Upload
others
View
10
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Jawetz, Melnick, Adelberg, 2008. Mikrobiologi Kedokteran Edisi 25, Jakarta:
Buku Kedokteran EGC.
Komang, Antonius; Herlambang, Prehananto; Amalia, Sekar, 2017. Daya
Hambat Pertumbuhan Candida albicans Dan Daya Bunuh Candida
albicans Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum I.). Jurnal Wiyata, 4(1).
Kurniati, FN; Afrillia, NG; Nur, Aziz, 2017. Aktivitas Antibakteri dan Antijamur
Ekstrak Etanol Akar, Bunga, dan Daun Turi (Sesbania Grandflora L.
Poir). Acta Pharmaceutica Indonesia, 42(1), pp. 1-8.
Lubis, R.D, 2008. Pengobatan Dermatomikosis, Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara.
Mahdiana, R, 2012. Khasiat & Manfaat Daun Sirsak Bagi Kanker. Tora Book.
Yogyakarta.
Mardiana, L dan Ratnasari, J, 2012. Ramuan dan Khasiat Sirsak. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Marjoni, R, 2016. Dasar-Dasar Fitokimia Untuk Diploma III Farmasi, TIM,
Jakarta.
Marni, 2015. Hubungan Kebiasaan Sehari-hari Dengan Timbulmya Kejadian
Kandidiasis Intertrigo Pada Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum
Dr. H.Abdoel Moloek Provinsi Lampung Tahun 2013, Jurnal Medika
Malahayati,2(4), pp.169-176.
Masloman, AP; Pangemanan, DHC; Anindita, PS, 2016. UJI DAYA HAMBAT
EKSTRAK DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) TERHADAP
PERTUMBUHAN JAMUR Candida albicans. Jurnal Ilmiah Farmasi,
5(4).
Miftahullaila, Mourent, 2010, Kandidiasis Oral Pada Penderita Leukimia Akut
yang Menjalani Kemoterapi di RSUP H Adam Malik Medan, Skripsi,
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara, Medan.
Nurjannah, R, 2017. Uji Aktifitas Bakteri Metode Difusi Sumuran, Makalah
Prasetyaningsih, Yuliana; Eni, Kurniati; Dina, Setiarini, 2017. Pengaruh Ekstrak
Daun Binahong (Anredera cordifolia(Ten.) Steenis) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Streptococcus pypgenes Secara In Vitro. Jurnal Kesehatan,
4(1).
Pratiwi, S.T, 2008, Mikrobiologi Farmasi. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Prayoga, E, 2013. Perbandingan Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)
Dengan Metode Difusi Disk dan Sumuran Terhadap Pertumbuhan Bakteri
Staphylococcus aureus. Tesis 1-33. Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Puspitasari, Apriliana; Arthur, PK; Evi, Ervianti; Abu, Rohiman, 2019. Profil
Pasien Baru Kandidiasis, Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin,
31(1).
Puthera, A, G.N Agung dan A.S Duniaji, 2012. Mempelajari Pengaruh
Konsentrasi Ekstrak Rimpang Lengkuas (Alpinia galanga) Terhadap
Pertumbuhan Aspergillus flavus pada Kacang Tanah (Arachis hypogaea
L.), 4(2).
Retnaningsih, A dan Dayanti, R. 2017. Uji Daya Hambat Ekstrak Etanol Tanaman
Sarang Semut (Myrmecodia pendes) Terhadap Pertumbuhan Jamur
Candida albicans dan Bakteri Escherecia coli Dengan Metode Difusi
Sumuran. Jurnal Analis Farmasi, 2(2), pp.136-145
Rohadi, D. 2016. Aktivitas Antimikosis Ekstrak Etanol Daun Sirsak (Annona
muricata L.), Pharmaciana, 6(1), pp.101-106.
Roosheroe, Indrawati Gandjar; Wellyzar Sjamsuridzal; Ariyanti Oetari, 2014.
Mikologi Dasar dan Terapan. Penerbit Yayasan Pustaka Obor Indonesia,
Jakarta.
Safitri, Ratu dan Novel, SS, 2010. Medium Analisis Mikroorganisme. Penerbit
Trans Info Media, Jakarta.
Siregar, R, S, 2013. Penyakit Jamur Kulit Edisi 2, Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.
Soedarto, 2015. Mikrobiologi Kedokteran, Jakarta: CV Agung Seto.
Soedarto, 2009. Penyakit Menular di Indonesia, Jakarta: CV Agung Seto.
Soemarno, 2000. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik. Akademik Analis
Kesehatan, Yogyakarta, 150 halaman.
Suranto, A, 2011. Dahsyatnya Sirsak Tumpas Penyakit. Pustaka Bunda. Jakarta
Suryaningsih, Apriyani; Siti, Chumaeroh; Beni, Benyamin, 2015. Uji Efektivitas
Ekstrak Anggur Merah (Vitis vinivera) Terhadap Pertumbuhan Candida
albicans Secara in-vitro, Media Dental Intelektual Jurnal 2(1)
Tannady, Hendy dan Wahyu, EM, 2015. Pengamatan Waktu Pelayanan Operator
Pintu TOL Dengan Uji Hipotesis Analysis Of Variance (ANOVA).
Journal of Industrial Engineering & Management System, 8(1).
Warisno dan Kres, Dahana, 2012. Daun Sirsak Langkah Alternatif Menggempur
Penyakit. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Wirata, G, 2017, Kandidosis Kutis, Laporan Kasus Masalah Kesehatan, Fakultas
Universitas Kedokteran Udayana, Denpasar.
1
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
Perhitungan Pengulangan Perlakuan Sampel Uji
Rumus pengulangan yang digunakan yaitu :
Keterangan:
t = banyaknya pengulangan sampel
n = jumlah perlakuan sampel
diketahui: n = 10 (konsentrasi ekstrak daun sirsak 10%, 20%, 30%, 40%, 50%,
60%, 70%, 80%, 90%, 100%)
Ditanya: n....?
Jawab:
(t - 1) (n - 1) ≥ 15
(t - 1) (10 - 1) ≥ 15
(t - 1) (9) ≥ 15
(9t – 9) ≥ 15
9t ≥ 15 + 9
9t ≥ 24
t ≥ 24/9
t ≥ 2,667
t ≥ 3
Jadi, banyaknya pengulangan yang dilakukan sebanyak 3 kali.
(t – 1) (n - 1) ≥ 15
LAMPIRAN 2
Pengenceran Larutan Uji
1. Pembuatan larutan uji konsentrasi 90% dari larutan uji konsentrasi 100%
V1 x %1 = V2 x %2
V1 x 100% = 5 ml x 90%
V1 x 100 = 450 ml
V1 = 4,5 ml
Dipipet 4,5 ml larutan uji lalu ditambahkan aquades steril sebanyak 0,5 ml.
2. Pembuatan larutan uji konsentrasi 80% dari larutan uji konsentrasi 100%
V1 x %1 = V2 x %2
V1 x 100% = 5 ml x 80%
V1 x 100 = 400 ml
V1 = 4,0 ml
Dipipet 4,0 ml larutan uji lalu ditambahkan aquades steril sebanyak 1,0 ml.
3. Pembuatan larutan uji konsentrasi 70% dari larutan uji konsentrasi 100%
V1 x %1 = V2 x %2
V1 x 100% = 5 ml x 70%
V1 x 100 = 350 ml
V1 = 3,5 ml
Dipipet 3,5 ml larutan uji lalu ditambahkan aquades steril sebanyak 1,5 ml.
4. Pembuatan larutan uji konsentrasi 60% dari larutan uji konsentrasi 100%
V1 x %1 = V2 x %2
V1 x 100% = 5 ml x 60%
V1 x 100 = 300 ml
V1 = 3,0 ml
Dipipet 3,0 ml larutan uji lalu ditambahkan aquades steril sebanyak 2,0 ml.
5. Pembuatan larutan uji konsentrasi 50% dari larutan uji konsentrasi 100%
V1 x %1 = V2 x %2
V1 x 100% = 5 ml x 50%
V1 x 100 = 250 ml
V1 = 2,5 ml
Dipipet 2,5 ml larutan uji lalu ditambahkan aquades steril sebanyak 2,5 ml.
6. Pembuatan larutan uji konsentrasi 40% dari larutan uji konsentrasi 100%
V1 x %1 = V2 x %2
V1 x 100% = 5 ml x 40%
V1 x 100 = 200 ml
V1 = 2,0 ml
Dipipet 2,0 ml larutan uji lalu ditambahkan aquades steril sebanyak 3,0 ml.
7. Pembuatan larutan uji konsentrasi 30% dari larutan uji konsentrasi 100%
V1 x %1 = V2 x %2
V1 x 100% = 5 ml x 30%
V1 x 100 = 150 ml
V1 = 1,5 ml
Dipipet 1,5 ml larutan uji lalu ditambahkan aquades steril sebanyak 3,5 ml.
8. Pembuatan larutan uji konsentrasi 20% dari larutan uji konsentrasi 100%
V1 x %1 = V2 x %2
V1 x 100% = 5 ml x 20%
V1 x 100 = 100 ml
V1 = 1,0 ml
Dipipet 1,0 ml larutan uji lalu ditambahkan aquades steril sebanyak 4,0 ml.
9. Pembuatan larutan uji konsentrasi 10% dari larutan uji konsentrasi 100%
V1 x %1 = V2 x %2
V1 x 100% = 5 ml x 10%
V1 x 100 = 50 ml
V1 = 0,5 ml
Dipipet 0,5 ml larutan uji lalu ditambahkan aquades steril sebanyak 4,5 ml.
LAMPIRAN 3
Skema Kerja
Dibuat seri pengenceran dari larutan
ekstrak daun sirsak (Annona muricata
L.) 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%,
70%, 80%, 90%, 100%.
Disiapkan suspense
jamur Candida albicans
yang telah disamakan
dengan larutan standar
Mac Farland 0,5
Pembuatan media
SDA ditambah
dengan antibiotik
kloramfenikol.
Masing-masing lubang
sumuran dimasukkan 5µL
berbagai konsentrasi
ekstrak, kontrol positif, dan
negatif (Nurjannah, 2017).
Dilakukan pembuatan sumuran
menggunakan tip steril dengan
diameter 5 mm dan kedalaman 4
mm pada media SDA yang telah
menjadi agar (Nurjannah, 2017).
Dituangkan suspense jamur
Candida albicans sebanyak 100µl
kedalam cawan petri, kemudian
tuang SDA sebanyak 20 ml ke
masing-masing cawan petri.
Diinkubasi pada suhu 37oC
selama 3 x 24 jam
(Soemarno, 2000).
Zona bening yang terbentuk di
sumuran diukur diameternya
dengan menggunakan jangka
sorong (Soemarno, 2000).
LAMPIRAN 4
Bahan Determinasi Daun Sirsak
Gambar 1
Bahan untuk determinasi
LAMPIRAN 5
Proses Pembuatan Ekstrak Daun Sirsak
A. Pembuatan Simplisia
Gambar 2
Daun sirsak segar dipotong-
potong, kemudian dicuci
Gambar 4
Simplisia yang sudah kering, lalu
dihaluskan menjadi serbuk
Gambar 5
Serbuk simplisia yang sudah siap
untuk di maserasi
Gambar 3
Daun sirsak yang sudah dicuci
lalu dijemur hingga kering
B. Proses Evaporasi
Gambar 6
Proses evaporasi maserasi
menggunakan rotary evaporator
Gambar 8
Hasil ekstraksi yang sudah
disaring, dimasukkan kedalam
botol kaca
Gambar 7
Proses penyaringan
ekstrak daun sirsak
LAMPIRAN 6
Identiifikasi Jamur Candida albicans
Gambar 10
Pengecatan Gram
Gambar 12
Hasil pemeriksaan Candida
albicans dengan pengecatan gram
menggunakan perbesaran 100x
Gambar 11
Pemeriksaan dibawah
mikroskop dengan
perbesaran 100x
Gambar 9
Pembuatan preparat untuk
identifikasi jamur
pseudohifa
blastospora
LAMPIRAN 7
Proses Uji Daya Hambat
Gambar 15
Pembuatan suspensi jamur
Candida albicans
Gambar 16
Penyetaraan suspensi dengan
standar Mc Farland 0,5
Gambar 14
Ekstrak yang telah diencerkan Gambar 13
Pemipetan pengenceran
ekstrak daun sirsak
Gambar 17
Pemipetan suspensi jamur
Candida albicans ke dalam
plate
Gambar 18
Penuangan media SDA ke
dalam plate
Gambar 22
Ekstrak dimasukkan ke
dalam sumuran
Gambar 21
Pemipetan ekstrak daun
sirsak pada masing-masing
konsentrasi
Gambar 19
Homogenkan dan tunggu
sampai media SDA mengeras
Gambar 20
Pembuatan lubang sumuran
pada media SDA
Gambar 23
Media yang telah ditanam diinkubasi dalam
inkubator dengan suhu 37oC selama 3 x 24 jam.
LAMPIRAN 8
Hasil Uji Daya Hambat Pengulangan I
LAMPIRAN 9
10%
Gambar 24
Hasil uji daya hambat pengulangan I
konsentrasi 10%, 20%
Gambar 28
Hasil uji daya hambat pengulangan I
konsentrasi 90%, 100%
Gambar 29
Hasil uji daya hambat pengulangan I
k(+) ketokonazol , k(-) aquades steril
Gambar 26
Hasil uji daya hambat pengulangan I
konsentrasi 50%, 60%
Gambar 27
Hasil uji daya hambat pengulangan I
konsentrasi 70%, 80%
Gambar 25
Hasil uji daya hambat pengulangan I
konsentrasi 30%, 40%
20%
K +
80% 70%
60%
50%
40% 30%
K -
100% 90%
Hasil Uji Daya Hambat Pengulangan II
LAMPIRAN 10
Gambar 30
Hasil uji daya hambat pengulangan II
konsentrasi 10%, 20%
Gambar 34
Hasil uji daya hambat pengulangan II
konsentrasi 90%, 100%
Gambar 35
Hasil uji daya hambat pengulangan II
k(+) ketokonazol , k(-) aquades steril
Gambar 32
Hasil uji daya hambat pengulangan II
konsentrasi 50%, 60%
Gambar 33
Hasil uji daya hambat pengulangan II
konsentrasi 70%, 80%
Gambar 31
Hasil uji daya hambat pengulangan II
konsentrasi 30%, 40%
10% 20%
70% 60%
80%
90%
K -
K +
100%
50%
30% 40%
Hasil Uji Daya Hambat Pengulangan III
Gambar 36
Hasil uji daya hambat pengulangan III
konsentrasi 10%, 20%
Gambar 40
Hasil uji daya hambat pengulangan III
konsentrasi 90%, 100%
Gambar 41
Hasil uji daya hambat pengulangan III
k(+) ketokonazol , k(-) aquades steril
Gambar 38
Hasil uji daya hambat pengulangan III
konsentrasi 50%, 60%
Gambar 39
Hasil uji daya hambat pengulangan III
konsentrasi 70%, 80%
Gambar 37
Hasil uji daya hambat pengulangan III
konsentrasi 30%, 40%
90%
10% 20% 30%
50%
40%
70% 60%
80%
K +
K - 100%
LAMPIRAN 11
Analisa Data SPSS
Tests of Normalityb,c
Konsentrasi
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Diameter 30% .328 3 . .871 3 .298
40% .253 3 . .964 3 .637
50% .227 3 . .983 3 .747
60% .204 3 . .993 3 .843
70% .219 3 . .987 3 .780
80% .253 3 . .964 3 .637
90% .253 3 . .964 3 .637
100% .232 3 . .980 3 .726
a. Lilliefors Significance Correction
b. Diameter is constant when Konsentrasi = 10%. It has been omitted.
c. Diameter is constant when Konsentrasi = 20%. It has been omitted.
Oneway
Test of Homogeneity of Variances
Diameter
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.893 9 20 .113
ANOVA
Diameter
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 868.986 9 96.554 972.803 .000
Within Groups 1.985 20 .099
Total 870.971 29
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Diameter
LSD
(I)
Konsentrasi
(J)
Konsentrasi
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
10%
20% .00000 .25723 1.000 -.5366 .5366
30% -7.71333* .25723 .000 -8.2499 -7.1768
40% -9.71667* .25723 .000 -10.2532 -9.1801
50% -10.75000* .25723 .000 -11.2866 -10.2134
60% -11.83333* .25723 .000 -12.3699 -11.2968
70% -12.83333* .25723 .000 -13.3699 -12.2968
80% -13.86667* .25723 .000 -14.4032 -13.3301
90% -14.86667* .25723 .000 -15.4032 -14.3301
100% -15.86667* .25723 .000 -16.4032 -15.3301
20% 10% .00000 .25723 1.000 -.5366 .5366
30% -7.71333* .25723 .000 -8.2499 -7.1768
40% -9.71667* .25723 .000 -10.2532 -9.1801
50% -10.75000* .25723 .000 -11.2866 -10.2134
60% -11.83333* .25723 .000 -12.3699 -11.2968
70% -12.83333* .25723 .000 -13.3699 -12.2968
80% -13.86667* .25723 .000 -14.4032 -13.3301
90% -14.86667* .25723 .000 -15.4032 -14.3301
100% -15.86667* .25723 .000 -16.4032 -15.3301
30%
10% 7.71333* .25723 .000 7.1768 8.2499
20% 7.71333* .25723 .000 7.1768 8.2499
40% -2.00333* .25723 .000 -2.5399 -1.4668
50% -3.03667* .25723 .000 -3.5732 -2.5001
60% -4.12000* .25723 .000 -4.6566 -3.5834
70% -5.12000* .25723 .000 -5.6566 -4.5834
80% -6.15333* .25723 .000 -6.6899 -5.6168
90% -7.15333* .25723 .000 -7.6899 -6.6168
100% -8.15333* .25723 .000 -8.6899 -7.6168
40%
10% 9.71667* .25723 .000 9.1801 10.2532
20% 9.71667* .25723 .000 9.1801 10.2532
30% 2.00333* .25723 .000 1.4668 2.5399
50% -1.03333* .25723 .001 -1.5699 -.4968
60% -2.11667* .25723 .000 -2.6532 -1.5801
70% -3.11667* .25723 .000 -3.6532 -2.5801
80% -4.15000* .25723 .000 -4.6866 -3.6134
90% -5.15000* .25723 .000 -5.6866 -4.6134
100% -6.15000* .25723 .000 -6.6866 -5.6134
50%
10% 10.75000* .25723 .000 10.2134 11.2866
20% 10.75000* .25723 .000 10.2134 11.2866
30% 3.03667* .25723 .000 2.5001 3.5732
40% 1.03333* .25723 .001 .4968 1.5699
60% -1.08333* .25723 .000 -1.6199 -.5468
70% -2.08333* .25723 .000 -2.6199 -1.5468
80% -3.11667* .25723 .000 -3.6532 -2.5801
90% -4.11667* .25723 .000 -4.6532 -3.5801
100% -5.11667* .25723 .000 -5.6532 -4.5801
60%
10% 11.83333* .25723 .000 11.2968 12.3699
20% 11.83333* .25723 .000 11.2968 12.3699
30% 4.12000* .25723 .000 3.5834 4.6566
40% 2.11667* .25723 .000 1.5801 2.6532
50% 1.08333* .25723 .000 .5468 1.6199
70% -1.00000* .25723 .001 -1.5366 -.4634
80% -2.03333* .25723 .000 -2.5699 -1.4968
90% -3.03333* .25723 .000 -3.5699 -2.4968
100% -4.03333* .25723 .000 -4.5699 -3.4968
70%
10% 12.83333* .25723 .000 12.2968 13.3699
20% 12.83333* .25723 .000 12.2968 13.3699
30% 5.12000* .25723 .000 4.5834 5.6566
40% 3.11667* .25723 .000 2.5801 3.6532
50% 2.08333* .25723 .000 1.5468 2.6199
60% 1.00000* .25723 .001 .4634 1.5366
80% -1.03333* .25723 .001 -1.5699 -.4968
90% -2.03333* .25723 .000 -2.5699 -1.4968
100% -3.03333* .25723 .000 -3.5699 -2.4968
80%
10% 13.86667* .25723 .000 13.3301 14.4032
20% 13.86667* .25723 .000 13.3301 14.4032
30% 6.15333* .25723 .000 5.6168 6.6899
40% 4.15000* .25723 .000 3.6134 4.6866
50% 3.11667* .25723 .000 2.5801 3.6532
60% 2.03333* .25723 .000 1.4968 2.5699
70% 1.03333* .25723 .001 .4968 1.5699
90% -1.00000* .25723 .001 -1.5366 -.4634
100% -2.00000* .25723 .000 -2.5366 -1.4634
90%
10% 14.86667* .25723 .000 14.3301 15.4032
20% 14.86667* .25723 .000 14.3301 15.4032
30% 7.15333* .25723 .000 6.6168 7.6899
40% 5.15000* .25723 .000 4.6134 5.6866
50% 4.11667* .25723 .000 3.5801 4.6532
60% 3.03333* .25723 .000 2.4968 3.5699
70% 2.03333* .25723 .000 1.4968 2.5699
80% 1.00000* .25723 .001 .4634 1.5366
100% -1.00000* .25723 .001 -1.5366 -.4634
100% 10% 15.86667* .25723 .000 15.3301 16.4032
20% 15.86667* .25723 .000 15.3301 16.4032
30% 8.15333* .25723 .000 7.6168 8.6899
40% 6.15000* .25723 .000 5.6134 6.6866
50% 5.11667* .25723 .000 4.5801 5.6532
60% 4.03333* .25723 .000 3.4968 4.5699
70% 3.03333* .25723 .000 2.4968 3.5699
80% 2.00000* .25723 .000 1.4634 2.5366
90% 1.00000* .25723 .001 .4634 1.5366
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Correlations
Correlations
konsentrasi_ekstrak zona_hambat
konsentrasi_ekstrak
Pearson Correlation 1 .931**
Sig. (2-tailed) .000
N 30 30
zona_hambat
Pearson Correlation .931** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 30 30
Correlations
konsentrasi_ekstrak zona_hambat
konsentrasi_ekstrak
Pearson Correlation 1 .931**
Sig. (2-tailed) .000
N 30 30
zona_hambat
Pearson Correlation .931** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
LAMPIRAN 12
Hasil analisa Post-Hoc ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap
pertumbuhan jamur Candida albicans.
Perbedaan
Rerata
IK 95% p value
Minimum Maksimum
100% vs 90% 1,00 0,46 1,53 0,001
100% vs 80% 2,00 1,46 2,53 0,000
100% vs 70% 3,03 2,49 3,56 0,000
100% vs 60% 4,03 3,49 4,56 0,000
100% vs 50% 5,12 4,58 5,65 0,000
100% vs 40% 6,15 5,61 6,68 0,000
100% vs 30% 8,15 7,61 8,68 0,000
100% vs 20% 15,87 15,33 16,40 0,000
100% vs 10% 15,87 15,33 16,40 0,000
90% vs 80% 1,00 0,46 1,53 0,001
90% vs 70% 2,03 1,49 2,56 0,001
90% vs 60% 3.03 2,49 3,56 0,000
90% vs 50% 4,12 3,58 4,65 0,000
90% vs 40% 5,15 4,61 5,68 0,000
90% vs 30% 7,15 6,61 7,68 0,000
90% vs 20% 14,86 14,33 15,40 0,000
90% vs 10% 14,86 14,33 15,40 0,000
80% vs 70% 1,03 0,49 1,56 0,001
80% vs 60% 2,03 1,49 2,56 0,001
80% vs 50% 3,11 2,58 3,65 0,000
80% vs 40% 4,15 3,61 4,68 0,000
80% vs 30% 6,15 5,61 6,68 0,000
80% vs 20% 13,86 13,33 14,40 0,000
80% vs 10% 13,86 13,33 14,40 0,000
70% vs 60% 1,00 0,46 1,53 0,001
70% vs 50% 2,08 1,54 2,61 0,000
70% vs 40% 3,11 2,58 3,65 0,000
70% vs 30% 5,12 4,58 5,65 0,000
70% vs 20% 12,83 12,29 13,36 0,000
70% vs 10% 12,83 12,29 13,36 0,000
60% vs 50% 1,08 0,54 1,61 0,001
60% vs 40% 2,11 1,58 2,65 0,000
60% vs 30% 4,12 3,58 4,65 0,000
60% vs 20% 11,83 11,29 12,36 0,000
60% vs 10% 11,83 11,29 12,36 0,000
50% vs 40% 1,03 0,49 1,56 0,001
50% vs 30% 3,03 2,50 3,57 0,000
50% vs 20% 10,75 10,21 11,28 0,000
50% vs 10% 10,75 10,21 11,28 0,000
40% vs 30% 2,00 1,46 2,53 0,000
40% vs 20% 9,71 9,18 10,25 0,000
40% vs 10% 9,71 9,18 10,25 0,000
30% vs 20% 7,71 7,17 8,24 0,000
30% vs 10% 7,71 7,17 8,24 0,000
20% vs 10% 0,00 -0,53 0,53 1,000
LAMPIRAN 13
Surat Keterangan Layak Etik
LAMPRAN 14
Surat Keterangan Hasil Determinasi Daun Sirsak
LAMPIRAN 15
Surat Hasil Uji Jamur Candida albicans
LAMPIRAN 16
Surat Keterangan Ekstrak Daun Sirsak
LAMPIRAN 17
Surat Keterangan Persetujuan Penelitian
LAMPIRAN 18
DAYA HAMBAT EKSTRAK DAUN SIRSAK (Annona muricata
L.) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Candida albicans
Anisa Bella Amalia
Program Studi Teknologi Laboratorium Medis
Program Sarjana Terapan
Jurusan Analis Kesehatan
Politeknik Kesehatan Tanjungkarang
Abstrak
Kandidiasis merupakan salah satu infeksi jamur yang bersifat akut atau subakut disebabkan oleh
Candida dengan penyebab terbanyak adalah spesies Candida albicans. Prevalensi kandidiasis di
RSUD Dr. Soetomo Surabaya pada tahun 2013-2016 didapatkan hasil sebanyak 298 pasien baru
dengan jenis kandidiasis terbanyak adalah kandidiasis intertriginosa (kandidiasis pada daerah
lipatan kulit) sebesar 50,5%. Pengobatan tradisional berupa obat-obatan herbal saat ini menjadi
alternatif dalam penyembuhan, khususnya penyakit-penyakit yang membutuhkan biaya yang
tinggi dalam menyembuhkannya. Penelitian ini untuk menguji daya hambat ekstrak daun sirsak
(Annona muricata L.) terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans. Penelitian ini bersifat
eksperimen, menggunakan metode difusi sumuran dengan melihat zona hambat yang terbentuk
dari konsentrasi ekstrak 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90%, 100%. Analisa data
yang digunakan adalah uji Anova yang dilanjutkan ke uji Post-Hoc LSD. Hasil penelitian
menunjukkan pada konsentrasi 10% dan 20% tidak terbentuk zona hambat, sedangkan untuk
konsentrasi 30% sampai konsentrasi 100% terbentuk zona hambat dengan rerata 7,71 mm sampai
15,86 mm dengan kategori lemah hingga sedang. Maka dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun
sirsak (Annona muricata L.) mampu menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans.
Kata Kunci : Candida albicans, ekstrak daun sirsak
THE INHIBITION OF SOURSOP LEAF EXTRACT (Annona
muricata L.) ON THE GROWTH OF Candida albicans Abstract
Candidiasis is one of a fungal infection that is acute or sub acute and it caused by candida with the
most causes by Candida albicans spesies. The result of candidiasis prevalance at RSUD Dr.
Soetomo in 2013-2016 is 50,5% with 298 new patients in most infection is intertriginosa
candidiasis (candidiasis infection of skin folds). Traditional treatments with herbal is another
alternative, especially diseases that need more cost. This research aims to test the inhibition of
soursop leaf extract (Annona muricata L.) on the growth of Candida albicans. The research is
experiment with well diffusion method and to see the obstacles zone made by extract
concentration 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90%, 100%. The analysis is anova
test and continue with Post-Hoc LSD. The result of this research in 10% concentration and 20%
concentration is no obstacles zone and for 30% concentration - 100% concentration was formed
the obstacles zone with average 7.71 mm - 15.86 mm with two categories, weak and medium. The
conclusion is soursop leaf extract (Annona muricata L.) can inhibit the growth of Candida
albicans.
Keywords : Candida albicans, soursop leaf extract
PENDAHULUAN
Kandidiasis merupakan salah satu
infeksi jamur yang bersifat akut atau subakut
disebabkan oleh Candida dengan penyebab
terbanyak adalah spesies Candida albicans.
Kandidiasis dapat mengenai mulut, kulit,
kuku, vagina, bronki atau paru (Djuanda
dkk, 2010). Prevalensi kandidiasis di RSUD
Dr. Soetomo Surabaya pada tahun 2013-
2016 didapatkan hasil sebanyak 298 pasien
baru dengan jenis kandidiasis terbanyak
adalah kandidiasis intertriginosa (kandidiasis
pada daerah lipatan kulit) sebesar 50,5%.
Data dari Dinas Kesehatan Kota
Bandar Lampung tahun 2014 menunjukkan
adanya peningkatan kasus Infeksi Menular
Seksual (IMS) sebanyak 1041 kasus.
Dimana 37 kasus disertai dengan kandidiasis
(3,5%) (Amirus, 2015). Di RSUD DR. H.
Abdoel Moloek provinsi Lampung pada
tahun 2013 didapatkan pasien yang
mengalami kejadian kandidiasis intertrigo
berat sebanyak 14 orang (56%) dan yang
mengalami kejadian kandidiasis intertrigo
ringan sebanyak 11 orang (44%). Responden
yang mengalami kejadian kandidiasis pada
bagian ketiak sebanyak 13 orang (52%),
bagian mamae sebanyak 5 orang (20%) dan
pada bagian lipatan perut sebanyak 7 orang
(28%) (Marni, 2015).
Candida merupakan khamir yang
sering ditemukan pada manusia dan binatang
sebagai saprofit. Bila terdapat faktor
predisposisi seperti Diabetes Mellitus,
konsumsi alkohol, tidak di khitan,
kegemukan, imunologik, dan kebersihan
kulit, merupakan keadaan yang
menguntungkan bagi pertumbuhan jamur
tersebut (Gandahusada dkk, 2006, Djuanda
dkk, 2010). Berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan Marni pada tahun 2015
tentang kejadian kandidiasis intertrigo pada
pasien rawat jalan di RSUD DR. H. Abdoel
Moloek provinsi Lampung pada tahun 2013
didapatkan pasien yang mengalami kejadian
kandidiasis intertrigo berat sebanyak 14
orang (56%) dan yang mengalami kejadian
kandidiasis intertrigo ringan sebanyak 11
orang (44%). Responden yang mengalami
kejadian kandidiasis pada bagian ketiak
sebanyak 13 orang (52%), bagian mamae
sebanyak 5 orang (20%) dan pada bagian
lipatan perut sebanyak 7 orang (28%)
(Marni, 2015).
Kandidiasis superfisial terjadi melalui
peningkatan jumlah kandida lokal dan
adanya kerusakan pada kulit atau epitel oleh
ragi dan pseudohifa. Kandidiasis sistemik
terjadi ketika kandida masuk ke aliran darah
dan pertahanan pejamu tidak memenuhi
syarat untuk menahan pertumbuhan dan
penyebaran ragi. Kandida dapat menginfeksi
ginjal, melekat pada katup jantung prostetik,
atau dapat menimbulkan artritis, meningitis,
dan endoftalmitis (Jawetz, 2004). Secara
klinis, kandidiasis dapat terjadi pada semua
organ, baik superfisial sampai sisi yang lebih
dalam dan meluas. Infeksi ini berkembang
secara hematogen dari fokus infeksi primer.
Gejala klinis yang ditimbulkannya
tergantung pada jenis toksin yang
dikeluarkan, lokasi infeksi, dan respon imun
penderita (Hardjoeno dkk, 2007).
Pengobatan tradisional berupa obat-
obatan herbal saat ini menjadi alternatif
untuk mendapatkan kesembuhan, khususnya
untuk penyakit-penyakit yang membutuhkan
biaya yang tinggi untuk menyembuhkannya.
Obat tradisional, termasuk obat herbal,
dipercaya secara turun temurun mampu
menyembuhkan penyakit (Warisno dan
Dahana, 2012). Salah satu tanaman obat
yang sering digunakan oleh masyarakat
adalah tanaman sirsak yang telah diketahui
memiliki efektifitas anti fungi. Tanaman
sirsak merupakan tanaman yang hidup di
daerah tropis dan dapat tumbuh berbuah
sepanjang tahun jika kondisi air tanah
terpenuhi selama pertumbuhannya. Berbagai
penelitian menunjukkan bahwa tanaman
sirsak mengandung banyak khasiat sebagai
obat. Bagian tanaman sirsak, mulai dari
daun, bunga, buah, biji, akar, sampai kulit
batang pun dapat dimanfaatkan sebagai obat
(Mardiana dan Ratnasari, 2012).
Daun sirsak (Annona muricata L.)
dimanfaatkan sebagai obat untuk mengatasi
kanker, tumor, diabetes, hipertensi, penyakit
tipus, diare dan disentri, penyakit malaria,
dan juga dapat digunakan sebagai antivirus.
Kandungan senyawa Asetogenin pada daun
sirsak mampu membunuh sel kanker, secara
ilmiah dan empiris mampu menaklukan
berbagai penyakit berat. Kandungan lain
yang terdapat pada daun sirsak yaitu
flavonoid yang memiliki senyawa fenol
yang bersifat fungistatik atau anti jamur
(Warisno dan Dahana, 2012). Daun sirsak
(Annona muricata L) yang digunakan yaitu
daun baris ke 6 dari pucuk, tidak terdapat
bintik-bintik dibawah permukaan daun,
daging daun tebal, dan daun berwarna hijau
tua (Mahdiana, 2012).
Penelitian yang telah dilakukan oleh
Rohadi pada tahun 2016 tentang Aktivitas
antimikosis ekstrak etanol daun sirsak
(Annona muricata L.) dengan menggunakan
metode difusi agar dan konsentrasi 15%,
30%, 60% didapatkan hasil ekstrak daun
sirsak pada konsentrasi 60% yaitu sebsar
16,32 mm. Ekstrak etanol daun sirsak
menunjukkan aktivitas antimikosis terutama
terhadap Candida albicans. Semakin tinggi
konsentrasi ekstrak semakin besar
aktivitasnya (Rohadi, 2016).
Berdasarkan latar belakang masalah
dan penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya, maka peneliti menguji daya
hambat ekstrak daun sirsak (Annona
muricata L.) terhadap pertumbuhan jamur
Candida albicans dengan metode difusi
sumuran. Metode difusi sumuran memiliki
kelebihan yaitu lebih mudah mengukur luas
zona hambat yang terbentuk karena isolat
beraktivitas tidak hanya di permukaan atas
nutrient agar tetapi juga sampai ke bawah
(Retnaningsih dan Dayanti, 2017).
ALAT DAN BAHAN
Alat-alat yang digunakan yaitu neraca
analitik elektrik, tabung reaksi, autoclave,
inkubator, evaporator, erlenmeyer, lampu
spirtus, pipet ukur, vacum pump, ose, borer
steril, mikropipet + tip, kapas, botol gelap,
kain hitam, alumunium foil, kertas kopi,
jangka sorong, oven, hotplate.
Bahan yang digunakan yaitu aquades
steril, standar McFarland 0,5, larutan uji
ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)
dengan konsentrasi 10%, 20%, 30%, 40%,
50%, 60%, 70%, 80%, 90%, 100%.
Sabouround Dextrose Agar (SDA), larutan
kloramfenikol, etanol 96% strain murni
Candida albicans, kontrol positif
menggunakan antibiotik ketokonazol, dan
NaCl 0,85%.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan bersifat
eksperimental dengan desain penelitian
berupa Rancangan Acak Lengkap (RAL).
Terdapat dua variabel yaitu variabel bebas
berupa ekstrak daun sirsak (Annona
muricata L) dengan konsentrasi 10%, 20%,
30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90%,
100%, dan variabel terikat berupa
pertumbuhan jamur Candida albicans.
Sebagai kontrol negatifnya aquades dan
sebagai kontrol positifnya adalah
ketokonazol. Pemeriksaan menggunakan
metode difusi sumuran dengan melihat zona
hambat yang terbentuk. Pengulangan
dilakukan sebanyak 3 kali yang di dapat dari
perhitungan menggunakan rumus Frederer
yaitu (t-1) (n-1) ≥ 15. Tempat penelitian
dilakukan di Laboratorium Parasitologi
Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes
Tanjungkarang dilaksanakan pada bulan
Januari sampai dengan bulan April 2020.
Daun sirsak (Annona muricata L) yang
digunakan yaitu daun baris ke 6 dari pucuk,
tidak terdapat bintik-bintik dibawah
permukaan daun, daging daun tebal, dan
daun berwarna hijau tua (Mahdiana, 2012).
PROSEDUR KERJA
Sterilisasi Alat
Alat-alat gelas yang akan digunakan
dalam penelitian ini dibersihkan dan
dikeringkan terlebih dahulu, kemudian
dibungkus dengan kertas kopi. Disterilkan
dengan menggunakan oven pada suhu 160oC
selama 60 menit.
Pembuatan Simplisia Daun Sirsak
Daun sirsak (Annona muricata L.)
diambil ±3 kg daun sirsak segar, kemudian
dicuci dengan air mengalir dan ditiriskan.
Daun sirsak dikeringkan dengan cara ditutup
kain hitam dibawah sinar matahari secara
tidak langsung. Simplisia yang telah kering
lalu diserbuk dengan cara diblender dan
disimpan dalam wadah yang kering.
Pembuatan Ekstrak Daun Sirsak dengan
metode maserasi
1. Simplisia dimasukkan kedalam botol
berwarna gelap dengan volume 2000 ml,
sebanyak 10 bagian ditambahkan etanol
96% sebanyak 75 bagian, kemudian
didiamkan selama 5 hari ditempat yang
terlindungi cahaya dengan pengadukan
2–3 kali setiap hari, kemudian
dipisahkan antara filtrat dengan presipitat
menggunakan kertas saring (maserat 1).
2. Maserat 1 dan maserat 2 dicampur dan
diuapkan menggunakan evaporator
sampai diperoleh ekstrak kental, ekstrak
diuapkan kembali di hotplate dengan
suhu 60oC. Kemudian dilakukan
pengulangan untuk memastikan bahwa
ekstrak sudah tidak mengandung pelarut
lagi (ekstrak 100%). Ekstrak kemudian
disimpan pada wadah berbahan gelas
yang steril, bersih, dan kering.
3. Kemudian, larutan diencerkan kembali
dengan aquades sehingga di dapatkan
ekstrak dengan konsentrasi 10%, 20%,
30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90%,
100%.
Identifikasi Jamur Candida albicans
e) Jamur ditanam pada media SDA plate
lalu diamati koloni jamur Candida
albicans yang tumbuh pada plate
tersebut.
f) Koloni jamur yang terpisah diambil,
kemudian diletakkan pada permukaan
objek glass, lalu difiksasi diatas lampu
spirtus
g) Kemudian dilakukan pewarnaan gram
pada koloni yang telah diletakkan pada
permukaan objek glass tersebut.
h) Selanjutnya diamati dibawah mikroskop
dengan perbesaran awal 10x kemudian
lanjutkan dengan perbesaran 40x.
Pelaksanaan Uji Daya Hambat
d) Disiapkan cawan petri yang telah
disterilkan
e) Dituangkan 10 µl suspensi jamur
Candida albicans yang telah dibuat
f) Dibuat sumuran diatas permukaan SDA
yang sudah mengeras dengan diameter 5
mm dan kedalaman 4 mm (Nurjannah,
2017).
g) Dituang sampel (ekstrak daun sirsak),
kontrol positif, dan negatif dituangkan
sebanyak 5 µl dalam masing-masing
sumur dan diinkubasi selama 3 x 24 jam
dengan suhu 37oC (Nurjannah, 2017)
h) Melakukan pengukuran diameter zona
hambat menggunakan jangka sorong
i) Melakukan interpretasi penentuan
kategori respon hambatan pertumbuhan
jamur dengan melihat tabel di bawah ini
(Puthera dkk, 2012)
ANALISIS DATA
Analisis data yang digunakan adalah
analisis data univariate dan bivariat. Analisa
univariat adalah analisa data terhadap
variabel dari hasil penelitian dengan masing-
masing konsentrasi yang diukur zona
hambatnya dilakukan pengulangan 3 kali
kemudian diakumulasikan dan dihitung rata-
rata nya. Analisa bivariat adalah analisa data
yang dilakukan terhadap dua variabel yang
diduga saling berhubungan atau berkorelasi.
Analisa bivariate didapat dengan
membandingkan zona hambat yang telah
didapatkan rata-ratanya untuk mengetahui
ada tidaknya perbedaan yang signifikan
antara zona hambat ekstrak daun sirsak
(Annona muricata L.) dengan pertumbuhan
jamur Candida albicans dilakukan dengan
membandingkan nilai F tabel dan F hitung
menggunakan uji ANOVA, dengan syarat
data harus terdistribusi normal dan varian
data harus sama (Tannady dan Wahyu,
2015). Jika nilai F hitung lebih besar dari F
tabel dilanjutkan ke BNT (dengan taraf
kepercayaan 95% dan kesalahan 5%).
Diameter Zona
Bening
Respon Hambatan
Pertumbuhan
< 10 mm Lemah
10 – 15 mm Sedang
16 – 20 mm Kuat
> 20 mm Sangat Kuat
HASIL
Tabel1. Hasil Diamter Zona Hambat Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L.) terhadap
pertumbuhan jamur Candida albicans (lemah: <10 mm, sedang: 10-15 mm, kuat: 16-20 mm,
sangat kuat: >20 mm (Puthera dkk,2012)).
Konsentrasi
(%)
Diameter zona hambat
(mm) Rata-rata
(mm)
Kategori
zona
hambat I II III
10% 0 0 0 0 Tidak
Ada
20% 0 0 0 0 Tidak Ada
30% 7,20 7,90 8,04 7,71 Lemah
40% 9,30 9,80 10,05 9,72 Lemah
50% 10,40 10,80 11,05 10,75 Sedang
60% 11,50 11,80 12,20 11,83 Sedang
70% 12,60 12,80 13,10 12,90 Sedang
80% 13,60 13,80 14,20 13,87 Sedang
90% 14,60 14,80 15,20 14,90 Sedang
100% 15,50 15,80 16,30 15,86 Sedang
Kontrol (+)
Ketokonazol 23,00 25,00 27,00 25,00 Sangat Kuat
Dari Tabel 1 diatas menunjukkan bahwa
ekstrak daun sirsak (Annoa muricata L.)
membentuk zona hambat dimulai dari
konsentrasi 30% sampai 100%. Ukuran
rerata zona hambat yang terbentuk dari
konsentrasi 30% sampai 100% yaitu 7,71
sampai 15,86 mm. Zona hambat yang
terbentuk pada konsentrasi 30% yaitu 7,71
mm dan pada konsentrasi 40% yaitu 9,72
mm dan keduanya dikategorikan dalam zona
hambat yang lemah (< 10 mm). Sedangkan
konsentrasi 50% sampai 100% memiliki
zona hambat 10,75 mm, 11,83 mm, 12,90
mm, 13,87 mm, 14,90 mm, dan 15,86 mm
secara berturut-turut dan kesemuanya
dikategorikan sebagai zona hambat yang
sedang (10-15 mm). Data menunjukkan
bahwa besarnya diameter zona hambat
berbanding lurus dengan besarnya
konsentrasi ekstrak daun sirsak (Annona
muricata L.), yang berarti semakin tinggi
konsentrasi ekstrak daun sirsak (Annona
muricata L.) maka semakin besar diameter
zona hambat yang terbentuk.
Hal ini dibuktikan dengan uji korelasi
menggunakan uji statistik pearson dengan p
value yaitu 0,000 (lampiran 11), karena p <
0,05 maka data dinyatakan berkorelasi.
Kenaikan konsentrasi dan kenaikan besar
zona hambat yang terbentuk dapat dilihat
pada gambar dibawah ini:
Tabel 2. Hasil analisa One Way Anova
ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.)
terhadap pertumbuhan jamur Candida
albicans.
Konsentrasi N Rerata ± s.b. p value 10% 3 0,00 ± 0,00 0,000 20% 3 0,00 ± 0,00 30% 3 7,71 ± 0,42
40% 3 9,72 ± 0,38
50% 3 10,75 ± 0,32 60% 3 11,83 ± 0,35 70% 3 12,90 ± 0,25 80% 3 13,87 ± 0,30 90% 3 14,90 ± 0,30
100% 3 15,86 ± 0,40
1
Dari Tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa hasil
uji Anova didapatkan p = 0,000 (lampiran
11), p < 0,05 yang berarti bahwa faktor
mempengaruhi variabel, dimana konsentrasi
ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.)
berpengaruh terhadap pertumbuhan jamur
Candida albicans. Untuk melihat kelompok
mana yang mempengaruhi secara signifikan,
kemudian dilanjutkan ke analisa Post-Hoc
Least Significant Difference (LSD) atau uji
Beda Nyata Terkecil (BNT).
Tabel 3. Hasil analisa Post-Hoc (p value)
ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.)
terhadap pertumbuhan jamur Candida
albicans
.
10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
10% 1,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
20% 1,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
30% 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
40% 0,000 0,000 0,000 0.001 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
50% 0,000 0,000 0,000 0,001 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
60% 0,000 0,000 0,000 0,000 0,001 0,000 0,000 0,000 0,000
70% 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,001 0,001 0,000 0,000
80% 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,001 0,001 0,000 0,000
90% 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,001 0,001 0,000
100% 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,001
Pada Tabel 3 didapatkan hasil analisa Post –
Hoc (LSD) atau uji Beda Nyata Terkecil
(BNT) didapatkan p < 0,05 untuk setiap
konsentrasi yang dibandingkan dengan
konsentrasi lainnya yang menunjukkan
adanya perbedaan zona hambat, kecuali
konsentrasi 20% dengan 10% karena
memiliki nilai p > 0,05 yang menunjukkan
bahwa dua konsentrasi tersebut tidak
memiliki perbedaan dalam menghambat
pertumbuhan jamur Candida albicans.
PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk
menguji daya hambat ekstrak daun sirsak
(Annona muricata L.) terhadap pertumbuhan
jamur Candida albicans. Zona hambat yang
terbentuk pada ekstrak daun sirsak
disebabkan adanya zat-zat aktif yang
terkandung dalam daun sirsak seperti tanin,
saponin, dan flavonoid (Mardiana dan
Ratnasari, 2012). Pembacaan hasil metode
difusi sumuran (Cup-plate technique),
dengan mengukur zona radikal di sekitar
sumuran. Terbentuknya zona radikal karena
jamur sensitif terhadap suatu zat antijamur
dan zona irradikal disebabkan karena
jamur tidak sensitif terhadap suatu zat
antijamur (Prasetyaningsih dkk, 2017).
Penelitian mengenai uji daya hambat ekstrak
daun sirsak (Annona muricata L.) dengan
metode yang berbeda yaitu metode Kirby
Bauer menggunakan kertas saring pernah
dilakukan oleh Masloman dkk (2016)
terhadap jamur Candida albicans yang
kemudian didapatkan hasil rerata diameter
zona hambat pada konsentrasi 100% yaitu
sebesar 12,5 mm, sedangkan hasil penelitian
yang penulis lakukan pada konsentrasi 100%
yaitu sebesar 15,86 mm. Terdapat perbedaan
ukuran diameter zona hambat pada
konsentrasi 100% dengan penelitian yang
penulis lakukan yaitu sebesar 3,36 mm.
Perbedaan tersebut masih dalam kategori
zona hambat yang sama yaitu zona hambat
lemah (<10 mm). Sehingga dapat
disimpulkan bahwa penelitian yang
dilakukan penulis sejalan dengan penelitian
yang dilakukan sebelumnya (Masloman dkk,
2016).
Daya hambat lemah yang terbentuk
pada konsentrasi 30% yaitu 7,71 mm sampai
40% yaitu 9,72 mm disebabkan oleh
kandungan zat aktif ekstrak daun sirsak
sirsak (Annona muricata L.) pada
konsentrasi 30% dan 40% lebih sedikit
dibanding dengan pengenceran yang
ditambahkan, sehingga memiliki pengaruh
yang lemah terhadap perusakan membran sel
jamur, sedangkan pada konsentrasi 50%
sampai 100% memiliki
zona hambat sedang yaitu 10,75 mm,
11,83 mm, 12,90 mm, 13,87 mm, 14,90 mm,
dan 15,86 mm disebabkan oleh kandungan
zat aktif ekstrak daun sirsak (Annona
muricata L.) pada konsentrasi 50% sampai
100% sebanding dengan pengenceran yang
ditambahkan, sehingga kerusakan membran
sel jamur semakin besar dan mampu
menghambat sebagian aktivitas
pertumbuhan jamur (Komang dkk, 2017).
Pada konsentrasi 10% dan 20% tidak
terbentuk zona hambat, kemungkinan
disebabkan oleh kandungan zat aktif ekstrak
daun sirsak (Annona muricata L.) sangat
sedikit. Konsentrasi Hambat Minimum
(KHM) merupakan konsentrasi terkecil,
dimana tidak ada pertumbuhan mikroba
pada sumur yang digunakan, dan diperoleh
dengan pengamatan secara visual dari
perbedaan kejernihan sumur jika
dibandingkan dengan kontrol. Media agar
yang menunjukkan visualisasi kejernihan
dan tidak ditumbuhi bakteri ditetapkan
sebagai Konsentrasi Bunuh Minimum
(KBM) yaitu terdapat pada kontrol positif
ketokonazol (Kurniati dkk, 2017).
Ekstrak daun sirsak mampu
menghambat pertumbuhan jamur Candida
albicans ditandai dengan adanya aktivitas
antijamur dari flavonoid, fenolik, dan
saponin (Rohadi, 2016). Mekanisme kerja
flavonoid yaitu dapat mengikat protein dan
memiliki sifat mampu menambah
permeabilitas sel dan mengendapkan
protein. Flavonoid bekerja dengan cara
denaturasi protein sehingga meningkatkan
permeabilitas membran sel, dan
mengakibatkan kerusakan sel jamur
(Suryaningsih, 2015). Fenol merupakan
senyawa yang bersifat fungistatik yang dapat
mendenaturasi protein. Terdenaturasinya
protein dinding sel jamur akan menyebabkan
kerapuhan pada dinding sel jamur tersebut
sehingga mudah ditembus zat aktif lainnya
yang bersifat fungistatik (Jalianto, 2015). Saponin bersifat surfaktan yang berbentuk
polar sehingga akan memecahkan lemak
pada membran sel yang pada akhirnya
menyebabkan gangguan permeabilitas
membran sel. Hal tersebut mengakibatkan
proses difusi bahan atau zat-zat yang
diperlukan oleh jamur dapat terganggu,
akibatnya sel jamur dapat membengkak dan
bahkan pecah (Suranto, 2011).
Obat anti jamur ketokonazol
digunakan sebagai kontrol positif dengan
hasil rerata zona hambat yaitu sebesar 25,00
mm. Diameter yang terbentuk dalam
kategori sangat kuat (Puthera dkk, 2012), hal
ini dikarenakan ketokonazol merupakan
antijamur yang murni. Zona hambat yang
terbentuk pada ekstrak daun sirsak (Annona
muricata L.) tidak ada yang melebihi
diameter zona hambat yang terbentuk pada
kontrol positif. Hal ini dibuktikan dengan uji
Beda Nyata Terkecil (BNT) didapatkan p <
0,05 kecuali konsentrasi 20% dengan 10%
karena memiliki nilai p > 0,05 (lampiran
11). Zat aktif ekstrak yang didapatkan pada
proses maserasi menggunakan pelarut etanol
96% belum menarik sempurna zat yang
diduga sebagai antijamur. Mekanisme kerja
ketokonazol yaitu menghambat biosintesis
ergosterol yang merupakan sterol utama
untuk mempertahankan integritas membran
sel jamur. Bekerja dengan cara menginhibisi
enzim sitokrom P-450, C-14-α-demethylase
yang bertanggungjawab merubah lanosterol
menjadi ergosterol, hal ini akan
mengakibatkan dinding sel jamur menjadi
permiabel dan terjadi penghancuran jamur
(Lubis, 2008).
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.)
memiliki kemampuan untuk menghambat
pertumbuhan jamur Candida albicans dari
konsentrasi 30% sampai 100% yang
memiliki rerata zona hambat 7,71 mm
sampai 15,86 mm dengan kategori zona
hambat lemah sampai sedang.
SARAN
Perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut mengenai isolasi bahan aktif anti
jamur yang terkandung dalam ekstrak daun
sirsak (Annona muricata L.) dalam
menghambat pertumbuhan jamur Candida
albicans.
DAFTAR PUSTAKA
1. Amirus, Khoidar, 2015. Analisis Faktor
Pengetahuan dan Perilaku Terhadap
InfeksiMenular Seksual Pada Wanita
Penjaja Seksual Langsung di Kota
BandarLampung. Jurnal Dunia Kesmas,
4(3).
2. Anonim, 2017. BALANOPOSTHITIS
(Dermatologist), (Online),
(http://www.lucianoschiazza.it/document
i/Balanoposthitis_eng.html), diakses 20
Januari 2020.
3. Ahsani. D.N. 2014. Respon Imun Pada
Infeksi Jamur. Jurnal Kebijakan
Kesehatan Indonesia, 6(2).
4. Brown, RG; Burns, Tony, 2005.
Dermatologi, diterjemahkan oleh Anies
Zakaria, Jakarta: Erlangga.
5. Djuanda; Mochtar Hamzah; Siti Aisah,
2010. ILMU PENYAKIT KULIT DAN
KELAMIN, Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
6. Elenora, Ruth; Suriawati, Junie;
Nugroho, PD; Purnamasari, DP, 2018.
Petunjuk Praktikum Farmakognosi.
Penerbit Deepublish, Jakarta.
7. Gandahusada, Srisasi; Ilahude, HD;
Pribadi, Wita, 2006. Parasitologi
Kedokteran Edisi Ketiga, Jakarta:
Balai Penerbit FKUI.
8. Hati, Melati Permata. 2012. Kandidiasis
(Mikosis Kutan), (Online),
(http://letsdothisinmyworld.blogspot.co.i
d/2012/05/kandidiasis-mikosis
kutan_08.html), diakses 20 Januari 2020.
9. Hanani, Endang, 2015. Analisis
Fitokmia, Jakarta: Buku Kedokteran
EGC.
10. Hardjoeno; Tenri Esa; Nurhayana, 2007.
Kumpulan Penyakit Infeksi & Tes Kultur
Sensitivitas Kuman serta Upaya
Pengendaliannya. Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin, Makassar.
11. Hezmala, Rizka, 2006. Daya Antijamur
Ekstrak Lengkuas Merah Dalam Sediaan
Salep, Skripsi Sarjana, Fakultas
Teknologi Pertanian Bogor, Bogor.
12. Jalianto, 2015. Uji Aktivitas Antijamur
Ekstrak Etanol Biji Buah Langsat
(Lansium domesticum Corr.) Terhadap
Jamur Candida albicans Secara in-vitro,
Skripsi Sarjana, Fakultas Kedokteran
Universitas Tanjungpura, Pontianak.
13. Jawetz, Melnick, Adelberg 2004.
Mikrobiologi Kedokteran Edisi 23,
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
14. Jawetz, Melnick, Adelberg, 2008.
Mikrobiologi Kedokteran Edisi 25,
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
15. Komang, Antonius; Herlambang,
Prehananto; Amalia, Sekar, 2017. Daya
Hambat Pertumbuhan Candida
albicans Dan Daya Bunuh Candida
albicans Ekstrak Daun Kemangi
(Ocimum sanctum I.). Jurnal Wiyata,
4(1).
16. Kurniati, FN; Afrillia, NG; Nur, Aziz,
2017. Aktivitas Antibakteri dan
Antijamur Ekstrak Etanol Akar,
Bunga, dan Daun Turi (Sesbania
Grandflora L. Poir). Acta
Pharmaceutica Indonesia, 42(1), pp. 1-8.
17. Lubis, R.D, 2008. Pengobatan
Dermatomikosis, Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara.
18. Mahdiana, R, 2012. Khasiat & Manfaat
Daun Sirsak Bagi Kanker. Tora Book.
Yogyakarta.
19. Mardiana, L dan Ratnasari, J, 2012.
Ramuan dan Khasiat Sirsak. Penebar
Swadaya. Jakarta.
20. Marjoni, R, 2016. Dasar-Dasar
Fitokimia Untuk Diploma III Farmasi,
TIM, Jakarta.
21. Marni, 2015. Hubungan Kebiasaan
Sehari-hari Dengan Timbulmya Kejadian
Kandidiasis Intertrigo Pada Pasien Rawat
Jalan di Rumah Sakit Umum Dr.
H.Abdoel Moloek Provinsi Lampung
Tahun 2013, Jurnal Medika
Malahayati,2(4), pp.169-176.
22. Masloman, AP; Pangemanan, DHC;
Anindita, PS, 2016. UJI DAYA
HAMBAT EKSTRAK DAUN
SIRSAK (Annona muricata L.)
TERHADAP PERTUMBUHAN
JAMUR Candida albicans. Jurnal
Ilmiah Farmasi, 5(4).
23. Miftahullaila, Mourent, 2010,
Kandidiasis Oral Pada Penderita
Leukimia Akut yang Menjalani
Kemoterapi di RSUP H Adam Malik
Medan, Skripsi, Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Sumatera
Utara, Medan.
24. Nurjannah, R, 2017. Uji Aktifitas
Bakteri Metode Difusi Sumuran,
Makalah
25. Prasetyaningsih, Yuliana; Eni, Kurniati;
Dina, Setiarini, 2017. Pengaruh Ekstrak
Daun Binahong (Anredera
cordifolia(Ten.) Steenis) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Streptococcus
pypgenes Secara In Vitro. Jurnal
Kesehatan, 4(1).
26. Pratiwi, S.T, 2008, Mikrobiologi
Farmasi. Penerbit Erlangga. Jakarta.
27. Prayoga, E, 2013. Perbandingan Efek
Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle
L) Dengan Metode Difusi Disk dan
Sumuran Terhadap Pertumbuhan
Bakteri Staphylococcus aureus. Tesis 1-
33. Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
28. Puspitasari, Apriliana; Arthur, PK; Evi,
Ervianti; Abu, Rohiman, 2019. Profil
Pasien Baru Kandidiasis, Berkala Ilmu
Kesehatan Kulit dan Kelamin, 31(1).
29. Puthera, A, G.N Agung dan A.S
Duniaji, 2012. Mempelajari Pengaruh
Konsentrasi Ekstrak Rimpang Lengkuas
(Alpinia galanga) Terhadap
Pertumbuhan Aspergillus flavus pada
Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.),
4(2).
30. Retnaningsih, A dan Dayanti, R. 2017.
Uji Daya Hambat Ekstrak Etanol
Tanaman Sarang Semut
(Myrmecodia pendes) Terhadap
Pertumbuhan Jamur Candida albicans
dan Bakteri Escherecia coli Dengan
Metode Difusi Sumuran. Jurnal
Analis Farmasi, 2(2), pp.136-145.
31. Rohadi, D. 2016. Aktivitas Antimikosis
Ekstrak Etanol Daun Sirsak (Annona
muricata L.), Pharmaciana, 6(1),
pp.101-106.
32. Roosheroe, Indrawati Gandjar;
Wellyzar Sjamsuridzal; Ariyanti Oetari,
2014. Mikologi Dasar dan Terapan.
Penerbit Yayasan Pustaka Obor
Indonesia, Jakarta.
33. Safitri, Ratu dan Novel, SS, 2010.
Medium Analisis Mikroorganisme.
Penerbit Trans Info Media, Jakarta.
34. Siregar, R, S, 2013. Penyakit Jamur
Kulit Edisi 2, Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.
35. Soedarto, 2015. Mikrobiologi
Kedokteran, Jakarta: CV Agung Seto.
36. Soedarto, 2009. Penyakit Menular di
Indonesia, Jakarta: CV Agung Seto.
37. Soemarno, 2000. Isolasi dan Identifikasi
Bakteri Klinik. Akademik Analis
Kesehatan, Yogyakarta, 150 halaman.
38. Suranto, A, 2011. Dahsyatnya Sirsak
Tumpas Penyakit. Pustaka Bunda.
Jakarta
39. Suryaningsih, Apriyani; Siti,
Chumaeroh; Beni, Benyamin, 2015. Uji
Efektivitas Ekstrak Anggur Merah
(Vitis vinivera) Terhadap
Pertumbuhan Candida albicans Secara
in-vitro, Media Dental Intelektual
Jurnal 2(1)
40. Tannady, Hendy dan Wahyu, EM, 2015.
Pengamatan Waktu Pelayanan Operator
Pintu TOL Dengan Uji Hipotesis
Analysis Of Variance (ANOVA).
Journal of Industrial Engineering
& Management System, 8(1).
41. Warisno dan Kres, Dahana, 2012. Daun
Sirsak Langkah Alternatif
MenggempurPenyakit. Penerbit PT
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
42. Wirata, G, 2017, Kandidosis Kutis,
Laporan Kasus Masalah Kesehatan,
Fakultas Universitas Kedokteran
Udayana, Denpasar.
1