4
EXPEDISI MEMBANGUN BUDAYA KRITIS EDISI KHUSUS OSPEK UNY 2015 SENTRA A tribut Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (Ospek) yang tidak sesuai dengan esensi dari adanya Ospek masih dirasakan oleh mahasiswa baru (Maba) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) 2015. Maba tidak diberitahu fungsi dan manfaat dari atribut yang akan digunakan ketika Ospek di fakultas maupun di universitas. “Saya tidak tahu fungsi dari diberikannya atribut seperti itu, setahu saya kalau Ospek dikasih tugas seperti itu ya sudah dikerjain,” tegas Asvi, salah satu Maba 2015 jurusan Sastra Indonesia (Sasindo). Hal serupa juga dirasakan oleh Andari Setiani dari Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), bahwa tidak ada penjelasan dari pemandu atau panitia Ospek mengenai esensi dari setiap atribut tersebut. Di Fakultas Teknik (FT) terdapat Maba yang membuat co card sampai tiga buah. Satu untuk fakultas dan dua untuk jurusan. Atribut yang dibuat oleh para Maba juga tidak sedikit memakan biaya. “Total dari seluruh biaya yang dikeluarkan sejauh ini hampir 100.000 rupiah untuk pembuatan co card dan beberapa penugasan yang lain,” keluh Agata Ratu, salah satu Maba FT Jurusan Tata Rias. Beberapa fakta tersebut mengungkapkan telah diabaikannya Surat Keputusan Dirjen Dikti. Menurut Surat Keputusan Dirjen Dikti no: 25/ Maba Keluhkan Penugasan Ospek Fungsi Ospek sebagai sarana pembelajaran kampus justru dijadikan ajang untuk memberikan tugas bagi Maba UNY 2015. Jumat (21/8), Maba FIP tengah membuat atribut sebagai persiapan Ospek di belakang gedung Museum Pendidikan Indonesia. Khusnul | Expedisi

Buletin Expedisi Edisi Khusus Praospek UNY 2015 - Maba Keluhkan Penugasan Ospek

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

EXPEDISIM E M B A N G U N B U D A Y A K R I T I S

EDIS I KHUSUS OSPEK UNY 2015

sentra

Atribut Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (Ospek) yang tidak sesuai dengan esensi

dari adanya Ospek masih dirasakan oleh mahasiswa baru (Maba) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) 2015. Maba tidak diberitahu fungsi dan manfaat dari atribut yang akan digunakan ketika Ospek di fakultas maupun di universitas. “Saya tidak tahu fungsi dari diberikannya atribut seperti itu, setahu saya kalau

Ospek dikasih tugas seperti itu ya sudah dikerjain,” tegas Asvi, salah satu Maba 2015 jurusan Sastra Indonesia (Sasindo). Hal serupa juga dirasakan oleh Andari Setiani dari Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), bahwa tidak ada penjelasan dari pemandu atau panitia Ospek mengenai esensi dari setiap atribut tersebut.

Di Fakultas Teknik (FT) terdapat Maba yang membuat co card sampai tiga buah. Satu untuk fakultas dan dua

untuk jurusan. Atribut yang dibuat oleh para Maba juga tidak sedikit memakan biaya. “Total dari seluruh biaya yang dikeluarkan sejauh ini hampir 100.000 rupiah untuk pembuatan co card dan beberapa penugasan yang lain,” keluh Agata Ratu, salah satu Maba FT Jurusan Tata Rias. Beberapa fakta tersebut mengungkapkan telah diabaikannya Surat Keputusan Dirjen Dikti. Menurut Surat Keputusan Dirjen Dikti no: 25/

Maba Keluhkan Penugasan OspekFungsi Ospek sebagai sarana pembelajaran kampus justru dijadikan ajang untuk memberikan tugas bagi Maba UNY 2015.

Jumat (21/8), Maba FIP tengah membuat atribut sebagai persiapan Ospek di belakang gedung Museum Pendidikan Indonesia. Khusnul | Expedisi

2 edisi khusus | Pra osPek 2015

sentra

editoriaL

DIKTI/Kep/2014, tujuan utama kegiatan Ospek, yaitu pembinaan idealisme, sikap cinta tanah air, kepedulian terhadap lingkungan.

Menanggapi hal tersebut, Presiden BEM REMA UNY, Haris Fadillah, angkat bicara, “Menurut saya tidak wajib ada

(penugasan.red), cuma belum ada rumus pasti untuk hal tersebut,“ tegas Haris. Keberatan yang dirasakan Maba terkait penugasan menjadikan imbauan BEM REMA sia-sia. Sebelumnya, BEM REMA UNY tidak mewajibkan pemakaian atribut yang terlalu berlebihan. Imbauan tersebut disampaikan kepada seluruh fakultas di UNY.

Menurut saya tidak wajib ada (penugasan.red),

cuma belum ada rumus pasti untuk hal tersebut

BEM REMA sendiri telah memulai tindakan dengan menyamaratakan

semua co card ketika berada di Gedung Olahraga (GOR) di

hari pertama Ospek. Selain itu untuk beberapa atribut yang tidak boleh dibawa di GOR UNY telah diatur di dalam Undang-Undang Ospek Universitas yang telah disahkan oleh Dewan Perwakilan Mahasiswa REMA UNY.

Selain Atribut yang tidak sesuai dengan tujuan Ospek, penugasan lain yang diberikan oleh panitia Ospek juga memberatkan Maba. Tugas yang diberikan oleh

panitia Ospek antara lain berupa artikel. Sebagian besar Maba 2015 merasa keberatan dengan pembuatan artikel tersebut. Hal tersebut dikarenakan para Maba masih belum banyak diberi pengetahuan mengenai tema yang diberikan untuk penugasan artikel tersebut. “Membuat artikel yang seperti itu menurut saya masih susah, malah sebagian besar jika disuruh buat artikel cuma copy paste,” tegas salah satu Maba dari Fakultas Ilmu Sosial (FIS).

Berbeda dengan UNY, Universitas Gajah Mada (UGM) yang telah menyelenggarakan Ospek terlebih dahulu tidak mengharuskan Maba memakai atribut yang berlebihan. Mereka hanya menggunakan satu co card untuk Ospek universitas, fakultas dan jurusan. Selain itu seragam yang dipakai oleh Maba UGM sesuai dengan tema besar yang telah ditentukan oleh Universitas. Hampir seluruh fakultas yang ada di UGM tidak memakai atribut yang berlebihan.”Dari Fakultas Hukum sendiri tidak menggunakan atribut yang terlalu susah, kami hanya memakai atribut yang sama seperti Ospek di Universitas,“ ucap Ardinda, salah satu panitia Ospek Fakultas Hukum UGM. Selain itu, di UGM sendiri telah menanamkan nilai pembelajaran selama di Ospek tersebut. Contohnya, seragam yang mereka pakai adalah baju batik. Hal tersebut disesuaikan dengan tema besar yang telah ditentukan oleh universitas.

Devi EllokKhusnul, Vathir

Haris Fadillah saat diwawancarai di depan Student Cenrter UNY, Jumat (21/8).

Khusnul | Expedisi

PADA dasarnya Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (Ospek) adalah sebuah kegiatan pengenalan sistem akademik dan pengenalan lingkungan kampus kepada mahasiswa baru di Perguruan Tinggi. Hal ini sesuai dengan Keputusan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi no: 25/DIKTI/Kep/2014. Atribut yang kemudian dijadikan penugasan dalam Ospek, tentu tidak sesuai dengan Keputusan Direktorat Jendral Parguruan Tinggi.

Jika dibandingkan dengan tujuan utama kegiatan Ospek, yaitu pembinaan idealisme, sikap cinta

tanah air, kepedulian terhadap lingkungan sesuai latar belakang Keputusan Dirjen Dikti no: 25/DIKTI/Kep/2014. Pemberian tugas yang berlebihan sebelum atau saat Ospek, tentunya sama sekali tidak mendekati tujuan utama Ospek. Bahkan malah membuat mahasiswa tidak lagi memperhatikan tujuan dari Ospek itu sendiri.

Menurut Paulo Freira, praktisi Pendidikan Brasil, tugas yang dirancang untuk tidak dapat diselesaikan akan memberikan pengaruh buruk pada kondisi psikologis peserta didik, karena pusat perhatian mereka tertuju pada penyelesaian tugas. Akan timbul

kekhawatiran akibat berbagai macam hukuman yang akan mereka terima apabila tugas tidak terselesaikan. Mereka mengerjakan tugas bukan karena tugas itu perlu dan memberikan dampak positif. Mereka mengerjakan dikarenakan takut untuk mendapat hukuman. Internalisasi nilai ketakutan tentu bukan yang diharapkan oleh panitia Ospek dalam memberikan penugasan. Mengingat fungsi co card sendiri sebagai tanda pengenal, sudah sewajarnya cukup ditujukan sebagaimana fungsinya.

Redaksi

Atribut bukan Esensi Ospek

3Pra osPek 2015 | edisi khusus

Pimpinan Proyek Arina Makarimal | Sekretaris Triyo Handoko | Bendahara Fara Famular | Redaktur Pelaksana Putra Ramadan | Redaktur Aris Setiawan, Devi Ellok, Khusnul Khitam | Reporter Khusnul, Vatir | Redaktur Foto Ayuningtyas Rachmasari | Artistik Ade Luqman, Andhika Widyawan, Dinda Sekar, Kustian Rudianto| Produksi Devi Ellok | Iklan Ahmad Wijayanto, Desy Nirmala, Fajar Azizi, Ghozali Saputra | Tim Polling Andi Vangeran, Ervina Nur, Khusnul Khitam, Urlik Hufum | Sirkulasi Bayu Hendrawati| Alamat Gedung Student Center Lt. 2 Karangmalang Yogyakarta 55281 | Email [email protected] | Web Ekspresionline.com | Redaksi menerima artikel, opini dan surat pembaca. Redaksi berhak mengedit tulisan tanpa mengubah isi.

PersePsi

infotoriaL

Lem ba ga Bim bing an Konseling (LBK) me ru pa kan ke panjang an tangan dari rektorat. Se ba gai ma-

na di je las kan Istiyani Nuryati, se la ku Kasubag, LBK ber fungsi mem be ri kan so lu si ba gi per soal an-per soal an yang di ha da pi, tidak hanya oleh maha siswa na mun ju ga seluruh si vi tas akademik. Pe la yan an LBK me li pu ti per soal an psi-ko lo gi ringan se per ti gun dah, sampai kon flik so sial yang ber ke panjang an. “Untuk ma ha sis wa yang ‘tidak ber-ma sa lah’ kami beri bim bing an, na mun

apa bi la mulai se di kit gun dah bisa kami beri kon se ling,” lanjut Isti.

Guna me mak si mal kan ki ner ja nya, unit yang me mi li ki moto “Senyum Anda adalah Ke ba ha gia an Ka mi” ini di leng-kapi 5 psi ko log yang me ru pa kan do sen di UNY. LBK se ba gai unit pe la yan an tidak hanya me mi li ki program pen dam ping-an ter ha dap per soal an so sial, na mun ju ga pe ngem bang an po ten si dan ka rier. “Yang ingin me ngem bang kan mi nat dan ba kat si la kan ke sini,” anjur Isti.

Se la ma ma sa Ospek, LBK juga tengah

me nye leng ga ra kan ke giat an Kon se ling Se ba ya. “Ke giat an itu kami la ku kan ber-sa ma 7 fa kul tas,’’ ka ta Isti. Sa sa ran nya ada lah pa ni tia Ospek yang akan ber hu-bung an lang sung dengan maha siswa ba ru. Dengan se ma kin gen car nya so sia li-sa si, di ha rap kan le bih banyak maha siswa yang me nge ta hui dan mem per gu na kan fungsi LBK. Ka re na se la ma ini, ke luh Isti, LBK yang ber lo ka si di sam ping Pusat Kom pu ter (Pus kom) UNY ini belum di ke na li ba nyak maha siswa.

Aris Setiawan Rimbawana

Maba Gundah? Tenang Ada LBK

Men ja di maha siswa, ber arti kita di tun tut untuk man di ri, kri tis, ber il mu, ber mo ral dan ber tang-

gung ja wab. Kita ti dak la gi men ja di se-orang sis wa, yang puas dengan men ja lan-kan ru ti ni tas se ko lah sesuai ku ri ku lum yang telah di te tap kan. Kita di ha rus kan men ja di de wa sa. Men ja di ma ha siswa dalam arti yang se sung guh nya. Sebab, konon ka ta nya kita ada lah orang-orang ter pi lih, ter pi lih ka rena ke pan dai an nya, karena ekonomi nya, atau bahkan karena ke ber untung an.

Mahasiswa banyak di gem bar- gem-bor kan se ba gai agen per ubah an, mes-ki pun se ma kin hari ang gap an ter se but se ru pa omong kosong. Pada ting kat ke ma tang an nya, ma ha siswa di wa jib kan se ca ra total me ngab di kan di ri nya untuk me nye rap ilmu dari bi dang studi yang di te ku ni nya. Ke mu di an mem per tang-gung ja wab kan nya da lam ben tuk prak tik baik be ru pa tin da kan nyata atau pun ter tu lis. Demi ke pen ting an ma sya ra kat yang le mah dan ter ping gir kan.

Dengan me ngem ban pe ran ter se but, ma ha siswa ti dak lah cu kup hanya be rang-kat ku li ah, du duk san tai di be la ka ng meja sam bil meng isi absen di kelas, me nger-ja kan tugas kuliah, men dengar kan apa yang di ajar kan do sen, se te lah itu pu lang. Ma ha sis wa juga di wa jib kan tahu dan pa ham atas apa yang ia bu tuh kan. Pada

inti nya maha siswa di ha rus kan man diri dan ber kem bang.

Me min jam ka li mat dari Eleanor Roosevelt, bah wa ma nu sia ber kem bang me la lui pe nga la man hidup yang jujur dan be ra ni. Ini ber arti apa yang kita ja lani se ka rang ada lah hal yang pen ting da lam pro ses be la jar. Akan te ta pi, ju jur dan be ra ni di mak sud kan agar ki ta ti dak bisa hidup se ba gai se se orang yang nor mal-nor mal sa ja. Se ba gai kaum in te lek tual, mes ti nya ki ta me nya da ri akan eksistensi kita, yaitu se ba gai mahasiswa.

Be la jar bu kan se ka dar me nge jar ge lar aka de mis, lulus dengan nilai cumlaude . Le bih dari itu, ma ha sis wa ha rus ber ge-rak ber sa ma rak yat untuk mem bang un bang sa. Pa ling tidak da lam lingkup yang paling mikro ada suatu ke mau an untuk me ngem bang kan si vi tas/per gu ru an tinggi di mana ia kuliah. Mi sal nya dengan ikut serta dalam or ga ni sa si kam pus yang me nga rah pa da pem bangun an bangsa. Elenor me ne gas kan bah wa dari sana lah ka rak ter kita akan ter ben tuk.

De mi ki an be gi tu, esensi semua mahasiswa ada lah sa ma dan tidak di-be da kan. Na mun pada ke nya ta an nya mun cul dua ke lom pok da lam ta tan an ke-hi dup an ma ha sis wa. Di ma na yang satu adalah ma ha siswa ber or ga ni sa si. Dan ke dua ada lah ma ha siswa nonorganisasi, yang hanya men ja lan kan “ritual” kuliah

pulang-kuliah pulang, atau sering kita sebut ma ha sis wa "ku pu-ku pu".

Tu lis an ini bu kan ber mak sud me mo-jok kan, mem be ri pan dang an ne ga tif atau bah kan men jus ti fi ka si pi hak ter ten tu. Ti dak pu la meng ha rus kan se mua ma ha-siswa untuk ikut da lam ak ti vi tas or ga-ni sa si. Pa da ke nyata an nya, ikut da lam or ga ni sa si pun be lum ten tu peran an nya se per ti apa yang di ing in kan, bah kan sa ma se ka li ti dak ber kon tri bu si apa pun ter ha dap ma sya ra kat. Akan te ta pi, tu ju an tulisan ini adalah me ngi ngat kan kepada mahasiswa tentang peran pokok yang diemban sebagai seorang maha siswa. Yang di per ca ya pe nuh oleh ma sya ra-kat. Di tung gu kon tri bu si nya ter ha dap realitas sosial yang terjadi dan men ja di garda ter de pan da lam me nen tu kan arah per kem bang an bangsa.

Dengan cara apa pun se orang maha siswa men ja la ni ke hi dup an masa kuliah nya, itu ti dak men ja di ma sa lah. Ini hanyalah masalah sudut pandang. Apa yang men ja di be nar be lum tentu ke be nar an bagi orang lain, begitu pula se balik nya. Ter pen ting adalah kita me mi li ki tu ju an yang sama, yaitu pem bangun an bangsa. Walau kita me-la ku kan nya dengan cara yang berbeda-beda.

Khusnul Khitam

Eksistensi Mahasiswa

4 edisi khusus | Pra osPek 2015

GaLeri

Jumat (21/8), Maba FT sedang latihan yel-yel di depan LPTK.

Jumat (21/8), kesibukan Maba Elektronika membuat co card.

Jumat (21/8), .dibantu panitia, Maba FT membuat atribut Ospek di depan PKM FT.

Jumat (21/8), Maba PGSD sibuk membuat penugasan di belakang gedung MPI.

Khus

nul |

Exp

edis

i

Ade | Expedisi

Ade | ExpedisiAde | Expedisi