49
Jawetz, Melnick, Adelberg, 2008. Mikrobiologi Kedokteran Edisi 25, Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Komang, Antonius; Herlambang, Prehananto; Amalia, Sekar, 2017. Daya Hambat Pertumbuhan Candida albicans Dan Daya Bunuh Candida albicans Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum I.). Jurnal Wiyata, 4(1). Kurniati, FN; Afrillia, NG; Nur, Aziz, 2017. Aktivitas Antibakteri dan Antijamur Ekstrak Etanol Akar, Bunga, dan Daun Turi (Sesbania Grandflora L. Poir). Acta Pharmaceutica Indonesia, 42(1), pp. 1-8. Lubis, R.D, 2008. Pengobatan Dermatomikosis, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Mahdiana, R, 2012. Khasiat & Manfaat Daun Sirsak Bagi Kanker. Tora Book. Yogyakarta. Mardiana, L dan Ratnasari, J, 2012. Ramuan dan Khasiat Sirsak. Penebar Swadaya. Jakarta. Marjoni, R, 2016. Dasar-Dasar Fitokimia Untuk Diploma III Farmasi, TIM, Jakarta. Marni, 2015. Hubungan Kebiasaan Sehari-hari Dengan Timbulmya Kejadian Kandidiasis Intertrigo Pada Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Dr. H.Abdoel Moloek Provinsi Lampung Tahun 2013, Jurnal Medika Malahayati,2(4), pp.169-176. Masloman, AP; Pangemanan, DHC; Anindita, PS, 2016. UJI DAYA HAMBAT EKSTRAK DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Candida albicans. Jurnal Ilmiah Farmasi, 5(4). Miftahullaila, Mourent, 2010, Kandidiasis Oral Pada Penderita Leukimia Akut yang Menjalani Kemoterapi di RSUP H Adam Malik Medan, Skripsi, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara, Medan. Nurjannah, R, 2017. Uji Aktifitas Bakteri Metode Difusi Sumuran, Makalah Prasetyaningsih, Yuliana; Eni, Kurniati; Dina, Setiarini, 2017. Pengaruh Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia(Ten.) Steenis) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus pypgenes Secara In Vitro. Jurnal Kesehatan, 4(1). Pratiwi, S.T, 2008, Mikrobiologi Farmasi. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Buku Kedokteran EGC. Ekstrak Daun Kemangi

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Buku Kedokteran EGC. Ekstrak Daun Kemangi

Jawetz, Melnick, Adelberg, 2008. Mikrobiologi Kedokteran Edisi 25, Jakarta:

Buku Kedokteran EGC.

Komang, Antonius; Herlambang, Prehananto; Amalia, Sekar, 2017. Daya

Hambat Pertumbuhan Candida albicans Dan Daya Bunuh Candida

albicans Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum I.). Jurnal Wiyata, 4(1).

Kurniati, FN; Afrillia, NG; Nur, Aziz, 2017. Aktivitas Antibakteri dan Antijamur

Ekstrak Etanol Akar, Bunga, dan Daun Turi (Sesbania Grandflora L.

Poir). Acta Pharmaceutica Indonesia, 42(1), pp. 1-8.

Lubis, R.D, 2008. Pengobatan Dermatomikosis, Fakultas Kedokteran Universitas

Sumatera Utara.

Mahdiana, R, 2012. Khasiat & Manfaat Daun Sirsak Bagi Kanker. Tora Book.

Yogyakarta.

Mardiana, L dan Ratnasari, J, 2012. Ramuan dan Khasiat Sirsak. Penebar

Swadaya. Jakarta.

Marjoni, R, 2016. Dasar-Dasar Fitokimia Untuk Diploma III Farmasi, TIM,

Jakarta.

Marni, 2015. Hubungan Kebiasaan Sehari-hari Dengan Timbulmya Kejadian

Kandidiasis Intertrigo Pada Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum

Dr. H.Abdoel Moloek Provinsi Lampung Tahun 2013, Jurnal Medika

Malahayati,2(4), pp.169-176.

Masloman, AP; Pangemanan, DHC; Anindita, PS, 2016. UJI DAYA HAMBAT

EKSTRAK DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) TERHADAP

PERTUMBUHAN JAMUR Candida albicans. Jurnal Ilmiah Farmasi,

5(4).

Miftahullaila, Mourent, 2010, Kandidiasis Oral Pada Penderita Leukimia Akut

yang Menjalani Kemoterapi di RSUP H Adam Malik Medan, Skripsi,

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara, Medan.

Nurjannah, R, 2017. Uji Aktifitas Bakteri Metode Difusi Sumuran, Makalah

Prasetyaningsih, Yuliana; Eni, Kurniati; Dina, Setiarini, 2017. Pengaruh Ekstrak

Daun Binahong (Anredera cordifolia(Ten.) Steenis) Terhadap

Pertumbuhan Bakteri Streptococcus pypgenes Secara In Vitro. Jurnal Kesehatan,

4(1).

Pratiwi, S.T, 2008, Mikrobiologi Farmasi. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Page 2: Buku Kedokteran EGC. Ekstrak Daun Kemangi

Prayoga, E, 2013. Perbandingan Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)

Dengan Metode Difusi Disk dan Sumuran Terhadap Pertumbuhan Bakteri

Staphylococcus aureus. Tesis 1-33. Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Puspitasari, Apriliana; Arthur, PK; Evi, Ervianti; Abu, Rohiman, 2019. Profil

Pasien Baru Kandidiasis, Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin,

31(1).

Puthera, A, G.N Agung dan A.S Duniaji, 2012. Mempelajari Pengaruh

Konsentrasi Ekstrak Rimpang Lengkuas (Alpinia galanga) Terhadap

Pertumbuhan Aspergillus flavus pada Kacang Tanah (Arachis hypogaea

L.), 4(2).

Retnaningsih, A dan Dayanti, R. 2017. Uji Daya Hambat Ekstrak Etanol Tanaman

Sarang Semut (Myrmecodia pendes) Terhadap Pertumbuhan Jamur

Candida albicans dan Bakteri Escherecia coli Dengan Metode Difusi

Sumuran. Jurnal Analis Farmasi, 2(2), pp.136-145

Rohadi, D. 2016. Aktivitas Antimikosis Ekstrak Etanol Daun Sirsak (Annona

muricata L.), Pharmaciana, 6(1), pp.101-106.

Roosheroe, Indrawati Gandjar; Wellyzar Sjamsuridzal; Ariyanti Oetari, 2014.

Mikologi Dasar dan Terapan. Penerbit Yayasan Pustaka Obor Indonesia,

Jakarta.

Safitri, Ratu dan Novel, SS, 2010. Medium Analisis Mikroorganisme. Penerbit

Trans Info Media, Jakarta.

Siregar, R, S, 2013. Penyakit Jamur Kulit Edisi 2, Penerbit Buku Kedokteran

EGC, Jakarta.

Soedarto, 2015. Mikrobiologi Kedokteran, Jakarta: CV Agung Seto.

Soedarto, 2009. Penyakit Menular di Indonesia, Jakarta: CV Agung Seto.

Soemarno, 2000. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik. Akademik Analis

Kesehatan, Yogyakarta, 150 halaman.

Suranto, A, 2011. Dahsyatnya Sirsak Tumpas Penyakit. Pustaka Bunda. Jakarta

Suryaningsih, Apriyani; Siti, Chumaeroh; Beni, Benyamin, 2015. Uji Efektivitas

Ekstrak Anggur Merah (Vitis vinivera) Terhadap Pertumbuhan Candida

albicans Secara in-vitro, Media Dental Intelektual Jurnal 2(1)

Tannady, Hendy dan Wahyu, EM, 2015. Pengamatan Waktu Pelayanan Operator

Pintu TOL Dengan Uji Hipotesis Analysis Of Variance (ANOVA).

Journal of Industrial Engineering & Management System, 8(1).

Page 3: Buku Kedokteran EGC. Ekstrak Daun Kemangi

Warisno dan Kres, Dahana, 2012. Daun Sirsak Langkah Alternatif Menggempur

Penyakit. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Wirata, G, 2017, Kandidosis Kutis, Laporan Kasus Masalah Kesehatan, Fakultas

Universitas Kedokteran Udayana, Denpasar.

Page 4: Buku Kedokteran EGC. Ekstrak Daun Kemangi

1

LAMPIRAN

Page 5: Buku Kedokteran EGC. Ekstrak Daun Kemangi

LAMPIRAN 1

Perhitungan Pengulangan Perlakuan Sampel Uji

Rumus pengulangan yang digunakan yaitu :

Keterangan:

t = banyaknya pengulangan sampel

n = jumlah perlakuan sampel

diketahui: n = 10 (konsentrasi ekstrak daun sirsak 10%, 20%, 30%, 40%, 50%,

60%, 70%, 80%, 90%, 100%)

Ditanya: n....?

Jawab:

(t - 1) (n - 1) ≥ 15

(t - 1) (10 - 1) ≥ 15

(t - 1) (9) ≥ 15

(9t – 9) ≥ 15

9t ≥ 15 + 9

9t ≥ 24

t ≥ 24/9

t ≥ 2,667

t ≥ 3

Jadi, banyaknya pengulangan yang dilakukan sebanyak 3 kali.

(t – 1) (n - 1) ≥ 15

Page 6: Buku Kedokteran EGC. Ekstrak Daun Kemangi

LAMPIRAN 2

Pengenceran Larutan Uji

1. Pembuatan larutan uji konsentrasi 90% dari larutan uji konsentrasi 100%

V1 x %1 = V2 x %2

V1 x 100% = 5 ml x 90%

V1 x 100 = 450 ml

V1 = 4,5 ml

Dipipet 4,5 ml larutan uji lalu ditambahkan aquades steril sebanyak 0,5 ml.

2. Pembuatan larutan uji konsentrasi 80% dari larutan uji konsentrasi 100%

V1 x %1 = V2 x %2

V1 x 100% = 5 ml x 80%

V1 x 100 = 400 ml

V1 = 4,0 ml

Dipipet 4,0 ml larutan uji lalu ditambahkan aquades steril sebanyak 1,0 ml.

3. Pembuatan larutan uji konsentrasi 70% dari larutan uji konsentrasi 100%

V1 x %1 = V2 x %2

V1 x 100% = 5 ml x 70%

V1 x 100 = 350 ml

V1 = 3,5 ml

Dipipet 3,5 ml larutan uji lalu ditambahkan aquades steril sebanyak 1,5 ml.

4. Pembuatan larutan uji konsentrasi 60% dari larutan uji konsentrasi 100%

V1 x %1 = V2 x %2

V1 x 100% = 5 ml x 60%

V1 x 100 = 300 ml

V1 = 3,0 ml

Dipipet 3,0 ml larutan uji lalu ditambahkan aquades steril sebanyak 2,0 ml.

5. Pembuatan larutan uji konsentrasi 50% dari larutan uji konsentrasi 100%

V1 x %1 = V2 x %2

V1 x 100% = 5 ml x 50%

V1 x 100 = 250 ml

V1 = 2,5 ml

Dipipet 2,5 ml larutan uji lalu ditambahkan aquades steril sebanyak 2,5 ml.

Page 7: Buku Kedokteran EGC. Ekstrak Daun Kemangi

6. Pembuatan larutan uji konsentrasi 40% dari larutan uji konsentrasi 100%

V1 x %1 = V2 x %2

V1 x 100% = 5 ml x 40%

V1 x 100 = 200 ml

V1 = 2,0 ml

Dipipet 2,0 ml larutan uji lalu ditambahkan aquades steril sebanyak 3,0 ml.

7. Pembuatan larutan uji konsentrasi 30% dari larutan uji konsentrasi 100%

V1 x %1 = V2 x %2

V1 x 100% = 5 ml x 30%

V1 x 100 = 150 ml

V1 = 1,5 ml

Dipipet 1,5 ml larutan uji lalu ditambahkan aquades steril sebanyak 3,5 ml.

8. Pembuatan larutan uji konsentrasi 20% dari larutan uji konsentrasi 100%

V1 x %1 = V2 x %2

V1 x 100% = 5 ml x 20%

V1 x 100 = 100 ml

V1 = 1,0 ml

Dipipet 1,0 ml larutan uji lalu ditambahkan aquades steril sebanyak 4,0 ml.

9. Pembuatan larutan uji konsentrasi 10% dari larutan uji konsentrasi 100%

V1 x %1 = V2 x %2

V1 x 100% = 5 ml x 10%

V1 x 100 = 50 ml

V1 = 0,5 ml

Dipipet 0,5 ml larutan uji lalu ditambahkan aquades steril sebanyak 4,5 ml.

Page 8: Buku Kedokteran EGC. Ekstrak Daun Kemangi

LAMPIRAN 3

Skema Kerja

Dibuat seri pengenceran dari larutan

ekstrak daun sirsak (Annona muricata

L.) 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%,

70%, 80%, 90%, 100%.

Disiapkan suspense

jamur Candida albicans

yang telah disamakan

dengan larutan standar

Mac Farland 0,5

Pembuatan media

SDA ditambah

dengan antibiotik

kloramfenikol.

Masing-masing lubang

sumuran dimasukkan 5µL

berbagai konsentrasi

ekstrak, kontrol positif, dan

negatif (Nurjannah, 2017).

Dilakukan pembuatan sumuran

menggunakan tip steril dengan

diameter 5 mm dan kedalaman 4

mm pada media SDA yang telah

menjadi agar (Nurjannah, 2017).

Dituangkan suspense jamur

Candida albicans sebanyak 100µl

kedalam cawan petri, kemudian

tuang SDA sebanyak 20 ml ke

masing-masing cawan petri.

Diinkubasi pada suhu 37oC

selama 3 x 24 jam

(Soemarno, 2000).

Zona bening yang terbentuk di

sumuran diukur diameternya

dengan menggunakan jangka

sorong (Soemarno, 2000).

Page 9: Buku Kedokteran EGC. Ekstrak Daun Kemangi

LAMPIRAN 4

Bahan Determinasi Daun Sirsak

Gambar 1

Bahan untuk determinasi

Page 10: Buku Kedokteran EGC. Ekstrak Daun Kemangi

LAMPIRAN 5

Proses Pembuatan Ekstrak Daun Sirsak

A. Pembuatan Simplisia

Gambar 2

Daun sirsak segar dipotong-

potong, kemudian dicuci

Gambar 4

Simplisia yang sudah kering, lalu

dihaluskan menjadi serbuk

Gambar 5

Serbuk simplisia yang sudah siap

untuk di maserasi

Gambar 3

Daun sirsak yang sudah dicuci

lalu dijemur hingga kering

Page 11: Buku Kedokteran EGC. Ekstrak Daun Kemangi

B. Proses Evaporasi

Gambar 6

Proses evaporasi maserasi

menggunakan rotary evaporator

Gambar 8

Hasil ekstraksi yang sudah

disaring, dimasukkan kedalam

botol kaca

Gambar 7

Proses penyaringan

ekstrak daun sirsak

Page 12: Buku Kedokteran EGC. Ekstrak Daun Kemangi

LAMPIRAN 6

Identiifikasi Jamur Candida albicans

Gambar 10

Pengecatan Gram

Gambar 12

Hasil pemeriksaan Candida

albicans dengan pengecatan gram

menggunakan perbesaran 100x

Gambar 11

Pemeriksaan dibawah

mikroskop dengan

perbesaran 100x

Gambar 9

Pembuatan preparat untuk

identifikasi jamur

pseudohifa

blastospora

Page 13: Buku Kedokteran EGC. Ekstrak Daun Kemangi

LAMPIRAN 7

Proses Uji Daya Hambat

Gambar 15

Pembuatan suspensi jamur

Candida albicans

Gambar 16

Penyetaraan suspensi dengan

standar Mc Farland 0,5

Gambar 14

Ekstrak yang telah diencerkan Gambar 13

Pemipetan pengenceran

ekstrak daun sirsak

Page 14: Buku Kedokteran EGC. Ekstrak Daun Kemangi

Gambar 17

Pemipetan suspensi jamur

Candida albicans ke dalam

plate

Gambar 18

Penuangan media SDA ke

dalam plate

Gambar 22

Ekstrak dimasukkan ke

dalam sumuran

Gambar 21

Pemipetan ekstrak daun

sirsak pada masing-masing

konsentrasi

Gambar 19

Homogenkan dan tunggu

sampai media SDA mengeras

Gambar 20

Pembuatan lubang sumuran

pada media SDA

Page 15: Buku Kedokteran EGC. Ekstrak Daun Kemangi

Gambar 23

Media yang telah ditanam diinkubasi dalam

inkubator dengan suhu 37oC selama 3 x 24 jam.

Page 16: Buku Kedokteran EGC. Ekstrak Daun Kemangi

LAMPIRAN 8

Hasil Uji Daya Hambat Pengulangan I

LAMPIRAN 9

10%

Gambar 24

Hasil uji daya hambat pengulangan I

konsentrasi 10%, 20%

Gambar 28

Hasil uji daya hambat pengulangan I

konsentrasi 90%, 100%

Gambar 29

Hasil uji daya hambat pengulangan I

k(+) ketokonazol , k(-) aquades steril

Gambar 26

Hasil uji daya hambat pengulangan I

konsentrasi 50%, 60%

Gambar 27

Hasil uji daya hambat pengulangan I

konsentrasi 70%, 80%

Gambar 25

Hasil uji daya hambat pengulangan I

konsentrasi 30%, 40%

20%

K +

80% 70%

60%

50%

40% 30%

K -

100% 90%

Page 17: Buku Kedokteran EGC. Ekstrak Daun Kemangi

Hasil Uji Daya Hambat Pengulangan II

LAMPIRAN 10

Gambar 30

Hasil uji daya hambat pengulangan II

konsentrasi 10%, 20%

Gambar 34

Hasil uji daya hambat pengulangan II

konsentrasi 90%, 100%

Gambar 35

Hasil uji daya hambat pengulangan II

k(+) ketokonazol , k(-) aquades steril

Gambar 32

Hasil uji daya hambat pengulangan II

konsentrasi 50%, 60%

Gambar 33

Hasil uji daya hambat pengulangan II

konsentrasi 70%, 80%

Gambar 31

Hasil uji daya hambat pengulangan II

konsentrasi 30%, 40%

10% 20%

70% 60%

80%

90%

K -

K +

100%

50%

30% 40%

Page 18: Buku Kedokteran EGC. Ekstrak Daun Kemangi

Hasil Uji Daya Hambat Pengulangan III

Gambar 36

Hasil uji daya hambat pengulangan III

konsentrasi 10%, 20%

Gambar 40

Hasil uji daya hambat pengulangan III

konsentrasi 90%, 100%

Gambar 41

Hasil uji daya hambat pengulangan III

k(+) ketokonazol , k(-) aquades steril

Gambar 38

Hasil uji daya hambat pengulangan III

konsentrasi 50%, 60%

Gambar 39

Hasil uji daya hambat pengulangan III

konsentrasi 70%, 80%

Gambar 37

Hasil uji daya hambat pengulangan III

konsentrasi 30%, 40%

90%

10% 20% 30%

50%

40%

70% 60%

80%

K +

K - 100%

Page 19: Buku Kedokteran EGC. Ekstrak Daun Kemangi

LAMPIRAN 11

Analisa Data SPSS

Tests of Normalityb,c

Konsentrasi

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Diameter 30% .328 3 . .871 3 .298

40% .253 3 . .964 3 .637

50% .227 3 . .983 3 .747

60% .204 3 . .993 3 .843

70% .219 3 . .987 3 .780

80% .253 3 . .964 3 .637

90% .253 3 . .964 3 .637

100% .232 3 . .980 3 .726

a. Lilliefors Significance Correction

b. Diameter is constant when Konsentrasi = 10%. It has been omitted.

c. Diameter is constant when Konsentrasi = 20%. It has been omitted.

Oneway

Test of Homogeneity of Variances

Diameter

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.893 9 20 .113

Page 20: Buku Kedokteran EGC. Ekstrak Daun Kemangi

ANOVA

Diameter

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 868.986 9 96.554 972.803 .000

Within Groups 1.985 20 .099

Total 870.971 29

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Diameter

LSD

(I)

Konsentrasi

(J)

Konsentrasi

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

10%

20% .00000 .25723 1.000 -.5366 .5366

30% -7.71333* .25723 .000 -8.2499 -7.1768

40% -9.71667* .25723 .000 -10.2532 -9.1801

50% -10.75000* .25723 .000 -11.2866 -10.2134

60% -11.83333* .25723 .000 -12.3699 -11.2968

70% -12.83333* .25723 .000 -13.3699 -12.2968

80% -13.86667* .25723 .000 -14.4032 -13.3301

90% -14.86667* .25723 .000 -15.4032 -14.3301

100% -15.86667* .25723 .000 -16.4032 -15.3301

20% 10% .00000 .25723 1.000 -.5366 .5366

Page 21: Buku Kedokteran EGC. Ekstrak Daun Kemangi

30% -7.71333* .25723 .000 -8.2499 -7.1768

40% -9.71667* .25723 .000 -10.2532 -9.1801

50% -10.75000* .25723 .000 -11.2866 -10.2134

60% -11.83333* .25723 .000 -12.3699 -11.2968

70% -12.83333* .25723 .000 -13.3699 -12.2968

80% -13.86667* .25723 .000 -14.4032 -13.3301

90% -14.86667* .25723 .000 -15.4032 -14.3301

100% -15.86667* .25723 .000 -16.4032 -15.3301

30%

10% 7.71333* .25723 .000 7.1768 8.2499

20% 7.71333* .25723 .000 7.1768 8.2499

40% -2.00333* .25723 .000 -2.5399 -1.4668

50% -3.03667* .25723 .000 -3.5732 -2.5001

60% -4.12000* .25723 .000 -4.6566 -3.5834

70% -5.12000* .25723 .000 -5.6566 -4.5834

80% -6.15333* .25723 .000 -6.6899 -5.6168

90% -7.15333* .25723 .000 -7.6899 -6.6168

100% -8.15333* .25723 .000 -8.6899 -7.6168

40%

10% 9.71667* .25723 .000 9.1801 10.2532

20% 9.71667* .25723 .000 9.1801 10.2532

30% 2.00333* .25723 .000 1.4668 2.5399

50% -1.03333* .25723 .001 -1.5699 -.4968

60% -2.11667* .25723 .000 -2.6532 -1.5801

70% -3.11667* .25723 .000 -3.6532 -2.5801

80% -4.15000* .25723 .000 -4.6866 -3.6134

Page 22: Buku Kedokteran EGC. Ekstrak Daun Kemangi

90% -5.15000* .25723 .000 -5.6866 -4.6134

100% -6.15000* .25723 .000 -6.6866 -5.6134

50%

10% 10.75000* .25723 .000 10.2134 11.2866

20% 10.75000* .25723 .000 10.2134 11.2866

30% 3.03667* .25723 .000 2.5001 3.5732

40% 1.03333* .25723 .001 .4968 1.5699

60% -1.08333* .25723 .000 -1.6199 -.5468

70% -2.08333* .25723 .000 -2.6199 -1.5468

80% -3.11667* .25723 .000 -3.6532 -2.5801

90% -4.11667* .25723 .000 -4.6532 -3.5801

100% -5.11667* .25723 .000 -5.6532 -4.5801

60%

10% 11.83333* .25723 .000 11.2968 12.3699

20% 11.83333* .25723 .000 11.2968 12.3699

30% 4.12000* .25723 .000 3.5834 4.6566

40% 2.11667* .25723 .000 1.5801 2.6532

50% 1.08333* .25723 .000 .5468 1.6199

70% -1.00000* .25723 .001 -1.5366 -.4634

80% -2.03333* .25723 .000 -2.5699 -1.4968

90% -3.03333* .25723 .000 -3.5699 -2.4968

100% -4.03333* .25723 .000 -4.5699 -3.4968

70%

10% 12.83333* .25723 .000 12.2968 13.3699

20% 12.83333* .25723 .000 12.2968 13.3699

30% 5.12000* .25723 .000 4.5834 5.6566

40% 3.11667* .25723 .000 2.5801 3.6532

Page 23: Buku Kedokteran EGC. Ekstrak Daun Kemangi

50% 2.08333* .25723 .000 1.5468 2.6199

60% 1.00000* .25723 .001 .4634 1.5366

80% -1.03333* .25723 .001 -1.5699 -.4968

90% -2.03333* .25723 .000 -2.5699 -1.4968

100% -3.03333* .25723 .000 -3.5699 -2.4968

80%

10% 13.86667* .25723 .000 13.3301 14.4032

20% 13.86667* .25723 .000 13.3301 14.4032

30% 6.15333* .25723 .000 5.6168 6.6899

40% 4.15000* .25723 .000 3.6134 4.6866

50% 3.11667* .25723 .000 2.5801 3.6532

60% 2.03333* .25723 .000 1.4968 2.5699

70% 1.03333* .25723 .001 .4968 1.5699

90% -1.00000* .25723 .001 -1.5366 -.4634

100% -2.00000* .25723 .000 -2.5366 -1.4634

90%

10% 14.86667* .25723 .000 14.3301 15.4032

20% 14.86667* .25723 .000 14.3301 15.4032

30% 7.15333* .25723 .000 6.6168 7.6899

40% 5.15000* .25723 .000 4.6134 5.6866

50% 4.11667* .25723 .000 3.5801 4.6532

60% 3.03333* .25723 .000 2.4968 3.5699

70% 2.03333* .25723 .000 1.4968 2.5699

80% 1.00000* .25723 .001 .4634 1.5366

100% -1.00000* .25723 .001 -1.5366 -.4634

100% 10% 15.86667* .25723 .000 15.3301 16.4032

Page 24: Buku Kedokteran EGC. Ekstrak Daun Kemangi

20% 15.86667* .25723 .000 15.3301 16.4032

30% 8.15333* .25723 .000 7.6168 8.6899

40% 6.15000* .25723 .000 5.6134 6.6866

50% 5.11667* .25723 .000 4.5801 5.6532

60% 4.03333* .25723 .000 3.4968 4.5699

70% 3.03333* .25723 .000 2.4968 3.5699

80% 2.00000* .25723 .000 1.4634 2.5366

90% 1.00000* .25723 .001 .4634 1.5366

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Correlations

Correlations

konsentrasi_ekstrak zona_hambat

konsentrasi_ekstrak

Pearson Correlation 1 .931**

Sig. (2-tailed) .000

N 30 30

zona_hambat

Pearson Correlation .931** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 30 30

Page 25: Buku Kedokteran EGC. Ekstrak Daun Kemangi

Correlations

konsentrasi_ekstrak zona_hambat

konsentrasi_ekstrak

Pearson Correlation 1 .931**

Sig. (2-tailed) .000

N 30 30

zona_hambat

Pearson Correlation .931** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 26: Buku Kedokteran EGC. Ekstrak Daun Kemangi

LAMPIRAN 12

Hasil analisa Post-Hoc ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap

pertumbuhan jamur Candida albicans.

Perbedaan

Rerata

IK 95% p value

Minimum Maksimum

100% vs 90% 1,00 0,46 1,53 0,001

100% vs 80% 2,00 1,46 2,53 0,000

100% vs 70% 3,03 2,49 3,56 0,000

100% vs 60% 4,03 3,49 4,56 0,000

100% vs 50% 5,12 4,58 5,65 0,000

100% vs 40% 6,15 5,61 6,68 0,000

100% vs 30% 8,15 7,61 8,68 0,000

100% vs 20% 15,87 15,33 16,40 0,000

100% vs 10% 15,87 15,33 16,40 0,000

90% vs 80% 1,00 0,46 1,53 0,001

90% vs 70% 2,03 1,49 2,56 0,001

90% vs 60% 3.03 2,49 3,56 0,000

90% vs 50% 4,12 3,58 4,65 0,000

90% vs 40% 5,15 4,61 5,68 0,000

90% vs 30% 7,15 6,61 7,68 0,000

90% vs 20% 14,86 14,33 15,40 0,000

90% vs 10% 14,86 14,33 15,40 0,000

80% vs 70% 1,03 0,49 1,56 0,001

80% vs 60% 2,03 1,49 2,56 0,001

80% vs 50% 3,11 2,58 3,65 0,000

80% vs 40% 4,15 3,61 4,68 0,000

80% vs 30% 6,15 5,61 6,68 0,000

80% vs 20% 13,86 13,33 14,40 0,000

80% vs 10% 13,86 13,33 14,40 0,000

70% vs 60% 1,00 0,46 1,53 0,001

70% vs 50% 2,08 1,54 2,61 0,000

70% vs 40% 3,11 2,58 3,65 0,000

70% vs 30% 5,12 4,58 5,65 0,000

70% vs 20% 12,83 12,29 13,36 0,000

70% vs 10% 12,83 12,29 13,36 0,000

60% vs 50% 1,08 0,54 1,61 0,001

60% vs 40% 2,11 1,58 2,65 0,000

60% vs 30% 4,12 3,58 4,65 0,000

60% vs 20% 11,83 11,29 12,36 0,000

60% vs 10% 11,83 11,29 12,36 0,000

50% vs 40% 1,03 0,49 1,56 0,001

50% vs 30% 3,03 2,50 3,57 0,000

50% vs 20% 10,75 10,21 11,28 0,000

50% vs 10% 10,75 10,21 11,28 0,000

40% vs 30% 2,00 1,46 2,53 0,000

40% vs 20% 9,71 9,18 10,25 0,000

40% vs 10% 9,71 9,18 10,25 0,000

30% vs 20% 7,71 7,17 8,24 0,000

30% vs 10% 7,71 7,17 8,24 0,000

20% vs 10% 0,00 -0,53 0,53 1,000

Page 27: Buku Kedokteran EGC. Ekstrak Daun Kemangi

LAMPIRAN 13

Surat Keterangan Layak Etik

Page 28: Buku Kedokteran EGC. Ekstrak Daun Kemangi

LAMPRAN 14

Surat Keterangan Hasil Determinasi Daun Sirsak

Page 29: Buku Kedokteran EGC. Ekstrak Daun Kemangi
Page 30: Buku Kedokteran EGC. Ekstrak Daun Kemangi

LAMPIRAN 15

Surat Hasil Uji Jamur Candida albicans

Page 31: Buku Kedokteran EGC. Ekstrak Daun Kemangi

LAMPIRAN 16

Surat Keterangan Ekstrak Daun Sirsak

Page 32: Buku Kedokteran EGC. Ekstrak Daun Kemangi

LAMPIRAN 17

Surat Keterangan Persetujuan Penelitian

Page 33: Buku Kedokteran EGC. Ekstrak Daun Kemangi

LAMPIRAN 18

Page 34: Buku Kedokteran EGC. Ekstrak Daun Kemangi
Page 35: Buku Kedokteran EGC. Ekstrak Daun Kemangi
Page 36: Buku Kedokteran EGC. Ekstrak Daun Kemangi
Page 37: Buku Kedokteran EGC. Ekstrak Daun Kemangi

DAYA HAMBAT EKSTRAK DAUN SIRSAK (Annona muricata

L.) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Candida albicans

Anisa Bella Amalia

Program Studi Teknologi Laboratorium Medis

Program Sarjana Terapan

Jurusan Analis Kesehatan

Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

Abstrak

Kandidiasis merupakan salah satu infeksi jamur yang bersifat akut atau subakut disebabkan oleh

Candida dengan penyebab terbanyak adalah spesies Candida albicans. Prevalensi kandidiasis di

RSUD Dr. Soetomo Surabaya pada tahun 2013-2016 didapatkan hasil sebanyak 298 pasien baru

dengan jenis kandidiasis terbanyak adalah kandidiasis intertriginosa (kandidiasis pada daerah

lipatan kulit) sebesar 50,5%. Pengobatan tradisional berupa obat-obatan herbal saat ini menjadi

alternatif dalam penyembuhan, khususnya penyakit-penyakit yang membutuhkan biaya yang

tinggi dalam menyembuhkannya. Penelitian ini untuk menguji daya hambat ekstrak daun sirsak

(Annona muricata L.) terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans. Penelitian ini bersifat

eksperimen, menggunakan metode difusi sumuran dengan melihat zona hambat yang terbentuk

dari konsentrasi ekstrak 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90%, 100%. Analisa data

yang digunakan adalah uji Anova yang dilanjutkan ke uji Post-Hoc LSD. Hasil penelitian

menunjukkan pada konsentrasi 10% dan 20% tidak terbentuk zona hambat, sedangkan untuk

konsentrasi 30% sampai konsentrasi 100% terbentuk zona hambat dengan rerata 7,71 mm sampai

15,86 mm dengan kategori lemah hingga sedang. Maka dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun

sirsak (Annona muricata L.) mampu menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans.

Kata Kunci : Candida albicans, ekstrak daun sirsak

THE INHIBITION OF SOURSOP LEAF EXTRACT (Annona

muricata L.) ON THE GROWTH OF Candida albicans Abstract

Candidiasis is one of a fungal infection that is acute or sub acute and it caused by candida with the

most causes by Candida albicans spesies. The result of candidiasis prevalance at RSUD Dr.

Soetomo in 2013-2016 is 50,5% with 298 new patients in most infection is intertriginosa

candidiasis (candidiasis infection of skin folds). Traditional treatments with herbal is another

alternative, especially diseases that need more cost. This research aims to test the inhibition of

soursop leaf extract (Annona muricata L.) on the growth of Candida albicans. The research is

experiment with well diffusion method and to see the obstacles zone made by extract

concentration 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90%, 100%. The analysis is anova

test and continue with Post-Hoc LSD. The result of this research in 10% concentration and 20%

concentration is no obstacles zone and for 30% concentration - 100% concentration was formed

the obstacles zone with average 7.71 mm - 15.86 mm with two categories, weak and medium. The

conclusion is soursop leaf extract (Annona muricata L.) can inhibit the growth of Candida

albicans.

Keywords : Candida albicans, soursop leaf extract

Page 38: Buku Kedokteran EGC. Ekstrak Daun Kemangi

PENDAHULUAN

Kandidiasis merupakan salah satu

infeksi jamur yang bersifat akut atau subakut

disebabkan oleh Candida dengan penyebab

terbanyak adalah spesies Candida albicans.

Kandidiasis dapat mengenai mulut, kulit,

kuku, vagina, bronki atau paru (Djuanda

dkk, 2010). Prevalensi kandidiasis di RSUD

Dr. Soetomo Surabaya pada tahun 2013-

2016 didapatkan hasil sebanyak 298 pasien

baru dengan jenis kandidiasis terbanyak

adalah kandidiasis intertriginosa (kandidiasis

pada daerah lipatan kulit) sebesar 50,5%.

Data dari Dinas Kesehatan Kota

Bandar Lampung tahun 2014 menunjukkan

adanya peningkatan kasus Infeksi Menular

Seksual (IMS) sebanyak 1041 kasus.

Dimana 37 kasus disertai dengan kandidiasis

(3,5%) (Amirus, 2015). Di RSUD DR. H.

Abdoel Moloek provinsi Lampung pada

tahun 2013 didapatkan pasien yang

mengalami kejadian kandidiasis intertrigo

berat sebanyak 14 orang (56%) dan yang

mengalami kejadian kandidiasis intertrigo

ringan sebanyak 11 orang (44%). Responden

yang mengalami kejadian kandidiasis pada

bagian ketiak sebanyak 13 orang (52%),

bagian mamae sebanyak 5 orang (20%) dan

pada bagian lipatan perut sebanyak 7 orang

(28%) (Marni, 2015).

Candida merupakan khamir yang

sering ditemukan pada manusia dan binatang

sebagai saprofit. Bila terdapat faktor

predisposisi seperti Diabetes Mellitus,

konsumsi alkohol, tidak di khitan,

kegemukan, imunologik, dan kebersihan

kulit, merupakan keadaan yang

menguntungkan bagi pertumbuhan jamur

tersebut (Gandahusada dkk, 2006, Djuanda

dkk, 2010). Berdasarkan penelitian yang

telah dilakukan Marni pada tahun 2015

tentang kejadian kandidiasis intertrigo pada

pasien rawat jalan di RSUD DR. H. Abdoel

Moloek provinsi Lampung pada tahun 2013

didapatkan pasien yang mengalami kejadian

kandidiasis intertrigo berat sebanyak 14

orang (56%) dan yang mengalami kejadian

kandidiasis intertrigo ringan sebanyak 11

orang (44%). Responden yang mengalami

kejadian kandidiasis pada bagian ketiak

sebanyak 13 orang (52%), bagian mamae

sebanyak 5 orang (20%) dan pada bagian

lipatan perut sebanyak 7 orang (28%)

(Marni, 2015).

Kandidiasis superfisial terjadi melalui

peningkatan jumlah kandida lokal dan

adanya kerusakan pada kulit atau epitel oleh

ragi dan pseudohifa. Kandidiasis sistemik

terjadi ketika kandida masuk ke aliran darah

dan pertahanan pejamu tidak memenuhi

syarat untuk menahan pertumbuhan dan

penyebaran ragi. Kandida dapat menginfeksi

ginjal, melekat pada katup jantung prostetik,

atau dapat menimbulkan artritis, meningitis,

dan endoftalmitis (Jawetz, 2004). Secara

klinis, kandidiasis dapat terjadi pada semua

organ, baik superfisial sampai sisi yang lebih

dalam dan meluas. Infeksi ini berkembang

secara hematogen dari fokus infeksi primer.

Gejala klinis yang ditimbulkannya

tergantung pada jenis toksin yang

dikeluarkan, lokasi infeksi, dan respon imun

penderita (Hardjoeno dkk, 2007).

Pengobatan tradisional berupa obat-

obatan herbal saat ini menjadi alternatif

untuk mendapatkan kesembuhan, khususnya

untuk penyakit-penyakit yang membutuhkan

biaya yang tinggi untuk menyembuhkannya.

Obat tradisional, termasuk obat herbal,

dipercaya secara turun temurun mampu

menyembuhkan penyakit (Warisno dan

Dahana, 2012). Salah satu tanaman obat

yang sering digunakan oleh masyarakat

adalah tanaman sirsak yang telah diketahui

memiliki efektifitas anti fungi. Tanaman

sirsak merupakan tanaman yang hidup di

daerah tropis dan dapat tumbuh berbuah

sepanjang tahun jika kondisi air tanah

terpenuhi selama pertumbuhannya. Berbagai

penelitian menunjukkan bahwa tanaman

sirsak mengandung banyak khasiat sebagai

obat. Bagian tanaman sirsak, mulai dari

daun, bunga, buah, biji, akar, sampai kulit

batang pun dapat dimanfaatkan sebagai obat

(Mardiana dan Ratnasari, 2012).

Daun sirsak (Annona muricata L.)

dimanfaatkan sebagai obat untuk mengatasi

kanker, tumor, diabetes, hipertensi, penyakit

tipus, diare dan disentri, penyakit malaria,

dan juga dapat digunakan sebagai antivirus.

Kandungan senyawa Asetogenin pada daun

sirsak mampu membunuh sel kanker, secara

ilmiah dan empiris mampu menaklukan

berbagai penyakit berat. Kandungan lain

yang terdapat pada daun sirsak yaitu

flavonoid yang memiliki senyawa fenol

yang bersifat fungistatik atau anti jamur

(Warisno dan Dahana, 2012). Daun sirsak

(Annona muricata L) yang digunakan yaitu

daun baris ke 6 dari pucuk, tidak terdapat

bintik-bintik dibawah permukaan daun,

daging daun tebal, dan daun berwarna hijau

tua (Mahdiana, 2012).

Penelitian yang telah dilakukan oleh

Rohadi pada tahun 2016 tentang Aktivitas

Page 39: Buku Kedokteran EGC. Ekstrak Daun Kemangi

antimikosis ekstrak etanol daun sirsak

(Annona muricata L.) dengan menggunakan

metode difusi agar dan konsentrasi 15%,

30%, 60% didapatkan hasil ekstrak daun

sirsak pada konsentrasi 60% yaitu sebsar

16,32 mm. Ekstrak etanol daun sirsak

menunjukkan aktivitas antimikosis terutama

terhadap Candida albicans. Semakin tinggi

konsentrasi ekstrak semakin besar

aktivitasnya (Rohadi, 2016).

Berdasarkan latar belakang masalah

dan penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya, maka peneliti menguji daya

hambat ekstrak daun sirsak (Annona

muricata L.) terhadap pertumbuhan jamur

Candida albicans dengan metode difusi

sumuran. Metode difusi sumuran memiliki

kelebihan yaitu lebih mudah mengukur luas

zona hambat yang terbentuk karena isolat

beraktivitas tidak hanya di permukaan atas

nutrient agar tetapi juga sampai ke bawah

(Retnaningsih dan Dayanti, 2017).

ALAT DAN BAHAN

Alat-alat yang digunakan yaitu neraca

analitik elektrik, tabung reaksi, autoclave,

inkubator, evaporator, erlenmeyer, lampu

spirtus, pipet ukur, vacum pump, ose, borer

steril, mikropipet + tip, kapas, botol gelap,

kain hitam, alumunium foil, kertas kopi,

jangka sorong, oven, hotplate.

Bahan yang digunakan yaitu aquades

steril, standar McFarland 0,5, larutan uji

ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)

dengan konsentrasi 10%, 20%, 30%, 40%,

50%, 60%, 70%, 80%, 90%, 100%.

Sabouround Dextrose Agar (SDA), larutan

kloramfenikol, etanol 96% strain murni

Candida albicans, kontrol positif

menggunakan antibiotik ketokonazol, dan

NaCl 0,85%.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan bersifat

eksperimental dengan desain penelitian

berupa Rancangan Acak Lengkap (RAL).

Terdapat dua variabel yaitu variabel bebas

berupa ekstrak daun sirsak (Annona

muricata L) dengan konsentrasi 10%, 20%,

30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90%,

100%, dan variabel terikat berupa

pertumbuhan jamur Candida albicans.

Sebagai kontrol negatifnya aquades dan

sebagai kontrol positifnya adalah

ketokonazol. Pemeriksaan menggunakan

metode difusi sumuran dengan melihat zona

hambat yang terbentuk. Pengulangan

dilakukan sebanyak 3 kali yang di dapat dari

perhitungan menggunakan rumus Frederer

yaitu (t-1) (n-1) ≥ 15. Tempat penelitian

dilakukan di Laboratorium Parasitologi

Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes

Tanjungkarang dilaksanakan pada bulan

Januari sampai dengan bulan April 2020.

Daun sirsak (Annona muricata L) yang

digunakan yaitu daun baris ke 6 dari pucuk,

tidak terdapat bintik-bintik dibawah

permukaan daun, daging daun tebal, dan

daun berwarna hijau tua (Mahdiana, 2012).

PROSEDUR KERJA

Sterilisasi Alat

Alat-alat gelas yang akan digunakan

dalam penelitian ini dibersihkan dan

dikeringkan terlebih dahulu, kemudian

dibungkus dengan kertas kopi. Disterilkan

dengan menggunakan oven pada suhu 160oC

selama 60 menit.

Pembuatan Simplisia Daun Sirsak

Daun sirsak (Annona muricata L.)

diambil ±3 kg daun sirsak segar, kemudian

dicuci dengan air mengalir dan ditiriskan.

Daun sirsak dikeringkan dengan cara ditutup

kain hitam dibawah sinar matahari secara

tidak langsung. Simplisia yang telah kering

lalu diserbuk dengan cara diblender dan

disimpan dalam wadah yang kering.

Pembuatan Ekstrak Daun Sirsak dengan

metode maserasi

1. Simplisia dimasukkan kedalam botol

berwarna gelap dengan volume 2000 ml,

sebanyak 10 bagian ditambahkan etanol

96% sebanyak 75 bagian, kemudian

didiamkan selama 5 hari ditempat yang

terlindungi cahaya dengan pengadukan

2–3 kali setiap hari, kemudian

dipisahkan antara filtrat dengan presipitat

menggunakan kertas saring (maserat 1).

2. Maserat 1 dan maserat 2 dicampur dan

diuapkan menggunakan evaporator

sampai diperoleh ekstrak kental, ekstrak

diuapkan kembali di hotplate dengan

suhu 60oC. Kemudian dilakukan

pengulangan untuk memastikan bahwa

ekstrak sudah tidak mengandung pelarut

lagi (ekstrak 100%). Ekstrak kemudian

disimpan pada wadah berbahan gelas

yang steril, bersih, dan kering.

3. Kemudian, larutan diencerkan kembali

dengan aquades sehingga di dapatkan

ekstrak dengan konsentrasi 10%, 20%,

Page 40: Buku Kedokteran EGC. Ekstrak Daun Kemangi

30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90%,

100%.

Identifikasi Jamur Candida albicans

e) Jamur ditanam pada media SDA plate

lalu diamati koloni jamur Candida

albicans yang tumbuh pada plate

tersebut.

f) Koloni jamur yang terpisah diambil,

kemudian diletakkan pada permukaan

objek glass, lalu difiksasi diatas lampu

spirtus

g) Kemudian dilakukan pewarnaan gram

pada koloni yang telah diletakkan pada

permukaan objek glass tersebut.

h) Selanjutnya diamati dibawah mikroskop

dengan perbesaran awal 10x kemudian

lanjutkan dengan perbesaran 40x.

Pelaksanaan Uji Daya Hambat

d) Disiapkan cawan petri yang telah

disterilkan

e) Dituangkan 10 µl suspensi jamur

Candida albicans yang telah dibuat

f) Dibuat sumuran diatas permukaan SDA

yang sudah mengeras dengan diameter 5

mm dan kedalaman 4 mm (Nurjannah,

2017).

g) Dituang sampel (ekstrak daun sirsak),

kontrol positif, dan negatif dituangkan

sebanyak 5 µl dalam masing-masing

sumur dan diinkubasi selama 3 x 24 jam

dengan suhu 37oC (Nurjannah, 2017)

h) Melakukan pengukuran diameter zona

hambat menggunakan jangka sorong

i) Melakukan interpretasi penentuan

kategori respon hambatan pertumbuhan

jamur dengan melihat tabel di bawah ini

(Puthera dkk, 2012)

ANALISIS DATA

Analisis data yang digunakan adalah

analisis data univariate dan bivariat. Analisa

univariat adalah analisa data terhadap

variabel dari hasil penelitian dengan masing-

masing konsentrasi yang diukur zona

hambatnya dilakukan pengulangan 3 kali

kemudian diakumulasikan dan dihitung rata-

rata nya. Analisa bivariat adalah analisa data

yang dilakukan terhadap dua variabel yang

diduga saling berhubungan atau berkorelasi.

Analisa bivariate didapat dengan

membandingkan zona hambat yang telah

didapatkan rata-ratanya untuk mengetahui

ada tidaknya perbedaan yang signifikan

antara zona hambat ekstrak daun sirsak

(Annona muricata L.) dengan pertumbuhan

jamur Candida albicans dilakukan dengan

membandingkan nilai F tabel dan F hitung

menggunakan uji ANOVA, dengan syarat

data harus terdistribusi normal dan varian

data harus sama (Tannady dan Wahyu,

2015). Jika nilai F hitung lebih besar dari F

tabel dilanjutkan ke BNT (dengan taraf

kepercayaan 95% dan kesalahan 5%).

Diameter Zona

Bening

Respon Hambatan

Pertumbuhan

< 10 mm Lemah

10 – 15 mm Sedang

16 – 20 mm Kuat

> 20 mm Sangat Kuat

Page 41: Buku Kedokteran EGC. Ekstrak Daun Kemangi

HASIL

Tabel1. Hasil Diamter Zona Hambat Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L.) terhadap

pertumbuhan jamur Candida albicans (lemah: <10 mm, sedang: 10-15 mm, kuat: 16-20 mm,

sangat kuat: >20 mm (Puthera dkk,2012)).

Konsentrasi

(%)

Diameter zona hambat

(mm) Rata-rata

(mm)

Kategori

zona

hambat I II III

10% 0 0 0 0 Tidak

Ada

20% 0 0 0 0 Tidak Ada

30% 7,20 7,90 8,04 7,71 Lemah

40% 9,30 9,80 10,05 9,72 Lemah

50% 10,40 10,80 11,05 10,75 Sedang

60% 11,50 11,80 12,20 11,83 Sedang

70% 12,60 12,80 13,10 12,90 Sedang

80% 13,60 13,80 14,20 13,87 Sedang

90% 14,60 14,80 15,20 14,90 Sedang

100% 15,50 15,80 16,30 15,86 Sedang

Kontrol (+)

Ketokonazol 23,00 25,00 27,00 25,00 Sangat Kuat

Dari Tabel 1 diatas menunjukkan bahwa

ekstrak daun sirsak (Annoa muricata L.)

membentuk zona hambat dimulai dari

konsentrasi 30% sampai 100%. Ukuran

rerata zona hambat yang terbentuk dari

konsentrasi 30% sampai 100% yaitu 7,71

sampai 15,86 mm. Zona hambat yang

terbentuk pada konsentrasi 30% yaitu 7,71

mm dan pada konsentrasi 40% yaitu 9,72

mm dan keduanya dikategorikan dalam zona

hambat yang lemah (< 10 mm). Sedangkan

konsentrasi 50% sampai 100% memiliki

zona hambat 10,75 mm, 11,83 mm, 12,90

mm, 13,87 mm, 14,90 mm, dan 15,86 mm

secara berturut-turut dan kesemuanya

dikategorikan sebagai zona hambat yang

sedang (10-15 mm). Data menunjukkan

bahwa besarnya diameter zona hambat

berbanding lurus dengan besarnya

konsentrasi ekstrak daun sirsak (Annona

muricata L.), yang berarti semakin tinggi

konsentrasi ekstrak daun sirsak (Annona

muricata L.) maka semakin besar diameter

zona hambat yang terbentuk.

Hal ini dibuktikan dengan uji korelasi

menggunakan uji statistik pearson dengan p

value yaitu 0,000 (lampiran 11), karena p <

0,05 maka data dinyatakan berkorelasi.

Kenaikan konsentrasi dan kenaikan besar

zona hambat yang terbentuk dapat dilihat

pada gambar dibawah ini:

Tabel 2. Hasil analisa One Way Anova

ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.)

terhadap pertumbuhan jamur Candida

albicans.

Konsentrasi N Rerata ± s.b. p value 10% 3 0,00 ± 0,00 0,000 20% 3 0,00 ± 0,00 30% 3 7,71 ± 0,42

40% 3 9,72 ± 0,38

50% 3 10,75 ± 0,32 60% 3 11,83 ± 0,35 70% 3 12,90 ± 0,25 80% 3 13,87 ± 0,30 90% 3 14,90 ± 0,30

100% 3 15,86 ± 0,40

Page 42: Buku Kedokteran EGC. Ekstrak Daun Kemangi

1

Dari Tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa hasil

uji Anova didapatkan p = 0,000 (lampiran

11), p < 0,05 yang berarti bahwa faktor

mempengaruhi variabel, dimana konsentrasi

ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.)

berpengaruh terhadap pertumbuhan jamur

Candida albicans. Untuk melihat kelompok

mana yang mempengaruhi secara signifikan,

kemudian dilanjutkan ke analisa Post-Hoc

Least Significant Difference (LSD) atau uji

Beda Nyata Terkecil (BNT).

Tabel 3. Hasil analisa Post-Hoc (p value)

ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.)

terhadap pertumbuhan jamur Candida

albicans

.

10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

10% 1,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000

20% 1,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000

30% 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000

40% 0,000 0,000 0,000 0.001 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000

50% 0,000 0,000 0,000 0,001 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000

60% 0,000 0,000 0,000 0,000 0,001 0,000 0,000 0,000 0,000

70% 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,001 0,001 0,000 0,000

80% 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,001 0,001 0,000 0,000

90% 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,001 0,001 0,000

100% 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,001

Pada Tabel 3 didapatkan hasil analisa Post –

Hoc (LSD) atau uji Beda Nyata Terkecil

(BNT) didapatkan p < 0,05 untuk setiap

konsentrasi yang dibandingkan dengan

konsentrasi lainnya yang menunjukkan

adanya perbedaan zona hambat, kecuali

konsentrasi 20% dengan 10% karena

memiliki nilai p > 0,05 yang menunjukkan

bahwa dua konsentrasi tersebut tidak

memiliki perbedaan dalam menghambat

pertumbuhan jamur Candida albicans.

PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk

menguji daya hambat ekstrak daun sirsak

(Annona muricata L.) terhadap pertumbuhan

jamur Candida albicans. Zona hambat yang

terbentuk pada ekstrak daun sirsak

disebabkan adanya zat-zat aktif yang

terkandung dalam daun sirsak seperti tanin,

saponin, dan flavonoid (Mardiana dan

Ratnasari, 2012). Pembacaan hasil metode

difusi sumuran (Cup-plate technique),

dengan mengukur zona radikal di sekitar

sumuran. Terbentuknya zona radikal karena

jamur sensitif terhadap suatu zat antijamur

dan zona irradikal disebabkan karena

jamur tidak sensitif terhadap suatu zat

antijamur (Prasetyaningsih dkk, 2017).

Penelitian mengenai uji daya hambat ekstrak

daun sirsak (Annona muricata L.) dengan

metode yang berbeda yaitu metode Kirby

Bauer menggunakan kertas saring pernah

dilakukan oleh Masloman dkk (2016)

terhadap jamur Candida albicans yang

kemudian didapatkan hasil rerata diameter

zona hambat pada konsentrasi 100% yaitu

sebesar 12,5 mm, sedangkan hasil penelitian

yang penulis lakukan pada konsentrasi 100%

yaitu sebesar 15,86 mm. Terdapat perbedaan

ukuran diameter zona hambat pada

konsentrasi 100% dengan penelitian yang

penulis lakukan yaitu sebesar 3,36 mm.

Perbedaan tersebut masih dalam kategori

zona hambat yang sama yaitu zona hambat

lemah (<10 mm). Sehingga dapat

disimpulkan bahwa penelitian yang

dilakukan penulis sejalan dengan penelitian

yang dilakukan sebelumnya (Masloman dkk,

2016).

Daya hambat lemah yang terbentuk

pada konsentrasi 30% yaitu 7,71 mm sampai

40% yaitu 9,72 mm disebabkan oleh

kandungan zat aktif ekstrak daun sirsak

sirsak (Annona muricata L.) pada

konsentrasi 30% dan 40% lebih sedikit

dibanding dengan pengenceran yang

ditambahkan, sehingga memiliki pengaruh

yang lemah terhadap perusakan membran sel

jamur, sedangkan pada konsentrasi 50%

sampai 100% memiliki

zona hambat sedang yaitu 10,75 mm,

11,83 mm, 12,90 mm, 13,87 mm, 14,90 mm,

dan 15,86 mm disebabkan oleh kandungan

zat aktif ekstrak daun sirsak (Annona

muricata L.) pada konsentrasi 50% sampai

100% sebanding dengan pengenceran yang

ditambahkan, sehingga kerusakan membran

sel jamur semakin besar dan mampu

menghambat sebagian aktivitas

pertumbuhan jamur (Komang dkk, 2017).

Pada konsentrasi 10% dan 20% tidak

terbentuk zona hambat, kemungkinan

disebabkan oleh kandungan zat aktif ekstrak

daun sirsak (Annona muricata L.) sangat

Page 43: Buku Kedokteran EGC. Ekstrak Daun Kemangi

sedikit. Konsentrasi Hambat Minimum

(KHM) merupakan konsentrasi terkecil,

dimana tidak ada pertumbuhan mikroba

pada sumur yang digunakan, dan diperoleh

dengan pengamatan secara visual dari

perbedaan kejernihan sumur jika

dibandingkan dengan kontrol. Media agar

yang menunjukkan visualisasi kejernihan

dan tidak ditumbuhi bakteri ditetapkan

sebagai Konsentrasi Bunuh Minimum

(KBM) yaitu terdapat pada kontrol positif

ketokonazol (Kurniati dkk, 2017).

Ekstrak daun sirsak mampu

menghambat pertumbuhan jamur Candida

albicans ditandai dengan adanya aktivitas

antijamur dari flavonoid, fenolik, dan

saponin (Rohadi, 2016). Mekanisme kerja

flavonoid yaitu dapat mengikat protein dan

memiliki sifat mampu menambah

permeabilitas sel dan mengendapkan

protein. Flavonoid bekerja dengan cara

denaturasi protein sehingga meningkatkan

permeabilitas membran sel, dan

mengakibatkan kerusakan sel jamur

(Suryaningsih, 2015). Fenol merupakan

senyawa yang bersifat fungistatik yang dapat

mendenaturasi protein. Terdenaturasinya

protein dinding sel jamur akan menyebabkan

kerapuhan pada dinding sel jamur tersebut

sehingga mudah ditembus zat aktif lainnya

yang bersifat fungistatik (Jalianto, 2015). Saponin bersifat surfaktan yang berbentuk

polar sehingga akan memecahkan lemak

pada membran sel yang pada akhirnya

menyebabkan gangguan permeabilitas

membran sel. Hal tersebut mengakibatkan

proses difusi bahan atau zat-zat yang

diperlukan oleh jamur dapat terganggu,

akibatnya sel jamur dapat membengkak dan

bahkan pecah (Suranto, 2011).

Obat anti jamur ketokonazol

digunakan sebagai kontrol positif dengan

hasil rerata zona hambat yaitu sebesar 25,00

mm. Diameter yang terbentuk dalam

kategori sangat kuat (Puthera dkk, 2012), hal

ini dikarenakan ketokonazol merupakan

antijamur yang murni. Zona hambat yang

terbentuk pada ekstrak daun sirsak (Annona

muricata L.) tidak ada yang melebihi

diameter zona hambat yang terbentuk pada

kontrol positif. Hal ini dibuktikan dengan uji

Beda Nyata Terkecil (BNT) didapatkan p <

0,05 kecuali konsentrasi 20% dengan 10%

karena memiliki nilai p > 0,05 (lampiran

11). Zat aktif ekstrak yang didapatkan pada

proses maserasi menggunakan pelarut etanol

96% belum menarik sempurna zat yang

diduga sebagai antijamur. Mekanisme kerja

ketokonazol yaitu menghambat biosintesis

ergosterol yang merupakan sterol utama

untuk mempertahankan integritas membran

sel jamur. Bekerja dengan cara menginhibisi

enzim sitokrom P-450, C-14-α-demethylase

yang bertanggungjawab merubah lanosterol

menjadi ergosterol, hal ini akan

mengakibatkan dinding sel jamur menjadi

permiabel dan terjadi penghancuran jamur

(Lubis, 2008).

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang

telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.)

memiliki kemampuan untuk menghambat

pertumbuhan jamur Candida albicans dari

konsentrasi 30% sampai 100% yang

memiliki rerata zona hambat 7,71 mm

sampai 15,86 mm dengan kategori zona

hambat lemah sampai sedang.

SARAN

Perlu dilakukan penelitian lebih

lanjut mengenai isolasi bahan aktif anti

jamur yang terkandung dalam ekstrak daun

sirsak (Annona muricata L.) dalam

menghambat pertumbuhan jamur Candida

albicans.

Page 44: Buku Kedokteran EGC. Ekstrak Daun Kemangi

DAFTAR PUSTAKA

1. Amirus, Khoidar, 2015. Analisis Faktor

Pengetahuan dan Perilaku Terhadap

InfeksiMenular Seksual Pada Wanita

Penjaja Seksual Langsung di Kota

BandarLampung. Jurnal Dunia Kesmas,

4(3).

2. Anonim, 2017. BALANOPOSTHITIS

(Dermatologist), (Online),

(http://www.lucianoschiazza.it/document

i/Balanoposthitis_eng.html), diakses 20

Januari 2020.

3. Ahsani. D.N. 2014. Respon Imun Pada

Infeksi Jamur. Jurnal Kebijakan

Kesehatan Indonesia, 6(2).

4. Brown, RG; Burns, Tony, 2005.

Dermatologi, diterjemahkan oleh Anies

Zakaria, Jakarta: Erlangga.

5. Djuanda; Mochtar Hamzah; Siti Aisah,

2010. ILMU PENYAKIT KULIT DAN

KELAMIN, Jakarta: Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia.

6. Elenora, Ruth; Suriawati, Junie;

Nugroho, PD; Purnamasari, DP, 2018.

Petunjuk Praktikum Farmakognosi.

Penerbit Deepublish, Jakarta.

7. Gandahusada, Srisasi; Ilahude, HD;

Pribadi, Wita, 2006. Parasitologi

Kedokteran Edisi Ketiga, Jakarta:

Balai Penerbit FKUI.

8. Hati, Melati Permata. 2012. Kandidiasis

(Mikosis Kutan), (Online),

(http://letsdothisinmyworld.blogspot.co.i

d/2012/05/kandidiasis-mikosis

kutan_08.html), diakses 20 Januari 2020.

9. Hanani, Endang, 2015. Analisis

Fitokmia, Jakarta: Buku Kedokteran

EGC.

10. Hardjoeno; Tenri Esa; Nurhayana, 2007.

Kumpulan Penyakit Infeksi & Tes Kultur

Sensitivitas Kuman serta Upaya

Pengendaliannya. Fakultas Kedokteran

Universitas Hasanuddin, Makassar.

11. Hezmala, Rizka, 2006. Daya Antijamur

Ekstrak Lengkuas Merah Dalam Sediaan

Salep, Skripsi Sarjana, Fakultas

Teknologi Pertanian Bogor, Bogor.

12. Jalianto, 2015. Uji Aktivitas Antijamur

Ekstrak Etanol Biji Buah Langsat

(Lansium domesticum Corr.) Terhadap

Jamur Candida albicans Secara in-vitro,

Skripsi Sarjana, Fakultas Kedokteran

Universitas Tanjungpura, Pontianak.

13. Jawetz, Melnick, Adelberg 2004.

Mikrobiologi Kedokteran Edisi 23,

Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

14. Jawetz, Melnick, Adelberg, 2008.

Mikrobiologi Kedokteran Edisi 25,

Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

15. Komang, Antonius; Herlambang,

Prehananto; Amalia, Sekar, 2017. Daya

Hambat Pertumbuhan Candida

albicans Dan Daya Bunuh Candida

albicans Ekstrak Daun Kemangi

(Ocimum sanctum I.). Jurnal Wiyata,

4(1).

16. Kurniati, FN; Afrillia, NG; Nur, Aziz,

2017. Aktivitas Antibakteri dan

Antijamur Ekstrak Etanol Akar,

Bunga, dan Daun Turi (Sesbania

Grandflora L. Poir). Acta

Pharmaceutica Indonesia, 42(1), pp. 1-8.

17. Lubis, R.D, 2008. Pengobatan

Dermatomikosis, Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara.

18. Mahdiana, R, 2012. Khasiat & Manfaat

Daun Sirsak Bagi Kanker. Tora Book.

Yogyakarta.

19. Mardiana, L dan Ratnasari, J, 2012.

Ramuan dan Khasiat Sirsak. Penebar

Swadaya. Jakarta.

20. Marjoni, R, 2016. Dasar-Dasar

Fitokimia Untuk Diploma III Farmasi,

TIM, Jakarta.

21. Marni, 2015. Hubungan Kebiasaan

Sehari-hari Dengan Timbulmya Kejadian

Kandidiasis Intertrigo Pada Pasien Rawat

Jalan di Rumah Sakit Umum Dr.

H.Abdoel Moloek Provinsi Lampung

Tahun 2013, Jurnal Medika

Malahayati,2(4), pp.169-176.

22. Masloman, AP; Pangemanan, DHC;

Anindita, PS, 2016. UJI DAYA

HAMBAT EKSTRAK DAUN

Page 45: Buku Kedokteran EGC. Ekstrak Daun Kemangi

SIRSAK (Annona muricata L.)

TERHADAP PERTUMBUHAN

JAMUR Candida albicans. Jurnal

Ilmiah Farmasi, 5(4).

23. Miftahullaila, Mourent, 2010,

Kandidiasis Oral Pada Penderita

Leukimia Akut yang Menjalani

Kemoterapi di RSUP H Adam Malik

Medan, Skripsi, Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Sumatera

Utara, Medan.

24. Nurjannah, R, 2017. Uji Aktifitas

Bakteri Metode Difusi Sumuran,

Makalah

25. Prasetyaningsih, Yuliana; Eni, Kurniati;

Dina, Setiarini, 2017. Pengaruh Ekstrak

Daun Binahong (Anredera

cordifolia(Ten.) Steenis) Terhadap

Pertumbuhan Bakteri Streptococcus

pypgenes Secara In Vitro. Jurnal

Kesehatan, 4(1).

26. Pratiwi, S.T, 2008, Mikrobiologi

Farmasi. Penerbit Erlangga. Jakarta.

27. Prayoga, E, 2013. Perbandingan Efek

Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle

L) Dengan Metode Difusi Disk dan

Sumuran Terhadap Pertumbuhan

Bakteri Staphylococcus aureus. Tesis 1-

33. Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

28. Puspitasari, Apriliana; Arthur, PK; Evi,

Ervianti; Abu, Rohiman, 2019. Profil

Pasien Baru Kandidiasis, Berkala Ilmu

Kesehatan Kulit dan Kelamin, 31(1).

29. Puthera, A, G.N Agung dan A.S

Duniaji, 2012. Mempelajari Pengaruh

Konsentrasi Ekstrak Rimpang Lengkuas

(Alpinia galanga) Terhadap

Pertumbuhan Aspergillus flavus pada

Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.),

4(2).

30. Retnaningsih, A dan Dayanti, R. 2017.

Uji Daya Hambat Ekstrak Etanol

Tanaman Sarang Semut

(Myrmecodia pendes) Terhadap

Pertumbuhan Jamur Candida albicans

dan Bakteri Escherecia coli Dengan

Metode Difusi Sumuran. Jurnal

Analis Farmasi, 2(2), pp.136-145.

31. Rohadi, D. 2016. Aktivitas Antimikosis

Ekstrak Etanol Daun Sirsak (Annona

muricata L.), Pharmaciana, 6(1),

pp.101-106.

32. Roosheroe, Indrawati Gandjar;

Wellyzar Sjamsuridzal; Ariyanti Oetari,

2014. Mikologi Dasar dan Terapan.

Penerbit Yayasan Pustaka Obor

Indonesia, Jakarta.

33. Safitri, Ratu dan Novel, SS, 2010.

Medium Analisis Mikroorganisme.

Penerbit Trans Info Media, Jakarta.

34. Siregar, R, S, 2013. Penyakit Jamur

Kulit Edisi 2, Penerbit Buku Kedokteran

EGC, Jakarta.

35. Soedarto, 2015. Mikrobiologi

Kedokteran, Jakarta: CV Agung Seto.

36. Soedarto, 2009. Penyakit Menular di

Indonesia, Jakarta: CV Agung Seto.

37. Soemarno, 2000. Isolasi dan Identifikasi

Bakteri Klinik. Akademik Analis

Kesehatan, Yogyakarta, 150 halaman.

38. Suranto, A, 2011. Dahsyatnya Sirsak

Tumpas Penyakit. Pustaka Bunda.

Jakarta

39. Suryaningsih, Apriyani; Siti,

Chumaeroh; Beni, Benyamin, 2015. Uji

Efektivitas Ekstrak Anggur Merah

(Vitis vinivera) Terhadap

Pertumbuhan Candida albicans Secara

in-vitro, Media Dental Intelektual

Jurnal 2(1)

40. Tannady, Hendy dan Wahyu, EM, 2015.

Pengamatan Waktu Pelayanan Operator

Pintu TOL Dengan Uji Hipotesis

Analysis Of Variance (ANOVA).

Journal of Industrial Engineering

& Management System, 8(1).

41. Warisno dan Kres, Dahana, 2012. Daun

Sirsak Langkah Alternatif

MenggempurPenyakit. Penerbit PT

Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

42. Wirata, G, 2017, Kandidosis Kutis,

Laporan Kasus Masalah Kesehatan,

Fakultas Universitas Kedokteran

Udayana, Denpasar.

Page 46: Buku Kedokteran EGC. Ekstrak Daun Kemangi

1

Page 47: Buku Kedokteran EGC. Ekstrak Daun Kemangi
Page 48: Buku Kedokteran EGC. Ekstrak Daun Kemangi
Page 49: Buku Kedokteran EGC. Ekstrak Daun Kemangi