22
BUKU PANDUAN PESERTA SKILLS LAB. SISTEM KARDIOVASKULER Skills Lab. Sistem Kardiovaskuler Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar, 2004

Buku Panaaaduan Skills Lab St Kv

Embed Size (px)

DESCRIPTION

aaaaa

Citation preview

Page 1: Buku Panaaaduan Skills Lab St Kv

BUKU PANDUAN PESERTASKILLS LAB. SISTEM KARDIOVASKULER

Skills Lab. Sistem KardiovaskulerFakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

Makassar, 2004

Page 2: Buku Panaaaduan Skills Lab St Kv

PENGANTAR

Buku Panduan Skills Lab. Sistem Kardiovaskuler ini berisi 2 (dua) ketrampilan utama yaitu Anamnesis keluhan utama yang berhubungan dengan keluhan sistem kardiovaskuler, dimana penggalian riwayat penyakit sudah lebih spesifik mengarah ke sistem kardiovaskuler. kemudian ketrampiulan pemeriksaan fisik meliputi : pemeriksaan tekanan darah , nadi dan tekanan vena jugularis serta pemeriksaan fisik jantung itu sendiri. Diharapkan setelah selesai mengikuti kegiatan ketrampilan klinik ini, mahasiswa mampu melakukan anamnesis lengkap dan pemeriksaan fisik kardiovaskuler normal maupun tidak normal secara berurutan.

Buku panduan skills lab. Ini selalin memuat panduan belajar masing-masing ketrampilan yang dilatihkan, juga memuat daftar tilik sebagai lembaran penilaian dari koordinator/instruktur terhadap mahasiswa baik sebagai penilaian akhir maupun diapakai membantu dalam menilai kemajuan tingkat ketrampilan yang dilatihkan. Untuk mahasiswa, penilaian pada waktu latihan dapat dilakukan oleh temannya sendiri melalui petunjuk buku panduan belajar dan juga dapat menggunakan daftar tilik yang ada.

Meskipun buku panduan ini belum di lengkapi ketrampilan medik pemeriksaan fisik setiap keluhan/penyakit yang berhubungan dengan sistem kardiovaskuler, tetapi didalam operasionalnya pemeriksaan fisik normal akan disertai dengan pengenalan dan penentuan variasi abnormal bunyi jantung dan bunyi tambahan (bising).

Kedepan Buku Panduan Skills lab. Sistem Kardiovaskuler akan dilengkapi dengan ketrampilan medik pemeriksaan fisik masing-masing kelainan/penyakit (minimal 4 ketrampilan medik).

Mengingat Buku Panduan Skills Lab. Sistem Kardiovaskuler belum sempurna, maka demi kemajuan dan kesempurnaan pendidikan ketrampilan klinik ini, maka kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk penyempurnaan buku ini, dan untuk itu kami ucapkan terima kasih.

Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam pembuatan dan penyusunan buku panduan ini.

Makassar, November 2004

Koordinator Skills Lab. Sistem Kardiovaskuler

1

Page 3: Buku Panaaaduan Skills Lab St Kv

PEMERIKSAAN FISIK KARDIOVASKULER

PengertianPemeriksaan fisik adalah pemeriksaan tubuh untuk menentukan

adanya kelainan-kelainan dari suatu sistem atau suatu organ bagian tubuh dengan cara melihat (inspeksi), meraba (palpasi), mengetuk (perkusi) dan mendengarkan (auskultasi)

Umumnya pemeriksaan ini dilakukan secara berurutan (inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi). Khusus untuk pemeriksaan abdomen, sebaiknya auskultasi dilakukan sebelum palpasi.

Sebelum kita melakukan pemeriksaan fisik, maka terlebih dahulu kita harus melakukan komunikasi dokter(pemeriksa) dengan pasien (anamnesis). Kegiatan ini penting sebagai awal dari pemeriksaan fisik dan dapat membantu pemeriksa dalam mengarahkan diagnosis penyakit pada pasien. Begitu pentingnya anamnesis ini, maka kadang-kadang belum kita lakukan pemeriksaan fisik maka diagnosis sudah dapat diperkirakan.

Secara khusus pemeriksaan fisik kardiovaskuler dalam pelaksanaannya tidak beda jauh dengan sistim lain yaitu secara berurutan dilakukan pemeriksaan melihat (inspeksi), meraba (palpasi), mengetuk (perkusi) dan mendengarkan (auskultasi).

Pemeriksaan fisik kardiovaskuler biasanya dimulai dengan pemeriksaan tekanan darah dan denyut nadi . Kemudian diperiksa tekanan vena jugularis, dan akhirnya baru pemeriksaan jantung.

Dalam pemeriksaan selanjutnya pada jantung disamping ditemukan adanya hasil pemeriksaan normal, juga bisa kita dapati kelainan-kelainan hasil pemeriksaan fisik yang meliputi antara lain : batas jantung yang melebar, adanya berbagai variasi abnormal bunyi jantung dan bunyi tambahan berupa bising (murmur).

Disamping anamnesis dan pemeriksaan fisik, maka pemeriksaan penunjang cukup membantu pemeriksa dalam menegakkan diagnosis.

Indikasi :Pemeriksaan fisik kardiovaskuler dilakukan untuk :

1. Kelengkapan dari rangkaian anamnesis yang dilakukan pada pasien

2. Mengetahui diagnosis penyakit dari seorang pasien3. Membantu dokter dalam melakukan tindakan selanjutnya pada

pasien4. Mengetahui perkembangan serta kemajuan terapi pada pasien5. Dipakai sebagai standar pelayanan dalam memberikan pelayanan

paripurna terhadap pasien.

2

Page 4: Buku Panaaaduan Skills Lab St Kv

Pemeriksaan fisik kardiovaskuler :

Tujuan pembelajaran :

Tujuan Umum : Setelah kegiatan ini mahasiswa mampu melakukan anamnesis lengkap dan pemeriksaan fisik kardiovaskuler normal maupun tidak normal secara berurutan.

Tujuan Khusus :Setelah kegiatan ini mahasiswa mampu:

1. Mempersiapkan pasien dalam rangka pemeriksaan fisik2. Melakukan komunisasi / anamnesis dengan pasien secara lengkap3. Melakukan pemeriksaan Inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi

secara terperinci4. Melakukan pemeriksaan sesuai prosedur yang ada5. Mengenal dan menentukan variasi abnormal bunyi jantung dan

bunyi tambahan (bising)

Media dan alat bantu pembelajaran :a. Daftar panduan belajar untuk anamnesis b. Daftar panduan belajar untuk pemeriksaan fisik kardiovaskulerc. Stetoskop, lap, wastafel (air mengalir), probandus / manekin /

Auscultation trainer dan Smartscope / Amplifier speaker system / Dual head training stetoscope

d. Status penderita pulpen, pensil.

Metode Pembelajaran1. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar2. Ceramah3. Diskusi4. Parsipasi aktif dalam skills lab. (simulasi)5. Evaluasi melalui check list/daftar tilik dengan sistim skor

3

Page 5: Buku Panaaaduan Skills Lab St Kv

DESKRIPSI KEGIATAN

KEGIATAN WAKTU DESKRIPSI1. Pengantar 5 menit Pengantar2. Bermain peran tanya &

jawab30 menit 1. Mengatur posisi duduk mahasiswa

2. Dua orang dosen (instruktor/co-instruktur) memberikan contoh bagaimana cara melakukan anamnesis secara umum. Satu orang dosen iInstruktur) sebagai dokter dan satu sebagai pasien. Mahasiswa menyimak dan mengamati

3. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya dan dosen (instruktur) memberikan penjelasan tentang aspek-aspek yang penting

4. Selanjuntya kegiatan dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik pada manikin atau probandus

5. Mahasiswa dapat memperhatikan dan menanyakan hal-hal yang belum dimengerti dan dosen (instruktur) menanggapinya.

3. Praktek bermain peran dengan umpan balik

100 menit 1. Mahasiswa dibagi menjadi pasangan-pasangan. Seorang mentor diperlukan untuk mengamati 2 pasangan

2. Setiap pasangan berpraktek, satu orang sebagai dokter (pemeriksa) dan satu orang sebagai pasien secara serentak

3. Mentor memberikan tema khusus atau keluhan utama kepada pasien dan selanjutnya akan ditanyakan oleh si pemeriksa (dokter)

4. Mentor berkeliling diantara mahasiwa dan melakukan supervisi menggunakan ceklis

5. Setiap mahasiswa paling sedikit berlatih satu kali

4.Curah pendapat/ diskusi 15 menit 1. Curah pendapat/diskusi : Apa yang dirasakan mudah ? Apa yang sulit ? Menanyakan bagaimana perasaan mahasiswwa yang berperan sebagai pasien. Apa yang dapat dilakukan oleh dokter agar pasien merasa lebih nyaman ?

4

Page 6: Buku Panaaaduan Skills Lab St Kv

2. Dosen (instruktur) menyimpulkan dengan menjawab pertanyaan terakhir dan memperjelas hal-hal yang masih belum dimengerti

Total waktu 150 menit

PENUNTUN BELAJARPEMERIKSAAN FISIK KARDIOVAKULER

A. ANAMNESIS KELUHAN UTAMA NYERI DADANO

LANGKAH KLINIK KASUS

1 Mengucapkan salam, lalu pemeriksa berdiri dan melakukan jabat tangan

2. Mempersilahkan duduk berseberangan/berhadapan

3. Berikan respon yang baik dalam rangka membina sambung rasa

4. Menjaga suasana santai dan rileks. Berbicara dengan lafal yang jelas dengan menggunakan bahasa yang dipahami, dan menyebutkan nama pasien.

5. Menanyakan indentitas:nama, umur, alamat, pekerjaan

6. Menanyakan keluhan utama (nyeri dada) dan menggali riwayat penyakit sekarang. Tanyakan : Onset dan durasi nyeri

dada : timbul mendadak, kapan dan sudah berapa lama

Sifat nyeri dada : terus menerus atau intermitten

Penjalaran nyeri dada : lengan/tangan, dagu, punggung, atau menetap didada

Tanyakan gejala lain yang berhubungan :- Jantung berdebar-debar, sesak

napas, batuk, berkeringat, rasa tentindih beban berat, rasa tercekik, masuk angin

- Mual, muntah, nyeri perut/ulu hati

5

Page 7: Buku Panaaaduan Skills Lab St Kv

- Kejang, pusing, otot lemah /lumpuh, nyeri pada ekstremitas, edema (bengkak)

- Pingsang, badan lemah/lelah

10 Menggali penyakit dahulu serupa dan yang berkaitan, untuk menilai apakah penyakit sekarang ada hubungannya yang lalu

11 Menggali penyakit keluarga dan lingkungan dengan : Tanyakan apakah ada anggota keluarga

yang menderita/pernah menderita penyakit /ganguan yang sama

Mengenai penyakit menular, tanyakan seberapa dekat/sering bertemu dengan anggota keluarga yang sakit

12 Melakukan cek silangB. PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH, NADI DAN TEKANAN VENA

JUGULARIS

Sebelum dilakukan pemeriksaan fisik jantung, maka pemeriksaan kardiovaskuler biasanya dimulai dengan pemeriksaan tekanan darah , nadi/denyut jantung dan pulsasi arteri , tekanan vena jugularis

NO.

LANGKAH KLINIK Kasus

A. PENGUKURAN TEKANAN DARAH1. Siapkan alat tensimeter /pengukur tekanan darah

yang akan digunakan2. Pemeriksa meminta izin kepada pasien /keluarga

untuk diperiksa3. Pemeriksa menempatkan diri di sebelah kanan

pasien4. Memberikan penjelasan pemeriksaan

sehubungan dengan tindakan yang akan dilaksanakan

5. Menempatkan penderita dalam keadaan duduk / berbaring dengan lengan rileks, sedikit menekuk pada siku dan bebas dari tekanan oleh pakaian

6. Pasien disuruh rileks dan tenang7. Menempatkan tensimeter dengan membuka

aliran air raksa, mengecek saluran pipa dan meletakkan manumeter vertikal

8. Menggunakan stetoskop dengan corong bel yang

6

Page 8: Buku Panaaaduan Skills Lab St Kv

terbuka9. Memasang manset sedemikian rupa sehingga

melingkari lengan atas secara rapi dan tidak terlalu ketat (2 cm di atas siku) dan sejajar jantung

10. Dapat meraba pulsasi arteri brachialis di fossa cubiti sebelah medial

11. Dengan satu jari meraba pulsasi a. Brachialis dengan cepat sampai 30 mmHg di atas hilangnya pulsasi / melaporkan hasilnya

12. Menurunkan tekanan manset perlahan-lahan sampai pulsasi arteri teraba kembali/melaporkan hasil sebagai tekanan sistolik palpatoir

13. Mengambil stetoskop dan memasang corong bel pada tempat perabaan pulsasi

14. Memompa kembali manset sampai 30 mmHg di atas tekanan sistolik palpatoir

15. Mendengarkan melalui stetoskop, sambil menurunkan perlahan-lahan / 3 mmHg per detik dan melaporkan saat mana mendengar bising pertama / sebagai tekanan sistolik

16. Melanjutkan penurunan tekanan manset sampai suara bising yang terakhir sehingga setelah itu tidak terdengar bising lagi / sebagai tekanan diastolik

17. Dapat melaporkan hasil tekanan sistolik dan diastolik

18. Melepas manset dan mengembalikannya19. Alat tensimeter/pengukur tekanan darah

disimpan selalu dalam keadaan air raksa tertutup

B. PEMERIKSAAN NADI1. Pemeriksaan disuruh tenang2. Meletakkan lengan yang akan diperiksa dalam

keadaan rileks3. Menggunakan jari telunjuk dan jari tengah untuk

meraba a. radialis3. Menghitung frekuensi denyut nadi minimal 15

detik (bila denyutan nadi teratur, tetapi bila tidak teratur maka dihitung dalam 1 menit dan dicocokkan dengan denyut jantung)

4. Melaporkan hasil frekuensi nadi dalam satu menit

C. PEMERIKSAAN TEKANAN VENA JUGULARIS1 Penderita mula-mula disuruh berbaring tanpa

7

Page 9: Buku Panaaaduan Skills Lab St Kv

bantal, bila titik kolaps tidak nampak penderita disuruh pakai bantal

2. Membuat penderita berbaring dengan kepala membuat sudut 30 derajat,

3. Leher penderita harus diluruskan4. Lakukan penekanan pada vena jugularis di bawah

angulus mandibula dan kemudian cari dan tentukan titik kolaps

5. Tentukan jaraknya berapa cm dari bidang yang melalui angulus ludovici (patokan jarak dari vena cava superior + 5 cm /selanjutnya disebut R cm)

6. Bila permukaan titik kolaps vena jugularis berada 5cm dibawah bidang horizontal yang melalui angulus ludovici, maka tekanan vena jugularis (CVP) sama dengan R-5 cm H20, sedang bila titik kolapsnya berasa 2 cm diatas berarti CVP R + 2 cm H20

6. Bila hasil CVP kiri dan kanan berbeda, maka diambil CVP yang lebih rendah

C. PEMERIKSAAN FISIK JANTUNG 1. Inspeksi dan palpasi

NO

LANGKAH KLINIK KASUS

1 Melakukan inspeksi dari sisi kanan pasien dan dari arah kaki penderita untuk menentukan apakah simetris atau tidak simetris

2. Kemudian lakukan inspeksi dari sisi sebelah kanan tempat tidur pada dinding depan dada dengan cermat, perhatikan adanya pulsasi

3. Perhatikan daerah apex kordis, apakah iktus kordis nampak atau tidak nampak

4. Mempalpasi iktus kordis pada lokasi yang benar5. Meraba iktus kordis dengan ujung jari-jari,

kemudian ujung satu jari6. Meraba iktus kordis sambil mendengarkan suara

jantung untuk menentukan durasinya7 Mempalpasi impuls ventrikel kanan dengan

meletakkan ujung jari-jari pada sela iga 3,4 dan 5 batas sternum kiri

8 Meminta penderita untuk menahan napas pada waktu ekspirasi sambil mempalpasi daerah diatas

9 Mempalpasi daerah epigastrium dengan ujung jari yang diluruskan untuk merasakan

8

Page 10: Buku Panaaaduan Skills Lab St Kv

impuls/pulsasi ventrikel kanan10 Arah jari ke bahu kanan11 Mempalpasi daerah sela iga 2 kiri untuk

merasakan impuls jantung pada waktu ekspirasi12 Mempalpasi daerah sela iga 2 kanan untuk

meraskan impuls suara jantung dengan tekhnik yang sama

2. PerkusiNO

LANGKAH KLINIK KASUS

1. Melakukan perkusi untuk menentukan batas jantung yaitu dengan menentukan batas jantung relatif yang merupakan perpaduan bunyi pekak dan sonor

2. Menentukan batas jantung kanan relatif dengan perkusi dimulai dengan penentuan batas paru hati, kemudian 2 jari diatasnya melakukan perkusi dari lateral ke medial

3. Jari tengah yang dipakai sebagai plessimeter diletakkan sejajar dengan sternum sampai terdenganr perubahan bunyi ketok sonor menjadi pekak relatif (normal batas jantung kanan relatif terletak pada linea sternalis kanan)

4. Batas jantung kiri relatif sesuai dengan iktus kordis yang normal, terletak pada sela iga 5-6 linea medioclavicularis kiri

5. Bila iktus kordis tidak diketahui, maka batas kiri jantung ditentukan dengan perkusi pada linea axillaris media ke bawah. Perubahan bunyi dari sonor ke tympani merupakan batas paru-paru kiri. Dari Batas paru-paru kiri dapat ditentukan batas jantung kiri relatif

5. Dari atas (fossa supra clavicula) dapat dilakukan perkusi ke bawah

6. Mencatat hasil perkusi untuk mentukan batas jantung

3. Auskultasi

NO

LANGKAH KLINIK KASUS

1. Penderita diminta untuk rileks dan tenang2. Penderita dalam posisi berbaring dengan sudut

30o

9

Page 11: Buku Panaaaduan Skills Lab St Kv

3. Dalam keadan tertentu penderita dapat dirubah posisinya (tidur miring, duduk)

4. Penderita diminta bernapas biasa5. Pusatkan perhatian pertama pada suara dasar

jantung, baru perhatikan adanya suara tambahan6. Mulailah Melakukan auskultasi pada beberapa

tempat yang benar : Di daerah apeks / Iktus kordis untuk

mendengar bunyi jantung yang berasal dari katup mitral ( dengan corong stetoskop)

Di daerah sela iga II kiri untuk mendengar bunyi jantung yang berasal dari katup pulmonal (dengan membran)

Di daerah sela iga II kanan untuk mendengan bunyi jantung berasal dari aorta (dengan membran)

Di daerah sela iga 4 dan 5 di tepi kanan dan kiri sternum atau ujung sternum untuk mendengar bunyi jantung yang berasal dari katup trikuspidal (corong stetoscop)

2. Perhatikan irama dan frekuensi suara jantung3. Bedakan antara sistolik dan diastolik4. Usahakan mendapat kesan intensitas suara

jantung5. Perhatikan adanya suara-suara tambahan atau

suara yang pecah6. Tentukan apakah suara tambahan (bising) sistolik

atau diastolik7. Tentukan daerah penjalaran bising dan tentukan

titik maksimunnya8. Catat hasil auskultasi

DAFTAR TILIK KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANAMNESIS KELUHAN UTAMA NYERI

DADA

NO Aspek yang dinilai SkorAspek keterampilan komunikasiKeterampilan membina sambung rasa1. Mengucapkan salam pada awal wawancara/

anamnesis2. Memperlihatkan sikap menerima terhadap pasien

yang datang3. Mempersilahkan duduk

berseberangan/berhadapan4. Menyebut nama pasien awal anamnesisKeterampilan mengumpulkan informasi :5. Melakukan cek silang

10

Page 12: Buku Panaaaduan Skills Lab St Kv

6. Menggunakan bahasa verbal yang dipahami7. Menggunakan bahasa non verbal8. Menunjukkan empati9. Mampu mencatatKeterampilan menjaga proses anamnesis10. Menjadi pendengar yang baik11. Penampilan sopan & ramah12. Menutup anamnesisAspek medis13. Menanyakan identitas lengkap & data pribadi

yang berkaitan dengan latar belakang14. Menanyakan keluhan utama (nyeri dada) &

meyakinkan keluhan tersebut sebagai keluhan utama

15. Menanyakan keluhan lain dalam satu sistem dan diluar sistem kardiovakuler Jumlah

Keterangan :0 = Tidak dilakukan1 = Dilakukan, tetapi kurang benar2 = Dilakukan dengan benar JumlahNilai = ------------------------ x 100% = ...............% 30

Makassar, ..........................2004

Mengetahui :Instruktur/Koordinator

...................................

DAFTAR TILIK KETERAMPILAN PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH, PEMERIKSAN

NADI DAN TEKANAN VENA JUGULARIS

NO.

ASPEK YANG DINILAI Skor1 2 3

A. PENGUKURAN TEKANAN DARAH1. Pemeriksa menempatkan diri di sebelah kanan

pasien2. Memberi penjelasan pemeriksaan

11

Page 13: Buku Panaaaduan Skills Lab St Kv

3. Menempatkan penderita dalam keadaan duduk / berbaring dengan lengan rileks, sedikit menekuk pada siku dan bebas dari tekanan oleh pakaian

4. Menempatkan tensimeter dengan membuka aliran air raksa, mengecek saluran pipa dan meletakkan manumeter vertikal

5. Menggunakan stetoskop dengan corong bel yang terbuka

6. Memasang manset sedemikian rupa sehingga melingkari lengan atas secara rapi dan tidak terlalu ketat (2 cm di atas siku) dan sejajar jantung diperiksa dari pakainan

7. Dapat meraba pulsasi arteri brachialis di fossa cubiti sebelah medial

8. Dengan satu jari meraba pulsasi a. Brachialis dengan cepat sampai 30 mmHg di atas hilangnya pulsasi / melaporkan hasilnya

9. Menurunkan tekanan manset perlahan-lahan sampai pulsasi arteri teraba kembali/melaporkan hasil sebagai tekanan sistolik palpatoir

10. Mengambil stetoskop dan memasang corong bel pada tempat perabaan pulsasi

11. Memompa kembali manset sampai 30 mmHg di atas tekanan sistolik palpatoir

12. Mendengarkan melalui stetoskop, sambil menurunkan perlahan-lahan / 3 mmHg per detik dan melaporkan saat mana mendengar bising pertama / sebagai tekanan sistolik

13. Melanjutkan penurunan tekanan manset sampai suara bising yang terakhir sehingga setelah itu tidak terdengar bising lagi / sebagai tekanan diastolik

14. Dapat melaporkan hasil tekanan sistolik dan diastolik

15. Melepas manset dan mengembalikannyaJUMLAH

B. PEMERIKSAAN NADI1. Meletakkan lengan yang akan diperiksa dalam

keadaan rileks2. Menggunakan jari telunjuk dan jari tengah untuk

meraba a. radialis3. Menghitung frekuensi denyut nadi minimal 15

detik4. Melaporkan hasil frekuensi nadi dalam satu menit

12

Page 14: Buku Panaaaduan Skills Lab St Kv

JUMLAHC. PEMERIKSAAN TEKANAN VENA JUGULARIS1 Memposisikan penderita tidur tampa bantal2. Membuat penderita berbaring dengan kepala

membuat sudut 30 derajat,3. Leher penderita harus diluruskan4. Lakukan penekanan pada vena jugularis di bawah

angulus mandibula dan kemudian cari dan tentukan titik kolaps

5. Tentukan jaraknya berapa cm dari bidang yang melalui angulus ludovici

6. Bila hasil CVP kiri dan kanan berbeda, maka diambil CVP yang lebih rendah

Keterangan :0 = Tidak dilakukan1 = Dilakukan, tetapi kurang benar2 = Dilakukan dengan benar

a. Pengukuran Tekanan Darah

JumlahNilai = ------------------------ x 100% = ...............% 30

b. Pemeriksaa Nadi JumlahNilai = ------------------------ x 100% = ...............% 8

c. Pemeriksaan tekanan vena jugularis JumlahNilai = ------------------------ x 100% = ...............% 12

Makassar, ..........................2004Mengetahui :Instruktur/Koordinator

.......................................DAFTAR TILIK

KETERAMPILAN PEMERIKSAAN FISIK JANTUNG

1. Inspeksi dan palpasi

NO

ASPEK YANG DINILAI SkOR

1 2 3

13

Page 15: Buku Panaaaduan Skills Lab St Kv

1 Melakukan inspeksi dari sisi kanan pasien dan dari arah kaki penderita

2. Kemudian lakukan inspeksi dari sisi sebelah kanan tempat tidur pada dinding depan dada dengan cermat, perhatikan adanya pulsasi

3. Perhatikan daerah apex kordis, apakah iktus kordis nampak atau tidak nampak

4. Mempalpasi iktus kordis pada lokasi yang benar5. Merba iktus kordis dengan ujung jari-jari,

kemudian ujung satu jari6. Meraba iktus kordis sambil mendengarkan suara

jantung untuk menentukan durasinya7 Mempalpasi impuls ventrikel kanan dengan

meletakkan ujung jari-jari pada sela iga 3,4 dan 5 batas sternum kiri

8 Meminta penderita untuk menahan napas pada waktu ekspirasi sambil mempalpasi daerah diatas

9 Mempalpasi daerah epigastrium engan ujung jari yang diluruskan

10 Arah jari ke bahu kanan11 Mempalpasi daerah sela iga 2 kiri12 Mempalpasi daerah sela iga 2 kanan

JUMLAH

2. Perkusi

NO

ASPEK YANG DINILAI SkOR

1 2 31 Melakukan perkusi dengan tekhnik yang benar2. Perkusi dilakukan secara sistematis dari :

Sisi kanan ke kiri Sisi lateral kiri ke medial Dari atas (fossa supra clavicula) kebawah

3. Dapat menghasilkan perubahan suara ke redup jantung

4. Dapat menyebutkan batas-batas jantungJUMLAH

3. Auskultasi

NO

ASPEK YANG DINILAI SkOR

1 2 31 Melakukan auskultasi pada tempat yang benar :

14

Page 16: Buku Panaaaduan Skills Lab St Kv

Daerah apeks jantung Daerah sela iga 2 kiri Daerah sela iga 2 kanan Daerah sela iga 4 dan 5 di tepi kanan dan kiri

sternum atau ujung sternum

2. Urutan pemeriksaan benar3. Menggunakan sisi diafragma untuk

mendengarkan daerah precordial4. Menggunakan sisi bel untuk mendengarkan

daerah apex5. Dapat mengenali suara jantung i6. Dapat mengenali suara jantung II7 Dapat menentukan ada/tidaknya suara tambahan

pada sistole8 Dapat menentukan ada/tidaknya suara tambahan

pada diastoleJUMLAH

Keterangan :0 = Tidak dilakukan1 = Dilakukan, tetapi kurang benar2 = Dilakukan dengan benar

JumlahNilai = ------------------------ x 100% = ...............% 48

Makassar, ..........................2004

Mengetahui :Instruktur/Koordinator

......................................

15

Page 17: Buku Panaaaduan Skills Lab St Kv

NO

LANGKAH KLINIK KASUS

Pemeriksaan Jantung

1. Inspeksi : Iktus cordis nampak / tidak nampak2. Palpasi : Iktus cordis teraba 1 jari / lebih 1

jari3. Perkusi : Batas Jantung melebar kiri bawah 4. Auskultasi : BJ I/II murni / tidak murni

Teratur / tidak teratur Bunyi tambahan :

Bising diastolik decresendo Punctum maximun : ICS III Kanan Penjalaran : menjalar kekiri

bawah Grade bervariasi

CHECK LIST / DAFTAR TILIK PEMERIKSAAN KELAINAN KARDIOVASKULER

NO. Aspek yang dinilai Skore1. Mempersilahkan penderita melepaskan pakaian,

mempersilahkan duduk/berbaring di tempat tidur2. Memberikan penjelasan tentang apa yang akan

dilakukanInspeksi

3. Memeriksa/melakukan inspeksi dari depan dan samping penderita (bentuk dada, ruang intercostal, iktus cordis, bendungan venosa)

Palpasi4. Meraba iktus kordis dengan ke-4 jari tangan kanan

pada ruang interkostal 4 dan 5, dengan ibu jari

16

Page 18: Buku Panaaaduan Skills Lab St Kv

pada line mediokalvikularis kiriPerkusi

5. Melakukan perkusi secara sistematis dari atas kebawah

6. Melakukan perkusi untuk mencari batas paru dan jantung

Auskultasi7. Melakukan auskultasi dengan urutan benar

18. Mendengarkan inspirasi dan ekspirasi pada tiap tempat yang diperiksa

19. Melakukan auskultasi pada sisi samping dada kanan dan kiri

20. Melakukan auskultasi pada dinding punggung dengan urutan yang benar

21. Mencatat hasil yang didapatJumlah

Keterangan :0 = Tidak dilakukan, 1 = Dilakukan, tetapi kurang benar & 2 = Dilakukan dengan benar

17