17
KOLINTANG Petrus Kaseke BUKU PANDUAN KOLINTANG http://www.kolintang.co.id email: [email protected] hp 08161940360

Buku Pandu an Kolin Tang

Embed Size (px)

DESCRIPTION

qwertoip

Citation preview

Page 1: Buku Pandu an Kolin Tang

KOLINTANG Petrus Kaseke

BUKU PANDUAN KOLINTANG

http://www.kolintang.co.id email: [email protected] hp 08161940360

Page 2: Buku Pandu an Kolin Tang

DEFINISI KOLINTANG:

Kolintang merupakan alat musik perkusi yang berasal dari Minahasa (Sulawesi Utara) ,dan termasuk

dalam kelompok perkusi bernada (pitched percussion).

Sebagai alat musik idiophonic , sumber bunyi kolintang berasal dari wilahannya (bar) yang bergetar

apabila dipukul.

Wilahan(bar) kolintang terbuat dari kayu yang dikategorikan dalam kelompok kayu lunak.

Kayu yang biasa dipakai untuk wilahan antara lain :

-Kayu telur (Alstonia sp)

-Kayu wenuang (Octomeles Sumatrana Miq)

-Kayu cempaka (Elmerrillia Tsiampaca)

-Kayu waru (Hibiscus Tiliaceus)

Karakteristik kayu wilahan tersebut diatas, rata rata mirip yaitu: ringan,padat dan berserat lurus serta

menghasilkan bunyi yang nyaring apabila dipukul.

Untuk peti resonatornya digunakan kayu yang lebih keras seperti:

-Kayu Jati (Tectona Grandis)

-Kayu Mahoni (Swietenia Macrophylla)

Pertimbangan pemilihan jenis peti resonator yang dipakai bukan hanya karena faktor bunyi yang

dihasilkan,tetapi dipengaruhi juga oleh faktor faktor lain seperti:penampilan,keawetan dan budget yang

tersedia,meskipun ada yang berpendapat suara bas dari resonator kayu jati lebih mantap bunyinya.

Ditinjau dari asal katanya, Kolintang berasal dari bunyi : Tong (nada rendah), Ting (nada tinggi) dan Tang

(nada tengah).

Dahulu dalam bahasa daerah Minahasa untuk mengajak orang bermain kolintang dinyatakan dengan

ungkapan "Maimo Kumolintang" artinya "Mari kita ber Tong Ting Tang" dan dari kebiasaan itulah

muncul nama "KOLINTANG” untuk alat yang digunakan bermain musik.

Page 3: Buku Pandu an Kolin Tang

PERKEMBANGAN KOLINTANG :

Pada mulanya kolintang hanya terdiri dari beberapa potong kayu yang diletakkan berjejer diatas kedua

kaki pemainnya dengan posisi duduk di tanah, dengan kedua kaki terbujur lurus kedepan. Dengan

berjalannya waktu kedua kaki pemain diganti dengan dua batang pisang, atau kadang-kadang diganti

dengan tali seperti arumba dari Jawa Barat. Sedangkan penggunaan peti resonator dimulai sejak

Pangeran Diponegoro berada di Minahasa (th.1830). Pada saat itu, konon peralatan gamelan dan

gambang ikut dibawa oleh rombongannya.

Adapun pemakaian kolintang erat hubungannya dengan kepercayaan tradisional rakyat Minahasa,

seperti dalam upacara-upacara ritual sehubungan dengan pemujaan arwah para leluhur. Itulah

sebabnya dengan masuknya agama kristen di Minahasa, eksistensi kolintang demikian terdesak bahkan

hampir menghilang sama sekali selama ± 100th.

Sesudah Perang Dunia II, barulah kolintang muncul kembali yang dipelopori oleh Nelwan Katuuk

(seorang yang menyusun nada kolintang menurut tangga nada diatonis). Pada mulanya kolintang hanya

terdiri dari satu instrument melody dengan susunan nada diatonis, dengan jarak nada( scale range) 2

oktaf, yang dikolaborasikan dengan alat musik berjenis "string" seperti gitar, ukulele dan stringbas.

Pada tahun 1952,Petrus kaseke ,kelahiran Ratahan Minahasa selatan,yang pada saat itu berumur 10

tahun belajar membuat kolintang secara otodidak, tanpa sampel awal (prototype) kolintang ,melainkan

hanya berdasarkan informasi lisan dari orang orang yang sudah tua dan mendengarkan permainan

Nelwan Katuuk dari Minahasa utara lewat siaran radio RRI Minahasa.

Ketertarikan terhadap alat musik kolintang ,membuat Petrus Kaseke mengembangkan alat musik

tersebut,mulai dari usaha memperlebar jarak nada (scale range),meningkatkan kualitas suara dengan

mencoba berbagai macam kayu,memodifikasi peti resonator,maupun memperbaiki bentuk

penampilannya.

Pada tahun 1964 ,setelah merantau untuk melanjutkan kuliah ke Yogyakarta dan bermukim di Salatiga

Jawa Tengah,Petrus Kaseke mulai memproduksi kolintang untuk tujuan komersil.

Saat ini kolintang sudah dapat membentuk orkes tersendiri tanpa harus berkolaborasi dengan alat musik

lain , karena kemampuannya mencapai jarak nada(scale range) 6 oktaf full chromatis dari nada A0

sampai dengan A6 (kumulatif nada instrument instrument kolintang mulai dari Kolintang melody

sampai bass ).

Page 4: Buku Pandu an Kolin Tang

Gambar dibawah ini menunjukkan perbandingan jarak nada (scale range) kolintang dengan alat musik

lain (piano dan marimba).

Catatan:

-Type Concert Melody KM-4000 ( Kolintang Melody 4 oktaf) di buat untuk tujuan berkolaborasi dengan

alat musik lain,dan selain itu dapat dipakai untuk belajar menggunakan pemukul 4 mallets,untuk

memudahkan beradaptasi dengan instrument Marimba.

-Kolintang Bass sering dijual per unit instrument (bukan per set) untuk melengkapi instrument Bas pada

orkes musik angklung sebagai alternatif pengganti stringbas guitar.

-Sekarang sedang dalam tahap pengembangan agar kolintang dapat mencapai nada tinggi C7 menyamai

nada tinggi Marimba.

Page 5: Buku Pandu an Kolin Tang

PEMBAGIAN INSTRUMENT :

Pembagian insrument dapat di jelaskan dengan diagram dibawah ini

Catatan:

-Tabel di atas sudah mengikuti standarisasi hasil konvensi Tondano tahun 2011,yang bertepatan dengan

event kolintang di catat dalam Guiness of Record.

Page 6: Buku Pandu an Kolin Tang

Tabel penamaan masing masing instrument

Komposisi instrument pada orkes kolintang

Kolintang 5 pemain : 1 bh melody 1 +1 bh Alto+1bh Tenor+1 bh Cello +bas1&2

Kolintang 7 pemain : 2 bh melody 1 +2 bh Alto+1 bh Tenor+1 bh Cello +bas1&2

Kolintang 9 pemain : 2 bh melody 1 +3 bh Alto+2 bh Tenor+1 bh Cello +bas1&2

Catatan: Kolintang 7 pemain merupakan set standard lomba orkes kolintang yang di syaratkan dalam

perlombaan perlombaan kolintang di Indonesia.

Page 7: Buku Pandu an Kolin Tang

Fungsi masing masing instrument dalam Orkes Kolintang

MELODY

Berfungsi sebagai pembawa lagu, dapat disamakan dengan melody gitar, biola, xylophone, atau

vibraphone.

Pada umumnya pemain melody menggunakan dua atau tiga pemukul, maka salah satu pemukul

memainkan lagu (suara satu),pemukul lainnya memainkan kombinasinya, serupa dengan orang

menyanyi duet atau trio . Bila dalam satu set terdapat dua buah melody, maka dapat digunakan

bersama agar suaranya lebih kuat. Dengan begitu dapat mengimbangi suara kolintang pengiring

(terutama untuk set 9 pemain) atau bisa juga melody tersebut dimainkan dengan cara memukul nada

yang sama tetapi dengan oktaf yang berbeda. Alternatif lain salah satu melody memainkan pokok lagu,

dan melody yang lain memainkan nada nada improvisasi.

Untuk memainkan nada panjang(legato)karena karakteristik dengung nada kolintang agak pendek, maka

pada nada yang dinginkan; harus ditahan dengan cara menggetarkan pemukulnya( roll).

Page 8: Buku Pandu an Kolin Tang

CELLO

Kolintang Cello dapat dipakai untuk memainkan bermacam macam fungsi instrument ,tergantung dari

lagu dan kecakapan pemainnya.

Antara lain sebagai berikut:

-memainkan fungsi bass dan treble ,di analogikan seperti pemain Piano,dimana tangan kanan pemain

Piano memainkan lagu pokok,dan tangan kiri mengiringi lagu yang dimainkan tangan kanan.Dalam hal

ini tangan kanan digantikan oleh Kolintang melody dan tangan kiri digantikan oleh Kolintang

Cello,dimana nada bassnya dimainkan oleh pemukul tangan kiri Cello(sticks no1) dan treblenya

dimainkan oleh sepasang pemukul di tangan kanan pemain Cello.(sticks no 2 dan 3)

- Memainkan fungsi Contra Bas(Cello) pada orkes keroncong.

Hal ini akan lebih lincah apabila dimainkan dengan menggunakan dua pemukul , sementara fungsi

treblenya (cuk) diwakili oleh pemain kolintang Tenor atau Alto.

-Memainkan fungsi drum atau taganing (Gondang Tapanuli),terutama untuk lagu lagu yang menonjolkan

efek ritmis nya . Diperlukan kecakapan khusus untuk memfungsikan cello sebagai unpitched percussion

,terutama untuk “mengaburkan” nada nada yang dihasilkan Kolintang Cello.

Page 9: Buku Pandu an Kolin Tang

TENOR

Page 10: Buku Pandu an Kolin Tang

Tenor I dan Tenor II ,hanya memiliki sedikit perbedaan yaitu pada jarak nadanya (scale range),tetapi

mempunyai fungsi yang sama sebagai penghasil suara treble rendah.Bagi pemain pemain yang terbiasa

dengan sistim tone guitar lebih menyukai menggunakan Tenor II karena nada terendahnya dimulai dari

nada E ,sama dengan nada terendah senar guitar.Untuk pemain yang mahir bahkan tidak perlu melihat

notasi yang tertera di wilahan kolintang karena mereka sudah hafal dengan posisi nadanya.

ALTO

Page 11: Buku Pandu an Kolin Tang

Alto I dan Alto II ,juga hanya memiliki perbedaan sedikit di jarak nada (range),tetapi mempunyai fungsi

yang sama sebagai penghasil suara treble sedang.

Alto I dan Alto II dapat melengkapi fungsi Tenor merepresentasikan fungsi pengiring Guitar,gabungan 3

pemukul Tenor dengan 3 pemukul Alto dapat di analogikan sebagai 6 senar Guitar.

Alto II dengan jarak nada (range) E3-E5 , juga dapat merepresentasikan alat musik Banjo,sebagian

pemain kolintang menggunakan 2 pasang pemukul di tangan kanan dan kiri,untuk menyamakan dengan

4 senar Banjo.

Alto III dengan jarak nada (range) E4-E6,merepresentasikan fungsi Ukulele,membunyikan nada nada

tinggi,yang pada orkes keroncong disebut “cuk”.

Alto III dapat pula berfungsi sebagai “cimbal” karena nadanya yang tinggi.

Hal yang patut diperhatikan adalah supaya memainkan Alto III tidak terlalu keras sehingga mengaburkan

fungsi lagu pada Kolintang Melody.

Baik Alto maupun Tenor meskipun susunan wilahannya 1 baris /tidak bertingkat seperti kolintang

melody,tetapi dapat juga memainkan fungsi melody (lagu),hal ini tergantung dari kebiasaan pemain

tersebut.

Sebagai contoh pemain pemain Arumba,lebih familiar dengan menggunakan Kolintang Alto atau Tenor

untuk memainkan melody sebuah lagu,dari pada mereka menggunakan Kolintang Melody,karena

kebiasaan mereka dalam memainkan melody Arumba yang tidak bertingkat.

Page 12: Buku Pandu an Kolin Tang

BASS

Pencapaian prestasi pengembangan alat musik kolintang yang paling membanggakan adalah pada saat

menciptakan Kolintang Bass.

Melalui masa Trial & Error yang cukup panjang ,menghabiskan banyak kayu wilahan ,bongkar pasang

peti resonansi berulang- ulang sampai akhirnya didapat formula Kolintang Bass yang menghasilkan suara

rendah dan bulat.

Kolintang Bass merupakan salah satu alat musik perkusi akustik bernada rendah yang terbaik di dunia .

Cara memainkannya sama seperti memainkan alat musik Bass pada umumnya,seperti Bass Guitar atau

Stringbass.

Untuk menutupi kekosongan bunyi karena jarak nadanya terpaut yang jauh dengan instrument

Kolintang lainnya,sering pemain Bass Kolintang memukul dua nada secara simultan dengan rentang

nada 1 oktaf.

Ada juga pemain Bass Kolintang yang bereksperimen dengan memainkan Bass dengan suara yang di

redam dengan menekan wilahannya.

Hal yang perlu diperhatikan adalah penempatan Bass II yang kadang harus disesuaikan dengan kondisi

ruangan supaya menghasilkan suara yang prima.

Page 13: Buku Pandu an Kolin Tang

SUSUNAN PENEMPATAN ALAT UNTUK PERFORMANCE (STANDARD LOMBA)

Melody - posisi di depan tengah

Bass - posisi di belakang (pada sisi tangan kiri pemain melody)

Cello - posisi di belakang (pada sisi tangan kanan pemain melody)

Posisi instrument yang lain, tergantung lebar panggung (dapat membentuk 2 atau 3 baris) dengan

memperhatikan pula keseimbangan penempatan Tenor dan Alto.

Notasi Kolintang

Pada wilahan (bar tone) bagian atas tertera notasi penunjuk nada wilahan tersebut,biasanya

mengunakan warna merah dengan notasi angka 1,1#,2,2#,3,4,4#,5,5#,6,6#,7 dan seterusnya.

Susunan notasi diatas berlaku untuk instrument Kolintang Bas,Cello,Alto dan Tenor,sedangkan pada

kolintang melody wilahannya terdiri dari dua susun yaitu :

-susunan wilahan bawah terdiri dari nada nada natural 1,2,3,4,5,6,7 dan seterusnya .

-susunan atas terdiri dari nada nada setengah (accidental tone) 1#,2#,4#,5#,6# dan seterusnya,

menyerupai susunan tuts hitam piano.

Notasi angka tersebut merefleksikan nada nada dalam scala chromatic yaitu:

1 = c

1# = c#

2 = d

2# = d#

3 = e

4 = f

4# = f#

5 = g

5# = g#

6 = a

6# = a#

7 = b

catatan: untuk memudahkan penulisan ,tanda ‘ #’ di atas wilahan di ganti slash “/”.

Page 14: Buku Pandu an Kolin Tang

CHORD KOLINTANG

Untuk membentuk Chord , wilahan wilahan dalam instrument kolintang yang harus dibunyikan secara

simultan sebagai berikut:

Chord 3 nada :

C = 1 3 5 Cm = 1 2# 5

D = 2 4# 6 Dm = 2 4 6

E = 3 5# 7 Em = 3 5 7

F = 4 6 1 Fm = 4 5# 1

G = 5 7 2 Gm = 5 6# 2

A = 6 1# 3 Am = 6 1 3

B = 7 2# 4# Bm = 7 2 4#

Chord 4 nada , 5 nada dan diatasnya :

C 7 = 1 3 5 6# Cm 7 = 1 2# 5 6#

Cdim = 1 2# 4# 6

C9 = 1 3 5 6# 2’

C11 = 1 3 5 6# 2’ 4’

Untuk chord 4 nada atau lebih biasanya dimainkan oleh 2 atau 3 instrument,sebagai contoh untuk

membentuk chord C7 instrument tenor membunyikan nada 1 3 6# dan instrument Alto

membunyikan nada 5 6# 1’

Page 15: Buku Pandu an Kolin Tang

STICK (PEMUKUL) KOLINTANG

Jenis stick (pemukul) kolintang bermacam macam menyesuaikan dengan instrument yang akan

digunakan.

Untuk instrument bernada tinggi biasanya menggunakan stick yang permukaannya keras,contohnya

stick Kolintang melody tanpa menggunakan pelapis karet pada kepalanya.Semakin rendah nada wilahan

yang akan dipukul,semakinmembutuhkan stick yang empuk dengan lapisan karet yang tebal pada kepala

sticknya.

Lapisan karet yang paling tebal digunakan pada stick Kolintang Bass.

Dalam satu instrument Kolintang dapat menggunakan stick dengan ketebalan karet yang berbeda

beda.Stick no 1 digunakan pada wilahan (bar tone) rendah sedangkan stick no 3 digunakan pada sisi

wilahan (bar tone) yang lebih tinggi.

Stick yang disertakan dalam paket penjualan 1 set kolintang.

Page 16: Buku Pandu an Kolin Tang

CARA MENGGUNAKAN STICK:

Cara memukul wilahan baik menggunakan 2 stick atau pun 3 stick harus memperhatikan sudut pukul

tertentu ,supaya menghasilkan suara yang diinginkan.Pukulan dengan kelenturan pergelangan tangan

(wrist stroke)banyak dipakai untuk instrument yang menggunakan stick kecil(Melody,Alto dan

tenor),sedangkan pukulan dengan ayunan lengan (arm stroke) dipakai untuk instrument dengan

pemukul besar (Bass).Selain memperhatikan sudut pukul,perlu juga menggunakan perasaan ,agar dapat

memukul keras tetapi tidak membuat wilahan terlontar keluar dan memukul lembut tetapi bisa

terdengar.

Cara memegang Pemukul Kolintang,yang menggunakan 3 stick sebagai berikut:

No. 1 Selalu di tangan kiri

No. 2 Di tangan kanan (antara ibu jari dengan telunjuk)

No. 3 Di tangan kanan (antara jari tengah dengan jari manis) – agar pemukul no.2 dapat digerakkan

dengan bebas mendekat dan menjauh dari no.3, sesuai dengan accord yang diinginkan.

Cara memegang Stick no 2 dan no 3,lebih menyerupai cara memegang mallet metode Steven grip

(hanya serupa tetapi tidak sama,karena ukuran stcik Kolintang berbeda dengan mallet marimba).

Variasi variasi dalam cara memegang stick masih dimungkinkan karena hal ini bukan sesuatu yang

baku,ada pemain kolintang yang memegang 2 pasang stick ditangan kanan dan tangan kiri seperti cara

orang memegang kipas dan dapat menggunakan dengan lincah.

Hal yang perlu diperhatikan ,jangan memakai stick yang dikhususkan untuk dipegang 1 tangan untuk

dipakai sebagai pasangan stick lain dalam satu tangan,karena akan menyebabkan cedera karena terlalu

berat untuk dipakai sepasang.

PENUTUP:

Kolintang adalah musik yang masih terus berkembang ,baik dari segi instrumentnya yang terus

dikembangkan ,maupun dari segi permainannya.

Dengan adanya koneksi online keseluruh dunia , maka dengan mudah pemain kolintang belajar dan

meng adaptasi cara bermain perkusi yang sejenis dengan kolintang.

Page 17: Buku Pandu an Kolin Tang

Layanan internet antara lain situs youtube.com sudah menambah wawasan orang orang di seluruh

dunia termasuk juga mempengaruhi cara bermain kolintang yang tradisionil dengan berdiri kaku hanya

menggerakan lengan dan tangan ,menjadi permainan yang dinamis dan menggabungkan dengan

gerakan gerakan tubuh secara atraktif.

Sekarang pandangan sudah berubah dari kolintang sebagai alat musik tradisionil ,menjadi kolintang

sebagai alat musik popular yang diterima oleh generasi muda .

Jakarta , 17 Februari 2013

PETRUS KASEKE