BUKU Menkes Dr Endang

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Buku Menkes Dr. Endang

Citation preview

  • 5/27/2018 BUKU Menkes Dr Endang

    1/1721

    610.69Indd

  • 5/27/2018 BUKU Menkes Dr Endang

    2/1722

  • 5/27/2018 BUKU Menkes Dr Endang

    3/1723

  • 5/27/2018 BUKU Menkes Dr Endang

    4/172

    4

  • 5/27/2018 BUKU Menkes Dr Endang

    5/172

    5

  • 5/27/2018 BUKU Menkes Dr Endang

    6/172

    6

    Dua setengah tahun yang sangat berarti

    bersama Endang Rahayu Sedyaningsih

    Penerbit:

    Pusat Komunikasi Publik Kementerian Kesehatan RIJl. HR. Rasuna Said Blok X5 Kav.4-9 Jakarta 12950

    Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI

    Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Sekretariat JenderalDua setengah tahun yang sangat berarti bersama Endang

    Rahayu Sedyaningsih,--

    Jakarta : Kementerian Kesehatan RI. 2012

    ISBN 978-602-235-117-7

    1. Judul I. BIOGRAPHYII. PHYSICIANS ROLE

    610.69Ind

    d

  • 5/27/2018 BUKU Menkes Dr Endang

    7/172

    7

    Pengantar

    Melihat keburukan orang itu mudah, seperti melihat gajah didepan mata. Sebaliknya, melihat kebaikan orang itu sangat sulit,seperti mencari jarum di gurun pasir. Begitu, sebagian besar orangberperilaku. Tapi, tidak untuk Bu Endang Rahayu Sedyaningsih.Beliau justru sebaliknya. Ada orang yang jelas-jelas mengkritikdengan pedas dan sangat pribadi, beliau menyebutnya, sebagaikritik membangun. Menanggapi cara mengkritiknya, beliauberkomentar pada hakekatnya semua orang baik, hanya caramenyampaikannya saja yang berbeda, begitu kata saksi mata

    Dirjen BUK, dr. Supriantoro, Sp.P MARS.

    Masih banyak tutur kata, sikap dan perilaku mulia yang inspiratifdari dr. Endang Rahayu Sedyaningsih. Sebagian kecil keteladananitu terekam saat berinteraksi dengan staf, teman sejawat,saudara dengan berbagai sudut pandang dan pengalamannya.

    Tak ketinggalan kesan tokoh masyarakat dan tokoh agama yangdimuat media massa. Kini, kesan-kesan mengagumkan itu telahterangkum dalam buku mungil yang sedang Anda baca ini.

    Mereka dengan tulus ikhlas menulis kesan yang dirasakantentang Bu Endang Rahayu Sedyaningsih, dengan gayabahasanya sendiri. Harapannya, seluruh kesan terungkap secara

    utuh, apa adanya dan unik, sesuai dengan situasi yang terjadi.Mulai dari ekspresi marah, gembira, kecewa, sedih atau lainnya.

    Begitu beragam kesan dan kedekatan terhadap Bu Endang,terlihat dari cara mereka menyapanya. Ada yang menyapadengan ERS ( Endang Rahayu Sedyaningsih), Eny, Bu Endang, IbuEndang, Bu Menteri atau Bu Menkes. Semua jenis penyebutannama itu mempunyai maknanya sendiri-sendiri, sesuai dengankesan para pelakunya. Nah, sebagian kesan itu dapat pembaca

    nikmati dalam buku ini.

    Memang, penerbitan buku kesan-kesan ini diperuntukkan bukanhanya kepada keluarga, teman sejawat Kementerian Kesehatan,tapi juga untuk semua. Mengapa ? Banyak hikmah, teladan danpelajaran yang dapat diambil dari sosok ERS selama dua setengahtahun pengabdiannya menjadi Menteri Kesehatan.

    Akhirnya, sebagai hamba, tak ada gading yang tak retak, takada kesempurnaan yang tak bersalah dan khilaf, termasuk

    almarhumah Endang Rahayu Sedyaningsih. Mari kita maafkandan mohonkan ampunanNya. Semoga, kita sesama hamba, jugadimaafkan dan mendapat ampunanNya. Amin.

    Jakarta, 11 Juni 2012Kementerian Kesehatan RI

    Sekretaris Jenderal

    dr. Ratna Rosita, MPH.M

  • 5/27/2018 BUKU Menkes Dr Endang

    8/172

    8

    Dafar Isi07Pengantar

    13Pemimpin cerdas dan

    memilih hidup yang berkualitasProf. dr. Ali Gufron Mukti, M.SC. PhD

    Wakil Menteri Kesehatan RI

    15Sahabat yang penuh semangat

    dr. Ratna Rosita, MPH.M

    Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI

    17Please, make it another success!

    Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp. P(K), MARS, DTM&H, DTCE

    Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan

    Penyehatan Lingkungan (Dirjen. P2-PL)

    19Menteri Kesehatan dengan

    Prestasi Prima dan Reputasi IndahDr. dr. Trihono, M.sc

    Kepala Badan Litbangkes

    23Ibu Endang,

    Pemimpin yang Apresiatif,

    Aspiratif, Disiplin, dan Tegas

    dr. Supriantoro, Sp.P, MARS

    Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan (Dirjen BUK)

    25Smart dan strong-leadership,dra. Maura Linda Sitanggang, Ph.D

    Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan

    (Dirjen. Binfar & Alkes)

    27Banyak yang dapat dipelajaridari BeliauProf. dr. Budi Sampurna, SH, DFM, Sp.F (K), Sp.KP

    Staf Ahli Menteri Bidang Mediko Legal

    29Dua bilah keris Bu Enny

    dr. Bambang Sardjono, MPH

    Staf Ahli Menteri Bidang Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan

    Desentralisasi

    33Ia Memperhatikan Anak Buah

    dr. Untung Suseno Sutarjo, M. Kes

    Staf Ahli Menteri Bidang Pembiayaan & Pemberdayaan Masyarakat

    35Dia peneliti baik dan pandai

    dr. Indriyono Tantoro, MPH

    Staf Khusus Menkes Bidang Percepatan Pembangunan Kesehatan dan

    Reformasi Birokrasi

    39Bu Endang Inspirasiku

    drg. Murti Utami, MPH

    Kepala Pusat Komunikasi Publik

    41Empaty, rational, smart, and smile

    dr. Abidinsyah Siregar, DHSM, M.Kes

    Direktur Bina Yankes Tradisional, Alternatif & KomplementerDirektorat Jenderal Bina Gizi Ibu dan Anak

  • 5/27/2018 BUKU Menkes Dr Endang

    9/172

    9

    43Ringan membantu akar rumputAnorital Sutanbatuah

    Peneliti Pusat 1

    47Sang pencetus jaminan persalinan

    Direktorat Bina Kesehatan Ibu

    492,5 tahun yang sangat berartiDr. Merki Rundengan, MKM

    Auditor Itjen

    51Selalu punya waktu untuk staf

    dra. Rahmaniar Brahim, Apt, M.Kes

    Inspektur III, Itjen

    53Beliau bagian dari kami

    Supraptini

    Peneliti Pusat 3

    55Hujan di Mamuju

    Wahyudin Amir

    57Dia penuh perhatian pada anak

    penderita kanker

    Dr. Ir Ashwin Sasongko Sastro Subroto, M.Sc

    Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemenkominfo

    61Beliau adalah puteri terbaik bangsa

    dr.H.Azimal, M.KesKepala Pusat Kesehatan Haji

    63Sampai Ketemu Lagi, MbakDamaryanti Suryaningsih

    Adik dari Ibu Endang Rahayu Sedyaningsih

    73Beliau memikirkan generasi yang

    akan datang

    Dr. Minarto,MPS

    Direktur Bina Gizi Masyarakat

    Direktorat Jenderal Bina Gizi Ibu dan Anak

    75Ibu Endang, si angsa hitam

    Dr.Hj.Eko Rahajeng, SKM, M. Kes

    Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular,

    Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan

    Penyehatan Lingkungan

    77Sederhana tapi menghargai budaya

    dr. Sri Henni Setiawati, MHA

    Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kemenkes

    79Kesan dan Pesan dalam Rangka Kunjungan ke

    Tanah Papua Tanggal 20 Februari 2012

    Humas Sekretariat Badan PPSDMKes

    81Jujur dalam semua bidang

    dr.Elizabet Jane Soepardi, MPH, DSc

    Kepala Pusat Data dan Informasi

    83Dia selalu tersenyum

    drg. S.R. Mustikowati, M.KesSekretaris Inspektorat Jenderal

  • 5/27/2018 BUKU Menkes Dr Endang

    10/172

    10

    85Dia tak pantas dilupakanMKDKI - Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia

    87Saya terharu ibu menteri memberi

    perhatian pada istri saya di ICU

    Dr. Nyoman Kandun, MPH

    Purnabakti Eselon I Kemkes

    91Dia selalu ingin hasil terkini

    Drs. Ondri Dwi Sampurno, M.Si, Apt

    Kepala Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, Badan

    Litbangkes

    93Menteri yang rajin

    ke pelosok tanah air

    drg. Oscar Primadi, MPH

    Kepala Pusat Standarisasi dan Sertifikasi dan Pendidikan Berkelanjutan

    SDM Kes, Badan PPSDM

    95Dia mengayomi

    semua jajaran profesi medis

    Drg. Zaura Kiswarini, MDSc

    Ketua Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI)

    97Srikandi Indonesia yang memberi

    warna kesehatan Indonesia

    Pusat Promosi Kesehatan

    99Semua programnya prorakyat

    Pusdiklat Aparatur, Badan PPSDM

    101Bu Endang, pendengar yang baikRia Sukarno, SKM, MCN

    Sekretaris Badan Litbang Kesehatan

    103Kami senang

    diperhatikan Ibu Menteri

    Rita Djupuri, B.Sc, DCN, M.Epid

    Direktorat Surveilans Imunisasi Karantina dan Kesehatan Matra

    Direktorat Jenderal P2-PL

    105Menteri yang arif dan bijaksana

    Subdit Bina Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut

    Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar

    Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan

    107Pesan dan KesanDirektorat Pengendalian Penyakit Menular Langsung,

    Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

    113Kenangan dan Kesan

    dari Sahabat & Kawan

    121Endang, Menteri Kesehatan TerbaikProf.Dr. Agus Suwandono, MPH, Dr Ph

    Peneliti Pusat 1

    123Sedikit Bicara Terkesan Selamanya

    Dr. Qomariah Alwi, SKM, M.Sc

    PDBKers Kab. Kupang

  • 5/27/2018 BUKU Menkes Dr Endang

    11/172

    11

    127Beliau Mengajarkan Kami Pro Rakyat

    Direktorat Bina Kesehatan Jiwa,Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan (Dirjen BUK)

    129Dia Ditakdirkan Jadi Orang Besar

    Farida

    Peneliti

    131Sekilas Kenangan BersamaBu Menkes

    Prof,Dr. Menaldi Rasmin, Sp. P(k)

    Ketua Konsil Kedokteran Indonesia

    133Kenangan berkesan

    bersama pemilik untaian Garnet

    yang selain indah juga menyejukkan hati dari

    sahabatku Endang Rahayu Sedyaningsih Mamahit

    Hj. Endang Agustini Syarwan H.,S.IP

    Anggota MPR / DPR RI No. A - 237

    139Big Condolance

    Kamel Senouci

    Director SIVAC

    141Ill remember Dr. Endang

    as a scientist and politician

    Brad Gessner

    143One More Ibu Endang Story

    Robert Tilden

    145Selalu Menyediakan Waktu

    Siti IsfandariBadan Litbangkes

    147@ NEWS

  • 5/27/2018 BUKU Menkes Dr Endang

    12/172

    12

  • 5/27/2018 BUKU Menkes Dr Endang

    13/172

    13

    Pemimpin cerdas danmemilih hidup yang berkualitasProf. dr. Ali Gufron Mukti, M.SC. PhDWakil Menteri Kesehatan RI

    Ibu Menkes adalah seorang pemimpin yang cerdas, cepat

    belajar, fokus, memiliki komitmen yang tinggi terhadap tugas

    dan tanggung jawabnya, dan memiliki visi yang jelas. Meskipun

    sedang sakit, ia tidak terlalu menghiraukan penyakitnya. Beliau

    hanya memikirkan bagaimana meningkatkan kesehatan

    masyarakat.

    Beliau juga memiliki hubungan solidaritas yang tinggi terhadap

    staf maupun rekan kerja. Caranya berkomunikasi sangat bagus.

    Dia mempunyai kedekatan yang khas hampir dengan seluruh

    jajaran di kementerian. Ia juga dikenal sangat lugas dalam

    menyampaikan nasehat kepada orang di lingkungan kerjanya.

    Sekalipun tegas, tapi nasehat disampaikan dengan cara yang

    sangat lembut. Lebih dari semua itu, beliau memiliki nilaikejujuran yang hakiki.

    Suatu hari, Ibu Menkes pernah mendapat souvenir atau uang

    dari orang lain yang berindikasi tidak baik dan terkait dengan

    tugas dan tanggung jawabnya sebagai menteri, beliau langsung

    mengembalikan hadiah itu kepada yang memberinya.

    Terkait dengan kedekatan hubungan dengan orang lain, beliau

    sangat perhatian kepada orang yang dekat dengannya, termasuk

    di kementerian. Beliau proaktif memulai berkomunikasi dengan

    orang lain. Suatu hari saya pernah ditanya, Pak Wamen,

    bagaimana ada masalah? Saya jawab, Tidak ada. Cuma masalah

    transportasi yang menyita waktu 3-4 jam sehari untuk perjalanan.

    Hal lain yang menonjol dari Beliau adalah: dia memiliki

    semangat bekerja juga semangat hidup yang luar biasa.

    Saya punya pengalaman menarik soal ini dengan beliau,

    sekaligus pengalaman terakhir tentang berpergian ke luar

    kota. Ketika itu, kami akan berkunjungan ke NTT, tepatnya

    ke Waykabubak. Secara geografis, medan tempat ini sangat

    berat bagi kebanyakan orang. Saya mengatakan begitu,

    karena saya pernah menjadi konsultan di tempat ini.

    Karena itu, dalam hati saya bertanya: Mengapa Beliau ingin

    berangkat ke sana? Mengapa tidak memberi tugas kepada yang

    lain atau saya, yang lebih muda atau kuat. Walaupun beliau juga

    kuat, dan memiliki semangat yang tinggi, tapi kan beliau sedang

    sakit.

    Walau akhirnya batal karena beliau harus merawat kesehatannya

    peristiwa ini memperlihatkan bahwa beliau mempunyai

    semangat baja, hampir dalam segala hal yang dipegangnya.

  • 5/27/2018 BUKU Menkes Dr Endang

    14/172

    14

    Kesehatannya memang merosot karena penyakit yang

    dideritanya.

    Saya pernah membaca ungkapan Bu Menkes tetang penyakit

    yang dideritanya, Why me? Artinya, dia telah berfikir panjang

    tentang mengapa dia yang menderita sakit seperti itu. Dan

    jawabannya sungguh mengagumkan bagi semua orang.

    Katanya, penyakitnya itu seperti membawa anugerah dari

    Allah SWT. Maksudnya, beliau menyadari mungkin waktunyadi dunia sudah dibatasi, lalu beliau ingin sekali memanfaatkan

    sisa umur untuk membantu sesama. Sungguh pemikiran yang

    mulia dan sangat terpuji. Panjangnya umur tak terlalu penting

    dibanding kualitas umur itu sendiri, ungkapan Bu Menkes dalam

    sambutannya di hadapan penderita kanker, di Indonesia.

  • 5/27/2018 BUKU Menkes Dr Endang

    15/172

    15

    Sahabat yang penuh semangatdr. Ratna Rosita, MPH.MSekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI

    Kerja cerdas dan cepat. Itu yang saya alami ketika bekerja

    bersama Ibu Endang sejak tahun 2003. Ketika itu, SARS

    melanda beberapa kawasan di dunia. Gejala klinis pada

    penderita suspect SARS menjadi tanggung jawab saya sebagai

    kasubdit Gawat Darurat dan Matra. Sedangkan konfirmasi kasus

    menjadi tanggung jawab Ibu Endang di Litbang. Setelah proyek

    SARS ini kami sibuk masing-masing dengan pekerjaan berbeda.

    Jauh sebelum bekerjasama menangani SARS, kami telah

    berkawan sejak kami bersama masuk FKUI th 1973, dan lulus

    serta diwisuda pada tahun 1979.

    Kami bertemu kembali, dan bekerja bersama pada saat Beliau

    menjadi Menteri Kesehatan. Saya melihat Beliau sebagai sosokyang konsisten, jujur, teguh dalam pendirian, pantang menyerah,

    teliti, dan mempunyai komitmen tinggi terhadap tugasnya.

    Dengan karakter seperti itu, Ibu Endang menjadi panutan bagi

    sejumlah pejabat di Kementerian Kesehatan.

    Ketika Beliau sakit, semangatnya tidak surut, walaupun dia

    harus berjuang untuk sekedar dapat menikmati makan siangnya

    dengan baik. Ketika sudah terbaring di rumah sakit, beliau masih

    mengerjakan tugas-tugas negara, memberikan arahan, baik

    dengan sms maupun email. Pesan beliau melalui sms tanggal 31

    Maret 2012 agar kita merapatkan lagi barisan. Jangan sampai

    barisan kita terpecah-belah.

    Beliau seperti roket, melesat dengan cepat lalu menghilang atau

    lenyap. Banyak kenangan manis bersama ibu ERS yang tidak

    dapat dilupakan.

    Ya Allah, ampunilah segala dosa-dosa ibu Endang Rahayu

    Sedyaningsih, masukkanlah ke dalam surgaMu kelak. Selamat

    jalan sahabat.

  • 5/27/2018 BUKU Menkes Dr Endang

    16/172

    16

    Menkes Canangkan Kemenkes Raih WTP2012

  • 5/27/2018 BUKU Menkes Dr Endang

    17/172

    17

    Please, make it another success!Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp. P(K), MARS, DTM&H, DTCEDirektur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Dirjen. P2-PL)

    Saya memiliki empat kesan mendalam tentang almarhumah

    Ibu Endang Rahayu Sedyaningsih. Pertama, Almarhumah

    amat menguasai Ilmu Kesehatan Masyarakat yang menjadi

    tanggung jawab beliau sebagai Menteri Kesehatan. Penguasaan

    ilmu ini didasari pada tiga hal utama. Yaitu, latar belakang

    pendidikan Beliau sebagai dokter dan Doktor; kebiasaan Beliau

    membaca berbagai jurnal dan publikasi ilmiah, walaupun di

    tengah kesibukannya sebagai Menteri; dan terakhir pengalaman

    panjang beliau bekerja di lingkungan Kesehatan sejak 30 tahun

    lalu, di masa awal Beliau masuk dunia bekerja.

    Kedua, Almarhumah amat taat pada aturan yang ada. Dalam

    berbagai arahan, beliau selalu menekankan agar semua dilakukan

    sesuai dengan aturan yang ada. Dalam semua kegiatan di

    Kementerian Kesehatan maka semua pekerjaan selalu dilakukan

    dengan aturan perundangan yang ada.

    Ketiga, Almarhumah sebagai pimpinan sangat menjaga

    hubungan baik yang humanis dengan para stafnya. Beliau selalu

    menjaga agar selalu ramah dan tersenyum. Namun, dengan tetap

    memegang prinsip hubungan kerja amat sehat dan produktif

    dalam organisasi Kementerian Kesehatan.

    Terakhir keempat, Almarhumah adalah orang yang baik hati.

    Kesimpulan itu saya ambil setelah mengenal beliau sejak lama,

    sejak sebelum beliau menjadi Menteri. Yaitu, sejak kami sama-

    sama menangani kasus berbagai penyakit waktu saya masih kerja

    di RS dan Almarhumah di Badan Penelitian dan Pengembangan

    Departemen Kesehatan, lalu sama-sama menjadi pejabat eselon

    2 di Departemen Kesehatan, sampai beliau menjadi Menteri

    Kesehatan. Sebagai pribadi, kesan mendalam saya bahwa

    Almarhumah adalah orang yang baik hati, dan menurut saya

    kebaikan hati Almarhumah terpancar dari lubuk hati beliau.

    Di sisi lain, dalam aspek kesehatan masyarakat, almarhumah

    Ibu Endang Rahayu Sedyaningsih mampu secara serasi

    menyeimbangkan antara kegiatan Promotif Preventif dengan

    Kuratif Rehabilitatif.

    Saya pernah dengan beliau, pada suatu waktu di tahun 2011

    yang lalu, melakukan kunjungan kerja ke suatu kabupaten

    untuk meninjau kegiatan PosBinDu (Pos Pembinaan Terpadu,

    semacam Posyandu untuk dewasa dan orang tua). Waktu itu

    pimpinan daerah setempat mengatakan bahwa Ibu Menkesharusnya meninjau ke Rumah Sakit, dan almarhumah dengan

    amat bijak mengatakan bahwa pelayanan kesehatan harus

    berjalan secara menyeluruh, mulai dari perilaku hidup bersih

    sehat, pemeriksaan kesehatan, kesehatan lingkungan dan

    berbagai kegiatan promotif preventif lain sampai ke pelayanan

    kesehatan yang prima di berbagai fasilitas (Puskesmas,

    Klinik, RS) sampai kegiatan rehabilitatif bila diperlukan.

    Secara umum, menurut Beliau, pada dasarnya keberadaan

    Posyandu dan posbindu adalah sama pentingnya dengan

  • 5/27/2018 BUKU Menkes Dr Endang

    18/172

    18

    ketersediaan rumah sakit yang canggih. Dalam hal penelitian,

    beberapa bulan yang lalu di awal tahun 2012 saya mendapattugas dari Ibu Endang Rahayu Sedyaningsih untuk menghadiri

    pertemuan WHO, sehubungan ada kontroversi penelitian

    ilmiah flu burung yang antara lain menyebutkan kemungkinan

    perubahan virus sehingga mungkin menular antar manusia.

    Arahan Ibu Endang Rahayu Sedyaningsih saat ini menunjukkan

    kematangan beliau dalam bidang penelitian dalam kaitannya

    dengan hubungan luar negeri, yaitu antara lain:

    - ilmu pengetahuan pada dasarnya perlu terus dikembangkan

    - hasil penelitian harus mempertimbangkan azaz manfaat dan

    aspek kemanusiannya

    - keterlibatan negara asal merupakan hal yang mutlak bila

    sampel dari satu negara di/ter kirim ke negara lain

    - semua negara harus mematuhi resolusi WHO, dalam hal ini

    tentang hal virus and benefit sharing.

    - azaz fair, transparant and equitable harus selalu dipegang

    erat.Sementara itu, dalam hal teknologi informasi, setidaknya ada 4

    pengalaman saya yang menunjukkan bahwa Ibu Endang Rahayu

    Sedyaningsih amat menyadari dan memanfaatkan teknologi

    komunikasi.

    Pertama, pada saat beliau masih awal menjadi Menteri

    Kesehatan, Beliau membuat group email antar-eselon 1 di

    Kementerian Kesehatan. Melalu group email ini berbagai

    informasi dipertukarkan, dan saya sering pula menyampaikan

    laporan kegiatan, khususnya pada hal-hal yang sifatnya segera/

    mendadak.

    Kedua, pada rapat koordinasi dengan seluruh pejabat

    eselon 2 DitJen P2PL maka beliau berpesan agar P2PL dapat

    memanfaatkan maksimal teknologi komunikasi yang ada, antara

    lain karena dua hal:

    1. Letupan penyakit dapat datang di mana saja dan harus

    ditangani dengan cepat.

    2. Pentingnya surveilans untuk pengamatan terus menerus dantindakan untuk menanganinya, yang memang merupakan

    salah satu aspek penting dalam kegiatan pengendalian

    penyakit.

    Sejalan dengan arahan Ibu Endang itu maka kami kemudian

    mengembangkan sistem EWARS, E-tb, E-malaria dll.

    Ketiga, saya ingat, salah satu email laporan saya ke beliau adalah

    ketika terjadi gempa di Aceh 11 April yang lalu. Ketika itu saya

    melaporkan komunikasi saya dengan Kepala Dinas KesehatanAceh dan Sumatera Barat serta beberapa Kepala Kantor Kesehatan

    Pelabuhan di Sumatera. Pada waktu itu beliau sedang dirawat di

    RSCM, dan setelah menerima email saya beliau langsung menjawab:

    Harap dipantau terus Prof. Saya juga melihat dari TV. Siagakan

    bantuan yang kira-kira dibutuhkan. Terimakasih. Seperti

    sudah diberitakan bahwa walau sedang dirawat di rumah

    sakit, Ibu Endang terus memimpin Kementerian Kesehatan dan

    memberikan arahannya.

    Keempat, terakhir kali beliau menanggapi secara pribadi email

    laporan saya adalah pada 15 April 2012 ketika saya melaporkan

    4 kegiatan Hari Malaria Sedunia, dimana saya laporkan juga bhw

    puncak acara tingkat nasional akan dilakukan di Palangkaraya

    pada 2 Mei 2012, dan ini penggalan dari jawaban email beliau :

    Baik sekali. Terima kasih laporan Prof. Tjandra. Kita bangga

    upaya kita diapresiasi. Semua saran rekomendasi kita upayakan

    lakukan. Mungkin baik juga kalau kita tawarkan ibu-ibu sikib

    untuk sebar ikan kepala timah ya? Silakan lanjutkan dengan Hari

    Malaria Palangkaraya. Please make it another success! Ers.

    Jadi,dalam email terakhir sekitar dua minggu sebelum wafat,

    juga ketika sedang dirawat di RS, beliau menyebutkan bahwa

    hari malaria yang diperingati tanggal 2 Mei agar Please make it

    another success!. Tanggal 2 Mei ini Ibu Endang wafat, dan saya

    akan tetap mengingat pesan beliau agar terus bekerja dengan

    giat dan Please make it another success!.

  • 5/27/2018 BUKU Menkes Dr Endang

    19/172

    19

    Menteri Kesehatan denganPrestasi Prima dan Reputasi IndahDr. dr. Trihono, M.scKepala Badan Litbangkes

    Pagi hari, pada tanggal pelatikan pejabat eselon 2, saya

    dipanggil Kepala Badan Litbang Kesehatan, Pak Triono

    Sundoro. Sebagai Kabadan, beliau menasihati saya agar

    siap kalaupun tidak jadi dilantik. Katanya, perubahan bisa terjadi

    setiap saat.

    Hal itu sudah terjadi pada surat undangan pelantikan saya.

    Undangan sampai di tangan saya kemarin malam jam 19.00

    (sehari sebelum pelantikan). Kemudian Pukul 21.00, undangan

    untuk saya dibatalkan. Tetapi pukul 06.00 pagi, esok harinya,

    undangan pelantikan itu dihidupkan kembali. Saya santai saja

    menanggapi, Kalau enggak jadi dilantik, ya, pecinya dilepas. Jadi

    tamu undangan.

    Pagi itu, Pak Triono minta saran. Bagaimana, ya, cara

    memberitahukan kepada Ibu Endang bahwa jabatannya selaku

    Kepala Pusat Litbang Biomedis dan Farmasi akan dicopot. Pada

    saat itu belum pernah ada eselon 2 yang dilengserkan begitu

    saja, biasanya diputar menduduki jabatan eselon 2 lainnya.

    Saya menyarankan untuk diberitahu saja, akan lebih baik Kabadan

    yang memberi tahu terlebih dahulu dari pada menunggu sampai

    saat pelantikan oleh Ibu Menkes SFS.

    Tak lama kemudian Ibu Endang datang. Ada suasana hening,

    tampaknya berat juga Pak Triono mengungkapkannya. Ternyata

    setelah disampaikan bahwa Ibu Endang dicopot dari jabatannya,

    saya lihat Ibu Endang ada rasa terkejut. Tetapi beliau tetap tegar.

    Setelah hening sejenak, Ibu Endang berkata, Saya sudah diberi

    firasat oleh Allah, tadi malam saya bermimpi diberi bantal yangbau pesing oleh Ibu Menkes. Tampaknya itu tanda, saya harus

    lengser. Saya siap kembali jadi peneliti. Waktu itu belum tahu

    siapa yang menggantikan beliau. Setelah pelantikan baru tahu

    bahwa saya yang menggantikan beliau.

    Pisah sambut

    Beberapa hari setelah pelantikan diadakan pisah sambut antara

    Ibu Endang dan saya. Suasana mengharukan, beberapa sahabat

    beliau meneteskan air mata, karena jarang sekali kejadian seperti

    ini. Banyak staf yang memberikan cindera mata, bahkan ada yang

    membuat puisi khusus untuk Ibu Endang. Itu semua menandakan

    penghormatan dan pengakuan atas jasa beliau selama memimpin

    Puslitbang Biomedis dan Farmasi. Saya perhatikan beliau tetap

    tegar meski sewaktu salaman banyak peneliti yang meneteskan

    air mata tanda haru. Beliau mengucapkan terima kasih atas

    kerjasama yang baik dengan seluruh jajaran Pusat Biomedis dan

    Farmasi, dan mohon maaf bila ada kesalahan yang diperbuat

  • 5/27/2018 BUKU Menkes Dr Endang

    20/172

    20

    selama ini. Juga mengucapkan selamat atas pengangkatan saya

    sebagai pengganti beliau.

    Giliran saya menyampaikan sambutan: Saya bersyukur Ibu

    Endang tetap di Puslitbang Biomedis dan Farmasi sebagai

    peneliti senior, saya akan menempatkan Ibu sebagai Konsultan,

    yang pasti memudahkan saya dalam mengemban amanah,

    karena biomolekuler bukanlah bidang saya. Jadi meski Ibu ERS

    kembali sebagai peneliti, saya menempatkan beliau pada posisi

    lebih karena saya tahu kompetensi dan profesionalitas beliau.

    Ruang ERS

    Setelah tidak menjabat, beliau menempati ruang yang beliau

    disain sendiri. Tempatnya di Lantai 1 Puslitbang Biomedis

    dan Farmasi. Nuansa seninya memang terasa. Di ruang beliau

    segalanya teratur rapi dan selalu ada bunga. Kini ruang itu

    kami lestarikan dan kami beri nama ruang ERS. Semua pesan

    dan kenangan beliau kami kumpulkan di ruang tersebut. Ada

    beberapa buku dan tulisan ilmiah karya beliau, ada kaca cermin

    yang beliau gunakan, juga karya kenangan kami (puisi, kumpulanSMS) terhadap beliau kami taruh di ruang tersebut. Ruang ERS

    semoga menjadi tanda bahwa seorang peneliti dari Balitbangkes

    pernah diangkat menjadi Menteri Kesehatan, dengan prestasi

    prima dan reputasi indah.

    Rasa yang paling menyakitkan

    Saya pernah mendapati Ibu ERS dalam keadaan marah, sedih,

    sakit hati, bercampur aduk. Saya lupa tanggalnya, tetapi saat itu

    saya perlu konsultasi tentang Flu Burung. Beliau telah mendalami

    masalah ini, bahkan pernah membuat tulisan ilmiah tentang

    penyakit ini. Saya menghadap beliau dan hanya berdua saja. Saya

    minta pendapat beliau tentang penanganan Avian Influenza

    kaitannya dengan pengembangan laboratorium. Namun diskusi

    ini kemudian bergerak kemana-mana termasuk tudingan Ibu

    Menkes SFS kepada beliau. Pada saat itulah beliau menangis

    sedih dan seolah menahan rasa sakit, dengan penuh perasaan

    beliau berkata: Pak Tri, yang paling menyakitkan adalah

    kalau dituduh berkhianat pada bangsa sendiri. Saya terdiam,

    merasakan betapa sesaknya beliau ketika dituduh menjual viruske luar negeri. Saya dan segenap jajaran litbangkes tahu betul,

    tuduhan itu tidak pernah terbukti. Dari situ saya tahu betapa

    tingginya kadar merah-putih dalam dada Ibu Endang.

    Tidak ada rasa balas dendam

    Sewaktu beliau masih menjabat sebagai Kepala Pusat Biomedis

    dan Farmasi, beliau pernah berantem dengan staf peneliti

    senior. Biasa, di Balitbangkes peneliti bisa tidak sejalan dengan

    Kepala Pusatnya, karena peneliti mempunyai integritas sendiri,yang tentu saja bisa berbeda pendapat dengan Pimpinannya.

    Pertengkaran itu cukup parah sehingga sang peneliti sampai

    mogok.

    Namun sewaktu beliau menjadi Menteri Kesehatan, peneliti

    tersebut malah sekarang dipromosikan menjadi eselon 2

    atas usulan beliau. Ini bukti yang menunjukkan bahwa beliau

    memang tidak mempunyai rasa balas dendam.

    Mementingkan pluralitas

    Sewaktu beliau mencari Kepala Badan Litbang Kesehatan untuk

    menggantikan Prof. AP, beliau minta agar dicarikan calon yang

    memenuhi syarat tetapi bukan dari UI. Beliau menyadari bahwa

    makin beragam asal universitas dari para pejabat eselon 1, akan

    makin baik buat Kementerian Kesehatan secara keseluruhan.

    Apalagi waktu itu ada saran agar jangan UI sentris. Sayangnya

    tidak mudah mencarinya, mereka yang mau tidak memenuhi

    syarat sedangkan yang memenuhi syarat tidak mau. Itulah

    sebabnya saya yang juga alumni UI akhirnya dipromosikan,

    setelah calon dari Universitas lain tidak bersedia/belum

    memenuhi syarat.

    Bersemangat bila berkunjung ke Balitbangkes

    Setiap beliau berkunjung kembali ke Balitbangkes, baik formal

    maupun dadakan, saya perhatikan beliau selalu kelihatan

    sumringah, merasa kembali ke dalam dunianya. Itulah sebabnya

    Balitbangkes selalu membuat acara bila ibu sedang terbebani

  • 5/27/2018 BUKU Menkes Dr Endang

    21/172

    21

    banyak masalah. Dengan bertemu kembali para peneliti di

    Balitbangkes, semangat beliau seolah kembali segar dan siapmenghadapi beban seberat apapun. Di bawah ini disajikan puisi

    sederhana sewatku kami merayakan ulang tahun beliau pada

    tahun 2010.

    Ibu Endang Rahayu Sedyaningsih

    Semoga tetap bekerja tanpa pamrihBerteman tanpa pilih kasih

    Mendapatkan ridho Allah Yang Maha Pengasih

    Demikian sekilas kenangan saya dengan Ibu Dr. Endang Rahayu

    Sedyaningsih MPH, DR.PH

    Menkes & Meneg PP dan Anak dalam acara hari anak

  • 5/27/2018 BUKU Menkes Dr Endang

    22/172

    22

    Menkes menghadiri pertemuan WHO tahun 2010

  • 5/27/2018 BUKU Menkes Dr Endang

    23/172

    23

    Ibu Endang,Pemimpin yang Apresiati,Aspirati, Disiplin, dan Tegasdr. Supriantoro, Sp.P, MARSDirektur Jenderal Bina Upaya Kesehatan (Dirjen BUK)

    Seperti kita ketahui bahwa sebelum menjabat sebagai

    Menteri Kesehatan, Ibu Endang Rahayu Sedyaningsih

    pernah menjabat Eselon II. Saat itu tidak sedikit yang

    meragukan Beliau, underestimated. Bahkan ada yang mencurigai

    hubungannya dengan Namru. Namun saya tahu, itu tidak benar.

    Ibu Endang adalah sosok yang cepat belajar, cepat menyesuaikandiri, dan cepat pula menyelesaikan pekerjaan.

    Yang menjadi ciri khasnya, Ibu Menkes selalu membawa buku.

    Dengan buku itulah beliau langsung menuliskan apa saja hal-hal

    menarik yang didiskusikan atau disampaikan lawan bicaranya.

    Mungkin ini disebabkan latar belakangnya seorang peneliti.

    Ini menunjukan bahwa Ibu Menkes sangat mengapresiasi dan

    mendengar masukan dari orang lain, siapapun itu. Kemudian

    saran dan masukan yang baik akan ditindaklanjuti dan

    diimplementasikan.

    Beliau juga sangat menghargai masukan dengan cara

    menyampaikan apa adanya. Contohnya dalam sebuah pertemuan

    dengan Gubernur, DPRD, Bupati, Walikota, dan pejabat daerah di

    Provinsi Nusa Tenggara Barat, Ibu Endang mengatakan bahwa

    apa yang disampaikannya berdasarkan informasi dari saya.

    Padahal sebagai Menkes, beliau mempunyai kewenangan tidak

    harus menyebutkan hal itu. Itulah bukti bahwa Ibu Menkes

    sangat menghargai staf-stafnya. Beliau juga contoh pemimpin

    yang terbuka dengan perbedaan pendapat. Beliau tidak marah

    atau tersinggung jika stafnya mempunyai pemikiran berbeda.

    Di antara Pejabat Negara, Ibu Menkes termasuk yang sangatpeduli dengan masalah-masalah masyarakat umum, terutama

    masyarakat miskin dan tidak mampu. Teleponnya terbuka

    bagi siapa saja bisa menyampaikan pengaduan. Beliau sendiri

    merespon pengaduan tersebut. Dan selanjutnya meneruskan

    pengaduan masyarakat itu kepada staf-stafnya terkait untuk

    ditindaklanjuti dan diselesaikan.

    Di antara kebaikan dan kesabarannya, Ibu Menkes adalah

    pemimpin yang tegas. Siapa yang benar akan diapresiasi, siapa

    yang salah akan ditegur baik secara halus maupun tegas. Pendek

    kata, Ibu Endang adalah pemimpin yang berwibawa, apresiatif,

    aspiratif, disiplin, dan tegas. Untuk kejujurannya dan kepatuhan

    pada prinsip tata pemerintahan yang baik, tak usah diragukan

    lagi. Sebagai contoh ketika diberikan sebuah souvenir saja,

    Beliau mengembalikan kepada yang memberikan.

    Ada beberapa sikap yang membuat saya sangat terkesan.

  • 5/27/2018 BUKU Menkes Dr Endang

    24/172

    24

    Misalnya saja ketika saya menanyakan mengapa Beliau selalu

    berprasangka baik bahkan kepada orang yang pernah menyakiti

    dan melecehkan dirinya. Beliau menjawab bahwa pada dasarnya

    orang itu adalah orang baik dan apa yang disampaikannya

    merupakan koreksi dan perbaikan diri bagi Ibu Menkes. Luar

    biasa, beliau selalu melihat sisi positif dan mengabaikan sisi

    negatif seseorang.

    Saya semakin kagum dengan komitmen dan etos kerja yang

    ditunjukkan Beliau meskipun sedang sakit. Sebagai spesialis

    paru, saya sampaikan prognosa terkait kesehatan beliau. Namunfaktanya, beliau sangat tegar dan aktif melaksanakan tugas-tugas

    berat sehari-hari. Tanpa segan beliau juga melakukan kunjungan

    ke daerah yang jauh. Saya ingat beliau mengatakan bahwa

    beliau sudah merasa mendapatkan anugerah yang banyak dari

    Allah SWT, sehingga sekarang saatnya melakukan sesuatu yang

    berguna bagi masyarakat. Mengisi hidup dengan hal-hal yang

    bermanfaat bagi sesama.

    Suatu hari sebelum dirawat di rumah sakit, saya pernah

    menyarankan Ibu Menkes tidak melakukan kunjungan ke Sumba.

    Karena itu perjalanan yang jauh dan berat. Namun ternyata beliau

    tetap bertekad melaksanakan tugas ke Sumba. Pak Pri, saya

    sudah janji. Mereka akan kecewa jika saya tidak datang, begitu

    kata Ibu Menkes waktu itu. Dan meskipun akhirnya Ibu Menkes

    batal ke Sumba, karena harus menjalani perawatan sakitnya.

    Akhirnya, saya bisa mengambil hikmah bahwa Ibu Endang adalah

    pribadi yang telah melakukan apa yang pernah dikatakan pada

    sambutan buku Berdamai dengan Kanker, Sungguh, lamanya

    hidup tidaklah sepenting kualitas hidup itu sendiri. Mari lakukansebaik-baiknya apa yang bisa kita lakukan hari ini. Kita lakukan

    dengan sepenuh hati.

    Begitulah sekelumit kesan saya tentang Ibu Menkes. Apa yang

    saya paparkan ini mungkin tak berarti apa-apa dibandingkan

    dengan keteladanan sebenarnya yang dilakukan oleh Ibu

    Endang Rahayu Sedyaningsih.

    Selamat jalan, Ibu Menkes.

  • 5/27/2018 BUKU Menkes Dr Endang

    25/172

    25

    Smart dan strong-leadershipdra. Maura Linda sitanggang, Ph.DDirektur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan

    Ibu Endang adalah pribadi yang smart, namun tetap rendah hati

    dengan segala kelebihan dan talenta yang dimilikinya. Sebagai

    pemimpin, beliau memiliki strong-leadership. Walaupun bagi

    saya sangat singkat, selama bekerja di bawah pimpinannya, saya

    merasakan ketegasan dan kecepatan beliau dalam mengambil

    keputusan serta berani mengambil risiko, namun tetap penuhpertimbangan.

    Di balik kepribadiannya yang tegas, Ibu Endang adalah sosok

    yang sangat perhatian/concern kepada orang kecil dan terpuruk,

    yang diaktualisasikan melalui sikap dan pengorbanannya.

    Selamat berpulang Ibu. Kenangan dan teladanmu akan selalu

    menginspirasi banyak orang!

  • 5/27/2018 BUKU Menkes Dr Endang

    26/172

    26

  • 5/27/2018 BUKU Menkes Dr Endang

    27/172

    27

    Banyak yang dapat dipelajaridari beliauProf. dr. Budi Sampurna, SH, DFM, Sp.F (K), Sp.KPStaf Ahli Menteri Bidang Mediko Legal

    Endang Rahayu Sedyaningsih saya kenal sebagai

    pemimpin, ibu, dan teman. Beliau seorang pemimpin

    yang memiliki visi. Ia mampu menguraikan dan

    mempertahankan pandangannya ke depannya, gigih

    dalam melaksanakan upaya untuk mencapainya, serta tidak

    mudah tergoyahkan.

    Di bidang yang merupakan domain kerja saya, khususnya

    penyusunan peraturan perundang undangan, kematangan

    beliau dalam membuat kebijakan publik terlihat dengan

    nyata. Beliau bijaksana dalam menghadapi tantangan,

    khususnya dalam kebijakan di bidang Air Susu Ibu, produk

    tembakau, dan sunat perempuan. Beliau meyakini bahwa

    tujuannya baik bagi masyarakat luas.

    Beliau begitu bersemangat dan berkeinginan kuat untuk

    menyelesaikan rancangan peraturan pemerintah tentang Air

    Susu Eksklusif dan pengamanan bahan yang mengandung zat

    adiktif berupa produk tembakau bagi kesehatan.

    Keputusan dalam menghadapi pertentangan dua kepentinganselalu dibuat dengan mempertimbangkan dari berbagai aspek.

    Beliau mau mendengar kritik dan saran, dan mampu pula

    membuat keputusan yang tegas.

    Beliau juga konsisten dan konsekuen dalam menjalankan konsep

    dan isi kedua rancangan peraturan tersebut.

    Banyak yang dapat dipelajari dari kepemimpinan beliau.

  • 5/27/2018 BUKU Menkes Dr Endang

    28/172

    28

    Menkes menyerahkan bantuan bencana mentawaidisahkan Wapres dan Mensos tahun 2010

  • 5/27/2018 BUKU Menkes Dr Endang

    29/172

    29

    Dua bilah keris Bu Ennydr. Bambang Sardjono, MPHStaf Ahli Menteri Bidang Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Desentralisasi

    Apabila kita bercerita tentang Bu Endang Rahayu

    Sedyaningsih, atau akrab disapa dengan Bu Enny,

    tidak akan pernah ada habisnya. Ada saja topik

    pembicaraan yang dikaitkan dengan beliau sebab wawasan

    beliau sangat luas. Beliau juga memberikan perhatian yang besar

    pada banyak hal.

    Kadang-kadang saya masih belum percaya bahwa beliau sudah

    tiada. Saya sering merasa bahwa beliau masih ada. Ketika

    saya sedang berkunjung ke daerah, dan ketika menyampaikan

    kebijakan Kemenkes --menjelaskan tentang kebijakan Kemenkes

    antara lain PIREB (Pro-Rakyat, Inklusif, Responsif, Efisien -Effektif

    dan Bersih)-- rasanya Bu Enny masih ada di sekitar saya. Seakan-

    akan dia sedang mengawasi dari kejauhan sambil tersenyum.

    Senyum khas Bu Enny. Atau apabila saya sedang melintasi Blok A

    lantai 2 kantor Kementerian Kesehatan, masih terasa kehadiran

    sosok Bu Enny. Seakan-akan beliau masih berada di ruang kerja

    beliau.

    Tentu sudah banyak orang yang menulis mengenai Bu Enny dari

    berbagai sudut padang. Misalnya, tentang keterkaitan beliau

    dengan khazanah penelitian, mengenai etos dan semangat kerja,

    tentang kedekatan beliau dengan program untuk masyarakat,

    tentang anthusiasme beliau terhadap rakyat, tentang penyakit

    yang beliau derita, tentang keluarga, dan tentang-tentang yang lain.

    Saya juga mempunyai kesan tersendiri tentang Bu Enny. Saya

    bisa menulis berbagai hal tentang Bu Enny menurut persepsi

    saya. Namun, kali ini saya menulis atau bercerita tentang hal-halyang sangat berbeda dengan yang selama ini diketahui banyak

    orang, yakni tentang keris. Ya, tentang KERIS dan Bu Enny.

    Begini ceritanya; suatu hari di bulan Oktober 2011, setelah selesai

    memimpin sebuah rapat di gedung Kementerian Kesehatan,

    ketika berjalan menuju ruangan, Bu Menkes memanggil saya.

    Beliau berkata bahwa ada orang menyampaikan bahwa hobi saya

    adalah mengoleksi keris. Kemudian beliau sampaikan bahwa dia

    memiliki dua bilah keris peninggalan ayahnya, almarhum Prof.

    Sudjiran. Singkatnya, beliau ingin agar saya melihatnya dan

    minta saran sebaiknya diapakan keris itu. Bu Enny meminta saya

    datang dan melihat di rumahnya, di Duren Sawit, Jakarta Timur.

    Pada hari yg ditentukan, yaitu Sabtu pagi, sekitar pukul 08.30,

    saya menghadap beliau di rumahnya. Ketika saya tiba di sana,

    sepertinya beliau baru kembali dari suatu acara meresmikan atau

    memberikan amanat atau kegiatan di Monas. Beliau mengenakan

  • 5/27/2018 BUKU Menkes Dr Endang

    30/172

    30

    kaus olah raga lengan panjang. Dan, beliau rupanya sedang asyik

    menata koleksi gantungan kunci dan magnet kulkas. Ternyata,

    salah satu hobi beliau adalah mengumpulkan magnit kulkas dari

    berbagai tempat.

    Setelah masuk, kami duduk dan ngobrol sejenak seputar

    pekerjaan. Saya menyampaikan tentang kegiatan Direktorat

    Bina Upaya Kesehatan Dasar yang saya emban. Lalu, akhirnya,

    kami membicarakan tentang keris. Beliau masuk ke kamar dan

    membawa keluar dua bilah keris. Satu terbungkus kain slayer/

    scarf dan satu lagi dibungkus kain hitam.

    Beliau menceritakan riwayat keris tersebut. Dia menerima keris

    itu dari ayahanda. Dia juga bercerita bahwa keris itu sebenarnya

    milik keluarga, dan akan diberikan kepada adik laki-laki beliau.

    Saya mohon izin membuka sarung/warangkanya. Lalu saya

    mengamati dan memeriksa dengan seksama. Saya mencermati

    keris itu dan mengecek/merujuk referensi --Ensiklopedi Keris

    karya Bambang Harsrinuksmo dan lainnya yang sengaja saya

    bawa.

    Lalu saya sampai pada kesimpulan sementara; kedua keris itu

    dibuat dari bahan yang baik. Pamornya bagus. Hanya sedikit

    berkarat karena lama tidak dibersihkan. Deskripsi kedua keris

    itu kira-kira adalah: 1) Keris A: Warangkanya Ladrang Surakarta,

    dibuat di era Sri Sunan Paku Buwono IX di Surakarta dan kerisnya

    Sabuk Inten luk 11 dari zaman Majapahit. 2) Keris B: Warangkanya

    ladrang Surakarta era baru, Keris Luk 9 yang dibuat zaman

    Majapahit atau sebelumnya.

    Bu Enny rupanya ingin tahu lebih detil. Pertanyaan beliau

    antara lain: makna pamornya, karya empu dari mana,

    dari zaman kapan, apa tanda-tandanya, bagaimana cara

    memelihara dan menyimpan. Sambil mengobrol beliau

    membolak-balik buku ensklopedia. Rasa ingin tahu beliau

    tentang keris itu sangat besar. Saya menduga, barangkali

    karena beliau adalah seorang peneliti dan jiwa peneliti selalu

    ingin mengetahui hal apapun. Singkatnya, kemudian beliau

    memasrahkan keris untuk saya bersihkan. Saya menyanggupi.

    Kedua keris tersebut saya bawa pulang ke rumah. Saya langsung

    membersihkan keris itu. Sebenarnya, proses membersihkan

    keris cukup panjang, dan ada urut-urutan bakunya. Langkah

    pertama adalah merendam keris itu di dalam air kelapa sayu.

    Lalu membersihkan karat. Setelah itu, memutihkan permukaan

    keris dengan jeruk nipis. Setelah putih, lalu mewarangi, dan

    seterusnya.

    Pada saat yang sama saya juga membersihkan beberapa bilah

    keris lama saya. Kebetulan, persediaan warangan (arsenikum)

    saya saat itu tidak ada, maka proses hari itu hanya sampai

    memutihkan besinya. Pada hari Minggu esoknya saya minta

    bantuan ke rekan mranggi (pembuat warangka) di daerah

    Cipinang. Di sana kami sama-sama mewarangi. Siang itu cuaca

    cukup bagus, sehingga dalam waktu satu jam sudah terlihat

    gambaran pamor di besi ke dua keris tersebut. Saya bisa melihat

    keindahan besi berpadu dalam pamor yang indah. Sementaraitu rekan mranggi yang lain menggarap ke dua warangkanya.

    Menjelang ashar, proses kerja spoet ini sudah selesai

    Keesokan harinya saya kirim SMS ke Bu Enny mengabarkan

    bahwa keris telah selesai dibersihkan dan sudah siap untuk

    diantar. Beliau menjawab melalui SMS: kok, cepat sekali. Saya

    tidak menceritakan bahwa saya membersihkan keris itu bersama

    teman-teman saya para mranggi dari Madura.

    Kemudian beliau menentukan waktu untuk bertemu di rumah

    dinas di Jl. Denpasar. Pada hari yang ditentukan pukul 07.30 saya

    sudah hadir. Ajudan dan penjaga mempersilahkan masuk. Saya

    menunggu di ruang dalam. Sementara itu, seorang pembantu

    menyodorkan teh manis dan kue.

    Sejenak kemudian beliau keluar kamar dengan wajah cerah

  • 5/27/2018 BUKU Menkes Dr Endang

    31/172

    31

    dengan pakaian rapi siap untuk suatu acara. Kemudian

    saya menyerahkan keris tersebut kepada beliau sambil

    menyampaikan dan menjelaskan lebih detil. Intinya, bahwa dua

    keris ini berkualitas baik. Rupanya beliau ingin tahu lebih banyak

    tentang keris. Lalu kami membuka buku rujukannya. Kami

    berdiskusi tentang keris lebih kurang 15 menit. Setelah itu, saya

    pamit ke kantor.

    Cerita ini menggambarkan sisi lain dari bu Enny yang tetap

    meneruskan tradisi nguri-urii kabudayan (memelihara

    kebudayaan), yang salah satunya adalah melestarikan dan

    memelihara keris.

    Saya sungguh bangga dan bahagia diberi amanah, mendapat

    kehormatan dan kesempatan untuk melihat, memegang

    bahkan membersihkan dan mewarangi pusaka keluarga ibu

    Enny. Demikianlah, sekelumit cerita tentang keris dan Bu Enny.

    Wilujeng saklajengipun.

    Kunjungan Menkes bersama mentri PDT di Sambas Kalbar

  • 5/27/2018 BUKU Menkes Dr Endang

    32/172

    32

  • 5/27/2018 BUKU Menkes Dr Endang

    33/172

    33

    Ia Memperhatikan Anak Buahdr. Untung Suseno Sutarjo, M. KesStaf Ahli Menteri Bidang Pembiayaan & Pemberdayaan Masyarakat

    Pada suatu hari saya diminta menghadap Ibu Menkes.

    Saya waktu itu memang baru membuat telaahan tentang

    pembiayaan sesuai dengan tupoksi jabatan saya, yang

    dikaitkan dengan pengambilan keputusan Ibu Menteri. Jadi, saya

    datang membawa semua bahan yang diperlukan.

    Sesampai di kamar beliau, langsung saya masuk dan duduk.

    Beliau memang tampak tegang dan langsung menyatakan, Pak

    Untung harus sadar bahwa jabatan itu adalah amanah. Kalau

    masih dibutuhkan, akan tetap menjabat. Kalau tidak mampu,

    dipersilahkan untuk ke tempat lain.

    Saya terkejut mendengar kalimat itu, dan macam-macam timbul

    di pikiran saya. Termasuk terpikirkan juga yang paling ekstrim:

    saya harus berkarya di luar Kemkes. Atau, rupanya tidak mudahmasuk jajaran eselon satu. Sebab, saya baru dilantik tiga bulan

    tapi sudah menghadapi pernyataan yang demikian kerasnya.

    Apalagi beliau kemudian menjelaskan secara panjang lebar

    kriteria menjadi pejabat di Kemkes. Beliau juga menekankan

    apa yang diharapkannya dari para pejabat dalam melaksanakan

    program unggulan Kemkes.

    Terus terang pada saat itu saya berfikir, saya pasti sudah buat

    salah besar. Tetapi, mengapa beliau harus bicara sendiri seperti

    itu pada saya. Jadi saya dengarkan terus arahan hingga akhirnya

    beliau menyatakan itu keputusannya harus dijalankan.

    Wah saya speechless, tidak berani menjawab. Saya pikir nanti

    setelah beliau selesai saya akan bertanya. Kurang lebih 20menit kemudian beliau memberikan kesempatan kepada untuk

    melaporkan apa yang saya bawa. Saya langsung bertanya,

    Mohon maaf Ibu menteri. Mohon izin, kalau berkenan, ibu

    memberitahu apa salah saya sehingga harus dipindahkan.

    Saya siap Ibu kalau harus dipindahkan. Tiba-tiba saja beliau

    tersenyum dan membalas, Saya tidak ada niat memindahkan

    Pak Untung. Baru saja dilantik, koq dipindah. Saya hanya mau

    kasih tahu, instruksi saya di rakorpim, karena saya perhatikan Pak

    Untung sudah dua kali tidak hadir, dan harus tahu apa yang sayaputuskan.

    Terus terang perasaan saya kaget campur kagum. Seorang

    menteri mau memanggil anak buahnya untuk menjelaskan

    keputusannya. Baru pertama kali saya mengalami hal seperti itu.

    Beliau juga memperhatikan kehadiran anak buahnya dalam rapat

    penting. Ketika saya jelaskan kekagetan saya pada saat awal

  • 5/27/2018 BUKU Menkes Dr Endang

    34/172

    34

    Kunjungan Menkes di B2P2TO-OT Tawangmangu

    datang, beliau tertawa. Beliau menyatakan tujuannya sederhana

    supaya saya mendapatkan informasi langsung dari sumbernya,

    bukan isu atau gosip. Beliau tidak marah atas ketidakhadiran

    saya, karena jelas alasannya. Saya baru menyadari betapa beliau

    mengutamakan chain of command yang harus mendapatkan

    informasi yang benar, sehingga staf bisa menjalankan tugas

    dengan baik. Saya masih ingat ungkapan yang sering beliau

    sampaikan yaitu A chain is only as strong as its weakest link.

    Dan benar satu bulan kemudian ada pelantikan pejabat, sesuai

    dengan arahan beliau.

  • 5/27/2018 BUKU Menkes Dr Endang

    35/172

    35

    Ketika itu tahun 1997. Seorang teman mengatakan kepada

    saya bahwa di Badan Litbangkes ada seorang peneliti

    baru yang baik dan pandai. Saya segera menemui peneliti

    itu untuk berkenalan. Waktu itu, sebagai penanggung jawab

    program Pengendalian ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut),

    saya memerlukan counter part dari Badan Litbangkes untukmembantu mengembangkan program.

    Peneliti itu bernama Endang Rahayu Sedyaningsih. Beliau

    menyatakan bersedia membantu saya dengan ramah. Itulah

    perkenalan saya pertama kali dengan Bu Endang. Setelah itu

    pertemanan dan kerjasama kami berlanjut sekitar lima belas

    tahun. Berteman dan bekerjasama dengan Bu Endang sangat

    menyenangkan, karena beliau selalu bersikap ramah dan

    bersahabat. Beliau juga bekerja keras, profesional, serius, tekun,serta amat bertanggung-jawab. Karena waktu itu saya bekerja

    di bidang pemberantasan penyakit menular dan Bu Endang

    bekerja di bidang penelitian yang terkait dengan penyakit

    menular, maka kerjasama kami terus berlanjut. Antara lain dalam

    Pengendalian HIV-AIDSyang kelak menjadi tugas pokok saya dan

    merupakan topik tesis doktor beliau di Harvard School of Public

    Health.

    Dia peneliti baik dan pandaidr. Indriyono Tantoro, MPHStaf Khusus Menkes Bidang Percepatan Pembangunan Kesehatan dan Reformasi Birokrasi

    Ketika terjadi Pandemi SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome)

    tahun 2002-2003, saya kembali bekerjasama dengan Bu

    Endang. Di Badan Litbangkes, beliau bertanggungjawab

    mengkoordinasikan konfirmasi laboratorium kasus suspek SARS.

    Sedangkan saya yang saat itu bertugas di bidang Surveilans

    Epidemiologi, Imunisasi dan Kesehatan Matra, bertanggung-jawab dalam surveilans SARS. Selama beberapa minggu, saat

    Pandemi SARS merebak, setiap hari mulai pukul 08:00 pagi

    diadakan rapat koordinasi di Departemen Kesehatan yang

    dipimpin langsung oleh Menteri Kesehatan (waktu itu Dr Sujudi).

    Rapat koordinasi itu dihadiri para pejabat terkait serta para

    klinisi dan para peneliti di bidang penyakit menular. Bu Endang

    tidak pernah absen dalam rapat yang setiap hari berlangsung

    selama 3-4 jam itu.

    Pada tahun 2005, kasus flu burung yang disebabkan virus Influenza

    H5N1 mulai bermunculan di Indonesia. Dalam Pengendalian Flu

    Burung, Bu Endang bertugas mengkoordinasikan pemeriksaan

    spesimen dan pengembangan kapasitas laboratorium virus

    Influenza H5N1. Ketika itu saya bertugas sebagai Sekretaris Tim

    Penanggulangan Flu Burung internal Departemen Kesehatan.

    Sebetulnya bidang yang ditekuni Bu Endang adalah Medical

  • 5/27/2018 BUKU Menkes Dr Endang

    36/172

    36

    Anthropology dan Epidemiology, tetapi beliau selalu menekuni

    dengan sungguh-sungguh bidang apa pun yang menjadi tugas

    dan tanggung-jawab beliau. Di Badan Litbangkes beliau bertugas

    di laboratorium yang juga melaksanakan kegiatan virologi

    influenza. Oleh karena itu pengetahuan dan pemahaman Bu

    Endang tentang influenza tidak perlu diragukan.

    Pada tahun 2006, ketika Dr. Siti Fadilah Supari menjabat

    Menteri Kesehatan, Indonesia mempelopori perubahan atau

    reformasi tatanan Pandemic Influenza Preparedness: Sharing

    of Virus and Sharing of Vaccines and Other Benefitsdi lingkunganOrganisasi Kesehatan Dunia (WHO). Reformasi ini dimaksudkan

    agar tatanan yang berlaku di WHO tidak merugikan negara

    berkembang dan agar menganut prinsip adil, transparan dan

    setara (fair, transparent, and equitable). Dalam negosiasi antara

    negara berkembang (yang dipelopori Indonesia) dan negara

    maju (yang dipelopori Amerika Serikat) tentang reformasi

    tatanan tersebut, Bu Endang adalah negosiator Delegasi

    Indonesia dalam aspek tehnis virologi Influenza. Beliau sangat

    disegani oleh delegasi negara-negara yang berpihak maupunyang berseberangan dengan Indonesia. Negosiasi berlangsung

    alot dan untuk mencapai titik temu antara negara berkembang

    dan negara maju, WHO harus menyelenggarakan beberapa

    kali IGM (Inter Governmental Meeting)dan beberapa kali Open

    Ended Working Group (OEWG) di Jenewa sepanjang hampir lima

    tahun (2006-2011). Ada kejadian lucu dalam salah satu sidang

    OEWG di Jenewa. Ketika itu Bu Endang sebagai negosiator

    Delegasi Indonesia bertahan pada posisi Indonesia untuk bunyi

    suatu paragraf dalam draft MTA (Material Transfer Agreement).Sementara itu, pihak Amerika juga bertahan pada posisinya.

    Ketika waktu makan siang tiba, Delegasi Amerika Serikat

    mengusulkan agar sidang ditunda untuk istirahat makan siang.

    Bu Endang, segera mengangkat flag isyarat minta bicara

    pada Ketua Sidang - dan sambil tersenyum beliau menyatakan

    bahwa Indonesia dapat menyetujui usul Amerika untuk istirahat

    makan siang. Seluruh peserta sidang tertawa dan Ketua Sidang

    mengatakan : Inilah pertama kalinya Delegasi Indonesia dan

    Delegasi Amerika dapat menyepakati sesuatu, yaitu sepakat

    untuk istirahat makan siang.

    Untuk mewujudkan reformasi tatanan tersebut, Indonesia

    bersama beberapa negara berkembang (like minded countries)

    harus berjuang keras dalam lima Sidang Majelis Kesehatan

    Sedunia (World Health Assembly),yaitu tahun 2007, 2008, 2009,

    2010, dan 2011. Akhirnya, pada tahun 2011, sewaktu Bu Endang

    menjabat Menteri Kesehatan, perjuangan itu berhasil dengan

    sukses. Tatanan baru yang adil, transparan dan setara berhasil

    disepakati oleh seluruh negara anggota WHO dalam SidangMajelis Kesehatan Sedunia ke-64 tahun 2011.

    Ketika Bu Endang menjabat Menteri Kesehatan (2009-2012),

    saya ditugasi membantu beliau sebagai Staf Khusus Menteri

    Kesehatan. Beliau melaksanakan tugas Menteri Kesehatan

    dengan profesional, penuh dedikasi, dan dengan komitmen

    kuat. Hal ini tercermin dalam tag linebeliau, yaitu : pro-rakyat,

    responsif, efektif, inklusif dan bersih. Dalam kesibukan sebagai

    Menteri Kesehatan, Beliau tetap membaca dengan teliti semuasurat, dokumen, e-mail, dan SMS yang diajukan kepadanya.

    Bahkan beliau menandai dengan coretan jika dalam suatu

    dokumen ada salah ketik, salah ejaan, pilihan kata yang tidak

    tepat atau ada data atau informasi yang tidak masuk akal.

    Beliau bukan hanya membaca tetapi juga menilai akurasi data

    yang disajikan dalam dokumen yang diajukan staf. Beliau selalu

    memberikan umpan balik pada hasil pekerjaan staf disertai

    ucapan terima kasih. Umpan balik beliau dapat berupa pujian,

    kritik, atau teguran. Beliau mengarahkan agar semua surat,e-mail,sms dan telpon yang masuk ke Kementerian Kesehatan dari siapa

    pun harus direspons segera. Beliau sendiri bekerja cepat, semua

    berkas yang diajukan kepada beliau rata-rata sudah turun

    dalam waktu 1 X 24 jam. Dalam setiap rapat, diskusi, dan saat

    menerima staf atau tamu, beliau selalu mencatat sendiri hal-hal

    yang penting dalam buku catatan. Jika beliau mengikuti Sidang

    Kabinet, maka catatan beliau disampaikan kepada staf dalam

    Rapat Koordinasi Pimpinan (Rakorpim)untuk ditindaklanjuti. Ada

  • 5/27/2018 BUKU Menkes Dr Endang

    37/172

    37

    mekanisme unik yang berlaku bagi saya setiap beliau memimpin

    rapat. Dalam rapat tersebut, bila saya ingin menyampaikan

    sesuatu, saya akan memandang beliau dan beliau paham bahwasaya mohon diberi kesempatan bicara. Mekanisme unik ini tidak

    pernah dibicarakan atau disepakati sebelumnya, berlaku begitu

    saja.

    Pada tahun 2010, beberapa bulan setelah Bu Endang menjabat

    Menteri Kesehatan, diadakan pertemuan bilateral antara

    Indonesia dan Amerika Serikat di Jakarta untuk membahas

    kelanjutan kerjasama antara Kementerian Kesehatan RI dengan

    US Namru-2 (US Naval Medical Research Unit-2), termasuk

    membahas masa depan Laboratorium Namru-2 yang terletak

    di kompleks Badan Litbangkes, Jakarta. Delegasi Indonesia

    mendapat arahan langsung dari Bu Endang selaku Menteri

    Kesehatan agar memegang teguh prinsip kepentingan nasional

    di atas kepentingan segalanya. Bersama beberapa teman,

    saya ditugasi Bu Endang untuk menjadi anggota Delegasi

    Indonesia. Ternyata sampai akhir perundingan, tidak tercapai

    titik temu antara kedua belah pihak. Akhirnya, kerjasama

    antara Kementerian Kesehatan RI dengan US Namru-2 diakhiri

    pada tahun 2010 itu juga. Selanjutnya, seluruh staf asing US

    Namru-2dipulangkan, dan peralatan yang ada di laboratorium

    ex-Namru-2tersebut diserahkan kepada pihak Indonesia. Setelah

    kerjasama tersebut berakhir, laboratorium ex-Namru-2 dikuasai

    dan dikelola oleh Badan Litbangkes, Kementerian Kesehatan.

    Masa-masa berteman, bekerjasama, dan membantu tugas Bu

    Endang sebagai Menteri Kesehatan adalah masa-masa yang

    indah bagi saya. Tapi kehendak Allah yang berlaku di alam

    semesta ini. Seperti dikatakan seorang penceramah dalam

    tausiah memperingati tujuh hari wafatnya Almarhumah Bu

    Endang : Allah lebih mencintai beliau. Karena itu beliau dipanggil

    berpulang ke Rahmatulah. Sesungguhnya, segala sesuatu yang

    ada di dunia adalah milik Allah dan semuanya akan kembali

    kepada-Nya. Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun. Semoga Arwah

    Almarhumah Ibu Endang Rahayu Sedyaningsih mendapat

    tempat yang mulia di sisi Allah SWT. Amin.

  • 5/27/2018 BUKU Menkes Dr Endang

    38/172

    38

  • 5/27/2018 BUKU Menkes Dr Endang

    39/172

    39

    Bu Endang inspirasikudrg. Murti Utami, MPHKepala Pusat Komunikasi Publik

    Ibu....

    Genggaman tanganmu yang hangat masih kurasakan

    Senyum manismu masih kuingat

    Ucapan lembutmu masih kudengar

    Kau adalah pemimpin yang mempunyai hati

    Kau gunakan perasaan dan hatimu untuk memimpin Kementerianbesar yang terisi oleh berbagai watak dan nafsu manusia

    Selamat jalan ibuku

    Kau adalah inspirasiku

    Tidak seperti yang lainnya, mereka mengenal ibu Endang sudah

    cukup lama, ada yang dari masa sekolah, kolega kerja di Litbang

    dan lainnya. Tidak seperti saya. Saya mengenal beliau mungkin

    sekitar 4 tahun terakhir. Itu pun tidak rutin bertemu. Namun sulitrasanya menghilangkan kenangan yang mendalam ini karena

    beliau selalu menjadi inspirasi saya.

    Sekitar tahun 2010. Ketika beliau diangkat menjadi Menteri

    Kesehatan, saya menjadi Kepala Bagian Tata Usaha Pimpinan

    (banyak orang mengatakan kedudukan ini adalah Sekretaris

    pribadi Menkes). Pada hari kedua beliau mulai bekerja

    sebagai Menkes, saya memberanikan diri untuk mengajukan

    pengunduran diri sebagai Kepala Bagian tersebut, yang sehari

    hari mengurusi pimpinan tertinggi di Kementerian ini. Saya

    katakan bahwa saya ingin beliau lancar dalam menjalankan

    amanah ini, terutama dalam 100 hari kerja pertama beliau

    menjadi Menkes. Saya dapat mengerti pasti ada beberapa orang

    yang kurang suka apabila saya masih di lingkungan terdekatMenkes, karena saya sebelumnya adalah sekretaris Menkes yang

    terdahulu. Tak aku sangka, beliau menjawab dengan jujur dari

    hati beliau, Saya juga tidak mengerti mengapa orang meminta

    saya untuk berhati-hati dengan kamu. Saya tau betul bu Ami dan

    I dont know why. I can trust you.

    Jawaban beliau begitu menghentak saya. Beliau menatap saya

    dengan tajam. Tanpa kusadari airmata menetes perlahan di

    pipiku. Ya ALLAH, begitu mulia dan bersihnya hati ibu Endang.Subhahanallah.

    Esok harinya kami bekerja seperti biasa. Suatu sore beliau

    memanggil saya dan mengatakan bahwa beliau akan

    mempromosikan saya menjadi eselon 2. Saya berusaha menolak

    dengan berbagai alasan, dan saya katakan ingin pindah

    bukan untuk minta dipromosikan. Tetapi beliau tetap ingin

  • 5/27/2018 BUKU Menkes Dr Endang

    40/172

    40

    mempromosikan jabatan saya menjadi lebih tinggi.

    Rupanya keinginan mempromosikan saya telah menjadipergunjingan. Hal ini saya ketahui dari beliau sendiri. Saya

    sempat katakan, Ibu, walaupun saya sudah mendapatkan

    undangan pelantikan untuk besok, dan sekarang ibu menjadi

    susah dan bingung, maka saya mohon untuk tidak dilantik besok

    karena saya sebenarnya tidak ingin sebuah jabatan.

    Saat itu tangan saya ditarik untuk diajak ke ruang istirahat beliau

    (ruangan itu berada di samping ruang kerja beliau). Kami duduk

    di kursi makan dengan cukup dekat dan tanpa saya sangka

    beliau katakan. Kalau saya jadi bu Ami, saya akan tunjukkan

    kepada orang-orang yang menilai ketidakmampuan saya, bahwa

    saya bisa.

    Langsung saya merespon dengan tegas, Apabila memang

    ini yang ibu inginkan, saya bisa. Kulihat ibu tersenyum,

    dan memegang tanganku dengan erat. Terima kasih

    ibu, kau telah memberikan kepercayaan kepadaku.

    Perjalanan saya menjadi seorang Kepala Pusat Komunikasi Publik

    mengharuskan kami selalu berkomunikasi. Saat beliau mulai

    tidak dapat aktif masuk kantor dan harus beristirahat, baik di

    rumah maupun di rumah sakit, maka menjadi semakin sering

    kami ber-SMS dan ber-email. Hal ini karena semakin banyak

    waktu beliau menonton tv dan membaca media cetak maupun

    online. Semua komunikasi kami tentang pekerjaan, sampai

    akhirnya saya memberanikan diri mengirim SMS ke beliau: Sayakangen dengan Ibu. Setiap hari saya hanya menjawab SMS Ibu

    yang semuanya terkait dengan pekerjaan.

    Tengah malam ternyata beliau menjawab SMS saya, Apabila

    Bu Ami berkenan menengok saya, datang saja besok. Dengan

    semangat, kutengok ibu di Paviliun Kencana RSCM, siang.

    Ternyata saya tidak sendiri. Di kamar ibu sudah ada kolega dan

    sahabat sahabat ibu dari Litbangkes. Kami tertawa dan bercanda.

    Hampir satu bulan beliau dirawat di RSCM. Selalu kusempatkan

    menengok beliau, paling tidak seminggu sekali. Saat kujengukibu hari minggu pagi tanggal 30 April 2012, beliau menggenggam

    tanganku begitu kuat. Seperti biasa, apabila saya menjenguk

    beliau, saya akan bertanya: bagaimana kabar ibu hari ini? Dengan

    senyum dan suara yang sudah parau, beliau menjawab, Baik,

    Bu Ami. Kami sempatkan untuk berdzikir menyebut asma Allah

    bersama dan saat saya akan pamit, beliau menyampaikan pesan

    terakhir untuk saya, Sukses, ya, Bu Ami.

    Pesan terakhir ini yang selalu menjadi bagian dari inspirasi saya,

    yaitu dorongan seorang ibu untuk anaknya.

    Oh, ibu. Engkaulah inspirasiku. Tanpa doronganmu, saya tidak

    dapat membuktikan bahwa ternyata saya bisa. Ketulusanmu,

    kelembutanmu, dan kehangatanmu akan selalu menjadi

    kenangan yang sejati.

    Ya, Allah, ampunilah Ibu Endang. Tempatkanlah beliau di sisiMuyang hangat dan lembut sesuai dengan amal ibadah yang selalu

    beliau berikan kepada kami. Amien.

  • 5/27/2018 BUKU Menkes Dr Endang

    41/172

    41

    Empaty, rational, smart, and smiledr. Abidinsyah Siregar, DHSM, M.KesDirektur Bina Yankes Tradisional, Alternatif & komplementerDirektorat Jenderal Bina Gizi Ibu dan Anak

    Kami mengenal Ibu dr. Endang Rahayu Sedyaningsih,

    MPH, Dr.PH, sebagai Menteri Kesehatan RI. Lebih dari itu

    kami mengenal beliau sebagai seorang pimpinan yang

    mampu memacu kami untuk mengemban amanah dalam

    mengakselerasikan pengembangan dan penataan pelayanan

    kesehatan tradisional. Baik penataan di tingkat masyarakat,maupun penataan fasilitas kesehatan. Penilaian ini kami anggap

    tidak berlebihan, apalagi bila melihat dukungan yang sangat

    besar dari beliau untuk pekerjaan yang kami tangani. Beliau

    terus memotivasi kami agar kami terus berusaha mengejar

    ketertinggalan Indonesia dibandingkan dengan negara lain dan

    mengangkat citra Jamu sebagai Brand of Indonesia.

    Tidak mudah mewujudkan hal di atas karena banyak tantangan,

    walaupun peluang yang dinamis juga selalu datang. NamunBeliau terus memberikan dukungan melalui kebijakannya sebagai

    menteri. Karena kebijakan dan dukungan itu, Direktorat Bina

    Pelayanan Kesehatan Tradisional, Alternatif, dan Komplementer

    (Dit.Bina Yankes Tradkom), Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA,

    menjadi mampu melakukan banyak hal mendasar. Antara lain,

    menyusun Regulasi, NSPK, Revitalisasi sistem dan kelembagaan,

    serta memacu Integrasi Pelayanan Kesehatan Tradkom di

    rumah sakit dan Puskesmas. Semua yang telah kami lakukan itu

    mendapat sambutan positif dari pemangku kepentingan; yang

    pada akhirnya kami merasakan kemajuan pesat.

    Ini semua bermula pada tanggal 3 Januari 2011, ketika nama saya

    disebutkan menjabat sebagai Direktur Bina Pelayanan Kesehatan

    Tradisional, Alternatif, dan Komplementer. Ketika itu mungkinhampir semua yang hadir di Auditorium Dr. Leimena surprise

    --untuk tidak mengatakan kaget dan tertanya-tanya-- jabatan

    apa gerangan yang diberikan kepada saya.

    Lalu, saat Bu ERS memberikan ucapan selamat dengan menjabat

    tangan, Beliau mengatakan: Pak Abidin, saya percaya Bapak

    bisa mengemban amanat ini, Presiden punya harapan besar

    pada bidang ini. Saya tatap Ibu ERS, dan saya balas dengan

    anggukan lega dan senyum, sebagai pertanda bahwa saya akanmemperhatikan permintannya.

    Saya dan teman-teman di lingkup Dit. Tradkom (demikian

    kami menyebut inisial pendek nomenklatur institusi kami),

    sudah berkomitmen kuat dan mengibarkan semangat strategi

    Akselerasi Program. Hasilnya luar biasa. Kami mencapai target

    di atas sasaran hingga akhir tahun 2011. Tahun itu bisa ditutup

    dengan Pencapaian Target di atas sasaran, baik sosialisasi/

  • 5/27/2018 BUKU Menkes Dr Endang

    42/172

    42

    advokasi ke seluruh Provinsi, Revitalisasi Sentra P3T (semula zero

    menjadi 17 Sentra), NSPK, Regulasi: lebih 40 Rumah Sakit dan

    lebih 100 Puskesmas telah memberikan Pelayanan KesehatanTradisional yang terintegrasi dan bersinergi dengan pelayanan

    konvensional yang sudah ada sebagai komplementer maupun

    alternatif.

    Sebenarnya, masih banyak agenda kerja atau permintaan ibu,

    termasuk untuk jalan bersama ke Puskesmas dan Rumah Sakit

    yang telah memberikan Pelayanan Tradkom. Jalan bersama ini

    kira-kira seperti sudah kami lakukan di Satelit Obat Tradisional

    Rumah Sakit Kanker Dharmais (RSKD) Jakarta. Di sini Ibu

    Menteri berpesan agar mengutamakan produk Obat Herbal

    asli Indonesia. Ibu juga berpesan agar kami menertibkan iklan

    pengobatan tradisional lokal dan asing.

    Program yang sudah kami agendakan adalah kunjungan ke

    fasilitas industri Jamu, antara lain ke Kampoeng Djamoe Organik

    (KADO) di Cikarang, Puskesmas Yankestrad di NTB, dan banyak

    kunjungan lain lagi.

    Perhatian Ibu ERS pada Dit.Tradkom semakin terlihat saat

    saya mendapat giliran Paparan Eselon 2 di forum Rapat Kerja

    Pimpinan. Di hadapan Menteri dan seluruh eselon 1 dan Staf

    Khusus Menteri, mungkin Dit. Tradkom termasuk paling lama

    dibahas. Ketika itu, pembahasan di Dit. Tradkom mencapai tiga

    jam lebih, termasuk jeda isoma 45 menit. Pertanyaan, pandangan,

    gugatan, harapan dan dukungan yang diberikan, menunjukkan

    betapa Ibu Menteri sangat menguasai dan punya visi yang kuatdan futuristik untuk mengembangkan Tradkom di Indonesia.

    Sikapnya jelas dan tegas, santun mendengar dan berbicara. Semua

    itu membuat kita selalu terdorong untuk memberikan masukan

    agar mendapat hasil akhir yang maksimal. Kami memberikan

    masukan dengan segala cara, termasuk berkomunikasi melalui

    sms yang interaktif. Kami pernah berbicara empat mata di

    rumah Beliau di Duren Sawit. Di sela perjalanan dinas atau saat

    jeda acara internal atau eksternal, kami berdua sering terlibat

    diskusi panjang tentang mengembangkan Dit. Tradkom. Bahkan

    kami membicarakan juga hal-hal yang sensitif dan serius.Alhamdulillah, Ibu Menteri bisa menerima dengan besar hati.

    Karena itu, saya merasakan betul, ruang dan peluang untuk

    saling asah, asih, dan asuh antara pimpinan dan bawahan.

    Ibu Menteri telah memberikan hadiah kepada Indonesia berupa

    karya besar untuk mewujudkan masyarakat sehat yang mandiri.

    Karya besar itu termasuk lembaga Direktorat Bina Pelayanan

    Kesehatan Tradisional, Alternatif, dan Komplementer yang

    merupakan institusi paling baru di lingkungan Kementerian

    Kesehatan. Ini juga menjadi bukti tekad dan mutiara gagasan

    beliau.

    Saya percaya Ibu ERS, seperti keyakinan kami para Tradkomers

    (sebutan gampang bagi para pegiat Program Bina Yankes

    Tradkom), bahwa Yankes Tradkom punya masa depan gemilang

    di Indonesia dan bahkan dapat memberikan kontribusi untuk

    kualitas kesehatan dunia.

    Kini Ibu telah berpulang ke Rahmatullah dengan cara yang

    sangat luar biasa. Namun Ibu meninggalkan semangat baja.

    Semangatmu itu telah menjadi bagian dari kami yang terus

    memperjuangkan cita-citamu memajukan Yankes Tradkom di

    bumi Indonesia.

    Selamat jalan Ibu dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.PH.

    Semoga Allah SWT menerima semua amal-ibadah Ibu dan Ibumendapat surga jannatunnaiim.. Aamiin ya Robbal Alamin.

    Izinkan saya memberi makna untuk inisial namamu ERS:

    E untuk Empaty,

    R untuk Rational dan

    S untuk Smart and Smile.

  • 5/27/2018 BUKU Menkes Dr Endang

    43/172

    43

    Ringan membantu akar rumputAnorital SutanbatuahPeneliti Pusat 1

    Setahun setelah menjadi warga Balitbangkes (1998), Ibu

    Endang Rahayu Sedyaningsih, mengajukan proposal

    penelitian tentang PMS untuk mendapat dana hibah

    Risbinkes. Sewaktu dinilai Tim Pakar, proposal tadi mendapat

    nilai tinggi dan layak dibiayai dari APBN. Namun setelah itu,

    beliau jarang mengajukan proposal lagi untuk dapat dibiayaidari APBN karena anggaran Balitbangkes yang memang terbatas.

    Beliau lebih sering memanfaatkan dana hibah dari donor agency.

    Tahun 2000 saya dipromosi ke Puslitbang Pemberantasan

    Penyakit (kelak berubah nama menjadi Biomedis dan Farmasi,

    dan kini Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan). Kerja sama

    saya dengan Ibu Endang semakin intens. Terlebih lagi sewaktu

    beliau dipilih para peneliti menjadi Ketua PPI (Panitia Pembina

    Ilmiah) Puslitbang Pemberantasan Penyakit. Jika dalam lingkupnegara, Ketua PPI dapat disamakan dengan Ketua DPR. Meski

    bukan merupakan jabatan struktural, Ketua PPI punya pengaruh

    yang besar bagi Kepala Puslitbang dalam menetapkan berbagai

    kebijakan. Salah satu usulan beliau adalah pemisahan fungsi KPP

    (Kelompok Program Penelitian) yang semula juga mencakup

    fungsi laboratorium sebagai pendukung penelitian. Fungsi

    laboratorium dijadikan tersendiri, bebas dari pengaruh KPP,

    sehingga Penanggung Jawab Laboratorium sama kedudukannya

    dengan Ketua KPP. Usul ini disetujui oleh dr. Ingerani, SKM (saat

    itu sebagai Ka Puslitbang). Sayangnya beliau jadi Ketua PPI hanya

    1 periode (2002-2003).

    Akhir 2004, tsunami meluluhlantakkan Aceh. Sebagai seorang

    peneliti dan juga dokter, sifat untuk menolong sesama yangsedang dilanda musibah, membuat beliau sudah tidak sabar lagi

    untuk ditugaskan ke Serambi Makkah. Sempat beliau berujar

    ke saya: Pak Ano, saya jadi geregetan nih dengan lambannya

    upaya penanggulangan yang dilakukan. Hancurnya sarana dan

    prasarana laboratorium menyebabkan Balitbangkes ditugaskan

    untuk mendirikan laboratorium lapangan (laboratorium

    lapangan ini kelak menjadi Loka Litbangkes Banda Aceh).

    Oleh Ka Puslitbang (saat itu dr. Agus Suwandono), Ibu Endangditugaskan memimpin Tim Litbangkes untuk menjalankan

    operasional lab lapangan. Di bawah kepemimpinan Ibu

    Endang, tim yang terdiri dari para peneliti dan teknisi litkayasa

    (laboratorium), melaksanakan tugas dengan baik. Dalam

    bertugas, Ibu Endang banyak menggalang kerja sama dengan

    lembaga donor dan LSM dari manca negara. Kepiawaian beliau

    dalam berkomunikasi dan membina hubungan yang baik,

    mendapat banyak pujian dari berbagai pihak.

  • 5/27/2018 BUKU Menkes Dr Endang

    44/172

    44

    Awal tahun 2007, Ibu Endang diberi kepercayaan untuk menjadi

    Kepala Puslitbang (saat itu sudah berubah menjadi Puslitbang

    Biomedis dan Farmasi/BMF). Keputusan pak Triono Soendoro/pak TS (sebagai Ka Badan Litbangkes) mempromosikan Ibu

    Endang adalah keputusan yang sangat tepat. Terlebih lagi saat itu

    Riskesdas baru akan dimulai. Sebuah pekerjaan besar yang belum

    pernah dilakukan Badan Litbangkes. Sebagai Ka. Puslitbang

    BMF, beliau bertanggung jawab dalam pelaksanaan Riskesdas

    di 8 provinsi (Banten, DKI Jakarta, Jateng, DI Yogyakarta, Kalbar,

    Kalteng, Kalsel, dan Kaltim). Dalam perjalanan kegiatan, ternyata

    tanggung jawab pelaksanaan Riskesdas tidak hanya dalam

    pengumpulan data kesmas saja. Puslitbang BMF pun dibebani

    tanggung jawab mengkordinir kegiatan pengumpulan data

    biomedis di 33 provinsi. Alhamdulillah, di bawah kepemimpinan

    beliau, tugas maha berat tersebut dapat diselesaikan dengan

    baik. Tidak salah jika Pak Triono menggelari beliau sebagai

    wanita besi (iron woman). Tahan bantingan, tidak pernah

    mengeluh, dan bekerja sepenuh hati.

    Selama beliau berada di lingkungan Puslitbang BMF, baik sebagaipeneliti maupun Kepala, banyak kenangan manis yang dirasakan

    para staf, terutama dari kalangan akar rumput (office boy dan

    sekuriti). Ingatan kolektif yang tidak pernah dilupakan oleh

    akar rumput adalah sesaat menjelang lebaran, beliau selalu

    membagi-bagikan hadiah lebaran dari uang pribadi beliau. Tidak

    hanya itu, mereka yang mendapat musibah dan kemalangan,

    tidak segan-segan Ibu Endang membantu.

    Sebagai seorang pemimpin, ada beberapa hal yang membuatsaya terkesan dan hal itu membuat kita seharusnya meneladani

    sifat tersebut. Selama Ibu Endang menjadi Ka. Puslitbang BMF,

    tidak pernah beliau berkata kasar atau ketus terhadap staf

    atau bawahan beliau. Meskipun beliau tampak stress dengan

    pekerjaan yang memburu, beliau tetap menunjukkan wajah

    biasa seperti tidak terjadi apa-apa. Marah kepada staf? Selama

    ini tidak pernah. Hanya pernah sekali beliau marah, itu pun

    karena ulah staf tsb sudah sangat keterlaluan. Sewaktu kejadian

    memarahi tersebut, beliau menyesal tidak dapat bertahan

    untuk tidak marah. Sengaja saya menuliskan kata marah dengan

    menggunakan tanda apostrof () karena yang namanya marahtetap yang keluar adalah kata-kata santun. Untuk menghindari

    kata-kata kasar, dalam marah Ibu ERS lebih sering memilih

    menggunakan kata-kata bahasa Inggris.

    Salah satu yang patut kita teladani pada diri Ibu Endang adalah

    contoh yang diberikan dalam menjalani pekerjaan sehari-hari.

    Beliau tidak pernah meminta agar staf Puslitbang BMF harus

    masuk dan pulang pada jam sekian. Hanya sekali-kali beliau

    mengingatkan masalah kedisiplinan pegawai dalam acara-acara

    tertentu. Tapi kita melihat bagaimana disiplinnya beliau bekerja,

    masuk kantor antara pukul 7-7.30 pagi dan keluar kantor bisa

    terkadang sampai pukul 9 malam. Bahkan hari Sabtu pun, beliau

    ke kantor. Etos kerja seperti ini tidak hanya beliau perlihatkan

    sewaktu jadi Ka. Puslitbang; tapi sudah berurat-berakar sejak

    masuk ke Badan Litbangkes (1997) menjadi peneliti. Beliau

    pernah menasehati saya: Pak Ano, kita tidak perlu meminta

    staf untuk datang dan pulang kantor sesuai dengan keinginankita, cukup dengan kita memberikan contoh datang lebih awal

    dan pulang lebih belakangan, maka sedikit banyaknya akan

    menyentuh kesadaran staf untuk lebih disiplin.

    Hal lain yang menjadi kenangan yang tidak pernah terlupakan

    bagi para peneliti dan para teknisi litkayasa (laboratorium)

    adalah kepedulian beliau dengan sarana pendukung penelitian.

    Saat itu porsi anggaran Badan Litbangkes dari APBN terbilang

    memprihatinkan. Pendingin ruangan (AC) banyak yang sudahtidak berfungsi, lemari pendingin tempat penyimpan spesimen

    dan reagen terbatas, peralatan kantor seperti mesin fotocopy

    tidak ada, demikian juga mesin fax. Dari honor beliau sebagai

    ketua pelaksana penelitian, peralatan tersebut satu demi satu

    diadakan. Seminggu setelah saya bertugas di Puslitbang, staf

    urusan rumah tangga lapor bahwa ada rehabilitasi ruang

    laboratorium bakteriologi khususnya untuk tuberkulosis. Saya

    tanya biayanya dari mana. Staf tersebut menjawab bahwa biaya

  • 5/27/2018 BUKU Menkes Dr Endang

    45/172

    45

    berasal dari Ibu Endang. Padahal saat itu Ibu Endang masih

    sebagai peneliti. Namun beliau merasa prihatin dengan kondisi

    laboratorium tuberkulosis yang kurang aman bagi para teknisilitkayasa yang bekerja.

    Kabar wafatnya Ibu Endang, saya terima saat kami Tim PDBK

    Bulungan berada di ruang tunggu bandara Juwata Tarakan.

    Semula beberapa dari antara kami tidak percaya berita

    tersebut. Pimpinan Tim, Ibu dr. Eka Viora, sibuk menelpon.

    Akhirnya kepastian beliau wafat kami terima setelah email

    Pak Triono masuk. Seluruh PDBK-ers terduduk lemas. Meski

    sebelumnya kami sudah siap andaikata menerima kabar seperti

    itu, mengingat berbagai pemberitaan dan info kritisnya kondisi

    beliau sejak Selasa sore. Pak Yongki terduduk lemas. Pandangan

    mata mbak Parmi menatap sayu, ada semburat kesedihan di

    kelopak matanya. Seluruh PDBK-ers Bulungan langsung turun

    selera makannya.

    Allah swt berkehendak lain untuk Ibu Endang. Beliau disayangi

    Allah untuk lebih dahulu menghadap dibanding kita semua.

    Selamat jalan Ibu Endang.

    Di akhir tulisan ini, saya persembahkan selarik puisi untuk Ibu

    Endang.

    Ibu Endang ......

    limapuluhtujuh tahun menembus waktu,

    menjalani kehidupan yang patut ditiru.

    Kala kami berteriak,

    Ibu menoleh sejenak,

    namun kami tak melihat lagi senyuman Ibu.

    Kini kesunyian menerkam kami,

    karena Ibu terbaring damai di belantara belulang para pejuang,

    antara Karawang--Bekasi.

  • 5/27/2018 BUKU Menkes Dr Endang

    46/172

    46

  • 5/27/2018 BUKU Menkes Dr Endang

    47/172

    47

    Sang pencetus jaminan persalinanDirektorat Bina Kesehatan Ibu

    Direktorat Bina Kesehatan Ibu dan siapapun yang

    berkecimpung dalam program kesehatan ibu, pasti

    memiliki kesan mendalam terhadap sosok Ibu Endang

    Rahayu Sedyaningsih. Sosok Ibu Endang telah memberikan

    inspirasi yang luar biasa, khususnya bagi kaum perempuan

    Indonesia. Tanpa banyak bicara dan berteori, Ibu Endang telahsecara nyata memberikan gambaran seorang perempuan yang

    tak kenal lelah bekerja bagi rakyat dan bangsanya, dengan tidak

    meninggalkan amanahnya sebagai seorang istri bagi suami dan

    ibu bagi anak-anaknya. Sosok Kartini di masa lampau, bagai

    lahir kembali dan menjelma dalam diri seorang Endang Rahayu

    Sedyaningsih.

    Endang Rahayu Sedyaningsih dikenal sangat keibuan. Ia ramah,

    lemah lembut, dan penuh kasih. Dalam kesehariannya sebagaiMenteri Kesehatan, Ibu Endang dikenal sangat dekat dengan

    seluruh stafnya, tanpa memandang jabatan, agama, atau status

    pekerjaannya. Ibu Endang juga tidak pernah marah kepada

    siapa pun. Namun itu bukan berarti Ibu Endang lemah. Apabila

    Ibu Endang menjumpai pelanggaran aturan oleh stafnya, dia

    menunjukkan ketegasan yang amat sangat, namun tetap dibalut

    dengan kesantunan dan semangat mendidik, sehingga tidak

    menimbulkan sakit hati bagi staf yang mendapat peringatan. Di

    sini terllihat jiwa besar dan jiwa kepemimpinan yang besar pula.

    Sifatnya yang sangat keibuan dia wujudkan juga dalam program-

    program kesehatan yang bersentuhan langsung dengan kaum

    ibu. Sebagai seorang ibu, beliau sadar betul bahwa hambatan

    finansial masih menjadi kendala bagi sebagian ibu di Indonesia,sehingga mereka tidak bisa mengakses pelayanan kesehatan

    ibu dan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan. Dalam

    analisis Ibu Endang, hal itu turut berperan dalam menyumbang

    kematian ibu di Indonesia. Pemahaman itu mendorong

    Ibu Endang untuk melahirkan program Jaminan Persalinan

    (Jampersal) sejak tahun 2011, yang menanggung biaya paket

    persalinan secara komprehensif sejak pemeriksaan kehamilan,

    pertolongan persalinan, pelayanan ibu nifas, pelayanan keluarga

    berencana pasca persalinan, hingga pelayanan bayi baru lahir.

    Kehadiran program Jampersal disambut hangat masyarakat

    Indonesia khususnya bagi ibu hamil yang tidak memiliki jaminan

    pembiayaan paket persalinan. Banyak sudah kaum ibu yang

    terbantu oleh program Jampersal. Sepanjang tahun 2011 saja,

    lebih dari 1,5 juta ibu telah melahirkan dengan ditanggung

    Jampersal.

  • 5/27/2018 BUKU Menkes Dr Endang

    48/172

    48

    Mewakili keluarga-keluarga di seluruh Indonesia yang telah

    menerima manfaat Jampersal, berikut kami sampaikan ungkapan

    terima kasih yang disampaikan oleh Bpk. Paul Wowor dan istridari Pekanbaru Riau serta Bpk. Mufly dan istri dari Sidoarjo Jawa

    Timur, sebagaimana telah diungkapkannya melalui website

    Direktorat Bina Kesehatan Ibu:

    Dear Depkes, saya mengucapkan terima kasih. Dengan

    menunjukkan KTP selaku warga Pekanbaru, kami diberikan

    pelayanan Jampersal yang sangat memuaskan, tanpa biaya sepeser

    pun. Saya yang dalam kondisi tidak bekerja sangat berterima kasih

    kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam program

    Jampersal.(Bpk. Paul Wowor beserta istri dari Pekanbaru, Riau)

    Saya sangat bersyukur sekali atas adanya Jampersal. Pada hari

    Kamis 1 Maret 2012 istri saya melahirkan anak pertama di Sidoarjo.

    Pelayanannya sangat baik sekali. Bagi teman-teman yang mau ikutprogram Jampersal di manapun kalian berada, program ini sangat

    baik dan tidak dipungut biaya sepeser pun. Terima kasih semuanya.

    (Bpk. Mufly dan istri dari Sidoarjo, Jawa Timur)

    Kebaikan yang telah diterima oleh Bpk Paul Wowor sekeluarga,

    Bpk Mufly sekeluarga, serta ribuan lainnya penerima manfaat

    Jampersal di seluruh Indonesia, semoga menjadi kebaikan

    juga bagi almarhumah Ibu Endang Rahayu Sedyaningsih, sang

    pencetus Jampersal.

    Selamat jalan Ibu Endang, doa kami selalu menyertai Ibu...

  • 5/27/2018 BUKU Menkes Dr Endang

    49/172

    49

    2,5 tahun yang sangat berartiDr. Merki Rundengan, MKMAuditor Itjen

    Penujukan Dr. Endang RS sebagai Menteri Kesehatan sempat

    menimbulkan tanda tanya ketika namanya diumumkan

    oleh istana. Namanya tak pernah diperhitungkan. Namun

    setelah menjalankan tugas sebagai Menteri Kesehatan, dia

    menunjukkan kelasnya sebagai orang yang sangat layak duduk

    di kursi Menteri Kesehatan.

    Buktinya? apa yang telah dilakukannya menunjukkan bahwa

    dia adalah seorang menteri yang memiliki profesionalitas tinggi,

    pekerja keras, serta memiliki integritas dan konsistensi yang luar

    biasa. Setelah setahun Ibu Endang menjadi Menteri Kesehatan,

    kita meyakini bahwa akan ada kemajuan di bidang kesehatan

    dan Kementerian Kesehatan. Baik menyangkut pekerjaan

    tugas pokok dan fungsi serta jajaran Kementerian Kesehatan.

    Kerja keras Beliau telah membawa perubahan bagi kemajuanpembangunan kesehatan Indonesia. Itu sudah terlihat nyata.

    Walaupun Beliau baru bekerja 2,5 tahun.

    Seandainya sisa jabatan 2,5 tahun (ataupun lebih) bisa terus

    Beliau jalani sebagai Menteri Kesehatan, rasanya Indonesia

    akan mencapai kondisi berperilaku sehat dan berpola hidup

    sehat jasmani dan rohani. Itu pasti. Sehat jasmani buat rakyat

    Indonesia karena kesadaran yang dibangun atas arahan Kemkes.

    Sehat rohani khusus buat jajaran Kemkes dan umumnya jajaran

    kesehatan, karena beliau telah menunjukkan konsistensi dan

    semangat anti korupsi dan anti gratifikasi yang terus ditularkan

    ke jajarannya.

    Buku alm dr. Endang RS terakhir Untaian Garnet dalam Hidupkuyang habis kubaca dalam tiga jam, sungguh memberikan banyak

    pencerahan bagaimana perjuangan Beliau untuk memajukan

    kesehatan Indonesia, tanpa ada pengecualiaan.

    Sedih dan haru sungguh tak terkatakan manakala kita menatap

    beliau kaku dan tak bisa menyatakan besarnya perjuangannya

    untuk dunia kesehatan. Namun kesadaran melanjutkan

    perjuangan Beliau tetap harus kita kobarkan.

    Semoga semua insan kesehatan Indonesia tidak terpaku dalam

    keharuan kehilangan. Tetapi, semua pihak bersatu padu dengan

    penuh kesadaran dan kesungguhan meneruskan perjuangan

    almarhumah tanpa kompromi dan niat korupsi. Semoga.

    Terima kasih Ibu untuk semua yang telah kau berikan untuk

    Indonesia tercinta ini...

  • 5/27/2018 BUKU Menkes Dr Endang

    50/172

    50

    Pemberian penghargaan kepada Karyawan Kemenkes di halaman Upacara Kemenkes

  • 5/27/2018 BUKU Menkes Dr Endang

    51/172

    51

    Selalu punya waktu untuk stadra. Rahmaniar Brahim, Apt, M.KesInspektur III, Itjen

    Kejadian ini tidak bisa saya lupakan karena sangat

    membahagiakan saya. Ya, ketika itu tanggal I Februari

    2011. Saya mengucapkan selamat ulang tahun kepada Ibu

    Endang, Menteri Kesehatan. Di samping menyampaikan ucapan

    selamat, saya juga mengatakan bahwa saya juga berulang tahun

    pada tanggal yang sama.

    Lalu yang terjadi adalah: saya dikirimi bunga besar oleh Beliau,

    dengan ucapan selamat ulang tahun. Ketika itu saya masih

    menjabat sebagai Kepala Bidang Statistik Kesehatan di Pusdatin.

    Sewaktu saya mengucapkan selamat ulang tahun melalui

    email. Dan, Beliau langsung menjawab email saya, seraya juga

    mengucapkan selamat ulang tahun kepada saya.

    Kejadian ini menyadarkan saya bahwa Ibu Menkes sebagai

    pimpinan tertinggi, selalu punya waktu untuk siapa saja.

    Termasuk untuk stafnya. Beliau selalu berusaha agar dapat

    membahagiakan orang lain.

    Buat saya bunga kiriman Ibu Endang tersebut sangat surprise,

    berarti, dan membanggakan sekali. Bunga itu juga sebuah

    anugrah dari Allah melalui Ibu Endang karena saya bahagia

    bukan main menerimanya.

  • 5/27/2018 BUKU Menkes Dr Endang

    52/172

    52

    Foto bersama Perawat RSUD Labuha Maluku Utara

  • 5/27/2018 BUKU Menkes Dr Endang

    53/172

    53

    Beliau bagian dari kamiSupraptiniPeneliti Pusat 3

    Pada saat saya di San Diego Hills, ketika mengikuti Upacara

    Pemakaman Ibu Endang, saya sempat kaget begitu

    mendengar Presiden SBY menyebut akan membacakan

    kata pengantar dari Bu Endang yang ditulis untuk Buku Berdamai

    Dengan Kanker. Saya jadi teringat pada saat saya memohon kata

    pengantar tersebut kepada Beliau.

    Saat itu saya hanya menulis SMS kepada Beliau yang berbunyi:

    Yth. Ibu Endang. Saat ini kami para survivor cancer akan menulis

    buku tentang pengalaman kami dengan kanker. Hasil penjualan

    buku tersebut akan kami pergunakan untuk kegiatan CISC

    (Cancer Information and Support Center), untuk membantu

    para pasien kanker yang membutuhkan. Apakah kiranya Ibu

    berkenan untuk menulis kata pengantar untuk buku tersebut?

    Tidak saya sangka, beliau langsung menjawab SMS: Tentu sayamau Bu Prapti.

    Setelah naskah kami selesai diedit oleh Mbak Yuniarti Tanjung

    (wartawati Femina), naskah saya kirimkan kepada Beliau.

    Naskah itu saya titipkan kepada mbak Iis yang kebetulan

    mau ke rumah Beliau. Kurang dari seminggu kami telah

    menerima Pengantar yang Beliau tulis. Bukan main, di si