8

Buletin Edis IV

  • Upload
    pmii-kt

  • View
    233

  • Download
    2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Bulan Ramadhan, Jati Diri Umat Islam

Citation preview

Page 1: Buletin Edis IV
Page 2: Buletin Edis IV

Sebagaimana diketahui bawasannya dalam setiap kali Bulan Ramadhan tiba, berjuta-juta ummat muslim diseluruh dunia menyambutnya dengan gegap gempita, berbagai persiapan pun dilakukan dengan maksimal, mulai dari persiapan logistik berupa berbagai bahan makanan bahkan tak ketinggalan persiapan untuk menyambut datangnya hari kemenangan (Red; Idhul Fitri) pun telah dilakukan jauh-jauh hari. Namun hal tersebut semata-mata dilihat dari kaca mata tradisi masyarakat yang sedari dahulu telah mengakar dan mendarah daging menjadi sebuah khazanah budaya ummat Islam itu sendiri.

Begitu pun layakya dengan para kader dari organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), tanpa mengesampingkan nilai-nilai budaya serta tradisi yang ada di masyrakat, juga ikut menyemarakan datangnya bulanRamadhan. Sedari awal telah dilakukan persiapan dalam rangka menyambut datangya ramadhan. Dan tentunya dimulai dengan, Berkumpul dan berdiskusi bersama membahas berbagai kegiatan yang akan

dilaksanakan pada bulan ramadhan, berbagi tugas dan tanggung jawab atas kegiatan yang akan dilaksanakan serta persiapan lainnya.

PMII Cabang Sengata, Kutai Timur. Telah sigap dalam menentukan langkah kerja dibulan Ramadhan ini, dan salah satu dari kegiatan utama yang telah digagas yakni diadakannya kegiatan pengabdian pada masyarakat, khususnya pada bidang pendidikan. Yakni berupa, Pesantren Ramadhan yang dilaksanakan mulai dari tanggal 13 s/d 16 Agustus 2010, bertempat di Pondok Pesantren Darus Sholah, Kampung Kajang, Kec. Sengata Selatan. Yang para pesertanya adalah para Satriwan(i) di pesatren tersebut. Kegiatan tersebut merupakan sebuah terobosan dan gebrakan baru bagi PMII Kutim, mengingat untuk pertama kalinya dilaksanakan.

Rancangan dari kegiatan tersebut bukanlah sesuatu yang datang dan ada secara tiba-tiba namun telah dipersiapkan secara matang-matang sedari awal. Dan semua itu berangkat dari sebuah kepedulian PMII Kutim atas kondisi pendidikan yang

Pesantren Ramadhan Tanamkan Kepedulian Anggota

Santri Pondok Pesantren

Darus Solah dalam

kegiatan Pesantren Ramadhan

yang di adakan oleh PMII Kutai

Timur

2SUDUT PMII

Page 3: Buletin Edis IV

ada di Kutai Timur. Latar belakang dari dilaksanakannya kegiatan ini antara lain ialah pertama, Sebagai sebuah bentuk Pengabdian Organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) pada Masyarakat, khususnya dalam Bidang Pendidikan. kedua, Kegiatan tersebut juga merupakan wadah bagi pelatihan bagi para kader PMII, sekaligus menjadi menjadi sarana pembinaan kader dalam momentum bulan Ramadhan ini.

Maka berangkat dari kedua hal diatas serta kesadaran para warga pergerakan yang tergabung dalam PMII Cab. Kutim. Kegiatan tersebut dapat terlaksana.

Awalnya bermula pada pertemuan pengurus PMII Cab. Kutim (Sahabat Faizin, Fauzan, Mukhtar & Randi) dengan pihak pengurus Pondok Pesantren Darus Sholah (Ustd. Sulaiman & Bu’ Nyai ). Pada pertemuan itu membicarakan mengenai kemungkinan diadakannya kerjasama untuk melaksanakan kegiatan Pesantren Ramadhan. Dan alhamdulillah, ternyata pihak Pesantren saat itu juga menerima maksud dari tujuan kerja sama tersebut. Dimana pihak pesantren akan memfasilitasi kegiatan tersebut dan pihak PMII Kutim menjadi pelaksana utama dalam kegiatan tersebut.

Pagi 13 Agustus 2010, kegiatan Pesantren Ramadhan itu resmi dibuka oleh Ketua PMII Cab. Kutim yakni, Sahabat Moch. Khoirul Faizin, dengan jumlah peserta ± 40 santri. Dan dimulailah segala agenda kegiatan yang telah diprogram oleh sahabat-sahabat kader PMII Kutim. Menarik melihat bahwasannya dalam kegiatan tersebut tidak dibentuknya panitia secara formal, dimana penekanan utamanya ialah agar para kader PMII Kutim dapat terjun secara langsung dilapangan, tanpa terjebak oleh struktur dan organisasi kerja yang kaku. Buah dari pola kerja yang ada tersebut ialah semua kader yang datang ke lokasi Pesantren dapat langsung membaur untuk membantu pelaksaanaan kegiatan tersebut.

Diantara rangkaian kegiatan yang dilaksanakan ialah, kegiatan kegamaan (Praktek Shalat, Mengaji, Wudhu dan rangkaian Ibadah lainnya). Kemudian kegiatan keterampilan ( Kaligrafi, Mengambar, menulis Kaligrafi dan menyulam ). Disamping itu pula ada kegiatan

tambahan yang juga dilaksanakan yakni Cerdas Cermat untuk para peserta Pesantren Ramadahan dan Buka Puasa Bersama yang melibatkan Peserta, Keluarga Besar PMII Kutim, Pengurus Pondok Pesantren dan para Mahasiswa Undangan dari STAIS Kutim.

Dari sisi pelaksanaannya berlangsung dengan sukses, hal ini ditunjukan dengan antusiasme dari para santri peserta Pesantren Ramadhan, baik ketika mengikuti materi maupun dari prosentase kehadirannya mulai dari awal hingga akhir kegiatan tersebut. Kemudian, materi-materi yang deberikan bagi para peserta sangat relevan, yang meliputi pendidikan Agama, pendidikan keterampilan dan pengetahuan umum.

Hal yang menarik sekaligus menjadi catatan bagi para kader PMII ialah bagaimana ketika menghadapi para peserta yang sangat aktif bahkan hyper aktif. Dan hal tersebut diakui oleh beberapa kader merupakan sebuah tantangan yang cukup menguras kesabaran dan kemampuan mereka mengendalikan situasi. Semisal Sahabat Dedi Arman dan Abdul Basith yang bertugas menyampaikan Materi Shalat, Sahabat Mukhtar menyampaikan materi Kisah Nabi, Sahabat Abdul Ghoffar menyampaikan materi Kaligrafi. Dan para sahabat kader PMII lainnya yang secara aktif membantu jalannya kegiatan tersebut.

Ketika dilontarkan pertanyaan pada para kader yang bertugas memberikan materi dan yang turut membantu kegiatan tersebut, tentang kesan mereka menjalani aktivitas sebagai tutor dan mentor. Sebagian besar dari mereka merasakan sebuah keterkejutan melihat dan meladeni tingkah laku dari para peserta yang notabene masih duduk ditingkat Sekolah Dasar (SD).

Namun demikian ketika kegiatan tersebut berakhir, terlihat secara jelas bahwasannya kegiatan itu memberikan sebuah kesan yang mendalam bagi para Peserta dan para Kader itu sendiri. Adalah sebuah pemandangan yang unik ketika melihat para peserta begitu akrab dengan para pemateri, bahkan ada peserta yang begitu antusias dengan selalu mengandeng atau duduk menempel pada para pemateri. Sebuah harapan lucu terlontar dari bibir kecil dan keluguan para santri

3SUDUT PMII

Page 4: Buletin Edis IV

peserta “ kakak besok ngajar lagi ya…!”.Sebagai sebuah catatan untuk para kader

dan segenap keluarga besar PMII, serta seluruh warga pergerakan. Bahwasannya

segala bentuk kegiatan yang kita laksanakan dengan niat dan tujuan yang baik, pasti akan mendatangkan hal yang baik pula. Bagi pribadi maupun bagi orang lain. By Abdullah

Saat ini kita berada pada bulan yang sangat dimuliakan oleh Allah dan banyak dari umat Muhammad SAW yang sangat mendambakan dan mengharapkan kehadirannya sebagai bulan penghapus dosa yang diyakini oleh orang-orang. Dibulan suci Ramadhan ini kita diwajibkan melakukan puasa sebagai wujud ketaqwaan kita kepada sang pencipta sebagaimana yang tertuang dalam kitab Al-qur’an surah Al-Baqarah ayat 183 yang artinya:

“Wahai Orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa”.(Al-Baqarah:183)

Salah satu hal disyariatkannya puasa oleh Allah SWT adalah mengekang hawa nafsu kita, supaya ibadah puasa ini terjaga dari makan, minum dan hal lain yang membatalkannya. Karena tidak sedikit orang yang berpuasa tidak mendapatkan apa-apa kecuali lapar dan dahaga disebabkan oleh memperturutkan hawa nafsunya.

Rasulullah SAW pernah bersabda kepada para sahabatnya ketika beliau pulang dari Perang Badar bahwasanya kita kembali dari perang kecil badar dan akan menghadapi perang yang sangat besar,kemudian sahabat bertanya,perang apakah itu wahai Rasulullah SAW, kemudian Rasulullah saw menjawab yaitu perang melawan hawa nafsu dibulan ramadhan (puasa).

Dikisahkan juga didalam kitab Durrothun Nashihin bahwasanya awal

diciptakannya hawa nafsu itu adalah makhluk yang sangat membangkang Allah swt. Ketika hawa nafsu disuruh menghadap kepada Allah lalu ditanyakan siapakah aku kata Allah dan siapakah kamu.lalu hawa nafsu mengatakan engkau adalah engkau dan aku adalah aku,karena membangkannya hawa nafsu kemudian dimasukkan kedalam Neraka Jahim selama 100 tahun, kemudian disuruh menghadap lagi oleh Allah kemudian ditanyakan hal yang sama seperti semula siapakah aku dan siapakah kamu, jawabannya sama seperti yang awal tadi, engkau adalah engkau dan aq adalah aku kemudian setelah itu hawa nafsu digiring lagi masuk Neraka Ju’u selama 100 tahun baru kali ketiga ketika dihadapkan kepada Allah barulah dia berkata benar bahwa engkau adalah Tuhanku dan aku adalah hambamu.

Dari sini bisa diambil sebuah kesimpulan bahwasanya hawa nafsu itu sangat berbahaya buat kita masing-masing, dan harus kita jaga diri kita agar tidak terjerumus dalam lubang kekufuran dan dosa.ketika kita bisa mengendalikan hawa nafsu kita maka sungguh beruntunglah kita,tapi apabila kita dikendalikan oleh hawa nafsu kita maka sungguh rugi karena kita berada pada suatu jalan yang dibenci oleh Allah.Dengan datangnya ramadhan tahun ini mudah-mudahan membukakan jalan untuk memperbaiki diri kita dan berusaha sekuat tenaga untuk melawan hawa nafsu yang merupakan musuh yang terbesar pada diri kita. Banyak kisah yang bisa diambil sebagai sebuah pelajaran besar ketika mereka dikuasai

“P U A S A”Belajar untuk mengendalikan Hawa Nafsu

4KAJIAN

Page 5: Buletin Edis IV

hawa nafsunya. Kisah Qarun yang diberikan oleh Allah berupa jabatan dan kekayaan yang melimpah ruah banyaknnya tapi tidak pernah bersyukur sedikitpun dan dia hanya mengatakan bahwa dia mendapatkan itu semua karena ilmu yang didapatkannya.kemudian turun azab Allah kepada Qarun dengan dibinasakan dengan harta-hartanya.

Marilah dibulan suci ramadhan ini untuk banyak melakukan amal ibadah kepada Allah agar ramadhan tahun ini tidak

pergi begitu saja tanpa meninggalkan bekas kepada kita semua,banyak berdoa agar dosa yang telah lalu dan akan datang diampuninya serta menjadi bulan intropeksi diri,mudah-mudahan dengan ketaqwaan yang kita lakukan dibulan ini membuat kita lebih baik lagi dibulan-bulan mendatang diluar ramadhan.

Ramdhan adalah bulan yang didalamnya terdapat keutamaan, dimana ummat islam berlomba-lomba untuk meraih ketakwaan kepada Allah SWT. Beberapa keutamaan di bulan ramdhan ini :

Bulan al-Qur’an1. Allah SWT berfirman, yang artinya:”(beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramdhan, bulan yang didalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa diantara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu...”(QS. Al-Baqaroh; 185). Malam Lailatul Qadr2. Malam lailatul qadr tidak dapat dipastikan tepatnya, namun malam lailatul qadr dapat diketahui hanya dengan tanda-tanda tertentu yang telah dijelaskan oleh Rasulullah Saw dalam banyak hadits shahihnya, adapun tanda-tanda malam lailatul qadr adalah:

Udara pada malam itu sangat baik dan suasanya sangat tenanga. Matahari Terbit keesokan harinya dalam keadaan bersih dan tidak terikb. Rasulullah Saw, bersabda:”lailatul Qadr adalah malam yang sangat tenang, cerah, tidak panas dan tidak dingin. Matahari di pagi harinya menjadi lemah lagi nampak kemerah-merahan (Shahih HR. Muslim)Terkadang seseorang dapat menjumpainya dalam mimpinya, sebagaimana yang terjadi c. pada para sahabat.

Semoga tulisan ini menambah ilmu para sahabat, dan marilah kita memperbaiki diri di bulan ramdhan ini sehingga kita termasuk dalam golongan orang-orang yang bertakwa, Amin. Saya mohon maaf apabila dalam tulisan ini terdapat kesalahan dan dalam kesempatan ini pula saya mohon maaf atas segala kesalahan dan kekhilafan. Selamat menunaikan ibadah puasa, semoga amal ibadah kita diterima Allah SWT.Amin.

Dikutip dari buku (Tuntunan Puasa Ramdhan Disertai Dengan Adab-Adab Berhari Raya, Oleh: Abdullah bin Abdul Hamid Usman, Penerbit Yayasan Abu Hurairoh Sengatta, Sengata, 16 Sya’ban 1431 H)

Keutamaan Bulan RamadhanDi susun oleh : Muhammad Saddam Husain

5

Oleh : Andi Muhammad Fauzan Razak

KAJIAN

Page 6: Buletin Edis IV

6

Kesuksesan Luar BiasaDalam Membentuk Jati Diri

Oleh : Ahmad Sodikin

KAJIAN

Hampir satu bula sudah bulan ramadhan ini berlalu, timbul sebuah pertanyaan, sejauh mana perubahan-perubahan yang ada dalam diri kita dalam menjalankan bulan yang penuh berkah ini? apakah kita akan menjadi manusia yang biasa-biasa saja? Atau sebaliknya kita akan menjadi manusia yang luar biasa? Hal inilah yang mungkin harus kita renungkan.

Pada dasarnya setiap manusia tak ingin segala upaya yang ia lakukan hanya sia-sia saja, karna memang gagal itu bukan suatu pilihan. Salah satu upaya untuk meraih segala kesuksesan adalah bersabar, yah,,, memang hanya itu yang harus kita lakukan baik dibulan ramadhan ini maupun diluar bulan ramadhan. Lalu apakah segala bentuk kesabaran itu akan membuat kita menjadi orang yang sukses? ” Ya”, jika kesabaran itu adalah kesabaran kita untuk terus berjuang dan terus berjuang, seseorang yang punya cita-cita yang tinggi namun tidak di realisasikan dengn perbuatan niscaya keberhasilan tersebut akan menjauh dari diri anda, namun begitu pula jika perbuatan yang kita lakukan tidak dilandasi dengan kesabaran yang penuh, dapat dipastikan perbuatan tersebut tidak akan membuahkan hasil apa-apa.

Begitu pula dengan berpuasa, seseorang yang tidak dapat mengendalikan hawa nafsunya maka seseorang tersebut dapat dipastikan bahwa ia tidak dapat mengendalikan kesabarannya. selama berpuasa kita di tuntut untuk dapat berjuang melawan segala hal yang dapat membatalkan puasa kita, bukan hanya itu, kita juga dituntut dari segala hal yang dapat menggugurkan puasa kita, seperti berbohong, membicarakan oran lain, dan menjaga pandangan-pandangan kita terhadap segala hal yang dapat membangkitkan gairah nafsu kita. dengan sendirinya kesabaran itu merupakan ciri khas seseorang yang ingin menjadikan hidupnya penuh dengan warna warni kesuksesan.

Bulan ramadhan tidak hanya sekedar bulan yang menuntut manusia untuk slalu brsabar, melainkan juga bulan ramadhan

adalah bulan yang mampu membentulk jati diri setaip kaum muslim maupun muslimah yang lebih baik. Pembentukan jati diri dalam ibadah shiyam merupakan aktivitas yang sangat penting dalam kehidupan manusia mukmin, karena dengan jati diri itulah kita akan bersikap istiqomah dalam menjalani ajaran agama. Ibadah shiyam yang kita laksanakan, harus mampu membentuk jati diri setiap muslim dan meningkatkan kualitasnya dari tahapan yang paling rendah menuju tahapan yang paling tinggi.

Lalu bagaimana jika sesorang diluar bulan puasa ini kembali kewatak aslinya (kebiasaan buruk)? Jika hal demikian terjadi, tentu hal demikian dapat dipastikan bahwa puasa atau ibadah sesorang tersebut bermaslah, mengapa demikian? Yah,,,kemungkinan saja ketika ia berpuasa ia tidak dapat menahan kesabarannya, atau mungkin juga selama ia berpuasa hanya menahan lapar dan haus semata sedangkan hakikat puasa tersebut tidak ia laksanakan, ingat! Bahwa berpuasa itu dapat merubah jati diri sesorang dari hal yang buruk menjadi lebih baik dengan catatan ia harus brsungguh-sungguh.

Disadari bahwa memang tidak mudah untuk mengubah diri, tetapi walau bagaimanapun kita harus tetap berusaha dan berusaha. Ingat bahwa keberhasilan tidak dapat kita raih hanya dengan berangan-angan, keberhasilan tidaka dapat kita raih dengan instan, semua pasti butuh proses, jangan berharap sukses jika tidak ada proses, namun proseslah yang dapat menjadikan harapanmu dapat terwujud. Hal demikianlah yang harus kita terapkan selama berpuasa, kesuksesan berpuasa bukan terletak pada bulan puasa itu sendiri, namun keberhasilan berpuasa terletak ketika bulan puasa tersebut telah berlalu, sejauh mana kita tetapa dapat mengendalikan diri kita sebagaimana kita mengendalikan diri kita ketika dibulan puasa. Jika hal demeikian dapat kita wujudkan maka kita akan menjadi manusia yang LUAR BIASA!

Page 7: Buletin Edis IV

7KAJIAN

Setiap satu bulan (Ramadhan) dalam satu tahun umat Islam melaksanakan puasa sebagai bentuk ketaatan atau kepatuhan kepada perintah Allah SWT. puasa merupakan pendidikan sekaligus perang yang teramat besar dibandingkan dengan perang melawan penjajahan, karena puasa merupakan peperangan melawan hawa nafsu yang terdapat dalam diri atau jiwa seseorang, artinya perang yang teramat besar adalah melawan hawa nafsu yang ada dalam diri sendiri.

Puasa adalah salah satu tujuan untuk melatih diri sekaligus melawan hawa nafsu agar tetap dalam keadaan Islam yang berarti tetap dalam keadaan ketaatan dan kedamaian. Tak bisa kita pungkiri bahwa setiap manusia memiliki nafsu dalam jiwa, hal tersebut sudah fitrah bagi manusia memiliki nafsu demi keberlangsungan hidupnya. Namun kita tetap dalam kewaspadaan dan melawannya karena peperangan yang teramat besar adalah melawan hawa nafsu. ketika nabi pulang beserta para sahabatnya dari sebuah peperangan, beliau bersabda kepada para sahabat “Sesungguhnya kalian pulang dari jihad kecil menuju jihad besar. Para sahabat bertanya Ya Rosulullah, apakah jihad yang besar itu? Beliau menjawab “jihadun nafs (jihad melawan hawa nafsu)Dalam hadis lain dikatakan “Jihad paling utama adalah seorang berjihad (ber-juang) melawan dirinya dan hawa nafsunya.” Hadis ini diriwayatkan oleh Ibnu An-Najjar dari Abu Dzar radhiyalla-hu “anim. Juga diriwayatkan oleh Abu Nuaim dan Ad Dailami. Hadits ini disa-hihkan oleh Sy. Al-AJbani di dalam Shahih Al-J ami” ush-Shagir

Nafsu selalu condong kepada perkara-perkara yang sesuai dengan keinginannya. Maka sepatutnyalah kita waspada dengan hal tersebut karena nafsu jika sudah menguasai jiwa dan hati seseorang, orang bisa menjadi lupa terhadap perintah Allah dan hal apapun bisa saja terjadi atau dilakukan, kebanyakan karena nafsu seseorang dapat merusak dirinya sendiri lebih-lebih pada orang lain dan karena nafsu pulalah seseorang bisa terhina dimata manusia terlebih dimata Allah. Rasulullah SAW bersabda, “sesungguhnya nafsu itu lebih

jahat dari pada tujuh puluh setan. Orang bijak mengibaratkan hawa nafsu sebagai seekor kuda liar yang meronta-ronta ingin keluar dari tali kedali, apabila tali kendali tidak kuat maka akan terlepas. Adapula yang mengumpamakan seperti anak bayi yang menetek, jika tidak disapih atau diberhentikan maka ia akan selalu menetek.

Sebagai orang Islam yang beriman yang benar-benar ingin bertaqwa, maka sewajarnyalah menjaga ketaqwaannya agar tidak lepas dari jalan yang dikehendaki oleh Allah SWT dan memerangi jalan yang dikehendaki oleh syaitan. Puasa adalah salah satu jalan orang yang beriman mencapaian tingkat ketaqwaan kepada Allah SWT. sebagaimana firman Allah dalm al-Qur’an “ hai orang-orang yang beriman telah diwajibkan bagi kamu sekalian berpuasa agar kamu menjadi orang yang bertaqwa”. Dalam ayat tersebut Allah menghithob bagi orang yang beriman agar mereka berpuasa yang menjadikan mereka bertaqwa.

Banyak diantara kita yang menyatakan dirinya beriman atau beragama Islam, akan tetapi sunguh sayang mereka tidak melaksanakan atau tidak dapat melaksanakan perintah Allah untuk melawan hawa nafsu mereka (tidak berpuasa dll) bahkan mereka berbuat sesuatu yang dilarang oleh Allah SWT, yakni mengikuti hawa nafsu atau jalan syaitan yang menjaukan diri mereka sebagai orang yang mengaku beriman dari peringkat bertaqwa.

Maka jelaslah puasa adalah salah satu cara untuk mencapai taqwa atau takut, ketaatan terhadap amal atau perbuatan apa yang diperintah dan apa yang dilarang oleh Allah SWT. dibulan puasalah kita mencetak diri kita sendiri sebagai diri yang beriman, merdeka dari hawa nafsu syaitan dan bertaqwa kepada Allah SWT, tidak hanya pada bulan puasa akan tetapi berkelanjutan di bulan-bulan lainnya sehingga apa yang kita perbuat dapat bermanfaat bagi kita dan tidak merugikan orang lain dan menjadikan bangsa indonesia yang berketuhanan, kemanusian yang berkaadilan dan beradab, kepemimpinan yang benar dan bijaksana menuju masyarakat sebagai bangsa yang damai dan sejahtera.

Perang Terhadap Diri Sendiri Oleh : Muhammad Akhyar

Page 8: Buletin Edis IV