93
i BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL) Jl. Raya Jakarta Bogor Km. 46. Cibinong – Bogor Telp. : 021-8752062, 8752063 Fax. 021-8752064 Website: http://www.bakosurtanal.go.id PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL NOMOR : HK.01.04/272.A-KA/XI/2006 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL DI BIDANG SURVEI DAN PEMETAAN KEPALA BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa setiap Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam jabatan Surveyor Pemetaan harus mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang survei dan pemetaan. b. bahwa untuk penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan fungsional Surveyor Pemetaan perlu menetapkan Peraturan Kepala BAKOSURTANAL tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Fungsional di bidang Survei dan Pemetaan. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian, sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437);

buku-modul-diklat_Jabfung-Surta.pdf

  • Upload
    matra08

  • View
    53

  • Download
    5

Embed Size (px)

Citation preview

  • i

    BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL)

    Jl. Raya Jakarta Bogor Km. 46. Cibinong Bogor Telp. : 021-8752062, 8752063 Fax. 021-8752064

    Website: http://www.bakosurtanal.go.id

    PERATURAN

    KEPALA BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL

    NOMOR : HK.01.04/272.A-KA/XI/2006

    TENTANG

    PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL DI BIDANG SURVEI DAN PEMETAAN

    KEPALA BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL,

    Menimbang : a. bahwa setiap Pegawai Negeri Sipil yang diangkat

    dalam jabatan Surveyor Pemetaan harus mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang survei dan pemetaan.

    b. bahwa untuk penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan fungsional Surveyor Pemetaan perlu menetapkan Peraturan Kepala BAKOSURTANAL tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Fungsional di bidang Survei dan Pemetaan.

    Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian, sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890);

    2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437);

  • ii

    3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547);

    4. Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 194, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4015);

    5. Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 tentang Pengadaan Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 195, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4016);

    6. Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 196, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4017);

    7. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 198, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4019;

    8. Keputusan Presiden Nomor 101 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Menteri Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005;

    9. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2005;

    10. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 134/Kep/M.Pan/12/2002 tentang Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan dan Angka Kreditnya;

  • iii

    11. Keputusan Bersama Kepala Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor: 0T.02/60-KA/VII/2003 Nomor: 26 Tahun 2003 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan dan Angka Kreditnya;

    12. Keputusan Kepala Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional Nomor: OT.01.01/01-KA/I/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Kepala Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional Nomor: OT. 01.01/03-KA/I/2002;

    13. Keputusan Kepala Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional Nomor: OT.01.01/02-KA/IV/2001 tentang Balai Penelitian Geomatika;

    14. Keputusan Kepala Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional Nomor: OT.01.01/03-KA/IV/2001 tentang Balai Pendidikan dan Pelatihan Survei dan Pemetaan;

    MEMUTUSKAN

    Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL DI BIDANG SURVEI DAN PEMETAAN

    KESATU : Memberlakukan Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Fungsional di bidang Survei dan Pemetaan sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan ini, sebagai acuan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang survei dan pemetaan.

    KEDUA : a. Pendidikan dan pelatihan jabatan fungsional surveyor pemetaan diselenggarakan oleh BAKOSURTANAL selaku Instansi Pembina.

  • iv

    : b. Instansi lain yang membawahi jabatan fungsional Surveyor Pemetaan dapat melaksanakan pendidikan dan pelatihan fungsional Surveyor Pemetaan setelah mendapatkan persetujuan dari Instansi Pembina dengan berpedoman kepada Peraturan ini.

    KETIGA : Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

    Ditetapkan di Cibinong Tanggal : 13 November 2006

    Kepala Badan Koordinasi Survei

    dan Pemetaan Nasional

    ttd.

    Rudolf W. Matindas NIP 370 000 145

  • i

    DAFTAR ISI

    BAB I PENDAHULUAN............................................................................1

    A. Latar Belakang.....................................................................1 B. Tujuan dan Sasaran.............................................................2 1. Tujuan................................................................................2 2. Sasaran...............................................................................3 3. Tingkatan3 C. Kompetensi Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan...............3 1. Kompetensi Tingkat Terampil................................................3 2. Kompetensi Tingkat Ahli.......................................................4 3. Keterkaitan Kompetensi dengan Bahan Ajar...........................6

    BAB II KOMPOSISI MATA DIKLAT DAN RANCANG BANGUN PROGRAM PEMBELAJARAN ........................................................................7

    A. KOMPOSISI MATA DIKLAT....................................................7 1. Komposisi Mata Diklat Tingkat Terampil.................................11 2. Komposisi Mata Diklat Tingkat Ahli........................................11 B. RANCANG BANGUN PROGRAM PEMBELAJARAN....................12

    BAB III TENAGA PENGAJAR DAN PENETAPAN WAKTU PENGAJARAN........13

    A. Tenaga Pengajar.................................................................13 B. Kriteria dan Penunjukan Tenaga Pengajar.............................13 C. Tata Tertib Tenaga Pengajar................................................14 D. Waktu Pelaksanaan.............................................................15

    BAB IV METODE DAN SARANA PEMBELAJARAN.......................................16

    A. Penerapan Metodologi Andragogi..........................................16 1. Metode Ceramah Interaktif (MCI)..........................................17 2. Simulasi dan Role Playing.....................................................17 B. Sarana Diklat.......................................................................18

    BAB V PERENCANAAN, PEMBINAAN, PENYELENGGARAAN DAN PEMBIAYAAN..20

    A. Hakekat Perencanaan Diklat..................................................20 1. Perencanaan Program Diklat..................................................20 2. Pelaksanaan Diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan......21 B. Pembinaan Program Diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan..21 1. Penetapan Langkah-langkah Pembinaan..................................22 2. Penetapan Prosedur Pelaporan................................................23 C. Pembiayaan Diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan........24

  • ii

    BAB VI MONITORING DAN EVALUASI........................................................25

    A. Penilaian Terhadap Peserta.....................................................25 1. Aspek Sikap/Affective.............................................................26 2. Penguasaan Materi melalui Uji Kompetensi...............................27 3. Evaluasi Kelulusan..................................................................28 4. Kualifikasi Kelulusan...............................................................28 B. Evaluasi Pengajar...................................................................29 C. Evaluasi Penyelenggara..........................................................30 E. Evaluasi Terhadap Kurikulum..................................................30

    BAB VII SERTIFIKASI................................................................................32

    A. Sertifikasi Pengajar..................................................................32 B. Sertifikasi Peserta....................................................................32

    BAB VIII PENUTUP....................................................................................34

    Lampiran-1: FORMULIR-FORMULIR ISIAN:......................................35 Lampiran-2: GBPP TINGKAT TERAMPIL:..........................................41 Lampiran-2.1: Matematika Dasar....................................................42 Lampiran-2.2: Pengetahuan Survei dan Instrumentasi......................44 Lampiran-2.3: Pengetahuan Umum Peta..........................................46 Lampiran-2.4: Dasar-dasar Gambar Teknik Berkomputer...................48 Lampiran-2.5: Pengantar Sistem Informasi Geografi.........................50 Lampiran-2.6: Pengantar Penginderaan Jauh...................................52 Lampiran-2.7: Pengetahuan Teknologi Informasi.............................54 Lampiran-2.8a: Peta Tematik (Peta Tanah).....................................56 Lampiran-2.8b: Peta Tematik (Peta Kadaster).................................57 Lampiran-3: GBPP TINGKAT AHLI:................................................59 Lampiran-3.1: Pemetaan Dasar.....................................................60 Lampiran-3.2: Penentuan Posisi....................................................62 Lampiran-3.3: Aplikasi Sistem Informasi Geografi...........................64 Lampiran-3.4: Aplikasi Penginderaan Jauh......................................66 Lampiran-3.5: Manajemen Kualitas Data Surta Terpadu...................68 Lampiran-3.6: Aplikasi Pemetaan Tematik.......................................70 Lampiran-3.7: Rancangan Proyek Surta..........................................72 Lampiran-3.8: Teknik Pelaporan Survei dan Pemetaan.....................74 Lampiran-4: GBPP TINGKAT TERAMPIL DAN TINGKAT AHLI:...........75 Lampiran-4.1: Regulasi dalam Jabatan Surveyor Pemetaan..............76 Lampiran-4.2: Simulasi Penghitungan Angka Kredit..........................78 Lampiran-4.3: Citra Diri dan Etika Profesi.........................................80 Lampiran-4.4: Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)......................82 Lampiran-4.5: Ergonomi Dalam Budaya Kerja..................................84 Lampiran-4.6: Aspek Perlindungan Konsumen..................................86 Lampiran-4.7: Teknik Publikasi dan Presentasi Surta.........................87

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Kepala Badan

    Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL) dengan

    Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Nomor: OT.02/60/KA/VII/2003

    dan Nomor 26 Tahun 2003 Pasal 23 yang menyebutkan bahwa untuk

    menjamin adanya persamaan persepsi, pola pikir dan tindakan dalam

    melaksanakan pembinaan Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan,

    BAKOSURTANAL sebagai Instansi Pembina berkewajiban untuk

    menyusun kurikulum pendidikan dan pelatihan (untuk selanjutnya

    disingkat diklat) Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan.

    Merujuk pada SKB tersebut di atas, maka setiap Pegawai Negeri

    Sipil (PNS) yang telah memenuhi ketentuan persyaratan administrasi

    untuk dapat diajukan sebagai calon pejabat fungsional Surveyor

    Pemetaan wajib mengikuti program diklat Jabatan Fungsional Surveyor

    Pemetaan.

    Dalam rangka meningkatkan kemampuan Surveyor Pemetaan

    secara profesional, BAKOSURTANAL selaku Instansi Pembina, bertugas

    untuk:

    1. Memotivasi dan menjadi inisiator penyusunan kurikulum diklat

    fungsional, dan diklat teknis bagi Pejabat Fungsional Surveyor

    Pemetaan.

    2. Menyelenggarakan program diklat fungsional dan diklat teknis bagi

    Pejabat Fungsional Surveyor Pemetaan.

  • 2

    3. Memformulasikan serta menetapkan standar kompetensi Jabatan

    Fungsional Surveyor Pemetaan.

    4. Mempersiapkan serta menyusun formasi Jabatan Fungsional

    Surveyor Pemetaan.

    5. Menjadi inisiator dalam hal pengembangan sistem informasi Jabatan

    Fungsional Surveyor Pemetaan.

    6. Mengupayakan dan memfasilitasi penyusunan dan penetapan etika

    profesi Pejabat Fungsional Surveyor Pemetaan.

    B. Tujuan dan Sasaran

    1. Tujuan

    Sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor

    101 Tahun 2000 tentang diklat Jabatan PNS, diklat Jabatan

    Fungsional Surveyor Pemetaan bertujuan untuk:

    a. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap untuk dapat

    melaksanakan tugas secara profesional dengan dilandasi

    kepribadian dan etika PNS sesuai dengan kebutuhan instansi;

    b. Menciptakan aparatur yang mampu dan siap berperan sebagai

    pembaharu dan perekat persatuan dan kesatuan bangsa;

    c. Memantapkan sikap dan menumbuhkan semangat pengabdian

    yang berorientasi pada pelayanan yang baik sesuai tata aturan

    yang berlaku, pengayoman terhadap masyarakat luas, dan

    pemberdayaan masyarakat;

    d. Menciptakan kesamaan landasan dalam hal membangun visi dan

    dinamika pola pikir, serta mematuhi ketentuan kedinasan yang

    baku secara nasional dalam melaksanakan tugas pemerintahan

    umum dan pembangunan demi terwujudnya kepemerintahan

    yang baik.

  • 3

    2. Sasaran

    Sasaran diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan adalah

    terwujudnya PNS yang memiliki kompetensi yang sesuai dengan

    persyaratan Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan.

    3. Tingkatan

    Diklat ini terbagi menjadi dua tingkat yakni untuk Tingkat

    Terampil dan Tingkat Ahli. Adapun waktu yang diperlukan untuk

    kedua tingkat pelatihan ini adalah:

    a. Tingkat Terampil 82 Jam Pelajaran (JPL), dan

    b. Tingkat Ahli 82 Jam Pelajaran (JPL).

    sedangkan 1 (satu) jam pelajaran sama dengan 45 (empat puluh

    lima) menit.

    C. Kompetensi Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan

    Kompetensi jabatan PNS adalah kemampuan dan karakteristik yang

    dimiliki oleh seorang PNS berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap

    perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugasnya. Sesuai dengan

    tugas, wewenang dan tanggung jawab sebagai Pejabat Fungsional

    Surveyor Pemetaan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan

    pelayanan publik, kompetensi jabatan yang perlu dimiliki oleh PNS

    pemangku jabatan adalah sebagai berikut:

    1. Kompetensi Tingkat Terampil

    a. Melakukan penyiapan fasilitas rencana operasional survei

    lapangan.

    b. Mengecek peralatan mekanis, optik, dan elektronik.

  • 4

    c. Merawat peralatan mekanis, optik dan elektronik.

    d. Membuat sketsa/gambar hasil orientasi dan deskripsi sederhana.

    e. Melakukan pengukuran sederhana.

    f. Membuat gambar hasil pengamatan dan deskripsi sederhana.

    g. Menghitung data survei secara sederhana.

    h. Menyiapkan bahan-bahan untuk pemetaan analog.

    i. Menyiapkan perangkat pemetaan analog.

    j. Melakukan penggambaran hasil ukuran sederhana.

    k. Melakukan pengukuran detil/pembuatan lembar peta mekanis.

    l. Melakukan penggambaran sederhana.

    m. Membuat mosaik citra uncontrol, dan atau semi kontrol.

    n. Menyiapkan fasilitas pengumpulan dan pengolahan data.

    o. Menyiapkan fasilitas desain kerangka kontrol survei semi detil.

    p. Menyusun rencana operasional survei lapangan sederhana.

    q. Membuat sketsa/gambar hasil orientasi dan deskripsi semi detil.

    r. Melakukan pengukuran semi detil.

    s. Melakukan perekaman data sederhana.

    t. Menghitung data survei secara semi detil.

    u. Menyusun petunjuk pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan

    data.

    v. Menyusun petunjuk pelaksanaan analisis dan evaluasi data.

    w. Menyusun rencana operasional survei lapangan detil.

    x. Menyajikan data hasil survei secara manual sederhana.

    y. Melakukan ploting detil.

    z. Memberikan pelayanan informasi pemetaan sederhana.

    2. Kompetensi Tingkat Ahli

    a. Menyusun desain analisis dan evaluasi data.

    b. Menyusun petunjuk pelaksana desain kerangka kontrol survei.

  • 5

    c. Menyusun petunjuk evaluasi rencana operasional survei

    lapangan.

    d. Menyusun pedoman pengecekan peralatan optis.

    e. Menyusun rencana survei jangka pendek.

    f. Melakukan orientasi/pendahuluan/rekonesen semi detil.

    g. Melakukan pengamatan semi detil.

    h. Melakukan penafsiran data survei sederhana.

    i. Melakukan pengujian hasil penafsiran data survei sederhana.

    j. Melakukan penyempurnaan hasil penafsiran data survei

    sederhana.

    k. Mengendalikan mutu data survei sederhana.

    l. Melakukan analisis dan evaluasi data hasil survei semi detil.

    m. Menyebarluaskan hasil survei melalui mass media nasional dan

    internasional.

    n. Memberikan pelayanan informasi semi detil.

    o. Memberikan jasa konsultasi sederhana.

    p. Menyusun desain kerangka kontrol pemetaan detil.

    q. Menyajikan data hasil survei secara otomasi.

    r. Menyusun spesifikasi teknis dan petunjuk pelaksanaan

    pemetaan.

    s. Membuat desain peta skala menengah.

    t. Memilih dan menentukan kriteria data analog penunjang.

    u. Memilih dan menentukan kriteria data digital penunjang.

    v. Melakukan pengolahan dan analisis data digital.

    w. Melakukan proses kartografi semi detil dan kartografi detil.

    x. Melakukan pengecekan lapangan dan toponimi semi detil.

    y. Melakukan supervisi semi detil dan detil.

    z. Memberikan jasa konsultasi semi detil dan atau detil.

  • 6

    3. Keterkaitan Kompetensi dengan Bahan Ajar

    Kumpulan bahan ajar diklat yang sudah disiapkan, harus

    mampu menjawab tantangan mendatang, yaitu perkembangan

    teknologi informasi survei pemetaan, pembangunan berkelanjutan

    sumber daya manusia, otonomi daerah, perencanaan partisipatif

    (participative planning), sehingga menghasilkan tatanan

    kepemerintahan yang baik (good governance).

    Sasaran yang hendak dicapai setiap mata ajar yaitu mata

    diklat, merupakan bagian integral dari sistem kurikulum diklat

    Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan. Diklat Jabatan Fungsional

    Surveyor Pemetaan ini difokuskan pada pemenuhan kompetensi

    surveyor pemetaan dan lingkup tanggung jawabnya.

    Berdasarkan penjelasan di atas, maka ditetapkan suatu

    kurikulum program diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan

    yang terbagi dalam dua jenjang yaitu:

    a. Surveyor Pemetaan Tingkat Terampil yang menitikberatkan pada

    aspek keterampilan untuk dapat bekerja secara baik sesuai

    kompetensi yang harus dimilikinya.

    b. Surveyor Pemetaan Tingkat Ahli yang menitikberatkan pada

    keahlian dalam melaksanakan kegiatan survei pemetaan sesuai

    tingkat ketelitian informasi yang disyaratkan termasuk

    menganalisa, mensintesakan, serta memberikan solusi teknis

    kegiatan suvei dan pemetaan secara benar dan menghasilkan

    informasi yang dapat dimanfaatkan sektor lain yang

    memerlukan.

  • 7

    BAB II

    KOMPOSISI MATA DIKLAT DAN RANCANG BANGUN PROGRAM

    PEMBELAJARAN

    A. KOMPOSISI MATA DIKLAT

    Pada setiap tingkat, mata diklat yang disiapkan dibagi dalam 2

    (dua) kelompok, yaitu: Kelompok Wawasan Survei dan Pemetaan dan

    Kelompok Wawasan Fungsional.

    Mata diklat Kelompok Wawasan Survei dan Pemetaan,

    dimaksudkan untuk memberikan wawasan tentang teknologi survei dan

    pemetaan dan aplikasinya yang luas kepada seluruh peserta diklat.

    Materi ini dipandang perlu mengingat latar belakang peserta cukup

    beragam, sementara aktifitas yang dihadapi oleh profesi survei dan

    pemetaan di Indonesia juga beraneka ragam, mulai dari penanganan

    bencana alam hingga perencanaan tata ruang. Di samping itu

    perkembangan teknologi bidang survei dan pemetaan di dunia juga

    sangat pesat. Ini semua menjadikan kalangan profesi survei dan

    pemetaan dituntut memiliki wawasan yang luas serta termotivasi untuk

    senantiasa mengembangkan diri. Khusus untuk mata diklat Pemetaan

    Tematik dalam Kelompok Wawasan Survei dan Pemetaan akan diberikan

    sesuai dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) dari instansi yang

    bersangkutan dan latar belakang disiplin ilmu dari mayoritas peserta.

    Sebagai pilihan mata diklat tematik dapat disampaikan misalnya tentang

    Peta Tanah, Peta Hutan, Peta Kadaster, Peta Geologi, Peta Geomorfologi,

    Peta Tata Ruang Wilayah, Peta Mitigasi Bencana Alam dan sebagainya.

  • 8

    Mata diklat kelompok wawasan fungsional, dimaksudkan agar

    setiap peserta diklat dapat memahami serta menguasai seluruh aspek

    penunjang profesinya, baik yang mencakup peraturan perundang-

    undangan, motivasi diri maupun pengembangan profesi.

    Komposisi mata diklat dari kedua tingkat dimaksud terdapat pada

    Tabel 1 dan Tabel 2 di bawah ini.

  • 9

    Tabel 1: Komposisi Mata Diklat Tingkat Terampil

    Mata Diklat Alokasi Waktu

    Teori Praktek

    Kelompok Wawasan Surta

    1. Matematika Dasar 4 JPL 4

    2. Pengetahuan Survei dan Instrumentasi

    8 JPL 4 4

    3. Pengetahuan Umum Peta 6 JPL 2 4

    4. Dasar-dasar Gambar Teknik Berkomputer

    6 JPL 2 4

    5. Pengantar Sistem Informasi Geografi

    6 JPL 2 4

    6. Pengantar Penginderaan Jauh 6 JPL 2 4

    7. Pengetahuan Teknologi Informasi 6 JPL 2 4

    8. Pemetaan Tematik (Dalam hal ini : Peta Tanah dan Peta Kadaster)

    4 JPL 2 2

    Kelompok Wawasan Fungsional

    1. Regulasi dalam Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan

    8 JLP 8

    2. Simulasi Perhitungan Angka Kredit 8 JPL 8

    3. Citra Diri dan Etika Profesi 4 JPL 4

    4. Kesehatan dan Keselamatan Kerja 4 JPL 4

    5. Ergonomi dalam Budaya Kerja 4 JPL 4

    6. Aspek dan Perlindungan Konsumen 4 JPL 4

    7. Pengembangan Profesi 4 JPL 4

    Jumlah Jam Pelajaran 82 JPL 82

    Keterangan :

    1. Untuk praktek diisi muatan lokal (disesuaikan latar belakang dan instansi asal peserta)

    2. JPL = Jam Pelajaran, 1 JPL = 45 menit

  • 10

    Tabel 2: Komposisi Mata Diklat untuk Tingkat Ahli

    Mata Diklat Alokasi Waktu

    Teori Praktek

    Kelompok Wawasan Surta

    Pemetaan Dasar 6 JPL 4 2

    Penentuan Posisi 4 JPL 4

    Aplikasi Sistem Informasi Geografi 6 JPL 4 2

    Aplikasi Penginderaan Jauh 6 JPL 4 2

    Manajemen Kualitas Data Surta Terpadu 8 JPL 4 4

    Aplikasi Pemetaan Tematik (Tanah, Kehutanan, Kadaster, Kelautan, dsb)

    8 JPL 4 4

    Rancangan Proyek Surta : SIG 4 JPL 2 2

    Teknik Pelaporan Survei dan Pemetaan 4 JPL 4

    Kelompok Wawasan Fungsional

    1. Regulasi dalam Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan

    8 JLP 8

    2. Simulasi Perhitungan Angka Kredit 8 JPL 8

    3. Citra Diri dan Etika Profesi 4 JPL 4

    4. Kesehatan dan Keselamatan Kerja 4 JPL 4

    5. Ergonomi dalam Budaya Kerja 4 JPL 4

    6. Aspek dan Perlindungan Konsumen 4 JPL 4

    7. Pengembangan Profesi 4 JPL 4

    Jumlah Jam Pelajaran 82 JPL 82

    Keterangan:

    1. Untuk praktek diisi muatan lokal (disesuaikan latar belakang peserta dan daerah asal peserta)

    2. JPL=Jam Pelajaran, 1 JPL=45 menit

  • 11

    1. Komposisi Mata Diklat Tingkat Terampil

    Kurikulum diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan

    Tingkat Terampil terbagi dalam 2 (dua) kelompok yaitu

    Kelompok Wawasan Surta, meliputi 56 % dari total mata

    diklat, dengan komposisi sebagai berikut:

    a. Bidang pengetahuan terkait dengan teknik dasar survei dan

    pemetaan terdiri dari 8 (delapan) mata diklat (lihat Tabel 1).

    b. Studi Kasus yang divisualisasikan dalam materi praktikum di

    laboratorium dan pemanfaatan alat survei di lapangan.

    Kelompok Wawasan Fungsional, meliputi 44 % dari total mata

    diklat, yang terdiri atas 7 (tujuh) mata diklat (lihat Tabel 1).

    Sistematika mata diklat tersebut di atas tidak menunjukkan

    urutan penyampaian materi pada jadwal pelaksanaan diklat.

    Diharapkan materi kurikulum yang dipersiapkan telah mencakup

    semua komponen diklat secara utuh dan memenuhi aspek

    kompetensi dalam diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan

    yakni aspek cognitive, aspek skill dan aspek attitude pada Tingkat

    Terampil.

    2. Komposisi Mata Diklat Tingkat Ahli

    Kurikulum diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan

    Tingkat Ahli terbagi dalam 2 (dua) kelompok yaitu:

    Kelompok Wawasan Survei dan Pemetaan, meliputi 56 %

    dari total mata diklat yang ada pada kurikulum, dengan komposisi

    sebagai berikut:

  • 12

    a. Bidang pengetahuan terkait dengan metode teknik survei dan

    pemetaan terdiri dari 8 (delapan) mata diklat (lihat Tabel 2).

    b. Studi kasus yang divisualisasikan dalam materi praktikum di

    laboratorium dan pemanfaatan alat survei di lapangan.

    c. Uji kompetensi, dalam hal ini dimaksudkan sebagai cara untuk

    dapat menilai penyerapan materi mata diklat yang telah

    diberikan selama pelatihan.

    Kelompok Wawasan Fungsional 44 % dari total mata diklat, yang

    terdiri atas 7 (tujuh) mata diklat (lihat Tabel 2).

    Pada struktur kurikulum di atas tidak menunjukkan urutan

    penyampaian materi pada jadwal pelaksanaan diklat. Begitu pula

    mata diklat dari struktur kurikulum telah mencakup semua

    komponen diklat yang berbasiskan metode andragogi dan

    diperlukan dalam diklat Surveyor Pemetaan untuk Tingkat Ahli.

    B. GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN.

    Garis-garis Besar Program Pembelajaran (GBPP) untuk setiap

    mata diklat disusun dengan merujuk pada aturan dan saran dari

    Lembaga Administrasi Negara. Adapun uraian detil GBPP dari setiap mata

    diklat untuk Tingkat Terampil terdapat pada Lampiran-2 dan Lampiran-4,

    sedang untuk Tingkat Ahli terdapat pada Lampiran-3 dan Lampiran-4.

  • 13

    BAB III

    TENAGA PENGAJAR DAN PENETAPAN WAKTU PENGAJARAN

    A. Tenaga Pengajar

    Tenaga pengajar yang memberikan materi diklat Jabatan

    Fungsional Surveyor Pemetaan adalah tenaga pengajar yang dipandang

    mempunyai kemampuan, pengalaman, tanggung jawab dan latar

    belakang pendidikan yang berhubungan dengan survei dan pemetaan.

    Tenaga pengajar dapat dipersiapkan dengan memperhatikan

    sumber-sumber kepakaran dari bidang ilmu yang berhubungan dengan

    survei dan pemetaan yang berkembang di Indonesia. Tenaga pengajar

    itu dapat disiapkan baik di lintas instansi pemerintah pusat atau daerah

    maupun perguruan tinggi yang memiliki serta mengembangkan bidang

    survei dan pemetaan.

    Tenaga pengajar pada diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan

    dapat berasal dari Pejabat Negara, Pejabat Karier, Dosen, Widyaiswara,

    Tenaga Pengajar Luar Biasa, dan Pakar dan Praktisi

    B. Kriteria dan Penunjukan Tenaga Pengajar

    Kriteria untuk menjadi tenaga pengajar pada diklat Jabatan

    Fungsional Surveyor Pemetaan adalah:

    1. Menguasai materi yang diajarkan.

    2. Terampil mengajar secara sistematik, efektif dan efisien.

    3. Mampu menggunakan metode dan media yang relevan dengan

    tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus sesuai

    mata diklat.

  • 14

    Untuk pengajar kelompok wawasan survei dan pemetaan, harus

    memiliki sertifikat mengajar diklat Jabatan Fungsional Surveyor

    Pemetaan yang ditetapkan Kepala BAKOSURTANAL. Persyaratan untuk

    mendapat sertifikat adalah:

    1. Memiliki ijazah minimal S-1; dan

    2. Telah mengikuti dan lulus diklat Training of Trainers (TOT) fungsional surveyor pemetaan yang diselenggarakan oleh BAKOSURTANAL; atau

    berpengalaman minimal 3 tahun mengajar pada bidang tersebut.

    C. Tata Tertib Tenaga Pengajar

    Sebagai tenaga pengajar pada program diklat Jabatan Fungsional

    Surveyor Pemetaan diperlukan adanya kesungguhan dan integritas untuk

    melaksanakan tugas, maka disampaikan tata tertib tenaga pengajar

    sebagai berikut:

    1. Tenaga pengajar wajib memenuhi segenap tata tertib yang telah

    ditetapkan oleh penyelenggara diklat Jabatan Fungsional Surveyor

    Pemetaan;

    2. Tenaga pengajar harus memperhatikan jadwal pengajaran yang

    telah disampaikan oleh pihak penyelenggara diklat Jabatan

    Fungsional Surveyor Pemetaan terkait dengan materi yang diajarkan;

    3. Tenaga pengajar wajib menyampaikan hasil evaluasi hasil uji

    kompetensi mata diklat yang diasuh dalam waktu yang telah

    ditentukan oleh penyelengara diklat Jabatan Fungsional Surveyor

    Pemetaan.

    4. Tenaga pengajar wajib mempersiapkan materi uji kompetensi

    tentang mata diklat yang diasuh, dan mempersiapkan jawaban dari

    setiap pertanyaan yang telah disusun dalam bentuk soal uji

    kompetensi.

  • 15

    5. Tenaga pengajar harus berupaya dengan sunguh-sungguh untuk

    hadir setiap pertemuan pembahasan yang menyangkut

    perkembangan modul diklat ataupun yang terkait dengan program

    peningkatan mutu diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan

    yang diselenggarakan oleh pembina Jabatan Fungsional Surveyor

    Pemetaan.

    6. Tenaga pengajar wajib memberikan bimbingan, baik dalam proses

    pengajaran di kelas, di laboratorium serta kegiatan di lapangan.

    D. Waktu Pelaksanaan

    Diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan dilaksanakan

    selama 82 jam pelajaran (JPL) termasuk praktikum. Satu JPL

    memerlukan waktu 45 menit. Apabila dalam satu hari dilaksanakan

    selama sekitar 8 sampai 10 JPL, maka total waktu pelaksanaan adalah 10

    hari.

  • 16

    BAB IV

    METODE DAN SARANA PEMBELAJARAN

    A. Penerapan Metodologi Andragogi

    Sesuai dengan tujuan dan sasaran yang akan dicapai dalam

    program diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan, maka metode

    diklat yang digunakan adalah metode andragogi atau metode

    pembelajaran untuk orang dewasa, dimana peserta diklat dipacu

    berpartisipasi secara aktif dengan pendekatan saling asah, asih dan

    asuh di antara peserta. Dalam penerapan pendekatan ini, perlu

    dipahami hal-hal sebagai berikut:

    1. Peserta diperlakukan sebagai seorang dewasa, dan bukan sebagai

    anak-anak.

    2. Peserta dilibatkan dalam proses belajar mengajar melalui komunikasi

    dua arah, sehingga memberi kesempatan kepada peserta untuk

    menyumbangkan pikiran, ide, gagasan dan pengalamannya serta

    menunjukkan kemampuan dalam menganalisis masalah dan mencari

    pemecahannya.

    3. Kekayaan pengalaman peserta merupakan potensi positif untuk

    pengkayaan materi kegiatan belajar yang berorientasi pada masalah-

    masalah aktual yang dihadapi peserta, baik selaku staf maupun

    pimpinan dalam organisasi.

    Berdasarkan pendekatan tersebut, maka metode yang digunakan

    dalam proses belajar mengajar diklat Jabatan Fungsional Surveyor

    Pemetaan antara lain:

  • 17

    1. Metode Ceramah Interaktif (MCI)

    Metode ceramah interaktif digunakan dalam proses belajar

    mengajar yang dikombinasikan dengan tanya jawab/diskusi dan

    latihan. Metode ini dinilai masih relevan dengan kebutuhan

    penyelenggaraan diklat saat ini, terutama untuk diklat fungsional

    seperti program diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan yang

    lebih bersifat teknis. Melalui metodologi ceramah interaktif

    diharapkan terpupuk rasa kebersamaan sehingga pertukaran

    informasi secara baik antara pengajar dengan peserta dapat berjalan

    dengan lancar. Melalui metode ini diharapkan selain praktis, juga

    memberikan peluang tercapainya dialog dua arah secara serasi dan

    seimbang, dan peserta benar-benar mendapatkan tambahan

    pengetahuan yang lebih luas atas keikut sertaannya dalam diklat

    tersebut.

    Termasuk bagian dari metode ini adalah pemberian materi

    dengan cara peragaan oleh pengajar.

    2. Simulasi dan Role Playing

    Dalam simulasi ini para peserta melakukan pembelajaran

    dengan memainkan peran dalam situasi tertentu, misalnya praktikum

    kelompok yang terkait kegiatan survei dan pemetaan, mendesain

    proposal proyek secara kelompok, try-out menghitung angka kredit,

    dan lain-lain. Selanjutnya setiap kelompok akan memaparkan hasil

    kerja mereka dalam suatu diskusi.

  • 18

    B. Sarana Diklat

    Sarana dan alat bantu minimal yang harus disediakan oleh

    penyelenggara diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan supaya

    dapat berjalan optimal adalah sebagai berikut:

    1. Ruangan yang memadai untuk sejumlah peserta sehingga semua

    dapat mengikuti proses diklat dengan nyaman.

    2. Kelengkapan ruang kelas standar yaitu: meja dan kursi peserta,

    penerangan yang layak, serta kebersihan dan kenyamanan ruang.

    3. Media Standar Klasikal (MSK) yaitu: whiteboard beserta spidol dan

    penghapusnya, sebuah komputer untuk pengajar (dapat berupa

    laptop atau desktop) dan LCD proyektor beserta layarnya (atau

    dinding yang dapat berfungsi seperti layar).

    4. Perangkat Komputer untuk praktikum sesuai jumlah peserta yang

    membutuhkan. Adanya sarana LAN atau internet akan sangat

    membantu untuk praktek.

    5. Peralatan instrumentasi dasar seperti: meja lampu (light table),

    stereoskop, planimeter, meteran gulung, kompas, GPS handheld

    dan lain-lain dalam jumlah yang sesuai keperluan.

    6. Peralatan cetak peta seperti printer atau ploter untuk pencetakan

    hasil-hasil praktikum.

    7. Instrumen spesifik yang relevan dengan latar belakang peserta,

    misalnya: theodolit atau total station, waterpass, alat GPS

    geodetis, palu geologi, alat pengukur kedalaman, alat pengukur

    arus, alat survei tanah dan lain-lain. (Alat-alat ini hanya perlu

    tersedia pada saat mata diklat yang membutuhkannya).

    8. Sampel-sampel data cetak seperti: peta Peta Rupabumi Indonesia

    (RBI), atlas, peta tematik, peta manuskrip (peta buta), print out

    data Inderaja dan sebagainya. Data ini diutamakan pada daerah

    asal atau daerah kerja mayoritas peserta.

  • 19

    9. Sampel-sampel data digital seperti: peta RBI digital, data SIG

    vektor dan raster, citra satelit serta data lain yang relevan. Data

    ini diutamakan pada daerah asal atau daerah kerja mayoritas

    peserta.

    10. Sampel-sampel barang untuk mata diklat lain seperti sampel

    proposal untuk mata diklat Rancangan Proyek Surta; sampel

    tulisan populer yang dimuat di media umum untuk mata diklat

    Teknik Publikasi; sampel surveyor kit untuk mata diklat Ergonomi

    dalam Budaya Kerja; sampel bukti fisik DUPAK untuk mata diklat

    Simulasi Perhitungan Angka Kredit; dan sebagainya.

  • 20

    BAB V

    PERENCANAAN, PEMBINAAN, PENYELENGGARAAN DAN PEMBIAYAAN

    A. Hakekat Perencanaan Diklat

    Perencanaan program diklat Jabatan Fungsional Surveyor

    Pemetaan, dapat diartikan sebagai suatu upaya yang terintegrasi dari

    keseluruhan komponen penyusun dari suatu program diklat termasuk

    pembinaan dan pembiayaan. Program diklat Jabatan Fungsional Surveyor

    Pemetaan pada hakekatnya sejalan dengan pelaksanaan diklat yang

    sudah dikenal selama ini, dan rincian detil dapat disampaikan sebagai

    berikut:

    1. Perencanaan Program Diklat

    Program diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan dapat

    berfungsi dengan baik, apabila dalam penyusunannya telah

    mempertimbangkan secara operasional hakekat dari suatu program

    diklat sebagai suatu sistem. Guna menjamin kualitas

    penyelenggaraan diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan,

    perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

    a. Tenaga pengajar yang diperlukan untuk melaksanakan program

    diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan dengan

    kompetensi yang sesuai struktur kurikulum;

    b. Sarana, prasarana dan alat bantu yang diperlukan selama diklat;

    c. Jumlah peserta efektif perkelas minimum 20 orang dan

    maksimum 30 orang. Untuk mengakomodasi peserta dari instansi

    yang tidak memenuhi jumlah yang dipersyaratkan, dapat

  • 21

    dilaksanakan diklat dengan peserta dari berbagai instansi dengan

    koordinasi Instansi Pembina.

    d. Selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum diklat Jabatan

    Fungsional Surveyor Pemetaan dilaksanakan, permohonan

    persetujuan yang dilengkapi dengan persyaratan administrasi

    untuk pelaksanaan diklat harus sudah disiapkan.

    2. Pelaksanaan Diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan

    Pada prinsipnya penyelenggara diklat Jabatan Fungsional

    Surveyor Pemetaan menjadi tanggung jawab Instansi Pembina,

    namun dalam pelaksanaannya dapat dilaksanakan oleh masing

    masing instansi secara proporsional dan efektif, instansi pembina

    membantu sebagaian tenaga pengajarnya dan menjaga kualitas dari

    pelaksanaan diklat itu.

    B. Pembinaan Program Diklat Jabatan Fungsional Surveyor

    Pemetaan

    Teknologi di bidang survei dan pemetaan dari waktu ke waktu

    terus berkembang. Demikian pula peralatan yang digunakan dalam

    kegiatan survei dan pemetaan terutama yang berkaitan dengan

    penginderaan jauh semakin canggih dan mampu menghasilkan data dan

    informasi yang cepat dan teliti. Konsekuensi dari perkembangan iptek

    tersebut dituntut peran sumberdaya manusia (SDM) yang dapat

    menyerap dan menguasai iptek dan mampu mengoperasikan peralatan

    survei yang ada saat ini. Sejalan dengan kondisi yang telah diperkirakan

    tersebut, maka Instansi Pembina perlu melakukan antisipasi dan

    melaksanakan pembinaan program diklat Jabatan Fungsional Surveyor

    Pemetaan.

  • 22

    Menyikapi kondisi yang dapat ditemui pada masa mendatang,

    maka perlu diperhatikan secara sungguh-sungguh prosedur pembinaan

    diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan sebagai berikut:

    1. Penetapan Langkah-langkah Pembinaan

    Pembinaan yang diperlukan untuk tetap dapat menjaga

    kualitas hasil diklat secara garis besar dapat disampaikan sebagai

    berikut:

    a) Pembinaan kurikulum diklat harus dilakukan secara cermat agar

    mampu memprediksi kemajuan dan trend pertumbuhan industri

    survei dan pemetaan secara global, khususnya yang ada di

    Indonesia. Perbaikan kurikulum harus melibatkan tim ahli

    penyusun kurikulum dan para Widyaiswara. Minimal setahun

    sekali harus dilakukan revisi kandungan dan substansi kurikulum

    yang telah dipakai, dengan merujuk masukan dari hasil-hasil

    evaluasi diklat yang telah dikerjakan.

    b) BAKOSURTANAL sebagai Instansi Pembina, secara aktif

    melakukan monitoring yang terkait dengan pengelolaan dan

    penyelenggaraan diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan

    di daerah. Adapun komponen yang harus diperhatikan adalah

    yang terkait dengan pengelolaan, penyelenggaraan, upaya

    peningkatan tenaga Widyaiswara, serta materi diklat yang

    dipakai sesuai tingkat diklat yang dikerjakan.

    c) Memberikan kesempatan kepada Widyaiswara dari daerah untuk

    mengikuti program peningkatan kemampuan, sejalan dengan

    kemajuan teknologi survei dan pemetaan yang bersifat

    mendesak.

  • 23

    d) Mempersiapkan suatu lokakarya (workshop) tahunan tentang

    perkembangan diklat survei dan pemetaan dengan Instansi

    Pelaksana diklat di daerah. Adapun tujuannya adalah mengajak

    maju bersama-sama dalam upaya mempersamakan visi dan misi

    serta antisipasi perkembangan teknologi terbaru yang

    dibutuhkan dalam survei dan pemetaan.

    e) Memberikan pembekalan ke setiap daerah terhadap metodologi

    diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan yang sesuai

    dengan kemajuan teknologi yang ada.

    2. Penetapan Prosedur Pelaporan

    Sebagai bagian yang patut mendapat perhatian secara

    seksama adalah penetapan prosedur pelaporan pelaksanaan diklat

    Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan. Seperti ketentuan yang

    berlaku bahwa penyiapan laporan akhir dari pelaksanaan diklat

    Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan merupakan bagian yang

    strategis dari kepatuhan akan asas administrasi. Laporan disiapkan

    oleh Instansi Pelaksana kepada Instansi Pembina, dan harus

    memenuhi sistematika pelaporan yang telah dinyatakan dalam

    standar pelaporan hasil program diklat PNS.

    Laporan yang dimaksud seyogyanya juga memuat informasi

    secara obyektif dan sekaligus menggambarkan hasil-hasil

    pelaksanaan diklat yang pernah dikerjakan. Melalui sistem pelaporan

    yang benar, maka hasil yang telah dicapai, dengan segala

    kekurangannya dapat dijadikan masukan dalam rangka

    penyempurnaan penyelenggaraan diklat. Laporan yang telah disusun

    dan disampaikan ini juga merupakan dokumen yang dapat dijadikan

  • 24

    referensi untuk mencari masukan di dalam upaya meningkatkan

    kualitas dari diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan.

    C. Pembiayaan Diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan

    Biaya diklat dibebankan kepada instansi pelaksana dan/atau

    instansi pengirim diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan yang

    bersangkutan. Jumlah biaya per peserta ditentukan oleh Instansi

    Pelaksana.

  • 25

    BAB VI

    MONITORING DAN EVALUASI

    Monitoring dan evaluasi diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan

    dilakukan oleh Instansi Pembina terhadap aspek penyelenggaraan diklat,

    meliputi penilaian terhadap peserta, kinerja penyelenggara, evaluasi pengajar

    dan evaluasi pasca diklat.

    Penyelenggara diklat harus menyampaikan laporan pemantauan kepada

    Instansi Pembina.

    A. Penilaian Terhadap Peserta

    Penilaian terhadap peserta meliputi 2 (dua) aspek yaitu aspek

    sikap/ affective serta penguasaan materi yang terbukti dalam uji

    kompetensi.

    1. Aspek Sikap/affective (bobot 20 %), merupakan prasyarat bagi uji

    kompetensi.

    2. Aspek Penguasaan Materi (bobot 80 %) melalui Uji Kompetensi atas

    Topik Wawasan Surta dan Topik Wawasan Fungsional.

    Uji Kompetensi diadakan setelah sesi pembelajaran selesai

    diberikan, dan wajib diikuti oleh seluruh peserta pelatihan. Apabila

    karena sesuatu hal peserta pelatihan tidak dapat mengikuti uji

    kompetensi serta alasan ketidakikutan peserta dianggap layak oleh

    penyelenggara pelatihan, maka peserta wajib ikut uji kompetensi susulan

    yang waktunya akan ditentukan oleh pihak penyelenggara pelatihan.

    Nilai akhir dari pelatihan ini ditentukan oleh uji kompetensi dengan

  • 26

    mempertimbangkan penilaian aspek sikap/affective dan aspek

    penguasaan materi.

    Peserta dinyatakan lulus apabila mendapatkan nilai akhir serendah-

    rendahnya 60 dari perhitungan skala nilai terendah 0 (nol) dan tertinggi

    100.

    Berikut adalah penilaian terhadap peserta didasarkan pada ketentuan

    sebagaimana disebutkan di atas

    1. Aspek Sikap/Affective

    Unsur yang dinilai mengenai aspek sikap/affective adalah

    sebagai berikut:

    a. Integritas Diri

    Integritas diri adalah ketaatan, kepatuhan dan komitmen

    peserta terhadap seluruh ketentuan yang ditetapkan oleh

    penyelenggara. Indikator integritas diri meliputi:

    1) Kehadiran dalam setiap kegiatan diklat

    2) Ketepatan waktu penyelesaian dan penyerahan tugas-tugas.

    b. Kerjasama

    Kerjasama adalah kemampuan untuk berkoordinasi dalam

    menyelesaikan tugas secara tim, serta mampu meyakinkan dan

    mempertemukan gagasan. Indikator kerja sama meliputi:

    1) Kontribusi dalam penyelesaian tugas bersama

    2) Membina keutuhan dan kekompakan kelompok

    3) Tidak mendikte atau mendominasi kelompok

    4) Mau menerima pendapat orang lain.

    c. Prakarsa

    Prakarsa merupakan kemampuan untuk mengajukan

    gagasan yang bermanfaat bagi kepentingan kelompok atau

    kepentingan yang lebih luas sehingga dicapai tingkat kepuasan

    kerja optimal. Indikator prakarsa meliputi:

  • 27

    1) membantu membuat iklim diklat yang kondusif dan yang

    menggairahkan.

    2) mampu membuat saran demi kelancaran diklat

    3) aktif mengajukan pertanyaan yang relevan

    4) mampu mengendalikan diri, waktu, situasi, dan lingkungan.

    Penilaian terhadap sikap/affective peserta dilakukan

    berdasarkan pengamatan yang cermat oleh tenaga pengajar,

    penyelenggara, dan pihak lain yang secara fungsional bertanggung

    jawab dalam proses belajar mengajar selama diklat berlangsung baik

    kegiatan di dalam maupun di luar kelas, meliputi:

    a. kegiatan belajar di kelas;

    b. kegiatan penyusunan studi kasus dan latihan yang diberikan

    lainnya;

    c. diskusi.

    d. Apabila diperlukan diadakan olah raga dan kegiatan lainnya.

    Apabila peserta dianggap tidak memenuhi aspek

    sikap/affective, maka yang bersangkutan tidak dapat diijinkan untuk

    mengikuti uji kompetensi dan yang bersangkutan dianggap gugur.

    Pengamatan terhadap unsur sikap/affective didasarkan pada

    (Formulir-1.1).

    2. Penguasaan Materi Melalui Uji Kompetensi

    Uji Kompetensi terutama difokuskan pada aspek kemampuan

    kognitif yang bersifat komprehensif, dilakukan setelah sesi

    pembelajaran selesai diberikan. Penyiapan soal uji kompetensi dapat

    dilakukan oleh suatu Tim Ahli Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan

    atau dari para pengajar yang bersangkutan.

  • 28

    3. Evaluasi Kelulusan

    Evaluasi akhir terhadap peserta diklat didasarkan pada hasil uji

    kompetensi dan penilaian pada aspek sikap, aspek penguasaan

    materi, serta memperhatikan ketentuan sebagai berikut:

    a. Kehadiran peserta kurang dari 100 % dari total sesi dianggap

    gugur, kecuali peserta mendapat izin dari panitia karena

    keperluan khusus yang dianggap layak.

    b. Peserta yang dianggap gugur harus mengulang diklat pada

    tingkat diklat yang diikutinya.

    c. Peserta yang mempunyai nilai uji kompetensi dibawah 60

    mengikuti ketentuan sebagai berikut:

    1) Tidak dapat diberikan sertifikat.

    2) Dapat diberikan Surat Keterangan telah mengikuti diklat

    fungsional surveyor pemetaan. Dalam kaitan ini, surat

    keterangan tersebut tidak dapat diberikan angka kredit.

    3) Diberikan kesempatan paling lama 2 (dua) tahun terhitung

    sejak tanggal mulai mengikuti diklat pada tingkat diklat yang

    diikutinya.

    4) Hasil evaluasi terhadap peserta yang telah dilakukan oleh

    penyelenggara dibawa ke dalam rapat evaluasi akhir.

    Evaluasi akhir dilakukan untuk menentukan kualifikasi

    kelulusan peserta.

    4. Kualifikasi Kelulusan

    Acuan utama untuk menentukan kualifikasi kelulusan peserta

    adalah hasil gabungan antara nilai uji kompetensi, nilai aspek sikap

    dan aspek penguasaan materi, dengan ketentuan sebagai berikut:

    Sangat Memuaskan (nilai 90,0 - 100)

    Memuaskan (nilai 80,0 - 89,9)

  • 29

    Baik (nilai 70,0 - 79,9)

    Cukup (nilai 60,0 - 69,9)

    Tidak Lulus (nilai dibawah 60,0)

    B. Evaluasi Pengajar

    Aspek yang dinilai dari tenaga pengajar/widyaiswara adalah

    sebagai berikut:

    a. Pencapaian tujuan instruksional.

    b. Sistematika penyajian.

    c. Kemampuan menyajikan/memfasilitasi sesuai program diklat.

    d. Ketepatan waktu, kehadiran, dan cara menyajikan.

    e. Penggunaan metode diklat.

    f. Sikap/Affective.

    g. Cara menjawab pertanyaan dari peserta.

    h. Penggunaan bahasa.

    i. Pemberian motivasi kepada peserta.

    j. Penguasaan materi.

    k. Kerapihan berpakaian.

    l. Kerjasama antar pengajar.

    m. Kerjasama dengan penyelenggara diklat.

    Penilaian atas tenaga pengajar dilakukan peserta dan

    penyelenggara diklat dengan menggunakan skala kuantitatif (Formulir 1-

    2) disampaikan kepada yang berkepentingan sebagai masukan untuk

    peningkatan kualitas tenaga pengajar.

  • 30

    C. Evaluasi Penyelenggara

    Aspek yang dinilai terhadap kinerja penyelenggara adalah sebagai

    berikut:

    1 Efektifitas penyelenggara.

    2 Kesiapan dan ketersediaan sarana diklat.

    3 Kesesuaian pelaksanaan program dengan rencana.

    4 Kebersihan kelas, asrama, kantin, dan toilet.

    5 Ketersediaan dan kelengkapan bahan diklat.

    6 Ketersediaan Laboratorium/peralatan survei.

    7 Ketersediaan fasilitas olah raga, kesehatan dan sarana ibadah.

    8 Pelayanan terhadap peserta dan pengajar :

    a. sejauh mana penatausahaan diklat telah dilaksanakan dengan

    baik.

    b. tersusunnya seluruh dokumen dan bahan-bahan diklat dalam

    satu berkas.

    Penilaian terhadap kinerja penyelenggaraan diklat dilakukan oleh

    peserta, tenaga pengajar dan Instansi Pembina menggunakan skala

    kuantitatif (Formulir 1-3).

    D. Evaluasi Terhadap Kurikulum

    Dalam rangka mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuan

    dan teknologi, dan tuntutan tugas-tugas Pejabat Fungsional Surveyor

    Pemetaan, maka perlu dilakukan evaluasi setiap tahun terhadap

    kurikulum diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan. Evaluasi

    terhadap kurikulum dilakukan oleh Instansi Pembina Jabatan Fungsional

    Surveyor Pemetaan, bekerja sama dengan penyelenggara dan pelaksana

    diklat. Evaluasi dilakukan berdasarkan masukan-masukan dari para

  • 31

    peserta, tenaga kediklatan, unit pengelolaan data spasial tempat alumni

    bekerja, dan unsur-unsur lain yang terlibat dalam penyelenggaraan diklat

    Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan. Atas dasar evaluasi ini,

    dimungkinkan untuk melakukan penyempurnaan kurikulum.

    Dalam rangka penyempurnaan kurikulum, setiap pelaksana diklat

    diharuskan mendistribusikan kuesioner evaluasi kepada para peserta,

    tenaga pengajar/widyaiswara dan komponen lain yang terlibat dalam

    penyelenggaraan diklat, termasuk panitia/pengelola inti diklat. Dalam hal

    ini, kuesioner evaluasi dibuat oleh Instansi Pelakana.

    Aspek-aspek yang perlu dievaluasi meliputi:

    1. Kesesuaian kandungan materi diklat dengan tugas pokok dan fungsi

    yang ada.

    2. Kesesuaian kandungan materi diklat untuk setiap bidang, setiap Mata

    Diklat dan setiap pokok bahasan.

    3. Lama waktu penyelenggaraan diklat yang diberikan.

    4. Kesesuaian antara materi diklat dengan sarana dan prasarana yang

    diperlukan.

    5. Usulan-usulan materi diklat yang diperlukan untuk masing-masing

    jenjang diklat.

    6. Pertanyaan lain yang terkait dengan kurikulum diklat.

  • 32

    BAB VII

    SERTIFIKASI

    Sertifikasi diterbitkan oleh Instansi Pembina dan Instansi Pelaksana

    dengan Kode Registrasi. Sertifikasi terdiri dari dua macam, yaitu:

    A. Sertifikasi Pengajar

    Sertifikat pengajar ditandatangani oleh Kepala BAKOSURTANAL.

    B. Sertifikasi Peserta

    Sertifikat peserta ditandatangani oleh Kepala BAKOSURTANAL dan

    kepala Instansi Pelaksana. Kepala BAKOSURTANAL dapat

    mendelegasikan kepada Pejabat yang ditunjuk serendah-rendahnya

    Eselon II.

    Kepala Instansi Pelaksana dapat mendelegasikan kepada Pejabat

    serendah-rendahnya Eselon II.

    Khusus untuk sertifikat peserta, terdapat daftar nilai yang ditandatangani

    oleh penanggung jawab pelaksana diklat.

    Peserta yang mempunyai nilai uji kompetensi 60 dan nilai

    diatasnya dapat diberikan Sertifikat Kompetensi Surveyor Pemetaan yang

    merupakan surat tanda tamat diklat Jabatan Fungsional Surveyor

    Pemetaan. Apabila nilai peserta tidak mencapai 60, maka peserta

    tersebut tidak diberikan sertifikat.

    Jenis dan bentuk serta ukuran Sertifikat Kompetensi Surveyor

    Pemetaan ditetapkan oleh Instansi Pembina Jabatan Fungsional

    Surveyor Pemetaan.

  • 33

    Langkah-langkah untuk memperoleh Kode Registrasi adalah

    sebagai berikut.

    1. Instansi Pelaksana diklat/penanggung jawab program menyampaikan

    daftar dan data peserta kepada Instansi Pembina selambat-

    lambatnya hari ketiga setelah pembukaan dengan menggunakan

    Formulir -1.4.

    2. Instansi Pembina memberikan kode registrasi daftar yang sah.

    3. Setelah penutupan diklat, penanggung jawab diklat menyampaikan

    daftar peserta yang lulus disertai Kode Registrasinya dalam Sertifikat

    Kompetensi Surveyor Pemetaan kepada Instansi Pembina untuk

    bahan data base lulusan secara nasional menggunakan Formulir -1.5.

  • 34

    BAB VIII

    PENUTUP

    A. Pedoman ini disusun sebagai panduan bagi Instansi Pembina dan Instansi

    Pelaksana diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan, baik di instansi

    pusat maupun instansi daerah (provinsi, kabupaten/kota) dan unit kerja

    yang menangani kepegawaian.

    B. Instansi Pembina dapat memberikan persetujuan atas dasar permintaan

    dari instansi lain yang membawahi Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan

    untuk menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan.

    C. Persetujuan kepada instansi lain yang akan melaksanakan diklat Jabatan

    Fungsional Surveyor Pemetaan diberikan dengan menyebutkan secara rinci

    jenis/jenjang, tempat (fasilitas), waktu, peserta (jumlah dan latar

    belakangnya), pengajar, dan pembiayaan diklat.

  • 35

    Lampiran-1

    FORMULIR-FORMULIR ISIAN

  • 36

    Formulir-1.1

    PENILAIAN ASPEK SIKAP/AFFECTIVE DIKLAT FUNGSIONAL SURVEYOR PEMETAAN

    Instansi Pelaksana : .............................................................. Kegiatan : Pendalaman Materi/Diskusi/Seminar/

    kunjungan Lapangan* Hari/Tanggal : .............................................................

    Indikator

    No.

    Nama Integritas

    Diri Kerjasama Prakarsa dan job

    Satisfaction

    Peserta A B C D E F G H I J L/TL L/TL L/TL L/TL L/TL L/TL L/TL L/TL L/TL L/TL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

    1 2 3 4

    dst 10

    Catatan: * = coret yang tidak perlu L = Lulus TL = Tidak Lulus A = Kehadiran dalam setiap kegiatan B = Ketepatan Waktu dalam penyelesaian dan penyerahan tugas-tugas C = Kontribusi dalam penyelesaian tugas bersama D = Membina keutuhan dan kekompakan kelompok E = Tidak mendikte atau mendominasi kelompok F = Mau menerima pendapat orang lain G = Membuat iklim diklat yang kondusif dan menggairahkan H = Mampu membuat saran demi kelancaran diklat I = Aktif mengajukan pertanyaan yang relevan J = Mampu mengendalikan diri, waktu, situasi dan lingkungan

    ..,..

    Penanggung jawab Program (..)

  • 37

    Formulir-1.2

    EVALUASI/ PENILAIAN TERHADAP PENGAJAR DIKLAT JABATAN FUNGSIONAL SURVEYOR PEMETAAN TINGKAT

    Mata Diklat : ................................................................ Nama Pengajar : ................................................................ Hari/Tanggal : ................................................................ Jumlah Sesi : ................................................................

    No. Unsur < 60 60 -69,9

    70 - 69,9

    80 - 89,9

    90 - 100

    Pencapaian Tujuan Instruktur

    Sistematik Penyajian Kemampuan

    menyajikan/memfasilitasi Program Diklat

    Ketepatan waktu, kehadiran dan cara menyajikan

    Penggunaan Metode dan Sarana Diklat

    Sikap/Affective Cara Menjawab dari

    pertanyaan peserta

    Penguasaan Materi Kerapihan Berpakaian Kerjasama Antar pengajar Kerjasama dengan

    penyelenggara diklat

    Catatan : Sangat Memuaskan 90 - 100 Memuaskan 80 89,9 Baik 70 79,9 Cukup 60 69,9 Tidak Lulus < 60

    ..,..

    Penanggung jawab Program (..)

  • 38

    Formulir-1.3

    EVALUASI KINERJA PENYELENGGARA DIKLAT JABATAN FUNGSIONAL SURVEYOR PEMETAAN

    TINGKAT .......................................................... Mata Diklat : .................................................................... Nama Pengajar : .................................................................... Hari/Tanggal : .................................................................... Jumlah Sesi : ....................................................................

    No. Unsur < 60 60 -69,9

    70 - 79,9

    80 - 89,9

    90 - 100

    1. Effektifitas penyelenggaraan 2. Kesiapan & Kesediaan

    Sarana Diklat

    3. Kesesuaian Pelaksanaan Program dengan Rencana

    4. Kebersihan kelas, Asrama, Kafetaria, dan toilet

    5. Ketersediaan Laboratorium/Studio Perencanaan

    6. Ketersediaan fasilitas Olah Raga, Kesehatan dan sarana Ibadah

    7. Pelayanan Terhadap Peserta dan Pengajar

    8. Kinerja Panitia 9. Administrasi Diklat :

    a. Penatausahaan Diklat b. Penyusunan Dokumen

    dan Bahan Diklat

    Catatan: Sangat Memuaskan 90 - 100 Memuaskan 80 89,9 Baik 70 79,9 Cukup 60 69,9 Tidak Lulus < 60

    ..,..

    Penanggung jawab Program (..)

  • 39

    Formulir-1.4

    DAFTAR PESERTA DIKLAT JABATAN FUNGSIONAL SURVEYOR PEMETAAN

    TINGKAT .................................................... Instansi Pelaksana : ............................................................ Angkatan : ............................................................ Hari Penyelenggaraan : ............................................................ Tgl. Penyelenggaraan : ............................................................

    No. Nama & NIP Tempat/Tgl.Lahir

    Jabatan/ Instansi

    No. Surat Penugasan Mengikuti

    Diklat

    Golongan/ Ruang

    L/P Alamat Instansi Yang Menugasi

    ...................,...................

    Pimpinan Lembaga Penyelenggara Diklat

    ............................................................

  • 40

    Formulir-1.5

    LAPORAN PENYELENGGARAAN DIKLAT FUNGSIONAL SURVEYOR PEMETAAN

    TINGKAT................................................................................ Instansi Pelaksana : ................................................................... Angkatan : ................................................................... Hari Penyelenggaraan : ................................................................... Tgl. Penyelenggaraan : ................................................................... a. Jumlah Peserta : ........orang (..........laki-laki,.........perempuan) b. Lulus : ..orang, dengan rincian predikat penilaian sebagai berikut : Sangat Memuaskan..orang; Baik Sekali ........................orang Memuaskan.....................orang; Baik........................orang c. Tidak Lulus : ...........orang Permasalahan yang dihadapi: a. ....................................................................................................... b. ......................................................................... dst Saran Perbaikan (untuk Penyelenggaraan Diklat/Instansi Pengirim/Instansi Pembina); a. ....................................................................................................... b. ......................................................................... dst. Penggunaan Kode Registrasi: No. NAMA/

    NIP Tempat/

    Tgl. Lahir

    Jabatan/ Instansi

    Pangkat/ Golongan

    Jenis Kelamain

    No. SKP

    ..

    .. . .. .

    ...................,...................

    Penanggung Jawab Program

    ..........................................

  • 41

    Lampiran-2

    GBPP TINGKAT TERAMPIL

  • 42

    Lampiran-2.1:

    Matematika Dasar

    Waktu : 4 JPL (teori dan praktek dilaksanakan sesuai situasi

    dan kondisi serta proporsional)

    Deskripsi singkat : Mata diklat ini dimaksudkan untuk meningkatkan kompetensi bagi Surveyor Pemetaan Pelaksana Pemula dalam hal memahami konsep dasar matematika untuk survei dan pemetaan.

    Kompetensi Dasar

    : Setelah mengikuti mata diklat ini peserta diharapkan memahami konsep dasar matematika untuk survei dan pemetaan.

    Deskripsi Detil :

    Indikator Keberhasilan

    Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Metode Media JPL

    Menjelaskan sifat-sifat operasi bilangan yang dipakai dalam survei dan pemetaan

    Sifat-sifat operasi pada bilangan

    Satuan sudut dan waktu.

    Penjumlahan dan perkalian untuk satuan sudut dan waktu.

    Prinsip komutatif dan distributif dalam operasi bilangan.

    Presisi dan angka signifikan.

    MCI MSK 1

    Menjelaskan beberapa fungsi yang banyak dipakai dalam survei dan pemetaan

    Beberapa fungsi matematik dan trigono-metrik

    Fungsi transenden (trigonometris, logaritmis).

    Koordinat Polar dan Kartesian.

    Hitungan Jarak dan arah.

    Hitungan Luas dari koordinat.

    MCI MSK 1

  • 43

    Menjelaskan operasi matriks dan kegunaannya

    Operasi Matriks

    Jenis-jenis Matriks. Matrik dalam

    transformasi geometri.

    MCI MSK 1

    Menjelaskan operasi statistik dasar dan kegunaannya

    Statistik Dasar

    Penyajian data dalam bentuk tabel dan diagram.

    Ukuran pemusatan (mean, median, modus).

    Ukuran penyebaran (kwartil, range, standard deviasi, rms, CE).

    MCI MSK 1

    MCI : Metode Ceramah Interaktif MSK : Media Standard Klasikal: Whiteboard + spidol whiteboard + penghapus

    + Komputer + LCD-Projector

  • 44

    Lampiran-2.2:

    Pengetahuan Survei dan Instrumentasi

    Waktu : 8 JPL

    Deskripsi singkat : Mata diklat ini memperkenalkan pengertian, jenis dan macam, ruang lingkup, maksud dan tujuan, serta prinsip kerja peralatan survei.

    Kompetensi Dasar

    : Setelah mengikuti mata diklat ini peserta diharapkan dapat mengetahui pengertian, ruang lingkup, maksud, tujuan survei, dan memilih peralatan survei yang tepat serta sesuai dengan maksud dan tujuan survei, selain itu diharapkan dapat mengoperasikan peralatan survei sederhana.

    Deskripsi Detil :

    Indikator Keberhasilan

    Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Metode Media JPL

    Memilih metode dan peralatan survei sesuai tujuan survei

    Jenis, metode dan peralatan survei.

    Survei terestris (alat ukur jarak dan sudut, alat ukur tinggibarometer/waterpas, GPS).

    Survei hidrografis (pasut, batimetri, arus, salinitas).

    Survei udara (pemotretan udara, stereoskop).

    Survei tematis alam (tanah, kehutanan, geologis, dll).

    Survei tematis sosial (demografis, ekonomi, budaya dll).

    Survei rupabumi non metris (toponimi, batas wilayah, identifikasi objek rupabumi).

    MCI Pemuta-ran film Demo alat

    Meteran, Kompas, ETS, GPS dan HP satelit

    4

  • 45

    Alat penunjang survei (genset, telp satelit, laptop, dll).

    Mengguna-kan peralatan survei sederhana

    Prosedur penggu-naan alat survei sederhana

    Mengecek alat/kalibrasi : Alat ukur jarak, alat ukur sudut, alat ukur tinggi, alat ukur posisi 3D, alat baca foto udara (stereoskop cermin).

    Demo Praktikum

    Meteran, Kompas, Barometer, GPS (navigasi, geodetis) dan stereoskop

    4

    MCI : Metode Ceramah Interaktif MSK : Media Standard Klasikal: Whiteboard + spidol whiteboard + penghapus

    + Komputer + LCD-Projector

  • 46

    Lampiran-2.3:

    Pengetahuan Umum Peta

    Waktu : 6 JPL

    Deskripsi singkat : Mata diklat ini memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang peta secara umum.

    Kompetensi Dasar : Peserta diklat setelah mengikuti pelatihan ini diharapkan dapat mengetahui konsep-konsep dasar peta secara baik dan benar serta mampu mengevaluasi hubungan informasi pada peta.

    Deskripsi Detil :

    Indikator Keberhasil

    an

    Pokok bahasan Sub pokok bahasan Metode Media JPL

    Menyatakan kembali komponen-komponen peta

    Pengertian dan ruang lingkup peta

    Definisi data spasial, peta dasar dan peta tematik, fungsi peta.

    Datum, sistem koordinat, proyeksi peta dan skala peta.

    Simbol, desain peta, kaidah interpolasi dan generalisasi.

    Sistem penomoran peta. Riwayat peta dan informasi

    tepi. Sejarah pemetaan di

    Indonesia.

    MCI MSK 2

    Membaca, mengiden-tifikasikan dan menarik kesimpulan dari peta dasar

    Simbol, garis, warna dan teks pada peta dasar

    Simbol titik, garis dan area. Mencari lokasi dan

    membaca koordinat. Mengukur arah dan jarak. Membaca tinggi dan

    membuat profil dari garis kontur.

    Mengukur dan menghitung luas.

    MCI Prakti-kum

    MSK Sample peta RBI Plani-meter

    2

  • 47

    Membaca warna pada peta hipsometri dan peta rupabumi.

    Membaca, mengidentifikasikan dan menarik kesimpulan dari peta tematik

    Simbol, garis, warna dan teks pada peta tematik

    Pemahaman umum tentang membaca simbol peta tematik.

    Membaca diagram pada peta tematis titik.

    Menghitung kenampakan kontinyu di suatu tempat dari peta isoline.

    Mengidentifikasi jenis tema pada peta tematis area.

    MCI praktikum

    MSK Sample atlas / peta tematik

    2

    MCI : Metode Ceramah Interaktif MSK : Media Standard Klasikal: Whiteboard + spidol whiteboard + penghapus

    + Komputer + LCD-Projector

  • 48

    Lampiran-2.4:

    Dasar-dasar Gambar Teknik Berkomputer

    Waktu : 6 JPL Deskripsi singkat : Mata diklat ini membahas ukuran-ukuran kertas dan

    satuan dalam gambar, alat-alat gambar manual dan digital, dasar-dasar pengoperasian AutoCad serta perangkat lunak dalam survei dan pemetaan.

    Kompetensi Dasar : Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu mendemonstrasikan dasar-dasar gambar teknik manual dan berkomputer serta trampil menggambar dengan komputer.

    Deskripsi Detil :

    Indikator Keberhasilan

    Pokok bahasan Sub pokok bahasan Metode Media JPL

    Mendemon-strasikan berbagai ukuran kertas dan penggu-naannya

    Jenis dan ukuran kertas

    Jenis, berat dan ukuran kertas serta kegunaannya.

    Satuan meter dan inchi.

    Bahasan tentang warna dan tinta.

    MCI MSK 1

    Mendemon-strasikan berbagai peralatan gambar manual dan digital

    Peralatan gambar manual dan digital

    Peralatan gambar manual (rapido, meja gambar, sablon, jangka, mistar, dll).

    Peralatan gambar digital (komputer, digitizer, scanner, plotter, printer).

    Pengenalan software grafik (AutoCAD, Freehand, CorelDraw, Mapinfo, Arcview, Photoshop, Paintbrush).

    Komparasi software

    MCI MSK 1

  • 49

    Mengerjakan suatu gambar teknik sederhana dengan perangkat lunak AutoCAD

    Gambar teknik dengan AutoCAD

    Menjalankan AutoCAD:

    Menggambar (point, line, pline, 3dpoly, dll).

    Mengedit (erase, move, copy, pedit, dll).

    Formating (layer, color, linetype, dll).

    Menyimpan (save, export, import, dll).

    Menampilkan (3dview, zoom).

    Tools (map, image). Mendigitasi on-

    screen.

    Praktikum

    MSK 4

    MCI : Metode Ceramah Interaktif MSK : Media Standard Klasikal: Whiteboard + spidol whiteboard + penghapus

    + Komputer + LCD-Projector

  • 50

    Lampiran-2.5:

    Pengantar Sistem Informasi Geografi

    Waktu : 6 JPL Diskripsi Singkat : Memberikan penjelasan kepada peserta tentang

    definisi, perjalanan sejarah, sistem yang digunakan pada awal perkembangan, konsep dasar dan komponen Sistem Informasi Geografis, serta struktur dan hubungan data spasial

    Kompetensi Dasar

    : Setelah mengikuti pembelajaran ini para peserta diharapkan mengetahui konsep-konsep dasar Sistem Informasi Geografis

    Deskripsi Detail :

    Indikator Keberhasilan

    Pokok Bahasan

    Sub Pokok Bahasan Metode Media JPL

    Mengiden-tifikasi komponen dasar sistem informasi geografis

    Konsep Dasar dan Komponen Sistem

    Data spasial/geografis.

    Sistem Informasi. Pengolahan data. Penyajian informasi. Macam-macam

    software dan hardware.

    Pengelola sistem informasi.

    MCI MSK

    2

    Memerikan (dapat menguraikan secara baik) komponen data spasial

    Data Spasial (elemen, sistem dan pola)

    Titik - garis area. Kontinua dan

    diskreta. Geometri dan

    topologi. Pola spasial. Filebase dan

    database. Raster, Vektor dan

    teks.

    MCI MSK

    2

    Memerikan (dapat mengurai-kan secara baik)

    Teknik pengumpulan dan analisis data dalam

    Teknik pengumpulan data (surveying, remote sensing, digitasi, scanning).

    Konversi data.

    MCI

    demo

    MSK

    Sample data SIG vektor

    2

  • 51

    teknologi pemasukan data SIG dan analisis SIG

    SIG Entry data atribut. Validitas dan akurasi

    data. Operasi vektor

    (Overlay, Clip, Buffer).

    Operasi raster (local, fokal, zonal).

    Query.

    dan raster

    MCI : Metode Ceramah Interaktif MSK : Media Standard Klasikal: Whiteboard + spidol whiteboard + penghapus

    + Komputer + LCD-Projector

  • 52

    Lampiran-2.6:

    Pengantar Penginderaan Jauh

    Waktu : 6 JPL

    Deskripsi singkat : Mata diklat ini menjelaskan dan menambah wawasan tentang penginderaan jauh (Inderaja), yang meliputi sistem, data, serta interpretasinya.

    Kompetensi Dasar

    : Setelah mengikuti pembelajaran ini para peserta diharapkan mengetahui konsep dasar Inderaja

    Deskripsi Detail:

    Indikator Keberhasilan

    Pokok bahasan Sub pokok bahasan Metode Media JPL

    Mengiden-tifikasi prinsip dasar dan produk Inderaja

    Prinsip Dasar Sensor dan produk data Inderaja

    Definisi Inderaja. Gelombang

    Elektromagnetik. Sistem Perekaman

    pasif/aktif. Wahana (platform). Raster, Pixel, dan

    Resolusi (spektral, spasial, temporal).

    Format citra (BIP, BIL, BSQ, LAN, TIFF, Geotiff, JPG).

    Media Penyimpanan (tape, CD).

    MCI

    MSK Peraga: citra

    2

    Mengiden-tifikasi prinsip dasar proses pengolahan citra

    Proses pengolahan dan penajaman citra

    Sumber dan karakteristik distorsi radiometrik dan geometrik citra.

    Koreksi (radiometrik, geometrik).

    Mosaik citra. Penajaman (spektral,

    spasial). Perentangan. Filtering.

    MCI

    demo

    MSK

    Citra

    PC + soft-ware Inderaja

    2

  • 53

    Mengiden-tifikasi prinsip dasar ekstrasi informasi dari citra

    Interpretasi visual dan digital

    Prinsip dasar interpretasi citra.

    Kunci interpretasi. Pengenalan objek utama

    permukaan bumi. Klasifikasi terselia. Klasifikasi tak terselia.

    MCI demo

    MSK citra

    2

    MCI : Metode Ceramah Interaktif MSK : Media Standard Klasikal: Whiteboard + spidol whiteboard + penghapus

    + Komputer + LCD-Projector

  • 54

    Lampiran-2.7:

    Pengetahuan Teknologi Informasi

    Waktu : 6 JPL

    Deskripsi singkat : Mata diklat ini membahas tentang peran teknologi informasi (TI) untuk mengoptimasi pekerjaan survei pemetaan.

    Kompetensi Dasar

    : Setelah menyelesaikan program pembelajaran ini, seluruh peserta memahami seluk beluk teknologi informasi secara umum, mengenali jenis data, software dan hardware yang terkait survei dan pemetaan, mengetahui otomatisasi dengan programming, dan mampu memperkirakan kebutuhan teknologi informasi secara sederhana.

    Deskripsi Detail:

    Indikator Keberhasilan

    Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Metode Media JPL

    Menjelaskan manfaat TI secara umum

    Manfaat TI

    Manfaat TI: akurasi, kecepatan, fleksibilitas, jangkauan.

    Mengenali tahapan pekerjaan yang bisa dimasuki TI.

    Aspek-aspek pembangunan TI.

    MCI MSK 2

    Mengiden-tifikasi data dan software

    Data dan software

    Format: ASCII dan binary. Model raster dan vektor;

    Format dwg, dxf, shp, fh, bil, tif.

    Konverter: ENVI, Global-Mapper.

    Perintah dasar OS (copy, mkdir, del, rename, Software installation.

    Software utama: AutoCAD, Arc/Info Arc/View, FreeHand, Surfer, Erdas/Envi/Ermapper.

    MCI MSK 2

  • 55

    Software penunjang: MS-Office (Word, Excel), Winzip, PDF-writer, Antivirus, Visual-Basic.

    Programming: ExcelBasic, WordBasic, VisualBasic, Lisp, SML, Freeware dan opensource.

    Mengidentifikasi hardware dan jaringan

    Hardware dan jaringan

    Hardware utama: PC-Processor, RAM, Harddisk, Monitor, USB.

    Hardware penunjang: Mouse, Printer, Scanner, Cardreader.

    Hardware jaringan Modem, Ethernet-Card, Hub dan kabel, Server.

    Menggunakan internet: Browser (web), E-mail.

    MCI MSK 2

    MCI : Metode Ceramah Interaktif MSK : Media Standard Klasikal: Whiteboard + spidol whiteboard + penghapus

    + Komputer + LCD-Projector

  • 56

    Lampiran-2.8a:

    Peta Tematik (Peta Tanah)

    Waktu : 4 JPL

    Deskripsi singkat : Pengetahuan umum peta tematik, sebagai contoh: peta tanah - membahas pengertian, tujuan dan cara pembuatan, jenis dan skala, cara membaca peta dan kegunaan peta tanah.

    Kompetensi Dasar

    : Setelah menyelesaikan program pembelajaran ini, peserta pelatihan dapat mengetahui dan memahami, bagaimana cara membaca dan menggunakan, mengenal jenis dan skala, kebutuhan data dan cara membuat, instansi pembuat dan prosedur memperoleh peta tanah.

    Deskripsi Detail :

    Indikator Keberhasilan

    Pokok bahasan Sub pokok bahasan

    Metode Media JPL

    Menjelas-kan pengertian, tujuan dan cara membuat, mengenal jenis-jenis dan skala, memahami cara membaca dan mengguna-kan peta tanah.

    Pengertian dan ruang lingkup peta tanah

    Pengertian peta, tanah dan peta tanah.

    Konsep dasar, tujuan dan penting- nya pembuatan peta tanah.

    Prosedur dan kebutuhan data pembuatan peta tanah.

    Jenis, skala dan legenda peta tanah.

    Informasi yang tersedia, cara membaca dan menggunakan/ interpretasi peta tanah.

    Instansi pembuat peta tanah dan cara memperoleh peta.

    MCI demo

    MSK

    4

    MCI : Metode Ceramah Interaktif MSK : Media Standard Klasikal: Whiteboard + spidol whiteboard + penghapus

    + Komputer + LCD-Projector

  • 57

    Lampiran-2.8b:

    Peta Tematik (Peta Kadaster)

    Waktu : 4 JPL

    Deskripsi singkat : Pengetahuan umum peta tematik - sebagai contoh: peta kadaster - membahas pengertian, tujuan dan cara pembuatan, jenis dan skala, cara membaca peta dan kegunaan peta kadaster.

    Kompetensi Dasar

    : Setelah menyelesaikan program pembelajaran ini, peserta pelatihan dapat mengetahui dan memahami, cara membaca dan menggunakan, mengenal jenis dan skala, kebutuhan data dan cara membuat, instansi pembuat peta kadaster dan prosedur memperoleh peta kadaster.

    Deskripsi Detail :

    Indikator Keberhasilan

    Pokok bahasan Sub Pokok Bahasan

    Metode Media JPL

    Menjelaskan pengertian, tujuan dan cara membuat, mengenal jenis-jenis dan skala, memahami cara membaca dan mengguna-kan peta kadaster.

    Pengertian dan ruang lingkup peta kadaster

    Pengertian peta, kadaster dan peta kadaster

    Konsep dasar, tujuan dan penting- nya pembuatan peta kadaster.

    Prosedur dan kebutuhan data pembuatan peta kadaster.

    Jenis dan skala peta kadaster, legenda peta kadaster

    Informasi yang tersedia dalam peta kadaster, cara baca, menggunakan/ interpretasi peta kadaster.

    MCI demo

    MSK

    4

  • 58

    Instansi pembuat peta kadaster dan cara memperoleh peta.

    MCI : Metode Ceramah Interaktif MSK : Media Standard Klasikal: Whiteboard + spidol whiteboard + penghapus

    + Komputer + LCD-Projector

  • 59

    Lampiran-3

    GBPP TINGKAT AHLI

  • 60

    Lampiran-3.1:

    Pemetaan Dasar

    Waktu : 6 JPL

    Deskripsi singkat : Mata diklat ini memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang peta.

    Kompetensi Dasar : Peserta diklat setelah mengikuti pelatihan ini dapat memecahkan beberapa persoalan dengan menggunakan peta secara baik dan benar serta mampu mengevaluasi hubungan antara informasi pada peta dan data dari Inderaja.

    Deskripsi Detail :

    Indikator Keberhasilan

    Pokok bahasan Sub pokok bahasan Metode Media JPL

    Mengungkap-kan kembali komponen-komponen peta

    Pengertian dan ruang lingkup peta

    Definisi data spasial, peta dasar dan peta tematik, fungsi peta.

    Datum, sistem koordinat, proyeksi peta dan skala peta.

    Simbol, desain peta, kaidah interpolasi dan generalisasi.

    Sistem penomoran peta.

    Riwayat peta dan informasi tepi.

    Sejarah pemetaan di Indonesia.

    MCI MSK 2

    Menggam-barkan kesimpulan dari peta dasar

    Simbol, garis, warna dan teks pada peta dasar

    Simbol titik, garis dan area.

    Mencari lokasi dan membaca koordinat.

    Mengukur arah dan jarak.

    Membaca tinggi dan membuat profil dari

    MCI Prakti-kum

    MSK Sam-ple peta rupabumi Plani-meter

    2

  • 61

    garis kontur. Mengukur dan

    menghitung luas. Membaca warna pada

    peta hipsometri dan peta rupabumi.

    Menggambarkan kesimpulan dari peta tematik

    Simbol, garis, warna dan teks pada peta tematik

    Pemahaman umum tentang membaca simbol peta tematik.

    Membaca diagram pada peta tematis titik.

    Menghitung kenampakan kontinua di suatu tempat dari peta isoline.

    Mengidentifikasi jenis tema pada peta tematis area.

    MCI praktikum

    MSK Sam-ple atlas/ peta tema-tik

    2

    MCI : Metode Ceramah Interaktif MSK : Media Standard Klasikal: Whiteboard + spidol whiteboard + penghapus

    + Komputer + LCD-Projector

  • 62

    Lampiran-3.2:

    Penentuan Posisi

    Waktu : 4 JPL

    Deskripsi singkat : Mata diklat ini membahas tentang pengertian posisi, fungsi posisi dalam kaitan survei dan pemetaan, metode-metode penentuan posisi, peralatan yang dipakai untuk penentuan posisi.

    Kompetensi Dasar

    : Setelah menyelesaikan program pembelajaran ini, seluruh peserta dapat memahami peranan posisi dalam konteks survei dan pemetaan, mengetahui proses penentuan posisi, mengenal peralatan yang digunakan dalam penentuan posisi, dapat menentukan peralatan yang sesuai dengan tingkat ketelitian posisi yang akan diperoleh.

    Deskripsi Detail:

    Indikator Keberhasilan

    Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Metode Media JPL

    Menjelaskan tentang pengertian posisi

    Pendahuluan penentuan posisi

    Sistem-sistem koordinat (kartesian, polar, geografi, geodetik, geosentrik, toposentrik) dan arti posisi dalam kaitan survei dan pemetaan

    MCI simulasi

    MSK

    1

    Menjelaskan sejarah penentuan posisi di Indonesia

    Datum horisontal (lokal dan global)

    Kerangka kontrol horisontal dan vertikal sebagai realisasi penerapan datum di lapangan, perubahan datum horisontal

    MCI simulasi

    MSK

    1

    Menjelaskan metode penentuan posisi

    Penentuan posisi secara terestris/ konven-sional

    Penentuan posisi terestris (poligon, mengikat ke muka, mengikat ke belakang, triangulasi, pengukuran jarak)

    MCI simulasi

    MSK

    1

  • 63

    Penentuan Posisi secara ekstra terestrial

    Penentuan posisi dengan teknik Global Positioning System (GPS)

    MCI

    MSK

    1

    MCI : Metode Ceramah Interaktif MSK : Media Standard Klasikal: Whiteboard + spidol whiteboard + penghapus

    + Komputer + LCD-Projector

  • 64

    Lampiran-3.3:

    Aplikasi Sistem Informasi Geografi

    Waktu : 6 JPL Diskripsi Singkat : Memberikan penjelasan kepada peserta tentang definisi

    SIG perjalanan sejarah, sistem yang digunakan pada awal perkembangan, konsep dasar, komponen sistem, struktur data spasial serta hubungan data spasial

    Kompetensi Dasar : Setelah mengikuti pembelajaran ini para peserta diharapkan memahami konsep-konsep dasar SIG serta mampu mengaplikasikan teori pada situasi praktis sederhana.

    Deskripsi Detail :

    Indikator Keberhasilan

    Pokok Bahasan

    Sub Pokok Bahasan Metode Media JPL

    Menjelaskan komponen dasar sistem informasi geografis

    Konsep Dasar dan Komponen Sistem

    Data spasial/geografis.

    Sistem Informasi. Pengolahan data. Penyajian informasi. Macam-macam

    software dan hardware.

    Pengelola sistem informasi.

    MCI MSK

    2

    Menjelaskan komponen data spasial

    Data Spasial (elemen, sistem dan pola)

    Titik - garis area. Kontinua dan

    diskreta. Geometri dan

    topologi. pola spasial. Filebase dan

    database. Raster, Vektor dan

    teks.

    MCI MSK

    2

    Mendemon-strasikan teknologi pemasukan data SIG

    Teknik pengumpulan dan analisis data dalam

    Teknik pengumpulan data (surveying, remote sensing, digitasi, scanning).

    Konversi data.

    MCI

    demo

    MSK

    Sample data SIG

    2

  • 65

    dan analisis SIG

    SIG Entry data atribut. Validitas dan akurasi

    data. Operasi vektor

    (Overlay, Clip, Buffer).

    Operasi raster (local, fokal, zonal).

    Query.

    vektor dan raster

    MCI : Metode Ceramah Interaktif MSK : Media Standard klasikal: Whiteboard + spidol whiteboard + penghapus

    + Komputer + LCD-Projector

  • 66

    Lampiran-3.4:

    Aplikasi Penginderaan Jauh

    Waktu : 6 JPL

    Deskripsi singkat : Mata diklat ini menekankan pada penambahan ketrampilan tentang penginderaan jauh, yang meliputi sistem, data, serta interpretasinya.

    Kompetensi Dasar

    : Setelah mengikuti pembelajaran ini para peserta diharapkan mampu memecahkan persoalan survei dan pemetaan yang berkaitan dengan teknologi Inderaja, mengenali data produk Inderaja yang tepat serta mendemonstrasikan keahlian menggunakan citra.

    Deskripsi Detil :

    Indikator Keberhasilan

    Pokok bahasan Sub pokok bahasan Metode Media JPL

    Mendemon-strasikan prinsip dasar Inderaja

    Prinsip Dasar Sensor dan produk data Inderaja

    Definisi Inderaja. Gelombang

    Elektromagnetik. Sistem Perekaman

    pasif/aktif. Wahana (platform). Raster, Pixel, dan

    Resolusi (spektral, spasial, temporal).

    Format citra (BIP, BIL, BSQ, LAN, TIFF, Geotiff, JPG).

    Media Penyimpanan (tape, CD).

    MCI

    MSK Pera-ga: citra

    2

    Melakukan pengolahan citra

    Proses pengolahan dan penajaman citra

    Sumber dan karakteristik distorsi radiometrik dan geometrik citra.

    Koreksi (radiometrik, geometrik).

    Mosaik citra. Penajaman (spektral,

    spasial). Perentangan. Filtering.

    MCI demo

    MSK Citra PC + soft-ware Inde-raja

    2

  • 67

    Mampu melakukan ekstrasi informasi dari citra

    Interpretasi visual dan digital

    Prinsip dasar interpretasi citra.

    Kunci interpretasi. Pengenalan objek

    utama permukaan bumi.

    Klasifikasi terselia. Klasifikasi tak

    terselia.

    MCI demo

    MSK citra

    2

    MCI : Metode Ceramah Interaktif MSK : Media Standard klasikal: Whiteboard + spidol whiteboard + penghapus

    + Komputer + LCD-Projector

  • 68

    Lampiran-3.5:

    Manajemen Kualitas Data Survei dan Pemetaan Terpadu

    Waktu : 8 JPL

    Deskripsi singkat : Mata diklat ini membahas tentang kualitas data spasial dan bagaimana mengelola data spasial agar mendapatkan kualitas terbaik.

    Kompetensi Dasar

    : Setelah menyelesaikan program pembelajaran ini, seluruh peserta dapat memahami seluk beluk kualitas data, menilai akurasi data, mampu melakukan kalibrasi alat sederhana, serta mampu memeriksa peta/data spasial.

    Deskripsi Detil :

    Indikator Keberhasilan

    Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Metode Media JPL

    Mengenal Manajemen Terpadu

    TQM/ISO 9000

    Sisi-sisi TQM sesuai ISO 9000.

    MCI, simulasi dan demo

    MSK

    2

    Mengenal Konsep 10-C dalam kualitas data spasial

    10 Karakteristik kualitas data

    Coverage (Cakupan). Content (Isi). Currentness (Tingkat

    kemutakhiran). Correctness

    (Ketelitian). Communicative

    (Kemudahan Dibaca).

    Creativity Level (tingkat pengolahan data).

    Consistence (Keseragaman).

    Confirm to Law (Sesuai hukum yang berlaku).

    Cost Effective (Ekonomis).

    MCI, simulasi dan demo

    MSK

    2

  • 69

    Contextual (Sesuai kondisi ekternal).

    Menghitung Akurasi data spasial

    Kalibrasi alat Akurasi

    Studi kasus mengkalibrasi GPS handheld.

    5 jenis akurasi. Membaca spesifikasi

    alat atau sensor. Hubungan skala

    peta, akurasi & resolusi citra.

    Propagasi kesalahan.

    Praktikum Try-out

    Kom-puter + LCD-Pro-jectorGPS handheld Print out peta & citra.

    2

    Memeriksa Peta dan Data Spasial

    Memeriksa peta kertas

    Memeriksa konsistensi & kartiografis (in-house).

    Memeriksa correctness di lapangan.

    Praktikum Try-out

    GPS handheld. Peta cetak. Komputer tiap peser-ta + sam-ple data.

    2

    Memeriksa peta digital

    Memeriksa data dari sisi basis data digital.

    MCI : Metode Ceramah Interaktif MSK : Media Standard klasikal: Whiteboard + spidol whiteboard + penghapus

    + Komputer + LCD-Projector

  • 70

    Lampiran-3.6:

    Aplikasi Pemetaan Tematik

    Waktu : 8 JPL, disesuaikan dengan kebutuhan instansi peserta diklat secara proporsional

    Deskripsi singkat : Pengetahuan umum peta tematik - membahas pengertian, tujuan dan cara pembuatan, jenis dan skala, cara membaca dan kegunaan peta tematik.

    Kompetensi Dasar

    : Setelah menyelesaikan program pembelajaran ini, peserta pelatihan dapat mengetahui dan memahami, bagaimana cara membaca dan menggunakannya, mengenal jenis dan skala, kebutuhan data dan cara membuat, instansi pembuat dan prosedur memperoleh peta tematik.

    Deskripsi Detil : Sebagai contoh peta tematik dalam hal ini peta tanah dan peta kehutanan

    Indikator Keberhasilan

    Pokok bahasan Sub pokok bahasan Metode Media JPL

    Menjelaskan pengertian, cara membuat, membaca dan menggunakan peta tematik.

    Pengertian dan ruang lingkup peta tanah

    Pengertian peta, tanah dan peta tanah.

    Konsep dasar, tujuan dan pentingnya pembuatan peta tanah.

    Prosedur dan kebutuhan data pembuatan peta tanah.

    Jenis, skala, dan legenda peta tanah.

    Informasi yang tersedia dalam peta tanah, cara membaca, menggunakan/ interpretasi peta tanah.

    Instansi pembuat

    MCI demo

    MS