44

Bulletin Bappedasu Edisi I

Embed Size (px)

DESCRIPTION

The bulletin content about North Sumatera Province Planning, especially Economic Special Zone Sei Mangkei Simalungun District

Citation preview

Page 1: Bulletin Bappedasu Edisi I
Page 2: Bulletin Bappedasu Edisi I

Penanggung Jawab :Kepala Bappeda Prov. Sumatera Utara Ketua/Pemimpin Redaksi :Sekretaris Bappeda Prov. Sumatera Utara Sekretaris /Wakil Pemimpin Redaksi :Tribowo, SH, MAP Redaktur : Ir. Hasmirizal Lubis, MSiEditor : Tarsudi, SP, MSi (Koordinator)Drs. Junaidi Muslim, MSiIr. Tetty Magdalena Nasution, MSiIr. Lauren Gultom, M. EngMarihot Sormin, SE, MM Ir. Ardiston Simanjuntak, MMAEfendi, SEIr. Panusunan HarahapIr. Abdul Haris Lubis, M.Si Poppy Marulita Hutagalung, ST, MTMuhammad Arsyad Siregar, SE, MSiBoris Parlindungan, S.Kom, MSiMuhammad Henry Pohan, SE Desain Grafis : Devi Wahyudi, S.S. Tarsudi, SP, MSi Fotografer : Rahmad Ziady, AMd Sekretariat : Nurlita Purba, SHOktavia Siska Yanti, SHRita Taviv Megawati, S.SosSri Langkat Wahyuni, S.Sos Nuraini, SEMuara Sakti Lubis, ST Penerbit : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Utara Alamat Redaksi : Jl. P. Diponegoro No. 21-A Telp. 4538045, 4571306, Fax. (061) 4513830, Medan -20152. E-mail : [email protected] ; Homepage : www.bappeda.sumutprov.go.id.

REDAKSI menerima tulisan dari semua pihak yang berhubungan dengan wawasan peren-canaan pembangunan, diketik rapi 1 spasi dengan jumlah halaman maksimal 8 halaman, pada kertas ukuran A4, dapat disertai foto atau gambar. Dikirimkan ke Redaksi dalam bentuk hardcopy berikut fi le (softcopy). Artikel berupa karya ilmiah harus disertai dengan daftar pustaka pendukung. Redaksi berhak untuk mengedit tulisan tanpa mengubah substansi. Bagi tulisan yang dimuat diberi penghargaan (upah tulisan) sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Assalamu’alaikum Wr, Wb. Salam Sejahtera bagi kita semua.

Lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam Konferensi Tingkat Tinggi Dunia Tentang Masyarakat Informasi (World Summit on the Infor-mation Society/WSIS) di Jenewa tahun 2003, mengungkapkan masih sangat besarnya “kesenjangan informasi” (information gap) dan “kesenjangan dijital” (digital divide) terutama di negara sedang berkembang, sehingga perlu mendorong terbentuknya masyarakat informasi. Indonesia merupakan salah satu negara yang telah menandata- ngani konvensi internasional mengenai masyarakat informasi sehingga selama delapan tahun terakhir ini Tekonologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah berkembang dan menjadi perhatian utama pembangunan di Indonesia.

Lompatan kemajuan yang lebih besar diharapkan dapat dicapai dengan telah diterbitkannya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keter-bukaan Informasi Publik (UU-KIP) yang secara efektif mulai diberlakukan sejak Januari 2010, sebagai paradigma baru yang dapat merubah wajah birokrasi menjadi lebih transparan.

UU-KIP dapat menjadi instru-men bagi publik dalam mengawal kinerja birokrasi pemerintah daerah dalam melaksanakan tugas dan tang-gungjawab dalam pembangunan. UU ini mengukuhkan hak publik untuk mengetahui secara jelas tentang segala aktivitas yang ada di dalam birokrasi termasuk yang berkaitan dengan peren-canaan pembangunan yang merupakan tugas pokok dan fungsi Badan Perenca-naan Pembangunan Daerah (Bappeda).

Badan Perencanaan Pembangu-nan Daerah Provinsi Sumatera Utara turut mendukung pelaksanaan UU-KIP dengan menerbitkan Bulletin Bappeda Provinsi Sumatera Utara yang me-muat berita, agenda dan artikel terkait dengan perencanaan pembangunan daerah di Provinsi Sumatera Utara yang direncanakan terbit secara berkala setiap tiga bulan (triwulanan).

Edisi perdana ini mengangkat Tema Utama “Think Big, Think Sei Mangkei” sebagai wujud kesiapan dan gelora

semangat pemerintah dan masyarakat di Provinsi Sumatera Utara dengan ditetapkannya Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei sebagai KEK Per-tama dalam sejarah Indonesia melalui Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 2012. Artikel utama membahas secara khusus tentang rencana pengemba ngan Kluster Industri Sei Mangkei se-bagai bagian dari Masterplan Percepa-tan dan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi (MP3EI) 2011-2025 Koridor Sumatera yang berada di Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara. Selain itu termuat artikel wawasan pe- rencanaan dan agenda kegiatan peren-canaan di Bappeda Provinsi Sumatera Utara, berkaitan dengan penyeleng-garan Musrenbang Provinsi Sumatera Utara Tahun 2012, pada tanggal 2-5 April 2012 di Tiara Convention Center Hotel Medan.

Redaksi menyampaikan apre-siasi dan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada para penulis yang telah bersedia menyumbangkan pemikirannya untuk mengisi Bulletin ini. Semoga dapat bermanfaat sebagai jembatan informasi dan komunikasi dalam rangka peningkatan kualitas perencanaan pembangunan di Provinsi Sumatera Utara.

Bulletin ini juga nantinya bisa dibaca secara online atau di download melalui Website Bappeda Provinsi Su-matera Utara pada url address :http://www.bappeda. sumutprov.go.id. Selamat ber-Musrenbang, Sukses ... !Horas… !, Mejuah-juah …!, Ya’ahowuu …!

Tim Redaksi

Salam Redaksi

EDISI I/JANUARI - MARET 20122

Page 3: Bulletin Bappedasu Edisi I

DAFTAR ISI

EDISI I/JANUARI - MARET 2012 3

WAWASAN PERENCANAAN

BAPPEDA DALAM BERITA

LIPUTAN KHUSUS

Provinsi Sumatera Utara terletak pada posisi 1°-4° Lin-tang Utara dan 98°-100° Bujur Timur, merupakan salah satu provinsi di Pulau Sumatera yang berada pada jalur strategis pelayaran Internasional Selat Malaka sebagai salah satu jalur perdagangan tersibuk di dunia, berse-berangan dengan Singapura, Malaysia dan Thailand, memiiki luas 181.860,65 km², terdiri dari ...............

Pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara terus mengalami peningkatan dalam 3 tahun tera-khir ditandai dengan perbaikan kesejahteraan masyarakat di Sumatera Utara. Pada tahun 2009 ekonomi Sumatera Utara tumbuh sebesar 5,07%, meningkat menjadi 6,35% pada tahun 2010 dan meningkat lagi menjadi 6,58% pada tahun 2011, sementara PDRB per-kapita Atas Dasar Harga Berlaku juga meningkat dari Rp. 16,81 juta pada tahun 2009 menjadi Rp. 18,38 juta pada tahun 2010 dan Rp. 21,23 juta pada tahun 2011. Namun demikian indeks kesehatan........

Proses pembangunan ekonomi tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan terlebih dahulu me-merlukan berbagai usaha yang konsisten dan terus menerus dari seluruh stakeholders untuk memberikan kesejahteraan yang sebesar-besarnya bagi masyarakat suatu Negara .....

Pencapaian target Tujuan Pembangunan Mile-nium (MDGs) merupakan pemenuhan komitmen internasional yang sejalan............................

Kepala Bappeda Provinsi Sumatera Utara Ir. H. Riadil Akhir Lubis, MSi, berkesempatan meng-hadiri Musrenbang Kabupaten/Kota diantaranya di Kabupaten Padang Lawas Utara, Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten...........

Kepala Bappeda Provinsi Sumatera Utara Ir. Riadil Akhir Lubis, MSi bersama beberapa orang peja-bat Bappeda Provinsi Sumatera Utara menghadiri Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III Assosiasi Bappeda Provinsi se Indonesia...................

Salah satu tujuan pembangunan secara makro adalah meningkatnya pertumbuhan ekonomi, Pertumbuhan ekonomi berhubungan dengan proses peningkatan produksi barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat dan dapat dikatakan bahwa pertumbuhan ekonomi menyangkut perkembangan yang berdimensi tunggal dan diukur dengan peningkatan hasil produksi dan pendapatan............

Perencanaan yang salah sama dengan merencanakan kesalahan,

perencanaan yang gagal sama dengan merencanakan kegagalan ...

AGENDA UTAMA

FOKUS

7 PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013

PEMBANGUNAN PANGAN DAN GIZI DI SUMATERA UTARA MELALUI PENDEKATAN STRATEGI 5 PILAR RAD-PG 2011-2015

KONSEP AKSELERASI PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA UTARA

Konsultasi Publik Penyusunan Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utaran Tahun 2013

Rapat Koordinasi Perencanaan BappedaProvinsi Sumatera Utara dengan Bappeda Kabupaten/Kota se Sumatera Utara

RAKERNAS III ASSOSIASI BAPPEDA PROVINSI SE INDONESIA

PETA JALAN PERCEPATANPENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM DI PROVINSI SUMATERA UTARA

MUSRENBANG KABUPATEN/KOTA SE-SUMATERA UTARA

MP3EI SEBAGAI MOTOR PENGGERAK EKONOMI SUMATERA UTARA

4

15

23

30

42

40

11

36

38

TIPS & TRIK PLANNER

Page 4: Bulletin Bappedasu Edisi I

AGENDA UTAMA

7 PRIORITAS PEMBANGUNANPROVINSI SUMATERA UTARA

TAHUN 2013

Potensi yang dimiliki sangat besar berupa Sumber Daya Hayati (tanaman pangan, perkebunan, peternakan, peri-kanan/kelautan dan kehutanan), sumber daya energi (tenaga air dan gas alam), bahan tambang mineral logam dan bu-kan logam. Jumlah penduduk hingga ta-hun 2011 tercatat berjumlah 13.103.596 jiwa dengan pertumbuhan 1,11% per-tahun (terbanyak ke 4 setelah Provinsi Jawa Timur, Jawa Barat dan Jawa Ten-gah) yang merupakan sumber tenaga kerja terampil dan bonus demografi yang dapat menjadi modal utama peng-gerak pembangunan.

Visi Pembangunan Provinsi Sumat-era Utara yang dijabarkan pada RPJMD 2009 – 2013, yakni “SUMATERA UTARA YANG MAJU DAN SEJAHTERA DALAM HARMONI KEBERAGAMAN” dan Misi se-bagai berikut :1. Mewujudkan Sumatera Utara Yang

Maju, Aman, Bersatu, Rukun dan Da-mai Dalam Kesetaraan

2. Mewujudkan Masyarakat Sumatera Utara Yang Mandiri dan Sejahtera dan Berwawasan Lingkungan

3. Mewujudkan Sumatera Utara Yang Berbudaya, Religius Dalam Keberaga-man.

4. Mewujudkan Masyarakat Sumatera Utara Yang Partisipatif & Peduli Ter hadap Proses Pembangunan

Dalam merealisasikan Visi dan Misi tersebut pemerintah Provinsi Sumatera Utara, telah berkomitmen untuk : 1. Mewujudkan Masyarakat yang Beri-

man dan Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

2. Mewujudkan Masyarakat yang Tidak Lapar

3. Mewujudkan Masyarakat yang Tidak Bodoh

4. Mewujudkan Masyarakat yang Tidak Sakit

5. Mewujudkan Masyarakat yang Punya Masa Depan

6. Meningkatkan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah

7. Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL (RKP TAHUN 2013)

Kebijakan Pembangunan Nasional tahun 2012 yang dituangkan dalam RKP 2013 diarahkan kepada Perkuatan Per-ekonomian Domestik Bagi Peningkatan dan Perluasan Kesejahteraan Rakyat den-gan isu strategis yakni :1. Percepatan pembangunan infrastruk-

tur : domestic connectivity2. Meningkatnya pembangunan industri

di berbagai koridor ekonomi3. Membaiknya iklim investasi dan usaha

(Ease of doing bussiness)

4. Penciptaan kesempatan kerja khusus-nya tenaga kerja muda

5. Percepatan pengurangan kemiskinan : sinergi klaster 1-4.

6. Perbaikan akses pelayanan dasar : tuntasnya rehab gedung SD/SMP

7. Ketahanan pangan : menuju penca paian surplus beras 10 juta ton

8. Membaiknya kinerja birokrasi dan pemberantasan korupsi

9. Persiapan Pemilu 2014.

Kebijakan tersebut diarahkan untuk mengembangkan dan mendayagunakan seluruh potensi yang ada di dalam negeri demi peningkatan kesejahteraan rakyat, dengan prioritas utama untuk mening-katkan kesejahteraan rakyat melalui : 1) Mekanisme ekonomi (pro-growth dan

pro-job)2) Program-program pro-rakyat (pro poor

dan pro-job)3) Program-program mendukung pem-

bangunan berkelanjutan (pro-environ-ment)

4) Pembangunan Sumber Daya Manusia5) Peningkatan efektivitas dan efi siensi

pengelolaan pembangunan

Sinergi Pusat dan DaerahDalam rangka mewujudkan kebi-

jakan tersebut dibutuhkan Sinergi pusat dan daerah merupakan penentu uta-ma kelancaran pencapaian tujuan dan sasaran-sasaran pembangunan yang pelaksanaanya dilakukan dalam seluruh proses mulai dari perencanaan, pelak-sanaan, pengendalian dan evaluasi me-liputi kerangka perencanaan kebijakan, kerangka regulasi, kerangka anggaran, kerangka kelembagaan, dan pengem-bangan wilayah.

Provinsi Sumatera Utara terletak pada posisi 1°-4° Lintang Utara dan 98°-100° Bujur Timur, merupakan salah satu provinsi di Pulau Sumatera yang berada pada jalur strategis pelayaran Internasional Selat Malaka sebagai salah satu jalur perdagangan tersibuk di dunia, berseberangan dengan Singapura, Malaysia dan Thailand, memiiki luas 181.860,65 km², terdiri dari daratan 71.680,68 km² atau 3.73 % dari luas wilayah Re-publik Indonesia dan perairan seluas 110.000,65 km², berbatasan dengan Provinsi Aceh pada sebelah Utara, Sebelah Barat dengan Samudera Hindia, sebelah Selatan dengan Provinsi Riau dan Provinsi Sumatera Barat dan di Sebelah Timur dengan Selat Malaka.

EDISI I/JANUARI - MARET 20124

Oleh : Ir. H. Riadil Akhir Lubis, MSi *)

Page 5: Bulletin Bappedasu Edisi I

AGENDA UTAMA

Sinergi Pusat dan Daerah tersebut dilaksanakan melalui :• Kerangka perencanaan kebijakan, tujuan yang hendak dicapai

adalah dengan memperhatikan masukan-masukan yang me rupakan aspirasi daerah dan Pemerintah daerah dapat ment-erjemahkan secara tepat kebijakan pemerintah pusat.

• Kerangka regulasi, diarahkan untuk mendorong harmonisasi peraruan perundang-undangan, peraturan pemerintah, pera-turan daerah, peraturan presiden dan peraturan menteri.

• Kerangka anggaran, dilaksanakan selaras dengan upaya pena-taan dan penguatan kerangka perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Penataan instru-men pendanaan melalui transfer ke daerah termasuk alokasi pendanaan umum, alokasi khusus, dana bagi hasil dan dana otonomi ksusus dimaksudkan untuk menjaga harmonisasi ke-pentingan nasional dan kebutuhan daerah.

• Kerangka kelembagaan dan aparatur daerah, diarahkan untuk memperbaiki tata kelola kelembagaan pemerintahan daerah dan meningkatkan kapasitas aparatur daerah.

• Kerangka pengembangan wilayah, dimaksudkan untuk mem-percepat pengembangan wilayah dalam rangka mendorong penataan, pemanfaatan dan pengendalian tata ruang.

Kinerja Ekonomi Nasional• Sasaran pertumbuhan ekonomi pada tahun 2012 sebesar 6,7

persen, Kemiskinan 10,5-11,5 persen, dan Tingkat Penganggu-ran terbuka 6,6-6,4 persen.

• Dengan ekonomi dunia yang melambat dan berbagai ketidak-pastian global, dibutuhkan upaya yang keras dan konkrit untuk memperkuat permintaan dalam negeri.

• Menjaga daya beli masyarakat dan investasi untuk tetap diting-katkan.

• Efektivitas belanja APBN perlu dimaksimalkan terutama pada belanja modal.

Secara umum gambaran makro perekonomian nasional da-pat dilihat pada tabel berikut ini :

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA UTARA (RKPD TAHUN 2013)

RKPD Tahun 2013 memiliki arti penting karena merupakan tahun terakhir pelaksanaan RPJMD Provinsi Sumatera Utara Ta-

hun 2009-2013. Kebijakan pembangunan Provinsi Sumatera Utara tahun 2013 diarahkan kepada terciptanya target pertumbuhan ekonomi yang berkualitas sebesar 7-7,20%, meningkatkan penda-patan per kapita masyarakat sebesar Rp. 10,26 juta, dan menekan laju infl asi menjadi sebesar 6,0%. Sedangkan untuk target makro sosial diarahkan pada penurunan persentase penduduk miskin menjadi 7%; peningkatan angka melek huruf mencapai 98,46%; peningkatan angka lama sekolah menjadi 10,07 tahun, pening-katan indeks pembangunan manusia menjadi 82 dan penekanan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menjadi sebesar 6,60%.

PROFORMA PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA UTARA Kinerja pembangunan di Provinsi Sumatera Utara dalam 6

tahun terakhir (2005-2011) dilihat berdasarkan 3 Indikator Utama yakni Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran dan Kemiskinan dan perbandingan dengan kondisi di Sumatera dan Nasional dapat dicermati pada grafi k dibawah ini :

PRIORITAS PEMBANGUNAN RKPD PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013

Pembangunan Provinsi Sumatera Utara dalam tahun 2013 diarahkan kepada tujuh prioritas yakni :

EDISI I/JANUARI - MARET 2012 5

Page 6: Bulletin Bappedasu Edisi I

PRIORITAS 1. PENINGKATAN KEHIDU-PAN BERAGAMA, PENGUATAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN DAN PARTI-SIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBA- NGUNAN

Prioritas ini diarahkan kepada ter-wujudnya Kehidupan Beragama dan Tata Pemerintahan yang baik mela-lui dukungan Pelayanan Publik yang baik. Dalam mencapai sasaran tersebut program prioritas yang akan dilaksana-kan antara lain : peningkatan kapasitas lembaga kemasyarakatan dan lembaga keagamaan;pembangunan sarana dan prasana keagamaan, diantaranya pem-bangunan Islamic Center ; peningkatan kualitas pelayanan informasi publik seba-gai implementasi UU Keterbukaan Infor-masi Publik (KIP); peningkatan pemanfaa-tan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk Sistem Perencanaan Pemban-gunan dan aplikasi lainnya (e-Planning, e-Offi ce, e-Budgeting, e-Performance dan e-Procurement) dalam rangka mewujud-kan kepemerintahan yang baik dan bersih (Good Governance) melalui implemen-tasi e-Government; mendukung kebijakan Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi (RAD-PK); pen-ingkatan kerjasama antar daerah; pening-katan hubungan kerjasama luar negeri; serta peningkatan sinergitas pembangu-nan melalui koordinasi dengan kab/kota.

Target yang ingin dicapai adalah meningkatnya kehidupan beragama dan kerukunan antar ummat beragama, men-ingkatnya kualitas pelayanan Informasi ke-pada masyarakat, meningkatnya efi siensi, efektifi tas, transparansi dan akuntabilitas dalam rangka mewujudkan Good Gov-ernance, dan meningkatnya sinergitas pembangunan melalui koordinasi dengan kabupaten/kota.

PRIORITAS 2. PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN DAN KESEHATAN YANG TERJANGKAU

Pendidikan sebagai salah satu pilar peningkatan kualitas sumber daya ma-nusia diarahkan tidak hanya sebatas pen-ingkatan Indeks Pembangunan Manusia nya saja, namun juga harus diarahkan kepada terciptanya Pendidikan Berbasis Kompetensi, yang diwujudkan melalui

Pemenuhan layanan wajib belajar pen-didikan dasar 9 Tahun dan rintisan Wa-jib Belajar 12 Tahun melalui pemberian beasiswa miskin dan beasiswa prestasi; peningkatan kualitas pendidikan mulai PAUD sampai perguruan tinggi; pening-katan kualitas guru melalui sertifi kasi dan kualifi kasi guru ke jenjang S1 dan S2; peningkatan kesejahteraan melaui pem-berian insentif guru; mendorong keterse-diaan sarana dan prasarana pendidikan melalui rehabilitasi sarana dan prasarana sekolah, dan penyerapan dana BOS; pem-bangunan SMK sebagai pusat pelatihan kejuruan terpadu (PPKT) dan perguruan tinggi (politeknik) sebagai community college atau carier center dalam rangka mendukung pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei; Rintisan Sekolah Berstandard Internasional (RSBI), mendukung kebijakan nasional untuk pencapaian target pembangunan mille-nium (RAD-MDGs 2015, khususnya Goals 2 : “Mewujudkan pendidikan dasar untuk semua”, mendukung kebijakan nasional dalam pencapaian target pembangunan Pangan dan Gizi (RAD-PG 2011-2015), khususnya Pilar 3 (Sistem Keamanan Pangan) dan Pilar 4 (Perilaku Hidup Ber-sih dan Sehat).

Pembangunan di Bidang Pendidikan diarahkan kepada pemenuhan layanan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun

dan rintisan wajib belajar 12 tahun, men-ingkatnya APK dan APM pada semua jenjang pendidikan, menurunnya angka buta aksara menjadi 1,54%, meningkatnya rata-rata lama sekolah menjadi 10,07 ta-hun, penyiapan tenaga terampil siap pakai untuk memenuhi kebutuhan industri dan meningkatnya kompetensi dan daya saing pendidikan.

PRIORITAS 3 : PENINGKATAN AKSES-SIBILITAS DAN PELAYANAN KESEHA-TAN

Pembangunan Bidang Kesehatan juga merupakan salah satu aspek yang sangat menentukan dalam membangun sumber daya manusia agar memiliki kual-itas seperti yang diharapkan, sehingga mampu bersaing di era yang penuh tan-tangan dimasa akan datang. Hal ini akan dicapai dengan melakukan pencegahan penyakit (preventif), peningkatan kuali-tas sumber daya kesehatan, peningkatan Jamkesda dan Jampersal (Universal Cov-erage), peningkatan kesejahteraan bidan desa (insentif), peningkatan derajat kes-ehatan khususnya perbaikan gizi anak dan kesehatan ibu melalui pelaksanaan Ren-cana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG 2011-2015) dan peningkatan partisi-pasi masyarakat dalam bidang kesehatan melalui revitalisasi posyandu dan pem-bentukan desa siaga. Target yang ingin di-

AGENDA UTAMA

EDISI I/JANUARI - MARET 20126

Page 7: Bulletin Bappedasu Edisi I

capai antara lain berupa Penurunan Angka Kematian Bayi menjadi 22/1000 Kelahiran Hidup; Penurunan Angka Kematian Ibu Melahirkan menjadi 250/100.000 Kelahi-ran Hidup; Penurunan Prevalensi Gizi Bu-ruk dan Kurang, menjadi kurang dari 20 %; dan Meningkatnya Usia Harapan Hidup menjadi 71,3 tahun.

P R I O R I TA S 4 : P E N I N G K ATA N INFRASTRUKTUR MENDUKUNG PEM-BANGUNAN EKONOMI DAN PENGEM-BANGAN WILAYAH

Pembangunan Infrastruktur sangat penting dalam menyediakan pelayanan kepada masyarakat khususnya dalam mendukung pembangunan sektor ekono-mi dan peningkatan kualitas hidup. Pem-bangunan infrastruktur diarahkan kepada program-program prioritas antara lain :

a. Pembangunan dan peningkatan sa-rana/prasarana jalan, jembatan dan perhubungan.

Diarahkan kepada pemban-gunan dan peningkatan ruas jalan provinsi yang berada di pantai barat, pantai timur maupun dataran tinggi, peningkatan ruas jalan menuju daerah parawisata, pembangunan jalan akses menuju sentra produksi pertanian, peningkatan kapasitas jalan nasional/provinsi/kabupaten/kota, mendukung dan mendorong kebijakan nasional MP3EI antara lain dengan peningka-tan jalan nasional/provinsi/kabupaten mendukung KISM, pengembangan jalur kereta api dan pelabuhan dan pengembangan Kawasan Tabag-sel sebagai Hinterland KISM. Target yang ingin dicapai dalam tahun 2013 adalah Tercapainya target efektifi tas jalan Provinsi sepanjang 356,18 Km dan jembatan sepanjang 960 dan ter-bangunnya infrastruktur pendukung pengembangan KEK Sei Mangkei.

b. Pembangunan Infrastruktur Sumber Daya Air

Dalam rangka pembangunan infrastruktur Sumber Daya Air, Pe-merintah Sumatera Utara telah mem-prioritaskan Pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan

jaringan pengairan lainnya, penyediaan dan pengelolaan air baku, pengemban-gan, pengelolaan dan konservasi sun-gai, danau dan sumberdaya air lainnya dan peningkatan jaringan irigasi desa (JITUT dan JIDES). Pembangunan dan pemeliharaan irigasi sangat strategis dalam menangani isu alih fungsi lahan yang terus terjadi di berbagai kabu-paten. Sampai tahun 2010 luas irigasi yang telah beralih fungsi seluas 2.289 Ha dari 82.791 Ha luas irigasi yang merupakan kewenangan provinsi. Tar-get penanganan infrastruktur sumber-daya air TA. 2014 yaitu - Pemeliharaan jaringan irigasi seluas 73,326 Ha, perbaikan /peningkatan seluas 5.000 Ha, pemeliharaan rutin daerah rawa seluas 61,732 ha dan perbaikan /pen-ingkatan seluas 3.500 ha, perkuatan tebing sungai sepanjang 5,500 m, nor-malisasi/pelurusan sungai sepanjang 9,500m dan normalisasi /perbaikan tanggul sepanjang 10,250 m dan pe-nyediaan air baku/embung sebanyak 4 unit.

c. Pembangunan Bidang Energi Kelis-trikan

Pembangunan Energi Listrik ini bertujuan untuk memenuhi kebutu-han energi Listrik bagi masyarakat. Pada tahun 2012 direncanakan per-cepatan adanya pembangunan pem-bangkit energi listrik PLTA Asahan III di Kab. Asahan dan PLTA Sarulla III di Kab. Taput, serta pengembangan desa mandiri energi melalui pembangunan pembangkit listrik dari sumber energi terbarukan berupa Pembangkit Listrik Mini Hydro (PLTMH) sebanyak 2 unit dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebanyak 500 unit. Selain itu juga akan dikembangkan program lis-trik murah bagi warga kurang mampu (Cluster IV).

PRIORITAS 5. PENINGKATAN PERTA-NIAN UNTUK PENGUATAN KETAH-ANAN PANGAN DAN PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI/ AGRIBISNIS;

Pembangunan Pertanian di Su-matera Utara diarahkan kepada perta-nian berkelanjutan melalui pengelolaan

sumberdaya lahan guna memenuhi ke-butuhan manusia yang terus berubah sekaligus mempertahankan atau menin-gkatkan kualitas lingkungan dan meles-tarikan sumber daya alam. Pembangunan bidang pertanian diarahkan pada be-berapa program prioritas yang meliputi :

a. Peningkatan produktifitas tanaman pangan, peternakan, perikanan dan kehutanan

Pembangunan di bidang per-tanian pangan diprioritaskan kepada peningkatan Peningkatan Produktivi-tas pangan yang berdaya saing (padi, jagung, kedele dan daging), pencetakan sawah baru dan optimalisasi irigasi, revitalisasi Balai, UPT dan Penyuluhan Pertanian, pengembangan kawasan agropolitan dan agromarinepolitan, pembangunan cluster pertanian (hor-tikultura), peternakan dan perikanan, pengembangan sistem pertanian or-ganik, pengembangan penangkar benih, pengembangan integrasi ter-nak-ikan (mina padi) dan agroforestry (integrasi ternak – kehutanan). Target yang diharapkan pada tahun 2013 da-pat memenuhi peningkatan kebutuhan pangan (beras, jagung, kedele, daging sapi dan ikan) sebesar 5%; pengura ngan konsumsi beras perkapita sebe-sar 1,5% melalui diversifi kasi pangan; penyerapan tenaga kerja sebesar 6,5%, meningkatnya luas areal pertanian or-ganik di kabupaten/ kota sebesar 5% dan penyediaan bahan baku guna me-menuhi permintaan pasar (ekspor) dan kebutuhan industri.

b. Peningkatan tanaman perkebunan Peningkatan produksi tanaman

perkebunan dilaksanakan melalui peremajaan areal tanaman rakyat se-cara bertahap, pengadaan bibit unggul untuk perkebunan rakyat (sawit, karet, kopi dan kakao), pengembangan clus-ter industri perkebunan (kelapa sawit dan karet), pengembangan integrasi ternak dengan perkebunan, fasilitasi dan koordinasi untuk mendukung pengembangan kawasan industri Sei Mangkei. Diharapkan dapat memenuhi target Tercapainya target peningka-

AGENDA UTAMA

EDISI I/JANUARI - MARET 2012 7

Page 8: Bulletin Bappedasu Edisi I

tan peningkatan ekspor Perkebunan sebesar 5%, meningkatnya produksi dan produktifi tas perkebunan rakyat sebesar 5%, peremajaan kebun rakyat seluas 15.000 ha Tanaman Tidak Menghasilkan (TTM), Penyediaan ba-han baku untuk memenuhi kebutuhan pengembangan industri olechemical di Sei Mangkei dan industri karet di Sei Bamban.

c. Peningkatan sistem ketahanan pa- ngan

Dalam rangka mewujudkan pen-ingkatan ketahanan pangan di Sumatea Utara diwujudkan melalui pengemban-gan Gerakan Mandiri Pangan (GEMA PANGAN), dan program mendukung Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi, antara lain melalui program pengembangan ketersediaan pangan, pengembangan sistem distribusi dan stabilitas hargapangan, pengemban-gan penganeka ragaman konsumsi pangan dan peningkatan keamanan pangan segar, kegiatan fasilitasi pen-guatan dan pengembangan pemasaran dalam negeri hasil perikanan pening-katan jumlah dan kompetensi tenaga penyuluh keamanan pangan (PKP) dan pengawas pangan kabupaten/kota (Distric Food Inspector). Target yang diharapkan berupa pemberdayaan kelompok pangan di 150 desa Gema Pangan dan meningkatnya ketahanan pangan dan status gizi masyarakat di Sumatera Utara.

d. Program Lintas sektor dan lintas Wilayah Kabupaten/ Kota

Dalam rangka penguatan jejar-ing kemitraan lintas sektor dan lintas wilayah kab/ kota, pemerintah Provinsi Sumatera Utara merencanakan pro-gram pengembangan kawasan Agro-politan (9 Kabupaten/kota) dan Agro-marinepolitan (16 Kabupaten/kota); Program North Sumatera Livelihoods anda Economic Development pro-gram (NS-LEDP) dengan Pilot Project Kabupaten Madina, Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah untuk komoditi karet, kakao, kopi dan padi; peningkatan kualitas pendamping penyuluh pada

33 kabupaten/kota dengan target untuk meningkatkan produktifi tas pertanian; peningkatan pendapatan petani, peter-nak dan nelayan pada sentra produksi, serta peningkatan kerjasama dalam rangka pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei.

PRIORITAS 6. PENINGKATAN EKONO-MI KERAKYATAN MELALUI PEMBER-DAYAAN KOPERASI, UMKM, PERDA-GANGAN, JASA DAN PARIWISATA

Untuk menumbuhkembangkan po-tensi ekonomi kerakyatan melalui beber-apa program prioritas antara lain : pen-ingkatan produktifi tas koperasi dan UKM, peningkatan kualitas kelembangaan dan usaha koperasi, pemberdayaan usaha mikro dan menengah, pembinaan kopera-si dan UKM pada daerah Agropolitan dan Agromarinepolitan, pembentukan kop-erasi primer, optimalisasi rumah produk-tifi tas daerah bagi sarjana yang belum bekerja, dimana target yang diharapkan adalah meningkatnya produktifi tas kop-erasi dan UKM dengan laju pertumbuhan rata-rata 10-15% per tahun; meningkatnya penyerapan tenaga kerja per unit koperasi dan UMKM dengan laju pertumbuhan rata-rata 10% per tahun; pemberdayaan usaha mikro dan menengah pada 250.000 UMKM; terbinanya koperasi dan UKM pada daerah Agropolitan dan Agromarine-politan di 10 KUKM; serta meningkatnya

produktifi tas 1000 orang sarjana.Selain itu juga dilakukan program

penguatan permodalan pembentukan Ba-dan layanan Umum Daerah (BLUD) dalam upaya untuk mengakomodir penyaluran modal bergulir; peningkatan fungsi badan pelayanan perizinan terpadu untuk men-ingkatkan daya saing dan iklim investasi; pembangunan dan pengembangan pasar tradisional perdesaan dan pasar induk; peningkatan promosi wisata dalam dan luar negeri; pengembangan sarana dan prasarana pada daerah tujuan wisata utama Danau Toba dan Kepulauan Nias melalui penyelenggaraan event wisata berskala internasional (Pesta Danau Toba dan SAIL NIAS 2013).

PRIORITAS 7. PERLUASAN KESEMPA-TAN KERJA DAN PENINGKATAN KESE-JAHTERAAN RAKYAT MISKIN

Dilaksanakan melalui Program Pen-anggulangan Kemiskinan dengan melan-jutkan 3 Kluster sebelumnya, yakni Klus-ter 1 : Bantuan Sosial Berbasis Keluarga (1) BOS, (2) Jamkesmas, (3) BLT, (4) PKH, (5) Raskin, (6) Bantuan Sosial, (7) Bantuan Bencana, dll, Kluster 2 : Program Pem-berdayaan Masyarakat (PNPM), Kluster 3 : Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil (KUR) dan Mendukung Program Pening-katan/ perluasan Kluster 4 (6 Program Pro Rakyat) antara lain : Pembangunan 5.000 Rumah Murah, MRT, Air Bersih,

AGENDA UTAMA

EDISI I/JANUARI - MARET 20128

Page 9: Bulletin Bappedasu Edisi I

Listrik Murah, Pemberdayaan Nelayan dan Masyarakat Pinggir Perkotaan serta Perluasan lapangan pekerjaan melalui penciptaan lapangan kerja baru pada ber-bagai kawasan ekonomi strategis (KISM, KIM, Pelabuhan, Bandara, dlsb.)

Diharapkan dengan pelaksanaan program-program tersebut dapat men-capai target penurunan angka kemiskinan menjadi kurang dari 10 % dan penurunan angka pengangguran menjadi 6 %.

PELUANG INVESTASI DAERAHBeberapa fasilitas infrastruktur yang

sedang dan akan dibangun pada tahun tahun mendatang memerlukan dukungan pihak investor baik dari dalam maupun luar negeri antara lain :

1. BANDARA KUALA NAMUBandara Kuala Namu sebagai peng-

ganti Bandara Polonia terletak di Kecama-tan Beringin Kabupaten Deli Serdang yang berjarak sekitar 25 km dari kota Medan. Bandara Kuala Namu yang akan menjadi Bandara terbesar kedua di Indonesia saat ini masih dalam tahap penyelesaian pem-bangunan dengan progress sampai Janu-ari 2011 sebesar 71,2% dan diharapkan selesai pada akhir tahun 2012.

Untuk pembangunan seluruh fasilitas dibutuhkan dana sebesar Rp. 1,4 Trilliun untuk pembangunan sisi darat dan Rp. 3,6 Trilliun untuk pembangunan sisi udara. Proyek ini dikelola dibawah pengawasan PT. Angkasa Pura II.

Diharapkan Bandara Internasional ini selesai tahun ini dan mulai beroperai ta-hun depan yang akan dapat mendukung percepatan pembangunan di Provinsi Su-matera Utara.

2. JALAN TOL MEDAN-KUALANAMU – TEBING TINGGI

Jalan tol Medan - Kuala Namu - Tebing Tinggi merupakan rute alternatif untuk Jalan Lintas Timur dari Medan menuju Tebing Tinggi. Pembangunan jalan tol ini juga dimaksudkan untuk mendukung pembangunan kota Meto-politan Mebidangro dan Bandara Kuala Namu.

Pembangunan tol Medan – Kuala Namu – Tebing Tinggi ini dibagi dalam 2

(dua) tahap yaitu: Tahap I ruas Medan – Lubuk Pakam – Kuala Namu dengan pan-jang ± 22,4 Km dan Tahap II ruas Lubuk Pakam – Tebing Tinggi dengan panjang ± 47,6 Km.

Untuk pembangunan jalan tol ini dibutuhkan total investasi sebesar Rp. 4.755 Milyar yang antara lain akan diper-gunakan untuk pembebasan tanah sebe-sar Rp. 750 Milyar dan konstruksi sebesar Rp. 3.450 Milyar. Dengan IRR 22,02% dan FIRR 11,26%.

Dalam pelaksanaannya pemerin-tah Provinsi Sumatera Utara memberi-kan dukungan berupa pembebasan ta-nah, pembangunan sebagian konstruksi dan pembuatan Master Plan. Kerjasama yang dapat dijalin dengan pihak swasta melalui sistem BOT (Build, Operate, Transfer). Proyek ini dikelola oleh Ke-menterian Pekerjaan Umum / Badan Pengatur Jalan Tol.

3. PEMBANGUNAN CITY AIR TERMI-NAL BANDARA KUALA NAMU

Untuk mempermudah para calon penumpang yang akan berangkat mela-lui Bandara Kuala Namun direncanakan pembangunan City Air Terminal (CAT) di Stasiun Medan. CAT akan dilengkapi den-gan fasilitas antara lain City Check In, Bag-gage Check In/Claim, pembayaran Airport Tax, Lost and Found (informasi bagasi yang hilang), dan lain sebagainya.

Kerjasama yang dapat dijalin dengan

pihak swasta melalui sistem BOT (Build, Operate, Transfer). Pengelolaan proyek ini berada dibawah pengawasan PT. KAI (per-sero)4. PENGEMBANGAN PELABUHAN BELAWAN

Rencana pengembangan Pelabuhan Belawan antara lain berupa penguatan dermaga lama, pengembangan terminal peti kemas Gabion, pengembangan alur pelayaran, pengem-bangan pelabuhan curah dan penambahan fasilitas pendu-kung bongkar muat.

Proyek pengembangan pelabuhan Belawan ini membutuhkan biaya un-tuk Jangka Pendek (2006-2010) sebesar 2.149,2 milyar rupiah; Jangka Menengah (2011–2015) sebesar 889,3 milyar rupiah dan Jangka Panjang (2016-2020) sebesar 3.789 milyar rupiah.

Kerjasama yang dapat dijalin dengan pihak swasta melalui sistem BOT (Build, Operate, Transfer). Proyek ini dikelola oleh PT. Pelindo I

5. PROGRAM PENGEMBANGAN ANG-KUTAN PESISIR PANTAI (COASTAL MA-RINE) DENGAN WATER BUS DI PESISIR PANTAI TIMUR SUMATERA

Angkutan Pesisir Pantai (Coastal Marine) ini merupakan angkutan al-ternatif masyarakat di wilayah Pantai Timur Provinsi Sumatera Utara. Proyek ini juga bertujuan mendorong per-tumbuhan ekonomi daerah-daerah di wilayah tersebut.

AGENDA UTAMA

EDISI I/JANUARI - MARET 2012 9

Page 10: Bulletin Bappedasu Edisi I

Pekerjaan terdiri dari pembangunan dermaga berukuran 5 x 10 m, perbaikan jalan akses ke pelabuhan, pengadaan dan pengoperasian kapal.

Sampai dengan tahun 2010, Pemer-intah Provinsi Sumatera Utara telah me-nyelesaikan Feasibility Study (FS). Bentuk kerjasama operasi dengan sistem BOO (Built, Operate & Own). Proyek ini berada dibawah pengelolaan Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara.

6. PEMBANGUNAN BENDUNG SERBA GUNA LAU SIMEME

Pertumbuhan penduduk kota Me-dan belum dikuti oleh penyediaan air mi-num yang dibutuhkan. Kerusakan pada daerah tangkapan hujan sungai Deli, sun-gai Percut, sungai Serdang, sungai Be-lawan dan sungai Ular terus berlangsung dan menjadi salah satu penyebab banjir. Bendung Serbaguna Lau Simeme meru-pakan usaha untuk mengatasi sebagian permasalahan tersebut. Proyek pemban-gunan Bendung Serbaguna Lau Simeme meliputi Pembangunan bendung, power house, hidromekanikal, elektromekan-ikal beserta fasilitas pendukung lain yang diperkirakan membutuhkan dana sebesar Perkiraan biaya US$ 111,320,000 atau ¥ 13.193.000.000. Perkiraan review desain awal dan pra konstruksi selama 3 tahun dan masa konstruksi diperkirakan selama 4 tahun.

Bentuk Kerjasama yang dapat diker-jasamakan dengan pihak swasta dengan sistem BOT (Build, Operate, Transfer). Proyek ini berada dibawah pengelolaan Kementerian Pekerjaan Umum / Direk-torat Jenderal PSDA.

7. MEGA PROJECT MP3EIMaster Plan Percepatan dan Perlua-

san Ekonomi Indonesia (MP3EI) merupa-kan arah pembangunan ekonomi Indone-sia hingga tahun 2025, untuk mewujudkan kualitas Pembangunan Manusia Indo-nesia sebagai bangsa yang maju melalui peningkatan pendapatan dan daya beli dengan dibarengi membaiknya pemer-ataan dan kualitas hidup seluruh bangsa. Koridor Ekonomi Sumatera memiliki tema pembangunan sebagai “Sentra Produksi dan Pengolahan Hasil Bumi dan Lumbung

Energi Nasional”. Khusus untuk Provinsi Sumatera Utara terdapat beberapa proyek skala besar (Mega Project) untuk men-dukung program MP3EI pada Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei yang telah ditetapkan sebagai KEK Pertama di Indonesia (PP No. 29 Tahun 2012).

KLUSTER INDUSTRI SEI MANGKE – (IN-TEGRATED SUSTAINABLE PALM OIL IN-DUSTRIAL CLUSTER)

Kelapa sawit merupakan primadona komoditi perkebunan Provinsi Sumatera Utara. Dengan luas kebun sawit 970.000,7 hektar, produksi CPO Sumut tahun 2008 mencapai 3,52 juta ton, atau setara den-gan 16 persen dari total produksi CPO na-sional 42,90 juta ton. Sei Mangke-Integrat-ed Sustainable Palm Oil Industrial Cluster (SM-ISPOIC) diharapkan bisa mengubah komposisi ekspor Sumatera Utara dari CPO menjadi ekspor produk turunan. Pada tahun 2015 diharapkan paling tidak hanya 50 persen total ekspor dalam ben-tuk minyak sawit mentah dan menjadi 30 persen pada tahun 2020.

Kawasan SM-ISPOIC merupakan ka-wasan yang bertujuan mengintegrasikan industri pengolahan kelapa sawit/CPO dengan konsep kawasan industry ramah lingkungan seperti oleochemical, surfac-tant, kertas, kayu lapis, pupuk organik, pengolahan makanan ternak dan lain-lain. Fasilitas-fasilitas yang dipersiapkan antara lain jalan dan drainase, perkantoran, per-gu-dangan, Water Treatment Plant (WTP), pembangkit listrik dari sisa pengolahan kelapa sawit (2 x 3,5 MW), tangki pe

nyimpanan CPO/PKO, Instalasi Pengolahan Limbah (IPAL), dsb.

Sebagai tahap pertama luas lahan yang dipersiapkan sebesar 104 Ha dengan kemungkinan pengembangan di masa mendatang hingga seluas 3000 Ha. Lokasi tersebut berdekatan dengan Jalan Lintas Sumatera dan Pelabuhan Kuala Tanjung (± 40 km). Lokasi proyek berada di Sei Mangke, Kabupaten Simalungun. Dalam hal ini Pemerintah Provinsi memberi-kan dukungan berupa pembangunan in-frastruktur. Proyek ini dapat didanai mela-lui kerjasama swasta dengan sistem BOO (Built, Operate, Own) melalui pengelolaan PTPN III.

Mega Proyek MP3EI di Provinsi Su-matera memiliki Total Nilai sebesar ± Rp. 34, 27 Triliun, dengan 21 Proyek yang dananya bersumber dari Pemerintah, BUMN dan Swasta serta kolaborasi ke-tiganya. Juga tengah dibahas di pusat 17 usulan tambahan Project MP3EI Provinsi Sumatera Utara. Dukungan dari semua pihak yang berkepentingan (pemerintah, masyarakat dan investor untuk mem-berhasilkan program MP3EI, dalam ber-bagai bidang antara lain : pembangunan infrastrukur : pembangunan jalan, kereta api, pelabuhan Kuala Tanjung, Bandar Udara Kuala Namu; ketenagalistrikan, sumber air, fasilitas pabrik pengolahan; di bidang pendidikan melalui pembangu-nan sarana/prasarana pendidikan SMK dan Politeknik untuk penyiapan tenaga kerja terampil, riset dan pengembangan; supplai bahan baku untuk memenuhi ka-pasitas produksi pada industri pengolahan Kelapa Sawit di Sei Mangkei dan Karet di Sei Bamban.

PENUTUP :Demikian sekilas Rencana Pemban-

gunan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013 yang dituangkan dalam program prioritas pembangunan dan peluang investasi daer-ah. Dukungan dan parsitipasi dari seluruh masyarakat dan dunia usaha sangat di-harapkan dalam rangka mempercepat laju pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Sumatera Utara.

*) Ir. H. Riadil Akhir Lubis, MSiKepala Bappeda Provinsi Sumatera Utara

AGENDA UTAMA

EDISI I/JANUARI - MARET 201210

Page 11: Bulletin Bappedasu Edisi I

I. PENDAHULUANSalah satu tujuan pembangunan se-

cara makro adalah meningkatnya pertum-buhan ekonomi, Pertumbuhan ekonomi berhubungan dengan proses peningkatan produksi barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat dan dapat dikatakan bahwa pertumbuhan ekonomi menyang-kut perkembangan yang berdimensi tung-gal dan diukur dengan peningkatan hasil produksi dan pendapatan.

Suatu perekonomian dikatakan men-galami pertumbuhan apabila tingkat keg-iatan ekonomi yang dicapai sekarang lebih tinggi dari capaian pada masa sebelum-nya. Pertumbuhan tercapai apabila jumlah fi sik barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan dalam perekonomian tersebut bertambah besar dari tahun-tahun sebe-lumnya.

Sepanjang sejarah kemerdekaan se-lama lebih dari enam dasawarsa, Indone-sia telah mengalami beragam kemajuan di bidang pembangunan ekonomi. Ber-mula dari sebuah negara yang perekono-miannya berbasis kegiatan pertanian tra-disional, saat iniIndonesia telah menjelma menjadi negara dengan proporsi industri

manufaktur dan jasa yang lebih besar. Kemajuan ekonomi juga telah membawa peningkatan kesejahteraan masyarakat, yang tercermin tidak saja dalam pening-katan pendapatan per kapita, namun juga dalam perbaikan berbagai indikator sosial dan ekonomi lainnya termasuk Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Dalam pe-riode 1980 dan 2010, Indeks Pembangu-nan Manusia meningkat dari 0,39 ke 0,60.

Indonesia juga memainkan peran yang makin besar di perekonomian glob-al. Saat ini Indonesia menempati urutan ekonomi ke-17 terbesar di dunia. Keter-libatan Indonesiapun sangat diharapkan dalam berbagai forum global dan regional seperti ASEAN, APEC,G-20, dan berbagai kerjasama bilateral lainnya. Keberhasilan Indonesia melewati krisis ekonomi global tahun 2008, mendapatkan apresiasi positif dari berbagai lembaga internasional. Hal ini tercermin dengan perbaikan peringkat hutang Indonesia di saat peringkat negara-negara lain justru mengalami penurunan.

Bahkan Indonesia diperkirakan men-jadi 5 kekuatan ekonomi dunia baru seba-gaimana yang dirilis oleh Goldman Sachs yang memprediksikan bahwa kekuatan

ekonomi dunia yang semula diperkirakan adalah Brasil, Russia, India dan China (BRIC) akan bertambah satu negara lagi yakni Indonesia, sehingga akronimnya akan menjadi BRIIC (Brazil, Russia, India, Indonesia dan China).

II. POSISI MASTER PLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA DI PROVINSI SUMATERA UTARAMP3EI memiliki semangat “Not Busi-

ness as usual”. Semangat ini tercermin dari sejak proses penyusunannya di mana rumusan strategi dan kebijakan awalnya disusun oleh Pemerintah diperkaya den-gan pandangan dan masukan dari berba-gai pemangku kepentingan, terutama dari dunia usaha.

Dalam MP3EI pihak swasta akan diberikan peran utama dan penting dalam pembangunan ekonomi terutama dalam peningkatan investasi dan penciptaan lapangan kerja, sedangkan pihak pemer-intah akan berfungsi sebagai regulator, fasilitator dan katalisator. Dari sisi regu-lasi, pemerintah akan melakukan deregu-lasi (debottlenecking) terhadap regulasi

MP3EI SEBAGAI MOTOR PENGGERAK EKONOMI SUMATERA UTARA

Oleh : Ir. Hasmirizal Lubis, MSi *)

FOKUS

EDISI I/JANUARI - MARET 2012 11

Page 12: Bulletin Bappedasu Edisi I

yang menghambat pelaksanaan investasi. Fasilitasi dan katalisasi akan diberikan oleh pemerintah melalui penyediaan in-frastruktur maupun pemberian insentif fi scal dan non fi scal.

Implementasi MP3EI dilakukan untuk mempercepat dan memper-luas pembangunan ekonomi melalui pengembangan 8 (delapan) program utama yang terdiri dari 22 (dua puluh dua) Kegiatan ekonomi utama. Strategi pelaksanaan MP3EI dilakukan dengan mengintegrasikan 3 (tiga) elemen uta-ma yaitu: 1) mengembangkan potensi ekonomi wilayah di 6 (enam) Koridor Ekonomi Indonesia, yaitu Koridor Ekono-mi Sumatera, Koridor Ekonomi Jawa, Koridor Ekonomi Kalimantan, Koridor Ekonomi Sulawesi, Koridor Ekonomi Bali-Nusa Tenggara dan Koridor Ekono-mi Papua dan Kepulauan Maluku. 2) memperkuat konektivitas nasional yang terintegrasi secara lokal dan terhubung secara global (locally integrated, globally connected. 3) memperkuat kemampuan SDM dan IPTEK nasional untuk mendu-kung pengembangan program utama di setiap koridor ekonomi.

Periode waktu penyelesaian Proyek MP3EI dimulai Tahun 2011 dan direncana-kan berakhir 2025, sebagai contoh Pem-bangunan Jembatan Selat Sunda (Panjang 29 km dan lebar 60 m) yang direncanakan berakhir pada tahun 2025.

Adapun perkiraan investasi in-frastruktur pemerintah dalam Proyek MP3EI sebagaimana data yang dimuat dalam buku Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011 – 2025, untuk koridor Sumatera sebesar Rp.334.412 miliar, koridor Jawa Rp.491.674 miliar, koridor Kalimantan Rp31.016,53 miliar, koridor Sulawesi Rp.5.031 miliar, koridor Bali Nusa Tenggara sebesar Rp.14.143 mil-iar dan koridor Papua Maluku sebesar Rp.64.186 miliar.

Khusus untuk Provinsi Sumat-era Utara terdapat beberapa proyek skala besar yang mendukung MP3EI yang sumber dananya dari Pemerin-tah, BUMN dan Swasta serta kolaborasi dari ketiganya, adapun beberapa proyek tersebut antara lain

No Nama Proyek Nilai investasi (Miliar Rp)

Periode Selesai ket

1. Pembangunan jalan tol Medan-Kuala Namu-Tebing Tinggi (60 km)

6.700 2016 Pemerintah

2. Pembangunan Rel Kereta Api Stasiun Araskabu-Kualanamu Airport (9 km)

2.150 2013 Pemerintah

3. Perluasan Pelabuhan Belawan 830 2014 Pemerintah

4. Pembangunan Rel KA Ruas Bandar Tinggi-Kuala Tanjung 400 2013 Pemerintah

5. Peningkatan jalan Tebing Tinggi-kisaran-Rantau Prapat-batas Prov Riau (326,71 km)

365 2013 Pemerintah

6. Pengembangan jalan akses Kualanamu Tahap II 14 Km) dan Fly over Tahap I dan II (dua jembatan 1 Km)

355 2014 Pemerintah

7. Peningkatan Jalan Lima Puluh-Pematang Siantar-Kisaran (64,15 km)

225 2015 Pemerintah

8. Perbaikan/pelapisan jalan raya, ruas Lima Puluh-Simpang Inalum (22 km)

154 2013 Pemerintah

9. Pembangunan Rel Kereta Api dari Kawasan Sei Mangkei ke Kota Lima Puluh

150 2013 Pemerintah

10. Pembangunan jalan akses Belawan sep 15 Km 150 2012 Pemerintah

11. Pelebaran jalan dari KISM-Lima Puluh (10 km) 140 2012 Pemerintah

12. Pembangunan PLTP Sarulla-1 Kap 110 MW 6.000 2015 BUMN

13. PLTA Asahan III, kap 2 x 87 MW (174 MW) 2.880 2014 BUMN

14. Pembangunan transmisi listrik di Provinsi Sumatera Utara (17 titik)

2.155 2015 BUMN

15. Pengembangan sector provate di Bandara Kualanamu 1.600 2012 BUMN

16. Project Sibayak 3 554 2015 BUMN

17. Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa Sawit (PLTNS) dan bahan baku Tebu

150 2012 BUMN

18. Kawasan Industri Berbasis Oleochemical Sei Magkei 4,200 2015 BUMN

19. Pembangunan Jalan tol Medan-Binjai (15,18 km) 1.204 2016 Campuran

20 Percepatan pengembangan hidro skala besar (2 x 87 MW) , Porsea Sumatera Utara (Asahan 3) – 30 Ha

2.610 2013 BUMN

21 Pembangunan Jalan Tol Medan – Kuala Namu – Tebing Ting-gi (60 Km) – Ruas Medan – Kuala Namu – Lubuk Pakam

1.306 2013 Pemerintah

TOTAL 34,278

EDISI I/JANUARI - MARET 201212

FOKUS

Page 13: Bulletin Bappedasu Edisi I

Disamping kegiatan yang tercantum dalam Master Plan Percepatan dan Per-luasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), Provinsi Sumatera Utara juga mengusulkan beberapa proyek/kegiatan untuk mengakselerasi pembangunan Su-matera Utara, diantaranya :

No Nama Proyek

1. Jalan Tol Tebing Tinggi - Kisaran

2. City Air Terminal dan City Check In Kereta Api Bandara Kuala Namu

3. Pengembangan Pelabuhan Sibolga

4. Pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung mendukung Kawasan In-dustri Sei Mangke

5. Bendungan Lau Simeme

6. Industrialisasi Karet

7. North Sumatera Palm Oil Valley

8. Pengembangan Kawasan Danau Toba dan Kawasan Destinasi Wisata

9. Pengembangan Ex-Bandara Polo-nia

10. Pembangunan Pusat Pendidikan SMK mendukung MP3EI (Menggan-deng Perguruan Tinggi)

11. Pembangunan Dryport Tebing Ting-gi dan Kuala Tanjung

12. Pembangunan Trans Railway Su-matera

13. Pembangunan Jalan Outer Outer Ring Road

14. Pembangunan Terminal Agribisnis/Induk

15. Bus Rapid Transportation

16 Peningkatan Mebidang Ring Road

17. Peningkatan Jalan Medan - Ber-astagi

18. Pembangunan Kawasan Nasional Mebidangro

19. Pembangunan Jalan Kereta Api Menuju Kawasan Industri dan Pelabuhan

20. Pengembangan Kepulauan Nias menjadi destinasi pariwisata dan pusat pengolahan perikanan laut

III. PROYEKSI PEREKONOMIAN SUMATERA UTARA SEBAGAI DAMPAK MP3EITidak dapat dipungkiri bahwa investasi terlebih lagi foreign direct investment (FDI)

merupakan salah satu upaya untuk mendongkrak laju pertumbuhan PDB atau PDRB suatu negara atau wilayah terlebih lagi dengan kemudahan aksessibilitas transportasi khususnya jalan, pelabuhan laut dan udara serta pembangunan cluster industri yang berbahan baku lokal yang dampak memberikan multiplier effect bagi pembangunan ekonomi Sumatera Utara.

Berdasarkan estimasi yang disusun oleh Bappeda Provinsi Sumatera Utara, maka ditargetkan beberapa indikator makro ekonomi sebagai dampak dari MP3EI sampai den-gan tahun 2013 antara lain :

No Indikator SatuanTahun

2012 *) 2013*)

1 Pertumbuhan Ekonomi % 7,10 7,55

2 PDRB ADHB Rp Triliun 363,82 422,03

3 PDRB ADHK 2000 Rp Triliun 135,43 146,42

4 PDRB Perkapita (ADHB) Rp Juta 27,40 31,79

5 PDRB Perkapita (ADHK) Rp Juta 10,25 11,03

6 Struktur Ekonomi (ADHB)

- Pertanian % 23,16 22,26

- Pertambangan dan Peng-galian

% 1,05 1,04

- Industri Pengolahan % 22,32 23,42

- Listrik, Gas, dan Air bersih % 0,86 0,96

- Bangunan % 7,01 7,21

- Perdagangan, Hotel, dan Restoran

% 18,98 18,92

- Pengangkutan dan Komu-nikasi

% 9,43 8,43

- Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

% 7,95 7,93

- Jasa-jasa % 9,24 9,83

7 ICOR % 4-4,5 4-4.20

8 - Pembentukan Modal Tetap Bruto (Investasi)

Rp Triliun 94,59-118,70 109,73-128,50

*) Target

EDISI I/JANUARI - MARET 2012 13

FOKUS

Page 14: Bulletin Bappedasu Edisi I

IV. PENUTUPDemikian tulisan tentang Master

Plan Percepatan dan Perluasan Pem-bangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) sebagai penggerak ekonomi Provinsi Sumatera Utara ini disusun sebagai bahan bagi kontemplasi bersama un-tuk peningkatan kinerja perekonomian Sumatera Utara, yang beberapa tahun belakangan ini jauh tertinggal diban dingkan Riau dan Provinsi lainnya di Sumatera.

*) Ir. Hasmirizal Lubis, MSi Kepala Bidang Perencanaan Ekonomi

dan Keuangan Bappeda Provinsi Su-matera Utara

EDISI I/JANUARI - MARET 201214

FOKUS

Page 15: Bulletin Bappedasu Edisi I

EDISI I/JANUARI - MARET 2012 15

PEMBANGUNAN PANGAN DAN GIZI DI SUMATERA UTARA MELALUI PENDEKATAN STRATEGI 5 PILAR

RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI (RAD-PG) 2011-2015

Oleh : Tarsudi SP. MSi *)

I. PendahuluanPertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara terus mengalami

peningkatan dalam tiga tahun terakhir ditandai dengan perbai-kan kesejahteraan masyarakat di Sumatera Utara. Pada tahun 2009 ekonomi Sumatera Utara tumbuh sebesar 5,07%, mening-kat menjadi 6,35% pada tahun 2010 dan meningkat lagi menjadi 6,58% pada tahun 2011, sementara PDRB per-kapita Atas Dasar Harga Berlaku juga meningkat dari Rp. 16,81 juta pada tahun 2009 menjadi Rp. 18,38 juta pada tahun 2010 dan Rp. 21,23 juta pada tahun 2011. Namun demikian indeks kesehatan yang diukur berdasarkan indikator Umur Harapan Hidup rata-rata penduduk Sumatera Utara dalam tahun 2010 baru mencapai 69.8 tahun, masih lebih rendah daripada angka rata-rata nasional sebesar 70,2 tahun. Hal ini menunjukkan ketertinggalan Provinsi Suma- tera Utara dalam pembangunan di bidang kesehatan. Jika dicer-mati lebih jauh capaian indikator makro kesehatan tahun 2010 menunjukkan masih tingginya Angka Kematian Ibu melahirkan (AKI), yakni sebesar 268/100.000 kelahiran hidup, dan angka pre valensi balita kekurangan gizi sebesar 21,4%, sementara pada ta-hun yang sama AKI nasional sebesar 226/100.000 kelahiran hidup (angka perkiraan) dan prevalensi balita kekurangan gizi sebesar 17,9%. Dalam hal ini diperlukan upaya keras untuk mengakse-lerasi pencapaian Millenium Development Goals (MDGs) yang te-

lah menetapkan target penurunan angka kematian ibu menjadi 102/100.000 kelahiran hidup dan prevalensi balita kekurangan gizi sebesar 15,5 % di tahun 2015, yang berarti kita hanya memiliki waktu kurang dari tiga tahun.

Sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 13 dan 14 serta Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Da- erah Kabupaten dan kota bahwa penanganan bidang pangan dan ke sehatan menjadi salah satu urusan wajib yang menjadi kewena ngan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten dan kota.

Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang pe-menuhannya menjadi hak asasi setiap rakyat Indonesia, hal ini se-suai dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pan-gan. Jika dilihat peta penduduk rawan pangan pada tahun 2009 menunjukkan situasi yang sedikit lebih baik. Jumlah penduduk Sumatera Utara yang termasuk kategori sangat rawan pangan yaitu dengan asupan kalori kurang dari 1.400 Kkal per orang per hari mencapai 14,48%, sedikit lebih rendah dari rata-rata nasional sebesar 14,47%. Namun masih ditemukan disparitas antar kabu-paten/kota. Ini diakibatkan masih rendahnya aksesibilitas pangan, yaitu kemampuan rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan pangan anggotanya, untuk mengkonsumsi makanan yang be-

WAWASAN PERENCANAAN

Page 16: Bulletin Bappedasu Edisi I

EDISI I/JANUARI - MARET 201216

ragam, bergizi-seimbang, dan aman di tingkat rumah tangga. Hal ini berdampak pada semakin beratnya masalah kekurangan gizi masyarakat, terutama pada kelompok rentan yaitu ibu, bayi dan anak.

Beberapa dampak buruk kurang gizi adalah rendahnya produktivitas kerja; kehilangan kesempatan sekolah; dan kehila ngan sumberdaya karena biaya kesehatan yang tinggi. Agar in-dividu tidak kekurangan gizi maka akses setiap individu terhadap pangan harus dijamin. Akses pangan setiap individu ini sangat tergantung pada ketersediaan pangan dan kemampuan untuk mengaksesnya secara kontinyu. Kemampuan mengakses ini dipengaruhi oleh daya beli, yang berkaitan dengan tingkat penda-patan dan kemiskinan seseorang. Upaya-upaya untuk menjamin kecukupan pangan dan gizi serta kesempatan pendidikan terse-but akan mendukung komitmen pencapaian Millenium Develop-ment Goals (MDGs).

Sumatera Utara sebagai provinsi dengan jumlah penduduk terbesar di luar Pulau Jawa dengan wilayah yang cukup luas, ke-tahanan pangan dan gizi merupakan salah satu agenda penting dalam pembangunan. Keberhasilan ketahanan pangan dan gizi di Sumatera Utara sebagai wilayah yang surplus pangan telah menjadi tolok ukur keberhasilan ketahanan pangan dan gizi nasional. Oleh karena itu Pemerintah Provinsi Sumatera Utara terus berupaya memacu pem-bangunan ketahanan pangan dan gizi melalui program-program yang benar-benar mampu memperkokoh ketahanan pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ke-jadian rawan pangan menjadi masalah yang sangat sensitif dalam dinamika kehidupan sosial politik, sehingga hal ini menjadi sangat penting bagi Sumatera Utara untuk mam-pu mewujudkan ketahanan pangan dan gizi wilayah, rumahtangga dan individu yang ber-basiskan kemandirian pangan. Pembangunan ketahanan pangan dan gizi Sumatera Utara secara menyeluruh di setiap sektornya akan dapat terlaksana dengan efektif manakala memiliki arah yang jelas dan terukur kinerjanya. Program-program dalam rangka pembangunan keta hanan pangan dan gizi harus terpadu (integrated), terukur keber-hasilannya (measureable) dan berkesinambungan (sustainability) yang selaras dengan RPJMD. Pemerintah Pusat telah menetap-kan Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi 2011-2015, sehingga perlu ditindak lanjuti oleh daerah.

Untuk menjabarkan kebijakan dan langkah terpadu di bidang pangan dan gizi dalam rangka mendukung pembangunan SDM berkualitas, sesuai dengan komitmen pemerintah dan masyarakat di Provinsi Sumatera Utara diantaranya, “Rakyat Tidak Lapar, Rakyat Tidak Sakit dan Rakyat Punya Masa Depan”, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara telah menyusun Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) 2011-2015 yang ditetapkan mela-lui Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 13 Tahun 2012 tanggal 5 Maret 2012.

II. Kondisi Umum Pencapaian Pembangunan Pangan dan Gizi di Sumatera Utara

2.1. Status Gizi MasyarakatTolok ukur yang dapat mencerminkan status gizi masyarakat

adalah status gizi pada anak balita yang diukur dengan tinggi ba-dan dan berat badan menurut umur dan dibandingkan dengan standar baku rujukan WHO (2005). Berdasarkan ukuran tersebut maka dapat ditentukan prevalensi balita gizi kurang dan gizi buruk, prevalensi balita pendek dan prevalensi balita bertubuh kurus.

a. Prevalensi Balita Kekurangan Gizi

Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilak-sanakan oleh Kementerian Kesehatan tahun 2010, menunjukkan prevalensi balita dengan gizi buruk dan kurang yaitu 21,4%. Angka ini mengalami penurunan dibandingkan dengan hasil Riskesdas tahun 2007, dimana prevalensi balita gizi buruk dan kurang di Sumatera Utara yaitu 22,7%. Walaupun mengalami penurunan pada tahun 2010, angka Sumatera Utara masih di atas angka rata-rata nasional yang hanya sebesar 17,9%. (Lihat Gambar 1)

Sayangnya informasi yang dapat ditampilkan dari hasil Riskesdas Tahun 2010 sangat terbatas, tidak menunjukkan keda- laman data hingga tingkat Kabupaten/Kota, sehingga dalam doku-men RAD-PG Provinsi Sumatera Utara ini, data untuk Kabupaten/Kota diambil dari hasil Riskesdas tahun 2007.

Dari hasil Riskesdas 2007 terlihat bahwa posisi status gizi anak balita di Sumatera Utara berdasarkan berat badan per umur (BB/U) berada di urutan ke-14 tertinggi dari 33 provinsi di Indo-nesia, bahkan bila dibandingkan dengan provinsi lain yang ada di Pulau Suma- tera, Sumatera Utara berada pada urutan ke-2 tertinggi setelah Provinsi Aceh. Merujuk kepada hasil Riskesdas tahun 2007, kabupaten/kota dengan prevalensi balita dengan gizi buruk dan kurang tertinggi berada di Kabupaten Tapanuli Utara (38,3%) dan terendah di Kabupaten Langkat yaitu (11,4%) seperti yang terlihat pada Gambar 2.

WAWASAN PERENCANAAN

Page 17: Bulletin Bappedasu Edisi I

EDISI I/JANUARI - MARET 2012 17

b. Prevalensi Balita Sangat Pendek dan PendekDi Provinsi Sumatera Utara, status gizi anak balita berdasar-

kan tinggi badan per umur (TB/U) yaitu prevalensi balita sangat pendek dan pendek sebesar 42,3% atau lebih tinggi dibandingkan dengan angka rata-rata nasional, sebesar 35,6%. Di Sumatera Utara, prevalensi balita yang sangat pendek sebesar 23,4%, dan pendek sebesar 18,9%.

ra Utara masih jauh dari capain angka rata-rata nasional dan kesenjangan terhadap target MDGs juga masih sangat besar. Untuk preva-lensi anak balita dengan gizi kurang, Sumatera Utara harus mampu menurunkan sekitar 6% kurun waktu 5 tahun (2011-2015) atau 1,2% setiap tahunnya; sedangkan untuk prevalensi anak balita pendek, Sumatera Utara harus mampu melakukan upaya penurunan hingga 10,3% atau 2,06% pertahunnya. Hal ini sangat berat karena hasil Riskesdas menunjuk-kan bahwa upaya-upaya yang dilakukan selama kurun waktu empat tahun (2007-2010) hanya mampu menurunkan prevalensi balita sangat pendek dan pendek sebesar 0,8% dan 1,3% un-tuk prevalensi anak balita dengan gizi buruk dan kurang. Sehingga untuk mencapai target MDGs, Sumatera Utara membutuhkan dana dan upaya

yang sangat besar disamping pentingnya komitmen dan penguatan kerjasama lintas sektoral untuk menang-gulangi masalah gizi pada balita, karena tingginya prevalensi balita pendek mengindikasikan masih lemahnya pengannganan masalah gizi di Sumatera Utara sehingga memerlukan tindakan yang komprehensif dan berkesinambungan.

2.2. Aksesibilitas PanganBerdasarkan persyaratan yang ditetapkan

FAO, bahwa ketersediaan pangan dalam energi minimal 2200 Kkal/kapita/hari dan protein sebe-sar 54 gram/kapita/hari, maka posisi Sumatera Utara telah melebihi standar tersebut. Keterse-diaan pangan dalam ukuran energi Sumatera Utara saat ini sebesar 3267 Kal/kapita/hari, de-mikian juga ketersediaan protein telah melebihi standar sebesar 84,22 gr/hari, sedangkan Angka Kecukupan Energi (AKE), sebesar 1977 Kkal/kapita/hari sudah melebihi angka nasional yang baru sebesar 1735,5 Kkal/kapita/hari. Sehing-ga dari segi aksessibilitas pangan sebenarnya Sumatera Utara masih cukup aman.

Tabel Capaian Indikator Makro Ketahanan Pangan di Provinsi Sumatera Utara, 2010Secara nasional, target MDGs untuk pre

valensi balita sangat pendek dan pendek pada tahun 2015 ditetapkan sebesar 32%. Bila dilihat prevalensi per kabupaten/kota pada tahun 2007 dan pencapaian Sumatera Utara sampai den-gan tahun 2010, maka pada tahun 2007, hanya ada 3 kabupaten/kota yang telah mencapai tar-get MDGs, yaitu Kabupaten Tapanuli Selatan, Kota Pematangsiantar dan Kota Padangsidim-puan.

Dari uraian diatas terlihat bahwa angka prevalensi anak balita dengan gizi kurang dan balita bertubuh pendek di Sumate-

WAWASAN PERENCANAAN

Page 18: Bulletin Bappedasu Edisi I

18

tersebut berturut-turut adalah: cemaran mik-roba, BTP pemanis berlebih, pewarna bukan untuk makanan, BTP pengawet (benzoat) ber-lebih, serta penyalahgunaan bahan berbahaya boraks danformalin.

Pada sisi produsen berusaha meningkat-kan keuntungan dengan cara tidak jujur, disisi lain konsumen menginginkan harga murah. Akibat dari keadaan ini maka banyak ditemu-kan produk pangan yang tidak memenuhi syarat (TMS) dari tahun ke tahun. Penggunaan bahan tambahan pangan (BTP) pemanis dan pengawet (benzoat) berlebih, penyalahgunaan bahan berbahaya formalin, boraks, pewarna bukan untuk makanan, dan cemaran mikroba.

Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan makanan di Sumatera Utara cenderung mengalami penurunan walaupun masih terjadi setiap tahun. Dari tahun 2005-2010, terjadi KLB keracunan makanan sebanyak 15 kali. Urutan penyebab masalah keamanan pangan tersebut berturut-turut adalah: cemaran mikroba, BTP pemanis berlebih, pe-warna bukan untuk makanan, BTP pengawet (benzoat) berlebih, serta penyalahgunaan bahan berbahaya boraks dan for-malin. Namun faktor penyebab ini tidak bisa dijadiakan acuan karena umumnya berubah-ubah kejadiannya setiap tahun.

2.4. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)Berdasarkan Riskesdas tahun 2007 dan 2010, di provinsi

Sumatera Utara proporsi penduduk melakukan persalinan oleh Tenaga Kesehatan 88,4%, ASI Eksklusif 25,43%, menimbang bayi 63,2%, akses RT terhadap Air Bersih 52,39%, ketersediaan jamban 57,63%%, PSN 70.03%, cuci tangan dengan sabun yaitu 14,5%, persentasi penduduk usia 10 tahun yang cukup makan sayur dan buah 5,5%, aktifi tas fi sik 48,1%, dan penduduk usia 10 tahun yang merokok yaitu 23,3% dan yang tidak merokok di dalam rumah hanya 13,9%. Kebiasaan perilaku hidup sehat semakin meningkat seiring meningkatnya tingkat pendidikan dan status ekonomi.

Proporsi rumah tangga yang berperilaku bersih dan sehat (PHBS) dengan baik baru mencapai 42,3%, masih lebih rendah dari target nasional yaitu 60%, untuk ini diperlukan usaha keras untuk mencapai angka tersebut.

2.5. Kelembagaan Pangan dan GiziKelembagaan pangan dan gizi di pede-

saan saat ini masih belum berjalan secara efektif semenjak adanya era otonomi daerah. Kelembagaan untuk penanganan gizi relatif cukup baik, peranan PKK dan posyandu sudah menunjukkan kinerja yang baik, namun kelem-bagaan untuk penawanan kerawanan pangan melalui desa mandiri pangan (Tim Pangan Kecamatan dan Desa) masih belum berjalan sempurna dan banyak dikembangkan sendiri

0

1

2

3

4

5

2005 200

2

5

K

06 2007 2

1

KLB Keracunan

2008 2009

2 2

Makanan

2010

3

Namun dari data Riskesdas tahun 2010 masih terdapat persentase penduduk yang mengkonsumsi energi kurang dari kebutuhan minimal (kurang dari 1400 K.kal/kapita/hari) sebesar 43,4%. Perkembangan prevalensi penduduk rawan konsumsi pangan (defi sit energi tingkat berat) pada Kabupaten/Kota di Sumatera Utara disajikan pada Gambar 4. Tingkat kerawanan pangan ini adalah dalam kategori agak rawan pangan. Usaha ini harus dipecahkan secara bertahap melalui usaha peningkatan pendapatan masyarakat karena merupakan faktor kunci dalam meningkatkan akses pangan masyarakat menuju gizi yang cu-kup untuk hidup sehat. Kelompok miskin inilah yang seharusnya menjadi fokus perhatian dalam pembangunan di bidang ketah-anan pangan dan perbaikan gizi.

2.3. Mutu dan Keamanan PanganSituasi keamanan pangan dapat dilihat dari adanya kenaikan

produk industri pangan yang tidak memenuhi syarat (TMS) dari tahun ke tahun. Jika produk yang TMS tersebut dielaborasi lebih lanjut, terlihat bahwa penggunaan bahan tambahan pangan (BTP) pemanis dan pengawet (benzoat) berlebih, penyalahgunaan bahan berbahaya formalin, boraks, pewarna bukan untuk makanan, dan cemaran mikroba. Urutan penyebab masalah keamanan pangan

WAWASAN PERENCANAAN

EDISI I/JANUARI - MARET 2012

Page 19: Bulletin Bappedasu Edisi I

EDISI I/JANUARI - MARET 2012 19

Gambar 6. Kerangka Konsep Implementasi Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi Provinsi Sumatera Utara Tahun 2011-2015

oleh kabupaten/kota. Kelembagaan untuk penanganan perce-patan penganeka- ragaman konsumsi pangan juga masih belum berjalan secara cepat karena program ini masih relatif baru. Oleh karena itu revitalisasi kelembagaan pangan dan gizi di pedesaan harus menjadi perhatian yang serius.

Permasalahan kelembagaan yang memerlukan perhatian di Sumatera Utara adalah masalah koordinasi antar institusi di tingkat provinsi, koordinasi antar insitusi tingkat provinsi dengan tingkat kabupaten, serta perlunya tenaga profesional di tingkat pemerintahan bawah yakni tingkat kecamatan dan desa. Di samp-ing itu perlu meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang konsumsi pangan yang beragam,bergizi, berimbang dan aman berbasis pangan lokal agar hidup sehat dan produktif. Selain itu perlu meningkatkan peran penyuluh dan PKK dalam merubah prilaku konsumsi pangan. Saat ini inovasi-inovasi ketahanan pan-gan keluarga berbasiskan sumberdaya dan kearifan lokal be-lum optimal dikembangkan, dimana sebenarnya dapat dilakukan melalui kajian-kajian Iptek ataupun kajian sosial ekonomi meng-ingat melimpah dan beragamnya sumberdaya pangan lokal yang dimiliki Sumatera Utara.

III. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENCAPAIAN PANGAN DAN GIZI

3.1. Kerangka Umum Konsep Implementasi RAD-PG 2011-2015 di Provinsi Sumatera Utara

Sebagaimana diketahui bahwa keberhasilan pembangunan ditunjukkan melalui indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM), yang merupakan tujuan pembangunan di Sumatera Utara. Oleh karena itu untuk mendukung peningkatan IPM tersebut, maka Sasaran RAD-PG Sumatera Utara Tahun 2015 adalah :

1. Penurunan prevalensi gizi buruk dan kurang balita 2. Penurunan prevalensi pendek balita 3. Penurunan kerawanan pangan masyarakat 4. Peningkatan ketersediaan pangan berbasis kemandirian 5. Peningkatan keragaman konsumsi pangan masyarakat 6. Peningkatan mutu dan keamanan pangan yang dikon-

sumsi masyarakat7. Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) 8. Memperkuat Kelembagaan Pangan dan GiziDalam rangka mewujudkan sasaran tersebut, maka akan

dilakukan berbagai program dan kegiatan dalam bentuk Ren-

WAWASAN PERENCANAAN

Page 20: Bulletin Bappedasu Edisi I

cana Aksi Daerah Pangan dan Gizi Sumatera Utara 2011-2015 (RAD-PG 2011-2015). Program dirancang dalam satu ren-cana yang integratif dalam 5 pilar rencana aksi, yang dalam implementasinya mengacu kepada Kerangka Konsep Imple-mentasi Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi 2011-2015.

3.2. Tujuan :Mengacu pada kesepakatan internasional (MDGs), dan Ren-

cana Aksi Pangan dan Gizi Nasional (RANPG), Rencana Pem-bangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Suma tera Utara, serta memperhatikan situasi pangan dan gizi, maka provinsi Sumatera Utara terus bertekad untuk pemantapan ke tahanan pangan dan gizi. Adapun tujuan pembangunan pangan dan gizi pada tahun 2011-2015 sebagai berikut :1. Meningkatkan stus gizi masyarakat dengan mempriori-

taskan pada penurunan prevalensi gizi buruk dan kurang balita menjadi 14,05 persen, dan penurunan prevalensi pendek balita menjadi 32 persen, serta menurunkan kera-wanan pangan masyarakat menjadi 10 persen pada tahun 2015.

2. Mempertahankan dan meningkatkan produksi pangan ber-basis kemandirian untuk menyediakan ketersediaan energi perkapita minimal 2.200 Kilokalori/hari, dan penyediaan pro-tein perkapita minimal 57 gram/hari.

3. Meningkatkan keragaman konsumsi pangan perkapita untuk mencapai gizi seimbang dengan kecukupan energi minimal 2.000 kkal/hari dan protein sebesar 52 gram/hari dan cukup zat gizi mikro, serta meningkatkan keragaman konsumsi pangan dengan skor Pola Pangan Harapan (PPH) menjadi 95 pada tahun 2015.

4. Meningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada rumah tangga menjadi 60%.

5. Meningkatkan keamanan, mutu dan higiene pangan yang dikonsumsi masyarakat dengan menekan dan meminimal-kan pelanggaran terhadap ketentuan keamanan pangan.

3.3. Kebijakan :Secara umum kebijakan yang ditempuh RAD-PG Provinsi

Sumatera Utara tetap mengacu kepada Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi Tahun 2011-2015 yakni dengan mempercepat penurunan prevalensi kekurangan gizi pada ibu dan anak dan peningkatan ketersediaan dan aksesibilitas pangan yang be-ragam untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat, yang ditempuh melalui beberapa arah kebijakan yakni :1. Perbaikan gizi masyarakat. Arah kebijakan adalah : (a) pen-

ingkatan pembinaan Gizi masyarakat dan (b) peningkatan layanan kesehatan bagi pada ibu pra-hamil, ibu hamil, bayi, dan anak balita;

2. Peningkatan aksesibilitas pangan yang beragam. Arah ke-bijakan adalah : (a) pengembangan ketersediaan pangan melalui peningkatan produksi dan mutu tanaman tanaman serealia, aneka kacang dan umbi, tanaman buah, perkebu-nan, peternakan dan perikanan, (b) pengembangan sistem distribusi dan stabilitas harga pangan, (c) pengembangan

penganeka ragamaan Konsumsi pangan dan peningkatan keamanan pangan segar;

3. Peningkatan pengawasan Mutu dan keamanan pangan. Arah kebijakan adalah : (a) pengawasan makanan, termasuk pengujian di peredaran (b) pengawasan produk dan bahan berbahaya, (c) inspeksi dan sertifi kasi makanan, termasuk seritikasi ISTP IRT (d) peningkatan jumlah dan kompetensi tenaga penyuluh keamanan pangan (PKP) dan pengawas pangan Kabupaten/Kota (District Food Inpecture), (e) bimb-ingan teknis dan monitoring pada industri rumah tangga pangan (IRTP), (f) bimbingan Teknis dan monitoring pada kantin sekolah;

4. Peningkatan perilaku hidup sehat dan bersih (PHBS). Arah kebijakan adalah menciptakan kondisi bagi perorangan, ke-luarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edu-kasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku hidup bersih dan sehat, melalui pendekatan pimpinan, bina suasana dan pemberdayaan masyarakat. Dalam pelaksa-naannya dilakukan melalui : (a) pembinaan PHBS pangan dan Gizi, dan (b) pengembangan kebijakan sehat bidang pangan dan gizi; dan

5. Penguatan kelembagaan pangan dan gizi. Arah kebijakan adalah : (a) penguatan kelembagaan Dewan Ketahanan Pangan pada level kabupaten/kota, (b) penguatan koordinasi antar insitusi di tingkat provinsi, koordinasi antar insitusi ting-kat provinsi dengan tingkat kabupaten, (c) peningkatan ten-aga profesional di tingkat pemerintahan paling bawah yakni tingkat kecamatan dan desa, (d) peningkatan kelembagaan masyarakat tingkat desa, (e) perbaikan sistem pendataan pan-gan dan gizi, dan (e) penguatan lembaga sistem kewaspadaan pangan dan gizi di tingkat kabupaten/kota sampai tingkat desa , (d) pengembangan inovasi ketahanan pangan berbasis sum-berdaya dan kearifan lokal.

3.4. StrategiStrategi yang ditempuh untuk implementasi kebijakan terse-

but melalui :1. Perbaikan gizi masyarakat. Peningkatkan ketersediaan dan

jangkauan pelayanan kesehatan berkelanjutan yang difokus-kan pada intervensi gizi efektif pada ibu pra-hamil, ibu hamil, bayi, dan anak baduta dan balita;

2. Peningkatan aksesibilitas pangan yang beragam. Peningkat-kan ketersediaan dan aksesibilitas pangan yang difokuskan pada keluarga rawan pangan dan miskin;

3. Peningkatan pengawasan mutu dan keamanan pangan. Pen-ingkatkan pengawasan keamanan pangan yang difokuskan pada makanan jajanan yang memenuhi syarat dan produk in-dustri rumah tangga (PIRT) tersertifi kasi;

4. Peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Pening-katkan pemberdayaan masyarakat dan peran pimpinan formal serta non formal terutama dalam perubahan perilaku atau bu-daya konsumsi pangan yang difokuskan pada penganekaraga-man konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal, perilaku

WAWASAN PERENCANAAN

20 EDISI I/JANUARI - MARET 2012

Page 21: Bulletin Bappedasu Edisi I

hidup bersih dan sehat, serta merevitalisasi posyandu;5. Penguatan kelembagaan pangan dan gizi. Penguatan kelem-

bagaan pangan dan gizi di tingkat provinsi, dan kabupaten dan kota yang mempunyai kewenangan merumuskan kebijakan dan program bidang pangan dan gizi.

IV. RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI DI PROVINSI SUMATERA UTARA

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi 2011-2015 Sumatera Utara (RAD-PG 2011-2015) berdasarkan kegiatan dan institusi pelaksana kegiatan yang terstuktur secara integratif diwujudkan dalam 5 pilar rencana aksi, yakni :

1. Pilar 1 : Perbaikan gizi masyarakat1. Program Peningkatan Pembinaan Gizi Masyarakat Kegiatan :

1. Penemuan dan penanggulangan penderita kurang en-ergi protein, anemia gizi besi, gangguan akibat kurang yodium (GAKY), kurang vitamin A dan kekurangan zat gizi mikro lainnya dan Pemberian Dana Perawatan Ka-sus

2. Pelatihan Konselor ASI3. Penyuluhan IMD di Desa4. Workshop Vitamin A5. Bulan Sweeping Vitamin A6. Pelatihan Survaelans Gizi7. Penyedian MP-ASI Buffer Stock8. Pertemuan MP-ASI Dalam Rangka Pananggulangan

Bencana9. Pelatihan Tatalaksana Gizi Buruk bagi Petugas Puskes-

mas10. Pelatihan kader Posyandu11. Pertemuan Sinkronisasi Kegiatan BOK untuk pening-

katan Posyandu12. Pertemuan Sosialiasi Kel.Pendukung ASI bagi Petugas

Puskesmas13. Penyebaran Informasi Melalui Radio,Poster dll

2. Program Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak Kegiatan :

1. Penyediaan Tablet Besi2. Monitoring Tablet besi ke Kabupaten/kota 3. Penyedian PMT Bumil4. Penyediaan Kapsul Vitamin A5. Monitoring Pemberian Kapsul Vitamin A6. Evaluasi PWS Ibu Hamil7. Home Visit oleh Bidan Desa8. Pelayanan kesehatan Anak9. Pemberian Imunisasi/Suntikan K1

2. Pilar 2 : Peningkatan aksesibilitas pangan 1. Program Pengembangan Ketersediaan dan Kerawanan

Pangan

Kegiatan :1. Pembinaan Desa Mandiri Pangan2. Gerakan Mandiri Pangan3. Monev Kemandirian Pangan4. Pemberdayaan Gemapan melalui lumbung pangan dan

PMUK5. Pembinaan Manajemen Lumbung Pangan desa6. Pengembangan Peta Ketahanan Pangan dan Keren-

tanan Pangan (FSVA)7. Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi

2. Program Pengembangan Distribusi dan Akses Pangan Kegiatan :

1. Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (Penguatan-LDPM)

2. Analisis Dan Pola Distribusi Pangan3. Pengembangan Panel Harga dan Pasokan Pangan di

tingkat konsumen dan produsen 3. Program Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi

Pangan dan Peningkatan Keamanan Pangan Segar Kegiatan :

1. Pemanfaatan Pekarangan2. Pengolahan Tepung-tepungan3. Pembuatan poster/leafl et/ baliho dan Pemutaran Film Dokumenter4. Pengawasan, peredaran mutu buah dan sayuran serta uji lab. Residu pestisida5. pemantauan penanganan keamanan pangan buah dan sayuran oleh kabupaten/kota6. Operasional OKKPD Provinsi7. Pengawasan dan monitoring mutu hasil pertanian

3. Pilar 3 : Pengawasan Mutu dan keamanan pangan 1. Program Peningkatan jumlah dan kompetensi tenaga Pe-

nyuluh Keamanan Pangan (PKP) dan Pengawas Pangan Kabupaten / Kota (District Food Inspector)

Kegiatan :1. Pelatihan Training of Trainer (TOT) terhadap Penyuluh

Keamanan Pangan (PKP) dan Pengawas Pangan Kabu-paten/Kota

2. Program Bimbingan Teknis pada Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP) Kegiatan : 1. Pelatihan dan Fasilitasi Disain dan Implementasi Cara

Produksi Produk Pangan yang Baik 2. Audit surveilan pada Kabupaten/ kota di Provinsi Su-

matera Utara3. Program Bimbingan Teknis dan Monitoring pada Kantin

Sekolah Kegiatan :

1. Penelitian dan pengawasan Jajanan Anak Sekolah2. Monitoring dan Verifi kasi Pelaksanaan Bimtek pada

Kantin Sekolah

WAWASAN PERENCANAAN

EDISI I/JANUARI - MARET 2012 21

Page 22: Bulletin Bappedasu Edisi I

22

4. Pilar 4 : Perilaku hidup sehat dan bersih (PHBS) 1. Program Pembinaan PHBS Pangan dan Gizi Kegiatan :

1. Workshop usaha kesehatan sekolah (UKS) bagi siswa SMA, SMK, SMP, SD Negeri dan Swasta

2. Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah

5. Pilar 5 : Penguatan kelembagaan pangan dan Gizi 1. Program Peningkatan Kelembagaan Pangan dan Gizi di

Daerah Kegiatan :1. Revitalisasi kelembagaan Dewan Ketahanan Pangan

tingkat kabupaten/kota dan koordinasi dan kerjasama lintas SKPD

2. Pengembangan sistem informasi kewaspadaan pangan dan Gizi

3. Revitalisasi kelembagaan pangan dan gizi di pedesaan

V. PENUTUP

Dokumen RAD-PG Provinsi Sumatera Utara 2011-2015 ini merupakan petunjuk operasional yang menyatukan pemban-gunan ketahanan pangan dan gizi dalam rangka mewujudkan SDM berkualitas sebagai modal sosial pembangunan bangsa dan negara. Selanjutnya rencana aksi ini diharapkan dapat di-jadikan panduan dan acuan bagi para pemangku kepentingan baik instansi pemerintah di tingkat provinsi dan kabupaten/kota, swasta, BUMN/BUMD, perguruan tinggi, petani, nelayan, in-dustri pengolahan, pedagang, penyedia jasa, serta masyarakat pada umumnya dalam menjabarkan lebih lanjut secara terin-tegrasi, terkoordinasi dan sinergis berbagai kegiatan nyata untuk mewujudkan ketahanan pangan dan gizi mendatang di Sumatera Utara.

Dokumen RAD-PG Provinsi Sumatera Utara 2011-2015 ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan, dengan harapan pada tahun 2015 dapat mewujudkan tujuan memperkuat ke- tahanan pangan dan gizi provinsi Sumatera Utara dan sekaligus mendukung tercapainya target RAN-MDGs dan RAN-PG. RAD-PG Sumatera Utara 2011-2015 ini digunakan oleh stakeholder (pemangku kepentingan) untuk meningkatkan kemampuan menganalisis perkembangan situasi dan perencanaan program dan kegiatan pangan dan gizi di Sumatera Utara agar: (i) mampu menetapkan prioritas penanganan masalah pangan dan gizi; (ii) mampu memilih intervensi yang tepat sesuai kebutuhan lokal; dan (iii) mampu membangun dan memfungsikan lembaga pangan dan gizi; dan (iv) mampu memantau dan mengevaluasi pembangunan pangan dan gizi.

Mengingat masalah pangan dan gizi dan pembangunan ketahanan pangan dan gizi bersifat lintas sektor, maka dalam rencana dan implementasi RAD-PG semangat koordinasi dan integrasi serta sinergitas antar kegiatan harus diutamakan. Kemi-traan antar pemerintah dengan masyarakat dan swasta merupa-kan salah satu faktor kunci dalam pembangunan pangan dan gizi di Sumatera Utara.

Pustaka :- Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi 2011-2015, Bappenas,

2011- Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi 2011-2015, Bappeda

Provinsi Sumatera Utara, 2012- BPS, Sumatera Utara Dalam Angka, 2011

*) Tarsudi, SP, MSiStaf Bidang Perencanaan Ekonomi dan Keuangan Bappeda Provinsi Sumatera UtaraTim Pokja RAD-PG Provinsi Sumatera Utara 2011-2015

WAWASAN PERENCANAAN

22 EDISI I/JANUARI - MARET 2012

Page 23: Bulletin Bappedasu Edisi I

I. PENDAHULUANProses pembangunan ekonomi tidak terjadi dengan sendi-

rinya, melainkan terlebih dahulu memerlukan berbagai usaha yang konsisten dan terus menerus dari seluruh stakeholders untuk memberikan kesejahteraan yang sebesar-besarnya bagi masyarakat suatu Negara maupun wilayah.

Salah satu tujuan pembangunan secara makro adalah men-ingkatnya pertumbuhan ekonomi, Pertumbuhan ekonomi ber-hubungan dengan proses peningkatan produksi barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat dan dapat dikatakan bahwa pertumbuhan ekonomi menyangkut perkembangan yang berdi-mensi tunggal dan diukur dengan peningkatan hasil produksi dan pendapatan.

Suatu perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai sekarang lebih tinggi dari capaian pada masa sebelumnya. Pertumbuhan terca-pai apabila jumlah fi sik barang-barang dan jasa-jasa yang dihasil-kan dalam perekonomian tersebut bertambah besar dari tahun-tahun sebelumnya.

Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana Pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerin-tah daerah dan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru, serta merangsang perkembangan kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut (Lincoln arsyad, 1999:108).

Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 ten-tang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undan Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, menuntut pemerintah daerah untuk melaksanakan desentralisasi/otonomi daerah dan memacu pertumbuhan ekonomi guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Kedua Undang-Undang tersebut memiliki makna yang san-gat penting bagi daerah, karena terjadinya pelimpahan kewenan-gan dan pembiayaan pembangunan melalui mekanisme dana transfer di daerah yang selama ini merupakan tanggung jawab Pemerintah Pusat.

Terdapat beberapa kewenangan yang tetap menjadi uru-san bagi pemerintah pusat yang tidak didesentralisasikan ke pemerintah daerah yakni kewenangan dalam bidang politik luar negeri, pertahanan keamanan, peradilan, agama serta moneter dan fi skal. Selain itu seluruh kewenangan menjadi tanggung-jawab bagi masing-masing tingkatan pemerintahan daerah baik di Provinsi maupun Kabupaten/Kota yang dijabarkan lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah nomor 38 tahun 2007 tentang Pem-bagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.

KONSEP AKSELERASI PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA UTARA

Oleh : Muhammad Arsyad Siregar SE, MS.i *)

Kewenangan dalam hal pembiayaan daerah memungkinkan daerah untuk terus menggali sumber-sumber pendapatan daer-ah di luar yang dibagikan oleh pemerintah pusat, sumber-sumber tersebut bersumber dari berbagai potensi-potensi ekonomi lokal, serta sumber daya alam tanpa adanya intervensi berlebihan dari pemerintah pusat. Hal ini tentunya akan berdampak terhadap per-ekonomian daerah yang pada gilirannya akan meningkatkan pem-bangunan daerah.

Melalui otonomi daerah, pemerintah daerah dituntut untuk aktif dan kreatif dalam pengembangan perekonomian, peranan investasi swasta baik Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA) serta berbagai modal BUMD sangat diharapkan sebagai pemacu utama pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Investasi yang masuk akan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dan dapat menyebab-kan multifl ier effect terhadap sector-sektor lainnya.

Pembangunan ekonomi daerah pada hakekatnya adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah daerah, bersama-sama dengan masyarakatnya dalam mengelola dan memanfaatkan sumber daya yang ada secara optimal untuk mer-angsang perkembangan ekonomi daerah dalam rangka mening-katkan kesejahteraan masyarakat di daerah.

Pertumbuhan ekonomi dan prosesnya yang berkelanjutan merupakan kondisi utama bagi keberlangsungan pembangunan ekonomi daerah. Karena jumlah penduduk terus bertambah dan berarti kebutuhan ekonomi juga bertambah, sehingga dibutuhkan penambahan pendapatan setiap tahun. Hal ini dapat diperoleh dengan peningkatan output agregat (Produk Domestik Bruto) set-iap tahunnya (Tambunan, 2001:2).

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Indonesia menu-rut klasifi kasi yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada dasarnya terdiri atas 9 (sembilan) sektor, yaitu (1) sektor per-tanian; (2) pertambangan dan penggalian; (3) industri pengolahan; (4) listrik dan air minum; (5) bangunan dan konstruksi; (6) perda-gangan, hotel dan restauran; (7) pengangkutan dan komunikasi; (8) keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, serta (9) jasa-jasa.

Adapun secara umum Sumatera Utara masuk dalam Tipolo-gi Daerah Yang potensial berkembang dengan pesat (Cluster III), sebagaimana yang dimaksudkan dalam Tipologi Klassen, adapun alasannya adalah pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara relatif lebih tinggi dari capaian nasional, akan tetapi PDRB/kapitanya masih dibawah capaian nasional, adapun data pendukungnya dis-ampaikan sebagai berikut :

WAWASAN PERENCANAAN

EDISI I/JANUARI - MARET 2012 23

Page 24: Bulletin Bappedasu Edisi I

II. KONDISI PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA UTARASecara umum kondisi pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara bergerak menuju

arah yang optimis, dimana pencapaiannya selalu berada di atas capaian nasional. Bahkan Sumatera Utara menjadi salah satu barometer bagi peningkatan pertumbu-han ekonomi Nasional, berikut ini akan disajikan gambaran tentang kondisi Pendapa-tan Domestik Regional Bruto (PDRB) Sumatera Utara dari aspek produksi dan pen-geluaran, untuk secara holistik melihat peluang Sumatera Utara dalam pencapaian pertumbuhan ekonomi diatas 6%.

2.1 PDRB Aspek Produksi

2.1.1 Atas Dasar Harga Berlaku Secara umum PDRB atas berlaku Provinsi Sumatera Utara telah memperlihatkan gambaran kondisi perekonomian atas dasar harga pasar yang berlaku, terlihat sebagai berikut :

Tabel 2. Data PDRB Sumatera Utara Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2006-2010 (Rp. juta)

Sumber: SUDA dan Berita Resmi Statistik Sumut, Nasional

Sumber : Sumatera Utara Dalam Angka 2006 s/d 2010

Sumber : Sumatera Utara Dalam Angka 2006 s/d 2010

Dari gambaran diatas juga terlihat bahwa secara rata-rata perkembangan tahun sektor Industri merupakan pe-nyumbang terbesar bagi pembentukan PDRB Sumatera Utara, dimana rata-rata memberikan sumbangan sebesar 24,26%. Hal ini juga memperlihatkan bahwa pem-bangunan Sumatera Utara telah menuju track yang benar dan telah terjadi peruba-han struktur perekonomian, sebagaimana yang disampaikan oleh Prof. Simon Kuznet (1994;25).

2.1.2 Atas Dasar Harga Konstan

Sama halnya dengan PDRB atas dasar harga berlaku, secara umum PDRB atas harga konstan Provinsi Su-matera Utara telah memperlihatkan gambaran kondisi perekonomian atas dasar harga pasar yang benar, terlihat pada tabel 4 di halaman 25

Data tersebut memperlihatkan bahwa PDRB Sumatera Utara atas dasar harga konstan pada tahun 2008 telah menyentuh angka Rp. 100 triliun lebih, dengan struk-tur PDRB-nya sebagaimana terlihat pada tabel 5 di halaman 25

Berbeda dengan struktur PDRB atas dasar harga berlaku, pada PDRB atas dasar harga konstan justru sektor perta-nianlah yang menjadi penyumbang PDRB terbesar yang kemudian disusul oleh in-dustri.

2.2 PDRB Aspek Pengeluaran

2.2.1 Atas Dasar Harga Berlaku

PDRB Sumatera Utara dari aspek penggunaan/pengeluaran atas dasar harga berlaku terlihat pada tabel 6 (ha laman 25)

Sementara struktur PDRB atas dasar penggunaan atas dasar harga berlaku ter-lihat tabel 7 (halaman 26)

Dari tabel diatas terlihat bahwa struk-tur PDRB Sumatera Utara atas dasar harga berlaku didominasi oleh Konsumsi Rumah tangga yang persentasenya selalu diatas 50%, hal ini mengindikasikan bahwa pergerakan ekonomi masih didorong oleh konsumtif masyarakat dibanding dengan investasi ataupun kinerja ekspor.

Berdasarkan data diatas terlihat bahwa PDRB Sumatera Utara sejak tahun 2008 te-lah mencapai angka psikologis lebih dari Rp. 200 triliun, dengan struktur PDRB adalah sebagai berikut :

Tabel 3. Struktur PDRB Sumatera Utara Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2006-2010 Dalam persen (%)

WAWASAN PERENCANAAN

24 EDISI I/JANUARI - MARET 2012

Page 25: Bulletin Bappedasu Edisi I

2.2.2 Atas Dasar Harga KonstanPDRB Sumatera Utara dari aspek

penggunaan/pengeluaran atas dasar har-ga konstan terlihat tabel 8 (halaman 26)

Sementara struktur PDRB atas dasar penggunaan atas dasar harga konstan terlihat tabel 9 (halaman 26)

Dari gambaran diatas terlihat juga bahwa dari aspek penggunaan konsumsi rumah tangga juga mendominasi pem-bentukan PDRB dimana trendnya justru selalu meningkat, hal ini mengindikasikan bahwa konsumtifi sme sangat besar di ka-langan masyarakat Sumatera Utara, seh-ingga hal ini tidak baik bagi perekonomian yang ideal, seharusnya PMTB dan ekspor-lah yang harus didorong.

Jika konsumsi dapat dikurangi dan dialihkan kepada tabungan (saving) maka saving juga harus diinvestasikan di sektor riil, maka akan diperoleh efek pengganda (multifl ier effect) dari investasi yang di-tanamkan yang akan meningkatkan nilai tambah (value added), dan akan mempen-garuhi struktur pendapatan masyarakat dan akan sekaligus menciptakan lapan-gan pekerjaan.

Selain hal tersebut jika dilihat dari pergeseran struktur pembentuk PDRB di Sumatera Utara dibandingkan dengan nasional (periode 2005-2010), dengan me-makai analisis Shift Share, terlihat bahwa kondisi perekonomian Sumatera Utara sebagian besar dipengaruhi pertumbuhan sektor-sektor di tingkat nasional (National Share) sebesar 91,43%, sementara untuk tingkatan bauran industri (Proportional Share) juga memberikan sumbangan yang positif bagi pergerakan sektor-sektor PDRB Sumatera Utara sebesar 6,14%, dan terakhir dari sisi industri yang memi-liki keunggulan komparatif (Differential Shift) juga memberikan sumbangan positif sebesar 2,44%, secara lengkap uraian ten-tang kondisi Shift Share Provinsi Sumatera Utara terlampir dalam lampiran.

2.3 Pertumbuhan Ekonomi

Bagi daerah layaknya seperti Su-matera Utara yang besaran jumlah pen-duduknya sangat besar (nomor 4 di In-donesia dan No. 1 di luar Pulau Jawa) ditambah dengan penduduk yang hidup

Tabel 4 Data PDRB Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2006-2010(Rp. juta)

Tabel 5 Struktur PDRB Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2006-2010Dalam persen (%)

Tabel 6 Data PDRB Sumatera Utara Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2006-2010(Rp. Milyar)

Sumber : Sumatera Utara Dalam Angka 2006 s/d 2010

Sumber : Sumatera Utara Dalam Angka 2006 s/d 2010

Sementara struktur PDRB atas dasar penggunaan atas dasar harga berlaku terlihat sebagai berikut :

dibawah garis kemiskinan juga besar, sehingga pertumbuhan ekonomi menjadi sangat penting dan lajunya harus jauh leb-ih besar dari laju pertumbuhan penduduk agar peningkatan pendapatan masyarakat perkapita dapat tercapai.

Pertumbuhan ekonomi dapat menu-

runkan tingkat kemiskinan dengan men-ciptakan lapangan pekerjaan dan per-tumbuhan jumlah pekerja yang cepat dan merata. Pertumbuhan ekonomi juga harus disertai dengan program pembangunan sosial (ADB, 2004).

WAWASAN PERENCANAAN

EDISI I/JANUARI - MARET 2012 25

Page 26: Bulletin Bappedasu Edisi I

Tabel 7 Struktur PDRB Sumatera Utara Menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Ber-laku Tahun 2006-2010 (%)

Tabel 8 Data PDRB Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2006-2010(Rp. Milyar)

Tabel 9 Struktur PDRB Sumatera Utara Menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Ber-laku Tahun 2006-2010 (%)

Sumber : Sumatera Utara Dalam Angka 2006 s/d 2010

Sumber : Sumatera Utara Dalam Angka 2006 s/d 2010

Sumber : SUDA dan BRS Nasional 2006-2010

Data diatas memperlihatkan bahwa pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara selalu berada diatas laju pertumbuhan ekonomi nasional, akan tetapi Sumatera Utara tidak boleh berbangga dengan laju pertumbuhan tersebut, sebab pada tahun 2010 banyak daerah yang laju pertumbu-han ekonominya justru diatas Sumatera Utara, sebagaimana terlihat tabel 10 (ha laman 27).

Sementara untuk kualitas pertum-buhan ekonomi terhadap penciptaan lapangan kerja baru dapat terlihat tabel 11 (halaman 27).

Dari data diatas terlihat bahwa kuali-tas pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara berfl uktuatif dimana kualitas yang terbaik dicapai pada tahun 2008 dimana 1% pertumbuhan ekonomi menciptakan sekitar 71,5 ribu lapangan kerja baru, akan tetapi kualitas terus menurun dimana ta-hun 2009 hanya mampu menciptakan 44,45 ribu untuk setiap 1% pertumbuhan, akan tetapi trendnya juga makin mem-baik dimana tahun 2010 1% pertumbuhan ekonomi mampu menciptakan 56,68 ribu lapangan kerja baru.

Dengan melihat perkembangan Ting-kat Pengangguran Terbuka yang dilihat dari tahun 2006-2010 serta target tahun 2011 sebagaimana yangterlihat tabel 12 (halaman 28)

Dari data diatas terlihat jumlah TPT Sumatera Utara terus mengalami penu-runan, akan tetapi tidak begitu signifi -kan, untuk itu akselerasi pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi akan dapat dan mampu untuk mengurangi TPT khusus-nya jika pertumbuhan ekonomi tersebut berkualitas untuk menyerap tenaga kerja di sektor riil.

Dengan asumsi bahwa tahun ini akan terjadi pertumbuhan ekonomi sebesar 7% dan dengan kualitas pertumbuhan ekono-mi 1% sama dengan 60.000, maka pada tahun 2011 akan tercipta sebesar 420.000 lapangan kerja baru, akan tetapi laju per-tumbuhan angkatan kerja juga tinggi pada tahun 2010 yakni 5,06%, maka pada ta-hun 2011 akan terdapat pula sebanyak 6.952.216 angkatan kerja dengan jumlah bekerja sebesar 6.545.571 orang, sehingga akan masih terdapat sekitar 406.645 orang penganggur terbuka atau 6,21%.

Berikut ini akan disajikan gambaran pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara peri-ode tahun 2006-2010

WAWASAN PERENCANAAN

26 EDISI I/JANUARI - MARET 2012

Page 27: Bulletin Bappedasu Edisi I

Tabel 10

Tabel 11

Selain data tersebut juga dapat diper-lihatkan kondisi Incremental Capital Out-put Ratio (ICOR) Sumatera Utara dari ta-hun 2006-2010 sebagaimana terlihat tabel 13 (halaman 28)

Dari data diatas terlihat bahwa efi siensi penggunaan modal untuk meng-hasilkan suatu output semakin menurun dimana pada tahun 2005 mencapai 10,32 dan tahun 2010 hanya 5,60, sementara jika rata-rata ICOR SUMUT adalah 4,97.

Jika dilakukan proyeksi terhadap ke-mungkinan untuk akselerasi pertumbu-han ekonomi Sumatera Utara menjadi 7 persen, maka investasi yang dibutuhkan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tersebut adalah sebagaimana terlihat ta-bel 14 (halaman 28)

III. STRATEGI PENINGKATAN PERTUM-BUHAN EKONOMI SUMATERA UTARA YANG BERKUALITAS

Sasaran peningkatan pertumbuhan ekonomi rata-rata 7% selama Periode 2011 memang berat. Tetapi tantangan tersebut secara bertahap harus dicapai karena kita semua ingin menyaksikan Sumatera Utara yang lebih sejahtera pada 2013, den-gan berkurangnya tingkat kemiskinan dan pengangguran.

Banyak kebijakan yang bisa diambil, namun dalam kendala sumber daya yang kita miliki, proses kebijakan adalah hasil dari pilihan-pilihan yang sulit. Esensi dari memerintah adalah melakukan pilihan dalam situasi yang sulit. To govern is to choose.

Strategi untuk mencapai sasaran tersebut dikenal dengan triple track strat-egy, yaitu :1. Mendorong akselerasi pertumbuhan

ekonomi melalui peningkatan investasi dan ekspor.

2. Penciptaan lapangan kerja.3. Penurunan kemiskinan dan kesenjan-

gan melalui revitalisasi sektor pertani-an dan pedesaan dan pengembangan usaha kecil menengah.

Selanjuntnya triple track strategy di-implementasikan kedalam prioritas-pri-oritas sebagai berikut :

Data : Berita Resmi Statistik BPS Nasional

Sumber : SUDA 2005 – 2010 diolah

WAWASAN PERENCANAAN

EDISI I/JANUARI - MARET 2012 27

Page 28: Bulletin Bappedasu Edisi I

Umum Daerah (BLUD) sebagai wadah bagi para wirausaha muda untuk memperoleh modal dengan bunga subsidi dari Pemerintah dan juga agunan yang dijamin Pemda.

c. Pembangunan jalan-jalan usaha tani yang dapat menunjang pening-katan skala ekonomi.

d. Pemberian informasi pasar bagi komoditi-komoditi hasil pertanian serta fasilitasi berbagai event pam-eran dan promosi komoditi

e. Mengembangkan program program berbasis kepada perdesaan seperti Desa Mandiri pangan, Desa Mandiri Energi, Desa Vokasi, Desa Gardu-nangkis, dll.

f. Pemberian bantuan teknologi un-tuk pengolahan hasil-hasil komodi-ti unggulan daerah

2. Penguatan Daya Saing Daerah

Dalam dunia yang semakin cepat berubah, di mana persaingan antar bangsa dan bahkan antar daerah se-makin ketat, pembangunan ekonomi Sumatera Utara hanya dapat berhasil jika daya saing daerah meningkat.

Untuk itu, perlu strategi pemban-gunan daerah yang mensinergikan in-dustri, perdagangan dan energi dalam satu kerangka yang menyeluruh. Da-lam strategi industri saat ini, fokus ke-bijakan pemerintah adalah pada upaya menjamin keterkaitan antarindustri (forward-backward linkage). Strategi ini juga memperhitungkan penyera-pan tenaga kerja, potensi ekspor, dan teknologi yang tersedia serta wilayah (spasial), khusus dalam strategi per-dagangan, Pemerintah Daerah harus terus mengupayakan kepentingan daerah serta optimalisasi dan efi siensi perdagangan domestik, terutama pada aspek distribusinya, sebab sering kali distribusi menjadi kendala dalam hal peningkatan harga komoditi, dimana produksi sebenarnya melebihi dari ke-butuhan akan tetapi akibat distribusi yang tidak baik, maka menyebabkan kenaikan harga.

Dalam strategi energi, pemerin-tah daerah berpikir inovatif, antara lain

Tabel 12

Tabel 13

Tabel 14

Sumber : SUDA Tahun 2006-2010

Catatan PMTB dan PDRB adalah dalam Rp. juta

1. Revitalisasi Pertanian, Pedesaan dan UMKM

Di sektor inilah sebagian besar tenaga kerja Sumatera Utara mencari sumber kehidupan. Jatuh bangunnya kesejahteraan mayoritas masyarakat Sumatera Utara bergantung pada pen-ingkatan produktifi tas di sektor ini.

Karena itu semua kebijakan pe-merintah dan Pemerintah Daerah, seperti penyediaan dan kebijakan har-ga pupuk, prasarana dan sarana pe-nunjang pertanian, dan kebijakan per-

dagangan, sejauh mungkin diarahkah untuk mendukung sektor ini. Aksel-erasi sektor ini makin penting meng-ingat kebutuhan penyerapan tenaga kerja yang lebih tinggi dan upaya untuk penurunan kemiskinan. (Lihat tabel 15 di halaman 29)

Secara umum peran Pemerintah Daerah dalam prioritas ini antara lain dengan melakukan :

a. Pemberian subsidi pupuk saprodi dan saprotan kepada petani

b. Pembentukan Badan Layanan

WAWASAN PERENCANAAN

28 EDISI I/JANUARI - MARET 2012

Page 29: Bulletin Bappedasu Edisi I

yaitu dengan menggunakan sumber energi yang relatif murah, seperti un-tuk pembangkit listrik dengan mem-pergunakan energi terbarukan se perti PLTMH, PLTA, PLTP dan juga telah mencoba untuk melakukan BBM al-ternatif seperti Bio Solar dan Biofuel.

Secara umum peran Pemerintah Daerah dalam prioritas ini antara lain dengan melakukan :

a. Pembangunan dan perbaikan sa-rana dan prasarana infrastruktur,

Dalam pembangunan infrastruk-tur, pemerintah juga ingin mem-balik cara pikir. Pemerintah bukan lagi agen pembangunan dan men-guasai segala-galanya. Pemerintah hanya akan membangun sendiri jika dunia usaha tidak mampu melakukannya, misalnya penyedi-aan listrik pedesaan, irigasi perta-nian, dan semacamnya. Namun jika dunia usaha mampu, pemerintah akan berperan sebagai fasilitator, regulator serta mitra yang baik dan membantu

b. Reformasi Birokrasi dan mendor-ong agar Badan Pengelolaan Per-izinan Terpadu menyusun standar baku bagi kemudahan perizinan investasi di Sumatera Utara

c. Menyusun Master Plan unit usaha bisnis potensial di Sumatera Utara

d. Pembangunan PLTMH, PLTP dan PLTA untuk memenuhi kebutuhan akan listrik dengan cost yang lebih murah dan ramah lingkungan serta PLTS bagi daerah-daerah yang sulit dijangkau walaupun investasi awal untuk pembangunan power plant-nya mahal.

3. Penciptaan Iklim Investasi yang Sehat

Upaya peningkatan daya saing na-sional tidak mungkin dilakukan tanpa dukungan prioritas yang ketiga, yaitu penciptaan iklim investasi yang sehat, tanpa perbaikan pada hal ini, dunia usaha kita akan tetap terselimuti oleh ketidakpastian, biaya ekonomi tinggi, dan semacamnya. Karena itu, berba-

gai regulasi yang memberatkan, sep-erti perda yang inkonsisten, hambatan birokrasi, dan sistem yang memelihara KKN, harus dikikis habis dan dimini-malkan.

Kita juga perlu memaksimalkan potensi ekonomi domestik. Masih banyak hal yang belum digali dan di-optimalkan dalam pasar domestik ini. Salah satunya adalah perbaikan pada sistem produksi dan distribusi nasional, selain itu, sumber-sumber pembiayaan domestik, seperti sistem perbankan nasional, harus terus dikembangkan agar dapat menunjang perkembangan di sektor riil.

Secara umum peran Pemerintah Daerah dalam prioritas ini antara lain dengan melakukan :a. Deregulasi terhadap perda perda

yang menghambat investasib. Melakukan promosi investasi den-

gan juga dibarengi dengan pem-berian informasi tentang peluang investasi di Sumatera Utara

c. Mempermudah prosedur pembe-basan lahan investasi

d. Mendorong pengusaha untuk dapat meningkatkan peluang pekerjaan bagi masyarakat seperti adanya penambahan lowongan pekerjaan

minimal 10 orang per perusahaan.e. Mendorong Pemerintah mener-

bitkan peraturan yang memung-kinkan daerah memberikan insen-tif dan disinsentif sebagai daya tarik investasi di daerah.

4. Mendukung dan merealisasikan MP3EI

Dengan adanya inisiatif besar Pe-merintah dengan menetapkan MP3EI di Indonesia khususnya bagi koridor Sumatera dimana Sumut menjadi the Center Of Growth tentunya akan lebih memberikan efek percepatan den-gan investasi yang mencapai Rp. 34,2 triliun ditambah lagi multiplier effect, tricke down effect serta spill over efect yang akan menjadikan Sumatera Utara menjadi The Big province In Indonesia dan mengulang kejayaannya kembali di Tahun tahun sebelum reformasi di-mana laju pertumbuhan dan besaran PDRBnya terbesar di Sumatera

*) Muhammad Arsyad Siregar, SE, MSiStaf Bidang Perencanaan Ekonomi dan Keuangan Bappeda Prov. Sumatera UtaraTim Pokja MP3EI Prov. Sumatera Utara

Tabel 15

WAWASAN PERENCANAAN

EDISI I/JANUARI - MARET 2012 29

Page 30: Bulletin Bappedasu Edisi I

Pendahuluan Pencapaian target Tujuan Pemba-

ngunan Milenium (MDGs) merupakan pemenuhan komitmen internasional yang sejalan dengan upaya pemerintah dalam peningkatan kesejahteraan rakyat. Lapo-ran Pemerintah Indonesia pada Sidang Majelis Umum ke-65 (High-level Plenary Meeting on MDGS) yang dilaksanakan pada tanggal 27-29 September 2010 di New York mengungkapkan bahwa kinerja pencapaian target MDGs Indonesia telah sejalan dengan kinerja pencapaian target MDGs yang tercantum dalam Laporan Pencapaian MDGs Global Tahun 2010.

Menindaklanjuti hal tersebut, Ke-menterian Perencanan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pemban-gunan Nasional telah menyelesaikan pe-nyusunan Peta Jalan (roadmap) Nasional Percepatan Pencapaian MDGs, RAN MDGs, yang merupakan acuan utama dalam penyusunan Rencana Aksi Daerah

Peta Jalan Percepatan PencapaianTUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM DI PROVINSI SUMATERA UTARA

Oleh : Poppy Marulita Hutagalung, ST, MT *)

(RAD) dalam Percepatan Pencapaian Tu-juan MDGs, sebagaimana yang tercantum dalam Inpres Nomor 3 Tahun 2010 ten-tang Program Pembangunan Berkeadilan terkait Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs, yang bertujuan untuk mendukung percepatan pencapaian tar-get MDGs di daerah.

Penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD) Untuk Percepatan Pencapaian Tu-juan Pembangunan Milenium (MDGs) Provinsi Sumatera Utara Tahun 2011-2015 yang mengacu pada Rencana Aksi Na-sional (RAN MDGs) merupakan amanah setiap daerah untuk mengimplementasi-kan Inpres Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan Berkeadilan yang di dalamnya antara lain berisikan Perce-patan Pencapaian MDGs.

Kondisi Pencapaian Tujuan Pemban-gunan Milenium (MDGs) Provinsi Sumat-era Utara, Permasalahan, dan Tantangan; Kebijakan dan Strategi Percepatan Pen-

capaian Target MDGs, Target Kinerja Pen-capaian MDGs Sumatera Utara, Program dan Kegiatan Percepatan Pencapaian Tar-get MDGs Sumatera Utara; dan Peman-tauan dan Evaluasi Percepatan Pencapa-ian Target MDGs Sumatera Utara, secara umum dapat dilihat pada pembahasan berikut ini.

MDG 1 : MENANGGULANGI KEMISKINAN DAN KELAPARAN

Indonesia te-lah berhasil menu-runkan tingkat kemiskinan, se-bagaimana diukur oleh garis kemiski-nan nasional dari tingkat saat ini

sebesar 13,33 persen (BAPPENAS: 2009) menuju targetnya sebesar 8 – 10 persen pada tahun 2014. Garis kemiskinan di Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2003

WAWASAN PERENCANAAN

30 EDISI I/JANUARI - MARET 2012

Page 31: Bulletin Bappedasu Edisi I

sebesar 15,89 persen dan saat ini sebe-sar 11,31 persen (BPS : 2010). Pada akhir tahun 2015 diharapkan akan terus menurun atau mendekati pencapaian Mil-lenium Development Goals (MDGs) sebe-sar 8.75 persen. Prevelansi kekurangan gizi pada balita pada tahun 2007 sebesar 14,3 persen naik menjadi 16,6 persen pada tahun 2010. Provinsi Sumatera Utara diperkirakan dapat mencapai target MDG menurunkan prevelansi kekurangan gizi balita sebesar 11,9 persen pada tahun 2015 melalui prioritas program dan kegia-tan yang semakin intensif utamanya pada kelompok rentan dan kekurangan gizi. Prioritas ke depan untuk menurunkan kemiskinan dan kelaparan di Provinsi Su-matera Utara adalah dengan peningkatan perluasan kesempatan kerja dan perlind-ungan serta penegakan hukum ketena-gakerjaan, peningkatan akses penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan dan infrastruktur pendukung, serta penguatan sektor pertanian guna mendukung ket-ahanan pangan. Perhatian khusus perlu diberikan pada: (i) pemberian bantuan bagi masyarakat miskin; (ii) pengembangan dan pembinaan kemitraan usaha pertani-an; (iii) pemberdayaan masyarakat miskin dengan meningkatkan akses dan penggu-naan sumber daya untuk meningkatkan kesejahteraannya; (iv) peningkatan akses penduduk miskin terhadap pelayanan so-sial, dan (v) perbaikan penyediaan proteksi sosial bagi kelompok termiskin di antara yang miskin.

MDG 2 : MENCAPAI PENDIDIKAN DASAR UNTUK SEMUA

P e n d i d i -kan merupakan elemen paling penting dalam pertumbuhan ekonomi dan penanggulan-gan kemiskinan. Upaya Indone-

sia untuk mencapai target MDG tentang pendidikan dasar dan melek huruf su-dah menuju pada pencapaian target (on – track). Bahkan Indonesia menetapkan pendidikan dasar melebihi target MDGs dengan menambahkan sekolah menen-

gah pertama sebagai sasaran pendidikan dasar universal. Pada tahun 2008/2009 angka partisipasi murni (APM) di Indonesia sekitar 95,23 persen. Di Provinsi Sumatera Utara, pada tahun 2008 angka partisipasi murni (APM) sekitar 92,79 persen (Sum-ber: Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara). Pada tingkat sekolah dasar (SD/MI) secara umum disparitas partisipasi pen-didikan antar provinsi semakin menyem-pit dengan APM di hampir semua provinsi telah mencapai lebih dari 90,0 persen (BAPPENAS: 2010). Tantangan utama da-lam percepatan pencapaian sasaran MDG pendidikan tahun 2015 di Provinsi Sumat-era Utara adalah: (a) Tingkat APM SD/MI/Paket A di Sumatera Utara masih belum optimal karena masih terdapat 3 Kabu-paten/Kota yang angka APM – nya masih di bawah rata-rata APM Sumatera Utara. Hal tersebut menunjukkan masih banyak anak yang tidak bersekolah karena masih rendahnya minat dan dorongan orang tua, disamping itu masih terbatasnya kemam-puan ekonomi masyarakat yang berpeng-hasilan rendah; (b) Pendidikan dasar yang berkualitas di semua Kabupaten/ Kota. Berbagai kebijakan dan program Pemer-intah Provinsi Sumatera Utara untuk men-jawab tantangan tersebut adalah: (i) pe ningkatan akses rakyat terhadap pendidi-kan dan keterampilan yang lebih berkuali-tas dan terjangkau secara ekonomis baik pendidikan formal maupun non formal bagi penduduk miskin, daerah terpencil kepulauan, serta pada anak penyandang cacat, anak-anak yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembe-lajaran karena kelaianan fi sik, emosional, mental dan sosial; (ii) peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana pendidikan, pengemban-gan budaya baca, dan pembinaan perpus-takaaan; dan (iii) penguatan tata kelola dan akuntabilitas pelayanan pendidikan.

MDG 3 : MENDORONG KESETARAAN GENDER DAN PEMBERDAYAAN PEREM-PUAN

Tujuan 3 Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan memiliki tiga indikator, yaitu (1) Rasio perempuan terhadap laki-laki ditingkat pendidikan dasar menengah dan tinggi;

(2) Kontribusi perempuan da-lam pekerjaan upahan di sek-tor non – per-tanian; dan (3) Proporsi kursi yang diduduki

perempuan di DPRD Provinsi Sumatera Utara. Berbagai kemajuan telah dicapai dalam upaya meningkatkan kesetaraan gender di semua jenjang dan jenis pen-didikan. Rasio angka partisipasi murni (APM) perempuan terhadap laki – laki di sekolah dasar dan sekolah menen-gah pertama berturut – turut sebesar 100,62 dan 102,76 persen pada tahun 2010 di Sumatera Utara (BPS: 2011) dan rasio melek huruf perempuan terhadap laki – laki pada kelompok usia 15 sampai 24 tahun telah mencapai 100,08 persen pada tahun 2010 di Sumatera Utara (BPS: 2011). Oleh sebab itu, Sumatera Utara sudah secara efektif menuju (on – track) pencapaian kesetaraan gender yang terkait dengan pendidikan pada tahun 2015. Di bidang ketenagakerjaan, adanya peningkatan kontribusi perem-puan dalam pekerjaan upahan di sek-tor non – pertanian dari sebesar 33,67 persen pada tahun 2005 menjadi 38,84 persen pada tahun 2010 di Sumatera Utara. Disamping itu, proporsi kursi yang diduduki oleh perempuan di DPRD Provinsi Sumatera Utara pada pemilu terkahir juga mengalami peningkatan, dari 7 persen tahun 2004 menjadi 17,9 persen tahun 2009. Prioritas ke depan dalam mewujudkan kesetaraan gender di Sumatera Utara adalah: (1) peningka-tan keserasian kebijakan kualitas anak dan perempuan; (2) peningkatan akses dan kualitas pendidikan formal dan non – formal yang responsive gender; (3) peningkatan kualitas hidup dan peran perempuan di berbagai bidang pemban-gunan melalui sosialisasi, edukasi dan advokasi; (4) perlindungan perermpuan terhadap berbagai tindak kekerasan; dan (5) mendorong aparat dan publik untuk mengintegrasikan pengarusuta-maan gender di semua sector mulai dari tahapan, perencanaan, pelaksanaan, penganggaran yang responsive gender.

WAWASAN PERENCANAAN

EDISI I/JANUARI - MARET 2012 31

Page 32: Bulletin Bappedasu Edisi I

MDG 4 : MENURUNKAN ANGKA KEMA-TIAN ANAK

Angka ke-matian bayi di Sumatera Utara menunjukkan penurunan dari 46 pada tahun 2004 menjadi 34 per 1.000 kelahiran hidup

pada tahun 2007, namun masih diperlu-kan perhatian dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara untuk mencapai target MDGs sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 di seluruh Kabu-paten/ Kota di Sumatera Utara karena masih ada kabupaten yang angka ke-matian bayi di wilayahnya lebih dari 150 per 1.000 kelahiran. Disparitas dalam pencapaian target menurunkan ang-ka kematian anak di Sumatera Utara, mencerminkan adanya perbedaan akses atas pelayanan kesehatan, terutama di daerah – daerah miskin dan terpencil. Prioritas Pemerintah Provinsi Sumat-era Utara ke depan adalah memperkuat sistem kesehatan dan meningkatkan akses pada pelayanan kesehatan teru-tama bagi masyarakat miskin, daerah tertinggal dan daerah terpencil.

MDG 5 : MENINGKATKAN KESEHATAN IBU

Dari semua target MDGs, ki-nerja penurunan angka kematian ibu secara global masih rendah. Di Sumatera Utara, angka kematian ibu melahirkan

(MMR/ Maternal Mortalitiy Ratio) menu-run dari 373 pada tahun 1995 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007. Namun, target pencapaian MDG pada tahun 2015 adalah sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup akan sangat sulit dicapai sehingga diperlu-kan kerja keras untuk mencapai target tersebut. Pelayanan antenatal dan per-tolongan persalinan oleh tenaga kes-ehatan terlatih di Sumatera Utara cukup

tinggi, namun ada beberapa kabupaten yang kurangnya tenaga kesehatan guna menolong kelahiran. Selain tenaga kes-ehatan terlatih, ada beberapa faktor lain seperti risiko tinggi pada saat kehami-lan dan aborsi yang perlu mendapat perhaitan. Upaya menurunkan angka kematian ibu didukung pula dengan meningkatkan angka pemakaian kon-trasepsi dan menurunkan unmet need yang dilakukan melalui peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi. Prioritas Pe-merintah Provinsi Sumatera ke depan dalam upaya peningkatan kesehatan ibu adalah: (i) perluasan dan peningka-tan pelayanan kesehatan berkualitas dan sinergitas dengan program bidang infrastruktur (ke – PU – an) di daerah tertinggal dan pulau kecil; (ii) pelayanan obstetric yang komprehensif; (iii) pen-ingkatan pelayanan keluarga berencana; dan (iv) pengembangan pusat pelayanan informasi dan edukasi tentang keseha-tan ibu kepada masyarakat.

MDG 6 : MEMERANGI HIV/AIDS, MA-LARIA DAN PENYAKIT MENULAR LAIN-NYA

T i n g k a t prevalensi HIV/AIDS cenderung meningkat di Sumatera Utara, terutama pada kelompok risiko tinggi, yaitu

pengguna narkoba suntik dan peker-ja seks. Data terakhir menunjukkan perempuan yang memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS sebesar 9.5 persen dan laki-laki sebesar 14.7 persen, sementara target MDGs pada tahun 2015 adalah sebesar 95 persen. Untuk itu diperlukan perhatian khusus agar target MDGs 2015 bisa tercapai. Angka kejadian malaria per 1.000 pen-duduk di Sumatera Utara meningkat dari 3,82 pada tahun 2004 menjadi 6,1 per 1.000 pada tahun 2005. Sementara target MDGs untuk 2015 kurang dari 1 per 1.000 penduduk sehingga diperlu-kan kerja keras untuk mencapai target tersebut. Angka kejadian Tuberkulosis

di Provinsi Sumatera Utara terus men-galami penurunan Pada tahun 2009 Angka Kejadian Tuberkulosis sebe-sar 189 per 100.000 penduduk, dengan jumlah perkiraan kasus baru sebanyak 20.770 kasus. Sementara target MDGs 2015 sebesar 163 per 100.000 penduduk per tahun, diharapkan angka ini akan segera tercapai. Prioritas Pemerintah Provinsi Sumatera ke depan dalam me-merangi HIV/AIDS, Malaria dan Penyakit Menular Lainnya adalah: (i) peningkatan kelompok kerja yang terdiri dari tenaga professional dan pengelola program dari berbagai organisasi dan LSM yang ber-peran dalam penanggulangan HIV; dan (ii) peningkatan cakupan universal dan penguatan pelaksanaan melalui mobil-isasi sosial yang berfokus pada menin-gkatkan kesadaran masyarakat tentang intervensi dan pencegahan penyakit ma-laria, memperkuat pelayanan kesehatan dalam pencegahan, pengendalian dan pengobatan, dan meningkatkan ka-pasitas sumber daya manusia di semua aspek, serta meningkatkan struktur manajemen dan tata kelola yang meli-puti strategi, program kerja, dan sistem informasi..

MDG 7 : MEMASTIKAN KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP

T i n g k a t emisi gas ru-mah kaca di Indonesia cu-kup tinggi, walaupun up-aya peningka-tan luas hutan,

pemberantasan pembalakan hutan, dan komitmen untuk melaksanakan kerangka kebijakan penurunan emisi karbon dioksida dalam 20 tahun ke depan telah dilakukan. Berdasarkan hasil pemotretan citra satelit dan foto udara terhadap luas kawasan hutan dan non hutan di Sumatera Utara, ra-sio luas tutupan pepohonan terhadap luas daratan meningkat secara signifi -kan dari 20,94 persen tahun 2000 men-jadi 24,9 persen pada tahun 2009. Pada tahun 2015 rasio luas tutupan pepoho-nan terhadap luas daratan di Sumat-

WAWASAN PERENCANAAN

32 EDISI I/JANUARI - MARET 2012

Page 33: Bulletin Bappedasu Edisi I

era Utara ditargetkan sebesar 29,5 persen. Rasio luas kawasan lindung di Sumatera Utara tidak mengalami pe-rubahan tiap tahunnya, namun dilihat dari kualitasnya semakin menurun. Target rasio kawasan lindung di Su-matera Utara pada tahun 2015 tetap yaitu sebesar 24,85 persen dan luas tutupan pohon pada kawasan lindung sebesar 75 persen. Di Sumatera Utara emisi CO2 (e) ditargetkan berkurang sebesar 10 persen, jauh lebih rendah dari target nasional (menurun sebesar 26 persen dari BAU). Untuk mewujud-kan target tersebut diperlukan kerja keras, sebab menurunkan emisi CO2 tidak mudah, dipengaruhi oleh banyak faktor, baik aktivitas alamiah maupun aktivitas manusia. Proporsi tangka-pan ikan yang berada dalam batasan biologis yang aman di Sumatera Utara pada tahun 2010 sebesar 60 persen (375.976,5 ton/tahun) dengan perband-ingan jumlah tangkapan di Pantai Ba-rat sebesar 117.296,1 ton/tahun dan di Pantai Timur sebesar 258.680,4 ton/tahun. Kondisi ini menunjukkan bahwa jumlah tangkapan ikan di perairan Su-matera Utara belum mencapai jumlah maksimal yang dapat dimanfaatkan dalam batasan biologis yang aman. Pada tahun 2015 ditargetkan proporsi

tangkapan ikan dalam batasan biologis yang aman di Sumatera Utara sebesar 80 persen (457.432,8 ton/tahun), arti-nya jumlah tangkapan ikan

dalam batasan biologis yang aman dapat ditingkatkan untuk kesejahteraan masyarakat. Proporsi rumah tangga yang terlayani akses air minum perpi-paan di perkotaan dan perdesaan di Su-matera Utara pada tahun 2010 sebesar

49 persen untuk wilayah perkotaan dan 21.42 persen untuk wilayah perdesaan. Sehubungan dengan PDAM TIRTANADI hanya menyediakan air minum perpi-paan, maka pencapaian di Sumatera Utara masih jauh dari target MDG pada tahun 2015 sebesar 15 persen (perpi-paan dan non – perpipaan) untuk wilayah perKotaan dan 47 persen (perpipaan dan non – perpipaan) untuk wilayah perde-saan. Pencapaian Sumatera Utara juga masih jauh dari yang ditetapkan oleh pemerintah pusat di Sumatera Utara, yaitu pada tahun 2015 sebesar 71 persen (perpipaan dan non – perpipaan) di se-luruh wilayah perKotaan dan perdesaan. Berdasarkan capaian target pada tahun 2010 Pemerintah Provinsi Sumatera Utara melakukan rehabilitasi seban-yak 10 unit rumah tidak layak huni dan pada tahun 2011 Pemerintah Provinsi Sumatera Utara melaksanakan reha-bilitasi RTLH sebanyak 25 unit di 3 Kab/Kota (Kota Medan, Kab. Langkat, dan Kota Tebing Tinggi). Upaya Pemerintah Provinsi Sumatera untuk meningkatkan rumah layak huni masyarakat miskin di Sumatera Utara pada tahun 2012 den-gan melaksanakan rehabilitasi rumah tidak layak huni sebanyak 1.500 unit di Provinsi Sumatera Utara.

WAWASAN PERENCANAAN

EDISI I/JANUARI - MARET 2012 33

Page 34: Bulletin Bappedasu Edisi I

Status Pencapaian Target MDG di Sumatera Utara

In

Tujuan 1Target 1Adari USD

1.1

Tikebegana

1.2 InKK

Target 1Btermasuk

1.4 Late

1.5

Rkekepe15

1.7

Prkebedabetekeke

Target 1Ckurun wa

1.8

Prdebake

1.8a Prgi

1.8b Pbaku

1.9

Prpedekatinkom

- kk

- 2kk

Keterang

ndikator

. MenanggA: Menuru

D 1 (PPP) pingkat emiskinan erdasarkanaris kemiskasional ndeks

Kedalaman KemiskinanB: Mewujuk perempuaaju PDRB

enaga kerjaasio esempatan erja terhadenduduk us5 tahun ke roporsi tenerja yang erusaha senan pekerja ebas keluarerhadap totesempatan erja C: Menuruaktu 1990-2

revalensi bengan beraadan rendaekurangan

revalensi bizi buruk

Prevalensi alita gizi urang roporsi enduduk engan asupalori di bawngkat onsumsi

minimum: 1.400 kal/kapita/h2.000 kal/kapita/hgan : S

gulangi Keunkan hingper hari dal

n kinan

1

n udkan kesean dan kauper

a

ap sia atas

7

naga

ndiri

rga al

unkan hingg2015

balita at ah /

gizi

balita

pan wah

hari

hari 4

Sudah terca

Acuan Dasar

emiskinan dga setengalam kurun

15.89 % (2003)

2.21 (2005)

empatan keum muda

1,76 % (2006)

71.94 % (2005)

19.6 % (2008)

ga setenga

22.7 % ( 2007)

8.4 % (2007)

14.3 % ( 2007)

8.67 % (2005)

45.68 % (2005)

apai

Saat

dan Kelapaahnya prop

waktu 199

11.31( 201

2.0(201

erja penuh

0.02 (200

69.14(200

20.23(201

ahnya prop

21.4 (201

7.8 (201

13.5 ( 201

14.42(201

58.14(201

Akan t

ini

aran porsi pendu90-2015

1 % 10)

04 10) M

dan dan pe

% 09) m

4 % 09) 8

3% 10) M

orsi pendu

% 10)

% 10)

% 10)

2 % 10) 4 % 10) tercapai

Target MDGs 2015

uduk denga

8.75%

Menurun

ekerjaan y

menurun

80.18%

Meningkat

uduk yang

14.05%

2.15%

11,90%

8.50 %

35.32%

Stat

an tingkat p

ang layak u

menderita

Perlu per

tus S

pendapatan

BPSu

KeMaSu

untuk sem

BPSu

BPSumUta

BPSu

kelaparan

DinPro

DinPro

DinPro

DiPro DiPro

rhatian khu

Sumber

n kurang

PS, senas

emiskinan akro, senas BPS

mua,

PS, senas

PS matera ara

PS, senas

dalam

nkes ovsu

nkes ovsu

nkes ovsu

inkes ovsu inkes ovsu usus

S

Ind

Tujuan 2Target 2Amenyeles

2.1.

AnParMuSDPak

2.2.

Prokelyanmekel(keMI

2.3.

Anhurpen15-tah

Keteranga

dikator

2 : MencapA : Menjamaikan pend

ngka rtisipasi urni (APM

D/ MI/ ket A oporsi murlas 1 ng berhasilencapai las akhir elas 6) SD/I ngka melekruf nduduk usi-24

hun an : Suda

AD

pai Pendidmin pada 2didikan das

) 92(2

rid

l

/

97(2

k

ia 97(2

ah tercapai

Acuan Dasar

dikan Das2015 semusar

2.79% 2008)

7.71% 2009)

7.36% 2008)

i

Saa

ar Untuk ua anak-an

92.4(2010/

99.8(20

97.6(20

Akan terca

t ini

Semua nak, laki-la

43% /2011)

81% 010)

60% 010)

apai

TargeMDG2015

aki maupun

100%

100%

100%

Perlu perh

et Gs St

n perempu

%

%

%

hatian khus

tatus

uan dimana

P

K

B

sus

Sumber

apun dapa

Dinas Pendidikan

Kemdiknasdan

Kemenag

BPS Provsu

at

n

s

u

Tujuan 3Target 3 tahun 2003.1 Ra - R

plaM

Rpla

Rpla

Rp

laT

3.2 Raperlakkeltah

3.3 Kodalupaper

3.4 ProdidDP

Keterang

Indikato

3: MendoroA : meng

05, dan di sio Peremp

Rasio APMperempuanaki-laki di

MI/Paket A

Rasio APMperempuanaki-laki di

Rasio APMperempuanaki-laki di

Rasio APMperempuanaki-laki di

Tinggi sio Melrempuan ki-laki lompok uhun ontribusi lam ahan di srtanian

oporsi kursduduki perePRD

gan : Sud

r

ong kesetaghilangkansemua jenjpuan terha

M n/

SD/ A

M n/

SMP/ M n/

SMA

M n/ i perguruan

ek huruterhadap

padausia 15-24

perempuanpekerjaan

sektor non

si yang empuan di

dah tercapa

AcuaDasa

araan Gendn ketimpanjang pendidap laki-la

99.7(2005

103.19(2005

105.05(2005

n 112.38(2005

uf p a 4

99.83(2005

n n n

33,67(2005

7 %(2004

ai

an ar S

der dan Pemngan gendidikan tidakaki di tingk

70 5)

10(

9% 5)

10(

5 % 5)

10(

8% 5)

10(

% 5)

10(

7% 5)

3(

% 4) (

Akan terc

Saat ini

mberdayaader di tingkk lebih dar

kat pendidi

00,62 % (2010)

02.76 % (2010)

01.56 % (2010)

02.74 % (2010)

00.08 % (2010)

38,84 % ( 2010)

16 % (2009)

capai

TargMDG201

an Perempukat pendidri tahun 20ikan dasar

100 %

100 %

100 %

100%

100 %

57 %

25 %

Perlu perh

get Gs 5

St

uan dikan dasa015. menengah

%

%

%

%

%

%

%

hatian khu

tatus

ar dan lanj

h dan tingg

B

usus

Sumber

jutan pada

i

BPS

BPS

BPS

BPS

BPS

BPS

BP2AKB

a

Indikato

Target 4 4.1 An

Bay(AKkel

4.2 AnBa(AKkel

Pro1 taCam

Keterang

or

A : Mengungka Kemayi KB) per 1.lahiran hid

ngka Kemalita KBA) per lahiran hid

oporsi anakahun diimumpak

gan : Sud

urangi 2/3 atian

.000 dup

atian

1.000 dup

k berusia unisasi

dah tercapa

Acuan Dasar

angka kem

46 (2004)

67

(2004)

60.09%(2005)

ai

Sa

matian balit

(2

44

% 76.67

Akan terc

aat ini

ta dalam k

34 2007)

(2007)

% (2010)

capai

TargMDG201

kurun waktu

23

34

95%

Perlu perh

get Gs 5

St

u 1990 dan

%

hatian khu

tatus

n 2015 SDDPr

SDDPr

DPr

usus

Sumber

DKI, Dinkes

rovsu

DKI, Dinkes

rovsu

Dinkes rovsu

WAWASAN PERENCANAAN

34 EDISI I/JANUARI - MARET 2012

Page 35: Bulletin Bappedasu Edisi I

Tujuan 5Target 5 5.1 A

Ik

5.2 Pytt

Target 5 5.3 A

keRpmtM

5.4 Tp1u

5.5 CA

5.6 U(KByt

K

Indikator

5 : MeningA : MenurAngka KemIbu per 100kelahiran hProporsi Kyang ditolotenaga keseterlatih B : MewujAngka pemkontrasepseptive PrevRate (CPRperempuanmenikah ustahun (CarModern) Tingkat Kepada remaj1.000 peremusia 15-19 Cakupan pAntenatal (

Unmet nee(KebutuhanKeluarga Berencana yang tidak terpenuhi Keterangan

r

gkatkan Krunkan Angmatian 0.000 hidup

Kelahiran ong ehatan

judkan aksmakaian i/Contrac

valence R) pada n sia 15-49 a

elahiran ja (per mpuan tahun)

pelayanan (K4)

ed KB n

/ KB

n : Sudah

AcuanDasar

Kesehatan gka Kemat

373 (1995)

83.93%(2008)

ses Reprod42.6%(2007)

19%(2007)

83.8% (2007)

12.3%(2007)

h tercapai

n Sa

Ibu tian Ibu hin

228

%

89.03

duksi bagi s

5(

1(2

83(2

9

(2

A

aat ini

ngga tiga p8 (2007)

3% (2010)

semua pad53.4% 2010)

7.8% 2010)

3.31% 2010)

9.9% 2010)

Akan tercap

TargMDGs

perempat d102

94%

da tahun 2060,4%

15.9%

95%

6%

pai P

get 2015 St

dalam kuru2

%

015 %

%

%

%

Perlu perha

tatus

un waktu 1DSD

B

SD

SD

D

SD

atian khusu

Sumber

990-2015Dinkes,

DKI

PS

DKI

DKI

Dinkes

DKI

us

Tujuan 6Target 6 Atahun 2016.1 P

6.2 Ppb

6.3 PuypkH

Target 6 Bsampai de6.4 P

typ

Target 6 Cpenyakit u6.5 A

kp

6.6 TTp

6.7 Tk

6.8 Pym

6.9 Pymr

6.10 Ak

PenyakitLainnya:6.11 A

D

p6.12 A

DKeteranga

Indikato

6 : MemerA : Menge15 Prevalensi

Penggunaapada hububerisiko tin

Proporsi pusia 15-24yang mempengetahukomprehenHIV dan AB : Mewujengan tahuProporsi pterinfeksi Hyang mempada obat antiretroviC : Mengeutama lainAngka kej(insiden sekasus/ 100penduduk/Tingkat prTB (per 10penduduk)Tingkat kekarena TB100.000 pe

Proporsi kyang ditemmelalui DOProporsi kyang disemmelalui DOrate) Angka penkasus Mal1.000 pend

t Menular : DBD Angka KeDBD (per 100.0penduduk)Angka KemDBD an : Suda

r

rangi HIV endalikan p

i HIV

an kondomungan seks nggi

enduduk 4 tahun

miliki an nsif tentan

AIDS judkan aksun 2015 enduduk HIV lanjut

miliki aksesobatan iral (ART) endalikan pnnya Tuberadian TB

emua 0.000 /tahun revalensi 00.000 ) ematian

B (per enduduk)

kasus TB mukan OTS

kasus TB mbuhkan OTS (cure

nemuan aria per duduk

sakitan

00 ) matian

ah tercapai

AcuDa

dan AIDSpenyebaran

m 12.(2002

g

P=3(19

ses terhadap

t

39(20

penyebaranrculosis (T

343 (

44(19

9(19

20% (

87% (

2(20

16.22(2005)

1.8% (

i

uan asar

S, Malarian dan mula

.8% /2002)

PL

38 % 994)

p pengoba

9% 009)

n dan mulaTB)hingga 1990)

43 990)

92 990)

(2000)

(2000)

2 000)

) 3(

(2005) 1(

Akan terca

Saat ini

a dan Penyai menurun

0.25

P = 10.3 %L = 18.4 %

(2007)

P=9.5 %L=14.7%

(2007)

atan HIV / A

45% (2010)

ai menuruntahun 201

189 (2009)

285 (2009)

82 (2010)

78.3% (2010)

91.2% (2010)

0.8 (2010)

36.8 (2010)

1.2% (2010) apai

TargMDG201

yakit Mennkan jumlah

<0.5

% %

P=65L=50

95 %

AIDS bagi

90%

nkan jumlah5

163

221

46

80%

95%

<1

51

<1%

Perlu p

get Gs 5

St

nular Lainh kasus ba

5

% 0 %

%

i semua ya

%

h kasus ba

3

1

%

%

perhatian k

tatus

nnya aru HIV/AI

D

DSS

DS

ang membu

D

aru Malaria

D(lTW

D

D

D

khusus

Sumber

IDS pada

Dinkes

Dinkes, SDKI SKRT

Dinkes SDKI

utuhkan

Dinkes

a dan

Dinkes, laporan

TB Global WHO)

Dinkes

Dinkes

Dinkes

In

Tujuan 7Target 7Akebijakan

7.1

Rasitertuberdpemsatelfoto luas

7.2 Jumkarb(CO

7.3 Jumbaha(BPO

7.4

Propikandalabiolo

Target 7Btingkat k

7.5

Rasilindumenkeanhayaluas

7.6

Rasilinduterhapera

Target 7Cberkelanj

7.7

Proptangberkterhalayadan

PerK

Perd

7.8

Proptangberkterhadasadan

Target 7Dpermukim

7.9 ProptangperK

Keteranga

ndikator

7 : MemastA: memadn dan progio luas kawutup pepohdasarkan ha

motretan citlit dan survudara terhdaratan

mlah emisi bon dioksid

O2)e

mlah konsuman perusakO)

porsi tangkn yang beraam batasan ogis yang B : menan

kerusakan

io luas kawung untuk

njaga kelestnekaragamati terhadapkawasan h

io kawasanung perairaadap total

airan territoC : menurjutan terhporsi rumahgga dengankelanjutan adap air m

ak, perKotaperdesaan

Kotaan

desaan

porsi rumahgga dengankelanjutan adap sanitaar, perKotaperdesaan

D: Mencaman kumu

porsi gga kKotaan

an : Suda

tikan Keledukan pringram nasi

wasan honan asil tra vei hadap

da

msi k ozon 8

B

kapan ada

aman nggulangi k

yang sigin

wasan

tarian man

p total hutan

n an luas

orial runkan hinhadap air mh

n akses

minum aan

h n akses

asi aan

apai peninuh pada ta

rumah kumuh

ah tercapai

Acuan Dasar

estarian Lnsip-prinsional serta

24.9 % (2009)

Nasional: 1.416.074Gg-CO2e

Nasional:8.332,7 tonBPO (1992

Nasional:66.08% (1998)

kerusakannfikan pad

24.85 %atau

1.774.400Ha

Nasional:0.14% (1990)

ngga setenminum lay

49% (2010)

21.42%(2010)

4 % (2010)

ngkatan yaahun 2020

13.2125%(2010)

i A

Sa

Lingkungasip pembana mengem

29(2

344.10ton

n 2)

6(2

n keanekada tahun 2

24Kualit

pohka

lindun4

Luas kon167

ngahnya pyak dan sa

50.26

21.54

(2

ang signifi0.

% 13(2

Akan terca

aat ini

an Hidup ngunan yabalikan su

9.5 % 2010)

06.222,99 ( 2010)

-

60% 2010)

aragaman 2015

4.85 % tas tutupanhon pada awasan ng sebesar 44.5%

kawasan nservasi: 7.483 ha

proporsi ruanitasi das

6% (2011)

4% (2011)

8 % 2011)

fikan dalam

3.20 % 2011)

apai

TargeMDG2015

ang berkeumberday

mening

10%

Menuru

80%

hayati da

n

24.85 %kualitastutupan pohon pada kawasanlindungmenjadi75 %

Mening

umah tangsar hingga

71%(sesuaSPM

KemePU)

56%

24%

65%(sesuaSPM

KemePU)

m kehidup

0 %(2015

Perlu perh

et Gs 5

Sta

sinambunya lingkun

gkat

%

un

%

n mencap

% s

n g i

gkat

gga tanpa a tahun 20

% ai

M en

%

%

% ai

M en

pan pendu

5)

hatian khus

atus

ngan dengangan yang

WdK

BL

pe

BL

Pdan

ai penuru

KP

W

Pdan

akses 015.

TIR

TIR

TIR

uduk misk

PeB

sus

Sumber

an hilang

BPKH Wilayah I dan Dinas Kehutanan

Provsu

LH Provsu(hasil

erhitungan)

LH Provsu

Dinas Perikanan n KelautanProvsu

unan

Dinas Kehutanan rovsu dan BPKH

Wilayah I

Dinas Perikanan n KelautanProvsu

PDAM RTANAD

PDAM RTANAD

PDAM RTANAD

kin di

Subdis erkim dan Bangkim

Dinas Tarukim Provsu

u

)

u

n

n

I

I

I

Dukungan dari semua pihak yang berkepentingan sangat penting untuk mencapai target pembangun millennium Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2015. Dengan kerja keras dan ker-jasama dari semua pihak diharapkan target tersebut dapat dipenuhi.

*) Poppy Marulita Hutagalung ST, MT.Kasubbid Penataan Ruang Bappeda Provinsi Sumatera UtaraTim Penyusun RAD-MDGs Provinsi Sumatera Utara

WAWASAN PERENCANAAN

EDISI I/JANUARI - MARET 2012 35

Page 36: Bulletin Bappedasu Edisi I

KONSULTASI PUBLIK PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RKPD PROVINSI SUMATERA UTARAN TAHUN 2013Bappeda Provinsi Sumatera Utara Utara menyelenggarakan Konsultasi Publik Penyusunan Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utaran Tahun 2013 yang dilaksanakan di Gedung Binagraha Pemprovsu pada tanggal 21 Februari 2012. Pertemuan ini dilaksanakan dalam rangka memenuhi amanat perundang-undangan sebagaimana yang diatur dalam UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, PP No. 8 Tahun 2008 tentang Tahapan Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelak-sanaan Rencana Pembangunan Daerah dan petunjuk pelaksanaanya yang terdapat dalam Permendagri No. 54 tahun 2010, tentang Pelaksanaan PP No. 8 Tahun 2008.

Tujuan pertemuan adalah untuk menjaring aspirasi dan harapan pemang-ku kepentingan terhadap Prioritas dan Sasaran Pembangunan Provinsi Sumat-era Utara untuk tahun 2013, yang termuat pada Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utaran Tahun 2013. Pertemuan yang dibuka secara resmi oleh Bapak Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara H. Nurdin Lubis, SH, MM ini dihadiri oleh DPRD Provinsi Sumatera Utara,

Pejabat Eselon II dan III dilingku ngan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, Bappeda Kabupaten/Kota se-Provinsi Su-matera Utara, kalangan akademisi, per-wakilan tokoh masyarakat, tokoh agama dan LSM. Pembahasan menitikberatkan pada Aspek Teknokratis Partisipatif dengan menghadirkan narasumber dari berbagai kalangan.

Kepala Bappeda Provinsi Suma tera Utara Ir. H. Riadil Akhir Lubis, MSi

menyampaikan paparan rencana pem-bangunan Provinsi Sumatera Utara yang terangkum dalam Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utaran Tahun 2013, yang memuat 7 Prioritas Pembangunan Provinsi Sumatera Utara. Selain itu turut memberikan pemaparan perwakilan dari Bank Indonesia Medan, BPS Provinsi Sumatera Utara, Dewan Ketahanan Pangan Sumatera Utara, Dewan Riset Daerah Sumatera Utara, Dewan Pendidi-kan Sumatera Utara, Komisi Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Sumatera Utara, Dewan Sumber Daya Air Sumatera Utara, Forum Komunikasi Um-mat Beragama Sumatera Utara, Lemba-ga Pengembangan Jasa Konstruksi, Join Health Coucil dan LSM Fitra.

Hasil pertemuan dirangkum dalam rumusan yang menjadi masukan untuk penyempurnaan Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013,

BAPPEDASU DALAM BERITA

36 EDISI I/JANUARI - MARET 2012

Page 37: Bulletin Bappedasu Edisi I

diantaranya adalah penguatan peran Gubernur sesuai amanat PP No. 19 Tahun 2010 dan PP No. 23 Tahun 2011 yang diimplementasikan dalam Permendagri No. 24 Tahun 2011 jo. Permendagri No. 18 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Tugas dan Wewenang Gubernur seba-gai wakil Pemerintah di wilayah provinsi khususnya dalam hal penyusunan dan koordinasi dokumen perencanaan daerah (RPJD, RPJMD dan RKPD).***

(Tarsudi SP, MSi)

Konsultasi Publik Penyusunan Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utaran Tahun 2013 di Gedung Binagraha Pemprovsu 21 Februari 2012

BAPPEDASU DALAM BERITA

EDISI I/JANUARI - MARET 2012 37

Page 38: Bulletin Bappedasu Edisi I

RAPAT KOORDINASI PERENCANAAN BAPPEDAPROVINSI SUMATERA UTARA DENGAN BAPPEDA

KABUPATEN/KOTA SE-SUMATERA UTARA

Rakor Bappeda Provinsi Sumatera Utara dengan Bappeda Kabupaten/Kota se-Sumatera Utara di Berastagi tanggal 1-2 Maret 2012

Bappeda Provinsi Sumatera Utara melangsungkan Rapat Koordinasi Pe- rencanaan Bappeda Provinsi Sumatera Utara dengan Bappeda Kabupa ten/Kota se- Sumatera Utara Tahun 2012 pada tanggal 1-2 Maret 2012 di Hotel Sibayak, Berastagi Kabupaten Karo. Pertemuan yang pertama kali diseleng-garakan ini difasilitasi tuan rumah Pemkab Karo dan dibuka secara resmi oleh Bapak Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara H. Nurdin Lubis, SH, MM, dihadiri oleh para Kepala Bappeda Kabupaten/Kota se-Sumatera Utara. Tujuan pertemuan antara lain membahas isu strategis yang berkembang saat ini baik pada tataran Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara maupun Kabupaten/Kota yang ada di Sumatera Utara.

daerah menghasilkan beberapa keputu-san diantaranya adalah agar Kabupaten/Kota yang telah selesai menyelenggara-

kan Musrenbang segera mengusulkan program kegiatan yang akan didanai dari APBD Provinsi kepada Bappeda Provinsi Sumatera Utara dengan mengacu ke-pada 7 prioritas pembangunan Provinsi Sumatera Utara dan mengusulkan 5 isu strategis Kabupaten/Kota yang terkait dengan kebijakan Nasional dan Provinsi dalam upaya percepatan pembangunan di Kabupaten/Kota.

Para Kepala Bappeda Kabupaten/Kota se-Sumatera Utara menyatakan dukungannya terhadap keberhasilan pembangunan di Provinsi Sumatera Utara melalui berbagai program dan kegiatan,

Pertemuan yang menurut ren-cana akan diselenggarakan secara berka-la setiap triwulan bergantian di berbagai

BAPPEDASU DALAM BERITA

38 EDISI I/JANUARI - MARET 2012

Page 39: Bulletin Bappedasu Edisi I

diantaranya Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) di Sumat-era Utara pada Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei, pelaksanaan Rencana Aksi Daerah Pemban-gunan Millenium (RAD-MDG’s), Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG 2011-2015), Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAD-GRK), Rencana Aksi Daerah Pencegahan dan Pem-berantasan Korupsi (RAD-PK), Program Agropolitan dan Agromarinpolitan, Gema Pangan, kerjasama pada kawasan MEBIDANG-Ro, Kawasan Danau Toba, Tim Koordinasi Pengentasan Kemiskinan, dan program-program Pro Rakyat di masing-masing Kabupaten/Kota. Untuk meningkatkan fungsi pendidikan (kuali-tas dan kuantitas) mulai PAUD sampai pendidikan tinggi dan peningkatan layanan kesehatan diperlukan kerjasama Pemerintah Provinsi dengan Kabupaten/Kota dalam bentuk MoU antara lain PAUD, Insentif Guru dan Beasiswa Miskin, Jamkesda, Jampersal dan insentif bagi bidan desa.

Pertemuan menetapkan bahwa rapat Koordi-nasi Perencanaan Bappeda Provinsi Sumatera Utara dengan Bappeda Kabupaten/Kota se Sumatera Utara Tahun 2012 untuk triwulan II akan dilaksanakan di Kabupaten Tapanuli Tengah (Pandan), pertemuan triwulan III di Kabupaten Simalungun, dan triwulan IV di Kabupaten Serdang Bedagai. Disepakati seba-gai Ketua Forum Koordinasi Perencanaan Bappeda se-Sumatera Utara adalah Kepala Bappeda Kota Medan.***

(Mhd. Henry Pohan, SE)

BAPPEDASU DALAM BERITA

EDISI I/JANUARI - MARET 2012 39

Page 40: Bulletin Bappedasu Edisi I

Kepala Bappeda Provinsi Sumatera Utara Ir. H.Riadil Akhir Lubis, MSi ber-sama beberapa orang pejabat Bappeda Provinsi Sumatera Utara menghadiri Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III Assosiasi Bappeda Provinsi se Indonesia dilaksanakan pada hari Rabu s/d Jum’at tanggal 08 s/d 10 Februari 2012 bertempat di Hotel Aston Ambon Resort, Natsepa Ambon Provinsi Maluku.

Foto Bersama Kepala Bappeda Provinsi se-Sumatera pada pertemuan Rakernas Assosiasi Bappeda Provinsi se Indonesia, di Ambon 08 s/d 10 Februari 2012

RAKERNAS III ASSOSIASI BAPPEDA PROVINSI SE INDONESIA

Acara tersebut diawali dengan Ma-kan Malam dan Ramah Tamah oleh Pani-tia Pelaksana dan turut dihadiri oleh Ibu Menteri Perencanaan Pembangunan/Kepala Bappenas Ibu Prof. Dr. Armida S. Alisjahbana, MA, Ketua Assosiasi Bappeda Provinsi se Indonesia, Gubernur Maluku dan perwakilan dari beberapa Kemente-rian / Lembaga antara lain Staf Ahli Men-teri Dalam Negeri Bidang Pembangunan,

Deputi Bidang Pengembangan Regional dan Otda-Bappenas, Menteri PAN dan Re-formasi Birokrasi, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) beserta seluruh Bappeda se Indonesia.

Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III Asosiasi Kepala Kepala Badan Perenca-naan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Seluruh Indonesia, yang berlang-sung di Hotel Aston Natsepa, 8-10 Febru-

ari, menghasilkan 11 kesepakatan.11 kesepakatan tersebut dideklarasi-

kan dalam penutupan Rakernas III Aso-siasi Kepala Bappeda Provinsi se-Indone-sia, yang dibacakan oleh Kepala Bappeda Provinsi Maluku, MZ Sangadji.

Ketua Bappeda Provinsi Nusa Teng-gara Timur (NTT), Wayan Darmawa, membacakan rumusan kesepakatan di-antaranya berupa komitmen bersama untuk meningkatkan kemampuan dan proaktif dalam mem fasilitasi komunitas perencanaan pembangunan daerah dan pemerintah pusat maupun komunitas serta pihak-pihak pemberi hibah, dunia usaha dan investor baik berasal dari da-

BAPPEDASU DALAM BERITA

40 EDISI I/JANUARI - MARET 2012

Page 41: Bulletin Bappedasu Edisi I

lam maupun luar negeri. Mengusulkan kepada Bappenas untuk memfasilitasi beroperasinya piranti lunak sistem per-encanaan secara real time dengan nama yang diusulkan adalah RKPINDO ONLINE sebagai sistem informasi yang sangat membantu perencanaan secara real time untuk mewujudkan bukan hanya RPJMN dan RPJMD tetapi juga RPJPN dan RPJPD secara konsisten. Mendukung dan men-ingkatkan kordinasi dalam pembagian dan peningkatkan kordinasi dalam pem-bagian peran antar pihak pelaku pemban-gunan melalui Tim Kordinasi Percepatan dan Perluasan Pembagunan Ekonomi Indonesia (TKP3EI). Meningkatkan upaya advokasi secara proaktif dan mendalam untuk memberikan masukan terhadap re-visi UU Nomor 32/2004 tentang pemerin-tah daerah dan perlunya revisi PP Nomor 41/2007 tentang struktur organisasi dan tata kerja pemerintah daerah khusus-nya untuk memperkuat peran dan fungsi lembaga Bappeda. Mengusulkan pena-taan eselonisasi kelembagaan Bappeda Provinsi. Memfi nalkan usulan perlunya perubahan stakeholders patern dari segi tiga menjadi segi empat dalam perenca-naan program/kegiatan pembangunan. Mengembangkan dan memfi nalkan mod-el perencanaan pembangunan komper-henship skala provinsi berbasis kompetisi serta melakukan konsultasi yang intensif kepada kementrian/lembaga guna mewu-judkannya.Mengusulkan kepada Bap-penas dalam rangka efi siensi birokrasi untuk memfasilitasi penyederhanaan dan penggabungan berbagai laporan kinerja pemerintah daerah kepada presiden tem-busan kepada kementrian/lembaga dan DPRD. Menyelesaikan penetapan Perda tentang RTRW provinsi dan RTRW kabu-paten/kota melalui peningkatan kualitas komunikasi dengan BKPRN, Kementrian Kehutanan dan BPN. Mengusulkan kepa-da Kemendagri RI untuk menerbitkan pe-doman tata cara dan mekanisme pelak-sanaan hak budget DPRD dalam rangka memandu konsistensi perencanaan dan penganggaran. Raker juga menetapkan pelaksanaan Rakernas IV Asosiasi Kepala Bappeda provinsi se-Indonesia tahun 2013 di Provinsi Kalimantan Timur.***

(Ir. Tetty Magdalena Nasution, MSi)

Kepala Bappedasu bersama dengan DR. Max Pohan Deputi Meneg PPN/Ka. Bappenas Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah

Kepala Bappedasu bersama Ibu Menteri Bappenas Prof. Dr. Armida S. Alisjahbana, MA, pada pembukaan Mukernas III Asosiasi Bappeda Provinsi se-Indonesia

BAPPEDASU DALAM BERITA

EDISI I/JANUARI - MARET 2012 41

Page 42: Bulletin Bappedasu Edisi I

Kepala Bappeda Provinsi Sumatera Utara Ir. H. Riadil Akhir Lubis, MSi, berkesempatan menghadiri Musren-bang di beberapa Kabupaten/Kota di-antaranya di Kabupaten Padang Lawas Utara, Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Simalungun, Kota Medan dan Kota Pematangsiantar. Pada salah satu pertemuan Musrenbang yang dihadiri langsung Kepala Bappedasu di Kabupaten Padanglawas Utara tanggal 14 Maret 2012, disampaikan isu-isu stra tegis Provinsi Sumatera Utara, target-target pembangunan yang akan dicapai dan pri-oritas pembangunan tahun 2013. Dalam kesempatan tersebut Kepala Bappedasu juga memaparkan hasil evaluasi terhadap kinerja pembangunan Kabupaten Padanglawas Utara setelah mengalami pemekaran dan perband-ingannya dengan capaian kinerja provinsi, untuk melihat permasalaha dan kendala yang dihadapi. Beberapa kemajuan telah dicapai terlihat dari adanya pembangunan infrastruktur dan fasilitas pelayanan umum, namun juga masih ditemukan banyak kelemahan terutama da-lam bidang sumber daya manusia (pendidikan dan ke sehatan) yang perlu mendapat perha-tian lebih serius dari semua pelaku pem-bangunan di Kabupaten Paluta, baik pihak pemerintah, masyarakat maupun swasta. Selesai pemaparan dilakukan dialog de- ngan peserta yang hadir membahas beberapa permasalahan yang ada di Kabupaten terse-but. Kepala Bappedasu menyatakan bahwa potensi Kabupaten Padanglawas Utara yang memiliki lahan perkebunan dan lahan kering yang kurang produktif memiliki prospek yang sangat besar dalam pengembangan peter-nakan sapi. Melalui sistem integrasi ternak dan perkebunan, Kabupaten Paluta dapat mengembalikan masa kejayaan sebelum-nya sebagai daerah penghasil ternak sapi di Sumatera Utara.

Kepala Bappedasu juga mengingatkan kepada Bappeda Kabupaten/Kota untuk me-nyampaikan Daftar Isian Masalah (DIM) dan isu-isu strategis yang ada di Kabupaten/kota untuk dibahas pada pertemuan Musrenbang Provinsi yang dilaksanakan pada tanggal 2 – 5 April 2012 di Medan.

(Tarsudi, SP. MSi/Abd. Halim Harahap, S.Sos. MSi)

MUSRENBANG KABUPATEN/KOTA SE-SUMATERA UTARA

LIPUTAN KHUSUS

42 EDISI I/JANUARI - MARET 2012

Page 43: Bulletin Bappedasu Edisi I

Agenda Acara :

1. Pembukaan dan Sidang Pleno : Senin, 2 April 2012 di Balai Raya Lt.2 Hotel Tiara Medan 2. Sidang Kelompok Pembangunan Sektoral : Selasa - Rabu / 3 - 4 April 2012

Kelompok I. Prioritas Pembangunan Daerah Bidang Agama, Hukum, Pemerintahan dan Kelembagaan Sub tema : “Merangkul Keberagaman dalam Bingkai Keimanan dan Keadilan melalui du-

kungan Pelayanan Publik, Good Governance dan Clean Government” di Balai Duta - Lt.1Kelompok II. Prioritas Pembangunan Daerah Bidang Pertanian Sub tema : “Pangan Untuk Semua melalui Pertanian Berkelanjutan untuk Ketahanan

Pangan” di Balai Rama - Lt.3Kelompok III. Prioritas Pembangunan Daerah Bidang Pendidikan Sub tema : “Menggapai Asa Meraih Cita melalui Pendidikan Berkualitas dan Terjangkau” di

Balai Citra - Lt.3Kelompok IV. Prioritas Pembangunan Daerah Bidang Kesehatan Sub tema : “Membangun Masyarakat Sehat Mandiri” di Pre Function Balai Raya - Lt.2Kelompok V. Prioritas Pembangunan Daerah Bidang Ekonomi Kerakyatan Sub tema : “Membangun Daya Saing Daerah dan Masyarakat” di Balai Wara - Lt.2Kelompok VI. Prioritas Pembangunan Daerah Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Sub tema : “Infrastruktur Akses Menuju Masa Depan” di Balai Raya - Lt.2Kelompok VII. Prioritas Pembangunan Daerah Bidang Pengentasan Kemiskinan dan Pengangguran Sub tema : “Pemenuhan Hak Dasar Masyarakat Yang Mandiri dan Bermartabat” di Ex. Mito

Building - Lt.1

3. Sidang Kelompok Pembangunan Kawasan, Rabu – Kamis / 4 - 5 April 2012 Kelompok A : Pembangunan Kawasan Wilayah Mebidang–Ro di Balai Wara - Lt.2Kelompok B : Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus / MP3EI di Balai Raya - Lt.2Kelompok C : Pembangunan Kawasan Wilayah Danau Toba di Pre Function Balai Raya - Lt.2Kelompok D : Pembangunan Kawasan Wilayah Kepulauan Nias di Balai Rama - Lt.3Kelompok E : Pembangunan Kawasan Wilayah Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel) di Balai Citra - Lt.3

4. Pameran Perencanaan Pembangunan Provinsi Sumatera Utara, 2 – 5 April 2012Diikuti oleh 27 peserta, terdiri dari 1 stand Bappeda Provinsi Sumatera Utara, 10 stand Bappeda Kabupaten/Kota, 4 stand SKPD Provinsi Sumatera Utara, dan 12 stand peserta lainnya dari BUMN, BUMD dan Lembaga Donor. Pameran bertempat di pelataran parkir Hotel Tiara Medan.

TEMA UTAMA :“MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN MASYARAKAT SUMATERA UTARA

MELALUI PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI”

SELAMAT & SUKSES ATAS PENYELENGGARAANMUSRENBANG PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2012

SALURKAN ASPIRASI ANDAPADA MUSRENBANG PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2012TIARA CONVENTION CENTER HOTEL – MEDAN, 2 – 5 APRIL 2012

Page 44: Bulletin Bappedasu Edisi I