Upload
lpm-sketsa-unsoed
View
250
Download
11
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Headline: Antara Ambisi dan Sulitnya Proses Perbaikan Diri Unsoed
Citation preview
SNP terdiri atas standar isi, kompetensi lulusan, proses akade-mik, tenaga kependidikan, penge-
lolaan, pembiayaan, penilaian, dan terakhir, standar sarana dan pra-sarana pendidikan. SNP dalam dunia
pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan guna mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu.
Sampai saat ini, Permendik-bud mengenai Standar Nasional Perguruan Tinggi (SNPT) masih be-lum disahkan. Padahal, rancangan peraturan pemerintah tersebut su-dah dibuat sejak Juli 2013. Menurut rancangan Permen tersebut, SNPT merupakan satuan standar yang melipu� SNP, ditambah dengan standar peneli�an dan standar pengabdian kepada masyarakat. Perguruan �nggi sebagai lembaga pendidikan �nggi wajib meningkat-kan mutu guna menghasilkan lulu-san yang sesuai dengan Tridharma Perguruan Tinggi.
Menurut Ketua Lembaga Pembelajaran Penjaminan Mutu dan Kerjasama (LP3K) Universitas Jenderal Soedirman, Dr.rer.nat. Imam Widhiono M.Z., M.S, “Sebuah universitas bisa dikatakan bermutu jika bisa mencapai visinya.” Uni-versitas Jenderal Soedirman se-bagai salah satu perguruan �nggi negeri memiliki visi, yaitu menjadi universitas berbasis World Class Civic University (WCCU) yang ditar-getkan terwujud tahun 2020.
WCCU sebagai acuan penca-paian cita-cita Unsoed, menjadikan Unsoed bekerja keras untuk meme-nuhi standar sebuah universitas ke-las dunia. Sama halnya seper� SNP, QS (Quacquarelli Symonds) 'World Universi�es Ranking' juga digunakan Unsoed sebagai standar diri menuju
SK
ET
SA
/R
AC
HM
A A
MA
LIA
Skëtsa BULETIN UNTUK MAHASISWA & UMUM
EDISI XXIX / JULI-AGUSTUS 2014
Email : [email protected] / [email protected] - Iklan : 085719700152
INFO
Antara Ambisi dan SulitnyaProses Perbaikan Diri Unsoed
Pemandu Wawasan Almamater sejak 1988 www.lpmsketsa.com
Pemerintah, melalui Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP), telah menetapkan Standar Nasional Pendidikan
(SNP) sebagai standar sistem pendidikan di Indonesia.
Oleh: Rachma A./Yenny F./Muthia K.
(Bersambung ke halaman 3)
RCHM
www.lpmsketsa.comVISIT US
WCCU (World Class Civic University) ha-
rus terwujud pada 2020. Pencapaian menuju cita-
cita itu kini �nggal menunggu waktu 6 tahun lagi.
Namun, apakah Unsoed sudah mempersiapkan
diri untuk mewujudkan visinya?
Upaya-upaya Unsoed demi menggapai
mimpi terbesarnya untuk menjadi WCCU seakan
terus digencarkan. Waktu 6 tahun adalah waktu
yang sangat singkat bagi sebuah universitas untuk
menjadi universitas kelas dunia. Unsoed ingin
memanfaatkan waktu yang singkat tersebut untuk
memperbaiki serta meningkatkan mutunya se-
suai dengan sistem penilaian QS (Quacquarelli
Symonds).
Ra�ng berupa bintang QS ‘World Uni-
versi�es Ranking’ digunakan Unsoed sebagai
standar diri menuju WCCU. Mirisnya, pengakuan
kualitas Unsoed dari sang pe-ranking level dunia
ini masih sangat jauh dari angka “wajar tunggu”.
Dalam 6 tahun Unsoed harus bertabur bintang
QS, sedangkan saat ini baru mendapat satu ‘biji’
pada dua kategori. Satu bintang dalam standar QS
adalah ra�ng nol atau statusnya baru diakui.
Kesibukan stakeholder bercabang.
Karena kurang kri�k, Unsoed terasa �dak ber-
gerak ver�kal ke arah yang lebih baik. Akreditasi
dipersiapkan hanya beberapa saat sebelum
visitasi lembaga penilai. Budaya menulis,
pemuasan pelayanan, perbaikan birokrasi usang
yang perlu be-revolusi, kualitas layanan berbasis
internet, adalah hal-hal yang seharusnya dipikir-
kan. Namun, Unsoed lebih memilih untuk
melayani pasar. Unsoed membuka prodi baru,
pendidikan pula! Lalu, pertanyaan lanjutan yang
kemudian muncul adalah: apakah Prodi-prodi
baru yang bahkan belum terakreditasi tersebut
mampu mencapai puncak akreditasi hanya dalam
kurun waktu 6 tahun?
Tak hanya persoalan akreditasi, Unsoed
masih butuh 'kekualitasan' untuk mencapai tata-
nan kampus yang ideal. Polemik akreditasi dan
tatanan fakultas serta Prodi yang masih mengejar
kata ‘bermutu’, memaksa Unsoed untuk memutar
otak dan bekerja lebih keras lagi.
Memperbaiki tatanan dan kualitas haki-
katnya adalah suatu kebutuhan yang harus dimi-
liki sebuah lembaga pendidikan. Pengin-
ternasionalan diri juga menjadi salah satu jalan
untuk mencapai mutu terbaik. Proses yang pan-
jang dan tak mudah dalam meningkatkan mutu
menjadi tantangan tersendiri bagi universitas jen-
deral bintang lima ini. Keinginan membawa
Tridharma Perguruan Tinggi ke arah internasional
seharusnya memo�vasi Unsoed untuk terus
memperbaiki diri.
Nahkoda baru rektorat, sang harapan
baru, mengemban “musibah” yang sudah di-
pilihnya. Sifat sadar kri�k, sadar posisi, dan sadar
media serta keterbukaan informasi sangat do-
minan untuk mengan�sipasi kasus rektor lama.
Jangan sampai WCCU tertunda karena sang rek-
tor terbelit KPK.
[Redaksi]
Universitas Bintang Lima“Bermimpi” Hujan
Bintang ‘QS’
DARI REDAKSIë
SKETSA/SUCIPTO
3INFO SkëtsaJULI-AGUSTUS 2014
WCCU. QS sendiri merupakan s t a n - d a r b e r d a s a r k a n p a d a m a h a s i s w a , p e n e l i � a n , employabi l i ty , staf pengajar, fasilitas, dan interna-sionalisasi. Ironisnya, sampai saat ini Unsoed baru mendapatkan satu (baca: ra�ng nol) dari lima bintang pada dua kategori (This ins�tute is rated 0 Stars based on 2 categories) penilaian QR World.
Geliat
Beberapa tahun terakhir, terlihat jelas adanya pembangunan beberapa fasilitas di wilayah Un-soed. Fasilitas tersebut antara lain pembangunan Auditorium Graha Widyatama, Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan (RSGMP), dan adanya penambahan beberapa program studi baru di tahun 2011 sampai dengan tahun ini.
Pada tahun 2014, Unsoed me-nambah beberapa program studi baru, diantaranya adalah program studi S1 Pendidikan Ekonomi, S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indo-nesia, dan S1 Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. Ke�ganya merupakan program studi pen-didikan. Ini adalah pertama kalinya Unsoed memiliki program studi ber-basis ilmu pendidikan dan peng-ajaran.
Namun, belum adanya Fakul-tas Pendidikan membuat ke�ga Pro-di pendidikan tersebut masih berdiri dibawah naungan beberapa fakultas lama seper� FEB, FISIP, dan FKIK. Kondisi berbeda terlihat di beberapa universitas seper� UNJ, UNY, dan
UPI, yang memang merupakan per-guruan �nggi berbasis ilmu peng-ajaran dan pendidikan, telah men-dirikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) sebagai fakultas yang menaungi Prodi atau Jurusan Ilmu Pendidikan.
Fakultas Pendidikan untuk be-berapa Prodi Pendidikan di Unsoed belum dapat direalisasikan karena prosesnya tak semudah memba-likkan telapak tangan. “Prodi S1 Pen-didikan untuk sementara 'di��p-kan' di fakultas lain, untuk kemudi-an menjadi fakultas sendiri,” ujar Widhiono. Jadi, proses terben-tuknya fakultas baru sangatlah lamban.
Berdasarkan Permen No.21 Pasal 52 Tahun 2014, Unsoed me-miliki dua belas fakultas. Dalam Permen tersebut, muncul empat fakultas baru, yaitu Fakultas Mate-ma�ka dan IPA (FMIPA), Fakultas Ilmu Kesehatan, Fakultas Ilmu Budaya, Fakultas Kedokteran, dan Fakultas Teknik. Walaupun proposal untuk pembentukan fakultas sudah diajukan sejak dulu, Permen baru terbit tahun 2014.
Jurusan MIPA yang kini baru mendapatkan SK sebagai fakultas, sudah sejak 2010 mengajukan pro-posal untuk menjadi fakultas. Menurut Bilalodin, Kepala Jurusan MIPA, proposal pengajuan fakultas sudah dibuat pada sekitar tahun 2010/2011 dan sudah diadakan evaluasi kelayakan gedung pada ta-hun 2011. “Masalah kapan peres-miannya, �nggal menunggu perse-
tujuan dari Mendikbudpar (baca: Mendikbud-red) dan Menteri Keu-angan,” jelas Bilalodin.
Adanya Permen juga menuai perha�an serta opini dari pihak mahasiswa, �dak terkecuali Ri�i, Presidem BEM MIPA Unsoed. “Saat Teknik, MIPA, dan JPK masih berga-bung di FST (Fakultas Sains dan Teknik –red) yang pusatnya di Purba-lingga, teman-teman MIPA maupun JPK terkendala pada jarak yang terpisah jauh, sehingga informasi beasiswa dan link lomba sering ter-lambat,” keluhnya mengenai MIPA yang masih tergabung dalam FST.
Perihal menyambut baik Per-men tersebut, diakuinya bahwa saat ini yang menjadi fokus utama MIPA adalah pada bidang administra�f untuk berdirinya MIPA sebagai fakultas. Tuntutan Presiden BEM itu justru tertuju pada mahasiswa. Ia berharap agar mahasiswa dapat me-ningkatkan kualitas kegiatannya, ba-ik akademik maupun organisasi.
Tak ada impian tanpa rintang-an. Untuk meraih penghargaan sebagai kampus berstatus ‘World Class Civic University’ bukanlah per-kara mudah. Faktanya, untuk me-nyandang sebuah ‘World Class Civic’, menurut Widhiono, Unsoed harus berakreditasi A pada se�ap prodi maupun jurusannya. Kenya-taannya, butuh waktu lama untuk mencapai puncak akreditasi. Semi-sal saja pada Prodi Sastra Inggris yang setelah 10 tahun berproses se-bagai Prodi di Jurusan Ilmu Budaya, baru di tahun 2013 berpredikat B,
Sambungan halaman 1....Antara Ambisi dan Sulitnya Proses Perbaikan Diri Unsoed
NEWS VIEWS PHOTO www.lpmsketsa.com
4 INFO SkëtsaJULI-AGUSTUS 2014 KABAR KAMPUS
Kuncup-kuncup Prodi Pendidikan
Sang Prodi baru pendidi-kan itu ialah Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Pendidi-kan Bahasa dan Sastra Indonesia, serta Pendidikan Ekonomi pada jenjang Sarjana (S1). Sedangkan, dua Prodi lainnya ialah Prodi Ilmu Manajemen dan Prodi Biologi pada jenjang doktoral.
Prof. Mas Yedi Sumaryadi, Pembantu Rektor (PR) I, menya-takan dua alasan dibentuknya Prodi pendidikan. “Pertama, ba-nyak permintaan dari masyarakat yang menginginkan Unsoed mem-buka prodi kependidikan. Hal ini dibuk�kan dengan banyaknya su-rat yang masuk ke universitas. Ke-dua, sejalan dengan kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebu-dayaan, Muhammad Nuh, untuk meningkatkan APK (Angka Par�-sipasi Kasar), agar masyarakat usia produk�f bisa (meneruskan sekolah-red) ke pendidikan �nggi,” ungkap Guru Besar Fakultas Peter-nakan itu.
Siap tapi Tak Layak
Semua syarat dan prasyarat untuk membuka Prodi baru diklaim telah sesuai dengan peraturan Dik�. Mulai dari jumlah dosen te-tap-yang minimal enam orang-, sarana dan prasarana yang men-dukung perkuliahan, hingga teknis seper� kurikulum pengajaran telah dipersiapkan. Namun, saat dilihat langsung di lapangan, ternyata di sisi lain, sarana dan prasarana ha-
nya sebatas 'ada', tanpa memper-�mbangkan kelayakan kondisinya.
Untuk ruang kuliah, Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreaksi yang kini menduduki gedung D Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan (FKIK)-yang akan segera menjadi Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan (FIK)-hanya me-
manfaatkan sisa ruang kosong dari jurusan lain di lingkungan FKIK. Le-bih miris lagi, ruangan dosen hanya berupa ruang berukuran sedang tanpa sekat yang memisahkan meja dosen satu sama lain. Hal itu karena kurang luasnya ruangan.
“Ya seper� ini, seadanya. It doesn't ma�er-lah kalo menurut saya,” ujar Nanang Himawan Ku-suma, Kaprodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi me-
Tahun 2014, Universitas Jenderal Soedirman membukalima program studi baru. Tiga diantaranya berbasis pendidikan.
SKETSA/SUSILO FATHURROKHMAN
Registrasi Fisik SNMPTN Unsoed,Selasa (17/6). Angkatan pertama Program
Studi Pendidikan mulai diterimamelalui jalur ini.
“”
“Ya seperti ini, seadanya.
It doesn't matter-lah
kalo menurut saya.”
(Nanang Himawan Kusuma)
KABAR KAMPUS 5INFO SkëtsaJULI-AGUSTUS 2014
Direktur Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan (RSGMP) Un-soed, drg. Arwita Mulyawa�, berharap agar pimpinan Unsoed memikirkan kembali tata letak bangunan Unsoed, Kamis (22/4). Pernyataan itu ia sampaikan karena lokasi RSGMP yang terletak sangat dekat dengan kandang ternak Experimental Farm (Exfarm) milik Fakultas Peternakan. Hal ini menye-babkan terciumnya bau �dak sedap dari kandang di RSGMP. "Kadang ya bau," tuturnya saat ditemui di ruang direktur RSGMP.
Master plan Unsoed memang menempatkan RSGMP di tempat yang sekarang berseberangan de-ngan kandang. "RSGMP itu sudah merupakan Master Plan dari Un-soed, jadi memang sudah diren-
canakan ditempatkan di sini," tam-bah Arwita.
Menanggapi hal tersebut, penanggung jawab Exfarm, drh. Sufiryanto, menjelaskan bahwa pihaknya menjaga kandang agar
�dak mengganggu lingkungan se-kitar. "Ke�ka udara lembab, kita
langsung menaburkan merang dan dekomposer di atas kotoran hewan agar �dak menimbulkan bau dan lalat," jelasnya.
Ia juga menyatakan bahwa kandang yang dibangun tahun 1986 ini sempat beberapa kali mendapat keluhan mengenai bau dan lalat. Namun setelah diperiksa, ia mene-gaskan bahwa sebagian besar yang dikeluhkan bukan bersumber dari kandang.
Warga Perumahan Arca Wina-ngun pernah mengeluhkan banyak lalat di perumahan dan disinyalir berasal dari kandang. Namun, sete-lah diperiksa, lalat itu bukan ber-sumber dari kandang. "Kalau me-mang lalat berasal dari kandang, silakan dicek langsung ke kandang-nya," ungkap Sufir.
Direktur RSGMP: Pimpinan Harus Pikir Tata Letak Unsoed
B*U
maklumi keadaan.
Prodi baru yang lain, Pendi-dikan Bahasa dan Sastra Indonesia, lebih matang dalam hal persiapan. Tenaga pendidik 27 dosen dan sarana prasarana gedung pun telah siap difungsikan. Kepala Jurusan Il-mu Budaya, Dr. Syaifur Rochman, menjelaskan bahwa kesiapan Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indo-nesia sampai saat ini sudah sangat matang.
Syaifur pun mengatakan pada tahun 2015 mendatang Jurusan Il-mu Budaya yang akan berubah men-jadi Fakultas Ilmu Budaya itu juga a-kan membuka Prodi Pendidikan Ba-hasa dan Sastra Inggris, melihat antusiasme calon mahasiswa untuk Prodi pendidikan tersebut kini sangat �nggi.
“Selain Prodi Pendidikan Baha-sa Indonesia, tahun depan pun kami akan membuka Prodi Pendidikan Ba-hasa Inggris dan �dak dipungkiri ju-ga nan� akan ada Prodi Pendidikan Bahasa Jepang atau Mandarin jika persyaratannya memenuhi,” ung-kapnya futuris�k.
Persiapan Prodi Olahraga
Sejak tahun 2005, Rektor Unsoed kala itu, Rubiyanto, sudah merancang untuk membuka Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (PJKR). Namun, dalam prosesnya �dak mudah karena masih terbatasnya kuan�tas sumber daya dosen, kurikulum, dan masalah anggaran. Hal itu membuat �m yang tergabung dalam pani�a pem-bentukan prodi tersebut vakum se-lama beberapa tahun pascawacana
rektor.
Setelah sekian tahun �dak ada kepas�an mengenai pembukaan prodi, �m tersebut mulai ak�f kem-bali pada 2009. Akhirnya, pada 2013 mereka mendapatkan SK pem-bukaan Prodi PJKR dari Dik�, yang nan�nya bernaung pada Fakultas kedokteran dan Ilmu-ilmu Keseha-tan.
[Tami Nuriksa/Susilo Fathurrokhman]
KANDANG VS RSGMP
www.lpmsketsa.comVISIT US
6 INFO SkëtsaJULI-AGUSTUS 2014
Sufiryanto menambahkan, pernah juga ada keluhan soal bau dari pengguna jalan yang melintasi kandang. Setelah diperiksa, ternya-ta bau berasal dari kotoran ayam yang tergenang di penampungan air dalam kandang. Pihaknya lang-sung mengurus hal tersebut. "Ya langsung kami bersihkan, agar �dak bau lagi," jelasnya.
Terkadang Bau
Bangunan kandang yang diba-ngun berdekatan dengan kampus biologi dan Kos Putri Griya Medika ini terkadang menimbulkan bau. "Kadang tercium baunya kalau se-dang kuliah di kelas yang ber-seberangan dengan kandang," ung-kap Kukuh, mahasiswa biologi SKS 2010.
Bau kandang kadang tercium juga dari Kos Putri Griya Medika, yang terletak di sebelah selatan kandang. Salah satu penghuni kos
putri, Tiwi, mengatakan bahwa bau sapi dan ayam kadang tercium hing-ga kosnya. "Kadang-kadang, bau sapi dan ayam," jelasnya.
Namun, pihak pengelola kan-dang mengaku belum pernah men-dapat aduan terkait hal tersebut. "Sekitar tahun 2009 memang ada a-duan bau dari (Fakultas-red) Bio-logi, tapi ternyata bukan berasal dari kandang. Waktu itu ada pene-li�an tentang ikan. Nah, bau itu dari ikan yang baru saja datang, bukan dari kandang," jelas Sufiryanto.
Belum Ada Percakapan
Posisi kandang saat ini me-mang sudah tak selengang dulu. Sa-at ini sudah padat dan dekat dengan pemukiman, juga RSGMP. "Kan-dang ini memang didirikan lebih dulu dari RSGMP dan dulu, disini memang belum banyak bangunan. Bahkan, pemukiman juga belum sampai dekat kandang," ucap Sufir
ke�ka dikaitkan dengan adanya RSGMP di seberang kandang.
Arwita, sebagai direktur RSG-MP Unsoed mengaku belum ada usaha percakapan lebih lanjut me-ngenai lokasi RSGMP yang berse-berangan dengan kandang. Meski �dak ada aturan yang mengatur jarak steril rumah sakit dengan kan-dang hewan, ia berharap pimpinan Unsoed memper�mbangkan tata letak Unsoed.
“Pimpinan Unsoed memi-kirkan yg lebih bagus (tatanannya-red). Sehingga manfaat dari kan-dang meningkat dan lingkungan-nya juga �dak terpolusi," tutupnya.
[Sucipto/Mus�yani D.K.]
TERIMAKASIH KEPADARELAWAN
TELAH MENGAWALPENGHITUNGAN
SUARA KPU
kawalpemilu.org
Skëtsa
7INFO SkëtsaJULI - AGUSTUS 2014
Sebelum melangkah lebih jauh membahas Pers Mahasiswa (Persma) masa kini, mari sedikit me-nyorot balik ke masa silam. Persma sempat menjadi media alterna�f pada Orde Baru, saat media arus u-tama dibungkam oleh penguasa. Pers mahasiswa mempunyai posisi strategis guna menyuplai informasi untuk masyarakat, terutama bagi ak�vis gerakan untuk menurunkan rezim yang berkuasa. Dengan gaya bertutur yang khas dan lebih berani, LPM mengawasi kebijakan peme-rintah dan kampus masing-masing di tengah pergulatan poli�k kala itu.
Selepas Orde Baru, Persma se-makin bermunculan di kampus-kampus. Hampir se�ap kampus di In-donesia memiliki Persma, dari �ng-kat fakultas sampai universitas. Fo-kus kerjanya jelas, yaitu sebagai ‘anjing pengawas’ kebijakan kam-pus, entah birokrasinya ataupun lembaga kemahasiswaan lainnya se-per� Badan Ekseku�f, Legisla�f, dan Yudika�f Mahasiswa. Persma memi-liki posisi tawar dalam hal itu. Persma berkewajiban menyajikan informasi minor di kampus yang �-dak diawasi intensif oleh media arus utama untuk kemudian disampaikan kepada publik, terutama maha-siswa.
Meski terbatas oplah dan in-
tensitas terbitan, produk jurnalis�k Persma diharapkan bisa memberi sisi edukasi kepada pembaca, terutama mahasiswa. Efek lain yang diharapkan adalah, mahasiswa atau lebih luas si pembaca dapat berpe-ran ak�f melakukan perubahan sete-lah mengonsumsi produk jurnalis�k Persma.
Saat ini, Pers mahasiswa lebih mudah menjalankan kegiatan jurna-lis�knya. Pers Mahasiswa �dak me-lulu menunggu kucuran dana dari birokrat kampus, atau sampai harus mengumpulkan uang pengurus untuk biaya cetak dan sirkulasi pro-duk jurnalis�knya. Kemajuan tekno-logi membuat kerja jurnalis�k Pers-ma semakin mudah dan cepat.
Perkembangan internet de-ngan berbagai pilihan dari yang gra-�s hingga berbiaya �nggi menjadi alterna�f percepatan kerja jurna-lis�k Persma, terutama dalam me-nyebarkan informasi atau berita. Hampir seluruh Persma di tanah air sudah mengembangkan dan me-manfaatkannya, terutama dengan membuat portal berita online.
Penyebaran produk jurnalis�k jadi lebih mudah, luas, dan masif de-ngan portal berita online yang dimi-liki Persma. Bahkan, tak jarang Pers-ma bisa menghidupi portal berita online-nya dengan iklan karena
ra�ng di dunia maya cukup baik. Namun demikian, dengan kemu-dahan yang ada, Persma banyak yang masih terta�h dan meraba ih-wal fokus kerja dan kualitasnya.
Fokus dan Kualitas
Saat ini, update berita Persma sudah cukup baik, namun masih news based event, jarang (atau bahkan) belum menyentuh ranah yang lebih radikal; mengungkap apa yang harus diungkap. Atau dengan bahasa kiasan yang sering diguna-kan untuk kerja jurnalis�k: belum menyingkap tabir. Tabir yang dimak-sud adalah hal yang tersembunyi di sekitar kampus dan sebenarnya pen-�ng diketahui mahasiswa.
Ya, itu salah satu pekerjaan ru-mah Persma masa kini. Kri�k sema-cam ini sangat mudah dilontarkan hanya dengan melihat portal berita online atau membaca produk jurna-lis�k Persma. Pembaca tentu �dak peduli masalah internal yang sedang bergejolak dalam Persma tersebut. Pembaca produk Persma, yang ma-na sebagian besar adalah maha-siswa, tentu berharap banyak dari Persma tentang informasi yang mereka �dak didapatkan di media arus utama. Jika produk jurnalis�k Persma �dak sesuai harapan, ku-rang menarik, dan kurang pen�ng bagi mahasiswa, tentu akan di�ng-galkan. Dampak buruknya, produk jurnalis�k itu �dak lagi ditunggu-tunggu dan �dak menarik untuk dibaca.
Ada beberapa Persma yang fokus kerjanya �dak lagi sebagai-mana mes�nya, saya bisa katakan
MASIH PERLUKAH PERS MAHASISWA?Oleh: Sucipto*
STUDENT PRESS
OPINI
8 INFO SkëtsaJULI-AGUSTUS 2014
lebih lunak ke�mbang Persma ke�ka menjatuhkan Orde baru atau sebe-lumnya. Bukan maksud saya untuk mengkultuskan, hanya saja iri ke�ka membaca atau sekedar mendengar cerita Persma pada m a s a l a m p a u . S a a t i n i p e rs mahasiswa terjebak pola pikir bahwa fokus kerja jurnalis kampus adalah meliput kegiatan se-putar kampus. Akhirnya, jurnalis kampus sudah merasa bangga hanya dengan m e n u l i s , d a n k e m u - d i a n menyebarkan berita hasil lipu-tan sebuah acara saja. Lebih buruk lagi, berita yang ditulis formatnya hampir semuanya sama.
Misal, ada kegiatan seminar nasional yang diadakan oleh Fakul-tas Psikologi dan jurnalis kampus berkesempatan meliputnya, kemu-dian judul berita yang ditulis adalah “Fakultas Psikologi adakan Seminar Nasional”, atau “Seminar Nasional Fakultas Psikologi”, atau “Fakultas Psikologi gelar Seminar Nasional”, dan seterusnya. Membuat judul de-mikian tentu bukan hal haram bagi seorang jurnalis kampus. Namun, akan sangat disayangkan jika fokus kerjanya hanya meliput acara yang ada dan menulis dengan format yang itu-itu saja.
Krea�vitas menulis jurnalis kampus �dak berkembang jika hanya menulis seper� itu. Lebih buruk lagi, Persma �dak lagi gahar untuk menjadi ‘anjing pengawas’ kebijakan minimal di kampusnya masing-masing, dengan menulis atau menciptakan isu yang �dak terlihat menjadi terlihat ke permu-kaan. Insan Persma berkewajiban membawa pembaca sadar akan hal-hal yang belum atau bahkan �dak terpikirkan oleh kebanyakan orang, tentu saja dengan kualitas yang baik,
atau mendeka� baik, sesuai kaidah jurnalis�k.
Ke�ka kualitas judul sudah me-narik, alih-alih ingin mengejar up-date berita, terkadang kaidah dalam menulis sering kali kurang diper-ha�kan. Dalam hal ini, redaktur atau editor kurang jeli dalam mengedit berita. Terkadang, kita masih saja menjumpai kalimat-dalam straight news terutama-yang hanya terdiri dari satu frasa, bukan kalimat utuh yang minimal terdiri dari subyek dan predikat.
Meski topik yang disampaikan menarik dan pen�ng, jika pengo-lahan beritanya �dak ‘asik’, berita menjadi sulit dimenger�, lebih pa-rah lagi bisa membingungkan atau menyesatkan pembaca. Jika seper� ini, pengolahan berita Persma terli-hat kurang serius.
Beranjak dari kualitas tulisan, penyakit Persma ada pada produk-�vitas jurnalisnya dalam menulis. Jika kita kunjungi beberapa portal berita online atau membaca produk cetaknya, akan kita jumpai beberapa nama yang mendominasi penulisan berita, namanya itu-itu saja. Kondisi seper� ini tentu �dak sehat dalam sebuah lembaga pers mahasiswa. Persma akan lebih kuat jika hampir seluruh sumberdaya yang ada pro-duk�f dalam melakukan kerja jurna-lis�k.
Posisi Tawar
Pernah suatu ke�ka i-Skëtsangin mewawancarai rektor dan beberapa jajaran di bawahnya ke�ka kasus korupsi sedang santer di Unsoed. Hampir semuanya sulit ditemui dan dihubungi. Stafnya pun sulit dimintai keterangan, padahal jurnalis sudah mengatas-Skëtsa
namakan Persma dan membawa kartu anggota Persma. Alhasil, tulisan �dak bisa maksimal karena data yang kurang utuh.
Sempit sekali ruang kerja Persma di birokrat kampus, alih-alih ingin menjalankan tugas, malah �dak dimudahkan.
Lalu untuk apa Persma saat ini? Untuk menulis dengan kualitas yang baik dan cover all sides saja �-dak didukung. Posisi tawar sebagai jurnalis kampus dalam hal ini perlu dibangun di ranah birokrat kampus, terutama rektorat. Rektorat harus lebih melek media mahasiswa, lebih dalam lagi, harus melek kerja jurna-lis kampus.
Lalu, dengan kondisi seper� ini, masih perlukah Persma? Tentu jawabannya masih sangat perlu. Sebagai media edukasi dan penga-was civitas academica, Persma harus menjadi penyintas kebenaran melalui informasi.
Hanya saja, beberapa catatan di atas harus diperha�kan oleh subjek dan objek kerja Persma. Pers-ma sebagai subjek yang melakukan kerja jurnalis�k-sekali lagi saya te-gaskan: usianya banyak yang sudah menginjak puluhan tahun-harus meningkatkan kualitas produk jur-nalis�knya dari hari ke hari, dari ta-hun ke tahun. Selanjutnya, birokrat kampus, sebagai salah satu objek kerja jurnalis�k Persma, dengan sen-dirinya harus melek media, teru-tama media mahasiswa.
*Penulis adalah Pemimpin Umum LPM Sketsa
9INFO SkëtsaJULI-AGUSTUS 2014
SELAMAT ATAS
DIWISUDANYA
AGNES HARVELIAN, S.H.Redaktur pelaksana cetak LPM Sketsa 2012
RATNA M. HANAFI, S.IkomRedaktur pelaksana Buletin LPM Sketsa 2010
Skëtsamengucapkan
SejajartaksejujurWadahkugatalsekujurJemarimelawanpenuhPerihlukanyabadan
DiammembiarkanmerekaMenerimapakanyangbasi
YangjelasbisamemuntahkanJatidiricucusangjenderalbesar
LemahbisakupertahankanKupandangbencisementara
SebelumlingkunganmenggonggongSeragamkuningberbunyisakti
JAMUR KUNINGOleh : Ludbizar*
*Mahasiswa Peternakan 2012
10 INFO SkëtsaJULI-AGUSTUS 2014
Sajak Kali SerayuOleh:Supriyono*
Gemuruh jeramGemercik rintik air
Sapaan halus angin pagiLambaian ramah hijaumu
Hamparan gemah ripahTatapan sayu sang surya
Elok sejauh mata memandang
Si Slamet masih terlelapSayap sayap kecil berlalu lalang
Heningku hancur seketikaDisel disel rakus berderu
Menyisakan hamparan kotoranKini kau sering meluap luap
Mencoba menghibur diri
Soedriman tak pahamMoral campakan fungsional
Keruh kir bak mutahan ramalHajat awamkan nurani
Getir mayapadaLantas siapa yang fasik
Titik titik panas mengalir
KOINOleh : Nurhidayat*
Gadis kecil mengancamku masuk nerakaAku diam sejenak
Membayangkan Tuhan
Ah ! Tuhan itu tak nyata
Ah !Tau apa gadis ini?
Aku menata pikir Meluruskan ikal rambut kusut
Untuk apa aku mendebat Tuhan?Siapa yang ternyata?
Tuhan ataukah tuhan?
Ternyata Tuhan menjadi idamandijadikan kendaraan!!
Mereka tak menyadari Gunung pun terbelah
Jika kita memaksa
PUISI
*MahasiswaSastraInggris2013
*MahasiswaPeternakan2012,PemimpinRedaksiLPMSketsa
11INFO SkëtsaJULI-AGUSTUS 2014
PENERBIT:LembagaPersMahasiswaSketsaUnsoed
PEMBINA:SulyanaDadan,M.A.
PEMIMPINUMUM:Sucipto
WAKILPEMIMPINUMUM:NadiaFarchunnisa,DennyKurniawan
PEMIMPINREDAKSI:Nurhidayat
REDAKTURMEDIACETAK:RachmaAmalia,MustiyaniD.K.
REDAKTURARTISTIK:YudiHarmawan
REDAKTURONLINE:TamiNuriksa,WidyaCahyaningTantri
TIMEDITOR:Nurhidayat,Rachma,Mustiyani,Tami,Widya,Yudi,AnggotaBaru
PEMIMPINPERUSAHAAN:YennyFitriKumalasari
PEMIMPINPENELITIANDANPENGEMBANGAN:SusiloFathurrokhman
LAYOUTER:Sucipto
ILLUSTRATOR:Rachma,Cipto
REPORTER:Sucipto,Yani,Yenny,Fatur,Rachma,Tami,Nadia,Febby,Deni,Muthia,Yunas
INFOIKLAN:MuthiaK.085719700152.
AlamatRedaksi:KomplekPusatGedungKegiatanMahasiswaUnsoed
Jl.Dr.SoeparnoKarangwangkal,PurwokertoUtara53123
[email protected]@lpmsketsa.com
www.lpmsketsa.comLPM Sketsa Unsoed Purwokerto
@LPMSketsa
[klik]
CETAK/DISAINSertifikat
Kartu namaBuletinStiker
Disain kaosdll.
WEBSITE BUILDING
MAU MOTORTAMBAH GAYA
DENGANKNALPOT TRENDI?
RacingGeneration
26513FA4 08567864199
BAYURACING
@bayuerlangga29
PribadiPerusahaanOrganisasiSekolah
INFO IKLAN : [email protected] - 085 719 700 152 [Muthia]