Upload
others
View
12
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BUMI LESTARI Jurnal Lingkungan Hidup
( Journal of Environment)
ISSN 1411 9668 Volume 12 Nomor 1 Pebruari 2012
Susunan Organisasi Pengelola
Ketua Penyunting
MS Mahendra
Vakil Ketua Penyunting
I Nyoman Wardi
Penyunting Pelaksana
AA G Raka Dalem
I G Alit Gunadi
I Made Sara W
I Made Adhika
Cok Putri Kusuma K
Abd Rahman As Syakur
Petugas Administrasi
Ni Luh Putu Widnyani
Ketut Srilinartini
Alamat Redaksi
Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Universitas Udayana
J1 PB Sudinnan Denpasar
Telp (0361) 23622lFax (0361) 236180
E-mail pplhunudyahoocomdanJurnal_bulestyahoocom Vebsite httppplhunudacid
Gambar Cover Pencemaran Sampah di Tepi Danau Batur Desa Trunyan -Bangli I KoleksiWardi
Bumi Lpstari merupakan jurnal lingkungan hidup yang diterbitkan dua kali setahun (Februari dan Agustus) yang memuat informasi tentang berbagai aspek 11ngkungan dari (1) hasil penelitian (2) nasIh konseptuallopini (3) resensi buku dan info lingkungan aktuallainnya
PENGANTAR REDAKSI
Kecendrungan terjadinya transisi kehidupan dalam masyarakat yaitu dari pola hidup agraris ke industri
modem secara tidak Jangsung mempengaruhi gaya hidup dan perilaku masyarakat dan Iingkungannya
Perilaku warga masyarakat yang tidak disertai dengan pengetahuan yang memadai tentang sifat teknologi
modem serta kondisi lingkungan lokal ditambah dengan kecendrungan gaya hidup yang pragmatis dan
konsumtif telah menimbulkan berbagai dampak lingkungan mulai dari pencermaran lingkungan (pencemaran
air udara dan lahandarat) penyakit dan tergerusnya niIai-nilai kearifan lingkungan yang telah dijadikan
pendoman oleh masyarakat sebelumnya dalam berinteraksi dengan lingkungan alam Kini pencemaran
Iingkungan menjadi permasalahan yang semakin rumit dan kompleks baik di desa-desa dan lebih-Iebih
pad a masyarakat urban Penggunaan pestisida dan pupuk kimia yang berlebih-Iebihan dalam aktivitas
pertanian di desa-desa ditengarai telah menimbulkan penyakit terkait dengan saluran pernafasan darah dan
gangguan syaraf bagi para petani dan kecendrungan turunnya produktivitas lahan pertanian yang tentu
sangat merugikan para petani dan masyarakat Pada sisi lain pertumbuhan penduduk dan penggunaan alat
transportasi modem ( kendaraan bermesin) yang cenderung meningkat serta pembuangan Iimbah hasi
kegiatan industri (perbengkelan pencelupan pasar pertokoan dan mallsupermarket dan kegiatan industri
lain) di perkotaan telah menimbulkan masalah polusi udara kebisingan dan gangguan kenyamanan hidup
orang-orang kota (urban) dan polusi air sungai oleh Iimbahsampah anorganik polusi air sumur penduduk
dan pence mar an air laut dan gangguan pada biota yang hidup pada habitatnya Berbagai dampak negatif
lain dapat ditimbulkannya yaitu terganggunya nilai estetika lingkungan yang menyangakut bau dan
pemandangan yang tidak sedap tekanan psikologi~ munculnya berbagaijenis penyakit lingkungan akibat
limbah B3 dan limbah padat (sampah anorganik) dan terjadinya banjir dan kerusakan fasilitasjalan karena
tersumbatnya sungaikali atau saluran air gotparit akibat tumpukan sampah
Kiranya warga dan lembaga-lembaga sosial tradisional maupun lembaga sosial modern terutama para
pelaku bisnis ( pengusaha) yang cendrung menghasilkan limbahsampah dan jenis polusi lingkungan lain
serta pihak pemerintah sebagai policy maker dalam pembangunan perlu belajar dari pengalaman pahit di
atas dan mulai mengkritisi kondisi yang berkembang dalam memaknai arti sebuah kemajuan kehidupan
dunia industri yang bersifat global Hal ini dimaksudkan agar dampak negatif yang telah teIjadi dapat
diminimalkan bahkan jika mungkin dihilangkan serta bangkitnya bentuk kesadaran hidup baru yang
berakarkan pada pola hidup yang lebih progresif dan bijaksana dalam mengatasi masalah-masalah lingkungan
yang cendrung semakin buruk dan destruktif
Redaksi
j 1
DAFTARISI
HIm
Pengantar Redaksi i
Daftar lsi ill
Identifikasi Senyawa Bioaktif Antifeedant Dad Asap Cair HasH Pirolisis Sampah Organik Perkotaan Abdul Galli Haji Zainaalim 1as middotud Danguslan Pari I
Relationship Between Drinking Water With Blood Arsenic Level And Skin Lesions Occurrence In Buyat Village North Sulawesi Indonesia
Anwar Daild MlikollO ~eni Hadju Anwar Dali Amiruddin 9
Studt Pendahuluan Pemanfaatan Limbah Desalinasi Untuk Pembuatan MgIAI Hydrotalcite-like Sebagai Adsorben Methyl Orange
Eddy Herady Dian Prasasti Kama Wijaya Sri Juari Santosa dan Triyono 16
The Influence Of Local Traffic On Noise Level (Case Study Bypass Ngurah Rai And Sunset Road Bali)
D1 PriyalJlha Wedagamu 24
Pennodelan Ujj Logam Berat Pada Badan Air Biota Dan Sedimen Dj Perairan Muara Das Barito Din Sqarini Abdur Rahman Ichsan Ridwan 32
Respon Perilaku Bulu Babj Deademasetosumterhadap Logam Berat Kadmium Dominggtls Rumahlalu 45
Komunitas Moluska Di Padang Lamun Pantai Wori Sulawesi Utara Ucu Yanu Arbi 55
Keragaman Aktivitas Antifungi Biota Laut Terhadap Fusariumoxysporumfsp Vanillae Penyebab Busuk Batang Vanili
I Keillt Suada (X)
Sembung-Kladuan Watershed Nitrate Water Quality Visi Asriningtyas and pounddia Rahayufingsih 71
Pemanfaatan Kembali Limbah Padat Lumpur Pdam Untuk Penjernihan Air Dari Sungai Martapura Kalimantan Selatan
Aglts Mirwan 17
Potensi Nira KeJapa Sebagai Bahan Baku Bioetanol I Made Anolll SUlrislla Wtjaya Gusfi Ketut Arya Arlhawalldan Anis Novila Sari 85
Konservasi Anggrek Alam Indonesia Vanda Tricolor Lind Varietassuavis Mdalui Kultur Embrio Secara In-Vitro
Rindan [)wiyalli As Punvanloro Ad Indrianlo And Endang Semiarli 93
Jenis Dan Keanekaragaman Fitoplankton Di Wadukplta Koto Panjang Kampar Riau Modjit Siagian g
Evaluasi Galur Jagung 5mb-5 HasH Seleksi Massa Varietas Lokal Bali Berte Pada Daerah Kering Ni Luh 1ade Pradnyawathi 106
ill
Persepsi Dan Pal1isipasi Petani Dalam Penerapan Usahatani Konservasi (Studikasuspetanisayuran Di Hulu Das Jeneberang)
luraeni Sugiyanto Zaenal Kusuma dan Syafrial 116
Persepsi Petani Terhadap Pengeloaan Dan Fungsi Hutan Rakyat Di Kabupaten Ciamis Budiman Achmad Hasamt Simon Dian Diniyati Tri Suliszvati Widyaningsih 123
Analisis Dampak Pemekaran Wilayah Terhadap Pendapatan Per Kapita Kemiskinan Dan Kctimpangan Antarwilayah Di Provinsi Papua
Ida Ayu Purba Riall dan M Pudjihardjo 137
Pendekatan Dimensi Kepuasan Ekstrinsik Dan Pengaruhnya Terhadap Komitmen Dan Perilaku Organizational Citizenship Karyawan Operasional Hotel Bintang Lima Di Tusa Dua Bali (Upaya Tingkatkan Daya Saing Sumber Oaya Manusia Lokal dalam Ekowisata)
Ida Bagus Cede Udiyana Parwoto Wignjohartojo dan Sili Sulasmi 149
Evaluasi Penerapan Pariwisata Berwawasan Lingkungan Dan Budaya Berdasarkan Nilai-nilai Tri Hita Karana Di Fivelements (Puri Ahimsa) Mambal Badung Bali
A A G Raka Dalem dan Ni PUtti RaIna Sari 157
Kajian Akifer Di Kecamatan Denpasar Barat Provinsi Bali R Suyarto 162
Tata Guna Lahan Dan Banjir Di KotaTolitoli Sulawesi Tengah J Hade Adhika 168
Pemel1ahanan Leksikal Tanaman Obat Tradisional Untuk Penyakit Anak Pada Komunitas Remaja Di Bali Kajian Semantik Ekolinguistik
Wayan Rasna Ni Wayan S Binawati 174
Indeks 189
Ucapan Terima Kasih kepada Mitra Bestari
Petunjuk Penulisan
Formulir Langganan
iv
106
EVALUASI GALUR JAGUNG SMB-5 HASIL SELEKSI MASSAVARIETAS LOKAL BALI ldquoBERTErdquo PADA DAERAH KERING
Ni Luh Made Pradnyawathi
Jurusan Agroekoteknologi Fakultas PertanianUniversitas Udayana
Abstract
The aimed of this study was to know agronomic characters performance of SMB-5 linemainly yield potential compared to another local varieties in an arid area The study wasconducted at Sumber Klampok Buleleng in 2007 Randomized Block Design was usedseven varieties ie SMB-5 line (Bt) Seraya (Sr) Cicih Tombong (Ct) Pulut Putih (Pp)Lombok Putih (Lp) Tongtongan Tianyar (Tt) and Ketokong (Kt) as a treatment with threereplications Ninety plants were taken as a random sampling from every genotypeQuantitative characters of SMB-5 line and another varieties tested showed a significantdifferent for more variables except for maximum leaf number time of tasseling time of silkingnumber of productive pods and harvest index SMB-5 line and another varieties tested wasdifferent in genetics showed by a high heritability (h2 gt 050) and some others showed amain heritability (h2 gt020) SMB-5 give the highest yield (402 tonha) which are significantdifferent from another local varieties SMB-5 lines have a good adaptation potential to anarid area
Keywords SMB-5 line local variety mass selection agronomic characters
1 PendahuluanEkstensifikasi pertanian khususnya tanaman
jagung saat ini lebih mungkin dilakukan pada lahan-lahan bermasalah atau lahan marginal khususnyalahan yang mengalami cekaman kekeringan karenasemakin menyusutnya lahan-lahan subur untukberbagai keperluan non pertanian Di samping itujuga dengan semakin banyaknya alih fungsi air dariusaha pertanian ke usaha non pertanianmenyebabkan makin banyaknya sawah yangmengalami kekurangan air sehingga varietas jagungyang tahan terhadap cekaman kekeringan harusdidapat bila ingin meningkatkan produksi jagungIndonesia (Soemartono 1995)
Pemuliaan tanaman dimaksudkan suatu metodeyang secara sistematik merakit keragaman genetikmenjadi suatu bentuk yang lebih bermanfaat bagikehidupan manusia (Makmur 1984) Tujuanpemuliaan tanaman adalah merakit varietas unggulyang semakin tinggi hasilnya stabil terhadapberbagai perubahan dan tekanan lingkungan sertamemenuhi kebutuhan petani Penggunaan varietasdiarahkan semakin spesifik lingkungan dan spesifik
guna (Subandi 1988) Purwati dan Kusdiarti (1983)menyatakan salah satu tujuan dalam pemuliaantanaman jagung yaitu untuk memperoleh varietasberumur genjah dan berdaya hasil tinggiKenyataannya varietas lokal masih disukai petanioleh karena itu dapat digunakan sebagai bahanpemuliaan Dengan memilih individu-individusuperior diharapkan dapat memperbaiki daya hasildari varietas tersebut
Urutan kerja program pemuliaan tanamanmenyerbuk silangbersari bebas adalah koleksiplasma nutfah evaluasiseleksi plasma nutfahhibridisasipersilangan (kalau diperlukan) seleksigenotype setelah hibridisasi uji multi lokasi genotipeterpilih dan pelepasan varietas (Makmur 1984)
Koleksi plasma nutfah merupakan langkah awaldalam pelaksanaan program pemuliaan tanamanPlasma nutfah dimaksudkan sebagai suatu substansiyang terdapat dalam setiap kelompok mahluk hidupdan merupakan sifat keturunan yang dapatdimanfaatkan dan dikembangkan atau dirakit untukmenciptakan jenis unggul atau kultivar baru Plasmanutfah meliputi segala kultivar unggul masa kini atau
107
masa lampau kultivar primitif merupakan jenis yangsudah dimanfaatkan tetapi belum dibudidayakankerabat liar jenis budidaya atau jenis piaraan(Soedarsan dkk 1988) Plasma nutfah yang telahterkoleksi selanjutnya dievaluasi di lapangan untukmengetahui plasma nutfah yang memiliki karakteragronomik baik
Soetarso (1991) menyatakan syaratkeberhasilan usaha pemuliaan tanaman adalahtersedianya keragaman genetik dalam populasi agarorang dapat memilih genotipe yang disukaiKeragaman genetik dapat terjadi secara alami danbuatan Selanjutnya Nasrullah (1988) menyatakanbahwa adanya ragam genetik dan seberapa besarnyaragam genetik tersebut serta bagaimana proporsimasing-masing komponennya merupakan halpenting bagi pemulia tanaman Apabila suatupopulasi tidak menunjukkan keragaman genetikmaka keragaman yang terlihat adalah keragamanfenotipe yang merupakan keragaman yangdisebabkan hanya oleh faktor lingkungan Olehkarenanya pemilihan tidak mungkin dilakukan karenasemua tanaman mempunyai potensi genetik yangsama Jadi pemilihan akan bermanfaat hanya apabilaterdapat keragaman genetik
Makmur (1984) menyatakan ragam genetikterjadi akibat dari tanaman yang mempunyai kharaktergenotipe yang berbeda dan bersifat tetap artinyaperbedaan lingkungan yang sesuai dengan tanamanhanya mampu berproduksi sampai batas tertentusaja Hal ini dapat dilihat bila varietas berbedaditanam pada lingkungan sama Sedangkan untukmengetahui ragam lingkungan dapat dilihat bilatanaman dengan genotipe sama ditanam padalingkungan yang berbeda
Prajitno (1980) menyatakan sudah merupakankesepakatan para memulia tanaman bahwa adanyainteraksi genotipe dan lingkungan merupakanlandasan penting dalam pengembangan varietasyang baik Pengaruh interaksi genotipe danlingkungan akan menentukan prosedur seleksi yangditerapkan Selanjutnya Lewis dan Christiansen(1981) menyatakan bahwa tanaman tumbuh danberkembang sebagai hasil saling pengaruhmempengaruhi antara potensi genetik tanamandengan lingkungan di mana tanaman tumbuh Halitu disimbulkan sebagai P = G x E dimana P =fenotipe (sedianya berkembang) G = genotipe(potensi genetik) dan E = lingkungan (seperti tanahair cahaya matahari suhu dan lain-lain)
Poespodarsono (1988) menyatakanpengetahuan tentang interaksi antara genotipelingkungan mempunyai arti penting dalam programseleksi Seleksi sering tidak efektif karena adanyainteraksi ini di samping itu dari seleksi diharapkanuntuk memperoleh genotipe yang dapatmenunjukkan keunggulan pada berbagai lokasimusim dan tahun
Makmur (1984) menyatakan kumpulan gensenantiasa diperlukan dalam menyajikan material baruuntuk dapat digunakan memperbaiki varietas di masamendatang Varietas unggul yang berasal daripemuliaan varietas lokal diperlukan terutama untukmemenuhi kebutuhan benih bagi daerah-daerah yangsering mengalami cekaman lingkungan khususnyacekaman kekeringan
Varietas jagung lokal perlu mendapatkanperhatian karena alasan-alasan a) dengan populasiheterogen diharapkan akan lebih mudah membentukvarietas yang kurang berinteraksi denganlingkungan b) produksi benih lebih mudah sehinggaharga benihpun menjadi lebih murah dan c) petanitidak harus membeli benih setiap musim (Subandi1988) Jagung lokal berumur antara 71 ndash 135 haridengan tinggi 1250 cm ndash 2698 cm dan rata-ratahasilnya sekitar 3418 kg ha Penelitian mengenaivarietas lokal relatif kurang sehingga informasi ataudata mengenai varietas lokal menjadi sangat kurang(Anon 1986)
Di daerah Bali dijumpai beberapa varietas lokaljagung seperti Ingsa Culik Putih Tianyar SerayaIngsa Jangkrik Ingsa Tenganan Ingsa Jepun IngsaSangluh Ketokong Jehem Bayung BukitCandikuning Bang Berte Cicih Tombong MenyaliKetan dan Nyambu (Sudarka dkk 2009) Hasilevaluasi menunjukkan bahwa dua varietas lokaldengan hasil relatif tinggi yaitu Cicih Tombong (425tonha) dan Berte (420 tonha) Kedua varietas lokaltersebut dikoleksi dari pertanaman rakyat diKecamatan Gerokgak kabupaten Buleleng (Sumerta1990) Masing-masing varietas mempunyaipenampilan morfologi yang berbeda dan bersifatspesifik lokasi (Subandi 2000 dalam Mas Sri Agung2009)
Laboratorium Pemuliaan Tanaman JurusanBudidaya Pertanian Fakultas Pertanian UniversitasUdayana mulai tahun 20032004 telahmemprogramkan pemuliaan perbaikan karakteragronomi varietas lokal Berte dengan metode seleksimassa Alasan digunakannya varietas lokal Bali Berte
Ni Luh Made Pradnyawathi Evaluasi Galur Jagung SMB-5 Hasil Seleksi Massa Varietas Lokal
108
sebagai bahan seleksi adalah daya hasil persatuanluas relatif tinggi (42 tonha) warna biji kuning(sumber vitamin A) baik sebagai pakan ternak relatiftahan terhadap lingkungan marginal terutamaterhadap cekaman kekeringan sehinggamemungkinkan untuk dikembangkan menjadivarietas unggul bersari bebas yang dapatdimanfaatkan untuk bahan pangan dan pakanKeadaan populasi alami varietas lokal Berte relatiftidak seragam baik untuk bagian vegetatif maupununtuk bagian generatif sehingga perlu dilakukanperbaikan populasi agar lebih seragam dan potensihasil menjadi lebih tinggi Metode seleksi yangdigunakan untuk perbaikan populasi varietas lokalini adalah metode seleksi massa
Metode seleksi massa adalah seleksi didasarkanatas penampilan karakter (fenotipe) yaitu denganmemilih tanaman yang berpenampilan baik danmenghilangkan tanaman kurang baik dari populasihasil random mating (Mangoendidjojo 2003) Untukmelakukan seleksi massa populasi tanaman jagungsebaiknya besar Dari populasi tersebut dipilihsebanyak mungkin tanaman yang mempunyaifenotipe baik dan seragam Tanaman dengan fenotipekurang baik diemaskulasi (dihilangkan bungajantannya) agar tidak menyerbuki tanaman lain yangberpenampilan baik Hasil tanaman terpilih dicampurdan ditanam kembali secara massal selanjutnyadiseleksi kembali dan dibandingkan dengan indukatau varietas standar Seleksi terus diulang sampaikeadaan tanaman dalam populasi seragam dan stabil
Seleksi massa dilakukan pada saat pertumbuhanvegetatif dan generatif dan setelah panen Dalamseleksi masa perlu diamati keseragaman variabeltinggi tanaman tinggi tongkol bentuk batangjumlah daun bentuk daun sudut daun mulaikeluarnya bunga jantan (tassel) mulai keluarnyatongkol (bunga betina) jumlah tongkol per tanamanumur panen bentuk tongkol panjang dan diametertongkol barisan biji per tongkol berat tongkolbentuk biji berat bijitongkol warna batang warnadaun warna bunga warna biji dan lain-lain
Biji hasil tanaman terseleksi digabung menjadisatu dan digunakan untuk bahan seleksiselanjutnya Seleksi massa dilakukan 5 sampai 6siklus pada areal terisolasi dari tanaman jagunglainnya Galur hasil seleksi massa dilakukanpengujian multilokasi dan dibandingkan denganinduk atau varietas standar Bila penampilan karakteragronomi dalam populasi tanaman sudah seragam
dan stabil maka populasi tanaman tersebut dapatdilepas sebagai varietas bersari bebas
Seleksi massa terhadap varietas lokal Berte saatini telah mencapai generasi kelima berupa biji disebutgalur SMB-5 Galur tersebut sampai saat ini belumdiketahui kestabilan karakter agronominya (terutamadaya hasil) sehingga perlu dievaluasi di beberapalokasi dan dibandingkan dengan induk atau varietasbersari bebas lainnya Bersamaan dengan evaluasitersebut seleksi massa terhadap galur SMB-5 terusdilakukan sampai populasinya seragam atau sesuaidengan keinginan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuipenampilan karakter agronomi galur SMB-5 terutamadaya hasil dibandingkan dengan beberapa varietaslokal lainnya pada daerah beriklim kering
2 Metode PenelitianPenelitian dilaksanakan pada bulan Maret
sampai September 2007 di Desa Sumber KelampokKecamatan Gerokgak Kabupaten Buleleng denganketinggian plusmn 6 m di atas permukaan laut Benih jagungyang digunakan adalah galur SMB-5 (Bt) varietaslokal Seraya (Sr) Cicih Tombong (Ct) Pulut Putih(Pp) Lombok Putih (Lp) Tongtongan Tianyar (Tt)dan Ketokong (Kt) Rancangan yang digunakandalam penelitian ini adalah rancangan acak kelompok(RAK) dengan tiga kali ulangan Tujuh varietas yangdiuji dijadikan sebagai perlakuan sehingga terdapat21 petak percobaan
Jarak tanam jagung dalam penelitian ini adalah25 cm x 80 cm dengan satu tanaman per lubangPenyiraman dilakukan seminggu sekali bila keadaancuaca terlalu kering dengan menggunakan air sumurJumlah tanaman yang diamati (sampel) dalam setiappetak percobaan adalah sebanyak 10 tanamansehingga total tanaman yang diamati pada masing-masing genotipe sebanyak 30 tanaman Variable yangdiamati terdiri dari a) tinggi tanaman maksimal (cm)b) jumlah daun saat pembungaan (helai) c) saatmekarnya bunga jantan (tasseling) d) saat keluarnyarambut (silking) e) jumlah tongkol produktif pertanaman (buah) f) diameter tongkol (cm) g) berattongkol (g) h) berat biji per tongkol (cm) i) berat100 biji (g) j) hasil biji kering jemur per ha (ton) k)hasil biji kering oven per ha (ton) l) beratberangkasan kering oven ha m) indeks panen
Data dianalisis sesuai dengan rancangan yangdigunakan yaitu Rancangan Acak Kelompok (RAK)sebagai berikut (Tabel 1)
Jurnal Bumi Lestari Volume 12 No 1 Februari 2012 hlm 106 - 115
109
Pengaruh antar perlakuan (genotipe) dibedakandengan menggunakan uji jarak berganda DuncanrsquosPenentuan sumbangan ragam genetik terhadapragam fenotipe untuk masing-masing variabel yangdiamati digunakan heritabilitas dalam arti luas Nilaiini dihitung dengan menggunakan rumus
Untuk mengetahui keeratan hubungan di antara sifatpengamatan digunakan rumus korelasi sebagaiberikut
3 Hasil dan PembahasanBerdasarkan hasil analisis statistik galur SMB-
5 dan plasma nutfah lainnya berpengaruh nyatauntuk sebagian besar variable yang diamati sepertitinggi tanaman diameter batang diameter tongkolberat berangkasan kering panen berat berangkasankering oven jumlah baris biji per tongkol berattongkol per tanaman berat biji kering oven pertanaman berat 100 biji kering oven hasil biji kering
jemur per hektar hasil biji kering oven per hektarSedangkan variabel yang lainnya tidak menunjukkanperbedaan nyata (Tabel 2) Hal ini menunjukkanbahwa galurplasma nutfah yang dievaluasimenunjukkan respon yang berbeda terhadaplingkungan Hal ini sesuai dengan pendapatSoetarso (1991) bahwa genotipe berbeda denganlingkungan yang sama akan menunjukkan fenotipeyang berbeda
Heritabilitas merupakan perbandingan antararagam genotipe dan ragam fenotipe dari suatuindividu atau populasi suatu tanaman(Mangoendidjojo 2003) Tinggi rendahnyaheritabilitas menunjukkan besarnya pengaruhgenotipe dan lingkungan terhadap individu ataupopulasi tanaman tersebut Mangoendidjojo (2003)menggolongkan nilai heritabilitas menjadi tiga yaituheritabilitas rendah (h2lt02) sedang (02lth2lt05) dantinggi (h2gt05)
Nilai heritabilitas yang rendah atau mendekatinol berarti keragaman fenotipe hanya disebabkanoleh lingkungan sedangkan nilai heritabilitas dengannilai satu berarti fenotipe hanya disebabkan olehfaktor genotipe
Nilai heritabilitas variabel yang diamati sebagianbesar menunjukkan nilai tinggi (gt050) yaitu tinggitanaman diameter batang diameter tongkol beratberangkasan segar berat berangkasan kering ovenjumlah barisan biji per tongkol junlah biji per tongkolberat tongkol per tanaman berat biji kadar air 12berat biji kering ovenha dan heritabilitas tertinggipada berat 100 biji kering oven (099) Sedangkanvariabel lainnya menunjukkan nilai heritabilitasrendah sedang (50gthgt20) dengan nilai heritabilitasterrendah ditunjukkan oleh variabel jumlah daunmaksimal yaitu 010 (Tabel 3)
Nilai heritabilitas yang tinggi pada sebagianbesar variabel yang diamati menunjukkan bahwa
Tabel 1 Analisis ragam variabel yang diamati dari tiga genotipe jagung pada satu lokasi
Ni Luh Made Pradnyawathi Evaluasi Galur Jagung SMB-5 Hasil Seleksi Massa Varietas Lokal
110
peran gen dalam mempengaruhi fenotipe lebihdominan dibandingkan dengan pengaruhlingkungan yang berarti variabel yang diuji memilikikeragaman genotipe yang besar Hal ini ditunjukkanoleh besarnya nilai ragam genotipe dari pada ragamlingkungan Nilai heritabilitas yang tinggi sangatmenentukan stabilitas hasil suatu tanamansedangkan nilai heritabilitas yang rendah ataumendekati nol menunjukkan bahwa hampir tidakdapat dilakukan seleksi pemuliaan tanaman padapopulasi tersebut sehingga dengan adanya nilaiheritabilitas dari sebagian besar variabel yang diamatidapat digunakan sebagai acuan untuk programpemuliaan Nilai heritabilitas yang tinggimenunjukkan bahwa faktor genotipe lebihmenentukan dari pada faktor lingkungan untukpenampilan (fenotipe) tanaman jagung tersebut ataumemiliki stabilitas gen yang tinggi Hal ini sesuaidengan pernyataan Knight et al (1979) bahwa nilaiheritabiltas yang tinggi berarti semakin besarpengaruh genotipe dan semakin kecil pengaruhlingkungan sehingga dapat digunakan untukkemajuan pemuliaan walaupun galur-galur tersebutditanam pada lingkungan yang berbeda hasil yangdiperoleh akan tetap stabil
Hasil biji kering oven tertinggi ditunjukkan olehgalur SMB-5 (Bt) yaitu 354 tonha selanjutnyadiikuti oleh Cicih Tombong (310 tonha) Ketokong(296 tonha) Pulut putih (295 tonha) lombok putihdan Tongtongan Tianyar (278 ton ha) dan hasilterrendah ditunjukan oleh Seraya (237 tonha)Tingginya hasil yang ditunjukkan oleh galur SMB-5 didukung secara nyata oleh sebagian besar variabelyang diamati seperti berat tongkol (r = 094)jumlah biji per tongkol (076 ) diameter tongkol (r= 080) berat biji kadar air 12 (093) dan berat100 biji kering oven (r = 082) (Tabel 6) Hubunganhasil biji per hektar dengan beberapa variabel lainnyasesuai dengan hasil penelitian yang dilakukanSumerta (1990) bahwa beberapa variabel pengamatanseperti berat tongkol dan diameter tongkolmerupakan karakter yang mendukung danberkorelasi positif terhadap hasil Hal itu berartibahwa Galur SMB-5 mempunyai keunggulan dalammemproduksi bahan kering dibandingkan denganplasma nutfah jagung lokal lainnya
Hasil biji kadar air 12 per hektar paling tinggiterdapat pada galur jagung SMB-5 (Bt) yaitu 402tonha Hasil biji kadar air 12 terrendah ditampilkanoleh varietas jagung lokal Seraya (Sr) yaitu 302 ton
ha dan varietas jagung lokal Tongtongan Tianyar(Tt) yaitu 316 tonha Tingginya hasil biji kadar air12 per hektar pada galur jagung SMB-5 didukungsecara nyata oleh beberapa variabel lainnya sepertijumlah baris biji per tongkol (r = 081) jumlah bijiper tongkol (r = 090) dan berat tongkol pertanaman (r = 092) walaupun jumlah tongkolproduktifnya kurang mendukung secara nyata
Tabel 2 Signifikasi pengaruh galur SMB-5 danplasmanutfah lainnya terhadap variabelyang diamati
No Variabel Pengamatan Signifikasi
1 Tinggi tanaman maksimal (cm) 2 Jumlah daun maksimal (helai) ns3 Diameter batang (cm) 4 Saat mekar bunga Jantan (hst) ns5 Saat mekar bunga betina (hst) ns6 Diameter tongkol (cm) 7 Berat brangkasan segar n(g) 8 Berat brangkasan kering oven (g) 9 Jumlah tongkol produktif () ns
10 Jumlah baris biji per tongkol (baris) 11 Jumlah biji per tongkol (butir) 12 Berat tongkol per tanaman (g) 13 Berat biji pipilan kadar air 12
per tanaman (g) 14 Berat biji kering oven per tanam-
an (g) 15 Berat 100 biji kering oven
per tanaman (g) 16 Berat biji kering oven per hektar
(ton) 17 Berat biji kadar air 12
per hektar (ton) 18 Indeks panen () ns
Keterangan = sangat nyata (P lt 001) = nyata (P lt 005)ns = tidak nyata (P gt 005)
Bila dibandingkan dengan galur jagung SMB-5 varietas jagung lokal Seraya memiliki hasil bijikadar air 12 per hektar rendah yaitu 302 tonhatetapi tidak berbeda dengan varietas jagung lokalTongtongan Tianyar (316 tonha) dan Lombok Putih(316 tonha) Rendahnya hasil tersebut karena relatifrendahnya nilai variabel yang berkaitan dengan hasil
Jurnal Bumi Lestari Volume 12 No 1 Februari 2012 hlm 106 - 115
111
seperti jumlah biji per tongkol (20526 butir) sertaberat tongkol per tanaman (9788 g) berat 100 biji(194 g) Nilai ini relatif lebih kecil dibanding denganvarietas jagung lokal lainnya
Pertumbuhan vegetatif sangat penting bagi faseperkembangan berikutnya yaitu fase generatifPetumbuhan vegetatif yang baik akan menyebabkanpertumbuhan generatif yang juga baik sehingga hasilyang diperoleh juga tinggi Karakter tinggi tanamanmempunyai nilai yang penting dalam pertanaman
jagung Tanaman jagung yang memiliki tinggitanaman 1 ndash 3 m dipertimbangkan sebagai tinggitanaman yang ideal untuk memperoleh hasil yangmaksimal Galur jagung SMB-5 mempunyai rata--ratatinggi tanaman 13173 cm yang merupakan kriteriatinggi tanaman ideal Khus (1979) dalam Ekowati(2005) menyatakan bahwa tanaman yang terlalupendek akan mengurangi bobot bahan keringsedangkan tanaman yang terlalu tinggi akan berakibatdaun yang berada di bagian bawah sangat sedikit
Tabel 3 Nilai Ragam Genotipe Ragam Fenotipe Ragam Lingkungan dan Nilai Heritabilitas pada Variabelyang Diamati
Ni Luh Made Pradnyawathi Evaluasi Galur Jagung SMB-5 Hasil Seleksi Massa Varietas Lokal
112
Tabel 4 Nilai rata-rata tinggi tanaman maksimal jumlah daun maksimal diameter batang mekar bungajantan mekar bunga betina diameter tongkol berat berangkasan segar berat brangkasan keringoven dan jumlah tongkol produktif
Keterangan Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom berarti berbeda tidak nyata padauji Duncan taraf 5
Tabel 5 Nilai rata-rata jumlah baris biji per tongkol jumlah biji per tongkol berat tongkol berat biji pipilankadar air 12 per tanaman berat biji kering oven per tanaman berat 100 biji kering oven berat bijikering oven per hektar berat biji kadar air 12 per hektar indeks panen
Keterangan Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom berarti berbeda tidak nyata padauji Ducanrsquot
Jurnal Bumi Lestari Volume 12 No 1 Februari 2012 hlm 106 - 115
113
Ni Luh Made Pradnyawathi Evaluasi Galur Jagung SMB-5 Hasil Seleksi Massa Varietas Lokal Ta
bel 6
Mat
riks k
oefis
ien
kore
lasi
lini
er se
derh
ana a
ntar
par
amet
er p
enga
mat
an
114
menerima cahaya sehingga hasil tanaman menjaditidak maksimal
Dalam penelitian ini faktor lingkungan jugaberperan dalam pertumbuhan tanaman dan hasil bijipada saat awal penanaman sampai pada saatpengisian biji curah hujan sangat rendah dan sulitmendapatkan air untuk tanaman Pada kondisi sepertiini galur SMB-5 mampu menunjukkan potensi hasilyang baik untuk menghasilkan biji kadar air 12 perhektar tertinggi
4 Simpulan dan saran
41 SimpulanKarakter kuantitatif dari galur SMB-5 dan
varietas jagung lokal lainnya yang diuji menunjukkanperbedaan yang nyata untuk sebagian besar variabelyang diamati kecuali variabel jumlah daun maksimalsaat mekar bunga jantan saat mekar bunga betinajumlah tongkol produktif dan indeks panen yangberbeda tidak nyata Galur SMB-5 dan plasma nutfah
lainnya yang diuji dalam penelitian ini secara genetikberbeda hal ini ditunjukkan oleh nilai heritabilitastinggi (h2 gt 050) sedangkan yang lainnyamenunjukkan nilai heritabilitas sedang ( (h2 gt020)Hasil biji kadar air 12 per hektar paling tinggiterdapat pada galur jagung SMB-5 (Bt) yaitu 402tonha berbeda nyata dengan varietas lokal lainnyaGalur SMB-5 mempunyai kemampuan beradaptasibaik pada daerah kering
42 SaranGalur SMB-5 (Bt) merupakan galur harapan
yang baik untuk dikembangkan di Desa SumberKelampok Kecamatan Gerokgak Kabupaten Bulelengnamun perlu juga dikembangkan di daerah lain palingtidak yang memiliki kondisi sesuai dengan keadaantempat penelitian Di samping itu perlu dilakukanpenelitian lebih lanjut untuk mengetahui kesetabilanpenampilan galur SMB-5 (Bt) agar dapat dilepasvarietas unggul baru
Daftar Pustaka
Anonimus 1986 Laporan Percobaan Identifikasi Multilokasi Varietas Palawija dan Hortikultura SubDirektorat Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih Direktorat Bina Produksi Tanaman Pangan Bogor
Ekowati N 2005 Evaluasi Daya Hasil Lanjutan Galur Harapan F8 di Dua lokasi dalam RangkaPengembangan Padi Sawah Tipe Baru Tesis Departemen Budidaya Pertanian Fak Pertanian IPB
Knight R GM Halloran KS Mc Whirter and DHB Sparrow 1979 Plant Breeding Australian Vice-Chancellors Communittee Australian
Lewis CP and MN Chistiansen 1981 Breeding Plants for Stress EnvironmentPlant Breeding II Editedby KJ Prey The Iowa State University Press Ames Iowa 151-177
Makmur 1984 Pengantar Pemuliaan Tanaman Penerbit Bina Aksara Jakarta
Mangoendidjojo 2003 Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman Penerbit Kanisius Yogyakarta
Mas Sri Agung I Gusti Ayu 2009 ldquoAdaptasi Berbagai Varietas Jagung dengan Densitas Berbeda padaAkhir Musim Hujan di Jimbaran Kabupaten Badungrdquo Jurnal Bumi Lestari Vol 9 (2) 201 - 210
Nasrullah 1988 Pemuliaan Tanaman Lanjutan Program Studi Agronomi Jurusan Ilmu-ilmu PertanianProgram Pascasarjana UGM Yogyakarta
Prajitno D 1980 ldquoEffect of Genotype x Environment Interaction on the efficiency of Different Methods ofSelection Acomputer Simulation Studyrdquo Fac of Agric Gadjah Mada Univ Yogyakarta Vol 2 (8)387- 411
Purwati RD dan L Kusdiarti 1983 Ragam Genetic dalam Varietas Jagung Bersari Bebas FakultasPertanian UGM Yogyakarta
Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Diperbanyak oleh Pusat Antar UniversitasInstitut Pertanian Bogor Bekerja Sama dengan Lembaga Sumberdaya Informasi-IPB
Jurnal Bumi Lestari Volume 12 No 1 Februari 2012 hlm 106 - 115
115
Sudarka I Wayan Sang Made Sarwadana I Gusti Ngurah Raka Ni Luh Made Pradnyawati dan I Gusti AlitGunadi 2009 ldquoUpaya Pengembangan Varietas Jagung Tahan Kering Melalui Evaluasi Galur SMCT-2rdquo Jurnal Bumi Lestari Vol 9 (2) 193 ndash 200
Soedarsan A Setyati dan M Rivai 1988 ldquoPelestarian Plasma Nutfahrdquo Kertas Kerja Ceramah NasionalPelestarian Plasma Nutfah di Kampus Univ Warmadewa Denpasar
Soemartono 1995 ldquoCekaman Lingkungan Tantangan Pemuliaan Tanaman Masa Depanrdquo Makalah padaSimposium Pemuliaan Tanaman III Perhimpunan pemuliaaan Tanaman Indonesia
Soetarso 1991 Ilmu Pemuliaan Tanaman Jur Budidaya Pertanian Fak Pertanian UGM Yogyakarta
Subandi 1988 Perbaikan Varietas Jagung Penyunting M Syam A Widjono PPPTP Bogor
Sumerta MG 1990 Seleksi beberapa Plasma Nutfah Jagung Lokal Bali Skripsi Jurusan Budaya PertanianFak Pertanian Univ Udayana Denpasar
Ni Luh Made Pradnyawathi Evaluasi Galur Jagung SMB-5 Hasil Seleksi Massa Varietas Lokal
PENGANTAR REDAKSI
Kecendrungan terjadinya transisi kehidupan dalam masyarakat yaitu dari pola hidup agraris ke industri
modem secara tidak Jangsung mempengaruhi gaya hidup dan perilaku masyarakat dan Iingkungannya
Perilaku warga masyarakat yang tidak disertai dengan pengetahuan yang memadai tentang sifat teknologi
modem serta kondisi lingkungan lokal ditambah dengan kecendrungan gaya hidup yang pragmatis dan
konsumtif telah menimbulkan berbagai dampak lingkungan mulai dari pencermaran lingkungan (pencemaran
air udara dan lahandarat) penyakit dan tergerusnya niIai-nilai kearifan lingkungan yang telah dijadikan
pendoman oleh masyarakat sebelumnya dalam berinteraksi dengan lingkungan alam Kini pencemaran
Iingkungan menjadi permasalahan yang semakin rumit dan kompleks baik di desa-desa dan lebih-Iebih
pad a masyarakat urban Penggunaan pestisida dan pupuk kimia yang berlebih-Iebihan dalam aktivitas
pertanian di desa-desa ditengarai telah menimbulkan penyakit terkait dengan saluran pernafasan darah dan
gangguan syaraf bagi para petani dan kecendrungan turunnya produktivitas lahan pertanian yang tentu
sangat merugikan para petani dan masyarakat Pada sisi lain pertumbuhan penduduk dan penggunaan alat
transportasi modem ( kendaraan bermesin) yang cenderung meningkat serta pembuangan Iimbah hasi
kegiatan industri (perbengkelan pencelupan pasar pertokoan dan mallsupermarket dan kegiatan industri
lain) di perkotaan telah menimbulkan masalah polusi udara kebisingan dan gangguan kenyamanan hidup
orang-orang kota (urban) dan polusi air sungai oleh Iimbahsampah anorganik polusi air sumur penduduk
dan pence mar an air laut dan gangguan pada biota yang hidup pada habitatnya Berbagai dampak negatif
lain dapat ditimbulkannya yaitu terganggunya nilai estetika lingkungan yang menyangakut bau dan
pemandangan yang tidak sedap tekanan psikologi~ munculnya berbagaijenis penyakit lingkungan akibat
limbah B3 dan limbah padat (sampah anorganik) dan terjadinya banjir dan kerusakan fasilitasjalan karena
tersumbatnya sungaikali atau saluran air gotparit akibat tumpukan sampah
Kiranya warga dan lembaga-lembaga sosial tradisional maupun lembaga sosial modern terutama para
pelaku bisnis ( pengusaha) yang cendrung menghasilkan limbahsampah dan jenis polusi lingkungan lain
serta pihak pemerintah sebagai policy maker dalam pembangunan perlu belajar dari pengalaman pahit di
atas dan mulai mengkritisi kondisi yang berkembang dalam memaknai arti sebuah kemajuan kehidupan
dunia industri yang bersifat global Hal ini dimaksudkan agar dampak negatif yang telah teIjadi dapat
diminimalkan bahkan jika mungkin dihilangkan serta bangkitnya bentuk kesadaran hidup baru yang
berakarkan pada pola hidup yang lebih progresif dan bijaksana dalam mengatasi masalah-masalah lingkungan
yang cendrung semakin buruk dan destruktif
Redaksi
j 1
DAFTARISI
HIm
Pengantar Redaksi i
Daftar lsi ill
Identifikasi Senyawa Bioaktif Antifeedant Dad Asap Cair HasH Pirolisis Sampah Organik Perkotaan Abdul Galli Haji Zainaalim 1as middotud Danguslan Pari I
Relationship Between Drinking Water With Blood Arsenic Level And Skin Lesions Occurrence In Buyat Village North Sulawesi Indonesia
Anwar Daild MlikollO ~eni Hadju Anwar Dali Amiruddin 9
Studt Pendahuluan Pemanfaatan Limbah Desalinasi Untuk Pembuatan MgIAI Hydrotalcite-like Sebagai Adsorben Methyl Orange
Eddy Herady Dian Prasasti Kama Wijaya Sri Juari Santosa dan Triyono 16
The Influence Of Local Traffic On Noise Level (Case Study Bypass Ngurah Rai And Sunset Road Bali)
D1 PriyalJlha Wedagamu 24
Pennodelan Ujj Logam Berat Pada Badan Air Biota Dan Sedimen Dj Perairan Muara Das Barito Din Sqarini Abdur Rahman Ichsan Ridwan 32
Respon Perilaku Bulu Babj Deademasetosumterhadap Logam Berat Kadmium Dominggtls Rumahlalu 45
Komunitas Moluska Di Padang Lamun Pantai Wori Sulawesi Utara Ucu Yanu Arbi 55
Keragaman Aktivitas Antifungi Biota Laut Terhadap Fusariumoxysporumfsp Vanillae Penyebab Busuk Batang Vanili
I Keillt Suada (X)
Sembung-Kladuan Watershed Nitrate Water Quality Visi Asriningtyas and pounddia Rahayufingsih 71
Pemanfaatan Kembali Limbah Padat Lumpur Pdam Untuk Penjernihan Air Dari Sungai Martapura Kalimantan Selatan
Aglts Mirwan 17
Potensi Nira KeJapa Sebagai Bahan Baku Bioetanol I Made Anolll SUlrislla Wtjaya Gusfi Ketut Arya Arlhawalldan Anis Novila Sari 85
Konservasi Anggrek Alam Indonesia Vanda Tricolor Lind Varietassuavis Mdalui Kultur Embrio Secara In-Vitro
Rindan [)wiyalli As Punvanloro Ad Indrianlo And Endang Semiarli 93
Jenis Dan Keanekaragaman Fitoplankton Di Wadukplta Koto Panjang Kampar Riau Modjit Siagian g
Evaluasi Galur Jagung 5mb-5 HasH Seleksi Massa Varietas Lokal Bali Berte Pada Daerah Kering Ni Luh 1ade Pradnyawathi 106
ill
Persepsi Dan Pal1isipasi Petani Dalam Penerapan Usahatani Konservasi (Studikasuspetanisayuran Di Hulu Das Jeneberang)
luraeni Sugiyanto Zaenal Kusuma dan Syafrial 116
Persepsi Petani Terhadap Pengeloaan Dan Fungsi Hutan Rakyat Di Kabupaten Ciamis Budiman Achmad Hasamt Simon Dian Diniyati Tri Suliszvati Widyaningsih 123
Analisis Dampak Pemekaran Wilayah Terhadap Pendapatan Per Kapita Kemiskinan Dan Kctimpangan Antarwilayah Di Provinsi Papua
Ida Ayu Purba Riall dan M Pudjihardjo 137
Pendekatan Dimensi Kepuasan Ekstrinsik Dan Pengaruhnya Terhadap Komitmen Dan Perilaku Organizational Citizenship Karyawan Operasional Hotel Bintang Lima Di Tusa Dua Bali (Upaya Tingkatkan Daya Saing Sumber Oaya Manusia Lokal dalam Ekowisata)
Ida Bagus Cede Udiyana Parwoto Wignjohartojo dan Sili Sulasmi 149
Evaluasi Penerapan Pariwisata Berwawasan Lingkungan Dan Budaya Berdasarkan Nilai-nilai Tri Hita Karana Di Fivelements (Puri Ahimsa) Mambal Badung Bali
A A G Raka Dalem dan Ni PUtti RaIna Sari 157
Kajian Akifer Di Kecamatan Denpasar Barat Provinsi Bali R Suyarto 162
Tata Guna Lahan Dan Banjir Di KotaTolitoli Sulawesi Tengah J Hade Adhika 168
Pemel1ahanan Leksikal Tanaman Obat Tradisional Untuk Penyakit Anak Pada Komunitas Remaja Di Bali Kajian Semantik Ekolinguistik
Wayan Rasna Ni Wayan S Binawati 174
Indeks 189
Ucapan Terima Kasih kepada Mitra Bestari
Petunjuk Penulisan
Formulir Langganan
iv
106
EVALUASI GALUR JAGUNG SMB-5 HASIL SELEKSI MASSAVARIETAS LOKAL BALI ldquoBERTErdquo PADA DAERAH KERING
Ni Luh Made Pradnyawathi
Jurusan Agroekoteknologi Fakultas PertanianUniversitas Udayana
Abstract
The aimed of this study was to know agronomic characters performance of SMB-5 linemainly yield potential compared to another local varieties in an arid area The study wasconducted at Sumber Klampok Buleleng in 2007 Randomized Block Design was usedseven varieties ie SMB-5 line (Bt) Seraya (Sr) Cicih Tombong (Ct) Pulut Putih (Pp)Lombok Putih (Lp) Tongtongan Tianyar (Tt) and Ketokong (Kt) as a treatment with threereplications Ninety plants were taken as a random sampling from every genotypeQuantitative characters of SMB-5 line and another varieties tested showed a significantdifferent for more variables except for maximum leaf number time of tasseling time of silkingnumber of productive pods and harvest index SMB-5 line and another varieties tested wasdifferent in genetics showed by a high heritability (h2 gt 050) and some others showed amain heritability (h2 gt020) SMB-5 give the highest yield (402 tonha) which are significantdifferent from another local varieties SMB-5 lines have a good adaptation potential to anarid area
Keywords SMB-5 line local variety mass selection agronomic characters
1 PendahuluanEkstensifikasi pertanian khususnya tanaman
jagung saat ini lebih mungkin dilakukan pada lahan-lahan bermasalah atau lahan marginal khususnyalahan yang mengalami cekaman kekeringan karenasemakin menyusutnya lahan-lahan subur untukberbagai keperluan non pertanian Di samping itujuga dengan semakin banyaknya alih fungsi air dariusaha pertanian ke usaha non pertanianmenyebabkan makin banyaknya sawah yangmengalami kekurangan air sehingga varietas jagungyang tahan terhadap cekaman kekeringan harusdidapat bila ingin meningkatkan produksi jagungIndonesia (Soemartono 1995)
Pemuliaan tanaman dimaksudkan suatu metodeyang secara sistematik merakit keragaman genetikmenjadi suatu bentuk yang lebih bermanfaat bagikehidupan manusia (Makmur 1984) Tujuanpemuliaan tanaman adalah merakit varietas unggulyang semakin tinggi hasilnya stabil terhadapberbagai perubahan dan tekanan lingkungan sertamemenuhi kebutuhan petani Penggunaan varietasdiarahkan semakin spesifik lingkungan dan spesifik
guna (Subandi 1988) Purwati dan Kusdiarti (1983)menyatakan salah satu tujuan dalam pemuliaantanaman jagung yaitu untuk memperoleh varietasberumur genjah dan berdaya hasil tinggiKenyataannya varietas lokal masih disukai petanioleh karena itu dapat digunakan sebagai bahanpemuliaan Dengan memilih individu-individusuperior diharapkan dapat memperbaiki daya hasildari varietas tersebut
Urutan kerja program pemuliaan tanamanmenyerbuk silangbersari bebas adalah koleksiplasma nutfah evaluasiseleksi plasma nutfahhibridisasipersilangan (kalau diperlukan) seleksigenotype setelah hibridisasi uji multi lokasi genotipeterpilih dan pelepasan varietas (Makmur 1984)
Koleksi plasma nutfah merupakan langkah awaldalam pelaksanaan program pemuliaan tanamanPlasma nutfah dimaksudkan sebagai suatu substansiyang terdapat dalam setiap kelompok mahluk hidupdan merupakan sifat keturunan yang dapatdimanfaatkan dan dikembangkan atau dirakit untukmenciptakan jenis unggul atau kultivar baru Plasmanutfah meliputi segala kultivar unggul masa kini atau
107
masa lampau kultivar primitif merupakan jenis yangsudah dimanfaatkan tetapi belum dibudidayakankerabat liar jenis budidaya atau jenis piaraan(Soedarsan dkk 1988) Plasma nutfah yang telahterkoleksi selanjutnya dievaluasi di lapangan untukmengetahui plasma nutfah yang memiliki karakteragronomik baik
Soetarso (1991) menyatakan syaratkeberhasilan usaha pemuliaan tanaman adalahtersedianya keragaman genetik dalam populasi agarorang dapat memilih genotipe yang disukaiKeragaman genetik dapat terjadi secara alami danbuatan Selanjutnya Nasrullah (1988) menyatakanbahwa adanya ragam genetik dan seberapa besarnyaragam genetik tersebut serta bagaimana proporsimasing-masing komponennya merupakan halpenting bagi pemulia tanaman Apabila suatupopulasi tidak menunjukkan keragaman genetikmaka keragaman yang terlihat adalah keragamanfenotipe yang merupakan keragaman yangdisebabkan hanya oleh faktor lingkungan Olehkarenanya pemilihan tidak mungkin dilakukan karenasemua tanaman mempunyai potensi genetik yangsama Jadi pemilihan akan bermanfaat hanya apabilaterdapat keragaman genetik
Makmur (1984) menyatakan ragam genetikterjadi akibat dari tanaman yang mempunyai kharaktergenotipe yang berbeda dan bersifat tetap artinyaperbedaan lingkungan yang sesuai dengan tanamanhanya mampu berproduksi sampai batas tertentusaja Hal ini dapat dilihat bila varietas berbedaditanam pada lingkungan sama Sedangkan untukmengetahui ragam lingkungan dapat dilihat bilatanaman dengan genotipe sama ditanam padalingkungan yang berbeda
Prajitno (1980) menyatakan sudah merupakankesepakatan para memulia tanaman bahwa adanyainteraksi genotipe dan lingkungan merupakanlandasan penting dalam pengembangan varietasyang baik Pengaruh interaksi genotipe danlingkungan akan menentukan prosedur seleksi yangditerapkan Selanjutnya Lewis dan Christiansen(1981) menyatakan bahwa tanaman tumbuh danberkembang sebagai hasil saling pengaruhmempengaruhi antara potensi genetik tanamandengan lingkungan di mana tanaman tumbuh Halitu disimbulkan sebagai P = G x E dimana P =fenotipe (sedianya berkembang) G = genotipe(potensi genetik) dan E = lingkungan (seperti tanahair cahaya matahari suhu dan lain-lain)
Poespodarsono (1988) menyatakanpengetahuan tentang interaksi antara genotipelingkungan mempunyai arti penting dalam programseleksi Seleksi sering tidak efektif karena adanyainteraksi ini di samping itu dari seleksi diharapkanuntuk memperoleh genotipe yang dapatmenunjukkan keunggulan pada berbagai lokasimusim dan tahun
Makmur (1984) menyatakan kumpulan gensenantiasa diperlukan dalam menyajikan material baruuntuk dapat digunakan memperbaiki varietas di masamendatang Varietas unggul yang berasal daripemuliaan varietas lokal diperlukan terutama untukmemenuhi kebutuhan benih bagi daerah-daerah yangsering mengalami cekaman lingkungan khususnyacekaman kekeringan
Varietas jagung lokal perlu mendapatkanperhatian karena alasan-alasan a) dengan populasiheterogen diharapkan akan lebih mudah membentukvarietas yang kurang berinteraksi denganlingkungan b) produksi benih lebih mudah sehinggaharga benihpun menjadi lebih murah dan c) petanitidak harus membeli benih setiap musim (Subandi1988) Jagung lokal berumur antara 71 ndash 135 haridengan tinggi 1250 cm ndash 2698 cm dan rata-ratahasilnya sekitar 3418 kg ha Penelitian mengenaivarietas lokal relatif kurang sehingga informasi ataudata mengenai varietas lokal menjadi sangat kurang(Anon 1986)
Di daerah Bali dijumpai beberapa varietas lokaljagung seperti Ingsa Culik Putih Tianyar SerayaIngsa Jangkrik Ingsa Tenganan Ingsa Jepun IngsaSangluh Ketokong Jehem Bayung BukitCandikuning Bang Berte Cicih Tombong MenyaliKetan dan Nyambu (Sudarka dkk 2009) Hasilevaluasi menunjukkan bahwa dua varietas lokaldengan hasil relatif tinggi yaitu Cicih Tombong (425tonha) dan Berte (420 tonha) Kedua varietas lokaltersebut dikoleksi dari pertanaman rakyat diKecamatan Gerokgak kabupaten Buleleng (Sumerta1990) Masing-masing varietas mempunyaipenampilan morfologi yang berbeda dan bersifatspesifik lokasi (Subandi 2000 dalam Mas Sri Agung2009)
Laboratorium Pemuliaan Tanaman JurusanBudidaya Pertanian Fakultas Pertanian UniversitasUdayana mulai tahun 20032004 telahmemprogramkan pemuliaan perbaikan karakteragronomi varietas lokal Berte dengan metode seleksimassa Alasan digunakannya varietas lokal Bali Berte
Ni Luh Made Pradnyawathi Evaluasi Galur Jagung SMB-5 Hasil Seleksi Massa Varietas Lokal
108
sebagai bahan seleksi adalah daya hasil persatuanluas relatif tinggi (42 tonha) warna biji kuning(sumber vitamin A) baik sebagai pakan ternak relatiftahan terhadap lingkungan marginal terutamaterhadap cekaman kekeringan sehinggamemungkinkan untuk dikembangkan menjadivarietas unggul bersari bebas yang dapatdimanfaatkan untuk bahan pangan dan pakanKeadaan populasi alami varietas lokal Berte relatiftidak seragam baik untuk bagian vegetatif maupununtuk bagian generatif sehingga perlu dilakukanperbaikan populasi agar lebih seragam dan potensihasil menjadi lebih tinggi Metode seleksi yangdigunakan untuk perbaikan populasi varietas lokalini adalah metode seleksi massa
Metode seleksi massa adalah seleksi didasarkanatas penampilan karakter (fenotipe) yaitu denganmemilih tanaman yang berpenampilan baik danmenghilangkan tanaman kurang baik dari populasihasil random mating (Mangoendidjojo 2003) Untukmelakukan seleksi massa populasi tanaman jagungsebaiknya besar Dari populasi tersebut dipilihsebanyak mungkin tanaman yang mempunyaifenotipe baik dan seragam Tanaman dengan fenotipekurang baik diemaskulasi (dihilangkan bungajantannya) agar tidak menyerbuki tanaman lain yangberpenampilan baik Hasil tanaman terpilih dicampurdan ditanam kembali secara massal selanjutnyadiseleksi kembali dan dibandingkan dengan indukatau varietas standar Seleksi terus diulang sampaikeadaan tanaman dalam populasi seragam dan stabil
Seleksi massa dilakukan pada saat pertumbuhanvegetatif dan generatif dan setelah panen Dalamseleksi masa perlu diamati keseragaman variabeltinggi tanaman tinggi tongkol bentuk batangjumlah daun bentuk daun sudut daun mulaikeluarnya bunga jantan (tassel) mulai keluarnyatongkol (bunga betina) jumlah tongkol per tanamanumur panen bentuk tongkol panjang dan diametertongkol barisan biji per tongkol berat tongkolbentuk biji berat bijitongkol warna batang warnadaun warna bunga warna biji dan lain-lain
Biji hasil tanaman terseleksi digabung menjadisatu dan digunakan untuk bahan seleksiselanjutnya Seleksi massa dilakukan 5 sampai 6siklus pada areal terisolasi dari tanaman jagunglainnya Galur hasil seleksi massa dilakukanpengujian multilokasi dan dibandingkan denganinduk atau varietas standar Bila penampilan karakteragronomi dalam populasi tanaman sudah seragam
dan stabil maka populasi tanaman tersebut dapatdilepas sebagai varietas bersari bebas
Seleksi massa terhadap varietas lokal Berte saatini telah mencapai generasi kelima berupa biji disebutgalur SMB-5 Galur tersebut sampai saat ini belumdiketahui kestabilan karakter agronominya (terutamadaya hasil) sehingga perlu dievaluasi di beberapalokasi dan dibandingkan dengan induk atau varietasbersari bebas lainnya Bersamaan dengan evaluasitersebut seleksi massa terhadap galur SMB-5 terusdilakukan sampai populasinya seragam atau sesuaidengan keinginan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuipenampilan karakter agronomi galur SMB-5 terutamadaya hasil dibandingkan dengan beberapa varietaslokal lainnya pada daerah beriklim kering
2 Metode PenelitianPenelitian dilaksanakan pada bulan Maret
sampai September 2007 di Desa Sumber KelampokKecamatan Gerokgak Kabupaten Buleleng denganketinggian plusmn 6 m di atas permukaan laut Benih jagungyang digunakan adalah galur SMB-5 (Bt) varietaslokal Seraya (Sr) Cicih Tombong (Ct) Pulut Putih(Pp) Lombok Putih (Lp) Tongtongan Tianyar (Tt)dan Ketokong (Kt) Rancangan yang digunakandalam penelitian ini adalah rancangan acak kelompok(RAK) dengan tiga kali ulangan Tujuh varietas yangdiuji dijadikan sebagai perlakuan sehingga terdapat21 petak percobaan
Jarak tanam jagung dalam penelitian ini adalah25 cm x 80 cm dengan satu tanaman per lubangPenyiraman dilakukan seminggu sekali bila keadaancuaca terlalu kering dengan menggunakan air sumurJumlah tanaman yang diamati (sampel) dalam setiappetak percobaan adalah sebanyak 10 tanamansehingga total tanaman yang diamati pada masing-masing genotipe sebanyak 30 tanaman Variable yangdiamati terdiri dari a) tinggi tanaman maksimal (cm)b) jumlah daun saat pembungaan (helai) c) saatmekarnya bunga jantan (tasseling) d) saat keluarnyarambut (silking) e) jumlah tongkol produktif pertanaman (buah) f) diameter tongkol (cm) g) berattongkol (g) h) berat biji per tongkol (cm) i) berat100 biji (g) j) hasil biji kering jemur per ha (ton) k)hasil biji kering oven per ha (ton) l) beratberangkasan kering oven ha m) indeks panen
Data dianalisis sesuai dengan rancangan yangdigunakan yaitu Rancangan Acak Kelompok (RAK)sebagai berikut (Tabel 1)
Jurnal Bumi Lestari Volume 12 No 1 Februari 2012 hlm 106 - 115
109
Pengaruh antar perlakuan (genotipe) dibedakandengan menggunakan uji jarak berganda DuncanrsquosPenentuan sumbangan ragam genetik terhadapragam fenotipe untuk masing-masing variabel yangdiamati digunakan heritabilitas dalam arti luas Nilaiini dihitung dengan menggunakan rumus
Untuk mengetahui keeratan hubungan di antara sifatpengamatan digunakan rumus korelasi sebagaiberikut
3 Hasil dan PembahasanBerdasarkan hasil analisis statistik galur SMB-
5 dan plasma nutfah lainnya berpengaruh nyatauntuk sebagian besar variable yang diamati sepertitinggi tanaman diameter batang diameter tongkolberat berangkasan kering panen berat berangkasankering oven jumlah baris biji per tongkol berattongkol per tanaman berat biji kering oven pertanaman berat 100 biji kering oven hasil biji kering
jemur per hektar hasil biji kering oven per hektarSedangkan variabel yang lainnya tidak menunjukkanperbedaan nyata (Tabel 2) Hal ini menunjukkanbahwa galurplasma nutfah yang dievaluasimenunjukkan respon yang berbeda terhadaplingkungan Hal ini sesuai dengan pendapatSoetarso (1991) bahwa genotipe berbeda denganlingkungan yang sama akan menunjukkan fenotipeyang berbeda
Heritabilitas merupakan perbandingan antararagam genotipe dan ragam fenotipe dari suatuindividu atau populasi suatu tanaman(Mangoendidjojo 2003) Tinggi rendahnyaheritabilitas menunjukkan besarnya pengaruhgenotipe dan lingkungan terhadap individu ataupopulasi tanaman tersebut Mangoendidjojo (2003)menggolongkan nilai heritabilitas menjadi tiga yaituheritabilitas rendah (h2lt02) sedang (02lth2lt05) dantinggi (h2gt05)
Nilai heritabilitas yang rendah atau mendekatinol berarti keragaman fenotipe hanya disebabkanoleh lingkungan sedangkan nilai heritabilitas dengannilai satu berarti fenotipe hanya disebabkan olehfaktor genotipe
Nilai heritabilitas variabel yang diamati sebagianbesar menunjukkan nilai tinggi (gt050) yaitu tinggitanaman diameter batang diameter tongkol beratberangkasan segar berat berangkasan kering ovenjumlah barisan biji per tongkol junlah biji per tongkolberat tongkol per tanaman berat biji kadar air 12berat biji kering ovenha dan heritabilitas tertinggipada berat 100 biji kering oven (099) Sedangkanvariabel lainnya menunjukkan nilai heritabilitasrendah sedang (50gthgt20) dengan nilai heritabilitasterrendah ditunjukkan oleh variabel jumlah daunmaksimal yaitu 010 (Tabel 3)
Nilai heritabilitas yang tinggi pada sebagianbesar variabel yang diamati menunjukkan bahwa
Tabel 1 Analisis ragam variabel yang diamati dari tiga genotipe jagung pada satu lokasi
Ni Luh Made Pradnyawathi Evaluasi Galur Jagung SMB-5 Hasil Seleksi Massa Varietas Lokal
110
peran gen dalam mempengaruhi fenotipe lebihdominan dibandingkan dengan pengaruhlingkungan yang berarti variabel yang diuji memilikikeragaman genotipe yang besar Hal ini ditunjukkanoleh besarnya nilai ragam genotipe dari pada ragamlingkungan Nilai heritabilitas yang tinggi sangatmenentukan stabilitas hasil suatu tanamansedangkan nilai heritabilitas yang rendah ataumendekati nol menunjukkan bahwa hampir tidakdapat dilakukan seleksi pemuliaan tanaman padapopulasi tersebut sehingga dengan adanya nilaiheritabilitas dari sebagian besar variabel yang diamatidapat digunakan sebagai acuan untuk programpemuliaan Nilai heritabilitas yang tinggimenunjukkan bahwa faktor genotipe lebihmenentukan dari pada faktor lingkungan untukpenampilan (fenotipe) tanaman jagung tersebut ataumemiliki stabilitas gen yang tinggi Hal ini sesuaidengan pernyataan Knight et al (1979) bahwa nilaiheritabiltas yang tinggi berarti semakin besarpengaruh genotipe dan semakin kecil pengaruhlingkungan sehingga dapat digunakan untukkemajuan pemuliaan walaupun galur-galur tersebutditanam pada lingkungan yang berbeda hasil yangdiperoleh akan tetap stabil
Hasil biji kering oven tertinggi ditunjukkan olehgalur SMB-5 (Bt) yaitu 354 tonha selanjutnyadiikuti oleh Cicih Tombong (310 tonha) Ketokong(296 tonha) Pulut putih (295 tonha) lombok putihdan Tongtongan Tianyar (278 ton ha) dan hasilterrendah ditunjukan oleh Seraya (237 tonha)Tingginya hasil yang ditunjukkan oleh galur SMB-5 didukung secara nyata oleh sebagian besar variabelyang diamati seperti berat tongkol (r = 094)jumlah biji per tongkol (076 ) diameter tongkol (r= 080) berat biji kadar air 12 (093) dan berat100 biji kering oven (r = 082) (Tabel 6) Hubunganhasil biji per hektar dengan beberapa variabel lainnyasesuai dengan hasil penelitian yang dilakukanSumerta (1990) bahwa beberapa variabel pengamatanseperti berat tongkol dan diameter tongkolmerupakan karakter yang mendukung danberkorelasi positif terhadap hasil Hal itu berartibahwa Galur SMB-5 mempunyai keunggulan dalammemproduksi bahan kering dibandingkan denganplasma nutfah jagung lokal lainnya
Hasil biji kadar air 12 per hektar paling tinggiterdapat pada galur jagung SMB-5 (Bt) yaitu 402tonha Hasil biji kadar air 12 terrendah ditampilkanoleh varietas jagung lokal Seraya (Sr) yaitu 302 ton
ha dan varietas jagung lokal Tongtongan Tianyar(Tt) yaitu 316 tonha Tingginya hasil biji kadar air12 per hektar pada galur jagung SMB-5 didukungsecara nyata oleh beberapa variabel lainnya sepertijumlah baris biji per tongkol (r = 081) jumlah bijiper tongkol (r = 090) dan berat tongkol pertanaman (r = 092) walaupun jumlah tongkolproduktifnya kurang mendukung secara nyata
Tabel 2 Signifikasi pengaruh galur SMB-5 danplasmanutfah lainnya terhadap variabelyang diamati
No Variabel Pengamatan Signifikasi
1 Tinggi tanaman maksimal (cm) 2 Jumlah daun maksimal (helai) ns3 Diameter batang (cm) 4 Saat mekar bunga Jantan (hst) ns5 Saat mekar bunga betina (hst) ns6 Diameter tongkol (cm) 7 Berat brangkasan segar n(g) 8 Berat brangkasan kering oven (g) 9 Jumlah tongkol produktif () ns
10 Jumlah baris biji per tongkol (baris) 11 Jumlah biji per tongkol (butir) 12 Berat tongkol per tanaman (g) 13 Berat biji pipilan kadar air 12
per tanaman (g) 14 Berat biji kering oven per tanam-
an (g) 15 Berat 100 biji kering oven
per tanaman (g) 16 Berat biji kering oven per hektar
(ton) 17 Berat biji kadar air 12
per hektar (ton) 18 Indeks panen () ns
Keterangan = sangat nyata (P lt 001) = nyata (P lt 005)ns = tidak nyata (P gt 005)
Bila dibandingkan dengan galur jagung SMB-5 varietas jagung lokal Seraya memiliki hasil bijikadar air 12 per hektar rendah yaitu 302 tonhatetapi tidak berbeda dengan varietas jagung lokalTongtongan Tianyar (316 tonha) dan Lombok Putih(316 tonha) Rendahnya hasil tersebut karena relatifrendahnya nilai variabel yang berkaitan dengan hasil
Jurnal Bumi Lestari Volume 12 No 1 Februari 2012 hlm 106 - 115
111
seperti jumlah biji per tongkol (20526 butir) sertaberat tongkol per tanaman (9788 g) berat 100 biji(194 g) Nilai ini relatif lebih kecil dibanding denganvarietas jagung lokal lainnya
Pertumbuhan vegetatif sangat penting bagi faseperkembangan berikutnya yaitu fase generatifPetumbuhan vegetatif yang baik akan menyebabkanpertumbuhan generatif yang juga baik sehingga hasilyang diperoleh juga tinggi Karakter tinggi tanamanmempunyai nilai yang penting dalam pertanaman
jagung Tanaman jagung yang memiliki tinggitanaman 1 ndash 3 m dipertimbangkan sebagai tinggitanaman yang ideal untuk memperoleh hasil yangmaksimal Galur jagung SMB-5 mempunyai rata--ratatinggi tanaman 13173 cm yang merupakan kriteriatinggi tanaman ideal Khus (1979) dalam Ekowati(2005) menyatakan bahwa tanaman yang terlalupendek akan mengurangi bobot bahan keringsedangkan tanaman yang terlalu tinggi akan berakibatdaun yang berada di bagian bawah sangat sedikit
Tabel 3 Nilai Ragam Genotipe Ragam Fenotipe Ragam Lingkungan dan Nilai Heritabilitas pada Variabelyang Diamati
Ni Luh Made Pradnyawathi Evaluasi Galur Jagung SMB-5 Hasil Seleksi Massa Varietas Lokal
112
Tabel 4 Nilai rata-rata tinggi tanaman maksimal jumlah daun maksimal diameter batang mekar bungajantan mekar bunga betina diameter tongkol berat berangkasan segar berat brangkasan keringoven dan jumlah tongkol produktif
Keterangan Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom berarti berbeda tidak nyata padauji Duncan taraf 5
Tabel 5 Nilai rata-rata jumlah baris biji per tongkol jumlah biji per tongkol berat tongkol berat biji pipilankadar air 12 per tanaman berat biji kering oven per tanaman berat 100 biji kering oven berat bijikering oven per hektar berat biji kadar air 12 per hektar indeks panen
Keterangan Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom berarti berbeda tidak nyata padauji Ducanrsquot
Jurnal Bumi Lestari Volume 12 No 1 Februari 2012 hlm 106 - 115
113
Ni Luh Made Pradnyawathi Evaluasi Galur Jagung SMB-5 Hasil Seleksi Massa Varietas Lokal Ta
bel 6
Mat
riks k
oefis
ien
kore
lasi
lini
er se
derh
ana a
ntar
par
amet
er p
enga
mat
an
114
menerima cahaya sehingga hasil tanaman menjaditidak maksimal
Dalam penelitian ini faktor lingkungan jugaberperan dalam pertumbuhan tanaman dan hasil bijipada saat awal penanaman sampai pada saatpengisian biji curah hujan sangat rendah dan sulitmendapatkan air untuk tanaman Pada kondisi sepertiini galur SMB-5 mampu menunjukkan potensi hasilyang baik untuk menghasilkan biji kadar air 12 perhektar tertinggi
4 Simpulan dan saran
41 SimpulanKarakter kuantitatif dari galur SMB-5 dan
varietas jagung lokal lainnya yang diuji menunjukkanperbedaan yang nyata untuk sebagian besar variabelyang diamati kecuali variabel jumlah daun maksimalsaat mekar bunga jantan saat mekar bunga betinajumlah tongkol produktif dan indeks panen yangberbeda tidak nyata Galur SMB-5 dan plasma nutfah
lainnya yang diuji dalam penelitian ini secara genetikberbeda hal ini ditunjukkan oleh nilai heritabilitastinggi (h2 gt 050) sedangkan yang lainnyamenunjukkan nilai heritabilitas sedang ( (h2 gt020)Hasil biji kadar air 12 per hektar paling tinggiterdapat pada galur jagung SMB-5 (Bt) yaitu 402tonha berbeda nyata dengan varietas lokal lainnyaGalur SMB-5 mempunyai kemampuan beradaptasibaik pada daerah kering
42 SaranGalur SMB-5 (Bt) merupakan galur harapan
yang baik untuk dikembangkan di Desa SumberKelampok Kecamatan Gerokgak Kabupaten Bulelengnamun perlu juga dikembangkan di daerah lain palingtidak yang memiliki kondisi sesuai dengan keadaantempat penelitian Di samping itu perlu dilakukanpenelitian lebih lanjut untuk mengetahui kesetabilanpenampilan galur SMB-5 (Bt) agar dapat dilepasvarietas unggul baru
Daftar Pustaka
Anonimus 1986 Laporan Percobaan Identifikasi Multilokasi Varietas Palawija dan Hortikultura SubDirektorat Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih Direktorat Bina Produksi Tanaman Pangan Bogor
Ekowati N 2005 Evaluasi Daya Hasil Lanjutan Galur Harapan F8 di Dua lokasi dalam RangkaPengembangan Padi Sawah Tipe Baru Tesis Departemen Budidaya Pertanian Fak Pertanian IPB
Knight R GM Halloran KS Mc Whirter and DHB Sparrow 1979 Plant Breeding Australian Vice-Chancellors Communittee Australian
Lewis CP and MN Chistiansen 1981 Breeding Plants for Stress EnvironmentPlant Breeding II Editedby KJ Prey The Iowa State University Press Ames Iowa 151-177
Makmur 1984 Pengantar Pemuliaan Tanaman Penerbit Bina Aksara Jakarta
Mangoendidjojo 2003 Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman Penerbit Kanisius Yogyakarta
Mas Sri Agung I Gusti Ayu 2009 ldquoAdaptasi Berbagai Varietas Jagung dengan Densitas Berbeda padaAkhir Musim Hujan di Jimbaran Kabupaten Badungrdquo Jurnal Bumi Lestari Vol 9 (2) 201 - 210
Nasrullah 1988 Pemuliaan Tanaman Lanjutan Program Studi Agronomi Jurusan Ilmu-ilmu PertanianProgram Pascasarjana UGM Yogyakarta
Prajitno D 1980 ldquoEffect of Genotype x Environment Interaction on the efficiency of Different Methods ofSelection Acomputer Simulation Studyrdquo Fac of Agric Gadjah Mada Univ Yogyakarta Vol 2 (8)387- 411
Purwati RD dan L Kusdiarti 1983 Ragam Genetic dalam Varietas Jagung Bersari Bebas FakultasPertanian UGM Yogyakarta
Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Diperbanyak oleh Pusat Antar UniversitasInstitut Pertanian Bogor Bekerja Sama dengan Lembaga Sumberdaya Informasi-IPB
Jurnal Bumi Lestari Volume 12 No 1 Februari 2012 hlm 106 - 115
115
Sudarka I Wayan Sang Made Sarwadana I Gusti Ngurah Raka Ni Luh Made Pradnyawati dan I Gusti AlitGunadi 2009 ldquoUpaya Pengembangan Varietas Jagung Tahan Kering Melalui Evaluasi Galur SMCT-2rdquo Jurnal Bumi Lestari Vol 9 (2) 193 ndash 200
Soedarsan A Setyati dan M Rivai 1988 ldquoPelestarian Plasma Nutfahrdquo Kertas Kerja Ceramah NasionalPelestarian Plasma Nutfah di Kampus Univ Warmadewa Denpasar
Soemartono 1995 ldquoCekaman Lingkungan Tantangan Pemuliaan Tanaman Masa Depanrdquo Makalah padaSimposium Pemuliaan Tanaman III Perhimpunan pemuliaaan Tanaman Indonesia
Soetarso 1991 Ilmu Pemuliaan Tanaman Jur Budidaya Pertanian Fak Pertanian UGM Yogyakarta
Subandi 1988 Perbaikan Varietas Jagung Penyunting M Syam A Widjono PPPTP Bogor
Sumerta MG 1990 Seleksi beberapa Plasma Nutfah Jagung Lokal Bali Skripsi Jurusan Budaya PertanianFak Pertanian Univ Udayana Denpasar
Ni Luh Made Pradnyawathi Evaluasi Galur Jagung SMB-5 Hasil Seleksi Massa Varietas Lokal
DAFTARISI
HIm
Pengantar Redaksi i
Daftar lsi ill
Identifikasi Senyawa Bioaktif Antifeedant Dad Asap Cair HasH Pirolisis Sampah Organik Perkotaan Abdul Galli Haji Zainaalim 1as middotud Danguslan Pari I
Relationship Between Drinking Water With Blood Arsenic Level And Skin Lesions Occurrence In Buyat Village North Sulawesi Indonesia
Anwar Daild MlikollO ~eni Hadju Anwar Dali Amiruddin 9
Studt Pendahuluan Pemanfaatan Limbah Desalinasi Untuk Pembuatan MgIAI Hydrotalcite-like Sebagai Adsorben Methyl Orange
Eddy Herady Dian Prasasti Kama Wijaya Sri Juari Santosa dan Triyono 16
The Influence Of Local Traffic On Noise Level (Case Study Bypass Ngurah Rai And Sunset Road Bali)
D1 PriyalJlha Wedagamu 24
Pennodelan Ujj Logam Berat Pada Badan Air Biota Dan Sedimen Dj Perairan Muara Das Barito Din Sqarini Abdur Rahman Ichsan Ridwan 32
Respon Perilaku Bulu Babj Deademasetosumterhadap Logam Berat Kadmium Dominggtls Rumahlalu 45
Komunitas Moluska Di Padang Lamun Pantai Wori Sulawesi Utara Ucu Yanu Arbi 55
Keragaman Aktivitas Antifungi Biota Laut Terhadap Fusariumoxysporumfsp Vanillae Penyebab Busuk Batang Vanili
I Keillt Suada (X)
Sembung-Kladuan Watershed Nitrate Water Quality Visi Asriningtyas and pounddia Rahayufingsih 71
Pemanfaatan Kembali Limbah Padat Lumpur Pdam Untuk Penjernihan Air Dari Sungai Martapura Kalimantan Selatan
Aglts Mirwan 17
Potensi Nira KeJapa Sebagai Bahan Baku Bioetanol I Made Anolll SUlrislla Wtjaya Gusfi Ketut Arya Arlhawalldan Anis Novila Sari 85
Konservasi Anggrek Alam Indonesia Vanda Tricolor Lind Varietassuavis Mdalui Kultur Embrio Secara In-Vitro
Rindan [)wiyalli As Punvanloro Ad Indrianlo And Endang Semiarli 93
Jenis Dan Keanekaragaman Fitoplankton Di Wadukplta Koto Panjang Kampar Riau Modjit Siagian g
Evaluasi Galur Jagung 5mb-5 HasH Seleksi Massa Varietas Lokal Bali Berte Pada Daerah Kering Ni Luh 1ade Pradnyawathi 106
ill
Persepsi Dan Pal1isipasi Petani Dalam Penerapan Usahatani Konservasi (Studikasuspetanisayuran Di Hulu Das Jeneberang)
luraeni Sugiyanto Zaenal Kusuma dan Syafrial 116
Persepsi Petani Terhadap Pengeloaan Dan Fungsi Hutan Rakyat Di Kabupaten Ciamis Budiman Achmad Hasamt Simon Dian Diniyati Tri Suliszvati Widyaningsih 123
Analisis Dampak Pemekaran Wilayah Terhadap Pendapatan Per Kapita Kemiskinan Dan Kctimpangan Antarwilayah Di Provinsi Papua
Ida Ayu Purba Riall dan M Pudjihardjo 137
Pendekatan Dimensi Kepuasan Ekstrinsik Dan Pengaruhnya Terhadap Komitmen Dan Perilaku Organizational Citizenship Karyawan Operasional Hotel Bintang Lima Di Tusa Dua Bali (Upaya Tingkatkan Daya Saing Sumber Oaya Manusia Lokal dalam Ekowisata)
Ida Bagus Cede Udiyana Parwoto Wignjohartojo dan Sili Sulasmi 149
Evaluasi Penerapan Pariwisata Berwawasan Lingkungan Dan Budaya Berdasarkan Nilai-nilai Tri Hita Karana Di Fivelements (Puri Ahimsa) Mambal Badung Bali
A A G Raka Dalem dan Ni PUtti RaIna Sari 157
Kajian Akifer Di Kecamatan Denpasar Barat Provinsi Bali R Suyarto 162
Tata Guna Lahan Dan Banjir Di KotaTolitoli Sulawesi Tengah J Hade Adhika 168
Pemel1ahanan Leksikal Tanaman Obat Tradisional Untuk Penyakit Anak Pada Komunitas Remaja Di Bali Kajian Semantik Ekolinguistik
Wayan Rasna Ni Wayan S Binawati 174
Indeks 189
Ucapan Terima Kasih kepada Mitra Bestari
Petunjuk Penulisan
Formulir Langganan
iv
106
EVALUASI GALUR JAGUNG SMB-5 HASIL SELEKSI MASSAVARIETAS LOKAL BALI ldquoBERTErdquo PADA DAERAH KERING
Ni Luh Made Pradnyawathi
Jurusan Agroekoteknologi Fakultas PertanianUniversitas Udayana
Abstract
The aimed of this study was to know agronomic characters performance of SMB-5 linemainly yield potential compared to another local varieties in an arid area The study wasconducted at Sumber Klampok Buleleng in 2007 Randomized Block Design was usedseven varieties ie SMB-5 line (Bt) Seraya (Sr) Cicih Tombong (Ct) Pulut Putih (Pp)Lombok Putih (Lp) Tongtongan Tianyar (Tt) and Ketokong (Kt) as a treatment with threereplications Ninety plants were taken as a random sampling from every genotypeQuantitative characters of SMB-5 line and another varieties tested showed a significantdifferent for more variables except for maximum leaf number time of tasseling time of silkingnumber of productive pods and harvest index SMB-5 line and another varieties tested wasdifferent in genetics showed by a high heritability (h2 gt 050) and some others showed amain heritability (h2 gt020) SMB-5 give the highest yield (402 tonha) which are significantdifferent from another local varieties SMB-5 lines have a good adaptation potential to anarid area
Keywords SMB-5 line local variety mass selection agronomic characters
1 PendahuluanEkstensifikasi pertanian khususnya tanaman
jagung saat ini lebih mungkin dilakukan pada lahan-lahan bermasalah atau lahan marginal khususnyalahan yang mengalami cekaman kekeringan karenasemakin menyusutnya lahan-lahan subur untukberbagai keperluan non pertanian Di samping itujuga dengan semakin banyaknya alih fungsi air dariusaha pertanian ke usaha non pertanianmenyebabkan makin banyaknya sawah yangmengalami kekurangan air sehingga varietas jagungyang tahan terhadap cekaman kekeringan harusdidapat bila ingin meningkatkan produksi jagungIndonesia (Soemartono 1995)
Pemuliaan tanaman dimaksudkan suatu metodeyang secara sistematik merakit keragaman genetikmenjadi suatu bentuk yang lebih bermanfaat bagikehidupan manusia (Makmur 1984) Tujuanpemuliaan tanaman adalah merakit varietas unggulyang semakin tinggi hasilnya stabil terhadapberbagai perubahan dan tekanan lingkungan sertamemenuhi kebutuhan petani Penggunaan varietasdiarahkan semakin spesifik lingkungan dan spesifik
guna (Subandi 1988) Purwati dan Kusdiarti (1983)menyatakan salah satu tujuan dalam pemuliaantanaman jagung yaitu untuk memperoleh varietasberumur genjah dan berdaya hasil tinggiKenyataannya varietas lokal masih disukai petanioleh karena itu dapat digunakan sebagai bahanpemuliaan Dengan memilih individu-individusuperior diharapkan dapat memperbaiki daya hasildari varietas tersebut
Urutan kerja program pemuliaan tanamanmenyerbuk silangbersari bebas adalah koleksiplasma nutfah evaluasiseleksi plasma nutfahhibridisasipersilangan (kalau diperlukan) seleksigenotype setelah hibridisasi uji multi lokasi genotipeterpilih dan pelepasan varietas (Makmur 1984)
Koleksi plasma nutfah merupakan langkah awaldalam pelaksanaan program pemuliaan tanamanPlasma nutfah dimaksudkan sebagai suatu substansiyang terdapat dalam setiap kelompok mahluk hidupdan merupakan sifat keturunan yang dapatdimanfaatkan dan dikembangkan atau dirakit untukmenciptakan jenis unggul atau kultivar baru Plasmanutfah meliputi segala kultivar unggul masa kini atau
107
masa lampau kultivar primitif merupakan jenis yangsudah dimanfaatkan tetapi belum dibudidayakankerabat liar jenis budidaya atau jenis piaraan(Soedarsan dkk 1988) Plasma nutfah yang telahterkoleksi selanjutnya dievaluasi di lapangan untukmengetahui plasma nutfah yang memiliki karakteragronomik baik
Soetarso (1991) menyatakan syaratkeberhasilan usaha pemuliaan tanaman adalahtersedianya keragaman genetik dalam populasi agarorang dapat memilih genotipe yang disukaiKeragaman genetik dapat terjadi secara alami danbuatan Selanjutnya Nasrullah (1988) menyatakanbahwa adanya ragam genetik dan seberapa besarnyaragam genetik tersebut serta bagaimana proporsimasing-masing komponennya merupakan halpenting bagi pemulia tanaman Apabila suatupopulasi tidak menunjukkan keragaman genetikmaka keragaman yang terlihat adalah keragamanfenotipe yang merupakan keragaman yangdisebabkan hanya oleh faktor lingkungan Olehkarenanya pemilihan tidak mungkin dilakukan karenasemua tanaman mempunyai potensi genetik yangsama Jadi pemilihan akan bermanfaat hanya apabilaterdapat keragaman genetik
Makmur (1984) menyatakan ragam genetikterjadi akibat dari tanaman yang mempunyai kharaktergenotipe yang berbeda dan bersifat tetap artinyaperbedaan lingkungan yang sesuai dengan tanamanhanya mampu berproduksi sampai batas tertentusaja Hal ini dapat dilihat bila varietas berbedaditanam pada lingkungan sama Sedangkan untukmengetahui ragam lingkungan dapat dilihat bilatanaman dengan genotipe sama ditanam padalingkungan yang berbeda
Prajitno (1980) menyatakan sudah merupakankesepakatan para memulia tanaman bahwa adanyainteraksi genotipe dan lingkungan merupakanlandasan penting dalam pengembangan varietasyang baik Pengaruh interaksi genotipe danlingkungan akan menentukan prosedur seleksi yangditerapkan Selanjutnya Lewis dan Christiansen(1981) menyatakan bahwa tanaman tumbuh danberkembang sebagai hasil saling pengaruhmempengaruhi antara potensi genetik tanamandengan lingkungan di mana tanaman tumbuh Halitu disimbulkan sebagai P = G x E dimana P =fenotipe (sedianya berkembang) G = genotipe(potensi genetik) dan E = lingkungan (seperti tanahair cahaya matahari suhu dan lain-lain)
Poespodarsono (1988) menyatakanpengetahuan tentang interaksi antara genotipelingkungan mempunyai arti penting dalam programseleksi Seleksi sering tidak efektif karena adanyainteraksi ini di samping itu dari seleksi diharapkanuntuk memperoleh genotipe yang dapatmenunjukkan keunggulan pada berbagai lokasimusim dan tahun
Makmur (1984) menyatakan kumpulan gensenantiasa diperlukan dalam menyajikan material baruuntuk dapat digunakan memperbaiki varietas di masamendatang Varietas unggul yang berasal daripemuliaan varietas lokal diperlukan terutama untukmemenuhi kebutuhan benih bagi daerah-daerah yangsering mengalami cekaman lingkungan khususnyacekaman kekeringan
Varietas jagung lokal perlu mendapatkanperhatian karena alasan-alasan a) dengan populasiheterogen diharapkan akan lebih mudah membentukvarietas yang kurang berinteraksi denganlingkungan b) produksi benih lebih mudah sehinggaharga benihpun menjadi lebih murah dan c) petanitidak harus membeli benih setiap musim (Subandi1988) Jagung lokal berumur antara 71 ndash 135 haridengan tinggi 1250 cm ndash 2698 cm dan rata-ratahasilnya sekitar 3418 kg ha Penelitian mengenaivarietas lokal relatif kurang sehingga informasi ataudata mengenai varietas lokal menjadi sangat kurang(Anon 1986)
Di daerah Bali dijumpai beberapa varietas lokaljagung seperti Ingsa Culik Putih Tianyar SerayaIngsa Jangkrik Ingsa Tenganan Ingsa Jepun IngsaSangluh Ketokong Jehem Bayung BukitCandikuning Bang Berte Cicih Tombong MenyaliKetan dan Nyambu (Sudarka dkk 2009) Hasilevaluasi menunjukkan bahwa dua varietas lokaldengan hasil relatif tinggi yaitu Cicih Tombong (425tonha) dan Berte (420 tonha) Kedua varietas lokaltersebut dikoleksi dari pertanaman rakyat diKecamatan Gerokgak kabupaten Buleleng (Sumerta1990) Masing-masing varietas mempunyaipenampilan morfologi yang berbeda dan bersifatspesifik lokasi (Subandi 2000 dalam Mas Sri Agung2009)
Laboratorium Pemuliaan Tanaman JurusanBudidaya Pertanian Fakultas Pertanian UniversitasUdayana mulai tahun 20032004 telahmemprogramkan pemuliaan perbaikan karakteragronomi varietas lokal Berte dengan metode seleksimassa Alasan digunakannya varietas lokal Bali Berte
Ni Luh Made Pradnyawathi Evaluasi Galur Jagung SMB-5 Hasil Seleksi Massa Varietas Lokal
108
sebagai bahan seleksi adalah daya hasil persatuanluas relatif tinggi (42 tonha) warna biji kuning(sumber vitamin A) baik sebagai pakan ternak relatiftahan terhadap lingkungan marginal terutamaterhadap cekaman kekeringan sehinggamemungkinkan untuk dikembangkan menjadivarietas unggul bersari bebas yang dapatdimanfaatkan untuk bahan pangan dan pakanKeadaan populasi alami varietas lokal Berte relatiftidak seragam baik untuk bagian vegetatif maupununtuk bagian generatif sehingga perlu dilakukanperbaikan populasi agar lebih seragam dan potensihasil menjadi lebih tinggi Metode seleksi yangdigunakan untuk perbaikan populasi varietas lokalini adalah metode seleksi massa
Metode seleksi massa adalah seleksi didasarkanatas penampilan karakter (fenotipe) yaitu denganmemilih tanaman yang berpenampilan baik danmenghilangkan tanaman kurang baik dari populasihasil random mating (Mangoendidjojo 2003) Untukmelakukan seleksi massa populasi tanaman jagungsebaiknya besar Dari populasi tersebut dipilihsebanyak mungkin tanaman yang mempunyaifenotipe baik dan seragam Tanaman dengan fenotipekurang baik diemaskulasi (dihilangkan bungajantannya) agar tidak menyerbuki tanaman lain yangberpenampilan baik Hasil tanaman terpilih dicampurdan ditanam kembali secara massal selanjutnyadiseleksi kembali dan dibandingkan dengan indukatau varietas standar Seleksi terus diulang sampaikeadaan tanaman dalam populasi seragam dan stabil
Seleksi massa dilakukan pada saat pertumbuhanvegetatif dan generatif dan setelah panen Dalamseleksi masa perlu diamati keseragaman variabeltinggi tanaman tinggi tongkol bentuk batangjumlah daun bentuk daun sudut daun mulaikeluarnya bunga jantan (tassel) mulai keluarnyatongkol (bunga betina) jumlah tongkol per tanamanumur panen bentuk tongkol panjang dan diametertongkol barisan biji per tongkol berat tongkolbentuk biji berat bijitongkol warna batang warnadaun warna bunga warna biji dan lain-lain
Biji hasil tanaman terseleksi digabung menjadisatu dan digunakan untuk bahan seleksiselanjutnya Seleksi massa dilakukan 5 sampai 6siklus pada areal terisolasi dari tanaman jagunglainnya Galur hasil seleksi massa dilakukanpengujian multilokasi dan dibandingkan denganinduk atau varietas standar Bila penampilan karakteragronomi dalam populasi tanaman sudah seragam
dan stabil maka populasi tanaman tersebut dapatdilepas sebagai varietas bersari bebas
Seleksi massa terhadap varietas lokal Berte saatini telah mencapai generasi kelima berupa biji disebutgalur SMB-5 Galur tersebut sampai saat ini belumdiketahui kestabilan karakter agronominya (terutamadaya hasil) sehingga perlu dievaluasi di beberapalokasi dan dibandingkan dengan induk atau varietasbersari bebas lainnya Bersamaan dengan evaluasitersebut seleksi massa terhadap galur SMB-5 terusdilakukan sampai populasinya seragam atau sesuaidengan keinginan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuipenampilan karakter agronomi galur SMB-5 terutamadaya hasil dibandingkan dengan beberapa varietaslokal lainnya pada daerah beriklim kering
2 Metode PenelitianPenelitian dilaksanakan pada bulan Maret
sampai September 2007 di Desa Sumber KelampokKecamatan Gerokgak Kabupaten Buleleng denganketinggian plusmn 6 m di atas permukaan laut Benih jagungyang digunakan adalah galur SMB-5 (Bt) varietaslokal Seraya (Sr) Cicih Tombong (Ct) Pulut Putih(Pp) Lombok Putih (Lp) Tongtongan Tianyar (Tt)dan Ketokong (Kt) Rancangan yang digunakandalam penelitian ini adalah rancangan acak kelompok(RAK) dengan tiga kali ulangan Tujuh varietas yangdiuji dijadikan sebagai perlakuan sehingga terdapat21 petak percobaan
Jarak tanam jagung dalam penelitian ini adalah25 cm x 80 cm dengan satu tanaman per lubangPenyiraman dilakukan seminggu sekali bila keadaancuaca terlalu kering dengan menggunakan air sumurJumlah tanaman yang diamati (sampel) dalam setiappetak percobaan adalah sebanyak 10 tanamansehingga total tanaman yang diamati pada masing-masing genotipe sebanyak 30 tanaman Variable yangdiamati terdiri dari a) tinggi tanaman maksimal (cm)b) jumlah daun saat pembungaan (helai) c) saatmekarnya bunga jantan (tasseling) d) saat keluarnyarambut (silking) e) jumlah tongkol produktif pertanaman (buah) f) diameter tongkol (cm) g) berattongkol (g) h) berat biji per tongkol (cm) i) berat100 biji (g) j) hasil biji kering jemur per ha (ton) k)hasil biji kering oven per ha (ton) l) beratberangkasan kering oven ha m) indeks panen
Data dianalisis sesuai dengan rancangan yangdigunakan yaitu Rancangan Acak Kelompok (RAK)sebagai berikut (Tabel 1)
Jurnal Bumi Lestari Volume 12 No 1 Februari 2012 hlm 106 - 115
109
Pengaruh antar perlakuan (genotipe) dibedakandengan menggunakan uji jarak berganda DuncanrsquosPenentuan sumbangan ragam genetik terhadapragam fenotipe untuk masing-masing variabel yangdiamati digunakan heritabilitas dalam arti luas Nilaiini dihitung dengan menggunakan rumus
Untuk mengetahui keeratan hubungan di antara sifatpengamatan digunakan rumus korelasi sebagaiberikut
3 Hasil dan PembahasanBerdasarkan hasil analisis statistik galur SMB-
5 dan plasma nutfah lainnya berpengaruh nyatauntuk sebagian besar variable yang diamati sepertitinggi tanaman diameter batang diameter tongkolberat berangkasan kering panen berat berangkasankering oven jumlah baris biji per tongkol berattongkol per tanaman berat biji kering oven pertanaman berat 100 biji kering oven hasil biji kering
jemur per hektar hasil biji kering oven per hektarSedangkan variabel yang lainnya tidak menunjukkanperbedaan nyata (Tabel 2) Hal ini menunjukkanbahwa galurplasma nutfah yang dievaluasimenunjukkan respon yang berbeda terhadaplingkungan Hal ini sesuai dengan pendapatSoetarso (1991) bahwa genotipe berbeda denganlingkungan yang sama akan menunjukkan fenotipeyang berbeda
Heritabilitas merupakan perbandingan antararagam genotipe dan ragam fenotipe dari suatuindividu atau populasi suatu tanaman(Mangoendidjojo 2003) Tinggi rendahnyaheritabilitas menunjukkan besarnya pengaruhgenotipe dan lingkungan terhadap individu ataupopulasi tanaman tersebut Mangoendidjojo (2003)menggolongkan nilai heritabilitas menjadi tiga yaituheritabilitas rendah (h2lt02) sedang (02lth2lt05) dantinggi (h2gt05)
Nilai heritabilitas yang rendah atau mendekatinol berarti keragaman fenotipe hanya disebabkanoleh lingkungan sedangkan nilai heritabilitas dengannilai satu berarti fenotipe hanya disebabkan olehfaktor genotipe
Nilai heritabilitas variabel yang diamati sebagianbesar menunjukkan nilai tinggi (gt050) yaitu tinggitanaman diameter batang diameter tongkol beratberangkasan segar berat berangkasan kering ovenjumlah barisan biji per tongkol junlah biji per tongkolberat tongkol per tanaman berat biji kadar air 12berat biji kering ovenha dan heritabilitas tertinggipada berat 100 biji kering oven (099) Sedangkanvariabel lainnya menunjukkan nilai heritabilitasrendah sedang (50gthgt20) dengan nilai heritabilitasterrendah ditunjukkan oleh variabel jumlah daunmaksimal yaitu 010 (Tabel 3)
Nilai heritabilitas yang tinggi pada sebagianbesar variabel yang diamati menunjukkan bahwa
Tabel 1 Analisis ragam variabel yang diamati dari tiga genotipe jagung pada satu lokasi
Ni Luh Made Pradnyawathi Evaluasi Galur Jagung SMB-5 Hasil Seleksi Massa Varietas Lokal
110
peran gen dalam mempengaruhi fenotipe lebihdominan dibandingkan dengan pengaruhlingkungan yang berarti variabel yang diuji memilikikeragaman genotipe yang besar Hal ini ditunjukkanoleh besarnya nilai ragam genotipe dari pada ragamlingkungan Nilai heritabilitas yang tinggi sangatmenentukan stabilitas hasil suatu tanamansedangkan nilai heritabilitas yang rendah ataumendekati nol menunjukkan bahwa hampir tidakdapat dilakukan seleksi pemuliaan tanaman padapopulasi tersebut sehingga dengan adanya nilaiheritabilitas dari sebagian besar variabel yang diamatidapat digunakan sebagai acuan untuk programpemuliaan Nilai heritabilitas yang tinggimenunjukkan bahwa faktor genotipe lebihmenentukan dari pada faktor lingkungan untukpenampilan (fenotipe) tanaman jagung tersebut ataumemiliki stabilitas gen yang tinggi Hal ini sesuaidengan pernyataan Knight et al (1979) bahwa nilaiheritabiltas yang tinggi berarti semakin besarpengaruh genotipe dan semakin kecil pengaruhlingkungan sehingga dapat digunakan untukkemajuan pemuliaan walaupun galur-galur tersebutditanam pada lingkungan yang berbeda hasil yangdiperoleh akan tetap stabil
Hasil biji kering oven tertinggi ditunjukkan olehgalur SMB-5 (Bt) yaitu 354 tonha selanjutnyadiikuti oleh Cicih Tombong (310 tonha) Ketokong(296 tonha) Pulut putih (295 tonha) lombok putihdan Tongtongan Tianyar (278 ton ha) dan hasilterrendah ditunjukan oleh Seraya (237 tonha)Tingginya hasil yang ditunjukkan oleh galur SMB-5 didukung secara nyata oleh sebagian besar variabelyang diamati seperti berat tongkol (r = 094)jumlah biji per tongkol (076 ) diameter tongkol (r= 080) berat biji kadar air 12 (093) dan berat100 biji kering oven (r = 082) (Tabel 6) Hubunganhasil biji per hektar dengan beberapa variabel lainnyasesuai dengan hasil penelitian yang dilakukanSumerta (1990) bahwa beberapa variabel pengamatanseperti berat tongkol dan diameter tongkolmerupakan karakter yang mendukung danberkorelasi positif terhadap hasil Hal itu berartibahwa Galur SMB-5 mempunyai keunggulan dalammemproduksi bahan kering dibandingkan denganplasma nutfah jagung lokal lainnya
Hasil biji kadar air 12 per hektar paling tinggiterdapat pada galur jagung SMB-5 (Bt) yaitu 402tonha Hasil biji kadar air 12 terrendah ditampilkanoleh varietas jagung lokal Seraya (Sr) yaitu 302 ton
ha dan varietas jagung lokal Tongtongan Tianyar(Tt) yaitu 316 tonha Tingginya hasil biji kadar air12 per hektar pada galur jagung SMB-5 didukungsecara nyata oleh beberapa variabel lainnya sepertijumlah baris biji per tongkol (r = 081) jumlah bijiper tongkol (r = 090) dan berat tongkol pertanaman (r = 092) walaupun jumlah tongkolproduktifnya kurang mendukung secara nyata
Tabel 2 Signifikasi pengaruh galur SMB-5 danplasmanutfah lainnya terhadap variabelyang diamati
No Variabel Pengamatan Signifikasi
1 Tinggi tanaman maksimal (cm) 2 Jumlah daun maksimal (helai) ns3 Diameter batang (cm) 4 Saat mekar bunga Jantan (hst) ns5 Saat mekar bunga betina (hst) ns6 Diameter tongkol (cm) 7 Berat brangkasan segar n(g) 8 Berat brangkasan kering oven (g) 9 Jumlah tongkol produktif () ns
10 Jumlah baris biji per tongkol (baris) 11 Jumlah biji per tongkol (butir) 12 Berat tongkol per tanaman (g) 13 Berat biji pipilan kadar air 12
per tanaman (g) 14 Berat biji kering oven per tanam-
an (g) 15 Berat 100 biji kering oven
per tanaman (g) 16 Berat biji kering oven per hektar
(ton) 17 Berat biji kadar air 12
per hektar (ton) 18 Indeks panen () ns
Keterangan = sangat nyata (P lt 001) = nyata (P lt 005)ns = tidak nyata (P gt 005)
Bila dibandingkan dengan galur jagung SMB-5 varietas jagung lokal Seraya memiliki hasil bijikadar air 12 per hektar rendah yaitu 302 tonhatetapi tidak berbeda dengan varietas jagung lokalTongtongan Tianyar (316 tonha) dan Lombok Putih(316 tonha) Rendahnya hasil tersebut karena relatifrendahnya nilai variabel yang berkaitan dengan hasil
Jurnal Bumi Lestari Volume 12 No 1 Februari 2012 hlm 106 - 115
111
seperti jumlah biji per tongkol (20526 butir) sertaberat tongkol per tanaman (9788 g) berat 100 biji(194 g) Nilai ini relatif lebih kecil dibanding denganvarietas jagung lokal lainnya
Pertumbuhan vegetatif sangat penting bagi faseperkembangan berikutnya yaitu fase generatifPetumbuhan vegetatif yang baik akan menyebabkanpertumbuhan generatif yang juga baik sehingga hasilyang diperoleh juga tinggi Karakter tinggi tanamanmempunyai nilai yang penting dalam pertanaman
jagung Tanaman jagung yang memiliki tinggitanaman 1 ndash 3 m dipertimbangkan sebagai tinggitanaman yang ideal untuk memperoleh hasil yangmaksimal Galur jagung SMB-5 mempunyai rata--ratatinggi tanaman 13173 cm yang merupakan kriteriatinggi tanaman ideal Khus (1979) dalam Ekowati(2005) menyatakan bahwa tanaman yang terlalupendek akan mengurangi bobot bahan keringsedangkan tanaman yang terlalu tinggi akan berakibatdaun yang berada di bagian bawah sangat sedikit
Tabel 3 Nilai Ragam Genotipe Ragam Fenotipe Ragam Lingkungan dan Nilai Heritabilitas pada Variabelyang Diamati
Ni Luh Made Pradnyawathi Evaluasi Galur Jagung SMB-5 Hasil Seleksi Massa Varietas Lokal
112
Tabel 4 Nilai rata-rata tinggi tanaman maksimal jumlah daun maksimal diameter batang mekar bungajantan mekar bunga betina diameter tongkol berat berangkasan segar berat brangkasan keringoven dan jumlah tongkol produktif
Keterangan Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom berarti berbeda tidak nyata padauji Duncan taraf 5
Tabel 5 Nilai rata-rata jumlah baris biji per tongkol jumlah biji per tongkol berat tongkol berat biji pipilankadar air 12 per tanaman berat biji kering oven per tanaman berat 100 biji kering oven berat bijikering oven per hektar berat biji kadar air 12 per hektar indeks panen
Keterangan Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom berarti berbeda tidak nyata padauji Ducanrsquot
Jurnal Bumi Lestari Volume 12 No 1 Februari 2012 hlm 106 - 115
113
Ni Luh Made Pradnyawathi Evaluasi Galur Jagung SMB-5 Hasil Seleksi Massa Varietas Lokal Ta
bel 6
Mat
riks k
oefis
ien
kore
lasi
lini
er se
derh
ana a
ntar
par
amet
er p
enga
mat
an
114
menerima cahaya sehingga hasil tanaman menjaditidak maksimal
Dalam penelitian ini faktor lingkungan jugaberperan dalam pertumbuhan tanaman dan hasil bijipada saat awal penanaman sampai pada saatpengisian biji curah hujan sangat rendah dan sulitmendapatkan air untuk tanaman Pada kondisi sepertiini galur SMB-5 mampu menunjukkan potensi hasilyang baik untuk menghasilkan biji kadar air 12 perhektar tertinggi
4 Simpulan dan saran
41 SimpulanKarakter kuantitatif dari galur SMB-5 dan
varietas jagung lokal lainnya yang diuji menunjukkanperbedaan yang nyata untuk sebagian besar variabelyang diamati kecuali variabel jumlah daun maksimalsaat mekar bunga jantan saat mekar bunga betinajumlah tongkol produktif dan indeks panen yangberbeda tidak nyata Galur SMB-5 dan plasma nutfah
lainnya yang diuji dalam penelitian ini secara genetikberbeda hal ini ditunjukkan oleh nilai heritabilitastinggi (h2 gt 050) sedangkan yang lainnyamenunjukkan nilai heritabilitas sedang ( (h2 gt020)Hasil biji kadar air 12 per hektar paling tinggiterdapat pada galur jagung SMB-5 (Bt) yaitu 402tonha berbeda nyata dengan varietas lokal lainnyaGalur SMB-5 mempunyai kemampuan beradaptasibaik pada daerah kering
42 SaranGalur SMB-5 (Bt) merupakan galur harapan
yang baik untuk dikembangkan di Desa SumberKelampok Kecamatan Gerokgak Kabupaten Bulelengnamun perlu juga dikembangkan di daerah lain palingtidak yang memiliki kondisi sesuai dengan keadaantempat penelitian Di samping itu perlu dilakukanpenelitian lebih lanjut untuk mengetahui kesetabilanpenampilan galur SMB-5 (Bt) agar dapat dilepasvarietas unggul baru
Daftar Pustaka
Anonimus 1986 Laporan Percobaan Identifikasi Multilokasi Varietas Palawija dan Hortikultura SubDirektorat Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih Direktorat Bina Produksi Tanaman Pangan Bogor
Ekowati N 2005 Evaluasi Daya Hasil Lanjutan Galur Harapan F8 di Dua lokasi dalam RangkaPengembangan Padi Sawah Tipe Baru Tesis Departemen Budidaya Pertanian Fak Pertanian IPB
Knight R GM Halloran KS Mc Whirter and DHB Sparrow 1979 Plant Breeding Australian Vice-Chancellors Communittee Australian
Lewis CP and MN Chistiansen 1981 Breeding Plants for Stress EnvironmentPlant Breeding II Editedby KJ Prey The Iowa State University Press Ames Iowa 151-177
Makmur 1984 Pengantar Pemuliaan Tanaman Penerbit Bina Aksara Jakarta
Mangoendidjojo 2003 Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman Penerbit Kanisius Yogyakarta
Mas Sri Agung I Gusti Ayu 2009 ldquoAdaptasi Berbagai Varietas Jagung dengan Densitas Berbeda padaAkhir Musim Hujan di Jimbaran Kabupaten Badungrdquo Jurnal Bumi Lestari Vol 9 (2) 201 - 210
Nasrullah 1988 Pemuliaan Tanaman Lanjutan Program Studi Agronomi Jurusan Ilmu-ilmu PertanianProgram Pascasarjana UGM Yogyakarta
Prajitno D 1980 ldquoEffect of Genotype x Environment Interaction on the efficiency of Different Methods ofSelection Acomputer Simulation Studyrdquo Fac of Agric Gadjah Mada Univ Yogyakarta Vol 2 (8)387- 411
Purwati RD dan L Kusdiarti 1983 Ragam Genetic dalam Varietas Jagung Bersari Bebas FakultasPertanian UGM Yogyakarta
Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Diperbanyak oleh Pusat Antar UniversitasInstitut Pertanian Bogor Bekerja Sama dengan Lembaga Sumberdaya Informasi-IPB
Jurnal Bumi Lestari Volume 12 No 1 Februari 2012 hlm 106 - 115
115
Sudarka I Wayan Sang Made Sarwadana I Gusti Ngurah Raka Ni Luh Made Pradnyawati dan I Gusti AlitGunadi 2009 ldquoUpaya Pengembangan Varietas Jagung Tahan Kering Melalui Evaluasi Galur SMCT-2rdquo Jurnal Bumi Lestari Vol 9 (2) 193 ndash 200
Soedarsan A Setyati dan M Rivai 1988 ldquoPelestarian Plasma Nutfahrdquo Kertas Kerja Ceramah NasionalPelestarian Plasma Nutfah di Kampus Univ Warmadewa Denpasar
Soemartono 1995 ldquoCekaman Lingkungan Tantangan Pemuliaan Tanaman Masa Depanrdquo Makalah padaSimposium Pemuliaan Tanaman III Perhimpunan pemuliaaan Tanaman Indonesia
Soetarso 1991 Ilmu Pemuliaan Tanaman Jur Budidaya Pertanian Fak Pertanian UGM Yogyakarta
Subandi 1988 Perbaikan Varietas Jagung Penyunting M Syam A Widjono PPPTP Bogor
Sumerta MG 1990 Seleksi beberapa Plasma Nutfah Jagung Lokal Bali Skripsi Jurusan Budaya PertanianFak Pertanian Univ Udayana Denpasar
Ni Luh Made Pradnyawathi Evaluasi Galur Jagung SMB-5 Hasil Seleksi Massa Varietas Lokal
Persepsi Dan Pal1isipasi Petani Dalam Penerapan Usahatani Konservasi (Studikasuspetanisayuran Di Hulu Das Jeneberang)
luraeni Sugiyanto Zaenal Kusuma dan Syafrial 116
Persepsi Petani Terhadap Pengeloaan Dan Fungsi Hutan Rakyat Di Kabupaten Ciamis Budiman Achmad Hasamt Simon Dian Diniyati Tri Suliszvati Widyaningsih 123
Analisis Dampak Pemekaran Wilayah Terhadap Pendapatan Per Kapita Kemiskinan Dan Kctimpangan Antarwilayah Di Provinsi Papua
Ida Ayu Purba Riall dan M Pudjihardjo 137
Pendekatan Dimensi Kepuasan Ekstrinsik Dan Pengaruhnya Terhadap Komitmen Dan Perilaku Organizational Citizenship Karyawan Operasional Hotel Bintang Lima Di Tusa Dua Bali (Upaya Tingkatkan Daya Saing Sumber Oaya Manusia Lokal dalam Ekowisata)
Ida Bagus Cede Udiyana Parwoto Wignjohartojo dan Sili Sulasmi 149
Evaluasi Penerapan Pariwisata Berwawasan Lingkungan Dan Budaya Berdasarkan Nilai-nilai Tri Hita Karana Di Fivelements (Puri Ahimsa) Mambal Badung Bali
A A G Raka Dalem dan Ni PUtti RaIna Sari 157
Kajian Akifer Di Kecamatan Denpasar Barat Provinsi Bali R Suyarto 162
Tata Guna Lahan Dan Banjir Di KotaTolitoli Sulawesi Tengah J Hade Adhika 168
Pemel1ahanan Leksikal Tanaman Obat Tradisional Untuk Penyakit Anak Pada Komunitas Remaja Di Bali Kajian Semantik Ekolinguistik
Wayan Rasna Ni Wayan S Binawati 174
Indeks 189
Ucapan Terima Kasih kepada Mitra Bestari
Petunjuk Penulisan
Formulir Langganan
iv
106
EVALUASI GALUR JAGUNG SMB-5 HASIL SELEKSI MASSAVARIETAS LOKAL BALI ldquoBERTErdquo PADA DAERAH KERING
Ni Luh Made Pradnyawathi
Jurusan Agroekoteknologi Fakultas PertanianUniversitas Udayana
Abstract
The aimed of this study was to know agronomic characters performance of SMB-5 linemainly yield potential compared to another local varieties in an arid area The study wasconducted at Sumber Klampok Buleleng in 2007 Randomized Block Design was usedseven varieties ie SMB-5 line (Bt) Seraya (Sr) Cicih Tombong (Ct) Pulut Putih (Pp)Lombok Putih (Lp) Tongtongan Tianyar (Tt) and Ketokong (Kt) as a treatment with threereplications Ninety plants were taken as a random sampling from every genotypeQuantitative characters of SMB-5 line and another varieties tested showed a significantdifferent for more variables except for maximum leaf number time of tasseling time of silkingnumber of productive pods and harvest index SMB-5 line and another varieties tested wasdifferent in genetics showed by a high heritability (h2 gt 050) and some others showed amain heritability (h2 gt020) SMB-5 give the highest yield (402 tonha) which are significantdifferent from another local varieties SMB-5 lines have a good adaptation potential to anarid area
Keywords SMB-5 line local variety mass selection agronomic characters
1 PendahuluanEkstensifikasi pertanian khususnya tanaman
jagung saat ini lebih mungkin dilakukan pada lahan-lahan bermasalah atau lahan marginal khususnyalahan yang mengalami cekaman kekeringan karenasemakin menyusutnya lahan-lahan subur untukberbagai keperluan non pertanian Di samping itujuga dengan semakin banyaknya alih fungsi air dariusaha pertanian ke usaha non pertanianmenyebabkan makin banyaknya sawah yangmengalami kekurangan air sehingga varietas jagungyang tahan terhadap cekaman kekeringan harusdidapat bila ingin meningkatkan produksi jagungIndonesia (Soemartono 1995)
Pemuliaan tanaman dimaksudkan suatu metodeyang secara sistematik merakit keragaman genetikmenjadi suatu bentuk yang lebih bermanfaat bagikehidupan manusia (Makmur 1984) Tujuanpemuliaan tanaman adalah merakit varietas unggulyang semakin tinggi hasilnya stabil terhadapberbagai perubahan dan tekanan lingkungan sertamemenuhi kebutuhan petani Penggunaan varietasdiarahkan semakin spesifik lingkungan dan spesifik
guna (Subandi 1988) Purwati dan Kusdiarti (1983)menyatakan salah satu tujuan dalam pemuliaantanaman jagung yaitu untuk memperoleh varietasberumur genjah dan berdaya hasil tinggiKenyataannya varietas lokal masih disukai petanioleh karena itu dapat digunakan sebagai bahanpemuliaan Dengan memilih individu-individusuperior diharapkan dapat memperbaiki daya hasildari varietas tersebut
Urutan kerja program pemuliaan tanamanmenyerbuk silangbersari bebas adalah koleksiplasma nutfah evaluasiseleksi plasma nutfahhibridisasipersilangan (kalau diperlukan) seleksigenotype setelah hibridisasi uji multi lokasi genotipeterpilih dan pelepasan varietas (Makmur 1984)
Koleksi plasma nutfah merupakan langkah awaldalam pelaksanaan program pemuliaan tanamanPlasma nutfah dimaksudkan sebagai suatu substansiyang terdapat dalam setiap kelompok mahluk hidupdan merupakan sifat keturunan yang dapatdimanfaatkan dan dikembangkan atau dirakit untukmenciptakan jenis unggul atau kultivar baru Plasmanutfah meliputi segala kultivar unggul masa kini atau
107
masa lampau kultivar primitif merupakan jenis yangsudah dimanfaatkan tetapi belum dibudidayakankerabat liar jenis budidaya atau jenis piaraan(Soedarsan dkk 1988) Plasma nutfah yang telahterkoleksi selanjutnya dievaluasi di lapangan untukmengetahui plasma nutfah yang memiliki karakteragronomik baik
Soetarso (1991) menyatakan syaratkeberhasilan usaha pemuliaan tanaman adalahtersedianya keragaman genetik dalam populasi agarorang dapat memilih genotipe yang disukaiKeragaman genetik dapat terjadi secara alami danbuatan Selanjutnya Nasrullah (1988) menyatakanbahwa adanya ragam genetik dan seberapa besarnyaragam genetik tersebut serta bagaimana proporsimasing-masing komponennya merupakan halpenting bagi pemulia tanaman Apabila suatupopulasi tidak menunjukkan keragaman genetikmaka keragaman yang terlihat adalah keragamanfenotipe yang merupakan keragaman yangdisebabkan hanya oleh faktor lingkungan Olehkarenanya pemilihan tidak mungkin dilakukan karenasemua tanaman mempunyai potensi genetik yangsama Jadi pemilihan akan bermanfaat hanya apabilaterdapat keragaman genetik
Makmur (1984) menyatakan ragam genetikterjadi akibat dari tanaman yang mempunyai kharaktergenotipe yang berbeda dan bersifat tetap artinyaperbedaan lingkungan yang sesuai dengan tanamanhanya mampu berproduksi sampai batas tertentusaja Hal ini dapat dilihat bila varietas berbedaditanam pada lingkungan sama Sedangkan untukmengetahui ragam lingkungan dapat dilihat bilatanaman dengan genotipe sama ditanam padalingkungan yang berbeda
Prajitno (1980) menyatakan sudah merupakankesepakatan para memulia tanaman bahwa adanyainteraksi genotipe dan lingkungan merupakanlandasan penting dalam pengembangan varietasyang baik Pengaruh interaksi genotipe danlingkungan akan menentukan prosedur seleksi yangditerapkan Selanjutnya Lewis dan Christiansen(1981) menyatakan bahwa tanaman tumbuh danberkembang sebagai hasil saling pengaruhmempengaruhi antara potensi genetik tanamandengan lingkungan di mana tanaman tumbuh Halitu disimbulkan sebagai P = G x E dimana P =fenotipe (sedianya berkembang) G = genotipe(potensi genetik) dan E = lingkungan (seperti tanahair cahaya matahari suhu dan lain-lain)
Poespodarsono (1988) menyatakanpengetahuan tentang interaksi antara genotipelingkungan mempunyai arti penting dalam programseleksi Seleksi sering tidak efektif karena adanyainteraksi ini di samping itu dari seleksi diharapkanuntuk memperoleh genotipe yang dapatmenunjukkan keunggulan pada berbagai lokasimusim dan tahun
Makmur (1984) menyatakan kumpulan gensenantiasa diperlukan dalam menyajikan material baruuntuk dapat digunakan memperbaiki varietas di masamendatang Varietas unggul yang berasal daripemuliaan varietas lokal diperlukan terutama untukmemenuhi kebutuhan benih bagi daerah-daerah yangsering mengalami cekaman lingkungan khususnyacekaman kekeringan
Varietas jagung lokal perlu mendapatkanperhatian karena alasan-alasan a) dengan populasiheterogen diharapkan akan lebih mudah membentukvarietas yang kurang berinteraksi denganlingkungan b) produksi benih lebih mudah sehinggaharga benihpun menjadi lebih murah dan c) petanitidak harus membeli benih setiap musim (Subandi1988) Jagung lokal berumur antara 71 ndash 135 haridengan tinggi 1250 cm ndash 2698 cm dan rata-ratahasilnya sekitar 3418 kg ha Penelitian mengenaivarietas lokal relatif kurang sehingga informasi ataudata mengenai varietas lokal menjadi sangat kurang(Anon 1986)
Di daerah Bali dijumpai beberapa varietas lokaljagung seperti Ingsa Culik Putih Tianyar SerayaIngsa Jangkrik Ingsa Tenganan Ingsa Jepun IngsaSangluh Ketokong Jehem Bayung BukitCandikuning Bang Berte Cicih Tombong MenyaliKetan dan Nyambu (Sudarka dkk 2009) Hasilevaluasi menunjukkan bahwa dua varietas lokaldengan hasil relatif tinggi yaitu Cicih Tombong (425tonha) dan Berte (420 tonha) Kedua varietas lokaltersebut dikoleksi dari pertanaman rakyat diKecamatan Gerokgak kabupaten Buleleng (Sumerta1990) Masing-masing varietas mempunyaipenampilan morfologi yang berbeda dan bersifatspesifik lokasi (Subandi 2000 dalam Mas Sri Agung2009)
Laboratorium Pemuliaan Tanaman JurusanBudidaya Pertanian Fakultas Pertanian UniversitasUdayana mulai tahun 20032004 telahmemprogramkan pemuliaan perbaikan karakteragronomi varietas lokal Berte dengan metode seleksimassa Alasan digunakannya varietas lokal Bali Berte
Ni Luh Made Pradnyawathi Evaluasi Galur Jagung SMB-5 Hasil Seleksi Massa Varietas Lokal
108
sebagai bahan seleksi adalah daya hasil persatuanluas relatif tinggi (42 tonha) warna biji kuning(sumber vitamin A) baik sebagai pakan ternak relatiftahan terhadap lingkungan marginal terutamaterhadap cekaman kekeringan sehinggamemungkinkan untuk dikembangkan menjadivarietas unggul bersari bebas yang dapatdimanfaatkan untuk bahan pangan dan pakanKeadaan populasi alami varietas lokal Berte relatiftidak seragam baik untuk bagian vegetatif maupununtuk bagian generatif sehingga perlu dilakukanperbaikan populasi agar lebih seragam dan potensihasil menjadi lebih tinggi Metode seleksi yangdigunakan untuk perbaikan populasi varietas lokalini adalah metode seleksi massa
Metode seleksi massa adalah seleksi didasarkanatas penampilan karakter (fenotipe) yaitu denganmemilih tanaman yang berpenampilan baik danmenghilangkan tanaman kurang baik dari populasihasil random mating (Mangoendidjojo 2003) Untukmelakukan seleksi massa populasi tanaman jagungsebaiknya besar Dari populasi tersebut dipilihsebanyak mungkin tanaman yang mempunyaifenotipe baik dan seragam Tanaman dengan fenotipekurang baik diemaskulasi (dihilangkan bungajantannya) agar tidak menyerbuki tanaman lain yangberpenampilan baik Hasil tanaman terpilih dicampurdan ditanam kembali secara massal selanjutnyadiseleksi kembali dan dibandingkan dengan indukatau varietas standar Seleksi terus diulang sampaikeadaan tanaman dalam populasi seragam dan stabil
Seleksi massa dilakukan pada saat pertumbuhanvegetatif dan generatif dan setelah panen Dalamseleksi masa perlu diamati keseragaman variabeltinggi tanaman tinggi tongkol bentuk batangjumlah daun bentuk daun sudut daun mulaikeluarnya bunga jantan (tassel) mulai keluarnyatongkol (bunga betina) jumlah tongkol per tanamanumur panen bentuk tongkol panjang dan diametertongkol barisan biji per tongkol berat tongkolbentuk biji berat bijitongkol warna batang warnadaun warna bunga warna biji dan lain-lain
Biji hasil tanaman terseleksi digabung menjadisatu dan digunakan untuk bahan seleksiselanjutnya Seleksi massa dilakukan 5 sampai 6siklus pada areal terisolasi dari tanaman jagunglainnya Galur hasil seleksi massa dilakukanpengujian multilokasi dan dibandingkan denganinduk atau varietas standar Bila penampilan karakteragronomi dalam populasi tanaman sudah seragam
dan stabil maka populasi tanaman tersebut dapatdilepas sebagai varietas bersari bebas
Seleksi massa terhadap varietas lokal Berte saatini telah mencapai generasi kelima berupa biji disebutgalur SMB-5 Galur tersebut sampai saat ini belumdiketahui kestabilan karakter agronominya (terutamadaya hasil) sehingga perlu dievaluasi di beberapalokasi dan dibandingkan dengan induk atau varietasbersari bebas lainnya Bersamaan dengan evaluasitersebut seleksi massa terhadap galur SMB-5 terusdilakukan sampai populasinya seragam atau sesuaidengan keinginan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuipenampilan karakter agronomi galur SMB-5 terutamadaya hasil dibandingkan dengan beberapa varietaslokal lainnya pada daerah beriklim kering
2 Metode PenelitianPenelitian dilaksanakan pada bulan Maret
sampai September 2007 di Desa Sumber KelampokKecamatan Gerokgak Kabupaten Buleleng denganketinggian plusmn 6 m di atas permukaan laut Benih jagungyang digunakan adalah galur SMB-5 (Bt) varietaslokal Seraya (Sr) Cicih Tombong (Ct) Pulut Putih(Pp) Lombok Putih (Lp) Tongtongan Tianyar (Tt)dan Ketokong (Kt) Rancangan yang digunakandalam penelitian ini adalah rancangan acak kelompok(RAK) dengan tiga kali ulangan Tujuh varietas yangdiuji dijadikan sebagai perlakuan sehingga terdapat21 petak percobaan
Jarak tanam jagung dalam penelitian ini adalah25 cm x 80 cm dengan satu tanaman per lubangPenyiraman dilakukan seminggu sekali bila keadaancuaca terlalu kering dengan menggunakan air sumurJumlah tanaman yang diamati (sampel) dalam setiappetak percobaan adalah sebanyak 10 tanamansehingga total tanaman yang diamati pada masing-masing genotipe sebanyak 30 tanaman Variable yangdiamati terdiri dari a) tinggi tanaman maksimal (cm)b) jumlah daun saat pembungaan (helai) c) saatmekarnya bunga jantan (tasseling) d) saat keluarnyarambut (silking) e) jumlah tongkol produktif pertanaman (buah) f) diameter tongkol (cm) g) berattongkol (g) h) berat biji per tongkol (cm) i) berat100 biji (g) j) hasil biji kering jemur per ha (ton) k)hasil biji kering oven per ha (ton) l) beratberangkasan kering oven ha m) indeks panen
Data dianalisis sesuai dengan rancangan yangdigunakan yaitu Rancangan Acak Kelompok (RAK)sebagai berikut (Tabel 1)
Jurnal Bumi Lestari Volume 12 No 1 Februari 2012 hlm 106 - 115
109
Pengaruh antar perlakuan (genotipe) dibedakandengan menggunakan uji jarak berganda DuncanrsquosPenentuan sumbangan ragam genetik terhadapragam fenotipe untuk masing-masing variabel yangdiamati digunakan heritabilitas dalam arti luas Nilaiini dihitung dengan menggunakan rumus
Untuk mengetahui keeratan hubungan di antara sifatpengamatan digunakan rumus korelasi sebagaiberikut
3 Hasil dan PembahasanBerdasarkan hasil analisis statistik galur SMB-
5 dan plasma nutfah lainnya berpengaruh nyatauntuk sebagian besar variable yang diamati sepertitinggi tanaman diameter batang diameter tongkolberat berangkasan kering panen berat berangkasankering oven jumlah baris biji per tongkol berattongkol per tanaman berat biji kering oven pertanaman berat 100 biji kering oven hasil biji kering
jemur per hektar hasil biji kering oven per hektarSedangkan variabel yang lainnya tidak menunjukkanperbedaan nyata (Tabel 2) Hal ini menunjukkanbahwa galurplasma nutfah yang dievaluasimenunjukkan respon yang berbeda terhadaplingkungan Hal ini sesuai dengan pendapatSoetarso (1991) bahwa genotipe berbeda denganlingkungan yang sama akan menunjukkan fenotipeyang berbeda
Heritabilitas merupakan perbandingan antararagam genotipe dan ragam fenotipe dari suatuindividu atau populasi suatu tanaman(Mangoendidjojo 2003) Tinggi rendahnyaheritabilitas menunjukkan besarnya pengaruhgenotipe dan lingkungan terhadap individu ataupopulasi tanaman tersebut Mangoendidjojo (2003)menggolongkan nilai heritabilitas menjadi tiga yaituheritabilitas rendah (h2lt02) sedang (02lth2lt05) dantinggi (h2gt05)
Nilai heritabilitas yang rendah atau mendekatinol berarti keragaman fenotipe hanya disebabkanoleh lingkungan sedangkan nilai heritabilitas dengannilai satu berarti fenotipe hanya disebabkan olehfaktor genotipe
Nilai heritabilitas variabel yang diamati sebagianbesar menunjukkan nilai tinggi (gt050) yaitu tinggitanaman diameter batang diameter tongkol beratberangkasan segar berat berangkasan kering ovenjumlah barisan biji per tongkol junlah biji per tongkolberat tongkol per tanaman berat biji kadar air 12berat biji kering ovenha dan heritabilitas tertinggipada berat 100 biji kering oven (099) Sedangkanvariabel lainnya menunjukkan nilai heritabilitasrendah sedang (50gthgt20) dengan nilai heritabilitasterrendah ditunjukkan oleh variabel jumlah daunmaksimal yaitu 010 (Tabel 3)
Nilai heritabilitas yang tinggi pada sebagianbesar variabel yang diamati menunjukkan bahwa
Tabel 1 Analisis ragam variabel yang diamati dari tiga genotipe jagung pada satu lokasi
Ni Luh Made Pradnyawathi Evaluasi Galur Jagung SMB-5 Hasil Seleksi Massa Varietas Lokal
110
peran gen dalam mempengaruhi fenotipe lebihdominan dibandingkan dengan pengaruhlingkungan yang berarti variabel yang diuji memilikikeragaman genotipe yang besar Hal ini ditunjukkanoleh besarnya nilai ragam genotipe dari pada ragamlingkungan Nilai heritabilitas yang tinggi sangatmenentukan stabilitas hasil suatu tanamansedangkan nilai heritabilitas yang rendah ataumendekati nol menunjukkan bahwa hampir tidakdapat dilakukan seleksi pemuliaan tanaman padapopulasi tersebut sehingga dengan adanya nilaiheritabilitas dari sebagian besar variabel yang diamatidapat digunakan sebagai acuan untuk programpemuliaan Nilai heritabilitas yang tinggimenunjukkan bahwa faktor genotipe lebihmenentukan dari pada faktor lingkungan untukpenampilan (fenotipe) tanaman jagung tersebut ataumemiliki stabilitas gen yang tinggi Hal ini sesuaidengan pernyataan Knight et al (1979) bahwa nilaiheritabiltas yang tinggi berarti semakin besarpengaruh genotipe dan semakin kecil pengaruhlingkungan sehingga dapat digunakan untukkemajuan pemuliaan walaupun galur-galur tersebutditanam pada lingkungan yang berbeda hasil yangdiperoleh akan tetap stabil
Hasil biji kering oven tertinggi ditunjukkan olehgalur SMB-5 (Bt) yaitu 354 tonha selanjutnyadiikuti oleh Cicih Tombong (310 tonha) Ketokong(296 tonha) Pulut putih (295 tonha) lombok putihdan Tongtongan Tianyar (278 ton ha) dan hasilterrendah ditunjukan oleh Seraya (237 tonha)Tingginya hasil yang ditunjukkan oleh galur SMB-5 didukung secara nyata oleh sebagian besar variabelyang diamati seperti berat tongkol (r = 094)jumlah biji per tongkol (076 ) diameter tongkol (r= 080) berat biji kadar air 12 (093) dan berat100 biji kering oven (r = 082) (Tabel 6) Hubunganhasil biji per hektar dengan beberapa variabel lainnyasesuai dengan hasil penelitian yang dilakukanSumerta (1990) bahwa beberapa variabel pengamatanseperti berat tongkol dan diameter tongkolmerupakan karakter yang mendukung danberkorelasi positif terhadap hasil Hal itu berartibahwa Galur SMB-5 mempunyai keunggulan dalammemproduksi bahan kering dibandingkan denganplasma nutfah jagung lokal lainnya
Hasil biji kadar air 12 per hektar paling tinggiterdapat pada galur jagung SMB-5 (Bt) yaitu 402tonha Hasil biji kadar air 12 terrendah ditampilkanoleh varietas jagung lokal Seraya (Sr) yaitu 302 ton
ha dan varietas jagung lokal Tongtongan Tianyar(Tt) yaitu 316 tonha Tingginya hasil biji kadar air12 per hektar pada galur jagung SMB-5 didukungsecara nyata oleh beberapa variabel lainnya sepertijumlah baris biji per tongkol (r = 081) jumlah bijiper tongkol (r = 090) dan berat tongkol pertanaman (r = 092) walaupun jumlah tongkolproduktifnya kurang mendukung secara nyata
Tabel 2 Signifikasi pengaruh galur SMB-5 danplasmanutfah lainnya terhadap variabelyang diamati
No Variabel Pengamatan Signifikasi
1 Tinggi tanaman maksimal (cm) 2 Jumlah daun maksimal (helai) ns3 Diameter batang (cm) 4 Saat mekar bunga Jantan (hst) ns5 Saat mekar bunga betina (hst) ns6 Diameter tongkol (cm) 7 Berat brangkasan segar n(g) 8 Berat brangkasan kering oven (g) 9 Jumlah tongkol produktif () ns
10 Jumlah baris biji per tongkol (baris) 11 Jumlah biji per tongkol (butir) 12 Berat tongkol per tanaman (g) 13 Berat biji pipilan kadar air 12
per tanaman (g) 14 Berat biji kering oven per tanam-
an (g) 15 Berat 100 biji kering oven
per tanaman (g) 16 Berat biji kering oven per hektar
(ton) 17 Berat biji kadar air 12
per hektar (ton) 18 Indeks panen () ns
Keterangan = sangat nyata (P lt 001) = nyata (P lt 005)ns = tidak nyata (P gt 005)
Bila dibandingkan dengan galur jagung SMB-5 varietas jagung lokal Seraya memiliki hasil bijikadar air 12 per hektar rendah yaitu 302 tonhatetapi tidak berbeda dengan varietas jagung lokalTongtongan Tianyar (316 tonha) dan Lombok Putih(316 tonha) Rendahnya hasil tersebut karena relatifrendahnya nilai variabel yang berkaitan dengan hasil
Jurnal Bumi Lestari Volume 12 No 1 Februari 2012 hlm 106 - 115
111
seperti jumlah biji per tongkol (20526 butir) sertaberat tongkol per tanaman (9788 g) berat 100 biji(194 g) Nilai ini relatif lebih kecil dibanding denganvarietas jagung lokal lainnya
Pertumbuhan vegetatif sangat penting bagi faseperkembangan berikutnya yaitu fase generatifPetumbuhan vegetatif yang baik akan menyebabkanpertumbuhan generatif yang juga baik sehingga hasilyang diperoleh juga tinggi Karakter tinggi tanamanmempunyai nilai yang penting dalam pertanaman
jagung Tanaman jagung yang memiliki tinggitanaman 1 ndash 3 m dipertimbangkan sebagai tinggitanaman yang ideal untuk memperoleh hasil yangmaksimal Galur jagung SMB-5 mempunyai rata--ratatinggi tanaman 13173 cm yang merupakan kriteriatinggi tanaman ideal Khus (1979) dalam Ekowati(2005) menyatakan bahwa tanaman yang terlalupendek akan mengurangi bobot bahan keringsedangkan tanaman yang terlalu tinggi akan berakibatdaun yang berada di bagian bawah sangat sedikit
Tabel 3 Nilai Ragam Genotipe Ragam Fenotipe Ragam Lingkungan dan Nilai Heritabilitas pada Variabelyang Diamati
Ni Luh Made Pradnyawathi Evaluasi Galur Jagung SMB-5 Hasil Seleksi Massa Varietas Lokal
112
Tabel 4 Nilai rata-rata tinggi tanaman maksimal jumlah daun maksimal diameter batang mekar bungajantan mekar bunga betina diameter tongkol berat berangkasan segar berat brangkasan keringoven dan jumlah tongkol produktif
Keterangan Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom berarti berbeda tidak nyata padauji Duncan taraf 5
Tabel 5 Nilai rata-rata jumlah baris biji per tongkol jumlah biji per tongkol berat tongkol berat biji pipilankadar air 12 per tanaman berat biji kering oven per tanaman berat 100 biji kering oven berat bijikering oven per hektar berat biji kadar air 12 per hektar indeks panen
Keterangan Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom berarti berbeda tidak nyata padauji Ducanrsquot
Jurnal Bumi Lestari Volume 12 No 1 Februari 2012 hlm 106 - 115
113
Ni Luh Made Pradnyawathi Evaluasi Galur Jagung SMB-5 Hasil Seleksi Massa Varietas Lokal Ta
bel 6
Mat
riks k
oefis
ien
kore
lasi
lini
er se
derh
ana a
ntar
par
amet
er p
enga
mat
an
114
menerima cahaya sehingga hasil tanaman menjaditidak maksimal
Dalam penelitian ini faktor lingkungan jugaberperan dalam pertumbuhan tanaman dan hasil bijipada saat awal penanaman sampai pada saatpengisian biji curah hujan sangat rendah dan sulitmendapatkan air untuk tanaman Pada kondisi sepertiini galur SMB-5 mampu menunjukkan potensi hasilyang baik untuk menghasilkan biji kadar air 12 perhektar tertinggi
4 Simpulan dan saran
41 SimpulanKarakter kuantitatif dari galur SMB-5 dan
varietas jagung lokal lainnya yang diuji menunjukkanperbedaan yang nyata untuk sebagian besar variabelyang diamati kecuali variabel jumlah daun maksimalsaat mekar bunga jantan saat mekar bunga betinajumlah tongkol produktif dan indeks panen yangberbeda tidak nyata Galur SMB-5 dan plasma nutfah
lainnya yang diuji dalam penelitian ini secara genetikberbeda hal ini ditunjukkan oleh nilai heritabilitastinggi (h2 gt 050) sedangkan yang lainnyamenunjukkan nilai heritabilitas sedang ( (h2 gt020)Hasil biji kadar air 12 per hektar paling tinggiterdapat pada galur jagung SMB-5 (Bt) yaitu 402tonha berbeda nyata dengan varietas lokal lainnyaGalur SMB-5 mempunyai kemampuan beradaptasibaik pada daerah kering
42 SaranGalur SMB-5 (Bt) merupakan galur harapan
yang baik untuk dikembangkan di Desa SumberKelampok Kecamatan Gerokgak Kabupaten Bulelengnamun perlu juga dikembangkan di daerah lain palingtidak yang memiliki kondisi sesuai dengan keadaantempat penelitian Di samping itu perlu dilakukanpenelitian lebih lanjut untuk mengetahui kesetabilanpenampilan galur SMB-5 (Bt) agar dapat dilepasvarietas unggul baru
Daftar Pustaka
Anonimus 1986 Laporan Percobaan Identifikasi Multilokasi Varietas Palawija dan Hortikultura SubDirektorat Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih Direktorat Bina Produksi Tanaman Pangan Bogor
Ekowati N 2005 Evaluasi Daya Hasil Lanjutan Galur Harapan F8 di Dua lokasi dalam RangkaPengembangan Padi Sawah Tipe Baru Tesis Departemen Budidaya Pertanian Fak Pertanian IPB
Knight R GM Halloran KS Mc Whirter and DHB Sparrow 1979 Plant Breeding Australian Vice-Chancellors Communittee Australian
Lewis CP and MN Chistiansen 1981 Breeding Plants for Stress EnvironmentPlant Breeding II Editedby KJ Prey The Iowa State University Press Ames Iowa 151-177
Makmur 1984 Pengantar Pemuliaan Tanaman Penerbit Bina Aksara Jakarta
Mangoendidjojo 2003 Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman Penerbit Kanisius Yogyakarta
Mas Sri Agung I Gusti Ayu 2009 ldquoAdaptasi Berbagai Varietas Jagung dengan Densitas Berbeda padaAkhir Musim Hujan di Jimbaran Kabupaten Badungrdquo Jurnal Bumi Lestari Vol 9 (2) 201 - 210
Nasrullah 1988 Pemuliaan Tanaman Lanjutan Program Studi Agronomi Jurusan Ilmu-ilmu PertanianProgram Pascasarjana UGM Yogyakarta
Prajitno D 1980 ldquoEffect of Genotype x Environment Interaction on the efficiency of Different Methods ofSelection Acomputer Simulation Studyrdquo Fac of Agric Gadjah Mada Univ Yogyakarta Vol 2 (8)387- 411
Purwati RD dan L Kusdiarti 1983 Ragam Genetic dalam Varietas Jagung Bersari Bebas FakultasPertanian UGM Yogyakarta
Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Diperbanyak oleh Pusat Antar UniversitasInstitut Pertanian Bogor Bekerja Sama dengan Lembaga Sumberdaya Informasi-IPB
Jurnal Bumi Lestari Volume 12 No 1 Februari 2012 hlm 106 - 115
115
Sudarka I Wayan Sang Made Sarwadana I Gusti Ngurah Raka Ni Luh Made Pradnyawati dan I Gusti AlitGunadi 2009 ldquoUpaya Pengembangan Varietas Jagung Tahan Kering Melalui Evaluasi Galur SMCT-2rdquo Jurnal Bumi Lestari Vol 9 (2) 193 ndash 200
Soedarsan A Setyati dan M Rivai 1988 ldquoPelestarian Plasma Nutfahrdquo Kertas Kerja Ceramah NasionalPelestarian Plasma Nutfah di Kampus Univ Warmadewa Denpasar
Soemartono 1995 ldquoCekaman Lingkungan Tantangan Pemuliaan Tanaman Masa Depanrdquo Makalah padaSimposium Pemuliaan Tanaman III Perhimpunan pemuliaaan Tanaman Indonesia
Soetarso 1991 Ilmu Pemuliaan Tanaman Jur Budidaya Pertanian Fak Pertanian UGM Yogyakarta
Subandi 1988 Perbaikan Varietas Jagung Penyunting M Syam A Widjono PPPTP Bogor
Sumerta MG 1990 Seleksi beberapa Plasma Nutfah Jagung Lokal Bali Skripsi Jurusan Budaya PertanianFak Pertanian Univ Udayana Denpasar
Ni Luh Made Pradnyawathi Evaluasi Galur Jagung SMB-5 Hasil Seleksi Massa Varietas Lokal
106
EVALUASI GALUR JAGUNG SMB-5 HASIL SELEKSI MASSAVARIETAS LOKAL BALI ldquoBERTErdquo PADA DAERAH KERING
Ni Luh Made Pradnyawathi
Jurusan Agroekoteknologi Fakultas PertanianUniversitas Udayana
Abstract
The aimed of this study was to know agronomic characters performance of SMB-5 linemainly yield potential compared to another local varieties in an arid area The study wasconducted at Sumber Klampok Buleleng in 2007 Randomized Block Design was usedseven varieties ie SMB-5 line (Bt) Seraya (Sr) Cicih Tombong (Ct) Pulut Putih (Pp)Lombok Putih (Lp) Tongtongan Tianyar (Tt) and Ketokong (Kt) as a treatment with threereplications Ninety plants were taken as a random sampling from every genotypeQuantitative characters of SMB-5 line and another varieties tested showed a significantdifferent for more variables except for maximum leaf number time of tasseling time of silkingnumber of productive pods and harvest index SMB-5 line and another varieties tested wasdifferent in genetics showed by a high heritability (h2 gt 050) and some others showed amain heritability (h2 gt020) SMB-5 give the highest yield (402 tonha) which are significantdifferent from another local varieties SMB-5 lines have a good adaptation potential to anarid area
Keywords SMB-5 line local variety mass selection agronomic characters
1 PendahuluanEkstensifikasi pertanian khususnya tanaman
jagung saat ini lebih mungkin dilakukan pada lahan-lahan bermasalah atau lahan marginal khususnyalahan yang mengalami cekaman kekeringan karenasemakin menyusutnya lahan-lahan subur untukberbagai keperluan non pertanian Di samping itujuga dengan semakin banyaknya alih fungsi air dariusaha pertanian ke usaha non pertanianmenyebabkan makin banyaknya sawah yangmengalami kekurangan air sehingga varietas jagungyang tahan terhadap cekaman kekeringan harusdidapat bila ingin meningkatkan produksi jagungIndonesia (Soemartono 1995)
Pemuliaan tanaman dimaksudkan suatu metodeyang secara sistematik merakit keragaman genetikmenjadi suatu bentuk yang lebih bermanfaat bagikehidupan manusia (Makmur 1984) Tujuanpemuliaan tanaman adalah merakit varietas unggulyang semakin tinggi hasilnya stabil terhadapberbagai perubahan dan tekanan lingkungan sertamemenuhi kebutuhan petani Penggunaan varietasdiarahkan semakin spesifik lingkungan dan spesifik
guna (Subandi 1988) Purwati dan Kusdiarti (1983)menyatakan salah satu tujuan dalam pemuliaantanaman jagung yaitu untuk memperoleh varietasberumur genjah dan berdaya hasil tinggiKenyataannya varietas lokal masih disukai petanioleh karena itu dapat digunakan sebagai bahanpemuliaan Dengan memilih individu-individusuperior diharapkan dapat memperbaiki daya hasildari varietas tersebut
Urutan kerja program pemuliaan tanamanmenyerbuk silangbersari bebas adalah koleksiplasma nutfah evaluasiseleksi plasma nutfahhibridisasipersilangan (kalau diperlukan) seleksigenotype setelah hibridisasi uji multi lokasi genotipeterpilih dan pelepasan varietas (Makmur 1984)
Koleksi plasma nutfah merupakan langkah awaldalam pelaksanaan program pemuliaan tanamanPlasma nutfah dimaksudkan sebagai suatu substansiyang terdapat dalam setiap kelompok mahluk hidupdan merupakan sifat keturunan yang dapatdimanfaatkan dan dikembangkan atau dirakit untukmenciptakan jenis unggul atau kultivar baru Plasmanutfah meliputi segala kultivar unggul masa kini atau
107
masa lampau kultivar primitif merupakan jenis yangsudah dimanfaatkan tetapi belum dibudidayakankerabat liar jenis budidaya atau jenis piaraan(Soedarsan dkk 1988) Plasma nutfah yang telahterkoleksi selanjutnya dievaluasi di lapangan untukmengetahui plasma nutfah yang memiliki karakteragronomik baik
Soetarso (1991) menyatakan syaratkeberhasilan usaha pemuliaan tanaman adalahtersedianya keragaman genetik dalam populasi agarorang dapat memilih genotipe yang disukaiKeragaman genetik dapat terjadi secara alami danbuatan Selanjutnya Nasrullah (1988) menyatakanbahwa adanya ragam genetik dan seberapa besarnyaragam genetik tersebut serta bagaimana proporsimasing-masing komponennya merupakan halpenting bagi pemulia tanaman Apabila suatupopulasi tidak menunjukkan keragaman genetikmaka keragaman yang terlihat adalah keragamanfenotipe yang merupakan keragaman yangdisebabkan hanya oleh faktor lingkungan Olehkarenanya pemilihan tidak mungkin dilakukan karenasemua tanaman mempunyai potensi genetik yangsama Jadi pemilihan akan bermanfaat hanya apabilaterdapat keragaman genetik
Makmur (1984) menyatakan ragam genetikterjadi akibat dari tanaman yang mempunyai kharaktergenotipe yang berbeda dan bersifat tetap artinyaperbedaan lingkungan yang sesuai dengan tanamanhanya mampu berproduksi sampai batas tertentusaja Hal ini dapat dilihat bila varietas berbedaditanam pada lingkungan sama Sedangkan untukmengetahui ragam lingkungan dapat dilihat bilatanaman dengan genotipe sama ditanam padalingkungan yang berbeda
Prajitno (1980) menyatakan sudah merupakankesepakatan para memulia tanaman bahwa adanyainteraksi genotipe dan lingkungan merupakanlandasan penting dalam pengembangan varietasyang baik Pengaruh interaksi genotipe danlingkungan akan menentukan prosedur seleksi yangditerapkan Selanjutnya Lewis dan Christiansen(1981) menyatakan bahwa tanaman tumbuh danberkembang sebagai hasil saling pengaruhmempengaruhi antara potensi genetik tanamandengan lingkungan di mana tanaman tumbuh Halitu disimbulkan sebagai P = G x E dimana P =fenotipe (sedianya berkembang) G = genotipe(potensi genetik) dan E = lingkungan (seperti tanahair cahaya matahari suhu dan lain-lain)
Poespodarsono (1988) menyatakanpengetahuan tentang interaksi antara genotipelingkungan mempunyai arti penting dalam programseleksi Seleksi sering tidak efektif karena adanyainteraksi ini di samping itu dari seleksi diharapkanuntuk memperoleh genotipe yang dapatmenunjukkan keunggulan pada berbagai lokasimusim dan tahun
Makmur (1984) menyatakan kumpulan gensenantiasa diperlukan dalam menyajikan material baruuntuk dapat digunakan memperbaiki varietas di masamendatang Varietas unggul yang berasal daripemuliaan varietas lokal diperlukan terutama untukmemenuhi kebutuhan benih bagi daerah-daerah yangsering mengalami cekaman lingkungan khususnyacekaman kekeringan
Varietas jagung lokal perlu mendapatkanperhatian karena alasan-alasan a) dengan populasiheterogen diharapkan akan lebih mudah membentukvarietas yang kurang berinteraksi denganlingkungan b) produksi benih lebih mudah sehinggaharga benihpun menjadi lebih murah dan c) petanitidak harus membeli benih setiap musim (Subandi1988) Jagung lokal berumur antara 71 ndash 135 haridengan tinggi 1250 cm ndash 2698 cm dan rata-ratahasilnya sekitar 3418 kg ha Penelitian mengenaivarietas lokal relatif kurang sehingga informasi ataudata mengenai varietas lokal menjadi sangat kurang(Anon 1986)
Di daerah Bali dijumpai beberapa varietas lokaljagung seperti Ingsa Culik Putih Tianyar SerayaIngsa Jangkrik Ingsa Tenganan Ingsa Jepun IngsaSangluh Ketokong Jehem Bayung BukitCandikuning Bang Berte Cicih Tombong MenyaliKetan dan Nyambu (Sudarka dkk 2009) Hasilevaluasi menunjukkan bahwa dua varietas lokaldengan hasil relatif tinggi yaitu Cicih Tombong (425tonha) dan Berte (420 tonha) Kedua varietas lokaltersebut dikoleksi dari pertanaman rakyat diKecamatan Gerokgak kabupaten Buleleng (Sumerta1990) Masing-masing varietas mempunyaipenampilan morfologi yang berbeda dan bersifatspesifik lokasi (Subandi 2000 dalam Mas Sri Agung2009)
Laboratorium Pemuliaan Tanaman JurusanBudidaya Pertanian Fakultas Pertanian UniversitasUdayana mulai tahun 20032004 telahmemprogramkan pemuliaan perbaikan karakteragronomi varietas lokal Berte dengan metode seleksimassa Alasan digunakannya varietas lokal Bali Berte
Ni Luh Made Pradnyawathi Evaluasi Galur Jagung SMB-5 Hasil Seleksi Massa Varietas Lokal
108
sebagai bahan seleksi adalah daya hasil persatuanluas relatif tinggi (42 tonha) warna biji kuning(sumber vitamin A) baik sebagai pakan ternak relatiftahan terhadap lingkungan marginal terutamaterhadap cekaman kekeringan sehinggamemungkinkan untuk dikembangkan menjadivarietas unggul bersari bebas yang dapatdimanfaatkan untuk bahan pangan dan pakanKeadaan populasi alami varietas lokal Berte relatiftidak seragam baik untuk bagian vegetatif maupununtuk bagian generatif sehingga perlu dilakukanperbaikan populasi agar lebih seragam dan potensihasil menjadi lebih tinggi Metode seleksi yangdigunakan untuk perbaikan populasi varietas lokalini adalah metode seleksi massa
Metode seleksi massa adalah seleksi didasarkanatas penampilan karakter (fenotipe) yaitu denganmemilih tanaman yang berpenampilan baik danmenghilangkan tanaman kurang baik dari populasihasil random mating (Mangoendidjojo 2003) Untukmelakukan seleksi massa populasi tanaman jagungsebaiknya besar Dari populasi tersebut dipilihsebanyak mungkin tanaman yang mempunyaifenotipe baik dan seragam Tanaman dengan fenotipekurang baik diemaskulasi (dihilangkan bungajantannya) agar tidak menyerbuki tanaman lain yangberpenampilan baik Hasil tanaman terpilih dicampurdan ditanam kembali secara massal selanjutnyadiseleksi kembali dan dibandingkan dengan indukatau varietas standar Seleksi terus diulang sampaikeadaan tanaman dalam populasi seragam dan stabil
Seleksi massa dilakukan pada saat pertumbuhanvegetatif dan generatif dan setelah panen Dalamseleksi masa perlu diamati keseragaman variabeltinggi tanaman tinggi tongkol bentuk batangjumlah daun bentuk daun sudut daun mulaikeluarnya bunga jantan (tassel) mulai keluarnyatongkol (bunga betina) jumlah tongkol per tanamanumur panen bentuk tongkol panjang dan diametertongkol barisan biji per tongkol berat tongkolbentuk biji berat bijitongkol warna batang warnadaun warna bunga warna biji dan lain-lain
Biji hasil tanaman terseleksi digabung menjadisatu dan digunakan untuk bahan seleksiselanjutnya Seleksi massa dilakukan 5 sampai 6siklus pada areal terisolasi dari tanaman jagunglainnya Galur hasil seleksi massa dilakukanpengujian multilokasi dan dibandingkan denganinduk atau varietas standar Bila penampilan karakteragronomi dalam populasi tanaman sudah seragam
dan stabil maka populasi tanaman tersebut dapatdilepas sebagai varietas bersari bebas
Seleksi massa terhadap varietas lokal Berte saatini telah mencapai generasi kelima berupa biji disebutgalur SMB-5 Galur tersebut sampai saat ini belumdiketahui kestabilan karakter agronominya (terutamadaya hasil) sehingga perlu dievaluasi di beberapalokasi dan dibandingkan dengan induk atau varietasbersari bebas lainnya Bersamaan dengan evaluasitersebut seleksi massa terhadap galur SMB-5 terusdilakukan sampai populasinya seragam atau sesuaidengan keinginan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuipenampilan karakter agronomi galur SMB-5 terutamadaya hasil dibandingkan dengan beberapa varietaslokal lainnya pada daerah beriklim kering
2 Metode PenelitianPenelitian dilaksanakan pada bulan Maret
sampai September 2007 di Desa Sumber KelampokKecamatan Gerokgak Kabupaten Buleleng denganketinggian plusmn 6 m di atas permukaan laut Benih jagungyang digunakan adalah galur SMB-5 (Bt) varietaslokal Seraya (Sr) Cicih Tombong (Ct) Pulut Putih(Pp) Lombok Putih (Lp) Tongtongan Tianyar (Tt)dan Ketokong (Kt) Rancangan yang digunakandalam penelitian ini adalah rancangan acak kelompok(RAK) dengan tiga kali ulangan Tujuh varietas yangdiuji dijadikan sebagai perlakuan sehingga terdapat21 petak percobaan
Jarak tanam jagung dalam penelitian ini adalah25 cm x 80 cm dengan satu tanaman per lubangPenyiraman dilakukan seminggu sekali bila keadaancuaca terlalu kering dengan menggunakan air sumurJumlah tanaman yang diamati (sampel) dalam setiappetak percobaan adalah sebanyak 10 tanamansehingga total tanaman yang diamati pada masing-masing genotipe sebanyak 30 tanaman Variable yangdiamati terdiri dari a) tinggi tanaman maksimal (cm)b) jumlah daun saat pembungaan (helai) c) saatmekarnya bunga jantan (tasseling) d) saat keluarnyarambut (silking) e) jumlah tongkol produktif pertanaman (buah) f) diameter tongkol (cm) g) berattongkol (g) h) berat biji per tongkol (cm) i) berat100 biji (g) j) hasil biji kering jemur per ha (ton) k)hasil biji kering oven per ha (ton) l) beratberangkasan kering oven ha m) indeks panen
Data dianalisis sesuai dengan rancangan yangdigunakan yaitu Rancangan Acak Kelompok (RAK)sebagai berikut (Tabel 1)
Jurnal Bumi Lestari Volume 12 No 1 Februari 2012 hlm 106 - 115
109
Pengaruh antar perlakuan (genotipe) dibedakandengan menggunakan uji jarak berganda DuncanrsquosPenentuan sumbangan ragam genetik terhadapragam fenotipe untuk masing-masing variabel yangdiamati digunakan heritabilitas dalam arti luas Nilaiini dihitung dengan menggunakan rumus
Untuk mengetahui keeratan hubungan di antara sifatpengamatan digunakan rumus korelasi sebagaiberikut
3 Hasil dan PembahasanBerdasarkan hasil analisis statistik galur SMB-
5 dan plasma nutfah lainnya berpengaruh nyatauntuk sebagian besar variable yang diamati sepertitinggi tanaman diameter batang diameter tongkolberat berangkasan kering panen berat berangkasankering oven jumlah baris biji per tongkol berattongkol per tanaman berat biji kering oven pertanaman berat 100 biji kering oven hasil biji kering
jemur per hektar hasil biji kering oven per hektarSedangkan variabel yang lainnya tidak menunjukkanperbedaan nyata (Tabel 2) Hal ini menunjukkanbahwa galurplasma nutfah yang dievaluasimenunjukkan respon yang berbeda terhadaplingkungan Hal ini sesuai dengan pendapatSoetarso (1991) bahwa genotipe berbeda denganlingkungan yang sama akan menunjukkan fenotipeyang berbeda
Heritabilitas merupakan perbandingan antararagam genotipe dan ragam fenotipe dari suatuindividu atau populasi suatu tanaman(Mangoendidjojo 2003) Tinggi rendahnyaheritabilitas menunjukkan besarnya pengaruhgenotipe dan lingkungan terhadap individu ataupopulasi tanaman tersebut Mangoendidjojo (2003)menggolongkan nilai heritabilitas menjadi tiga yaituheritabilitas rendah (h2lt02) sedang (02lth2lt05) dantinggi (h2gt05)
Nilai heritabilitas yang rendah atau mendekatinol berarti keragaman fenotipe hanya disebabkanoleh lingkungan sedangkan nilai heritabilitas dengannilai satu berarti fenotipe hanya disebabkan olehfaktor genotipe
Nilai heritabilitas variabel yang diamati sebagianbesar menunjukkan nilai tinggi (gt050) yaitu tinggitanaman diameter batang diameter tongkol beratberangkasan segar berat berangkasan kering ovenjumlah barisan biji per tongkol junlah biji per tongkolberat tongkol per tanaman berat biji kadar air 12berat biji kering ovenha dan heritabilitas tertinggipada berat 100 biji kering oven (099) Sedangkanvariabel lainnya menunjukkan nilai heritabilitasrendah sedang (50gthgt20) dengan nilai heritabilitasterrendah ditunjukkan oleh variabel jumlah daunmaksimal yaitu 010 (Tabel 3)
Nilai heritabilitas yang tinggi pada sebagianbesar variabel yang diamati menunjukkan bahwa
Tabel 1 Analisis ragam variabel yang diamati dari tiga genotipe jagung pada satu lokasi
Ni Luh Made Pradnyawathi Evaluasi Galur Jagung SMB-5 Hasil Seleksi Massa Varietas Lokal
110
peran gen dalam mempengaruhi fenotipe lebihdominan dibandingkan dengan pengaruhlingkungan yang berarti variabel yang diuji memilikikeragaman genotipe yang besar Hal ini ditunjukkanoleh besarnya nilai ragam genotipe dari pada ragamlingkungan Nilai heritabilitas yang tinggi sangatmenentukan stabilitas hasil suatu tanamansedangkan nilai heritabilitas yang rendah ataumendekati nol menunjukkan bahwa hampir tidakdapat dilakukan seleksi pemuliaan tanaman padapopulasi tersebut sehingga dengan adanya nilaiheritabilitas dari sebagian besar variabel yang diamatidapat digunakan sebagai acuan untuk programpemuliaan Nilai heritabilitas yang tinggimenunjukkan bahwa faktor genotipe lebihmenentukan dari pada faktor lingkungan untukpenampilan (fenotipe) tanaman jagung tersebut ataumemiliki stabilitas gen yang tinggi Hal ini sesuaidengan pernyataan Knight et al (1979) bahwa nilaiheritabiltas yang tinggi berarti semakin besarpengaruh genotipe dan semakin kecil pengaruhlingkungan sehingga dapat digunakan untukkemajuan pemuliaan walaupun galur-galur tersebutditanam pada lingkungan yang berbeda hasil yangdiperoleh akan tetap stabil
Hasil biji kering oven tertinggi ditunjukkan olehgalur SMB-5 (Bt) yaitu 354 tonha selanjutnyadiikuti oleh Cicih Tombong (310 tonha) Ketokong(296 tonha) Pulut putih (295 tonha) lombok putihdan Tongtongan Tianyar (278 ton ha) dan hasilterrendah ditunjukan oleh Seraya (237 tonha)Tingginya hasil yang ditunjukkan oleh galur SMB-5 didukung secara nyata oleh sebagian besar variabelyang diamati seperti berat tongkol (r = 094)jumlah biji per tongkol (076 ) diameter tongkol (r= 080) berat biji kadar air 12 (093) dan berat100 biji kering oven (r = 082) (Tabel 6) Hubunganhasil biji per hektar dengan beberapa variabel lainnyasesuai dengan hasil penelitian yang dilakukanSumerta (1990) bahwa beberapa variabel pengamatanseperti berat tongkol dan diameter tongkolmerupakan karakter yang mendukung danberkorelasi positif terhadap hasil Hal itu berartibahwa Galur SMB-5 mempunyai keunggulan dalammemproduksi bahan kering dibandingkan denganplasma nutfah jagung lokal lainnya
Hasil biji kadar air 12 per hektar paling tinggiterdapat pada galur jagung SMB-5 (Bt) yaitu 402tonha Hasil biji kadar air 12 terrendah ditampilkanoleh varietas jagung lokal Seraya (Sr) yaitu 302 ton
ha dan varietas jagung lokal Tongtongan Tianyar(Tt) yaitu 316 tonha Tingginya hasil biji kadar air12 per hektar pada galur jagung SMB-5 didukungsecara nyata oleh beberapa variabel lainnya sepertijumlah baris biji per tongkol (r = 081) jumlah bijiper tongkol (r = 090) dan berat tongkol pertanaman (r = 092) walaupun jumlah tongkolproduktifnya kurang mendukung secara nyata
Tabel 2 Signifikasi pengaruh galur SMB-5 danplasmanutfah lainnya terhadap variabelyang diamati
No Variabel Pengamatan Signifikasi
1 Tinggi tanaman maksimal (cm) 2 Jumlah daun maksimal (helai) ns3 Diameter batang (cm) 4 Saat mekar bunga Jantan (hst) ns5 Saat mekar bunga betina (hst) ns6 Diameter tongkol (cm) 7 Berat brangkasan segar n(g) 8 Berat brangkasan kering oven (g) 9 Jumlah tongkol produktif () ns
10 Jumlah baris biji per tongkol (baris) 11 Jumlah biji per tongkol (butir) 12 Berat tongkol per tanaman (g) 13 Berat biji pipilan kadar air 12
per tanaman (g) 14 Berat biji kering oven per tanam-
an (g) 15 Berat 100 biji kering oven
per tanaman (g) 16 Berat biji kering oven per hektar
(ton) 17 Berat biji kadar air 12
per hektar (ton) 18 Indeks panen () ns
Keterangan = sangat nyata (P lt 001) = nyata (P lt 005)ns = tidak nyata (P gt 005)
Bila dibandingkan dengan galur jagung SMB-5 varietas jagung lokal Seraya memiliki hasil bijikadar air 12 per hektar rendah yaitu 302 tonhatetapi tidak berbeda dengan varietas jagung lokalTongtongan Tianyar (316 tonha) dan Lombok Putih(316 tonha) Rendahnya hasil tersebut karena relatifrendahnya nilai variabel yang berkaitan dengan hasil
Jurnal Bumi Lestari Volume 12 No 1 Februari 2012 hlm 106 - 115
111
seperti jumlah biji per tongkol (20526 butir) sertaberat tongkol per tanaman (9788 g) berat 100 biji(194 g) Nilai ini relatif lebih kecil dibanding denganvarietas jagung lokal lainnya
Pertumbuhan vegetatif sangat penting bagi faseperkembangan berikutnya yaitu fase generatifPetumbuhan vegetatif yang baik akan menyebabkanpertumbuhan generatif yang juga baik sehingga hasilyang diperoleh juga tinggi Karakter tinggi tanamanmempunyai nilai yang penting dalam pertanaman
jagung Tanaman jagung yang memiliki tinggitanaman 1 ndash 3 m dipertimbangkan sebagai tinggitanaman yang ideal untuk memperoleh hasil yangmaksimal Galur jagung SMB-5 mempunyai rata--ratatinggi tanaman 13173 cm yang merupakan kriteriatinggi tanaman ideal Khus (1979) dalam Ekowati(2005) menyatakan bahwa tanaman yang terlalupendek akan mengurangi bobot bahan keringsedangkan tanaman yang terlalu tinggi akan berakibatdaun yang berada di bagian bawah sangat sedikit
Tabel 3 Nilai Ragam Genotipe Ragam Fenotipe Ragam Lingkungan dan Nilai Heritabilitas pada Variabelyang Diamati
Ni Luh Made Pradnyawathi Evaluasi Galur Jagung SMB-5 Hasil Seleksi Massa Varietas Lokal
112
Tabel 4 Nilai rata-rata tinggi tanaman maksimal jumlah daun maksimal diameter batang mekar bungajantan mekar bunga betina diameter tongkol berat berangkasan segar berat brangkasan keringoven dan jumlah tongkol produktif
Keterangan Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom berarti berbeda tidak nyata padauji Duncan taraf 5
Tabel 5 Nilai rata-rata jumlah baris biji per tongkol jumlah biji per tongkol berat tongkol berat biji pipilankadar air 12 per tanaman berat biji kering oven per tanaman berat 100 biji kering oven berat bijikering oven per hektar berat biji kadar air 12 per hektar indeks panen
Keterangan Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom berarti berbeda tidak nyata padauji Ducanrsquot
Jurnal Bumi Lestari Volume 12 No 1 Februari 2012 hlm 106 - 115
113
Ni Luh Made Pradnyawathi Evaluasi Galur Jagung SMB-5 Hasil Seleksi Massa Varietas Lokal Ta
bel 6
Mat
riks k
oefis
ien
kore
lasi
lini
er se
derh
ana a
ntar
par
amet
er p
enga
mat
an
114
menerima cahaya sehingga hasil tanaman menjaditidak maksimal
Dalam penelitian ini faktor lingkungan jugaberperan dalam pertumbuhan tanaman dan hasil bijipada saat awal penanaman sampai pada saatpengisian biji curah hujan sangat rendah dan sulitmendapatkan air untuk tanaman Pada kondisi sepertiini galur SMB-5 mampu menunjukkan potensi hasilyang baik untuk menghasilkan biji kadar air 12 perhektar tertinggi
4 Simpulan dan saran
41 SimpulanKarakter kuantitatif dari galur SMB-5 dan
varietas jagung lokal lainnya yang diuji menunjukkanperbedaan yang nyata untuk sebagian besar variabelyang diamati kecuali variabel jumlah daun maksimalsaat mekar bunga jantan saat mekar bunga betinajumlah tongkol produktif dan indeks panen yangberbeda tidak nyata Galur SMB-5 dan plasma nutfah
lainnya yang diuji dalam penelitian ini secara genetikberbeda hal ini ditunjukkan oleh nilai heritabilitastinggi (h2 gt 050) sedangkan yang lainnyamenunjukkan nilai heritabilitas sedang ( (h2 gt020)Hasil biji kadar air 12 per hektar paling tinggiterdapat pada galur jagung SMB-5 (Bt) yaitu 402tonha berbeda nyata dengan varietas lokal lainnyaGalur SMB-5 mempunyai kemampuan beradaptasibaik pada daerah kering
42 SaranGalur SMB-5 (Bt) merupakan galur harapan
yang baik untuk dikembangkan di Desa SumberKelampok Kecamatan Gerokgak Kabupaten Bulelengnamun perlu juga dikembangkan di daerah lain palingtidak yang memiliki kondisi sesuai dengan keadaantempat penelitian Di samping itu perlu dilakukanpenelitian lebih lanjut untuk mengetahui kesetabilanpenampilan galur SMB-5 (Bt) agar dapat dilepasvarietas unggul baru
Daftar Pustaka
Anonimus 1986 Laporan Percobaan Identifikasi Multilokasi Varietas Palawija dan Hortikultura SubDirektorat Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih Direktorat Bina Produksi Tanaman Pangan Bogor
Ekowati N 2005 Evaluasi Daya Hasil Lanjutan Galur Harapan F8 di Dua lokasi dalam RangkaPengembangan Padi Sawah Tipe Baru Tesis Departemen Budidaya Pertanian Fak Pertanian IPB
Knight R GM Halloran KS Mc Whirter and DHB Sparrow 1979 Plant Breeding Australian Vice-Chancellors Communittee Australian
Lewis CP and MN Chistiansen 1981 Breeding Plants for Stress EnvironmentPlant Breeding II Editedby KJ Prey The Iowa State University Press Ames Iowa 151-177
Makmur 1984 Pengantar Pemuliaan Tanaman Penerbit Bina Aksara Jakarta
Mangoendidjojo 2003 Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman Penerbit Kanisius Yogyakarta
Mas Sri Agung I Gusti Ayu 2009 ldquoAdaptasi Berbagai Varietas Jagung dengan Densitas Berbeda padaAkhir Musim Hujan di Jimbaran Kabupaten Badungrdquo Jurnal Bumi Lestari Vol 9 (2) 201 - 210
Nasrullah 1988 Pemuliaan Tanaman Lanjutan Program Studi Agronomi Jurusan Ilmu-ilmu PertanianProgram Pascasarjana UGM Yogyakarta
Prajitno D 1980 ldquoEffect of Genotype x Environment Interaction on the efficiency of Different Methods ofSelection Acomputer Simulation Studyrdquo Fac of Agric Gadjah Mada Univ Yogyakarta Vol 2 (8)387- 411
Purwati RD dan L Kusdiarti 1983 Ragam Genetic dalam Varietas Jagung Bersari Bebas FakultasPertanian UGM Yogyakarta
Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Diperbanyak oleh Pusat Antar UniversitasInstitut Pertanian Bogor Bekerja Sama dengan Lembaga Sumberdaya Informasi-IPB
Jurnal Bumi Lestari Volume 12 No 1 Februari 2012 hlm 106 - 115
115
Sudarka I Wayan Sang Made Sarwadana I Gusti Ngurah Raka Ni Luh Made Pradnyawati dan I Gusti AlitGunadi 2009 ldquoUpaya Pengembangan Varietas Jagung Tahan Kering Melalui Evaluasi Galur SMCT-2rdquo Jurnal Bumi Lestari Vol 9 (2) 193 ndash 200
Soedarsan A Setyati dan M Rivai 1988 ldquoPelestarian Plasma Nutfahrdquo Kertas Kerja Ceramah NasionalPelestarian Plasma Nutfah di Kampus Univ Warmadewa Denpasar
Soemartono 1995 ldquoCekaman Lingkungan Tantangan Pemuliaan Tanaman Masa Depanrdquo Makalah padaSimposium Pemuliaan Tanaman III Perhimpunan pemuliaaan Tanaman Indonesia
Soetarso 1991 Ilmu Pemuliaan Tanaman Jur Budidaya Pertanian Fak Pertanian UGM Yogyakarta
Subandi 1988 Perbaikan Varietas Jagung Penyunting M Syam A Widjono PPPTP Bogor
Sumerta MG 1990 Seleksi beberapa Plasma Nutfah Jagung Lokal Bali Skripsi Jurusan Budaya PertanianFak Pertanian Univ Udayana Denpasar
Ni Luh Made Pradnyawathi Evaluasi Galur Jagung SMB-5 Hasil Seleksi Massa Varietas Lokal
107
masa lampau kultivar primitif merupakan jenis yangsudah dimanfaatkan tetapi belum dibudidayakankerabat liar jenis budidaya atau jenis piaraan(Soedarsan dkk 1988) Plasma nutfah yang telahterkoleksi selanjutnya dievaluasi di lapangan untukmengetahui plasma nutfah yang memiliki karakteragronomik baik
Soetarso (1991) menyatakan syaratkeberhasilan usaha pemuliaan tanaman adalahtersedianya keragaman genetik dalam populasi agarorang dapat memilih genotipe yang disukaiKeragaman genetik dapat terjadi secara alami danbuatan Selanjutnya Nasrullah (1988) menyatakanbahwa adanya ragam genetik dan seberapa besarnyaragam genetik tersebut serta bagaimana proporsimasing-masing komponennya merupakan halpenting bagi pemulia tanaman Apabila suatupopulasi tidak menunjukkan keragaman genetikmaka keragaman yang terlihat adalah keragamanfenotipe yang merupakan keragaman yangdisebabkan hanya oleh faktor lingkungan Olehkarenanya pemilihan tidak mungkin dilakukan karenasemua tanaman mempunyai potensi genetik yangsama Jadi pemilihan akan bermanfaat hanya apabilaterdapat keragaman genetik
Makmur (1984) menyatakan ragam genetikterjadi akibat dari tanaman yang mempunyai kharaktergenotipe yang berbeda dan bersifat tetap artinyaperbedaan lingkungan yang sesuai dengan tanamanhanya mampu berproduksi sampai batas tertentusaja Hal ini dapat dilihat bila varietas berbedaditanam pada lingkungan sama Sedangkan untukmengetahui ragam lingkungan dapat dilihat bilatanaman dengan genotipe sama ditanam padalingkungan yang berbeda
Prajitno (1980) menyatakan sudah merupakankesepakatan para memulia tanaman bahwa adanyainteraksi genotipe dan lingkungan merupakanlandasan penting dalam pengembangan varietasyang baik Pengaruh interaksi genotipe danlingkungan akan menentukan prosedur seleksi yangditerapkan Selanjutnya Lewis dan Christiansen(1981) menyatakan bahwa tanaman tumbuh danberkembang sebagai hasil saling pengaruhmempengaruhi antara potensi genetik tanamandengan lingkungan di mana tanaman tumbuh Halitu disimbulkan sebagai P = G x E dimana P =fenotipe (sedianya berkembang) G = genotipe(potensi genetik) dan E = lingkungan (seperti tanahair cahaya matahari suhu dan lain-lain)
Poespodarsono (1988) menyatakanpengetahuan tentang interaksi antara genotipelingkungan mempunyai arti penting dalam programseleksi Seleksi sering tidak efektif karena adanyainteraksi ini di samping itu dari seleksi diharapkanuntuk memperoleh genotipe yang dapatmenunjukkan keunggulan pada berbagai lokasimusim dan tahun
Makmur (1984) menyatakan kumpulan gensenantiasa diperlukan dalam menyajikan material baruuntuk dapat digunakan memperbaiki varietas di masamendatang Varietas unggul yang berasal daripemuliaan varietas lokal diperlukan terutama untukmemenuhi kebutuhan benih bagi daerah-daerah yangsering mengalami cekaman lingkungan khususnyacekaman kekeringan
Varietas jagung lokal perlu mendapatkanperhatian karena alasan-alasan a) dengan populasiheterogen diharapkan akan lebih mudah membentukvarietas yang kurang berinteraksi denganlingkungan b) produksi benih lebih mudah sehinggaharga benihpun menjadi lebih murah dan c) petanitidak harus membeli benih setiap musim (Subandi1988) Jagung lokal berumur antara 71 ndash 135 haridengan tinggi 1250 cm ndash 2698 cm dan rata-ratahasilnya sekitar 3418 kg ha Penelitian mengenaivarietas lokal relatif kurang sehingga informasi ataudata mengenai varietas lokal menjadi sangat kurang(Anon 1986)
Di daerah Bali dijumpai beberapa varietas lokaljagung seperti Ingsa Culik Putih Tianyar SerayaIngsa Jangkrik Ingsa Tenganan Ingsa Jepun IngsaSangluh Ketokong Jehem Bayung BukitCandikuning Bang Berte Cicih Tombong MenyaliKetan dan Nyambu (Sudarka dkk 2009) Hasilevaluasi menunjukkan bahwa dua varietas lokaldengan hasil relatif tinggi yaitu Cicih Tombong (425tonha) dan Berte (420 tonha) Kedua varietas lokaltersebut dikoleksi dari pertanaman rakyat diKecamatan Gerokgak kabupaten Buleleng (Sumerta1990) Masing-masing varietas mempunyaipenampilan morfologi yang berbeda dan bersifatspesifik lokasi (Subandi 2000 dalam Mas Sri Agung2009)
Laboratorium Pemuliaan Tanaman JurusanBudidaya Pertanian Fakultas Pertanian UniversitasUdayana mulai tahun 20032004 telahmemprogramkan pemuliaan perbaikan karakteragronomi varietas lokal Berte dengan metode seleksimassa Alasan digunakannya varietas lokal Bali Berte
Ni Luh Made Pradnyawathi Evaluasi Galur Jagung SMB-5 Hasil Seleksi Massa Varietas Lokal
108
sebagai bahan seleksi adalah daya hasil persatuanluas relatif tinggi (42 tonha) warna biji kuning(sumber vitamin A) baik sebagai pakan ternak relatiftahan terhadap lingkungan marginal terutamaterhadap cekaman kekeringan sehinggamemungkinkan untuk dikembangkan menjadivarietas unggul bersari bebas yang dapatdimanfaatkan untuk bahan pangan dan pakanKeadaan populasi alami varietas lokal Berte relatiftidak seragam baik untuk bagian vegetatif maupununtuk bagian generatif sehingga perlu dilakukanperbaikan populasi agar lebih seragam dan potensihasil menjadi lebih tinggi Metode seleksi yangdigunakan untuk perbaikan populasi varietas lokalini adalah metode seleksi massa
Metode seleksi massa adalah seleksi didasarkanatas penampilan karakter (fenotipe) yaitu denganmemilih tanaman yang berpenampilan baik danmenghilangkan tanaman kurang baik dari populasihasil random mating (Mangoendidjojo 2003) Untukmelakukan seleksi massa populasi tanaman jagungsebaiknya besar Dari populasi tersebut dipilihsebanyak mungkin tanaman yang mempunyaifenotipe baik dan seragam Tanaman dengan fenotipekurang baik diemaskulasi (dihilangkan bungajantannya) agar tidak menyerbuki tanaman lain yangberpenampilan baik Hasil tanaman terpilih dicampurdan ditanam kembali secara massal selanjutnyadiseleksi kembali dan dibandingkan dengan indukatau varietas standar Seleksi terus diulang sampaikeadaan tanaman dalam populasi seragam dan stabil
Seleksi massa dilakukan pada saat pertumbuhanvegetatif dan generatif dan setelah panen Dalamseleksi masa perlu diamati keseragaman variabeltinggi tanaman tinggi tongkol bentuk batangjumlah daun bentuk daun sudut daun mulaikeluarnya bunga jantan (tassel) mulai keluarnyatongkol (bunga betina) jumlah tongkol per tanamanumur panen bentuk tongkol panjang dan diametertongkol barisan biji per tongkol berat tongkolbentuk biji berat bijitongkol warna batang warnadaun warna bunga warna biji dan lain-lain
Biji hasil tanaman terseleksi digabung menjadisatu dan digunakan untuk bahan seleksiselanjutnya Seleksi massa dilakukan 5 sampai 6siklus pada areal terisolasi dari tanaman jagunglainnya Galur hasil seleksi massa dilakukanpengujian multilokasi dan dibandingkan denganinduk atau varietas standar Bila penampilan karakteragronomi dalam populasi tanaman sudah seragam
dan stabil maka populasi tanaman tersebut dapatdilepas sebagai varietas bersari bebas
Seleksi massa terhadap varietas lokal Berte saatini telah mencapai generasi kelima berupa biji disebutgalur SMB-5 Galur tersebut sampai saat ini belumdiketahui kestabilan karakter agronominya (terutamadaya hasil) sehingga perlu dievaluasi di beberapalokasi dan dibandingkan dengan induk atau varietasbersari bebas lainnya Bersamaan dengan evaluasitersebut seleksi massa terhadap galur SMB-5 terusdilakukan sampai populasinya seragam atau sesuaidengan keinginan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuipenampilan karakter agronomi galur SMB-5 terutamadaya hasil dibandingkan dengan beberapa varietaslokal lainnya pada daerah beriklim kering
2 Metode PenelitianPenelitian dilaksanakan pada bulan Maret
sampai September 2007 di Desa Sumber KelampokKecamatan Gerokgak Kabupaten Buleleng denganketinggian plusmn 6 m di atas permukaan laut Benih jagungyang digunakan adalah galur SMB-5 (Bt) varietaslokal Seraya (Sr) Cicih Tombong (Ct) Pulut Putih(Pp) Lombok Putih (Lp) Tongtongan Tianyar (Tt)dan Ketokong (Kt) Rancangan yang digunakandalam penelitian ini adalah rancangan acak kelompok(RAK) dengan tiga kali ulangan Tujuh varietas yangdiuji dijadikan sebagai perlakuan sehingga terdapat21 petak percobaan
Jarak tanam jagung dalam penelitian ini adalah25 cm x 80 cm dengan satu tanaman per lubangPenyiraman dilakukan seminggu sekali bila keadaancuaca terlalu kering dengan menggunakan air sumurJumlah tanaman yang diamati (sampel) dalam setiappetak percobaan adalah sebanyak 10 tanamansehingga total tanaman yang diamati pada masing-masing genotipe sebanyak 30 tanaman Variable yangdiamati terdiri dari a) tinggi tanaman maksimal (cm)b) jumlah daun saat pembungaan (helai) c) saatmekarnya bunga jantan (tasseling) d) saat keluarnyarambut (silking) e) jumlah tongkol produktif pertanaman (buah) f) diameter tongkol (cm) g) berattongkol (g) h) berat biji per tongkol (cm) i) berat100 biji (g) j) hasil biji kering jemur per ha (ton) k)hasil biji kering oven per ha (ton) l) beratberangkasan kering oven ha m) indeks panen
Data dianalisis sesuai dengan rancangan yangdigunakan yaitu Rancangan Acak Kelompok (RAK)sebagai berikut (Tabel 1)
Jurnal Bumi Lestari Volume 12 No 1 Februari 2012 hlm 106 - 115
109
Pengaruh antar perlakuan (genotipe) dibedakandengan menggunakan uji jarak berganda DuncanrsquosPenentuan sumbangan ragam genetik terhadapragam fenotipe untuk masing-masing variabel yangdiamati digunakan heritabilitas dalam arti luas Nilaiini dihitung dengan menggunakan rumus
Untuk mengetahui keeratan hubungan di antara sifatpengamatan digunakan rumus korelasi sebagaiberikut
3 Hasil dan PembahasanBerdasarkan hasil analisis statistik galur SMB-
5 dan plasma nutfah lainnya berpengaruh nyatauntuk sebagian besar variable yang diamati sepertitinggi tanaman diameter batang diameter tongkolberat berangkasan kering panen berat berangkasankering oven jumlah baris biji per tongkol berattongkol per tanaman berat biji kering oven pertanaman berat 100 biji kering oven hasil biji kering
jemur per hektar hasil biji kering oven per hektarSedangkan variabel yang lainnya tidak menunjukkanperbedaan nyata (Tabel 2) Hal ini menunjukkanbahwa galurplasma nutfah yang dievaluasimenunjukkan respon yang berbeda terhadaplingkungan Hal ini sesuai dengan pendapatSoetarso (1991) bahwa genotipe berbeda denganlingkungan yang sama akan menunjukkan fenotipeyang berbeda
Heritabilitas merupakan perbandingan antararagam genotipe dan ragam fenotipe dari suatuindividu atau populasi suatu tanaman(Mangoendidjojo 2003) Tinggi rendahnyaheritabilitas menunjukkan besarnya pengaruhgenotipe dan lingkungan terhadap individu ataupopulasi tanaman tersebut Mangoendidjojo (2003)menggolongkan nilai heritabilitas menjadi tiga yaituheritabilitas rendah (h2lt02) sedang (02lth2lt05) dantinggi (h2gt05)
Nilai heritabilitas yang rendah atau mendekatinol berarti keragaman fenotipe hanya disebabkanoleh lingkungan sedangkan nilai heritabilitas dengannilai satu berarti fenotipe hanya disebabkan olehfaktor genotipe
Nilai heritabilitas variabel yang diamati sebagianbesar menunjukkan nilai tinggi (gt050) yaitu tinggitanaman diameter batang diameter tongkol beratberangkasan segar berat berangkasan kering ovenjumlah barisan biji per tongkol junlah biji per tongkolberat tongkol per tanaman berat biji kadar air 12berat biji kering ovenha dan heritabilitas tertinggipada berat 100 biji kering oven (099) Sedangkanvariabel lainnya menunjukkan nilai heritabilitasrendah sedang (50gthgt20) dengan nilai heritabilitasterrendah ditunjukkan oleh variabel jumlah daunmaksimal yaitu 010 (Tabel 3)
Nilai heritabilitas yang tinggi pada sebagianbesar variabel yang diamati menunjukkan bahwa
Tabel 1 Analisis ragam variabel yang diamati dari tiga genotipe jagung pada satu lokasi
Ni Luh Made Pradnyawathi Evaluasi Galur Jagung SMB-5 Hasil Seleksi Massa Varietas Lokal
110
peran gen dalam mempengaruhi fenotipe lebihdominan dibandingkan dengan pengaruhlingkungan yang berarti variabel yang diuji memilikikeragaman genotipe yang besar Hal ini ditunjukkanoleh besarnya nilai ragam genotipe dari pada ragamlingkungan Nilai heritabilitas yang tinggi sangatmenentukan stabilitas hasil suatu tanamansedangkan nilai heritabilitas yang rendah ataumendekati nol menunjukkan bahwa hampir tidakdapat dilakukan seleksi pemuliaan tanaman padapopulasi tersebut sehingga dengan adanya nilaiheritabilitas dari sebagian besar variabel yang diamatidapat digunakan sebagai acuan untuk programpemuliaan Nilai heritabilitas yang tinggimenunjukkan bahwa faktor genotipe lebihmenentukan dari pada faktor lingkungan untukpenampilan (fenotipe) tanaman jagung tersebut ataumemiliki stabilitas gen yang tinggi Hal ini sesuaidengan pernyataan Knight et al (1979) bahwa nilaiheritabiltas yang tinggi berarti semakin besarpengaruh genotipe dan semakin kecil pengaruhlingkungan sehingga dapat digunakan untukkemajuan pemuliaan walaupun galur-galur tersebutditanam pada lingkungan yang berbeda hasil yangdiperoleh akan tetap stabil
Hasil biji kering oven tertinggi ditunjukkan olehgalur SMB-5 (Bt) yaitu 354 tonha selanjutnyadiikuti oleh Cicih Tombong (310 tonha) Ketokong(296 tonha) Pulut putih (295 tonha) lombok putihdan Tongtongan Tianyar (278 ton ha) dan hasilterrendah ditunjukan oleh Seraya (237 tonha)Tingginya hasil yang ditunjukkan oleh galur SMB-5 didukung secara nyata oleh sebagian besar variabelyang diamati seperti berat tongkol (r = 094)jumlah biji per tongkol (076 ) diameter tongkol (r= 080) berat biji kadar air 12 (093) dan berat100 biji kering oven (r = 082) (Tabel 6) Hubunganhasil biji per hektar dengan beberapa variabel lainnyasesuai dengan hasil penelitian yang dilakukanSumerta (1990) bahwa beberapa variabel pengamatanseperti berat tongkol dan diameter tongkolmerupakan karakter yang mendukung danberkorelasi positif terhadap hasil Hal itu berartibahwa Galur SMB-5 mempunyai keunggulan dalammemproduksi bahan kering dibandingkan denganplasma nutfah jagung lokal lainnya
Hasil biji kadar air 12 per hektar paling tinggiterdapat pada galur jagung SMB-5 (Bt) yaitu 402tonha Hasil biji kadar air 12 terrendah ditampilkanoleh varietas jagung lokal Seraya (Sr) yaitu 302 ton
ha dan varietas jagung lokal Tongtongan Tianyar(Tt) yaitu 316 tonha Tingginya hasil biji kadar air12 per hektar pada galur jagung SMB-5 didukungsecara nyata oleh beberapa variabel lainnya sepertijumlah baris biji per tongkol (r = 081) jumlah bijiper tongkol (r = 090) dan berat tongkol pertanaman (r = 092) walaupun jumlah tongkolproduktifnya kurang mendukung secara nyata
Tabel 2 Signifikasi pengaruh galur SMB-5 danplasmanutfah lainnya terhadap variabelyang diamati
No Variabel Pengamatan Signifikasi
1 Tinggi tanaman maksimal (cm) 2 Jumlah daun maksimal (helai) ns3 Diameter batang (cm) 4 Saat mekar bunga Jantan (hst) ns5 Saat mekar bunga betina (hst) ns6 Diameter tongkol (cm) 7 Berat brangkasan segar n(g) 8 Berat brangkasan kering oven (g) 9 Jumlah tongkol produktif () ns
10 Jumlah baris biji per tongkol (baris) 11 Jumlah biji per tongkol (butir) 12 Berat tongkol per tanaman (g) 13 Berat biji pipilan kadar air 12
per tanaman (g) 14 Berat biji kering oven per tanam-
an (g) 15 Berat 100 biji kering oven
per tanaman (g) 16 Berat biji kering oven per hektar
(ton) 17 Berat biji kadar air 12
per hektar (ton) 18 Indeks panen () ns
Keterangan = sangat nyata (P lt 001) = nyata (P lt 005)ns = tidak nyata (P gt 005)
Bila dibandingkan dengan galur jagung SMB-5 varietas jagung lokal Seraya memiliki hasil bijikadar air 12 per hektar rendah yaitu 302 tonhatetapi tidak berbeda dengan varietas jagung lokalTongtongan Tianyar (316 tonha) dan Lombok Putih(316 tonha) Rendahnya hasil tersebut karena relatifrendahnya nilai variabel yang berkaitan dengan hasil
Jurnal Bumi Lestari Volume 12 No 1 Februari 2012 hlm 106 - 115
111
seperti jumlah biji per tongkol (20526 butir) sertaberat tongkol per tanaman (9788 g) berat 100 biji(194 g) Nilai ini relatif lebih kecil dibanding denganvarietas jagung lokal lainnya
Pertumbuhan vegetatif sangat penting bagi faseperkembangan berikutnya yaitu fase generatifPetumbuhan vegetatif yang baik akan menyebabkanpertumbuhan generatif yang juga baik sehingga hasilyang diperoleh juga tinggi Karakter tinggi tanamanmempunyai nilai yang penting dalam pertanaman
jagung Tanaman jagung yang memiliki tinggitanaman 1 ndash 3 m dipertimbangkan sebagai tinggitanaman yang ideal untuk memperoleh hasil yangmaksimal Galur jagung SMB-5 mempunyai rata--ratatinggi tanaman 13173 cm yang merupakan kriteriatinggi tanaman ideal Khus (1979) dalam Ekowati(2005) menyatakan bahwa tanaman yang terlalupendek akan mengurangi bobot bahan keringsedangkan tanaman yang terlalu tinggi akan berakibatdaun yang berada di bagian bawah sangat sedikit
Tabel 3 Nilai Ragam Genotipe Ragam Fenotipe Ragam Lingkungan dan Nilai Heritabilitas pada Variabelyang Diamati
Ni Luh Made Pradnyawathi Evaluasi Galur Jagung SMB-5 Hasil Seleksi Massa Varietas Lokal
112
Tabel 4 Nilai rata-rata tinggi tanaman maksimal jumlah daun maksimal diameter batang mekar bungajantan mekar bunga betina diameter tongkol berat berangkasan segar berat brangkasan keringoven dan jumlah tongkol produktif
Keterangan Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom berarti berbeda tidak nyata padauji Duncan taraf 5
Tabel 5 Nilai rata-rata jumlah baris biji per tongkol jumlah biji per tongkol berat tongkol berat biji pipilankadar air 12 per tanaman berat biji kering oven per tanaman berat 100 biji kering oven berat bijikering oven per hektar berat biji kadar air 12 per hektar indeks panen
Keterangan Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom berarti berbeda tidak nyata padauji Ducanrsquot
Jurnal Bumi Lestari Volume 12 No 1 Februari 2012 hlm 106 - 115
113
Ni Luh Made Pradnyawathi Evaluasi Galur Jagung SMB-5 Hasil Seleksi Massa Varietas Lokal Ta
bel 6
Mat
riks k
oefis
ien
kore
lasi
lini
er se
derh
ana a
ntar
par
amet
er p
enga
mat
an
114
menerima cahaya sehingga hasil tanaman menjaditidak maksimal
Dalam penelitian ini faktor lingkungan jugaberperan dalam pertumbuhan tanaman dan hasil bijipada saat awal penanaman sampai pada saatpengisian biji curah hujan sangat rendah dan sulitmendapatkan air untuk tanaman Pada kondisi sepertiini galur SMB-5 mampu menunjukkan potensi hasilyang baik untuk menghasilkan biji kadar air 12 perhektar tertinggi
4 Simpulan dan saran
41 SimpulanKarakter kuantitatif dari galur SMB-5 dan
varietas jagung lokal lainnya yang diuji menunjukkanperbedaan yang nyata untuk sebagian besar variabelyang diamati kecuali variabel jumlah daun maksimalsaat mekar bunga jantan saat mekar bunga betinajumlah tongkol produktif dan indeks panen yangberbeda tidak nyata Galur SMB-5 dan plasma nutfah
lainnya yang diuji dalam penelitian ini secara genetikberbeda hal ini ditunjukkan oleh nilai heritabilitastinggi (h2 gt 050) sedangkan yang lainnyamenunjukkan nilai heritabilitas sedang ( (h2 gt020)Hasil biji kadar air 12 per hektar paling tinggiterdapat pada galur jagung SMB-5 (Bt) yaitu 402tonha berbeda nyata dengan varietas lokal lainnyaGalur SMB-5 mempunyai kemampuan beradaptasibaik pada daerah kering
42 SaranGalur SMB-5 (Bt) merupakan galur harapan
yang baik untuk dikembangkan di Desa SumberKelampok Kecamatan Gerokgak Kabupaten Bulelengnamun perlu juga dikembangkan di daerah lain palingtidak yang memiliki kondisi sesuai dengan keadaantempat penelitian Di samping itu perlu dilakukanpenelitian lebih lanjut untuk mengetahui kesetabilanpenampilan galur SMB-5 (Bt) agar dapat dilepasvarietas unggul baru
Daftar Pustaka
Anonimus 1986 Laporan Percobaan Identifikasi Multilokasi Varietas Palawija dan Hortikultura SubDirektorat Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih Direktorat Bina Produksi Tanaman Pangan Bogor
Ekowati N 2005 Evaluasi Daya Hasil Lanjutan Galur Harapan F8 di Dua lokasi dalam RangkaPengembangan Padi Sawah Tipe Baru Tesis Departemen Budidaya Pertanian Fak Pertanian IPB
Knight R GM Halloran KS Mc Whirter and DHB Sparrow 1979 Plant Breeding Australian Vice-Chancellors Communittee Australian
Lewis CP and MN Chistiansen 1981 Breeding Plants for Stress EnvironmentPlant Breeding II Editedby KJ Prey The Iowa State University Press Ames Iowa 151-177
Makmur 1984 Pengantar Pemuliaan Tanaman Penerbit Bina Aksara Jakarta
Mangoendidjojo 2003 Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman Penerbit Kanisius Yogyakarta
Mas Sri Agung I Gusti Ayu 2009 ldquoAdaptasi Berbagai Varietas Jagung dengan Densitas Berbeda padaAkhir Musim Hujan di Jimbaran Kabupaten Badungrdquo Jurnal Bumi Lestari Vol 9 (2) 201 - 210
Nasrullah 1988 Pemuliaan Tanaman Lanjutan Program Studi Agronomi Jurusan Ilmu-ilmu PertanianProgram Pascasarjana UGM Yogyakarta
Prajitno D 1980 ldquoEffect of Genotype x Environment Interaction on the efficiency of Different Methods ofSelection Acomputer Simulation Studyrdquo Fac of Agric Gadjah Mada Univ Yogyakarta Vol 2 (8)387- 411
Purwati RD dan L Kusdiarti 1983 Ragam Genetic dalam Varietas Jagung Bersari Bebas FakultasPertanian UGM Yogyakarta
Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Diperbanyak oleh Pusat Antar UniversitasInstitut Pertanian Bogor Bekerja Sama dengan Lembaga Sumberdaya Informasi-IPB
Jurnal Bumi Lestari Volume 12 No 1 Februari 2012 hlm 106 - 115
115
Sudarka I Wayan Sang Made Sarwadana I Gusti Ngurah Raka Ni Luh Made Pradnyawati dan I Gusti AlitGunadi 2009 ldquoUpaya Pengembangan Varietas Jagung Tahan Kering Melalui Evaluasi Galur SMCT-2rdquo Jurnal Bumi Lestari Vol 9 (2) 193 ndash 200
Soedarsan A Setyati dan M Rivai 1988 ldquoPelestarian Plasma Nutfahrdquo Kertas Kerja Ceramah NasionalPelestarian Plasma Nutfah di Kampus Univ Warmadewa Denpasar
Soemartono 1995 ldquoCekaman Lingkungan Tantangan Pemuliaan Tanaman Masa Depanrdquo Makalah padaSimposium Pemuliaan Tanaman III Perhimpunan pemuliaaan Tanaman Indonesia
Soetarso 1991 Ilmu Pemuliaan Tanaman Jur Budidaya Pertanian Fak Pertanian UGM Yogyakarta
Subandi 1988 Perbaikan Varietas Jagung Penyunting M Syam A Widjono PPPTP Bogor
Sumerta MG 1990 Seleksi beberapa Plasma Nutfah Jagung Lokal Bali Skripsi Jurusan Budaya PertanianFak Pertanian Univ Udayana Denpasar
Ni Luh Made Pradnyawathi Evaluasi Galur Jagung SMB-5 Hasil Seleksi Massa Varietas Lokal
108
sebagai bahan seleksi adalah daya hasil persatuanluas relatif tinggi (42 tonha) warna biji kuning(sumber vitamin A) baik sebagai pakan ternak relatiftahan terhadap lingkungan marginal terutamaterhadap cekaman kekeringan sehinggamemungkinkan untuk dikembangkan menjadivarietas unggul bersari bebas yang dapatdimanfaatkan untuk bahan pangan dan pakanKeadaan populasi alami varietas lokal Berte relatiftidak seragam baik untuk bagian vegetatif maupununtuk bagian generatif sehingga perlu dilakukanperbaikan populasi agar lebih seragam dan potensihasil menjadi lebih tinggi Metode seleksi yangdigunakan untuk perbaikan populasi varietas lokalini adalah metode seleksi massa
Metode seleksi massa adalah seleksi didasarkanatas penampilan karakter (fenotipe) yaitu denganmemilih tanaman yang berpenampilan baik danmenghilangkan tanaman kurang baik dari populasihasil random mating (Mangoendidjojo 2003) Untukmelakukan seleksi massa populasi tanaman jagungsebaiknya besar Dari populasi tersebut dipilihsebanyak mungkin tanaman yang mempunyaifenotipe baik dan seragam Tanaman dengan fenotipekurang baik diemaskulasi (dihilangkan bungajantannya) agar tidak menyerbuki tanaman lain yangberpenampilan baik Hasil tanaman terpilih dicampurdan ditanam kembali secara massal selanjutnyadiseleksi kembali dan dibandingkan dengan indukatau varietas standar Seleksi terus diulang sampaikeadaan tanaman dalam populasi seragam dan stabil
Seleksi massa dilakukan pada saat pertumbuhanvegetatif dan generatif dan setelah panen Dalamseleksi masa perlu diamati keseragaman variabeltinggi tanaman tinggi tongkol bentuk batangjumlah daun bentuk daun sudut daun mulaikeluarnya bunga jantan (tassel) mulai keluarnyatongkol (bunga betina) jumlah tongkol per tanamanumur panen bentuk tongkol panjang dan diametertongkol barisan biji per tongkol berat tongkolbentuk biji berat bijitongkol warna batang warnadaun warna bunga warna biji dan lain-lain
Biji hasil tanaman terseleksi digabung menjadisatu dan digunakan untuk bahan seleksiselanjutnya Seleksi massa dilakukan 5 sampai 6siklus pada areal terisolasi dari tanaman jagunglainnya Galur hasil seleksi massa dilakukanpengujian multilokasi dan dibandingkan denganinduk atau varietas standar Bila penampilan karakteragronomi dalam populasi tanaman sudah seragam
dan stabil maka populasi tanaman tersebut dapatdilepas sebagai varietas bersari bebas
Seleksi massa terhadap varietas lokal Berte saatini telah mencapai generasi kelima berupa biji disebutgalur SMB-5 Galur tersebut sampai saat ini belumdiketahui kestabilan karakter agronominya (terutamadaya hasil) sehingga perlu dievaluasi di beberapalokasi dan dibandingkan dengan induk atau varietasbersari bebas lainnya Bersamaan dengan evaluasitersebut seleksi massa terhadap galur SMB-5 terusdilakukan sampai populasinya seragam atau sesuaidengan keinginan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuipenampilan karakter agronomi galur SMB-5 terutamadaya hasil dibandingkan dengan beberapa varietaslokal lainnya pada daerah beriklim kering
2 Metode PenelitianPenelitian dilaksanakan pada bulan Maret
sampai September 2007 di Desa Sumber KelampokKecamatan Gerokgak Kabupaten Buleleng denganketinggian plusmn 6 m di atas permukaan laut Benih jagungyang digunakan adalah galur SMB-5 (Bt) varietaslokal Seraya (Sr) Cicih Tombong (Ct) Pulut Putih(Pp) Lombok Putih (Lp) Tongtongan Tianyar (Tt)dan Ketokong (Kt) Rancangan yang digunakandalam penelitian ini adalah rancangan acak kelompok(RAK) dengan tiga kali ulangan Tujuh varietas yangdiuji dijadikan sebagai perlakuan sehingga terdapat21 petak percobaan
Jarak tanam jagung dalam penelitian ini adalah25 cm x 80 cm dengan satu tanaman per lubangPenyiraman dilakukan seminggu sekali bila keadaancuaca terlalu kering dengan menggunakan air sumurJumlah tanaman yang diamati (sampel) dalam setiappetak percobaan adalah sebanyak 10 tanamansehingga total tanaman yang diamati pada masing-masing genotipe sebanyak 30 tanaman Variable yangdiamati terdiri dari a) tinggi tanaman maksimal (cm)b) jumlah daun saat pembungaan (helai) c) saatmekarnya bunga jantan (tasseling) d) saat keluarnyarambut (silking) e) jumlah tongkol produktif pertanaman (buah) f) diameter tongkol (cm) g) berattongkol (g) h) berat biji per tongkol (cm) i) berat100 biji (g) j) hasil biji kering jemur per ha (ton) k)hasil biji kering oven per ha (ton) l) beratberangkasan kering oven ha m) indeks panen
Data dianalisis sesuai dengan rancangan yangdigunakan yaitu Rancangan Acak Kelompok (RAK)sebagai berikut (Tabel 1)
Jurnal Bumi Lestari Volume 12 No 1 Februari 2012 hlm 106 - 115
109
Pengaruh antar perlakuan (genotipe) dibedakandengan menggunakan uji jarak berganda DuncanrsquosPenentuan sumbangan ragam genetik terhadapragam fenotipe untuk masing-masing variabel yangdiamati digunakan heritabilitas dalam arti luas Nilaiini dihitung dengan menggunakan rumus
Untuk mengetahui keeratan hubungan di antara sifatpengamatan digunakan rumus korelasi sebagaiberikut
3 Hasil dan PembahasanBerdasarkan hasil analisis statistik galur SMB-
5 dan plasma nutfah lainnya berpengaruh nyatauntuk sebagian besar variable yang diamati sepertitinggi tanaman diameter batang diameter tongkolberat berangkasan kering panen berat berangkasankering oven jumlah baris biji per tongkol berattongkol per tanaman berat biji kering oven pertanaman berat 100 biji kering oven hasil biji kering
jemur per hektar hasil biji kering oven per hektarSedangkan variabel yang lainnya tidak menunjukkanperbedaan nyata (Tabel 2) Hal ini menunjukkanbahwa galurplasma nutfah yang dievaluasimenunjukkan respon yang berbeda terhadaplingkungan Hal ini sesuai dengan pendapatSoetarso (1991) bahwa genotipe berbeda denganlingkungan yang sama akan menunjukkan fenotipeyang berbeda
Heritabilitas merupakan perbandingan antararagam genotipe dan ragam fenotipe dari suatuindividu atau populasi suatu tanaman(Mangoendidjojo 2003) Tinggi rendahnyaheritabilitas menunjukkan besarnya pengaruhgenotipe dan lingkungan terhadap individu ataupopulasi tanaman tersebut Mangoendidjojo (2003)menggolongkan nilai heritabilitas menjadi tiga yaituheritabilitas rendah (h2lt02) sedang (02lth2lt05) dantinggi (h2gt05)
Nilai heritabilitas yang rendah atau mendekatinol berarti keragaman fenotipe hanya disebabkanoleh lingkungan sedangkan nilai heritabilitas dengannilai satu berarti fenotipe hanya disebabkan olehfaktor genotipe
Nilai heritabilitas variabel yang diamati sebagianbesar menunjukkan nilai tinggi (gt050) yaitu tinggitanaman diameter batang diameter tongkol beratberangkasan segar berat berangkasan kering ovenjumlah barisan biji per tongkol junlah biji per tongkolberat tongkol per tanaman berat biji kadar air 12berat biji kering ovenha dan heritabilitas tertinggipada berat 100 biji kering oven (099) Sedangkanvariabel lainnya menunjukkan nilai heritabilitasrendah sedang (50gthgt20) dengan nilai heritabilitasterrendah ditunjukkan oleh variabel jumlah daunmaksimal yaitu 010 (Tabel 3)
Nilai heritabilitas yang tinggi pada sebagianbesar variabel yang diamati menunjukkan bahwa
Tabel 1 Analisis ragam variabel yang diamati dari tiga genotipe jagung pada satu lokasi
Ni Luh Made Pradnyawathi Evaluasi Galur Jagung SMB-5 Hasil Seleksi Massa Varietas Lokal
110
peran gen dalam mempengaruhi fenotipe lebihdominan dibandingkan dengan pengaruhlingkungan yang berarti variabel yang diuji memilikikeragaman genotipe yang besar Hal ini ditunjukkanoleh besarnya nilai ragam genotipe dari pada ragamlingkungan Nilai heritabilitas yang tinggi sangatmenentukan stabilitas hasil suatu tanamansedangkan nilai heritabilitas yang rendah ataumendekati nol menunjukkan bahwa hampir tidakdapat dilakukan seleksi pemuliaan tanaman padapopulasi tersebut sehingga dengan adanya nilaiheritabilitas dari sebagian besar variabel yang diamatidapat digunakan sebagai acuan untuk programpemuliaan Nilai heritabilitas yang tinggimenunjukkan bahwa faktor genotipe lebihmenentukan dari pada faktor lingkungan untukpenampilan (fenotipe) tanaman jagung tersebut ataumemiliki stabilitas gen yang tinggi Hal ini sesuaidengan pernyataan Knight et al (1979) bahwa nilaiheritabiltas yang tinggi berarti semakin besarpengaruh genotipe dan semakin kecil pengaruhlingkungan sehingga dapat digunakan untukkemajuan pemuliaan walaupun galur-galur tersebutditanam pada lingkungan yang berbeda hasil yangdiperoleh akan tetap stabil
Hasil biji kering oven tertinggi ditunjukkan olehgalur SMB-5 (Bt) yaitu 354 tonha selanjutnyadiikuti oleh Cicih Tombong (310 tonha) Ketokong(296 tonha) Pulut putih (295 tonha) lombok putihdan Tongtongan Tianyar (278 ton ha) dan hasilterrendah ditunjukan oleh Seraya (237 tonha)Tingginya hasil yang ditunjukkan oleh galur SMB-5 didukung secara nyata oleh sebagian besar variabelyang diamati seperti berat tongkol (r = 094)jumlah biji per tongkol (076 ) diameter tongkol (r= 080) berat biji kadar air 12 (093) dan berat100 biji kering oven (r = 082) (Tabel 6) Hubunganhasil biji per hektar dengan beberapa variabel lainnyasesuai dengan hasil penelitian yang dilakukanSumerta (1990) bahwa beberapa variabel pengamatanseperti berat tongkol dan diameter tongkolmerupakan karakter yang mendukung danberkorelasi positif terhadap hasil Hal itu berartibahwa Galur SMB-5 mempunyai keunggulan dalammemproduksi bahan kering dibandingkan denganplasma nutfah jagung lokal lainnya
Hasil biji kadar air 12 per hektar paling tinggiterdapat pada galur jagung SMB-5 (Bt) yaitu 402tonha Hasil biji kadar air 12 terrendah ditampilkanoleh varietas jagung lokal Seraya (Sr) yaitu 302 ton
ha dan varietas jagung lokal Tongtongan Tianyar(Tt) yaitu 316 tonha Tingginya hasil biji kadar air12 per hektar pada galur jagung SMB-5 didukungsecara nyata oleh beberapa variabel lainnya sepertijumlah baris biji per tongkol (r = 081) jumlah bijiper tongkol (r = 090) dan berat tongkol pertanaman (r = 092) walaupun jumlah tongkolproduktifnya kurang mendukung secara nyata
Tabel 2 Signifikasi pengaruh galur SMB-5 danplasmanutfah lainnya terhadap variabelyang diamati
No Variabel Pengamatan Signifikasi
1 Tinggi tanaman maksimal (cm) 2 Jumlah daun maksimal (helai) ns3 Diameter batang (cm) 4 Saat mekar bunga Jantan (hst) ns5 Saat mekar bunga betina (hst) ns6 Diameter tongkol (cm) 7 Berat brangkasan segar n(g) 8 Berat brangkasan kering oven (g) 9 Jumlah tongkol produktif () ns
10 Jumlah baris biji per tongkol (baris) 11 Jumlah biji per tongkol (butir) 12 Berat tongkol per tanaman (g) 13 Berat biji pipilan kadar air 12
per tanaman (g) 14 Berat biji kering oven per tanam-
an (g) 15 Berat 100 biji kering oven
per tanaman (g) 16 Berat biji kering oven per hektar
(ton) 17 Berat biji kadar air 12
per hektar (ton) 18 Indeks panen () ns
Keterangan = sangat nyata (P lt 001) = nyata (P lt 005)ns = tidak nyata (P gt 005)
Bila dibandingkan dengan galur jagung SMB-5 varietas jagung lokal Seraya memiliki hasil bijikadar air 12 per hektar rendah yaitu 302 tonhatetapi tidak berbeda dengan varietas jagung lokalTongtongan Tianyar (316 tonha) dan Lombok Putih(316 tonha) Rendahnya hasil tersebut karena relatifrendahnya nilai variabel yang berkaitan dengan hasil
Jurnal Bumi Lestari Volume 12 No 1 Februari 2012 hlm 106 - 115
111
seperti jumlah biji per tongkol (20526 butir) sertaberat tongkol per tanaman (9788 g) berat 100 biji(194 g) Nilai ini relatif lebih kecil dibanding denganvarietas jagung lokal lainnya
Pertumbuhan vegetatif sangat penting bagi faseperkembangan berikutnya yaitu fase generatifPetumbuhan vegetatif yang baik akan menyebabkanpertumbuhan generatif yang juga baik sehingga hasilyang diperoleh juga tinggi Karakter tinggi tanamanmempunyai nilai yang penting dalam pertanaman
jagung Tanaman jagung yang memiliki tinggitanaman 1 ndash 3 m dipertimbangkan sebagai tinggitanaman yang ideal untuk memperoleh hasil yangmaksimal Galur jagung SMB-5 mempunyai rata--ratatinggi tanaman 13173 cm yang merupakan kriteriatinggi tanaman ideal Khus (1979) dalam Ekowati(2005) menyatakan bahwa tanaman yang terlalupendek akan mengurangi bobot bahan keringsedangkan tanaman yang terlalu tinggi akan berakibatdaun yang berada di bagian bawah sangat sedikit
Tabel 3 Nilai Ragam Genotipe Ragam Fenotipe Ragam Lingkungan dan Nilai Heritabilitas pada Variabelyang Diamati
Ni Luh Made Pradnyawathi Evaluasi Galur Jagung SMB-5 Hasil Seleksi Massa Varietas Lokal
112
Tabel 4 Nilai rata-rata tinggi tanaman maksimal jumlah daun maksimal diameter batang mekar bungajantan mekar bunga betina diameter tongkol berat berangkasan segar berat brangkasan keringoven dan jumlah tongkol produktif
Keterangan Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom berarti berbeda tidak nyata padauji Duncan taraf 5
Tabel 5 Nilai rata-rata jumlah baris biji per tongkol jumlah biji per tongkol berat tongkol berat biji pipilankadar air 12 per tanaman berat biji kering oven per tanaman berat 100 biji kering oven berat bijikering oven per hektar berat biji kadar air 12 per hektar indeks panen
Keterangan Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom berarti berbeda tidak nyata padauji Ducanrsquot
Jurnal Bumi Lestari Volume 12 No 1 Februari 2012 hlm 106 - 115
113
Ni Luh Made Pradnyawathi Evaluasi Galur Jagung SMB-5 Hasil Seleksi Massa Varietas Lokal Ta
bel 6
Mat
riks k
oefis
ien
kore
lasi
lini
er se
derh
ana a
ntar
par
amet
er p
enga
mat
an
114
menerima cahaya sehingga hasil tanaman menjaditidak maksimal
Dalam penelitian ini faktor lingkungan jugaberperan dalam pertumbuhan tanaman dan hasil bijipada saat awal penanaman sampai pada saatpengisian biji curah hujan sangat rendah dan sulitmendapatkan air untuk tanaman Pada kondisi sepertiini galur SMB-5 mampu menunjukkan potensi hasilyang baik untuk menghasilkan biji kadar air 12 perhektar tertinggi
4 Simpulan dan saran
41 SimpulanKarakter kuantitatif dari galur SMB-5 dan
varietas jagung lokal lainnya yang diuji menunjukkanperbedaan yang nyata untuk sebagian besar variabelyang diamati kecuali variabel jumlah daun maksimalsaat mekar bunga jantan saat mekar bunga betinajumlah tongkol produktif dan indeks panen yangberbeda tidak nyata Galur SMB-5 dan plasma nutfah
lainnya yang diuji dalam penelitian ini secara genetikberbeda hal ini ditunjukkan oleh nilai heritabilitastinggi (h2 gt 050) sedangkan yang lainnyamenunjukkan nilai heritabilitas sedang ( (h2 gt020)Hasil biji kadar air 12 per hektar paling tinggiterdapat pada galur jagung SMB-5 (Bt) yaitu 402tonha berbeda nyata dengan varietas lokal lainnyaGalur SMB-5 mempunyai kemampuan beradaptasibaik pada daerah kering
42 SaranGalur SMB-5 (Bt) merupakan galur harapan
yang baik untuk dikembangkan di Desa SumberKelampok Kecamatan Gerokgak Kabupaten Bulelengnamun perlu juga dikembangkan di daerah lain palingtidak yang memiliki kondisi sesuai dengan keadaantempat penelitian Di samping itu perlu dilakukanpenelitian lebih lanjut untuk mengetahui kesetabilanpenampilan galur SMB-5 (Bt) agar dapat dilepasvarietas unggul baru
Daftar Pustaka
Anonimus 1986 Laporan Percobaan Identifikasi Multilokasi Varietas Palawija dan Hortikultura SubDirektorat Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih Direktorat Bina Produksi Tanaman Pangan Bogor
Ekowati N 2005 Evaluasi Daya Hasil Lanjutan Galur Harapan F8 di Dua lokasi dalam RangkaPengembangan Padi Sawah Tipe Baru Tesis Departemen Budidaya Pertanian Fak Pertanian IPB
Knight R GM Halloran KS Mc Whirter and DHB Sparrow 1979 Plant Breeding Australian Vice-Chancellors Communittee Australian
Lewis CP and MN Chistiansen 1981 Breeding Plants for Stress EnvironmentPlant Breeding II Editedby KJ Prey The Iowa State University Press Ames Iowa 151-177
Makmur 1984 Pengantar Pemuliaan Tanaman Penerbit Bina Aksara Jakarta
Mangoendidjojo 2003 Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman Penerbit Kanisius Yogyakarta
Mas Sri Agung I Gusti Ayu 2009 ldquoAdaptasi Berbagai Varietas Jagung dengan Densitas Berbeda padaAkhir Musim Hujan di Jimbaran Kabupaten Badungrdquo Jurnal Bumi Lestari Vol 9 (2) 201 - 210
Nasrullah 1988 Pemuliaan Tanaman Lanjutan Program Studi Agronomi Jurusan Ilmu-ilmu PertanianProgram Pascasarjana UGM Yogyakarta
Prajitno D 1980 ldquoEffect of Genotype x Environment Interaction on the efficiency of Different Methods ofSelection Acomputer Simulation Studyrdquo Fac of Agric Gadjah Mada Univ Yogyakarta Vol 2 (8)387- 411
Purwati RD dan L Kusdiarti 1983 Ragam Genetic dalam Varietas Jagung Bersari Bebas FakultasPertanian UGM Yogyakarta
Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Diperbanyak oleh Pusat Antar UniversitasInstitut Pertanian Bogor Bekerja Sama dengan Lembaga Sumberdaya Informasi-IPB
Jurnal Bumi Lestari Volume 12 No 1 Februari 2012 hlm 106 - 115
115
Sudarka I Wayan Sang Made Sarwadana I Gusti Ngurah Raka Ni Luh Made Pradnyawati dan I Gusti AlitGunadi 2009 ldquoUpaya Pengembangan Varietas Jagung Tahan Kering Melalui Evaluasi Galur SMCT-2rdquo Jurnal Bumi Lestari Vol 9 (2) 193 ndash 200
Soedarsan A Setyati dan M Rivai 1988 ldquoPelestarian Plasma Nutfahrdquo Kertas Kerja Ceramah NasionalPelestarian Plasma Nutfah di Kampus Univ Warmadewa Denpasar
Soemartono 1995 ldquoCekaman Lingkungan Tantangan Pemuliaan Tanaman Masa Depanrdquo Makalah padaSimposium Pemuliaan Tanaman III Perhimpunan pemuliaaan Tanaman Indonesia
Soetarso 1991 Ilmu Pemuliaan Tanaman Jur Budidaya Pertanian Fak Pertanian UGM Yogyakarta
Subandi 1988 Perbaikan Varietas Jagung Penyunting M Syam A Widjono PPPTP Bogor
Sumerta MG 1990 Seleksi beberapa Plasma Nutfah Jagung Lokal Bali Skripsi Jurusan Budaya PertanianFak Pertanian Univ Udayana Denpasar
Ni Luh Made Pradnyawathi Evaluasi Galur Jagung SMB-5 Hasil Seleksi Massa Varietas Lokal
109
Pengaruh antar perlakuan (genotipe) dibedakandengan menggunakan uji jarak berganda DuncanrsquosPenentuan sumbangan ragam genetik terhadapragam fenotipe untuk masing-masing variabel yangdiamati digunakan heritabilitas dalam arti luas Nilaiini dihitung dengan menggunakan rumus
Untuk mengetahui keeratan hubungan di antara sifatpengamatan digunakan rumus korelasi sebagaiberikut
3 Hasil dan PembahasanBerdasarkan hasil analisis statistik galur SMB-
5 dan plasma nutfah lainnya berpengaruh nyatauntuk sebagian besar variable yang diamati sepertitinggi tanaman diameter batang diameter tongkolberat berangkasan kering panen berat berangkasankering oven jumlah baris biji per tongkol berattongkol per tanaman berat biji kering oven pertanaman berat 100 biji kering oven hasil biji kering
jemur per hektar hasil biji kering oven per hektarSedangkan variabel yang lainnya tidak menunjukkanperbedaan nyata (Tabel 2) Hal ini menunjukkanbahwa galurplasma nutfah yang dievaluasimenunjukkan respon yang berbeda terhadaplingkungan Hal ini sesuai dengan pendapatSoetarso (1991) bahwa genotipe berbeda denganlingkungan yang sama akan menunjukkan fenotipeyang berbeda
Heritabilitas merupakan perbandingan antararagam genotipe dan ragam fenotipe dari suatuindividu atau populasi suatu tanaman(Mangoendidjojo 2003) Tinggi rendahnyaheritabilitas menunjukkan besarnya pengaruhgenotipe dan lingkungan terhadap individu ataupopulasi tanaman tersebut Mangoendidjojo (2003)menggolongkan nilai heritabilitas menjadi tiga yaituheritabilitas rendah (h2lt02) sedang (02lth2lt05) dantinggi (h2gt05)
Nilai heritabilitas yang rendah atau mendekatinol berarti keragaman fenotipe hanya disebabkanoleh lingkungan sedangkan nilai heritabilitas dengannilai satu berarti fenotipe hanya disebabkan olehfaktor genotipe
Nilai heritabilitas variabel yang diamati sebagianbesar menunjukkan nilai tinggi (gt050) yaitu tinggitanaman diameter batang diameter tongkol beratberangkasan segar berat berangkasan kering ovenjumlah barisan biji per tongkol junlah biji per tongkolberat tongkol per tanaman berat biji kadar air 12berat biji kering ovenha dan heritabilitas tertinggipada berat 100 biji kering oven (099) Sedangkanvariabel lainnya menunjukkan nilai heritabilitasrendah sedang (50gthgt20) dengan nilai heritabilitasterrendah ditunjukkan oleh variabel jumlah daunmaksimal yaitu 010 (Tabel 3)
Nilai heritabilitas yang tinggi pada sebagianbesar variabel yang diamati menunjukkan bahwa
Tabel 1 Analisis ragam variabel yang diamati dari tiga genotipe jagung pada satu lokasi
Ni Luh Made Pradnyawathi Evaluasi Galur Jagung SMB-5 Hasil Seleksi Massa Varietas Lokal
110
peran gen dalam mempengaruhi fenotipe lebihdominan dibandingkan dengan pengaruhlingkungan yang berarti variabel yang diuji memilikikeragaman genotipe yang besar Hal ini ditunjukkanoleh besarnya nilai ragam genotipe dari pada ragamlingkungan Nilai heritabilitas yang tinggi sangatmenentukan stabilitas hasil suatu tanamansedangkan nilai heritabilitas yang rendah ataumendekati nol menunjukkan bahwa hampir tidakdapat dilakukan seleksi pemuliaan tanaman padapopulasi tersebut sehingga dengan adanya nilaiheritabilitas dari sebagian besar variabel yang diamatidapat digunakan sebagai acuan untuk programpemuliaan Nilai heritabilitas yang tinggimenunjukkan bahwa faktor genotipe lebihmenentukan dari pada faktor lingkungan untukpenampilan (fenotipe) tanaman jagung tersebut ataumemiliki stabilitas gen yang tinggi Hal ini sesuaidengan pernyataan Knight et al (1979) bahwa nilaiheritabiltas yang tinggi berarti semakin besarpengaruh genotipe dan semakin kecil pengaruhlingkungan sehingga dapat digunakan untukkemajuan pemuliaan walaupun galur-galur tersebutditanam pada lingkungan yang berbeda hasil yangdiperoleh akan tetap stabil
Hasil biji kering oven tertinggi ditunjukkan olehgalur SMB-5 (Bt) yaitu 354 tonha selanjutnyadiikuti oleh Cicih Tombong (310 tonha) Ketokong(296 tonha) Pulut putih (295 tonha) lombok putihdan Tongtongan Tianyar (278 ton ha) dan hasilterrendah ditunjukan oleh Seraya (237 tonha)Tingginya hasil yang ditunjukkan oleh galur SMB-5 didukung secara nyata oleh sebagian besar variabelyang diamati seperti berat tongkol (r = 094)jumlah biji per tongkol (076 ) diameter tongkol (r= 080) berat biji kadar air 12 (093) dan berat100 biji kering oven (r = 082) (Tabel 6) Hubunganhasil biji per hektar dengan beberapa variabel lainnyasesuai dengan hasil penelitian yang dilakukanSumerta (1990) bahwa beberapa variabel pengamatanseperti berat tongkol dan diameter tongkolmerupakan karakter yang mendukung danberkorelasi positif terhadap hasil Hal itu berartibahwa Galur SMB-5 mempunyai keunggulan dalammemproduksi bahan kering dibandingkan denganplasma nutfah jagung lokal lainnya
Hasil biji kadar air 12 per hektar paling tinggiterdapat pada galur jagung SMB-5 (Bt) yaitu 402tonha Hasil biji kadar air 12 terrendah ditampilkanoleh varietas jagung lokal Seraya (Sr) yaitu 302 ton
ha dan varietas jagung lokal Tongtongan Tianyar(Tt) yaitu 316 tonha Tingginya hasil biji kadar air12 per hektar pada galur jagung SMB-5 didukungsecara nyata oleh beberapa variabel lainnya sepertijumlah baris biji per tongkol (r = 081) jumlah bijiper tongkol (r = 090) dan berat tongkol pertanaman (r = 092) walaupun jumlah tongkolproduktifnya kurang mendukung secara nyata
Tabel 2 Signifikasi pengaruh galur SMB-5 danplasmanutfah lainnya terhadap variabelyang diamati
No Variabel Pengamatan Signifikasi
1 Tinggi tanaman maksimal (cm) 2 Jumlah daun maksimal (helai) ns3 Diameter batang (cm) 4 Saat mekar bunga Jantan (hst) ns5 Saat mekar bunga betina (hst) ns6 Diameter tongkol (cm) 7 Berat brangkasan segar n(g) 8 Berat brangkasan kering oven (g) 9 Jumlah tongkol produktif () ns
10 Jumlah baris biji per tongkol (baris) 11 Jumlah biji per tongkol (butir) 12 Berat tongkol per tanaman (g) 13 Berat biji pipilan kadar air 12
per tanaman (g) 14 Berat biji kering oven per tanam-
an (g) 15 Berat 100 biji kering oven
per tanaman (g) 16 Berat biji kering oven per hektar
(ton) 17 Berat biji kadar air 12
per hektar (ton) 18 Indeks panen () ns
Keterangan = sangat nyata (P lt 001) = nyata (P lt 005)ns = tidak nyata (P gt 005)
Bila dibandingkan dengan galur jagung SMB-5 varietas jagung lokal Seraya memiliki hasil bijikadar air 12 per hektar rendah yaitu 302 tonhatetapi tidak berbeda dengan varietas jagung lokalTongtongan Tianyar (316 tonha) dan Lombok Putih(316 tonha) Rendahnya hasil tersebut karena relatifrendahnya nilai variabel yang berkaitan dengan hasil
Jurnal Bumi Lestari Volume 12 No 1 Februari 2012 hlm 106 - 115
111
seperti jumlah biji per tongkol (20526 butir) sertaberat tongkol per tanaman (9788 g) berat 100 biji(194 g) Nilai ini relatif lebih kecil dibanding denganvarietas jagung lokal lainnya
Pertumbuhan vegetatif sangat penting bagi faseperkembangan berikutnya yaitu fase generatifPetumbuhan vegetatif yang baik akan menyebabkanpertumbuhan generatif yang juga baik sehingga hasilyang diperoleh juga tinggi Karakter tinggi tanamanmempunyai nilai yang penting dalam pertanaman
jagung Tanaman jagung yang memiliki tinggitanaman 1 ndash 3 m dipertimbangkan sebagai tinggitanaman yang ideal untuk memperoleh hasil yangmaksimal Galur jagung SMB-5 mempunyai rata--ratatinggi tanaman 13173 cm yang merupakan kriteriatinggi tanaman ideal Khus (1979) dalam Ekowati(2005) menyatakan bahwa tanaman yang terlalupendek akan mengurangi bobot bahan keringsedangkan tanaman yang terlalu tinggi akan berakibatdaun yang berada di bagian bawah sangat sedikit
Tabel 3 Nilai Ragam Genotipe Ragam Fenotipe Ragam Lingkungan dan Nilai Heritabilitas pada Variabelyang Diamati
Ni Luh Made Pradnyawathi Evaluasi Galur Jagung SMB-5 Hasil Seleksi Massa Varietas Lokal
112
Tabel 4 Nilai rata-rata tinggi tanaman maksimal jumlah daun maksimal diameter batang mekar bungajantan mekar bunga betina diameter tongkol berat berangkasan segar berat brangkasan keringoven dan jumlah tongkol produktif
Keterangan Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom berarti berbeda tidak nyata padauji Duncan taraf 5
Tabel 5 Nilai rata-rata jumlah baris biji per tongkol jumlah biji per tongkol berat tongkol berat biji pipilankadar air 12 per tanaman berat biji kering oven per tanaman berat 100 biji kering oven berat bijikering oven per hektar berat biji kadar air 12 per hektar indeks panen
Keterangan Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom berarti berbeda tidak nyata padauji Ducanrsquot
Jurnal Bumi Lestari Volume 12 No 1 Februari 2012 hlm 106 - 115
113
Ni Luh Made Pradnyawathi Evaluasi Galur Jagung SMB-5 Hasil Seleksi Massa Varietas Lokal Ta
bel 6
Mat
riks k
oefis
ien
kore
lasi
lini
er se
derh
ana a
ntar
par
amet
er p
enga
mat
an
114
menerima cahaya sehingga hasil tanaman menjaditidak maksimal
Dalam penelitian ini faktor lingkungan jugaberperan dalam pertumbuhan tanaman dan hasil bijipada saat awal penanaman sampai pada saatpengisian biji curah hujan sangat rendah dan sulitmendapatkan air untuk tanaman Pada kondisi sepertiini galur SMB-5 mampu menunjukkan potensi hasilyang baik untuk menghasilkan biji kadar air 12 perhektar tertinggi
4 Simpulan dan saran
41 SimpulanKarakter kuantitatif dari galur SMB-5 dan
varietas jagung lokal lainnya yang diuji menunjukkanperbedaan yang nyata untuk sebagian besar variabelyang diamati kecuali variabel jumlah daun maksimalsaat mekar bunga jantan saat mekar bunga betinajumlah tongkol produktif dan indeks panen yangberbeda tidak nyata Galur SMB-5 dan plasma nutfah
lainnya yang diuji dalam penelitian ini secara genetikberbeda hal ini ditunjukkan oleh nilai heritabilitastinggi (h2 gt 050) sedangkan yang lainnyamenunjukkan nilai heritabilitas sedang ( (h2 gt020)Hasil biji kadar air 12 per hektar paling tinggiterdapat pada galur jagung SMB-5 (Bt) yaitu 402tonha berbeda nyata dengan varietas lokal lainnyaGalur SMB-5 mempunyai kemampuan beradaptasibaik pada daerah kering
42 SaranGalur SMB-5 (Bt) merupakan galur harapan
yang baik untuk dikembangkan di Desa SumberKelampok Kecamatan Gerokgak Kabupaten Bulelengnamun perlu juga dikembangkan di daerah lain palingtidak yang memiliki kondisi sesuai dengan keadaantempat penelitian Di samping itu perlu dilakukanpenelitian lebih lanjut untuk mengetahui kesetabilanpenampilan galur SMB-5 (Bt) agar dapat dilepasvarietas unggul baru
Daftar Pustaka
Anonimus 1986 Laporan Percobaan Identifikasi Multilokasi Varietas Palawija dan Hortikultura SubDirektorat Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih Direktorat Bina Produksi Tanaman Pangan Bogor
Ekowati N 2005 Evaluasi Daya Hasil Lanjutan Galur Harapan F8 di Dua lokasi dalam RangkaPengembangan Padi Sawah Tipe Baru Tesis Departemen Budidaya Pertanian Fak Pertanian IPB
Knight R GM Halloran KS Mc Whirter and DHB Sparrow 1979 Plant Breeding Australian Vice-Chancellors Communittee Australian
Lewis CP and MN Chistiansen 1981 Breeding Plants for Stress EnvironmentPlant Breeding II Editedby KJ Prey The Iowa State University Press Ames Iowa 151-177
Makmur 1984 Pengantar Pemuliaan Tanaman Penerbit Bina Aksara Jakarta
Mangoendidjojo 2003 Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman Penerbit Kanisius Yogyakarta
Mas Sri Agung I Gusti Ayu 2009 ldquoAdaptasi Berbagai Varietas Jagung dengan Densitas Berbeda padaAkhir Musim Hujan di Jimbaran Kabupaten Badungrdquo Jurnal Bumi Lestari Vol 9 (2) 201 - 210
Nasrullah 1988 Pemuliaan Tanaman Lanjutan Program Studi Agronomi Jurusan Ilmu-ilmu PertanianProgram Pascasarjana UGM Yogyakarta
Prajitno D 1980 ldquoEffect of Genotype x Environment Interaction on the efficiency of Different Methods ofSelection Acomputer Simulation Studyrdquo Fac of Agric Gadjah Mada Univ Yogyakarta Vol 2 (8)387- 411
Purwati RD dan L Kusdiarti 1983 Ragam Genetic dalam Varietas Jagung Bersari Bebas FakultasPertanian UGM Yogyakarta
Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Diperbanyak oleh Pusat Antar UniversitasInstitut Pertanian Bogor Bekerja Sama dengan Lembaga Sumberdaya Informasi-IPB
Jurnal Bumi Lestari Volume 12 No 1 Februari 2012 hlm 106 - 115
115
Sudarka I Wayan Sang Made Sarwadana I Gusti Ngurah Raka Ni Luh Made Pradnyawati dan I Gusti AlitGunadi 2009 ldquoUpaya Pengembangan Varietas Jagung Tahan Kering Melalui Evaluasi Galur SMCT-2rdquo Jurnal Bumi Lestari Vol 9 (2) 193 ndash 200
Soedarsan A Setyati dan M Rivai 1988 ldquoPelestarian Plasma Nutfahrdquo Kertas Kerja Ceramah NasionalPelestarian Plasma Nutfah di Kampus Univ Warmadewa Denpasar
Soemartono 1995 ldquoCekaman Lingkungan Tantangan Pemuliaan Tanaman Masa Depanrdquo Makalah padaSimposium Pemuliaan Tanaman III Perhimpunan pemuliaaan Tanaman Indonesia
Soetarso 1991 Ilmu Pemuliaan Tanaman Jur Budidaya Pertanian Fak Pertanian UGM Yogyakarta
Subandi 1988 Perbaikan Varietas Jagung Penyunting M Syam A Widjono PPPTP Bogor
Sumerta MG 1990 Seleksi beberapa Plasma Nutfah Jagung Lokal Bali Skripsi Jurusan Budaya PertanianFak Pertanian Univ Udayana Denpasar
Ni Luh Made Pradnyawathi Evaluasi Galur Jagung SMB-5 Hasil Seleksi Massa Varietas Lokal
110
peran gen dalam mempengaruhi fenotipe lebihdominan dibandingkan dengan pengaruhlingkungan yang berarti variabel yang diuji memilikikeragaman genotipe yang besar Hal ini ditunjukkanoleh besarnya nilai ragam genotipe dari pada ragamlingkungan Nilai heritabilitas yang tinggi sangatmenentukan stabilitas hasil suatu tanamansedangkan nilai heritabilitas yang rendah ataumendekati nol menunjukkan bahwa hampir tidakdapat dilakukan seleksi pemuliaan tanaman padapopulasi tersebut sehingga dengan adanya nilaiheritabilitas dari sebagian besar variabel yang diamatidapat digunakan sebagai acuan untuk programpemuliaan Nilai heritabilitas yang tinggimenunjukkan bahwa faktor genotipe lebihmenentukan dari pada faktor lingkungan untukpenampilan (fenotipe) tanaman jagung tersebut ataumemiliki stabilitas gen yang tinggi Hal ini sesuaidengan pernyataan Knight et al (1979) bahwa nilaiheritabiltas yang tinggi berarti semakin besarpengaruh genotipe dan semakin kecil pengaruhlingkungan sehingga dapat digunakan untukkemajuan pemuliaan walaupun galur-galur tersebutditanam pada lingkungan yang berbeda hasil yangdiperoleh akan tetap stabil
Hasil biji kering oven tertinggi ditunjukkan olehgalur SMB-5 (Bt) yaitu 354 tonha selanjutnyadiikuti oleh Cicih Tombong (310 tonha) Ketokong(296 tonha) Pulut putih (295 tonha) lombok putihdan Tongtongan Tianyar (278 ton ha) dan hasilterrendah ditunjukan oleh Seraya (237 tonha)Tingginya hasil yang ditunjukkan oleh galur SMB-5 didukung secara nyata oleh sebagian besar variabelyang diamati seperti berat tongkol (r = 094)jumlah biji per tongkol (076 ) diameter tongkol (r= 080) berat biji kadar air 12 (093) dan berat100 biji kering oven (r = 082) (Tabel 6) Hubunganhasil biji per hektar dengan beberapa variabel lainnyasesuai dengan hasil penelitian yang dilakukanSumerta (1990) bahwa beberapa variabel pengamatanseperti berat tongkol dan diameter tongkolmerupakan karakter yang mendukung danberkorelasi positif terhadap hasil Hal itu berartibahwa Galur SMB-5 mempunyai keunggulan dalammemproduksi bahan kering dibandingkan denganplasma nutfah jagung lokal lainnya
Hasil biji kadar air 12 per hektar paling tinggiterdapat pada galur jagung SMB-5 (Bt) yaitu 402tonha Hasil biji kadar air 12 terrendah ditampilkanoleh varietas jagung lokal Seraya (Sr) yaitu 302 ton
ha dan varietas jagung lokal Tongtongan Tianyar(Tt) yaitu 316 tonha Tingginya hasil biji kadar air12 per hektar pada galur jagung SMB-5 didukungsecara nyata oleh beberapa variabel lainnya sepertijumlah baris biji per tongkol (r = 081) jumlah bijiper tongkol (r = 090) dan berat tongkol pertanaman (r = 092) walaupun jumlah tongkolproduktifnya kurang mendukung secara nyata
Tabel 2 Signifikasi pengaruh galur SMB-5 danplasmanutfah lainnya terhadap variabelyang diamati
No Variabel Pengamatan Signifikasi
1 Tinggi tanaman maksimal (cm) 2 Jumlah daun maksimal (helai) ns3 Diameter batang (cm) 4 Saat mekar bunga Jantan (hst) ns5 Saat mekar bunga betina (hst) ns6 Diameter tongkol (cm) 7 Berat brangkasan segar n(g) 8 Berat brangkasan kering oven (g) 9 Jumlah tongkol produktif () ns
10 Jumlah baris biji per tongkol (baris) 11 Jumlah biji per tongkol (butir) 12 Berat tongkol per tanaman (g) 13 Berat biji pipilan kadar air 12
per tanaman (g) 14 Berat biji kering oven per tanam-
an (g) 15 Berat 100 biji kering oven
per tanaman (g) 16 Berat biji kering oven per hektar
(ton) 17 Berat biji kadar air 12
per hektar (ton) 18 Indeks panen () ns
Keterangan = sangat nyata (P lt 001) = nyata (P lt 005)ns = tidak nyata (P gt 005)
Bila dibandingkan dengan galur jagung SMB-5 varietas jagung lokal Seraya memiliki hasil bijikadar air 12 per hektar rendah yaitu 302 tonhatetapi tidak berbeda dengan varietas jagung lokalTongtongan Tianyar (316 tonha) dan Lombok Putih(316 tonha) Rendahnya hasil tersebut karena relatifrendahnya nilai variabel yang berkaitan dengan hasil
Jurnal Bumi Lestari Volume 12 No 1 Februari 2012 hlm 106 - 115
111
seperti jumlah biji per tongkol (20526 butir) sertaberat tongkol per tanaman (9788 g) berat 100 biji(194 g) Nilai ini relatif lebih kecil dibanding denganvarietas jagung lokal lainnya
Pertumbuhan vegetatif sangat penting bagi faseperkembangan berikutnya yaitu fase generatifPetumbuhan vegetatif yang baik akan menyebabkanpertumbuhan generatif yang juga baik sehingga hasilyang diperoleh juga tinggi Karakter tinggi tanamanmempunyai nilai yang penting dalam pertanaman
jagung Tanaman jagung yang memiliki tinggitanaman 1 ndash 3 m dipertimbangkan sebagai tinggitanaman yang ideal untuk memperoleh hasil yangmaksimal Galur jagung SMB-5 mempunyai rata--ratatinggi tanaman 13173 cm yang merupakan kriteriatinggi tanaman ideal Khus (1979) dalam Ekowati(2005) menyatakan bahwa tanaman yang terlalupendek akan mengurangi bobot bahan keringsedangkan tanaman yang terlalu tinggi akan berakibatdaun yang berada di bagian bawah sangat sedikit
Tabel 3 Nilai Ragam Genotipe Ragam Fenotipe Ragam Lingkungan dan Nilai Heritabilitas pada Variabelyang Diamati
Ni Luh Made Pradnyawathi Evaluasi Galur Jagung SMB-5 Hasil Seleksi Massa Varietas Lokal
112
Tabel 4 Nilai rata-rata tinggi tanaman maksimal jumlah daun maksimal diameter batang mekar bungajantan mekar bunga betina diameter tongkol berat berangkasan segar berat brangkasan keringoven dan jumlah tongkol produktif
Keterangan Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom berarti berbeda tidak nyata padauji Duncan taraf 5
Tabel 5 Nilai rata-rata jumlah baris biji per tongkol jumlah biji per tongkol berat tongkol berat biji pipilankadar air 12 per tanaman berat biji kering oven per tanaman berat 100 biji kering oven berat bijikering oven per hektar berat biji kadar air 12 per hektar indeks panen
Keterangan Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom berarti berbeda tidak nyata padauji Ducanrsquot
Jurnal Bumi Lestari Volume 12 No 1 Februari 2012 hlm 106 - 115
113
Ni Luh Made Pradnyawathi Evaluasi Galur Jagung SMB-5 Hasil Seleksi Massa Varietas Lokal Ta
bel 6
Mat
riks k
oefis
ien
kore
lasi
lini
er se
derh
ana a
ntar
par
amet
er p
enga
mat
an
114
menerima cahaya sehingga hasil tanaman menjaditidak maksimal
Dalam penelitian ini faktor lingkungan jugaberperan dalam pertumbuhan tanaman dan hasil bijipada saat awal penanaman sampai pada saatpengisian biji curah hujan sangat rendah dan sulitmendapatkan air untuk tanaman Pada kondisi sepertiini galur SMB-5 mampu menunjukkan potensi hasilyang baik untuk menghasilkan biji kadar air 12 perhektar tertinggi
4 Simpulan dan saran
41 SimpulanKarakter kuantitatif dari galur SMB-5 dan
varietas jagung lokal lainnya yang diuji menunjukkanperbedaan yang nyata untuk sebagian besar variabelyang diamati kecuali variabel jumlah daun maksimalsaat mekar bunga jantan saat mekar bunga betinajumlah tongkol produktif dan indeks panen yangberbeda tidak nyata Galur SMB-5 dan plasma nutfah
lainnya yang diuji dalam penelitian ini secara genetikberbeda hal ini ditunjukkan oleh nilai heritabilitastinggi (h2 gt 050) sedangkan yang lainnyamenunjukkan nilai heritabilitas sedang ( (h2 gt020)Hasil biji kadar air 12 per hektar paling tinggiterdapat pada galur jagung SMB-5 (Bt) yaitu 402tonha berbeda nyata dengan varietas lokal lainnyaGalur SMB-5 mempunyai kemampuan beradaptasibaik pada daerah kering
42 SaranGalur SMB-5 (Bt) merupakan galur harapan
yang baik untuk dikembangkan di Desa SumberKelampok Kecamatan Gerokgak Kabupaten Bulelengnamun perlu juga dikembangkan di daerah lain palingtidak yang memiliki kondisi sesuai dengan keadaantempat penelitian Di samping itu perlu dilakukanpenelitian lebih lanjut untuk mengetahui kesetabilanpenampilan galur SMB-5 (Bt) agar dapat dilepasvarietas unggul baru
Daftar Pustaka
Anonimus 1986 Laporan Percobaan Identifikasi Multilokasi Varietas Palawija dan Hortikultura SubDirektorat Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih Direktorat Bina Produksi Tanaman Pangan Bogor
Ekowati N 2005 Evaluasi Daya Hasil Lanjutan Galur Harapan F8 di Dua lokasi dalam RangkaPengembangan Padi Sawah Tipe Baru Tesis Departemen Budidaya Pertanian Fak Pertanian IPB
Knight R GM Halloran KS Mc Whirter and DHB Sparrow 1979 Plant Breeding Australian Vice-Chancellors Communittee Australian
Lewis CP and MN Chistiansen 1981 Breeding Plants for Stress EnvironmentPlant Breeding II Editedby KJ Prey The Iowa State University Press Ames Iowa 151-177
Makmur 1984 Pengantar Pemuliaan Tanaman Penerbit Bina Aksara Jakarta
Mangoendidjojo 2003 Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman Penerbit Kanisius Yogyakarta
Mas Sri Agung I Gusti Ayu 2009 ldquoAdaptasi Berbagai Varietas Jagung dengan Densitas Berbeda padaAkhir Musim Hujan di Jimbaran Kabupaten Badungrdquo Jurnal Bumi Lestari Vol 9 (2) 201 - 210
Nasrullah 1988 Pemuliaan Tanaman Lanjutan Program Studi Agronomi Jurusan Ilmu-ilmu PertanianProgram Pascasarjana UGM Yogyakarta
Prajitno D 1980 ldquoEffect of Genotype x Environment Interaction on the efficiency of Different Methods ofSelection Acomputer Simulation Studyrdquo Fac of Agric Gadjah Mada Univ Yogyakarta Vol 2 (8)387- 411
Purwati RD dan L Kusdiarti 1983 Ragam Genetic dalam Varietas Jagung Bersari Bebas FakultasPertanian UGM Yogyakarta
Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Diperbanyak oleh Pusat Antar UniversitasInstitut Pertanian Bogor Bekerja Sama dengan Lembaga Sumberdaya Informasi-IPB
Jurnal Bumi Lestari Volume 12 No 1 Februari 2012 hlm 106 - 115
115
Sudarka I Wayan Sang Made Sarwadana I Gusti Ngurah Raka Ni Luh Made Pradnyawati dan I Gusti AlitGunadi 2009 ldquoUpaya Pengembangan Varietas Jagung Tahan Kering Melalui Evaluasi Galur SMCT-2rdquo Jurnal Bumi Lestari Vol 9 (2) 193 ndash 200
Soedarsan A Setyati dan M Rivai 1988 ldquoPelestarian Plasma Nutfahrdquo Kertas Kerja Ceramah NasionalPelestarian Plasma Nutfah di Kampus Univ Warmadewa Denpasar
Soemartono 1995 ldquoCekaman Lingkungan Tantangan Pemuliaan Tanaman Masa Depanrdquo Makalah padaSimposium Pemuliaan Tanaman III Perhimpunan pemuliaaan Tanaman Indonesia
Soetarso 1991 Ilmu Pemuliaan Tanaman Jur Budidaya Pertanian Fak Pertanian UGM Yogyakarta
Subandi 1988 Perbaikan Varietas Jagung Penyunting M Syam A Widjono PPPTP Bogor
Sumerta MG 1990 Seleksi beberapa Plasma Nutfah Jagung Lokal Bali Skripsi Jurusan Budaya PertanianFak Pertanian Univ Udayana Denpasar
Ni Luh Made Pradnyawathi Evaluasi Galur Jagung SMB-5 Hasil Seleksi Massa Varietas Lokal
111
seperti jumlah biji per tongkol (20526 butir) sertaberat tongkol per tanaman (9788 g) berat 100 biji(194 g) Nilai ini relatif lebih kecil dibanding denganvarietas jagung lokal lainnya
Pertumbuhan vegetatif sangat penting bagi faseperkembangan berikutnya yaitu fase generatifPetumbuhan vegetatif yang baik akan menyebabkanpertumbuhan generatif yang juga baik sehingga hasilyang diperoleh juga tinggi Karakter tinggi tanamanmempunyai nilai yang penting dalam pertanaman
jagung Tanaman jagung yang memiliki tinggitanaman 1 ndash 3 m dipertimbangkan sebagai tinggitanaman yang ideal untuk memperoleh hasil yangmaksimal Galur jagung SMB-5 mempunyai rata--ratatinggi tanaman 13173 cm yang merupakan kriteriatinggi tanaman ideal Khus (1979) dalam Ekowati(2005) menyatakan bahwa tanaman yang terlalupendek akan mengurangi bobot bahan keringsedangkan tanaman yang terlalu tinggi akan berakibatdaun yang berada di bagian bawah sangat sedikit
Tabel 3 Nilai Ragam Genotipe Ragam Fenotipe Ragam Lingkungan dan Nilai Heritabilitas pada Variabelyang Diamati
Ni Luh Made Pradnyawathi Evaluasi Galur Jagung SMB-5 Hasil Seleksi Massa Varietas Lokal
112
Tabel 4 Nilai rata-rata tinggi tanaman maksimal jumlah daun maksimal diameter batang mekar bungajantan mekar bunga betina diameter tongkol berat berangkasan segar berat brangkasan keringoven dan jumlah tongkol produktif
Keterangan Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom berarti berbeda tidak nyata padauji Duncan taraf 5
Tabel 5 Nilai rata-rata jumlah baris biji per tongkol jumlah biji per tongkol berat tongkol berat biji pipilankadar air 12 per tanaman berat biji kering oven per tanaman berat 100 biji kering oven berat bijikering oven per hektar berat biji kadar air 12 per hektar indeks panen
Keterangan Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom berarti berbeda tidak nyata padauji Ducanrsquot
Jurnal Bumi Lestari Volume 12 No 1 Februari 2012 hlm 106 - 115
113
Ni Luh Made Pradnyawathi Evaluasi Galur Jagung SMB-5 Hasil Seleksi Massa Varietas Lokal Ta
bel 6
Mat
riks k
oefis
ien
kore
lasi
lini
er se
derh
ana a
ntar
par
amet
er p
enga
mat
an
114
menerima cahaya sehingga hasil tanaman menjaditidak maksimal
Dalam penelitian ini faktor lingkungan jugaberperan dalam pertumbuhan tanaman dan hasil bijipada saat awal penanaman sampai pada saatpengisian biji curah hujan sangat rendah dan sulitmendapatkan air untuk tanaman Pada kondisi sepertiini galur SMB-5 mampu menunjukkan potensi hasilyang baik untuk menghasilkan biji kadar air 12 perhektar tertinggi
4 Simpulan dan saran
41 SimpulanKarakter kuantitatif dari galur SMB-5 dan
varietas jagung lokal lainnya yang diuji menunjukkanperbedaan yang nyata untuk sebagian besar variabelyang diamati kecuali variabel jumlah daun maksimalsaat mekar bunga jantan saat mekar bunga betinajumlah tongkol produktif dan indeks panen yangberbeda tidak nyata Galur SMB-5 dan plasma nutfah
lainnya yang diuji dalam penelitian ini secara genetikberbeda hal ini ditunjukkan oleh nilai heritabilitastinggi (h2 gt 050) sedangkan yang lainnyamenunjukkan nilai heritabilitas sedang ( (h2 gt020)Hasil biji kadar air 12 per hektar paling tinggiterdapat pada galur jagung SMB-5 (Bt) yaitu 402tonha berbeda nyata dengan varietas lokal lainnyaGalur SMB-5 mempunyai kemampuan beradaptasibaik pada daerah kering
42 SaranGalur SMB-5 (Bt) merupakan galur harapan
yang baik untuk dikembangkan di Desa SumberKelampok Kecamatan Gerokgak Kabupaten Bulelengnamun perlu juga dikembangkan di daerah lain palingtidak yang memiliki kondisi sesuai dengan keadaantempat penelitian Di samping itu perlu dilakukanpenelitian lebih lanjut untuk mengetahui kesetabilanpenampilan galur SMB-5 (Bt) agar dapat dilepasvarietas unggul baru
Daftar Pustaka
Anonimus 1986 Laporan Percobaan Identifikasi Multilokasi Varietas Palawija dan Hortikultura SubDirektorat Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih Direktorat Bina Produksi Tanaman Pangan Bogor
Ekowati N 2005 Evaluasi Daya Hasil Lanjutan Galur Harapan F8 di Dua lokasi dalam RangkaPengembangan Padi Sawah Tipe Baru Tesis Departemen Budidaya Pertanian Fak Pertanian IPB
Knight R GM Halloran KS Mc Whirter and DHB Sparrow 1979 Plant Breeding Australian Vice-Chancellors Communittee Australian
Lewis CP and MN Chistiansen 1981 Breeding Plants for Stress EnvironmentPlant Breeding II Editedby KJ Prey The Iowa State University Press Ames Iowa 151-177
Makmur 1984 Pengantar Pemuliaan Tanaman Penerbit Bina Aksara Jakarta
Mangoendidjojo 2003 Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman Penerbit Kanisius Yogyakarta
Mas Sri Agung I Gusti Ayu 2009 ldquoAdaptasi Berbagai Varietas Jagung dengan Densitas Berbeda padaAkhir Musim Hujan di Jimbaran Kabupaten Badungrdquo Jurnal Bumi Lestari Vol 9 (2) 201 - 210
Nasrullah 1988 Pemuliaan Tanaman Lanjutan Program Studi Agronomi Jurusan Ilmu-ilmu PertanianProgram Pascasarjana UGM Yogyakarta
Prajitno D 1980 ldquoEffect of Genotype x Environment Interaction on the efficiency of Different Methods ofSelection Acomputer Simulation Studyrdquo Fac of Agric Gadjah Mada Univ Yogyakarta Vol 2 (8)387- 411
Purwati RD dan L Kusdiarti 1983 Ragam Genetic dalam Varietas Jagung Bersari Bebas FakultasPertanian UGM Yogyakarta
Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Diperbanyak oleh Pusat Antar UniversitasInstitut Pertanian Bogor Bekerja Sama dengan Lembaga Sumberdaya Informasi-IPB
Jurnal Bumi Lestari Volume 12 No 1 Februari 2012 hlm 106 - 115
115
Sudarka I Wayan Sang Made Sarwadana I Gusti Ngurah Raka Ni Luh Made Pradnyawati dan I Gusti AlitGunadi 2009 ldquoUpaya Pengembangan Varietas Jagung Tahan Kering Melalui Evaluasi Galur SMCT-2rdquo Jurnal Bumi Lestari Vol 9 (2) 193 ndash 200
Soedarsan A Setyati dan M Rivai 1988 ldquoPelestarian Plasma Nutfahrdquo Kertas Kerja Ceramah NasionalPelestarian Plasma Nutfah di Kampus Univ Warmadewa Denpasar
Soemartono 1995 ldquoCekaman Lingkungan Tantangan Pemuliaan Tanaman Masa Depanrdquo Makalah padaSimposium Pemuliaan Tanaman III Perhimpunan pemuliaaan Tanaman Indonesia
Soetarso 1991 Ilmu Pemuliaan Tanaman Jur Budidaya Pertanian Fak Pertanian UGM Yogyakarta
Subandi 1988 Perbaikan Varietas Jagung Penyunting M Syam A Widjono PPPTP Bogor
Sumerta MG 1990 Seleksi beberapa Plasma Nutfah Jagung Lokal Bali Skripsi Jurusan Budaya PertanianFak Pertanian Univ Udayana Denpasar
Ni Luh Made Pradnyawathi Evaluasi Galur Jagung SMB-5 Hasil Seleksi Massa Varietas Lokal
112
Tabel 4 Nilai rata-rata tinggi tanaman maksimal jumlah daun maksimal diameter batang mekar bungajantan mekar bunga betina diameter tongkol berat berangkasan segar berat brangkasan keringoven dan jumlah tongkol produktif
Keterangan Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom berarti berbeda tidak nyata padauji Duncan taraf 5
Tabel 5 Nilai rata-rata jumlah baris biji per tongkol jumlah biji per tongkol berat tongkol berat biji pipilankadar air 12 per tanaman berat biji kering oven per tanaman berat 100 biji kering oven berat bijikering oven per hektar berat biji kadar air 12 per hektar indeks panen
Keterangan Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom berarti berbeda tidak nyata padauji Ducanrsquot
Jurnal Bumi Lestari Volume 12 No 1 Februari 2012 hlm 106 - 115
113
Ni Luh Made Pradnyawathi Evaluasi Galur Jagung SMB-5 Hasil Seleksi Massa Varietas Lokal Ta
bel 6
Mat
riks k
oefis
ien
kore
lasi
lini
er se
derh
ana a
ntar
par
amet
er p
enga
mat
an
114
menerima cahaya sehingga hasil tanaman menjaditidak maksimal
Dalam penelitian ini faktor lingkungan jugaberperan dalam pertumbuhan tanaman dan hasil bijipada saat awal penanaman sampai pada saatpengisian biji curah hujan sangat rendah dan sulitmendapatkan air untuk tanaman Pada kondisi sepertiini galur SMB-5 mampu menunjukkan potensi hasilyang baik untuk menghasilkan biji kadar air 12 perhektar tertinggi
4 Simpulan dan saran
41 SimpulanKarakter kuantitatif dari galur SMB-5 dan
varietas jagung lokal lainnya yang diuji menunjukkanperbedaan yang nyata untuk sebagian besar variabelyang diamati kecuali variabel jumlah daun maksimalsaat mekar bunga jantan saat mekar bunga betinajumlah tongkol produktif dan indeks panen yangberbeda tidak nyata Galur SMB-5 dan plasma nutfah
lainnya yang diuji dalam penelitian ini secara genetikberbeda hal ini ditunjukkan oleh nilai heritabilitastinggi (h2 gt 050) sedangkan yang lainnyamenunjukkan nilai heritabilitas sedang ( (h2 gt020)Hasil biji kadar air 12 per hektar paling tinggiterdapat pada galur jagung SMB-5 (Bt) yaitu 402tonha berbeda nyata dengan varietas lokal lainnyaGalur SMB-5 mempunyai kemampuan beradaptasibaik pada daerah kering
42 SaranGalur SMB-5 (Bt) merupakan galur harapan
yang baik untuk dikembangkan di Desa SumberKelampok Kecamatan Gerokgak Kabupaten Bulelengnamun perlu juga dikembangkan di daerah lain palingtidak yang memiliki kondisi sesuai dengan keadaantempat penelitian Di samping itu perlu dilakukanpenelitian lebih lanjut untuk mengetahui kesetabilanpenampilan galur SMB-5 (Bt) agar dapat dilepasvarietas unggul baru
Daftar Pustaka
Anonimus 1986 Laporan Percobaan Identifikasi Multilokasi Varietas Palawija dan Hortikultura SubDirektorat Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih Direktorat Bina Produksi Tanaman Pangan Bogor
Ekowati N 2005 Evaluasi Daya Hasil Lanjutan Galur Harapan F8 di Dua lokasi dalam RangkaPengembangan Padi Sawah Tipe Baru Tesis Departemen Budidaya Pertanian Fak Pertanian IPB
Knight R GM Halloran KS Mc Whirter and DHB Sparrow 1979 Plant Breeding Australian Vice-Chancellors Communittee Australian
Lewis CP and MN Chistiansen 1981 Breeding Plants for Stress EnvironmentPlant Breeding II Editedby KJ Prey The Iowa State University Press Ames Iowa 151-177
Makmur 1984 Pengantar Pemuliaan Tanaman Penerbit Bina Aksara Jakarta
Mangoendidjojo 2003 Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman Penerbit Kanisius Yogyakarta
Mas Sri Agung I Gusti Ayu 2009 ldquoAdaptasi Berbagai Varietas Jagung dengan Densitas Berbeda padaAkhir Musim Hujan di Jimbaran Kabupaten Badungrdquo Jurnal Bumi Lestari Vol 9 (2) 201 - 210
Nasrullah 1988 Pemuliaan Tanaman Lanjutan Program Studi Agronomi Jurusan Ilmu-ilmu PertanianProgram Pascasarjana UGM Yogyakarta
Prajitno D 1980 ldquoEffect of Genotype x Environment Interaction on the efficiency of Different Methods ofSelection Acomputer Simulation Studyrdquo Fac of Agric Gadjah Mada Univ Yogyakarta Vol 2 (8)387- 411
Purwati RD dan L Kusdiarti 1983 Ragam Genetic dalam Varietas Jagung Bersari Bebas FakultasPertanian UGM Yogyakarta
Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Diperbanyak oleh Pusat Antar UniversitasInstitut Pertanian Bogor Bekerja Sama dengan Lembaga Sumberdaya Informasi-IPB
Jurnal Bumi Lestari Volume 12 No 1 Februari 2012 hlm 106 - 115
115
Sudarka I Wayan Sang Made Sarwadana I Gusti Ngurah Raka Ni Luh Made Pradnyawati dan I Gusti AlitGunadi 2009 ldquoUpaya Pengembangan Varietas Jagung Tahan Kering Melalui Evaluasi Galur SMCT-2rdquo Jurnal Bumi Lestari Vol 9 (2) 193 ndash 200
Soedarsan A Setyati dan M Rivai 1988 ldquoPelestarian Plasma Nutfahrdquo Kertas Kerja Ceramah NasionalPelestarian Plasma Nutfah di Kampus Univ Warmadewa Denpasar
Soemartono 1995 ldquoCekaman Lingkungan Tantangan Pemuliaan Tanaman Masa Depanrdquo Makalah padaSimposium Pemuliaan Tanaman III Perhimpunan pemuliaaan Tanaman Indonesia
Soetarso 1991 Ilmu Pemuliaan Tanaman Jur Budidaya Pertanian Fak Pertanian UGM Yogyakarta
Subandi 1988 Perbaikan Varietas Jagung Penyunting M Syam A Widjono PPPTP Bogor
Sumerta MG 1990 Seleksi beberapa Plasma Nutfah Jagung Lokal Bali Skripsi Jurusan Budaya PertanianFak Pertanian Univ Udayana Denpasar
Ni Luh Made Pradnyawathi Evaluasi Galur Jagung SMB-5 Hasil Seleksi Massa Varietas Lokal
113
Ni Luh Made Pradnyawathi Evaluasi Galur Jagung SMB-5 Hasil Seleksi Massa Varietas Lokal Ta
bel 6
Mat
riks k
oefis
ien
kore
lasi
lini
er se
derh
ana a
ntar
par
amet
er p
enga
mat
an
114
menerima cahaya sehingga hasil tanaman menjaditidak maksimal
Dalam penelitian ini faktor lingkungan jugaberperan dalam pertumbuhan tanaman dan hasil bijipada saat awal penanaman sampai pada saatpengisian biji curah hujan sangat rendah dan sulitmendapatkan air untuk tanaman Pada kondisi sepertiini galur SMB-5 mampu menunjukkan potensi hasilyang baik untuk menghasilkan biji kadar air 12 perhektar tertinggi
4 Simpulan dan saran
41 SimpulanKarakter kuantitatif dari galur SMB-5 dan
varietas jagung lokal lainnya yang diuji menunjukkanperbedaan yang nyata untuk sebagian besar variabelyang diamati kecuali variabel jumlah daun maksimalsaat mekar bunga jantan saat mekar bunga betinajumlah tongkol produktif dan indeks panen yangberbeda tidak nyata Galur SMB-5 dan plasma nutfah
lainnya yang diuji dalam penelitian ini secara genetikberbeda hal ini ditunjukkan oleh nilai heritabilitastinggi (h2 gt 050) sedangkan yang lainnyamenunjukkan nilai heritabilitas sedang ( (h2 gt020)Hasil biji kadar air 12 per hektar paling tinggiterdapat pada galur jagung SMB-5 (Bt) yaitu 402tonha berbeda nyata dengan varietas lokal lainnyaGalur SMB-5 mempunyai kemampuan beradaptasibaik pada daerah kering
42 SaranGalur SMB-5 (Bt) merupakan galur harapan
yang baik untuk dikembangkan di Desa SumberKelampok Kecamatan Gerokgak Kabupaten Bulelengnamun perlu juga dikembangkan di daerah lain palingtidak yang memiliki kondisi sesuai dengan keadaantempat penelitian Di samping itu perlu dilakukanpenelitian lebih lanjut untuk mengetahui kesetabilanpenampilan galur SMB-5 (Bt) agar dapat dilepasvarietas unggul baru
Daftar Pustaka
Anonimus 1986 Laporan Percobaan Identifikasi Multilokasi Varietas Palawija dan Hortikultura SubDirektorat Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih Direktorat Bina Produksi Tanaman Pangan Bogor
Ekowati N 2005 Evaluasi Daya Hasil Lanjutan Galur Harapan F8 di Dua lokasi dalam RangkaPengembangan Padi Sawah Tipe Baru Tesis Departemen Budidaya Pertanian Fak Pertanian IPB
Knight R GM Halloran KS Mc Whirter and DHB Sparrow 1979 Plant Breeding Australian Vice-Chancellors Communittee Australian
Lewis CP and MN Chistiansen 1981 Breeding Plants for Stress EnvironmentPlant Breeding II Editedby KJ Prey The Iowa State University Press Ames Iowa 151-177
Makmur 1984 Pengantar Pemuliaan Tanaman Penerbit Bina Aksara Jakarta
Mangoendidjojo 2003 Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman Penerbit Kanisius Yogyakarta
Mas Sri Agung I Gusti Ayu 2009 ldquoAdaptasi Berbagai Varietas Jagung dengan Densitas Berbeda padaAkhir Musim Hujan di Jimbaran Kabupaten Badungrdquo Jurnal Bumi Lestari Vol 9 (2) 201 - 210
Nasrullah 1988 Pemuliaan Tanaman Lanjutan Program Studi Agronomi Jurusan Ilmu-ilmu PertanianProgram Pascasarjana UGM Yogyakarta
Prajitno D 1980 ldquoEffect of Genotype x Environment Interaction on the efficiency of Different Methods ofSelection Acomputer Simulation Studyrdquo Fac of Agric Gadjah Mada Univ Yogyakarta Vol 2 (8)387- 411
Purwati RD dan L Kusdiarti 1983 Ragam Genetic dalam Varietas Jagung Bersari Bebas FakultasPertanian UGM Yogyakarta
Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Diperbanyak oleh Pusat Antar UniversitasInstitut Pertanian Bogor Bekerja Sama dengan Lembaga Sumberdaya Informasi-IPB
Jurnal Bumi Lestari Volume 12 No 1 Februari 2012 hlm 106 - 115
115
Sudarka I Wayan Sang Made Sarwadana I Gusti Ngurah Raka Ni Luh Made Pradnyawati dan I Gusti AlitGunadi 2009 ldquoUpaya Pengembangan Varietas Jagung Tahan Kering Melalui Evaluasi Galur SMCT-2rdquo Jurnal Bumi Lestari Vol 9 (2) 193 ndash 200
Soedarsan A Setyati dan M Rivai 1988 ldquoPelestarian Plasma Nutfahrdquo Kertas Kerja Ceramah NasionalPelestarian Plasma Nutfah di Kampus Univ Warmadewa Denpasar
Soemartono 1995 ldquoCekaman Lingkungan Tantangan Pemuliaan Tanaman Masa Depanrdquo Makalah padaSimposium Pemuliaan Tanaman III Perhimpunan pemuliaaan Tanaman Indonesia
Soetarso 1991 Ilmu Pemuliaan Tanaman Jur Budidaya Pertanian Fak Pertanian UGM Yogyakarta
Subandi 1988 Perbaikan Varietas Jagung Penyunting M Syam A Widjono PPPTP Bogor
Sumerta MG 1990 Seleksi beberapa Plasma Nutfah Jagung Lokal Bali Skripsi Jurusan Budaya PertanianFak Pertanian Univ Udayana Denpasar
Ni Luh Made Pradnyawathi Evaluasi Galur Jagung SMB-5 Hasil Seleksi Massa Varietas Lokal
114
menerima cahaya sehingga hasil tanaman menjaditidak maksimal
Dalam penelitian ini faktor lingkungan jugaberperan dalam pertumbuhan tanaman dan hasil bijipada saat awal penanaman sampai pada saatpengisian biji curah hujan sangat rendah dan sulitmendapatkan air untuk tanaman Pada kondisi sepertiini galur SMB-5 mampu menunjukkan potensi hasilyang baik untuk menghasilkan biji kadar air 12 perhektar tertinggi
4 Simpulan dan saran
41 SimpulanKarakter kuantitatif dari galur SMB-5 dan
varietas jagung lokal lainnya yang diuji menunjukkanperbedaan yang nyata untuk sebagian besar variabelyang diamati kecuali variabel jumlah daun maksimalsaat mekar bunga jantan saat mekar bunga betinajumlah tongkol produktif dan indeks panen yangberbeda tidak nyata Galur SMB-5 dan plasma nutfah
lainnya yang diuji dalam penelitian ini secara genetikberbeda hal ini ditunjukkan oleh nilai heritabilitastinggi (h2 gt 050) sedangkan yang lainnyamenunjukkan nilai heritabilitas sedang ( (h2 gt020)Hasil biji kadar air 12 per hektar paling tinggiterdapat pada galur jagung SMB-5 (Bt) yaitu 402tonha berbeda nyata dengan varietas lokal lainnyaGalur SMB-5 mempunyai kemampuan beradaptasibaik pada daerah kering
42 SaranGalur SMB-5 (Bt) merupakan galur harapan
yang baik untuk dikembangkan di Desa SumberKelampok Kecamatan Gerokgak Kabupaten Bulelengnamun perlu juga dikembangkan di daerah lain palingtidak yang memiliki kondisi sesuai dengan keadaantempat penelitian Di samping itu perlu dilakukanpenelitian lebih lanjut untuk mengetahui kesetabilanpenampilan galur SMB-5 (Bt) agar dapat dilepasvarietas unggul baru
Daftar Pustaka
Anonimus 1986 Laporan Percobaan Identifikasi Multilokasi Varietas Palawija dan Hortikultura SubDirektorat Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih Direktorat Bina Produksi Tanaman Pangan Bogor
Ekowati N 2005 Evaluasi Daya Hasil Lanjutan Galur Harapan F8 di Dua lokasi dalam RangkaPengembangan Padi Sawah Tipe Baru Tesis Departemen Budidaya Pertanian Fak Pertanian IPB
Knight R GM Halloran KS Mc Whirter and DHB Sparrow 1979 Plant Breeding Australian Vice-Chancellors Communittee Australian
Lewis CP and MN Chistiansen 1981 Breeding Plants for Stress EnvironmentPlant Breeding II Editedby KJ Prey The Iowa State University Press Ames Iowa 151-177
Makmur 1984 Pengantar Pemuliaan Tanaman Penerbit Bina Aksara Jakarta
Mangoendidjojo 2003 Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman Penerbit Kanisius Yogyakarta
Mas Sri Agung I Gusti Ayu 2009 ldquoAdaptasi Berbagai Varietas Jagung dengan Densitas Berbeda padaAkhir Musim Hujan di Jimbaran Kabupaten Badungrdquo Jurnal Bumi Lestari Vol 9 (2) 201 - 210
Nasrullah 1988 Pemuliaan Tanaman Lanjutan Program Studi Agronomi Jurusan Ilmu-ilmu PertanianProgram Pascasarjana UGM Yogyakarta
Prajitno D 1980 ldquoEffect of Genotype x Environment Interaction on the efficiency of Different Methods ofSelection Acomputer Simulation Studyrdquo Fac of Agric Gadjah Mada Univ Yogyakarta Vol 2 (8)387- 411
Purwati RD dan L Kusdiarti 1983 Ragam Genetic dalam Varietas Jagung Bersari Bebas FakultasPertanian UGM Yogyakarta
Poespodarsono S 1988 Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman Diperbanyak oleh Pusat Antar UniversitasInstitut Pertanian Bogor Bekerja Sama dengan Lembaga Sumberdaya Informasi-IPB
Jurnal Bumi Lestari Volume 12 No 1 Februari 2012 hlm 106 - 115
115
Sudarka I Wayan Sang Made Sarwadana I Gusti Ngurah Raka Ni Luh Made Pradnyawati dan I Gusti AlitGunadi 2009 ldquoUpaya Pengembangan Varietas Jagung Tahan Kering Melalui Evaluasi Galur SMCT-2rdquo Jurnal Bumi Lestari Vol 9 (2) 193 ndash 200
Soedarsan A Setyati dan M Rivai 1988 ldquoPelestarian Plasma Nutfahrdquo Kertas Kerja Ceramah NasionalPelestarian Plasma Nutfah di Kampus Univ Warmadewa Denpasar
Soemartono 1995 ldquoCekaman Lingkungan Tantangan Pemuliaan Tanaman Masa Depanrdquo Makalah padaSimposium Pemuliaan Tanaman III Perhimpunan pemuliaaan Tanaman Indonesia
Soetarso 1991 Ilmu Pemuliaan Tanaman Jur Budidaya Pertanian Fak Pertanian UGM Yogyakarta
Subandi 1988 Perbaikan Varietas Jagung Penyunting M Syam A Widjono PPPTP Bogor
Sumerta MG 1990 Seleksi beberapa Plasma Nutfah Jagung Lokal Bali Skripsi Jurusan Budaya PertanianFak Pertanian Univ Udayana Denpasar
Ni Luh Made Pradnyawathi Evaluasi Galur Jagung SMB-5 Hasil Seleksi Massa Varietas Lokal
115
Sudarka I Wayan Sang Made Sarwadana I Gusti Ngurah Raka Ni Luh Made Pradnyawati dan I Gusti AlitGunadi 2009 ldquoUpaya Pengembangan Varietas Jagung Tahan Kering Melalui Evaluasi Galur SMCT-2rdquo Jurnal Bumi Lestari Vol 9 (2) 193 ndash 200
Soedarsan A Setyati dan M Rivai 1988 ldquoPelestarian Plasma Nutfahrdquo Kertas Kerja Ceramah NasionalPelestarian Plasma Nutfah di Kampus Univ Warmadewa Denpasar
Soemartono 1995 ldquoCekaman Lingkungan Tantangan Pemuliaan Tanaman Masa Depanrdquo Makalah padaSimposium Pemuliaan Tanaman III Perhimpunan pemuliaaan Tanaman Indonesia
Soetarso 1991 Ilmu Pemuliaan Tanaman Jur Budidaya Pertanian Fak Pertanian UGM Yogyakarta
Subandi 1988 Perbaikan Varietas Jagung Penyunting M Syam A Widjono PPPTP Bogor
Sumerta MG 1990 Seleksi beberapa Plasma Nutfah Jagung Lokal Bali Skripsi Jurusan Budaya PertanianFak Pertanian Univ Udayana Denpasar
Ni Luh Made Pradnyawathi Evaluasi Galur Jagung SMB-5 Hasil Seleksi Massa Varietas Lokal