Upload
aditiosuryanto
View
258
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Bumi memiliki lempeng
Citation preview
Bumi memiliki lempeng-lempeng yang selalu dinamis, dimana lempeng tersebut terdiri atas lempeng
samudera dan lempeng benua. Pergerakan lempeng tersebut disebabkan oleh arus konveksi magma
yang berputar di dalam bumi. Pernahkah kita berpikir, seberapa jauh sebuah lempeng melingkupi
permukaan bumi kita? Dan apa saja bentuk zona batas yang mencirikan kedudukan lempeng satu
dengan lempeng lainnya, serta bagaimana kita dapat mengenalinya?
1. Zona Batas Divergen
Lempeng divergen adalah keadaan dimana suatu lempeng akan bergerak saling menjauhi, sehingga
pada pusat pergerakan lempeng akan terbentuk lapisan astenosfer yang baru dan menyebabkan
makin meluasnya area dari lempeng tersebut. Ada dua macam zona yang terbentuk akibat kejadian
lempeng divergen, yaitu:
Tempat pertemuan dua batas lempeng dengan tipe Lempeng divergen disebut seafloor
spreading atau spreading center. Contohnya zona divergen antara lain :
Pertemuan antara lempeng Amerika Utara dan lempeng Eurasia di Samuera Antartika
Benua Amerika yang bergerak saling menjauhi dengan benua Eropa dan Afrika
Terbentuknya Mid-Oceanic Ridge
Ciri-ciri morfologi zona divergen:
Keadaan ini menyebabkan terjadinya rekahan yang cukup besar pada daratan. Rekahan itu akan
terus meluas setiap tahunnya. Sebagai contoh yang terjadi di Afrika Timur yang dikenal sebagai
Great Rift Valley.
Adanya bekas tarikan berlawanan arah antara kedua lempeng, yang bisa ditandai dengan: celah
antara kedua lempeng, atau bisa juga dengan adanya penipisan lempeng di pertengahan kedua
arah gaya.
Pada zona ini bisa terbentuk gunungapi, dimana magma di dalam bumi akan lebih mudah
mencapai permukaan (dikarenakan lempeng yang menipis). Dicirikan gunungapi cenderung
berbentuk landau
2. Zona Batas Konvergen
Ada tiga model dari tipe lempeng konvergen, yaitu sesuai dengan namanya, zona ini terbentuk
akibat pergerakan lempeng yang sifatnya konvergen. Pergerakan Lempeng kovergen yaitu gerakan
yang merepresentasikan bahwa terdapat lempeng-lempeng yang saling mendekat, bahkan
bertumbukan. Pada tipikal zona konvergen berupa penunjaman lempeng samudera-lempeng benua,
hal tersebut menyebabkan salah satu dari lempeng yaitu lempeng samudera akan tersubduksi ke
dalam mantel.
a. Pertemuan antara lempeng samudera dengan lempeng samudera.
Pada daerah konvergensi lempeng samudera-lempeng samudera, salah satu lempeng yang
beratnya lebih tinggi dari lempeng lainnya akan tersubduksi ke arah mantel. Sehingga, pada
daerah pertemuan tersebut akan terbentuk daerah kepulauan yang terdiri dari gunung-gunung
laut. Pertemuan lempeng yang seperti ini biasanya terjadi di daerah laut dalam dengan
kedalaman lebih dari 11000 meter, contohnya :
Rangkaian kepulauan yang dipenuhi gunung api sepanjang Mariana Trench di bagian barat
Samudera Pasifik.
Busur pulau Jepang
b. Pertemuan antara lempeng samudera dengan lempeng benua.
Karena densitas lempeng samudera lebih tinggi, lempeng samudera akan tersubduksi ke arah
mantel dan menyebabkan terbentuknya gunung-gunung api aktif di daratan benua. Adapun
terjadinya gunung-gunung aktif tersebut, adalah karena adanya pergesekan antara lempeng
samudera dengan batuan-batuan di sekitarnya, dimana batuan akan leleh dan berubah fase
menjadi cair (magma). Hal itu terjadi karena pergerakan lempeng samudera. Akibatnya, magma
akan merambat ke permukaan melalui rekahan-rekahan, sehingga terbentuklah gunung api.
Daerah konvergen ini dicirikan dengan adanya aktivitas seismik yang cukup tinggi, bahkan
kebanyakan gelombang tsunami tak jarang terjadi akibat hal tersebut. Ccontoh tipe konvergensi
lempeng benua—lempeng samudera:
Zona penyusupan di sepanjang Pantai barat Sumatera
Zona Penyusupan di sepanjang Pantai Selatan Jawa
Busur vulkanik dari Sumatra sampai Nusa Tenggara
c. Pertemuan antara lempeng benua dengan lempeng benua.
Peristiwa konvergensi ini mengakibatkan terjadinya lipatan yang semakin lama areanya
semakin luas dan semakin tinggi, sebagai contoh :
Pembentukan daerah dataran tinggi Tibet
Jalur penujaman di selatan Pulau Jawa
Ciri-ciri morfologi zona konvergen:
Jika salah satu lempeng menunjam ke dalam mantel, dapat kita lihat bahwa di permukaan
bumi tersebut, terdapat kenampakan batas penunjaman antara kedua lempeng, dimana satu
lapisan lempeng terlihat masuk ke dalam lapisan lempeng lain. Batas antara kedua lempeng
ini disebut
Terdapat bentang alam berupa busur pegunungan. Pegunungan tersebut akan memanjang
sesuai dengan jalur trench. Tipikal gunung biasanya berwujud tinggi. Dapat dimungkinkan
juga terjadi gunungapi, apabila pergerakan lempeng saat menunjam dapat menyebabkan
batuan sekitar menjadi leleh dan berwujud magma, lalu magma mencapai permukaan bumi.
Jika terbentuk di laut, bisa memicu terjadinya busur kepulauan gunungapi.
Jika terbentuk di zona konvergensi samudera-benua, akan memicu busur gunungapi tepi
kerak benua.
Jika terbentuk di pertemuan lempeng benua, akan membentuk wilayah pegunungan
(mountain range) yang cukup tinggi.
3. Zona Batas Transform
Tipe pertemuan antara dua lempeng tektonik yang bergerak secara horisontal dan berlawanan
arahnya. Tidak seperti pola struktur yang terbentuk dalam zona konvergen, pada tipe zona
transform tidak ada pembentukan lapisan astenosfer baru atau terjadinya penunjaman yang
dilakukan oleh salah satu lempeng terhadap lainnya. Tipe pergerakan transform bisa terjadi, baik
di antara lempeng samudera, maupun di antara lempeng benua. Sebagai contoh :
Sesar Sumatra
Sesar Palu Koro (Sulawesi)
Sesar sorong (Irian)