40
BULET I N edisi 01

BULETIN · 2020. 5. 31. · M Gilang Pratama Ketua Cluster Primate 07. Struktur Kepengurusan Himpro Satwa Liar 2019/2020 ... yaitu Taman Burung Taman Mini Indonesia Indah dan Kebun

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • BULETIN

    edisi

    01

  • 01

  • 02

  • Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga kami dapat menyelesaikan buletin ini. Kami juga mengucapkan terima

    kasih kepada seluruh tim redaksi yang telah bekerja keras dalam pembuatan buletin ini. Kekurangan dan kesalahan dari penulisan majalah mungkin masih banyak terlihat. Maka dari itu, kritik dan saran yang dapat membangun sangat kami harapkan untuk memperbaiki kekurangan dan kesalahan kami.

    Buletin ini berisi tentang kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan Himpro Satwa Liar periode 2019/2020 selama setengah tahun periode kerja.

    Semoga dengan selesainya buletin ini kita bisa meningkatkan program kerja Himpro Satwa Liar di setengah tahun periode kerja selanjutnya.

    Salam,

    Divisi Infokom

    SalamRedaksi

    03

    Daf

    tar I

    si

  • Salam RedaksiDaftar IsiStruktur Kepengurusan Himpro Satwa Liar 2019/2020Magang SatliPelantikan Anggota Himpro Satwa Liar Angkatan 55Kuliah Umum: Medik KonservasiEkstraksi KelelawarHerpingBirdwatchingHKSA x SATLI VENOM: Once You’re Bitten What Should You Do?IPB BIOBLITZ 2020Satli Line Sticker: Lori si Loreng SatliKuliah Umum: Si Manis yang TerancamKuliah Umum: Civet, Coffee, and ConservationWildlife Information

    030405091113141518

    192123242628

    04

  • Struktur Kepengurusan Himpro Satwa Liar 2019/2020

    Virgilius Martin K KKetua

    Teofilo Reynara A OWakil Ketua I

    Aisyah Nurfitria ABendahara I

    Ika NovitaSekretaris I

    05

    Dr. Drh. Ligaya ITA Tumbelaka, SpMP, MSc

    Pembina

  • Struktur Kepengurusan Himpro Satwa Liar 2019/2020

    Nanda Delvia MBadan Pengawas I

    M Kholid RidwanBadan Pengawas I

    Tigrisia FaathiraKetua Divisi Pendidikan

    Aqila TsabitaBendahara II

    Ahmad AkmalWakil Ketua II

    Listyana Aulia FSekretaris II

    06

  • Struktur Kepengurusan Himpro Satwa Liar 2019/2020

    Nisrina EfaldaKetua Divisi Eksternal

    Rabbani Bray AdamKetua Divisi Internal

    Desi N DermawanKetua Divisi Infokom

    Sabrina AmandaKetua Divisi Kewirausahaan

    M DavitraKetua Cluster Wild Carnivore

    M Gilang PratamaKetua Cluster Primate

    07

  • Struktur Kepengurusan Himpro Satwa Liar 2019/2020

    Cory KenedyKetua Cluster Wild Ornith

    Darryl YeeKetua Cluster Herpet

    Devi LusianaKetua Cluster Wild Herbivore

    Nada Febila NstKetua Cluster Wild Aquatic

    08

  • Kegiatan Magang Himpro Satwa Liar FKH IPB merupakan kegiatan yang bertujuan agar anggota Himpro Satwa Liar lebih bisa mengenal, mempelajari, dan menggali pengetahuan serta wawasan tentang medis konservasi yang lebih luas

    dengan cara turun ke lapangan secara langsung. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan di bawah program kerja Divisi Eksternal Himpro Satwa Liar.

    Sebelum peserta melaksanakan magang, terlebih dahulu dilakukan kelas pembekalan guna mempersiapkan peserta dalam pelaksanaannya. Pada awal tahun 2020, kegiatan magang dilakukan di dua tempat, yaitu Taman Burung Taman Mini Indonesia Indah dan Kebun Binatang Ragunan, pada tanggal 6 Januari hingga 15 Januari 2020. Peserta yang mengikuti magang di Taman Burung sebanyak 6 orang dan di Kebun Binatang Ragunan sebanyak 5 orang. Selama kurang lebih 10 hari, peserta diharapkan bisa memanfaatkan kesempatan magang tersebut untuk menambah keilmuan dan rasa kecintaan terhadap satwa liar dan medis konservasi. (NE)

    Magang Satli

    09

  • 10

  • Minggu, 23 Februari 2020, bertempat di Bumi Perkemahan Barubolang Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, sebanyak 44 mahasiswa dari Angkatan 55 dan 54 resmi dilantik menjadi anggota baru Himpunan Minat Profesi Satwa

    Liar FKH IPB. Peserta terlebih dahulu menjalani berbagai rangkaian kegiatan pra-pelantikan selama satu bulan sebelum akhirnya resmi dilantik menjadi anggota.

    Dengan dilantiknya anggota baru Himpro Satwa Liar diharapkan dapat membawa perubahan baru bagi kemajuan organisasi agar semakin baik kedepannya. Melalui Himpro Satwa Liar, anggota mampu menyalurkan minat terkait satwa liar serta menambah pengalaman keorganisasian. (VMK)

    Pelantikan AnggotaHimpro Satwa Liar Angkatan 55

    11

  • 12

  • Upaya konservasi satwa liar tidak hanya menitikberatkan pada usaha-usaha perlindungan satwa liar, tetapi juga dapat menjamin kesehatan dan kesejahteraan satwa liar. Aspek kesehatan dan kesejahteraan satwa liar dapat dipenuhi

    melalui penerapan medik konservasi. Medik konservasi merupakan penerapan medik veteriner dalam upaya konservasi satwa liar. Medik Konservasi merupakan dasar ilmu yang perlu diberikan kepada setiap anggota Himpro Satwa Liar FKH IPB, terutama anggota baru

    Kuliah Umum:Medik Konservasibersama Dr. Drh. LIGAYA ITA TUMBELAKA SpMP, MSc

    13

    organisasi ini. Dasar-dasar medik konservasi ini disampaikan dalam kuliah umum yang dilaksanakan pada 4 Februari 2020 di RK B1 FKH IPB University. Materi kuliah ini diberikan langsung oleh Pembina Himpro Satwa Liar, Dr. Drh. Ligaya ITA Tumbelaka, SpMP, M.Sc. Kegiatan diikuti oleh calon anggota Satwa Liar angkatan 55, pengurus Himpro Satwa Liar 2019/2020, serta panitia pelantikan calon anggota Himpro Satwa Liar angkatan 55. Kuliah ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi anggota Himpro Satwa Liar terkait wawasan medik veteriner di bidang konservasi. (TF/VMK)

  • Ekstraksi KelelawarS

    abtu, 1 Februari 2020 telah dilakukan kegiatan ekstraksi kelelawar perdana dari Cluster Wild Herbivore Himpro Satwa Liar 2019/2020. Kegiatan ini merupakan rangkaian dari kegiatan pra-pelantikan untuk anggota baru Himpro Satwa

    Liar di tahun 2020. Kegiatan diawali dengan sesi materi singkat mengenai ordo Chiroptera, dilanjutkan dengan mendatangi lokasi pemasangan mist net kemudian melakukan ekstraksi kelelawar. Ekstraksi kelelawar merupakan proses melepaskan kelelawar dari mist net. Metode ekstraksi merupakan metode paling penting dalam kegiatan survei dan inventarisasi keanekaragaman kelelawar di suatu ekosistem.

    Beberapa alat yang diperlukan saat ekstraksi kelelawar adalah mist net, tali tambang, beberapa kantong blacu, head lamp, dan sarung tangan kain untuk keamanan diri. Mist net sudah terlebih dahulu dipasang pada pukul 5 sore sebelum kelelawar keluar untuk mencari makan. Mist net dikaitkan pada pohon di sekitarnya menggunakan tali tambang. Pemasangan mist net dilakukan di daerah yang terdapat pohon-pohon berbuah yang menjadi makanan kelelawar. Kelelawar yang berhasil terperangkap berjumlah 7 ekor. Satu ekor Myotis muricola, dua ekor Cynopterus sphinx, dan empat ekor Cynopterus brachyotis. Setelah berhasil dibebaskan dari lilitan mist net (ekstraksi), ketujuh ekor kelelawar tersebut dibawa ke gedung Fakultas Kedokteran Hewan untuk diidentifikasi. Identifikasi dilakukan secara morfometrik menggunakan panduan identifikasi “Kelelawar di Indonesia” karya Agustinus Suyanto. (DL/VMK)

    14

  • Herping is the act of searching for amphibians or reptiles. The term, often used by professional and amateur herpetol-ogists, comes from the word “herp”, which comes from the same Greek root as herpetology, herpet-, meaning “creep-

    ing”. The term herp is a shorthand used to refer to the two class-es of ectothermic tetrapods (i.e., amphibians and reptiles). Herping consists of many activities; anyway one can find reptiles or amphibians can be considered herping. The activity or tech-nique depends on the terrain and target species. These include, but are not limited to, searching under natural cover objects (such as rocks and logs) and artificial cover objects (such as trash or con-struction debris), sometimes called ‘flipping’, as in ‘flipping rocks’ or ‘flipping boards’; locating calling amphibians by ear, common-ly done in pairs in order to triangulate on the location of the frog

    Herping

    15

  • or toad; muddling or noodling for turtles by feeling around in mud or around objects submerged in water; dip-netting for aquatic amphibians and turtles; noosing lizards with wire or fishing line on the end of a pole; lantern walking, which involves searching habitat on foot at night; and road cruising, which refers to the practice of driving along a road slowly in search of reptiles or amphibians that are crossing the road or basking on the road surface. General herping can take place any time, anywhere, whereas road herping or “cruising” usually takes place at dawn or dusk, or during rainstorms. Road cruising during rainstorms has a high probability of finding toads or frogs that may be otherwise impossible to find during normal conditions.

    0416

  • On 1st of February, Himpro Satwa Liar have arranged a herping acticity which allow our new members to gain some experiences. This time, we used one of the simplest method which is foot search. We walk in small groups around the campus and herp for some beautiful reptiles and amphibian species which we hardly ever get exposed to. In this special night, we hit the jackpot and found the longest snake species in the world which is the reticulated python, the deadly malayan krait, several colubrids and frogs.

    The second herping activity was carried out by Cluster Herpet itself on 4th of March. This time we found Ahaetulla mycterizans, Pareus carinatus, Bronchocela jubata, Gonyosoma oxycephalum, Takydromus sexlineatus and lastly Hylarana erythraea. (DY)

    17

  • Sabtu pagi, 29 Februari 2020, Cluster Wild Ornith Himpro Satwa Liar melaksanakan

    kegiatan pengamatan burung atau yang dikenal dengan istilah birdwatching. Kegiatan birdwatching dilakukan dari Fakultas Kedokteran Hewan menuju Perpustakaan Pusat IPB (LSI IPB) dan diikuti oleh 7 anggota Himpro Satwa Liar. Metode pengamatan yang digunakan dalam kegiatan adalah metode titik hitung atau point count.

    Selama kegiatan, sebanyak 11 jenis burung berhasil diidentifikasi, diantaranya adalah cucak kutilang (Pycnonotus aurigaster), raja-udang meninting (Alcedo meninting), kowak-malam kelabu (Nyctinorax nyctinorax), dan kareo padi (Amaurornis phoenicurus). (CK/VMK).

    Birdwatching

    18

  • HKSA x SATLI: VENOMOnce You’re Bitten What Should You Do?

    Kuliah Umum Venom: “Once You’re Bitten, What Should You Do?” dan workshop handling ular dilaksanakan pada tanggal 9 Februari 2020 di RK B2 FKH IPB University. Kegiatan ini merupakan kolaborasi dengan Himpro HKSA FKH IPB

    University. DR. dr. Tri Maharani, MSi, SpEM membawakan kuliah mengenai persebaran ular berbisa endemik di Indonesia, jenis-jenis toksin bisa ular dan farmakokinetikanya, penjelasan mengenai pembuatan anti-venom dan demonstrasi prosedur pertolongan pertama terhadap gigitan ular. Setelahnya, workshop handling ular dipandu oleh Darryl Yee dan Shawn Seelan dan dilaksanakan di paddock FKH IPB University. Tujuan workshop ini adalah memperkenalkan teknik-teknik handling ular yang benar.

    Peserta kuliah dan workshop ini terutama adalah anggota Himpro Satwa Liar dan HKSA FKH IPB University, ahli konservasi, serta para penghobi hewan reptil dari luar IPB University.

    Tujuan kuliah dan workshop ini adalah menyebarkan ilmu mengenai pertolongan pertama terhadap gigitan ular dan cara handling ular bagi para dokter hewan, ahli konservasi, dan penghobi hewan reptil yang sering bekerja dengan ular. Dengan begitu, diharapkan kecelakaan dan kematian akibat gigitan ular dapat berkurang. (DY)

    19

  • 20

  • IPB BIOBLITZ 2020

    IPB BIOBLITZ 2020 dilaksanakan selama 2 hari yaitu tanggal 29 Februari dan 1 Maret 2020, berlokasi di IPB

    University.Kegiatan ini diselenggarakan

    oleh Javan Gibbon Research and Conservation Project yang bekerja sama dengan Departemen Konservasi Sumber Daya Hutan dan Ekowisata, Himakova, Himpro Satwa Liar, Tree Grower Community, Dan UKF IPB.

    Pada hari pertama (29 Februari 2020), kegiatan dimulai dengan registrasi peserta pada pukul 09.00 WIB yang berlokasi di RK X Fakultas Kehutanan IPB University, dilanjutkan dengan pembukaan dan bincang santai konservasi mengenai “10 Tahun

    Monitoring Cikalang di Teluk Jakarta” bersama Fransisca Noni T, MSc dari Burung Nusantara, dilanjutkan oleh Arief Hamidi, MSc dari Global Tree Campaig mengenai gerakan konservasi jenis pohon-pohon dilindungi, lalu monitoring online perdagangan satwa ilegal bersama Andi N. Cahyana, Msi dari Wildlife Conservation Society.

    Kegiatan selanjutnya ialah ISHOMA pada pukul 12.00 WIB. Kegiatan dilanjutkan dengan workshop penggunaan aplikasi iNaturalist dan aturan pengamatan BIOBLITZ bersama Rahayu Oktaviani, MSc/JGRCP, setelah itu diskusi kelompok didampingi mentor per takson. Sebelumnya telah dibagi peserta berdasarkan taksonnya yaitu

    21

  • untuk kelompok Tumbuhan, Serangga, dan Reptil Amfibi.

    Kegiatan dimulai dengan sarapan bersama sebelum melakukan pengamatan sesuai kelompok masing-masing. Di akhir pengamatan dilakukan identifikasi dan publikasi pada aplikasi iNaturalist. Kegiatan selanjutnya ialah ISHOMA pada pukul 12.00 WIB, lalu dilanjutkan dengan bincang santai konservasi yaitu Gerakan Citizen Science melalui Go Amfibi Reptil Kita (ARK) bersana Dr. Mirza D. Kusrini. Kegiatan hari kedua diakhiri dengan pengumuman pemenang kompetisi pengamat dengan temuan jenis terbanyak, pengidentifikasi terbanyak dan door prize sebagai apresiasi dalam mengikuti kegiatan ini. (MNW/ANA)

    22

    Tumbuhan, Mamalia, Serangga, Burung, dan Reptil Amfibi. Setelah berdiskusi, masing masing takson melakukan pengamatan dengan menyusuri kampus IPB University, mengamati serta mengambil foto dokumentasi yang selanjutnya akan dipublikasikan pada aplikasi iNaturalist agar bisa dibaca juga oleh yang lainnya.

    Beberapa spesies yang ditemui seperti, Ahaetulla sp, Bungarus fasciatus, Bronchocela jubata, Takydromus sexlinatus, dan Hylarana erythraea. Kegiatan hari pertama ditutup dengan mengindentifikasi hasil pengamatan dan mempublikasikan hasil pada aplikasi iNaturalist.

    Pada hari kedua (1 Maret 2020), kegiatan dimulai pada pukul 5.30 WIB untuk kelompok Mamalia dan Burung, serta pada pukul 07.00 WIB

  • Pada tanggal 25 Maret 2020, Himpro Satwa Liar sukses merilis stiker LINE dengan nama Lori si Loreng Satli. Lori adalah karakter harimau sumatra karya Errizqi Dwi Cahyo, salah satu anggota Himpro Satwa Liar angkatan 54, yang terinspirasi dari

    harimau sumatra yang ada pada logo Himpro Satwa Liar. Kedelapan gaya Lori dibuat untuk mewakili kegiatan dan cerita anggota Himpro Satwa Liar. Stiker ini dapat dibeli di LINE Sticker Shop dengan nama Lori si Loreng Satli atau Lori the Stripped Satli. (DND)

    Satli LINE Sticker:Lori Si Loreng Satli

    Jangan lupa download stikernya!

    23

  • Kuliah Umum:Si Manis yang Terancambersama Drh. Ikhsan Kadarusman

    Kuliah umum “Si Manis yang Terancam” dilaksanakan pada Rabu, 6 Mei 2020 via Google Meet. Kuliah dibawakan langsung oleh Drh. Ikhsan Kadarusman (alumni Himpro Satwa Liar angkatan 50) dan diikuti oleh peserta dari

    berbagai universitas dan instansi di Indonesia, seperti IPB, UGM, UNAIR, UI, UNPAD, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Syiah Kuala, Universitas Nusa Cendana, Universitas Wijaya Kusuma, dan Badan Karantina Kementerian Pertanian. Kuliah membahas Manis javanica yang sering dikenal dengan nama tenggiling. Tujuan dari kuliah adalah meningkatkan kepedulian masyarakat terkait konservasi tenggiling.

    Eksistensi tenggiling sangat jarang diketahui oleh orang-orang, terutama terkait populasi dan kepentingan medisnya.

    24

  • Kuliah ini membahas mulai dari klasifikasi, biogeografi, ancaman, program konservasi, anatomi, fisiologi, perilaku, penyakit, dan reproduksi tenggiling.

    Menurut IUCN Red List, tenggiling dikategorikan sebagai hewan dengan status Critically Endangered. Keberadaan tenggiling saat ini sangat memprihatinkan dan masih banyak yang mengeksploitasi hewan ini secara ilegal. Tenggiling dieskploitasi besar-besaran untuk berbagai macam kepentingan, mulai dari obat-obatan, makanan, bahkan dijadikan dalam bentuk minuman yang dikenal dengan nama pangoline wine. Alasan pengobatan tradisional umumnya menjadi penyebab utama eksploitasi hewan ini. Sisik tenggiling yang mengandung bahan aktif keratin dan tramadol dipercaya dapat menyembuhkan penyakit tertentu.

    Tenggiling adalah hewan unik yang dapat menggulung sehingga hewan ini juga disebut pangoline yang artinya menggulung. Sifat khas menggulung hewan ini tidak hanya untuk melindungi diri tetapi juga dibutuhkan setelah proses kopulasi (kawin) selesai. Tenggiling memiliki lidah panjang, bersisik, dan tanpa gigi. Tenggiling termasuk kategori hewan yang mudah stres dan sangat sensitif ketika berada di lingkungan baru atau saat merasa terancam. Hal ini yang menyebabkan penangkaran tenggiling masih cukup sulit dilakukan bahkan sampai saat ini. Fakta unik lainnya adalah tenggiling memiliki suhu tubuh 32,2-35,2°C, dimana suhu ini dibawah rata-rata hewan pada umumnya.

    Banyak riset yang telah dilakukan pada tenggiling, namun masih banyak tanda tanya yang belum terpecahkan. Salah satunya adalah cara mengembangbiakkan tenggiling di dalam pusat konservasi. Walaupun upaya konservasi sampai saat ini masih cukup sulit dilakukan, kita harus tetap memperjuangkan kelestarian spesies ini. (TF)

    25

  • 26

    Kuliah “CIVET, COFFE, AND CONSERVATION” dilaksanakan pada hari Kamis, 14 Mei 2020 via Google Meet. Kegiatan ini merupakan salah satu program kerja Cluster Wild Carnivore. Kuliah dibawakan langsung oleh Andi Hiroyuki, SKH, MSi.

    Beliau adalah alumni Himpro Satwa Liar angkatan 46 dan sekarang merupakan dosen di Program Studi Kedokteran Hewan, Fakultas Kedokteran, Universitas Padjadjaran, Bandung. Kuliah dihadiri 101 peserta dari berbagai universitas dan instansi nasional juga internasional. Kuliah ini bertujuan mengedukasi masyarakat tentang musang luak yang saat ini mengalami penurunan populasi di alam.

    Musang luak adalah anggota Ordo Carnivora yang memiliki status Least Concern. Populasinya mulai terancam akibat perusakan habitat, eksploitasi berlebihan, dan tren memelihara musang sebagai satwa eksotik. Musang luak tersebar luas di Asia, termasuk Indonesia. Luak tak hanya diburu untuk menghasilkan kopi luwak, tetapi juga karena memiliki kelenjar perineal yang bisa menghasilkan wewangian untuk campuran parfum. Wangi pandan dari kelenjar perinealnya inilah yang menjadi asal mula nama lain hewan ini, yaitu musang pandan. Sebagai hewan peliharaan, musang luak seringkali dibuat obesitas secara sengaja karena ada sebagian orang yang menganggapnya

    Kuliah Umum:Civet, Coffee, and Conservationbersama Andi Hiroyuki, SKH, MSi

  • lucu. Padahal hal ini dapat meningkatkan risiko penyakit jantung pada musang luwak.

    Karena termasuk golongan karnivora, makanan dominan musang luak adalah daging. Namun, pada musim-musim tertentu, daging bisa sangat sulit dicari sehingga hewan ini beralih memakan buah-buahan. Mereka pun hanya memilih buah yang benar-benar matang. Perilaku ini yang menghasilkan kopi luwak berkualitas tinggi. Lalu bagaimana kopi luwak bisa memiliki cita rasa enak? Musang luak sangat pemilih terhadap makanannya. Indra penciuman dan perasa yang sangat sensitif diduga membantu hewan ini dalam memilih makanan termasuk buah-buahan yang sudah matang. Akan tetapi, karena potensi ini, banyak produsen kopi luwak yang mengeksploitasi luak tanpa memerhatikan kesejahteraan mereka. Maka dari itu, di dalam kuliah ini juga dijelaskan bagaimana sebaiknya dalam memelihara luak penghasil kopi luwak. Dengan terlaksananya kuliah ini, diharapkan peserta dapat lebih teredukasi mengenai konservasi luak. (TF)

    27

  • WILDLIFE INFORMATIONinfographics by Divisi Infokom Himpro Satwa Liar 2019/2020

    28

  • @himprosatwaliar@HIMPROSATWALIARHimpro Satlihttp://satwaliar.lk.ipb.ac.id/Himpro Satwa Liar FKH [email protected] LK FKH IPB University,Gedung Fakultas Kedokteran HewanIPB University Level 1Jl. AgatisKampus IPB DramagaBogor, 16680INDONESIA