22
BUKU PEGANGAN PENGALOKASIAN DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM DIREKTORAT DANA PERIMBANGAN DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2017

BUKU PEGANGAN PENGALOKASIAN DANA BAGI HASIL … · BUKU PEGANGAN PENGALOKASIAN DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM DIREKTORAT DANA PERIMBANGAN DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BUKU PEGANGAN PENGALOKASIAN DANA BAGI HASIL … · BUKU PEGANGAN PENGALOKASIAN DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM DIREKTORAT DANA PERIMBANGAN DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN

BUKU PEGANGAN

PENGALOKASIAN DANA BAGI HASIL

SUMBER DAYA ALAM

DIREKTORAT DANA PERIMBANGAN

DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN

KEMENTERIAN KEUANGAN

TAHUN ANGGARAN 2017

Page 2: BUKU PEGANGAN PENGALOKASIAN DANA BAGI HASIL … · BUKU PEGANGAN PENGALOKASIAN DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM DIREKTORAT DANA PERIMBANGAN DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN

KATA PENGANTAR

Sesuai dengan amanat Inpres No. 10 Tahun 2016 tentang Aksi Pencegahan dan

Pemberantasan Korupsi Tahun 2016 dan 2017 maka dapat kita ketahui salah satu strategi

pencegahan yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat adalah terkait dengan Reformasi

tentang Tata Kelola Minyak Bumi dan Gas Bumi secara Efektif dan Efisien dalam rangka

membangun industri minyak dan gas nasional yang kuat dan dan berorientasi kedaulatan

energi nasional. Salah satu aksi yang terkait dengan Kementerian Keuangan c.q DJPK

untuk mewujudkan strategi nasional di atas adalah aksi tentang “Transparansi Pendapatan

Negara dan Pendapatan Daerah yang diperoleh dari Industri Ekstraktif”. Peran DJPK terkait

aksi transparansi yang dimaksud telah ditetapkan dalam lampiran Inpres No. 10 Tahun

2016 dengan ukuran keberhasilan berupa Terpublikasinya Buku Manual Penghitungan

Alokasi Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam (DBH SDA) di website Direktorat Jenderal

Perimbangan Keuangan (www.djpk.kemenkeu.go.id).

DBH SDA sesuai amanat UU No. 33 Tahun 2004 dan PP No. 55 Tahun 2005

merupakan salah satu jenis dana perimbangan yang pengalokasiannya didasarkan pada

realisasi PNBP dan dibagihasilkan dengan persentase tertentu ke daerah penghasil,

provinsi, dan kabupaten/kota sekitarnya yang mungkin terkena dampak eksternalitas dari

proses usaha pertambangan minyak bumi dan gas bumi, mineral dan batu bara, panas

bumi, kehutanan dan perikanan.

Dalam rangka mewujudkan output untuk mendukung transparansi yang dimaksud

maka DJPK menyusun Buku Pegangan Pengalokasian DBH SDA yang didasarkan pada

proses bisnis dan peraturan perundang-undangan yang ada selama ini serta disertai contoh

atau ilustrasi atas simulasi penghitungan alokasi Dana Bagi Hasil SDA yang dikemas

dengan sedemikian rupa agar lebih mudah dipahami oleh para pembaca. Semoga buku

pegangan pengalokasian DBH SDA ini bermanfaat bagi para stakeholders terkait.

Direktur Dana Perimbangan

Putut Hari Satyaka

Page 3: BUKU PEGANGAN PENGALOKASIAN DANA BAGI HASIL … · BUKU PEGANGAN PENGALOKASIAN DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM DIREKTORAT DANA PERIMBANGAN DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN

DAFTAR ISI

I. Definisi Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam

II. Dasar Hukum Dana Bagi Hasil

III. Jenis-Jenis Dana Bagi Hasil SDA

IV. Siklus Penetapan Rincian Alokasi DBH SDA

V. Jenis Penghitungan DBH SDA

VI. DBH Minyak Bumi dan Gas Bumi

VII. DBH Mineral dan Batubara

VIII. DBH Pengusahaan Panas Bumi

IX. DBH Kehutanan

X. DBH Perikanan

XI. Penutup

Page 4: BUKU PEGANGAN PENGALOKASIAN DANA BAGI HASIL … · BUKU PEGANGAN PENGALOKASIAN DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM DIREKTORAT DANA PERIMBANGAN DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN

I. Definisi Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam

Dana Bagi Hasil (DBH) merupakan dana yang bersumber dari pendapatan APBN

yang dialokasikan kepada daerah berdasarkan angka persentase tertentu untuk mendanai

kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi (Ps. 1 angka 20 UU 33/2004

& Ps. 1 angka 9 PP 55/2005). DBH dialokasikan berdasarkan dua prinsip yaitu (1) prinsip

by origin, dimana daerah penghasil penerimaan negara mendapatkan bagian (persentase)

yang lebih besar dan daerah lainnya dalam satu provinsi mendapatkan bagian (persentase)

berdasarkan pemerataan, (2) penyaluran DBH dilakukan berdasarkan prinsip by actual,

dimana besarnya DBH yang disalurkan kepada daerah, baik daerah penghasil maupun

yang mendapat alokasi pemerataan didasarkan atas realisasi penyetoran Penerimaan

Negara Pajak (PNP) dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) tahun anggaran

berjalan (Ps. 23 UU 33/2004)

II. Dasar Hukum DBH

• UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan

Pemerintahan Daerah

• PP No. 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan

• PMK No. 48 Tahun 2016 tentang Pengelolaan Transfer Ke Daerah dan Dana Desa yang

telah diubah dengan PMK No. 187 Tahun 2016.

III. Jenis-Jenis Dana Bagi Hasil SDA

Dana Bagi Hasil SDA yang dibagikan kepada daerah pada dasarnya ada lima jenis yaitu 1)

DBH Minyak Bumi dan Gas Bumi, 2) DBH Pertambangan Umum/Mineral dan Batu Bara, 3)

DBH Pengusahaan Panas Bumi, 4) DBH Kehutanan dan 5) DBH Perikanan (Ps. 1 angka

15 PP 55/2005).

Kelima jenis DBH tersebut dibagihasilkan dengan berdasarkan jenis-jenis PNBP dengan

besaran persentase yang beragam. Di bawah ini terdapat skema seluruh jenis DBH SDA

beserta jenis PNBPnya serta persentase pembagian antara Pusat dan Daerah.

Page 5: BUKU PEGANGAN PENGALOKASIAN DANA BAGI HASIL … · BUKU PEGANGAN PENGALOKASIAN DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM DIREKTORAT DANA PERIMBANGAN DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN

Keterangan:

Selain mendapatkan alokasi DBH SDA Minyak Bumi sebesar 15,5% dan DBH SDA Gas Bumi sebesar 30,5%, khusus untuk Provinsi Aceh dan Provinsi Papua Barat juga mendapatkan alokasi DBH SDA Minyak Bumi dan DBH SDA Gas Bumi Dalam Rangka Otonomi Khusus di Provinsi Aceh masing-masing sebesar 55% dan 40% yang diperuntukkan untuk mendanai program/kegiatan bidang pendidikan dan kesehatan.

IV. Siklus Penetapan Rincian Alokasi DBH SDA

Uraian Waktu UIC Keterangan

Pagu DBH SDA

(RUU APBN)

Minggu II

Agustus

DJA

Penetapan Daerah

Penghasil & Dasar

Penghitungan

Paling Lambat

Minggu II

September

Kementerian terkait

(Kementerian ESDM &

LH dan Kehutanan,

Perikanan dan

Kelautan)

Penghitungan

Rincian Alokasi DBH

SDA

Minggu III

September-

Minggu IV

Oktober

DJPK Penghitungan Rincian

Alokasi DBH SDA

dilakukan bersamaan

dengan pembahasan

RUU APBN

Persetujuan RUU

APBN

Paling Lambat

Minggu V

Oktober

DJA

Bagi Hasil Sumber

Daya Alam

Kehutanan

Pertambangan

Umum

Iuran Hak Penguasaan

Hutan (IHPH)

Provisi Sumber Daya

Hutan (PSDH)

Dana Reboisasi

Pusat (20%)

Pusat (20%)

Daerah (80%)

Daerah (80%)

Pusat (60%)

Daerah (40%)

Provinsi (16%)

Kabupaten/Kota (64%)

Provinsi (16%)

Kabupaten/Kota Penghasil (32%)

Kabupaten/Kota dalam satu provinsi (32%)

Iuran Tetap (Land Rent)

Iuran Eksplorasi dan

Eksploitasi (Royalty)

Pusat (20%)

Daerah (80%)

Pusat (20%)

Daerah (80%)

Provinsi (16%)

Kabupaten/Kota (64%)

Perikanan

Pungutan Pengusahaan

Perikanan

Provinsi (16%)

Kabupaten/Kota Penghasil (32%)

Kabupaten/Kota dalam satu provinsi (32%)

Pungutan Hasil

Perikanan

Pusat (20%)

Kabupaten/Kota (80%)

Pertambangan

Minyak Bumi

Pertambangan

Gas Bumi

Pertambangan

Panas Bumi

Pusat (84,5%)

Daerah (15,5%)

Provinsi (3,1%)

Kabupaten/Kota Penghasil (6,2%)

Kabupaten/Kota dalam satu provinsi (6,2%)

0,1% untuk Anggaran Pendidikan Dasar

Pusat (69,5%)

Daerah (30,5%)

Provinsi (6,1%)

Kabupaten/Kota Penghasil (12,2%)

Kabupaten/Kota dalam satu provinsi (12,2%)Setoran Bagian

Pemerintah

Iuran Tetap dan

Produksi

0,1% untuk Anggaran Pendidikan Dasar

0,2% untuk Anggaran Pendidikan Dasar

0,2% untuk Anggaran Pendidikan Dasar

0,2% untuk Anggaran Pendidikan Dasar

0,2% untuk Anggaran Pendidikan Dasar

Pusat (20%)

Daerah (80%) 16 % Provinsi; 32% Kab/Kota Penghasil; 32% Kab/Kota dalam satu provinsi

Page 6: BUKU PEGANGAN PENGALOKASIAN DANA BAGI HASIL … · BUKU PEGANGAN PENGALOKASIAN DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM DIREKTORAT DANA PERIMBANGAN DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN

Upload Rincian

Alokasi Dana DBH

SDA (publikasi)

Minggu I

November

DJPK Upload Rincian Alokasi

DBH SDA dilakukan

bersamaan dengan

upload Dana Transfer ke

Daerah dan Desa.

Penetapan Rincian

Alokasi Dana

Transfer ke Daerah

dan Desa (Perpres)

Paling Lambat

31 November

DJA

V. Jenis Penghitungan DBH SDA

Berdasarkan PMK No. 48/PMK.07/2016 terdapat empat jenis penghitungan DBH yang

dilakukan oleh DJPK, yaitu:

1. Perkiraan Alokasi DBH TA berkenaan yang ditetapkan melalui Perpres mengenai rincian

APBN TA berkenaan

2. Perkiraan Alokasi TA berkenaan karena adanya perubahan APBN-P dimana perkiraan

alokasi yang baru tersebut ditetapkan melalui Perpres tentang rincian APBN-P TA

Berkenaan;

3. Prognosa Realisasi TA berkenaan yang digunakan untuk memvalidasi penyaluran Tw

IV. Perubahan alokasi yang sudah disesuaikan dengan prognosa realisasi ditetapkan

dalam PMK mengenai Perubahan Alokasi DBH SDA;

4. Realisasi TA Berkenaan. Berdasarkan realisasi PNBP yang sudah diaudit maka

dilakukan perhitungan kurang/lebih bayar DBH yang selanjutnya ditetapkan melalui PMK

mengenai kurang bayar dan lebih bayar DBH SDA.

VI. DBH Minyak Bumi dan Gas Bumi

Berdasarkan PMK No. 48 Tahun 2016 yang sudah direvisi dengan PMK No.

187/2016, alur Penghitungan Alokasi DBH SDA (Migas)

1. Data dasar penghitungan alokasi DBH Migas berasal dari

a. Ditjen Migas/Kem. ESDM mengirimkan SK Daerah Penghasil beserta data lifting dan

atau Gross Revenue per daerah (PMK No. 48/2016 pasal 14 ayat 3)

b. Ditjen Anggaran Kemenkeu wajib mengirimkan PNBP per Kontraktor Kontrak Kerja

Sama yang selanjutnya disingkat dengan KKKS (Pasal 16 ayat 2)

2. Berdasarkan data-data tersebut DJPK c.q. Subdit DBH melakukan:

a. Membuat pengelompokan data berdasarkan data dari ESDM yang terdiri dari data

Daerah Penghasil, KKKS dan Jenis Minyak dengan data dari DJA, Kemenkeu yang

terdiri dari data KKKS dan Jenis Minyak. Kedua jenis tersebut dikelompokkan

kembali berdasarkan KKKS, Jenis Minyak dan Daerah Penghasil.

Page 7: BUKU PEGANGAN PENGALOKASIAN DANA BAGI HASIL … · BUKU PEGANGAN PENGALOKASIAN DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM DIREKTORAT DANA PERIMBANGAN DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN

Ilustrasi: Contoh Pengelompokan Data Berdasarkan KKKS dan Jenis Minyak

b. Menghitung Rasio dan Porsi Penerimaan SDA Migas per Daerah Penghasil. Untuk

perhitungan Perkiraan Alokasi digunakan RASIO LIFTING, Sedangkan untuk

perhitungan Realisasi, karena realisasi PNBP per KKKS dalam bentuk satuan mata

uang, maka digunakan pendekatan RASIO GROSS REVENUE.

Ilustrasi: Contoh Pengelompokan Data Daerah Penghasil, Lifting dan Rasio.

Page 8: BUKU PEGANGAN PENGALOKASIAN DANA BAGI HASIL … · BUKU PEGANGAN PENGALOKASIAN DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM DIREKTORAT DANA PERIMBANGAN DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN

c. Setelah diketahui rasio lifting per daerah maka selanjutnya dilakukan penghitungan

PNBP Minyak Bumi per daerah dengan cara mengalikan rasio lifting dimaksud dengan

PNBP Minyak Bumi per KKKS.

Ilustrasi: Hasil Penghitungan PNBP Minyak Bumi Per Daerah

Menghitung besaran alokasi DBH Migas per daerah berdasarkan persentase sesuai

dengan UU dan PP

d. Menghitung alokasi DBH Minyak Bumi 15% ke yang menjadi bagian daerah provinsi,

daerah penghasil dan daerah pemerataan seperti ilustrasi di bawah ini.

Rincian alokasi DBH SDA Migas per daerah bisa secara lengkap dilihat di Perpres No. 97

Tahun 2016 tentang Rincian APBN 2017 di Lampiran No. IX. 12

Page 9: BUKU PEGANGAN PENGALOKASIAN DANA BAGI HASIL … · BUKU PEGANGAN PENGALOKASIAN DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM DIREKTORAT DANA PERIMBANGAN DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN

VII. Dana Bagi Hasil Mineral dan Batubara

DBH SDA Pertambangan Umum adalah bagian daerah yang berasal dari

penerimaan sumber daya alam pertambangan umum. Dua jenis PNBP dari perusahaan

tambang pertambangan umum atau Mineral dan Batubara yang dibagihasilkan ke daerah,

yaitu:

Iuran Tetap (Landrent) adalah iuran yang diterima negara sebagai imbalan atas

kesempatan penyelidikan umum, eksplorasi atau eksploitasi pada suatu wilayah kerja.

Iuran eksplorasi dan eksploitasi (royalty) adalah iuran produksi pemegang kuasa usaha

pertambangan atas hasil dari kesempatan eksplorasi/eksploitasi.

JENIS KEWAJIBAN PNBP SDA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun1997 tentang Jenis dan Penyetoran PNBP

Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 2004 tentang Tatacara Penyampaian Rencana dan

Laporan Realisasi PNBP

Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan

Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 2009 tentang Tatacara Penentuan Jumlah dan

Penyetoran PNBP yang Terutang

DJPK menerima data PNBP dari Kementerian ESDM terkait besaran masing-masing

iuran tetap (landrent) dan royalty dalam nilai rupiah. Selanjutnya dilakukan penghitungn

alokasi sebagai berikut:

1. PNBP landrent minerba dibagihasilkan ke Provinsi sebesar 16% dan ke kab/kota

penghasil sebesar 64%. Adapun cara menghitung alokasi DBH Landrent per daerah

adalah:

a. Pertama-tama dari nilai PNBP di kolom (2) dikalikan 20% terlebih dahulu untuk

mengetahui besaran PNBP landrent minerba yang menjadi hak pemerintah pusat

per daerah, kolom (3).

b. Selanjutnya di kolom (4) dihitung PNBP Landrent yang menjadi hak provinsi yaitu

sebesar 16% dikalikan dengan kolom (2) yaitu PNBP per kab/kota penghasil.

c. Untuk mengetahui besarnya DBH Landrent yang akan diterima oleh daerah

penghasil maka di kolom (5) PNBP per daerah penghasil dikalikan dengan 64%.

d. Kolom (6) menunjukkan jumlah DBH Landrent minerba yang merupakan bagian

daerah kab/kota penghasil dan provinsi.

Page 10: BUKU PEGANGAN PENGALOKASIAN DANA BAGI HASIL … · BUKU PEGANGAN PENGALOKASIAN DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM DIREKTORAT DANA PERIMBANGAN DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN

2. PNBP royalti minerba dibagihasilkan ke Provinsi sebesar 16%, ke kab/kota penghasil

sebesar 32% dan ke kab/kota sekitarnya (pemerataan) sebesar 32%. Adapun cara

menghitung alokasi DBH royalti minerba per daerah adalah:

a. Pertama-tama di kolom (3) perlu dihitung terlebih dahulu besarnya PNBP yang

menjadi bagian Pemerintah Pusat yaitu sebesar 20% yang dikalikan dari masing-

masing PNBP royalti per kabupaten/kota penghasil.

b. Kolom (4) menunjukkan jumlah DBH royalti minerba yang menjadi hak provinsi yang

dihitung dengan cara mengkalikan masing-masing PNBP Per daerah Penghasil di

Kolom (2) dengan 16%.

c. Besaran DBH royalti yang akan diterima oleh daerah penghasil di kolom (5) dihitung

dengan mengalikan PNBP per daerah penghasil dikalikan dengan 32%.

d. Setiap daerah kab/kota dilingkup wilayah Provinsi tertentu berhak untuk

mendapatkan bagian pemerataan DBH royalti minerba yaitu di kolom (6). Besaran

masing-masing DBH pemerataan tersebut dihitung dengan cara (1) total PNBP per

daerah dibagi dengan n-1 (n=jumlah daerah), lalu (2) jumlah alokasi untuk Daerah

penghasil dibagi dengan jumlah n-1. Selanjutnya hasil perhitungan (1) dibagi

dengan hasil perhitungan (2) tersebut.

3. Kolom (7) menunjukkan seluruh jumlah alokasi DBH royalti minerba baik yang

akan diterima oleh setiap daerah (Provinsi, Kabupaten dan Kota).

Gambar berikut ini menunjukkan kertas kerja penghitungan alokasi Minerba yang

dimaksud diatas.

Page 11: BUKU PEGANGAN PENGALOKASIAN DANA BAGI HASIL … · BUKU PEGANGAN PENGALOKASIAN DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM DIREKTORAT DANA PERIMBANGAN DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN

Sumber: Dit. Daper, DJPK

Rincian alokasi DBH SDA Mineral dan Batu Bara per daerah bisa secara lengkap dilihat di

Perpres No. 97 Tahun 2016 tentang Rincian APBN 2017 di Lampiran No. X.

VIII. DANA BAGI HASIL SDA PANAS BUMI

Panas Bumi merupakan sumber energi panas yang terkandung dalam air panas,

uap air, serta batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara genetik tidak

dapat dipisahkan dalam sistem panas bumi (UU No. 21 Tahun 2014 tentang panas bumi).

Dasar Hukum:

UU Nomor 20 Tahun 1997 : Penerimaan Negara Bukan Pajak

PP Nomor 54 Tahun 2002, Pasal 13 : Pemberian kewenangan penerbitan perizinan

pusat dan daerah;

PP No. 59 Tahun 2007 Jo. PP No. 70 Tahun 2010 tentang Kegiatan Usaha Panas

Bumi

PP No. 9 Tahun 2012 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan

Pajak yang Berlaku pada Kementerian ESDM

UU Nomor 21 Tahun 2014 : Panas Bumi

Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2016 tentang Besaran dan Tata Cara

Pemberian Bonus Produksi Panas Bumi

Keputusan Presiden Nomor 49 Tahun 1991 tentang Perlakuan Pajak Penghasilan, Pajak

Pertambahan Nilai dan Pungutan-pungutan lainnya terhadap Pelaksanaan Kuasa dan

Ijin Pengusahaan Panasbumi untuk Pembangkitan energi/Listrik

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 766/KMK.04/1992 tentang Tatacara

Penghitungan, Penyetoran dan Pelaporan Bagian Pemerintah, Pajak Penghasilan,

Pajak Pertambahan Nilai dan Pungutan-pungutan Lainnya Atas Hasil Pengusahaan

Page 12: BUKU PEGANGAN PENGALOKASIAN DANA BAGI HASIL … · BUKU PEGANGAN PENGALOKASIAN DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM DIREKTORAT DANA PERIMBANGAN DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN

Sumber daya Panas Bumi Untuk Pembangkitan Energi/Listrik sebagaimana telah diubah

dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 209/KMK.04/1998.

Jenis penerimaan SDA Panas Bumi yang dibagihasilkan terdiri dari:

1. Iuran tetap: Iuran yang dibayarkan kepada negara sebagai kesempatan atas

eksplorasi, studi kelayakan, dan eksploitasi pada suatu wilayah.

2. Iuran produksi: Iuran yang diberikan kepada negara atas hasil yang diperoleh dari

usaha pertambangan panas bumi.

3. Setoran dari pengusaha panas bumi setelah dikurangi kewajiban perpajakan dan

pungutan lainnya atas dasar kontrak pengusahaan panas bumi yang ditandatangani

sebelum UU No 27 Tahun 2003 tentang Panas Bumi ditetapkan.

Berdasarkan jenis penerimaan di atas maka dapat kita ketahui bahwa Wilayah Kerja

Produksi (WKP) panas bumi terdiri dari WKP yang kontrak pengusahaannya sudah

ditandatangani sebelum UU No. 27 Tahun 2003 (existing) dan yang kontrak

pengusahaannya setelah UU No. 27 Tahun 2003 (pemegang Ijin Panas Bumi/IPB). WKP

yang belum berproduksi baik yang eksisting maupun yang pemegang IPB wajib membayar

iuran tetap sesuai dengan tarif yang diatur dalam UU No.21 Tahun 2014. Sedangkan WKP

eksisting wajib membayarkan Setoran Bagian Pemerintah sebesar 34% dari NOI

Perusahaan setelah dikurangi biaya-biaya produksi yang relevan. Untuk WKP IPB yang

sudah berhasil berproduksi wajib membayar Iuran Produksi sesuai tarif yang diatur dalam

UU No. 21 Tahun 2014.

Page 13: BUKU PEGANGAN PENGALOKASIAN DANA BAGI HASIL … · BUKU PEGANGAN PENGALOKASIAN DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM DIREKTORAT DANA PERIMBANGAN DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN

Skema DBH Panas Bumi dari WKP Pabum Existing (Setoran Bagian Pemerintah)

Skema DBH Panas Bumi dari WKP IUP

Page 14: BUKU PEGANGAN PENGALOKASIAN DANA BAGI HASIL … · BUKU PEGANGAN PENGALOKASIAN DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM DIREKTORAT DANA PERIMBANGAN DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN

Langkah-Langkah Penghitungan DBH Panas Bumi

Persiapan data sumber:

Data dari ESDM:

Ketetapan Menteri ESDM tentang Daerah Penghasil.

Angka PNBP (Iuran Tetap) per daerah penghasil

Angka Persentase PNBP (Setoran Bagian Pemerintah) Per Kabupaten tiap WKP

Dari Kemenkeu, DJA (Dit. PNBP)

Angka PNBP (SBP) Per WKP

a. Penghitungan DBH SDA Panas Bumi dari Iuran Tetap:

Berdasarkan data PNBP dari Iuran Tetap yang diterima dari Kementerian ESDM

maka selanjutnya dihitung bagian pemerintah provinsi sebesar 16% dari kolom (2) dan

bagian alokasi untuk daerah penghasil sebesar 32% di kolom (4). Untuk daerah

pemerataan cara menghitungnya adalah 32% dikalikan dengan total PNBP IUP di kolom

(2) lalu dikurangi dengan alokasi DBH per daerah penghasil di kolom (4) lalu dibagi dengan

jumlah daerah kab/kota-1 dikolom (1)

b. Penghitungan DBH SDA Panas Bumi dari SBP:

Tahap pertama untuk menghitung alokasi DBH Panas Bumi dari Setoran Bagian

Pemerintah adalah melakukan pengelompokan atas PNBP SBP Per Daerah. Untuk itu

diperlukan dua dokumen utama, (1) Keputusan Menteri ESDM tentang persentase WKP

penyetor SBP per daerah penghasil, dan (2) Surat dari Direktorat Jenderal Anggaran

tentang besaran PNBP SBP Per Pengusaha. Berdasarkan kedua dokumen tersebut

Page 15: BUKU PEGANGAN PENGALOKASIAN DANA BAGI HASIL … · BUKU PEGANGAN PENGALOKASIAN DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM DIREKTORAT DANA PERIMBANGAN DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN

selanjutnya bisa ditentukan besaran masing-masing PNBP Setoran Bagian Pemerintah

untuk setiap daerah penghasil. Ilustrasi penghitungannya sebagai berikut:

Berdasarkan hasil perhitungan PNBP per daerah pada tabel di atas maka selanjutnya

dilakukan penghitungan alokasi DBH SBP. Ilustrasi di bawah ini menunjukkan simulasi

perhitungan alokasi DBH SBP di Provinsi Lampung dimana di wilayah tersebut hanya ada

satu kabupaten penghasil SBP yaitu Kab. Tanggamus. Jadi bisa diatakan persentase

PNBP SBP di wilayah Lampung sebesar 100% berasal dari PNBP SBP yang dihasilkan

oleh Kab. Tanggamus.

Pertama-tama berdasarkan dihitung PNBP SBP nettonya, yaitu mengurangkan jumlah

PNBP SBP di Kab. Tanggamus pada tabel di atas dengan besaran Pph dan PBB yang

ditanggung oleh Pemerintah Pusat seperti yang telah disampaikan pada Surat dari DJA

tentang PNBP SBP per pengusaha. Setelah diketahui PNBP SBP Nettonya (kolom 2) maka

dihitung alokasi bagian pemerintah adalah sebesar 20% (kolom 3), alokasi bagian

Pemerintah Provinsi sebesar 16% (kolom 4), dan alokasi bagian kabupaten penghasil

sebesar 32% (kolom 5). Selanjutnya untuk alokasi kab/kota dalam rangka pemerataan

dihitung dengan cara: 32% dikalikan dengan total PNBP Netto di kolom (2) lalu dikurangi

dengan alokasi DBH per daerah penghasil di kolom (5) lalu dibagi dengan jumlah daerah

kab/kota-1 dikolom (1)

Page 16: BUKU PEGANGAN PENGALOKASIAN DANA BAGI HASIL … · BUKU PEGANGAN PENGALOKASIAN DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM DIREKTORAT DANA PERIMBANGAN DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN

Rincian alokasi DBH SDA Panas Bumi per daerah bisa secara lengkap dilihat di Perpres

No. 97 Tahun 2016 tentang Rincian APBN 2017 di Lampiran No. XIII.

IX. Dana Bagi Hasil Kehutanan

Dana bagi hasil kehutanan pada dasarnya bersumber dari tiga jenis PNBP

Kehutanan sebagai berikut:

1. Provisi Sumber Daya Hutan.

Subyek : Pemegang izin sah (Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu/Izin

Pemanfaatan Kayu/Izin Sah Lainnya) pada hutan alam dan hutan tanaman

Obyek : Hasil Hutan Kayu/Bukan Kayu yang berasal dari kawasan hutan negara

Prinsip Tata Cara P3-PSDH adalah :

- Pengenaan PSDH kayu dan bukan kayu didasarkan pada LHP

- Tidak ada lagi tunggakan PSDH.

- Tepat waktu penerbitan SPP

2. Iuran Izin Usaha Pemanfaatan Hutan

Subyek : Pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Kawasan, Pemegang Izin Usaha

Pemanfaatan Jasa Lingkungan, Pemegang Izin Usaha Pemanfaatan HHK

dan atau HHBK pada hutan alam, Pemegang Izin Usaha Pemanfaatan HHK

dan atau HHBK pada hutan tanaman.

Obyek : Areal hutan yg dibebani Izin Usaha Pemanfaatan seperti tersebut di atas.

Prinsip Tata Cara P3-IIUPHH adalah :

- Dikenakan berdasarkan luas areal hutan dikalikan dengan tarif IIUPH yang berlaku.

- Izin diberikan/diserahkan kepada yang berhak setelah SPP IIUPHH dilunasi oleh

Wajib Bayar.

Page 17: BUKU PEGANGAN PENGALOKASIAN DANA BAGI HASIL … · BUKU PEGANGAN PENGALOKASIAN DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM DIREKTORAT DANA PERIMBANGAN DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN

3. Dana Reboisasi

Subyek : Pemegang izin sah Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan dari Kayu/Izin

Sah Lainnya pada Hutan Alam.

Obyek : HHK yang berasal dari HA

Prinsip Tata Cara P3-DR adalah :

- Pengenaan DR kayu dikenakan berdasarkan LHP

- Tidak ada lagi tunggakan DR.

- Tepat waktu penerbitan SPP DR.

a. Penghitungan Alokasi PSDH bagian Daerah

Berdasarkan data PNBP PSDH dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

di kolom (2) maka dihitung terlebih dahulu bagian Pemerintah Pusat yaitu dengan

mengalikan angka PNBP PSDH di kolom (2) dengan 20%. Selanjutnya bagian Provinsi

dihitung dengan cara yang sama hanya saja persentasenya hanya sebesar 16%. Untuk

alokasi kabupaten/kota penghasil dihitung dengan mengalikan besaran PNBP di kolom (2)

dengan 32%. Bagian pemerataan DBH PSDH dihitung dengan cara (1) total PNBP per

daerah dibagi dengan n-1 (n=jumlah daerah), lalu (2) jumlah alokasi untuk Daerah

penghasil dibagi dengan jumlah n-1. Selanjutnya hasil perhitungan (1) dibagi dengan hasil

perhitungan (2) tersebut.

b. Penghitungan alokasi IIUPH Bagian Daerah

Berdasarkan data PNBP IIUPH dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di

kolom (2) maka dihitung terlebih dahulu bagian Pemerintah Pusat yaitu dengan mengalikan

angka PNBP PSDH di kolom (2) dengan 20%. Selanjutnya bagian Provinsi dihitung dengan

cara yang sama hanya saja persentasenya hanya sebesar 16%. Untuk alokasi

Page 18: BUKU PEGANGAN PENGALOKASIAN DANA BAGI HASIL … · BUKU PEGANGAN PENGALOKASIAN DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM DIREKTORAT DANA PERIMBANGAN DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN

kabupaten/kota penghasil dihitung dengan mengalikan besaran PNBP di kolom (2) dengan

64%.

c. Penghitungan Alokasi DBH Dana Reboisasi (DR)

Penghitungan alokasi DBH Dana Reboisasi (DR) sesuai dengan proporsi bagian

pemerintah sebesar 60% dan kab/kota penghasil sebesar 40%. Berdasarkan PNBP DR

yang didapatkan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan maka dihitung

terlebih dahulu bagian Pemerintah Pusatnya seperti yang diilustrasikan pada kolom (3)

tabel di bawah ini. Kemudian dihitung alokasi DBH DR untuk kab/kota penghasilnya

sebesar 40%.

Selanjutnya seperti yang diatur dalam UU No. 23 Tahun 2014 pasal 14 ayat 2 serta lampiran

matrik pembagian urusan telah mengatur tentang kewenangan kabupaten/kota dalam

penyelenggaraan urusan di bidang kehutanan hanya pengelolaan taman hutan raya. Hal

ini menunjukkan bahwa kewenangan Kabupaten/Kota dalam mengelola DBH Dana

Reboisasi menjadi tidak sesuai lagi dengan peraturan yang terkait utamanya PP No. 35

Tahun 2002 tentang Dana Reboisasi. Untuk itu jumlah DR bagian daerah di kolom (5)

selanjutnya dikelompokkan kembali per provinsi dalam rangka diundangkan pada Lampiran

XI Perpres No. 97 Tahun 2016 tentang rincian APBN 2016.

Page 19: BUKU PEGANGAN PENGALOKASIAN DANA BAGI HASIL … · BUKU PEGANGAN PENGALOKASIAN DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM DIREKTORAT DANA PERIMBANGAN DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN

Rincian alokasi DBH SDA Kehutanan per daerah bisa secara lengkap dilihat di Perpres No.

97 Tahun 2016 tentang Rincian APBN 2017 di Lampiran No. XI.

Page 20: BUKU PEGANGAN PENGALOKASIAN DANA BAGI HASIL … · BUKU PEGANGAN PENGALOKASIAN DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM DIREKTORAT DANA PERIMBANGAN DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN

X. Dana Bagi Hasil Perikanan

Dana Bagi Hasil Perikanan merupakan dana bagi hasil dari penerimaan negara

sektor perikanan yang dibagi dengan imbangan 20% untuk Pemerintah dan 80% untuk

seluruh kabupaten/kota (Pasal 14 huruf d, UU No. 33 Tahun 2004). Bagian daerah sebesar

80% tersebut dibagikan dengan porsi yang sama besar kepada kabupaten/kota di seluruh

Indonesia (Pasal 18 ayat 2, UU No. 33 Tahun 2004).

DBH Perikanan, dihitung berdasarkan PNBP sektor perikanan yang berasal dari (1)

Pungutan Pengusahaan Perikanan (P3) dan (2) Pungutan Hasil Perikanan (PHP).

Pungutan Pengusahaan Perikanan pada dasarnya merupakan pungutan negara yang

dikenakan kepada pemegang Izin Usaha Perikanan dan/ atau Persetujuan Penggunaan

Kapal Asing (PPKA) sebagai imbalan atas kesempatan yang diberikan oleh Pemerintah

untuk melakukan usaha perikanan dalam Wilayah Perikanan Republik Indonesia. Pungutan

Hasil Perikanan merupakan pungutan negara yang dikenakan kepada pemegang Surat

Penangkapan Ikan (SPI) dan atau Surat Izin Kapal Penangkap dan Pengangkut Ikan

Indonesia (SIKPPII) dan atau Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI) sesuai dengan hasil

produksi perikanan yang diperoleh dan dijual di dalam negeri dan atau luar negeri.

Jika ditinjau dari dua prinsip dana bagi hasil yaitu by origin (berdasarkan daerah

penghasil) dan by realization (berdasarkan penerimaan yang terealisasi) maka DBH

perikanan tidak memenuhi prinsip “by origin” tersebut. Hal ini ditunjukkan dengan

pembagian porsi PNBP Perikanan yang dibagihasilkan ke daerah (80%) diamanatkan

dalam UU No. 33 Tahun 2004 untuk dibagihasilkan dengan besaran yang sama untuk

seluruh Kabupaten/Kota otonom.

Cara penghitungan alokasi DBH Perikanan relatif mudah. Berdasarkan pagu alokasi

DBH SDA Perikanan 2017 yaitu Rp760 miliar, maka selanjutnya dihitung alokasi DBH

Perikanan untuk seluruh kabupaten/kota dan Prov. DKI Jakarta atau 509 daerah. Maka bisa

kita dapatkan pagu alokasi DBH Perikanan untuk setiap daerah penerimanya sesuai yang

ditampilkan pada lampiran Perpres No. 97 Tahun 2016 tentang Rincian APBN 2017 adalah

sebesar Rp1.493.123.772,00.

Page 21: BUKU PEGANGAN PENGALOKASIAN DANA BAGI HASIL … · BUKU PEGANGAN PENGALOKASIAN DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM DIREKTORAT DANA PERIMBANGAN DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN

Rincian alokasi DBH SDA Perikanan per daerah bisa secara lengkap dilihat di Perpres No.

97 Tahun 2016 tentang Rincian APBN 2017 di Lampiran No. XII.

Page 22: BUKU PEGANGAN PENGALOKASIAN DANA BAGI HASIL … · BUKU PEGANGAN PENGALOKASIAN DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM DIREKTORAT DANA PERIMBANGAN DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN

PENUTUP

Pengalokasian DBH SDA yang pada dasarnya berupa persentase tertentu dari

PNBP SDA secara ringkas telah dipaparkan dalam buku ini. Pada dasarnya DJPK

melakukan penghitungan alokasi DBH SDA berdasarkan data dan informasi yang diperoleh

dari Kementerian ESDM, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian

Kelautan dan Perikanan, DJA, dan unit-unit lain terkait. Ilustrasi kertas kerja yang

sebenarnya sangat banyak dengan terpaksa dicuplik untuk beberapa daerah di lingkup

provinsi tertentu. Diharapkan ilustrasi-ilustrasi tersebut sudah bisa mewakili proses

penghitungan alokasi DBH SDA secara menyeluruh baik per jenis DBH SDA maupun

penghitungan alokasi per daerah.

Penyelesaian buku pegangan ini tidak akan bisa tuntas tanpa adanya dukungan

penuh dari Direktur Dana Perimbangan, DJPK. Terima kasih sebesar-besarnya juga

penulis sampaikan untuk Pak Anwar Syahdat, selaku Kasubdit DBH, Pak Bambang Rahmat

Raflis, Pak Mulyono, dan Pak Ilham Syafari selaku Kepala Seksi di Subdit tersebut, serta

para staf di Subdit DBH yang telah memberikan data dan informasi mengenai manual

penghitungan alokasi DBH SDA.