11

Buletin KOHATI KITA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Buletin KOHATI KITA edisi Musyawarah Nasional KOHATI (MUNASKOH) Ke-XXII oleh Yenni Patriza, kandidat Ketua Umum KOHATI PB HmI Periode 2015-2017 #KOHATIKITA #YENNIPATRIZIAKOHATIKITA #KOHATIKITAFOR01KOHATIPBHMI

Citation preview

Page 1: Buletin KOHATI KITA
Page 2: Buletin KOHATI KITA

Aktivitas, konsilidasi, meramu visi misi, meracik program unggulan, silaturahim ke cabang-cabang hingga intrik, akan menjadi aktivitas yang jamak beberapa waktu belakangan. Ketegangan akan kian terasa menjelang hari H dan puncaknya pada pemilihan formatu ketua umum. Seperti itu pula aktivitas tim KOHATI KITA yang mengusung ayunda dr. Yenni Patrizia sebagai kandidat ketua umum, berbagai kesibukan terutama kesibukan kandidat menyiapkan diri dan persiapan tim terjadi, dan semakin meninggi intensitasnya jelang pelaksanaannya. Selain menyiapkan infrastruktur tim juga tak lupa tim KOHATI KITA menyiapkan gugus informasi yang menyajikan sekulumit tentang kandidat dan situasi yang mengitarinya, juga peristiwa—peristiwa yang ada perihal Kohati. Media yang ada di tangan pembaca ini, adalah sarana yang ingin menyuguhkan kandidat baik sebagai

pribadi maupun sebagai kader, baik dalam konteks dirinya sendiri, maupun dirinya dalam relasi diluar dirinya. Bukan sekdar bermaksud sekedar eksis, tetapi perwujudan yang memberi pemaknaan lebih dalam, tidak sekedar aksidential belaka. Kami bersepakat, momentum Munaskoh XXV tidak dilihat sebagai sebuah perayaan huru hara tanpa kebermaknaan dan tak berjejak pencerahan, kami tak ingin sekedar terlihat bersibuk-sibuk belaka. Tetapi kami ingin memaknai ini sebagai sebuah proses bermakna pembelajaran, suatu siklus tanpa henti, hingga mencapai titik kesadaraan yang lebih transeden bahwa semua ini semata-mata insya Allah diniliai ibadah dihadapan Allah. Demikian kami berharap hal itu bisa dicapai oleh pembaca dan sekalian kader Kohati se-Indonesia. Amin

Bahagia HmI, Jayalah Kohati

Tak terasa, Musyawarah Nasional Korps HmI-Wati kembali digelar, kali ini dihelat kota Pekanbaru, Riau. Rasanya baru kemarin persitiwa di kota Jakarta dua tahun silam itu berlangsung. Seperti biasanya, ini momentum paling riuh yang akan dihadapi kader-kader Kohati.

A. Sri Ayu Mentari, SH, Rezky Awalyah Ramadhany, SE, Ria Murkawaty, S.Kep, Ns, Andi Sri Kumala Putri, Dwi Rianisa Mausili, Fifi Indaryani, Putri Utami Muis,

Nila Karmila, Sivia Kirana, Revinawanti, Mubdi Afdhal S.Ked, Fauzul Azhim S.Ked, Haerul Anwar S.Ked, Supratman Kamaluddin S.Ked, Taniem Nawawi S.Ked, A.

Wirham Burhanuddin, Khaerul Musaid, Moh. Shohibul, Muh. Fachri Hanafi, Nurul Ummah Abbas Hadi, Gina Puspita Sari, Rizki Sundusiasih, Magfirah Ramadhani,

Anggun Dwijayanti, Ahmad Azhar, Rahman Mahafuddin, Nanchita Dwitawira, Rizky Sulaiman, A. Husni Ansyari, dan Rizky Ayu Tamara.

32 Buletin Kohati KITA Edisi Munaskoh Buletin Kohati KITA Edisi Munaskoh

TIM KOHATI KITA

Sekapur Sirih Tim Struktur Tim

Master Of CampaignNama : Ruwaida . S.PdTempat/Tgl Lahir : Sarolangun , 26 Juni 1989 Alamat Sekarang : Jl. Menteng Wadas Timur Jakarrta Selatan Riwayat Organisasi : Mantan Bendahara UMUM HMI Cab Jambi 2012 – 2013

Page 3: Buletin KOHATI KITA

Berdirinya HMI di Jogjakarta tanggal 5 Februari 1947 digerakkan oleh 15 orang Mahasiswa

yang diantaranya terdapat 2 orang perempuan yaitu Misyarah Hilal dan Siti Zainah. Dalam perkembangan selanjutnya muncullah Siti Baroroh, Tujimah, dan Tedjaningsih. Kehadiran mereka memberikan kesadaran untuk secepatnya membentuk kohati. KOHATI didirikan pada tanggal 2 Jumadil Akhir 1386 H bertepatan dengan tanggal 17 September 1966 M pada Kongres VIII di SOLO.

Secara khusus motivasi mendirikan wadah khusus keperempuanan didasarkan berbagai faktor yaitu.

1. Semangat ke-Islaman HMI-Wati yang tinggi

2. Semangat emansipasi wanita yang membawa keberhasilan diberbagai bidang.

3. Semangat persatuan yang didasarkan rasa senasib dalam memperjuangkan kemerdekaan fisik maupun spiritual para wanita indonesia.

4. Rasa tanggung jawab yang besar dalam membangun masyarakat.

5. HMI-Wati mempunyai cita- cita yang mulia, untuk itu memerlukan wadah dalam membina dan mengembangkannya.

6. HMI sendiri membutuhkan kekuatan massa yang besar dalam segala aspek perjuangan.

Berbagai Latar Belakang berdirinya KOHATI. Dijelaskan dalam buku Korp HMI Wati Dalam Sejarah 1966-1994 yaitu :Pertama, Perjuangan HMI makin meningkat sesuai dengan gerakan perjuangan bangsa. Terutama pada masa peralihan dari orde lama menuju orde baru. Peningkatan kesadaran kaum wanita dan masyarakat pada umumnya untuk aktif dalam aspek kehidupan semakin besar. Oleh karena itu, dalam rangka pencapaian tujuan HMI lebih maksimal, dilakukanlah pembagian tugas yang lebih efektif. Manifestasi dari pembagian tugas tersebut dikembangkanlah lembaga- lembaga khusus. Misalnya Lembaga Dakwah Mahasiswa Islam, Lembaga Pers Mahasiswa Islam, Lembaga Ekonomi Mahasiswa Islam, Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam dan lain lain sesuai dengan kebutuhan anggota. Kesadaran untuk lebih meningkatkan peranan dan aktifitas HMI- Wati telah mendorong terbentuknya Corps HMI-WAti (COHATI). Jika dikatakan HMI merupakan kader ummat dan kader bangsa, dengan demikian HMI-Wati turut serta bersamanya menjadi kader wanita islam. Untuk itu sudah sewajarnyalah jika HMI-Wati melakukan suatu usaha untuk meningkatkan kualitas dan perananya dalam setiap gerak HMI. Kedua, dapat di kutip disini keterangan Anniswati Rokhlan (ketua umum pertama KOHATI PB HMI) yang dimuat dalam majalah COHATI sebagai berikut : Banyak sekali arti yang dapat diambil dari eksistensi KOHATI dalam HMI. Semula memang maksud didirikanya KOHATI adalah pengerahan massa dalam KAP (Kesatuan Aksi Pengayangan) GESTAPU/PKI, dimanakita ikut berpartisipasi aktif. Dalam bentuk Departemen Keputrian, paling- paling hanya tiga atau empat orang saja yang bersedia bekerja, yang lain hanya menonton saja. Dengan korp HMI-wati, maka banyak HMI-Wati yang ambil bagian, sehingga dengan demikian lebih banyak kegiatan yang dilakukan dan lebih banyak HMI-Wati yang belajar dari pengalaman di HMI. Dengan kata lain pembinaan HMI-Wati sebagai anggota HMI lebih riil. . Ketiga, mengutip keterangan Yulia Mulyati Mantan Sekretaris Umum KOHATI PB yang pertama dikatakan bahwa yang mendorong didirikanya KOHATI adalah karena dibentuknya berbagai korp dalam angkatan bersenjata sebagai wadah khusus perempuan, seperti Angkatan Laut punya KOWAL, Angkatan Darat punya KOWAD, Angkatan Udara punya KOWAU, Angkatan Kepolisian punya POLWAN, maka HMI punya KOHATI. Tujuan dari terbentuknya berbagai korp tersebut adalah untuk mengerahkan masa dalam menghadapi komunis. Yulia juga mengatakan gambaran sebenarnya yang mendorong berdirinya KOHATI adalah untuk pembentukan kader- kader HMI-Wati yang dapat membawakan aspirasi

HMI dimanapun berada, disamping itu juga kualitas dan kuantitas HMI-Wati semakin meningkat sehingga dirasakan sangat penting adanya sebuah wadah yaitu KOHATI. Mengutip pendapatnya Nurhayati Jamaz mengungkapkan bahwa situasi sosial-politik pada sekitar tahun 1966 menyebabkan timbulnya hasrat dan semangat dari seluruh unsur masyarakat yang ada untuk mempersatukan kekuatan dalam menumpas gerakan PKI pada waktu itu. PKI merupakan lawan ideologis HMI yang masuk melalui pintu gerakan perempuan (GERWANI). Upaya HMI untuk bersentuhan langsung pada gerakan keperempuanan membawa konsekwensi logis masuknya HMI ke kancah perjuangan gerakan perempuan, baik formal maupun informal. Sebagai langkah taktis untuk masuk ke wilayah perempuan akan lebih efektif bila HMI memiliki kelompok kepentingan (interest-group) yang dapat diperhitungkan sebagai bagian langsung dari gerakan perempuan yang berbasis organisasi perempuan

Ada dua alasan yang paling mendasar membuat KOHATI didirikan yaitu:

1. Secara internal, departemen keputrian yang ada pada waktu itu sudah tidak mampu lagi menampung aspirasi para kader HMI-Wati, disamping basic-needs anggota tentang berbagai persoalan perempuan kurang bisa di fasilitasi oleh HMI. Dengan hadirnya sebuah institusi yang secara spesifik menampung aspirasi HMI-Wati juga diharapkan HMI-Wati secara internal memiliki keleluasaan untuk mengatur diri mereka sendiri dan lebih memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan organisasi yang muncul dari basic-needs anggotanya sendiri yaitu kader HMI-Wati.

2. Secara eksternal, HMI mengalami tantangan yang cukup pelik dikaitkan dengan hadirnya lawan ideologis HMI yaitu komunis yang masuk melalui pintu gerakan perempuan (GERWANI). Selain itu maraknya pergerakan perempuan yang ditandai dengan munculnya organisasi perempuan dengan berbagai pariasi bentuk ideologi, pilihan isu, maupun strategi gerkannya membuat HMI harus merapatkan barisannya dengan cara terlibat aktif dalm kancah gerakan perempuan yang berbasis organisasi perempuan.

Atas dasar pertimbangan itulah pada tanggal 17 September 1966 M bertepatan dengan 2 Jumadil Akhir 1386 H pada Kongres VII di Solo dideklarasikan KOHATI. Terpilih sebagai Ketua Umum KOHATI pertama waktu itu adalah Anniswati Rokhlan.

Pada Mulanya...

Sumber: INT

4 5Buletin Kohati KITA Edisi Munaskoh Buletin Kohati KITA Edisi Munaskoh

Sejarah Kohati Sejarah Kohati

Page 4: Buletin KOHATI KITA

Yenni Patrizia lahir di Pomalaa, Sulawesi Tenggara pada tanggal 23 November 1985. Yenni merupakan anak pertama dari pasangan Durgus Posimbi dan Damaris. Perempuan yang karban

disapa Yenni ini bertempat tinggal di Perumahan Telkomas Jl. Telpon Utama No. 116 Blok C1 di Makassar,Sulawesi Selatan. Riwayat pendidikan Yenni Patrizia yaitu TK Aneka Tambang (TK ANTAM) Pomalaa Sulawesi Tengara Tahun 1990–1991, Sekolah Dasar Aneka

1. Dapat menjadi pemimpin yang berkarakter,bijak dan inovatif

2. Memiliki komitmen yang tinggi terhadap perkaderan di HmI Khususnya KOHATI

3. Mampu memimpin kader KOHATI dalam menjawab tantangan zaman

4. Kader kohati yang sangat inspiratif

5. Mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi dalam berorganisasi

6. Mampu meningkatkan kapasitas intelektual dari kader-kader KOHATI

7. Peduli terhadap kondisi keperempuanan hari ini

8. Menjadikan KOHATI sebagai pengabdi di tengah-tengah masyarakat

9. Dapat menginisasi KOHATI untuk mengambil peran dalam mengawal program pemerintah yang berkaitan dengan keperempuanan

10. Kreatif dalam menciptakan solusi dalam permasalahan Keperempuanan, Ke-Indonesiaan & Ke-Islaman.

10 Alasan Memilih Yenni Patrizia

Nama Saya Yenni...

Tambang (SD ANTAM) Pomalaa Sulawesi Tenggara Tahun 1991–1997, Sekolah Menengah Pertama Aneka Tambang (SMP ANTAM) Pomalaa-Sulawesi Tenggara Tahun 1997–2000, Sekolah Menengah Umum Negeri 5 Makassar Tahun 2000–2003 dan Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, S1 Fakultas Kedokteran Tahun 2004–2008, dan sekarang menjadi mahasiswa PascaSarjana Universitas Esa Unggul Jakarta di Program Magister Management Administrasi Rumah Sakit (MARS). Jenjang perkaderan HmI dari Yenni Patrizia di mulai dari Basic Training HmI Komisariat Kedokteran UMI pada tahun 2004. 4 tahun kemudian, dia mengikuti Intermediate Training (LK II) di HmI Cabang Jakarta Raya. Setelah mengikuti LK II, Yenni pun mengikuti Coaching Instruktur dan Senior Course pada tahun 2008 dan 2009

demi memperdalam kapasitas diri dalam dunia perkaderan Himpunan Mahasiswa Islam. Dan di tahun 2009, Yenni mengikuti Latihan Khusus KOHATI (LKK) HmI Cabang Makassar pada tahun 2009. Dan demi menyelesaikan jenjang perkaderan formal dari HmI, Yenni pun mengikuti Advange Training (LK III) Badko HmI Sulselbar pada tahun 2014. Sepak terjang Yenni di struktural HmI yaitu pernah menjabat sebagai Ketua Umum KOHATI Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Kedokteran UMI periode 2005–2006. Berangkat dari Ketua Umum KOHATI HmI Komisariat Kedokteran UMI, Yenni menjadi pengurus KOHATI HmI Cabang Makassar periode 2008–2009 dan menjabat sebagai Ketua Bidang Eksternal. Dan pada jenjang Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam

periode 2013–2015, Yenni menjabat sebagai Ketua Bidang Eksternal Hubungan Antar Lembaga (HAL). Selain struktural HmI, Yenni juga aktif dalam kepengurusan organisasi lain seperti Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran UMI Periode 2005–2006 Sebagai Menteri Pengembangan Organisasi, LSM Jaringan Peduli Kesehatan Indonesia (JAPIK) Periode 2007–2008 sebagai Bendahara Umum,Pengurus Lembaga Pengembangan Potensi Perempuan (LP3) KNPI Provinsi Sul-Sel Periode 2011–2012 sebagai Wakil Ketua Komisi Kesehatan dan Penanggulangan Narkoba, KNPI Provinsi Sul-Sel Periode 2013–2014, Ketua Umum Alumni Angkatan VIII Pemantapan Nilai Kebangsaan (TAPLAI) LEMHANAS RI Periode 2014–sekarang, dan Anggota Pengurus Pusat Persatuan Dokter Umum Indonesia (PDUI) Periode 2014–sekarang.

76 Buletin Kohati KITA Edisi Munaskoh Buletin Kohati KITA Edisi Munaskoh

Profil Yenni Profil Yenni

Page 5: Buletin KOHATI KITA

Visi & Misi, Plan Program

VISIMEWUJUDKAN KOHATI SEBAGAI RUMAH BERIDEOLOGI, RUMAH ASPIRASI SERTA

SEBAGAI MATA AIR PENINGKATAN KAPASITAS DAN KUALITAS KADER HMI-

WATI YANG KREATIF, INOVATIF, DAN INSPIRATIF

MISIMeningkatkan kapasitas intelektual,

skill & daya kritis HMI-Wati melalui training, workshop, seminar dan pelatihan – pelatihan lainnya.

Mendorong terbentuknya KOHATI di seluruh Cabang Se-Indonesia.

Mendorong tertib administrasi dan pemanfaatan teknologi sebagai upaya

modernisasi organisasi.

Mempererat kerjasama dengan lembaga-lembaga Keperempuanan di

tingkat Nasional maupun Internasional.

Mengawal dan konsisten memperjuangkan kebijakan-kebijakan

serta permasalahan terkait dengan Keperempuanan, Ke-Indonesiaan & Ke-

Islaman.

8 9Buletin Kohati KITA Edisi Munaskoh Buletin Kohati KITA Edisi Munaskoh

Visi & Misi, Plan Program

Page 6: Buletin KOHATI KITA

- Menjadi mahasiswa di Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar angkatan 2004

- Mengikuti Basic Training (LK I) HMI Cabang Makassar Komisariat Kedokteran UMI Tahun 2004

- Mengikuti Advance Training (LK III) di Badko SulSelbar

- Mengikuti Pemantapan Nilai Kebangsaan (TAPLAI) LEMHANAS RI dan menjadi Ketua Umum Alumni Angkatan

- Menjadi Anggota Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI)

- Menjabat sebagai Menteri Pengembangan Organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran UMI Periode 2005 - 2006

- Menjabat sebagai Kohati HMI Komisariat Kedokteran UMI, Sebagai Ketua Umum Kohati Periode 2005-2006

- Mengikuti Intermediate Training (LK II) HMI Cabang Jakarta Raya

- Menjabat di Kohati HMI Cabang Makassar, Sebagai Kabid Eksternal, Periode 2008-2009

- Mengikuti Coaching Instructure dan Senior Course, HMI Cabang Makassar

- Mengikuti Latihan Khusus KOHATI (LKK), HMI Cabang Makassar

- Mendapat gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) di Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia, Makassar

Menjadi Pengurus Lembaga Pengembangan Potensi Perempuan (LP3) KNPI Provinsi Sul-Sel Periode 2011 – 2012

Menyelesaikan studi klink (Coass) dan mendapat gelar Dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Menjadi Kohati Pengurus Besar (PB) HMI, Sebagai Kabid Eksternal Hubungan Antar Lembaga (HAL), Periode 2013-2015

Menjabat sebagai Bendahara Umum LSM Jaringan Peduli

Kesehatan Indonesia (JAPIK) Periode 2007 - 2008

2004 2005

200820092011

2012

20132007

2014

PERJALANAN KADER

Page 7: Buletin KOHATI KITA

Sejarah Gerakan Perempuan

Pergerakan perempuan di dunia berawal dari pemikiran mengenai kesetaraan gender. Paham feminisme yang berhembus dari barat mensyaratkan bahwa kaum perempuan harus bergerak secara aktif dalam memperbaiki

nasib kehidupan ditengah ketidakadilan sistem terhadap pembangunan sosial kemasyarakatan.

Di akhir abad ke-18 feminisme mulai bergerak dengan keyakinan bahwa masyarakat dan tatanan hukum saat itu masih bersifat patriaki. Paham patriarki inilah yang menyebabkan lahirnya ketidakadilan sistem, dominasi dan subordinasi terhadap perempuan. Misi yang ingin diwujudkan adalah kesederajatan gender. Berbagai model pergerakan kemudian dilakukan oleh kaum feminis untuk menegaskan garis perjuangannya secara nyata bukan hanya untuk menghiasi lembaran sejarah perkembangan manusia, namun lebih kepada upaya manusia untuk bertahan hidup. Pun yang terjadi di Indonesia, pergerakan perempuan ditandai dengan hadirnya Gerakan Wanita Indonesia atau Gerwani. Organisasi perempuan yang dibentuk pada tahun 1950-an dan memiliki lebih dari 650.000 anggota pada tahun. Meskipun Gerwani memiliki hubungan yang kuat dengan Partai Komunis Indonesia, tetapi sebenarnya Gerwani adalah organisasi independen yang memperhatikan masalah sosial, seperti reformasi hukum perkawinan, hak-hak buruh, dan nasionalisme. Namun, setelah kudeta 30 September 1965, Gerwani dilarang dan banyak anggotanya tewas karena dinilai melakukan maker terhadap pemerintahan saat itu.

“Terlalu banyak perempuan yang salah kaprah memandang gerakan perempuan, mereka berbondong-bondong keluar rumah atas nama

emansipasi namun tanpa sadar menginjak-injak nilai kemanusiaan”

"Perempuan adalahtiang negara, apabila perempuannya baik

maka baiklah negara itu.Apabila perempuannya

rusak maka rusak pulalah negara itu."

Gerakan Perempuan untuk Kemanusiaan

(Catatan Refleksi Ulang Tahun KOHATI ke-49)Henny Handayani, Ketua Umum Badko HMI SulSelBar Periode 2009-2011

KOHATI dan Transformasi SosialSelanjutnya dalam sejarah pergerakan mahasiswa dimana HMI sebagai salah satu organisasi mahasiswa pun menjadi cikal bakal dibentuknya Korps HMI Wati atau yang biasa disebut dengan KOHATI. Setidaknya terdapat dua alasan yang paling mendasar dan menjadi landasan terbentuknya KOHATI yaitu: secara internal, departemen keputrian yang ada pada waktu itu sudah tidak mampu lagi menampung aspirasi para kader HMI-Wati, disamping basic-needs anggota tentang berbagai persoalan perempuan kurang bisa difasilitasi oleh HMI. Dengan hadirnya sebuah institusi yang secara spesifik menampung aspirasi HMI-Wati juga diharapkan HMI-Wati secara internal memiliki keleluasaan untuk mengatur diri mereka sendiri, dan lebih memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan organisasi yang muncul dari basic-needs anggotanya sendiri yaitu kader HMI-Wati. Secara eksternal, HMI mengalami tantangan yang cukup pelik dikaitkan dengan hadirnya lawan ideologis HMI yaitu komunis. Selain itu maraknya pergerakan perempuan yang ditandai dengan munculnya organisasi perempuan dengan berbagai variasi bentuk ideologi, pilihan isu, maupun strategi gerakannya membuat HMI harus merapatkan barisannya dengan cara terlibat aktif dalam kancah gerakan perempuan yang berbasis organisasi perempuan. Sehingga pembentukan KOHATI sebagai lembaga khusus yang bergerak di bidang keperempuanan tak lepas dari landasan ideologinya yang juga kental dengan dialektika keilmuan berbasiskan islam. Sejalan dengan hal tersebut, KOHATI merumuskan prinsip gerakannya yang berlandaskan pada salah satu hadist Nabi yang mengatakan “Perempuan adalah tiang negara, apabila perempuannya baik maka baiklah negara itu. Apabila perempuannya rusak maka rusak pulalah negara itu.” Pemaknaan Perempuan yang dimaksud adalah bukan sekedar pemaknaan secara eksoteris tapi lebih kepada poin esoterisnya, dengan memperhatikan sosok perempuan yang multifungsi yakni, sebagai anggota masyarakat, sebagai ibu, sebagai istri, dan juga sebagai anak. Perempuan dalam memahami perannya, berkewajiban untuk “mengharmonisasikan” aktualisasi dari multifungsi yang dikarunia Allah SWT kepada dirinya, demi mewujudkan masyarakat adil makmur.

Gagapnya Gerakan PerempuanBeberapa hal yang tidak disadari oleh aktifis perempuan yang bergerak untuk memperjuangkan dan memperbaiki kesetaraan gender. Bukankah inti dari semua itu adalah menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan namun fenomena sosial menunjukkan justru masih banyak perempuan yang tega membunuh anak kandungnya sendiri, melakukan praktik aborsi, melakukan tindakan-tindakan asusila yang tidak memberikan nilai edukasi bagi anak-anak, menempatkan laki-laki sebagai lawan dengan bersikap radikal. Perempuan terlena dengan tuntutan pasar dan melupakan nilai yang seharusnya dia perjuangkan. Mereka malah merampas hak hidup orang lain dengan membunuh. Lantas untuk apa dan untuk siapa jargon kesetaraan itu didengungkan?

Di usia ke-49 KOHATI semestinya kembali merefleksi diri dan merapikan barisannya. Eksistensi KOHATI ditentukan dari seberapa kuat daya juangnya dalam memperjuangkan nasib rakyat kecil terkhusus kaum perempuan. KOHATI bukan hanya sebatas lembaga otonom HMI namun harus mampu membuktikan dirinya dengan kualitas pemikiran dan bukti nyata. Problem sosial yang terjadi akhir-akhir ini juga menjadi tanggung jawab KOHATI. Melakukan advokasi dan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya memperjuangkan hak hidup dan membangun diri demi mewujudkan kesejahteraan. KOHATI bukanlah “ibu PKK nya HMI” yang hanya menjadi pelengkap perjalanan sejarah. Yang hanya berkumpul bak ibu-ibu arisan yang ngobrol soal merk kosmetik dan model tas. Tetapi ia adalah rahim peradaban, ibu-ibu generasi yang semestinya menjadi pondasi bagi pembangunan generasi emas bangsa Indonesia kedepan. Jayalah KOHATI, Bahagia HMI.

Sosok yenni patrizia saya kenal adalah kader Kohati yang memiliki jiwa militan untuk berkompetisi dalam pengembangan potensi HMI wati kedepan.

Hajriana Ashadi SH.MH. (ketua umum kohati badko HMI sulselbar)

Cerdas,cantik,tegas, profesional dan bersahaja. Mungkin itulah sedikit gambaran karakter yang melekat pada sosok Yenni Patrizia, Dipertemukan dalam forum LKK Kohati Cabang Makassar dan ketika saat itu kami sama-sama menjabat sebagai Ketua Kohati Komisariat hingga saat ini sama-sama berjuang lagi di kepengurusan Kohati PB HMI semakin meneguhkan bahwa dia adalah sosok perempuan dan pribadi yang tangguh,mandiri, dan layak menjadi Ketua Umum Kohati PB HmI Kedepan.

INDAH SYAMSUDDIN ( SEKERTARIS JENDRAL KOHATI PB HMI Periode 2013-2015)

Yenny patrizia adalah kader progresif dan inovatif. Yenni dapat memberikan pencerahan dan perubahan untuk Kohati.

St.Nusra Azis,S.Pt.M.PPenggiat Pemilu

Saya yakin Yenni dapat melaksanakan amanah menjadi ketua umum KOHATI PB HmI karena dia

mempunyai pengalaman dalam dunia ke-HMI-an dan juga mempunyai jiwa Leadership sebagai kader Kohati. Serta Yenni mempunyai kemampuan dalam

berkomunikasi baik dalam internal dan eksternal HMI

Iriani AbustamanFatayat NU

Sebagai sesama kader kohati, saya melihat Yenni Patrizia

adalah kader KOHATI yang sangat berkapasitas dan

mampu membawa kohati ke arah yang lebih baik

Andi Sri RahayuKNPI Sulsel

Secara pribadi sy merasa bahwa yeni merupakan sosok perempuan yang memiliki kapasitas untuk menjadi ketua umum kohati karena selama dia menjadi mahasiswa telah memberikan

banyak kontribusi baik dalam hal akademis maupun organisasi khususnya di komisariat kedokteran universitas muslim

indonesia. Selama Yeni menjadi mahasiswa FK UMI saya melihat dia mempunyai potensi untuk menjadi pemimpin terlepas

dari dia adalah seorang wanita.

Prof. dr. H. Syarifuddin Wahid, Ph.D, Sp.PA(K), Sp.FDekan Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Ayunda Yenni Patrizia adalah kader KOHATI yang mencerminkan sosok perempuan harapan masa depan Indonesia lewat kontribusinya selama berproses di Himpunan Mahasiswa Islam

Hasan Basri BasoKetua Umum HmI Cabang

Makassar

Saya selaku Ketua Kohati Cabang MAkassar sangat bersyukur dan bangga memiliki dr.Yenni Patrizia selaku kader KOHATI terbaik yang telah meniti proses berkarir di Internal HMI maupun eksternal hingga level Nasional. Sekaligus sosok kakak yang senantiasa mendukung program dan kinerja kepengurusan kami. Besar harapan saya mewakili seluruh anggota KOHATI sejajaran cabang Makassar, agar ayunda tetap berjuang hingga akhir proses, dengan hasil kemenangan. Buat kami bangga!!

A SRI MENTARIKETUA UMUM KOHATI HMI CABANG MAKASSAR

12 Buletin Kohati KITA Edisi Munaskoh 13Buletin Kohati KITA Edisi Munaskoh

Opini Tes Timoni

Page 8: Buletin KOHATI KITA

AKTIVITAS

AKTIVITAS

AktivitasAktivitas

Deklarasi kandidat Ketua Umum Kohati PB HMI, Wisma HMI Cab. Makassar. (2/11/15)

Jambore Kesehatan II oleh Jaringan Peduli Kesehatan, Kab. Maros. (2013)

LK III HMI Badko Sulselbar, Makassar. (2013)

Bakti Sosial

Bersama Keluarga, Yenni Patrizia, Damaris (Ibu), Durgus Posimbi (Ayah), Herendz Posimbi (Adik).

Milad KOHATI ke-47, Jakarta. (28/9/13)

Wisuda Sarjana Kedokteran (S.Ked). (2009)

Foto Bersama Alumni Angkatan VIII, Pemantapan Nilai Kebangsaan (TAPLAI) LEMHANAS RI Periode 2014.

Sumpah Dokter, Fakultas Kedokteran UMI. (2012)

Page 9: Buletin KOHATI KITA

Disela-sela berbagai aktivitas

di dunia organisasi, dr. Yenni Patrizia juga

tetap memerhatikan pengembangan kualitas diri dan pengembangan

karirnya dengan belajar di Pasca Sarjana Universitas

Esa Unggul Jakarta jurusan Managemen Administrasi

Rumah Sakit (MARS) serta tentu mengamalkan

ilmu kedokteran yang telah dicerapnya di Fakultas

Kedokteran Universitas Muslim Indonesia (UMI)

Makassar dengan bekerja sebagai seorang dokter

umum di sebuah klinik 24 jam Bank

Dki Jakarta.

“Bagi Saya Profesionalisme itu Belajar dan Bekerja”

Sosok pengurus besar Kohati Himpunan Mahasiswa Islam sebagai ketua bidang Hubungan Antar Lembaga ini dikenal kalem dan cukup serius, apalagi untuk urusan pengkaderan dan organisasi, raut wajahnya mengeras bila membicarakan urusan yang satu itu. Beruntung

bisa melakukan wawancara cukup lama dengan anak pertama yang mesti cukup banyak waktu untuk bisa mengungkap beragam pikiran dan perasaannya soal profesianilisme, baik sebagai praktisi, aktivis maupun -terlebih sebagai- kader Kohati dan HMI. Berikut wawancara hati ke hati dr. Yenni Patrizia bersama tim Buletin KOHATI KITA: Tim Kohati Kita: “Yunda, boleh kami tahu dengan singkat, profesionalisme bagi kakak itu apa sih?”Dr. Yenni Patrizia: “ Belajar dan bekerja…”Tim Kohati Kita: “ kok singkat betul yunda”Dr. Yenni: “ Loh, kan dimintanya singkat, hahahaha,” (dia pun tertawa lepas mencandai kami, ini menepis anggapan bahwa Yenni Patrizia sosok yang terlalu serius, rupanya ia bisa bercanda dan tertawa lepas)Tim Kohati Kita: “ heheh yunda bisa saja, hmmm boleh yunda jelaskan profesionalisme itu?”(Sejenak Yenni diam tanpa kehilangan senyumnya barusan, ia pun mengatur kembali letak kacamata bening dan posisi duduknya)Dr. Yenni: “oke, kalau mau dijelaskan..hmmm, begini bagi saya profesionalisme adalah proses tanpa henti untuk terus belajar dan tentunya juga mengimplementasikannya dalam bekerja, baik di organisasi maupun di dunia kerja praktis tetap begitu polanya, menurut saya nih ya. Jadi sesuatu yang kita kerjakan tapi kita berhenti belajar akan menjadikan kita jumud, mandeg dan sempit pikiran dan hati bahasa kekiniannya kurang update, sementara bila kita hanya mengetahui sesuatu dengan baik punya bertumpuk macam teori serta pisasu analisis tapi kita tidak mengimplementasikannya kan sama juga bohong namanya, bagaimanapun pengalaman praktis di lapangan lah yang akan meyakinkan kita apakah yang kita ketahui itu dari kajian dari buku dan referensi lainnya bisa dan benar di lapangan…”Tim Kohati Kita “ok yunda, nah apakah itu yang selama ini yunda lakoni?”Dr. Yenni: “ yup, kurang lebih begitu, saya anak kedokteran, tahulah ya gimana gaya berpikir eksak rada rasionalis dan empiris, bagaimanapun itu juga membentuk cara berpikir saya, sesuatu saya tidak mengerti kalau penjelasannya tidak sistematis dan logis serta lebih saya percayai apa yang empiris, kadang kala saya menilai orang seperti kata Ali bin Abu Thalib Radiallahu Anhu, tidak melihat siapa yang berbicara tapi apa yang dibicarakan dan juga apa fakta di lapangannya.”Tim Kohati Kita: “ hmmm mungkin itu sebabnya orang melihat yunda terlalu formal dan rasional?”Dr. Yenni: “ mungkin sih, hanya saja saya bersikap sesuai dengan konteksnya, kalau kita berurusan dengan aturan organisasi atau integritas profesi ya saya pasti harus tegas dong, tapi bukan juga saya kehilangan sisi lembut sebagai perempuan Saya bahkan lebih menyukai kegiatan lapangan yang berisfat sosial dan humanis, Cuma maaf saya susah menyebut entar kesannya riya, sungguh saya kurang suka dengan mengumbar itu.”Tim Kohati Kita: “Apa efek dari sikap profesianolasime menurut pengertian yunda?”Dr. Yenni: “ ada beberapa point menurut saya dampak yang akan kita rasakan, setidaknya yang saya rasakan selama ini, pertama sangat mempengaruhi tingkah laku kita, yang nantinya akan menjadi satu rangkaian kualitas yang melukiskan corak kualitas hidup seseorang , keduaruang aktualisasi dan sisi produktif kita dalam memenuhi kebutuhan dan tanggung jawab dalam hidup dapat kita lakukan. Ketiga, menunjukkan kemampuan seseorang dalam memadukan disiplin ilmu pengetahuannya, kepribadian dan kecakapan secara tekhnis dan kematangan etik yang secara tidak langsung mewakili sisi kepemimpinan seseorang. Keempat, memberikan ruang-ruang kesibukan yang sangat berharga sekaligus meningkatkan kemampuan kita.Tim Kohati Kita: “nah, ini pertanyaan yang lebih serius. Bagaimana yunda mengangkut sikap profesionalisme dalam kaitannya Kohati dan lebih khususnya sekaitan dengan majunya yunda sebagai kandidat ketua umum PB Kohati HMI ini?”

Dr. Yenni Patrizia: “ ohh jadi baru serius nih? Kirain dari tadi sudah serius hehe becanda. Hmmm begini, Insya Allah kalau Allah mengizinkan saya ikut berpartisipasi dalam perhelatan Musyawarah Nasional Kohati sebagai kandidat Ketua Umum, saya sudah pikir matang-matang, soalnya saya susah melangkah kalau hati dan pikiran saya belum Haqqul Yaqin dengan menimbang semua baik buruknya dan saya selalu berdoa semoga langkah ini diberkahi dan tidak banyak mengandung mudhorat, amin. Saya lalu tertarik lebih jauh melanjutkan kepengurusan sekarang ini karena mata saya melihat banyak hal yang masih harus kita lakukan bagi pengembangan kualitas perempuan juga tentunya mengembangkan kulaitas kader Kohati sekarang ini, saya tertarik pada kenyataan kenyataan yang saya lihat bahwa ada perubahan besar dalam perempuan dan Kohati khususnya yang juga pastinya saya rasakan yang harus kita sikapi secara professional, saya berharap ini menjadi jalan saya mewakafkan pikiran dan perasaan bagi Kohati sebelum saya tidak bisa lagi mengabdikan diri karena aturan organisasi yang membatasi secara formal. Walaupun pastinya secara informal saya berharap masih bisa berkontribusi.”Tim Kohati Kita: “Bila akhirnya yunda betul-betul terpilih apa yang akan yunda lakukan di awal-awal”Dr. Yenni: “pertama saya harus menyiapkan mental saya dulu, sebab jangan sampai seorang ketua umum terpilih lalu ternyata tidak siap dengan itu, jadinya akan blank dan tidak lagi fokus dengan niat awalnya itu, saya juga akan lebih dulu mengonsilidasikan potensi yang ada di Kohati dan pertama kali yang ingin saya wujudkan adalah woman crisis center,”Tim Kohati Kita: “kenapa woman crisis center dulu?Dr Yenni: “ itu tadi, saya melihat banyak hal yang berubah dalam dunia perempuan, Kohati tentunya juga. Fungsi advokasi baik secara yudikatif maupun secara sosail kultural harus bisa lebih terasa kedepannya, sederhannya manfaat Kohati harus lebih terasa, tidak sebatas sebagai gagaan diatas kertas. Karena seperti yang saya bilang perubahan besar, maka kita mesti mengupdate problem ril perempuan lewat riset dan pemetaan masalah tentunya. Tugas women crisis center secara utama adalh memetakan dan mengadovokasi problem perempuan bangsa ini.”Tim Kohati Kita: “baiklah, diluar itu semua, apa yang yunda harapkan dalam kehidupan,”Dr. yenni: “ Harapan saya kedepan dapat menjalani hidup secara baik dan menginspirasi banyak orang untuk berbuat kebaikan. Tidak mudah menyerah dan putus asa dalam berbuat baik bagi sesama. Dapat mewakili eksistensi saya sebagai manusia, dan perwujudan saya sebagai kaum perempuan. Ini kemudian menjadi sangat penting, mengingat dalam term perempuan kita bersikap ganda bahwa kata perempuan sedemikan tampak kuat, sedemikian tampak rumit dan juga sedemikian tampak lemah dalam mewakili setiap tugas-tugas dan amanahnya.Sehingga tidak jarang perlakuan terhadap perempuan, membutuhkan berbagai deskripsi dan berbagai tatanan pengertian yang dapat memotivasi kaum perempuan setiap saat. Tim Kohati Kita: “ lalu harapan bagi profesi di bidang kesehatan, menurut yunda apa?”Dr. Yenni: “Oke baik, untuk dunia kesehatan yang saya geluti dapat membangun pelayan kesehatan yang berguna dan membantu orang banyak, tidak semata-mata hanya memikirkan keuntungan, tetapi lebih pada mengutamakan prinsip-prinsip kemanusiaan di atas segala-galanya. Bagi saya penghargaan duniawi akan menjadi sangat penting, manakala penghargaan itu dapat membantu menolong dunia, membantu menolong orang-orang yang membutuhkannya, serta senantiasa mengajarkan kepada semua orang tentang mengasihi dan berbagi antar sesama manusia.Tim Kohati Kita: “ baik Yunda terakhir, bagi lingkungan sosial yunda dan juga pada kehidupan spriritual, apa yang yunda harapkan?Dr. Yenni: “Tetap berpikiran positif dan maju walaupun kadang lingkungan kita seakan enggan menerima apa yang telah kita lakukan. Karena pada kenyataannya , tanggung jawab kita sesungguhnya adalah sebagai khalifah di muka bumi, yang menggambarkan kualitas dan eksistensi kehadiran kita sedikit banyak tidak hanya menjadi urusan antara pribadi kita dengan mereka saja, tetapi sesungguhnya ini adalah urusan antara pribadi kita dan Allah SWT. “Tim Kohati KITA: “Terima kasih atas waktu yang diberikan yunda, semoga sukses”Dr. Yenni: “sama-sama, terima kasih telah mau berbincang banyak” (tim Kohati Kita)

Bagi saya bekerja dan belajar,

bukanlah menjadi halangan untuk tetap aktif di

dunia organisasi, terutama

di Himpunan Mahasiswa Islam.

1716 Buletin Kohati KITA Edisi MunaskohBuletin Kohati KITA Edisi Munaskoh

Wawancara Khusus Wawancara Khusus

Page 10: Buletin KOHATI KITA
Page 11: Buletin KOHATI KITA