127
Untitled-2 1 1/3/2011 6:37:32 PM

Buku Diplomasi Indonesia 2010

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Buku Diplomasi Indonesia 2010

Untitled-2 1 1/3/2011 6:37:32 PM

Page 2: Buku Diplomasi Indonesia 2010

i

I. Ringkasan Eksekutif

olitik luar negeri dan diplomasi Indonesia dilakukan untuk memastikan terjaminnya kepentingan nasional Indonesia, tujuan pembangunan nasional, pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan rakyat, konsolidasi demokrasi dan pencapaian keadilan sosial bagi seluruh

rakyat Indonesia.

Sesuai dengan perkembangan dinamika hubungan internasional baik pada level kawasan dan global dewasa ini, kebijakan politik luar negeri dan diplomasi Indonesia tetap mengacu pada pelaksanaan politik luar negeri bebas aktif, yang semata didasarkan pada kepentingan nasional Indonesia.

Dalam satu tahun terakhir, pada tingkat bilateral, Indonesia terus menjalin persahabatan dengan seluruh negara di belahan dunia. Melalui visi politik luar negeri sejuta kawan tanpa musuh dan all direction foreign policy, kebijakan luar negeri Indonesia di tahun 2010 telah berhasil meningkatkan hubungan bilateral yang telah terjalin ke tataran yang lebih tinggi dengan negara-negara di seluruh penjuru dunia —Asia Pasifik, Afrika, Eropa dan Amerika— demi kepentingan nasional. Dalam kaitan ini upaya peningkatan hubungan bilateral terus dilakukan dengan penekanan pada pembentukan ataupun revitalisasi dari mekanisme dialog bilateral dengan berbagai negara sahabat. Tentunya dalam menjalankan hubungan bilateral dengan lebih dari 192 negara anggota PBB, Indonesia memiliki prioritas sesuai dengan kepentingan nasional Indonesia.

Di tataran regional, khususnya di kawasan Asia Tenggara, Indonesia senantiasa menunjukkan kepemimpinan. Dengan semakin mendekatnya target waktu perwujudan Komunitas ASEAN pada tahun 2015 mendatang, Indonesia selalu berupaya untuk memastikan agar ASEAN "on track" dalam pencapaian Komunitas ASEAN dengan tiga pilarnya. Dalam rangka mengkonsolidasikan posisi ASEAN terhadap berbagai dinamika yang berkembang cepat di kawasan, Indonesia memutuskan untuk mempercepat keketuaannya yang semula direncan kan pada tahun 2013 menjadi tahun 2011. Dalam mengantisipasi keketuaan Indonesia pada tahun 2011 tersebut, Indonesia telah menggulirkan pemikiran visi ASEAN pasca 2015 mengenai peningka an dan penguatan peranan ASEAN di tingkat global, sesuai dengan tema Keketuaan Indonesia di ASEAN yaitu ASEAN Community in the Global Community of Nations. Pasca pencapaian komunitas ASEAN tahun 2015, gagasan mengenai peran ASEAN di dunia merupakan kelanjutan alamiah dari proses konsolidasi ASEAN.

Pada tataran kawasan yang lebih luas, tahun ini Indonesia kembali menunjukkan intellectual leadershipnya dalam perdebatan tentang regional architecture building, untuk menciptakan kawasan Asia Pasifik yang lebih stabil, damai dan sejahtera berdasarkan pada dynamic equilibrium, dimana ASEAN terus memainkan peranan utama. Hal ini terjabarkan antara lain melalui perluasan keanggotaan East Asia Summit dengan diterimanya AS dan Rusia secara bersamaan. Sebagaimana telah dirancang sejak awal, partisipasi perdana AS dan Rusia akan dilakukan di bawah keketuaan Indonesia pada tahun 2011.

Inisiatif Indonesia untuk mendorong dan memperkuat demokrasi di kawasan Asia dan Pasifik melalui penyelenggaraan Bali Democracy Forum semakin diterima sebagai elemen utama dari arsitektur demokrasi kawasan, tidak saja oleh negara-negara di kawasan melainkan juga oleh negara-negara dari berbagai penjuru dunia. Pada penyelenggaraan Bali Democracy Forum ke-3 di Bali, 9-10

P

i

I. Ringkasan Eksekutif

olitik luar negeri dan diplomasi Indonesia dilakukan untuk memastikan terjaminnya kepentingan nasional Indonesia, tujuan pembangunan nasional, pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan rakyat, konsolidasi demokrasi dan pencapaian keadilan sosial bagi seluruh

rakyat Indonesia.

Sesuai dengan perkembangan dinamika hubungan internasional baik pada level kawasan dan global dewasa ini, kebijakan politik luar negeri dan diplomasi Indonesia tetap mengacu pada pelaksanaan politik luar negeri bebas aktif, yang semata didasarkan pada kepentingan nasional Indonesia.

Dalam satu tahun terakhir, pada tingkat bilateral, Indonesia terus menjalin persahabatan dengan seluruh negara di belahan dunia. Melalui visi politik luar negeri sejuta kawan tanpa musuh dan all direction foreign policy, kebijakan luar negeri Indonesia di tahun 2010 telah berhasil meningkatkan hubungan bilateral yang telah terjalin ke tataran yang lebih tinggi dengan negara-negara di seluruh penjuru dunia —Asia Pasifik, Afrika, Eropa dan Amerika— demi kepentingan nasional. Dalam kaitan ini upaya peningkatan hubungan bilateral terus dilakukan dengan penekanan pada pembentukan ataupun revitalisasi dari mekanisme dialog bilateral dengan berbagai negara sahabat. Tentunya dalam menjalankan hubungan bilateral dengan lebih dari 192 negara anggota PBB, Indonesia memiliki prioritas sesuai dengan kepentingan nasional Indonesia.

Di tataran regional, khususnya di kawasan Asia Tenggara, Indonesia senantiasa menunjukkan kepemimpinan. Dengan semakin mendekatnya target waktu perwujudan Komunitas ASEAN pada tahun 2015 mendatang, Indonesia selalu berupaya untuk memastikan agar ASEAN "on track" dalam pencapaian Komunitas ASEAN dengan tiga pilarnya. Dalam rangka mengkonsolidasikan posisi ASEAN terhadap berbagai dinamika yang berkembang cepat di kawasan, Indonesia memutuskan untuk mempercepat keketuaannya yang semula direncankan pada tahun 2013 menjadi tahun 2011. Dalam mengantisipasi keketuaan Indonesia pada tahun 2011 tersebut, Indonesia telah menggulirkan pemikiran visi ASEAN pasca 2015 mengenai peningkaan dan penguatan peranan ASEAN di tingkat global, sesuai dengan tema Keketuaan Indonesia di ASEAN yaitu ASEAN Community in the Global Community of Nations. Pasca pencapaian komunitas ASEAN tahun 2015, gagasan mengenai peran ASEAN di dunia merupakan kelanjutan alamiah dari proses konsolidasi ASEAN.

Pada tataran kawasan yang lebih luas, tahun ini Indonesia kembali menunjukkan intellectual leadershipnya dalam perdebatan tentang regional architecture building, untuk menciptakan kawasan Asia Pasifik yang lebih stabil, damai dan sejahtera berdasarkan pada dynamic equilibrium, dimana ASEAN terus memainkan peranan utama. Hal ini terjabarkan antara lain melalui perluasan keanggotaan East Asia Summit dengan diterimanya AS dan Rusia secara bersamaan. Sebagaimana telah dirancang sejak awal, partisipasi perdana AS dan Rusia akan dilakukan di bawah keketuaan Indonesia pada tahun 2011.

Inisiatif Indonesia untuk mendorong dan memperkuat demokrasi di kawasan Asia dan Pasifik melalui penyelenggaraan Bali Democracy Forum semakin diterima sebagai elemen utama dari arsitektur demokrasi kawasan, tidak saja oleh negara-negara di kawasan melainkan juga oleh negara-negara dari berbagai penjuru dunia. Pada penyelenggaraan Bali Democracy Forum ke-3 di Bali, 9-10

isi 001-061.indd 1 1/3/2011 10:29:34 PM

t

a

Page 3: Buku Diplomasi Indonesia 2010

ii

Desember 2010, terjadi peningkatan signifikan dari jumlah negara peserta maupun tingkat representasinya. Forum ini telah menciptakan momentum tersendiri terhadap upaya penguatan demokrasi di kawasan.

Pada tingkat global, Indonesia senantiasa mengambil prakarsa dan inisiatif serta kepemimpinan agar PBB mengambil peran sentral dalam mengatasi krisis global. Selain itu, Indonesia juga selalu berketetapan untuk menjadi bagian dari solusi (part of the solution) bagi permasalahan global. Dalam konteks tersebut, sepanjang tahun 2010, Indonesia senantiasa menampilkan pendekatan yang konstruktif dalam berbagai isu global seperti perubahan iklim, krisis keuangan dan ekonomi, krisis pangan dan energi, perlucutan senjata, dialog antar agama, demokrasi, HAM dan kemanusiaan, global health and foreign policy, dan terorisme. Disamping itu, Indonesia juga telah meningkatkan peran dan kontribusinya dalam menyelesaikan berbagai permasalahan keamanan dan perdamaian dunia seperti situasi di Timur Tengah dimana Indonesia telah memprakarsai forum empat negara untuk Palestina yang melibatkan empat negara berkembang utama yaitu Indonesia, Brazil, India dan Afrika Selatan. Indonesia juga memainkan peran yang konstruktif dalam penyelesaian konflik di Afghanistan melalui pendekatan yang komprehensif. Masyarakat internasionaI memberikan penghargaan dan apresiasi terhadap peran yang selama ini dimainkan Indonesia.

Sepanjang tahun 20I0 politik luar negeri juga difokuskan untuk mengelola isu- isu “intermestik", yaitu isu yang mencerminkan semakin kaburnya perbedaan antara isu-isu internasional dan domestik. Perlindungan terhadap Warga Negara Indonesia di luar negeri, khususnya Tenaga Kerja Indonesia merupakan salah satu isu intermestik yang menjadi prioritas politik luar negeri Indonesia. Kebijakan mengenai hal ini didasarkan pada prinsip keberpihakan dan perlindungan WNI. Untuk itu dalam diplomasi bilateral dengan negara-negara terkait telah dilakukan berbagai upaya untuk memastikan adanya mekanisme atau kerangka hukum bagi perlindungan WNI di luar negeri dan peningkatan pelayanan melalui peningkatan kinerja citizen service. Dalam konteks ini maka upaya-upaya perlindungan WNI dilakukan Kemlu secara komprehensif mencakup aspek pencegahan, deteksi dini dan perlindungan terhadap WNI yang berada di luar negeri.

Perhatian khusus juga terus diberikan pada diplomasi perbatasan (border diplomacy) guna mencapai kemajuan dalam upaya penyelesaian masalah demarkasi dan delimitasi perbatasan darat maupun maritim dengan negara-negara tetangga melalui perundingan. Pada tahun 2010 ini, selain telah dilakukan proses penjajakan dan perundingan, teIah pula dilakukan pertukaran instrumen ratifikasi yang menandai berlakunya perjanjian mengenai penetapan garis batas laut wilayah antara Indonesia dan Singapura di bagian barat Selat Singapura. Selain itu, dapat dicatat pula adanya komitmen tinggi dari negara-negara yang berbatasan Iangsung dengan Indonesia, untuk mengintensifkan proses perundingan perbatasan sehingga diharapkan dapat mencapai kemajuan yang berarti dalam proses penetapan batas wilayah.

Ke dalam, proses benah diri Kemlu terus menerus dilaksanakan demi perbaikan dan penyempurnaan sumber daya manusia maupun sistem yang ada, sehingga tugas- tugas Kemlu dan sasaran-sasaran politik luar negeri dapat terlaksana dan tercapai secara efektif dan efisien.

Seluruh upaya tersebut tidak terlepas dari peran dan kemitraan yang dilakukan Kemlu dengan seluruh elemen masyarakat. Pelaksanaan total diplomacy yang solid berdampak positif bagi upaya pemerintah untuk menampilkan Indonesia yang lebih bermartabat di dunia internasional.

iii

II. Daftar Isi

I. Ringkasan Eksekutif ............................................................................................ i

II. Daftar Isi ........................................................................................................ iii

III. Pendahuluan ...................................................................................................... 1

IV. Hubungan Bilateral ............................................................................................. 3

IV.1 Hubungan Bilateral dengan ASEAN dan Negara-negara Tetangga ......................... 5

IV.1.1 Sasaran ................................................................................................. 5

IV.1.2 Kegiatan Diplomasi .................................................................................. 5

Brunei Darussalam .......................................................................................... 6

Filipina, Marshall Islands dan Palau .................................................................... 6

Kamboja ........................................................................................................ 7

Laos .............................................................................................................. 8

Malaysia ......................................................................................................... 8

Myanmar ........................................................................................................ 9

Singapura ..................................................................................................... 10

Thailand ....................................................................................................... 11

Vietnam ....................................................................................................... 11

Australia....................................................................................................... 13

Papua Nugini, Solomon Islands ....................................................................... 15

Timor Leste .................................................................................................. 17

IV.1.3 Tinjauan ............................................................................................... 19

IV.2 Hubungan Bilateral dengan Mitra-Mitra Strategis ............................................. 20

IV.2.1 Sasaran ............................................................................................... 20

IV.2.2 Kegiatan Diplomasi ................................................................................ 20

IV.2.3 KAWASAN ASIA PASIFIK DAN AFRIKA ...................................................... 21

Jepang, Mikronesia ........................................................................................ 21

Korea Selatan ............................................................................................... 22

Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Mongolia ....................................................... 23

India ............................................................................................................ 25

Afrika Selatan, Lesotho dan Swaziland ............................................................. 25

IV.2.4 KAWASAN AMERIKA DAN EROPA ............................................................. 26

Amerika Serikat ............................................................................................ 26

Brasil ........................................................................................................... 28

Rusia, Belarus ............................................................................................... 29

Uni Eropa ..................................................................................................... 30

IV.2.5 Tinjauan ............................................................................................... 32

IV.3 Hubungan Bilateral dengan Negara Mitra di Berbagai Kawasan Dunia ................ 33 iii

II. Daftar Isi

I. Ringkasan Eksekutif ............................................................................................ i

II. Daftar Isi ........................................................................................................ iii

III. Pendahuluan ...................................................................................................... 1

IV. Hubungan Bilateral ............................................................................................. 3

IV.1 Hubungan Bilateral dengan ASEAN dan Negara-negara Tetangga ......................... 5

IV.1.1 Sasaran ................................................................................................. 5

IV.1.2 Kegiatan Diplomasi .................................................................................. 5

Brunei Darussalam .......................................................................................... 6

Filipina, Marshall Islands dan Palau .................................................................... 6

Kamboja ........................................................................................................ 7

Laos .............................................................................................................. 8

Malaysia ......................................................................................................... 8

Myanmar ........................................................................................................ 9

Singapura ..................................................................................................... 10

Thailand ....................................................................................................... 11

Vietnam ....................................................................................................... 11

Australia....................................................................................................... 13

Timor Leste .................................................................................................. 17

IV.1.3 Tinjauan ............................................................................................... 19

IV.2 Hubungan Bilateral dengan Mitra-Mitra Strategis ............................................. 20

IV.2.1 Sasaran ............................................................................................... 20

IV.2.2 Kegiatan Diplomasi ................................................................................ 20

IV.2.3 KAWASAN ASIA PASIFIK DAN AFRIKA ...................................................... 21

Jepang, Mikronesia ........................................................................................ 21

Korea Selatan ............................................................................................... 22

Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Mongolia ....................................................... 23

India ............................................................................................................ 25

Afrika Selatan, Lesotho dan Swaziland ............................................................. 25

IV.2.4 KAWASAN AMERIKA DAN EROPA ............................................................. 26

Amerika Serikat ............................................................................................ 26

Brasil ........................................................................................................... 28

Rusia, Belarus ............................................................................................... 29

Uni Eropa ..................................................................................................... 30

IV.2.5 Tinjauan ............................................................................................... 32

IV.3 Hubungan Bilateral dengan Negara Mitra di Berbagai Kawasan Dunia ................ 33

ii

Desember 2010, terjadi peningkatan signifikan dari jumlah negara peserta maupun tingkat representasinya. Forum ini telah menciptakan momentum tersendiri terhadap upaya penguatan demokrasi di kawasan.

Pada tingkat global, Indonesia senantiasa mengambil prakarsa dan inisiatif serta kepemimpinan agar PBB mengambil peran sentral dalam mengatasi krisis global. Selain itu, Indonesia juga selalu berketetapan untuk menjadi bagian dari solusi (part of the solution) bagi permasalahan global. Dalam konteks tersebut, sepanjang tahun 2010, Indonesia senantiasa menampilkan pendekatan yang konstruktif dalam berbagai isu global seperti perubahan iklim, krisis keuangan dan ekonomi, krisis pangan dan energi, perlucutan senjata, dialog antar agama, demokrasi, HAM dan kemanusiaan, global health and foreign policy, dan terorisme. Disamping itu, Indonesia juga telah meningkatkan peran dan kontribusinya dalam menyelesaikan berbagai permasalahan keamanan dan perdamaian dunia seperti situasi di Timur Tengah dimana Indonesia telah memprakarsai forum empat negara untuk Palestina yang melibatkan empat negara berkembang utama yaitu Indonesia, Brazil, India dan Afrika Selatan. Indonesia juga memainkan peran yang konstruktif dalam penyelesaian konflik di Afghanistan melalui pendekatan yang komprehensif. Masyarakat internasionaI memberikan penghargaan dan apresiasi terhadap peran yang selama ini dimainkan Indonesia.

Sepanjang tahun 20I0 politik luar negeri juga difokuskan untuk mengelola isu- isu “intermestik", yaitu isu yang mencerminkan semakin kaburnya perbedaan antara isu-isu internasional dan domestik. Perlindungan terhadap Warga Negara Indonesia di luar negeri, khususnya Tenaga Kerja Indonesia merupakan salah satu isu intermestik yang menjadi prioritas politik luar negeri Indonesia. Kebijakan mengenai hal ini didasarkan pada prinsip keberpihakan dan perlindungan WNI. Untuk itu dalam diplomasi bilateral dengan negara-negara terkait telah dilakukan berbagai upaya untuk memastikan adanya mekanisme atau kerangka hukum bagi perlindungan WNI di luar negeri dan peningkatan pelayanan melalui peningkatan kinerja citizen service. Dalam konteks ini maka upaya-upaya perlindungan WNI dilakukan Kemlu secara komprehensif mencakup aspek pencegahan, deteksi dini dan perlindungan terhadap WNI yang berada di luar negeri.

Perhatian khusus juga terus diberikan pada diplomasi perbatasan (border diplomacy) guna mencapai kemajuan dalam upaya penyelesaian masalah demarkasi dan delimitasi perbatasan darat maupun maritim dengan negara-negara tetangga melalui perundingan. Pada tahun 2010 ini, selain telah dilakukan proses penjajakan dan perundingan, teIah pula dilakukan pertukaran instrumen ratifikasi yang menandai berlakunya perjanjian mengenai penetapan garis batas laut wilayah antara Indonesia dan Singapura di bagian barat Selat Singapura. Selain itu, dapat dicatat pula adanya komitmen tinggi dari negara-negara yang berbatasan Iangsung dengan Indonesia, untuk mengintensifkan proses perundingan perbatasan sehingga diharapkan dapat mencapai kemajuan yang berarti dalam proses penetapan batas wilayah.

Ke dalam, proses benah diri Kemlu terus menerus dilaksanakan demi perbaikan dan penyempurnaan sumber daya manusia maupun sistem yang ada, sehingga tugas- tugas Kemlu dan sasaran-sasaran politik luar negeri dapat terlaksana dan tercapai secara efektif dan efisien.

Seluruh upaya tersebut tidak terlepas dari peran dan kemitraan yang dilakukan Kemlu dengan seluruh elemen masyarakat. Pelaksanaan total diplomacy yang solid berdampak positif bagi upaya pemerintah untuk menampilkan Indonesia yang lebih bermartabat di dunia internasional.

isi 001-061.indd 2 1/3/2011 10:29:35 PM

Page 4: Buku Diplomasi Indonesia 2010

iii

II. Daftar Isi

I. Ringkasan Eksekutif ............................................................................................ i

II. Daftar Isi ........................................................................................................ iii

III. Pendahuluan ...................................................................................................... 1

IV. Hubungan Bilateral ............................................................................................. 3

IV.1 Hubungan Bilateral dengan ASEAN dan Negara-negara Tetangga ......................... 5

IV.1.1 Sasaran ................................................................................................. 5

IV.1.2 Kegiatan Diplomasi .................................................................................. 5

Brunei Darussalam .......................................................................................... 6

Filipina, Marshall Islands dan Palau .................................................................... 6

Kamboja ........................................................................................................ 7

Laos .............................................................................................................. 8

Malaysia ......................................................................................................... 8

Myanmar ........................................................................................................ 9

Singapura ..................................................................................................... 10

Thailand ....................................................................................................... 11

Vietnam ....................................................................................................... 11

Australia....................................................................................................... 13

Papua Nugini, Solomon Islands ....................................................................... 15

Timor Leste .................................................................................................. 17

IV.1.3 Tinjauan ............................................................................................... 19

IV.2 Hubungan Bilateral dengan Mitra-Mitra Strategis ............................................. 20

IV.2.1 Sasaran ............................................................................................... 20

IV.2.2 Kegiatan Diplomasi ................................................................................ 20

IV.2.3 KAWASAN ASIA PASIFIK DAN AFRIKA ...................................................... 21

Jepang, Mikronesia ........................................................................................ 21

Korea Selatan ............................................................................................... 22

Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Mongolia ....................................................... 23

India ............................................................................................................ 25

Afrika Selatan, Lesotho dan Swaziland ............................................................. 25

IV.2.4 KAWASAN AMERIKA DAN EROPA ............................................................. 26

Amerika Serikat ............................................................................................ 26

Brasil ........................................................................................................... 28

Rusia, Belarus ............................................................................................... 29

Page 5: Buku Diplomasi Indonesia 2010

iv

IV.3.1 Sasaran ............................................................................................... 33

IV.3.2 Kegiatan Diplomasi ................................................................................ 34

IV.3.3 KAWASAN AMERIKA DAN EROPA ............................................................. 34

IV.3.4 KAWASAN AMERIKA UTARA .................................................................... 34

Kanada ........................................................................................................ 35

Meksiko, Guatemala, Honduras, Kosta Rika, dan Nikaragua ................................ 37

IV.3.5 KAWASAN AMERIKA TENGAH .................................................................. 37

Panama ........................................................................................................ 38

IV.3.6 KAWASAN AMERIKA SELATAN DAN KARIBIA ............................................. 38

Argentina, Uruguay........................................................................................ 38

Chile ............................................................................................................ 39

Ekuador ....................................................................................................... 39

Kolombia ...................................................................................................... 39

Kuba, Bahamas, Jamaika................................................................................ 40

Paraguay ...................................................................................................... 40

Peru, Bolivia ................................................................................................. 40

Suriname, Guyana ......................................................................................... 41

Venezuela, Dominica (Commonwealth), Grenada, Saint Vincent and the Grenadines, St.Lucia, dan Trinidad and Tobago .................................................................. 41

IV.3.7 KAWASAN EROPA BARAT ....................................................................... 41

Austria, Slovenia ........................................................................................... 42

Belanda ........................................................................................................ 42

Belgia, Luksemburg ....................................................................................... 43

Denmark, Lithuania ....................................................................................... 43

Finlandia, Estonia .......................................................................................... 44

Inggris, Irlandia ............................................................................................ 45

Islandia ........................................................................................................ 46

Italia, Cyprus dan Malta ................................................................................. 47

Jerman ......................................................................................................... 48

Norwegia ...................................................................................................... 48

Perancis, Andorra, Monako ............................................................................. 49

Portugal ....................................................................................................... 50

Uni Eropa ..................................................................................................... 30

IV.2.5 Tinjauan ............................................................................................... 32

IV.3 Hubungan Bilateral dengan Negara Mitra di Berbagai Kawasan Dunia ................ 33

v

IV.3.8 KAWASAN EROPA TENGAH DAN TIMUR .................................................... 54

Bosnia dan Herzegovina ................................................................................. 54

Bulgaria, Albania ........................................................................................... 54

Ceko ............................................................................................................ 55

Hongaria , Makedonia .................................................................................... 55

Kroasia ........................................................................................................ 55

Polandia ....................................................................................................... 56

Romania, Moldova ......................................................................................... 56

Serbia .......................................................................................................... 57

Slovakia ....................................................................................................... 57

Ukraina, Georgia dan Armenia ........................................................................ 58

IV.3.9 KAWASAN ASIA PASIFIK DAN AFRIKA ...................................................... 59

IV.3.10 KAWASAN ASIA TIMUR DAN PASIFIK ..................................................... 59

Korea Utara .................................................................................................. 59

Fiji ............................................................................................................... 60

New Zealand, Kerajaan Tonga dan Samoa Barat ............................................... 61

Vanuatu ....................................................................................................... 62

IV.3.11 KAWASAN ASIA SELATAN DAN TENGAH ................................................. 62

Afghanistan .................................................................................................. 62

Azerbaijan .................................................................................................... 63

Bangladesh, Nepal ......................................................................................... 63

Iran, Turkmenistan ........................................................................................ 64

Kazakhstan ................................................................................................... 64

Pakistan ....................................................................................................... 65

Sri Lanka, Maladewa ...................................................................................... 65

Uzbekistan, Kyrgyzstan dan Tajikistan ............................................................ 66

IV.3.12 KAWASAN TIMUR TENGAH .................................................................... 66

Aljazair ........................................................................................................ 66

Arab Saudi ................................................................................................... 67

Spanyol ........................................................................................................ 50

Swedia, Latvia .............................................................................................. 51

Swiss, Liechtenstein ....................................................................................... 52

Turki ............................................................................................................ 52

Vatikan ........................................................................................................ 53

Yunani ......................................................................................................... 53

Page 6: Buku Diplomasi Indonesia 2010

iv

IV.3.1 Sasaran ............................................................................................... 33

IV.3.2 Kegiatan Diplomasi ................................................................................ 34

IV.3.3 KAWASAN AMERIKA DAN EROPA ............................................................. 34

IV.3.4 KAWASAN AMERIKA UTARA .................................................................... 34

Kanada ........................................................................................................ 35

Meksiko, Guatemala, Honduras, Kosta Rika, dan Nikaragua ................................ 37

IV.3.5 KAWASAN AMERIKA TENGAH .................................................................. 37

Panama ........................................................................................................ 38

IV.3.6 KAWASAN AMERIKA SELATAN DAN KARIBIA ............................................. 38

Argentina, Uruguay........................................................................................ 38

Chile ............................................................................................................ 39

Ekuador ....................................................................................................... 39

Kolombia ...................................................................................................... 39

Kuba, Bahamas, Jamaika................................................................................ 40

Paraguay ...................................................................................................... 40

Peru, Bolivia ................................................................................................. 40

Suriname, Guyana ......................................................................................... 41

Venezuela, Dominica (Commonwealth), Grenada, Saint Vincent and the Grenadines, St.Lucia, dan Trinidad and Tobago .................................................................. 41

IV.3.7 KAWASAN EROPA BARAT ....................................................................... 41

Austria, Slovenia ........................................................................................... 42

Belanda ........................................................................................................ 42

Belgia, Luksemburg ....................................................................................... 43

Denmark, Lithuania ....................................................................................... 43

Finlandia, Estonia .......................................................................................... 44

Inggris, Irlandia ............................................................................................ 45

Islandia ........................................................................................................ 46

Italia, Cyprus dan Malta ................................................................................. 47

Jerman ......................................................................................................... 48

Norwegia ...................................................................................................... 48

Perancis, Andorra, Monako ............................................................................. 49

Portugal ....................................................................................................... 50

Uni Eropa ..................................................................................................... 30

IV.2.5 Tinjauan ............................................................................................... 32

IV.3 Hubungan Bilateral dengan Negara Mitra di Berbagai Kawasan Dunia ................ 33

v

IV.3.8 KAWASAN EROPA TENGAH DAN TIMUR .................................................... 54

Bosnia dan Herzegovina ................................................................................. 54

Bulgaria, Albania ........................................................................................... 54

Ceko ............................................................................................................ 55

Hongaria , Makedonia .................................................................................... 55

Kroasia ........................................................................................................ 55

Polandia ....................................................................................................... 56

Romania, Moldova ......................................................................................... 56

Serbia .......................................................................................................... 57

Slovakia ....................................................................................................... 57

Ukraina, Georgia dan Armenia ........................................................................ 58

IV.3.9 KAWASAN ASIA PASIFIK DAN AFRIKA ...................................................... 59

IV.3.10 KAWASAN ASIA TIMUR DAN PASIFIK ..................................................... 59

Korea Utara .................................................................................................. 59

Fiji ............................................................................................................... 60

New Zealand, Kerajaan Tonga dan Samoa Barat ............................................... 61

Vanuatu ....................................................................................................... 62

IV.3.11 KAWASAN ASIA SELATAN DAN TENGAH ................................................. 62

Afghanistan .................................................................................................. 62

Azerbaijan .................................................................................................... 63

Bangladesh, Nepal ......................................................................................... 63

Iran, Turkmenistan ........................................................................................ 64

Kazakhstan ................................................................................................... 64

Pakistan ....................................................................................................... 65

Sri Lanka, Maladewa ...................................................................................... 65

Uzbekistan, Kyrgyzstan dan Tajikistan ............................................................ 66

IV.3.12 KAWASAN TIMUR TENGAH .................................................................... 66

Aljazair ........................................................................................................ 66

Arab Saudi ................................................................................................... 67

Spanyol ........................................................................................................ 50

Swedia, Latvia .............................................................................................. 51

Swiss, Liechtenstein ....................................................................................... 52

Turki ............................................................................................................ 52

Vatikan ........................................................................................................ 53

Yunani ......................................................................................................... 53

Page 7: Buku Diplomasi Indonesia 2010

vi

Persatuan Emirat Arab (PEA) .......................................................................... 71

Qatar ........................................................................................................... 72

Sudan, Eritrea ............................................................................................... 73

Suriah .......................................................................................................... 74

Tunisia ......................................................................................................... 74

Yaman ......................................................................................................... 75

Yordania ....................................................................................................... 75

IV.3.13 KAWASAN SUB-SAHARA AFRIKA ........................................................... 75

Ethiopia, Somalia, Djibouti .............................................................................. 76

Kenya, Mauritius, Seychelles, dan Uganda ........................................................ 77

Madagaskar .................................................................................................. 77

Mozambique ................................................................................................. 77

Namibia, Angola ............................................................................................ 77

Nigeria, Benin, Burkina Faso, Cape Verde, Ghana, Kamerun, Liberia, Republik Kongo, dan Togo. ......................................................................................... 78

Senegal, Pantai Gading, Gambia, Guinea Bissau, Gabon, Republik Demokratik Kongo, Guinea, Mali dan Sierra Leone ............................................................. 79

Tanzania, Burundi, Komoros, dan Rwanda ........................................................ 79

Zimbabwe, Malawi, dan Zambia ...................................................................... 79

Uni Afrika ..................................................................................................... 80

IV.3.14 Tinjauan ................................................................................................. 81

V. Kerja Sama Regional dan Antar Kawasan …………………………………………………………….……..….83

V.1 Sasaran ..................................................................................................... 83

V.2 Kegiatan Diplomasi...................................................................................... 84

V.2.1 Arsitektur Kawasan ................................................................................ 84

V.2.2 ASEAN .................................................................................................. 85

Bahrain ........................................................................................................ 68

Irak ............................................................................................................. 68

Kuwait ......................................................................................................... 68

Lebanon ....................................................................................................... 69

Libya ........................................................................................................... 69

Maroko ......................................................................................................... 69

Mesir ........................................................................................................... 70

Oman .......................................................................................................... 71

Palestina ...................................................................................................... 71

vii

Penanggulangan Terorisme…………………………………………………………………………………… 93

VI.2.3 Peace Keeping Operation (PKO) ................................................................ 94

VI.2.4 Kerja sama HAM Internasional ................................................................. 94

VI.2.5 Penanganan Bencana Alam Global ............................................................ 95

VI.2.6 Perubahan Iklim ..................................................................................... 95

VI.2.7 Keanekaragaman Hayati .......................................................................... 96

VI.2.8 G20 ...................................................................................................... 97

VI.2.9 Millenium Development Goals (MDGs) ....................................................... 98

VI.2.10 Perundingan Perdagangan Multilateral ..................................................... 98

VI.2.11 Perlindungan Warisan Budaya Nasional serta Sumber Daya Genetik,

Pengetahuan Tradisional dan Folklor .......................................................... 99

VI.2.12 Gerakan Non-Blok (GNB) ..................................................................... 100

VI.2.13 D-8 ................................................................................................... 100

VI.2.14 Peran Indonesia dalam Perdamaian Filipina-MNLF dalam Kerangka OKI ..... 100

VI.2.15 Kerjasama Selatan-Selatan .................................................................. 101

VI.2.16 Pencalonan Indonesia pada Organisasi Internasional Tahun 2010 ............. 101

VI.3 Tinjauan ................................................................................................... 103

VII. ISU-ISU KHUSUS ........................................................................................... 104

VII.1 Demokrasi dan Dialog Lintas Agama ........................................................... 104

VII.1.1 Sasaran ............................................................................................. 104

VII.1.2 Kegiatan Diplomasi .............................................................................. 104

VII.2 Perlindungan WNI ..................................................................................... 106

V.2.3 Lokakarya Laut China Selatan (LCS) ......................................................... 87

V.2.4 Southwest Pacific Dialogue (SwPD) .......................................................... 87 V.2.5 Pacific Islands Forum (PIF) ...................................................................... 87

V.2.6 Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) ................................................. 88

V.2.7 New Asian African Strategic Partnership (NAASP) ....................................... 88

V.2.8 Forum for East Asia-Latin America Cooperation (FEALAC) ............................. 89

V.2.9 Asia-Europe Meeting (ASEM) ..................................................................... 89

V.3 Tinjauan ....................................................................................................... 91

VI. Kerja Sama Multilateral ....................................................................................... 92

VI.1 Sasaran ...................................................................................................... 92

VI.2 Kegiatan Diplomasi....................................................................................... 92

VI.2.1 Perlucutan Senjata.................................................................................. 93

VI.2.2 Penanggulangan Kejahatan Lintas Negara dan Bali Process serta ......................

Page 8: Buku Diplomasi Indonesia 2010

vi

Persatuan Emirat Arab (PEA) .......................................................................... 71

Qatar ........................................................................................................... 72

Sudan, Eritrea ............................................................................................... 73

Suriah .......................................................................................................... 74

Tunisia ......................................................................................................... 74

Yaman ......................................................................................................... 75

Yordania ....................................................................................................... 75

IV.3.13 KAWASAN SUB-SAHARA AFRIKA ........................................................... 75

Ethiopia, Somalia, Djibouti .............................................................................. 76

Kenya, Mauritius, Seychelles, dan Uganda ........................................................ 77

Madagaskar .................................................................................................. 77

Mozambique ................................................................................................. 77

Namibia, Angola ............................................................................................ 77

Nigeria, Benin, Burkina Faso, Cape Verde, Ghana, Kamerun, Liberia, Republik Kongo, dan Togo. ......................................................................................... 78

Senegal, Pantai Gading, Gambia, Guinea Bissau, Gabon, Republik Demokratik Kongo, Guinea, Mali dan Sierra Leone ............................................................. 79

Tanzania, Burundi, Komoros, dan Rwanda ........................................................ 79

Zimbabwe, Malawi, dan Zambia ...................................................................... 79

Uni Afrika ..................................................................................................... 80

IV.3.14 Tinjauan ................................................................................................. 81

V. Kerja Sama Regional dan Antar Kawasan …………………………………………………………….……..….83

V.1 Sasaran ..................................................................................................... 83

V.2 Kegiatan Diplomasi...................................................................................... 84

V.2.1 Arsitektur Kawasan ................................................................................ 84

V.2.2 ASEAN .................................................................................................. 85

Bahrain ........................................................................................................ 68

Irak ............................................................................................................. 68

Kuwait ......................................................................................................... 68

Lebanon ....................................................................................................... 69

Libya ........................................................................................................... 69

Maroko ......................................................................................................... 69

Mesir ........................................................................................................... 70

Oman .......................................................................................................... 71

Palestina ...................................................................................................... 71

vii

Penanggulangan Terorisme…………………………………………………………………………………… 93

VI.2.3 Peace Keeping Operation (PKO) ................................................................ 94

VI.2.4 Kerja sama HAM Internasional ................................................................. 94

VI.2.5 Penanganan Bencana Alam Global ............................................................ 95

VI.2.6 Perubahan Iklim ..................................................................................... 95

VI.2.7 Keanekaragaman Hayati .......................................................................... 96

VI.2.8 G20 ...................................................................................................... 97

VI.2.9 Millenium Development Goals (MDGs) ....................................................... 98

VI.2.10 Perundingan Perdagangan Multilateral ..................................................... 98

VI.2.11 Perlindungan Warisan Budaya Nasional serta Sumber Daya Genetik, Pengetahuan Tradisional dan Folklor .......................................................... 99

VI.2.12 Gerakan Non-Blok (GNB) ..................................................................... 100

VI.2.13 D-8 ................................................................................................... 100

VI.2.14 Peran Indonesia dalam Perdamaian Filipina-MNLF dalam Kerangka OKI ..... 100

VI.2.15 Kerjasama Selatan-Selatan .................................................................. 101

VI.2.16 Pencalonan Indonesia pada Organisasi Internasional Tahun 2010 ............. 101

VI.3 Tinjauan ................................................................................................... 103

VII. ISU-ISU KHUSUS ........................................................................................... 104

VII.1 Demokrasi dan Dialog Lintas Agama ........................................................... 104

VII.1.1 Sasaran ............................................................................................. 104

VII.1.2 Kegiatan Diplomasi .............................................................................. 104

VII.2 Perlindungan WNI ..................................................................................... 106

V.2.3 Lokakarya Laut China Selatan (LCS) ......................................................... 87

V.2.4 Southwest Pacific Dialogue (SwPD) .......................................................... 87 V.2.5 Pacific Islands Forum (PIF) ...................................................................... 87

V.2.6 Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) ................................................. 88

V.2.7 New Asian African Strategic Partnership (NAASP) ....................................... 88

V.2.8 Forum for East Asia-Latin America Cooperation (FEALAC) ............................. 89

V.2.9 Asia-Europe Meeting (ASEM) ..................................................................... 89

V.3 Tinjauan ....................................................................................................... 91

VI. Kerja Sama Multilateral ....................................................................................... 92

VI.1 Sasaran ...................................................................................................... 92

VI.2 Kegiatan Diplomasi....................................................................................... 92

VI.2.1 Perlucutan Senjata.................................................................................. 93

VI.2.2 Penanggulangan Kejahatan Lintas Negara dan Bali Process serta ......................

Page 9: Buku Diplomasi Indonesia 2010

viii

VII.5.1 Sasaran ............................................................................................ 112

VII.5.2 Kegiatan Diplomasi............................................................................. 112

VII.6 Benah Diri ............................................................................................... 113

VII.7 Tinjauan .................................................................................................. 115

VIII. Penutup .................................................................................................... 117

VII.2.1 Sasaran ............................................................................................. 106

VII.2.2 Kegiatan Diplomasi .............................................................................. 106

Payung Hukum Perlindungan TKI ......................................................... 108

VII.3 Isu Perbatasan ......................................................................................... 109

VII.3.1 Sasaran ............................................................................................. 109

VII.3.2 Kegiatan Diplomasi ................................................................................. 109

Penyelesaian Batas Maritim RI-Malaysia........................................................... 109

Penyelesaian Batas Maritim RI Singapura ......................................................... 109

Penyelesaian Batas Maritim RI - Vietnam ......................................................... 109

Penyelesaian Batas Maritim RI - Palau ............................................................. 109

Penyelesaian Batas Maritim RI - Thailand ......................................................... 110

Rekapitulasi Perundingan Perbatasan .............................................................. 110

VII.4 Isu Papua ................................................................................................ 111

VII.4.1 Sasaran ............................................................................................ 111

VII.4.2 Kegiatan Diplomasi............................................................................. 111

VII.5 Pemberantasan Korupsi ............................................................................ 112

Page 10: Buku Diplomasi Indonesia 2010

1

III. Pendahuluan

1

III. Pendahuluan

olitik luar negeri dan diplomasi Indonesia

kompleks.

Pada tingkat global, paruh kedua abad ke-21 ini,

terkait; serta terjadi secara simultan.

Penanganan berbagai tantangan tersebut menuntut

Melalui politik luar negeri dan diplomasi, Indonesia telah tampil sebagai bagian, dan bahkan menjadi

sama dan kemitraan dimaksud.

Namun, meskipun globalisasi telah menimbulkan

Oleh karena itu, melalui politik luar negeri dan diplomasi, Indonesia telah meraup manfaat dari berbagai peluang tersebut bagi kepentingan nasional.

Dalam menghadapi berbagai tantangan dan peluang di lingkungan global dan regional, seluruh upaya politik luar negeri dan diplomasi Indonesia dilakukan untuk memastikan kepentingan nasional Indonesia dapat tercapai. Diplomasi menjadi bagian dari upaya nasional untuk mencapai tujuan pembangunan nasional Indonesia. Politik luar negeri dan diplomasi menjadi bagian untuk mendorong pertumbuhan ekonomi demi kesejahteraan rakyat, mengkonsolidasikan demokrasi dan mencapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dalam satu tahun terakhir, pada tingkat bilateral, Indonesia senantiasa menjalin persahabatan dengan

isi 001-061.indd 9 1/3/2011 10:29:38 PM

Politi k luar negeri dan diplomasi Indonesia selama periode 2010 dilaksanakan dalam lingkungan global dan regional yang sangat

kompleks.

Pada ti ngkat global, paruh kedua abad ke-21 ini, masyarakat dunia dihadapi oleh berbagai tantangan dan ancaman yang bersifat multi dimen-sional dan kompleks. Disamping isu-isu perdamaian dan keamanan internasional serta pembangu-nan ekonomi dan sosial yang bersifat tradisional, terdapat berbagai isu non-tradisional yang memi-liki sejumlah ciri, yaitu bersifat lintas batas; saling terkait; serta terjadi secara simultan.

Penanganan berbagai tantangan tersebut menuntut kerja sama dan kemitraan global.

Namun, meskipun globalisasi telah menimbulkan berbagai tantangan, gejala yang sama juga telah membuka berbagai peluang.

Oleh karena itu, melalui politi k luar negeri dan diplomasi, Indonesia telah meraup manfaat dari berbagai peluang tersebut bagi kepenti ngan nasional.

Dalam menghadapi berbagai tantangan dan peluang di lingkungan global dan regional, seluruh upaya politi k luar negeri dan diplomasi Indonesia dilakukan untuk memasti kan kepenti ngan nasional Indonesia dapat tercapai. Diplomasi menjadi bagi-an dari upaya nasional untuk mencapai tujuan pem-bangunan nasional Indonesia. Politi k luar negeri dan diplomasi menjadi bagian untuk mendorong pertumbuhan ekonomi demi kesejahteraan rakyat, mengkonsolidasikan demokrasi dan mencapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dalam satu tahun terakhir, pada ti ngkat bilater-al, Indonesia senanti asa menjalin persahabatan

dengan seluruh negara di belahan dunia saat ini. Indonesia senanti asa menjalankan politi k bebas akti f yang semata didasarkan pada kepenti ngan nasional Indonesia. Melalui visi politi k luar negeri sejuta kawan tanpa musuh, Indonesia beru-paya merevitalisasi hubungan bilateral di selu-ruh kawasan dunia. Tentunya dalam menjalankan hubungan bilateral dengan hampir semua dari 192 negara anggota PBB, Indonesia memiliki prioritas sesuai dengan kepenti ngan nasional Indonesia.

Pada ti ngkat kawasan, dengan semakin mengemukanya peran kawasan Asia dan Pasi-fi k, Indonesia sangat meyakini bahwa kiprah dan kontribusi Indonesia di kawasan akan berdampak positi f terhadap peran dan kiprah Indonesia di dunia.

Indonesia senanti asa memberikan kontribusi pemikiran yang konkret untuk kemajuan keamanan dan kesejahteraan di kawasan yang pada gilirannya memberikan kontribusi nyata bagi perdamaian dan keamanan internasional.

Gagasan pembentukan arsitektur kawasan baru dengan konsep dynamic equilibrium merupakan salah satu dari beberapa hal yang menunjukkan intellectual leadership Indonesia di kawasan. Posisi Indonesia sebagai catalyst dalam mendorong posisi bersama negara-negara kawasan atas berbagai isu global seperti Millennium Develop-ment Goals (MDGs), ketahanan pangan, lingkungan dan perubahan iklim semakin mengukuhkan pendekatan tersebut.

Pada ti ngkat global, peran Indonesia juga senanti asa diarahkan untuk menjadi bagian dari solusi (part of the soluti on) bagi permasalahan global. Dalam konteks tersebut, politi k luar negeri RI telah terbukti memberikan peluang dalam membangun hubun-gan baik dengan negara-negara di dunia dan men-ingkatkan peranan Indonesia yang menonjol dalam berbagai organisasi regional dan internasional,

1

III. Pendahuluan

1

III. Pendahuluan

olitik luar negeri dan diplomasi Indonesia

kompleks.

Pada tingkat global, paruh kedua abad ke-21 ini,

terkait; serta terjadi secara simultan.

Penanganan berbagai tantangan tersebut menuntut

Melalui politik luar negeri dan diplomasi, Indonesia telah tampil sebagai bagian, dan bahkan menjadi

sama dan kemitraan dimaksud.

Namun, meskipun globalisasi telah menimbulkan

Oleh karena itu, melalui politik luar negeri dan diplomasi, Indonesia telah meraup manfaat dari berbagai peluang tersebut bagi kepentingan nasional.

Dalam menghadapi berbagai tantangan dan peluang di lingkungan global dan regional, seluruh upaya politik luar negeri dan diplomasi Indonesia dilakukan untuk memastikan kepentingan nasional Indonesia dapat tercapai. Diplomasi menjadi bagian dari upaya nasional untuk mencapai tujuan pembangunan nasional Indonesia. Politik luar negeri dan diplomasi menjadi bagian untuk mendorong pertumbuhan ekonomi demi kesejahteraan rakyat, mengkonsolidasikan demokrasi dan mencapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dalam satu tahun terakhir, pada tingkat bilateral, Indonesia senantiasa menjalin persahabatan dengan

isi 001-061.indd 9 1/3/2011 10:29:38 PMbilateral.indd 6 1/6/2011 7:46:13 PM

Page 11: Buku Diplomasi Indonesia 2010

2

terutama dalam PBB, ASEAN, G-20, APEC, ARF, D-8, Gerakan Non-Blok, Organisasi Konferensi Islam (OKI)

dan FEALAC.

Perlindungan WNI di luar negeri juga merupakan prioritas diplomasi Indonesia sesuai yang diamanatkan oleh konstitusi. Seluruh mesin diplomasi senantiasa dijalankan untuk meningkatkan perlindungan WNI yang berada di luar negeri. Kepedulian dan keberpihakan merupakan komitmen Kementerian Luar Negeri dalam memastikan perlindungan WNI di luar negeri.

Kementerian Luar Negeri senantiasa membangun kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan dalam menjalankan politik luar negeri dan diplomasi. Raihan dan capaian diplomasi merupakan hasil kerja keras seluruh komponen bangsa.

Buku Diplomasi RI tahun 2010 ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran singkat mengenai intensitas kegiatan diplomasi sepanjang tahun 2010, baik pada tataran bilateral, regional maupun multilateral. Tentunya, buku ini tidak dapat menggambarkan secara utuh seluruh politik luar negeri dan kegiatan diplomasi RI sepanjang tahun 2010.

Kiranya penerbitan buku ini dapat dimanfaatkan oleh semua kalangan untuk memahami lebih jauh kebijakan politik luar negeri dan diplomasi Indonesia. Selain itu, buku ini juga diharapkan dapat menjadi sumber referensi bagi berbagai pihak mengenai kegiatan diplomasi RI.

3

IV. Hubungan Bilateral

elama periode 2010, sesuai dengan arah dan rencana strategis Kabinet Indonesia Bersatu II, kebijakan politik luar negeri dan diplomasi

Indonesia secara aktif dilakukan untuk meningkatkan hubungan bilateral dengan negara-negara di seluruh dunia ke tataran yang lebih tinggi. Tujuan penguatan hubungan bilateral tersebut secara umum adalah:

Menjaga integritas dan kedaulatan wilayah Indonesia;

Mendukung pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan nasional;

Melindungi warga negara Indonesia dan kepentingan Indonesia lainnya di luar negeri; serta

Mengembangkan kerja sama dalam penanganan isu-isu transnasional dan global.

Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, langkah yang diambil antara lain adalah penguatan mekanisme kerja sama bilateral dengan berbagai negara sahabat. Penguatan tersebut dilakukan dengan menggairahkan atau menghidupkan kembali mekanisme yang telah ada atau menciptakan mekanisme dialog baru, sehingga terbentuk suatu dialog dan konsultasi bilateral yang reguler.

Dengan adanya mekanisme bilateral yang efektif, maka dapat terwujud hal-hal berikut, yaitu:

Mengedepankan proses diplomasi dalam mengatasi dan menangani berbagai permasalahan bilateral;

Memonitor kemajuan implementasi kesepakatan yang telah ada;

Memanfaatkan peluang-peluang kerja sama yang ada dan mengidentifikasi bidang-bidang kerja sama baru; serta

Mengembangkan kemitraan dalam menghadapi tantangan-tantangan global.

Sesuai dengan slogan “million friends, zero enemy”, Indonesia senantiasa mengembangkan hubungan baik secara bilateral dengan seluruh

negara di dunia, dipandu oleh prioritas kepentingan nasional Indonesia.

Upaya peningkatan hubungan bilateral ini telah dilakukan pada semua tingkatan, tercermin dalam intensitas pertemuan yang tinggi dengan negara sahabat, baik pada tingkatan Kepala Negara/ Presiden, Wakil Presiden maupun tingkat Menteri Luar Negeri dan pejabat tinggi lainnya.

Secara keseluruhan selama periode Januari-Desember 2010, kunjungan tingkat Kepala Negara Pemerintah RI, baik dalam rangka menghadiri event internasional maupun dalam rangka kunjungan bilateral telah dilakukan ke 12 negara.

Presiden RI menghadiri enam pertemuan internasional dalam tingkat KTT. Pertemuan dimaksud adalah KTT ASEAN ke-16 di Hanoi, Vietnam, KTT Oslo Climate and Forest Conference, KTT G20 di Toronto, KTT ASEAN ke-17 dan KTT terkait lainnya di Hanoi, KTT G-20 di Seoul dan KTT APEC di Yokohama.

Adapun kunjungan kenegaraan dan kunjungan resmi kenegaraan Presiden RI dilakukan ke Australia, PNG, Singapura, Malaysia, Norwegia, Turki, RRT, dan Vietnam.

Selain itu, tercatat Presiden RI telah melakukan pertemuan bilateral dengan 39 Kepala Negara/Pemerintahan, mantan Kepala Negara/Pemerintahan dan Pejabat Organisasi Internasional lainnya.

Pada tingkat Wakil Presiden, sepanjang tahun 2010, RI telah melakukan kunjungan ke tiga negara yaitu: Amerika Serikat, RRT dan Jepang dan telah melakukan enam kali pertemuan bilateral dengan mitra kerja Wapres.

Selama periode Januari-Desember 2010, Presiden RI telah menerima setidaknya 21 kali kunjungan tamu asing pada tingkat Kepala Negara/Pemerintahan, mantan Kepala Negara/Pemerintahan, mantan Sekretaris Jenderal PBB dan Menteri Luar Negeri negara sahabat.

2

terutama dalam PBB, ASEAN, G-20, APEC, ARF, D-8, Gerakan Non-Blok, Organisasi Konferensi Islam (OKI) dan FEALAC.

Perlindungan WNI di luar negeri juga merupakan prioritas diplomasi Indonesia sesuai yang diamanatkan oleh konstitusi. Seluruh mesin diplomasi senantiasa dijalankan untuk meningkatkan perlindungan WNI yang berada di luar negeri. Kepedulian dan keberpihakan merupakan komitmen Kementerian Luar Negeri dalam memastikan perlindungan WNI di luar negeri.

Kementerian Luar Negeri senantiasa membangun kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan dalam menjalankan politik luar negeri dan diplomasi. Raihan dan capaian diplomasi merupakan hasil kerja keras seluruh komponen bangsa.

Buku Diplomasi RI tahun 2010 ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran singkat mengenai intensitas kegiatan diplomasi sepanjang tahun 2010, baik pada tataran bilateral, regional maupun multilateral. Tentunya, buku ini tidak dapat menggambarkan secara utuh seluruh politik luar negeri dan kegiatan diplomasi RI sepanjang tahun 2010.

Kiranya penerbitan buku ini dapat dimanfaatkan oleh semua kalangan untuk memahami lebih jauh kebijakan politik luar negeri dan diplomasi Indonesia. Selain itu, buku ini juga diharapkan dapat menjadi sumber referensi bagi berbagai pihak mengenai kegiatan diplomasi RI.

3

IV. Hubungan Bilateral

elama periode 2010, sesuai dengan arah dan rencana strategis Kabinet Indonesia Bersatu II, kebijakan politik luar negeri dan diplomasi

Indonesia secara aktif dilakukan untuk meningkatkan hubungan bilateral dengan negara-negara di seluruh dunia ke tataran yang lebih tinggi. Tujuan penguatan hubungan bilateral tersebut secara umum adalah:

Menjaga integritas dan kedaulatan wilayah Indonesia;

Mendukung pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan nasional;

Melindungi warga negara Indonesia dan kepentingan Indonesia lainnya di luar negeri; serta

Mengembangkan kerja sama dalam penanganan isu-isu transnasional dan global.

Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, langkah yang diambil antara lain adalah penguatan mekanisme kerja sama bilateral dengan berbagai negara sahabat. Penguatan tersebut dilakukan dengan menggairahkan atau menghidupkan kembali mekanisme yang telah ada atau menciptakan mekanisme dialog baru, sehingga terbentuk suatu dialog dan konsultasi bilateral yang reguler.

Dengan adanya mekanisme bilateral yang efektif, maka dapat terwujud hal-hal berikut, yaitu:

Mengedepankan proses diplomasi dalam mengatasi dan menangani berbagai permasalahan bilateral;

Memonitor kemajuan implementasi kesepakatan yang telah ada;

Memanfaatkan peluang-peluang kerja sama yang ada dan mengidentifikasi bidang-bidang kerja sama baru; serta

Mengembangkan kemitraan dalam menghadapi tantangan-tantangan global.

Sesuai dengan slogan “million friends, zero enemy”, Indonesia senantiasa mengembangkan hubungan baik secara bilateral dengan seluruh

negara di dunia, dipandu oleh prioritas kepentingan nasional Indonesia.

Upaya peningkatan hubungan bilateral ini telah dilakukan pada semua tingkatan, tercermin dalam intensitas pertemuan yang tinggi dengan negara sahabat, baik pada tingkatan Kepala Negara/ Presiden, Wakil Presiden maupun tingkat Menteri Luar Negeri dan pejabat tinggi lainnya.

Secara keseluruhan selama periode Januari-Desember 2010, kunjungan tingkat Kepala Negara Pemerintah RI, baik dalam rangka menghadiri event internasional maupun dalam rangka kunjungan bilateral telah dilakukan ke 12 negara.

Presiden RI menghadiri enam pertemuan internasional dalam tingkat KTT. Pertemuan dimaksud adalah KTT ASEAN ke-16 di Hanoi, Vietnam, KTT Oslo Climate and Forest Conference, KTT G20 di Toronto, KTT ASEAN ke-17 dan KTT terkait lainnya di Hanoi, KTT G-20 di Seoul dan KTT APEC di Yokohama.

Adapun kunjungan kenegaraan dan kunjungan resmi kenegaraan Presiden RI dilakukan ke Australia, PNG, Singapura, Malaysia, Norwegia, Turki, RRT, dan Vietnam.

Selain itu, tercatat Presiden RI telah melakukan pertemuan bilateral dengan 39 Kepala Negara/Pemerintahan, mantan Kepala Negara/Pemerintahan dan Pejabat Organisasi Internasional lainnya.

Pada tingkat Wakil Presiden, sepanjang tahun 2010, RI telah melakukan kunjungan ke tiga negara yaitu: Amerika Serikat, RRT dan Jepang dan telah melakukan enam kali pertemuan bilateral dengan mitra kerja Wapres.

Selama periode Januari-Desember 2010, Presiden RI telah menerima setidaknya 21 kali kunjungan tamu asing pada tingkat Kepala Negara/Pemerintahan, mantan Kepala Negara/Pemerintahan, mantan Sekretaris Jenderal PBB dan Menteri Luar Negeri negara sahabat.

isi 001-061.indd 10 1/3/2011 10:29:38 PM

Page 12: Buku Diplomasi Indonesia 2010

3

IV. Hubungan Bilateral

Indonesia;

serta

3

IV. Hubungan Bilateral

isi 001-061.indd 11 1/3/2011 10:29:39 PM

Selama periode 2010, sesuai dengan arah dan rencana strategis Kabinet Indonesia Bersatu II, kebijakan politi k luar negeri

dan diplomasi Indonesia secara akti f dilakukan untuk meningkatkan hubungan bilateral dengan negara-negara di seluruh dunia ke tataran yang lebih ti nggi. Tujuan penguatan hubungan bilateral tersebut secara umum adalah:

• Menjaga integritas dan kedaulatan wilayah Indonesia;

• Mendukung pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan nasional;

• Melindungi warga negara Indonesia dan kepenti ngan Indonesia lainnya di luar negeri; serta

• Mengembangkan kerja sama dalam penanganan isu-isu transnasional dan global.

Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, langkah yang diambil antara lain adalah penguatan me-kanisme kerja sama bilateral dengan berbagai negara sahabat. Penguatan tersebut dilakukan dengan menggairahkan atau menghidupkan kem-bali mekanisme yang telah ada atau menciptakan mekanisme dialog baru, sehingga terbentuk suatu dialog dan konsultasi bilateral yang reguler. Den-gan adanya mekanisme bilateral yang efekti f, maka dapat terwujud hal-hal berikut, yaitu:

• Mengedepankan proses diplomasi dalam mengatasi dan menangani berbagai permasalahan bilateral;

• Memonitor kemajuan implementasi kesepaka-tan yang telah ada;

• Memanfaatkan peluang-peluang kerja sama yang ada dan mengidenti fi kasi bidang-bidang kerja sama baru; serta

• Mengembangkan kemitraan dalam menghadapi tantangan-tantangan global.

Sesuai dengan slogan “million friends, zero enemy”, Indonesia senanti asa mengembangkan hubungan baik secara bilateral dengan seluruh

negara di dunia, dipandu oleh prioritas kepenti ngan nasional Indonesia.

Upaya peningkatan hubungan bilateral ini telah dilakukan pada semua ti ngkatan, tercermin dalam intensitas pertemuan yang ti nggi dengan negara sahabat, baik pada ti ngkatan Kepala Negara/ Presiden, Wakil Presiden maupun ti ngkat Menteri Luar Negeri dan pejabat ti nggi lainnya. Secara keseluruhan selama periode Januari-Desember 2010, kunjungan ti ngkat Kepala Negara Peme-rintah RI, baik dalam rangka menghadiri event internasional maupun dalam rangka kunjungan bilateral telah dilakukan ke 12 negara.

Presiden RI menghadiri enam pertemuan internasional dalam ti ngkat KTT. Pertemuan dimaksud adalah KTT ASEAN ke-16 di Hanoi, Vietnam, KTT Oslo Climate and Forest Conference, KTT G20 di Toronto, KTT ASEAN ke-17 dan KTT terkait lainnya di Hanoi, KTT G-20 di Seoul dan KTT APEC di Yokohama.

Adapun kunjungan kenegaraan dan kunjung-an resmi kenegaraan Presiden RI dilakukan ke Australia, PNG, Singapura, Malaysia, Norwegia, Turki, RRT, dan Vietnam.

Selain itu, tercatat Presiden RI telah melaku-kan pertemuan bilateral dengan 39 Kepala Negara/Pemerintahan, mantan Kepala Negara/ Pemerintahan dan Pejabat Organisasi Internasional lainnya.

Pada ti ngkat Wakil Presiden, sepanjang tahun 2010, RI telah melakukan kunjungan ke ti ga negara yaitu: Amerika Serikat, RRT dan Jepang dan telah melakukan enam kali pertemuan bilateral dengan mitra kerja Wapres.

Selama periode Januari-Desember 2010, Presiden RI telah menerima seti daknya 21 kali kunjungan tamu asing pada ti ngkat Kepala Negara/ Pemerintahan, mantan Kepala Negara/Pemerintahan, mantan Sekretaris Jenderal PBB dan Menteri Luar Negeri negara sahabat.

3

IV. Hubungan Bilateral

elama periode 2010, sesuai dengan arah dan rencana strategis Kabinet Indonesia Bersatu II, kebijakan politik luar negeri dan diplomasi

Indonesia secara aktif dilakukan untuk meningkatkan hubungan bilateral dengan negara-negara di seluruh dunia ke tataran yang lebih tinggi. Tujuan penguatan hubungan bilateral tersebut secara umum adalah:

Menjaga integritas dan kedaulatan wilayah Indonesia;

Mendukung pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan nasional;

Melindungi warga negara Indonesia dan kepentingan Indonesia lainnya di luar negeri; serta

Mengembangkan kerja sama dalam penanganan isu-isu transnasional dan global.

Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, langkah yang diambil antara lain adalah penguatan mekanisme kerja sama bilateral dengan berbagai negara sahabat. Penguatan tersebut dilakukan dengan menggairahkan atau menghidupkan kembali mekanisme yang telah ada atau menciptakan mekanisme dialog baru, sehingga terbentuk suatu dialog dan konsultasi bilateral yang reguler.

Dengan adanya mekanisme bilateral yang efektif, maka dapat terwujud hal-hal berikut, yaitu:

Mengedepankan proses diplomasi dalam mengatasi dan menangani berbagai permasalahan bilateral;

Memonitor kemajuan implementasi kesepakatan yang telah ada;

Memanfaatkan peluang-peluang kerja sama yang ada dan mengidentifikasi bidang-bidang kerja sama baru; serta

Mengembangkan kemitraan dalam menghadapi tantangan-tantangan global.

Sesuai dengan slogan “million friends, zero enemy”, Indonesia senantiasa mengembangkan hubungan baik secara bilateral dengan seluruh

negara di dunia, dipandu oleh prioritas kepentingan nasional Indonesia.

Upaya peningkatan hubungan bilateral ini telah dilakukan pada semua tingkatan, tercermin dalam intensitas pertemuan yang tinggi dengan negara sahabat, baik pada tingkatan Kepala Negara/ Presiden, Wakil Presiden maupun tingkat Menteri Luar Negeri dan pejabat tinggi lainnya.

Secara keseluruhan selama periode Januari-Desember 2010, kunjungan tingkat Kepala Negara Pemerintah RI, baik dalam rangka menghadiri event internasional maupun dalam rangka kunjungan bilateral telah dilakukan ke 12 negara.

Presiden RI menghadiri enam pertemuan internasional dalam tingkat KTT. Pertemuan dimaksud adalah KTT ASEAN ke-16 di Hanoi, Vietnam, KTT Oslo Climate and Forest Conference, KTT G20 di Toronto, KTT ASEAN ke-17 dan KTT terkait lainnya di Hanoi, KTT G-20 di Seoul dan KTT APEC di Yokohama.

Adapun kunjungan kenegaraan dan kunjungan resmi kenegaraan Presiden RI dilakukan ke Australia, PNG, Singapura, Malaysia, Norwegia, Turki, RRT, dan Vietnam.

Selain itu, tercatat Presiden RI telah melakukan pertemuan bilateral dengan 39 Kepala Negara/Pemerintahan, mantan Kepala Negara/Pemerintahan dan Pejabat Organisasi Internasional lainnya.

Pada tingkat Wakil Presiden, sepanjang tahun 2010, RI telah melakukan kunjungan ke tiga negara yaitu: Amerika Serikat, RRT dan Jepang dan telah melakukan enam kali pertemuan bilateral dengan mitra kerja Wapres.

Selama periode Januari-Desember 2010, Presiden RI telah menerima setidaknya 21 kali kunjungan tamu asing pada tingkat Kepala Negara/Pemerintahan, mantan Kepala Negara/Pemerintahan, mantan Sekretaris Jenderal PBB dan Menteri Luar Negeri negara sahabat.

3

IV. Hubungan Bilateral

elama periode 2010, sesuai dengan arah dan rencana strategis Kabinet Indonesia Bersatu II, kebijakan politik luar negeri dan diplomasi

Indonesia secara aktif dilakukan untuk meningkatkan hubungan bilateral dengan negara-negara di seluruh dunia ke tataran yang lebih tinggi. Tujuan penguatan hubungan bilateral tersebut secara umum adalah:

Menjaga integritas dan kedaulatan wilayah Indonesia;

Mendukung pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan nasional;

Melindungi warga negara Indonesia dan kepentingan Indonesia lainnya di luar negeri; serta

Mengembangkan kerja sama dalam penanganan isu-isu transnasional dan global.

Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, langkah yang diambil antara lain adalah penguatan mekanisme kerja sama bilateral dengan berbagai negara sahabat. Penguatan tersebut dilakukan dengan menggairahkan atau menghidupkan kembali mekanisme yang telah ada atau menciptakan mekanisme dialog baru, sehingga terbentuk suatu dialog dan konsultasi bilateral yang reguler.

Dengan adanya mekanisme bilateral yang efektif, maka dapat terwujud hal-hal berikut, yaitu:

Mengedepankan proses diplomasi dalam mengatasi dan menangani berbagai permasalahan bilateral;

Memonitor kemajuan implementasi kesepakatan yang telah ada;

Memanfaatkan peluang-peluang kerja sama yang ada dan mengidentifikasi bidang-bidang kerja sama baru; serta

Mengembangkan kemitraan dalam menghadapi tantangan-tantangan global.

Sesuai dengan slogan “million friends, zero enemy”, Indonesia senantiasa mengembangkan hubungan baik secara bilateral dengan seluruh

negara di dunia, dipandu oleh prioritas kepentingan nasional Indonesia.

Upaya peningkatan hubungan bilateral ini telah dilakukan pada semua tingkatan, tercermin dalam intensitas pertemuan yang tinggi dengan negara sahabat, baik pada tingkatan Kepala Negara/ Presiden, Wakil Presiden maupun tingkat Menteri Luar Negeri dan pejabat tinggi lainnya.

Secara keseluruhan selama periode Januari-Desember 2010, kunjungan tingkat Kepala Negara Pemerintah RI, baik dalam rangka menghadiri event internasional maupun dalam rangka kunjungan bilateral telah dilakukan ke 12 negara.

Presiden RI menghadiri enam pertemuan internasional dalam tingkat KTT. Pertemuan dimaksud adalah KTT ASEAN ke-16 di Hanoi, Vietnam, KTT Oslo Climate and Forest Conference, KTT G20 di Toronto, KTT ASEAN ke-17 dan KTT terkait lainnya di Hanoi, KTT G-20 di Seoul dan KTT APEC di Yokohama.

Adapun kunjungan kenegaraan dan kunjungan resmi kenegaraan Presiden RI dilakukan ke Australia, PNG, Singapura, Malaysia, Norwegia, Turki, RRT, dan Vietnam.

Selain itu, tercatat Presiden RI telah melakukan pertemuan bilateral dengan 39 Kepala Negara/Pemerintahan, mantan Kepala Negara/Pemerintahan dan Pejabat Organisasi Internasional lainnya.

Pada tingkat Wakil Presiden, sepanjang tahun 2010, RI telah melakukan kunjungan ke tiga negara yaitu: Amerika Serikat, RRT dan Jepang dan telah melakukan enam kali pertemuan bilateral dengan mitra kerja Wapres.

Selama periode Januari-Desember 2010, Presiden RI telah menerima setidaknya 21 kali kunjungan tamu asing pada tingkat Kepala Negara/Pemerintahan, mantan Kepala Negara/Pemerintahan, mantan Sekretaris Jenderal PBB dan Menteri Luar Negeri negara sahabat.

S

isi 001-061.indd 11 1/3/2011 10:29:39 PMbilateral.indd 2 1/6/2011 6:29:07 PM

Page 13: Buku Diplomasi Indonesia 2010

4

Dalam rangka efisensi dan efektifitas peningkatan hubungan RI dengan negara-negara sahabat, telah dilakukan 194 pertemuan bilateral sepanjang tahun 2010, dengan memanfaatkan kehadiran Menteri Luar Negeri dalam 24 pertemuan internasional dan 5 pertemuan internasional yang diselenggarakan di Indonesia.

Adapun kunjungan bilateral resmi yang dilakukan oleh Menlu RI ke negara tetangga sebanyak 9 kali kunjungan dan telah menerima 20 kunjungan Menlu asing ke Indonesia.

Intensitas kegiatan diplomasi bilateral juga tercerminkan dalam telah disepakatinya 121 perjanjian dengan 44 negara. Sesuai dengan komitemen Indonesia untuk mempertajam diplomasi ekonomi, dari 139 perjanjian internasional yang ditandatangani Pemerintah Indonesia terdapat 51% diantaranya dalam bidang ekonomi dan keuangan.

Sepanjang tahun 2010, pemerintah juga telah memprioritaskan adanya perangkat hukum untuk menjamin perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri. Untuk itu, pada tahun 2010 telah ditandatangani enam perjanjian yang menyangkut perlindungan TKI di luar negeri dengan Republik Korea, Malaysia, Lebanon, Timor Leste, dan Turki. Di samping itu, pada tahun 2010 juga telah ditandatangani perjanjian mengenai Arrangement on Consular Notification and Assistance dengan Pemerintah Australia.

Pada tahun 2010, terkait dengan diplomasi perbatasan, Indonesia terus melakukan intensifikasi perundingan perbatasan dengan negara yang berbatasan langsung dengan Indonesia. Selain itu, Indonesia juga berkomitmen agar perundingan perbatasan senantiasa mengedepankan kepentingan nasional Indonesia. Selama tahun 2010, telah dilakukan 23 kali perundingan perbatasan dengan tujuh Negara, dan telah dilakukan pertukaran instrumen ratifikasi perjanjian tentang Penetapan Garis Batas Laut Wilayah di Bagian Barat Selat Singapura dengan Singapura. Total pelaksanaan perundingan/pertemuan perbatasan maritim dan darat yang telah dilaksanakan adalah sebanyak 23 kali perundingan/pertemuan.

4

Dalam rangka efisensi dan efektifitas peningkatan hubungan RI dengan negara-negara sahabat, telah dilakukan 194 pertemuan bilateral sepanjang tahun 2010, dengan memanfaatkan kehadiran Menteri Luar Negeri dalam 24 pertemuan internasional dan 5 pertemuan internasional yang diselenggarakan di Indonesia.

Adapun kunjungan bilateral resmi yang dilakukan oleh Menlu RI ke negara tetangga sebanyak 9 kali kunjungan dan telah menerima 20 kunjungan Menlu asing ke Indonesia.

Intensitas kegiatan diplomasi bilateral juga tercerminkan dalam telah disepakatinya 121 perjanjian dengan 44 negara. Sesuai dengan komitemen Indonesia untuk mempertajam diplomasi ekonomi, dari 139 perjanjian internasional yang ditandatangani Pemerintah Indonesia terdapat 51% diantaranya dalam bidang ekonomi dan keuangan.

Sepanjang tahun 2010, pemerintah juga telah memprioritaskan adanya perangkat hukum untuk menjamin perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri. Untuk itu, pada tahun 2010 telah ditandatangani enam perjanjian yang menyangkut perlindungan TKI di luar negeri dengan Republik Korea, Malaysia, Lebanon, Timor Leste, dan Turki. Di samping itu, pada tahun 2010 juga telah ditandatangani perjanjian mengenai Arrangement on Consular Notification and Assistance dengan Pemerintah Australia.

Pada tahun 2010, terkait dengan diplomasi perbatasan, Indonesia terus melakukan intensifikasi perundingan perbatasan dengan negara yang berbatasan langsung dengan Indonesia. Selain itu, Indonesia juga berkomitmen agar perundingan perbatasan senantiasa mengedepankan kepentingan nasional Indonesia. Selama tahun 2010, telah dilakukan 23 kali perundingan perbatasan dengan tujuh Negara, dan telah dilakukan pertukaran instrumen ratifikasi perjanjian tentang Penetapan Garis Batas Laut Wilayah di Bagian Barat Selat Singapura dengan Singapura. Total pelaksanaan perundingan/pertemuan perbatasan maritim dan darat yang telah dilaksanakan adalah sebanyak 23 kali perundingan/pertemuan.

isi 001-061.indd 12 1/3/2011 10:29:39 PM

Page 14: Buku Diplomasi Indonesia 2010

5

IV.1 HUBUNGAN BILATERAL DENGAN ASEAN DAN NEGARA-NEGARA TETANGGA

SASARAN

Penguatan hubungan bilateral dengan negara-negara yang bertetangga langsung dengan Indonesia dan negara-negara kawasan Asia Tenggara lainnya mutlak diperlukan untuk menciptakan kawasan yang damai, aman dan stabil dan memastikan kepentingan nasional Indonesia dapat terjamin. Negara-negara dimaksud adalah semua negara anggota ASEAN, Timor Leste, Papua Nugini, Australia, dan Palau.

Kepentingan-kepentingan nyata yang dimiliki Indonesia dengan negara-negara tetangga di kawasan antara lain adalah:

Penyelesaian perundingan batas wilayah Indonesia;

Penanganan masalah-masalah lintas batas;

Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI), khususnya Tenaga Kerja Indonesia (TKI);

Peningkatan hubungan ekonomi, mencakup perdagangan, investasi, pariwisata dan tenaga kerja; serta

Peningkatan hubungan sosial budaya.

KEGIATAN DIPLOMASI

Selama satu tahun terakhir, intensitas hubungan bilateral antara Indonesia dengan negara-negara tetangga antara lain tercermin dari frekuensi pertukaran kunjungan dan pertemuan bilateral pada tingkat Kepala Negara/Pemerintahan. Tercatat bahwa Presiden RI telah melakukan kunjungan ke Australia, Malaysia, Papua Nugini, Singapura dan Vietnam. Presiden juga telah menerima kunjungan Perdana Menteri Australia, serta melakukan berbagai pertemuan bilateral di sela-sela pertemuan regional dan multilateral dengan Sultan Brunei Darussalam dan Perdana Menteri Timor Leste.

Pada tingkat Menteri Luar Negeri, setidaknya tercatat kunjungan bilateral yang telah dilakukan oleh Menteri Luar Negeri RI ke seluruh negara anggota ASEAN dan ke Timor Leste. Menteri Luar Negeri RI juga telah menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Australia, Malaysia, dan Thailand. Menteri Luar Negeri RI juga telah melakukan berbagai pertemuan bilateral dengan para Menteri Luar Negeri negara tetangga tersebut di sela-sela pertemuan regional dan multilateral di Indonesia dan di luar negeri.

Selain melalui pertemuan formal, Presiden dan Menteri Luar Negeri RI juga telah membangun komunikasi langsung (hotline) dengan beberapa

isi 001-061.indd 13 1/3/2011 10:29:39 PM

Page 15: Buku Diplomasi Indonesia 2010

6

mitranya untuk membahas masalah-masalah mendesak dan membutuhkan keputusan.

Brunei Darussalam

atu tahun terakhir ini hubungan bilateral RI - Brunei Darussalam terus mengalami peningkatan yang dilandasi semangat persahabatan yang sangat baik. Menteri Luar Negeri RI telah melakukan kunjungan

ke Brunei Darussalam pada tanggal 22-23 November 2009. Dari pihak Brunei Darussalam, Sultan Haji Hassanal Bolkiah selalu menghadiri Bali Democracy Forum (BDF) sejak penyelenggaraan

pertama tahun 2008 hingga yang ketiga yang berlangsung tanggal 9-10 Desember 2010.

Kedekatan hubungan bilateral RI-Brunei Darussalam tercermin jelas dengan kesediaan Brunei Darussalam memenuhi permintaan Indonesia untuk saling bertukar giliran menjadi Ketua ASEAN. Pemerintah Indonesia sangat menghargai sikap bersahabat yang ditunjukkan pihak Brunei Darussalam. Kedekatan dan hubungan bersahabat tersebut merupakan dasar yang kokoh bagi pengembangan hubungan bilateral kedua negara di berbagai bidang termasuk di bidang ekonomi, perdagangan, investasi dan penempatan tenaga kerja.

Volume perdagangan kedua negara cenderung mengalami peningkatan. Pada akhir tahun 2009, jumlah produk Indonesia yang diperdagangkan di Brunei Darussalam telah mencapai 1000 jenis, meningkat dari tahun 2007, yakni lebih dari 600 jenis. Untuk meningkatkan perdagangan bilateral

kedua negara, KBRI Bandar Seri Begawan secara reguler mengadakan Indonesian Product Expo (IPE). IPE ke-3 telah dilaksanakan pada bulan Juni 2010.

KBRI Bandar Seri Begawan adalah salah satu dari 24 Perwakilan RI di luar negeri yang memiliki Citizen Services. Pada tahun 2010, jumlah WNI tercatat sebanyak 51,605 orang. Keberadaan para WNI yang sebagian besar merupakan TKI tersebut diakui Sultan Brunei Darussalam, Sultan Haji Hassanal Bolkiah, telah memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi nasional Brunei Darussalam. Dari sekitar 539 kasus ketenagakerjaan, 465 diantaranya telah berhasil diselesaikan masalahnya oleh KBRI Bandar Seri Begawan per November 2010.

Filipina, Marshall Islands dan Palau

ubungan bilateral RI-Filipina sepanjang tahun 2010 terus berkembang semakin erat. Pada tanggal 16-18 Maret 2010, Menteri Luar Negeri RI telah melakukan

kunjungan ke Manila dalam rangka menghadiri pertemuan Gerakan Non Blok (GNB). Pada kesempatan pelantikan Presiden Benigno S. Aguino tanggal 30 Juni 2010, Pemerintah Indonesia diwakili oleh Menteri Koordinasi Bidang Kesejahteraan Rakyat.

Kerja sama kedua negara terjalin erat di berbagai bidang antara lain ekonomi, pendidikan, pertahanan dan counter-terrorism. Total perdagangan bilateral tahun 2009 mencapai US$ 2,1 milyar. Dalam periode semester pertama 2010 volume perdagangan telah mencapai US$ 1,56 milyar meningkat 33,15% dari periode yang sama tahun 2009. Sedangkan investasi Filipina di Indonesia tahun 2009 mencapai US$ 14,9 Juta.

Di bidang perlindungan WNI, sepanjang tahun 2010 terdapat 139 kasus yang melibatkan WNI dan telah diselesaikan 120 kasus. Sebagai catatan jumlah WNI yang tercatat di KBRI adalah 12.725 orang.

Pemerintah Filipina sangat menghargai peranan Indonesia dalam memfasilitasi dialog antara Pemerintah Filipina dengan Moro National Liberation Front (MNLF) yang telah menghasilkan Perjanjian Damai 1996. Pada tanggal 29 Mei – 1

S

H Gambar 1 Pertemuan bilateral Indonesia dan Brunei

Darussalam di sela-sela Bali Democracy Forum III di Bali.

isi 001-061.indd 14 1/3/2011 10:29:40 PM

Page 16: Buku Diplomasi Indonesia 2010

7

Gambar 2. Peserta Kontingen Indonesia pada Jambore Pramuka se-Asia Pasifik, di Filipina

Juni 2010, dilakukan pertemuan Government of the Republic of Philippines–MNLF Legal Panel di Surabaya yang menyepakati dokumen Agreement on the Fund Mechanism untuk dana pembangunan di Filipina Selatan.

Palau

Hubungan diplomatik dilakukan melalui KBRI Manila. Hubungan bilateral kedua negara berjalan

baik. Pada tahun 2010, terdapat perkembangan signifikan dalam hubungan kedua negara, yaitu dengan dimulainya perundingan perbatasan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dan Landas Kontinen antar kedua negara. Sepanjang tahun 2010, telah dilaksanakan dua putaran perundingan, yaitu pada bulan April dan Desember 2010.

Marshall Islands

Hubungan diplomatik RI-Marshall Islands dilaksanakan melalui KBRI Manila. Hubungan bilateral kedua negara berjalan baik. Indonesia dan Marshall Islands juga bekerjasama di berbagai forum internasional seperti di PBB.

Kamboja

alam kunjungan Menteri Luar Negeri RI ke Kamboja tanggal 1-2 Juni 2010, antara lain telah ditandatangani Persetujuan Bebas

Visa bagi Pemegang Paspor Biasa RI-Kamboja. Penandatangan persetujuan tersebut akan memberikan momentum guna mendorong saling kunjung antarwarga kedua negara sehingga dapat memperkuat people-to-people dan business-to-business contacts di antara kedua negara.

Dalam konteks perdamaian di kawasan, Pemerintah Kamboja dalam beberapa kesempatan telah melakukan konsultasi dengan Pemerintah RI mengenai masalah-masalah keamanan di kawasan. Hal ini mencerminkan tingkat kepercayaan yang tinggi dari Pemerintah Kamboja terhadap peran Indonesia di kawasan baik secara nasional maupun dalam konteks ASEAN.

Di bidang ekonomi, neraca perdagangan Indonesia-Kamboja selama lima tahun terakhir selalu menunjukkan surplus untuk Indonesia. Selama tahun 2008, ekspor Indonesia ke Kamboja mencapai US$ 161,62 juta dan impor Indonesia dari Kamboja mencapai US$ 2 juta (data BPS). Sedangkan untuk tahun 2009 ekspor Indonesia meningkat menjadi US$197,3 juta sedangkan nilai impor Indonesia mencapai US$ 3,4 juta.

Sebagai upaya untuk meningkatkan kontak bisnis antara kedua negara, selama tahun 2010, KBRI Pnom Penh telah mengadakan beberapa kegiatan, seperti Temu Bisnis, mengkoordinir kunjungan pengusaha-pengusaha Kamboja ke Indonesia guna mengunjungi Trade Expo Indonesia, 13-17 Oktober 2010 serta Indonesia Trade and Tourism Promotion 2010 di Diamond Island Exhibition Centre pada tanggal 4-7 November 2010 yang mendatangkan total pengunjung 40.000 orang.

Di bidang sosial budaya, hubungan bilateral sosial budaya RI-Kamboja terjalin erat dengan dilatarbelakangi kesamaan warisan budaya dunia yang dimiliki kedua negara yaitu Candi Borobudur dan Candi Angkor Wat. Pada 15 Juni 2010 telah ditandatangani Action Plan for the implementation

D Gambar 3 Pelatihan Alat Mesin Pertanian Sumbangan

Pemerintah Indonesia

isi 001-061.indd 15 1/3/2011 10:29:40 PM

Page 17: Buku Diplomasi Indonesia 2010

8

Gambar 5. Kunjungan Kehormatan Menlu RI kepada PM Laos, Januari 2010

of MoU on Sister Temple Province Cooperation oleh Gubernur Jawa Tengah dan Gubernur Siem Reap. Terkait dengan jejak peradaban yang dimiliki 6 negara penandatangan Deklarasi Borobudur, Indonesia dan Kamboja selaku co-host Trail of Civilization 2010 bersama dengan Laos, Myanmar, Vietnam dan Thailand juga telah menandatangani Siem Reap Road Map pada 29 April 2010 di Siem Reap, Kamboja.

Laos

epanjang tahun 2010 hubungan bilateral RI-Laos terus meningkat. Hubungan antara Indonesia dan Laos di bidang politik sangat

erat dan solid yang antara lain tercermin dari kian meningkatnya saling kunjung pejabat tinggi kedua negara, saling dukung posisi kedua negara di berbagai fora.

Dalam rangka memperkuat hubungan bilateral kedua negara, Menteri Luar Negeri RI telah mengadakan kunjungan ke Laos pada tanggal 10-11 Januari 2010 dan mengadakan pertemuan dengan Deputi Perdana Menteri/Menteri Luar Negeri Laos, H.E. Mr. Thongloun Sisoulith. Di sisi lain, enam orang pejabat tinggi Laos juga berkunjung ke Indonesia, yaitu: Menteri Luar Negeri, Menteri Pertanian, Wakil Menteri Luar Negeri, Wakil Menteri PU dan Transportasi, Ketua MA dan Walikota Vientiane.

Di bidang Sosial Budaya, kerja sama kedua negara semakin berkembang dan beasiswa yang diberikan oleh Pemerintah Indonesia juga semakin meningkat. Sepanjang tahun 2010, berbagai kegiatan promosi telah dilakukan oleh KBRI

Vientiane untuk lebih mengenalkan Indonesia kepada masyarakat setempat khususnya pejabat pemerintah, tokoh masyarakat, cendekiawan dan pelaku bisnis.

Kedua negara juga tengah menyusun tiga perjanjian, yakni MoU Kerja Sama Olahraga RI-Laos, Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda dan Perjanjian Bebas Visa Pemegang Paspor Biasa. Ketiga perjanjian tersebut diharapkan dapat ditandatangani dalam waktu dekat. Pemerintah RI memiliki komitmen kuat untuk memberikan bantuan kerja sama teknik, beasiswa dan pendidikan dan latihan kepada Laos. Pada tahun 2010, telah diberikan beasiswa kepada 16 siswa Laos, meningkat dari lima beasiswa pada tahun 2009. Pemerintah Laos juga mengapresiasi bantuan Pemerintah Indonesia dalam pengembangan kapasitas bagi para diplomat dan perwira militer Laos yang saat ini telah berjalan.

Malaysia

Annual Consultations pada tingkat Kepala Negara/Pemerintahan yang diselenggarakan pada tanggal 18 Mei 2010 telah memberikan momentum penting bagi peningkatan hubungan bilateral kedua negara dan untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi melalui jalur diplomasi. Pada tingkat Menteri Luar Negeri, forum Joint Commission for Bilateral Cooperation (JCBC) telah direvitalisasi dengan pembentukan tiga kelompok kerja, yaitu kelompok kerja politik,

S Gambar 4. Peresmian Gong Perdamaian Dunia 2010

8

of MoU on Sister Temple Province Cooperation oleh Gubernur Jawa Tengah dan Gubernur Siem Reap. Terkait dengan jejak peradaban yang dimiliki 6 negara penandatangan Deklarasi Borobudur, Indonesia dan Kamboja selaku co-host Trail of Civilization 2010 bersama dengan Laos, Myanmar, Vietnam dan Thailand juga telah menandatangani Siem Reap Road Map pada 29 April 2010 di Siem Reap, Kamboja.

Laos

epanjang tahun 2010 hubungan bilateral RI-Laos terus meningkat. Hubungan antara Indonesia dan Laos di bidang politik sangat

erat dan solid yang antara lain tercermin dari kian meningkatnya saling kunjung pejabat tinggi kedua negara, saling dukung posisi kedua negara di berbagai fora.

Dalam rangka memperkuat hubungan bilateral kedua negara, Menteri Luar Negeri RI telah mengadakan kunjungan ke Laos pada tanggal 10-11 Januari 2010 dan mengadakan pertemuan dengan Deputi Perdana Menteri/Menteri Luar Negeri Laos, H.E. Mr. Thongloun Sisoulith. Di sisi lain, enam orang pejabat tinggi Laos juga berkunjung ke Indonesia, yaitu: Menteri Luar Negeri, Menteri Pertanian, Wakil Menteri Luar Negeri, Wakil Menteri PU dan Transportasi, Ketua MA dan Walikota Vientiane.

Di bidang Sosial Budaya, kerja sama kedua negara semakin berkembang dan beasiswa yang diberikan oleh Pemerintah Indonesia juga semakin meningkat. Sepanjang tahun 2010, berbagai kegiatan promosi telah dilakukan oleh KBRI

Vientiane untuk lebih mengenalkan Indonesia kepada masyarakat setempat khususnya pejabat pemerintah, tokoh masyarakat, cendekiawan dan pelaku bisnis.

Kedua negara juga tengah menyusun tiga perjanjian, yakni MoU Kerja Sama Olahraga RI-Laos, Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda dan Perjanjian Bebas Visa Pemegang Paspor Biasa. Ketiga perjanjian tersebut diharapkan dapat ditandatangani dalam waktu dekat. Pemerintah RI memiliki komitmen kuat untuk memberikan bantuan kerja sama teknik, beasiswa dan pendidikan dan latihan kepada Laos. Pada tahun 2010, telah diberikan beasiswa kepada 16 siswa Laos, meningkat dari lima beasiswa pada tahun 2009. Pemerintah Laos juga mengapresiasi bantuan Pemerintah Indonesia dalam pengembangan kapasitas bagi para diplomat dan perwira militer Laos yang saat ini telah berjalan.

Malaysia

Annual Consultations pada tingkat Kepala Negara/Pemerintahan yang diselenggarakan pada tanggal 18 Mei 2010 telah memberikan momentum penting bagi peningkatan hubungan bilateral kedua negara dan untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi melalui jalur diplomasi. Pada tingkat Menteri Luar Negeri, forum Joint Commission for Bilateral Cooperation (JCBC) telah direvitalisasi dengan pembentukan tiga kelompok kerja, yaitu kelompok kerja politik,

isi 001-061.indd 16 1/3/2011 10:29:41 PM

Page 18: Buku Diplomasi Indonesia 2010

9

Pencapaian Pokok Kerja Sama RI-Malaysia

Revitalisasi JCBC dengan tiga kelompok kerja (politik, keamanan dan isu perbatasan, ekonomi,dan sosial budaya).

Intensifikasi perundingan tingkat Menteri Luar Negeri kedua negara.

Intensifikasi perundingan penyelesaian perbatasan maritim kedua negara

Intensifikasi perundingan untuk merevisi MoU on the Recruitment and Placement of Indonesian Domestic Workers tahun 2006

Fasilitasi pendirian Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) bagi anak-anak WNI di Sabah

keamanan dan isu perbatasan, kelompok kerja ekonomi dan kelompok kerja sosial budaya.

Sepanjang tahun 2010, terjadi intensifikasi pertemuan tingkat Menteri Luar Negeri maupun tingkat teknis lainnya untuk membahas isu-isu prioritas kedua negara khususnya yang menyangkut masalah perbatasan dan perlindungan warga. Sepanjang tahun 2010, telah berlangsung empat pertemuan tingkat Menteri Luar Negeri, yaitu di Jakarta 17 Juni 2010, pertemuan JCBC ke-9 di Kota Kinabalu 6 September 2010, di sela-sela Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa (SMU PBB) di New York 27 September 2010, dan Joint Commission for Bilateral Cooperation (JCBC) ke-10 di Bali 7-8 Desember 2010.

Untuk penyelesaian masalah perbatasan telah berlangsung pertemuan tingkat teknis delimitasi

maritim ke-16 dan 17 di Kuantan, Malaysia, 13-14 Oktober 2010 dan di Bandung, Indonesia 22-24 November 2010. Untuk penyelesaian amandemen Memorandum of Understanding (MoU) tentang Rekrutmen dan Penempatan Tenaga Kerja Domestik Indonesia telah berlangsung pertemuan Joint Working Group pada tanggal 23 Agustus 2010 di Jakarta.

Revitalisasi JCBC merupakan perkembangan signifikan dalam hubungan bilateral kedua negara. Sebagaimana dimaklumi sebelum tahun 2010, JCBC terakhir diselenggarakan pada bulan Mei 2004. Dengan dihidupkannya kembali JCBC menunjukkan tekad kedua negara untuk memperkuat mekanisme dialog bilateral.

Dalam rangka meningkatkan upaya perlindungan warga dan meningkatkan hubungan ekonomi yang lebih erat maka pada tanggal 29 Desember 2010 telah dibuka Konsulat RI di Tawau.

Myanmar

ada tanggal 30 Maret – 1 April 2010, Menteri Luar Negeri RI telah mengadakan kunjungan ke Myanmar memenuhi

undangan Menteri Luar Negeri Myanmar, H.E. Mr. U Nyan Win.

Pada kesempatan kunjungan kehormatan dengan Perdana Menteri Thein Sein, Menteri Luar Negeri RI telah menyampaikan surat Presiden RI kepada Senior General Than Shwe.

Dalam kesempatan kunjungan tersebut telah dilaksanakan pertemuan bilateral Menteri Luar

P Gambar 7. Annual Consultation RI-Malaysia, 18 Mei 2010

Gambar 6. Konperensi Pers Kunjungan Bilateral Menlu Malaysia, Jakarta, 17 Juni 2010.

9

Pencapaian Pokok Kerja Sama RI-Malaysia

ekonomi,dan sosial budaya).

Negeri kedua negara.

perbatasan maritim kedua negara

Indonesian Domestic Workers tahun 2006

keamanan dan isu perbatasan, kelompok kerja ekonomi dan kelompok kerja sosial budaya.

Sepanjang tahun 2010, terjadi intensifikasi pertemuan tingkat Menteri Luar Negeri maupun tingkat teknis lainnya untuk membahas isu-isu prioritas kedua negara khususnya yang menyangkut masalah perbatasan dan perlindungan warga. Sepanjang tahun 2010, telah berlangsung empat pertemuan tingkat Menteri Luar Negeri, yaitu di Jakarta 17 Juni 2010, pertemuan JCBC ke-9 di Kota Kinabalu 6 September 2010, di sela-sela Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa (SMU PBB) di New York 27 September 2010, dan Joint Commission for Bilateral Cooperation (JCBC) ke-10 di Bali 7-8 Desember 2010.

Untuk penyelesaian masalah perbatasan telah berlangsung pertemuan tingkat teknis delimitasi

maritim ke-16 dan 17 di Kuantan, Malaysia, 13-14 Oktober 2010 dan di Bandung, Indonesia 22-24 November 2010. Untuk penyelesaian amandemen Memorandum of Understanding (MoU) tentang Rekrutmen dan Penempatan Tenaga Kerja Domestik Indonesia telah berlangsung pertemuan Joint Working Group pada tanggal 23 Agustus 2010 di Jakarta.

Revitalisasi JCBC merupakan perkembangan signifikan dalam hubungan bilateral kedua negara. Sebagaimana dimaklumi sebelum tahun 2010, JCBC terakhir diselenggarakan pada bulan Mei 2004. Dengan dihidupkannya kembali JCBC menunjukkan tekad kedua negara untuk memperkuat mekanisme dialog bilateral.

Dalam rangka meningkatkan upaya perlindungan warga dan meningkatkan hubungan ekonomi yang lebih erat maka pada tanggal 29 Desember 2010 telah dibuka Konsulat RI di Tawau.

Myanmar

ada tanggal 30 Maret – 1 April 2010, Menteri Luar Negeri RI telah mengadakan kunjungan ke Myanmar memenuhi

undangan Menteri Luar Negeri Myanmar, H.E. Mr. U Nyan Win.

Pada kesempatan kunjungan kehormatan dengan Perdana Menteri Thein Sein, Menteri Luar Negeri RI telah menyampaikan surat Presiden RI kepada Senior General Than Shwe.

Dalam kesempatan kunjungan tersebut telah dilaksanakan pertemuan bilateral Menteri Luar

isi 001-061.indd 17 1/3/2011 10:29:41 PM

Page 19: Buku Diplomasi Indonesia 2010

10

Negeri RI dan Menteri Luar Negeri Myanmar. Pertemuan tersebut mencapai kesepakatan untuk lebih meningkatkan kerja sama di bidang perdagangan, investasi, energi, pertambangan, dan kehutanan dimana terdapat banyak peluang untuk dikembangkan kedua negara.

Di bidang politik pada penghujung tahun 2010, Indonesia mencatat perkembangan yang terjadi di Myanmar yaitu penyelenggaraan Pemilu pada tanggal 7 November 2010. Indonesia juga menyambut baik dilepaskannya Daw Aung San Suu Kyi oleh Pemerintah Myanmar pada tanggal 13 November 2010. Myanmar juga berpartisipasi pada pertemuan Bali Democracy Forum ke-3 di Bali.

Di dalam bidang perlindungan Warga Negara Indonesia, sepanjang tahun 2010 telah dipulangkan 116 nelayan Indonesia yang diproses oleh Pemerintah Myanmar atas tuduhan penangkapan ikan di perairan Myanmar.

Di bidang ekonomi, dalam rangka meningkatkan hubungan kedua negara, KBRI Yangoon telah memprakarsai pertemuan bisnis pengusaha kedua negara di Myanmar pada tanggal 25 Februari 2010 dan mengkoordinir rombongan pengusaha Myanmar menghadiri Trade Expo di Jakarta, 13-17 Oktober 2010.

Di bidang sosial-budaya, KBRI Yangoon telah menyelenggarakan berbagai pergelaran budaya di Yangon, Myanmar. Selain itu, pada tanggal 31 Oktober 2010 di Kota Brastagi, Sumatera Utara telah diselenggarakan upacara pemberkahan replika pagoda Swedagon sebagai momentum penting hubungan budaya kedua negara.

Kedua negara juga saling bekerjasama dalam penanganan bencana alam, baik secara bilateral maupun dalam kerangka ASEAN. Dalam kaitan ini Indonesia telah memberikan bantuan rumah sakit bagi korban topan Nagris di wilayah Pyinsalu, Myanmar. Rumah Sakit tersebut diresmikan oleh Perdana Menteri U Thein Sein pada tanggal 28 September 2010.

Singapura

ubungan bilateral Indonesia-Singapura mencatat perkembangan penting dengan hasil-hasil yang dicapai pada Leaders’

Retreat tingkat Kepala Negara/Pemerintahan yang dilaksanakan di Singapura pada tanggal 17 Mei 2010. Pertemuan tersebut antara lain menghasilkan kesepakatan pembentukan enam kelompok kerja kerja sama ekonomi dan satu kelompok kerja kerja sama keamanan.

Pada tanggal 30 Agustus 2010 Menteri Luar Negeri RI telah mengadakan kunjungan bilateral ke Singapura. Pada kesempatan itu telah disepakati antara lain untuk menyelenggarakan pertemuan tingkat menteri luar negeri dua kali dalam setahun guna memastikan tindak lanjut berbagai kesepakatan yang telah dicapai.

Dalam pertemuan bilateral tingkat Menteri Luar Negeri RI tersebut, di bidang perbatasan, telah dipertukarkan instrumen ratifikasi Perjanjian tentang Penetapan Garis Batas Laut Wilayah Kedua Negara di Bagian Barat Selat Singapura dan adanya kesepakatan dimulainya perundingan batas maritim di bagian Timur Selat Singapura.

H Gambar 8. Kunjungan Kehormatan Menlu RI pada

PM Thein Sein, 31 Maret 2010

Gambar 9. Leaders Retreat RI-Singapura, 17 Mei 2010.

10

Negeri RI dan Menteri Luar Negeri Myanmar. Pertemuan tersebut mencapai kesepakatan untuk lebih meningkatkan kerja sama di bidang perdagangan, investasi, energi, pertambangan, dan kehutanan dimana terdapat banyak peluang untuk dikembangkan kedua negara.

Di bidang politik pada penghujung tahun 2010, Indonesia mencatat perkembangan yang terjadi di Myanmar yaitu penyelenggaraan Pemilu pada tanggal 7 November 2010. Indonesia juga menyambut baik dilepaskannya Daw Aung San Suu Kyi oleh Pemerintah Myanmar pada tanggal 13 November 2010. Myanmar juga berpartisipasi pada pertemuan Bali Democracy Forum ke-3 di Bali.

Di dalam bidang perlindungan Warga Negara Indonesia, sepanjang tahun 2010 telah dipulangkan 116 nelayan Indonesia yang diproses oleh Pemerintah Myanmar atas tuduhan penangkapan ikan di perairan Myanmar.

Di bidang ekonomi, dalam rangka meningkatkan hubungan kedua negara, KBRI Yangoon telah memprakarsai pertemuan bisnis pengusaha kedua negara di Myanmar pada tanggal 25 Februari 2010 dan mengkoordinir rombongan pengusaha Myanmar menghadiri Trade Expo di Jakarta, 13-17 Oktober 2010.

Di bidang sosial-budaya, KBRI Yangoon telah menyelenggarakan berbagai pergelaran budaya di Yangon, Myanmar. Selain itu, pada tanggal 31 Oktober 2010 di Kota Brastagi, Sumatera Utara telah diselenggarakan upacara pemberkahan replika pagoda Swedagon sebagai momentum penting hubungan budaya kedua negara.

Kedua negara juga saling bekerjasama dalam penanganan bencana alam, baik secara bilateral maupun dalam kerangka ASEAN. Dalam kaitan ini Indonesia telah memberikan bantuan rumah sakit bagi korban topan Nagris di wilayah Pyinsalu, Myanmar. Rumah Sakit tersebut diresmikan oleh Perdana Menteri U Thein Sein pada tanggal 28 September 2010.

Singapura

ubungan bilateral Indonesia-Singapura mencatat perkembangan penting dengan hasil-hasil yang dicapai pada Leaders’

Retreat tingkat Kepala Negara/Pemerintahan yang dilaksanakan di Singapura pada tanggal 17 Mei 2010. Pertemuan tersebut antara lain menghasilkan kesepakatan pembentukan enam kelompok kerja kerja sama ekonomi dan satu kelompok kerja kerja sama keamanan.

Pada tanggal 30 Agustus 2010 Menteri Luar Negeri RI telah mengadakan kunjungan bilateral ke Singapura. Pada kesempatan itu telah disepakati antara lain untuk menyelenggarakan pertemuan tingkat menteri luar negeri dua kali dalam setahun guna memastikan tindak lanjut berbagai kesepakatan yang telah dicapai.

Dalam pertemuan bilateral tingkat Menteri Luar Negeri RI tersebut, di bidang perbatasan, telah dipertukarkan instrumen ratifikasi Perjanjian tentang Penetapan Garis Batas Laut Wilayah Kedua Negara di Bagian Barat Selat Singapura dan adanya kesepakatan dimulainya perundingan batas maritim di bagian Timur Selat Singapura.

PM Thein Sein, 31 Maret 2010

isi 001-061.indd 18 1/3/2011 10:29:42 PM

Page 20: Buku Diplomasi Indonesia 2010

11

Di bidang perdagangan, Singapura merupakan negara mitra dagang keempat terbesar bagi Indonesia dengan total perdagangan tahun 2009 mencapai US$ 25,8 milyar. Pada periode Januari – Agustus 2010 sudah mencapai US$ 22,04 milyar. Di bidang investasi, realisasi investasi Singapura di Indonesia pada tahun 2009 mencapai nilai US$ 4,3 milyar untuk 198 proyek. Pada periode Januari-September 2010, investasi Singapura menduduki peringkat pertama dengan nilai US$ 2,97 milyar untuk 158 proyek. Di bidang pariwisata, Singapura merupakan negara asal wisatawan asing terbesar bagi Indonesia. Pada tahun 2009 wisatawan Singapura ke Indonesia mencapai 1.263.340 orang. Pada periode Januari – Juli 2010, jumlah wisatawan Singapura ke Indonesia tercatat mencapai lebih dari 700.000 orang.

Dalam rangka perlindungan WNI di KBRI Singapura telah didirikan unit Citizen Service sejak tahun 2007 dan telah memperoleh sertifikasi ISO 9001 pada tahun 2008. Hingga Oktober 2010 telah diselesaikan 2.053 kasus TKI dan repatriasi sejumlah 1.423 TKI ke Indonesia. Dalam periode tersebut, telah ditampung sebanyak 2.148 TKI di fasilitas penampungan KBRI.

Thailand

ahun 2010 merupakan peringatan 60 tahun hubungan diplomatik RI-Thailand. Sepanjang tahun 2010 Menteri Luar Negeri

Thailand telah empat kali berkunjung ke Indonesia termasuk untuk Pertemuan ke-7 Komisi Bersama RI - Thailand dan pertemuan Bali Democracy

Forum III. Sedangkan Menteri Luar Negeri RI telah berkunjung ke Bangkok dalam rangka kunjungan bilateral dan menghadiri Asia – Middle East Dialogue (AMED) III. Selain itu Menteri Luar Negeri RI dan Menteri Luar Negeri Thailand juga telah mengadakan pertemuan bilateral di sela-sela KTT APEC di Yokohama.

Mekanisme bilateral RI-Thailand telah direvitalisasi dengan diselenggarakannya Pertemuan ke-7 Komisi Bersama RI-Thailand di Bali, tanggal 1-2 September 2010. Hal ini merupakan langkah maju dalam kerangka dialog bilateral kedua negara mengingat Pertemuan ke-6 Komisi Bersama dilakukan pada bulan Juli 2007. Dalam forum tersebut, telah dibahas peningkatan kerja sama di bidang perdagangan, perikanan, pendidikan, penanganan bencana, imigrasi dan konsuler, serta perlindungan WNI. Selain itu, dalam pertemuan tersebut telah dicapai pula kesepakatan untuk memulai perundingan batas ZEE kedua negara .

Di bidang ekonomi, volume perdagangan kedua negara terus meningkat dari US$ 7,8 milyar pada tahun 2009 menjadi US$ 8,2 milyar untuk periode Januari – Agustus 2010. Selain itu, diperkirakan sekitar 80.000 wisatawan Thailand berkunjung ke Indonesia setiap tahunnya.

Vietnam

ubungan bilateral RI-Vietnam sepanjang tahun 2010 mengalami peningkatan. Pemerintah RI dan Vietnam telah

T H

Gambar 10. Penandatanganan dan Pertukaran Instrumen Ratifikasi Perjanjian tentang Penetapan Garis Batas Laut

Wilayah di Bagian Barat Selat Singapura

Gambar 11. Pertemuan ke-7 Komisi Bersama RI – Thailand, 1-2 September 2010, di Bali.

11

Di bidang perdagangan, Singapura merupakan negara mitra dagang keempat terbesar bagi Indonesia dengan total perdagangan tahun 2009 mencapai US$ 25,8 milyar. Pada periode Januari – Agustus 2010 sudah mencapai US$ 22,04 milyar. Di bidang investasi, realisasi investasi Singapura di Indonesia pada tahun 2009 mencapai nilai US$ 4,3 milyar untuk 198 proyek. Pada periode Januari-September 2010, investasi Singapura menduduki peringkat pertama dengan nilai US$ 2,97 milyar untuk 158 proyek. Di bidang pariwisata, Singapura merupakan negara asal wisatawan asing terbesar bagi Indonesia. Pada tahun 2009 wisatawan Singapura ke Indonesia mencapai 1.263.340 orang. Pada periode Januari – Juli 2010, jumlah wisatawan Singapura ke Indonesia tercatat mencapai lebih dari 700.000 orang.

Dalam rangka perlindungan WNI di KBRI Singapura telah didirikan unit Citizen Service sejak tahun 2007 dan telah memperoleh sertifikasi ISO 9001 pada tahun 2008. Hingga Oktober 2010 telah diselesaikan 2.053 kasus TKI dan repatriasi sejumlah 1.423 TKI ke Indonesia. Dalam periode tersebut, telah ditampung sebanyak 2.148 TKI di fasilitas penampungan KBRI.

Thailand

ahun 2010 merupakan peringatan 60 tahun hubungan diplomatik RI-Thailand. Sepanjang tahun 2010 Menteri Luar Negeri

Thailand telah empat kali berkunjung ke Indonesia termasuk untuk Pertemuan ke-7 Komisi Bersama RI - Thailand dan pertemuan Bali Democracy

Forum III. Sedangkan Menteri Luar Negeri RI telah berkunjung ke Bangkok dalam rangka kunjungan bilateral dan menghadiri Asia – Middle East Dialogue (AMED) III. Selain itu Menteri Luar Negeri RI dan Menteri Luar Negeri Thailand juga telah mengadakan pertemuan bilateral di sela-sela KTT APEC di Yokohama.

Mekanisme bilateral RI-Thailand telah direvitalisasi dengan diselenggarakannya Pertemuan ke-7 Komisi Bersama RI-Thailand di Bali, tanggal 1-2 September 2010. Hal ini merupakan langkah maju dalam kerangka dialog bilateral kedua negara mengingat Pertemuan ke-6 Komisi Bersama dilakukan pada bulan Juli 2007. Dalam forum tersebut, telah dibahas peningkatan kerja sama di bidang perdagangan, perikanan, pendidikan, penanganan bencana, imigrasi dan konsuler, serta perlindungan WNI. Selain itu, dalam pertemuan tersebut telah dicapai pula kesepakatan untuk memulai perundingan batas ZEE kedua negara .

Di bidang ekonomi, volume perdagangan kedua negara terus meningkat dari US$ 7,8 milyar pada tahun 2009 menjadi US$ 8,2 milyar untuk periode Januari – Agustus 2010. Selain itu, diperkirakan sekitar 80.000 wisatawan Thailand berkunjung ke Indonesia setiap tahunnya.

Vietnam

ubungan bilateral RI-Vietnam sepanjang tahun 2010 mengalami peningkatan. Pemerintah RI dan Vietnam telah

Wilayah di Bagian Barat Selat Singapura

isi 001-061.indd 19 1/3/2011 10:29:43 PM

Page 21: Buku Diplomasi Indonesia 2010

12

menandatangani Declaration on the Framework of Friendly and Comprehensive Partnership Entering the 21st Century pada tahun 2003. Saat ini kedua negara sedang mempersiapkan draft Plan of Action (PoA) Deklarasi Kemitraan Komprehensif RI-Viet Nam yang berisikan arah dan sasaran hubungan bilateral kedua negara untuk mengisi deklarasi kemitraan komprehensif tersebut.

Sepanjang tahun 2010 Presiden RI telah berkunjung ke Vietnam dalam rangka menghadiri KTT ASEAN ke-16 pada tanggal 8 – 9 April 2010 dan KTT ASEAN ke-17 di Hanoi 26 – 31 Oktober 2010. Selain itu, telah diadakan pertemuan bilateral antara Presiden RI dan Vietnam disela – sela KTT G-20 di Toronto, Kanada tanggal 26 Juni 2010. Menteri Luar Negeri RI juga telah melakukan kunjungan ke Vietnam dalam rangka menghadiri serangkaian pertemuan tingkat menteri ASEAN sepanjang tahun 2010.

Dalam kesempatan menghadiri KTT ASEAN ke-17 di Hanoi, Presiden RI mengadakan kunjungan kenegaraan ke Vietnam pada tanggal 27 Oktober

2010. Presiden kedua negara telah menyaksikan penandatanganan dua kesepakatan kerja sama bilateral yaitu MoU on Cooperation on Marine and Fisheries dan MoU on Strengthening of Cooperation between Defence Officials and Its Related Activities. Di samping itu, pada kunjungan Ketua Parlemen Vietnam ke Indonesia pada bulan Maret 2010 ditandatangani MoU kerja sama antara parlemen RI dan Vietnam.

Di bidang ekonomi hubungan kedua negara terus berkembang stabil. Nilai perdagangan RI-Vietnam pada tahun 2008 mencapai US$ 2,52 milyar dan tahun 2009 mencapai US$ 2,18 milyar dengan surplus di pihak Indonesia. Pada delapan bulan pertama tahun 2010 volume perdagangan mencapai US$ 1,863 milyar.

Di bidang perbatasan, telah dicapai kemajuan dengan adanya kesepakatan untuk memulai perundingan batas ZEE RI – Vietnam. Pada tanggal 11–12 Februari 2010 telah dilaksanakan pertemuan penjajakan yang bersifat informal di Hanoi. Selanjutnya pada tanggal 17-18 Mei 2010

Gambar 12. Presiden RI beserta Ibu Negara dan Presiden Vietnam beserta Istri dalam Kunjungan Kenegaraan Presiden RI ke Vietnam, 27 Oktober 2010

12

menandatangani Declaration on the Framework of Friendly and Comprehensive Partnership Entering the 21st Century pada tahun 2003. Saat ini kedua negara sedang mempersiapkan draft Plan of Action (PoA) Deklarasi Kemitraan Komprehensif RI-Viet Nam yang berisikan arah dan sasaran hubungan bilateral kedua negara untuk mengisi deklarasi kemitraan komprehensif tersebut.

Sepanjang tahun 2010 Presiden RI telah berkunjung ke Vietnam dalam rangka menghadiri KTT ASEAN ke-16 pada tanggal 8 – 9 April 2010 dan KTT ASEAN ke-17 di Hanoi 26 – 31 Oktober 2010. Selain itu, telah diadakan pertemuan bilateral antara Presiden RI dan Vietnam disela – sela KTT G-20 di Toronto, Kanada tanggal 26 Juni 2010. Menteri Luar Negeri RI juga telah melakukan kunjungan ke Vietnam dalam rangka menghadiri serangkaian pertemuan tingkat menteri ASEAN sepanjang tahun 2010.

Dalam kesempatan menghadiri KTT ASEAN ke-17 di Hanoi, Presiden RI mengadakan kunjungan kenegaraan ke Vietnam pada tanggal 27 Oktober

2010. Presiden kedua negara telah menyaksikan penandatanganan dua kesepakatan kerja sama bilateral yaitu MoU on Cooperation on Marine and Fisheries dan MoU on Strengthening of Cooperation between Defence Officials and Its Related Activities. Di samping itu, pada kunjungan Ketua Parlemen Vietnam ke Indonesia pada bulan Maret 2010 ditandatangani MoU kerja sama antara parlemen RI dan Vietnam.

Di bidang ekonomi hubungan kedua negara terus berkembang stabil. Nilai perdagangan RI-Vietnam pada tahun 2008 mencapai US$ 2,52 milyar dan tahun 2009 mencapai US$ 2,18 milyar dengan surplus di pihak Indonesia. Pada delapan bulan pertama tahun 2010 volume perdagangan mencapai US$ 1,863 milyar.

Di bidang perbatasan, telah dicapai kemajuan dengan adanya kesepakatan untuk memulai perundingan batas ZEE RI – Vietnam. Pada tanggal 11–12 Februari 2010 telah dilaksanakan pertemuan penjajakan yang bersifat informal di Hanoi. Selanjutnya pada tanggal 17-18 Mei 2010

Presiden RI ke Vietnam, 27 Oktober 2010

isi 001-061.indd 20 1/3/2011 10:29:43 PM

Page 22: Buku Diplomasi Indonesia 2010

12

menandatangani Declaration on the Framework of Friendly and Comprehensive Partnership Entering the 21st Century pada tahun 2003. Saat ini kedua negara sedang mempersiapkan draft Plan of Action (PoA) Deklarasi Kemitraan Komprehensif RI-Viet Nam yang berisikan arah dan sasaran hubungan bilateral kedua negara untuk mengisi deklarasi kemitraan komprehensif tersebut.

Sepanjang tahun 2010 Presiden RI telah berkunjung ke Vietnam dalam rangka menghadiri KTT ASEAN ke-16 pada tanggal 8 – 9 April 2010 dan KTT ASEAN ke-17 di Hanoi 26 – 31 Oktober 2010. Selain itu, telah diadakan pertemuan bilateral antara Presiden RI dan Vietnam disela – sela KTT G-20 di Toronto, Kanada tanggal 26 Juni 2010. Menteri Luar Negeri RI juga telah melakukan kunjungan ke Vietnam dalam rangka menghadiri serangkaian pertemuan tingkat menteri ASEAN sepanjang tahun 2010.

Dalam kesempatan menghadiri KTT ASEAN ke-17 di Hanoi, Presiden RI mengadakan kunjungan kenegaraan ke Vietnam pada tanggal 27 Oktober

2010. Presiden kedua negara telah menyaksikan penandatanganan dua kesepakatan kerja sama bilateral yaitu MoU on Cooperation on Marine and Fisheries dan MoU on Strengthening of Cooperation between Defence Officials and Its Related Activities. Di samping itu, pada kunjungan Ketua Parlemen Vietnam ke Indonesia pada bulan Maret 2010 ditandatangani MoU kerja sama antara parlemen RI dan Vietnam.

Di bidang ekonomi hubungan kedua negara terus berkembang stabil. Nilai perdagangan RI-Vietnam pada tahun 2008 mencapai US$ 2,52 milyar dan tahun 2009 mencapai US$ 2,18 milyar dengan surplus di pihak Indonesia. Pada delapan bulan pertama tahun 2010 volume perdagangan mencapai US$ 1,863 milyar.

Di bidang perbatasan, telah dicapai kemajuan dengan adanya kesepakatan untuk memulai perundingan batas ZEE RI – Vietnam. Pada tanggal 11–12 Februari 2010 telah dilaksanakan pertemuan penjajakan yang bersifat informal di Hanoi. Selanjutnya pada tanggal 17-18 Mei 2010

Presiden RI ke Vietnam, 27 Oktober 2010

13

telah dilaksanakan perundingan teknis pertama Batas ZEE antara Indonesia dengan Vietnam di Hanoi. Pertemuan teknis kedua telah diadakan pada tanggal 21-24 Oktober 2010 di Bali.

Australia

ubungan kemitraan Indonesia-Australia berdasarkan pada dokumen Kemitraan Komprehensif 2005. Salah satu

penjabaran penting dari kemitraan komprehensif tersebut adalah Lombok Treaty yang merupakan kerja sama keamanan Indonesia-Australia.

Kunjungan Presiden RI ke Australia, tanggal 9-11 Maret 2010 telah menghasilkan berbagai kesepakatan penting dalam rangka meningkatkan hubungan bilateral kedua negara. Pidato bersejarah Presiden RI di hadapan parlemen Australia pada kunjungan tersebut mencerminkan hubungan kemitraan yang erat antara kedua negara.

Dari kunjungan ini disepakati peningkatan mekanisme dialog bilateral sebagai penjabaran dari Enhanced Comprehensive Partnership, melalui tiga pilar sebagai berikut: (i) Leaders’ Annual Meeting; (ii) Joint Meeting Menteri Luar Negeri dan Menteri Pertahanan termasuk merevitalisasi Australia-Indonesia Ministerial Forum, serta (iii)

Australia-Indonesia Leadership Dialogue bagi kalangan non-pemerintah. Dalam kunjungan tersebut, juga disepakati penguatan kerja sama di bidang hukum, ekonomi, sosial budaya, kehutanan, dan kerja sama di forum regional dan global lainnya.

Pada tanggal 10 Maret 2010 di Canberra, Indonesia dan Australia menandatangani Implementing Arrangement on People Smuggling sebagai landasan hukum teknis dalam penanganan penyelundupan manusia.

H Gambar 13. Kunjungan PM Julia Gillard ke Jakarta, 1-2

November 2010

Gambar 14. Pidato Presiden di Parlemen Australia, 10 Maret 2010

12

menandatangani Declaration on the Framework of Friendly and Comprehensive Partnership Entering the 21st Century pada tahun 2003. Saat ini kedua negara sedang mempersiapkan draft Plan of Action (PoA) Deklarasi Kemitraan Komprehensif RI-Viet Nam yang berisikan arah dan sasaran hubungan bilateral kedua negara untuk mengisi deklarasi kemitraan komprehensif tersebut.

Sepanjang tahun 2010 Presiden RI telah berkunjung ke Vietnam dalam rangka menghadiri KTT ASEAN ke-16 pada tanggal 8 – 9 April 2010 dan KTT ASEAN ke-17 di Hanoi 26 – 31 Oktober 2010. Selain itu, telah diadakan pertemuan bilateral antara Presiden RI dan Vietnam disela – sela KTT G-20 di Toronto, Kanada tanggal 26 Juni 2010. Menteri Luar Negeri RI juga telah melakukan kunjungan ke Vietnam dalam rangka menghadiri serangkaian pertemuan tingkat menteri ASEAN sepanjang tahun 2010.

Dalam kesempatan menghadiri KTT ASEAN ke-17 di Hanoi, Presiden RI mengadakan kunjungan kenegaraan ke Vietnam pada tanggal 27 Oktober

2010. Presiden kedua negara telah menyaksikan penandatanganan dua kesepakatan kerja sama bilateral yaitu MoU on Cooperation on Marine and Fisheries dan MoU on Strengthening of Cooperation between Defence Officials and Its Related Activities. Di samping itu, pada kunjungan Ketua Parlemen Vietnam ke Indonesia pada bulan Maret 2010 ditandatangani MoU kerja sama antara parlemen RI dan Vietnam.

Di bidang ekonomi hubungan kedua negara terus berkembang stabil. Nilai perdagangan RI-Vietnam pada tahun 2008 mencapai US$ 2,52 milyar dan tahun 2009 mencapai US$ 2,18 milyar dengan surplus di pihak Indonesia. Pada delapan bulan pertama tahun 2010 volume perdagangan mencapai US$ 1,863 milyar.

Di bidang perbatasan, telah dicapai kemajuan dengan adanya kesepakatan untuk memulai perundingan batas ZEE RI – Vietnam. Pada tanggal 11–12 Februari 2010 telah dilaksanakan pertemuan penjajakan yang bersifat informal di Hanoi. Selanjutnya pada tanggal 17-18 Mei 2010

Presiden RI ke Vietnam, 27 Oktober 2010

13

telah dilaksanakan perundingan teknis pertama Batas ZEE antara Indonesia dengan Vietnam di Hanoi. Pertemuan teknis kedua telah diadakan pada tanggal 21-24 Oktober 2010 di Bali.

Australia

ubungan kemitraan Indonesia-Australia berdasarkan pada dokumen Kemitraan Komprehensif 2005. Salah satu

penjabaran penting dari kemitraan komprehensif tersebut adalah Lombok Treaty yang merupakan kerja sama keamanan Indonesia-Australia.

Kunjungan Presiden RI ke Australia, tanggal 9-11 Maret 2010 telah menghasilkan berbagai kesepakatan penting dalam rangka meningkatkan hubungan bilateral kedua negara. Pidato bersejarah Presiden RI di hadapan parlemen Australia pada kunjungan tersebut mencerminkan hubungan kemitraan yang erat antara kedua negara.

Dari kunjungan ini disepakati peningkatan mekanisme dialog bilateral sebagai penjabaran dari Enhanced Comprehensive Partnership, melalui tiga pilar sebagai berikut: (i) Leaders’ Annual Meeting; (ii) Joint Meeting Menteri Luar Negeri dan Menteri Pertahanan termasuk merevitalisasi Australia-Indonesia Ministerial Forum, serta (iii)

Australia-Indonesia Leadership Dialogue bagi kalangan non-pemerintah. Dalam kunjungan tersebut, juga disepakati penguatan kerja sama di bidang hukum, ekonomi, sosial budaya, kehutanan, dan kerja sama di forum regional dan global lainnya.

Pada tanggal 10 Maret 2010 di Canberra, Indonesia dan Australia menandatangani Implementing Arrangement on People Smuggling sebagai landasan hukum teknis dalam penanganan penyelundupan manusia.

November 2010

Gambar 14. Pidato Presiden di Parlemen Australia, 10 Maret 2010

isi 001-061.indd 21 1/3/2011 10:29:45 PM

Page 23: Buku Diplomasi Indonesia 2010

14

Hasil Kunjungan Presiden RI ke Australia, 9-11 Maret 2010:

1. Komitmen penguatan kerja sama penegakan hukum kedua negara meliputi penanggulangan terorisme, kejahatan transnasional, penyelundupan manusia, perdagangan orang dan imigrasi irregular, serta kerja sama ekstradisi, Mutual Legal Assistance (MLA), transfer of sentenced persons, dan penanggulangan bencana

2. Penandatanganan Arrangement between the Government of Australia and the Government of the Republic of Indonesia on Consular Notification and Assistance (Consular Arrangement/CA)

3. Penandatanganan Implementing Arrangement on People Smuggling

4. Perluasan kerja sama ekonomi yang meliputi perdagangan, investasi, pangan dan energi

5. Penguatan kerja sama sosial dan budaya yang meliputi kerja sama pendidikan, kesehatan, pariwisata, olah raga dan kontak antar masyarakat

6. Kerja sama pengelolaan hutan melalui Indonesia-Australia Forest Carbon Partnership

7. Kerja sama dalam forum regional dan global

Hasil Pertemuan Presiden RI – Perdana Menteri Australia, Jakarta, 1-2 November 2010:

1. Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia.

2. Konsultasi Defence Arrangement. 3. Pertemuan tingkat Senior Official

Meeting (SOM) untuk isu-isu perlidungan warga.

Kunjungan Perdana Menteri Australia, Julia

Gillard, ke Jakarta tanggal 1-2 November 2010 menyepakati Indonesia-Australia Coprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA), konsultasi lanjutan Defence Arrangement, dan pertemuan pejabat senior untuk menyelesaikan masalah hukum yang dihadapi warga negara kedua negara. Dimulainya negosiasi IA-CEPA akan mendorong kerja sama ekonomi Indonesia-Australia pada tahun-tahun mendatang.

Di tingkat Menteri Luar Negeri, terdapat intensitas saling kunjung dan pertemuan yang cukup tinggi. Pada tahun 2010 ini, Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Australia telah berkunjung ke Jakarta pada tanggal 14-15 Juli 2010. Selain itu, kedua Menteri telah mengadakan beberapa kali pertemuan bilateral di sela-sela berbagai forum regional dan multilateral, termasuk di sela-sela Sesi ke-65 Sidang Majelis Umum PBB, 28 September 2010 di New York. Menteri Luar Negeri Kevin Rudd juga telah melakukan courtesy call kepada Presiden RI di sela-sela penyelenggaraan Bali Democracy Forum III pada tanggal 9 – 10 Desember 2010.

Di bidang ekonomi, Australia merupakan tujuan ekspor dan impor nomor 11 bagi Indonesia. Lebih dari 400 perusahaan Australia beroperasi di Indonesia di berbagai sektor antara lain: pertambangan, konstruksi, keuangan, makanan, minuman dan transportasi. Total perdagangan Australia dengan Indonesia periode Januari-Juli 2010 mencapai US$4,96 milyar yang menunjukkan adanya peningkatan sebesar US$1,33 milyar atau 36,69% lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2009. Ekspor Australia ke Indonesia untuk periode Januari-Juli 2010 tercatat sebesar US$ 2,39 milyar atau naik 38,26% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Capaian khusus sebagai hasil kerja sama dengan Australia adalah adanya komitmen kuat dari pihak Australia terhadap integritas kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam berbagai forum regional maupun global, terlihat konsistensi pandangan dan sikap Australia dimaksud.

Di bidang konsuler, Pemerintah Australia dan Pemerintah Indonesia telah menandatangani Arrangement between the Government of Australia and the Government of the Republic of Indonesia on Consular Notification and Assistance

isi 001-061.indd 22 1/3/2011 10:29:45 PM

Page 24: Buku Diplomasi Indonesia 2010

15

(Consular Arrangement/CA) tanggal 10 Maret 2010. Terkait perlindungan bagi WNI yang bermasalah di Australia, terdapat dua isu utama yaitu people smuggling dan illegal fishing. Dalam hal ini, kedua negara telah melakukan konsultasi bilateral dalam rangka memberikan bantuan dan perlindungan bagi warga negara bersangkutan. Upaya-upaya yang telah dilakukan oleh Perwakilan RI di Australia meliputi: melakukan konsultasi bilateral dengan departemen terkait di Australia dari sisi kebijakan; memberikan akses bantuan kekonsuleran yang seluas-luasnya bagi Anak Buah Kapal (ABK), serta menjamin terpenuhinya hak-hak ABK tersebut untuk mendapatkan akses terhadap Lembaga Bantuan Hukum dan penerjemah.

Terkait hubungan antar masyarakat (people-to-people links), telah terjadi peningkatan baik dalam bidang kerja sama pendidikan berkelanjutan menyangkut kemitraan, program pertukaran, beasiswa dan pelatihan pada seluruh tingkatan pendidikan. Saat ini, pelajar dan mahasiswa Indonesia di Australia berjumlah kurang lebih 17.000 orang, dimana kurang lebih 1000 pelajar mendapatkan beasiswa pendidikan dari pemerintah Australia. Sebaliknya, Pemerintah Indonesia memberikan beasiswa kepada siswa Australia untuk belajar bahasa dan budaya Indonesia melalui program Darmasiswa (Kementerian Pendidikan Nasional), Beasiswa Seni dan Budaya (Kementerian Luar Negeri).

Papua Nugini, Solomon Islands

apua Nugini (PNG) merupakan negara sahabat yang penting bagi Indonesia, selain karena Indonesia berbatasan langsung

dengan Papua Nugini baik di darat maupun di laut, Papua Nugini juga merupakan strategic linkage Indonesia dengan negara-negara di kawasan Pasifik.

Kunjungan kenegaraan Presiden RI ke PNG pada tanggal 11-12 Maret 2010 memiliki nilai sejarah dan kepentingan politik, ekonomi dan sosial yang signifikan. Kunjungan ini merupakan kali kedua kunjungan Presiden RI ke PNG setelah 32 tahun kunjungan Presiden Soeharto tahun 1978.

Dalam kunjungan Presiden ke Papua Nugini kali ini, beberapa kerja sama di berbagai bidang telah disepakati, antara lain:

Kerja sama pertahanan dan keamanan yang meliputi kerja sama militer, kepolisian, penanggulangan terorisme, kejahatan lintas batas serta kerja sama pengelolaan perbatasan;

Kerja sama di bidang kesejahteraan rakyat, khususnya di bidang pendidikan, kesehatan dan pariwisata; dan

Penandatanganan prasasti peresmian pos perbatasan lintas batas Skouw-Wutung.

Untuk menindaklanjuti kunjungan Presiden RI ke Papua Nugini dan merevitalisasi mekanisme infrastruktur bilateral kedua negara, pada tanggal 3-4 Agustus 2010 telah diselenggarakan

P

Gambar 15. Pertemuan Bilateral Menlu RI dan Menludag Australia, 14 – 15 Juli 2010

Gambar 16. Presiden RI dan PM PNG pada Kunjungan Kenegaraan ke PNG, 11 – 12 Maret 2010

isi 001-061.indd 23 1/3/2011 10:29:46 PM

Page 25: Buku Diplomasi Indonesia 2010

16

pertemuan ke-2 Joint Ministerial Commission (JMC) RI-Papua Nugini di Jakarta.

Kunjungan Presiden RI ke PNG dan penyelenggaraan JMC ke-2 pada bulan Agustus 2010 merupakan kemajuan penting dalam peningkatan hubungan bilateral RI-PNG. Sebelumnya JMC ke-1 dilaksanakan pada bulan Juni 2003 di Port Moresby.

Dalam pertemuan JMC ke-2, lima kelompok kerja telah merumuskan hasil kerja untuk mendorong kemajuan kerja sama kedua negara di berbagai bidang yaitu: perdagangan, investasi dan keuangan, transportasi dan telekomunikasi, pendidikan, kebudayaan dan pariwisata, lingkungan hidup dan kehutanan, pertanian, karantina, kelautan dan perikanan.

Selain lima kelompok kerja tersebut, pembahasan isu-isu khusus yang menyangkut masalah perbatasan, pertahanan dan keamanan juga telah dilakukan dalam JMC tersebut. Dalam pertemuan JMC telah disepakati pembentukan Indonesia-PNG Joint Trade Committee yang dimaksudkan untuk meningkatkan interaksi kalangan bisnis guna meningkatkan hubungan ekonomi dan perdagangan RI-PNG.

Di bidang ekonomi, volume perdagangan RI – PNG tahun 2009 mencapai US$ 128 juta, surplus pada Indonesia sebesar US$ 48 juta. Kunjungan Presiden ke PNG pada bulan Maret 2010 ditandai dengan langkah-langkah konkrit untuk mendorong hubungan ekonomi yang lebih luas antar kedua negara yaitu penandatanganan perjanjian penghindaran pajak berganda dan keikutsertaan pelaku bisnis dalam kunjungan tersebut

Pada tahun 2010, Indonesia telah memberikan beasiswa khusus kepada enam siswa PNG untuk meneruskan pendidikan tinggi di Indonesia baik pada universitas negeri maupun swasta. Pemerintah Indonesia juga telah menyumbangkan 10 salute-gun kepada pihak angkatan bersenjata PNG, bantuan alat-alat pertanian senilai Rp. 3 milyar kepada Department of Agriculture and Livestock PNG, dan 10 inkubator kepada General Hospital PNG.

Hasil kunjungan Presiden RI ke PNG, 11-12 Maret 2010:

1. Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda, 2. Perjanjian Kelautan. 3. Peresmian Pos Perbatasan Skouw-Wutung.

Gambar 17. Joint Ministerial Commission RI – PNG ke-2, 3 – 4 Agustus 2010 di Jakarta

isi 001-061.indd 24 1/3/2011 10:29:46 PM

Page 26: Buku Diplomasi Indonesia 2010

17

Dalam pelaksanaan people-to-people contacts, KBRI telah beberapa kali melakukan program repatriasi sukarela warga Papua dan Papua Barat dari PNG secara massal. Pada tahun 2009 sebanyak 320 warga dan sampai dengan bulan November 2010 sebanyak 14 warga.

Capaian-capaian dalam tahun 2010 ini telah meletakkan fondasi yang kokoh bagi peningkatan kerja sama bilateral kedua negara ke depannya.

Solomon Islands

Hubungan bilateral Indonesia dengan Solomon Islands terjalin dengan baik dan hubungan diplomatik ditangani melalui KBRI Port Moresby. Dalam rangka meningkatkan hubungan kedua negara, Menteri Luar Negeri RI telah melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Solomon Islands di sela-sela BDF III tanggal 9-10 Desember 2010 di Bali.

Timor Leste ubungan Indonesia-Timor Leste sepanjang tahun 2010 semakin meningkat. Sepanjang tahun 2010 Perdana Menteri Xanana

Gusmao telah tiga kali mengunjungi Indonesia yaitu ke Atambua pada 18 Agustus 2010, ke Lamongan, 27 Oktober 2010, menghadiri BDF III di Bali, 9-10 Desember 2010 yang dilanjutkan dengan kunjungan ke Surabaya 11-12 Desember 2010.

H

Kesepakatan dan MoU Baru RI dan Timor Leste Tahun 2010: 1. MoU between the Ministry for Cooperatives

and Small and Medium Enteprises of the Republic of Indonesia and the Ministry of Economy and Development of the Democratic Republic of Timor-Leste concerning Cooperatives, Small and Medium Enteprises Development Cooperation, Jakarta, 27 Januari 2010

2. MoU antara Kementerian Kesehatan RDTL dengan Kementerian Kesehatan RI tentang Kerjasama di Bidang Kesehatan, Jakarta, 25 Maret 2010

3. Technical Arrangement between the Indonesian National Police and the National Police of the Democratic Republic Timor-Leste on Capacity Building, Dili, 26 Maret 2010

4. MoU between the Ministry of National Development Planning of the Republic of Indonesia and the Ministry of Economy and Development of the Democratic Republic of Timor-Leste concerning Institutional Capacity Building and Human Resources Development for Planners Cooperation, Dili, 8 Juli 2010

5. Letter of Arrangement on Academic, Research and Related Service Collaboration between the Ministry of Economy and Development of the Republic of Democratic of Timor-Leste and Padjadjaran University, Republic of Indonesia, Dili, 8 Juli 2010

6. Joint Statement Fourth Meeting of the Timor Leste-Indonesia, Joint Ministerial Commission for Bilateral Cooperation, Dili, 27 Juli 2010.

7. Air Transport Agreement Between the Government of the Republic of Indonesia and the Government of the Democratic Republic of Timor-Leste, Dili, 27 Juli 2010

8. Joint Statement between Minister of Foreign Affairs of RI and the Minister of Foreign Affairs of RDTL on Border Crossing Pass, Dili 28 Juli 2010

9. MoU on Air Transport, Jakarta, 1 November 2010

Gambar 18. Menlu RI dan Menludag Solomon Island di Sela-sela BDF III, Bali, Desember 2010

17

Dalam pelaksanaan people-to-people contacts, KBRI telah beberapa kali melakukan program repatriasi sukarela warga Papua dan Papua Barat dari PNG secara massal. Pada tahun 2009 sebanyak 320 warga dan sampai dengan bulan November 2010 sebanyak 14 warga.

Capaian-capaian dalam tahun 2010 ini telah meletakkan fondasi yang kokoh bagi peningkatan kerja sama bilateral kedua negara ke depannya.

Solomon Islands

Hubungan bilateral Indonesia dengan Solomon Islands terjalin dengan baik dan hubungan diplomatik ditangani melalui KBRI Port Moresby. Dalam rangka meningkatkan hubungan kedua negara, Menteri Luar Negeri RI telah melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Solomon Islands di sela-sela BDF III tanggal 9-10 Desember 2010 di Bali.

Timor Leste ubungan Indonesia-Timor Leste sepanjang tahun 2010 semakin meningkat. Sepanjang tahun 2010 Perdana Menteri Xanana

Gusmao telah tiga kali mengunjungi Indonesia yaitu ke Atambua pada 18 Agustus 2010, ke Lamongan, 27 Oktober 2010, menghadiri BDF III di Bali, 9-10 Desember 2010 yang dilanjutkan dengan kunjungan ke Surabaya 11-12 Desember 2010.

Tahun 2010: 1. MoU between the Ministry for Cooperatives

and Small and Medium Enteprises of the Republic of Indonesia and the Ministry of Economy and Development of the Democratic Republic of Timor-Leste concerning Cooperatives, Small and Medium Enteprises Development Cooperation, Jakarta, 27 Januari 2010

2. MoU antara Kementerian Kesehatan RDTL dengan Kementerian Kesehatan RI tentang Kerjasama di Bidang Kesehatan, Jakarta, 25 Maret 2010

3. Technical Arrangement between the Indonesian National Police and the National Police of the Democratic Republic Timor-Leste on Capacity Building, Dili, 26 Maret 2010

4. MoU between the Ministry of National Development Planning of the Republic of Indonesia and the Ministry of Economy and Development of the Democratic Republic of Timor-Leste concerning Institutional Capacity Building and Human Resources Development for Planners Cooperation, Dili, 8 Juli 2010

5. Letter of Arrangement on Academic, Research and Related Service Collaboration between the Ministry of Economy and Development of the Republic of Democratic of Timor-Leste and Padjadjaran University, Republic of Indonesia, Dili, 8 Juli 2010

6. Joint Statement Fourth Meeting of the Timor Leste-Indonesia, Joint Ministerial Commission for Bilateral Cooperation, Dili, 27 Juli 2010.

7. Air Transport Agreement Between the Government of the Republic of Indonesia and the Government of the Democratic Republic of Timor-Leste, Dili, 27 Juli 2010

8. Joint Statement between Minister of Foreign Affairs of RI and the Minister of Foreign Affairs of RDTL on Border Crossing Pass, Dili 28 Juli 2010

9. MoU on Air Transport, Jakarta, 1 November 2010

BDF III, Bali, Desember 2010

isi 001-061.indd 25 1/3/2011 10:29:47 PM

Page 27: Buku Diplomasi Indonesia 2010

18

Gambar 19. Menlu RI, Presiden dan Menlu Timor Leste pada Kesempatan Pertemuan ke-4 JMC RI – RDTL di Dili, 27 – 28 Juli 2010

Dalam kunjungan Menteri Luar Negeri RI ke Timor Leste pada tanggal 27-28 Juli 2010, telah diselenggarakan pertemuan keempat Joint Ministerial Commission RI-Timor Leste di Dili. Dalam pertemuan tersebut, telah diterima laporan raihan penting Komisi Kebenaran dan Persahabatan (KKP) yaitu peluncuran Pas Lintas Batas, pemberlakukan visa on arrival, pembayaran Tabungan Hari Tua kepada eks PNS/TNI/Polri, pemberian kartu izin tinggal sementara kepada pelajar dan mahasiswa Timor Leste selama dua tahun, pembentukan zona damai / zona pertumbuhan bersama pengembangan Pusat Budaya Indonesia di Dili dan pemeliharaan Taman Makam Pahlawan Indonesia di Timor Leste.

Kedua Menteri Luar Negeri juga telah menegaskan forum JMC sebagai mekanisme utama dialog

bilateral kedua negara yang akan bertemu setiap tahunnya pada tingkat Menteri dan didahului oleh pertemuan tingkat pejabat senior setiap 6 bulan. Hal ini merupakan kemajuan berarti mengingat pertemuan ketiga JMC dilaksanakan pada bulan Juli 2005.

Selain pada kesempatan JMC, Menteri Luar Negeri RI juga telah melakukan beberapa pertemuan bilateral dengan Menteri Luar

Negeri Timor Leste yaitu di sela-sela sesi ke-65 UNGA di New York tanggal 22 September 2010 dan di sela-sela BDF III di Bali, Desember 2010.

Berbagai kemajuan yang dicapai dalam konteks implementasi rekomendasi KKP juga semakin mempererat hubungan bilateral kedua negara. SOM keempat Tindak Lanjut laporan akhir dan rekomendasi KKP RI-Timor Leste telah diselenggarakan, tanggal 21-22 Januari 2010 di Bali, Indonesia.

Peningkatan hubungan kedua negara juga tercermin dari berbagai kesepakatan dan MoU yang ditandatangani sepanjang 2010 dan mencakup bidang kerja sama ekonomi, kesehatan, kepolisian, perhubungan udara, perbatasan dan perencanaan pembangunan.

Gambar 20. PM Timor Leste Menyampaikan Sambutan pada Bali Democracy Forum III, 9 Desember 2010 di Bali

isi 001-061.indd 26 1/3/2011 10:29:48 PM

Page 28: Buku Diplomasi Indonesia 2010

19

IV.1.3 TINJAUAN

Revitalisasi mekanisme bilateral yang telah dilakukan dengan negara-negara tetangga telah berhasil meningkatkan kerja sama bilateral di berbagai bidang, khususnya dalam hal-hal yang menjadi prioritas kepentingan nasional Indonesia, antara lain dalam masalah perbatasan, perlindungan WNI dan peningkatan kerja sama ekonomi.

Menyangkut kerja sama ekonomi, mekanisme dialog bilateral telah diperkuat untuk memonitor maupun mengidentifikasi kerja sama di bidang perdagangan, investasi, dan lain-lain, serta untuk mengatasi masalah-masalah yang menghambat kerja sama ekonomi.

Menyangkut masalah perbatasan, dalam satu tahun terakhir ini, telah tercapai sejumlah kemajuan nyata dalam proses perundingan delimitasi perbatasan laut dengan sejumlah negara tetangga. Hal ini tercermin dari berlakunya perjanjian delimitasi perbatasan RI-Singapura di Bagian Barat Selat Singapura dan dicapainya kesepakatan untuk memulai atau mengintensifkan perundingan delimitasi batas laut RI dengan Singapura, Thailand, Vietnam dan Malaysia dan Palau.

Dalam hal perlindungan WNI juga telah dicapai sejumlah kemajuan, yaitu penandatanganan Arrangement on Consular Notification and Assistance RI-Australia pada bulan Maret 2010 dan kesepakatan untuk menegosiasi pengaturan serupa antara RI-Malaysia.

Di samping itu, intensifikasi hubungan bilateral dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara telah mengkonsolidasikan peran positif Indonesia di kawasan. Dalam kaitan ini, Indonesia telah diminta untuk memainkan peranan yang lebih besar dalam penyelesaian konflik di kawasan Asia Tenggara.

19

IV.1.3 TINJAUAN

Revitalisasi mekanisme bilateral yang telah dilakukan dengan negara-negara tetangga telah berhasil meningkatkan kerja sama bilateral di berbagai bidang, khususnya dalam hal-hal yang menjadi prioritas kepentingan nasional Indonesia, antara lain dalam masalah perbatasan, perlindungan WNI dan peningkatan kerja sama ekonomi.

Menyangkut kerja sama ekonomi, mekanisme dialog bilateral telah diperkuat untuk memonitor maupun mengidentifikasi kerja sama di bidang perdagangan, investasi, dan lain-lain, serta untuk mengatasi masalah-masalah yang menghambat kerja sama ekonomi.

Menyangkut masalah perbatasan, dalam satu tahun terakhir ini, telah tercapai sejumlah kemajuan nyata dalam proses perundingan delimitasi perbatasan laut dengan sejumlah negara tetangga. Hal ini tercermin dari berlakunya perjanjian delimitasi perbatasan RI-Singapura di Bagian Barat Selat Singapura dan dicapainya kesepakatan untuk memulai atau mengintensifkan perundingan delimitasi batas laut RI dengan Singapura, Thailand, Vietnam dan Malaysia dan Palau.

Dalam hal perlindungan WNI juga telah dicapai sejumlah kemajuan, yaitu penandatanganan Arrangement on Consular Notification and Assistance RI-Australia pada bulan Maret 2010 dan kesepakatan untuk menegosiasi pengaturan serupa antara RI-Malaysia.

Di samping itu, intensifikasi hubungan bilateral dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara telah mengkonsolidasikan peran positif Indonesia di kawasan. Dalam kaitan ini, Indonesia telah diminta untuk memainkan peranan yang lebih besar dalam penyelesaian konflik di kawasan Asia Tenggara.

isi 001-061.indd 27 1/3/2011 10:29:49 PM

Page 29: Buku Diplomasi Indonesia 2010

20

IV.2 HUBUNGAN BILATERAL DENGAN MITRA-MITRA STRATEGIS

SASARAN

Di samping dengan negara-negara tetangga terdekat secara geografis, Indonesia juga menjalin hubungan bilateral dengan sejumlah negara di mana Indonesia memiliki kepentingan strategis, baik dari kepentingan politik keamanan maupun ekonomi. Negara-negara dimaksud antara lain adalah RRT, Jepang, Korea Selatan, India, AS, Brasil, Rusia, Uni Eropa dan Afrika Selatan.

Tujuan pengembangan hubungan bilateral dengan negara-negara mitra strategis tersebut antara lain:

Sebagai mitra dagang dan ekonomi utama Indonesia dan sumber modal asing;

Sebagai sumber untuk peningkatan kapasitas Indonesia di berbagai bidang, termasuk bidang pertahanan, keamanan, good governance, institusi ekonomi, pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan lain-lain;

Untuk mengelola stabilitas keamanan dan perdamaian di kawasan Asia Tenggara maupun di tingkat global, mengingat kepentingan dan pengaruh besar negara-negara tersebut;

Untuk mengembangkan kerja sama dalam penanganan isu-isu global.

KEGIATAN DIPLOMASI

Mekanisme hubungan bilateral Indonesia dengan negara-negara mitra strategis pada umumnya didasarkan pada kesepakatan kemitraan komprehensif atau kemitraan strategis antara Indonesia dan negara-negara tersebut.

Kegiatan diplomasi RI dengan negara-negara mitra strategis tersebut sepanjang tahun 2010 ditandai dengan upaya untuk meningkatkan mekanisme dialog bilateral serta pengisian dan implementasi dari berbagai kesepakatan kemitraan strategis atau komprehensif. Dalam kaitan ini salah satu capaian penting adalah diluncurkannya Kemitraan Komprehensif RI-AS pada saat kunjungan Presiden AS ke Indonesia pada bulan November 2010.

isi 001-061.indd 28 1/3/2011 10:29:49 PM

Page 30: Buku Diplomasi Indonesia 2010

21

Gambar 21. Pertemuan Bilateral Menlu RI dengan Menlu Jepang di Bali, 10 Desember 2010.

KAWASAN ASIA PASIFIK DAN AFRIKA

Jepang, Mikronesia

emitraan hubungan strategis RI-Jepang didasarkan pada kesepakatan Strategic Partnership for

Peaceful and Prosperous Future yang disepakati pada tahun 2006 dan Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJ-EPA) yang di tandatangani tahun 2007.

Sebagai mekanisme di bawah IJ-EPA, pada bulan Januari 2010 di Jakarta telah dilaksanakan pertemuan pertama Indonesia-Japan Joint Economic Forum pada tingkat Menteri Koordinator Bidang Perekonomian untuk merealisasikan proyek-proyek infrastruktur di Indonesia dan mendorong pelaksanaan IJ-EPA. Pertemuan kedua diselenggarakan di Tokyo pada bulan Oktober 2010.

Pada bulan Desember 2009, Perdana Menteri Jepang bersama Presiden RI menjadi Co-chair Bali Democracy Forum II. Sedangkan Menteri Luar Negeri Jepang Seiji Maehara hadir mewakili Pemerintah Jepang dalam pertemuan BDF III tanggal 9-10 Desember 2010. Hal ini merupakan suatu cerminan kerja sama erat kedua negara

dalam memajukan demokrasi di kawasan Asia. Pada pertemuan BDF III tersebut, Jepang menyampaikan komitmennya untuk memberikan bantuan dana dalam upaya pemajuan demokrasi di kawasan.

Sepanjang tahun 2010, intensitas pertemuan pejabat tinggi kedua negara cukup tinggi. Presiden RI dan Wakil Presiden RI telah menghadiri pertemuan APEC Economic Leaders’ Meeting di Yokohama, 13-14 November 2010.

Di tingkat Menteri Luar Negeri, pertemuan bilateral Menlu RI-Menlu Jepang telah dilaksanakan di sela-sela pertemuan tingkat Menteri ke-4 Forum for East Asia-Latin America Cooperation di Tokyo tanggal 16-17 Januari 2010, di sela-sela pertemuan ASEAN Ministerial Meeting /Post Ministerial Conference / ASEAN Regional Forum di Hanoi bulan Juli 2010, dan pada tanggal 14 November 2010 di sela-sela KTT APEC di Yokohama. Selanjutnya di sela-sela Bali Democracy Forum III di Bali pada tanggal 10 Desember 2010 telah diadakan pertemuan bilateral antara Menteri Luar Negeri RI dan Menteri Luar Negeri Jepang. Pada kesempatan tersebut telah ditandatangani Exchange of Notes on the Development Policy Loan VII sebesar 8,3 milyar yen. Kerjasama ini bertujuan bagi perbaikan kebijakan iklim investasi, pengentasan kemiskinan dan anggaran nasional Indonesia.

K

Gambar 22. Promosi Seni Budaya di SD Sambo, Sakai, Jepang, 29 Juni 2010

isi 001-061.indd 29 1/3/2011 10:29:49 PM

Page 31: Buku Diplomasi Indonesia 2010

22

Disamping itu di sela-sela BDF III, Menko Perekonomian dan Menlu Jepang juga telah menandatangani Nota Kesepahaman Kerjasama di bidang ekonomi, yaitu Metropolitan Priority Area. Penandatanganan ini dilakukan oleh Menko Perekonomian Hatta Rajasa dan Menteri Luar Negeri Jepang Seiji Maehara disaksikan oleh Presiden RI.

Di bidang perdagangan, pada periode Januari-Agustus 2010 ekspor Indonesia ke Jepang sebesar US$ 18,2 Milyar dan impor sebesar US$ 10,2 milyar. Indonesia mengalami surplus sebesar US$ 8 milyar. Produk ekspor Indonesia mencakup 4,1% dari keseluruhan komoditas yang diimpor Jepang (peringkat ke-7 setelah China, Amerika Serikat, Australia, Saudi Arabia, Uni Emirat Arab, dan Korea Selatan). Bagi Jepang, Indonesia masih merupakan sumber utama pasokan energi yaitu gas dan batu bara serta sumber daya alam lainnya seperti timah dan nikel. Nilai investasi Jepang ke Indonesia pada tahun 2010 sampai dengan triwulan III mencapai sebesar US$ 506 juta yang ditanamkan dalam 225 proyek.

Di bidang ketenagakerjaan, sejak dibukanya program pelatihan kerja/pemagangan hingga tahun 2010 telah dikirim sekitar 30.000 orang dari Indonesia ke Jepang. Sebagai salah satu bentuk awal implementasi konkrit IJ-EPA, antara tahun 2008 hingga tahun 2010 telah dikirimkan sejumlah total 683 tenaga perawat medis dan perawat lansia.

Di bidang kerja sama penanggulangan bencana, RI-Jepang bersama-sama akan menyelenggarakan ARF Disaster Relief Exercise (ARF DiREx) di Manado pada Maret 2011.

Mikronesia

Hubungan diplomatik RI-Mikronesia dilaksanakan melalui KBRI Tokyo. Hubungan bilateral kedua negara berjalan baik. Indonesia dan Mikronesia juga bekerjasama di berbagai forum internasional seperti di PBB, khususnya dalam isu perubahan iklim.

Korea Selatan

emitraan strategis RI-Korea Selatan dicanangkan dalam kesepakatan Joint Declaration on Strategic Partnership

between Republic of Indonesia and Republic of Korea to Promote Friendship and Cooperation in the 21st Century tahun 2006.

Pada kesempatan pertemuan G20 di Seoul, Presiden RI telah melaksanakan pertemuan dengan Presiden Korea Selatan. Pada tanggal 9 Desember 2010, Presiden RI bersama dengan Presiden Korea Selatan telah menjadi co-chair dari Bali Democracy Forum III yang menandai kerjasama Indonesia dan Korea Selatan untuk lebih mendorong dan mengembangkan nilai-nilai demokrasi di kawasan. Menteri Luar Negeri RI juga telah melakukan pertemuan bilateral dengan Wakil Menteri Luar Negeri Korea Selatan di sela-sela pertemuan Community of Democracies di Krakow, Polandia, bulan Juli 2010.

Sebagai tindak lanjut kemitraan strategis di bidang pertahanan, pada bulan September 2010 telah ditandatangani Memorandum of Understanding (MoU) between Republic of Indonesia and Republic of Korea concerning the Development of Korean Fighters KF-X.

Di bidang ekonomi, hubungan ekonomi kedua negara terus mengalami peningkatan. Total perdagangan periode Januari-September 2010 mencapai US$ 16,8 Milyar naik 58,3% dari periode yang sama tahun 2009. Nilai investasi Korea Selatan di Indonesia mencapai US$ 517 juta. Namun pada periode Januari-September 2010

K

Gambar 23. Presiden RI dan Presiden Korsel di Sela-sela Pertemuan BDF III tanggal 9 Desember 2010 di Bali

isi 001-061.indd 30 1/3/2011 10:29:50 PM

Page 32: Buku Diplomasi Indonesia 2010

23

nilai investasi sudah mencapai US$ 1,6 milyar. Pada 4 Agustus 2010, Krakatau Steel dan POSCO menyepakati investasi sebesar US$ 6 milyar.

Pada bulan Maret 2010 telah dilaksanakan pertemuan Joint Task Force for Economic Cooperation pada tingkat Menko Bidang Perekonomian di Seoul. Dalam pertemuan ini disepakati tindak lanjut proyek kerja sama di bidang perdagangan dan investasi; kehutanan, pertanian dan industri maritim; energi; infrastruktur; industri pertahanan; teknologi informasi; riset dan teknologi; serta kebijakan pariwisata.

Di bidang tenaga kerja, pada bulan Oktober 2010 telah ditandatangani perpanjangan kembali MoU on Employment Permit System untuk memayungi pengiriman TKI ke Korea Selatan. Hingga Oktober 2010 tercatat 29.771 WNI tinggal di Korea Selatan. Untuk melayani sekitar 10.000 TKI di sebelah selatan Korea Selatan, KBRI Seoul telah membuka kantor urusan konsuler di kota Busan.

Di bidang pariwisata, selama periode Januari-September 2010 sejumlah 212.201 wisatawan Korea Selatan telah mengunjungi Indonesia. Beberapa kota di Indonesia telah menjalani kerja sama Sister City dengan beberapa kota di Korea Selatan.

Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Mongolia

ahun 2010 merupakan perayaan 60 tahun hubungan diplomatik RI-RRT dan ditetapkan sebagai “Tahun Persahabatan Indonesia-

RRT”.

Selama tahun 2010 ditandai dengan intensitas saling kunjung pejabat tinggi kedua negara. Presiden RI telah dua kali bertemu dengan Presiden RRT, yakni pada kesempatan KTT APEC dan KTT G20. Presiden RI juga telah berkunjung ke World Expo 2010 di Shanghai tanggal 26 Oktober 2010. Sedangkan Wapres RI juga telah melakukan kunjungan ke Nanning dan Beijing pada tanggal 18-21 Oktober 2010. Di tingkat Menteri Luar Negeri, Menteri Luar Negeri RI telah melakukan tiga kali pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri RRT di sela-sela pertemuan KTT APEC, AMM/PMC dan SMU-PBB.

Dengan RRT, Deklarasi Kemitraan Strategis RI-RRT telah ditandatangani pada 25 April 2005 dan mencanangkan berbagai kerja sama di sektor-sektor politik dan keamanan, ekonomi dan pembangunan, sosial budaya dan lain-lain.

Untuk memperkuat implementasi Deklarasi Kemitraan Strategis RI-RRT, pada tanggal 21 Januari 2010 telah disepakati Plan of Action Deklarasi Kemitraan Strategis RI-RRT, yang memberikan arah bagi pengembangan kerja sama bilateral di tiga pilar utama yaitu politik, ekonomi, sosial dan budaya; sekaligus merupakan roadmap pelaksanaan kegiatan-kegiatan di bawah kemitraan strategis tersebut di masa depan.

Sepanjang tahun 2010 antara RI dan RRT telah ditandatangani 17 kesepakatan kerja sama antar Pemerintah di berbagai bidang dan 39 kerja sama

T

Gambar 25. Presiden RI di Paviliun Indonesia, Shanghai World Expo, 26 Oktober 2010

Gambar 24. Diskusi Mahasiswa Indonesia dan Korea, tahun 2010

isi 001-061.indd 31 1/3/2011 10:29:50 PM

Page 33: Buku Diplomasi Indonesia 2010

24

Capaian Kerja Sama RI-RRT

1. Disepakatinya Plan of Action Deklarasi Kemitraan Strategis RI-RRT

2. Partisipasi Indonesia dalam World Expo 2010 di Shanghai, RRT pada 1 Mei - 31 Oktober 2010

3. Telah ditandatangani 17 kesepakatan kerja sama antar Pemerintah dan 39 kesepakatan kerja sama antar swasta.

antar swasta.

Pada bulan Januari 2010 di Jakarta juga telah dilaksanakan Pertemuan Kedua Forum Polhukam pada tingkat Menteri Koordinator/State Councilor. Pertemuan telah membahas mengenai upaya-upaya peningkatan kerja sama di bidang pertahanan dan keamanan, hukum serta kerja sama maritim.

Di bidang perdagangan, nilai perdagangan RI-RRT untuk kurun Januari-September 2010 telah mencapai US$ 30,237 milyar dan sudah melampaui volume perdagangan tahun 2009 sebesar US$ 28,3 milyar. Tahun 2010 juga ditandai dengan berlakunya ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA), yang diharapkan akan mendongkrak nilai

perdagangan kedua negara.

Sementara itu, dalam tahun 2010 investasi RRT di Indonesia meningkat lebih dari 200% dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu dari US$ 64,5 Juta menjadi US$ 178 juta. Di samping itu, Pemerintah RRT juga telah memberikan bantuan keuangan kepada Indonesia dengan nilai US$ 1,8 milyar untuk proyek infrastruktur.

Di bidang pariwisata, kunjungan rakyat kedua negara menunjukkan kecenderungan yang menggembirakan. Pada tahun 2010, kunjungan wisatawan RRT ke Indonesia tercatat sebanyak 700 ribu orang, atau meningkat 2 kali lipat dibanding tahun 2009 yang berjumlah 300 ribu orang.

Dalam rangka meningkatkan hubungan perdagangan, investasi dan pariwisata Perwakilan

RI sampai dengan Oktober 2010 telah melaksanakan 47 kali forum promosi trade, tourism and investment dan berbagai kegiatan lainnya untuk meningkatkan hubungan ekonomi kedua negara.

Indonesia juga telah berpartisipasi dalam Shanghai World Expo 2010 pada 1 Mei - 31 Oktober 2010. Expo ini diikuti oleh 241 peserta, yang terdiri dari negara-negara dan organisasi internasional. Dalam kesempatan ini, Paviliun Indonesia telah dikunjungi oleh sekitar 8 juta orang dan mendapatkan penghargaan bronze dalam penampilannya.

Untuk meningkatkan kerja sama pendidikan antara kedua negara, telah ditandatangani Memorandum of Understanding on the Cooperation in the Field of Education RI-RRT pada tanggal 3 Agustus 2010 di Guiyang, Cina, sebagai payung kerja sama di bidang tersebut.

Sebagaimana tercermin dalam kegiatan di atas, sepanjang tahun 2010 hubungan RI-RRT terus meningkat. Hal yang patut dicatat adalah disepakatinya Plan of Action Deklarasi Kemitraan strategis RI-RRT. Dengan adanya Plan of Action tersebut, bidang-bidang kerja sama yang akan dikembangkan telah mencakup bidang-bidang

Gambar 26. Wapres RI dan PM RRT di Beijing, 20 Oktober 2010

isi 001-061.indd 32 1/3/2011 10:29:50 PM

Page 34: Buku Diplomasi Indonesia 2010

25

yang menjadi prioritas Indonesia sesuai dengan kepentingan nasional.

Mongolia

Hubungan bilateral RI-Mongolia berjalan dengan baik. Hubungan diplomatik ditangani melalui KBRI Beijing. Dalam rangka meningkatkan hubungan bilateral kedua negara, khususnya di bidang kerja sama keamanan di kawasan Asia Timur, di bidang pengembangan demokrasi dan kerja sama ekonomi, di sela-sela pertemuan BDF III, 9-10 Desember 2010, Menteri Luar Negeri RI dan Menteri Luar Negeri Mongolia telah melakukan pertemuan bilateral di Bali.

India

ubungan kemitraan strategis Indonesia-India dikembangkan berdasarkan kesepakatan New Strategic Partnership

between Indonesia and India yang ditandatangani oleh kedua pemerintahan pada tahun 2005. Dalam pertemuan Joint Commission RI-India tahun 2007 telah disepakati Plan of Action of the New Strategic Partnership. Sejalan dengan kebijakan

luar negeri sepanjang tahun 2010 untuk merevitalisasi mekanisme bilateral dengan berbagai negara sahabat, maka pada bulan Desember 2010 telah diselenggarakan pertemuan Sidang Komisi Bersama IV Indonesia-India. Pertemuan ini juga dimaksudkan sebagai

Sepanjang tahun 2010, beberapa capaian pokok dalam hubungan bilateral kedua negara antara lain adalah pertemuan konsultasi Hubungan Udara RI-India, Mei 2010, untuk memperbaharui perjanjian hubungan udara kedua negara; dan pertemuan kedua Joint Defence Cooperation Committee di New Delhi, 17-18 Juni 2010 sebagai tindak lanjut dari the New Strategic Partnership

.

Pada tahun 2010 juga telah dijajaki kerja sama di bidang penanganan trans national organized crime (TOC), khususnya drug trafficking antara Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Narcotics Control Bureau (NCB) of India.

Kedua negara telah bertekad untuk terus mengembangkan hubungan bilateral di bawah payung Kemitraan Strategis khususnya di bidang-bidang yang memberikan kontribusi langsung terhadap pembangunan ekonomi dan upaya peningkatan kemakmuran rakyat kedua negara. Sepanjang tahun 2010 ini sedang dipersiapkan 19 draft Perjanjian/MoU kerja sama di berbagai bidang, antara lain bidang hukum, politik, kesehatan, pendidikan, riset dan teknologi, kelautan dan perikanan, serta sosial budaya, dan diharapkan dapat ditandatangani pada saat kunjungan Presiden RI ke India bulan Januari 2011.

Di bidang ekonomi, perdagangan RI-India terus mengalami peningkatan dan pada tahun 2010 total nilai perdagangan mencapai US$ 11,7 milyar. Indonesia merupakan negara ke-17 tujuan ekspor dan negara asal impor ke-9 dari total perdagangan India.

Afrika Selatan, Lesotho dan Swaziland

ndonesia dan Afrika Selatan telah menandatangani Joint Declaration on a Strategic Partnership for a Peaceful and

Prosperous Future pada tanggal 17 Maret 2008 di Pretoria saat kunjungan Presiden RI ke Afrika Selatan. Dengan adanya kemitraan tersebut, hubungan dan kerja sama antara kedua negara dapat lebih ditingkatkan lagi. Sebagai perwujudan dari kemitraan dimaksud, telah ditandatangani, antara lain, MoU Kerja sama Pertahanan, MoU

H I Gambar 27. Menlu RI dan Menlu Mongolia di sela-sela Bali

Democracy Forum III, Bali, 9 Desember 2010

isi 001-061.indd 33 1/3/2011 10:29:51 PM

Page 35: Buku Diplomasi Indonesia 2010

26

Kerja sama Kebudayaan, dan MoU Kerja sama Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

Dalam rangka merevitalisasi hubungan bilateral kedua negara pada tangggal 17 Sepetember 2010 di Pretoria telah dilangsungkan pertemuan bilateral tingkat pejabat tinggi untuk me-review tindak lanjut dari hasil-hasil pertemuan sidang pertama Komisi Bersama RI-Afsel di Batam tanggal 25-26 Februari 2008 yang lalu.

Kerja sama pertahanan mencatat perkembangan penting selama 2010 dengan terjadinya peningkatan saling kunjung pejabat militer kedua negara untuk menindaklanjuti kerja sama yang telah disepakati, termasuk pengadaan dan pengembangan peralatan militer. Bidang-bidang kerja sama lainnya yang juga mencatat perkembangan nyata dan siginikan pada 2010, antara lain, kerja sama kebudayaan, kerja sama riset dan teknologi, serta kerja sama teknik.

Di bidang ekonomi, volume perdagangan kedua negara selama Januari – Agustus 2010 mencapai US$ 884,6 juta atau mengalami peningkatan sebesar 55,41% dari periode yang sama pada tahun 2009, dengan surplus perdagangan bagi Indonesia. Produk Indonesia yang menjadi komoditi ekspor utama ke Afrika Selatan antara lain alas kaki, wooden products, furniture, glassware, textile, garmen, komponen kendaraan, alumunium, dan lain-lain. Selain itu masih terdapat peluang yang cukup terbuka untuk perluasan produk kosmetik, makanan olahan,

obat-obatan, bahan kimia, serta alat telekomunikasi dan suku cadangnya.

Dalam rangka meningkatkan hubungan ekonomi kedua Negara, KBRI Pretoria telah aktif berpartisipasi dalam berbagai pameran dagang internasional dan pameran pariwisata di Afsel sepanjang tahun 2010.

Khususnya di bidang pariwisata, KBRI Pretoria telah menyelenggarakan 3 kali kunjungan Familiarization Trip ke Indonesia bagi kalangan industri dan wartawan pariwisata Afsel. Selain itu, KBRI juga telah menyelenggarakan berbagai promosi dan seni budaya Indonesia sepanjang tahun 2010.

Dalam kerangkan kerja sama regional Indonesia dan Afsel merupakan co-chair dari New Asia-Africa Strategic Partnership (NAASP). Di bawah payung kerja sama NAASP berbagai kegiatan yang bersifat capacity building telah dikembangkan bagi Palestina.

Lesotho dan Swaziland

Hubungan bilateral RI dengan Lesotho dan Swaziland berjalan baik. Hubungan diplomatik dengan kedua negara tersebut dirangkap oleh KBRI Pretoria.

KAWASAN AMERIKA DAN EROPA

Amerika Serikat

ahun 2010 hubungan bilateral RI – AS mengalami peningkatan yang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan disepakatinya

kemitraan komprehensif RI – AS pada saat kunjungan Presiden Barack Obama ke Indonesia tanggal 9-10 November 2010.

Dalam kunjungannya ke Jakarta, Presiden Obama telah mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden RI. Dalam pertemuan tersebut, selain menyepakati kemitraan komprehensif kedua negara juga dibahas berbagai isu regional dan internasional yang menjadi kepentingan kedua Negara. Presiden Obama juga telah menyampaikan pidato di Kampus UI, Depok

T

Gambar 28. Pertunjukan kesenian Indonesia oleh Tim ISI Surakarta, di Durban tanggal 29-30 Agustus 2010

isi 001-061.indd 34 1/3/2011 10:29:51 PM

Page 36: Buku Diplomasi Indonesia 2010

27

Gambar 29. Kunjungan Kenegaraan Presiden AS ke Indonesia, 9 – 10 November 2010

Capaian Kerja Sama RI-AS

1. Peluncuran Indonesia-US Comprehensive Partnership.

2. Pembentukan RI-US Joint Commission Meeting (JCM)

3. Disepakatinya Plan of Action (PoA) for RI-US Comprehensive Partnership

4. Penandatanganan MOU Peace Corps

5. Penandatanganan Framework Arrangement on Security

6. Penandatanganan ISA-OPIC 7. Penandatanganan Perjanjian Kerja

Sama Iptek

dengan tema utama mengenai hubungan bilateral RI-AS, demokrasi, dan hubungan AS dengan dunia Islam.

Pertemuan RI-US Joint Commission Meeting (JCM) pertama telah dilaksanakan di Washington, D.C., 17 September 2010 sebagai mekanisme tingkat Menteri Luar Negeri untuk membahas upaya memajukan dan memonitor kerja sama bilateral RI-AS. Pada pertemuan tersebut telah disepakati Plan of Action (PoA) for RI-US Comprehensive Partnership yang merupakan cetak biru panduan prioritas kerja sama kedua negara.

Selain itu disepakati pembentukan enam pokja Indonesia-AS di bawah payung JCM untuk enam bidang kerja sama, yaitu Democracy and Civil Society, Education, Climate and Environment, Defense, Trade and Investment, dan Energy.

Pada periode tahun 2009-2010 telah dicapai sejumlah kesepakatan dan perjanjian sebagai berikut:

a. Peace Corps

MoU Peace Corps ditandatangani pada bulan Desember 2009. Kehadiran Peace Corps di Indonesia merupakan lembaran baru dalam rangka memajukan hubungan people-to-people di antara kedua negara. Program pertama telah dimulai pada bulan Maret 2010 di Propinsi Jawa Timur dengan pengiriman 18 sukarelawan yang mengajar bahasa Inggris

kepada guru bahasa Inggris di sekolah negeri dan madrasah.

b. Perjanjian Kerja sama Ilmiah dan Teknologi RI-AS

Perjanjian ini ditandatangani pada tanggal 29 Maret 2010 di Jakarta, sebagai payung untuk kerja sama riset dan teknologi di bidang yang sangat luas antara lain pertanian, bio-teknologi, kesehatan tumbuhan dan hewan, ilmu kesehatan, ilmu kedokteran, ilmu pengetahuan hayati, riset kelautan, energi, lingkungan, serta riset dan pertukaran

pendidikan.

c. Perjanjian Overseas Private Investment Corporation (OPIC) antara RI – AS

Investment Support Agreement-Overseas Private Investment Cooperation (ISA-OPIC) RI-AS adalah perjanjian yang mengatur penjaminan investasi apabila terjadi kerugian terhadap investor AS di Indonesia. Perjanjian tersebut ditandatangani di Washington, D.C. pada tanggal 13 April 2010. Dengan adanya perjanjian ini, diharapkan

isi 001-061.indd 35 1/3/2011 10:29:51 PM

Page 37: Buku Diplomasi Indonesia 2010

28

dapat menarik investasi lebih besar dari AS ke Indonesia.

d. Framework Arrangement on Security antara RI – AS

Pembentukan Framework Arrangement on Security antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah AS didorong oleh besarnya kepentingan kedua negara dalam bidang keamanan dan pertahanan, serta keperluan

untuk mengintegrasikan berbagai kerja sama yang telah terbentuk selama ini. Framework Arrangement ini ditandatangani di Jakarta pada tanggal 10 Juni 2010.

e. Implementing Arrangement di Bidang Kelautan Melalui penandatanganan Implementing Arrangement di bidang kelautan Indonesia-AS ini, telah dilakukan joint exploration kapal kapala ekspedisi NOAA “Okeanos Explorer”, manajemen yang berkelanjutan, Coral Triangle Initiative (CTI) dan program mitra bahari.

f. Perjanjian hibah USAID untuk PNPM Mandiri Penandatanganan perjanjian hibah dari USAID untuk program nasional pemberdayaan masyarakat pedesaan mandiri (PNPM Mandiri) melalui PNPM Support Facility Trust Fund sebesar US$$ 51.358.000 tanggal 24

September 2010. Dalam amendment tanggal 30 September 2010, jumlah bantuan USAID bertambah US$ 14 juta, sehingga total keseluruhan bantuan untuk program ini menjadi US$ 65.358.000.

Hubungan RI-AS selama satu tahun terakhir ini menunjukan peningkatan dan intensitas hubungan yang sangat signifikan.

Plan of Action Kemitraan Komprehensif RI-AS merupakan salah satu plan of

action yang paling komprehensif dan menyeluruh bagi kedua negara. Demikian juga pembentukan Joint Commission Meeting (JCM) merupakan satu capaian tersendiri dalam hubungan bilateral kedua negara. Dengan adanya JMC maka untuk pertama kalinya RI-AS memiliki mekanisme dialog bilateral yang terstruktur dan bersifat komprehensif. Kunjungan Presiden AS Barrack Hussein Obama ke Indonesia tanggal 9 – 10 Nopember 2010 merupakan salah satu capaian khusus dalam

hubungan bilateral kedua negara.

Brasil

Brasil sebagai negara dengan perekonomian terbesar di kawasan Amerika Selatan dan ke-8 terbesar di dunia merupakan negara yang sangat potensial bagi pengembangan kerja sama ekonomi dengan Indonesia. Potensi kerja sama yang menonjol antara lain di bidang perdagangan dan investasi, pertanian, energi, pertambangan, kehutanan, lingkungan hidup dan pertahanan. Brasil juga merupakan salah satu mitra penting Indonesia di Forum G20. Indonesia siap untuk meningkatkan hubungan kerja sama dengan Pemerintahan Brasil yang baru di bawah pimpinan Presiden terpilih, Dilma Roussef hasil pemilihan umum bulan Oktober 2010.

Gambar 30. Menlu RI dan Menlu US pada Pertemuan Pertama RI-US Joint Commission Meeting, Washington D.C, 17 September 2010

isi 001-061.indd 36 1/3/2011 10:29:52 PM

Page 38: Buku Diplomasi Indonesia 2010

29

Gambar 32. Resepsi HUT ke-60 hubungan Diplomati RI – Russia di Jakarta, 2010

Kegiatan diplomasi Indonesia dengan Brasil pada tahun 2010 diarahkan untuk mengimplementasikan Rencana Aksi Kemitraan Strategis yang disepakati pada tanggal 16 Oktober 2009. Untuk membahas hubungan kerja sama antara kedua negara telah dilaksanakan pertemuan bilateral antara Menteri Luar Negeri RI dengan Menteri Luar Negeri Brasil di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB ke-65 tanggal 27 September 2010.

Selain itu, juga telah dilakukan Forum Konsultasi Bilateral yang ke-3 pada tingkat pejabat senior di Jakarta, tanggal 7 September 2010. Untuk memajukan kerja sama di bidang pertanian telah dilaksanakan pertemuan ke-4 Consultative Committee on Agriculture di Sao Paulo, Brasil tanggal 15-16 September 2010 yang antara lain menyepakati keperluan untuk menandatangani MoU Kerjasama Penelitian antara Kementerian Pertanian RI dan EMBRAPA. Untuk meningkatkan hubungan dagang kedua negara, Pemerintah Brasil telah mengirimkan misi dagang ke Indonesia yang dipimpin Wakil Menteri Pembangunan, Industri dan Perdagangan Luar Negeri Brasil, Ivan Ramalho pad a tanggal 20-21 Oktober 2010. Saat ini Brasil dengan volume perdagangan sebesar US$ 1.976.134.600 (Januari-September 2010) merupakan mitra dagang utama Indonesia di kawasan Amerika Selatan.

Indonesia dan Brasil sebagai sesama pemilik hutan tropis terbesar juga telah

berbagi pengalaman di bidang lingkungan hidup khususnya mengenai pengelolaan pendanaan dalam kerangka REDD+. Kedua negara juga telah berbagi pengalaman mengenai pelestarian lingkungan yang berkelanjutan bagi pengelolaan coral triangle initiative (CTI). Brasil juga membagi pengalaman dalam upaya mengentaskan kemiskinan.

Rusia, Belarus

ahun 2010 merupakan 60 tahun hubungan diplomatik kedua negara. Dalam rangka peringatan tersebut berbagai kegiatan

telah dilaksanakan di lima kota besar Rusia dan T

Gambar 31. Menlu RI dan Menlu Brazil di sela-sela SMU PBB ke-65, New York, 27 September 2010

Kegiatan dalam rangka pelaksanaan Rencana Aksi RI-Brasil 2010:

1. Forum Konsultasi Bilateral ke-3, di Jakarta, 7 September 2010

2. Pertemuan ke-4 Consultative Committee on Agriculture di Sao Paulo, 15-16 September 2010

3. Kunjungan Ketua UKP4 ke Brasil, 27-30 September 2010

4. Kunjungan Misi Dagang Brasil ke Jakarta, 20-21 Oktober 2010

5. Kunjungan Menteri Kelautan dan Perikanan RI ke Brasil, Oktober 2010

isi 001-061.indd 37 1/3/2011 10:29:52 PM

Page 39: Buku Diplomasi Indonesia 2010

30

Kegiatan memperingati 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Rusia:

1. Roundtable Discussion: “60 Years Indonesia-Russia Relations, Achievements, Opportunities and Challenges” (Moskow).

2. Seminar: Indonesia – Russia Strategic Cooperation (Jakarta).

3. Penerbitan buku “Sahabat Lama Era Baru”

4. Pemberian penghargaan kepada “Friends of Indonesia”.

5. Penerbitan commemorative cover 60 tahun Indonesia-Russia.

6. Pameran lukisan Bali oleh seniman-seniman Rusia.

7. Pagelaran budaya Indonesia di Moskow, Tver dan St. Petersburg.

8. Pagelaran budaya oleh ISI Bali di Moskow dan Kazan.

9. Pagelaran budaya Tim Sulsel di Vladimir, Moskow, Kazan dan St. Petersburg.

10. Indonesian Culinary Week. 11. Promosi budaya dan ekonomi Sulut. 12. Pelaksanaan business Forum di Moskow

dan St. Petersburg. 13. Penanaman pohon di Taman Monas dan

Kebun Raya Bogor

dihadiri oleh tokoh-tokoh pemerintahan dan masyarakat Rusia.

Secara substantif kegiatan diplomasi Indonesia terhadap Rusia periode satu tahun terakhir diarahkan untuk mengimplementasikan Deklarasi tentang Kerangka Hubungan Persahabatan dan Kemitraan Antara RI dan Federasi Rusia Dalam Abad ke-21 yang ditandatangani di Moskow, 21 April 2003. Implementasi deklarasi tersebut dituangkan dalam road map tahunan yang dibahas dalam forum Sidang Komisi Bersama (SKB) RI-Rusia pada tingkat Direktur Jenderal.

Di tingkat Menteri Luar Negeri, telah dilaksanakan pertemuan di sela-sela PMC/ASEAN Regional Forum di Ha Noi, Vietnam, Juli 2010. Selain itu Menteri Luar Negeri RI juga melakukan kunjungan kerja ke Moskow, 15 Oktober 2010, untuk melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Rusia.

Untuk mendorong kinerja perdagangan antara kedua negara, Indonesia telah melakukan misi dagang ke Rusia yang dipimpin oleh Menteri Perdagangan RI pada 15-16 September 2010. Sepanjang tahun 2010 terjadi peningkatan volume perdagangan RI-Rusia. Nilai perdagangan bilateral Januari-Agustus 2010 tercatat sebesar US$ 1,08 milyar dan sudah melampaui nilai perdagangan tahun 2009. Dalam rangka mendorong hubungan perdagangan kedua negara KBRI Moskow aktif mendorong partisipasi pengusaha Rusia dalam berbagai bisnis forum maupun expo untuk memperkenalkan produk-produk Indonesia. Hubungan ekonomi kedua negara juga ditunjang oleh meningkatnya arus wisatawan Rusia ke Indonesia yang pada tahun 2010 mencapai 90.000 orang.

Di bidang pertahanan, kerja sama kedua negara terus meningkat ditandai antara lain oleh pengiriman berbagai alutsista dan komponen-komponennya seperti pesawat tempur, rudal, tank, helikopter; kontrak persenjataan dengan Sukhoi; dan pelatihan-pelatihan pilot dan tim teknis untuk peralatan-peralatan di atas.

Belarus

Hubungan diplomatik RI dengan Belarus dilaksanakan melalui KBRI Moskow. Hubungan bilateral RI dengan Belarus tersebut berjalan baik. Indonesia dengan Belarus juga bekerjasama di berbagai forum internasional seperti di PBB dengan negara-negara tersebut.

Uni Eropa ejak akhir tahun 2009 dan selama tahun 2010, telah diselenggarakan pertemuan bilateral tingkat tinggi antara Presiden RI

dengan Presiden Komisi Eropa pada tanggal 13-14 Desember 2009 di Brussel. Pada tingkat Menteri Luar Negeri, telah diadakan dua kali pertemuan bilateral, yaitu di Jakarta tanggal 9 November 2009 antara Menteri Luar Negeri RI dengan Troika UE serta di New York tanggal 21 September 2010 antara Menteri Luar Negeri RI dengan EU's High Representative for Foreign Affairs and Security Policy.

S

isi 001-061.indd 38 1/3/2011 10:29:53 PM

Page 40: Buku Diplomasi Indonesia 2010

31

Kemitraan strategis RI-UE disepakati dalam dokumen Framework Agreement on RI-EU Comprehensive Partnership and Cooperation (PCA) yang ditandatangani pada tanggal 9 November 2009 di Jakarta. Baik Indonesia maupun UE saat ini sedang dalam tahapan proses ratifikasi PCA dimaksud. Sementara menunggu rampungnya proses ratifikasi, kedua pihak tengah menjajaki kemungkinan PCA dapat diimplementasi secara de facto, melalui eksplorasi bidang kerja sama prioritas, yaitu perdagangan dan investasi, perubahan iklim, penanggulangan terorisme, isu energi, pendidikan dan budaya. Selain itu, telah diidentifikasi bidang kerja sama yang dapat segera

dilaksanakan, yaitu policy dialogue dan capacity building dalam bentuk pelatihan.

Dialog HAM RI-Uni Eropa (UE) perdana telah diselenggarakan pada tanggal 29 Juni 2010 di Jakarta. Dialog HAM ini merupakan satu-satunya dialog yang diselenggarakan oleh Uni Eropa dengan negara Asia Tenggara. Terselenggaranya dialog ini merupakan terobosan penting dalam membangun kemitraan komprehensif serta menunjukkan kesiapan kedua belah pihak untuk membahas berbagai isu yang menjadi kepentingan bersama.

isi 001-061.indd 39 1/3/2011 10:29:53 PM

Page 41: Buku Diplomasi Indonesia 2010

IV.2.5 TINJAUAN

isi 001-061.indd 40 1/3/2011 10:29:54 PM

Hubungan bilateral Indonesia dengan negara-negara mitra strategis/komprehensif dalam satu tahun terakhir ini menunjukan perluasan dan pendalaman bidang kerjasama. Melalui kemitraan strategi tersebut, Indonesia telah berhasil memanfaatkan potensi-potensi negara-negara mitra

tersebut untuk mendorong pertumbuhan ekonomi indonesia meupun pengembangan kapasitas Indo-nesia di berbagai bidang lainnya.

Di bidang ekonomi, perjanjian perdagangan dengan RRT akan semakin mendorong peningkatan pesat hubungan perdagangan dan ekonomi kedua negara. Kesepakatan ISA-OPIC dengan AS diharapkan dapat mendorong masuknya investasi AS yang lebih besar ke Indonesia. Mekanisme dialog ekonomi RI dengan Jepang dan Korea Selatan menciptakan momentum untuk mendorong realisasi kerja sama di bidang ekonomi, investasi dan industri, termasuk proyek-proyek infrastruktur dan industri strategis di bidang pertahanan.

Kemitraan komprehensif RI dengan AS dan dengan UE yang disepakati pada tahun ini mencerminkan pengakuan kedua pihak tersebut terhadap nilai strategis Indonesia di kawasan maupun di ti ngkat global. Di sisi lain, bagi Indonesia kemitraan komprehensif tersebut membuka berbagai peluang kerja sama di bidang-bidang strategis yang menjadi kepenti ngan nasional Indonesia berdasarkan prinsip kesetaraan.

Engagement Indonesia dengan negara-negara tersebut melalui kemitraan strategis dan komprehensif merupakan cerminan dari kemapanan Indonesia dalam mengembangkan kerja sama di berbagai bidang, termasuk dalam isu-isu politi k, HAM, demokrasi, good governance, dan lain-lainnya, sejalan dengan kemajuan yang dicapai Indonesia dalam bidang-bidang tersebut di dalam negeri.

TINJAUAN

32

TINJAUAN

ubungan bilateral Indonesia dengan negara-negara mitra strategis/komprehensif dalam satu tahun terakhir ini menunjukkan perluasan dan pendalaman bidang kerja sama. Melalui kemitraan strategis tersebut, Indonesia telah berhasil memanfaatkan potensi-potensi negara-negara mitra

tersebut untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia maupun pengembangan kapasitas Indonesia di berbagai bidang lainnya.

Di bidang ekonomi, perjanjian perdagangan dengan RRT akan semakin mendorong peningkatan pesat hubungan perdagangan dan ekonomi kedua negara. Kesepakatan ISA-OPIC dengan AS diharapkan dapat mendorong masuknya investasi AS yang lebih besar ke Indonesia. Mekanisme dialog ekonomi RI dengan Jepang dan Korea Selatan menciptakan momentum untuk mendorong realisasi kerja sama di bidang ekonomi, investasi dan industri, termasuk proyek-proyek infrastruktur dan industri strategis di bidang pertahanan.

Kemitraan komprehensif RI dengan AS dan dengan UE yang disepakati pada tahun ini mencerminkan pengakuan kedua pihak tersebut terhadap nilai strategis Indonesia di kawasan maupun di tingkat global. Di sisi lain, bagi Indonesia kemitraan komprehensif tersebut membuka berbagai peluang kerja sama di bidang-bidang strategis yang menjadi kepentingan nasional Indonesia berdasarkan prinsip kesetaraan.

Engagement Indonesia dengan negara-negara tersebut melalui kemitraan strategis dan komprehensif merupakan cerminan dari kemapanan Indonesia dalam mengembangkan kerja sama di berbagai bidang, termasuk dalam isu-isu politik, HAM, demokrasi, good governance, dan lain-lainnya, sejalan dengan kemajuan yang dicapai Indonesia dalam bidang-bidang tersebut di dalam negeri.

H

32

IV.2.5 TINJAUAN

ubungan bilateral Indonesia dengan negara-negara mitra strategis/komprehensif dalam satu tahun terakhir ini menunjukkan perluasan dan pendalaman bidang kerja sama. Melalui kemitraan strategis tersebut, Indonesia telah berhasil memanfaatkan potensi-potensi negara-negara mitra

tersebut untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia maupun pengembangan kapasitas Indonesia di berbagai bidang lainnya.

Di bidang ekonomi, perjanjian perdagangan dengan RRT akan semakin mendorong peningkatan pesat hubungan perdagangan dan ekonomi kedua negara. Kesepakatan ISA-OPIC dengan AS diharapkan dapat mendorong masuknya investasi AS yang lebih besar ke Indonesia. Mekanisme dialog ekonomi RI dengan Jepang dan Korea Selatan menciptakan momentum untuk mendorong realisasi kerja sama di bidang ekonomi, investasi dan industri, termasuk proyek-proyek infrastruktur dan industri strategis di bidang pertahanan.

Kemitraan komprehensif RI dengan AS dan dengan UE yang disepakati pada tahun ini mencerminkan pengakuan kedua pihak tersebut terhadap nilai strategis Indonesia di kawasan maupun di tingkat global. Di sisi lain, bagi Indonesia kemitraan komprehensif tersebut membuka berbagai peluang kerja sama di bidang-bidang strategis yang menjadi kepentingan nasional Indonesia berdasarkan prinsip kesetaraan.

Engagement Indonesia dengan negara-negara tersebut melalui kemitraan strategis dan komprehensif merupakan cerminan dari kemapanan Indonesia dalam mengembangkan kerja sama di berbagai bidang, termasuk dalam isu-isu politik, HAM, demokrasi, good governance, dan lain-lainnya, sejalan dengan kemajuan yang dicapai Indonesia dalam bidang-bidang tersebut di dalam negeri.

isi 001-061.indd 40 1/3/2011 10:29:54 PMbilateral.indd 1 1/6/2011 6:13:26 PM

Page 42: Buku Diplomasi Indonesia 2010

33

IV.3 HUBUNGAN BILATERAL DENGAN NEGARA MITRA DI BERBAGAI KAWASAN DUNIA

SASARAN

Kegiatan diplomasi Indonesia di berbagai kawasan di dunia lainnya ditujukan untuk:

Membuka peluang kerja sama baru, khususnya di bidang ekonomi untuk memperluas pasar dan mitra dagang tradisional dan nontradisional Indonesia;

Menjalin kemitraan dalam isu-isu khusus yang menjadi kepentingan bersama antara Indonesia dan negara-negara terkait, misalnya dalam isu perubahan iklim, HAM, demokrasi, energi dan lain-lain;

Menjalin kemitraan di forum-forum multilateral khususnya di antara negara-negara berkembang seperti dalam forum OKI, G-77 dan RRT, FEALAC serta GNB; dan

Menjalin kerja sama saling dukung untuk pencalonan di berbagai organisasi internasional.

Hubungan kerja sama Indonesia dengan negara-negara di kawasan Amerika dan Eropa diarahkan kepada pengembangan hubungan yang positif dan konstruktif yang diperkuat dengan kerja sama intra regional.

Di bidang politik dan keamanan, sasaran yang diharapkan adalah adanya hubungan kesetaraan terhadap isu-isu yang menjadi kepentingan bersama yaitu antara lain good governance dan demokratisasi, pemberantasan terorisme.

Di bidang ekonomi, sasaran yang ingin dicapai antara lain adalah tetap mempertahankan kawasan Amerika dan Eropa sebagai tujuan pasar tradisional dan non-tradisional produk Indonesia, serta memperkuat dalam pengembangan kerja sama lainnya di bidang energi dan pangan, kehutanan, ilmu pengetahuan, teknologi serta industri pertahanan.

Kerja sama Indonesia dengan negara-negara Asia Pasisfik dan Afrika diarahkan untuk mendorong peran dan kehadiran Indonesia secara lebih luas di kawasan ini. Indonesia juga ingin mendorong kerja sama ekonomi khususnya, bagi perluasan pasar

non-tradisional, serta peningkatan kerja sama teknik dalam bentuk peningkatan kapasitas.

isi 001-061.indd 41 1/3/2011 10:29:54 PM

Page 43: Buku Diplomasi Indonesia 2010

34

KEGIATAN DIPLOMASI

KAWASAN AMERIKA DAN EROPA

Untuk kawasan Amerika dan Eropa, selama periode Januari – Desember tahun 2010, Presiden RI telah mengunjungi Belgia, Perancis, Jerman, Denmark, Norwegia dan Turki serta menerima kunjungan para Kepala Pemerintahan dari Amerika Serikat, Austria, Swiss, Finlandia dan Islandia di Indonesia. Menteri Luar Negeri RI telah mengadakan kunjungan kerja ke Polandia dan Rusia serta menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Portugal, Slovakia, Swedia, Meksiko, dan Norwegia. Selain itu, di sela-sela forum multilateral, baik Presiden maupun Menteri Luar Negeri RI telah mengadakan pertemuan bilateral dengan sejumlah mitranya dari kawasan Eropa dan Amerika.

Dalam satu tahun terakhir, Indonesia telah menandatangani lebih dari 40 perjanjian dan kesepakatan kerja sama dengan negara-negara di kawasan Amerika dan Eropa di bidang ekonomi, perdagangan dan investasi, energi dan lingkungan hidup, pendidikan dan sosial budaya, kelautan dan perikanan, politik dan keamanan, ilmu pengetahuan dan teknologi, sertakerja sama teknik lainnya. Pada periode tersebut, Indonesia juga telah melakukan 16 forum konsultasi bilateral atau sidang komisi bersama antara pejabat tinggi dengan 15 negara dan Uni Eropa di kawasan Amerika dan Eropa.

KAWASAN AMERIKA UTARA Indonesia memiliki kepentingan politik dan ekonomi yang besar terhadap negara-negara di kawasan Amerika Utara (AS, Kanada dan Meksiko). Selain AS, hubungan Indonesia dengan negara lainnya di kawasan terus meningkat baik dalam kerangka kerja sama ekonomi regional (Asia Pacific Economic Cooperation/APEC) maupun bilateral.

IV.3.2 KEGIATAN DIPLOMASI

IV.3.3 KAWASAN AMERIKA DAN EROPA

Untuk kawasan Amerika dan Eropa, selama periode Januari – Desember tahun 2010, Presiden RI telah mengunjungi Belgia, Perancis, Jerman, Denmark, Norwegia dan Turki serta menerima kunjungan para Kepala Pemerintahan dari Amerika Serikat, Austria, Swiss, Finlandia dan Islandia di Indonesia. Menteri Luar Negeri RI telah mengadakan kunjungan kerja ke Polandia dan Rusia serta menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Portugal, Slovakia, Swedia, Meksiko, dan Norwegia. Selain itu, di sela-sela forum multilateral, baik Presiden maupun Menteri Luar Negeri RI telah mengadakan pertemuan bilateral dengan sejumlah mitranya dari kawasan Eropa dan Amerika.

Dalam satu tahun terakhir, Indonesia telah menandatangani lebih dari 40 perjanjian dan kesepakatan kerja sama dengan negara-negara di kawasan Amerika dan Eropa di bidang ekonomi, perdagangan dan investasi, energi dan lingkungan hidup, pendidikan dan sosial budaya, kelautan dan perikanan, politik dan keamanan, ilmu pengetahuan dan teknologi, sertakerja sama teknik lainnya. Pada periode tersebut, Indonesia juga telah melakukan 16 forum konsultasi bilateral atau sidang komisi bersama antara pejabat tinggi dengan 15 negara dan Uni Eropa di kawasan Amerika dan Eropa.

IV.3.4 KAWASAN AMERIKA UTARA Indonesia memiliki kepentingan politik dan ekonomi yang besar terhadap negara-negara di kawasan Amerika Utara (AS, Kanada dan Meksiko). Selain AS, hubungan Indonesia dengan negara lainnya di kawasan terus meningkat baik dalam kerangka kerja sama ekonomi regional (Asia Pacific Economic Cooperation/APEC) maupun bilateral.

isi 001-061.indd 42 1/3/2011 10:29:54 PM

34

Page 44: Buku Diplomasi Indonesia 2010

Selama tahun 2010, Menteri Luar Negeri kedua negara telah mengadakan pertemuan disela-sela pertemuan regional (APEC dan for East

Asia Cooperati on/FEALAC)menyepakati untuk mem-percepat perundingan Promoti on and Protecti on Agreement/FIPPAkembali Forum Konsultasi Bilateral Indonesia Presiden RI telah mengunjungi Kanada

Kanada untuk menghadiri KTT G-20 di Toronto tanggal 26-27 Juni 2010. Kanada telah menunjukkan perhati an yang ti nggi terhadap proses demokrati sasi dan reformasi di Indonesia. Dalam kaitan ini delegasi Kanada telah berparti sipasi dalam tanggal 9-10 Desember 2010 di Bali. Di bidang perdagangan dalam rangka men-ingkatkan hubungan ekonomi kedua negara telah 19 Maret 2010. Dalam pertemuan tersebut antara lain disepakati peningkatan akses pasar ekspor ikan

Gambar 33. Promosi Dagang Indonesia di Kanada, 2010

35

Gambar 34. KTT G20 di Toronto, 26 – 27 Juni 2010

Kanada

elama tahun 2010, Menteri Luar Negeri kedua negara telah mengadakan pertemuan disela-sela

pertemuan regional (APEC dan Forum for East Asia – Latin America Cooperation/FEALAC) serta telah menyepakati untuk mempercepat perundingan Foreign Investment Promotion and Protection Agreement/FIPPA dan menghidupkan kembali Forum Konsultasi Bilateral Indonesia – Kanada. Selain itu, Presiden RI telah mengunjungi Kanada untuk menghadiri KTT G-20 di Toronto tanggal 26-27 Juni 2010.

Kanada telah menunjukkan perhatian yang tinggi terhadap proses demokratisasi dan reformasi di Indonesia. Dalam kaitan ini delegasi Kanada telah berpartisipasi dalam Bali Democracy Forum III tanggal 9-10 Desember 2010 di Bali.

Di bidang perdagangan dalam rangka meningkatkan hubungan ekonomi kedua negara telah

diselenggarakan pertemuan bilateral perdagangan dan investasi Indonesia Kanada di Ottawa Kanada,

19 Maret 2010. Dalam pertemuan tersebut antara lain disepakati peningkatan akses pasar ekspor ikan dan produk ikan Indonesia ke Kanada. Pertemuan

dihadiri oleh Wakil Menteri Perdagangan RI dengan Deputy Minister of International Trade of Canada. Nilai perdagangan non-migas Indonesia ke Kanada periode Januari-Juli 2010 mencapai nilai 661.29 juta US$ atau naik 38.82% dibanding periode sama

2009 senilai 476.35 juta US$.

S

Gambar 33. Promosi Dagang Indonesia di Kanada, 2010

35

Kanada

elama tahun 2010, Menteri Luar Negeri kedua negara telah mengadakan pertemuan disela-sela

pertemuan regional (APEC dan Forum for East Asia – Latin America Cooperation/FEALAC) serta telah menyepakati untuk mempercepat perundingan Foreign Investment Promotion and Protection Agreement/FIPPA dan menghidupkan kembali Forum Konsultasi Bilateral Indonesia – Kanada. Selain itu, Presiden RI telah mengunjungi Kanada untuk menghadiri KTT G-20 di Toronto tanggal 26-27 Juni 2010.

Kanada telah menunjukkan perhatian yang tinggi terhadap proses demokratisasi dan reformasi di Indonesia. Dalam kaitan ini delegasi Kanada telah berpartisipasi dalam Bali Democracy Forum III tanggal 9-10 Desember 2010 di Bali.

Di bidang perdagangan dalam rangka meningkatkan hubungan ekonomi kedua negara telah

diselenggarakan pertemuan bilateral perdagangan dan investasi Indonesia Kanada di Ottawa Kanada,

19 Maret 2010. Dalam pertemuan tersebut antara lain disepakati peningkatan akses pasar ekspor ikan dan produk ikan Indonesia ke Kanada. Pertemuan

dihadiri oleh Wakil Menteri Perdagangan RI dengan Deputy Minister of International Trade of Canada. Nilai perdagangan non-migas Indonesia ke Kanada periode Januari-Juli 2010 mencapai nilai 661.29 juta US$ atau naik 38.82% dibanding periode sama

2009 senilai 476.35 juta US$.

isi 001-061.indd 43 1/3/2011 10:29:55 PMbilateral.indd 3 1/6/2011 6:30:09 PM

Page 45: Buku Diplomasi Indonesia 2010

dan produk ikan Indonesia ke Kanada. Pertemuan dihadiri oleh Wakil Menteri Perdagangan RI dengan Deputy Minister of Internati onal Trade of Canada.Nilai perdagangan non-migas Indonesia ke Kanada periode Januari-Juli 2010 mencapai nilai 661.29 juta US$ atau naik 38.82% dibanding periode samadiselenggarakan pertemuan bilateral perdagangan dan investasi Indonesia Kanada di Ott awa Kanada, 2009 senilai 476.35 juta US$.

Gambar 34. KTT G20 di Toronto, 26 - 27 Juni 2010

36

Sebagai upaya untuk meningkatkan hubungan bilateral RI – Kanada, telah disepakati akan diadakan forum komunikasi bilateral pada tingkat SOM secara lebih teratur mulai tahun 2011.

36

Sebagai upaya untuk meningkatkan hubungan bilateral RI – Kanada, telah disepakati akan diadakan forum komunikasi bilateral pada tingkat SOM secara lebih teratur mulai tahun 2011.

isi 001-061.indd 44 1/3/2011 10:29:55 PMbilateral.indd 4 1/6/2011 6:35:26 PM

Page 46: Buku Diplomasi Indonesia 2010

37

Gambar 35. Menlu RI dan Menlu Meksiko di sela-sela Pertemuan SMU PBB ke-65, 2010

Meksiko, Guatemala, Honduras, Kosta Rika, dan Nikaragua

eningkatan hubungan kerja sama Indonesia – Meksiko ditunjukkan dengan ditandatanganinya beberapa

perjanjian/kesepakatan penting di bidang ekonomi di bidang perdagangan, kerja sama pertanian, dan kerja sama energi.

Menteri Luar Negeri kedua negara juga telah melakukan pertemuan di Jakarta pada tanggal 8 Juli 2010. Dalam kesempatan tersebut antara lain disepakati agar Forum Konsultasi Bilateral yang telah berlangsung sebanyak 3 (tiga) kali dapat

dilakukan pada tingkat Menteri Luar Negeri di masa mendatang. Selain itu kedua Menteri Luar Negeri juga mengadakan pertemuan bilateral di sela-sela SMU PBB ke-65 di New York pada tanggal 22 September 2010.

Kesepakatan untuk meningkatkan status Forum Konsultasi Bilateral ke tingkat Menteri Luar Negeri mencerminkan tekad kedua negara untuk membawa hubungan bilateral ke tingkatan yang lebih tinggi.

Di bidang ekonomi dan lingkungan hidup, Indonesia dan Meksiko juga telah menandatangani MoU bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam tanggal 10 Desember 2010 pada COP 16 di Cancun Mexico City. Saat ini RI - Meksiko sedang membahas

draft Persetujuan Perlindungan dan Peningkatan Penanaman Modal, dan MoU bidang Narkotika.

Meksiko merupakan negara tujuan ekspor ke-31 dan sumber impor ke-39 bagi Indonesia. Hubungan perdagangan Indonesia-Meksiko terus meningkat. Dalam dua tahun terakhir Indonesia mengalami surplus dengan surplus pada tahun 2009 mencapai US$ 244,31 juta US$. Untuk tahun 2010 (periode Jan-Sept) Indonesia mengalami surplus US$ 222,56 juta atau naik 12,20% untuk periode yang sama tahun 2009 yaitu US$ 198,35 juta.

Sebagai implementasi Perjanjian kerja sama pendidikan dan kebudayaan, pelajar Meksiko telah

memanfaatkan tawaran Darmasiswa yang diberikan oleh Pemerintah Indonesia. Hingga kini terdapat 40 alumni program Darmasiswa yang berasal dari Meksiko. Untuk tahun 2010, terdapat 5 calon peserta dari Meksiko yang mengikuti program Darmasiswa. Pelajar Indonesia juga telah memanfaatkan program beasiswa yang ditawarkan oleh pemerintah Meksiko. Bidang kerja sama yang dapat dilakukan lebih lanjut antara lain kerja sama antar lembaga pendidikan, ilmu pengetahuan, kegiatan-kegiatan pertukaran kebudayaan termasuk bidang radio, televisi dan antropologi.

Guatemala, Honduras, Kosta Rika dan Nikaragua

Hubungan diplomatik dengan negara-negara ini ditangani melalui KBRI Mexico City. Hubungan Indonesia dengan negara-negara tersebut berlangsung baik. Hal ini ditunjukkan dengan saling dukung antara Indonesia dengan negara-negara tersebut dalam forum multilateral serta saling kunjung antar pejabat kedua negara.

KAWASAN AMERIKA TENGAH Hubungan Indonesia dengan negara-negara di kawasan ini berlangsung baik dan menunjukkan peningkatan. Peningkatan ini tidak hanya ditunjukkan dengan saling dukung dalam forum multilateral, tetapi juga peningkatan di bidang ekonomi dan perdagangan.

P

37

PBB ke-65, 2010

Meksiko, Guatemala, Honduras, Kosta Rika, dan Nikaragua

eningkatan hubungan kerja sama Indonesia – Meksiko ditunjukkan dengan ditandatanganinya beberapa

perjanjian/kesepakatan penting di bidang ekonomi di bidang perdagangan, kerja sama pertanian, dan kerja sama energi.

Menteri Luar Negeri kedua negara juga telah melakukan pertemuan di Jakarta pada tanggal 8 Juli 2010. Dalam kesempatan tersebut antara lain disepakati agar Forum Konsultasi Bilateral yang telah berlangsung sebanyak 3 (tiga) kali dapat

dilakukan pada tingkat Menteri Luar Negeri di masa mendatang. Selain itu kedua Menteri Luar Negeri juga mengadakan pertemuan bilateral di sela-sela SMU PBB ke-65 di New York pada tanggal 22 September 2010.

Kesepakatan untuk meningkatkan status Forum Konsultasi Bilateral ke tingkat Menteri Luar Negeri mencerminkan tekad kedua negara untuk membawa hubungan bilateral ke tingkatan yang lebih tinggi.

Di bidang ekonomi dan lingkungan hidup, Indonesia dan Meksiko juga telah menandatangani MoU bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam tanggal 10 Desember 2010 pada COP 16 di Cancun Mexico City. Saat ini RI - Meksiko sedang membahas

draft Persetujuan Perlindungan dan Peningkatan Penanaman Modal, dan MoU bidang Narkotika.

Meksiko merupakan negara tujuan ekspor ke-31 dan sumber impor ke-39 bagi Indonesia. Hubungan perdagangan Indonesia-Meksiko terus meningkat. Dalam dua tahun terakhir Indonesia mengalami surplus dengan surplus pada tahun 2009 mencapai US$ 244,31 juta US$. Untuk tahun 2010 (periode Jan-Sept) Indonesia mengalami surplus US$ 222,56 juta atau naik 12,20% untuk periode yang sama tahun 2009 yaitu US$ 198,35 juta.

Sebagai implementasi Perjanjian kerja sama pendidikan dan kebudayaan, pelajar Meksiko telah

memanfaatkan tawaran Darmasiswa yang diberikan oleh Pemerintah Indonesia. Hingga kini terdapat 40 alumni program Darmasiswa yang berasal dari Meksiko. Untuk tahun 2010, terdapat 5 calon peserta dari Meksiko yang mengikuti program Darmasiswa. Pelajar Indonesia juga telah memanfaatkan program beasiswa yang ditawarkan oleh pemerintah Meksiko. Bidang kerja sama yang dapat dilakukan lebih lanjut antara lain kerja sama antar lembaga pendidikan, ilmu pengetahuan, kegiatan-kegiatan pertukaran kebudayaan termasuk bidang radio, televisi dan antropologi.

Guatemala, Honduras, Kosta Rika dan Nikaragua

Hubungan diplomatik dengan negara-negara ini ditangani melalui KBRI Mexico City. Hubungan Indonesia dengan negara-negara tersebut berlangsung baik. Hal ini ditunjukkan dengan saling dukung antara Indonesia dengan negara-negara tersebut dalam forum multilateral serta saling kunjung antar pejabat kedua negara.

KAWASAN AMERIKA TENGAH Hubungan Indonesia dengan negara-negara di kawasan ini berlangsung baik dan menunjukkan peningkatan. Peningkatan ini tidak hanya ditunjukkan dengan saling dukung dalam forum multilateral, tetapi juga peningkatan di bidang ekonomi dan perdagangan.

isi 001-061.indd 45 1/3/2011 10:29:56 PM

Page 47: Buku Diplomasi Indonesia 2010

38

Gambar 36. Pertemuan Menlu RI dan Menlu Argentina, New York, 21 September 2010

Hubungan diplomatik RI dengan sebagian negara-negara di kawasan Amerika Tengah (Guatemala, Honduras, Kosta Rika dan Nikaragua) dilaksanakan melalui KBRI Mexico City.

Panama

KAWASAN AMERIKA SELATAN DAN KARIBIA

ubungan kerja sama Indonesia dengan negara-negara di kawasan Amerika Selatan dan Karibia diarahkan kepada upaya-upaya

peningkatan kerja sama di bidang ekonomi dengan menggali dan memanfaatkan peluang yang masih terbuka khususnya di bidang perdagangan dan investasi. Sebagai salah satu kawasan yang sebagian besar negaranya merupakan middle income countries, sasaran yang ingin dicapai di bidang ekonomi adalah menjadikan negara-negara di kawasan ini sebagai pasar non tradisional dan pasar alternatif bagi produk Indonesia.

Hal ini seiring dengan semakin besarnya perhatian dan ketertarikan terhadap kemajuan ekonomi yang dicapai negara-negara di kawasan Asia termasuk Indonesia. Beberapa kerja sama yang sedang dikembangkan dengan negara-negara di kawasan tersebut adalah di bidang energi, kehutanan, SMEs, pertanian dan perikanan. Disamping itu, juga dilakukan upaya peningkatan people-to-people contact, kerja sama di bidang pendidikan, seni budaya dan olah raga.

Menanggapi bencana di Haiti, Pemerintah Indonesia telah mengirimkan Tim Satuan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana dan barang-barang kebutuhan sehari-hari berupa obat-obatan, makanan, tenda, generator dan lain-lain senilai Rp 15 milyar sebagai ungkapan solidaritas kepada Pemerintah Haiti dan meringankan beban penderitaan para korban gempa bumi yang terjadi di Haiti tanggal 12 Januari 2010. Bantuan serupa

juga diberikan kepada Chile pada bulan Februari 2010 ketika negara tersebut mengalami bencana gempa bumi.

Argentina, Uruguay

Di bidang ekonomi, neraca perdagangan Indonesia-Argentina dalam lima tahun terakhir menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Tercatat volume perdagangan sebesar US$ 510,59 juta pada tahun 2005 menjadi US$ 1,06 milyar pada tahun 2009.

Kegiatan kerja sama yang juga cukup menonjol adalah di bidang olah raga. Indonesia telah

H

38

New York, 21 September 2010

Hubungan diplomatik RI dengan sebagian negara-negara di kawasan Amerika Tengah (Guatemala, Honduras, Kosta Rika dan Nikaragua) dilaksanakan melalui KBRI Mexico City.

Panama

IV.3.6

ubungan kerja sama Indonesia dengan negara-negara di kawasan Amerika Selatan dan Karibia diarahkan kepada upaya-upaya

peningkatan kerja sama di bidang ekonomi dengan menggali dan memanfaatkan peluang yang masih terbuka khususnya di bidang perdagangan dan investasi. Sebagai salah satu kawasan yang sebagian besar negaranya merupakan middle income countries, sasaran yang ingin dicapai di bidang ekonomi adalah menjadikan negara-negara di kawasan ini sebagai pasar non tradisional dan pasar alternatif bagi produk Indonesia.

Hal ini seiring dengan semakin besarnya perhatian dan ketertarikan terhadap kemajuan ekonomi yang dicapai negara-negara di kawasan Asia termasuk Indonesia. Beberapa kerja sama yang sedang dikembangkan dengan negara-negara di kawasan tersebut adalah di bidang energi, kehutanan, SMEs, pertanian dan perikanan. Disamping itu, juga dilakukan upaya peningkatan people-to-people contact, kerja sama di bidang pendidikan, seni budaya dan olah raga.

Menanggapi bencana di Haiti, Pemerintah Indonesia telah mengirimkan Tim Satuan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana dan barang-barang kebutuhan sehari-hari berupa obat-obatan, makanan, tenda, generator dan lain-lain senilai Rp 15 milyar sebagai ungkapan solidaritas kepada Pemerintah Haiti dan meringankan beban penderitaan para korban gempa bumi yang terjadi di Haiti tanggal 12 Januari 2010. Bantuan serupa

gempa bumi.

Argentina, Uruguay

Di bidang ekonomi, neraca perdagangan Indonesia-Argentina dalam lima tahun terakhir menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Tercatat volume perdagangan sebesar US$ 510,59 juta pada tahun 2005 menjadi US$ 1,06 milyar pada tahun 2009.

Kegiatan kerja sama yang juga cukup menonjol adalah di bidang olah raga. Indonesia telah

isi 001-061.indd 46 1/3/2011 10:29:56 PM

ubungan bilateral RI-Argentina sepanjang tahun 2010 terus terpelihara dengan baik.

Di sela-sela SMU PBB ke-65 di New York, September 2010 yang lalu, Menteri Luar Negeri RI telah mengadakan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Argentina. Dalam pertemuan tersebut telah dibahas upaya-upaya peningkatan kerja sama kedua negara baik di tingkat bilateral maupun di berbagai forum multilateral khususnya di forum G77 dan G20.

Di tingkat bilateral pada tanggal 21-22 September 2010 telah dilaksanakan pertemuan ke-5 Komisi Bersama Indonesia-Argentina di Buenos Aires. Pada pertemuan tersebut kedua negara antara lain sepakat mengenai perlunya memberikan bebas visa bagi pemegang paspor diplomatik dan dinas.

H ndonesia telah membuka Kedutaan Besar RI di Panama City pada tanggal 29 Desember tahun 2010. Hal ini dilatarbelakangi oleh upaya

Indonesia untuk memanfaatkan posisi strategis negara tersebut di bidang ekonomi, yaitu sebagai pintu masuk bagi produk-produk Indonesia ke pasar Amerika Tengah.

I

Page 48: Buku Diplomasi Indonesia 2010

38

New York, 21 September 2010

Hubungan diplomatik RI dengan sebagian negara-negara di kawasan Amerika Tengah (Guatemala, Honduras, Kosta Rika dan Nikaragua) dilaksanakan melalui KBRI Mexico City.

Panama Indonesia telah membuka Kedutaan Besar RI di Panama City pada tanggal 29 Desember tahun 2010. Hal ini dilatarbelakangi oleh upaya Indonesia untuk memanfaatkan posisi strategis negara tersebut di bidang ekonomi, yaitu sebagai pintu masuk bagi produk-produk Indonesia ke pasar Amerika Tengah.

IV.3.6 KAWASAN AMERIKA SELATAN DAN KARIBIA

ubungan kerja sama Indonesia dengan negara-negara di kawasan Amerika Selatan dan Karibia diarahkan kepada upaya-upaya

peningkatan kerja sama di bidang ekonomi dengan menggali dan memanfaatkan peluang yang masih terbuka khususnya di bidang perdagangan dan investasi. Sebagai salah satu kawasan yang sebagian besar negaranya merupakan middle income countries, sasaran yang ingin dicapai di bidang ekonomi adalah menjadikan negara-negara di kawasan ini sebagai pasar non tradisional dan pasar alternatif bagi produk Indonesia.

Hal ini seiring dengan semakin besarnya perhatian dan ketertarikan terhadap kemajuan ekonomi yang dicapai negara-negara di kawasan Asia termasuk Indonesia. Beberapa kerja sama yang sedang dikembangkan dengan negara-negara di kawasan tersebut adalah di bidang energi, kehutanan, SMEs, pertanian dan perikanan. Disamping itu, juga dilakukan upaya peningkatan people-to-people contact, kerja sama di bidang pendidikan, seni budaya dan olah raga.

Menanggapi bencana di Haiti, Pemerintah Indonesia telah mengirimkan Tim Satuan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana dan barang-barang kebutuhan sehari-hari berupa obat-obatan, makanan, tenda, generator dan lain-lain senilai Rp 15 milyar sebagai ungkapan solidaritas kepada Pemerintah Haiti dan meringankan beban penderitaan para korban gempa bumi yang terjadi di Haiti tanggal 12 Januari 2010. Bantuan serupa juga diberikan kepada Chile pada bulan Februari

2010 ketika negara tersebut mengalami bencana gempa bumi.

Argentina, Uruguay Hubungan bilateral RI-Argentina sepanjang tahun 2010 terus terpelihara dengan baik.

Di sela-sela SMU PBB ke-65 di New York, September 2010 yang lalu, Menteri Luar Negeri RI telah mengadakan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Argentina. Dalam pertemuan tersebut telah dibahas upaya-upaya peningkatan kerja sama kedua negara baik di tingkat bilateral maupun di berbagai forum multilateral khususnya di forum G77 dan G20.

Di tingkat bilateral pada tanggal 21-22 September 2010 telah dilaksanakan pertemuan ke-5 Komisi Bersama Indonesia-Argentina di Buenos Aires. Pada pertemuan tersebut kedua negara antara lain sepakat mengenai perlunya memberikan bebas visa bagi pemegang paspor

diplomatik dan dinas.

Di bidang ekonomi, neraca perdagangan Indonesia-Argentina dalam lima tahun terakhir menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Tercatat volume perdagangan sebesar US$ 510,59 juta pada tahun 2005 menjadi US$ 1,06 milyar pada tahun 2009.

Kegiatan kerja sama yang juga cukup menonjol adalah di bidang olah raga. Indonesia telah

39

Gambar 37. Dubes RI untuk Argentina dalam Kegiatan Pengenalan Seni dan Budaya Indonesia kepada Siswa/i SD di

Buenos Aires, 2010

mengirimkan dua pelatih sepak bola untuk mengikuti kursus sepak bola di Buenos Aires.

Uruguay

Hubungan bilateral RI-Uruguay telah berlangsung dengan baik dan hubungan diplomatik dirangkap KBRI Buenos Aires.

Dibidang ekonomi, volume perdagangan Indonesia-Uruguay terus menunjukan peningkatan. Pada tahun 2010 (Januari – September) volume perdagangan mencapai US$ 23,79 juta, dibandingkan dengan periode sebelumnya sebesar US$ 11,69 juta, meningkat 103,4%.

Chile alam rangka meningkatkan hubungan bilateral kedua negara, di sela-sela KTT APEC di Yokohama tanggal 14 November

2010, Menteri Luar Negeri RI telah mengadakan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Chile. Dalam pertemuan tersebut telah dibahas upaya-upaya peningkatan hubungan bilateral kedua negara termasuk kemungkinan kerja sama penanganan bencana alam dan kerja sama ekonomi.

Hubungan ekonomi bilateral Indonesia-Chile selama kurun satu tahun terakhir menunjukkan perkembangan positif. Kedua negara senantiasa mengupayakan promosi dan peningkatan hubungan ekonomi, khususnya di bidang perdagangan, investasi dan pariwisata. Volume

perdagangan Indonesia-Chile masih berada pada kisaran US$ 400 juta dan dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi. Mulai tahun 2009, Indonesia menggencarkan upaya penetrasi pasar yang lebih luas dan dalam di Chile melalui pembukaan Kantor Promosi Perdagangan Indonesia (ITPC/lndonesian Trade Promotion Center) di Santiago.

Pemerintah Indonesia telah memberikan bantuan dalam bentuk uang tunai sebesar US$ 1 juta sebagai ungkapan solidaritas kepada Pemerintah Chile dan untuk meringankan beban penderitaan para korban bencana gempa bumi yang terjadi di Chile pada tanggal 27 Februari 2010.

Ekuador

embukaan KBRI Quito diresmikan pada tanggal 29 Desember 2010, sebelumnya hubungan diplomatik Indonesia dan Ekuador

dirangkap oleh KBRI Lima di Peru. Diharapkan, dengan pembukaan perwakilan tersebut, hubungan kedua negara akan semakin meningkat.

Dalam rangka meningkatkan hubungan bilateral, pada tanggal 20 September 2010, di sela-sela pertemuan UNGA ke-65 di New York, Menteri Luar Negeri RI telah mengadakan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Ekuador.

Kolombia Hubungan bilateral RI – Kolombia sepanjang tahun 2010 berjalan baik. Dalam rangka peningkatan

D

P

Gambar 38. Menlu RI bersama Menlu Ekuador di sela-sela SMU PBB ke-65, New York, 20 September 2010

38

New York, 21 September 2010

Hubungan diplomatik RI dengan sebagian negara-negara di kawasan Amerika Tengah (Guatemala, Honduras, Kosta Rika dan Nikaragua) dilaksanakan melalui KBRI Mexico City.

Panama Indonesia telah membuka Kedutaan Besar RI di Panama City pada tanggal 29 Desember tahun 2010. Hal ini dilatarbelakangi oleh upaya Indonesia untuk memanfaatkan posisi strategis negara tersebut di bidang ekonomi, yaitu sebagai pintu masuk bagi produk-produk Indonesia ke pasar Amerika Tengah.

IV.3.6 KAWASAN AMERIKA SELATAN DAN KARIBIA

ubungan kerja sama Indonesia dengan negara-negara di kawasan Amerika Selatan dan Karibia diarahkan kepada upaya-upaya

peningkatan kerja sama di bidang ekonomi dengan menggali dan memanfaatkan peluang yang masih terbuka khususnya di bidang perdagangan dan investasi. Sebagai salah satu kawasan yang sebagian besar negaranya merupakan middle income countries, sasaran yang ingin dicapai di bidang ekonomi adalah menjadikan negara-negara di kawasan ini sebagai pasar non tradisional dan pasar alternatif bagi produk Indonesia.

Hal ini seiring dengan semakin besarnya perhatian dan ketertarikan terhadap kemajuan ekonomi yang dicapai negara-negara di kawasan Asia termasuk Indonesia. Beberapa kerja sama yang sedang dikembangkan dengan negara-negara di kawasan tersebut adalah di bidang energi, kehutanan, SMEs, pertanian dan perikanan. Disamping itu, juga dilakukan upaya peningkatan people-to-people contact, kerja sama di bidang pendidikan, seni budaya dan olah raga.

Menanggapi bencana di Haiti, Pemerintah Indonesia telah mengirimkan Tim Satuan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana dan barang-barang kebutuhan sehari-hari berupa obat-obatan, makanan, tenda, generator dan lain-lain senilai Rp 15 milyar sebagai ungkapan solidaritas kepada Pemerintah Haiti dan meringankan beban penderitaan para korban gempa bumi yang terjadi di Haiti tanggal 12 Januari 2010. Bantuan serupa juga diberikan kepada Chile pada bulan Februari

2010 ketika negara tersebut mengalami bencana gempa bumi.

Argentina, Uruguay Hubungan bilateral RI-Argentina sepanjang tahun 2010 terus terpelihara dengan baik.

Di sela-sela SMU PBB ke-65 di New York, September 2010 yang lalu, Menteri Luar Negeri RI telah mengadakan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Argentina. Dalam pertemuan tersebut telah dibahas upaya-upaya peningkatan kerja sama kedua negara baik di tingkat bilateral maupun di berbagai forum multilateral khususnya di forum G77 dan G20.

Di tingkat bilateral pada tanggal 21-22 September 2010 telah dilaksanakan pertemuan ke-5 Komisi Bersama Indonesia-Argentina di Buenos Aires. Pada pertemuan tersebut kedua negara antara lain sepakat mengenai perlunya memberikan bebas visa bagi pemegang paspor

diplomatik dan dinas.

Di bidang ekonomi, neraca perdagangan Indonesia-Argentina dalam lima tahun terakhir menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Tercatat volume perdagangan sebesar US$ 510,59 juta pada tahun 2005 menjadi US$ 1,06 milyar pada tahun 2009.

Kegiatan kerja sama yang juga cukup menonjol adalah di bidang olah raga. Indonesia telah

39

Pengenalan Seni dan Budaya Indonesia kepada Siswa/i SD di Buenos Aires, 2010

mengirimkan dua pelatih sepak bola untuk mengikuti kursus sepak bola di Buenos Aires.

Uruguay

Hubungan bilateral RI-Uruguay telah berlangsung dengan baik dan hubungan diplomatik dirangkap KBRI Buenos Aires.

Dibidang ekonomi, volume perdagangan Indonesia-Uruguay terus menunjukan peningkatan. Pada tahun 2010 (Januari – September) volume perdagangan mencapai US$ 23,79 juta, dibandingkan dengan periode sebelumnya sebesar US$ 11,69 juta, meningkat 103,4%.

Chile alam rangka meningkatkan hubungan bilateral kedua negara, di sela-sela KTT APEC di Yokohama tanggal 14 November

2010, Menteri Luar Negeri RI telah mengadakan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Chile. Dalam pertemuan tersebut telah dibahas upaya-upaya peningkatan hubungan bilateral kedua negara termasuk kemungkinan kerja sama penanganan bencana alam dan kerja sama ekonomi.

Hubungan ekonomi bilateral Indonesia-Chile selama kurun satu tahun terakhir menunjukkan perkembangan positif. Kedua negara senantiasa mengupayakan promosi dan peningkatan hubungan ekonomi, khususnya di bidang perdagangan, investasi dan pariwisata. Volume

perdagangan Indonesia-Chile masih berada pada kisaran US$ 400 juta dan dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi. Mulai tahun 2009, Indonesia menggencarkan upaya penetrasi pasar yang lebih luas dan dalam di Chile melalui pembukaan Kantor Promosi Perdagangan Indonesia (ITPC/lndonesian Trade Promotion Center) di Santiago.

Pemerintah Indonesia telah memberikan bantuan dalam bentuk uang tunai sebesar US$ 1 juta sebagai ungkapan solidaritas kepada Pemerintah Chile dan untuk meringankan beban penderitaan para korban bencana gempa bumi yang terjadi di Chile pada tanggal 27 Februari 2010.

Ekuador

embukaan KBRI Quito diresmikan pada tanggal 29 Desember 2010, sebelumnya hubungan diplomatik Indonesia dan Ekuador

dirangkap oleh KBRI Lima di Peru. Diharapkan, dengan pembukaan perwakilan tersebut, hubungan kedua negara akan semakin meningkat.

Dalam rangka meningkatkan hubungan bilateral, pada tanggal 20 September 2010, di sela-sela pertemuan UNGA ke-65 di New York, Menteri Luar Negeri RI telah mengadakan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Ekuador.

Kolombia Hubungan bilateral RI – Kolombia sepanjang tahun 2010 berjalan baik. Dalam rangka peningkatan

New York, 20 September 2010

isi 001-061.indd 47 1/3/2011 10:29:58 PM

Page 49: Buku Diplomasi Indonesia 2010

40

hubungan kedua negara, Menteri Luar Negeri RI telah mengadakan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Kolombia di sela-sela SMU PBB ke-65 di New York tanggal 27 September 2010. Dalam pertemuan tersebut, Menteri Luar Negeri Kolombia menyampaikan rencana untuk membuka kembali Kedutaan Besar Kolombia di Jakarta pada tahun 2011. Hal ini mencerminkan pentingnya Indonesia bagi politik luar negeri Kolombia.

Kuba, Bahamas, Jamaika

ubungan bilateral RI-Kuba terus menunjukkan perkembangan yang positif dan produktif. Kedua negara saling

mendukung terhadap kepentingan satu sama lain maupun dalam mendapatkan jabatan-jabatan strategis bagi kedua negara di forum-forum internasional. Indonesia juga secara konsisten mendukung pencabutan embargo ekonomi AS terhadap Kuba.

Kuba menempatkan Indonesia sebagai salah satu mitra utama dalam menggalang sikap bersama untuk memperjuangkan kepentingan negara-negara dunia ketiga.

Di bidang ekonomi, volume perdagangan Indonesia-Kuba menunjukkan peningkatan. Pada tahun 2010 (Januari-September) mencapai sebesar US$ 7.296.400 dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang mencapai US$ 4.395.300, meningkat 66,01 %. Kerjasama potensial kedua negara yang perlu terus ditingkatkan adalah di bidang kesehatan

khususnya bioteknologi dan bidang olahraga yang menjadi keunggulan Kuba.

Bahamas dan Jamaika

Hubungan diplomatik RI dengan Bahamas dan Jamaika dilaksanakan melalui KBRI Havana. Hubungan bilateral RI dengan kedua negara tersebut berjalan baik. Indonesia dengan Bahamas dan Jamaika juga bekerjasama di berbagai forum internasional seperti di PBB dengan negara-negara tersebut.

Paraguay emerintah Paraguay telah memutuskan untuk membuka Kedutaan Besar Paraguay di Jakarta. Hal ini mencerminkan perhatian

sekaligus pengakuan Paraguay atas peran penting Indonesia di kawasan Asia.

Peru, Bolivia ubungan bilateral RI – Peru terus meningkat. Salah satu capaian utama dalam peningkatan hubungan bilateral adalah

dengan ditandanganinya Nota Kesepahaman Kerjasama Ekonomi dan Teknik antara Indonesia dan Peru di Lima pada tanggal 09 April 2010. Peningkatan hubungan bilateral RI – Peru diupayakan melalui kunjungan anggota parlemen RI dan pejabat tinggi pemerintah diantaranya adalah Menteri Kelautan dan Perikanan ke Peru pada tanggal 10-12 Oktober 2010 yang berkunjung ke Peru untuk menghadiri Pertemuan APEC Ocean Ministerial Meeting sekaligus kunjungan bilateral.

Dalam bidang perlindungan WNI, KBRI Lima banyak menyelesaikan kasus yang menimpa anak buah kapal (WNI) sejumlah 57 orang.

Di bidang ekonomi, volume perdagangan Indonesia – Peru untuk periode Januari – September 2009 adalah US$ 64,18 juta, sementara pada tahun 2010 trend perdagangan mengalami peningkatan sebesar 32,5 % dengan nilai mencapai US$ 85,04 juta.

H

P

H Gambar 39. Menlu RI dan Menlu Kolombia di Sela-sela

SMU PBB ke-65, New York,

40

hubungan kedua negara, Menteri Luar Negeri RI telah mengadakan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Kolombia di sela-sela SMU PBB ke-65 di New York tanggal 27 September 2010. Dalam pertemuan tersebut, Menteri Luar Negeri Kolombia menyampaikan rencana untuk membuka kembali Kedutaan Besar Kolombia di Jakarta pada tahun 2011. Hal ini mencerminkan pentingnya Indonesia bagi politik luar negeri Kolombia.

Kuba, Bahamas, Jamaika

ubungan bilateral RI-Kuba terus menunjukkan perkembangan yang positif dan produktif. Kedua negara saling

mendukung terhadap kepentingan satu sama lain maupun dalam mendapatkan jabatan-jabatan strategis bagi kedua negara di forum-forum internasional. Indonesia juga secara konsisten mendukung pencabutan embargo ekonomi AS terhadap Kuba.

Kuba menempatkan Indonesia sebagai salah satu mitra utama dalam menggalang sikap bersama untuk memperjuangkan kepentingan negara-negara dunia ketiga.

Di bidang ekonomi, volume perdagangan Indonesia-Kuba menunjukkan peningkatan. Pada tahun 2010 (Januari-September) mencapai sebesar US$ 7.296.400 dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang mencapai US$ 4.395.300, meningkat 66,01 %. Kerjasama potensial kedua negara yang perlu terus ditingkatkan adalah di bidang kesehatan

khususnya bioteknologi dan bidang olahraga yang menjadi keunggulan Kuba.

Bahamas dan Jamaika

Hubungan diplomatik RI dengan Bahamas dan Jamaika dilaksanakan melalui KBRI Havana. Hubungan bilateral RI dengan kedua negara tersebut berjalan baik. Indonesia dengan Bahamas dan Jamaika juga bekerjasama di berbagai forum internasional seperti di PBB dengan negara-negara tersebut.

Paraguay emerintah Paraguay telah memutuskan untuk membuka Kedutaan Besar Paraguay di Jakarta. Hal ini mencerminkan perhatian

sekaligus pengakuan Paraguay atas peran penting Indonesia di kawasan Asia.

Peru, Bolivia ubungan bilateral RI – Peru terus meningkat. Salah satu capaian utama dalam peningkatan hubungan bilateral adalah

dengan ditandanganinya Nota Kesepahaman Kerjasama Ekonomi dan Teknik antara Indonesia dan Peru di Lima pada tanggal 09 April 2010. Peningkatan hubungan bilateral RI – Peru diupayakan melalui kunjungan anggota parlemen RI dan pejabat tinggi pemerintah diantaranya adalah Menteri Kelautan dan Perikanan ke Peru pada tanggal 10-12 Oktober 2010 yang berkunjung ke Peru untuk menghadiri Pertemuan APEC Ocean Ministerial Meeting sekaligus kunjungan bilateral.

Dalam bidang perlindungan WNI, KBRI Lima banyak menyelesaikan kasus yang menimpa anak buah kapal (WNI) sejumlah 57 orang.

Di bidang ekonomi, volume perdagangan Indonesia – Peru untuk periode Januari – September 2009 adalah US$ 64,18 juta, sementara pada tahun 2010 trend perdagangan mengalami peningkatan sebesar 32,5 % dengan nilai mencapai US$ 85,04 juta.

SMU PBB ke-65, New York,

isi 001-061.indd 48 1/3/2011 10:29:58 PM

Page 50: Buku Diplomasi Indonesia 2010

41

Bolivia

Hubungan bilateral Indonesia-Bolivia berjalan baik dan hubungan diplomatik dirangkap oleh KBRI Lima di Peru.

Di bidang ekonomi, volume perdagangan Indonesia-Bolivia untuk periode Januari-September 2010 adalah sebesar US$ 3,32 juta. Dalam 5 tahun terakhir, perdagangan antara kedua negara cenderung fluktuatif namun memberikan surplus bagi Indonesia.

Suriname, Guyana

atar belakang sejarah yang kuat, menjadi pendorong Indonesia dan Suriname untuk terus meningkatkan hubungan kerja sama di

berbagai bidang khususnya sosial, budaya dan kearsipan. Tahun 2010 merupakan peringatan 120 tahun imigrasi orang Jawa ke Suriname. Kedua negara telah sepakat untuk mengembangkan kerja sama kota kembar antara kota Yogyakarta dengan Distrik Commewijne. Kedua negara juga telah menandatangani arrangement mengenai pertukaran program kebudayaan 2011-2013 pada tanggal 24 September 2010.

Guyana

Hubungan diplomatik RI dengan Guyana dilaksanakan melalui KBRI Paramaribo. Hubungan bilateral RI dengan Guyana tersebut berjalan baik. Indonesia dengan Guyana juga bekerjasama di berbagai forum internasional seperti di PBB dengan negara-negara tersebut.

Venezuela, Dominica (Commonwealth), Grenada, Saint Vincent and the Grenadines, St.Lucia, dan

Trinidad and Tobago ubungan bilateral RI-Venezuela secara umum berlangsung baik yang antara lain ditandai dengan

pembentukan Kamar Ekonomi Venezuela-Indonesia (CEVEIN) beranggotakan para pengusaha Venezuela pada tanggal 15 Juli 2010. CEVEIN diharapkan akan menjadi institusi pendorong kerja sama baik di bidang perdagangan maupun investasi antara kedua negara.

Di bidang ekonomi, volume perdagangan Indonesia-Venezuela menunjukkan peningkatan. Pada tahun 2010 (Januari-September) mencapai sebesar US$ 41,80 juta dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang mencapai US$ 28,93 juta, meningkat 44,48%. Dominica (Commonwealth), Grenada, Saint Vincent and the Grenadines, St.Lucia, dan Trinidad and Tobago Hubungan diplomatik RI dengan Dominica (Commonwealth), Grenada, Saint Vincent and the Grenadines, St.Lucia, dan Trinidad and Tobago dilaksanakan melalui KBRI Caracas. Hubungan bilateral RI dengan negara-negara tersebut berjalan baik. Indonesia juga bekerjasama di berbagai forum internasional seperti di PBB dengan negara-negara tersebut.

KAWASAN EROPA BARAT

Pada tahun 2010, hubungan Indonesia dengan Negara-negara di kawasan Eropa Barat menunjukkan peningkatan yang signifikan. Hal ini dapat dilihat dari berbagai capaian antara lain tingginya frekuensi kunjungan Kepala Negara kedua Negara, yaitu kunjungan Presiden RI ke Norwegia (bulan Mei 2010) serta ke Turki (28 Juni – 1 Juli 2010). Selain itu beberapa Kepala Negara yang mengadakan kunjungan resmi atau kunjungan kerja ke Indonesia pada tahun 2010 adalah Perdana Menteri Finlandia (26-28 April 2010), Presiden

L

H

41

Bolivia

Hubungan bilateral Indonesia-Bolivia berjalan baik dan hubungan diplomatik dirangkap oleh KBRI Lima di Peru.

Di bidang ekonomi, volume perdagangan Indonesia-Bolivia untuk periode Januari-September 2010 adalah sebesar US$ 3,32 juta. Dalam 5 tahun terakhir, perdagangan antara kedua negara cenderung fluktuatif namun memberikan surplus bagi Indonesia.

atar belakang sejarah yang kuat, menjadi pendorong Indonesia dan Suriname untuk terus meningkatkan hubungan kerja sama di

berbagai bidang khususnya sosial, budaya dan kearsipan. Tahun 2010 merupakan peringatan 120 tahun imigrasi orang Jawa ke Suriname. Kedua negara telah sepakat untuk mengembangkan kerja sama kota kembar antara kota Yogyakarta dengan Distrik Commewijne. Kedua negara juga telah menandatangani arrangement mengenai pertukaran program kebudayaan 2011-2013 pada tanggal 24 September 2010.

Guyana

Hubungan diplomatik RI dengan Guyana dilaksanakan melalui KBRI Paramaribo. Hubungan bilateral RI dengan Guyana tersebut berjalan baik. Indonesia dengan Guyana juga bekerjasama di berbagai forum internasional seperti di PBB dengan negara-negara tersebut.

Venezuela, Dominica (Commonwealth), Grenada, Saint Vincent and the Grenadines, St.Lucia, dan

Trinidad and Tobago ubungan bilateral RI-Venezuela secara umum berlangsung baik yang antara lain ditandai dengan

pembentukan Kamar Ekonomi Venezuela-Indonesia (CEVEIN) beranggotakan para pengusaha Venezuela pada tanggal 15 Juli 2010. CEVEIN diharapkan akan menjadi institusi pendorong kerja sama baik di bidang perdagangan maupun investasi antara kedua negara.

Di bidang ekonomi, volume perdagangan Indonesia-Venezuela menunjukkan peningkatan. Pada tahun 2010 (Januari-September) mencapai sebesar US$ 41,80 juta dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang mencapai US$ 28,93 juta, meningkat 44,48%. Dominica (Commonwealth), Grenada, Saint Vincent and the Grenadines, St.Lucia, dan Trinidad and Tobago Hubungan diplomatik RI dengan Dominica (Commonwealth), Grenada, Saint Vincent and the Grenadines, St.Lucia, dan Trinidad and Tobago dilaksanakan melalui KBRI Caracas. Hubungan bilateral RI dengan negara-negara tersebut berjalan baik. Indonesia juga bekerjasama di berbagai forum internasional seperti di PBB dengan negara-negara tersebut.

Pada tahun 2010, hubungan Indonesia dengan Negara-negara di kawasan Eropa Barat menunjukkan peningkatan yang signifikan. Hal ini dapat dilihat dari berbagai capaian antara lain tingginya frekuensi kunjungan Kepala Negara kedua Negara, yaitu kunjungan Presiden RI ke Norwegia (bulan Mei 2010) serta ke Turki (28 Juni – 1 Juli 2010). Selain itu beberapa Kepala Negara yang mengadakan kunjungan resmi atau kunjungan kerja ke Indonesia pada tahun 2010 adalah Perdana Menteri Finlandia (26-28 April 2010), Presiden

isi 001-061.indd 49 1/3/2011 10:29:59 PM

Page 51: Buku Diplomasi Indonesia 2010

42

Gambar 220. Kunjungan Kenegaraan Presiden Austria ke Jakarta, 9 – 11 November 2010

Islandia (24-29 April 2010), Presiden Swiss (6-9 Juli 2010), Presiden Austria (9-10 November 2010).

Austria, Slovenia

epanjang tahun 2010, Indonesia telah memusatkan hubungan dengan Austria melalui 2-track diplomasi, yakni bilateral dan

multilateral. Dalam konteks bilateral, kunjungan kenegaraan Presiden Austria, Dr. Heinz Fischer ke Indonesia pada 9-10 November 2010 yang menjadi lawatan Kepala Negara Austria pertama sejak tahun 1995, menghasilkan sejumlah terobosan dalam menggerakkan roda hubungan ekonomi dan perdagangan kedua negara. Hasil-hasil substantif yang dihasilkan adalah berupa pertukaran nota kesepahaman di tingkat pemerintah dan swasta berkaitan dengan berbagai sektor yang menjadi kepentingan vital kedua negara.

Hubungan bilateral RI-Austria semakin meningkat berdasarkan rasa saling percaya antara keduanya. Austria merupakan satu-satunya negara di Eropa yang telah memiliki perjanjian bebas visa dengan Indonesia bagi pemegang paspor diplomatik dan dinas.

Dalam kunjungan kenegaraan Presiden Austria, H.E. Heinz Fischer ke Indonesia pada tanggal 9-11 November 2010 telah ditandatangani MoU on Interfaith Dialogue. Kemitraan RI-Austria juga semakin erat dengan meningkatnya pemberian beasiswa oleh Pemerntah Austria bagi mahasiswa Indonesia.

Di bidang ekonomi, volume perdagangan Indonesia – Austria untuk periode Januari – September 2009 adalah US$ 209,2 juta, sementara pada tahun 2010 trend perdagangan mengalami peningkatan sebesar 10,86% dengan nilai mencapai US$ 231,95 juta

(data dari Kementerian Perdagangan RI).

Slovenia

Hubungan diplomatik RI dengan Slovenia dilakukan oleh KBRI Wina. Di bidang ekonomi, hubungan dagang Indonesia dan Slovenia sejauh ini menunjukkan kecenderungan yang positif. Volume perdagangan Indonesia – Slovenia untuk periode Januari – September 2009 adalah US$ 66,2 juta, sementara pada periode yang sama pada tahun 2010 trend perdagangan mengalami peningkatan sebesar 1,1 % dengan nilai mencapai US$ 66,9 juta. Pada tanggal 26 November 2010, telah diselenggarakan Forum Konsultasi Bilateral RI-Slovenia tingkat SOM di Ljubljana, Slovenia yang sekaligus dilakukan penandatanganan MoU Bebas Visa bagi pemegang paspor diplomatik dan dinas. Dalam penandatanganan ini, Indonesia diwakili oleh Dirjen Amerop dan Slovenia oleh Dirjen Protokol.

Guna memperkuat kehadiran Indonesia di Slovenia, Indonesia diantaranya berpartisipasi dalam pameran International Fair Celje ke-43 di Celje, Slovenia tanggal 7 – 15 September 2010 dan International Volks Dace Festival di Maribor, Celje, dan Lblujana pada bulan November 2010.

Belanda ubungan dan kerja sama bilateral Indonesia-Belanda pada tahun 2010 berkembang secara dinamis. Hingga November 2010,

tercatat kunjungan Delri ke Belanda mencapai 4.000 orang (meningkat dibandingkan tahun 2009 yang mencapai lebih dari 3000 orang). Dari pihak Belanda, tercatat kunjungan Menteri Perekonomian, Maria van der Hoeven dalam rangka Pertemuan ke-20 Mixed Commission Kerjasama Ekonomi Bilateral Indonesia dan Belanda, 4 Maret 2010 di Jakarta.

Selama tahun 2010 sejumlah kesepakatan berhasil dicapai, antara lain MoU antara Polri dengan Kementerian Dalam Negeri dan Hubungan Kerajaan dalam bidang pendidikan dan pelatihan yang ditandatangani April 2010; MoU mengenai kerja sama budaya yang sudah siap untuk segera ditandatangani; MoU mengenai perpanjangan kesepakatan kerja sama Training Cooperation for Indonesian Diplomat antara Kementerian Luar

S

H

42

Gambar 220. Kunjungan Kenegaraan Presiden Austria ke Jakarta, 9 – 11 November 2010

Islandia (24-29 April 2010), Presiden Swiss (6-9 Juli 2010), Presiden Austria (9-10 November 2010).

Austria, Slovenia

epanjang tahun 2010, Indonesia telah memusatkan hubungan dengan Austria melalui 2-track diplomasi, yakni bilateral dan

multilateral. Dalam konteks bilateral, kunjungan kenegaraan Presiden Austria, Dr. Heinz Fischer ke Indonesia pada 9-10 November 2010 yang menjadi lawatan Kepala Negara Austria pertama sejak tahun 1995, menghasilkan sejumlah terobosan dalam menggerakkan roda hubungan ekonomi dan perdagangan kedua negara. Hasil-hasil substantif yang dihasilkan adalah berupa pertukaran nota kesepahaman di tingkat pemerintah dan swasta berkaitan dengan berbagai sektor yang menjadi kepentingan vital kedua negara.

Hubungan bilateral RI-Austria semakin meningkat berdasarkan rasa saling percaya antara keduanya. Austria merupakan satu-satunya negara di Eropa yang telah memiliki perjanjian bebas visa dengan Indonesia bagi pemegang paspor diplomatik dan dinas.

Dalam kunjungan kenegaraan Presiden Austria, H.E. Heinz Fischer ke Indonesia pada tanggal 9-11 November 2010 telah ditandatangani MoU on Interfaith Dialogue. Kemitraan RI-Austria juga semakin erat dengan meningkatnya pemberian beasiswa oleh Pemerntah Austria bagi mahasiswa Indonesia.

Di bidang ekonomi, volume perdagangan Indonesia – Austria untuk periode Januari – September 2009 adalah US$ 209,2 juta, sementara pada tahun 2010 trend perdagangan mengalami peningkatan sebesar 10,86% dengan nilai mencapai US$ 231,95 juta

(data dari Kementerian Perdagangan RI).

Slovenia

Hubungan diplomatik RI dengan Slovenia dilakukan oleh KBRI Wina. Di bidang ekonomi, hubungan dagang Indonesia dan Slovenia sejauh ini menunjukkan kecenderungan yang positif. Volume perdagangan Indonesia – Slovenia untuk periode Januari – September 2009 adalah US$ 66,2 juta, sementara pada periode yang sama pada tahun 2010 trend perdagangan mengalami peningkatan sebesar 1,1 % dengan nilai mencapai US$ 66,9 juta. Pada tanggal 26 November 2010, telah diselenggarakan Forum Konsultasi Bilateral RI-Slovenia tingkat SOM di Ljubljana, Slovenia yang sekaligus dilakukan penandatanganan MoU Bebas Visa bagi pemegang paspor diplomatik dan dinas. Dalam penandatanganan ini, Indonesia diwakili oleh Dirjen Amerop dan Slovenia oleh Dirjen Protokol.

Guna memperkuat kehadiran Indonesia di Slovenia, Indonesia diantaranya berpartisipasi dalam pameran International Fair Celje ke-43 di Celje, Slovenia tanggal 7 – 15 September 2010 dan International Volks Dace Festival di Maribor, Celje, dan Lblujana pada bulan November 2010.

Belanda ubungan dan kerja sama bilateral Indonesia-Belanda pada tahun 2010 berkembang secara dinamis. Hingga November 2010,

tercatat kunjungan Delri ke Belanda mencapai 4.000 orang (meningkat dibandingkan tahun 2009 yang mencapai lebih dari 3000 orang). Dari pihak Belanda, tercatat kunjungan Menteri Perekonomian, Maria van der Hoeven dalam rangka Pertemuan ke-20 Mixed Commission Kerjasama Ekonomi Bilateral Indonesia dan Belanda, 4 Maret 2010 di Jakarta.

Selama tahun 2010 sejumlah kesepakatan berhasil dicapai, antara lain MoU antara Polri dengan Kementerian Dalam Negeri dan Hubungan Kerajaan dalam bidang pendidikan dan pelatihan yang ditandatangani April 2010; MoU mengenai kerja sama budaya yang sudah siap untuk segera ditandatangani; MoU mengenai perpanjangan kesepakatan kerja sama Training Cooperation for Indonesian Diplomat antara Kementerian Luar

isi 001-061.indd 50 1/3/2011 10:29:59 PM

Page 52: Buku Diplomasi Indonesia 2010

43

Negeri Indonesia dan Kementerian Luar Negeri Belanda.

Di bidang pendidikan, terdapat peningkatan jumlah mahasiswa Indonesia di Belanda (termasuk atas sponsorship beasiswa oleh Pemerintah Belanda/NESO), serta jumlah stabil mahasiswa Belanda yang belajar di Indonesia.

Di bidang ekonomi dan investasi, Pemerintah Belanda memberikan perhatian khusus untuk peningkatan kerja sama dan kemitraan masyarakat dan pengusaha kedua negara, nampak a.l. dalam sejumlah skema bantuan pembiayaan seperti Indonesian Facility (INDF), Private Sector Investment (PSI) Program dan ORIO (Netherlands Financing for Supporting Infrastructure Development), Investment Climate/ Private Sector Program, pengiriman Netherlands Senior Experts (PUM).

Menurut data BKPM nilai investasi Belanda di Indonesia hingga awal tahun 2010 mencapai US$ 5.158.088.500 dengan jumlah proyek sebanyak 340 proyek, dengan penyerapan tenaga kerja 11.331 orang. Hal ini menempatkan Belanda pada urutan ke-7 realisasi investasi PMA setelah Jepang, Singapura, Mauritius, Inggris, Amerika Serikat dan Korea Selatan, dan menduduki urutan ke-2 setelah Inggris di Eropa.

Dalam bidang perdagangan, neraca perdagangan Indonesia-Belanda (2005-2009) selalu menunjukkan angka surplus bagi Indonesia. Untuk semester I (Januari-Juni) 2010 surplus Indonesia mencapai US$ 1.014,69 juta atau meningkat 4,95% dari periode yang sama tahun 2009 sebesar US$ 966,86 juta saja. Prestasi ini antara lain berkat kegiatan promosi efektif yang dilakukan KBRI, termasuk melalui PMI 2010, partisipasi pada pameran internasional seperti International Horti Fair, Private Label Manufacrurer Association (PLMA) Fair dan pameran dagang lainnya.

Sepanjang tahun 2010, KBRI terus melakukan kegiatan penerangan termasuk melalui serangkaian pegelaran budaya secara intensif di berbagai kota di Belanda dengan mengundang tim kesenian dari tanah air, antara lain Universitas Pattimura dan Kelompok Pela Gandong.

Belgia, Luksemburg

ubungan bilateral Indonesia – Belgia selama tahun 2010 tetap menujukkan perkembangan yang dinamis. Volume perdagangan bilateral meningkat dengan

surplus bagi Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, volume perdagangan pada periode Januari – September 2010 mencapai US$ 1,322 milyar, naik 22,52% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2009 (US$ 1,079 milyar). Dari total perdagangan tersebut, Indonesia memperoleh surplus perdagangan sebesar US$ 482,83 juta, naik sebesar 8,11% dibandingkan tahun 2009 (US$ 446,63 juta).

Untuk meningkatkan perdagangan dan investasi, kedua pemerintah telah menyepakati rancangan perubahan Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda. Selain itu, kedua pihak sedang berupaya memperbarui kesepakatan perlindungan dan promosi investasi yang telah disepakati tahun 1970.

Dalam bidang sosial budaya, pusat Promosi dan Budaya Indonesia telah diresmikan pada tanggal 26 Maret 2010 dan menjadi ajang promosi terpadu serta menjadi pusat kegiatan asosiasi industri dan perdagangan Indonesia.

Luksemburg

Hubungan Indonesia-Luksemburg berlangsung baik. Hubungan diplomatik RI dengan Luksemburg ditangani oleh KBRI Brussels.

Denmark, Lithuania

ubungan bilateral RI – Denmark terus menunjukkan perkembangan yang positif. Di bidang ekonomi total volume perdagangan Denmark – Indonesia

berdasarkan data dari BPS, selama periode Januari-Agustus 2010 mengalami pertumbuhan sebesar 8,64 %, lebih besar dari pada pertumbuhan perdagangan Denmark dengan dunia yang mengalami kenaikan sebesar 3,82%. Sebagai catatan, ekspor Indonesia ke Denmark untuk Januari-Agustus 2010 sebesar US$ 99,6 juta atau naik 4,4% dari tahun 2009, sebaliknya impor

H

H

43

Negeri Indonesia dan Kementerian Luar Negeri Belanda.

Di bidang pendidikan, terdapat peningkatan jumlah mahasiswa Indonesia di Belanda (termasuk atas sponsorship beasiswa oleh Pemerintah Belanda/NESO), serta jumlah stabil mahasiswa Belanda yang belajar di Indonesia.

Di bidang ekonomi dan investasi, Pemerintah Belanda memberikan perhatian khusus untuk peningkatan kerja sama dan kemitraan masyarakat dan pengusaha kedua negara, nampak a.l. dalam sejumlah skema bantuan pembiayaan seperti Indonesian Facility (INDF), Private Sector Investment (PSI) Program dan ORIO (Netherlands Financing for Supporting Infrastructure Development), Investment Climate/ Private Sector Program, pengiriman Netherlands Senior Experts (PUM).

Menurut data BKPM nilai investasi Belanda di Indonesia hingga awal tahun 2010 mencapai US$ 5.158.088.500 dengan jumlah proyek sebanyak 340 proyek, dengan penyerapan tenaga kerja 11.331 orang. Hal ini menempatkan Belanda pada urutan ke-7 realisasi investasi PMA setelah Jepang, Singapura, Mauritius, Inggris, Amerika Serikat dan Korea Selatan, dan menduduki urutan ke-2 setelah Inggris di Eropa.

Dalam bidang perdagangan, neraca perdagangan Indonesia-Belanda (2005-2009) selalu menunjukkan angka surplus bagi Indonesia. Untuk semester I (Januari-Juni) 2010 surplus Indonesia mencapai US$ 1.014,69 juta atau meningkat 4,95% dari periode yang sama tahun 2009 sebesar US$ 966,86 juta saja. Prestasi ini antara lain berkat kegiatan promosi efektif yang dilakukan KBRI, termasuk melalui PMI 2010, partisipasi pada pameran internasional seperti International Horti Fair, Private Label Manufacrurer Association (PLMA) Fair dan pameran dagang lainnya.

Sepanjang tahun 2010, KBRI terus melakukan kegiatan penerangan termasuk melalui serangkaian pegelaran budaya secara intensif di berbagai kota di Belanda dengan mengundang tim kesenian dari tanah air, antara lain Universitas Pattimura dan Kelompok Pela Gandong.

Belgia, Luksemburg

ubungan bilateral Indonesia – Belgia selama tahun 2010 tetap menujukkan perkembangan yang dinamis. Volume perdagangan bilateral meningkat dengan

surplus bagi Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, volume perdagangan pada periode Januari – September 2010 mencapai US$ 1,322 milyar, naik 22,52% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2009 (US$ 1,079 milyar). Dari total perdagangan tersebut, Indonesia memperoleh surplus perdagangan sebesar US$ 482,83 juta, naik sebesar 8,11% dibandingkan tahun 2009 (US$ 446,63 juta).

Untuk meningkatkan perdagangan dan investasi, kedua pemerintah telah menyepakati rancangan perubahan Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda. Selain itu, kedua pihak sedang berupaya memperbarui kesepakatan perlindungan dan promosi investasi yang telah disepakati tahun 1970.

Dalam bidang sosial budaya, pusat Promosi dan Budaya Indonesia telah diresmikan pada tanggal 26 Maret 2010 dan menjadi ajang promosi terpadu serta menjadi pusat kegiatan asosiasi industri dan perdagangan Indonesia.

Luksemburg

Hubungan Indonesia-Luksemburg berlangsung baik. Hubungan diplomatik RI dengan Luksemburg ditangani oleh KBRI Brussels.

Denmark, Lithuania

ubungan bilateral RI – Denmark terus menunjukkan perkembangan yang positif. Di bidang ekonomi total volume perdagangan Denmark – Indonesia

berdasarkan data dari BPS, selama periode Januari-Agustus 2010 mengalami pertumbuhan sebesar 8,64 %, lebih besar dari pada pertumbuhan perdagangan Denmark dengan dunia yang mengalami kenaikan sebesar 3,82%. Sebagai catatan, ekspor Indonesia ke Denmark untuk Januari-Agustus 2010 sebesar US$ 99,6 juta atau naik 4,4% dari tahun 2009, sebaliknya impor

isi 001-061.indd 51 1/3/2011 10:30:00 PM

Page 53: Buku Diplomasi Indonesia 2010

44

Gambar 41. Partisipasi Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar pada Global Voices of Percussion,

Kopenhagen, 4 Februari 2010.

Indonesia dari Denmark sebesar US$ 74,8 atau naik sebesar 14,8% dari tahun 2009.

Dalam rangka pelayanan dan perlindungan WNI dan BHI, KBRI Kopenhagen telah berupaya meningkatkan efisiensi dan kemudahan informasi kekonsuleran selama tahun 2010. Tercatat selama peiode Januari-November 2010 pelayanan pemberian visa kunjungan sosbud/turis/transit sejumlah 578 orang, pengeluaran paspor sejumlah 93 buah, legalisasi sejumlah 89 buah dan pengeluaran SPLP sejumlah 13 buah.

Dari Januari-November 2010 KBRI juga telah memfasilitasi repatriasi 10 orang warga Aceh kembali ke Indonesia. Meningkatnya jumlah warga Aceh eks pengungsi politik yang ingin kembali ke tanah air dikarenakan adanya keinginan yang tinggi untuk dapat berkumpul kembali dengan sanak keluarga di Aceh dan keadaan yang dirasakan sudah aman. Tercatat sekitar 300 warga Aceh tinggal di Denmark.

Lithuania Hubungan diplomatik Pemerintah RI dengan Lithuania ditangani oleh KBRI di Kopenhagen. Hubungan bilateral kedua negara dirasakan semakin menguat. Hal ini ditandai dengan meningkatnya frekuensi dukungan Lithuania kepada inisiatif dan pencalonan Indonesia di berbagai forum dan organisasi internasional. Dalam kaitan ini, Menteri Luar Negeri RI telah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Lithuania pada tanggal 4 Juli 2010 di Krakow,

di sela-sela pertemuan High Level Democracy Meeting. Kedua Menteri Luar Negeri juga bertemu di sela – sela Sesi Sidang Majelis Umum PBB ke-65 di New York pada tanggal 27 September 2010.

Di bidang ekonomi, volume perdagangan Indonesia – Lithuania untuk periode Januari – September 2009 adalah US$ 24,8 juta, sementara pada tahun 2010 trend perdagangan mengalami peningkatan sebesar 61,4 % dengan nilai mencapai US$ 40,04 juta. Guna meningkatkan promosi dagang di Lithuania, KBRI Copenhagen sepanjang tahun 2010 ini berpartisipasi dalam Pameran Furniture (Baldai 2010) di kota Vilnius, Lithuania pada tanggal 25-28 Maret 2010, dan Baltic Roadshow Workshop di kota Vilnius, Lithuania pada tanggal 18-20 Mei 2010.

Finlandia, Estonia

unjungan Perdana Menteri Finlandia Matti Vanhanen ke Indonesia pada tanggal 26-28 April 2010 telah menegaskan kembali

komitmen kedua negara untuk mewujudkan kemitraan di bidang energi dan lingkungan (Indonesia-Finland Energy and Environmental Partnership/EEP) yang merupakan tindaklanjut Joint Declaration Indonesia dan Finlandia mengenai energi dan perubahan iklim, saat kunjungan kenegaraan Presiden Finlandia Tarja Halonen ke Indonesia, Februari 2008.

Pemerintah Finlandia memberikan komitmennya sebesar 5-7 juta Euro untuk pelaksanaan EEP, dan pada tiga tahun pertama 2010-2012 Finlandia akan memberikan 4 juta Euro dari komitmen tersebut di

K

Gambar 42. Menlu RI dan Menlu Lithuania di sela-sela SMU PBB, New York, 27 September 2010

44

Denpasar pada Global Voices of Percussion, Kopenhagen, 4 Februari 2010.

Indonesia dari Denmark sebesar US$ 74,8 atau naik sebesar 14,8% dari tahun 2009.

Dalam rangka pelayanan dan perlindungan WNI dan BHI, KBRI Kopenhagen telah berupaya meningkatkan efisiensi dan kemudahan informasi kekonsuleran selama tahun 2010. Tercatat selama peiode Januari-November 2010 pelayanan pemberian visa kunjungan sosbud/turis/transit sejumlah 578 orang, pengeluaran paspor sejumlah 93 buah, legalisasi sejumlah 89 buah dan pengeluaran SPLP sejumlah 13 buah.

Dari Januari-November 2010 KBRI juga telah memfasilitasi repatriasi 10 orang warga Aceh kembali ke Indonesia. Meningkatnya jumlah warga Aceh eks pengungsi politik yang ingin kembali ke tanah air dikarenakan adanya keinginan yang tinggi untuk dapat berkumpul kembali dengan sanak keluarga di Aceh dan keadaan yang dirasakan sudah aman. Tercatat sekitar 300 warga Aceh tinggal di Denmark.

Lithuania Hubungan diplomatik Pemerintah RI dengan Lithuania ditangani oleh KBRI di Kopenhagen. Hubungan bilateral kedua negara dirasakan semakin menguat. Hal ini ditandai dengan meningkatnya frekuensi dukungan Lithuania kepada inisiatif dan pencalonan Indonesia di berbagai forum dan organisasi internasional. Dalam kaitan ini, Menteri Luar Negeri RI telah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Lithuania pada tanggal 4 Juli 2010 di Krakow,

di sela-sela pertemuan High Level Democracy Meeting. Kedua Menteri Luar Negeri juga bertemu di sela – sela Sesi Sidang Majelis Umum PBB ke-65 di New York pada tanggal 27 September 2010.

Di bidang ekonomi, volume perdagangan Indonesia – Lithuania untuk periode Januari – September 2009 adalah US$ 24,8 juta, sementara pada tahun 2010 trend perdagangan mengalami peningkatan sebesar 61,4 % dengan nilai mencapai US$ 40,04 juta. Guna meningkatkan promosi dagang di Lithuania, KBRI Copenhagen sepanjang tahun 2010 ini berpartisipasi dalam Pameran Furniture (Baldai 2010) di kota Vilnius, Lithuania pada tanggal 25-28 Maret 2010, dan Baltic Roadshow Workshop di kota Vilnius, Lithuania pada tanggal 18-20 Mei 2010.

Finlandia, Estonia

unjungan Perdana Menteri Finlandia Matti Vanhanen ke Indonesia pada tanggal 26-28 April 2010 telah menegaskan kembali

komitmen kedua negara untuk mewujudkan kemitraan di bidang energi dan lingkungan (Indonesia-Finland Energy and Environmental Partnership/EEP) yang merupakan tindaklanjut Joint Declaration Indonesia dan Finlandia mengenai energi dan perubahan iklim, saat kunjungan kenegaraan Presiden Finlandia Tarja Halonen ke Indonesia, Februari 2008.

Pemerintah Finlandia memberikan komitmennya sebesar 5-7 juta Euro untuk pelaksanaan EEP, dan pada tiga tahun pertama 2010-2012 Finlandia akan memberikan 4 juta Euro dari komitmen tersebut di

isi 001-061.indd 52 1/3/2011 10:30:00 PM

Page 54: Buku Diplomasi Indonesia 2010

45

Gambar 43. Promosi Wisata Indonesia kepada pengusaha setempat di KBRI Helsinki, 2010

dua provinsi terpilih yaitu Riau dan Kalimantan Tengah.

Dalam rangka kunjungan Perdana Menteri Finlandia itu, kedua negara telah menandatangani Letter of Intent (LoI) to Establish an Agreement on the Cooperation in the Energy and Environment Partnership between the Government of the Republic of Indonesia and the Government of the Republic of Finland, di Jakarta, 26 April 2010. Selama ini, kerja sama kedua negara

menitikberatkan pada kerja sama di bidang kehutanan. Dengan terwujudnya EEP ini maka kerja sama bilateral diperluas terutama di bidang energi dan lingkungan.

Di bidang ekonomi, hubungan perdagangan Indonesia-Finlandia banyak didominasi oleh ekspor dan impor kertas, mesin pabrik, alat komunikasi dan barang jadi seperti pakaian dan sepatu. Komoditi ekspor Finlandia yang utama bagi Indonesia adalah peralatan mesin untuk industri, kertas dan alat komunikasi. Indonesia mengekspor peralatan berat, alat komunikasi dan footwear. Volume perdagangan Indonesia –Finlandia untuk periode Januari –

September 2009 adalah US$ 224 juta, sementara pada tahun 2010 trend perdagangan mengalami peningkatan sebesar 59,6 % dengan nilai mencapai US$ 357,7 juta.

Hubungan antara kalangan masyarakat di Finlandia dan Indonesia kian meningkat. Hal ini ditandai dengan sejumlah penyelenggaraan kegiatan yang diinisiasi oleh kalangan masyarakat Finlandia, seperti penyelenggaraan kursus masakan Indonesia oleh Asosiasi Persahabatan Finlandia-Indonesia di Tampere dan penyelenggaraan bakti sosial untuk membantu pendanaan Yayasan Penghibur Jepara, sebuah yayasan panti sosial ibu dan anak, oleh Helsinki Diakonia College dalam peringatan HUT PBB di Finlandia.

Estonia

Hubungan diplomatik RI dengan Estonia dilaksanakan melalui KBRI Helsinki. Hubungan bilateral RI dengan negara tersebut berjalan baik. Indonesia dan Estonia juga bekerjasama di berbagai forum internasional seperti di PBB.

Inggris, Irlandia

ubungan bilateral antara Indonesia dan Inggris telah diperbarui sejak Perdana Menteri Inggris Tony Blair bertemu dengan

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada bulan Maret 2006. Dalam kesempatan pertemuan tersebut telah disepakati Pernyataan Bersama yang antara lain disepakati membentuk Indonesia-UK Partnership Forum sebagai suatu platform hubungan bilateral yang lebih strategis dan menuju kerja sama bilateral yang modern.

Saat ini kemitraan tersebut telah banyak membawa hasil untuk memajukan dan meremajakan serta memodernisasi kerja sama kedua negara. Tercatat kerja sama pertahanan telah kembali normal dan berkembang serta kerja sama di bidang perdagangan dan investasi melonjak. Kerjasama untuk mendorong dialog antar agama dan peradaban dengan pembentukan Islamic Advisory Group telah menjadi model kejasama Indonesia dengan negara-negara Eropa lainnya.

H

Capaian Kerja Sama RI-Finlandia

1. Kunjungan PM Finlandia ke Indonesia, 26-28 April 2010

2. Kemitraan RI-Finlandia di bidang energi dan lingkungan (Energy and Environment Partnership)

45

setempat di KBRI Helsinki, 2010

dua provinsi terpilih yaitu Riau dan Kalimantan Tengah.

Dalam rangka kunjungan Perdana Menteri Finlandia itu, kedua negara telah menandatangani Letter of Intent (LoI) to Establish an Agreement on the Cooperation in the Energy and Environment Partnership between the Government of the Republic of Indonesia and the Government of the Republic of Finland, di Jakarta, 26 April 2010. Selama ini, kerja sama kedua negara

menitikberatkan pada kerja sama di bidang kehutanan. Dengan terwujudnya EEP ini maka kerja sama bilateral diperluas terutama di bidang energi dan lingkungan.

Di bidang ekonomi, hubungan perdagangan Indonesia-Finlandia banyak didominasi oleh ekspor dan impor kertas, mesin pabrik, alat komunikasi dan barang jadi seperti pakaian dan sepatu. Komoditi ekspor Finlandia yang utama bagi Indonesia adalah peralatan mesin untuk industri, kertas dan alat komunikasi. Indonesia mengekspor peralatan berat, alat komunikasi dan footwear. Volume perdagangan Indonesia –Finlandia untuk periode Januari –

September 2009 adalah US$ 224 juta, sementara pada tahun 2010 trend perdagangan mengalami peningkatan sebesar 59,6 % dengan nilai mencapai US$ 357,7 juta.

Hubungan antara kalangan masyarakat di Finlandia dan Indonesia kian meningkat. Hal ini ditandai dengan sejumlah penyelenggaraan kegiatan yang diinisiasi oleh kalangan masyarakat Finlandia, seperti penyelenggaraan kursus masakan Indonesia oleh Asosiasi Persahabatan Finlandia-Indonesia di Tampere dan penyelenggaraan bakti sosial untuk membantu pendanaan Yayasan Penghibur Jepara, sebuah yayasan panti sosial ibu dan anak, oleh Helsinki Diakonia College dalam peringatan HUT PBB di Finlandia.

Estonia

Hubungan diplomatik RI dengan Estonia dilaksanakan melalui KBRI Helsinki. Hubungan bilateral RI dengan negara tersebut berjalan baik. Indonesia dan Estonia juga bekerjasama di berbagai forum internasional seperti di PBB.

Inggris, Irlandia

ubungan bilateral antara Indonesia dan Inggris telah diperbarui sejak Perdana Menteri Inggris Tony Blair bertemu dengan

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada bulan Maret 2006. Dalam kesempatan pertemuan tersebut telah disepakati Pernyataan Bersama yang antara lain disepakati membentuk Indonesia-UK Partnership Forum sebagai suatu platform hubungan bilateral yang lebih strategis dan menuju kerja sama bilateral yang modern.

Saat ini kemitraan tersebut telah banyak membawa hasil untuk memajukan dan meremajakan serta memodernisasi kerja sama kedua negara. Tercatat kerja sama pertahanan telah kembali normal dan berkembang serta kerja sama di bidang perdagangan dan investasi melonjak. Kerjasama untuk mendorong dialog antar agama dan peradaban dengan pembentukan Islamic Advisory Group telah menjadi model kejasama Indonesia dengan negara-negara Eropa lainnya.

Capaian Kerja Sama RI-Finlandia

1. Kunjungan PM Finlandia ke Indonesia, 26-28 April 2010

Partnership)

isi 001-061.indd 53 1/3/2011 10:30:01 PM

Page 55: Buku Diplomasi Indonesia 2010

46

Gambar 44. Menlu RI dan Menlu Inggris di sela-sela SMU ke-65, New York, 23 September 2010

Platform kerja sama yang lebih kuat ini juga telah menghasilkan sinergi antara kedua negara di forum-forum global dalam hal masalah keamanan nasional, penanganan masalah ekonomi global di forum G-20 dan perlindungan lingkungan hidup seperti kerja sama kehutanan dan perubahan iklim.

Kerjasama Indonesia-Inggris semakin terkonsolidasi melalui pertemuan bilateral kedua Menteri Luar Negeri di sela-sela SMU PBB tanggal 23 September

2010 dan pertemuan Menteri Luar Negeri RI dengan Wakil Perdana Menteri Inggris di sela-sela KTT ASEM bulan Oktober 2010.

Di bidang investasi, Inggris tetap merupakan investor kedua terbesar di Indonesia dengan nilai kumulatif US$ 40 milyar (sejak 1967). Sepanjang 2010, KBRI aktif memfasilitasi banyak kegiatan road show investasi oleh BKPM dan mendorong kunjungan investor Inggris ke Indonesia. KBRI pun melakukan berbagai kegiatan business meeting baik secara sendiri maupun secara bersama-sama dengan melibatkan berbagai perwakilan perbankan Indonesia di London. Disamping itu, KBRI baik sendiri maupun bersama-sama dengan pejabat tinggi dari Jakarta aktif mendekati berbagai lembaga pemeringkat di Inggris (Oxford Analytica, Fitch, Standard & Poor’s, etc) agar terdapat apresiasi yang lebih baik terhadap iklim investasi di tanah air. Sebagai catatan, pada tahun 2009 investasi Inggris ke Indonesia adalah US$ 2.1 milyar.

Di bidang perdagangan, Inggris tetap merupakan mitra dagang penting bagi Indonesia. Nilai total

perdagangan tahun 2009 sebesar US$ 2.3 milyar; sedangkan hingga Agustus 2010 sebesar US$ 1.8 milyar KBRI London terus mengupayakan langkah-langkah terobosan seperti misalnya memantapkan “sea food trade corridor” agar produk perikanan/kelautan Indonesia lebih banyak masuk ke Inggris. Selain itu KBRI juga mengadakan berbagai pameran dagang untuk mendorong penjualan produk-produk industri kreatif Indonesia di pasar Inggris, seperti in-store promotion di Harrods, London Festival of Architecture, serta melakukan survei pasar untuk produk alas kaki dan furnitur.

Irlandia

Hubungan Indonesia-Irlandia berlangsung baik. Hubungan diplomatik RI-Irlandia ditangani oleh KBRI London.

Islandia

residen Islandia melakukan kunjungan kerja ke Indonesia pada tanggal 24-29 April 2010. Kunjungan ini adalah yang pertama kali

dalam sejarah hubungan bilateral kedua negara, dan memiliki makna penting dalam memperluas kerja sama bilateral yang telah ada selama ini di bidang panas bumi dan perikanan. Indonesia dan Islandia juga mencatat kemajuan di bidang perikanan dan energi panas bumi terutama peningkatan kapasitas (capacity building) tenaga ahli Indonesia dengan mengikuti training/course serta rencana pendidikan S-2 di Islandia.

Kemajuan Islandia di bidang teknologi panas bumi akan dimanfaatkan oleh Indonesia dalam mengembangkan cadangan energi panas bumi yang dimilikinya antara lain melalui upaya mengundang investor Islandia ke Indonesia.

P

Capaian Kerja Sama RI-Islandia

1. Kunjungan kerja Presiden Islandia ke Indonesia, 24-29 April 2010

2. Komitmen RI-Islandia untuk memperluas dan meningkatkan kerja sama di bidang energi panas bumi, dan perikanan.

46

ke-65, New York, 23 September 2010

Platform kerja sama yang lebih kuat ini juga telah menghasilkan sinergi antara kedua negara di forum-forum global dalam hal masalah keamanan nasional, penanganan masalah ekonomi global di forum G-20 dan perlindungan lingkungan hidup seperti kerja sama kehutanan dan perubahan iklim.

Kerjasama Indonesia-Inggris semakin terkonsolidasi melalui pertemuan bilateral kedua Menteri Luar Negeri di sela-sela SMU PBB tanggal 23 September

2010 dan pertemuan Menteri Luar Negeri RI dengan Wakil Perdana Menteri Inggris di sela-sela KTT ASEM bulan Oktober 2010.

Di bidang investasi, Inggris tetap merupakan investor kedua terbesar di Indonesia dengan nilai kumulatif US$ 40 milyar (sejak 1967). Sepanjang 2010, KBRI aktif memfasilitasi banyak kegiatan road show investasi oleh BKPM dan mendorong kunjungan investor Inggris ke Indonesia. KBRI pun melakukan berbagai kegiatan business meeting baik secara sendiri maupun secara bersama-sama dengan melibatkan berbagai perwakilan perbankan Indonesia di London. Disamping itu, KBRI baik sendiri maupun bersama-sama dengan pejabat tinggi dari Jakarta aktif mendekati berbagai lembaga pemeringkat di Inggris (Oxford Analytica, Fitch, Standard & Poor’s, etc) agar terdapat apresiasi yang lebih baik terhadap iklim investasi di tanah air. Sebagai catatan, pada tahun 2009 investasi Inggris ke Indonesia adalah US$ 2.1 milyar.

Di bidang perdagangan, Inggris tetap merupakan mitra dagang penting bagi Indonesia. Nilai total

perdagangan tahun 2009 sebesar US$ 2.3 milyar; sedangkan hingga Agustus 2010 sebesar US$ 1.8 milyar KBRI London terus mengupayakan langkah-langkah terobosan seperti misalnya memantapkan “sea food trade corridor” agar produk perikanan/kelautan Indonesia lebih banyak masuk ke Inggris. Selain itu KBRI juga mengadakan berbagai pameran dagang untuk mendorong penjualan produk-produk industri kreatif Indonesia di pasar Inggris, seperti in-store promotion di Harrods, London Festival of Architecture, serta melakukan survei pasar untuk produk alas kaki dan furnitur.

Irlandia

Hubungan Indonesia-Irlandia berlangsung baik. Hubungan diplomatik RI-Irlandia ditangani oleh KBRI London.

Islandia

residen Islandia melakukan kunjungan kerja ke Indonesia pada tanggal 24-29 April 2010. Kunjungan ini adalah yang pertama kali

dalam sejarah hubungan bilateral kedua negara, dan memiliki makna penting dalam memperluas kerja sama bilateral yang telah ada selama ini di bidang panas bumi dan perikanan. Indonesia dan Islandia juga mencatat kemajuan di bidang perikanan dan energi panas bumi terutama peningkatan kapasitas (capacity building) tenaga ahli Indonesia dengan mengikuti training/course serta rencana pendidikan S-2 di Islandia.

Kemajuan Islandia di bidang teknologi panas bumi akan dimanfaatkan oleh Indonesia dalam mengembangkan cadangan energi panas bumi yang dimilikinya antara lain melalui upaya mengundang investor Islandia ke Indonesia.

Capaian Kerja Sama RI-Islandia

Indonesia, 24-29 April 2010 2.

energi panas bumi, dan perikanan.

isi 001-061.indd 54 1/3/2011 10:30:02 PM

Page 56: Buku Diplomasi Indonesia 2010

47

Gambar 46. Peragaan Busana Tradisional Indonesia di Kota Milan dan Roma

Italia, Cyprus dan Malta ndonesia dan Italia sepanjang tahun 2010 mengalami peningkatan hubungan bilateral yang signifikan. Di bidang

kesejahteraan rakyat, pada saat kunjungan Menko Kesra RI ke Italia pada bula Juni 2010 telah disepakati kerja sama di berbagai bidang yang merupakan ruang lingkup tugas Kemenko Kesra. Menko Kesra juga telah menandatangani Agreed Minutes mengenai bantuan teknis pemerintah Italia dalam hal penanggulangan bencana alam di Indonesia.

KBRI Roma yang menangani beberapa organisasi internasional yaitu Food and Agriculture (FAO), World Food Programme (WFP) dan International Fund for Agriculture Development (IFAD) sepanjang tahun 2010 mencatat beberapa pencapaian penting diantaranya terpilihnya Dubes RI Roma sebagai Ketua Komite Masalah-masalah Komoditi FAO pada bulan Juni 2010 untuk periode 2010 – 2012. Perwakilan Indonesia juga diminta menjadi Ketua pada beberapa pertemuan Komite Sumber Daya Genentik untuk Pangan dan Pertanian FAO, panelis pada pertemuan Komite Ketahanan Pangan Dunia FAO dan anggota Komite UN Staff Pension Fund.

Di bidang ekonomi, pada tahun 2010 Indonesia telah menyelenggarakan serangkaian kegiatan

dengan pendekatan promosi terpadu trade, tourism dan investment (TTI) di sejumlah sentra ekonomi dan perdagangan di Italia. Melalui kegiatan-kegiatan tersebut, volume perdagangan antara Indonesia dan Italia pada periode Januari – September 2010 telah mencapai US$ 2,3 milyar dengan surplus di pihak Indonesia sebesar US$ 1,04 milyar. Volume perdagangan pada tahun 2010 ini meningkat sebesar 47,3% dibandingkan periode yang sama pada tahun 20009 yang mencapai US$ 1,6 milyar.

Di bidang pendidikan, sepanjang tahun 2010 terdapat tiga lembaga pendidikan tinggi Indonesia dan Italia yang melakukan penandatanganan MoU dalam bidang kerja sama pendidikan yaitu Universitas Islam Negeri Alauding Makasar dengan Universitas Napoli Orientale, Universitas Negeri Gorontalo dengan Universitas Bicocca, Milan dan Sekolah Tinggi Seni Bandung dengan Universitas La

Sapienza, Roma.

Siprus

Hubungan diplomatik RI-Siprus dilaksanakan melalui KBRI Roma. Dalam rangka peningkatan hubungan bilateral, Menteri Luar Negeri RI telah mengadakan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Siprus pada tanggal 20 September 2010, di sela-sela SMU-PBB ke 65 di New York.

Indonesia dan Siprus telah menyepakati untuk membentuk forum konsultasi bilateral. Saat ini kedua negara sedang mempertimbangkan beberapa

I Gambar 45. Presiden RI dan Presiden Islandia, Bali, 26 April 2010

47

Italia, Cyprus dan Malta ndonesia dan Italia sepanjang tahun 2010 mengalami peningkatan hubungan bilateral yang signifikan. Di bidang

kesejahteraan rakyat, pada saat kunjungan Menko Kesra RI ke Italia pada bula Juni 2010 telah disepakati kerja sama di berbagai bidang yang merupakan ruang lingkup tugas Kemenko Kesra. Menko Kesra juga telah menandatangani Agreed Minutes mengenai bantuan teknis pemerintah Italia dalam hal penanggulangan bencana alam di Indonesia.

KBRI Roma yang menangani beberapa organisasi internasional yaitu Food and Agriculture (FAO), World Food Programme (WFP) dan International Fund for Agriculture Development (IFAD) sepanjang tahun 2010 mencatat beberapa pencapaian penting diantaranya terpilihnya Dubes RI Roma sebagai Ketua Komite Masalah-masalah Komoditi FAO pada bulan Juni 2010 untuk periode 2010 – 2012. Perwakilan Indonesia juga diminta menjadi Ketua pada beberapa pertemuan Komite Sumber Daya Genentik untuk Pangan dan Pertanian FAO, panelis pada pertemuan Komite Ketahanan Pangan Dunia FAO dan anggota Komite UN Staff Pension Fund.

Di bidang ekonomi, pada tahun 2010 Indonesia telah menyelenggarakan serangkaian kegiatan

dengan pendekatan promosi terpadu trade, tourism dan investment (TTI) di sejumlah sentra ekonomi dan perdagangan di Italia. Melalui kegiatan-kegiatan tersebut, volume perdagangan antara Indonesia dan Italia pada periode Januari – September 2010 telah mencapai US$ 2,3 milyar dengan surplus di pihak Indonesia sebesar US$ 1,04 milyar. Volume perdagangan pada tahun 2010 ini meningkat sebesar 47,3% dibandingkan periode yang sama pada tahun 20009 yang mencapai US$ 1,6 milyar.

Di bidang pendidikan, sepanjang tahun 2010 terdapat tiga lembaga pendidikan tinggi Indonesia dan Italia yang melakukan penandatanganan MoU dalam bidang kerja sama pendidikan yaitu Universitas Islam Negeri Alauding Makasar dengan Universitas Napoli Orientale, Universitas Negeri Gorontalo dengan Universitas Bicocca, Milan dan Sekolah Tinggi Seni Bandung dengan Universitas La

Sapienza, Roma.

Siprus

Hubungan diplomatik RI-Siprus dilaksanakan melalui KBRI Roma. Dalam rangka peningkatan hubungan bilateral, Menteri Luar Negeri RI telah mengadakan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Siprus pada tanggal 20 September 2010, di sela-sela SMU-PBB ke 65 di New York.

Indonesia dan Siprus telah menyepakati untuk membentuk forum konsultasi bilateral. Saat ini kedua negara sedang mempertimbangkan beberapa

isi 001-061.indd 55 1/3/2011 10:30:03 PM

Page 57: Buku Diplomasi Indonesia 2010

48

dokumen kerja sama bilateral diantaranya persetujuan penghindaran pajak berganda, persetujuan peningkatan dan perlindungan penanaman modal, persetujuan kerja sama Angkatan Laut RI – Siprus dan persetujuan kerja sama pariwisata. Di bidang ekonomi, volume perdagangan kedua negara pada periode Januari – September 2010 mencapai US$ 16,8 juta dengan surplus di pihak Indonesia sebesar US$ 769 ratus ribu. Volume perdagangan tersebut meningkat sebesar 53% dibandingkan periode yang pada tahun 2009 yang mencapai US$ 10,9 juta. Untuk meningkatkan hubungan bilateral, sejak tanggal 15 Januari 2010 Siprus telah membuka perwakilannya di Jakarta dan pada bulan Februari 2011 Menteri Luar Negeri RI akan mengundang Menteri Luar Negeri Siprus berkunjung ke Indonesia dan mengadakan pertemuan bilateral di Jakarta.

Malta

Hubungan diplomatik RI-Malta dilaksanakan melalui KBRI Roma. Dalam hubungan bilateral dengan Malta, Indonesia dan Malta sedang mempertimbangkan dua persetujuan kerja sama bilateral yaitu persetujuan penghindaran pajak berganda dan perjanjian peningkatan dan perlindungan penanaman modal. Di bidang ekonomi, volume perdagangan kedua negara pada periode Januari – September 2010 mencapai US$ 3,2 juta dengan surplus di pihak Indonesia sebesar US$ 1,9 juta. Volume perdagangan tersebut menurun sebesar 19,3 % dibandingkan periode yang pada tahun 2009 yang mencapai US$ 4,04 juta.

Jerman

ubungan RI – Jerman semakin menguat dengan dilaksanakannya kunjungan kerja Presiden RI ke Jerman pada bulan Desember

2009. Pada kesempatan yang sama, kedua Menteri Luar Negeri telah mengadakan pertemuan bilateral. Dalam pertemuan Presiden RI dengan Presiden Jerman maupun dengan Kanselir Jerman, dicapai komitmen untuk menguatkan kembali kerja sama di berbagai bidang antara lain politik, ekonomi, riset dan teknologi, pendidikan, energi dan lingkungan, termasuk revitalisasi German Indonesia Forum (GIF) guna memfasilitasi kontak-kontak pebisnis kedua negara.

Di bidang politik, sebagai tindak lanjut kunjungan, telah berlangsung Forum Konsultasi Bilateral RI-Jerman yang pertama pada bulan Mei 2010. Tindak lanjut lainnya adalah ditandatanganinya 6 perjanjian kerja sama teknik dan keuangan senilai 111,13 juta Euro pada bulan April 2010.

Pada bulan Mei 2010, dalam rangka negosiasi bilateral untuk kerjasama pembangunan kedua negara, Pemerintah RI telah menerima dana hibah dalam bentuk bantuan teknis sebesar EUR 29,6 Juta dari pemerintah Jerman untuk program-program perubahan iklim, promosi sektor swasta, program pendidikan kejuruan, program desentralisasi dan mitigasi bencana dalam rangka penelitian geologi di Aceh.

Menindaklanjuti kerja sama di bidang interfaith dialogue, Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Jerman telah memfasilitasi kegiatan seminar/dialog lintas agama/budaya pertama antara masyarakat madani kedua negara di Yogyakarta pada bulan Juni 2010.

Di bidang kerja sama ekonomi dan pembangunan, pemerintah Jerman memandang Indonesia sebagai negara yang memiliki peranan penting di kawasan Asia Tenggara baik secara politis maupun ekonomis dan perlu untuk terus mendapatkan dukungan dari pemerintah Jerman. Dalam hal ini pemerintah Jerman menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara prioritas (priority countries).

Bantuan pemerintah Jerman kurun waktu tahun 2010 juga ditandai dengan peluncuran hibah berjumlah €7,5 juta pada Maret 2010 dalam rangka pelestarian hutan seluas 1000 kilometer disebagian kawasan propinsi Jambi dan Sumatera Selatan, melalui proyek Harapan Rainforest. Proyek tersebut merupakan komitmen kuat pemerintah Jerman dalam masalah lingkungan dan salah satu proyek terbesar dalam kerangka International Climate Initiative (ICI) Kementrian Lingkungan Hidup Jerman.

Norwegia

ubungan bilateral RI – Norwegia saat ini berada dalam kondisi yang sangat baik. Pada kunjungan Presiden RI ke Norwegia bulan

Mei 2010, Indonesia dan Norwegia telah menyepakati Kemitraan kedua negara di bidang

H

H

isi 001-061.indd 56 1/3/2011 10:30:03 PM

Page 58: Buku Diplomasi Indonesia 2010

49

REDD+, yang menjadi tonggak baru dalam hubungan bilateral RI-Norwegia. Dalam hal ini, Pemerintah Norwegia menyediakan bantuan dana (hibah) sampai US$ 1 milyar kepada Indonesia di bidang kehutanan. Kemitraan ini merupakan capaian penting dalam kerja sama bilateral menanggulangi climate change di luar kerangka UNFCCC.

Pada saat itu kunjungan tersebut, ditandatangani Letter of Intent on Cooperation on Reducing Greenhouse Gas Emissions from Deforestation and Forest Degradation.

Hubungan kedua negara juga diperkuat dengan dicapainya kesepatan berupa“Joint Declaration on Cooperation Towards a Dynamic Partnership in the 21st Century” oleh kedua Menteri Luar Negeri di Jakarta, pada 8 November 2010, pada saat kunjungan Menteri Luar Negeri Norwegia ke Indonesia.

Di bidang demokrasi dan HAM, Indonesia telah mengirimkan empat orang untuk mengikuti pelatihan Basic Course on Human Rights pada Norwegian Center for Human Rights. Selain itu pada tahun 2010, Indonesia telah menjadi tuan rumah workshop ke-9 RI-Norwegia di bidang HAM yang diselenggarakan setiap tahun bergantian oleh Indonesia dan Norwegia. Pada kesempatan kunjungan Menteri Luar Negeri Norwegia bulan November 2010 juga telah diselenggarakan Konperensi Regional mengenai Hukum Humaniter Internasional di Jakarta yang disponsori bersama oleh Indonesia dan Norwegia.

Di bidang ekonomi, volume perdagangan Indonesia – Norwegia untuk periode Januari – September 2009 adalah US$ 102,02 juta, sementara pada tahun 2010 trend perdagangan mengalami peningkatan sebesar 181% dengan nilai mencapai US$ 287,2 juta. Untuk mendorong kerja sama di bidang energi, kedua negara mempunyai Forum Konsultasi Bilateral di bidang energi.

Di bidang sosial budaya, kerja sama kedua negara diarahkan untuk meningkatkan people-to-people contacts. Pada tahun 2010 tercatat 1.285 pelajar Norwegia belajar selama tiga bulan untuk program pra-universitas di Bali. Jumlah tersebut meningkat 50% dibandingkan tahun 2009 yaitu sebanyak 832 pelajar.

Perancis, Andorra, Monako

unjungan Presiden RI ke Perancis pada tanggal 14 Desember 2009 telah berhasil menyepakati Joint Statement mengenai

peningkatan dan penguatan hubungan kerja sama bilateral antara kedua negara. Dalam Joint Statement tersebut, Kedua Presiden menegaskan kembali komitmennya untuk meningkatkan kerja sama dalam bidang ekonomi, perdagangan, investasi, pembangunan, perlucutan senjata, counter terrorism, kejahatan terorganisir, penyelundupan obat terlarang, dan pencucian uang, serta perubahan iklim baik dalam konteks regional dan internasional.

Upaya peningkatan kerja sama kedua negara juga telah dibahas kedua Menteri Luar Negeri dalam pertemuan bilateral di sela-sela KTT ASEM bulan Oktober 2010. Selain itu juga telah diselenggarakan

K

Gambar 48. Regional Workshop on International Humanitarian Law, Jakarta, November 2010

Gambar 47. Kunjungan Menlu Norwegia ke Jakarta 8 November 2010

isi 001-061.indd 57 1/3/2011 10:30:03 PM

Page 59: Buku Diplomasi Indonesia 2010

50

pertemuan Forum Konsultasi Bilateral ke-2 RI-Perancis di Jakarta, 21 Desember 2010.

Di bidang pertahanan, kerja sama kedua negara tidak saja menyangkut masalah procurement tetapi juga di bidang capacity building, pendidikan, pertukaran perwira serta joint investment dan joint production.

Dalam kaitan kerja sama pembangunan, Pemerintah Perancis telah berkomitmen untuk memfokuskan bantuannya kepada Indonesia dalam mengatasi dampak perubahan iklim. Dalam hal ini Perancis akan memfokuskan bantuan pembangunannya untuk membantu Indonesia dalam hal pengurangan emisi CO2 melalui pengurangan deforestasi.

Di bidang ekonomi, realisasi investasi Perancis di Indonesia untuk 5 tahun ini cukup fluktuatif, namun memperlihatkan trend yang meningkat yaitu tahun 2006: US $ 104.9 juta, tahun 2007: US $ 9.4 juta, tahun 2008: US $ 164 juta dan tahun 2009: US $ 307.5 juta. Untuk tahun 2010 realisasi investasi diperkirakan meningkat tajam terkait dengan investasi Eramet Group di Weday Bay, Maluku Utara yang bekerjasama dengan Mitsubishi dan PT Antam dengan nilai sebesar US$ 4.2 milyar untuk pembangunan pelabuhan laut, unit pengolahan dan kilang nikel serta compound dan semua fasilitas terkait kegiatan pertambangan nikel yang diperkirakan akan mempekerjakan 10.000 orang.

Andorra dan Monako

Hubungan diplomatik RI dengan Andorra dan Monako dilaksanakan melalui KBRI Paris. Hubungan bilateral RI dengan kedua negara tersebut berjalan baik. Indonesia dengan Andorra dan Monako juga

bekerjasama di berbagai forum internasional seperti di PBB.

Portugal

ada tanggal 2-4 Agustus 2010 telah dilaksanakan kunjungan bilateral Menteri Luar Negeri Portugal ke Indonesia yang

pertama kali sejak pembukaan kembali hubungan diplomatik.

Kunjungan ini menghasilkan penandatanganan Nota Kesepahaman tentang Konsultasi Bilateral gunameningkatkan hubungan kedua negara. Selain itu, kunjungan ini cukup penting dalam rangka persiapan kunjungan Perdana Menteri Portugal berkaitan dengan peringatan 500 tahun kontak pertama bangsa Portugal dengan Indonesia.

Di bidang ekonomi, volume perdagangan Indonesia – Potugal untuk periode Januari – September 2009 adalah US$ 82,5 juta, sementara pada tahun 2010 trend perdagangan mengalami penurunan sebesar 7,4% dengan nilai mencapai US$ 76,4 juta.

Spanyol

ubungan RI-Spanyol berjalan baik. Dalam rangka meningkatkan hubungan bilateral kedua negara, pada tanggal 21 September

2010, di sela-sela SMU-PBB ke-65, Menteri Luar Negeri RI telah melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Spanyol.

Indonesia memiliki citra sebagai negara yang memiliki sistem demokrasi didukung oleh Muslim

P

H Gambar 50. Kunjungan Menlu Portugal ke

Jakarta, 2-4 Agustus 2010

Gambar 49. Forum Konsultasi Bilateral ke-2 RI-Perancis, Jakarta, 21 Desember 2010

isi 001-061.indd 58 1/3/2011 10:30:04 PM

Page 60: Buku Diplomasi Indonesia 2010

51

yang moderat dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil. Spanyol juga merupakan negara demokratis dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan merupakan negara. inisiator Alliance of Civilization. Indonesia sebagai anggota G-20 dianggap mempunyai potensi ekonomi besar dalam meningkatkan kerja sama dengan Spanyol. Terlihat dengan semakin meningkatnya perhatian dan minat pengusaha Spanyol untuk berkunjung dan bekerjasama dengan Indonesia.

Di bidang investasi, beberapa perusahaan Spanyol telah tercatat masuk ke Indonesia seperti Repsol YPF, BBVA dan perusahaan Construccionne y Auxiliar de Ferrocarriles (CAF) yang sedang mengikuti tender pembangunan rel kereta api Manggarai-Cengkareng.

Di bidang perdagangan, neraca perdagangan Indonesia pada Januari-Agustus 2010 meningkat sebesar US $ 89.743.000 bila dibandingkan tahun 2009.

Swedia, Latvia

apaian hubungan RI – Swedia ditandai dengan eratnya kerja sama kedua negara di bidang kerja sama pembangunan yang

meliputi bidang HAM, lingkungan hidup dan demokrasi.

Hal tersebut tercermin dari cara pandang Swedia terhadap Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki peran penting di kawasan Asia Tenggara dan merupakan menjadi mitra utama bagi Swedia di kawasan. Untuk itu, sejak bulan Agustus 2007, berdasarkan kebijakan baru Swedia di bidang kerja sama pembangunan, Indonesia bersama dengan enam negara lainnya (Cina, India, Vietnam, Afrika Selatan, Namibia dan Botswana) telah dimasukkan dalam negara-negara kategori 5 atau Countries with Selective Driven Cooperation.

Dalam kaitan dengan kerja sama HAM, Indonesia dan Swedia telah mengadakan Dialog HAM RI-Swedia, dimana penyelenggaraan yang ke-3 telah berlangsung di Jakarta, tanggal 29-30 November 2010. Kerjasama HAM antara lain menitikberatkan pada capacity building HAM untuk petugas lembaga pemasyarakatan Indonesia, pertukaran pengalaman

antara kedua negara untuk memajukan dan mempromosikan HAM, serta terkait persiapan pelaksanaan RANHAM RI 2010-2014.

Di bidang ekonomi, neraca perdagangan Indonesia dan Swedia masih menunjukkan angka surplus bagi Swedia. Hal ini banyak disebabkan karena ekspor Swedia yang padat teknologi dan ekspor Indonesia dalam bentuk komoditi dasar dan produk agrikultur. Tahun 2010 (periode Januari-Juni), ekspor Indonesia ke Swedia tercatat sebesar US$ 80.8 juta (0,1 % dari total impor Swedia). Sedangkan impor Indonesia untuk periode yang sama tercatat sebesar US$ 282 juta (0,4% dari total ekspor Swedia).

Investasi Swedia di Indonesia antara lain adalah engineering, kimia, farmasi, karton pengemas makanan dan minuman, korek api, dsb. Ada sekitar 44 perusahaan Swedia yang mempunyai kantor di Indonesia, antara lain ABB, Astra Zeneca, Atlas Copco, Chubb Safes, Electrolux, Ericsson, Hennes Mauritz (HM), IKEA, Oriflame, Sandvik, Scania, SKF, Swedish Match Cigars dan Tetra Pak.

Di bidang pendidikan, tercatat jumlah mahasiswa Indonesia yang mengambil program S2 dan S3 di Swedia sampai tahun 2009 adalah 107 orang, sedangkan pada tahun 2010 tercatat berjumlah 71 orang (turun sebesar 33,70%).

Latvia Hubungan bilateral diplomatik RI-Latvia dilaksanakan oleh KBRI Stockholm dan berkembang dengan positif. Di sisi lain, Indonesia memandang Latvia sebagai salah satu negara sahabat yang berperan aktif di kawasan Baltik. Latvia juga telah mendukung Indonesia pada pencalonan Indonesia di sejumlah badan dan organisasi internasional seperti DK PBB, Dewan HAM, ECOSOC, ITU, ICAO dan IMO.

Kerjasama bilateral di bidang ekonomi dan perdagangan antara Indonesia dan Latvia dalam 3 tahun terakhir mengalami peningkatan yang cukup positif. Angka perdagangan Indonesia dan Latvia masih menunjukkan angka surplus bagi Indonesia. Tahun 2010 nilai ekspor Indonesia ke Latvia mencapai US$ 2.443.888 dan impor Indonesia ke Latvia sebesar US$ 300.555 atau surplus untuk Indonesia sebesar US$ 2.143.333. Komoditi ekspor utama Indonesia ke Latvia adalah alas kaki, penutup

C

isi 001-061.indd 59 1/3/2011 10:30:04 PM

Page 61: Buku Diplomasi Indonesia 2010

52

Capaian Kerja Sama Bilateral RI – Turki

1. Penandatanganan MoU on Technical Cooperation

2. Penandatanganan Agreement on Defense Industry Cooperation

3. Penandatanganan MoU on Cooperation between Small and Medium Size Industry.

4. Penandatanganan Cultural Exchange Program

5. Penandatanganan Agreement on Maritime Transpor

6. Penandatanganan MoU on Labor Development

7. Penandatanganan MoU concerning Investment Promotion and Cooperation

8. Penandatanganan MoU on Program and News Exchange Cooperation.

9. Penandatanganan MOU concerning Joint Research and Exploration in the Field of Geothermal and Geohazards

10. Penandatanganan MOU revisi dalam perjanjian di bidang transportasi udara.

11. Kesepakatan mengenai Visa on Arrival untuk warga kedua negara

kepala, payung, mesin dan peralatan mekanis, bubur kertas, kertas dan karton, lemak dan minyak nabati, bahan pangan yang diolah dan produk sayuran.

Swiss, Liechtenstein

ubungan bilateral RI-Swiss pada tahun 2010 mengalami peningkatan. Hal ini antara lain tercermin dari kunjungan kenegaraan

Presiden Swiss ke Indonesia pada tanggal 6-9 Juli 2010.

Capaian penting dari hasil pertemuan bilateral antara Presiden RI dan Presiden Swiss adalah komitmen Swiss untuk membantu Indonesia dalam pengembangan pariwisata di Pulau Flores, NTT sebesar CHF. 4,8 juta atau + US$. 4,8 juta dalam kerangka Kerjasama Pembangunan kedua negara.

Komitmen tersebut telah diwujudkan melalui penandatanganan Project Arrangement Pengembangan Pariwisata Pulau Flores, NTT pada tanggal 16 September 2010, yang ditujukan untuk meningkatkan competitiveness dalam bidang pengembangan destinasi pariwisata.

Dengan telah ditetapkannya Indonesia sebagai salah satu Priority Countries oleh Pemerintah Swiss dalam pengembangan kerja sama ekonomi, kedua negara telah menandatangani MoU on the Establishment of Joint Economic and Trade Commission (JETC) dan pertemuan pertama JETC pada tanggal 24 November 2009 di Jakarta.

Sebagai tindak lanjut hasil JETC tersebut, kedua negara telah sepakat membentuk Perjanjian Bebas Visa bagi Pemegang Paspor Diplomatik dan Dinas RI-Swiss, serta Perjanjian Kerjasama Pariwisata antara kedua negara yang ditandatangani pada saat kunjungan Presiden Swiss ke Indonesia Juli 2010. Selain itu, diresmikan pula peluncuran perundingan Indonesia-EFTA Comprehensive Economic Partnership Agreement (IE-CEPA), yang perundingan pertamanya akan diadakan di Indonesia pada tanggal 31 Januari-2 Februari 2011.

Liechtenstein

Hubungan diplomatik RI- Liechtenstein ditangani oleh KBRI Bern, dan hubungan kedua negara berjalan dengan baik. Indonesia dan Liechtenstein

juga bekerjasama di berbagai forum internasional seperti di PBB.

Turki

ubungan Indonesia-Turki mengalami peningkatan ditandai dengan kunjungan kenegaraan Presiden Susilo Bambang

Yudhoyono ke Turki tanggal 28 Juni – 1 Juli 2010 atas undangan Presiden Turki Dr. Abdullah Gul.

Selama kunjungan tersebut Presiden RI juga telah menerima kunjungan kehormatan Perdana Menteri Turki, memberikan pidato di hadapan anggota Parlemen Turki dimana Presiden RI adalah tamu negara ke-5 yang berbicara di hadapan anggota Parlemen Turki. Selain itu, Presiden RI memberikan sambutan dalam temu bisnis di Istanbul.

Hasil kunjungan yakni ditandatanganinya 10 (sepuluh) kesepakatan kerja sama bilateral dan

H H

isi 001-061.indd 60 1/3/2011 10:30:05 PM

Page 62: Buku Diplomasi Indonesia 2010

53

kesepakatan lainnya yang perlu ditindak lanjuti yakni pencapaian target perdagangan Indonesia – Turki mencapai US$ 5 milyar.

Untuk itu guna mencapai target volume perdagangan tersebut pada saat kunjungan kenegaraan juga telah ditandatangani 7 (tujuh) bidang kerja sama di sektor swasta.

Kerjasama peningkatan perdagangan ini juga dibahas dalam Joint Study Group yang akan ditetapkan dalam Komisi Bersama Indonesia – Turki. Sebagai wujud semakin meningkatnya upaya peningkatan kerja sama kedua negara, Pemerintah Indonesia merencanakan membuka perwakilan Konsulat Jenderal di Istambul.

Di bidang ekonomi, neraca perdagangan Indonesia dengan Turki pada periode Januari - Agustus 2010) adalah sebesar US$ 870,8 juta (meningkat 14,04% dibanding periode yang sama tahun 2009) yang mencapai US$ 763,5 juta. Komoditi ekspor utama Indonesia ke Turki selama tiga tahun terakhir adalah Sektor Pertanian / agribisnis; Sektor Mineral; dan Sektor Manufaktur. Sementara itu komoditi impor utama Indonesia dari Turki adalah tembakau, marmer, bahan kimia, tepung gandum, serat staple buatan, alat berat (traktor) dan suku cadangnya, karpet, produk tekstil, kulit dan benang wool.

Vatikan

BRI Vatikan yang melaksanakan tugas bagi kepentingan Indonesia dengan pihak Vatikan mempunyai keunikan tersendiri dibanding

dengan perwakilan RI lainnya. Indonesia dalam hal ini mengedepankan diplomasi budaya dalam upaya penguatan hubungan bilateral dengan pihak Vatikan. Diplomasi budaya dilakukan melalui penampilan berbagai misi kesenian dan pendekatan dengan berbagai kalangan rohaniwan dan rohaniwati di Vatikan. Guna meningkatkan kerja sama bilateral pada tanggal 12 November 2010 bertempat di Vatikan, telah diadakan Konsultasi Bilateral antara Direktur Eropa Barat dengan Undersecretary for the Relation with the States, Kemlu Tahta Suci Vatikan dan Undersecretary of Pontifical Council for Interreligious Dialogue (PCID) dan disepakati kedua pihak untuk lebih meningkatkan kerja sama promosi saling pengertian diantara masyarakat yang majemuk.

Yunani

ubungan bilateral RI – Yunani terus berkembang pesat dan dinamis. Kedekatan hubungan kedua negara ditandai tidak

hanya oleh kedekatan hubungan antar pejabat pemerintah melainkan juga antar parlemen dan masyarakat kedua negara. Dalam kaitan ini, Menteri Luar Negeri RI telah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Yunani di sela-sela pelaksanaan SMU PBB ke-65 tanggal 27 September 2010 di New York.

Di bidang ekonomi, dengan terjadinya krisis finansial di Yunani, volume perdagangan RI – Yunani mengalami penurunan sebesar 0,47%. Bila pada periode Januari – September 2009, volume perdagangan kedua negara mencapai US$ 153,5 juta, pada periode yang sama pada bulan 2010 hanya mencapai US$ 152,8 juta. Guna terus mendorong kerja sama di bidang ekonomi, Indonesia sepanjang tahun 2010 telah berpartisipasi pada Thassaloniki International Fair di Athena pada bulan Mei 2010, Kifisia Flower Festival pada bulan April 2010, International Christmas Bazaar pada bulan November 2010 serta promosi pariwisata bertajuk the Beauty of Indonesian Color pada bulan Juni 2010.

K

H

Gambar 51. Pidato Presiden RI di Parlemen Turki pada Kunjungan Kenegaraan, 28 Juni – 1 Juli 2010

isi 001-061.indd 61 1/3/2011 10:30:05 PM

Page 63: Buku Diplomasi Indonesia 2010

54

Di bidang sosial budaya, KBRI melakukan berbagai kegiatan promosi budaya, penggalangan terhadap media massa dan LSM, peningkatan kerja sama di bidang pendidikan, dll.

KAWASAN EROPA TENGAH DAN TIMUR Hubungan politik luar negeri Indonesia di kawasan Eropa Tengah dan Timur (ETT) pada tahun 2010 mencapai perkembangan baru yakni dengan dibukanya 2 (dua) perwakilan diplomatik RI yakni untuk Bosnia Herzegovina yang berkedudukan di Sarajevo dan untuk Croatia berkedudukan di Zagreb. Kedua perwakilan baru ini merefleksikan keinginan Pemerintah RI untuk memperluas hubungan dan kerja sama bilateral terutama di bidang ekonomi dan pembangunan.

Kawasan Eropa Tengah dan Timur sangat potensial untuk menyerap ekspor non-migas Indonesia serta sebagai sumber alternatif bagi penguatan kapasitas nasional di bidang pertahanan, termasuk revitalisasi industri strategis. Sementara itu, upaya memperkuat kinerja ekspor Indonesia ke kawasan ini, antara lain dilakukan melalui partisipasi Indonesia dalam berbagai pameran dagang dan pariwisata yang diikuti oleh Kedutaan Besar RI di kawasan sepanjang tahun 2010.

Bosnia dan Herzegovina

BRI Sarajevo pembukaannya diresmikan pada tanggal 29 Desember 2010, sebelumnya hubungan diplomatik Indonesia dan Bosnia dan Herzegovina

dirangkap oleh KBRI Bucharest di Hongaria. Diharapkan, dengan pembukaan perwakilan tersebut, hubungan kedua negara akan semakin meningkat.

Dalam rangka peningkatan hubungan bilateral, Menteri Luar Negeri RI telah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Bosnia dan Herzegovina di sela-sela sesi siding Majelis Umum PBB ke-65 di New York pada tanggal 20 September 2010.

RI dan Bosnia telah mencapai kesepakatan mengenai Persetujuan Bebas Visa bagi Pemegang Paspor Diplomatik dan Dinas pada awal bulan

Desember 2010. Kedua negara tengah menjajaki kerja sama di bidang komunikasi dan transportasi, perhubungan udara terkait pengalihan kontrol wilayah udara (Flight Information Region/FIR) serta bidang teknologi komunikasi .

Di bidang ekonomi, nilai perdagangan bilateral pada periode Januari – September 2010 mengalami penurunan 65,67% dibandingkan nilai perdagangan pada periode yang sama tahun 2009. Ekspor Indonesia ke Bosnia dan Herzegovina pada periode Januari –September 2010 tercatat senilai US$ 147,3 ribu, menurun 71,48% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, sementara impor tercatat senilai US$ 41,7 ribu, mengalami peningkatan sebesar 23,79%. Perdagangan Indonesia dengan Bosnia dan Herzegovina pada periode tersebut tercatat surplus di pihak Indonesia sebesar US$ 105,6 ribu.

Bulgaria, Albania ubungan diplomatik Indonesia - Bulgaria telah dimulai sejak tahun 1956 dan terus menunjukkan peningkatan yang baik. Dalam

kaitan ini Menteri Luar Negeri RI telah mengadakan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Bulgaria pada tanggal 27 September 2010 di sela-sela SMU PBB ke-65 di New York.

Di bidang ekonomi, perdagangan kedua negara memiliki trend meningkat meskipun nilainya relatif lebih kecil dibandingkan nilai perdagangan Indonesia dengan negara-negara Eropa Tengah dan Timur lainnya. Pada 2009, nilai perdagangan kedua negara mengalami penurunan tajam sebesar US$ 47,68 juta dengan nilai ekspor sebesar US$ 28,73 juta dan impor sebesar US$ 18,94 juta serta surplus di pihak RI sebesar US$ 9,79 juta. Sementara pada periode Januari-September 2010 nilai perdagangan sebesar US$ 52,63 juta mengalami kenaikan sebesar 40,2% dari periode yang sama tahun sebelumnya dengan ekspor Indonesia periode mencapai US$ 27,88 juta dan impor US$ 24,74 juta, surplus di pihak RI sebesar US$ 3,14 juta.

Pada 12 Mei 2010, ditandatangani letter of intent (LOI) pembentukan kerja sama kota kembar antara Medan dan Burgas. Pada tanggal 27 Mei-1 Juni 2010, diselenggarakan rangkaian Sidang IV Komisi

K

H

55

Bersama (SKB) di Sofia yang didahului oleh konsultasi Persetujuan Peningkatan dan Perlindungan Penanaman Modal (P4M) di Sofia, 27-28 Mei 2010. Hasil SKB IV menyepakati pembentukan working group on energy dalam kerangka Komisi Bersama RI-Bulgaria, meningkatkan investasi, dan bekerja sama dalam peningkatan kualitas dan ekspor batu bara Indonesia ke Bulgaria, renewable energy, dan energy efficiency.

Indonesia dan Bulgaria telah menandatangani Persetujuan Pembebasan Visa bagi Pemegang Paspor Diplomatik dan Dinas di Lombok pada 19 November 2009. Pemerintah RI telah mengesahkan Persetujuan tersebut melalui Peraturan Presiden No. 44 Tahun 2010 tanggal 17 Juni 2010.

Pada 1 Desember 2010, Walikota Surabaya dan Wakil Walikota Varna, Bulgaria telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) mengenai Pembentukan Kerja Sama Sister City di Surabaya. Penandatanganan MoU tersebut merupakan implementasi dari penandatanganan Letter of Intent (LoI) mengenai Pembentukan Kerja Sama Sister City Surabaya-Varna di Varna pada 24 November 2009.

Albania

KBRI Sofia juga diakreditasikan untuk Albania. Di bidang ekonomi, pada tahun 2009, volume perdagangan RI-Albania naik 62,17% dari tahun 2008 menjadi US$ 4,108 juta dimana ekspor Indonesia sebesar US$ 3,186 juta dan impor US$ 921,8 ribu dengan surplus di pihak RI sebesar US$ 2,264 juta. Sementara itu, pada periode Januari-September 2010, volume perdagangan kedua negara mengalami kenaikan sebesar 5,2% (US$ 3,385 juta) dari periode yang sama tahun sebelumnya (US$ 3,217 juta) dimana ekspor Indonesia sebesar US$ 3,12 juta dan impor US$ 265,8 ribu dengan surplus di pihak RI sebesar US$ 2,853 juta.

Ceko

eko memiliki arti penting bagi Indonesia sebagai mitra dagang terbesar ke-3 di kawasan Eropa Tengah dan Timur. Ceko juga

aktif berpartisipasi dalam pembangunan di

Indonesia a.l. melalui kerja sama pembangunan bandara internasional di Kulon Progo, DIY, yang saat ini pre-feasibility study sudah selesai dilakukan dengan dana hibah dari Pemerintah Ceko tahun 2009. Perusahaan Ceko juga berpartisipasi membangun pabrik gula di Jawa Timur dengan perkiraan investasi US$ 100 juta. Guna mendorong terwujudnya berbagai proyek kerja sama, Presiden Ceko telah menyatakan minatnya berkunjung ke Indonesia pada tahun 2011.

Hongaria , Makedonia – Hongaria terus menguat

sepanjang tahun 2010. Sepanjang tahun 2010, Indonesia dan Hongaria telah melakukan berbagai kerja sama konkrit diantaranya melalui penandatanganan MoU Sister Province antara Pemerintah Daerah Sumatera Utara dan Pemerintah Bekes County pada tanggal 7 Januari 2010 dan, penyelenggaraan Dialog antar Agama pada tanggal 25 Mei 2010.

Hubungan Indonesia

Di bidang ekonomi, volume perdagangan Indonesia – Hongaria untuk periode Januari – September 2009 adalah US$ 48,8 juta, sementara pada tahun 2010 trend perdagangan mengalami peningkatan sebesar 49% dengan nilai mencapai US$ 73,1 juta.

Di bidang sosial budaya, KBRI telah memfasilitasi dan menyelenggarakan 23 penampilan kesenian dan pameran budaya.

Makedonia

Hubungan diplomatik RI- Makedonia ditangani oleh KBRI Budapest, dan hubungan kedua negara berjalan dengan baik. Indonesia dan Makedonia juga bekerjasama di berbagai forum internasional seperti di PBB.

Kroasia

embukaan perwakilan RI di Zagreb diresmikan pada tanggal 29 Desember 2010. Sebelumnya hubungan diplomatik Indonesia

dirangkap oleh KBRI Budapest di Hongaria. Di bidang perdagangan, dibukanya perwakilan diplomatik RI di Zagreb akan meningkatkan upaya

H

isi 062-126.indd 62 1/3/2011 10:50:04 PM

Page 64: Buku Diplomasi Indonesia 2010

55

Bersama (SKB) di Sofia yang didahului oleh konsultasi Persetujuan Peningkatan dan Perlindungan Penanaman Modal (P4M) di Sofia, 27-28 Mei 2010. Hasil SKB IV menyepakati pembentukan working group on energy dalam kerangka Komisi Bersama RI-Bulgaria, meningkatkan investasi, dan bekerja sama dalam peningkatan kualitas dan ekspor batu bara Indonesia ke Bulgaria, renewable energy, dan energy efficiency.

Indonesia dan Bulgaria telah menandatangani Persetujuan Pembebasan Visa bagi Pemegang Paspor Diplomatik dan Dinas di Lombok pada 19 November 2009. Pemerintah RI telah mengesahkan Persetujuan tersebut melalui Peraturan Presiden No. 44 Tahun 2010 tanggal 17 Juni 2010.

Pada 1 Desember 2010, Walikota Surabaya dan Wakil Walikota Varna, Bulgaria telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) mengenai Pembentukan Kerja Sama Sister City di Surabaya. Penandatanganan MoU tersebut merupakan implementasi dari penandatanganan Letter of Intent (LoI) mengenai Pembentukan Kerja Sama Sister City Surabaya-Varna di Varna pada 24 November 2009.

Albania

KBRI Sofia juga diakreditasikan untuk Albania. Di bidang ekonomi, pada tahun 2009, volume perdagangan RI-Albania naik 62,17% dari tahun 2008 menjadi US$ 4,108 juta dimana ekspor Indonesia sebesar US$ 3,186 juta dan impor US$ 921,8 ribu dengan surplus di pihak RI sebesar US$ 2,264 juta. Sementara itu, pada periode Januari-September 2010, volume perdagangan kedua negara mengalami kenaikan sebesar 5,2% (US$ 3,385 juta) dari periode yang sama tahun sebelumnya (US$ 3,217 juta) dimana ekspor Indonesia sebesar US$ 3,12 juta dan impor US$ 265,8 ribu dengan surplus di pihak RI sebesar US$ 2,853 juta.

Ceko

eko memiliki arti penting bagi Indonesia sebagai mitra dagang terbesar ke-3 di kawasan Eropa Tengah dan Timur. Ceko juga

aktif berpartisipasi dalam pembangunan di

Indonesia a.l. melalui kerja sama pembangunan bandara internasional di Kulon Progo, DIY, yang saat ini pre-feasibility study sudah selesai dilakukan dengan dana hibah dari Pemerintah Ceko tahun 2009. Perusahaan Ceko juga berpartisipasi membangun pabrik gula di Jawa Timur dengan perkiraan investasi US$ 100 juta. Guna mendorong terwujudnya berbagai proyek kerja sama, Presiden Ceko telah menyatakan minatnya berkunjung ke Indonesia pada tahun 2011.

Hongaria , Makedonia

Makedonia

Hubungan diplomatik RI- Makedonia ditangani oleh KBRI Budapest, dan hubungan kedua negara berjalan dengan baik. Indonesia dan Makedonia juga bekerjasama di berbagai forum internasional seperti di PBB.

Kroasia

embukaan perwakilan RI di Zagreb diresmikan pada tanggal 29 Desember 2010. Sebelumnya hubungan diplomatik Indonesia

dirangkap oleh KBRI Budapest di Hongaria. Di bidang perdagangan, dibukanya perwakilan diplomatik RI di Zagreb akan meningkatkan upaya

C

H

P

isi 062-126.indd 63 1/3/2011 10:50:04 PM

ubungan Indonesia – Hongaria terus menguat sepanjang tahun 2010. Sepanjang tahun 2010, Indonesia dan Hongaria

telah

melakukan berbagai kerja sama konkrit diantaranya melalui penandatanganan MoU Sister Province antara Pemerintah Daerah Sumatera Utara dan Pemerintah Bekes County pada tanggal 7 Januari 2010 dan, penyelenggaraan Dialog antar Agama pada tanggal 25 Mei 2010.

Di bidang ekonomi, volume perdagangan Indonesia – Hongaria untuk periode Januari – September 2009 adalah US$ 48,8 juta, sementara pada tahun 2010 trend perdagangan mengalami peningkatan sebesar 49% dengan nilai mencapai US$ 73,1 juta.

Di bidang sosial budaya, KBRI telah memfasilitasi dan menyelenggarakan 23 penampilan kesenian dan pameran budaya.

H

Page 65: Buku Diplomasi Indonesia 2010

56

promosi perdagangan Indonesia di Kroasia khususnya dalam rangka meningkatkan ekspor Indonesia ke Kroasia yang memiliki peluang besar.

Nilai perdagangan bilateral pada periode Januari – September 2010 tercatat meningkat 17,72% dibandingkan nilai perdagangan pada periode yang sama tahun 2009. Ekspor Indonesia ke Kroasia pada periode Januari –September 2010 tercatat senilai US$ 21,04 juta, atau meningkat sebesar 10,58%, sementara impor tercatat senilai US$ 3,6 juta, mengalami peningkatan sebesar 88,88%. Perdagangan Indonesia dengan Kroasia pada periode tersebut tercatat surplus di pihak Indonesia sebesar US$ 17,43 juta.

Polandia

olandia memiliki arti penting bagi hubungan dan kerja sama Indonesia mengingat Polandia merupakan salah satu negara dengan jumlah

penduduk dan luas wilayah terbesar di antara negara-negara anggota Uni Eropa yang terletak di kawasan Eropa Timur. Selain sebagai mitra dagang Indonesia terbesar ke-4 di kawasan Eropa Tengah dan Timur, Polandia adalah pemasok alutsista TNI dan Polri a.l. pesawat Skytruck, helikopter MI7, dan kapal patroli.

Peningkatan hubungan bilateral Indonesia – Polandia sepanjang tahun 2010 ditandai dengan berbagai kegiatan saling kunjung pejabat pemerintahan kedua negara.

Pada tanggal 2 – 3 Juli 2010, Menteri Luar Negeri RI menghadiri pertemuan High Level Democracy Meeting di Krakow yang diselenggarakan dalam rangka peringatan 10 tahun forum Community of Democracies. Dalam kunjungan tersebut, Menteri Luar Negeri RI juga mengadakan pertemuan dengan dengan Menteri Luar Negeri Polandia dan Deputi Perdana Menteri Polandia guna membahas peningkatan kerja sama kedua negara.

Mantan Presiden dan peraih Nobel Perdamaian Lech Walesa juga telah berkunjung ke Indonesia, Mei 2010,

Di bidang ekonomi, volume perdagangan Indonesia –Polandia untuk periode Januari – September 2009 adalah US$ 209,9 juta, sementara pada tahun 2010

trend perdagangan mengalami peningkatan sebesar 30,4% dengan nilai mencapai US$ 273,9 juta (data dari Kementerian Perdagangan RI).

Di bidang ekonomi, Polandia menjadi negara yang menyerap ekspor non-migas kedua terbesar Indonesia di kawasan dan memiliki potensi investasi, finansial, pariwisata dan kerjama ilmu pengetahuan dan teknologi serta industri pertahanan. Di bidang ekonomi, volume perdagangan RI –Polandia mengalami peningkatan sebesar 30,47%. Bila pada periode Januari – September 2009, volume perdagangan kedua negara mencapai US$ 209,8 juta, pada periode yang sama pada bulan 2010 hanya mencapai US$ 273,8 juta

Romania, Moldova ubungan diplomatik RI-Romania menginjak usia 60 tahun pada tahun 2010. Di fora internasional, kedua negara saling

memberikan dukungan bagi pencalonan masing-masing di berbagai organisasi internasional.

Pada 9 Maret 2010 telah dilaksanakan Forum Konsultasi Bilateral (FKB) III RI – Romania di Jakarta. Penandatanganan Partnership and Cooperation Agreement (PCA) RI-UE membuka peluang yang lebih besar untuk dilakukannya dialog intensif di berbagai bidang kerja sama. Kerjasama ekonomi RI-Romania difokuskan pada sektor infrastruktur, energi, pertanian, gas alam dan minyak bumi. Kedua negara juga sepakat untuk melakukan modifikasi terhadap konsultasi bilateral menjadi ”expanded” konsultasi bilateral, yang selain membahas isu politik juga secara mendalam mambahas isu ekonomi.

Volume perdagangan RI-Romania periode 2009 adalah US$ 67,2 juta, turun sebesar 23,2 % dibandingkan periode yang sama pada 2008 (US$ 87,6). Pada periode Januari-September 2010, total perdagangan Indonesia mengalami peningkatan dari sebesar US$ 48,8 juta menjadi US$ 73,1 juta. Pada periode ini, Indonesia juga mengalami surplus US$ 53,95 juta dengan ekspor sebesar US$ 63,54 juta namun Impor mencapai US$ 9,6 juta.

Moldova

P H

isi 062-126.indd 64 1/3/2011 10:50:04 PM

Page 66: Buku Diplomasi Indonesia 2010

57

Gambar 52. High Level Democracy Meeting, Krakow, Polandia, 2

– 3 juli 2010

Hubungan diplomatik RI dengan Moldova dilaksanakan melalui KBRI Bucharest. Hubungan bilateral RI dengan Moldova berjalan baik. Indonesia dan Moldova juga bekerjasama di berbagai forum internasional seperti di PBB.

Serbia

eningkatnya hubungan RI – Serbia sepanjang tahun 2010 ditandai dengan adanya pertemuan antara Menteri Luar

Negeri RI dan Menteri Luar Negeri Serbia pada 21 September 2010 di sela-sela SMU PBB ke-65 di New York, yang antara lain menegaskan komitmen untuk meningkatkan hubungan bilateral dengan memanfaatkan momentum penandatanganan MoU Pembentukan Forum Konsultasi Bilateral sebagai titik tolak peningkatan kerja sama di berbagai bidang. Menteri Luar Negeri Serbia mengharapkan Indonesia dapat memanfaatkan beasiswa yang ditawarkan pemerintahnya untuk negara anggota gerakan non-blok secara maksimal.

Sepanjang tahun 2010 tercatat beberapa kunjungan pejabat tinggi Serbia ke Indonesia yaitu Utusan Khusus Presiden Serbia untuk menyampaikan surat Presiden Serbia kepada Presiden RI, kehadiran Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Serbia pada acara Resepsi Diplomatik Hari Kemerdekaan RI ke-65 pada tanggal 19 Agustus 2010 di KBRI Beograd, kunjungan pejabat kementrian keuangan ke Jakarta guna memfinalisasi Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda, dll.

Pada 2010, 10 orang pelajar/mahasiswa asal Serbia berpartisipasi pada program beasiswa Darmasiswa yang diberikan oleh Pemerintah RI. Sementara itu, 1 orang pelajar/mahasiswa Indonesia berpartisipasi pada program beasiswa “The World in Serbia” yang diberikan oleh Pemerintah Serbia kepada negara-negara non-blok.

RI dan Serbia telah menyepakati Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda (P3B) pada bulan Maret 2010. Kedua pihak saat ini sedang menyiapkan penandatanganan P3B a.l. menyelesaikan masalah internal terkait administrasi.

Nilai perdagangan bilateral pada periode Januari – September 2010 mengalami penurunan sebesar 78,76% dibandingkan nilai perdagangan pada periode yang sama tahun 2009. Ekspor Indonesia ke Serbia pada periode Januari –September 2010 hanya tercatat senilai US$ 850 ribu, atau menurun sebesar 54,88%, sementara impor senilai US$ 0,3 ribu, mengalami peningkatan tajam hampir 100%. Namun demikian, perdagangan Indonesia dengan Serbia pada periode tersebut tercatat surplus di pihak Indonesia sebesar US$ 849,7 ribu.

Slovakia

ubungan dan kerja sama Indonesia dengan Slovakia meningkat dalam 2 tahun terakhir. Guna mendorong kerja sama bilateral,

Menteri Luar Negeri Slovakia Miroslav Lajcak berkunjung ke Indonesia pada 29 Maret 2010. Kedua Menteri Luar Negeri melakukan pertemuan

M

H

Gambar 53. Pertemuan Menlu RI dan Menlu Serbia, New York, 21 September 2010

isi 062-126.indd 65 1/3/2011 10:50:05 PM

Page 67: Buku Diplomasi Indonesia 2010

58

bilateral yang dilanjutkan dengan penandatanganan Persetujuan Bebas Visa Bagi Pemegang Paspor Diplomatik dan Dinas serta Persetujuan Kerjasama Di Bidang Ilmu Pengetahuan, Pendidikan, Kebudayaan, Olah raga dan Pemuda. Selanjutnya, kedua Menteri Luar Negeri membuka workshop “The Role of The UN in Multidimensional peacekeeping Operation and Post-Conflict Peace Building: Towards an ASEAN Perspective”.

Di bidang ekonomi, untuk meningkatkan kinerja perdagangan bilateral yang mencatatkan raihan US$ 73,38 juta pada 2009, telah diselenggarakan roundtable business forum di Bratislava, Slovakia, 27-28 April 2010 yang diikuti oleh 17 perusahaan Indonesia. Sebagai tindak lanjut, roundtable berikutnya diselenggarakan di Jakarta pada 9 November 2010.

Ukraina, Georgia dan Armenia

ubungan bilateral Indonesia dengan Ukraina menunjukkan kecenderungan yang semakin meningkat.

Untuk tahun 2010, jumlah wisatawan Ukraina ke Indonesia mencapai 3.117 (periode Januari-Oktober 2010), dimana untuk periode yang sama tahun 2009 (3.937). Sementara untuk periode Januari-Desember 2009, tercatat jumlah wisatawan Ukraina yang berkunjung ke Indonesia sebanyak 5.111 orang.

Saat ini Indonesia dan Ukraina sedang mempertimbangkan beberapa dokumen kerja sama yaitu:

1. Agreement between the Government of the Republic of Indonesia and the Cabinet of Ministers of Ukraine on Cooperation in the Exploration and Peaceful Uses of Outer Space

2. Agreement between the Government of the Republic of Indonesia and the Government of Ukraine on Cooperation in the Field of Tourism

3. Memorandum of Understanding between the National Standardization Agency of the Republic of Indonesia and the State Committee of Ukraine for Technical Regulation and Consumer Policy on Standardization Cooperation

4. Agreement between the Cabinet of Ministers of Ukraine and the Government of the Republic of Indonesia on Visa Exemption for Citizens Holding Diplomatic and Service Passport; Agreement between the Cabinet Ministers of Ukraine and the Government of the Republic of Indonesia on Re-admission of Citizens of Both States.

Pada tahun 2009, volume perdagangan Indonesia dan Ukraina mencapai US$ 773,66 juta dengan nilai ekspor ke Ukraina sebesar US$ 354,7 juta. Sementara itu, untuk perode Januari-Agustus 2010, baru mencapai US$ 659,27 Juta.

Armenia dan Georgia

Hubungan diplomatik RI dengan Armenia dan Georgia ditangani oleh KBRI Kyiv, dan hubungan RI dengan kedua negara tersebut berjalan dengan baik. Indonesia dengan Armenia dan Georgia juga bekerjasama di berbagai forum internasional seperti di PBB.

Pada tahun 2009, volume perdagangan Indonesia-Armenia mencapai US$ 597,7 ribu sedangkan pada periode Januari-Agustus 2010 telah mencapai US$ 943,7 ribu. Peningkatan volume perdagangan Indonesia – Armenia mencerminkan hubungan yang terus meningkat antara kedua negara.

Di bidang ekonomi, pada tahun 2009, volume perdagangan Indonesia dan Georgia mencapai US$ 30,33 juta sedangkan pada periode Januari-Agustus 2010 sebesar US$ 21,64 juta.

H

isi 062-126.indd 66 1/3/2011 10:50:05 PM

Page 68: Buku Diplomasi Indonesia 2010

59

KAWASAN ASIA PASIFIK DAN AFRIKA

KAWASAN ASIA TIMUR DAN PASIFIK

Korea Utara elama tahun 2010, hubungan bilateral RI-Korea Utara mengalami perkembangan yang ditandai dengan kunjungan Menteri Luar

Negeri Korea Utara, Pak Ui Chun ke Jakarta tanggal 3-4 Agustus 2010 guna menghadiri Special Ministerial Meeting for MDGs Review in Asia and the Pacific: Run Up to 2015.

Dalam kunjungan tersebut, Menteri Luar Negeri Pak Ui Chun melakukan courtesy call kepada Wakil Presiden RI dan melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri RI pada tanggal 2 Agustus 2010. Dalam pertemuan tersebut, kedua Menteri Luar Negeri telah membahas berbagai isu antara lain hubungan bilateral dan situasi di Semenanjung Korea.

Di bidang investasi, Komisi Penanaman Modal Korea Utara juga telah melakukan kunjungan kerja ke Indonesia pada tanggal 25-30 September 2010 guna mempelajari kebijakan dan peraturan penanaman modal asing di Indonesia, khususnya langkah-langkah kebijakan pemerintah RI dalam menarik investor asing, penyusunan Undang-Undang dan peraturan di bidang penanaman modal asing serta

pengembangan fasilitas pendukung bagi penanaman modal asing.

Di bidang ekonomi, Total volume perdagangan bilateral Indonesia dan Korea Utara pada tahun 2009 mencapai US$ 15,6 Juta atau mengalami kenaikan sebesar 5,11% dari total perdagangan pada tahun 2008 yang mencapai US$ 14,9 juta. Sementara neraca perdagangan pada tahun 2009 mengalami surplus bagi Indonesia senilai US$ 382,1 ribu.

Sejak tahun 2000, pengusaha Indonesia aktif menjajagi pertemuan-pertemuan dengan kalangan pengusaha Korea Utara guna mencari peluang-peluang dalam meningkatkan hubungan

S

Gambar 54. Menlu Korea Utara saat berkunjung ke Jakarta, 2 Agustus 2010

isi 062-126.indd 67 1/3/2011 10:50:05 PM

Page 69: Buku Diplomasi Indonesia 2010

60

Gambar 56. Menlu Fiji di Sela-sela BDF III, Bali, 10 Desember 2010

Gambar 55. Bazar Amal yang diselenggarakan oleh KBRI, untuk Korban Bencana di Wasior dan Mentawai, 2010

perdagangan Indonesia dengan Korea Utara. Penjajagan perdagangan dan investasi dilakukan oleh beberapa pengusaha Indonesia yang datang ke Korea Utara antara lain dalam pembuatan beberapa suku cadang motor, mesin pembuat peralatan, pembelian pupuk, penyedap rasa, pembelian batu marmer dan tawaran pembelian kapal berbagai jenis oleh Korea Utara.

Di bidang sosial-budaya, pada tanggal 19 November 2010, kedua negara telah menandatangani Perpanjangan Arrangement Pertukaran Kebudayaan RI-RDRK 2010-2012 di Jakarta. Kerjasama ini telah berjalan baik dengan berbagai kegiatan termasuk saling kunjung antar pejabat kedua negara dan pertukaran kesenian.

Pada saat peringatan “April Spring Friendship Art Festival” tahun 2010, Delegasi RI juga turut berpartisipasi yang diwakili oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.

Jumlah warganegara Indonesia yang tercatat tinggal di wilayah RDRK hanya meliputi 21 orang yang kebanyakan adalah staf KBRI beserta keluarga. Sementara penduduk RDRK yang tinggal di wilayah RI menurut perkiraan Kedubes RDRK di Jakarta berkisar 120 orang.

Fiji

ubungan bilateral RI-Fiji pada tahun 2010 terus meningkat. Hal ini antara lain ditandai oleh pertemuan Menteri Luar Negeri RI

dengan Menteri Luar Negeri Fiji, Kerjasama Internasional dan Penerbangan Sipil Fiji, Ratu Inoke Kubuabola di sela-sela Special Ministerial Meeting for the Millenium Development Goals (MDGs)

Review in the Asia Pacific : Run Up to 2015 di Jakarta pada tanggal 3 Agustus 2010, dan di sela-sela pertemuan BDF III di Bali, 10 Desember 2010.

Dalam pertemuan bilateral di atas, kedua Menteri Luar Negeri sepakat untuk lebih meningkatkan hubungan bilateral kedua negara melalui kerja sama perdagangan, investasi, pariwisata dan people-to-people contacts.

Penerapan kebijakan Look East oleh Pemerintah Indonesia dan kebijakan Look North oleh Pemerintah Fiji saat ini telah mendorong peningkatan hubungan dan kerja sama bilateral di berbagai bidang antara Indonesia dan Fiji. Produk perdagangan dan budaya Indonesia pun semakin dikenal oleh publik Fiji. Diplomasi Pemerintah Fiji pada tahun ini telah menunjuk Duta Besarnya untuk Indonesia (non resident) dan memutuskan untuk membuka Kedutaan Besarnya untuk Indonesia di Jakarta yang diharapkan dapat terealisasi pada awal tahun 2011.

Keberadaan Perwakilan RI di Suva selain untuk mengembangkan hubungan bilateral dengan Fiji juga dapat lebih memperluas jangkauan kebijakan Look East Pemerintah Indonesia ke wilayah Pasifik Selatan lainnya. Pemerintah Indonesia dalam waktu dekat akan membuka hubungan diplomatik dengan tiga negara Pasifik lainnya yaitu Nauru, Kiribati, dan Tuvalu.

Di bidang ekonomi, jumlah total perdagangan RI-Fiji pada bulan Januari-Agustus 2010 mencapai US$ 12 juta. Sedangkan pada tahun 2009, total perdagangan mencapai US$ 43,2 juta. Dari sisi

H

isi 062-126.indd 68 1/3/2011 10:50:06 PM

Page 70: Buku Diplomasi Indonesia 2010

61

Gambar 57. Kunjungan Menlu Selandia Baru ke Jakarta, 19 Oktober 2010

ekonomi, peluang memasukkan komoditas Indonesia ke pasar Fiji masih sangat besar, mengingat kebutuhan Fiji akan produk impor masih sangat tinggi. Kehadiran pengusaha Fiji pada Trade Expo Indonesia setiap tahun dapat menjadi indikator adanya minat untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu sumber untuk berbagai kebutuhan konsumen atau industri. Selain itu, letak Fiji yang sangat strategis sebagai hub di Pasifik Selatan, dapat dimanfaatkan sebagai jembatan bagi produk Indonesia di kawasan Pasifik Selatan.

New Zealand, Kerajaan Tonga dan Samoa Barat

ubungan bilateral RI-New Zealand secara umum telah berjalan dengan baik. Kematangan hubungan kedua negara tidak terlepas dari adanya kesamaan nilai-nilai

yang dijunjung oleh kedua negara seperti pemajuan demokrasi, penghormatan terhadap HAM dan saling menghormati kedaulatan dan keutuhan wilayah serta tidak mencampuri masalah dalam negeri masing-masing.

Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono telah melakukan kunjungan ke New Zealand pada April 2005. Kunjungan ini telah membuka babak baru kerja sama bilateral RI-New Zealand berupa elevasi Joint Commission on Economic and Trade Relations pada tingkat pejabat tinggi, menjadi Joint Commission yang merupakan forum konsultasi bilateral tingkat Menteri yang dipimpin Menteri Luar Negeri masing-masing negara.

Pertemuan Joint Ministerial Commission (JMC) antara RI dan New Zealand diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 18-19 Oktober 2010. Pada JMC tersebut, dibahas hal-hal penting terkait dengan kerja sama bilateral di bidang politik dan keamanan; kerja sama bilateral di bidang perdagangan, investasi dan ekonomi; kemitraan pembangunan; isu regional; keadaan ekonomi global; perubahan iklim; dan sertifikasi halal bagi produk ekspor. Disepakati bahwa penyusunan perjanjian di bidang pertanian, tenaga kerja dan lingkungan hidup dapat diselesaikan dengan tetap mengedepankan kepentingan nasional. Pada JMC ketiga RI-New Zealand, kedua Menteri Luar Negeri menyepakati pula mengenai arti penting people-to-people links sebagai dasar pengembangan hubungan bilateral kedua negara, khususnya mengenai peran pendidikan dan pelatihan.

Di bidang ekonomi, hubungan perdagangan kedua negara terus tumbuh secara signifikan. Dalam lima tahun terakhir, statistik memperlihatkan peningkatan angka perdagangan lebih dari 18% dari total nilai perdagangan, meskipun secara keseluruhan masih surplus untuk New Zealand. Aktivitas perdagangan bilateral pada tahun 2010 (sampai Juni) menunjukan impor dari Indonesia menempati peringkat ke-16 dari seluruh mitra dagang New Zealand dengan total nilai NZ$570 juta, sedangkan ekspor New Zealand ke Indonesia menempati peringkat ke-8 dengan nilai total NZ$ 897 juta. Pada upaya peningkatan jumlah TKI di bawah kerangka recognized seasonal employer, total TKI sampai November 2010 tercatat 163 orang, ditambah beberapa puluh TKI tambahan yang telah diatur pada tahun ini untuk datang pada awal tahun 2011.

Kerajaan Tonga dan Samoa Barat

Hubungan diplomatik RI dengan Kerajaan Tonga dan Samoa Barat ditangani oleh KBRI Wellington, dan hubungan RI dengan kedua negara tersebut berjalan dengan baik. Indonesia dengan Kerajaan Tonga dan Samoa Barat juga bekerjasama di berbagai forum internasional seperti di PBB, misalnya untuk isu perubahan iklim.

H

isi 062-126.indd 69 1/3/2011 10:50:06 PM

Page 71: Buku Diplomasi Indonesia 2010

62

Vanuatu

ubungan bilateral kedua negara sepanjang tahun 2010 mengalami peningkatan kearah yang semakin positif.

Dalam rangka meningkatkan hubungan bilateral, di sela-sela pertemuan Bali Democracy Forum III tanggal 9-10 Desember 2010 di Bali, Menteri Luar Negeri RI telah mengadakan pertemuan dengan Menteri Kehakiman Vanuatu yang menghadiri BDF III. Dalam kesempatan tersebut telah dibahas berbagai upaya untuk meningkatkan hubungan kerja sama kedua negara.

KAWASAN ASIA SELATAN DAN TENGAH Kawasan Asia Selatan dan Tengah (Asselteng) yang mencakup 15 negara (Afghanistan, Azerbaijan, Bangladesh, Bhutan, India, Iran, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Maladewa, Nepal, Pakistan, Sri Lanka, Tajikistan, Turkmenistan, Uzbekistan) memiliki arti penting bagi politik luar negeri RI.

Kawasan ini dihuni sekitar 1,7 milyar orang mulai dari Maladewa yang berpenduduk sekitar 300.000 jiwa hingga India yang populasinya mencapai ±1,2 milyar. Indonesia telah memiliki hubungan diplomatik dengan semua negara di kawasan ini kecuali Bhutan.

Upaya peningkatan hubungan ekonomi telah dilakukan melalui berbagai langkah seperti Sidang Komisi Bersama dan Trade Negotiating Committee dengan negara-negara mitra. Pentingya kawasan ini juga tercermin dari keputusan Pemerintah RI untuk membuka Perwakilan RI di Azerbaijan dan Kazakhstan.

Afghanistan

ubungan politik bilateral RI-Afghanistan hingga saat ini cukup baik. Indonesia mendukung upaya Pemerintah Afghanistan

mewujudkan perdamaian di Afghanistan.

Indonesia telah berkomitmen untuk membantu Afghanistan menjadi negara yang aman, demokratis dan sejahtera. Salah satu upaya konkret sebagai perwujudan dari komitmen tersebut adalah memberikan bantuan kerja sama teknis bagi Afghanistan melalui pelatihan-pelatihan dan beasiswa bagi pegawai pemerintah maupun anggota masyarakat Afghanistan.

Pada tahun ini (periode Januari-November 2010), Pemerintah Indonesia, baik secara bilateral maupun bekerjasama dengan pihak ketiga, telah memberikan bantuan teknis kepada 138 peserta dari Afghanistan dalam lebih kurang 27 training/workshop di berbagai bidang, seperti kesehatan, pendidikan, pertanian, pengembangan UKM, demokrasi dll.

Dalam kerangka mandat UNAMA (United Nations Assistance Mission in Afghanistan), sebagaimana tertuang dalam resolusi DK PBB 1662 (2006) dan 1746 (2007) serta 1868 (2009), Indonesia telah turut berperan dalam proses rekonsiliasi dan pembangunan nasional di Afghanistan. Indonesia telah memberikan bantuan teknik bagi non-civil servant, khususnya di sektor pertanian, sebagai salah satu critical areas yang sedang dikembangkan dalam Afghanistan National Development Strategy. Sektor pertanian merupakan program prioritas untuk membuka potensi pusat-pusat pertumbuhan

H

H

Gambar 58. Menlu RI dan Menlu Vanuatu di sela-sela BDF III, Desember 2010

Gambar 59. Promosi komoditi ekspor Indonesia ke kawasan Asia Tengah dan Selatan, Lampung, November 2010

isi 062-126.indd 70 1/3/2011 10:50:06 PM

Page 72: Buku Diplomasi Indonesia 2010

63

Gambar 60. Menlu RI dan Menlu Bangladesh di sela-sela BDF III, 10 Desember 2010

ekonomi Afghanistan di samping juga mengurangi insentif penanaman opium oleh para petani.

Pada tanggal 28 Januari 2010, Menteri Luar Negeri RI telah hadir pada Konferensi London mengenai Afghanistan. Pada konferensi tersebut, Menteri Luar Negeri RI menyampaikan pandangan Indonesia dalam membantu penyelesaian masalah Afganistan, dan kesiapan Indonesia dalam memberikan kontribusi untuk mendorong tercapainya perdamaian, rekonsiliasi nasional, dan proses rehabilitasi di Afganistan.

Selanjutnya Duta Besar RI untuk Afghanistan juga ditugaskan untuk menghadiri Konferensi Kabul mengenai Afghanistan bulan Juli 2010. Di dalam Konferensi Kabul, Indonesia bersedia membantu Afghanistan dalam capacity building di berbagai bidang.

Di bidang perdagangan, sampai dengan Agustus 2010, neraca perdagangan RI-Afghanistan meningkat 154.59% dibandingkan periode yang sama tahun 2009, dengan surplus angka ada di pihak Indonesia. Pada periode Januari-Agustus 2009, ekspor Indonesia ke Afghanistan senilai US$ 18,8 juta dan impor dari Afghanistan senilai US$ 28.3 ribu (surplus sebesar US$ 10.77 juta bagi Indonesia). Sementara itu, pada periode yang sama tahun ini, ekspor Indonesia ke Afghanistan telah mencapai US$ 27.428 juta dan ekspor dari Afghanistan hanya senilai US$ 500 (surplus sebesar US 27.428 juta bagi Indonesia).

Azerbaijan

erwakilan RI di Baku diresmikan pembukaannya tanggal 29 Desember 2010. Sebelumnya hubungan diplomatik dengan

Azerbaijan dirangkap dari KBRI Tehran. Dengan dibukanya perwakilan diplomatik tersebut, hubungan diharapkan akan meningkat.

Bangladesh, Nepal

epanjang tahun 2010 hubungan bilateral RI-Bangladesh diwarnai oleh intensitas pertemuan-pertemuan yang cukup tinggi.

Pertemuan kedua Komisi Bersama telah dilaksanakan pada tanggal 7-10 Agustus 2010 di

Bukittinggi. Pada kesempatan tersebut telah ditandatangani Persetujuan Bebas Visa Bagi Pemegang Paspor Diplomatik dan Dinas (9 Agustus 2010). Selain itu telah diadakan pertemuan Forum Bisnis (9 Agustus 2010).

Pertemuan bilateral Menteri Luar Negeri RI–Menteri Luar Negeri Bangladesh juga telah dilakukan di sela-sela pelaksanaan Special Ministerial Meeting on MDGs Review di Jakarta pada tanggal 3 Agustus 2010, dan di sela-sela pertemuan Bali Democracy Forum III, tanggal 10 Desember 2010 di Bali.

Di bidang ekonomi, dalam empat tahun terakhir (2006-2010), nilai perdagangan Indonesia-Bangladesh terus mengalami peningkatan yang signifikan, saat ini Indonesia adalah mitra dagang nomor 5 terbesar Bangladesh. Pada tahun 2009 nilai total perdagangan RI-Bangladesh mencapai US$ 900 juta dengan posisi surplus bagi Indonesia lebih dari 90%. Diharapkan pada tahun 2010/2011, nilai total perdagangan RI-Bangladesh akan mulai memasuki era perdagangan US$ 1 milyar. Dalam rangka expo dagang TEI Indonesia 2010, KBRI Dhaka berhasil membawa 60 pembeli dari Bangladesh ke PPE di Kemayoran, Jakarta.

Nepal

Hubungan bilateral RI-Nepal selama ini berjalan baik. Indonesia merupakan salah satu negara yang atas mandat DK-PBB turut mengirimkan personil militernya (5 perwira TNI) untuk bertugas di dalam

P

S

isi 062-126.indd 71 1/3/2011 10:50:07 PM

Page 73: Buku Diplomasi Indonesia 2010

64

Gambar 61. Pertemuan Menlu RI dan Menlu Iran New York, 21 September 2010

United Nation Mission di Nepal (UNMIN), sesuai kesepakatan perdamaian tahun 2006.

Di bidang ekonomi, saat ini volume perdagangan bilateral RI-Nepal selalu meningkat dan tercatat dalam tahun 2009 mencapai US$ 130 juta dan Indonesia selalu menikmati surplus (sesuai data FNCCI, Nepal). Nepal dengan jumlah penduduk sebanyak 25 juta jiwa dan sebagai negara berbasis impor sangat berpotensi bagi pengembangan pasar produk ekspor Indonesia.

Perum Peruri berhasil memenangkan tender pencetakan uang negara Nepal. Hal ini berarti membuka pangsa pasar baru di negara tersebut. Di tahun 2010, investasi Nepal di Payakumbuh, Sumatera Barat mencapai US$ 600 juta.

Iran, Turkmenistan

ubungan bilateral RI–Iran cenderung meningkat yang ditandai dari sejumlah kunjungan. Di sela-sela pertemuan SMU PBB ke-65 di New York, tanggal 28

September 2010, Menteri Luar Negeri RI dan Menteri Luar Negeri Iran telah melakukan pertemuan bilateral. Menteri Luar Negeri RI juga telah mengadakan kunjungan ke Teheran pada 17 April 2010 dalam rangka menghadiri konperensi international mengenai proliferasi dan perlucutan senjata nuklir.

Selain itu telah dilaksanakan kunjungan Kepala BKPM RI ke Iran (Agustus 2010), kunjungan Delegasi Kemlu RI dalam rangka pertemuan Policy Planning Consultation (18-19 Agustus 2010), kunjungan Delegasi Parlemen Iran yang tergabung dalam Indonesia-Iran Parliamentary Friendship Group (28-30 September 2010).

Sepanjang tahun 2010 berbagai upaya telah dilakukan untuk mengisi hubungan bilateral kedua negara khususnya melalui kerja sama di bidang ekonomi, perdagangan dan investasi. Di bidang kerjasama perdagangan, kedua negara telah menyelenggarakan pertemuan pertama Trade Negotiating Committee (TNC) di Medan tanggal 25-26 November 2010.

Di bidang ekonomi, Iran layak diperhitungkan sebagai pasar non-tradisional produk dan jasa Indonesia, di mana dalam beberapa tahun terakhir

perdagangan kedua negara terus menunjukkan trend peningkatan. Di tahun 2009 neraca perdagangan kedua negara mencapai US$ 862, 4 juta, sementara di tahun 2010 (bulan Januari-Agustus) bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2009 terjadi peningkatan sebesar 25,34%. Selain itu, cadangan migas Iran yang besar menjadikan Iran sebagai salah satu negara potensial bagi ketahanan energi dan pangan Indonesia, di mana kondisi ini memungkinkan Iran memberikan pasokan gas alam (yang relatif murah) bagi industri pupuk di Indonesia.

Kerjasama Bilateral RI- Iran di berbagai bidang dipertegas lagi pada saat Pertemuan Komite Konsultasi Bilateral (KKB) keempat RI – Iran di Jakarta, tanggal 23-24 November 2010.

Turkmenistan

Kazakhstan

embukaan hubungan diplomatik RI-Kazakhstan dimulai sejak tanggal 2 Juni 1993. Perwakilan RI di Astana, Kazakhstan

diresmikan pembukaannya tanggal 29 Desember 2010. Dengan dibukanya perwakilan diplomatik tersebut hubungan kedua RI-Kazakhstan diharapkan akan meningkat.

H

P

isi 062-126.indd 72 1/3/2011 10:50:07 PM

Hubungan diplomati k RI dengan Turkmenistan ditangani oleh KBRI Teheran, dan hubungan RI dengan Turkmenistan berjalan dengan baik. Indonesia dengan Turkmenistan juga bekerjasama di berbagai forum internasional seperti di PBB.

bilateral.indd 5 1/6/2011 6:36:00 PM

Page 74: Buku Diplomasi Indonesia 2010

65

Volume perdagangan Indonesia-Kazakhstan pada tahun 2009 mencapai US$ 24.195 juta, sedangkan pada tahun 2010 (Januari-Agustus) mencapai US$ 17.724 juta.

Pakistan

ubungan RI-Pakistan sangat baik. Indonesia dan Pakistan mempunyai banyak persamaan pandangan dalam berbagai masalah

regional dan internasional.

Selama tahun 2010 telah dilaksanakan kegiatan kunjungan baik oleh pejabat Indonesia maupun pejabat Pakistan. Menteri Luar Negeri Pakistan telah berkunjung ke Indonesia dan mengadakan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri RI pada tanggal 18-21 November 2010 di Jakarta. Di sela-sela pertemuan BDF III tanggal 9-10 Desember 2010 di Bali, Menteri Luar Negeri RI dan Menteri Negara untuk Luar Negeri Pakistan telah melakukan pertemuan bilateral.

Di bidang politik dan keamanan, Indonesia dan Pakistan telah menandatangani Defense Cooperation Agreement (DCA) pada tanggal 21 Juli 2010 di Jakarta oleh Menteri Pertahanan RI dan Menteri Pertahanan Pakistan.

Di bidang ekonomi, total volume perdagangan Indonesia-Pakistan pada tahun fiskal 2009-2010 mencapai US$ 767,727 juta. Indonesia memperoleh surplus perdagangan sebesar US$ 561,501 juta.

Di bidang bantuan kemanusiaan, pada saat Pakistan terkena musibah banjir, Pemerintah Indonesia memberikan sumbangan kemanusiaan sebesar US$ 3 juta, dengan perincian pada tahap pertama senilai US$ 1 juta dalam bentuk obat-obatan, makanan, selimut dan genset; pada tahap kedua dalam bentuk cheque senilai US$ 1.73 juta dollar dan sisanya berupa pengiriman tim kesehatan yang berjumlah 45 orang dan bertugas di Pakistan selama satu bulan (tanggal 1 s/d 29 September 2010).

Sri Lanka, Maladewa ubungan bilateral RI – Sri Lanka sepanjang tahun 2010 berkembang dengan positif. Dalam berbagai isu internasional, kedua

negara mempunyai pandangan sering sejalan antara lain dalam isu menghadapi terorisme, perlindungan hak anak; mengenai HAM; dan penyelundupan manusia.

Dalam bidang ekonomi, hubungan kedua negara terus mengalami peningkatan walaupun sempat menurun, karena krisis ekonomi global. Nilai perdagangan bilateral periode Januari-September 2010 tercatat sebesar US$ 267,853 juta atau mengalami kenaikan dibandaingkan dengan yang sama tahun 2009, yang bernilai US$238,267 juta. Ekspor Indonesia ke Sri Lanka pada periode Januari-September 2010 2010 tercatat US$ 214,392 juta atau mengalami peningkatan dibandingkan periode yang sama tahun 2009 yang mencapai US$288,803 juta. Meskipun demikian, Indonesia tetap memiliki neraca perdagangan surplus dengan Sri Lanka sejak tahun 2004.

Maladewa

Hubungan diplomatik RI – Maladewa dilakukan oleh KBRI Colombo di Sri Lanka. Hubungan bilateral RI-Maladewa selama ini terus berkembang dengan positif dan mempunyai potensi diperkuat ke arah hubungan yang lebih erat dan saling menguntungkan. Maladewa aktif dalam penyelenggaraan Bali Demokrasi Forum (BDF). BDF II dan III (2009 dan 2010). Delegasi Maladewa dipimpin langsung oleh Menteri Luar Negeri Maladewa, Dr. Ahmed Shaheed pada BDF II dan III tersebut.

H H

Gambar 62. Kunjungan Bilateral Menlu Pakistan ke Jakarta, 18 – 21 November 2010

isi 062-126.indd 73 1/3/2011 10:50:07 PM

Page 75: Buku Diplomasi Indonesia 2010

66

Volume perdagangan Indonesia-Maldives periode Januari-September 2010 tercatat sebesar US$16.611,7 ribu dengan jumlah ekspor Indonesia mencapai US$16.611,7 ribu. Produk ekspor utama Indonesia ke Maladewa adalah pecah belah, produk makanan, batik, barang kerajinan, parfum, perlengkapan olah raga, perlengkapan kantor, serta ukiran khas dari beberapa daerah di Indonesia, seperti Bali dan Jepara.

Dalam rangka Kerjasama Teknik Antar Negara Berkembang (KTNB), Pemerintah Indonesia bekerjasama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA), telah memberi kesempatan kepada Maladewa untuk mengirimkan wakil pada pelatihan jangka pendek di berbagai bidang, khususnya pariwisata dan perhotelan, di Indonesia. Sebagai partisipasi Indonesia dalam Maldives Donor Forum yang diselenggarakan di Male pada tanggal 28-29 Maret 2010. Indonesia telah menyatakan komitmen untuk membantu Maladewa khususnya dalam pengembangan capacity building. Terkait hal tersebut, Indonesia telah menyampaikan beberapa program yang bisa diikuti oleh WN Maladewa pada tahun 2010 dan 2011.

Uzbekistan, Kyrgyzstan dan Tajikistan erjasama bilateral Indonesia dengan Uzbekistan, Kyrgyzstan dan Tajikistan semakin kokoh dan saat ini lebih diarahkan

bagi peningkatan hubungan ekonomi dan perdagangan, khususnya dalam upaya meningkatkan perdagangan langsung dengan pasar non-tradisional, kerja sama dibidang energi dan menarik wisatawan ke Indonesia melalui antara lain: kunjungan resmi, pertemuan KKB, promosi TTI, saling kunjung pejabat tinggi, anggota parlemen, pengusaha, akademisi dan masyarakat kedua negara serta perlindungan WNI dan BHI di wilayah akreditasi.

Uzbekistan

Pada pertemuan KKB ke-V RI-Uzbekistan di Tashkent, 19-20 September 2010; disepakati peningkatan kerja sama ekonomi dan sosial budaya kedua negara.

Neraca perdagangan kedua negara telah mengalami penurunan dalam 2 tahun terakhir sebagai akibat dampak krisis ekonomi yang dimulai sejak akhir 2008 dan masih terus berlanjut hingga semester I 2010 sebagai berikut: Volume perdagangan Indonesia-Uzbekistan pada tahun 2009 mencapai US$ 3.218 juta dan pada tahun 2010 (Januari-Agustus) mencapai US$ 4.379 juta.

Kyrgyzstan dan Tajikistan

Hubungan diplomatik RI dengan Kyrgyzstan dan Tajikistan ditangani oleh KBRI Tashkent, dan hubungan RI dengan kedua negara berjalan dengan baik. Indonesia dengan Kyrgyzstan dan Tajikistan juga bekerjasama di berbagai forum internasional seperti di PBB.

Volume perdagangan Indonesia-Kyrgyzstan pada tahun 2009 mencapai US$ 2.898 juta, sedangkan pada tahun 2010 (Januari-Agustus) mencapai US$ 3.689 juta.

Pada pertemuan bilateral Menlu RI dan Menlu Tajikistan di sela-sela Pertemuan Tingkat Menteri ke-37 OKI di Dushanbe, disepakati fokus pengembangan kerja sama kedua negara di bidang energi dan mineral.

Volume perdagangan Indonesia-Tajikistan pada tahun 2009 mencapai US$ 1.051 juta, sedangkan pada tahun 2010 (Januari-Agustus) mencapai US$ 3.825 juta.

IV.3.12 KAWASAN TIMUR TENGAH

Aljazair

ubungan Bilateral antara Indonesia dengan Aljazair berlangsung dengan baik. Hal ini didukung oleh faktor historis dimana

Indonesia merupakan salah satu negara yang gigih mendukung kemerdekaan Aljazair semenjak Konferensi Asia Afrika (KAA), di Bandung tahun 1955.

Di bidang ekonomi, perdagangan Indonesia Aljazair telah meningkat 5% pada tahun 2010 dibandingkan

K

H

isi 062-126.indd 74 1/3/2011 10:50:07 PM

Page 76: Buku Diplomasi Indonesia 2010

67

tahun 2009 dari US$ 114,6 juta menjadi US$ 120,2 juta.

Kerja sama ekonomi, khususnya jasa infrastruktur Indonesia yang diwakili oleh PT Wijaya Karya sejak tahun 2007 telah berpartisipasi dalam proyek sipil terbesar di Aljazair. sebagai mitra konsorsium Jepang (COJAAL) dalam East-West Motorway Project. Sejauh ini PT Wijaya Karya telah membangun 56 buah jembatan, 54 saluran drainase jalan (box culvert), dan 10 unit road box culvert. PT Wijaya Karya juga telah membangun 1 unit pabrik beton pra-cetak (pre-past concrete). Prestasi perusahaan Indonesia telah meningkatkan citra Indonesia di Aljazair dan membuka peluang besar bagi peningkatan partisipasi perusahaan jasa konstruksi Indonesia serta peluang kerja untuk skilled workers Indonesia di Aljazair.

Arab Saudi

ubungan bilateral antara Indonesia di bidang politik sepanjang tahun 2010 berjalan dengan baik. Tahun 2010 merupakan 60

tahun hubungan diplomatik RI - Arab Saudi sejak diresmikan tanggal 1 Mei 1950.

Dalam hal pelayanan dan perlindungan WNI sepanjang tahun 2010 ditandai oleh meningkatnya perhatian publik terhadap berbagai kasus yang menimpa tenaga kerja Indonesia di Arab Saudi.

Selanjutnya, dalam rangka perlindungan WNI, penanganan TKI di Arab Saudi menjadi salah satu prioritas Pemerintah Indonesia. Indonesia

menghargai upaya Pemerintah Arab Saudi dalam memberikan perlindungan dan kesempatan kerja kepada TKI informal (penata laksana rumah tangga) sama seperti yang diberikan kepada expatriat (pekerja formal). Meskipun demikian Pemerintah Indonesia terus berupaya agar Pemerintah Arab Saudi bersedia melakukan pembentukan MoU ketenagakerjaan. Sementara itu, Pemerintah Arab Saudi telah bersedia untuk membahas masalah WNI overstayers yang berada di Arab Saudi dan diharapkan perundingan mengenai masalah WNI overstayers akan dapat dilaksanakan pada awal tahun 2011.

Di bidang ekonomi, kinerja ekspor non migas RI bulan Januari – Mei 2010 meningkat tajam 40% dibandingkan periode yang sama tahun 2009. Volume perdagangan Januari – Mei 2010 US$ 340 juta, Januari- Mei 2010 US$ 483 juta. Secara keseluruhan volume perdagangan pada bulan Januari – Juni 2010 mengalami kenaikan sebesar 74,8% dari US$ 1,3 milyar menjadi US$ 2,3 milyar.

Selain itu untuk mempromosikan hubungan ekonomi dan perdagangan kedua negara, KBRI Riyadh antara lain telah menyelenggarakan temu bisnis Middle East Update di Medan (23-24 Maret 2010), Bandung (29-30 Maret 2010), Pontianak (Juni 2010), Palembang (11-12 Oktober 2010), menghadirkan pengusaha Saudi pada INACRAFT (21-25 April 2010), PPKI di JCC, Jakarta (Juni 2010), Trade Expo Indonesia (13-17 Oktober 2010), Halal Business and Food Expo di Jakarta (23-25 Juli 2010), mengikutsertakan pengusaha RI pada Saudi Arabia’s 15th International Showcase for the Industry dan

H

Gambar 63. Sosialisasi KBRI Riyadh kepada WNI tentang Permasalahan Kewarganegaraan, Oktober 2010

Gambar 64. KRI Dewaruci saat singgah di Jeddah, April, 2010

isi 062-126.indd 75 1/3/2011 10:50:08 PM

Page 77: Buku Diplomasi Indonesia 2010

68

Saudi Build Interiors Exhibition 2010, Saudi Food di Jeddah (16-19 Mei 2010), Business Gathering di Dammam (30 Mei 2010), Pembuatan buku Market Research Produk Tas Wanita (Oktober 2010).

Dalam bidang hubungan udara, untuk pertama kalinya pada tahun 2010 ini, rute penerbangan Indonesia – Arab Saudi dapat dilayani oleh perusahaan penerbangan selain Garuda Indonesia dan Saudi Airline, antara lain Batavia Air, Lion Air, Al-Wafeel dan NAS.

Bahrain erwakilan RI di Manama diresmikan pembukaanya pada tanggal 29 Desember 2010. Sebelumnya hubungan diplomatik

dengan Bahrain dirangkap dari KBRI Kuwait. Dengan dibuka hubungan diplomatik tersebut hubungan RI-Bahrain diharapkan akan meningkat.

Irak rak merupakan salah satu negara dengan perekonomian yang potensial, dengan cadangan devisa sebesar US$ 46,76 miliar dan

APBN US$ 72,1 miliar pada tahun 2009. Selain itu Irak merupakan salah satu negara penghasil minyak terbesar di kawasan Timur Tengah setelah Arab Saudi. Irak memiliki pasar yang luas dan tingkat permintaan yang tinggi dengan GDP perkapita mencapai US$ 2,245 dan GDP percapita Purchasing Power Parity (PPP) US$ 3,588 pada tahun 2009.

Dalam rangka memanfaatkan potensi ekonomi Irak tersebut di atas, Menteri Perdagangan RI Mari Elka Pangestu telah mengadakan pertemuan dengan Acting Menteri Perdagangan Irak Safaaldeen Mohammed Abdulhakeem AI-Safi pada tanggal 10-11 Juni 2010, dalam rangka Sidang Komisi Bersama (SKB) Indonesia-Irak ke-6. Dalam pertemuan dimaksud, kedua negara membahas isu-isu yang menjadi kepentingan bersama, serta mengidentifikasi berbagai kemungkinan untuk menciptakan terobosan-terobosan baru dalam meningkatkan nilai dan volume perdagangan bilateral kedua negara.

Indonesia melihat Irak sebagai negara yang strategis terutama dalam program rekonstruksi dan rehabilitasi Irak pasca perang, khususnya

untuk sektor-sektor penting di Irak termasuk infrastruktur dan telekomunikasi.

Suksesnya penyelenggaraan pemilihan umum legislatif di Irak pada tanggal 7 Maret 2010 lalu, dan terbentuknya pemerintah baru Irak melalui proses yang damai dan demokratis merupakan momentum peningkatan hubungan kedua negara dimasa yang akan datang.

Kuwait

ubungan bilateral RI-Kuwait terus ditingkatkan sepanjang tahun 2010 khususnya di bidang investasi. Untuk itu

Pemerintah RI – Kuwait sedang melakukan perundingan Perjanjian Perlindungan Promosi Penanaman Modal (P4M). Putaran ke-2 perundingan telah dilaksanakan pada tanggal 3-4 Oktober 2010 di Bali dan perundingan selanjutnya akan dilaksanakan pada bulan Maret 2011.

Selain itu pada tanggal 5-6 Desember 2010 telah dilaksanakan perundingan mengenai kerja sama hubungan udara RI – Kuwait. Perundingan tersebut menyepakati untuk merevisi Air Transport Agreement yang telah ditandatangani RI-Kuwait pada bulan Juli tahun 1993.

Berkaitan dengan perlindungan WNI, saat ini proses pembahasan dua MoU RI-Kuwait di bidang ketenagakerjaan yaitu MoU tentang Penempatan TKI di Sektor Formal dan MoU tentang Penempatan TKI di Sektor Domestik (Pekerja Rumah Tangga) masih terus berlangsung. Kedua MoU tersebut merupakan pengembangan/pembaharuan dari MoU yang telah disepakati oleh RI-Kuwait pada tahun 1996. Perundingan putaran pertama telah dilaksanakan di Kuwait pada tanggal 26 November 2007 sementara perundingan putaran kedua telah dilaksanakan pada tanggal 25 November 2010 di Kuwait. Sejak 3 November 2009, Pemerintah Indonesia menghentikan sementara pengiriman (moratorium) TKI ke Kuwait dalam rangka membenahi permasalahan yang ada.

P

I

H

isi 062-126.indd 76 1/3/2011 10:50:08 PM

Page 78: Buku Diplomasi Indonesia 2010

69

Gambar 65. Kegiatan Indonenesia Day 2010

Lebanon

Libya

ubungan bilateral antara Indonesia dengan Libya baik. Di fora Internasional, kerja sama yang dilakukan oleh kedua negara juga terus

meningkat. Hal ini terlihat dari saling dukungnya kedua negara dalam pengusulan beberapa masukan dan pencalonan di badan-badan internasional seperti ITU, masalah Palestina, masalah nuklir untuk tujuan damai, baik di PBB, dan OKI.

Pihak Libya telah memberikan kesempatan kepada perusahaan konstruksi Indonesia untuk berpartisipasi pada pembangunan berbagai proyek perumahan dan infrastuktur air bersih di Libya. Disamping itu, undangan Pemerintah Libya

agar Indonesia ikut mengeksplorasi ladang-Iadang migas Libya dipenuhi oleh PT. Pertamina dan PT. Medea Energi Internasional yang saat ini telah beroperasi di Libya.

Selain itu, beberapa peluang yang dapat dimanfaatkan oleh Indonesia di Libya antara lain dibidang jasa konstruksi, pembangunan infrastruktur, minyak dan gas bumi, investasi diberbagai bidang, pengiriman tenaga kerja formal terlatih, ekspor non-migas, dan perlistrikan untuk industri dan rumah tangga.

Maroko

ubungan bilateral Indonesia-Maroko dalam bidang politik selama ini berlangsung baik dan stabil karena kedua negara memiliki

banyak kesamaan sikap dan pandangan dalam menyikapi berbagai masalah regional maupun internasional.

Di bidang ekonomi, hubungan perdagangan Indonesia-Maroko menunjukkan kenaikan setidaknya dalam 5 (lima) tahun terakhir. Nilai perdagangan tertinggi kedua negara terjadi pada tahun 2006, dimana total nilai perdagangan mencapai US$ 111,372 Juta, Indonesia mengalami defisit dengan mencatatkan nilai ekspor sebesar US$ 54,7 Juta, sedangkan nilai impornya mencapai US$ 56,6 Juta. Pencapaian surplus terbesar Indonesia terjadi pada tahun 2008, dimana nilai ekspor mencapai US$ 56,7 juta, dengan nilai impor sebesar US$ 52,5 Juta.

H H

isi 062-126.indd 77 1/3/2011 10:50:08 PM

ubungan bilateral RI-Lebanon berjalan baik.Penempatan pasukan perdamaian Indonesia dalam UNIFIL yang tergabung

dalam Kontingen Garuda XXIII sebanyak ± 850 personel di Lebanon Selatan adalah wujud nyata dari dukungan RI kepada Lebanon. Di sampingpengiriman Kontingen Garuda yang dimulai sejak tahun 2007 (Garuda XXIII-A) hingga Garuda XXIII-D pada tahun 2010 ini, Indonesia sejak tahun 2009 juga telah ambil bagian secara aktif dalam Satgas Maritim UNIFIL melalui penggelaran kapal perusak kawal berpeluru kendali KRI Diponegoro (PKR-365) pada tahun 2009, yang kemudian dilanjutkan oleh KRI Frans Kaisiepo (PKR-368) pada tahun 2010.

Di bidang ekonomi, volume perdagangan RI-Lebanon tahun 2009 mencapai US $ 83.75 juta dengan ekspor Indonesia sebesar US $ 82.45 juta dan impor sebesar US $ 1.3 juta, sehingga surplus bagi Indonesia sebesar US $ 81.15 juta. Sementara volume perdagangan RI-Lebanon hingga akhir bulan Oktober 2010 tercatat sebesar US$ 68.05 juta, dengan nilai ekspor Indonesia sebesar US$ 62.71 juta dan nilai impor sebesar US$ 5.34 juta. Produk-produk andalan Indonesia yang memenuhi pasar Lebanon pulp of wood; paper and paperboard, vehicles, aircraft, vessels, transport, equipment, machinery, electrical instruments.

Pada tanggal 7 April 2010, telah ditandatangani MoU Pertukaran Tenaga Kerja Terampil RI-Lebanon.

H

Page 79: Buku Diplomasi Indonesia 2010

70

Pada periode Januari hingga September 2010, neraca perdagangan mencapai US$ 67,4 Juta atau naik dibandingkan periode yang sama pada tahun 2009 yang mencapai US$ 62,09 Juta.

Produk ekspor RI ke Maroko yang mencatat nilai terbesar adalah kopi, diikuti produk elektronik, minyak mentah, dan tekstil. Sementara produk impor RI dari Maroko didominasi produk fosfat dan asam fosfat, produk pertanian dan peralatan medis.

Berkenaan dengan upaya memperkuat komitmen untuk mengembangkan kerja sama antara kedua negara di bidang pertanian dan pengadaan pospat, menindaklanjuti kunjungan kerja Menteri Pertanian RI, Delegasi Kementerian Pertanian RI pada tanggal 11-18 Desember 2010 melakukan kunjungan ke Maroko untuk merealisasikan kerja sama konkrit kedua negara khususnya bidang penelitian pertanian dan peningkatan volume perdagangan bidang pertanian serta merencanakan pembentukan MoU mengenai pertukaran tenaga ahli pertanian.

Mesir

ahun 2010 merupakan peringatan 63 tahun hubungan diplomatik RI-Mesir yang diperingati dengan serangkaian kegiatan

berupa seminar di dua perguruan tinggi Mesir, lomba karya ilmiah untuk mahasiswa, dan resepsi diplomatik yang dimeriahkan dengan pertunjukan seni budaya Indonesia dan Mesir, serta peluncuran buku Jauh di Mata Dekat di Hati versi Bahasa Arab.

Di sela-sela SMU PBB ke-65 tanggal 28 September 2010, Menteri Luar Negeri RI telah mengadakan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Mesir. Dalam kesempatan tersebut, telah dibahas upaya-upaya untuk meningkatkan hubungan kerja sama kedua negara. Pada kesempatan tersebut Menteri Luar Negeri Mesir mengundang Menteri Luar Negeri RI untuk berkunjung ke Kairo pada bulan Februari 2011.

Di bidang perdagangan, selama periode Januari-September 2010, total perdagangan Indonesia-Mesir adalah US$ 756,26 juta atau naik 34,3% dibanding periode yang sama tahun 2009. Hal ini didorong oleh peningkatan ekspor Mesir ke Indonesia sebesar 96,23% dan ekspor Indonesia ke Mesir yang naik 26,03% dibandingkan periode yang sama tahun 2009. Namun demikian, Indonesia masih mengalami surplus sebesar US$ 494,8 juta atau naik 15,26% dibandingkan tahun lalu.

Dalam pada itu, pengusaha Mesir yang ikut serta dalam Trade Expo Indonesia tahun ini berjumlah 44 orang, lebih besar dari tahun lalu sebanyak 36 peserta.

Hubungan Indonesia-Mesir yang erat juga tereflesikan di berbagai organisasi regional dan multilateral seperti di PBB, OKI, GNB dan G77.

T

Gambar 67. Peringatan 63 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia – Mesir, Kairo, 11 Juni 2010

Gambar 66. Pertemuan Menlu RI dan Menlu Mesir New York, 21 September 2010

isi 062-126.indd 78 1/3/2011 10:50:09 PM

Page 80: Buku Diplomasi Indonesia 2010

70

Pada periode Januari hingga September 2010, neraca perdagangan mencapai US$ 67,4 Juta atau naik dibandingkan periode yang sama pada tahun 2009 yang mencapai US$ 62,09 Juta.

Produk ekspor RI ke Maroko yang mencatat nilai terbesar adalah kopi, diikuti produk elektronik, minyak mentah, dan tekstil. Sementara produk impor RI dari Maroko didominasi produk fosfat dan asam fosfat, produk pertanian dan peralatan medis.

Berkenaan dengan upaya memperkuat komitmen untuk mengembangkan kerja sama antara kedua negara di bidang pertanian dan pengadaan pospat, menindaklanjuti kunjungan kerja Menteri Pertanian RI, Delegasi Kementerian Pertanian RI pada tanggal 11-18 Desember 2010 melakukan kunjungan ke Maroko untuk merealisasikan kerja sama konkrit kedua negara khususnya bidang penelitian pertanian dan peningkatan volume perdagangan bidang pertanian serta merencanakan pembentukan MoU mengenai pertukaran tenaga ahli pertanian.

Mesir

ahun 2010 merupakan peringatan 63 tahun hubungan diplomatik RI-Mesir yang diperingati dengan serangkaian kegiatan

berupa seminar di dua perguruan tinggi Mesir, lomba karya ilmiah untuk mahasiswa, dan resepsi diplomatik yang dimeriahkan dengan pertunjukan seni budaya Indonesia dan Mesir, serta peluncuran buku Jauh di Mata Dekat di Hati versi Bahasa Arab.

Di sela-sela SMU PBB ke-65 tanggal 28 September 2010, Menteri Luar Negeri RI telah mengadakan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Mesir. Dalam kesempatan tersebut, telah dibahas upaya-upaya untuk meningkatkan hubungan kerja sama kedua negara. Pada kesempatan tersebut Menteri Luar Negeri Mesir mengundang Menteri Luar Negeri RI untuk berkunjung ke Kairo pada bulan Februari 2011.

Di bidang perdagangan, selama periode Januari-September 2010, total perdagangan Indonesia-Mesir adalah US$ 756,26 juta atau naik 34,3% dibanding periode yang sama tahun 2009. Hal ini didorong oleh peningkatan ekspor Mesir ke Indonesia sebesar 96,23% dan ekspor Indonesia ke Mesir yang naik 26,03% dibandingkan periode yang sama tahun 2009. Namun demikian, Indonesia masih mengalami surplus sebesar US$ 494,8 juta atau naik 15,26% dibandingkan tahun lalu.

Dalam pada itu, pengusaha Mesir yang ikut serta dalam Trade Expo Indonesia tahun ini berjumlah 44 orang, lebih besar dari tahun lalu sebanyak 36 peserta.

Hubungan Indonesia-Mesir yang erat juga tereflesikan di berbagai organisasi regional dan multilateral seperti di PBB, OKI, GNB dan G77.

71

Oman

erwakilan RI di Muscat diresmikan pembukaannya pada tanggal 29 Desember 2010. Sebelumnya hubungan diplomatik

dengan Oman dirangkap dari KBRI Riyadh. Dengan dibukanya perwakilam indonesia tersebut hubungan RI-Oman diharapkan akan meningkat.

Palestina

ada tanggal 28-29 Mei 2010 Presiden Palestina Mahmoud Abbas telah melaksanakan kunjungan ke Indonesia.

Kunjungan kerja kali ini adalah kunjungan kedua setelah kunjungan kenegaraan yang dilakukan oleh Presiden Mahmoud Abbas pada tahun 2007. Indonesia menegaskan kembali komitmennya untuk terus melajutkan dukungan bagi kemerdekaaan Palestina termasuk melalui pembangunan kapasitas yang ditujukan untuk membantu peningkatan kesiapan Bangsa Palestina dalam mengantisipasi kemerdekaannya melalui Capacity Building Programs yang digagas oleh Indonesia melalui skema kemitraan strategis intra-kawasan Asia-Pasifik. Dalam kesempatan tersebut, Indonesia juga menyampaikan komitmen untuk memberikan financial assistance sebesar Rp. 20 milyar untuk pembangunan Rumah Sakit di Gaza.

Dalam pembahasan konflik Palestina-Israel di berbagai fora, Indonesia senantiasa secara tegas

menyampaikan dukungan dan solidaritasnya kepada bangsa Palestina.

Di sela-sela penyelenggaraan SMU PBB ke 65 pada tanggal 22 September 2010, Indonesia telah mengadakan inisiatif pertemuan perdana Menteri Luar Negeri Indonesia, India, Brazil, Palestina, dan

pejabat tinggi Afsel yang mewakili Menteri Luar Negeri mengenai masalah Palestina. Pertemuan tersebut memiliki makna yang penting karena untuk pertama kalinya empat negara yang masing-masing perannya di dunia meningkat, duduk bersama menyikapi masalah Palestina.

Di sela-sela kehadirannya pada BDF III, Menlu Palestina telah bertemu dengan Menlu RI pada tanggal 10 Desember 2010. Menlu Palestina meminta Indonesia untuk meningkatkan peran aktifnya dalam proses perdamian Timur Tengah dan perjuangan kemerdekaan Palestina . Permintaan ini disambut positif oleh Menlu RI yang menekankan komitmen Indonesia untuk terus mendukung perjuangan rakyat Palestina.

Persatuan Emirat Arab (PEA)

ubungan Indonesia dan Persatuan Emirat Arab (PEA), berkembang dengan baik. Di bidang politik, PEA selalu mendukung integritas Negara Kesatuan

Republik Indonesia serta banyak mendukung posisi RI khususnya dalam pencalonan RI pada badan regional maupun internasional. Demikian pula dari intensitas kunjungan pejabat pemerintah kedua Negara.

P

P

H

Gambar 69. Menlu RI dan Menlu Palestina, Desember, 2010

Gambar 68. Kunjungan Menlu PEA ke Jakarta, 18-19 Oktober 2010

isi 062-126.indd 79 1/3/2011 10:50:09 PM

Page 81: Buku Diplomasi Indonesia 2010

72

Pada tahun 2010, hubungan bilateral kedua negara ditandai dengan kunjungan Menlu PEA, Sheikh Abdullah bin Zayed AI Nahyan pada tanggal 18-19 Oktober 2010 ke Jakarta. Pada kunjungan tersebut ditandatangani dua naskah perjanjian yaitu: MoU antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Persatuan Emirat Arab mengenai Pembentukan Komisi Bersama untuk Kerja Sama Bilateral, dan Persetujuan Pembebasan Visa bagi Pemegang Paspor Diplomatik, Dinas dan Khusus. Penandatanganan dua naskah perjanjian tersebut, khususnya MoU Pembentukan Komisi Bersama, akan ditindaklanjuti dengan pelaksanaan Sidang Komisi Bersama (SKB) ke-1 RI-PEA pada tahun 2011. Terlaksananya SKB ini merupakan komitmen kedua negara untuk meningkatkan hubungan bilateral secara menyeluruh di berbagai bidang.

Di bidang ekonomi, PEA merupakan salah satu tujuan penetrasi pasar non-tradisional Indonesia. Hubungan perdagangan luar negeri Indonesia dengan PEA mencapai puncaknya pada tahun 2008 dengan total perdagangan sebesar US$ 2,18 Milyar (meningkat 43,97% dibandingkan tahun 2007). Nilai ini menunjukkan surplus bagi Indonesia sebesar US$ 1,12 milyar dengan total ekspor RI ke PEA sebesar US$ 1,65 milyar.

Pada periode Januari 2010, total perdagangan mencapai US$ 154 Juta, kembali mengalami peningkatan sebesar 21,79%, jika dibandingkan dengan total perdagangan pada periode yang sama pada tahun 2009, dimana total perdagangan hanya sebesar US$ 126 Juta. Dalam periode tiga tahun terakhir (2008-2010), total investasi PEA di Indonesia mencapai kurang lebih US$ 11 Milyar. Hal ini diiringi pula dengan semakin meningkatnya minat pebisnis PEA untuk meningkatkan dan memperluas kerjasama di Indonesia.

Di bidang sosial budaya, hubungan dan kerja sama antara kedua negara pun mengalami peningkatan. Kerja sama ini antara lain direfleksikan melalui pemberian beasiswa serta saling kunjung antara mahasiswa dan dosen dari beberapa universitas di kedua negara. Pada bulan Mei 2010, kegiatan Dream 2010 yang diprakarsai oleh Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Dalam· kegiatan ini,

tiga orang mahasiswa PEA mendapatkan tiga penghargaan terbaik, yakni the friendliest, the funniest, dan the best participant. Sebaliknya, tim Pusat Kajian Wanita dan Jender Universitas Indonesia juga telah melakukan penelitian mengenai Tenaga Kerja Wanita Indonesia di PEA, dan menyelenggarakan seminar mengenai Tinjauan Aspek Hukum dan Akses Terhadap Keadilan bagi TKW Indonesia, bekerjasama dengan Universitas Zayed di Dubai.

Di bidang ketenagakerjaan, khususnya dalam rangka perlindungan WNI/TKI di PEA, Pemerintah Indonesia dan Pemerintah PEA telah menandatangani MoU Ketenagakerjaan pada tanggal 18 Desember 2007 di Jakarta. Adapun untuk keperluan perlindungan TKI informal, saat ini Pemerintah Indonesia tengah mengupayakan penyusunan Mandatory Consular Notification (MeN) yang masih menunggu tanggapan lebih lanjut dari pihak PEA.

Qatar

ecara umum, hubungan Indonesia dan Qatar berjalan dengan baik. Upaya-upaya ke arah peningkatan hubungan bilateral kedua negara terus dilakukan. Untuk

menegaskan komitmen hubungan dan kerjasama yang telah berjalan selama ini, saat ini tengah dijajaki kemungkinan pembuatan MoU Pembentukan Sidang Komisi Bersama RI-Qatar yang akan menjadi landasan pelaksanaan SKB perdana Indonesia-Qatar.

Di bidang perdagangan, volume perdagangan Indonesia-Qatar pada tahun periode Januari-September 2010 mengalami peningkatan sebesar 25,53% bila dibandingkan dengan volume perdagangan periode yang sama pada tahun 2009. Pada tahun 2010, tercatat sebesar US$ 324 juta, sedangkan pada tahun 2009 hanya sebesar US$ 258 juta.

Di bidang investasi, dalam 4 tahun terakhir (2007-2010) tercatat sejumlah komitmen Indonesia dan Qatar di bidang investasi. Diantaranya adalah antara Pemerintah Indonesia dengan Qatar Investment Authority (QIA) dan Qatar Holding (anak perusahaan QIA) dengan jumlah sekitar U$ 2 milyar untuk membiayai proyek-proyek

S

isi 062-126.indd 80 1/3/2011 10:50:10 PM

Page 82: Buku Diplomasi Indonesia 2010

73

minyak bumi dan gas alam, tambang dan ketenagalistrikan serta infrastruktur di Indonesia. Selain itu, masih di bidang telekomunikasi, PT. Telekom Indonesia telah melakukan kesepakatan dengan Qatar Telecom (Qtel) yang berisi masalah joint operation kesepakatan yang disetujui dalam bidang Human Resources (HR): Employee Transfering, dan Job Training dan Business Partnership: Sharing knowledge dan consultancy services. Kerjasama lainnya adalah dengan Qatar Islamic Bank (QIB) dalam bentuk pemberian persetujuan pendirian bank syariah baru oleh QIB di Indonesia.

Upaya peningkatan kerjasama ekonomi lainnya; upaya PT. Dirgantara Indonesia (PT. DI) untuk melakukan promosi produk dirgantara berupa pesawat angkut militer CN 235-220 termasuk spare part dan perawatannya ke Qatar.

Disadari bahwa nilai kerjasama dan komitmen di bidang investasi selama ini masih belum optimal bila dibandingkan dengan potensi kerjasama investasi yang sesungguhnya ada di Qatar. Penguatan peranan Qatar dalam percaturan kerja sama regional dan internasional dalam beberapa tahun terakhir, seperti terpilihnya Qatar sebagai Tuan Rumah Pelaksanaan Piala Ounia tahun 2020, patut menjadi catatan untuk mencari bentuk-bentuk kerjasama yang lebih efektif, adaptif, dan aplikatif serta menguntungkan bagi kedua pihak.

Di bidang ketenagakerjaan, kedua pihak telah menandatangani MoU Ketenagakerjaan pada tahun 2008. Saat ini tercatat sebanyak 28.383 orang WNI di Qatar dengan jumlah TKI sektor informal yang cukup tinggi.

Sudan, Eritrea

ubungan Indonesia-Sudan telah terjalin sejak kedua negara belum merdeka dan semakin menguat dengan kehadiran

seorang ulama besar Sudan, Syeikh Ahmed Surkati pada tahun 1911 dan keikutsertaan delegasi Sudan pada KAA Bandung (April 1955) yang kemudian mendorong rakyat Sudan untuk mempercepat proses kemerdekaannya (1 Januari 1956). Dalam perkembangan hubungan

bilateral kedua negara, Pemerintah Sudan secara konsisten mendukung keutuhan wilayah NKRI dan mengecam segala bentuk usaha yang bertujuan untuk memecah belah persatuan, kesatuan dan keutuhan wilayah Indonesia. Sebaliknya, Pemerintah Indonesia memandang bahwa proses perdamaian menyeluruh yang tengah berlangsung dan diupayakan di Sudan telah sejalan dengan ketentuan internasional dan dalam mewujudkannya diperlukan dukungan semua pihak baik unsur-unsur domestik, regional maupun internasional. Kedua Pemerintah selalu melakukan saling dukung pada pencalonan masing-masing pada organisasi-organisasi lnternasional.

Pertemuan bilateral Menteri Luar Negeri RI dan Menteri Luar Negeri Sudan di selenggarakan di sela-sela Sesi ke-65 SMU PBB tanggal 28 September 2010. Dalam kesempatan itu antara lain dibicarakan isu Darfur dan Referendum Sudan Selatan. Indonesia tetap konsisten pada posisinya dengan selalu mendorong pencapaian solusi damai yang komprehensif. Sementara itu, Menteri Luar Negeri Sudan atas nama Pemerintah dan rakyat Sudan menyampaikan apresiasi yang tinggi atas dukungan Indonesia dan juga kinerja Formed Police Unit Indonesia di UN African Mission In Darfur yang dapat diterima baik oleh masyarakat Darfur.

Perkembangan hubungan ekonomi kedua negara semakin meningkat. Indonesia telah berinvestasi dalam bidang perminyakan di Sudan sejak tahun 2007 antara lain melalui kehadiran PT.

H

Gambar 70. Menlu RI dan Menlu Sudan di sela-sela SMU PBB, New York, 28 September 2010

isi 062-126.indd 81 1/3/2011 10:50:10 PM

Page 83: Buku Diplomasi Indonesia 2010

74

Pertamina. Pada bidang perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan RI telah mengirimkan tim ahli budidaya perikanan (aqua culture) ke Sudan dan menerima tenaga-tenaga ahli Sudan untuk dididik training of trainers dan manajemen perikanan di pusat-pusat budidaya ikan di Indonesia untuk tujuan meningkatkan penciptaan lapangan kerja dan pasokan ikan tawar untuk pasar domestik maupun ekspor Sudan. Sedangkan di bidang pertanian, Kementerian Pertanian RI telah beberapa kali menerima ahli-ahli pertanian Sudan untuk belajar berbagai teknis pertanian di Indonesia.

Volume perdagangan RI-Sudan pada tahun 2010 mencapai US$ 747.8 juta. Dalam melakukan promosi ekonomi kedua negara, KBRI Khartoum antara lain telah ikut serta dalam Khartoum International Fair, Indonesia-Middle East Update III (Maret 2010) dan mendatangkan sekitar 20 pengusaha Sudan untuk ikut serta dalam Indonesia Trade Expo 2010.

Eritrea

Hubungan diplomatik RI dengan Eritrea dilaksanakan melalui KBRI Khartoum. Hubungan bilateral RI dengan Eritrea berjalan baik. Indonesia dan Eritrea juga bekerjasama di berbagai forum internasional seperti di PBB.

Suriah ubungan bilateral kedua kedua negara dalam tahun 2010 ini cukup mengalami peningkatan. Hal itu tercermin dari

meningkatnya kegiatan promosi baik ekonomi, pariwisata maupun budaya. Dalam bidang kerja sama kedua negara yang dituangkan dalam bentuk MoU atau kesepakatan lain, di tahun 2010 ini tercatat kesepakatan dalam bidang ekonomi yang telah ditindaklanjuti yaitu Agreement on the Establishment of a Syrian – Indonesian Business Council yang ditandatangani pada bulan Oktober 2010.

Dalam bidang ekonomi tahun 2010 interaksi perdagangan kedua negara untuk periode Januari – Agustus 2010 telah mencapai US$ 47,38 juta. Indonesia masih mengalami surplus perdagangan dengan Suriah sebesar US$ 37,2 juta. Guna lebih meningkatkan nilai dagang kedua negara maka

seperti tahun-tahun sebelumnya Indonesia selalu berpartisipasi aktif dalam “Damascus International Fair” yang berlangsung dalam bulan Juli 2010.

Selain itu guna meningkatkan arus wisatawan Suriah ke Indonesia pada bulan Oktober 2010 Kementerian Kebudayaan dan Pariwsata Indonesia telah mengirim tim untuk berpartisipasi dalam pameran “Arab Tourisme Bourse” ke 8 yang berlangsung di Damaskus. Keikutsertaan Indonesia dalam pameran ini adalah pertama kalinya dan dianggap penting mengingat pameran ini adalah pameran kedua terbesar setelah pameran pariwisata yang diadakan di Dubai.

Tunisia ahun 2010 merupakan momen penting bagi hubungan bilateral Indonesia dan Tunisia, karena pada tahun 2010 ini kedua negara

memperingati 50 tahun hubungan diplomatik yang telah dimulai sejak tahun 1960. Dalam rangka meningkatkan hubungan bilateral kedua negara, di sela-sela pertemuan Sidang Umum PBB ke-65 pada tanggal 28 September 2010, Menteri Luar Negeri RI dan Menteri Luar Negeri Tunisia telah melakukan pertemuan bilateral.

50 tahun hubungan diplomatik RI-Tunisia diperingati melalui serangkaian acara yang dilaksanakan sepanjang tahun 2010, antara lain Resepsi Peringatan 50 Tahun Hubungan Diplomatik RI-Tunisia di Tunis, Gebyar Indonesia yang dilakukan selama 16 hari di 11 kota di Tunisia, Pelaksanaan Pekan Makanan Indonesia

H T

Gambar 71. Pertemuan Menlu RI dan Menlu Tunisia di sela-sela SMU PBB ke-65, New York, 28 September 2010

isi 062-126.indd 82 1/3/2011 10:50:10 PM

Page 84: Buku Diplomasi Indonesia 2010

75

di Hotel Golden Tulip, Gammath pada bulan Juli-Agustus 2010, Penyiaran Talk Show dan Tanya Jawab tentang Indonesia di Radio Zitouna sebanyak 12 episode di bulan Ramadhan, serta Kunjungan Muhibah KRI Dewaruci ke Tunisia pada tanggal 12-15 Juni 2010 dimana kalangan Diplomatik, para pejabat dan masyarakat Tunisia diundang untuk mengunjungi KRI Dewaruci.

Di bidang Ekonomi, volume perdagangan bilateral RI-Tunisia pada bulan Januari hingga Oktober 2010 menunjukkan peningkatan 26% dari periode yang sama tahun sebelumnya, dari 2010 menunjukkan adanya peningkatan dalam volume perdagangan kedua negara sebanyak 26% dari US$ 62,7 Juta menjadi US$ 78,9 Juta. Neraca perdagangan RI-Tunisia masih menunjukkan surplus bagi Indonesia,

Ekspor dari Indonesia ke Tunisia pada periode Januari-Oktober 2010 mencapai US$ 68,3 Juta, meningkat 24 % dari tahun sebelumnya yang mencapai US$ 55,2 Juta. Adapun ekspor Tunisia ke Indonesia juga menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan, yaitu sebesar 42%, dari US$ 7,5 Juta pada tahun 2009 menjadi US$ 10,7 Juta pada tahun 2010.

Yaman

Secara bilateral hubungan Indonesia – Yaman telah terjalin dengan harmonis dan tidak mengalami hambatan yang berarti dalam

bidang politik, ekonomi, sosial dan kekonsuleran.

Hubungan ekonomi kedua negara terus meningkat. Hingga Januari 2010 total perdagangan Indonesia-Yaman mencapai US$ 7.501.600 atau mengalami kenaikan sebesar 28,51% di banding tahun sebelumnya. Produk-produk unggulan ekpor Indonesia a.l. ban, bateray, suku cadang, kertas, tektil, furniture dan alat – alat listrik.

Indonesia – Yaman telah melaksanakan Sidang Komisi Bersama ke -2 di Sanaa, Yaman. Tahun 2011 Indonesia akan menjadi tuan rumah SKB tersebut.

Yordania

ubungan kedua negara terpelihara dengan baik dan tidak mengalami hambatan yang berarti dalam bidang politik, ekonomi, sosial

dan kekonsuleran. Nilai perdagangan kedua negara dari tahun ke tahun memperlihatkan kecenderungan yang positif. Pada tahun 2009 nilai perdagangan RI – Jordan sebesar US$ 296.8 juta.

Peluang peningkatan kerja sama di bidang perdagangan masih cukup luas. Komiditi ekspor Indonesia ke Yordania diantaranya adalah kayu dan produk olahannya, textile and garment, dll. Adapun produk unggulan yang mempunyai peluang pasar memasuki pasar Yordania antara lain: makanan dan produk olahan dalam kaleng, produk elektronik, kertas, dll. Sementara itu, impor Indonesia adalah potash, fosfat, garam dan produk-produk dari Laut Mati.

Di bidang ketenagakerjaan, Indonesia dan Yordania telah mendatangani MoU dibidang ketenagakerjaan khususnya untuk sektor informal/domestic workers pada tahun 2009. Namun demikian, dalam rangka mengoptimalkan pelaksanaan MoU tersebut Pemerintah Indonesia memberlakukan moratorium pengiriman tenaga kerja penata laksana rumah tangga ke Yordania sejak tanggal 29 Juli 2010.

KAWASAN SUB-SAHARA AFRIKA ejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan proses demokratisasi di sebagian besar negara-negara Afrika, hubungan Indonesia

dengan negara-negara tersebut semakin penting.

Latar belakang sejarah perjuangan Asia-Afrika di masa lampau menjadi landasan yang kuat bagi Indonesia untuk melakukan hubungan dengan negara-negara di Afrika, terutama dalam memanfaatkan kawasan ini sebagai tujuan pasar non-tradisional produk Indonesia serta kerja sama ekonomi lainnya.

Perwakilan-perwakilan RI di kawasan Sub-Sahara Afrika telah secara aktif melakukan kegiatan promosi ekonomi dan pariwisata sekaligus untuk pencitraan baik Indonesia.

Kegiatan tersebut dilakukan, baik dengan penyelenggaraan sendiri pameran produk dan

S

H

S

isi 062-126.indd 83 1/3/2011 10:50:10 PM

Page 85: Buku Diplomasi Indonesia 2010

76

presentasi potensi wisata dan familiarization trip ke Indonesia, malam kesenian dan gala dinner serta pertunjukan kesenian Indonesia maupun partisipasi dalam pameran-pameran dagang dan eksibisi internasionallainnya. Di samping itu, Perwakilan RI juga memfasilitasi kunjungan usaha dan misi dagang pengusaha negara-negara Afrika ke Indonesia.

Kementerian Luar Negeri melakukan kegiatan promosi potensi ekonomi daerah di Indonesia kepada pengusaha Afrika. Pada tahun 2010 kegiatan mencakup Provinsi Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, serta sosialisasi dan diseminasi informasi mengenai peluang pasar Afrika kepada pengusaha dan pelaku bisnis di berbagai daerah.

Di samping itu, melalui kerja sama dengan BPEN dan KADIN, Kementerian Luar Negeri menyelenggarakan forum bisnis, one-on-one business meeting antara pengusaha dari Afrika dengan calon mitra bisnis Indonesia pada kesempatan penyelenggaraan Trade Expo Indonesia, serta berpartisipasi pada Pameran dagang di berbagai negara di Afrika.

Pembukaan Perwakilan RI di Maputo, Mozambik pada tanggal 29 Desember 2010 juga akan semakin memperluas keberadaan serta kehadiran Indonesia di kawasan Sub-Sahara Afrika sehingga akan dapat lebih meningkatkan akses pasar bagi produk Indonesia di pasar Afrika yang merupakan pasar non-tradisional.

Ethiopia, Somalia, Djibouti

ubungan RI-Ethiopia berjalan baik. Ethiopia merupakan salah satu negara Afrika yang relatif stabil dan sebagai tuan rumah kantor

pusat berbagai organisasi internasional, antara lain African Union dan UN-Economic Commission for Africa. Ethiopia dapat dianggap mempunyai kontribusi yang cukup penting dalam rangka kerja sama antar negara-negara Afrika dan dengan kawasan-kawasan lainnya.

Ethiopia berminat besar untuk menjajaki kerja sama di bidang kontra-terorisme, small and medium size enterprises, micro finance institutions dengan Indonesia.

Di bidang ekonomi, total perdagangan RI-Ethiopia pada tahun 2009 (Jan-September) sebesar US$ 16.792,700 dan pada periode yang sama tahun 2010 sebesar 14.358,500.

Somalia dan Djibouti

Hubungan diplomatik RI dengan Somalia dan Djibouti ditangani oleh KBRI Addis Ababa, dan hubungan RI dengan kedua negara tersebut berjalan dengan baik. Indonesia dengan Somalia dan Djibouti juga bekerjasama di berbagai forum internasional seperti di PBB.

Pada tanggal 18 Januari 2010 di Jakarta, Menteri Perdagangan RI telah mengeluarkan Pernyataan Bersama dengan Menteri Perdagangan Somalia mengenai hubungan perdagangan dan ekonomi melalui peningkatan hubungan lembaga pemerintah dan komunitas bisnis. Dalam Pernyataan Bersama ini disebutkan bahwa sektor-sektor yang dikerjasamakan adalah di bidang tekstil, produk tekstil dan kulit; konstruksi; dan perbankan.

Dalam pertemuan antara Menteri Perdagangan Somalia dengan Menteri Perindustrian RI dan Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (P2HP) Kementerian Pertanian. juga disepakati untuk membentuk tim teknis guna dalam rangka mengimplementasikan kesepakatan dalam Joint Statement mengenai kerja sama bahan baku tekstil, produk tekstil dan kulit; bidang konstruksi dan bidang perdagangan.

H Upaya Peningkatan Kerja Sama Ekonomi dan Budaya di Sub-Sahara Afrika:

1. Pameran produk pariwisata dan familiarization trip ke Indonesia.

2. Kegiatan kesenian. 3. Pameran dagang dan fasilitasi misi

dagang. 4. Promosi potensi ekonomi daerah

yang melibatkan propinsi Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

isi 062-126.indd 84 1/3/2011 10:50:11 PM

Page 86: Buku Diplomasi Indonesia 2010

77

Kenya, Mauritius, Seychelles, dan Uganda ubungan bilateral Indonesia-Kenya berjalan baik. Pada tahun 2009, total perdagangan Indonesia-Kenya adalah sebesar US$ 76,4

juta dengan surplus dipihak Indonesia sebesar US$ 55,3 juta. Sedangkan pada periode Januari – September 2010, total perdagangan RI-Kenya mengalami peningkatan signifikan dengan mencapai nilai US$ 185,5 juta.

Ekspor Indonesia ke Kenya berupa consumer products seperti bahan makanan (mie instant) dan produk ini cukup bersaing di pasar Kenya.

Mauritius, Seychelles dan Uganda

Hubungan diplomatik RI dengan Mauritius, Seychelles dan Uganda ditangani oleh KBRI Nairobi, dan hubungan RI dengan ketiga negara tersebut berjalan dengan baik. Indonesia dengan Mauritius, Seychelles dan Uganda juga bekerjasama di berbagai forum internasional seperti di PBB.

Madagaskar

erubahan pemerintahan secara inkonstitusional (kudeta) terjadi pada tanggal 17 Maret 2009 di Madagaskar. Berbagai

bentuk kerja sama teknis dan bantuan bilateral yang diberikan oleh Pemerintah Indonesia selama ini dapat dikatakan dihentikan sepanjang tahun 2010, kecuali beberapa sektor seperti kerja sama pendidikan dan bantuan pemberian beasiswa S-2, dan sebagainya, yang dapat dikelola dengan tidak melibatkan instansi pemerintah.

Hubungan bilateral ekonomi perdagangan antara Indonesia dengan Madagaskar dalam 2 tahun terakhir mengalami penurunan. Untuk tahun 2009 volume perdagangan sebesar US$ 30.455.400,- dengan ekspor US$ 26.516.100 dan impor US$ 3.939.300,- Sedangkan untuk tahun 2010 volume perdagangan dari bulan Januari-Agustus sebesar US$ 15.056.600,-dengan ekspor US$ 12.155.600 dan impor US$ 2.901.000,-.

Mozambique

emerintah RI telah membuka Perwakilan RI di Maputo yang peresmiannya dilaksanakan pada 29

Desember 2010. Hubungan diplomatik Indonesia - Mozambique resmi dibuka pada bulan Oktober 1991, yang dilanjutkan dengan pembukaan perwakilan diplomatik Mozambique di Jakarta pada bulan Juli 1999.

Pada saat kunjungan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Mozambique, Antonio Fernando ke Indonesia pada 9 Juni 2010 telah ditandatangani tiga buah MoU: MoU on Trade Promotion Cooperation, MoU on Industrial Technichal Cooperation, dan MoU on Cooperatives, Small and Medium Enterprises Development Cooperation.

Dalam rangka meningkatkan hubungan ekonomi dan perdagangan bilateral, Indonesia melalui KBRI Harare telah berpartisipasi dalam Feira Internacional de Maputo (FACIM) atau Maputo International Trade Fair pada 30 Agustus - 5 September 2010.

Namibia, Angola

erja sama bilateral Indonesia-Namibia mengalami perkembangan yang berarti, khususnya kerja sama bidang pertanian dan

penelitian produk pangan yang dikembangkan oleh Universitas of Namibia (UNAM) dengan Universitas Gadjah Mada (UGM). Disamping itu, selama tahun 2010 telah pula dirintis kegiatan ekspor produk peralatan pertanian Indonesia ke Namibia.

H

P

P

K

Gambar 72. Penyerahan bantuan Handtractor, September 2010

isi 062-126.indd 85 1/3/2011 10:50:11 PM

Page 87: Buku Diplomasi Indonesia 2010

78

Kerja sama tersebut dilakukan dalam tingkat U-to-U antara UGM dengan Universitas Namibia berdasarkan MoU kerja sama kedua universitas. UGM telah tiga kali mengirim dua ahli pertaniannya ke Kalimbeza Rice Project Namibia, sebuah proyek nasional pengembangan padi. Disamping pengetahuan dan ketrampilan pertanian, Namibia juga telah diperkenalkan dengan peralatan pertanian sederhana berupa traktor tangan yang dipandang sangat cocok dengan petani Namibia. Kerjasama Indonesia-Namibia di bidang pengembangan padi dipandang strategis mengingat Pemerintah Namibia menjadikan padi sebagai fast track pencapaian food security. Namibia adalah salah satu negara anggota Southern African Development Cooperation yang mengalami food insecurity (SADC). Dalam beberapa kesempatan Pemerintah Namibia menyatakan penghargaannya atas terlaksananya kerja sama tersebut. Keinginan Namibia bekerjasama dengan Indonesia mengingat kapasitasnya sebagai salah satu negara penghasil padi terbesar di dunia. Diharapkan agar bentuk kerja sama tersebut nantinya dapat menjadi model bagi upaya serupa di kawasan Afrika bagian selatan atau SADC.

Nigeria, Benin, Burkina Faso, Cape Verde, Ghana, Kamerun, Liberia, Republik Kongo, dan Togo. Hubungan bilateral Indonesia-Nigeria secara keseluruhan mengalami peningkatan baik di bidang politik maupun ekonomi sepanjang tahun 2010.

Di sela-sela SMU-PBB ke-65, di New York, tanggal 25 September 2010, Menteri Luar Negeri RI telah mengadakan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Nigeria. Pada pertemuan tersebut telah ditandatangani MoU Pembentukan Komisi Bersama untuk Kerja sama Bilateral hubungan Nigeria-Indonesia.

Komisi Bersama akan melakukan pertemuan setiap dua tahun untuk membahas sektor-sektor yang potensial bagi kerja sama yang saling menguntungkan.

Kesepakatan untuk membentuk Komisi Bersama mencerminkan pengakuan kedua negara terhadap potensi kerja sama yang dapat ditingkatkan dan merupakan langkah nyata untuk memperkuat hubungan bilateral kedua negara.

Di bidang ekonomi, total nilai perdagangan antara Indonesia-Nigeria telah mencapai US$ 953.66 juta (Jan-Agustus 2010) yang merupakan peningkatan sebesar 87,14% dari periode yang sama tahun 2009. Sedangkan kinerja ekspor non-migas Indonesia ke Nigeria tahun 2010 juga mengalami peningkatan sebesar 37,86% dari tahun 2009 (periode Januari-Agustus) senilai US$ 200.39 juta.

Para pengusaha dan pedagang Nigeria secara teratur mengadakan kunjungan ke Indonesia baik dalam rangka bisnis dan studi banding maupun menghadiri berbagai pameran internasional yang diselenggarakan di Indonesia. Trade Expo Indonesia 2010 telah didatangi oleh kurang lebih 200 pengusaha dan pebisnis Nigeria, dan menghasilkan sekitar US$ 16,24 juta (nilai transaksi urutan pertama dalam TEI 2010), meningkat 265% dari hasil TEI 2009. Indonesia juga sebaliknya telah dua kali berpartisipasi dalam Lagos International Trade Fair pada tahun 2009 dan 2010.

Gambar 73. Indonesia Cuisine Day 2010, Abuja

Gambar 74. Menlu RI dan Menlu Nigeria di sela-sela SMU PBB ke-65, New York, 25 September 2010

isi 062-126.indd 86 1/3/2011 10:50:12 PM

Page 88: Buku Diplomasi Indonesia 2010

79

Benin, Burkina Faso, Cape Verde, Ghana, Kamerun, Liberia, Republik Kongo dan Togo

Hubungan diplomatik RI dengan Benin, Burkina Faso, Cape Verde, Ghana, Kamerun, Liberia, Republik Kongo dan Togo ditangani oleh KBRI Abuja, dan hubungan RI dengan negara-negara tersebut berjalan dengan baik. Indonesia dengan Benin, Burkina Faso, Cape Verde, Ghana, Kamerun, Liberia, Republik Kongo dan Togo juga bekerjasama di berbagai forum internasional seperti di PBB.

Senegal, Pantai Gading, Gambia, Guinea Bissau, Gabon, Republik Demokratik Kongo, Guinea, Mali

dan Sierra Leone

ubungan Indonesia dan Senegal selama tahun 2010 berjalan dengan positif. Dibidang ekonomi, Indonesia dengan

negara-negara tersebut masih dapat lebih ditingkatkan, meskipun tercatat dalam tahun 2010 Pemerintah Senegal telah melakukan kontrak pembelian 1 (satu) pesawat terbang CN 235 dari Indonesia.

Senegal, Pantai Gading, Gambia, Guinea Bissau, Gabon, Republik Demokratik Kongo, Guinea, Mali dan Sierra Leone

Hubungan diplomatik RI dengan Senegal, Pantai Gading, Gambia, Guinea Bissau, Gabon, Republik Demokratik Kongo, Guinea, Mali dan Sierra Leone ditangani oleh KBRI Abuja, dan hubungan RI dengan negara-negara tersebut berjalan dengan baik. Indonesia dengan Senegal, Pantai Gading, Gambia, Guinea Bissau, Gabon, Republik Demokratik Kongo, Guinea, Mali dan Sierra Leone juga bekerjasama di berbagai forum internasional seperti di PBB.

Di bidang kerja sama teknik dengan Gambia, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk mengaktifkan kembali Pusat Pelatihan Pertanian Indonesia-Gambia di Kota Jenoi.

Situasi di negara Pantai Gading saat ini sedang bergejolak akibat dari dualisme kepemimpinan setelah pengumuman hasil pemilu presiden pada tanggal 2 Desember 2010. Dualisme kepemimpinan di Pantai Gading telah memicu ketegangan dan berkembang

menjadi perang saudara, sebagaimana sebelumnya pernah terjadi pada tahun 2002-2003.

Pemerintah Indonesia telah menyatakan keprihatinan atas konflik politik yang terjadi di Pantai Gading, termasuk berbagai pelanggaran HAM yang terjadi di Pantai Gading serta mendukung semua upaya untuk menciptakan kembali perdamaian dan kestabilan di Pantai Gading.

Tanzania, Burundi, Komoros, dan Rwanda

ndonesia dan Tanzania memiliki hubungan yang sangat baik. Misi perwakilan diplomatik RI di Dar es Salaam dibuka pada 1964, menjadikan KBRI

Dar es Salaam sebagai salah satu misi diplomatik yang tertua di Tanzania. Indonesia dipandang sebagai negara yang maju di bidang pertanian sehingga terdapat dorongan untuk mempelajari pertanian di Indonesia.

Berbagai kegiatan yang telah dilakukan oleh KBRI Dar es Salaam dalam meningkatkan hubungan bilateral kedua negara antara lain: Penyelenggaraan The 1st Joint Agricultural Cooperation Committee (JACC) di Bogor, 18 – 19 Maret 2010, Keikut-sertaan Indonesia dalam Dar es Salaam International Trade Fair (DITF), 28 Juni – 8 Juli 2010, dan Keikut-sertaan dalam Dar es Salaam Charity Bazaar, 20 November 2010 dan dalam Asian Film Festival (AFF) dengan menampilkan film “Issue”, Maret 2010.

Burundi, Komoros dan Rwanda

Hubungan diplomatik RI dengan Burundi, Komoros dan Rwanda ditangani oleh KBRI Dar Es Salaam, dan hubungan RI dengan negara-negara tersebut berjalan dengan baik. Indonesia dengan Burundi, Komoros dan Rwanda juga bekerjasama di berbagai forum internasional seperti di PBB.

Zimbabwe, Malawi, dan Zambia

alam rangka hubungan perdagangan dengan Zimbabwe, KBRI Harare antara lain telah berpartisipasi pada Zimbabwe International

Trade Fair/ZITF di kota Bulawayo, Zimbabwe pada tanggal 28 April-2 Mei 2009 dan tanggal 20-24 April

H I

D

isi 062-126.indd 87 1/3/2011 10:50:12 PM

Page 89: Buku Diplomasi Indonesia 2010

80

2010. Tercatat lebih dari 55 potential buyers berminat melakukan kontak bisnis secara langsung dengan perusahaan-perusahaan untuk produk tekstil, makanan jadi, perabotan rumah tangga, deterjen, peralatan listrik, elektronik, kimia dan farmasi, pupuk, semen, peralatan kendaraan bermotor, cosmetic, pakaian anak-anak dan furniture dari Indonesia

Total perdagangan RI- Zimbabwe pada periode (Januari-September) 2009 sebesar US $ 15.363.000 dan meningkat menjadi US $ 19.870.600 tahun 2010 pada periode yang sama.

Kegiatan-kegiatan lain yang dilakukan oleh KBRI Harare antara lain promosi/seminar investasi dengan pengusaha negara akreditasi/wilayah kerja.

Di Zambia KBRI Harare telah berpartisipasi pada Zambia International Trade Fair/ZITF di kota Ndola, Zambia pada tanggal 1-7 Juli 2009 dan tanggal 30 Juni-6 Juli 2010.

Malawi dan Zambia

Hubungan diplomatik RI dengan Malawi dan Zambia oleh KBRI Dar Es Salaam, dan hubungan RI dengan negara-negara tersebut berjalan dengan baik. Indonesia dengan Malawi dan Zambia juga bekerjasama di berbagai forum internasional seperti di PBB.

Uni Afrika ndonesia saat ini sedang mempertimbangkan untuk menjadi observer pada Uni Afrika. Dengan status Indonesia sebagai observer di

Uni Afrika membuka kesempatan lebih luas untuk bekerjasama dalam berbagai isu, termasuk peningkatan Kerjasama Selatan-Selatan. Dalam konteks yang lebih luas, Uni Afrika dan Indonesia juga dapat membangun saling pemahaman dan posisi bersama dalam penanganan isu-isu global yang menjadi perhatian dunia saat ini, seperti perubahan iklim, krisis keuangan, terorisme, anti korupsi dan pengembangan solidaritas politik.

I

isi 062-126.indd 88 1/3/2011 10:50:12 PM

Page 90: Buku Diplomasi Indonesia 2010

81

IV.3.14 TINJAUAN

ubungan Indonesia dengan negara-negara di kawasan Amerika dan Eropa didukung oleh kesamaan pandangan dalam hal demokratisasi, pemajuan dan penegakan HAM, serta good governance. Perkembangan ini menjadi landasan yang kuat dalam peningkatan kerja sama ekonomi dan pembangunan kedua pihak. Telah disepakatinya beberapa kesepakatan

kemitraan strategis atau komprehensif dengan beberapa negara kunci di kawasan, akan menempatkan peran Indonesia yang semakin penting dan diperhitungkan di berbagai bidang. Besarnya jumlah perjanjian/kesepakatan yang ditandatangani selama tahun 2010 merupakan peningkatan yang signifikan terhadap upaya Kemlu dalam melibatkan seluruh komponen stakeholders di berbagai bidang untuk memanfaatkan dan mengoptimalkan capaian yang ada. Selain itu, bidang kerja sama yang dilakukan dengan Negara-negara di kawasan tidak hanya ditujukan untuk kepentingan nasional tetapi juga untuk menunjukkan semakin besarnya peran Indonesia dalam berbagai inisiatif kerja sama.

Pengembangan program kerja sama teknik antara Indonesia dengan beberapa negara dikawasan Amerika dan Eropa juga difokuskan pada negara-negara di Amerika Selatan, Eropa Timur dan Eropa Tengah. Dapat dicatat bahwa program kerja sama yang dilakukan lebih diarahkan kepada sektor-sektor yang menjadi prioritas pembangunan nasional yang melibatkan berbagai sektor maupun pihak di dalam negeri khususnya pemerintah dan masyarakat di daerah.

Hubungan kerja sama Indonesia di bidang sosial budaya dengan negara-negara di Amerika dan Eropa terus meningkat. Ini diperlihatkan dengan semakin banyaknya program people-to-people contact. Indonesia telah menandatangani lebih kurang 10 perjanjian/kesepakatan di bidang pendidikan, iptek, peace corps, pariwisata, seni dan budaya serta olah raga.

Hubungan bilateral Indonesia dengan negara-negara di kawasan Asia dan Afrika mengalami perkembangan yang positif dan menunjukkan kecenderungan meningkat. Hal ini tampak dari peningkatan kerja sama ekonomi, termasuk investasi dan perdagangan, kerja sama pertahanan, maritim dan pertanian.

Hubungan bilateral dengan negara-negara Afrika, Timur Tengah, Asia dan Pasifik juga dijalin melalui pemberian bantuan kerja sama teknik khususnya di bawah payung kerja sama Selatan-Selatan. Dalam kaitan ini, sepanjang tahun 2010, Kementerian Luar Negeri telah memberikan bantuan/kerja sama teknik di berbagai bidang dimana Indonesia memiliki kapasitas unggulan di bidang tersebut. Kemlu telah menyelenggarakan delapan kegiatan dalam bentuk pelatihan dan pemagangan yang melibatkan sebanyak 108 peserta yang berasal dari wilayah Asia, Afrika, Timur Tengah dan Pasifik.

H

isi 062-126.indd 89 1/3/2011 10:50:12 PM

Page 91: Buku Diplomasi Indonesia 2010

82

Secara umum, hubungan dan kerja sama bilateral antara Indonesia dengan negara-negara Asia Selatan dan Tengah berkembang positif dan menunjukkan kecenderungan meningkat yang dapat dilihat dari meningkatnya hubungan perdagangan, saling kunjung pejabat pemerintah serta kerja sama di berbagai bidang. Selain itu, Indonesia dan negara-negara di kawasan ini memiliki banyak kesamaan pandangan terhadap berbagai isu internasional, baik dalam pembahasan di forum bilateral, regional (ASEAN Regional Forum/ARF, Asia Cooperation Dialogue/ACD) maupun di fora internasional seperti Gerakan Non Blok (GNB), Organisasi Konferensi Islam (OKI) dan Development-8 (D-8). Indonesia dan negara-negara di kawasan ini juga saling dukung dalam pencalonan keanggotaan pada berbagai organisasi internasional, di antaranya adalah dukungan bagi terpilihnya Indonesia sebagai anggota tidak tetap DK PBB periode 2007-2008; keanggotaan di Dewan HAM (2007-2010) dan lembaga-lembaga PBB lainnya.

Di bidang ekonomi, kawasan Asia Selatan dan Tengah dapat menjadi alternatif pasar non tradisional bagi Indonesia. Nilai perdagangan antara Indonesia dan negara di kawasan Asia Selatan dan Tengah menunjukkan angka yang positif dari tahun ke tahun. Pada tahun 2010 (Januari-Juli) total nilai perdagangan tercatat mendekati US$8 milyar, meningkat sekitar 25% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$6,2 milyar, dengan surplus di pihak Indonesia lebih dari US$ 4 milyar.

Secara sosio-historis dan kultural, kawasan Timur Tengah memiliki hubungan yang sangat erat dengan Indonesia, namun demikian masih terbuka peluang luas optimal pada ranah ekonomi. Terdapat harapan peningkatan arus investasi negara-negara Timur Tengah ke Indonesia pada periode mendatang.

83

Kerjasama Regional dan Antar Kawasan

IV.4 SASARAN Sasaran utama partisipasi Indonesia dalam berbagai organisasi dan kerja sama kawasan adalah:

Terpeliharanya perdamaian dan stabilitas di kawasan Asia Tenggara maupun kawasan yang lebih luas;

Mengembangkan arsitektur kawasan Asia Tenggara dan sekitarnya berdasarkan keseimbangan dinamis (dynamic equilibrium);

Menunjang pembangunan ekonomi nasional;

Pengembangan nilai-nilai dan institusi bersama kawasan; serta

Mengembangkan kerja sama dalam penanganan isu-isu transnasional dan global serta isu-isu khusus lain seperti perubahan iklim, energi, penanganan bencana, dan lain-lain.

Kebijakan kawasan yang diterapkan oleh Indonesia ditujukan untuk menciptakan lingkungan yang kondusif dan menunjang kepentingan Indonesia di bidang keamanan dan pembangunan ekonomi. Kawasan Asia Tenggara di mana Indonesia berada merupakan prioritas pokok kebijakan kawasan Indonesia dan dikembangkan melalui penguatan kerja sama regional ASEAN. Pada saat yang bersamaan, penguatan kerja sama ASEAN direfleksikan pula melalui pemantapan sentralitas ASEAN dalam perkembangan arsitektur kawasan.

Kawasan Asia Tenggara sendiri merupakan bagian dari kawasan yang lebih luas yang mencakup kawasan Asia Timur dan Selatan serta Asia Pasifik. Sebagai konsekuensinya, kawasan Asia Tenggara tidak dapat terlepas dari kepentingan kawasan lainnya dan sebaliknya kawasan Asia Tenggara pun memiliki kepentingan terhadap apa yang terjadi di kawasan sekitarnya.

Dalam konteks ini, dengan ASEAN sebagai inti, Indonesia juga mengembangkan berbagai proses ASEAN Plus, yang mencakup mekanisme kerja sama

ASEAN+1 dengan negara-negara mitra dialog, ASEAN+3 dengan tiga negara Asia Timur, dan East Asia Summit.

Pada KTT ASEAN ke-17, telah disepakati perluasan keanggotaan EAS mencakup Amerika Serikat dan Rusia, sebagaimana yang digagas oleh Indonesia. Dengan demikian pada pertemuan EAS berikutnya di Indonesia pada tahun 2011 mendatang, untuk pertama kalinya Presiden AS dan Presiden Rusia akan menghadiri EAS.

Sebagai bagian dari kawasan Pasifik, Indonesia juga mengembangkan Look-East Policy. Dalam konteks ini, Indonesia memperdalam kerja sama dengan negara-negara di kawasan Pasifik melalui Southwest Pacific Dialogue (SwPD) dan Pacific Islands Forum (PIF).

Di kawasan Asia Pasifik yang lebih luas—yang telah berkembang menjadi kawasan ekonomi yang sangat dinamis dan menjadi salah satu motor utama perekonomian dunia—diplomasi dan kerja sama ekonomi negara-negara di Lingkar Pasifik dikembangkan melalui forum APEC.

Untuk menjembatani dialog dan kerja sama dengan organisasi-organisasi kawasan lainnya, Indonesia juga berpartisipasi dalam forum-forum antarkawasan seperti Asia-Europe Meeting (ASEM) dan Forum for East Asia-Latin America Cooperation (FEALAC).

Untuk meningkatkan solidaritas politik dan kerja sama ekonomi, sosial dan budaya di antara negara-negara di kawasan Asia dan Afrika, Indonesia terus melanjutkan kepemimpinannya mendorong kerja sama antara kedua kawasan tersebut melalui New Asian-African Strategic Partnership (NAASP).

isi 062-126.indd 90 1/3/2011 10:50:13 PM

Page 92: Buku Diplomasi Indonesia 2010

83

Kerjasama Regional dan Antar Kawasan

Sasaran utama partisipasi Indonesia dalam berbagai organisasi dan kerja sama kawasan adalah:

Terpeliharanya perdamaian dan stabilitas di kawasan Asia Tenggara maupun kawasan yang lebih luas;

Mengembangkan arsitektur kawasan Asia Tenggara dan sekitarnya berdasarkan keseimbangan dinamis (dynamic equilibrium);

Menunjang pembangunan ekonomi nasional;

Pengembangan nilai-nilai dan institusi bersama kawasan; serta

Mengembangkan kerja sama dalam penanganan isu-isu transnasional dan global serta isu-isu khusus lain seperti perubahan iklim, energi, penanganan bencana, dan lain-lain.

Kebijakan kawasan yang diterapkan oleh Indonesia ditujukan untuk menciptakan lingkungan yang kondusif dan menunjang kepentingan Indonesia di bidang keamanan dan pembangunan ekonomi. Kawasan Asia Tenggara di mana Indonesia berada merupakan prioritas pokok kebijakan kawasan Indonesia dan dikembangkan melalui penguatan kerja sama regional ASEAN. Pada saat yang bersamaan, penguatan kerja sama ASEAN direfleksikan pula melalui pemantapan sentralitas ASEAN dalam perkembangan arsitektur kawasan.

Kawasan Asia Tenggara sendiri merupakan bagian dari kawasan yang lebih luas yang mencakup kawasan Asia Timur dan Selatan serta Asia Pasifik. Sebagai konsekuensinya, kawasan Asia Tenggara tidak dapat terlepas dari kepentingan kawasan lainnya dan sebaliknya kawasan Asia Tenggara pun memiliki kepentingan terhadap apa yang terjadi di kawasan sekitarnya.

Dalam konteks ini, dengan ASEAN sebagai inti, Indonesia juga mengembangkan berbagai proses ASEAN Plus, yang mencakup mekanisme kerja sama

ASEAN+1 dengan negara-negara mitra dialog, ASEAN+3 dengan tiga negara Asia Timur, dan East Asia Summit.

Pada KTT ASEAN ke-17, telah disepakati perluasan keanggotaan EAS mencakup Amerika Serikat dan Rusia, sebagaimana yang digagas oleh Indonesia. Dengan demikian pada pertemuan EAS berikutnya di Indonesia pada tahun 2011 mendatang, untuk pertama kalinya Presiden AS dan Presiden Rusia akan menghadiri EAS.

Sebagai bagian dari kawasan Pasifik, Indonesia juga mengembangkan Look-East Policy. Dalam konteks ini, Indonesia memperdalam kerja sama dengan negara-negara di kawasan Pasifik melalui Southwest Pacific Dialogue (SwPD) dan Pacific Islands Forum (PIF).

Di kawasan Asia Pasifik yang lebih luas—yang telah berkembang menjadi kawasan ekonomi yang sangat dinamis dan menjadi salah satu motor utama perekonomian dunia—diplomasi dan kerja sama ekonomi negara-negara di Lingkar Pasifik dikembangkan melalui forum APEC.

Untuk menjembatani dialog dan kerja sama dengan organisasi-organisasi kawasan lainnya, Indonesia juga berpartisipasi dalam forum-forum antarkawasan seperti Asia-Europe Meeting (ASEM) dan Forum for East Asia-Latin America Cooperation (FEALAC).

Untuk meningkatkan solidaritas politik dan kerja sama ekonomi, sosial dan budaya di antara negara-negara di kawasan Asia dan Afrika, Indonesia terus melanjutkan kepemimpinannya mendorong kerja sama antara kedua kawasan tersebut melalui New Asian-African Strategic Partnership (NAASP).

83

Kerjasama Regional dan Antar Kawasan

IV.4 Sasaran utama partisipasi Indonesia dalam berbagai organisasi dan kerja sama kawasan adalah:

Terpeliharanya perdamaian dan stabilitas di kawasan Asia Tenggara maupun kawasan yang lebih luas;

Mengembangkan arsitektur kawasan Asia Tenggara dan sekitarnya berdasarkan keseimbangan dinamis (dynamic equilibrium);

Menunjang pembangunan ekonomi nasional;

Pengembangan nilai-nilai dan institusi bersama kawasan; serta

Mengembangkan kerja sama dalam penanganan isu-isu transnasional dan global serta isu-isu khusus lain seperti perubahan iklim, energi, penanganan bencana, dan lain-lain.

Kebijakan kawasan yang diterapkan oleh Indonesia ditujukan untuk menciptakan lingkungan yang kondusif dan menunjang kepentingan Indonesia di bidang keamanan dan pembangunan ekonomi. Kawasan Asia Tenggara di mana Indonesia berada merupakan prioritas pokok kebijakan kawasan Indonesia dan dikembangkan melalui penguatan kerja sama regional ASEAN. Pada saat yang bersamaan, penguatan kerja sama ASEAN direfleksikan pula melalui pemantapan sentralitas ASEAN dalam perkembangan arsitektur kawasan.

Kawasan Asia Tenggara sendiri merupakan bagian dari kawasan yang lebih luas yang mencakup kawasan Asia Timur dan Selatan serta Asia Pasifik. Sebagai konsekuensinya, kawasan Asia Tenggara tidak dapat terlepas dari kepentingan kawasan lainnya dan sebaliknya kawasan Asia Tenggara pun memiliki kepentingan terhadap apa yang terjadi di kawasan sekitarnya.

Dalam konteks ini, dengan ASEAN sebagai inti, Indonesia juga mengembangkan berbagai proses ASEAN Plus, yang mencakup mekanisme kerja sama

ASEAN+1 dengan negara-negara mitra dialog, ASEAN+3 dengan tiga negara Asia Timur, dan East Asia Summit.

Pada KTT ASEAN ke-17, telah disepakati perluasan keanggotaan EAS mencakup Amerika Serikat dan Rusia, sebagaimana yang digagas oleh Indonesia. Dengan demikian pada pertemuan EAS berikutnya di Indonesia pada tahun 2011 mendatang, untuk pertama kalinya Presiden AS dan Presiden Rusia akan menghadiri EAS.

Sebagai bagian dari kawasan Pasifik, Indonesia juga mengembangkan Look-East Policy. Dalam konteks ini, Indonesia memperdalam kerja sama dengan negara-negara di kawasan Pasifik melalui Southwest Pacific Dialogue (SwPD) dan Pacific Islands Forum (PIF).

Di kawasan Asia Pasifik yang lebih luas—yang telah berkembang menjadi kawasan ekonomi yang sangat dinamis dan menjadi salah satu motor utama perekonomian dunia—diplomasi dan kerja sama ekonomi negara-negara di Lingkar Pasifik dikembangkan melalui forum APEC.

Untuk menjembatani dialog dan kerja sama dengan organisasi-organisasi kawasan lainnya, Indonesia juga berpartisipasi dalam forum-forum antarkawasan seperti Asia-Europe Meeting (ASEM) dan Forum for East Asia-Latin America Cooperation (FEALAC).

Untuk meningkatkan solidaritas politik dan kerja sama ekonomi, sosial dan budaya di antara negara-negara di kawasan Asia dan Afrika, Indonesia terus melanjutkan kepemimpinannya mendorong kerja sama antara kedua kawasan tersebut melalui New Asian-African Strategic Partnership (NAASP).

isi 062-126.indd 91 1/3/2011 10:50:13 PM

SASARAN SASARAN

Page 93: Buku Diplomasi Indonesia 2010

84

Gambar 75. East Asia Summit ke-5, Hanoi, 30 Oktober 2010

KEGIATAN DIPLOMASI

ARSITEKTUR KAWASAN

Dua elemen utama dalam kebijakan Indonesia menyangkut pengembangan arsitektur kawasan Asia Pasifik adalah:

Komunitas ASEAN yang sedang dalam proses pembentukan harus menjadi inti dari arsitektur kawasan dimaksud;

Arsitektur kawasan dikembangkan berdasarkan konsep dynamic equilibrium.

Sejauh ini, ASEAN telah mengembangkan sejumlah mekanisme regional untuk engagement dengan negara-negara non-ASEAN di kawasan Asia Timur dan Asia Pasifik. Mekanisme dimaksud adalah ASEAN+1 dengan mitra wicara, ASEAN+3, ASEAN Regional Forum (ARF) dan East Asia Summit (EAS). Berbagai mekanisme ini merupakan multi-pathways menuju pembentukan arsitektur kawasan di Asia Timur dan Pasifik.

Sepanjang tahun ini, Indonesia terus mengupayakan terciptanya arsitektur kawasan yang bersifat inklusif dan didasarkan pada keseimbangan dinamis (dynamic equilibrium) di kawasan.

Konsep dynamic equilibrium yang dikembangkan Indonesia adalah suatu kondisi keseimbangan di kawasan Asia Pasifik yang antara lain ditandai oleh:

Tidak adanya dominasi suatu kekuatan tertentu di kawasan;

Pendekatan kerja sama dan persaingan konstruktif yang saling menguntungkan;

Paradigma win-win,dan bukan zero-sumgame,di mana kemajuan yang dicapai satu pihak merupakan peluang/kesempatan dan bukan ancaman bagi pihak lain;

Paradigma yang menekankan penyelesaian damai terhadap konflik dan senantiasa mengedepankan diplomasi dan dialog daripada penggunaan kekuatan militer;

Paradigma yang menggarisbawahi keterkaitan antara masalah politik-

isi 062-126.indd 92 1/3/2011 10:50:14 PM

Page 94: Buku Diplomasi Indonesia 2010

85

keamanan dan masalah ekonomi, pembangunan, sosial-budaya dan masalah lainnya.

Penerapan konsep dynamic equilibrium antara lain dilakukan melalui proses pengembangan mekanisme kerja sama East Asia Summit, yaitu dengan mendorong diterimanya AS dan Rusia sebagai anggota baru EAS secara simultan.

Konsep Indonesia mengenai arsitektur kawasan tersebut di atas telah diterima oleh negara-negara anggota EAS lainnya dengan disepakatinya keanggotaan Amerika Serikat dan Rusia mulai tahun 2011. Sebagai persiapan keanggotaan kedua negara tersebut di EAS ke-6 tahun 2011, pada pertemuan EAS ke-5 di Hanoi, 30 Oktober 2010, Menteri Luar Negeri AS dan Menteri Luar Negeri Rusia telah diundang sebagai tamu tuan rumah/Ketua EAS.

IV.5.2 ASEAN

ada KTT ASEAN ke-16 di Hanoi, 16 April 2010 telah

disepakati permintaan Indonesia untuk

memajukan

Keketuaan Indonesia di ASEAN dari tahun 2013

menjadi tahun 2011.

Pada sesi penutupan KTT ASEAN ke-17 di Hanoi, 30 Oktober 2010, Presiden RI telah menyampaikan pidato mengenai visi dan misi Keketuaan Indonesia di ASEAN tahun 2011. Pada kesempatan itu Presiden RI juga telah mencanangkan tema Keketuaan Indonesia di ASEAN yaitu ASEAN Community in the Global Community of Nations.

Dengan disepakatinya Indonesia sebagai Ketua ASEAN tahun 2011, Indonesia akan memanfaatkan kesempatan ini bukan saja sebagai Ketua tetapi terutama untuk menunjukan kepemimpinan di ASEAN.

Pencapaian Komunitas ASEAN

epanjang tahun 2010, pembentukan Komunitas ASEAN difokuskan pada:

Implementasi Roadmap for ASEAN Community yang terdiri dari Cetak Biru untuk masing-masing pilar Komunitas ASEAN, yaitu politik keamanan, ekonomi dan sosial budaya, serta

Implementasi prinsip dan ketentuan dalam Piagam ASEAN dalam rangka transformasi ASEAN.

Pilar Komunitas Politik-Keamanan ASEAN

Indonesia sebagai penjuru dari pembentukan Komunitas Politik Keamanan ASEAN terus mendorong pengimplementasian Cetak Biru Komunitas Politik Keamanan ASEAN. Pembentukan ASEAN Maritime Forum (AMF) merupakan upaya Indonesia untuk mengembangkan pembahasan isu maritim secara komprehensif di ASEAN. Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan AMF pertama, 28-29 Juli 2010 di Surabaya.

Peningkatan saling percaya dan pengertian di bidang keamanan juga dikembangkan dengan rencana penyusunan ASEAN Security Outlook. Demikian pula, pengakuan terhadap norma pengaturan hubungan antara kawasan yang terdapat pada Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia Region (TAC) terus dikembangkan. Aksesi Turki dan Kanada serta Uni Eropa pada TAC menunjukkan pengakuan terhadap peran sentral ASEAN dalam menciptakan stabilitas keamanan kawasan.

S

Gambar 76. Pidato Presiden RI pada saat Penutupan KTT ASEAN ke-17, Hanoi, 30

Oktober 2010

isi 062-126.indd 93 1/3/2011 10:50:15 PM

P

Page 95: Buku Diplomasi Indonesia 2010

86

Kerja sama ASEAN juga melibatkan parlemen di ASEAN yang selama 33 tahun ini telah memberikan dukungan dan berbagai rekomendasi bagi kemajuan kerja sama ASEAN di berbagai bidang. ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) yang semula bernama ASEAN Inter-Parliamentary Organization (AIPO), telah menetapkan lokasi kantor pusatnya untuk berada di Jakarta. Hal ini ditegaskan melalui penandatanganan ASEAN Agreement on Privileges and Immunities of AIPA Secretariat antara Menteri Luar Negeri RI dan Sekjen AIPA di Jakarta tanggal 15 September 2010.

Di bidang pemajuan dan perlindungan HAM, ASEAN Intergovernmental Commission on Human Rights (AICHR) telah menyusun Rencana Kerja Lima Tahun periode 2010-2015, yang menjabarkan program-program dan kegiatan AICHR sesuai dengan fungsi dan mandatnya.

Dengan disahkan secara aklamasi resolusi SMU PBB tentang SEANWFZ Treaty, Indonesia akan memanfaatkan momentum tersebut untuk mendorong negara-negara pemilik senjata nuklir mengaksesi protokol SEANWFZ.

Indonesia secara konsisten terus mengupayakan untuk menciptakan kondisi yang kondusif di Laut China Selatan melalui engagement dengan RRT dalam kerangka Declaration on the Code of Conduct of Parties in the South China Sea.

Pilar Komunitas Ekonomi ASEAN

Berbagai kemajuan telah dicapai dalam implementasi Cetak Biru Komunitas Ekonomi ASEAN sepanjang tahun 2010, khususnya mulai berlakunya beberapa perjanjian pokok ASEAN di bidang ekonomi dan keuangan, antara lain:

ASEAN Trade in Goods Agreement (ATIGA) pada bulan Mei 2010;

ASEAN Comprehensive Investment Agreement (ACIA) pada bulan Agustus 2010;

Chiang Mai Initiative Multilateralisation (CMIM) Agreement pada bulan Maret 2010;

ASEAN Multilateral Agreement on Full Liberalisation of Passenger Air Services (MAFLPAS) dan ASEAN Strategic Transport Plan (ATSP) 2011–2015 pada November 2010.

Master Plan on ASEAN Connectivity (MPAC) telah diadopsi oleh para Kepala Negara ASEAN pada KTT ke 17 ASEAN di Hanoi tanggal 28 Oktober 2010. Master Plan ini memiliki 2 (dua) arti penting, yaitu sebagai suatu dokumen strategis untuk pencapaian ASEAN Connectivity secara menyeluruh dan sebagai Rencana Aksi untuk implementasi berbagai inisiatif guna menghubungkan ASEAN melalui penguatan pengembangan infrastruktur fisik (physical connectivity); kelembagaan yang efektif, mekanisme-mekanisme beserta prosesnya (institutional connectivity); dan pemberdayaan masyarakat (people-to-people connectivity). Enhanced ASEAN Connectivity akan meningkatkan arus barang, investasi, modal, jasa dan manusia sehingga mendorong integrasi ekonomi dan terbentuknya Komunitas ASEAN 2015.

Pilar Komunitas Sosial Budaya ASEAN

Sejumlah kemajuan telah dicapai dalam implementasi Cetak Biru Komunitas Sosial Budaya ASEAN, antara lain:

Dalam rangka memperkuat perlindungan terhadap wanita dan anak, pada tahun 2010 telah dibentuk ASEAN Commission on the Promotion and Protection of the Rights of Women and Children (ACWC);

ASEAN Agreement on Disaster Management and Emergency Response (AADMER) mulai berlaku sejak 24 Desember 2009. Dalam kaitan ini, ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance on Disaster Management (AHA Centre) telah disepakati akan didirikan di Jakarta pada tahun 2011;

Pada bulan Juli 2010, telah disepakati ASEAN Strategic Framework on Health Development (2010-2015) yang memiliki empat fokus pembangunan di bidang kesehatan yaitu keamanan pangan, akses pelayanan kesehatan, penyakit menular, dan pandemic preparedness and response.

ASEAN Regional Forum (ARF)

ARF tetap merupakan forum utama di kawasan Asia Pasifik untuk membicarakan masalah-masalah keamanan di kawasan maupun isu-isu keamanan

isi 062-126.indd 94 1/3/2011 10:50:15 PM

Page 96: Buku Diplomasi Indonesia 2010

87

global lainnya. Dalam pertemuan ARF di Hanoi bulan Juli 2010, telah disepakati Ha Noi Plan of Action to Implement the ARF Vision Statement, yang memuat antara lain arah kebijakan untuk kegiatan-kegiatan ARF ke depan. Kegiatan-kegiatan ARF saat ini difokuskan pada upaya peningkatan aktifitas di bidang preventive diplomacy selain tetap mengembangkan kegiatan-kegiatan di bidang confidence-building measures.

Pertemuan ARF juga menyepakati gagasan Indonesia dan Jepang untuk melaksanakan ARF Disaster Relief Measures yang merupakan latihan gabungan yang melibatkan 27 negara.

IV.5.3 LOKAKARYA LAUT CHINA SELATAN (LCS)

erkait isu keamanan kawasan, Laut China Selatan hingga saat ini masih menjadi potensi konflik, khususnya antara claimant states.

Berbagai upaya terus dilakukan dalam rangka meredam potensi konflik tersebut, khususnya melalui forum dialog antara claimant states.

Kemlu telah mengambil inisiatif untuk mempertemukan claimant states pada tataran second track untuk membahas isu-isu yang menjadi kepentingan bersama. Inisiatif tersebut dilaksanakan melalui forum Lokakarya/Workshop Laut Cina Selatan yang senantiasa memberikan kontribusi terhadap proses mempertahankan stabilitas dan keamanan di kawasan Laut Cina Selatan.

Hingga tahun 2009, Kemlu telah berhasil mempelopori 19 lokakarya penanganan konflik Laut China Selatan (Workshop on Managing Potential Conflicts in the South China Sea). Pada lokakarya terakhir, telah dicapai kesepakatan dalam melaksanakan proyek bersama South-East Asia Network for Education and Training Project.

Untuk tahun 2010, Kemlu telah menyelenggarakan Special Commemorative Event of the 20th Anniversary of the Workshop on Managing Potential Conflicts in the South China Sea sekaligus Lokakarya Laut China Selatan ke-20 di Bandung pada tanggal 1-2 November 2010. Kegiatan tersebut dimaksudkan sebagai refleksi terhadap proses Lokakarya selama 20 tahun terakhir, khususnya capaian dan arah ke depan, utamanya dalam implementasi hasil-hasil proyek/program kerja sama yang sudah disepakati.

IV.5.4 SOUTHWEST PACIFIC DIALOGUE (SWPD)

orum Southwest Pacific Dialogue (SwPD) digagas oleh Indonesia pada tahun 2003 dan telah memasuki pertemuan yang ke-delapan.

Forum ini melibatkan Indonesia, Filipina, Timor Leste, Papua Nugini, Australia dan New Zealand. Pada pertemuan SwPD di Hanoi tanggal 23 Juli 2010, yaitu di sela-sela ASEAN Ministerial Meeting, Menteri Luar Negeri RI menekankan pentingnya konektivitas di kawasan Pasifik Barat Daya, sebagai bagian dari kawasan Asia Timur yang lebih luas, yang harus perlu mendapat perhatian lebih besar. Indonesia juga menitikberatkan kerja sama pengembangan kapasitas dalam penanganan bencana, interfaith dialogue, serta peningkatan people-to-people contact antar negara-negara peserta Southwest Pacific Dialogue.

IV.5.5 PACIFIC ISLANDS FORUM (PIF) ndonesia merupakan Mitra Dialog PIF dan telah berpartisipasi dalam Post Forum Dialogue-Pacific Islands Forum (PFD-PIF) yang dilaksanakan di

Port Vila, Vanuatu, tanggal 6 Agustus 2010. Pada kesempatan tersebut, Indonesia menekankan bahwa kesamaan bentuk Indonesia dan negara-negara Pasifik sebagai negara kepulauan

T F

I

Gambar 77. Peringatan 20 Tahun Loka Karya Laut China Selatan, Bandung, 2010

isi 062-126.indd 95 1/3/2011 10:50:15 PM

Page 97: Buku Diplomasi Indonesia 2010

88

menyebabkan kesamaan kesempatan dan tantangan yang harus dihadapi, seperti pengelolaan sumber perikanan dan penanganan bencana dan dampak perubahan iklim. Indonesia juga telah menyampaikan berbagai tawaran bantuan pelatihan dan peningkatan kapasitas bagi negara-negara pulau di Pasifik.

IV.5.6 ASIA PACIFIC ECONOMIC COOPERATION (APEC)

erbagai pertemuan penting APEC yang berlangsung tahun 2010 memberikan perhatian besar pada isu-isu yang menyentuh

langsung kehidupan rakyat, sebagaimana diperjuangkan oleh Indonesia. Salah satunya adalah Pertemuan Tingkat Tinggi tentang Strategi Pertumbuhan yang berlangsung di Beppu, Jepang, tanggal 7-8 Agustus 2010 yang menjabarkan strategi baru pertumbuhan di Asia Pasifik yang lebih inklusif, seimbang, berkelanjutan, inovatif, dan aman. Selain itu, APEC juga menyelenggarakan Pertemuan Tingkat Menteri tentang Sumber Daya Manusia di Beijing, Tiongkok, tanggal 16-17 September 2010, untuk menyepakati strategi bersama meningkatkan kualitas SDM, serta Pertemuan Tingkat Menteri tentang Keamanan Pangan di Niigata, tanggal 16-17 Oktober 2010, untuk mengembangkan strategi bagi peningkatan produksi dan cadangan pangan di Asia Pasifik.

Pertemuan APEC Economic Leaders Meeting (AELM) ke-18 di Yokohama, Jepang, 13 – 14 November 2010 menghasilkan The Yokohama Vision—Bogor and Beyond. Deklarasi ini berisi komitmen mencapai perdagangan dan investasi yang lebih bebas dan terbuka, menciptakan komunitas Asia Pasifik yang lebih terintegrasi dengan kualitas pertumbuhan yang lebih tinggi, dan meningkatkan lingkungan sosial dan ekonomi yang aman. Tiga sasaran umum yang hendak dicapai adalah economically-integrated community, robust community, dan secure community.

Para Pemimpin APEC juga menyepakati Strategi Pertumbuhan yang baru (APEC Leaders’ Growth Strategy). Sejalan dengan kesepakatan di G20 bagi pertumbuhan yang kuat, berkelanjutan, dan seimbang, para Pemimpin APEC menyepakati strategi pertumbuhan yang bersifat balanced, inclusive, sustainable, innovative, dan secure. Selain

itu disepakati pula bahwa pembentukan Free Trade Area of the Asia Pacific (FTAAP) dilakukan di luar kerangka APEC, dengan peran APEC sebagai “incubator” bagi soal-soal perdagangan dan investasi generasi mendatang.

Disepakati pula Leaders’ Statement on 2010 Bogor Goals Assessment, yang berisi kesimpulan mengenai hasil pencapaian Bogor Goals di tahun 2010 terhadap tigabelas ekonomi APEC yang dinilai tahun ini serta langkah-langkah ke depan. Para Pemimpin APEC menegaskan kembali bahwa kerja sama APEC tetap bersifat sukarela dan non-binding dengan mengedepankan kerja sama ekonomi dan pengembangan kapasitas yang strategis dan berorientasi hasil. Para Pemimpin APEC juga sepakat bahwa Bogor Goals tetap merupakan visi APEC yang relevan di masa depan.

Tahun 2010 juga merupakan milestone bagi APEC karena para Pemimpin APEC telah memperbaharui kesepakatan mengenai sifat dan visi APEC, yaitu mempertahankannya sebagai forum yang bersifat sukarela dan tidak mengikat, serta mengenai relevansi Bogor Goals sebagai panduan utama kerja APEC.

Indonesia akan menjadi tuan rumah dan Ketua APEC pada tahun 2013 dan telah memulai langkah-langkah perencanaan dan persiapannya.

IV.5.7 NEW ASIAN AFRICAN STRATEGIC PARTNERSHIP (NAASP)

ndonesia senantiasa menempatkan New Asian African Strategic Partnership (NAASP) sebagai forum kerja sama yang penting bagi solidaritas

politik dan pengembangan kerja sama ekonomi serta sosial-budaya antara negara-negara Asia dan Afrika.

B

I

isi 062-126.indd 96 1/3/2011 10:50:15 PM

Page 98: Buku Diplomasi Indonesia 2010

89

Manifestasi utama peningkatan solidaritas politik di bawah kerangka NAASP adalah komitmen bagi pembangunan kapasitas Palestina. Indonesia telah menyampaikan komitmen untuk melatih 1.000 warga Palestina dan dalam periode 2008-2010 telah melaksanakan 30 program pelatihan dengan jumlah peserta 126 orang Palestina. Kementerian Luar Negeri sedang mendorong percepatan pemberian bantuan pembangunan kapasitas Palestina baik oleh Indonesia maupun oleh NAASP supaya komitmen dan NAASP dapat dipenuhi.

IV.5.8 FORUM FOR EAST ASIA-LATIN AMERICA COOPERATION (FEALAC)

ebagai Regional Coordinator tahun 2010-2011 pada Forum Kerjasama Asia Timur Amerika Latin (FEALAC), Indonesia telah menjadi tuan

rumah penyelenggaraan SOM FEALAC ke-11 dan pertemuan Working Groups secara back-to-back bulan November 2010. Peran Indonesia sebagai koordinator memberikan keleluasan bagi tercapainya suatu kebijakan yang dapat meningkatkan nilai strategis kerja sama FEALAC . Non Paper on the Revitalization, Enhanced Visibility and Future Direction of FEALAC sebagai usulan Indonesia yang didukung oleh segenap anggota FEALAC menetapkan perluasan scope kerja sama, pembentukan cyber secretariat, dan peningkatan bobot keputusan melalui pertemuan tingkat Kepala Negara/Pemerintahan.

IV.5.9 ASIA-EUROPE MEETING (ASEM) ebagai bridge builder dari kerja sama intra kawasan, Indonesia telah menjadi inisiator berbagai kerja sama dalam kerangka ASEM,

antara lain sebagai tuan rumah penyelenggaranan the 2nd ASEM Development Conference di Yogyakarta, 26-27 Mei 2010. Konferensi dimaksud membahas overview pembangunan berkelanjutan untuk negara-negara berkembang anggota ASEM, kohesi sosial, dan peran masa depan bantuan pembangunan Uni Eropa untuk Asia. Konferensi ini menghasilkan “Yogyakarta Statement” yang merupakan rekomendasi mengenai kerja sama pembangunan antara Asia dan Eropa di masa mendatang.

S

S

Bantuan Peningkatan Kapasitas Indonesia bagi Palestina dalam kerangka NAASP (Oktober 2009 – Oktober 2010)

1. Document Restoration and Conservation 2. Diplomatic Protocol Training 3. Program Beasiswa Unggulan 4. Training on Medical First Responder 5. International Senior DiplomaticTraining for ASEAN+3

Countries and Palestine 6. Trainings for Junior Diplomats 7. Training on Vocational Rehabilitation for Persons with

Disabilities 8. Training Course on Coal and Mineral Resource

Management 9. Introduction to Indonesian Language

Gambar 78. SOM FEALAC, Bali, Oktober 2010

Gambar 79. KTT ASEM ke-8, Brussels, 4-5 Oktober 2010

isi 062-126.indd 97 1/3/2011 10:50:16 PM

Page 99: Buku Diplomasi Indonesia 2010

90

Isu kerja sama pembangunan juga menjadi fokus utama dari KTT ke-8 ASEM pada bulan Oktober 2010 di Brussel dengan mengangkat tema “Quality of Life”. Tema ini bertujuan untuk menegaskan komitmen kedua kawasan untuk mencapai pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, menghapus kemiskinan, dan melakukan inovasi sumber pendanaan pembangunan. Di samping itu, KTT ke-8 ASEM juga menekankan pentingnya peranan G-20 dalam upaya global mengatasi krisis perekonomian dunia. “Brussels Declaration on More Effective Economic Global Governance” menyampaikan dukungan khusus bagi pertemuan G-20 untuk mengejar tujuan yang ambisius dan menerapkan “sense of urgency” guna mencapai reformasi perekonomian global, dengan memperhatikan keseimbangan antara kepentingan negara berkembang dan negara maju.

isi 062-126.indd 98 1/3/2011 10:50:16 PM

Page 100: Buku Diplomasi Indonesia 2010

91

TINJAUAN

Sepanjang tahun 2010, Indonesia telah memainkan peranan penting dalam proses pengembangan arsitektur kawasan di Asia Pasifik.

Indonesia juga terus memainkan peranan penting dalam pembentukan Komunitas ASEAN dengan terus mendorong negara-negara ASEAN lainnya untuk tetap fokus pada implementasi Cetak Biru ketiga pilar ASEAN secara seimbang. ASEAN juga telah menyepakati keketuaan Indonesia pada tahun 2011.

Indonesia juga secara konsisten terus mengimplementasikan kebijakan Look-East Policy dengan memberikan perhatian kepada organisasi kerja sama di kawasan Pasifik, khususnya SwPD dan PIF.

Selain itu, Indonesia juga terus berperan aktif dalam forum-forum antarkawasan lainnya, seperti APEC, ASEM dan FEALAC. Melalui mekanisme NAASP, Indonesia terus memberikan dukungan bagi peningkatan kapasitas Palestina dengan memberikan pelatihan teknis di berbagai bidang.

isi 062-126.indd 99 1/3/2011 10:50:17 PM

Page 101: Buku Diplomasi Indonesia 2010

92

V. Kerja Sama Multilateral V.1 SASARAN

elaksanaan politik luar negeri Indonesia dalam kerja sama multilateral ditujukan untuk secara aktif ikut serta mengatasi masalah-masalah

global, khususnya yang memiliki dampak terhadap kepentingan nasional. Kerjasama multilateral juga ditujukan untuk membantu penyelesaian masalah-masalah nasional dan regional. Pelaksanaan politik luar negeri dalam kerja sama multilateral dilakukan melalui peningkatan peran aktif dan kepemimpinan Indonesia dalam mewujudkan perdamaian dan keamanan internasional, pemajuan dan perlindungan HAM, kerja sama kemanusiaan, peningkatan kesejahteraan sosial, peningkatan kerja sama internasional di bidang-bidang lainnya yang menjadi kepentingan Indonesia seperti penanggulangan kejahatan lintas batas negara dan terorisme, peningkatan kerja sama ekonomi dan keuangan, perdagangan, ketahanan pangan dan energi, penanggulangan terhadap tantangan perubahan iklim, serta perlindungan kekayaan budaya milik bangsa Indonesia.

Kerjasama multilateral juga dilakukan untuk mendorong turut terciptanya tata kelola dunia yang adil, seimbang, demokratis, inklusif serta mendukung kepentingan nasional, termasuk secara aktif memberikan sumbangan bagi upaya mereformasi PBB. Lebih lanjut, kerja sama multilateral ditujukan untuk meningkatkan peran dan keterwakilan Indonesia, baik pemerintah maupun individu dalam keanggotaan/jabatan pada organisasi-organisasi internasional, baik PBB maupun non-PBB.

Pelaksanaan diplomasi multilateral dilakukan melalui partisipasi dalam kelompok kawasan serta berbagai kelompok politik seperti Gerakan Non-Blok, Organisasi Konperensi Islam (OKI), G-77 dan lain-lain, dengan tetap menekankan peran sentral PBB dalam global governance.

Pencapaian kepentingan nasional di fora multilateral juga dilakukan melalui pengembangan kemitraan lintas kawasan dan kelompok politik.

Peran dan kepemimpinan Indonesia dalam fora internasional yang memberikan nilai tambah bagi upaya global dalam mengatasi berbagai tantangan telah menaikkan profil Indonesia, yang pada gilirannya menaikkan leverage Indonesia dalam diplomasi bilateral maupun regional.

V.2 KEGIATAN DIPLOMASI

Sepanjang tahun 2010 masyarakat internasional menghadapi berbagai tantangan yang bersifat multidimensional seperti masih belum pulihnya sebagian perekonomian global dari krisis keuangan dan ekonomi, ancaman pandemik global, krisis pangan dan energi serta dampak dari perubahan iklim. Menanggapi situasi dan kondisi tersebut, Indonesia berada di garis depan dalam memajukan peranan PBB mengatasi krisis global dan pada saat yang sama terus mendorong proses reformasi PBB. Dalam pandangan Indonesia, PBB dengan legitimasinya yang bersumber dari keanggotaannya yang bersifat universal, harus tetap menjadi forum utama penanganan berbagai tantangan dan krisis global.

Sepanjang tahun ini, Indonesia terus bekerja menjalankan perannya sebagai bridge builder dalam menghadapi berbagai perbedaan masyarakat antar-bangsa dipandu oleh semangat mewujudkan “sejuta kawan tanpa musuh”. Politik luar negeri Indonesia secara konsisten menempatkan Indonesia sebagai bagian dari penyelesaian masalah berbagai tantangan global; sebagai suatu negara yang mengedepankan titik temu dan bukannya mempertentangkan berbagai kepentingan yang ada.

Pelaksanaan diplomasi multilateral dalam satu tahun terakhir telah menegaskan ciri khas Indonesia, antara lain berupa kepemimpinan dalam mendorong 92

V. Kerja Sama Multilateral

SASARAN elaksanaan politik luar negeri Indonesia dalam kerja sama multilateral ditujukan untuk secara aktif ikut serta mengatasi masalah-masalah

global, khususnya yang memiliki dampak terhadap kepentingan nasional. Kerjasama multilateral juga ditujukan untuk membantu penyelesaian masalah-masalah nasional dan regional. Pelaksanaan politik luar negeri dalam kerja sama multilateral dilakukan melalui peningkatan peran aktif dan kepemimpinan Indonesia dalam mewujudkan perdamaian dan keamanan internasional, pemajuan dan perlindungan HAM, kerja sama kemanusiaan, peningkatan kesejahteraan sosial, peningkatan kerja sama internasional di bidang-bidang lainnya yang menjadi kepentingan Indonesia seperti penanggulangan kejahatan lintas batas negara dan terorisme, peningkatan kerja sama ekonomi dan keuangan, perdagangan, ketahanan pangan dan energi, penanggulangan terhadap tantangan perubahan iklim, serta perlindungan kekayaan budaya milik bangsa Indonesia.

Kerjasama multilateral juga dilakukan untuk mendorong turut terciptanya tata kelola dunia yang adil, seimbang, demokratis, inklusif serta mendukung kepentingan nasional, termasuk secara aktif memberikan sumbangan bagi upaya mereformasi PBB. Lebih lanjut, kerja sama multilateral ditujukan untuk meningkatkan peran dan keterwakilan Indonesia, baik pemerintah maupun individu dalam keanggotaan/jabatan pada organisasi-organisasi internasional, baik PBB maupun non-PBB.

Pelaksanaan diplomasi multilateral dilakukan melalui partisipasi dalam kelompok kawasan serta berbagai kelompok politik seperti Gerakan Non-Blok, Organisasi Konperensi Islam (OKI), G-77 dan lain-lain, dengan tetap menekankan peran sentral PBB dalam global governance.

Pencapaian kepentingan nasional di fora multilateral juga dilakukan melalui pengembangan kemitraan lintas kawasan dan kelompok politik.

Peran dan kepemimpinan Indonesia dalam fora internasional yang memberikan nilai tambah bagi upaya global dalam mengatasi berbagai tantangan telah menaikkan profil Indonesia, yang pada gilirannya menaikkan leverage Indonesia dalam diplomasi bilateral maupun regional.

KEGIATAN DIPLOMASI

Sepanjang tahun 2010 masyarakat internasional menghadapi berbagai tantangan yang bersifat multidimensional seperti masih belum pulihnya sebagian perekonomian global dari krisis keuangan dan ekonomi, ancaman pandemik global, krisis pangan dan energi serta dampak dari perubahan iklim. Menanggapi situasi dan kondisi tersebut, Indonesia berada di garis depan dalam memajukan peranan PBB mengatasi krisis global dan pada saat yang sama terus mendorong proses reformasi PBB. Dalam pandangan Indonesia, PBB dengan legitimasinya yang bersumber dari keanggotaannya yang bersifat universal, harus tetap menjadi forum utama penanganan berbagai tantangan dan krisis global.

Sepanjang tahun ini, Indonesia terus bekerja menjalankan perannya sebagai bridge builder dalam menghadapi berbagai perbedaan masyarakat antar-bangsa dipandu oleh semangat mewujudkan “sejuta kawan tanpa musuh”. Politik luar negeri Indonesia secara konsisten menempatkan Indonesia sebagai bagian dari penyelesaian masalah berbagai tantangan global; sebagai suatu negara yang mengedepankan titik temu dan bukannya mempertentangkan berbagai kepentingan yang ada.

Pelaksanaan diplomasi multilateral dalam satu tahun terakhir telah menegaskan ciri khas Indonesia, antara lain berupa kepemimpinan dalam mendorong

P

isi 062-126.indd 100 1/3/2011 10:50:18 PM

Page 102: Buku Diplomasi Indonesia 2010

92

V. Kerja Sama Multilateral V.1 SASARAN

elaksanaan politik luar negeri Indonesia dalam kerja sama multilateral ditujukan untuk secara aktif ikut serta mengatasi masalah-masalah

global, khususnya yang memiliki dampak terhadap kepentingan nasional. Kerjasama multilateral juga ditujukan untuk membantu penyelesaian masalah-masalah nasional dan regional. Pelaksanaan politik luar negeri dalam kerja sama multilateral dilakukan melalui peningkatan peran aktif dan kepemimpinan Indonesia dalam mewujudkan perdamaian dan keamanan internasional, pemajuan dan perlindungan HAM, kerja sama kemanusiaan, peningkatan kesejahteraan sosial, peningkatan kerja sama internasional di bidang-bidang lainnya yang menjadi kepentingan Indonesia seperti penanggulangan kejahatan lintas batas negara dan terorisme, peningkatan kerja sama ekonomi dan keuangan, perdagangan, ketahanan pangan dan energi, penanggulangan terhadap tantangan perubahan iklim, serta perlindungan kekayaan budaya milik bangsa Indonesia.

Kerjasama multilateral juga dilakukan untuk mendorong turut terciptanya tata kelola dunia yang adil, seimbang, demokratis, inklusif serta mendukung kepentingan nasional, termasuk secara aktif memberikan sumbangan bagi upaya mereformasi PBB. Lebih lanjut, kerja sama multilateral ditujukan untuk meningkatkan peran dan keterwakilan Indonesia, baik pemerintah maupun individu dalam keanggotaan/jabatan pada organisasi-organisasi internasional, baik PBB maupun non-PBB.

Pelaksanaan diplomasi multilateral dilakukan melalui partisipasi dalam kelompok kawasan serta berbagai kelompok politik seperti Gerakan Non-Blok, Organisasi Konperensi Islam (OKI), G-77 dan lain-lain, dengan tetap menekankan peran sentral PBB dalam global governance.

Pencapaian kepentingan nasional di fora multilateral juga dilakukan melalui pengembangan kemitraan lintas kawasan dan kelompok politik.

Peran dan kepemimpinan Indonesia dalam fora internasional yang memberikan nilai tambah bagi upaya global dalam mengatasi berbagai tantangan telah menaikkan profil Indonesia, yang pada gilirannya menaikkan leverage Indonesia dalam diplomasi bilateral maupun regional.

V.2 KEGIATAN DIPLOMASI

Sepanjang tahun 2010 masyarakat internasional menghadapi berbagai tantangan yang bersifat multidimensional seperti masih belum pulihnya sebagian perekonomian global dari krisis keuangan dan ekonomi, ancaman pandemik global, krisis pangan dan energi serta dampak dari perubahan iklim. Menanggapi situasi dan kondisi tersebut, Indonesia berada di garis depan dalam memajukan peranan PBB mengatasi krisis global dan pada saat yang sama terus mendorong proses reformasi PBB. Dalam pandangan Indonesia, PBB dengan legitimasinya yang bersumber dari keanggotaannya yang bersifat universal, harus tetap menjadi forum utama penanganan berbagai tantangan dan krisis global.

Sepanjang tahun ini, Indonesia terus bekerja menjalankan perannya sebagai bridge builder dalam menghadapi berbagai perbedaan masyarakat antar-bangsa dipandu oleh semangat mewujudkan “sejuta kawan tanpa musuh”. Politik luar negeri Indonesia secara konsisten menempatkan Indonesia sebagai bagian dari penyelesaian masalah berbagai tantangan global; sebagai suatu negara yang mengedepankan titik temu dan bukannya mempertentangkan berbagai kepentingan yang ada.

Pelaksanaan diplomasi multilateral dalam satu tahun terakhir telah menegaskan ciri khas Indonesia, antara lain berupa kepemimpinan dalam mendorong 93

kemajuan di berbagai bidang melalui upaya untuk membangun konsensus, pendekatan kooperatif, menjembatani perbedaan tanpa mengkompromikan kepentingan nasional, menonjolkan convergence of interests, konsisten dengan prinsip-prinsip hukum internasional, serta memprioritaskan kepentingan negara-negara berkembang secara umum.

V.2.1 PERLUCUTAN SENJATA

ndonesia terus berperan aktif dalam setiap pertemuan multilateral mengenai perlucutan senjata, baik di fora PBB maupun fora multilateral

lainnya. Indonesia senantiasa menjadi juru runding utama mewakili negara-negara Gerakan Non Blok dalam berbagai perundingan mengenai isu-isu perlucutan senjata dengan kelompok-kelompok lain di luar GNB. Peran Indonesia ini semakin menguatkan profil Indonesia dalam negosiasi multilateral.

Pada saat berlangsungnya Sidang Nuclear Non-Proliferation Treaty Review Conference (NPT RevCon) pada bulan Mei 2010, Indonesia telah memainkan peran yang signifikan dalam menjembatani (bridgebuilding) berbagai perbedaan antar negara dan kelompok negara. Sementara itu, selaku koordinator GNB pada kelompok kerja perlucutan senjata, Indonesia memainkan peran strategis dengan mengagregasikan berbagai kepentingan negara-negara GNB.

Pada sidang NPT Review Conference (NPT RevCon) pada tanggal 28 Mei 2010 seluruh negara pihak NPT telah berhasil menyepakati Final Document. Pengesahan Final Document, termasuk conclusions and recommendations for follow-on action. Hal tersebut merupakan suatu kemajuan berarti dibandingkan dengan proses RevCon 2005 yang tidak berhasil mengesahkan substantial outcome sehubungan implementasi ataupun rekomendasi mengenai upaya untuk memperkuat Non Proliferation Treaty.

Indonesia juga telah berpartisipasi pada pertemuan Nuclear Security Summit yang diselenggarakan oleh Pemerintah AS pada tanggal 12-13 April 2010. Pada kesempatan ini, Indonesia telah menekankan beberapa pandangan dasar mengenai isu keamanan nuklir pada khususnya serta isu perlucutan senjata dan non-proliferasi senjata nuklir pada umumnya.

Berkaitan dengan Ratifikasi Comprehensive Nuclear Test-Ban Treaty (CTBT), Pemerintah RI, pada saat sesi Debat Umum Sidang Nuclear Non-Proliferation Treaty Review Conference (NPT RevCon) tanggal 3 Mei 2010 telah menyampaikan keinginan Indonesia untuk segera meratifikasi CTBT dimaksud. Pernyataan ini mendapatkan sambutan dari masyarakat internasional mengingat Indonesia merupakan salah satu negara dari 44 negara yang ratifikasinya dibutuhkan agar CTBT dapat berlaku (entry into force). Pada perkembangannya, Indonesia sedang mempersiapkan proses ratifikasi CTBT yang direncanakan dapat direalisasikan pada tahun 2011.

V.2.2 PENANGGULANGAN KEJAHATAN LINTAS NEGARA DAN BALI PROCESS SERTA PENANGGULANGAN TERORISME

ndonesia telah meratifikasi Konvensi PBB Menentang Kejahatan Terorganisir Lintas Batas Negara, dan dua protokolnya, termasuk Protocol

against Smuggling of Migrants (diratifikasi melalui UU No.15 tahun 2009).

Pada tingkat regional, Indonesia bersama Australia terus memainkan peran utama dalam forum konsultasi regional Bali Process on People Smuggling, Trafficking in Persons and Related Transnational Crime (Bali Process). Dari serangkaian pertemuan pada tahun 2010 di mana Indonesia menjadi Co-Chair bersama Australia, Bali Process mulai bergerak ke arah tindak lanjut yang bersifat praktis dan konkret. Hal ini dapat dilihat dari sejumlah action items yang disepakati antar lain, pembentukan jejaring pejabat imigrasi di bandara-bandara utama di wilayah Asia Pasifik yaitu Regional Immigration Liaison Officers Network (RILON); upaya penyusunan consistent standards for protection, resettlement and repatriation, serta kriminalisasi kejahatan; upaya untuk meningkatkan integritas pelayanan visa; pembuatan program information campaign guna mendukung pencegahan irregular migration; dan peningkatan kerja sama dalam menangani permasalahan penyelundupan manusia lewat laut.

Ke depan, Bali Process tetap menjadi forum kerja sama yang bermanfaat yang melibatkan negara asal, negara transit maupun negara tujuan terutama di kawasan Asia Pasifik, untuk mendorong berbagai

I

I

isi 062-126.indd 101 1/3/2011 10:50:18 PM

Page 103: Buku Diplomasi Indonesia 2010

94

kegiatan bersama dalam bentuk pertukaran informasi, data intelijen dan kerja sama teknik.

Sejalan dengan kepentingan nasional, Indonesia senantiasa memajukan isu emerging new crimes, seperti illegal logging dan illegal fishing, guna dapat di-internationalized sebagai kejahatan yang bersifat terorganisir dan lintas negara, dibawah payung Konvensi PBB Menentang Kejahatan Terorganisir Lintas Batas Negara (UNTOC). Dalam perkembangannya, isu emerging new crimes telah masuk dalam Deklarasi Salvador pada Crime Congress ke-11 di Salvador, Brazil, April 2010. Selain itu, inisiatif tersebut juga telah mendapat dukungan sebagai tema dari High Level Segment dari Konferensi Negara Pihak ke-5 untuk Konvensi PBB Menentang Kejahatan Terorganisir Lintas Batas Negara di Wina, Austria, Oktober 2010.

Terorisme masih terus menjadi ancaman serius bagi masyarakat internasional. Negara-negara perlu terus meningkatkan kerjasama baik di tingkat nasional, bilateral, regional dan multilateral untuk mengatasinya. Tantangan yang mengemuka yaitu semakin canggihnya taktik dan modus operandi teroris dalam melaksanakan kejahatannya serta bagaimana mengatasi masalah terkait root causes of terrorism atau kondisi kondusif bagi tumbuhnya terorisme.

Indonesia telah menjadi korban beberapa kali serangan teroris, dan senantiasa berupaya menanggulangi kejahatan tersebut. Dewasa ini masyarakat internasional bahkan telah memberikan penghargaan terhadap komitmen kuat dan upaya-upaya Indonesia, serta terhadap peran kepemimpinan Indonesia dalam mencegah dan memberantas terorisme. Hal ini diantaranya yaitu penunjukan Indonesia sebagai lead shepherd isu terorisme di ASEAN, dan keinginan sejumlah kalangan untuk menjadikan JCLEC sebagai model bagi negara/kawasan lain untuk membentuk pusat pelatihan serupa. Di tingkat multilateral, Indonesia telah dipercaya untuk melaksanakan kerjasama di tingkat nasional dan regional dengan badan-badan PBB (seperti UNODC, UNCTITF, UNCTED) dalam rangka penanggulangan terorisme, khususnya di bidang capacity building dan perbaikan kerangka legislasi nasional serta implementasi resolusi-resolusi

PBB terkait dan kewajiban internasional lainnya. Indonesia telah berperan aktif dalam mendukung PBB dalam rangka implementasi UN Global Counter Terrorism Strategy. Indonesia juga telah mengikatkan diri menjadi pihak dalam 7 konvensi internasional terkait penanggulangan terorisme. Kerjasama di tingkat bilateral juga semakin ditingkatkan melalui penandatanganan beberapa perjanjian mengenai pemberantasan terorisme, termasuk dalam bentuk MoU antara Indonesia dengan negara-negara lainnya. Langkah pencegahan dan pemberantasan terorisme melalui pendekatan/strategi soft power juga terus ditingkatkan.

V.2.3 PEACEKEEPING OPERATION (PKO) omitmen Indonesia untuk ikut melaksanakan ketertiban dunia dan berperan aktif menjaga keamanan dan perdamaian internasional terus

dimanifestasikan antara lain melalui keterlibatan Indonesia dalam Pasukan Pemeliharaan Perdamaian (PKOs) PBB yang tersebar di Lebanon, Nepal, Sudan Selatan, Darfur, Kongo, Liberia, dan Haiti. Sebagai bagian dari komitmen Indonesia untuk meningkatkan jumlah personil pada PKO, Kemlu telah mengkoordinasi kelompok kerja serta merumuskan pembentukan Tim Koordinasi Misi Pemeliharaan Perdamaian (TKMPP). Sekretariat PBB dan pihak-pihak terkait lainnya juga telah menyampaikan penghargaan atas profesionalisme dan performa personil PKO Indonesia. Indonesia kini dipandang sebagai salah satu penyumbang terbesar Pasukan Pemeliharaan Perdamaian di dunia.

V.2.4 KERJA SAMA HAM INTERNASIONAL iplomasi HAM di berbagai fora internasional serta berbagai upaya pembenahan di tanah air yang dilakukan dalam kurun waktu 10 tahun

terakhir, semakin mencerminkan komitmen Indonesia dalam pemajuan dan perlindungan HAM. Saat ini terdapat kepercayaan yang besar dari negara-negara anggota PBB maupun stakeholders HAM internasional terhadap kepemimpinan Indonesia di bidang HAM. Kepercayaan itu tercermin antara lain dengan tingginya tingkat dukungan terhadap Indonesia sewaktu pemilihan anggota Dewan HAM dan

K

D

isi 062-126.indd 102 1/3/2011 10:50:18 PM

Page 104: Buku Diplomasi Indonesia 2010

95

ditunjuknya Indonesia sebagai Wakil Presiden Dewan HAM PBB untuk periode 2009-2010.

Salah satu isu HAM yang mengemuka pada tahun 2010 ialah pelanggaran hak-hak pekerja migran asal Indonesia di luar negeri. Dalam kaitan ini, pemerintah Indonesia secara terus menerus memberikan perlindungan terhadap pemajuan hak-hak para pekerja migran melalui berbagai mekanisme, seperti bantuan kekonsuleran, fasilitasi pertemuan keluarga, dan upaya lainnya. Pemerintah juga secara konsisten memperkuat perlindungan melalui norm-setting di tingkat nasional dan internasional, termasuk melihat kemungkinan mengikatkan diri pada Konvensi-konvensi HAM internasional yang terkait.

Indonesia telah menjadi prime mover dalam memajukan agenda HAM regional dan pembahasan pembentukan Badan HAM ASEAN. Kepercayaan masyarakat internasional ini menjadikan posisi Indonesia semakin strategis dalam menjembatani berbagai perbedaan dan upaya mencari persamaan serta kerja sama HAM baik diantara negara berkembang, maupun dengan negara maju.

Pada tahun 2010, Indonesia telah merampungkan laporan implementasi beberapa Konvensi, yaitu Laporan Konvensi Penghapusan Diskriminasi terhadap Perempuan, Konvensi Hak Anak dan dokumen umum inti kepada PBB sebagai bagian dari pemenuhan kewajiban Indonesia sebagai negara pihak pada berbagai instrumen HAM PBB dimaksud. Lebih lanjut, komitmen Indonesia di bidang HAM lebih dipertegas dengan penanda-tanganan Konvensi Internasional Perlindungan Semua Orang dari Penghilangan Paksa

oleh Menteri Luar Negeri RI pada tanggal 27 September 2010 dalam kesempatan Treaty Event Sidang Majelis Umum PBB.

V.2.5 PENANGANAN BENCANA ALAM GLOBAL ebagai negara yang terletak di kawasan rawan bencana alam, Indonesia sangat berkepentingan untuk memajukan kerja sama internasional baik

dalam kerangka multilateral maupun regional di bidang penanganan bencana. Di tingkat multilateral, Indonesia telah secara aktif berpartisipasi dalam pembahasan kerja sama penanganan tanggap darurat dan situasi kompleks kedaruratan.

Pengalaman Pemerintah Indonesia dalam penanganan berbagai bencana di tingkat nasional, seperti bencana tsunami Aceh-Nias (2004) dan gempa bumi Yogyakarta (2006) serta Padang (2009), telah menjadi bagian lessons learnt berbagai negara anggota PBB dalam penanganan bencana. UNOCHA memberikan kepercayaan kepada Indonesia sebagai prime mover di tingkat regional untuk penguatan kesiap-siagaan dan kapasitas respon bencana di kawasan Asia Pasifik antara lain melalui penyelenggaraan Lokakarya Kemitraan Kemanusiaan di kawasan untuk tahun 2010. Kepercayaan ini terus berlanjut dengan dipilihnya Indonesia sebagai tuan rumah Asian Ministerial Meeting on Disaster Risk Reduction pada tahun 2012.

V.2.6 PERUBAHAN IKLIM ndonesia berupaya untuk selalu konsisten dengan peran aktif dan konstruktif dalam penyelesaian isu perubahan iklim dengan mendorong negara-

negara pihak agar lebih fleksibel dalam mengupayakan kompromi, dengan tidak mengorbankan kepentingan nasional, khususnya kepentingan negara berkembang. Hal ini penting untuk mendorong keberhasilan mencapai legally binding outcome, seperti yang dimandatkan oleh Bali Action Plan.

Pada tanggal 26 Februari 2010, sebagai upaya untuk membangun kembali saling percaya antara negara pihak pasca COP-15/CMP-5 UNFCCC, Indonesia berhasil menyelenggarakan pertemuan informal tingkat menteri mengenai perubahan iklim dengan memanfaatkan momentum Indonesia sebagai tuan

S

I

Gambar 80. Penanda-tanganan Konvensi Internasional Perlindungan Semua Orang dari Penghilangan Paksa oleh Menteri Luar Negeri RI,

New York, 27 September 2010

isi 062-126.indd 103 1/3/2011 10:50:19 PM

Page 105: Buku Diplomasi Indonesia 2010

96

rumah pelaksanaan The Eleventh Special Session of the UNEP Governing Council/Global Ministerial Environment Forum (SSGC-XI/GMEF) di Bali. Pada saat tersebut, Presiden RI dianugerahi UNEP Award for Leadership in Ocean and Marine Management atas kepemimpinan dan komitmen Presiden RI pada berbagai isu lingkungan global, terutama isu kelautan. Pertemuan dimaksud telah berhasil mempertemukan negara-negara pihak dan mendorong kembali kepercayaan negara-negara tersebut terhadap proses perundingan, serta membangun kembali momentum politis bagi pencapaian kesepakatan di tingkat global.

Penghargaan masyarakat internasional terhadap peran aktif Indonesia guna mendorong kemajuan dalam perundingan perubahan iklim juga tercermin dari undangan Perdana Menteri Norwegia kepada Presiden RI untuk secara bersama memimpin pertemuan Oslo Climate and Forest Conference pada tanggal 26-27 Mei 2010. Pertemuan ini merupakan implementasi komitmen yang telah dicantumkan dalam Copenhagen Accord untuk mendorong implementasi pendanaan awal kegiatan REDD+ sebagai perwujudan pengelolaan hutan secara berkelanjutan.

Dalam berbagai forum internasional, termasuk di sela-sela SMU PBB tanggal 22 September 2010 dan pada kesempatan Forest Day di sela-sela COP-16/CMP-6 UNFCCC tanggal 5 Desember 2010, Indonesia telah diminta menyampaikan paparan mengenai kebijakan pengurangan emisi karbon sukarela serta kemitraan REDD+ dengan Norwegia. Dalam kaitan tersebut, langkah konkret Indonesia untuk mengurangi emisi karbon dan kemitraan REDD+ dimaksud telah mendapat pengakuan dan menjadi model bagi negara lainnya.

Pertemuan Cancun, Desember 2010 telah berhasil menyepakati Cancun Agreements, yang akan menjadi basis perundingan selanjutnya dan diharapkan dapat disepakati sebagai legally binding instrument pada COP-17/CMP-7 di Afrika Selatan tahun 2011.

Kesepakatan ini mencatat komitmen pengurangan emisi negara-negara maju dan meminta negara-negara dimaksud untuk meningkatkan level ambisinya. Dalam hal adaptasi perubahan iklim, disepakati membentuk Kerangka Kerja Adaptasi, Komite Adaptasi dan Program Kerja Adaptasi. Menyangkut isu pendanaan, disepakati pembentukan

Dana Lingkungan Hijau (Green Climate Fund) serta pendanaan jangka panjang dari berbagai sumber sebesar sebesar US$ 100 milyar per tahun yang dimobilisasi untuk aksi mitigasi perubahan iklim di negara berkembang. Negara maju juga diminta untuk menyampaikan laporan mengenai pemenuhan komitmen fast start finance secara transparan dan berkala. Dalam isu transfer teknologi, disepakati pembentukan Komite Eksekutif Teknologi serta Pusat dan Jaringan Teknologi Perubahan Iklim untuk mendukung dukungan dan transfer teknologi dari negara maju ke negara berkembang.

Pada pertemuan tersebut Indonesia menekankan pentingnya isu mitigasi dan MRV serta adaptasi perubahan iklim bagi negara berkembang.

Sehubungan dengan besarnya komitmen Pemri dalam mendorong pengembangan adaptasi terhadap perubahan iklim, khususnya dampak perubahan iklim terhadap kawasan laut dan pesisir, Korea Selatan dan Swedia telah menunjukkan ketertarikan atas upaya untuk mengatasi dampak perubahan iklim seperti berkurangnya stok ikan, kenaikan permukaan air laut dan perubahan pola cuaca.

Terkait dukungan negara-negara maju terhadap isu perubahan iklim, Finlandia telah menyatakan dukungan melalui skema produksi energi biomassa yang dapat diperbaharui yang dihasilkan dari hutan-hutan Indonesia. Investasi awal yang dijanjikan Finlandia sebesar EUR 4.000.000 telah menunjukkan ketertarikan negara-negara maju untuk mencari solusi atas lambatnya negosiasi dalam bidang perubahan iklim di level multilateral. Australia juga berjanji akan meningkatkan anggarannya untuk pendanaan perubahan iklim, melalui skema peningkatan dana yang akan diberikan kepada Indonesia sebesar A$ 45.000.000 untuk mendukung proyek REDD dan adaptasi terhadap perubahan iklim.

V.2.7 KEANEKARAGAMAN HAYATI etelah proses negosiasi yang panjang sejak tahun 2000, sebuah Protokol yang mengatur akses dan pembagian keuntungan (access and

benefit sharing/ABS) dalam pemanfaatan sumber daya genetik berhasil diadopsi pada Pertemuan Kesepuluh Para Pihak Konvensi Keanekaragaman Hayati (COP 10 Convention on Biological Diversity/CBD) di Nagoya, tanggal 18-29 Oktober 2010. Pengesahan Protokol ABS tersebut merupakan

S

isi 062-126.indd 104 1/3/2011 10:50:19 PM

Page 106: Buku Diplomasi Indonesia 2010

97

sebuah historic decision bagi negara berkembang mengingat besarnya perbedaan posisi dasar antara kelompok negara maju dan negara berkembang pada awal perundingan.

Konsep ABS berasal dari pengertian bahwa negara-negara yang memiliki sumber daya genetik (SDG) harus mendapat keuntungan yang adil dan seimbang dari penggunaan SDG tersebut. Sebagian besar SDG berasal dari negara berkembang, namun pemanfaatan dan komersialiasi SDG tersebut pada umumnya dilakukan negara maju dengan keunggulan teknologi dan kekuatan ekonomi yang dimilikinya. Sebagai salah satu negara dengan keanekaragaman hayati terbesar di dunia, Indonesia memiliki kepentingan terhadap pengesahan Protokol ABS agar pemanfaatan sumber daya genetik yang dimiliki Indonesia dapat diimbangi dengan pembagian keuntungan yang adil. Dalam kaitan ini, keberhasilan Para Pihak mengesahkan Protokol ABS pada COP 10 CBD tidak terlepas dari peran aktif Indonesia yang terpilih untuk mewakili kelompok Asia Pasifik dalam proses negosiasi.

Sejumlah elemen penting dalam Protokol ABS tersebut adalah pengaturan terhadap akses dan pembagian keuntungan tidak hanya mencakup sumber daya genetik namun juga produk turunannya (derivative) dan penggunaannya (utilization of genetic resources); pengaturan mengenai akses atas sumber daya genetik tetap mengedepankan kedaulatan negara dan disesuaikan dengan hukum nasional; dan mekanisme mengenai kepatuhan (compliance) telah diatur secara menyeluruh.

V.2.8 G20 ebagai anggota G20, Indonesia telah memainkan peran aktif dalam upaya penanganan krisis ekonomi global, termasuk mendorong reformasi

tata kelola ekonomi dunia. Peran tersebut antara lain terlihat dari partisipasi aktif Presiden RI pada setiap KTT G20 mulai dari Washington D.C sampai KTT terakhir di Seoul. Indonesia juga dipercaya sebagai co-chair Anti Corruption Working Group dan fasilitator/co-fasilitator Development Working Group untuk isu knowledge sharing, dan growth with resilience.

Pada KTT G20 di Seoul, Indonesia berhasil mendorong dimensi pembangunan sebagai bagian integral dari G20 Framework for Strong, Sustainable and Balanced Growth. Dalam konteks isu pembangunan tersebut, Indonesia juga memperjuangkan pentingnya financial inclusion sebagai upaya untuk memberikan akses jasa keuangan bagi penduduk berpendapatan rendah dan UKM. Hal ini penting untuk membantu upaya pengentasan kemiskinan dan mengembangkan potensi pertumbuhan ekonomi.

Tantangan utama yang dihadapi G20 saat ini adalah memperkuat proses pemulihan perekonomian dunia melalui peningkatan koordinasi kebijakan makro ekonomi sesama anggota G20. Perdebatan isu nilai tukar mata uang, current account capping dan competitive devaluation harus diselesaikan dalam konteks pencapaian G20 Framework untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang kuat, seimbang dan berkesinambungan dalam jangka panjang.

Ke depan, peran G20 akan semakin strategis. KTT Pittsburgh telah sepakat menginstitusionalisasi KTT G20 menjadi the premier forum for international economic cooperation dan diproyeksikan menggantikan peran G8. Melalui kekuatan ekonominya (90% GDP dunia, 85% perdagangan dunia dan 2/3 penduduk dunia) G20 mampu menjadi prime mover penyelesaian berbagai isu global, tanpa perlu mengambil alih pembahasan dari berbagai forum multilateral yang ada. G20 dapat menjadi forum yang membahas isu global economic governance secara terpadu dimana selama ini, isu tersebut dibahas secara terfragmentasi di berbagai forum/organisasi internasional.

S

Gambar 81. G20 Summit, Seoul, 11-12 November 2010

isi 062-126.indd 105 1/3/2011 10:50:19 PM

Page 107: Buku Diplomasi Indonesia 2010

98

V.2.9 MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS (MDGS)

ahun 2010 menandakan satu dekade kemitraan global untuk mencapai Tujuan Pembangunan Milenia (MDGs). Indonesia telah menunjukkan

peran penting dalam mendorong pencapaian target MDGs tepat waktu pada tahun 2015 dengan menyelenggarakan Special Ministerial Meeting for MDGs Review in Asia and the Pacific: Run Up to 2015 (SMM MDGs) pada tanggal 3-4 Agustus 2010 di Jakarta. Pertemuan telah berhasil menyepakati sebuah Deklarasi, dan telah memperkaya diskusi pada UN High Level Plenary on MDGs tanggal 20-22 September 2010, di sela-sela SMU PBB ke-65 dan dalam pembahasan isu pembangunan pada KTT G-20 Seoul.

Menghadapi berbagai tantangan terutama keterbatasan sumber-sumber pendanaan pembangunan publik dan kapasitas, terutama kapasitas pemerintah di tingkat daerah, diplomasi pembangunan Indonesia untuk mendukung pencapaian MDGs di sepanjang tahun 2010 ditujukan untuk menjaga momentum pertumbuhan dan penciptaan perekonomian dunia yang lebih kuat, berimbang dan berkelanjutan serta membangun platform bagi mobilisasi dan realisasi berbagai komitmen pendanaan dan pengembangan kapasitas pembangunan, baik melalui kerangka internasional PBB, G-20 dan Kerjasama Selatan-Selatan maupun melalui kemitraan multilateral publik dan swasta (public private partnership).

Dalam memobilisasi kemitraan global untuk mendorong peningkatan pencapaian MDGs kesehatan, terutama dalam meningkatkan angka hidup dan kesehatan ibu hamil dan balita, sejak awal tahun 2010 Pemerintah Indonesia berpartisipasi aktif dalam proses inisiasi The Global Strategy for Women’s and Children’s Health. Dalam rangka outreach Strategi ini demi memobilisasi dukungan, Indonesia juga memanfaatkan kerangka Network of Global Leaders for Maternal and Children Health. Outreach bersama tersebut dilakukan telah mendorong lahirnya komitmen tertinggi yang pernah dicatat dunia untuk pendanaan MDG 4 dan 5 dimana pada penyelenggaraan UN High Level Plenary on MDGs di sela SMU PBB ke-65, tercatat komiten pendanaan sebesar US$ 40 milyar untuk lima tahun ke depan.

V.2.10 PERUNDINGAN PERDAGANGAN MULTILATERAL

erundingan multilateral “Agenda Pembangunan Doha” (Doha Development Agenda) dalam kerangka Organisasi Perdagangan Dunia (World

Trade Organization/WTO) telah berlangsung selama 9 tahun sejak diluncurkan di Doha, Qatar. Namun sampai saat ini belum terlihat indikasi yang jelas mengenai penyelesaiannya akibat masih adanya perbedaan yang tajam diantara beberapa key players, khususnya AS di satu sisi dan new emerging economies: Brazil, China dan India di sisi lain, terkait tingkat ambisi penurunan tarif Doha.

T

P

Gambar 82. MDG Special Ministerial Meeting, Jakarta, 3-4 Agustus 2010

Gambar 32. Konferensi Pers MDG Special Ministerial Meeting, Jakarta, 3-4 Agustus 2010

isi 062-126.indd 106 1/3/2011 10:50:20 PM

Page 108: Buku Diplomasi Indonesia 2010

98

V.2.9 MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS (MDGS)

ahun 2010 menandakan satu dekade kemitraan global untuk mencapai Tujuan Pembangunan Milenia (MDGs). Indonesia telah menunjukkan

peran penting dalam mendorong pencapaian target MDGs tepat waktu pada tahun 2015 dengan menyelenggarakan Special Ministerial Meeting for MDGs Review in Asia and the Pacific: Run Up to 2015 (SMM MDGs) pada tanggal 3-4 Agustus 2010 di Jakarta. Pertemuan telah berhasil menyepakati sebuah Deklarasi, dan telah memperkaya diskusi pada UN High Level Plenary on MDGs tanggal 20-22 September 2010, di sela-sela SMU PBB ke-65 dan dalam pembahasan isu pembangunan pada KTT G-20 Seoul.

Menghadapi berbagai tantangan terutama keterbatasan sumber-sumber pendanaan pembangunan publik dan kapasitas, terutama kapasitas pemerintah di tingkat daerah, diplomasi pembangunan Indonesia untuk mendukung pencapaian MDGs di sepanjang tahun 2010 ditujukan untuk menjaga momentum pertumbuhan dan penciptaan perekonomian dunia yang lebih kuat, berimbang dan berkelanjutan serta membangun platform bagi mobilisasi dan realisasi berbagai komitmen pendanaan dan pengembangan kapasitas pembangunan, baik melalui kerangka internasional PBB, G-20 dan Kerjasama Selatan-Selatan maupun melalui kemitraan multilateral publik dan swasta (public private partnership).

Dalam memobilisasi kemitraan global untuk mendorong peningkatan pencapaian MDGs kesehatan, terutama dalam meningkatkan angka hidup dan kesehatan ibu hamil dan balita, sejak awal tahun 2010 Pemerintah Indonesia berpartisipasi aktif dalam proses inisiasi The Global Strategy for Women’s and Children’s Health. Dalam rangka outreach Strategi ini demi memobilisasi dukungan, Indonesia juga memanfaatkan kerangka Network of Global Leaders for Maternal and Children Health. Outreach bersama tersebut dilakukan telah mendorong lahirnya komitmen tertinggi yang pernah dicatat dunia untuk pendanaan MDG 4 dan 5 dimana pada penyelenggaraan UN High Level Plenary on MDGs di sela SMU PBB ke-65, tercatat komiten pendanaan sebesar US$ 40 milyar untuk lima tahun ke depan.

V.2.10 PERUNDINGAN PERDAGANGAN MULTILATERAL

erundingan multilateral “Agenda Pembangunan Doha” (Doha Development Agenda) dalam kerangka Organisasi Perdagangan Dunia (World

Trade Organization/WTO) telah berlangsung selama 9 tahun sejak diluncurkan di Doha, Qatar. Namun sampai saat ini belum terlihat indikasi yang jelas mengenai penyelesaiannya akibat masih adanya perbedaan yang tajam diantara beberapa key players, khususnya AS di satu sisi dan new emerging economies: Brazil, China dan India di sisi lain, terkait tingkat ambisi penurunan tarif Doha.

Jakarta, 3-4 Agustus 2010

99

Pada pertemuan Trade Negotiating Committee (TNC) tanggal 30 November 2010, Dirjen WTO menyampaikan bahwa Perundingan Doha akan kembali diintensifkan dengan harapan dapat diselesaikan di akhir tahun 2011. Hal ini tidak terlepas dari dorongan politis yang muncul dari serangkaian pertemuan para Pemimpin G20 di Seoul dan APEC di Yokohama pada bulan November 2010 yang menginginkan penyelesaian segera DDA. Dirjen WTO mengemukakan bahwa perundingan akan dilakukan secara intensif mulai pertengahan bulan Januari 2011. Dalam kaitan ini, Kemlu selaku anggota Timnas Perundingan Perdagangan Internasional (PPI) telah dan akan terus melakukan persiapan yang diperlukan untuk menghadapi perundingan dimaksud.

Di tengah kemacetan perundingan Doha, muncul inisiatif dan dorongan kuat untuk menyelesaikan perundingan perdagangan di antara negara berkembang (Global System of Trade Preferences among Developing Countries/GSTP). Bagi Indonesia, perundingan GSTP merupakan bentuk konkret kerja sama Selatan-Selatan yang penting untuk terus ditingkatkan. Terlebih lagi, mengingat bahwa negara partisipan GSTP merupakan pasar non-tradisional yang memiliki potensi besar bagi ekspor produk Indonesia yang belum digarap secara optimal. Penyelesaian Putaran Sao Paolo GSTP secara resmi tertuang dalam Sao Paulo Round Protocol yang telah ditandatangani pada tanggal 15 Desember 2010, di Dos Iguagu, Sao Paolo, Brasil.

V.2.11 PERLINDUNGAN WARISAN BUDAYA NASIONAL SERTA SUMBER DAYA GENETIK, PENGETAHUAN TRADISIONAL DAN FOLKLOR

su perlindungan budaya penting bagi Kemlu secara substantif sejak ditingkatkannya pemasukan mata budaya dan situs Indonesia ke dalam berbagai

daftar UNESCO. Selain mendorong adanya mekanisme koordinasi nasional yang lebih baik, Kemlu terus memperkuat keterlibatan dalam koordinasi dengan kementerian/lembaga terkait proses nominasi. Saat ini terdapat tujuh Warisan Dunia UNESCO di Indonesia yaitu: Candi Borobudur, Candi Prambanan, Situs Manusia Purba Sangiran, Taman Nasional Lorentz, Warisan Hutan Hujan Tropis Sumatra, Taman Nasional Komodo dan Taman Nasional Ujung Kulon.

Sementara itu, wayang, keris dan batik dan angklung telah dimasukkan ke dalam Representative List of Intangible Culture Heritage of Humanity UNESCO. Indonesia merupakan salah satu anggota Komite Antar Pemerintah UNESCO bagi Perlindungan Warisan Budaya Dunia Takbenda.

Indonesia saat ini tengah mengupayakan untuk memasukkan Tari Saman ke dalam List of Intangible Culture Heritage of UNESCO. Disamping itu, Indonesia juga tengah menominasikan beberapa warisan budaya berbentuk naskah ke dalam program Ingatan Kolektif Dunia (Memory of the World UNESCO) yaitu: Naskah I La Galigo, Naskah Babad Dipanegara dan Repertoir Seni Melayu Mak Yong .

Di sisi lain, belum adanya instrumen hukum internasional yang mengikat untuk melindungi kepemilikan masyarakat lokal/tradisional atas kekayaan alam dan budaya tersebut mengakibatkan maraknya pencurian dan penyalahgunaan sumber daya genetik, pengetahuan tradisional dan folklor (genetic resources, traditional knowledge and folklore/GRTKF). Dengan kemajuan teknologi dan kemampuan yang tinggi untuk melakukan riset, pihak-pihak lain/asing mengambil dan menggunakan GRTKF tersebut untuk menciptakan produk atau pengetahuan “baru” yang kemudian dipatenkan atau didaftarkan hak kekayaan intelektualnya sehingga bernilai komersial tinggi. Sementara masyarakat lokal pemiliknya tidak mendapatkan manfaat ekonomis maupun non-ekonomis dari pemanfaatan GRTKF tersebut.

Hal ini mendorong Indonesia bersama negara berkembang lain – yang pada umumnya kaya akan sumber daya genetik dan budaya – untuk mengupayakan perundingan perjanjian internasional perlindungan GRTKF dalam kerangka World Intellectual Property Organization (WIPO).

Indonesia telah memerankan peranan aktif dan diakui oleh dunia internasional dalam upaya pembentukan international legally binding instrument(s) yang sedang dibahas dalam forum World Intellectual Property Organization Intergovernmental Committee on Genetic Resources, Traditional Knowledge and Folklore (WIPO IGC GRTKF).

Melihat tidak adanya kemajuan dalam kurun waktu delapan tahun pembahasan dalam forum

I

isi 062-126.indd 107 1/3/2011 10:50:20 PM

Page 109: Buku Diplomasi Indonesia 2010

100

tersebut, Indonesia telah memainkan peran kepemiminan dalam menyelenggarakan Meeting of Like-Minded Countries (LMCM) on International Legal Instrument(s) for the Protection of Genetic Resources, Traditional Knowledge and Folklore (GRTKF) di Bali, tanggal 23-27 November 2009 guna mendorong pembahasan dalam forum WIPO tersebut. Pertemuan yang dihadiri oleh 17 negara tersebut telah menghasilkan dokumen yang menjadi dasar rujukan untuk menyusun text based negotiation pada forum WIPO IGC GRTKF. Salah satu capaian yang signifikan, dalam kurun waktu 2010 telah tersusun draft treaty on Traditional Cultural Expresion/Folklore dimana Indonesia menjadi salah satu koordinator dalam pembahasan di forum Intersessional Working Group IGC GRTKF.

Sejalan dengan upaya yang dilakukan dalam konteks multilateral, di tingkat bilateral, Indonesia juga telah mengupayakan perlindungan atas GRTKF tersebut. Dalam kurun waktu 2010, Indonesia telah menandatangani 22 Perjanjian Internasional, baik dalam bentuk Agreement, Memorandum of Understanding, maupu Implementing Arrangement dengan negara mitra terkait GRTKF.

V.2.12 GERAKAN NON-BLOK (GNB) ertemuan Biro Koordinasi GNB di New York pada tanggal 9 Maret 2010 telah memutuskan bahwa Indonesia akan bertindak sebagai tuan

rumah penyelenggaraan Konvensi Tingkat Menteri (KTM) ke-16 Gerakan Non Blok (GNB) pada tahun 2011. Indonesia selaku salah satu pendiri GNB akan terus berupaya membawa pergerakan ini untuk menjadi bagian dari solusi masalah-masalah global yang memiliki dampak multisektor. Rangkaian penyelenggaraan KTM tersebut sekaligus akan dimanfaatkan Indonesia untuk memperingati 50 tahun berdirinya GNB yang didukung pula oleh keputusan Pertemuan Biro Koordinasi GNB tanggal 29 Juli 2010 yang mengesahkan Indonesia sebagai tuan rumah kegiatan perayaan utama 50 tahun GNB.

Lebih lanjut Indonesia akan memanfaatkan kesempatan berharga tersebut secara optimal guna turut mendukung hal-hal strategis dalam mencapai pembangunan nasional, khususnya terkait dengan

implementasi politik luar negeri Indonesia. Peringatan 50 tahun GNB akan menjadi momentum yang tepat dan merupakan titik balik bagi pergerakan ini untuk menyamakan visi masing-masing negara guna berpartisipasi dalam agenda setting kerja sama internasional.

V.2.13 D-8 -8 yang didirikan melalui Deklarasi Istanbul dihasilkan pada Konperensi Tingkat Tinggi (KTT) D-8 ke-1 pada tanggal 15 Juni 1997 di

Istanbul, Turki. Kelompok yang terdiri dari 8 (delapan) negara berkembang, yaitu Bangladesh, Mesir, Indonesia, Iran, Malaysia, Nigeria, Pakistan dan Turki ini memiliki tujuan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat negara anggotanya melalui pembangunan sosial dan ekonomi.

D-8 memiliki prinsip-prinsip dasar seperti peace instead of conflict, dialogue instead of confrontation, justice instead of double-standards, equality instead of discrimination, and democracy instead of oppression.

Pada KTT D-8 di Abuja yang bertema "Enhancing Investment Cooperation among D-8 Members" diharapkan dapat dihasilkan Deklarasi Abuja yang merupakan kesepakatan 8 negara untuk lebih mendorong kerja sama antara negara anggota dalam meningkatkan perdagangan dan investasi intra-negara D-8.

V.2.14 PERAN INDONESIA DALAM PERDAMAIAN FILIPINA-MNLF DALAM KERANGKA OKI

ndonesia terus memainkan peran sebagai mediator yang efektif dalam penyelesaian konflik di Filipina Selatan, yaitu antara Pemerintah Filipina

dan MNLF. Selaku Ketua the OIC's Peace Committee for Southern Philippines (OIC-PCSP) Indonesia telah berhasil mendorong Pemerintah Filipina dan Moro National Liberation Front (MNLF) menandatangani MoU dalam pertemuan di Tripoli, Libya, tanggal 20 April 2010. MoU tersebut mencakup tindak lanjut implementasi Perjanjian Damai 1996. Pada tanggal 29 Mei-1 Juni 2010, Indonesia telah kembali memfasilitasi pertemuan Pemerintah Filipina dan MNLF dalam mencapai persetujuan lebih lanjut atas hasil-hasil capaian MoU Tripoli, dalam

P

D

I

isi 062-126.indd 108 1/3/2011 10:50:20 PM

Page 110: Buku Diplomasi Indonesia 2010

100

tersebut, Indonesia telah memainkan peran kepemiminan dalam menyelenggarakan Meeting of Like-Minded Countries (LMCM) on International Legal Instrument(s) for the Protection of Genetic Resources, Traditional Knowledge and Folklore (GRTKF) di Bali, tanggal 23-27 November 2009 guna mendorong pembahasan dalam forum WIPO tersebut. Pertemuan yang dihadiri oleh 17 negara tersebut telah menghasilkan dokumen yang menjadi dasar rujukan untuk menyusun text based negotiation pada forum WIPO IGC GRTKF. Salah satu capaian yang signifikan, dalam kurun waktu 2010 telah tersusun draft treaty on Traditional Cultural Expresion/Folklore dimana Indonesia menjadi salah satu koordinator dalam pembahasan di forum Intersessional Working Group IGC GRTKF.

Sejalan dengan upaya yang dilakukan dalam konteks multilateral, di tingkat bilateral, Indonesia juga telah mengupayakan perlindungan atas GRTKF tersebut. Dalam kurun waktu 2010, Indonesia telah menandatangani 22 Perjanjian Internasional, baik dalam bentuk Agreement, Memorandum of Understanding, maupu Implementing Arrangement dengan negara mitra terkait GRTKF.

V.2.12 GERAKAN NON-BLOK (GNB) ertemuan Biro Koordinasi GNB di New York pada tanggal 9 Maret 2010 telah memutuskan bahwa Indonesia akan bertindak sebagai tuan

rumah penyelenggaraan Konvensi Tingkat Menteri (KTM) ke-16 Gerakan Non Blok (GNB) pada tahun 2011. Indonesia selaku salah satu pendiri GNB akan terus berupaya membawa pergerakan ini untuk menjadi bagian dari solusi masalah-masalah global yang memiliki dampak multisektor. Rangkaian penyelenggaraan KTM tersebut sekaligus akan dimanfaatkan Indonesia untuk memperingati 50 tahun berdirinya GNB yang didukung pula oleh keputusan Pertemuan Biro Koordinasi GNB tanggal 29 Juli 2010 yang mengesahkan Indonesia sebagai tuan rumah kegiatan perayaan utama 50 tahun GNB.

Lebih lanjut Indonesia akan memanfaatkan kesempatan berharga tersebut secara optimal guna turut mendukung hal-hal strategis dalam mencapai pembangunan nasional, khususnya terkait dengan

implementasi politik luar negeri Indonesia. Peringatan 50 tahun GNB akan menjadi momentum yang tepat dan merupakan titik balik bagi pergerakan ini untuk menyamakan visi masing-masing negara guna berpartisipasi dalam agenda setting kerja sama internasional.

V.2.13 D-8 -8 yang didirikan melalui Deklarasi Istanbul dihasilkan pada Konperensi Tingkat Tinggi (KTT) D-8 ke-1 pada tanggal 15 Juni 1997 di

Istanbul, Turki. Kelompok yang terdiri dari 8 (delapan) negara berkembang, yaitu Bangladesh, Mesir, Indonesia, Iran, Malaysia, Nigeria, Pakistan dan Turki ini memiliki tujuan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat negara anggotanya melalui pembangunan sosial dan ekonomi.

D-8 memiliki prinsip-prinsip dasar seperti peace instead of conflict, dialogue instead of confrontation, justice instead of double-standards, equality instead of discrimination, and democracy instead of oppression.

Pada KTT D-8 di Abuja yang bertema "Enhancing Investment Cooperation among D-8 Members" diharapkan dapat dihasilkan Deklarasi Abuja yang merupakan kesepakatan 8 negara untuk lebih mendorong kerja sama antara negara anggota dalam meningkatkan perdagangan dan investasi intra-negara D-8.

V.2.14 PERAN INDONESIA DALAM PERDAMAIAN FILIPINA-MNLF DALAM KERANGKA OKI

ndonesia terus memainkan peran sebagai mediator yang efektif dalam penyelesaian konflik di Filipina Selatan, yaitu antara Pemerintah Filipina

dan MNLF. Selaku Ketua the OIC's Peace Committee for Southern Philippines (OIC-PCSP) Indonesia telah berhasil mendorong Pemerintah Filipina dan Moro National Liberation Front (MNLF) menandatangani MoU dalam pertemuan di Tripoli, Libya, tanggal 20 April 2010. MoU tersebut mencakup tindak lanjut implementasi Perjanjian Damai 1996. Pada tanggal 29 Mei-1 Juni 2010, Indonesia telah kembali memfasilitasi pertemuan Pemerintah Filipina dan MNLF dalam mencapai persetujuan lebih lanjut atas hasil-hasil capaian MoU Tripoli, dalam

101

Pertemuan Legal Panel di Surabaya. Pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan atas dokumen Agreement on the Fund Mechanism yang merupakan mekanisme pendanaan untuk pembangunan ekonomi di Filipina Selatan.

Dalam rangka mendorong pemerintah Filipina dan MNLF untuk menindaklanjuti hasil Legal Panel di Surabaya sebagai kelanjutan proses implementasi perjanjian damai 1996 di Filipina Selatan, Indonesia sebagai ketua OIC-PCSP telah melakukan serangkaian pertemuan pada 24-25 Agustus 2010 dengan para pihak terkait di Filipina. Dari rangkaian pertemuan tersebut dapat disimpulkan bahwa Pemerintah Filipna tetap mengharapkan peran yang signifikan dari Indonesia untuk menyelesaikan permasalahan Filipina Selatan.

Menindaklanjuti hasil pertemuan tersebut, telah disepakati penyelenggaraan Pertemuan Tripartite ke-4 yang rencananya akan diselenggarakan di Jeddah akhir Januari 2011. Sebagai langkah persiapan penyelenggaraan pertemuan Tripartite dimaksud, telah diselenggarakan pertemuan Legal Panel antara GRP dan MNLF di Tagaytay City, pada tanggal 1 – 2 Desember 2010, yang berhasil menyepakati:

1) pembentukan Legal Panel Joint Secretariat untuk membuat laporan yang akan disampaikan pada Pertemuan Tripartite ke-4 mengenai hasil-hasil yang dicapai oleh Legal Panel dan guna mempersiapkan rancangan amandemen Republic Act (RA) 9054

2) agar Legal Panel GRP – MNLF kembali mengadakan pertemuan di KBRI Manila dengan tanggal yang akan ditentukan kemudian, untuk membahas masalah yang membutuhkan studi lebih lanjut, menyelesaikan dan menandatangani laporan serta melakukan pemarafan atas rancangan amandemen RA 9054;

3) melakukan pemarafan terhadap hal-hal yang telah disepakati di KBRI Manila, pada tanggal 10 Desember 2010.

Pada tanggal 10 Desember 2010 Pemerintah Filipina GRP dan MNLF melakukan pemarafan terhadap 15 butir yang masuk ke dalam proposal bersama (common grounds). Pemarafan terhadap common grounds ini akan dijadikan sebagai landasan amandemen RA 9054 tentang Daerah Otonomi di

Muslim Mindanao (ARMM). Pemarafan ini juga menjadi sinyal positif bagi GRP-MNLF dalam mempersiapkan Pertemuan Tripartite ke-4.

V.2.15 KERJASAMA SELATAN-SELATAN alam RPJMN 2010-2014, Kerjasama Selatan-Selatan (KSS) telah ditetapkan sebagai salah satu prioritas kebijakan politik luar negeri

Indonesia. Kerjasama Selatan-Selatan dipandang sebagai bagian strategi politik luar negeri untuk membantu mewujudkan kemandirian; mempercepat pembangunan; menguatkan solidaritas antar negara berkembang; serta untuk meningkatkan posisi tawar Indonesia dengan negara maju. Sebagai tindak lanjut dari kebijakan tersebut Kemlu bersama instansi terkait sedang menyiapkan suatu konsep kebijakan serta cetak biru dari pengembangan Kerjasama Selatan-Selatan ke depan.

V.2.16 PENCALONAN INDONESIA PADA ORGANISASI INTERNASIONAL TAHUN 2010

eanggotaan Indonesia dalam organisasi internasional merupakan salah satu upaya untuk melindungi dan memajukan kepentingan

nasional di berbagai organisasi internasional, serta sebagai bentuk partisipasi aktif Indonesia dalam pengelolaan berbagai isu internasional dan global.

Dalam berbagai pencalonan, baik pencalonan negara, maupun pencalonan individu pada organisasi internasional, Kementerian Luar Negeri berupaya maksimal dalam menggalang dukungan bagi keberhasilan memperjuangkan kepentingan Pemerintah Indonesia. Kemlu juga berperan sebagai bridge-builder yang menjembatani berbagai kepentingan, termasuk melakukan koordinasi dengan berbagai instansi terkait di dalam negeri yang menjadi focal point dan memiliki kepentingan dengan OI tersebut.

D

K

isi 062-126.indd 109 1/3/2011 10:50:21 PM

Page 111: Buku Diplomasi Indonesia 2010

102

Selama tahun 2010, Indonesia mengikuti delapan pencalonan keanggotaan pada Organisasi Internasional, yaitu:

1. Anggota Dewan International Seabed Authority (ISBA) periode 2011-2014; 2. Executive Board United Nations Children’s Funds (EB-UNICEF) periode

2011-2013; 3. Governing Council Statistical Institute for Asia and the Pacific (GC-SIAP)

periode 2010-2015; 4. Inter-Governmental Committee for the Safeguarding of the Intangible

Cultural Heritage (ICH) periode 2010-2014; 5. Dewan International Telecommunication Union (ITU) periode 2010-2014; 6. Executive Board UN Entity for Gender Equality and the Empowerment of

Women (UN WOMEN) periode 2011-2013; 7. Governing Council of the United Nations Human Settlement Programme

(UN-HABITAT) periode 2011-2014; dan 8. Commission on Sustainable Development (CSD) periode 2011-2014.

Dengan penggalangan dukungan yang intensif dan efektif, Indonesia berhasil terpilih pada kedelapan pencalonan tersebut.

isi 062-126.indd 110 1/3/2011 10:50:21 PM

Page 112: Buku Diplomasi Indonesia 2010

103

V.3 TINJAUAN

elaksanaan Politik luar negeri dalam kerja sama multilateral telah mencerminkan transformasi demokratis di dalam negeri, dan dipandu oleh semangat mewujudkan “sejuta kawan tanpa musuh”, serta melakukan peran bridge builder.

Indonesia pada waktu yang sama mengembangkan kemitraan lintas kelompok regional maupun politik untuk berbagai isu multilateral, selagi tetap memainkan peran penting di kelompok regional dan politik dimana Indonesia menjadi anggota. Dengan posisi ini, Indonesia, selain terus mengacu pada pencapaian tujuan-tujuan nasional, akan terus bekerja untuk meningkatkan perannya dalam menjembatani berbagai perbedaan masyarakat antar-bangsa. Politik luar negeri Indonesia secara konsisten menempatkan Indonesia sebagai bagian dari penyelesaian masalah berbagai tantangan global; sebagai suatu negara yang mengedepankan titik temu tanpa mengkompromikan prinsip dan posisi dasar nasionalnya.

Sebagai bagian dari kelompok negara berkembang yang konsisten dengan prinsip-prinsip hukum internasional dalam memajukan kepentingan bersama serta sebagai negara yang mendasarkan pada nilai-nilai demokrasi dan penghormatan HAM, Indonesia memiliki tempat penting dalam hubungan internasional yang dapat diterima oleh semua pihak dan semua kelompok.

Indonesia, sebagai negara yang telah menunjukkan tingkat resiliensi yang tinggi dan telah dikenal sebagai negara demokrasi ketiga terbesar di dunia, semakin diakui peran dan potensi sumbangan yang dapat diberikannya tidak hanya dalam penanganan isu-isu di kawasannya sendiri, namun juga untuk isu-isu yang menjadi kepedulian dunia. Hal ini telah menciptakan peluang kesempatan untuk membawa peranan internasional Indonesia ke tataran yang lebih tinggi.

Ke depan, peluang-peluang yang muncul ini kiranya lebih dapat dimanfaatkan untuk mendulang deviden demokratik (democratic dividend) bagi bangsa. Suasana internasional yang lebih baik ini perlu dimanfaatkan secara efektif, melalui diplomasi multilateral, untuk mencapai tujuan-tujuan nasional, terutama guna mewujudkan kemakmuran bersama rakyat Indonesia, ketahanan dan keamanan nasional serta mendapatkan tempat yang terhormat bagi Indonesia dalam pergaulan internasional.

103

TINJAUAN

elaksanaan Politik luar negeri dalam kerja sama multilateral telah mencerminkan transformasi demokratis di dalam negeri, dan dipandu oleh semangat mewujudkan “sejuta kawan tanpa musuh”, serta melakukan peran bridge builder.

Indonesia pada waktu yang sama mengembangkan kemitraan lintas kelompok regional maupun politik untuk berbagai isu multilateral, selagi tetap memainkan peran penting di kelompok regional dan politik dimana Indonesia menjadi anggota. Dengan posisi ini, Indonesia, selain terus mengacu pada pencapaian tujuan-tujuan nasional, akan terus bekerja untuk meningkatkan perannya dalam menjembatani berbagai perbedaan masyarakat antar-bangsa. Politik luar negeri Indonesia secara konsisten menempatkan Indonesia sebagai bagian dari penyelesaian masalah berbagai tantangan global; sebagai suatu negara yang mengedepankan titik temu tanpa mengkompromikan prinsip dan posisi dasar nasionalnya.

Sebagai bagian dari kelompok negara berkembang yang konsisten dengan prinsip-prinsip hukum internasional dalam memajukan kepentingan bersama serta sebagai negara yang mendasarkan pada nilai-nilai demokrasi dan penghormatan HAM, Indonesia memiliki tempat penting dalam hubungan internasional yang dapat diterima oleh semua pihak dan semua kelompok.

Indonesia, sebagai negara yang telah menunjukkan tingkat resiliensi yang tinggi dan telah dikenal sebagai negara demokrasi ketiga terbesar di dunia, semakin diakui peran dan potensi sumbangan yang dapat diberikannya tidak hanya dalam penanganan isu-isu di kawasannya sendiri, namun juga untuk isu-isu yang menjadi kepedulian dunia. Hal ini telah menciptakan peluang kesempatan untuk membawa peranan internasional Indonesia ke tataran yang lebih tinggi.

Ke depan, peluang-peluang yang muncul ini kiranya lebih dapat dimanfaatkan untuk mendulang deviden demokratik (democratic dividend) bagi bangsa. Suasana internasional yang lebih baik ini perlu dimanfaatkan secara efektif, melalui diplomasi multilateral, untuk mencapai tujuan-tujuan nasional, terutama guna mewujudkan kemakmuran bersama rakyat Indonesia, ketahanan dan keamanan nasional serta mendapatkan tempat yang terhormat bagi Indonesia dalam pergaulan internasional.

P

isi 062-126.indd 111 1/3/2011 10:50:22 PM

Page 113: Buku Diplomasi Indonesia 2010

104

VI. ISU-ISU KHUSUS Di samping isu-isu bilateral, regional dan multilateral, terdapat isu-isu yang mendapat perhatian khusus dan bersifat lintas kawasan. Adapun isu-isu tersebut adalah:

Isu demokrasi dan dialog lintas agama Isu perlindungan WNI Isu perbatasan Isu Papua Pemberantasan Korupsi

VI.1.1 SASARAN ra reformasi selama lebih dari sepuluh tahun telah membuahkan hasil di mana Indonesia saat ini telah dipandang sebagai suatu negara

yang mengalami kemajuan pesat dalam upaya konsolidasi demokrasi. Hal tersebut terbukti melalui keberhasilan Indonesia menjalankan proses demokrasi melalui pemilihan umum secara langsung pada tahun 2004 dan 2009.

Keberhasilan Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar dalam melaksanakan pemilu demokratis menunjukkan kepada negara-negara Barat dan dunia internasional bahwa nilai-nilai demokrasi, Islam dan modernitas dapat berdampingan secara damai dan harmonis.

Politik luar negeri Indonesia selanjutnya berupaya membentuk sebuah forum regional mengenai demokrasi yang dapat berkontribusi pada pengembangan dan penguatan dialog untuk meningkatkan saling-pengertian dan saling-menghargai di antara bangsa-bangsa di Asia. Forum regional ini diharapkan juga dapat memperkuat institusi-institusi demokrasi di kawasan Asia Pasifik melalui berbagai bentuk kerja sama internasional. Dalam jangka panjang, forum regional ini diharapkan bisa berkontribusi pada penciptaan stabilitas dan perdamaian dunia.

Bagi Indonesia, nilai-nilai demokrasi seyogyanya terus dikembangkan dan semakin matang, bukan mengalami kemunduran, bahkan lebih terkonsolidasi. Untuk memastikan hal ini, pengembangan demokrasi tidak hanya dikaitkan dengan pengembangan aspek prosedural tetapi juga aspek substantifnya, sehingga dapat menjamin adanya ‘democratic dividend’. Sebuah sistem demokratis seyogyanya dapat mengupayakan perdamaian dan kesejahteraan sosial-ekonomi bagi rakyat. Prinsip-prinsip seperti ini dan pengalaman demokratisasi di berbagai negara di Asia perlu untuk dipertukarkan agar masing-masing negara dapat saling belajar dari pengalaman negara lain.

Dalam pencitraan sebagai negara mayoritas Muslim moderat, Indonesia memandang perlu untuk membangun dan memperkuat dialog antar peradaban karena dipercaya dapat membantu menciptakan dunia yang lebih aman dan damai, terutama di tengah maraknya ancaman seperti terorisme. Dalam kaitan ini, Indonesia melihat pentingnya pemberdayaan kaum moderat (empowering the moderates).

VI.1.2 KEGIATAN DIPLOMASI

egiatan Dialog Lintas Agama (DLA) telah dikembangkan oleh Kemlu RI sejak tahun 2004, sebagai bentuk upaya pro-aktif

Pemerintah Indonesia dalam mengedepankan sikap toleransi dan saling memahami antar sesama umat beragama dan antar peradaban. Kegiatan DLA yang diprakarsai oleh Indonesia, juga ditargetkan untuk melawan stereotip negatif tentang Islam yang berkembang di Barat dimana terdapat anggapan bahwa Islam berada dibalik berbagai aksi terorisme.

Di tataran multilateral, regional dan bilateral, Kemlu terus berperan aktif dalam diskursus lintas agama: Alliance of Civilization/AoC dan Non-Alligned Movement/NAM Interfaith Dialogue (Multilateral),

E

K

104

VI. ISU-ISU KHUSUS Di samping isu-isu bilateral, regional dan multilateral, terdapat isu-isu yang mendapat perhatian khusus dan bersifat lintas kawasan. Adapun isu-isu tersebut adalah:

Isu demokrasi dan dialog lintas agama Isu perlindungan WNI Isu perbatasan Isu Papua Pemberantasan Korupsi

VI.1 DEMOKRASI DAN DIALOG LINTAS AGAMA

VI.1.1 SASARAN ra reformasi selama lebih dari sepuluh tahun telah membuahkan hasil di mana Indonesia saat ini telah dipandang sebagai suatu negara

yang mengalami kemajuan pesat dalam upaya konsolidasi demokrasi. Hal tersebut terbukti melalui keberhasilan Indonesia menjalankan proses demokrasi melalui pemilihan umum secara langsung pada tahun 2004 dan 2009.

Keberhasilan Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar dalam melaksanakan pemilu demokratis menunjukkan kepada negara-negara Barat dan dunia internasional bahwa nilai-nilai demokrasi, Islam dan modernitas dapat berdampingan secara damai dan harmonis.

Politik luar negeri Indonesia selanjutnya berupaya membentuk sebuah forum regional mengenai demokrasi yang dapat berkontribusi pada pengembangan dan penguatan dialog untuk meningkatkan saling-pengertian dan saling-menghargai di antara bangsa-bangsa di Asia. Forum regional ini diharapkan juga dapat memperkuat institusi-institusi demokrasi di kawasan Asia Pasifik melalui berbagai bentuk kerja sama internasional. Dalam jangka panjang, forum regional ini diharapkan bisa berkontribusi pada penciptaan stabilitas dan perdamaian dunia.

Bagi Indonesia, nilai-nilai demokrasi seyogyanya terus dikembangkan dan semakin matang, bukan mengalami kemunduran, bahkan lebih terkonsolidasi. Untuk memastikan hal ini, pengembangan demokrasi tidak hanya dikaitkan dengan pengembangan aspek prosedural tetapi juga aspek substantifnya, sehingga dapat menjamin adanya ‘democratic dividend’. Sebuah sistem demokratis seyogyanya dapat mengupayakan perdamaian dan kesejahteraan sosial-ekonomi bagi rakyat. Prinsip-prinsip seperti ini dan pengalaman demokratisasi di berbagai negara di Asia perlu untuk dipertukarkan agar masing-masing negara dapat saling belajar dari pengalaman negara lain.

Dalam pencitraan sebagai negara mayoritas Muslim moderat, Indonesia memandang perlu untuk membangun dan memperkuat dialog antar peradaban karena dipercaya dapat membantu menciptakan dunia yang lebih aman dan damai, terutama di tengah maraknya ancaman seperti terorisme. Dalam kaitan ini, Indonesia melihat pentingnya pemberdayaan kaum moderat (empowering the moderates).

VI.1.2 KEGIATAN DIPLOMASI

egiatan Dialog Lintas Agama (DLA) telah dikembangkan oleh Kemlu RI sejak tahun 2004, sebagai bentuk upaya pro-aktif

Pemerintah Indonesia dalam mengedepankan sikap toleransi dan saling memahami antar sesama umat beragama dan antar peradaban. Kegiatan DLA yang diprakarsai oleh Indonesia, juga ditargetkan untuk melawan stereotip negatif tentang Islam yang berkembang di Barat dimana terdapat anggapan bahwa Islam berada dibalik berbagai aksi terorisme.

Di tataran multilateral, regional dan bilateral, Kemlu terus berperan aktif dalam diskursus lintas agama: Alliance of Civilization/AoC dan Non-Alligned Movement/NAM Interfaith Dialogue (Multilateral),

isi 062-126.indd 112 1/3/2011 10:50:22 PM

DEMOKRASI DAN DIALOG LINTAS AGAMA

Page 114: Buku Diplomasi Indonesia 2010

105

Gambar 84. Bali Democracy Forum III, Bali, 9-10 Desember 2010

ASEM Interfaith Dialogue (Regional), serta dengan beberapa negara, yaitu: Austria, Belanda, AS, Spanyol, Jerman, Perancis, Bulgaria, Hungaria, dan Ceko (Bilateral).

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam sambutan pelantikannya pada tanggal 20 Oktober 2009, menekankan pentingnya bagi Indonesia untuk mendorong tercapainya kerukunan antar peradaban “harmony among civilizations”.

Kementerian Luar Negeri pada tahun 2010 membuka peluang kerja sama antar masyarakat madani dari beberapa negara penting, khususnya negara-negara di Barat yang dinilai masih memiliki mispersepsi dan misinterpretasi yang negatif terhadap Islam. Dalam kaitan ini, Kemlu RI senantiasa melibatkan masyarakat madani, baik dari kalangan pemuka agama, akademisi, think-tank dan media untuk berperan aktif dalam diskursus tersebut.

Menindaklanjuti keberhasilan Bali Democracy Forum I dan II yang telah diinisiasi oleh Indonesia pada tahun 2008 dan 2009, Indonesia telah menyelenggarakan Bali Democracy Forum III, pada 9-10 Desember 2010 yang dihadiri oleh wakil dari 44 negara peserta dan 24 negara dan 3 organisasi internasional sebagai observer. Dari jumlah dan tingkatan peserta, BDF III mencatat peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan BDF II. Hal ini

mencerminkan peningkatan peran BDF sebagai forum utama di kawasan Asia untuk mengembangkan dialog dan kerja sama di bidang demokrasi.

Bali Democracy Forum III mengusung tema “Democracy and the Promotion of Peace and Stability”. Tema dipertajam dengan sub-tema “How a Democratic System Helps Prevent the Occurrence or Escalation of Violent Conflict” and “Why Democracy and Economic Development are Essential for Peace-Building”. Forum telah membahas

mengenai pentingnya peranan demokrasi dan pembangunan ekonomi dalam memajukan perdamaian dan stabilitas, serta bagaimana sistem demokrasi dapat mencegah terjadi dan meluasnya konflik kekerasan.

Berbagai inisiatif kerja sama yang telah disepakati pada BDF I, II dan III diimplementasikan oleh Institute for Peace and Democracy (IPD) sebagai badan pelaksana hasil-hasil kesepakatan BDF.

104

VI. ISU-ISU KHUSUS Di samping isu-isu bilateral, regional dan multilateral, terdapat isu-isu yang mendapat perhatian khusus dan bersifat lintas kawasan. Adapun isu-isu tersebut adalah:

Isu demokrasi dan dialog lintas agama Isu perlindungan WNI Isu perbatasan Isu Papua Pemberantasan Korupsi

VI.1 DEMOKRASI DAN DIALOG LINTAS AGAMA

VI.1.1 SASARAN ra reformasi selama lebih dari sepuluh tahun telah membuahkan hasil di mana Indonesia saat ini telah dipandang sebagai suatu negara

yang mengalami kemajuan pesat dalam upaya konsolidasi demokrasi. Hal tersebut terbukti melalui keberhasilan Indonesia menjalankan proses demokrasi melalui pemilihan umum secara langsung pada tahun 2004 dan 2009.

Keberhasilan Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar dalam melaksanakan pemilu demokratis menunjukkan kepada negara-negara Barat dan dunia internasional bahwa nilai-nilai demokrasi, Islam dan modernitas dapat berdampingan secara damai dan harmonis.

Politik luar negeri Indonesia selanjutnya berupaya membentuk sebuah forum regional mengenai demokrasi yang dapat berkontribusi pada pengembangan dan penguatan dialog untuk meningkatkan saling-pengertian dan saling-menghargai di antara bangsa-bangsa di Asia. Forum regional ini diharapkan juga dapat memperkuat institusi-institusi demokrasi di kawasan Asia Pasifik melalui berbagai bentuk kerja sama internasional. Dalam jangka panjang, forum regional ini diharapkan bisa berkontribusi pada penciptaan stabilitas dan perdamaian dunia.

Bagi Indonesia, nilai-nilai demokrasi seyogyanya terus dikembangkan dan semakin matang, bukan mengalami kemunduran, bahkan lebih terkonsolidasi. Untuk memastikan hal ini, pengembangan demokrasi tidak hanya dikaitkan dengan pengembangan aspek prosedural tetapi juga aspek substantifnya, sehingga dapat menjamin adanya ‘democratic dividend’. Sebuah sistem demokratis seyogyanya dapat mengupayakan perdamaian dan kesejahteraan sosial-ekonomi bagi rakyat. Prinsip-prinsip seperti ini dan pengalaman demokratisasi di berbagai negara di Asia perlu untuk dipertukarkan agar masing-masing negara dapat saling belajar dari pengalaman negara lain.

Dalam pencitraan sebagai negara mayoritas Muslim moderat, Indonesia memandang perlu untuk membangun dan memperkuat dialog antar peradaban karena dipercaya dapat membantu menciptakan dunia yang lebih aman dan damai, terutama di tengah maraknya ancaman seperti terorisme. Dalam kaitan ini, Indonesia melihat pentingnya pemberdayaan kaum moderat (empowering the moderates).

VI.1.2 KEGIATAN DIPLOMASI

egiatan Dialog Lintas Agama (DLA) telah dikembangkan oleh Kemlu RI sejak tahun 2004, sebagai bentuk upaya pro-aktif

Pemerintah Indonesia dalam mengedepankan sikap toleransi dan saling memahami antar sesama umat beragama dan antar peradaban. Kegiatan DLA yang diprakarsai oleh Indonesia, juga ditargetkan untuk melawan stereotip negatif tentang Islam yang berkembang di Barat dimana terdapat anggapan bahwa Islam berada dibalik berbagai aksi terorisme.

Di tataran multilateral, regional dan bilateral, Kemlu terus berperan aktif dalam diskursus lintas agama: Alliance of Civilization/AoC dan Non-Alligned Movement/NAM Interfaith Dialogue (Multilateral),

isi 062-126.indd 113 1/3/2011 10:50:23 PM

Page 115: Buku Diplomasi Indonesia 2010

106

VI.2.1 SASARAN

alam rangka pemberian perlindungan kepada WNI sebagaimana diatur oleh Undang Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar

Negeri dan pelaksanaan Reformasi Sistem Penempatan dan Perlindungan TKI sebagaimana diatur dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 6 Tahun 2006, Kementerian Luar Negeri memperkuat fungsi perlindungan bagi WNI, termasuk TKI, dengan menciptakan Pelayanan Warga yang bertujuan untuk memberikan pelayanan dan perlindungan kepada WNI dan BHI secara terpadu yang bersifat cepat, tepat, murah, ramah, memuaskan, transparan, bebas pungutan liar dan bertanggung jawab, dengan melibatkan seluruh unsur yang ada di Perwakilan RI di luar negeri.

VI.2.2 KEGIATAN DIPLOMASI paya perlindungan WNI di luar negeri dan khususnya tenaga kerja Indonesia oleh Kemlu difokuskan pada tiga tahapan yaitu:

pencegahan, deteksi dini dan perlindungan.

Sebagai bagian dari upaya perlindungan WNI, terdapat 24 perwakilan RI yang telah ditetapkan sebagai Citizen Service yaitu 6 (enam) Perwakilan RI pada tahun 2007, yaitu: (i) KBRI Amman, (ii) KBRI Bandar Sri Begawan, (iii) KBRI Damaskus, (iv) KBRI Doha, (v) KBRI Seoul, dan (vi) KBRI Singapura. Selanjutnya di tahun 2008, Pelayanan Warga diperluas ke 9 (sembilan) Perwakilan RI lainnya, yaitu: (i) KBRI Abu Dhabi, (ii) KBRI Kuwait City, (iii) KBRI Kuala Lumpur, (iv) KBRI Riyadh, (v) KJRI Jeddah, (vi) KJRI Dubai, (vii) KJRI Kota Kinabalu, (viii) KJRI Johor Baru, dan (ix) KJRI Hong Kong. Kemudian pada tahun 2009, 9 (sembilan) Perwakilan RI lainnya ditetapkan sebagai perwakilan RI yang dilengkapi dengan Pelayanan Warga, yakni: (i) KJRI Penang, (ii) KJRI Kuching, (iii) KRI Darwin, (iv) KJRI Sydney, (v) KJRI Perth, (vi) KBRI Tokyo, (vii) KJRI Osaka, (viii) KJRI Los Angeles dan (ix) KJRI New York.

Sebagai bagian dari Citizen Service, Perwakilan-perwakilan RI tersebut juga dilengkapi dengan fasilitas shelter/penampungan untuk menampung sementara

para WNI yang mengalami permasalahan di luar negeri.

Selama tahun 2010, implementasi Pelayanan Warga sendiri melibatkan seluruh unsur yang terdapat di Perwakilan RI melalui pembentukan Satuan Tugas (Satgas) yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Perwakilan. Saat ini, ke-24 Perwakilan RI yang memiliki Pelayanan Warga telah dilengkapi dengan Satgas yang tugas pokoknya memastikan pelayanan yang prima bagi WNI.

Kemlu dan Perwakilan RI telah mengambil langkah-langkah konkrit sebagai berikut:

Upaya Pencegahan

─ Memberikan pelayanan cepat, mudah, murah dan transparan.

─ Menyediakan program “jemput bola” untuk WNI yang sulit menjangkau perwakilan RI.

─ Menyediakan welcoming program bagi TKI yang baru sampai di negara tujuan. Program ini telah dilaksanakan penuh di KJRI Hongkong dan akan diperluas ke perwakilan lainnya. Program KJRI Hong Kong menjadi acuan Pemerintah Filipina dalam penanganan tenaga kerjanya.

─ Menyediakan program pelatihan dan pendidikan untuk pengembangan kapasitas TKI di luar negeri. Program ini sudah berjalan di Perwakilan RI di Singapura, Malaysia, dan Hongkong.

─ Program sosialisasi perlindungan WNI di luar negeri, antara lain penyuluhan kepada kelompok/paguyuban masyarakat RI dan Outreach program kepada kelompok-kelompok TKI di luar negeri (panggung gembira, kunjungan ke shelter/pusat pertemuan TKI)

─ Membuat dan menyebarkan pampflet tentang pelayanan kekonsuleran.

─ Memuat berbagai informasi terkait pelayanan kekonsuleran melalui website perwakilan.

D

U

isi 062-126.indd 114 1/3/2011 10:50:23 PM

PERLINDUNGAN WNI

Page 116: Buku Diplomasi Indonesia 2010

107

Upaya Pendeteksian Dini

─ Menyediakan hotline service untuk pengaduan WNI.

─ Pembentukan 23 Satgas Pelayanan Warga yang melibatkan peran serta masyarakat Indonesia di luar negeri. Satgas ini dikoordinasikan oleh perwakilan RI untuk menjangkau dan melayani pengaduan WNI pada tahap pertama bagi WNI yang berada jauh dari perwakilan RI.

─ Mendorong terbentuknya kelompok masyarakat yang dapat berfungsi sebagai kepanjangan tangan perwakilan untuk turut memberi perlindungan maupun penyebaran informasi.

─ Akses kekonsuleran seperti kunjungan ke penjara, tahanan imigrasi dan polisi.

─ Mendorong adanya kesepakatan mandatory consular notification dengan negara-negara tujuan TKI.

Upaya Perlindungan

─ Bantuan hukum berupa advokasi dan bantuan pengacara setempat.

─ Menindaklanjuti laporan masyarakat dalam kesempatan pertama.

─ Peningkatan pelayanan kekonsuleran

─ Penyediaan Shelter/Penampungan Sementara, yaitu pembentukkan shelter-shelter di 24 perwakilan untuk memfasilitasi WNI yang mengalami kesulitan. Tahun 2007 jumlah WNI yang ditampung di shelter Perwakilan-Perwakilan RI mencapai 12.017 orang. Tahun 2008 jumlahnya 14.491 orang. Tahun 2009 jumlahnya 17.152 orang. Sedangkan, hingga Desember 2010 jumlahnya mencapai 15.766 orang.

Sementara di dalam negeri, Kemlu senantiasa berkoordinasi dengan instansi teknis terkait di dalam negeri untuk memberikan pelayanan dan perlindungan kepada WNI di luar negeri. Sebagai upaya preventif, Kemlu RI juga melakukan upaya-upaya peningkatan pemahaman publik terkait permasalahan dan upaya perlindungan WNI di luar

negeri khususnya terkait peningkatan awareness bagi WNI yang akan bekerja di luar negeri.

Kemlu juga telah melakukan diseminasi informasi mengenai Sistem Pelayanan Warga (Citizen Service) melalui media elektronik (radio) di daerah kantong TKI, diantaranya Ciamis, Lampung, Banjarmasin, Ponorogo, Purwokerto, Medan, Dumai, Madura, Singkawang, Mataram, Sukabumi, Bali, Bitung, Tegal, Aceh dan Mamuju.

Sepanjang tahun 2010, berbagai capaian di bidang pelayanan dan perlindungan WNI di luar negeri berhasil diraih oleh Kemlu RI, antara lain:

Sampai dengan akhir tahun 2010, Kemlu telah berhasil memulangkan 6.287 repatrian dan 28.721 deportan WNI/TKI bermasalah dari negara-negara tujuan penempatan TKI di Timur Tengah dan Asia Tenggara.

Kemlu juga telah memfasilitasi pemenuhan hak-hak normatif TKI (asuransi, santunan, sisa gaji, dan lain-lain) yang jumlahnya mencapai lebih dari Rp 10 Milyar.

Kedua Menteri Luar Negeri, pada 10 Maret 2010, telah menandatangani Arrangement between the Government of Australia and the Governmnet of the Republic of Indonesia on Consular Notification and Assistance, bertepatan dengan kunjungan kenegaraan Presiden RI ke Australia. Melalui pengaturan tersebut, diharapkan penanganan permasalahan WNI di Australia maupun sebaliknya, dapat ditangani secara cepat.

Kemlu telah pula melakukan pendekatan terhadap negara-negara yang menjadi tujuan penempatan TKI yang diwujudkan dengan pembentukan Memorandum of Understanding (MoU) di bidang ketenagakerjaan antara Pemerintah RI dengan Pemerintah negara tujuan penempatan. Adapun negara-negara tujuan penempatan TKI yang telah memiliki MoU di bidang ketenagakerjaan dengan Pemerintah RI adalah : Malaysia (2006), Republik Korea (2008), Qatar (2008), Persatuan Emirat Arab (2007), Australia (2009), Jepang (2010) dan Lebanon (2010). Sedangkan negara tujuan penempatan yang masih dalam proses

isi 062-126.indd 115 1/3/2011 10:50:23 PM

Page 117: Buku Diplomasi Indonesia 2010

108

pembentukan MoU adalah Brunei Darussalam, Syria dan Lybia.

Pemenuhan target Rencana Aksi Kemlu dalam Instruksi Presiden (Inpres) No. 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2010, yakni: (i) Penyusunan grand design pelayanan dan perlindungan WNI dan BHI di luar negeri; (ii) Penguatan 24 Pelayanan Warga (Citizen Service); (iii) serta Pemberian bantuan hukum kepada 3.000 WNI bermasalah.

Pada Mei 2010, Kemlu berhasil mempertahankan Sertifikat ISO 9001:2008 di Bidang Penanganan Repatriasi dalam Kerangka Perlindungan WNI dari Badan Sertifikasi Internasional SAI Global. Melalui Sertifikasi dimaksud penanganan repatriasi WNI dari luar negeri, termasuk di dalamnya TKI bermasalah, dapat dilakukan secara terukur, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan.

Selama tahun 2010, Kemlu telah menangani 16.064 kasus, dimana sebanyak 14.368 (89,44%) telah selesai dan 1.696 kasus masih dalam proses. Kasus-kasus besar yang ditangani Kemlu sepanjang tahun 2010, diantaranya: Pembebasan 12 WNI relawan Gaza yang menjadi tahanan tentara Israel yang ditangkap pada saat penyerangan terhadap kapal Mavi Marmara pada tanggal 31 Mei 2010. Kemlu melalui KBRI Amman dan KBRI Ankara memfasilitasi pemulangan para relawan dari Ankara dan Amman secara bertahap pada tanggal 7 Juni 2010 dan 21 Juni 2010 serta menyerahkan para relawan kepada pihak keluarga.

Payung Hukum Perlindungan TKI ewajiban Pemerintah Indonesia untuk melindungi Warga Negara Indonesia (WNI) diamanatkan oleh UU No.37 tahun

1999 tentang Hubungan Luar Negeri, khususnya Bab V tentang Perlindungan Kepada WNI. Sejalan dengan hal tersebut, salah satu Arah Kebijakan dan Strategi Politik Luar Negeri adalah meningkatkan kualitas perlindungan terhadap WNI/BHI di luar negeri, khususnya Tenaga Kerja Indonesia (TKI), yang dapat dilakukan antara lain melalui pembuatan perjanjian penempatan

dan perlindungan tenaga kerja dengan negara tujuan penempatan.

Pembuatan perjanjian tersebut sejalan dengan ketentuan Pasal 27 UU No.39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri, yang menetapkan bahwa penempatan TKI ke luar negeri hanya dapat dilakukan ke Negara tujuan yang Pemerintahnya telah membuat perjanjian tertulis dengan Pemerintah Republik Indonesia atau ke Negara tujuan yang mempunyai peraturan perundang-undangan yang melindungi tenaga kerja asing.

Pembuatan perjanjian bilateral tentang Penempatan dan Perlindungan TKI yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia pada prinsipnya menekankan pada aspek perlindungan sekaligus pengaturan mekanisme dan administrasi pengiriman tenaga kerja Indonesia ke Negara tujuan penempatan. Perjanjian tersebut merupakan komitmen negara tujuan penempatan untuk melindungi tenaga kerja asing sesuai dengan ketentuan hukum dan perundang-undangannya dan hukum serta kebiasaan internasional.

Saat ini Indonesia telah menandatangani 10 perjanjian bilateral penempatan tenaga kerja dalam sektor tenaga kerja formal maupun informal (domestic workers) meliputi beberapa negara tujuan penempatan TKI yaitu Malaysia, Jordania, Persatuan Emirat Arab, Jepang, Korea Selatan, Qatar, Timor Leste, Kuwait dan Lebanon. Indonesia juga sedang dalam negosiasi pembuatan perjanjian dengan beberapa negara tujuan penempatan TKI, seperti revisi MOU 1996 RI-Kuwait, dan pembuatan MOU Domestic Workers RI-Kuwait, revisi MoU Domestic Workers RI-Malaysia, Libya dan Suriah.

K

isi 062-126.indd 116 1/3/2011 10:50:23 PM

Page 118: Buku Diplomasi Indonesia 2010

108

pembentukan MoU adalah Brunei Darussalam, Syria dan Lybia.

Pemenuhan target Rencana Aksi Kemlu dalam Instruksi Presiden (Inpres) No. 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2010, yakni: (i) Penyusunan grand design pelayanan dan perlindungan WNI dan BHI di luar negeri; (ii) Penguatan 24 Pelayanan Warga (Citizen Service); (iii) serta Pemberian bantuan hukum kepada 3.000 WNI bermasalah.

Pada Mei 2010, Kemlu berhasil mempertahankan Sertifikat ISO 9001:2008 di Bidang Penanganan Repatriasi dalam Kerangka Perlindungan WNI dari Badan Sertifikasi Internasional SAI Global. Melalui Sertifikasi dimaksud penanganan repatriasi WNI dari luar negeri, termasuk di dalamnya TKI bermasalah, dapat dilakukan secara terukur, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan.

Selama tahun 2010, Kemlu telah menangani 16.064 kasus, dimana sebanyak 14.368 (89,44%) telah selesai dan 1.696 kasus masih dalam proses. Kasus-kasus besar yang ditangani Kemlu sepanjang tahun 2010, diantaranya: Pembebasan 12 WNI relawan Gaza yang menjadi tahanan tentara Israel yang ditangkap pada saat penyerangan terhadap kapal Mavi Marmara pada tanggal 31 Mei 2010. Kemlu melalui KBRI Amman dan KBRI Ankara memfasilitasi pemulangan para relawan dari Ankara dan Amman secara bertahap pada tanggal 7 Juni 2010 dan 21 Juni 2010 serta menyerahkan para relawan kepada pihak keluarga.

Payung Hukum Perlindungan TKI ewajiban Pemerintah Indonesia untuk melindungi Warga Negara Indonesia (WNI) diamanatkan oleh UU No.37 tahun

1999 tentang Hubungan Luar Negeri, khususnya Bab V tentang Perlindungan Kepada WNI. Sejalan dengan hal tersebut, salah satu Arah Kebijakan dan Strategi Politik Luar Negeri adalah meningkatkan kualitas perlindungan terhadap WNI/BHI di luar negeri, khususnya Tenaga Kerja Indonesia (TKI), yang dapat dilakukan antara lain melalui pembuatan perjanjian penempatan

dan perlindungan tenaga kerja dengan negara tujuan penempatan.

Pembuatan perjanjian tersebut sejalan dengan ketentuan Pasal 27 UU No.39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri, yang menetapkan bahwa penempatan TKI ke luar negeri hanya dapat dilakukan ke Negara tujuan yang Pemerintahnya telah membuat perjanjian tertulis dengan Pemerintah Republik Indonesia atau ke Negara tujuan yang mempunyai peraturan perundang-undangan yang melindungi tenaga kerja asing.

Pembuatan perjanjian bilateral tentang Penempatan dan Perlindungan TKI yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia pada prinsipnya menekankan pada aspek perlindungan sekaligus pengaturan mekanisme dan administrasi pengiriman tenaga kerja Indonesia ke Negara tujuan penempatan. Perjanjian tersebut merupakan komitmen negara tujuan penempatan untuk melindungi tenaga kerja asing sesuai dengan ketentuan hukum dan perundang-undangannya dan hukum serta kebiasaan internasional.

Saat ini Indonesia telah menandatangani 10 perjanjian bilateral penempatan tenaga kerja dalam sektor tenaga kerja formal maupun informal (domestic workers) meliputi beberapa negara tujuan penempatan TKI yaitu Malaysia, Jordania, Persatuan Emirat Arab, Jepang, Korea Selatan, Qatar, Timor Leste, Kuwait dan Lebanon. Indonesia juga sedang dalam negosiasi pembuatan perjanjian dengan beberapa negara tujuan penempatan TKI, seperti revisi MOU 1996 RI-Kuwait, dan pembuatan MOU Domestic Workers RI-Kuwait, revisi MoU Domestic Workers RI-Malaysia, Libya dan Suriah.

109

ISU PERBATASAN

SASARAN

ndonesia memiliki batas laut dengan 10 (sepuluh) negara yakni India, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam,

Filipina, Palau, Papua Nugini, Timor-Leste dan Australia. Sedangkan batas darat dengan 3 (tiga) negara yakni Malaysia, Timor-Leste dan Papua Nugini. Beberapa penetapan batas dengan negara-negara tersebut di atas, telah dilakukan secara tuntas, yaitu dengan Papua Nugini berupa batas darat dan laut serta Australia berupa batas Landas Kontinen (LK) dan Zona Ekonomi Eksklusif (lEE).

Masalah penetapan batas wilayah merupakan salah satu prioritas utama Kementerian Luar Negeri dalam upaya menjamin keutuhan dan kesatuan wilayah NKRI. Sampai dengan tahun 2010 telah berhasil diselesaikan 16 (enam belas) perjanjian perbatasan laut Indonesia dengan negara tetangga.

KEGIATAN DIPLOMASI

Penyelesaian Batas Maritim RI-Malaysia alam perundingan penetapan delimitasi batas maritim RI-Malaysia di tahun 2010, Indonesia telah

melanjutkan proses perundingan untuk membahas segmen-segmen yang meliputi Selat Malaka, Selat Singapura, Laut China Selatan, dan Laut Sulawesi.

Pada perundingan Tim Teknis bulan Oktober 2010, terdapat kemajuan dalam pembahasan penetapan sebagian batas laut teritorial di Laut Sulawesi. Kemajuan di tingkat teknis ini masih memerlukan pembahasan lebih lanjut pada tingkat yang lebih tinggi.

Penyelesaian Batas Maritim RI Singapura erkait penyelesaian Batas Laut Segmen Barat Selat Singapura, salah satu capaian Indonesia dalam penetapan batas maritim

adalah dengan diratifikasinya Perjanjian tentang Penetapan Garis Batas Laut Wilayah Kedua Negara di Bagian Barat Selat Singapura melalui Undang-undang No.4 Tahun 2010 tentang

Pengesahan Perjanjian antara Republik Indonesia dan Republik Singapura tentang Penetapan Garis Batas Laut Wilayah Kedua Negara di Bagian Barat Selat Singapura tahun 2009. Kedua negara juga telah melakukan pertukaran instrumen ratifikasi (exchange of instrument of ratification) dari Perjanjian tersebut tersebut pada bulan Agustus 2010 sebagai tanda mulai berlakunya Perjanjian dimaksud. Perjanjian dimaksud telah didepositkan secara bersama-sama ke PBB oleh Indonesia dan Singapura pada tanggal 15 Desember 2010.

Dengan selesainya batas laut wilayah pada segmen barat (Tuas-P. Nipa) ini, maka batas maritim yang perlu diselesaikan oleh Indonesia dan Singapura hanya tinggal di Segmen Timur Selat Singapura.

Penyelesaian Batas Maritim RI - Vietnam ndonesia dan Vietnam telah menandatangani Perjanjian Batas Landas Kontinen (Agreement between the

Government of the Republic of Indonesia and the Governement of the Socialist Republic of Vietnam Concerning the Delimitation of the Continental Shelf Boundary) pada tanggal 18-26 Juni 2003 yang telah disahkan dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2007.

Pada bulan Mei dan Oktober 2010, kedua negara telah melanjutkan perundingan batas Zona Ekonomi Ekskusif (ZEE). Pada pertemuan tersebut Indonesia telah menyampaikan argumentasi hukum mengenai perlunya bagi kedua negara untuk melakukan penetapan batas ZEE di antara kedua negara berdasarkan Hukum Internasional, khususnya UNCLOS 1982.

Penyelesaian Batas Maritim RI - Palau alah satu masalah yang menjadi prioritas utama untuk ditangani sejak dibukanya hubungan diplomatik kedua negara adalah penyelesaian

penetapan batas maritim kedua negara.

Pada bulan April dan bulan Desember 2010, Indonesia dan Palau telah mulai melakukan perundingan batas maritim Indonesia – Palau untuk menetapkan batas Zona Ekonomi Eksklusif

I

D

T

I

S

isi 062-126.indd 117 1/3/2011 10:50:24 PM

Page 119: Buku Diplomasi Indonesia 2010

110

(ZEE). Indonesia telah menyampaikan argumentasi proposal garis batas ZEE antara Indonesia dan Palau yang dikonstruksikan secara proposional dengan mempertimbangkan kondisi dan konfigurasi geografis wilayah delimitasi sesuai dengan UNCLOS 1982.

Penyelesaian Batas Maritim RI - Thailand ndonesia terus menunjukkan komitmennya dalam upaya menyelesaikan masalah perbatasan dengan negara tetangga

termasuk dengan Thailand.

Pada bulan Agustus 2010 Indonesia melakukan penjajagan untuk memulai kembali proses perundingan delimitasi batas ZEE RI - Thailand. Pihak Thailand menyambut baik keinginan Indonesia untuk memulai perundingan tersebut. Pelaksanaan perundingan segera dilakukan setelah disepakati waktunya.

Rekapitulasi Perundingan Perbatasan

erundingan penetapan batas-batas wilayah Indonesia dengan negara-negara tetangga yang masih perlu dituntaskan adalah sebagai berikut:

Perbatasan Laut

RI-India: menyelesaikan Batas Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE);

RI-Thailand: menyelesaikan Batas Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE);

RI-Malaysia: menyelesaikan beberapa batas maritim di segmen Selat Malaka, Selat Singapura, Laut China Selatan, dan Laut Sulawesi;

RI-Singapura: menyelesaikan Batas Laut Wilayah di Segmen Timur Selat Singapura;

RI-Vietnam: menyelesaikan Batas Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) di Laut China Selatan;

RI-Filipina: dalam tahap akhir proses perundingan batas maritim;

RI-Palau: memulai proses perundingan batas maritim; dan RI-Timor Leste: segera memulai proses perundingan batas maritim.

Perbatasan Darat

Dari 3 (tiga) negara yang memiliki perbatasan darat dengan Indonesia yaitu dengan Malaysia, Timor Leste dan Papua New Guinea, proses yang tengah dilakukan saat ini adalah demarkasi dan pengelolaan perbatasan darat.

Demarkasi batas darat telah selesai dilakukan dengan Papua Nugini. Kedua negara sampai saat ini terus melakukan kerja sama pengelolaan perbatasan darat secara berkesinambungan.

Proses demarkasi Indonesia-Malaysia pada batas darat di Pulau Kalimantan sebagian besar telah diselesaikan, namun masih menyisahkan 9 (sembilan) Outstanding Boundary Problems. Di samping upaya penyelesaian demarkasi, kedua negara juga terus melaksanakan kerja sama pengelolaan perbatasan darat yang perlu dilakukan secara berkesinambungan.

Demarkasi batas darat dengan Timor Leste sebagian besar telah diselesaikan. Saat ini kedua negara masih berupaya menyelesaikan 3 (tiga) unresolved segments yaitu di Dilumil/Memo, Bijael Sunan-Oben dan Noel Besi/Citrana yang merupakan sisa wilayah yang belum di-demarkasi. Kedua negara juga masih mencari penyelesaian terhadap 1 (satu) unsurveyed segment di Subina-Oben. Di samping itu, kedua negara juga terus melaksanakan kerja sama pengelolaan perbatasan darat yang perlu dilakukan secara berkesinambungan.

Pada tahun 2010, total pelaksanaan perundingan/pertemuan perbatasan maritim dan darat yang telah dilaksanakan adalah sebanyak 23 (dua puluh tiga) kali perundingan/pertemuan.

I

P

isi 062-126.indd 118 1/3/2011 10:50:24 PM

Page 120: Buku Diplomasi Indonesia 2010

111

ISU PAPUA VI.4.1 SASARAN

alah satu prioritas kepentingan nasional adalah melindungi dan mempertahankan keutuhan wilayah dan kedaulatan Negara Kesatuan

Republik Indonesia. Pemerintah Indonesia senantiasa menetapkan bahwa upaya mempertahankan dan meningkatkan dukungan dunia internasional terhadap keutuhan wilayah dan kedaulatan Indonesia menjadi salah satu tugas pokok politik luar negeri dan diplomasi Indonesia.

Pemerintah Indonesia telah menyusun berbagai kebijakan dan langkah dalam upaya memajukan Papua agar berkembang maju, sama sederajat dengan Provinsi-Provinsi Indonesia lainnya. Pendekatan Pemerintah Indonesia terhadap Papua-pun telah berubah seiring dengan transformasi politik yang menjadikan Indonesia sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia setelah AS dan India. Sejak tahun 2001, visi pendekatan Indonesia terhadap Papua terarah kepada langkah-langkah bagi terwujudnya pemberdayaan, kemajuan dan kesejahteraan (prosperity approach) rakyat Papua.

VI.4.2 KEGIATAN DIPLOMASI ebagaimana dimaklumi bahwa upaya mempertahankan dan meningkatkan dukungan dunia internasional terhadap keutuhan wilayah

dan kedaulatan Indonesia menjadi salah satu tugas pokok politik luar negeri dan diplomasi Indonesia. Dalam kaitan dengan isu Papua, Kemlu bersama Perwakilan-Perwakilan RI di luar negeri secara aktif telah mengintensifkan pendekatan dan mengembangkan cooperative engagement terhadap semua pihak yang menaruh perhatian mengenai isu Papua di luar negeri seperti kalangan Pemerintah, Parlemen, tokoh-tokoh politik, tokoh-tokoh agama, tokoh-tokoh masyarakat, akademisi, LSM dan lain-lain sebagainya. Kemlu secara aktif menyampaikan informasi berbagai perkembangan terkini Papua kepada semua Perwakilan RI di luar negeri.

Upaya pendekatan dan engagement diplomasi tersebut berhasil mematahkan langkah dan strategi gerakan separatis Papua di luar negeri untuk mendapatkan dukungan dari negara-negara di kawasan Eropa, Amerika dan Pasifik.

Situasi politik dalam negeri dan pendekatan diplomasi juga berhasil mendorong tokoh-tokoh Papua untuk kembali ke tanah air. Sebagai catatan: Franz Albert Joku dan Nick Messet yang sebelumnya aktivis OPM di PNG dan Belgia telah menjadi warga negara Indonesia kembali pada awal 2008; Yubel Kareni, Hana Gobay, Yunus Wainggai dan Aneke Wainggai dari kelompok 43 pencari suaka ke Australia (akhir 2005), telah kembali ke Indonesia akhir 2008 setelah menyadari mereka korban tipuan politik Herman Wainggai; Kembalinya 311 warga asal Papua dan Papua Barat ke tanah air dari PNG melalui 2 (dua) gelombang pemulangan, yaitu pada tanggal 19 November 2009 dan 22 November 2009. Sebelum pelaksanaan program tersebut, diketahui bahwa sekitar 300 orang repatrian telah pulang ke Papua melalui Merauke. Tercatat, jumlah warga asal Papua dan Papua Barat yang kembali mencapai lebih dari 600 orang. Khusus tahun 2010, mantan tokoh penting OPM, pembuat bintang kejora yang selama lebih dari 30 tahun tinggal di Belanda, Nicolaas Jouwe (NJ), 85 tahun, telah kembali ke tanah air pada tanggal 11 Januari 2010 dan secara resmi telah memperoleh kewarganegaraan RI.

Kemlu juga aktif dalam upaya mendorong penguatan penanganan isu Papua di dalam negeri. Kemlu selalu mendorong perlunya penguatan upaya-upaya dalam negeri secara terintegratif untuk memperkuat pemerintahan di Papua serta pendekatan langsung terhadap rakyat Papua.

Pemerintah Indonesia akan terus memperkokoh instrumen demokrasi di Papua ke depan. Dengan semakin kondusifnya iklim politik dan kian terbukanya peluang untuk memajukan kesejahteraan rakyat Papua diharapkan kesediaan para warga Papua yang masih berada di luar negeri untuk kembali ke tanah air, agar bersama-sama dengan Pemerintah Indonesia dapat lebih memajukan lagi kesejahteraan rakyat Papua.

S

S

isi 062-126.indd 119 1/3/2011 10:50:24 PM

Page 121: Buku Diplomasi Indonesia 2010

112

PEMBERANTASAN KORUPSI

VI.6.1 SASARAN Pelaksanaan Politik Luar Negeri telah secara aktif mendukung upaya Pemerintah dalam rangka pemberantasan kejahatan terorganisir lintas negara, termasuk korupsi. Tidak dapat dipungkiri bahwa diplomasi sangat dibutuhkan mengingat kejahatan terorganisir lintas negara merupakan tindak pidana yang bersifat sistematis dan lintas batas sehingga pencegahannya memerlukan kerja sama internasional. Kerja sama tersebut utamanya bertujuan untuk menangkap pelaku kejahatandan mengembalikan aset-aset yang berasal dari hasil tindak pidana yang dilarikan ke luar negeri.

VI.6.2 KEGIATAN DIPLOMASI

Upaya diplomasi Indonesia guna memperkuat kerja sama pemberantasan kejahatan terorganisir lintas negara terus meningkat. Dalam kerangka multilateral, Indonesia telah memanfaatkan instrumen United Nations Convention against Transnational Organized Crime (UNTOC) beserta kedua protokolnya. Indonesia juga telah membangun kerja sama bilateral guna mencegah dan menangkap pelaku kejahatan terorganisir lintas negara. Dalam kaitan ini, Indonesia telah memiliki perjanjian ekstradisi dengan Australia, Malaysia, Filipina, Korea, Thailand, dan Hong Kong SAR.

Guna memperkuat platform politik luar negeri terkait pemberantasan korupsi, Indonesia senantiasa berperan aktif menggunakan United Nations Convention against Corruption (UNCAC) dalam rangka memperkuat legislasi nasional dan mengembalikan aset hasil korupsi. Dalam konteks bilateral dan regional, upaya diplomasi Indonesia tidak hanya dilakukan dengan membentuk Perjanjian Permintaan Bantuan Timbal Balik (Mutual Legal Assistance) dengan Australia, RRC, Hong Kong SAR, dan Negara ASEAN, namun juga mengupayakan pembekuan dan pengembalian aset di negara/jurisdiksi dimana aset-aset hasil tindak pidana korupsi tersebut dilarikan berdasarkan prinsip hubungan baik dan resiprositas. Terkait kerja

sama MLA dan ekstradisi pula, patut kiranya dicatat keberhasilan diplomasi Indonesia dalam mengembangkan cakupan kerja sama bilateral dalam rangka ekstradisi dan pengembalian aset, yaitu dengan telah selesainya perundingan dengan India dalam rangka pembentukan Perjanjian MLA dan Ekstradisi. Kedua Perjanjian tersebut diharapkan dapat ditandatangani oleh Pemerintah kedua negara pada bulan Januari 2011 mendatang.

Dalam konteks bilateral, upaya Indonesia untuk mengembalikan aset terkait kasus korupsi juga telah memberikan kemajuan yang positif, seperti kerja sama dengan Hong Kong yang telah membantu proses permintaan MLA Indonesia secara penuh guna membekukan aset-aset tersebut.

isi 062-126.indd 120 1/3/2011 10:50:25 PM

Page 122: Buku Diplomasi Indonesia 2010

112

VI.6 PEMBERANTASAN KORUPSI

VI.6.1 SASARAN Pelaksanaan Politik Luar Negeri telah secara aktif mendukung upaya Pemerintah dalam rangka pemberantasan kejahatan terorganisir lintas negara, termasuk korupsi. Tidak dapat dipungkiri bahwa diplomasi sangat dibutuhkan mengingat kejahatan terorganisir lintas negara merupakan tindak pidana yang bersifat sistematis dan lintas batas sehingga pencegahannya memerlukan kerja sama internasional. Kerja sama tersebut utamanya bertujuan untuk menangkap pelaku kejahatandan mengembalikan aset-aset yang berasal dari hasil tindak pidana yang dilarikan ke luar negeri.

VI.6.2 KEGIATAN DIPLOMASI

Upaya diplomasi Indonesia guna memperkuat kerja sama pemberantasan kejahatan terorganisir lintas negara terus meningkat. Dalam kerangka multilateral, Indonesia telah memanfaatkan instrumen United Nations Convention against Transnational Organized Crime (UNTOC) beserta kedua protokolnya. Indonesia juga telah membangun kerja sama bilateral guna mencegah dan menangkap pelaku kejahatan terorganisir lintas negara. Dalam kaitan ini, Indonesia telah memiliki perjanjian ekstradisi dengan Australia, Malaysia, Filipina, Korea, Thailand, dan Hong Kong SAR.

Guna memperkuat platform politik luar negeri terkait pemberantasan korupsi, Indonesia senantiasa berperan aktif menggunakan United Nations Convention against Corruption (UNCAC) dalam rangka memperkuat legislasi nasional dan mengembalikan aset hasil korupsi. Dalam konteks bilateral dan regional, upaya diplomasi Indonesia tidak hanya dilakukan dengan membentuk Perjanjian Permintaan Bantuan Timbal Balik (Mutual Legal Assistance) dengan Australia, RRC, Hong Kong SAR, dan Negara ASEAN, namun juga mengupayakan pembekuan dan pengembalian aset di negara/jurisdiksi dimana aset-aset hasil tindak pidana korupsi tersebut dilarikan berdasarkan prinsip hubungan baik dan resiprositas. Terkait kerja

sama MLA dan ekstradisi pula, patut kiranya dicatat keberhasilan diplomasi Indonesia dalam mengembangkan cakupan kerja sama bilateral dalam rangka ekstradisi dan pengembalian aset, yaitu dengan telah selesainya perundingan dengan India dalam rangka pembentukan Perjanjian MLA dan Ekstradisi. Kedua Perjanjian tersebut diharapkan dapat ditandatangani oleh Pemerintah kedua negara pada bulan Januari 2011 mendatang.

Dalam konteks bilateral, upaya Indonesia untuk mengembalikan aset terkait kasus korupsi juga telah memberikan kemajuan yang positif, seperti kerja sama dengan Hong Kong yang telah membantu proses permintaan MLA Indonesia secara penuh guna membekukan aset-aset tersebut.

113

Chart 1. Perbandingan Pegawai PDLN dan Non-PDLN di Kementerian Luar Negeri Periode 2003-2010

BENAH DIRI

elaksanaan progam Benah Diri senantiasa berfokus pada tiga aspek utama, yaitu: (1) restrukturisasi organisasi Kementerian Luar

Negeri; (2) restrukturisasi Perwakilan RI di luar negeri; dan (3) pembenahan profesi diplomat.

Sampai saat ini semakin terlihat adanya peningkatan profesionalisme pelaku diplomasi sebagaimana tercermin dalam komposisi pegawai yaitu jika pada tahun 2003 perbandingan jumlah Pejabat Dinas Luar Negeri (PDLN) dan Non-Pejabat Dinas Luar Negeri (Non-PDLN/administrasi) adalah 1296:2588 (1:2), pada tahun 2010 perbandingannya adalah 2663:953 (3:1). Perbedaan komposisi ini menegaskan bahwa pengembangan SOM semakin memperkuat pelaksanaan politik luar negeri yang lebih baik disebabkan oleh adanya peningkatan signifikan jumlah staf Kementerian Luar Negeri yang profesional.

Upaya peningkatan profesinalisme berdasarkan tingkat pendidikan terus dilakukan untuk menciptakan SOM yang handal. Dari total 3616 orang pegawai Kemlu saat ini, 2468 (68%) diantaranya berlatar pendidikan S1, S2, atau S3. Dari 1917 orang Pejabat Diplomatik dan Konsuler (PDK), 759 (40%) diantaranya adalah lulusan S2 atau S3. Upaya benah diri dalam hal pembenahan profesi juga ditandai dengan semakin banyaknya pejabat struktural yang masih dalam usia produktif. Rata-rata usia pejabat Eselon II di Kementerian Luar Negeri saat ini adalah 50 tahun, yaitu dari 49 jabatan yang terisi,

22 orang diantaranya berusia 40-49 tahun dan 27 orang berusia 50-59 tahun. Sejalan dengan tujuan Benah Diri, upaya ini merupakan proses yang berkesinambungan untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan lingkungan global yang sangat dinamis. Dengan demikian

diharapkan bahwa melalui proses Benah Diri dapat diciptakan organisasi yang ramping, padat, adaptif, efektif, dan efisien, serta dukungan SOM yang profesional.

all directions foreign policy Indonesia tidak terlepas dari

program

Benah Diri Kemlu yang ditekankan pada upaya

membangun institutional culture dan corporate culture dengan mewujudkan tertib waktu, tertib

administrasi, tertib fisik, serta keamanan personil, gedung, peralatan dan informasi negara (3T+1A). Proses benah diri yang meliputi pelaksanaan rencana aksi di 3 (tiga) pilar reformasi birokrasi, yaitu kelembagaan, sumber daya manusia dan proses bisnis, dilakukan secara berkesinambungan dan telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Melalui proses benah diri tersebut diharapkan Kemlu menjadi sebuah institusi yang dijadikan model reformasi birokrasi di Indonesia, sebagai institusi pemerintah yang profesional, akuntabel, transparan serta menerapkan prinsip-prinsip good governance.

Berkaitan dengan pilar kelembagaan, pada tanggal 29 Desember 2010 telah diresmikan pembukaan Perwakilan RI pada tingkat Kedutaan Besar untuk Negara Rep. Kazakhstan, Negara Rep. Azerbaijan, Negara Kerajaan Bahrain, Negara Kesultanan Oman, Negara Rep. Mozambique, Negara Rep. Panama,

P

pendekatan Keberhasilan

isi 062-126.indd 121 1/3/2011 10:50:25 PM

Negara Rep. Ekuador, Negara Bosnia dan Herzegovina, Negara Rep. Kroasia, serta tingkat Konsulat untuk Tawau, Malaysia.

Dari 190 negara anggota PBB (di luar Indonesia dan Israel), Indonesia telah mempunyai hubungan diplomatik dengan 169 negara. Sehingga dari total seluruh negara anggota PBB, Indonesia masih belum

Page 123: Buku Diplomasi Indonesia 2010

114

mempunyai hubungan diplomatik dengan 21 negara. Guna mewujudkan pelaksanaan politik luar negeri yang bebas aktif dan visi untuk memiliki sejuta sahabat tanpa musuh (“million friends and zero enemy”), Kemlu mengusulkan pembukaan hubungan diplomatik dengan 21 negara yaitu: di wilayah Pasifik (Nauru, Kiribati, Tuvalu); wilayah Asia (Bhutan); wilayah Afrika (Mauritania, Niger, Chad, Republik Afrika Tengah, Equatoral Guinea, Sao Tome and Principe, Malawi, Botswana); Wilayah Amerika Tengah (Belize, El Salvador); wilayah Karibia (Haiti, Republik Dominika, Saint Kitts and Nevis, Antiqua and Barbuda, Barbados); wilayah Eropa (San Marino, Montenegro).

Terkait pilar kedua yaitu pembenahan sumber daya manusia, pada bulan Maret 2010, Kemlu telah berhasil mempertahankan sertifikasi manajemen mutu ISO 9001:2008 untuk proses Seleksi Penerimaan CPNS Kemlu yang diperoleh sejak tanggal 5 Maret 2009. Hasil audit yang dilakukan oleh lembaga eksternal tanggal 11-12 Maret 2010 terhadap proses seleksi penerimaan CPNS Kemlu Tahun Anggaran 2009 menunjukkan bahwa tidak ditemukan hal-hal yang menyimpang (non conformities) dari ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam SMM ISO 9001:2008 selama proses seleksi penerimaan CPNS Kemlu tahun anggaran 2009. Dengan hasil audit tersebut sistem rekrutmen Kemlu memperoleh

perpanjangan berlakunya ISO 9011:2008 sampai dengan awal tahun 2011.

Terkait dengan manajemen keuangan, guna melakukan pembenahan secara komprehensif mengenai perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban keuangan di Pusat dan Perwakilan, Kemlu telah menjalin kerja sama dengan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) melalui penandatanganan Nota Kesepahaman antara Menteri Luar Negeri dengan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) tentang Penguatan Tata Kelola Kepemerintahan yang Baik di Lingkungan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. Sebagai tindak lanjut dari nota kesepahaman tersebut, Kemlu dan BPKP telah membentuk tim audit bersama dan mengadakan in-house training guna mewujudkan manajemen keuangan yang baik.

Gambar 85. Tes Penerimaan Calon PNS Kementerian Luar Negeri, Jakarta, 2010

isi 062-126.indd 122 1/3/2011 10:50:26 PM

Page 124: Buku Diplomasi Indonesia 2010

114

Negara Rep. Ekuador, Negara Bosnia dan Herzegovina, Negara Rep. Kroasia, serta tingkat Konsulat untuk Tawau, Malaysia.

Dari 190 negara anggota PBB (di luar Indonesia dan Israel), Indonesia telah mempunyai hubungan diplomatik dengan 169 negara. Sehingga dari total seluruh negara anggota PBB, Indonesia masih belum mempunyai hubungan diplomatik dengan 21 negara. Guna mewujudkan pelaksanaan politik luar negeri yang bebas aktif dan visi untuk memiliki sejuta sahabat tanpa musuh (“million friends and zero enemy”), Kemlu mengusulkan pembukaan hubungan diplomatik dengan 21 negara yaitu: di wilayah Pasifik (Nauru, Kiribati, Tuvalu); wilayah Asia (Bhutan); wilayah Afrika (Mauritania, Niger, Chad, Republik Afrika Tengah, Equatoral Guinea, Sao Tome and Principe, Malawi, Botswana); Wilayah Amerika Tengah (Belize, El Salvador); wilayah Karibia (Haiti, Republik Dominika, Saint Kitts and Nevis, Antiqua and Barbuda, Barbados); wilayah Eropa (San Marino, Montenegro).

Terkait pilar kedua yaitu pembenahan sumber daya manusia, pada bulan Maret 2010, Kemlu telah berhasil mempertahankan sertifikasi manajemen mutu ISO 9001:2008 untuk proses Seleksi Penerimaan CPNS Kemlu yang diperoleh sejak tanggal 5 Maret 2009. Hasil audit yang dilakukan oleh lembaga eksternal tanggal 11-12 Maret 2010 terhadap proses

seleksi penerimaan CPNS Kemlu Tahun Anggaran 2009 menunjukkan bahwa tidak ditemukan hal-hal yang menyimpang (non conformities) dari ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam SMM ISO 9001:2008 selama proses seleksi penerimaan CPNS Kemlu tahun anggaran 2009. Dengan hasil audit tersebut sistem rekrutmen Kemlu memperoleh perpanjangan berlakunya ISO 9011:2008 sampai dengan awal tahun 2011.

Terkait dengan manajemen keuangan, guna melakukan pembenahan secara komprehensif mengenai perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban keuangan di Pusat dan Perwakilan, Kemlu telah menjalin kerja sama dengan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) melalui penandatanganan Nota Kesepahaman antara Menteri Luar Negeri dengan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) tentang Penguatan Tata Kelola Kepemerintahan yang Baik di Lingkungan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. Sebagai tindak lanjut dari nota kesepahaman tersebut, Kemlu dan BPKP telah membentuk tim audit bersama dan mengadakan in-house training guna mewujudkan manajemen keuangan yang baik.

115

TINJAUAN

egiatan dialog lintas agama adalah saluran komunikasi efektif antara Pemerintah Indonesia (Kemlu) dan kalangan civil society seperti antara lain ormas keagamaan, ormas pemuda dan mahasiswa, universitas, think tank, dan media masa. Kegiatan

ini adalah forum bagi civil society untuk menyuarakan pandangan dan seruan toleransi dan perdamaian, sehingga dapat merubah potensi konflik menjadi kerja sama yang saling menguntungkan. Secara tidak langsung, Pemerintah Indonesia telah mendekatkan jurang pemisah antara faktor internasional dengan faktor domestik. Dialog lintas agama terbukti merupakan wahana bagi Pemerintah Indonesia untuk tetap konsisten melibatkan seluruh komponen dalam civil society sekaligus menciptakan networking dan kerja sama serta bantuan luar negeri.

Sementara itu, Bali Democracy Forum yang bersifat inklusif bagi semua negara demokrasi dan negara-negara yang beraspirasi menjadi demokratis di Asia, mendapat apresiasi yang tinggi dari negara-negara di Asia maupun kawasan lain. Terbukti salah satunya dengan meningkatkan jumlah negara peserta maupun observer BDF dari tahun ke tahun. Forum ini juga telah berhasil menempatkan demokrasi sebagai agenda strategis di kawasan Asia dan menghasilkan banyak inisiatif kerja sama yang berdampak pada penguatan institusi demokrasi negara-negara di Asia.

Apresiasi terhadap kemajuan demokrasi di Indonesia juga terbukti dengan adanya pengakuan negara-negara Barat untuk meminta Menteri Luar Negeri RI berbicara pada forum High Level Ministerial Meeting on the Global Democracy Agenda di Krakow, Polandia pada tanggal 3 Juli 2010.

Sebagai aset penting dari pelaksanaan soft power diplomasi Indonesia, kegiatan penguatan demokrasi dan dialog lintas agama telah memberikan manfaat yang sangat positif dalam mendukung diplomasi Indonesia. Presiden SBY menyebutkan bahwa buah dari soft power dalam diplomasi kita adalah Indonesia saat ini kembali masuk dalam ”radar dunia” dengan mendapat tempat yang terhormat di berbagai forum internasional, seperti keanggotaan Indonesia dalam forum G-20. Secara keseluruhan, kegiatan yang dilakukan juga telah membangun people-to-people contact yang dapat meningkatkan pencitraan Indonesia di dunia internasional.

Kemlu senantiasa memberikan prioritas tinggi pada perlindungan WNI di luar negeri dan rangkaian sosialisasi melalui berbagai media guna meningkatkan awareness masyarakat. Bentuk pelayanan publik ini penting mengingat semakin besarnya jumlah WNI yang berada di luar negeri, khususnya para TKI. Oleh karena itu, dalam rangka menjalankan misi perlindungan sesuai amanat Pembukaan UUD 1945, Kementerian Luar Negeri melalui Perwakilan RI di luar negeri terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan dan perlindungan bagi WNI dan BHI, khususnya melalui Pelayanan Warga.

Sepanjang satu tahun terakhir ini telah dilakukan serangkaian proses perundingan delimitasi perbatasan maritim Indonesia dengan negara tetangga. Penyelesaian perbatasan merupakan salah satu prioritas utama dalam upaya menjamin keutuhan dan kesatuan wilayah NKRI. Oleh karena itu, Kementerian Luar Negeri senantiasa terus mengupayakan secara intensif penetapan batas wilayah negara baik darat, udara, dan laut serta pengelolaan isu perbatasan dalam kerangka pelaksanaan Border Diplomacy.

K

isi 062-126.indd 123 1/3/2011 10:50:26 PM

Page 125: Buku Diplomasi Indonesia 2010

116

Mengingat perundingan penyelesaian penetapan batas wilayah memerlukan waktu yang cukup lama, perlu dikembangkan mekanisme dengan negara tetangga terkait untuk mengurangi potensi timbulnya masalah selama belum ada penetapan batasnya.

Pada tahun 2010, politik luar negeri dan diplomasi Indonesia telah berhasil mematahkan langkah dan strategi gerakan separatis Papua di luar negeri. Sejalan dengan upaya diplomasi dan perkembangan dalam negeri, selama tahun 2010 isu Papua tidak menjadi faktor politik yang mempengaruhi hubungan Indonesia dengan negara-negara lain.

.

117

VII. Penutup Penutup

epanjang tahun 2010 masyarakat internasional terus menghadapi berbagai tantangan serius seperti masih belum pulihnya sebagian

perekonomian global dari krisis keuangan dan ekonomi, ancaman pandemik global; serta tantangan perubahan iklim. Semuanya ini bersifat multidimensional dan terjadi secara bersamaan.

Gabungan dari tantangan yang bersifat tradisional dan non-tradisional, lama dan baru, merupakan kenyataan yang dihadapi dalam pelaksanaan politik luar negeri Indonesia. Karakter lintas-batas dan global dari berbagai tantangan ini mengharuskan diplomasi Indonesia untuk mengedepankan kerja sama internasional baik di tataran bilateral, regional maupun multilateral untuk mencari solusi terhadap permasalahan yang dihadapi.

Sejalan dengan semboyan “sejuta sahabat, tanpa musuh”, kebijakan luar negeri Indonesia di tahun 2010 secara aktif berupaya meningkatkan ke tataran yang lebih tinggi hubungan yang telah terjalin dengan negara-negara di seluruh penjuru dunia – Asia Pasifik, Afrika, Eropa dan Amerika. Promosi perdagangan, investasi dan pariwisata merupakan hal yang sangat penting dalam memastikan bahwa kebijakan luar negeri membawa sumbangan nyata bagi pembangunan nasional. Dalam kaitan ini upaya peningkatan hubungan bilateral terus dilakukan dengan penekanan pada pembentukan ataupun revitalisasi dari mekanisme dialog bilateral dengan berbagai negara sahabat.

Di tataran regional, khususnya di kawasan Asia Tenggara, Indonesia senantiasa menunjukkan kepemimpinan. Dalam kaitan dengan pencapaian komunitas ASEAN pada tahun 2015, Indonesia terus fokus pada upaya-upaya untuk memastikan ketiga pilar Komunitas ASEAN dapat terwujud secara seimbang. Indonesia juga akan menggulirkan visi ASEAN pasca 2015, yaitu mengembangkan platform bersama ASEAN untuk isu-isu global. Hal ini akan memungkinkan ASEAN untuk meningkatkan peran dan kontribusinya dalam penanganan isu-isu

global sebagai kelanjutan alamiah dari proses konsolidasi ASEAN sebagai suatu komunitas.

Pada tataran kawasan yang lebih luas, tahun ini Indonesia kembali menunjukkan “intellectual leadership-nya”. Hal tersebut tercermin dengan diterimanya pandangan Indonesia dalam perdebatan tentang regional architecture building. Secara khusus, pandangan Indonesia dimaksud adalah untuk menciptakan kawasan Asia Pasifik yang lebih stabil, damai dan sejahtera berdasarkan pada “dynamic equilibrium” dalam konstelasi hubungan antar negara di kawasan, dimana ASEAN terus memainkan peranan utama. Hal ini terjabarkan antara lain melalui perluasan keanggotaan East Asia Summit dengan diterimanya keanggotaan AS dan Rusia secara bersamaan. Sebagaimana telah dirancang sejak awal, partisipasi perdana AS dan Rusia akan dilakukan di bawah Keketuaan Indonesia pada tahun 2011.

Sepanjang tahun 2010, Indonesia terus memberikan perhatian besar pada diplomasi multilateral. Indonesia berada di garis depan dalam memajukan peranan PBB mengatasi krisis global dan pada saat yang sama terus mendorong proses reformasi PBB. PBB, dengan legitimasinya yang bersumber dari keanggotaannya yang bersifat universal, harus tetap menjadi forum utama penanganan berbagai tantangan dan krisis global.

Indonesia juga terus bekerja untuk meningkatkan perannya dalam menjembatani berbagai perbedaan masyarakat antar-bangsa. Politik luar negeri Indonesia secara konsisten menempatkan Indonesia sebagai bagian dari penyelesaian masalah berbagai tantangan global; sebagai suatu negara yang mengedepankan titik temu dan bukannya mempertentangkan berbagai kepentingan yang ada.

Upaya menjembatani tersebut akan dilakukan tidak saja dalam konteks PBB, tetapi juga di berbagai fora multilateral lainnya di mana Indonesia berperan aktif bagi penanganan sejumlah isu yang dihadapi

116

Mengingat perundingan penyelesaian penetapan batas wilayah memerlukan waktu yang cukup lama, perlu dikembangkan mekanisme dengan negara tetangga terkait untuk mengurangi potensi timbulnya masalah selama belum ada penetapan batasnya.

Pada tahun 2010, politik luar negeri dan diplomasi Indonesia telah berhasil mematahkan langkah dan strategi gerakan separatis Papua di luar negeri. Sejalan dengan upaya diplomasi dan perkembangan dalam negeri, selama tahun 2010 isu Papua tidak menjadi faktor politik yang mempengaruhi hubungan Indonesia dengan negara-negara lain.

.

117

VII. Penutup Penutup

epanjang tahun 2010 masyarakat internasional terus menghadapi berbagai tantangan serius seperti masih belum pulihnya sebagian

perekonomian global dari krisis keuangan dan ekonomi, ancaman pandemik global; serta tantangan perubahan iklim. Semuanya ini bersifat multidimensional dan terjadi secara bersamaan.

Gabungan dari tantangan yang bersifat tradisional dan non-tradisional, lama dan baru, merupakan kenyataan yang dihadapi dalam pelaksanaan politik luar negeri Indonesia. Karakter lintas-batas dan global dari berbagai tantangan ini mengharuskan diplomasi Indonesia untuk mengedepankan kerja sama internasional baik di tataran bilateral, regional maupun multilateral untuk mencari solusi terhadap permasalahan yang dihadapi.

Sejalan dengan semboyan “sejuta sahabat, tanpa musuh”, kebijakan luar negeri Indonesia di tahun 2010 secara aktif berupaya meningkatkan ke tataran yang lebih tinggi hubungan yang telah terjalin dengan negara-negara di seluruh penjuru dunia – Asia Pasifik, Afrika, Eropa dan Amerika. Promosi perdagangan, investasi dan pariwisata merupakan hal yang sangat penting dalam memastikan bahwa kebijakan luar negeri membawa sumbangan nyata bagi pembangunan nasional. Dalam kaitan ini upaya peningkatan hubungan bilateral terus dilakukan dengan penekanan pada pembentukan ataupun revitalisasi dari mekanisme dialog bilateral dengan berbagai negara sahabat.

Di tataran regional, khususnya di kawasan Asia Tenggara, Indonesia senantiasa menunjukkan kepemimpinan. Dalam kaitan dengan pencapaian komunitas ASEAN pada tahun 2015, Indonesia terus fokus pada upaya-upaya untuk memastikan ketiga pilar Komunitas ASEAN dapat terwujud secara seimbang. Indonesia juga akan menggulirkan visi ASEAN pasca 2015, yaitu mengembangkan platform bersama ASEAN untuk isu-isu global. Hal ini akan memungkinkan ASEAN untuk meningkatkan peran dan kontribusinya dalam penanganan isu-isu

global sebagai kelanjutan alamiah dari proses konsolidasi ASEAN sebagai suatu komunitas.

Pada tataran kawasan yang lebih luas, tahun ini Indonesia kembali menunjukkan “intellectual leadership-nya”. Hal tersebut tercermin dengan diterimanya pandangan Indonesia dalam perdebatan tentang regional architecture building. Secara khusus, pandangan Indonesia dimaksud adalah untuk menciptakan kawasan Asia Pasifik yang lebih stabil, damai dan sejahtera berdasarkan pada “dynamic equilibrium” dalam konstelasi hubungan antar negara di kawasan, dimana ASEAN terus memainkan peranan utama. Hal ini terjabarkan antara lain melalui perluasan keanggotaan East Asia Summit dengan diterimanya keanggotaan AS dan Rusia secara bersamaan. Sebagaimana telah dirancang sejak awal, partisipasi perdana AS dan Rusia akan dilakukan di bawah Keketuaan Indonesia pada tahun 2011.

Sepanjang tahun 2010, Indonesia terus memberikan perhatian besar pada diplomasi multilateral. Indonesia berada di garis depan dalam memajukan peranan PBB mengatasi krisis global dan pada saat yang sama terus mendorong proses reformasi PBB. PBB, dengan legitimasinya yang bersumber dari keanggotaannya yang bersifat universal, harus tetap menjadi forum utama penanganan berbagai tantangan dan krisis global.

Indonesia juga terus bekerja untuk meningkatkan perannya dalam menjembatani berbagai perbedaan masyarakat antar-bangsa. Politik luar negeri Indonesia secara konsisten menempatkan Indonesia sebagai bagian dari penyelesaian masalah berbagai tantangan global; sebagai suatu negara yang mengedepankan titik temu dan bukannya mempertentangkan berbagai kepentingan yang ada.

Upaya menjembatani tersebut akan dilakukan tidak saja dalam konteks PBB, tetapi juga di berbagai fora multilateral lainnya di mana Indonesia berperan aktif bagi penanganan sejumlah isu yang dihadapi

isi 062-126.indd 124 1/3/2011 10:50:27 PM

Page 126: Buku Diplomasi Indonesia 2010

117

VII. Penutup Penutup

epanjang tahun 2010 masyarakat internasional terus menghadapi berbagai tantangan serius seperti masih belum pulihnya sebagian

perekonomian global dari krisis keuangan dan ekonomi, ancaman pandemik global; serta tantangan perubahan iklim. Semuanya ini bersifat multidimensional dan terjadi secara bersamaan.

Gabungan dari tantangan yang bersifat tradisional dan non-tradisional, lama dan baru, merupakan kenyataan yang dihadapi dalam pelaksanaan politik luar negeri Indonesia. Karakter lintas-batas dan global dari berbagai tantangan ini mengharuskan diplomasi Indonesia untuk mengedepankan kerja sama internasional baik di tataran bilateral, regional maupun multilateral untuk mencari solusi terhadap permasalahan yang dihadapi.

Sejalan dengan semboyan “sejuta sahabat, tanpa musuh”, kebijakan luar negeri Indonesia di tahun 2010 secara aktif berupaya meningkatkan ke tataran yang lebih tinggi hubungan yang telah terjalin dengan negara-negara di seluruh penjuru dunia – Asia Pasifik, Afrika, Eropa dan Amerika. Promosi perdagangan, investasi dan pariwisata merupakan hal yang sangat penting dalam memastikan bahwa kebijakan luar negeri membawa sumbangan nyata bagi pembangunan nasional. Dalam kaitan ini upaya peningkatan hubungan bilateral terus dilakukan dengan penekanan pada pembentukan ataupun revitalisasi dari mekanisme dialog bilateral dengan berbagai negara sahabat.

Di tataran regional, khususnya di kawasan Asia Tenggara, Indonesia senantiasa menunjukkan kepemimpinan. Dalam kaitan dengan pencapaian komunitas ASEAN pada tahun 2015, Indonesia terus fokus pada upaya-upaya untuk memastikan ketiga pilar Komunitas ASEAN dapat terwujud secara seimbang. Indonesia juga akan menggulirkan visi ASEAN pasca 2015, yaitu mengembangkan platform bersama ASEAN untuk isu-isu global. Hal ini akan memungkinkan ASEAN untuk meningkatkan peran dan kontribusinya dalam penanganan isu-isu

global sebagai kelanjutan alamiah dari proses konsolidasi ASEAN sebagai suatu komunitas.

Pada tataran kawasan yang lebih luas, tahun ini Indonesia kembali menunjukkan “intellectual leadership-nya”. Hal tersebut tercermin dengan diterimanya pandangan Indonesia dalam perdebatan tentang regional architecture building. Secara khusus, pandangan Indonesia dimaksud adalah untuk menciptakan kawasan Asia Pasifik yang lebih stabil, damai dan sejahtera berdasarkan pada “dynamic equilibrium” dalam konstelasi hubungan antar negara di kawasan, dimana ASEAN terus memainkan peranan utama. Hal ini terjabarkan antara lain melalui perluasan keanggotaan East Asia Summit dengan diterimanya keanggotaan AS dan Rusia secara bersamaan. Sebagaimana telah dirancang sejak awal, partisipasi perdana AS dan Rusia akan dilakukan di bawah Keketuaan Indonesia pada tahun 2011.

Sepanjang tahun 2010, Indonesia terus memberikan perhatian besar pada diplomasi multilateral. Indonesia berada di garis depan dalam memajukan peranan PBB mengatasi krisis global dan pada saat yang sama terus mendorong proses reformasi PBB. PBB, dengan legitimasinya yang bersumber dari keanggotaannya yang bersifat universal, harus tetap menjadi forum utama penanganan berbagai tantangan dan krisis global.

Indonesia juga terus bekerja untuk meningkatkan perannya dalam menjembatani berbagai perbedaan masyarakat antar-bangsa. Politik luar negeri Indonesia secara konsisten menempatkan Indonesia sebagai bagian dari penyelesaian masalah berbagai tantangan global; sebagai suatu negara yang mengedepankan titik temu dan bukannya mempertentangkan berbagai kepentingan yang ada.

Upaya menjembatani tersebut akan dilakukan tidak saja dalam konteks PBB, tetapi juga di berbagai fora multilateral lainnya di mana Indonesia berperan aktif bagi penanganan sejumlah isu yang dihadapi

S

117

VII. Penutup Penutup

epanjang tahun 2010 masyarakat internasional terus menghadapi berbagai tantangan serius seperti masih belum pulihnya sebagian

perekonomian global dari krisis keuangan dan ekonomi, ancaman pandemik global; serta tantangan perubahan iklim. Semuanya ini bersifat multidimensional dan terjadi secara bersamaan.

Gabungan dari tantangan yang bersifat tradisional dan non-tradisional, lama dan baru, merupakan kenyataan yang dihadapi dalam pelaksanaan politik luar negeri Indonesia. Karakter lintas-batas dan global dari berbagai tantangan ini mengharuskan diplomasi Indonesia untuk mengedepankan kerja sama internasional baik di tataran bilateral, regional maupun multilateral untuk mencari solusi terhadap permasalahan yang dihadapi.

Sejalan dengan semboyan “sejuta sahabat, tanpa musuh”, kebijakan luar negeri Indonesia di tahun 2010 secara aktif berupaya meningkatkan ke tataran yang lebih tinggi hubungan yang telah terjalin dengan negara-negara di seluruh penjuru dunia – Asia Pasifik, Afrika, Eropa dan Amerika. Promosi perdagangan, investasi dan pariwisata merupakan hal yang sangat penting dalam memastikan bahwa kebijakan luar negeri membawa sumbangan nyata bagi pembangunan nasional. Dalam kaitan ini upaya peningkatan hubungan bilateral terus dilakukan dengan penekanan pada pembentukan ataupun revitalisasi dari mekanisme dialog bilateral dengan berbagai negara sahabat.

Di tataran regional, khususnya di kawasan Asia Tenggara, Indonesia senantiasa menunjukkan kepemimpinan. Dalam kaitan dengan pencapaian komunitas ASEAN pada tahun 2015, Indonesia terus fokus pada upaya-upaya untuk memastikan ketiga pilar Komunitas ASEAN dapat terwujud secara seimbang. Indonesia juga akan menggulirkan visi ASEAN pasca 2015, yaitu mengembangkan platform bersama ASEAN untuk isu-isu global. Hal ini akan memungkinkan ASEAN untuk meningkatkan peran dan kontribusinya dalam penanganan isu-isu

global sebagai kelanjutan alamiah dari proses konsolidasi ASEAN sebagai suatu komunitas.

Pada tataran kawasan yang lebih luas, tahun ini Indonesia kembali menunjukkan “intellectual leadership-nya”. Hal tersebut tercermin dengan diterimanya pandangan Indonesia dalam perdebatan tentang regional architecture building. Secara khusus, pandangan Indonesia dimaksud adalah untuk menciptakan kawasan Asia Pasifik yang lebih stabil, damai dan sejahtera berdasarkan pada “dynamic equilibrium” dalam konstelasi hubungan antar negara di kawasan, dimana ASEAN terus memainkan peranan utama. Hal ini terjabarkan antara lain melalui perluasan keanggotaan East Asia Summit dengan diterimanya keanggotaan AS dan Rusia secara bersamaan. Sebagaimana telah dirancang sejak awal, partisipasi perdana AS dan Rusia akan dilakukan di bawah Keketuaan Indonesia pada tahun 2011.

Sepanjang tahun 2010, Indonesia terus memberikan perhatian besar pada diplomasi multilateral. Indonesia berada di garis depan dalam memajukan peranan PBB mengatasi krisis global dan pada saat yang sama terus mendorong proses reformasi PBB. PBB, dengan legitimasinya yang bersumber dari keanggotaannya yang bersifat universal, harus tetap menjadi forum utama penanganan berbagai tantangan dan krisis global.

Indonesia juga terus bekerja untuk meningkatkan perannya dalam menjembatani berbagai perbedaan masyarakat antar-bangsa. Politik luar negeri Indonesia secara konsisten menempatkan Indonesia sebagai bagian dari penyelesaian masalah berbagai tantangan global; sebagai suatu negara yang mengedepankan titik temu dan bukannya mempertentangkan berbagai kepentingan yang ada.

Upaya menjembatani tersebut akan dilakukan tidak saja dalam konteks PBB, tetapi juga di berbagai fora multilateral lainnya di mana Indonesia berperan aktif bagi penanganan sejumlah isu yang dihadapi

isi 062-126.indd 125 1/3/2011 10:50:27 PM

Page 127: Buku Diplomasi Indonesia 2010

118

masyarakat internasional, termasuk dalam forum G20 selaku forum utama bagi penanganan isu-isu ekonomi dunia.

Indonesia juga terus memberikan perhatian terhadap perkembangan di Timur Tengah. Indonesia secara konsisten mendukung perjuangan bangsa Palestina dan proses perdamaian yang ditujukan untuk mewujudkan suatu negara Palestina merdeka. Dalam konteks ini maka Indonesia telah menyelenggarakan pertemuan empat negara untuk Palestina, pada tingkat Menteri Luar Negeri, pada bulan September 2010 di New York. Inisiatif Indonesia ini mendapatkan dukungan dari Palestina maupun tiga negara lainnya yang terlibat yaitu Brasil, India dan Afrika Selatan.

Politik luar negeri Indonesia juga tidak mengabaikan berbagai tantangan yang terus berlanjut di Afghanistan dan Irak. Indonesia terus berupaya memberikan kontribusi yang sejalan dengan kapasitas nasional serta prinsip-prinsip kebijakan luar negeri RI.

Sepanjang tahun 2010 politik luar negeri juga difokuskan untuk mengelola “isu-isu intermestik” –

yaitu isu yang mencerminkan semakin kaburnya perbedaan antara isu-isu internasional dan domestik. Perlindungan terhadap Warga Negara Indonesia di luar negeri, khususnya Tenaga Kerja Indonesia merupakan salah satu isu intermestik yang menjadi prioritas politik luar negeri Indonesia. Kebijakan mengenai hal ini didasarkan pada prinsip keberpihakan dan perlindungan WNI. Untuk itu dalam diplomasi bilateral dengan negara-negara terkait berbagai upaya telah dilakukan untuk memastikan adanya mekanisme atau kerangka hukum bagi perlindungan WNI.

Perhatian khusus juga terus diberikan pada diplomasi perbatasan dalam upaya menjamin keutuhan dan kesatuan wilayah NKRI.

Ke dalam, proses benah diri Kemlu terus menerus dilaksanakan untuk perbaikan dan penyempurnaan sumber daya manusia maupun sistem yang ada agar tugas-tugas Kemlu dan sasaran-sasara politik luar negeri dapat terlaksana dan tercapai secara efektif dan efisien.

--oOo--

isi 062-126.indd 126 1/3/2011 10:50:27 PM