Upload
fitri-meilisa-sari
View
284
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
badan usaha milik negara
Citation preview
DAFTAR ISI
A. Pengertian BUMN...............................................................................................................................2
B. Landasan Hukum BUMN....................................................................................................................3
C. Sejarah kementrian BUMN.................................................................................................................3
D. Tugas Pokok dan Fungsi BUMN.........................................................................................................5
E. Peran Pemerintah (BUMN).................................................................................................................5
a. Pemerintah sebagai Pelaku Kegiatan Ekonomi................................................................................5
1) Kegiatan produksi........................................................................................................................5
2) Kegiatan konsumsi.......................................................................................................................6
3) Kegiatan distribusi.......................................................................................................................7
b. Pemerintah sebagai Pengatur Kegiatan Ekonomi.............................................................................7
F. Perbedaan Sifat BUMN, BUMS dan Koperasi....................................................................................9
G. Penyebab Inefisiensi pada BUMN.......................................................................................................9
H. Alasan Pemerintah melepas saham BUMn (swastanisasi).................................................................10
I. Kriteria dalam melaksanakan privatisasi...........................................................................................10
J. Bentuk-bentuk BUMN.......................................................................................................................10
1. Perusahaan Jawatan(PERJAN)......................................................................................................10
2. Perusahaan Umum(PERUM).........................................................................................................11
3. Perseroan Terbatas(PT).................................................................................................................11
L. Sektor Usaha BUMN.........................................................................................................................15
M. Kinerja BUMN..................................................................................................................................16
N. Model Untuk Menunjang Pertumbuhan Ekonomi.............................................................................17
O. Kendala-Kendala yang Dihadapi.......................................................................................................20
1
BUMN SEBAGAI PELAKU UTAMA PEREKONOMIAN
DI INDONESIA
A. Pengertian BUMN
Menurut UU No. 19 Tahun 2003, BUMN adalah badan usaha yang seluruh
atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara
langsung berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. BUMN memberikan
kontribusi yang positif untuk perekonomian Indonesia.Pada sistem ekonomi
kerakyatan, BUMN ikut berperan dalam menghasilkan barang atau jasa yang
diperlukan dalam rangka mewujudkan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Pelaksanaan peran BUMN tersebut diwujudkan dalam kegiatan usaha hampir di
seluruh sektor perekonomian, seperti sektor pertanian, perkebunan, kehutanan,
manufaktur, pertambangan, keuangan, pos dan telekomunikasi, transportasi, listrik,
industri, dan perdagangan serta konstruksi.
BUMN didirikan pemerintah untuk mengelola cabang-cabang produksi dan
sumber kekayaan alam yang strategis dan menyangkut hajat hidup orang banyak.
Misalnya PT Dirgantara Indonesia, PT Perusahaan Listrik Negara, PT Kereta Api
Indonesia (PT KAI), PT Pos Indonesia, dan lain sebagainya. Perusahaan-perusahaan
tersebut didirikan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, serta
untuk mengendalikan sektor-sektor yang strategis dan yang kurang menguntungkan.
Sejak tahun 2001 seluruh BUMN dikoordinasikan pengelolaannya oleh
Kementerian BUMN, yang dipimpin oleh seorang Menteri Negara BUMN.
Secara umum, peran BUMN dapat dilihat pada hal-hal berikut ini.
a) Mengelola cabang-cabang produksi yang menguasai hajat hidup orang
banyak.
b) Sebagai pengelola bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
secara efektif dan efisien.
c) Sebagai alat bagi pemerintah untuk menunjang kebijaksanaan di bidang
ekonomi.
2
d) Menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat sehingga dapat menyerap
tenaga kerja.
B. Landasan Hukum BUMN
C. Sejarah kementrian BUMN
Kementerian Negara BUMN merupakan transformasi dari unit kerja Eselon II
Depkeu (1973-1993) yang kemudian menjadi unit kerja Eselon I (1993-1998 dan
2000-2001).Tahun 1998-2000 dan tahun 2001 sampai sekarang, unit kerja tersebut
menjadi Kementerian BUMN.
3
Organisasi Pemerintah yang memiliki Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi)
melaksanakan pembinaan terhadap Perusahaan Negara/Badan Usaha Milik Negara di
Republik Indonesia telah ada sejak tahun 1973, yang awalnya merupakan bagian dari
unit kerja di lingkungan Departemen Keuangan Republik Indonesia. Selanjutnya,
organisasi tersebut mengalami beberapa kali perubahan dan perkembangan.Dalam
periode 1973 sampai dengan 1993, unit yang menangani pembinaan BUMN berada
pada unit setingkat Eselon II.Awalnya, unit organisasi itu disebut Direktorat Persero
dan PKPN (Pengelolaan Keuangan Perusahaan Negara). Selanjutnya terjadi
perubahan nama menjadi Direktorat Persero dan BUN (Badan Usaha Negara).
Terakhir kalinya pada unit organisasi setingkat eselon II, organisasi ini berubah
menjadi Direktorat Pembinaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) sampai dengan
tahun 1993.
Selanjutnya, seiring dengan meningkatnya kebutuhan untuk mengoptimalkan
pengawasan dan pembinaan terhadap Badan Usaha Milik Negara, dalam periode
1993 sampai dengan 1998, organisasi yang awalnya hanya setingkat
Direktorat/Eselon II, ditingkatkan menjadi setaraf Direktorat Jenderal/Eselon I,
dengan nama Direktorat Jenderal Pembinaan Badan Usaha Negara (DJ-PBUN).
Mengingat peran, fungsi dan kontribusi BUMN terhadap keuangan negara
sangat signifikan, pada tahun 1998 sampai dengan 2000, pemerintah Republik
Indonesia mengubah bentuk organisasi pembina dan pengelola BUMN menjadi
setingkat Kementerian. Awal dari perubahan bentuk organisasi menjadi Kementerian
terjadi di masa pemerintahan Kabinet Pembangunan VI, dengan nama Kementerian
Negara Penanaman Modal dan Pembinaan BUMN/Kepala Badan Pembinaan BUMN.
Pada tahun 2000 sampai dengan tahun 2001, struktur organisasi Kementerian
ini dihapuskan dan dikembalikan lagi menjadi setingkat eselon I di lingkungan
Departemen Keuangan.Namun, di tahun 2001, ketika terjadi suksesi kepemimpinan di
Republik Indonesia, organisasi tersebut dikembalikan lagi fungsinya menjadi
setingkat Kementerian sampai dengan periode Kabinet Indonesia Bersatu ini.
4
D. Tugas Pokok dan Fungsi BUMN
E. Peran Pemerintah (BUMN)
a. Pemerintah sebagai Pelaku Kegiatan Ekonomi
Peran pemerintah sebagai pelaku kegiatan ekonomi berarti pemerintah
melakukan kegiatan konsumsi, produksi, dan distribusi.
1) Kegiatan produksi
Pemerintah dalam menjalankan perannya sebagai pelaku
ekonomi, mendirikan perusahaan negara atau sering dikenal dengan
sebutan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).Sesuai dengan UU No.
19 Tahun 2003, BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau
sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan
secara langsung berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan.BUMN
dapat berbentuk Perjan (Perusahaan Jawatan), Perum (Perusahaan
Umum), dan Persero (Perusahaan Perseroan).BUMN memberikan
kontribusi yang positif untuk perekonomian Indonesia.Pada sistem
ekonomi kerakyatan, BUMN ikut berperan dalam menghasilkan
5
barang atau jasa yang diperlukan dalam rangka mewujudkan sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat. Pelaksanaan peran BUMN tersebut
diwujudkan dalam kegiatan usaha hampir di seluruh sektor
perekonomian, seperti sektor pertanian, perkebunan, kehutanan,
manufaktur, pertambangan, keuangan, pos dan telekomunikasi,
transportasi, listrik, industri, dan perdagangan serta konstruksi. BUMN
didirikan pemerintah untuk mengelola cabang-cabang produksi dan
sumber kekayaan alam yang strategis dan menyangkut hajat hidup
orang banyak. Misalnya PT Dirgantara Indonesia, PT Perusahaan
Listrik Negara, PT Kereta Api Indonesia (PT KAI), PT Pos Indonesia,
dan lain sebagainya. Perusahaan-perusahaan tersebut didirikan untuk
meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, serta untuk
mengendalikan sektor-sektor yang strategis dan yang kurang
menguntungkan.Secara umum, peran BUMN dapat dilihat pada hal-
hal berikut ini.
a. Mengelola cabang-cabang produksi yang menguasai hajat
hidup orang banyak.
b. Sebagai pengelola bumi, air, dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya secara efektif dan efisien.
c. Sebagai alat bagi pemerintah untuk menunjang kebijaksanaan
di bidang ekonomi.
d. Menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat sehingga dapat
menyerap tenaga kerja.
2) Kegiatan konsumsi
Seperti halnya yang telah kalian pelajari pada bab 8 mengenai
pelaku-pelaku ekonomi, pemerintah juga berperan sebagai pelaku
konsumsi. Pemerintah juga membutuhkan barang dan jasa untuk
menjalankan tugasnya.Seperti halnya ketika menjalankan tugasnya
dalam rangka melayani masyarakat, yaitu mengadakan pembangunan
gedung-gedung sekolah, rumah sakit, atau jalan raya. Tentunya
6
pemerintah akan membutuhkan bahan-bahan bangunan seperti semen,
pasir, aspal, dan sebagainya. Semua barang-barang tersebut harus
dikonsumsi pemerintah untuk menjalankan tugasnya.Contoh-contoh
mengenai kegiatan konsumsi yang dilakukan pemerintah masih
banyak, seperti membeli barang-barang untuk administrasi
pemerintahan, menggaji pegawai-pegawai pemerintah, dan
sebagainya.
3) Kegiatan distribusi
Selain kegiatan konsumsi dan produksi, pemerintah juga
melakukan kegiatan distribusi.Kegiatan distribusi yang dilakukan
pemerintah dalam rangka menyalurkan barang-barang yang telah
diproduksi oleh perusahaanperusahaan negara kepada
masyarakat.Misalnya pemerintah menyalurkan sembilan bahan pokok
kepada masyarakat-masyarakat miskin melalui BULOG.Penyaluran
sembako kepada masyarakat dimaksudkan untuk membantu
masyarakat miskin memenuhi kebutuhan hidupnya.Kegiatan distribusi
yang dilakukan oleh pemerintah harus lancar. Apabila kegiatan
distribusi tidak lancar akan memengaruhi banyak faktor seperti
terjadinya kelangkaan barang, harga barang-barang tinggi, dan
pemerataan pembangunan kurang berhasil. Oleh karena itu, peran
kegiatan distribusi sangat penting.
b. Pemerintah sebagai Pengatur Kegiatan Ekonomi
Pemerintah dalam melaksanakan pembangunan di bidang ekonomi
tidak hanya berperan sebagai salah satu pelaku ekonomi, akan tetapi
pemerintah juga berperan dalam merencanakan, membimbing, dan
mengarahkan terhadap jalannya roda perekonomian demi tercapainya tujuan
pembangunan nasional. Dalam rangka melaksanakan peranannya tersebut
pemerintah menempuh kebijaksanaan-kebijaksanaan berikut ini.
7
1) Kebijaksanaan dalam dunia usaha Usaha untuk mendorong dan
memajukan dunia usaha, pemerintah melakukan kebijaksanaan-
kebijaksanaan berikut ini.
a. Pemerintah mengeluarkan UU No. 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian.
b. Pemerintah mengeluarkan UU No. 7 Tahun 1992 mengatur
tentang Usaha Perbankan.
c. Pemerintah mengubah beberapa bentuk perusahaan negara agar
tidak menderita kerugian, seperti Perum Pos dan Giro diubah
menjadi PT Pos Indonesia, Perjan Pegadaian diubah menjadi
Perum Pegadaian.
2) Kebijaksanaan di bidang perdagangan
Di bidang perdagangan, pemerintah mengeluarkan kebijaksanaan
berupa kebijaksanaan ekspor dan kebijaksanaan impor.Pemerintah
menetapkan kebijakan ekspor dengan tujuan untuk memperluas pasar
di luar negeri dan meningkatkan daya saing terhadap barang-barang
luar negeri.Adapun kebijakan impor dimaksudkan untuk menyediakan
barang-barang yang tidak bisa diproduksi dalam negeri, pengendalian
impor, dan meningkatkan daya saing.
3) Kebijaksanaan dalam mendorong kegiatan masyarakat Kebijaksanaan
pemerintah dalam mendorong kegiatan masyarakat mencakup hal-hal
berikut ini.
a. Meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana umum.
b. Kebijaksanaan menyalurkan kredit kepada pengusaha kecil dan
petani.
c. Kebijaksanaan untuk memperlancar distribusi hasil produksi.
8
F. Perbedaan Sifat BUMN, BUMS dan Koperasi
Perihal BUMN BUMS Koperasi
Pendiriannya Pemerintah + DPR
dengan undang-
undang
Pemilik modal swasta Para anggota yang
setuju
Modal Dari Negara Dari pemilik modal
perorangan
Dari simpanan para
naggota
Daya Tahan Tergantung keuangan
Negara
Tergantung
perkembangan pasar
Partisipasi anggota
dan kejujuran
pengurus
Kecenderungan Etatisme, socialism Individualisme,
Kapitalisme
Bersifat campuran /
kolektivisme +
individualisme
G. Penyebab Inefisiensi pada BUMN
Bersumber pada dua elemen esensial pada BUMN
Tujuan sosial (public) : cenderung banyak pengeluaran, mementingkan
efektivitas
Tujuan bisnis (enterprise) : cednderung mengurangi pengukuran,
mementingkan efisiensi
Sikap manajemen sering ragu-ragu tidak tegas karena dua ukuran tersebut
sehingga efeknya inefisiensi
Bersumger dari sejarah pendiriannya :
BUMN adalah produk politik, didirikan oleh pemerintah bersama DPR
dengan UU
9
Operasi BUMN banyak melibatkan biorkasi dengan pemerintah maupun
dengan DPR. Keputusan-keputusan manajemen selalu lambat dan bersifat
kompromis, karena itu tidak efektif dan tidak efisien.
H. Alasan Pemerintah melepas saham BUMn (swastanisasi)
Alasan pemerintah melepas saham (swastanisasi) BUMN adalah :
1. Kesulitan mendapatkan dana untuk menutup defisit APBN
2. Untuk menarik investor domestik atau asing dalam kegiatan ekonomi di
Indonesia.
3. Telah terikat pada kesepakatan (perjanjian) dengan IMF sewaktu Indonesia
mendapat bantuan hutang.
Dampak Positif dan negatif pelepasan sasham
Bagi Perusahaan
Positif : mendapat tambahan modal, meningkatkan kinerja dan laba
Negatif : pengendalian pemerintah berkurang/ hilang, campur tangan
swsata / asing sangat kuat.
Bagi Perekonomian Indonesia
Positif : tambahan investasi, pertumbuhan ekonomi meningkat.
Negatif : sebagian / seluruh laba BUMn di transfer ke Luar Negeri,
mengurangi cadangan devisa
I. Kriteria dalam melaksanakan privatisasi
1. BUMN yang diprivatisasi sudah sehat
2. BUMN yang diprivatisasi tidak menguasai selumber kebutuhan rakyat banyak
3. Proses privatisasi transsparan, sesuai prosedur dan perundangan yang belraku
J. Bentuk-bentuk BUMN
1. Perusahaan Jawatan(PERJAN)
10
Merupakan BUMN yang modal serta pengelolaanya setipa tahun
dietapkan dalam APBN.Seluruh modal Perjan bersumber dari pemerintahan
dan merupakan kekayaan Negara yang tidak dipisahkan. Contoh RRI, dan
TVRI.
Ciri-ciri Perjan:
a. Memiliki tujuan utama melayani kebutuhan masyarakat umum
b. Memiliki orientasi nirlaba /non profit oriented (tidak mengejar
keuntungan)
c. Merupakan bagian darai suatu departemen atau direktorat
d. Dipimpin oleh seorang kepada yang merupakan bawahan atau bagin dari
departement maupun direktorat
e. Operasional usahanya memperoleh fasilitas dari Negara
f. Status pegawainya adalah pegai negri
g. Pengawasan dilakukan secara hierarkhi meupun fungsional oleh pihak-
pihak yang berwenang dalam manajemen deparemen maupun direktorat
pemerintah
2. Perusahaan Umum(PERUM)
Merupakan BUMN yang modalnya bersumber dari kekayaan Negara
yang telah dipisahkan.Perum dipimpin oleh seorang direktur, para pegawainya
berstatus sebagai pegawai BUMN.Sedangkan direktur perum
bertanggngjawab kepada menteri. Contoh perum perceakan uang repubik
indonesia(Perum Peruri), Perum DAMRI, Perum Balai Pustaka.
Ciri-ciri Perum:
a. Melayani kebutuhan masyarakat umum
b. Memupuk keuntungan umum
c. Memiliki nama dan kekayaan tersendiri serta kebebasan bergerak seperti
layaknya perusahaan suwasta
d. Kedudukan hukumnya diatur secara hukum perdata
e. Laporan tahunan perusahaan disampaikan kapeda pemerintah
11
3. Perseroan Terbatas(PT)
Merupakan perusahaan milik negara yang modalnya berbentuk
lembar-lembar saham.Perseroan terbatas merupakan suatu badan hukum yang
mempunyai kekayaan, hak, serta kewajiban sendiri terpisah dari yang
mendirikan dan terpisah pula dari yang memiliki.Kedudukan hukum PT diatur
berdasarkan undang-undang hukum dagang.
Berbeda dengan beberapa bentuk badan usaha di atas, PT mempunyai
kelangsungan hidup yang panjang karena perseroan ini akan tetap berjalan
meskipun pendiri ataupun pemiliknya meninggal dunia.
Tanda keikutsertaan seseorang sebagi pemilik adalah saham yang
dimilikinya.Artinya makin besar jumlah yang dimiliki maka makin besar pula
andil dan kedudukannya sebagi pemilik perusahaan yang menerbitkan saham
tersebut.Tanggungng jawab seorang pemeganag saham terhadap pihak ketiga
hanya terbatas pada modal sahamnya. Dengan kata lain, tanggung jawab
pemilik terhadap kewajiban-kewajiban keuangan perusahaan ditentukan oleh
besarnya modal yang diikutsertakan pada perseroan.
Berbeda dengan bentuk-bentuk yang terdahulu, pada perseroan
terbatas ini kekayaan pribadi, baik milik para pemegang saham maupun para
pemimpin perusahaan itu tidak dipertanggungjawabkan sebagai jaminan
terhadap utang-utang perusahaan.Sesuai dengan namanya, sebagai perseroan
terbatas yaitu terbatasnya keterlibatan dan tanggung jawab para pemilik atau
pemegang saham.
Ciri-ciri Perseroan Terbatas :
a. Pendirian persero diusulkan oleh menteri kepada presiden
b. Pelaksanaan pendirian dilakukan oleh mentri dengan memperhatikan
perundang-undangan
c. Statusnya berupa perseroan terbatas yang diatur berdasarkan undang-
undang
d. Melayani kepentingan umum
e. Memupuk keunungan sebagai salah satu sumber dana dalam APBN
12
f. Hubungan usaha diatur menurut hukum perdata
g. Dalam operasinya, tidak terdapat faslitas Negara
h. Para pegawainya berstatus sebagai pegawai BUMN
i. Pemerintah berperab sebagai pemegang saham mayoritas/ seluruhnya
j. Tidak mendapat fasilitas negara
k. Tujuan utama memperoleh keuntungan
Jenis- jenis Perseroan Terbatas :
1) PT Terbuka
Adalah PT yang menjualbelikan usahanya dengan bebas di bursa saham
(bursa efek) sehingga setiap orang dapat menjadi pemiliknya.Bentuk
saham PT terbuka adalah saham atas sewa atau saham atas tunjuk,
artinya siapa saja yang menunjukkan atau membawa saham adalah
pemiliknya.
2) PT Tertutup
Adalah PT yang saham-sahamnya hanya dimiliki oleh pihak-pihak
tertentu saja dan tidak setiap orang dapat memiliki, yang dapat memiliki
misalnya anggota keluarga, anggota organisasi. Pemeganga Saham PT
Tertutup adalah saham atas nama dimana pemilik tertulis pada lembaran
saham sehingga sulit unuk diperjualbelikan.
3) PT Kosong
Adalah PT yang sudah tidak ada aktivitasnya, tetapi badan usahanya
masih ada atau belum dibubarkan. PT Kosong ini, bisa diperjualbelikan,
alasan pembeli karena unyuk menghemat biaya pendirian dan PT dapat
segera beroperasi
4) PT Perseorangan
Adalah PT yang seluruh sahamnya dimiliki oleh perseorangan, seluruh
saham dimiliki oleh perseorangan sehigga menjadi pemilik tunggal
Badan perlengkapan Perseroan Terbatas
13
PT merupakan organisasi sehingga PT harus memiliki alat perlengkapan yang memiliki
wewenang untuk bertindak atas nama PT, alat perlengkapan sebagai berikut :
Rapat umum pemegang saham (RUPS), mempunyai kekuasaan tertinggi PT karena
berwenang mengangkat/memberhentikan direksi dan dewan komisaris
Pengurus atau direksi yang terdiri dari orang-orang yang berkuasa oleh RUPS untuk
memimpin jalannya perusahaan. Pengurus atau direksi dipimpin oleh seorang kepala
disebut Direktur Utama.
Dewan Komisaris yang bertugas mengawasi jalannya perusahaan dan diangkat atau
diberhentikan oleh RUPS, biasanya yang menjadi Komisaris adalah orang yang
memiliki saham terbanyak.
Beberapa kelebihan Perseroan Terbatas adalah :
1) Kelangsungan hidup perusahaan lebih terjamin meskipun pemilik atau pendiri
meninggal dunia
2) Tanggung jawab terbatas, artinya pemilik bertanggung jawab sebesar modal yang
disertakan sehingga tidak menimbulkan resiko bagi kekayaan pribadi atau
keluarga
3) Saham sebagai tanda kepemilikan dapat diperjualbelikan
4) Apabila memerlukan tambahan modal, akan mudah dipenuhi sehingga
memungkinkan perusahaan untuk diperluas
Kekurangan dari Perseroan Terbatas adalah :
1) Biaya pendiriannya relatif mahal
2) Aktivitas perusahaan bersifat terbuka sehingga kerahasiaan sulit dijaga
3) Hubungan yang kurang deka antara pemegang saham dengan perusahaan
sehingga menjadikan perusahaan tidak efektif
4) Bentuk PT kadang digunakan untuk usaha spekulasi atau penipuan
5) Saham dapat diperjualbelikan maka akan timbul usaha spekulasi
Di Indonesia sendiri yang sudah menjadi Persero adalah PT. PP (Pembangunan
Perumahan),PT Bank BNI Tbk, PT Kimia Farma Tbk, PT Indo Farma Tbk, PT Tambang
14
Timah Tbk, PT Indosat Tbk (pada akhir tahun 2002 41,94% saham Persero ini telah dijual
kepada Swasta sehingga perusahaan ini bukan BUMN lagi), dan PT Telekomunikasi
Indonesia Tbk,Pt.Garuda Indonesia Airways(GIA).
K. Peran BUMN Dalam Pemulihan Ekonomi
Pemahaman BUMN sebagai agent of development berlanjut sampai dengan periode
tahun 80an, yang kemudian pemahaman tersebut membawa dampak “negatif/minir” karena
fungsi kontrol terhadap BUMN dianggap sangat lemah, BUMN sebagai sarang korupsi dan
lain-lain.
Pada periode akhir 80an, tepatnya 1989, manajemen BUMN dibenahi sekaligus di-
luruskan kembali fokus usahanya serta ditata kembali pola reportingnya, yaitu den-gan
ditetapkannya Keputusan Menteri Keuangan No. 741/1989 yang mewajibkan manajemen
BUMN membuat laporan kerja dan laporan keuangannya sekaligus mempublikasikannya.
Hal ini sebenarnya merupakan cerminan dari pemberlakuan program-program Good
Corporate Governance, antara lain dengan mempublikasi-kan laporan keuangan berarti telah
terjadi pembelajaran dan pendisiplinan BUMN terhadap pelaksanaan prinsip GCG
(keterbukaan) sekaligus pembelajaran penera-pan protokol Pasar Modal (capital market
protocol) mulai pada waktu itu.
Dengan penerapan prinsip-prinsip GCG, sekaligus terkandung maksud untuk dapat
memisahkan fungsi kepemilikan dan fungsi sebagai regulator. Hal ini bila tidak di-pahamkan
tentang pemisahan fungsi dimaksud akan membawa akibat adanya intervensi-intervensi yang
dimulai dari pemilik kemudian akan diikuti oleh pihak-pihak lain yang mempunyai
kepentingan.
L. Sektor Usaha BUMN
Pada dasarnya sektor-sektor usaha yang dilakukan oleh BUMN mencakup hampir
seluruh sektor dan bidang usaha yang ada dimana didalamnya terdapat 11 kelom-pok
besar sektor, yaitu;
1) Agro Industri;
2) Telekomunikasi;
15
3) Semen, konstruksi dan Konsultan Engineering;
4) Pertambangan;
5) Energi;
6) Logistik;
7) Pariwisata;
8) Kehutanan dan Kertas;
9) Jasa Keuangan;
10) Industri Startegis;
11) Jasa Penunjang Pertanian
Dari sektor tersebut terbagi lagi menjadi sub-subsektor seperti Jasa Keuangan
dapat dibagi menjadi Jasa Keuangan Perbankan dan Jasa Keuangan Non Perbankan
(misalnya Asuransi), demikian juga terhadap sektor logistik yang dapat dibagi men-jadi
bidang transportasi, penunjang transportasi (misalnya Bandara, pelabuhan), Ka-wasan
Industri, Dok Perkapalan dlsb.
Luasnya sektor dan bidang usaha yang dilakukan oleh BUMN mengesankan
bahwa semua sektor usaha menjadi monopoli badan usaha Negara.Selanjutnya dari kajian
tersebut dicoba untuk mengkategorikan sektor-sektor dan bi-dang apa saja yang masih
tepat dilakukan oleh BUMN, apakah sektor-sektor yang masih sangat kompetitif,
pelaksana layanan publik, atau yang strategis, lalu bagai-mana dengan sifat bisnisnya
apakah sudah sunset (tidak memiliki prospek) atau sifat usaha yang telah banyak
dilakukan oleh pihak swasta, bahkan bila dilaksakan oleh swasta justru dapat lebih
efisien?
M. Kinerja BUMN
Saat ini BUMN berjumlah 139 yang dalam pelaksanaan tugasnya masih memerlu-
kan beberapa perbaikan-perbaikan sistem manajemennya untuk mengangkat kiner-janya.
Perangkat perbaikan tersebut termasuk untuk menciptakan kontrol sistem, oleh karenanya
sejak tahun 2002 diwajibkan bagi seluruh BUMN untuk menerap-kan program GCG
yang kemudian diikuti dengan penerapan program-program lain yang dapat menunjang
kinerjanya seperti penerapan program Risk Management yang gencar diwajibkan sejak
16
awal 2006 ini, selain beberapa BUMN yang bergerak di bidang industri-industri penting
seperti Telkom, PLN, Perbankan dan Industri-industri berbasis teknologi tingggi telah
lebih dulu menerapkan program Risk Management ini. dengan melaksanakan program-
program tersebut perangkat-perangkat korporasi lainnya yang juga perlu ditingkatkan
adalah kualitas manaje-men/sumber daya manusia agar lebih mempunyai visi pada
orientasi bisnis dan berani mengambil keputusan-keputusan bisnis, sehingga paradigma
BUMN secara simultan dapat diubah, termasuk mindset manajemen, karyawan dan
sistem teknologinya juga (perlahan) harus dilakukan perombakan.
Hingga saat ini dengan upaya-upaya yang telah dilakukan nyatanya membawa
peruba-han, lebih nampak pada indikasi meningkatnya jumlah BUMN yang bertambah
sehat dan berkurangnya BUMN rugi.
Selain perusahaan-perusahaan yang dapat menunjukan peningkatan kinerja dari
sisi perolehan laba, tentunya dapat dibuktikan dari sisi Negara yang memperoleh Dividen
selaku pemegang saham, dan pajak, tidak tertutup pula sumbangan retribusi daerah.
Kemudian dari sisi pasar modal, dapat dikatakan bahwa BUMN adalah salah satu
indikator tentang dinamisnya perdagangan saham dan obligasi di bursa efek, dimana 12
BUMN yang listed saham di bursa (12 BUMN) mencapai 36.8% pada tahun 2004, dan
34.2% pada tahun 2006 dari nilai transaksi perdagangan di bursa, dengan total
kapitalisasi pasar BUMN sejak 2001 s/d 2006 mencapai ± Rp.273 Trilliun. Belum lagi
bila dihitung dengan atraktifnya perdagangan obligasi yang di-issued oleh BUMN.
N. Model Untuk Menunjang Pertumbuhan Ekonomi
Untuk mewujudkan amanah Undang-undang No. 19 tahun 2003 mengenai Badan
Usaha Milik Negara pasal 2 ayat (1) butir (a) tentang salah satu maksud dan tujuan
pendirian BUMN yaitu “memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian
nasional pada umumnya dan penerimaan Negara pada khususnya” maka Kemente-rian
BUMN telah menyusun strategi penataan BUMN kedepan yang berada dalam kerangka
rightsizing policy yang tadi telah kami jelaskan. Untuk meningkatkan kon-tribusi BUMN
dalam pertumbuhan ekonomi Kementerian BUMN akan memantapkan orientasi
17
pengembangan kepada BUMN-BUMN yang memiliki potensi bisnis mau-pun pelayanan,
dalam besaran dan struktur organisasi yang sesuai.
Untuk mencapai besaran dan struktur yang sesuai, rightsizing policy akan
diwujud-kan dalam kategorisasi BUMN dalam 5 (lima) bentuk atau jenis tindakan, yaitu;
1) Stand Alone
BUMN yang masuk dalam kategori ini adalah BUMN yang memiliki kriteria
beri-kut ini;
Market share cukup signifikan dan mengandung unsur keamanan;
Single player atau masuk sebagai pemain utama;
Belum memiliki potensi untuk dimerger ataupun holding; dan
Keberadaannya berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku &
umumnya captive market.
2) Holding
BUMN yang masuk dalam kategori ini adalah BUMN yang memiliki kriteria
beri-kut ini;
Sektor usahanya sama
Jenis usaha dan segmen pasar berlainan
Kompetisi tinggi
Masih ada prospek/ bisnis prospektif
Pemerintah merupakan pemilik mayoritas
3) Divestasi
Divestasi merupakan tindakan pemegang saham (shareholder’s action), yang se-
lalu mempertimbangkan unsur cost & benefit, sebagaimana pemegang saham
pada persero yang lain. Namun, karena tindakan divestasi ini dikaitkan dengan
kepemilikan Badan Usaha Milik Negara, maka Divestasi hanya dapat dilakukan
pada BUMN yang memiliki kriteria berikut ini;
Berbentuk Persero.
18
Berada pada sektor usaha atau industri yang kompetitif atau unsur
teknologinya cepat berubah.
Bidang usahanya menurut undang-undang tidak secara khusus harus
dikelola oleh BUMN.
Tidak bergerak di sektor pertahanan dan keamanan.
Tidak mengelola sumber daya alam yang menurut ketentuan perundang-
undangan tidak boleh diprivatisasi.
Tidak bergerak di sektor tertentu yang oleh pemerintah diberikan tugas
khusus untuk melaksanakan kegiatan tertentu yang berkaitan dengan
kepentingan masyarakat.
Memenuhi ketentuan/peraturan pasar modal apabila privatisasi dilakukan
melalui pasar modal.
4) Merjer dan Konsolidasi
Dalam rangka penguatan sinergi antar-BUMN, tindakan merjer dan konsolidasi
menjadi pertimbangan, apabila memenuhi kriteria berikut ini;
Jenis usaha dan segmen pasar sama
Kompetisi tinggi
Mayoritas saham dimiliki Pemerintah
Kinerja tergolong kurang baik
Going concern diragukan, namun masih memiliki potensi untuk digabung
dengan BUMN lain.
5) Likuidasi
Tindakan pemegang saham untuk melakukan likuidasi, tentunya setelah me-
menuhi pertimbangan dan kajian tentang cost & benefit dari usaha tersebut,
meliputi;
Tidak ada PSO – non “Strategis” (tidak harus dipertahankan status
BUMN)
Dalam beberapa tahun mengalami kerugian terus-menerus
Kompetisi usaha tinggi
19
Eksternalitas rendah
Usahanya tidak prospektif
Ekuitas negatif
O. Kendala-Kendala yang Dihadapi
Dari sisi hukum;
Perlu mendapatkan suatu kejelasan mengenai pengertian “dikuasai” sebagai-mana
termaktub dalam ayat (2) dan (3) Pasal 33 Undang Undang Dasar 1945, apakah yang
dimaksud seluruhnya dimiliki dan dikelola oleh Negara, atau dimiliki tetapi dapat tidak
dikelola oleh Negara, atau tidak perlu memiliki dan tidak perlu mengelola tetapi cukup
mempunyai kewenangan dalam hal pengaturan (regulasi).
Selain itu, dengan telah ditetapkannya UU No 19 Tahun 2003 tentang BUMN,
dalam pasal 4 (1) dan penjelasannya telah ditegaskan bahwa modal BUMN yang berasal
dari kekayaan Negara yang dipisahkan adalah pemisahan kekayaan Ne-gara dari APBN
untuk dijadikan penyertaan modal Negara pada BUMN, untuk selanjutnya pembinaan
dan pengelolaannya tidak lagi didasarkan pada sistem APBN namun didasarkan pada
prinsip-prinsip perusahaan yang sehat. Lebih lan-jut terdapat pengaturan dalam PP No.
33 Tahun 2006 yang menyatakan bahwa penyelesaian piutang BUMN diselesaikan
dengan mekanisme korporasi yang di-dasarkan pada pengertian piutang Negara dalam
UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dimana dalam UU tersebut tidak
lagi dimasukkan pen-gertian piutang BUMN sebagai bagian dari piutang Negara.
Dari hal diatas, pengertian sebagaimana diatur dalam UUD 1945 Pasal 33 ayat (2)
dan (3) diatas, belum memiliki definisi yang seragam tentang arti “dikuasai” dan
“cabang-cabang produksi penting” seperti apa. Kemudian terhadap pemahaman tentang
kekayaan Negara yang dipisahkan, perlu mendapatkan pemahaman se-cara meluas bahwa
modal yang telah dipisahkan untuk pendirian suatu BUMN bu-kan lagi kategori kekayaan
Negara.
Dari sisi perusahaan;
20
Bahwa perlu disadari fungsi dan tugas utama BUMN tidak hanya sekedar mem-
peroleh keuntungan saja, yang kemudian diukur hanya dengan adanya peningkatan RoA,
RoE, RoI saja, tetapi juga mengemban beberapa tugas yang lebih bersifat makro, seperti
menjaga stabilitas ekonomi/harga, dan untuk memenuhi sifat penu-gasan layanan publik
atau agent of development serta pioneering. Sehingga menge-lola BUMN tentunya juga
harus dapat memahami kepentingan-kepentingan stakeholdernya.Dengan demikian,
seharusnya dari sisi regulasi untuk kepentingan pelaksanaan usaha BUMN khususnya
yang mengemban tugas layanan umum perlu diatur dengan suatu regulasi yang lebih
mendukung pada BUMN.
Kemudian, dalam rangka pengembangan usahanya perlu adanya pemikiran men-
genai kebijakan tentang dividen perlu lebih mempertimbangkan kepentingan-
kepentingan perusahaan dalam rangka investasinya, karena apabila kebijakan divi-den
selalu untuk kepentingan APBN semata tentunya akan mengurangi kemampuan
perusahaan dalam rangka pengembangan dan kelangsungan usahanya (sustain-ability).
Demikian pula, gaya manajemen BUMN yang ada perlu dilakukan perubahan
para-digmanya (mind set), bahwa paradigma baru menghendaki adanya suatu inovasi dan
terobosan bisnis yang harus dilakukan tanpa harus menciptakan birokrasi yang berbelit,
namun harus tetap mengutamakan prinsip governance. Untuk mendukung perubahan
paradigma baru tersebut dalam pengadaan manajemen BUMN yang dit-erapkan saat ini
sudah menggunakan metode fit & proper test yang melibatkan pula pihak independent
assessor, yang dalam pelaksanannya diikat dengan Statement of Corporate Intent (SCI)
sebagai acuan komitmen manajemen dalam peningkatan kinerjanya, yang akan diukur
dalam kinerjanya dengan Key Performance Indicator (KPI) yang disepakati bersama dan
dituangkan dalam suatu Kontrak Manajemen.
21