberapa cm meleset

dari titik bidik, akan tetapi masih tetap dapat mengenai musuh.

Sedangkan kesalahan menempatkan pisir dan pejera akan

menyebabkan peluru tidak dapat mengenai sasaran lesan tubuh,

meleset 1(satu) m atau lebih tergantung pada jarak sasaran. Oleh

karena itu, penyesuaian letak pisir dan pejera lebih penting dari

pada menempatkan titik bidik sasaran pada satu garis bidik.

25

 g. Metoda penyesuaian letak alat bidik. Untuk meyakinkan penyesuaian

letak alat bidik (pejera dan pisir terletak pada satu garis bidik) mata harus

difokuskan pada pejera di waktu pelaksanaan penembakan. Namun demikian,

sasaran tidak boleh diabaikan begitu saja, jadi penembak harus memfokuskan

matanya antara pejera dan pisir.

1) Pertama. Ia harus memfokuskan matanya pada pejera dan

menyesuaikan letak dengan pisir agar terletak pada 1 garis bidik.

2) Kedua. Ia harus memfokuskan matanya pada sasaran dan

meletakkannya pada garis bidik, segaris dengan pejera dan pisir.

3) Ketiga. Pada waktu ia menekan picu, ia harus memfokuskan

matanya pada pejera, guna meyakinkan letak pisir, pejera dan titik bidik

sasarannya terletak pada satu garis bidik. Pada saat ini gambaran alat

bidik harus terlihat.

h. Membersihkan dan menghitamkan peralatan bidik.

1) Seorang penembak senapan akan mengalami kesulitan di dalam

membidik apabila alat bidiknya mengkilat atau kotor. Pejera atau pisir

yang mengkilap akan membuat silau dan membuat penembak tersebut

sulit melihat sesuatu di depan. Pejera atau pisir yang kotor dapat

menyebabkan kesalahan di dalam penyesuaian letak alat bidik, dengan

titik sasaran pada satu garis bidik. Oleh sebab itu di dalam latihan atau

pertempuran, alat bidik haruslah bersih dan dihitamkan apabila dipandang

perlu.

2) Menghitamkan peralatan bidik ada beberapa macam cara, yang

dapat dilakukan umumnya menggunakan lampu karbit, sumbu diminyaki

kemudian dibakar, geretan rokok, cerobong asap. Apabila senapan telah

dilengkapi dengan alat bidik yang dilapisi dengan Promethium,

pelaksanaan menghitamkan harus hati-hati. Api / asap jangan terlalu

dekat dengan pejera. Apabila terlalu dekat, maka bulatan plastik

pelindung pejera yang megandung unsur yang mudah terbakar akan

mengelupas.

26

 i. Ketepatan teknik membidik dengan box bidik.

1) Kedudukan senjata pada box bidik

a) Senjata diletakkan/dimasukkan pada coakan (lubang) yang

tersedia dan tidak miring atau bergerak.

b) Kedudukan pisir dan pejera tidak perlu diadakan perubahan

terlebih dahulu.

2) Penembak.

a) Sikap menembak tiarap dengan kedua kaki rapat.

b) Senjata tidak boleh tersentuh oleh bagian-bagian tubuh.

c) Tangan kiri rapat dengan siku di samping badan untuk

membantu menahan berat badan pada tanah.

d) Siku tangan kanan rapat pada tanah, lengan kanan

bergerak bebas untuk memberikan kode atau isyarat ke kiri / ke

kanan, ke atas / ke bawah.

e) Tidak boleh bicara pada saat memberikan isyarat.

f) Tanda / isyarat yang diberikan oleh sipenembak kepada

pembantu penembak adalah, sebagai berikut :

(1) Telapak tangan kanan terbuka menghadap ke kiri

dan digerakkan ke kiri, artinya titik bidik harus diarahkan ke

samping kiri.

(2) Telapak tangan terbuka menghadap ke kanan dan

digerakkan ke kanan, artinya titik bidik harus diarahkan ke

samping kanan.

(3) Telapak tangan terbuka menghadap ke bawah dan

digerakkan ke bawah, artinya titik bidik harus diarahkan ke

bawah.

27

 (4) Telapak tangan terbuka menghadap ke atas dan

digerakkan ke atas, artinya titik bidik harus diarahkan ke

atas.

(5) Telapak tangan mengepal dan diam, artinya titik bidik

sudah pada tempatnya dan pembantu penembak harus

segera memberi tanda titik pada lubang yang tersedia

ditongkat bidik.

g) Penembak harus membuat pengelompokkan bidikan

minimal 3 buah kelompok @ 5 titik bidik dengan besar

kelompokkan maksimal berdiameter 1 ½ cm.

3) Pembantu penembak. Sikap pembantu penembak duduk di atas

kotak bidik dengan jarak 15 m di depan penembak.

a) Tangan kanan memegang tongkat bidik dan diletakkan

rapat pada kertas yang ditempatkan/ditempelkan pada kotak bidik.

b) Tangan kiri memegang pensil yang telah diruncingkan.

c) Pandangan ke arah sipenembak, perhatikan isyarat dari

sipenembak.

d) Menggerakkan tongkat bidik perlahan-lahan sesuai

permintaan sipenembak.

e) Memberikan tanda titik dengan pensil pada lubang yang

tersedia pada tongkat bidik apabila ada tanda/isyarat berhenti dari

sipenembak.

f) Merubah kedudukan kotak bidik apabila terjadi penumpukan

kelompok bidikan.

g) Berlaku jujur dan tidak membohongi penembak dengan

maksud agar latihan cepat selesai.

28

 Gambar – 14

dan perlengkapan drill kering membidik dengan menggunakan box bidik

Kotak bidik Kotak sandaran Alat bantu bidik

40 cm

40 cm 40 cm

Kertas dan pensil

Senjata

18. Teknik Pengendalian Tarikan Picu. Pengendalian tarikan picu adalah suatu

kemampuan di dalam mengusahakan agar tekanan pada picu tidak mengganggu sama

sekali garis bidikan (pejera, pisir dan titik bidik pada sasaran).

15 m

Kedudukan penembak dan pembantu penembak

29

 a. Cara mengendalikan jari telunjuk penarik picu.

1) Penempatan jari telunjuk pada picu. Jari telunjuk penarik picu di

tempatkan diantara ruas pertama dan ujung jari telunjuk. Titik pasti

penempatan telunjuk penarik pada picu tergantung pada ukuran tangan

penembak serta cara penembak memegang popor senapan. Perlu

diperhatikan, bagian atas jari telunjuk tidak boleh menyentuh kas

senapan.

Gambar – 15

2) Tahap gerakan picu. Gerakan picu ke belakang dibagi dalam 2

(dua) tahap, yaitu:

a) Tenggang picu. Tenggang picu adalah gerakan

permulaan pada picu, tanpa ada sedikit hambatan apa pun.

Hambatan mulai terjadi pada saat tekanan picu dirasakan berat.

b) Tekanan picu. Tekanan picu (biasanya 3 sampai 5 kg)

adalah suatu gaya tekanan yang harus diberikan pada saat

menarik picu (oleh telunjuk jari penarik picu) agar lepas dari

pengunci dan kemudian memukul pena pemukul.

3) Cara mengendalikan tarikan picu. Di dalam proses menembak,

picu harus secepatnya ditekan dan secara bertahap menambah gaya

tekanan lurus ke belakang pada picu. Pengendalian tarikan picu adalah

faktor yang penting didalam usaha mengenai sasaran jarak sedang dan

sasaran jarak jauh dengan tepat. Pada proses menekan picu,

penyesuaian letak alat bidik dan titik bidik pada sasaran harus tetap

30

 terletak pada satu garis bidik. Namun demikian, keadaan ini sulit untuk

dapat dipertahankan secara terus menerus. Oleh karena itu, seorang

penembak senapan harus mampu mengendalikan diri untuk tidak

menekan picu lebih lanjut apabila letak alat bidik dan titik bidik pada

sasaran tidak terletak pada satu garis bidik. Selalu berupaya agar alat

bidik dan titik bidik sasaran terletak pada satu garis bidik, maka

penembak hanya sedikit tekanan pada picunya tanpa mengakibatkan

goyangan sedikitpun pada senapannya.

b. Penekanan dalam pengendalian tarikan picu.

1) Jari telunjuk penarik picu. Bagian atas jari telunjuk penarik picu

harus bebas tidak menyentuh senapan, agar gerakan kedepan dan

kebelakang bebas usaha memanfaatkan picu. Apabila telunjuk penarik

picu menyentuh kas senapan, maka tekanan pada picu akan sedikit

miring dan lurus kebelakang. Keadaan seperti itu, akan tetap

mengakibatkan goyangan pada kedudukan senapan, sehingga letak alat

bidik dan titik sasaran tidak terletak pada satu garis bidik lagi (lihat

gambar 18 & 19).

2) Jari tangan menggenggam pegangan pistol senapan. Pegangan

pistol digenggam oleh tiga jari dan ibu jari dengan teguh tetapi tidak erat.

Tujuannya adalah agar jari telunjuk dapat menekan picu dengan halus,

dan bukan tangan menggenggam peganggan pistol yang melaksanakan

remasan pada picu. Genggaman yang teguh ini harus senantiasa

dipelihara pada setiap saat jari telunjuk menekan picu. Apabila cara

memegang pegangan pistol senapan tidak teguh, genggaman tangan

yang tidak teguh ini akan bergerak pada waktu berat tarikan picu mulai

dirasakan akibatnya penyesuaian alat bidik dan titik bidikan pada sasaran

tidak lagi segaris dan hal ini akan membawa berbagai kesalahan lainnya.

c. Kesalahan dalam pengendalian tarikan picu.

31

 1) Kejutan. Kejutan adalah reaksi penembak terhadap akibat

tolak balik dan ledakan peluru senapan. Hal ini dapat dilihat pada :

a) Gerakan kepala penembak.

b) Mata penembak yang tiba-tiba menutup (berkedip).

c) Ketegangan pada tangan kiri penembak.

d) Gerakan bahu kebelakang.

e) Kombinasi dari (1) sampai (4).

2) Dorongan. Dorongan adalah usaha penembak untuk mengatasi

akibat tolak balik senapan sebelum letusan terjadi. Penembak ini

melaksanakannya dengan menegangkan otot bahunya dan

menggerakkan bahunya ke depan.

3) Tarikan. Tarikan adalah usaha penembak menembakan

senapan dengan cara menekan picunya dengan cepat. Tarikan

mengakibatkan garis bidiknya menjadi rusak, karena alat bidik dan titik

bidik kepada sasaran tidak segaris lagi.

Gambar – 16

Cara memegang pegangan pistol senapan dan picu dilihat dari kanan

bagian atas jari telunjuk tidak menyentuh kas senapan.

32

 

Gambar – 17

Cara memegang pegangan pistol senapan dan picu dilihat dari kiri.

4) Kombinasi dari ketiga kesalahan hal-hal tersebut akan

mengakibatkan sasaran selalu tidak kena, terutama pada sasaran pada

jarak sedang dan sasaran jarak jauh.

19. Teknik Sikap-Sikap Menembak. Sikap menembak merupakan faktor

yang turut menentukan dalam ketepatan perkenaan. Oleh karena itu berbagai sikap

menembak perlu dilatihkan kepada penembak, sesuai dengan penggunaannya nanti

dalam pertempuran. Ketepatan dalam mengambil posisi tembak akan mempengaruhi

ketenangan penembak dalam membidikkan senjatanya pada sasaran, sebab berbagai

macam pengaruh dapat mengakibatkan kesalahan dalam mengambil sikap tembak.

a. Persyaratan teknis dalam menggunakan sikap tembak adalah sebagai

berikut:

1) Pegangan teguh yang sempurna.

2) Tidak memaksakan, sehingga tidak terjadi ketegangan otot.

3) Tidak membuat labil kedudukan sebagian anggota tubuh.

4) Memperkecil bidang sasaran terhadap tembakan musuh.

5) Dapat menguasai senjata dengan berbagai sikap yang

digunakan.

33

  b. Macam-macam sikap-sikap menembak antara lain :

1) Sikap berdiri.

a) Sikap sempurna dengan senapan di sebelah badan.

b) Depan senjata dengan tangan kanan memegang pegangan

pistol dengan jari telunjuk lurus.

c) Rapatkan ujung kaki kiri dengan kaki kanan dan pindahkan

kaki kanan kekanan belakang seenak-enaknya dan keberatan

badan terletak pada kedua kaki.

d) Tempatkan dasar popor pada lekukan pundak kanan dan

siku kanan diangkat sehingga membentuk sudut 900. Bersamaan

dengan gerakan tersebut, maka telapak tangan kiri ditempatkan di

bawah pelindung tangan bagian bawah dengan seenak-enaknya

atau telapak tangan kiri ditempatkan di bawah magasen dengan

siku rapat pada badan.

e) Tempatkan pipi kanan di atas popor sehingga dapat melihat

ujung pejera melalui pisir (membidik). Jarak antara mata dengan

pisir jangan berubah. Gerakan tersebut dapat dilakuan berulang-

ulang (gambar – 20).

f) Gerakan kembali ke sikap sempurna.

(1) Turunkan senjata dan mengambil sikap depan

senjata.

(2) Pindahkan kaki kanan kedepan rapat dengan kaki

kiri.

(3) Putar badan 45° ke kiri dan kembali ke sikap

sempurna.

34

 

Gambar – 18 Sikap berdiri

2) Sikap berlutut.

a) Sikap sempurna dengan senapan di sebelah badan

b) Depan senjata dengan tangan kanan memegang pegangan

pistol dan jari telunjuk lurus.

c) Rapatkan ujung kaki kiri dengan kaki kanan dan pindahkan

kaki kiri kedepan seenak-enaknya.

d) Ambil sikap berlutut dengan lutut kaki kanan dan duduklah

pada tumit seenak-enaknya.

35

 e) Tempatkan dasar popor pada lekukan pundak kanan dan

angkat siku kanan sehingga membentuk sudut ± 90°. Bersamaan

dengan gerakan tersebut, tempatkan siku tangan kiri di atas lutut

kaki kiri seenak-enaknya.

f) Tempatkan pipi kanan di atas popor sehingga mata dapat

melihat ujung pejera melalui pisir (membidik).

Gerakan tersebut dapat dilakukan berulang-ulang (gambar – 21)

g) Gerakan kembali ke sikap sempurna.

(1) Turunkan senjata dan ambil sikap depan

senjata.

(2) Ambil sikap berdiri dan pindahkan kaki kiri

kebelakang, rapat dengan kaki kanan.

(3) Putar badan kekiri 45° dan kembali kesikap

sempurna.

Gambar – 19

Sikap berlutut

36

 

Gambar – 20

Sikap berlutut tersandar

h) Ada 3 (tiga) variasi sikap berlutut, dengan perbedaan

terletak pada letak telapak kaki.

1) Sikap berlutut rendah. Telapak kaki kanan pada

bagian luar rata pada tanah (gambar – 21)

Gambar – 21

37

 2) Sikap berlutut setengah dengan tali sepatu kanan

rata dengan tanah (gambar – 22)

Gambar –22

3) Sikap berlutut tinggi. Telapak kaki tegak bertumpu

pada ujung jari kaki (gambar – 23).

Gambar – 23

38

 3) Sikap duduk.

a) Sikap duduk dengan kaki terbuka.

(1) Sikap sempurna dengan senapan disebelah badan.

(2) Depan senjata dengan tangan kanan memegang

pegangan pistol dan jari telunjuk lurus.

(3) Lepaskan tangan kanan dari pegangan pistol dan

ambil sikap duduk dengan bantuan tangan kanan.

(4) Tempatkan kedua kaki seenak-enaknya, dan tangan

kanan kembali memegang pegangan pistol.

(5) Tempatkan dasar popor pada lekukan pundak kanan

seenak-enaknya. Tempat siku tangan kanan di atas

sebelah dalam paha kanan, sedang siku tangan kiri

ditempatkan di atas sebelah dalam paha kiri (ambil sikap

menembak yang seenak-enaknya).

(6) Tempatkan pipi kanan di atas popor sehingga mata

melihat ujung pejera melalui pisir (membidik). Jika sikap

tersebut belum dapat dilakukan, maka kedua paha dapat

diangkat atau dengan bantuan tangan kiri, sampai sikap ini

dapat dilakukan.

(7) Gerakan kembali ke sikap sempurna :

(a) Turunkan senjata dan ambil sikap depan

senjata.

(b) Tarik kedua kaki ke belakang dan

lepaskan pegangan pistol. Dengan bantuan

tangan kanan ambillah sikap berdiri.

(c) Tangan kanan memegang pegangan pistol

dan kaki kanan dirapatkan dengan kaki kiri.

(d) Putar badan kekiri 45° dan kembali

kesikap sempurna.

39

 

Gambar – 24

Sikap duduk dengan kaki terbuka

b) Sikap duduk bersila pendek.

(1) Sikap sempurna dengan senapan di sebelah kanan

badan.

(2) Depan senjata dengan tangan kanan memegang

pegangan pistol dan jari telunjuk lurus.

(3) Lepaskan tangan kanan dari pegangan pistol dan

ambil sikap duduk dengan bantuan tangan kanan.

(4) Kedua kaki dilipat (bersila) dan bersamaan dengan

gerakan ini tangan kanan memegang pegangan pistol

seperti semula.

(5) Tempatkan dasar popor pada pundak kanan seenak-

enaknya dan siku tangan kanan di atas paha sedang siku

tangan kiri di atas paha kiri.

(6) Tempatkan pipi kanan di atas popor sehingga mata

melihat ujung pejera melalui pisir (membidik). Jika sikap

tersebut belum dapat dilakukan, maka kedua paha dapat

diangkat atau dengan bantuan tangan kiri sampai sikap ini

dapat dilakukan.

40

 (7) Gerakan kembali kesikap sempurna.

(a) Turunkan senjata dan ambil sikap depan

senjata.

(b) Buka kedua kaki kedepan dan tangan kanan

menepuk tanah di samping kanan.

(c) Ambil sikap berdiri dengan bantuan tangan

kanan dan pindahkan kaki kanan rapat dengan kaki

kiri.

(d) Putar badan kekiri 45° dan kembali ke sikap

sempurna.

Gambar – 25

Sikap duduk bersila pendek

c) Sikap duduk bersila panjang.

(1) Sikap sempurna dengan senapan di sebelah badan.

(2) Depan senjata dengan tangan kanan memegang

pegangan pistol dan jari telunjuk lurus.

41

 (3) Lepaskan tangan kanan dari pegangan pistol dan

ambil sikap duduk dengan bantuan tangan kanan.

(4) Kedua kaki disilangkan pada pergelangan kaki dan

sedikit ditarik ke belakang. Bersamaan dengan gerakan ini

tangan kanan memegang pegangan pistol seperti semula.

(5) Tempatkan dasar popor pada pundak kanan seenak-

enak dan siku tangan kanan di atas paha kanan sedang

siku tangan kiri di atas paha kiri.

(6) Tempatkan pipi kanan di atas popor sehingga mata

melihat ujung pejera melalui pisir (membidik). Jika sikap

tersebut belum dapat dilakukan, maka kedua paha dapat

diangkat atau dengan bantuan tangan kiri, sampai sikap ini

dilakukan.

(7) Gerakan kembali ke sikap sempurna :

(a) Turunkan senjata dan ambil sikap depan

sejata.

(b) Buka kedua kaki kedepan dan tangan kanan

menepuk tanah disamping kanan.

(c) Ambilah sikap berdiri dengan bantuan tangan

kanan dan pindahkan kaki kanan rapat dengan kaki

kiri. Bersamaan dengan gerakan ini tangan kanan

memegang pegangan pistol seperti semula.

(d) Putar badan kekiri 45 ° dan kembali kesikap

sempurna.

42

 

Gambar – 26

Sikap duduk dengan kedua mata kaki bersilang

4) Sikap jongkok.

a) Sikap sempurna dengan senapan di sebelah badan.

b) Depan senjata tangan kiri memegang perimbangan senjata

dan tangan kanan pada hulu popor.

c) Rapatkan kaki kiri kepada kaki kanan sehingga menghadap

serong kanan (30%) dari sasaran, buka kaki kanan ke samping

seenaknya.

d) Mulai berjongkok dengan membengkokkan lutut dengan

badan condong ke depan, setelah jongkok tangan kanan

memegang pangkal popor dan tempatkan dasar popor pada

lekukan pundak.

e) Jari telunjuk berada pada pelindung picu, tempatkan

pangkal lengan kanan dan kiri pada kedua lutut kiri dan kanan.

f) Gerakan kembali adalah kebalikannya

43

 

Gambar – 27 Sikap jongkok

 

5) Sikap tiarap.

a) Sikap sempurna dengan senapan di sebelah badan.

b) Depan senjata dengan tangan kanan memegang pegangan

pistol dan jari telunjuk lurus.

c) Lepaskan tangan kanan dari pegangan pistol, dan kaki kiri

dipindahkan lurus ke depan satu langkah.

d) Badan dibungkukkan ke depan bersamaan dengan telapak

tangan kanan diletakkan di tanah dan kedua lutut dibengkokkan.

e) Lemparkan kedua kaki ke belakang dengan bantuan

kekuatan tangan kanan dan dirapatkan pada tanah perlahan-lahan.

f) Bukalah kedua kaki dan kedua sisi dalam telapak kaki rapat

pada tanah.

g) Ambilah sikap menembak yang seenaknya, dengan

menempatkan dasar popor pada lekukan pundak kanan dan kedua

siku di tanah.

h) Usahakan siku tangan kiri tepat dibawah senjata.

Bersamaan dengan gerakan tersebut tempatkan pipi kanan di atas

popor sehingga mata dapat melihat ujung pejera melaui pisir.

44

 i) Gerakan kembali ke sikap sempurna.

(1) Turunkan senjata dan ditarik ke belakang.

(2) Lepaskan tangan kanan dari pegangan pistol dan

letakkan telapak tangan pada tanah.

(3) Bersamaan dengan gerakan ini kaki kanan ditarik

kedepan, dan lutut kaki kanan diletakkan di tanah, dan kaki

kiri diluruskan.

(4) Dengan kekuatan tangan kanan dan lutut kanan

badan diangkat dan kaki kiri dipindahkan kedepan.

(5) Berdirilah dengan merapatkan kaki kanan pada kaki

kiri dan bersamaan dengan gerakan ini tangan kanan

memegang pegangan pistol seperti semula.

(6) Satu langkah ke belakang dan kembali ke sikap

sempurna.

Gambar – 28

Sikap tiarap biasa (kedua kaki lurus)

45

 

Gambar – 29

Sikap tiarap dengan kaki dibengkokkan

Gambar – 30

Sikap tiarap tersandar

46

 

Gambar – 31

Sikap tiarap dalam sumur tembak dengan senjata tersandar

j) Penekanan. Pada dasarnya sikap dalam sumur

tembak adalah sama dengan sikap biasa. Yang perlu diperhatikan:

(1) Sandaran dibuat rata.

(2) Lengan bawah dan telapak tangan kiri bertumpu

pada sandaran.

(3) Senjata terletak pada telapak tangan yang

memegang pelindung tangan ( lade ), hal ini dimaksudkan

agar senjata lebih mudah dialihkan arahnya.

6) Sikap serbuan.

a) Sikap sempurna dengan senapan di sebelah badan.

b) Depan senjata tangan kiri pada pelindung tangan dan

tangan kanan pada hulu popor.

47

 c) Berdiri menghadap sasaran, ajukan kaki kiri ke depan

dengan jarak seenaknya dan mudah untuk digerakkan ke segala

arah.

d) Bengkokkan lutut sedikit dan pinggang sedikit membungkuk

agar enak untuk menembak.

e) Letakkan dasar popor di ketiak (di bawah bahu dan di atas

pinggang).

f) Tangan kiri dekat cincin tali sandang depan, ibu jari

disebelah atas dan jari lainnya melingkari pelindung tangan dari

bawah.

g) Siku lurus, membidik dengan kedua mata terbuka,

mengarahkan langsung ke sasaran.

h) Gerakan kembali adalah gerakan kebalikannya.

Gambar – 32 Sikap Serbuan

48

 7) Hal-hal pokok yang perlu diperhatikan di dalam setiap sikap

menembak, untuk memiliki kemampuan dan ketangkasan dalam

menggunakan senapan di samping harus banyak latihan, maka tiap

prajurit dalam mengambil sikap menembak harus memperhatikan hal-hal

sebagai berikut:

a) Letak senapan. Senapan harus tegak lurus (perhatikan

pejera) tidak boleh miring karena akan menimbulkan

penyimpangan dari yang diharapkan.

b) Tangan kiri. Letak tangan kiri harus mampu

menahan berat senjata dengan tenang, untuk itu siku harus

diletakkan dengan tersandar pada tanah atau rapat pada bagian

badan seenak-enaknya (tidak goyang).

c) Dasar popor. Penempatan popor harus tepat pada

lekukan pundak kanan, dan tidak dirubah-ubah.

d) Kepala. Cara menempatkan pipi kanan / mata juga

harus dipehatikan, karena perubahan penempatan pipi akan

merubah jarak antara mata dan pisir yang dapat menimbulkan

penyimpangan.

e) Tangan kanan. Penempatan siku ditanah / dengan

sudut tertentu dilakukan seenak-enaknya dan kokoh. Begitu juga

pada waktu menarik picu,harus seirama NABITEPI.

f) Badan. Badan ditempatkan serong 30° dan peralatan

tubuh supaya santai, sedang kaki ditempatkan terbuka dan rapat

pada tanah (disesuaikan dengan medan). Dalam sikap tiarap,

untuk mengatur pernapasan, kaki kanan dapat dibengkokkan

sedikit.

20. Teknik Koreksi Dasar Senapan. Koreksi dasar senapan (zeroing)

dilaksanakan sebelum digunakan menembak. Cara mengoreksi disesuaikan dengan

buku petunjuk penggunaan senjata yang akan digunakan. Dalam buku ini hanya

membahas 2 (dua) senjata yaitu M16 A1 dan SS-1.

49

 a. Perubahan pisir.

1) Untuk senjata M.16 A1, perubahan pisir (arah samping) jarak 25 m

adalah 7 mm setiap 1 klik.

2) Untuk senjata FNC / SS-1, perubahan pisir (arah samping) jarak 25

m adalah 5 mm setiap 1 klik.

b. Perubahan pejera.

1) Untuk senjata M.16 A1, perubahan pejera (naik dan turun) jarak 25

m adalah 7 mm setiap klik.

2) Untuk senjata FNC / SS-1, perubahan pejera (naik dan turun) jarak

25 m adalah 4 cm setiap 1 putaran (360º).

c. Penggunaan pisir pada dasar senapan.

1) Untuk senjata M.16 A1 menggunakan pisir yang tanpa huruf

adalah pisir “S” digunakan untuk menembak sampai dengan jarak 300 m.

2) Untuk senjata FNC / SS-1 menggunakan pisir yang bertanda “250”

digunakan untuk menembak sampai dengan jarak 300 m.

d. Teknik Koreksi.

1) Tembakan 3 butir peluru pada lesan dengan titik bidik tengah garis

bawah hitam.

2) Buat segitiga melalui ketiga lubang perkenaan pada lesan.

Gambar - 33

50

 3) Buat lingkaran dengan garis tengah 4 cm (sama besarnya dengan

lingkaran yang ada). Bila segitiga lebih besar dari lingkaran maka jangan

merubah alat bidik, namun bila segitiga itu masuk dalam lingkaran maka

alat bidik (pisir dan pejera) bisa berubah, dengan jalan sebagai berikut :

a) Tarik garis datar dari titik berat segitiga (ke kiri / ke kanan)

lesan dasar senapan tersebut untuk merubah klik pejera sesuai

angka pada ujung garis tersebut dan ke arah tanda panah yang

digambarkan.

b) Tarik garis tegak dari titik berat segitiga (ke atas / ke

bawah) lesan dasar senapan tersebut untuk merubah klik pisir

sesuai angka pada ujung garis tersebut dan ke arah tanda panah

yang digambarkan.

4) Tembakan lagi 3 butir peluru dengan cara yang sama, diharapkan

kelompok perkenaan sudah masuk di dalam lingkaran besar dasar

senapan.

21. Teknik Pengelompokan.

a. Pengelompokan adalah sebuah seri penembakan (tidak lebih dari 3 seri)

tembakan dalam titik bidik, pegangan dan operasional picu yang sama.

b. Tujuan dari pengelompokan. Pengelompokan adalah dasar dari semua

jenis tembakan yang bagus. Untuk mengukur kemampuan petembak dalam

mengaplikasikan prinsip-prinsip dasar menembak secara konsisten sehingga

senjata dalam kondisi status dasar senapan.

c. Apa yang menyebabkan tembakan berkelompok. Faktor-faktor yang

dapat menentukan hasil ukuran tembakan kelompok senjata, amunisi dan

petembak.

d. Teori pengelompokan. Hasil ukur tembakan kelompok akan bertambah

dan berkurang secara terukur langsung pada setiap tembakan.

e. Teori pengelompokan.

51

 1) Petembak dengan kapasitas nilai tembakan pengelompokan 250

mm.

2) Faktor-faktor yang mempengaruhi tembakan pengelompokan di

lapangan tembak :

a) Angin (berubah).

b) Cahaya.

c) Kejelasan sasaran.

3) Mengukur hasil tembakan pengelompokan. Tentukan tembakan-

tembakan yang cepat namun terpisah :

a) Ukur dari tengah kembali ke tengah.

b) Tentukan perbedaan lebar yang besar.

22. Sarana dan Prasarana.

a. Lapangan Tembak. Lapangan tembak untuk senapan ringan harus

mempunyai syarat keamanan untuk diguanakan latihan menembak, guna

mencegah dampak yang mungkin timbul sebagai akibat latihan tersebut.

Beberapa ketentuan yang dibutuhkan untuk lapangan tembak :

1) Tanggul penahan peluru. Tanggul penahan peluru ini

mutlak diperlukan untuk menahan peluru yang ditembakan dan juga

dapat mencegah peluru rikoset.

2) Radius keamanan. Adalah jarak dimana setiap orang aman

bila berada diluar jarak ini. Radius keamanan digunakan sebagai jarak

untuk keamanan pemindahan / penyingkiran terhadap suatu ledakan

yang tidak terkendalikan atau suatu gangguan senjata yang tidak dapat

diatasi.

3) Daerah medan bahaya. Daerah medan bahaya merupakan

bagian dari lapangan tembak yang berbahaya, disebabkan oleh

tembakan suatu jenis senjata yang digunakan, terdiri dari :

52

 a) Daerah penembakan. Titik atau tempat dimana senjata

ditembakan.

b) Daerah perkenaan ( daerah bahaya primer ). Merupakan

daerah yang telah dibatasi, didalam daerah ini semua peluru

mengenai permukaan medan.

c) Daerah A ( daerah bahaya sekunder ). Merupakan daerah

yang letaknya tegak lurus dengan daerah perkenaan. Daerah ini

diadakan untuk menampung pecahan bahan/material yang

meledak dipinggiran kiri dan kanan dari daerah perkenaan.

d) Daerah B ( daerah bahaya sekunder ). Merupakan daerah

yang berada dibagian depan daerah perkenaan. Daerah ini

diadakan untuk menampung pecahan bahan/material yang

meledak ditepi jauh dari daerah perkenaan.

e) Daerah keamanan tambahan. Daerah yang diperlukan

untuk meyakinkan keamanan latihan dengan maksud untuk

menampung peluru yang rekoset. Keluasannya disesuaikan

dengan keadaan medan dan ketentuan daerah setempat ( + 5°

kesamping kiri / kanan daerah perkenaan dan + 30° dari daerah

penembakan/titik tembak ).

Gambar - 34 5° 5°

30° 30°

5° 5°

53

 b. Senjata. Senjata yang digunakan menembak kaliber 5,56 mm dalam

kondisi baik dan sesuai standar TNI AD.

c. Munisi. Jenis munisi yang digunakan menembak kaliber 5,56 mm

dalam kondisi baik dan sesuai dengan karakteristik senjata yang digunakan.

d. Lesan. Lesan adalah sebuah gambar yang dibuat sedemikian rupa

untuk mengarahkan bidikan penembak agar perkenaan dapat dikoreksi

ketepatannya atau sebagai sarana untuk menilai kemampuan penembak dalam

menempatkan titik perkenaan sesuai dengan yang diinginkan. Penggunaan

lesan harus sesuai dengan kerucut tembakan senjata yang digunakan dalam

menembak, dimana kerucut tembakan ini didapat dari hasil uji yang dilakukan

oleh pabrik pembuat senjata. Kerucut tembakan adalah sejumlah peluru yang

ditembakan dari suatu titik penembakan ke arah sasaran ( lesan ) dengan jarak

tertentu yang di pasang tegak lurus dengan arah lintasan peluru maka kelompok

perkenaannya akan membentuk lingkaran pada sasaran ( lesan ) tersebut.

Gambar – 35. Kerucut tembakan.

987654

987654

9 8 71987 6 5 4654

Tabel kerucut tembakan

JARAK TEMBAK (m) Ø KERUCUT TEMBAKAN (cm)

KETERANGAN

NO JENIS

SENJATA 100 200 300

1.

2.

M. 16 A1 SS - 1

16

15

32

30

48

45

Semakin besarnya Vo dan semakin banyak jumlah alur dan galangan akan semakin kecil diameter kerucut tembakan berarti semakin tinggi ketepatannya.

Dengan demikian lesan yang dibuat harus sesuai dengan data kerucut

tembakan, antara lain :

54

 1) Lesan ”C-1”. Lesan penentuan dasar senapan.

Gambar - 36

55

 2) Lesan ”L”( lingkaran ).

a) Prinsip yang dipakai adalah bahwa lesan harus dapat

menampung kerucut tembakan pada jarak tempur (300 m). Jadi

ukuran minimal terutama lebarnya lesan akan berbeda sesuai jenis

senjata yang digunakan.

b) Digunakan untuk tembak pengelompokan dan tembak

tepat/nilai.

c) Berbentuk lingkaran dengan ukuran :

(1) Untuk Siswa. (Gambar – 37)

( L – 1) ( L – 1 )

15 cm 7,5 cm

8 cm

987

6

54

9

8

765

4

9 8 710987 6 5 4654

98 7

6 5 4

9 8 7 6 5 4

9 8 7 1987 6 5 4654

16 cm

M 16 A1 SS-1

( L – 2 ) ( L – 2 )

32 cm

M 16 A1

9

9 8 71987 6 5 4654

4

56

8

7

9

54

98 7

6

30 cm

54 6 457

987

6

54

9

8

765

4

9 8 7198 6

SS-1

56

 ( L – 3 ) M 16 A1

4 5 6 456

9

8

765

4

9 8 71987

48 cm

4 56

8 7

9

45 cm

4 65 5 4

987654

9

8

765

4

9 8 71987 6

L – 3 ) (SS-1

(2) Untuk Organik. (Gambar – 38)

Lesan L1 Lesan L2

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 3 4 5 6 7 8 9 9 8 7 6 5 4 3 2 1 9

10

8 7 6 5 4 3 2 1

1 2 3 4 5 6 7 8 9

9 8 7 6 5 4 3

10 9 8 7 6 5 4 3 2 1

5 cm

1 2 3 4 5 6 7 8 9

10 cm 2 1

Lesan L3

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 3 4 5 6 7 8 9 9 8 7 6 5 4 3 2 1 9

10

8 7 6 5 4 3 2 1

57

  3) Lesan Tempur.

a) Prinsip yang dipakai adalah bahwa lesan harus dapat

menampung kerucut tembakan pada jarak tempur (300 m). Jadi

ukuran minimal terutama lebarnya lesan akan berbeda sesuai jenis

senjata yang digunakan.

b) Digunakan untuk tembak tepat/nilai dan tembak tempur.

c) Berbentuk silhouette manusia dalam berbagai sikap (berdiri,

jongkok, atau tiarap ) dengan ukuran :

Lesan tubuh ring Lesan tubuh Lesan ½ tubuh Lesan dada

V 5 4 3 2

Gambar - 39

4) Lesan Baksi Penunjukan Sasaran. a) Bentuk. Lesan dibuat dengan bermacam-macam

bentuk dan mudah dikenal oleh peserta latihan, baik dari bentuk

yang umum maupun dari warnanya yang jelas.

58

 b) Bahan. Dari triplek, kayu atau sejenisnya. Tiang dari

bambu/kayu dengan tinggi maksimal 2 m. Tali plastik digunakan

untuk menggantungkannya.

c) Warna lesan. Digunakan cat 4 warna yang berbeda

satu sama lain, serta berbeda dengan warna latar belakang

sasaran (berbeda dengan warna tanggul pengaman).

d) Contoh bentuk dan ukuran.

18 cm

Lingkaran Segi tiga Segi empat Palang

Gambar - 40

e. Skip.

1) Skip Lesan C. Dibuat dari triplek atau bahan lain untuk

menempel lesan dengan ukuran, panjang : 35 cm; Lebar : 25 cm dan

tinggi dari tanah 30 cm.

Gambar - 41

18 cm

35 cm

25 cm

30 cm

18 cm 18 cm

59

  2) Skip Lesan L. Dibuat dari triplek atau bahan lain untuk

menempel lesan dengan ukuran, panjang : 120 cm; Lebar : 120 cm dan

tinggi dari tanah 60 cm.

Gambar - 42

60 cm

120 cm

120 cm

3) Skip Tubuh. Dibuat dari triplek atau bahan lain untuk

menempel lesan dengan ukuran, panjang : 120 cm; Lebar : 50 cm dan

tinggi dari tanah 50 cm.

Gambar - 43

120 cm

50 cm

50 cm

60

 4) Skip ½ tubuh. Dibuat dari triplek atau bahan lain untuk

menempel lesan dengan ukuran, panjang : 60 cm; Lebar : 50 cm dan

tinggi dari tanah 50 cm.

Gambar - 44

5) Skip Dada. Dibuat dari triplek atau bahan lain untuk

menempel lesan dengan ukuran, panjang : 40 cm; Lebar : 50 cm dan

tinggi dari tanah 50 cm.

60 cm

50 cm

50 cm

40 cm

50 cm

50 cm

Gambar - 45

61

 6) Skip Merayap. Dibuat dari triplek atau bahan lain untuk

menempel lesan dengan ukuran, panjang : 120cm; Lebar : 50 cm dan

merapat tanah.

N M

B A

Kawat jemuran yang tegang untuk jalannya skip

Gambar - 46

a) Skip akan maju bila kawat A ditarik.

b) Batas gerak maju skip + 10 cm sebelum patok M.

7) Skip sasaran bergerak. Dibuat dari triplek atau bahan lain untuk

menempel lesan dengan ukuran, panjang : 120cm; Lebar : 50 cm.

N M

B A

Gambar - 47

a) Skip akan maju bila kawat A ditarik.

b) Batas gerak maju skip + 10 cm sebelum patok M.

62

 8) Skip muncul dari bawah.

Karet Ban

A

B

Gambar - 48

a) Bila kawat A ditarik maka skip akan berdiri.

b) Sementara itu karet yang dipasang dibelakang skip akan

menegang.

9) Skip muncul dari samping.

A

Karet Ban

Gambar - 49

a) Bila kawat A ditarik maka skip akan muncul dari samping.

b) Sementara itu karet yang dipasang disamping akan

menegang.

63

  10) Skip jendela.

Gambar - 50

11) Skip tembak reaksi penunjukan sasaran.

Lingkaran Segi tiga Segi empat Palang

18 cm 18 cm

18 cm 18 cm

Cara pemasangan skip Baksi penunjukan sasaran.

Gambar - 51

f. Alkap lain. Alat dan perlengkapan lain yang mendukung pelaksanaan

kegiatan menembak.

64

 23. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Faktor-faktor yang mempengaruhi

dalam penembakan senjata ringan antara lain :

a. Faktor Manusia. Adalah merupakan faktor sentral yang berpengaruh

terhadap ketepatan tembakan. Dari padanya terdapat pula tiga hal yang

sangat dominan yaitu mental, fisik dan keterampilan.

1) Mental. Titik perhatian dalam hal ini adalah kestabilan emosi.

Kondisi kestabilan emosi seorang prajurit dapat berbeda di dalam situasi

yang berbeda pula. Kestabilan emosi di dalam pertempuran sangat

dipengaruhi kepercayaan diri untuk mampu menyelesaikan tugas. Hal ini

dipengaruhi pula oleh tingkat kemampuannya menembak disamping

faktor-faktor lain diluar persoalan teknik menembak. Oleh karenanya

latihan yang intensif dan kondisi senjata dan munisi yang terawat sangat

membantu dalam hal membentuk kepercayaan diri seorang prajurit.

Setiap prajurit di dalam menjalankan tugas pertempuran selalu terancam

bahaya, pertempuran modern memerlukan kecepatan dan setiap prajurit

harus dapat meniadakan ancaman musuh dalam waktu yang cepat pula.

Hal ini tidak berarti prajurit harus menembak dengan terburu-buru tetapi

dengan tenang dan dapat memanfaatkan senjata dan lingkungannya

untuk kepentingan dirinya. Dia tidak boleh gentar oleh desingan peluru

dan serangan kawannya yang menjadi korban. Namun dia juga tidak

boleh membabi buta menembak musuh. Akalnya dapat menuntun

tindakannya untuk memanfaatkan segala aspek medan yang dihadapinya

dan mempergunakan senjatanya dengan efektif.

2) Fisik. Menembak senapan sangat memerlukan dukungan fisik

yang sangat memadai untuk mengatasi beban dan berat senapan serta

mengatasi rintangan yang dijumpai di sepanjang perjalanannya menuju

ke sasaran. Seorang penembak senapan profesional memerlukan

pembinaan fisik yang memadai untuk mendapatkan kondisi yang prima

untuk menopang berat senapan, membidik dan menekan picu dengan

benar saat diperlukan. Untuk mendapatkan kondisi, kekuatan dan

65

 daya tahan yang baik, pembinaan yang berlanjut, terarah dan terawasi

perlu dilakukan. Kekuatan dan daya tahan yang dibutuhkan dapat dibina

dengan berbagai cara, selanjutnya ikuti petunjuk pembinaan jasmani

militer.

3) Keterampilan. Keterampilan adalah perpaduan antara

mental, fisik dan kecerdasan untuk mengaplikasikan segala kegiatan di

lapangan. Keterampilan dibina melalui penyajian materi yang

direncanakan.

b. Faktor Senjata. Pemeliharaan senjata yang dilakukan secara rutin

dan berlanjut sangat penting untuk mencegah gangguan terhadap kerja senjata.

1) Laras yang kotor akan mengakibatkan :

a) Pengait kelongsong patah.

b) Laras gembung.

c) Laras pecah.

d) Kelongsong macet.

e) Gangguan senjata.

2) Laras dan kamar berlemak menyebabkan tekanan gas membesar

dan tolak balik yang keras. Hal ini menyebabkan jalannya peluru

pertama akan tidak sesuai dengan perkiraan (kemungkinan tidak

mengenai sasaran) di samping dapat pula menyebabkan laras gembung

dan pena pemukul patah.

c. Faktor Munisi. Untuk menjamin ketepatan tembak, seyogyanya

dipakai peluru/munisi dari lot yang sama dan dalam kondisi yang baik. Munisi

dari lot yang berbeda kemungkinan akan berbeda pula kondisinya sehingga

akan mempengaruhi kelompok perkenaan (dalam latihan). Di samping hal

tersebut :

1) Peluru yang berlemak akan mengakibatkan hal yang sama dengan

senjata yang berlemak.

66

 2) Peluru basah akan menyebakan kesulitan pembakaran dan

berpengaruh terhadap daya dorong pada pelor.

3) Peluru yang terkena terik matahari, munisinya akan berproses dan

akan berakibat menyebarnya perkenaan.

4) Peluru kotor karena pasir atau debu akan menyebabkan kamar

dan laras rusak yang akan mengakibatkan perkenaan tidak sesuai

dengan perkiraan.

5) Peluru yang kadaluarsa dan cacat akan mengakibatkan macet

atau lambat meletus.

d. Faktor Cuaca. Faktor ini dengan ketiga aspeknya sangat

berpengaruh terhadap ketepatan perkenaan tembak. Aspek tersebut adalah:

1) Suhu. Teriknya matahari akan mempengaruhi daya tahan mata

untuk membidik dan menyebabkan gambar sasaran menjadi kabur. Hal ini

akan menyebabkan kesulitan bagi penembak, namun dengan

pengalaman yang didapat dari latihan menembak yang berulang-ulang

pada suhu udara yang berbeda-beda, penembak akan dapat

memperkirakan jatuhnya peluru sesuai dengan yang dikehendakinya.

Caranya sebagai berikut :

a) Setel pisir pejera pada jarak tembak 100 m (dari hasil

penentuan dasar senapan)

b) Dengan sikap tiarap tersandar, tembakkan satu peluru pada

lesan L-1 dalam kondisi suhu udara tertentu dengan titik bidik

dasar hitam. Catat penyimpangan perkenaan peluru dari

perkenaan. Penyimpangan ke atas ditulis ( + ) dan ke bawah

ditulis ( - ).

c) Ulangi hal ini sampai tiga kali tembakan.

67

 d) Cari rata-rata penyimpangan. Data ini dapat dijadikan

pedoman untuk mengatasi penyimpangan perkiraan akibat suhu

tertentu tersebut pada jarak 100 m.

e) Untuk menentukan penyimpangan pada jarak lain (200, 300

dst) dapat dipergunakan metode yang sama.

2) Kelembaban udara. Di dalam udara dengan kadar

kelembaban tinggi, peluru yang melayang akan lebih tertekan ke bawah.

Makin jauh jarak terbang peluru (berarti makin jauh jarak tembak) akan

makin besar penyimpangan antara titik perkenaan dengan titik bidiknya

bila dibandingkan dengan penembakan dilakukan pada cuaca disaat

penentuan dasar senapan. Standar perhitungan untuk koreksinya sampai

saat ini belum ditemukan. Untuk mendapatkan titik perkenaan sesuai

dengan yang diharapkan, pengalaman dalam latihan sangat membantu.

Adakan penembakan pada bermacam-macam kondisi kelembaban udara

dan catat hasilnya. Adakan uji coba kembali atas data yang tercatat,

perbaiki bila perlu. Data yang ditemukan dapat dipedomani untuk

penembakan pada kondisi cuaca yang sama. Caranya sebagai berikut :

a) Setel pisir pejera pada jarak 100 m (dari hasil penentuan

dasar senapan).

b) Dengan sikap tiarap tersandar, tembakan satu butir peluru

pada lesan L-1 dalam kondisi kelembaban udara tertentu dengan

titik bidik tengah-tengah bawah hitam. Catat penyimpangan

perkenaan peluru terhadap titik bidik dengan ketentuan

penyimpangan ke atas ditulis (+) dan ke bawah (-).

c) Ulangi hal ini sampai tiga kali tembakan.

d) Cari rata-rata penyimpangan. Data ini dapat dipergunakan

untuk mengatasi penyimpangan perkenaan akibat kelembaban

udara tertentu tersebut pada jarak 100 m.

68

 e) Untuk menentukan penyimpangan pada jarak lain (200, 300

dst ) dapat menggunakan metode yang sama.

f) Catat data pada buku penembak.

3) Angin.

a) Kondisi yang selalu membuat kesulitan pada penembak

ialah angin. Angin mempunyai banyak pengaruh terhadap

lintasan peluru.

b) Angin juga banyak berpengaruh pada penembak. Makin

kuat angin, makin banyak kesulitan dalam memegang teguh

senjata. Pengaruh penembak dapat diatasi dengan cara

latihan dan penyiapan kondisi fisik yang baik.

c) Sebelum setiap penyesuaian bidikan diatur untuk mengatasi

angin, perlu ditentukan arah dan kecepatannya terlebih dahulu.

Cara yang biasa dipakai untuk menentukan arah dan kecepatan

angin (dalam latihan) ialah dengan melihat bendera. Sudut

diantara bendera dan tiangnya dibagi dengan angka 4, hasilnya

sama dengan + Vo dalam mil/jam. Apabila tidak ada bendera,

sehelai kertas atau rumput, kain atau beberapa macam barang

ringan dijatuhkan dari pundak. Dengan menunjuk langsung

tempat jatuhnya perkiraan kecepatan angin mil/jam dapat dihitung.

40° 60°

60 = 15 mil/jam 4

40 = 10 mil/jam 4

Gambar – 52 (Arah angin)

69

 d) Apabila beberapa cara demikian tak dapat digunakan hal

berikut ini akan membantu untuk menentukan kecepatan :

(1) Di bawah 3 mil/jam, angin hampir tak dapat

dirasakan, tapi dapat ditentukan dengan gerakan asap.

(2) 3-5 mil/jam, angin dapat dirasakan pada muka.

(3) 5-8 mil/jam, daun-daun di pohon bergerak terus.

(4) 12-15 mil/jam, pohon-pohon kecil berayun-ayun.

e) Sebelum latihan menembak harus diketahui seberapa

pengaruh angin dan harus dicatat. Penembak harus dapat

menggolongkan beberapa jenis pengaruh angin. Cara yang biasa

dipakai ialah dengan menggunakan jarum jam (gambar 53). Angin

bergerak setengah akan mempengaruhi lintasan peluru kira-kira

setengah dari pengaruh angin penuh dengan Vo yang sama.

Kecepatan angin yang mengakibatkan perlu adanya koreksi

dinamakan “angin berpengaruh”. Namun demikian sebutan angin

“tak berpengaruh” juga masih mempunyai pengaruh tertentu

terhadap peluru yang ditembakkan untuk jarak jauh, apabila tidak

berembus langsung dari arah pukul 6 atau pukul 12. Angin

semacam ini adalah angin yang paling sukar untuk diatasi.

Gambar – 53

70

 Perhitungan angin menurut sistem jarum jam :

- Jam 8, 9, 10 dan 2,3,4 adalah angin penuh.

- Jam 12 dan 6 tidak ada perhitungan.

- Jam 11, 1, 5, 7 adalah angin setengah.

f) Cara mengoreksi pengaruh angin terhadap bidikan dan

penyesuaian alat bidik, rumus dasarnya adalah sebagai berikut :

R (jarak dalam ratusan) x Vo (kecepatan angin)

10

R x Vo = untuk munisi kaliber 5,56 mm.

10

Contoh :

Jarak 300 m kecepatan angin 10 mil/jam (16, 093 km/jam)

pengaruh penuh, munisi kaliber kecil.

Jawab :

3 x 10 = 3 klik

10

e. Faktor Medan. Yang dimaksud disini adalah permukaan medan yang

dilintasi oleh anak peluru yang ditembakkan.

1) Medan yang terjal. Menembak dari bawah ke arah atas

mengakibatkan peluru cenderung mengenai atas titik bidik, hal ini

disebabkan karena makin keatas tekanan udara makin ringan. Oleh

karenanya bidikan perlu diturunkan. Besarnya penurunan bidikan didapat

dengan percobaan-percobaan dengan metode yang sama untuk

mengatasi faktor cuaca.

2) Medan yang curam. Menembak dari atas ke bawah

mengakibatkan peluru lebih cenderung turun kebawah dari titik bidik. Hal

ini disebabkan oleh perbedaan tekanan udara yang semakin ke bawah

semakin padat. Oleh karenanya bidikan perlu dinaikkan. Besarnya

penaikan bidikan didapat dengan percobaan-percobaan dengan metode

yang sama seperti pada mengatasi faktor cuaca.

71

 3) Menembak dari ketinggian ke ketinggian. Lembah yang dilalui

anak peluru cenderung menyebabkan lintasannya semakin cepat

menurun karena kelembaban udara yang tinggi di atas lembah. Oleh

karenanya menembak dari ketinggian ke ketinggian perlu menaikkan

bidikan. Besarnya penaikkan di dapat dari pengalaman yang teruji

dengan metode yang sama.

4) Medan terbuka dan datar. Sangat memungkinkan untuk

mengontrol perkenaan sampai dengan jarak 300 m.

5) Medan tertutup. Menyebabkan sulit untuk membidik, penembak

harus siap melakukan tembak cepat atau tembak reaksi.

6) Faktor gravitasi. Gravitasi adalah gaya tarik bumi terhadap

benda-benda sifatnya selalu menuju ke pusat bumi, pada keadaan normal

(menembak pada medan datar), pengaruh gravitasi ini sudah

diperhitungkan oleh pabrik pembuat senjata dan cara mengatasinyapun

telah ditentukan dengan pengaturan peralatan bidik (pisir dan pejera), dan

seterusnya perhatikan tabel berikut :

100 150 200 250 300

Gambar - 54

Keterangan : (gambar tanpa kedar)

Sumbu laras.

Lintasan peluru.

62 cm

40 cm

23 cm

13 cm

5,2 cm

72

 Senapan masa kini mempunyai kecepatan peluru yang tinggi, oleh sebab

itu lintasan pelurunya dapat dikatakan “ senjata lintas datar “. Apabila

senapan dikatakan mempunyai jarak tembak efektif 300 m, hal itu telah

memberitahukan bahwa dengan lintasan pelurunya baik di atas atau di

bawah garis bidik, peluru akan tetap mengenai sasaran setinggi orang

berdiri pada jarak 300 m. Dengan demikian maka untuk mengenai

sasaran pada jarak 0 sampai dengan 300 m (jarak pisir tempur), cukup

menggunakan satu titik bidik yang sama. Karenanya cukup kepentingan

menembak dalam jarak efektif, pengaruh gravitasi dapat diabaikan,

namun untuk mendapatkan ketepatan (misalnya dalam pertandingan atau

penembak runduk) perlu dilakukan koreksi dan hasilnya di catat di dalam

buku penembak.

7) Menembak melalui medan berair. Yang dimaksud di sini adalah

bila anak peluru terbang melintasi bentangan air yang cukup luas (danau,

sungai yang cukup lebar). Udara lembab di atas air akan menyebabkan

anak peluru cenderung lebih cepat menurun lintasan-nya, pengalaman

menembak di atas bentangan air agar dicatat untuk dijadikan pedoman di

dalam melaksanakan tugas selanjutnya.

f. Faktor Penyimpangan-Penyimpangan Teknis. Pembuatan senjata

dalam pabrik merupakan masa produksi dengan toleransi-toleransi ukuran

tertentu. Karenanya disamping sifat-sifat umum, mungkin saja ada

penyimpangan-penyimpangan tertentu dalam lintasan peluru dan perkenaan

sebagai sifat khusus dari senjata. Hal tersebut dapat terjadi akibat gerakan-

gerakan di medan tempur, penerjunan dari udara, benturan-benturan di dalam

pengiriman dan sebagainya yang menyebabkan perubahan-perubahan kecil.

73

 BAB IV

TEKNIK LATIHAN MENEMBAK SENJATA RINGAN (SENJATA)

24. Umum. Untuk menjamin kegiatan latihan dapat berjalan aman, lancar dan

mencapai tujuan dan sasaran yang diharapkan, maka kegiatan yang dilaksanakan

harus mengacu pada tahapan penyelenggaraan latihan yang meliputi perencanaan,

persiapan, pelaksanaan dengan pengawasan dan pengendalian, serta pengakhiran.

Penyelenggaraan latihan menembak diupayakan sudah dihadapkan pada

kepentingan pembinaan personel, sehingga kegiatan latihan dengan memanfaatkan

sarana dan prasarana pendukungnya harus dirancang seperti kondisi yang mendekati

sebenarnya. Dalam hal ini medan latihan serta lesan sebagai sarana penembakan

perlu dibuat serealistis mungkin.

25. Tahap Perencanaan.

a. Komandan Latihan.

1) Briefing kepada pelatih dan pendukung.

2) Koordinasi dengan Staf yang terkait.

3) Membuat rencana latihan.

4) Memaparkan/melaporkan rencana kegiatan yang akan

dilaksanakan kepada Pimpinan.

b. Wadan Latihan.

1) Membantu dan mewakili Danlat dalam merencanakan kegiatan

yang akan dilaksanakan.

2) Mengkoordinir Staf lat.

c. Pasipamops.

1) Merencanakan pengamanan selama latihan.

2) Merencanakan alokasi waktu sesuai dengan jumlah peserta

latihan.

3) Merencakan daerah latihan yang akan digunakan.

4) Menyusun jadwal latihan atas dasar hasil koordinasi dengan

koordinator.

74

 d. Pasiminlog.

1) Merencanakan dukungan administrasi dan logistik.

2) Merencanakan dukungan logistik sesuai alokasi.

3) Merencanakan seluruh sarana prasarana latihan yang akan

digunakan.

e. Perwira Koordinator Materi/Pelatih.

1) Membuat rencana lapangan.

2) Briefing kepada pelatih dan pendukung.

3) Merencanakan jumlah pelatih dan pendukung.

4) Merencanakan jumlah lajur dan petak dihadapkan jumlah pelaku.

lapangan yang akan digunakan.

5) Merencanakan penggunaan Sarpras yang akan digunakan.

6) Merencanakan alokasi waktu yang akan digunakan.

7) Merencanakan pelatih yang akan memberikan materi menembak.

8) Memberikan arahan kepada Baurlat dan pelatih untuk mengurus

Alkap menembak yang akan digunakan.

9) Koordinasi dengan Staf dan unsur lain yang terkait.

10) Memaparkan/melaporkan kepada Danlat/Wadanlat tentang

rencana lapangan menembak yang akan dilaksanakan.

11) Merencanakan tempat-tempat yang harus diamankan langsung

dan tidak langsung.

12) Merencanakan tentang tempat akomodasi di lapangan.

13) Merencanakan jumlah kendaraan yang akan digunakan dalam

kegiatan menembak.

14) Merencanakan pembagian gelombang dan lajur serta briefing

pelaku.

15) Merencanakan tentang rencana evakuasi serta cara mengatasi

kemungkinan lain yang terjadi di lapangan.

16) Merencanakan penempatan pasukan di lapangan serta berangkat

dan kembali.

17) Merencanakan tentang materi yang akan diberikan.

18) Merencanakan tentang Alins dan Alongins yang akan digunakan.

75

 19) Merencanakan tentang administrasi dalam penilaian.

20) Merencanakan tentang pelatih yang akan mengoreksi serta menilai

hasil tembakan.

21) Merencanakan tentang sarana komunikasi yang akan digunakan.

22) Merencanakan tentang penempatan bendera dan tanda-tanda

untuk pengamanan.

23) Merencanakan tentang penempatan Alkap menembak di lapangan.

24) Merencanakan pengaturan dan penempatan lajur dan gelombang.

25) Melaporkan kepada Danlat tentang rencana yang akan

dilaksanakan.

f. Simalat/Pendukung.

1) Merencanakan tentang kebutuhan administrasi serta Alkap lain

yang akan digunakan.

2) Melaporkan rencana yang dibuat kepada koordinator.

3) Merencanakan tentang cara mengatasi kemungkinan-

kemungkinan yang akan terjadi di lapangan.

4) Merencanakan tentang kebutuhan yang dibutuhkan sesuai dengan

bagiannya masing-masing.

5) Merencanakan tentang teknik mengatasi kendala dan situasi yang

berkembang.

6) Merencanakan kebutuhan-kebutuhan yang segera diselesaikan.

26. Tahap Persiapan.

a. Komandan Latihan.

1) Memeriksa tentang kesiapan latihan yang akan dilaksanakan.

2) Memeriksa tentang kesiapan sarana dan prasarana yang akan

digunakan.

3) Memeriksa administrasi dan kebutuhan lain yang akan digunakan

dalam latihan.

4) Memeriksa seluruh bagian-bagian lain yang terkait dalam kegiatan

latihan.

5) Memeriksa kesiapan pelatih dan pendukung.

76

 b. Wadan Latihan. Membantu tugas Danlat serta mewakili Danlat

apabila berhalangan dalam pemeriksaan kesiapan latihan.

c. Perwira Koordinator Materi/Pelatih.

1) Memeriksa kesiapan pelatih tentang materi yang akan

disampaikan.

2) Memeriksa kesiapan sarana dan prasarana latihan menembak.

3) Memeriksa kesiapan tentang pemasangan Sarpras di lapangan.

4) Memeriksa kesiapan administrasi kepada Baurlat tentang

kebutuhan latihan.

5) Memeriksa kesiapan sarana lain yang mendukung dalam latihan

menembak.

6) Melaporkan kepada Danlat tentang kesiapan latihan menembak.

7) Memeriksa kesiapan pelatih dan pendukung latihan.

8) Menyiapkan Alins/Alongins dalam pemberian materi latihan

menembak.

9) Menyiapkan serta memasang sarana dan prasarana latihan di

lapangan.

10) Menyiapkan sarana administrasi dan kebutuhan lain yang

digunakan dalam latihan menembak.

11) Menyiapkan senjata dan munisi serta alkap lain yang digunakan

dalam latihan menembak.

12) Melaksanakan geladi/latihan pendahuluan untuk memeriksa

seluruh kesiapan latihan.

13) Melaporkan kepada koordinator tentang kesiapan latihan yang

akan dilaksanakan.

d. Simalat/Pendukung.

1) Menyiapkan sarana dan prasarana latihan yang akan digunakan.

2) Menyiapkan administrasi serta kebutuhan dalam latihan

menembak.

3) Melaporkan tentang kesiapan pendukung dalam mendukung

latihan kepada koordinator.

77

 27. Tahap Pelaksanaan.

a. Tembak Koreksi Dasar Senapan.

1) Jarak 25 m.

2) Lesan C 1 (sesuai jenis senapan yang digunakan).

3) Munisi 9 butir, digunakan untuk 3 (tiga) seri tembakan @ 3 butir,

4) Sikap tiarap tersandar.

5) Titik bidik pada tengah garis bawah hitam.

6) Waktu tidak dibatasi.

7) Urut-urutan Kegiatan.

a) Kegiatan di DP.

(1) Koordinator menerima pelaku, kegiatan yang

dilaksanakan:

(a) Tindakan keamanan.

(b) Pemeriksaan personel dan materiil dilanjutkan

dengan berdoa.

(c) Menjelaskan tentang mekanisme kegiatan

yang akan dilaksanakan.

(d) Memberikan penjelasan tentang keharusan

dan larangan yang harus di taati oleh pelaku selama

kegiatan latihan.

(e) Menyerahkan pelaku/peserta latihan kepada

Pelatih Pibak.

(2) Pelatih Pibak memberikan penjelasan tentang:

(a) Teori/Materi kegiatan yang akan dilaksanakan.

(b) Mengarahkan Pelaku dari DP menuju ke

pemeriksaan senjata kemudian diterima oleh pelatih

pemeriksa senjata.

78

 b) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata.

(1) Petugas Rikjat melaksanakan pemeriksaan senjata.

(2) Petugas Rikjat melaksanakan pecatatan apabila

terdapat senjata yang rusak.

(3) Petugas Rikjat melaksanakan penggantian senjata

cadangan kepada pelaku apabila terdapat senjata yang

rusak berat.

(4) Petugas Rikjat melaporkan dan mencatat kepada

pimpinan apabila terdapat kendala di pemeriksaan senjata.

(5) Petugas Rikjat mengarahkan pelaku latihan dari

tempat pemeriksaan senjata menuju ke tempat

pengambilan munisi.

c) Kegiatan di tempat pembagian munisi.

(1) Pelayan munisi membagikan munisi kepada pelaku

sesuai dengan materi yang akan dilaksanakan, selanjutnya

pelaku setelah menerima munisi memeriksa jumlah munisi

yang sudah diterima.

(2) Pelayan munisi mencatat munisi yang telah dibagikan

kepada pelaku.

(3) Pelayan munisi mengarahkan pelaku latihan dari

tempat pembagian munisi menuju ke kedudukan tembakan.

d) Kegiatan di kedudukan penembakan.

(1) Wasjur mengarahkan pelaku untuk menempati

kedudukan tembak agar tidak terjadi kesalahan lajur.

(2) Setelah Pelaku menempati kedudukan dengan

benar, meletakkan senjata dan berdiri satu langkah

dibelakang senjata.

(3) Wasjur melaksanakan pemeriksan pelaku di

kedudukan tembak baik personel maupun materiilnya.

(4) Wasjur melaksanakan pencatatan identitas pelaku.

79

 (5) Pelatih Pibak memberikan aba-aba menghitung

kepada pelaku, selanjutnya pelaku menghitung sesuai

dengan lajurnya masing-masing.

(6) Wasjur melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan

lajur dan gelombang yang telah ditentukan.

(7) Wasjur melaporkan kepada Wastak bahwa pelaku

siap melaksanakan menembak.

(8) Wastak melaporkan kepada pimpinan penembakan

bahwa penembakan siap dimulai.

(9) Pelatih Pibak memberikan aba-aba penembakan

sesuai dengan materi yang akan dilaksanakan.

(10) Pelaku melaksanakan menembak sesuai dengan

sasarannya masing-masing.

(11) Wasjur mengawasi dan membantu mengatasi

gangguan apabila terjadi gangguan senjata yang tidak

dapat diatasi oleh pelaku.

(12) Wasjur melaksanakan penggantian munisi apabila

terjadi munisi yang kets atau rusak.

(13) Pelaku yang telah selesai melaksanakan menembak

berdiri mundur satu langkah dibelakang senjata kemudian

laporan dari tempat “Lapor lajur ..... selesai menembak”.

(14) Setelah seluruh pelaku selesai melaksanakan

menembak Pelatih Pibak memerintahkan kosongkan

senjata “Sikap berlutut kosongkan senjata”.

(15) Wasjur melaksanakan pemeriksaan kamar senjata

sesuai dengan lajurnya masing-masing.

(16) Pibak memerintahkan pelaku berdiri hadap

kiri/kanan menuju ke tempat pemeriksaan senjata akhir

dengan pembawaan senjata laras mengarah keatas, tangan

kanan memegang pistol grip, jari telunjuk berada diluar

picu, magasen terlepas dari rumah magasen.

80

 e) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir.

(1) Petugas Rikjat menerima pelaku untuk

melaksanakan pemeriksaan senjata akhir.

(2) Petugas Rikjat memerintahkan pelaku untuk

melaksanakan tindakan keamanan dengan aba-aba “Siap

gerak” – “Periksa kamar – gerak” pelaku melaksanakan

kegiatan periksa kamar.

(3) Petugas Rikjat memeriksa kamar senjata pelaku satu

persatu dengan cara melihat dan meyakinkan bahwa kamar

benar-benar aman/kosong.

(4) Petugas Rikjat memerintahkan hadap kanan/kiri

menuju ke TB akhir.

f) Kegiatan di TB akhir.

(1) Petugas TB akhir menerima pelaku ditempatkan

sesuai tempat yang telah ditentukan.

(2) Petugas TB akhir memerintahkan pelaku untuk

menempatkan senjata pada rak yang telah disiapkan.

(3) Setelah meletakkan senjata pelaku menuju ke tempat

yang telah disiapkan.

(4) Selama kegiatan di TB akhir kedudukan pelaku dan

senjata terpisah.

(5) Selama kegiatan di TB akhir pelaku diberikan

bimbingan dan asuhan dari Petugas TB akhir yang telah

selesai dilaksanakan.

(6) Selama kegiatan di TB akhir pelaku tidak dibenarkan

meninggalkan tempat tanpa seijin pelatih.

81

 BAGAN LATIHAN MENEMBAK KOREKSI SENAPAN

TANGGUL PENAHAN PELURU

GARIS TEMBAK

8  7 6 5 4  3 2 1

WAS WAS JUR

WAS JUR

PIRINGAN PENGAMAN

- Jarak 25 meter. - Munisi 9 butir tiga kali pelaksanaan. - Sikap tiarap tersandar. - Lesan C-1

WAS PETAK

WAS PETAK

WAS JUR

WAS JUR

WAS JUR

WAS JUR

WAS JUR JUR

GARIS NOL

25 Meter

TP MU PIBAK

RIK JAT/MU

RIK JAT

POSKO TB AKHIR

DP

Gambar - 55

82

 b. Tembak Pengelompokan.

1) Tembak pengelompokan jarak 100 m.

a) Sikap tiarap tersandar.

b) Lesan L.1.

c) Menembak 15 butir untuk 3 seri tembakan (@ 5 btr)

d) Titik bidik menyesuaikan dengan lintasan peluru pada jarak

100 m

e) Perkenaan yang diharapkan:

(1) Senjata M 16 A1 adalah + 6,3 cm diatas titik bidik.

(2) Senjata SS 1 adalah + 10,5 cm diatas titik bidik.

2) Tembak pengelompokan jarak 200 m.

a) Sikap tiarap tersandar.

b) Lesan L.2.

c) Menembak 15 butir untuk 3 seri tembakan(@ 5 btr )

d) Titik bidik menyesuaikan dengan lintasan peluru pada jarak

200 m

e) Perkenaan yang diharapkan:

(1) Senjata M 16 A1 adalah + 6,3 cm diatas titik bidik.

(2) Senjata SS 1 adalah + 8,5 cm diatas titik bidik.

3) Tembak pengelompokan jarak 300 m.

a) Sikap tiarap tersandar.

b) Lesan L.3.

c) Menembak 15 butir untuk 3 seri tembakan(@ 5 btr )

d) Titik bidik menyesuaikan dengan lintasan peluru pada jarak

300 m.

e) Perkenaan yang diharapkan:

(1) Senjata M 16 A1 adalah + 11,4 cm diatas titik bidik.

(2) Senjata SS 1 adalah + 13,5 cm dibawah titik bidik.

83

 4) Urut-urutan Kegiatan.

a) Kegiatan di DP.

(1) Koordinator menerima pelaku, kegiatan yang

dilaksanakan:

(a) Tindakan keamanan.

(b) Pemeriksaan personel dan materiil dilanjutkan

dengan berdoa.

(c) Menjelaskan tentang mekanisme kegiatan

yang akan dilaksanakan.

(d) Memberikan penjelasan tentang keharusan

dan larangan yang harus di taati oleh pelaku selama

kegiatan latihan.

(e) Menyerahkan pelaku/peserta latihan kepada

Pelatih Pibak.

(2) Pelatih Pibak memberikan penjelasan tentang:

(a) Teori/Materi kegiatan yang akan dilaksanakan.

(b) Mengarahkan Pelaku dari DP menuju ke

pemeriksaan senjata kemudian diterima oleh pelatih

pemeriksa senjata.

b) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata.

(1) Petugas Rikjat melaksanakan pemeriksaan senjata.

(2) Petugas Rikjat melaksanakan pecatatan apabila

terdapat senjata yang rusak.

(3) Petugas Rikjat melaksanakan penggantian senjata

cadangan kepada pelaku apabila terdapat senjata yang

rusak berat.

(4) Petugas Rikjat melaporkan dan mencatat kepada

pimpinan apabila terdapat kendala di pemeriksaan senjata.

(5) Petugas Rikjat mengarahkan pelaku latihan dari

tempat pemeriksaan senjata menuju ke tempat

pengambilan munisi.

84

 c) Kegiatan di tempat pembagian munisi.

(1) Pelayan munisi membagikan munisi kepada pelaku

sesuai dengan materi yang akan dilaksanakan, selanjutnya

pelaku setelah menerima munisi memeriksa jumlah munisi

yang sudah diterima.

(2) Pelayan munisi mencatat munisi yang telah dibagikan

kepada pelaku.

(3) Pelayan munisi mengarahkan pelaku latihan dari

tempat pembagian munisi menuju ke kedudukan tembakan.

d) Kegiatan di kedudukan penembakan.

(1) Wasjur mengarahkan pelaku untuk menempati

kedudukan tembak agar tidak terjadi kesalahan lajur.

(2) Setelah Pelaku menempati kedudukan dengan

benar, meletakkan senjata dan berdiri satu langkah

dibelakang senjata.

(3) Wasjur melaksanakan pemeriksaan pelaku di

kedudukan tembak baik personel maupun materiilnya.

(4) Wasjur melaksanakan pencatatan identitas pelaku.

(5) Pelatih Pibak memberikan aba-aba menghitung

kepada pelaku, selanjutnya pelaku menghitung sesuai

dengan lajurnya masing-masing.

(6) Wasjur melaksanakan pemeriksan sesuai dengan

lajur dan gelombang yang telah ditentukan.

(7) Wasjur melaporkan kepada Wastak bahwa pelaku

siap melaksanakan menembak.

(8) Wastak melaporkan kepada pimpinan penembakan

bahwa penembakan siap dimulai.

(9) Pelatih Pibak memberikan aba-aba penembakan

sesuai dengan materi yang akan dilaksanakan.

(10) Pelaku melaksanakan menembak sesuai dengan

sasarannya masing-masing.

85

 (11) Wasjur mengawasi dan membantu mengatasi

gangguan apabila terjadi gangguan senjata yang tidak

dapat diatasi oleh pelaku.

(12) Wasjur melaksanakan penggantian munisi apabila

terjadi munisi yang kets atau rusak.

(13) Pelaku yang telah selesai melaksanakan menembak

berdiri mundur satu langkah dibelakang senjata kemudian

laporan dari tempat “Lapor lajur ..... selesai menembak”.

(14) Setelah seluruh pelaku selesai melaksanakan

menembak Pelatih Pibak memerintahkan kosongkan

senjata “Sikap berlutut kosongkan senjata”.

(15) Wasjur melaksanakan pemeriksaan kamar senjata

sesuai dengan lajurnya masing-masing.

(16) Pibak memerintahkan pelaku berdiri hadap

kiri/kanan menuju ke tempat pemeriksaan senjata akhir

dengan pembawaan senjata laras mengarah keatas, tangan

kanan memegang pistol grip, jari telunjuk berada di luar

picu, magasen terlepas dari rumah magasen.

e) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir.

(1) Petugas Rikjat menerima pelaku untuk

melaksanakan pemeriksaan senjata akhir.

(2) Petugas Rikjat memerintahkan pelaku untuk

melaksanakan tindakan keamanan dengan aba-aba “Siap

gerak” – “Periksa kamar – gerak” pelaku melaksanakan

kegiatan periksa kamar.

(3) Petugas Rikjat memeriksa kamar senjata pelaku satu

persatu dengan cara melihat dan meyakinkan bahwa kamar

benar-benar aman/kosong.

(4) Petugas Rikjat memerintahkan hadap kanan/kiri

menuju ke TB akhir.

f) Kegiatan di TB akhir.

86

 (1) Petugas TB akhir menerima pelaku ditempatkan

sesuai tempat yang telah ditentukan.

(2) Petugas TB akhir memerintahkan pelaku untuk

menempatkan senjata pada rak yang telah disiapkan.

(3) Setelah meletakkan senjata pelaku menuju ke tempat

yang telah disiapkan.

(4) Selama kegiatan di TB akhir kedudukan pelaku dan

senjata terpisah.

(5) Selama kegiatan di TB akhir pelaku diberikan

bimbingan dan asuhan dari Petugas TB akhir yang telah

selesai dilaksanakan.

(6) Selama kegiatan di TB akhir pelaku tidak dibenarkan

meninggalkan tempat tanpa seijin pelatih.

BAGAN LATIHAN MENEMBAK PENGELOMPOKKAN SENAPAN

Gambar - 56

T B AKHIR

T P MU

RIK JAT AWAL

D P

RIK JAT AKHIR

PETEMBAK WASJUR WAS PETAK

PIBAK

100 M

TUR PRG

LESAN : L-1 TIARAP TERSANDAR : 15 BTR (3 SERI)

T A N G G U L

TANGGUL PENAHAN PELURU

200 M

300 M TUR PRG

LESAN : L-3 TIARAP TERSANDAR : 15 BTR (3 SERI)

LESAN : L-2 TIARAP TERSANDAR : 15 BTR (3 SERI)

T A N G G U L

POSKO

87

 c. Tembak Tepat/Nilai (Lesan Lingkaran).

1) Tembak tepat/nilai jarak 100 m.

a) Titik bidik menyesuaikan dengan lintasan peluru dan hasil

tembak pengelompokan pada jarak 100 m.

b) Sikap tiarap tidak tersandar, berlutut / duduk / jongkok dan

berdiri.

c) Lesan L.1 ( lingkaran angka 10 s.d 4 )

d) Menembak 15 butir untuk 3 sikap tembakan(@ 5 btr)

dilaksanakan 2 seri tembakan ( 30 btr peluru ).

e) Evaluasi 10 butir, waktu 10 menit, sikap tiarap tidak

tersandar.

f) Perkenaan yang diharapkan pada penilaian angka tertinggi

(pusat lingkaran).

2) Tembak tepat / nilai jarak 200 m.

a) Titik bidik menyesuaikan dengan lintasan peluru dan hasil

tembak pengelompokan pada jarak 100 m.

b) Sikap tiarap tidak tersandar, berlutut / duduk / jongkok.

c) Lesan L.2 ( lingkaran angka 10 s.d 4 )

d) Menembak 10 butir untuk 2 sikap tembakan(@ 5 btr)

dilaksanakan 2 seri tembakan ( 20 btr peluru ).

e) Evaluasi 10 butir, waktu 10 menit, sikap tiarap tidak

tersandar.

f) Perkenaan yang diharapkan pada penilaian angka tertinggi

(pusat lingkaran).

3) Tembak tepat / nilai jarak 300 m.

a) Titik bidik menyesuaikan dengan lintasan peluru dan hasil

tembak pengelompokan pada jarak 100 m.

b) Sikap tiarap tidak tersandar.

88

 c) Lesan L.3 ( lingkaran angka 10 s.d 4 ).

d) Menembak 5 butir, dilaksanakan 2 seri tembakan ( 10 btr

peluru ).

e) Evaluasi 10 butir, waktu 10 menit, sikap tiarap tidak

tersandar.

f) Perkenaan yang diharapkan pada penilaian angka tertinggi

(pusat lingkaran).

4) Urut-urutan Kegiatan.

a) Kegiatan di DP.

(1) Koordinator menerima pelaku, kegiatan yang

dilaksanakan:

(a) Tindakan keamanan.

(b) Pemeriksaan personel dan materiil dilanjutkan

dengan berdoa.

(c) Menjelaskan tentang mekanisme kegiatan

yang akan dilaksanakan.

(d) Memberikan penjelasan tentang keharusan

dan larangan yang harus di taati oleh pelaku selama

kegiatan latihan.

(e) Menyerahkan pelaku/peserta latihan kepada

Pelatih Pibak.

(2) Pelatih Pibak memberikan penjelasan tentang:

(a) Teori/Materi kegiatan yang akan dilaksanakan.

(b) Mengarahkan Pelaku dari DP menuju ke

pemeriksaan senjata kemudian diterima oleh pelatih

pemeriksa senjata.

b) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata.

(1) Petugas Rikjat melaksanakan pemeriksaan senjata.

89

 (2) Petugas Rikjat melaksanakan pecatatan apabila

terdapat senjata yang rusak.

(3) Petugas Rikjat melaksanakan penggantian senjata

cadangan kepada pelaku apabila terdapat senjata yang

rusak berat.

(4) Petugas Rikjat melaporkan dan mencatat kepada

pimpinan apabila terdapat kendala di pemeriksaan senjata.

(5) Petugas Rikjat mengarahkan pelaku latihan dari

tempat pemeriksaan senjata menuju ke tempat

pengambilan munisi.

c) Kegiatan di tempat pembagian munisi.

(1) Pelayan munisi membagikan munisi kepada pelaku

sesuai dengan materi yang akan dilaksanakan, selanjutnya

pelaku setelah menerima munisi memeriksa jumlah munisi

yang sudah diterima.

(2) Pelayan munisi mencatat munisi yang telah dibagikan

kepada pelaku.

(3) Pelayan munisi mengarahkan pelaku latihan dari

tempat pembagian munisi menuju ke kedudukan tembakan.

d) Kegiatan di kedudukan penembakan.

(1) Wasjur mengarahkan pelaku untuk menempati

kedudukan tembak agar tidak terjadi kesalahan lajur.

(2) Setelah Pelaku menempati kedudukan dengan

benar, meletakkan senjata dan berdiri satu langkah

dibelakang senjata.

(3) Wasjur melaksanakan pemeriksan pelaku di

kedudukan tembak baik personel maupun materiilnya.

(4) Wasjur melaksanakan pencatatan identitas pelaku.

(5) Pelatih Pibak memberikan aba-aba menghitung

kepada pelaku, selanjutnya pelaku menghitung sesuai

dengan lajurnya masing-masing.

90

 (6) Wasjur melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan

lajur dan gelombang yang telah ditentukan.

(7) Wasjur melaporkan kepada Wastak bahwa pelaku

siap melaksanakan menembak.

(8) Wastak melaporkan kepada pimpinan penembakan

bahwa penembakan siap dimulai.

(9) Pelatih Pibak memberikan aba-aba penembakan

sesuai dengan materi yang akan dilaksanakan.

(10) Pelaku melaksanakan menembak sesuai dengan

sasarannya masing-masing.

(11) Wasjur mengawasi dan membantu mengatasi

gangguan apabila terjadi gangguan senjata yang tidak

dapat diatasi oleh pelaku.

(12) Wasjur melaksanakan penggantian munisi apabila

terjadi munisi yang kets atau rusak.

(13) Pelaku yang telah selesai melaksanakan menembak

berdiri mundur satu langkah dibelakang senjata kemudian

laporan dari tempat “Lapor lajur ..... selesai menembak”.

(14) Setelah seluruh pelaku selesai melaksanakan

menembak Pelatih Pibak memerintahkan kosongkan

senjata “Sikap berlutut kosongkan senjata”.

(15) Wasjur melaksanakan pemeriksaan kamar senjata

sesuai dengan lajurnya masing-masing.

(16) Pibak memerintahkan pelaku berdiri hadap

kiri/kanan menuju ke tempat pemeriksaan senjata akhir

dengan pembawaan senjata laras mengarah keatas, tangan

kanan memegang pistol grip, jari telunjuk berada diluar

picu, magasen terlepas dari rumah magasen.

e) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir.

(1) Petugas Rikjat menerima pelaku untuk

melaksanakan pemeriksaan senjata akhir.

91

 (2) Petugas Rikjat memerintahkan pelaku untuk

melaksanakan tindakan keamanan dengan aba-aba “Siap

gerak” – “Periksa kamar – gerak” pelaku melaksanakan

kegiatan periksa kamar.

(3) Petugas Rikjat memeriksa kamar senjata pelaku satu

persatu dengan cara melihat dan meyakinkan bahwa kamar

benar-benar aman/kosong.

(4) Petugas Rikjat memerintahkan hadap kanan/kiri

menuju ke TB akhir.

f) Kegiatan di TB akhir.

(1) Petugas TB akhir menerima pelaku ditempatkan

sesuai tempat yang telah ditentukan.

(2) Petugas TB akhir memerintahkan pelaku untuk

menempatkan senjata pada rak yang telah disiapkan.

(3) Setelah meletakkan senjata pelaku menuju ke tempat

yang telah disiapkan.

(4) Selama kegiatan di TB akhir kedudukan pelaku dan

senjata terpisah.

(5) Selama kegiatan di TB akhir pelaku diberikan

bimbingan dan asuhan dari Petugas TB akhir yang telah

selesai dilaksanakan.

(6) Selama kegiatan di TB akhir pelaku tidak dibenarkan

meninggalkan tempat tanpa seijin pelatih.

92

 BAGAN LATIHAN MENEMBAK TEPAT/NILAI SENAPAN

Gambar – 57

T B AKHIR

T P MU

RIK JAT AWAL

D P

RIK JAT AKHIR

PETEMBAK WASJUR WAS PETAK

PIBAK

100 M

TUR PRG LESAN : L-1 TIARAP TDK TERSANDAR : 5 BTR BERLUTUT/DUDUK : 5 BTR BERDIRI : 5 BTR EV. TIARAP TDK TERSANDAR : 10 BTR

T A N G G U L

TANGGUL PENAHAN PELURU

T A N LESAN : L-2 G TIARAP TDK TERSANDAR : 5 BTR G BERLUTUT/DUDUK : 5 BTR U EV. TIARAP TDK TERSANDAR : 10 BTR

200 M

LESAN : L-2 TIARAP TDK TERSANDAR : 5 BTR EV. TIARAP TDK TERSANDAR : 10 BTR

L

TUR PRG 300 M

POSKO

93

 d. Tembak Tepat/Nilai (Lesan Tempur).

1) Tembak tepat/nilai jarak 100 m.

a) Titik bidik menyesuaikan dengan lintasan peluru pada jarak

100 m.

b) Sikap tembak :

(1) Tiarap tidak tersandar : sasaran lesan dada

(2) Berlutut/duduk/jongkok : sasaran lesan ½ tubuh.

(3) Berdiri : sasaran lesan Tubuh.

c) Lesan tubuh, ½ tubuh, dada.

d) Menembak 15 butir untuk 3 sikap tembakan(@ 5 btr )

dilaksanakan 2 seri tembakan ( 30 btr peluru )

e) Evaluasi 10 butir, waktu 5 menit, sikap tiarap tidak

tersandar, sasaran lesan dada.

f) Perkenaan yang diharapkan seluruh peluru masuk pada

sasaran.

2) Tembak tepat / nilai jarak 150 m.

a) Titik bidik menyesuaikan dengan lintasan peluru pada jarak

150 m.

b) Sikap tembak :

(1) Tiarap tidak tersandar : sasaran lesan ½ tubuh.

(2) Berlutut/duduk/jongkok : sasaran lesan tubuh.

c) Lesan tubuh, ½ tubuh.

d) Menembak 10 butir untuk 2 sikap tembakan(@ 5 btr )

dilaksanakan 2 seri tembakan ( 20 butir peluru )

e) Evaluasi 10 butir, waktu 5 menit, sikap tiarap tidak

tersandar, sasaran lesan ½ tubuh.

f) Perkenaan yang diharapkan seluruh peluru masuk pada

sasaran.

94

 3) Tembak tepat / nilai jarak 200 m.

a) Titik bidik menyesuaikan dengan lintasan peluru pada jarak

200 m.

b) Sikap tembak :

(1) Tiarap tidak tersandar : sasaran lesan ½ tubuh.

(2) Berlutut/duduk/jongkok : sasaran lesan tubuh.

c) Lesan tubuh, ½ tubuh.

d) Menembak 10 butir untuk 2 sikap tembakan (@ 5 btr)

dilaksanakan 2 seri tembakan ( 20 btr peluru )

e) Evaluasi 10 butir, waktu 5 menit, sikap tiarap tidak

tersandar, sasaran lesan ½ tubuh.

f) Perkenaan yang diharapkan seluruh peluru masuk pada

sasaran.

4) Tembak tepat / nilai jarak 250 m.

a) Titik bidik menyesuaikan dengan lintasan peluru pada jarak

250 m.

b) Sikap tembak:

(1) Tiarap tidak tersandar.

(2) Berlutut/duduk/jongkok tersandar .

c) Lesan tubuh.

d) Menembak 10 butir untuk 2 sikap tembakan (@ 5 btr)

dilaksanakan 2 seri tembakan ( 20 btr peluru )

e) Evaluasi 10 butir, waktu 5 menit, sikap tiarap tidak

tersandar, sasaran lesan tubuh.

f) Perkenaan yang diharapkan seluruh peluru masuk pada

sasaran.

95

 5) Tembak tepat / nilai jarak 300 m.

a) Titik bidik menyesuaikan dengan lintasan peluru pada jarak

300 m.

b) Sikap tembak : tiarap tersandar

c) Lesan tubuh.

d) Menembak 5 butir dilaksanakan 2 seri tembakan ( 10 btr

peluru )

e) Evaluasi 10 butir, waktu 5 menit, sikap tiarap tersandar,

sasaran lesan tubuh.

f) Perkenaan yang diharapkan seluruh peluru masuk pada

sasaran.

4) Urut-urutan Kegiatan.

a) Kegiatan di DP.

(1) Koordinator menerima pelaku, kegiatan yang

dilaksanakan:

(a) Tindakan keamanan.

(b) Pemeriksaan personel dan materiil dilanjutkan

dengan berdoa.

(c) Menjelaskan tentang mekanisme kegiatan

yang akan dilaksanakan.

(d) Memberikan penjelasan tentang keharusan

dan larangan yang harus di taati oleh pelaku selama

kegiatan latihan.

(e) Menyerahkan pelaku/peserta latihan kepada

Pelatih Pibak.

(2) Pelatih Pibak memberikan penjelasan tentang:

(a) Teori/Materi kegiatan yang akan dilaksanakan.

96

 (b) Mengarahkan Pelaku dari DP menuju ke

pemeriksaan senjata kemudian diterima oleh pelatih

pemeriksa senjata.

b) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata.

(1) Petugas Rikjat melaksanakan pemeriksaan senjata.

(2) Petugas Rikjat melaksanakan pecatatan apabila

terdapat senjata yang rusak.

(3) Petugas Rikjat melaksanakan penggantian senjata

cadangan kepada pelaku apabila terdapat senjata yang

rusak berat.

(4) Petugas Rikjat melaporkan dan mencatat kepada

pimpinan apabila terdapat kendala di pemeriksaan senjata.

(5) Petugas Rikjat mengarahkan pelaku latihan dari

tempat pemeriksaan senjata menuju ke tempat

pengambilan munisi.

c) Kegiatan di tempat pembagian munisi.

(1) Pelayan munisi membagikan munisi kepada pelaku

sesuai dengan materi yang akan dilaksanakan, selanjutnya

pelaku setelah menerima munisi memeriksa jumlah munisi

yang sudah diterima.

(2) Pelayan munisi mencatat munisi yang telah dibagikan

kepada pelaku.

(3) Pelayan munisi mengarahkan pelaku latihan dari

tempat pembagian munisi menuju ke kedudukan tembakan.

d) Kegiatan di kedudukan penembakan.

(1) Wasjur mengarahkan pelaku untuk menempati

kedudukan tembak agar tidak terjadi kesalahan lajur.

(2) Setelah Pelaku menempati kedudukan dengan

benar, meletakkan senjata dan berdiri satu langkah

dibelakang senjata.

97

 (3) Wasjur melaksanakan pemeriksaan pelaku di

kedudukan tembak baik personel maupun materiilnya.

(4) Wasjur melaksanakan pencatatan identitas pelaku.

(5) Pelatih Pibak memberikan aba-aba menghitung

kepada pelaku, selanjutnya pelaku menghitung sesuai

dengan lajurnya masing-masing.

(6) Wasjur melaksanakan pemeriksan sesuai dengan

lajur dan gelombang yang telah ditentukan.

(7) Wasjur melaporkan kepada Wastak bahwa pelaku

siap melaksanakan menembak.

(8) Wastak melaporkan kepada pimpinan penembakan

bahwa penembakan siap dimulai.

(9) Pelatih Pibak memberikan aba-aba penembakan

sesuai dengan materi yang akan dilaksanakan.

(10) Pelaku melaksanakan menembak sesuai dengan

sasarannya masing-masing.

(11) Wasjur mengawasi dan membantu mengatasi

gangguan apabila terjadi gangguan senjata yang tidak

dapat diatasi oleh pelaku.

(12) Wasjur melaksanakan penggantian munisi apabila

terjadi munisi yang kets atau rusak.

(13) Pelaku yang telah selesai melaksanakan menembak

berdiri mundur satu langkah dibelakang senjata kemudian

laporan dari tempat “Lapor lajur ..... selesai menembak”.

(14) Setelah seluruh pelaku selesai melaksanakan

menembak Pelatih Pibak memerintahkan kosongkan

senjata “Sikap berlutut kosongkan senjata”.

(15) Wasjur melaksanakan pemeriksaan kamar senjata

sesuai dengan lajurnya masing-masing.

(16) Pibak memerintahkan pelaku berdiri hadap

kiri/kanan menuju ke tempat pemeriksaan senjata akhir

dengan pembawaan senjata laras mengarah keatas, tangan

98

 kanan memegang pistol grip, jari telunjuk berada diluar

picu, magasen terlepas dari rumah magasen.

e) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir.

(1) Petugas Rikjat menerima pelaku untuk

melaksanakan pemeriksaan senjata akhir.

(2) Petugas Rikjat memerintahkan pelaku untuk

melaksanakan tindakan keamanan dengan aba-aba “Siap

gerak” – “Periksa kamar – gerak” pelaku melaksanakan

kegiatan periksa kamar.

(3) Petugas Rikjat memeriksa kamar senjata pelaku satu

persatu dengan cara melihat dan meyakinkan bahwa kamar

benar-benar aman/kosong.

(4) Petugas Rikjat memerintahkan hadap kanan/kiri

menuju ke TB akhir.

f) Kegiatan di TB akhir.

(1) Petugas TB akhir menerima pelaku ditempatkan

sesuai tempat yang telah ditentukan.

(2) Petugas TB akhir memerintahkan pelaku untuk

menempatkan senjata pada rak yang telah disiapkan.

(3) Setelah meletakkan senjata pelaku menuju ke tempat

yang telah disiapkan.

(4) Selama kegiatan di TB akhir kedudukan pelaku dan

senjata terpisah.

(5) Selama kegiatan di TB akhir pelaku diberikan

bimbingan dan asuhan dari Petugas TB akhir yang telah

selesai dilaksanakan.

(6) Selama kegiatan di TB akhir pelaku tidak dibenarkan

meninggalkan tempat tanpa seijin pelatih.

99

 BAGAN LATIHAN MENEMBAK TEPAT SENAPAN LESAN TEMPUR

PETEMBAK

100 M

TUR PRG LESAN : DADA, ½ TUBUH, TUBUH TIARAP TDK TERSANDAR : 5 BTR BERLUTUT/DUDUK/JONGKOK : 5 BTR BERDIRI : 5 BTR DILAKSANAKAN 2 SERI (30 BTR) EV. TIARAP TDK TERSANDAR : 10 BTR (5 MENIT) T

A N G G U L

TANGGUL PENAHAN PELURU

200 M

300 M TUR PRG

T A N G G U L

T B AKHIR

T P MU

RIK JAT AWAL

D P

RIK JAT AKHIR

WASJUR WAS PETAK

PIBAK

POSKO

150 M

250 M

T

D½T

LESAN : ½ TUBUH, TUBUH TIARAP TDK TERSANDAR : 5 BTR BERLUTUT/DUDUK/JONGKOK : 5 BTR DILAKSANAKAN 2 SERI (20 BTR)

LESAN : TUBUH TIARAP TERSANDAR : 5 BTR DILAKSANAKAN 2 SERI (10 BTR) EV. TIARAP TERSANDAR : 10 BTR (5 MENIT)

EV. TIARAP TDK TERSANDAR : 10 BTR (5 MENIT) LESAN : ½ TUBUH, TUBUH

TIARAP TDK TERSANDAR : 5 BTR BERLUTUT/DUDUK/JONGKOK : 5 BTR DILAKSANAKAN 2 SERI (20 BTR) EV. TIARAP TDK TERSANDAR : 10 BTR (5 MENIT)

LESAN : ½ TUBUH, TUBUH TIARAP TDK TERSANDAR : 5 BTR BERLUTUT/DUDUK/JONGKOK : 5 BTR DILAKSANAKAN 2 SERI (20 BTR) EV. TIARAP TDK TERSANDAR : 10 BTR (5 MENIT)

Gambar 58

100

 e. Tembak Tempur Perorangan.

1) Tembak Cepat.

a) Kedudukan petembak pada jarak 80 m, 70 m dan 50 m.

b) Sikap berdiri tidak tersandar.

c) Jumlah peluru 12 btr, batas lulus minimal 9 btr.

d) Lesan dada 2 buah.

e) Drill pembawaan senjata saat berpindah kedudukan.

f) Drill ketepatan dan kecepatan membidik.

g) Dilaksanakan 2 seri dan 1 seri untuk evaluasi.

h) Waktu 70 detik dengan urut –urutan :

(1) Jarak 80 m waktu pemunculan 15 detik.

(2) Jarak 70 m waktu pemunculan 20 detik.

(3) Jarak 50 m waktu pemunculan 25 detik

(4) interval 5 detik pada tiap-tiap jarak.

i) Urut-urutan Kegiatan.

(1) Kegiatan di DP.

(a) Koordinator menerima pelaku, kegiatan yang

dilaksanakan:

i) Tindakan keamanan.

ii) Pemeriksaan personel dan materiil

dilanjutkan dengan berdoa.

iii) Menjelaskan tentang mekanisme

kegiatan yang akan dilaksanakan.

iv) Memberikan penjelasan tentang

keharusan dan larangan yang harus di taati

oleh pelaku selama kegiatan latihan.

v) Menyerahkan pelaku/peserta latihan

kepada Pelatih Pibak.

101

 (b) Pelatih Pibak memberikan penjelasan tentang:

i) Teori/Materi kegiatan yang akan

dilaksanakan.

ii) Mengarahkan Pelaku dari DP menuju

ke pemeriksaan senjata kemudian diterima

oleh pelatih pemeriksa senjata.

(2) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata.

(a) Petugas Rikjat melaksanakan pemeriksaan

senjata.

(b) Petugas Rikjat melaksanakan pecatatan

apabila terdapat senjata yang rusak.

(c) Petugas Rikjat melaksanakan penggantian

senjata cadangan kepada pelaku apabila terdapat

senjata yang rusak berat.

(d) Petugas Rikjat melaporkan dan mencatat

kepada pimpinan apabila terdapat kendala di

pemeriksaan senjata.

(e) Petugas Rikjat mengarahkan pelaku latihan

dari tempat pemeriksaan senjata menuju ke tempat

pengambilan munisi.

(3) Kegiatan di tempat pembagian munisi.

(a) Pelayan munisi membagikan munisi kepada

pelaku sesuai dengan materi yang akan

dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah menerima

munisi memeriksa jumlah munisi yang sudah

diterima.

(b) Pelayan munisi mencatat munisi yang telah

dibagikan kepada pelaku.

(c) Pelayan munisi mengarahkan pelaku latihan

dari tempat pembagian munisi menuju ke kedudukan

tembakan.

102

 (4) Kegiatan di kedudukan penembakan.

(a) Wasjur mengarahkan pelaku untuk menempati

kedudukan tembak agar tidak terjadi kesalahan lajur.

(b) Setelah Pelaku menempati kedudukan dengan

benar, meletakkan senjata dan berdiri satu langkah

dibelakang senjata.

(c) Wasjur melaksanakan pemeriksaan pelaku di

kedudukan tembak baik personel maupun

materiilnya.

(d) Wasjur melaksanakan pencatatan identitas

pelaku.

(e) Pelatih Pibak memberikan aba-aba

menghitung kepada pelaku, selanjutnya pelaku

menghitung sesuai dengan lajurnya masing-masing.

(f) Wasjur melaksanakan pemeriksan sesuai

dengan lajur dan gelombang yang telah ditentukan.

(g) Wasjur melaporkan kepada Wastak bahwa

pelaku siap melaksanakan menembak.

(h) Wastak melaporkan kepada pimpinan

penembakan bahwa penembakan siap dimulai.

(i) Pelatih Pibak memberikan aba-aba

penembakan sesuai dengan materi yang akan

dilaksanakan.

(j) Pelaku melaksanakan menembak sesuai

dengan sasarannya masing-masing.

i) Petembak berdiri pada jarak 80 m,

senjata diletakkan dengan posisi ujung laras

mengarah ke sasaran.

ii) Aba-aba ” Sikap tiarap pasang

magasen isi senjata terkunci” petembak

mengulangi aba-aba, melaksanakan dan

laporan ”Lajur ... Siap”

103

 iii) Aba-aba ”Pandang gerak dan tembak”

2x maka kedua lesan ½ tubuh muncul selama

15” pada saat lesan muncul petembak

mengambil sikap berdiri dan menembak lesan

2 butir kiri dan 2 butir kanan, kemudian

menembak kunci senjata, setelah interval 5”

maka sasaran muncul selama 20”. Pada saat

sasaran muncul petembak lari menuju jarak 70

m dan langsung menembak sasaran 2 butir kiri

dan 2 butir kanan, kemudian petembak kunci

senjata, setelah interval 5” maka sasaran

muncul selama 25”, pada saat sasaran muncul

petembak lari menuju jarak 50 m dan

menembak sasaran 2 butir kiri dan 2 butir

kanan.

(k) Wasjur mengawasi dan membantu mengatasi

gangguan apabila terjadi gangguan senjata yang

tidak dapat diatasi oleh pelaku.

(l) Wasjur melaksanakan penggantian munisi

apabila terjadi munisi yang kets atau rusak.

(m) Pelaku yang telah selesai melaksanakan

menembak berdiri mundur satu langkah dibelakang

senjata kemudian laporan dari tempat “Lapor lajur .....

selesai menembak”.

(n) Setelah seluruh pelaku selesai melaksanakan

menembak Pelatih Pibak memerintahkan kosongkan

senjata “Sikap berlutut kosongkan senjata”.

(o) Wasjur melaksanakan pemeriksaan kamar

senjata sesuai dengan lajurnya masing-masing.

(p) Pibak memerintahkan pelaku berdiri hadap

kiri/kanan menuju ke tempat pemeriksaan senjata

akhir dengan pembawaan senjata laras mengarah

104

 keatas, tangan kanan memegang pistol grip, jari

telunjuk berada diluar picu, magasen terlepas dari

rumah magasen.

(5) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir.

(a) Petugas Rikjat menerima pelaku untuk

melakanakan pemeriksaan senjata akhir.

(b) Petugas Rikjat memerintahkan pelaku untuk

melaksanakan tindakan keamanan dengan aba-aba

“Siap gerak” – “Periksa kamar – gerak” pelaku

melaksanakan kegiatan periksa kamar.

(c) Petugas Rikjat memeriksa kamar senjata

pelaku satu persatu dengan cara melihat dan

meyakinkan bahwa kamar benar-benar

aman/kosong.

(d) Petugas Rikjat memerintahkan hadap

kanan/kiri menuju ke TB akhir.

(6) Kegiatan di TB akhir.

(a) Petugas TB akhir menerima pelaku

ditempatkan sesuai tempat yang telah ditentukan.

(b) Petugas TB akhir memerintahkan pelaku untuk

menempatkan senjata pada rak yang telah disiapkan.

(c) Setelah meletakkan senjata pelaku menuju ke

tempat yang telah disiapkan.

(d) Selama kegiatan di TB akhir kedudukan

pelaku dan senjata terpisah.

(e) Selama kegiatan di TB akhir pelaku diberikan

bimbingan dan asuhan dari Petugas TB akhir yang

telah selesai dilaksanakan.

(f) Selama kegiatan di TB akhir pelaku tidak

dibenarkan meninggalkan tempat tanpa seijin pelatih.

105

 BAGAN LATIHAN TEMBAK CEPAT

TANGGUL PENAHAN PELURU

Lari

Jrk 50m 4 btr Skp Berdiri Wkt 25 ”

Jrk 70m 4 btr Skp Berdiri Wkt 20 ”

Jrk 80m 4 btr Skp Berdiri Wkt 15 ” START PETEMBAK

T B AKHIR

T P MU

RIK JAT AWAL

D P

RIK JAT AKHIR

WASJUR WAS PETAK

PIBAK

POSKO

2 2

2 2Lari

22

2 m

Gambar - 59

106

 2) Tembak Malam.

a) Kedudukan petembak jarak 50 m dan 25 m.

b) Penerangan alam / buatan agar sasaran terlihat samar-

samar.

c) Teropong bidik malam atau Improvisasi senjata / sasaran.

d) Pembawaan senjata saat berpindah kedudukan.

e) Sikap tiarap tak tersandar.

f) Proses ketepatan dan kecepatan menembak.

g) Jumlah peluru 8 btr, batas lulus minimal 6 btr.

h) Lesan tubuh 2 buah.

i) Waktu tidak terbatas. j) Dilaksanakan 2 seri dan 1 seri untuk evaluasi.

k) Urut-urutan Kegiatan.

(1) Kegiatan di DP.

(a) Koordinator menerima pelaku, kegiatan yang

dilaksanakan:

i) Tindakan keamanan.

ii) Pemeriksaan personel dan materiil

dilanjutkan dengan berdoa.

iii) Menjelaskan tentang mekanisme

kegiatan yang akan dilaksanakan.

iv) Memberikan penjelasan tentang

keharusan dan larangan yang harus di taati

oleh pelaku selama kegiatan latihan.

v) Menyerahkan pelaku/peserta latihan

kepada Pelatih Pibak.

(b) Pelatih Pibak memberikan penjelasan tentang:

i) Teori/Materi kegiatan yang akan

dilaksanakan.

107

 ii) Mengarahkan Pelaku dari DP menuju

ke pemeriksaan senjata kemudian diterima

oleh pelatih pemeriksa senjata.

(2) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata.

(a) Petugas Rikjat melaksanakan pemeriksaan

senjata.

(b) Petugas Rikjat melaksanakan pecatatan

apabila terdapat senjata yang rusak.

(c) Petugas Rikjat melaksanakan penggantian

senjata cadangan kepada pelaku apabila terdapat

senjata yang rusak berat.

(d) Petugas Rikjat melaporkan dan mencatat

kepada pimpinan apabila terdapat kendala di

pemeriksaan senjata.

(e) Petugas Rikjat mengarahkan pelaku latihan

dari tempat pemeriksaan senjata menuju ke tempat

pengambilan munisi.

(3) Kegiatan di tempat pembagian munisi.

(a) Pelayan munisi membagikan munisi kepada

pelaku sesuai dengan materi yang akan

dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah menerima

munisi memeriksa jumlah munisi yang sudah

diterima.

(b) Pelayan munisi mencatat munisi yang telah

dibagikan kepada pelaku.

(c) Pelayan munisi mengarahkan pelaku latihan

dari tempat pembagian munisi menuju ke kedudukan

tembakan.

(4) Kegiatan di kedudukan penembakan.

(a) Wasjur mengarahkan pelaku untuk menempati

kedudukan tembak agar tidak terjadi kesalahan lajur.

108

 (b) Setelah Pelaku menempati kedudukan dengan

benar, meletakkan senjata dan berdiri satu langkah

dibelakang senjata.

(c) Wasjur melaksanakan pemeriksaan pelaku di

kedudukan tembak baik personel maupun

materiilnya.

(d) Wasjur melaksanakan pencatatan identitas

pelaku.

(e) Pelatih Pibak memberikan aba-aba

menghitung kepada pelaku, selanjutnya pelaku

menghitung sesuai dengan lajurnya masing-masing.

(f) Wasjur melaksanakan pemeriksan sesuai

dengan lajur dan gelombang yang telah ditentukan.

(g) Wasjur melaporkan kepada Wastak bahwa

pelaku siap melaksanakan menembak.

(h) Wastak melaporkan kepada pimpinan

penembakan bahwa penembakan siap dimulai.

(i) Pelatih Pibak memberikan aba-aba

penembakan sesuai dengan materi yang akan

dilaksanakan.

(j) Pelaku melaksanakan menembak sesuai

dengan sasarannya masing-masing.

i) Petembak berdiri pada jarak 50 m,

senjata diletakkan dengan posisi ujung laras

mengarah ke sasaran.

ii) Aba-aba ”Sikap tiarap pasang magasen

isi senjata terkunci” petembak mengulangi

aba-aba, melaksanakan dan laporan.

iii) Aba-aba “Arahkan……” penemabak

mengarahkan senjatanya kesasaran.

Selanjutnya penembak laporan “Lajur ... Siap”

iv) Aba-aba ”tembak” petembak

menembak 2 butir sasaran kiri dan 2 butir

109

 sasaran kanan. Pada saat menembak malam

diharapkan sasaran terlihat samar-samar

dengan bantuan penerangan tidak langsung

(terang bulan, cakrawala, senter tidak

langsung).

v) Setelah penembakan selesai

selanjutnya lepas magasen kosongkan dan

kunci senjata, kemudian Pibak memerintahkan

pindah kedudukan ke jarak 25 m laras tetap

mengarah ke sasaran selanjutnya Pibak

memberikan aba-aba kegiatan sama.

(k) Wasjur mengawasi dan membantu mengatasi

gangguan apabila terjadi gangguan senjata yang

tidak dapat diatasi oleh pelaku.

(l) Wasjur melaksanakan penggantian munisi

apabila terjadi munisi yang kets atau rusak.

(m) Pelaku yang telah selesai melaksanakan

menembak berdiri mundur satu langkah dibelakang

senjata kemudian laporan dari tempat “Lapor lajur .....

selesai menembak”.

(n) Setelah seluruh pelaku selesai melaksanakan

menembak Pelatih Pibak memerintahkan kosongkan

senjata “Sikap berlutut kosongkan senjata”.

(o) Wasjur melaksanakan pemeriksaan kamar

senjata sesuai dengan lajurnya masing-masing.

(p) Pibak memerintahkan pelaku berdiri hadap

kiri/kanan menuju ke tempat pemeriksaan senjata

akhir dengan pembawaan senjata laras mengarah

keatas, tangan kanan memegang pistol grip, jari

telunjuk berada diluar picu, magasen terlepas dari

rumah magasen.

110

 (5) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir.

(a) Petugas Rikjat menerima pelaku untuk

melaksanakan pemeriksaan senjata akhir.

(b) Petugas Rikjat memerintahkan pelaku untuk

melaksanakan tindakan keamanan dengan aba-aba

“Siap gerak” – “Periksa kamar – gerak” pelaku

melaksanakan kegiatan periksa kamar.

(c) Petugas Rikjat memeriksa kamar senjata

pelaku satu persatu dengan cara melihat dan

meyakinkan bahwa kamar benar-benar

aman/kosong.

(d) Petugas Rikjat memerintahkan hadap

kanan/kiri menuju ke TB akhir.

(6) Kegiatan di TB akhir.

(a) Petugas TB akhir menerima pelaku

ditempatkan sesuai tempat yang telah ditentukan.

(b) Petugas TB akhir memerintahkan pelaku untuk

menempatkan senjata pada rak yang telah disiapkan.

(c) Setelah meletakkan senjata pelaku menuju ke

tempat yang telah disiapkan.

(d) Selama kegiatan di TB akhir kedudukan

pelaku dan senjata terpisah.

(e) Selama kegiatan di TB akhir pelaku diberikan

bimbingan dan asuhan dari Petugas TB akhir yang

telah selesai dilaksanakan.

(f) Selama kegiatan di TB akhir pelaku tidak

dibenarkan meninggalkan tempat tanpa seijin pelatih.

111

 BAGAN LATIHAN TEMBAK MALAM

TANGGUL PENAHAN PELURU

2 m

T

T

22

Jalan

2 2

Jrk 25 m - Peluru 4 btr - Skp Tiarap

Jrk 50m - Peluru 4 btr - Skp Tiarap

START PETEMBAK

T B AKHIR

T P MU

RIK JAT AWAL

D P

RIK JAT AKHIR

WASJUR WAS PETAK

PIBAK

POSKOGambar - 60

112

 3) Tembak Tempur Pertahanan (TTP) Siang.

a) Kedudukan petembak pada jarak 300 m.

b) Sikap tembak :

(1) Kedudukan tembak pertama sikap tiarap tersandar.

(2) Kedudukan tembak kedua sikap tiarap tidak

tersandar.

c) Perpindahan dari kedudukan pertama ke kedudukan kedua

merangkak.

d) Jumlah peluru 14 butir, batas lulus minimal 10 butir.

e) Lesan timbul tenggelam, penempatannya sebagai berikut:

(1) Lesan tubuh 1 buah pada jarak 300 m.

(2) Lesan tubuh 1 buah pada jarak 250 m.

(3) Lesan ½ tubuh 1 buah pada jarak 200 m.

(4) Lesan ½ tubuh 1 buah pada jarak 150 m.

(5) Lesan dada 3 buah pada jarak 100 m.

f) Drill pembawaan senjata saat berpindah kedudukan.

g) Drill ketepatan dan kecepatan membidik.

h) Waktu 1 menit 57 detik dengan urut –urutan :

(1) Jarak 300 m waktu pemunculan 14 detik.

(2) Jarak 250 m waktu pemunculan 12 detik.

(3) Jarak 200 m waktu pemunculan 10 detik

(4) Jarak 150 m waktu pemunculan 8 detik

(5) Jarak 100 m waktu pemunculan 18 detik

(6) Interval pemunculan 5 detik pada jarak 300 m s.d.

150 m.

(7) Perpindahan dari kedudukan I ke kedudukan II

(merangkak) 40 detik.

i) Dilaksanakan 2 seri dan 1 seri untuk evaluasi.

113

 j) Urut-urutan Kegiatan.

(1) Kegiatan di DP.

(a) Koordinator menerima pelaku, kegiatan yang

dilaksanakan:

i) Tindakan keamanan.

ii) Pemeriksaan personel dan materiil

dilanjutkan dengan berdoa.

iii) Menjelaskan tentang mekanisme

kegiatan yang akan dilaksanakan.

iv) Memberikan penjelasan tentang

keharusan dan larangan yang harus ditaati

oleh pelaku selama kegiatan latihan.

v) Menyerahkan pelaku/peserta latihan

kepada Pelatih Pibak.

(b) Pelatih Pibak memberikan penjelasan tentang:

i) Teori/Materi kegiatan yang akan

dilaksanakan.

ii) Mengarahkan Pelaku dari DP menuju

ke pemeriksaan senjata kemudian diterima

oleh pelatih pemeriksa senjata.

(2) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata.

(a) Petugas Rikjat melaksanakan pemeriksaan

senjata.

(b) Petugas Rikjat melaksanakan pecatatan

apabila terdapat senjata yang rusak.

(c) Petugas Rikjat melaksanakan penggantian

senjata cadangan kepada pelaku apabila terdapat

senjata yang rusak berat.

114

 (d) Petugas Rikjat melaporkan dan mencatat

kepada pimpinan apabila terdapat kendala di

pemeriksaan senjata.

(e) Petugas Rikjat mengarahkan pelaku latihan

dari tempat pemeriksaan senjata menuju ke tempat

pengambilan munisi.

(3) Kegiatan di tempat pembagian munisi.

(a) Pelayan munisi membagikan munisi kepada

pelaku sesuai dengan materi yang akan

dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah menerima

munisi memeriksa jumlah munisi yang sudah

diterima.

(b) Pelayan munisi mencatat munisi yang telah

dibagikan kepada pelaku.

(c) Pelayan munisi mengarahkan pelaku latihan

dari tempat pembagian munisi menuju ke kedudukan

tembakan.

(4) Kegiatan di kedudukan penembakan.

(a) Wasjur mengarahkan pelaku untuk menempati

kedudukan tembak agar tidak terjadi kesalahan lajur.

(b) Setelah Pelaku menempati kedudukan dengan

benar, meletakkan senjata dan berdiri satu langkah

dibelakang senjata.

(c) Wasjur melaksanakan pemeriksan pelaku di

kedudukan tembak baik personel maupun

materiilnya.

(d) Wasjur melaksanakan pencatatan identitas

pelaku.

(e) Pelatih Pibak memberikan aba-aba

menghitung kepada pelaku, selanjutnya pelaku

menghitung sesuai dengan lajurnya masing-masing.

115

 (f) Wasjur melaksanakan pemeriksaan sesuai

dengan lajur dan gelombang yang telah ditentukan.

(g) Wasjur melaporkan kepada Wastak bahwa

pelaku siap melaksanakan menembak.

(h) Wastak melaporkan kepada pimpinan

penembakan bahwa penembakan siap dimulai.

(i) Pelatih Pibak memberikan aba-aba

penembakan sesuai dengan materi yang akan

dilaksanakan.

(j) Pelaku melaksanakan menembak sesuai

dengan sasarannya masing-masing.

i) Petembak berdiri pada kedudukan awal

(jarak 300 m) senjata diletakkan dengan posisi

ujung laras mengarah ke sasaran.

ii) Aba-aba. “Sikap tiarap pasang

magasen isi senjata terkunci”. Petembak

mengulangi aba-aba, melaksanakan dan

laporan “Lapor senjata terisi dan terkunci”.

iii) Setelah aba-aba pandang gerak dan

tembak 2x, maka sasaran jarak 300 m muncul,

selama 14 detik, petembak menembak 2 butir.

iv) Setelah interval selama 5 detik maka,

sasaran jarak 250 m muncul selama 12 detik,

petembak menembak 2 butir.

v) Setelah interval selama 5 detik maka

sasaran jarak 200 m muncul selama 10 detik,

petembak menembak 2 butir.

vi) Setelah interval selama 5 detik maka

sasaran jarak 150 m muncul selama 8 detik,

petembak menembak 2 butir.

vii) Selanjutnya interval selama 40 detik,

kesempatan bagi petembak untuk merangkak

menuju ke kedudukan ke-II.

116

 viii) Setelah interval selama 40 detik selesai

maka sasaran jarak 100 m muncul selama 18

detik, petembak menembak 3 sasaran @ 2

butir.

(k) Wasjur mengawasi dan membantu mengatasi

gangguan apabila terjadi gangguan senjata yang

tidak dapat diatasi oleh pelaku.

(l) Wasjur melaksanakan penggantian munisi

apabila terjadi munisi yang kets atau rusak.

(m) Pelaku yang telah selesai melaksanakan

menembak berdiri mundur satu langkah dibelakang

senjata kemudian laporan dari tempat “Lapor lajur .....

selesai menembak”.

(n) Setelah seluruh pelaku selesai melaksanakan

menembak Pelatih Pibak memerintahkan kosongkan

senjata “Sikap berlutut kosongkan senjata”.

(o) Wasjur melaksanakan pemeriksaan kamar

senjata sesuai dengan lajurnya masing-masing.

(p) Pibak memerintahkan pelaku berdiri hadap

kiri/kanan menuju ke tempat pemeriksaan senjata

akhir dengan pembawaan senjata laras mengarah

keatas, tangan kanan memegang pistol grip, jari

telunjuk berada diluar picu, magasen terlepas dari

rumah magasen.

(5) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir.

(a) Petugas Rikjat menerima pelaku untuk

melaksanakan pemeriksaan senjata akhir.

(b) Petugas Rikjat memerintahkan pelaku untuk

melaksanakan tindakan keamanan dengan aba-aba

“Siap gerak” – “Periksa kamar – gerak” pelaku

melaksanakan kegiatan periksa kamar.

117

 (c) Petugas Rikjat memeriksa kamar senjata

pelaku satu persatu dengan cara melihat dan

meyakinkan bahwa kamar benar-benar

aman/kosong.

(d) Petugas Rikjat memerintahkan hadap

kanan/kiri menuju ke TB akhir.

(6) Kegiatan di TB akhir.

(a) Petugas TB akhir menerima pelaku

ditempatkan sesuai tempat yang telah ditentukan.

(b) Petugas TB akhir memerintahkan pelaku untuk

menempatkan senjata pada rak yang telah disiapkan.

(c) Setelah meletakkan senjata pelaku menuju ke

tempat yang telah disiapkan.

(d) Selama kegiatan di TB akhir kedudukan

pelaku dan senjata terpisah.

(e) Selama kegiatan di TB akhir pelaku diberikan

bimbingan dan asuhan dari Petugas TB akhir yang

telah selesai dilaksanakan.

(f) Selama kegiatan di TB akhir pelaku tidak

dibenarkan meninggalkan tempat tanpa seijin pelatih.

118

 BAGAN LATIHAN TEMBAK TEMPUR PERTAHANAN (TTP) SIANG

Gambar - 61

- Lsn - Pel : @ 2 Btr - Wkt : 18 Dtk

300

250

200

150

100

- Lsn : Tbh - Pel : 2 Btr - Wkt : 14 Dtk

- Lsn : Tbh - Pel : 2 Btr - Wkt : 12 Dtk

- Lsn : ½Tbh - Pel : 2 Btr - Wkt : 10 Dtk

- Lsn : ½ Tbh - Pel : 2 Btr - Wkt : 8 Dtk

Jrk :15 meter Wkt : 40 Dtk Ger : Merangkak

Kedudukan I Tiarap Tersandar

Kedudukan II Tiarap Tdk Tersandar

Interval Pemunculan lesan 5 detik

Interval Pemunculan lesan 5 detik

Interval Pemunculan lesan 5 detik

TANGGUL PENAHAN PELURU

T B AKHIR

T P MU

RIK JAT AWAL

D P

RIK JAT AKHIR

WASJUR WAS PETAK

PIBAK

POSKO

119

 4) Tembak Tempur Pertahanan (TTP) Malam.

a) Jarak 50 m, 40 m, 30 m, dan 25 m.

b) Sikap tembak :

(1) Kedudukan tembak pertama sikap tiarap tersandar.

(2) Kedudukan tembak kedua sikap tiarap tidak

tersandar.

c) Jumlah peluru 8 butir, batas lulus 6 butir.

d) Perpindahan tempat merangkak.

e) Lesan tetap ( statis ) penempatannya sebagai berikut :

(1) Lesan tubuh 2 buah pada jarak 50 m.

(2) Lesan ½ tubuh 2 buah pada jarak 40 m.

(3) Lesan ½ tubuh 2 buah pada jarak 30 m.

(4) Lesan dada 2 buah pada jarak 25 m.

f) Drill pembawaan senjata saat berpindah kedudukan.

g) Waktu

(1) 2 detik untuk 1 butir peluru.

(2) 40 detik untuk perpindahan dari kedudukan I ke

kedudukan II.

h) Dilaksanakan 2 seri dan 1 seri untuk evaluasi.

i) Urut-urutan Kegiatan.

(1) Kegiatan di DP.

(a) Koordinator menerima pelaku, kegiatan yang

dilaksanakan:

i) Tindakan keamanan.

ii) Pemeriksaan personel dan materiil

dilanjutkan dengan berdoa.

120

 iii) Menjelaskan tentang mekanisme

kegiatan yang akan dilaksanakan.

iv) Memberikan penjelasan tentang

keharusan dan larangan yang harus di taati

oleh pelaku selama kegiatan latihan.

v) Menyerahkan pelaku/peserta latihan

kepada Pelatih Pibak.

(b) Pelatih Pibak memberikan penjelasan tentang:

i) Teori/Materi kegiatan yang akan

dilaksanakan.

ii) Mengarahkan Pelaku dari DP menuju

ke pemeriksaan senjata kemudian diterima

oleh pelatih pemeriksa senjata.

(2) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata.

(a) Petugas Rikjat melaksanakan pemeriksaan

senjata.

(b) Petugas Rikjat melaksanakan pecatatan

apabila terdapat senjata yang rusak.

(c) Petugas Rikjat melaksanakan penggantian

senjata cadangan kepada pelaku apabila terdapat

senjata yang rusak berat.

(d) Petugas Rikjat melaporkan dan mencatat

kepada pimpinan apabila terdapat kendala di

pemeriksaan senjata.

(e) Petugas Rikjat mengarahkan pelaku latihan

dari tempat pemeriksaan senjata menuju ke tempat

pengambilan munisi.

121

 (3) Kegiatan di tempat pembagian munisi.

(a) Pelayan munisi membagikan munisi kepada

pelaku sesuai dengan materi yang akan

dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah menerima

munisi memeriksa jumlah munisi yang sudah

diterima.

(b) Pelayan munisi mencatat munisi yang telah

dibagikan kepada pelaku.

(c) Pelayan munisi mengarahkan pelaku latihan

dari tempat pembagian munisi menuju ke kedudukan

tembakan.

(4) Kegiatan di kedudukan penembakan.

(a) Wasjur mengarahkan pelaku untuk menempati

kedudukan tembak agar tidak terjadi kesalahan lajur.

(b) Setelah Pelaku menempati kedudukan dengan

benar, meletakkan senjata dan berdiri satu langkah

dibelakang senjata.

(c) Wasjur melaksanakan pemeriksan pelaku di

kedudukan tembak baik personel maupun

materiilnya.

(d) Wasjur melaksanakan pencatatan identitas

pelaku.

(e) Pelatih Pibak memberikan aba-aba

menghitung kepada pelaku, selanjutnya pelaku

menghitung sesuai dengan lajurnya masing-masing.

(f) Wasjur melaksanakan pemeriksan sesuai

dengan lajur dan gelombang yang telah ditentukan.

(g) Wasjur melaporkan kepada Wastak bahwa

pelaku siap melaksanakan menembak.

(h) Wastak melaporkan kepada pimpinan

penembakan bahwa penembakan siap dimulai.

122

 (i) Pelatih Pibak memberikan aba-aba

penembakan sesuai dengan materi yang akan

dilaksanakan.

(j) Pelaku melaksanakan menembak sesuai

dengan sasarannya masing-masing.

i) Petembak berdiri pada kedudukan awal

(jarak 50 m) senjata diletakkan dengan posisi

ujung laras mengarah ke sasaran.

ii) Aba-aba. “Sikap tiarap pasang

magasen isi senjata terkunci”. Petembak

mengulangi aba-aba, kemudian mengarahkan

senjata ke sasaran dan laporan “Lapor senjata

terisi dan terkunci”.

iii) Aba-aba “Arahkan” penembak

mengarahkan senjata kesasaran dengan

kedua mata terbuka.

iv) Aba-aba “ Lampu mati tembak” 2x atau

Zen menyala maka petembak menembak

sasaran 2 lesan tubuh dan 2 lesan ½ tubuh

dengan 1 butir peluru.

v) Setelah selesai menembak di

kedudukan I petembak mengunci senjata dan

merangkak menuju ke kedudukan II, setelah

sampai di tempat kedudukan II petembak

langsung mengarahkan senjata ke sasaran

dan menembak 2 lesan ½ tubuh dan 2 lesan

dada @ 1 butir. Pada saat menembak malam

diharapkan sasaran terlihat samar-samar

dengan bantuan penerangan tidak langsung

(terang bulan, cakrawala, senter tidak

langsung, pistol isyarat).

123

 (k) Wasjur mengawasi dan membantu mengatasi

gangguan apabila terjadi gangguan senjata yang

tidak dapat diatasi oleh pelaku.

(l) Wasjur melaksanakan penggantian munisi

apabila terjadi munisi yang kets atau rusak.

(m) Pelaku yang telah selesai melaksanakan

menembak berdiri mundur satu langkah dibelakang

senjata kemudian laporan dari tempat “Lapor lajur .....

selesai menembak”.

(n) Setelah seluruh pelaku selesai melaksanakan

menembak Pelatih Pibak memerintahkan kosongkan

senjata “Sikap berlutut kosongkan senjata”.

(o) Wasjur melaksanakan pemeriksaan kamar

senjata sesuai dengan lajurnya masing-masing.

(p) Pibak memerintahkan pelaku berdiri hadap

kiri/kanan menuju ke tempat pemeriksaan senjata

akhir dengan pembawaan senjata laras mengarah

keatas, tangan kanan memegang pistol grip, jari

telunjuk berada diluar picu, magasen terlepas dari

rumah magasen.

(5) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir.

(a) Petugas Rikjat menerima pelaku untuk

melaksanakan pemeriksaan senjata akhir.

(b) Petugas Rikjat memerintahkan pelaku untuk

melaksanakan tindakan keamanan dengan aba-aba

“Siap gerak” – “Periksa kamar – gerak” pelaku

melaksanakan kegiatan periksa kamar.

(c) Petugas Rikjat memeriksa kamar senjata

pelaku satu persatu dengan cara melihat dan

meyakinkan bahwa kamar benar-benar

aman/kosong.

124

 (d) Petugas Rikjat memerintahkan hadap

kanan/kiri menuju ke TB akhir.

(6) Kegiatan di TB akhir.

(a) Petugas TB akhir menerima pelaku

ditempatkan sesuai tempat yang telah ditentukan.

(b) Petugas TB akhir memerintahkan pelaku untuk

menempatkan senjata pada rak yang telah disiapkan.

(c) Setelah meletakkan senjata pelaku menuju ke

tempat yang telah disiapkan.

(d) Selama kegiatan di TB akhir kedudukan

pelaku dan senjata terpisah.

(e) Selama kegiatan di TB akhir pelaku diberikan

bimbingan dan asuhan dari Petugas TB akhir yang

telah selesai dilaksanakan.

(f) Selama kegiatan di TB akhir pelaku tidak

dibenarkan meninggalkan tempat tanpa seijin pelatih.

125

 BAGAN LATIHAN TEMBAK TEMPUR PERTAHANAN (TTP) MALAM

TANGGUL PENAHAN PELURU

T T

½

D

½

D

Merangkak 15 m

14 detik Kddk I Kddk II

50 m

40 m

30 m

½ ½

25 m

16” 16”

Gambar - 62

T B AKHIR

T P MU

RIK JAT AWAL

D P

RIK JAT AKHIR

WASJUR WAS PETAK

PIBAK

POSKO

126

 5) Tembak Serbuan. Tembak serbuan adalah tembakan yang

dilakukan pada saat menyerbu ke dalam kedudukan musuh. Kegiatan

tembak serbuan ini dilakukan dalam 3 tahapan, yaitu : tembakan di

tempat, tembakan dengan berjalan dan tembakan dengan berlari.

a) Tembak serbuan di tempat.

(1) Jarak 50 m dan 25 m.

(2) Sikap tembak serbuan.

(3) Jumlah peluru 20 butir untuk 2 jarak @10 butir

(4) Lesan tetap ( statis ) penempatannya sebagai

berikut:

(a) Lesan tubuh 1 buah pada jarak 50 m.

(b) Lesan tubuh 1 buah pada jarak 25 m.

(5) Drill sikap tembak serbuan.

(6) Waktu tidak dibatasi

(7) Batas lulus 7 butir pada jarak 50 m dan 8 butir pada

jarak 25 m.

(8) Dilaksanakan 2 seri dan 1 seri untuk evaluasi.

(9) Urut-urutan Kegiatan.

(a) Kegiatan di DP.

i) Koordinator menerima pelaku, kegiatan

yang dilaksanakan:

aa) Tindakan keamanan.

bb) Pemeriksaan personel dan

materiil dilanjutkan dengan berdoa.

cc) Menjelaskan tentang mekanisme

kegiatan yang akan dilaksanakan.

dd) Memberikan penjelasan tentang

keharusan dan larangan yang harus di

taati oleh pelaku selama kegiatan

latihan.

127

 ee) Menyerahkan pelaku/peserta

latihan kepada Pelatih Pibak.

ii) Pelatih Pibak memberikan penjelasan

tentang :

aa) Teori/Materi kegiatan yang akan

dilaksanakan.

bb) Mengarahkan Pelaku dari DP

menuju ke pemeriksaan senjata

kemudian diterima oleh pelatih

pemeriksa senjata.

(b) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata.

i) Petugas Rikjat melaksanakan

pemeriksaan senjata.

ii) Petugas Rikjat melaksanakan

pecatatan apabila terdapat senjata yang rusak.

iii) Petugas Rikjat melaksanakan

penggantian senjata cadangan kepada pelaku

apabila terdapat senjata yang rusak berat.

iv) Petugas Rikjat melaporkan dan

mencatat kepada pimpinan apabila terdapat

kendala di pemeriksaan senjata.

v) Petugas Rikjat mengarahkan pelaku

latihan dari tempat pemeriksaan senjata

menuju ke tempat pengambilan munisi.

(c) Kegiatan di tempat pembagian munisi.

i) Pelayan munisi membagikan munisi

kepada pelaku sesuai dengan materi yang

akan dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah

menerima munisi memeriksa jumlah munisi

yang sudah diterima.

128

 ii) Pelayan munisi mencatat munisi yang

telah dibagikan kepada pelaku.

iii) Pelayan munisi mengarahkan pelaku

latihan dari tempat pembagian munisi menuju

ke kedudukan tembakan.

(d) Kegiatan di kedudukan penembakan.

i) Wasjur mengarahkan pelaku untuk

menempati kedudukan tembak agar tidak

terjadi kesalahan lajur.

ii) Setelah Pelaku menempati kedudukan

dengan benar, meletakkan senjata dan berdiri

satu langkah dibelakang senjata.

iii) Wasjur melaksanakan pemeriksan

pelaku di kedudukan tembak baik personel

maupun materiilnya.

iv) Wasjur melaksanakan pencatatan

identitas pelaku.

v) Pelatih Pibak memberikan aba-aba

menghitung kepada pelaku, selanjutnya

pelaku menghitung sesuai dengan lajurnya

masing-masing.

vi) Wasjur melaksanakan pemeriksan

sesuai dengan lajur dan gelombang yang telah

ditentukan.

vii) Wasjur melaporkan kepada Wastak

bahwa pelaku siap melaksanakan menembak.

viii) Wastak melaporkan kepada pimpinan

penembakan bahwa penembakan siap

dimulai.

ix) Pelatih Pibak memberikan aba-aba

penembakan sesuai dengan materi yang akan

dilaksanakan.

129

 x) Pelaku melaksanakan menembak

sesuai dengan sasarannya masing-masing.

aa) Petembak berdiri pada

kedudukan tembak jarak 50 m dengan

10 butir peluru dalam magasen, senjata

dipegang dengan posisi ujung laras

mengarah ke sasaran.

bb) Aba-aba. “Sikap berdiri pasang

magasen isi senjata terkunci”.

Petembak mengulangi aba-aba,

kemudian mengarahkan senjata ke

sasaran dan laporan “Lapor senjata

terisi dan terkunci”.

cc) Aba-aba “Arahkan” penembak

mengarahkan senjata kesasaran

dengan posisi sikap tembak serbuan.

dd) Aba-aba “Tembak” maka

petembak menembak sasaran 1 lesan

tubuh dengan 10 butir peluru.

ee) Setelah selesai menembak Pibak

memberikan aba-aba kosongkan

senjata, apabila senjata dinyatakan

kosong petembak diperintahkan menuju

ke jarak 25 m.

ff) Kegiatan di jarak 25 m sama

dengan jarak 50 m.

xi) Wasjur mengawasi dan membantu

mengatasi gangguan apabila terjadi gangguan

senjata yang tidak dapat diatasi oleh pelaku.

xii) Wasjur melaksanakan penggantian

munisi apabila terjadi munisi yang kets atau

rusak.

130

 xiii) Pelaku yang telah selesai

melaksanakan menembak berdiri mundur satu

langkah dibelakang senjata kemudian laporan

dari tempat “Lapor lajur ..... selesai

menembak”.

xiv) Setelah seluruh pelaku selesai

melaksanakan menembak Pelatih Pibak

memerintahkan kosongkan senjata “Sikap

berlutut kosongkan senjata”.

xv) Wasjur melaksanakan pemeriksaan

kamar senjata sesuai dengan lajurnya masing-

masing.

xvi) Pibak memerintahkan pelaku berdiri

hadap kiri/kanan menuju ke tempat

pemeriksaan senjata akhir dengan

pembawaan senjata laras mengarah keatas,

tangan kanan memegang pistol grip, jari

telunjuk berada diluar picu, magasen terlepas

dari rumah magasen.

(e) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir.

i) Petugas Rikjat menerima pelaku untuk

melaksanakan pemeriksaan senjata akhir.

ii) Petugas Rikjat memerintahkan pelaku

untuk melaksanakan tindakan keamanan

dengan aba-aba “Siap gerak” – “Periksa

kamar – gerak” pelaku melaksanakan kegiatan

periksa kamar.

iii) Petugas Rikjat memeriksa kamar

senjata pelaku satu persatu dengan cara

melihat dan meyakinkan bahwa kamar benar-

benar aman/kosong.

131

 iv) Petugas Rikjat memerintahkan hadap

kanan/kiri menuju ke TB akhir.

(f) Kegiatan di TB akhir.

i) Petugas TB akhir menerima pelaku

ditempatkan sesuai tempat yang telah

ditentukan.

ii) Petugas TB akhir memerintahkan

pelaku untuk menempatkan senjata pada rak

yang telah disiapkan.

iii) Setelah meletakkan senjata pelaku

menuju ke tempat yang telah disiapkan.

iv) Selama kegiatan di TB akhir kedudukan

pelaku dan senjata terpisah.

v) Selama kegiatan di TB akhir pelaku

diberikan bimbingan dan asuhan dari Petugas

TB akhir yang telah selesai dilaksanakan.

vi) Selama kegiatan di TB akhir pelaku

tidak dibenarkan meninggalkan tempat tanpa

seijin pelatih.

b) Tembak serbuan dengan berjalan.

(1) Jarak 50 m s.d 25 m.

(2) Sikap tembak serbuan.

(3) Jumlah peluru 10 butir.

(4) Lesan tubuh tetap ( statis ).

(5) Drill sikap tembak serbuan.

(6) Waktu tidak dibatasi

(7) Batas lulus perkenaan 6 butir peluru.

(8) Dilaksanakan 2 seri dan 1 seri untuk evaluasi.

(9) Urut-urutan Kegiatan.

132

 (a) Kegiatan di DP.

i) Koordinator menerima pelaku, kegiatan

yang dilaksanakan:

aa) Tindakan keamanan.

bb) Pemeriksaan personel dan

materiil dilanjutkan dengan berdoa.

cc) Menjelaskan tentang mekanisme

kegiatan yang akan dilaksanakan.

dd) Memberikan penjelasan tentang

keharusan dan larangan yang harus di

taati oleh pelaku selama kegiatan

latihan.

ee) Menyerahkan pelaku/peserta

latihan kepada Pelatih Pibak.

ii) Pelatih Pibak memberikan penjelasan

tentang :

aa) Teori/Materi kegiatan yang akan

dilaksanakan.

bb) Mengarahkan Pelaku dari DP

menuju ke pemeriksaan senjata

kemudian diterima oleh pelatih

pemeriksa senjata.

(b) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata.

i) Petugas Rikjat melaksanakan

pemeriksaan senjata.

ii) Petugas Rikjat melaksanakan

pecatatan apabila terdapat senjata yang rusak.

iii) Petugas Rikjat melaksanakan

penggantian senjata cadangan kepada pelaku

apabila terdapat senjata yang rusak berat.

133

 iv) Petugas Rikjat melaporkan dan

mencatat kepada pimpinan apabila terdapat

kendala di pemeriksaan senjata.

v) Petugas Rikjat mengarahkan pelaku

latihan dari tempat pemeriksaan senjata

menuju ke tempat pengambilan munisi.

(c) Kegiatan di tempat pembagian munisi.

i) Pelayan munisi membagikan munisi

kepada pelaku sesuai dengan materi yang

akan dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah

menerima munisi memeriksa jumlah munisi

yang sudah diterima.

ii) Pelayan munisi mencatat munisi yang

telah dibagikan kepada pelaku.

iii) Pelayan munisi mengarahkan pelaku

latihan dari tempat pembagian munisi menuju

ke kedudukan tembakan.

(d) Kegiatan di kedudukan penembakan.

i) Wasjur mengarahkan pelaku untuk

menempati kedudukan tembak agar tidak

terjadi kesalahan lajur.

ii) Setelah Pelaku menempati kedudukan

dengan benar, meletakkan senjata dan berdiri

satu langkah dibelakang senjata.

iii) Wasjur melaksanakan pemeriksan

pelaku di kedudukan tembak baik personel

maupun materiilnya.

iv) Wasjur melaksanakan pencatatan

identitas pelaku.

134

 v) Pelatih Pibak memberikan aba-aba

menghitung kepada pelaku, selanjutnya

pelaku menghitung sesuai dengan lajurnya

masing-masing.

vi) Wasjur melaksanakan pemeriksan

sesuai dengan lajur dan gelombang yang telah

ditentukan.

vii) Wasjur melaporkan kepada Wastak

bahwa pelaku siap melaksanakan menembak.

viii) Wastak melaporkan kepada pimpinan

penembakan bahwa penembakan siap

dimulai.

ix) Pelatih Pibak memberikan aba-aba

penembakan sesuai dengan materi yang akan

dilaksanakan.

x) Pelaku melaksanakan menembak

sesuai dengan sasarannya masing-masing.

aa) Petembak berdiri pada

kedudukan tembak jarak 50 m dengan

10 butir peluru dalam magasen, senjata

dipegang dengan posisi ujung laras

mengarah ke sasaran.

bb) Aba-aba. “Sikap berdiri pasang

magasen isi senjata terkunci”.

Petembak mengulangi aba-aba,

kemudian mengarahkan senjata ke

sasaran dan laporan “Lapor senjata

terisi dan terkunci”.

cc) Aba-aba “Arahkan” penembak

mengarahkan senjata kesasaran

dengan posisi sikap tembak serbuan.

135

 dd) Aba-aba “Tembak” maka

petembak menembak dengan berjalan,

sasaran lesan tubuh dengan 10 butir

peluru dari jarak 50 m s.d 25 m.,

xi) Wasjur mengawasi dan membantu

mengatasi gangguan apabila terjadi gangguan

senjata yang tidak dapat diatasi oleh pelaku.

xii) Wasjur melaksanakan penggantian

munisi apabila terjadi munisi yang kets atau

rusak.

xiii) Pelaku yang telah selesai

melaksanakan menembak berdiri mundur satu

langkah dibelakang senjata kemudian laporan

dari tempat “Lapor lajur ..... selesai

menembak”.

xiv) Setelah seluruh pelaku selesai

melaksanakan menembak Pelatih Pibak

memerintahkan kosongkan senjata “Sikap

berlutut kosongkan senjata”.

xv) Wasjur melaksanakan pemeriksaan

kamar senjata sesuai dengan lajurnya masing-

masing.

xvi) Pibak memerintahkan pelaku berdiri

hadap kiri/kanan menuju ke tempat

pemeriksaan senjata akhir dengan

pembawaan senjata laras mengarah keatas,

tangan kanan memegang pistol grip, jari

telunjuk berada diluar picu, magasen terlepas

dari rumah magasen.

(e) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir.

136

 i) Petugas Rikjat menerima pelaku untuk

melaksanakan pemeriksaan senjata akhir.

ii) Petugas Rikjat memerintahkan pelaku

untuk melaksanakan tindakan keamanan

dengan aba-aba “Siap gerak” – “Periksa

kamar – gerak” pelaku melaksanakan kegiatan

periksa kamar.

iii) Petugas Rikjat memeriksa kamar

senjata pelaku satu persatu dengan cara

melihat dan meyakinkan bahwa kamar benar-

benar aman/kosong.

iv) Petugas Rikjat memerintahkan hadap

kanan/kiri menuju ke TB akhir.

(f) Kegiatan di TB akhir.

i) Petugas TB akhir menerima pelaku

ditempatkan sesuai tempat yang telah

ditentukan.

ii) Petugas TB akhir memerintahkan

pelaku untuk menempatkan senjata pada rak

yang telah disiapkan.

iii) Setelah meletakkan senjata pelaku

menuju ke tempat yang telah disiapkan.

iv) Selama kegiatan di TB akhir kedudukan

pelaku dan senjata terpisah.

v) Selama kegiatan di TB akhir pelaku

diberikan bimbingan dan asuhan dari Petugas

TB akhir yang telah selesai dilaksanakan.

vi) Selama kegiatan di TB akhir pelaku

tidak dibenarkan meninggalkan tempat tanpa

seijin pelatih.

137

 c) Tembak serbuan dengan berlari.

(1) Jarak 25 m s.d 15 m.

(2) Sikap tembak serbuan.

(3) Jumlah peluru 10 butir.

(4) Lesan tubuh timbul tenggelam

(5) Drill sikap tembak serbuan.

(6) Waktu tidak dibatasi

(7) Batas lulus perkenaan 6 butir peluru.

(8) Dilaksanakan 2 seri dan 1 seri untuk evaluasi

(9) Urut-urutan Kegiatan.

(a) Kegiatan di DP.

i) Koordinator menerima pelaku, kegiatan

yang dilaksanakan:

aa) Tindakan keamanan.

bb) Pemeriksaan personel dan

materiil dilanjutkan dengan berdoa.

cc) Menjelaskan tentang mekanisme

kegiatan yang akan dilaksanakan.

dd) Memberikan penjelasan tentang

keharusan dan larangan yang harus di

taati oleh pelaku selama kegiatan

latihan.

ee) Menyerahkan pelaku/peserta

latihan kepada Pelatih Pibak.

ii) Pelatih Pibak memberikan penjelasan

tentang :

aa) Teori/Materi kegiatan yang akan

dilaksanakan.

138

 bb) Mengarahkan Pelaku dari DP

menuju ke pemeriksaan senjata

kemudian diterima oleh pelatih

pemeriksa senjata.

(b) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata.

i) Petugas Rikjat melaksanakan

pemeriksaan senjata.

ii) Petugas Rikjat melaksanakan

pecatatan apabila terdapat senjata yang rusak.

iii) Petugas Rikjat melaksanakan

penggantian senjata cadangan kepada pelaku

apabila terdapat senjata yang rusak berat.

iv) Petugas Rikjat melaporkan dan

mencatat kepada pimpinan apabila terdapat

kendala di pemeriksaan senjata.

v) Petugas Rikjat mengarahkan pelaku

latihan dari tempat pemeriksaan senjata

menuju ke tempat pengambilan munisi.

(c) Kegiatan di tempat pembagian munisi.

i) Pelayan munisi membagikan munisi

kepada pelaku sesuai dengan materi yang

akan dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah

menerima munisi memeriksa jumlah munisi

yang sudah diterima.

ii) Pelayan munisi mencatat munisi yang

telah dibagikan kepada pelaku.

iii) Pelayan munisi mengarahkan pelaku

latihan dari tempat pembagian munisi menuju

ke kedudukan tembakan.

(d) Kegiatan di kedudukan penembakan.

139

 i) Wasjur mengarahkan pelaku untuk

menempati kedudukan tembak agar tidak

terjadi kesalahan lajur.

ii) Setelah Pelaku menempati kedudukan

dengan benar, meletakkan senjata dan berdiri

satu langkah dibelakang senjata.

iii) Wasjur melaksanakan pemeriksan

pelaku di kedudukan tembak baik personel

maupun materiilnya.

iv) Wasjur melaksanakan pencatatan

identitas pelaku.

v) Pelatih Pibak memberikan aba-aba

menghitung kepada pelaku, selanjutnya

pelaku menghitung sesuai dengan lajurnya

masing-masing.

vi) Wasjur melaksanakan pemeriksan

sesuai dengan lajur dan gelombang yang telah

ditentukan.

vii) Wasjur melaporkan kepada Wastak

bahwa pelaku siap melaksanakan menembak.

viii) Wastak melaporkan kepada pimpinan

penembakan bahwa penembakan siap

dimulai.

ix) Pelatih Pibak memberikan aba-aba

penembakan sesuai dengan materi yang akan

dilaksanakan.

x) Pelaku melaksanakan menembak

sesuai dengan sasarannya masing-masing.

aa) Petembak berdiri pada

kedudukan tembak jarak 30 m dengan

10 butir peluru dalam magasen, senjata

dipegang dengan posisi ujung laras

mengarah ke sasaran.

140

 bb) Aba-aba. “Sikap berdiri pasang

magasen isi senjata terkunci”.

Petembak mengulangi aba-aba,

kemudian mengarahkan senjata ke

sasaran dan laporan “Lapor senjata

terisi dan terkunci”.

cc) Aba-aba “ Jalan ” penembak

berjalan ke jarak tembak 25 m sampai

di titik tembak jarak 25 m maka lesan

tubuh muncul petembak mengarahkan

senjata kesasaran dengan posisi sikap

tembak serbuan. Kemudian menembak

sasaran dengan berlari 10 butir peluru

sampai pada jarak 15 m

xi) Wasjur mengawasi dan membantu

mengatasi gangguan apabila terjadi gangguan

senjata yang tidak dapat diatasi oleh pelaku.

xii) Wasjur melaksanakan penggantian

munisi apabila terjadi munisi yang kets atau

rusak.

xiii) Pelaku yang telah selesai

melaksanakan menembak berdiri mundur satu

langkah dibelakang senjata kemudian laporan

dari tempat “Lapor lajur ..... selesai

menembak”.

xiv) Setelah seluruh pelaku selesai

melaksanakan menembak Pelatih Pibak

memerintahkan kosongkan senjata “Sikap

berlutut kosongkan senjata”.

xv) Wasjur melaksanakan pemeriksaan

kamar senjata sesuai dengan lajurnya masing-

masing.

141

 xvi) Pibak memerintahkan pelaku berdiri

hadap kiri/kanan menuju ke tempat

pemeriksaan senjata akhir dengan

pembawaan senjata laras mengarah keatas,

tangan kanan memegang pistol grip, jari

telunjuk berada diluar picu, magasen terlepas

dari rumah magasen.

(e) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir.

i) Petugas Rikjat menerima pelaku untuk

melaksanakan pemeriksaan senjata akhir.

ii) Petugas Rikjat memerintahkan pelaku

untuk melaksanakan tindakan keamanan

dengan aba-aba “Siap gerak” – “Periksa

kamar – gerak” pelaku melaksanakan kegiatan

periksa kamar.

iii) Petugas Rikjat memeriksa kamar

senjata pelaku satu persatu dengan cara

melihat dan meyakinkan bahwa kamar benar-

benar aman/kosong.

iv) Petugas Rikjat memerintahkan hadap

kanan/kiri menuju ke TB akhir.

(f) Kegiatan di TB akhir.

i) Petugas TB akhir menerima pelaku

ditempatkan sesuai tempat yang telah

ditentukan.

ii) Petugas TB akhir memerintahkan

pelaku untuk menempatkan senjata pada rak

yang telah disiapkan.

iii) Setelah meletakkan senjata pelaku

menuju ke tempat yang telah disiapkan.

142

 iv) Selama kegiatan di TB akhir kedudukan

pelaku dan senjata terpisah.

v) Selama kegiatan di TB akhir pelaku

diberikan bimbingan dan asuhan dari Petugas

TB akhir yang telah selesai dilaksanakan.

vi) Selama kegiatan di TB akhir pelaku

tidak dibenarkan meninggalkan tempat tanpa

seijin pelatih.

6) Tembak Tempur Serangan (TTS) Siang.

a) Jarak 310 m, 300 m, 250 m, 200 m, 150 m, 100 m, 75 m

dan 50 m.

b) Jumlah peluru 22 butir dalam 2 magasen ( magasen I = 12

butir, II = 10 butir )

c) Sikap tembak.

(1) Jarak 310 m sikap awal berdiri.

(2) Jarak 300 m tiarap tersandar.

(3) Jarak 250 m jongkok dibalik perlindungan.

(4) Jarak 200 m berlutut dibalik perlindungan.

(5) Jarak 150 m duduk dibalik perlindungan.

(6) Jarak 100 m tiarap tidak tersandar.

(7) Jarak 75 m tiarap tidak tersandar.

(8) Jarak 50 m sikap tembak serbuan.

d) Lesan timbul tenggelam, dengan penempatan :

(1) Jarak 300 m, 250 m dan 200 m : 1 buah lesan tubuh .

(2) Jarak 150 m dan100 m : lesan ½ tubuh 1 buah.

(3) Jarak 75 m : lesan dada 1buah.

(4) Jarak 50 m : lesan tubuh 1 buah.

143

 e) Perpindahan tempat

(1) Jarak 310 m s.d 100 m lari.

(2) Jarak 100 m s.d. 75 m merangkak.

(3) Jarak 50 m s.d. 25 m merayap.

f) Waktu keseluruhan 5 menit 5 detik ( 5’05” ).

g) Batas lulus perkenaan 16 butir peluru.

h) Dilaksanakan 2 seri dan 1 seri untuk evaluasi i) Urut-urutan Kegiatan.

(1) Kegiatan di DP.

(a) Koordinator menerima pelaku, kegiatan yang

dilaksanakan:

i) Tindakan keamanan.

ii) Pemeriksaan personel dan materil

dilanjutkan dengan berdoa.

iii) Menjelaskan tentang mekanisme

kegiatan yang akan dilaksanakan.

iv) Memberikan penjelasan tentang

keharusan dan larangan yang harus di taati

oleh pelaku selama kegiatan latihan.

v) Menyerahkan pelaku/peserta latihan

kepada Pelatih Pibak.

(b) Pelatih Pibak memberikan penjelasan tentang:

i) Teori/Materi kegiatan yang akan

dilaksanakan.

ii) Mengarahkan Pelaku dari DP menuju

ke pemeriksaan senjata kemudian diterima

oleh pelatih pemeriksa senjata.

144

 (2) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata.

(a) Petugas Rikjat melaksanakan pemeriksaan

senjata.

(b) Petugas Rikjat melaksanakan pecatatan

apabila terdapat senjata yang rusak.

(c) Petugas Rikjat melaksanakan penggantian

senjata cadangan kepada pelaku apabila terdapat

senjata yang rusak berat.

(d) Petugas Rikjat melaporkan dan mencatat

kepada pimpinan apabila terdapat kendala di

pemeriksaan senjata.

(e) Petugas Rikjat mengarahkan pelaku latihan

dari tempat pemeriksaan senjata menuju ke tempat

pengambilan munisi.

(3) Kegiatan di tempat pembagian munisi.

(a) Pelayan munisi membagikan munisi kepada

pelaku sesuai dengan materi yang akan

dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah menerima

munisi memeriksa jumlah munisi yang sudah

diterima.

(b) Pelayan munisi mencatat munisi yang telah

dibagikan kepada pelaku.

(c) Pelayan munisi mengarahkan pelaku latihan

dari tempat pembagian munisi menuju ke kedudukan

tembakan.

(4) Kegiatan di kedudukan penembakan.

(a) Wasjur mengarahkan pelaku untuk menempati

kedudukan tembak agar tidak terjadi kesalahan lajur.

(b) Setelah Pelaku menempati kedudukan dengan

benar, meletakkan senjata dan berdiri satu langkah

dibelakang senjata.

145

 (c) Wasjur melaksanakan pemeriksan pelaku di

kedudukan tembak baik personel maupun

materiilnya.

(d) Wasjur melaksanakan pencatatan identitas

pelaku.

(e) Pelatih Pibak memberikan aba-aba

menghitung kepada pelaku, selanjutnya pelaku

menghitung sesuai dengan lajurnya masing-masing.

(f) Wasjur melaksanakan pemeriksan sesuai

dengan lajur dan gelombang yang telah ditentukan.

(g) Wasjur melaporkan kepada Wastak bahwa

pelaku siap melaksanakan menembak.

(h) Wastak melaporkan kepada pimpinan

penembakan bahwa penembakan siap dimulai.

(i) Pelatih Pibak memberikan aba-aba

penembakan sesuai dengan materi yang akan

dilaksanakan.

(j) Pelaku melaksanakan menembak sesuai

dengan sasarannya masing-masing.

i) Petembak berdiri pada jarak 310 m

senjata di pegang dengan posisi ujung laras

mengarah ke sasaran.

ii) Aba-aba “Sikap berdiri pasang

magasen isi senjata “terkunci“ petembak

mengulangi aba-aba, melaksanakan dan

laporan “Lapor senjata terisi dan terkunci“

iii) Lesan tubuh akan muncul selama 1“

dan petembak lari menuju jarak 300 m sampai

di tempat mengambil sikap tiarap tersandar

setelah selang waktu 5“ lesan tubuh 1 buah

akan muncul 10” dan menembak 1 buah lesan

tubuh dengan 2 butir peluru.

146

 iv) Setelah interval 7“ lesan tubuh akan

muncul selama 25“ dan petembak lari menuju

jarak 250 m sampai di tempat mengambil

sikap jongkok dibalik perlindungan dan

menembak 1 buah lesan tubuh dengan 2 butir

peluru.

v) Setelah interval 7“ lesan akan muncul

selama 24“ dan petembak lari menuju jarak

200 m sampai di tempat mengambil sikap

berlutut di balik perlindungan dan menembak 1

buah lesan tubuh dengan 1 butir peluru.

vi) Setelah interval 7“ lesan akan muncul

selama 23“ dan petembak lari menuju jarak

150 m sampai di tempat mengambil sikap

duduk di balik perlindungan dan menembak 1

buah lesan ½ tubuh dengan 2 butir peluru.

vii) Setelah interval 7“ lesan akan muncul

selama 22“ dan petembak lari menuju jarak

100 m sampai di tempat mengambil sikap

tiarap tidak tersandar dan menembak 1 buah

lesan ½ tubuh dengan 1 butir peluru.

viii) Setelah interval 7“ lesan akan muncul

selama 60“ dan petembak merangkak menuju

jarak 75 m sampai di tempat mengambil sikap

tiarap tidak tersandar dan menembak 1 lesan

dada dengan 2 butir peluru kemudian ganti

magasen.

ix) Setelah interval 10“ lesan akan muncul

selama 90“ dan petembak merayap menuju

jarak 25 m sampai di tempat mengambil sikap

tembak serbuan dan menembak 1 lesan tubuh

dengan 10 butir peluru.

147

 (k) Wasjur mengawasi dan membantu mengatasi

gangguan apabila terjadi gangguan senjata yang

tidak dapat diatasi oleh pelaku.

(l) Wasjur melaksanakan penggantian munisi

apabila terjadi munisi yang kets atau rusak.

(m) Pelaku yang telah selesai melaksanakan

menembak berdiri mundur satu langkah dibelakang

senjata kemudian laporan dari tempat “Lapor lajur .....

selesai menembak”.

(n) Setelah seluruh pelaku selesai melaksanakan

menembak Pelatih Pibak memerintahkan kosongkan

senjata “Sikap berlutut kosongkan senjata”.

(o) Wasjur melaksanakan pemeriksaan kamar

senjata sesuai dengan lajurnya masing-masing.

(p) Pibak memerintahkan pelaku berdiri hadap

kiri/kanan menuju ke tempat pemeriksaan senjata

akhir dengan pembawaan senjata laras mengarah

keatas, tangan kanan memegang pistol grip, jari

telunjuk berada diluar picu, magasen terlepas dari

rumah magasen.

(5) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir.

(a) Petugas Rikjat menerima pelaku untuk

melaksanakan pemeriksaan senjata akhir.

(b) Petugas Rikjat memerintahkan pelaku untuk

melaksanakan tindakan keamanan dengan aba-aba

“Siap gerak” – “Periksa kamar – gerak” pelaku

melaksanakan kegiatan periksa kamar.

(c) Petugas Rikjat memeriksa kamar senjata

pelaku satu persatu dengan cara melihat dan

meyakinkan bahwa kamar benar-benar

aman/kosong.

148

 (d) Petugas Rikjat memerintahkan hadap

kanan/kiri menuju ke TB akhir.

(6) Kegiatan di TB akhir.

(a) Petugas TB akhir menerima pelaku

ditempatkan sesuai tempat yang telah ditentukan.

(b) Petugas TB akhir memerintahkan pelaku untuk

menempatkan senjata pada rak yang telah disiapkan.

(c) Setelah meletakkan senjata pelaku menuju ke

tempat yang telah disiapkan.

(d) Selama kegiatan di TB akhir kedudukan

pelaku dan senjata terpisah.

(e) Selama kegiatan di TB akhir pelaku diberikan

bimbingan dan asuhan dari Petugas TB akhir yang

telah selesai dilaksanakan.

(f) Selama kegiatan di TB akhir pelaku tidak

dibenarkan meninggalkan tempat tanpa seijin pelatih.

149

 BAGAN LATIHAN TEMBAK TEMPUR SERANGAN (TTS) SIANG

100

150

200

250

-- Lsn : Dada Pel : 2 Btr

- Wkt :85 Dtk

- Lsn : Dada - Pel : 2 Btr - Wkt :35 Dtk

- Lsn : ½ Tbh - Pel : 3 Btr - Wkt :45 Dtk

- Lsn : Tubuh - Pel : 3 Btr - Wkt :45 Dtk

300

80 Merayap

Lari

Lari

Lari

Lari

Lari 10 M

- Lsn : ½ Tbh - Pel : 3 Btr - Wkt :45 Dtk

- Lsn : Tubuh - Pel : 3 Btr - Wkt :25 Dtk

Tiarap Tersandar

Berlutut Tersandar

Duduk

Berlutut

Tiarap Tdk tersandar

Tiarap Tdk tersandar

Interval 5”

Interval 5”

Interval 5”

Interval 5”

Interval 5”

2 m

5 m

TANGGUL PENAHAN PELURU

T B AKHIR

T P MU

RIK JAT AWAL

D P

RIK JAT AKHIR

WASJUR WAS PETAK

PIBAK

POSKO

Gambar - 63

150

 7) Tembak Tempur Serangan (TTS) Malam.

a) Jarak 50 m, 40 m, 30 m, 25 m.

b) Jumlah peluru 8 butir.

c) Sikap menembak.

(1) Persiapan sikap tiarap.

(2) Jarak 50 m dan 40 m sikap tiarap tidak tersandar.

(3) Jarak 30 m sikap duduk / berlutut / jongkok.

(4) Jarak 25 m sikap berdiri.

d) Lesan tubuh tetap ( statis )

e) Perpindahan tempat merayap.

f) Waktu keseluruhan 3 menit.

g) Nilai minimal perkenaan 6 butir.

h) Dilaksanakan 2 seri dan 1 seri untuk evaluasi.

i) Urut-urutan Kegiatan.

(1) Kegiatan di DP.

(a) Koordinator menerima pelaku, kegiatan yang

dilaksanakan:

i) Tindakan keamanan.

ii) Pemeriksaan personel dan materiil

dilanjutkan dengan berdoa.

iii) Menjelaskan tentang mekanisme

kegiatan yang akan dilaksanakan.

iv) Memberikan penjelasan tentang

keharusan dan larangan yang harus di taati

oleh pelaku selama kegiatan latihan.

v) Menyerahkan pelaku/peserta latihan

kepada Pelatih Pibak.

151

 (b) Pelatih Pibak memberikan penjelasan tentang:

i) Teori/Materi kegiatan yang akan

dilaksanakan.

ii) Mengarahkan Pelaku dari DP menuju

ke pemeriksaan senjata kemudian diterima

oleh pelatih pemeriksa senjata.

(2) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata.

(a) Petugas Rikjat melaksanakan pemeriksaan

senjata.

(b) Petugas Rikjat melaksanakan pecatatan

apabila terdapat senjata yang rusak.

(c) Petugas Rikjat melaksanakan penggantian

senjata cadangan kepada pelaku apabila terdapat

senjata yang rusak berat.

(d) Petugas Rikjat melaporkan dan mencatat

kepada pimpinan apabila terdapat kendala di

pemeriksaan senjata.

(e) Petugas Rikjat mengarahkan pelaku latihan

dari tempat pemeriksaan senjata menuju ke tempat

pengambilan munisi.

(3) Kegiatan di tempat pembagian munisi.

(a) Pelayan munisi membagikan munisi kepada

pelaku sesuai dengan materi yang akan

dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah menerima

munisi memeriksa jumlah munisi yang sudah

diterima.

(b) Pelayan munisi mencatat munisi yang telah

dibagikan kepada pelaku.

(c) Pelayan munisi mengarahkan pelaku latihan

dari tempat pembagian munisi menuju ke kedudukan

tembakan.

152

 (4) Kegiatan di kedudukan penembakan.

(a) Wasjur mengarahkan pelaku untuk menempati

kedudukan tembak agar tidak terjadi kesalahan lajur.

(b) Setelah Pelaku menempati kedudukan dengan

benar, meletakkan senjata dan berdiri satu langkah

dibelakang senjata.

(c) Wasjur melaksanakan pemeriksan pelaku di

kedudukan tembak baik personel maupun

materiilnya.

(d) Wasjur melaksanakan pencatatan identitas

pelaku.

(e) Pelatih Pibak memberikan aba-aba

menghitung kepada pelaku, selanjutnya pelaku

menghitung sesuai dengan lajurnya masing-masing.

(f) Wasjur melaksanakan pemeriksan sesuai

dengan lajur dan gelombang yang telah ditentukan.

(g) Wasjur melaporkan kepada Wastak bahwa

pelaku siap melaksanakan menembak.

(h) Wastak melaporkan kepada pimpinan

penembakan bahwa penembakan siap dimulai.

(i) Pelatih Pibak memberikan aba-aba

penembakan sesuai dengan materi yang akan

dilaksanakan.

(j) Pelaku melaksanakan menembak sesuai

dengan sasarannya masing-masing.

i) Petembak berdiri pada kedudukan awal

(jarak 50 m) senjata diletakkan dengan posisi

ujung laras mengarah ke sasaran.

ii) Aba-aba. “Sikap tiarap pasang

magasen isi senjata terkunci”. Petembak

mengulangi aba-aba, kemudian mengarahkan

senjata ke sasaran dan laporan “Lapor senjata

terisi dan terkunci”.

153

 iii) Aba-aba “ Arahkan “ maka petembak

mengarahkan senjata kesasaran, kemudian

aba-aba “ lampu mati tembak “ 2x, maka

petembak menembak 1 lesan tubuh dengan 2

butir, sikap tiarap tidak tersandar.

iv) Setelah selesai menembak di jarak 50

m petembak mengunci senjata dan merayap

menuju ke jarak 40 m, setelah sampai di

tempat petembak langsung mengambil sikap

tiarap tidak tersandar dan mengarahkan

senjata ke sasaran kemudian menembak 1

lesan tubuh dengan 2 butir peluru.

v) Setelah selesai menembak di jarak 40

m petembak mengunci senjata dan merayap

menuju ke jarak 30 m, setelah sampai di

tempat petembak langsung mengambil sikap

berlutut / duduk dan mengarahkan senjata ke

sasaran kemudian menembak 1 lesan tubuh

dengan 2 butir peluru.

vi) Setelah selesai menembak di jarak 30

m petembak mengunci senjata dan merayap

menuju ke jarak 25 m, setelah sampai di

tempat petembak langsung mengambil sikap

berdiri dan mengarahkan senjata ke sasaran

dan menembak 1 lesan tubuh dengan 2 butir

peluru.

vii) Pada saat menembak malam

diharapkan sasaran terlihat samar-samar

dengan bantuan penerangan tidak langsung

(terang bulan, cakrawala, senter tidak

langsung).

154

 (k) Wasjur mengawasi dan membantu mengatasi

gangguan apabila terjadi gangguan senjata yang

tidak dapat diatasi oleh pelaku.

(l) Wasjur melaksanakan penggantian munisi

apabila terjadi munisi yang kets atau rusak.

(m) Pelaku yang telah selesai melaksanakan

menembak berdiri mundur satu langkah dibelakang

senjata kemudian laporan dari tempat “Lapor lajur .....

selesai menembak”.

(n) Setelah seluruh pelaku selesai melaksanakan

menembak Pelatih Pibak memerintahkan kosongkan

senjata “Sikap berlutut kosongkan senjata”.

(o) Wasjur melaksanakan pemeriksaan kamar

senjata sesuai dengan lajurnya masing-masing.

(p) Pibak memerintahkan pelaku berdiri hadap

kiri/kanan menuju ke tempat pemeriksaan senjata

akhir dengan pembawaan senjata laras mengarah

keatas, tangan kanan memegang pistol grip, jari

telunjuk berada diluar picu, magasen terlepas dari

rumah magasen.

(5) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir.

(a) Petugas Rikjat menerima pelaku untuk

melaksanakan pemeriksaan senjata akhir.

(b) Petugas Rikjat memerintahkan pelaku untuk

melaksanakan tindakan keamanan dengan aba-aba

“Siap gerak” – “Periksa kamar – gerak” pelaku

melaksanakan kegiatan periksa kamar.

(c) Petugas Rikjat memeriksa kamar senjata

pelaku satu persatu dengan cara melihat dan

meyakinkan bahwa kamar benar-benar

aman/kosong.

155

 (d) Petugas Rikjat memerintahkan hadap

kanan/kiri menuju ke TB akhir.

(6) Kegiatan di TB akhir.

(a) Petugas TB akhir menerima pelaku

ditempatkan sesuai tempat yang telah ditentukan.

(b) Petugas TB akhir memerintahkan pelaku untuk

menempatkan senjata pada rak yang telah disiapkan.

(c) Setelah meletakkan senjata pelaku menuju ke

tempat yang telah disiapkan.

(d) Selama kegiatan di TB akhir kedudukan

pelaku dan senjata terpisah.

(e) Selama kegiatan di TB akhir pelaku diberikan

bimbingan dan asuhan dari Petugas TB akhir yang

telah selesai dilaksanakan.

(f) Selama kegiatan di TB akhir pelaku tidak

dibenarkan meninggalkan tempat tanpa seijin pelatih.

156

 BAGAN LATIHAN TEMBAK TEMPUR SERANGAN (TTS) MALAM

TANGGUL PENAHAN PELURU

T ½ T D

T Gambar - 64

- Jrk 25 M - Berdiri - 2 BTR

- Jrk 40 M - Tiarap Tdk Tersandar - 2 BTR

- Jrk 30 M - Duduk/Berlutut - 2 BTR

- Jrk 50 M - Tiarap Tdk Tersandar - 2 BTR

T B AKHIR

T P MU

RIK JAT AWAL

D P

RIK JAT AKHIR

WASJUR WAS PETAK

PIBAK

POSKO

157

 8) Tembak Tempur Reaksi Penunjukan Sasaran.

a) Jarak 15 m, 20 m dan 25 m.

b) Jumlah peluru 10 butir.

c) Sikap berdiri.

d) Lesan dalam bentuk bulat, kotak, segi tiga dan palang

terbuat dari tripilek dengan ukuran diameter 20 cm.

e) Waktu menembak, 2 detik untuk 1 butir peluru.

f) Batas lulus minimal perkenaan 6 butir.

g) Dilaksanakan 2 seri dan 1 seri untuk evaluasi.

h) Cara penilaian.

(1) Penilaian dilakukan dengan cara menghitung jumlah

perkenaan pada sasaran sesuai aba-aba pelatih.

(2) Penilaian dinyatakan sah apabila tembakan sesuai

aba-aba pelatih.

i) Urut-urutan Kegiatan.

(1) Kegiatan di DP.

(a) Koordinator menerima pelaku, kegiatan yang

dilaksanakan:

i) Tindakan keamanan.

ii) Pemeriksaan personel dan materiil

dilanjutkan dengan berdoa.

iii) Menjelaskan tentang mekanisme

kegiatan yang akan dilaksanakan.

iv) Memberikan penjelasan tentang

keharusan dan larangan yang harus di taati

oleh pelaku selama kegiatan latihan.

v) Menyerahkan pelaku/peserta latihan

kepada Pelatih Pibak.

158

 (b) Pelatih Pibak memberikan penjelasan tentang:

i) Teori/Materi kegiatan yang akan

dilaksanakan.

ii) Mengarahkan Pelaku dari DP menuju

ke pemeriksaan senjata kemudian diterima

oleh pelatih pemeriksa senjata.

(2) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata.

(a) Petugas Rikjat melaksanakan pemeriksaan

senjata.

(b) Petugas Rikjat melaksanakan pecatatan

apabila terdapat senjata yang rusak.

(c) Petugas Rikjat melaksanakan penggantian

senjata cadangan kepada pelaku apabila terdapat

senjata yang rusak berat.

(d) Petugas Rikjat melaporkan dan mencatat

kepada pimpinan apabila terdapat kendala di

pemeriksaan senjata.

(e) Petugas Rikjat mengarahkan pelaku latihan

dari tempat pemeriksaan senjata menuju ke tempat

pengambilan munisi.

(3) Kegiatan di tempat pembagian munisi.

(a) Pelayan munisi membagikan munisi kepada

pelaku sesuai dengan materi yang akan

dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah menerima

munisi memeriksa jumlah munisi yang sudah

diterima.

(b) Pelayan munisi mencatat munisi yang telah

dibagikan kepada pelaku.

(c) Pelayan munisi mengarahkan pelaku latihan

dari tempat pembagian munisi menuju ke kedudukan

tembakan.

159

 (4) Kegiatan di kedudukan penembakan.

(a) Wasjur mengarahkan pelaku untuk menempati

kedudukan tembak agar tidak terjadi kesalahan lajur.

(b) Setelah Pelaku menempati kedudukan dengan

benar, meletakkan senjata dan berdiri satu langkah

dibelakang senjata.

(c) Wasjur melaksanakan pemeriksan pelaku di

kedudukan tembak baik personel maupun

materiilnya.

(d) Wasjur melaksanakan pencatatan identitas

pelaku.

(e) Pelatih Pibak memberikan aba-aba

menghitung kepada pelaku, selanjutnya pelaku

menghitung sesuai dengan lajurnya masing-masing.

(f) Wasjur melaksanakan pemeriksan sesuai

dengan lajur dan gelombang yang telah ditentukan.

(g) Wasjur melaporkan kepada Wastak bahwa

pelaku siap melaksanakan menembak.

(h) Wastak melaporkan kepada pimpinan

penembakan bahwa penembakan siap dimulai.

(i) Pelatih Pibak memberikan aba-aba

penembakan sesuai dengan materi yang akan

dilaksanakan.

(j) Pelaku melaksanakan menembak sesuai

dengan sasarannya masing-masing.

i) Petembak disusun dalam daftar sesuai

gelombang dan lajur masing-masing.

ii) Petembak diberikan penjelasan secara

umum tentang jalannya latihan menembak

dengan menyaksikan peragaan.

160

 iii) Setelah melaksanakan hal-hal tersebut

dikumpulkan ditempat yang aman dan

menunggu giliran dengan meletakkan senjata

secara teratur.

iv) Petembak gilirannya dipanggil

menempati lajur masing-masing dan

membawa peluru dimasukan magasen belum

terpasang pada senjata.

v) Pelatih memberikan kesempatan

memperhatikan sasaran.

vi) Aba-aba Pibak.

aa) Pasang magasen isi senjata

“Sikap berdiri pasang magasen isi

senjata terkunci”. Petembak

mengulangi aba-aba, kemudian

mengarahkan senjata ke sasaran dan

laporan “Lapor senjata terisi dan

terkunci”.

bb) kemudian Pibak memberikan

aba-aba “ Persiapan………bentuk dan

warna, tembak ! ” Pelaku menembak 2

butir peluru kemudian kembali kesikap

awal ( popor di bahu ), selanjutnya

kegiatan sama.

Contoh : “ Segi tiga – Kuning

….Tembak !

(k) Wasjur mengawasi dan membantu mengatasi

gangguan apabila terjadi gangguan senjata yang

tidak dapat diatasi oleh pelaku.

(l) Wasjur melaksanakan penggantian munisi

apabila terjadi munisi yang kets atau rusak.

161

 (m) Pelaku yang telah selesai melaksanakan

menembak berdiri mundur satu langkah dibelakang

senjata kemudian laporan dari tempat “Lapor lajur .....

selesai menembak”.

(n) Setelah seluruh pelaku selesai melaksanakan

menembak Pelatih Pibak memerintahkan kosongkan

senjata “Sikap berlutut kosongkan senjata”.

(o) Wasjur melaksanakan pemeriksaan kamar

senjata sesuai dengan lajurnya masing-masing.

(p) Pibak memerintahkan pelaku berdiri hadap

kiri/kanan menuju ke tempat pemeriksaan senjata

akhir dengan pembawaan senjata laras mengarah

keatas, tangan kanan memegang pistol grip, jari

telunjuk berada diluar picu, magasen terlepas dari

rumah magasen.

(5) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir.

(a) Petugas Rikjat menerima pelaku untuk

melaksanakan pemeriksaan senjata akhir.

(b) Petugas Rikjat memerintahkan pelaku untuk

melaksanakan tindakan keamanan dengan aba-aba

“Siap gerak” – “Periksa kamar – gerak” pelaku

melaksanakan kegiatan periksa kamar.

(c) Petugas Rikjat memeriksa kamar senjata

pelaku satu persatu dengan cara melihat dan

meyakinkan bahwa kamar benar-benar

aman/kosong.

(d) Petugas Rikjat memerintahkan hadap

kanan/kiri menuju ke TB akhir.

(6) Kegiatan di TB akhir.

(a) Petugas TB akhir menerima pelaku

ditempatkan sesuai tempat yang telah ditentukan.

162

 (b) Petugas TB akhir memerintahkan pelaku untuk

menempatkan senjata pada rak yang telah disiapkan.

(c) Setelah meletakkan senjata pelaku menuju ke

tempat yang telah disiapkan.

(d) Selama kegiatan di TB akhir kedudukan

pelaku dan senjata terpisah.

(e) Selama kegiatan di TB akhir pelaku diberikan

bimbingan dan asuhan dari Petugas TB akhir yang

telah selesai dilaksanakan.

(f) Selama kegiatan di TB akhir pelaku tidak

dibenarkan meninggalkan tempat tanpa seijin pelatih.

Skema Pemasangan Sasaran Penunjukan Sasaran

Gambar - 65

Keterangan : - Sasaran dapat disusun dengan posisi sama tetapi warna harus

beda.

- Ukuran sasaran 20 cm.

163

 9) Tembak Tempur Reaksi Penunjukan Arah dan Jarak.

a) Persyaratan lapangan tembak.

(1) Lapangan. Lebar lapangan harus dapat menampung

sektor tembakan pada sudut 30°– 120°.

(2) Panjang lapangan maksimal 100 m.

(3) Terdapat pepohonan dan semak belukar yang dapat

digunakan bagi penempatan sasaran.

(4) Medan rata dan bergelombang, ada tanjakan yang

tidak terlalu tajam.

(5) Di sekitar penempatan sasaran bersih dari batu dan

sejenisnya.

(6) Terdapat tanggul alam untuk penerima peluru.

b) Lesan tetap ( satatis ).

(1) Jam 12, 75 m = 1 lesan tubuh.

(2) Jam 10, 50 m = 1 Iesan tubuh.

(3) Jam 11, 40 m = 2 lesan ½ tubuh.

(4) Jam 10, 30 m = 1 lesan ½ tubuh.

(5) Jam 11, 25 m = 2 lesan dada.

(6) Jam 12, 20 m = 1 lesan dada.

c) Jumlah peluru 10 butir.

d) Sikap berdiri.

e) Waktu menembak, 2 detik untuk 1 butir peluru.

f) Batas lulus minimal perkenaan 7 butir.

g) Dilaksanakan 2 seri dan 1 seri untuk evaluasi.

h) Cara penilaian.

(1) Penilaian dilakukan dengan cara menghitung jumlah

perkenaan pada sasaran sesuai aba-aba pelatih.

(2) Penilaian dinyatakan sah apabila tembakan sesuai

aba-aba pelatih.

164

 i) Urut-urutan Kegiatan.

(1) Kegiatan di DP.

(a) Koordinator menerima pelaku, kegiatan yang

dilaksanakan:

i) Tindakan keamanan.

ii) Pemeriksaan personel dan materiil

dilanjutkan dengan berdoa.

iii) Menjelaskan tentang mekanisme

kegiatan yang akan dilaksanakan.

iv) Memberikan penjelasan tentang

keharusan dan larangan yang harus di taati

oleh pelaku selama kegiatan latihan.

v) Menyerahkan pelaku/peserta latihan

kepada Pelatih Pibak.

(b) Pelatih Pibak memberikan penjelasan tentang:

i) Teori/Materi kegiatan yang akan

dilaksanakan.

ii) Mengarahkan Pelaku dari DP menuju

ke pemeriksaan senjata kemudian diterima

oleh pelatih pemeriksa senjata.

(2) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata.

(a) Petugas Rikjat melaksanakan pemeriksaan

senjata.

(b) Petugas Rikjat melaksanakan pecatatan

apabila terdapat senjata yang rusak.

(c) Petugas Rikjat melaksanakan penggantian

senjata cadangan kepada pelaku apabila terdapat

senjata yang rusak berat.

165

 (d) Petugas Rikjat melaporkan dan mencatat

kepada pimpinan apabila terdapat kendala di

pemeriksaan senjata.

(e) Petugas Rikjat mengarahkan pelaku latihan

dari tempat pemeriksaan senjata menuju ke tempat

pengambilan munisi.

(3) Kegiatan di tempat pembagian munisi.

(a) Pelayan munisi membagikan munisi kepada

pelaku sesuai dengan materi yang akan

dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah menerima

munisi memeriksa jumlah munisi yang sudah

diterima.

(b) Pelayan munisi mencatat munisi yang telah

dibagikan kepada pelaku.

(c) Pelayan munisi mengarahkan pelaku latihan

dari tempat pembagian munisi menuju ke kedudukan

tembakan.

(4) Kegiatan di kedudukan penembakan.

(a) Wasjur mengarahkan pelaku untuk menempati

kedudukan tembak agar tidak terjadi kesalahan lajur.

(b) Setelah Pelaku menempati kedudukan dengan

benar, meletakkan senjata dan berdiri satu langkah

dibelakang senjata.

(c) Wasjur melaksanakan pemeriksan pelaku di

kedudukan tembak baik personel maupun

materiilnya.

(d) Wasjur melaksanakan pencatatan identitas

pelaku.

(e) Pelatih Pibak memberikan aba-aba

menghitung kepada pelaku, selanjutnya pelaku

menghitung sesuai dengan lajurnya masing-masing.

166

 (f) Wasjur melaksanakan pemeriksan sesuai

dengan lajur dan gelombang yang telah ditentukan.

(g) Wasjur melaporkan kepada Wastak bahwa

pelaku siap melaksanakan menembak.

(h) Wastak melaporkan kepada pimpinan

penembakan bahwa penembakan siap dimulai.

(i) Pelatih Pibak memberikan aba-aba

penembakan sesuai dengan materi yang akan

dilaksanakan.

(j) Pelaku melaksanakan menembak sesuai

dengan sasarannya masing-masing.

i) Petembak berdiri di kedudukan tembak.

ii) Pibak memerintahkan pasang magasen

isi senjata, petembak mengikuti,

melaksanakan dan laporan “ Lapor ...... Siap”

iii) Pibak memberikan aba-aba “12–75

tembak” (dapat di ganti dengan pluit) artinya

petembak menembak 2 butir arah jam 12 dan

jarak 75 m sampai dengan selesai.

(k) Wasjur mengawasi dan membantu mengatasi

gangguan apabila terjadi gangguan senjata yang

tidak dapat diatasi oleh pelaku.

(l) Wasjur melaksanakan penggantian munisi

apabila terjadi munisi yang kets atau rusak.

(m) Pelaku yang telah selesai melaksanakan

menembak berdiri mundur satu langkah dibelakang

senjata kemudian laporan dari tempat “Lapor lajur .....

selesai menembak”.

(n) Setelah seluruh pelaku selesai melaksanakan

menembak Pelatih Pibak memerintahkan kosongkan

senjata “Sikap berlutut kosongkan senjata”.

167

 (o) Wasjur melaksanakan pemeriksaan kamar

senjata sesuai dengan lajurnya masing-masing.

(p) Pibak memerintahkan pelaku berdiri hadap

kiri/kanan menuju ke tempat pemeriksaan senjata

akhir dengan pembawaan senjata laras mengarah

keatas, tangan kanan memegang pistol grip, jari

telunjuk berada diluar picu, magasen terlepas dari

rumah magasen.

(5) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir.

(a) Petugas Rikjat menerima pelaku untuk

melaksanakan pemeriksaan senjata akhir.

(b) Petugas Rikjat memerintahkan pelaku untuk

melaksanakan tindakan keamanan dengan aba-aba

“Siap gerak” – “Periksa kamar – gerak” pelaku

melaksanakan kegiatan periksa kamar.

(c) Petugas Rikjat memeriksa kamar senjata

pelaku satu persatu dengan cara melihat dan

meyakinkan bahwa kamar benar-benar

aman/kosong.

(d) Petugas Rikjat memerintahkan hadap

kanan/kiri menuju ke TB akhir.

(6) Kegiatan di TB akhir.

(a) Petugas TB akhir menerima pelaku

ditempatkan sesuai tempat yang telah ditentukan.

(b) Petugas TB akhir memerintahkan pelaku untuk

menempatkan senjata pada rak yang telah disiapkan.

(c) Setelah meletakkan senjata pelaku menuju ke

tempat yang telah disiapkan.

(d) Selama kegiatan di TB akhir kedudukan

pelaku dan senjata terpisah.

168

 (e) Selama kegiatan di TB akhir pelaku diberikan

bimbingan dan asuhan dari Petugas TB akhir yang

telah selesai dilaksanakan.

(f) Selama kegiatan di TB akhir pelaku tidak

dibenarkan meninggalkan tempat tanpa seijin pelatih.

Skema Tembak Tempur Reaksi Penunjukan Arah dan Jarak

Gambar - 66

10) Tembak Tempur Reaksi Sasaran Timbul Tenggelam.

a) Persyaratan lapangan tembak.

(1) Lapangan. Lebar lapangan harus dapat menampung

sektor tembakan pada sudut 30°– 120°.

(2) Panjang lapangan maksimal 100 m.

169

 (3) Terdapat pepohonan dan semak belukar yang dapat

digunakan bagi penempatan sasaran.

(4) Medan rata dan bergelombang.

(5) Di sekitar penempatan sasaran bersih dari batu dan

sejenisnya.

(6) Terdapat tanggul alam untuk penerima peluru.

b) Lesan timbul tenggelam dan bergerak. Ditempatkan di

lapangan dengan pengatur seperti dalam gambar.

(1) Lesan tubuh = 1 buah.

(2) Lesan setengah tubuh = 1 buah.

(3) Lesan bentuk orang lari = 1 buah.

(4) Lesan dada rebah depan = 2 buah.

(5) Lesan dada rebah samping = 2 buah.

c) Jumlah peluru 10 butir.

d) Sikap berdiri.

e) Waktu menembak, 2 detik untuk 1 butir peluru.

f) Batas lulus minimal perkenaan 7 butir.

g) Urut-urutan Kegiatan.

(1) Kegiatan di DP.

(a) Koordinator menerima pelaku, kegiatan yang

dilaksanakan:

i) Tindakan keamanan.

ii) Pemeriksaan personel dan materiil

dilanjutkan dengan berdoa.

iii) Menjelaskan tentang mekanisme

kegiatan yang akan dilaksanakan.

iv) Memberikan penjelasan tentang

keharusan dan larangan yang harus di taati

oleh pelaku selama kegiatan latihan.

170

 v) Menyerahkan pelaku/peserta latihan

kepada Pelatih Pibak.

(b) Pelatih Pibak memberikan penjelasan tentang:

i) Teori/Materi kegiatan yang akan

dilaksanakan.

ii) Mengarahkan Pelaku dari DP menuju

ke pemeriksaan senjata kemudian diterima

oleh pelatih pemeriksa senjata.

(2) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata.

(a) Petugas Rikjat melaksanakan pemeriksaan

senjata.

(b) Petugas Rikjat melaksanakan pecatatan

apabila terdapat senjata yang rusak.

(c) Petugas Rikjat melaksanakan penggantian

senjata cadangan kepada pelaku apabila terdapat

senjata yang rusak berat.

(d) Petugas Rikjat melaporkan dan mencatat

kepada pimpinan apabila terdapat kendala di

pemeriksaan senjata.

(e) Petugas Rikjat mengarahkan pelaku latihan

dari tempat pemeriksaan senjata menuju ke tempat

pengambilan munisi.

(3) Kegiatan di tempat pembagian munisi.

(a) Pelayan munisi membagikan munisi kepada

pelaku sesuai dengan materi yang akan

dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah menerima

munisi memeriksa jumlah munisi yang sudah

diterima.

(b) Pelayan munisi mencatat munisi yang telah

dibagikan kepada pelaku.

171

 (c) Pelayan munisi mengarahkan pelaku latihan

dari tempat pembagian munisi menuju ke kedudukan

tembakan.

(4) Kegiatan di kedudukan penembakan.

(a) Wasjur mengarahkan pelaku untuk menempati

kedudukan tembak agar tidak terjadi kesalahan lajur.

(b) Setelah Pelaku menempati kedudukan dengan

benar, meletakkan senjata dan berdiri satu langkah

dibelakang senjata.

(c) Wasjur melaksanakan pemeriksan pelaku di

kedudukan tembak baik personel maupun

materiilnya.

(d) Wasjur melaksanakan pencatatan identitas

pelaku.

(e) Pelatih Pibak memberikan aba-aba

menghitung kepada pelaku, selanjutnya pelaku

menghitung sesuai dengan lajurnya masing-masing.

(f) Wasjur melaksanakan pemeriksan sesuai

dengan lajur dan gelombang yang telah ditentukan.

(g) Wasjur melaporkan kepada Wastak bahwa

pelaku siap melaksanakan menembak.

(h) Wastak melaporkan kepada pimpinan

penembakan bahwa penembakan siap dimulai.

(i) Pelatih Pibak memberikan aba-aba

penembakan sesuai dengan materi yang akan

dilaksanakan.

(j) Pelaku melaksanakan menembak sesuai

dengan sasarannya masing-masing.

i) Petembak berdiri di kedudukan tembak.

ii) Pibak memerintahkan “ Sikap berdiri

pasang magasen isi senjata” petembak

172

 mengikuti, melaksanakan dan laporan “Lapor

....... Siap”

iii) Setelah petembak siap, Pibak

memberikan aba-aba “Pandang dan tembak“

iv) Apabila ada lesan yang timbul maka

petembak segara bereaksi dengan cepat

mengarahkan senjatanya ke sasaran dan

menembak 1 butir selama 2” dan seterusnya

sampai dengan 10 butir peluru..

(k) Wasjur mengawasi dan membantu mengatasi

gangguan apabila terjadi gangguan senjata yang

tidak dapat diatasi oleh pelaku.

(l) Wasjur melaksanakan penggantian munisi

apabila terjadi munisi yang kets atau rusak.

(m) Pelaku yang telah selesai melaksanakan

menembak berdiri mundur satu langkah dibelakang

senjata kemudian laporan dari tempat “Lapor lajur .....

selesai menembak”.

(n) Setelah seluruh pelaku selesai melaksanakan

menembak Pelatih Pibak memerintahkan kosongkan

senjata “Sikap berlutut kosongkan senjata”.

(o) Wasjur melaksanakan pemeriksaan kamar

senjata sesuai dengan lajurnya masing-masing.

(p) Pibak memerintahkan pelaku berdiri hadap

kiri/kanan menuju ke tempat pemeriksaan senjata

akhir dengan pembawaan senjata laras mengarah

keatas, tangan kanan memegang pistol grip, jari

telunjuk berada diluar picu, magasen terlepas dari

rumah magasen.

(5) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir.

173

 (a) Petugas Rikjat menerima pelaku untuk

melaksanakan pemeriksaan senjata akhir.

(b) Petugas Rikjat memerintahkan pelaku untuk

melaksanakan tindakan keamanan dengan aba-aba

“Siap gerak” – “Periksa kamar – gerak” pelaku

melaksanakan kegiatan periksa kamar.

(c) Petugas Rikjat memeriksa kamar senjata

pelaku satu persatu dengan cara melihat dan

meyakinkan bahwa kamar benar-benar

aman/kosong.

(d) Petugas Rikjat memerintahkan hadap

kanan/kiri menuju ke TB akhir.

(6) Kegiatan di TB akhir.

(a) Petugas TB akhir menerima pelaku

ditempatkan sesuai tempat yang telah ditentukan.

(b) Petugas TB akhir memerintahkan pelaku untuk

menempatkan senjata pada rak yang telah disiapkan.

(c) Setelah meletakkan senjata pelaku menuju ke

tempat yang telah disiapkan.

(d) Selama kegiatan di TB akhir kedudukan

pelaku dan senjata terpisah.

(e) Selama kegiatan di TB akhir pelaku diberikan

bimbingan dan asuhan dari Petugas TB akhir yang

telah selesai dilaksanakan.

(f) Selama kegiatan di TB akhir pelaku tidak

dibenarkan meninggalkan tempat tanpa seijin pelatih.

174

 Skema Baksi Timbul Tenggelam

 

 

Gambar – 67

Keterangan : - Sudut kelebaran 120˚.

- jarak 75 m lesan orang lari (kesamping).

- Jarak 60 m setengah tubuh (jendela).

- Jarak 50 m tubuh (rebah tegak).

- Jarak 45 m setengah tubuh (timbul tenggelam).

- Jarak 30 m lesan dada (rebah kesamping).

- Jarak 20 m lesan dada (rebah tegak).

11) Tembak Tempur Reaksi Sasaran Bergerak.

a) Persyaratan lapangan tembak.

(1) Lebar lapangan 120°.

(2) Panjang lorong 50 m s.d 100 m.

(3) Terdapat pepohonan dan semak belukar.

(4) Tanggul penahan peluru.

(5) Medan rata/berupa lereng bukit.

175

 b) Lesan bergerak dan jarak tembak.

(1) Lesan tubuh bentuk orang lari dari kanan ke kiri 1

buah pada jarak 30 m.

(2) Lesan tubuh bentuk orang berjalan dari kiri ke kanan

1 buah pada jarak 50 m

(3) Lesan tubuh bentuk orang jalan kedepan 1 buah

pada jarak 65 m s.d 55 m.

(4) Lesan tubuh bentuk orang merayap 1 buah pada

jarak 25 m.

(5) Lesan tubuh bentuk orang meluncur 1 buah pada

jarak 80 m.

c) Jumlah peluru 10 butir.

d) Sikap berdiri.

e) Waktu menembak.

(1) Sasaran berlari 3’ s. D 4” ( jarak 10 m).

(2) Sasaran berjalan kesamping dan kedepan 5” s.d 6”

(jarak 10 m).

(3) Sasaran merayap 8” s.d 10” ( jarak 5 m ).

(4) Sasaran meluncur 3” s. D 4” ( jarak 10 m ).

f) Batas lulus minimal perkenaan 6 butir.

g) Urut-urutan Kegiatan.

(1) Kegiatan di DP.

(a) Koordinator menerima pelaku, kegiatan yang

dilaksanakan:

i) Tindakan keamanan.

ii) Pemeriksaan personel dan materiil

dilanjutkan dengan berdoa.

iii) Menjelaskan tentang mekanisme

kegiatan yang akan dilaksanakan.

176

 iv) Memberikan penjelasan tentang

keharusan dan larangan yang harus di taati

oleh pelaku selama kegiatan latihan.

v) Menyerahkan pelaku/peserta latihan

kepada Pelatih Pibak.

(b) Pelatih Pibak memberikan penjelasan tentang:

i) Teori/Materi kegiatan yang akan

dilaksanakan.

ii) Mengarahkan Pelaku dari DP menuju

ke pemeriksaan senjata kemudian diterima

oleh pelatih pemeriksa senjata.

(2) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata.

(a) Petugas Rikjat melaksanakan pemeriksaan

senjata.

(b) Petugas Rikjat melaksanakan pecatatan

apabila terdapat senjata yang rusak.

(c) Petugas Rikjat melaksanakan penggantian

senjata cadangan kepada pelaku apabila terdapat

senjata yang rusak berat.

(d) Petugas Rikjat melaporkan dan mencatat

kepada pimpinan apabila terdapat kendala di

pemeriksaan senjata.

(e) Petugas Rikjat mengarahkan pelaku latihan

dari tempat pemeriksaan senjata menuju ke tempat

pengambilan munisi.

(3) Kegiatan di tempat pembagian munisi.

(a) Pelayan munisi membagikan munisi kepada

pelaku sesuai dengan materi yang akan

dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah menerima

munisi memeriksa jumlah munisi yang sudah

diterima.

177

 (b) Pelayan munisi mencatat munisi yang telah

dibagikan kepada pelaku.

(c) Pelayan munisi mengarahkan pelaku latihan

dari tempat pembagian munisi menuju ke kedudukan

tembakan.

(4) Kegiatan di kedudukan penembakan.

(a) Wasjur mengarahkan pelaku untuk menempati

kedudukan tembak agar tidak terjadi kesalahan lajur.

(b) Setelah Pelaku menempati kedudukan dengan

benar, meletakkan senjata dan berdiri satu langkah

dibelakang senjata.

(c) Wasjur melaksanakan pemeriksan pelaku di

kedudukan tembak baik personel maupun

materiilnya.

(d) Wasjur melaksanakan pencatatan identitas

pelaku.

(e) Pelatih Pibak memberikan aba-aba

menghitung kepada pelaku, selanjutnya pelaku

menghitung sesuai dengan lajurnya masing-masing.

(f) Wasjur melaksanakan pemeriksan sesuai

dengan lajur dan gelombang yang telah ditentukan.

(g) Wasjur melaporkan kepada Wastak bahwa

pelaku siap melaksanakan menembak.

(h) Wastak melaporkan kepada pimpinan

penembakan bahwa penembakan siap dimulai.

(i) Pelatih Pibak memberikan aba-aba

penembakan sesuai dengan materi yang akan

dilaksanakan.

(j) Pelaku melaksanakan menembak sesuai

dengan sasarannya masing-masing.

i) Petembak berdiri di kedudukan tembak.

178

 ii) Pibak memerintahkan pasang magasen

isi senjata, petembak mengikuti,

melaksanakan dan laporan “Lapor ....... Siap”.

iii) Setelah petembak siap, Pibak

memberikan aba-aba “Pandang dan tembak“.

iv) Apabila ada lesan yang bergerak, maka

petembak segera bereaksi mengarahkan

senjatanya ke sasaran dan menembak 2 butir

sampai dengan sasaran berikutnya.

(k) Wasjur mengawasi dan membantu mengatasi

gangguan apabila terjadi gangguan senjata yang

tidak dapat diatasi oleh pelaku.

(l) Wasjur melaksanakan penggantian munisi

apabila terjadi munisi yang kets atau rusak.

(m) Pelaku yang telah selesai melaksanakan

menembak berdiri mundur satu langkah dibelakang

senjata kemudian laporan dari tempat “Lapor lajur .....

selesai menembak”.

(n) Setelah seluruh pelaku selesai melaksanakan

menembak Pelatih Pibak memerintahkan kosongkan

senjata “Sikap berlutut kosongkan senjata”.

(o) Wasjur melaksanakan pemeriksaan kamar

senjata sesuai dengan lajurnya masing-masing.

(p) Pibak memerintahkan pelaku berdiri hadap

kiri/kanan menuju ke tempat pemeriksaan senjata

akhir dengan pembawaan senjata laras mengarah

keatas, tangan kanan memegang pistol grip, jari

telunjuk berada diluar picu, magasen terlepas dari

rumah magasen.

(5) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir.

179

 (a) Petugas Rikjat menerima pelaku untuk

melaksanakan pemeriksaan senjata akhir.

(b) Petugas Rikjat memerintahkan pelaku untuk

melaksanakan tindakan keamanan dengan aba-aba

“Siap gerak” – “Periksa kamar – gerak” pelaku

melaksanakan kegiatan periksa kamar.

(c) Petugas Rikjat memeriksa kamar senjata

pelaku satu persatu dengan cara melihat dan

meyakinkan bahwa kamar benar-benar

aman/kosong.

(d) Petugas Rikjat memerintahkan hadap

kanan/kiri menuju ke TB akhir.

(6) Kegiatan di TB akhir.

(a) Petugas TB akhir menerima pelaku

ditempatkan sesuai tempat yang telah ditentukan.

(b) Petugas TB akhir memerintahkan pelaku untuk

menempatkan senjata pada rak yang telah disiapkan.

(c) Setelah meletakkan senjata pelaku menuju ke

tempat yang telah disiapkan.

(d) Selama kegiatan di TB akhir kedudukan

pelaku dan senjata terpisah.

(e) Selama kegiatan di TB akhir pelaku diberikan

bimbingan dan asuhan dari Petugas TB akhir yang

telah selesai dilaksanakan.

(f) Selama kegiatan di TB akhir pelaku tidak

dibenarkan meninggalkan tempat tanpa seijin pelatih.

180

 

Ked. Bak Penarik lesan

25 m

45m

Skema Baksi Sasaran Bergerak.

       

 

    

Gambar - 68   

 Keterangan : - Sasaran jarak 25 m (merayap).

- Sasaran jarak 45 m (orang berjalan).

- Sasaran jarak 70 m (kesamping).

- Sasaran jarak 90 m 2 lesan tubuh (jendela).

 

12) Tembak Tempur Reaksi Lorong Hantu.

a) Persyaratan medan yang digunakan. Mengingat latihan

ini cukup berbahaya maka sebaiknya medan Baksi Lorong Hantu

dipilih pada suatu tempat yang jarang atau tidak pernah dilalui

penduduk.

(1) Medan tertutup.

(2) Terdapat lorong yang dapat dilalui satu atau dua

orang.

(3) Pembuatan lorong hendaknya merupakan setengah

lingkaran dan penempatan lesan diarahkan ke satu arah ke

kiri dan ke kanan sehingga lintasan peluru cukup aman.

90 m

70 m

181

 (4) Bila terdapat lembah yang sempit dan kiri kanannya

terdapat tanggul penahan peluru maka sasaran dapat

ditempatkan di kiri, kanan, depan dan di atas pohon.

(5) Panjang lorong antara 100 m s.d. 300 m.

b) Lesan tetap ( statis ). Jumlah dan penempatannya

disesuaikan dengan betuk medan yang digunakan ( + 25 m dari

titik tembak )

(1) Lesan tubuh.

(2) Lesan ½ tubuh.

(3) Lesan dada.

c) Jumlah peluru 10 butir.

d) Sikap berdiri atau sikap tembak serbuan.

e) Batas lulus minimal perkenaan 6 butir.

f) Urut-urutan Kegiatan.

(1) Kegiatan di DP.

(a) Koordinator menerima pelaku, kegiatan yang

dilaksanakan:

i) Tindakan keamanan.

ii) Pemeriksaan personel dan materiil

dilanjutkan dengan berdoa.

iii) Menjelaskan tentang mekanisme

kegiatan yang akan dilaksanakan.

iv) Memberikan penjelasan tentang

keharusan dan larangan yang harus di taati

oleh pelaku selama kegiatan latihan.

v) Menyerahkan pelaku/peserta latihan

kepada Pelatih Pibak.

(b) Pelatih Pibak memberikan penjelasan tentang:

182

 i) Teori/Materi kegiatan yang akan

dilaksanakan.

ii) Mengarahkan Pelaku dari DP menuju

ke pemeriksaan senjata kemudian diterima

oleh pelatih pemeriksa senjata.

(2) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata.

(a) Petugas Rikjat melaksanakan pemeriksaan

senjata.

(b) Petugas Rikjat melaksanakan pecatatan

apabila terdapat senjata yang rusak.

(c) Petugas Rikjat melaksanakan penggantian

senjata cadangan kepada pelaku apabila terdapat

senjata yang rusak berat.

(d) Petugas Rikjat melaporkan dan mencatat

kepada pimpinan apabila terdapat kendala di

pemeriksaan senjata.

(e) Petugas Rikjat mengarahkan pelaku latihan

dari tempat pemeriksaan senjata menuju ke tempat

pengambilan munisi.

(3) Kegiatan di tempat pembagian munisi.

(a) Pelayan munisi membagikan munisi kepada

pelaku sesuai dengan materi yang akan

dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah menerima

munisi memeriksa jumlah munisi yang sudah

diterima.

(b) Pelayan munisi mencatat munisi yang telah

dibagikan kepada pelaku.

(c) Pelayan munisi mengarahkan pelaku latihan

dari tempat pembagian munisi menuju ke kedudukan

tembakan.

183

 (4) Kegiatan di kedudukan penembakan.

(a) Wasjur mengarahkan pelaku untuk menempati

kedudukan tembak agar tidak terjadi kesalahan lajur.

(b) Setelah Pelaku menempati kedudukan dengan

benar, meletakkan senjata dan berdiri satu langkah

dibelakang senjata.

(c) Wasjur melaksanakan pemeriksaan pelaku di

kedudukan tembak baik personel maupun

materiilnya.

(d) Wasjur melaksanakan pencatatan identitas

pelaku.

(e) Pelatih Pibak memberikan aba-aba

menghitung kepada pelaku, selanjutnya pelaku

menghitung sesuai dengan lajurnya masing-masing.

(f) Wasjur melaksanakan pemeriksan sesuai

dengan lajur dan gelombang yang telah ditentukan.

(g) Wasjur melaporkan kepada Wastak bahwa

pelaku siap melaksanakan menembak.

(h) Wastak melaporkan kepada pimpinan

penembakan bahwa penembakan siap dimulai.

(i) Pelatih Pibak memberikan aba-aba

penembakan sesuai dengan materi yang akan

dilaksanakan.

(j) Pelaku melaksanakan menembak sesuai

dengan sasarannya masing-masing.

i) Petembak ( 2 orang ) menuju ke titik

start.

ii) Pibak memberikan aba-aba ” Pasang

magasen isi senjata terkunci” Petembak

mengikuti, melaksanakan dan laporan

”Lapor....... Siap”

iii) Pibak memerintahkan petembak ”Maju”

kemudian 2 petembak bergerak maju

184

 berdampingan saling melindungi ( sesuai

sektor pengawasan yang diberikan pelatih )

menelusuri lorong diikuti oleh 2 Wasjur dan 1

penilai.

iv) Pada saat petembak bergerak dan

melihat sasaran, maka petembak segera

bereaksi dengan mengarahkan senjatanya ke

sasaran, kemudian menembak 2 butir,

selanjutnya kegiatan sama.

(k) Wasjur mengawasi dan membantu mengatasi

gangguan apabila terjadi gangguan senjata yang

tidak dapat diatasi oleh pelaku.

(l) Wasjur melaksanakan penggantian munisi

apabila terjadi munisi yang kets atau rusak.

(m) Pelaku yang telah selesai melaksanakan

menembak berdiri mundur satu langkah dibelakang

senjata kemudian laporan dari tempat “Lapor lajur .....

selesai menembak”.

(n) Setelah seluruh pelaku selesai melaksanakan

menembak Pelatih Pibak memerintahkan kosongkan

senjata “Sikap berlutut kosongkan senjata”.

(o) Wasjur melaksanakan pemeriksaan kamar

senjata sesuai dengan lajurnya masing-masing.

(p) Pibak memerintahkan pelaku berdiri hadap

kiri/kanan menuju ke tempat pemeriksaan senjata

akhir dengan pembawaan senjata laras mengarah

keatas, tangan kanan memegang pistol grip, jari

telunjuk berada diluar picu, magasen terlepas dari

rumah magasen.

(5) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir.

185

 (a) Petugas Rikjat menerima pelaku untuk

melaksanakan pemeriksaan senjata akhir.

(b) Petugas Rikjat memerintahkan pelaku untuk

melaksanakan tindakan keamanan dengan aba-aba

“Siap gerak” – “Periksa kamar – gerak” pelaku

melaksanakan kegiatan periksa kamar.

(c) Petugas Rikjat memeriksa kamar senjata

pelaku satu persatu dengan cara melihat dan

meyakinkan bahwa kamar benar-benar

aman/kosong.

(d) Petugas Rikjat memerintahkan hadap

kanan/kiri menuju ke TB akhir.

(6) Kegiatan di TB akhir.

(a) Petugas TB akhir menerima pelaku

ditempatkan sesuai tempat yang telah ditentukan.

(b) Petugas TB akhir memerintahkan pelaku untuk

menempatkan senjata pada rak yang telah disiapkan.

(c) Setelah meletakkan senjata pelaku menuju ke

tempat yang telah disiapkan.

(d) Selama kegiatan di TB akhir kedudukan

pelaku dan senjata terpisah.

(e) Selama kegiatan di TB akhir pelaku diberikan

bimbingan dan asuhan dari Petugas TB akhir yang

telah selesai dilaksanakan.

(f) Selama kegiatan di TB akhir pelaku tidak

dibenarkan meninggalkan tempat tanpa seijin pelatih.

186

 

Petembak

Skema Baksi Lorong Hantu

Gambar – 69

 

13) Tembak Tempur Reaksi Pertempuran Perjumpaan (Purpa).

a) Persyaratan medan yang digunakan. Mengingat latihan ini

cukup berbahaya maka sebaiknya medan Baksi Purpa dipilih pada

suatu tempat yang jarang atau tidak pernah dilalui penduduk.

(1) Medan tertutup / semi tertutup.

(2) Terdapat lorong yang dapat dilalui satu atau dua

orang.

(3) Pembuatan lorong hendaknya merupakan setengah

lingkaran dan penempatan lesan diarahkan ke satu arah ke

kiri dan ke kanan sehingga lintasan peluru cukup aman.

187

 (4) Bila terdapat lembah yang sempit dan kiri kanannya

terdapat tanggul penahan peluru maka sasaran dapat

ditempatkan di kiri, kanan, depan dan di atas pohon.

(5) Panjang lorong antara 100 m s.d. 300 m.

b) Lesan timbul tenggelam dan bergerak. Jumlah dan

penempatannya disesuaikan dengan betuk medan yang

digunakan ( + 25 m dari titik tembak ).

(1) Lesan tubuh rebah tegak

(2) Lesan ½ tubuh rebah tegak dan rebah samping.

(3) Lesan dada rebah tegak dan jendela.

(4) Lesan bentuk orang berjalan kesamping.

(5) Lesan bentuk orang merayap.

c) Jumlah peluru 10 butir.

d) Sikap berdiri atau sikap tembak serbuan.

e) Batas lulus minimal perkenaan 8 butir.

f) Yang mempengaruhi penilaian. Tidak menembak ke

sasaran sampai radius 25 m / 90° dianggap diskualifikasi dan

perkenaan dikurangi 2 butir.

g) Urut-urutan Kegiatan.

(1) Kegiatan di DP.

(a) Koordinator menerima pelaku, kegiatan yang

dilaksanakan:

i) Tindakan keamanan.

ii) Pemeriksaan personel dan materiil

dilanjutkan dengan berdoa.

iii) Menjelaskan tentang mekanisme

kegiatan yang akan dilaksanakan.

188

 iv) Memberikan penjelasan tentang

keharusan dan larangan yang harus di taati

oleh pelaku selama kegiatan latihan.

v) Menyerahkan pelaku/peserta latihan

kepada Pelatih Pibak.

(b) Pelatih Pibak memberikan penjelasan tentang:

i) Teori/Materi kegiatan yang akan

dilaksanakan.

ii) Mengarahkan Pelaku dari DP menuju

ke pemeriksaan senjata kemudian diterima

oleh pelatih pemeriksa senjata.

(2) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata.

(a) Petugas Rikjat melaksanakan pemeriksaan

senjata.

(b) Petugas Rikjat melaksanakan pecatatan

apabila terdapat senjata yang rusak.

(c) Petugas Rikjat melaksanakan penggantian

senjata cadangan kepada pelaku apabila terdapat

senjata yang rusak berat.

(d) Petugas Rikjat melaporkan dan mencatat

kepada pimpinan apabila terdapat kendala di

pemeriksaan senjata.

(e) Petugas Rikjat mengarahkan pelaku latihan

dari tempat pemeriksaan senjata menuju ke tempat

pengambilan munisi.

(3) Kegiatan di tempat pembagian munisi.

(a) Pelayan munisi membagikan munisi kepada

pelaku sesuai dengan materi yang akan

dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah menerima

munisi memeriksa jumlah munisi yang sudah

diterima.

189

 (b) Pelayan munisi mencatat munisi yang telah

dibagikan kepada pelaku.

(c) Pelayan munisi mengarahkan pelaku latihan

dari tempat pembagian munisi menuju ke kedudukan

tembakan.

(4) Kegiatan di kedudukan penembakan.

(a) Wasjur mengarahkan pelaku untuk menempati

kedudukan tembak agar tidak terjadi kesalahan lajur.

(b) Setelah Pelaku menempati kedudukan dengan

benar, meletakkan senjata dan berdiri satu langkah

dibelakang senjata.

(c) Wasjur melaksanakan pemeriksaan pelaku di

kedudukan tembak baik personel maupun

materiilnya.

(d) Wasjur melaksanakan pencatatan identitas

pelaku.

(e) Pelatih Pibak memberikan aba-aba

menghitung kepada pelaku, selanjutnya pelaku

menghitung sesuai dengan lajurnya masing-masing.

(f) Wasjur melaksanakan pemeriksan sesuai

dengan lajur dan gelombang yang telah ditentukan.

(g) Wasjur melaporkan kepada Wastak bahwa

pelaku siap melaksanakan menembak.

(h) Wastak melaporkan kepada pimpinan

penembakan bahwa penembakan siap dimulai.

(i) Pelatih Pibak memberikan aba-aba

penembakan sesuai dengan materi yang akan

dilaksanakan.

(j) Pelaku melaksanakan menembak sesuai

dengan sasarannya masing-masing.

i) Petembak menuju ke titik start.

190

 ii) Pibak memberikan aba-aba ” Pasang

magasen isi senjata terkunci” Petembak

mengikuti, melaksanakan dan laporan

”Lapor....... Siap”

iii) Pibak memerintahkan petembak ”Maju”

kemudian petembak bergerak maju

menelusuri lorong diikuti oleh 1 Wasjur dan 1

penilai.

iv) Pada saat petembak bergerak dan

melihat sasaran, yang muncul tiba-tiba maka

petembak segera bereaksi dengan

mengarahkan senjatanya ke sasaran,

kemudian menembak 1 butir, selanjutnya

kegiatan sama.

(k) Wasjur mengawasi dan membantu mengatasi

gangguan apabila terjadi gangguan senjata yang

tidak dapat diatasi oleh pelaku.

(l) Wasjur melaksanakan penggantian munisi

apabila terjadi munisi yang kets atau rusak.

(m) Pelaku yang telah selesai melaksanakan

menembak berdiri mundur satu langkah dibelakang

senjata kemudian laporan dari tempat “Lapor lajur .....

selesai menembak”.

(n) Setelah seluruh pelaku selesai melaksanakan

menembak Pelatih Pibak memerintahkan kosongkan

senjata “Sikap berlutut kosongkan senjata”.

(o) Wasjur melaksanakan pemeriksaan kamar

senjata sesuai dengan lajurnya masing-masing.

(p) Pibak memerintahkan pelaku berdiri hadap

kiri/kanan menuju ke tempat pemeriksaan senjata

akhir dengan pembawaan senjata laras mengarah

keatas, tangan kanan memegang pistol grip, jari

191

 telunjuk berada diluar picu, magasen terlepas dari

rumah magasen.

(5) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir.

(a) Petugas Rikjat menerima pelaku untuk

melaksanakan pemeriksaan senjata akhir.

(b) Petugas Rikjat memerintahkan pelaku untuk

melaksanakan tindakan keamanan dengan aba-aba

“Siap gerak” – “Periksa kamar – gerak” pelaku

melaksanakan kegiatan periksa kamar.

(c) Petugas Rikjat memeriksa kamar senjata

pelaku satu persatu dengan cara melihat dan

meyakinkan bahwa kamar benar-benar

aman/kosong.

(d) Petugas Rikjat memerintahkan hadap

kanan/kiri menuju ke TB akhir.

(6) Kegiatan di TB akhir.

(a) Petugas TB akhir menerima pelaku

ditempatkan sesuai tempat yang telah ditentukan.

(b) Petugas TB akhir memerintahkan pelaku untuk

menempatkan senjata pada rak yang telah disiapkan.

(c) Setelah meletakkan senjata pelaku menuju ke

tempat yang telah disiapkan.

(d) Selama kegiatan di TB akhir kedudukan

pelaku dan senjata terpisah.

(e) Selama kegiatan di TB akhir pelaku diberikan

bimbingan dan asuhan dari Petugas TB akhir yang

telah selesai dilaksanakan.

(f) Selama kegiatan di TB akhir pelaku tidak

dibenarkan meninggalkan tempat tanpa seijin pelatih.

 

 

192

 Skema Baksi Pertempuran Perjumpaan

 

 

 

 

Gambar - 70

- Sikap berdiri - Munisi 10 btr @ 2 btr - Waktu 2 btr 2” - Petembak berjalan - Sasaran timbul tenggelam - Panjang lapangan minimal 50m - Lebar lapangan mempunyai sektor sudut 30˚ s.d 120 ˚ - Batas lulus 8 btr

Petembak

14) Tembak Khusus.

a) Menembak Terjal. Tujuannya untuk melumpuhkan

musuh yang menduduki / mempertahankan suatu ketinggian.

(1) Persyaratan lapangan tembak.

(a) Jarak tembak antara 200 m s.d. 300 m.

(b) Sudut tembak ± 45º.

(c) Tidak terdapat batu atau benda keras lainnya

sekitar sasaran.

(2) Sasaran lesan tubuh statis 1 buah

(3) Sikap tembak menyesuaikan medan.

(4) Jumlah peluru 12 butir dengan rincian :

193

 (a) 2 butir peluru untuk pemanasan ( koreksi )

(b) 10 butir peluru untuk lesan tubuh

(5) Perkenaan yang diharapkan minimal 7 butir.

(6) Dilaksanakan 2 seri dan 1 seri untuk evaluasi.

(7) Urut-urutan Kegiatan.

(a) Kegiatan di DP.

i) Koordinator menerima pelaku, kegiatan

yang dilaksanakan:

aa) Tindakan keamanan.

bb) Pemeriksaan personel dan

materiil dilanjutkan dengan berdoa.

cc) Menjelaskan tentang mekanisme

kegiatan yang akan dilaksanakan.

dd) Memberikan penjelasan tentang

keharusan dan larangan yang harus di

taati oleh pelaku selama kegiatan

latihan.

ee) Menyerahkan pelaku/peserta

latihan kepada Pelatih Pibak.

ii) Pelatih Pibak memberikan penjelasan

tentang :

aa) Teori/Materi kegiatan yang akan

dilaksanakan.

bb) Mengarahkan Pelaku dari DP

menuju ke pemeriksaan senjata

kemudian diterima oleh pelatih

pemeriksa senjata.

(b) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata.

194

 i) Petugas Rikjat melaksanakan

pemeriksaan senjata.

ii) Petugas Rikjat melaksanakan

peccatatan apabila terdapat senjata yang

rusak.

iii) Petugas Rikjat melaksanakan

penggantian senjata cadangan kepada pelaku

apabila terdapat senjata yang rusak berat.

iv) Petugas Rikjat melaporkan dan

mencatat kepada pimpinan apabila terdapat

kendala di pemeriksaan senjata.

v) Petugas Rikjat mengarahkan pelaku

latihan dari tempat pemeriksaan senjata

menuju ke tempat pengambilan munisi.

(c) Kegiatan di tempat pembagian munisi.

i) Pelayan munisi membagikan munisi

kepada pelaku sesuai dengan materi yang

akan dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah

menerima munisi memeriksa jumlah munisi

yang sudah diterima.

ii) Pelayan munisi mencatat munisi yang

telah dibagikan kepada pelaku.

iii) Pelayan munisi mengarahkan pelaku

latihan dari tempat pembagian munisi menuju

ke kedudukan tembakan. (d) Kegiatan di kedudukan penembakan.

i) Wasjur mengarahkan pelaku untuk

menempati kedudukan tembak agar tidak

terjadi kesalahan lajur.

ii) Setelah Pelaku menempati kedudukan

dengan benar, meletakkan senjata dan berdiri

satu langkah dibelakang senjata.

195

 iii) Wasjur melaksanakan pemeriksaan

pelaku di kedudukan tembak baik personel

maupun materiilnya.

iv) Wasjur melaksanakan pencatatan

identitas pelaku.

v) Pelatih Pibak memberikan aba-aba

menghitung kepada pelaku, selanjutnya

pelaku menghitung sesuai dengan lajurnya

masing-masing.

vi) Wasjur melaksanakan pemeriksaan

sesuai dengan lajur dan gelombang yang telah

ditentukan.

vii) Wasjur melaporkan kepada Wastak

bahwa pelaku siap melaksanakan menembak.

viii) Wastak melaporkan kepada pimpinan

penembakan bahwa penembakan siap

dimulai.

ix) Pelatih Pibak memberikan aba-aba

penembakan sesuai dengan materi yang akan

dilaksanakan.

x) Pelaku melaksanakan menembak

sesuai dengan sasarannya masing-masing.

xi) Wasjur mengawasi dan membantu

mengatasi gangguan apabila terjadi gangguan

senjata yang tidak dapat diatasi oleh pelaku.

xii) Wasjur melaksanakan penggantian

munisi apabila terjadi munisi yang kets atau

rusak.

xiii) Pelaku yang telah selesai

melaksanakan menembak berdiri mundur satu

langkah dibelakang senjata kemudian laporan

dari tempat “Lapor lajur ..... selesai

menembak”.

196

 xiv) Setelah seluruh pelaku selesai

melaksanakan menembak Pelatih Pibak

memerintahkan kosongkan senjata “Sikap

berlutut kosongkan senjata”.

xv) Wasjur melaksanakan pemeriksaan

kamar senjata sesuai dengan lajurnya masing-

masing.

xvi) Pibak memerintahkan pelaku berdiri

hadap kiri/kanan menuju ke tempat

pemeriksaan senjata akhir dengan

pembawaan senjata laras mengarah keatas,

tangan kanan memegang pistol grip, jari

telunjuk berada diluar picu, magasen terlepas

dari rumah magasen.

(e) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir.

i) Petugas Rikjat menerima pelaku untuk

melaksanakan pemeriksaan senjata akhir.

ii) Petugas Rikjat memerintahkan pelaku

untuk melaksanakan tindakan keamanan

dengan aba-aba “Siap gerak” – “Periksa

kamar – gerak” pelaku melaksanakan kegiatan

periksa kamar.

iii) Petugas Rikjat memeriksa kamar

senjata pelaku satu persatu dengan cara

melihat dan meyakinkan bahwa kamar benar-

benar aman/kosong.

iv) Petugas Rikjat memerintahkan hadap

kanan/kiri menuju ke TB akhir.

(f) Kegiatan di TB akhir.

197

 i) Petugas TB akhir menerima pelaku

ditempatkan sesuai tempat yang telah

ditentukan.

ii) Petugas TB akhir memerintahkan

pelaku untuk menempatkan senjata pada rak

yang telah disiapkan.

iii) Setelah meletakkan senjata pelaku

menuju ke tempat yang telah disiapkan.

iv) Selama kegiatan di TB akhir kedudukan

pelaku dan senjata terpisah.

v) Selama kegiatan di TB akhir pelaku

diberikan bimbingan dan asuhan dari Petugas

TB akhir yang telah selesai dilaksanakan.

vi) Selama kegiatan di TB akhir pelaku

tidak dibenarkan meninggalkan tempat tanpa

seijin pelatih.

Skema Tembak Terjal

- Sikap bebas - Peluru 10 btr - Waktu 5 menit - Sasaran 1 tubuh statis - Aba-aba persiapan …. Awas … tembak. - Sudut tembak 45-60 derajat

Gambar - 71

198

 b) Menembak Curam. Tujuannya untuk melumpuhkan

musuh yang berusaha merebut medan kritik atau merebut suatu

kedudukan di suatu ketinggian.

(1) Persyaratan lapangan tembak :

(a) Jarak tembak 200 m s.d 300 m.

(b) Sudut tembakan ± 135º

(c) Tidak terdapat batu atau benda keras lainnya

di sekitar sasaran.

(2) Sasaran lesan tubuh statis 1 buah untuk 1

penembak.

(3) Sikap tembak menyesuaikan medan.

(4) Jumlah peluru 12 butir dengan rincian :

(a) 2 butir peluru untuk pemanasan ( koreksi )

(b) 10 butir peluru untuk lesan tubuh

(5) Perkenaan yang diharapkan minimal 7 butir.

(6) Dilaksanakan 2 seri dan 1 seri untuk evaluasi.

(7) Urut-urutan Kegiatan.

(a) Kegiatan di DP.

i) Koordinator menerima pelaku, kegiatan

yang dilaksanakan:

aa) Tindakan keamanan.

bb) Pemeriksaan personel dan

materiil dilanjutkan dengan berdoa.

cc) Menjelaskan tentang mekanisme

kegiatan yang akan dilaksanakan.

dd) Memberikan penjelasan tentang

keharusan dan larangan yang harus

ditaati oleh pelaku selama kegiatan

latihan.

199

 ee) Menyerahkan pelaku/peserta

latihan kepada Pelatih Pibak.

ii) Pelatih Pibak memberikan penjelasan

tentang :

aa) Teori/Materi kegiatan yang akan

dilaksanakan.

bb) Mengarahkan Pelaku dari DP

menuju ke pemeriksaan senjata

kemudian diterima oleh pelatih

pemeriksa senjata.

(b) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata.

i) Petugas Rikjat melaksanakan

pemeriksaan senjata.

ii) Petugas Rikjat melaksanakan

pencatatan apabila terdapat senjata yang

rusak.

iii) Petugas Rikjat melaksanakan

penggantian senjata cadangan kepada pelaku

apabila terdapat senjata yang rusak berat.

iv) Petugas Rikjat melaporkan dan

mencatat kepada pimpinan apabila terdapat

kendala di pemeriksaan senjata.

v) Petugas Rikjat mengarahkan pelaku

latihan dari tempat pemeriksaan senjata

menuju ke tempat pengambilan munisi.

(c) Kegiatan di tempat pembagian munisi.

i) Pelayan munisi membagikan munisi

kepada pelaku sesuai dengan materi yang

akan dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah

menerima munisi memeriksa jumlah munisi

yang sudah diterima.

200

 ii) Pelayan munisi mencatat munisi yang

telah dibagikan kepada pelaku.

iii) Pelayan munisi mengarahkan pelaku

latihan dari tempat pembagian munisi menuju

ke kedudukan tembakan.

(d) Kegiatan di kedudukan penembakan.

i) Wasjur mengarahkan pelaku untuk

menempati kedudukan tembak agar tidak

terjadi kesalahan lajur.

ii) Setelah Pelaku menempati kedudukan

dengan benar, meletakkan senjata dan berdiri

satu langkah dibelakang senjata.

iii) Wasjur melaksanakan pemeriksaan

pelaku di kedudukan tembak baik personel

maupun materiilnya.

iv) Wasjur melaksanakan pencatatan

identitas pelaku.

v) Pelatih Pibak memberikan aba-aba

menghitung kepada pelaku, selanjutnya

pelaku menghitung sesuai dengan lajurnya

masing-masing.

vi) Wasjur melaksanakan pemeriksaan

sesuai dengan lajur dan gelombang yang telah

ditentukan.

vii) Wasjur melaporkan kepada Wastak

bahwa pelaku siap melaksanakan menembak.

viii) Wastak melaporkan kepada pimpinan

penembakan bahwa penembakan siap

dimulai.

ix) Pelatih Pibak memberikan aba-aba

penembakan sesuai dengan materi yang akan

dilaksanakan.

201

 x) Pelaku melaksanakan menembak

sesuai dengan sasarannya masing-masing.

xi) Wasjur mengawasi dan membantu

mengatasi gangguan apabila terjadi gangguan

senjata yang tidak dapat diatasi oleh pelaku.

xii) Wasjur melaksanakan penggantian

munisi apabila terjadi munisi yang kets atau

rusak.

xiii) Pelaku yang telah selesai

melaksanakan menembak berdiri mundur satu

langkah dibelakang senjata kemudian laporan

dari tempat “Lapor lajur ..... selesai

menembak”.

xiv) Setelah seluruh pelaku selesai

melaksanakan menembak Pelatih Pibak

memerintahkan kosongkan senjata “Sikap

berlutut kosongkan senjata”.

xv) Wasjur melaksanakan pemeriksaan

kamar senjata sesuai dengan lajurnya masing-

masing.

xvi) Pibak memerintahkan pelaku berdiri

hadap kiri/kanan menuju ke tempat

pemeriksaan senjata akhir dengan

pembawaan senjata laras mengarah keatas,

tangan kanan memegang pistol grip, jari

telunjuk berada diluar picu, magasen terlepas

dari rumah magasen.

(e) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir.

i) Petugas Rikjat menerima pelaku untuk

melaksanakan pemeriksaan senjata akhir.

202

 ii) Petugas Rikjat memerintahkan pelaku

untuk melaksanakan tindakan keamanan

dengan aba-aba “Siap gerak” – “Periksa

kamar – gerak” pelaku melaksanakan kegiatan

periksa kamar.

iii) Petugas Rikjat memeriksa kamar

senjata pelaku satu persatu dengan cara

melihat dan meyakinkan bahwa kamar benar-

benar aman/kosong.

iv) Petugas Rikjat memerintahkan hadap

kanan/kiri menuju ke TB akhir.

(f) Kegiatan di TB akhir.

i) Petugas TB akhir menerima pelaku

ditempatkan sesuai tempat yang telah

ditentukan.

ii) Petugas TB akhir memerintahkan

pelaku untuk menempatkan senjata pada rak

yang telah disiapkan.

iii) Setelah meletakkan senjata pelaku

menuju ke tempat yang telah disiapkan.

iv) Selama kegiatan di TB akhir kedudukan

pelaku dan senjata terpisah.

v) Selama kegiatan di TB akhir pelaku

diberikan bimbingan dan asuhan dari Petugas

TB akhir yang telah selesai dilaksanakan.

vi) Selama kegiatan di TB akhir pelaku

tidak dibenarkan meninggalkan tempat tanpa

seijin pelatih.

203

 Skema Tembak Curam

Gambar - 72

- Sikap bebas - Peluru 10 butir - Waktu 5 menit - Sasaran 1 tubuh statis. - Aba-aba persiapan …. awas … tembak. - Sudut tembak 45-60 derajat. - Nilai minimal perkenaan 7 butir

c) Menembak Lintas Air. Tujuannya untuk melumpuhkan

musuh yang berusaha merebut pantai atau tepi pantai.

(1) Persyaratan lapangan tembak :

(a) Jarak tembak antara 200 s/d 300 m.

(b) Ketinggian antara air dengan lintasan peluru

maksimal 1 meter.

(c) Sasaran ditembak dari tepi ke tepi atau dari

tepi ke tengah rawa / danau.

(2) Sasaran lesan tubuh 1 buah untuk 1 penembak.

(3) Sikap tembak menyesuaikan medan.

(4) Jumlah peluru 12 butir dengan rincian :

(a) 2 butir peluru untuk pemanasan ( koreksi )

(b) 10 butir peluru untuk lesan tubuh

(5) Perkenaan yang diharapkan minimal 7 butir.

(6) Dilaksanakan 2 seri dan 1 seri untuk evaluasi.

204

 (7) Urut-urutan Kegiatan.

(a) Kegiatan di DP.

i) Koordinator menerima pelaku, kegiatan

yang dilaksanakan:

aa) Tindakan keamanan.

bb) Pemeriksaan personel dan

materiil dilanjutkan dengan berdoa.

cc) Menjelaskan tentang mekanisme

kegiatan yang akan dilaksanakan.

dd) Memberikan penjelasan tentang

keharusan dan larangan yang harus

ditaati oleh pelaku selama kegiatan

latihan.

ee) Menyerahkan pelaku/peserta

latihan kepada Pelatih Pibak.

ii) Pelatih Pibak memberikan penjelasan

tentang :

aa) Teori/Materi kegiatan yang akan

dilaksanakan.

bb) Mengarahkan Pelaku dari DP

menuju ke pemeriksaan senjata

kemudian diterima oleh pelatih

pemeriksa senjata.

(b) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata.

i) Petugas Rikjat melaksanakan

pemeriksaan senjata.

ii) Petugas Rikjat melaksanakan

pencatatan apabila terdapat senjata yang

rusak.

205

 iii) Petugas Rikjat melaksanakan

penggantian senjata cadangan kepada pelaku

apabila terdapat senjata yang rusak berat.

iv) Petugas Rikjat melaporkan dan

mencatat kepada pimpinan apabila terdapat

kendala di pemeriksaan senjata.

v) Petugas Rikjat mengarahkan pelaku

latihan dari tempat pemeriksaan senjata

menuju ke tempat pengambilan munisi.

(c) Kegiatan di tempat pembagian munisi.

i) Pelayan munisi membagikan munisi

kepada pelaku sesuai dengan materi yang

akan dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah

menerima munisi memeriksa jumlah munisi

yang sudah diterima.

ii) Pelayan munisi mencatat munisi yang

telah dibagikan kepada pelaku.

iii) Pelayan munisi mengarahkan pelaku

latihan dari tempat pembagian munisi menuju

ke kedudukan tembakan.

(d) Kegiatan di kedudukan penembakan.

i) Wasjur mengarahkan pelaku untuk

menempati kedudukan tembak agar tidak

terjadi kesalahan lajur.

ii) Setelah Pelaku menempati kedudukan

dengan benar, meletakkan senjata dan berdiri

satu langkah dibelakang senjata.

iii) Wasjur melaksanakan pemeriksaan

pelaku di kedudukan tembak baik personel

maupun materiilnya.

206

 iv) Wasjur melaksanakan pencatatan

identitas pelaku.

v) Pelatih Pibak memberikan aba-aba

menghitung kepada pelaku, selanjutnya

pelaku menghitung sesuai dengan lajurnya

masing-masing.

vi) Wasjur melaksanakan pemeriksaan

sesuai dengan lajur dan gelombang yang telah

ditentukan.

vii) Wasjur melaporkan kepada Wastak

bahwa pelaku siap melaksanakan menembak.

viii) Wastak melaporkan kepada pimpinan

penembakan bahwa penembakan siap

dimulai.

ix) Pelatih Pibak memberikan aba-aba

penembakan sesuai dengan materi yang akan

dilaksanakan.

x) Pelaku melaksanakan menembak

sesuai dengan sasarannya masing-masing.

xi) Wasjur mengawasi dan membantu

mengatasi gangguan apabila terjadi gangguan

senjata yang tidak dapat diatasi oleh pelaku.

xii) Wasjur melaksanakan penggantian

munisi apabila terjadi munisi yang kets atau

rusak.

xiii) Pelaku yang telah selesai

melaksanakan menembak berdiri mundur satu

langkah dibelakang senjata kemudian laporan

dari tempat “Lapor lajur ..... selesai

menembak”.

xiv) Setelah seluruh pelaku selesai

melaksanakan menembak Pelatih Pibak

207

 memerintahkan kosongkan senjata “Sikap

berlutut kosongkan senjata”.

xv) Wasjur melaksanakan pemeriksaan

kamar senjata sesuai dengan lajurnya masing-

masing.

xvi) Pibak memerintahkan pelaku berdiri

hadap kiri/kanan menuju ke tempat

pemeriksaan senjata akhir dengan

pembawaan senjata laras mengarah keatas,

tangan kanan memegang pistol grip, jari

telunjuk berada diluar picu, magasen terlepas

dari rumah magasen.

(e) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir.

i) Petugas Rikjat menerima pelaku untuk

melaksanakan pemeriksaan senjata akhir.

ii) Petugas Rikjat memerintahkan pelaku

untuk melaksanakan tindakan keamanan

dengan aba-aba “Siap gerak” – “Periksa

kamar – gerak” pelaku melaksanakan kegiatan

periksa kamar.

iii) Petugas Rikjat memeriksa kamar

senjata pelaku satu persatu dengan cara

melihat dan meyakinkan bahwa kamar benar-

benar aman/kosong.

iv) Petugas Rikjat memerintahkan hadap

kanan/kiri menuju ke TB akhir.

(f) Kegiatan di TB akhir.

i) Petugas TB akhir menerima pelaku

ditempatkan sesuai tempat yang telah

ditentukan.

208

 ii) Petugas TB akhir memerintahkan

pelaku untuk menempatkan senjata pada rak

yang telah disiapkan.

iii) Setelah meletakkan senjata pelaku

menuju ke tempat yang telah disiapkan.

iv) Selama kegiatan di TB akhir kedudukan

pelaku dan senjata terpisah.

v) Selama kegiatan di TB akhir pelaku

diberikan bimbingan dan asuhan dari Petugas

TB akhir yang telah selesai dilaksanakan.

vi) Selama kegiatan di TB akhir pelaku

tidak dibenarkan meninggalkan tempat tanpa

seijin pelatih.

Skema Tembak Lintasan Air

 Mak. 1 meter

- Sikap bebas - Peluru 10 butir - Waktu 5 menit - Sasaran 1 tubuh statis. - aba-aba persiapan …. awas … tembak. - Tinggi permukaan air dgn lintasan peluru maksimal 1 meter - Nilai minimal perkenaan 7 butir

Gambar - 73

d) Menembak Antar Cot. Tujuannya untuk melumpuhkan

musuh yang berusaha merebut sasaran pokok melalui sasaran

antara.

(1) Persyaratan lapangan tembak :

(a) Jarak tembak antara 200 m s/d 300 m.

(b) Ketinggian relatif sama.

209

 (c) Terdapat lembah atau jurang pemisah

kedalaman 75 m dari titik kulminasi lintasan peluru.

(d) Tidak terdapat batu atau benda keras disekitar

sasaran.

(e) Terdapat tanggul tembak / tanggul pengaman.

(2) Sasaran lesan tubuh statis 1 buah untuk 1

penembak.

(3) Sikap tembak menyesuaikan medan.

(4) Jumlah peluru 12 butir dengan rincian :

(a) 2 butir peluru untuk pemanasan ( koreksi ).

(b) 10 butir peluru untuk lesan tubuh.

(5) Perkenaan yang diharapkan minimal 7 butir.

(6) Dilaksanakan 2 seri dan 1 seri untuk evaluasi.

(7) Urut-urutan Kegiatan.

(a) Kegiatan di DP.

i) Koordinator menerima pelaku, kegiatan

yang dilaksanakan:

aa) Tindakan keamanan.

bb) Pemeriksaan personel dan

materiil dilanjutkan dengan berdoa.

cc) Menjelaskan tentang mekanisme

kegiatan yang akan dilaksanakan.

dd) Memberikan penjelasan tentang

keharusan dan larangan yang harus di

taati oleh pelaku selama kegiatan

latihan.

ee) Menyerahkan pelaku/peserta

latihan kepada Pelatih Pibak.

210

 ii) Pelatih Pibak memberikan penjelasan

tentang :

aa) Teori/Materi kegiatan yang akan

dilaksanakan.

bb) Mengarahkan Pelaku dari DP

menuju ke pemeriksaan senjata

kemudian diterima oleh pelatih

pemeriksa senjata.

(b) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata.

i) Petugas Rikjat melaksanakan

pemeriksaan senjata.

ii) Petugas Rikjat melaksanakan

pecatatan apabila terdapat senjata yang rusak.

iii) Petugas Rikjat melaksanakan

penggantian senjata cadangan kepada pelaku

apabila terdapat senjata yang rusak berat.

iv) Petugas Rikjat melaporkan dan

mencatat kepada pimpinan apabila terdapat

kendala di pemeriksaan senjata.

v) Petugas Rikjat mengarahkan pelaku

latihan dari tempat pemeriksaan senjata

menuju ke tempat pengambilan munisi.

(c) Kegiatan di tempat pembagian munisi.

i) Pelayan munisi membagikan munisi

kepada pelaku sesuai dengan materi yang

akan dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah

menerima munisi memeriksa jumlah munisi

yang sudah diterima.

ii) Pelayan munisi mencatat munisi yang

telah dibagikan kepada pelaku.

211

 iii) Pelayan munisi mengarahkan pelaku

latihan dari tempat pembagian munisi menuju

ke kedudukan tembakan.

(d) Kegiatan di kedudukan penembakan.

i) Wasjur mengarahkan pelaku untuk

menempati kedudukan tembak agar tidak

terjadi kesalahan lajur.

ii) Setelah Pelaku menempati kedudukan

dengan benar, meletakkan senjata dan berdiri

satu langkah dibelakang senjata.

iii) Wasjur melaksanakan pemeriksaan

pelaku di kedudukan tembak baik personel

maupun materiilnya.

iv) Wasjur melaksanakan pencatatan

identitas pelaku.

v) Pelatih Pibak memberikan aba-aba

menghitung kepada pelaku, selanjutnya

pelaku menghitung sesuai dengan lajurnya

masing-masing.

vi) Wasjur melaksanakan pemeriksaan

sesuai dengan lajur dan gelombang yang telah

ditentukan.

vii) Wasjur melaporkan kepada Wastak

bahwa pelaku siap melaksanakan menembak.

viii) Wastak melaporkan kepada pimpinan

penembakan bahwa penembakan siap

dimulai.

ix) Pelatih Pibak memberikan aba-aba

penembakan sesuai dengan materi yang akan

dilaksanakan.

212

 x) Pelaku melaksanakan menembak

sesuai dengan sasarannya masing-masing.

xi) Wasjur mengawasi dan membantu

mengatasi gangguan apabila terjadi gangguan

senjata yang tidak dapat diatasi oleh pelaku.

xii) Wasjur melaksanakan penggantian

munisi apabila terjadi munisi yang kets atau

rusak.

xiii) Pelaku yang telah selesai

melaksanakan menembak berdiri mundur satu

langkah dibelakang senjata kemudian laporan

dari tempat “Lapor lajur ..... selesai

menembak”.

xiv) Setelah seluruh pelaku selesai

melaksanakan menembak Pelatih Pibak

memerintahkan kosongkan senjata “Sikap

berlutut kosongkan senjata”.

xv) Wasjur melaksanakan pemeriksaan

kamar senjata sesuai dengan lajurnya masing-

masing.

xvi) Pibak memerintahkan pelaku berdiri

hadap kiri/kanan menuju ke tempat

pemeriksaan senjata akhir dengan

pembawaan senjata laras mengarah keatas,

tangan kanan memegang pistol grip, jari

telunjuk berada diluar picu, magasen terlepas

dari rumah magasen.

(e) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir.

i) Petugas Rikjat menerima pelaku untuk

melaksanakan pemeriksaan senjata akhir.

213

 ii) Petugas Rikjat memerintahkan pelaku

untuk melaksanakan tindakan keamanan

dengan aba-aba “Siap gerak” – “Periksa

kamar – gerak” pelaku melaksanakan kegiatan

periksa kamar.

iii) Petugas Rikjat memeriksa kamar

senjata pelaku satu persatu dengan cara

melihat dan meyakinkan bahwa kamar benar-

benar aman/kosong.

iv) Petugas Rikjat memerintahkan hadap

kanan/kiri menuju ke TB akhir.

(f) Kegiatan di TB akhir.

i) Petugas TB akhir menerima pelaku

ditempatkan sesuai tempat yang telah

ditentukan.

ii) Petugas TB akhir memerintahkan

pelaku untuk menempatkan senjata pada rak

yang telah disiapkan.

iii) Setelah meletakkan senjata pelaku

menuju ke tempat yang telah disiapkan.

iv) Selama kegiatan di TB akhir kedudukan

pelaku dan senjata terpisah.

v) Selama kegiatan di TB akhir pelaku

diberikan bimbingan dan asuhan dari Petugas

TB akhir yang telah selesai dilaksanakan.

vi) Selama kegiatan di TB akhir pelaku

tidak dibenarkan meninggalkan tempat tanpa

seijin pelatih.

214

 Skema Tembak Antar Cot

Gambar - 74

- Sikap bebas - Peluru 10 butir - Waktu 5 menit - Sasaran 1 tubuh statis. - Aba-aba persiapan …. awas … tembak - Nilai minimal perkenaan 8 butir

f. Tembak Tempur Kelompok. 1) Tembak Tempur Reaksi Saling Melindungi, sebagai Speed 1 dan 2.

a) Persyaratan medan yang digunakan. Mengingat

pelaksanaan menembak ini cukup berbahaya maka sebaiknya

medan yang dipilih pada suatu tempat yang jarang atau tidak

pernah dilalui penduduk.

(1) Medan tertutup / semi tertutup.

(2) Panjang lapangan 100 m s.d 200 m dan terdapat

lorong yang dapat dilalui 2 orang.

(3) Terdapat pepohonan dan gerumbul semak belukar

untuk menyembunyikan sasaran.

(4) Medan rata atau bergelombang dan terdapat tanggul

penahan peluru.

(5) Bersih dari batu-batuan.

215

 b) Lesan tetap ( statis ), timbul tenggelam dan bergerak.

Jumlah dan penempatannya disesuaikan dengan bentuk medan

yang digunakan ( + 25 m dari titik tembak ).

(1) Lesan tubuh rebah tegak

(2) Lesan ½ tubuh rebah tegak dan rebah samping.

(3) Lesan dada rebah tegak dan jendela.

(4) Lesan bentuk orang berjalan ke samping.

(5) Lesan ½ tubuh statis.

(6) Lesan tubuh statis.

c) Jumlah peluru 10 butir/orang ( 2 orang = 20 butir ).

d) Sikap menyesuaikan dengan medan/perlindungan.

e) Batas lulus minimal perkenaan 7 butir.

f) Penekanan dalam latihan ini adalah :

(1) Saat bergerak laras senjata selalu mengarah pada

jam 10 s.d jam 2.

(2) Diadakan driil teknis untuk penembak sampai

mengerti benar bagaimana pelaksanaan seseungguhnya.

(3) Larangan-larangan yang disampaikan pelatih harus

ditaati oleh penembak dalam hal tindakan keamanan.

g) Urut-urutan Kegiatan.

(1) Kegiatan di DP.

(a) Koordinator menerima pelaku, kegiatan yang

dilaksanakan:

i) Tindakan keamanan.

ii) Pemeriksaan personel dan materiil

dilanjutkan dengan berdoa.

iii) Menjelaskan tentang mekanisme

kegiatan yang akan dilaksanakan.

216

 iv) Memberikan penjelasan tentang

keharusan dan larangan yang harus ditaati

oleh pelaku selama kegiatan latihan.

v) Menyerahkan pelaku/peserta latihan

kepada Pelatih Pibak.

(b) Pelatih Pibak memberikan penjelasan tentang:

i) Teori/Materi kegiatan yang akan

dilaksanakan.

ii) Mengarahkan Pelaku dari DP menuju

ke pemeriksaan senjata kemudian diterima

oleh pelatih pemeriksa senjata.

(2) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata.

(a) Petugas Rikjat melaksanakan pemeriksaan

senjata.

(b) Petugas Rikjat melaksanakan pecatatan

apabila terdapat senjata yang rusak.

(c) Petugas Rikjat melaksanakan penggantian

senjata cadangan kepada pelaku apabila terdapat

senjata yang rusak berat.

(d) Petugas Rikjat melaporkan dan mencatat

kepada pimpinan apabila terdapat kendala di

pemeriksaan senjata.

(e) Petugas Rikjat mengarahkan pelaku latihan

dari tempat pemeriksaan senjata menuju ke tempat

pengambilan munisi.

(3) Kegiatan di tempat pembagian munisi.

(a) Pelayan munisi membagikan munisi kepada

pelaku sesuai dengan materi yang akan

dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah menerima

munisi memeriksa jumlah munisi yang sudah

diterima.

217

 (b) Pelayan munisi mencatat munisi yang telah

dibagikan kepada pelaku.

(c) Pelayan munisi mengarahkan pelaku latihan

dari tempat pembagian munisi menuju ke kedudukan

tembakan.

(4) Kegiatan di kedudukan penembakan.

(a) Wasjur mengarahkan pelaku untuk menempati

kedudukan tembak agar tidak terjadi kesalahan lajur.

(b) Setelah Pelaku menempati kedudukan dengan

benar, meletakkan senjata dan berdiri satu langkah

dibelakang senjata.

(c) Wasjur melaksanakan pemeriksaan pelaku di

kedudukan tembak baik personel maupun

materiilnya.

(d) Wasjur melaksanakan pencatatan identitas

pelaku.

(e) Pelatih Pibak memberikan aba-aba

menghitung kepada pelaku, selanjutnya pelaku

menghitung sesuai dengan lajurnya masing-masing.

(f) Wasjur melaksanakan pemeriksaan sesuai

dengan lajur dan gelombang yang telah ditentukan.

(g) Wasjur melaporkan kepada Wastak bahwa

pelaku siap melaksanakan menembak.

(h) Wastak melaporkan kepada pimpinan

penembakan bahwa penembakan siap dimulai.

(i) Pelatih Pibak memberikan aba-aba

penembakan sesuai dengan materi yang akan

dilaksanakan.

(j) Pelaku melaksanakan menembak sesuai

dengan sasarannya masing-masing.

i) Petembak menuju ke titik start.

218

 ii) Pibak memberikan aba-aba ”Pasang

magasen isi senjata terkunci” Petembak

mengikuti, melaksanakan dan laporan

”Lapor....... Siap”

iii) Pibak memerintahkan petembak ”Maju”

kemudian petembak bergerak maju

menelusuri lorong diikuti oleh 1 Wasjur dan 1

penilai.

iv) Pada saat petembak bergerak dan

melihat sasaran, yang muncul tiba-tiba maka

petembak segera bereaksi dengan

mengarahkan senjatanya ke sasaran,

kemudian menembak 1 butir, selanjutnya

kegiatan sama.

(k) Wasjur mengawasi dan membantu mengatasi

gangguan apabila terjadi gangguan senjata yang

tidak dapat diatasi oleh pelaku.

(l) Wasjur melaksanakan penggantian munisi

apabila terjadi munisi yang kets atau rusak.

(m) Pelaku yang telah selesai melaksanakan

menembak berdiri mundur satu langkah dibelakang

senjata kemudian laporan dari tempat “Lapor lajur .....

selesai menembak”.

(n) Setelah seluruh pelaku selesai melaksanakan

menembak Pelatih Pibak memerintahkan kosongkan

senjata “Sikap berlutut kosongkan senjata”.

(o) Wasjur melaksanakan pemeriksaan kamar

senjata sesuai dengan lajurnya masing-masing.

(p) Pibak memerintahkan pelaku berdiri hadap

kiri/kanan menuju ke tempat pemeriksaan senjata

akhir dengan pembawaan senjata laras mengarah

keatas, tangan kanan memegang pistol grip, jari

219

 telunjuk berada diluar picu, magasen terlepas dari

rumah magasen.

(5) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir.

(a) Petugas Rikjat menerima pelaku untuk

melaksanakan pemeriksaan senjata akhir.

(b) Petugas Rikjat memerintahkan pelaku untuk

melaksanakan tindakan keamanan dengan aba-aba

“Siap gerak” – “Periksa kamar – gerak” pelaku

melaksanakan kegiatan periksa kamar.

(c) Petugas Rikjat memeriksa kamar senjata

pelaku satu persatu dengan cara melihat dan

meyakinkan bahwa kamar benar-benar

aman/kosong.

(d) Petugas Rikjat memerintahkan hadap

kanan/kiri menuju ke TB akhir.

(6) Kegiatan di TB akhir.

(a) Petugas TB akhir menerima pelaku

ditempatkan sesuai tempat yang telah ditentukan.

(b) Petugas TB akhir memerintahkan pelaku untuk

menempatkan senjata pada rak yang telah disiapkan.

(c) Setelah meletakkan senjata pelaku menuju ke

tempat yang telah disiapkan.

(d) Selama kegiatan di TB akhir kedudukan

pelaku dan senjata terpisah.

(e) Selama kegiatan di TB akhir pelaku diberikan

bimbingan dan asuhan dari Petugas TB akhir yang

telah selesai dilaksanakan.

(f) Selama kegiatan di TB akhir pelaku tidak

dibenarkan meninggalkan tempat tanpa seijin pelatih.

220

 2) Tembak Tempur Reaksi Saling Melindungi dengan Dopper.

a) Persyaratan medan yang digunakan. Mengingat

pelaksanaan menembak ini cukup berbahaya maka sebaiknya

medan yang dipilih pada suatu tempat yang jarang atau tidak

pernah dilalui penduduk.

(1) Medan tertutup / semi tertutup.

(2) Panjang lapangan 50 m s.d 100 m.

(3) Terdapat pepohonan dan gerumbul semak belukar

untuk menyembunyikan sasaran.

(4) Medan rata atau bergelombang dan terdapat tanggul

penahan peluru.

(5) Bersih dari batu-batuan.

b) Lesan timbul tenggelam. Jumlah dan penempatannya

disesuaikan dengan bentuk medan yang digunakan :

(1) Lesan dada rebah tegak.

(2) Lesan ½ tubuh rebah tegak.

c) Jumlah personel 2 s.d 10 orang ( tergantung luas daerah

yang digunakan ).

d) Jumlah peluru 20 butir/orang.

e) Sikap menyesuaikan dengan medan/perlindungan.

f) Batas lulus minimal perkenaan 14 butir.

g) Penekanan dalam latihan ini adalah :

(1) Saat bergerak laras senjata selalu mengarah ke

depan (sasaran).

(2) Diadakan driil teknis untuk penembak sampai

mengerti benar bagaimana pelaksanaan seseungguhnya.

(3) Larangan-larangan yang disampaikan pelatih harus

ditaati oleh penembak dalam hal tindakan keamanan.

h) Urut-urutan Kegiatan.

221

  (1) Kegiatan di DP.

(a) Koordinator menerima pelaku, kegiatan yang

dilaksanakan:

i) Tindakan keamanan.

ii) Pemeriksaan personel dan materiil

dilanjutkan dengan berdoa.

iii) Menjelaskan tentang mekanisme

kegiatan yang akan dilaksanakan.

iv) Memberikan penjelasan tentang

keharusan dan larangan yang harus ditaati

oleh pelaku selama kegiatan latihan.

v) Menyerahkan pelaku/peserta latihan

kepada Pelatih Pibak.

(b) Pelatih Pibak memberikan penjelasan tentang:

i) Teori/Materi kegiatan yang akan

dilaksanakan.

ii) Mengarahkan Pelaku dari DP menuju

ke pemeriksaan senjata kemudian diterima

oleh pelatih pemeriksa senjata.

(2) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata.

(a) Petugas Rikjat melaksanakan pemeriksaan

senjata.

(b) Petugas Rikjat melaksanakan pencatatan

apabila terdapat senjata yang rusak.

(c) Petugas Rikjat melaksanakan penggantian

senjata cadangan kepada pelaku apabila terdapat

senjata yang rusak berat.

(d) Petugas Rikjat melaporkan dan mencatat

kepada pimpinan apabila terdapat kendala di

pemeriksaan senjata.

222

 (e) Petugas Rikjat mengarahkan pelaku latihan

dari tempat pemeriksaan senjata menuju ke tempat

pengambilan munisi.

(3) Kegiatan di tempat pembagian munisi.

(a) Pelayan munisi membagikan munisi kepada

pelaku sesuai dengan materi yang akan

dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah menerima

munisi memeriksa jumlah munisi yang sudah

diterima.

(b) Pelayan munisi mencatat munisi yang telah

dibagikan kepada pelaku.

(c) Pelayan munisi mengarahkan pelaku latihan

dari tempat pembagian munisi menuju ke kedudukan

tembakan.

(4) Kegiatan di kedudukan penembakan.

(a) Wasjur mengarahkan pelaku untuk menempati

kedudukan tembak agar tidak terjadi kesalahan lajur.

(b) Setelah Pelaku menempati kedudukan dengan

benar, meletakkan senjata dan berdiri satu langkah

dibelakang senjata.

(c) Wasjur melaksanakan pemeriksaan pelaku di

kedudukan tembak baik personel maupun

materiilnya.

(d) Wasjur melaksanakan pencatatan identitas

pelaku.

(e) Pelatih Pibak memberikan aba-aba

menghitung kepada pelaku, selanjutnya pelaku

menghitung sesuai dengan lajurnya masing-masing.

(f) Wasjur melaksanakan pemeriksaan sesuai

dengan lajur dan gelombang yang telah ditentukan.

223

 (g) Wasjur melaporkan kepada Wastak bahwa

pelaku siap melaksanakan menembak.

(h) Wastak melaporkan kepada pimpinan

penembakan bahwa penembakan siap dimulai.

(i) Pelatih Pibak memberikan aba-aba

penembakan sesuai dengan materi yang akan

dilaksanakan.

(j) Pelaku melaksanakan menembak sesuai

dengan sasarannya masing-masing.

i) Pelatih dan penembak dopper sudah

siap dikedudukan masing-masing.

ii) Pelaku mennuju titik start dengan

membawa 20 butir peluru/orang selanjutnya

Pibak memberikan aba-aba ”Pasang magasen

isi senjata terkunci” Petembak mengikuti,

melaksanakan dan laporan ”Lapor....... Siap”

iii) Pibak memerintahkan petembak ”Maju”

kemudian petembak bergerak maju sesuai

route yang telah ditentukan.

iv) Pada saat petembak bergerak dan

pada titik yang ditentukan pendopper yang

diperumpamakan sebagi musuh menembak,

dengan cepat pelaku mencari perlindungan

dan membalas tembakan kearah sasaran

yang muncul secara bergantian, selanjutnya

pelaku bergerak mendekati sasaran dengan

gerakan saling melindungi. Setiap pelaku

bergerak pendopper selalu menembak di

depan atau disampingnya.

224

 (k) Wasjur mengawasi dan membantu mengatasi

gangguan apabila terjadi gangguan senjata yang

tidak dapat diatasi oleh pelaku.

(l) Wasjur melaksanakan penggantian munisi

apabila terjadi munisi yang kets atau rusak.

(m) Pelaku yang telah selesai melaksanakan

menembak berdiri mundur satu langkah dibelakang

senjata kemudian laporan dari tempat “Lapor lajur .....

selesai menembak”.

(n) Setelah seluruh pelaku selesai melaksanakan

menembak Pelatih Pibak memerintahkan kosongkan

senjata “Sikap berlutut kosongkan senjata”.

(o) Wasjur melaksanakan pemeriksaan kamar

senjata sesuai dengan lajurnya masing-masing.

(p) Pibak memerintahkan pelaku berdiri hadap

kiri/kanan menuju ke tempat pemeriksaan senjata

akhir dengan pembawaan senjata laras mengarah

keatas, tangan kanan memegang pistol grip, jari

telunjuk berada diluar picu, magasen terlepas dari

rumah magasen.

(5) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir.

(a) Petugas Rikjat menerima pelaku untuk

melaksanakan pemeriksaan senjata akhir.

(b) Petugas Rikjat memerintahkan pelaku untuk

melaksanakan tindakan keamanan dengan aba-aba

“Siap gerak” – “Periksa kamar – gerak” pelaku

melaksanakan kegiatan periksa kamar.

(c) Petugas Rikjat memeriksa kamar senjata

pelaku satu persatu dengan cara melihat dan

meyakinkan bahwa kamar benar-benar

aman/kosong.

225

 (d) Petugas Rikjat memerintahkan hadap

kanan/kiri menuju ke TB akhir.

(6) Kegiatan di TB akhir.

(a) Petugas TB akhir menerima pelaku

ditempatkan sesuai tempat yang telah ditentukan.

(b) Petugas TB akhir memerintahkan pelaku untuk

menempatkan senjata pada rak yang telah disiapkan.

(c) Setelah meletakkan senjata pelaku menuju ke

tempat yang telah disiapkan.

(d) Selama kegiatan di TB akhir kedudukan

pelaku dan senjata terpisah.

(e) Selama kegiatan di TB akhir pelaku diberikan

bimbingan dan asuhan dari Petugas TB akhir yang

telah selesai dilaksanakan.

(f) Selama kegiatan di TB akhir pelaku tidak

dibenarkan meninggalkan tempat tanpa seijin pelatih.

g. Tembak Tempur Satuan.

1) Tembak Taktis Dalam Pertahanan. Melatih prajurit agar

mampu menembak secara cepat dan tepat dalam sektor pertahanan

serta melatih disiplin dan kerjasama tembakan.

a) Persyaratan lapangan tembak.

(1) Lapangan tembak harus dapat menampung pasukan

setingkat Peleton atau Regu bila melaksanakan pertahanan.

(2) Terdapat pohon-pohon dan semak-semak untuk

penempatan sasaran.

(3) Terdapat tanggul penahan peluru dan penarik lesan.

(4) Jauh dari perkampungan penduduk.

b) Perlengkapan. Untuk ukuran 1 Regu dengan kekuatan 9

orang (dikurangi penembak SO).

226

 (1) Sasaran timbul tenggelam dan jarak tembak.

(a) Lesan tubuh 5 buah pada jarak 300 m.

(b) Lesan tubuh 5 buah pada jarak 250 m.

(c) Lesan tubuh 5 buah pada jarak 200 m.

(d) Lesan ½ tubuh 5 buah pada jarak 150 m.

(e) Lesan ½ tubuh 5 buah pada jarak 100 m.

(2) Munisi 12 butir tiap orang.

c) Sikap tembak menyesuaikan dengan perlindungan.

d) Jumlah minimal perkenaan 65% dari jumlah peluru yang

ditembakan Regu dinyatakan cukup berhasil.

e) Urut-urutan Kegiatan.

(1) Kegiatan di DP.

(a) Koordinator menerima pelaku, kegiatan yang

dilaksanakan:

i) Tindakan keamanan.

ii) Pemeriksaan personel dan materiil

dilanjutkan dengan berdoa.

iii) Menjelaskan tentang mekanisme

kegiatan yang akan dilaksanakan.

iv) Memberikan penjelasan tentang

keharusan dan larangan yang harus ditaati

oleh pelaku selama kegiatan latihan.

v) Menyerahkan pelaku/peserta latihan

kepada Pelatih Pibak.

(b) Pelatih Pibak memberikan penjelasan tentang:

i) Teori/Materi kegiatan yang akan

dilaksanakan.

227

 ii) Mengarahkan Pelaku dari DP menuju

ke pemeriksaan senjata kemudian diterima

oleh pelatih pemeriksa senjata.

(2) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata.

(a) Petugas Rikjat melaksanakan pemeriksaan

senjata.

(b) Petugas Rikjat melaksanakan pencatatan

apabila terdapat senjata yang rusak.

(c) Petugas Rikjat melaksanakan penggantian

senjata cadangan kepada pelaku apabila terdapat

senjata yang rusak berat.

(d) Petugas Rikjat melaporkan dan mencatat

kepada pimpinan apabila terdapat kendala di

pemeriksaan senjata.

(e) Petugas Rikjat mengarahkan pelaku latihan

dari tempat pemeriksaan senjata menuju ke tempat

pengambilan munisi.

(3) Kegiatan di tempat pembagian munisi.

(a) Pelayan munisi membagikan munisi kepada

pelaku sesuai dengan materi yang akan

dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah menerima

munisi memeriksa jumlah munisi yang sudah

diterima.

(b) Pelayan munisi mencatat munisi yang telah

dibagikan kepada pelaku.

(c) Pelayan munisi mengarahkan pelaku latihan

dari tempat pembagian munisi menuju ke kedudukan

tembakan.

(4) Kegiatan di kedudukan penembakan.

228

 (a) Wasjur mengarahkan pelaku untuk menempati

kedudukan tembak agar tidak terjadi kesalahan lajur.

(b) Setelah Pelaku menempati kedudukan dengan

benar, meletakkan senjata dan berdiri satu langkah

dibelakang senjata.

(c) Wasjur melaksanakan pemeriksaan pelaku di

kedudukan tembak baik personel maupun

materiilnya.

(d) Wasjur melaksanakan pencatatan identitas

pelaku.

(e) Pelatih Pibak memberikan aba-aba

menghitung kepada pelaku, selanjutnya pelaku

menghitung sesuai dengan lajurnya masing-masing.

(f) Wasjur melaksanakan pemeriksaan sesuai

dengan lajur dan gelombang yang telah ditentukan.

(g) Wasjur melaporkan kepada Wastak bahwa

pelaku siap melaksanakan menembak.

(h) Wastak melaporkan kepada pimpinan

penembakan bahwa penembakan siap dimulai.

(i) Pelatih Pibak memberikan aba-aba

penembakan sesuai dengan materi yang akan

dilaksanakan.

(j) Pelaku melaksanakan menembak sesuai

dengan sasarannya masing-masing.

i) Petembak masuk kedudukan pada

jarak 300 m.

ii) Pibak memberikan aba-aba “isi

senjata”, petembak mengikuti, melaksanakan

dan laporan “ Lapor.......Siap”.

iii) Pibak memberikan aba-aba “Regu,

perhatikan sektormu masing-masing, musuh

muncul tembak ”.

229

 iv) 5 lesan tubuh jarak 300 m muncul

selama 14” maka masing-masing petembak

menembak dengan 2 butir peluru sesuai

sektor yang diberikan.

v) Setelah interval 5”, 5 lesan tubuh jarak

250 m muncul selama 12”, maka masing-

masing petembak menembak dengan 2 butir

peluru sesuai sektor yang diberikan.

vi) Setelah interval 5”, 5 lesan tubuh jarak

200 m muncul selama 10” maka masing-

masing petembak menembak dengan 2 butir

peluru sesuai sektor yang diberikan.

vii) Setelah interval 5”, 5 lesan ½ tubuh

jarak 150 m muncul selama 8” maka masing-

masing petembak menembak dengan 2 butir

peluru sesuai sektor yang diberikan.

viii) Setelah interval 5”, 5 lesan ½ tubuh

jarak 100 m muncul selama 12”, maka masing-

masing petembak menembak dengan 4 butir

peluru sesuai sektor yang diberikan.

(k) Wasjur mengawasi dan membantu mengatasi

gangguan apabila terjadi gangguan senjata yang

tidak dapat diatasi oleh pelaku.

(l) Wasjur melaksanakan penggantian munisi

apabila terjadi munisi yang kets atau rusak.

(m) Pelaku yang telah selesai melaksanakan

menembak berdiri mundur satu langkah dibelakang

senjata kemudian laporan dari tempat “Lapor lajur .....

selesai menembak”.

(n) Setelah seluruh pelaku selesai melaksanakan

menembak Pelatih Pibak memerintahkan kosongkan

senjata “Sikap berlutut kosongkan senjata”.

230

 (o) Wasjur melaksanakan pemeriksaan kamar

senjata sesuai dengan lajurnya masing-masing.

(p) Pibak memerintahkan pelaku berdiri hadap

kiri/kanan menuju ke tempat pemeriksaan senjata

akhir dengan pembawaan senjata laras mengarah

keatas, tangan kanan memegang pistol grip, jari

telunjuk berada diluar picu, magasen terlepas dari

rumah magasen.

(5) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir.

(a) Petugas Rikjat menerima pelaku untuk

melaksanakan pemeriksaan senjata akhir.

(b) Petugas Rikjat memerintahkan pelaku untuk

melaksanakan tindakan keamanan dengan aba-aba

“Siap gerak” – “Periksa kamar – gerak” pelaku

melaksanakan kegiatan periksa kamar.

(c) Petugas Rikjat memeriksa kamar senjata

pelaku satu persatu dengan cara melihat dan

meyakinkan bahwa kamar benar-benar

aman/kosong.

(d) Petugas Rikjat memerintahkan hadap

kanan/kiri menuju ke TB akhir.

(6) Kegiatan di TB akhir.

(a) Petugas TB akhir menerima pelaku

ditempatkan sesuai tempat yang telah ditentukan.

(b) Petugas TB akhir memerintahkan pelaku untuk

menempatkan senjata pada rak yang telah disiapkan.

(c) Setelah meletakkan senjata pelaku menuju ke

tempat yang telah disiapkan.

(d) Selama kegiatan di TB akhir kedudukan

pelaku dan senjata terpisah.

231

 (e) Selama kegiatan di TB akhir pelaku diberikan

bimbingan dan asuhan dari Petugas TB akhir yang

telah selesai dilaksanakan.

(f) Selama kegiatan di TB akhir pelaku tidak

dibenarkan meninggalkan tempat tanpa seijin pelatih.

Skema Tembak Tempur Pertahanan Kelompok Siang

T T T

T

T

Gambar – 75

T

T T T T T

T T T T

½ T ½ T ½ T ½ T ½ T

100m 12”

½ T ½ T ½ T ½ T ½ T

250m 12”

150m 8”

200m 10”

300m 14”

232

 2) Tembak Taktis dalam Serangan. Melatih prajurit agar mampu

menembak secara cepat dan tepat dalam serangan serta melatih disiplin

dan kerjasama tembakan.

a) Persyaratan lapangan tembak.

(1) Lapangan tembak harus dapat menampung pasukan

setingkat Regu atau Peleton bila melaksanakan serangan.

(2) Terdapat tanggul/perlindungan yang dapat

dimanfaatkan saat menembak.

(3) Terdapat tanggul penahan peluru dan penarik lesan.

(4) Jauh dari perkampungan penduduk.

b) Perlengkapan. Untuk ukuran 1 Regu dengan kekuatan 9

orang (dikurangi penembak SO)

(1) Sasaran timbul tenggelam dan jarak tembak.

(a) Lesan tubuh 5 buah pada jarak 300 m.

(b) Lesan tubuh 5 buah pada jarak 250 m.

(c) Lesan tubuh 5 buah pada jarak 200 m.

(d) Lesan ½ tubuh 5 buah pada jarak 150 m.

(e) Lesan dada 5 buah pada jarak 100 m.

(f ) Lesan tubuh 5 buah pada jarak 50 m s.d 25 m.

(2) Munisi 25 butir/orang.

c) Sikap tembak.

(1) Jarak 300 m s.d 100 m, sikap tembak menyesuaikan

dengan medan.

(2) Jarak 50 m s.d 25 m, sikap tembak serbuan dengan

berjalan.

233

 e) Jumlah minimal perkenaan 65% dari jumlah peluru yang

ditembakan Regu dinyatakan cukup berhasil.

f) Urut-urutan Kegiatan.

(1) Kegiatan di DP.

(a) Koordinator menerima pelaku, kegiatan yang

dilaksanakan:

i) Tindakan keamanan.

ii) Pemeriksaan personel dan materiil

dilanjutkan dengan berdoa.

iii) Menjelaskan tentang mekanisme

kegiatan yang akan dilaksanakan.

iv) Memberikan penjelasan tentang

keharusan dan larangan yang harus ditaati

oleh pelaku selama kegiatan latihan.

v) Menyerahkan pelaku/peserta latihan

kepada Pelatih Pibak.

(b) Pelatih Pibak memberikan penjelasan tentang:

i) Teori/Materi kegiatan yang akan

dilaksanakan.

ii) Mengarahkan Pelaku dari DP menuju

ke pemeriksaan senjata kemudian diterima

oleh pelatih pemeriksa senjata.

(2) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata.

(a) Petugas Rikjat melaksanakan pemeriksaan

senjata.

(b) Petugas Rikjat melaksanakan pencatatan

apabila terdapat senjata yang rusak.

234

 (c) Petugas Rikjat melaksanakan penggantian

senjata cadangan kepada pelaku apabila terdapat

senjata yang rusak berat.

(d) Petugas Rikjat melaporkan dan mencatat

kepada pimpinan apabila terdapat kendala di

pemeriksaan senjata.

(e) Petugas Rikjat mengarahkan pelaku latihan

dari tempat pemeriksaan senjata menuju ke tempat

pengambilan munisi.

(3) Kegiatan di tempat pembagian munisi.

(a) Pelayan munisi membagikan munisi kepada

pelaku sesuai dengan materi yang akan

dilaksanakan, selanjutnya pelaku setelah menerima

munisi memeriksa jumlah munisi yang sudah

diterima.

(b) Pelayan munisi mencatat munisi yang telah

dibagikan kepada pelaku.

(c) Pelayan munisi mengarahkan pelaku latihan

dari tempat pembagian munisi menuju ke kedudukan

tembakan.

(4) Kegiatan di kedudukan penembakan.

(a) Wasjur mengarahkan pelaku untuk menempati

kedudukan tembak agar tidak terjadi kesalahan lajur.

(b) Setelah Pelaku menempati kedudukan dengan

benar, meletakkan senjata dan berdiri satu langkah

dibelakang senjata.

(c) Wasjur melaksanakan pemeriksan pelaku di

kedudukan tembak baik personel maupun

materiilnya.

(d) Wasjur melaksanakan pencatatan identitas

pelaku.

235

 (e) Pelatih Pibak memberikan aba-aba

menghitung kepada pelaku, selanjutnya pelaku

menghitung sesuai dengan lajurnya masing-masing.

(f) Wasjur melaksanakan pemeriksaan sesuai

dengan lajur dan gelombang yang telah ditentukan.

(g) Wasjur melaporkan kepada Wastak bahwa

pelaku siap melaksanakan menembak.

(h) Wastak melaporkan kepada pimpinan

penembakan bahwa penembakan siap dimulai.

(i) Pelatih Pibak memberikan aba-aba

penembakan sesuai dengan materi yang akan

dilaksanakan.

(j) Pelaku melaksanakan menembak sesuai

dengan sasarannya masing-masing, perpindahan

tempat dengan berlari dan komando

pengendaliannya diserahkan kepada Danton, Baton,

atau Danru.

i) Petembak masuk kedudukan pada

jarak 300 m.

ii) Pibak memberikan aba-aba “isi

senjata”, petembak mengikuti, melaksanakan

dan laporan “ Lapor.......Siap”.

iii) Pibak memberikan aba-aba “Regu,

perhatikan sektormu masing-masing, musuh

muncul tembak ”.

iv) 5 lesan tubuh jarak 300 m muncul

selama 25” maka masing-masing petembak

menembak dengan 3 butir peluru sesuai

sektor yang diberikan.

v) Setelah interval 5”, sebagian lesan

tubuh jarak 250 m muncul selama 30”, maka

masing-masing petembak menembak dengan

3 butir peluru sesuai sektor yang diberikan.

236

 vi) Setelah interval 5”, sebagian lesan

tubuh sisanya pada jarak 250 m muncul

selama 30” maka masing-masing petembak

menembak dengan 3 butir peluru sesuai

sektor yang diberikan.

vii) Setelah interval 5”, sebagian lesan

tubuh jarak 200 m muncul selama 27” maka

masing-masing petembak menembak dengan

3 butir peluru sesuai sektor yang diberikan.

viii) Setelah interval 5”, sebagian lesan

tubuh sisanya pada jarak 200 m muncul

selama 27”, maka masing-masing petembak

menembak dengan 3 butir peluru sesuai

sektor yang diberikan.

ix) Setelah interval 5”, sebagian lesan ½

tubuh jarak 150 m muncul selama 24” maka

masing-masing petembak menembak dengan

3 butir peluru sesuai sektor yang diberikan.

x) Setelah interval 5”, sebagian lesan ½

tubuh sisanya pada jarak 150 m muncul

selama 24”, maka masing-masing petembak

menembak dengan 3 butir peluru sesuai

sektor yang diberikan.

xi) Setelah interval 5”, sebagian lesan ½

tubuh jarak 100 m muncul selama 21” maka

masing-masing petembak menembak dengan

3 butir peluru sesuai sektor yang diberikan.

xii) Setelah interval 5”, sebagian lesan ½

tubuh sisanya pada jarak 100 m muncul

selama 21”, maka masing-masing petembak

menembak dengan 3 butir peluru sesuai

sektor yang diberikan.

237

 xiii) Interval 22”, penembak ganti magasen

selanjutnya bergerak ke jarak 50 m, dan lesan

tubuh jarak 50 m muncul selama 1’ maka

masing-masing petembak menembak dengan

sikap tembak serbuan dengan berjalan

sebanyak 10 butir peluru sesuai sektor yang

diberikan.

(k) Wasjur mengawasi dan membantu mengatasi

gangguan apabila terjadi gangguan senjata yang

tidak dapat diatasi oleh pelaku.

(l) Wasjur melaksanakan penggantian munisi

apabila terjadi munisi yang kets atau rusak.

(m) Pelaku yang telah selesai melaksanakan

menembak berdiri mundur satu langkah dibelakang

senjata kemudian laporan dari tempat “Lapor lajur .....

selesai menembak”.

(n) Setelah seluruh pelaku selesai melaksanakan

menembak Pelatih Pibak memerintahkan kosongkan

senjata “Sikap berlutut kosongkan senjata”.

(o) Wasjur melaksanakan pemeriksaan kamar

senjata sesuai dengan lajurnya masing-masing.

(p) Pibak memerintahkan pelaku berdiri hadap

kiri/kanan menuju ke tempat pemeriksaan senjata

akhir dengan pembawaan senjata laras mengarah

keatas, tangan kanan memegang pistol grip, jari

telunjuk berada diluar picu, magasen terlepas dari

rumah magasen.

(5) Kegiatan di tempat pemeriksaan senjata akhir.

(a) Petugas Rikjat menerima pelaku untuk

melaksanakan pemeriksaan senjata akhir.

238

 (b) Petugas Rikjat memerintahkan pelaku untuk

melaksanakan tindakan keamanan dengan aba-aba

“Siap gerak” – “Periksa kamar – gerak” pelaku

melaksanakan kegiatan periksa kamar.

(c) Petugas Rikjat memeriksa kamar senjata

pelaku satu persatu dengan cara melihat dan

meyakinkan bahwa kamar benar-benar

aman/kosong.

(d) Petugas Rikjat memerintahkan hadap

kanan/kiri menuju ke TB akhir.

(6) Kegiatan di TB akhir.

(a) Petugas TB akhir menerima pelaku

ditempatkan sesuai tempat yang telah ditentukan.

(b) Petugas TB akhir memerintahkan pelaku untuk

menempatkan senjata pada rak yang telah disiapkan.

(c) Setelah meletakkan senjata pelaku menuju ke

tempat yang telah disiapkan.

(d) Selama kegiatan di TB akhir kedudukan

pelaku dan senjata terpisah.

(e) Selama kegiatan di TB akhir pelaku diberikan

bimbingan dan asuhan dari Petugas TB akhir yang

telah selesai dilaksanakan.

(f) Selama kegiatan di TB akhir pelaku tidak

dibenarkan meninggalkan tempat tanpa seijin pelatih.

239

 

300 m

250 m

200 m

150 m

100 m

T ½ T

--

T ½ T

--

T ½ T

--

T ½ T

-- T

T

T

T ½ T

-- T

T

Gambar - 76

28. Tahap Pengakhiran.

a. Komandan Latihan.

1) Melaksanakan rapat/briefing kepada pelatih dan pendukung

tentang hasil latihan yang dicapai.

2) Menerima laporan hasil pelaksanaan menembak dari Koordinator.

3) Memeriksa seluruh Alkap yang telah digunakan.

4) Melaksanakan ganti rugi.

5) Melaksanakan evaluasi/kaji ulang kepada seluruh pelatih dan

pendukung.

240

 6) Membuat laporan tentang hasil kegiatan kepada Pimumlat/Dan

Atasan yang memberikan perintah.

7) Memaparkan tentang hasil latihan guna evaluasi kegiatan yang

akan datang.

b. Wakil Komandan Latihan.

1) Membantu dan mewakili Danlat dalam melaksanakan rapat/briefing

kepada pelatih dan pendukung tentang hasil latihan yang dicapai.

2) Mengkoordinir Staf membuat laporan hasil kegiatan sesuai bidang

masing-masing.

c. Pasipamops.

1) Melaksanakan rapat/briefing kepada seluruh pelatih dan

pendukung.

2) Mengumpulkan data hasil latihan dari koordinator/pelatih sebagai

bahan laporan.

3) Memeriksa seluruh alat perlengakapan pelatih/pendukung.

4) Membuat laporan hasil latihan sesuai bidangnya.

5) Paparan hasil latihan kepada Danlat.

d. Pasiminlog.

1) Melaksanakan rapat/briefing kepada seluruh pendukung.

2) Mengumpulkan alat perlengkapan dan mendata apabila ada

kerusakan selama latihan.

3) Melaksanakan evaluasi/kaji ulang dibidang administrasi dan

logistik.

4) Membuat laporan hasil latihan sesuai bidangnya.

e) Paparan hasil latihan kepada Danlat.

e. Koordinator Materi/Pelatih.

1) Melaksanakan rapat/breifing kepada seluruh pelatih dan

pendukung.

2) Mengumpulkan data hasil latihan sebagai bahan evaluasi/kaji

ulang.

241

 3) Memeriksa seluruh alat perlengkapan yang digunakan baik

pelaku/pendukung.

4) Melaporkan seluruh kendala/hal-hal yang menonjol selama

kegiatan kepada Danlat.

5) Membuat laporan hasil latihan sesuai bidangnya.

6) Paparan hasil latihan kepada Danlat

f. Simalat/pendukung.

1) Melaksanakan rapat/briefing seluruh pendukung.

2) Malaporkan tentang kendala yang menonjol dibidang masing-

masing selama kegiatan kepada Danlat

3) Membuat laporan sesuai bidangnya kepada Danlat.

4) Paparan kepada Danlat tentang penggunaan sarana dan

prasarana serta administrasi selama latihan.

BAB V HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

29. Umum. Untuk menjamin kelancaran teknik pelaksanaan menembak senjata

ringan dengan baik maka perlu dilaksanakan tindakan keamanan dan tindakan

administrasi dalam rangka mendukung kegiatan.

30. Tindakan Pengamanan. Dalam setiap pelaksanaan menembak faktor

keamanan harus mendapat perhatian secara khusus, karena setiap pelaksanaan

kegiatan tidak tertutup kemungkinan terjadi kecelakaan yang berdampak pada kerugian

personel maupun materiil yang dimungkinkan atas dasar resiko dalam pelaksanaan

menembak tersebut.

a. Maksud dan Tujuan.

1) Maksud. Untuk menjelaskan pelaksanaan kegiatan

pengamanan dalam rangka pelaksanaan menembak senjata ringan.

242

  2) Tujuan. Sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan

pengamanan yang diperlukan dalam pelaksanaan latihan menembak

senjata ringan sehingga pelaksanaan kegiatan dapat berjalan dengan

aman dan lancar sesuai dengan tujuan dan sasaran latihan yang

ditentukan.

b. Pelaksanaan pengamanan sebelum menembak.

1) Pengamanan personel.

a) Seleksi terhadap personel yang dilibatkan dalam kegiatan

sesuai dengan fungsinya masing-masing.

b) Menginventarisasi personel yang terlibat dalam kegiatan.

c) Memberikan tanda-tanda khusus bagi personel yang

dilibatkan dalam tahap persiapan tersebut.

d) Koordinasi dengan aparat setempat sebelum kegiatan

menembak dilaksanakan.

e) Mengingatkan para pelatih dan pendukung tentang tindakan

keamanan sebelum pelaksanaan menembak.

2) Pengamanan berita.

a) Pengamanan komunikasi. Menyelenggarakan usaha-usaha

dan kegiatan pencegahan terhadap segala kemungkinan

kebocoran informasi sebagai akibat gangguan atau kelemahan

komunikasi sebagai berikut :

(1) Tentukan klasifikasi berita yang dikirim melalui

telepon, caraka atau fasilitas lainnya yang diselenggarakan

untuk kepentingan kegiatan menembak.

(2) Tentukan klasifikasi berita yang harus disandi.

(3) Mencegah gangguan atau hambatan terhadap

fasilitas pengamanan berita.

243

 b) Pengamanan dokumen. Adakan tindakan pengamanan

terhadap dokumen sesuai dengan ketentuan yang berlaku, antara

lain sebagai berikut :

(1) Mengawasi pendistribusian dokumen-dokumen yang

berklasifikasi “rahasia”.

(2) Mengadakan penyimpanan dan pengamanan

terhadap dokumen yang berklasifikasi rahasia dan sangat

rahasia.

c) Melaksanakan pengamanan pemberitaan.

(1) Menentukan pejabat yang bertanggung jawab

memberikan penjelasan terhadap pihak luar.

(2) Menentukan materi menembak yang boleh

direalisasikan melalui media massa.

3) Pengamanan materiil.

a) Pengamanan materiil saat persiapan menembak terutama

ditujukan kepada pengamanan pangkalan dan fasilitas lain yang

akan digunakan.

b) Pengamanan naskah. Naskah penyelenggaraan

menembak senjata ringan yang berklasifikasi diberlakukan sesuai

dengan klasifikasinya.

4) Pengamanan kegiatan. Mengadakan usaha, tindakan dan

kegiatan pengamanan pada setiap tahap kegiatan menembak.

c. Pengamanan selama menembak.

1) Pengamanan personel.

244

 a) Penyelenggaraan kegiatan pengamanan mulai saat

pelaku/peserta datang.

b) Tekankan keharusan pelaku/peserta untuk mentaati segala

peraturan yang berlaku.

c) Mengadakan penyebaran informasi kepada pelaku/peserta

tentang situasi di lingkungan sekitar daerah yang digunakan.

d) Mengadakan kegiatan pengamanan terhadap segala

kegiatan menembak keluar selama diperjalanan, selama kegiatan

menembak maupun saat kembali ke pangkalan serta mengadakan

koordinasi dengan pihak terkait di daerah yang digunakan

menembak.

2) Pengamanan materiil.

a) Mengadakan kegiatan pengamanan terhadap materiil

satuan.

b) Menekankan pengamanan terhadap materiil inventaris yang

dipinjamkan.

c) Mengadakan pencegahan untuk tidak merusak materiil yang

digunakan selama pelaksanaan menembak termasuk kelestarian

lingkungan hidup sekitar tempat menembak.

d) Mengadakan kegiatan pengamanan terhadap fasilitas alat

instruksi dan fasilitas akomodasi yang digunakan selama

pelaksanaan menembak.

3) Pengamanan Berita.

a) Mengusahakan pencegahan kebocoran informasi selama

penyelenggaraan menembak baik yang diakibatkan dari dalam

maupun dari luar.

b) Mengadakan kegiatan pencegahan penyalahgunaan

wewenang dalam penyusunan naskah dan penyimpanan naskah.

4) Pengamanan kegiatan.

245

 a) Menyelenggarakan usaha dan kegiatan pengamanan

terhadap semua kegiatan menembak.

b) Mengadakan koordinasi pelaksanaan kegiatan pengamanan

dengan koordinator menembak.

d. Pengamanan setelah menembak. Kegiatan pengamanan setelah

menembak khususnya pada kegiatan penyelesaian administrasi menembak.

1) Pelaksanaan kegiatan pengamanan mengacu pada administrasi

bidang pengamanan terutama yang berkaitan penyampaian laporan-

laporan bidang pengamanan secara periodik maupun insidentil.

2) Setiap kejadian dilaporkan menurut rantai komando yang ada baik

periodik maupun insidentil melalui laporan khusus.

3) Laporan langsung disampaikan kepada Komandan yang ditunjuk

untuk pelaksanaan menembak.

4) Untuk kejadian yang bersifat khusus segera dilaporkan baik lisan

maupun tertulis, selanjutnya disusun laporan kejadian secara kronologis

sesuai ketentuan.

e. Pengawasan dan pengendalian pengamanan.

1) Pengawasan. Kegiatan pengawasan dibidang pengamanan

dalam rangka penyelenggaraan menembak dilaksanakan secara

desentralisasi dibagian masing-masing dengan penanggung jawab

Pasipamops.

2) Pengendalian. Pengendalian kegiatan pengamanan secara

terpusat oleh Komandan dan pelaksanaan fungsi pengamanan dilakukan

Bintara Pengamanan.

31. Tindakan Administrasi.

a. Melengkapi administrasi yang diperlukan dalam penyelenggaraan

menembak.

246

 b. Merencanakan dan mempersiapkan kegiatan yang akan dilaksanakan

secara baik dan cermat.

c. Menentukan metode penyelenggaraan menembak dengan benar agar

kegiatan berjalan dengan efektif dan efisien.

d. Menyusun, membuat dan melaporkan hasil penyelenggaraan kegiatan

menembak.

BAB VI PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

32. Umum. Komandan yang ditunjuk untuk menangani pelaksanaan

menembak mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk memimpin, menyiapkan,

mengerahkan anggotanya dalam rangka melaksanakan menembak secara maksimal.

Penunjukan Komandan berdasarkan perintah dari pimpinan.

33. Pengawasan.

a. Pimpinan Umum. Bertanggung jawab terhadap seluruh rangkaian

kegiatan penyelenggaraan menembak untuk mencapai tujuan dan sasaran yang

telah ditentukan.

b. Komandan. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan penyelenggaraan

menembak dari tahap perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan pengakhiran.

Dengan demikian Komandan mempunyai kewenangan dalam mengatur

penyelenggaraan menembak yang ada dibawahnya, yaitu terhadap unsur Staf,

Koordinator materi/pelatih dan unsur pendukung. Dalam pelaksanaan

penyelenggaraan menembak Komandan bertanggung jawab langsung kepada

Pimpinan Umum.

c. Koordinator Materi / Pelatih. Dalam pelaksanaan menembak

bertanggung jawab kepada Komandan dalam melatih, menilai dan

melaksanakan briefing terhadap pelaku sesuai dengan materi yang dilatihkan.

247

 34. Pengendalian.

a. Komandan bertanggung jawab terhadap pengendalian menembak

senjata ringan dengan cara mengikuti kegiatan menembak yang sedang

dilaksanakan secara terus menerus

b. Pengendalian menembak senjata ringan menggunakan jaring dan sarana

komunikasi yang tersedia.

BAB VII P E N U T U P

35. Keberhasilan. Disiplin untuk mentaati ketentuan-ketentuan yang ada

dalam buku petunjuk teknik menembak senjata ringan oleh para pembina dan

pengguna, akan sangat berpengaruh tehadap keberhasilan pembinaan latihan TNI AD.

36. Penyempurnaan. Hal-hal yang dirasakan perlu perbaikan akibat adanya

perkembangan untuk menyempurnakan Buku Petunjuk Teknik Menembak Senjata

Ringan ini dapat disarankan kepada Kasad melalui Komandan Pussenif Kodiklat

TNI AD.

 

Tri Subagio Mayor Jenderal TNI

Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri

A.n. Kepala Staf Angkatan Darat

248

  Sub Lampiran A TENTARA NASIONAL INDONESIA Surat Peraturan Kasad MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Nomor Perkasad / / / 2008 Tanggal 2008

PENGERTIAN-PENGERTIAN

1. Gambar Bidik. Adalah gambaran yang tampak dilihat penembak, jika garis

bidik diproyeksikan pada sasaran.

2. Garis Bidik. Adalah garis lurus dari mata penembak melalui titik tengah

pisir ke titik tengah ujung ( puncak ) dari pejera.

3. Kerucut Tembakan. Adalah sejumlah peluru yang ditembakan dari suatu

titik penembakan kearah lesan dengan jarak tertentu yang dipasang tegak lurus

dengan arah lintasan peluru maka kelompok perkenaannya akan membentuk suatu

lingkaran.

4. Latihan. Adalah kegiatan yang diulang secara sistematis dalam praktek

untuk memperoleh kemahiran dan keterampilan maksimal.

5. Lesan. Adalah sebuah gambar yang dibuat sedemikian rupa untuk

mengarahkan bidikan penembak agar perkenaan dapat dikoreksi ketepatannya atau

sebagai sarana untuk menilai kemampuan seseorang dalam menempatkan titik

perkenaan sesuai dengan yang diinginkan.

6. Lintasan Peluru. Melesatnya/larinya anak peluru dari laras senjata menuju

sasaran.

7. Menembak. Adalah Melepaskan peluru dari senjata api.

8. Pengelompokan. Adalah perkenaan anak peluru pada sasaran sesuai

pengelompokan yang diharapkan.

249

 8. Pengawasan. Adalah kegiatan untuk menjamin kelancaran dalam

pelaksanaan dan penyelenggaraan pekerjaan secara berhasil guna sesuai dengan

maksud dan tujuan suatu tugas.

9. Pengendalian. Adalah kegiatan untuk menentukan hubungan antara soal

yang direncanakan dengan hasilnya dan mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan

berdasarkan rencana.

10. Prasarana Latihan. Adalah segala fasilitas yang tidak dapat

digerakkan/dipindahkan untuk menunjang terlaksananya suatu proses usaha dan

kegiatan latihan.

11. Sarana Latihan. Adalah segala fasilitas yang dapat digerakkan/dipindahkan

dan dipergunakan sebagai alat untuk mencapai maksud dan tujuan latihan.

12. Senapan. Adalah senjata api berlaras panjang.

13. Senjata Ringan. Adalah suatu alat yang digunakan untuk berperang dan

mudah dibawa.

14. Teknik. Adalah semua latihan yang dilatihkan pada perorangan agar

dicapai tingkat kemahiran maupun keterampilan teknik di dalam mengerahkan,

melayani ataupun menggunakan senjata/perlengkapan lain yang diperlukan untuk

melaksanakan tugas.

 

Tri Subagio Mayor Jenderal TNI

Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri

A.n. Kepala Staf Angkatan Darat

250

  Sub Lampiran B TENTARA NASIONAL INDONESIA Surat Peraturan Kasad MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Nomor Perkasad / / / 2008 Tanggal 2008

SKEMA ALIRAN PENYUSUNAN BUJUKNIK TENTANG MENEMBAK DAN LATIHAN MENEMBAK

SENJATA RINGAN (SENAPAN)

MENEMBAK DAN LATBAKJATRI (SENAPAN)

tentang BUJUKNIK

INFANTERI tentang

BUJUKIN

 

Tri Subagio Mayor Jenderal TNI

Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri

A.n. Kepala Staf Angkatan Darat