178

Buku Datin Kinerja Pembangunan 2004-2012

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kinerja Pembangunan

Citation preview

  • Data dan Informasi

    Kinerja Pembangunan 2004-2012

  • iiiData dan Informasi Kinerja Pembangunan 2004-2012

    KATA PENGANTAR

    Bismillaahirrohmaanirrohiim

    Dengan penuh rasa syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, saya menyambut baik terbitnya buku yang berjudul: Data dan Informasi Kinerja Pembangunan 2004-2012 yang disusun bersama-sama oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dengan Badan Pusat Statistik (BPS).

    Buku ini saya nilai penting untuk melihat secara jernih kinerja pembangunan nasional kita melalui data, angka, grafik, serta informasi yang sahih dan dapat dipertanggungjawabkan. Di balik angka dan grafik yang

    tersaji tergambarkan perjalanan pembangunan Indonesia selama hampir 10 tahun. Tekad pemerintah untuk mencapai target-target pembangunan yang dicanangkan secara nyata tergambarkan.

    Jika dicermati data tahun 2004 dan dibandingkan dengan data tahun 2012, maka secara umum dapat dikatakan bahwa terdapat kemajuan yang sangat berarti di berbagai bidang. Indikator-indikator pembangunan menunjukkan perbaikan. Perlu disadari, kinerja tersebut tidak senantiasa meningkat secara terus menerus setiap tahun. Ada masa-masa dimana indikator pembangunan menunjukkan penurunan. Faktor dinamika perekonomian global memegang peran penting dalam menekan kinerja pembangunan. Namun demikian, kerja keras pemerintah dan seluruh komponen bangsa telah memastikan bahwa trend peningkatan kesejahteraan tetap terjaga untuk tetap semakin tegak.

    Tentu saja apa yang telah kita raih selama ini, tidak boleh membuat kita lengah dan berpuas diri. Kita harus tetap fokus dan terus bekerja keras agar momentum pembangunan nasional yang kita jalankan selama ini tetap berada dalam jalur yang benar. Ke depan, kita ingin pembangunan di negeri ini terus melaju dan menempatkan bangsa dan negara kita sebagai bangsa dan negara yang unggul dan maju.

    Untuk meraih cita-cita kesejahteraan bagi seluruh rakyat, maka seluruh komponen bangsa harus bersatu padu, bergandengan tangan, dan bersama-sama membangun negeri ini.

    Dalam pembangunan nasional di era yang lebih demokratis saat ini, keberhasilan pembangunan nasional tidak hanya ditentukan oleh kerjasama lembaga-lembaga negara tetapi juga ditentukan oleh peran aktif masyarakat luas baik dunia usaha, organisasi sosial kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat, akademisi, maupun

  • Data dan Informasi Kinerja Pembangunan 2004-2012iv

    setiap individu anak bangsa. Masing-masing mempunyai peran dan kontribusi yang penting dalam proses pembangunan nasional untuk mewujudkan mayarakat yang mandiri, adil, dan sejahtera.

    Dengan melihat data dan informasi yang tersaji dalam buku ini, kita dapat lebih tajam dalam merumuskan perencanaan pembangunan nasional ke depan, serta dapat menjadi pembelajaran dalam tahap pembangunan berikutnya. Akhirnya kepada Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) beserta jajarannya, saya ucapkan terima kasih atas kerja keras dalam menghimpun data dan informasi yang tersaji dalam buku ini. Saya berharap buku ini dapat menjembatani antara para pemangku kepentingan dan masyarakat luas untuk lebih mensyukuri apa yang telah kita raih, sekaligus memahami tentang isu-isu pembangunan serta indikator-indikator pembangunan yang penting dan strategis.

    Terima kasih

    Jakarta, 30 April 2013

    Presiden Republik Indonesia

    DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

  • Daftar Isi nDaftar Tabel n

    Daftar Gambar n

  • viiData dan Informasi Kinerja Pembangunan 2004-2012

    DAFTAR ISI

    Kata Pengantar ______________________________________________________ iii

    Daftar Isi ____________________________________________________________ vii

    Daftar Tabel _________________________________________________________ viii

    Daftar Gambar _______________________________________________________ ix

    Bab IKinerja Pembangunan dan Peningkatan Kesejahteraan Rakyat

    1.1 Pertumbuhan dan Stabilitas Ekonomi _____________________________ 3

    1.2 Penurunan Pengangguran dan Kemiskinan _________________________ 13

    Bab IIKinerja Pembangunan Menurut Bidang

    2.1 Bidang Pembangunan Sosial Budaya ______________________________ 17

    2.2 Bidang Ekonomi _______________________________________________ 27

    2.3 Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi __________________________ 37

    2.4 Bidang Sarana dan Prasarana ____________________________________ 43

    2.5 Bidang Politik, Pertahanan, dan Keamanan _________________________ 57

    2.6 Bidang Hukum dan Aparatur ____________________________________ 61

    2.7 Bidang Wilayah dan Tata Ruang __________________________________ 67

    2.8 Bidang Sumber daya Alam dan Lingkungan Hidup ___________________ 73

    Bab IIIKinerja Pembangunan Daerah

    3.1 Perbandingan Antar Provinsi ____________________________________ 85

    3.2 Kinerja Provinsi _______________________________________________ 91

    1

    15

    83

  • Data dan Informasi Kinerja Pembangunan 2004-2012viii

    Tabel 1 Sumber terhadap Pertumbuhan Ekonomi dari Sisi Pengeluaran 2004-2012 (persen) _____________________________________________ 4Tabel 2.1 Angka Partispasi Kasar (APK) pada Jenjang Pendidikan SD dan SMP Sederajat (Persen), 2004-2011 ____________________________________ 20Tabel 2.2 Angka Partispasi Sekolah (APS) Menurut Kelompok Umur (Persen), 2004-2011 _____________________________________________________ 21Tabel 2.3 Panjang Jalan Menurut Tingkat Kewenangan Pemerintahan di Indonesia,

    2004-2011 (Km) ________________________________________________ 45Tabel 2.4 Tabel Produksi Listrik Menurut Sumber Pembangkit (GWh) ____________ 49Tabel 2.5 Jumlah Desa/Kelurahan yang Ada Fasilitas Telepon Umum ____________ 53Tabel 2.6 Rumah Tangga yang Pernah Mengakses Internet dalam 3 Bulan Terakhir

    menurut Klasifikasi Daerah Tahun 2005, 2008, 2011 __________________ 54Tabel 2.7 Perkembangan Desa/Kelurahan yang Ada Fasilitas Warung Internet Menurut Klasifikasi Daerah Tahun 2005, 2008, dan 2011 ______________ 55Tabel 2.8 Perkembangan Desa/Kelurahan yang Ada Fasilitas Wartel Menurut Klasifikasi Daerah Tahun 2005, 2008, dan 2011 ______________________ 56Tabel 2.9 Partisipasi Parpol dan Pemilih Dalam Pemilu ________________________ 59Tabel 2.10 Indikator Kunci Bidang Sumberdaya Energi _________________________ 75Tabel 2.11 Indikator kunci Sumber Daya Hutan _______________________________ 80

    DAFTAR TABEL

  • ixData dan Informasi Kinerja Pembangunan 2004-2012

    DAFTAR GAMBAR

    1.1 Pertumbuhan dan Stabilitas Ekonomi

    Gambar 1.1 Pertumbuhan Ekonomi dan PMTB 2004-2012 (persen) ______________ 3Gambar 1.2 Pertumbuhan PDB, Industri Pengolahan dan Industri Non-Migas 2004-2012 (persen) ___________________________________________ 3Gambar 1.3 Sumber Pertumbuhan Ekonomi dari Sisi Produksi 2004-2012 (persen) _ 4Gambar 1.4 Pendapatan Per Kapita 2004-2012 _______________________________ 5Gambar 1.5 Inflasi Berdasarkan Komponen 2004-2012 (persen) _________________ 5Gambar 1.6 Inflasi Berdasarkan Kelompok Pengeluaran 2004-2012 (persen) _______ 6Gambar 1.7 Nilai Tukar 2004-2012 (Rp/USD) _________________________________ 7Gambar 1.8 Cadangan Devisa dan Investasi Langsung 2004-2012 (USD Miliar) _____ 7Gambar 1.9 Penyaluran Kredit Perbankan 2004-2012 __________________________ 8Gambar 1.10 Penghimpunan Dana Perbankan 2004-2012 _______________________ 8Gambar 1.11 Penyaluran Kredit Perbankan Menurut Sektor Ekonomi 2004-2012 (Triliun Rupiah) _______________________________________________ 9Gambar 1.12 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Pasar Modal (BEI) 2004-2012 _ 9Gambar 1.13 Perkembangan Stok Utang 2004-2012 (Triliun Rupiah) ______________ 10Gambar 1.14 Keseimbangan Primer dan Defisit 2004-2012 (persen) ______________ 10Gambar 1.15 Perkembangan Pendapatan Negara 2004-2012 _____________________ 11Gambar 1.16 Perkembangan Belanja Negara 2004-2012 _________________________ 11Gambar 1.17 Perkembangan Belanja Pemerintah Pusat 2004-2012 (Triliun Rupiah) __ 12Gambar 1.18 Perkembangan Transfer Ke Daerah 2004-2012 (Triliun Rupiah) ________ 12

    1.2 Penurunan Pengangguran dan Kemiskinan

    Gambar 1.19 Jumlah dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 2004-2012 (Juta Orang) _________________________________________________ 13Gambar 1.20 Tingkat Kemiskinan dan Jumlah Penduduk Miskin Indonesia 2004-2012 ___________________________________________________ 13Gambar 1.21 Jumlah Penduduk Miskin dan Tingkat Kemiskinan Per Kota/Desa 2004-2012 ___________________________________________________ 14

    2.1 Bidang Pembangunan Sosial Budaya

    Gambar 2.1 Angka Buta Aksara dan Rata-Rata Lama Sekolah, 2004-2011 _________ 19Gambar 2.2 Angka Partisipasi Murni SD dan SMP, 2004-2011 ___________________ 19Gambar 2.3 Angka Partisipasi Kasar SMA dan Angka Partisipasi Kasar PT, 2004-2011 20Gambar 2.4 Angka Kematian Ibu (AKI), 1991-2007 ____________________________ 22Gambar 2.5 Angka Kematian Bayi (AKB), 1991-2007 ___________________________ 22Gambar 2.6 Angka Harapan Hidup (AHH), 2004-2010 _________________________ 23Gambar 2.7 Prevalensi Kekurangan Gizi pada Balita, 1989-2010 _________________ 23Gambar 2.8 Akses Penduduk terhadap Air Minum dan Sanitasi, 2007-2011 _______ 24

  • Data dan Informasi Kinerja Pembangunan 2004-2012x

    Gambar 2.9 Wanita Usia 15-49 Tahun dan Berstatus Kawin yang Menggunakan Alat/Cara Kontrasepsi/KB, 2004-2011 ____________________________ 24Gambar 2.10 Jumlah Kuota dan Jamaah Haji yang diberangkatkan Kementerian Agama, 2004-2011 _____________________________________________ 25

    2.2 Bidang Ekonomi

    Gambar 2.11 Neraca Perdagangan Tahun 2004-2012 ___________________________ 29Gambar 2.12 Nilai dan Pertumbuhan Ekspor Tahun 2004-2012 ___________________ 29Gambar 2.13 Nilai Ekspor Nonmigas Menurut Sektor Tahun 2004-2012 ___________ 30Gambar 2.14 Nilai Impor Menurut Jenis Penggunaan Tahun 2004-2012 ___________ 30Gambar 2.15 Nilai Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Menurut Sektor Tahun 2007-2012 ___________________________________________________ 31Gambar 2.16 Nilai Penanaman Modal Asing (PMA) Menurut Sektor Tahun 2007-2012 ___________________________________________________ 31Gambar 2.17 Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Perkiraan Penerimaan Dari Wisatawan Mancanegara Tahun 2004-2012 ________________________ 32Gambar 2.18 Rata-Rata Lama Kunjungan dan Rata-Rata Pengeluaran Wisatawan

    Mancanegara per Kunjungan Tahun 2004-2012 ____________________ 32Gambar 2.19 Indeks Produksi Tahunan Industri Besar dan Sedang Tahun 2004-2012 ___________________________________________________ 33Gambar 2.20 Laju Pertumbuhan Industri Pengolahan Nonmigas dan PDB Tahun 2004-2012 ___________________________________________________ 33Gambar 2.21 Rasio Pinjaman terhadap Simpanan (LDR) Perbankan 2004-2012 _____ 34Gambar 2.22 Tingkat Kredit Bermasalah (NPL) Perbankan 2004-2012 _____________ 34Gambar 2.23 Penyaluran Kredit Perbankan menurut Jenis Penggunaan 2004-2012 __ 35

    2.4 Bidang Sarana dan Prasarana

    Gambar 2.24 Perkembangan Kondisi Jalan Nasional 2004-2012 __________________ 45Gambar 2.25 Persentase Desa Menurut Jenis Permukaan Jalan yang Terluas _______ 46Gambar 2.26 Persentase Desa Yang Dapat Dilalui Kendaraan Bermotor Roda 4 Atau Lebih Sepanjang Tahun ________________________________________ 46Gambar 2.27 Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenis Kendaraan (unit), 2004-2011 ___________________________________________________ 47Gambar 2.28 Jumlah Penumpang Penerbangan Domestik, Kereta Api, dan Kapal, 2006-2011 ___________________________________________________ 47Gambar 2.29 Jumlah Muat Barang Melalui Darat dan Laut _______________________ 48Gambar 2.30 Pangsa Pasar Armada Pelayaran Nasional untuk Angkutan Dalam Negeri dan Ekspor Impor (Persen) ______________________________ 48Gambar 2.31 Grafik Perkembangan Kapasitas Pembangkit Listrik Nasional Tahun 2009-2012 ___________________________________________________ 49Gambar 2.32 Persentase Desa yang Memiliki Keluarga Pengguna Listrik ___________ 50Gambar 2.33 Persentae Rumah Tangga yang Menggunakan Listrik (Rasio Elektrifikasi), 2004-2012 __________________________________ 50Gambar 2.34 Capaian Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi Kewenangan

  • xiData dan Informasi Kinerja Pembangunan 2004-2012

    Pemerintah Pusat (Hektar) ______________________________________ 51Gambar 2.35 Perkembangan pembangunan Rusunawa 2004-2012 ________________ 52Gambar 2.36 Persentase Rumah Tangga Menurut Kriteria Rumah Tangga Kumuh, 2004-2011 ___________________________________________________ 52Gambar 2.37 Jumlah Pelanggan Telepon _____________________________________ 53Gambar 2.38 Persentase Rumah Tangga yang Memiliki/Menguasai Komputer ______ 54Gambar 2.39 Perkembangan Desa/Kelurahan yang Ada Fasilitas Wartel Menurut Klasifikasi Daerah Tahun 2005, 2008, dan 2011 _____________________ 55

    2.5 Bidang Politik, Pertahanan, dan Keamanan

    Gambar 2.40 Jumlah Anggota DPR Menurut Jenis Kelamin ______________________ 59Gambar 2.41 Jumlah Tindak Pidana dan Resiko Pidana _________________________ 60Gambar 2.42 Selang Kejadian Pidana dan Persentase Penyelesaian Pidana _________ 60

    2.6 Bidang Hukum dan Aparatur

    Gambar 2.43 Indeks Persepsi Korupsi Indonesia (IPK), 2004-2012 _________________ 63Gambar 2.44 Pelaporan Tindak Pidana Korupsi dan Tindak Lanjutnya _____________ 63Gambar 2.45 Jumlah Pelaporan LHKPN ______________________________________ 63Gambar 2.46 Penanganan Perkara di tingkat Mahkamah Agung Tahun 2004-2012 __ 64Gambar 2.47 Penanganan dan Penyelesaian Perkara Konstitusi Tahun 2003-2012 ___ 64Gambar 2.48 Jumlah Penetapan Produk Hukum, 2004-2012 _____________________ 65Gambar 2.49 Penanganan Kasus Kekerasan terhadap Perempuan (KtP) ____________ 65Gambar 2.50 Jumlah PNS Menurut Jenis Kelamin ______________________________ 66Gambar 2.51 Jumlah PNS Menurut Pendidikan ________________________________ 66

    2.7 Bidang Wilayah dan Tata Ruang

    Gambar 2.52 Kumulatif Persentase Penetapan Rencana Tata Ruang, 2008-2012 _____ 69Gambar 2.53 Capaian Legalisasi Aset Tanah (Sertifikasi), 2004-2012 _______________ 70Gambar 2.54 Capaian Pelaksanaan Redistribusi Tanah, 2004-2012 ________________ 70Gambar 2.55 PDRB ADHB Menurut Tipologi Kota (miliar Rupiah), 2005-2010 _______ 71Gambar 2.56 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Menurut Tipologi Kota, 2005-2010 __ 71Gambar 2.57 Pemekaran Daerah Pasca Desentralisasi,1999-2013 _________________ 72

    2.8 Bidang Sumber daya Alam dan Lingkungan Hidup

    Gambar 2.58 Produksi dan Cadangan Minyak Bumi, 2004-2011 __________________ 75Gambar 2.59 Grafik Luas Panen Tanaman Pangan, 2004-2012 ____________________ 76Gambar 2.60 Grafik Produktivitas Tanaman Pangan, 2004-2010 __________________ 76Gambar 2.61 Grafik Nilai Tukar Petani, 2004-2012 ______________________________ 77Gambar 2.62 Grafik Produksi Padi, 2004-2012 _________________________________ 77Gambar 2.63 Grafik Produksi Jagung, 2004-2012 ______________________________ 78Gambar 2.64 Grafik Produksi Kelapa Sawit, 2004-2012 __________________________ 78Gambar 2.65 Grafik Produksi Karet, 2004-2012 ________________________________ 79

  • Data dan Informasi Kinerja Pembangunan 2004-2012xii

    Gambar 2.66 Grafik Produksi Kakao, 2004-2012 ________________________________ 79Gambar 2.67 Perkembangan Rehabilitasi Lahan (juta hektar), 2004-2010 __________ 80Gambar 2.68 Keikusertaan Perusahaan dalam Program PROPER, 2003-2011 ________ 81

    3.1 Perbandingan Antar Provinsi

    Gambar 3.1.1 Laju Pertumbuhan PDRB, 2004-2012 _____________________________ 87Gambar 3.1.2 PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Provinsi (Ribu Rupiah), 2004 dan 2012 ___________________________________ 87Gambar 3.1.3 Jumlah Penduduk Miskin Menurut Provinsi (Ribu), 2004-2012 ________ 88Gambar 3.1.4 Persentase Penduduk Miskin Menurut Provinsi, 2004-2012 ___________ 88Gambar 3.1.5 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Provinsi, 2004 dan 2012 ________________________________________________________ 89Gambar 3.1.6 Setengah Penganggur Menurut Provinsi, 2004 dan 2012 ____________ 89Gambar 3.1.7 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut Provinsi, 2004 dan 2011 ________________________________________________________ 90Gambar 3.1.8 Indeks Pembangunan Gender (IPG) Menurut Provinsi, 2004 dan 2011 __ 90

    3.2 Kinerja Provinsi

    Gambar 3.2.1.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Aceh terhadap Nasional _________ 93Gambar 3.2.1.2 Kemiskinan Provinsi Aceh terhadap Nasional ___________________ 93Gambar 3.2.1.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Aceh terhadap Nasional _________________________________________________ 93Gambar 3.2.1.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Aceh terhadap Nasional _________________________________________________ 93Gambar 3.2.2.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sumatera Utara terhadap Nasional _________________________________________________ 95Gambar 3.2.2.2 Kemiskinan Provinsi Sumatera Utara terhadap Nasional ________ 95Gambar 3.2.2.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Sumatera Utara terhadap Nasional _________________________________________ 95Gambar 3.2.2.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Sumatera Utara terhadap Nasional _________________________________________ 95Gambar 3.2.3.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sumatera Barat terhadap Nasional _________________________________________________ 97Gambar 3.2.3.2 Kemiskinan Provinsi Sumatera Barat terhadap Nasional _________ 97Gambar 3.2.3.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Sumatera Barat terhadap Nasional _________________________________________ 97Gambar 3.2.3.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Sumatera Barat terhadap Nasional _________________________________________ 97Gambar 3.2.4.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Riau terhadap Nasional _________ 99Gambar 3.2.4.2 Kemiskinan Provinsi Riau terhadap Nasional __________________ 99

  • xiiiData dan Informasi Kinerja Pembangunan 2004-2012

    Gambar 3.2.4.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Riau terhadap Nasional _________________________________________________ 99Gambar 3.2.4.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Riau terhadap Nasional _________________________________________________ 99Gambar 3.2.5.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi terhadap Nasional ________ 101Gambar 3.2.5.2 Kemiskinan Provinsi Jambi terhadap Nasional _________________ 101Gambar 3.2.5.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Jambi terhadap Nasional _________________________________________________ 101Gambar 3.2.5.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Jambi terhadap Nasional _________________________________________________ 101Gambar 3.2.6.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sumatera Selatan terhadap Nasional _________________________________________________ 103Gambar 3.2.6.2 Kemiskinan Provinsi Sumatera Selatan terhadap Nasional _______ 103Gambar 3.2.6.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Sumatera Selatan terhadap Nasional __________________________________ 103Gambar 3.2.6.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Sumatera Selatan

    terhadap Nasional _________________________________________ 103Gambar 3.2.7.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bengkulu terhadap Nasional _____ 105Gambar 3.2.7.2 Kemiskinan Provinsi Bengkulu terhadap Nasional ______________ 105Gambar 3.2.7.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Bengkulu terhadap

    Nasional _________________________________________________ 105Gambar 3.2.7.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Bengkulu terhadap

    Nasional _________________________________________________ 105Gambar 3.2.8.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung terhadap Nasional _____ 107Gambar 3.2.8.2 Kemiskinan Provinsi Lampung terhadap Nasional ______________ 107Gambar 3.2.8.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Lampung terhadap Nasional _________________________________________ 107Gambar 3.2.8.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Lampung terhadap Nasional _________________________________________ 107Gambar 3.2.9.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bangka Belitung terhadap Nasional _________________________________________________ 109Gambar 3.2.9.2 Kemiskinan Provinsi Bangka Belitung terhadap Nasional _______ 109Gambar 3.2.9.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Bangka Belitung

    terhadap Nasional _________________________________________ 109Gambar 3.2.9.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Bangka Belitung

    terhadap Nasional _________________________________________ 109Gambar 3.2.10.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kep. Riau terhadap Nasional _____ 111Gambar 3.2.10.2 Kemiskinan Provinsi Kep. Riau terhadap Nasional ______________ 111Gambar 3.2.10.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Kep. Riau terhadap Nasional _________________________________________ 111

  • Data dan Informasi Kinerja Pembangunan 2004-2012xiv

    Gambar 3.2.10.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kep. Riau terhadap Nasional _________________________________________ 111Gambar 3.2.11.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi DKI Jakarta terhadap Nasional ___ 113Gambar 3.2.11.2 Kemiskinan Provinsi DKI Jakarta terhadap Nasional _____________ 113Gambar 3.2.11.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi DKI Jakarta terhadap Nasional _________________________________________ 113Gambar 3.2.11.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi DKI Jakarta terhadap Nasional _________________________________________ 113Gambar 3.2.12.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa Barat terhadap Nasional ____ 115Gambar 3.2.12.2 Kemiskinan Provinsi Jawa Barat terhadap Nasional ______________ 115Gambar 3.2.12.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Jawa Barat terhadap Nasional _________________________________________ 115Gambar 3.2.12.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Jawa Barat terhadap Nasional _________________________________________ 115Gambar 3.2.13.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa Tengah terhadap Nasional __ 117Gambar 3.2.13.2 Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah terhadap Nasional ___________ 117Gambar 3.2.13.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Jawa Tengah terhadap Nasional _________________________________________ 117Gambar 3.2.13.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Jawa Tengah terhadap Nasional _________________________________________ 117Gambar 3.2.14.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi DI Yogyakarta terhadap Nasional _________________________________________________ 119Gambar 3.2.14.2 Kemiskinan Provinsi DI Yogyakarta terhadap Nasional ___________ 119Gambar 3.2.14.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi DI Yogyakarta terhadap Nasional _________________________________________ 119Gambar 3.2.14.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi DI Yogyakarta terhadap Nasional _________________________________________ 119Gambar 3.2.15.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa Timur terhadap Nasional ___ 121Gambar 3.2.15.2 Kemiskinan Provinsi Jawa Timur terhadap Nasional _____________ 121Gambar 3.2.15.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Jawa Timur terhadap Nasional _________________________________________ 121Gambar 3.2.15.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Jawa Timur terhadap Nasional _________________________________________ 121Gambar 3.2.16.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Banten terhadap Nasional _______ 123Gambar 3.2.16.2 Kemiskinan Provinsi Banten terhadap Nasional _________________ 123Gambar 3.2.16.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Banten terhadap Nasional _________________________________________________ 123Gambar 3.2.16.4 Indeks Pembangunan manusia (IPM) Provinsi Banten terhadap Nasional _________________________________________________ 123Gambar 3.2.17.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bali terhadap Nasional __________ 125Gambar 3.2.17.2 Kemiskinan Provinsi Bali terhadap Nasional ____________________ 125

  • xvData dan Informasi Kinerja Pembangunan 2004-2012

    Gambar 3.2.17.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Bali terhadap Nasional _________________________________________________ 125Gambar 3.2.17.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Bali terhadap Nasional ______ 125Gambar 3.2.18.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi NTB terhadap Nasional __________ 127Gambar 3.2.18.2 Kemiskinan Provinsi NTB terhadap Nasional __________________ 127Gambar 3.2.18.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi NTB terhadap Nasional _________________________________________________ 127Gambar 3.2.18.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi NTB terhadap Nasional _________________________________________________ 127Gambar 3.2.19.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi NTT terhadap Nasional __________ 129Gambar 3.2.19.2 Kemiskinan Provinsi NTT terhadap Nasional ___________________ 129Gambar 3.2.19.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi NTT terhadap Nasional _________________________________________________ 129Gambar 3.2.19.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi NTT terhadap Nasional _________________________________________________ 129Gambar 3.2.20.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kalimantan Barat terhadap Nasional _________________________________________________ 131Gambar 3.2.20.2 Kemiskinan Provinsi Kalimantan Barat terhadap Nasional _______ 131Gambar 3.2.20.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Kalimantan Barat

    terhadap Nasional _________________________________________ 131Gambar 3.2.20.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan Barat terhadap Nasional _________________________________________ 131Gambar 3.2.21.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kalimantan Tengah terhadap Nasional _________________________________________________ 133Gambar 3.2.21.2 Kemiskinan Provinsi Kalimantan Tengah terhadap Nasional _____ 133Gambar 3.2.21.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Kalimantan Tengah terhadap Nasional __________________________________ 133Gambar 3.2.21.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan Tengah terhadap Nasional __________________________________ 133Gambar 3.2.22.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kalimantan Selatan terhadap Nasional _________________________________________________ 135Gambar 3.2.22.2 Kemiskinan Provinsi Kalimantan Selatan terhadap Nasional _____ 135Gambar 3.2.22.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Kalimantan Selatan terhadap Nasional _________________________________ 135Gambar 3.2.22.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan Selatan terhadap Nasional _________________________________ 135Gambar 3.2.23.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kalimantan Timur terhadap Nasional _________________________________________________ 137Gambar 3.2.23.2 Kemiskinan Provinsi Kalimantan Timur terhadap Nasional _______ 137Gambar 3.2.23.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Kalimantan Timur terhadap Nasional ___________________________________ 137

  • Data dan Informasi Kinerja Pembangunan 2004-2012xvi

    Gambar 3.2.23.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan Timur terhadap Nasional _________________________________________ 137

    Gambar 3.2.24.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sulawesi Utara terhadap Nasional _________________________________________________ 139Gambar 3.2.24.2 Kemiskinan Provinsi Sulawesi Utara terhadap Nasional ________ 139Gambar 3.2.24.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Sulawesi Utara terhadap Nasional _________________________________________ 139Gambar 3.2.24.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Sulawesi Utara terhadap Nasional _________________________________________ 139Gambar 3.2.25.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sulawesi Tengah terhadap Nasional _________________________________________________ 141Gambar 3.2.25.2 Kemiskinan Provinsi Sulawesi Tengah terhadap Nasional _______ 141Gambar 3.2.25.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Sulawesi Tengah

    terhadap Nasional _________________________________________ 141Gambar 3.2.25.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Sulawesi Tengah

    terhadap Nasional _________________________________________ 141Gambar 3.2.26.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan terhadap Nasional _________________________________________________ 143Gambar 3.2.26.2 Kemiskinan Provinsi Sulawesi Selatan terhadap Nasional ________ 143Gambar 3.2.26.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Sulawesi Selatan

    terhadap Nasional _________________________________________ 143Gambar 3.2.26.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Sulawesi Selatan

    terhadap Nasional _________________________________________ 143Gambar 3.2.27.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sulawesi Tenggara terhadap Nasional _________________________________________________ 145Gambar 3.2.27.2 Kemiskinan Provinsi Sulawesi Tenggara terhadap Nasional ______ 145Gambar 3.2.27.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Sulawesi Tenggara terhadap Nasional ________________________________ 145Gambar 3.2.27.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Sulawesi Tenggara

    terhadap Nasional _________________________________________ 145Gambar 3.2.28.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Gorontalo terhadap Nasional ____ 147Gambar 3.2.28.2 Kemiskinan Provinsi Gorontalo terhadap Nasional _____________ 147Gambar 3.2.28.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Gorontalo terhadap Nasional _________________________________________ 147Gambar 3.2.28.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Gorontalo terhadap Nasional _________________________________________ 147Gambar 3.2.29.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sulawesi Barat terhadap Nasional _________________________________________________ 149Gambar 3.2.29.2 Kemiskinan Provinsi Sulawesi Barat terhadap Nasional _________ 149Gambar 3.2.29.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Sulawesi Barat terhadap Nasional _________________________________________ 149

  • xviiData dan Informasi Kinerja Pembangunan 2004-2012

    Gambar 3.2.29.4 Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM) Provinsi Sulawesi Barat terhadap Nasional ____________________________________ 149Gambar 3.2.30.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Maluku terhadap Nasional _______ 151Gambar 3.2.30.2 Kemiskinan Provinsi Maluku terhadap Nasional _______________ 151Gambar 3.2.30.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Maluku terhadap

    Nasional _________________________________________________ 151Gambar 3.2.30.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Maluku terhadap Nasional _________________________________________________ 151Gambar 3.2.31.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Maluku Utara terhadap Nasional _________________________________________________ 153Gambar 3.2.31.2 Kemiskinan Provinsi Maluku Utara terhadap Nasional __________ 153Gambar 3.2.31.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Maluku Utara terhadap Nasional _________________________________________ 153Gambar 3.2.31.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Maluku Utara terhadap Nasional _________________________________________ 153Gambar 3.2.32.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Papua Barat terhadap Nasional ___ 155Gambar 3.2.32.2 Kemiskinan Provinsi Papua Barat terhadap Nasional ___________ 155Gambar 3.2.32.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Papua Barat terhadap Nasional _________________________________________ 155Gambar 3.2.32.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Papua Barat terhadap Nasional _________________________________________ 155Gambar 3.2.33.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Papua terhadap Nasional ________ 157Gambar 3.2.33.2 Kemiskinan Provinsi Papua terhadap Nasional _________________ 157Gambar 3.2.33.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Papua terhadap Nasional _________________________________________________ 157Gambar 3.2.33.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Papua terhadap Nasional _________________________________________________ 157

  • Kinerja Pembangunan dan Peningkatan Kesejahteraan

    Rakyat

    Pertumbuhan dan Stabilitas Ekonomi nPenurunan Pengangguran dan Kemiskinan n

    Bab 1

  • SECARA umum pertumbuhan ekonomi pada periode 2004-2012 tetap terjaga dengan stabil. Pertumbuhan ini ditopang oleh pertumbuhan industri nonmigas dan industri pengolahan. Industri nonmigas tumbuh cukup menyakinkan bahkan dalam dua tahun terakhir pertumbuhannya di atas PDB. Sumber pertumbuhan ekonomi utama dari sisi pengeluaraan adalah konsumsi rumah tangga dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB).

    Stabilitas moneter tetap terjaga dengan tingkat inflasi yang cenderung menurun. Selain itu juga terlihat dari nilai tukar yang relatif stabil dan dengan cadangan devisa yang terus meningkat. Peningkatan cadangan devisa ini seiring dengan peningkatan investasi langsung.

    Peningkatan investasi juga diiringi dengan meningkatnya penyaluran kredit perbankan yang pada tahun 2012 mencapai 2.738,1 triliun rupiah. Penyaluran kredit perbankan terbesar diperuntukkan sektor perdagangan, hotel dan restoran yang mencapai 554,8 triliun rupiah di tahun 2012.

    Pemerintah juga mampu menurunkan rasio hutang terhadap PDB hingga 24,0 persen pada 2012. Rasio ini masih tergolong aman karena batas aman menurut Bank Dunia adalah 30 persen dari PDB.

    Secara nominal pendapatan pada APBN 2012 meningkat tiga kali lipat dibandingkan dengan realisasi APBN 2004. Peningkatan belanja Negara ini diutamakan pada peningkatan transfer ke daerah seiring dengan komitmen pemerintah untuk melaksanakan desentralisasi fiskal.

    Kinerja pembangunan juga dilihat dari turunnya jumlah pengangguran terbuka dari 10,25 juta orang tahun 2004 menjadi 7,24 juta orang di tahun 2012. Selain itu jumlah penduduk miskin juga menurun dari 36,2 juta orang di tahun 2004 menjadi 29,31 juta orang di tahun 2012. Penurunan tingkat kemiskinan di desa lebih cepat dibandingkan yang terjadi di kota.

    n

    n

    n

    n

    n

    n

  • 3Data dan Informasi Kinerja Pembangunan 2004-2012

    Gambar 1.2Pertumbuhan PDB, Industri Pengolahan dan Industri Non-Migas 2004-2012 (persen)

    Sumber: BPS, diolah

    1.1 Pertumbuhan dan Stabilitas Ekonomi

    Sumber: BPS, diolah

    Pertumbuhan ekonomi Indonesia periode 2004-2012 terjaga stabil. Perlambatan pertumbuhan ekonomi dan PMTB yang terjadi pada tahun 2009 terutama disebabkan krisis ekonomi di Amerika Serikat yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi hampir di semua negara.

    Dari tahun 2005 pertumbuhan industri menurun, namun sejak triwulan ke-3 tahun 2009 industri pengolahan meningkat mendekati pertumbuhan PDB dan industri non-migas tumbuh lebih tinggi dari PDB tahun 2011 dan 2012, dengan penggerak utama industri makanan, minuman dan tembakau, industri alat angkut, industri logam dasar, serta industri tekstil dan produk tekstil. Subsektor industri ini, menyerap banyak tenaga kerja, sehingga menyumbang penumbuhan lapangan kerja formal. Tantangan ke depan adalah mendorong akselerasi pertumbuhan industri sehingga menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi nasional.

    Pertumbuhan ekonomi stabil, industri non-migas tumbuh cukup meyakinkan bahkan dalam 2 tahun terakhir pertumbuhannya diatas PDB

    Gambar 1.1 Pertumbuhan Ekonomi dan PMTB 2004-2012 (persen)

  • Data dan Informasi Kinerja Pembangunan 2004-20124

    Tabel 1Sumber Pertumbuhan Ekonomi dari Sisi Pengeluaran 2004-2012 (persen)

    Pertumbuhan ekonomi cenderung membaik dalam periode 20042012, ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan PMTB sebagai sumber utama pertumbuhan ekonomi yang tetap tumbuh positif di tengah gejolak krisis ekonomi dunia mulai tahun 2008. Dengan stabilitas ekonomi yang terjaga telah meningkatkan daya beli masyarakat serta menarik investor asing dan domestik untuk berinvestasi di Indonesia.

    Sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel dan restoran berperan besar pada pertumbuhan ekonomi periode 20042012. Dalam krisis ekonomi yang melanda dunia, sektor ini masih mampu menjadi sumber pertumbuhan utama.

    Sumber: BPS, diolah

    Gambar 1.3Sumber

    Pertumbuhan Ekonomi dari Sisi

    Produksi 2004-2012 (persen)

    Sumber: BPS, diolah

    Sumber pertumbuhan ekonomi utama dari sisi pengeluaran adalah konsumsi rumah tangga dan PMTB

    Sumber 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

    Konsumsi Rumah Tangga 3,0 2,4 1,9 2,9 3,1 2,8 2,7 2,7 2,9

    Pengeluaran Pemerintah 0,3 0,5 0,7 0,3 0,8 1,3 0,0 0,3 0,1

    PMTB 2,9 2,3 0,6 2,0 2,7 0,8 2,0 2,1 2,4

    Ekspor Barang dan Jasa 5,1 6,8 4,3 4,0 4,6 -4,8 6,5 6,3 1,0

    Impor Barang dan Jasa 7,2 5,8 3,1 3,4 3,9 -6,0 5,6 4,8 2,5

  • 5Data dan Informasi Kinerja Pembangunan 2004-2012

    Gambar 1.4Pendapatan Per Kapita dan Jumlah Penduduk 2004-2012

    Sumber: BPS, diolah

    Pendapatan perkapita Indonesia pada periode 2004-2012 meningkat lebih dari tiga kali lipat. Pada tahun 2012 pendapatan perkapita telah mencapai Rp 33.340.000 per tahun.

    Pada periode 2004-2012 stabilitas moneter terjaga, dengan laju inflasi menunjukkan tren menurun, yang tercermin dari inflasi inti (core inflation) yang stabil pada satu digit. Laju inflasi berdasarkan komponen harga diatur pemerintah (administered price inflation) meningkat mencapai 17,1 persen pada tahun 2005 akibat kenaikan harga BBM bersubsidi.

    Gambar 1.5Inflasi Berdasarkan Komponen 2004-2012 (persen)

    Sumber: BPS, diolah

    Pend

    apat

    an pe

    r Kap

    ita Jumlah Penduduk

    Pendapatan perkapita meningkat tajam, inflasi terkendali dengan baik

  • Data dan Informasi Kinerja Pembangunan 2004-20126

    Sepanjang 2004-2012 sumbangan kelompok pengeluaran bahan makanan serta makanan jadi, rokok dan tembakau cenderung mendominasi dalam membentuk inflasi dibanding kelompok pengeluaran lainnya karena adanya tekanan inflasi dari beberapa komoditas pangan yang harganya mudah bergejolak seperti beras, daging sapi, minyak goreng, kedelai, cabai merah, bawang merah, dan bawang putih.

    Gambar 1.6Inflasi Berdasarkan Kelompok Pengeluaran 2004-2012 (persen)

    Sumber: BPS, diolah

    Pembentuk inflasi terbesar berasal dari bahan makanan

  • 7Data dan Informasi Kinerja Pembangunan 2004-2012

    Gambar 1.7Nilai Tukar 2004-2012 (Rp/USD)

    Sumber: Bank Indonesia, diolah

    Dalam periode tahun 2004 -2012, nilai tukar Rupiah terhadap USD relatif stabil pada kisaran Rp 9.400-10.950 per USD. Nilai tukar Rupiah terhadap USD terdepresiasi guna mendorong kinerja ekspor yang melemah sebagai dampak krisis ekonomi dunia.

    Cadangan devisa periode 2004-2012 menunjukkan peningkatan, dari USD 36,3 miliar pada tahun 2004 meningkat hingga mencapai USD 112,8 miliar pada tahun 2012. Peningkatan cadangan devisa seiring dengan meningkatnya investasi langsung yang masuk ke dalam negeri.

    Gambar 1.8Cadangan Devisa dan Investasi Langsung 2004-2012 (USD Miliar)

    Sumber: Bank Indonesia, diolah

    Cada

    ngan

    devis

    a

    Investasi Langsung

    Nilai tukar relatif stabil, cadangan devisa dan investasi langsung tumbuh dengan tren yang terus meningkat

  • Data dan Informasi Kinerja Pembangunan 2004-20128

    Gambar 1.9 Penyaluran Kredit Perbankan 2004-

    2012

    Sumber : Bank Indonesia, diolah

    Peyaluran kredit perbankan terus meningkat dari Rp 544,0 triliun pada tahun 2004 menjadi Rp 2.378,1 triliun pada tahun 2012, meskipun pertumbuhannya sempat menurun terkait dengan krisis energi dan keuangan tahun 2005/6 dan 2008/9.

    Penghimpunan dana perbankan dari masyarakat mengalami peningkatan berarti dari Rp 921,7 triliun pada tahun 2004 menjadi Rp 3.163 triliun pada tahun 2012. Penurunan terendah terjadi pada tahun 2006 dan 2009, terkait dengan krisis ekonomi keuangan internasional.

    Gambar 1.10 Penghimpunan

    Dana Perbankan 2004-2012

    Sumber : Bank Indonesia, diolah

    Triliu

    n Rup

    iah Persen

    Triliu

    n Rup

    iah Persen

    Pertumbuhan penyaluran kredit perbankan terlihat lebih cepat dari pertumbuhan penghimpunan dana perbankan dari masyarakat

    1.004,2 1.313,9 1.446,8 1.783,6 2.223,7 2.738,1

    1.076,1 1.229,1 1.462,9 1.682,2 1.913,6 2.304,9 2.736,4 3.163,5

  • 9Data dan Informasi Kinerja Pembangunan 2004-2012

    Penyaluran dana kredit perbankan menurut sektor ekonomi mengalami peningkatan yang berarti pada hampir semua sektor. Dalam tiga tahun terakhir (20102012) penyaluran kredit mengalami lonjakan yang cukup besar.

    Penyaluran kredit perbankan yang terbanyak untuk sektor perdagangan, hotel dan restoran diikuti oleh sektor industri pengolahan.

    Perkembangan pasar modal yang tercermin dari perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia, mengalami fluktuasi seiring perkembangan ekonomi dan pasar keuangan dunia. Setelah merosot cukup tajam menjadi 1.333 pada tahun 2009, kemudian mengalami peningkatan terus menjadi 4.317 pada tahun 2012.

    Gambar 1.11Penyaluran Kredit Perbankan Menurut Sektor Ekonomi 2004-2012 (Triliun Rupiah)

    Penyaluran kredit perbankan terbesar diperuntukkan sektor perdagangan, hotel dan restoran

    Gambar 1.12Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Pasar Modal (BEI) 2004-2012

    Sumber: Bank Indonesia, diolah

    1.000 1.163 1.806 2.746 1.355 1.333 3.704 3.822 4.317

    Sumber: BPS, diolah

  • Data dan Informasi Kinerja Pembangunan 2004-201210

    Gambar 1.13Perkembangan Stok

    Utang 2004-2012 (Triliun Rupiah)

    Sumber: Bank Indonesia, diolah

    Gambar 1.14Keseimbangan

    Primer dan Defisit 2004-2012 (persen)

    Sumber: Bank Indonesia, diolah

    Dengan disiplin dan pengelolaan utang yang ketat, pemerintah mampu menurunkan rasio utang terhadap PDB hingga 24,0 persen di tahun 2012. Rasio tersebut jauh lebih rendah daripada batas aman dalam UU, yaitu 60 persen PDB atau batas aman menurut Bank Dunia sebesar 30 persen PDB.

    Selama periode 2004-2012, pemerintah mampu menjaga disiplin fiskal yang ditandai dengan rasio defisit anggaran yang tidak pernah melebihi tiga persen dari PDB. Namun demikian, pemerintah harus waspada karena keseimbangan primer cenderung menurun dan bahkan dalam dua tahun terakhir negatif yang berpotensi mengganggu keberlanjutan fiskal.

    Rasio utang terhadap PDB pada batas aman namun perlu waspada terhadap rasio defisit anggaran

    1.064 1.188 1.361

  • 11Data dan Informasi Kinerja Pembangunan 2004-2012

    Gambar 1.15Perkembangan Pendapatan Negara 2004-2012

    Gambar 1.16Perkembangan Belanja Negara 2004-2012

    Secara nominal pendapatan negara pada APBN 2012 meningkat lebih tiga kali lipat bila dibandingkan dengan realisasi APBN 2004 atau tumbuh rata-rata sebesar 16 persen per tahun, namun jika dilihat dari persentasenya terhadap PDB cenderung sedikit menurun. Secara nominal semua komponen (pajak, PNBP dan hibah) cenderung meningkat.

    Seiring dengan komitmen Pemerintah untuk melaksanakan desentralisasi fiskal, peningkatan belanja negara selama periode 2004-2012 diutamakan pada peningkatan transfer ke daerah yang meningkat lebih dari tiga kali lipat. Namun jika dilihat dari persentase terhadap PDB, belanja negara cenderung mengalami sedikit penurunan dari 18,61 persen pada tahun 2004 menjadi 18,12 persen pada tahun 2012.

    Triliu

    n Rup

    iah % PDBPeranan pajak dalam penerimaan negara semakin besar, transfer ke daerah terus meningkat, belanja pemerintah pusat masih cukup dominan

    Sumber: Kemenkeu, diolah * angka sementara

    Sumber: Kemenkeu, diolah * angka sementara

    2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012*

    Penerimaan Perpajakan 280,60 347,00 409,20 491,00 658,70 619,90 723,30 873,90 980,10

    PNBP 122,50 146,90 227,00 215,10 320,60 227,20 268,90 331,50 351,60

    Hibah 0,26 1,30 1,83 1,69 2,30 1,66 3,02 5,25 3,96

    %PDB 17,60 17,90 19,10 17,90 19,80 15,10 15,50 16,30 16,20

    0,00

    5,00

    10,00

    15,00

    20,00

    25,00

    0

    200

    400

    600

    800

    1000

    % P

    DB

    Trili

    un

    Ru

    pia

    h

  • Data dan Informasi Kinerja Pembangunan 2004-201212

    Gambar 1.17

    Perkembangan Belanja

    Pemerintah Pusat 2004-2012

    (Triliun Rupiah)

    Sumber: Bank Indonesia, diolah

    * angka sementara

    Dari ketiga komponen dana perimbangan, sepanjang 2004-2012 terjadi peningkatan terbesar pada Dana Alokasi Khusus (DAK), yaitu lebih dari 9 kali lipat sehingga pada tahun 2012 mencapai Rp 25,9 triliun. Dana otonomi khusus (otsus) dan penyesuaian juga meningkat sangat besar, yaitu lebih dari 10 kali lipat yang pada tahun 2012 mencapai Rp 69,4 triliun. Sedangkan dana Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Bagi Hasil (DBH) meningkat sekitar tiga kali lipat sehingga masing-masing mencapai Rp 273,8 triliun dan Rp 111,3 triliun.

    Struktur belanja pemerintah pusat semakin baik, belanja modal semakin meningkat

    Gambar 1.18Perkembangan

    Transfer Ke Daerah 2004-2012

    (Triliun Rupiah)

    * angka sementara

  • 13Data dan Informasi Kinerja Pembangunan 2004-2012

    1.2 Penurunan Pengangguran dan Kemiskinan

    Gambar 1.19Jumlah dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 2004-2012

    Banyaknya kesempatan kerja yang telah terciptakan pada lima tahun terakhir menyebabkan jumlah penganggur menurun sekitar 3 juta penganggur dari tahun 2004 sampai 2012. Mengingat jumlah pekerja yang terus meningkat, akselerasi penurunan tingkat pengangguran terbuka (TPT) dinilai cepat dan mencapai sekitar 6,14 persen pada bulan Agustus 2012.

    Kinerja penanggulangan kemiskinan ditandai dengan penurunan baik jumlah penduduk miskin maupun tingkat kemiskinan dalam tujuh tahun terakhir. Pada September 2012, tingkat kemiskinan tercatat 11,66 persen atau kurang dari 30 juta penduduk miskin secara nasional.

    Gambar 1.20Tingkat Kemiskinan dan Jumlah Penduduk Miskin Indonesia 2004-2012

    Pengangguran dan kemiskinan menurun

    10,25 11,89 10,93 10,01 9,39 8,96 8,32 7,70 7,24

    TPT

    Jumlah pengangguran (juta)

    Sumber: BPS

    Sumber: BPS* Angka Maret 2012

    2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

    Jumlah Penduduk Miskin (JutaOrang)

    36,20 35,10 39,30 37,17 34,96 32,53 31,02 30,02 29,13

    Persentase Penduduk Miskin 16,66 15,97 17,75 16,58 15,42 14,15 13,33 12,49 11,66

    5

    7

    9

    11

    13

    15

    17

    19

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    40

    45

    Per

    sen

    tase

    Pen

    du

    du

    k M

    iski

    n

    Jum

    lah

    Pen

    du

    du

    k M

    iski

    n(J

    uta

    Ora

    ng)

    11.66 (Sep-2012)

    *

  • Data dan Informasi Kinerja Pembangunan 2004-201214

    Gambar 1.21Jumlah Penduduk Miskin dan Tingkat Kemiskinan Per Kota/Desa 2004-2012

    Jumlah penduduk miskin di desa menurun lebih signifikan dibandingkan dengan penurunan jumlah kemiskinan di kota. Hal ini sejalan dengan penurunan tingkat kemiskinan di desa yang lebih cepat bila dibandingkan tingkat kemiskinan di kota. Dengan penanggulangan kemiskinan yang banyak difokuskan di pedesaan, diharapkan penurunan tingkat dan jumlah penduduk miskin di pedesaan akan memberikan kontribusi lebih banyak kepada penurunan tingkat kemiskinan secara nasional.

    juta

    ora

    ng

    persen

    Jumlah dan persentase kemiskinan di desa turun lebih cepat dibanding di kota

    Persentase terhadap Total Penduduk Kota (%)

    Persentase terhadap Total Penduduk Desa (%)

    Jumlah Penduduk Miskin Desa (Juta Orang)

    Jumlah Penduduk Miskin Kota (Juta Orang)

  • Kinerja Pembangunan Menurut Bidang

    Bab 2

    Bidang Pembangunan Sosial Budaya n

    Bidang Ekonomi n

    Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi n

    Bidang Sarana dan Prasarana n

    Bidang Politik, Pertahanan, dan Keamanan n

    Bidang Hukum dan Aparatur n

    Bidang Wilayah dan Tata Ruang n

    Bidang Sumber daya Alam dan Lingkungan Hidup n

  • KUALITAS pendidikan dan kesehatan penduduk meningkat. Bidang pendidikan, Angka Partisipasi Sekolah (APS) meningkat. Bidang kesehatan, Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kekurangan Gizi menurun dan Angka Harapan Hidup (AHH) naik.Neraca perdagangan non-migas mengalami surplus, tahun 2012 sebesar 3,9 juta US$. Indeks produksi dan nilai investasi (PMDN dan PMA) juga meningkat signifikan. Di bidang pariwisata, kunjungan wisatawan mancanegara naik dari 5,3 juta (2004) menjadi 8,0 juta (2012), meningkatkan penerimaan devisa dari 4,8 juta US$ menjadi 9,1 juta US$.Indonesia berhasil melakukan rancang bangun hingga pengoperasian Tsunami Early Warning System (TEWS), serta pengembangan beberapa perangkat lunak. Selain itu, penemuan bibit unggul khususnya tanaman padi, kedelai dan sorgum terus berlangsung.Sejak 2004, panjang jalan di Indonesia bertambah 123 ribu km, dimana 90,82% berkategori mantap, sehingga jumlah sarana transportasi naik signifikan, terutama sepeda motor dan mobil penumpang. Ketersediaan listrik semakin bertambah, sehingga dapat dinikmati oleh 76,6% rumah tangga.Keterwakilan wanita di bidang politik dan jumlah parpol peserta pemilu semakin meningkat, namun pada sisi lain, pemerintah masih perlu meningkatkan perhatian dalam bidang keamanan.Indeks persepsi korupsi (IPK) Indonesia meningkat tiap tahun, didukung oleh peningkatan peran masyarakat dalam pelaporan tindak pidana korupsi, kesadaran pejabat pemerintah dalam melaporkan harta kekayaan, dan peningkatan kualitas pendidikan PNS. Peran perempuan dalam penyelenggaraan pemerintahan semakin meningkat, dimana kesenjangan gender semakin kecil.Hingga 2012, lebih 50% target penetapan RTRW Kabupaten/Kota serta RTR Pulau/Kepulauan telah terpenuhi. Penataan wilayah ini mendorong peningkatan kontribusi kota besar dan metropolitan terhadap perekonomian nasional.Produksi energi terutama batubara mengalami peningkatan, di tengah penurunan cadangan minyak dan gas bumi. Di bidang pangan, produktivitas padi, jagung dan kedelai mengalami peningkatan, sehingga tingkat penerimaan petani selama tiga tahun terakhir cenderung membaik.

    n

    n

    n

    n

    n

    n

  • 2.1 Bidang Pembangunan Sosial Budaya

    Pendidikan nKesehatan n

    Jemaah Haji n

  • 19Data dan Informasi Kinerja Pembangunan 2004-2012

    Gambar 2.1.1 Angka Buta Aksara an rata-Rata Lama Sekolah, 2004-2011

    Sumber : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

    Gambar 2.1.2 Angka Partisipasi Murni SD dan SMP, 2004-2011

    Sumber : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

    Gambar 2.1.1 Angka Buta Aksara an rata-Rata Lama Sekolah, 2004-2011

    Sumber : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

    Gambar 2.1.2 Angka Partisipasi Murni SD dan SMP, 2004-2011

    Sumber : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

    2.1.1 Pendidikan

    Proporsi buta aksara penduduk usia 15 tahun ke atas mengalami penurunan sangat signifikan dari 10,21 persen pada 2004 menjadi 4,43 persen pada 2011.

    Rata-rata lama sekolah penduduk usia 15 tahun ke atas mengalami peningkatan dari 7,24 tahun pada 2004 menjadi 7,92 tahun pada 2011.

    APM SD/MI/Paket A terus mengalami peningkatan, yaitu dari sebesar 94,12 persen pada 2004 menjadi 95,55 persen pada 2011. Demikian pula dengan APM SMP/MTs/Paket B mengalami peningkatan yang signifikan, yaitu dari 60,49 persen pada 2004 menjadi 77,71 persen pada 2011.

    APM SD pada tahun 2011 hampir mencapai target yang ditetapkan untuk tahun 2014, sedangkan APM SMP sudah melampaui target pencapaian tahun 2014 yaitu sebesar 76 persen.

    Sumber: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

    Gambar 2.2Angka Partisipasi Murni SD dan SMP, 2004-2011

    Sumber: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

    Angka Buta Aksara turun, Rata-rata Lama Sekolah dan Angka Partisipasi Sekolah naik

    Persen

    Tahun

    Tahu

    n

    Gambar 2.1Angka Buta Aksara dan Rata-Rata Lama Sekolah, 2004-2011

  • Data dan Informasi Kinerja Pembangunan 2004-201220

    Gambar 2.1.2 Angka Partisipasi Kasar (APK) pada Jenjang Pendidikan SD dan SMP Sederajat, 2004-

    2011

    Sumber : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

    Gambar 2.1.4 Angka Kematian Ibu (AKI), 1991-2007

    Sumber : Badan Pusat Statistik, Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)

    Padajenjangpendidikandasar(SDdanSMP),APKmengalamipeningkatanyangcukup signifikan.

    APKSD/MI/PaketAselamaperiode2004-2011lebihtinggidaripadaAPKSMP/MTs/Paket B.

    Perkembangan APK SMA/SMK/MA/Paket C selama tahun 2004 hingga 2012mengalami peningkatan yang sangat signifikan, dari 49,01 persen pada 2004 menjadi 76,50 persen pada 2011.

    APKPT/PTA(pendudukumur19-23tahun)jugameningkatdari17,48persenpada2004 menjadi 27,09 persen pada 2011.

    Gambar 2.3Angka Partisipasi Kasar SMA dan Angka Partisipasi Kasar PT, 2004-2011

    Sumber: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

    Angka Partisipasi 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

    APK SD/MI/Paket A 112,50 111,20 112,57 115,71 116,56 116,77 115,33 115,43

    APK SMP/MTs/Paket B 81,22 85,22 88,68 92,52 96,18 98,11 98,20 99,47

    Sumber: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

    Tabel 2.1 Angka Partispasi Kasar (APK) pada Jenjang Pendidikan SD dan SMP Sederajat (Persen), 2004-2011.

    Persen

  • 21Data dan Informasi Kinerja Pembangunan 2004-2012

    SecaraumumAPSpadasemuakelompokumurmengalamipeningkatandaritahunke tahun.

    APSkelompokumur7-12tahunmeningkatdari96,77persenpada2004menjadi97,58 persen pada 2011.

    APS kelompok umur 13-15 tahun juga mengalami peningkatan menjadi 87,78persen pada 2011 dari sebelumnya 83,49 persen pada 2004.

    PeningkatanAPSjugaterjadipadakelompokumur16-18tahundan19-24tahun.Pada kelompok umur 16-18 tahun, APS meningkat dari 53,48 persen pada 2004 menjadi 57,85 persen pada 2011, sedangkan pada kelompok umur 19-24 tahun mengalami peningkatan dari 12,07 persen (2004) menjadi 14,26 persen (2011).

    Kelompok Umur 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

    7-12 tahun 96,77 97,14 97,39 97,64 97,88 97,95 98,02 97,58

    13-15 tahun 83,49 84,02 84,08 84,65 84,89 85,47 86,24 87,78

    16-18 tahun 53,48 53,86 53,92 55,49 55,50 55,16 56,01 57,85

    19-24 tahun 12,07 12,23 11,38 13,08 13,29 12,72 13,77 14,26

    Sumber: Badan Pusat Statistik, Susenas

    Tabel 2.2 Angka Partispasi Sekolah (APS) Menurut Kelompok Umur (Persen), 2004-2011

  • Data dan Informasi Kinerja Pembangunan 2004-201222

    Gambar 2.1.2 Angka Partisipasi Kasar (APK) pada Jenjang Pendidikan SD dan SMP Sederajat, 2004-

    2011

    Sumber : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

    Gambar 2.1.4 Angka Kematian Ibu (AKI), 1991-2007

    Sumber : Badan Pusat Statistik, Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)

    Selama periode 1991-2012, kinerja kesehatan masyarakat terus membaik yangantara lain ditandai dengan penurunan AKI dan AKB.

    AKItahun2007,menurundibandingkanAKItahun2003,yaitudari307menjadi228per 100.000 kelahiran hidup.

    AKB pada tahun 2012 sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup sedikit menurundibandingkan AKB tahun 2003 yang mencapai 35 per 1.000 kelahiran hidup.

    2.1.2 Kesehatan

    Gambar 2.5 Angka Kematian Bayi (AKB),

    1991-2012

    Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)

    Gambar 2.4 Angka Kematian Ibu (AKI), 1991-

    2007

    Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)

    Derajat kesehatan masyarakat meningkat, prevalensi kekurangan gizi pada balita menurun

    per 1

    00.00

    0 kela

    hiran

    hidu

    p

    Gambar 2.1.5 Angka Kematian Bayi (AKB), 1991-2012

    Sumber : Badan Pusat Statistik, Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)

    Gambar 2.1.6 Angka Harapan Hidup (AHH), 2004-2010

    Sumber : Badan Pusat Statistik, Proyeksi SP 2000 dan SUPAS 2005

    Gambar 2.1.7 Prevalensi Kekurangan Gizi pada Balita, 1989-2010

    per 1

    .000 k

    elahir

    an hi

    dup

  • 23Data dan Informasi Kinerja Pembangunan 2004-2012

    Gambar 2.1.5 Angka Kematian Bayi (AKB), 1991-2012

    Sumber : Badan Pusat Statistik, Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)

    Gambar 2.1.6 Angka Harapan Hidup (AHH), 2004-2010

    Sumber : Badan Pusat Statistik, Proyeksi SP 2000 dan SUPAS 2005

    Gambar 2.1.7 Prevalensi Kekurangan Gizi pada Balita, 1989-2010

    Gambar 2.7 Prevalensi Kekurangan Gizi pada Balita, 1989-2010

    AngkaHarapanHidupterusmengalamipeningkatan,yaitudari69,4tahunpada2004 menjadi 70,9 tahun pada 2010.

    Angkakekurangangizipadabalitaterusmembaikpadaperiode1989-2000.Namunsebaliknya pada periode 2000-2005 sedikit memburuk, meningkat dari 21,6% menjadi 24,5%. Pada tahun 2010, angka kekurangan gizi pada balita mengalami perbaikan signifikan yaitu mencapai 17,9 persen.

    Angka Gizi Kurang lebih tinggi dibandingkan Angka Gizi Buruk. Selama kurunwaktu 1989-2010 baik Angka Gizi Kurang maupun Angka Gizi Buruk cenderung menurun.

    Gambar 2.6 Angka Harapan Hidup (AHH), 2004-2010

    Sumber: Badan Pusat Statistik, Proyeksi SP2000 dan SUPAS 2005

    Sumber: Kementerian Kesehatan

    Persen

    Persen

    Gambar 2.1.5 Angka Kematian Bayi (AKB), 1991-2012

    Sumber : Badan Pusat Statistik, Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)

    Gambar 2.1.6 Angka Harapan Hidup (AHH), 2004-2010

    Sumber : Badan Pusat Statistik, Proyeksi SP 2000 dan SUPAS 2005

    Gambar 2.1.7 Prevalensi Kekurangan Gizi pada Balita, 1989-2010

    31,0

    15,0 13,0 13,0

    Tahu

    n

  • Data dan Informasi Kinerja Pembangunan 2004-201224

    Sumber : Kementerian Kesehatan

    Gambar 2.1.8 Akses Penduduk terhadap Air Minum dan Sanitasi, 2007-2011

    Sumber : Bappenas

    Gambar 2.1.9 Wanita Usia 15-49 Tahun dan Berstatus Kawin yang Menggunakan Alat/Cara

    Kontrasepsi/KB, 2004-2011

    Catatan : Tahun 2005 tanpa Nanggroe Aceh Darussalam dan Tahun 2006 tanpa Kabupaten Bantul, Yogyakarta Sumber: Badan Pusat Statistik, Susenas

    Persentase akses penduduk terhadap air minum dan sanitasi mengalamipeningkatan.

    Pada tahun2007aksespenduduk terhadapairminumsebesar 48,3persennaikmenjadi 55,0 persen pada tahun 2011.

    Aksespendudukterhadapsanitasijugamengalamipeningkatandari44,2persenpada 2007 menjadi 55,6 persen pada 2011.

    Persentase wanita usia 15-49 tahun berstatus kawin yang menggunakan alatkontrasepsi/KB mengalami peningkatan dari tahun 2004-2011.

    Padatahun2004,wanitausia15-49tahunberstatuskawinyangmenggunakanalatkontrasepsi/KB sebesar 56,71 persen meningkat menjadi 61,34 persen pada tahun 2011.

    Gambar 2.9 Wanita Usia 15-49 Tahun dan Berstatus Kawin yang Menggunakan Alat/Cara Kontrasepsi/KB, 2004-2011

    Gambar 2.8 Akses Penduduk

    terhadap Air Minum dan Sanitasi, 2007-2011

    Sumber: Bappenas

    Catatan : Tahun 2005 tanpa Nanggroe Aceh Darussalam dan Tahun 2006 tanpa Kabupaten Bantul, YogyakartaSumber: Badan Pusat Statistik, Susenas

    Akses penduduk terhadap sanitasi dan air minum serta wanita yang menggunakan alat/cara KB cenderung meningkat

    Persen

    Sumber : Kementerian Kesehatan

    Gambar 2.1.8 Akses Penduduk terhadap Air Minum dan Sanitasi, 2007-2011

    Sumber : Bappenas

    Gambar 2.1.9 Wanita Usia 15-49 Tahun dan Berstatus Kawin yang Menggunakan Alat/Cara

    Kontrasepsi/KB, 2004-2011

    Catatan : Tahun 2005 tanpa Nanggroe Aceh Darussalam dan Tahun 2006 tanpa Kabupaten Bantul, Yogyakarta Sumber: Badan Pusat Statistik, Susenas

  • 25Data dan Informasi Kinerja Pembangunan 2004-2012

    Jumlah Kuota dan Jamaah Haji yang Berangkat Cenderung Meningkat

    Gambar Jumlah Kuota dan Jamaah Haji yang diberangkatkan, 2004-2012

    Sumber: Kementerian Agama dan SI

    Selama periode 2004-2012 jumlah kuota mengalami peningkatan. Sementara itu, jumlah haji yang diberangkatkan oleh Kementerian Agama (Haji reguler) selama periode

    2004-2011 juga mengalami peningkatan. Pada tahun 2012 jumlah jemaah haji yang diberangkatkan sekitar 200 ribu orang.

    Sumber: Kementerian Agama

    Selama periode 2004-2012 jumlah kuota mengalami peningkatan. Sementara itu, jumlah haji yang diberangkatkan oleh Kementerian Agama (Haji reguler) selama periode

    2004-2011 juga mengalami peningkatan. Pada tahun 2012 jumlah jemaah haji yang diberangkatkan sekitar 202 ribu orang.

    Selama periode 2004-2011 jumlah kuota haji mengalami peningkatan.

    Sementara itu, jumlah jemaah haji yang diberangkatkan oleh Kementerian Agama (haji reguler) selama periode 2004-2011 juga mengalami peningkatan.

    Pada tahun 2011 jumlah jemaah haji yang diberangkatkan sekitar 202 ribu orang.

    Perbedaan antara kuota dengan yang diberangkatkan oleh Kementerian Agama disebabkan sebagian dari kuota dialokasikan untuk jemaah haji non-reguler (khusus) yang diberangkatkan oleh badan penyelenggara haji swasta.

    Gambar 2.10 Jumlah Kuota dan Jamaah Haji yang diberangkatkan Kementerian Agama, 2004-2011

    Sumber: Kementerian Agama dan Statistik Indonesia

    Jumlah kuota dan jamaah haji yang berangkat cenderung meningkat

    2.1.3 Jemaah Haji

  • 2.2 Bidang Ekonomi

    Perdagangan nInvestasi n

    Pariwisata nIndustri n

    Perbankan n

  • 29Data dan Informasi Kinerja Pembangunan 2004-2012

    2.2.1 Perdagangan

    Selama tahun 2004-2012, neraca perdagangan Indonesia selalu mengalami surplus kecuali pada tahun 2012 yang mengalami defisit sebesar -1,7 miliar USD. Kontribusi terbesar dalam surplus neraca perdagangan Indonesia disumbangkan oleh surplus pada neraca perdagangan non migas.

    Selama tahun 2004-2012 ekspor dalam tren meningkat, dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 14,5 persen. Pertumbuhan ekspor negatif hanya terjadi di tahun 2009 dan 2012 karena dampak dari krisis ekonomi global yang terjadi di tahun 2008 dan 2011.

    Gambar 2.12 Nilai dan Pertumbuhan Ekspor Tahun 2004-2012

    Sumber: Badan Pusat Statistik

    2.2 Bidang Ekonomi

    2.2.1 Perdagangan

    Gambar 2.x Nilai dan Pertumbuhan Ekspor Tahun 2004-2012

    Selama tahun 2004-2012 ekspor dalam trend meningkat, dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 14,5 persen. Pertumbuhan ekspor negatif hanya terjadi di tahun 2009 dan 2012 karena dampak dari krisis ekonomi global yang terjadi di tahun 2008 dan 2011.

    Gambar 2.x Nilai Ekspor Nonmigas Menurut Sektor Tahun 2004-2012

    Selama periode 2004-2012, ekspor nonmigas dalam trend meningkat, dimana pada tahun 2012, nilai ekspor Indonesia meningkat hingga hampir 3 kali lipat dari tahun 2004. Proprosi ekspor sebagian besar merupakan produk industri manufaktur dengan persentase sebesar 75,8 persen.

    Ekspor non-migas dan impor bahan baku meningkat

    Gambar 2.11 Neraca Perdagangan Tahun 2004-2012

    Gambar 2.x Nilai Impor Menurut Jenis Penggunaan Tahun 2004-2012

    Selama tahun 2004-2012, impor Indonesia mengalami peningkatan, terutama impor barang modal dan bahan baku. Pada tahun 2012, sekitar 73,1 persen impor Indonesia merupakan impor bahan baku untuk keperluan sektor manufaktur.

    Gambar 2.x Neraca Perdagangan Tahun 2004-2012

    Selama tahun 2004-2012, neraca perdagangan Indonesia selalu mengalami surplus kecuali pada tahun 2012 yang mengalami defisit sebesar -1,7 miliar USD. Kontribusi terbesar dalam surplus neraca perdagangan Indonesia disumbangkan oleh surplus pada neraca perdagangan non migas.

    Sumber: Badan Pusat Statistik

    USD

    juta

    USD

    Mili

    ar

  • Data dan Informasi Kinerja Pembangunan 2004-201230

    Selama periode 2004-2012, ekspor nonmigas dalam tren meningkat. Pada tahun 2012, nilai ekspor Indonesia meningkat hingga hampir 3 kali lipat dari tahun 2004. Proporsi ekspor sebagian besar merupakan produk industri manufaktur dengan persentase sebesar 75,8 persen.

    Selama tahun 2004-2012, impor Indonesia mengalami peningkatan, terutama impor barang modal dan bahan baku. Pada tahun 2012, sekitar 73,1 persen impor Indonesia merupakan impor bahan baku untuk keperluan sektor manufaktur.

    Gambar 2.14Nilai Impor Menurut

    Jenis Penggunaan Tahun 2004-2012

    Sumber: Badan Pusat Statistik

    Gambar 2.x Nilai Impor Menurut Jenis Penggunaan Tahun 2004-2012

    Selama tahun 2004-2012, impor Indonesia mengalami peningkatan, terutama impor barang modal dan bahan baku. Pada tahun 2012, sekitar 73,1 persen impor Indonesia merupakan impor bahan baku untuk keperluan sektor manufaktur.

    Gambar 2.x Neraca Perdagangan Tahun 2004-2012

    Selama tahun 2004-2012, neraca perdagangan Indonesia selalu mengalami surplus kecuali pada tahun 2012 yang mengalami defisit sebesar -1,7 miliar USD. Kontribusi terbesar dalam surplus neraca perdagangan Indonesia disumbangkan oleh surplus pada neraca perdagangan non migas.

    Gambar 2.13 Nilai Ekspor

    Nonmigas Menurut Sektor

    Tahun 2004-2012

    Sumber: Badan Pusat Statistik

    2.2 Bidang Ekonomi

    2.2.1 Perdagangan

    Gambar 2.x Nilai dan Pertumbuhan Ekspor Tahun 2004-2012

    Selama tahun 2004-2012 ekspor dalam trend meningkat, dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 14,5 persen. Pertumbuhan ekspor negatif hanya terjadi di tahun 2009 dan 2012 karena dampak dari krisis ekonomi global yang terjadi di tahun 2008 dan 2011.

    Gambar 2.x Nilai Ekspor Nonmigas Menurut Sektor Tahun 2004-2012

    Selama periode 2004-2012, ekspor nonmigas dalam trend meningkat, dimana pada tahun 2012, nilai ekspor Indonesia meningkat hingga hampir 3 kali lipat dari tahun 2004. Proprosi ekspor sebagian besar merupakan produk industri manufaktur dengan persentase sebesar 75,8 persen.

    USD

    Mili

    arU

    SD M

    iliar

    Ekspor Nonmigas

  • 31Data dan Informasi Kinerja Pembangunan 2004-2012

    2.2.2 Investasi

    Gambar 2.x Nilai Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Menurut Sektor Tahun 2007-2012

    Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) terus meningkat sejak tahun 2008. Penanaman modal ini terutama ditujukan untuk sektor sekunder. Pada tahun 2012, sektor sekunder mendominasi struktur PMDN dengan persentase sebesar 54,1 persen, sedangkan sektor tersier sebesar 23,8 persen dan sektor primer sebesar 22,1 persen.

    Gambar 2.x Nilai Penanaman Modal Asing (PMA) Menurut Sektor Tahun 2007-2012

    Selama tahun 2007-2012, Penanaman Modal Asing (PMA) mengalami trend meningkat dengan proporsi paling besar ditujukan untuk sektor tersier. Namun sejak tahun 2011, proporsi PMA yang ditujukan untuk sektor sekunder terus mengalami kenaikan yang signifikan hingga pada tahun 2012 menempati urutan pertama.

    2.2.2 Investasi

    2.2.2 Investasi

    Gambar 2.x Nilai Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Menurut Sektor Tahun 2007-2012

    Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) terus meningkat sejak tahun 2008. Penanaman modal ini terutama ditujukan untuk sektor sekunder. Pada tahun 2012, sektor sekunder mendominasi struktur PMDN dengan persentase sebesar 54,1 persen, sedangkan sektor tersier sebesar 23,8 persen dan sektor primer sebesar 22,1 persen.

    Gambar 2.x Nilai Penanaman Modal Asing (PMA) Menurut Sektor Tahun 2007-2012

    Selama tahun 2007-2012, Penanaman Modal Asing (PMA) mengalami trend meningkat dengan proporsi paling besar ditujukan untuk sektor tersier. Namun sejak tahun 2011, proporsi PMA yang ditujukan untuk sektor sekunder terus mengalami kenaikan yang signifikan hingga pada tahun 2012 menempati urutan pertama.

    Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) terus meningkat sejak tahun 2008. Penanaman modal ini terutama ditujukan untuk sektor sekunder. Pada tahun 2012, sektor sekunder mendominasi struktur PMDN dengan persentase sebesar 54,1 persen, sedangkan sektor tersier sebesar 23,8 persen dan sektor primer sebesar 22,1 persen.

    Selama tahun 2007-2012, Penanaman Modal Asing (PMA) mengalami trend meningkat dengan proporsi paling besar ditujukan untuk sektor tersier. Namun sejak tahun 2011, proporsi PMA yang ditujukan untuk sektor sekunder terus mengalami kenaikan yang signifikan hingga pada tahun 2012 menempati urutan pertama.

    Gambar 2.15 Nilai Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Menurut Sektor Tahun 2007-2012

    Gambar 2.16Nilai Penanaman Modal Asing (PMA) Menurut Sektor Tahun 2007-2012

    Nilai investasi PMDN dan PMA meningkat, terutama di sektor sekunder

    Rp M

    iliar

    Sumber: BKPM

    Sumber: BKPM

    USD

    Mili

    ar

  • Data dan Informasi Kinerja Pembangunan 2004-201232

    2.2.3 Pariwisata

    Gambar 2.x Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Perkiraan Penerimaan Dari Wisatawan Mancanegara Tahun 2004-2012

    Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia sejak tahun 2006 menunjukkan trend peningkatan. Dari jumlah kunjungan tersebut, perkiraan jumlah devisa yang dihasilkan juga terus mengalami trend peningkatan, dimana pada tahun 2012 devisa dari kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 9,1 miliar USD.

    Gambar 2.x Rata-Rata Lama Kunjungan dan Rata-Rata Pengeluaran Wisatawan Mancanegara per Kunjungan Tahun 2004-2012

    Rata-rata lama kunjungan wisatawan mancanegara sepanjang tahun 2004-2012 memiliki trend menurun. Meskipun begitu, rata-rata pengeluaran wisatawan mancanegara terus mengalami trend kenaikan dengan puncaknya pada tahun 2008, yaitu sebesar 1.179 USD per kunjungan.

    2.2.3 Pariwisata

    2.2.3 Pariwisata

    Gambar 2.x Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Perkiraan Penerimaan Dari Wisatawan Mancanegara Tahun 2004-2012

    Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia sejak tahun 2006 menunjukkan trend peningkatan. Dari jumlah kunjungan tersebut, perkiraan jumlah devisa yang dihasilkan juga terus mengalami trend peningkatan, dimana pada tahun 2012 devisa dari kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 9,1 miliar USD.

    Gambar 2.x Rata-Rata Lama Kunjungan dan Rata-Rata Pengeluaran Wisatawan Mancanegara per Kunjungan Tahun 2004-2012

    Rata-rata lama kunjungan wisatawan mancanegara sepanjang tahun 2004-2012 memiliki trend menurun. Meskipun begitu, rata-rata pengeluaran wisatawan mancanegara terus mengalami trend kenaikan dengan puncaknya pada tahun 2008, yaitu sebesar 1.179 USD per kunjungan.

    Gambar 2.17Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Perkiraan Penerimaan Dari Wisatawan Mancanegara Tahun 2004-2012

    Gambar 2.18Rata-Rata Lama Kunjungan dan Rata-Rata Pengeluaran Wisatawan Mancanegara per Kunjungan Tahun 2004-2012

    Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia sejak tahun 2006 menunjukkan tren peningkatan. Dari jumlah kunjungan tersebut, perkiraan jumlah devisa yang dihasilkan juga terus mengalami trend peningkatan, dimana pada tahun 2012 devisa dari kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 9,1 miliar USD

    Rata-rata lama kunjungan wisatawan mancanegara sepanjang tahun 2004-2012 memiliki tren menurun. Meskipun begitu, rata-rata pengeluaran wisatawan mancanegara terus mengalami trend kenaikan dengan puncaknya pada tahun 2008, yaitu sebesar 1.179 USD per kunjungan.

    Kunjungan wisman ke Indonesia dan penerimaan devisa dari tamu asing terus meningkat

    ribu

    oran

    g USD juta

    Sumber: Badan Pusat Statistik

    Sumber: Badan Pusat Statistik

    USD

    hari

  • 33Data dan Informasi Kinerja Pembangunan 2004-2012

    2.2.4 Industri

    Gambar 2.x Indeks Produksi Tahunan Industri Besar dan Sedang Tahun 2004-2012

    Produksi sektor industri pengolahan terus menunjukkan peningkatan. Hal ini terlihat dari kenaikan indeks produksi tahunan industri besar dan sedang Indonesia yang cukup signifikan selama tahun 2004-2012. Pada tahun 2011, indeks produksi Indonesia telah mengalami peningkatan sebesar 21,1 persen dibandingkan tahun 2004.

    Gambar 2.x Laju Pertumbuhan Industri Pengolahan Nonmigas dan PDB Tahun 2004-2012

    Pertumbuhan industri pengolahan non migas sempat turun selama tahun 2004-2009. Namun kemudian lajunya menunjukkan trend peningkatan sejak tahun 2009 hingga pada tahun 2011 laju pertumbuhan industri pengolahan non migas telah melebihi nilai Produk Domestik Bruto (PDB).

    2.2.4 Industri2.2.4 Industri Gambar 2.x Indeks Produksi Tahunan Industri Besar dan Sedang Tahun 2004-2012

    Produksi sektor industri pengolahan terus menunjukkan peningkatan. Hal ini terlihat dari kenaikan indeks produksi tahunan industri besar dan sedang Indonesia yang cukup signifikan selama tahun 2004-2012. Pada tahun 2011, indeks produksi Indonesia telah mengalami peningkatan sebesar 21,1 persen dibandingkan tahun 2004.

    Gambar 2.x Laju Pertumbuhan Industri Pengolahan Nonmigas dan PDB Tahun 2004-2012

    Pertumbuhan industri pengolahan non migas sempat turun selama tahun 2004-2009. Namun kemudian lajunya menunjukkan trend peningkatan sejak tahun 2009 hingga pada tahun 2011 laju pertumbuhan industri pengolahan non migas telah melebihi nilai Produk Domestik Bruto (PDB).

    Gambar 2.19Indeks Produksi Tahunan Industri Besar dan Sedang Tahun 2004-2012

    Gambar 2.20Laju Pertumbuhan Industri Pengolahan Nonmigas dan PDB Tahun 2004-2012

    Produksi sektor industri pengolahan terus menunjukkan peningkatan. Hal ini terlihat dari kenaikan indeks produksi tahunan industri besar dan sedang Indonesia yang cukup signifikan selama tahun 2004-2012. Pada tahun 2011, indeks produksi Indonesia telah mengalami peningkatan sebesar 21,1 persen dibandingkan tahun 2004.

    Pertumbuhan industri pengolahan non migas sempat turun selama tahun 2004-2009. Namun kemudian lajunya menunjukkan tren peningkatan. Sejak tahun 2011 laju pertumbuhan industri pengolahan nonmigas telah melebihi laju pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB).

    Produksi industri pengolahan besar/sedang terus meningkat

    Sumber: Badan Pusat Statistik

    Sumber: Badan Pusat Statistik

    persen

  • Data dan Informasi Kinerja Pembangunan 2004-201234

    2.2.5 Perbankan Gambar 2.x Loan to Deposit Ratio (LDR) Tahun 2004-2012

    Rasio pinjaman terhadap simpanan (loan to deposit ratio, LDR) perbankan, yang mencerminkan tingkat intermediasi perbankan terus meningkat dari 49,95 persen pada tahun 2004 menjadi 83,58 persen pada tahun 2012. Penurunan terjadi pada tahun 2008-2009, seiring dengan penurunan pertumbuhan/kegiatan ekonomi domestik, terkait dengan penurunan pertumbuhan ekonomi dunia.

    Gambar 2.x Non Performing Loan (NPL) Tahun 2004-2012

    Kredit bermasalah perbankan (non performing loan, NPL) yang mencerminkan tingkat kesehatan perbankan (pinjaman) terus menurun/membaik dari 7,56 persen pada tahun 2005 menjadi 1,87 persen pada tahun 2012. Peningkatan NPL terjadi pada tahun 2004-2005, seiring dengan krisis energi dan keuangan internasional.

    2.2.5 Perbankan

    Gambar 2.21 Rasio Pinjaman

    terhadap Simpanan (LDR) Perbankan

    2004-2012

    Sumber: Bank Indonesia, diolah

    Rasio pinjaman terhadap simpanan (loan deposit ratio, LDR) perbankan, yang mencerminkan tingkat intermediasi perbankan terus meningkat dari 49,95 persen pada tahun 2004 menjadi 83,58 persen pada tahun 2012. Penurunan terjadi pada tahun 2008-2009, seiring dengan penurunan pertumbuhan/kegiatan ekonomi domestik, terkait dengan penurunan pertumbuhan ekonomi dunia.

    Kredit bermasalah perbankan (non performing loan, NPL) yang mencerminkan tingkat kesehatan perbankan (pinjaman) terus menurun/membaik dari 7,56 persen pada tahun 2005 menjadi 1,87 persen pada tahun 2012. Peningkatan NPL terjadi pada tahun 2004-2005, seiring dengan krisis energi dan keuangan internasional.

    Gambar 2.22Tingkat Kredit

    Bermasalah (NPL) Perbankan 2004-

    2012

    Sumber: BI, diolah

    Tingkat intermediasi perbankan dan kesehatan bank terus meningkat

    perse

    npe

    rsen

  • 35Data dan Informasi Kinerja Pembangunan 2004-2012

    Penyaluran kredit perbankan menurut jenis penggunaan meningkat secara berarti pada tahun 2004-2012. Kredit investasi meningkat lebih dari lima kali lipat, kredit modal kerja meningkat lebih dari empat kali lipat dan menempati urutan pertama, sedangkan kredit konsumsi meningkat lebih dari lima kali lipat dan menempati urutan ke dua.

    Gambar 2.23Penyaluran Kredit Perbankan menurut Jenis Penggunaan 2004-2012

    Sumber: BI, diolah

    trili

    un ru

    piah

  • 2.3 Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

  • 39Data dan Informasi Kinerja Pembangunan 2004-2012

    2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

    Roket Pengorbit Satelit (RPS)

    RX 220Uji Terbang

    Fabrikasi RX 320 dan Uji Statis

    RX 320Uji Terbang

    RX 420Uji Statis

    RX 420Uji Terbang

    RX 550Fabrikasi dan Uji Statis

    Di samping RPS, juga telah berhasil dikembangkan: Roket Derivat TNI (Konversi); Roket kendali (Rodal); dan Roket berbahan bakar cair.

    Satelit Rancang Bangun LAPABAN-TUSAT dan Manufaktur di TU Berlin Jerman

    LAPAN-

    TUBSAT diluncurkan

    Penerimaan data satelit di LAPAN

    Rancang Bangun dan Manufaktur satelt LAPAN-A2 seluruhnya dilakukan di Dalam Negeri

    LAPAN - A2diluncurkan

    LAPAN-TUBSAT LAPAN A-2

    Misi Video Surveillance Camera Surveillance, AIS, APRS

    Muatan Satelit Sony Color VideoCam,Kappa Color VideoCam

    4M pixel Digital Camera, AISAnalog VideoCam, APRS

    Dimensi 45 x 45 x 27 cm 50 x 47 x 38 cm

    Resolusi spektral RGB RGB

    Resolusi spasial 5 m ( 3,5 km x 3,5 km),200m (80 km x 80 km)

    6 m (12 km x 12 km),6 m (3,5 km x 3,5 km)

    Orbit/Ink Polar SSO / 635 km, 97,6 deg Near EQ/ 650 km, 8 deg

    2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

    TEWS Rancang Bangun

    Instalasi Instalasi Uji Coba Uji Coba Operasi Operasi Operasi

    Tsunami Early Warning System (TEWS): merupakan jaring data acquisition, data transmission, dan data processing untuk bencana alam tsunami yang dipasang di pantai Barat Sumatera

    Teknologi Informasi

    Pengembangan perangkat lunak Open Sources denga membangun aplikasi IGOS

    Pembangunan E-Government dan diterapkan di Pemdakab. Gianyar, Sumbawa, Kuningan, Garut, Kota Malang dan Jambi

    Perluasan penerapan

    E-Gov

    Dukungan pengem- bangan Grand Design Sistem Administrasi Kependudukan (GDSAK)

    Penerapan GDSAK

    Pengembangan Perisalah, yaitu perangkat lunak pengolah suara menjadi teks yang digunakan untuk menyusun risalah rapat.

    Uji coba Perisalah

    Penerapan Perisalah bekerja sama dengan BUMN untuk tujuan komersil

    Keberhasilan di bidang IPTEK ditunjukkan dengan rancang bangun hinggapengoperasianTsunami Early Warning System (TEWS)sertapengembanganbeberapaperangkatlunak.

    IPTEKtelahmenguasaibidangKeantariksaanmelaluiroketdanpeluncuransatelit

    Penguasaan pada bidang Keantariksaan dan teknologi tematik

    IPTEKmendukungketahananpangandanenergi,sertakesehatandanobat

  • Data dan Informasi Kinerja Pembangunan 2004-201240

    Bibit Unggul 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

    Padi Mira 1 Bestari Pandan Putri

    Sidenuk

    Mira 1: Potensi hasil mencapai 9,2 ton GKG / Ha, tahan wereng coklat biotip 1 dan 2, tahan hawar daun strain III, tekstur nasi pulen dengan kadar amilosa 19%

    Bestari: Potensi hasil 9,42 ton GKG / Ha, tahan wereng cokleat biotip 2, tahan hawar daun strain III, tekstur nasi pulen dengan amilosa 21%, rendemen giling 73%.

    Pandan Putri: Umur 127 hari di dataran tinggi, dan 115 hari di dataran rendah, potensi hasil mencapai 8 ton GKG/Ha, sifat lain sama dengan Pandan Wangi

    Sidenuk: Umur 110 hari, potensi hasil mencapai 9,1 ton GKG/Ha, tekstur nasi pulen dengan kadar amilosa 20%.

    Lain-lain Kedelai Mitani

    Kedelai Mutiara 1

    Sorgum Pahat

    Kedelai Mitani: Adaptasi lahan kering dataran rendah, Kandungan protein tinggi (42,6%), potensi hasil mencapai 3,2 ton/Ha

    Kedelai Mutiara: potensi hasil mencapai 4,1 ton/Ha, ukuran biji besar: 23,8 g per 100 biji, tahan terhadapa karat daun, bercak daun dan penggerek pucuk

    Sorgum Pahat: produktivitas biji tertinggi 5,78 ton/Ha, kandungan kabrohidrat 72,86 %, protein 12,80 %, lemak 2,42 %, serat 2,21% dan tanin yang rendah (0,012%), tahan lahan kering

    Sumber 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

    Bahan Bakar Nabati Rancang Bangun Pure Plant Oil (PPO) dan Konverter Otomatis (KO)

    Ujicoba biodisel hasil PPO dari minyak sawit dan Konverter

    Panas Bumi Skala Kecil

    Pengkajian teknologi PLTP skala 100 kW, 3 MW dan 5 MW

    Rancang Bangun PLTP

    Pembangunan PLTP 3 MW sebagai ujicoba di Kamojang Jawa Barat

    Uji coba operasi PLTP

    Energi Surya Pemasyrakatan dan perluasan pemanfaatan Tenaga Surya

    Pengkajian teknologi sel surya dan proses pembuatannya.

    Rekomendasi teknologi kristal silikon untuk industri untuk investasi

    Tenaga Nuklir Pemeliharaan kompetensi di bidang teknologi nuklir yang mencakup:

    pembuatan bahan bakar nuklir, pembangunan dan pengoperasian rekator, serta; pengolahan dan penyimpanan limbah nuklir

    Penyiapan pembangunan PLTN di daerah strategis

    Penemuanbibitunggulpadi,kedelaidansorgumterusberlangsungsejaktahun2004sampaidengan2012.

    Pengembangansumberenergiyangberasaldaribahanbakarnabati,panasbumiskalakecil,energisurya,dantenaganuklirterusdilakukan.

    Dukungan pada ketahanan pangan dan energi

  • 41Data dan Informasi Kinerja Pembangunan 2004-2012

    Riset 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

    Penerapan Biomolekuler, Biologi dan Bioteknologi

    Eksplorasi dan isolasi senyawa bioaktif dari tanaman/ hewan Indonesia;

    Koleksi tanaman / hewan sumber bioaktif

    Kandidat Antibiotika (+)-2,2-Episitoskirin A

    Kandidat Obat Antidiabetes Type 2 (+)-1,1-bislunatin

    Kandidat Obat Antidiabetes Type 2 (+)-1,1-bislunatin

    Penerapan teknologi radiasi nuklir dan radiosiotop

    Radiofarmaka yang sudah mendapatkan registered number dari Badan POM : Kit radiofarmaka DTPA untuk diagnosa fungsi ginjal dan otak Kit radiofarmaka MDP untuk diagnosa tulang (bone scanning) Kit radiofarmaka MIBI untuk diagnosa fungsi jantung Radifarmaka terapi [131I]MIBG untuk terapi kanker neuroblastoma dan malignant pheochromocytoma Radiofarmaka terapi 153Sm-EDTMP untuk paliatif kanker tulang

    Penerapan biomolekuler, biologi dan bioteknologi serta penerapan teknologiradiasinuklirdanisotopsebagaidukunganiptekpadakesehatandanobat.

    Dukungan pada kesehatan dan obat

  • 2.4 Bidang Sarana dan Prasarana

    Transportasi nListrik nIrigasi n

    Perumahan dan Pemukiman n Telekomunikasi n

  • 45Data dan Informasi Kinerja Pembangunan 2004-2012

    2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

    Tidak Mantap 19,10 19,40 19,20 17,78 16,77 13,98 12,96 12,28 9,18

    Mantap 80,90 80,60 80,80 82,22 83,23 86,02 87,04 87,72 90,82

    0102030405060708090

    100

    2000 2005 2008 2011

    Aspal 51,7 55,8 58,1 63,3

    Diperkeras 27,0 24,7 23,4 21,6

    0,0

    10,0

    20,0

    30,0

    40,0

    50,0

    60,0

    70,0

    2003 2005 2008 2011Desa yang dapat dilalui kendaraan

    bermotor roda 4 atau lebihsepanjang tahun

    84,80 85,40 86,12 86,07

    84

    85

    85

    86

    86

    87

    Perse

    n

    Tabel 2.3Panjang Jalan Menurut Tingkat Kewenangan Pemerintahan di Indonesia, 2004-2011 (Km)

    Sumber: Statistik Indonesia

    Secara total perkembangan panjang jalan di Indonesia menunjukkan angka yang meningkat dari kurun waktu 2004-2011 yaitu dari 372.929 km pada tahun 2004 menjadi 496.607 km pada tahun 2011 atau telah bertambah sekitar 123.000 Km.

    Menurut tingkat kewenangan pemerintahan, panjang jalan yang menjadi kewenangan pemerintah kabupaten memiliki panjang jalan paling besar, yaitu mencapai 404.395 km pada tahun 2011.

    Persentase panjang jalan nasional dengan kondisi mantap dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2012 terus mengalami peningkatan, hingga mencapai 90,82 persen pada tahun 2012. Dengan capaian ini maka target RPJMN 2010-2014 berupa kondisi mantap jalan nasional sebesar 90 persen telah tercapai.

    TahunKewenangan Pemerintahan

    Negara Provinsi Kabupaten Total

    2004 34.629 40.125 298.175 372.929

    2005 34.628 40.125 324.094 398.847

    2006 34.628 40.125 331.646 406.399

    2007 34.628 40.125 346.782 421.535

    2008 34.628 40.125 363.006 437.759

    2009 38.570 52.957 384.846 476.373

    2010 38.570 53.291 395.453 487.314

    2011 38.570 53.642 404.395 496.607

    2.4.1 Transportasi

    2.4.1.1 Kondisi Jalan

    Selama periode 2004-2011 total panjang jalan di Indonesia telah bertambah sekitar 123.000 km

    Sumber: Direktorat Bina Program, Kementerian PU, 2012

    Gambar 2.24 Perkembangan Kondisi Jalan Nasional 2004-2012

  • Data dan Informasi Kinerja Pembangunan 2004-201246

    2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

    Tidak Mantap 19,10 19,40 19,20 17,78 16,77 13,98 12,96 12,28 9,18

    Mantap 80,90 80,60 80,80 82,22 83,23 86,02 87,04 87,72 90,82

    0102030405060708090

    100

    2000 2005 2008 2011

    Aspal 51,7 55,8 58,1 63,3

    Diperkeras 27,0 24,7 23,4 21,6

    0,0

    10,0

    20,0

    30,0

    40,0

    50,0

    60,0

    70,0

    2003 2005 2008 2011Desa yang dapat dilalui kendaraan

    bermotor roda 4 atau lebihsepanjang tahun

    84,80 85,40 86,12 86,07

    84

    85

    85

    86

    86

    87

    Perse

    n

    Persentase desa dengan jenis permukaan jalan yang terluas menggunakan aspal meningkat, dari 51,7 persen pada tahun 2000 menjadi 63,3 persen pada tahun 2011.

    Pada tahun 2011 persentase desa yang dapat dilalui kendaraan bermotor roda 4 atau lebih sebanyak 86,07 persen, meningkat dibanding tahun 2003 yang tercatat sebesar 84,80 persen.

    2.4.1.2 Prasarana Jalan

    Gambar 2.25Persentase Desa Menurut Jenis Permukaan Jalan yang Terluas, 2000-2011

    Sumber: Statistik Potensi Desa, BPS

    Gambar 2.26Persentase Desa Yang Dapat Dilalui Kendaraan Bermotor Roda 4 Atau Lebih Sepanjang Tahun, 2003-2011

    Persentase desa dengan jenis permukaan jalan yang terluas menggunakan aspal meningkat

    2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

    Tidak Mantap 19,10 19,40 19,20 17,78 16,77 13,98 12,96 12,28 9,18

    Mantap 80,90 80,60 80,80 82,22 83,23 86,02 87,04 87,72 90,82

    0102030405060708090

    100

    2000 2005 2008 2011

    Aspal 51,7 55,8 58,1 63,3

    Diperkeras 27,0 24,7 23,4 21,6

    0,0

    10,0

    20,0

    30,0

    40,0

    50,0

    60,0

    70,0

    2003 2005 2008 2011Desa yang dapat dilalui kendaraan

    bermotor roda 4 atau lebihsepanjang tahun

    84,80 85,40 86,12 86,07

    84

    85

    85

    86

    86

    87

    Sumber: Statistik Potensi Desa, BPS

    Perse

    n

  • 47Data dan Informasi Kinerja Pembangunan 2004-2012

    2.4.1.3 Jumlah Kendaraan Bermotor, Penumpang, dan Muat Barang

    Gambar 2.27Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenis Kendaraan (unit), 2004-2011

    Sumber: BPS

    Keseluruhan jumlah kendaraan bermotor di Indonesia selama periode 2004-2011 cenderung mengalami kenaikan, meskipun pada beberapa jenis kendaraan ada yang mengalami fluktuasi seperti mobil penumpang dan truk.

    Jenis kendaraan yang mengalami peningkatan yang cukup signifikan adalah sepeda motor, yaitu pada tahun 2004 hanya sekitar 23.055.832 unit motor tetapi pada tahun 2011 telah mencapai 69.216.688 unit atau meningkat sekitar tiga kali lipat..

    Jumlah penumpang penerbangan domestik meningkat 81,34 persen selama periode 2006-2011.

    Dalam kurun waktu 2006-2011 jumlah penumpang kereta api telah mengalami peningkatan 25,04 persen.

    Jumlah penumpang kapal mengalami peningkatan sebesar 46,35 persen pada periode 2006-2011

    Jumlah sepeda motor mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan jenis kendaraan lain

    Gambar 2.28Jumlah Penumpang Penerbangan Domestik, Kereta Api, dan Kapal, 2006-2011

    Sumber: BPS

    4.464.281

    933.196

    2.315.781

    23.055.832

    5.494.035

    1.184.918

    2.920.828

    28.556.497

    6.615.106

    1.511.129

    3.541.800

    32.522.508

    8.864.961

    2.103.423

    4.845.937

    41.955.128

    7.695.470

    2.138.439

    4.569.519

    47.683.681

    7.910.407

    2.160.973

    4.498.171

    52.767.093

    8.891.041

    2.250.109

    4.687.789

    61.078.188

    9.459.597

    2.254.406

    4.960.305

    69.216.688

  • Data dan Informasi Kinerja Pembangunan 2004-201248

    Jumlah barang yang diangkut pada penerbangan domestik tahun 2011 sebanyak 463,507 ribu ton, atau meningkat